e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 Hal.1 RANCANG BANGUN MESIN PEMINJAMAN MANDIRI DAN PENGEMBALIAN MANDIRI BAHAN PUSTAKA BERBASIS KOMPUTER Studi Kasus : Perpustakaan Universitas Riau Yasin Setiawan, S.Kom (Pustakawan / Programmer / Server Administrator), Email : [email protected] Evi Susanti, S.Si (Kepala Bidang Informasi dan Teknologi Perpustakaan UR) Email : [email protected] ABSTRACT Among the main activities in the field of library services is a service of the circulation. Circulation services consist activities of borrowing and returning of library books. In serving pemustaka especially in circulation activities in Riau University Library has been using automation. But the automation system that has been developed yet to have a self-service device, which is a tool of circulation services, especially borrowing and returning library materials that are able to serve themselves without the help of a librarian. In this study, designed and built a machine independent as borrowing and repayment activity vending machine in the circulation of library materials. The design is done in this study consisted of perencangaan hardware (hardware), software design (software) and computer network design (netware). The hardware is prepared comprising a server device server machines are supported by the software LAMP (Linux, Apache MySQL and PHP). Devices on the user side (clien device) consists of a PC (Personal Computer), Barcode, Barcode Reader, RFID Tag, RFID Reader, Receipt Printer and Networking Infrastructure. Once designed, then do all the preparation put into a machine that is ready to be used as a standalone borrowing and return machines. The results of this study are two service machines circulation interactive and responsive, which is applied in conjunction with a library automation system in Riau University Library. Keywords: library, automation, self-service, information technology --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAK Di antara kegiatan utama dalam bidang pelayanan perpustakaan adalah pelayanan sirkulasi. Pelayanan sirkulasi terdiri dari kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka buku. Dalam melayani pemustaka terutama dalam kegiatan sirkulasi di Perpustakaan Universitas Riau telah menggunakan sistem otomasi. Namun system otomasi yang telah dikembangkan belum memiliki perangkat layanan mandiri, yaitu alat pelayanan sirkulasi, terutama peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang mampu melayani sendiri tanpa bantuan pustakawan. Dalam penelitian ini dirancang dan dibangun sebuah mesin peminjaman dan pengembalian mandiri sebagai mesin swalayan dalam kegiatan sirkulasi bahan pustaka. Perancangan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari perencangaan perangkat keras (hardware), perencanaan perangkat lunak (software) serta perancangan jaringan komputer (netware). Perangkat keras yang disiapkan adalah perangkat server yang terdiri dari mesin server yang didukung oleh software LAMP (Linux, Apache MySQL and PHP). Perangkat di sisi pengguna (perangkat clien) terdiri dari PC (Personal Computer), Barcode, Barcode Reader, RFID Tag, RFID Reader, Receipt Printer dan Networking Infrastructure. Setelah dirancang, kemudian dilakukan penyusunan semua perangkat yang disiapkan menjadi mesin yang siap untuk digunakan sebagai mesin peminjaman dan pengembalian mandiri. Hasil dari penelitian ini adalah dua buah mesin layanan sirkulasi yang bersifat interaktif dan responsif, yang diaplikasikan bersamaan dengan system otomasi perpustakaan di Perpustakaan Universitas Riau. Kata kunci : perpustakaan, otomasi, layanan mandiri, teknologi informasi e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 I. PENDAHULUAN Salah satu layanan perpustakaan yang utama adalah pelayanan sirkulasi, yaitu pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Trend baru pelayanan perpustakaan di saat sekarang adalah pelayanan berbasis komputer, dengan memaksimalkan penggunakan system aplikasi pendukung khusus perpustakaan yang dikenal dengan istilah system otomasi. Pemanfaatan teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, meliputi berbagai bidang kegiatan, termasuk di bidang perpustakaan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi ini diperoleh beberapa keunggulan umum, yaitu memiliki unggul dalam hal kecepatan. Selain itu ada keunggulan kedua yaitu keakuratan, sehingga dengan menggunakan system yang telah digunakan