PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Laporan Tahunan Annual Report Mengayunkan Langkah Emas Menjadi Yang Terbaik Dalam Era Infrastruktur Taking the golden step to be the best in the infrastructure era Daftar Isi Contents Visi & Misi 2 Vision & Mission Ikhtisar Keuangan 10 Financial Highlights Penghargaan dan Sertifikasi 15 Awards and Certification Peristiwa Penting 16 Significant Events Laporan Dewan Komisaris 20 The Board of Commissioner’s Report Laporan Direksi 28 The Board of Director’s Report Profil Perusahaan 42 Company Profile Analisis dan Pembahasan Manajemen 76 Management’s Discussion and Analysis Tata Kelola Perusahaan 100 Good Corporate Governance Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 158 Corporate Social Responsibility Pernyataan Dewan Komisaris dan 164 Statement of the Board of Direksi Commissioners and the Board of Directors Laporan Keuangan 165 Financial Statement Mengayunkan Langkah Emas A Golden Step Di penghujung tahun 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/ Perseroan) semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di bidang enjiniring, pengadaan dan konstruksi di Indonesia dan di Asia Tenggara, dengan membukukan hasil usaha memuaskan di tahun 2009, setahun menjelang usia emas yang ke 50 tahun, pada tahun 2010. At the close of 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/ the Company) solidified its position as one of the premier engineering, procurement and construction companies in Indonesia and in South East Asia, by achieving significant results of operations for financial year 2009, a year prior to its golden 50 years of age in 2010. Upaya untuk mencapai kinerja excellent dilakukan oleh seluruh jajaran WIKA secara terintegrasi dan sinergis, baik antar unit kerja maupun antara Perusahaan Induk dengan Anak Perusahaan. Segenap upaya ini didasari oleh keyakinan dan semakin terwujudnya nilai-nilai Perseroan ke dalam perilaku segenap insan WIKA, serta berperannya para pimpinan Perseroan sebagai panutan atau role model. Dari tujuh nilai-nilai Perusahaan, yaitu CIBERTI (Commitment, Integrity, Balance, Excellence, Relationship, Teamwork dan Innovation) dapat disarikan ke dalam 2 nilai yang terus menerus didorong untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan perusahaan yang sehat dan berkelanjutan, yaitu : Integritas dan Inovasi. Integritas dikawal melalui implementasi Good Corporate Governance (GCG), sementara Inovasi terus ditumbuhkan dan digalakkan melalui pengelolaan Knowledge Management. Efforts to excell in performance are carried out by the rankand-file of WIKA through integration and synergy, whether among working units or between the holding company and its subsidiaries. All of these efforts are grounded upon the core beliefs and values of the Company, inherent within each and every WIKA individual, and manifested in the leadeship of the Company as role models. From the seven core values of the Company, CIBERTI, which stands for Commitment, Integrity, Balance, Excellence, Relationship, Teamwork and Innovation - two overriding values sum up the main engine that propel the sound and sustainable growth of the Company, namely: Integrity and Innovation. Integrity is ushered in through Good Corporate Governance (GCG), whereas Innovation isº nurtured and grown continuously through Knowledge Management. Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap Muara Karang 740 MW 740 MW Muara Karang Gas Fired Combined Cycle Power Plant Inovasi terus ditumbuhkan dan digalakkan melalui pengelolaan Knowledge Management. Corporate Governance (GCG), whereas Innovation isº nurtured and grown continuously through Knowledge Management. Untuk memastikan pencapaian kinerja excellence Perseroan, maka sasaran usaha pada enam perspektif sesuai Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, diterjemahkan ke dalam Key Performance Indicator (KPI) dan diturunkan ke setiap unit kerja. Hasil pencapaian pada setiap unit kerja sampai dengan integrasinya di perusahaan induk, dipantau setiap bulan. Sehingga bilamana terjadi penyimpangan, tindak lanjut segera dapat diupayakan agar sasaran tetap bisa dicapai. To ensure excellence in performance, the Company’s business objectives, as viewed through the six different perspectives of the Malcolm Baldrige criteria, are transformed into Key Performance Indicators (KPIs) and attached to each working unit. The performance outcome of each operating unit, along with it integration with the holding company, is observed on a monthly basis. Thus, whenever a deviation occurs, counter measures are taken to get us back on track, in sight of our goals. Memasuki tahun 2010 berarti berhadapan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan yang tidak lebih ringan. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi yang baru, yaitu Visi 2020 untuk menjadi salah satu Perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi yang terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini akan dapat memberi arah kepada segenap jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan. As we enter 2010 in the face of ever-increasing challenges and changing landscapes, WIKA has set it sights upon a more ambitious goal and a new vision: The 2020 Vison of becoming one of the best Integrated EPC and Investment Companies in South East Asia. WIKA believes that its vision provides a clear goal and direction for every WIKA business to aspire to, while achieving more sound, optimum and sustainable growth. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 1 VISI 2020 Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara MISI • Menyediakan Produkproduk Energi, Industri & Infrastruktur Terpadu yang Unggul • Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama • Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan memelihara Keberlanjutan Perusahaan • Ekspansi Strategis ke Luar Negeri • Mengimplementasikan “Best Practices” dalam Sistem Manajemen Terpadu Menjadi salah satu perusahaan yang terbaik di Asia Tenggara di bidang EPC & Investasi. WIKA memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi, dengan tetap fokus pada bisnis yang berkaitan dengan core business WIKA melalui strategi integrasi vertikal (backward & forward integration), sehingga dapat memberikan total solution dalam bisnis. 2 VISION 2020 To be one of the best integrated Engineering, Procurement and Construction (EPC) and Investment Companies in South East Asia MISSION • Providing Excellent Integrated Product in Energy, Industry & Infrastructure • Fulfil Key Stakeholders Expectation • Implementing Business Ethics to promote Good Corporate Citizen and Company Sustainability • Strategic overseas expansion • Implementing “Best Practice” Integrated Management System To be one of the best companies in Southeast Asia engaged in EPC & Investment. WIKA has diversified lines of business, which focus on activities that are related to the core business of WIKA through a vertically integrated strategy (backward & forward integration), providing total solutions in business. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. “One of the best” “Integrated” a. Integrated, memiliki kemampuan untuk memberikan jasa secara total, mulai dari perancangan, pengadaan, konstruksi, pengoperasian & pemeliharaan termasuk pendanaan melalui sinergi WIKA Group. b. Excellent Product, memberikan jaminan bahwa produk yang diserahkan kepada pelanggan adalah memenuhi kinerja dan persyaratan sesuai kesepakatan. a. Integrated, has the ability to provide total solution in its services, from engineering design to procurement, construction, operation & maintenance, and including financing through the synergy of the WIKA Group. a. Excellent Product, provide assurance that the products it delivers to customers meet the expected performance and requirement. c. Key Stakeholders, memenuhi harapan Pemangku Kepentingan Utama yang meliputi Pelanggan, Pemegang Saham, Karyawan dan Mitra Kerja WIKA. b. Key Stakeholders, meeting the expectations of Stakeholders comprising Customers, Shareholders, Employees and Business Partners. d. Business Ethics, mengaplikasikan Etika Bisnis sesuai prinsip dan norma GCG, yaitu kewajaran, transparansi dan akuntabilitas. c. Business Ethics, implementing business ethics in accordance the principles and norms of GCG, namely fairness, transparency and accountability. e. Best Practice, mengaplikasikan sistem manajemen yang sudah teruji dan diakui keandalannya, seperti misalnya ISO 9001 & 14001 untuk Sistem Pengendalian Mutu dan Lingkungan, OHSAS 18001 untuk Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja. d. Best Practice, implementing a management system that is time tested and validated for reliability, such as ISO 9001 & 14001 for Quality Assurance System and Environmental Management, OHSAS 18001 for Occupational Health and Safety system. f. Strategic Overseas Expansion, pengembangan pasar luar negeri dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pasar strategis yang memberikan keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara lain. e. Strategic Overseas Expansion, developing international markets in stages, starting from the strategic market that offers comparative advantage over other countries. g. Integrated Management System, mengaplikasikan Sistem Manajemen WIKA yang terdiri atas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Risiko, Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Pengamanan dan Sistem Manajemen Lingkungan secara terintegrasi. f. Integrated Management System, integrated implementation of management systems that consist of Occupational Health and Safety Management System, Risk Management Sytem, Quality Assurance System, Security Management System and Environmental Management System. Jembatan Suromadu, Jawa Timur 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 3 Nilai-Nilai WIKA WIKA’s Values Commitment Berbuat sesuai kesepakatan dan janji Commitment Delivering the promise Innovation Selalu mencari sesuatu yang lebih baik Innovation Bringing new things forward Balance Menjaga keseimbangan semua aspek Balance Maintaining balance in every aspect Excellence Memberikan hasil lebih baik Excellence Giving the best result Relationship Hubungan kemitraan yang baik untuk para pihak Relationship Partnership that benefits all Team Work Sinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja Team Work Synergy and collaboration between business units Integrity Keutuhan dan ketulusan yang meliputi keadilan, tanggung jawab, transparansi, dan kejujuran Integrity Integrity and sincerity consisting of fairness, responsibility, transparency, and honesty Jalan dan Jembatan USAID, Nanggroe Aceh Darusalam USAID Road and Bridge, Nanggroe Aceh Darussalam 4 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kebijakan Sistem Manajemen WIKA Pimpinan dan seluruh karyawan WIKA berkomitmen untuk menerapkan dan mengembangkan: 1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Sistem Manajemen Risiko 3. Sistem Manajemen Mutu 4. Sistem Manajemen Pengamanan 5. Sistem Manajemen Lingkungan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan. Dalam mencapai pertumbuhan laba dan usaha yang sehat dengan menghasilkan produk jasa enjiniring, procurement dan konstruksi yang ekselen, berdaya saing dan memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dan semua pihak yang berkepentingan. Kebijakan tersebut akan ditingkatkan secara berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku. Policies of WIKA Management System Management and staff of WIKA commit to implement and develop: 1. Health and Safety Management System in order to prevent accidents and diseases as a result of work 2. Risk Management System 3. Quality Management System 4. Security Management System 5. Environmental Management System, in order to prevent and recover the environment as a result to pollution. To achieve profit and healthy growth and produce excellent Engineering and Construction services, competent and fulfil the expectation and satisfaction of the customers and all parties having interest. The policy shall be continually improved based on the principles of Good Corporate Governance (GCG), laws and other regulation. Paradigma Bisnis WIKA • Perubahan adalah tuntutan • Pasar mendasari pengembangan bisnis WIKA • Pelanggan adalah sumber penghasilan • Kepemimpinan mendorong kinerja ekselen • Pengetahuan dan kompetensi adalah aset andalan WIKA • Setiap aktivitas wajib memberikan nilai tambah • Kecepatan sangat esensial • Teknologi menjadi pendorong produktivitas WIKA’s Business Paradigm • Change is a rule • Market drives WIKA business development • Customers are sources of revenue • Leadership encourages excellence performance • Knowledge and competencies are WIKA’s assets • All activities shall yield added value • Speed is very essential • Technology boosts productivity 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 5 Road Map to WIKA 2010 Construction Subsidiaries WIKA 2002 National Construction Company WIKA 2002 WIKA 2002 Road Map to WIKA 2010 disusun pada tahun 2002, berupa pandangan ke depan dimana setiap periode memiliki tahap-tahap pencapaian tersendiri, dan merupakan tonggak sejarah (milestone) Perseroan. Pada tahun 2002, Perseoan mengawali Road Map to WIKA 2010 sebagai perusahaan dengan bisnis inti konstruksi skala nasional dan memiliki anak-anak perusahaan yaitu: PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya Realty, dan PT Wijaya Karya Intrade serta perusahaan afiliasi PT WIKA-NGK Insulator, dan mencanangkan bisnis EPC untuk jangka pendeknya. The Road Map to WIKA 2010 was drawn in 2002, a forward vision in which each period represents stages of development and milestones for the Company. In 2002, the Company embarked on the Road Map to 2010 as a national-scale company with a core business of construction, and a host of subsidiary companies, namely: PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya Realty and PT Wijaya Karya Intrade as well as an affiliate company, PT WIKA-NGK Insulator; and set a target to become an EPC company over the short term. Construction C EP es ari idi bs Su WIKA 2003-2004 Towards National EPC Company 6 WIKA 2003-2004 WIKA 2003-2004 Periode 2003-2004, merupakan tonggak sejarah kedua yang ditandai dengan perolehan proyek Petrochemical TPPI di Tuban. Pada periode ini WIKA mulai melakukan transformasi bisnis dari sebuah perusahaan kontraktor nasional menuju perusahaan EPC, dengan semakin mengandalkan sinergi antara Perseroan dengan Anak Perusahaan. Pada tahap ini dicanangkan ruang lingkup bisnis merambah ke luar negeri. The 2003-2004 period, became the second milestone that was marked by winning the TPPI Petrochemicals project in Tuban, During this period WIKA began its transformation from a national construction company towards an EPC company that relies increasingly on the synergies between the Company and its Subsidiaries. At this stage, plans are drawn to broaden the scope of business to international markets. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. EPC ari idi Su bs al on ati ion ern ct Int nstru Co WIKA 2005-2007 Go International es Construction WIKA 2005-2007 WIKA 2005-2007 Tonggak sejarah ketiga terjadi pada periode tahun 20052007, saat itu WIKA melakukan restrukturisasi usaha dengan menawarkan 35 persen saham kepada publik melalui Initial Public Offering (IPO). Seiring dengan kegiatannya sebagai perusahaan terbuka, WIKA terus melangkah menembus pasar konstruksi internasional dengan mengerjakan berbagai proyek di luar negeri, di Uni Emirat Arab (Dubai) dan Aljazair. Kekuatan kompetensi sumber daya manusia WIKA dipadu dengan perbaikan kinerja keuangan Perseroan membuat WIKA semakin mantap melangkah ke depan. Setelah berhasi IPO langkah strategis selanjutnya adalah memasuki bisnis investasi untuk memperkuat sisi pendapatan dan laba. The third milestone took place in the 2005-2007 period, in which WIKA undertook a business restructuring through an Intial Public Offering of 35 per cent of its shares. In line with its activities as a publicly listed company, WIKA continued to move forward and entered the international construction market by working on several projects overseas, in the United Arab Emirates (Dubai) and Algeria. Combining the strength of WIKA’s competent human resources and the Company’s improved financial performance had made WIKA more confident to step forward. Following the success of its IPO, the next step was to enter into the investment business in order to strengthen both sales revenue and profitability. EPC WIKA 2008-2010 Towards EPC and Investment Company al on ati ion ern ct Int nstru Co Inv Su estm bs idi ent/ ari es Construction WIKA 2008-2010 WIKA 2008-2010 Pada tonggak sejarah keempat di periode 2008-2010 yang merupakan tahapan terakhir dari Road Map WIKA 2010, hampir seluruh bidang usaha konstruksi WIKA telah mengarah kepada kegiatan perusahaan EPC, baik di bidang konstruksi sipil umum, bangunan gedung, maupun di bidang mekanikal. Prospek usaha di bidang konstruksi dengan pola Public Private Partnership sebagai kontraktor EPC, Design and Build dan Turnkey Project menjadi peluang bagi WIKA untuk mempertajam dan memantapkan transformasi bisnisnya sebagai kontraktor EPC yang berbasis investasi. Pada tahap ini WIKA telah masuk pada bisnis investasi di jalan tol dan pembangkit listrik (IPP). Hal ini memberikan keyakinan kepada WIKA untuk mempersiapkan visi lanjutan Perseroan yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi terbaik di Asia Tenggara. During the fourth milestone in the period of 2008-2010, which was the last stage of the Road Map to WIKA 2010, as virtually all of WIKA’s construction businesses were aimed at the activities of an EPC company, whether in public works construction, building construction, or mechanical works. Meanwhile, unfolding new prospects in the construction business that relies on Public Private Partnership for the EPC contractor, Design and Build and Turnkey Project have become an opportunity for WIKA to sharpen and accelarate its business transformation into being an investment-based EPC contractor. At this stage of its evolution, WIKA has entered into the investment business by investing in a toll road and a power plant (IPP). The initiatives emboldened WIKA to prepare for the continuing vision of the Company, Vision 2020, to become one of the best EPC and Investment companies in South East Asia. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 7 Open Traffic East-West Motorway Project, Algeria Operasi Internasional International Operation Pabrik WIKA Beton, Algeria WIKA Beton Factory, Algeria Peresmian Open Traffic, Aljazair Open Traffic Ceremony, Algeria 8 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Prestasi WIKA di Aljazair Dalam upayanya untuk terus maju dan berkembang, Perseroan memperluas jangkauan operasinya ke manca negara. Dalam pembangunan Proyek East West Motorway sepanjang 1.200 kilometer di Aljazair, Afrika Utara, WIKA berperan sebagai subkontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang (COJAAL) yang dipimpin oleh Kajima Corporation. WIKA mengirimkan tidak kurang dari 1.000 pekerja Indonesia untuk proyek ini. WIKA’s Achievement in Algeria In its never ending efforts to advance and evolve, the Company expanded its operations overseas. In the development of the 1,200-kilometer East West Motorway project in Algeria, North Africa, WIKA was appointed as a subcontractor by the Japanese consortium of contractors (COJAAL) led by Kajima Corporation. WIKA deployed no less than 1000 Indonesian workers for the project. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 9 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Dalam Juta Rupiah Necara Keuangan Aset Lancar Investasi pada Perusahaan Asosiasi Aset Tetap Aset Tidak Lancar Lainnya (in Million Rupiah) 2005 2006 2007 2008 2009 1,700,320 2,246,164 3,687,320 5,229,930 4,962,530 Current Assets 2,023 1,708 1,708 19,709 121,509 Investment in Associates 213,729 232,092 245,501 335,878 332,207 Fixed Assets 181,859 175,178 198,535 185,907 284,368 Other Non Current Assets Total Aset 2,097,931 2,655,142 4,133,064 5,771,424 5,700,614 Total Assets Kewajiban Lancar 1,331,080 1,850,445 2,231,957 3,620,587 3,435,525 Current Liabilities Kewajiban Tidak Lancar Total Kewajiban Hak Kepemilikan Minoritas Ekuitas 387,140 347,434 544,948 683,440 629,374 Non Current Liabilities 1,718,220 2,197,879 2,776,904 4,304,027 4,064,899 Total Liabilities 50,328 55,005 64,947 82,756 102,774 Minority Interest 329,383 402,258 1,291,212 1,384,641 1,532,941 Equity 2,097,931 2,655,142 4,133,064 5,771,424 5,700,614 Total Liabilities and Equity 2,601,509 3,049,427 4,284,581 6,559,077 6,590,857 Net Sales (2,396,359) (2,803,582) (3,925,624) (6,113,047) (5,967,732) Cost of Sales 205,150 245,845 358,957 446,030 623,125 Gross Profit Before Income Portion From JO Project 29,344 (7,606) 17,349 (3,099) 22,608 Profit (Loss) JO Project Laba Kotor Setelah Bagian Laba Proyek KSO 234,494 238,239 376,306 442,931 Beban Usaha (99,305) (114,475) (135,694) (155,001) (160,782) Operating Expenses Laba Usaha 135,189 123,764 240,612 287,930 484,951 Operating Income Beban Bunga Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Laporan Laba Rugi Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Sebelum Bagian Laba Proyek KSO Laba (Rugi) Proyek KSO Income Statement 645,733 Gross Profit After Income Portion From JO Project (58,407) (53,376) (51,044) (44,024) (51,764) Interest Expenses Pendapatan/Beban lain-lain 19,180 64,827 (1,620) 12,509 (85,078) Other Income (Expenses) Laba Sebelum Pajak Penghasilan 95,962 135,215 187,948 256,415 348,109 Profit Before Income Tax (18,145) (33,216) (40,352) (72,727) (37,459) Current Tax 0 0 0 0 (123,866) Final Tax 475 3,494 (3,973) (9,035) 19,740 Deferred Tax Laba Bersih Sebelum Hak Minoritas Anak Perusahaan 78,292 105,493 143,623 174,653 206,524 Net Income Before Minority Interest Hak Minoritas Atas Laba Anak Perusahaan (9,910) (11,596) (14,484) (18,619) (17,302) Minority Interest In Net Income of Subsidiaries Laba Bersih 68,382 93,897 129,139 156,034 189,222 Net Income 983.588 1,350.595 45.09 26.75 33.37 Earning per share ( in rupiah) Pajak Kini Pajak Final Jasa Konstruksi Pajak Tangguhan Laba Bersih Per Saham Dasar 10 Balance Sheet Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Dalam Persentase (in Percentage) Rasio Keuangan 2005 2006 2007 2008 2009 Financial Ratio Profitability Profitabilitas 20.76 23.34 10.00 11.27 12.34 Return on Equity Imbal Investasi Imbal Hasil Terhadap Ekuitas 7.36 7.10 5.78 5.21 7.19 Return on Investment Imbal Hasil Terhadap Total Assets 3.26 3.54 3.12 2.70 3.32 Return on Assets 14.62 18.50 61.15 29.04 35.25 Cash Ratio Rasio Lancar 127.74 121.39 165.21 144.45 144.45 Current Ratio Rasio Cepat 100.35 103.90 144.40 107.16 114.05 Quick Ratio Liquidity Likuiditas Rasio Kas Activity Aktivitas Perputaran Piutang Perputaran Asset 49.84 59.74 51.05 57.82 48.30 Collection Period 1.24 1.15 1.04 1.14 1.16 Total Assets Turn Over Capital Structure Struktur Modal Kerja Rasio Total Kewajiban Terhadap Ekuitas 521.65 546.39 215.06 310.84 265.17 Debt To Equity Ratio Rasio Total Kewajiban Terhadap Aktiva 81.90 82.78 67.19 74.57 71.31 Debt To Total Assets Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 15.70 15.15 31.24 23.99 26.89 Total Equity to Total Assets Margin Marjin Margin Laba Kotor 9.01 7.81 8.78 6.75 9.80 Gross Income Margin Margin Laba Usaha 5.20 4.06 5.62 4.39 7.36 Operating Income Margin Margin Laba Bersih 2.63 3.08 3.01 2.38 2.87 Net Income Margin Growth Pertumbuhan Penjualan 5.06 17.22 40.50 53.09 0.48 Sales Laba Usaha 2.61 (8.45) 94.41 19.67 68.43 Operating Income Laba Bersih (4.66) 37.31 37.53 20.83 21.27 Net Income Ekuitas 12.67 22.12 220.99 7.24 10.71 Equity 8.63 26.56 55.66 39.64 (1.23) Total Assets Total Aktiva Penjualan Bersih/Net Sales Laba Usaha/Operating Income 484,951 6,559,077 6,590,857 4,284,581 2,601,509 287,930 240,612 3,049,427 135,189 2005 2006 2007 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) 2008 2009 2005 123,764 2006 2007 2008 2009 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 11 Laba Bersih /Net Income Total Aset/Total Assets 5,771,424 189,222 5,700,613 156,034 4,133,064 129,139 93,897 2,655,142 2,097,931 68,382 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) 2007 2008 2009 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) Total Kewajiban /Total Liability Ekuitas/Equity 4,304,027 1,532,941 4,064,899 1,291,212 1,384,641 2,776,904 2,197,879 1,718,220 329,383 2005 2006 2007 2008 2009 2005 402,258 2006 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) 2008 2009 (dalam juta Rupiah/in million Rupiah) Imbal Hasil Terhadap Ekuitas/Return on Equity Kewajiban Terhadap Ekuitas/Debt Equity Ratio 521.65 2007 23.34 546.39 20.76 310.84 10.00 265.17 11.27 12.34 215.06 2005 2006 2007 2008 2009 2005 (dalam persentase/in percentage) 12 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2006 2007 2008 2009 (dalam persentase/in percentage) Kinerja Saham Share Performance Sepanjang tahun 2009, harga saham Perseroan tertinggi adalah Rp380 dan terendah Rp200. Sejak IPO hingga laporan ini dibuat, Perseroan telah melakukan corporate action, berupa pembelian kembali saham (share buyback). Throughout 2009, the highest share price of the Company reached Rp380 and the lowest was Rp200. Since the IPO up to the publication of this report, the Company had undertaken the corporate action of a share buyback. Pembelian kembali saham tersebut dilakukan sesuai Peraturan Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Peraturan No.XI.B.3 tanggal 9 Oktober 2009 tentang pembelian kembali saham emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang berpotensi krisis. Sesuai dengan peraturan tersebut, maka pembelian saham kembali dilakukan paling lama tiga bulan. The share buyback was undertaken in accordance with the regulation of Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Regulation No.XI.B.3 dated 9 October 2009 regarding share buyback of listed companies under market conditions that face a potential crisis. According to the regulation, the share buyback could be undertaken over interval periods of three months. Pembelian kembali saham ini dilakukan dalam dua tahap atau dalam kurun waktu enam bulan dari tanggal 13 Oktober 2008 sampai 22 Mei 2009. Tahap I dimulai pada 13 Oktober 2008 dan berakhir pada 13 Januari 2009. Setelah itu Tahap II dimulai dari 23 Pebruari 2009 dan berakhir pada 22 Mei 2009. The share buyback was competed in two phases over a sixmonth period from 13 October 2008 to 22 May 2009. The first phase began in 13 October 2008 and ended in 13 January 2009. Then the second phase started in 23 February 2009 and ended in 22 May 2009. Pergerakan Harga dan Volume Saham 2008 dan 2009 Share Price and Trading Volume Movement in 2008 and 2009 Volume/Volume Harga/Price Harga Saham Perseroan tahun 2008 dan 2009 Company Share Price during 2008 and 2009 Periode 2008 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2009 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Tertinggi Highest Terendah Lowest Penutupan Closing Volume Transaksi Transaction Volume 570 400 385 220 360 315 265 163 400 355 265 220 14.090.255 15.366.613 14.226.706 33.342.237 230 365 380 350 200 220 335 305 220 335 350 325 11.750.797 36.188.855 15.876.958 5.654.951 Period 2008 1st Quarter 2nd Quarter 3rd Quarter 4th Quarter 2009 1st Quarter 2nd Quarter 3rd Quarter 4th Quarter 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 13 Pemegang Saham/Shareholders Pemegang Saham Shareholders Jumlah (Lembar) Number of shares Persentase Percentage Class A Dwi Warna Class B Dwi Warna 1 3,999,999,999 0.0% 68.4% Publik/Public 1,846,367,500 31.6% Komposisi Kepemilikan Saham/Shareholder’s Composition Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh biro administrasi efek PT Datindo Entrycom, sesuai surat No. DE/I/10-0147 tanggal 8 Januari 2010, adalah sebagai berikut: Shareholders composition as of 31 December 2009 based on the register of the shares registrar, PT Datindo Entrycom, pursuant to Letter No. DE/I/10-0147 of 8 January 2010, were as follows: Pemegang Saham Jumlah Saham Number of shares Kepemilikan (%) Ownerships (%) Shareholders Investor Domestik Domestic Investors Pemerintah Republik Indonesia 4.000.000.000 68,41855 Government of the Republic of Indonesia Perorangan Indonesia 843.606.500 14,42958 Indonesian Individuals Karyawan Lokal 173.971.000 2,97571 Local Employee Koperasi 19.436.500 0,33245 Cooperatives Yayasan 22.949.500 0,39254 Non-Profit Organization 179.914.500 3,07737 Pension Funds 70.262.500 1,20181 Insurance Companies 230.000 0,00393 Banks Dana Pensiun Asuransi Bank Perseroan Terbatas 256.939.500 4,39486 Company Limited Reksadana 175.124.500 2,99544 Mutual Funds 5.742.434.500 98,22224 Subtotal 3.790.000 0,06483 Foreign Individuals Subtotal Investor Asing Foreign Investors Perorangan Asing Badan Usaha Asing 100.143.000 1.71291 Foreign Businesses Subtotal 103.933.000 1,77774 Subtotal 5.846.367.500 100,00000 Total Total Komposisi Kepemilikan Saham Komisaris dan Direksi Pemegang Saham Shareholders Share Ownership Composition of Commissioners and Directors Jabatan Position Jumlah Saham Number of Shares Kepemilikan Ownership (%) 1.013.500 0,02 Dewan Komisaris Board of Commissioners Agoes Widjanarko Komisaris Utama/ President Commissioner Amanah Abdulkadir Komisaris Independen/ Independent Commissioner - - Dadi Pratjipto Komisaris Independen/ Independent Commissioner - - Soepomo Komisaris/ Commissioner 912.000 0.02 Pontas Tambunan Komisaris/ Commissioner 1.865.000 0,03 - - Direksi Board of Directors Bintang Perbowo 14 Direktur Utama/ President Director Ganda Kusuma Direktur Keuangan/ Director of Finance 793.000 0,01 Budi Harto Direktur Operasi I/ Director of Operation I 904.000 0,02 Slamet Maryono Direktur Operasi II/ Director of Operation II 4.742.000 0,08 Tonny Warsono Direktur SDM dan Pengembangan/ Director of Human Capital and Business Development 4.742.000 0,08 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications • BNSP Competency Award (BNSP-CA) 2009 Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), 22 December 2009 • SNI ISO 9001:2008 Qulity Management System SUCOFINDO, 28 May 2009 • Nominee of Investment Award 2009 BKPM & Business Indonesia, 9 December 2009 • Best of The Best for Portal Management of State Owned Enterprise Ministry Ministry of State Owned Enterprise , 7 October 2009 • The Best Management of Public Portal Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009 • The 3rd Best management of EIS Portal Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009 • Corporate Technology Achievement Award The First Rank (Gold) PII, 28 July 2009 • ISO 14001:2004/SNI 19-14001: 2005 Enviromental Management System SUCOFINDO, 28 May 2009 • OHSAS 18001:2007 Occupational Health & Safety Management System SUCOFINDO, 28 May 2009 • Investor Award 2009 The first Rank for Property and Construction Chategory Investor Magazine, 29 April 2009 • Parson Infrastructure & Technology Certificate Association Safety implementation in Aceh Road project USAID, 4 October 2009 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 15 Peristiwa Penting 2009 2009 Significant Events 17 Februari 2009 Sosialisasi GCG terhadap karyawan WIKA, bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta I 23 Februari 2009 Program lanjutan pembelian kembali saham atau sharebuyback Tahap II dengan menggunakan dana alokasi buyback yang tersisa sebesar Rp112,3 miliar 13 Januari 2009 Kunjungan Menteri Pekerjaan Umum Aljazair, DR. Amar Ghoul ke PT Wijaya Karya Beton. Turut hadir Duta Besar Republik Aljazair untuk Indonesia H.E. Mr. Hamza Yahia Cherif, didampingi Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo, Direktur Sumber Daya Manusia & Pengembangan WIKA Tonny Warsono, dan Direktur Pemasaran PT Wijaya Karya Beton Bambang Legowo. 27 Februari 2009 WIKA dan Chengda Engineering Corporation of China melakukan ground breaking untuk pembangunan PLTU Asam-Asam 2x65 MW milik PT PLN yang berlokasi di Desa AsamAsam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Arifin. 7 Maret 2009 Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Terminal Bandara Adi Soemarmo, Solo yang dikerjakan WIKA. Terminal Bandara senilai Rp68 miliar tersebut dibangun di lahan seluas 13.000m2. Januari January Februari February Maret March 13 January 2009 17 February 2009 7 March 2009 A visit by the Minister of Public Works, Algeria, DR. Amar Ghoul, to PT Wijaya Karya Beton. Also attending the event was the Ambassador of Algeria to Indonesia, H.E. Mr. Hamza Yahia Cherif, accompanied by WIKA President Director, Bintang Perbowo, WIKA Director of HR and Development, Tonny Warsono, and Director of Marketing of PT Wijaya Karya Beton, Bambang Legowo. GCG socialization to WIKA employees, with Financial Supervisory Board and Development (BPKP) DKI Jakarta I Representative The President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, inaugurating the new Adi Soemarno Airport Terminal, Solo, developed by WIKA. The project, valued at Rp68 billion, was built over 13.000 m2 of land. 23 February 2009 Share buyback phase II, using the remaining amount of the allocated funds for the buyback program of Rp112.3 billion. 27 February 2009 WIKA and Chengda Engineering Corporation of China held a ground breaking ceremony for the construction of the Asam-Asam 2x65MW Coal Fired Power Plant owned by PT. PLN located in the Asam-Asam Village, Jorong District, Tanah Laut Regent, South Kalimantan, officiated by the Governor, Rudy Arifin. 16 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kejadian Penting 2009 Significant Events 2009 2 April 2009 WIKA sebagai bagian dari CIC (Consortium of Indonesian Contractors) melakukan pemasangan segmen terakhir bentang tengah Suramadu, segmen tersebut berupa Steel Box Girder yang merupakan rangkaian tersulit pada proyek Jembatan Nasional Suramadu. 14 April 2009 WIKA menyelenggarakan Analyst Meeting untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja WIKA selama periode tahun 2008 serta pandangan ke depan di tahun 2009. 29 April 2009 WIKA mendapat penghargaan Investor Award 2009 di Jakarta, dengan predikat terbaik pertama untuk kategori properti dan konstruksi. 22 Mei 2009 Berakhirnya program sharebuyback Tahap II dengan jumlah saham yang dibeli kembali sebanyak 33.407.500 saham dengan harga beli rata-rata Rp217,84 per saham. 24 Juni 2009 WIKA memperoleh proyek pembangunan fasilitas pensuplaian bahan bakar pesawat atau Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Bandara Internasional Kuala Namu Medan, dengan nilai kontrak sebesar Rp197,39 miliar dan USD24.492.000. 28 Mei 2009 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., menetapkan dividen sebesar 30 persen dari laba bersih Perseroan atau sebesar Rp45,52 miliar atau Rp8,03 per lembar saham. 26 Juni 2009 WIKA Gedung menerima 3 sertifikasi dari PT Sucofindo yang diserahkan langsung oleh Direktur Utama Sucofindo, Arif Safari kepada Direktur Utama WIKA Gedung Budhi Saddewa, di Gedung WIKA Jakarta. Mei May Juni June April April 2 April 2009 22 May 2009 24 June 2009 WIKA as part of CIC (Consortium of Indonesian Contractors) installed the last central span segment of the Suramadu Bridge, the construction of the central Steel Box Girder, regarded as the most challenging part in the entire bridge construction. The culmination of the share buyback program, phase II, upon which the entire shares that were reacquired amounted to a total of 33,407,500 shares at an average price of Rp217.84 per share. WIKA was awarded the development project for the airplane fuel supply depot facility of the Kuala Namu International Airport, Medan, with a contract worth Rp197.395 billion and USD24,492,000. 28 May 2009 26 June 2009 The Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., approved dividends amounting to 30 per cent of the Company’s net profit, or a total of Rp45,52 billion at Rp8,03 per share. WIKA Gedung received three certifications from PT Sucofindo presented by the President Director of Sucofindo, Arif Safari, to the President Director of WIKA Gedung, Budhi Saddewa, at Gedung WIKA Jakarta. 14 April 2009 WIKA held an Analyst Meeting to evaluate WIKA’s performance in 2008, and future outlook for 2009. 29 April 2009 WIKA received the Investor Award 2009 in Jakarta, for being First in the category for Best in Property and Construction. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 17 22 Juli 2009 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Jabar Power, sebuah perusahaan Independent Power Producer (IPP) tenaga panas bumi, dengan modal dasar Rp36 miliar serta modal ditempatkan dan disetor Rp9 miliar. 4 September 2009 Program Corporate Social Responsibility, WIKA Peduli, memberikan bantuan kepada korban gempa Tasikmalaya di daerah Negla Sari, Tasikmalaya dan Padepokan, Garut Selatan. 29 Juli 2009 WIKA menerima tiga penghargaan sekaligus dalam ajang Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Award 2009 di Jakarta. Penghargaan tersebut adalah juara pertama Corporate Technology Achievement Award, juara ketiga Adhikara Rekayasa dan juara pertama Adhicipta Pratama. 13 Agustus 2009 WIKA mendapat penghargaan sebagai 42 perusahaan paling dikagumi di Indonesia, untuk kategori konstruksi, dalam ajang Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) IX yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group bersama Majalah Business Week Indonesia. Juli July Agustus August September September 22 July 2009 13 August 2009 4 September 2009 WIKA established a subsidiary company, PT WIjaya Karya Jabar Power, a geothermal company, with an authorized capital of Rp36 billion and paid-in capital of Rp9 billion. WIKA was recognized as the 42nd most admired company in Indonesia, in the construction industry category, in the Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) IX organized by Frontier Consulting Group and Business Week Indonesia magazine. The WIKA Peduli CSR program, providing relief to the victims of the earthquake striking Tasikmalaya at Negla Sari area, Tasikmalaya and Padepokan, South of Garut. 29 July 2009 WIKA received three awards during the Indonesian Engineers Association Award 2009 in Jakarta. The awards were 1st in Corporate Technology Achievement Award, 3rd in Adhikara Rekayasa and 1st in Adhicipta Pratama. 18 9 September 2009 WIKA meraih kontrak proyek PLTD Marine Fuel Oil (MFO) berkapasitas (Daya Mampu Netto) 40-50 MW senilai Rp557 miliar, dari PT Indonesia Power (IP) di Pesanggaran Bali. Proyek ini merupakan proyek investasi pertama WIKA (sebesar 70%) di bidang pembangkit tenaga listrik. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 9 September 2009 WIKA was awarded the 40-50 MW fuel-fired power plant project using Marine Fuel Oil (MFO), with a contract value of Rp557 billion, by PT Indonesia Power (IP) at Pesanggaran, Bali. The project represented WIKA’s first investment project (reaching 70% ownership) in the field of power generation. Kejadian Penting 2009 Significant Events 2009 3 Oktober 2009 WIKA mengirim bantuan untuk korban gempa di Padang, Sumatera Barat, melalui unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 3 Desember 2009 WIKA memperoleh penghargaan Karya Konstruksi 2009, kategori Teknologi Tepat Guna dari Kementerian Pekerjaan Umum, untuk proyek pembangunan jalan/jembatan di Ruas Banda Aceh Lamno. 5 Oktober 2009 WIKA mengadakan acara seminar “Workshop Manajemen Risiko & Sosialisasi Sistem Manajemen WIKA,” di Jakarta, Surabaya dan Medan. 8 Oktober 2009 WIKA mendapat penghargaan sebagai Best of The Best BUMN untuk kategori pemutakhiran data di portal kementerian BUMN, dan predikat terbaik I untuk web presence paling aktif untuk portal publik dan terbaik III dalam pengelolaan portal Executive Information System. Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Negara BUMN di Jakarta. Oktober October 17 Desember 2009 WIKA menyelenggarakan Vendor Gathering dengan tema “Sosialisasi Fasilitas Kredit Modal Kerja Subkon/supplier/mandor”, yang dihadiri oleh lebih dari 100 vendor. 5 Nopember 2009 Duta Besar Lybia H.E. Mr. Sanusi dan Wartawan Libya Mohammmad Gahlous meninjau Kawasan Industri WIKA, sebagai perkenalan bisnis Perseroan dalam membangun infrastruktur di dalam dan luar negeri. November November 22 Desember 2009 WIKA menerima penghargaan sebagai perusahaan terbaik dalam BNSP Competency Award 2009, untuk kategori industri konstruksi, diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Jakarta. Desember December 3 October 2009 5 November 2009 3 Desember 2009 WIKA provided relief for earthquake victims in Padang, West Sumatra, through the Partnership Program and Community Development (PKBL) initiative. The Ambassador of Lybia, H.E. Mr. Sanusi and a Lybian journalist, Mohammmad Gahlous, made a site visit to WIKA Industrial Estate, as an introduction to the Company’s business in developing infrastructures at home and abroad. WIKA received the Construction Creative 2009 Award, for the Best Implemented Technology by the Ministry of Public Works, for road and bridge development projects in Ruas Banda Aceh Lamno. 5 October 2009 WIKA held the “Workshop on Risk Management & WIKA Management System Socialization,” in Jakarta, Surabaya and Medan. 17 Desember 2009 WIKA held a Vendor Gathering event themed “Working Capital Credit Facility Socialization for Sub-contractors/supplier/foremen”, attended by more than 100 vendors. 8 October 2009 WIKA was awarded Best of the Best State Enterprises for most updated State Enterprise portal, and most active web presence in public portal, and 3rd best in Executive Information System portal management, by the Minister of State Enterprises in Jakarta. 22 Desember 2009 WIKA received best company award by BNSP Competency Award 2009, in the construction industry category, presented by the Minister of Manpower and Transmigration, Muhaimin Iskandar, in Jakarta. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 19 Ir. Agoes Widjanarko, MIP Presiden Komisaris President Commissioner Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report 20 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laba bersih Perseroan meningkat sebesar 21,3 persen menjadi Rp189,22 miliar dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp156 ,03 miliar. The net profit of the Company increased by 21.3 percent, reaching Rp189.22 billion, compared to Rp156.03 billion in 2008. Pemegang Saham yang Terhormat, Dear Shareholders, Pada awal tahun 2009, krisis keuangan global yang terjadi di triwulan IV tahun 2008 masih memberikan pengaruh yang signifikan bagi Perseroan kami, terutama dalam perencanaan target dan kinerja Perseroan yang akan dicapai pada tahun 2009. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menurunkan optimisme kami untuk mampu mencapai target dan kinerja yang telah ditetapkan. In early 2009, the global financial crisis that transpired in the fourth quarter of 2008 had influenced the Company to a significant extent, especially in the planning and budgeting of the Company’s performance targets for 2009. Nevertheless, this had not dampen our optimism for achieving the performance and targets that we had set out. . In line with the role to supervise the performance of the Company in achieving its vison: “To be one of the best integrated Engineering, Procurement and Construction (EPC) and Investment Companies in Southeast Asia,” the Board of Commissioners continues to propagate and perform intensive oversight to enable the Board of Directors to carry out continuous improvements in order to achieve the targetted performance of the Company, and also as a prerequisite of a Sesuai dengan peran dan fungsi kami untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja Perseroan guna mampu mencapai visi Perseroan yaitu: ”To be one of the best integrated engineering, procurement and construction (EPC) and investment companies in Southeast Asia”, Dewan Komisaris terus berupaya untuk selalu mendorong dan melakukan pengawasan secara intensif agar Direksi secara 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 21 22 terus menerus melakukan continuous improvement guna mencapai kinerja yang telah ditargetkan, dan juga sebagai syarat dari suatu Perseroan yang memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk terus bertumbuh dalam rangka meningkatkan value dari Perseroan itu sendiri. Company that has the strong desire and motivation to sustain its growth and thereby increase the value of the Company itself. . Upaya continuous improvement tersebut salah satunya diterapkan melalui perbaikan indikator kinerja dalam Kontrak Manajemen yang pada tahun 2009 ini lebih difokuskan pada perbaikan proses bisnis internal serta mengedepankan pemenuhan harapan pelanggan. Dewan Komisaris berpendapat bahwa perbaikan proses bisnis internal dan kepuasan pelanggan harus menjadi strategi utama dan kunci keberhasilan Perseroan guna menjaga positioning Perseroan selama tahun 2009. Salah satu bagian dari perbaikan proses bisnis internal tersebut ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan terhadap proses procurement yang berlaku di Perseroan, peningkatan awareness seluruh lini Perseroan terhadap fungsi manajemen risiko dalam setiap kegiatan usaha Perusahaan, serta peningkatan kompetensi dan kemampuan SDM. One of the continuous improvement efforts that has been implemented is the enhanced performance indicators that are used in the Management Contract that in 2009 were more focused towards improving the internal business process while also placing an emphasis on fulfilling customer expectation. The Board of Commissioners is of the opinion that internal business processes and customer satisfaction should be the central strategy and key to success for the Company to safeguard its positioning in 2009. A part of the internal business process improvement is evident from the way the Company constantly strives to improve its procurement process, the increased awareness among all lines of the Company in the function of risk management in all business activities, and the enhancement of competence and capabilities of the Company’s human capital. Strategi ini telah menunjukkan suatu keberhasilan Perseroan yang ditandai dengan peningkatan kemampuan perolehan laba bersih perusahaan pada tahun 2009 sebesar 21,3% menjadi Rp 189,22 miliar dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 156,03 miliar. Atas pencapaian dan kinerja yang telah dihasilkan ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan juga seluruh jajarannya, serta tentunya tetap berpesan agar Direksi dan seluruh jajarannya dapat terus menjaga dan meningkatkan performance guna mewujudkan Visi Perusahaan. The strategy has paid off handsomely for the Company, underscored by its ability to post a higher net profit that grew by 21.3 per cent to Rp189.22 billion in 2009, compared to Rp156.03 billion in 2008. For such an achievement and results of operations, the Board of Commissioners expresses its highest appreciation to the Board of Directors and employees of the Company, and implores Management to sustain and continue to improve their performances further in order to realize the Company’s Vision. Selain itu, kemampuan Perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan tersebut juga tidak terlepas dari penguatan fungsi pengawasan Dewan Komisaris yang didukung pula dengan peningkatan implementasi tata kelola Perusahaan yang baik yang dilaksanakan secara berkelanjutan antara lain melalui pemberdayaan fungsi komite-komite dibawah Dewan Komisaris yang terdiri dari Komite Audit, Komite Good Corporate Governance (GCG), Komite Perencanaan Keuangan dan Resiko Usaha, Komite Nominasi dan Remunerasi. Komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris terus berupaya menjalankan fungsi dan tugasnya dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris. Moreover, the ability of the Company to achieve its targets cannot be separated from the intensive oversight of the Board of Commissioners that is strengthened further by the improved implementation of Good Corporate Governance that is undertaken consistently among other things empowering the functions of Committees working under the Board of Commissioners that comprises of the Audit Committee, the Good Corporate Governance (GCG) Committee, Financial Planning and Business Risk Committee, and the Nomination and Remuneration Committee. These committees continuously strive to fulfill their functions and duties in assisting the Board of Commissioners. Komite audit menjalankan tugas dalam rangka mengawasi proses auditing baik internal maupun eksternal, serta mereview laporan keuangan dan perkembangan proyek secara berkala. Komite Perencanaan Keuangan dan Resiko The Audit Committee performs its duty in overseeing both the internal and external audit processes, and the periodical reviews on the Company’s financial statements and project developments. The Financial Planning and Business Risks Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report Usaha membantu Dewan Komisaris dalam setiap tindakan perencanaan keuangan dan menganalisa resiko usaha Perusahaan. Komite GCG membantu Dewan Komisaris dalam hal pemantauan pelaksanaan GCG Perusahaan, dan Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan saran dalam kebijakan promosi dan mutasi pejabat Perusahaan. Committee assists the Commissioners in every act of financial planning and analysis of the Company’s business risks. The GCG Committee assists the Board of Commissioners in monitoring the Company’s implementation of GCG, and the Nomination and Remuneration Committee recommends policies on the promotion and rotation of Company executives. Sejalan dengan program Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu II yang terus memberikan perhatian tinggi terhadap pentingnya pengembangan infrastruktur bagi peningkatan investasi dalam rangka pembangunan nasional yang berkesinambungan, serta sesuai dengan hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun 2009 yang mencanangkan pembangunan infrastruktur sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan sebagai stimulus untuk penanggulangan resesi ekonomi, Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa WIKA siap memanfaatkan peluang tersebut untuk mendorong pertumbuhan Perusahaan menjadi Perusahaan terkemuka dalam bidang konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara dengan dibekali pengalaman Perusahaan selama lima dasawarsa dalam pembangunan infrastruktur. Pursuant to the program of the current administration of the Indonesian government that continues to place a strong emphasis on infrastructure development in order to facilitate greater investment in support of a sustainable national development, and in line with the consensus reached at the 2009 ASEAN Summit that heralded infrastructure development as the locomotion of economic growth and as stimulus against economic recession, the Board of Commissioner believes that WIKA is strategically positioned to capitalize on its growth opportunities to become a leading company in construction and engineering in Southeast Asia, anchored upon five decades of experience in infrastructure development. Oleh karena itu, pada tahun 2010 dan juga dalam rangka peringatan hari ulang tahun WIKA yang ke-50, Dewan Komisaris menyampaikan selamat kepada Direksi dan seluruh jajaran WIKA yang akan merayakan tahun emas pada tahun 2010, semoga seluruh pengalaman yang didapat dan keberhasilan yang telah dicapai di tahun 2009 dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Therefore, in 2010, on the ocassion of the 50th anniversary of WIKA, it gives me great pleasure to convey on behalf of the Board of Commissioners our best wishes to the Board of Directors and the entire WIKA family in celebrating their golden anniversary. May the experiences and achievements of 2009 guide us all to scale and achieve greater heights in the years to come. Akhir kata, Dewan Komisaris juga mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham Perseroan atas kepercayaan yang telah diberikan guna mengemban tugas dan fungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya Perseroan sehingga kami dapat mengoptimalkan investasi yang telah diberikan oleh Pemegang Saham untuk membangun dan mengembangkan Perseroan. In closing, the Board of Commissioners expresses its gratitude and appreciation to the Shareholders of the Company, for their trust and belief in the Board’s ability to undertake its oversight responsibilities over the management of the Company, such that we are able to maximize the investments placed by the Shareholders to build and develop the Company. Atas nama Dewan Komisaris, On behalf of the Board of Commissioners, Ir. Agoes Widjanarko, MIP Komisaris Utama/President Commissioner 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 23 Profil Dewan Komisaris Commissioners’ Profiles Dari kiri ke kanan/from left to right: Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE, Dr. Amanah Abdulkadir, MA, Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Pontas Tambunan, SH, MM, Soepomo, SH, Sp.N, LL.M 24 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Ir. Agoes Widjanarko, MIP Komisaris Utama President Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1954 (55 tahun) di Jombang. Meraih gelar Pasca Sarjana (S2) dalam bidang Infrastructure Planning dari University of Stuttgart Jerman tahun 1987 dan gelar sarjana (S1) Teknik Sipil bidang Konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, tahun 1979. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tanggal 21 September 2007 hingga sekarang. Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum RI sejak tahun 2008. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum RI (20052008), Staf Ahli Menteri, Menteri Kimpraswil Bidang Sosbud dan Peran Masyarakat (2003-2005), Direktur Pembiayaan Perumahan Direktorat Jenderal Perumahan & Pemukiman (2001-2003), Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Departemen Kimpraswil (2001-2001). Indonesia citizen, born on 9 August 1954 (55 years of age) in Jombang. Obtained his Master’s degree in Infrastructure Planning from University of Stuttgart, Germany in 1987 and his Bachelor’s degree in Construction Civil Engineering from Surabaya Technological Institute (ITS), Surabaya in 1979. Appointed as President Commissioner of WIKA on 21 September 2007 to date. He has been, concurrently, the Secretary General of the Ministry of Public Works since 2008. His previous positions include: Cipta Karya General Director at the Ministry of Public Works (2005-2008); Expert Staff in the field of Socio-Culture and Sociaty Role for the Ministry of Settlement and Infrastructure (2003-2005); Director of Housing Financing at the Directorate General of Housing & Settlement (20012003); Director of Technical Management at the Directorate General of City and Rural Area Design Plan at the Ministry of Settlement and Regional Infrastructure (2001-2001). Dr. Amanah Abdulkadir, MA Komisaris Independen Independent Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 Februari 1961 (49 tahun) di Cirebon. Meraih gelar Doctor of Philosophy dari Oklahoma State University di Stillwater, Oklahoma, AS pada tahun 1998, gelar Magister of Arts bidang Busines Administration, Ekonomi Internasional dan Politik Internasional dari University of Oregon, Eugene, AS, pada tahun 1990 dan Sarjana S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bidang Studi Pembangunan pada tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris Independen di Perseroan sejak 21 September 2007 sampai sekarang. Dosen di Universitas Indonesia dan di beberapa universitas lainnya. Jabatan sebelumnya antara lain adalah: Anggota Tim Ekonomi dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (2007–2008), Dekan STIMA KOSGORO (2004–2009) dan Economic Officer di Indonesia Resident Mission–Asian Development Bank (2002–2007). Sebelum bergabung dengan ADB, menjadi peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM-UI). Indonesian citizen, born on 13 February 1961 (49 years of age) in Cirebon. Obtained her Doctorate of Philosophy from Oklahoma State University, Stillwater, USA, in 1998; her Master’s degree in Business Administration, Economics and International Studies from the University of Oregon, Eugene, USA, in 1990; and her Bachelor’s degree in Development Studies from the Faculty of Economics, University of Indonesia, Jakarta, 1986. Appointed as an Independent Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date. She is concurrently Lecturer at the University of Indonesia. Her previous positions include: A member of the Economic Team of the Ministry of State Enterprises (2007–2008); Dean of STIMA KOSGORO Management institute (2004–2009); and Economic Officer in Indonesia Resident Mission, Asian Development Bank (2002–2007). Prior to joining ADB, she was a Researcher at the University of Indonesia’s Research Institute for Economics and Communities (LPEM-UI). 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 25 Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE Komisaris Independen Independent Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1947 (62 tahun) di Juwana. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen STIE Jagakarsa, Jakarta tahun 1991, dan lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) tahun 1970. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tanggal 21 September 2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur Zeni TNI Angkatan Darat (1999), Wakil Direktur Zeni TNI Angkatan Darat (1998), Paban IV/Faskon Staf Logistik TNI Angkatan Darat (1998), Direktur Pembina Bangunan Militer Direktorat Zeni Angkatan Darat (1995) dan Kepala Zeni Kodam IX/Udayana (1993). Indonesian citizen, born on 1 July 1947 (62 years of age) in Juwana. Obtained his Bachelor’s degree in Economics from STIE Jagakarsa, Jakarta in 1991, and graduated from the Indonesian Armed Forces Academy in 1970. Appointed as an Independent Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date. His previous positions include: Director of Zeni of the Indonesian Army (1999); Vice President of Zeni of the Indonesian Army (1998); Paban IV/Faskon Logistics Staff of the Indonesian Army (1998); Director of Military Building Guidance, Directorate of Zeni of the Indonesian Army (1995); and Commander of the Military Regional Command IX/Udayana (1993). Soepomo, SH, Sp.N, LL.M Komisaris Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 April tahun 1955 (55 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Spesialis Notariat dari Universitas Indonesia tahun 2000, meraih gelar Pasca Sarjana bidang Hukum Umum dari Tulane University, New Orleans - Louisiana, AS tahun 1992, dan gelar Sarjana Hukum bidang Pidana dari Universitas Diponegoro, Semarang tahun 1983. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tanggal 21 September 2007. Saat ini menjabat sebagai Direktur Kekayaan Negara Lain-lain, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Departemen Keuangan RI sejak tahun 2006. Jabatan sebelumnya antara lain adalah: Direktur Piutang Negara Perbankan, Direktorat PNP DJPLN, Departemen Keuangan RI (2003-2006), Kepala Kantor Wilayah I DJPLN Medan (2002), Kepala Kantor Wilayah Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) (2000), Kepala Bagian Biro PNP BUPLN (1998) dan Kepala Kantor Pelayanan pengurusan Piutang Negara Jakarta I (1997). 26 Indonesian citizen, born on 13 April 1955 (55 years of age) in Jakarta. Obtained a Notarial Specialist degree from the University of Indonesia in 2000, a Master’s degree in Law from Tulane University, New Orleans, Louisiana, USA in 1992; and a Bachelor’s degree in Criminal Law from the University of Diponegoro, Semarang, in 1983. Appointed as Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date. He is concurrently Director of Other State Assets, Directorate General of State Assets at the Indonesian Ministry of Finance since 2006. His previous positions include: Director of State Receivables of Banking Sector, Directorate PNP DJPLN, Finance Department RI (2003-2006), Head of Regional Office I DJPLN Medan (2002), Head of Regional office State Receivables and Auction (BUPLN) (2000), Head of PNP BUPLN Bureau (1998) and Chief Office of State Receivables Service Jakarta I (1997). Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Dewan Komisaris Commissioners’ Profiles Pontas Tambunan, SH, MM Komisaris Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1961 (49 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen bidang keuangan dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, tahun 2006, dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Tarumanagara, Jakarta tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tanggal 21 September 2007. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Usaha Prasarana Angkutan Kementerian BUMN dari tahun 2006. Jabatan sebelumnya antara lain adalah: Kepala Bidang Usaha Jasa Konstruksi Kementerian BUMN (2002-2006), Kepala Sub-Direktorat Konstruksi Bangunan, Direktorat Persero Kawasan Industri, Jasa Konstruksi dan Konsultan Konstruksi Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN (2001-2002), Kepala Sub-Direktorat di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN (2000), Kepala Seksi di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN (1998-2000). Indonesian citizen, born on 16 February 1961 (49 years of age) in Jakarta. Obtained a Master’s degree in Finance from the University of Gajah Mada, Yogyakarta, in 2006, and a Bachelor’s degree in Law from the University of Tarumanagara, Jakarta, in 1986. Appointed as Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date. He is concurrently Assistant to the Deputy of Transportation Facilities Business Affairs at the Ministry of State-Owned Enterprises (2006). His previous positions include: Head of Construction Business Section at the State Ministry of State-Owned Enterprises (2002-2006); Head of Building Construction Sub-Directorate at the Industrial Area, Construction Service and Construction Consultant Directorate at the State Minister Office for the Management of State-Owned Enterprises (2001-2002); Head of the Sub-Directorate at the State Ministry of State-Owned Enterprises’(2000); Section Head at the State Ministry of State-Owned Enterprises (1998-2000). 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 27 Bintang Perbowo, SE, MM Direktur Utama President Director Laporan Direksi The Board of Director’s Report 28 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laba usaha kami sebesar Rp484,95 miliar untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, meningkat 68,4 persen dari Rp287,93 miliar pada tahun 2008. Our operating income reached Rp484.95 billion for the year ended in 31 December 2009, increasing by 68.4 per cent from Rp287.93 billion in 2008. Pemegang Saham yang Terhormat, Valued Shareholders, Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, perkenankan kami atas nama Direksi menyampaikan beberapa ikhtisar penting mengenai hasilhasil usaha WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009. With the grace of God Almighty, on behalf of the Board of Directors, I am pleased to present some of the highlights of the results of operations of WIKA for the year ending 31 December 2009. Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan akibat dari krisis pasar uang dan pasar modal global yang memuncak di penghujung tahun 2008. Berawal dari krisis pasar sub-prime mortgage di Amerika Serikat yang mulai merebak pada pertengahan tahun 2008, dan disertai oleh rontoknya harga-harga saham dan harga-harga komoditas utama dunia sepanjang paruh kedua tahun tersebut, mengakibatkan banyak lembaga keuangan terkemuka di benua Amerika Utara dan Eropa mengalami kesulitan likuiditas, bahkan tidak sedikit yang terpaksa menutup usahanya setelah ratusan tahun berkiprah di bidangnya. The year 2009 was fraught with challenges as a result of the global banking and capital market crisis that had peaked at the end of 2008. Beginning with the sub-prime mortgage crisis in the United States that reared its ugly head in mid-2008, and followed by the collapse of global equity and commodity markets throughout the second half of the year, and leading to a severe liquidity crunch that affected leading global financial institutions, not a few of which had had to close down their businesses after centuries of service. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 29 30 Krisis tersebut berdampak ke sebagian besar penjuru dunia, terutama dari segi pengetatan likuiditas sektor perbankan dan pembiayaan secara umum, serta dampak resesi ekonomi global yang timbul akibat menurunnya daya beli masyarakat serta pasar ekspor global. The crisis wreaked havoc on many parts of the world, especially with respect to a tightening of liquidity in the banking and financial sector in general, and the global economic recession that arose from lower consumer purchasing power and declning global export markets. Memasuki tahun 2009 yang dibayang-bayangi oleh resesi ekonomi global tersebut, para pelaku usaha di Indonesia pada umumnya mengambil sikap hati-hati dan berancangancang untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk. Entering the year 2009 with the global economic recession looming over it, businesses in Indonesia were generally taking cautious and anticipative stance against the worst possible outcome. Pemerintah pun mengambil langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan yang mengarah pada upaya mempertahankan kestabilan moneter, sehingga mampu meredam dampak gejolak krisis perbankan dunia terhadap kestabilan perkonomian nasional. Hal ini tercermin antara lain dari penguatan nilai mata uang Rupiah, menurunnya tingkat bunga bank, serta terkendalikannya tingkat inflasi sepanjang tahun 2009. The government also took anticipative measures as well as implemented policies geared toward maintaining monetary stability, enabling it to dampen the impact of the global banking crisis on the stability the nation’s economy. This was reflected among others by the strengthening of the rupiah currency, the decreasing interest rates, and also the inflation rate that was under control throughout 2009. Selain ditunjang oleh fundamental perekonomian yang relatif kokoh, Indonesia juga beruntung memiliki pasar domestik yang besar dan sehat, sehingga terhindar dari jeratan resesi ekonomi global. Penurunan ekspor akibat lesunya pasar dunia tidak terlalu berdampak pada neraca pembayaran nasional dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia, yang mencatat tingkat pertumbuhan yang cukup menggembirakan pada tahun 2009. In addition to being supported by relatively sturdy economic fundamentals, Indonesia was also fortunate to have had a large and healthy domestic market, thus sparing the country from the effects of global economic recession. Falling exports due to the weak global demand did not dealt a significant blow to either the national balance of payment or to Indonesia’s GDP growth, which posted relatively encouraging growth for 2009. Tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan Pemilihan Umum baik Legislatif maupun Eksekutif yang aman dan damai pada pertengahan tahun, sehingga berhasil mengangkat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah India dan Amerika Serikat. Hal ini berpengaruh positif terhadap pandangan dunia internasional atas peluang investasi di Indonesia. Dampaknya adalah meningkatnya arus modal asing ke Indonesia yang antara lain tercermin dari kinerja Bursa Efek Indonesia yang mencatat tingkat pertumbuhan nilai indeks gabungan tertinggi kedua di Asia Pasifik di tahun 2009, setelah Bursa Efek Shenzen di Cina. No less important was the secure and peaceful holding of the Legislative and Executive general elections in mid-year, which succeeded in elevating Indonesia’s image as the world’s third largest democracies after India and the United States of America. This had a positive effect on how the international community views investment opportunities in Indonesia. As a result, Indonesia experienced an increased inflow of foreign capital as reflected by the performance of the Indonesia Stock Exchange that posted the second highest composite index growth in the Asia Pacific region in 2009, after China’s Shenzen Stock Exchange. Strategi yang Terarah Goal-oriented Strategy Menghadapi tantangan krisis keuangan berskala global di awal tahun 2009 tersebut, WIKA mengambil langkah-langkah antisipatif yang pada intinya bertujuan mengamankan tingkat likuiditas Perseroan, sekaligus menjaga keberlanjutan proyek-proyek yang sedang ditangani oleh Perseroan. In facing the challenges of the global financial crisis in early 2009, WIKA took anticipative steps that essentially were aimed at securing the Company’s liquidity, and at the same time safeguarding the sustainability of projects undertaken by the Company. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laporan Direksi The Board of Director’s Report WIKA menetapkan tiga langkah utama bagi kebijakan antisipatif tersebut, yaitu (i) menjaga likuiditas Perseroan, (ii) fokus pada pasar yang memberikan kepastian pembayaran, dan (iii) mengupayakan efisiensi di segala bidang. WIKA defined three principal steps for the anticipatory policy, namely (i) maintain the liquidity of the Company, (ii) focus on markets with certainty of payment, and (iii) strive for efficiency in all areas. Di saat menipisnya sumber-sumber pembiayaan akibat krisis keuangan yang mendunia, likuiditas keuangan perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi Perseroan untuk mengamankan keberlanjutan usahanya. Oleh karenanya, pemilihan proyek-proyek yang telah memiliki sumber pendanaan yang pasti dengan sendirinya juga menjadi hal yang patut memperoleh prioritas utama. Sementara itu, pengelolaan operasional Perseroan dan setiap anak perusahaan perlu diupayakan seefisien mungkin, antara lain melalui penerapan anggaran kerja secara disiplin dan ketat. In times of depleting financing sources as a result of a global financial crisis, the Company’s financial liquidity becomes increasingly vital for the Company in order to secure the sustainability of its operations. Consequently, the choice of projects with definitive financing sources by itself should deserve the utmost priority. Meanwhile, the operational management of the Company and each subsidiary need to be executed as efficiently as possible, among others through the implementation of a disciplined and tight operational budget. Kinerja yang Meningkat Improving Performance Kebijakan tiga langkah antisipatif tersebut di atas mampu membawa WIKA mencatat hasil-hasil usaha yang menggembirakan di tahun 2009, meningkat dibandingkan dengan pencapaian tahun 2008. The three-step anticipatory policy mentioned above enabled WIKA to post reasonable resultsin 2009, which improved over 2008 results. WIKA meraih laba usaha sebesar Rp484,95 miliar untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, meningkat sebesar 68,4 persen dari Rp287,93 miliar di tahun 2008. Laba bersih mencapai Rp189,22 miliar pada tahun 2009, meningkat sebesar 21,3 persen dari Rp156,03 miliar di tahun 2008. Pencapaian kedua pos tersebut melampaui sasaran RKAP 2009 yaitu sebesar Rp346,39 miliar untuk laba usaha dan Rp175,03 miliar untuk laba bersih. WIKA gained an operating profit of Rp484.95 billion for the year ending 31 December 2009, up 68.4 per cent from Rp287.93 billion in 2008. Net profit reached Rp189.22 billion in 2009, up 21.3 per cent from Rp156.03 billion in 2008. Both achievements surpassed the target set in the Company’s Business Plan and Budget (RKAP) for 2009, namely Rp346.39 billion for operating profit and Rp175.03 billion for net profit. Peningkatan laba bersih dicapai berkat kemampuan pengendalian beban pokok penjualan melalui penerapan strategi sentralisasi pengadaan dan keuangan sehingga dicapai efisiensi yang maksimal. The increased net profit was the result of increased sales by the Company followed by decreasing cost of sales as well as operating costs in virtually all aspects of the Company’s activities. Penjualan Bersih meningkat sebesar 0,5 persen menjadi Rp6,59 triliun, sementara jumlah realisasi kontrak baru selama tahun 2009 mencapai Rp10,25 triliun, meningkat sebesar 14,1 persen dibandingkan dengan kontrak baru yang terealisasikan selama tahun 2008 sebesar Rp8,98 triliun. Net Sales went up by 0.5 per cent to Rp6.59 trillion, whereas the realization of new contracts during 2009 reached Rp10.25 trillion, an increase of 14.1 percent compared to the number of realized new contracts in 2008 totalling Rp8.98 trillion. Di lain pihak, biaya penjualan menurun sebesar 6,50 persen menjadi Rp2,42 triliun, sedangkan biaya umum dan administrasi juga menurun yaitu sebesar 3,9 persen menjadi Rp158,36 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh upaya penghematan biaya yang dilakukan secara luas dan merata, sebagai hasil optimalisasi efisiensi di segala bidang sesuai kebijakan antisipatif yang dianut WIKA sepanjang tahun 2009. On the other hand, cost of sales decreased 6.50 per cent to Rp2.42 trillion, while general and administrative expenses also decreased by 3.9 per cent to Rp158.36 billion. This decrease was primarily caused by the cost-cutting efforts that were widely and evenly implemented, as a result of optimal efficiencies in all areas in accordance with the anticipatory policy adopted by WIKA throughout 2009. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 31 32 Sebagai contoh, WIKA mengubah cara pembayaran pengadaan barang dan jasa yang tadinya tersebar di kantor-kantor proyek Perseroan di berbagai propinsi, kini dikumpulkan dan dilakukan di kantor pusat. Dengan demikian, pola pembayaran menjadi lebih terkendali. For example, WIKA changed the way payments were made for the provisions of goods and services that were previously spread at project offices in various provinces to the way it is done now, collected and paid at the head office. The result: payment schedules have become much more managable. Berbagai langkah lain yang mungkin terkesan sederhana, dengan penghematan yang sepertinya tidak seberapa, namun bila dilakukan secara konsisten dan berulang kali sepanjang tahun, ternyata mampu menghasilkan penghematan biaya dan tenaga yang tidak kecil jumlahnya. Berbagai langkah penghematan tersebut turut berperan dalam penurunan beban pokok penjualan Rp6,11 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp5,97 triliun pada tahun 2009. Various modest steps seemingly simple, with savings that appear insignificant, but when implemented consistently and repeatedly throughout the year, are apparently able to result in savings in cost and efforts that are by no means small. Those various cost-cutting steps also played a role in reducing the Company’s project and operating expenses from Rp 6.11 trillion in 2008 to Rp5.97 trillion in 2009. Pencapaian laba bersih Perseroan memberikan imbal hasil atas aktiva (ROA) sebesar 3,3 persen dan imbal hasil atas ekuitas (ROE) sebesar 12,3 persen di tahun 2009, meningkat dibandingkan dengan masing-masing ROA dan ROE sebesar 2,7 persen dan 11,3 persen di tahun 2008. The net profit of the Company resulted in a Return on Assets (ROA) of 3.3 percent and a Return on Equity (ROE) of 12.3 percent in 2009, an improvement over the ROA and ROE of 2008, at 2.7 percent and 11.3 percent, respectively. Pijakan Pertumbuhan yang Lebih Solid More Solid Foundation for Growth Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, WIKA berhasil membangun landasan bisnis yang berpijak pada strategi integrasi serta kekuatan sinergis yang dimiliki Perseroan dengan semua anak perusahaan yang dikuasai secara mayoritas. Within the last decade, WIKA has succeeded in building a business foundation that is grounded on the integrated strategy as well as synergetic strength inherent in the Company and all the subsidiaries that it has majority interests in. Jaringan Kelompok Usaha WIKA kini mencakup PT Wijaya Karya Beton yang telah lama menguasai pasar beton pracetak di Indonesia; PT Wijaya Karya Realty yang mulai membangun kawasan hunian apartemen di lokasilokasi utama; PT Wijaya Karya Gedung yang fokus pada pembangunan high rise building; PT Wijaya Karya Intrade yang menjadi trading arm WIKA selain juga memproduksi pemanas air bertenaga surya dengan penguasaan pangsa pasar sekitar 40 persen serta PT Wijaya Karya Insan Pertiwi yang menangani jasa handling equipment dan mekanikalelektrikal dalam berbagai proyek pembangunan WIKA, khususnya untuk proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dimana WIKA terlibat dalam sekitar 30 persen dari seluruh jumlah proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW yang telah digulirkan Pemerintah. The WIKA Group network now includes PT Wijaya Karya Beton that has long dominated the concrete market in Indonesia; PT Wijaya Karya Realty which has recently begun developing residential apartments in major locations; PT Wijaya Karya Gedung which focuses on developing high-rise buildings; PT Wijaya Karya Intrade, which has become the trading arm of WIKA in addition to producing solar-powered water heaters with approximately 40 per cent market domination; and also PT Wijaya Karya Insan Pertiwi which provides equipment and mechanical handling services in various WIKA development projects, especially in power plant development projects in which WIKA is now involved in around 30 per cent of the government’s accelerated development of 10.000 MW power plants that is now in progress. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laporan Direksi The Board of Director’s Report Kelompok usaha WIKA yang berhasil dibangun secara terpadu dan sinergitis ini tidak saja memberikan daya saing yang tinggi bagi WIKA, namun juga dapat menyumbangkan penghasilan tetap yang lebih stabil dan berkesinambungan. The WIKA Group that was successfully established with integration and synergy not only gave WIKA a high competitive advantage, but is also able to contribute to a regular income for the Company that is more stable and sustainable. Pada tahun 2009, seluruh anak perusahaan WIKA menyumbangkan pendapatan usaha sebesar Rp3,00 triliun, meningkat sebesar 26,1 persen dari tahun 2008 sebesar Rp2,38 triliun. In 2009, WIKA subsidiaries contributed to an operating income of Rp3.00 trillion, up by 26.1 percent from to Rp2.38 trillion in 2008. Pijakan Untuk Mengembangkan Pasar yang Seluas-luasnya. Foundation for the Broadest Possible Market Development. Peranan integrasi dan sinergi diantara kelompok usaha WIKA juga dirasakan, pada saat Perseroan memperluas jangkauan operasinya ke mancanegara seperti yang kini dikerjakan untuk proyek pembangunan jalan bebas hambatan East West Motorway sepanjang 1.200 kilometer di Aljazair, Afrika Utara. WIKA berperan sebagai subkontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang (COJAAL) yang dipimpin oleh perusahaan kontraktor terkemuka dunia dari Jepang, Kajima Corporation. WIKA turut ambil bagian dalam pengerjaan proyek jalan tersebut, sepanjang kurang lebih 102 kilometer. The role of integration and synergy within the WIKA Group has also been felt, when the Company extends its operations internationally such as is the case with the construction project of the 1,200-kilometre East West Motor Way in Algiers, North Africa, that is currently underway. Acting as a sub-contractor in a consortium of Japanese contractors (COJAAL) led by world-renowned Japanese construction company, Kajima Corporation. WIKA is participating in the execution of a section of the freeway project, approximately 102 kilometres long. Kontrak WIKA termasuk mendesain, mendirikan dan mengoperasikan pabrik beton untuk memproduksi balok pracetak dan pipa beton sendiri dalam mengerjakan ruas jalan yang menjadi bagian WIKA. Berkat pengalaman PT Wijaya Karya Beton, pabrik beton WIKA di proyek Aljazair tersebut memiliki tingkat produktivitas hampir dua kali lipat dibandingkan dengan produktivitas pabrik beton serupa yang dikelola oleh kontraktor Eropa dalam membangun ruas jalan lainnya. WIKA’s contract includes designing, establishing and operating a concrete factory to produce its own prefabricated concrete girders and conduits for the construction of the length of road apportioned to WIKA. Thanks to the experience of PT Wijaya Karya Beton, the concrete factory at the Algiers project has a level of productivity almost two-folds that of similar concrete factories managed by European contractors working on other parts of the freeway. Kenyataan ini, dan ditunjang oleh pelaksanaan proyek yang prima oleh tenaga-tenaga ahli dari WIKA dan kurang lebih seribu pekerja berpengalaman dari Indonesia, telah membuka mata pemerintah Aljazair akan kemampuan putera-puteri Indonesia di bidang konstruksi dan enjiniring. Hal ini berujung pada tawaran pemerintah Aljazair kepada WIKA untuk mengerjakan proyek infrastruktur sebagai kontraktor utama. This fact, and supported by the prime execution of project by experts from WIKA and around one thousand experienced workers from Indonesia, has opened the eyes of the Algiers government to the ability of the men and women of Indonesia in the fields of construction and engineering. This has led to the Algiers government offering WIKA to undertake an infrastructure project as principal contractor. Pengalaman di Aljazair menjadi modal utama WIKA dalam upayanya merealisasi visi Perseroan untuk menjadi pelaku yang terpandang di sektor industri konstruksi dan enjiniring, baik secara regional maupun global. The Algiers experience became WIKA’s primary selling point in the effort to realize the Company’s vision to become a respected player in the construction and engineering industry, not only in the region but also the world. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 33 Peningkatan Tata Kelola Perusahaan Improvement of Corporate Governance Keberhasilan WIKA menangani proyek di luar negeri, dengan standar maupun pencapaian kerja yang dapat menandingi perusahaan-perusahaan kelas dunia, tidak lepas dari penerapan pola serta etos kerja yang ditopang oleh tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good Corporate Governance atau GCG). WIKA’s success in handling projects abroad, with standards and achievements that are at par with world-class companies, was in doubt due to the implementation of work systems and ethics that are supported by Good Corporate Governance (GCG). Tahun 2009 mencatat beberapa peningkatan di bidang GCG, diantaranya adalah peranan yang semakin meningkat oleh komite-komite Dewan Komisaris yang kini telah mencakup Komite Audit, Komite GCG, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha. The year 2009 saw a number of improvements in the area of GCG, among which is the increasing role of the committees under the Board of Commissioners which to date include the Audit Committee, the GCG Committee, Nomination and Remuneration Committee, and the Financial Planning and Business Risks Committee. Penerapan GCG juga semakin terasa di tingkat operasional Perseroan dengan peranan Unit Kerja GCG yang aktif melakukan sosialisasi GCG ke seluruh jajaran WIKA serta membantu Komite GCG dalam memantau kepatuhan perilaku kerja terhadap buku panduan kode etik (code of conduct) Perseroan. The implementation of GCG is also much more felt at the operational level of the Company with role of GCG Work Unit that actively socialize GCG to all levels within WIKA and also assist the GCG Committee in monitoring the compliance of work conduct with the Company’s guidebook on code of conduct. Sebagai bagian dari penerapan GCG secara menyeluruh, Perseroan juga telah berhasil meraih berbagai standarisasi kerja, baik tingkat nasional maupun internasional, seperti misalnya standar proses manajemen ISO 9001:2000, standar proses manajemen lingkungan ISO 14001:2004 dan standar kesehatan dan keamanan kerja OHSAS 18001:2007. As part of the implementation of GCG as a whole, the Company has also succeeded in attaining a number of job standarizations, not only at a national level but also international, for example the management process standard of ISO 9001:2000, the environmental management process standard of ISO14001 and the health and security work standard of OHSAS 18001. Pada tahun 2009, hasil assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh BPKP diperoleh skor 86,20 membaik dari tahun sebelumnya sebesar 85,56. Perbaikan skor GCG ini menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG di seluruh bidang kegiatan dan operasinya. In 2009, an assessment of the implementation of GCG conducted by BPKP resulted in a score of 86.20 an improvement over the previous year’s 85.56. This improved GCG score shows the Company’s success in improving the implementation of GCG principals at all area of its activities and operations. Memastikan Pertumbuhan yang Berkesinambungan ke Depan Ensuring Continuous Growth in the Future Keberhasilan WIKA di dalam maupun di luar negeri sepanjang tahun 2009 merupakan bukti keandalan kebijakan serta langkah Perseroan yang dirumuskan dan diterapkan secara cermat, berhati-hati dan konsisten. Mengayunkan langkah emas untuk menjadi yang terbaik dalam era infrastruktur telah menjadi tema dan semangat WIKA pada tahun 2010, saat mana WIKA merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Sebuah perjalanan panjang telah ditempuh oleh WIKA, dengan berbagai pasang surutnya, serta menempatkan WIKA di tahun 2010 ini pada pijakan yang kokoh untuk menuai pertumbuhan yang lebih besar lagi di masa mendatang. 34 The success of WIKA in Indonesia as well as abroad during the year 2009 is proof of the reliability of the Company’s policies as well as initiatives that were carefully, prudently, and consistently formulated and implemented. Striding in the gilded path to becoming the best in the era of infrastructure has become the theme and spirit of WIKA in 2010, when WIKA celebrates its 50th anniversary. The long journey has taken by WIKA, filled with trials and tribulations, but it has placed WIKA on sturdier ground this 2010 to reap an even larger growth in the coming years. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laporan Direksi The Board of Director’s Report Namun demikian, sebagaimana diingatkan oleh Dewan Komisaris, kiranya keberhasilan ini tidak menjadikan WIKA lengah apalagi besar kepala. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, pola kerja yang dapat lebih disempurnakan, serta daya saing Perseroan yang harus terus ditingkatkan. Nevertheless, as cautioned by the Board of Commissioners, this success must not render WIKA complacent much less feeling self-important. There is still much left to be done, working systems which can be more perfected, as well as the Company’s competitive advantage which must continue to be improved. Hanya melalui upaya terus menerus serta jerih payah yang tidak mengenal lelah, maka WIKA akan mampu mengatasi segala rintangan, meraih cita-citanya, dan tetap tumbuh dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Only through continuous and untiring efforts, WIKA will be able to surmount all obstacles, reach its goals, and continue growing even in the most difficult conditions. Ke depan, WIKA akan senantiasa menjaga likuiditas untuk mengamankan modal kerja dan solvabilitasnya. Perseroan juga akan tetap memprioritaskan proyek-proyek baik di sektor publik maupun swasta yang telah pasti sumber pendanaannya. Looking ahead, WIKA will continue to maintain its liquidity in order to secure its working capital and solvency. The Company will also continue to prioritize projects, whether in the public sector or the private sector, which have definite sources of financing. Kami pun optimistis bahwa prospek usaha di bidang infrastruktur akan tetap cerah mengingat rencana anggaran belanja negara maupun daerah yang diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, antara lain pembangkit tenaga listrik, sarana dan prasarana transportasi, pengadaan air bersih dan lain sebagainya. We are optimistic too that prospects in the infrastructure sector will remain bright bearing in mind that state and regional budgeted spendings are estimated to continue increasing from year to year. This is in accordance with the government’s commitment to accelerate infrastructure development, among others power plants, transportation facilities and infrastructure, clean water provision and others. Perseroan akan melanjutkan efisiensi biaya di berbagai bidang kegiatan yang telah terbukti mampu menanggulangi tekanan biaya yang meningkat akibat krisis moneter global. Kami yakin bahwa efisiensi tersebut akan lebih bermanfaat lagi bila diterapkan di saat perekonomian tumbuh dengan sehat. The Company will continue to implement cost-efficiencies in various areas of activity that have proven capable of surmounting the pressure of spiralling costs as result of the global monetary crisis. We are confident that the efficiencies will be even more beneficial if applied when the economy is growing robustly. Akhir kata Direksi mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada para pemegang saham, Dewan Komisaris dan seluruh jajaran karyawan Perseroan atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. Dengan dukungan dan kepercayaan ini, WIKA siap merealisasikan VISI WIKA 2020, yaitu menjadikan WIKA sebagai salah satu perusahaan EPC dan Investasi terpadu terbaik di Asia Tenggara. In closing, the Board of Directors would like to express its utmost gratitude to the shareholders, the Board of Commissioners and all employees of the Company for their confidence and support. With this confidence and support, WIKA is set to realize its WIKA VISION 2020, namely to turn WIKA into one of the best integrated EPC and Investment companies in South-East Asia. Atas nama Direksi, On Behalf of the Board of Directors, Bintang Perbowo, SE, MM Direktur Utama/President Director 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 35 Profil Direksi Board of Directors Profiles Dari kiri ke kanan/from left to right: Ir. Tonny Warsono, MM, Ir. Budi Harto, MM, Ir. Slamet Maryono, Drs. Ganda Kusuma, MBA Duduk/seated: Bintang Perbowo, SE, MM 36 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Bintang Perbowo, SE, MM Direktur Utama President Director Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1954 (56 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen Internasional dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya tahun 1997 dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana, Jakarta tahun 1990. Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 28 Mei 2008 hingga saat ini. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur Keuangan PT Pembangunan Perumahan (Persero) (1999-2008). Selama berkarir di PT Pembangunan Perumahan (Persero), pernah menduduki berbagai jabatan penting. Meraih penghargaan Lencana Satya Jasa Perunggu pada tahun 1988 dan Lencana Satya Jasa Perak pada tahun 1998. Indonesian citizen, born on 15 Februari 1954 (56 years of age) in Jakarta. Obtained his Master’s degree in International Management from the Prasetya Mulya Management School in 1997 and his Bachelor’s degree in Economy from the Krisnadwipayana University, Jakarta in 1990. Serving as President Director since 28 May 2008. His previous positions include: Director of Finance at PT Pembangunan Perumahan (Persero) (1999-2008). During his career at PT Pembangunan Perumahan (Persero), he has held several important positions. He has received awards of the Lencana Satya Jasa Perunggu in 1988 and the Lencana Satya Jasa Perak in 1998. Drs. Ganda Kusuma, MBA Direktur Keuangan Director of Finance Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 September tahun 1961 (48 tahun) di Pontianak. Meraih gelar MBA dari Institut Management Newport Indonesia-Jakarta tahun 1993 dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Nusantara, Bandung tahun 1985. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak tahun 2008, dan sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Realty sejak tahun 2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris Utama PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009), Wakil Direktur Utama PT Sinar Wijaya Ekapratista (usaha patungan WIKA dengan PT Duta Pertiwi) (2004-2005), Sekretaris Komisaris PT Wijaya Karya Beton (2002-2008), dan General Manager Keuangan WIKA. Indonesian citizen, born on 9 September 1961 (48 years of age) in Pontianak. Obtained his MBA from the Institute of Management Newport Indonesia-Jakarta in 1993 and his Bachelor’s degree in Economy from the Nusantara Islamic University, Bandung, in 1985. Serving as Director of Finance since 2008, and as Commissioner of PT Wijaya Karya Realty since 2007. His previous positions include: President Commissioner of PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009); Vice President of PT Sinar Wijaya Ekapratista (a joint venture company of WIKA with PT Duta Pertiwi) (2004-2005); Commissioner’s Secretary of PT Wijaya Karya Beton (2002-2008); and General Manager of Finance of WIKA. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 37 Ir. Budi Harto, MM Direktur Operasi I Director of Operation I Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 11 September 1959 (50 tahun) di Boyolali. Mendapat gelar Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada tahun 1997 dan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta tahun 1983. Menjabat sebagai Direktur Operasi I sejak Mei 2008, dan sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya Gedung sejak tahun 2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris PT Wijaya Karya Intrade (2008-2009), General Manager Sipil Umum (Januari 2008–Mei 2008), General Manager Operasi I (2006-2007), Manajer Divisi Sipil Umum II di WIKA-DSU II (2002-2005) dan Manajer Komersial di WIKA-DSU II (2002-2002). Indonesian citizen, born on 11 September 1959 (50 years of age) in Boyolali. Obtained his Master of Management degree from University of Gadjah Mada in 1997 and his Bachelor’s degree in Civil Engineering from the March 11 University, Surakarta in 1983. Serving as Director of Operation I since May 2008, and as President Commissioner of PT Wijaya Karya Gedung since 2009. His previous positions include: Commissioner of PT Wijaya Karya Intrade (20082009); General Manager of General Civil Division (January 2008–May 2008); General Manager of operation I (2006-2007); Manager of General Civil Division II at WIKA-DSU II (2002-2005); and Commercial Manager at WIKA-DSU II (2002-2002). Ir. Slamet Maryono Direktur Operasi II Director of Operation II Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1952 (58 tahun) di Bojonegoro. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya tahun 1977. Saat ini menjabat sebagai Direktur Operasi II sejak Juli 2002, dan sebagai Komisaris Utama PT Marga Nujyasumo Agung sejak 2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris PT Wijaya Karya Realty (2007-2009), Direktur Keuangan (2002– 2007), Manajer Operasi (2001-2002), Manajer Divisi Prasarana Perhubungan(1997-2000) dan Manajer Produksi Divisi Prasarana Perhubungan (1996-1997). 38 Indonesian citizen, born on 16 March 1952 (58 years of age) in Bojonegoro. Obtained his Bachelor’s degree in Civil Engineering from the November 10 Institute of Technology, Surabaya in 1977. Serving as Director of Operations II since July 2002, and as President Commissioner of PT Marga Nujyasumo Agung since 2009. His previous positions include: Commissioner of PT Wijaya Karya Realty (2007-2009); Director of Finance (2002–2007); Manager of Operations (2001-2002); Manager of Transportation Infrastructure Division (1997-2000); and Transportation Infrastructure Division Production Manager (1996-1997). Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Direksi Board of Directors Profiles Ir. Tonny Warsono, MM Direktur SDM dan Pengembangan Director of Human Capital and Business Development Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 24 November 1956 (53 tahun) di Semarang. Meraih gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi PPM, Jakarta tahun 1995 dan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Parahyangan, Bandung tahun 1981. Menjabat sebagai Direktur SDM & Pengembangan sejak Desember 2002, dan sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya Intrade sejak tahun 2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (Juli 2002–Desember 2002), Direktur Utama PT Wijaya Karya Intrade (2000–2002), Manajer Operasi dan Manajemen Mutu WIKA (1998–1999), dan sebagai Manajer Pengembangan Manajemen Mutu (1996–1998). Indonesian citizen, born on 24 November 1956 (53 years of age) in Semarang. Obtained his Master’s degree in Management from the Management Institute PPM, Jakarta in 1995 and his Bachelor’s degree in Civil Engineering from the Parahyangan University, Bandung in 1981. Serving as Director of Human Capital and Business Development since December 2002, and asPresident Commissioner of PT Wijaya Karya Intrade since 2007. His previous positions include: Director of Finance and Human Resources (July 2002–December 2002); President Director of PT Wijaya Karya Intrade (2000–2002); Manager of Operations and Quality Management of WIKA (1998–1999); and as Manager of Quality Management Development (1996–1998). 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 39 Profil Perusahaan Company Profile Sejarah History Unit Bisnis dan Strategi Business Units and Strategy Konstruksi Sipil Civil Construction Konstruksi Bangunan Gedung Building Construction Industrial Plant, Minyak dan Gas Industrial Plant, Oil and Gas Energi Energy Profil Perusahaan Company Profile 42 Riwayat Singkat Brief History WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta. WIKA was born out of the nationalization process of a Dutch company bearing the name Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. or NV Vis en Co. Pursuant To Government Regulation No. 2 / 1960 and Minister of Public Works and Electric Power (PUTL) Decree No. 5 dated 11 March 1960, WIKA was established with the name of Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. WIKA’s line of business at the time was electrical and water pipe installation works. In the early 1960s, WIKA took part in the construction project of Gelanggang Olah Raga Bung Karno on the occasion of the Games of the New Emerging Forces (GANEFO) and the 4th Asian Games in Jakarta. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile PLTU Indramayu 3x330 MW, Jawa Barat 3x330 MW Indramayu Coal Fired Combined Cycle Power Plant, West Java Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri. With the passing of time, various improvements were made in order to continue growing as well as contribute to nation-building by providing construction services throughout the country. Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur. The first significant growth occurred in 1972, when the name Perusahaan Negara Widjaja Karja was changed to PT Wijaya Karya. WIKA then developed into a construction contractor by handling various important projects such as the installation of electricity grids at Asahan and the Jatiluhur irrigation project. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 43 44 Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi. A decade later, in 1982, WIKA underwent expansion with the establishment of several new divisions, namely the Construction Civil Division, Building Division, Housing Facilities Division, Concrete and Metal Products Division, Industrial Construction Division, Energy Division, and Commerce Division. The projects handled at the time included among others the LIPI Building, the Bukopin Building, and the Building and Irrigation Project. Moreover, with the progressive growth of its subsidiaries in the industrial sector WIKA was transformed into an integrated and synergetic infrastructure company. Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi telah mendorong Perseroan untuk memperdalam berbagai bidang yang digelutinya dengan mengembangkan beberapa anak perusahaan guna dapat berdiri sendiri sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan produknya masing-masing. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat itu. The skills of WIKA personnel in the construction industry have pushed the Company to further explore the various areas in which it does business by establishing a number of subsidiaries in order that they can become independent as business ventures that specializes in creating their own respective products. In 1997, WIKA founded its first subsidiary company, namely PT Wijaya Karya Beton, a reflection of how fast the Concrete Division was growing in WIKA at the time. Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan Perdagangan. PT Wijaya Karya Beton’s activity at the time , among others, is the provision of rail tracks for the construction of the Manggarai double-track lane in Jakarta, the construction of the Grati Steam-powered Power Station (PLTGU) and also the Barelang Bridge in Batam. The PT Wijaya Karya Beton measure was then followed by the establishment of PT Wijaya Karya Realty in 2000 as a natural progression of the Realty Division. Subsequently in the same year PT Wijaya Karya Intrade was also established as the progression of the Industrial and Commercial Division. Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). As the Company developed more and more, so too did the public’s confidence in the Company’s capability. This was reflected in WIKA’s success in launching its Initial Public Offering/IPO on 27 October 2007 at the Indonesia Stock Exchange (known at the time as the Jakarta Stock Exchange). During the IPO, WIKA released 28.46 percent of its shares to the public, so that the government of the Republic of Indonesia held 68.42 percent, while the rest was owned by the public, including WIKA employees, through the Employee/ Management of Stock of Option Program (E/MSOP), and Employee Stock Allocation (ESA). Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise building. WIKA juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan PT Wijaya Karya Jabar Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP). Meanwhile, the measure of developing Divisions into selfsufficient subsidiary companies continued to be taken. In 2008 WIKA established subsidiary company PT Wijaya Karya Gedung that specializes in the development of high rise buildings. WIKA also acquired 70.08 percent shares of PT Catur Insan Pertiwi that specializes in the field of mechanical-electrical. Then PT Catur Insan Pertiwi was renamed into PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. In 2009, together with PT Jasa Sarana and RMI, established PT Wijaya Karya Jabar Power specializes in the development of geothermal power station (PLTP) projects. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. In the mid of 2009, WIKA together with other companies have succeded in completing the Suramadu Bridge, a prestigious project that connects Java and Madura islands. Currently the project have been enjoyed by the community at large. Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan lebih besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi baru, yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan. Entering 2010, WIKA is faced with a changing business environment with greater challenges. Thus, WIKA has defined a new vision which is the Vision 2020, to become one of the best integrated EPC and Investment Companies in South East Asia. The vision is believed to provide direction to every WIKA’s line of business to achieve optimum growth, healthy and sustainable. Bidang dan Kegiatan Usaha Business Lines and Activities Perusahan Induk atau disebut juga WIKA saat ini memiliki sejumlah Strategic Business Unit (SBU) di bidang infrastruktur, meliputi konstruksi sipil, energi, industrial plant, minyak dan gas. Ke depan akan lebih terintegrasi sebagai perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC). The Holding Company or WIKA currently has several Strategic Business units (SBU) in the field of infrastructure, covering civil construction, energy, industrial plant, oil and gas. Ahead the Company will be more integrated as an Engineering Procurement & Construction (EPC). WIKA juga memiliki Sistem Manajemen WIKA (SMW) yang telah diterapkan di seluruh kegiatan operasi Perseroan meliputi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 dan Sistem Manajemen ISO 14001:2004 Disamping SMW, WIKA telah mengimplementasi Sistem Informasi Manajemen yang berbasis aplikasi Information Technology (IT) di bidang keuangan, pengadaan, sumber daya manusia, pemasaran, proyek dan knowledge management untuk mendukung setiap kegiatan usahanya. WIKA also has the WIKA Management System (SMW) which are applied on all operational activities of the Company covering: Quality Management System ISO 9001:2000, Workplace Health and Safety Management System OHSAS 18001: 2007, and Management System ISO 14001: 2004. In addition to SMW, WIKA has implemented an Information Management System based on Information Technology (IT) applications in the fields of finance, procurement, human resources, marketing, projects and knowledge management to support its every business activities. SBU Konstruksi Sipil Civil Construction SBU SBU Konstruksi Sipil adalah sub bidang usaha yang terdiri dari: jalan dan jembatan, pengairan, prasarana perhubungan dan ketenagaan. Saat ini kegiatan usaha SBU Konstruksi Sipil tersebut tidak murni merupakan kontraktor, melainkan dengan dukungan dari Tim Enjiniring yang cukup memadai telah melakukan pekerjaan Rancang Bangun (Design and Build) mulai dari proses perencanaan sampai proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah dikerjakan adalah: Jetty Batubara PLTU Cilacap, Jetty Wood Chip Pulau Laut, Removable Trashrack Banjir Kanal Manggarai. The civil construction SBU consists of: road and bridge, irrigation, transportation infrastructure, and manpower. Currently, the Civil Construction SBU is not purely a contractor, but an adequate support Engineering Team that has carried out Design and Built works starting from the planning process to construction. The projects that it carried out included: the Cilacap Steam-powered Power Plant (PLTU) Coal Jetty, the Laut Island Wood Chip Jetty, the Manggarai Flood Canal Removable Trashrack. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 45 46 Sub Bidang Usaha Jalan, Jalan Tol dan Jembatan Road, Toll Road and Bridge Sub-Business Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Jalan, Jalan Tol dan Jembatan meliputi: pekerjaan jalan raya, jalan tol maupun jalan rel kereta api, jembatan layang/fly overs dan terowongan/underpass. Dalam bidang usaha ini, WIKA berhasil menyelesaikan berbagai proyek berskala besar dan berteknologi tinggi diantaranya adalah: • Jembatan Layang Sudirman pada tahun 1993 dan KS Tubun pada tahun 1996 dengan menggunakan teknologi Incremental Launching Method (ILM) • Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan jembatan layang terpanjang di Indonesia pada tahun 2005 dengan teknologi Cable Stayed • Jembatan Layang Cikubang-Tol Cipularang Jawa Barat yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di Indonesia pada tahun 2005. • Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) • Jalan dan Jembatan Tol JORR E2, JORR W1 dan Cengkareng FO • Jalan dan Jembatan proyek USAID, Nanggroe Aceh Darussalam • Amplas Fly Over di Medan • Jalan dan Jembatan Tol Waru-Juanda di Surabaya The road, toll road and bridge construction sub-business line covers: the constructions of roads, toll roads and railways, including the construction of flyovers and underpasses. In this business line, WIKA successfully completed various large-scale and high technology projects, which include among others: Sub Bidang Usaha Pengairan Irrigation Sub-Business Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Pengairan meliputi: pembangunan prasarana dan sarana dasar bidang pengairan antara lain bendungan/dam, saluran irigasi, penyediaan air baku, instalasi pengolahan air bersih dan penanggulangan banjir. Pada bidang usaha ini WIKA berhasil merampungkan sejumlah proyek antara lain: • Bendung Gerak Klambu Barrage pada tahun 1991 dan Bendung Gerak Serayu pada tahun 1995 di propinsi Jawa Tengah, serta Waduk Wonorejo pada tahun 1998 di Tulungagung Jawa Timur • Pada tahun 2009 ini WIKA telah dan sedang mengerjakan sejumlah proyek, antara lain: Banjir Kanal Timur, Normalisasi Sungai Ciliwung-Cisadane, Jakarta, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung Gonggang, Bendung Kedung Brubus, Bendung Lodan, Jawa Tengah, Bendung Amandit di Kalimantan Selatan, Bangun Pengendali Banjir di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat. The irrigation sub-business covers: the construction of basic irrigation infrastructure and facilities, which include dams, irrigation channels, provision of water supplies, clear water processing facilities, and flood control infrastructure. WIKA successfully completed some projects in this sector, including: • The Klambu Movable Dam Barrage in 1991 and the Serayu Movable Dam in Central Java in 1995, and the Wonorejo Reservoir in Tulungagung, East Java, in 1998. • In 2009, WIKA has and is carrying out several projects including: the East Flood Canal, Normalisation of Ciliwung-Cisadane River, Jakarta, Normalisation of Bengawan Solo River, Gonggang Dam, Kedung Brubus Dam, Lodan Dam, Central Java, Amandit Dam in South Kalimantan, Floor Control Development in Balikpapan, East Kalimantan, and Jatigede Dam in Sumedang, West Java. Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan Transportation Infrastructure Sub-Business Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan meliputi jasa konstruksi prasarana perhubungan darat, laut dan udara, seperti bandara, pelabuhan laut, termasuk jetty dan terminal peti kemas, dan stasiun kereta api. Proyek yang telah berhasil diselesaikan adalah: • Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok • Depo Kereta Api Depok dan Double Track YogyakartaKroya The transportation infrastructure sub business, covers various services to construct the land, sea and air transportation infrastructures, such as airport, seaport, including jetty and container terminals, and train stations. Projects that were successfully completed include: • Container Terminal and Car Terminal in Tanjung Priok • The Depok Train Depot and the Yogyakarta-Kroya Double Track. • Sudirman Flyover in 1993 and KS Tubun Flyover in 1996 by using Incremental Launching Method (ILM) technology • Pasupati Bandung Fly Over, the longest flyover in Indonesia in 2005 by using Cable Stayed • Cikubang-Tol Cipularang West Java Fly Over, a bridge with the tallest pillars in Indonesia in 2005 • Surabaya-Madura (Suramadu) bridge • JORR E2, JORR W1 and Cengkareng FO Toll Roads and Bridges • USAID project roads and bridges , Nanggroe Aceh Darussalam • Amplas Fly Over in Medan • Waru-Juanda Toll Roads and Bridges in Surabaya Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile SBU Konstruksi Bangunan Gedung Building Construction SBU SBU Konstruksi Bangunan Gedung secara legal telah menjadi anak perusahaan tersendiri, tetapi pada pelaksanaannya terkait dengan pengakuan pengalaman pekerjaan perusahaan, masih dalam masa transisi dibawah administrasi perusahaan induk WIKA. SBU Konstruksi Bangunan Gedung di WIKA meliputi Sub Bidang Usaha Bangunan Hunian dan Bangunan Fasilitas, yang pada saat ini dengan dukungan kemampuan di bidang enjiniring telah melakukan pekerjaan rancang bangun atau design and build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan sampai proses konstruksi. The Building Construction SBU is by law a separate subsidiary, however in implementation it is, due to the recognition given to the Company’s working experience, still in a transition period under the administration of the WIKA holding company. The Building Construction SBU at WIKA comprising the Residential Building Sub-Business and the Facilities Building Sub-Business, backed by its engineering skills, has carried out design and build works, namely from the planning process till the construction process. Sub Bidang Usaha Bangunan Hunian Residential Sub-Business Sub Bidang Usaha jasa konstruksi bangunan hunian, meliputi pembangunan apartemen, kondominium, hotel, rumah susun dan komplek perumahan. Sejumlah proyek yang telah berhasil diselesaikan antara lain: • Bangunan Apartemen: Apartemen Permata Berlian dan Apartemen BelezzaJakarta, Apartemen Adhi Wangsa-Surabaya, Apartemen Paragon-Solo • Bangunan Hotel: Hotel Paragon City, Semarang. The residential building construction services Sub-Business includes the construction of apartments, condominiums, hotels, flats, and residential complexes. Projects that were successfully completed include: • Apartment Buildings: The Permata Berlian Apartment and the Belezza Apartment-Jakarta, the Adhi Wangsa ApartmentSurabaya, the Paragon Apartment-Solo • Hotel Buildings: Paragon City Hotel, Semarang Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas Facility Building Construction Sub-Business Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas menggarap bangunan fasilitas seperti rumah sakit, terminal penumpang bandara dan stasiun, sarana pendidikan, sarana olahraga, perkantoran,mal dan sarana rekreasi lainnya. Sejumlah proyek yang telah berhasil diselesaikan antara lain: • Bangunan Rumah Sakit: Rumah Sakit Sahid Sahirman, Jakarta • Bangunan Terminal: Terminal Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo. • Bangunan Mal: Mal Lucky Square-Bandung, Mal Adhiwangsa-Surabaya, Mal Solo Paragon-Solo, Plaza Balikpapan • Bangunan Perkantoran: Kantor Pemprov Riau, Soho Group The Facility Building Construction Sub-Business develops hospitals, airports, stations, educational facilities, sport facilities, offices, shops and shopping malls, and recreation facilities. Some of the Company’s successful projects include; • Hospital Building: Sahid Sahirman Hospital, Jakarta • Terminal Building: Adi Soemarmo Airport Terminal, Solo. • Mall Building: Lucky Square Mall-Bandung, Adhiwangsa Mall-Surabaya, Solo Paragon Mall-Solo, Plaza Balikpapan • Office Building: Riau Province Office, Soho Group SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas Industrial Plant, Oil and Gas SBU SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas terdiri dari sub-sub bidang usaha jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal yang meliputi sub bidang usaha minyak dan gas, sarana industri dan pabrikasi baja. The Industrial Plant, Oil and Gas Sub -Business consists of sub units of mechanical-electrical construction services which include the constructions of oil and gas facilities, industrial infrastructure and steel fabrication. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 47 Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas Oil and Gas Sub-Business Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas meliputi jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal di sektor hulu, hilir dan distribusi dari kegiatan operasional di sektor minyak dan gas. Di sektor hulu terkait dengan pekerjaan platform rig offshore, crude oil & gas pipeline distribution, di sektor hilir terkait dengan pekerjaan konstruksi baja kilang minyak, CO2 removal (amine plant), LPG plant, tangki kilang dan pipanisasi, sedangkan di sektor distribusi yang terkait dengan pemasaran meliputi pekerjaan jasa konstruksi jaringan pipa dan tangki/terminal minyak dan gas. Sejumlah proyek yang berhasil diselesaikan WIKA antara lain: • Proyek pipanisasi jaringan distribusi gas Jawa Barat Paket 14 Cilamaya • Proyek pipanisasi distribusi bahan bakar minyak Balongan-Jakarta. • LPG Terminal 4 x 2500 MT di Tanjung Sekong • Avtur terminal & filling point Bandara Kualanamu dan Bandara Soekarno Hatta The Oil and Gas Sub-Business covers the construction of mechanical and electrical of the upstream and downstream sector and distribution of the oil and gas sector operational activities. In the upstream sector, works are related with the platform rig offshore, crude oil & gas pipeline distribution, in the downstream sector, it is related with the steel construction of oil refinery, CO2 removal (amine plant), LPG plant, refinery tanks and pipelines, while in the distribution sector, it is related with marketing covering construction works of oil and gas pipeline and tanks/terminal. Several projects succeeded to complete by WIKA include: • Gas distribution network pipeline project, West Java, Package 14 Cilamaya • Fuel distribution pipeline project Balongan-Jakarta • LPG Terminal 4 x 2500 MT in Tanjung Sekong • Avtur terminal & filling point Kualanamu Airport and Soekarno Hatta Airport Sub Bidang Usaha Sarana Industri Industrial Facilities Sub-Business Sub Budang Usaha Sarana Industri meliputi jasa konstruksi di bidang bangunan industri pabrik seperti pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik biofuels, pabrik granulasi pupuk NPK, pabrik semen, pabrik farmasi, instalasi pengolahan air bersih dan limbah. Sejumlah proyek yang telah berhasil diselesaikan WIKA antara lain: • Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju • Pabrik pengolahan kelapa sawit (crude palm oil mill) • Pabrik granulasi pupuk NPK, RFO, Petrokimia Gresik • Konstruksi pabrik biodiesel Ciliandra Perkasa Dumai • Rekondisi pabrik semen (cement mill) Indocement. The Industrial Facility Sub-Business covers the construction of industrial estates and industrial building construction, such as crude palm oil plant, biofuel plant, NPK fertilizer granulation plant, cement factory, pharmaceutical factory, drinking water processing plant and waste processing plant. Projects successfully completed by WIKA include among others: • Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju • Crude palm oil processing mill • NPK fertilizer granulation plant, RFO, Gresik Petrochemical • Ciliandra Perkasa Dumai Biodiesel plant • Reconditioning of cement mill, Indocement. Sedangkan sejumlah proyek yang sedang berjalan antara lain pabrik CPO di Malingping, Jawa Barat dan Palimanan Cement Mill di Cirebon. While projects that are on-going include among others a CPO plant in Malingping, West Java and the Palimanan Cement Mill in Cirebon. Pabrik NPK Granulasi II, Jawa Timur NPK Granulasi II Factory, East Java 48 Tangki Bio Diesel, Dumai Bio Diesel Tank, Dumai Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja Steel Fabrication Sub-Business Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja pada awalnya merupakan sarana pabrikasi pendukung, tetapi sejak tahun 2009 telah ditingkatkan menjadi Sub Bidang Usaha yang dapat mengelola sendiri usahanya mulai dari pemasaran, produksi dan distribusi dengan rentang produk yang besar dalam menghasilkan produk konstruksi baja seperti struktur rangka baja, menara telekomunikasi, tower transmisi listrik, jembatan baja, tangki baja, silo, hopper baja, pressure vessel, welded beam dan steel plate work lainnya. Saat ini selain memproduksi produk-produk di atas, sedang dijajaki produk-produk baja terkait dengan industri perminyakan dengan target pasar kontraktor KKKS seperti pekerjaan steel platform onshore. The steel fabrication Sub-Business was initially a supporting fabrication facility, but since 2009, it was upgraded into a sub business unit that manages its own business, starting from marketing, production and distribution with a wide product range in producing steel construction products such as steel framed structures, telecommunication towers, electricity transmission towers, steel bridge, steel tanks, silos, steel hoppers, pressure vessel, welded beams and other steel plate works. Currently, aside from the production of the above products, steel related products related to the oil industry meant for the KKKS contractor market such as steel platform onshore are being studied. SBU Energi Energy SBU SBU Energi menjalankan usaha dalam bidang konstruksi berbasis EPC yang terintegrasi dengan lingkup pekerjaan mulai dari pekerjaan rekayasa dasar (basic engineering design), rekayasa process (process engineering design), rekayasa detil (detail engineering design), procurement terkait dengan pengadaan equipment dan construction atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-proyek yang telah direncanakan, pada saat ini masih terbatas pada EPC Power Plant, baik yang terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC dari Power Plant. Beberapa proyek yang telah dan sedang dikerjakan terkait power plant antara lain : • Konstruksi Sipil Power Plant: PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok dan PLTU Pacitan • EPC Power Plant: PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP Pembangkit Listrik Geothermal 50 MW, PLTU AsamAsam 2x65 MW Kalimantan Selatan The Energy SBU carry out business in the field of EPC based construction which is integrated with the scope of work starting from basic engineering design, process engineering design, procurement related to equipment and construction or the construction of planned projects, is currently still limited to EPC Power Plant, whether it is civil construction or the EPC of a Power Plant. Several projects that were and are being carried out related to power plant include: • Power Plant Civil Construction: PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok and PLTU Pacitan • EPC Power Plant: PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP Geothermal Electricity Generator 50 MW, PLTU AsamAsam 2x65 MW South Kalimantan PLTU Cilacap 2x300 MW, Jawa Tengah 2x300 MW Cilacap Coal Fired Steam Power Plant, Central Java PLTU 2 Labuan 2X300 MW, Banten 2x300 MW Labuan Coal Fired Steam Power Plant II, Banten 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 49 Pembangunan Manusia WIKA yang Handal Developing a Reliable WIKA Personnel Pengembangan Berkesinambungan Manusia WIKA yang Potensial Sustainable Development of the Potential WIKA Personnel Setelah di tahun 2008 SDM WIKA yang kompeten, inovatif dan berkomitmen tinggi untuk perusahaan dibangun dan dibentuk menjadi manusia-manusia yang GIGIH, PEMBELAJAR dan ADAPTABEL. Di tahun 2009 untuk lebih terlibat ke dalam pasar internasional. Sumber daya manusia WIKA dikembangkan untuk menjadi pemain-pemain internasional (global player) dengan meningkatkan sinergi antara WIKA Induk dan anak perusahaan melalui fleksibilitas penempatan personil yang diselaraskan dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga kontribusi keberhasilan WIKA akan merupakan hasil kontribusi personil WIKA Induk maupun anak perusahaan. After WIKA’s competent, innovative, and fully committed human resources were developed and formed into PERSISTENT, LEARNING and ADAPTABLE individuals, in 2008. In 2009, in order to be more involved in the international market. WIKA’s Human Resources were developed to become global players by increasing the synergy between the WIKA holding and its subsidiaries, through flexible personnel allocation, in line with the competency each posseses. Thus, the contribution to WIKA’s success is the result of individual contributions by the personnel of WIKA holding as well as its subsidiaries. Pencapaian kinerja Departemen Human Capital di tahun 2009 secara umum tercapai sesuai dengan target, yaitu: ketersediaan pegawai untuk beberapa posisi dimana jabatan struktural setingkat manajer bidang keatas sudah terpenuhi 98 persen, pemenuhan kebutuhan pegawai dan penjaringan beasiswa untuk mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri sudah terlaksana. The achievements of the Human Capital Department in 2009 were in general on-target, namely: the availability of personnel to fill a number of positions where in structural positions at the managerial-level and up were 98 percent fulfilled, personnel requirements were met and the scholarship selection for achieving students from various National Universities completed. Jajaran General Manager WIKA WIKA’s General Managers 1. Tatang Setyarsono 2. Ruslyn H Silalahi 3. Bambang Pramujo 4. Arifin Fahmi 5. Natal Argawan Pardede 6. Nur Al Fata 7. Gunawan 8. Hari Respati 9. Muryadi Yoesoef 10. Entus Asnawi Muchson 11. Budhi Saddewa Soediro 50 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 10 9 8 7 6 1 5 4 2 11 3 Profil Perusahaan Company Profile Sementara itu, program coaching, Mentoring, counseling (cMc) yang dilakukan berkesinambungan tetap berjalan, pelaksanaan sertifikasi nasional/internasional dan pelaksanaan pendidikan lanjutan di luar negeri sudah dipersiapkan untuk menjawab tantangan WIKA ke depan. Hal ini didukung oleh pola pengharkatan yang atraktif, pemanfaatan biaya usaha human capital yang optimal, dan employee engagement yang meningkat dari tahun ke tahun. Meanwhile, the continuous coaching, Mentoring, counselling (cMc) program remains in place, the implementation of national/international certification and the facilitation of further education abroad, all set up to meet the challenges ahead. This is supported by an attractive rating system, optimal utilisation of human capital cost, and employee engagement that improves from year to year. Hasil work load analysis yang telah dilakukan di beberapa proyek memberikan pembelajaran Departemen Human Capital untuk menyusun Man Power Planning dengan lebih baik lagi. Program suksesi sudah disiapkan sampai dengan tiga jabatan di bawah Direksi, melalui program asesmen talenta yang dilakukan diperoleh portofolio dan rencana pengembangan individu setiap calon suksesor. Results of the work load analyses conducted on a number of projects served as a learning experience for the Human Capital Departmental to better formulate its Manpower Planning. A succession program has already been prepared up to 3 positions below the Board of Directors, through a talent assessment program conducted to obtain individual portfolio and development plan for every candidate successor. Di sisi lain konsistensi perusahaan untuk memberikan reward dan punishment berdampak positif dari pegawai yang sudah melihat penerapan nilai-nilai WIKA dalam memberikan pengharkatan yang ’fair’. On the other hand, the Company’s consistency in giving reward and punishment has had a positive effect on the employees who see the application of WIKA values in giving a balanced rating. 2008 2009 2008 2009 2008 2009 Jumlah Pegawai Per Tingkat Pendidikan Employees Based on Levels of Education Komposisi Bidang Pendidikan Composition of Fields of Study Jumlah Pegawai Per Usia Employees Based on Age 2009 2008 S3, S2 93 93 S1, D4 769 727 D3 157 158 D2, D1, SLTA 242 267 29 29 1290 1274 SLTP Total Total 2009 2008 Teknik Technical 852 (66%) 818 (64%) Non Teknik Non-technical 438 (34%) 456 (36%) 1290 1274 Total 2009 2008 20-30 tahun years old 303 272 31-40 tahun years old 388 393 41-50 tahun years old 528 528 > 50 tahun years old 71 81 1290 1274 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 51 Komposisi Jabatan Jabatan Positions General Manager Manajer Divisi Division Manager Manajer Biro Bureau Manager Manajer Bidang Area Manager Manajer Proyek/Deputi Manajer Proyek/Kepala Proyek Project Manager/Deputy of Project Manager/Project Head Manajer Bidang Proyek/Manajer Bidang Wilayah/Kasi Project Area Manager/Region Area Manager Manajer Wilayah Region Manager Pegawai Anak Perusahaan Subsidiaries Employees Staf/Pelaksana Staff Total Mapping Keahlian Profesi dan Keterampilan Tahun 2009 Korporasi Corporate Operasi Operation Total 5 1 5 10 10 11 14 37 51 - 14 14 - 64 64 - 273 273 - 9 9 - 234 234 - - 624 - - 1.290 Professional Competencies and Skills Mapping 2009 Kompetensi / Keahlian Competency / Skill Kategori SBU / SBU Categories : SBU Sipil / Civil SBU Ahli Jalan / Road Engineer Ahli Jembatan / Bridge Engineer Ahli Sumber Daya Air / Water Resources Engineer Ahli Bendungan Besar / Large Dam Engineer Ahli Struktur / Structure Engineer Ahli Manajemen Proyek / Project Management Engineer Ahli Manajemen Proyek Internasional / International Project Management Engineer Ahli Pengadaan Barang & Jasa / Procurement Engineer Ahli Value Engineering / Value Engineering Specialist Ahli Tanah / Soil Engineer Ahli Lingkungan / Environmental Engineer Ahli Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) / Health And Safety Engineer Ahli Beton / Concrete Engineer SBU Gedung / Building SBU Ahli Lansekap / Landscape Engineer Ahli Mekanikal Elektrikal & Plumbing / Mechanical Electrical & Plumbing (MEP) Engineer Ahli Elevator / Elevator Engineer SBU Industrial Plant, Minyak & Gas / Industrial Plant, Oil & Gas SBU Ahli Industrial Plant / Industrial Plant Engineer Ahli Pengelasan / Welding Engineer Ahli Instrumentasi / Instrument Engineer Ahli Mekanikal / Mechanical Engineer Ahli Pemipaan / Piping Engineer Ahli Proses / Process Engineer Ahli Keselamatan Kerja / Safety (Huwet) Engineer SBU Energi / Energy SBU Electrical Engineer Total 52 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Composition of Positions Jumlah Personil Number Of Personnel 58 44 7 6 18 33 1 4 8 4 2 23 29 4 1 1 2 5 1 3 1 2 5 7 269 Profil Perusahaan Company Profile Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Subsidiaries and Affiliated Companies PT WIJAYA KARYA BETON PT WIJAYA KARYA BETON Bisnis di bidang beton pracetak telah dirintis oleh WIKA sejak tahun 1978, saat ini Perseroan memiliki kepemilikan saham PT WIKA Beton sebesar 78,40%. The pre-cast concrete business has been developed by WIKA since 1978. The Company currently holds 78.40% share ownership in WIKA Beton. Perkembangan pembangunan infrastruktur dan kelistrikan pada waktu itu mendorong WIKA untuk melakukan perluasan operasi dengan membangun pabrik di beberapa lokasi. Untuk lebih meningkatkan kinerja bisnisnya, maka pada tanggal 11 Maret 1997 PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) dibentuk sebagai anak perusahaan WIKA yang bergerak khusus di bidang bisnis beton pracetak. Developments in the construction of infrastructure and electricitification at that time compelled WIKA to expand its operations by building factories in several locations. To enhance its business performance, PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) was established on 11 March 1997, as a WIKA subsidiary specializing in the pre-cast concrete business. Seiring dengan program pembangunan ekonomi dan proyek-proyek pemerintah, WIKA Beton terus berkembang pesat dan meningkatkan kapasitas produksinya dari waktu ke waktu. Saat ini dengan jumlah tujuh pabrik yang dioperasikan di Indonesia dan kapasitas 1,2 juta ton pertahun, WIKA Beton menjadi market leader di bidangnya. In line with the government’s economic development program and projects, WIKA Beton continued to develop rapidly and increased its production capacity from time to time. Currently, with seven factories operating in Indonesia and a capacity of 1.2 tons per year, WIKA Beton has become the market leader in its field. Adapun beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh WIKA Beton yaitu: • Tiang Beton, termasuk diantaranya adalah tiang listrik distribusi, tiang listrik transmisi, tiang listrik bantalan jalan rel, tiang telepon, tiang lampu, dsb. • Tiang Pancang, yang meliputi tiang pancang bulat sentrifugal, tiang pancang segi empat dan tiang pancang segi tiga. • Bantalan Jalan Rel, yang terdiri dari bantalan rel kereta api dan bantalan rel lori. • Girder/Balok Jembatan, seperti girder berbentuk box, I , U , balok berongga, plat lantai, beserta kelengkapannya. • Dinding Penahan Tanah (Turap) berbentuk persegi, bergelombang (corrugated) serta dinding kantilever beton. There are several types of products that WIKA Beton produces namely: • Concrete poles, including among others power distribution and transmission poles, railway sleeper power poles, telephone, lighting poles and others. • Concrete piles, including spun piles, square piles, and triangular piles. • Railway sleepers, consisting of train sleepers and lorry sleepers. • Bridge girders, such as box-, I-, U-shaped girders,hollow girders, bridge diaphragm, floor panels and their accessories. • Square-shaped and corrugated concrete spil retaining walls, as well as concrete cantilever walls. WIKA Beton’s 8th Line Factory, Cileungsi Bogor Railway Concrete Products 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 53 • Beton bangunan air meliputi pipa beton, pipa beton bertekanan, saluran terbuka dan lining beton. • Beton gedung termasuk kolom beton, balok beton, plat lantai, panel beton dan tangga beton. • Beton bangunan maritim yang meliputi balok, plat lantai dermaga, dan beton pemecah gelombang. • Lain-lain seperti pagar beton dan saluran beton utilitas bawah tanah. • Jasa yang meliputi desain dan rekayasa teknik, pekerjaan pre-stressing, pengiriman produk dan pemasangan produk beton. • • • • • Precast concrete for water application, such as concrete pipes, pressurized concrete pipes, open channels, and concrete lining. Building concrete, including concrete columns, concrete girders, floor slabs, wall panels, and concrete staircases. Concrete for marine structures, consisting of girders, slab for jetty and wave breaker concrete. Others, such as concrete fences and concrete underground utilities pipes . Services that, include technical design and engineering, pre-stressing works, product delivery service and concrete product installment service. Dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik ke pelanggan, WIKA Beton beroperasi di sejumlah wilayah kerja. Disamping memberikan kepuasan yang lebih kepada pelanggan, penyebaran wilayah kerja dan pabrik tersebut berhasil mengurangi biaya transportasi yang cukup signifikan, sehingga menambah daya saing perusahaan. In order to provide better consumer service, WIKA Beton operates in a number of work regions. In addition to providing more satisfaction to consumers, the distribution of work regions and factories successfully reduced transportation cost quite significantly, hence improving the competitveness of the Company. Operasi WIKA Beton dibagi kedalam 6 wilayah penjualan sebagai berikut: • Wilayah Penjualan I: berkedudukan di Medan meliputi area penjualan Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. • Wilayah Penjualan II: berkedudukan di Palembang meliputi area penjualan Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung. • Wilayah Penjualan III: berkedudukan di Jakarta meliputi area penjualan Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Kalimantan Barat. • Wilayah Penjualan IV: berkedudukan di Semarang meliputi area penjualan Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. • Wilayah Penjualan V: berkedudukan di Surabaya meliputi area penjualan Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur. WIKA Beton’s operations are divided into the following six sales regions: • Sales Region I: located in Medan, covering the sales areas of Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatra, Riau, Riau Islands, and West Sumatra. • Sales Region II: located in Palembang, covering the sales areas of South Sumatra, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, and Lampung. • Sales Region III: located in Jakarta, covering the sales regions of Jakarta, West Java, Banten, and West Kalimantan • Sales Region IV: located in Semarang, covering the sales regions of Central Java, Yogyakarta, South Kalimantan, and Central Kalimantan. • Sales Region V: located in Surabaya, covering the sales regions of East Java, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, and East Kalimantan. PC Spun Piles 54 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Hydro Structure Concrete Products Pabrik Beton WIKA, Cileungsi Jawa Barat WIKA Industrial Concrete, Cileungsi West Java Profil Perusahaan Company Profile • Wilayah Penjualan VI: berkedudukan di Makassar meliputi area penjualan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua. • Sales Region VI: located in Makassar, covering the sales regions of South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central Sulawesi, Gorontalo, Maluku, North Maluku, and Papua. Sedangkan lokasi pabrik terdapat di: • Binjai, Sumatera Utara • Natar, Lampung • Bogor, Jawa Barat • Majalengka, Jawa Barat • Boyolali, Jawa Tengah • Pasuruan, Jawa Timur • Makassar, Sulawesi Selatan. Whereas factories are located in:: • Binjai, North Sumatera • Natar, Lampung • Bogor, West Java • Majalengka, West Java • Boyolali, Central Java • Pasuruan, East Java • Makassar, South Sulawesi. Untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dan mengembangkan peluang pasar, maka pada tahun 2009 WIKA Beton melakukan penambahan pabrik yang bisa memproduksi tiang pancang besar hingga diameter 1.200 mm dengan panjang 24 m. Dengan demikian maka WIKA Beton merupakan satu-satunya produsen yang bisa menghasilkan tiang pancang berdiameter besar. To maintain its position as a market leader, and develop market opportunities, in 2008 WIKA Beton established additional factories capable of producing large concrete piles with 1,200 mm in diameter and 24 m in length. Hence, WIKA Beton became the only company capable of producing large diameter concrete piles. PT WIJAYA KARYA INTRADE PT WIJAYA KARYA INTRADE Anak perusahaan PT Wijaya Karya Intrade (WIKA Intrade) secara resmi berdiri pada 20 Januari 2000, pada saat ini Perseroan memiliki kepemilikan saham sebesar 78,40%. WIKA Intrade merupakan pengembangan dari dua divisi WIKA, yakni Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan. Saat ini, WIKA Intrade memiliki lima bisnis unit, yakni: • Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri • Bisnis Unit Konversi Energi • Bisnis Unit Tabung Gas dan Kompor • Bisnis Unit Perdagangan Umum • Bisnis Unit Batubara The PT Wijaya Karya Intrade subsidiary (WIKA Intrade) was officially established on January 20, 2000, and the Company currently holds 78.40%share of its ownership. WIKA Intrade is the development of two WIKA divisions, namely the Metal Product Division and General Trading Division. Today, WIKA Intrade has five business units, namely: • Automotive Parts & Industry Business Unit • Energy Conversion Business Unit • Gas Cylinder and Stove Business Unit • General Trading Business Unit. • Coal Business Unit Kelima Bisnis Unit tersebut memiliki segmen usaha dan segmen pasar sendiri-sendiri yang memiliki berbagai peluang maupun tantangan yang cukup besar pada tahun 2009 dan tahun- tahun mendatang. Berikut ini adalah Bisnis Unit WIKA Intrade: The five Business Units have their own business and market segments with their respective significant opportunities and challenges in 2009 and in the years to come. The following are WIKA Intrade’s Business Units: Automotive Parts 3Kg Gas Tank Factory 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 55 Bisnis Unit Komponen Otomotif dan Industri Automotive Parts and Industry Business Unit Produk utama Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri adalah komponen-komponen otomotif untuk agen tunggal pemegang merek (ATPM). Dengan demikian, tumbuh dan berkembangnya bisnis unit ini juga terkait dengan pertumbuhan pasar produk otomotif di tanah air. Sepanjang tahun 2009, penjualan mobil yang meningkat di tanah air merupakan peluang besar bagi bisnis unit ini. Untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut sebaikbaiknya, berikut ini adalah langkah-langkah strategis yang dilakukan Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri di sepanjang tahun 2009 • Meningkatkan intensitas komunikasi ke pasar potensial diluar otomotif • Mengintensifkan komunikasi pemasaran pada pasar otomotif yang ditangani untuk mendapatkan dan mempertahankan quota pesanan • Mencari partner strategis untuk pengembangan usaha The main product of the Automotive & Industry Business Unit are automotive components for the sole brand license holders (ATPMs). Therefore, the unit’s growth and development are invariably connected to the growth of the domestic automotive market. During 2009, the rising automotive sales in the domestic market presented the unit with an exciting opportunity. To take best advantage of this opportunity, The unit took the following strategic measures in 2009: • Increased the intensity of communications with potential markets outside the automotive segment • Increased the intensity of communications with the automotive segment to grab and maintain the order quota • Continued to seek strategic-alliance partners Bisnis Unit Konversi Energi Energy Conversion Unit Bisnis Unit Konversi Energi berfokus pada produk unggulannya, yakni pemanas air bertenaga matahari Solar Water Heater (SWH) dan Air Conditioning Water Heater (ACWH), yaitu pemanas air dengan mendayagunakan buangan panas AC bagi rumah tangga dan industri, seperti hotel, apartemen dan pabrik. Saat ini WIKA SWH, telah menjadi pemimpin di pasar di dalam negeri. The Energy Conversion Business Unit is focused on its premier products, namely. Solar Water Heater (SWH) and Air Conditioning Water Heater (ACWH) , a water heater that uses the heat generated by ACs meant for households and industries such as hotels, apartments, and textile factories. Currently, WIKA SWH is the leader in the domestic market. Bisnis Unit ini pun melakukan perakitan & penjualan produk photo Voltaic untuk penerangan rumah tangga dan kepentingan lainnya. This business unit also assembles and sells photo Voltaic products household lighting and other purposes. Untuk bisa memanfaatkan semua peluang yang ada di sepanjang tahun 2009, berikut ini adalah sejumlah langkah strategis yang dilakukan oleh Bisnis Unit Konversi Energi: • Promosi penjualan yang sesuai dengan karakteristik dan tuntutan pasar In order to best benefit from existing opportunities in 2009, the Energy Conversion Business Unit took the following strategic measures: • Sales promotions that are appropriate for the market characteristics and demand WIKA Solar Water Heater Photo Voltaic 56 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA Solar Water Heater Profil Perusahaan Company Profile • Guiding distributors, including the sales force, to improve their skill, motivation, and acquire relevant market information • Enhancing collaborations and synergies with Representatives of the General Trading Business Unit • Increasing collaboration with companies in areas with potential market for non-SWH products • Developing SWH products and ACWH industry for hotels and apartments • Establish collaborations with institutions with links to government projects • • Pembinaan distributor termasuk “sales force” untuk meningkatkan keterampilan, motivasi dan memperoleh informasi pasar yang relevan • Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan Representatif Bisnis Unit Perdagangan Umum • Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di daerah potensial untuk produk- produk non SWH • Pengembangan produk SWH dan ACWH lndustri, untuk apartemen dan hotel • Menjalin kerja sama dengan institusi terkait dengan proyek pemerintah Bisnis Unit Tabung Gas & Kompor Gas Cylinder and Stove Business Unit Sejak tahun 2008, peluang besar yang ditangkap oleh unit ini adalah program konversi energi yang mulai dilakukan oleh Pemerintah yang bertujuan mengganti penggunaan minyak tanah oleh masyarakat menjadi penggunaan gas (LPG). Bisnis Unit ini mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah melalui PT Pertamina, untuk memproduksi kompor dan tabung gas dalam program tersebut. Since 2008, the unit has benefitted from the tremendous opportunity presented by the government‘s energy conversion program, which is aimed at replacing the use of kerosene by the public with the use of LPG. This Business Unit was entrusted by the government’ through PT Pertamina to manufacture gas stoves and cylinders for the program. Untuk bisa memanfaatkan semua peluang yang ada di sepanjang tahun 2009, berikut ini adalah sejumlah langkah strategis yang dilakukan oleh Bisnis Unit Tabung Gas & Kompor: • Meningkatkan intensitas komunikasi dalam program Konversi Energi • Aktif dalam asosiasi-asosiasi terkait • Meningkatkan upaya mendapatkan informasi pasar dini dalam program penghematan energi selain konversi subsidi minyak tanah ke gas • Melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi tabung gas menjadi 7,2 juta tabung pada tahun 2009. To take the best advantage of the opportunities in 2009, the Gas Cylinder & Stove Unit took the following strategic measures: • Increased the intensity of communications in the Energy Conversion program • Actively involved in related associations • Increased efforts to get the early market information in other energy saving programs aside from the kerosene-toLPG subsidy conversion • Invested to increase the gas cylinder production capacity to 7.2 million in 2009. WIKA AC Water Heater Coal Trading 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 57 58 Bisnis Unit Perdagangan Umum General Trading Business Unit Fokus usaha Bisnis Unit Perdagangan Umum pada usaha jasa Perdagangan Material konstruksi dan Material/ Produk Engineering serta Produk atau Mesin mesin yang berkaitan dengan Energi/Power Pembangkit seperti infrastruktur dan industri. The General Trading Business Unit focuses its business on the trade of materials for construction, engineering products/ material and products or engines related to Energy/Power Generation such as infrastructure and industry. Jasa Handling Export/Import juga merupakan kegiatan yang strategis di Bisnit Perdagangan Umum, untuk membantu/ memperlancar kegiatan operasi proyek proyek infrastruktur dan proyek proyek yang berkaitan dengan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik / Power Plant 10.000 MW yang ditargetkan Pemerintah untuk mengatasi krisis Listrik di Indonesia. Export/Import handling services are also strategic activities in the General Trading Business Unit, that support/enhance the operational activities of infrastructure projects and those related to the construction of 10,000 MW Power Plants targeted by the government to overcome the electricity crisis in Indonesia. Hal hal strategis dan langkah yang dilakukan pada tahun 2009 dan menjadi dasar tindak lanjut kedepan adalah: • Revitalisasi wilayah sebagai jejaring pasar untuk lebih diberdayakan khususnya dalam rangka pengembangan otonomi daerah dan pemekaran wilayah di semua propinsi. • Meningkatkan hubungan dengan WIKA sebagai wujud sinergi antara WIKA Intrade sebagai anak perusahaan dengan holdingnya. • Mengembangkan Trading House di Luar Negeri sebagai media untuk jalur Export/Import maupun perdagangan internasional. • Kerjasama strategis dengan pemilik merk atau menjadi agen dari prinsipal untuk mesin/alat-alat ataupun material yang dibutuhkan oleh pasar potensial. • Mengembangkan pola bisnis kemitraan dengan lokal maupun perusahaan internasional yang bernilai tambah dengan risiko yang minimal. The following were some of the strategic measures taken by this Unit in 2009 and has become the base for future actions: • Revitalizing regions as a market network to be further empowered especially in the context of developing regional autonomy and expansion in all provinces. • Enhancing relations with WIKA as the embodiment of a synergy between WIKA Intrade as a subsidiary with its holding company • Establish overseas Trading Houses as medium for Export/ Import as well as international trade. • Strategic cooperation with brand owners or become agents of principals for machines/equipment or materials required by potential markets. • Develop a partnership business model with local as well international companies with added value and minimum risks. Bisnis Unit Batubara Coal Business Unit Bisnis Unit Coal Mining secara resmi berdiri pada Januari 2008 sebagai tindak lanjut dari pengembangan usaha yang telah dilaksanakan Bisnis Unit Perdagangan umum tahuntahun sebelumnya. The Coal Business Unit was officially established in 2008 as a follow-up of the business expansion that was carried out by the General Trading Business Unit during the previous years. Pengembangan usaha perdagangan batubara oleh WIKA Intrade didasarkan pada potensi pasar perdagangan batubara di Indonesia yang demikian besar, baik pasar dalam negeri, maupun pasar internasional. Potensi pasar dalam negeri diproyeksikan akan semakin besar seiring dilaksanakannya percepatan pembangunan Power Plant 10.000 MW yang keseluruhannya menggunakan batubara sebagai sumber energi. The business expansion of coal trading by WIKA Intrade was based on the large coal trading market potential in Indonesia, both domestic as well as overseas. Domestic market potentials were projected to expand in line with the acceleration of the 10,000 MW power plant development, all using coal as a source of energy. Tahapan perdagangan yang ditempuh WIKA Intrade dalam perintisan usaha perdagangan batubara yaitu diawali dengan mensuplai kepada perusahaan yang sudah memiliki kontrak dengan pembeli batubara yang dalam hal ini yaitu PT Bukit Asam. Trading phases undertaken by WIKA Intrade, in pioneering the coal trading business was initiated by supplying coals to companies already holding contracts with a coal buyer, which in this case was PT Bukit Asam. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Setelah memahami dengan baik mekanisme dan pihakpihak yang terkait dalam proses perdagangan batubara, WIKA Intrade mulai mengembangkan pola perolehan kontraknya, dari pola perdagangan menjadi pola tender secara langsung sebagai pemasok. After acquiring full understanding of the mechanism and parties related to the process of coal trading, WIKA Intrade began to develop the contract winning scheme, shifting from a trading scheme to a tender scheme as direct suppliers. Selama tahun 2008, WIKA Intrade telah berhasil mendapatkan dua kali kontrak dari PT Indonesia Power UBP–Suralaya yaitu kontrak suplai sebanyak 40.000 MT dan 150.000 MT. Secara bersamaan pada tahun 2008, WIKA Intrade juga telah mengikuti dan memenangkan tender di PT PLN Tanjung Jati B untuk kontrak suplai selama lima tahun dengan nilai Rp1,96 triliun. Selama tahun 2009 WIKA Intrade sudah berhasil melaksanakan suplai sebanyak dua Vessel dengan jumlah batubara yang tersuplai 121.000 MT. During 2008, WIKA Intrade succeeded in winning two contracts from PT Indonesia Power UBP-Suralaya, namely a contract to supply 40,000 MT and 150,000 MT. Simultaneously in 2008, WIKA Intrade also participated in and won the bid at PT PLN Tanjung Jati B for the five-year supply contract valued at Rp1.96 trillion. In 2009, WIKA Intrade succeeded in undertaking the supply of two vessels with 121,000 MT of coal. Dengan semakin terbukanya pasar batubara bagi WIKA Intrade, langkah pengembangan usaha berikutnya adalah meningkatkan dari pola Perdagangan menjadi pola Penguasaan/Kepemilikan Kuasa Pertambangan (KP). Saat ini sudah mulai dilakukan Due Dilligence atas berbagai KP yang dapat dikerjasamakan secara strategis oleh WIKA Intrade dan atau WIKA. As the coal market further opened for WIKA Intrade, the next business development phase was to enhance the trading scheme into an ownership scheme (Kuasa Pertambangan/KP). To date a due diligence is under way on several KP’s that may be carried out in a collaboration between WIKA Intrade and WIKA. PT WIJAYA KARYA REALTY PT WIJAYA KARYA REALTY PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty), anak perusahaan yang didirikan pada 20 Januari 2000, saat ini Perseroan memiliki kepemilikan saham PT WIKA Realty sebesar 78,40%. PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty) is a subsidiary established on 20 January 2009 wherein the Company holds 78.40% interests. WIKA Realty merupakan pengembangan dari Divisi Realty & Properti yang bergerak di bidang pengembang kawasan hunian sejak tahun 1982. Dalam pengembangannya, WIKA Realty juga menekuni bisnis manajemen properti dan jasa konstruksi dengan pola rancang dan bangun. WIKA Realty is the expansion of the Realty & Property Division that has been moving in the field of residential property development since 1982. In its development, WIKA Realty also moves in property management and construction services following a design and building scheme. Tamansari Majapahit, Semarang Tamansari Sudirman Executive Residence, Jakarta 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 59 Visi WIKA Realty adalah menjadi perusahaan terpercaya dan pilihan utama bagi target konsumen di bidang properti dan yang terkait baik di dalam maupun luar negeri. Sejalan dengan itu, misi WIKA Realty adalah menciptakan produk inovatif, bermutu, dan berdaya saing tinggi, dalam upaya menjadi yang terdepan di setiap pasar yang dimasuki, sehingga dapat memberikan imbal investasi tertinggi bagi konsumen maupun pemegang saham serta mewujudkan tempat kerja yang menarik dan menantang bagi karyawan serta menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra kerja. WIKA Realty’s vision is to become a trusted and preferred company in the property sector and related sectors in and outside the country. In line with the vision, WIKA Realty’s mission is to create innovative, quality and competitive products in order to lead in every market and, therefore be capable of giving a high return on investment to both its consumers and shareholders and establish an attractive and challenging workplace for its employees and establish collaborations that are mutually beneficial with working partners. Tantangan terbesar yang dihadapi dalam bisnis ini adalah adanya gejolak perekonomian yang berakibat pada tingginya suku bunga perbankan yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. The greatest challenge faced by the business is the economic fluctuations due to high interest rate causing the decrease of purchasing power. Berikut adalah sejumlah langkah strategis yang diambil WIKA Realty pada tahun 2009: • Menambah land bank seluas 60 ha di Samarinda. • Menyelesaikan pengembangan Apartemen Tamansari Sudirman Executive Residence di Jakarta yang merupakan proyek high rise pertama yang dikembangkan oleh WIKA Realty. • Memasarkan dua (2) proyek baru landed house: • The Green Tamansari di Surabaya • The Hills Tamansari di Semarang • Meluncurkan cluster-cluster baru di proyek yang saat ini sudah berjalan, seperti: • Bunaken di Tamansari Metropolitan Manado • Mahogani Extension di Tamansari Bukit Mutiara • The Nirwana di Tamansari Puri Bali • Sebatik di Grand Tamansari Samarinda • Menjalin dan terus meningkatkan kerja sama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bank-bank besar penyedia KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), seperti Bank Mandiri, Bank Niaga, BTN, BNI, BRI, Bank Permata, Bukopin, Bank Bumiputera, dan Bank Jabar Banten untuk melayani penyediaan KPR bersubsidi sampai dengan komersial. The following are strategic measures taken by WIKA Intrade in 2009: • Additional land banks of 60 ha in Samarinda • Completion of Apartemen Tamansari Sudirman Executive Residence in Jakarta, a first high rise project for WIKA Realty. • Marketing of two new landed houses projects: • The Green Tamansari in Surabaya • The Hills Tamansari in Semarang • Launched new clusters in existing projects, such as: • Bunaken in Tamansari Metropolitan Manado • Mahogani Extension in Tamansari Bukit Mutiara • The Nirwana in Tamansari Puri Bali • Sebatik in Grand Tamansari Samarinda • Establish and continuously improve housing credit (KPR) collaboration with big KPR- and apartment loan- (KPA-) provider banks, such as Bank Mandiri, Bank Niaga, BTN, BNI, BRI, Bank Permata, Bukopin, Bank Bumiputera, and Bank Jabar Banten, in view of providing subsidized and commercial KPR. The Hill Tamansari, Semarang 60 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. The Green Tamansari, Surabaya Profil Perusahaan Company Profile • Mengikuti pameran skala nasional di Jakarta Convention Center sebanyak tiga (3) kali pada bulan Mei, Agustus dan Oktober untuk mempertegas keberadaan dan citra perusahaan. • Menggunakan metode WIKA Realty-Precast System sebagai keunggulan daya saing untuk mendapatkan proyek-proyek rusunawa yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Kementerian Perumahan Rakyat. • Melakukan kerja sama operasi dengan pemilik lahan. • Held a nation-wide promotion in the Jakarta Convention Center three (3) times, i.e. in May, August and October to strengthen the company’s identity and image • Used the WIKA Realty-Precast System method as a competitive advantage in winning apartment projects tendered by the Cipta Karya Directorate General and the Ministry of Housing. • Conducted joint operations with land owners Keberhasilan langkah-langkah strategis tersebut tercermin dalam pendapatan WIKA Realty yang pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan sebesar 30 persen dibandingkan dengan pendapatan pada tahun sebelumnya menjadi Rp454 miliar. Sementara itu, laba bersih juga meningkat sebesar 11,47 persen dibandingkan sebelumnya menjadi Rp22,8 miliar. Disamping itu, pada tahun 2009 WIKA Realty mendapatkan HR Excellent Award dari Majalah SWA yang bekerja sama dengan Lembaga Management Fakultas Ekonomi UI & Human Resources Indonesia untuk kategori The 3rd Best Overall Talent Management. The success of those strategic measures was reflected in WIKA Realty’s revenue in 2009 that showed an increase by 30 percent compared to that in the previous year to Rp454 billion. Meanwhile, net profit also increased by 11.47 percent compared to that in the previous year to Rp22.8 billion. Moreover in 2009 WIKA Realty received an HR Excellent Award from SWA Magazine in cooperation with UI Economic Faculty Management Institute and Human Resources Indonesia for The 3rd Best Overall Talent Management category. PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG PT. WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung) didirikan pada tanggal 24 Oktober 2008, saat ini Perseroan memiliki kepemilikan saham sebesar 99%. WIKA Gedung berdiri dengan modal dasar sebesar Rp200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp50 miliar dengan komposisi kepemilikan saham oleh WIKA sebesar 99 persen dan Koperasi Karyawan WIKA sebesar 1 persen. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) was officially established on 24 October 2008, in which WIKA holds 99% interests. WIKA Gedung started its operation with an authorised capital of Rp200 billion, and a paid-in capital of Rp50 billion with a share ownership composition of 99 percent by WIKA and 1 percent by the WIKA Employee Cooperatives. Dengan dijadikannya WIKA Gedung sebagai entitas tersendiri, gerak langkah dan pengambilan keputusan dalam rangka perolehan proyek menjadi lebih ringkas dan cepat. Sehingga akan memperkuat kinerja fundamental WIKA selaku perusahaan induk. By establishing WIKA Gedung as a separate entity, the business unit’s activities and decision making process becomes shorter and faster. This shorter and faster process in turn strengthened the fundamental performance of WIKA as the holding company. Apartemen Adhiwangsa, Surabaya Adhiwangsa Apartment, Surabaya Gedung Astra, Jakarta Astra AstraBuilding, Building, Jakarta Jakarta 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 61 Visi WIKA Gedung adalah menjadi perusahaan terdepan dan mitra terpercaya dalam industri konstruksi bangunan bertingkat. Terdepan berarti mempunyai kemampuan terbaik dalam engineering dan teknologi, sumber daya, kualitas serta pelayanan. Mitra terpercaya berarti menjalankan komitmen sesuai yang diperjanjikan dengan para pihak. Sedangkan Misi WIKA Gedung adalah menjadikan kontraktor rancang bangun pilihan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan dan pelayanan terbaik melalui integrasi perancangan dan pelaksanaan konstruksi yang optimal, berwawasan lingkungan, berdaya saing tinggi, efisien dan terkini dalam teknologi. WIKA Gedung’s vision is to become a leading and trusted company and partner in the multi-storied building industry. In the future, this vision requires the best capability in engineering and technology, resources, quality and services. Being the trusted partner means carrying out its commitment as promised to other parties. WIKA Gedung’s mission is to become the best choice for design and build contractors that satisfies customers and provides the best services through an integrated design and construction work, which is optimized, environmentally aware, highly competitive, efficient, and cutting-edge in technology. Jenis pekerjaan yang menjadi lingkup bisnis WIKA Gedung adalah: • Gedung Bukan Tempat Tinggal meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung bukan tempat tinggal seperti gedung perkantoran, pendidikan, tempat peribadatan, sarana kesehatan, penginapan, pusat perdagangan, kawasan industri/ pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olah raga, gedung kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar dan lain sebagainya. • Gedung Tempat Tinggal meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal, seperti rumah, perumahan, rumah susun dan apartemen. The types of work that fall in the scope of WIKA Gedung’s business are:: • Non Residential buildings, consisting of construction, maintenance and repair of non-residential buildings, such as offices, schools, religious centers, healthcare centers, accommodation, trade centesr, industrial/factory zones, terminals/stations, sport halls, art/entertainment centers, warehouses, hangars, and others. • Residential buildings, consisting of construction, maintenance and repair of residential buildings, such as houses, residential estates, low-cost flats and apartments. Tahun pertama berdiri WIKA Gedung telah berhasil memperoleh Omzet Kontrak sebesar Rp495 miliar atau 98 persen dari rencana sebesar Rp504 miliar yang peroleh proyeknya sebagian besar di dapat pada semester II tahun 2009. Penjualan dan laba bersih tercapai Rp93 miliar dan Rp7 miliar atau 37 persen dan 89 persen dari rencana Rp250 miliar dan Rp8 miliar. In its first year of establishment WIKA Gedung, it succeeded in obtaining a total contract value of Rp495 billion or 98 percent from its initial plan of Rp504 billion, the projects of which were mostly obtained in the 2nd semester of 2009. Sales and net profit reached Rp93 billion and Rp7 billion or 37 percent and 89 percent from the previously planned of Rp250 billion and Rp8 billion. PLTU Gresik 3X200 MW, Surabaya 3x200 MW Gresik Power Plant, Surabaya 62 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Pabrik Kertas Kerinci, Pekanbaru Kerinci Pulp Factory, Pekanbaru Profil Perusahaan Company Profile Tahun 2010 WIKA Gedung mentargetkan dalam Rencana kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah omzet kontrak dihadapi (Order Book) sebesar Rp1,19 triliun atau 239 persen dari tahun lalu, penjualan sebesar Rp603 miliar atau 647 persen dari tahun lalu dan laba bersih sebesar Rp28 miliar atau 390 persen dari tahun lalu. In 2010, WIKA Gedung has targeted in its Corporate Business Plan and Budget (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan/RKAP) a total contract value of Rp1.19 trillion or up 239 percent from the previous year, sales amounting to Rp603 billion or up 647 percent and net profit amounting to Rp28 billion or up 390 percent. PT WIJAYA KARYA INSAN PERTIWI PT WIJAYA KARYA INSAN PERTIWI PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA Insan Pertiwi) adalah anak perusahaan WIKA dari hasil akuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi pada November 2008. WIKA Insan Pertiwi bergerak di bidang instalasi mekanikal elektrikal proyek industri dan pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya WIKA Insan Pertiwi ini, WIKA yang sangat berpengalaman di konstruksi sipil menjadi lengkap dalam mengerjakan proyek EPC, proyek Industri, migas ataupun pembangkit tenaga lstrik melalui Departemen Utilitas dan Departemen Energi. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA Insan Pertiwi) a subsidiary of WIKA, resulted from the acquisition of 70.08 percent shares of PT Catur Insan Pertiwi on November 2008. WIKA Insan Pertiwi specializes in the installation of mechanical electrical industrial and power plant projects. With WIKA Insan Pertiwi, WIKA’s experience in civil construction becomes fully equipped for undertaking EPC projects, industrial projects, oil and gas as well as power plant projects through the Department of Utility and Department of Energy. Dalam mengantisipasi akan beroperasinya Pembangkit tenaga listrik dari program 10.000 MW baik yg dimiliki PLN ataupun Pembangkit Swasta (IPP), serta pertumbuhan investasi di bidang industri, migas dan pertambangan maka WIKA Insan Pertiwi yang selama ini cukup aktif melaksanakan labor supply untuk kebutuhan Pemeliharaan Industrial, juga sedang mengembangkan usahanya ke arah usaha Operasi dan Perawatan (Operation & Maintenance) industrial dan pembangkit. Sinergi pemasaran dan pengadaan serta tambahan pengalaman pengelolaan proyek besar dan kompleks dari Perseroan, akan dapat lebih cepat menumbuhkan WIKA Insan Pertiwi mencapai misinya menjadi pelopor pengembangan jasa enginiring dan konstruksi mekanikal & elektrikal, serta jasa operasi dan pemeliharaan yang terkemuka dan terpercaya yang berdaya saing, aman, bermutu, tepat waktu dan berwawasan lingkungan. In anticipating the operation of the power plants that are part of the 10,000 MW program, owned by both PLN and Independent Power Producer (IPP), as well as the growth of investment in the fields of industry, oil & gas and mining, WIKA Insan Pertiwi which has been quite active in providing labor supply for industrial maintenance needs, is also developing its business toward the Operation and Maintenance ofr industries and power generation. The synergy of the Company’s marketing and procurement and the additional experience of large and complex project management, will further accelerate the growth of WIKA Insan Pertiwi in achieving its mission to become a pioneer in the development of engineering and mechanical and electrical construction services, and provide the operation and maintenance services. All of these services take into account the aspects of competitiveness, security, quality, timeliness and the environment. Pabrik Kimia, Kerinci Pekanbaru Chemical Plant, Kerinci Pekanbaru 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 63 64 WIKA Insan Pertiwi disamping mengerjakan proyek di lingkungan WIKA juga mengerjakan proyek-proyek di luar WIKA yaitu dari pelanggan lama maupun pelanggan baru yang terus dikembangkan. Proyek-proyek yang dikerjakan WIKA Insan Pertiwi tahun 2009 antara lain PLTD Batakan, PLTD Bontang, Chipper mill dan PLTD Medco Merauke, Conveyor KCM, Conveyor Indominco, dan Conveyor Asam-asam, Grinding Mill Indocement, Instalasi Mekanikal Perluasan SPV 4 (South Pacific Viscouse) salah satu pabrik rayon terbesar di Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2010 WIKA Insan Pertiwi mentargetkan untuk mengerjakan beberapa PLTU Batubara dan Biomasa, PLTD, tank farm, pabrik pengolahan kelapa sawit, Pipanisasi migas, pipanisasi aviation fuel supply system dan mekanikal elektrikal proyek industri pertambangan. In addition to WIKA Insan Pertiwi’s projects within WIKA, it also undertakes projects outside of WIKA, from repeat customers as well as new customers, which continue to be developed. Projects being carried out by WIKA Insan Pertiwi in 2009 include: Batakan Diessel Engine Power Plant, Bontang Diessel Engine Power Plant, Chipper mill and Medco Merauke Diesel Engine Power Plant, KCM Conveyor, Indominco Conveyor, and Asam-asam Conveyor, Indocement Grinding Mill, Mechanical Installation at the SPV 4 expansion (South Pacific Viscouse), one of the largest rayon factory in Indonesia. While in 2010, WIKA Insan Pertiwi aims to carry out several Coal Fired Power Plant and Biomass, Diesel Engine Power Plant, tank farm, palm oil mill, oil and gas pipeline, aviation fuel supply system pipeline and mechanical electrical of mining industrial projects. PT WIJAYA KARYA JABAR POWER PT WIJAYA KARYA JABAR POWER PT Wijaya Karya Jabar Power (WIKA Jabar Power) dibentuk berdasarkan Akta Notaris A.Budy Priahastyanti Surjaningsih, SH tanggal 16 Juli 2009, sedangkan kegiatan operasi perusahaan dimulai setelah pelaksanaan RUPS pada tanggal 6 November 2009. Perseroan memiliki kepemilikan saham WIKA Jabar Power sebesar 55 persen, PT Jasa Sarana 40 persen, dan PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia 5 persen. PT Wijaya Karya Jabar Power (WIKA Jabar Power) was established pursuant to the Notarial Deed by A.Budy Priahastyanti Surjaningsih, SH dated 16 July 2009, while its operations started only after the holding of its GMS on 6 November 2009. The Company holds 55 percent shares of WIKA Jabar Powe, PT Jasa Sarana holds 40 percent and PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia holds 5 percent. Visi WIKA Jabar Power adalah menjadi perusahaan produsen listrik tenaga panas bumi terbaik pada tahun 2020. Sejalan dengan itu, misi WIKA Jabar Power adalah menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai tambah, menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan, stakeholder, subkontraktor dan masyarakat, serta pelayanan terbaik melalui efisiensi, berwawasan lingkungan dan menggunakan teknologi terkini. WIKA Jabar Power’s vision is to become the best geothermal electric power producer in 2020. In line with WIKA Jabar Power’s mission to provide quality and added value products, to satisfy its customers, stakeholders, subcontractors and the community at large, and to provide the best services through efficiency, awareness of the environment and the use of cutting-edge technology. Kegiatan Utama WIKA Jabar Power dibagi 2(dua) bagian yaitu: 1. Sisi Hulu Pertambangan Panas Bumi Gunung Tampomas, meliputi: eksplorasi, study kelayakan, dan eksploitasi 2. Sisi Hilir Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi, meliputi: pembangunan dan pendirian pembangkit, pengoperasian dan pemeliharaan, pengembangan PLTP dan seluruh infrastrukturnya. The primary activities of WIKA Jabar Power is divided into two parts, namely: 1. In the upstream end of the Gunung Tampomas Geothermal mining, covering: exploration, feasibility study, and exploitation 2. In the downstream end of Geothermal Power Generator covering: the development and establishment of power plants, operations and maintenance, and development of PLTP and all of its infrastructure. Untuk kegiatan tahun 2009 merupakan rangkaian kegiatan dari rencana investasi bidang usaha penjualan energi listrik melalui wilayah pertambangan panas bumi Gunung Tampomas dan pembangunan pembangkit listrik panas bumi. In 2009,its activities covers the investment plan on the sales of electric energy through geothermal mining areas of Gunung Tampomas and the development of geothermal electric power generator. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Below are several strategic steps taken by WIKA Jabar Power in 2009: • Obtained a mining licence on 4 November 2009 • Determining professional consultants Berikut adalah sejumlah langkah strategis yang diambil WIKA Jabar Power pada tahun 2009: • Memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang ditanda tangani pada tanggal 4 Nopember 2009. • Menetapkan konsultan ahli. PERUSAHAAN PATUNGAN JOINT VENTURE COMPANIES PT Marga Nujyasumo Agung PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) adalah perusahaan patungan antara WIKA (20 persen), PT Jasa Marga (55 persen) dan PT Moeladi (25 persen). Didirikan pada tahun 1995 dan direstrukturisasi kepemilikannya pada tahun 2009. Perusahaan ini bergerak dalam penyelenggaraan proyek yang meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan Jalan Tol Surabaya–Mojokerto dengan panjang 36,27 km yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Java. PT Marga Nujyasumo Agung PT Marga Kunciran Cengkareng PT Marga Kunciran Cengkareng PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC) adalah perusahaan patungan antara WIKA (10 persen), PT CMS (60 persen), PT Jasa Marga (20 persen), PT Nindya Karya (5 persen) dan PT Istaka Karya (5 persen). Didirikan pada tahun 2008, bergerak dalam bidang penyelenggaraan dan pengelolaan fasilitas jalan tol. PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC) is a joint venture company between WIKA (10 percent), PT CMS (60 percent), PT Jasa Marga (20 percent), PT Nindya Karya (5 percent) and PT Istaka Karya (5 percent). Established in 2008, it specializes in the implementation and management toll road facilities. PT WIKA–NGK Insulators PT WIKA–NGK Insulators PT WIKA-NGK Insulator adalah perusahaan patungan antara WIKA (18,65 persen), NGK Insulator Ltd. (54,23 persen) dan Sumitomo Corporation (27,12 persen). Didirikan pada tahun 1987. Perusahaan ini memproduksi insulator untuk distribusi (6,6 s.d. 33 kV) dan transmisi (lebih dari 70kV), berupa insulator tumpu dan insulator tarik. PT WIKA-NGK Insulator is a joint venture company established by WIKA (18.65 percent), NGK Insulator Ltd. (54.23 percent) and Sumitomo Corporation (27.12 percent). Established in 1987. The company produces insulators for power distribution (6,6 to 33kV) and transmission (more than 70kV), in the form of pin posts and strain rods. Awalnya, PT WIKA-NGK Insulator memfokuskan usahanya untuk memenuhi kebutuhan PLN. Dalam perkembangannya, produk PT WIKA-NGK mulai diekspor ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan Filipina. Initially, PT WIKA-NGK Insulator focused its business to meet PLN’s needs. In its development however, PT WIKA-NGK began to export its products to various countries, such as the United States, Mexico, and the Philippines. PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) is a joint venture company between WIKA (20 percent), PT Jasa Marga (55 percent) and PT Moeladi (25 percent). Established in 1995 and restructured in 2009. The company specializes in project implementation covering development, operation and maintenance of the 36.27 km Surabaya–Mojokerto Toll Road which is part of theTrans Java Toll Road. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 65 66 I. Riwayat Pencatatan Saham Perseroan I. Chronology of Stock Listing WIKA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tanggal 29 Oktober 2007. Kode saham Perseroan di bursa adalah WIKA. Pencatatan saham ini berhasil dilakukan berkat adanya persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) No. KD. 01/3406/DPRRI/2007 tanggal 26 April 2007, dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa No. RIS-15/D2.MBU/2007, yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juni 2007 serta surat persetujuan Menteri Negara BUMN No. F-717/MBU/2007 tanggal 8 Oktober 2007 tentang persetujuan program Employee Stock Allocation (ESA) dan Employee Stock Option Plan & Management Stock Option Plan (ESOP/MSOP). WIKA listed its stocks on the Jakarta Stock Exchange (JSX), which has changed its name to the Indonesian Stock Exchange (IDX), on October 29, 2007. The Company’s shareticker is WIKA. The stock listing was successful thanks to the approvals of the House of Representatives of the Republic of Indonesia No. KD. 01/3406/DPRRI/2007 dated 26 April 2007, and the Extraordinary General Meeting of Shareholders No. RIS-15/D2.MBU/2007, which was held on 14 June 2007, and the approval letter of the State Minister of State-Owned Enterprises No. F-717/MBU/2007 dated 8 October 2007, regarding the approval for Employee Stock Allocation (ESA) Program and the Employee Stock Option Plan & Management Stock Option Plan (ESOP/MSOP). Pelaksanaan Program ESA ESA Program Implementation WIKA telah melaksanakan program ESA sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum, dengan harga per lembar saham sebesar Rp420, dan diberi diskon sebesar 20 persen. Saham yang berasal dari program ESA mengalami lock up period selama delapan (8) bulan sejak tanggal pencatatan di BEJ. WIKA has conducted the ESA program in accordance with prevailing regulations, namely 10 percent of the total stocks are offered in the public offering at a price of Rp 420 per share with 20 percent discount. The stocks that originated from the ESA program underwent a lock up period of eight (8) months since the date of its listing in JDX. Pelaksanaan ESOP/MSOP ESOP/MSOP Implementation Perseroan telah melaksanakan dua tahap program ESOP/ MSOP. Dalam tahap pertama WIKA mendistribusikan 50 persen dari jumlah keseluruhan saham yang dialokasikan untuk program ESOP/MSOP, sedangkan 50 persen sisanya didistribusikan pada akhir Oktober 2008. Pada tahun 2009 ini ada pelaksanaan opsi dari karyawan terhadap progam ESOP/MSOP yang telah di exercise opsinya sebesar 213.500 (dua ratus tiga belas ribu lima ratus) saham, sehingga secara keseluruhan jumlah saham WIKA menjadi 5.846.367.500 (lima miliar delapan ratus empat puluh enam juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu lima ratus) saham. The Company conducted the ESOP/MSOP program in two phases In the first phase, WIKA distributed 50 percent of the total stocks allocated for the ESOP/ MSOP program, while the remaining 50 percent of stocks were distributed at the end of October 2008. In 2009, the options exercised by the employee on The ESOP/MSOP stocks amounted to 213,500 (two hundred thirteen thousand five hundred) shares, thus the overall amount of WIKA’s shares reached 5,846,367,500 (five billion eight hundred forty six million three hundred sixty seven thousand five hundred) shares. Kronologi Pencatatan Obligasi Chronology of Bond Listing Pada tahun 2009, WIKA tidak memiliki pencatatan obligasi. In 2009, WIKA did not have any bond listings. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Pembelian Kembali Saham Share Buyback Sebagai langkah mengantisipasi penurunan harga saham Perseroan akibat melemahnya bursa, WIKA telah melaksanakan program Pembelian Kembali Saham (“buyback”) . Tujuan dari buyback adalah menstabilkan harga saham yang relatif undervalued sehingga tidak mencerminkan kinerja dan fundamental Perseroan. In a move to anticipate the decline of the Company’s share price as a result of the weakening stock market, WIKA conducted a share buyback program. The objective of the buyback is to stabilize the share price, which was relatively undervalued and, therefore, did not reflect the Company’s performance and the fundamentals. Buyback juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan melindungi kepentingan investor publik. Bagi Perseroan, buyback ini meningkatkan laba per saham (earning per share) sehingga meningkatkan rasio Return on Asset dan Return on Equity. The buyback was intended to increase the confidence of the investing public and protect their interests. For the Company, the buyback has increased the earning per share and, hence boosting the Return on Asset and the Return on Equity ratios. Realisasi buyback saham tahap I Status buyback saham per 13 Oktober 2008-13 Januari 2009 Share buyback realization phase I Share buyback status of 13 October 2008-13 January 2009 Buyback Saham Share Buyback 38 hari buyback saham selama 61 hari di pasar sejak 13 Oktober 2008 hingga 13 Januari 2009 38 days of share buyback during 61 days period at the market since 13 October 2008 to 13 January 2009 Akumulasi Buyback Saham Share Buyback Accumulation 143.279.000 saham, dengan nilai Rp27,693 miliar 143,279,000 shares, valued at Rp27.693 billion Harga rata-rata buyback saham Average share buyback price Rp193,28 per saham Rp193.28 per share Realisasi buyback saham tahap II Status buyback saham per 23 Februari 2009–22 Mei 2009 Share buyback realization phase II Share buyback status of 23 February 2009–22 May 2009 Buyback Saham Share Buyback 24 hari buyback saham selama periode 60 hari bursa sejak 23 Februari 2009 hingga 22 Mei 2009 24 days of share buyback during 60 stock exchange day period since 23 February 2009 to 22 May 2009 Akumulasi Buyback Saham Share Buyback Accumulation 33.407.500 saham, dengan nilai Rp7,277 miliar 33,407,500 shares, valued at Rp7.277 billion Harga rata-rata buyback saham Average share buyback price Rp217,84 per saham Rp217.84 per share Total buyback saham tahap I dan II Share buyback total phase I and II Akumulasi Buyback Saham Share Buyback Accumulation 176.686.500 saham, dengan nilai Rp34,970 miliar 176,686,500 shares, valued at Rp34.970 billion Harga rata-rata buyback saham Average share buyback price Rp197,93 per saham Rp197.93 per share 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 67 Struktur Organisasi Organization Structure Direktur Utama President Director Tonny Warsono Ganda Kusuma Muryadi Yoesoef Hari Respati DIVISI SIPIL UMUM 2 Civil Construction 2 DIVISI SIPIL UMUM 3 Civil Construction 3 DIVISI LUAR NEGERI Overseas Departemen Bangunan Gedung Building Budhi Saddewa S WILAYAH Region DIVISI BANGUNAN GEDUNG Building Proyek / Project DIVISI SIPIL UMUM 1 Civil Construction 1 Proyek / Project Departemen Wilayah & LN Region & Overseas Proyek / Project PKBL/ CSR Dirham Su’udi Direktur Keuangan Director of Finance Departemen Sipil Umum Civil Construction Proyek / Project Natal Argawan P Direktur SDM & Pengembangan Director of Human Capital & Business Development Proyek / Project Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Bintang Perbowo Departemen Legal Legal Departemen Keuangan Finance Entus Asnawi M. Departemen Human Capital Human Capital Nur Al Fata Departemen Pengembangan Sistem & Usaha System & Business Development Arif in Fahmi 68 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Proyek / Project Gunawan Profil Perusahaan Company Profile Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit Direktur Operasi I Director of Operation I Direktur Operasi II Director of Operation II Budi Harto Slamet Maryono Tatang Setyarsono Departemen Utilitas Utilities Departemen Energi Energy Ruslyn H.Silalahi Bambang Pramujo Anak Perusahaan Subsidiaries Perusahaan Patungan Joint Ventures PT. WIKA Beton PT. WIKA NGK Insulator A. Boediono DIVISI PABRIKASI BAJA Steel Fabrication DIVISI ENERGI 1 Energy 1 DIVISI ENERGI 2 Energy 2 PT. WIKA Intrade PT. Marga Nujyasumo Agung PT. WIKA Realty PT. Marga Kunciran Cengkareng Yoyon Mulyana Proyek / Project Proyek / Project Muhammad Nawir Pabrik / Fac tor y Ridwan A. Muthalib DIVISI MEKANIKAL ELEKTRIKAL Mechanical Electrical Proyek / Project DIVISI PENGADAAN Procurement Elvis Nurhasral PT. WIKA Bangunan Gedung Budhi Saddewa S PT. WIKA Insan Pertiwi Werdoyo Santosa PT. WIKA Jabar Power Akmal Malik 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 69 Nama dan Alamat Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal Name and Address of Stock Exchange Supporting Institutions and Profession Penjamin Pelaksana Emisi Efek Share Underwriters Notaris Notary PT Bahana Securities Graha Niaga Fl. 19 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 Tel: (6221) 2505081 Fax: (6221) 5225869 Imas Fatimah, S.H. Graha MIK Lt5 Taman Perkantoran Kuningan Jl Setia Budi Selatan Kav. 16-17 Jakarta 12920 Tel : (6221) 57941450 Fax : (6221) 57941451 PT CIMB-GK Securities Indonesia Gedung BEJ Tower 2, Fl. 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (6221) 5151330 Fax: (6221) 5151335 PT Indo Premier Securities Wisma GKBI 7/F Suite 718 Jl. Jend. Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Tel: (6221) 57931168 Fax: (6221) 57931167 Biro Administrasi Efek: Stock Administration Bureau PT Datindo Entrycorn Puti Datindo–Wisma Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 54 Jakarta 10220 Tel: (6221) 5709009 Fax: (6221) 5709026 Penilai: Appraiser Yanuar Bey & Rekan Wijaya Grand Center Blok F No. 59 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160 Telp : 021–7279 4427 (Hunting) Fax : 021–7279 4428 70 A.Partomuan Pohan, S.H. Jl. Wolter Monginsidi No. 7 Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Tel: (6221) 7208675 Akuntan Publik Public Accountant PIETER, UWAYS & REKAN Graha Piesta Jl. Warung Buncit Raya No. 16, Warung Jati Barat Jakarta Selatan12550 Tel: (62-21) 78840777 (Hunting) Direct line (62-21): 78840909, 7813683 Fax : (62-21) 7813680 & 7813681 Kustodian Efek : Stock Custodian PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta Tower 1, Fl. 5 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Tel: (6221) 52991099 Fax: (6221) 52991199 Bank : • Bank Mandiri • Bank Niaga • Bank Syariah Mandiri • Bank Bukopin • Bank Permata • Bank Mega • Bank DBS • Bank BNI • Deutsche Bank • Bank Danamon • Bank Panin Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Alamat / Address Kantor Pusat / Head Office Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 8191235, 8199713 Website: http://www.wika.co.id Email: [email protected] Departemen / Department Wilayah III / Region III Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No.134A/2227 Palembang Tel: (62711) 319755 Fax: (62711) 319755 Sipil Umum / Civil Construction Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 85904148 Email: [email protected] Wilayah IV / Region IV Jawa Barat, Banten, dan Lampung Jl. Dr. Otten No.3, Bandung 40171 Tel: (6222) 4237770 Fax: (6222) 4237770 Wilayah dan Luar Negeri Region and Overseas Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 85909416 Email: [email protected] Wilayah V / Region V Jawa Tengah dan Yogyakarta Jl. Teuku Umar No.21, Semarang 50234 Tel: (6224) 8411890 Fax: (6224) 8318135 Bangunan Gedung / Building Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 8191235 Email: adwijayawika.co.id Utilitas / Utility Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 8198040 Email: [email protected] Energi / Energy Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650 Fax: (6221) 85911970 Email: [email protected] Wilayah-Wilayah/Regions Wilayah I / Region I Sumatera Utara Jl. Gunung Krakatau No.15, Medan 20239 Tel: (6261) 6610737, 6639496 Fax: (6261) 6610740, (0651)40235 Wilayah II / Region II Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat Jl. Gelatik No.25, Sukajadi, Pekanbaru 28124 Tel: (62761) 31868 Fax: (62761) 854904 Wilayah VI / Region VI Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB Jl. Jend. Achmad Yani No. 176 – 178 Surabaya 60235 Tel: (6231) 8282723-5, 8290092 Fax: (6231) 8282937, 828719 Wilayah VII / Region VII Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat Jl. Ir. Sutami- Perum. KARPOTEK Blok B I No.02, Samarinda 75127 Tel: (62541) 271693 Fax: (62541) 271693 Wilayah VIII / Region VIII Kalimantan Tengah Jl. Rajawali No.56, Palangkaraya Tel: (62561) 733701 Fax: (62561) 733701 Kalimantan Selatan Jl. Dharma Praja No.8, Banjarmasin Tel: (62511) 3260912 Fax: (62511) 3255014 Wilayah IX / Region IX Sulawesi, Maluku dan Papua Jl. Bougenville C II No.23 Panakukang Mas, Makasar Tel: (62411) 441639 Fax: (62411) 441639 Anak Perusahaan/ Subsidiaries PT Wijaya Karya Beton Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650 Fax: (6221)85903872 Website: www.wikabeton.co.id Email: [email protected] [email protected] PT Wijaya Karya Intrade Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650 Fax: (6221) 8564462, 8505323, 8565555 Web site: www.wika-intrade.com Email: [email protected] PT Wijaya Karya Realty Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650 Fax: (6221) 85907502, 85907585 Website: www.wikarealty.com Email: [email protected] PT Wijaya Karya Gedung Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340 Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650 Fax: (6221) 85904146 PT Wijaya Karya Insan Pertiwi Jl.Dr. Saharjo No.149-F, Jakarta Selatan Tel: (6221) 8305891, 8312701, 82880308 Fax: (6221) 8281292 PT Wijaya Karya Jabar Power Jl. Tubagus Ismail Depan No.1 A Bandung, Jawa Barat 40134 Perusahaan Patungan / Joint Ventures PT WIKA NGK Insulator Menara Bidakara, 3rd Floor, Suite 0304 Jl. Gatot Subroto Kav. 71-73 Jakarta 12870 Tel. (6221) 83793383-4 Fax: (6221) 83793045 Website: www.wika-ngk.co,id PT Marga Nujyasumo Agung Gedung MLI, Jl. Let. Jend MT Haryono Kav. 49 Jakarta 12770 PT Marga Kunciran Cengkareng Jl. Pulau Putri X Blok 05 No.14 Modernland, Tangerang 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 71 Wilayah Operasi Operational Area Medan Pekan Baru Palangkaraya Palembang Jakarta Bogor Majalengka Semarang Lampung Bandung Boyolali Surabaya 72 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profil Perusahaan Company Profile Algeria Samarinda Banjarmasin Makasar Pasuruan Kantor Pusat/Head Office Kantor Wilayah/ Regional Office Kantor Perwakilan/ Representative Office Pabrik/ Factory 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 73 Jalan Tol JORR W1, Banten JORR W1 Toll Road, Banten Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Rapat Direksi Director’s meeting Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis 76 A. Tinjauan Operasional A. Operational Review Terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 telah berdampak luas pada dunia usaha termasuk sektor industri konstruksi. Kondisi ini mendorong WIKA melakukan langkah antisipasi dengan menerapkan strategi yang berfokus pada tiga aspek, yaitu (i) Menjaga dan mengamankan likuiditas perusahaan; (ii) Selektif pada pasar yang dapat memberikan tingkat kepastian pembayaran tinggi (prioritas sumber dana APBN/APBD, loan, dan anggaran BUMN); dan (iii) Melakukan efisiensi di segala bidang. The global financial and capital market crisis culminating at year-end 2008 triggered a drought in liquidity that widely affected the corporate world including the industrial construction sector. This condition compelled WIKA to act prudently in implementing a strategy that focused on three matters, namely (i) Maintain and securing the company’s liquidity; (ii) Selecting only markets with a high certainty in making payments (prioritising those that receive funding from the National/Regional Revenues and Expenditures Budgets (APBN/APBD), loans, and State Enterprises (BUMN) budgets; and (iii) Implement efficiencies in all areas. Penerapan fokus pada ketiga hal tersebut, berhasil mengamankan kinerja usaha WIKA yang mencatat hasilhasil usaha yang menggembirakan selama tahun yang berakhir 31 Desember 2009, sekaligus mewujudkan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. The focus on the three above matters, succeeding in securing WIKA’s performance, which posted exciting results during the year ending 31 December 2009, and at the same time established a sturdy foundation for continued long-term growth. Selain berkat penerapan strategi usaha yang jitu selama tahun 2009, landasan yang kokoh tersebut juga terbentuk oleh pengembangan model bisnis WIKA yang stratejik selama beberapa tahun silam. In addition to the implementation of a precise business strategy during 2009, the establishment of the sturdy foundation was also due to the development of WIKA business model over the past years. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Model bisnis yang stratejik tersebut menempatkan kegiatan bisnis inti WIKA – yaitu jasa Teknik Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi atau yang lebih dikenal dengan istilah EPC – di bagian poros. Bisnis inti EPC di bagian poros tersebut ditunjang dari belakang oleh sumber daya fabrikasi/manufaktur di bidang-bidang yang terkait erat dengan kegiatan EPC, dan pada gilirannya menunjang keberlanjutan usaha ke depan melalui kegiatan investasi jangka panjang di bidang-bidang yang juga terkait erat dengan kegiatan EPC. The strategic business model places WIKA’s core business activities – namely its Engineering, Provision, and Construction technical services or more commonly known as EPC – at the axis. The EPC core business at the axis is supported by fabrication/manufacturing resources in areas closely intertwined with EPC activities, and in turn supports the future viability of the business through long-term investments in areas also closely related to EPC activities. Bila digambarkan dalam sebuah bagan, maka model bisnis WIKA akan terlihat sebagai berikut: When depicted in a diagram, the WIKA business model would appear as in the following: Backward Integration Core Activities Forward Integration Masing-masing kegiatan pada backward integration, core activities maupun forward integration tersebut dilakukan pada tiga sektor utama, yaitu sektor energi, sektor industri dan sektor infrastruktur. Each activity at backward integration, core activities and also forward integration are implemented at three major sectors, namely the energy sector, the industrial sector and the infrastructure sector. Pengamanan Perolehan Pendapatan Securing Revenue Generation Model bisnis WIKA dirancang sebagai wahana untuk mencapai VISI 2020 Perseroan, selain juga mengamankan perolehan pendapatan Perseroan dari tahun ke tahun. VISI 2020 mengarah pada upaya WIKA untuk menjadi salah satu Perusahaan terbaik dalam bidang EPC dan Investasi yang terintegrasi di Asia Tenggara. The WIKA business model was designed as means to reach the Company’s VISION 2020, in addition to securing the Company’s revenue generation from year to year. VISION 2020 refers to WIKA’s effort to become one of best company in the field of integrated EPC and Investment in South-East Asia. Namun untuk mencapai visi tersebut, Perseroan harus dapat mengatasi tantangan yang timbul dari berbagai hal, mulai dari persaingan pasar, perubahan teknologi, tuntutan inovasi, rekrutmen serta retensi sumber daya manusia bertalenta, hingga permasalahan yang timbul akibat dari fluktuasi pasar, krisis ekonomi, gejolak sosial dan pemanasan global. However to reach that vision, the Company must be able to overcome the challenges arising out of various situations, starting from market competition, changes in technology, demands of innovation, recruitment and also retention of talented human resources, till problems arising out of market fluctuations, economic crisis, social upheavals and global warming. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 77 78 Dewasa ini, persaingan di sektor usaha konstruksi yang meliputi pekerjaan konstruksi sipil umum dan konstruksi bangunan gedung telah sedemikian ketatnya, sehingga mendorong WIKA untuk mencari peluang usaha baru di sektor konstruksi untuk utilitas, migas dan energi (pembangkit tenaga listrik). Today, competition in the construction sector, which includes general civil construction and building construction works, has become so tight that it compels WIKA to look for new opportunities in the construction sector for utilities, oil & gas, and energy (power plants). Sebaliknya, bisnis manufaktur WIKA (backward) mampu menghasilkan pendapatan tetap yang dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun; sedangkan penyertaan modal di sektor-sektor energi, industri dan infrastruktur yang bersifat strategis (forward), diharapkan memberi peluang pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. In contrast, WIKA’s manufacturing business (backward) has successfully yielded regular earnings that continues to improve from year to year; while equity participation in the energy, industrial and infrastructure sectors that are strategic in character (forward), are expected to give continued long-term growth opportunities. Pada tahun 2009, strategi bisnis WIKA yang bertumpu pada kegiatan backward, core dan forward mulai memberi kontribusi nyata bagi WIKA, baik dari segi struktur bisnis secara kelompok usaha, maupun dari segi perolehan pendapatan. Sementara fokus yang lebih tajam pada masing-masing lini usaha menjadikan langkah WIKA semakin terarah serta lebih kompetitif dalam persaingan pasar. In 2009, the WIKA business strategy that is supported by backward, core and forward activities began to give real contributions to WIKA, whether from the business structure of a group aspect, or from the revenue generation aspect. While the sharper focus on each line of business makes WIKA’s steps more certain and also more competitive in market competition. Kompeten dan Unggul di Bidangnya Competent and Excellent in its Field Perjalanan dan kinerja Perseroan hingga tahun 2009 telah memposisikan WIKA sebagai perusahaan dengan kekuatan finansial dan kompetensi teknis yang unggul sehingga mampu menyerap proyek-proyek mega infrastruktur. Posisi ini dicapai berkat keberhasilan WIKA menerapkan model bisnis yang stratejik, dimana anak perusahaan mampu beroperasi dengan kadar spesialisasi dan kompetensi yang tinggi, sekaligus memungkinkan WIKA untuk melaksanakan proyek-proyek EPC secara terpadu dan kompetitif. The Company’s journey and performance till 2009 have positioned WIKA as a company with leading financial strength and technical competency enabling it to take on mega-infrastructure projects. This position was reached as a result of WIKA’s success in implementing its strategic business model, where subsidiaries are able to operate at a high rate of specialization and competency, and at the same time enabling WIKA to carry out EPC projects in an integrated and competitive manner. Beberapa pilar utama yang menopang kinerja tersebut antara lain adalah keberhasilan WIKA dalam (i) proyek overseas yang memberikan hasil usaha yang sangat memuaskan pada tahun 2009; (ii) penguasaan sekitar 30 persen proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik 10.000 MW oleh pemerintah. dan (iii) penanganan proyek mekanikal-elektrikal, proyek wilayah yang bersumber dana APBD dan keberhasilan usaha WIKA Beton. Several pillars sustaining that performance among others are WIKA’s success in (i) overseas projects that posted gratifying results in 2009; (ii) command of around 30 percent of the government’s 10,000 MW power plant development projects, and (iii) running mechanical-electrical projects, regional projects funded by APBD and the success of WIKA Beton’s venture. WIKA semakin memantapkan taktik bisnis yang berhasil diterapkan dalam beberapa tahun silam, sebagai berikut: • Melakukan kemitraan dengan kontraktor atau investor asing • Mengupayakan integrasi melalui akuisisi dan penyertaan modal • Membentuk aliansi strategis dengan pemasok utama. WIKA further solidified the business tactics that it has been successfully implementing over the past years, by: • Establishing partnerships with foreign contractors or investors • Striving for integration through acquisition and equity participation • Establishing strategic alliances with major suppliers Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Bermitra dengan Kontraktor Asing dan Investor Asing Partnerships with Foreign Contractors and Investors Kemitraan dengan kontraktor atau investor asing terealisasi dalam proyek infrastruktur Aljazair dimana Perseroan menjadi subkontraktor dari perusahaan konstruksi Kajima yang tergabung dalam konsorsium Jepang, “COJAAL” (Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek tersebut WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan dan peletakan girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 102 kilometer, structural works, precast factory, temporary building dan ancillary works. The partnership with foreign contractors or investors was realized in the Algerian infrastructure project where the Company became a subcontractor to the Kajima construction company which was part of the Japanese consortium, “COJAAL” (Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazama, and Teken). In the project WIKA was allocated the construction of more than 40 bridges and the placement of girders along a 102-kilometre stretch of toll-road, structural works, precast factory, temporary building and ancillary works. Guna menunjang pembangunan ruas jalan yang dipercayakan kepada WIKA, Perseroan juga membangun dan mengoperasikan pabrik beton di dekat lokasi proyek. Pabrik ini dibangun dengan peralatan utama yang diimpor dari Indonesia, dioperasikan oleh tenaga kerja WIKA yang didatangkan dari Indonesia, dan dikelola oleh tim ahli yang berpengalaman dari WIKA Beton di Indonesia. In order to support the construction of the stretch of road allocated to WIKA, the Company also built and operated a concrete factory near the project location. The factory was constructed with major equipments imported from Indonesia, operated by WIKA personnel brought in from Indonesia, and managed by a team of experienced experts from WIKA Beton in Indonesia. Pengalaman WIKA Beton itu sendiri membawa pengaruh yang tidak kecil, dimana pabrik beton WIKA di Aljazair tersebut memiliki tingkat produktivitas dua kali lipat dibandingkan dengan pabrik beton serupa yang dibangun dan dioperasikan oleh subkontraktor lain pada ruas jalan yang berbeda. The WIKA Beton experience itself brought an effect that was by no means small, where the WIKA concrete factory in Algeria had a level of productivity two-fold that of other similar concrete factories built and operated by other subcontractors working on different parts of the toll-road. Keberhasilan ini diikuti pula oleh hasil yang sangat memuaskan dalam pelaksanaan proyek secara keseluruhan, sebagaimana diutarakan oleh Pemerintah Aljazair dan sesuai penilaian COJAAL yang menyatakan bahwa dari seluruh kontraktor yang terlibat di proyek pembanguan jalan ini, WIKA dipandang sebagai pelaksana terbaik. This success was followed too by the very gratifying results in the execution of the project as a whole, as voiced by the Algerian Government and according to the assessment by COJAAL stating that of all the contractors involved in the tollroad construction project, WIKA was seen as the best executor. WIKA memperoleh sambutan positif dari Pemerintah Aljazair, yang telah mengundang WIKA untuk turut serta dalam tender proyek pembangunan infrastruktur lainnya sebagai main contractor. WIKA received positive response from the Algerian Government, which had invited WIKA to participate in other infrastructure development project tenders as a major contractor. Kemitraan dengan kontraktor asing juga dilakukan WIKA untuk berbagi proyek besar di Indonesia, terutama proyek-proyek pembangkit tenaga listrik dan proyek penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai oleh bantuan dana atau pinjaman luar negeri, sehingga melibatkan peran serta kontraktor asing dari negara asal penyandang dana. Partnership with foreign contractor was also established by WIKA to jointly take on big projects in Indonesia, especially power plant projects and natural disaster management projects which are generally financed by foreign donor aids or loans, hence involving the participation of foreign contractors from the donor countries. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 79 Untuk proyek pembangunan pembangkit berbahan bakar gas, WIKA bermitra dengan kontraktor Jepang yaitu Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi Heavy Industries. Sedangkan untuk pembangkit listrik bahan bakar batubara, WIKA bermitra dengan kontraktor Cina, Chengda Engineering. Untuk proyek penanggulangan bencana alam, WIKA melaksanakan pekerjaan Konstruksi Sabo dan Tanggul Gunung Merapi dan bermitra dengan kontraktor asing yaitu Shimizu Ltd. dan pekerjaan Sabo Dam Bawakaraeng di Sulawesi Selatan bermitra dengan Hazama Corporation. For gas-powered power station projects, WIKA partnered Japanese contractors namely Mitsubishi Corporation and Mitsubishi Heavy Industries. Whereas for coal-fired power stations, WIKA partnered a Chinese contractor, Chengda Engineering. For natural disaster management projects, WIKA carried out the Sabo Construction and Mount Merapi Embankment works in partnership with foreign contractor, Shimizu Ltd., and the Sabo Dam Bawakaraeng in South Sulawesi in partnership with Hazama Corporation. Integrasi Melalui Akuisisi dan Penyertaan Modal Integration Through Acquisition and Equity Participation Perseroan terus berupaya meningkatkan integrasi pelayanan maupun pelaksanaan proyek diantara kelompok usaha WIKA dengan melakukan akuisisi atau penyertaan modal pada perusahaan-perusahaan yang dipandang mampu memberikan nilai sinergi. Pada tahun 2009, Perseroan mendirikan anak perusahaan sesuai Akta No.2 tanggal 16 Juli 2009 yang dibuat dihadapan A.Budy Prihastyanti Suryaningsih, SH di Bandung. WIKA bersamasama perusahaan daerah Jabar membentuk anak usaha, WIKA Jabar Power dengan penyertaan modal oleh WIKA sebesar 55 persen. Maksud dan tujuan dari Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha pengembangan Panas Bumi sisi hulu (up stream) dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di sisi hilir (down stream) dan menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan sampai dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan memanfaatkan sumber panas bumi yang berada di daerah Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang dan Subang, Propinsi Jawa Barat. 80 The Company continues striving to improve integration of services and also execution of projects within the WIKA group by conducting acquisitions or equity participation in companies deemed capable of yielding synergetic value. In 2009, the Company established a subsidiary pursuant to Deed No.2 dated 16 July 2009 drawn up before A. Budy Prihastyanti Suryaningsih, SH in Bandung. WIKA and region-owned company Jabar jointly established a subsidiary, WIKA Jabar Power, with WIKA’s equity participation at 55 percent. The purpose and objective of the Company is to carry out upstream geothermal developments and downstream Geothermal Power Station (PLTP) develop and operate an electrification business up to the Geothermal Power Station by exploiting the geothermal energy located within the area of Mount Tampomas, in the Sumedang and Subang Regencies, in the Province of West Java. Kerjasama Strategis dengan Pemasok Utama Strategic Partnership with Major Suppliers Untuk mendukung hasil kerja yang excellent Perseroan menjalin kerja sama atau aliansi strategis dengan pihakpihak yang merupakan pemasok utama dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Sebagai contoh: Dalam pengerjaan tabung gas berukuran tiga (3) kilogram, yang turut menunjang upaya pemerintah dalam mengubah pola konsumsi energi masyarakat dari penggunaan minyak tanah ke gas, WIKA mengadakan kerja sama dengan pemasok plat baja, yaitu PT Krakatau Steel. To support the Company’s excellent work in establishing strategic partnerships or alliances with parties that are major suppliers in a particular area of activity. For example: In the manufacture of three (3) kilogram gas cylinders, which also supported the government’s drive to shift the public’s energy consumption pattern from the use of kerosene to gas, WIKA collaborated with supplier of steel plates, PT Krakatau Steel. Untuk pengadaan besi beton, WIKA melakukan kontrak payung dengan supplier PT Berkat Jaya Niagatama dan PT Interworld Steel Miles. Pengadaan kontrak payung dengan pemasok utama dapat meningkatkan daya tawar Perseroan untuk memperoleh harga terbaik seperti: 1. PT Swadaya Graha, (erection mechanical & electrical) 2. PT Panca Duta, (jetty) 3. Chengda Corporation (boiler, turbine & engineering) 4. Yixing Corporation (coal unloading equipment) 5. PT Varia Usaha (fabricator dan erection conveyor) For the provision of iron rods for reinforced concrete, WIKA entered into an umbrella contract with suppliers PT Berkat Jaya Niagatama and PT Interworld Steel. Having an umbrella contract with major suppliers improves the Company’s bargaining power in getting the best prices as with: 1. PT Swadaya Graha, (erection, mechanical & electrical) 2. PT Panca Duta, (jetty) 3. Chengda Corporation (boiler, turbine & engineering) 4. Yixing Corporation (coal unloading equipment) 5. PT Varia Usaha (fabricator and erection conveyor) Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis 6. 7. 8. 6. 7. 8. Yokogawa (Terminal Auto System) Pentraco & Tokyo Keisho (Automatic Tank Gauge) Optima & Rotork (repair Motor Operated Valve) Yokogawa (Terminal Auto System) Pentraco & Tokyo Keisho (ATG) Optima & Rotork (repair MOV) Sedangkan untuk pengadaan beton Ready Mix, WIKA bekerja sama dengan PT Adhimix Precast dan PT Holcim Indonesia Tbk, dua produsen semen beton bertulang baja terkemuka di Indonesia saat ini. Selain itu, WIKA telah menjalin kerjasama dengan para subkontraktor spesialis, diantaranya seperti PT Perum Jasa Tirta I dengan produk Pancang Cabut Steel Sheet Pile, PT Triroyal Timur Raya dengan produk Fabrikasi Stasiun Tandan dan Rebusan serta PT Dian Berda dengan produk Cikro JGA-5. Whereas for the provision of Ready Mix concrete, WIKA collaborates with PT Adhimix Precast and PT Holcim Indonesia Tbk, two of the most renowned producers of steel-reinforced concrete cement in Indonesia to date. Additinally, WIKA has also established collaborations with specialist sub-contractors, which among other include PT Perum Jasa Tirta I with its product Removable Steel Sheet Piles, PT Triroyal Timurraya with its product Water Treatment Plants and also PT Dian Berda with its product Cikro JGA-5. Pendapatan Usaha Operating Income Dilihat dari pendapatan Perseroan pada tahun 2009, sektor jasa konstruksi masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar, yaitu sekitar 55,8 persen dari seluruh perolehan pendapatan Perseroan. Kontribusi tersebut sedikit banyak menggambarkan betapa pentingnya kegiatan bisnis inti bagi Perseroan, dengan semakin ditunjang oleh perolehan pendapatan dari anak perusahaan dan perusahaan patungan. Tabel berikut ini menggambarkan kontribusi masing-masing lini usaha Perseroan terhadap total pendapatan untuk tahun-tahun 2008 dan 2009: With regard to the Company’s income in 2009, the construction services sector remains the biggest revenue contributor, with around 55.8 percent of the entire Company revenue. The contribution more or less depicts how important the Company’s core business activity is, with progressively being supported by the revenue generated by the subsidiary and jointventure companies. The following table shows the contribution by each of the Company’s line of business in comparison to the total revenue for the years 2008 and 2009: Pendapatan Berdasarkan Segmen Usaha Revenues based on business segment Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah) Proyek 2008 2009 Projects Tol, Jalan, Jembatan 915.919 939.003 Tolls Roads, Bridges Pelabuhan, irigasi, Bendungan 456.809 601.240 Ports, Irrigation, Dam Kelistrikan 452.963 951.451 Power Plant Utilitas dan Mekanikal-Elektrikal 1.291.996 547.391 Utility and Mechanichal-Electrical Gedung 1.255.205 703.701 Building Realty 341.178 444.480 Real Estate Industri dan perdagangan 940.806 1.154.740 Industry and Trade Industri beton 904.201 1.248.851 Concrete Precast Industry 6.559.077 6.590.857 Before KSO’s 273.510 593.750 Joint Operation 6.832.587 7.184.607 TOTAL After KSO’s Total (sebelum KSO) Kerjasama operasi (KSO)* TOTAL (setelah KSO) * Penjualan KSO tidak di buku pada akun Penjualan, hanya dicatat labanya pada Laba Kotor Sales of KSO are not posted on the Sales account, only the profit is accounted for in the Gross Profit Rincian proyek-proyek yang berhasil diselesaikan Perseroan pada tahun 2009 terdapat pada tabel di bawah ini: Description of projects completed by the Company in 2009 are listed on the table below: Konstruksi Sipil/Infrastuktur Civil Construction/Infrastructure Dalam Juta Rupiah No. 1 Nama Proyek/Name of Project Toll Road JORR W-1 Kebun Jeruk-Penjaringan (in Million Rupiah) Nilai/Value Realisasi/Realization 317,585 30-Des-09 2 Central Segment Suramadu Bridge, East Java 187,787 12-Jun-09 3 Amplas Fly Over Bridge, Medan 111,700 30-Des-09 4 Cengkareng Fly Over Bridge, Tangerang 65,081 9-Des-09 5 Curah Cair Port, Riau 46,252 25-Feb-09 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 81 Konstruksi Bangunan Gedung Building Construction Dalam Juta Rupiah No. (in Million Rupiah) Nilai/Value Realisasi/Realization Paragon City Semarang 184.695 28-Apr-09 2 BSD Entertainment Center 118.546 2-Jan-09 3 Astra Insurance Building 77.662 24-Juni-09 1 Nama Proyek/Name of Project 4 Lombok International Airport 54.014 24-Nov-09 5 SMAN 3 Tenggarong East Kalimantan 39.363 14-Apr-09 Elektrikal dan Mekanikal Electrical and Mechanical Dalam Juta Rupiah No. 1 (in Million Rupiah) Nama Proyek/Name of Project RFO PF II Factory, PT Petrokimia, Gresik Nilai/Value Realisasi/Realization 129,500 13-Okt-09 24-Apr-09 2 Construction of Kelanis Hopper 6 PT Adaro Indonesia, Kalimantan 38.802 3 Kertajaya CPO Plant, 37.034 31-Jul-09 4 Electric Tower Transmission 150 KV PLTU 3, Banten 20.419 16-Okt-09 5 PT Buana Karya Bhakti’s Palm Oil Mill 19.538 08-Agt-09 Energi Dalam Juta Rupiah No. 82 Energy (in Million Rupiah) Nama Proyek/Name of Project Nilai/Value Realisasi/Realization 1 Labuhan Angin Coal Fired Steam Power Plant 2 x 115 MW, North Sumatera 37.234 20-Jan-09 2 Muara Karang Gas Power Plant – Civil Architecture Works Switch yard, Jakarta 11.440 31-Jan-09 B. Tinjauan Keuangan B. Financial Review Secara umum kondisi keuangan WIKA pada tahun 2009 menunjukkan keadaan yang sangat sehat. Posisi keuangan WIKA hingga akhir tahun 2009 sangat likuid dan mampu membiayai seluruh operasinya dan sejumlah investasi untuk pengembangan Perseroan selama tahun 2010. Di tengah situasi perekonomian dunia yang kurang kondusif, Perseroan kembali berhasil mencapai kenaikan laba bersih yang cukup signifikan dibandingkan dengan laba bersih pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih ini dipicu oleh keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi, khususnya dalam pengadaan sumber daya dan metode kerja pelaksanaan. Pencapaian laba bersih mencapai 8,1 persen diatas target yang ditetapkan dalam RKAP 2009 sebesar Rp175,03 miliar. Dalam konteks keadaan perekonomian dunia yang tidak menentu, kenaikan laba bersih itu merupakan suatu prestasi yang menggembirakan. In general, WIKA’s financial condition in 2009 showed it to be in prime health. Its financial position as of year-end 2009 was very liquid and able to finance the entire operations and a number of investments for the development of the Company throughout 2010. In spite of the less than conducive global economic situation, the Company once again succeeded in achieving an increase in net profit significantly better than that of the previous year. The increase in net profit was triggered by the Company’s success in improving efficiencies, especially in the provision of resources and the methods of work execution. The increase in net profit surpassed the target set in the RKAP by 8.1 percent. In the context of an uncertain global economic situation, that net profit increase represented a most exciting achievement. I. Laba Bersih I. Net Profit WIKA mencatat kenaikan laba bersih sebesar 21,3 persen dari Rp156,03 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp189,22 miliar pada tahun 2009. Kenaikan laba bersih ini disebabkan oleh kenaikan total laba kotor sebesar 45,8 persen dan laba usaha sebesar 68,4 persen. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pencapaian laba bersih adalah meningkatnya laba sebelum pajak sebesar 35,8 persen dari Rp256,42 miliar menjadi Rp348,11 miliar dan penurunan hak minoritas atas laba perusahan sebesar 7,1 persen dari Rp18,62 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp17,30 miliar pada tahun 2009. WIKA posted a net profit increase of 21.3 percent in 2009 becoming Rp189.22 billion compared to Rp156.03 billion in the previous year. This net profit increase was effected by the increase in total gross profit by 45.8 percent, operating profit by 68.4 percent and the increase in miscellaneous income/ (expenses) by 334.2 percent compared to the year before. Other factors affecting the attainment level of net profit were the increase in profit before tax by 35.8 percent from Rp256.42 billion to Rp348.11 billion and the decrease in minority interests in earnings of subsidiaries by 7.1 percent from Rp18.62 billion in 2008 becoming Rp17.30 billion in 2009. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis 1. Laba Kotor 1. Gross Profit WIKA mencatat peningkatan laba kotor sebesar 45,8 persen dari Rp442,93 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp645,73 miliar pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh (i) keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi terutama dalam proses pengadaan dan metode kerja pelaksanaan, (ii) kondisi tersebut dapat menekan beban pokok penjualan dari Rp6,11 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp5,97 triliun pada tahun 2009. Sementara itu laba proyek KSO mencatat kenaikan yang signifikan dari rugi sebesar Rp3,09 miliar pada tahun 2008 menjadi laba sebesar Rp22,61 miliar pada tahun 2009. Keseluruhan pos-pos tersebut mempengaruhi pencapaian laba kotor Perseroan di tahun 2009. WIKA posted a total gross profit of Rp645.73 billion in 2009 or up 45.8 percent compared to the previous year’s Rp442.93 billion. This increase was due to (i) the Company’s success in improving efficiency especially in the provision of resources and methods of work execution, and (ii) the reduction of cost of sales from Rp6.11 trillion in 2008 to Rp5.97 trillion in 2009. Meanwhile, the KSO projects posted a net profit of Rp22.61 billion in 2009 compared to a loss of Rp3.09 in 2008. All of the above-mentioned posts affected the Company’s gross profit in 2009. a. Penjualan Bersih Perseroan berhasil mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 0,5 persen dari Rp6,56 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp6,59 triliun di tahun 2009. Selain itu penjualan pada proyek-proyek KSO juga mengalami peningkatan 117,1 persen dari Rp273,51 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp593,75 miliar pada tahun 2009. b. Laba/Rugi KSO Proyek kerja sama operasi (KSO) WIKA pada tahun 2009 mencatat keuntungan sebesar Rp22,61 miliar a. 2. Beban Usaha dan Laba Usaha 2. Operating Expenses and Operating Income Jumlah beban usaha WIKA meningkat sebesar 3,7 persen dari Rp155,00 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp160,78 miliar pada tahun 2009. Kenaikan beban usaha ini dipicu oleh naiknya beban administrasi dan umum sebesar 3,9 persen dari Rp152,41 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp158,36 miliar pada tahun 2009. Sementara itu, terjadi penghematan pada beban penjualan sebesar 6,5 persen dari Rp2,59 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp2,42 miliar pada tahun 2009. Kenaikan beban usaha dapat di imbangi dengan kenaikan laba kotor sehingga laba usaha tetap mengalami peningkatan sebesar 68,4 persen dari Rp287,93 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp484,95 miliar pada tahun 2009. WIKA’s total operating expenses rose by 3.7 percent to Rp160.78 billion in 2009 compared to Rp155.00 billion in the previous year. The increase in operating expenses was triggered by the 3.9 percent increase in general and administration expenses from Rp152.41 billion in 2008 to Rp158.36 billion in 2009 . Meanwhile, a saving in marketing expenses equal to 6.5 percent occurred resulting in a total Rp2.42 billion in 2009 compared to Rp2.59 billion in the previous year. All this had an effect on operating income that increased by 68.4 percent from Rp287.93 billion in 2008 becoming Rp484.95 billion in 2009. a. a. Beban Penjualan Beban Penjualan mengalami penurunan sebesar 6,5 persen dari Rp2,59 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp2,42 miliar pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh selektifitas dan efektifitas manajemen dalam mengikuti tender dan pembebanan biaya pemasaran proyek-proyek yang didapat pada beban pokok penjualan proyek yang bersangkutan. b. Net Sales The Company successfully posted a 0.5 percent increase in net sales from Rp6.56 trillion in 2008 to Rp6.59 trillion in 2009. In addition sales at KSO projects also increased by 117.1 percent from Rp273.51 billion in 2008 to Rp593.75 billion in 2009. KSO Profit/Loss WIKA’s joint-operation (KSO) projects posted a profit Rp22.61 billion in 2009. Cost of Sales Cost of Sales in 2009 experienced a decrease of 6.5 percent from Rp2.59 billion in 2008 to Rp2.42 billion in 2009. The decrease was due to the selective and effective management of the Company’s participation in project tenders as well as in the allocation of the marketing expenses of won projects to the cost of sales of the project in question. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 83 b. Beban Umum dan Administrasi Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2009 meningkat sebesar 3,9 persen menjadi Rp158,36 miliar. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya beban personalia sebesar 6,7 persen menjadi Rp119,79 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp112,26 miliar, antara lain pada Kewajiban Imbalan Pasca Kerja (PSAK 24), kenaikan beban pajak penghasilan. b. 3. Pendapatan/(Beban) Lain-lain 3. Miscellaneous Income/(Expenses) Pada tahun 2009, WIKA membukukan beban lain-lain sebesar Rp136,84 miliar, meningkat sebesar 334,2 persen dibandingkan dengan beban lain-lain sebesar Rp31,52 pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya laba selisih kurs sebesar Rp25,00 miliar, menurunnya pendapatan bunga deposito sebesar Rp23,33 miliar, menurunnya beban penyisihan piutang sebesar Rp8,9 miliar meningkatnya beban bunga sebesar Rp7,74 miliar, adanya beban penyisihan akibat penyesuaian harga persediaan sebesar Rp45,05 miliar serta beban amortisasi goodwill sebesar Rp2,51 miliar. In the year 2009, WIKA booked miscellaneous expenses of Rp136.84 billion, up 334.2 percent from Rp31.52 billion the previous year. The increase in miscellaneous expenses was mainly caused by the decrease in net profit from forex gain by Rp25.00 billion, the decrease in interest income from time deposit by Rp23.33 billion, the decrease in allowance for bad debts by Rp8.9 of billion, the increase in interest expense by Rp7.74 billion, the allowance for inventory price adjustment of Rp45.05 billion and also the amortization of goodwill expense of Rp2.51 billion. a. Pendapatan bunga deposito berjangka dan Jasa Giro Pada tahun 2009, pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro WIKA menurun sebesar 43,4 persen menjadi Rp30,42 miliar. Hal ini disebabkan oleh menurunnya tingkat suku bunga deposito dan jumlah dana yang didepositokan oleh Perseroan. a. Interest Income from Time Deposit and Current Account WIKA’s interest income from time deposit and current account decreased by 43.4 percent to Rp30.42 billion in 2009. This was due to shrinking time deposit interest rates and the decrease in total funds deposited by the Company. b. Laba Selisih Kurs Mata Uang Asing Bersih Pada saat yang sama, terjadi penurunan sebesar 94,6 persen pada laba selisih kurs mata uang asing bersih di tahun 2009 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Jumlah laba selisih kurs mata uang asing bersih menurun dari Rp 26,44 miliar menjadi Rp1,43 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh revaluasi piutang dan hutang atas proyek-proyek yang pendanaannya berupa valas, terutama USD dan Yen yang mengalami penurunan nilai tukar terhadap Rupiah sepanjang tahun 2009. b. Net Profit from Forex Gain In the same instance, a decrease of 94.6 percent occurred in the net profit from foreign exchange gains of 2009 compared to the year before. The total profit from foreign exchange gains fell from Rp 26.44 billion to Rp1.43 billion. The decrease was due to the revaluation of both the payables and receivables of projects financed in foreign-exchange denomination, especially US Dollar and Japanese Yen, both of which declined in their exchange rates against the Rupiah during 2009. c. c. Profit from Fix Asset Sales Profit from sales of fixed assets fell from Rp4.29 of billion in 2008 to Rp(2) million in 2009. d. Interest and Penalty Expenses Interest and penalty expenses increased by Rp7.74 billion in 2009, or 17.6 percent from Rp44.02 billion in 2008 to Rp51.76 billion. The increase was mainly due to the subsidiary companies requiring relatively large working capitals. Laba Penjualan Aset Tetap Laba penjualan aset tetap mengalami penurunan dari Rp4,29 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp (2) juta pada tahun 2009. d. Beban Bunga dan Denda Beban bunga dan denda pada tahun 2009 meningkat sebesar 17,6 persen atau Rp7,74 miliar dari Rp44,02 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp51,76 miliar pada tahun 2009. Peningkatan terjadi terutama pada anak perusahaan yang membutuhkan modal kerja yang relatif besar. 