Analisa Struktur dan Mineralogi Batuan dari Sungai Aranio Kabupaten Banjar Sudarningsih1, Totok Wianto1, Dewi Amelia Widiyastuti2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral dan struktur secara mikro dari permukaan batuan yang terdapat di Sungai Aranio, Kabupaten Banjar. Penelitian dilakukan dengan melakukan uji mineralogi dengan alat x-ray difractometer(XRD) dan foto dengan alat scanning electron microscope(SEM) terhadap empat sampel batuan yang telah diambil dari Sungai Aranio. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pada sampel 1A komposisi mineralnya adalah magnesiohornblende 27 %, albite, calcian 30 %, kuarsa 17 %, Phillipsite-K 14 % dan muscovit (mika) 12 %. Pada sampel 1B mineralnya adalah magnesiohornblende 14 %, albite, calcian 29 %, kuarsa 21 %, Phillipsite-K 15 %, muscovit (mika) 12 % dan chlorite-serpentine 13 %. Sampel 2A memiliki komposisi mineral yaitu magnesiohornblende 20 %, albite, calcian 13 %, kuarsa 28 %, muscovit (mika) 8 % dan chlorite-serpentine 31 %, sedangkan pada sampel 2B terdapat mineral yaitu magnesiohornblende 28 %, kuarsa 42 %, chlorite-serpentine 21 %, muscovit (mika) 4 % dan amfibol 5 %. Hasil pada foto SEM memperlihatkan struktur batuan telah menjadi struktur yang mengalami laminasi dengan dua sampel kenampakan kristal mineralnya masih terlihat dan dua sampel sudah berubah dan banyak terdapat clay atau tanah dan strukturnya adalah struktur foliasi. Dapat disimpulkan bahwa batuan yang berasal dari Sungai Aranio, Kabupaten Banjar telah mengalami pemalihan yang berasal dari batuan beku yang keras. Kata kunci : Batuan, mineralogi, struktur, XRD, SEM. PENDAHULUAN Berdasarkan 1) macam Mineral yang geologi menyusun batuan ini ada yang masih lembar Banjarmasin skala 1:250.000 alami seperti waktu batuan terbentuk, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian tetapi ada juga yang sudah mengalami dan Pengembangan Geologi PPPG metamorfisme Bandung, daerah Kabupaten Banjar menjadi mineral termasuk Desa Aranio tersusun oleh mineral ini hampir adanya sebagian peta mineral. besar batuan atau perubahan lain. biasanya pengaruh yang Perubahan dikarenakan tekanan metamorf, tetapi terdapat juga batuan temperatur lain yaitu batuan beku dan batuan mineral dasar akan berubah menjadi sedimen. mineral lain tinggi, dan yang sehingga lebih stabil. Batuan di bumi ini ada yang Perubahan mineral ini biasanya juga tersusun dari satu macam mineral dan akan merubah batuannya, dari batuan ada yang tersusun oleh beberapa beku akan berubah menjadi batuan Staf Pengajar dan Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, 42 Sudarningsih, dkk, Analisa Struktur dan Mineralogi Batuan .............. sedimen atau batuan metamorf (Sapiie dkk, 2006). dalam administrasi Kabupaten Banjar banyak Berdasarkan potensi peta batuan. geologi batuan yang ada tersebut sebagian besar adalah batuan malihan, tetapi tidak diketahui jenisnya. Komposisi mineral atau mineralogi batuan dan struktur mikro atau struktur secara mikroskopis Sungai yang Aranio, terdapat Kabupaten dari Banjar merupakan kajian yang dilaksanakan. Batuan Kabupaten dari daerah Banjar Aranio, belum pernah diteliti secara khusus dan belum diketahui kandungan mineral dan struktur pada permukaan batuannya, maka dilakukan studi tentang struktur dan mineralogi batuan tersebut dengan X-Ray Difraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral yang terkandung METODE PENELITIAN Peralatan yang digunakan dalam Sungai Aranio yang termasuk memiliki 43 dalam batuan yang terdapat di Sungai Aranio Kabupaten penelitian ini sebagai berikut: 1. Palu geologi berfungsi untuk pemukul sampel batuan. 2. Global Positioning System (GPS) berfungsi untuk mengetahui titik koordinat di lapangan. 3. Plastik sampel berfungsi sebagai tempat sampel batuan. 4. Lumpang tempat berfungsi sampel sebagai batuan yang dihancurkan. 5. Kaca Preparat berfungsi sebagai tempat sampel yang sudah dihancurkan. 