itu setiap transaksi dapat tercatat dengan akurat. Berbagai system otomasi dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan untuk memaksimalkan kegiatan layanan perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan tempat penelitian ini, yaitu Perpustakaan Universitas Riau. Di perpustakaan ini telah digunakan system otomasi yang salah satu fungsi utamanya adalah untuk membantu kegiatan sirkulasi bahan pustaka. System yang telah digunakan di perpustakaan itu telah memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan utama sirkulasi, baik peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka. Namun berkat perkembangan teknologi dan berbagai pertimbangan untuk memajukan perpustakaan, serta harapan dapat mengembangkan system yang lebih baik, maka peneliti berencana membangun seperangkat peralatan yang dapat difungsikan sebagai Mesin Layanan Mandiri. Yaitu sebiah peralatan yang dapat digunakan untuk melayani pemustaka dalam kegiatan peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri, tanpa dibantu oleh petugas pustaka (pustakawan). Hal.2 Tujuan dari dilakukannya penelitian ini dalah untuk meningkatkan fasilitas sistem yang sedang berjalan di perpustakaan, berupa perancangan alat tambahan yang dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan ketepatan transaksi peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pemustaka, memudahkan kegiatan sirkulasi bagi pustakawan serta meningkatkan nilai tambah bagi perpustakaan. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Otomasi Perpustakaan Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi pembaca. Lebih lanjut Abdul Rahman Saleh (2011) mengemukakan bahwa penerapan teknologi informasi di bidang perpustakaan dan informasi menjadi semakin penting karena teknologi ini menjanjikan peningkatan mutu layanan perpustakaan terutama kecepatan dan efesiensi kerja. Otomasi perpustakaan (library automation) merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam proses sebuah proses. Sistem Otomasi Perpustakaan atau Library Automation Sistem adalah software yang beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomasikan kegiatan perpustakaan. Pada umumnya software yang digunakan untuk otomasi perpustakaan menggunakan model relational database. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data, yaitu data buku dan data pemustaka. Disebut relational database karena dua pangkalan data tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi, misalnya, pada saat terjadi proses peminjaman dan pengembalian buku. e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 Sebagian besar sistem otomasi perpustakaan membagi fungsi software ke dalam program tersendiri yang disebut modul, yang terdiri dari modul pengadaan, katalogisasi, sirkulasi, serial, dan Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem otomasi perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul, yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC, yang minimal harus dimiliki oleh perpustakaan untuk kepentingan otomasi. Modul-modul tersebut merupakan sistem yang sudah terintegrasi sehingga istilah sistem otomasi perpustakaan juga sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (integrated library sistem). Otomasi perpustakaan memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, antara lain : 1) Mengatasi keterbatasan waktu 2) Mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang, dan sebagainya. 3) Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama 4) Mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian 5) Memperingan pekerjaan 6) Meningkatkan layanan 7) Memudahkan dalam pembuatan laporan statistik 8) Menghemat biaya 9) Menumbuhkan rasa bangga. 10) Mempermudah dalam layanan untuk kepentingan akreditasi. 2.2 Kabel UTP Kabel UTP adalah kabel khusus untuk transmisi data. UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted Pair". Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi elektromagnetik. Dan disebut twisted pair karena di dalamnya terdapat pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan. UTP ada 2 macam : 1) Untuk kabel telepon yang berisi 4 buah kabel. 