84 General and Administration Expenses General and Administration Expenses increased by 3.9 percent in year 2009 to Rp158.36 billion. The increase was mostly due to the increase in personnel expense by 6.7 percent to Rp119.79 billion compared to the previous year’s Rp112.26 billion, the components of which among other things included the obligation to provide Retirement Benefit (PSAK 24), and the increase in income tax expense. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis e. Beban Penyisihan Piutang Beban penyisihan piutang Perseroan pada tahun 2009 turun sebesar 17,7 persen atau Rp8,90 miliar dari Rp50,18 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp41,27 miliar pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa piutang macet dapat diselesaikan dan cair di tahun 2009. Upaya-upaya tersebut akan terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. e. Allowance for Bad Debts Expenses The Company’s allowance for bad debts decreased by Rp8.90 billion or 17.7 percent from Rp50.18 billion in 2008 to Rp41.27 billion in 2009. This decrease was brought about by the settlement of a number of doubtful receivables in 2009. These measures will continue to be taken in the coming years. f. Beban Lain-lain Bersih Beban lain-lain bersih pada tahun 2009 meningkat 28,9 persen atau sebesar Rp6,31 miliar dari Rp21,78 miliar pada tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp28,09 miliar. f. Net Miscellaneous Expenses Net miscellaneous expenses in 2009 increased by Rp6.31 billion or 28.9 percent from Rp21.78 billion the year before to Rp28.09 billion. 4. Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi 4. Allocation of Profit/(Loss) of Associated Companies Dari laba Perseroan senilai Rp189,22 miliar pada tahun 2009, terdapat kontribusi dari perusahaan asosiasi sebesar Rp69,14 miliar, yang terdiri dari: • WIKA Beton, Rp64,49 miliar • WIKA Intrade, Rp(20,62) miliar • WIKA Realty, Rp17,67 miliar • WIKA Gedung, Rp6,89 miliar • WIKA Insan Pertiwi, Rp0,77 miliar • WIKA Jabar Power, Rp(0,06) miliar Out of the Company’s total profit of Rp189.22 billion in 2009, there were contributions by associated companies totalling Rp69.14 billion, which consisted of: • WIKA Beton, Rp64.49 billion • WIKA Intrade, Rp(20.62) billion • WIKA Realty, Rp17.67 billion • WIKA Gedung, Rp6.89 billion • WIKA Insan Pertiwi, Rp0.77 billion • WIKA Jabar Power, Rp(0.06) billion. 5. Beban Pajak 5. Tax Jumlah beban pajak terdiri dari Pajak Final Jasa Konstruksi, Pajak Kini, dan Pajak Tangguhan. Pada tahun 2009, Pajak Final Jasa Konstruksi diperhitungkan sebesar Rp123,87 miliar, Pajak Kini sebesar Rp37,46 miliar dan Pajak Tangguhan sebesar Rp(19,74) miliar. Total tax expenses consisted of Construction Services Final Tax, Current Tax, and Deferred Tax. In 2009, Construction Services Final Tax was estimated at Rp123.87 billion, Current Tax at Rp37.46 billion and Deferred Tax at Rp(19.74) billion. Secara total beban pajak naik sebesar 73,2 persen dari Rp81,76 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp141,59 miliar pada tahun 2009. In total tax expense went up by 73.2 percent from Rp81.76 billion in 2008 to Rp141.59 billion in 2009. a. Pajak Final Jasa Konstruksi Dengan diberlakukannya Pajak Final atas Jasa Konstruksi maka hasil usaha tahun 2009 telah diperhitungkan beban pajak final jasa konstruksi sesuai dengan PP. RI Nomor 40 Tahun 2009, sebesar Rp123,87 miliar. a. Final Tax on Construction Services With the Construction Services Final Tax in effect hence the 2009 results included the calculation of the tax pursuant to RI Government Regulation Number 40 Year 2009, which amounted to Rp123.87 billion. b. Pajak Kini Pajak Kini turun sebesar 48,5 persen dari Rp72,73 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp37,46 miliar pada tahun 2009. Penurunan angka Pajak Kini tersebut disebabkan oleh penurunan laba sebelum pajak anak perusahaan. b. Current Tax Current Tax decreased by 48.5 percent to Rp37.46 billion in 2009 from Rp72.73 billion in the previous year. This was due to the decrease in the profits before tax of subsidiary companies. c. c. Deferred Tax Deferred Tax increased by 318.5 percent from Rp9,03 billion in 2008 to Rp(19.74) billion in 2009. This was brought about by the increase in transient difference between the Commercial and Fiscal Reports of the subsidiary companies. Pajak Tangguhan Pajak Tangguhan meningkat sebesar 318,5 persen dari Rp9,03 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp(19,74) miliar pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan terdapat peningkatan perbedaan temporer atas Laporan Komersial dan Fiskal di anak perusahaan. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 85 Hak Minoritas atas Laba Anak Perusahaan Minority Interests on Gain of it’s Subsidiaries Jumlah hak minoritas anak perusahaan meningkat sebesar 7,1 persen dari Rp18,62 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp17,30 miliar pada tahun 2009 karena meningkatnya laba anak perusahaan . Minority interests on gain of subsidiaries increased by 7.1 percent from Rp18.62 billion in 2008 to Rp17.30 billion in 2009 as a result of increased profits by the subsidiaries. II. Aset II. Assets Jumlah aset WIKA pada tahun 2009 mencapai Rp5,70 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp4,96 triliun dan aset tidak lancar yang berjumlah Rp738,08 miliar. Jumlah aset pada tahun 2009 tersebut turun sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan jumlah aset pada tahun 2008 sebesar Rp5,77 triliun. Faktor utama yang menyebabkan penurunan jumlah aset Perseroan pada tahun 2009 adalah penurunan tajam di persediaan sebesar 22,6 persen dari Rp1,35 triliun menjadi Rp1,04 triliun, khususnya pada persediaan barang jadi anak perusahaan dan penurunan piutang baik piutang usaha maupun tagihan bruto. Selain itu, nilai investasi pada perusahaan asosiasi juga menunjukkan lonjakan tajam sebesar 516,5 persen dari Rp19,71 miliar tahun 2008 menjadi Rp121,51 miliar pada tahun 2009. Hal ini karena Perseroan melakukan investasi berupa penyertaan saham pada PT Marga Nujyasumo Agung sebesar Rp116,80 miliar atau 20,0 persen dari total saham PT Marga Nujyasumo Agung dan divestasi penyertaan saham pada PT Wijaya Tama Perkasa sebesar Rp15,00 miliar. Total WIKA assets in 2009 reached Rp5.70 trillion comprising current assets valued at Rp4.96 trillion and non-current assets at Rp738.08 billion. Total assets in 2009 shrank 1.2 percent compared to total assets of Rp5.77 trillion in 2008. The primary factor causing the decrease in the Company’s total assets in 2009 was the sharp decline in inventory by 22.6 percent from Rp1.35 trillion to Rp1.04 trillion, especially the inventory of finished goods belonging to the subsidiary companies. In addition, investment value in associated companies also sharply hiked by 516.5 percent from Rp19.71 billion in 2008 becoming Rp121.51 billion in 2009. This was due to the Company’s investment in the form of equity shares in PT Marga Nujyasumo Agung valued at Rp116.80 billion or 20.0 percent of PT Marga Nujyasumo Agung’s total shares and the divestment of shares in PT Wijaya Tama Perkasa valued at Rp15.00 billion. 1. Aset Lancar 1. Current Assets Jumlah aset lancar WIKA pada tahun 2009 turun 5,1 persen dari Rp5,23 trilun pada tahun 2008 menjadi Rp4,96 triliun. Penurunan ini dipicu oleh menurunnya jumlah persediaan sebesar 22,6 persen menjadi Rp1,04 triliun dari Rp1,35 triliun di tahun sebelumnya. Selain itu, juga terjadi penurunan pada jumlah piutang usaha dan tagihan bruto pemberi kerja yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 16,1 persen dan 8,9 persen. 2. Aset Tidak Lancar Terjadi kenaikan jumlah aset tidak lancar sebesar 36,3 persen dari Rp541,49 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp738,08 miliar pada tahun 2009. Kenaikan yang cukup signifikan adalah investasi pada perusahaan asosiasi yang meningkat 516,5 persen dari Rp19,71 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp121,51 miliar pada tahun 2009. Selain itu, terjadi juga kenaikan yang signifikan sebesar 206,3 persen dalam nilai tanah yang belum dikembangkan di PT WIKA REALTY pada tahun 2009 menjadi Rp66,12 miliar dari Rp21,59 miliar pada tahun 2008. 86 WIKA’s total current assets in 2009 decreased by 5.1 percent to Rp4.96 trillion compared to the previous year’s currents assets of Rp5.23 trillion. This decrease was triggered by the 22.6 percent decrease in total inventory to Rp1.04 trillion from Rp1.35 trillion the previous year. Additionally, there was also a decrease in trade receivables and gross client invoices, each decreasing by 16.1 percent and 8.9 percent respectively. 2. Non-current Assets An increase in total non-current assets occurred in 2009 equal to 36.3 percent resulting in a total of Rp738.08 billion up from Rp541.49 billion in the previous year. The relatively significant increase occurred in investment in associated companies that went up by 516.5 percent from Rp19.71 billion the previous year to Rp121.51 billion in 2009. Moreover, there was also a significant 206.3 percent increase in the value of land yet to developed by PT WIKA REALTY in 2009 to Rp66.12 billion from Rp21.59 billion in 2008. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis III. Kewajiban dan Ekuitas III. Liabilities and Equity Jumlah kewajiban dan ekuitas WIKA menurun sebesar 1,2 persen menjadi Rp5,70 triliun pada tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,77 triliun. Jumlah kewajiban WIKA terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. Pada tahun 2009, jumlah kewajiban lancar Perseroan menurun sebesar 5,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,62 triliun menjadi Rp3,44 triliun. Sementara kewajiban tidak lancar Perseroan pada tahun 2009 juga mencatat penurunan 7,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp683,44 miliar menjadi Rp629,37 miliar. Hak kepemilikan minoritas dalam anak perusahaan meningkat sebesar 24,2 persen pada tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp82,76 miliar menjadi Rp102,77 miliar. Sementara jumlah ekuitas Perseroan meningkat 10,7 persen pada tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp1,38 triliun menjadi Rp1,53 triliun. WIKA’s total liabilities and equity decreased by 1.2 percent to Rp5.70 trillion in 2009 compared to the previous year’s Rp5.77 trillion. WIKA’s total liabilities consisted of current liabilities and non-current liabilities. In 2009, the Company’s total current liabilities decreased by 5.1 percent to Rp3.44 trillion from the previous year’s Rp 3.62 trillion. While the Company’s noncurrent liabilities in 2009 also posted a decrease by 8.0 percent compared to the previous year, that is, from Rp683.44 billion to Rp629.37 billion. Minority interests in assets of subsidiaries went up by 24.2 percent in 2009 compared to the previous year, that is, from Rp82.76 billion to Rp102.77 billion. The Company’s total equity increased by 10.7 percent in 2009 compared to the previous year, that is, from Rp1.38 trillion to Rp1.53 trillion. 1. Kewajiban Lancar 1. Current Liabilities Jumlah kewajiban lancar Perseroan menurun sebesar 5,1 persen pada tahun 2009 menjadi Rp3,44 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya pinjaman jangka pendek perusahaan sebesar 74,1 persen dari Rp603,84 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp156,50 miliar di tahun 2009, hutang usaha sebesar 11,0 persen dari Rp1,31 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp1,16 triliun pada tahun 2009. Selain penurunan tersebut terdapat peningkatan beberapa pos kewajiban lancar antara lain hutang pajak meningkat sebesar 94,2 persen dari Rp106,67 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp207,15 miliar pada tahun 2009 yang merupakan konsekuensi dari penerapan PP. RI Nomor. 40 tahun 2009 tentang Pajak Final Jasa Konstruksi. Kenaikan signifikan lainnya terjadi pada jumlah uang muka dari pelanggan yang naik sebesar 62,2 persen dari Rp74,87 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp121,44 miliar pada tahun 2009. Hal ini terjadi karena meningkatnya pesanan produk beton dan real estate di anak perusahaan. Faktor lain yang memicu kenaikan kewajiban lancar adalah meningkatnya jumlah biaya yang masih harus dibayar sebesar 20,4 persen pada tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp819,28 miliar menjadi Rp986,09 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas produksi baik jasa konstruksi maupun di anak perusahaan. Pendapatan yang diterima dimuka meningkat sebesar 16,0 persen dari Rp652,07 miliar di tahun 2008 menjadi Rp756,44 miliar di tahun 2009. Hal ini dikarenakan meningkatnya pesanan produk beton pada anak perusahaan WIKA. The Company’s total current liabilities decreased by 5.1 percent to Rp3.44 trillion in 2009. The decrease was mainly caused by the decrease in the Company’s short-term loans by 74.1 percent from Rp603.84 billion in 2008 to Rp156.50 billion in 2009, and trade receivables by 11.0 percent from Rp1.31 billion in 2008 to Rp1.16 trillion in 2009. Aside from the decreases there were increases in a number of current liabilities posts for example tax payable increased by 94.2 percent from Rp106.67 billion in 2008 to Rp207.15 billion in 2009 which was the consequence of implementing RI Government Regulation Number. 40 year 2009 on Construction Services Final Tax. Other significant increases occurred in the total down payments made by clients which increased by 62.2 percent from Rp74.87 billion in 2008 to Rp121.44 billion in 2009. This occurred as a result of increasing orders for the subsidiary companies’ concrete and real estate products. Another factor that triggered the increase in current liabilities was the increase in accrued expenses by 20.4 percent in 2009 compared to the previous year’s Rp819.28 billion becoming Rp986.09 billion. This increase was brought about by the increase in production activities in construction services as well at the subsidiary companies. Advance payments increased by 16.0 percent from Rp652.07 billion in 2008 to Rp756.44 billion in 2009. This was due to the increase in orders for WIKA’s subsidiary company’s concrete products. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 87 2. Kewajiban Tidak Lancar Perseroan mencatat penurunan sebesar 7,9 persen dalam jumlah kewajiban tidak lancar pada tahun 2009 dari Rp683,44 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp629,37 miliar. The Company posted a 7.9 percent decrease in noncurrent liabilities in 2009 down to Rp629.37 billion from Rp683.44 billion in the previous year. Penurunan tersebut terutama pada nilai uang muka diterima proyek jangka panjang yaitu sebesar 7,2 persen dari Rp665,26 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp617,37 miliar pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan telah diselesaikannya proyek-proyek konstruksi dan adjustment atas saldo uang muka dalam mata uang asing sebagai akibat menguatnya nilai tukar rupiah. The decrease was mainly in the total advance payments received for long-term projects, that is, by 7.2 percent from Rp665.26 billion in 2008 to Rp617.37 billion in 2009. This decrease was due to the completion of the construction projects and the adjustment made on the balance of the foreign currency denominated advance payments as a result of the strengthening exchange rate of the rupiah. Kewajiban tidak lancar yang mengalami kenaikan adalah Kewajiban Imbalan Pasca Kerja (PSAK 24) sebesar 49,3 persen dari Rp8,03 miliar menjadi Rp12,00 miliar. Jumlah kewajiban imbalan paska kerja meningkat cukup signifikan disebabkan oleh peningkatan jumlah pegawai dan kenaikan pendapatan pegawai. The current liabilities that experienced an increase, was the Retirement Benefits Obligation (PSAK 24), up by 49.3 percent from Rp8.03 billion to Rp12.00 billion. Total retirement benefits obligation increased significantly as a result of the increasing number of employees and the increase in employee salary. 3. Hak Kepemilikan Minoritas dalam Anak Perusahaan 3. Minority Interests in Assets of Subsidiaries Pada tahun 2009, hak kepemilikan minoritas dalam anak perusahaan WIKA meningkat sebesar 24,2 persen dari Rp82,76 miliar menjadi Rp102,77 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih di anak perusahaan WIKA. 4. Ekuitas Jumlah ekuitas WIKA pada tahun 2009 meningkat sebesar 10,7 persen dari Rp1,38 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp1,53 triliun. Kenaikan ini terjadi terutama karena terjadi peningkatan dalam jumlah laba ditahan sebesar 56,4 persen dari Rp246,89 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp386,02 miliar dikarenakan meningkatnya nilai laba bersih perusahaan. 88 2. Non-current Liabilities In 2009, minority interests in assets of WIKA subsidiaries went up by 24.2 percent from Rp82.76 billion to Rp102.77 billion. This increase was caused by the increase in the net profits of WIKA’s subsidiary companies. 4. Equity WIKA’s total equity in 2009 increased by 10.7 percent from Rp1.38 trillion the previous year to Rp1.53 trillion. The increase occurred mainly due to the increase in retained earnings by 56.4 percent from Rp246.89 billion the year before to Rp386.02 billion as a result of the increase in the Company’s net profit. Kemampuan Membayar Hutang Solvability Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio hutang terhadap ekuitas tahun 2009 tercatat 2,6 kali lebih rendah dari tahun 2008 sebesar 3,1 kali. Hal ini menunjukkan bahwa semakin menguatnya struktur modal perusahaan karena semakin kecilnya pembiayaan yang didanai dari hutang. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio in 2009 was posted at 2.6 times lower than in 2008 at 3.1 times. This reflected the Company’s strengthening capital structure due to the reduction of loan-funded financing. Rasio Hutang terhadap Total Aset Rasio hutang terhadap total aset tahun 2009 tercatat 71,3 persen, lebih rendah dari tahun 2008 sebesar 74,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penyelesaian hutang kepada pihak ketiga oleh WIKA pada tahun 2009 lebih baik dari tahun 2008. Debt to Total Assets Ratio Debt to Total Assets in 2009 was posted at 71.3 percent, lower than in 2008 at 74.6 percent. This showed that WIKA’s settlements of third-party loans in 2009 had improved over 2008. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Tingkat Kolektibilitas Piutang Collectibility Perputaran Piutang Perputaran piutang pada tahun 2009 adalah 48,3 hari lebih baik jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2008 sebesar 57,8 hari. Meningkatnya collection period ini menunjukkan bahwa kinerja WIKA dalam melakukan pencairan piutang usaha telah dilakukan dengan lebih baik sehingga memperkuat modal kerja Perseroan. Collection Period Collection Period in 2009 was 48.3 days, an improvement when compared to 2008 which was 57.8 days. The improvement in collection period indicated that WIKA’s performance in collecting receivables had improved hence strengthening the Company’s working capital. IV. Rasio-rasio Keuangan IV. Financial Ratios Imbalan kepada Pemegang Saham Imbalan kepada pemegang saham pada tahun 2009 adalah sebesar 12,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2008 sebesar 11,3 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa imbalan yang dapat diberikan kepada pemegang saham mengalami peningkatan cukup signifikan bila dibandingkan capaian tahun 2008. Return on Equity Return on Equity in 2009 was 12.3 percent or higher in comparison to 2008 at 11.3 percent. The condition indicated that the financial return available for shareholders had significantly improved over 2008. Imbalan Investasi Imbalan investasi pada tahun 2009 adalah sebesar 7,2 persen, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2008 sebesar 5,2 persen. Return on Investment Return on Investment in 2009 was 7.2 percent, an improvement over the achievement of 2008 at 5.2 percent. Rasio Kas Rasio kas pada tahun 2009 adalah sebesar 35,2 persen dan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan posisi cash ratio pada tahun 2008 sebesar 29,0 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan posisi kas pada akhir tahun. Dengan kondisi ini menggambarkan bahwa WIKA mempunyai kemampuan yang cukup dalam penyediaan dana tunai untuk membiayai operasi perusahaan. Cash Ratio Cash Ratio in 2009 was 35.2 percent and an improvement in comparison to the 29.0 percent cash ratio of 2008. This was due to an improved cash position at year-end. The condition reflected WIKA’s ability to sufficiently provide cash to meet the requirements of its operations. Rasio Lancar Rasio Lancar pada tahun 2009 adalah sebesar 144,4 persen, sama seperti pada tahun 2008 sebesar 144,4 persen. Pencapaian tingkat rasio lancar ini karena penurunan aset lancar pada tahun 2009 sebanding dengan penurunan kewajiban lancar. Current Ratio Current Ratio in 2009 was 144.4 percent, the same as 2008. This was due to the fact that the decline in current assets in 2009 was at par with the incline in current liabilities. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva pada tahun 2009 adalah sebesar 26,9 persen, naik jika dibandingkan pencapaian tahun 2008 sebesar 23,9 persen. Kenaikan ini menunjukkan bahwa modal WIKA masih berpotensi dioptimalkan untuk modal kerja. Total Equity to Total Asset Ratio Total Equity to Total Asset in 2009 was 26.9 percent, up from the 2008 achievement of 23.9 percent. The improvement reflected the potentials of WIKA’s capital to be optimized as working capital. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 89 V. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal V. Material Engagement for Capital Investment Selama tahun 2009 tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal. There was no material engagement for capital investment in 2009. VI. Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang Terjadi VI. Disclosure of Financial Information that Contains Events which are Extraordinary and Non-recurring in Nature Pada laporan keuangan per 31 Desember 2009, Perseroan telah menerapkan ketentuan perpajakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No.40 tahun 2009 yang telah diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 sebagai revisi (perubahan) atas Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2008 tentang Pajak Atas Penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi yang merupakan pengganti Peraturan Pemerintah RI No. 140 tahun 2000. WIKA sebagai pelaksana usaha jasa konstruksi sesuai Pasal 10B PP RI No. 40 Tahun 2009 tersebut dikenakan tarif 3% final untuk kontrak-kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008, terkecuali untuk proyek-proyek yang didanai dari LOAN tidak dikenakan pajak penghasilan Final Jasa Konstruksi. VII. Komponen-Komponen Substansial dari Pendapatan dan Beban Lainnya Komponen substansial dari pendapatan Perseroan adalah jasa konstruksi sebesar Rp3,68 triliun, produk beton Rp1,25 triliun, realty Rp444,49 miliar, manufaktur dan perdagangan sebesar Rp1,15 triliun serta mekanikal elektrikal Rp66,50 miliar. 90 In its financial statements as of 31 December 2009, the Company implemented the taxation provision as determined by RI Government Regulation No.40 / 2009 which was enacted on 4 June 2009 as revision (amendment) to Government Regulation No. 51 / 2008 concerning Income Tax on Income of Construction Services Business which was a replacement of RI Government Regulation No. 140 / 2000. WIKA as a player in the construction business under Article 10B of the RI Government Regulation No. 40 / 2009 was imposed a final tax rate of 3% for contracts secured beginning 1 August 2008, with the exception of projects financed by LOAN which are not imposed by a Construction Services Final Income Tax. VII. Substantial Components of Incomes and Expenses Substantial components of the Company’s income were construction services at Rp3.68 trillion, concrete products at Rp1.25 trillion, realty at Rp444.49 billion, manufacture and trading at Rp1.15 trillion as well as mechanical electrical Rp66.50 billion. Selama tahun 2009 terdapat transaksi penjualan internal dari anak perusahaan ke Perseroan yaitu: penjualan produk beton dari WIKA Beton sebesar Rp167,33 miliar; penjualan jasa pekerjaan instalasi mekanikal–elektrikal oleh WIKA Insan Pertiwi dan jasa properti oleh WIKA Realty sebesar Rp30,79 miliar. Sebaliknya terdapat transaksi penjualan dari Perseroan kepada WIKA Intrade berupa produk tabung gas senilai Rp93,72 miliar. During 2009 there were several internal sales transactions between the subsidiaries to the Company, namely: sales of concrete products from WIKA Beton valued at Rp167.33 billion; sales of mechanical-electrical installation services from WIKA Insan Pertiwi and property services from WIKA Realty valued at Rp30.79 billion. Conversely there was a sales transaction from the Company to WIKA Intrade in the form of gas cylinders valued at Rp93.72 billion. Komponen substansial dari biaya adalah beban pokok penjualan dan beban usaha. Beban pokok penjualan terdiri dari bahan material sebesar Rp3,38 triliun, biaya subkontraktor sebesar Rp1,44 triliun, upah langsung sebesar Rp412,41 miliar, biaya peralatan sebesar Rp194,38 miliar, dan beban umum sebesar Rp537,47 miliar. The substantial components of cost were cost of sales and operating expenses. Cost of sales consisted of raw materials totalling Rp3.38 trillion, sub-contractor fees totalling Rp1.44 trillion, wages totalling Rp412.41 billion, equipment worth Rp194.38 billion, and general expenses totalling Rp537.47 billion. Beban usaha terdiri dari beban administrasi dan umum sebesar Rp149,54 miliar, beban pengembangan sebesar Rp8,82 miliar dan beban penjualan sebesar Rp2,42 miliar. Operating expenses consisted of general and administration expenses at Rp149.54 billion, development expenses at Rp8.82 billion and marketing expenses at Rp2.42 billion. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis VIII. Peningkatan/Penurunan yang Material dari Penjualan/Pendapatan Bersih Terkait Penjualan Jasa/ Produk atau Jasa/Produk Baru VIII. Material Increase/Decrease in Sales/Net Income Related to Sales of Services/Products or New Services/Products Perseroan mengalami kenaikan penjualan sebesar 0,5 persen di tahun 2009 dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar terhadap kenaikan penjualan berasal dari pertumbuhan penjualan Departemen Energi sebesar 124,2 persen. Pada tahun 2009, Departemen Energi mengerjakan proyek-proyek seperti: PLTU dan Jetty Labuan, PLTU Indramayu, PLTU Sulut, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Kalsel, dan PLTU Tanjung Priuk. The Company experienced a material increase in sales of 0.5 percent in 2009 compared to the previous year. The biggest contribution to the increase in sales came from the Department of Utility’s sales growth of 124.2 percent. In 2009, the Department of Utility carried out projects like: the Labuan Gas-fired Power Plant and Jetty, the Indramayu Gas-fired Power Plant, the North Sulawesi Gas-fired Power Plant, the Pelabuhan Ratu Gas-fired Power Plant, The South Kalimantan Gas-fired Power Plant, and the Tanjung Priok Gas-fired Power Plant. Kontribusi pertumbuhan lainnya didapat dari Departemen Wilayah & Luar Negeri yang mengalami kenaikan sebesar 42,3 persen, yang sebagian besar diperoleh dari pelaksanaan pekerjaan proyek di luar negeri. Another contribution to growth came from the Regional and Overseas Department that experienced a growth of 42.3 percent, a big part of which came from the completion of overseas projects. IX. Dampak Perubahan Harga Terhadap Penjualan atau Pendapatan Bersih, Laba Operasi Selama Dua Tahun IX. Impact of Price Change to Sales or Net Income, Operating Profit for Two Years Sedangkan harga tertinggi minyak mentah di pasar internasional pada tahun 2009 adalah US$75.72 per barel, lebih rendah dari harga tertinggi di tahun 2008 sebesar US$147.27 per barel. Whereas the highest price for petroleum in the international market in 2009 was US$75.72 per barrel, lower than the highest price in 2008 at US$147.27 per barrel. Kenaikan harga biji besi dari negara produsen besi sedikit berpengaruh pada harga besi dalam negeri karena kenaikan harga produksi diimbangi dengan penurunan harga minyak bumi dan krisis finansial global. Disamping itu Perseroan telah melakukan antisipasi manajemen risiko seperti: • Kontrak payung material strategis • Cadangan biaya risiko kenaikan harga yang sesuai • Perikatan kontrak terhadap vendor secara dini sehingga proyeksi harga pelaksanaan bisa dijamin validitasnya. Hal ini menempatkan posisi WIKA yang tetap unggul kekuatan finansialnya. The increase in price of iron ore from iron ore producing countries had little effect on the price of iron in the country as the increase in production cost was counter-balanced by a decrease in oil price and the global financial crisis did not have a significant impact on iron/steel raw materials as the Company had anticipated it with the following risk management initiatives: • Strategic raw materials umbrella contracts • Sufficient reserves to meet the risk of price increases • Early contractual binding of vendors so that validity of projected cost of execution is guaranteed This placed WIKA in a position of ever superior financial strength. X. Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntansi X. Material Fact Subsequent to Accounting Report Date Di tahun 2009, harga biji besi naik dari US$340 per ton di akhir tahun 2008 menjadi US$500 per ton pada bulan September 2009. In 2009, the price of iron ore went up from US$340 per ton at year-end 2008 to US$500 per ton in September 2009. Pada tanggal 5 Februari 2010, Perseroan telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT WIKA-NGK Insulator yang dihadiri oleh 100 persen pemegang saham PT WIKA-NGK Insulator dengan keputusan 100 persen menyatakan setuju untuk melaksanakan likuidasi terhadap PT WIKA-NGK Insulator. On 5 February 2010, the Company held a PT WIKA-NGK Insulator Extraordinary Meeting of Shareholders that was attended by 100 percent of PT WIKA-NGK Insulator shareholders with the resolution of anonymous decision for the liquidation of PT WIKA-NGK Insulator. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 91 Berikut adalah grafik harga biji besi dan minyak mentah di pasar internasional: The following is a graph of iron ore and petroleum prices in the international market: Harga Billet FOB Base (LME Far East 2009) Billet FOB Base Price (LME Far East 2009) 600 500 Q1 Q2 Q3 Q4 400 300 200 100 0 Penjual Tunai Cash Seller Penjual Berjangka 3 Bulan 3 Month Seller Harga Minyak Mentah West Texas Intermediate(WTI) West Texas Intermediate (WTI) Crude Oil Price 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Jan 2009 Apr 2009 Jul 2009 Oct 2009 Jan 2010 Apr 2010 Jul 2010 Dollars per Barel Jan 2011 Apr 2011 Jul 2011 Oct 2011 Harga Tunai Historis / Historical Spot Price Prakiraan Harga STEO / STEO Price Forecast Harga Berjangka NYMEX / NYMEX Future Price Harga Berjangka NYMEX dengan Interval Keyakinan 95% 95% NYMEX Futures Price Confidence Interval C. Prospek Usaha WIKA C. WIKA Business Prospects Sejalan dengan visinya untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi terpadu terbaik di Asia Tenggara, WIKA akan mengembangkan usahanya tidak hanya sebagai kontraktor, namun juga di bidang EPC, Rancang & Bangun, dan Manajemen Konstruksi. WIKA juga membidik pasar Internasional dan investasi di bidang infrastruktur dan energi dengan mendirikan anak perusahaan, sehingga menjadi lebih fokus, efisien dan fleksibel. In line with its vision to become one of the best integrated EPC and Investment companies in South-East Asia, WIKA will develop its business not only as contractor, but also in the area of EPC, Design & Develop, and Construction Management. WIKA is also aiming at the international market and investments in the field of infrastructure and energy by establishing a subsidiary company, so that it can become more focused, flexible and efficient. Ekonomi global yang mulai mengalami pemulihan setelah ditempa krisis menyebabkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia mengalami peningkatan menjadi 5 persen pada tahun 2010. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini, diikuti oleh rencana pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di Indonesia untuk meningkatkan daya tarik investasi, memberikan prospek usaha yang cukup menarik bagi industri konstruksi. 92 Oct 2010 The global economy which began to experience recovery after being hit by crisis resulted in an upward shift of the economic growth assumption made by the Indonesian government to 5 percent in 2010. This improvement in economic growth, followed by the government’s plan to improve infrastructure to attract more investments in Indonesia, has given relatively attractive business prospects for the construction industry. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Mengingat prospek industri infrastruktur dan energi tetap menjanjikan, WIKA memposisikan diri sebagai perusahaan operating holding di bidang jasa konstruksi untuk sektor infrastruktur dan energi. Untuk itu, WIKA akan berinvestasi di beberapa proyek infrastruktur dan energi. Considering the still promising prospects of the infrastructure and energy industry, WIKA has positioned itself as an operating holding company in the field of construction services for the infrastructure and energy sector. For that, WIKA will invest in several infrastructure and energy projects. Di sektor energi, rencana pemerintah dan PLN untuk memperbanyak proyek pembangkit listrik dengan skema kerjasama Pemerintah-Swasta/Public Private Partnership (PPP) memberi peluang bagi WIKA untuk berinvestasi pada sektor tersebut. Selain itu, proyek distribusi gas alam, eksploitasi tambang batu bara, minyak bumi, dan gas alam terus berkembang, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. In the energy sector, the government’s and PLN’s plan to increase the number of power plant projects under a Public Private Partnership (PPP) scheme has given WIKA the opportunity for investment in the sector. Moreover, natural gas distribution, exploitation of coal mines, petroleum, and the natural gas is still growing, good to fulfilling domestic requirement and also export. D. Uraian Aspek Pemasaran D. Market Review Perseroan membuktikan keberhasilan melakukan sinergi kegiatan usahanya melalui kenaikan perolehan kontrak baru dan penjualan dari tahun ke tahun. Hasil ini dapat diraih berkat keberadaan WIKA yang sekarang sebagai perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi yang merupakan hasil sinergi antara Perseroan dengan anak perusahaan, dimana Perseroan fokus pada infrastruktur dan energi, sedangkan anak perusahaan bergerak di berbagai bidang yang mendukung bisnis utama WIKA. Keberhasilan proses The Company has proven its success in carrying out a synergy of its business activities through the acquisition of an increasing number of new contracts and sales from year to year. This result could be achieved due to the fact that WIKA as it exists now as an integrated EPC and Investment company is the result of a synergy between the Company and its subsidiaries, wherein the Company is focused on infrastructure and energy, while the subsidiary companies moves in various areas which support of WIKA’s main business. The success of the transformation Rencana Investasi Investment Plan Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah) Proyek/ Project Nilai Investasi/ Investment Value Saham WIKA/ WIKA’s Shares Pendanaan 2010/Funding in 2010 Ekuitas/ Equity Pinjaman/ Loans Total/ Total Jenis Investasi/ Type of Investment I. Proyek yang sudah berjalan On going project Jalan Tol SUMO (MNA)/ SUMO (MNA) Toll Road 3,401 20% 44 - 44 Project Invesment IPP Tampomas (WIKA Jabar Power) 1,057 55% 4 - 4 Sustainability 510 70% 24 320 344 Project Invesment IPP BOT Bali, 50 MW II. Investasi Baru New investment Land Bank 60 100% 50 - 50 Sustainability Bitumen 305 70% 42 98 140 Sustainability Pabrik Sponge Iron, Billet Sponge Iron Factory, Billet 500 55% 30 54 84 Sustainability 1,200 20% 30 70 100 Project Invesment KP Tambang Batu Bara/ KP Coal Mining 150 100% 50 - 50 Sustainability LPG Terminal 360 70% 20 88 108 Project Invesment 630 924 Total Pengolahan/Penyaluran Gas/Minyak Oil & Gas Processing /Distributions Total 294 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 93 94 transformasi dari perusahaan konstruksi biasa menjadi sebuah perusahaan EPC dan Investasi yang terintegrasi ditunjukkan dengan kenaikan nilai penjualan bersih yang terus meningkat dari Rp2,60 triliun di tahun 2005 menjadi Rp6,59 triliun di tahun 2009. process from being an ordinary construction company to become an integrated EPC and Investment company was reflected by the increase in net sales that continues to increase from Rp2.60 trillion in year 2005 to Rp6.59 trillion in 2009. Pertumbuhan tersebut didukung oleh perolehan omset kontrak baru yang terus meningkat dari Rp3,43 triliun di tahun 2005 menjadi Rp10,25 triliun di tahun 2009. Selain peningkatan nilai penjualan omset tersebut, Perseroan memperoleh hal yang sangat berharga berupa akumulasi pengetahuan dan kompetensi dalam penguasaan teknologi serta perluasan pasar yang signifikan. The growth was supported by the continuously increasing number of new contracts won from Rp3.43 trillion in 2005 to Rp10.25 trillion in 2009. Aside from the improvement in sales, the Company attained something very valuable in the form of a significant accumulation of knowledge and competency in technology and market expansion. Untuk pengembangan usaha, Perseroan melakukan suatu inovasi dengan mengembangkan sinergi pemasaran di WIKA Group (kelompok usaha WIKA). Dalam sistem ini disepakati bahwa dalam upaya perolehan proyek, setiap departemen operasi harus dapat bersinergi baik dengan departemen operasi lainnya maupun dengan anak perusahaan. For business development, the Company introduced an innovation by developing a marketing synergy within the WIKA Group. In this system was agreed that in the acquiring of projects, each operational departments must be able to synergize with other operational departments as well as subsidiary companies. Pada awal tahun 2009, Perseroan melakukan terobosan baru di bidang pemasaran dengan membentuk wilayahwilayah sebagai pengembangan dan peningkatan peran kantor cabang yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai representatif. Hal ini dilakukan agar Perseroan lebih memiliki daya saing untuk memperoleh proyek-proyek di daerah dengan sumber dana APBD maupun CAPEX BUMN/BUMD setempat. Disamping itu, wilayah diharapkan dapat lebih berperan menangkap informasi pasar di daerah untuk seluruh departemen operasi dan anak perusahaan sebagai salah satu wujud implementasi sinergi pemasaran WIKA Group. In early 2009, the Company made new breakthrough in the area of marketing by forming regions as a development and improvement of the role of branch offices previously only functioning as representatives. This was done to increase the Company’s competitiveness in winning projects in the provinces that are funded by the Regional Revenue and Expenditure Budget (APBD) and also the CAPEX of local State-/Regionowned Enterprises (BUMN/BUMD). Additionally, an area is expected to play a larger role in capturing market information in the provinces for all the operational departments and subsidiary companies as one form of implementing the marketing synergy of WIKA Group. Persaingan pasar di bidang konstruksi sipil dan bangunan gedung dirasakan semakin berat. Menghadapi situasi seperti ini, WIKA memperluas area pasar dengan lebih fokus di pasar konstruksi utilitas, migas, pembangkit tenaga listrik dan penetrasi di pasar luar negeri, khususnya daerah Afrika Utara. Market competition in the fields of civil and building constructions is felt progressively tighter. In face of such a situation, WIKA expanded the area of its market by applying more focus on the utilities, oil & gas, power plant construction and the penetration of overseas market, especially North African. E. Kebijakan Dividen E. Dividends Policy Pada tahun 2009, WIKA telah membagi dividen kepada Pemegang Saham berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2009. In 2009, WIKA distributed dividends to the Shareholders pursuant to the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders held on 28 May 2009. Dengan mempertimbangan kebutuhan Perseroan untuk terus tumbuh, Pengurus mengusulkan kepada Pemegang Saham untuk menetapkan Dividen Pay Out Ratio (DPR) sebesar 30,0 persen dari laba bersih, yang telah disetujui oleh Pemegang Saham dengan suara 71,3 persen. In consideration of the Company’s need to continue growing, the Management had proposed to the Shareholders to set a Dividend Payout Ratio (DPR) of 30.0 percent from net profit, which was approved by the Shareholders by a vote of 71.3 percent. Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis Dengan Dividen Pay Out Ratio sebesar 30,0 persen, Dividen Per Share (DPS) yang dibagi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp8,03 per lembar saham. With a Dividend Payout Ratio of 30.0 percent, the Dividend Per Share (DPS) distributed in 2009 was Rp8.03 per share. F. Realisasi Penggunaan Dana IPO F. Utilization of IPO Proceed Berdasarkan prospektus pada saat IPO tanggal 29 Oktober 2007, rencana penggunaan dana IPO senilai Rp152,00 miliar digunakan untuk modal kerja proyek, senilai Rp304,00 miliar digunakan untuk modal kerja proyek di luar negeri dan EPC serta senilai Rp303,59 miliar digunakan untuk investasi dan pengembangan proyek infrastruktur. Hingga 31 Desember 2007 realisasi penggunaan dana IPO adalah senilai Rp123,32 miliar untuk modal kerja proyek. Hingga 31 Desember 2008 realisasi penggunaan dana IPO adalah senilai Rp452,43 miliar yaitu senilai Rp152,00 miliar untuk modal kerja proyek, senilai Rp282,43 miliar untuk proyek di luar negeri dan EPC dan senilai Rp18,00 miliar untuk Investasi. Based on the prospectus published at the time of the IPO on 29 October 2007, the planned utilization of IPO fund totalling Rp.152.00 billion was for project working capital, a total of Rp.304.00 billion was used for the working capital of project overseas and EPC projects, and a total of Rp.303.59 billion was used for investments and infrastructure project developments. As of 31 December 2007 the actual use IPO funds totalling Rp.123.32 billion was for project working capital. As of 31 December 2008 actual IPO fund used reached Rp.452.43 billion, namely a total of Rp.152.00 billion for project working capital, Rp.282.43 billion for overseas and EPC projects, and Rp.18.00 billion for investments. Dalam RUPSLB yang dilakukan tanggal 27 Januari 2009, rencana penggunaan dana IPO mengalami perubahan yaitu senilai Rp437,59 miliar digunakan untuk modal kerja proyek dan anak perusahaan, senilai Rp304,00 miliar digunakan untuk modal kerja proyek di luar negeri dan EPC serta senilai Rp18,00 miliar digunakan untuk investasi. In the EGMS held on 27 January 2009, the planned utilization of IPO fund was modified, a total of Rp.437.59 billion was used for working capital of subsidiaries and projects, Rp.304.00 billion for the working capital of overseas and EPC projects, and Rp.18.00 billion for investments. Hingga 30 September 2009 seluruh dana IPO telah digunakan 100 persen dari rencana dalam RUPSLB dan telah dilaporkan kepada Bapepam dan LK melalui surat No : KU.02.09/A.DIR.2425/2009 tanggal 12 Oktober 2009. As of 30 September 2009 all the IPO fund had been 100 percent utilized as planned in the EGMS and was disclosed to the Indonesia Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) via letter No : KU.02.09/A.DIR.2425/2009 dated 12 October 2009. G. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan G. Transactions Containing Conflicts of Interest H. Transaksi Afiliasi H. Affiliation Transaction Selama tahun 2009, Perseroan tidak melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Perseroan telah menyampaikan Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi dalam lingkungan WIKA Group yang telah mendapatkan penilaian WAJAR dari Yanuar Bay sebagai penilai independen kepada BAPEPAM-LK melalui Surat No. SE.01.01/A.DIR.0764/2009 tanggal 25 Mei 2009. Perseroan juga telah menyampaikan informasi mengenai Transaksi Afiliasi tersebut kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 28 Mei 2009. Informasi tersebut tercantum dalam Laporan Kegiatan Perseroan yang disampaikan oleh Direktur Utama Perseroan. Transaksi Afiliasi ini merupakan transaksi During 2009, the Company had not made transactions containing conflict of interest as referred to BAPEPAM-LK Regulation No. IX.E.1 concerning Affiliated Transaction and Conflict of Interest of Certain Transaction. The Company had submitted a Disclosure of Information on Affiliated Transaction within the WIKA Group and received a FAIR assessment from Yanuar Bay as independent assessor to BAPEPAM-LK via Letter No. SE.01.01/A.DIR.0764/2009 dated 25 May 2009. The Company had also submitted information on the Affiliated Transaction to the shareholders during the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) of 28 May 2009, the information was contained in the Report of Company Activities delivered by President Director. This Affiliated Transaction is a recurring transaction that will be made by the Company, the recurring transaction made in accordance with BAPEPAM-LK 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 95 berlanjut yang akan dilakukan oleh Perseroan, transaksi berlanjut dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BAPEPAMLK No. IX.E.1 tanggal 12 Desember 2008. Perseroan dalam hal ini juga melaporkan setiap transaksi-transaksi berlanjut yang dilakukan antara Perseroan dengan Afiliasi kepada BAPEPAM-LK dan BEI Regulation No. IX.E.1 dated 12 December 2008. The Company in this case also reports every recurring transaction made between the Company and Affiliations to BAPEPAM-LK and IDX. I. Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan I. Laws and Regulations with Significant Impact • Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep -412/ BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (Peraturan Bapepam No. IX.E.1). Dengan berlakunya Peraturan Bapepam No. IX.E.1, maka setiap transaksi yang dilakukan antara Perseroan dengan pihak terafiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1 tersebut, dengan ketentuan tidak terdapat dasar pengecualian yang dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1. Transaksi dengan pihak terafiliasi mempersyaratkan penilaian kewajaran dari Penilai Independen, sedangkan transaksi yang mengandung benturan kepentingan mensyaratkan persetujuan Pemegang Saham Independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yang mana persetujuan sebagaimana dimaksud harus ditegaskan dalam bentuk akta notaril. • Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-413/ BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (Peraturan Bapepam No. IX.E.2). Dengan 96 • Decision of the Chairman of Bapepam and LK No. Kep - 412/BL/2009 dated 25 November 2009 Regarding Affiliated Transaction and Conflict of Interest in Certain Transaction (Bapepam Regulation No. IX.E.1). With Bapepam Regulation No. IX.E.1 in effect, hence every transaction made between the Company and affiliated parties and transactions containing conflict of interest can be made after fulfilling the conditions set out in Bapepam Regulation No. IX.E.1, with the provision that there is no basic exemption as referred to Bapepam Regulation No. IX.E.1. Transactions with affiliated parties presupposes a fair assessment by an Independent Assessor, while transactions containing conflict of interest presupposes the approval of Independent Shareholders in a General Meeting of Shareholders, the referred approval of which must be verified in the form of a notarial deed. • Decision of the Chairman of Bapepam and LK No. Kep-413/BL/2009 dated 25 Nopember 2009 Regarding Material Transactions and Changes of Main Business Activity (Bapepam Regulation No. IX.E.2). With Bapepam Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis berlakunya Peraturan Bapepam No. IX.E.2, maka setiap transaksi yang dilakukan Perseroan yang termasuk Transaksi Material dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2, dengan ketentuan tidak terdapat dasar pengecualian yang dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Perseroan melakukan transaksi material dengan nilai transaksi 20 persen sampai dengan 50 persen dari ekuitas Perseroan tidak diwajibkan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dahulu, sedangkan transaksi material yang dilakukan oleh Perseroan dengan nilai transaksinya lebih dari 50 persen ekuitas Perseroan, maka Perseroan diwajibkan memperoleh persetujuan RUPS terlebih dahulu sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2 tersebut. Regulation No. IX.E.2 in effect, hence every transaction made by the Company considered to be Material Transactions may be made after fulfilling the conditions set out in Bapepam Regulation No. IX.E.2, with the provision that there is no basic exemption as referred to Bapepam Regulation No. IX.E.2. The Company making material transactions with a transaction value of 20 percent up to 50 percent of the Company’s equity is not obliged to obtain prior approval of a General Meeting of Shareholders, while material transactions made by the Company with a transaction value of more than 50 percent of the Company’s equity, obliges the Company to obtain prior approval of an AGMS in accordance with the procedures and conditions as determined in said Bapepam Regulation No. IX.E.2. J. Kebijakan Akuntansi J. Accounting Policy Selama tahun 2009 tidak ada perubahan kebijakan akuntansi yang material. During 2009 no material changes were made to the accounting policy. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 97 Pipanisasi Balongan-Jakarta II Balongan-Jakarta II Pipeline Installation Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance A. Komitmen dan Konsistensi penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) A. Commitment and Consistency in applying Good Corporate Governance (GCG) Untuk mencapai tujuan di atas, tidak ada lain kecuali komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG pada semua organ dan jenjang organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa sehingga penerapan GCG dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik penerapan GCG. In a bid to achieve the above goals, there is no other way than strong commitment in implementing Good Corporate Governance principles in all corporate constituents and organizational levels in a planned, administered and measured manner, enabling the GCG application to run consistently and in accordance with the best applicable GCG practices. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan pondasi bagi terbentuknya sistem, struktur, dan kultur perusahaan yang adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif serta mampu membangun sistem pengendalian internal dan manajemen risiko yang handal. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik diyakini mampu memperkuat posisi daya saing perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, meningkatkan corporate value dan kepercayaan investor, serta daya saing perusahaan secara berkesinambungan. The application of Good Corporate Governance is the foundation for the establishment of a system, structure, and corporate culture that are adaptive towards the change in the business environment that is getting more competitive and being able of building an internal control system as well as applying a reliable risk management. The application of Good Corporate Governance is believed to be capable of strengthening the company’s competitive position, more efficiently and effectively manage resource and risk, increase corporate value and trust among investors, and corporate competitiveness in a sustainable manner. 100 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Sosialisasi Good Corporate Governance Good Corporate Governance Sosialization Untuk itu WIKA dengan dukungan seluruh elemen keorganisasian mulai dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, hingga Karyawan, senantiasa berkomitmen untuk terus membangun sistem, struktur, dan kultur manajemen dan organisasi yang berbasis pada nilai-nilai keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/ keadilan. That is why in an attempt to achieve these efforts, Wijaya Karya (WIKA) with the support from all elements of the organization of the General Shareholders, Board of Commissioners, management, and employees, is committed to continue to build the system, structure, and management culture and organization that are based on the values of transparency, accountability, responsibility, independency, and equality/ fairness. Penerapan prinsip-prinsip GCG tercermin pada hal-hal berikut: a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi b. Pembentukan Komite-komite yang membantu peran pengawasan Dewan Komisaris c. Keterbukaan informasi secara penuh sesuai dengan ketentuan sebagai Perusahaan Publik dan Perusahaan Tercatat d. Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal The implementation of GCG principles in WIKA is reflected in following: a. The execution of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Management b. The establishment of Committees that will help the role of supervision of the Board of Commissioners c. Full transparent information that is appropriate with the requirements of a publicly listed company d. Application of risk management and internal control 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 101 e. f. g. h. i. j. Sosialisasi GCG secara berkelanjutan Assesment penerapan GCG sebagai sarana untuk mengetahui kinerja dan peningkatan implementasi GCG Dan berbagai aktivitas lain yang mendukung terbentuknya Good Governance. Disentralisasi pengadaan barang dan jasa Sentralisasi keuangan Sistem rekrutmen SDM e. f. Sustainable familiarization campaign of GCG Assessment of GCG application as a means to know the performance and improvement in GCG implementation g. And other various activities that support the establishment of Good Governance. Discentralization of Goods and Services Procurement Financial Centralization Human Resources Recruitment System h. i. j. B. Road Map GCG WIKA B. Road Map of WIKA GCG WIKA sepenuhnya menyadari bahwa tuntutan dunia usaha dan status Perseroan sebagai perusahaan publik, mengharuskan WIKA menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam proses bisnis dan seluruh aspek pengelolaan perusahaan. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam GCG seperti: keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/keadilan, diyakini mampu menjadi fondasi yang kokoh bagi terbentuknya struktur, sistem, dan kultur perusahaan yang adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis. WIKA is fully aware that the business industry and the company’s status as a publicly listed firm, requires WIKA to implement sound good corporate governance (GCG) in business practices and all aspects of company management. The principles contained in GCG such as: transparency, accountability, responsibility, independency, and equal fairness, are believed to be capable of serving as the strong foundations for the establishment of a structured, systemized, and adaptable corporate culture addressing the changes in the business environment. Dalam rangka penerapan GCG dikenal 3 (tiga) tahapan yang menggambarkan suatu road map pencapaian tata kelola perusahaan yang baik, yaitu Tahap ke-1 Good Corporate Governance (GCG), Tahap ke-2 Good Governed Corporation, dan Tahap ke-3 Good Corporate Citizen. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik ukuran dan tingkat pencapaian serta hasil yang diperoleh. In applying GCG principles, there are three phases, which describe as a road map to reach good corporate governance, namely Phase-1 Good Corporate Governance (GCG), Phase-2 Good Governed Corporation, and Phase-3 Good Corporate Citizen. Each phase has its own characteristics and levels of achievements and results. Tabel berikut menunjukkan beberapa indikator yang secara spesifik menggambarkan tahapan pencapaian implementasi GCG (sumber: Komite Nasional Kebijakan GCG/KNKG). The following table depicts several indicators, which specifically describe the phases achieved in the implementation of GCG (source: National GCG Policy Committee / Komite Nasional Kebijakan GCG/KNKG). 102 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Berdasarkan road map diatas, seiring dengan kegiatan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada tahun 2007 dan mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Perseroan secara terencana memenuhi ketentuan yang terkandung dalam prinsip-prinsip GCG. Berbagai upaya yang telah dilakukan WIKA sejak tahun 2007 hingga tahun 2009, antara lain: 1. Pembentukan beberapa Komite di Dewan Komisaris, yaitu: Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, serta Komite GCG. 2. Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct, dan Board Manual. 3. Pembuatan dokumen Conflict of Interest Dewan Komisaris dan Direksi. 4. Sosialisasi GCG. 5. Pelaksanaan asesmen GCG dilakukan oleh BPKP dengan skor 86,20 untuk skala 100. Dalam asesmen ini metode yang digunakan adalah: Review, Self Assesment dan wawancara. Asesmen BPKP ini merupakan salah satu indikator bagi pencapaian dalam penerapan GCG. Hasil Assesment dan rekomendasi yang disampaikan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan salah satu acuan bagi Perseroan untuk memenuhi (comply) berbagai ketentuan dalam road map GCG. Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Based on the above road map, and in line with the initial public offering (IPO) of shares in 2007 and listing its shares at the Indonesia Stock Exchange, the company has fully met the requirements contained in the principles of GCG. WIKA has conducted several activities from 2007 until 2009, which among others included: 1. The establishment of several Committees at the Board of Commissioners, namely: Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Financial Planning and Risk Business Committee and the GCG Committee. 2. Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct, and Board Manual. 3. Making the Conflict of Interest document for the Board of Commissioners and Management. 4. GCG familiarization campaign. 5. The Development and Finance Comptroller Agency (BPKP) conducted the GCG assessment, in which the resulting score has reached 86.20 out of the scale of 100. In this assessment, the method used here are: Review, Self Assessment and interview. The Development and Finance Comptroller Agency’s Assessment is one of the indicators in pursuing to reach the achievements in applying GCG. The Assessment Results and recommendation which forwarded by the Development and Finance Comptroller Agency serves as one of the references for the company to comply with the various requirements in the GCG road map. Berdasarkan aktivitas yang dikembangkan pada tahun 2009 khususnya, pada dasarnya Perseroan telah memenuhi semua ketentuan dan regulasi pada tahap ke-1 yaitu Good Corporate Governance. Based on the activities that were developed particularly in 2009, basically the company has fully met all the requirements in Phase-1, and that is Good Corporate Governance. Ke depan, Perseroan mulai memusatkan pada berbagai aktivitas implementasi GCG yang mengarah pada tercapainya berbagai indikator sebagai perusahaan Yang Telah Terkelola Dengan Baik atau Good Governed Corporation (GGC), dengan meningkatkan penanganan risiko bisnis yang efektif melalui penerapan pengendalian intern dan manajemen risiko yang tepat. Moving forward, the company will start focusing on various activities on implementing GCG that are directed to pursue to various indicators as Good Governed Corporation (GGC), by increasing the handling of risk business effectively through the application of proper internal control and appropriate risk management. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 103 GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) GOOD GOVERNED CORPORATION (GGC) GOOD CORPORATE CITIZEN (GCC) Untuk membentuk manajemen ‘internal control’ yang lebih baik terutama dalam menangani risiko bisnis yang efektif melalui manajemen risiko yang tepat Mencapai posisi sebagai perusahaan yang beretika dan bertanggung-jawab, juga dikenal sebagai perusahan yang menjadi warga masyarakat yg baik. 1. 1. TUJUAN Mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku (kewajiban dan sukarela) AKTIVITAS 1. 2. 3. Menjalankan penilaian GCG untuk mendapatkan status implementasi GCG Merumuskan dan menetapkan pedoman GCG: • Pedoman GCG • Board Manual • Piagam Komite (Komite Audit, Komite GCG) • Code of Conducts • Asesmen GCG Sosialisasi dan memulai implementasi. 2. 3. 4. Sosialisasi GCG yang Intensif dan ekstensif dan juga penilaian yang berkala Aplikasi prinsip-prinsip GCG ke dalam proses bisnis Membentuk kerangka sistem internal control yang terintegrasi dan program manajement risiko Membentuk program etika dan kepatuhan 2. 3. 4. 5. Membangun budaya perusahaan berdasarkan code of conducts sebagai bagian kehidupan perusahaan sehari-hari. Menjalankan Strategi Perusahan yang bertanggung jawab sosial secara efektif Mengimplementasi “Sistem Operasi Perusahaan Hijau”. Menyesuaikan semua sistem dan prosedur yang sesuai. Membangun sistem manajemen yang unik INDIKATOR 1. 2. 3. 4. Semua ‘GCG manuals’ telah selesai Kesadaran GCG meningkat Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku telah meningkat Struktur ‘internal control ‘mulai dibentuk. 1. 2. 3. Semua Standard Operating Procedure (SOP) adalah berdasarkan risiko dan prinsipprinsip yang berlandaskan GCG . Operasi bisnis dikendalikan secara efektif. Budaya penanganan risiko mulai ditimbulkan. 1. 2. 3. Dikenal sebagai perusahaan yang beretika Kontribusi yang nyata dan dapat diukur pada kesejahteraan: Komunitas lokal, Negara, dan dunia. Memberi perhatian dan peduli terhadap lingkungan HASIL Peningkatan dalam kepatuhan dan kendali manajemen yang lebih baik yang menghasilkan peningkatan kinerja. Kinerja perusahaan meningkat dan juga Diakui sebagai: credit rating meningkat • Perusahaan Blue chip • Tempat yang sangat diinginkan untuk bekerja • Menerima banyak penghargaan Sumber Road Map GCG, KNKG 104 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Manajemen Risiko Risk Management GOOD GOVERNED CORPORATION (GGC) Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility GOOD CORPORATE CITIZEN (GCC) OBJECTIVES Comply with prevailing laws and regulations (obligatory and voluntary) To establish a better ‘internal control’ management primarily in effective handling of business risks through appropriate risks management. To be regarded as an ethical and responsible company, and also a good corporate citizen. 1. 1. ACTIVITIES 1. 2. 3. Undergo GCG review to acquire GCG implementation status Formulate and establish GCG manuals: • GCG code • Board Manual • Committee’s Charters (Audit Committee, GCG Committee, etc.) • Code of Conducts • GCG Self-assessment Socialization and begin implementation. 2. 3. 4. Intensive and extensive socialization of GCG and also periodic review Application of the GCG principles in business processes Create an integrated internal control system framework and risk management program Establish an ethics and compliance program 2. 3. 4. 5. Built a corporate culture based on a code of conducts as part of daiy corporate life. Effectively implement a socially responsible Coporate Strategy Implement a “Green Corporate Operating System”. Adapt all apprpriate systems and procedures. Create a unique management system. INDICATORS 1. 2. 3. 4. All ‘GCG manuals’ completed Increased awareness of GCG Increased compliance to prevailing laws and regulations Internal control begins to take shape. 1. 2. 3. All Standard Operating Procedures (SOP) are based on risks and principles that are in accordance with GCG . Business operations are effectively controlled. Culture of risk handling begins to be encouraged. 1. 2. 3. Seen as an ethical company. Contributions that are real and measurable in the welfare of the local community, country, and the rest of the world. Attention and concern for the environment. RESULTS Improved compliance and better management control that results in improved performance. Improved company performance and also improved credit rating. Recognised as a: • Blue chip company • Comfortable place for employees • Multiple award winner Source: Road Map GCG, KNKG 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 105 C. Struktur Tata Kelola C. Governance Structure Organ utama GCG di WIKA adalah: • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai forum pengambilan keputusan bagi Pemegang Saham Perseroan • Dewan Komisaris sebagai Pengawas Perseroan • Direksi sebagai Pengurus Perseroan The key GCG tools at WIKA are: • General Shareholders Meeting (RUPS) which functions as the forum of decision making for the company’s shareholders • Board of Commissioners as the company’s supervisors • Board of Directors which handles the company tool. 1. Rapat Umum Pemegang Saham 1. General Meeting of Shareholder Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perseroan yang memiliki sejumlah kewenangan yang tidak didelegasikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS merupakan forum pertanggung jawaban bagi Dewan Komisaris dan Direksi terhadap pelaksanaan tugas pengawasan dan pengurusan Perseroan kepada Pemegang Saham. RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Selama tahun 2009, WIKA mengadakan satu (1) kali RUPS Tahunan pada tanggal 28 Mei 2009 dan satu (1) kali RUPS Luar Biasa pada tanggal 27 Januari 2009. The General Shareholder Meeting is the corporate tool, which has several authorities that are not delegated to the Board of Commissioners and the Board of Directors. The General Shareholder Meeting is a forum of accountability for the Board of Commissioners and Board of Directors towards the execution of tasks and corporate handling to shareholders. The General Shareholder Meetings consists of Annual General Shareholders Meeting (AGM) and Extraordinary General Shareholder Meeting. In 2009, WIKA held one Annual General Shareholder Meeting on May 28, 2009 and one Extraordinary General Shareholder Meeting on January 27, 2009. Berikut adalah sejumlah keputusan penting yang dihasilkan dalam RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa: The following are several decisions made at the Annual General Shareholder Meeting and the Extraordinary General Shareholder Meeting: Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan: Annual General Meeting of Shareholder’s Resolution: 1. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan Direksi Perseroan mengenai jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. 2. Memberikan persetujuan atas Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. 3. Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 156.034.395.000, dikurangi Laba Bersih Perseroan yang diperoleh dari hasil penjualan aktiva tetap Perseroan sebesar Rp 4.289.126.000, sehingga Laba Bersih Perseroan yang dibagi untuk tahun buku 2008 sebagai berikut: • Sebesar Rp 45.523.580.700 atau 30% dari Laba Bersih ditetapkan sebagai dividen tunai untuk tahun buku 2008. • Sebesar Rp 3.034.905.380 atau 2% dari Laba Bersih Perseroan dialokasikan untuk Program Kemitraan. • Sebesar Rp 1.517.452.690 atau 1% dari Laba Bersih Perseroan dialokasikan untuk Program Bina Lingkungan. • Sebesar Rp 30.349.053.800 atau 20% dari Laba Bersih Perseroan ditetapkan sebagai Cadangan Wajib. • Sisanya sebesar Rp 71.320.276.430 atau 47% dari Laba Bersih ditambah dengan Laba Bersih yang diperoleh dari hasil penjualan aktiva tetap sebesar Rp 4.289.126.000 ditetapkan sebagai Dana Cadangan Lainnya. 1. Approved the Corporate Management Annual Report on the corporate performance for the fiscal year which ended in December 31, 2008. 2. Approved the Executive Report of the Corporate Partnership and Environment Development Program for the fiscal year which ended in December 31, 2008. 3. Approved and determined the use of net profit of 2008 fiscal year amounting to Rp 156,034,395,000, deducted by the corporate net profit obtained from the fixed corporate sales amounting to Rp 4,289,126,000, making the corporate net profit for the 2008 fiscal year to be broken down into the following: • Around Rp 45,523,580,700 or 30% of the net profit was determined as the cash dividend for the 2008 fiscal year. • Around Rp 3,034,905,380 or 2% of the corporate net profit were allocated for partnership programs. • Around Rp 1,517,452,690 or 1% of the corporate net profit were allocated for the environment development program. • Around Rp 30,349,053,800 or 20% of the corporate net profit was allocated for compulsory reserves. • The remaining Rp 71,320,276,430 or 47% of the net profit added by net profit obtained from the fixed sales result of Rp 4,289,126,000 was determined as other reserved funds. 106 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 4. Menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Pieter Uways & Rekan untuk melakukan audit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2009 dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku 2009. 5. Menetapkan tantiem tahun 2008 bagi Anggota Direksi dan Dewan Komisaris, menetapkan gaji Direktur Utama, dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 6. Menyetujui mengukuhkan tindakan korporasi atas program Buyback Tahap II yang telah dilaksanakan sesuai peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3. 7. Menyetujui Pelimpahan kewenangan RUPS kepada Dewan Komisaris untuk menyetujui Penambahan Modal Ditempatkan dalam rangka pelaksanaan ESOP/MSOP yang telah disetujui Menteri BUMN. 4. Appointed the Certified Public Accountant Pieter Uways & Partners to audit the corporate Consolidated Financial Report for the 2009 fiscal year and the 2009 Corporate Partnership and Environment Development Program. 5. Determined the 2008 annual bonus (tantiem) for Board of Directors Members and Board of Commissioners, determined the salaries of President Director, and incentives for Board of Directors members and Board of Commissioners. 6. Approved the confirmation of corporate action to run the Buy Back Phase II Program, which has been conducted in accordance to the regulations of The Indonesian Regulatory Authority for the Indonesian Capital Market Regulation No. XI B3 (Bapepam-LK No. XI.B.3.) 7. Approved the delegation of general shareholder meeting to the Board of Commissioners to approve the Additional Capital Relocation in conjunction with employee stock ownership program/management stock ownership programs (ESOP/MSOP) which have been approved by the State Owned Enterprise Minister. Keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2009 The Extraordinary General Meeting of Shareholders Resolution on January 27, 2009 1. Program Buyback • Mengukuhkan tindakan korporasi atas program buyback yang telah dilaksanakan sesuai Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3, untuk periode mulai tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009 dengan jumlah saham yang telah dibeli kembali sebanyak 143.279.000 lembar dengan biaya sebesar Rp27.693.622.266,00 • Menyetujui untuk melanjutkan program buyback dengan dana sebesar-besarnya Rp112.306.377.734,00 2. Perubahan Penggunaan Sisa Dana Hasil Initial Public Offering (IPO) • Menyetujui penggunaan sisa dana hasil IPO per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp207.159.021.149,00 sebagai modal kerja Perseroan dan sebesar Rp100.000.000.000,00 sebagai modal kerja anak-anak perusahaan • Menyetujui pemberian modal kerja bagi anakanak perusahaan dapat diberikan dalam bentuk pinjaman pemegang saham (shareholders loan) • Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk melaporkan perubahan termaksud kepada instansi berwenang serta mengumumkan kepada publik. 3. Menyetujui pemberlakuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN bagi Perseroan. 1. Buy Back Program • Confirmed the corporate action over the buy back program which has been conducted in accordance to the regulations of The Indonesian Regulatory Authority for the Indonesian Capital Market Regulation No. XI B3 (Bapepam-LK No. XI.B.3.), for the period between October 13, 2008 and January 13, 2009 with total shares that haved been bought back amounting to 143,279,000 shares with the cost of Rp 27,693,622,266.00 • Approved to continue the buy back program with funds amounting to Rp112,306,377,734.00 2. Change of the use of the remainder Initial Public Offering (IPO) Fund • Approved the use of the remainder of the IPO as per December 31, 2008 amounting to Rp 207,159,021,149.00 as corporate capital and Rp 100,000,000,000/00 allocated for working capital of subsidiaries • Approved the allotment of working capital for subsidiaries could be distributed in the form of shareholders loan • Provided the authority of Directors to report of the referred changes to the authoritative institution and announce to the public. 3. Approved the enforcement of the State Owned Enterprise Ministry Regulation No. PER-05/MBU/2008 dated September 3, 2008 about the General Guidance of the Implementation on the Procurement of Goods and Services for the company. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 107 2. Dewan Komisaris dan Direksi 2. Board of Commissioners and Board of Directors Dewan Komisaris dan Direksi merupakan pilar utama yang akan menentukan kemajuan dan pertumbuhan Perseroan. Dewan Komisaris maupun Direksi telah diberikan kewenangan, tugas dan tanggung jawab masingmasing sebagaimana diatur di dalam Anggaran Dasar Perseroan, serta secara teratur dan berkala melaksanakan koordinasi melalui Rapat Dewan Komisaris dan Direksi untuk membahas hal-hal yang terkait dengan pencapaian kinerja maupun hal lainnya permasalahan Perseroan yang harus dilakukan pengambilan keputusan. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, secara tertulis Direksi menyampaikan permasalahan yang perlu dipahami oleh Dewan Komisaris. The Board of Commissioners and Board of Directors are the key pillars of that will determine the progress and growth of the company. The Board of Commissioners and Board of Directors have been granted the authority, tasks and their respective responsibilities as stipulated in the Corporate Statute, and regularly would hold regular coordination through the Meeting of Board of Commissioners and Board of Directors to discuss issues related to performance achievement and other corporate issues which requires final decision. In an effort to increase effectiveness of the implementation of the joint meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors, the Board of Directors officially wrote the issues that needed to be understood by the Board of Commissioners. Selama tahun 2009, Dewan Komisaris dan Direksi mengadakan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 16 kali, yang dilaksanakan secara rutin di Kantor Pusat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Gedung WIKA lantai 3, Jl. DI Panjaitan Kav. 9, Jakarta Timur. In 2009, the Board of Commissioners and Board of Directors held the joint meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors for as much as 16 times, that were routinely held at the head office of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, WIKA Building 3rd Floor, Jl. DI Panjaitan Kav. 9, East Jakarta. Berikut ini adalah keputusan-keputusan penting yang dihasilkan di dalam Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi tersebut, yaitu : 1. Pelaksanaan RUPSLB pada tanggal 27 Januari 2009 2. Rencana program share buy back tahap II 3. Rencana WIKA sebagai salah satu Pemegang Saham PT MNA 4. Monitoring, evaluasi serta peningkatan pengawasan terhadap kinerja setiap proyek dan anak perusahaan 5. Pengadaan Kantor Akuntan Publik untuk pelaksanaan audit tahun buku 2009 6. Rekomendasi terhadap Penetapan Direksi Anak Perusahaan 7. Program pembentukan dashboard dalam rangka peningkatan efektivitas pengawasan kinerja Perusahaan 8. Pelaksanaan RUPS Tahunan 2009 dalam rangka Pengesahan Laporan Tahunan Tahun Buku 2008, termasuk agenda-agenda yang akan diputuskan di dalam RUPS Tahunan 2009 9. Pendirian Anak Perusahaan WIKA Jabar Power 10. Pengembangan Bisnis Suplai Batubara Tanjung Jati B 11. Program MSOP/ESOP 12. Divestasi Kepemilikan Saham WIKA di WIKA-NGK 13. Pengesahan RKAP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tahun 2010 The following are the important decisions made at the Joint Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors: 1. Arrange the Extraordinary General Meeting of Shareholders on January 27, 2009 2. Plan of Buy Back Share Program phase II 3. WIKA’s plan to become a shareholder in PT MNA 4. Monitor, evaluate and increase supervision over the performance of each projects and subsidiaries 5. Secured Certified Public Accountant to audit the 2009 fiscal year 6. Recommended the Determination of the Board of Directors of Subsidiary 7. The establishment of dashboard program in an effort to increase the effectiveness of corporate performance supervision 8. Conducted the 2009 Annual General Shareholders Meeting in conjunction with the endorsement of 2008 Annual Fiscal Report, including the agendas that would be decided in the 2009 Annual General Shareholders Meeting 9. The establishment of subsidiary WIKA Jabar Power 10. Development of Coal Supply Business for Tanjung Jati B 11. Employee stock ownership program/Management stock ownership programs (ESOP/MSOP) 12. Divestment of WIKA share ownership in WIKA-NGK 13. Signed Annual Plan of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for 2010 108 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Dewan Komisaris Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Board of Commissioners Scope of Work and Responsibilities of the Board of Commissioners Anggaran Dasar WIKA dan juga buku Panduan Penerapan GCG PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah menetapkan bahwa Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi pengelolaan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi jika dipandang perlu demi kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris juga bertanggung jawab untuk memastikan agar Direksi dalam kondisi apapun memiliki kemampuan menjalankan tugasnya. WIKA Statute and the Guidance for the Implementation of Good Corporate Governance of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk have determined that the Board of Commissioners is responsible for supervising the corporate management which is run by the management and provide advice to the Board of Directors when necessary for the best interest of the company. The Board of Commissioners is also responsible to ensure that the Board of Directors under any conditions is capable to perform. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris berkewajiban memberikan pendapat dan saran kepada Direksi pada saat pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, melaporkan dengan segera kepada Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan atau hal-hal lain yang dipandang perlu untuk segera mendapat perhatian Pemegang Saham. Dalam pelaksanaan tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris selalu berpegang teguh kepada Anggaran Dasar Perseroan dan juga peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, apabila diperlukan Dewan Komisaris dapat menggunakan saran profesional yang mandiri dan/atau membentuk Komite Khusus atas biaya Perseroan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. The Board of Commissioners have the duty to provide opinions and advices to the Board of Directors when the Plan of Development and Corporate Budget are being proposed, following the development of corporate activities, report immediately to shareholders should taken if there be any decline in corporate performance or any issues that needs attention. In doing their jobs, the authority and responsibilities, the Board of Commissioners at all times adhere to the Corporate Statute and the existing regulations. In addition, when necessary the Board of Commissioners may appoint an independent professional and/or establish a Special Committee financed under by the company which is in accordance to the regulation and the existing procedure. Dewan Komisaris tidak memiliki fungsi atau wewenang dalam pengelolaan Perusahaan sehari-hari, kecuali dalam situasi tertentu dimana seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara karena suatu sebab. Anggaran Dasar WIKA dan juga Buku Panduan Penerapan GCG Perseroan menyebutkan sejumlah pelaksanaan tugas Dewan Komisaris antara lain : 1. Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perseroan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi terhadap rencana pengembangan Perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Dewan Komisaris melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS. 3. Dewan Komisaris bertugas melaksanakan kepentingan Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada RUPS. The Board of Commissioners does not have the function or authority in managing the company everyday, except on certain situations where all of the members of the Board of Directors were temporarily dismissed for any cause. WIKA Statute and the Guidance for the Implementation of Good Corporate Governance stated several executions of tasks of the Board of Commissioners, among others: 1. The Board of Commissioners has the duties to provide supervision over the corporate management run by the Board of Directors and provide opinions and advices to the Board of Directors for the Plan of Development and Annual Corporate Budget, the execution of Corporate Statute and the decisions made at the General Shareholders Meeting and the existing regulations. 2. The Board of Commissioners conducts their tasks, authority and responsibility in accordance with the Corporate Statute and General Shareholders Meeting decisions. 3. The Board of Commissioners has the duties to run the interests of the Company by paying attention to the interest of Shareholders and be responsible to the General Shareholders Meeting. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 109 4. 5. 6. Dewan Komisaris bertugas meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut (sepanjang Dewan Komisaris setuju terhadap isi materi laporan tahunan). Dewan Komisaris memantau ketaatan Perseroan terhadap peraturan yang berlaku. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kemajuan penerapan praktik GCG Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Tahun 2009 Di sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris melakukan sejumlah rekomendasi yang merupakan tindak lanjut dari pembahasan di dalam Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi maupun dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan antara lain: 1. Rekomendasi dalam rangka peningkatan pencapaian kinerja perusahaan dan peningkatan kehati-hatian dalam pengelolaan perusahaan 2. Rekomendasi terhadap penunjukan KAP untuk pelaksanaan audit tahun buku 2009 3. Rekomendasi dalam rangka pendelegasian kewenangan kepada Direksi 4. Rekomendasi pelaksanaan proyek pengadaan suplai batubara Tanjung Jati B 5. Rekomendasi dalam rangka pemberian izin akuisisi PT MNA 6. Rekomendasi pengambilan kredit perbankan 7. Rekomendasi dalam rangka pendirian anak perusahaan 8. Rekomendasi terhadap usulan Direksi anak perusahaan 9. Rekomendasi terhadap pelaksanaan program MSOP/ ESOP 10. Rekomendasi terhadap pelaksanaan KPI dalam rangka GCG 4. 5. 6. The Board of Commissioners has the duty to examine and study the annual report prepared by the Board of Directors and sign the report (as long as the the Board of Commissioners approves the contents of the annual report). The Board of Commissioners monitors how the company complies towards the existing regulation. The Board of Commissioners evaluates the progress of the implementation of good corporate governance practices. Supervision and Recommendation of the Board of Commissioners in 2009 In 2009 the Board of Commissioners released several recommendations which are the follow up from the discussions in the Joint Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors in conjunction to the execution of supervision, which included: 1. Recommendation in an effort to increase corporate performance achievement and to increase prudence in corporate management 2. Recommendation on the appointment of a Certified Public Accountant to audit the 2009 fiscal year 3. Recommendation in a bid to delegate authority to the Board of Directors 4. Recommendation of the execution of the project of coal supply procurement for Tanjung Jati B 5. Recommendation in a bid to grant the permit to acquire PT MNA 6. Recommendation to take a bank loan 7. Recommendation to establish subsidiaries 8. Recommendation over the proposal of the subsidiary Board of Directors. 9. Recommendation to the execution of the MSOP/ESOP program 10. Recommendation over the execution of Key Performance Index in conjunction with good corporate governance Pengawasan Perseroan dilakukan oleh Dewan Komisaris, yang komposisinya terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 2 (dua) orang Komisaris, dan 2 (dua) orang Komisaris Independen. Corporate Supervision is conducted by the Board of Commissioners, whose composition consists of 1 (one) President Commissioner, 2 (two) Commissioners, and 2 (two) Independent Commissioners. Komisaris Independen selain bertugas melakukan pengawasan juga berperan dalam mewakili kepentingan pemegang saham minoritas. Komposisi jumlah Komisaris Independen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yaitu 2 : 5 atau 40% dari jumlah anggota Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan maupun peraturan Bursa Efek Indonesia sebagaimana termaktub dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.1.5 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-A Kep-305/BEJ/07-2004 yang mengatur komposisi minimum Komisaris Independen yaitu 30% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. In addition to supervision, the Independent Commissioners also plays the role in representing the interest of the minority shareholders. The composition of the number of Independent Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk is 2: 5 or 40% of the total members of the Board Commissioners have fully met the requirements determined by the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam LK) and the Indonesian Stock Exchange regulation as stipulated by Bapepam Regulation No. IX.1.5 and the Indonesian Stock Exchange Regulation No. I-A Kep-305/ BEJ/07-2004, which regulates the minimum composition for Independent Commissioners, namely 30% from the number of members of Board of Commissioners. 110 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Baik anggota Komisaris biasa maupun Komisaris Independen wajib menjaga independensinya dalam melaksanakan fungsi pengawasan Perseroan. Sejalan dengan maksud tersebut ditentukan bahwa antara para Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ke-3 (ketiga), baik menurut garis lurus maupun garis ke samping ataupun hubungan semenda (menantu atau ipar) sebagaimana hal tersebut termaktub dalam pasal 14 ayat 5 Anggaran Dasar Perusahaan. Disamping itu pasal 14 ayat 16 mengatur bahwa anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan sebagai : • Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik swasta • Pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif • Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; dan/atau • Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Both ordinary members of Commissioners and Independent Commissioners are obliged to maintain their independence in running the function of corporate supervision. In line with such purpose, it is also imperative that among members of the Board of Commissioners they should not have family ties up to the third level, be it having direct family line or parallel (in-laws) as this part is explained in Article 14 verse 5 of Company Statute. In addition, Chapter 14 verse 16 stipulates that members of the Board of Commissioners are prohibited to hold the following positions: • Management member of a state owned enterprise, regional state owned enterprise, private company, • Administrators of a political party/ and/or candidates or legislative members. • Other titles that are in accordance with the stipulation of legislation; and/or • other positions that may create conflicts of interests. Rapat Dewan Komisaris Tahun 2009 2009 Board of Commissioners Meeting Menurut Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. Selain itu, Dewan Komisaris juga mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. According to the Corporate Statute, the Board of Commissioners may arrange meetings based upon request of one or several members of the Board of Commissioners, upon the request of the Board of Directors , or upon the written request from one or several shareholders who at least represent 1/10 (one tenth) of the total shares with voting rights, by mentioning the topics that would be discussed. In addition, the Board of Commissioners also arrange meeting at least once in a month, and in the meeting the Board of Commissioners can invite the Board of Directors . Selama tahun 2009, Dewan Komisaris mengadakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali, dimana 16 (enam belas) kali Rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi. Sebanyak 22 (dua puluh dua) kali rapat Dewan Komisaris dilakukan di Kantor Pusat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Gedung WIKA Lantai 3, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Cawang Jakarta Timur, dan 1 (satu) kali dilakukan di Kantor Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum. In 2009, the Board of Commissioners held internal meetings for 23 times, in which 16 of them the Board of Commissioners invited the Board of Directors . The Board of Commissioners held the internal meetings 22 times at the PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Head Office, WIKA Building 3rd Floor, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Cawang, East Jakarta, and once at the office of the Secretary General of the Ministry of Public Works. Masa Jabatan Dewan Komisaris Tenure of the Board of Commissioners Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) WIKA, Nomor : KEP-208/MBU/2007 tanggal 21 September 2007 dan dilantik pada tanggal 9 Oktober 2007. The Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk was appointed based on the State Owned Enterprise Minister Decree as stipulated at the General Shareholders Meeting of WIKA, No.: KEP-208/MBU/2007 dated September 21, 2007 and officially appointed on October 9, 2007. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 111 Berikut ini adalah catatan kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat-rapat di sepanjang tahun 2009 The following is the attendance list of members of the Board of Commissioners in meetings held in 2009 Rapat Dewan Komisaris Comissioner’s Meetings Nama Name Jumlah Rapat Total Meeting Rapat Dewan Komisaris yang dihadiri Direksi The BOC meeting attented by the BOD members Jumlah Hadir Attendance Jumlah Rapat Total Meeting Jumlah Hadir Attendance A. Dewan Komisaris / Board of Commissioners Agoes Widjanarko 7 7 16 13 Amanah Abdulkadir 7 7 16 13 Dadi Pratjipto 7 7 16 16 Soepomo 7 7 16 16 Pontas Tambunan 7 7 16 15 16 16 B. Direksi / Board of Directors Bintang Perbowo Ganda Kusuma 16 16 Budi Harto 16 10 Slamet Maryono 16 14 Tonny Warsono 16 16 Remunerasi Dewan Komisaris Tahun 2009 / Remuneration of the Board of Commissioners in 2009 Jumlah remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris pada tahun 2009 sesuai dengan Keputusan RUPS Tahunan Tahun 2009 adalah sebagai berikut : The remuneration given to the Board of Commissioners in 2009 pursuant to the Resolution of the 2009 AGMS is as follows (dalam rupiah) Nama Name Gaji Sallary Tunjangan Incentiv THP Per Bulan Monthly THP THP 2009 Tantiem THR 2009 (in rupiah) Total Pendapatan Total Income Agoes Widjanarko 24.000.000 4.000.000 28.000.000 336.000.000 139.605.463 24.000.000 499.605.463 Amanah Abdulkadir 21.600.000 3.600.000 25.200.000 302.400.000 125.644.917 21.600.000 449.644.917 Dadi Pratjipto 21.600.000 3.600.000 25.200.000 302.400.000 125.644.917 21.600.000 449.644.917 Soepomo 21.600.000 3.600.000 25.200.000 302.400.000 125.644.917 21.600.000 449.644.917 Pontas Tambunan 21.600.000 3.600.000 25.200.000 302.400.000 125.644.917 21.600.000 449.644.917 Remunerasi Dewan Komisaris diusulkan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris, setelah itu Dewan Komisaris menyampaikan kepada Kementrian Negara BUMN kemudian dibawa ke RUPS, dan ditetapkan oleh RUPS The remuneration of the Board of Commissioners is proposed by the Nomination and Remuneration Committee of the Company to the Board of Commissioners, which then forwards the proposition to the State Ministry of State-owned Enterprise and subsequently brought to the GMS for a resolution. Penetapan Honorarium Dewan Komisaris dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat inflasi, faktor penyesuaian industri serta memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Sedangkan penetapan tantiem memperhatikan faktor pencapaian target Key Performance Indicator dan Faktor Tingkat Kesehatan, serta faktor- faktor lain yang relevan. The Resolution of the Honorariums for the Board of Commissioners takes into account various factors such as revenues, assets, inflation rate, peer industries and the financial condition and capability of the Company. Whereas the resolution for tantiems takes into the factors of target achievement with respect to Key Performance Indicator and other relevant factors Remunerasi Dewan Komisaris terdiri dari gaji bulanan, tunjangan, fasilitas dan tantiem yang besarannya ditentukan dalam RUPS. Remuneration for the Board of Commissioners comprises of monthly salaries, benefits, facilities and tantiem, the amounts of which are determined by the GMS. 112 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Anggota Dewan Komisaris WIKA untuk periode Oktober 2007 hingga sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut : • Ir. Agoes Widjanarko MIP - Komisaris Utama • DR. Amanah Abdulkadir MA - Komisaris Independen • Dadi Pratjipto SE - Komisaris Independen • Soepomo SH, Sp.N, LL.M-Komisaris • Pontas Tambunan SH, MM-Komisaris Members of WIKA Board of Commissioners for the October 2007 period until now are as follow: • Ir. Agoes Widjanarko MIP – President Commissioner • Pontas Tambunan SH, MM- Commissioner • Soepomo SH, Sp.N, LL.M - Commissioner • Dadi Pratjipto SE – Independent Commissioner • DR. Amanah Abdulkadir MA - Independent Commissioner Peningkatan Kompetensi & Pengetahuan Dewan Komisaris Tahun 2009 Enhancement of the Competence and Knowlege of the Board of Commissioners in 2009 Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengetahuan Dewan Komisaris, secara berkelanjutan dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan bagi Dewan Komisaris baik melalui pelaksanaan pelatihan, seminar, kursus, lokakarya, dan juga melalui media majalah, tabloid yang relevan dengan kegiatan usaha perusahaan. In an effort to improve competence and knowledge of the Board of Commissioners, educational programs and trainings were sustainably held including organizing seminars and workshops. The programs also involved cooperation with relevant magazines, tabloids and related corporate activities. Kinerja Dewan Komisaris Board of Commissioners Performance Kinerja Dewan Komisaris dievaluasi setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam pelaksanaan RUPS. Evaluasi kinerja Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang terdapat dalam peraturan perundangundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perseroan. Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada Dewan Komisaris sejak pengangkatannya. The performance of the Board of Commissioners is evaluated annually by the Shareholders in the execution of General Shareholders Meeting. The evaluation of the Board of Commissioners performance is measured based on tasks, authority, and responsibity that are stipulated in the existing legislation and Corporate Statute. The formal evaluation criteria are delivered transparently to the Board of Commissioners since the appointment. Dewan Komisaris Board of Commissioners Jabatan Struktural Structural Positions Jabatan Penunjang Supporting Positions Asal Instansi Former Institution Agoes Widjanarko Komisaris Utama President Commissioner Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Head of Nomination and Remuneration Committee Departemen Pekerjaan Umum Department of Public Works Amanah Abdulkadir Komisaris Independen Independent Commissioner Ketua Komite Audit Head of Audit Committee Non Pemerintah Non Government Dadi Pratjipto Komisaris Independen Independent Commissioner Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Member of Nomination and Remuneration Committee Non Pemerintah Non Government Soepomo Komisaris Commissioner Ketua Komite Good Corporate Governance Head of Good Corporate Governance Committee Departemen Keuangan Department of Finance Pontas Tambunan Komisaris Comissioner Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha Head of Financial Planning and Risk Management Committee Kementerian Negara BUMN Ministry of State Owned Enterprises Kriteria evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris oleh Pemegang Saham dalam RUPS adalah antara lain : 1. Pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perseroan, misalnya mengenai benturan kepentingan; 2. Komitmen dalam memajukan kepentingan Perseroan; 3. Kehadiran dalam rapat-rapat Dewan Komisaris maupun komite; 4. Kontribusi dalam pelaksanaan tugas-tugas khusus The evaluation criteria of the Board of Commissioners by the Shareholders in the General Shareholders Meeting among others include: 1. Compliance to the existing legislation and corporate policy, such as the conflict of interests; 2. Commitment in development for the best interest of the Company; 3. Attending the meetings of the Board of Commissioners as well as committees; 4. Contribution in executing special tasks 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 113 3. Komite-Komite Dewan Komisaris 3. Board of Commissioners’ Committees Dewan Komisaris WIKA telah membentuk komite-komite untuk membantu pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Komite-komite tersebut bertugas membantu Dewan Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan efektifitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Komite-komite tersebut adalah : • Komite Audit • Komite Good Corporate Governance • Komite Nominasi dan Remunerasi • Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha WIKA Board of Commissioners has formed committees to assist in doing their tasks and obligations. The Committees have the duties in helping the Board of Commissioners to ensure the effectiveness of internal control and the effectiveness in the execution of both the external and internal auditors. The Committees are: • Audit Committee • Good Corporate Governance (GCG) Committee • Nomination and Remuneration Committee • Financial Planning and Business Risk Committee Komite-komite tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan Perseroan serta susunan keanggotaan, ruang lingkup tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris. The Committees were designed to meet the needs of the Company and the structure of organization, scope of works, function, authority and responsibilities which are stipulated by the Board of Commissioners Decree Selama tahun 2009, anggota-anggota Dewan Komisaris mengikuti sejumlah pelatihan, seminar, kursus, lokakarya, sebagai berikut : No During 2009, members of the Board of Commissioners attended a number of trainings, seminars, courses, workshops, as in the following: Penyelenggara / Organizer Nama Pelatihan / Name of Training Tanggal / Date Lokasi / Location 1 Trusted and Valued in Challenging Times 21 - 28 Maret 2009 Brisbane Australia Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) 2 Rapat Kerja Komisaris BUMN di lingkungan Kedeputian Bidang Usaha Jasa Lainnya dengan tema ”Menjadikan Dewan Komisaris Lebih Efektif “Make The Board More Effective” A Working Meeting of State-owned Enterprises Commissioners within the environment of the Department of the Deputy for Other Services on the theme of “Making the Board More Effective.” 16 April 2009 / 16 April 2009 Kantor Pusat WIKA / WIKA Head Office Kementerian Negara BUMN dan BUMN Karya / State Ministry for Stateowned Enterprises and BUMN Karya 3 Menyongsong Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia : Diskusi mengenai peran dan fungsi oversight Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam menjamin kesiapan manajemen dan sharing pengalaman implementasi IFRS Welcoming the Full Adoption - International Financial Reporting Standards (IFRS) in Indonesia: A Discussion on the Roles and the Oversight Functions of the Board of Commissioners and Audit Committee in ensuring the preparedness of management and sharing experiences on the implementation of IFRS 6 Mei 2009 / 6 May 2009 Hotel Le Meridien Jakarta Ikatan Komite Audit Indonesia - IKAI / Indonesian Association of Audit Committees 4 Konferensi Manajemen Ekselen Kinerja Bisnis Stratejik Conference of Strategic Business Performance Excellence Management 18 Juni 2009 / 18 june 2009 Auditorium PT PLN, Jakarta Forum Ekselen BUMN / State-owned Enterprises Excellence Forum 5 Lokakarya Eksekutif ”Risk Management & Internal Control System” Executive Workshop ”Risk Management & Internal Control System” 29 – 31 Juli 2009 / 29 - 31 July 2009 Bali Kementerian Negara BUMN & Forum Humas BUMN / State Ministry of State-owned Enterprises & BUMN PR Forum 6 Sosialisasi Pengisian Form Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Socialisation on the Entry Form on the Report of Personal Assets of State Officials by the Commission of the Eradication of Corruption 16 September 2009 / 16 September 2009 Jakarta KPK & WIKA 114 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility a. Komite Audit a. Audit Committee Komite Audit WIKA dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris PT WIKA No 09/DK/ PTWK/2003 tertanggal 23 Januari 2003 dan diperbaharui dengan keputusan Dewan Komisaris No 71/DK/PTWK/2003 tanggal 24 Juli 2003. Pada waktu itu WIKA merupakan BUMN yang sepenuhnya dimiliki negara. Ditahun yang sama dibentuk pula Komite Asuransi dan Risiko Usaha. Dua (2) komite lainnya yaitu Komite GCG dan Komite Nominasi dan Remunerasi diresmikan setahun setelah WIKA menjadi PT Tbk. Pada tahun 2008 Komite Asuransi dan Risiko Usaha berganti nama menjadi Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha. The WIKA Audit Committee was established in 2003 under the decision of the Board of Commissioners of PT WIKA No 09/DK/ PTWK/2003 dated January 23, 2003 and was updated with the Board of Commissioners’ decision No 71/DK/PTWK/2003 dated July 24, 2003. At that time WIKA was as a state enterprise fully owned by the government. In the same year the Insurance and Risk Business Committee was also established. Two other committees, namely the Good Corporate Governance (GCG) Committee and the Nomination and Remuneration Committee were formed one year after WIKA became a publicly listed company. In 2008 the Insurance and Risk Business Committe change to the Financial Planning and Business Risk Committe. Untuk mengetahui apakah Komite Audit berfungsi dengan wawasan perusahaan maka sebaliknya dipahami perusahaan memiliki tiga (3) organ perusahaan yaitu RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian perusahaan, Dewan Komisaris dibantu oleh empat (4) Komite yaitu Komite Audit, Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, Komite Good Corporate Governance, dan Komite Nominasi dan Remunerasi. In a bid to know whether the Audit Committee functioned accordingly, it would be better to understand that the company’s insight has three corporate tools, namely the General Shareholders Meeting, Board of Commissioners and the Board of Directors. In executing the corporate supervision and control, the Board of Commissioners is assisted by four Committees, namely the Audit Committee, Financial Planning and Business Risk Committee, Good Corporate Governance Committee, and the Nomination and Remuneration Committee. Komite Audit berperan senantiasa mendorong perbaikan implementasi / kepatuhan pada kebijakan, prosedur, dan praktek-prakteknya yang dilakukan persero pada semua tingkat, menyelenggarakan komunikasi yang terbuka diantara auditor independen, dengan Dewan Direksi dan manajemen finansial senior. Termasuk dalam fungsi dan tugas Komite Audit adalah bersama Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memonitor kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan serta mengusulkan kepada Dewan Komisaris upaya yang efektif bagi mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut. Komite Audit bekerjasama dengan tiga Komite lainnya dalam menelaah masalah yang berkaitan dengan lingkup pengawasan Dewan Komisaris The Audit Committee has the role to encourage the implementation of improvement / compliance to policy, procedure, and practices conducted by the company on all levels, running transparent communication with independent auditors, with the Board of Commissioners and senior financial management. While the President Director is assisted by the internal supervision unit (SPI). Included in the function and tasks of the Audit Committee is that together with the internal supervision unit and the certified public accountant they monitor the risk of fraud and financial report risk and propose to the Board of Commissioners the effective efforts to prevent and handle the issues. The Audit Committee collaborates with three other committees in studying other issues that are related to the scope of works of the Board of Commissioners’ supervision. Batasan mengenai apa saja yang dapat dilakukan Komite Audit dan mekanisme serta kaitannya dengan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan jalannya perusahaan tercantum didalam Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter). Piagam Komite Audit WIKA pertama kali ditetapkan pada 1 Agustus 2005. Piagam itu menjabarkan keseluruhan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dengan asumsi belum ada Komite lain selain Komite Audit, karenanya telah diusahakan untuk direvisi ketika WIKA telah menjadi perusahaan terbuka sehingga harus mengikuti peraturan yang berkaitan dengan BUMN dan Perusahaan Terbuka. Piagam Komite Audit juga perlu disempurnakan kembali karena WIKA telah memiliki tiga Komite lainnya yang masing-masing mengambil alih sebagian tugas Komite Audit. The job description for the Audit Committee and the mechanism and their relevance to the execution of control and supervision of the company can be found in the Audit Committee Charter. WIKA’s Audit Committee Charter was first established on August 1, 2005. The Charter stipulates comprehensive supervisory task of the Board of Commissioners, with the assumption there has not been any Committee other than the Audit Committee, and therefore, there were the needs to be reviewed because WIKA has become a publicly listed company and it should comply with the regulations relating to State enterprises (BUMN) and limited companies. The Audit Committee Charter should also reviewed because WIKA has also three other Committees that each has taken over part of the tasks of the Audit Committee. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 115 Dalam Piagam Komite Audit dinyatakan bahwa secara bersama anggota Komite Audit bertanggung jawab atas berfungsinya Komite Audit sebagai badan yang membantu Dewan Komisaris mengawal proses pelaporan keuangan Perusahaan, memonitor dan mengevaluasi independensi auditor independen, dan memonitor efektivitas pengendalian internal. Dalam setiap kegiatannya anggota Komite Audit diharapkan senantiasa menjaga independensinya. In the Audit Committee Charter it is stated that together with the Audit Committee members they are responsible for the function of the Audit Committee as the body which assists the Board of Commissioners in the early processing of corporate financial report, monitor and evaluate independent auditors, and monitor the effectiveness of internal control. In each activity, the Audit Committee member is expected to maintain their independence. Selain menyelesaikan tugasnya secara tim, setiap anggota Komite Audit mengemban kewajiban dan memberikan perhatian khusus pada permasalahan tertentu sesuai dengan keahlian dan pengalaman kerja maupun pendidikan yang dimilikinya. Beberapa penelaahan yang dianggap mendatangkan pembelajaran penting bagi perusahaan akan dirangkum kedalam 3 topik terpisah dan penulisan masing-masing topik dilakukan oleh anggota Komite Audit yang keahliannya paling sesuai dengan topik tersebut. In addition to routinely accomplish their duties, each Audit Committee has the duties and provide special attention to certain issues in accordance to their expertise and working experience as well as their background education. Several studies that are considered to have bringing in significant learning will be summarized into three separate topics and the writing of each topic will be done by members of the Audit Committee whose expertise in accordance with the topic. Keanggotaan Komite Audit terhitung tanggal 9 Oktober 2009, adalah sebagai berikut: • DR. Amanah Abdulkadir MA, (Ketua) • Shalahuddin Haikal, MM, LLM • Ir. Mukti Wibowo • Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA The members of the Audit Committee as of October 9, 2009, are as follows: • DR Amanah Abdulkadir MA, (The Head) • Shalahuddin Haikal, MM, LLM • Ir. Mukti Wibowo • Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA Untuk memastikan independensi anggota Komite Audit, anggota Komite Audit dipilih dari personil yang tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan. To ensure independency of the members of Audit Committee, the members were selected from professionals who are not directly or indirectly related to the company. Secara umum tugas dan kewajiban tiap – tiap anggota Komite Audit adalah: a. Ketua merangkap anggota Komite Audit adalah komisaris independen di WIKA yang bertanggung jawab mengarahkan, mengkoordinasi dan memonitor pelaksanaan tugas yang diemban setiap anggota Komite Audit sehingga memenuhi mandat, fungsi dan prioritas Komite Audit. Ketua juga bertugas merangkum tanggapan Komite Audit serta komunikasi tertulis lainnya yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris maupun manajemen. b. Ahli Hukum Perusahaan dan Kinerja Keuangan, mengemban dua tugas utama yaitu memonitor kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pasar modal serta peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan mengevaluasi ratio kesehatan perusahaan. c. Manajemen Proyek yang kompeten dalam memonitor kelangsungan dan kinerja Proyek dan menelaah laporan Early Warning System (EWS) yang menginformasikan perkembangan proyek dan pelaksanaan pengadaan dan prosedur lainnya agar In general, the duties and obligations each member of the Audit Committee are as follows: a. The head, who has a double function as a member of Audit Committee is an independent commissioner in PT WIKA Tbk, who is responsible for directing, coordinate and monitor the execution of tasks of each member of the Audit Committee Audit to meet the credentials, function and priorities of the Audit Committee. The head also has the duties to summaries the Audit Committee’s responses and other written communication that will be delivered to the Board of Commissioners and management. b. The Company’s Legal Advisor and Financial Performance has two main duties, namely monitor the company’s compliance towards the capital market regulation and other legislations related to the company’s operations and evaluating the company’s performance ratio. c. The Project Expert monitors the project performance and studies the Early Warning System (EWS) report, which contains information on the development of the project and the execution of procurement and other procedures 116 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance d. dapat mengawasi efektivitas pengendalian intern dalam manajemen proyek. Akuntan dan ahli teknologi informasi bertugas memastikan kepatuhan dan kelengkapan laporan keuangan konsolidasian dalam menerapkan standar akuntansi dengan KAP, sebagai upaya mengawasi efektivitas pengendalian intern atas pelaporan keuangan, dan memonitor efektivitas teknologi informasi. Manajemen Risiko Risk Management d. Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility so that it can supervise the effectiveness of internal control in the project management. The accountant and information technology experts have the duties to ensure the compliance and completeness of the consolidated financial report in applying accountancy standard by appointing a certified public accountant in an effort to supervise the effectiveness of internal control over the financial report, and monitor the effectiveness of information technology. Mulai tahun 2009, prosedur penerimaan calon anggota Komite Audit dilaksanakan melalui proses interview dan penilaian tertulis serta keharusan untuk mengikuti masa inisiasi. Setelah dinyatakan diterima maka anggota Komite Audit akan mengikuti kegiatan kunjungan dan overview pada beberapa proyek sekaligus bertatap muka dengan beberapa manajemen untuk lebih memahami bisnis yang digeluti WIKA dan mengenal lebih dalam bagian dan cara kerja perusahaan. Starting 2009, the recruitment procedure of candidate members of the Audit Committee is conducted through an interview process, writing test and the obligation to participate in the initiation period. After passing the qualifications, the Audit Committee member will participate in several activities such as project visits and overview its outcome and hold oneon-one interviews with several management that allows he or she to understand the WIKA’s businesses and to get familiar on how the company works. Selama tahun 2009 susunan keanggotaan Komite Audit mengalami dua kali perubahan karena masa tugas dua anggota Komite Audit sebelumnya telah berakhir dan karena jumlah anggota ditambah dari tiga orang menjadi empat orang untuk memenuhi kebutuhan akan ahli hukum dan kinerja keuangan perusahaan. During 2009, the composition of Audit Committee had experience two changes due to the tenure of previous two members of the Audit Committee and also due to the increasing number of the audit members from three person to four person in order to fulfill the needs for legal expertise and the Company’s financial performance. Susunan Anggota Komite Audit Jabatan Position Composition of Members of the Audit Committee Periode / Period 9 Oktober 2007 s.d. 30 Desember 2008 9 October 2007 till 30 December 2008 31 Desember 2008 s.d. 8 Oktober 2009 31 December 2008 till 8 October 2009 9 Oktober 2009 s.d. 9 Oktober 2011 9 October 2009 till 9 October 2011 Ketua/ Anggota Head/Member Amanah Abdulkadir Amanah Abdulkadir Amanah Abdulkadir Anggota / Member Rosmala Farid Rosmala Farid Shalahuddin Haikal Anggota / Member Tribudi Santoso Tribudi Santoso Mukti Wibowo Anggota / Member - Shalahuddin Haikal Muhammad Slamet Wibowo Dalam dua tahun ini Komite Audit berusaha untuk: 1. Menyelesaikan revisi Piagam Komite audit yang diselaraskan dengan Piagam Komite Lainnya 2. Meningkatkan kompetensi dari anggota Komite Audit dengan mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh organisasi profesional seperti IKAI 3. Meningkatkan efektivitas infrastruktur penunjang seperti Sistem informasi dan pengendalian manajemen yang menunjang proses review yang efektif dan berbobot 4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan Komite lainnya dan meningkatkan komunikasi yang tepat waktu dengan SPI demi mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan baik di proyek maupun operasional In the past two years the Audit Committee has made efforts to: 1. Complete the Audit Committee Charter that is being synchronized with the other Committee charters 2. Increase competency of Audit Committee members by having them attend seminars held by professional organizations such as the Indonesian Audit Association (IKAI) 3. Increase the effectiveness of supporting infrastructure such as the information system and management control that supports the effective and weighted review process 4. Increase collaboration and coordination with other Committees and improve on time communication through internal control system (SPI) in a bid to prevent from unexpected issues that may occur in projects and operations 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 117 5. Memberikan sosialisasi mengenai tugas, peran dan fungsi Komite Audit kepada seluruh jajaran WIKA Kegiatan yang telah dilakukan Komite Audit selama tahun 2009 antara lain: 1. Menanggapi secara tertulis semua Laporan Keuangan Perusahaan 2. Menanggapi secara tertulis naskah keterbukaan Informasi yang disampaikan oleh sekertaris Perusahaan atau staf WIKA lainnya 3. Menyelenggarakan pertemuan dengan KAP antara lain untuk membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan integritas, kesesuaian dan kecermatan pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan proses penunjukan KAP, rencana audit, temuan hasil audit/review dan lain lain 4. Menyusun kerangka kerja KAP dan mengawasi manajemen dalam menyelenggarakan proses menyeleksi KAP dan melaporkan kepada Dewan Komisaris hasil proses seleksi tersebut 5. Melakukan sosialisasi terhadap peran dan tugas Komite Audit di setiap peninjauan lapangan. Bahan Sosialisasi ini akan diterbitkan pada akhir Maret 2010. 6. Meninjau proyek bersama SPI: 5. Provide familiarization programs on the duties, role and function of the Audit Committee to all lines in WIKA The activities conducted by the Audit Committee in 2009 among others include: 1. Making written response to all Corporate Financial Reports 2. Making written response on the manuscript of information transparency which was delivered by WIKA Corporate Secretary or other staff 3. Organizing the meeting between the Certified Public Accountant whose agenda among others discussed several issues relating to integrity, conformity and accuracy of financial report, internal control and the process in appointing the certified public accountant, audit plan, findings in audit/review results and others 4. Organizing the frame work of the Certified Public Accountant and supervise the management in holding the selection process of certified public accountant and report to the Board of Commissioners on the result of the selection process 5. Conducting a familiarization campaign on the role and duties of Audit Committee in every field visit. The Familiarization Campaign will be published in late March 2010. 6. Visiting projects with the internal control system (SPI) team: Proyek yang Dikunjungi Tahun 2009 Visited Projects in 2009 Bersama SPI dan KAP Pieter Uways & Rekan With SPI and KAP Pieter Uways & Partners Bersama SPI dan KAP HLB Hadori & Rekan With SPI and KAP HLB Hadori &Partners 1 JORR W1 K Jerk – Penjaringan Amplas Medan 2 Waduk Jatigede ARC Housing di Ladong – NAD 3 PLTU 2 Sulut – Amurang USAID Segmen IB+4 – NAD 4 Kali Cisadane JORR W 1, Kebun Jeruk-Penjaringan, Jakarta 5 Wahau Adhiwangsa Resident, Surabaya 6 Jembatan Lintas Barat PLTU 2 Amurang, Sulut 7 PLTU Asam-Asam Kalimantan Selatan Jembatan Suramadu, Surabaya 8 Paragon City- Semarang Jalan Tol Surabaya – Mojokerto No 9 SMAPintar Kab. Kuantan Sengingi, Riau Tanggul Penanggulangan Lumpur Lapindo 10 Bandar Udara Sultan Syarif Kasim, Riau Jalan Tol Bandara Juanda, Surabaya 11 Jalan Sorek – Mranti – Guntung, Riau Banjir Kanal Timur, Jakarta 12 Liang Anggang Pleihari, Kalimantan Selatan 13 Dam Tembesi, Batam 14 Plaza Balikpapan – Trade Center 15 PLTU Indramayu 16 Bandara Kualanamu, Medan 17 Pipanisasi Balongan – Jakarta II – Indramayu 18 Cement Mill – Palimanan 19 Pabrik RFO PFII Petrokimia Gresik 118 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Kunjungan proyek bertujuan untuk : • Mengecek kesesuaian isi laporan semester I dan Q III dengan kenyataan lapangan. Untuk itu penentuan proyek yang dikunjungi dilakukan secara random, mewakili beberapa divisi, daerah, kondisi dan kinerja (Melampaui, Kurang tercapai), serta Tahapan Proyek (Tahap Baru Mulai, Menjelang Akhir, Pemeliharaan) dan dilakukan setelah laporan semester I diterima hingga laporan Q III diterima (Agustus dan Oktober). • Mendalami permasalahan yang dihadapi suatu proyek, khususnya diproyek yang Risikonya terbesar dan masih mungkin diusahakan perbaikan kinerja, serta keputusannya sebagian oleh manajer proyek. Tinjauan ini dilakukan di awal tahun (Februari sampai dengan April) atau diakhir tahun sehingga masih memungkinkan dimasukkan dalam RKAP perbaikan dan dana yang akan diupayakan. 7. Menyampaikan perlunya merevisi Piagam SPI dan membantu memperbaiki draft Piagam tersebut hingga sesuai dengan peraturan yang terbaru dan dapat ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama. 8. Menyelenggarakan pertemuan berkala dengan Kepala SPI untuk membahas LHP dan perkembangan lainnya. 9. Mempersiapkan drafT akhir revisi Piagam Komite Audit dan meminta Dewan Komisaris untuk mengagendakan pembahasan yang serius bagi kesiapan menetapkan piagam setiap Komite 10. Mengikut sertakan anggota Komite Audit dalam seminar yang diorganisir oleh IKAI. Setelah masa inisiasi, anggota Komite Audit diberikan kesempatan mengikuti kegiatan meningkatkan kemampuan berdasarkan pilihannya, antara lain berpartisipasi dalam seminar dan training yang diselenggarakan lembaga asosiasi professional seperti IKAI atau lembaga lainnya, misal Menneg BUMN. Berikut adalah seminar/training yang telah diikuti. Manajemen Risiko Risk Management The project visits were aimed for: • Checking the conformity in the contents of the First Half and Third Quarter reports with the reality. Determining the projects was conducted at random, representing several divisions, regions, condition and performance (Exceed, or Not reaching target), and Phases of the Project (Early Phase, Nearing Completion, Maintenance) and was conducted after the First Half report was accepted until the Third Quarter (August to October) was accepted. • Studying in-depth over the issues faced by projects, particularly projects with high risks and still have the opportunity to improve performance, and the decisions are partly made by the project manager. The project visit is conducted on the early part of the year (February to April) or at the end of the year, so that it can still be included in the Plan of Development revision and funds could still be fetched. 7. Extending the need to revise Internal Control System (SPI) Charter and assist in reviewing the Charter draft so that it complies with the updated regulations and can be signed by the President Commissioner and President Director. 8. Organizing the regular meeting with the Internal Control System (SPI) to discuss examination reports and other developments. 9. Preparing the final draft of the revised Audit Committee Charter and ask the Board of Commissioners to schedule serious discussions for the preparation of charter of each Committee 10. Making members of the Audit Committee to participate in seminars organized by the Indonesian Association of Audit Committee (IKAI). After the initiation period, the Audit Committee members have the opportunity to participate in various activities to increase their capabilities based on their interests, such as attending seminars and trainings organized by professional organizations such as the Indonesian Association of Audit Committee (IKAI) or other institutions like the State Owned Enterprise Ministry. The following are the seminars/ trainings which they have participated in. Kesertaan dalam Seminar/Training Tahun 2009 No 1 Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Participation in Seminars/Trainings in 2009 Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Seminar Training Amanah Abdulkadir Workshop Internal Auditor: Trusted and Valued in Challenging Times, Brisbane, Australia Menyongsong Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia : Diskusi mengenai peran dan fungsi oversight Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam menjamin kesiapan manajemen dan sharing pengalaman implementasi IFRS Heralding Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) in Indonesia: Discussion on the oversight roles and functions of the Board of Commissioners and Audit Committee in ensuring the preparedness of Management and experience sharing on IFRS implementation. 2 Tribudi Santoso Lokakarya Manajemen Risiko Workshop Risk Management 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 119 11. Menyelenggarakan pertemuan dengan manajemen keuangan, direncanakan akan dilakukan secara berkala di tahun selanjutnya 12. Membuat laporan pengamatan terhadap perubahan WIKA ke investment holding, mengenai hubungan dengan SPI dan mengenai Sistem Informasi Akuntansi 13. Menyelenggarakan pertemuan internal Komite Audit. Selain melalui temu muka dan rapat umumnya, komunikasi dengan sesama anggota Komite Audit banyak sekali ditunjang oleh diskusi melalui email. 11. Holding meetings with the financial management, scheduled to be held regularly in the following year 12. Writing the results of observation over the change of WIKA to holding company investment, on the relation with the Internal Control System (SPI) and Accountancy Information 13. Holding internal meeting of Audit Committee. In addition to one-on-one and general meetings, communication among fellow members of Audit Committee was frequent and supported by discussions through emails. Tingkat Kehadiran dalam Pertemuan selama Tahun 2009 Nama Jabatan Name Position Jumlah Rapat Number of Meetings Level of Attendance in Meetings during 2009 %Kehadiran Pada Rapat / %Attendance in Meetings Internal Komite Audit Internal Audit Committee Kantor Akuntan Publik Public Accountants Satuan Pengawas Internal Internal Oversight Unit GMKU 8 3 3 1 Amanah Abdulkadir 100% 100% 100% 100% Rosmala Farid 100% 100% 100% 100% Tribudi Santoso 100% 100% 100% 100% Shalahuddin Haikal 100% 100% 100% 100% Mukti Wibowo 100% 100% 100% 100% Muhammad Slamet Wibowo 100% 100% 100% 100% Dalam jangka menengah Komite Audit berusaha mensosialisasikan piagam Komite Audit dengan harapan staf WIKA menjadi lebih paham bahwa mereka sebagai stakeholder yang sekaligus juga pelaku operasional perusahaan memiliki wakil sekaligus pengawas perusahaan untuk kepentingan investasi mereka. For their mid-term strategy, the Audit Committee strives to socialize the Audit Committee Charter to ensure that WIKA’s employee could have a better perspective on their position as stakeholders as well as the operational staff of the Company are having a representative and supervisor of the Company to monitor their interest. Dalam jangka panjang Komite Audit akan mengusahakan pengawasan yang dapat membantu perusahaan menjadi persero yang bertumbuh melalui pembelajaran dengan integritas sebagai dasar identitasnya dan memiliki tradisi menyampaikan informasi perusahaan sesuai identitas tadi. In the long term the Audit Committee will make efforts to supervision that is capable of helping the company to become a company that grows through learning with integrity as the fundamental identity and having the tradition to deliver corporate information in accordance with the aforementioned identity. Dari kiri ke kanan/from left to right: Ir. Mukti Wibowo; DR. Amanah Abdulkadir, MA; Shalahuddin Haikal, MM, LLM; Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA . Komite Audit / Audit Committee DR. Amanah Abdulkadir, MA Riwayat singkat Amanah Abdukkadir disajikan pada Profil Komisaris di halaman 25. A brief curriculum vitae of Amanah Abdukkadir is presented in the Profile of Commissioners in page 25 Shalahuddin Haikal, MM, LLM Lulusan Magister Hukum Bisnis Korporat, Erasmus Universiteit, Rotterdam Belanda, dengan pengalaman kerja 20 tahun, dilahirkan tanggal 14 April 1964 Holds an LLM degree in Corporate Business Law, Erasmus Universitiet, Rotterdam, the Netherlands, with 20 years of worling experience, born on 14 April 1964 Ir. Mukti Wibowo Lulusan Teknik Sipil UI, Jakarta, dengan pengalaman kerja 35 tahun, dilahirkan pada tanggal 28 April 1948, A Civil Engineering graduate from the University of Indonesia, with 35 years of working experience, born on 28 April 1948 Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA Mendapat pendidikan Manajemen Sistem Informasi, La Conference Universitaire de Suisse Occidentale, Jeneva, dengan pengalaman kerja 23 tahun, dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1964. Received his education in Information Systems Management from La Conference Universitaire de Suisse Occidentale, Geneva, with 23 years of working experience, born on 28 October 1964. 120 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility b. Komite Good Corporate Governance b. Good Corporate Governance Committee 1. Dasar Pembentukan Komite Good Corporate Governance (GCG)dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Nomor 19/DK/WIKA/2008 Tanggal 15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite Good Corporate Governance (GCG) dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : • Soepomo, SH, Sp.N, LL.M sebagai Ketua merangkap Anggota. • Rosmala, Akt sebagai Anggota. 1. Foundation for Establishment T he Good Corporate Governance Committee was established based on the decree of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk No. 19/DK/WIKA/2008 dated April 15, 2008 on the Establishment of Good Corporate Governance (GCG) Committee with the composition as follows: • Soepomo, SH, Sp.N, LL.M as Head and Member • Rosmala, Akt as Member Untuk memastikan independensi anggota GCG, anggota Komite GCG dipilih dari personil yang tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan. To ensure the independency of the members of GCG, the members were selected from professionals who are not directly or indirectly related to the company. 2. 2. • • • Tanggung jawab dan tugas pokok Komite Good Corporate Governance Komite Good Corporate Governance berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk. Komite Good Corporate Governance bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan. Tugas pokok Komite Good Corporate Governance sebagai berikut : • Memastikan ketaatan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terhadap regulasi yang berlaku dalam setiap pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris, operasional Direksi maupun lainnya. • Memastikan adanya suatu Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan kepatuhan terhadap SOP yang ditetapkan baik di tingkat jajaran Dewan Komisaris maupun dalam rangka hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi. • Mengevaluasi penerapan sistem Good Corporate Governance di dalam Perusahaan. • Mengevaluasi kode etik Good Corporate Governance baik di internal Dewan Komisaris maupun hubungan Direksi dan Dewan Komisaris, serta hubungan manajemen di tingkat di bawah Direksi berdasarkan usulan yang disampaikan Direksi. • Ketua Komite Good Corporate Governance bertindak sebagai pengarah anggota Komite GCG mengenai hal-hal yang merupakan fokus dari tata kelola yang baik bagi Perusahaan. • Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh anggota Komite GCG. • • • The responsibility and main duties of the Good Corporate Governance Committee are as follow The Good Corporate Governance Committee have the function and direct responsibility to assist the Board of Commissionres of PT Wijaya Karya Tbk. and report directly to the Board of Commissioners of the Company. The Good Corporate Governance Committee works collectively and independent in nature both in executing duties and making report. The main duties of Good Corporate Governance Committee are as follow: • To acertain PT Wijaya Karya’s (Persero) Tbk compliance towards the exisiting regulation and every execution of the Board of Commissioners, management operations and others. • Ensures there is a valid Standard Operating Procedure (SOP) and compliant to SOP that has been determined by both the level of Board of Commissioners and in regards to the relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors. • Evaluates the application of the Good Corporate Governance (GCG) system in the Company. • Evaluates the code of conduct of the Good Corporate Governance (GCG) both internally in the Board of Commissioners and the relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors, and the management relation at the level below the Board of Directors based on the proposal delivered by the Board of Directors. • Head of the Good Corporate Governance Committee acts as the director to members of the GCG Committee on issues that are focusing on the good corporate governance for the Company. • Execution of daily duties conducted by members of the GCG Commttee. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 121 • Komite GCG mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan. 3. • • • • Rincian pokok tugas Komite Good Corporate Governance Memastikan ketaatan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terhadap regulasi yang berlaku dalam setiap pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris, operasional Direksi maupun lainnya. Memastikan adanya suatu Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan kepatuhan terhadap SOP yang ditetapkan baik di tingkat jajaran Dewan Komisaris maupun dalam rangka hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi. Mengevaluasi penerapan sistem Good Corporate Governance di dalam Perusahaan. Mengevaluasi kode etik Good Corporate Governance baik di internal Dewan Komisaris maupun hubungan Direksi dan Dewan Komisaris, serta hubungan manajemen di tingkat di bawah Direksi berdasarkan usulan yang disampaikan Direksi. 4. Laporan Kegiatan Komite Good Corporate Governance Selama tahun 2009, Komite Good Corporate Governance telah melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: • Pembahasan pendelegasian kewenangan Dewan Komisaris kepada Direksi • Pembahasan tentang Pengelolaan Piutang Usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk • Pembahasan tentang Pendapat Hukum terhadap Dissenting Opinion RUPSLB Tahun 2009 • Pembahasan tentang Potensi Timbulnya Risiko akibat Kelemahan dalam Kontrak Kerja • Pembahasan tentang Usulan Perbaikan dan Tinjauan Ulang terhadap Kebijakan Sistem Manajemen Human Capital WIKA • Pembahasan Program Kerja Komite Good Corporate Governance di dalam RKAP tahun 2010 • GCG Committee holds meeting at once in a month. 3. Details of the Good Corporate Governance main dutties • Ensures the compliance of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk to the existing regulation is valid in each execution of each activities of the Board of Commissioners, Board of Directors operations and others. • Ensures there is a valid Standard Operating Procedure (SOP) and compliant to SOP that has been determined by both the level of Board of Commissioners and in regards to the relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors. • Evaluates the application of the Good Corporate Governance (GCG) system in the Company. • Evaluates the code of conduct of the Good Corporate Governance (GCG) both internally of the Board of Commissioners and its relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors, and the management relation at the level below the Board of Directors based on the proposal delivered by the Board of Directors. 4. GCG Committee Activity Report In 2009, The GCG Committee activities were as follow: Discussion over the delegation of authority of the Board of Commissioners to the Board of Directors Discussion over the Debt Management of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Discussion over the Legal Opinion on the Dissenting Opinion of 2009 Extraordinary General Shareholders Meeting Discussion over the Potentiality of Risk Emergence due to Weaknesses in Working Contracts Discussion over the Improvement Proposal and Review on the WIKA Human Capital System Policy Discussion over the GCG Committee Work Program in the 2010 Plan of Development • • • • • • Komite Good Corporate Governance Good Corporate Governance Commitee Soepomo, SH, Sp.N, LL.M Riwayat singkat Soepomo disajikan pada Profil Komisaris di halaman 26. A brief curriculum vitae of Soepomo is presented in the Profile of Commissioners in page 26. Rosmala, Ak. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan pengalaman kerja 30 tahun. Dilahirkan pada tanggal 11 Mei 1959. A graduate of the Economics Faculty, Padjadjaran University, Bandung, with 30 years of working experience. Born on 11 May 1959. 122 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility c. Komite Nominasi dan Remunerasi c. Nomination and Remuneration Committee 1. Dasar Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk Nomor 20/DK/WIKA/2008 Tanggal 15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : • Agoes Widjanarko sebagai Ketua merangkap Anggota • Dadi Pratjipto sebagai Anggota 1. Foundation for Establishment The Nomination and Remuneration Committee was established based on the decree of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk No. 20/DK/WIKA/2008 dated April 15, 2008 on the Establishment of Nomination and Remuneration Committee of PT Wijaya Karya Tbk, whose membership is as follows: • Agoes Widjanarko, as Head and Member • Dadi Pratjipto as Member Untuk memastikan independensi anggota Nominasi dan Remunerasi, anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dipilih dari personil yang tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan. To ensure the independency of the members of the Nomination and Remuneration Committee, the members were selected from professionals who are not directly or indirectly related to the company 2. 2. • • • • • 3. Tanggung jawab dan tugas pokok Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk. Komite Nominasi dan Remunerasi bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan. Tugas pokok Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai berikut : Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas dalam dua lingkup fungsi yaitu : • Lingkup Nominasi bertugas menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan para eksekutif lainnya di Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk, membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi bertindak sebagai pengarah anggota Komite Nominasi dan Remunerasi mengenai hal-hal yang merupakan fokus dari audit yang akan dilakukan. Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi. Rincian tugas Komite Nominasi dan Remunerasi Menyusun, melaksanakan, dan menganalisa kriteria serta prosedur nominasi bagi calon Dewan Komisaris, Direksi, dan para eksekutif lainnya (sampai dengan 1 tingkat dibawah Direksi) • Menyusun, melaksanakan, dan menganalisa kriteria serta prosedur pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi • • • • • 3. • The responsibility and main duties of the Nomination and Remuneration Committee. Nomination and Remuneration Committee have function to assist the Board of Commissioners in their works and direct responsibility to the Board of Commissioners Company of PT Wijaya Karya ( Persero ) Tbk. The Nomination and Remuneration Committee works collectively and independent in nature both in executing their duties and making reports. The main duties of the Nomination and Remuneration Committee are as follow: • Nomination area which is responsible for organizing the selection of criteria and nomination procedures for the members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and other executives in PT Wijaya Karya Tbk, produce evaluation system and provide recommendation on the number of members of the Board of Commissioners and Board of Directors. • The Remuneration area is in charge of organizing the payroll system and incentives to the members of the Board of Commissioners and Management and provide related recommendations. Head of the Nomination and Remuneration Committee acts as the director to the members of the Nomination and Remuneration Committee on issues, which are the focus of auditing which will take. The execution of daily duties conducted by members of the Nomination and Remuneration Committee. Details of the Nomination and Remuneration Committee Organize, execute, and analyze the criteria and nomination procedure for the candidates of the Board of Commissioners, Board of Directors, other executives (until one level below Board of Directors) Organize, execute, and analyze the criteria and selection procedure, appointment, and dismissal of members of the Board of Commissioners and Board of Directors. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 123 • Organize the evaluation system of the performances of the Board of Commissioners and Board of Directors. • Organize and evaluate the payroll system and incentives to members of the Board of Commissioners and Board of Commissioners and provide recommendations on the following: • Evaluation on the system, • Options to be offered, among others stock option • Retirement system, • Compensation system and other benefits of reducing employees. • Menyusun sistem penilaian kinerja anggota Dewan Komisaris dan Direksi. • Menyusun dan mengevaluasi sistem penggajian serta pemberian tunjangan kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi tentang: • Penilaian terhadap sistem tersebut, • Opsi yang diberikan antara lain opsi atas saham, • Sistem pensiun, • Sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan. Program Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi • Memantau pelaksanaan prosedur pemilihan atas usulan para kandidat eksekutif (1 tingkat dibawah Direksi). • Memberikan rekomendasi atas usulan para kandidat eksekutif (1 tingkat dibawah Direksi). • Memantau sistem penilaian kinerja. • Mengevaluasi sistem penggajian serta pemberian tunjangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. 4. Laporan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2009, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan tiga kali pertemuan. Laporan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut : • Merekomendasi usulan Komisaris dan Direksi PT Marga Nujyasumo Agung • Merekomendasi usulan Direktur Keuangan dan SDM PT Wijaya Karya Realty • Merekomendasi usulan Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk • Usulan remunerasi Komisaris dan Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2009 untuk kinerja usaha Tahun 2008 • Merekomendasi usulan Komisaris dan Direksi PT Wijaya Karya Jabar Power 5. 4. 5. • • • • Working Program of the Nomination and Remuneration Committee Monitor the execution of selection procedure over the proposal of executive candidates (one level below Board of Directors). Provide recommendation over the executive candidates (one level below Board of Directors). Monitor the evaluation system of performance. Evaluate the payroll system and incentives to Board of Commissioners and Board of Directors. Nomination and Remuneration Committee Acivity Report In 2009, the Nomination and Remuneration Committee held three meetings. The Nomination and Remuneration Committee Activity Report is as follows: • Recommended the proposal of the Commissioners and Board of Directors of PT Marga Nujyasumo Agung • Recommended the proposal of the Director of Finance and HRD of PT Wijaya Karya Realty • Recommended the proposal of the Corporate Secretary of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk • Proposal of remuneration of the 2009 Commissioners and Management of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for the 2008 performance • Recommended the proposal of Commissioners and Board of Directors of PT Wijaya Karya Jabar Power Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Ir. Agoes Widjanarko, MIP Riwayat singkat Agoes Widjanarko disajikan pada Profil Komisaris di halaman 25. A brief curriculum vitae of Agoes Widjanarko is presented in the Profile of Commissioners in page 25. Dari kiri ke kanan/from left to right: Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE. Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE Riwayat singkat Dadi Pratjipto disajikan pada Profil Komisaris di halaman 26. A brief curriculum vitae of Dadi Pratjipto is presented in the Profiles of Commissioners in page 26. 124 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility d. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha d. Financial Planning and Business Risk Committee 1. Dasar Pembentukan Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Nomor 21/DK/WIKA/2008 tanggal 15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha. 1. Foundations for Establisihment The Financial Planning and Business Risk Committee was established based on the decree of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk No. 21/DK/WIKA/2008 dated April 15, 2008 on the Establishment of the Financial Planning and Business Risk Committee. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Nomor 23/DK/WIKA/2009 tanggal 15 April 2009 Perihal Perpanjangan Tugas Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha dengan keanggotaan sebagai berikut : • Pontas Tambunan sebagai Ketua merangkap Anggota. • Harry Hidayat sebagai Anggota. • Anindita Eka Wibisono sebagai Anggota. Based on the decree of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. No. 23/DK/WIKA/2009 dated April 15, 2009 on the extention of duties of the Financial Planning and Business Risk Committee with its composition as follows: • Pontas Tambunan, as Chairman and also a member. • Harry Hidayat as Member. • Anindita Eka Wibisono as Member. Untuk memastikan independensi anggota Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha dipilih dari personil yang tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan. To ensure the independency of the members of the Financial Planning and Business Risk Committee, the members were selected from professionals who are not directly or indirectly related to the company. 2. 2. • • • • Tanggung jawab dan tugas pokok Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan. Tugas pokok Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha sebagai berikut : • Mengenali dan mewaspadai potensi Risiko usaha dan mengusulkan perbaikan perencanaan keuangan untuk mengurangi Risiko tersebut. • Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha bertindak sebagai pengarah anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha mengenai setiap kendala yang dihadapi oleh Direksi dapat segera dibahas oleh Dewan Komisaris sebagai salah satu bentuk implementasi early warning system (EWS). • Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan. • • • • Responsibility and main duties of the Financial Planning and Business Risk Committee The Financial Planning and Business Risk Committee has the function to assist the Board of Commissioners in executing their duties and is directly responsible to the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk. The Financial Planning and Business Risk Committee works collectively and independent both in executing duties and making reports. The main duties of the Financial Planning and Business Risk Committee are as follow: • Identifying and keeping alert over the business risk potentials and propose improvement on financial planning in a bid to minimize the risk. • Head of the Financial Planning and Business Risk Committee is acting as director to the members of the Financial Planning and Business Risk Committee and on each obstacle faced by the Management so that it can be discussed immediately by the Board of Commissioners as one of the forms of implementation of early warning system. • The execution of daily duties is run by the members of the Financial Planning and Business Risk Committee. The Financial Planning and Business Risk Committee at least holds a meeting once each month. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 125 3. • • • • • • 4. Rincian tugas Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha Melakukan kajian atas usulan Direksi mengenai kebijakan dan sistem manajemen Risiko Perusahaan. Melakukan evaluasi rancangan perencanaan keuangan yang disusun oleh Direksi baik yang tercantum dalam rancangan RKAP maupun evaluasi setiap proyek dan program kegiatan yang diusulkan. Melakukan evaluasi atas kemampuan leverage setiap proyek yang dijalankan dengan peningkatan kinerja saham dan keuangan Perusahaan. Melakukan kajian atas efektifitas struktur organisasi manajemen Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha di Perusahaan. Melakukan evaluasi dan analisis triwulanan atas Risiko yang mungkin akan mempengaruhi analisis proyek yang diajukan Direksi sebagai bentuk pelaksanaan early warning system. Bersama-sama Komite Audit melakukan kajian atas proses identifikasi Risiko dan pelaksanaan manajemen Risiko yang dilakukan oleh manajemen. Program Kerja Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha • Evaluasi pencapaian hasil kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh Direksi dan disampaikan didalam executive summary realisasi hasil usaha pada pelaksanaan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi. • Evaluasi penerapan prosedur manajemen Risiko dan rencana tindak lanjut perbaikan prosedur manajemen Risiko di lingkungan WIKA yang terintegrasi serta rencana pengembangan dan penyempurnaan early warning system dilingkungan WIKA. • Evaluasi rencana pengembangan bisnis dan kegiatan usaha Perusahaan yang meliputi rencana akuisisi, pendirian anak perusahaan, dan rencana pengembangan bisnis baru bagi WIKA. 3. • • • • • • 4. Details of the duties of the Financial Planning and Business Risk Committee Studies over the Management’s proposal on the policy and the company risk management system. Evaluates the financial planning that was organized by the Board of Directors including both that are mentioned in the Plan of Development and the evaluation of each project and activity program that were proposed. Evaluates the leverage capabilities of each project, which were run with the improving corporate shares and financial performance. Studies the effectiveness of the organizational structure of the Financial Planning and Business Risk Committee. Evaluates and analyzes quarterly over the risks that may influence the project analysis that was proposed by the Board of Directors as a form of execution of early warning system. Together with the Audit Committee will study over the risk identification process and the execution of risk management conducted by the Management. Working Program of the Financial Planning and Business Risk Committee • Evaluates the achievement of the activity result that was run by the Board of Directors and was delivered in the realization of executive summary at the joint meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors. • Evaluates the application of risk management procedure and follow up plan for the improvement of risk management procedure at WIKA which is integrated with development plan and improvement of early warning system (EWS) at WIKA. • Evaluates business development plan and corporate business activities which cover the plan for acquisition, establishment of subsidiaries, and new business development plan for WIKA. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha / Financial Planning and Business Risks Committee Pontas Tambunan, SH, MM Riwayat singkat Pontas Tambunan, SH, MM disajikan pada Profil Komisaris pada halaman 27. A brief curriculum vitae of Pontas Tambunan, SH, MM is presented in the Profile of Commissioners in page 27. Harry Hidayat Lulusan Teknik Sipil, Univesitas Parahyangan, dengan pengalaman kerja 10 tahun, dilahirkan pada tanggal 23 Agustus 1959. A Civil Engineering graduate from Parahyangan University, with 10 years of working experience, born on 23 August 1959. Anindita Eka Wibisono, SE Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dengan pengalaman kerja 5 tahun, lahir pada tanggal 4 Januari 1985. A graduate from the Faculty of Economics, University of Indonesia, with 5 years of working experience. 126 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Dari kiri ke kanan/from left to right: Anindita Eka Wibisono, SE, Harry Hidayat, Pontas Tambunan, SH, MM. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance • Evaluasi penyusunan RKAP WIKA Tahun 2009. • Penyusunan Dashboard EWS berbasis Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). • Monitoring implementasi prosedur manajemen Risiko dan evaluasi penerapan prosedur manajemen Risiko melalui kunjungan proyek. • Monitoring perbaikan proses pengadaan dilingkungan WIKA. • Monitoring proses penyusunan RKAP WIKA Tahun 2010. • Monitoring proses penyusunan RJPP WIKA Tahun 2010 - 2014. • Monitoring proses pelaksanaan RUPS Tahunan. 5. Laporan Kegiatan Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha Selama tahun 2009, Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha telah melakukan 17 kali pertemuan. Kegiatan Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha adalah sebagai berikut : • Program kerja Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha dalam rangka monitoring perbaikan sistem dan prosedur. • Kegiatan tahap I penyusunan pelaporan manajemen Risiko berbasiskan MBCfPE selama 6 (enam) bulan dan kegiatan tahap II penyusunan EWS berbasiskan MBCfPE selama 6 (enam) bulan dalam bentuk penyusunan dashboard kinerja WIKA yang akan digunakan sebagai perangkat bagi Dewan Komisaris dan Manajemen untuk mengawasi dan memonitor pencapaian target kinerja yang ditetapkan didalam KPI Korporat atau Kontrak Manajemen. • Hal - hal yang telah dilaksanakan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha pada tahap I yang sesuai dengan tahapan kegiatan dalam diagram risk management process meliputi penetapan konteks, identifikasi Risiko, analisis Risiko, evaluasi Risiko, dan penanganan Risiko dimana dalam pelaksanaan tahap I ini masih ada kendala antara lain kelengkapan SDM yang terkait dalam setiap pelaksanaan rapat seringkali diwakilkan, belum komprehensif, dan belum siap dalam mengikuti perkembangan secara kontinu dan detil, serta hambatan transparansi informasi baik secara lisan maupun tertulis dalam rangka mendukung kelancaran proses pelaksanaan kegiatan. • Untuk tahap II, melakukan pengawasan dengan melibatkan Tim dari Manajemen WIKA yang penyusunannya didasarkan pada KPI Korporat atau Kontrak Manajemen sebagai input utama termasuk didalamnya proses cascading KPI atau Kontrak Manajemen sampai dengan tingkat unit kerja dan proyek sebagai turunan dari KPI Korporat atau Kontrak Manajemen. Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility • Evaluates the composition of 2009 WIKA Plan of Development. • Organizing the Early Warning System Dashboard based on Malcolm Baldridge. • Monitoring the implementation of risk management procedure and evaluate the application of risk management procedure through project visits. • Monitoring the improvement of procurement process at WIKA. • Monitoring the composition process of 2010 WIKA Plan of Development. • Monitoring the organization process of 2010 – 2014 WIKA Corporate Long Term Plan. • Monitoring the execution process of the Annual General Shareholders Meeting. 5. Financial Planning and Business Risk Committee Activity Report In 2009, the Financial Planning and Business Risk Committee held meetings for 17 times. The Financial Planning and Business Risk Committee Activities were as follow: • Working Program of the Financial Planning and Business Risk Committee in conjunction with monitoring the improved system and procedure. • The Phase I Activity included the organization of the report of risk management based on the Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) for six months and the Phase II Activity included the organization of early warning system (EWS) based on MBCfPE for six months in the form of the organization of WIKA performance dashboard that will be used as a device for the Board of Commissioners and Management to supervise and monitor the performance target achievement determined in the Corporate key performance indicators (KPI) or Management Contract. • The things which the Financial Planning and Business Risk Committee have done in Phase I in accordance with the activity phase in the risk management process diagram covered the determination of context, risk identification, risk analysis, risk evaluation, and risk handling in which the execution of Phase I still faced obstacle such the HRD completeness related to every meeting of execution that were often been represented, not yet comprehensive, not yet ready following the progress continuously and in detail, and have obstacle in information transparency both orally and in writing in conjunction to supporting the smooth execution of activities. • For Phase II, the activities included supervision by involving the Team from the WIKA Management whose organization is based on the corporate key performance index (KPI) or Management Contracts as main input which include KPI or Management Contracts cascading process until the working unit and project levels as the derivative of the Corporate KPI or Management Contract. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 127 • Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha memberikan masukan kepada Dewan Komisaris sebagai bahan evaluasi Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi yang meliputi evaluasi kinerja per direktorat, rencana dan realisasi perolehan serta kinerja proyek, potensi Risiko yang muncul dari setiap hasil kegiatan usaha. • Penyusunan RKAP WIKA dengan mempertimbangkan hasil review Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha. • Penyusunan RJPP WIKA dengan mempertimbangkan hasil review Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha • Evaluasi rencana pendirian Anak perusahaan, rencana akuisisi, dan rencana pengembangan bisnis. • Evaluasi Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha atas penerapan prosedur manajemen Risiko yang meliputi evaluasi umum dan evaluasi hasil kunjungan proyek. Proyek yang telah dikunjungi oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha selama tahun 2009, sebagai berikut : • The Financial Planning and Business Risk Committee provided input to the Board of Commissioners as the evaluation material of the Board of Commissioners against the performance of the Board of Directors which covered the performance evaluation of each directorate, planning and realization of results and project performance, risk potentials that emerge from each result of business activities. • Organizing WIKA Plan of Development by considering the result of the Financial Planning and Business Risk Committee review. • Formulation of the long-term business plan of WIKA with consideration of the review results of the Committee on Financial Planning and Risk Management • Evaluating the plan for establishing subsidiaries, acquisition plan, and business development plan. • Evaluating the Financial Planning and Business Risk Committee by applying risk management procedure which covered the general evaluation and evaluation of the result of the project visit. The projects which have been visited by the Financial Planning and Business Risk Committee in 2009, are as follow: No Bersama Tim Departemen Keuangan dan Departemen Pengembangan Sistem & Usaha In Collaboration with the Teams from the Department of Finance and Department of Systems & Business Development 1 Proyek PLTGU Muara Karang Muara Karang Power Plant Project 2 Proyek Paragon City - Semarang Paragon City Project - Semarang 3 Proyek The Adhiwangsa - Surabaya The Adhiwangsa Project - Surabaya 4 Proyek Jalan Tol Surabaya – Mojokerto Surabaya Toll-road Project - Mojokerto 5 Proyek Suramadu Bentang Tengah Suramadu Mid Expanse Project 6 Kantor WIKA Wilayah I (Medan) dan proyek-proyek di wilayah Sumut dan sekitarnya WIKA Region 1 Office (Medan) and projects in North Sumatra and the surrounding areas 128 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 4. Sekretaris Dewan Komisaris 4. Secretary to The Board of Commissioners Dalam rangka meningkatan efektivitas dan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris, terhitung mulai tahun 2008, Dewan Komisaris mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris sesuai dengan Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk nomor : 22/DK/WIKA/2008 tanggal 7 Mei 2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan Staf Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Sekretaris Dewan Komisaris dibantu oleh 1 (satu) orang Pelaksana Harian Sekretaris Dewan Komisaris, dan 3 (tiga) orang Staf Dewan Komisaris, sehingga susunan organisasi Sekretariat Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1. Moh. Winarno, diangkat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris. 2. Sjahjar Achmad, diangkat sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Dewan Komisaris. 3. Meidy Diamanti, diangkat sebagai Staf Dewan Komisaris. 4. Sutarsih, diangkat sebagai Staf Dewan Komisaris In order to increase the effectiveness and quick implementation of the duties of the Board of Commissioners, starting in 2008, the Board of Commissioners appointed the Secretary of the Board of Commissioners pursuant to the Decision of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk No: 22/ DK/WIKA/2008 of 7 May 2008 on the Termination and Appointment of the Secretary and Staff of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. In the daily duties, the Secretary of the Board of Commissioners is assisted by one Daily Caretaker of the Secretary of the Board of Commissioners, and up to three staffs of the Board of Commissioners, such that the composition of the Secretariat of the Board of Commissioners of the Company in 2009 as follows: 1. Moh. Winarno, appointed as Secretary to the Board of Commissioners. 2. Sjahjar Achmad, appointed as Daily Caretaker for the Secretary of the Board of Commissioners. 3. Meidy Diamanti, appointed as Staff of the Board of Commissioners. 4. Sutarsih, appointed as Staff of the Board of Commissioners. Tugas dari Sekretaris Dewan Komisaris adalah : 1. Menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Dewan Komisaris di dalam menjalankan fungsi dan peranannya selaku Dewan Komisaris. 2. Menghadiri rapat internal Dewan Komisaris maupun rapat koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi, kecuali ditentukan lain oleh Dewan Komisaris bahwa rapat hanya boleh dihadiri oleh Dewan Komisaris dan/ atau Direksi. 3. Bertanggungjawab atas terdistribusinya berbagai informasi yang terkait dengan agenda yang akan dibahas, termasuk pengadministrasian dan pendistribusian risalah rapat Dewan Komisaris. 4. Bersama-sama Sekretaris Perusahaan merencanakan teknis program pengenalan dan pelatihan bagi anggota Komisaris yang baru diangkat. Duties of the Secretary of the Board of Commissioners: 1. Undertake the administrative and secretariat duties that are related to all of the activities of the Board of Commissioners in discharging its role and function as the Board of Commssioners. 2. Attend the internal meetings of the Board of Commissioners as well as the coordinative meetings between the Board of Commissioners and Board of Directors, except when determined otherwise by the Board of Commissioners that the meeting should only be attended by the Board of Commissioners and/or Board of Directors. 3. Being responsible for the distribution of information related to the meeting agenda, including the administration and distribution of the minutes of meeting. 4. Together with the Corporate Secretary develop the materials and presentation for training program for newly elected members of the Board of Commissioners. Sekretaris Dewan Komisaris Secretary to the Board of Commissioners Moh. Winarno Lulusan Magister Sains Management, Univesitas Indonesia, dengan pengalaman kerja 4 tahun, dilahirkan pada tanggal 23 Januari 1976. A graduate of Magister Science Management, University of Indonesia, with 4 years of working experience, born on 23 January 1976. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 129 5. Direksi 5. The Board of Directors Menurut Anggaran Dasar Perseroan, Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab demi sebesar-besar kepentingan Perusahaan, mengelola bisnis dan urusan Perusahaan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas Perusahaan. Direksi bertindak secara cermat, berhatihati dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting yang relevan dalam pelaksanaan tugasnya. Direksi menggunakan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan Perusahaan semata-mata. According to the Corporate Statute, the Board of Directors is the Corporate body which has full responsibility for handling the Company. The Board of Directors in good faith is obliged and fully responsible for the best interest of the Company, business management and handle the Company by continue to pay attention to the balance of all interested parties with the Company’s activities. The Board of Directors conducts meticulously, carefully and by considering the various important aspects that are relevant in executing their duties. The Board of Directors uses its authority merely for the best interest of the Company. a. Tugas dan Wewenang Direksi a. Duties and Authority of The Board of Directors Anggaran Dasar Perseroan menyebutkan bahwa Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS. The Corporate Statute stipulates that The Board of Directors has the duties in executing all actions relating to the handling of the Company for the best interest of the Company and in accordance with aims and objectives of the Company and representing the Company both internally and externally from the Court on all things and all occurrence with the limitations as regulated in the legislation, Statute and/or the Decision of the General Shareholders Meeting. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berwenang untuk: • Menetapkan kebijakan pengurusan Perseroan; • Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendirisendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain; • Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; • Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS. In executing its duties, the Board of Directors has the authority: • To firm up the Corporate policy; • To regulate he transfer of authority of the Board of Directors to represent the Company in and out of the Court to one person or several members of the Board of Directors who were specifically appointed or were assigned collectively to other people; • To regulate the stipulations on Corporate human resources including the determination of payrolls, pension plan or retirement benefits and other income for Corporate employees based on the existing legislation; • To appoint and dismiss Corporate employees based on the Corporate human resources regulations and the existing legislation; • To conduct any actions and other executions on the management and ownership of the Corporate assets, binding the Company with other parties and/or other parties with the Company, and represent the Company in and out of the Court on any things and occurrences, with the limitations as regulated in the legislation, Statute and/ or the Decision of the General Shareholders Meeting. 130 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Peseroan, Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsipprinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran. In executing its duties, members of the Management must adhere to the Corporate Statute, Good Corporate Governance Guide, Code of Conduct and legislations and is obliged to execute the principles of professionalism, efficiency, transparency, accountability, responsibility, independency and fairness. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi. The actions conducted by the members of the Board of Directors beyond what had been decided by the Board of Directors meeting has become the private responsibility of the pertinent until the referred action is approved by the Board of Directors meeting. Dalam menjalankan tugasnya, Anggaran Dasar mengkategorikan tindakan Direksi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan persyaratan tertentu, yaitu: • Perbuatan yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, seperti: melakukan penyertaan modal pada Perseroan lainnya,mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan, melepaskan penyertaan modal pada Perseroan lain, anak perusahaan dan perusahaan patungan, dan lain lain; • Perbuatan yang dapat dilakukan oleh Direksi setelah memberitahukan secara tertulis kepada Dewan Komisaris dan mendapat persetujuan dari RUPS, seperti:mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit dan/atau melepaskan aktiva tetap, tidak menagih lagi atas piutang macet yang telah dihapusbukukan, dan melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam transaksi material bagi Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan pasar modal. In executing its duties, the Corporate Statute categorizes the Board of Directors actions into several groups in accordance to certain requirements, namely: • Any undertaking must have written approval from the Board of Commissioners, such as: executing paid up capital on other companies, establishing subsidiaries and/or joint ventures, release paid up capital from other companies, subsidiaries and joint ventures and others; • The execution that can be conducted by the Board of Directors is after providing written information to the Board of Commissioners and were granted approval from the General Shareholders Meeting, such as collateralizing the fixed asset to draw loans and/or release fixed asset, not to collect non performing receivables that have been amortized, and execute actions that are included in the material transactions for the Company based on the capital market legislation. Nama Name Jabatan Position Masa Jabatan Dimulai Start of Tenure Masa Jabatan Berakhir End of Tenure Bintang Perbowo Direktur Utama President Director 15 Mei 2008 / 15 May 2008 Pengangkatan melalui RUPSLB 2008 Appointment through EGMS 2008 Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya The closing of the fifth AGMS following date of appointment Ganda Kusuma Direktur Keuangan Director of Finance 15 Mei 2008 / 15 May 2008 Pengangkatan melalui RUPSLB 2008 Appointment through EGMS 2008 Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya The closing of the fifth AGMS following date of appointment Budi Harto Direktur Operasi 1 Director of Operation 1 15 Mei 2008 / 15 May 2008 Pengangkatan melalui RUPSLB 2008 Appointment through EGMS 2008 Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya The closing of the fifth AGMS following date of appointment Slamet Maryono Direktur Operasi 2 Director of Operation 2 15 Mei 2008 / 15 May 2008 Pengangkatan melalui RUPSLB 2008 Appointment through EGMS 2008 Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya The closing of the fifth AGMS following date of appointment Tonny Warsono Direktur SDM & Pengembangan Director of Human Capital & Business Development 15 Mei 2008 / 15 May 2008 Pengangkatan melalui RUPSLB 2008 Appointment through EGMS 2008 Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya The closing of the fifth AGMS following date of appointment 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 131 Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perseroan; atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang besarnya lebih dari lima puluh (50) persen jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu (1) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Board of Directors is obliged to ask for approval of the General Shareholders Meeting to transfer the Corporate assets; or make them to become Corporate debt guarantees which is more than fifty (50) percent of the total net asset of the Company in one (1) or more transactions, both that are related to each other or not. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau Pemegang Saham dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan. In executing the legal actions in the form of transactions containing conflict of interests between the private economic interest the members of the Board of Directors, Board of Commissioners or Shareholders with the economic interest of the Company, Board of Directors requires the approval from the General Shareholders Meeting based on the largest votes from the shareholders who do not have conflict of interest. b. Hak dan Kewajiban Direksi b. Rights and Obligation of the Board of Directors Anggaran Dasar Perseroan juga menetapkan bahwa dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direksi berhak untuk menerima gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. The Corporate Statute also determined that in executing its duties, the Board of Directors has the right to receive income and benefits/facilities including retirement benefit whose amount is determined by the General Shareholders Meeting and can be delegated to the Board of Commissioners. Sedangkan kewajiban utama Direksi meliputi: • Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; • Menyiapkan pada waktunya Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, dan perubahannya kepada Dewan Komisaris untuk -mendapat persetujuan pada Rapat Dewan Komisaris selambatlambatnya 60 (enampuluh) hari kalender sebelum tahun anggaran dimulai; • Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi; • Membuat dan menyampaikan Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan; • Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit; Meanwhile the main obligation of the Board of Directors covers: • Making efforts and guaranteeing the execution of business and Corporate activities in accordance to aims and objectives in the business activities; • Preparing the Plan of Works and Corporate Budget, and the amendments to the Board of Commissioners to seek approval at the Board of Commissioners Meeting on the latest 60 (sixty) calendar days before the annual budget starts; • Making the List of Shareholders, Special List, General Shareholders Meeting Report, and Management Meeting Report; • Make Annual Report as the form of responsibility of corporate handling, and document Corporate finance as referred in the Law on Corporate Documents; • Organize Financial Report based on the Financial Accountancy Standard and submit it to the Certified Public Accountant for auditing; 132 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance c. Struktur, Komposisi dan Independensi Direksi Direksi Perseroan beranggotakan lima (5) orang, terdiri atas satu (1) orang Direktur Utama dan empat (4) orang Direktur, yang terdiri dari: • • • • Direktur Keuangan Direktur Operasi I Direktur Operasi II Direktur SDM dan Pengembangan Usaha Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility c. Structure, Composition and Management Independency The Corporate Board of Directors has five (5) members consisting of one (1) President Director and four (4) Directors, comprising: • Operations Director I • Operations Director II • Director of Finance • Human Capital and Business Development Director Seluruh anggota Direksi Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Pengendali dan bukan merupakan pegawai Perseroan. All members of the Corporate Board of Directors do not have affiliated relations with the Shareholders Controller and are not Corporate employees. d. Rapat Direksi d. Board of Directors Meeting Menurut Anggaran Dasar Perseroan, penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila: 1. Dipandang perlu oleh 1 (satu) atau beberapa anggota Direksi; 2. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris; atau 3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. According to the Corporate Statute, the execution of the Board of Directors Meeting can be held any time when: 1. it see it necessary by 1 (one) or several members of the Board of Directors; 2. Upon written request from 1 (one) or several members of the Board of Commissioners; or 3. Upon written request from 1 (one) or more shareholders who collectively represent 1/10 (one tenth) or more than the whole shareholders with voting rights. Selama tahun 2009, Direksi mengadakan rapat sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) kali, yang seluruhnya diselenggarakan di Kantor Pusat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Gedung WIKA, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta Timur. In 2009, the Board of Directors held meetings for 38 (thirty eight) times, in which all of them were held at the Head Office of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, WIKA Building, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, East Jakarta. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 133 Rapat Direksi / Directors Meeting Nama Name Jumlah Rapat Number of Meetings Jumlah Hadir Number of Attendance Bintang Perbowo 79 75 Ganda Kusuma 79 79 Budi Harto 79 66 Slamet Maryono 79 76 Tonny Warsono 79 79 e. Rincian Remunerasi Direksi Take home pay per bulan Take home pay per month Take home Details of Director Remuneration Tantiem Atas Laba Tahun 2008 Tantiem on 2008 Profit THR 2009 Holiday Bonus 2009 Total Pendapatan 2009 Total Income 2009 Nama Name Gaji Salary Tunjangan Bintang Perbowo 60.000.000 18.000.000 78.000.000 936.000.000 218.133.536 60.000.000 1.214.133.536 Ganda Kusuma 54.000.000 16.200.000 70.200.000 842.400.000 196.320.182 54.000.000 1.092.720.182 Budi Harto 54.000.000 16.200.000 70.200.000 842.400.000 196.320.182 54.000.000 1.092.720.182 Slamet Maryono 54.000.000 16.200.000 70.200.000 842.400.000 314.112.291 54.000.000 1.210.512.291 Tonny Warsono 54.000.000 16.200.000 70.200.000 842.400.000 314.112.291 54.000.000 1.210.512.291 Benefit pay 2009 Remunerasi anggota Direksi diusulkan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris, setelah itu Dewan Komisaris menyampaikan kepada Kementerian Negara BUMN kemudian dibawa ke RUPS, dan ditetapkan oleh RUPS The remuneration of the Board of Directors is proposed by the Nomination and Remuneration Committee of the Company to the Board of Commissioners, which then forwards the proposition to the State Ministry of State-owned Enterprise and subsequently brought to the GMS for a resolution. Penetapan gaji Direksi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat inflasi, faktor penyesuaian industri serta memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Sedangkan penetapan tantiem memperhatikan faktor pencapaian target Key Performance Indicator dan Faktor Tingkat Kesehatan, serta faktor- faktor lain yang relevan. The Resolution of the salaries for the Directors takes into account various factors such as revenues, assets, inflation rate, peer industries and the financial condition and capability of the Company. Whereas the resolution for tantiems takes into account the factors of target achievement with respect to Key Performance Indicator and other relevant factors. Remunerasi anggota Direksi terdiri dari gaji bulanan, tunjangan, fasilitas dan tantiem yang besarannya ditentukan dalam RUPS. Remuneration for the Board of Directors comprises of monthly salaries, benefits, facilities and tantiem, the amounts of which are determined by the GMS. f. Kegiatan Direksi dalam Pelatihan dan Seminar tahun 2009 f. Activities of the Board of Directors in Trainings and Dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Dewan Direksi, maka diperlukan berbagai bentuk pelatihan untuk Dewan Direksi. Sepanjang tahun 2009, Dewan Direksi WIKA telah mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yaitu: In order to enhance the competence of members of the Board of Directors, they are required to undertake various training and refresher programs. Throughout 2009, the Board of Directors of WIKA participated in several courses and seminars, as follows: Seminars in 2009 134 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Nama Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Pelatihan dan Seminar Penyelenggara Seminar & Rapat Kerja BUMN karya 2009 mengenai Krisis 2009, Tantangan dan Harapan, Januari, Jakarta Kementerian BUMN Bintang Perbowo Pembicara: Membangun Daya saing WIKA untuk berkompetisi pada bisnis Konstruksi Internasional, Oktober, Jakarta Asosiasi Kontraktor Indonesia Ganda Kusuma Pembicara: Seminar Startegic Cost Reduction tentang Effective Cash Flow Management, Januari, Jakarta Intipesan Seminar Reformasi Manajemen Keuangan, April, Jakarta Institut Perbanas Pembicara: Finance Controller Management pada seminar dengan tema Cost Control Management, Juni, Jakarta Intipesan Pelatihan Assesment Penerapan GCG pada BUMN, Juli, Bali Kementerian BUMN Workshop Konvergensi IFRS dan dampaknya terhadap industry, Oktober, Jakarta Kementerian BUMN Seminar Global Economic Outlook, “Prospek Politik & Ekonomi Indonesia”, Desember, Jakarta Bank DBSI Penyegaran Komisaris & Direksi BUMN tentang Pemahaman Sengketa Bisnis & Alternatif penyelesaiannya, Desember, Jakarta. BUMN Executive Club Seminar Indonesia Economic Outlook 2010 oleh Faisal Basri, Desember, Jakarta LP3E Kadin Seminar: Jembatan Sumatera – Jawa, Menko EKUIN Seminar: Austria Showcase “Railway Technology”, Austria – Enterprise Europe Network Seminar: Economic & Infrastructure Outloook 2009, Asosiasi Kontraktor Indonesia Seminar mengenai Boiler kapasitas 300-1000 MW, Agustus, Moscow - Russia Power Machine Seminar mengenai Steam Turbine kapasitas 3001000 MW, Agustus 2009, Saint Petersburg - Russia Power Machine Seminar mengenai Pompa, Maret 2009, New Mexico - USA Wagner Power Systems Workshop Komisaris BUMN, Jakarta Kementrian BUMN Pembicara: Diversifikasi usaha bidang industri pada Raker BUMN Karya, Kementerian BUMN, Januari, Jakarta Kementerian BUMN Pembicara: Three-in-one Sertifikasi Sistem Manajemen ISO 9001, OHSAS 18001 dan ISO 14001, Februari, Jakarta Asosiasi Kontraktor Indonesia Seminar Economic & Infrastructure Outlook 2009, Februari, Jakarta Asosiasi Kontraktor Indonesia Seminar Sinergi Indonesia EXIM Bank & BUMN menuju pasar global, Juni, Jakarta BUMN Executive Club Pembicara: Transformasi WIKA menjadi Intergrated Infrastructure Company, Juli, Medan Universitas Sumatera Utara Dialog Implementatif tentang Reformasi Manajemen BUMN Korporasi Swasta & Koperasi, September, Jakarta PPM Manajemen Pembicara: Sharing Transformasi WIKA menjadi Integrated Infrastructure Company, Universitas Bina Nusantara, September, Jakarta Universitas Bina Nusantara Seminar Membangun Daya Saing Industri Konstruksi Nasional, Oktober, Jakarta Asosiasi Kontraktor Indonesia Pembicara: Maximizing your ROI with Effective Deployment Strategy, Desember, Jakarta PPM Manajemen Pembicara: Working in Overseas Market & Experience of Indonesian Contractors, Desember, Jakarta BPKSDM, Departemen Pekerjaan Umum Seminar 2009 Indonesia Human Capital Study, Desember, Jakarta The 1st Indonesia Human Capital Study & Dinamis Consulting Budi Harto Slamet Maryono Tonny Warsono 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 135 Name Bintang Perbowo Ganda Kusuma Budi Harto Slamet Maryono Tonny Warsono Trainings and Seminars Organizers Seminar & Working Meeting BUMN Karya 2009 on The Crisis of 2009, Challenges and Expectations, January, Jakarta Ministry of State-owned Enterprises (BUMN) Speaker: Developing WIKA’s competitiveness to compete in International Construction Business, October, Jakarta Indonesian Association of Contractors Speaker: Strategic Cost Reduction Seminar on Effective Cash Flow Management, Januari, Jakarta Intipesan Reformation of Financial Management Seminar, April, Jakarta Institute of National Bank Association (Perbanas) Speaker: Finance Controller Management in a seminar on Cost Control Management, June, Jakarta Intipesan Assessment of GCG Implementation at State-owned Enterprises Training, July, Bali Ministry of BUMN Workshop of the Convergence of IFRS and its impact on the industry, October, Jakarta Ministry of BUMN Global Economic Outlook Seminar, “The Prospects of Indonesia’s Politics and Economy”, December, Jakarta Bank DBSI BUMN Commissioners and Directors Refresher Course on Understanding Business Conflicts and Alternative Methods of Resolution, December, Jakarta. BUMN Executive Club Seminar Indonesia Economic Outlook 2010 oleh Faisal Basri, Desember, Jakarta Indonesian Chamber of Commerce LP3E Seminar: Sumatera – Jawa Bridge, Coordinating Minister for EKUIN Seminar: Austria Showcase “Railway Technology”, Austria – Enterprise Europe Network Seminar: Economic & Infrastructure Outloook 2009, Indonesian Association of Contractors Seminar on 300-1000 MW boilers, Agustus, Moscow - Russia Power Machine Seminar on 300-1000 MW Steam Turbines, August 2009, Saint Petersburg - Russia Power Machine Seminar on Pumps, March 2009, New Mexico - USA Wagner Power Systems BUMN Commissioners Workshop, Jakarta State Ministry of BUMN Speaker: BUMN Karya Working Meeting on Business Diversification in the Industry Sector, Ministry of BUMN, January, Jakarta Ministry of BUMN Speaker: Three-in-one ISO 9001, OHSAS 18001 and ISO 14001 Management Systems Certification, February, Jakarta Indonesian Association of Contractors Seminar on Economic & Infrastructure Outlook 2009, Februari, Jakarta Indonesian Association of Contractors Seminar on Indonesia EXIM Bank & BUMN Synergy toward a global market, June, Jakarta BUMN Executive Club Speaker: The Transformation of WIKA into an Intergrated Infrastructure Company, July, Medan University of North Sumatera Implementative Dialogue on the Reformation of Corporate Private & Coooperative BUMN Management, September, Jakarta PPM Manajemen Speaker: Sharing on the Transformaton WIKA into an Integrated Infrastructure Company, Bina Nusantara University, September, Jakarta Bina Nusantara University Seminar on Building the Competitiveness of the National Construction Industry, October, Jakarta Indonesian Association of Contractors Speaker: Maximizing your ROI with Effective Deployment Strategy, December, Jakarta PPM Manajemen Speaker: Working in Overseas Market & Experience of Indonesian Contractors, December, Jakarta BPKSDM, Departement of Public Works Seminar 2009 Indonesia Human Capital Study, December, Jakarta The 1st Indonesia Human Capital Study & Dinamis Consulting 136 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 6. Elemen Pendukung Direksi 6. The Supporting Elements Of The Board Of Directors Pengawasan Internal Internal Control Pengawasan Internal Perusahaan dijalankan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI), organ yang membantu Direktur Utama dalam melakukan fungsi pengendalian internal perusahaan. Sebagai Badan usaha Milik Negara (BUMN), keberadaan SPI di WIKA juga merupakan wujud kepatuhan terhadap Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan usaha Milik Negara (BUMN), sejalan dengan PT Wijaya Karya (Persero)Tbk telah menjadi perusahaan publik serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka pembentukan SPI telah selaras dengan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-496/BL/2008 tangal 28 Nopember 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal. Internal control is exercised by the Internal Audit Unit (SPI), the organ that assists the President Director in performing the function of corporate internal control. As a State-owned Enterprise (BUMN), the existence of SPI in WIKA also embodies the compliance to Law Number 19 / 2003 on State-owned Enterprises (BUMN), in line with PT Wijaya Karya (Persero)Tbk having become a public company and is also enlisted in the Indonesia Stock Exchange (IDX) hence the establishment of the SPI is in concord with the decision of the Chairman of Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency No. KEP496/BL/2008 dated 28 November 2008 on Establishment and Guidelines for the Formulation of the Internal Audit Charter. a. Tugas dan Wewenang SPI a. Duties and authority of the Internal Audit Unit SPI melaksanakan fungsi membantu Direktur Utama dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program kerja pengawasan dan pemeriksaan (audit) internal atas pelaksanaan aktivitas usaha perusahaan dan Sistem Manajemen WIKA yang meliputi bidang-bidang, antara lain keuangan, akuntansi, perpajakan, Human Capital, investasi, pemasaran, pengembangan usaha, anggaran dan evaluasi hasil usaha, produksi, Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Risiko, dan Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan. The SPI performs its function of assisting the President Director in the planning, execution and control of the oversight and internal audit work program for the execution of the Company’s business activities and the WIKA Management System covering the areas of finance, accounting, taxation, Human Capital, investment, marketing, business development, budgeting and evaluation of business results, production, quality management system, risk management system, and environmental management system. Sebagai satuan organ, SPI memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas dan dalam melaporkan hasil pemeriksaan secara langsung kepada Direktur Utama. Dalam menjalankan tugasnya, SPI memiliki kewenangan menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk antara lain menentukan prosedur dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit. Memiliki akses sepenuhnya atas semua dokumen, pencatatan personil perusahaan dan fisik informasi atas objek pemeriksaan, untuk mendapatkan data dan atau informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan audit. Dan meminta keterangan dan penjelasan kepada seluruh jajaran Manajemen dan Karyawan dalam rangka pemeriksaan. Dalam kondisi tertentu untuk membantu tercapainya tujuan pemeriksaan SPI dapat mengunakan tenaga professional, baik yang berada di dalam maupun dari luar Perseroan. As a Unit the SPI organ has independence in performing its duties and in reporting the result of audit directly to the President Director. In performing its duty, SPI has the authority to formulate, change and execute internal audit policies including among others determining the procedures and scope of work of the audit. With full access to all documents, records of company personnel, physical information on object of audit, to secure data and or information related to execution of an audit. And request information and explanation from all levels of Employees and Management in the process of audit. In certain conditions to assist in achieving the objective of audit the SPI may employ professionals, both from inside as well as outside the Company. Langkah dan tindakan profesional SPI dalam melakukan tugas pengawasannya dituangkan dalam SPI Charter (Piagam Pengawasan Internal) yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. The SPI’s professional initiatives and actions in performing its duty of oversight are covered in the SPI Charter (Charter of Internal Control) which has been approved by the President Director and the President Commissioner. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 137 Mekanisme dan urutan kerja SPI serta tindak lanjut atas laporan SPI mencakup aktivitas sebagai berikut : The mechanism and sequence of SPI work and also the followup to the SPI report include the following activities: Penetapan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan SPI, yang memuat Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT); Penjabaran Program Kerja Pemeriksaan Tahunan ke dalam Program Pokok Pemeriksaan (P3); Pengunaan P3 sebagai acuan Kepala Pemeriksa untuk menyusun Rancangan hasil Pemeriksaan(RHP); Ketua Tim Audit membuat Program Pemeriksaan Terinci (PPT) berdasarkan RHP yang ditetapkan oleh Kepala Pemeriksa; Defining the SPI’s Budget and Working Plan that contains the Annual Audit Work Program (PKPT); The translation of the Annual Audit Work Program into the Principal Audit Program (P3); The use of P3 as reference by the Head Auditor to formulate the Draft Audit Result (RHP); The Head of the Audit Team prepares a Detailed Audit Program (PPT) based on the RHP as determined by the Head Auditor; Para auditor wajib mencatat semua langkah dan tahap pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaaan (KKP); Resume pemeriksaan dituangkan dalam Konfirmasi Hasil Pemeriksaan (KHP) yang disepakati bersama antara auditor dan Auditee; All auditors are obliged to write all audit steps and phases in Audit Working Paper (KKP); The audit resume is covered in the Confirmation of Audit Result (KHP) agreed on by the auditor and auditee; Kepala SPI membuat Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit; Direktur Utama menindaklanjuti hasil pemeriksaan SPI kepada auditee dalam bentuk arahan dan rekomendasi tertulis kepada auditee terkait; The Head of SPI prepares an Audit Result Report to the President Director with a copy sent to the Audit Committee; The PresidentDirector follows-up the result of SPI audit to the auditee in the form of written instructions and recommendations to the related auditees; Auditee atau unit kerja diperiksa wajib menindaklanjuti temuan-temuan yang dituangkan dalam KHP; Hasil pemeriksaan dinyatakan selesai bila auditee telah selesai melakukan perbaikan, sebagaimana yang dituangkan dalam Laporan Tindak Lanjut Audit (LTLA), dengan disertai bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap oleh Kepala Pemeriksa dan atau Auditor selaku verifikator. The auditee or the work unit under audit is obliged to follow-up the findings covered in the KHP; The result of audit is declared complete when the auditee has made repair, as covered in the Audit Follow-Up Report (LTLA), accompanied with complete and valid supporting evidence by the Head Auditor or Auditor acting as verifier. b. Organisasi SPI b. The Internal Audit Unit Organization Kepala SPI : Tatang Setyarsono Kepala Pemeriksa I : Sendianto Kepala Pemeriksa II : Sutrisno Pemeriksa : - Mahendra Dwisana, - Tegas Djuni Prasongko, - Ani Wilujeng Head of Internal Audit Unit : Lead Auditor I : Lead Auditor II : Auditors : Tatang Setyarsono Sendianto Sutrisno - Mahendra Dwisana - Tegas Djuni Prasongko - Ani Wilujeng. Kepala Satuan Pengawasan Intern Head of Internal Audit Unit Drs. Tatang Setyarsono Riwayat hidup Tatang Setyarsono disajikan pada halaman139 A brief curriculum vitae of Tatang Setyarsono is presented in page 139 138 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Profil Kepala Satuan Pengawasan Intern Profile of Head of Internal Audit Unit Drs. Tatang Setyarsono dilahirkan di Solo pada tanggal 2 Januari 1960. Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Intern sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai sekarang. Meraih gelar Strata1 di bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Brawijaya, Malang tahun 1985. Sebelumnya, ia pernah menduduki berbagai jabatan diantaranya adalah sebagai Manajer Akuntansi dan Pajak, Manajer Keuangan dan Personalia. Born in Solo, on 2 January 1960, Drs. Tatang Setyarsono has held the position of Head of Internal Oversight Unit since 1st January 2009 until the present. He graduated with a Bachelor’s Degree in Accounting from the Brawijaya University, Malang, in 1985. He has previously held a number of positions including among other s as Accounting and Taxation Manager, and Finance and Personnel Manager. c. Laporan Kerja 2009 dan Rekomendasi c. Working Report 2009 and Recommendation Dalam melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya, maka sejak tahun 2009 pemeriksaan SPI bersinergi dengan GMPSU dalam bentuk “Audit Integrasi”, dan dari hasil pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi terhadap unit kerja selama tahun 2009, secara umum dapat disampaikan temuan pokok dan rekomendasi sebagai berikut : • Pencapaian sasaran pada beberapa proyek belum sesuai dengan Rencana Kerja Proyek (RKP) yang disahkan oleh pejabat yang berwenang selanjutnya Direktur Utama merekomendasikan untuk melakukan langkah-langkah efesiensi dan mengoptimalkan metode kerja yang efektif, termasuk melakukan evaluasi proyek. • Implementasi Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Keuangan belum berjalan dengan baik. Direktur Utama Merekomendasikan kepada Manajemen untuk mengambil langkah Konstruktif membenahi sikap dan perilaku pegawai untuk mantaati ketentuan yang berlaku termasuk pemberian sanksi-sanksi bilamana perlu. • Implementasi risiko dan mitigasinya telah di jalankan, namun kualitas tindak lanjut risiko perlu ditingkatkan, terutama Manajemen pada berbagai tingkatan dalam organisasi perusahaan di instruksikan untuk menginventarisasi risiko dan tindak lanjutnya untuk di jadikan bank data yang dapat dipergunakan sebagai referensi pada proyek yang berikutnya. In performing its duties in line with its authority, since 2009 The SPI Audit has synergized with the GMPSU in the form of an “Integrated Audit”, and from the result of monitoring, auditing and evaluating of the work unit during 2009, in general the following key findings and recommendations where presented as follows: • Target achievements in some projects are not yet in accordance with the RKP ratified by authorized officials. It is recommended by the President Director to take efficiency measures and optimize an effective method of work, including conducting project evaluations. • The implementation of Accounting and Financial systems and procedures are not running well yet, and the President Director recommends to the Management to take constructive action to correct the behaviour and attitude of the employees to follow the prevailing regulations including giving sanctions when necessary. • The implementation of risk and mitigation has been made, but the quality of the follow-up of risk needs to be improved, and especially the Management at various organizational levels in the company are instructed to take inventory of its risks and follow-ups for the creation of database which can be utilized as reference for future projects. Audit Eksternal External Audit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan tahun 2009 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Pieter, Uways & Rekan dengan total biaya sebesar Rp 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta Rupiah). Penunjukan Kantor Akuntan Publik Pieter, Uways & Rekan ini telah memperoleh persetujuan dari RUPS pada tanggal 28 Mei 2009. Management Letter atas pelaksanaan audit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2009 yang disampaikan Auditor Independen telah menjadi perhatian Direksi Perseroan untuk ditindaklanjuti. Kantor Akuntan Publik Pieter, Uways & Rekan tidak memberikan jasa konsultasi manajemen bagi Perseroan selama tahun laporan. The consolidated financial statement of the Company and subsidiaries for the year 2009 was audited by Public Accountants Pieter, Uways & Associates at a total cost of equal to Rp 410,000,000.- (four hundred ten million Rupiah). The appointment of Public Accountants Pieter, Uways & Associates has received the approval of the GMS of 28 May 2009. The Management Letter pertaining to the execution of the audit of the Company’s financial statements for the fiscal year 2009 which was given by the Independent Auditor has come to the attention of the Board of Directors of the Company for follow-up. Public Accountants Pieter, Uways & Associates did not provide management consulting services for the Company during the report year. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 139 Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Pembentukan Sekretaris Perusahaan mengacu kepada peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 yang memiliki tugas utama Sekretaris Perusahaan sebagai berikut: • Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal; • Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi emiten; • Memberikan masukan kepada Direksi emiten untuk memenuhi ketentuan di pasar modal; • Sebagai penghubung atau contact person antara emiten dengan masyarakat. The establishment of a Corporate Secretary refers to BAPEPAMLK Regulation No. IX.I.4 with principal duties of a Corporate Secretary as follows: • Keeping abreast of the capital market especially the regulations prevailing in the field of capital market • Providing services to the public on information required by investors in relation to the condition of the issuer • Provide inputs to the Board of Directors of the issuer to comply with regulations in the capital market • Acts as a contact person between issuer and the public. Selain tugas utama diatas, Sekretaris Perusahaan yang merupakan organ setingkat dibawah Direksi, memiliki tanggung jawab lain yang meliputi hal-hal sebagai berikut: • Memastikan kepatuhan dan peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG; • Mengelola hubungan dengan investor, pasar modal, para analis, anak perusahaan, dan memantau kinerja saham Perseroan; • Melaksanakan fungsi-fungsi legal dan konsultasi hukum; • Menata usahakan serta menyimpan dokumendokumen Perseroan yang penting, seperti namun tidak terbatas: risalah rapat Dewan Komisaris, risalah rapat Direksi, daftar pemegang saham, dokumen kepemilikan aset Perseroan. • Menyelenggarakan kegiatan rapat tingkat manajemen di tingkat perusahaan. In addition to the principal duties above, the Corporate Secretary which is an organ a level below the Board of Directors, has other responsibilities that include the following: • Ascertaining compliance and improvement in the execution of GCG principles • Managing relationships with investors, capital market, analysts, subsidiary companies, and monitor the performance of the Company’s share • Performing legal and legal counsel functions • Administer and also keep the Company’s important documents, such as but not limited to: minutes of the Board of Commissioners’ meeting, minutes of the Board of Directors’ meeting, list of shareholders, the Company’s asset ownership documents. • Organizing management-level meetings at the corporate level. Sejak 1 Mei 2009 sampai penyusunan Buku Laporan Tahunan 2009, Sekretaris Perusahaan WIKA dijabat oleh Natal Argawan Pardede, S.E. Since 1 May 2009 until the publication of this Annual Report 2009, the position of WIKA Corporate Secretary has been held by Natal Argawan Pardede, S.E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Natal Argawan Pardede, SE Riwayat hidup Natal Argawan disajikan pada halaman141 A brief curriculum vitae of Natal Argawan is presented in page 141 140 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Profil Sekretaris Perusahaan Profile of the Corporate Secretary Natal Argawan Pardede, S.E. dilahirkan di Sungailiat, Bangka pada tanggal 24 Desember 1964. Menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tanggal 1 Mei 2009 sampai sekarang. Meraih gelar Strata1 di bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta tahun 2004. Sebelumnya di WIKA, ia pernah menduduki berbagai jabatan diantaranya adalah sebagai Manajer Akuntansi dan Pajak, Manajer Keuangan dan Personalia. Natal Argawan Pardede, S.E. born in Sungailiat, Bangka on 24 December 1964. Has served as Corporate Secretary since 1 May 2009 until today. He holds a Bachelor’s Degree in Accounting from Persada Indonesia YAI University, Jakarta, in 2004. Previously in WIKA, he has held various positions among others as Accounting and Taxation Manager, Finance and Personnel Manager. Kegiatan Sekretariat Perusahaan di sepanjang tahun 2009 Activities of the Corporate Secretary during 2009 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan dan merealisasikan berbagai program sesuai tugas dan tangung jawabnya selama tahun 2009 yang tecermin dari sejumlah kegiatan dibawah ini: The Corporate Secretary has implemented and realized various programs in accordance with its duties and responsibilities during 2009 which are reflected by the following activities: Good Corporate Governance Good Corporate Governance • Melakukan Review Code of Conduct, Code of Corporate Governance dan Board of Manual • Melakukan sosialisasi GCG ke seluruh karyawan Perseroan • Melaksanakan asesmen GCG • Meningkatkan pelaksanaan penerapan GCG • Reviewed the Code of Conduct, Code of Corporate Governance and Board of Manual • Socialized GCG to all the Company’s employees • Ran an assessment of GCG • Improved the execution of GCG implementation. Hubungan Masyarakat Public Relations • Memutakhirkan data BUMN On Line & website www. wika.co.id setiap hari • Memperoleh penghargaan peringkat 1 untuk Website presence teraktif dalam pengelolaan portal BUMN • Menyampaikan informasi ke masyarakat atas keluhankeluhan masyarakat terkait dengan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan Hubungan Investor • Memfasilitasi pelaksanaan program buyback • Melaksanakan Paparan Publik sebanyak 2 kali • Melakukan pertemuan dengan para analis (Analyst Meeting) sebanyak 2 kali • Melaksanakan pertemuan dengan para Investor sebanyak 3 kali • Melaksanakan roadshow lokal sebanyak 2 kali • Memfasilitasi pelaksanaan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa • Menyampaikan informasi/data dan laporan yang diperlukan melalui IDX Reporting • Updated BUMN On Line and www.wika.co.id website data on a daily basis. • Won a 1st rank award for most active website presence in managing the BUMN portal. • Provides information to the public in response to their complaints on the execution of the Company’s operational activities. Investor Relations • • • • • • Facilitated the execution of buyback programs Held Public Exposes as many as 2 times Held Analyst Meetings as many as 2 times Held meetings with the investors as many as 3 times Organized local roadshows as many as 2 times Convened and organized the Annual GMS and Extraordinary GMS • Submitted all required information/data and reports through IDX Reporting. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 141 Hubungan Media • Melaksanakan kegiatan konferensi pers sebanyak 5 kali • Menyampaikan Siaran Pers sehubungan dengan kegiatan-kegiatan Perseroan sebanyak 40 kali • Melakukan kunjungan ke institusi media (Media Visit) sebanyak 4 kali • Memfasilitasi kunjungan Media ke unit usaha Perseroan (Media SiteVisit) sebanyak 1 kali • Melaksanakan pertemuan dengan pihak pers (Media gathering) sebanyak 3 kali Media Relations • Held press conferences as many as 5 times • Distributed Press Releases referring to the Company’s activities as many as 40 times • Went on Media Visits as many as 4 times • Facilitated Media Site Visits as many as 1 time • Held Media Gatherings as many as 3 times Tabel Siaran Pers di tahun 2009 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Table of Press Releases in 2009 Siaran Pers Press Releases WIKA Targetkan Kontrak Dihadapi (Order Book) Tahun 2010 Sebesar Rp20 triliun / WIKA Targets Rp 20 trillion Order Book in 2010 WIKA Melanjutkan Program Buyback Tahap II Senilai Rp112 miliar / WIKA Continues Rp 112 billion Phase II Buyback Program WIKA-CHENGDA Melakukan Ground Breaking PLTU Kalimantan Selatan 2x65 MW / WIKA-CHENGDA Holds Grounbreaking at South Kalimantan 2x65 MW Steam-powered Power Plant Laba Usaha WIKA Meningkat Menjadi Sebesar Rp345 miliar Per Triwulanan III 2009 / WIKA Operating Profits Up to Rp 345 billion as of QIII-2009 WIKA Dapatkan Kontrak Senilai Rp 2,7 Triliun Per Maret 2009 / WIKA Wins Rp 2.7 Trillon in Contracts as of March 2009 Tanggal Date 18 Januari 2009 / 18 january 2009 27 Januari 2009 / 27 January 2009 26 Februari 2009 / 26 February 2009 23 Maret 2009 / 23 march 2009 14 April 2009 / 14 April 2009 WIKA Mencatatkan Peningkatan Laba Usaha 71 persen Menjadi Rp77,46 miliar / WIKA Posts 71 percent Increase in 4 Mei 2009 / Operating Profits at Rp 77.46 billion 4 may 2009 WIKA Kerjakan Proyek PLTGU Tanjung Priok 740 MW Senilai Rp387 miliar / WIKA Commences Rp 387 billion Tanjung 6 Mei 2009 / Priok 740 MW Steam-powered Power Plant Project 6 May 2009 WIKA Memperoleh Kontrak Baru Senilai Rp2,71 triliun Hingga Maret 2009 / WIKA Wins Rp 2.71 trillion in New Con22 Mei 2009 / tracts as of March 2009 22 May 2009 WIKA Bagikan Deviden Sebesar 30 persen / WIKA Distributes 30 percent Dividends 28 Mei 2009 / 28 May 2009 WIKA Bersama Konsorsium Kontraktor Indonesia Selesaikan Proyek Mega Infrastruktur Jembatan Suramadu 8 Juni 2009 / 8 June 2009 WIKA Raih Kontrak Depot Avtur US$43 juta Dari Pertamina / WIKA Wins US$43 million Pertamna Avtur Depot Contract 25 Juni 2009 / 25 June 2009 WIKA Hampir Selesaikan Apartemen Tertinggi di Jawa Tengah / WIKA Nears Completion of Central Java’s Tallest Apart- 2 Juli 2009 / ment 2 July 2009 WIKA Raih Kontrak Baru Senilai Rp445 miliar di Bulan Juli / WIKA Wins New Rp 445 billion Contract in July 5 Juli 2009 / 5 July 2009 Kontrak Baru WIKA Per Juni Capai 60 persen Dari Target 2009 / New WIKA Contracts Reaches 60 percent 2009 Target in 28 Juli 2009 / June 28 July 2009 WIKA Selesaikan PLTU Labuan / WIKA Completes Labuan Steam-powered Power Plant 22 Agustus 2009 / 22 August 2009 WIKA Catat Laba Bersih Rp 93 Miliar di Semester I 2009 / WIKA Posts Rp 93 Billion Net Profits in First-half of 2009 23 Agustus 2009 / 23 August 2009 WIKA Kerjakan Proyek Modifikasi Stasiun Cirebon / WIKA Commences Cirebon Station Modification Project 5 September 2009 / 5 September 2009 WIKA Garap Kontrak Senilai Rp14,51 triliun / WIKA Works on Rp 14.5 trillion Contract 8 September 2009 / 8 September 2009 WIKA Kerjakan Proyek Investasi Pertama Penyediaan PLTD MFO 40-50 MW Rp500 miliar / WIKA Commences First 8 September 2009 / Rp 500 billion MFO 40-50 MW Diesel-powered Power Plant Invetsment Project 8 september 2009 WIKA Rampungkan Lebih Cepat Proyek PLTU 2 Banten Labuan 2 X 300 MW / WIKA Completes Banten Labuan 2 x 300 20 September 2009 / MW Steampowered Power Plant Project Early 20 September 2009 WIKA Catat Lonjakan Laba Usaha Sebesar 150 persen / WIKA Posts 150 percent Jump in Operating Profits 2 November 2009 / 2 November 2009 WIKA Bukukan Kinerja Tertinggi Tahun 2008 / WIKA Books Highest Ever Growth in 2009 2 November 2009 / 2 November 2009 WIKA Optimis Target Laba Bersih Rp175 miliar Tercapai / WIKA Optimistic of Reaching Rp 175 billion Net Profits Target 2 Desember 2009 / 2 December 2009 WIKA Telah Menarik Dananya dari Bank Century Per Desember 2008 / WIKA Withdraws Funds from Bank Century in 3 Desember 2009 / December 2008 3 December 2009 WIKA Mulai Bangun Fly Over Bandengan PU Himbau Hindari Jalan Bandengan untuk Cegah Kemacetan / WIKA 22 Desember 2009 / Commences Bandengan Fly Over Public Works Suggests Avoiding Jalan Banengan to Avoid Traffic Jam 22 December 2009 142 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 7. Etika Perusahaan 7. Company Ethics Kebijakan Perseroan Mengenai Etika Perilaku Company Policy on Code of Conduct Integritas dalam Aktivitas Bisnis dan Pekerjaan Perseroan menerapkan standar etika dalam melakukan seluruh aktivitas bisnis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang termaktub dalam Kebijakan Perusahaan. WIKA menjalankan operasional bisnis dengan lingkup kegiatan usaha utama di bidang jasa konstruksi dan rancang bangun antara lain meliputi : (1) Bidang usaha jasa konstruksi infrastruktur; (2) Bidang usaha jasa konstruksi bangunan gedung; (3) Bidang usaha jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal; dan Bidang usaha Jasa Energi. WIKA juga melakukan diversifikasi usaha meliputi bidang industri dan perdagangan, realty, property, dan Industri Beton Pracetak yang dikelola oleh Anak Perusahaan. The Company implements a standard of ethics in executing all business activities based on the principles Good Corporate Governance which are written in the Company Policy. WIKA runs the operations of a business with a scope of main business activities in the field of construction and engineering services, including among others: (1) infrastructure construction business and services; (2) building construction business and services; (3) mechanical and electrical construction business and services; and the energy business and services. WIKA is also implementing a diversification of business covering the areas of industry and commerce, realty, property, and prefabricated concrete industry that are managed by its subsidiary companies. Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan anak perusahaan diwajibkan melakukan sosialisasi Code of Conduct ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam seluruh aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing. All work units at the Head Office, Regional Office, and the subsidiary companies are obliged to conduct a socialization of this Code of Conduct to maintain honesty, integrity and fairness in all business activities in their respective working environments. WIKA melarang seluruh jajaran Perseroan yang terdiri atas Dewan Komisaris, Direksi, seluruh unit kerja dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor cabang, anak perusahaan dan pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. WIKA prohibits all levels of the Company comprising the Board of Commissioners, the Board of Directors, all work units at the Head Office, Regional Office, Branch Office, subsidiary companies, and related parties to enter into transactions that contravene the law and principles of Good Corporate Governance. WIKA menerapkan fungsi pengawasan menggunakan audit berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan berlaku umum serta senantiasa mengupayakan agar pelanggaran atas norma-norma dan peraturan yang berlaku dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan, baik administrasi maupun hukum. Setiap unit kerja berkewajiban untuk senantiasa menindaklanjuti setiap temuan hasil audit yang disampaikan oleh fungsi pengawasan. WIKA applies the audit function by utilizing audits based on proper and generally accepted principles as well ever striving that all breaches of prevailing norms and regulations be sanctioned according to regulations, whether administratively or legally. Every work unit is obliged to always follow-up each audit finding submitted by the audit function. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 143 8. Sistem Manajemen K3l Wika 8. Wika She Management System Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang didasarkan pada ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan Sistem Manajemen K3 Permenaker No. 5 tahun 1996. Untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3 dan lingkungan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen puncak membentuk struktur organisasi K3L yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3L). Setiap informasi K3L dikomunikasikan dengan baik kepada para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan, WIKA melakukan kegiatan K3L induction, K3L morning, talk, K3L meeting, toolbox meeting, dan pemasangan papan pengumuman serta rambu-rambu K3L. Agar setiap tahapan kegiatan bisnis WIKA memenuhi ketentuan dan persyaratan K3L maka WIKA melakukan pemeriksaan bahaya, pemantauan lingkungan, monitoring peralatan inspeksi, pengukuran, dan pengujian, dan pemantauan kesehatan pada setiap karyawannya. The Safety, Heath and Environment (SHE) Management System of PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. is based on the provisions of ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, and Ministry of Manpower Regulation No. 5 / 1996 SHE Management System. To ensure that the SHE management system can run smoothly, hence the top management established a SHE body, namely the Work and Workplace Safety and Health Coaching Committee . Every SHE information is well communicated to all employees and interested parties. WIKA holds SHE inductions, SHE morning talks, SHE meetings, toolbox meetings, and put up bulletin boards as well as SHE signage. So that every step of WIKA’s business activity meet the terms and conditions of SHE; hence WIKA conducts hazard inspections, environmental monitoring, monitoring of inspection equipments, measurement and testing, and monitoring each employee’s health. Pelaksanaan, pemeriksaan, dan pemantauan K3L di lingkungan WIKA dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dan senantiasa dimonitor dan direview pimpinan unit kerja serta diukur secara mandiri menggunakan Quality Management System Level (QMSL), Safety Implementation Level dan Environment Management System Level. Petugas di tingkat korporat dan PjPU secara berkala melakukan klinik dan audit untuk memastikan bahwa K3L telah diimplementasikan dengan baik serta selalu mengupayakan continual improvement K3L. The implementation, inspection, and monitoring of SHE in WIKA’s working environment are conducted by officers that are appointed and continuously monitored and reviewed by the head of the work unit as well as independently appraised using Quality Management System Level (QMSL), Safety Implementation Level and Environment Management System Level. Officers at the corporate level and PjPU periodically conduct clinics and audits to ensure that SHE has been well implemented and also always striving for the continual improvement of SHE. Untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja K3L, maka setiap keadaan darurat, insiden, kecelakaan kerja, dan penyimpangan pelaksanaan kegiatan K3L harus dilaporkan kepada manajemen WIKA. To control and improve SHE performance, hence every occurrence of emergencies, incidents, work-related accidents, and deviation in the execution of SHE activities must be reported to the WIKA management. 9. Sistem Manajemen Pengamanan WIKA 9. WIKA Security Management System Sistem Manajemen Pengamanan WIKA didasarkan pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/ Lembaga Pemerintah. The WIKA Security Management System is based on Chief of Police of the Republic of Indonesia Regulation Number 24 / 2007 regarding Security Management Systems of Organizations, Companies and/or Government Institutions. Untuk menetapkan arahan dan prinsip-prinsip kegiatan dalam penerapan sistem manajemen pengamanan, WIKA telah menetapkan kebijakan pengamanan yang tercantum dalam Kebijakan Sistem Manajemen WIKA. Kebijakan ini dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan disediakan untuk pihak terkait. In determining the direction and principles of activities related to the implementation of security management system, WIKA has formulated a policy on security as mentioned in WIKA’s Policy on Management Systems. This policy is communicated to all employees and provided for related parties. 144 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Untuk mengelola ancaman terhadap aset WIKA (intangible asset dan tangible asset), maka WIKA melakukan pengelolaan risiko, strategi pengembangan, dan melakukan mitigasi risiko. To manage threats against WIKA assets (intangible assets and tangible assets), WIKA conducts risk management, development strategy, and conduct risk mitigation. 10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 10. Transparency on Financial and Non-financial Conditions Komposisi Kepemilikan Saham Setelah ESOP dan MSOP per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Composition of Share Ownership After ESOP and MSOP as of 31 December 2009 is as follows: No Uraian Details Jumlah Lembar Number of Shares % 1 Kepemilikan Pemerintah / Government Interests 4,000,000,000 65.0% 2 Publik / Public 1,661,538,600 27.0% 3 4 ESA : 184,615,400 3.0% - Direksi dan Komisaris / Directors and Commissioners 41,538,465 22.5% - Pegawai / Employees 143,076,935 77.5% ESOP / MSOP 307,692,000 5.0% - Direksi dan Komisaris 69,230,700 22.5% - Pegawai 238,461,300 77.5% 6,153,846,000 100.0% Total Rasio Gaji/Honorarium Tertinggi dan Terendah Ratio of Highest and Lowest Salary/Honorarium Berdasarkan kondisi gaji dan honorarium yang diberikan oleh Perseroan kepada Karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris selama tahun 2009, rasio (gaji/honorarium) tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut: • Rasio gaji pegawai tertinggi dan terendah : 5,2 x • Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah : 1,1 x • Rasio gaji Dewan Komisaris tertinggi dan terendah : 1,1 x • Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 3,7 x Based on the level of salaries and wages given by the Company to its Employees, Board of Directors, and Board of Commissioners during 2009, the highest and lowest (salary/ wage) ratio is as follows: • Ratio of highest and lowest employee salary: 5.2 x • Ratio of highest and lowest Director salary: 1.1 x • Ratio of highest and lowest Board of Commissioners salary: 1.1 x • Ratio of highest Director and highest employee salary: 3.7 x. Jabatan / Position Terhadap Dirut Compared to President Director Gaji / Salary Terhadap Pegawai Terendah Compared to Lowest Employee Keterangan Description Direktur Utama / President Director 60,000,000 1.00 19.33 President Director Direktur / Director 54,000,000 0.90 17.40 Directors Pegawai Tertinggi /Highest Employee 16,275,600 0.27 5.24 General Managers Pegawai Terendah / Lowest Employee 3,103,200 0.05 1.00 Employee 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 145 11. Penyimpangan Interen 11. Internal Deviation Perubahan penggunaan sebagian dana IPO sebagaimana telah memperoleh persertujuan dari Pemegang Saham melalui RUPSLB tanggal 27 Januari 2008 Change in the use of a portion of IPO fund as was approved by the Shareholders through the EGMS of 27 January 2008 12. Permasalahan Hukum/Litigasi : 12. Legal Issues/Litigation: Permasalahan hukum penting yang dihadapi Perseroan di tahun 2009 adalah Perkara Perdata Nomor: 422/Pdt.G/2009/ PN.Mdn dengan pokok perkara pengajuan gugatan wanprestasi terhadap PT Harapan Putra Sumatera Perkasa (HPSP) atas Perjanjian Pengangkutan Besi Beton antara Perseroan dengan HPSP. Status perkara tersebut telah ditetapkan Putusan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dengan putusan gugatan Perseroan Tidak Dapat Diterima (Niet Ontvankelijk verklaard) dan terhadap putusan tersebut Perseroan akan mengajukan upaya hukum banding di Pengadilan Tinggi Medan. An important legal issue facing the Company in 2009 was Civil Dispute Number: 422/Pdt.G/2009/PN.Mdn with the case of a lawsuit claiming breach against PT Harapan Putra Sumatra Perkasa (HPSP) for the Transportation of Iron Rods Agreement between the Company and HPSP. The status of the case has been determined by the Decision of the Medan District Court Council of Judges with the ruling that the Company’s claim is Inadmissible (Niet Ontvankelijk verklaard) and on that decision the Company will submit an appeal to the Medan High Court. 