Kelenjar Paratiroid Pengantar Anatomi, fisiologi kelenjar paratiroid; efek hormon paratiroid (PTH) pada tulang hiperkalsemia, ginjal meningkatkan ekskresi fosfat hipofosfatemia Kalsitonin, suatu hormone yang diproduksi kelenjar tiroid menurunkan kadar kalsium dan fosfat Kalsium dalam darah: PTH meningkatkan; kalsitonin menurunkan — antagonistis Fosfat dalam darah: PTH menurunkan; kalsitonin menurunkan — sinergistis Matabolisme kalsium: 99,9% Ca++ berada dalam tulang dan gigi; 0,1% dalam darah dan dalam cairan ekstraselular (separuh dalam bentuk ion, separuh terikat pada protein: menurun pada hipoproteinemia). Makanan kaya kalsium: susu dan keju. Metabolisme fosfat: 80% berada dalam tulang dan gigi, 20% berada dalam cairan infradan ekstra-selular. Absorpsi fosfat dalam bentuk ion di usus. Ekskresi fosfat melalui ginjal (90% dalam bentuk ikatan organik, 10% anorganik). Makanan kaya fosfat: Cara pemeriksaan: Urine: dengan reagensia SULKOWITCH: normal berkabut. Adanya endapan dan gejala tetani menunjuk pada OSTEOPATHIA VON RECKLINGHAUSEN Ekskresi kalsium dalam urine 200-300 mg/24 jam Fosfat anorganik (kuantitatif); bersihan fosfat-kreatinin Darah: kadar normal kalsium 4,3 — 5,5 mval/L Fosfat anorganik dalam serum 4,5 mg/dL Alkali-fosfatase - 50-150 mU/L Bersihan fosfat Hiperparatiroidisme Primer Kelebihan hormon PTH: kadar kalsium dalam serum meningkat (hiperkalsemia), diikuti dalam urine. Ekskresi fosfat melalui ginjal meningkat, kadar fosfat anorganik dalam serum menurun. Bersihan fosfat >18 ml/menit. Patogenesis. Stimulasi autoimun terhadap kelenjar paratiroid Manifestasi Klinis. Manifestasi spesifik merupakan gejala dan tanda-tanda klinis adanya hiperkalsemia, hipofosfatemia, dan kadar kalsium dalam urine menurun. Evaluasi Klinis. Lihat evaluasi hiperkalsemia yang disajikan dalam Kotak PT-1. Universitas Gadjah Mada 1 Terapi. Konsultasi dengan dokter SpPD-KEMD dan dokter Spesialis Bedah yang berpengalaman untuk paratiroidektomi. KOTAK PT-1 Evaluasi dan Pengelolaan Pasien Hiperkalsemia Evaluasi 1. Tentukan kadar kalsium serum. Nilai normal adalah 8,0 — 10,2 mg/dL, atau 4,0 — 5,1 mEq/dL, atau 2,0 — 2,6 mmol/dL. 2. Ukur kadar fosfat serum. Jika kadar fosfat serum meninggi pada keadaan hiperkalsemia menunjuk pada intoksikasi vitamin D. Jika kadarnya rendah, hal ini menunjuk pada adanya hiperparatiroidisme primer 3. Lakukan pemeriksaan X-foto thorax 4. Lakukan urinalisis, untuk melihata kemungkinan adanya hematuria (karsinoma renal) 5. Periksa darah rutin lengkap, dan LED untuk kemungkinan ada gamopati monoklonal. Jika ada dugaan gamopati monoklonal lakukan SPEP (serum protein elektroforesis) dan UPEP (urine protein elektrofosresis) 6. Lakukan pemeriksaan kadar intact-PTH (parathormone) 7. Jika perlu lakukan uji fungsi tiroid (jika curiga ada hipertiroid atau hipotiroid) 8. Ukur kadar kalsium urine 24 jam. Kadar normal 200-300 mg/24 jam. Jika hiperkalsemia disertai peningkatan kadar kalsium urine menunjuk pada kemungkinan neoplasma ganas atau proses paraneoplasma. Jika menurun, hal ini menunjuk pada hiperparatiroidisme primer, 9. Jika fasilitas memungkinkan tentukan kadar vitamin D25-OH dan D1,25OH Pengelolaan 1. Rehidarasi dengan NaCI fisiologis (0,9%). Biasanya pasien memerlukan 4-5 liter untuk menutupi kekurangan cairan 2. Berikan furosemida jika terjadi overhidrasi 3. Pengelolaan spesifik terhadap kausa hiperkalsemia 4. Konsultasi dengan dokter SpPD-KEMD Universitas Gadjah Mada 2