6. Sample Holder berfungsi sebagai tempat sampel batuan uji 7. X-Ray Difractometer berfungsi sebagai alat uji mineralogi. 8. Scanning Electron Microscope berfungsi sebagai alat foto untuk sampel batuan. Batuan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Sungai X-Ray Aranio Kabupaten Banjar, Kalimantan Difraction (XRD) dan struktur mikro Selatan. dengan posisi (030 30,867’ permukaan LS dan 1140 59,899’ BT, 03030,973’ Banjar menggunakan batuan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). LS dan 114059,939’ BT). 44 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (42 – 48) PROSEDUR PENELITIAN (statis). (1) Pengambilan sampel dilakukan dengan komputer yang ada, Sampel batuan yang di jadikan yaitu Proses interpretasi menganalisis spektrum data yang bahan penelitian diambil berdasarkan timbul dan muncul di layar komputer titik-titik lokasi dengan menggunakan dan membandingkannya dengan data Global Positioning System (GPS). pada file powder difraction yang ada. (2) Preparasi Sampel b. Pengolahan Data SEM a. Preparasi Sampel XRD Sampel batuan Tahap pertama pekerjaan yang dilakukan yaitu membuat sampel yang sudah selesai dipreparasi diletakkan pada Scanning Electron Microscope, batuan padat menjadi sampel bubuk dengan dengan gambar atau image high vaccum cara penggerusan. menggunakan pengujian Penggerusan dilakukan dengan mode yaitu mengatur vacuum mode, menggunakan lumpang. Tingkat posisi X dan Y, dan filament saturation position menggunakan adalah berkisar antara 5 - 10 um atau kemudian mengatur sekitar 200 mesh. contrast dan brightness. Selanjutnya kehalusan butir yang disyaratkan set mouse, biasnya, mengatur fokusnya secara otomatis dan b. Preparasi Sampel SEM mengubah-ubah Proses preparasi sampel untuk pengujian SEM diawali dengan memotong batuan hingga berbentuk perbesarannya. Ketika gambar atau foto yang diinginkan sudah maksimum maka gambar kemudian disimpan. balok dengan ukuran ± 0,3 x 0,3 x 0,2 cm dan dilapisi dengan emas dalam HASIL DAN PEMBAHASAN fine coat. Komposisi mineral hasil analisa X-Ray Difraction terhadap 4 sampel (3). Pengolahan Data batuan dapat dilihat pada Tabel 1, a. Data XRD sedangkan Pada pengolahan data ini, sampel yang diuji berada pada kondisi diam Electrón hasil foto Microscope Scanning dapat dilihat pada Gambar 1 hingga Gambar 8. Sudarningsih, dkk, Analisa Struktur dan Mineralogi Batuan .............. 45 Tabel 1. Komposisi Mineral Pada Sampel Batuan Dari Sungai Aranio, Kabupaten Banjar. Keterangan * Berdasarkan perbandingan bahan yang berbentuk Kristal Gambar 1. Foto SEM dengan perbesaran 500 X untuk sampel 1A Gambar 2. Foto SEM dengan perbesaran 1000 X untuk sampel 1A (Bagian dalam kotak merah) 46 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (42 – 48) Gambar 4. Foto SEM dengan perbesaran 1000 X untuk sampel 1B (Bagian dalam kotak merah) Gambar 3. Foto SEM dengan perbesaran 500 X untuk sampel 1B Gambar 5. Foto SEM dengan perbesaran 500 X untuk sampel 2A Gambar 6. Foto SEM dengan perbesaran 1000 X untuk sampel 2A (Bagian dalam kotak merah) Gambar 8. Foto SEM dengan perbesaran 1000 X untuk sampel 2B (Bagian dalam kotak merah) Gambar 7. Foto SEM dengan perbesaran 500 X untuk sampel 2B PEMBAHASAN phillipsit-K 14 % dan muscovite (mika) Dari hasil uji mineralogi dengan 12 % serta memiliki permukaan yang alat X-Ray Difractometer (Table 1) masih didapatkan bahwa sampel batuan 1A mengalami (Gambar 1) memiliki komposisi mineral pengaruh dari luar. Sampel batuan 1B yaitu (Gambar 4) memiliki komposisi yang magnesiohornblende 27 %, albite, calcian 30 %, kuarsa 17 %, sama alami dan belum perubahan dengan banyak karena sampel 1A yaitu Sudarningsih, dkk, Analisa Struktur dan Mineralogi Batuan .............. magnesiohornblende albite, 2B terlihat struktur dari permukaan calcian 29 %, kuarsa 21 %, phillipsit-K batuan yang masih alami, dimana 15 % dan muscovit (mika) 8 % dan kristal dan pecahannya masih terlihat ditambah adanya chlorit- jelas, sebaliknya untuk sampel 1B dan serpentin sebanyak serta 2A terlihat struktur pada permukaan permukaaannya telah banyak berubah batuan yang sudah banyak berubah. dan bercampur dengan clay atau Secara umum struktur dari keempat tanah. Komposisi mineral untuk sampel sampel batuan merupakan laminasi 2A dan struktur foliasi. Dari hasil uji (Gambar 14 %, 47 mineral 13 % 5) magnesiohornblende adalah 20%, albite, mineralogi XRD dan foto SEM calcian 13 %, kuarsa 28 %, chlorit- diketahui sampel batuan yang diambil serpentin 31 % dan muscovit (mika) 8 dari Sungai Aranio, Kabupaten Banjar % tetapi keterdapatan clay atau tanah Kalimantan pada batuan sampel batuan ini tidak Selatan yang merupakan telah mengalami sebanyak pada sampel 1B, sedangkan pemalihan. Batuan ini telah banyak untuk sampel 2B (Gambar 7) memiliki mengalami pelapukan akibat panas,air komposisi dan tekanan yang mempengaruhinya. mineral yaitu magnesiohornblende 28 %, kuarsa 42 %, chlorite-serpentin 21 %, muscovit (mika) 4 % dan ditemukan adanya KESIMPULAN 1. Komposisi mineral batuan yang mineral amfibol 5% serta permukaan berasal batuan yang tidak dipengaruhi oleh Kabupaten Banjar, Kalimantan clay atau tanah. Komposisi mineral Selatan yang terdapat pada ke empat sampel magnesiohornblende, batuan tidak jauh berbeda, dimana calcian, quartz, muskovit mineral magnesiohorblende, quartz, (mika), phillipsite-K, chlorite- dan muscovit (mika) selalu ada dan serpentine, dan amphibol. terdapat dalam jumlah yang cukup dari Sungai Aranio adalah albite, 2. Sampel 1A memiliki mineral banyak dibandingkan mineral lainnya. magnesiohornblende Pada albite, calcian 30 %, kuarsa 17 beberapa sampel ditemukan adanya kandungan chlorite-serpentine %, dan amfibol yang merupakan mineral muscovit (mika) 12 %. yang biasa terdapat pada batuan malihan (metamorf). Sampel 1A dan Phillipsite-K 14 27 % %, dan 3. Sampel 1B mineralnya adalah magnesiohornblende 14%, 48 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (42 – 48) albite, calcian 29 %, kuarsa 21 %, Phillipsite-K 15 %, muscovit (mika) 8% dan chlorite- serpentine 13 %. 4. Sampel 2A memiliki komposisi mineral magnesiohornblende 20 Meratus, Kalimantan Selatan, dan Implikasi Tektoniknya. www.hagi.or.id/download/JGeofi sika/2005_2/2005_2_1.pdf Diakses tanggal 13 Juli 2009. Batuan Metamorf http://wingmanarrows.wordpress.c om. Diakses tanggal 13 Juli 2010 %, albite, calcian 13 %, kuarsa 28 %, muscovit (mika) 8 % dan chlorite-serpentine 31 %, sedangkan pada sampel 2B terdapat mineral yaitu magnesiohornblende 28 kuarsa chlorite- 42 serpentine %, 21 %, %, muscovit (mika) 4 % dan amfibol 5 %. 5. Dari komposisi diketahui batuan merupakan atau mineral yang batuan batuan ini ada malihan metamorf batuan memperlihatkan struktur dan batuan Mikroskop dan Teknologi Nano (1) http://www.lemigas.esdm.go.id Diakses tanggal 6 Januari 2009 Sapiie, B., Magetsari, N.A., Harsolumakso, A.H. & Abdullah, C.I., 2006. Geologi Fisik. ITB. Bandung. 2. Struktur mikro dari permukaan foliasi Karit. L., H. Permana, A. Kadarusman, N.D.Hananto dan Y. Sudrajat. 2004. Penelitian Geologi dan Geofisika Bawah Permukaan Kompleks Pegunungan Bobaris– Meratus Kalimantan Selatan. Pusat Penelitian Geoteknologi. Bandung. Jurnal Geofisika telah mengalami laminasi. DAFTAR PUSTAKA Asmuni. 2007. Karakterisasi Pasir Kuarsa (SiO2) Dengan Metode XRD. Universitas Sumatera Utara. Medan http://library.usu.ac.id/download/ fmipa/kimia-asmuni.pdf Diakses tanggal 4 Desember 2009 Gaol, K.L., Permana. H., Kadurasman, A., Hananto, N.D., Wardana, D.D, dan Sudrajat, Y., 2005. Model Gaya Berat Bobaris- Sikumbang, N., Heryanto, R., 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan 1:250.000. P3G. Bandung. Wiryolukito, Ardy, 2008. Pelatihan Teknik Difraksi Sinar-X dan Pengukuran Tekstur. Laboratorium Teknik Metalurgi ITB. Bandung.