TINJAUAN PUSTAKA Keragaman dan Seleksi pada Tanaman Tidak ada dua tanaman yang persis sama, walaupun dalam spesies yang sama. Tanaman berbeda dalam banyak cara. Keragaman pada tanaman yang merupakan keragaman fenotipe dapat terjadi karena pengaruh keragaman lingkungan dan keragaman genotipe, serta interaksi antara keduanya. Keragaman genotipe sangat penting bagi pemulia tanaman, karena penting dalam perbaikan genetik tanaman. Keragaman genotipe pada tanaman dapat disebabkan karena rekombinasi gen, keragaman dalam jumlah kromosom, dan mutasi (Poehlman & Sleper 1996). Rekombinasi gen dapat terjadi melalui hibridisasi yaitu persilangan antara tanaman yang berbeda secara genetik. Dalam hibridisasi ini distribusi gen pada keturunan dapat ditentukan melalui distribusi kromosom yang membawa gen. Melalui hibridisasi, pemulia tanaman dapat menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari tetua ke jenis tanaman baru. Keragaman dalam jumlah kromosom dapat terjadi melalui penggandaan perangkat kromosom (euploidi), atau melalui penambahan atau pengurangan satu kromosom atau suatu bagian dari perangkat kromosom (aneuploidi). Mutasi adalah perubahan struktur atau jumlah dari bahan genetik suatu organisme. Mutasi bisa terjadi pada gen maupun kromosom. Kebanyakan mutasi memberikan pengaruh yang merugikan bagi tanaman atau bahkan lethal. Mutasi dapat dideteksi melalui perubahan fenotipe tanaman, yaitu bila terjadi perubahan pada keturunan dari galur yang sudah seragam. Mutasi gen dapat terjadi secara resesif ( A 3 a) atau dominant (a 3 A). Bila mutasi gen resesif terjadi pada tanaman homozigot, pengaruhnya tidak langsung muncul sampai generasi berikutnya dari benih yang membawa gen mutan, tetapi akibat dari mutasi gen dominant dapat langsung diamati. Untuk rnemperbaiki populasi tanaman bila terdapat keragarnan genetik yang cukup tinggi dapat dilakukan seleksi. Seleksi dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan fiekuensi gen bagi sifat yang menjadi tujuan perbaikan dalam program pemuliaan tanaman (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi ur.tuk memperbaiki populasi tanaman menyerbuk sendiri terdiri atas seleksi dalam populasi dan seleksi antar populasi. Seleksi dalam populasi bertujuan untuk memperbaiki populasi secara langsung atau untuk memurnikan varietas yang terkontaminasi. Tergolong dalam bentuk seleksi ini diantaranya adalah metode seleksi massa dan seleksi galur murni. Seleksi antar populasi bertujuan untuk memperbaiki hasil persilangan antar populasi atau memperbaiki galur hibrida yang berasal dari dua populasi terpilih. Secara genetik seleksi ini bertujuan untuk memperoleh segregan transgresif, yaitu genotipe barn yang penampakan fenotipenya melampaui kedua tetuanya. Tergolong dalam seleksi ini diantaranya adalah seleksi silsilah, seleksi single seed descent dan seleksi balik. Berdasarkan nilai fenotipe individu dikenal beberapa prosedur seleksi. Diantaranya seleksi individu, seleksi famili, seleksi dalam famili, dan seleksi kombinasi (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi individu dilakukan bila nilai fenotipenya tersusun atas simpangan rata-rata fiimili dari rata-rata populasi yang diboboti sama dengan simpangan rata-rata individu dari rata-rata famili. Seleksifamili dilakukan bila nilai fenotipe ditentukan hanya oleh simpangan rata-rata famili dari rata-rata populasi, atau dengan kata lain simpangan rata-rata individu dari rata-rata farnili diboboti no]. Seleksi dalam famili dilakukan bila nilai fenotipe ditentukan hanya oleh simpangan rata-rata individu dari rata-rata famili, atau dengan kata lain simpangan rata-rata famili dari rata-rata populasi diboboti no]. Sedangkan seleksi kombinasi merupakan seleksi yang mengkombinasikan seleksi famili dan seleksi dalam famili (Falconer dan Mackay 1996). Seleksi individu digunakan pada keadaan heritabilitas yang tinggi di mana simpangan dalam famili dan antar famili