13. Transaksi Benturan Kepentingan 13. Transactions with Conflict of Interest Selama tahun 2009, Perseroan tidak mencatat adanya transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. During 2009, the Company did not have any transaction with conflicting interests pursuant to Bapepam-LK Regulation Number of IX.E.1 on Conflict of Interest in Certain Transaction. 14. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik 14. Donation for social and political activities 15. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen 15. The Establishment of Consumer Call Centres 16. Keterbukaan Informasi Perusahaan 16. Transparency of Information on the Company Keterbukaan (transparancy) bagi para pemegang saham dan masyarakat umumnya telah dilakukan dalam bentuk keterbukaan informasi, yang dimuat dalam berbagai media dan dalam kegiatan pengungkapan (disclosure) sesuai dengan peraturan otoritas pasar modal. Hal ini sejalan dengan kebijakan Perseroan untuk menegakkan dan mendorong keterbukaan informasi. Transparency for all shareholders and the general public has been applied in the form of transparency of information, published in various media and in disclosure activities in accordance with the regulations of the capital market authority. This is in line with the Company’s policy to uphold and urge transparency of information. Perseroan mempunyai kebijakan untuk tidak memberikan dana untuk kegiatan politik. Perseroan menyalurkan dana untuk kegiatan sosial melalui pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) yang merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Pelaksanaan tanggung jawab sosial disajikan pada bagian tersendiri dalam laporan ini. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, Perseroan secara rutin melakukan survey kepuasan pelanggan (customer satisfaction survey). Selain itu, Perseroan juga menyediakan sarana pengaduan konsumen yang dapat diakses melalui website www.wika.co.id, telepon maupun faksimili. The Company has a policy of not giving fund for political activities. The Company channels funds for social activities through the execution of partnership and community building (PKBL) programs that embody corporate social responsibility. The execution of corporate social responsibility is presented in a separate section in this report. To give the best service to consumers, the Company routinely conducts customer satisfaction surveys. In addition, the Company also provides a consumer complaints facility which can be accessed through the www.wika.co.id website, by phone and also facsimile. 146 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility All transparency of information activities are conducted under the coordination of the Corporate Secretary through its Public Relations unit. The Company has consistently provided transparancy of information inline with Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 and has distributed press releases and mailing lists, published internal magazines, held analysts meeting, exhibitions, organized conferences locally as well as overseas, as well as public exposes. During 2009, the Company published press releases containing various material developments such as the winning of a new contract in the media. Moreover all publication on the activities of the Company can also be accessed by the general public through WIKA’s official website, www.wika.co.id. Seluruh kegiatan keterbukaan informasi dilakukan di bawah koordinasi Sekretaris Perusahaan melalui unit Public Relations. Perseroan secara konsisten menyampaikan keterbukaan informasi sesuai dengan peraturan Bapepam LK No. X.K.1 serta telah menyebarkan siaran pers dan mailing list, mempublikasikan majalah internal, menyelenggarakan analyst meeting, pameran, konferensi baik di dalam maupun di luar negeri, serta melakukan paparan publik. Selama 2009, Perseroan telah mempublikasikan siaran pers yang berisi berbagai perkembangan material seperti perolehan kontrak baru di media. Selain itu seluruh publikasi kegiatan Perseroan juga dapat diakses masyarakat luas melalui website resmi WIKA, www.wika.co.id. Keterbukaan Informasi Disclosure Frekuensi Penyampaian (jumlah) Frequency of Disemination ( number of times ) No Perihal Regarding 1 Rencana Pembelian Kembali Saham (Buyback) Tahap II WIKA WIKA Planned Share Buyback Phase II 1 2 Laporan Realisasi Mingguan Pembelian Kembali Saham Weekly Report on Actual Share buyback 13 3 Penyertaan Saham PT Marga Nujyasumo Agung Investment in Shares of PT Marga Nujyasumo Agung 1 4 Laporan Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi Perjanjian Kerja Sama antara WIKA dengan WIKA Intrade Disclosure Report on Affiliated Transaction Working Agreement between WIKA and WIKA Intrade 1 5 Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Notice of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Annual General Meeting of Shareholders 1 6 Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi dalam Lingkungan WIKA GROUP Disclosure on Affiliated Transactions within the WIKA GROUP Environment 1 7 Laporan Akhir atas Pembelian Kembali Saham (Buyback) Tahap II Final Report on Share Buyback Phase II 1 8 Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Gedung Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Gedung 10 9 Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Realty Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Realty 3 10 Pemberitahuan Pendirian Anak Perusahaan PT Wijaya Karya Jabar Power Notice of Establishment of Subsidiary Company PT Wijaya Karya Jabar Power 1 11 Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Insan Pertiwi Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Insan Pertiwi 1 12 Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Beton Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Beton 1 13 Perolehan Kontrak Penting oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Major Contracts Won by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 1 14 Rencana Aksi Korporasi terhadap PT WIKA-NGK Insulators Planned Corporate Action on PT WIKA-NGK Insulators 1 15 Likuidasi terhadap PT WIKA-NGK Insulators Liquidation of PT WIKA-NGK Insulators 1 16 Penyampaian Pembentukan Unit Audit Internal di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Disclosure on the Establishment of an Internal Audit Unit at PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 1 Total 39 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 147 17. Rencana Strategis 17. Strategic Plan Sebagai upaya untuk mendukung Strategi Utama yang ditetapkan Perseroan yaitu Pertumbuhan (Growth Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha berdasarkan formulasi antara integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Strategi Integrasi Vertikal lebih pada upaya perbaikan operasional melalui backward integration yang lebih menekankan pada upaya memperbaiki daya saing dengan memperbaiki supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya rework dan keterlambatan delivery. Strategi ini diformulasi dengan strategi integrasi horizontal sebagai upaya memperkuat forward integration terutama dalam memenangkan persaingan dengan para pesaing di industri konstruksi guna mendapatkan kinerja operasional yang maksimal. In an effort to support the Company’s Primary Strategy as determined by the Company namely Growth Strategy, the Company specified a business development strategy based on the formulation between vertical integration and horizontal integration. The Vertical Integration Strategy focuses more on operational improvement efforts through backward integration which emphasizes more on improving competitiveness by improving the supply chain and forward integration which emphasizes more on improving competitiveness by minimizing the possibility of reworks and delays in delivery from occurring. This strategy is formulated with horizontal integration strategy in an effort to strengthen the forward integration especially in winning the competition from competitors in the construction industry in order to achieve maximum operational performance. Perencanaan strategi Perseroan, lebih pada mensinergikan dan mengintegrasikan kompetensi yang dimiliki oleh seluruh anak perusahaan dalam memaksimalkan kemampuan bisnis utama WIKA yang meliputi konstruksi sipil umum, utilitas, energi dan konstruksi bangunan gedung yang saat ini dikelola oleh WIKA Gedung.. Strategi backward integration diperlihatkan dengan hubungan sinergi antara WIKA Beton, WIKA Intrade dan WIKA Insan Pertiwi dalam mendukung bisnis utama WIKA secara terintegrasi. The Company’s strategy planning is more on synergising and integrating competencies already shown by all its subsidiary companies in maximizing WIKA’s main business which includes public civil works, utilities, energy and building construction which is now managed by WIKA Building. The Backward Integration Strategy is demonstrated by the synergetic connection among WIKA Beton, WIKA Intrade and WIKA Insan Pertiwi in supporting the main business of WIKA in an integrated manner. Strategi forward integration diperlihatkan dalam hubungan antara kegiatan bisnis utama WIKA dengan WIKA Realty, WIKA Jabar Power, serta penyertaan WIKA pada proyek jalan tol Surabaya-Mojokerto di PT Marga Nujyasumo Agung dan proyek jalan tol Kunciran Cengkareng di PT Marga Kunciran Cengkareng, dimana WIKA mendapat nilai tambah sebagai kontraktor dan mendukung mempercepat pelaksanaan pembangunan pada proyek-proyek strategis yang meliputi investasi di proyek-proyek Jalan Tol, IPP Power Plant, Oil and Gas, dan Bangunan Gedung. The Forward Integration Strategy is demonstrated in the connection between the activities of WIKA’s main business with WIKA Realty, WIKA Jabar Power, as well as WIKA’s participation in the Surabaya-Mojokerto toll-road project in PT Marga Nujyasumo Agung and the Kunciran Cengkareng toll-road project in PT Marga Kunciran Cengkareng, where WIKA got the added value as a contractor and supporting the accelerating the execution of development on strategic projects that include investments in toll-road projects, IPP Power Plant, Oil and Gas, and Building Construction. 148 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 18. Lain-lain 18. Others Apabila di tahun 2008 yang lalu kewajiban laporan manajemen risiko disampaikan secara triwulanan dan terbatas hanya pada lingkup Perseroan, maka pada tahun 2009 Perseroan telah dapat menyampaikan laporan manajemen risiko setiap bulan kepada Dewan Komisaris serta mulai menerapkan manajemen risiko pada seluruh anak perusahaan. Sistim informasi manajemen risiko telah dikembangkan dengan pembuatan sistem dash board secara online. Disamping itu, telah dilakukan penyegaran prosedur manajemen risiko kepada manajemen proyek di seluruh wilayah kerja Perseroan. When in 2008, the obligatory risk management reports were submitted on a quarterly-basis and limited to the scope of the Company, hence in 2009 the Company was able to submit a risk management report each month to the Board of Commissioners as well as begin to implement risk management in all its subsidiary companies. A risk management Information System was developed with the creation of an online dashboard system. Additionally, a refresher session on risk management procedures was held for project managements in all the Company’s work areas. Disamping penerapan manajemen risiko di anak perusahaan, dalam upaya meningkatkan pengendalian kinerja dan implementasi dari sinergi induk dengan anak perusahaan, Perseroan telah menempatkan pejabatpejabat setingkat General Manager, untuk menempati posisi Komisaris di setiap anak perusahaan. Aside from implementing risk management in subsidiary companies, in an effort to improve the control of performance and the implementation of synergy between holding and subsidiary companies, the Company has placed officers of General Manager level, to assume the position of Commissioner in each subsidiary company. Untuk mengukur kinerja Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris sepakat untuk menetapkan dan menandatangani kontrak manajemen yang terdiri dari 31 Key Performance indicator (KPI) dari 6 parameter sesuai dengan kriteria Malcom Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) yang diturunkan secara cascading kepada seluruh tingkatan unit kerja Perseroan. Pelaporan KPI telah didesain melalui sistem informasi manajemen yang disebut sebagai WIKA Score Card. To measure the Company’s performance, the Board of Directors and the Board of Commissioners agree to draw up and sign a management contract comprising 31 Key Performance indicator (KPI) from 6 parameters in accordance with the criteria of the Malcom Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCFPE) passed down by cascading to all levels of the Company’s work units. A KPI Reporting was designed through a management information system known as WIKA Score Card. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 149 Manajemen Risiko Risk Management WIKA menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko, baik risiko yang berada di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar kendali Perseroan. Oleh karena itu WIKA menyadari akan pentingnya pengelolaan risiko Perseroan secara terintegrasi, optimal dan berkesinambungan. WIKA understands that the way the Company’s operation is run cannot be free of risks, whether risks that are under the control or risks that are beyond the control of the Company. Hence WIKA understands the importance of managing the Company risks in an integrated, optimal and continuous manner. WIKA senantiasa melaksanakan pengendalian risiko dan pengelolaan kebijakan Perseroan secara terintegrasi dan berkelanjutan untuk mewujudkan operasional Perseroan yang sehat dan mampu menghasilkan laba yang optimal pada batas toleransi risiko yang ditetapkan. WIKA constantly executes the Company’s risk control and policy management in an integrated and continuous manner to realize a sound and healthy Company operations that are able to yield optimal profit at a specified risk tolerance range. WIKA berkewajiban untuk melakukan identifikasi terhadap kemungkinan munculnya risiko-risiko baik eksternal maupun internal tersebut. Atas dasar identifikasi itu, Perseroan akan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya risiko tersebut, misalnya dengan asuransi yang relevan, ataupun merancang kontrak sedemikian rupa sehingga Perseroan terlindungi secara hukum. WIKA is obliged to identify the possible occuring of risks, whether external or internal. On the basis of the identification, the Company will make the necessary efforts to minimize the occurrence of the risk, for example by taking relevant insurance, or drafting contracts in such a manner so that the Company is legally protected. WIKA selalu memantau dan mengkaji risiko secara berkala sehingga diharapkan risiko-risiko tersebut dapat dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi nilai Perseroan secara signifikan. Namun demikian, Perseroan juga menyadari adanya risiko yang berada di luar kendali yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya oleh upaya-upaya internal. WIKA constantly monitors and periodically studies risks so it is expected that the risks will become manageable in such a manner that does not significantly reduce the value of the Company. Nevertheless, the Company also understands that there are risks that are beyond control which cannot be fully eliminated by internal efforts. 150 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Pelatihan Manajemen Risiko & Sistem Manajemen WIKA (SMW) Risk Management & WIKA Management System (SMW ) Training WIKA membentuk forum atau tim manajemen risiko yang memberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dalam rangka menangani pekerjaan baru yang belum pernah dikerjakan oleh Perseroan sebelumnya dan seluruh aktivitas yang dilakukan di seluruh unit kerja. WIKA formed a forum or a risk management team that gives an opinion on decision making, as a result of taking on a new task which has never been done previously by the Company and all activities conducted at all the work units. WIKA mempunyai komitmen yang mengungkapkan secara transparan risiko-risiko yang secara signifikan dapat mempengaruhi nilai Perseroan. Dengan demikian pihak-pihak yang berkepentingan dengan WIKA dapat memperhitungkan risiko-risiko yang relevan apabila melakukan transaksi bisnis dengan Perseroan. WIKA holds the commitment to disclose transparently all risks which can significantly influence the value of the Company. Thereby all stakeholders of WIKA can weigh the relevant risks when conducting business transactions with the Company. Pelaksanaan sistem manajemen risiko Perseroan merupakan bagian dari kebijakan sistem manajemen WIKA secara keseluruhan. Acuan kerja sistem manajemen risiko didasarkan pada prosedur sistem manajemen risiko Perseroan No.Dok. WIKA-PEU-PM-07.01, dan telah direvisi pada Amd. 1 Revisi No.05 tanggal 1 Mei 2009. The execution of the Company’s risk management system represents a part of WIKA’s management system policy as a whole. The risk management system work reference is based on the Company’s risk management system procedure No. Dok. WIKA-PEU-PM-07.01, and has been revised by Amd. 1 Revision No.05 dated 1 May 2009. Berdasarkan prosedur diatas dinyatakan: 1. Direksi dan seluruh pegawai Perseroan wajib menerapkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko. 2. Dengan berlakunya Prosedur Sistem Manajemen Risiko ini maka seluruh unit kerja harus menyesuaikan seluruh uraian tugas, prosedur dan ketentuan terhadap isi Prosedur Sistem Manajemen Risiko ini. Penjabaran lebih rinci atas Prosedur Sistem Manajemen Risiko ini dapat diatur di dalam dokumen lain yang telah ada atau dengan menerbitkan dokumen baru. Pursuant to the above procedures it is stated that: 1. The Board of Directors and all employees of the Company are obliged to implement the Risk Management System Procedure. 2. With the Risk Management System Procedure in effect hence all work units have to adapt all details of duties, procedures and regulations to the content of the Risk Management System Procedure. A more detailed explanation of this Risk Management System Procedures can be regulated in another existing document or by publishing a new document. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 151 3. Direksi menetapkan penanggung jawab untuk memastikan implementasi manajemen risiko yang sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pada setiap tingkatan struktur organisasi Perseroan. Dengan rincian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: a. Melakukan analisis risiko b. Memberi tanggapan dan perlakuan terhadap risiko (termasuk di dalamnya mengendalikan risiko) c. Melakukan review risiko d. Mengungkapkan risiko secara terbuka maka Perseroan perlu menerapkan sistem manajemen risiko (pengelolaan risiko secara sistematis dan terstruktur). 3. The Board of Directors shall appoint a person-in-charge to ascertain that the implementation of risk management is already achieved in accordance with procedure at every level of the Company’s organization structure. With the details of duties and responsibilities as follows: a. Conducting risk analysis b. Giving response to and course of action on risks (including controlling risks) c. Conducting risk review d. Disclosing risks openly that requires the Company to implement risk management system (by systematic and structured risk management). Risiko Perusahaan Company Risk Risiko Perusahaan perlu dikelola secara bertanggung jawab dengan berlandaskan prinsip kehati-hatian untuk menjamin pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Manajemen risiko di unit kerja dimaksudkan agar perusahaan lebih fokus dalam mengelola risiko diseluruh proses bisnis perusahaan. Risiko Perseroan berdasarkan tingkat risiko yang paling mempengaruhi Perseroan di tahun 2009, adalah sebagai berikut: Company Risk needs to be managed responsibly based on the principle of prudence to guarantee a healthy and continuous business growth. Risk management at work units is intended to allow the company to focus more on managing risks in the entire company business process. Company Risk based on levels of risk most affecting the Company in 2009, are as follows: 1. Risiko Makro 1. Macro Risks Risiko makro adalah risiko yang terjadi dikarenakan faktor eksternal WIKA yaitu: Macro Risks are risks occurring due to WIKA’s external factors, namely: Risiko sebagai Country Risk Country Risk Untuk investor asing, Indonesia masih merupakan negara yang berisiko di bidang finansial, terutama di perbankan, sehingga penjaminan bank dalam negeri masih harus mendapatkan rekomendasi dari perbankan asing di luar negeri. Upaya mitigasi yang dilakukan pada risiko ini adalah dengan melakukan terobosan melalui kerjasama dengan perbankan asing di dalam negeri sehingga dapat mengurangi biaya rekomendasi (fee recommandation). For foreign investors, Indonesia still represents a country with risks in the area of finance, especially in banking, so that domestic bank guarantees still have to get recommendation from overseas foreign banks. Risiko Kebijakan Pemerintah Government Policy Risk Kebijakan pemerintah baik menyangkut ekonomi dan moneter serta kebijakan lainnya, kurang berpihak kepada dunia konstruksi. Hal ini akan berakibat turunnya investasi dan pembangunan yang kemudian berdampak terhadap target kontrak dan penjualan Perseroan, karena tertundanya proyek-proyek yang telah maupun yang akan diperoleh Perseroan. Governmental Policies whether economic and monetary or other policies are less than friendly to the construction world. This will result in the fall of investments and developments which in turn affects the Company’s target number of contracts and sales, because of the delays in projects already and will be obtained by the Company. Untuk mengurangi risiko tersebut, Perseroan melakukan kebijakan penundaan investasi, menghindari proyek yang membutuhkan modal kerja besar, efisiensi biaya usaha, serta menjaga cash flow tetap positif. To lessen the risk, the Company follows a policy of investment postponement, avoiding projects requiring large working capitals, operating cost efficiency, as well as ensuring cash flow remains positive. Efforts on mitigation of this risk are done by making a breakthrough through cooperation with foreign banks in the country so that fee recommendation can be reduced. 152 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Risiko Perbedaan Regulasi di Luar Negeri Difference in Overseas Regulations Risk Risiko ini dapat terjadi pada saat Perseroan menjalankan bisnis di luar negeri namun tidak diikuti dengan penguasaan regulasi yang berlaku di negara tersebut, pada akhirnya berdampak pada terhambatnya proses bisnis itu sendiri. This Risk can occur when the Company does business overseas but not followed by a command of the regulation in effect in the country, so that in the end resulting in the delay of the business process itself. Upaya mitigasi yang dilakukan adalah dengan melakukan studi pemahaman dan penguasaan mengenai regulasi suatu negara dimana suatu proyek akan dilaksanakan. Efforts on mitigation are done by running a comprehension and cognition study on the regulations of a country where a project will be executed. Risiko tidak Diterimanya Instrumen Perbankan Nasional oleh Perbankan Luar Negeri, Dimana Bisnis Departemen Dilaksanakan Risk of Non-Acceptance of National Banking Instruments by Overseas Banks, Where the Department’s Business is Conducted Risiko ini dapat terjadi pada saat instrumen perbankan nasional yang akan digunakan oleh Perseroan ternyata ditolak/tidak diterima oleh lembaga perbankan luar negeri dimana bisnis Perseroan sedang dijalankan, yang berdampak terhadap terhambatnya proses bisnis. Dalam merespon risiko ini perusahaan harus berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi persyaratan yang disyaratkan misalnya dengan memberikan cross collateral yang dikeluarkan oleh Bank Nasional atau Bank Asing yang berada di Indonesia yang memiliki hubungan korespondensi dengan Bank di luar negeri This Risk can occur when the national banking instrument to be used by the Company is apparently refused/not accepted by the overseas banking institutions where the business of the Company is being run, resulting in the delay in business process. In responding to this risk the company must strive as much as possible to fulfil the required conditions by among others by giving a cross collateral issued by a National Bank or Foreign Bank residing in Indonesia that has a correspondence link with a Bank overseas. 2. Risiko Mikro 2. Micro Risks Risiko mikro adalah risiko yang disebabkan oleh faktor internal dan yang dipengaruhi oleh Stakeholder WIKA terutama pemberi kerja yaitu: Micro Risks are risks caused by internal factors and are influenced by WIKA Stakeholders especially employers namely: Risiko Pembayaran Payment Risk Risiko pembayaran dapat terjadi pada saat pemberi pekerjaan menunda atau tidak membayar biaya proyek yang mengakibatkan cost of fund meningkat dan piutang menjadi bermasalah baik itu piutang usaha maupun itu piutang retensi yang pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan terutama dalam cash flow perusahaan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi probabilitas terjadinya risiko ini adalah sebagai berikut: • Menilai kredibilitas dan kemampuan pendanaan dari pemberi kerja • Mengharuskan adanya uang muka proyek dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan termin yang disepakati • Melindungi kepentingan Perseroan dengan kontrak yang kuat • Melakukan strategi negosiasi yang baik jika terjadi perselisihan dengan pemberi kerja. Payment Risk can occur when employers delay or do not pay for project costs resulting in increased cost of fund and receivables to become problematic whether trade receivables or retained receivables which in turn will adversely affect the business activities of the Company especially in the company’s cash flow. Efforts done to lessen the probability of this risk happening are as follows: • Assessing the financial ability and credibility of employers • Obligating the provision of advance payment for projects and projects are carried out according to the stages agreed on • Protecting the Company’s interests with a strong contract • Using good negotiation strategies in the event of dispute with employers. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 153 Risiko Bisnis Proses (Kontrak) Business Process (Contract) Risk Kontrak merupakan panduan bagi Perseroan untuk melaksanakan bisnis prosesnya. Segala hal yang berkaitan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak serta dasar dari kesepakatan yang dilakukan baik itu berhubungan dengan perundang-undangan, spesifikasi teknis maupun hal-hal lain harus dituangkan dalam kontrak sehingga kesalahan dalam membuat kontrak merupakan risiko legal yang sangat besar dampaknya bagi Perseroan. Dalam merespon risiko ini perlu dipertimbangkan beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu : • Menyiapkan human capital yang handal di Bagian Administrasi Kontrak untuk melihat seberapa besar probabilitas dan dampak yang akan dihadapi jika risiko legal terjadi • Memastikan adanya klausul yang memuat perlindungan kepada Perseroan. Yang dimaksud dengan perlindungan adalah batasan bagi kedua belah pihak yang melakukan perjanjian untuk tidak terkena dampak negatif bila terjadi kejadian yang ekstrim, seperti force majeure • Memastikan adanya klausul yang mengatur jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian, termasuk didalamnya pemilihan lembaga untuk penyelesaiaan perselisihan tersebut. A contract serves as a guide for the Company to execute its process business. Everything related to an agreement between both parties as well as the basis of the agreement reached whether related to laws, technical specification as well as other matters must be covered in a contract so that mistakes in drawing up a contract represents a legal risk with very significant impact for the Company. Responding to this risk requires consideration of a number of measures that need to be taken, namely: Risiko Kompetensi Human Capital Human Capital Competency Risk Kegagalan proyek EPC sebagai akibat dari kegagalan human capital dalam mendesain rancangan dapat dipastikan sebagai sebuah risiko besar karena desain/rancangan merupakan kegiatan awal dari keseluruhan rangkaian pekerjaan proyek EPC yang mempunyai dampak besar pada output yang diharapkan. Failure of an EPC project as a consequence of human capital failure in creating a design is in no doubt a big risk because a design represents an early activity of the entire series of work in an EPC project that has a big impact on the expected output. Dalam merespon risiko ini perlu dilakukan review terhadap human capital yang ada di Perseroan, apakah sudah disesuaikan dengan proses bisnisnya sehingga dalam melaksanakan bisnisnya WIKA sudah didukung oleh human capital yang handal. Responding to this risk requires a review to be conducted on the human capital available in the Company, whether it is already adapted to the business process so that in conducting its business WIKA is already supported by reliable human capital. Risiko dalam Pemilihan Mitra Subkontraktor/ Supplier Selection of Subcontractor/Supplier Partner Risk Mencari dan menentukan mitra subkontraktor dan supplier merupakan risiko yang perlu menjadi perhatian karena keberhasilan suatu proyek tidak akan lepas dari prestasi dari subkontraktor dan pemasok sebab sebagian besar proyek di WIKA tergantung dari prestasi Subkontraktor dan Supplier. • Preparing reliable human capital in the Contract Administration Section to study how big is the probability and impact to be faced if a legal risk occurs • Ascertaining that there is a clause containing protection for the Company. What is referred to as protection is limitations for both parties entering into the agreement not to be negatively impacted in the event of extreme occurrences, like force majeure • Ascertaining that there is a clause regulating in the event of dispute between both parties entering the agreement, including the choice of institution for resolution of the dispute. Finding and choosing a subcontractor and supplier partner is a risk which requires attention because the success of a project cannot be separated from the achievement of the subcontractor and supplier, since the majority of projects at WIKA are dependant upon the achievement of Subcontractors and Suppliers. 154 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Respon yang dilakukan dalam pemilihan Mitra Joint Operation dan Subkontraktor/Supplier agar risiko kesalahan pemilihan mitra kerja dapat dihindari adalah dengan menggandeng perusahaan–perusahaan yang mempunyai spesifikasi khusus yang sangat tidak dikuasai oleh Perseroan sehingga dalam pelaksanaannya dapat saling mengisi atau dengan kata lain transfer knowledge dapat dilakukan, serta dengan subkontraktor perlu suatu pembinaan sehingga dalam menyelesaikan pekerjaan subkontraktor sudah melaksanakannya sesuai dengan standarisasi Perseroan. The response made in selecting Joint Operation and Subcontractor/Supplier Partners so that the risk of a mistake in selecting work partners can be avoided is by partnering companies that have very special specifications not mastered by the Company so that in its execution can complement each other or in other words a transfer of knowledge can be done, and also with subcontractors coaching is needed so that in completing work the subcontractors have executed it in accordance with the standards of the Company. Risiko Kenaikan Harga Bahan Baku/ Material Increase of Raw Material Price Risk Risiko ini terjadi karena kenaikan harga bahan baku/material dan upah baik secara regular maupun karena kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi dan moneter yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek. Dalam merespon kemungkinan terjadinya risiko ini maka tindakan yang dilakukan adalah: • Membuat kontrak payung dengan pemasok-pemasok terutama untuk material strategis di jasa konstruksi seperti besi, beton dan lain-lain • Melakukan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan akan material khususnya bagi material yang pemesanannya meminta jumlah besar This risk occurs because of increases in the price of raw material and wages either regular or because of the Government’s policy in monetary and economic areas that occurred at the time of project execution. In responding to the possibility of this risk occurring the following measures are taken: • Drawing up an umbrella contract with major suppliers especially for strategic materials in the construction services, such as iron, concrete and others • Planning and managing raw material requirements especially for raw material which requires ordering in large quantities. Risiko Kelangkaan Bahan Baku / Material Scarcity of Raw Materials Risk Dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaiaan proyek, bahan olahan seperti semen dan produk baja bisa saja mengalami kelangkaan/kekurangan penyediaan di beberapa daerah yang dapat mengganggu penyelesaiaan proyek. Disisi lain kelangkaan ini dapat menyebabkan kenaikan harga bahan dan mundurnya waktu pelaksanaan sehingga dapat menyebabkan penurunan laba Perseroan. Untuk merespon risiko ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Perencanaan kebutuhan bahan/material yang akurat • Melakukan monitoring penuh terhadap supply dan demand material strategis di pasar sebagai dasar pembuatan keputusan In completing a project, processed materials such as cement and steel products may possibly experience scarcity/shortages of supply in several areas which can disrupt the completion of projects. On the other hand this scarcity can cause an increase in raw material prices and a delay in execution time and possibly resulting in a decrease of the Company’s profit. To respond to this risk there are several matters that require attention: • Accurate planning of raw material requirements • Conduct full monitoring of supply and demand for strategic raw material on the market as the basis for decision making. Risiko Persaingan Usaha Business Competition Risk Risiko persaingan usaha terjadi pada beberapa bidang usaha di SBU Sipil Umum & Wilayah. Persaingan usaha tersebut sudah semakin banyak baik itu dari dalam maupun dari luar negeri. Hal ini dikarenakan bidang usaha tersebut merupakan bidang usaha yang umum dilakukan oleh setiap perusahaan jasa konstruksi. Business competition risk occurs in several lines of business in Public & Area Civil SBU. The business competition has grown more and more numerous within as well as outside the country. This is due to the fact that the line of business is a public line of business conducted by every construction services company. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 155 Dalam merespon terjadinya risiko ini maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Menciptakan inovasi yang mendukung optimalisasi pekerjaan di bidang konstruksi baik itu dalam hal metode kerja maupun dalam hal substitusi material • Melakukan perubahan pola perolehan kontrak yang semula dengan cara tender bebas diganti dengan pola investasi. In responding to the occurrence of this risk there are several matters that require attention: • Creating innovation that supports the optimization of work in the field of construction whether in the case of work method or in the case of material substitution • Implementing a change in the pattern of acquiring contracts from previously by free tender to investment scheme. Risiko Bisnis Baru New Business Risk Perusahaan dalam mempertahankan keberlanjutan proses bisnis dan operasi melakukan strategi dengan melakukan diversifikasi usaha yaitu membuka bisnis baru. Dalam pengembangan bisnis baru perlu di antisipasi risiko yang akan timbul baik itu dari keterbatasan informasi ataupun hal lain yang dapat mempengaruhi sasaran atau tujuan utama pembukaan bisnis baru. In maintaining the continuity of business and operational processes the Company adopts a strategy of business diversification namely opening new business. In developing new businesses there is a need to anticipate risks arising from either limited information or other matters that can influence the target or the main objective of opening of a new business. Dalam merespon risiko bisnis baru perlu dipertimbangkan beberapa langkah untuk menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan: • Melakukan feasibility study dengan penekanan pada aspek finansial, pasar, teknis dalam hal penguasaan teknologi serta pembentukan skema bisnis baru apakah dilakukan dengan joint venture, anak perusahaan atau investasi proyek • Melakukan strategi exit plan untuk antisipasi jangka panjang jika ternyata pengoperasian bisnis baru tersebut tidak sesuai dengan tujuan/sasaran perusahaan. In responding to new business risk some measures need to be considered to maintain the continuity of the company’s business: • Conducting feasibility studies with emphasis on the aspects of finance, market, technical in the case of control of technology and also the creation of a new business scheme whether to proceed as a joint-venture, a subsidiary company or an investment project • Pursue an exit plan strategy in anticipation for the longterm if the operation of the new business proves to be incompatible with the objective/target of the company. Risiko Kurs Currency Risk Risiko ini sangat mungkin terjadi pada proyek-proyek yang bertransaksi dengan menggunakan valuta asing, seperti : mengambil hutang, menerima pembayaran, kontrak dan transaksi dengan mitra kerja asing. The occurrence of this risk is highly probable in projects that carry out transactions using foreign currency, such as: taking out loans, accepting payments, contract and transaction with foreign partners. Untuk menghindari timbulnya defisit akibat selisih kurs perlu suatu strategi analisa makro atas faktor-faktor pemicu pergerakan kurs valas sehingga dapat diambil acuan untuk mengambil keputusan jual beli mata uang asing. Disamping itu perlu juga untuk mendesain cash flow valas dengan menyesuaikannya dengan kebutuhan material import yang dibeli dalam mata uang asing. To avoid the incidence of deficit as a result of rate difference a macro analysis strategy is needed on the factors that trigger the movement of foreign exchange rate so that it can serve as a reference when trading foreign exchange. In addition it is also important to design a foreign exchange cash flow to accommodate import material requirements bought in foreign exchange denomination. 156 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Risiko dalam Pemilihan Mitra JO Selection of JO Partner Risk Mencari dan menentukan mitra kerjasama dalam transaksi Joint Operation merupakan risiko tersendiri. Dalam kemitraan terdapat satu kesatuan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban kepada owner. Ketidakmampuan mitra dalam memenuhi kewajibannya secara langsung akan berimbas menimbulkan kerugian kepada Perseroan. Oleh karena itu faktor pemilihan mitra akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan. Finding and selecting a partner for a Joint Operation transaction are in themselves risks. In a partnership there is a union of responsibilities in fulfilling its obligations to the owner. The inability of a partner to fulfil his obligations directly induces a loss to the Company. Therefore the factor of selecting a partner will have an effect on company risk. Risiko Pengendalian Aktivitas Anak Perusahaan Control of Subsidiary Company’s Activity Risk Risiko ini sangat penting untuk dimanajemeni karena anak perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan induk dimana dampaknya langsung mempengaruhi kinerja induk baik itu dampak positif maupun negatif. This risk is of vital importance for the management as a subsidiary company constitutes an inseparable part of the parent company wherein the impact of its actvities directly effects the performance of the parent company whether the impact is negative or positive. Dalam merespon risiko ini dapat dilakukan dengan adanya sinergi kendali yang dilakukan oleh WIKA induk untuk mengevaluasi kinerja anak perusahaan misalnya dalam manajemen review kinerja yang rutin dilakukan minimal 3 bulan sekali. This risk can be responded by the synergy in control that WIKA implements to evaluate the performance of its subsidiary companies for example in the management of performance review that is routinely conducted at least once every 3 months. Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 berkaitan dengan implementasi manajemen risiko di WIKA adalah: • Penyegaran manajemen risiko ke setiap proyek • Amandemen prosedur manajemen risiko • Board’s briefing manajemen risiko untuk jajaran Direksi anak perusahaan • Manager’s briefing untuk jajaran manajemen satu tingkat di bawah Direksi anak perusahaan • Sosialisasi prosedur manajemen risiko ke setiap proyek • Pembuatan manajemen risiko online dengan Dashboard dan wadah yang sama pada Sistem Informasi Manajemen Hasil Usaha (SIMHU) • Sosialisasi Manajemen Risiko online ke setiap Departemen Operasi dan Anak Perusahaan The activities undertaken in connection with the implementation of management of risk at WIKA are: • Risk Management refresher session at every project • Amendment of risk management procedure • Risk management Board’s Briefing for the Director levels at subsidiaries • Manager’s Briefing for the management level one level below the Board of Director of subsidiary companies • Socialization of risk management procedure to every project • The creation of an online risk management using the same dashboard and organization on the Business Results Management Information System (SIMHU) • Socialization of online Risk Management to every Operational Department and subsidiary company. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 157 Pemberian Bantuan Komputer Computer Donation Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Sosial Responsibility/CSR) merupakan bagian dari strategi WIKA sebagai warga perusahaan yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini juga merupakan bagian dari rencana jangka panjang Perseroan dalam mencapai perkembangan berkelanjutan (sustainability development). Perseroan memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan kegiatan CSR. Kesejahteraan masyarakat dimana Perseroan beroperasi merupakan prioritas utama, sehingga kegiatan CSR WIKA tidak pernah berhenti, bahkan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Corporate Social Responsibility (CSR) is part of WIKA’s strategy, and as good corporate citizen in carrying out its business. It is also a part of a long term plan of the Company to achieve sustainable development. The Company is fully committed to carry out CSR activities. The welfare of the community in which the Company operates becomes the main priority, hence WIKA’s CSR activities will never stop, and continue to develop according to existing needs. Kegiatan CSR WIKA dijalankan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007, tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. WIKA’s CSR activities were carried out in the form of Partnership and Community Development Program (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/PKBL). in accord to the Regulation of the Ministry of State Owned Enterprises No. PER-05/MBU/2007, regarding Partnership Program of State Owned Enterprises with Small Businesses and Community Development as was stated in the Article 74 Regulations No. 40 of 2007, regarding Public Listed Companies. 158 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Bantuan Pompa Air Tenaga Surya Solar Cell Water Pump Donation Perpustakaan Keliling Mobile library Donation Kegiatan CSR WIKA WIKA’s CSR Activities Berbagai kegiatan CSR dilakukan sebagai inisiatif dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat setempat dimana Perseroan beroperasi. Pada tahun 2009, programprogram yang telah dijalankan Perseroan adalah di bidang sosial, religi, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Several CSR activities were carried out as initiatives and as a concern towards the welfare of the local community in which the Company operates. In 2009, programs that have been undertaken by the Company were in the field of social, religion, education, health, and economic empowerment. Pada tahun 2009, WIKA Wilayah VII Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat telah melakukan kegiatan-kegiatan CSR bekerja sama dengan Rumah Zakat Indonesia diantaranya adalah: In 2009, WIKA Region VII in East Kalimantan and West Kalimantan had carried out CSR programs in cooperation with Rumah Zakat Indonesia., these include: Pemberian Hadiah kepada Anak Yatim & Dhuafa pada Perayaan Hari Raya Idul Fitri Providing Gifts to Orphans and Less Fortunate Children during Ied Festivities Pada bulan September 2009, WIKA telah memberikan kado lebaran kepada kurang lebih sekitar 27 paket anak yatim di Panti Asuhan Untung Tuah dan 3 paket di anak-anak Rumah Zakat Indonesia di Samarinda. In September 2009, WIKA provided Ied Celebration Gifts of about 27 packages to the orphans of Untung Tuah Orphanage House and 3 packages to the less fortunate children of Rumah Zakat Indonesia in Samarinda. Zakat Karyawan Employee Alms Beberapa karyawan WIKA Wilayah VII telah memberikan sebagian zakat penghasilannya kepada para anak-anak yang kurang mampu di Samarinda. Several employees of WIKA Region VII provided their Alms out of their earnings for less fortunate children in Samarinda. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 159 Program Desa Binaan Village Support Program Dalam memberdayakan komunitas setempat di bidang pendidikan, WIKA telah memberikan beasiswa kepada sebagian anak-anak yang cerdas di tingkat SD, SMP dan SLTA, namun keadaan ekonomi keluarganya kurang mampu. Program tersebut telah membantu dalam melanjutkan pendidikan anak-anak tersebut. To empower the local community in the field of education, WIKA provided scholarships to several bright children of elementary, junior school and high school levels, as they come from unfortunate families. The program was to help continue the education of these children. Pusat Pendidikan Anak Kids Learning Center Dalam rangka meningkatkan pendidikan anak-anak, WIKA telah menjalankan program Pusat Pendidikan Anak, sebuah pendidikan non-formal yang bertujuan menambah berbagai pengetahuan seperti moral, ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan lain sebagainya. To increase the education level of the children, WIKA has undertaken Kids Learning Center program, a non-formal education aimed to provide additional knowledge such as moral subjects, science, skills, and other subjects. Layanan persalinan gratis Free baby delivery treatment Di bidang kesehatan, WIKA telah bekerjasama dengan Rumah Zakat Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil, melahirkan, makanan hingga pendirian rumah bersalin gratis.. In the health sector, WIKA had cooperated with Rumah Zakat Indonesia to provide free health treatments for pregnant mothers, baby delivery, food and the development of free clinics. Penyuluhan kesehatan Health training Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, WIKA telah melakukan sosialisasi melalui penyuluhan, kunjungan ke rumah masyarakat dan kegiatan kerja bakti. In order to increase awareness of the community on the importance of health issue, WIKA had conducted socializations through trainings, visits to community homes and social works. Senyum Mandiri Mandiri Smile Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, WIKA telah bekerjasama dengan Rumah Zakat Indonesia dengan memberikan pinjaman lunak kepada beberapa kelompok usaha, terdiri dari 10-15 orang, untuk mengembangkan usaha sehingga dapat berpenghasilan dan berdiri sendiri. To enhance community empowerment in economic sector, WIKA had cooperated with Rumah Zakat Indonesia to provide soft loans to several business groups of 10-15 people, to develop small businesses to obtain earnings and become financially independent. Kegiatan CSR serupa lainnya juga dijalankan di berbagai wilayah operasi WIKA, sehingga kesejahteraan masyarakat akan terus meningkat. Similar CSR activities were also carried out in other WIKA operations, so that the welfare of the community would continue to develop. Sejarah PKBL WIKA A brief history of WIKA PKBL Program PKBL WIKA berawal dari dibentuknya Unit Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi di Lingkungan PT Wijaya Karya (PPEL-K WIKA), pada tanggal 25 Nopember 1991. Sesuai dengan namanya, kegiatan unit tersebut hanya penyaluran pinjaman dana ke Mitra Binaan Ekonomi Lemah dan Koperasi. WIKA PKBL began during the formation of a Unit for the Assistance for Small Business and Cooperatives Surrounding WIKA operations (Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi di Lingkungan PT Wijaya Karya /PPEL-K WIKA) on 25 November 1991. As the name implies, at that time the unit only provided loans to small business partners and cooperatives. Dalam pertumbuhannya, PPEL-K bertransformasi menjadi PKBL pada tanggal 4 Nopember 1999. Transformasi tersebut memperluas program-program yang sudah ada dengan memasukkan program Pembinaan Lingkungan. Laporan tanggung jawab sosial WIKA dalam buku laporan ini merupakan ringkasan dari program PKBL yang dijalankan WIKA selama tahun 2009. In the course of its growth, PPEL-K WIKA was transformed into PKBL on 4 November 1999. The transformation had expanded the existing programs by providing community development programs. WIKA’s social responsibility report in this section were a summary of the PKBL activities carried out by WIKA during 2009. 160 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Pelaksanaan PKBL WIKA di 2009 Implementation of PKBL WIKA in 2009 Pada tahun 2009, Unit PKBL telah menjalankan berbagai kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Dalam Program Kemitraan, kegiatan PKBL berupa pinjaman modal usaha bagi para pengusaha kecil dan menengah, dengan menerapkan jasa administrasi yang rendah sebesar 6 persen pertahun (flat) serta dukungan pengembangan usaha melalui berbagai kegiatan pelatihan manajemen dan dukungan pemasaran produk melalui pameran. Sedangkan dalam Program Bina Lingkungan, PKBL memberi bantuan sosial langsung kepada masyarakat di sekitar Perusahaan, Proyek, Pabrik, Kawasan Industri, Wilayah/Cabang dan anak perusahaan. Bantuan yang diberikan adalah dalam bidang pendidikan, kesehatan dan bencana alam. In 2009, The PKBL Unit has undertaken several CSR activities through Partnership and Community Development programs. In the Partnership program, PKBL activities include the lending of credits to small and medium sized enterprises (SME), by implementing a low administration fee of a flat six (6) percent per year, which was accompanied by the assistance for business development in the form of management training or marketing products through trade exhibitions. As in the Community Development program, PKBL provided social support directly to the community surrounding the Company, the projects, factories, industrial estates, regions/branches and the subsidiaries. Supports were provided in the field of education, health and natural disasters. Pada tahun 2009, PKBL WIKA telah mengeluarkan dana sebesar Rp20,93 miliar dari anggaran yang dialokasikan pada awal tahun sebesar Rp8,05 miliar, atau terdapat kenaikan sekitar 159,90 persen. Realisasi penggunaan dana adalah sebagai berikut: • Pinjaman modal usaha ukm rp19.36 Miliar • Pembinaan kemitraan rp204,85 juta • Bina lingkungan rp1,18 miliar • Biaya operasional kegiatan PKBL Rp182,66 juta. In 2009, WIKA PKBL has provided funds amounted to Rp20.93 billion, derived from the budget initially allocated early in the year amounted to Rp8.05 billion, or an increase by around 159.90 percent. Realization on the use of funds were as follows: • Loans to SME’s as capital for businesses of Rp19.36 billion • Partnership grant of Rp204.85 million • Community development of Rp1.18 billion • PKBL operational cost of Rp182.66 million Sedangkan dana yang tersedia di tahun 2009 sebesar Rp24,20 miliar dari dana dianggarkan di awal tahun sebesar Rp9,59 miliar, atau terdapat kenaikan sebesar 152,45 persen. Realisasi dana tersedia adalah sebagai berikut: • Kas dan Setara Kas Awal Periode Rp1,22 miliar. • Dana dari BUMN Pembina Rp4,55 miliar • Pengembalian Pinjaman Mitra Binaan Rp17,97 miliar • Jasa Administrasi Rp337,46 juta • Jasa Giro Rp115,98 juta. • Jasa Lain-lain Rp1,20 juta. While available funds in 2009 reached Rp24.20 billion of allocated funds in early of the year amounted to Rp9.59 billion, or an increase of 152.45 percent. Details of the realization of funds available were as follows: • Cash and Cash Equivalent in initial period of Rp1.22 billion • Funds from BUMN assistance of Rp4.55 billion • Repayment of Partnership loans of Rp17.97 billion • Administration services of Rp337.46 million • Giro services of Rp115.98 million • Other services of Rp1.20 million Program Kemitraan Partnership Program Dalam Program Kemitraan, Unit PKBL WIKA telah mengeluarkan dana sebesar Rp19,73 miliar dari yang dianggarkan di awal tahun sebesar Rp7,26 miliar, atau terdapat kenaikan sekitar 171,75 persen. Perincian realisasi pengeluaran dana tersebut adalah sebagai berikut: • Pinjaman Kemitraan Rp19,36 miliar • Pembinaan/Hibah Rp204,85 juta • Operasional Kemitraan Rp161,51 juta. In the Partnership program, the WIKA PKBL Unit has channeled funds of Rp19,73 billion from initially allocated during the early year of R7,26 billion, or an increase around 171.75 percent. Details of the funds materialized were as follows: • Partnership Loan of Rp19.36 billion • Assistance/Grant of Rp204.85 million • Partnership Operations of Rp161.51 million. Peminjaman dana dalam Program Kemitraan di tahun 2009, telah dijalankan dalam empat sektor yaitu: • Sektor Industri Rp100,00 juta • Sektor Perdagangan Rp3,16 miliar • Sektor Jasa Rp15,34 miliar • sektor lainnya Rp763,00 juta. The WIKA PKBL Partnership Loans in 2009, were carried out in four sectors, these were: • Industry sector amounted to Rp100.00 million • Trade sector amounted to Rp3.16 billion • Services sector amounted to Rp15,34 billion • Other sector amounted to Rp763.00 million. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 161 Sedangkan dalam kegiatan pengembangan mitra binaan, kegiatan lebih diarahkan pada pembinaan pemasaran produk dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai pameran di Jakarta. While activities in partnership development, were directed to the assistance of product marketing by participating them on several exhibitions in Jakarta. Tabel Penyaluran Dana Mitra Binaan per sektor tahun di tahun 2008 dan 2009: Following is a table on the channeling of funds in the partnership sector in 2008 and 2009: (in rupiah) (dalam rupiah) Sektor Industri Perdagangan Perikanan Jasa Lainnya Total 2008 2009 Sector 100.000.000 100.000.000 Industrial 2.459.221.518 3.161.684.736 Trade Fisheries 80.000.000 - 2.985.190.644 15.337.268.406 Services 300.000.000 763.000.000 Other sectors 5.924.412.162 19.361.953.142 Total Bina Lingkungan Community Development Dalam mengembangkan kegiatan Bina Lingkungan, Unit PKBL telah mengeluarkan dana sebesar Rp1,20 miliar dari BUMN Pembina yang dianggarkan di awal tahun sebesar Rp725,00 juta, atau terjadi kenaikan sekitar 62,75 persen sedangkan dana Bina Lingkungan dari BUMN Peduli yang dialokasikan sebesar Rp770,53 juta. To develop activities in the Community Development, the PKBL Unit had channelled funds amounted to Rp1.20 billion from BUMN Assistance allocated in the early of the year amounted to Rp725.00 million, or increased by 62.75 percent, while funds allocated on Community Development amounted to Rp770.53 million. Realisasi penggunaan dana tahun ini untuk Bantuan Sosial sebesar Rp1,18 miliar, dan untuk Operasional Bina Lingkungan sebesar Rp21,15 juta. Materialization on the use of funds in 2009 were as follows: Social support of Rp1,18 billion, and Operations for Community Development of Rp21.15 million. Bantuan Sosial Bina Lingkungan PKBL WIKA tahun ini menyalurkan pada enam sektor dan lima wilayah yaitu: Bantuan sosial per sektor adalah: • Sektor Bencana Alam Rp527,50 juta • Sektor Pendidikan Rp183,74 juta • Sektor Kesehatan Rp111,30 juta • Sektor Sarana dan Prasarana Umum Rp17,50 juta • Sektor Ibadah Rp150,00 juta • Sektor Pelestarian Alam Rp189,90 juta. WIKA PKBL social support on Community Development in 2009 were the channeling of funds in six sectors and five regions, these include: • Natural Disaster sector amounted to Rp527.50 million • Education sector amounted to Rp183.74 million • Health sector amounted to Rp111.30 million • Facilities and Infrastructure sector amounted to Rp17.50 million • Religious sector amounted to Rp150.00 million • Natural Conservation sector amounted to Rp189.90 million 162 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Manajemen Risiko Risk Management Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Bantuan per wilayah adalah: • DKI Jakarta Rp300,04 juta • Jawa Barat Rp319,40 juta. • DI Yogyakarta Rp10,00 juta • Jawa Timur Rp 25,00 juta • Sumatera Rp 451,00 juta • Nanggroe Aceh Darussalam Rp 74,50 juta Regional supports were as follows: • DKI Jakarta of Rp300.04 million • West Java of Rp319.40 million • DI Yogyakarta of Rp10.00 million • East Java of Rp25.00 million • Sumatera of Rp451.00 million • Nanggroe Aceh Darussalam of Rp74.50 million Tabel penyaluran Bina Lingkungan per sektor di tahun 2008 dan 2009: The following is a table on fund channels in 2008 and 2009: (in rupiah) (dalam rupiah) Sektor Bencana Alam 2008 2009 Sector - 527.500.000 Natural Disaster 194.311.000 183.743.000 Education/Training Kesehatan 10.000.000 111.300.000 Health Sarana Umum 15.000.000 17.500.000 Public Facility Sarana Ibadah 221.000.000 150.000.000 Religious Facility Pendidikan/Pelatihan Pelestarian Alam BUMN Peduli Total - 189.900.000 Natural Conservation 115.000.000 - BUMN Care 555.311.000 1.179.943.000 Total Akuntabilitas Laporan PKBL Accountability of the PKBLReport Laporan keuangan PKBL diaudit oleh auditor independen. Perseroan menyusun laporan PKBL tersendiri dan disampaikan kepada Menteri Negara BUMN. Pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan PKBL tersedia di Sekretaris Perusahaan. The PKBL report had been audited by an independent auditor. The Company had published a separate PKBL report and were submitted to the Minister of State Owned Enterprises, shareholders and other stakeholders. The PKBL report is available at the Corporate Secretary. 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 163 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun 2009. Laporan Tahunan Perseroan tahun 2009 juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Statement of the Board of Commissioners and the Board of Directors In accord to the Regulation No.40 of 2007 on Limited Liability Company and Bapepam-LK Regulation No.X.K.6 on responsibility of the Listed Company to deliver annual reports, we, the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, hereby approved of and are fully responsible for the accuracy of the Company’s 2009 Annual Report. The Company’s 2009 Annual Report contains Consolidated Financial Statement as of the years ended on December 31, 2009 and 2008. Dewan Komisaris/Board of Commissioners Ir. Agoes Widjanarko, MIP Komisaris Utama/President Commissioner DR. Amanah Abdulkadir, MA Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE Komisaris Independen/Independent Commissioner Komisaris Independen/Independent Commissioner Soepomo, SH, Sp.N, LL.M Pontas Tambunan, SH, MM Komisaris/Commissioner Komisaris/Commissioner Direksi/Board of Directors Bintang Perbowo, SE, MM Direktur Utama/President Director Drs. Ganda Kusuma, MBA Ir. Budi Harto, MM Direktur Keuangan/Director of Finance Direktur Operasi I /Director of Operation I Ir. Slamet Maryono Ir. Tonny Warsono, MM Direktur Operasi II /Director of Operation II Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan/ Director of Human Capital and Business Development 164 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laporan Keuangan Financial Statement i Daftar Isi ii - iii Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasian Neraca Konsolidasian Laporan Laba Rugi Konsolidasian Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Laporan Arus Kas Konsolidasian 1-2 3 4 5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 - 116 117 Informasi Tambahan i Table of Contents Independent Auditor's Report The Consolidated Financial Statement Consolidated Balance Sheet Consolidated Statement of Income Statement of Changes in Consolidated Equity Consolidated Statement of Cash Flow Notes to Consolidated Financial Statements Suplementary Information PIETER, UWAYS & REKAN Register Public Accountants A member Firm of Kingston Sorel International Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003 Laporan Auditor Independen / Independent Auditor's Report No. : 006/LA-PUR/GP/KSI/III/10 Pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi The Stockholders, and the Board of Commissioners and Directors PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk. Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2009, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya bertanggal 4 Maret 2009 berisi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian tersebut Kami tidak mengaudit laporan keuangan anakanak tersebut. anak perusahaan sebagai berikut: We have audited the consolidated balance sheets of PT Wijaya Karya (Persero), Tbk and its subsidiaries as of December 31, 2009, and the related consolidated statements of income, changes in stockholders' equity and cash flows for the year then ended. These financial statements are the responsibility of the Company's management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits. The consolidated financial statements of PT Wijaya Karya (Persero), Tbk and its subsidiaries as of December 31, 2008 were audited by other independent auditor whose report dated March 4, 2009 expressed an unqualified opinion on those consolidated financial statements. We dit the th financial fi i l statements t t t off subsidiaries b idi i as did nott audit follows: 1. PT Wijaya Karya Beton, anak perusahaan yang 78,40% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 28% dari aset konsolidasian dan pendapatan 21% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. 2. PT Wijaya Karya Intrade, anak perusahaan yang 78,40% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 9% dari aset konsolidasian dan pendapatan 18% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. 3. PT Wijaya Karya Realty, anak perusahaan yang 78,40% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 8% dari aset konsolidasian dan pendapatan 7% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. 4. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, anak perusahaan yang 70,08% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 1% dari aset konsolidasian dan pendapatan 1% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. 1. PT Wijaya Karya Beton, a 78,40% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 28% and 21% respectively of the consolidated total assets and revenue, as at and for the year ended December 31, 2009. ii 2. PT Wijaya Karya Intrade, a 78,40% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 18% and 9% respectively of the consolidated total assets and revenue, as at and for the year ended December 31, 2009. 3. PT Wijaya Karya Realty, a 78,40% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 8% and 7% respectively of the consolidated total assets and revenue, as at and for the year ended December 31, 2009. 4. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, a 70,08% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 1% and 1% respectively of the consolidated total assets and revenue, as at and for the year ended December 31, 2009. PIETER, UWAYS & REKAN Register Public Accountants A member Firm of Kingston Sorel International Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003 5. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, anak perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 2% dari aset konsolidasian dan pendapatan 1% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. � 6. PT Wijaya Karya Jabar Power, anak perusahaan yang 55% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 0,16% dari aset konsolidasian. 5. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, a 99% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 2% and 1% respectively of the consolidated total assets and revenue, as at and for the year ended December 31, 2009. � 6. PT Wijaya Karya Jabar Power, a 55% owned subsidiary, which statements reflect total assets and revenues of 0,16% of the consolidated total assets as at December 31, 2009. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang keseluruhan laporan tersebut telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlahjumlah untuk PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya Intrade, PT Wijaya Karya Realty, PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, dan PT Wijaya Karya Jabar Power didasarkan semata-mata atas laporanlaporan auditor independen lain tersebut. Those financial statements were audited by other independent auditors whose unqualified opinion have been furnished to us, and in our opinion, insofar it relates to the amounts for PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya Intrade, PT Wijaya Karya Realty, PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung and PT Wijaya Karya Jabar Power, Gedung, Power is based on solely on the reports of other independent auditors. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPKRI). Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Public Accountants and Government Audit Standard issued by Supreme Audit Institution of Republic of Indonesia. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion. Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2009 dan hasil usaha serta arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. In our opinion, based on our audits and the reports from other independent auditors, the consolidated financial statements referred to above present fairly, in all material respects, consolidated financial position of PT Wijaya Karya (Persero), Tbk as of December 31, 2009 and the consolidated results of its operations and its cash flows for the year then ended in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia. iii PIETER, UWAYS & REKAN Register Public Accountants A member Firm of Kingston Sorel International Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003 Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan pokok secara keseluruhan. Informasi tambahan tentang Laporan Keuangan Induk perusahaan terlampir disajikan untuk analisis tambahan terhadap laporan keuangan Konsolidasian dan bukan merupakan bagian laporan keuangan pokok yang diharuskan. Informasi tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan Konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009, dan menurut pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan pokok secara keseluruhan. The purpose of our audit is to express an opinion on the consolidated financial statements as a whole. The attached parent company's financial statements are presented for the purpose of additional analysis on the consolidated financial statements and it is not a part of the basic financial statements required by generally accepted accounting principles. Those information has been subjected to the auditing procedures applied in the audit of consilidated fainancial statements of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., as of December 31, 2009, in our opinion present fairly, in all material respect in relation to the consolidated financial statements as whole. Laporan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangundangan dan Pengendalian Intern, kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan laporan kami no: 08/LA/PUR/GP/KSI/III/10 tanggal 8 Maret 2010 Compliance Report to Law and Regulation and Internal Control, we submit separately to management with our report no: 08/LA/PUR/GP/KSI/III/10 dated March 8, 2010 Ijin Akuntan Publik Public Accountant License 29 Maret 2010 March 29, 2010 Laporan keuangan terlampir tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara dan yurisdiksi selain Indonesia. Standar, prosedur dan praktek untuk mengaudit laporan keuangan tersebut adalah yang berlaku umum dan diterapkan di Indonesia. iv The accompanying financial statements are not intended to present the finacial position, result of operations, changes in shareholders' equity and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 96.433.563 tahun 2009 dan Rp 75.034.886 tahun 2008) Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Piutang Retensi (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 6.653.241 tahun 2009) Tagihan Bruto Pemberi Kerja Pendapatan Yang Akan Diterima Piutang Lain-Lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.819.532 tahun 2009 dan Rp 16.627.387 tahun 2008) Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar Dimuka Biaya Dibayar Dimuka Jaminan Usaha Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Pajak Tangguhan Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Tanah Belum Dikembangkan Aset Tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 209.734.908 tahun 2009 dan sebesar Rp 168.888.168 tahun 2008 ) Setoran Dana Kerja Sama Operasi Goodwill Aset Lain-Lain Jumlah Aset Tidak Lancar ASET PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Catatan / Notes 2008 ASSETS CURRENT ASSETS Cash and Cash Equivalent Trade Receivables (Net of allowance for doubtful accounts of Rp 96,433,563 in 2009 and Rp 75,034,886 in 2008 ) 1.210.888.160 2e,3 1.051.432.167 203.693.856 668.376.900 404.839.180 2d,f,4 2f,4 2g,5 205.518.435 833.583.556 352.172.831 Related Parties Third Parties Retention Receivables (Net of allowance for doubtful accounts of Rp 6,653,241 in 2009) 643.983.981 122.631.965 2h,2p,6 7 706.972.814 60.224.624 Due From Customer Accrued Income Other Receivables (Net of allowance for doubtful accounts of Rp 16,819,532 in 2009 and Rp 16,627,387 in 2008 ) 76.428.845 1.044.472.772 181.772.149 226.343.376 177.479.831 1.619.382 4.962.530.398 8 2i,9 10 2y,11 2j,12 13 85.800.618 1.350.022.508 234.276.781 203.677.628 146.172.362 75.983 5.229.930.307 12.495.893 121.508.510 66.123.559 2y,22 2k,14 2l,15 19.708.510 21.589.497 332.207.429 142.774.616 10.048.964 52.924.232 738.083.204 2m,16 2n,17 2z,18 2y,19 335.877.846 94.753.932 12.561.205 57.002.513 541.493.503 Joint Operation Fund Deposits Goodwill Other Assets Total Non Current Assets 5.771.423.810 ASSETS 5.700.613.602 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1 Inventories Advance Prepaid Tax Prepaid Expense Business Guarantee Total Current Assets NON CURRENT ASSETS Deferred Tax Assets Investment in Associates Land for Development Fixed Assets (Net of accumulated depreciation of Rp 209,734,908 in 2009 and Rp 168,888,168 in 2008 ) The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements form an integral part of the financial statements PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman Jangka Pendek Hutang Usaha Pihak Ketiga Pihak Hubungan Istimewa Hutang Lain-lain Kewajiban Bruto Pemberi Kerja Hutang Pajak Uang Muka Dari Pelanggan Biaya Yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Yang Diterima Dimuka Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Hutang Bank Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Uang Muka Proyek Jangka Panjang Hutang Jangka Panjang Dikurangi Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Hutang Bank Jumlah Kewajiban Tidak Lancar HAK KEPEMILIKAN MINORITAS 156.503.407 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Catatan / Notes 20 2008 603.838.743 1.103.504.794 59.515.116 26.737.623 18.144.602 207.151.667 121.441.112 986.086.634 756.439.593 21 2d,21 22 2h,2p,6 2y,23 2q,24 25 26 1.285.670.315 21.326.789 32.894.938 386.430 106.675.119 74.868.631 819.278.650 652.072.975 3.435.524.547 29 23.574.000 3.620.586.590 12.002.917 617.371.349 2a,b,23 2v1,27 2v1,28 629.374.265 102.773.556 30 6.426.000 683.439.809 NON CURRENT LIABILITIES Deferred Tax Liabilities Employee Benefits Liabilities Advance for Long Term Projects Long Term Liablities - Net of Current Maturity Bank Loan Total Non Current Liablities 82.756.205 MINORITY INTEREST 3.718.383 8.037.914 665.257.512 EKUITAS Modal Saham Modal Dasar 16.000.000.000 saham, nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham. Modal ditempatkan dan disetor 5.846.367.500 dan 5.846.154.000 saham tahun 2009 dan 2008. Modal Saham yang diperoleh kembali disajikan dengan nilai nominal 176.686.500 saham dan 127.448.000 saham tahun 2009 dan 2008 Tambahan Modal Disetor Perubahan ekuitas pada Perusahaan Anak LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Short Term Loans Trade Payables Third Parties Related Parties Other Payables Due to Customer Tax Payables Advance From Customers Accrued Expenses Unearned Revenue Long-Term Liabilities of Current Maturities Bank Loan Total Current Liablities EQUITY Share Capital Authorized Capital 16,000,000,000 shares, par value of Rp 100 (full amount) per share. Issued and paid up capital 5,846,367,500 and 5,846,154,000 in 2009 and 2008. 584.636.750 31 584.615.400 (17.668.650) 2t,32 (12.744.800) 564.159.304 8.813.220 2s,33 565.877.973 - Treasury stock presented in par value of 176,686,500 share and 127,448,000 share in 2009 and 2008 Saldo Laba Jumlah Ekuitas 386.017.420 1.532.941.234 246.892.633 1.384.641.206 Additional Paid-in Capital Changes in Equity of Subsidiary Company Foreign Exchange Translation of Financial Statement Retained Earnings Total Equity KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5.700.613.602 5.771.423.810 LIABILITIES AND EQUITY Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 6.983.190 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan - 2 The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements form an integral part of the financial statements 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 175 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan / Notes 2008 6.590.857.284 5.967.731.531 2w,36 2w,37 6.559.077.280 6.113.046.734 623.125.754 22.607.657 2w,38 2009 PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN Laba Kotor Sebelum Bagian Laba Proyek KSO Laba (Rugi) Proyek KSO Laba Kotor Setelah Bagian Laba Proyek KSO PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF INCOME For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 645.733.410 442.931.521 NET SALES COST OF SALES Gross Profit Before Income Portion of JO Project Profit (Loss) JO Project Gross Profit After Income Portion of JO Project BEBAN USAHA Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha 2.421.380 158.361.039 160.782.419 2.589.810 152.411.483 155.001.293 OPERATING EXPENSES Sales Expenses General and Administrative Expenses Total Operating Expenses LABA USAHA 484.950.991 287.930.228 OPERATING INCOME PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Laba (Rugi) Selisih Kurs - bersih Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap Beban Bunga dan Denda Beban Penyisihan Piutang Beban Penurunan Nilai Persediaan Beban Amortisasi Goodwill Lain-lain Bersih Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Pajak Kini Pajak Final Pajak Tangguhan Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH Laba Bersih Per Saham Dasar (Rupiah penuh) 30.417.205 1.432.768 (2.000) (51.764.196) (41.274.146) (45.046.450) (2.512.241) (28.092.939) (136.841.998) 2w,39 2w,40 348.108.993 (37.459.198) (123.866.051) 19.740.201 (141.585.048) 446.030.546 (3.099.025) OTHER INCOME (EXPENSE) 53.743.541 Interest Income 26.437.634 Gain (Loss) in Foreign Exchange - Net 4.289.126 Gain on Disposal of Fixed Assets (44.024.039) Interest Expense and Penalty (50.177.873) Allowance Expense for Doubtful Account Impairment Expense for Inventory Amortization Expense of Goodwill (21.783.740) Others - Net (31.515.351) Total Other Income (Expense) - Net 256.414.877 2a,b,23 2a,b,23 2a,b,23 206.523.945 (72.726.644) (9.034.916) (81.761.560) 174.653.317 PROFIT BEFORE INCOME TAX INCOME TAX (EXPENSES) Current Tax Final Tax Deferred Tax Total Tax Expense NET INCOME BEFORE MINORITY INTEREST MINORITY INTEREST ON GAIN OF ITS SUBSIDIARIES (17.301.869) (18.618.922) 189.222.076 156.034.395 NET INCOME 33,37 26,75 Net Earning Per Share (Full amount) Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3 176 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements form an integral part of the financial statements 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 177 584,636,750 584,636,750 21,350 - secara keseluruhan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2009 Selisih kurs penjabaran laporan keuan Dividen Bina Lingkungan Prgram Kemitraan Dana Cadangan Bertujuan Cadangan lainnya Eksekusi Opsi Saham Saham diperoleh kembali Kompensasi Berbasis Saham Disagio saham diperoleh kembali Perubahan ekuitas anak perusahaan (17,668,650) (17,668,650) (4,923,850) - (12,744,800) 564,159,304 564,159,304 3,921,529 (5,640,199) - (11,461,806) 565,877,973 565,877,973 Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2008 577,339,779 584,615,400 584,615,400 Saham diperoleh kembali Dividen Bina Lingkungan Program Kemitraan Dana Cadangan Bertujuan Cadangan lainnya (12,744,800) (12,744,800) 584,615,400 SALDO PER 1 JANUARI 2008 Additional PaidIssued and Treasury stock in Capital Paid up Capital PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal saham Modal Tambahan di peroleh ditempatkan modal disetor / kembali / dan disetor/ - - 6,983,190 6,983,190 6,983,190 - Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Foreign currency translation adjustment 4 8,813,220 8,813,220 8,813,220 - - Perubahan ekuitas pada perusahaan anak Changes in Equity of Subsidiary Company (21,350) (21,350) (21,350) Stock Option Opsi saham 75,609,402 154,713,703 154,713,703 - 79,104,301 79,104,301 79,104,301 30,349,054 41,985,009 41,985,009 - 11,635,955 11,635,955 11,635,955 Saldo laba yang ditentukan penggunaannya / Appropriated Retained Cadangan Cadangan lainnya/ bertujuan/ Reserve Reserve (45,523,581) (1,517,453) (3,034,905) (30,349,054) (75,609,402) 117,982 189,222,076 189,340,058 - (34,907,865) (1,163,595) (2,327,191) (11,635,955) (79,104,301) 117,982 156,034,395 156,152,377 129,256,889 Net Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2009 Stock Option Execution Treasury Stock Stock Based Compensation Discount of Treasury Changes in Equity of Subsidiaries Foreign Exchange Translation of Financial Statement Dividend Community Development Funding for Small-Scale Business Appropriation of General Reserves Others Reserves Net Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2008 Treasury stock Dividend Community Development Funding for small scale business Appropriation of General Reserve Other Reserve BALANCE AS OF JANUARY 1, 2008 financial statements form an integral part of the The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements 6,983,190 (45,523,581) (1,517,453) (3,034,905) 1,343,719,158 189,222,076 1,532,941,234 (4,923,850) 3,921,529 (5,640,199) 8,813,220 (24,206,606) (34,907,865) (1,163,595) (2,327,191) 1,228,606,811 156,034,395 1,384,641,206 1,291,212,068 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Saldo laba Jumlah yang belum ditentukan Penggunaanny Total equity a/ Unappropriate PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOW For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kepada Pemasok Pembayaran Kepada Direksi dan Karyawan Pembayaran Beban Usaha dan Lainnya Penerimaan Bunga Pembayaran Bunga Pinjaman Pembayaran-penerimaan Pajak Penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (Penambahan) Jaminan Usaha Pembelian Aktiva Tetap Penempatan Saham Perusahaan Asosiasi Penurunan (Kenaikan)Kerjasama Operasi Pengeluaran Investasi Lainnya Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan (Penurunan) Pinjaman Bank Pembelian Kembali Obligasi Pembelian Kembali Saham yang beredar Setoran Modal Pembayaran Dividen Pembayaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Pembayaran Dividen Hak Minoritas Perubahan Ekuitas pada Perusahaan Anak Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Kenaikan (Penurunan) dari Aktivitas Pendanaan Lainnya Setoran Modal Bagian Laba Hak Minoritas yang dikonsolidasikan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 2008 6.789.386.493 (5.628.651.223) (119.789.120) (59.401.186) 30.417.205 (51.764.196) (79.988.525) 6.382.186.684 (6.540.233.238) (105.161.538) (64.520.070) 53.743.541 (44.024.039) (136.495.315) CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Received from Customers Payment to Suppliers Payment for Director and Employee Payment for Operating Expense and Others Interest Receipt Payment of Interest Payment - Receipt of Income Tax (454.503.975) Net Cash Provided by (Used for) Operating Activities 880.209.448 (1.543.399) (39.964.347) (101.800.000) (25.413.026) (40.455.781) 737.187 (123.685.912) (18.000.270) 21.751.811 (672.745) (209.176.554) (119.869.929) (477.335.336) (10.564.051) 21.350 (45.523.581) 457.844.395 (133.443.664) (24.206.605) (34.907.865) (4.552.358) (6.516.623) 8.813.220 (3.490.786) (5.080.895) - 6.983.190 (204.582) 17.301.869 (511.576.901) 4.270.788 260.985.368 159.455.993 (313.388.536) CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease (Increase) Business Guarantee Acquisition of Fixed Assets Investment in Associated Company Decrease (Increase) in Joint Operation Increase in Other Investing Activities Net Cash Provided by (Used for) Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Increase (Decrease) of Bank Loans Payment of Bonds's Buy Back Treasury Stock Paid Up Capital Stock Payment of Dividend Payment of small scale business and Community Development Payment of Minority Interest Dividend Changes in Equity of Subsidiary Company Foreign Exchange Translation of Financial Statement Increase (Decrease) of Other Finance Activities Paid in capital Consolidated of Gain Minority Interest Net Cash Provided by (Used for) Financing Activities INCREASE OF NET CASH AND CASH EQUIVALENT SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 1.051.432.167 1.364.820.703 BEGINNING BALANCE OF CASH AND CASH EQUIVALENT SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 1.210.888.160 1.051.432.167 ENDING BALANCE OF CASH AND CASH EQUIVALENT Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan form an integral part of the 5 178 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. financial statements PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum 1. General a. Pendirian Perusahaan a. The Company's Establishment PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan") didirikan berdasarkan Undang-undang No.19 tahun 1960 jo Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" tanggal 29 Maret 1961. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 ini pula, perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan") was established based on Law No. 19 of 1960 in conjunction with the Government Regulation No. 64 of 1961 dated March 29, 1961 regarding the establishment of State Company/PN "Widjaja Karja". By the virtue of this Government Regulation No. 64, construction company as formerly held by Dutch namely Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co imposed nationalization was merged into PN Widjaja Karja. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 Undang-undang No. 9 Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 40 tahun 1969, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2904). Selanjutnya Perseroan ini dinamakan "PT Wijaya Karya", berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 110 tanggal 20 Desember 1972 yang dibuat di hadapan Dian Paramita Tamzil, pada waktu itu pengganti dari Djojo Muljadi, SH., Notaris di Jakarta, jo Akta Perubahan Naskah Pendirian Perseroan Terbatas "PT Wijaya Karya" No. 106, tanggal 17 April 1973 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta, keduanya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Rpublik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 1723 dan No. 1724 tanggal 16 Mei 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 21 September 1973, Tambahan No. 683. Based on Government Regulation No. 40 dated July 22, 1971, PN Widjaja Karja was dissolved and changed into new corporation as Perseroan (Persero), as that mentioned in paragraph 3 of article 2 of the Law No. 9 of 1969 of the Republic of Indonesia (State Gazette of the Republic of Indonesia No. 40 of 1969, Supplement No. 2904). Pursuant to Notary Deed No. 110 dated December 20, 1972 of Dian Paramita Tamzil, replacing Notary of Djojo Muljadi, SH, public notary practicing in Jakarta jo. Notary Deed No. 106 dated April 17, 1973 of Kartini Muljadi, SH., Notary public practicing in Jakarta, the company, henceforth is name "PT Wijaya Karya", both Notary Deeds have been approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia under the Decree No. Y.A.5/165/14 dated May 8, 1973, registered in Jakarta District Court No. 1723 and No. 1724 dated May 16,1973, and promulgated in state gazette of the Republic of Indonesia No. 76 dated September 21, 1973. Supplement to the state gazette No. 683. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, yang terakhir telah diubah dengan Akta No. 11 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Masjuki, SH., pengganti Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-40110.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 10 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 Nopember 2009 Nomor 94 Tambahan Nomor 27 Tahun 2009. The company's article of association has been amended several times, last amended by Act No. 11 dated June 10, 2008 are drawn up before Masjuki, SH., Substitute Imas Fatimah, SH., Notary in Jakarta which has been approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia as stated in the Decree of Ministry of Justice and Human Rights Number AHU 40110.AH.01.02 in 2008 dated on July 10, 2008 and has been published in the Republic of Indonesia dated November 24, 2009 No. 94 Supplement No. 27 in 2009. 6 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 179 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Akta tersebut merubah Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham sebelumnya yaitu Akta No. 28 tanggal 13 Agustus 2007 tentang Perseroan menjadi Perusahaan Terbuka yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 13 tanggal 11 September 2007 dibuat dihadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar , S.H, pengganti dari Imas Fatimah, S,H., Notaris di Jakarta yang masing-masing telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan persetujuan No.W7-09068HT.01.04-TH.2007 tanggal 16 Agustus 2007 dan No. W7-10030HT.01.04TH.2007 tanggal 11 September 2007 dan telah diumumkan dalam Berita Negara tanggal 25 April 2008 Nomor 34 Tambahan 4961 Tahun 2008. The above Deed changed Deed of Declaration of Shareholders Decision No. 28 dated August 13, 2007 regarding the Company became the Public Company made before Imas Fatimah, SH., Notary in Jakarta juncto Deed of Association Changes No. 13 dated September 11, 2007 drawn up before Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH, substitute of Imas Fatimah, S, H., Notary in Jakarta, which each had been approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia with the approval of No.W7-09068HT.01.04 -TH.2007 dated August 16, 2007 and No. W7-10030HT.01.04-TH.2007 on September 11, 2007 and has been announced in the State Gazette dated April 25 2008 No. 34 Supplement 4961 in 2008. Perusahaan beralamat di Jl. D.I Panjaitan kav.9, Jakarta Timur, perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. The Company's headquarter is located at Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, East Jakarta. The Company started its activities in commercial manner in 1961. b. Bidang Usaha b. Business Segment Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang jasa konstruksi, pabrikasi, jasa penyewaan, keagenan, investasi, agroindustri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi dan pengembangan pada khususnya. According to Article 3 of the Articles of Association, the goals and objectives of the Company are particularly in the development of construction industry, manufacturing, rental services, agency, investment, agroindustry, trade, management of area, services on capability improvement in the construction services, developer and information technology. Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Real Estate, Industri Pabrikasi dan Perdagangan. Business activity as currently conducted shall be Construction Service, electrical Mechanical,Real Estate, Manufacturing and Trading Industry. c. Pengurus Perseroan Dewan Komisaris : c. Management of the Company Board of Commissioner : Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham No. KEP-208/MBU/2007 tanggal 21 September 2007 dan Akta Pernyataan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 149 tanggal 31 Agustus 2007 dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Komisaris Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris Based on Decree of the State Minister of State-Owned Enterprises of the Republic of Indonesia No. KEP208/MBU/2007 dated September 21, 2007 and Deed No. 149 dated August 31, 2007 of Imas Fatimah, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Company's Board of Commissioners as of December 31, 2009 and 2008 is as follows : Ir. Agoes Widjanarko,. MIP DR. Amanah Abdulkadir, MA Brigjend TNI (Pur) Dadi Pratjipto, SE. Pontas Tambunan, SH., MM Soepomo, SH., SP.N., L.LM 7 180 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Commissioner Commissioner PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Dewan Direksi Board of Director : Berdasarkan Akta No. 59 tanggal 23 Mei 2008 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Tbk dibuat di hadapan Notaris Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta, susunan Direksi tanggal 31 Desember 2009 and 2008 sebagai berikut : Based on the Deed No.59 dated May 23 2008 regarding Statement of Meeting Resolution of the Company of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk drawn up and passed before Notary Public Imas Fatimah,SH., practicing in Jakarta,the composition of Board of Director as of December 31, 2009 and 2008 is as follows: Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasi I Direktur Operasi II Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Bintang Perbowo, SE., MM. Drs. R. Ganda Kusuma, MBA. Ir. Budi Harto, MM. Ir. Slamet Maryono Ir. Tonny Warsono, MM Komite Audit : Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.52/DK/PT.WK/2009 tanggal 9 Oktober 2009, susunan Komite Audit tanggal 31 Desember 2009, adalah sebagai berikut : Ketua Anggota Anggota Anggota Audit Committee : Based on the Letter of Board of Commissioner No.52/DK/PT. WK/2009 dated October 9, 2009, the structure of Audit Committee as of December 31 2009 is as follows: DR. Amanah Abdulkadir, MA Shalahuddin Haikal, MM., LLM Ir. Mukti Wibowo M. Slamet Wibowo, SE., MBA Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.65/DK/WIKA/2008 tanggal 6 November 2008, susunan Komite Audit tanggal 31 Desember 2008, adalah sebagai berikut : Ketua Anggota Anggota Anggota President Director Director of Finance Operational Director I Operational Director II Director of Human Resources and Development Chairman Member Member Member Based on the Letter of Board of Commissioner No.65/DK/WIKA/2008 dated November 6, 2008, the structure of Audit Committee dated December 31, 2008 is as follows: DR. Amanah Abdulkadir, MA Rosmala, SE., Ak. Ir. Tri Budi Santoso Shalahuddin Haikal, MM., LLM Chairman Member Member Member Sekretaris Perusahaan : Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi No.SK.02.01/A.DIR.00538/2009 tanggal 24 Desember 2009 dan Surat Keputusan Direksi No.SK.02.01/A.DIR.0362/2008 Pejabat Sekretaris Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah Natal Argawan, SE., dan Pejabat Sementara Sekretaris perusahaan per 31 Desember 2008 adalah Imam Sudiyono. Corporate Secretary Based on the Letter of Board of Director No.SK.02.01/A.DIR.00538/2009, dated December 24, 2009 and No. SK.02.01/A.DIR.0362/2008 , Official for the Corporate Secretary as of December 31, 2009 was Natal Argawan, SE., and Temporary Official for the Corporate Secretary as of December 31, 2008 was Imam Sudiyono. Biaya remunerasi Direksi Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 5.263.939.239 (Rupiah penuh) dan Rp 3.852.572.482 (Rupiah penuh). Biaya remunerasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1.973.071.511 (Rupiah penuh) dan Rp 1.523.547.087 (Rupiah penuh). Remuneration cost of Board of Director of the Company for the year 2009 and 2008 shall be respectively Rp 5,263,939,239 (Full amount) and Rp 3,852,572,482 (Full amount). Remuneration cost of Board of Commissioner of the Company for the year 2009 and 2008 shall be respectively Rp 1,973,071,511 (Full amount) and Rp 1,523,547,087 (Full amount) . 8 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 181 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Jumlah karyawan Perusahaan (organik dan non organik) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah 1.290 orang dan 1.268 orang (tidak diaudit). The Company has 1.290 and 1.268 employees (organic and non-organic) as of December 31, 2009 and 2008, respectively (unaudited). d. Perusahaan Anak d. Subsidiary Company Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham anak perusahaan, dengan rincian sebagai berikut: Nama perusahaan/ The Company Bidang usaha/ Line of Business PT Wijaya Karya Beton PT Wijaya Karya Realty PT Wijaya Karya Intrade PT Wijaya Karya Insan Pertiwi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung PT Wijaya Karya Jabar Power Concrete Industry Real Estate Trading Construction, Electrical Mechanical Construction and Engineering Upstream The Company directly owned more than 50% shares on subsidiaries as follows: Kegiatan Komersial/ Commercial Operations 1997 2000 2000 Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 78.40% 78.40% 78.40% 1984 2008 Phase of Development Seluruh anak perusahaan berdomisili di Indonesia. Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/ Total assets (before elimination) 2009 1,596,807,892 456,986,844 522,764,204 2008 1,370,998,105 421,879,881 650,195,372 70.08% 48,828,659 34,603,012 99% 133,240,523 50,093,001 55% 8,913,749 - The entire subsidiaries are domiciled in Indonesia. PT Wijaya Karya Beton ("WIKA BETON") PT Wijaya Karya Beton ("WIKA BETON") WIKA BETON merupakan anak perusahaan dari Perseroan. Sebelum menjadi anak perusahaan, sejak tahun 1974 WIKA BETON merupakan bagian dari induk perusahaan yaitu Divisi Produk Beton. Seiring dengan visi dan misi perseroan maka WIKA BETON resmi menjadi anak perusahaan pada tanggal 11 Maret 1997 sesuai dengan Akta Perseroan Terbatas WIKA BETON No.44 tanggal 11 Maret 1997, yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, SH, selaku pengganti dari Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta. WIKA BETON constitutes subsidiary of the company. Before being subsidiary of the company, since in 1974, WIKA BETON was the part of the company i.e. Division of Concrete Pruduct. Along with the vission and mission of the company, then consequently, WIKA BETON was officially established as subsidiary of the company on the date of March 11, 1997 in accordance with Deed of Limited Company of WIKA BETON No.44 dated March 11, 1997 drawn up and passed before Achmad Bajumi, SH, then as alternate notary public for Imas Fatimah, SH. Notary public practicing in Jakarta. Anggaran Dasar Perseroan yang termuat dalam Akta Pendirian, telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar WIKA BETON No.31 tanggal 15 Agustus 2007 ("Akta No. 31") yang dibuat dihadapan Hambit Maseh, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan persetujuan No. W7-09069 HT.01.04.TH.2007 tanggal 16 Agustus 2007. Alamat kantor pusat WIKA BETON di Jalan D.I Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta. Perusahaan dalam menjalankan operasinya mempunyai 6 Wilayah Penjualan ("WP") dan 7 Pabrik Produk Beton ("PPB"), yang berlokasi tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Articles of association of the company has been amended several times and most recently by Deed of Amendment to Articles of Association of WIKA BETON Number 31 dated August 15, 2007 (Deed No.31) drawn up and passed before Hambit Maseh, S.H., Notary practicing in Jakarta, so obtained approval from Minister of Justice and Human Right of the Republic of Indonesia Number W7-09069 HT.01.04.TH.2007 dated August 16 2007. Head office of WIKA BETON is located at Jalan D.I. Panjaitan Kav 3-4 Jakarta. The company in implementing the operation has 6 Selling Areas ("WP") and 7 Concrete Producing Plant ("PPB") have spreading location within several Indonesian teritories. 9 182 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Berdasarkan Anggaran Dasar WIKA BETON, kegiatan usaha WIKA BETON bergerak dalam bidang usaha industri beton, jasa konstruksi dan bidang usaha lainnya yang terkait. Based on the Articles of association of WIKA BETON, business activities of WIKA BETON shall engage in the business of providing concrete industry, construction services and such other related business fields. Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa WIKA BETON No.15 tanggal 30 April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WIKA BETON adalah sebagai berikut : Based on the deed of minutes of General Extraordinary Meeting of Shareholders of WIKA BETON No.15 dated April 30, 2007, drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Public Notary Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the structure of shareholders of WIKA BETON shall be as follows : Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share Saham/Share Rupiah penuh/Full amount % 4,600,000,000 460,000,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA - Koperasi Karya Mitra Satya Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 901,600,000 14,835,000 233,565,000 1,150,000,000 3,450,000,000 Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas 90,160,000,000 1,483,500,000 23,356,500,000 115,000,000,000 345,000,000,000 78.40% 1.29% 20.31% 100% Financial Data Summary 2009 1,596,807,892 1,337,989,202 258,818,690 2008 1,370,998,105 1,176,375,961 194,622,144 Description Total Assets Total Liabilities Equity PT Wijaya Karya Realty ("WIKA REALTY") PT Wijaya Karya Realty ("WIKA REALTY") WIKA REALTY didirikan tanggal 20 Januari 2000 berdasarkan akte Notaris Imas Fatimah, SH., No.17, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Nomor S01/MDU.1-PBUMN/1999, tentang persetujuan Pendirian Anak Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero). Akte pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-20856 HT 01.01.TH 2000, tanggal 15 September 2000. Maksud dan tujuan WIKA REALTY telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.67 Notaris Imas Fatimah, SH., di mana perusahaan bergerak di bidang usaha Realty dan bidang properti, memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 21 Januari 2000. Pada tanggal 21 Juli 2004, dalam rangka peningkatan modal dasar perusahaan dan pemecahan nilai saham. Anggaran dasar perusahaan dirubah dengan akta nomor 4 dari Notaris Imas Fatimah, SH. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.C-1689 HT 01.04.TH 2004 tanggal 8 Juli 2004. WIKA REALTY was officially established on the date January 20, 2000 based on Notarial Deed of Imas Fatimah, SH., No.17 so obtained approval from State Minister for Investment and Guidelines of BUMN number S-01/MDU.1-PBUMN/1999 regarding approval for Establishment of Subsidiary Company of PT Wijaya Karya (Persero). Deed of Establishment has been approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia No.C-20856 HT 01.01.TH 2000 dated September 15, 2000. The purpose and objective of WIKA REALTY shall have been entered into Deed of Statement Meeting Resolution No.67 Notary Public of Imas Fatimah, SH., in which the company shall engage in the business of providing Realty and property business field and commence the activities on January 20, 2000. On the date of July 21, 2004, for the purpose of the Company authorized capital increase and share value fraction. Articles of association of the company was amended by deed No 4 from Public Notary, Imas Fatimah, SH. The amended has been approved by Minister of Justice and Human Right of the Republic of Indonesia No.C-1689 HT 01.04.TH 2004 dated July 8, 2004. 10 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 183 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Perubahan terakhir adalah berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Realty Tbk. No.33 tanggal 15 Agustus 2007 ("Akta No.33") yang dibuat di hadapan Hambit Maseh,SH. Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.W709022HT.0104.TH 2007 tanggal 21 Agustus 2007. Recent amendment shall be made on the basis of Deed Amendment to Articles of Association of PT Wijaya Karya Realty Tbk. No.33 dated August 15, 2007 ("Deed No.33") drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary public practicing in obtained approval from Minister of Justice and Human Right of the Republic of Indonesia No.W709022HT.0104.TH 2007 dated August 21, 2007. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.67 tanggal 15 Agustus 2001 Notaris Imas Fatimah,SH., maksud dan tujuan bidang usaha WIKA REALTY yaitu Realty, Property dan Jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak. Based on the Deed of Statement of Meeting Resolution No.67 dated August 15, 2001 of Notary of Imas Fatimah,SH., the purpose and objective of WIKA REALTY business field shall be Realty, Property and services, except services in legal and tax field. Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa WIKA REALTY No.17 tanggal 30 April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WIKA REALTY adalah sebagai berikut : Based on the deed of minutes of General Extraordinary Meeting of Shareholders of WIKA REALTY No.17 dated April 30, 2007, drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the structure of shareholders of WIKA REALTY shall be set forth as follows : Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share Saham/Share Rupiah penuh/Full amount % 2,800,000,000 280,000,000,000 548,800,000 54,880,000,000 78.40% 9,030,000 903,000,000 1.29% 142,170,000 14,217,000,000 20.31% 700,000,000 70,000,000,000 100% 2,100,000,000 210,000,000,000 Pemegang Saham / Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA - Koperasi Karya Mitra Satya Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas - Financial Data Summary 2009 456,986,844 337,865,808 119,121,037 PT Wijaya Karya Intrade ("WIKA INTRADE") 2008 421,879,881 318,122,335 103,757,546 Description Total Assets Total Liabilities Equity PT Wijaya Karya Intrade ("WIKA INTRADE") WIKA INTRADE didirikan tanggal 20 Januari 2000 berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.16 dibuat di hadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar,SH., pengganti dari Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, di mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan C-19656HT 01.TH 2000 tanggal 4 September 2000 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.10 tanggal 2 Pebruari 2001. Anggaran Dasar WIKA INTRADE telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir mencakup perubahan nilai nominal modal dasar, dengan Akta Notaris Imas Fatimah, SH., No.3 tanggal 2 Juni 2004. WIKA INTRADE was officially established on January 20, 2000 on the basis of Notarial Deed of Limited Liability Company No.16 drawn up and passed before Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH., then as an alternate notary public Imas Fatimah, SH. Notary Public practicing in Jakarta, in which has obtained appoval from Minister for Laws and Regulations of the Republic of Indonesia No.C-19656 HT 01.TH 2000 dated September 4, 2000 and promulgated in State Gazette of the Republic of Indonesia No.10 dated February 2, 2001. Articles of Association of WIKA INTRADE was amended in several times and most recently by amendment to Par Value of Authorized Shares, under Notarial Deed of Imas Fatimah, SH., No.3 dated June 2, 2004 11 184 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Perihal Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan pengesahan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia RI No.C16985.HT. 01.04.TH 2004 tanggal 8 Juli 2004, serta telah terdaftar dalam Daftar Perusahaan di Jakarta Timur TDP No. 090415115039 tanggal 26 Juli 2004. Regarding Statement of General Meeting Resolution of Shareholders and Legalization from Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No.C-16985.HT.01.04.TH 2004 dated July 8, 2004, and registered in Registration of the Company in East Jakarta TDP No.090415115039 dated July 26, 2004. WIKA INTRADE bergerak dalam bidang industri dan perdagangan umum baik untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun luar negeri yang meliputi Bisnis Unit Metal, Konversi Energi, Pressing dan Jasa Handling Ekspor dan Impor. WIKA INTRADE shall engage in the business of providing public Industry and Trading both in order to fulfill domestic and foreign requirements including business unit such as Metal, Energy Conversion, Pressing, Exported and Imported Handling Services. Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa WIKA INTRADE No.19 tanggal 30 April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WIKA INTRADE adalah sebagai berikut : Pursuant to deed of minutes of Extraordinary General Meeting of Shareholders of WIKA INTRADE No.19 dated April 30, 2007, drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the structure of shareholders of WIKA INTRADE shall be set forth as follows : Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share Saham/Share Rupiah penuh/Full amount % 1,080,000,000 108,000,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA - Koperasi Karya Mitra Satya Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 211,680,000 3,483,000 54,837,000 270,000,000 810,000,000 Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas 21,168,000,000 348,300,000 5,483,700,000 27,000,000,000 81,000,000,000 78.40% 1.29% 20.31% 100% Financial Data Summary 2009 522,764,204 497,158,726 25,605,477 2008 650,195,372 606,501,617 43,693,755 Description Total Assets Total Liabilities Equity PT Wijaya Karya Insan Pertiwi ("WIKA INSAN PERTIWI") PT Wijaya Karya Insan Pertiwi ("WIKA INSAN PERTIWI") PT Wika Insan Pertiwi merupakan perseroan swasta nasional yang mengkhususkan di bidang konstruksi mekanikal dan elektrikal, dengan berbagai pengalaman di proyek-proyek Pembangkit Tenaga Diesel, Pembangkit Listrik Panas Bumi dan lainnya. PT Wika Insan Pertiwi shall constitute national private company engaging in special manner in mechanical electrical construction with various experiences in projects of Diesel Powered Electrical Generator, Geothermal Powered Electrical Generator and others. Pada November 2008 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah mengambil alih 70.08% saham PT Catur Insan Pertiwi dan menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. As of November 2008, PT Wijaya Karya (Persero),Tbk. have taken over 70,08% shares of PT Catur Insan Pertiwi and finally become PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham PT Wika Insan Pertiwi : The Structure of capitalization and composition of the structure of shareholders of PT Wika Insan Pertiwi : 12 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 185 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Nilai Nominal/Par Value of Rp.1.000.000,- per share Saham/Share Rupiah penuh/Full amount % 625 625,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Widjanarko Tantono - Suprapto - Ir. Hastjaryo Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 438 93 32 62 625 Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas 438,000,000 93,000,000 32,000,000 62,000,000 625,000,000 - 70.08% 14.88% 5.12% 9.92% 100% Financial Data Summary 2009 48,828,659 32,120,616 16,708,043 Description Total Assets Total Liabilities Equity 2008 34,603,012 17,374,375 17,228,637 PT Wijaya Karya Bangunan Gedung ("WIKA GEDUNG") PT Wijaya Karya Bangunan Gedung ("WIKA GEDUNG") PT Wijaya Karya Bangunan Gedung didirikan sesuai Akta No.43 tanggal 24 Oktober 2008 dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat No. AHU.92223.AH.01.01.TH 2008 tanggal 1 Desember 2008. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung was officially established pursuant to Deed No.43 dated October 24, 2008 drawn up and passed before Imas Fatimah, SH. Notary Public practicing in Jakarta, whose Articles of association of the Company has obtained legalization from Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia under the letter No. AHU.92223.AH.01.01. TH 2008 dated December 1, 2008. Maksud dan tujuan dari Perseroan adalah Industri konstruksi dan tehnik, jasa pemborongan dengan pola pembayaran termin maupun turnkey/Bangun Operasi Serah, pengelolaan dan penyewaan gedung/kawasan niaga terpadu, perdagangan dan pemeliharaan peralatan serta material konstruksi, layanan peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi dan tehnik pada khususnya sesuai dengan prinsip-prinsip perseroan terbatas. The purpose and objective of the company shalll be construction and engineering industry, contracting services under the pattern of termyn and turnkey progress/Build Operate Transfer (BOT), building/ integrated commercial area management and rental, equipment construction material trading and maintenance and capability improvement services in construction and engineering services especially in accordance with the principles of limited company. Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung adalah sebagai berikut : The Structure of capitalization and composition of the structure of shareholders of PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung : Nilai Nominal/Par Value of Rp.1.000.000,- per share Saham/Shares Rupiah penuh/Full amount % 200,000 200,000,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Koperasi Karyawan PT Wijaya Karya (Kokar Wika) Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 49,500 500 50,000 150,000 13 186 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 49,500,000,000 500,000,000 50,000,000,000 150,000,000,000 99% 1% 100% PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas Financial Data Summary 2009 133,240,523 76,212,986 57,027,536 Description Total Assets Total Liabilities Equity 2008 50,093,001 50,093,001 PT Wijaya Karya Jabar Power ("WIKA JABAR POWER") PT Wijaya Karya Jabar Power ("WIKA JABAR POWER") PT. Wijaya Karya Jabar Power didirikan sesuai Akta No.2 tanggal 16 Juli 2009 dibuat di hadapan A.Budy Prihastyanti Suryaningsih, SH., di Bandung yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C388.HT.03.01.TH 2000. PT. Wijaya Karya Jabar Power was officially established pursuant to Deed No.2 dated July 16, 2009 of A.Budy Prihastyanti Suryaningsih, SH. Notary practicing in Bandung, whose Articles of association of the Company has obtained legalization from Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia under the letter No.C-388.HT.03.01.TH 2000. The purpose and objectives of the Company is to conduct efforting up stream geothermal development and the down stream development of Power Geothermal (PLTP) and held until the electricity business by Power Plant by utilizing geothermal heat source earth where is located in the area of Mount Tampomas Sumedang and Subang Province of West Java. Maksud dan tujuan dari Perseroan adalah menyelenggarakan usaha pengembangan Panas Bumi sisi hulu (up stream) dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di sisi hilir (down stream) dan menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan sampai dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan memanfaatkan sumber panas bumi yang berada di daerah Gunung Tampomas Kabupaten Sumedang dan Subang Propinsi Jawa Barat. Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham PT. Wijaya Karya Jabar Power adalah sebagai berikut : The Structure of capitalization and composition of the structure of shareholders of PT. Wijaya Karya Jabar Power as follows : Nilai Nominal/Par Value of Rp.10.000,- per share Saham/Shares Rupiah penuh/Full amount % 3,600,000 36,000,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - PT Jasa Sarana - Resources Java Tehnik.MI Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 495,000 360,000 45,000 900,000 2,700,000 4,950,000,000 3,600,000,000 450,000,000 9,000,000,000 27,000,000,000 Ikhtisar Data Keuangan Uraian Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas 55% 40% 5% 100% Financial Data Summary 2009 8,913,749 27,084 8,886,665 2008 - Description Total Assets Total Liabilities Equity 14 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 187 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued e. Penawaran Umum Saham Perusahaan e. Public Offering the Company Shares Pada tanggal 11 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No.S-5275/BL/2007 untuk melakukan penawaran perdana kepada masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 420 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2007. Seluruh saham perusahaan sebanyak 5.846.367.500 saham pada tahun 2009 dan 5.846.154.000 saham pada tahun 2008 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia On October 11, 2007, the Company has obtained effective statement from the Chairman of Capital Market Supervisory Agency under the letter No.S-5275/BL/2007 to conduct initial public offering for 1,846,154,000 shares of New Serie B, with par value of Rp 100 per share and bid price of Rp 420 per share. Such shares shall be listed in Jakarta Stock Exchange on October 29, 2007. Program Penjatahan Allocation/ESA) Shares Allocation Program Saham (Employee All share of the company of 5,846,367,500 shares in 2009 and 5,846,154,000 shares in 2008 have been listed in Indonesian Stock Exchange. Stock Program ESA adalah penjualan saham Perseroan kepada peserta program ESA, melalui penjatahan pasti pada saat penawaran umum perdana saham dilaksanakan. Jumlah saham dalam program ESA sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham, dengan harga diskon sebesar 20% (Dua puluh persen) dari harga Penawaran Umum, yang harus dibayar secara penuh oleh peserta program ESA pada saat melakukan Pemesanan Saham. Saham yang diperoleh dari program ESA diberlakukan Lock Up Period selama 8 bulan sejak pencatatan di BEJ. Adapun beban diskon harga sebesar 20% tersebut akan ditanggung oleh Perseroan. ESA Program shall be individual shares selling offered to the participant of ESA program, through definite allocation at the time of initial public offer implementation. The total amount of shares in ESA program shall be at most of 10% of total shares so offered in Initial Public Offer of Shares, with the discounted price of 20% (Twenty percent) of Public Bid Price so fully payable by participant of ESA program in the course of shares order implementation. The acquired shares from ESA program shall apply Lock Up Period within 8 months as of the date of list in BEJ. The discounted price of 20% shall be duly borne by the company. Dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar 10% atau sebanyak 184.615.400 lembar saham biasa seri B dijatahkan secara khusus kepada manajemen dan karyawan perusahaan melalui program penjatahan saham untuk pegawai perusahaan. From the total shares offered in public offering of 10% or 184,615,400 shares of general of serie B shall be allocated in special manner to the management and employee of the company through shares allocation program to the Employee Stock Allocation/ESA. Program ESA diimplementasikan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.A.7. ESA Program shall be implemented in accordance with Regulation of Capital Market Supervisory Agency No. IX.A.7. The ESA share portion to management (both management and supervisor) shall be 22.5% under distribution of 17.5%, to management of the parent company and 5% to subsidiary company. ESA share portion to the employee shall be 77.5% under the distribution of 62.5% to the employee parent company and 15% to the employee of subsidiary company. Porsi saham ESA untuk manajemen (pengurus dan pengawas) adalah sebesar 22,5% dengan pembagian sebesar 17,5% untuk manajemen perusahaan induk dan sebesar 5% untuk manajemen anak perusahaan. Adapun porsi saham ESA untuk pegawai sebesar 77,5% dengan pembagian sebesar 62,5% untuk pegawai perusahaan induk dan sebesar 15% untuk pegawai anak perusahaan. 15 188 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 1. Umum - Lanjutan 1. General - Continued Opsi Pembelian Saham untuk Manajemen dan Karyawan Program ESOP/MSOP adalah pemberian Hak Opsi Pembelian Saham kepada peserta Program ESOP/MSOP untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel Perseroan sebanyakbanyaknya 5% dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan yang berdasarkan Peraturan Bapepam No.IX.D.4 merupakan maksimum saham yang dapat diterbitkan oleh perusahaan publik dalam periode 5 (lima) tahun tanpa memberikan hak lebih dahulu kepada pemegang saham lama (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD). Shares Purchase Option for Management and Employees Lihat catatan 31 & 33 See note in 31 & 33 ESOP/MSOP program is the grant for the Right of Share Purchase Option to the Participant of ESOP/MSOP program to purchase new shares so duly issued by portfolio of company of 5% of subscribed and paid up capital in the Company on the basis of Regulation of Capital Market Supervisory Agency No.IX.D.4 constituting maximum share that may be issued by the public company within the period of 5 years without prior right grant to the former shareholders (First Stock Subscription Right/HMETD). 2. Kebijakan Akuntansi 2. Accounting Policy a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Basis of consolidated financial statements presentation Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan serta Surat Edaran Bapepam Nomor SE02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Konstruksi. The consolidated financial statements have been prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia, namely Statement of Financial Accounting Standard (PSAK), and Regulation of Capital Market Supervisory Board No.VIII.G.7 dated March 13, 2000 regarding Guidelines for Presentation of Financial Statement and Circular Letter of Capital Market Supervisory Board Number SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Financial Statement Presentation Guidelines for Construction Public Company. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep harga perolehan, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. The consolidated financial statements, except for the statements of cash flows are prepared using the accrual basis of accounting. The measurement basis used is historical cost, except for inventory which is stated in the lower cost and net realizable value. Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dan arus kas diklasifikasikan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Consolidated cash flows are prepared based on direct method by classifying cash flow on the basis of operating, investing and financing activities. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional perusahaan dan Anak perusahaan The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is Indonesia Rupiah which is the functional currency of the company and Subsidiaries 16 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 189 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued b. Prinsip - prinsip Konsolidasi b. The principles of Consolidation Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan Perusahaan Anak dengan kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan. Consolidated financial statement shall include the financial statement of the Company and Subsidiaries which are owned more than 50% either directly or indirectly, except for the subsidiary which is intended to be temporarily controlled or operated under long-term restrictions; which significantly effects the ability to transfer funds to the Company. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara Perusahaan Anak di dalam Perusahaan Induk telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian. The consequence of all transaction and balance made among the Subsidiaries within the Parent Company have been eliminated in the presentation of consolidated financial statement. Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan Anak, kecuali dinyatakan secara khusus. Accounting policy so required in the presentation of consolidated financial statement has been applied consistently by the Subsidiaries, unless otherwise expressly stated in special manner. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut The Net Minority interest on gain (loss) and equity of subsidiaries are stated at the proportion of ownership of the minority shareholders on gain (loss) and equity of the related subsidiaries. Penyertaan pada Perusahaan Anak seperti dijelaskan pada catatan 1d. Participation in Subsidiary shall be notified in Notes 1d. c. Transaction and Balance in Foreign Currency c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan perusahaan dan anak perusahaan dilakukan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan adalah sebagai berikut : Financial recording of the company and subsidiary company made in Rupiah currency. Transactions denominated in foreign currencies are converted into rupiah at the exchange rate prevailing at the date of transactions. At the balance sheet date, monetary asset and liabilities in foreign currencies are translated into Rupiah currency at the middle rate of Bank Indonesia at the date. Exchange gains and losses arising are recognized in the consolidated statement of income. As of December 31, 2009 and 2008, the exchange rates were used as follows : 2009 Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang Dolar Singapura Dinar 2008 9,400 13,509.68 101.68 6,698.51 133.61 17 190 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 10,950 15,432 121,22 7,608 156.24 United States of America Dollar European Euro Japanese Yen Singapore Dollar Dinar PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued d. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa d. Related Parties Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan atas pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa". diartikan sebagai berikut : The company has transactions with other parties establishing special relationship. In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No.7 "Disclosure in respect of Parties establishing special relationship" stated as follows: Yang dimaksud pihak-pihak hubungan istimewa adalah : The term of parties establishing special relationship shall have the following meaning : yang mempunyai 1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh,atau berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk perusahaan holding, anak perusahaan dan sesama anak perusahaan). 1) The Company through one or more agencies shall control or shall be controlled by, or under the mutual control with the reporting company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries) 2) Perusahaan asosiasi. 2) Associated company; 3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor). 3) Individuals who having both directly or indirectly voting right interest in the reporting company influencing significantly and members of close family from the mentioned individual person (the term of member of close family shall be those who could be expected to have influence or been influenced by individual person in term of transactions made with the reporting company). 4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan dan anggota keluarga dekat orang - tersebut, dan 4) Key employee is the person having authority and responsibility to plan, lead and control the activities of reporting company including member of board of commissioners, board of directors and manager of the company and member of family who close with the mentioned persons, and 5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap orang yang diuraikan dalam angka 3) atau 4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. 5) The company in which substantial interest in voting right held both in direct or indirect manner, by each person so notified in point 3) or 4), or such each person holding significant influence to the aforementioned company. It includes companies having member of board of commissioner, board of director , or main shareholders of the reporting company and the companies holding key management member so similar with the reporting Company. 18 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 191 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan Sifat hubungan istimewa yang perusahaan adalah sebagai berikut : 2. Accounting Policy - Continued terjadi pada The characteristic of related parties established by the company shall be as follows: 1) Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh menteri negara BUMN merupakan pemegang saham mayoritas perseroan. Oleh karena itu perseroan dan BUMN lain memiliki hubungan affiliasi melalui penyertaan modal pemerintah Republik Indonesia. 1) Government of the Republic of Indonesia represented by State Minister for State Owned Enterprise shall constitute majority shareholders of the company. Therefore, the Company and other State Owned Enterprises shall establish affiliation through the capital participation of the Government of Republic of Indonesia. 2) Perseroan memiliki dana dan memiliki pinjaman dana pada bank-bank pemerintah atau bank-bank yang dimiliki oleh BUMN dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku pada pihak ketiga. 2) The company deposits its fund and has funding loan in governmental banks or any banks held by the State Owned Enterprise under the terms of conditions and normal interest rate as applicable to the third party. 3) Perseroan mengadakan perjanjian dalam rangka usaha perseroan dengan BUMNBUMN lain maupun anak perusahaan serta lembaga-lembaga pemerintah yang berwenang. 3) The company enters into agreement for the purpose of business made by the company and other State Owned Enterprises and subsidiaries and competent authorized governmental. 4) Mempunyai anggota pengurus yang sama dengan anak perusahaan yaitu direksi perseroan menjadi anggota dewan komisaris anak perusahaan. 4) Company's member of management so similar with the subsidiary i.e. Board of director of the company to be the member of Board of Commissioner of the subsidiary company. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. All transactions made by the parties establishing special relationship, either conducted by or not conducted under interest rate or price, similar requirements and conditions as conducted by the third party shall be disclosed in consolidated financial statement. e. Kas dan Setara Kas e. Cash and Cash Equivalent Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. Kas dan setara kas yang telah ditentukan penggunaannya atau tidak dapat digunakan secara bebas tidak tergolong dalam kas dan setara kas. Cash and cash equivalent include short term cash, bank and investment due within the period of three months or less. Cash and cash equivalent so determined the use or limited to be used may not be classified as cash and cash equivalent. f. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu f. Allowance for Doubtful Accounts Perusahaan menerapkan akuntansi BUMN Konstruksi yang ditindaklanjuti dengan SK Direksi No.IN.03.00/A.DIR.0003/2005 tentang pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu dengan kriteria sebagai berikut : The company has applied Construction Stated Owned Enterprise accounting as further implemented by Letter of Decision of Board of Director No. IN.03.00/A.DIR.0003/2005 regarding formation of provision for doubtful account under the following criteria : 19 192 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Umur piutang/Aging Accounts Prosentase/Percentage >12 - 15 bulan/months >15 - 18 bulan/months >18 - 21 bulan/months >21 - 24 bulan/months >24 - 27 bulan/months >27 - 30 bulan/months >30 - 33 bulan/months >33 - 36 bulan/months 5% 10% 20% 30% 40% 60% 80% 100% g. Piutang Retensi g. Retention Receivable Piutang retensi merupakan piutang perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi setelah penyelesaian kontrak atau pemenuhan kondisi tertentu yang ditetapkan dalam kontrak. Piutang retensi dicatat pada saat pemotongan sejumlah persentase tertentu dari setiap tagihan termin untuk ditahan pemberi kerja sampai suatu kondisi setelah penyelesaian kontrak dipenuhi. Retention receivable constitute the company receivable to the employer that shall be fully paid upon the completion of contract or complience with certain condition as stipulated in contract. The retention receivable shall be recorded at the time of set off by several definite percentage of each installment receivable to be retained by the employer until certain condition upon the completion of contract. h. Tagihan Bruto Pemberi Kerja atas Kontrak h. Due from Customer Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah dengan laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin. Due from customer constitutes the company receivable sourcing from construction employment contract so duly conducted, but the activities as carried out shall be in the course of implementation. Due from customer shall be served amounting to the difference between the accrued cost so added by admitted profit and decreased by admitted loss and installment. Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara progres fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal neraca. Due from customer is recognized as income in accordance with the method of percentage of completion declared in Certification of completion of the works in which the invoice has not been yet issued due to differences between the date physical progress and submission of invoice on the date of balance sheet. i. Persediaan i. Inventory Persediaan barang jadi, bahan baku, perlengkapan dan barang dalam proses diakui berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Persediaan barang dagangan yang tidak terjual karena tipe, bentuk atau model tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, dipindahkan ke aset lain-lain. Persediaan yang tidak terjual disisihkan sebesar 20% dari nilai saldo akhir persediaan yang bersangkutan. Inventory of finished goods, raw material, accessories and work in progress on the basis of the lowest value between acquisition cost and net realization value. The acquisition cost is determined using weighted average method. Merchandise inventory failed to be sold due to the type, shape or model that are not in accordance with the market demand shall be removed to other assets. Such unsold inventory is set aside of 20% of final balance value of related inventory. 20 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 193 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Persediaan Real Estat Real Estate Inventory Persediaan real estat terdiri tanah dan bangunan, bangunan sedang dalam penyelesaian dan tanah sedang dikembangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Real estate inventory consist of land and building. The building in the process of completion and land is being developed, declared as amount as acquisition cost or net realization value, which one is lowest. Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung pada aset pengembangan real estat ditambah dengan biaya pinjaman. Land acquisition cost is being developed including Land for Development acquisition cost as added by direct and indirect developed cost on real estate developed asset and added by loan cost. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra perolehan dan perolehan tanah dan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke tanah matang pada saat tanah tersebut siap dibangun. Land acquisition cost not yet developed shall include pre-land acquisition cost and land acquisition and removed to the land that is being developed at the time of improvement on land is begun or removed to the improved land at the time the land is ready to be built Biaya perolehan bangunan sedang dalam penyelesaian meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biayabiaya pembangunan dan biaya pinjaman serta dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat dibangun dan siap dijual. Biaya pinjaman yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan proyek dikapitalisasi ke proyek yang sedang dikembangkan. Building acquisition cost that is being completed shall include land acquisition cost that has been completed to be developed and added by developed cost and loan cost and removed to the land and building assets during the development and it is ready to be sold. Loan cost in connection with the project developing activities is capitalized to the project that is being developed. j. Biaya dibayar di muka j. Prepaid expenses Biaya dibayar di muka terdiri dari biaya usaha, biaya produksi, biaya pengadaan, biaya pengelolaan, biaya distribusi, biaya sewa dan asuransi. Prepaid expenses consist of business expenses, production cost, procurement cost, management cost, distribution cost, rental and insurance fee. Untuk biaya usaha, biaya produksi, biaya pengadaan, biaya distribusi akan dibebankan secara proporsional dengan pendapatan yang diakui pada setiap periode. Business expenses, production cost, procurement cost, distribution cost shall be borne in proportional manner under the income so admitted per period. Untuk biaya-biaya dibayar di muka sewa dan asuransi diamortisasi selama masa manfaat masingmasing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Prepaid expenses in terms of rental and insurance fee shall be amortized during the benefit period of each cost pursuant to pro rate method. k. Investasi Investasi Jangka Pendek k. Investment Short-term Investment Deposito berjangka yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar perolehan. Time deposit due less than three months but pledged and time deposit due more than three months shall be served as short term investment and mentioned amounting to acqusition value. 21 194 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Investment to Association Company Penyertaan jangka panjang pada perusahaan asosiasi dengan kepemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebagai biaya perolehan (metode biaya). Penyertaan dengan kepemilikan antara 20%-50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ini,investasi saham pada perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah bersih kenaikan atau penurunan laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi dan dividen yang diterima sejak tanggal akuisisi. Long-term Investment in shares of stock in associated company with less than 20% ownership is stated at cost (cost method). The investment with the ownership of at least of 20% but not exceeding 50% are recorded by equity method in which investment in shares are recorded at cost adjusted by net amount of increase or decrease of equity in the net earnings or losses of the associated company and dividends received since the date of acquisition. l. Tanah Belum Dikembangkan l. Land for Development Tanah yang belum dikembangkan adalah tanah yang sudah dimiliki tetapi belum mulai dikembangkan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dan akan dipindahkan sebagai akun persediaan pada saat mulai dikembangkan dan dibangunnya prasarana. Land for Development is the land that has been owned, but has not yet developed. It shall be considered on the basis of the lowest value between acquisition value and net realization value and removed as inventory account at the time the infrastructure began to be developed and built. m. Aset Tetap 1). m. Fixed assets Kepemilikan Langsung 1). Direct Acquisition Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk aset tetap tertentu yang digunakan dan diperoleh sebelum tahun 1987, dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah No.45 tanggal 2 Oktober 1986 dengan kredit ke akun "selisih penilaian kembali aset tetap" dalam bagian ekuitas di neraca. Fixed Assets shall be stated on the basis of acquisition cost after deduction of accumulated depreciation, except in certain fixed asset so required and acquired prior to 1987, revalued under Government Regulation No.45 dated October 2 1986 so credited to the account "Difference of reassesment on fixed asset" in part of equity in balance sheet. Peralatan proyek disusutkan berdasarkan metode jumlah angka tahun yang disesuaikan, sedangkan aset tetap yang lainnya berdasarkan metode garis lurus. Project equipment is depreciated under sum of the years digit method so duly adjusted, while other fixed asset shall be made under straight line method. Estimasi umur ekonomis aset tetap sesuai Surat Keputusan Direksi No.01.09./A.DIR 0702/95 tanggal 22 Desember 1995, adalah sebagai berikut : Estimated useful life of fixed asset based on Letter of Decision of Board of Director No.01.09/A.DIR 0702/95 dated December 22, 1995 set forth as follows : Prasarana Bangunan kantor, mess/guest house, rumah tinggal/ villa permanen. Bangunan semi permanen dan pabrik Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor Peralatan proyek - Mesin dan peralatan prefab Tahun / Years 20 10 4 4 Infrastructure Office building, employee housing, guest house and permanent villa Semi permanent building and plant Office equipment Motor Vehicles Project equipment- Machines and prefab housing 22 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 195 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan housing Peralatan produksi/pabrik - Mesin dan peralatan pabrik tiang beton Mesin dan peralatan pabrik 2. Accounting Policy - Continued 4-8 equipment Project equipment- Machines and pilling plant equipment Machines and plant equipment 4-8 4-8 Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutan dan amortisasinya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Maintenance and repairs cost are charged as an expense as incurred in consolidated financial statement. Renewals and improvements which extend the useful lives of the fixed assets are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their acquisition cost and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements, and the resulting gains and losses are recognized in the statements of income. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan dipindahkan ke aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan. Construction in progress stated at cost and removed into fixed asset at the time of the completion and ready to be used. 2). Sewa 2). Leases Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Lease is classified as financing lease, if such lease transfers substantially all risks and benefits related to the ownership of the assets. Lease is classified as operating lease, if such lease does not transfers substantially all risks and benefits related to the ownership of the assets. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah : Lease classification as financing lease or operating lease shall be made under the substance of transaction and instead of the form of contract. The example of either individual or collective situation in normal condition refering to the lease which is classified as financing lease shall be as follows : a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lesse pada masa sewa. a) Lease shall transfer the ownership of asset to the lessee at the termination of lease period. b) Lesse mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan. b) Lease shall have option to purchase the asset on sufficient low price rather than fair value as of the date of the commencement of the implementation of the option. Therefore, in the initial lease, it may ensure that the option shall be implemented. c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan c) Lease period shall be intended to most economic aging of assets, though, abandonment is not transferred. d) 23 196 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. At the initial lease period, present value of total of minimum lease payment in substantial manner shall approach fair value of lease asset, and PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan e) 2. Accounting Policy - Continued Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lesse yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. e) Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan : Lease asset shall have special characteristic and in which only lessee who may use it without requiring modification materially. Indication from the individual or collective situation may show that the lease is classified as financing lease so set forth as follows : a) Jika lesse dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lesse. a) If the lessee cancel to lease, then the loss suffered by lessor related to such cancellation shall be duly borne by lessee. b) Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu disebabkan kepada lesse sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental dan setara dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa );dan b) Pofit or loss of scrap fair value fluctuation shall be borne to the lessee, for an example, in form of lease discount and equal to the most of scrap selling proceeds at the termination of lease period; and c) Lesse memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dengan nilai pasar rental. c) Lessee shall be capable to continue the lease to the second period with lease value in substantial manner that is more than lease market value. n. Proyek Kerja Sama n. Joint Operation Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masingmasing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada pengelola dengan kewajiban yang tertuang dalam perjanjian kerjasama menurut porsi yang ditetapkan. Pengelola proyek dibentuk dengan dengan anggota yang berasal dari masing-masing pihak yang melakukan perjanjian. Pengelola proyek ini melaksanakan kegiatan pembangunan proyek yang berasal dari pemberi kerja (owner ) dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan tersebut termasuk laporan pertanggungjawaban keuangan dan proyek kepada masing-masing pihak yang melakukan perjanjian kerja sama. Penyerahan dana kepada pengelola proyek dicatat dan diberlakukan sebagai Setoran Dana Kerja Sama Operasi. The company has cooperation agreement with various parties as contained in respective agreement, in form of fund submission to the management under the obligation entered into in the cooperation agreement pursuant to the determined portion. Project management shall be formed by the member from the respective parties conducting the joint operation agreement. This project management shall implement project developing activities recommended from the owner and shall be held full liable to any and all activities including financial and project liable statement to respective party carrying out the joint operation agreement. Fund submission to the said project management shall be recorded and applied as fund for paid up operational joint operation. Pendapatan diakui pada saat laporan pertanggungjawaban proyek disetujui dan dicatat sebesar porsinya. Income is recognized upon the approval and record of project liable statement under the quantity of the portion. o. Aktiva tetap yang tidak di gunakan dalam usaha o. Unused Assets Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain. Fixed assets that are not required in terms of business activities shall be declared amounting to the acquisition price and not depreciated in other assets classification. 24 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 197 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued p. Kewajiban bruto pemberi kerja p. Due to customers Kewajiban bruto pemberi kerja merupakan kewajiban perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Kewajiban bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin. Due to customer shall constitute liability of the company originating from the constructing contracted activities as carried out and being in the implementation process. Due to customer shall be served amounting to the difference between the accrued cost so increased by the admitted profit, then deducted by the admitted loss and installment. q. Uang Muka dari Pelanggan q. Advance from Costumer Uang muka dari pelanggan merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan atau pemilik proyek. Jumlah tersebut secara proporsional akan dikompensasikan dengan tagihan yang didasarkan atas kemajuan fisik yang telah dicapai. Down payment made by the costumer shall constitute down payment received from the said costumer or the owner of project. Such amount in proportional manner shall be compensated by the invoice on the basis of achieved physical improvement. r. Hutang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi r. Bonds and Deferred Issuance Cost Hutang obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto. Bond debt shall be served amounting to the nominal value after calculating the amortization of premium or discount. Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang harus dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan emisi neto obligasi. Selisih antara emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang harus diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan metode garis lurus. Bonds issue expense shall constitute transaction cost shall be deducted directly by the issue proceeds in order to determine bonds net issue proceed. The diferrence between net issue and nominal value shall constitute discount or premium so duly amortized within the period of bonds under straight line method. s. Biaya Emisi Saham s. Share Issue Cost Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran perdana saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) yang merupakan komponen ekuitas dalam neraca konsolidasian. All expenses occurred in connection with the initial bid of the Company shares to the public shall be recorded as set off Additional Paid Up Capital constituting the component of equity in consolidated balance sheet. t. Saham Beredar yang Diperoleh Kembali t. Treasury Stock Saham beredar yang diperoleh kembali ditarik dari peredaran, dinyatakan sebesar nilai nominal (par value method) dan disajikan sebagai pengurang "Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh" pada neraca konsolidasian. Selisih harga perolehan kembali dengan nilai nominal saham disajikan sebagai pengurang akun "Tambahan Modal Disetor" (Agio Saham). Share supply as reacquired and drawn from the circulation shall be declared amounting to the par value and served as set off "Full subscribed and paid up capital" in consolidated balance sheet. The difference between re price acquisition and share nominal value shall be served as set off for the account "Additional Paid Up Capital" (Premium). 25 198 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued u. Dana Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja u Pension and Other Benefit Cost Dana Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun WIKA untuk pegawai organik yang masa penerimaan sampai dengan tahun 2006, untuk pegawai dengan masa penerimaan 2007 dan seterusnya serta pegawai terampil diikutsertakan pada program pensiun iuran pasti yang pelaksanaannya dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife. Pension Fund The company shall provide definite benefit pension program managed by WIKA Pension Fund to organic employee with the recruitment period of 2007 and subsequently and non-organic employee (skillful employee) shall be participated in definite premium pension program in which the implementation shall be managed by Manulife Financial Institution Pension Fund. Iuran pegawai ditetapkan 5% dari pendapatan tetap pegawai, sedangkan iuran beban perusahaan sebesar 12,3% dari pendapatan tetap pegawai. Employment premium shall determined of 5% of fixed income of the employee, while the company expense premium shall be 12.3% of fixed income of the employee. Sejak tahun 2006 Dana Pensiun telah berada pada posisi Full Funded , sehingga perusahaan hanya memiliki kewajiban untuk pemenuhan iuran saja dan tidak mempunyai kewajiban untuk pemenuhan dana Past Service Liabilities (PSL). As of 2006, Pension Fund has been in Full Funded Position, such that the company is only obliged to only fulfill the premium and is not obliged to fulfill the fund to Past Service Liabilities (PSL). Namun sesuai Laporan Aktuaris PT. Dian Artha Tama atas Laporan Berkala Dana Pensiun PT Wijaya Karya per 31 Desember 2009 atas analisa perubahan surplus (defisit), untuk tahun 2009 telah terjadi kenaikan Kewajiban Aktuaria yang cukup besar terutama disebabkan oleh : - Realisasi PhDp rata-rata diatas dari yang diasumsikan - Perubahan asumsi tingkat kenaikan PhDP But according Actuaries report PT. Dian Artha Tama on Pensions Newsletters PT Wijaya Karya as of December 31, 2009 on the analysis of changes in surplus (deficit), for the year 2009 has been an increase in Actuarial Liability significant mainly due to: Atas kondisi tersebut telah mengakibatkan kondisi surplus di tahun sebelumnya berubah menjadi defisit sebesar Rp 44 milyar. Above conditions have resulted in a surplus condition in the previous year turned into a deficit of Rp 44 billion. Perusahaan tetap mengikutsertakan seluruh karyawan pada program jaminan hari tua melalui PT Jamsostek. The company continues to participate all employee in pension Program through Manpower Social insurance to PT Jamsostek. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan menghitung kewajiban imbalan pasca kerja dengan metode projected unit credit , sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2004). Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Biaya jasa lalu sebagai dampak perubahan asumsi aktuaria bagi karyawan aktif diakui dalam laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan tersebut. Imbalan kerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban pada saat terjadi. Compensation of Post Employee Benefits The company calculates post employment compensation liability under projected unit credit method in accordance with PSAK 24 (Revision 2004). The current service cost shall be admitted as the current year expenses. Cost carry forward as impact of actuary assumption changes to active employee shall be admitted in profit and loss statement within the remaining average services period of the employees. Work compensation in respect of termination of employment relationship shall be admitted as liability and expenses at the time it occurs. - Realization PhDp above the average of its assumed - Change the rate of increase PhDP assumption 26 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 199 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued v. Uang Muka Proyek Jangka Panjang v. Advance for Long-Term Projects Uang muka proyek jangka panjang merupakan uang muka yang diterima dari pemberi kerja atau pemilik proyek atas pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan yang jangka waktu penyelesaian proyek lebih dari satu tahun. Jumlah tersebut secara proporsional akan dikompensasikan dengan tagihan yang didasarkan atas kemajuan fisik yang telah dicapai. Long-term projected down payment shall consitute down payment as received from the employer or the owner of the project in respect of constructing activities that shall be conducted within the period of more than one year for the completion of the project. Such amount in proportional manner shall be duly compensated under the invoice on the basis of achieved physical improvement. w. Pengakuan Pendapatan dan Beban w. Revenue and Expense Recognition Pendapatan bidang usaha konstruksi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaiaan. Persentase penyelesaian konstruksi ditetapkan berdasarkan kemajuan fisik proyek yang dinyatakan dalam bentuk Berita Acara Opname Proyek (BAOP) yang ditandatangani kedua belah pihak. Terhadap pendapatan usaha konstruksi yang telah diterbitkan fakturnya diakui sebagai piutang usaha, sedangkan yang belum diterbitkan fakturnya diakui sebagai tagihan bruto pemberi kerja. Income of construction business field is recognized on the basis of percentage of completion method. The construction percentage of completion shall be determined under projected physical improvement declared in form Minutes of Project Opname signed both parties. In terms of constructions income which its invoice has been issued shall be recognized as trade receivable, while the invoice not yet issued shall be recognized as due from customer. Pendapatan bidang manufaktur dan perdagangan diakui berdasarkan penyerahan barang kepada pembeli. Pendapatan penyewaan alat-alat berat dihitung berdasarkan masa penggunaannya. Terhadap pendapatan yang telah diterbitkan fakturnya diakui sebagai piutang usaha, sedangkan yang belum diterbitkan fakturnya diperlakukan sebagai pendapatan yang akan diterima. Income of manufacture and trading shall be recognized under goods delivery to purchaser . Income of heavy tools rental services is calculated under the period of use. In terms of issued income, the invoice issued shall be recognized as trade receivable, while the invoice non-issued shall be treaten as invoice that shall be received. Pendapatan bidang usaha perumahan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method ) yaitu setelah penandatanganan akte jual beli untuk penjualan tunai dan setelah akad kredit untuk penjualan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari bank. Income of real estate business field shall be recognized under full accrual methods i.e. upon the signing of deed of sale purchase for cash selling and deed of credit for the selling through Housing Ownership Credit (KPR) from the bank. Berdasarkan ketentuan tersebut, pendapatan dari penjualan rumah diakui bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi : 1). Penjualan tanah dan bangunan fasilitas KPR: a Pengikatan jual beli telah berlaku On the basis of foregoing conditions, income of housing selling shall be recognized if the following conditions have been fulfilled : 1). Land and building sales under KPR facilities : a Agreement of sale and purchase shall be effective ) b Sale price shall be collected in which the amount of ) received payment shall be at least 20% of sale price as mutually agreed. b Harga jual akan tertagih di mana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati. c Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi terhadap hutang lain dari pembeli. c 27 200 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Invoice so submitted by the seller to the purchaser in the subsequent periods shall be free from subordination to other loans of the purchaser. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan d 2. Accounting Policy - Continued Penjual telah mengalihkan kepada pembeli seluruh risiko dan manfaat kepemilikan yang umum yang terdapat pada suatu transaksi penjualan, dan penjual selanjutnya tidak mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan dengan aset (property ) tersebut. Dalam hal ini setidak-tidaknya bangunan tersebut telah diserahterimakan dan siap dihuni. d The seller have transferred to the purchaser all general ownership risks and benefits contained in sale transaction, and the seller hereinafter shall not be held liable to or involve significantly with assets (property). In the manner, such building at least shall have been delivered and accepted and shall be ready to be lived. 2). Penjualan tanah dan bangunan tanpa fasilitas KPR Pengakuan pendapat atas penjualan tanah beserta bangunan tanpa fasilitas KPR bank dilakukan bila pembeli telah membayar minimum 50% dari harga jual dan nilai progres pembangunan telah mencapai minimal 80%. 2). Land and building sales without KPR facilities : Income recognition in respect of land and building sale without bank KPR facility shall be conducted, if the purchaser has made minimum payment of 50% of sale price and development progress has minimum reached 80%. 3). Penjualan kavling tanah tanpa bangunan. 3). Revenue from sale of land without building. a Pengikatan jual beli telah berlaku a Agreement of sale and purchase shall be effective b Harga jual akan tertagih di mana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati. b Sale price shall be collected in which amount of received payment shall reach at least 20% of the sale price as mutually agreed. c Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi terhadap hutang lain dari pembeli. c Invoice as submitted by the seller to the purchaser in subsequent periods shall be free from the subordination in respect of other loans from the purchaser. d Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan lahan yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi kewajiban penjual sesuai pengikatan jual beli. d The Seller shall not be held significant liable to complete sold improvement on land, facility development so undertaken or as obligation of the seller in accordance with the agreement of sale and purchase. 4). Pengakuan pendapatan atas penjualan apartemen diakui dengan metode persentase penyelesaian, apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi. 4). Income recognition in respect apartement sale shall be recognized under percentage of completion method, if all this following criteria shall be fulfilled: a Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi; a Construction process shall pass initial phase, such as building foundation shall have been completed and all requirements to begin the development shall have been fulfilled; b Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli. b The amount of payment by the purchaser shall reach 20% of the sale price so duly agreed and such amount shall not be returned to the said purchaser; and c Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. c The total income of development unit sale and cost may be estimated reliably. 28 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 201 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Apabila semua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode deposit, sampai semua persyaratan terpenuhi. If the aforementioned terms and conditions fail to be complied with, then consequently all the money receipt from the customer shall be recorded as down payment made by the said customer pursuant to the deposit method until the compliance with the terms and conditions. Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual method). The expenses shall be recognized in accordance with the benefits in the relevant year (accrual method). x. Bunga Pinjaman x. Interest Loans Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membangun/membuat aset tetap sampai konstruksi selesai, dibebankan sebagai unsur harga perolehan. Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan bidang realty dan konstruksi dibebankan ke harga pokok. Bunga untuk pembiayaan bidang usaha industri dan perdagangan dibebankan sebagai beban lain-lain. Interest of loan required to build/make fixed asset until construction finished shall be borne as an element of acquisition cost.Interest of Loan so required to finance realty and construction business field shall be borne in cost of goods sold. Interest for the industrial and commercial business field finance shall be subject to such other expenses. y. Beban ditangguhkan y. Deferred Expense Yang dapat termasuk dalam beban ditangguhkan diantaranya : a Pengeluaran untuk pendirian suatu segmen dalam tahap pengembangan. b Pengurusan legal hak atas tanah. a Outcome for the establishment developmental phase. b Legal management for land right. Biaya ditangguhkan disajikan di Neraca pada nilai bersihnya, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Deferred expense shall be served on Balance sheet in the net value, i.e. acquisition price is deducted by amortization accumulated. Pembebanan pada periode berjalan dilakukan dengan metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa manfaatnya paling lama 3 tahun. Pembebanan dimulai saat manfaat dari pengeluaran tersebut mulai terjadi. The cost for the current year period shall be imposed under straight line method in accordance with the assumption of benefit period within no later than 3 years. Such charges shall be commenced upon the benefit of accrued outcome. Deferred expense shall include the following matters : z. Goodwill on a segment in z. Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih anak perusahaan pada saat akuisisi. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun. Goodwill shall constitute positive increment not identified between acquisition cost and net asset fair value of subsidiaries during the acquisiton. The goodwill shall be amortized within 5 years. aa. Revaluasi aa. Revaluation Revaluasi aset tetap dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Selisih antara nilai revaluasi dan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap dibukukan dalam perkiraan modal dengan nama Selisih Penilaian Aset Tetap. Revaluation of fixed assets shall be conducted on the basis of Decree of Minister of Finance No.384/KMK.04/1998 dated August 14, 1998. The difference between revaluation value and book value of fixed assets shall be booked in capital assumption in the name of Difference of Fixed Assets Assestment. 29 202 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Beban penyusutan aset tetap yang direvaluasi dicatat berdasarkan metode garis lurus dengan tarif penyusutan yang dihitung menurut sisa umur ekonomis aset tersebut. Depreciation expense of fixed assets so revaluated shall be recorded on the basis of straight line method with depreciated rate calculated in accordance with the remaining asset economic aging. Pada saat pencatatan revaluasi, akumulasi penyusutan bangunan dieliminasi ke dalam jumlah bruto dari aset bangunan, sehingga harga perolehan tercatat merupakan nilai wajar dari hasil revaluasi atas bangunan tersebut. During the record of revaluation, accumulated depreciation for the development shall be eliminated in gross amount of development asset, such that the recorded acquisition price shall be fair value of revaluation proceeds for such building. ab. Pajak Penghasilan ab. Income Tax Beban pajak kini untuk anak perusahaan ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk anak perusahaan diakui atas konsekuensi pajak pada tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban pada tanggal neraca. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa mendatang. Current tax assesment for subsidiaries shall be determined under income after tax within the related period calculated on the basis of the prevailing tax rate. Deferred tax asset and liability for subsidiaries shall be recognized for the consequence of tax in the subsequent years accrued from the difference of recorded amount on asset and liability pursuant to the financial statement under asset and liability tax assesment on the date of balance sheet. The deferred tax assesment shall be recognized to all temporary difference of tax assesment and deferred tax asset shall be recognized of temporary difference that may be deducted an accumulation of fiscal loss, to the extent that it may be possible that it may have benefit to deduct income tax hereafter. Pajak tangguhan untuk anak perusahaan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi konsolidasi atau ke ekuitas apabila pajak tersebut berhubungan dengan transaksi yang langsung dikreditkan atau dibebankan ke ekuitas. Deferred tax for subsidiaries is calculated under the prevailing tax rate or insubstantial manner shall have been applicable on the date of the balance sheet. The deferred tax shall be borne or credited in consolidated profit loss statement or equity if such tax is in connection with the transaction so credited or borne to the equity in direct manner. Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No.40 Tahun 2009 yang diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 yang merupakan Perubahan (revisi) atas Peraturan Pemerintah RI No.51 Tahun 2008 yang telah diundangkan tanggal 23 Juli 2008 tentang Pajak atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah RI No.140 tahun 2000, PT Wijaya Karya (Persero) sebagai pelaksana konstruksi sesuai pasal 10B PP No.40 tahun 2009 dikenakan tarif 3% final untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008. Related to the stipulation of Government Regulation of the Republic of Indonesia No.40 Year 2009 so enacted on June 4, 2009 as revised of No.51 Year 2008 so enacted July 23, 2008 regarding Income Tax of Construction Service Business as the substitute of Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 140 Year 2000, PT Wijaya Karya (Persero) as the construction management pursuant to Article 10B Government Regulation No.40 Year 2009 shall be subject to tariff 3% final to the contract so achieved as August 1, 2008. 30 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 203 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan 2. Accounting Policy - Continued Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya, tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara penghasilan pajak final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan pajak final pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak The difference of asset or liability recorded value in connection with final income tax and basis for tax assesment shall not be recognized as deferred asset or liability. Current tax charges in connection with the income as subject for final income tax shall be recognized proportionally with the amount of income pursuant to the accountant so recognized in the consequtive periods. The difference between final income tax so fully paid by the amount borne as final income tax in terms of calculation on consolidated profit loss shall be recognized as witholding tax or tax payable. Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, penghasilan yang telah dikenakan PPh final tidak lagi dilaporkan sebagai penghasilan kena pajak, semua beban sehubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan PPh final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan, dan terhadap saldo aset pajak tangguhan tahun 2007 telah dibebankan pada tahun berjalan. In accordance with laws and regulations of taxation, income after Final Income Tax shall not be reported as taxable income, all charges in connection with the income income after Final Tax Income shall not be deducted. In addition, both the income and charges shall be required in profit loss calculation pursuant to the accounting. Therefore, there is no temporary difference, such that it shall not be recognized that there is no deferred tax asset or liability , and in respect of the deferred tax asset balance year 2007, it has been borne in the consequitive years. Pada laporan keuangan per 31 Desember 2008, perusahaan belum menerapkan ketentuan perpajakan sebagaimana diatur dalam PP No.51 Tahun 2008 secara keseluruhan, tetapi menghitung Kewajiban perpajakan sesuai PP No.51 Tahun 2008 hanya untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008 (tidak memberlakukan sejak 1 Januari 2008), dengan pertimbangan Perusahaan secara bersamasama dengan Kontraktor BUMN Karya lainnya dan Asosiasi Kontraktor Indonesia telah mengajukan surat keberatan terhadap pemberlakuan PP No.51 Tahun 2008 yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2008 dan diundangkan pada tanggal 23 Juli 2008, yang berlaku surut sejak 1 Januari 2008. In the financial statements as of December 31, 2008, the company has not implemented the tax provisions as stipulated in Government Regulation No.51 of 2008 as a whole, but calculating tax obligations according to Regulation No.51 of 2008 only to contracts derived from August 1, 2008 (does not apply since January 1, 2008), with consideration of the Company jointly with any other contractor's work and the stateowned Indonesian Contractor's Association has submitted a letter of objection to the application of Regulation No.51 of 2008 which was issued on July 20, 2008 and promulgated on July 23, 2008, with retrospective effect from January 1, 2008. ac. Laba Bersih Per Saham ac. Net Earning Per Share Laba bersih per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Net earnings per share of each calculated by dividing net income by the average number of shares that were outstanding weigh the year concerned. ad. Segmen Usaha ad. Business Segment Informasi pelaporan segmen usaha disajikan untuk menunjukkan hasil usaha grup yang berasal dari tiap segmen berdasarkan bidang usaha. Business segment reporting information served in order to show group business proceeds originating from each segment on the basis of the business field. 31 204 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. Kas dan Setara Kas Akun ini terdiri dari : Kas Bank Pihak hubungan istimewa : Rupiah PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BNI (Persero), Tbk. PT Bank Jatim PT Bank BTN (Persero), Tbk. PT Bank BPD Sumsel PT Bank BPD Jabar Banten PT Bank BPD Aceh PT Bank BPD Kaltim PT Bank BPD Riau PT Bank BPD Syariah PT Bank BRI (Persero), Tbk. PT Bank Bukopin, Tbk PT Bank Syariah Mandiri Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BNI (Persero), Tbk. PT Bank BRI (Persero), Tbk. Euro Eropa PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. Yen Jepang PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BRI (Persero), Tbk. Pihak ketiga : Rupiah PT Bank Mega, Tbk. PT Bank NISP, Tbk. PT Bank Danamon, Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Lippo PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Central Asia, Tbk Bank DBS HSBC Bank PT Bank Panin, Tbk Bank Syariah Mandiri PT Bank Bukopin, Tbk Deutch Bank Bank Standard chartered PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Bank Mizuho PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 3. 2009 Cash and Cash Equivalent 2008 13,860,889 5,842,449 93,144,470 18,542,200 1,605 1,143,448 4,203 221,575 1,700 634,089 363,255 127,730,243 6,396,050 1,605 1,659,140 5,143 71,442 2,098,617 7,205,702 16,008,777 23,532,661 353,540 724,548 14,905,400 101,562 9,225,205 72,706,597 119,092 30,075,680 663,944 772,342 3,647,275 366,396 17,921 - 7,470,910 28,913 11,041,297 92,981 84,455,458 2,708,354 3,330,073 5,588 465,458 348,641 683,531 30,207 14,309 50,012 1,092,387 3,276 66,812,807 92,672 1,019,928 853,106 6,168,411 5,836 304,450 683,921 32,404 97,161 This account consists of : Cash Bank Related parties : Rupiahs PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BNI (Persero), Tbk. PT Bank Jatim PT Bank BTN (Persero), Tbk. PT Bank BPD Sumsel PT Bank BPD Jabar Banten PT Bank BPD Aceh PT Bank BPD Kaltim PT Bank BPD Riau PT Bank BPD Syariah PT Bank BRI (Persero), Tbk. PT Bank Bukopin, Tbk PT Bank Syariah Mandiri United States Dollar PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BNI (Persero), Tbk. PT Bank BRI (Persero), Tbk. European Euro PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. Japanese Yen PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BRI (Persero), Tbk. The third parties : Rupiahs PT Bank Mega, Tbk. PT Bank NISP, Tbk. PT Bank Danamon, Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Lippo PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Central Asia, Tbk . Bank DBS HSBC Bank PT Bank Panin, Tbk Bank Syariah Mandiri PT Bank Bukopin, Tbk Deutch Bank Bank Standard chartered PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Bank Mizuho 32 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 205 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 3. Kas dan Setara Kas - Lanjutan Dolar Amerika Serikat PT Bank Mega, Tbk. Citibank Bank DBS HSBC Bank PT Bank Danamon, Tbk Standart chatered Bank PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Yen Jepang Bank DBS HSBC Bank Bank Mizuho Euro Eropa Bank DBS Dinar Banque exterieure d'Algerie Dolar Singapura PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Deposito Berjangka Pihak Hubungan Istimewa Rupiah PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank Mandiri Syariah. PT Bank BNI (persero), Tbk. PT Bank BRI (persero), Tbk PT Bank BTN (persero), Tbk PT Bank Jabar PT Bank BTPN, Tbk PT Bank BRI (Persero) Syariah Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BRI (Persero), Tbk PT Bank Jawa Barat Pihak ketiga : Rupiah PT Bank Mega, Tbk. PT Bank DBS PT Bank Danamon, Tbk Bank Panin, Tbk PT Bank CIMB Niaga,Tbk Jumlah 3. Cash and Cash Equivalent - Continued 15,397 3,484,811 1,116,494 3,064 11,190,230 65,026 12,170,137 631 299,690 815,002 258,792 4,901 10,090,336 26,408,441 509,826 18,962,648 - 1,855,219 7,992,802 12,376,732 7,819,088 5,396 14,994 United States Dollar PT Bank Mega, Tbk. Citibank . Bank DBS HSBC Bank PT Bank Danamon, Tbk Standart chatered Bank PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Japanese Yen Bank DBS Bank HSBC Bank Mizuho European Euro Bank DBS Dinar Banque exterieure d'Algerie Singapore Dolar PT Bank Int'l Indonesia, Tbk Time Deposit 402,637,000 21,700,000 34,000,000 3,865,000 76,000,000 15,000,000 20,000,000 207,477,000 45,886,183 102,342,481 171,264,645 782,000 2,251,000 - 17,934,000 167,376,365 53,043,000 - Related parties Rupiahs PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank Mandiri Syariah. PT Bank BNI (persero), Tbk. PT Bank BRI (persero), Tbk PT Bank BTN (persero), Tbk PT Bank Jabar PT Bank BTPN, Tbk PT Bank BRI (Persero) Syariah United States Dollar PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT Bank BRI (persero), Tbk PT Bank Jawa Barat 27,027,926 4,864,230 30,466,126 25,447,778 1,540,949 1,051,432,167 The Third Parties : Rupiahs PT Bank Mega, Tbk. PT Bank DBS PT Bank Danamon, Tbk Bank Panin, Tbk PT Bank CIMB Niaga,Tbk Total 35,000,000 40,914,130 1,210,888,160 Seluruh deposito berjangka waktu di bawah 3 bulan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 seluruh deposito dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga antara 4,25% s.d. 9,60 % dan deposito mata uang asing, dengan tingkat suku bunga antara 4% s.d. 4,30 % tahun 2009 dan 8,75% s.d. 13,5% tahun 2008. Tidak terdapat kas dan setara kas yang dijadikan jaminan. The maturity period of all time deposits are below 3 months. During the year ended December 31, 2009 and 2008, all deposit in Rupiah currency earned interest at annual rate of 4,25% - 9,60% and in foreign currency earned interest of 4% 4,30% during the year ended December 31, 2009 and 8,75% 13,5% during the year ended December 31, 2008. There are no cash and cash equivalent have been pledged as collateral 33 206 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 4. PIUTANG USAHA 4. TRADE RECEIVABLES Akun ini merupakan piutang usaha dari jasa-jasa konstruksi, penyerahan barang hasil industri dan perdagangan, penyewaan alat-alat berat yang telah diterbitkan fakturnya dan piutang atas usaha realty, dengan rincian sebagai berikut : Pihak hubungan istimewa : Rupiah Dolar Amerika Serikat Akumulasi penyisihan Sub Jumlah Pihak ketiga : Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang DZD Dinar This account consists of trade receivables from the construction, delivery of industrial production and trading, heavy tools rental services in which the invoice has been issued and receivable for the realty business, as follows: 2009 2008 159,765,098 48,558,392 208,323,490 168,380,132 39,244,517 207,624,649 (4,629,634) (2,106,214) 203,693,856 205,518,435 680,392,621 70,578,810 9,209,398 760,180,829 876,653,589 8,835,739 1,323,789 19,699,111 906,512,228 Related parties : Rupiahs United States of America Dollar Allowance for doubtful accounts Sub Total The third Parties : Rupiahs United States of America Dollar European Euro Japanese Yen DZD Dinar (91,803,929) (72,928,672) Sub Jumlah 668,376,900 833,583,556 Sub Total Jumlah 872,070,756 1,039,101,991 Total Akumulasi penyisihan Rincian piutang usaha berdasarkan unit kerja adalah sebagai berikut : 2009 Pihak hubungan istimewa : Wika Induk Produk PT Wika Beton Produk PT Wika Realty Produk PT Wika Intrade Akumulasi penyisihan Allowance for doubtful accounts The detail of trade receivables based on work unit are as follows : 2008 105,594,557 98,340,838 2,322,992 2,065,103 208,323,490 68,133,061 88,489,517 3,398,863 47,603,208 207,624,649 (4,629,634) (2,106,214) Related parties : Parent company PT Wika Beton Product PT Wika Realty Product PT Wika Intrade Product Allowance for doubtful accounts 203,693,856 205,518,435 400,545,393 160,694,204 100,580,444 71,118,991 17,621,732 9,620,066 760,180,829 570,133,853 182,087,053 104,136,105 26,511,774 23,643,443 906,512,228 (91,803,929) (72,928,672) Sub Jumlah 668,376,900 833,583,556 Sub Total Jumlah 872,070,756 1,039,101,991 Total Sub Jumlah Pihak ketiga : Wika Induk Produk PT Wika Beton Produk PT Wika Realty Produk PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Akumulasi penyisihan Sub Total The third Parties : Parent company PT Wika Beton Product PT Wika Realty Product PT Wika Intrade Product PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Allowance for doubtful accounts 34 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 207 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 4. TRADE RECEIVABLES - Continued Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : 2009 Saldo awal Penambahan (Pengurangan) Saldo akhir The movement in the allowance for doubtful accounts is as follows : 2008 75,034,886 21,398,677 96,433,563 22,071,310 52,963,576 75,034,886 Beginning balance Addition (Deduction) Ending balance Berdasarkan analisa atas status masing-masing saldo akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang ragu-ragu. Based on the analysis for the status of each trade receivables account balance in the end of the year, the management of the company believes that the allowence for doubtful accounts is adequate to cover any possibility of loss on uncollected doubtful receivable. Rincian piutang sebagai berikut : The detail of trade receivables based on aging are as follows : usaha berdasarkan umur adalah 2009 Umur piutang s.d. 1 bulan > 1 s.d. 3 bulan > 3 s.d. 6 bulan > 6 s.d. 12 bulan > 12 bulan Jumlah 2008 430,942,098 241 111 561 241,111,561 86,174,643 60,105,053 150,170,964 968,504,319 Rincian saldo piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut : 2009 Pihak hubungan istimewa : PT Pertamina (Persero) PT Istaka Raya PT PLN (Persero) Pembangunan Perumahan PT Adhi Karya (Persero), Tbk PT Waskita Karya PT Rekayasa Industri PT Nidya Karya PT Brantas Abipraya PT Pertamina Unit V Balikpapan PT Hutama Karya Dirjen PU Cipta Karya Jakarta Cipta Karya - Kabupaten Dairi DPU dan Kimpraswil Kaltim PT Petrokimia Gresik Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Angkasa Pura I Pemprov Sumatera Selatan Muba Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan Jasa Marga PT PTPN 8 541,687,876 163 505 751 163,505,751 99,240,699 48,999,215 260,684,841 1,114,118,382 Aging schedule 0 up to 1 months > 1 up to 3 months > 3 up to 6 months > 6 up to 12 months > up to 12 months Total The detail of trade receivables balance based on customer are as follows : 2008 20,837,647 19,972,988 27,759,048 13,712,483 13,217,050 35,509,971 4,431,687 9,155,205 15,251,728 2,426,354 7,984,380 1,096,113 3,316,909 35 208 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 94,273,980 19,475,175 18,739,359 17,246,886 11,364,158 9,142,026 7,580,765 5,298,833 4,881,180 3,725,931 1,772,534 1,716,925 1,456,072 1,285,540 1,164,671 1,071,776 - Related parties : PT Pertamina (Persero) PT Istaka Raya PT PLN (Persero) Pembangunan Perumahan PT Adhi Karya (Persero), Tbk PT Waskita Karya PT Rekayasa Industri PT Nidya Karya PT Brantas Abipraya PT Pertamina Unit V Balikpapan PT Hutama Karya Dirjen PU Cipta Karya Jakarta Cipta Karya - Kabupaten Dairi DPU dan Kimpraswil Kaltim PT Petrokimia Gresik Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Angkasa Pura I Pemprov Sumatera Selatan Muba Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan Jasa Marga PT PTPN 8 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA - Lanjutan Pihak hubungan istimewa - lanjutan : Pelanggan Wika Beton PLTU Sulut Proyek Bintumen Hubungan istimewa lainnya di bawah Rp 1.000.000 Akumulasi penyisihan Sub Jumlah Pihak ketiga : PT Jakarta Lingkar Barat PT Sumber Segera Primadaya PT UE Assa PT Bukit Darmo Property PT Marga Nujyasumo Agung Cojaal PT Lapindo Brantas PLTU Labuan Banten 2 Labuan PT Sahid Sahirman PLTU Jetty y Labuan USAID PT Truba Jaya Engineering Mitsubishi/ PLTGU Muara Karang Teluk Naga Deyon Resources PT PT Alfa Goldland Realty Gloria Ramayana, PT Pabrik Metanol Brunai Dinamika Karya Utama, PT PLTU Indramayu Traveller Suramadu PT Pelindo III PKS Malingping MHWS PT Inco, Tbk. PT Sunindo Gapura Prima Sinar Himalaya PT Permata Berlian Realty, PT. PKS Adaro Pabrik Tower Transisi Teluk Naga CMEC/ PLTU Labuan Angin I & II Pabrik Conveyor Phase 2 Sukses Karya Perdana. PT. PLTMG Palembang PKS Buana Karya Bhakti Centunion 3 China National Machinery & Equip. PT Indocement Tunggal Perkasa PT GRHA 165 PT Magnium Anugerah Lestari PT Lucky Sakti PT Excelcomindo Pratama, Tbk 4,932,950 7,294,274 1,731,877 19,692,826 208,323,490 (4,629,634) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 4. TRADE RECEIVABLES - Continued Related parties - continued: Customer of Wika Beton PLTU Sulut Bintumen Project Other related parties under 7,428,838 Rp 1,000,000 207,624,649 (2,106,214) 203,693,856 205,518,435 37,271,000 34,241,812 22,251,714 18,521,189 16,721,312 22,927,828 18,406,303 9,086,634 6,209,616 , , 24,084,658 15,179,588 11,327,039 5,548,138 2,001,001 2,015,680 4,732,698 1,006,923 623,372 1,489,467 6,086,158 1,796,826 37,115,859 4,542,973 5,867,216 - 142,785,000 77,013,968 34,241,812 31,167,164 23,348,849 23,220,804 22,927,828 22,393,413 18,958,485 12,118,458 , , 11,679,815 10,870,369 9,607,564 8,391,895 8,214,806 7,234,827 6,571,666 5,405,285 5,299,188 5,147,272 5,045,049 4,676,822 4,422,545 4,062,375 3,148,077 3,108,274 2,754,729 2,573,925 2,088,065 2,081,849 1,934,451 1,796,826 1,766,481 1,699,808 1,568,070 1,323,789 6,583,208 6,751,325 5,878,401 5,127,040 2,970,170 2,846,106 Allowance for doubtful accounts Sub Total The third parties : PT Jakarta Lingkar Barat PT Sumber Segera Primadaya PT UE Assa PT Bukit Darmo Property PT Marga Nujyasumo Agung Cojaal PT Lapindo Brantas PLTU Labuan Banten 2 Labuan PT Sahid Sahirman PLTU Jetty y Labuan USAID PT Truba Jaya Engineering Mitsubishi/ PLTGU Muara Karang Teluk Naga Deyon Resources PT PT Alfa Goldland Realty Gloria Ramayana, PT Pabrik Metanol Brunai Dinamika Karya Utama, PT PLTU Indramayu Traveller Suramadu PT Pelindo III PKS Malingping MHWS PT Inco, Tbk. PT Sunindo Gapura Prima Sinar Himalaya PT Permata Berlian Realty, PT. PKS Adaro Tower Transisi Teluk Naga CMEC/ PLTU Labuan Angin I & II Pabrik Conveyor Phase 2 Sukses Karya Perdana. PT. PLTMG Palembang PKS Buana Karya Bhakti Centunion 3 China National Machinery & Equip. PT Indocement Tunggal Perkasa PT GRHA 165 PT Magnium Anugerah Lestari PT Lucky Sakti PT Excelcomindo Pratama, Tbk 36 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 209 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA - Lanjutan Pihak ketiga - lanjutan: PT Sumber Daya Nusaphala PT Mandiri Dipta Cipta PT Bakri Swasakti Utama PT Mahkota Inti Citra Pelanggan PT WiK Insan Pertiwi Pelanggan Wika Beton Pelanggan Wika Realty Pelanggan Wika Intrade Srikaya PT Citra Margatama PT Indominco. PT Bakrie Metal Industries. PT Mitsubishi (Tanjung Priok) Cakrawala Sakti Kencana. PT Yayasan Mandiri Poso Energy, PT Swakarsa Sinarsentosa PT Dharma Intisawit Nugraha Kaltim Prima Coal. PT Pelanggan PT Wika Gedung PT Poso Energy Waskita UBH JO Pihak ketiga lainnya di bawah Rp 1.000.000 Akumulasi penyisihan Sub Jumlah Jumlah 2,548,065 25,882,844 137,590,952 79,315,861 72,365,547 3,902,433 9,481,171 12,376,781 1,020,214 28,550,139 5,685,207 3,057,204 3,327,148 2,432,793 1,892,720 4,080,300 9,620,066 3,327,148 6,832,643 37,836,589 760,180,829 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 4. TRADE RECEIVABLES - Continued The third parties - continued: 1,169,373 PT Sumber Daya Nusaphala 1,500,000 PT Mandiri Dipta Cipta 1,493,688 PT Bakri Swasakti Utama 1,111,701 PT Mahkota Inti Citra 23,643,443 Customer of PT Wika InsanPertiwi 182,087,053 Customer of Wika Beton 104,136,105 Customer of Wika Realty 26,511,774 Cusstomer of Wika Intrade Srikaya PT Citra Margatama PT Indominco. PT Bakrie Metal Industries. PT Mitsubishi (Tanjung Priuk) Cakrawala Sakti Kencana. PT Yayasan Mandiri Poso Energy, PT Swakarsa Sinarsentosa PT Dharma Intisawit Nugraha Kaltim Prima Coal. PT Customer of PT Wika Gedung PT Poso Energy Waskita UBH JO Other third parties under 4,053,238 Rp 1,000,000 906,512,228 (91,803,929) (72,928,672) 668,376,900 872,070,756 Allowance for doubtful accounts 833,583,556 1,039,101,991 Sub Total Total Piutang usaha dijaminkan pada bank-bank pemberi pinjaman (lihat catatan 20) Trade receivables have been pledged as collateral for Banks providing loan (see note 20) Proyek Trade Center Mall, Surabaya Trade Center Mall Project, Surabaya Perusahaan mempunyai piutang usaha sebesar Rp 34.241.811 atas Pembangunan Trade Center Mall yang sementara dihentikan pekerjaannya pada progres pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban pembayaran pada perusahaan. The company has trade receivable of Rp 34,241,811 for the development of Trade Center Mall as for the time being the activities are suspended. The activities progress is 78%. It is due to the employer of PT UE ASSA that fail to complete the payment liability to the company. Perusahaan telah membentuk penyisihan piutang raguragu sebesar 100% atas piutang tersebut untuk menutupi kemungkinan kerugian tidak tertagihnya piutang tersebut. Akumulasi penyisihan piutang masingmasing sebesar Rp 34.241.811 pada tahun 2009 dan sebesar Rp 28.771.345 pada tahun 2008 The Company has established the allowance for doubtful accounts for 100% of these receivables to cover possible losses on uncollectible receivables. Accumulated allowances for this accounts are Rp 34,241,811 and Rp 28,771,345 as of December 31, 2009 and 2008. Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan lebih lanjut pengadilan telah menunjuk Syahrial Ridho. SH.MH sebagai kurator. On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator. 37 210 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 5. PIUTANG RETENSI 5. RETENTION RECEIVABLES Akun ini merupakan jaminan yang ditahan oleh pemberi kerja dan dipotong dari setiap pembayaran yang diperoleh dan akan cair pada saat serah terima pekerjaan kedua, dengan rincian sebagai berikut : Pihak hubungan istimewa : Rupiah Dolar Amerika Serikat Sub Jumlah Pihak ketiga : Rupiah Dolar Amerika Serikat DZD Dinar Yen Jepang Sub Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah This account shall constitute retained guarantee by the employer and deducted by each acquired payment and shall be reimbursed at the time of delivery and acceptance of the second activities with the following detail specification : 2009 2008 80,206,457 5,556,734 85,763,191 48,893,067 9,787,692 58,680,759 Related parties : Rupiahs United States of America Dollar Sub Total 307,740,307 12,980,961 5,007,963 325,729,231 284,838,234 2,391,495 6,262,342 293,492,071 Third parties : Rupiahs United States of America Dollar DZD Dinar Japanese Yen Sub Total - Allowance for Doubtful Account (6,653,241) 404,839,180 352,172,831 Rincian piutang retensi per unit kerja adalah sebagai berikut : The detail of retention receivables based on work unit are as follows : 2009 Departemen Sipil Umum Departemen Bangunan Gedung Departemen Utilitas Departemen EPC Departemen Wilayah dan Luar Negeri PT Wika Gedung PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Realty Penyisihan piutang ragu-ragu Total 2008 44,800,464 91,423,315 45,765,252 143,184,651 57,480,525 2,676,910 2,496,032 23,665,273 (6,653,241) 404,839,180 71,608,612 90,628,009 97,226,577 15,725,438 45,178,669 31,805,525 Civil Construction Department Building Construction Department Utility Department EPC Department Foreign Affairs Department PT Wika Gedung PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Realty - Allowance for Doubtful Account 352,172,831 Perseroan mempunyai hak tagih penuh dan sampai saat ini tidak mengalami hambatan untuk melakukan pencairannya, dan rata-rata umur piutang retensi kurang dari satu tahun, sehingga manajemen berkeyakinan bahwa terhadap piutang retensi tersebut tidak dilakukan penyisihan, kecuali piutang retensi sebesar Rp 6.653.241 atas Pembangunan Trade Center Mall yang disisihkan 100% pada tahun 2009. The company reserved fully right to collect and until this time the company has no obstacle to collect and the average aging retained receivables within less than one year, such that management believes that there is no need to make provision for doubtful account for such retained receivable, except for retention receivables amounting to Rp 6,653,241 for Development of Trade Center Mall in 2009. 38 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 211 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan 5. RETENTION RECEIVABLES - Continued Rincian piutang retensi per customer adalah sebagai berikut Pihak hubungan istimewa : PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Bank Indonesia PT Petrokimia Gresik (Persero) Pemerintah Kabupaten Berau Ditjen. Perhubungan Darat DPU Bina Marga Kab. Medan PT PLN (Persero) Kal Sel & SulUt PT Pertamina DOH Jawa Barat BPLS Porong Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Pemda DKI Jakarta DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim DPU SNVT SDA Kalimantan III DPU & Kimpraswil Tarakan Pertamina PT (Kualanamu) PTPN 8 DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane Diknas Pemkab. Singingi Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Waskita - Usaha Batang Hari Dinas Bina Marga & Pengairan Kab.Bengkalis DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin DPU Pemprov. Papua Proyek PLTU SulUt Hubungan istimewa lainnya di bawah Rp 1.000.000 Sub Jumlah Pihak ketiga : Chengda China National Machinery & Equipment PT Sumber Daya Nusaphala UE ASSA Srikaya. PT. PT Bukit Darmo Property PT Citra Margatama Surabaya PT Bakrie Swasakti Utama Catholic Relief Services USAID II Ciliandra Perkasa Group PT Magnium Anugerah Lestari PT Marga Nujyasumo Agung PT Mahkota Inti citra These following are detail of retention receivable per customer as follows 2009 2008 226,659 6,475,000 20,362,250 14,727,461 5,992,881 7,399,730 6,476,932 1,891,617 1,192,661 1,568,642 3,493,589 1,474,182 2,420,954 6,206,521 1,532,653 10,326,662 2,799,558 226,659 3,666,351 820,343 2,442,898 2,018,027 5,974,876 11,781,830 2,054,154 6,654,266 5,386,532 - 1,582,129 780,039 - 541,989 220,578 266,216 1,793,749 - 669,412 85,763,191 2,995,951 58,680,760 Related parties : PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Bank Indonesia PT Petrokimia Gresik (Persero) Pemerintah Kabupaten Berau Ditjen. Perhubungan Darat DPU Bina Marga Kab. Medan PT PLN (Persero) PT Pertamina DOH Jawa Barat BPLS Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Pemda DKI Jakarta DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim DPU SNVT SDA Kalimantan III DPU & Kimpraswil Tarakan Pertamina PT (Kualanamu) PTPN 8 DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane Diknas Pemkab. Singingi Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Waskita - Usaha Batang Hari Dinas Bina Marga & Pengairan Kab.Bengkalis DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin DPU Pemprov. Papua Proyek PLTU SulUt Other related parties under Rp 1,000,000 Sub Total 78,232,948 7,805,703 6,653,241 23,276,229 1,516,011 26,189,238 5,033,646 1,579,029 54,138,029 14,020,515 7,798,920 6,653,241 4,802,433 18,999,585 10,032,985 4,473,182 4,787,521 21,721,765 2,768,550 2,858,922 3,628,734 1,768,253 Third parties : Chengda China National Machinery & Equipment PT Sumber Daya Nusaphala UE ASSA Srikaya. PT. PT Bukit Darmo Property PT Citra Margatama Surabaya PT Bakrie Swasakti Utama Catholic Relief Services USAID II Ciliandra Perkasa Group PT Magnium Anugerah Lestari PT Marga Nujyasumo Agung PT Mahkota Inti citra 39 212 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan Pihak ketiga - lanjutan: PT Dian Anggara Persada Canadian Red Cross Society PT Bumi Serpong Damai PT Sumbergas Sakti Prima PT Graha 165 PT Sahid Sahirman Cojaal PT Lucky Sakti PT Indocement Tunggal Perkasa PT Permata Berlian Realty PT Dinamika Karya Utama Mitsubishi Corporation Sumitomo CNEEC PT Sinar Himalaya PT Buana Karya Bakti PT Panca Surya Agrindo PT Teknik Umum PT Trubajaya Engineering PT Sumber Alfaria Trijaya PT Adaro Indonesia PT Pandega Citra Niaga PT Sunindo Gapura Prima PT Cakrawala Sakti Kencana PT Deyon Resources Australian Red Cross Society PT Alfa Goldland Realty PT Jakarta Lingkar Barat PT Medco Power Indonesia Yayasan Kesehatan Bank Mandiri Pelanggan Wika Realty PT Gloria Ramayana PT Samadita Karya Indominco Pelanggan Wika Insan Pertiwi Pelanggan Wika Gedung Pihak ketiga lainnya di bawah Rp 1.000.000 Sub Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 5. RETENTION RECEIVABLES - Continued Third parties - continued : 3,977,642 21,386,162 3,078,331 7,417,951 6,572,716 1,159,091 13,366,796 23,902,016 1,492,155 1,268,625 1,306,150 6,942,241 6,865,654 2,330,182 8,738,819 5,877,296 15,005,950 23,665,272 2,782,381 3,639,560 3,354,092 2,496,033 2,676,910 1,600,000 7,298,162 215,224 1,636,207 2,384,335 3,980,806 9,166,409 2,883,292 3,052,337 8,584,799 2,386,364 4,249,714 188,930 9,577,947 2,262,600 1,254,882 2,612,300 203,601 1,358,796 2,463,904 1,167,509 7,097,539 1,191,864 5,590,482 4,194,886 1,584,946 1,199,078 7,515,000 1,186,318 1,477,082 31,545,127 - 6,141,161 325,729,231 3,928,999 293,492,071 (6,653,241) 404,839,180 - PT Dian Anggara Persada Canadian Red Cross Society PT Bumi Serpong Damai PT Sumbergas Sakti Prima PT Graha 165 PT Sahid Sahirman Cojaal PT Lucky Sakti PT Indocement Tunggal Perkasa PT Permata Berlian Realty PT Dinamika Karya Utama Mitsubishi Corporation Sumitomo CNEEC PT Sinar Himalaya PT Buana Karya Bakti PT Panca Surya Agrindo PT Teknik Umum PT Trubajaya Engineering PT Sumber Alfaria Trijaya PT Adaro Indonesia PT Pandega Citra Niaga PT Sunindo Gapura Prima PT Cakrawala Sakti Kencana PT Deyon Resources Australian Red Cross Society PT Alfa Goldland Realty PT Jakarta Lingkar Barat PT Medco Power Indonesia Yayasan Kesehatan Bank Mandiri Pelanggan Wika Realty PT Gloria Ramayana PT Samadita Karya Indominco Customer of Wika Insan Pertiwi Customer of Wika Gedung Other third parties under Rp 1,000,000 Sub Total Allowence for Doubtful Account 352,172,831 Total Proyek Trade Center Mall, Surabaya Trade Center Mall Project, Surabaya Perusahaan mempunyai piutang retensi sebesar Rp 6.653.241 atas Pembangunan Trade Center Mall yang sementara dihentikan pekerjaannya pada progres pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban pembayaran kepada perusahaan. The company has retained receivable of Rp 6,653,240 for the development of Trade Center Mall as for the time being the activities are suspended. The activities progress is 78%. It is due to the project owner of PT UE ASSA that fail to complete the payment liability to the company. 40 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 213 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan 5. RETENTION RECEIVABLES - Continued Perusahaan telah membentuk penyisihan piutang raguragu sebesar 100% atas piutang tersebut untuk menutupi kemungkinan kerugian tidak tertagihnya piutang tersebut. Akumulasi penyisihan piutang retensi sebesar Rp 6.653.240 pada tahun 2009. The Company has established the allowance for doubtful accounts for 100% of these receivables to cover possible losses are uncollectible receivables. Accumulated allowance for retention receivable for Rp 6,653,240 in 2009. Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan saat ini perusahaan terus memantau proses lanjutan pengadilan yang telah menunjuk Syahrial Ridho. SH. MH sebagai kurator. On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator. And the company is in progress of monitoring the court process. 6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI KERJA 6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang perusahaan yang berasal dari pekerjaan jasa konstruksi yang sudah diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara prestasi fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal neraca. Rincian tagihan bruto kepada pemberi kerja adalah sebagai berikut : Due from filled to the project owner shall constitute the company receivable from the activities of construction services so recognized as an income in accordance with completion percentage method contained in Minuted Completion of Activities not yet issuing the invoice due to the difference between the minutes of physical performance and collected submission on the date of balance sheet. Detail specification of due from the project owner shall be as follows : 2009 Biaya konstruksi Laba yang diakui Penagihan Estimasi Kerugian Proyek Tagihan bruto pemberi kerja (bersih) Tagihan bruto pemberi kerja Kewajiban bruto pemberi kerja 2008 5,333,972,342 307,416,099 5,641,388,441 (5,013,826,693) (1,722,369) 625,839,379 5,827,131,229 256,454,705 6,083,585,934 (5,376,999,549) 706,586,384 643,983,981 (18,144,602) 625,839,379 706,972,814 (386,430) 706,586,384 a Tagihan bruto pemberi kerja . Proggress billing Due from customer (net) Due from customer Due to customer a Due to customers . 2008 2009 Departemen Sipil Umum Departemen Bangunan Gedung Departemen Utilitas Departemen EPC Departemen Wil. dan Luar Negeri PT Wika Realty PT Wika Gedung PT Wika Insan Pertiwi Estimasi Kerugian Proyek Jumlah Construction cost Recognized profit 250,539,110 106,875,445 50,161,458 154,280,381 21,526,150 29,392,455 32,425,708 505,642 (1,722,369) 643,983,981 207,053,808 145,428,111 55,564,649 215,090,221 36,993,627 46,842,398 706,972,814 41 214 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Civil Construction Department Building Construction Department Utility Department EPC Department Foreign Affairs Department PT Wika Realty PT Wika Building PT Wika Insan Pertiwi Loss Estimation on Project Total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI KERJA - Lanjutan b Kewajiban bruto kepada pemberi kerja 2008 805,116 17,339,486 18,144,602 Rincian saldo Tagihan bruto pemberi kerja per pelanggan adalah sebagai berikut : Pihak hubungan istimewa : PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Ditjen. Perhubungan Darat Universitas Gajah Mada Din. Pemkab Kutai Kertanegara BRR NAD NIAS Pemda DKI Jakarta PT Angkasa Pura 1 PT PLN (Persero) Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau DPU Bina Marga Kab. Medan DPU dan Kimpraswil Kaltim PT PTPN (Persero) Pabrik Pemda Kaltim SNVT, Kalsel Pelanggan Realty Pemerintah RI,SatKer Sementara Pengelolaan Sumb. Air Jratuselu PT Pertamina (Balongan) PT Pertamina (Soekarno Hatta) Pertamina Region I PT Angkasa Pura II BPLS Lapindo Porong DPU Dirjen SDA BBWS Ciliwung Cisadane Otorita Batam Dep PU Tata Ruang Tarakan JO Wika - PP - Sacna Hubungan istimewa lainnya di bawah Rp 1.000.000 Sub Jumlah 6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued b Due from customers 2009 Departemen Sipil Umum Departemen Wil. dan Luar Negeri Departemen Utilitas Jumlah PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 386,430 386,430 Detail specification to due from balance to the project owner shall be as follows : 2009 2008 5,633,498 1,864,014 9,682,908 57,571,058 5,496,064 33,418,499 36,413,294 5,761,649 - 387,920 9,022,806 38,697,703 9,682,908 3,930,654 13,499,145 16,159,651 14,182,614 6,807,992 18,024,277 4,723,126 8,381,288 1,105,548 1,404,354 5,761,649 6,452,379 14,063,206 2,204,274 30,092,531 1,467,060 25,676,107 16,750,324 6,110,315 - 82,282,298 15,880,196 1,706,051 151,378 11,816,388 343,867,591 Civil Construction Department Foreign Affairs Department Utility Department Total 5,796,291 184,193,826 Related parties : PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Ditjen. Perhubungan Darat Universitas Gajah Mada Diknas Pemkab Kutai Kertanegara BRR NAD NIAS Pemda DKI Jakarta PT Angkasa Pura 1 PT PLN (Persero) Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau DPU Bina Marga Kab. Medan DPU dan Kimpraswil Kaltim PT Perkebunan Nusantara (Persero) Pabrik Pemda Kaltim SNVT, Kalsel Realty Client Government RI, temporary dev.& Operation of Oase Jratunseluna PT Pertamina (Balongan) PT Pertamina (Soekarno Hatta) Pertamina Region I PT Angkasa Pura II BPLS Lapindo Porong DPU Dirjen SDA BBWS Ciliwung Otorita Batam Dep PU Tata Ruang Tarakan JO Wika - PP - Sacna Other Related Parties under Rp 1,000,000 Sub Total 42 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 215 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI KERJA - Lanjutan Pihak ketiga : JFE Civ.EngineerIng&Constr.Corp. PT Bukit Darmo Property Catholic Relief Services Excelcomindo PT Marga Nujyasumo Agung PT Lucky Sakti PT UE ASSA Canadian Red Cross Society PT Pandega Citra Niaga Mitsubishi Corporation PT Buana Karya Bakti PT Sinar Himalaya PT Alfa Goldland Realty PT Jakarta Lingkar Barat CNEEC PT Mahkota Inti citra China Mechanical Electric Corp. Chengda (Proyek PLTU Cilacap) PT Sahid Sahirman PT Sunindo Gapura Prima PT Gloria Ramayana Inter Hotel PT Samadista Karya PT Cakrawala Sakti Kencana PT Deyon Resources Yayasan Kesehatan Bank Mandiri Sumitomo Proyek PLTU Kalsel PT Alam Sutera PT Bumi Nusa Kaltim PT Indocement PT Alfa Goldland Realty PT Truba Jaya Engineering PT Medco Power Indonesia Dongfang Pakodian Group Pelanggan Wika Realty PT Sukses Karya Perdana Trubaindo Coal Mining Lippo Karawaci. PT Kaltim Prima Coal Masaji Tatanan Container Pelanggan Wika Gedung PT Poso Energy PT RUHAAK Pala Industry Pihak ketiga lainnya di bawah Rp 1.000.000 Sub Jumlah Jumlah 6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued 27,072,854 37,311,281 3,126,431 25,000 47,837,099 17,466,307 40,372,056 17,720,451 944,010 3,605,264 6,860,058 3,203,510 1,374,024 3,677,509 11,752,409 2,465,054 29,392,455 3,035,939 1,863,769 1,795,774 824,815 425,547 32,425,708 2,241,265 3,147,800 46,290,122 98,320,919 13,973,243 1,418,251 13,242,861 7,970,276 1,722,369 9,521,239 701,273 10,482,651 220,266 5,850,037 4,963,567 16,985,210 54,172,769 1,622,768 28,462,268 41,714,847 1,537,881 4,296,402 6,944,759 7,606,250 31,345,178 9,893,988 1,420,370 2,476,810 7,875,752 6,849,559 7,152,791 19,266,009 2,208,763 11,465,062 6,091,662 1,599,481 1,480,075 32,779,192 - 150,000 300,116,390 2,854,068 522,778,988 643,983,981 706,972,814 43 216 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Third parties : JFE Civil Engineering & Constr. Corp. PT Bukit Darmo Property Catholic Relief Services Excelcomindo PT Marga Nujyasumo Agung PT Lucky Sakti PT UE ASSA Canadian Red Cross Society PT Pandega Citra Niaga Mitsubishi Corporation PT Buana Karya Bakti PT Sinar Himalaya PT Alfa Goldland Realty PT Jakarta Lingkar Barat CNEEC PT Mahkota Inti citra China Mechanical Electric Corp. Chengda (Proyek PLTU Cilacap) PT Sahid Sahirman PT Sunindo Gapura Prima PT Gloria Ramayana Inter Hotel PT Samadista Karya PT Cakrawala Sakti Kencana PT Deyon Resources Yayasan Kesehatan Bank Mandiri Sumitomo Proyek PLTU Kalsel PT Alam Sutera PT Bumi Nusa Kaltim PT Indocement PT Alfa Goldland Realty PT Truba Jaya Engineering PT Medco Power Indonesia Yayasan Kesehatan Bank Mandiri Pakodian Group Pelanggan Wika Realty PT Sukses Karya Perdana Trubaindo Coal Mining Lippo Karawaci. PT Kaltim Prima Coal Masaji Tatanan Container PT Jasa Marga PT Poso Energy PT RUHAAK Pala Industry Other the third parties under Rp 1,000,000 Sub Total Total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI KERJA - Lanjutan 6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued Proyek Trade Center Mall, Surabaya Trade Center Mall Project, Surabaya Perusahaan mempunyai tagihan bruto sebesar Rp 1.722.369 atas Pembangunan Trade Center Mall yang sementara dihentikan pekerjaannya pada progres pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban pembayaran kepada perusahaan. The company has retained account due from customers Rp 1,722,369 for the development of Trade Center Mall as for the time being the activities are suspended. The activities progress is 78%. It is due from the project owner of PT UE ASSA that fail to complete the payment liability to the company. Perusahaan telah membentuk penyisihan tagihan bruto sebesar 100% atas tagihan bruto tersebut. Akumulasi penyisihan tagihan bruto sebesar Rp. 1.722.369 pada tahun 2009. The Company has established the allowance for due from customer accounts for 100%. Accumulated allowance for retention receivable for Rp 1,722,369 in 2009. Perusahaan menempuh jalur hukum untuk penyelesaian masalah tersebut dan terus melakukan negosiasi untuk menyelesaikan hak dan kewajiban masing-masing. The company has seeked due process of law to settle the issues and continued holding negotiation in order to settle right and liability respectively. Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan saat ini perusahaan terus memantau proses lanjutan pengadilan yang telah menunjuk Syahrial Ridho. SH.,MH sebagai Kurator. On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator. And the company is in progress of monitoring the court process. Pembangunan Jalur Ganda KA Kroya-Yogyakarta Development of Train Double Track Kroya-Yogyakarta Perusahaan mempunyai tagihan bruto kepada pemberi kerja pada proyek Pembangunan Jalur Ganda KA Kroya Yogyakarta total sebesar Rp. 46.135.142. dan sebesar Rp. 27.548.589 yang merupakan penyesuaian harga terutama dari unsur BBM. The company has retained account due from customers for the development Kroya - Yogyakarta of double track of train railway total Rp 46,135,142 and Rp 27,548,589 which is primarily price adjustment of fuel elements. Sesuai dengan surat No. LAP-815/DI/04/2007 tanggal 23 Oktober 2007 dari BPKP kepada Dirjen Perkeretaapian mengenai laporan hasil evaluasi usulan penyesuaian harga kontrak, dengan rekomendasi secara legal dan substansi kontraktor dapat dipertimbangkan penyesuaian harga kontrak akibat kenaikan BBM dan keterlambatan SPK dengan dibuatkan amandemen kontrak. Pursuant to Letter No. LAP-815/DI/04/2007 dated October 23, 2007 submitted by BPKP to Directorate General of Railways regarding report of evaluation result for Contracted Price Adjustment Proposal and Recommendation in legal and subtance manner, the Contractor may consider the adjustment of price contracted as result of BBM increase and delay of SPK by preparing the amendment of the contract. Pada tanggal 12 Oktober 2009, amandemen atas kontrak terkait dengan price adjustment , telah ditandatangani yaitu amandemen kontrak No 7 atas Kontrak No.SPP01/BLN/SL-PI/PLS/I/09 antara PLS dan JFE Civil-Wika JO. On October 12, 2009, amendment of a contract relating to price adjustment, has signed which is a contract amendment No. 7 to Contract between the PLS and No.SPP-01/BLN/SL-PI/PLS/I/09 Civil JFE-Wika JO. Seluruh tagihan Eskalasi tersebut telah cair di bulan Desember 2009. The whole bill of escalation has been settled on December 2009. 44 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 217 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 7. PENDAPATAN YANG AKAN DITERIMA 7. ACCRUED INCOME Pendapatan Akan Diterima merupakan piutang usaha yang belum ditagihkan selain dari aktivitas pelaksanaan proyek, dengan rincian sebagai berikut. 2009 Pelanggan PT Wika Beton 26,072,147 Pelanggan PT Wika Realty 3,511,302 Pelanggan PT Wika Intrade 93,048,516 122,631,965 Jumlah 8. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: Pusat Manajemen Piutang lain-lain Konstruksi Departemen Sipil Umum Departemen Utilitas Departemen Bangunan Departemen Wilayah dan Luar Departemen EPC PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Jumlah Penyisihan piutang raguJumlah Accured income represents unbilled trade receivables from other project construction activites, are as follows: 2008 22,766,608 31,340,632 6,117,384 60,224,624 PT Wika Beton Customer PT Wika Intrade Customer PT Wika Realty Customer Total 8. OTHER RECEIVABLE This account consists 2008 26,010,007 Head of Management Other receivable Construction Department: Civil Construction Department 53,241,023 Utility Department 4,288,568 Building Construction Department 7,756,304 Foreign Construction Department 692,174 EPC Department 3,722,391 PT Wika Beton 4,076,443 PT Wika Reality 480,477 PT Wika Intrade 1,848,309 PT Wika Insan Pertiwi 312,310 Total 102,428,005 Allowance for doubtful accounts (16,627,387) Total 85,800,618 2009 1,524,342 22,487,521 1,849,157 17,894,955 2,043,841 1,327,918 434,341 19,414,058 25,543,877 728,367 93,248,377 (16,819,532) 76,428,845 Piutang lain-lain divisi-divisi konstruksi merupakan piutang perusahaan kepada subkontraktor atas pembayaran yang telah dilakukan untuk pembelian material proyek yang sedang dikerjakan dan akan diperhitungkan dengan pembayaran hutang kepada subkontraktor. Other receivables construction divisions are receivable for the company to the subcontractors which have made payments for the purchase of materials project which it is working on and will be accounted with debt payments to subcontractors. Piutang lain-lain PT Wika Realty merupakan piutang perusahaan kepada kontraktor atas pembayaran yang telah dilakukan untuk pembelian material proyek yang sedang dikerjakan yang akan di set off dengan pembayaran hutang kepada kontraktor. Other receivable of PT Wika Reality shall constitute the company's loan conducted to purchase projected material that is being inplemented an set off by debt payment to the contractor. Piutang lain-lain Departemen Sipil Umum sebesar Rp 22.487.520 merupakan piutang atas penggadaan besi proyek JO serta piutang kepada PT Propelat atas proyek Cikubang sebesar Rp 13.700.000 yang telah disisihkan 100% pada tahun 2007. Other receivable of department of civil construction shall be Rp 22,487,520, for the procurement of JO project iron and receivable to the PT Propelat for Cikubang projetc of Rp 13,700,000 deducted of 100% in 2007. Berdasarkan analisa status masing-masing saldo akun piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang raguragu. Based on analysis of the status of each account balance of other receivables in the end of the year, the management of the company believes that the amount of deduction of non accrual loan shall be sufficient to cover the loss possibility uncollected for allowance of doubtful account. Seluruh piutang lain-lain adalah dalam mata uang rupiah All other receivables are in rupiah currency. 45 218 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 9. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari : Barang jadi Barang dalam proses Produk komponen Barang baku dan bahan penolong Persediaan dalam pengiriman Suku cadang Persediaan aktiva real estate Tanah sedang dikembangkan Tanah matang Bangunan sedang konstruksi Bangunan jadi Bahan material Penurunan nilai persediaan Intrade Jumlah 9. INVENTORIES 2009 756,289,840 11,307,828 5,180,009 124,662,835 12,245,927 6,019,429 This account consist of : 2008 837,576,780 19,149,603 13,600,343 278,100,142 18,710,466 3,982,792 116,709,419 14,742,318 37,939,075 4,111,768 310,773 (45,046,450) 1,044,472,772 119,030,871 19,911,698 33,939,243 5,176,177 844,393 1,350,022,508 Finished goods Work in pocess Component product Raw material and indirect material Inventories in transit Spare part Real estate inventories Land under development Land available for sale Building under Construction Housing inventories Material inventories Impairment of Intrade's inventory Total Barang Jadi Finished Goods Persediaan Barang Jadi merupakan persediaan barang jadi produk beton (PT Wika Beton), produk metal, tabung gas, pupuk, sparepart otomotif dan konversi energi (PT Wika Intrade) yang terinci sebagai berikut : The inventory constitued of the finished goods inventory of concrete products (PT Wika Beton), metal products, gas, fertilizers, automotive spare parts and energy conversion (PT Wika Intrade) are detailed as follows: Produk Beton di gudang Produk Beton di lapangan Tabung kompor gas Plastik Pressing/Painting Sparepart Otomotif Konversi Energi(SWH ) Pupuk & Aspal Jumlah bersih nilai - Penurunan persediaan intrade. Jumlah bersih 2009 66,673,888 553,964,455 12,598,210 5,422,456 5,994,705 111,636,125 756,289,840 2008 122,616,408 411,894,505 11,799,648 3,152,326 3,894,432 284,219,462 837,576,780 (45,046,450) 711,243,390 837,576,780 Concrete product in warehouse Concrete product in field Gas Stove Pressing Plastic /Painting Otomotif Sparepart Energy Conversion (SWH) Fertilizer & Asphalt Total - Impairment expense of Intrade's inventory Net total Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual wajar setelah dikurangi taksiran biaya untuk memperoleh dan menjual barang jadi. Net value can be realized is the estimated selling price after deducting the estimated reasonable cost to acquire and sell goods. Beban penurunan nilai persediaan pupuk sebagai akibat dari dari penurunan nilai jual atas persediaan pupuk di PT Wijaya Karya Intrade telah dilakukan berdasarkan analisa umur persediaan dan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan serta harga jual pada saat tanggal Neraca. The impairment of fertilizer stocks decline in value as a result of the decline in trading value of stocks of fertilizer in PT Wijaya Karya Intrade has been conducted on the basis of analysis of inventory age and a review of the state of condition inventories and selling prices at the balance sheet date. Barang Dalam Proses Work in Process Persediaan barang dalam proses merupakan persediaan dalam proses produksi atas produk metal, tabung kompor gas, sparepart otomotif dan konversi energi PT Wika Intrade yang terinci sebagai berikut : Inventories of goods in process inventory in a production process for metal products, gas stove, sparepart automotive and energy conversion of PT Wika Intrade detailed as follows: 46 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 219 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 9. PERSEDIAAN - Lanjutan Sparepart Otomotif Tabung kompor gas Plastik Pressing/Painting Konversi Energi (SWH) Jumlah 9. INVENTORIES - Continued 2009 1,942,641 8,591,629 773,558 11,307,828 2008 5,433,943 11,877,593 1,838,067 19,149,603 Automotive Sparepart Gas Stove Pressing Plastic /Painting Energy Conversion (SWH) Total Produk Komponen Component Product Persediaan produk komponen merupakan persediaan produk dalam proses (setengah jadi) PT Wika Intrade untuk komponen tabung kompor gas dan sparepart otomotif yang terinci sebagai berikut : 2009 1,599,128 Sparepart Otomotif Plastik Pressing/Painting 3,580,881 Tabung kompor gas 5,180,009 Jumlah Inventories of products is a component stock of the product in the process of (work in process) PT Wika Intrade for component Gas Cylinder (Gas Stove) and automotive spareparts are detailed as follows: 2008 941,971 Automotive Sparepart 12,658,372 Pressing Plastic /Painting Gas Stove 13,600,343 Total Bahan baku Penolong Raw Material Suplement Bahan Baku dan Penolong merupakan persediaan bahan baku pada industri beton, metal, produk sparepart otomotif dan konversi energi serta persediaan material besi beton dan semen di proyek-proyek konstruksi. Raw materials suplement is an industrial raw material in concrete, metal, automotive products and spareparts and supplies energy conversion materials and cement concrete iron on construction projects. Wika Induk Wika Beton Wika Intrade Wika Gedung Jumlah 2009 75,433,803 34,251,114 11,197,018 3,780,900 124,662,835 2008 156,064,889 83,084,200 38,951,053 278,100,142 Parent Company Wika Beton Wika Intrade Wika Gedung Total Tanah yang sedang dikembangkan terdiri dari/land under development consists of : a.Festival Fatmawati b.Tamansari Samarinda c.Tamansari Bukit Mutiara d.Tamansari Majapahit e Tamansari Manglayang Regency f. Tamansari Puri Bali g.Tamansari Metropolitan Manado h.Tamansari Pelabuhan Ratu i. Tamansari Sudirman j. Grand Tamansari Samarinda 2 k.The Hills Semarang Jumlah/Total LT 921 14,548 83,791 34,835 46,329 21,268 15,455 47,673 39,626 304,446 47 220 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2009 7,694,199 14,190,104 21,243,880 20,557,693 11,525,110 13,656,762 5,252,865 7,514,059 630,885 9,865 14,433,997 116,709,419 LT 1,637 32,813 284,098 32,761 45,377 23,568 11,525 56,638 488,417 2008 13,522,392 24,604,863 15,982,418 18,741,004 15,232,026 13,476,700 7,105,300 5,400,834 4,965,333 119,030,871 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 9. PERSEDIAAN - Lanjutan 9. INVENTORIES - Continued Tanah matang terdiri dari/Land ready to sale consists of : a.Taman Sari Persada Bogor b.Tamansari Mangly. Regency c.Tamansari Persada Bali d.Tanah Aceh e.Tamansari Bukit Damai f. Tamansari Samarinda g.Tamansari Bukit Mutiara h.Tamansari Majapahit i. Tamansari Pelabuhan Ratu j. Tamansari Metro Politan Manado k.Tamansrai Puri Bali Jumlah/Total LT 3,473 12,132 1,144 878 1,962 11,751 1,414 3,315 73 36,142 2009 1,064,574 2,492,248 451,356 1,607,740 349,127 5,217,432 680,940 2,868,015 10,886 14,742,318 LT 5,105 10,761 1,729 2,316 14,062 551 7,402 436 655 507 43,524 2008 1,988,103 2,435,914 451,356 1,607,740 365,212 6,594,735 416,267 5,381,254 50,017 322,389 298,709 19,911,698 LT 4,298 2,092 4,226 2,732 6,518 1,479 496 4,846 1,688 28,375 2008 4,073,856 1,387,950 3,032,470 2,687,975 4,161,999 1,515,029 661,850 2,607,574 11,780,649 2,029,891 33,939,243 Bangunan yang sedang dikonstruksi terdiri dari/Building in under construction are : LT 1,322 1,827 2,802 1,646 7,258 888 163 2,594 1,606 1,084 65 1,902 1,072 24,229 a. Tamansari Bukit Mutiara b. Tamansari Pelabuhan Ratu c. Tamansari Manglayang Regency d. Tamansari Puri Bali e. Grand Tamansari Samarinda f. Tamansari Metropolitan Manado g. Tamansari Persada Bogor h. Tamansari Majapahit i. Tamansari Sudirman j. Festival Fatmawati k.Grand Tamansari Samarinda 2 l. The Hills Semarang m.The Green Tamansari Surabaya n. Lain-lain Jumlah/Total Material Real Estat terdiri dari: Proyek Sidikarang Proyek Sudirman Proyek Centro City Proyek Akper MUBA jumlah 2009 2009 1,661,796 794,187 2,401,587 3,851,289 9,931,940 495,891 275,017 1,332,444 13,739,636 901,894 136,121 612,993 660,827 1,143,453 37,939,075 2008 396,294 237,871 165,486 44,741 844,393 310,773 310,773 Real Estate raw material are: Sidikalang project Sudirman projerct Centro City project Akper MUBA project Total Persediaan barang jadi dan barang dalam proses merupakan persediaan barang jadi dan barang dalam proses produksi atas produk beton, produk metal, dan produk konversi energi. The inventory of consumable goods and non ready consumable goods that are in the process of production for concrete product, metal product and energy conversion product. Bahan baku dan penolong merupakan persediaan bahan baku pada industri beton, metal dan konversi energi, serta bahan-bahan material konstruksi proyek. Raw material and assistance shall constitute inventory for raw material in concrete, metal and energi construction industry and construction materials in the project. 48 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 221 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 9. PERSEDIAAN - Lanjutan 9. INVENTORIES - Continued Persediaan dalam pengiriman merupakan persediaan yang telah dikirim sebelum tanggal neraca tetapi belum sampai di tujuan. Inventory that is in the delivery process shall constitute inventory that have been delivered prior to the date of balance sheet, but it has not yet been in the destination area. Piutang dan persediaan minimal senilai Rp 45.000.000.000 (Rupiah penuh) yang dimiliki perusahaan dijaminkan kepada Bank Mega sesuai dengan akta fiducia baik sekarang maupun di kemudian hari atas fasilitas kredit yang diberikan kepada PT Wika Beton. Both loan and inventory of minimum Rp 45,000,000,000 (Full amount) as owned by the company shall be guaranteed in Bank Mega in accordance with deed of fiduciary either in the present and hereafter in respect of credit facility so provided to PT Wika Beton. Perseroan mengasuransikan persediaan produk pabrik konversi energi dan produk pabrik komponen automotif Cibinong dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 6.497.900.000 (Rupiah penuh) dengan polis No.203.204.300.09.0056 pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan jangka waktu pertanggungan 20 Juni 2009 sd 20 Juni 2010, serta asuransi atas Persediaan Produk Casting Jatiwangi dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 15.571.622.218 (Rupiah penuh) dengan No Polis 203.204.300.09.0057 berlaku sejak 20 Juni 2009 sampai dengan 20 Juni 2010. Manajemen berkeyakinan nilai pertanggungjawaban tersebut cukup untuk menutup kerugian. The company shall guarantee the inventory of manufacturing of energy conversion product and automotive component with the insurance coverage value of Rp 6,497,900,000 by the police No.203.204.300.09.0056 to PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) with the effective period coverage of June 20, 2009 until June 20, 2010. Also insurance coverage for Casting Product stock value of Rp 15,571,622,218 (Full amount) by the police No.203.204.300.09.0057 with the effective period coverage of June 20, 2009 until June 20, 2010. The managament belives that the coveraga value shall be sufficient to cover the loss. Seluruh persediaan dimiliki atas nama Perusahaan. All inventories shall be owned in the name of the company. Piutang dan persediaan minimal senilai Rp. 50 milyar sebagai agunan utama atas fasilitas kredit modal kerja revolving dan fasilitas non cash loan yang diperoleh PT Wika Beton dari Bank Mandiri sesuai Perpanjangan Perjanjian No.CGB.ONE/SPPK/RD2.060/2007 tanggal 9 Mei 2007. Receivable and stock with minimum value of Rp 50 Billions shall be as main mortgage for credit facility of revolving working capital and facility of non cash loan so obtainted by PT Wika Beton in Bank Mandiri pursuant to the Extension of Argeement No. CGB.ONE/SPPK/RD2.060/2007 dated May 9, 2007. Persediaan tersebut juga dijaminkan ke Bank Niaga dengan nilai penjaminan Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh). The aforementioned inventory is alao guaranteed to Niaga Bank with the coverage value Rp 5,000,000,000 (Full amount). Lihat catatan 20. Please see note 20. 