2) Untuk jaringan computer yang berisi 8 buah kabel. Kabel UTP atau Unshielded Twisted Pair atau Ethernet Cable atau kita biasa menyebutnya dengan kabel LAN adalah kabel Hal.3 yang digunakan untuk menghubungkan antar peralatan yang berhubungan dengan computer network (komputer, hub, switch, router). Kabel ini bentuknya seperti kabel telefon, hanya lebih besar. Yang dimaksud dengan kabel UTP adalah hanya kabelnya, sedangkan kepala kabelnya adalah 8 positionmodular connectors (8P8C) yang biasa disebut RJ-45 (RJ=register jack). Secara fisik, kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) terdiri atas 4 pasang dawai medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini semata-mata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan dawai, untuk membatasi degradasi sinyal yang disebabkan oleh EMI dan RFI. Kabel UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi 100 ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twisted pair lainnya seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki diameter eksternal 0,43 cm, ini menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga men-support arsitektur-arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular. Beberapa cacatan mengenai kabel UTP antara lain : a. Kecepatan dan keluaran :10 – 100 Mbps b. Biaya rata-rata per node murah c. Media dan ukuran konektor kecil d. Panjang kabel maksimum yang diijinkan 100 m (pendek) Kabel UTP memiliki banyak keunggulan. Selain mudah dipasang, ukurannya kecil, juga harganya relative murah dibanding media lain. Satu kekurangannya adalah rentan terhadap efek interferensi yang berasal dari media atau perangkat-perangkat lain yang ada di sekelilingnya. Namun hal ini tidak menjadi kendala, dibuktikan dengan masih tetap digunakannya kabel UTP oleh ahli-ahli jaringan untuk membangun sebuah jaringan. Pengkabelan menggunakan kabel UTP terdapat dua metode: 1) Kabel Lurus (Straight Cable). 2) Kabel Silang (Crossover Cable). Kabel lurus /straight digunakan untuk menghubungkan antara workstation dengan hub/switch sedangkan kabel silang/cross digunakan untuk menghubungkan antara hub dan hub, antara dua komputer tanpa hub. e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 2.3 Switch Switch adalah alat jaringan komputer yang merupakan titik percabangan dari proses transfer data sehingga jika switch mengalami masalah maka seluruh koneksi jaringan dan proses transfer data akan terganggu. Switch biasanya memiliki banyak port yang akan menghubungkan ke jaringan komputer dan port - port tersebut akan berhubungan dengan konektor RJ 45. 2.4 Server Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server ini didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar,dan juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan. Server ini juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya contoh sepertihalnya berkas atau pencetak, dan memberikan akses kepada stasiun kerja anggota jaringan. Umumnya, di dalam sistem operasi server terdapat berbagai macam layanan yang menggunakan arsitektur klient/server. Contoh dari layanan ini adalah Protokol Konfigurasi Hos Dinamik, server surat, server PTH, server PTB, DNS server, dan lain sebagainya. Setiap sistem operasi server umumnya membundel layanan-layanan tersebut, meskipun pihak ketiga dapat juga membuat layanan tersendiri. Setiap layanan tersebut akan merespon request dari klien. Sebagai contoh, klien PKHD akan memberikan request kepada server yang menjalankan layanan server PKHD; ketika sebuah klien membutuhkan alamat IP, klien akan memberikan request kepada server, dengan bahasa yang dipahami oleh server PKHD, yaitu protokol PKHD itu sendiri. Contoh sistem operasi server adalah Windows NT 3.51, dan dilanjutkan dengan Windows NT 4.0. Saat ini sistem yang cukup populer adalah Windows 2000 Server dan Windows Server 2003, kemudian Sun Solaris, Unix, dan GNU/Linux. Server biasanya terhubung dengan klien dengan kabel UTP dan sebuah kartu jaringan. Kartu jaringan ini biasanya berupa kartu PCI atau ISA. Hal.4 Dilihat dari fungsinya, server bisa di kategorikan dalam beberapa jenis, seperti: server aplikasi, server data maupun server proksi. Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh klien, server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan klien secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi. Server proksi berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proksi. Orang awam lebih mengenal proxy server untuk mengkoneksikan komputer klien ke Internet. 