besar, seleksi dalam famili pada keadaan heritabilitas sedang di mana simpangan dalam famili besar dan antar famili kecil, dan seleksi famili pada keadaan heritabilitas yang rendah di mana simpangan dalam famili kecil dan antar famili cukup besar. Bila simpangan dalam famili berbeda-beda untuk setiap famili, maka dianjurkan untuk melakukan seleksi kombinasi, yaitu kombinasi prosedur seleksi famili dan seleksi dalam famili (Falconer & Mackay 1996). Di antara berbagai metode untuk menangani hasil persilangan dari tanaman menyerbuk sendiri maka seleksi silsilah merupakan metode yang umum digunakan para pemulia tananam. Seleksi silsilah merupakan suatu metode seleksi yang memperhatikan nenek moyang setiap individu yang terlibat dalam seleksi, dan melibatkan sejumlah besar populasi famili-famili. Secara garis besar seleksi silsilah dimulai dari persilangan tetua, penanaman F1, dan seleksi mulai dilakukan pada generasi F2 karena pada generasi ini segregasi maksimum (Falconer & Mackay 1996) dan diteruskan pada generasi-genersi selanjutnya. Pencatatan dilakukan terhadap gugus individu-individu menurut tetua pada generasi sebelumnya dan gugus ini menyusun satu famili pada generasi yang hendak diperbaiki (Poehlman & Sleper 1996). Pada generasi F2, belum dapat dibentuk famili-famili, heritabilitas masih tergolong tinggi dan contoh berukuran kecil sehingga seleksi individu merupakan pilihan yang tepat. Sedangkan pada generasi pertengahan di mana heritabilitas mulai menurun dan contoh berukuran semakin besar, digunakan seleksi kombinasi antar- dan dalam famili. Akan tetapi pada generasi-generasi akhir seleksi di mana segregasi dianggap telah berakhir atau heritabilitas dalam famili sangat rendah, penggunaan seleksi famili merupakan pilihan yang tepat. Kedelai (Gtycine max L. Merill) merupakan tanaman diploid yang menyerbuk sendiri. Dengan penyerbukan sendiri ini, maka hampir semua individu tanamannya bersifat homozigot pada setiap lokus gen. Pasangan ale1 yang homozigot akan tetap homozigot, sedangkan yang heterozigot akan bersegregasi dan menghasilkan genotipe heterozigot dan homozigot dengan perbandingan yang sama. Dengan penyerbukan sendiri terus menerus maka keturunan tanaman F1 yang heterozigot akan menuju homozigositas. Menurut Poehlman dan Sleper (1996), tanaman yang menyerbuk sendiri dengan gen tunggal pada generasi selfing ke lima, secara teoritis populasi mengandung 96.875% homozigot dan 3.125% heterozigot. Dengan n pasang gen heterozigot, proporsi tanaman yang bersifat homozigot setelah m generasi serfing adalah sebesar [(2"-1)/2"In (Allard 1960). Sehingga makin besar gen yang berbeda (n) maka diperlukan generasi makin banyak (m) agar populasi terdiri dari suatu tanaman homozigot. Dengan makin banyaknya komposisi tanaman yang homozigot memberi manfaat pada pekejaan seleksi untuk memilih galur-galur homozigot, yakni pada generasi-generasi lebih lanjut. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (discriminatzt analysis) adalah teknik statistika yang dipergunakan untuk mengelompokkan individu atau objek ke dalam suatu kelas atau kelompok berdasarkan sekumpulan peubah bebas (Dillon dan Goldstein 1984). Analisis diskriminan juga merupakan suatu analisis dengan tujuan membentuk sejumlah fbngsi melalui kombinasi linier peubah-peubah asal, yang dapat digunakan sebagai cara terbaik untuk memisahkan kelompok-kelompok individu. Fungsi yang dibentuk dari analisis ini yang merupakan fbngsi linier dari peubah disebut sebagai fbngsi linier diskriminan (FLD). Metode diskriminan pertarna kali diperkenalkan oleh Fisher (1936) sebagai suatu teknik statistika yang berguna dalam bidang taksonomi, dan setelah itu banyak digunakan dalam bidang lainnya (Siswadi & Suharjo 1999). Andaikan diketahui dengan jelas adanya kelompok-kelompok objek dengan contohnya, masalah yang ditelusuri dalam analisis diskriminan ialah: (1) mencari cara terbaik untuk menyatakan perbedaan antar