10. UANG MUKA 10. ADVANCES Rincian uang muka adalah sebagai berikut : Details of advances are as follows : 2009 Subkontraktor Pemasok Uang muka pekerjaan Lain-lain Jumlah 2008 38,207,804 133,316,939 10,227,953 19,453 181,772,149 74,874,668 149,186,509 480,420 9,735,184 234,276,781 49 222 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Sub-contractor Supplier Advance Other Total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 10. UANG MUKA - Lanjutan 10. ADVANCES - Continued Uang muka kepada subkontraktor merupakan uang muka yang diberikan kepada subkontraktor sehubungan dengan kontrak pelaksanaan pekerjaan proyek, subkontraktor akan mengangsur kepada perusahaan pada saat pembayaran prestasi kerja. Down payment made to subcontractor shall constitute down payment made to subcontractor in connection with the contract for the project activities implementation. The subcontractor shall make the payment in installment to the Company at the time of work performance payment. Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka yang diberikan kepada pemasok sehubungan dengan pengadaan bahan baku dan material konstruksi di proyek. Down payment made to supplier shall constitute down payment made to supplier in connection with the procurement of construction raw material and material in the project. Uang muka intern pekerjaan/kegiatan kerja (persekot) merupakan uang muka yang diberikan kepada pelaksana proyek untuk keperluan operasional proyek. Intern down payment to the activities/work activities shall constitute down payment made to management of the project for the purpose of projected operational requirement. Lain-lain pada uang muka tersebut merupakan persekot operasional pegawai dan pemasaran. Other payment constitute down payment for the operational of the employee and marketing. 11. PAJAK DIBAYAR DI MUKA 11. PREPAID TAXES Rincian pajak dibayar di muka adalah sebagai berikut : Details of prepaid taxes are as follows : 2009 PPh pasal 21 PPh pasal 22 Impor PPh pasal 22 Wajib Bayar PPh pasal 23 PPh pasal 24 PPh pasal 25 PPh Final dibayar dimuka Pajak Pertambahan Nilai PPN Impor PPN DN Restitusi PPN K DPL Jumlah 2008 1,175,864 10,300,539 8,719,881 135,466,588 15,010,917 1,174,728 11,529,615 36,530,969 3,783,203 2,651,072 22,115,331 6,055,556 111,722,113 226,343,376 203,677,628 18,339,250 15,360,817 30,084,561 - Income Tax Art 21 Income Tax Art 22 - Import Income Tax Art 22 - Waba Income Tax Art 23 Income Tax Art 24 Income Tax Art 25 Prepaid of Final Tax VAT In VAT - Import VAT Refund VAT Out DPL Total Pada tahun 2009 PT Wijaya Karya (Persero), Tbk telah mengajukan perhitungan restitusi terhadap kelebihan bayar atas pajak tahun 2007 dan 2008. In the year 2009 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk has proposed the calculation of refund of the excess taxes in 2007 and 2008. Berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan No : PRIN82/WPJ.19/KP.0305/2009 tanggal 29 Mei 2009,KPP BUMN saat ini masih melakukan pemeriksaan atas pengajuan restitusi tersebut. Based on Examination Warrant No: PRIN82/WPJ.19/KP.0305/2009 dated May 29, 2009, KPP SOEs is still doing its investigation of the filing of refund. KPP BUMN melakukan pemeriksaan dibidang perpajakan berdasarkan dengan Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007. Tax Service Office for state own company conducts tax inspection according to the Law No. 6 year 1983 on General Provisions and Tax Procedures as amended several times, last by law No. 28 of 2007. 50 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 223 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PAJAK DIBAYAR DI MUKA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 11. PREPAID TAXES - Continued Restitusi pajak tersebut adalah sebagai berikut : SPT PPh 29 pajak tahun 2007, sebesar Rp 33.925.115.021 (Rupiah penuh). SPT PPh 29 pajak tahun 2008, sebesar Rp 28.982.113.551 (Rupiah penuh). PPN Tahun 2007 sebesar Rp 2.670.385.048 (Rupiah penuh). PPN Tahun 2008 sebesar Rp 1.323.835.598 (Rupiah penuh). 12. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Refund of the tax is as follows: Annuall of Income tax article 29 in 2007 was Rp 33,925,115,021 (Full amount). Annuall of Income tax article 29 in 2008 was Rp 28,982,113,551 (Full amount). VAT in 2007 was Rp 2,670,385,048 (Full amount). VAT in 2008 was Rp 1,323,835,598 (Full amount). 12. PREPAID EXPENSES Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut : Details of prepaid expenses are as follows : 2009 Biaya usaha Biaya produksi Biaya pengadaan Biaya pengelolaan Biaya distribusi Biaya sewa dan asuransi Lain-lain Jumlah 2008 9,964,792 2,332,840 586,250 7,310,896 156,165,413 492,274 627,366 177,479,831 3,327,985 8,762,317 3,097,745 5,890,472 116,105,091 7,796,900 1,191,852 146,172,362 Operating expenses Production expenses Procurement expenses Coordination expenses Distribution expenses Rent and insurance expenses Other Total Biaya usaha dibayar di muka per unit kerja atau lokasi, merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan seperti biaya pengusahaan proyek, tender dan biaya usaha lainnya serta biaya sewa dan asuransi. Prepaid business expenses per working or location unit shall constitute costs expended in connection with the company business activities such as business undertaking cost of the project, tender and others and rental and insurance fee. Rincian biaya usaha dibayar di muka adalah sebagai berikut : Details of prepaid business expense shall be as follows : 2009 Departemen Bangunan Gedung Departemen Sipil Umum Departemen Wilayah dan Luar Nege Departemen Utilitas Departemen Pusat PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Jumlah 2008 1,000,680 83,450 678,491 1,891,468 18,199 491,469 5,801,035 9,964,792 Biaya produksi dibayar di muka merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan dan belum dapat diperhitungkan dengan penjualan karena pada tanggal neraca berita acara kemajuan fisik belum dapat ditandatangani pengawas lapangan dan atau berita acara penyerahan barang belum ditandatangani. 551,963 771,478 85,597 1,238,167 358,768 322,012 3,327,985 Building Construction Department Civil Construction Department Foreign Affairs Department Utility Department Central Department PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Total Prepaid production expense shall constitute costs expended for the company's requirement and could not be calculated by the sales, because on the balance sheet date minutes of physical improvement could not be signed by the field supervisor and or minutes of goods delivery has not been signed. 51 224 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 12. BIAYA DIBAYAR DI MUKA - Lanjutan 12. PREPAID EXPENSES - Continued Rincian biaya produksi dibayar di muka adalah : Departemen Sipil Umum Departemen Bangunan Gedung Departemen Utilitas Departemen EPC PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Gedung PT Wika Insan Pertiwi Jumlah Details of prepaid production expenses are as follows : 2009 918,808 52,978 618,029 213,839 427,856 101,330 2,332,840 2008 1,208,860 293,556 66,000 1,551,670 2,587,059 1,089,211 1,317,508 648,453 8,762,317 Biaya distribusi dibayar di muka merupakan biaya atas distribusi produk beton dan produk intrade yang ditangguhkan sehubungan dengan perbedaan waktu antara pengakuan penjualan dan saat terjadinya pengiriman produk beton. Civil Construction Department Building Construction Department Utility Department EPC Department PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Building PT Wika Insan Pertiwi Total Prepaid distribution expense shall constitute cost for the distribution of concrete and intrade product with the interval time between recognition of sale and the period of concrete product delivery. 13. JAMINAN USAHA 13. BUSINESS GUARANTEE Akun ini merupakan jaminan yang diberikan perusahaan dalam rangka memperoleh/pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi. Jaminan tersebut berupa dana yang disetor kepada bank yang ditunjuk dan akan dicairkan setelah habis masa berlakunya bank garansi, dengan ratarata berlakunya bank garansi kurang dari satu tahun. This account shall constitute guarantee provided in order to obtain/ implement the construction contract activities. Such guarantee shall be in form fund so paid up to the appointed bank and shall be recorded upon the termination of bank guarantee period, within the average effective period of bank guarantee less than one year. 14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI 14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES Akun ini merupakan penyertaan saham pada perusahaan asosiasi, sebagai berikut : This account shall constitute share investment in associated company so set forth as follows : TAHUN 2009 Nama perusahaan 1. 2. 3. 4. PT WIKA - NGK Insulator PT Wijaya Tama Perkasa PT Marga Kunciran PT Marga Nujyasumo Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership (%) Jumlah Penyertaan Amount of Participation Awalperiode Beginning balance 18,70% 40,00% 10,00% 20,00% Penambahan/ (Pengurangan) Additional/ (Deduction) Jumlah Penyertaan/ Amount of Participation Akhir Periode/ Ending Balance 1,708,240 15,000,000 3,000,270 - (15,000,000) 116,800,000 1,708,240 3,000,270 116,800,000 19,708,510 101,800,000 121,508,510 52 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 225 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan 14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued TAHUN 2008 Nama perusahaan 1. PT WIKA - NGK Insulator 2. PT Wijaya Tama Perkasa 3. PT Marga Kunciran Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership Jumlah Penyertaan Amount of Participation Awalperiode Beginning balance 18,70% 40,00% 10,00% Penambahan/ (Pengurangan) Addition/ (Deduction) Jumlah Penyertaan/ Amount of Participation Akhir Periode/ Ending Balance 1,708,240 - 15,000,000 3,000,270 1,708,240 15,000,000 3,000,270 1,708,240 18,000,270 19,708,510 PT WIKA - NGK Insulator Perusahaan memiliki 1.708 saham yang merupakan 18,70% hak kepemilikan. WIKA NGK Insulator bergerak dalam bidang insulator. PT WIKA - NGK Insulator The company has 1,708 shares constituting 18.70% of the ownership right. WIKA NGK Insulator engages in the business of providing insulation field. WIKA NGK didirikan pada tanggal 23 Juli 1987 berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.76 dibuat di hadapan Kartini Muljadi, SH. Notaris di Jakarta sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan Akta Pendirian No.5 tanggal 3 Juni 1988, dibuat di hadapan Inge Hendarmin, SH., pengganti dari Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta, yang keduanya telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-5652-HT.01.01.TH '88 tanggal 2 Juli 1988, serta telah diumumkan dalam Tambahan No.816, Berita Negara Republik Indonesia No.65 tanggal 12 Agustus 1988. WIKA NGK shall be established and organized on July 23, 1987 under deed of limited liablity company No. 76 drawn up and passed before Kartini Muljadi SH, Notary public practicing in Jakarta as amendmend by deed of amendmend to deed of establishment No. 5 dated June 3, 1988 drawn up and passed before Inge Hendarmin, SH., as an alternate notary public for Kartini Muljadi, SH, Notary public practicing in Jakarta, both have obtained legalization from Minister of Jutice of the Republic of Indonesia by the viture of decree of No. C2-5652HT.01.01.TH '88 dated July 2, 1988, and promuglated in suplement No. 861 dated August 12,1988. Anggaran Dasar WIKA NGK telah beberapa kali mengalami perubahan yang perubahan terakhirnya, antara lain sehubungan dengan perubahan seluruh Anggarann Dasar WIKA NGK, adalah sebagaimana yang termaksud dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.3 tanggal 25 Pebruari 2000, dibuat di hadapan Sarina Sihombing, SH., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang berkedudukan di Ciputat. Articles of Association of WIKA NGK has been amended several times and most recently in connection with the amendment to all Articles of Association of WIKA NGK as embodied in Deed of Statement of Meeting Resulution No.3 dated February 25, 2000, drawn up and passed before Sarina Sihombing, Sihombing, Notary Public practicting in Regency as the second level regions Tangerang having its domicile in Ciputat. Maksud dan tujuan usaha WIKA NGK adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar adalah melaksanakan kegiatan usaha membuat dan merakit high tension porcelain insulators dan produk-produk lainnya yang berhubungan serta memasarkan dan menjual seluruh hasil produknya di wilayah indonesia dan maupun luar indonesia. Purpose and objektive of WIKA NGK business as contained in Article of Assocation shall be to implement business activities in producing and assembling "high tension porcelain inslator" and other relevant products and marketing and selling all production proceeds thorough Indonesia and out of Indonesia teritory. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.3 tanggal 25 Pebruari 2000, dibuat di hadapan Sarina Sihombing, SH., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang, berkedudukan di Ciputat, struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham WIKA NGK adalah sebagai berikut : Based on the Deed of Statement of Meeting Resolution No.3 dated February 25, 2000, drawn up and passed before Sarina Shombing, SH., Notary Public practicing in Regency as second level regionis Tangerang having its domicile in Ciputat, the stucture of capitalization and composition of structure of Shareholders of WIKA NGK shall be as follow: 53 226 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan 14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued Nominal Rp 1.630.000/ US$ 1.000 per saham/ shares Saham/Shares Rupiah/ USD % 5,620 Rp 9,160,600,000 USD 5,620 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero) 1,048 - NGK Insulator Ltd. 3,048 - Sumitomo Corporation 1,524 5,620 - Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock Rp USD Rp USD Rp USD Rp USD 1,708,240,000 1,048 4,968,240,000 3,048 2,484,120,000 1,524 9,160,600,000 5,620 - 18.65% 54.23% 27.12% 100% PT Wijaya Tama Perkasa Perusahaan memiliki 15.000 lembar saham yang merupakan 40% hak kepemilikan. PT Wijaya Tama Perkasa bergerak dalam bidang penyelenggaraan dan pengelolaan fasilitas jalan tol. PT Wijaya Tama Perkasa The company has 15,000 shares constituting 40% of the ownership right. PT Wijaya Tama Perkasa engaging in the business of providing of toll road facility development and management implementation. PT Wijaya Tama Perkasa didirikan pada tanggal 1 April 2008 berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.04 dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta. PT Wijaya Tama Perkasa shall be duly organized and established on April 1, 2008 under Deed of Limited Liability Company No.04 drawn up and passed before Imas Fatimah,SH. Notariy Public practicing in Jakarta. Maksud dan tujuan usaha PT Wijaya Tama Perkasa adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar adalah melaksanakan kegiatan usaha di bidang penyelenggaraan pembangunan jalan tol, pembangunan prasarana dan sarana dasar (infrastruktur), fasilitas penunjang jalan, pengembangan lahan-lahan/kawasan sekitar jalan tol, melakukan usaha perdagangan umum termasuk antar pulau, impor, ekspor, distributor dan pemasok. Purpose and Objective of PT Wijaya Tama Perkasa as contained in Articles of Assocation shall be to implement businss activities in toll road development, road supporting facility, land/area surrounding toll road developement, public trading business including inter island, importing, exporting, distributor and supplier. Berdasarkan Akta tersebut, struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham PT Wijaya Tama Perkasa adalah sebagai berikut : Pursuant to the aforementioned Deed, the structure of capitalization and composition of structure of shareholders of PT Wijaya Tama Perkasa shall be as follows : Nilai nominal Rp.1.000.000,- Per saham Rupiah (Nilai penuh/full amount) Saham/Shares Rp 150,000,000,000 150,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Wijaya Karya (Persero)Tbk, - PT Margatama Perkasa - PT Kartika Marga Sakti Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 15,000 15,000 7,500 37,500 112,500 Dengan telah berubahnya kebijakan pengelolaan Jalan Tol Surabaya Mojokerto, perusahaan telah menarik kembali nilai pernyertaan tahun 2009 sebesar Rp 15.000.000.000 (Rupiah penuh) di PT Wijaya Tama Perkasa. Rp Rp Rp Rp Rp 15,000,000,000 15,000,000,000 7,500,000,000 37,500,000,000 112,500,000,000 % 40% 40% 20% 100% As the change in policy of freeways Surabaya Mojokerto management, the company has divested on authorized capital in 2009 at PT Wijaya Tama Perkasa as of Rp 15,000,000,000 (Full amount). 54 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 227 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan 14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued PT Marga Kunciran Cengkareng Perusahaan memiliki 329.700 lembar saham yang merupakan 10% hak kepemilikan. PT Marga Kunciran Cengkareng bergerak dalam bidang penyelenggaraan dan pengelolaan fasilitas jalan tol. PT Marga Kunciran Cengkareng The company has 329,700 shares constituting 10% of the ownership right. PT Marga Kunciran Cengkareng engaging in the business of providing of toll road facility development and management implementation. Maksud dan tujuan usaha PT Marga Kunciran Cengkareng adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar adalah melaksanakan kegiatan usaha di bidang penyelenggaraan pembangunan jalan tol, pembangunan prasarana dan sarana dasar (infrastruktur), fasilitas penunjang jalan, pengembangan lahan-lahan/kawasan sekitar jalan tol, melakukan usaha perdagangan umum termasuk antar pulau, impor, ekspor, distributor dan pemasok. Purpose and objective of PT Marga Kunciran Cengkareng as contained in Articles of Assocation shall be to implement businss activities in toll road development, road supporting facility, land/area surrounding toll road developement, public trading business including inter island, importing, exporting, distributor and supplier. Berdasarkan akta Perjanjian Usaha Patungan No: 03 tanggal 20 Februari 2008 dan Akte pendirian perusahaan PT Marga Kunciran Cengkareng (PT MKC) Nomor: 07 tanggal 14 Mei 2008, keduanya dibuat dihadapan Suzy Anggraini Muharam, SH. Notaris di Jakarta. Para pihak sepakat untuk memenuhi modal di tempatkan dan disetor sebesar: Based on the Deed of Joint Venture Agreement No: 03 dated February 20, 2008 and the Deed of Establishment of Company of PT Marga Kunciran Cengkareng (PT MKC) number; 07 dated May 14, 2008, both made at notary Suzy Anggraini Moharram, SH. Notary in Jakarta. The parties agreed to be placed and paid the capital as follows: Nilai nominal Rp.9.100,- Per saham Rupiah (Nilai penuh/full amount) Saham/Shares Rp 30,002,700,000 3,297,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Jasa Marga - CMS - PT Wijaya Karya (Persero)Tbk, - PT Nindya Karya - PT Istaka Karya Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 659,400 1,978,200 329,700 164,850 164,850 3,297,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 6,000,540,000 18,001,620,000 3,000,270,000 1,500,135,000 1,500,135,000 30,002,700,000 % 20% 60% 10% 5% 5% 100% PT. MARGA NUJYASUMO AGUNG Perusahaan memiliki 120.000.000 lembar saham yang merupakan 28.24% hak kepemilikan, PT Marga Nujyasumo Agung yang bergerak dalam bidang perencanaan, penyelenggaraan pembangunan jalan, jembatan bangunan pelengkap dan fasilitas jalan tol serta pengelolaan jalan dan fasilitas tol. The Company has 120,000,000 shares or 28.24% ownership of PT Marga Agung Nujyasumo that specializes in planning, organizing construction of roads, bridges and complement of freeways and the management of freeways facilities. Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham PT Marga Nujyasumo Agung adalah sebagai berikut : The structure of capitalization and composition of structure of shareholders of PT Marga Nujyasumo Agung shall be as follows : 55 228 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan 14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued Nilai nominal Rp.1.000,- Per saham Rupiah (Nilai penuh/full amount) Saham/Shares Rp 600,000,000,000 600,000,000 Pemegang Saham/Shareholders Modal Dasar/Authorized Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital : - PT Moeladi - PT Jasa Marga - PT Wijaya Karya (Persero)Tbk, Jumlah/Total Saham dalam Portepel/Portfolio Stock 15. TANAH BELUM DIKEMBANGKAN Tanah yang belum dikembangkan terdiri dari : 2009 245,921 38,030 600,000 34,872 918,823 16. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut : Saldo Awal/ Beginning Balance 1 Januari/ 1 January, 2009 Nilai Tercatat Kepemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan Prasarna Perl. kantor Peralatan pabrik dan proyek Kendaraan Aset tetap dalam penyelesaian Sewa Guna Usaha Peralatan pabrik Jumlah 116,615,795 88,469,101 21,941,816 13,341,259 251,627,063 504,766,014 25.39% 54.61% 20% 100% LT Jumlah/Total 9,198,129 11,081,873 44,025,109 1,818,448 66,123,559 259,605 38,427 298,032 2008 Jumlah/Total 10,507,624 11,081,873 21,589,497 16. FIXED ASSET Fixed assets consist of : Penambahan/ Additions Reklasifikasi / Reclassifications 2009 419,788 11,661,187 2,238,078 797,184 24,214,381 3,173,904 9,597,076 152,333,333,000 327,666,667,000 120,000,000,000 600,000,000,000 - 15. LAND FOR DEVELOPMENT Land for development consist of : LT a Tamansari Pelabuhan Ratu .b Tamansari Puri Bali . Grand Tamansari Samarinda Sebatik c . Tamansari Manglayang Regency d Rp Rp Rp Rp 152,333,333 327,666,667 120,000,000 600,000,000 - % Pengurangan / Deductions Reklasifikasi / Reclassifications 150,000 - 116,885,583 100,130,288 24,179,894 14,138,443 5,555 275,835,889 3,694,315 2,000,000 45,024,933 Saldo akhir / Ending Balance 31 Desember/ 31 December, 2009 7,693,055 7,848,610 3,173,904 5,598,336 Carrying Value Direct Acquisition Landrights Buildings Infrastructures Office equipment Project & Plant equipment Vehicles Construction in progress Leasing 2,000,000 Project equipment 541,942,337 Total 56 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 229 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 16. ASET TETAP - Lanjutan Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan Prasarna Perl. kantor Peralatan pabrik dan proyek Kendaraan Sewa Guna Usaha Peralatan pabrik 16. FIXED ASSET - Continued 28,377,192 5,343,677 10,824,083 5,555,533 2,322,594 1,274,623 1,006 70,131 122,150,120 2,193,096 34,238,492 245,298 3,228,856 - 168,888,168 Jumlah Saldo Awal/ Beginning Balance 1 Januari/ 1 January, 2008 Nilai Tercatat Kepemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan Prasarna Perlngkapan kantor Peralatan pabrik dan proyek Kendaraan Aset tetap dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan Prasarna Perlngkapan kantor Peralatan pabrik dan proyek Kendaraan Nilai Buku - 44,146,733 3,299,993 335,877,846 Nilai Buku Jumlah 510,193 Penambahan/ Additions Reklasifikasi / Reclassifications 2008 Pengurangan / Deductions Reklasifikasi / Reclassifications Accumulated depreciation Direct Acquisition 33,932,725 Buildings 7,665,265 Infrastructures 12,028,575 Office equipment Project & Plant 153,159,756 equipment 2,438,394 Vehicles Leasing 510,193 Project equipment 209,734,908 Total 332,207,429 Net Book Value Saldo akhir / Ending Balance 31 Desember/ 31 December, 2008 114,592,031 44,145,282 7,412,508 10,895,517 2,023,764 44,323,819 14,529,308 2,445,742 - 116,615,795 88,469,101 21,941,816 13,341,259 175,608,057 3,050,499 76,019,006 123,405 - 251,627,063 3,173,904 21,087,081 376,790,976 139,465,044 11,490,005 9,597,076 11,490,005 504,766,014 Carrying Value Direct Acquisition Landrights Buildings Infrastructures Office equipment Project & Plant equipment Vehicles Construction in progress Total 22,105,270 4,312,252 8,837,016 6,271,922 1,031,425 1,987,067 - 95,454,243 581,223 26,695,877 1,611,873 - Accumulated depreciation Direct Acquisition 28,377,192 Buildings 5,343,677 Infrastructures 10,824,083 Office equipment Project & Plant 122,150,120 equipment 2,193,096 Vehicles 131,290,003 37,598,165 - 168,888,168 Total 335,877,846 Net Book Value 245,500,972 Beban penyusutan untuk tahun 2009 dan 2008 masingmasing sebesar Rp 44.146.733 dan Rp 37.598.165 . Depreciation expenses in 2009 and 2008 respectively is Rp 44,146,733 and Rp 37,598,165. Seluruh aset tetap dimiliki oleh perusahaan All fixed assets are owned by the company 57 230 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 16. ASET TETAP - Lanjutan 16. FIXED ASSET - Continued Aset tetap perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan dengan Polis Standar Kebakaran Indonesia dengan nilai pertanggungan sebagai berikut : Penanggung/ Insurance Company PT Asuransi Himalaya Pelindung PT Asuransi Himalaya Pelindung PT Asuransi Jasa Raharja Putera PT Asuransi Jasa Raharja Putera PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Jasa Indonesia Penanggung/ Insurance Company PT Asuransi Umum Mega PT Asuransi Umum Mega PT Asuransi Himalaya Pelindung PT Asuransi Himalaya Pelindung PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Jasa Raharja Putera PT Asuransi Jasa Raharja Putera The fixed asset of the company, except landrights, are covered by Indonesian Fire Standard Policy under the following insurance coverage : 2009 Nomor Polis Policy Number PST.0102/2009-00199 PST.0102/2009-00199 02.00.12.09.00416/09 02.00.12.09.00417/09 203.204.300.09.0056 203.204.300.09.0057 2008 Nomor Polis Policy Number IP.01.01.08.002637 IP.01.01.08.002638 PST.0102/2007 - 00132 PST.0102/2007 - 00132 203.204.300.07.0081 209.482.200.08.001 203.204.300.08.063 02.00.13.07.00421/09 02.00.13.07.00422/09 Jangka Waktu/ Terms 26/08/09 - 26/08/10 26/08/09 - 26/08/10 10/09/09 - 10/09/10 10/09/09 - 10/09/10 20/06/09 - 20/06/10 20/06/09 - 20/06/10 Jangka Waktu/ Terms 20/10/08 - 20/10/09 20/10/08 - 20/10/09 26/08/08 - 26/08/09 26/08/08 - 26/08/09 12/06/08 - 12/06/09 14/01/08 - 14/01/09 20/06/08 - 20/06/09 10/09/08 - 10/09/09 10/09/08 - 10/09/09 Nilai Pertanggungan/ Insurance Coverage 642,026 4,835,140 270,000 29,064,700 11,560,581 48,001,190 94,373,637 Nilai Pertanggungan/ Insurance Coverage 2,469,100 675,600 642,026 4,835,140 12,904,180 9,538,700 18,058,481 29,064,700 29,064,700 107,252,627 Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan atas aset tetap yang diasuransikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risk. Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Deli Serdang dan Lampung Selatan dijaminkan atas fasilitas kredit modal kerja PT WIKA Beton pada Bank Mega (lihat catatan 20). Fixed asset in form of land located in Deli Serdang and South Lampung shall be warranted by PT Wika Beton for credit facility of working capital in Bank Mega (please see note 20). Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Cipinang, Karangrejo dan Kembang Kuning dijaminkan atas fasilitas kredit modal kerja PT Wika Beton pada Bank Mandiri (lihat catatan 20). Fixed asset in form of land located in Cipinang, Karang Rejo and Kembang Kuning shall be warranted PT Wika Beton for credit facility of working capital in Bank Mandiri (please see note 20). Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Boyolali dijaminkan atas fasilitas kredit modal kerja PT Wika Beton pada Bank Niaga (lihat catatan 20). Fixed asset in form of land located in Boyolali shall be warranted PT Wika Beton for credit facility of working capital in Bank Niaga (please see note 20). Aktiva tetap berupa tanah (17 Sertifikat HGB) dijaminkan oleh PT WIKA Realty atas fasilitas kredit modal kerja pada Bank BTN (lihat catatan 20). Fixed asset in from of land (17 certivicates of Building Premint) shall be warranted by PT Wika Reality for credit facility in Bank BTN (please see note 20). 58 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 231 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 16. ASET TETAP - Lanjutan 16. FIXED ASSET - Continued Aktiva tetap berupa peralatan berat pada peralatan proyek senilai Rp 9.538.000.000 (Rupiah penuh) dijaminkan pada Bank Mandiri (lihat catatan 20). Fixed asset in form of heavy equipment on project amounting to Rp 9,538,000,000 (Full amount) shall be warranted in Bank Mandiri (please see note 20). Aktiva tetap berupa peralatan dan mesin senilai Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) dijaminkan oleh PT Wika Beton pada Bank Niaga (lihat catatan 20). Fixed asset in form of equipment and machine amounting to Rp 5,000,000,000 (Full amount) shall be warranted PT Wika Beton in Bank Niaga (please see note 20). PT Wika Intrade melakukan revaluasi atas kelompok asset bangunan sesuai dengan PSAK 16 (revisi tahun 2007) pada tanggal 10 Desember 2009 atas dasar Certificate Of Appraisal dengan nomor 086.1/IAI1/LP/XII/2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar Asmawi Imam dan Rekan. PT Wika Intrade revaluated its asset of building in accordance with PSAK 16 (revised in 2007) on December 10, 2009. Base on a Certificate of Appraisal No. 086.1/IAI-1/LP/XII/2009 issued by the Office of Public Appraisal Services Iskandar Asmawi Imam and Partners. Dalam melakukan penilaian, KJPP Iskandar Asmawi Imam & Rekan menggunakan metode: In conducting the revaluation, KJPP Iskandar Asmawi Imam & Partner using the method: 1. Pendekatan Perbandingan Data Pasar (Market Data Approach ) 1. Dengan pendekatan ini, diperhatikan penjualanpenjualan yang terjadi bila ada, pencatatanpencatatan, wawancara-wawancara dengan orangorang atau pejabat-pejabat dan pemilik-pemilik properti sejenis lainnya yang mengetahui dengan benar mengenai nilai-nilai properti sejenis, serta penawaran-penawaran sebanding. Data tersebut kemudian dianalisa dan dilakukan perbandingan terhadap perbedaan-perbedaan antara properti yang sebanding, kemudian diadakan penyesuaian. Comparison Approach) Market Data Approach (Market Data With this approach, noted that sales happen when there is, the recording-recording, interviews with the people or officials and the owners of other similar property right to know about the values of similar properties, and offers comparable. The data is then analyzed and made comparison of the differences between the comparable properties, and then held adjustments. 2. Pendekatan Kalkulasi Biaya (Cost Approach ) 2. Cost Calculation Approach (Cost Approach) Pendekatan ini mempertimbangkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi properti pengganti baru berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini untuk bahan-bahan, tenaga kerja, biaya pemborong, keuntungan dan pembayaran lainnya, tetapi tidak memperhitungkan adanya kerja lembur, bonus bagi tenaga kerja serta premi untuk bahan-bahan, kemudian dikurangi dengan penyusutan yang dihitung berdasarkan kondisi yang terlihat (observed condition ) yang digambarkan oleh persepsi pasar atas kemunduran kondisi dari properti tersebut disamping mengadakan penyelidikan terhadap manfaat yang ada sekarang, bila dibandingkan dengan unit baru sejenis yang menyangkut kapasitas dan kegunaan properti yang bersangkutan. This approach considers the cost to produce a new replacement property based on prevailing market prices current for materials, labor, contractor costs, benefits and other payments, but does not take into account any overtime, bonuses for labor and the premium for materials, then reduced with depreciation calculated based on the visible conditions (observed condition) which describes the decline of the market's perception of the condition of the property in addition to an investigation of existing benefits, when compared with similar new units concerning the capacity and utility property concerned. Asumsi yang digunakan dalam penilaian properti adalah sebagai berikut: Assumptions is used in the revaluation of property are as follows: 59 232 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 16. ASET TETAP - Lanjutan 16. FIXED ASSET - Continued 1. Semua informasi yang diberikan oleh sumber laporan dapat dipertanggung jawabkan. Bila ternyata anggapan tersebut tidak sesuai dengan hal sesungguhnya, maka diluar tanggung jawab Penilai. 1. All information provided by the source of reliable reports. If these assumptions were inconsistent with the real thing, it is beyond the responsibility of Appraisers. 2. Dalam melakukan penilaian, telah dilaksanakan inspeksi untuk keperluan penilaian, kecuali dinyatakan lain dalam laporan dan tanggal penilaian (cut of date ) ditetapkan pada tanggal terakhir inspeksi. Tanggal penilaian adalah tanggal dimana perkiraan nilai tersebut berlaku dan kami menganggap bahwa sejak tanggal dimulai hingga akhir inspeksi tidak ada kejadian atau peristiwa luar biasa yang mempengaruhi nilai. 2. In conducting assessments, inspections have been carried out for assessment purposes, unless otherwise stated in the report and the date of assessment (the cut of date) set at the last date of inspection. Assessment date is the date on which the value estimate applies, and we assume that the starting date until the end of the inspection there was no incident or extraordinary events that affect the value. 3. Penilaian ini berlaku terbatas pada tanggal penilaian dan pendapat mengenai kondisi penggunaan dan hunian didasarkan hasil pengamatan pada tanggal inspeksi. 3. This assessment applies is limited to the date of assessment and opinion on the use and occupancy conditions based on observations of the inspection. 4. Penilai beranggapan bahwa bagian-bagian properti yang tidak diinspeksi tidak memiliki kerusakaan yang berarti dan tidak menyebabkan perubahan nilai. 4. Appraiser assume that the parts are not inspected the property has no significant damage and did not cause changes in value. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pokok yang lazim digunakan dalam penilaian serta memperhatikan semua keterangan, nilai wajar dari properti yang dinilai adalah sebesar Rp 24.887.660.000 (Rupiah penuh). Based on basic considerations commonly used in the assessment and with regard to all the information, the fair value of the property is valued at Rp 24,887,660,000 (Full amount). Nilai buku properti yang di nilai per 30 Nopember 2009 adalah sebesar Rp 12.397.268.209 (Rupiah penuh) yang terdiri atas tanah sebesar Rp 3.919.371.120 (Rupiah penuh) dan bangunan sebesar Rp 8.477.897.089 (Rupiah penuh). Net book value of the property value as of November 30, 2009 was Rp 12,397,268,209 (Full amount) which are land of Rp 3,919,371,120 (Full amount) and buildings of Rp 8,477,897,089 (Full amount). PT Wika Intrade telah mencadangkan Pajak Penghasilan atas selisih revaluasi sebesar 10% dari surplus revaluasi yaitu sebesar Rp 1.249.039.179 (Rupiah penuh). PT Wika Intrade has reserved the income tax on revaluation difference of 10% of the revaluation surplus is Rp 1,249,039,179 (Full amount). 17. SETORAN DANA KERJA SAMA OPERASI 17. OPERATION COOPERATION FUND DEPOSIT Akun ini merupakan setoran dana kerjasama operasi dengan pihak lain, dengan rincian sebagai berikut : JO WIKA-IKPT-Adhi Karya (TPPI) JO WIKA-Waskita (Cikapayang) JO WIKA-Mirai (Amandit) This account shall constitute Joint operation fund deposit made with such other parties under the following detail specification : 2009 2008 48,972,543 8,960,098 24,510,720 3,846,246 22,697,111 JO WIKA-IKPT-Adhi Karya (TPPI) JO WIKA-Waskita (Cikapayang) JO WIKA-Mirai (Amandit) 60 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 233 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 17. SETORAN DANA KERJA SAMA OPERASI - Lanjutan JO WIKA-Pelita (Cut Nyak Dien) JO WIKA-Adhi Karya (Btng Tongar) JO WIKA-Hutama-Waskita-Adhi Karya (Suromadu BT Tengah) JO WIKA-BK (Bawakaraeng Thp 2) JO WIKA (SuramaduCauseway-Sby) JO WIKA-Pelita (Ulee-Lheu) JO WIKA-DGI (Kanjiro) JO WIKA (Sungai Ular) JO WIKA-PP-Hutama (Jati Gede) JO WIKA-Himpun Karya(S.Kayan) JO WIKA-Bumi Intan (Sarmi) JO WIKA - Hazama (Sabodam Bawakaraeng) JO WIKA (Liang Anggang Pelaihari) JO WIKA-Brantas-Mahir(JLB Sulsel) JO WIKA-PP (FO Cengkareng) JO WIKA-PP BngawanSolo JaTeng JO WIKA-Shimitzu, Sabo Dam Merapi Jawa Tengah JO WIKA-Shimitzu, Jatibarang JO WIKA-PP GOR Pekanbaru JO WIKA-Pelita JN 46 Tapak Tuan Air Limbah Denpasar JO WIKA-Pang. Lada-Pang. Bun JO WIKA-Nindyakarya, Cikro Girder JO WIKA-Tectona-Inti,Jmbtan Timur JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic JO WIKA-Raden Panji Suprapto Setoran KSO lainnya di bawah Rp.1 Milyar Jumlah 17. OPERATION COOPERATION FUND DEPOSIT - Continued - 702,871 4,983,238 JO WIKA-Pelita (Cut Nyak Dien) JO WIKA-Adhi Karya (Batang Tongar) JO WIKA-Hutama-Waskita29,222,836 Adhi Karya (Suromadu BT Tengah) 149,002 JO WIKA-BK (Bawakaraeng Tahap 2) 5,380,029 JO WIKA (Suramadu Causeway sisi Sby) (100) JO WIKA-Pelita (Ulee-Lheu) 1,375,603 JO WIKA-DGI (Kanjiro) 1,875,292 JO WIKA (Sungai Ular) (19,587,903) JO WIKA-PP-Hutama (Jati Gede) 1,630,244 JO WIKA-Himpun Karya (Sungai Kayan) 1,418,436 JO WIKA-Bumi Intan (Sarmi) JO WIKA-Hazama 2,952,611 (Sabodam Bawakaraeng) 1,098,532 JO WIKA (Liang Anggang Pelaihari) 7,864,434 JO WIKA-Brantas-Mahir (JLB Sulsel) 1,086,966 JO WIKA-PP (FO Cengkareng) JO WIKA-PP Bengawan Solo JaTeng JO WIKA-Shimitzu, Sabo Dam Merapi Jawa Tengah JO WIKA-Shimitzu, Jatibarang JO WIKA-PP GOR Pekanbaru JO WIKA-Pelita JN 46 Tapak Tuan Air Limbah Denpasar - JO WIKA-Pangkalan Lada-Pangkal Bun JO WIKA-Nindyakarya, Cikro Girder - JO WIKA-Tectona-Inti, Jembatan Timur JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic JO WIKA-Raden Panji Suprapto 3,547,766 Others JO Deposit fund under Rp 1 Billion 94,753,932 Total 31,989,442 5,391,615 3,658,473 2,629,283 6,140,458 3,627,232 13,080,417 5,139,882 (1,539,295) 7,478,133 1,375,729 (5,000,000) 2,062,853 (4,046,747) 3,790,533 2,188,350 1,680,831 (1,609,748) 4,251,538 2,552,996 142,774,616 Setoran Dana Kerjasama terdiri dari setoran modal dan bagian laba (rugi) JO yang diakui. Joint Operation fund deposit consists of capital deposit and profit (loss) allocation of JO as recognized. 18. GOODWILL 18. GOODWILL Akun ini merupakan goodwill yang berasal dari akuisisi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, yang dibeli di atas nilai buku, dengan perhitungan sebagai berikut : Nilai perolehan/ cost Didistribusikan/ Distributed : Setoran modal/ Paid in capital : Saldo laba/ Retained Earnings : Jumlah/Total This account of constitute goodwill from acquisition of PT Wijaya Insan Pertiwi, which is acquired over book value, with calculation as follows : 625,000 11,981,009 Goodwill 70.08% 70.08% = 21,395,497 = = 438,000 8,396,291 8,834,291 12,561,205 Amortisasi goodwill/Goodwill amortization Nilai bersih goodwill/Net book goodwill 2,512,241 10,048,964 61 234 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 19. ASET LAIN-LAIN 19. OTHER ASSETS Rincian aset lain-lain adalah sebagai berikut : Details other assets consist of : 2009 Keanggotaan Golf Club Aset tetap yang tidak digunakan Persediaan Slow Moving Aset Eks Proyek Aceh Properti Klub : Taman Sari Persada Raya Taman Sari Persada Kemala Taman Sari Persada Bogor Taman Sari Persada Bali Taman Sari Bukit Bandung Aset Eks Bisnis Unit Metal dan Dies Aset Eks Proyek Pasopati DSUI Beban ditangguhkan Lain-lain Jumlah 2008 708,280 12 2,019,523 712,293 708,280 12 146,880 3,002,018 14,897,308 3,077,884 1,763,018 16,913,325 3,438,000 5,132,748 2,235,431 1,748,546 277,865 52,924,232 14,941,755 3,092,796 1,784,370 16,929,011 3,438,000 7,496,876 3,353,143 1,926,275 183,097 57,002,513 Golf Club membership Non operational assets Slow moving inventories Equipment ex project Club Property Taman Sari Persada Raya Taman Sari Persada Kemala Taman Sari Persada Bogor Taman Sari Persada Bali Taman Sari Bukit Bandung Assets ex Business Unit Metal & Dies Assets ex project of DSUI Deferred charges Others Total Keanggotaan golf club merupakan biaya perolehan hak pakai keanggotaan klub golf, dengan tujuan sebagai sarana pemasaran. Terhadap biaya perolehan Keanggotaan golf club ini tidak diamortisasi karena masa berlaku keanggotaannya tidak dibatasi, dan dapat dipindahtangankan. The membership of golf club shall constitute right to use for the membership of golf club, intended to be as means for marketing. Acquisition cost of golf club membership shall not be amortized due to indefinite period and it may be transferred. Aset tetap yang tidak digunakan, merupakan aset tetap ex Divisi Mould dan Polymer (DMP). Fixed asset that is not used shall constitute former fixed asset owned by Mould and Polymer Division (DMP). Aset tetap lain-lain Property Club Tamansari merupakan fasilitas milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang ada pada masing-masing kawasan Tamansari, yang pengelolaannya kepada PT Wika Realty. Other assets i.e. Tamansari Club Property shall constitute facility owned by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk so available in each Tamansari area in which management is conducted by PT Wika Realty, Aset lain-lain Property Club Tamansari merupakan fasilitas milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang ada pada masing-masing kawasan Tamansari yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Wika Realty. Other Assets Tamansari Club Property is a facility owned by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk available in each area of management Tamansari submitted to PT Wika Realty. Berdasarkan hasil apraisal dari Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar Asmawi Imam & Rekan Registered Public Appraisers No. 2.08.0029 SK. Menkeu No.262/KM.1/2008, nilai ekonomis dari sebagian properti tersebut terinci sebagai berikut : Based on the results of valuation of Public Appraiser Services Office of Iskandar Asmawi Imam & Partner. Registered No. Appraisers. 2.08.0029 SK. Finance No.262/KM.1/2008, the economic value of the property are detailed in part as follows: Properti Klub Tamansari Persada Raya (LT 15.860 m2) sesuai Certificate of Appraisal No.072.1/IAI-1/LP/XI/2009 tanggal 13 November 2009, nilai ekonomis = Rp 22.062.200.000 (Rupiah penuh). Property Club Raya Tamansari Persada (LT 15,860 m2) according to the Certificate of Appraisal No.072.1/IAI1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic value = Rp 22,062,200,000 (Full amount). 62 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 235 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. ASET LAIN-LAIN - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 19. OTHER ASSETS - Continued Properti Klub Tamansari Pesona Bali Tangerang Banten (LT 37.575 m2) sesuai Certificate of Appraisal No.072.2/IAI-1/LP/XI/2009 tanggal 13 November 2009, nilai ekonomis = Rp 37.816.900.000 (Rupiah Penuh). Property Club of Tamansari Pesona Bali Tangerang Banten (LT 37,575 m2) according to the Certificate of Appraisal No.072.2/IAI-1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic value = Rp 37,816,900,000 (Full amount). Properti Klub Tamansari Persada Bogor (LT 3.845 m2) sesuai Certificate of Appraisal No.072.3/IAI-1/LP/XI/2009 tanggal 13 November 2009, nilai ekonomis = Rp 8.251.100.000 (Rupiah penuh). Property Club Bogor Tamansari Persada (LT 3845 m2) according to the Certificate of Appraisal No.072.3/IAI1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic value = Rp 8,251,100,000 (Full amount). 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK 20. SHORT-TERM LOAN Rincian pinjaman jangka pendek adalah sebagai berikut Details of short-term loans are as follows : 2009 Pokok Pinjaman Pihak hubungan istimewa : PT BRI (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BNI (Persero) Tbk Sub Jumlah Pihak ketiga : PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Tbk PT Panin Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Lembaga keuangan non bank PT Kekancan Mukti PT Daksa Kalimantan Putra PT Graha Blessing Family Sub Jumlah Jumlah 2008 62,549,836 62 549 836 10,227,377 72,777,213 46,513,501 331,348,955 331 348 955 14,998,947 392,861,403 612,478 41,344,859 2,000,000 5,000,000 19,183,957 29,322,443 98,170,940 59,300,000 - 29,845,900 7,069,666 2,853,291 83,726,194 210,977,340 156,503,407 603,838,743 PT WIJAYA KARYA (Persero), Tbk. Principle Related parties : PT BRI (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BNI (Persero) Tbk Sub Total Third parties : PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Danamon Tbk PT Bank Panin IndonesiaTbk PT Bank Central Asia bk Non-bank financial institutions PT Kekancan Mukti PT Daksa Kalimantan Putra PT Graha Blessing Family Sub Total Total PT WIJAYA KARYA (Persero), Tbk. a. PT Bank Mega Tbk. a. PT Bank Mega Tbk. Perjanjian kredit dengan Bank Mega ini mengacu pada surat pemberitahuan persetujuan perubahan kondisi fasilitas kredit dari Bank Mega No. 282/CRB2/09 tanggal 18 Juni 2009 atas Akta Perubahan X No.07 tanggal 4 Mei 2007 dengan komposisi fasilitas pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh), Bank Garansi Line sebesar Rp 500.000.000.000 (Rupiah penuh). Atas pinjaman Rekening Koran dan Kredit Modal Kerja Tanpa Schedule dikenakan bunga floating rate sebesar 13% per tahun. 63 236 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Based on the approval notification letter of credit facility conditions change from the Bank Mega No. 282/CRB2/ 09 dated June 18, 2009 Changes to the Deed No.07 dated X May 4, 2007 with the composition of the Current Account loan facility amounting to Rp 5,000,000,000 (Full amount), Bank Guarantee Line Rp 500,000,000,000 (Full amount). Current Account on the loan and Working Capital Loan Without Schedule subject to floating interest rate of 13% per year. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Fasilitas Bank Garansi hanya untuk tambahan modal kerja atas pekerjaan yang diterima dan digunakan untuk memenuhi syarat dalam setiap pekerjaan yang didapat. Total fasilitas bank dari Bank Mega Rp 505.000.000.000 (Rupiah penuh). Masa berlaku perjanjian sampai dengan 5 Juli 2010. Bank Guarantee Facility for additional working capital for the work accepted and used to meet the requirements of each job obtained. Total bank facilities from the Bank Mega Rp 505,000,000,000 (Full amount). Period of validity of the agreement until July 5, 2010. Pinjaman ini dijamin dengan Piutang Usaha senilai Rp 60.000.000.000 (Rupiah penuh) dan hak atas tanah yang berlokasi di Bekasi, Bandung, Surabaya, dan hak atas tanah atas nama anak Perusahaan, PT Wijaya Karya Beton, yang berlokasi di Deli Serdang dan Lampung Selatan, dengan rincian sebagai berikut: This loan shall be guaranteed by trade receivable of Rp 60,000,000,000 (Full amount) and land right located in Bekasi, Bandung, Surabaya and land right in the name of the subsidiary company, PT Wijaya Karya Beton located in Deli Serdang and South Lampung with the following detail specification: a Sertifikat atas tanah HGB N0. 21/Kel.Gayungan . Surabaya, yang tercatat atas nama Perseroan. a. Certificate of Land for Building Right No.21/Kel. Gayungan Surabaya as recorded in the name of the Company. b Sertifikat atas tanah HGB N0.0410/Kelapa Dua Wetan . Jakarta Timur, yang tercatat atas nama Perseroan. b. Certificate of Land for Building Right No.0410.Kelapa Dua Wetan Ciracas East Jakarta as recorded in the name of the Company. c Sertifikat atas tanah HGB N0. 1414/Cipinang . Cempedak Jakarta Timur, yang tercatat atas nama Perseroan. c. Certificate of Land for Building Right No.1414/Cipinang Cempedak East Jakarta as recorded in the name of the Company. b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1 Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja (Transaksional) No. . KP-COD/026/PK.KMK/2005 No.32 tanggal 22 September 2005 telah mengalami addendum sebanyak 6 kali terakhir dengan No. TOP.CRO/CLA.156/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009 dengan limit kredit tetap sebesar Rp 250.000.000.000 (Rupiah penuh). 1. Deed of agreement of Working Capital Credit (Transactional) No.KP-COD/026/PK.KMK/2005 No.32 dated September 22, 2005 has been added in 6 (Six) times as most recently by No. TOP.CRO/CLA.156/ADD/2009 dated June 3, 2009 with fixed credit limit of Rp 250,000,000,000 (Full amount). 2 KMK Revolving No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 No.22 . tanggal 11 Mei 2001 telah mengalami addendum sebanyak 10 dalam addendum X atas KMK Revolving No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 tertuang dalam Surat No. TOP.CRO/CLA.153/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009 dengan limit kredit sebesar Rp 60.000.000.000 (Rupiah penuh). 2. KMK revolving No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 No.22 dated May 11, 2001 has been added in 10 (Ten) times in addendum X dor KMK revolving No.KRCRU/009/PK.KMK/2001 entered into in letter No.TOP.CRO/CLA.153/ADD/2009 dated June 3, 2009 with credit limit of Rp 60,000,000,000 (Full amount). 3 Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan 3. Deed of agreement for the grant of Non Cash Loan Facility No. KP-CRO/015/PNCL/2008 has been added in I (One) times is most recently by No.TOP.CRO/CLA.155/ADD/2009 dated June 3, 2009 with limit Non Cash Loan of Rp 1,500,000,000,000 (Full amount). No. KP-CRO/015/PNCL/2008 yang telah mengalami addendum sebanyak I kali terakhir dengan No.TOP.CRO/CLA.155/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009 dengan batas Non Cash Loan sebesar Rp 1.500.000.000.000 (Rupiah penuh). 64 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 237 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Syarat dan ketentuan sebagai berikut : The terms and conditions shall be set forth as follows : - Fasilitas yang tertuang dalam perpanjangan ini adalah KMK Revolving sebesar Rp 60.000.000.000 (Rupiah penuh). - Facility as entered into in this extension shall be Rp 60,000,000,000 (Full amount). - Perpanjangan jangka waktu Fasilitas KMK LAMA selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 11 Mei 2009 sampai dengan 10 Mei 2010. - Extension of period for KMK LAMA FACILITY shall be within 1 (one) years as of May 11, 2009 until May 10, 2010. - Debitur wajib membayar bunga kepada Bank sebesar 13% per tahun dan wajib dibayar efektif pada tanggal 23 setiap bulannya. - The debtor shall be obliged to pay interest to Bank of 13% per annum and shall be effectively paid on the 23rd of each the month. - Memperpanjang fasilitas NCL selama 1 tahun dan memberikan tambahan fasilitas NCL sebesar Rp 1.500.000.000.000 (Rupiah penuh). - To extend NCL facility within 1,500,000,000,000 (Full amount). - Mengubah ketentuan tentang Agunan dengan rincian sebagai berikut : 1. Agunan Utama Piutang/atau tagihan berdasarkan proyek yang dimiliki debitur dengan nilai Rp 1.230.290.962.612 (Rupiah penuh) sesuai akta jaminan fidusia No. W7-313.AH05.02.TH.2007/P tanggal 13 Maret 2009. - To change terms and conditions with regard to mortgage under the following detail specification : 1. Main Collateral - Receivable/bill on the basis of projected contract hold be the Debtor amounting to Rp 1,230,290,962,612 (Full amount) pursuant to fiduciary security No.W7313.AH05.02.TH.2007/P dated March 13, 2009. 1 year of Rp - Seluruh persediaan / stock barang milik debitur dengan nilai Rp. 53.338.382.399 (Rupiah penuh) sesuai akta jaminan fidusa No. W7312.AH.05.02.TH.2009/P tanggal 31 Maret 2009. - All inventory/good stock owned by the Debtor of Rp 53,338,382,399 (Full amount) pursuant to Deed of fiduciary securlty No.W7-312.AH.05.02.TH.2009/P dated March 13, 2009. - Omset kontrak proyek milik debitur sebagaimana ternyata dalam suatu daftar terdiri dengan nilai objek dan penjaminan sebesar Rp 1.853.702.353.697 (Rupiah penuh) yang tertuang dalam akta Cessie atau omset kontrak proyek sebagai jaminan dengan akta No.16 tanggal 27 Nopember 2006. - The turnover of project contract hold by the debtor as transpired in separate list with object and loan value of Rp 1,853,702,353,697 (Full amount) as entered into in Deed of Cessie for the Turnover of project contract as security under Deed No.61 dated December 27, 2006. 2. Agunan Tambahan Sertifikat atas tanah HGB No.1174/ Cipinang cempedak, yang tercatat atas nama perseroan. 2. Additional Collateral - Certificate of land Right No.1174/ Cipinang Cempedak registered in the name of the company. - Sertifikat atas tanah HGB No.205/ Karangrejo, yang tercatat atas nama perseroan. - Certificate of land Right No.205/ registered in the name of the company. - Sertifikat atas tanah HGB No.3903/ Jakasampurna - Bekasi, yang tercatat atas nama perseroan. - Certificate of land Right No.3903/ Jakasampurna Bekasi, as registered in the name of the company. - Sertifikat atas tanah HGB No. 0444/ Ciracas Kelapa Dua Wetan yang tercatat atas nama perseroan. - Certificate of land Right No.0444/ Ciracas-Kelapa Dua Wetan registered in the name of the company. 65 238 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Karangrejo PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued - Sertifikat atas tanah HGB No.0436/ Ciracas Kelapa Dua Wetan yang tercatat atas nama perseroan. - Certificate of land Right No.0436/ Ciracas-Kelapa Dua Wetan as registered in the name of the company. - Seluruh peralatan alat berat yang terdiri dari 1 (satu) unit launcher beam,1 (satu) unit slip form paver dan 2 (dua) unit tower crane, dengan nilai sebesar Rp 9.538.000.000 (Rupiah penuh) yang telah diikat dengan akta jaminan fidusia No.45 tanggal 15 Februari 2008. - All engineering equipments such as 1 (one) unit of launcher beam,1 (one) unit of slip form paver, 1 (one) unit of tower crane, of Rp 9,538,000,000 (Full amount ) as lawfully bound by Deed of fiduciary security No.45 dated February 15, 2008. c. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. c. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan telah mendapat persetujuan perpanjangan perjanjian Kredit dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) nomor R.II.14-ADK/DKR/01/2009 yang dituangkan dalam Akta No.54 tanggal 27 Februari 2009. Pihak bank telah menyetujui fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi Plafond PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. sebagai berikut: The Company has obtained approval for the extension of agreement of Credit with PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) number R.II.14-ADK/DKR/01/2009 as entered into in Deed No.54 dated February 27, 2009. The creditor has agreed on approval letter of Plafond Construction Working Capital Credit Facility of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk as follows : 1 Fasilitas Kredit Modal Konstruksi Plafond Pseudo R/K . dengan Max. Co menurun sesuai dengan penyelesaian proyek dengan limit fasilitas kredit sebesar Rp 100.000.000.000 (Rupiah penuh). 1 Plafond Construction Working Capital Credit Facility of Pseudo R/K with Max.Co decreasing accordance with the complation of the project with the limit credit facility of Rp 100,000,000,000 (Full amount). 2 Fasilitas Bank Garansi sebesar Rp 1.500.000.000.000 . (Rupiah penuh) yang akan di gunakan sebagai tambahan modal kerja proyek-proyek yang di tangani PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2 Facility of Bank Garansi shall be Rp 1,500,000,000,000 (Full amount) that shall be required asd additional working capital for the project as signed by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 3 Jangka waktu fasilitas kredit berlaku terhitung sampai . dengan 30 November 2010. 3 The Period of credit facility shall be effective until November 30, 2010. 4 Tingkat suku bunga per tahun adalah sebesar 13%. . 4 Annual Interest Rate shall be 13% (subject to review) Tambahan Kredit Modal Kerja ini digunakan khusus untuk proyek proyek sebagai berikut : Additional Working Capital Loan are used exclusively for the projects as follows: 1 Muara Karang Gas Power Plant 2 Infrastruktur penanganan luapan lumpur lapindo paket 3 dari pejabat pembuat komitmen penanganan luapan lumpur di Surabaya 3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten Labuan untuk Civil Work dari PT. PLN (Persero) 4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten Labuan untuk Jetty & Marine Work dari PT. PLN (Persero) 1 Muara Karang Gas Power Plant 2 Infrastructure lapindo mudflow handling package from the government officials who made 3 commitment mudflow handling in Surabaya 3 Steam Power Plant (Power Plant) of 2 Labuan Banten for Civil Work from PT PLN (Persero). 4 Steam Power Plant (Power Plant) of 2 Labuan Banten for Jetty and Marine Work from PT PLN (Persero). 66 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 239 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Fasilitas Pinjaman ini dijamin dengan : - Sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB NO.4/Kembang Kuning atas nama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan luas tanah 124.417 m2 dan luas bangunan 29.082 m2 terletak di propinsi Jawa Barat, Kota Bogor. This loan facility shall be guaranted by : - Land and building parcel by SHGB No.4/Kembang Kuning in the name of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk covering with land area of 124,417 m2 and 29,082 m2 building was located in Bogor city, Province of West Java. - Piutang proyek atas pembangunan Muara Karang Gas Power Plant sebesar Rp 245.304.000.000 (Rupiah penuh). - Receivables on construction projects Muara Karang Gas Power Plant is Rp 245,304,000,000 (Full amount). - Piutang atas infrastruktur penanganan luapan lumpur lapindo paket 3 dari pejabat pembuat komitmen penanganan luapan lumpur di Surabaya dengan nilai kontrak sebesar Rp 362.221.000.000 (Rupiah penuh) - Receivables of mudflow handling infrastructure lapindo 3 package commitment from government officials who made the handling of mudflow in Surabaya with a contract value of Rp 362,221,000,000 (Full amount) - Piutang atas pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten Labuan untuk Civil Work dari PT.PLN (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 398.200.000.000 (Rupiah penuh). - Receivables for Steam Power plant (power plant) to Labuan Banten 2 Civil Work from PT PLN (Persero) with a contract value of Rp 398,200,000,000 (Full amount). - Piutang atas pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten Labuan untuk Jetty dan Marine Work dari PT.PLN (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 403,771,000,000 (Rupiah penuh). - Receivables for Steam Power plant (power plant) for 2 Banten Labuan Jetty and Marine Work from PT PLN (Persero) with a contract value of Rp 403,771,000,000 (Full amount). - Piutang piutang usaha dan omset kontrak proyek, baik yang telah dan atau akan dimiliki oleh debitur senilai Rp 300.000.000.000 (Rupiah penuh) - All receivables and revenue contracts project, and whether they have been or will be owned by the debtor valued at Rp 300,000,000,000 (Full amount) d. PT Bank Danamon Tbk. d. PT Bank Danamon Tbk. Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Sebagai mana terulang dalam akta perjanjian kredit No. 14 tanggal 8 Mei 2007 yang telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya oleh pihak danamon sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas kredit berupa fasillitas kredit berjangka (KB) dan fasilitas kredit rekening koran (KRK) sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh) dengan ketentuan sebagai berikut : The Company shall have enter into agreement of credit with PT Bank Danamon Indonesia Tbk, as transpired in deed of credit agreement No.14 dated May 8, 2007 that has been change of the period by the Bank Danamon shall agree and covenant to provide Credit Facility of Account Statement of Rp 50,000,000,000 (Full amount) under the following terms and conditions : - Fasilitas I berupa fasilitas Kredit Koran (Overdraft) bersifat Revolving (uncommitted) sampai jumlah pokok setinggi-tingginya sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh) dengan tingkat suku bunga sebesar Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan ditambah Margin. Margin saat ini 3% (tiga persen) per tahun. - 1st Facility in form of Credit Facility of Account Statement (Overdraft) shall be revolving (uncommitted) until at the highest principal amount of Rp 50,000,000,000 (Full amount) with the interest rate of Certificate of Bank Indonesia of 1 month increased by Margin. The current margin shall be 3% (three percent) per annum. 67 240 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued - Fasilitas II berupa Kredit Revolving yang di berikan Bank adalah Fasilita Uncommitted Omnibus Trade Finance sampai jumlah pokok setinggi-tingginya Rp 400.000.000.000 (Rupiah penuh) ekuivalen dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (US$) dan/alat mata uang lain yang tersedia di Bank, yang di pergunakan dalam bentuk : - 2nd Facility in form Revolving credit facility as provided by the bank shall be uncommited Omnibus trade finance Facility until at the highest principal amount of Rp 400,000,000,000 (Full amount) as equivalent with the Currency of United States (US$) and/or such other currency available in bank and may be required again in from of : i. Sight Letter of Credit (L/C)Impor dan/atau Sight Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dengan jumlah Rp 400.000.000.000 (rupiah penuh) L/C Validity maxsimum 180 (Seratus delapan puluh) hari untuk keperluan bahan baku impor, peralatan dan mesin. i. ii. Usance Letter of Credit (L/C) Impor dan/atau usance Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) jumlah Rp 400.000.000.000.(Rupiah penuh) L/C validity maksimum 180 (Seratus delapan puluh) hari dengan tujuan untuk keperluan bahan baku impor, peralatan dan mesin. ii. Usance Letter of Credit (L/C) import and/or Usance Documented of Letter of Credit Domestic of Rp 400,000,000,000 (Full amount) L/C Maximum Validity of 180 (One hundred eighty) days intended to fulfill the requirement of imported raw material, equipment and machines. iii. L/C Impor dan/atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) jumlah Rp 300.000.000.000 (Rupiah penuh) L/C Validity maksimum 180 (Seratus delapan puluh) hari dengan tujuan untuk keperluan bahan baku impor, peralatan dan mesin. iii. L/C Import and/or Documented of Letter of Credit Domestic of Rp 300,000,000,000 (Full amount) L/C maximum validity of 180 (One hundred eighty) days intended to fulfill the requirement of imported raw material, equipment and machines. iv. Bank garansi jumlah Rp 400.000.000.000 (Rupiah penuh) Guarantee Tenor maximum 180 (Seratus delapan puluh) hari untuk Bid Bond, Retention Bond, dan Costum Bond Guarantee Tenor maximum 12 (Dua belas) bulan untuk Performance Bond, Payment Bond, dan Counter Guarantee. guarantee shall amount up to Rp iv. Bank 400,000,000,000 (Full amount) within maximum tenor Guarantee of 180 (One hundred eighty) days to bid Bond, Retension bond and costum Bond guarantee within maximum tenor of 12 (twelve) months for the performance purpose of bond, payment Bond and Counter guarantee. v. Stand By Letter of Credit (SBLC) shall amount up to Rp 400,000,000,000 (Full amount) maximum tenor Guarantee of 180 (One hundred eighty) days for bid bond, Retension bond and costum Bond guarantee within maximum tenor of 12 (twelve) months for the performance purpose of bond, payment Bond and Counter guarantee. v. Stand By Letter of Credit (SBLC) jumlah Rp 400.000.000.000 (Rupiah penuh) Guarante Tenor maximum 180 (Seratus delapan puluh) hari untuk Bid Bond, Retention Bond, Costum Bond Guarantee Tenor maximum 12 (Dua belas) bulan untuk Performance Bond, Paymend Bond dan Counter Guarantee. - Jangka waktu fasilitas kredit berlaku terhitung sampai dengan 30 November 2010. Sight Letter of Credit (L/C) Import and/or Sight Documented of Letter of Credit Domestic of Rp 400,000,000,000 (Full amount) of L/C of maximum Validity of 180 (One hundred eighty) days for the purpose of imported raw material, equipment and machines. - The Period of credit facility shall be effective until November 30, 2010. 68 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 241 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued e. PT Bank Panin Tbk. e. PT Bank Panin Tbk. Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan PT. Bank Panin,Tbk, sebagai mana tertuang dalam akta per janjian kredit No.17 tanggal 15 Juni 2009 dan pihak Bank Panin sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas kredit berupa fasilitas money market sejumlah maksimal Rp 70.000.000.000. (Rupiah penuh). The company shali have entered intro credit agreement made with PT Bank Panin, Tbk as transpired in Deed of Credit agreement No 17 dated June 15, 2009 and conversely Bank Panin to provide credit facility in from of money market facility at maximum amount of Rp 70,000,000,000. (Full amount). Tujuan kredit akan di gunakan sebagai modal kerja umum. The purpose of credit shall be required for the general working capital. Jangka waktu fasilitas kredit adalah 1 tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian yaitu sejak tanggal 15 Juni 2009 sampai dengan 16 Juni 2010. The periond credit of facility shall be effective within 1 year upon the signing of the agrement i.e as for June 15, 2009 until June 16, 2010. Jangka waktu pinjaman adalah 1 bulan, 3 bulan atau 6 bulan untuk setiap penarikan pinjaman dengan ketentuan tanggal jatuh tempo setiap pinjaman tidak boleh melebihi tanggal jatuh tempo fasilitas kredit yang digunakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. The effective period of loan shall be 1 month, 3 months or 6 months for each loan withdhrawal provided that the payment due date of each ioan shall not exceed the due date of credit facility as required by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Atas tiap jumlah uang yang tertuang atau sisanya yang belum dibayar lunas atas pemberian fasilitas kredit, perusahaan wajib membayar bunga kepada bank sebesar : In respect of each amount of payable outstanding money for the provision of credit facility, then the company shall be obliged to pay interest to bank at the sum of : - Untuk jangka waktu pinjaman selama 1 bulan sebesar suku bunga SBI berjangka satu bulan ditambah 3,5% pertahun. - For the loan period of 1 month, it shall be the interest rate of SBI with the period 1 month added by 3.5% per annum. - Untuk jangka waktu pinjaman selama 3 bulan sebesar tingkat suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan ditambah 4% pertahun. - For the loan period of 3 month, it shall be the interst rate of SBI with the period 1 month added by 4% per annum. - Untuk jangka waktu pinjaman selama 6 bulan sebesar tingkat suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan ditambah 4,5% per tahun. - For the loan period of 6 month, it shall be the interst rate of SBI with the period 1 month added by 4.5% per annum. Sedangkan bilamana perusahaan tidak atau lalai membayar lunas jumlah pokok yang terhutang, bunga atau lain-lain wajib di bayar sesuai dengan perjanjian maka tanpa mengurangi kewajiban debitur untuk tetap membayar jumlah uang yang telah wajib dibayarnya, perusahaan wajib membayar bunga denda atas jumlah uang yang tidak atau lalai dibayar tersebut sebesar 3% pertahun atas bunga yang berlaku saat itu. While, if the company fails or neglects to make full payment for such outstanding principal, payable interest or orther in accordance with the agreement, then without being prejudiced the debtor's liability to continue to pay such amount of payable money, the company shall be obliged to pay penalty interest for the amount of money that fails or neglects to pay of 3% per annum above the interest so applicable at the time. Penalty interest shall be calculated daily as of the day and due date of amount of payable money. Bunga denda dihitung secara harian mulai dari hari dan tanggal jatuh tempo jumlah uang yang wajib dibayar. Selain hal-hal diatas perusahaan juga wajib membayar provisi, biaya administrasi dan biaya lain-lain yang di keluarkan Bank kepada pihak ketiga. 69 242 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. In addition to the aformentioned premises, the company hereto shall be obliged to pay the provision, administration cost and such other costs as expended be bank to the third party. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Untuk menjamin pembayaran yang lunas, penuh dan sebagai mana mestinya setiap jumlah uang yang terhutang maka perusahaan telah bersedia melakukan perjanjian jaminan piutang kepada kreditur yang diatur dalam akta perjanjian fidusia No.18 tanggal 15 Juni 2009. To warrant the payment made full payment, full and accordingly in respect of each outstanding money, the company shall undertake to either into agreement of loan guarantee to the creditor as regulated in Deed of fiduciary agreement No.18 dated June 15, 2009. Perusahaan telah mengadakan perubahan perjanjian jaminan fidusia dengan PT Bank PANIN Tbk sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit No.18 tanggal 15 Juni 2009, pasal 5.9 B tanggal 16 Desember 2009 yaitu piutang usaha yang dijaminkan sebagai anggunan. Anggunan di atas adalah sebagai berikut : The company shall have entered into agreement of fiduciary security with PT Bank Panin Tbk, as transpired in deed of credit agreement No. 18 dated June 15, 2009 article 5.9 B which such as the trade receivable is as collateral guaranteed . 1 Proyek PLTA dengan pemberi kerja PT Poso Energy 2 Proyek dengan pemberi kerja Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar wilayah Sungai Bengawan Solo. 1 Project PLTA whom owned PT Poso Energy 2 Project whom owned Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar wilayah Sungai Bengawan Solo. Apabila hasil penjualan dari objek jaminan fidusia tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh perusahaan kepada Bank, maka perusahaan tetap terkait membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar berdasarkan perjanjian kredit. If the sale proceeds of the object of fiduciary security is insuficent to full pay all outstanding matters so duly made by the company to bank, then the company shall continue to be bound to make full payment for the remaining amuont of outstanding money on the basis of credit agreement. Pembebanan jaminan fidusia ini akan berakhir dengan sendirinya pada saat perusahaan telah membayar semua kewajibannya kepada Bank Panin, Tbk. The cost of this fiduciary security shall be terminated automatically upon the full payment made by the company for all their liabilities to PT Bank Panin, Tbk. f. PT Bank DBS Indonesia The collateral above is as follows: f. PT Bank DBS Indonesia Pinjaman pada PT Bank DBS Indonesia merupakan pinjaman Fasilitas Modal Kerja (Revolving) dengan tingkat bunga sesuai tarif SBI +2,5% per tahun tertuang dalam Perubahan Perjanjian Fasilitas Perbankan No.175/PFPDBSI/VIII/2008 dengan Fasilitas Perbankan maximum senilai Rp 370.000.000.000 (Rupiah penuh). Dan surat perjanjian DBS No. 29/CB/OUL/2009 tanggal 23 Februari 2009. Fasilitas yang disediakan berupa: Loan to PT Bank DBS Indonesia shall constitute loan of Working Capital Facility (Revolving) with the interest rate on the basis of SBI rate +2,5% per annum as entered into amendment to banking facility agreement No.175/PFPDBSI/VIII/2008 dated July 7, 2008 with the maximum banking facility of Rp 370,000,000,000 (Full amount). And amendment to banking facility agreement No. 29/CB/OUL/2009 dated Februari 23, 2009. The provided Facility shall be as folows: a Kredit modal kerja dengan nilai 15.000.000.000. (Rupiah penuh) Rp a Working capital credit with maximum rate of Rp 15,000,000,000. (Full amount). b Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri nilai maksimum Rp 62.500.000.000 (Rupiah penuh) atau dalam mata uang lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai tersebut. b Documented of Letter of Credit Domestic with the maximum rate of Rp 62,500,000,000 (Full amount) or in such other currencies or approved by BI as equal with the aforementioned rate. c Letter of Credit dengan nilai maksimum Rp 62.500.000.000. (Rupiah penuh) atau dalam mata uang lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai tersebut. c Letter of Credit with maximum rate of Rp 62,500,000,000 (Full amount) or under such other currencies or approved by BI as equal with the aforementioned rate. maksimum 70 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 243 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued d Bank Garansi dengan nilai maksimum Rp . 175.000.000.000 (Rupiah penuh) atau dalam mata uang lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai tersebut. d Bank Guarantee with maximum rate of Rp . 175,000,000,000 (Full amount) or under such other currencies or approved by BI as equal with the aforementioned rate. e Stand By Letter of Credit Facility (SBLC) dengan nilai . maksimum Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh) atau dalam mata uang lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai tersebut. e Stand By Letter of Credit Facility (SBLC) with maximum . rate of Rp 25,000,000,000 (Full amount) or under such other currencies or approved by BI as equal with the aforementioned rate. Fasilitas berlaku sampai dengan 7 Juli 2010 dan dijamin dengan omzet kontrak minimal senilai 125% dari total kredit tertarik (CL&NCL). The facility shall be effective until July 7, 2010 and shall be guaranteed with the minimum turnover contract of 125% of total withdrawn credit (CL&NCL). PT WIKA BETON PT WIKA BETON a. PT Bank Mega Tbk. a. PT Bank Mega Tbk. PT Wijaya Karya Beton memiliki fasilitas kredit Rekening Koran (PRK), Fasilitas Kredit Modal Kerja dan Fasilitas Bank Garansi dari Bank Mega sesuai dengan perjanjian kredit tanggal 6 Desember 2000 No.23, yang telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sesuai perubahan XIV perpanjangan kredit No.10 tanggal 4 Desember 2009, dengan jangka waktu 6 Desember 2009 sampai dengan 6 Desember 2010, dengan tingkat bunga 17%. PT Wijaya Karya Beton has Account Statement of credit facility (PRK),working capital credit facility and bank guarantee facility from Bank Mega in accordance with credit agreement dated December 6, 2000 No,23 amended severel times and most recently by amendment XIV of credit extension No.10 dated December 4, 2009 within the period of December 6, 2009 until December 6, 2010 with the interest rate of 17%. Fasilitas kredit berupa PRK sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) digunakan hanya untuk tambahan dana operasional perusahaan, berupa Fasilitas KMK dengan nilai kesanggupan Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) digunakan hanya untuk tambahan modal kerja atas pekerjaan yang diterima perusahaan, dengan jumlah penarikan sebesar 70% dari nilai kontrak. Fasilitas Bank Garansi sampai dengan Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh) digunakan hanya untuk tender, uang muka pelaksanaan dan pemeliharaan. Credit facility in form of Acoount Statement loan facility of Rp 5,000,000,000 (Full amount) shall be required to add the company operational fund, in from of working capital credit facility with the undertaking rate of Rp 5,000,000,000 (Full amount). as required to only add working capital for the activities received by the company with the total withdrawal of 70% of contracted value. facility of Bank Guarantee reaching up to Rp 25,000,000,000 (Full amount) shall be required for the purpose of tender, down payment of the implementation and maintenance. Pinjaman ini dijamin dengan hak atas tanah rincian sebagai berikut : - Tanah seluas 18.570 M2 yang terletak dikabupaten Deli serdang. Kecamatan Sunggal desa Dei Semayang tercatat atas nama PT Wjaya Karya Beton dengan HGB No.101/Dei Semayang. This loan shall be warranted by land right set forth as folows: Land covering an area of 18,570 M2 located Deli Serdang sub district,Sunggal district Dei Semayang Village, shall be registered in the name of PT Wijaya Karya Beton by building right No.101/Dei Semayang. - Tanah seluas 33,615 M2 yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Natar,Desa BumiAgung, Lampung, tercatat atas nama PT Wijaya Karya Beton dengan HGB No.8/Bumi Agung. Land covering an area of 33,615 M2 located in South of Lampung, Sub district, Natar discrit, Bumi Agung Village, shall be registered in the name of PT Wijaya Karya Beton by building right No.8/Bumi Agung. - Mesin-mesin pabrik, terletak di Medan,Lampung dan Makasar. Factory machines which are located in Medan,Lampung and Makasar. 71 244 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued - Piutang dan/atau persediaan yang dimiliki perusahaan baik sekarang maupun di kemudian hari minimal senilai Rp 45.000.000.000 (Rupiah penuh). b. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Receivable and/or inventory owned by the company both in the present and hereafter shall be minimum Rp 45,000,000,000 (Full amount). b. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Wika Beton memperoleh Fasilitas Kredit Non Cash Loan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perjanjian Kredit Modal Kerja (Fixed Loan) nomor KP-CRO/017/PKKMK/2009 tanggal 8 Juni 2009. Kemudian Pemberian Fasilitas Bank Garansi nomor KP-CRO/002/PGB/2009 tanggal 8 Juni 2009 serta perjanjian Kredit untuk Jasa Pelayanan Transaksi Treasury nomor KPCRO/015/PFL/2009 tanggal 8 Juni 2009 yang kesemuanya dibuat dihadapan Notaris Sri Ismiyati, SH. Notaris Jakarta serta tambahan limit Fasilitas Non Cash Loan (L/C,SKBDN dan Bank Garansi) dari PT Bank Mandiri ke PT Wika Beton No.CBG.CB2/SPPK/D04.003/2009 tanggal 7 Mei 2009 perihal surat penawaran pemberian kredit (SPPK) untuk perpanjangan jangka waktu KMK Revolving, Penawaran KMK Fixed Loan, Perpanjangan Jangka Waktu serta tambahan limit fasilitas NCL (Bank Garansi) dan persetujuan Plafond Forex. PT Wika Beton obtain Non-Loan Credit Facility loan from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Working Capital Loan Agreement (Fixed Loan) KP-CRO/017/PK-KMK/2009 number dated June 8, 2009. Then Granting Bank Guarantee Facility KP-CRO/002/PGB/2009 number dated June 8, 2009, and agreements for Credit Transaction Services Treasury KP-CRO/015/PFL/2009 number dated June 8, 2009 which are all made before Notary Sri Ismiyati, SH . Notary Jakarta as well as additional Non-Cash limit loan facility (L / C, Domestic L/C and Bank Guarantee) from PT Bank Mandiri to PT Wika Beton No. CBG.CB2/SPPK/D04.003/2009 dated May 7, 2009 regarding the letter of credit supply ( FIES) for extension of time Revolving KMK, Bid KMK Fixed Loan, Term Extension and the additional limits NCL facilities (Bank Guarantee) and the approval Forex Limited. Ketentuan yang tertuang adalah sebagai berikut: The Terms and conditions as entered into in shall be as follows : I Revolving Working Capital Credit Facility I Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving 1 Batas Kredit : Rp 15.000.000.000 (Rupiah penuh) 2 Jenis Kredit : KMK 3 Sifat Kredit : Revolving 4 Tujuan Tambahan modal Kerja dalam rangka membiayai produksi berbagai beton pra cetak. 1 Credit Limited : Rp 15,000,000,000 (Full amount) 2 Type of credit : KMK 3 Characteristic of Credit : Revolving 4 The Use Purpose: Additional Working Capital shall be in order to financing production on various working on process of the concrete. 5 Jangka Waktu 5.Period : 8 Juni 2009 s.d 10 May 2010 : June 8, 2009 until May 10, 2010 6 Suku Bunga 13.00% p.a dibayar efektif dan berubah sesuai dengan ketentuan Bank Mandiri dan di bebankan setiap tanggal 23. 6.Interest rate 13.00% p.a shall be effectively paid and charged unther the terms and condition of bank mandiri and shall be borne on each date of 23rd. 7 Provisi 8 Denda 7.Provision 8.Penalty 9 Agunan 1 Agunan Utama ) : 1% p.a dari limit kredit : 2% pertahun diatas tingkat suku bunga kredit, bila terlambat pembayaran :Piutang dan persediaan dengan nilai minimal Rp 72,4 Milyar. 9.Collateral 1 Main Collateral ) :1% p.a of limit credit :2% per annum above interest rate of credit, if they fail to make the payment in punctual time. :Receivable and stock with minimum rate of Rp 72.4 Billions. 72 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 245 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued 2 Agunan ) a 3 (Tiga) bidang tanah berikut bangunan-bangunan ) dan atau segala sesuatu yang telah atau dikemudian hari akan didirikan diatasnya, luas tanah 65.103 m2 terletak di Jl. Raya Kejapanan-Majosari, Pasuruan Jawa Timur, SHGB no. 14,25 dan 408 atas nama Wika Beton, telah diikat dan dipasang hak tanggungan senilai Rp 25 Milyar. 2 Additional Collateral ) a 3 (Three) lands area including buildings and or any ) and all matters that have or hereafter shall be errected on it. Land area of 65,103 m2 located at Jl. Raya Kejapanan-Majosari, Pasuruan East Java, SHGB No 14,25 and 408 in the name of Wika Beton shall have been bound and security interest shall be mortgaged of Rp 25 Billions. b Tanah dan bangunan, mesin dan peralatan pabrik ) senilai Rp 101,250 Milyar. Lokasi jalur 8. Jl. Raya Narogong Km.26 Cileungsi.Bogor, di pasang hak tanggungan dan diikat secara Fiducia sebesar nilai pasar. b Land and buildings, machinery and factory equipment . as of Rp 101.250 Billions. Location at line of 8. Jl. Raya Narogong Km.26 Cileungsi.Bogor, installed of dependents and tied to the rights Fiducia as a market value. II Fasilitas Non Cash Loan 1 Batas Kredit 2 Jenis Kredit 3 Sifat Kredit II Non Cash Loan Facilities : Rp 65.000.000.000 (Rupiah penuh) : Non Cash Loan : Revolving 1 Credit Limited 2 Type of credit 3 Characteristic : Rp 65,000,000,000 (Full amount) : Non Cash Loan : Revolving 4 Tujuan Pengunaan 1 Penerbitan Garansi bank a.I. Jaminan Penawaran, ) Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan Pemeliharaan, Jaminan Pembayaran dan Counter guarantee, maksimum sebesar Rp 15 Milyar. 4 The purpose loan facility 1 The issuance of bank garansi a.l offering ) bound,performance bound, down payment bound, maintenance bound, payment and counter guarantee shall be maximum Rp 15 Billions. 2 Pembukaan Letter of Credit (L/C) dan atau SKBDN, ) yang bersifat sight, Usance, atau (UPAS) dengan tenor maksimum 180 hari, maksimum Rp 5 milyar. 2 The opening of Letter of Credit (L/C) and or ) Documented of Letter of Credit Domestic with the characterisitc of sight ,Usance or (UPAS) with maximum tenor of 180 days, maximum amount of Rp 5 Billions. 5 Jangka waktu : 11 Mei 2009 s/d 10 Mei 2010 5 Period : May 11 2009 until May 10, 2010 6 Provisi : 1% p.a,kecuali jaminan tender 0,75 % 6 Provision : 1% p.a, unless tender guarantee as of 0.75 % III KMK Fixed Loan III 1 Batas Kredit 2 Jenis Kredit 3 Sifat Kredit : Rp 35.000.000.000 (Rupiah penuh) : KMK Fixed Loan : Revolving, Standby Loan, Committed dan advised 4 Tujuan Pengunaan KMK Fixed Loan 1 2 3 Credit Limited Type of credit Characteristic 4 : Rp 35,000,000,000 (Full amount) : KMK Fixed Loan : Revolving, Standby Loan, Committed and advised The purpose loan facility 1 Tambahan modal Kerja dalam rangka membiayai ) produksi berbagai beton pra cetak 5 Jangka waktu : 8 Juni 2009 s/d 10 Mei 2010 5 1 Additional Working Capital shall be in order to ) financing production on various work on process of the concrete. Period : June 8 2009 until May 10, 2010 6 Provisi : 1% p.a,kecuali jaminan tender 0,75 % 6 Provision 73 246 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. : 1% p.a, unless tender guarantee as of 0.75 % PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued c. PT Bank CIMB Niaga Tbk c. PT Bank CIMB Niaga Tbk Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Niaga sesuai dengan perjanjian kredit No.266/CBG/JKT/05 dan No. 267/CBG/JKT/05 tanggal 12 September 2005 yang dibuat dibawah tangan. Sebagaimana diubah dengan perubahan terhadap Perjanjian Kredit Nomor 593/AMD/CBG/JKT/09 tertanggal 28 Oktober 2009 (Selanjutnya berikut perpanjangan, perubahan dan penambahanya disebut ''Perjanjian Kredit", dengan Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor: 392/AMD/CBG/JKT/06, berdasarkan nama bank yang telah memberikan fasilitas kredit Pinjaman Tetap sebesar Rp 12.000.000.000 (Dua belas milyar rupiah) kepada perseroan (Selanjutnya disebut 'Fasilitas Kredit') yang dibuat dan ditandatangani tanggal 6 November 2006. The Company shall have entered into credit agreement with Bank Niaga in accordance with credit Agreement No. 266/CBG/JKT/05 and No. 267/CBG/JKT/05 dated September, 12, 2005 made subrosa as amended by Amendment to credit Agreement Number 593/AMD/CBG/JKT/09 dated October 28, 2009 (hereinafter extension,amendment and additional shall be referred to as "Credit Agreement" by the amendment to Credit Agreement Number 392/AMD/CBG/JKT/06 on the basis of bank which has provided Fixed Loan credit facility of Rp 12,000,000,000 (Twelve billion rupiah) to the company (hereinafter shall be referred to as "Credit Facility" as made and signed on November 6, 2006. Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, Bank Niaga memberikan fasilitas kredit berupa: On the basis of such credit agreement, Bank Niaga hereto shall provide credit facility in form of : 1 Pinjaman Tetap dengan jumlah sebesar Rp 12.000.000.000 (Rupiah penuh), tingkat suku bunga pinjaman 13,25% per tahun 1 Fixed Loan with the amount of Rp 12,000,000,000 (Full amount) and loan interest rate of 13.25% per annum. Penggunaan fasilitas credit adalah untuk membiayai modal kerja PT. Wika Beton The use of credit facility shall be intended to finance business operational activities (working capital) of PT Wika Beton. Jangka waktu pinjaman adalah 11 September 2009 sampai dengan 11 September 2010. Dengan ketentuanketentuan lain dalam perjanjian kredit tidak diubah dan dengan demikian tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat antara Bank dan Peminjam. The period of Loan shall be effective as of September 11, 2009 until September 11, 2010. Provided that credit agreement shall not be amended and therefore shall remain effective and has legal force and effect binding between Bank and Debtor. Berdasarkan Perubahan terhadap perjanjian untuk panjar melalui Rekening Koran Nomor: 525/AMD/CBG/JKT/09, Bank setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas PRK yang jatuh tempo pada tanggal 11 September 2009, diperpanjang jangka waktunya sampai dengan tanggal 11 September 2010. Pursuant to the amendment to agreement for down payment through account statement Number 525/AMD/CBG/JKT/09, Bank shall agree to extend the period for PRK Facility due on the date of September 11, 2010. 2 Fasilitas Rekening dengan jumlah sebesar Rp 3.000.000.000 (Rupiah penuh), dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 13,25% per tahun. 2 Statement facility with the amount of Rp 3,000,000,000 (Full amount) with loan interest rate of 13.25% per annum. Penggunaan fasilitas kredit adalah untuk membiayai kegiatan oprasional usaha (modal kerja) PT. Wika Beton The use of credit facility shall be intended to finance business operational activities (working capital) of PT Wika Beton. Jangka waktu pinjaman adalah 11 September 2009 sampai dengan 11 September 2010. Loan period shall be September 11,2009 until September 11, 2010. 74 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 247 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Sehubungan dengan fasilitas tersebut perusahaan memberikan jaminan kepada Bank Niaga berupa : In connection wiyh the aforementioned facilities, the company hereto shall provide guarantee to Bank Niaga in form of : a Hak tanggungan atas tanah dana bangunan dengan SHGB No. 101,160 dan 99 terletak di Mojosongo, Boyolali, jawa tengah atas nama peminjam dengan nilai hak tanggungan minimal sebesar Rp 6.262.000.000 (Rupiah penuh). a Security interest for land and building with SGNB No. 101.160 and 99 located in Mojosongo,Boyolali,Cetral Java in the name of the Debtor with minimum security of Rp 6,262,000,000 (Full amount). b Fidusia atas persediaan milik peminjam dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh). b Fiducia for the inventory owned by the debtor as of Rp 5,000,000,000 (Full amount). c Fidusia atas tagihan peminjam kepada pihak ketiga dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh). c Fiducia for Debtor's bill to the third party with the underwriting rate of Rp 5,000,000,000 (Full amount). d Fidusia atas mesin-mesin dan peralatan milik peminjam dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh). d Fiducia for machines and equipments owned by the Debtor as of Rp 5,000,000,000 (Full amount). d. PT Bank Mandiri Syariah PT Wika Beton memperoleh fasilitas kredit pembiayaan untuk Supplier/Sukontraktor dari PT Waskita Karya (Persero) atas nama PT Wijaya Karya Beton sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara PT Waskita Karya (Persero) dengan PT Bank Syariah Mandiri tentang fasilitas Pembiayaan Modal Kerja kepada PT Waskita Karya No.10 tanggal 18 Februari 2009 dibuat dihadapan Notaris Badarusyamsi, SH., notaris Jakarta dengan plafond pembiayaan sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh) dan SP3 kepada supplier no.9, 10, 11 tanggal 16 Februari 2009. d. PT Bank Mandiri Syariah PT Wika Beton obtains finance facility to supplier/subcontractor of PT Waskita Karya (Persero) in the name of PT Wijaya Karya Beton in accordance with Cooperation Agreement made between PT Waskita Karya (Persero) and PT Bank Syariah Mandiri regarding provision of Working Capital Finance to PT Waskita Karya (Persero) No. 10 dated February 18 2009 drawn up and passed before Notary Public Badarusyamsi, SH. Notary in Jakarta with limited financial as of Rp 50,000,000,000 (Full amount) and SP3 to supplier no.9, 10, 11 dated February 16, 2009. Berdasarkan surat sanggup (Aksep/Promes) No 11/1472/180/Promes, PT Wijaya Karya Beton berjanji tanpa syarat untuk membayar kepada PT Bank Syariah Mandiri sejumlah uang Rp 1.812.986.214 (Rupiah penuh) dan akan berakhir pada tanggal 6 February 2010 dan surat sanggup (Aksep/Promes No.11/1329/180/Promes dengan nominal sebesar Rp 433.347.696 (Rupiah penuh) dan akan berakhir tanggal 12 Januari 2010. Based on the promissory notes (draft / promissory note) No 11/1472/180/Promes, PT Wijaya Karya Beton unconditional promise to pay to PT Bank Syariah Mandiri as of Rp 1,812,986,214 (Full amount) and will end on February 6, 2010 and promissory notes (draft / promissory note with a nominal No.11/1329/180/Promes for Rp 433,347,696 (Full amount) and will end on January 12, 2010. PT WIKA REALTY PT WIKA REALTY a. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. a. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Wika Realty mendapatkan Kredit Modal Kerja dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JMM/2/926/R pada tanggal 20 Oktober 2009. 75 248 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT Wika Realty obtains Working Capital Credit from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk under Agreement of Working Capital Credit No. JMM/2/926/R on dated tanggal October 20, 2009. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Sesuai denga surat permohonan fasilltas kredit tanggal 26 Mei 2008, telah disetujui kredit modal kerja dengan rincian sebagai berikut : In accordance with approval letter for credit facilities dated May 26, 2008, Working capital was approved set forth as folows: I Kredit Modal Kerja I Plafond Working Capital Credit Plafon Rp 7.500.000.000 (Rupiah penuh) Plafond Rp 7,500,000,000 (Full amount) Keperluan Tambahan modal kerja usaha property, konstruksi dan building manajemen (tidak termasuk pembelian dan pengolahan tanah) dengan target penjualan tahun 2008 sebesar Rp 306,508 Juta Requirement Additional property business working capital, construction and building management (excluding land purchase and management) with sale target in 2008 of Rp 306.508 Million. Jangka Waktu Sejak penandatanganan PK, jatuh tempo fasilitas tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23 September 2010. Period Upon signing of the credit, due date of facility on September 24, 2009 until September 23, 2010. Bentuk sifat :R/C terbatas Suku bunga : 13,75 p.a atau sesuai ketentuan yang berlaku pada tanggal penandatanganan PK dan review setiap bulan sekali untuk disesuaikan dengan tarif yang berlaku pada saat itu. Type/Nature : Limited R/C : Interest Rate 13.75% p.a or pursuant to the prevailing provision on the date of signing of the credit and monthly review in order to be adjusted by the prevailing rate at that time. II. Kredit Modal Kerja Line Maksimum Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) II. Line Working Capital Credit Maximum Rp 5,000,000,000 (Full amount) Keperluan : Tambahan modal kerja usaha property, konstruksi dan building manajemen (tidak termasuk pembelian dan pengolahan tanah) dengan target penjualan tahun 2008 sebesar Rp 306,508 Juta. Requirement : Additional working capital for property business, construction and building management (excluding land purchase and management) with the sale target in 2008 of Rp 306.508 Million. Jangka waktu : Sejak tanggal penandatanganan kredit, jatuh tempo fasilitas tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23 September 2010. Period : Upon signing of the credit, due date of facility on the date of September 24, 2009 until September 23, 2010. Bentuk /Sifat : Transaksional bersifat clean up system Type/Nature : The nature of transaction shall be clean up system. Suku Bunga 13,75% p.a. yang akan ditinjau kembali setiap bulan untuk disesuaikan dengan tarif bunga yang berlaku di Bank BNI pada saat itu. Interest rate : 13.75% pa. that shall be reviewed monthly to be adjusted with interest rate so applicable in Bank BNI at that time. III Bank Garansi III. Bank Guarantee Maksimum : Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) Maximum : Rp 5,000,000,000 (Full amount) 76 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 249 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Keperluan Untuk menjamin tender,pelaksanaan pekerjaan, dan penerimaan uang muka serta pembelian barang atas proyek pemerintah dan swasta. Requirement To warrant the tender, work performance and down payment receipt and goods purchase for governmental and private project. Jangka Waktu Disesuaikan dengan fasilitas kredit berjalan sejak tanggal penandatanganan PPGB, tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23 September 2010. Period It shall be adjusted with current credit facility as of the date of the PPGB signing, on September 24, 2009 until September 23, 2010. IV. Surat Kredit Bank Dalam Negeri IV.Documented Surat Kredit Bank of Letter Dalam of Credit Negeri Domestic Maksimum : Rp 2.500.000.000 (Rupiah penuh) Maximum : Rp 2,500,000,000 (Full amount) Keperluan Pembelian barang untuk proyek pemerintah dan swasta. Requirement Goods purchase for government and non-government projects. Jangka Waktu Sejak penandatanganan PK, jatuh tempo fasilitas yaitu tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23 September 2010. Period Upon signing of the credit, due date of facility from September 24, 2009 until September 23, 2010. Jaminan 1 Tanah kosong di jalan RS. Fatmawati, kel. Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Terdiri dari 3 sertifikat : Collateral : 1 Emptied land at jalan RS. Fatmawati, Kel. Cilandak Barat, South Jakarta. Consists of 3 certificate: a SHGB No. 1877 an. PT Wijaya Karya Realty, jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 29 Mei 2036. Surat Ukur No. 06695/2004 tanggal 28 Desember 2004 seluas 2.300 m2. Diikat dengan hak tanggungan senilai Rp 7.744.400.000 (Rupiah penuh). a SHGB No. 1877 an. PT Wijaya Karya Realty, with the effective period of October 25, 2005 until May 29, 2036. Certificate of Survey No. 06695/2004 dated December 28, 2004 covering an area of 2,300 M2 bound by Security Interest of Rp 7,744,400,000 (Full Amount). b SHGB No. 1873 an. PT Wijaya Karya Realty, jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 31 Mei 2036. Surat Ukur No. 06696/2004 tanggal 28 Desember 2004 seluas 2.170 m2. Diikat dengan hak tanggungan senilai Rp 6.318.000.000 (Rupiah penuh). b SHGB No. 1873 an. PT Wijaya Karya Realty, with the effective period of October 25, 2005 until May 31, 2036. Certificate of Survey No. 06696/2004 dated December 28, 2004 covering an area of 2,170 m2 bound by Security Interest of Rp 6,318,000,000 (Full amount). c . SHGB No. 1876 an. PT Wijaya Karya Realty, jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 31 Mei 2036. Surat Ukur No. 06694/2004 tanggal 28 Desember 2004 seluas 2.810 m2. Diikat dengan hak tanggungan senilai Rp 8.238.000.000 (Rupiah penuh). c SHGB No. 1876 an. PT Wijaya Karya Realty, with the effective period of October 25, 2005 until May 31, 2036. Certificate of Survey No. 06694/2004 dated December 28, 2004 covering an area of 2,810 m2 bound by Security Interest of Rp 8,238,000,000 (Full amount). 77 250 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued 2 Tanah, bangunan dan kolam renang (Sport Club) di Komplek Tamansari Bukit Mutiara Blok D1 No.1, Kel. Gunung Bahagia, Kec. Balikpapan Utara, Balikpapan, Kalimantan Timur. SHGB No. 1122 an. PT Wijaya Karya Realty. Surat Ukur No. 89/Gunung Samarinda/2001. Imb No. 280/DPKP/BU/GS tanggal 17 Juni 2002. Akan diikat hak tanggungan Rp 3.390.000.000 (Rupiah penuh). 2 Land, buildings and swimming pool (sport club) at Komplek Tamansari Bukit Mutiara Blok D1 No.1, Kel. Gunung Bahagia, Kec. North of Balikpapan, Kota Balikpapan, East of Kalimantan. SHGB No. 1122 an. PT Wijaya Karya Realty. Certificate of Survey No. 89/Gunung Samarinda/2001. Imb No. 280/DPKP/BU/GS dated June 17, 2002. bound by security interest of Rp 3,390,000,000 (Full amount). 3 Jaminan piutang (fiducia) senilai Rp 70.000.000.000 (Rupiah penuh). 3 Account receivable (fiduciary) of Rp 70,000,000,000 (Full amount). b. PT Bank CIMB Niaga Tbk b. PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Wika Realty memperoleh pinjaman dari Bank Niaga berupa fasilitas kredit Pinjaman Transaksi Khusus sesuai Perjanjian Kredit No. 350/AMD/CBG/JKT/08 yang telah diperpanjang dengan perjanjian No 475/AMD/CBG/JKT/09 tanggal 7 Desember 2009 dengan ketentuan sebagai berikut : PT Wika Realty acquired loan from Niaga bank i.e. special transaction loan facility according to Loan Agreement No. 350/AMD/CBG/JKT/08 which has been extended with Agreement No. 475/AMD/CBG/JKT/09 dated December 7, 2009 with provisions as follows: - Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) sebesar Rp 34.000.000.000 (Rupiah penuh) - Special Transaction Loan 34,000,000,000 (Full amount) - Penggunaan Dana : - The use of loan: 1. Bidang Konstruksi : amounting Rp 1. Constructions Digunakan untuk Modal Kerja proyek-proyek WR refinancing existing proyek-proyek yang dibiayai sendiri. dan To be used for Working Capital to finance Wika Realty’s projects and refinance self financing’s projects. Besarnya penarikan pinjaman adalah 80% dari nilai progress proyek atau 80% dari nilai tagihan dari pemberi kerja, mana yang lebih rendah. The amount of loan to be drawn will be 80% of project progress or 80% of the amount of invoice. 2. Bidang Realty 2. Realty Digunakan untuk Modal Kerja pembangunan perumahan dan sarana/prasarana diluar pematangan lahan. To be used for working capital to finance residence projects and infrastructures. Besarnya penarikan pinjaman adalah 80% dari nilai Rencana Anggaran Biaya Perumahan The amount of loan to be drawn will be 80% of Planning of Cost Budget for Residence projects Fasilitas Letter of Credit Letter of Credit (LC) Facility Fasilitas berupa Letter of Credit atas unjuk (Sight LC) dan atau berjangka (Usance LC) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dengan nilai tidak melebihi Rp 20.000.000.000 (Rupiah penuh). LC Facility shall be in the form of Sight LC or Usance LC or Documented of Letter of Credit Domestic whose amount not exceeding Rp 20,000,000,000 (Full amount) 78 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 251 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Interest rate : 13.25% pa. that shall be reviewed again monthly to be adjusted with interest rate so applicable in Niaga Bank at that time. Suku Bunga 13,25% p.a. yang akan ditinjau kembali seiap bulan untuk di sesuaikan dengan tarif bunga yang berlaku di Bank Niaga pada saat itu. Fasilitas pinjaman Bank CIMB Niaga Tbk ini dijaminkan dengan : This Loan Facility is pledged by: a. APHT senilai Rp 517.150.000 (Rupiah penuh) atas HGB No,29, 032, 033, 037, 038, 047 dan 048 an perusahaan.di Curug, Sawangan, Depok Jawa Barat. a. APHT amounting Rp 517,150,000 (Full amount) on HGB No. 29, 032, 033, 037, 038, 047 and 048 on behalf of PT Wika Realty located at Curug, Sawangan, Depok, Jawa Barat. b. APHT senilai Rp 23.238.000.000 (Rupiah penuh) atas HGB No, 21, 025, 028, 035, 039, 046, 059, 060, 063 dan 065 an perusahaan.di Curug, Sawangan, Depok Jawa Barat. b. APHT amounting Rp 23,238,000,000 (Full amount) on HGB No. 21, 025, 028, 035, 039, 046, 059, 060, 063 and 065 on behalf of PT Wika Realty located at Curug, Sawangan, Depok, Jawa Barat. c. APHT senilai Rp 23.690.000.000 (Rupiah penuh) atas HGB No. 754 an perusahaan.di Desa Gunung Samarinda, Balikpapan Utara Kalimantan Timur. c. APHT amounting Rp 23,690,000,000 (Full amount) on HGB No. 754 on behalf of PT Wika Realty located at Gunung Samarinda, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. ` d Fidusia atas Rekening Peminjam senilai Rp 1.000.000.000 (Rupiah penuh). PT WIKA INTRADE d. Fiduciary on Debtor’s account amounting Rp 1,000,000,000 (Full amount) PT WIKA INTRADE a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Fasilitas Kredit Investasi Investment Credit Facility Batas Kredit : Rp 30.000.000.000 (Rupiah penuh). No Perjanjian : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008 Credit Limit No of Agreement Tanggal : 16 Juli 2008 Jangka waktu : Sejak penandatanganan Perjanjian Kredit s.d 23 Maret 2010 Date Effective Period : Rp 30,000,000,000 (Full amount) : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008 Suku Bunga : 11 % p.a Angsuran : Angsuran pokok dilakukan setiap tanggal 23 pada setiap triwulan. : July 16, 2008 : Upon signing of the credit, due date of facility until March 23, 2010. Interest Rate : 11 % p.a Installment : Principal Installment shall be conducted every on date of 23 of each quarter. Jaminan - Mesin dan peralatan produksi tabung gas yang sudah dimiliki dan yang akan dibeli dengan pembiayaan Bank serta piutang usaha dan persediaan tabung kompor gas 3 kg. Collateral : - Machine and equipment for gas stove production owned by and shall be purchased by Bank Financing and Trade Receivables and procurement of 3 kg gas stove. - - Cross default and cross collateral with Working Capital Credit Facility. Cross default dan cross collateral dengan fasilitas Kredit Modal kerja. Fasilitas Kredit Modal Kerja Transaktional Batas Kredit Nomor Transactional Working Capital Credit : Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh) : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008 : Rp 50,000,000,000 (Full amount) Credit Limit No of Agreement : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008 79 252 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Tanggal : 04 Agustus 2008 Jangka waktu : Berlaku maksimal s.d tanggal 28 Februari 2010 : August 04, 2008 : It shall be effective within maximum period of February 28 2010. : 13 % p.a Interest rate : Collateral : - Machine and equipment for gas stove production owned by and shall be purchased by Bank Financing and Trade Receivables and procurement of 3 kg gas scuba. - Cross default and cross collateral with Investment credit facilities. Date Effective Period Suku Bunga : 13 % p.a Jaminan : - Mesin dan peralatan produksi tabung gas yang sudah dimiliki dan yang akan dibeli dengan pembiayaan Bank serta piutang usaha dan persediaan tabung gas 3 kg. - Cross default dan cross collateral dengan fasilitas Kredit Investasi. b. PT Bank CIMB Niaga Tbk b. PT Bank CIMB Niaga Tbk Perjanjian Penerbitan Bank Garansi Interchangeable CC Lines (Sight/Usance/UPAS/SKBDN) Agreement of Bank Guarantee Interchangeable CC Lines. Batas Kredit : Rp 125.000.000.000 (Rupiah penuh) No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09 Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010 : Rp 125,000,000,000 (Full amount) Credit Limit No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09 : December 13, 2009 until March Effective Period 13, 2010 Agreement of Fixed Loan of Sublimit Bank Guarantee Facilities : Rp 25,000,000,000 (Full amount) Credit Limit No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09 Effective Period : December 13, 2009 until March 13, 2010 Perjanjian Pinjaman Tetap (PT) Sublimit Fasilitas Bank Garansi Batas Kredit : Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh) No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09 Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010 Issuance of Perjanjian Trust Receipt (TR) Sublimit Fasilitas Bank Garansi Agreement of Trust Receipt of Sublimit Bank Guarantee Facilities Batas Kredit : Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh) No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09 Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010 : Rp 25,000,000,000 (Full amount) Credit Limit No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09 Effective Period : December 13, 2009 until March 13, 2010 Perjanjian Untuk Panjar Melalui Rekening Koran Agreement of the Down Payment through Bank Statement Batas Kredit No Perjanjian Bunga Jangka Waktu Credit Limit : 12.5% Rp 5,000,000,000 p.a (Full amount) No of Agreement : 675/AMD/CBG/JKT/09 Interest : 12.5% p.a December Effective Period : 12.5% p.a 13, 2009 until March 13, 2010 : : : : Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) 675/AMD/CBG/JKT/09 12.5% p.a 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010 Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) Agreement of Special Transaction Loan Batas Kredit No Perjanjian Bunga Jangka Waktu Credit Limit : 12.5% Rp 75,000,000,000 p.a (Full amount) No of Agreement : 675/AMD/CBG/JKT/09 Interest : 12.5% p.a December Effective Period : 12.5% p.a 13, 2009 until March 13, 2010 : : : : Rp 75.000.000.000 (Rupiah penuh) 675/AMD/CBG/JKT/09 12.5% p.a 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010 80 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 253 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Perjanjian tersebut dijamin dengan : - Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan pabrik Jatiwangi, terletak di Desa Brujul Kulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat, seluas 30.994 M2, sesuai dengan sertifikat Hak Guna Bangunan No.00011 atas nama PT Wijaya Karya Intrade senilai Rp 12.000.000.000 (Rupiah penuh). Collateral : - Security interest for land and building of Jatiwangi plant located at Desa Brujul Kulon, Kabupaten Majalengaka, Propinsi Jawa Barat, of 30.994 M2, in accordance with certificate of Building Right No.00011 in the name of PT Wijaya Karya (Persero) of Rp 12,000,000,000 (Full amount). - Persediaan Automotive Part, Energy Conversion dan General Trading senilai Rp 34.000.000.000 (Rupiah penuh). - Mesin Produksi senilai Rp 34.660.780.407 (Rupiah penuh). - Inventory automotive part, energy conversion and general trading as of Rp 34,000,000,000 (Full amount). - Production Machine of Rp 34,660,780,407 (Full amount). - Piutang Usaha senilai Rp 75.000.000.000 (Rupiah penuh). - Trade Receivable amount). c. PT Bank Danamon Tbk Rp 75,000,000,000 (Full c. PT Bank Danamon Tbk 1. Fasilitas Uncommited Omnibus Trade Finance 1. Batas Kredit : Rp 100.000.000.000 (Rupiah penuh) No Perjanjian : 31 Jangka Waktu : 15 Mei 2008 s.d 15 Mei 2009 dan telah diperpanjang sd 22 Oktober 2009 Jaminan : : Jaminan Fidusia Piutang, Sesuai dengan Akta Jaminan Fidusia Nomor 32, tanggal 15 Mei 2008. 2. of Fasilitas transaksi Valuta Asing dengan Pre Settlement Exposure Foreign Exchange (PSE-FX) Settlement Risk (SR) Batas Kredit : USD 100,000 dan/jumlah maksimum SR tidak lebih dari USD 1,000,000 No Perjanjian : 32 Jangka Waktu : 15 Mei 2008 s.d 15 Mei 2009 Jaminan : - Jaminan Fidusia Piutang, sesuai dengan Akta Jaminan Fidusia Nomor 32, tanggal 15 Mei 2008. PT WIKA INSAN PERTIWI Facility of Uncommitted Omnibus Trade Finance Credit Limit : 12.5% Rp 100,000,000,000 p.a (Full amount) No of Agreement : 31 May 15, Effective Period : 12.5% p.a2008 until May 15, 2009 and has been extended until October 22, 2009 Collateral : - Guarantee of Fiduciary Receivable in accordance with Deed of Fiduciary Security Number 32 dated May15, 2008. 2. Facility of Foreign Exchange Transaction with Presettlment Exposure Foreign Exchange (PSEFX)/Settlement Risk (SR) Credit Limit : USD.100.000, and/or maximum SR amount shall not exceed USD, 1,000,000 No of Agreement : 32 : 15 May 2008 s.d 15 Effective Period May 2009 Collateral : - Guarantee of Fiduciary Receivables, in accordance with Deed of Fiduciary Security Number 32 dated May 15, 2008. PT WIKA INSAN PERTIWI PT Bank Central Asia , Tbk PT Bank Central Asia , Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 20 April 2002 Nomor 005-0156-2006-000. yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Perubahan Perjanjian Kredit tanggal 18 April 2009 Nomor 005-0156-2006-000 dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: Based on the Credit Agreement dated April 20, 2002 Number 005-0156-2006-000. which amended several times, most recently by Changes Credit Agreement dated April 18, 2009 Number 005-0156-2006-000 with the terms and conditions as follows: 81 254 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan Fasilitas Kredit Plafon Jangka Waktu Suku Bunga Provisi Denda Jaminan : : : : : : : 20. SHORT-TERM LOAN - Continued Time Loan Revolving (T/L Rev) Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh) 1 (satu) tahun 16% per tahun 1% per tahun 0,5% per bulan Tanah dan bangunan No. 23/Kembang Kuning, Bogor atas nama PT Catur Insan Pertiwi Tanah dan 350/Manggarai Selatan, atas Tantono. Tanah dan 83/Manggarai Selatan, atas Tantono. Credit Facilites Plafond Effective Period Interest Rate Provision Penalty Collateral : Land and building No. 350/South of Manggarai, South of Jakarta, in the name of Widjanarko Tantono. bangunan No. Selatan, Jakarta nama Widjanarko Land and building No. 83/South of Manggarai, South of Jakarta, in the name of Widjanarko Tantono. 