2.5 Barcode Pengertian Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya. Barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di Amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi Barcode dimungkinkan atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz. Sampai akhirnya pada tahun 1966 Barcode digunakan untuk kepentingan komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an. Barcode adalah informasi terbacakan mesin ( machine readable ) dalam format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode Scanner. Merk Barcode Scanner yang terkenal diantaranya DATALOGIC PSC,HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan lain-lain. Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D Barcode ini diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code karakter yang bisa kita masukkan ke Barcode bisa semakin banyak, dengan 1D Barcode biasanya kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 Barcode kita bisa memasukkan sampai ratusan digit kode. Saya sendiri pernah menangani pembuatan program di Toyota Tsuhsho Logistic Centre yang menggunakan 2D Code sampai 200 digit karakter. Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat melihat manfaat dari Barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir. Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan Barcode adalah GS1. Dengan mendaftarkan kode barcode perusahaan ke GS1 maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kode barcode khusus yang tidak akan bisa diduplikasi oleh perusahaan lain. Simbologi yang dipakai di GS1. adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit. Informasi lebih lanjut mengenai GS1 bisa dilihat di situsnya www.GS1.com. 2.6 RFID RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification. RFID adalah sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card seperti ATM. RFID kini banyak dipakai diberbagai bidang seperti perusahaan, supermarket, rumah sakit bahkan terakhir digunakan dimobil untuk identifikasi penggunaan BBM bersubsidi. Ide untuk membuat artikel muncul ketika beberapa saat yang lalu ada pergantian sistem absensi di tempat saya bekerja dari barcode ke RFID. Proses absen yang semula gesekmenggesek sekarang menjadi tempelmenempel dan bahkan bisa cukup dengan pandang-memandang tanpa harus bersentuhan. Hal ini karena RFID menggunakan sistem radiasi lektromagnetik untuk mengirimkan kode (tag). 1) Sejarah RFID Rintisan tegnologi RFID dimulai saat seorang mata-mata Uni soviet (sekarang=Rusia) menemukan sistem pengiriman gelombang radio melalui informasi audio. Gelombang suara yang menggetarkan diagfragma yang telah dibentuk menjadi Hal.5 sebuah resonator yang memodulasi gelombang radio yang terpantul. Meskipun alat ini bukan sebuah identifikasi namun dianggap sebagai pendahulu teknologi RFID. Selain itu ada juga teknologi transponder IFF yang digunakan oleh tentara inggris pada perang dunia ke-2 untuk mengidentifikasi pesawat sebagai teman atau musuh. Perangkat RFID yang menjadi cikal bakal sistem RFID modern adalah Perangkat Mario Cardullo, karena menggunakan transponder radio pasif dengan memori. Paten dasar Cardullo meliputi penggunaan RF, suara dan cahaya sebagai media transmisi. RFID ditawarkan kepada investor pada tahun 1969 meliputi penggunaan dalam bidang transportasi, perbankan, keamanan dan medis. 2) Prinsip kerja RFID RFID menggunakan sistem identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut TAG dan READER. Saat pemindaian data, READER membaca sinyal yang diberikan oleh RFID TAG. a) RFID TAG Adalah sebuah alat yang melekat pada obyek yang akan diidentifikasi oleh RFID READER. RFID TAG dapat berupa perangkat pasif atau aktif. TAG pasif artinya tanpa battery dan TAG aktif artinya menggunakan battery. TAG pasif lebih banyak digunakan karena murah dan mempunyai ukuran lebih kecil. RFID TAG dapat berupa perangkat readonly yang berarti hanya dapat dibaca saja ataupun perangkat read-write yang berarti dapat dibaca dan ditulis ulang untuk update. RFID TAG mempunyai dua bagian penting, yaitu: - IC atau kepanjangan dari Integrated Circuit, yang berfungsi menyimpan dan memproses informasi, modulasi dan demodulasi sinyal RF, mengambil tegangan DC yang dikirim dari RFID READER melalui induksi, dan beberapa fungsi khusus lainya. - ANTENNA yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal RF. RFID TAG tidak berisi informasi pengguna seperti nama, nomor rekening, NIK atau yang lain. RFID TAG hanya berisi sebuah TAG yang unik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi Informasi mengenai obyek e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 yang terhubung ke tag ini hanya diterdapat pada sistem atau database yang terhubung pada