kelompok tersebut (masalah diskriminasi), serta (2) cara untuk mengalokasi suatu objek (baru) ke dalam salah satu kelompok tersebut (masalah klasifikasi). Fungsi diskriminan akan memberikan nilai-nilai yang sedekat mungkin dalam kelompok dan sejauh munglun antar kelompok. Disamping dapat digunakan untuk menerangkan perbedaan antar kelompok juga dapat digunakan dalam masalah klasifikasi. Cara terbaik yang digunakan dalam masalah klasifikasi merupakan cara yang mempunyai peluang terkecil kesalahan klasifikasi atau tingkat kesalahan pengalokasian objek dari kelompok-kelompok tersebut. Jadi adanya dua fbngsi yang berbeda dapat diperoleh karena tujuan kedua masalah tersebut juga berbeda. Istilah lain bagi analisis ini adalah klasifikasi, alokasi, dan pengenalan pola (Siswadi & Suharjo 1999). Asumsi penting yang hams dipenuhi agar model diskriminan bisa digunakan adalah sebarannya normal peubah ganda, matriks koragam dari semua peubah bebas seharusnya sama, tidak ada interaksi antar peubah atau tidak ada multikolinieritas dan tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) (Timm 2002). Menurut Dutoit et al. (2002), pendekatan fbngsi diskriminan tidak mengasumsikan peubah-peubahnya memiliki sebaran peluang normal atau bentuk sebaran peluang lainnya. Asumsi ini akan diperlukan pada saat mengadakan pengujian secara statistik. Analisis diskriminan ini dapat pula digunakan untuk mencari peubah-peubah asal yang dianggap dominan untuk digunakan dalam membedakan antar kelompok. Salah satu pendekatan yang relatif efisien dalam komputasi ialah melalui penggunaan peubah secara bertatar yaitu menambahkan peubah satu per satu yang relatif dominan ke dalam fbngsi sampai suatu saat di mana penambahan peubah lainnya dianggap tidak menambah baik diskriminasinya. Analisis diskriminan kanonik bekerja dengan cara mereduksi dimensi seperti . halnya dalam analisis komponen utama, namun konteks ini hanya digunakan dalam analisis diskriminan dan digunakan untuk memberi representasi beberapa peubah dalam ruang yang berdimensi lebih kecil. Analisis ini berusaha memperoleh hanya sedikit peubah saja yang dapat membantu mendeskripsikan perbedaan antara beberapa populasi. Peubah-peubah baru ini merupakan kombinasi linear dari peubah asal yang diukur, dan disebut peubah kanonik. Untuk memperoleh peubah kanonik ini dari peubah asal tidak diperlukan asumsi sebaran normal ganda, namun analisis ini hanya bisa diterapkan jika semua populasi memiliki matriks koragam yang sama. Analisis diskriminan kanonik banyak digunakan sebagai alat analisis data dalam penelitian keragaman biologi, di mana keragaman biologi ini juga mencakup keragaman genotipe dan fenotipe pada populasi. Bila analisis dilakukan pada sifat-sifat morfologi maka tujuannya adalah untuk mempelajari keragaman fenotipe dan bila analisis dilakukan pada Erekwensi ale1 maka tujuannya adalah untuk mempelajari keragaman gefietik Penelitian yang dilakukan oleh Vaylay dan van Santen (2002) untuk mengevaluasi keragaman genetik dari berbagai kelompok umur dan kultivar dari tanaman Tall Fescue (Festuca amtdinacea) dalam responsnya terhadap seleksi alam menggunakan analisis diskriminan. Dengan menggunakan analisis diskriminan maka dapat dievaluasi adanya keragaman genetik antar kultivar dan juga antar kelompok umur dalam kultivar. Ni et al. (2002)mengadakan penelitian untuk mengevaluasi keragaman genetik dari berbagai koleksi padi (Oryza sativa L.) dan untuk menentukan perbedaan dalam pola keragaman dari 2 subspecies padi japonica dan indica, juga menggunakan analisis diskrimian. Dengan menggunakan analisis diskriminan dapat dihasilkan matriks jarak genetik. Yeater et al. (2004) mengadakan penelitian untuk menilai sumber keragaman genotipe dan fenotipe dari tanaman penutup tanah hairy vetch (Vicia villosa Roth). Tiga belas sifat morfologi diukur pada 42 populasi K villosa. menggunakan analisis diskriminan yang Analisis dilakukan dengan