21. ACCOUNT PAYABLES Akun ini terdiri dari : This account consists of : 2009 Jumlah Time Loan Revolving (T/L Rev) Rp 5,000,000,000 (Full amount) 1 (One) p.a 16% p.a 1% p.a 0.5% per a month Land and building No. 23/Kembang Kuning, Bogor in the name of PT Catur Insan Pertiwi bangunan No. Selatan, Jakarta nama Widjanarko 21. HUTANG USAHA Sub Kontraktor Pemasok Mandor Lain-lain : : : : : : : 2008 372,140,890 369,537,485 19,047,448 402,294,087 505,609,244 313,277,667 12,888,442 475,221,751 1,163,019,910 1,306,997,104 Sub Contractor Supplier Supervisor Others Total Rincian hutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut: 2009 479,092,938 s.d 1 bulan 379,967,303 1 s.d 3 bulan 164,219,110 4 s.d 6 bulan 86,657,569 7 s.d 12 bulan 53,082,990 > 12 bulan Jumlah 1,163,019,910 The details of trade payable based on aging are as follows: Rincian saldo hutang usaha kepada pihak ketiga dan hubungan istimewa sebagai berikut : The details of trade payables balance to third parties and related parties are as follows: Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah 2008 526,952,493 460,870,640 187,646,753 71,244,108 60,283,110 1,306,997,104 2009 59,515,116 1,103,504,794 1,163,019,910 2008 21,326,789 1,285,670,315 1,306,997,104 up to 1 bulan 1 up to 3 bulan 4 up to 6 bulan 7 up to 12 bulan > 12 bulan Total Related Parties The Third Parties Total 82 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 255 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 21. HUTANG USAHA - Lanjutan Pihak hubungan istimewa Pemerintah RI/Bappenas Krakatau Steel Perum Tirta Jasa . PT PTPN 3 Sub Jumlah Pihak Ketiga PT Holcim PT Farika Duta Agung PT Adhimix PT Kemilau PT Wilmar Tading PT Sinoma China Kemilau PT Focon Ready Mix PT Horas PT Multi Structure PT Lampiri Djaya PT Cakrawala. PT Interworld Steel Berkat Jaya Niaga Tama Jaya Ready mix Pihak Ketiga - lanjutan Supra Teratai Metal. PT System Precision. PT South East Coal Energy. PT Pramac (Asia) PTE. Ltd Waybee Engineering Fira Perdana Utama. PT Ihtiar Bayar Utama. PT Karya Murni Perkasa. PT Varia Usaha Beton. PT Swadaya Multi Persada. PT Pramandana Dina Lestari. PT Kopegtel D Swadaya Graha. PT Technip Puteranusa Antaria. PT Sinar Indah Perkasa. PT Sumiden Serasi. PT Prasaka NAD Synohidro Corp Tandala B Delta Mas Malang Hutang usaha anak perusahaan dan hutang usaha Dibawah Rp.5.000.000 Sub Jumlah jumlah 21. ACCOUNT PAYABLES - Continued 2009 2008 55,218,222 2,090,192 2,206,702 59,515,116 22,025,696 9,429,491 9,150,952 7,541,055 21,326,789 21,326,789 Related Parties Government RI/Bappenas Krakatau Steel Perum Tirta Jasa . PT PTPN 3 Sub Total 7,960,326 12,202,651 5,469,587 6,307,758 189,050,000 45,885,000 6,307,758 5,746,653 28,241,681 9,554,714 11,799,422 8,899,120 2,875,511 112,138,100 5,021,323 The Third Parties PT Holcim PT Farika Duta Agung PT Adhimix PT Kemilau PT Wilmar Tading PT Sinoma China Kemilau PT Focon Ready Mix PT Horas PT Multi Structure PT Lampiri Djaya PT Cakrawala. PT Interworld Steel Berkat Jaya Niaga Tama Jaya Ready mix 21,556,504 15,148,967 12,008,787 11,121,411 6,180,831 8,991,165 7,073,275 5,859,256 7,553,226 7,581,980 5,248,144 6,904,663 7,411,848 11,111,201 7,642,896 7,260,747 5,070,201 5,348,230 5,460,512 8,169,625 6,333,014 876,321,115 1,103,504,794 - The Third Parties - continued Supra Teratai Metal. PT System Precision. PT South East Coal Energy. PT Pramac (Asia) PTE. Ltd Waybee Engineering Fira Perdana Utama. PT Ihtiar Bayar Utama. PT Karya Murni Perkasa. PT Varia Usaha Beton. PT Swadaya Multi Persada. PT Pramandana Dina Lestari. PT Kopegtel D Swadaya Graha. PT Technip Puteranusa Antaria. PT Sinar Indah Perkasa. PT Sumiden Serasi. PT Prasaka NAD Synohidro Corp Tandala B Delta Mas Malang 828,210,711 1,285,670,315 Subsidiary payables Under Rp 5,000,000 Sub Total 1,163,019,910 1,306,997,104 83 256 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 21. HUTANG USAHA - Lanjutan 21. ACCOUNT PAYABLES - Continued Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada Pemerintah RI (PT Krakatau Steel (Persero)) yang jatuh tempo pada satu tahun sejak tanggal neraca, perjanjian dengan PT Krakatau Steel (Persero) meliputi penjualan bahan baku produksi. Loan from government (PT Krakatau Steel (Persero)) naturity in one year from balanced date. Agreement trade with PT Krakatau Steel (Persero) included raw material for production. Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada Pemerintah RI (PT Tirta Jasa (Persero)) yang jatuh tempo pada satu tahun sejak tanggal neraca, perjanjian dengan PT Tirta Jasa (Persero) meliputi penjualan jasa pencabutan tiang pancang. Loan from government (PT Tirta Jasa (Persero)) naturity in one year from balanced date. Agreement trade with PT Tirta Jasa (Persero) included service. Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada Pemerintah RI (Bappenas) yang jatuh tempo pada satu tahun sejak tanggal neraca, perjanjian dengan Bappenas meliputi penjualan aspal dan alumunium alloy ingot. Loan from government (Bappenas) naturity in one year from balanced date. Agreement trade with Bappenas included asphalt and allumunium alloy ingot. 22. HUTANG LAIN LAIN Akun ini terdiri dari Iuran dan potongan pegawai lainya Koperasi karyawan-Wika Pengurusan akta jual beli, HGB, BPHTB, Realty Pembelian kembali saham Lain-lain jumlah 22. OTHER PAYABLES This account consits of 2008 556,921 2009 1,330,933 2,938,695 455,752 19,164,114 3,303,881 26,737,623 22,385,080 4,464,103 5,033,082 32,894,938 23. HUTANG PAJAK 23. TAX PAYABLE This account consits of Akun ini terdiri dari 2009 Hutang Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Wapu Pasal 29 Pasal 22 SPM Nihil Final Jasa Konstruksi Pajak Pertambahan Nilai Jumlah Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Kini Beban PPh Final Jasa Konsruksi Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan Jumlah Contributions and other deduction from wages Koperasi karyawan-Wika Pengurusan Akta Jual Beli, HGB, BPHTB Realty Buy back Others Total 2008 3,911,060 23,809,851 83,347,298 135,437 44,548,577 51,399,444 207,151,667 2,444,400 13,554,220 74,181,825 16,494,674 106,675,119 2009 2008 (37,459,198) (123,866,051) 19,740,201 (141,585,048) (72,726,644) (9,034,916) (81,761,560) Tax payable Income Tax Article 21 Article 23 of wapu Article 29 Article 22 SPM Nihil Final for Construction Services Value Added Tax Total Income Tax Assessment Current Tax Final Tax of Construction Service Income (Expenses) Deferred Tax Total 84 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 257 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 23. HUTANG PAJAK - Lanjutan 23. TAX PAYABLE - Continued Beban Pajak Kini Current tax Rekonsiliasi antara laba komersial sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan rugi laba dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: Reconciliation of commercial net income before tax in according to income statement and the estimated taxable income are as follows: Laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasian. Dikurangi : Laba sebelum pajak penghasilan anak perusahaan PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Laba sebelum pajak penghasilan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Koreksi Positif : Selisih penyusutan menurut akuntansi dan Pajak Beban penyisihan piutang ragu-ragu Kenikmatan, sumbangan & representasi Penyisihan Imbalan Pasca Kerja Sanksi administrasi atas pemeriksaan pajak Penurunan persediaan Beban pajak hasil pemeriksaan PPh badan 2006 Beban atas pendapatan yang telah di kenakan PPh Final Koreksi Negatif : Selisih penyusutan menurut akuntansi dan fiskal Pend. bunga deposito & jasa giro Penurunan persediaan Penyisihan Imbalan Pasca Kerja Angsuran pokok leasing Pend. telah dikenakan PPh Final Penghasilan Kena Pajak Pajak penghasilan Induk perusahaan Kredit pajak PPh Pasal 22 import PPh Pasal 22 waba PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 2009 2008 348,012,218 256,414,877 Income before tax based on consolidated income statement Less: Income before tax of subsidiaries: (110,268,250) (40,356,878) (36,106,323) (3,825,164) (9,761,316) (73,432,693) (29,035,093) (7,680,797) (6,078,944) (93,001) (200,317,931) (116,320,528) 35,669,971 - 13,904,864 743,475 5,307,095 40,378,240 4,347,275 2,355,699 2,153,102 45,046,450 - 9,316,212 102,824,957 42,118,167 98,515,593 29,088,265 28,437 2,758,372 910,905 17,342,050 50,128,030 (565,592) 51,211,842 44,225,751 94,872,001 133,071,978 (112,676,936) 1,151,956 13,996,524 1,117,998 823,286 17,089,764 - 85 258 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Gain Before Tax of Income PT Wijaya Karya (Company) Tbk Additional: Difference between accounting depreciation and tax Allowance for bad debts Benefit, donation & representations Allowance for post benefit employment Tax fine Impairment of inventory Expenses of Income tax -year (2006) Expenses of Income tax-final Deduction : Depreciation in accountancy and fiscal Interest revenue Impairment of inventory Allowance of Employment benefits Leasing Installment Taxabale Income (final) Taxable Income Tax Creditable PPh Pasal 22 import PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 23. HUTANG PAJAK - Lanjutan 10% x 50.000 15% x 50.000 30% x 143,637,941 tahun 2008 Beban Pajak Kini Induk Perusahaan PPh Pajak Loan Beban Pajak Kini Anak Perusahaan PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Beban pajak kini 23. TAX PAYABLE - Continued - 5,000 7,500 43,091,382 43,103,882 5,575,689 37,528,193 33,369,595 199,044 3,890,559 37,459,198 37,459,198 18,880,939 11,084,923 3,930,713 1,301,877 35,198,452 72,726,645 50,000 10% x 50,000 15% x 2008 30% x 143,637,941 Current tax for parent company Tax of Loan Current Tax for subsidiaries PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Current Tax Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi Final tax of construction service Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No 40 Tahun 2009 yang telah diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 sebagai revisi (perubahan) atas Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2008 tanggal 20 Juli 2008 yang diundangkan pada tanggal 23 Juli 2008 tentang Pajak Atas Penghasilan Dari usaha Jasa Konstruksi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah RI No. 140 tahun 2000, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai pelaksana konstruksi sesuai Pasal 10B PP No. 40 Tahun 2009 dikenakan tarif 3% final untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008. Terkecuali untuk proyek-proyek yang didanai dari dana LOAN tidak dikenakan Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi. The stipulation in connection with Government Regulation No. 40 Year 2009 which was promulgated on June 4, 2009 as revised (changes) of Government Regulation no. 51 In 2008 dated July 20, 2008 promulgated on July 23, 2008 on the Tax on Income From Construction Services business as a substitute for Government Regulation No. RI. 140 in 2000, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk as the executor of the construction according to Article 10B PP No. 40 Year 2009 rates apply to 3% final contract obtained starting August 1, 2008. Except for the projects financed from funds not subject LOAN Final Income Tax Services Construction. Besaran Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi yang telah diperhitungkan terhadap pendapatan Jasa Kontruksi perusahaan terinci sebagai berikut : 2009 Final income tax scale Construction Services has been calculated to the company's revenue Construction Service detail as follows: 2008 - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wijaya Karya Realty PT Wijaya Karya Gedung PT Wijaya Karya Insan Pertiwi Jumlah 100,039,001 17,613,837 2,794,231 3,418,983 123,866,051 - - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wijaya Karya Realty PT Wijaya Karya Gedung PT Wijaya Karya Insan Pertiwi Total Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan : Deferred Taxes income (expences) Pengaruh Perbedaan Temporer Penyusutan dan Amortisasi Komersial di atas Penyusutan Fiskal Penurunan persediaan Employee Benefit Kewajiban Imbalan Pasca Kerja yang direalisasikan Beban Penyisihan Piutang Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Akhir tahun Temporary deferred Depreciation and amortisation Depreciation Commercial on Fiscal Impairment of inventory Employee Benefit Post-Work Compensation Liability realized Allowance for bad debt Asset (liabilities) deferred tax at ending peiod - - - - - - 86 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 259 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 23. HUTANG PAJAK - Lanjutan Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Awal tahun Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan: Induk perusahaan Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan: Anak perusahaan . PT Wika Beton . PT Wika Realty . PT Wika Intrade . PT Wika Insan Pertiwi Pend. (Beban) Pajak Tangguhan konsolidasian 23. TAX PAYABLE - Continued - 8,954,605 - (8,954,605) - 5,361,899 (5,870) 13,693,027 691,145 (2,940,302) 2,548,794 465,638 (154,441) 19,740,201 9,034,916 Asset (liabilities) deferred tax at beginning peiod Income (expense) deferred tax parent company Income (expense) deferred tax parent Subsidiaries PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Income and (loss) deferred tax Consolidated Aktiva dan (Kewajiban) Pajak Tangguhan Aktiva Pajak Tangguhan - PT Wika Beton - PT Wika Realty - PT Wika Intrade Jumlah Aktiva Pajak Tangguhan Kewajiban Pajak Tangguhan - PT Wika Intrade - PT Wika Beton - PT Wika Insan Pertiwi Jumlah Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets and (Liabilities) 1,671,304 134,733 10,689,856 12,495,893 3,666,528 3,666,528 12,495,893 (3,003,170) (3,690,595) (691,146) (3,718,383) 24. UANG MUKA DARI PELANGGAN This account consists of : 2009 2008 101,050,520 15,241,531 1,825,056 3,324,004 121,441,112 38,878,042 33,141,467 216,184 2,632,938 74,868,631 25. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Total 25. ACCRUED EXPENSES Akun ini terdiri dari : This account consists of : 2009 Produksi Usaha Pengadaan Pengelolaan Biaya distribusi Pemeliharaan Lain-lain Jumlah Deferred Tax Liabilities PT Wika Intrade PT Wika Beton PT Wika Insan Pertiwi Total Deferred Tax Asstes Liabilities 24. ADVANCE RECEIVED FROM Akun ini terdiri dari : PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Jumlah Deferred Tax Assets PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade Total Deferred Tax Asstes 2008 733,219,472 126,054,285 12,483,598 2,362,392 94,318,936 9,070,135 8,577,816 986,086,634 655,202,468 104,808,006 15,636,121 2,056,236 26,279,478 842,653 14,453,688 819,278,650 87 260 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Production Business Procurement Management Distribution Cost Maintenance Other Total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 25. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR - Lanjutan 25. ACCRUED EXPENSES - Continued Biaya produksi yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang balum ditagihkan oleh pihak ketiga maupun tenaga kerja proyek sehubungan dengan pengeluaran-pengeluaran untuk proyek di lapangan. Accrued production expenses represents amount outstanding from project expenditures that should be paid to third parties or project temporary workers. Biaya usaha yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang belum ditagihkan oleh pihak ketiga sehubungan dengan aktivitas umum dan administrasi perusahaan. Operating Expenses which still have to be paid represent obligation which not yet been billed from third party referring to public activity and company administration. 26. PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA 26. UNEARNED REVENUE Akun ini terdiri dari : This account consists of : 2009 Sewa diterima dimuka PT Wika Beton PT Wika Intrade PT Wika Realty Jumlah 2008 1,002,302 747,514,065 6,839,627 1,083,599 756,439,593 207,684 648,489,374 2,434,340 941,577 652,072,975 27. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Rent of Advance PT Wika Beton PT Wika Intrade PT Wika Realty Total 27. POST EMPLOYEE BENEFIT LIABILITIES Perusahaan telah menghitung kewajiban sehubungan dengan undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. The company have been calculating their obligation in connection with Labor Law No. 13/2003. Penilaian aktuaria atas imbalan pasca kerja pensiun tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dilakukan oleh perusahaan konsultan aktuaria PT Dian Artha Tama, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Appraisal actuarist of employment benefit at December 31 2009 and 2008 calculated by actuary PT Dian Artha Tama, using Projected Unit Credit Method. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan di Using primary assumption to benefit expenses are as follows: atas adalah sebagai berikut : 2009 2008 CSO - 1980 Mortalitas Mortality 0,01% 0,01% Tingkat Cacat/tahun Disable rate/annum Tingkat Pengunduran Diri/tahun Pension rate/annum 1% 1% - Umur 18 - 44 Age 18 - 44 0,05% 0,5% - Umur 18 - 44 Age 45 - 54 5% 7% Tingkat Kenaikan Gaji/tahun Salary increase rate/annum 12% 10,50% Bunga Teknis/tahun Metode Projected Unit Credit Method a Beban Imbalan Pasca Kerja Induk Perusahaan - Biaya jasa kini - staff (organik) - Biaya jasa kini - non staff (terampil) Biaya jasa kini Perusahaan - Biaya Bunga - Biaya Aktuaria - Koreksi Aktuaria Sub Jumlah 2009 2008 2,189,133 348,667 2,537,800 2,455,450 (989,033) 626,548 4,630,764 1,362,392 246,450 1,608,842 2,157,288 (1,567,281) 156,850 2,355,699 a Post benefit employee expenses Parent company Current service cost (staff) Current service cost - non staff Current service cost Interest Cost Assets actuaria Sub total 88 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 261 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 27. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA - Lanjutan Anak Perusahaan - PT Wika Beton - PT Wika Realty - PT Wika Intrade - PT Wika Insan Pertiwi Sub Jumlah Jumlah b Jumlah kewajiban yang diakui di Neraca Induk Perusahaan - Nilai sekarang kewajiban imbalan pasca kerja - Nilai wajar aktiva kewajiban imbalan pasca kerja Status Pendanaan - Koreksi aktuaria yang belum diakui Sub Jumlah 27. POST EMPLOYMENT BENEFIT LIABILITIES - Continued 1,261,027 632,357 823,969 636,865 3,354,218 7,984,982 Subsidiaries PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Sub total Total 1,834,225 576,693 549,488 2,303,819 5,264,225 7,619,924 Balance sheet recognized of liabilities amount b 2009 2008 35,839,654 24,554,499 Parent company Present value post benefit employee liabilities (13,677,752) 22,161,902 (17,531,138) 4,630,764 (9,890,331) 14,664,168 (11,702,727) 2,961,441 Fair Value post benefit Funded status Unrecognized of actuarial gain (loss) Sub total 3,088,532 632,357 743,921 2,363,567 6,828,377 11,459,141 1,827,505 481,422 463,727 2,303,819 5,076,473 8,037,914 Anak Perusahaan - PT Wika Beton - PT Wika Realty - PT Wika Intrade - PT Wika Insan Pertiwi Sub Jumlah Jumlah c Perubahan kewajiban yang dicatat di neraca c Induk Perusahaan - Kew. Imbalan pasca kerja awal tahun - Pemb. Imbalan Pasca kerja - Pend. (beban) Imbalan Pasca Kerja Sub jumlah Anak Perusahaan - PT Wika Beton - PT Wika Realty - PT Wika Intrade - PT Wika Insan Pertiwi Sub Jumlah Jumlah 2,961,441 805,850 (2,961,441) 4,630,764 (200,107) 2,355,698 4,630,764 2,961,441 3,088,532 632,357 1,287,696 2,363,567 7,372,153 12,002,917 1,827,505 481,422 463,727 2,303,819 5,076,473 8,037,914 28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG Subsidiaries PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Sub total Total - Changes in liabilities that recorded in balance sheet Parent company Balance post benefit employment liabilities Payment of post benefit Revenue (cost) of post benefit employment Sub total Subsidiaries PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi Sub total Total - 28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS Akun ini terdiri dari : Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah - This account consists of : 2009 499,514,480 117,856,869 617,371,349 2008 665,257,512 665,257,512 89 262 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Rupiah US Dollar Total PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG - Lanjutan 28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS - Continued Rincian uang muka berdasarkan unit kerja adalah sebagai berikut: Departemen Sipil Umum 100,466,000 94,772,989 Departemen Bangunan Gedung 53,184,393 Departemen Utilitas 282,359,845 Departemen EPC 62,084,274 Dep. Wilayah dan Luar Negeri 24,503,848 PT Wika Gedung Jumlah 617,371,349 147,177,318 168,844,550 128,589,212 98,765,537 121,880,895 665,257,512 Rincian uang muka berdasarkan proyek adalah sebagai berikut: 2009 Pembangunan Jalan Tol Surabaya - Mojokerto Jatim 60,000,000 Proyek Sorek Meranti Sumbar Pemb.Balantang Port Pemb.PLTU Lab. Angin Sumut 1,549,531 Pemb.Pab. Tower Meterindo Jakarta Pemb.Mall Lucky Square Bandung Pemb.Bendung Bendali lll Pemb.Rev. Pant. Amal Tarakan Pemb.Saluran Air Panti Rao Sumbar Pemb.Methanol Brunei Jakarta Pab. Kons. Baja Teluk Naga Jakarta PLN Pikitring 18,457,760 Pemb.PLTU Pel. Ratu Jawa Barat Pemb.Alfa. Cikarang Jawa Barat Pipanisasi Pertamina Balongan Jabar Pemb.Per. Calang Aceh (CRC) Pemb.Apart. Belleza ME Jakarta Menara Nusa Finishing Pemb.Masjid Polres Jakarta Utara PCC Grinding Indo. Palimanan Pemb.Indocement Hambalang Pemb.Pabrik Kelapa Sawit Lebak Banten Malimping Jabar 17,975,161 Pemb.Apart. Adhiwangsa Surabaya Pemb.Mall Paragon Solo 10,000,000 Pemb.Apartemen Cervino Jakarta Pemb.Apartement Trilium 1,096,039 Pemb.Hotel Meritus Surabaya 1,461,150 Pemb.Gedung Astra Jakarta 3,021,832 Pemb.Mall Paragon Semarang Pemb. BSD Entertainment Centre 2,241,377 Apart. MT Haryono Square Jakarta 2,799,928 Pemb. RSIA YPK Mandiri Jakarta Rehab. Bandara Polonia Medan Rehabilitasi bandara Adi Sumarmo 29,986,972 East West Motorway Algeria Production of Concrete Pipe Algeria 1,215,577 Pemb. PLTU Jetty Labuan 3,816,637 Pemb. PLTU Labuan Banten 14,975,666 Pemb. PLTU Sulawesi Utara 2008 60,000,000 968,713 876,893 240,309 1,549,531 347,761 3,426,037 1,300,779 708,265 1,050,193 906,342 883,247 24,041,204 645,653 9,037,572 4,579,136 35,370 190 71,418 8,031,689 828,240 5,940,845 38,773,139 6,126,727 16,477,273 6,434,084 6,492,906 18,365,333 20,559,926 2,408,108 7,373,645 2,085,602 4,477,273 35,977,574 77,305,646 25,054,149 17,398,576 15,024,707 39,017,302 The advance details per unit are as follows : Department of General Civil Department of Building Construction Departemen Utilitas Departemen EPC Department of Regional and Foreign Total The advance details per project are as follows : Toll Way Surabaya - Mojokerto Jawa Timur Sorek Meranti Project, West Sumatera Balantang Port PLTU Labuhan Angin, North Sumatera Tower Meterindo, Jakarta Mall Lucky Square, Bandung Bendung Bendali lll Revetment Amal Tarakan Beach. Saluran Air Panti Rao, West Sumatera Plant Methanol Brunei, Jakarta Konstruksi Baja teluk Naga Jakarta PLN Pikitring PLTU Pelabuhan Ratu,west java Alfamart Cikarang west java Piping Pertamina Balongan west java Housing Calang Aceh (CRC) Apartment Belleza ME Jakarta Menara Nusa Finishing North Jakarta Police Office Mosque PCC Grinding Indocement Palimanan Indocement Hambalang Plant Kelapa Sawit Lebak Malimping Jabar Apartment Adhiwangsa Surabaya Mall Paragon Solo Apartment Cervino Jakarta Apartment Trilium Meritus Inn Surabaya Gedung Astra Jakarta Mall Paragon Semarang BSD Entertainment Centre Apartment MT Haryono Square RSIA YPK Mandiri jakarta Rehabilitasi Bandara Polonia Medan Rehabilitasi Bandara Adi Sumarmo East West Motorway Algeria Production of Concrete Pipe Algeria PLTU Jetty Labuan PLTU Labuan Banten PLTU Sulawesi Utara 90 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 263 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG - Lanjutan Pemb. RFO II Gersik Pemb. Cement Mill Palimanan Pemb. GPPP Switchyards Pemb. PLTU Kalimantan Selatan Gardu Induk Muara Karang Jakarta PKS PT Buana Karya (Kalsel) Pengendalian Banjir Kanal Timur Pemb. Mall Balikpapan Kalimantan Proyek. Amplas FO Sumatra Utara Normalisaasi Kali Cisadane Hilir Proyek Dermaga Sampit Kalimantan Proyek Kelinjau Proyek Ware House Soho jakarta PLTU Indramayu Jawa Barat Dermaga Calang Proyek Berau Proyek jalan layang OLC KPC Jalan Alam Sutera Tanggerang Proyek Collection Road Wahau Tower Excelcomindo Proyek Perumahan Lamno NAD Pemb. Jalan & Infrastruktur Nabire Pemb. Jalur Ganda Serpong Maja Pemb. DAM Trembesi Batam Reklamasi Pantai Kubu Civil Work of Alabio Irrigation Proyek PLTU Tanjung Priok Proyek PLTU Nagan Raya NAD Proyek PLTU SulUt Proyek PLTU Pelabuhan Ratu Pemb SMA Pintar Riau Pemb Sport Center Kuansing Riau Pemb Bandara Kualanamu Pantai Amal Tarakan Pemb. Jalan Akses Cemara Pemb. Bendungan Poso DPPU Kualanamu Pemb Indocement P3 & P4 Proyek proyek PT Wika Gedung Proyek proyek PT Wika Insan Pertiwi Lain-lain dibawah Rp 1.000.000 Jumlah 28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS - Continued 49,787,180 18,398,998 6,692,451 16,850,898 2,790,965 2,862,376 3,077,886 5,198,787 15,392,596 7,849,353 2,537,062 170,721,140 2,150,202 4,852,837 7,217,442 43,896,462 1,292,501 1,622,911 4,931,008 35,958,491 6,659,434 24,503,848 3,316,318 10,212,572 17,813,342 10,200,000 906,307 16,483,562 48,149,657 167,536 11,054,051 423,822 5,900,278 26,303,636 1,584,421 3,484,689 2,414,400 9,003,175 14,941,965 12,047,271 3,143,173 1,179,113 15,200,000 35,757 - 617,371,349 665,257,512 Konsekuensi apabila pekerjaan konstruksi tidak dapat diselesaikan tepat waktu adalah denda keterlambatan (yang umumnya sebesar 0,1% dari nilai awal kontrak perhari keterlambatan) sampai maximal 5% dari nilai kontrak awal. RFO II Gersik Cement Mill Palimanan GPPP Switchyards PLTU Kalimantan Selatan Gardu Induk Muara Karang Jakarta PKS PT Buana Karya (Kalsel) Pengendali Banjir Kanal Timur Mall Balikpapan Kalimantan Amplas FO Sumatra Utara Normalisaasi Kali Cisadane Hilir Dermaga Sampit Kalimantan Kelinjau Whare HouseSoho jakarta PLTU indramayu. Jawa Barat Dermaga Calang Berau Fly Over OLC KPC Jalan Alam Sutera Tanggerang Collection Road Wahau Tower Excelcomindo Residence of Lamno NAD Road & Infrastructure Nabire Jalur Ganda Serpong Maja DAM Trembesi Batam Reclamation Kubu beach Civil Work of Alabio Irrigation PLTU Tanjung Priok PLTU Nagan Raya NAD Proyek PLTU SulUt Proyek PLTU Pelabuhan Ratu SMA Pintar Riau Sport Center Kuansing Riau Bandara Kualanamu Pantai Amal Tarakan Akses Cemara Dam. Poso DPPU Kualanamu Pemb Indocement P3 & P4 The projects of PT Wika Gedung The projects of PT Wika Insan Pertiwi Lain-lain dibawah Rp 1,000,000 Total Consequences if the construction activites fail to be completed inpunctual time, the consequent shall be penalty for the the delay (it shall be generaly 0,1% of initial contracted value per delay day until maximum of 5% of intial contracted value. 91 264 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 29. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dikurangi:Bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang 29. LONG TERM LIABILITY 2009 - 2008 30,000,000 - 23,574,000 6,426,000 PT Wijaya Karya Intrade memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.sesuai Akte Perjanjian Kredit antara PT Wijaya Karya Intrade dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No: CGB.ONE/SPPK.RD2.087/2008 tanggal 16 Juli 2008, dengan jangka waktu sejak penandatanganan Perjanjian Kredit sampai dengan 23 Maret 2010, tingkat suku bunga 11% p.a. Angsuran pokok dilakukan setiap tanggal 23 pada setiap triwulan. Jaminan cross default dan cross collateral dengan fasilitas Kredit Modal Kerja (lihat catatan 20). PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. Deduction: part of due within the period of one year Long term part PT Wijaya Karya Intrade obtains investment credit facility from PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, pursuant to Deed of credit Agreement made between PT Wijaya Karya intrade and PT Bank Mandiri Tbk, No: CGB.ONE/SPPK.RD2.087/2008 dated July 16 2008 within the period upon the signing of credit Agreement until March 23 2010,with the interest of 11% p.a principal installment shal be made on every the 23d day of each quarter,cross default and cross collateral security with working capital credt facility (please see note 20). 30. HAK MINORITAS 30. MINORITY INTEREST Akun ini merupakan kewajiban pada pemegang saham minoritas atas kekayaan pada anak perusahaan, yang di perhitungkan berdasakan persentase modal yang disetor. This account is an obligation to the minority shareholders on asset of the subsidiaries, which calculated based on the percentage of paid-up capital. Sehubungan dengan dilaksanakannya program MESOP (Management Employee Stock Option Program) yaitu opsi kepemilikan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di perusahaan anak oleh manajemen dan pegawai PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, maka persentase minoritas mengalami kenaikan sebesar rata-rata 21,6%. Related to conducting MESOP program (Management Employee Stock Opiton Program) which is option of stock ownership of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk at subsidiary company by management and employes of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, percentage minority of interested increased becomes 21.6% in averages. Rincian hak minoritas pada perusahaan anak : The minority interest in subsidiares as follow: PT Wijaya Karya Beton PT Wijaya Karya Intrade PT Wijaya Karya Realty PT Wijaya Karya Insan Pertiwi PT Wijaya Karya Building PT Wijaya Karya Jabar Power Jumlah 2009 61,663,248 5,603,682 25,730,144 5,207,211 570,272 3,998,999 102,773,556 2008 38,494,682 23,779,376 14,827,339 5,154,808 500,000 82,756,205 31. MODAL SAHAM PT Wijaya Karya Beton PT Wijaya Karya Intrade PT Wijaya Karya Realty PT Wijaya Karya Insan Pertiwi PT Wijaya Karya Building PT Wijaya Karya Jabar Power Total 31. CAPITAL STOCK Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4498 tanggal 14 Desember 2009, No.DE/XII/09-4504 tanggal 15 Desember 2009, No.DE/XII/09-4520 tanggal 17 Desember 2009 adalah sebagai berikut: The structure of shareholders dated December 31 2009 under the notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration bureau, pursuant to letter No.DE/XII/09-4498 tanggal December 14, 2009, No.DE/XII/09-4504 tanggal December 15, 2009, No.DE/XII/09-4520 tanggal December 17, 2009 as follows : 92 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 265 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 31. MODAL SAHAM - Lanjutan 31. CAPITAL STOCK - Continued Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Republik Indonesia Saham Biaya (Seri B) Pemerintah Republik Indonesia Komisaris / Commisioner : Ir. Agoes Widjanarko.MIP ( Kom. Utama/ Pres. Commisioner ) Pontas Tambunan, SH. MM. (Komisaris / Commisioner) Soepomo ,SH,SP.N, L.LM ( Komisaris / Commisioner ) Direksi / Director R.Ganda Kusuma (Direktur Keuangan/ Financial Director ) Budi Harto ( Direktur Operasi I / Operational Director I ) Slamet Maryono (Direktur Operasi II / Operationa l Director II ) Tonny Warsono (Direktur SDM dan Pengembangan/ Director of Human Resources and Development) Karyawan melalui ESA/Employee via ESA Karyawan melalui ESOP/MSOP /Employee via ESOP/MSOP Masyarakat/Public Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Paid In Capital Jumlah saham (Total stock) Nilai nominal/Par Value Rupiah penuh/Full In Rupiah % 1 100 0.00% 3,999,999,999 399,999,999,900 68.42% 1,013,500 1,865,000 912,000 101,350,000 186,500,000 91,200,000 0.02% 0.03% 0.02% 793,000 904,000 4,742,000 79,300,000 90,400,000 474,200,000 0.01% 0.02% 0.08% 4,742,000 183,769,500 213,500 1,647,413,000 474,200,000 18,376,950,000 21,350,000 164,741,300,000 0.08% 3.14% 0.00% 28.18% 5,846,367,500 584,636,750,000 100% Penambahan saham baru PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terhadap hasil pelaksanaan opsi ESOP/MSOP adalah sebesar 213.500 lembar saham. Addition of new shares of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for the implementation of the option ESOP / MSOP is 213,500 shares. Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4498 tanggal 14 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 60.000 lembar saham Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4504 tanggal 15 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4498 letter dated December 14, 2009 are as follows: Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 15.000 Lembar saham Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4520 tanggal 17 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 15,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II 60,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4504 letter dated December 14, 2009 are as follows: Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4520 letter dated December 14, 2009 are as follows: Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap I 123.500 Lembar saham Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 15.000 lembar saham 123,500 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage I Agio dari realisasi eksekusi oleh karyawan perusahaan atas opsi saham untuk ESOP/MSOP tahap I dan II adalah sebesar Rp 47.554.990 (agio opsi tahap 1 = Rp 20.046.600 dan agio opsi tahap 2 = Rp 27.508.390) Premium share of the realization of the execution by the company's employees stock options for the ESOP / MSOP stage I and II is Rp 47,554,990 (premium option stage 1 = Rp 20,046,600 and premium option stage 2 = Rp 27,508,390) Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2008 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/I/090055 tanggal 8 Januari 2009, adalah sebagai berikut: The structure of shareholders dated December 31 2008 under the notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration bureau, pursuant to letter No.DE/I/09-0055 dated January 8, 2009 as follows : 93 266 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 15,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 31. MODAL SAHAM - Lanjutan 31. CAPITAL STOCK - Continued Saham Preferen (Seri A Dwiwarna) Pemerintah Republik Indonesia Saham Biaya (Seri B) Pemerintah Republik Indonesia Komisaris/Commisioner : Ir. Agoes Widjanarko.MIP(Komisaris Utama/Pres. Commisioner ) Pontas Tambunan, SH. MM. (Komisaris/Commisioner Soepomo ,SH,SP.N, L.LM (Komisaris/Commisioner Direksi/Director R.Ganda Kusuma (Direktur Keuangan/Financial Director ) Budi Harto (Direktur Operasi I/Operational Director I ) Slamet Maryono (Direktur Operasi II/Operational Director II ) Tonny Warsono (Direktur SDM dan Pengembangan/ Director of Human Resources and Development) Karyawan melalui ESA /Employee via ESA Masyarakat/Public Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Total Paid In Capital Jumlah saham (Total stock) Nilai nominal/Par Value Rupiah penuh/Full In Rupiah % 1 100 0.00% 3,999,999,999 399,999,999,900 68.42% 1,013,500 1,865,000 912,000 101,350,000 186,500,000 91,200,000 0.02% 0.03% 0.02% 793,000 904,000 4,742,000 79,300,000 90,400,000 474,200,000 0.01% 0.02% 0.08% 4,742,000 183,769,500 1,647,413,000 474,200,000 18,376,950,000 164,741,300,000 0.08% 3.14% 28.18% 5,846,154,000 584,615,400,000 100% Berdasarkan akta perubahan anggaran dasar nomor 6 tanggal 1 Juni 2001 oleh Nila Noordjasmani Soeyasa Besar,SH. Notaris dari pengganti Imas Fatimah,S.H. yang telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp 68.000.000.000 (Rupiah penuh) yang terbagi atas 68.000 saham menjadi Rp 69.523.000.000 (Rupiah penuh) terbagi atas 69.523 saham. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 1.523.000.000 (Rupiah penuh) berasal dari tambahan penyertaan modal pemerintah nomor 85 Tahun 2000 tanggal 28 September 2000. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007 telah disetujui dan disahkan perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) setiap saham menjadi Rp 100 (Rupiah penuh) seiap saham,Peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari Rp 260.000.000.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp 1.600.000.000.000 (Rupiah penuh). Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor dalam Perusahaan yang dilakukan oleh Negara Republik Indosesia, yaitu dari Rp 69.523.000.000 (Rupiah penuh) yang terbagi atas 69.523 saham menjadi sebesar Rp 400.000.000.000 (Rupiah penuh) yang terbagi atas 4.000.000.000 saham,terdiri dari saham seri A Dwiwarna 1 saham dan saham seri B 3.999.999.999 saham. Based on the deed of amandment to Articles of Association from deed No. 6 of Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH. The successor of Notary Imas Fatimah, S.H, dated June 1, 2001, has been agreed for the addition of the issued and fully-paid capital (paid-in capital) of the company from Rp 68,000,000,000 (Full amount) represented by 68,000 shares becoming Rp 69,523,000,000 (Full amount) comprised of 69,523 shares. The addition of paid-in capital amounting to Rp 1,523,000,000 (Full amount) was generated from the Additional paid-in capital based on Government Regulations No.85 dated September 28, 2000. Under the resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of June 14, 2007, the change in the nominal value of the shares of the company was agreed on and validated from Rp 1,000,000 (Full amount) for each share to Rp 100 (Full amount) for each; likewise,the incresase in the authorized capital of the company from Rp 260,000,000,000 (Full amount) to Rp 1,600,000,000,000 (Full amount). Likewise,the increase in the Paid-in and paid-upcapital in the company made by the state of the Republic of Indonesia, from by Rp 69,523,000,000 (Full amount) divided into 69,523. Became to Rp 400,000,000,000 (Full amount) , divided to 4,000,000,000 shares,consist of series A Dwiwarna 1 share and series B 3,999,999,999 shares. Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan sebesar Rp 330.477.000.000 (Rupiah penuh) berasal dari: The increase in the paid-in and paid-up capital in the company of Rp 330,477,000,000 (Full amount) came from : 1 Kapitalisasi selisih (keuntungan) penilaian Kembali Aktiva Tetap sebesar Rp 87.635.040.495 (Rupiah penuh) ; 1 Capitalization of the discrepancy (gain) in the ReevaluatIon of the Fixed Assets of Rp 87,635,040,495 (Full amount) ; 94 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 267 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. MODAL SAHAM - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 31. CAPITAL STOCK - Continued 2 Kapitalisasi selisih positif ekuitas anak perusahaan sebesar Rp.19.264.853.100 (Rupiah penuh) ; 2 Capitalization of the positive discrepancy in the equity of the subsidiaries of Rp 19,264,853,100 (Full amount) ; 3 Kapitalisasi saldo laba perseroan sampai dengan 31 Desember 2006 sebesar Rp. 223.594.543.514 (Rupiah penuh) ; 3 Capitalization of the company's profit balance up to December 31, 2006 of Rp 223,594,543,514 (Full amount) ; 4 Tambahan modal disetor sebesar Rp 562.891 (Rupiah penuh) ;sebagai akibat selisih kekayaan sisa hasil likuidasi PT Kertas Gowa; 4 Addition to the paid-up capital of Rp 562,891 (Full amount); as a result of the discrepancy assets as a result of the remaining liquidition proceeds of PT Kertas Gowa ; Perusahaan melakukan penilain kembali atas aktiva tetapnya yang telah disetujui Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dengan surat No. S-315/MPBUMN/2000 tanggal 28 Juni 2000 dan berdasarkan ketentuan Menteri Keuangan No.384/KMK.04/98 tanggal 14 Agustus 1998. The company has conducted to reevaluation of fixed asset as approved by the state Minister for the supervision of state Owned Enterprise by the letter No. S-315/M-PBUMN/2000 dated June 28, 2000 and on the basis of Minister of Finance No.384/KMK.04/98 dated August 14, 1998. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007, Kapitalisasi selisih(keuntungan) penilaian Kembali Aktiva Tetap sebesar Rp 87.635.040.495 (Rupiah penuh), dikapitalisasi sebagai setoran modal. On the basis of Resolution of Extraordinary General Meeting of shareholders dated June 14, 2007, Capitalization of the discrepancy (gain) of reevaluation of fixed asset of Rp , , , (Full ( amount), ), shall be capitalized p as capital p 87,635,040,495 deposit. Pada tahun 2004 PT Wika Beton telah mengalami perubahan komposisi modal dimana modal disetor meningkat dari Rp 44.500.000.000 (Rupiah penuh). Menjadi Rp 80.000.000.000 (Rupiah penuh) yang berasal dari kapitalisasi laba ditahan dan revaluasi aktiva tetap.Perubahan ekuitas anak perusahaan tersebut mengakibatkan nilai investasi bersih perusahaan meningkat sebesar Rp 19.246.853.100 (Rupiah penuh). In 2004, PT Wika Beton changed the composition of capital in which the paid up capital increases from Rp 44,500,000,000 (Full amount) to be Rp 80,000,000,000 (Full amount) sourcing from retained profit capitalization and revaluation of fixed asset. The changes of subsidiaries equity shall result in the net investment value of the company increase up to Rp 19,246,853,100 (Full amount). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007, kapitalisasi selisih positif ekuitas anak perusahaan sebesar Rp 19.246.853.100 (Rupiah penuh), dikapitalisasi sebagai setoran modal. Pursuant to resolution of Extraordinary General Meeting of Shareholders dated June 14, 2007, Capitalization of the positive discrepancy of the subsidiaries' equity of Rp 19,246,853,100 (Full amount) shall be capitalized as capital deposit. 32. MODAL SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI 32. TREASURY STOCK Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 37 ("UU No.40 Tahun 2007) dan lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor :KEP-401/BL/2008 Peraturan XI.B.3 : Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahan Publik Dalam Kondisi Pasar yang berpontesi Kritis, Perusahaan memutuskan untuk melaksanakan Program Pembelian Kembali Saham (Buyback). Pursuant to Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company in Article 37 and 38 ("Law No.40 Year 2007) and Attachment of Decree of Chairman of Supervisory agency for capital market and financial institution Number KEP-401/BL/2008 of Regulation XI.B.3:Emiten Sock Repurchasor Public Company.In critical potencial market condition, the company hereto shall decide to implement Stock Buyback Program. 95 268 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. MODAL SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 32. TREASURY STOCK - Continued Periode Perolehan Kembali Saham dijadwalkan tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009 dengan rencana Perolehan Kembali Saham total sebanyak 143,279,000 lembar saham. Realisasi Perolehan Kembali Saham sampai dengan periode 31 Desember 2008 adalah sebanyak 12,744,800 lembar saham dengan harga perolehan sebesar Rp 24,206,606. Period of Reacqusition of Shares be scheduled on October 13, 2008 until January 13, 2009 by the plan of total share Reacquisition of 143,279,000 shares. Realization of Share Reacqusition until within the period of December 31, 2008 shall be 12,744,800 shares with the total acqusition price of Rp 24,206,606. Saham-saham yang diperoleh kembali tersebut dicatat dengan menggunakan metode nilai nominal (par value method) dan disajikan sebagai pengurang akun-akun sebagai berikut: Reacquired shares shall be recorded using par value method and preserved as the deducation of acounts set forth as follows: - Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Tambahan Modal Disetor-Agio Saham Jumlah 12,744,800 11,461,806 24,206,606 - Full Subrscribed and Paid Up Capital - Additional Paid Up Capital-Premium Total Berdasarkan akte RUPS No.26 tanggal 28 Mei 2009,periode perolehan kembali saham tahap II telah dijadwalkan tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan 22 Mei 2009 dengan rencana Perolehan Kembali Saham total sebanyak 33.407.500 lembar saham. Realisasi Perolehan Kembali Saham sampai dengan periode 31 Desember 2009 adalah sebanyak 33.407.500 lembar saham dengan harga perolehan sebesar Rp 7.277.630.095. Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders deed No.26 dated May 28, 2009,Period of Reacqusition of Shares at phase II has been scheduled on Februari 23, 2009 until May 22, 22 2009 by the plan of total share Reacquisition of 33,407,500 shares. Realization of Share Reacqusition until within the period of December 31, 2009 shall be 33,407,500 shares with the total acqusition price of Rp 7,277,630,095. Saham-saham yang diperoleh kembali tersebut dicatat dengan menggunakan metode nilai nominal (par value method) dan disajikan sebagai pengurang akun-akun sebagai berikut : - Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 17,668,650 - Tambahan Modal Disetor-Agio Saham 17,378,811 Jumlah 35,047,461 Reacquired shares shall be recorded using par value method and preserved as the deducation of acounts set forth as follows: 33. TAMBAHAN MODAL SETOR 33. Akun ini terdiri dari : Selisih kekayaan sisa hasil likuidasi PT Kertas Gowa Kapitalisasi ke Modal Disetor Agio dari penawaran umum saham : Opsi Saham (ESOP/MSOP) Tahap 1 Opsi Saham (ESOP/MSOP) Tahap 2 Agio opsi ESOP/MSOP Tahap 1 & 2 Biaya Emisi saham Disagio atas Saham yang diperoleh kembali - Full Subrscribed and Paid Up Capital - Additional Paid Up Capital-Premium Total ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL This account shall be as follows: 590,769,280 5,859,391 659,599 47,555 (15,797,710) (17,378,811) 564,159,304 563 Assets from take over PT Kertas Gowa (563) Capitalization to paid capital 590,769,280 Premium from initial public offering 2,368,209 1st Stage of ESOP/MSOP 2nd Stage of ESOP/MSOP - Premium from ESOP/MSOP stage 1&2 (15,797,710) Share in issuance cost (11,461,806) Discount of Buyback Expense 565,877,973 96 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 269 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 33. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - Continued 33. TAMBAHAN MODAL SETOR - Lanjutan Agio dari hasil penawaran umum saham merupakan selisih nilai nominal saham dengan penerimaan hasil penawaran umum saham perusahaan melalui IPO terinci sebagai berikut : Jumlah Saham yang dikeluarkan Agio per saham Jumlah Agio saham Biaya Emisi IPO Agio Saham Bersih dari IPO Premium from initial public offering was the different par value with received initial public offering, shall be as follows : 1,846,154 320 590,769 (15,797,711) (15,206,941) Stocks amount distributed Premium Total Premium Share in issuance cost Net Premium Opsi Pembelian Saham untuk Manajemen dan Karyawan (ESOP/MSOP) Pelaksanaan ESOP/MSOP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengacu pada Surat Perusahaan ke Bursa Efek Indonesia No.PU.01.09/A.DIR.0421/2008 tanggal 7 Mei 2008 tentang Laporan Rencana Pelaksanaan ESOP/MSOP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Shares Purchase Optional Plan for Management and Employees Implementation of the ESOP / MSOP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk refers to the Letter to the Indonesia Stock Exchange No.PU.01.09/A.DIR.0421/2008 dated May 7, 2008 on the Implementation Plan Report ESOP / MSOP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Pelaksanaan Program ESOP/MSOP dilaksanakan dengan menerbitkan Hak Opsi dalam 2 tahap dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Hak Opsi yang diterbitkan adalah masing-masing sebanyak 153.846.000 lembar saham seri B setiap tahap dengan harga pelaksanaan ESOP/MSOP per saham Rp 322,74. Program Implementation ESOP / MSOP implemented with Option Rights issue in 2 stages with the following details: The Stock Option Issued of the amount was 153,846,000 for each share the serie of B with every single step of conducted ESOP MSOP of Rp 322.74 per share. Hak Opsi Tahap Pertama dan Kedua dapat digunakan untuk membeli saham Seri B baru Perseroan setelah melewati masa tunggu (Vesting Period ) selama 1 (satu) tahun, setelah tanggal pendistribusian Hak Opsi Tahap Pertama. Hak Opsi yang diberikan dapat digunakan untuk membeli saham Perseroan pada Periode Pelaksanaan yang telah ditetapkan terhitung sejak tanggal 29 Oktober 2007 dan akan berakhir pada 30 hari bursa dimulai sejak 13 Mei 2013 untuk Tahap Pertama sedangkan untuk Tahap Kedua pelaksanaan ditetapkan terhitung sejak tanggal 29 Oktober 2008 dan akan berakhir pada 30 hari bursa sejak tanggal 14 Mei 2014. Option Rights First and Second Stage can be used to purchase new Series B shares of the Company after a waiting period (Vesting Period) for 1 (one) year after the date of distribution of the First Stage Right Option. The options granted rights can be used to purchase shares of the Company on the implementation period has been set as of the date October 29, 2007 and will end on 30 trading days starting May 13, 2013 for Stage One to Stage Two and the implementation as of the date set October 29, 2008 and will end on 30 trading days from the date of May 14, 2014. Saham yang didistribusikan akan diambil dari saham dalam portepel, dan bukan merupakan saham yang telah diterbitkan atau dibeli kembali oleh perusahaan. Shares are distributed will be taken from stocks in the portfolio, and not a stock that has been issued or bought back by the company. TAMBAHAN MODAL DISETOR YANG BERASAL DARI OPSI SAHAM (ESOP/MSOP) ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL FROM STOCK OPTION (ESOP / MSOP) Beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar pada tanggal pemberian opsi, Nilai wajar setiap opsi yang diberikan ditentukan dengan menggunakan metode penentuan harga opsi "Black Scholes" dengan asumsi sebagai berikut : The burden of compensation is determined based on fair value at the date of granting options, fair value of each option granted is determined using option pricing methods "Black Scholes" with the following assumptions: 97 270 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 33. TAMBAHAN MODAL SETOR - Lanjutan 33. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - Continued Pemberian Tahap I Pemberian Tahap II 16.00% 53.62% 9.09% 5 tahun 13.01% 52.30% 11.49% 5 tahun Prakiraan Dividen Ketidakstabilan harga yang diharapkan Suku Bunga bebas resiko yang diharapkan Periode Opsi yang diharapkan Summary of the program and mutations throughout the year ended December 31, 2009 and 2008 are as follows: Ringkasan dari program dan mutasinya sepanjang tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : 2009 ESOP/MSOP I 2,368,209 3,491,182 (29,047) 5,830,344 Saldo Opsi Awal Tahun Penambahan Opsi tahun ini Opsi yang dieksekusi tahun ini Opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun ` ESOP/MSOP II 659,599 (39,858) 619,741 2008 ESOP/MSOP I 34. PEMBAGIAN LABA Beginning balance of stock option Additional of stock option in this Executed options in this year Stock options shall be executed at the end of the year ESOP/MSOP II 2,368,209 2,368,209 Saldo Opsi Awal Tahun Penambahan Opsi tahun ini Opsi yang dieksekusi tahun ini Opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun - Beginning balance of stock option Additional of stock option in this Executed options in this year Stock options shall be executed at the end of the year 34. APPROPRIATION OF RETAINED EARNING Pembagian laba induk dan anak perusahaan dan penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) telah diputuskan pembagian laba dan penggunaan saldo laba sebagai berikut: Dividen Program Kemitraan Bina Lingkungan Cadangan bertujuan Cadangan lainnya Jumlah Estimated of Dividend Expected Volatility Expected risk - free interest rate Expected lives Appropriation of retained earning for the year 2008 of the Company was arranged by Decree oa Annual General Meeting of Stockholders, for the year 2009 and 2008 are as follows: 2009 45,523,580 3,034,905 1,517,453 30,349,054 75,609,402 156,034,394 2008 34,907,865 2,327,191 1,163,595 11,635,955 79,104,301 129,138,907 Dividend Funding for small scale business Environmental Conservation Objective Reserves Other reserves Total 35 BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE 35. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Basic earning per share be calculated by dividing net profit by the average weighted general share amount circulated in the relevant year. 98 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 271 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR - Lanjutan Laba (rugi) bersih perhitungan laba (rugi) per saham dasar PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 35. BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE - Continued 2009 2008 189,222,076 156,034,395 Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba (rugi) bersih per 5,669,681,000 saham dasar Laba bersih per saham dasar 33.37 (Rupiah penuh) 5,832,447,019 26.75 36. NET SALES 36. PENJUALAN BERSIH Akun ini terdiri dari: This account shall be as follows: 2009 Jasa Konstruksi Produk Beton Produk Realty Manufaktur dan Perdagangan Mekanikal Elektrikal Dikurangi potongan penjualan Jumlah 2008 4,310,239,683 904,201,257 343,882,510 941,228,509 62,653,025 6,562,204,984 (3,127,704) 6,559,077,280 3,676,264,030 1,248,851,348 444,480,262 1,154,740,021 66,501,624 6,590,837,285 6,590,837,285 Sebesar Rp 1.919.217.719 atau 52% dan Rp 1.275.364.000 atau 30% dari pendapatan usaha bersih konstruksi merupakan pendapatan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008. Construction service Concrete Product Realty Product Manufacturing and trading Electrical Mechanical Less discount on sales Total As amount Rp 1,919,217,719 or 52% and Rp 1,275,364,000 or 30 % of net construction business income shal constitute income of the affiliated parties respectively in 2009 and 2008. Tidak ada kontrak dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan bersih. No Contract with net value exceeds 10% of net sales. 37. COST OF SALES 37. BEBAN POKOK PENJUALAN Akun ini terdiri dari: This account shall be as follows: 2009 Jasa Konstruksi Produk Beton Realty Manufaktur dan Perdagangan Mekanikal Elektrikal Jumlah Net income (loss) for Putation of basic earning (loss) per share Weighted average share forComputation of basic earning (loss) per share Net Earning (loss) per share (Full amount) 2008 4,070,506,361 804,147,763 297,855,052 889,151,560 51,385,998 6,113,046,734 3,435,607,747 1,103,113,049 366,819,264 1,008,100,594 54,090,876 5,967,731,531 Construction Services Concrete Product Realty Manufacture and trading Electrical Mechanical Total 38. PROFIT (LOSS) JO PROJECT 38. LABA (RUGI) PROYEK KERJASAMA OPERASI Laba proyek kerjasama (Joint Operation) merupakan laba atas proyek-proyek yang dilaksanakan dengan pola kerjasama (Joint Operation) meliputi proyek-proyek Sipil Umum berupa, Jembatan, Pengendalian banjir, Bendungan serta Proyek Mekanikal berupa Pemipaan. 99 272 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Profit (loss) from Joint Operation project represent profit (loss) from projects with joint operation schema. These projects included general civil such as Roads Development, Bridges, and Dam and Mechanial work inform of piping. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 38. LABA (RUGI) PROYEK KERJASAMA OPERASI - Lanjutan Untuk tahun 2009 dan 2008, proyek kerjasama tersebut berasal dari proyek-proyek sebagai berikut; In 2009 and 2008 joint operation of projects are as follows: 2009 JO Proyek Suramadu Causeway sisi Surabaya JO Proyek Amandit JO Proyek Sendiman Bawakaraeng JO Proyek Suromadu BT Tengah JO Proyek Jl.46 Tapaktuan Aceh Selatan JO Proyek Jembatan Lintas Barat JO Proyek Mamak Kakian JO Proyek Sabodam Bawakaraeng II JO Proyek Sarmi JO Proyek Sungai ular JO Proyek TPPI JO Proyek Pasupati JO Proyek Sabo JO Proyek WTP Tahap II JO Proyek FO Cengkareng JO Proyek Jati Gede JO Proyek Batang Tongar JO Proyek Sungai Kayan - Bulungan JO Proyek Liang Anggang-Pelaihari JO Proyek Pangkalan Lada JO Proyek Cirebon Kroya Girder JO Proyek MERR II-C JO Proyek Jembatan Kakap JO Proyek Sabo & Tanggul Merapi JO Proyek Banjir Bengawan Solo JO Proyek GOR Pekanbaru JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic JO Proyek Lainnya dibawah Rp 1.000.000,Jumlah 2008 6,902,425 (6,165,438) (13,384,970) (2,587,910) 3,422,611 1,067,538 2,795,209 2,272,131 2,406,738 (1,869,029) - (8,523,095) (2,072,366) 1,868,995 (2,387,151) 4,065,130 2,698,349 (3,998,750) (3,350,341) 1,339,657 4,286,425 4,641,010 6,897,834 (8,373,653) 3,774,039 2,607,022 1,754,225 2,013,498 1,404,577 1,592,530 3,443,413 5,354,137 1,893,940 (1,609,748) 3,287,980 22,607,657 2,041,670 (3,099,025) JO Suramadu Causeway Project Surabaya JO Amandit Project JO Sendiman Bawakaraeng Project JO Suromadu Central of BT Project JO Jl.46 Tapaktuan South of Aceh JO Access West Bridge Project JO Mamak Kakian Project JO Sabodam Bawakaraeng Project JO Sarmi Project JO Snake River Project JO TPPI Project JO Pasupati Project JO Sabo Project JO WTP phase II Project JO FO Cengkareng Project JO Jati Gede Project JO Batang Tongar Project JO Kayan - Bulungan River Project JO Liang Anggang-Pelaihari Project JO Pangkalan Lada Project JO Cirebon Kroya Girder Project JO MERR II-C Project JO Kakap Bridge Project JO Sabo & Tanggul Merapi Project JO Banjir Bengawan Solo Project JO GOR Pekanbaru Project JO Wika- Adhikarya Tuban Aromatic JO-Other Projects under Rp 1,000,000. Total 39 GENERAL AND ADMINISTRATION 39. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akun ini terdiri dari: Personalia Fasilitas Kantor Penelitian dan Pengembangan Informatika Keuangan Jumlah 38 PROFIT (LOSS) JO PROJECT - Continued This account shall be as follows: 2009 119,789,120 23,883,838 8,822,582 4,528,934 1,336,564 158,361,039 2008 112,264,963 27,185,065 7,045,225 3,886,299 2,029,931 152,411,483 Personnel Office of Facility Research and Development Informatics Finance Jumlah 100 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 273 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 40 OTHER INCOME (EXPENSE) 40. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAIN Pendapatan bunga Deposito/Jasa Giro Laba (Rugi) Selisih Kurs Laba (Rugi) Penjualan Aset Beban Bunga Beban Penyisihan Piutang Beban Penurunan Harga Persediaan Beban Amortisasi Goodwill Lain-lain bersih Pendapatan (Beban) Lain-lain 2009 2008 30,417,205 1,432,768 (2,000) (51,764,196) (41,274,146) 53,743,541 26,437,634 4,289,126 (44,024,039) (50,177,873) Interest Income and deposit Gain (Loss) in Foreign Exchange - Net Gain on Disposal of Fixed Assets Interest Expense and Penalty Allowance for Doubtful Account (45,046,450) (2,512,241) (28,092,939) (136,841,998) (21,783,741) (31,515,351) Impairment expense for inventory Amortize of goodwill Others - Net Other Income (Expense) - Net Pendapatan bunga deposito dan jasa giro Interest Income and deposit Pendapatan bunga deposito dan Jasa Giro sebesar Rp 30.417.205 dan sebesar Rp 53.743.541 tahun 2009 dan 2008 merupakan pendapatan bunga atas deposito berjangka perusahaan dan bunga bank atas saldo rekening giro perusahaan. Pendapatan bunga tersebut telah memperhitungkan PPh final atas bunga. Interest Income and deposits of Rp 30,417,205 and Rp 53,743,541 in 2009 and 2008 is interest income on corporate deposits and bank interest on corporate bank statement balances. Interest income has been taking into account the final income tax on interest. Laba (rugi) selisih kurs Gain (Loss) in Foreign Exchange Laba selisih kurs sebesar Rp 1.432.768 dan sebesar Rp 26.437.634 tahun 2009 dan 2008 merupakan laba atas penyesuaian saldo-saldo neraca perusahaaan, seperti kas setara kas, piutang, hutang dan uang muka diterima dengan kurs per 31 Desember 2009 dan 2008. Gain (Loss) in Foreign Exchange of Rp 1,432,768 and Rp 26,437,634 in 2009 and 2008 are adjusted return on the balance sheet balances firms, such as cash equivalents, receivables, payables and advances received by the exchange rate as of December 31, 2009 and 2008. Laba (rugi) kurs dengan perincian sebagai berikut : 2009 5,730,422 Induk Perusahaaan (158,189) PT Wika Beton (743,546) PT Wika Realty (3,299,135) PT Wika Intrade (96,785) PT Wika Insan Pertiwi 1,432,768 Gain (Loss) in Foreign Exchange, mentioned as follows : 2008 47,599,887 Parent company 859,908 PT Wika Beton PT Wika Realty (22,494,803) PT Wika Intrade 472,642 PT Wika Insan Pertiwi 26,437,634 Beban bunga Interest Expense and Penalty Beban bunga sebesar Rp 57.534.974 dan sebesar Rp 44.024.039 tahun 2009 dan 2008 merupakan bunga atas fasilitas kredit modal kerja yang dipergunakan oleh perusahaan. Dengan rincian sebagai berikut : Induk Perusahaaan PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Interest Expense and Penalty to Rp 57,534,974 and Rp 44,024,039 in 2009 and 2008 is interest on the credit facility for working capital used by the company. With details as follows: 2009 387,041 (7,362,158) (12,817,245) (36,787,183) (955,428) 5,770,777 (51,764,196) 2008 (15,334,743) (9,132,130) (6,888,626) (12,205,671) (462,868) (44,024,039) 101 274 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Parent company PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 40 OTHER INCOME (EXPENSE) - Continued 40. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAIN - Lanjutan Beban penyisihan piutang Allowance for Doubtful Account Beban penyisihan piutang merupakan beban atas saldosaldo piutang yang telah berumur lebih dari 1 (satu) tahun dan terindikasi pencairannya tidak sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam kontrak yang telah disepakati. Allowance for doubtful account for receivables was the burden of receivables balances that have been aged more than 1 (one) year and indicated liquidation not in accordance with the provisions stipulated in the contract that has been agreed. Beban penyisihan piutang ragu-ragu dengan rincian sebagai berikut : Allowance expense for doubtful account shall as follows : Induk Perusahaaan PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade 2009 (17,532,066) (13,904,864) (9,880,998) 43,782 (41,274,146) 2008 (40,378,240) (923,567) (8,622,489) (253,577) (50,177,873) Beban penurunan nilai persediaan Parent company PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade Impairment expense for inventory Beban penurunan nilai persediaan sebesar Rp 45.046.450 tahun 2009 adalah beban akibat menurunannya harga jual persediaan pupuk PT Wika Intrade dibandingkan harga buku persediaan. Impairment expense for inventory of Rp 45,046,450 in 2009 is the load due to stock price declined to fertilizer PT Wika Intrade stock book price comparison. Beban amortisasi goodwill Amortize of goodwill Beban amortisasi goodwill sebesar Rp 2.512.241 tahun 2009 adalah beban atas selisih harga beli saham PT Wika Insan Pertiwi saat akuisisi, pembebanan dilakukan maksimal selama 5 tahun. Goodwill amortization charges to Rp 2,512,241 in 2009 was a burden on the difference between the purchase price of shares of PT Wika Insan Pertiwi time of acquisition, the maximum loading is over 5 years. Lain lain bersih Others - Net Beban lain-lain bersih dengan rincian sebagai berikut : Induk Perusahaaan PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung Other expenses net with details as follows: 2009 (31,582,768) 2,778,287 (1,518,043) 2,920,797 (691,212) (28,092,939) 2008 (29,236,797) (832,374) 6,584,609 1,753,683 (52,694) (167) (21,783,741) 41. PERJANJIAN KERJASAMA Parent company PT Wika Beton PT Wika Realty PT Wika Intrade PT Wika Insan Pertiwi PT Wika Gedung 41. JOINT OPERATION AGREEMENT Perusahaan melakukan perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masingmasing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada Pengelolaan sesuai kewajiban yang tertuang dalam perjanjian kerja sama menurut porsi yang ditetapkan.Pengelola proyek dibentuk dengan anggota yang berasal dari masing-masing pihak yang melakukan perjanjian kerja sama. The Company engaged in joint operations agreement with other parties, as specified in each agreement in the form of providing funds to Management in charge of the project based on the obligations set forth in the cooperative agreement according to the specified portion agreed percentage. Management in charge of the project was formed made up of the members of each party to the cooperative agreement. 102 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 275 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 41. PERJANJIAN KERJASAMA - Lanjutan 41. JOINT OPERATION AGREEMENT - Continued Pengelola proyek yang berasal dari Pemberi Kerja (Owner) dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan tersebut termasuk laporan pertanggungjawaban keuangan dan proyek kepada masing-masing pihak yang melakukan perjanjian kerja sama. Management in charge of the project constructed the project granted by the Employer (owner) and was fully responsible to complete all project activities, including preparing financial statement for each part to the cooperative agreement. Perjanjian kerjasama antara lain,sebagai berikut: The joint operation agreement are follows: No Porsi Bagi Hasil/ Portion of share (%) Nama Project / Name of Project 1 Pengerjaan Pasteur-Cikapayang-Surapati Elevated Road And Bridge Project./ Pasteur-Cikapayang-Surapati Elevated Road And Bridge Project. PT Wijaya Karya (Persero) : PT Waskita Status / Status 50%:50% Selesai/Finished 51%;49% Selesai/Finished 3 Pekerjaan Jembatan Ogan-Tanjung Raya/Ogan Tanjung Raya Road and Bridge Project. PT Wijaya Karya (Persero): PT LKD 75%:25% Selesai/Finished 4 Sub Proyek Batang Tongar Irigation/Batang Tongar Irrigation Sub-Project. PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya, Tbk. 55%:45% Selesai/Finished 2 Pekerjaan jalan dan jembatan,Sumatera East Coast Highway Proyek-CA.01/ Sumatera East Coast Highway Project-Ca.01 Road nd Bridge Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Hutama Karya 5 Proyek Jembatan Suromadu Sisi Surabaya/Suromadu Surabaya Side,Bridge Project PT Wijaya Karya (Persero) :PT Hutama Karya: PT Agrabudhi 6 Tuban,Aromatic/Aromatic of Tuban PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya. Tbk. 33,33%:33,33%;33,33% Selesai/Finished 50%;50% Selesai/Finished 25%:25%:25%:25% Berjalan/In Progress 8 Proyek Eastern Indonesia Region transport: Paket pemb.Jembatan S Karejae CS-IBRD.17/ Eastern Indonesa Region teansport project:of bridge S Karejae CS-IBRD.17 PT Wijaya Karya (Persero) : PT Nindya Karya 49%:51% Selesai/Finished 9 Proyek TPPI Tuban Aromatic TPPI.1/TPPI Tuban Aromatic of project TTPI.1 PT Wijaya Karya (Persero) PT IKPT: PT Adhi Karya, Tbk. 35%:30%;35% Selesai/Finished 10 Proyek TPPI Tuban Aromatic TPPI.2/TPPI Tuban Aromatic of Project TPPI.2 PT Wijaya Karya (Persero) : PT IKPT : PT Adhi Karya, Tbk. 35%;30%;35% Selesai/Finished 7 Proyek Bendung Jati Gede/Bendung Jati Gede Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk -PT Waskita - HK - PP 11 Wika PP Scana JO Panti Rao/Wika PP Scana JO Panti Rao PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pembangunan Perumahan : PT Sacna 12 Wika Mirai, Proyek Amandit/ Wika Mirai ,Amandit of Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Nindya Karya 103 276 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 15%:42%:43% 51%:49% Berjalan/In Progress Berjalan/In Progress PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Perjanjian kerjasama antara lain- lanjutan : The joint operation agreement - continued No Porsi Bagi Hasil/ Portion of share (%) Nama Project / Name of Project Status / Status 13 Wika Scana, Proyek Bendung Mamak/Wika Scana: Bendung Mamak Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Sacna 98%:2% Berjalan/In Progress 14 Proyek Kanjiro/ Kanjiro Project PT Wijaya Karya (Persero) PT Nindya Karya 51%:49% Selesai/Finished 15 Proyek Bawakaraeng/ Bawakaraeng Project PT Wika Karya (Perero) : PT BK 75%:25% Selesai/Finished 16 Proyek Cut Nyak Dien/Cut Nyak Dien Project PT Wijaya Karya (Persero : PT PELITA 60% : 40% Selesai/Finished 17 Proyek Suramadu ll/Suramadu ll Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Agrabudi : PT Hutama 33,33%:33,33%;33,33% Berjalan/In Progress 18 Proyek Sungai Ular/Sungai Ular Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya, Tbk. 19 Proyek Suromadu BT Tengah/Suromadu BT Tengah Project PT Wijaya Karya Tbk : PT Hutama Karya : PT Adhi Karya, Tbk. 20 Proyek Tanjung Api-api/Tanjung Api-Api Project PT Wijaya Karya (Persero) : CIA 32,75% : 67,25% Berjalan/In Progress 25%:25%:25%:25% Berjalan/In Progress 20% : 80% Selesai/Finished 21 Proyek Cokroyosan/Cokroyosan Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pembangunan Perumahan 50% : 50% Selesai/Finished 22 Proyek Ulee Lheu/Ulee Lheu Project PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pelita 65% : 35% Selesai/Finished 23 JO WIKA-Karka (Proyek Brau)/JO WIKA-Karka (Brau Project) PT Wijaya Karya (Persero) : PT Karka 51% : 49% Berjalan/In progress 24 JO WIKA-Hazama (Proyek Sabo)/JO WIKA-Hazama (Sabo Project) PT Wijaya Karya (Persero) : PT Hazama 35% : 65% Berjalan/In Progress 25 Proyek Sungai Kayang Bulungan/Sungai Kayang Bulungan Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Himpun Karya 55% - 45% Berjalan/In Progress 26 Proyek Jln. Nintombong - Sarmi/Jln Nintombong - Sarmi Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Bumi Intan Perkasa 60% - 40% Berjalan/In Progress 27 Proyek Bendungan Sabo - Bawakaraeng/Bendungan Sabo - bawakaraeng Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Hazama 35% - 65% Berjalan/In Progress 33% - 40% - 27% Berjalan/In Progress 29 Proyek Liang Anggang Pelairi/Liang Anggang Pelairi Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Raden Panji Suprapto 60% - 40% Berjalan/In Progress 30 Proyek Pangkalan Bun/Pangkalan Bun Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Jaya Konstruksi 60% - 40% Berjalan/In Progress 28 Proyek Pati - Rembang/Pati - Rembang Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Adhikarya - DGI 104 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 277 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Perjanjian kerjasama antara lain- lanjutan : The joint operation agreement - continued No Porsi Bagi Hasil/ Portion of share (%) Status / Status 55% - 45% Berjalan/In Progress 42,5% - 32,5% - 25% Berjalan/In Progress 33 Proyek Bosem Morokembangan/Bosem Morokembangan Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Adhikarya 49% - 51% Berjalan/In Progress 34 Proyek Fly Over Cengkareng/Fly Over Cengkareng Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - PP 49% - 51% Berjalan/In Progress 33% - 34 - 33 % Berjalan/In Progress Nama Project / Name of Project 31 Proyek Cikro Girder/Cikro Girder Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Nindya Karya 32 Proyek jembatan Lintas Barat Sulsel/Lintas Barat Sulsel Bridge Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Brantas - Mahir 35 Proyek Jalan Merve Surabaya/Proyek Jalan Merve Surabaya Project PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - PP - Kartikabhakti 42. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING 42. ASSET AND LIABILITIES DENOMINATION IN FOREIGN Pada tahun 2009 dan 2008 Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut : 2009 Mata uang Ekuivalen Asing Rupiah Foreign Currency ASET Kas dan Setara Kas US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Piutang Usaha US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Piutang Retensi US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar Tagihan bruto US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD As at 2009 and 2008, the company and subsidiary have asset and liabilities denominated in foreign currencies as follow: 2008 Ekuivalen Mata uang Rupiah Asing Equivalent Rupiah Foreign Currency Equivalent Rupiah 28,426 403,444.87 186.47 92,633.28 0.81 267,205,299 41,022,274 2,519,163 12,377,103 5,396 11662,63 156431,68 567,98 50160,07 1,97 127,705,778 18,962,648 8,765,144 7,837,009 14,994 ASSET Cash and Equivalent US Dollar Japanese yen European Uero Dinar SGD 12,674 68,927 - 119,137,202 9,209,673 - 4,390.89 162,507.11 85,78 - 48,080,256 19,699,111 1,323,789 - Account Receivable US Dollar Japanese yen European Uero Dinar SGD 1,972 37,480.83 18,537,695 5,007,963 1,112.25 51,660.96 - 12,179,187 6,262,342 - Retention Receivable US Dollar Japanese yen European Uero Dinar 2,188 - 20,565,454 - - - 105 278 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Due custemur US Dollar Japanese yen European Uero Dinar SGD PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 42. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING - Lanjutan Uang Muka Dibayarkan US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Jumlah Aset Valas US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD 28,534 - 268,220,519 - - - 73,794 403,444.87 186 199,041.56 0.81 693,666,169 41,022,274 2,519,163 26,594,739 5,396 17,165.77 370,599.75 653.77 50,160.07 1.97 187,965,222 44,924,101 10,088,933 7,837,009 14,994 KEWAJIBAN Uang Muka Proyek Jangka Panjang US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Hutang Usaha US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Jumlah Kewajiban Valas US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Asset (Kewajiban) Valas Bersih US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD 42. ASSET AND LIABILITIES DENOMINATION IN FOREIGN CURRENCIES - Continued 12,538 - 117,856,869 - 4,376 - 41,136,267 - 8,056,731 16,914 - 158,993,136 - 8,056,731 332,187 56,880 403,444.87 186 199,041.56 0.81 - 332,187 534,673,033 41,022,274 2,519,163 26,594,739 5,396 (8,039,565) 38,413 50,160.07 1.97 43. INFORMASI SEGMEN Advance Payment US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Total Assets US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD LIABILITIES Advance for Long Term Projects US Dollar Yen Jepang Euro Eropa Dinar SGD Account Payable US Dollar 60,061,063 Yen Jepang Euro Eropa Dinar 2,527,277 SGD 60,061,063 2,527,277 Foreign Currencies US Dollar Japanese Yen European UERO Dinar SGD Asset (Liabilities) Foreigen Currencies-net US Dollar 127,904,159 Japanese Yen 42,396,825 European UERO Dinar 7,867,009 149,940 SGD 43. SEGMENT INFORMATION a. Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak perusahaan sebagai berikut: a. Detail of the Company's and subsidiaries' industry segment are as follows: 106 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 279 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 43. INFORMASI SEGMEN - Lanjutan 43. SEGMENT INFORMATION - Continued (Dalam Jutaan Rupiah) Konstruksi Construction Pendapatan Bersih Beban Kon. & Usaha Laba (Rugi) KSO Total Laba Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain Laba sebelum Pajak Beban Pajak Tahun Berjalan Pajak Final Pajak Tangguhan Laba (Rugi) sebelum Hak Minoritas Hak Minoritas Anak Perusahaan Laba Bersh Industri / Industrial Real Estate/ Real Estate (In Million Rupiah) 2009 Perdagangan/ Trading Mekanikal/ Mechanical Eliminasi/ Elimination Konsolidasi/ Consolidated 3,770,006 1,416,182 453,505 1,154,740 88,272 (291,849) 6,590,856 Net revenue (3,547,524) (1,292,426) (388,189) (1,109,414) (82,810) 291,849 (6,128,514) Opert & Contruction Exp. - - - - 22,608 Gain (Loss) KSO Project 123,757 65,316 45,326 5,462 - 484,951 Total Operating Income 53,819 (13,488) (24,960) (81,433) (1,637) (69,143) (136,842) Other Income (Expense) 298,909 110,268 40,356 (36,107) 3,825 (69,143) 348,109 Profit Before Income Tax (199) (3,891) - (37,459) 22,608 245,090 - Tax Expense (33,370) (102,834) (17,613) (3,419) - 5,362 (6) 13,693 691 - 196,075 82,261 22,538 (26,304) 1,097 (69,143) 18.67 17,768 4,868 (5,682) 328 - 196,056 64,492 17,670 (20,623) 769 (69,143) Final tax 19,740 Diferred Tax Gain (Loss) before 206,524 Minority Interest-Net 189,222 3,266,598 3,727,476 1,563,582 Kewajiban Segmen 2,272,332 1,285,881 1,563,582 370,636 354,426 48,463 Konstruksi Construction Beban Pajak Tahun Berjalan Pajak Tanggungan Laba sebelum Hak Minoritas (22,766) 5,580,939 - - (339,370) 121,509 370,636 354,426 48,463 (362,136) 5,702,448 Total Asset 251,650 327,940 22,173 93,451 4,066,524 Segments Liabilites Segment Asset Invesments In 460,878 - - (Dalam Jutaan Rupiah) Pendapatan (Beban) Lain-lain Laba sebelum Pajak Net Income Others Information Aktiv Segmen Investasi pada Perusahaan Asosiasi Jumlah Aktiva Beban Kont. & Usaha Laba (Rugi) Proy. KSO Total Laba Usaha Minority Interest 17,302 Informasi Lainya Pendapatan Bersih Current year (123,866) Industri / Industrial Real Estate/ Real Estate Associated Companies (In Million Rupiahs) 2008 Perdagangan/ Trading Mekanikal/ Mechanical Eliminasi/ Elimination Konsolidasi/ Consolidated 350,157 940,806 62,653 (127,601) (4,185,143) (3,099) 123,091 (944,064) 77,666 (312,814) 37,343 (897,042) 43,764 (56,585) 6,068 127,601 - Net revenue 6,559,077 (6,268,047) Oper. & Contruction Exp. (3,099) Gain (Loss) KSO Project Total Operating Incom 287,930 79,519 202,610 (4,232) 73,434 (8,308) 29,035 (32,618) 11,146 11 6,079 (65,888) (65,888) (31,516) Other Income (Expense) 256,415 Profit Before Income Tax (37,528) (8,955) (18,881) (2,940) (11,085) 2,549 (3,931) 466 (1,302) 156,127 51,611 20,499 7,681 4,623 4,311,333 1,021,730 Tax Expense 107 280 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (154) - (72,727) (9,034) (65,888) 174,653 Current year Diferred Tax Gain (Loss) before Minority Interest PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 43. INFORMASI SEGMEN - Lanjutan Hak Minoritas Anak Perusahaan 43. SEGMENT INFORMATION - Continued Minority Interest-Net Laba Bersh - (11,148) (4,428) (1,659) (1,383) 156,127 40,463 16,071 6,022 3,240 - (18,618) (65,888) 156,035 Net Income Informasi Lainya Others Information Aktiva Segmen 3,715,142 1,370,998 421,880 650,195 321,720 - - - Jumlah Aktiva 4,036,862 1,370,998 421,880 Kewajiban Segmen 2,602,128 1,176,376 318,122 Investasi pada Perusahaan Asosiasi (441,103) - (302,012) 5,751,715 650,195 34,603 (743,115) 5,771,423 Total Asset 606,502 17,374 (416,476) 4,304,026 Segments Liabilites Investment In b. Informasi mengenai segmen geografis Perseroan dan anak perusahaan sebagai berikut: 19,708 Associated Companies b Detail of the Company's and subsidiaries' geographic . segment are as follows: (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2009 Pendapatan bersih Laba kotor Aset Segment Asset 34,603 (In Milion Rupiahs) Jawa/ Java Tahun 2008 Pendapatan bersih Laba kotor Aset Luar Jawa Out of Java Luar Negeri Abroad Eliminasi/ Elimination Konsolidasi/ Consolidated 4,761,953 488,569 3,451,840 1,757,190 114,711 1,080,189 363,563 41,580 47,972 291,849 - 6,590,857 644,860 4,580,001 4,454,183 288,624 2,076,077 137,757 156,418 2,583 (127,601) (9,278) 6,559,077 442,932 6,514,085 388 66 (743,115) 5,771,424 44. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA In 2009 Net Income Gross profit Asset In 2008 Net Income Gross profit Asset 44. RELATED PARTY TRANSACTION Sifat Hubungan Istimewa The Nature of Related Party Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: The Nature of Related Party are as follows: a Pemerintah RI diwakili oleh Menteri BUMN merupakan pemegang perusahaan dan BUMN lain memiliki hubungan afiliasi melalui penyertaan modal pemerintah RI. a Government of RI represented by Minister of BUMN is the shareohlder of the Company and other BUMNs having affiliated realitions thorugh capital participation of Goverment of Republic of Indonesia. b Perusahaan yang menempatkan dana dan memiliki pinjaman dana pada bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah atau dari bank-bank yang dimiliki oleh BUMN dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana yang berlaku untuk nasabah pihak ketiga. b The Company that puts its fund and has loan of fund at Government's banks or BUMN-held Bank under the prevailing conditions and applicable normal interest rate for third party customers. c Perusahaan yang mengadakan perjanjian dalam rangka usaha, dengan BUMN-BUMN lain merupakan anak perusahaan BUMN serta badan-badan lembaga-lembaga pemerintah yang berwenang. c The Company that enters into business agreement with other BUMNs or BUMN'S subsidiary or other autorized government's agencies 108 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 281 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. SIFAT DAN TRANSAKSI ISTIMEWA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued HUBUNGAN d Mempunyai anggota yang pengurus yang sama dengan Perusahaan Anak,yaitu Direksi Perusahaan menjadi Komisaris pada perusahaan anak. d Having member of managements that is equal to the subsidiary, namely: the Board of Directors of the Company shall be the Commissioner of the subsidiary. Ikhtisar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan Anak, yaitu Direksi perusahaan menjadi Komisaris pada perusahaan Anak. The summary of parties having the special relations with the Company is as follows: Pihak hubungan istimewa/Related Parties Sifat hubungan istimewa/ The nature of relationship Transaksi/Transaction PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Jatim PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank BPD Sumsel PT Bank BPD Jabar PT Bank BPD Aceh PT Bank BPD Kaltim PT Bank BRI (Persero), Tbk PT Bank Bukopin, Tbk Sekertaris Negara Pemprov.DKI Jakarta PT Hutama Karya PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Pembangunan Perumahan PT Waskita Karya Dinas Perhubungan DKI Jakarta PT .Pertamina Unit V Balikpapan PT Istaka Karya Departemen Kimpraswil PT Pertamina DOH Jawa barat BPKP Pemprov. Sumatra Selatan Pemkab Singkil (NAD) PT Jasa Marga (Persero), Tbk Pemprov. Riau Departemen Perhubungan Bank Indonesia Pemda Kaltim Pemda Riau PT Petrokimia Gresik (Persero) Pemkab Berau Direktorat Jenderal Sumber Air Dinas Bina Marga Kab Kutai Timur Pelindo II Pelindo III Dit Jen Perhubungan Darat Gadjah Mada University Rekening koran, pinjaman dana/account, loan Rekening koran, pinjaman dana/account, loan Rekening koran, pinjaman dana/account, loan Rekening koran, pinjaman dana/account, loan Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Rekening koran / account Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership 109 282 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. SIFAT DAN TRANSAKSI ISTIMEWA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued HUBUNGAN Dep. Pek Umum Pemprov Sumatera Barat PU Prop Kaltim Pemkab . Muba Dephub. BRR Pemprov Kaltim Pemda Riau Pemda Jogyakarta Pemkab Sinkil (Aceh) Pemkab Dairi (Aceh) BPD Jawa Barat Dept PU Dirjen Cipta Karya Satuan Kerja Sementara Pengelolaan Sumber Air Jratunseluna PT Angkasa Pura (Persero) Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Kepemilikan sama terikat / Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Common Ownership Kepemilikan sama terikat / Common Ownership Kepemilikan sama terikat / Common Ownership Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Jasa konstruksi / Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Jasa konstruksi / Construction Services Transaction with the parties having the special relation KAS DAN SETARA KAS/CASH AND CASH EQUIVALENT Bank-Rupiah PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT. Bank BNI (Persero), Tbk. PT. Bank Jatim PT. Bank BTN (Persero), Tbk. PT. Bank BPD Sumsel PT. Bank BPD Jabar Banten PT. Bank BPD Aceh PT. Bank BPD Kaltim PT. Bank BPD Riau PT. Bank BPD Syariah PT. Bank BRI (Persero), Tbk. PT. Bank Bukopin, Tbk PT. Bank Syariah Mandiri US DOLAR PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT. Bank BNI (Persero), Tbk. PT. Bank BRI (Persero), Tbk. Euro Eropa PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. Yen Jepang PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT. Bank BRI (Persero), Tbk. Deposito Berjangka/Time Deposit Rupiah PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT. Bank Mandiri Syariah. PT. Bank BNI (persero) Tbk. PT. Bank BRI (persero) PT. Bank BTN (persero) 2009 2008 % Terhadap Total Aset % To Total Assets 2009 2008 93,144,470 18,542,200 1,605 1,143,448 4,203 221,575 1,700 634,089 363,255 14,905,400 101,562 9,225,205 663,944 3,647,275 366,396 127,730,243 6,396,050 1,605 1,659,140 5,143 71,442 2,098,617 7,205,702 16,008,777 23,532,661 724,548 353,540 72,706,597 119,092 30,075,680 - 1.63% 0.33% 0.00% 0.02% 0.00% 0.00% 0.00% 0.01% 0.01% 0.26% 0.00% 0.16% 0.01% 0.06% 0.01% 2.21% 0.11% 0.00% 0.03% 0.00% 0.00% 0.04% 0.12% 0.28% 0.41% 0.01% 0.01% 7.06% 0.38% 0.60% 0.07% 1.33% 3.59% 0.80% 1.77% 2.97% 0.01% 402,637,000 21,700,000 34,000,000 3,865,000 76,000,000 207,477,000 45,886,183 102,342,481 171,264,645 782,000 - 110 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 283 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. SIFAT DAN TRANSAKSI ISTIMEWA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued HUBUNGAN PT. Bank Jabar PT. Bank BTPN PT. Bank BRI (Persero) Syariah US DOLAR PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. PT. Bank BRI (Persero) PT. Bank Jawa Barat 15,000,000 20,000,000 2,251,000 - 0.26% 0.35% 17,934,000 167,376,365 53,043,000 954,521,693 818,692,146 0.31% 2.94% 0.93% PIUTANG USAHA/ACCOUNT RECEIVABLES PT Pertamina (Persero) PT Istaka Raya PT PLN (Persero) Pembangunan Perumahan PT Adhi Karya (Persero), Tbk PT Waskita Karya PT Rekayasa Industri PT Nidya Karya PT Brantas Abipraya PT Pertamina Unit V Balikpapan PT Hutama Karya Dirjen PU Cipta Karya Jakarta Cipta Karya - Kabupaten Dairi DPU dan Kimpraswil Kaltim PT Petrokimia Gresik Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Angkasa Pura I Pemprov Sumatera Selatan Muba Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan Jasa Marga PT PTPN 8 Pelanggan Wika Beton PLTU Sulut Proyek Bintumen Hubungan istimewa lainnya di bawah Rp 1.000.000,Total 20,837,647 19,972,988 27,759,048 13,712,483 13,217,050 35,509,971 4,431,687 9,155,205 15,251,728 2,426,354 7,984,380 1,096,113 3,316,909 4,932,950 7,294,274 1,731,877 94,273,980 19,475,175 18,739,359 17,246,886 11,364,158 9,142,026 7,580,765 5,298,833 4,881,180 3,725,931 1,772,534 1,716,925 1,456,072 1,285,540 1,164,671 1,071,776 - 19,692,826 208,323,490 7,428,838 207,624,649 PIUTANG RETENSI / RETENTION RECEIVABLES PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Bank Indonesia PT Petrokimia Gresik (Persero) 226,659 6,475,000 1,532,653 10,326,662 2,799,558 226,659 3,666,351 111 284 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 16.74% 0.04% - 12.40% % Terhadap Total Aset % To Total Assets 2009 2008 0.37% 1.63% 0.35% 0.34% 0.49% 0.32% 0.24% 0.30% 0.23% 0.20% 0.62% 0.16% 0.13% 0.08% 0.09% 0.08% 0.06% 0.16% 0.03% 0.03% 0.03% 0.02% 0.02% 0.02% 0.27% 0.04% 0.14% 0.02% 0.06% 0.09% 0.13% 0.03% 0.35% 3.65% 3.46% % Terhadap Total Aset % To Total Assets 2009 2008 0.03% 0.00% 0.00% 0.00% 0.18% 0.11% 0.05% PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. SIFAT DAN TRANSAKSI ISTIMEWA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued HUBUNGAN Pemerintah Kabupaten Berau Ditjen. Perhubungan Darat DPU Bina Marga Kab. Medan PT PLN (Persero) Kal Sel & SulUt PT Pertamina DOH Jawa Barat BPLS Porong Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau Pemda DKI Jakarta DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim DPU SNVT SDA Kalimantan III DPU & Kimpraswil Tarakan Pertamina PT (Kualanamu) PTPN 8 DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane Diknas Pemkab. Singingi Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Waskita - Usaha Batang Hari Dinas Bina Marga & Pengairan Kab.Bengkalis DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin DPU Pemprov. Papua Proyek PLTU SulUt Hubungan istimewa lainnya di bawah Rp 1.000.000,Total 820,343 2,442,898 2,018,027 5,974,876 11,781,830 2,054,154 6,654,266 5,386,532 2,995,951 58,680,760 20,362,250 14,727,461 5,992,881 7,399,730 6,476,932 1,891,617 1,192,661 1,568,642 3,493,589 1,474,182 2,420,954 6,206,521 1,582,129 780,039 541,989 220,578 266,216 1,793,749 669,412 85,763,191 0.36% 0.26% 0.11% 0.13% 0.11% 0.03% 0.02% 0.03% 0.06% 0.03% 0.04% 0.11% 0.00% 0.03% 0.01% 0.00% 0.01% 0.00% 0.00% 0.03% - 0.01% 0.02 0.00% 0.06% 0.01% 0.04% 0.03% 0.10% 0.20% 0.04% 0.12% 0.09% 0.05% 1.00% TAGIHAN BRUTO PEMBERI KERJA/DUE TO (FROM) CUSTOMER 2009 PT Jasa Marga (Persero), Tbk. PT Pelindo II PT Pelindo III Ditjen. Perhubungan Darat Universitas Gajah Mada Pemda DKI Jakarta PT Angkasa Pura 1 PT PLN (Persero) Dikpora Kab.Kuantan Sengingi Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau DPU Bina Marga Kab. Medan DPU dan Kimpraswil Kaltim PT Perkebunan Nusantara (Persero) Pabrik Pemda Kaltim SNVT, Kalsel Pelanggan Realty Pemerintah RI, Satuan Kerja Sementara Pengelolaan Sumber Air Jratuseluna 2008 5,633,498 1,864,014 9,682,908 57,571,058 5,496,064 33,418,499 387,920 9,022,806 46,290,122 9,682,908 16,159,651 1,420,370 6,807,992 14,182,615 18,024,277 4,723,126 8,381,288 1,105,548 1,404,354 5,761,649 14,063,206 - 36,413,294 5,761,649 - % Terhadap Total Aset % To Total Assets 2009 2008 0.10% 0.03% 0.17% 1.01% 0.10% 0.59% 0.64% 0.10% - 0.00% 0.01% 0.16% 0.80% 0.17% 0.28% 0.02% 0.12% 0.25% 0.31% 0.08% 0.15% 0.02% 0.02% 0.10% 0.00% 0.24% 0.00% - 112 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 285 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. SIFAT DAN TRANSAKSI ISTIMEWA - Lanjutan PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued HUBUNGAN PT Pertamina (Balongan) PT Pertamina (Soekarno Hatta) Pertamina Region I PT Angkasa Pura II BPLS Lapindo Porong DPU Dirjen SDA BBWS Ciliwung Cisadane Otorita Batam Jasa Marga. PT Dep PU Tata Ruang Tarakan JO Wika - PP - Sacna Rp 1.000.000.,Sub Jumlah 2,204,274 30,092,531 1,467,060 25,676,107 16,750,324 82,282,298 15,880,196 1,706,051 151,378 11,816,388 343,867,591 5,796,291 163,214,123 PINJAMAN JANGKA PENDEK/SHORT-TERM LOAN 2009 PT BRI (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) PT BNI (Persero) Tbk - 2008 46,513,501 331,348,955 14,998,947 392,861,403 - Tidak ada perbedaan kebijakan harga dan syarat transaksi antara pihak hubungan istimewa sama dan pihak ketiga. 5 6 PLTGU Muara Karang 7 8 PLTU Sulut Aceh Road/Bridge Reconstruction and Rehabilitation Project (USID) Construction of Three (3) Storey Women and Children Hospital Building 1 2 3 4 9 % Terhadap Total Kewajiban % To Total Liabilities 2009 2008 - - 1.08% 7.70% 0.35% 9.13% 45. COMMITMENT AND CONTINGENCY Kontrak Konstruksi Perseroan telah mengikat kontrak konstruksi dengan berbagai pihak, kontrak ini mengikat kedua belah pihak untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu kontrak. Perusahaan memiliki komitmen untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak diantaranya sebagai berikut : Nama Proyak/ Name of Projects PLTU Indramayu PLTU Pelabuhan Ratu PLTU Labuan Jetty Labuan PLTGU Tanjung Priok 6.03% 0.10% 2.83% There is no differences on policy between the price and transaction conditions amongs the parties having the special relations and third party. 45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI No. 0.04% 0.53% 0.03% 0.45% 0.29% 1.44% 0.28% 0.03% 0.00% 0.21% Construction Contract The Company has entered into a construction contract with other parties, this contract shall bind the parties to fulfill their obligations during the term of contract.The company is committed to perform construction work based on the contract value, amongs other things is: Nilai Kontrak Contract Value 154,130,317 254,000,000 398,199,400 403,771,398 212,784,168 & US$ 23.353.338 144,773,151 & US$ 10.694.452 358,243,183 732,642,000 29,091,000 Pemberi Kerja/ Owner PLN PLN PLN PLN MHI Jangka Waktu/ Period of Time Mulai/Started Selesai/Ended 28-Nov-09 12-Jun-07 2-Apr-10 2-Apr-08 25-Nov-10 26-Jun-07 29-Sep-09 29-Sep-07 17-Oct-11 9-Feb-09 MHI 15-Sep-07 30-Jan-09 PLN USAID 30-Oct-07 22-Aug-05 30-Dec-09 30-Jun-09 6-Oct-08 20-May-09 Catholic Relief Services (CRS) 113 286 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI - Lanjutan No. Nama Proyak/ Name of Projects 10 East west Motoroway Project- Algeria 11 Production of Concrete Pipe for COJAAL. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Constantine Algier Amandit Irrigation-JO, Kalsel Bandung Pengadilan III-Lanjutan Fly Over - PT.KPC Jalan Pati - Rembang A-JO Jalan Ganda Cirebon-Kroya-JO Lanjutan Pembangunan Revetment Pantai Amal-Tarakan Pembangunan Jalan MERR II-C dan Jl.A Yani-JO Pembangunan Jalan Nimbotong-Sarami-JO Pembangunan Jalan Pangkalan LadaJl.A.Yani-JO Pembangunan Jembatan Kalinjau Pembangunan Jembatan Lintas Barat-JO Pemeliharaan Jalan Liang AnggangPleihari-JO Penurapan S. Kayan-Bangunan-Jo Sabo Dam Bawakaraeng 7.4,7,5-JO Supply and Install Concrete Spun PilePT. INCO Pekerjaan Jalan Collection Road Muara Wahau Normalisasi Kali Cisadane Hilir DAM Tembesi Thp I (PILTO DYKE) Batam Pemb. Jembatan Simpang Susun (Tahap I) Pekerjaan Jalan Beton (Alam Sutera) Proyek JO: Pembangunan Fly Over Cengkareng (PP-WIKA 51%-49%) Pemb. Jembatan Kakap CS Surabaya (WIKA-TECTONIA-INTI:40%-30%-30%) Pek. Lanjutan tahap II PSAB Kota Tj. Redeb (WIKA KARKA ARGANUSA) RFO II Pipanisasi Balongan 37 PKS Malimping 38 39 40 41 42 43 44 45 PLTU Sulut PKS Adaro P9-P10 PCC Grinding-Palimanan P9/P10B Cement Mill Teluk Naga The Belleza Plumbing Lucky Square The Adhiwangsa 45. COMMITMENT AND CONTINGENCY - Lanjutan Nilai Kontrak Contract Value Pemberi Kerja/ Owner 453,419,360 47,417,000 Jangka Waktu/ Period of Time Mulai/Started Selesai/Ended COJAAL 1-Jul-07 1-Oct-09 Consortium Japonais pour L'Auto 1-Aug-08 1-May-09 126,508,000 22,622,000 18,489,000 28,009,000 35,003,000 7,230,000 Dept.PU, Dirjend SDA DPU SDA Kaltim PT.KPC DPU-Bina Marga , Jateng Departemen Perhubungan DPU-Tarakan 26-Aug-05 13-Jun-08 1-Jan-08 1-May-08 12-May-08 1-Nov-08 25-Feb-09 5-Sep-09 8-Jan-09 28-Nov-09 4-Oct-09 23-Jun-09 27,400,000 DPU Bina Marga, Surabaya 29-Aug-08 31-Dec-09 62,819,000 43,621,000 DPU Bina Marga, Jayapura DPU Bina Marga, Kalteng 1-May-08 23-May-08 26-Dec-08 6-Feb-10 35,626,000 43,182,000 42,126,000 DPU Subdin Bina Marga DPU Bina Marga-Sulsel DPU Bina Marga-Kalteng 26-Nov-07 23-Jan-08 13-May--8 24-Nov-09 30-Dec-09 3-Jan-09 32,597,000 16,422,000 12,526,000 DPU-Kab Bangunan DPU-Ditjen SDA, Sulsel PT, INCO 1-Mar--08 1-May-08 12-Nov-08 6-Mar-09 9-Oct-09 29-Oct-09 529,954,544 PT Swakarsa Sinar Sentosa 9-Sep-08 8-Aug-09 122,479,320 224,050,039 10,017,375 3,265,824 DPU Dirjen SDA, BBWS CILCIS Otorita Pengembangan Daerah In PT. Alfa Goldlan Realty PT Alam Realty Tbk 3-Dec-08 23-Dec-08 19-Dec-08 19-Dec-08 30-May-09 26-Dec-09 18-Apr-09 18-Apr-09 PU Binamarga 12-Aug-08 15-Jan-11 15-Dec-08 29-Dec-11 26-Dec-08 25-Dec-10 15-Sep-2008 5-Dec-2007 7-Jan-08 1-Aug-2008 3-Jul-08 1-Aug-2008 1-Jul-2000 2-Apr-2008 23-Sep-08 18-Dec-08 22-Nov-2005 28-Dec-06 9-Mar-07 15-Sep-2009 4-Aug-2009 31-Mar-09 31-Jul-09 2-Jul-09 1-Mar-2009 28-Feb-2009 30-Nov-2009 28-Aug-09 31-Mar-09 22-Jul-06 6-Jun-07 7-Feb-09 53,356,100 58,225,985 62,099,333 129,500,000 57,615,322 & US$ 25.737.465 29,483,636 & US$ 7.400 & US$ 4.352.744 41,952,000 57,000,000 51,000,000 25,644,144 23,053,734 61,404,830 525,000,000 Pemda Berau Kaltim PT Petro Kimia Gersik Pertamina Pertamina PT PN 8 PT PN 8 EPC PT Adaro PT Indocement PT Indocement PT Bukaka Teknik PT. Sumberdaya Nusaphala PT. Lucky Sakti PT. Adhibaladika /PT Bukit Darmo 114 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 287 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI - Lanjutan No. Nama Proyak/ Name of Projects 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 SOHO Pulo Gadung Paragon City Semarang BSD Entertainment Center Bandara Adhi Sumarmo Solo Paragon-Solo Apartement Cervino Gedung Astra MT Haryono Square LJ Meritus SMAN3 Tenggarong Lanjutan Trilium RSIA Mandiri CBD Serpong Arsitek SMA Pintar Kuantan Sengingi Sport Centre Kuantan Sengingi Bandara Sultan Syarief Kasim II Tanjung Priok Gas Fired Power Plant Extention 63 Project PLTU Nagan Raya NAD (2x110 MW) 64 DPPU Kualanamu Medan Sumatra Utara 65 PLTU 2 Sulawesi Utara ( 2 x 25 ) MW Power Project 66 PLTU Kalimantan Selatan 2 x 65 MW CFSPP Project 45. COMMITMENT AND CONTINGENCY - Lanjutan Nilai Kontrak Contract Value 29,843,309 158,181,818 108,000,000 52,527,273 46,022,727 160,375,000 75,000,000 44,860,909 62,954,545 39,969,649 64,340,835 22,386,364 25,272,727 65,890,909 118,590,909 165,500,000 199,768,713 & USD 21.253.759 13,875,907 25,460,180 358,243,183 & USD 32.129.500 323,009,447 Pemberi Kerja/ Owner PT. Sinar Himalaya PT. Cakrawala Sakti kencana PT. Deyon Resources PT. Angkasa Pura I PT. Sunindo Gapura Prima PT. Pakkodian PT. Samadistiua Karya PT. Sukses Karya Perdana PT. Gloria Ramayana Interhotek Jangka Waktu/ Period of Time Mulai/Started Selesai/Ended 7-Jan-08 3-Apr-08 7-Apr-08 15-Apr-08 21-May-08 - 7-Nov-08 28-Jan-09 2-Jan-09 11-Nov-08 14-Mar-09 - 14-Jul-08 Oct-08 19-Jul-08 16-Jul-08 31-Jul-08 9-Oct-08 11-Aug-08 8-Dec-08 8-Dec-08 12-Aug-09 11 Feb-09 24-Jun-09 Oct-09 20-Sep-09 16-Dec-08 30-Nov-10 4-Oct--09 7-Jun-09 4-Oct--10 3-Nov-10 5-Dec-10 29-Oct-11 PLN 28-Oct-09 12-Aug-09 30-Oct-07 30-Apr-10 5-Dec-10 30-Dec-09 PLN 20-Aug-08 20-Oct-10 PT. Indominco Mandiri Pertamina DEP PU DEP PU PT. Marga Nujyasumo Agung DEP PU DEP PU PT. Lippo Karawaci Tbk DEP PU DEP PU PT. Alam Sutera Realty Tbk PT. Alam Sutera Realty Tbk 27-Feb-09 12-Aug-09 6-May-09 29-May-09 1-Jun-09 15-Oct-09 15-Oct-09 1-Oct-09 2-Dec-09 17-Dec-09 5-Mar-09 5-Mar-09 1-Feb-10 12-Aug-12 12-Aug-12 3-Jun-10 22-May-11 13-Dec-13 14-Oct-12 27-Feb-10 5-Nov-11 4-Jun-12 4-Jul-09 4-Jul-09 PT. Pemuda Central Investindo Yayasan Kesehatan Bank Mandiri PT. Dinamika Karya Utama PT. Dinamika Karya Utama PT. Dinamika Karya Utama PT. Angkasa Pura II Mitsubishi Corporation Sinohydro Corporation Limited PT Pertamina 67 Workshop, Crushing and Skyline 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Conveyor System of East Block Indominco Fasilitas DPPU Soekarno Hatta Penggantian Konstruksi Sabo Dam & Tanggul Gunung Pengendalian Banjir Benganwan Solo Pembangunan Jalan TOL Sumo Waduk Serbaguna Jatibarang Normalisasi Kaligarang & Banjir Lippo Kawaraci FO Bandengan FO Jabung Ring Dyke Package J2 (2) Rek Rigid Alam Sutera (THP II) Pek Jembatan Simpang Susun Alam 71,972,000 308,656 60,548,876 77,303,081 1,408,468,529 184,785,207 95,329,040 22,000,000 86,685,607 92,840,961 3,156,702 13,156,701 46. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 46. SUBSEQUENT EVENTS Pada tanggal 5 Februari 2010 telah diadakan RUPSLB WIKA NGK, yang dihadiri oleh 100% pemegang saham WIKA-NGK. Perseroan berencana melakukan divestasi saham pada WIKA-NGK. Sehubungan dengan hal tersebut, pemegang saham WIKA-NGK telah menyatakan setuju untuk melaksanakan likuidasi dengan keputusan 100% terhadap WIKA-NGK. On February 5, 2010 has been held WIKA NGK EGM, which was attended by 100% shareholder WIKA-NGK. The Company plans to divest its shares in WIKA-NGK. Accordingly, the shareholders WIKA-NGK has agreed to carry out the liquidation by the decision 100% of WIKA-NGK. 115 288 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 46. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA - Lanjutan 46. SUBSEQUENT EVENTS - Continued Pelaksanaan divestasi adalah 100% atau 1048 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.708.240.000 (Rupiah penuh). Implementation of the divestment is 100% or 1048 shares with a nominal value of Rp 1,708,240,000 (Full amount). 47. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 47. FINANCIAL STATEMENT COMPLETION Manajemen perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyajian laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan yang yang diselesaikan pada tanggal 29 Maret 2010. The Financial Statement are the responsibility of the Company's Management included noted to financial statements which were completed on March 29, 2010. 116 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 289 INFORMASI TAMBAHAN / SUPLEMENTARY INFORMATION 290 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. INDUK PERUSAHAAN NERACA 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembandng untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha -bersih Piutang Retensi Tagihan Bruto Pemberi Kerja Piutang Lain-lain bersih Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar dimuka Biaya Dibayar Dimuka Jamina Usaha Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Pajak Tangguhan Investasi Pada Perusahaan Assosiasi Aset Tetap Bersih Setoran Dana Kerja Sama Operasi Aset Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. PARENT COMPANY BALANCE SHEETS December 31 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2009 2008 712,079,506 480,877,149 376,000,966 581,660,175 336,262,889 87,834,301 171,015,649 213,473,357 4,278,373 2,963,482,364 899,312,671 585,757,513 320,367,305 660,130,416 392,068,474 180,655,104 219,459,272 151,876,658 11,991,633 5,000 3,421,624,046 ASSETS CURRENT ASSET S Cash and Cash Equivalent Trade Receivables-net Retention Receivables Due Customer Other Receivables-net Inventories Advance Prepaid Tax Prepaid Expance Business Guarantee Total Current Assets 469,828,795 101,764,898 142,774,616 45,670,163 760,038,473 321,720,177 99,495,512 94,753,932 49,175,660 565,145,281 NON CURRENT ASSETS Deferred Tax Asset Investment in Associates Fixed Asset-net Joint Operation Fund Deposits Other Assets Total Non Current Assets 3,723,520,837 3,986,769,327 TOTAL ASSETS 117 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 291 PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. INDUK PERUSAHAAN NERACA 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembandng untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. PARENT COMPANY BALANCE SHEETS December 31 2009 With Comparative Figures for 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2009 2008 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman Jangka Pendek Hutang Usaha Hutang Lain-lain Kewajiban Bruto Pemberi Kerja Hutang Pajak Uang Muka Dari Pelanggan Biaya Yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Yang Diterima Dimuka Jumlah Kewajiban Lancar 803,133,152 5,640,584 18,144,602 121,023,166 644,137,535 1,002,302 1,593,081,340 463,763,681 761,554,432 58,581,820 386,430 66,258,228 576,946,357 6,418,220 1,933,909,168 LIABILITIEAS AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Short Term Loans Trade Payables Other Payables Due to Customer Tax Payables Advance From Customer Accrued Expences Unearned Revenue Total Non Current Liabilities KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Uang Muka Proyek Jangka Panjang Jumlah Tidak Tidak Lancar 4,630,764 592,867,501 597,498,265 2,961,441 665,257,512 668,218,953 NON CURRENT LIABILITIES Post Employment Benefits Liability Advance for Long Term Project Total Non Current Assets EKUITAS Modal Saham EQUITY Shares Capital Modal Dasar 16.000.000.000 saham nilai p ((Rupiah p penuh)) p p per nominal Rp.100 saham., Modal ditempatkan dan disetor 5.846.367.500 dan 5.846.154.000 saham tahun 2009 dan 2008. Modal saham yang diperoleh kembali disajikan dengan nilai nominal 176.686.500 saham dan 127.448.000 saham tahun 2009 dan 2008 Tambahan Modal Disetor Perubahan ekuitas pada Perusahaan Anak Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Saldo Laba Jumlah Ekuitas (17,668,650) 564,159,304 8,813,220 6,983,190 386,017,418 1,532,941,232 (12,744,800) 565,877,973 Additional Paid-in Capital Changes in equity of subsidiary company -Foreign exc. translation of financial. statements 246,892,633 Retained Earning 1,384,641,206 Total Equity JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3,723,520,837 3,986,769,327 584,636,750 584,615,400 118 292 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. TOTAL LIABILITIES AND EQUITY PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. INDUK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN Laba Kotor Sebelum Bagian Laba (Rugi) Proyek KSO Laba (Rugi) Proyek KSO Laba kotor Setelah Bagian Laba (Rugi) Proyek KSO PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. PARENT COMPANY STATEMENT OF INCOME For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2009 3,676,865,300 3,350,112,460 2008 4,311,332,558 4,071,600,239 326,752,840 22,607,657 239,732,319 (3,099,025) 349,360,497 236,633,294 NET SAES COST OF SALES Gross Profit Before Income Portion From JO Project Profit (Loss) Project Gross Profit After Income Portion From JO Project BEBAN USAHA Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha 1,050,735 107,227,080 108,277,815 853,242 112,689,056 113,542,298 OPERATING EXPENSES Sales Expenses General and Administrative Expenses Total Operating Expenses LABA USAHA 241,082,682 123,090,996 OPERATING INCOME PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Laba (Rugi) selisih kurs-bersih Laba Penjualan aktifa tetap Beban Bunga dan denda Beban penyisihan Piutang Beban Amortisasi Goodwill Lain-lain Bersih Jumlah pendapatan (Beban) Lain-lain 24,546,344 5,730,422 (2,000) 387,041 (17,532,066) (2,512,241) (31,582,767) (20,965,266) 51,211,842 47,599,887 (323,663) (15,334,743) (40,378,240) (29,236,795) 13,538,288 BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN ANAK DAN ASSOSIASI LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 69,143,661 289,261,077 65,887,919 202,517,203 (100,039,001) (100,039,001) (37,528,193) (8,954,606) (46,482,799) 189,222,076 156,034,395 PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Pajak kini PPh Final Jasa Konstruksi Pajak Tangguhan Jumlah Penghasilan (Beban)Pajak LABA BERSIH Laba Bersih Per Saham Dasar (Rupiah Penuh) 33.37 26.75 OTHER INCOME (EXPENSES) Interest Income Gain (Loss) in Foreign Exchange-Net Gain on Disposal of Fixed Assets Interest Expenses and Pinalty Allowance for Doubtful Account Amortization Expense of Goodwill Other-Net Total Other Income (Expense)-Net PROFIT (LOSS) SUBSIDIARIES AND ASSOCIATION COMPANY PROFIT BEFORE INCOME TAX INCOME TAX (EXPENSE) Current Tax Final Tax Deferred Tax Total Tax Expenses NET INCOME Basic Earning Per Share (Full amount) 119 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 293 294 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Laba bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2009 Eksekusi Opsi Saham Saham diperoleh kembali Kompensasi Berbasis Saham Disagio saham diperoleh kembali Perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Dividen Bina Lingkungan Prgram Kemitraan Dana Cadangan Bertujuan Cadangan lainnya Laba bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2008 Pembelian saham kembali Deviden Bina lingkungan Program kemitraan Dana cadangan bertujuan Cadangan lainnya SALDO PER 1 JANUARY 2008 (17,668,650) (17,668,650) 584,636,750 584,636,750 21,350 (4,923,850) (12,744,800) (12,744,800) 584,615,400 584,615,400 (12,744,800) - 584,615,400 564,159,304 564,159,304 3,921,529 (5,640,199) 565,877,973 565,877,973 (11,461,806) - 577,339,779 - - 6,983,190 6,983,190 6,983,190 - - - Informasi tambahan PT WIJAYA KARYA (PERSERO),Tbk .(INDUK PERUSAHAAN) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal saham Selisih kurs Tambahan Modal disetor / diperoleh penjabaran modal disetor / kembali / laporan Foreign Paid-in capital Treasury stock Additional paid- exchange in Capital translation of financial - - 8,813,220 8,813,220 8,813,220 - - - (21,350) (21,350) (21,350) Stock option Opsi saham 120 Perubahan ekuitas pada anak Changes in equity of Subsidiary Company 75,609,402 154,713,703 154,713,703 79,104,301 79,104,301 79,104,301 - 41,985,009 41,985,009 30,349,054 11,635,955 11,635,955 11,635,955 (45,523,581) (1,517,453) (3,034,905) (30,349,054) (75,609,402) 117,982 189,222,076 189,340,058 (34,907,865) (1,163,595) (2,327,191) (11,635,955) (79,104,301) 117,982 156,034,395 156,152,377 129,256,889 (4,923,850) 3,921,529 (5,640,199) 8,813,220 6,983,190 (45,523,581) (1,517,453) (3,034,905) 1,343,719,158 189,222,076 1,532,941,234 (24,206,606) (34,907,865) (1,163,595) (2,327,191) 1,228,606,811 156,034,395 1,384,641,206 1,291,212,068 Net Income BALANCE AS OF DEC. 31, 2009 Stock Option Execution Treasury Stock Stock Based Compensation Disagio of treasury Changes in Equity of Subsidiries Foreign exchange translation Dividend Enviromental Conservation Funding for Small-Scale Business Appropriation of General Reserves Others Reserves Net Income BALANCE AS OF DEC. 31, 2008 Treasury stock Dividend Environmental Conservatife Funding for small scale business Appropriation of General Reserve Other Reserve BALANCE AS OF JAN 1, 2008 Additional information PT WIJAYA KARYA (PERSERO),Tbk. (PARENT COMPANY) STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) Saldo laba/Retained Earning Jumlah/ Ditentukan penggunannya / Belulm ditentukan penggunanya / Appropriated Cadangan Cadangan Unappropriated Total lainnya / bertujuan General Others reserve reserve PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. INDUK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran beban usaha Pembayaran kepada Direksi dan Karyawan Penerimaan Bunga Pembayaran bunga pinjaman Pembayaran Pajak Penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk) aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (Penambahan) jaminan usaha Pembelian aktifa tetap Investasi Pada Perusahaan Assosiasi Bagian Laba Anak Perusahaan Penurunan (Kenaikan) Kerjasama Operasi Pengeluaran Investasi lainnya Kas Besih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)) aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan (Penurunan) pinjaman bank Pembelian kembali obligasi Pembelian kembali Saham yang beredar Pembayaran dividen, tantiem, jasa produksi dan PKBL Kenaikan Piutang pihak hubungan istimewa Kenaikan (Penurunan) Aktivitas pendanaan lainnya Perubahan ekuitas pada perusahaan anak Kas Bersih Diperoleh Dari (Diguna kan untuk) Aktivitas pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. PARENT COMPANY STATEMENT OF CASHFLOW For the year ended December 31, 2009 With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008 (Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated) 2009 2008 DESCRIPTION 3,788,538,429 (3,145,306,115) (87,268,921) (53,434,579) 24,546,344 387,041 (106,870,761) 420,591,438 3,975,081,127 (3,949,719,617) (63,393,031) (77,230,480) 51,211,842 (15,334,743) (66,763,731) (146,148,633) 5,000 (2,271,386) (148,108,618) 69,143,661 (25,413,028) 3,505,496 (103,138,874) 545,000 (5,739,972) 65,887,919 (142,706,743) 28,299,977 (53,713,819) (463,763,681) (49,735,268) 8,813,220 339,015,171 (133,443,664) (24,206,606) (38,398,651) (224,590,021) - (504,685,729) (81,623,771) (187,233,165) (281,486,223) 899,312,671 1,180,798,894 712,079,506 899,312,671 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Received from Customer Payment to Supliers Pyment for Operating Expense Pyment for Dierctor and Enploye Interest Received Payment of Interest Payment -received of Income Tax Net Cash Provided by (Used For) Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease (Increase0 Business Guarante Acquisition of Fixed Assets Profit of subsidiaries company Invesment of Association Company Increase in Other Investing Activitoes Net Cash Provided by (Used For) Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Increase (Decrease) of Bank Loans Payment of Buy Back Bonds Treasury Stock Payment of Divided, Tantiem, Service Product and PUKK Increase of trade receivble-related parties Increase (Decrease) of Other Finance Activities Changes in Equity of Subsidiary Company Net Cash Provided by (Used For) Financing Activities INCREASE (DECREASE) OF NET CASH CASH EQUIVALENT BEGINNING BALANCE OF CASH AND CASH EQUIVALENT ENDING BALANCE OF AND EQUIVALENT 121 2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 295 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank 296 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk Head Office Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340, Indonesia Telephone 62-21 819 2808 62-21 850 8640 62-21 850 8650 Facsimile 62-21 819 1235 E-mail [email protected] Website www.wika.co.id