RFID READER. Saat ini RFID TAG bisa dibuat dengan ukuran yang sangat kecil, dan tercatat yang paling kecil adalah RFID TAG buatan HITACHI yang berukuran 0.05mm × 0.05mm. b) RFID READER Adalah merupakan alat pembaca RFID TAG. Ada dua macam RFID READER yaitu READER PASIF (PRAT) dan READER AKTIF (ARPT). READER PASIF memiliki sistem pambaca pasif yang hanya menerima sinya radio dari RFID TAG AKTIF (yang dioperasikan dengan barrety/sumber daya). Jangkauan penerima RFID PASIF bisa mencapai 600 meter. Hal ini memungkinkan aplikasi RFID untuk sistem perlindungan dan pengawasan aset. READER AKTIF memiliki sistem pembaca aktif yang memancarkan sinyal interogator ke TAG dan menerima balasan autentikasi dari TAG. Sinyal interogator ini juga menginduksi TAG dan akhirnya menjadi sinyal DC yang menjadi sumber daya TAG PASIF. III. PEMBAHASAN 3.1 Analisis 3.1.1 Permasalahan Masalah yang akan diangkat dalam penlitian ini adalah munculnya kebutuhan akan layanan mandiri untuk sirkulasi, memiliki keunggulan swalayan, mudah, cepat, tepat dan akurat. Sistem otomasi yang sekarang digunakan oleh perpustakaan tempat penelitian ini belum memiliki fasilitas yang memenuhi criteria itu, sehingga oleh pengembang IT di perpustakaan perlu dicarikan terobosan untuk merancang sendiri mesin peminjaman dan pengembalian mandiri sesuatu dengan kebutuhan yang disebutkan di atas. 3.1.2 Model yang diharapkan Layanan mandiri, yaitu model pelayanan sirkulasi perpustakaan, yang dilayani oleh perangkat berbasis teknologi komputer. Dengan alat ini pemustaka dapat melakukan peminjaman buku dan mengembalikan buku secara mandiri, tanpa dibantu oleh petugas. Hal.6 Perangkat yang dibuat setelah jadi akan menghasilkan mesin swalayan sirkulasi buku, layaknya sebuah ATM, yang dilengkapi dengan media input baik berupa keyboard, barcode maupun rfid, serta perangkat output baik display maupun pencetakan bukti transaksi. 3.1.3 Kebutuhan 1) Hardware a. Server Perangkat server yang dibutuhkan untuk mendukung layanan perpustakaan adalah server yang telah mendukung system otomasi serta sedang berjalan di perpustakaan. b. Client Perangkat komputer dan semua aksesori yang dapat difungsikan sebagai mesin pelayanan mandiri. c. Netware Perangkat yang digunakan untuk meng-koneksikan komputer server dan mesin pelayanan mandiri. 2) Software a. Server Adalah software yang digunakan untuk pelayan aplikasi. Software itu meliputi system operasi, web server, database server dan program aplikasi. b. Client Adalah software yang bejalan di komputer operator (workstation). Software itu terdiri dari system operasi, driver hardware client, data connector dan aplikasi system. c. Netware Adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung jaringan antar komputer. 3.1.4 Perancangan 1. Software a. Sistem Otomasi Otomasi yang digunakan di perpustakaan tempat dilakukan penelitian adalah system otomasi SLIMS (Senayan Library Information Management System). System ini memiliki kelengkapan fasilitas meliputi : OPAC, sirkulasi, bibliografi, keanggotaan, setting system dan laporan. e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 Dari sisi kesiapan otomasi untuk mendukung penelitian telah tersedia di perpustakaan tempat penelitian, serta dapat difungsikan dengan baik. b. Sistem Sirkulasi Mandiri Salah satu fasilitas system otomasi di bidang pelayanan perpustakaan dalah sub system sirkulasi, yaitu bagian dari system yang memiliki fungsi utama untuk melayani peminjaman dan pengembalian buku (bahan pustaka). Sistem otimasi yang berjalan di perpustakaan tempat penelitian adalah system otomasi standar, di mana untuk melakukan pelayanan system dioperasikan oleh petugas. Namun dalam perancangan system dalam penelitian ini peneliti merencanakan penambahan fasilitas tambahan berupa system yang dapat memberikan pelayanan mandiri, di mana akan dibangun sebuah perangkat swalayan bagi pemustaka. Dengan alat ini nantinya pemustaka dapat melakukan peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri, tanpa campur tangan petugas. Perancangan system pelayanan itu sendiri secara khusus telah dilakukan oleh peneliti dalam penelitian sebelumnya yaitu rekayasa system pelayanan mandiri berbasis komputer. c. Sistem Server Server di sini merupakan perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi untuk memberikan layanan kepada banyak pengguna dalam waktu yang sama. Selain perangkat keras, dalam server juga diperlukan perangkat lunak yang mendukung kinerja dan layanannya. System pada server yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan yang digunakan oleh perpustakaan tempat penelitian, yaitu teknologi LAMP, yang merupakan kolaborasi teknologi Linux sebagai system operasi, Apache sebagai web server, MySQL server sebagai pelayan database dan PHP merupakan bahasa pemrograman yang dipakai untuk menyusun aplikasi. Hal.7 1) Linux Linux yang digunakan dalam penelitian ini dalah linux kelompok distribusi Ubuntu. Versi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubuntu server versi 13.10. 