digabungkan dengan analisis penggerombolan. Misalkan xl, xz, . . ., 7 ~ adalah g g buah populasi yang saling bebas, dengan g matriks koragam C. Perbedaan vektor rataan berturut-turut PI, p2, . .., ~ l dengan antara g buah populasi tersebut adalah perbedaan antara rataan populasi dengan 1 vektor rataan keseluruhan yaitu ,Z = - x p i . Suatu matriks A yang berisi jumlah g i=l kuadrat dari hasil kali selisih antara rataan populasi dan rataan keseluruhan akan dibandingkan dengan matriks koragam C. Suatu vektor pengamatan x yang berukuranp x 1 yang berasal dari suatu populasi, misalkan populasi ke-i. Ada juga suatu vektor lain, a, bukan vektor no1 yang berukuraq p x 1. Bila didefinisikan suatu populasi univariate ci = a'x, akan memiliki nilai tengah a' pi d m ragam a'za. Dengan demikian dari g buah populasi multivariate kita dapatkan g buah populasi univariate yang masing-masing memiliki nilai tengah a ' p ~ ,atp2, ..., a'&, dan ragam a'Ca. Tujuan berikutnya abalah memilih vekor a sehingga jika diletakkan g buah nilai tengah dalam suatu garis berdimensi satu, maka titik-titik yang ada akan diletakkan sejauh mungkin. Vektor a di pilih sehingga nilai a'Aa / a'Ca maksimum. Proses ini akan menghasilkan suatu vektor al, dan peubah al'x yang merupakan peubah cl = kanonik pertama, yang diinterpretasikan sebagai peubah tunggal yang paling baik memisahkan g buah populasi yang ada. Peubah kanonik kedua, c2, dihasilkan dengan cara yang sama kecuali penambahan kendala yaitu tidak berkorelasi dengan cl. Peubah ini adalah peubah terbaik kedua yang mampu rnemisahkan g buah populasi. Peubah kanonik berikutnya diperoleh dengan cara yang sama, dan akan diperoleh sebanyak r = min @, g- 1) peubah kanonik yang tidak berkorelasi satu sama lain. Umurnnya hanya sedikit peubah kanonik saja yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan antar populasi. Plot dua dimensi antara c2 umumnya cl dan sudah cukup jelas dan efektif Dalam praktiknya, yang kita miliki adalah g buah contoh yang saling bebas yang masing-masing berukuran nl, n2, ..., n,, yaitu (XII, x12, . . ., Xlnl), (~21,~ 2 2 , .. ., ~2n2),..., (x,,, xg2, . . ., xgnl) yang diambil dari g buah populasi yang masingdan ragam C yang tidak diketahui. masing memiliki vektor rataan PI, p2, ..., Selanjutnya dilakukan pendugaan 1 ' p, dengan Fl = - x x , ; i = 1, 2, ..., g, 11, ,=I 1 R ji dengan F = -T,Cx, B AII~F, "8 D (XI] - )(XI]- )' 1' 1' , dan J=' X &n, )4 dengan D x 6 = , ?Ill l 2 dengan S = '=' =- =x g "I (E, - E)(Fi Selanjutnya mencari vektor-vektor vl, - f)' n,(2, - f ) ( f l - F)' v2, . . ., v, (yang berpadanan dengan vektor al, a2, .. ., a)dengan menyelesiikan permasalahan pengoptimuman v 'Dv max -----v'Lyv ,fZ-11 dengan kendala vllSv, = 0 untuk i # j (kendala ini untuk memperoleh peubah kanonik yang korelasinya nol). Vektor-vektor vl, v2, . . ., v, memuat koefisien peubah kanonik cl, c2, . . ., cr. Vektor v, dapat dibakukan (tanpa merubah makna) sehingga v,'Sv, = 1. Dan dengan demikian peubah kanonik cl = v,'x akan memiliki ragam sebesar 1. Jika masalah pemaksimuman di atas dapat diselesaikan, maka v, adalah vektor ciri dari matriks tak simetris S'D,yang berpadanan dengan akar ciri w = v:Dv,. Peubah kanonik pertama akan dihasilkan jika vl merupakan vektor ciri yang berpadanan dengan akar ciri terbesar. Untuk menguji hipotesis perbedaan nilai tengah dalam rancangan MANOVA, dapat digunakan kriteria akar terbesar Roy, kriteria Wilks' Lambda, trace Hotteling, dan kriteria Pillai (Hair et a1 1998; Timm 2002). Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi kanonik (AKK) dikembangkan oleh Hotelling (1936), untuk menyelidiki hubungan antara dua himpunan peubah dengan satu atau lebih himpunan koragam (Timm 2002). AKK merupakan teknik statistika peubah ganda yang menyelidiki hubungan antara dua gugus peubah (Dillon & Goldstein 1984). Dalam AKK, ha1 penting adalah menyelidiki hubungan antara dua himpunan peubah Y' = [Y,, Y2, . . ., Yp] dan X' antara koragarn 2' = [Z,, Z2, . . ., = [XI, Xz, . . ., Xq]. yang lainnya himpunan Z,] dan W' = [ W1, W2, . . ., W,]. Tujuan AKK adalah untuk membangun dua himpunan baru dari komponen kanonik U = a'Y dan V = B'X yang merupakan kombinasi linier dari peubah asli di mana korelasi antara U dan V adalah maksimal, dengan batasan bahwa setiap komponen kanonik U dan Vmemiliki ragam unit (untuk menjamin keunikan, kecuali tanda) dan tidak berkorelasi dengan komponen yang dibangun daiam himpunan. AKK adalah suatu analisis eksplorasi, pengurangan dimensi dan juga untuk pendugaan. AKK dapat digunakan untuk menentukan apakah dua himpunan peubah saling bebas dengan asumsi normal peubah ganda. Sebagai alat eksplorasi, digunakan sebagai metode pengurangan data. Dari sejumlah besar peubah, dapat ditempatkan beberapa komponen kanonik dalam setiap himpunan untuk mempelajari dan membangun kembali interkorelasi diantara peubah (Timm 2002) Asumsi yang hams dipenuhi dalam AKK adalah adanya hubungan linieritas yaitu koefisien korelasi antara dua peubah didasarkan pada hubungan linier dan korelasi kanonik memiliki hubungan linier antar komponen, perlunya normal peubah ganda, dan tidak ada multikolinieritas antar anggota kelompok peubah. Kenormalan bukanlah merupakan persyaratan yang ketat, tetapi banyak rekomendasi yang menganjurkan untuk mengevalusi semua peubah dalam ha1 kenormalannya dan dilakukan transformasi bila memungkinkan (Shugan 2003). Dari dua himpunan peubah Y' = [YI, Y2, ..., Y], dan X' = [XI,X2, . . ., Xq] dengan koragam, matriks ,C dan , C di mana s = min (p, q), salah satu tujuan dari AKK adalah untuk mengidentifikasi komponen kanonik U = aY dan V = B'X di mana korelasi antara U dan V adalah maksimal. Populasi matriks koragam bagi vektor gabungan (YI, Y2, ..., Yp XI,XZ,. . ., Xq) = (Y', X') didefinisikan sebagai dan korelasi antara U dan V adalah Pasangan pertarna dari peubah kanonik atau pasangan komponen kanonik pertama, yaitu pasangan kombinasi linier UI,VI yang memiliki unit ragam, yang memaksimumkan korelasi (2). Pasangan komponen kanonik kedua, adalah pasangan kombinasi linier U2,V2 yang memaksimumkan korelasi (2) diantara semua pilihan dan tidak berkorelasi dengan pasangan komponen kanonik pertama. . Dengan demikian, maka pasangan komponen kanonik ke-k, adalah kombinasi linier pasangan Wk, V k yang memiliki unit ragam, yang memaksimurnkan korelasi (2) diantara semua pilihan dan tidak berkorelasi dengan pasangan komponen kanonik k - 1 sebelumnya. Karena p,,, meliputi komponen kanonik U dan V , maka disebut korelasi kanonik. AKK tidak memerlukan pembentukan skala pengukuran, karena korelasi kanonik tidak berbeda terhadap perubahan lokasi dan skala. Jadi matriks koragam dapat digantikan dengan matriks korelasi populasi. Vektor cirinya yang berkaitan adalah 4 = (diag ~ , ) " ~ a i 4 = (diag ~ , ) " ~ f l di mana t i dan 6 adalah vektor ciri dari Sering terjadi kasus bahwa beberapa korelasi kanonik pertama pl, n, ..., pk besar sementara yang lainnya @+I, pk+2, ..., pp kecil, maka interkorelasi dapat dinyatakan oleh k komponen pertama. Dengan analisis peubah yang dibakukan, maka U i= cjZ, dan merupakan komponen kanoniknya. = d;zx. Komponen pembakuan digunakan untuk mengevaluasi pengaruh dari tiap peubah terhadap komponen kanonik. Banyak penelitian dalam pemuliaan tanarnan yang xnempelajari keragaman genetik pada tanaman menggunakan analisis kanonik untuk melihat hubungan antara himpunan peubah yang diamati. Metode ini digunakan oleh pemulia tanaman untuk mendeterminasi sifat mana yang memberikan kontribusi untuk membedakan keragaman genetik, dan juga untuk menentukan sifat yang paling penting. Ferreira dan Rezende (2004) mengadakan penelitian pada tanaman jagung yang terdiri dari 28 varietas yang dievaluasi dengan 2 kelompok sifat, menggunakan analisis kanonik untuk mereduksi jumlah sifat melalui kombinasi liniernya tanpa kehilangan keragaman.