2) Apache Apache adalah web server yang digunakan untuk melayani system nantinya. Apache yang digunakan dalam penelitian ini adalah versi 2.2.20. 3) Mysql Sebagai database server digunakan MySQL server versi 5.1.58. 4) PHP Versi PHP yang digunakan dalam penelitian ini adalah PHP versi 5.2. 2. Hardware a. Insfrastruktur Server Server yang digunakan dalam penelitian ini adalah server dengan spesifikasi sebagai berikut : 1) Intel® Xeon® Processor E5-2603 (10M Cache, 1.80 GHz) 2) Intel® C602 Chipset 3) 16GB(8x 2GB) DDR3 1600MHz ECC Reg Memory 4) 250GB SATA 6.0Gb/s 7200RPM 2.5" Enterprise Hard Drive 5) Slim DVD+/-RW Optical Drive(Optional) 6) Built-in Video 7) 8x 2.5" SAS/SATA Hot-Swappable Removable Kit 8) Built-in Quad Gigabit LAN & 1x IPMI LAN 9) 700W 1U ATX PFC Redundant 80 Plus Gold Power Supply Fisik mesin server yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 3.1.4.1. Gambar 3.1.4.1 Fisik server yang digunakan e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 b. Insfrastruktur Client 1) PC PC adalah personal computer yang digunakan sebagai client (workstation), yang nantinya akan difungsikan sebagai mesin pelayan sirkulasi. Spesifikasi PC yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Hal.8 2) Barcode Barcode adalah kode bar atau kode garis-garis yang secara standar dapat mewakili karakter digital. Ada beberapa jenis barcode dan dalam penelitian ini digunakan barcode jenis code128. ================ Processor: Intel Dula Core 2.9 Ghz Chipset: Intel Memory: 2 GB DDR3 Hard Disk: 500GB SATA (7200rpm) Operating System: Windows 7 Monitor: 21.5 inch LED Optical Drive: Integrated DVD reader/writer Connectivity: 802.11b/g/n Wi-Fi, 10/100/1000M LAN Bluetooth® 2.1 optional Ports / Slots: 4xUSB2.0; 2x USB3.0 (optional), 6 in 1 (SD, SDHC, SDXC,MMC, MS, MS-Pro) Multi-card reader, headphone, mic, HDMI ================ Gambar 3.1.4.2 Fisik PC yang digunakan Gambar 3.1.4.3 Model barcode Code128 3) Barcode reader Barcode reader adalah alat yang dapat digunakan untuk membaca barcode dan kemudian menghasilkan karakter digital. Karakter digital yang dihasilkan diinputkan otomatis ke dalam komputer. Barcode reader ada berbagai macam dan dalam penelitian ini digunakan barcode reader dengan spesifikasi sebagai berikut : Type Width Depth Height Weight Barcode interface type Minimum bar width Scan field width Scan Element Type Light source wave length Scan Mode Scan Speed Max Working Distance Skew (degrees) Pitch (degrees) Print Contrast Signal (PCS) Decode Capability TTL Decoding Laser barcode scanner-desktopstationary 8cm 10.5cm 15cm 0.4kgs USB 5.2 mil 6-10.5cm Visible laser diode 650mm Single -pass 1200 line/ sec 25cm 60 60 35% Code39,Code39FullAXCii,EAN/JAN8,EAN/JAN-13,HPC-A,UPCE,Codabar,Code128,Code 11,Inter leaved 2 of 5,MSI-Plessey, ITF Decoded e-Journal Gema Pustakawan (2013) Connectivity Technology OK Notification Interface Cables Included Operating Temperature Humidity Range Operating Drop Specification ISSN: 2338-2171 Wired Beeper, LED indicator 1*USB-44 PIN USB Type A 1*USB cable 0-40°C 5-95% 1m Hal.9 5) RFID Reader Sebagai alat untuk membaca data diri pemegang KTM dengan RFID, digunakan RFID Reader. Ada beberapa model RFID Reader yang tersedia di pasaran. Dalam penelitian ini digunakan RFID Reader Contactless Reader ACR120. Fisik barcode reader itu adalah seperti diperlihatkan oleh gambar 3.1.4.4. Gambar 3.1.4.6 3.1.4. RFID Reader Contactless Reader ACR120 Gambar 3.1.4.4 3.1.4. Fisik server yang digunakan 4) RFID Tag RFID Tag adalah perangkat berbentuk chips yang dilengkapi dengan teknologi radio yang dapat menyimpan dan memberikian data kepada alat pembaca RFID. RFID tag yang digunakan dalam penelitian ini adalah RFID tag yang telah terpasang di Kartu Mahasiswa Universitas Unive Riau, yang di dalamnya menyimpan informasi identifikasi mahasiswa yang bersangkutan dengan menggunakan NIM sebagai identifikator utama. 6) Keyboard Keyboard sebagai alat input yang digunakan dalam pembuatan mesin peminjaman dan pengembalian mandiri adalah keyboard standar Amerika. 7) Printer Printer dalam mesin pelayanan mandiri ini adalah printer yang nantinya akan digunakan untuk mencetak bukti transaksi berbentuk struk. adala Jenis printer yang digunakan adalah standar struk printer, Epson TMT88 V Thermal Receipt Printer dengan spesifikasi : • Fastt and versatile printing up to • • Industry-first first true printing of graphics • Best-in-class class reliability with a MCBF of 70 million lines Dual interfaces standard including built-in USB plus one UIB interface • Gambar 3.1.4.5 3.1.4. KTM Universitas Riau yang telah memiliki RFID Tag 300mm/second Same fast print speed for both text and graphics grayscale • Ease-of-use use features including drop-in in paper loading, autocutter and status LEDs • OS support for Microsoft® Windows 7, Vista, XP, 2000; Mac OS X v10.4, v10.5, v10.6 (Power PC/Intel Processor) and Linux e-Journal Gema Pustakawan (2013) • • ISSN: 2338-2171 Low power consumption, ENERGY STAR qualified Handles 80 or 58mm paper roll sizes Gambar 3.1.4.7 EPSON TMT88 V Thermal Receipt Printer c. Netware 1) Perangkat a) Router Router di sini digunakan untuk menghubungkan jaringan server dengan jaringan client yang memiliki segmen jaringan berbeda. Router yang digunakan dalam penelitian ini adalah PC Router, yaitu komputer yang difungsikan sebagai router menggunakan system operasi khusus router, yaitu Clear OS. Gambar 3.1.4.7 PC Router dengan ClearOS b) Switch Switch yang digunakan dalam penelitian ini adalah switch standar port RJ-45 dengan kecepatan 100 Mbps. Untuk memenuhi kebutuhan jaringan digunakan switch dengan Hal.10 jumlah port minimal 4 port. Dalam penelitian ini digunakan switch 8 port. c) Cable UTP Kabel UTP untuk jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kabel UTP Cat-6. Kabel UTP jenis ini memiliki kelebihan dilay data yang mendekati nol, juga jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk satu segmen kabel dapat mencapai 100 meter, sehingga kecepatan dan kapasitas data lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Cat -5 yang biasa digunakan dalam pembangunan jaringan komputer di instansi tempat penelitian. 2) Skema Jaringan Gambar 3.1.4.8 Skema jaringan minimal client - server 3.1.5 Hasil Rancang Bangun Secara umum dapat digambarkan bahwa hasil penelitian ini secara fisik adalah sebuam mesin peminjaman mandiri dan mesin pengembalian mandiri bahan pustaka di perpustakaan. Satu paket mesin pelayanan mandiri itu terdiri dari sebuah PC, dilengkapi dengan fasilitas barcode reader, RFID reader, keyboard, touchscreen, struk printer dan jaringan ke server dengan alamat terkunci yaitu hanya untuk mengakses interface pelayanan mandiri. Sebagai sentuhan akhir mesin, dibangun casing khusus berbahan kayu dan diberikan finishing pewarnaan menggunakan sticker. e-Journal Gema Pustakawan (2013) ISSN: 2338-2171 Hal.11 Negeri dan Kedinasan di Jakarta, http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/vie w/6854/0, Bogor, IPB Zudva Widiaranma Putri, 2012. Studi Perbedaan Kualitas Layanan Antara Pusat Jasa Perpustakaan Dan Informasi Dengan Pusat Deposit Bahan Pustaka Di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Perpusnas http://rumahbarcode.com/index.php/news Gambar 3.1.4.9 Bentuk fisik mesin pelayanan mandiri DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh, 2005. Pendayagunaan Layanan Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi, Jurnal Pustakawan Indonesia Vol. 4 No.2. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2 9743. Bogor, IPB Ayu Bakti Utami, Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Bagi Kalangan Remaja (Studi Tentang Motivasi Pemanfaatan Layanan Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur), http://journal.unair.ac.id/filerPDF/PEMANFA ATAN%20LAYANAN%20PERPUSTAKAA N_Ayu%20Bakti.pdf, Surabaya, 2012 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2007. Undang-undang No. 43 Th 2007 tentang Perpustakaan, Jakarta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2002. Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011. Standar Nasional Indonesia(SNI) Bidang Perpustakaan. Jakarta Ruri Sunary, 2012. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/618/jbptuni kompp-gdl-rurisunary-30892-10-unikom_ri.pdf, Bandung Sulistyo Basuki, 2012. Pemustakaan Teknologi Informasi Di Perpustakaan Perguruan Tinggi