PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

advertisement
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Laporan Tahunan
Annual Report
Mengayunkan Langkah Emas
Menjadi Yang Terbaik Dalam Era Infrastruktur
Taking the golden step to be the best in the infrastructure era
Daftar Isi
Contents
Visi & Misi
2
Vision & Mission
Ikhtisar Keuangan
10
Financial Highlights
Penghargaan dan Sertifikasi
15
Awards and Certification
Peristiwa Penting
16
Significant Events
Laporan Dewan Komisaris
20
The Board of Commissioner’s Report
Laporan Direksi
28
The Board of Director’s Report
Profil Perusahaan
42
Company Profile
Analisis dan Pembahasan Manajemen
76
Management’s Discussion and Analysis
Tata Kelola Perusahaan 100 Good Corporate Governance
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 158 Corporate Social Responsibility
Pernyataan Dewan Komisaris dan 164 Statement of the Board of
Direksi
Commissioners and the Board of
Directors
Laporan Keuangan 165 Financial Statement
Mengayunkan Langkah Emas
A Golden Step
Di penghujung tahun 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/
Perseroan) semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu
perusahaan terkemuka di bidang enjiniring, pengadaan dan
konstruksi di Indonesia dan di Asia Tenggara, dengan membukukan
hasil usaha memuaskan di tahun 2009, setahun menjelang usia
emas yang ke 50 tahun, pada tahun 2010.
At the close of 2009, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA/
the Company) solidified its position as one of the premier
engineering, procurement and construction companies in
Indonesia and in South East Asia, by achieving significant
results of operations for financial year 2009, a year prior to its
golden 50 years of age in 2010.
Upaya untuk mencapai kinerja excellent dilakukan oleh seluruh
jajaran WIKA secara terintegrasi dan sinergis, baik antar unit kerja
maupun antara Perusahaan Induk dengan Anak Perusahaan.
Segenap upaya ini didasari oleh keyakinan dan semakin
terwujudnya nilai-nilai Perseroan ke dalam perilaku segenap insan
WIKA, serta berperannya para pimpinan Perseroan sebagai panutan
atau role model. Dari tujuh nilai-nilai Perusahaan, yaitu CIBERTI
(Commitment, Integrity, Balance, Excellence, Relationship, Teamwork
dan Innovation) dapat disarikan ke dalam 2 nilai yang terus
menerus didorong untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan
perusahaan yang sehat dan berkelanjutan, yaitu : Integritas dan
Inovasi. Integritas dikawal melalui implementasi Good Corporate
Governance (GCG), sementara Inovasi terus ditumbuhkan dan
digalakkan melalui pengelolaan Knowledge Management.
Efforts to excell in performance are carried out by the rankand-file of WIKA through integration and synergy, whether
among working units or between the holding company and
its subsidiaries. All of these efforts are grounded upon the core
beliefs and values of the Company, inherent within each and
every WIKA individual, and manifested in the leadeship of the
Company as role models. From the seven core values of the
Company, CIBERTI, which stands for Commitment, Integrity,
Balance, Excellence, Relationship, Teamwork and Innovation
- two overriding values sum up the main engine that propel
the sound and sustainable growth of the Company, namely:
Integrity and Innovation. Integrity is ushered in through Good
Corporate Governance (GCG), whereas Innovation isº nurtured
and grown continuously through Knowledge Management.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap Muara Karang 740 MW
740 MW Muara Karang Gas Fired Combined Cycle Power Plant
Inovasi terus ditumbuhkan dan digalakkan melalui
pengelolaan Knowledge Management.
Corporate Governance (GCG), whereas Innovation isº nurtured
and grown continuously through Knowledge Management.
Untuk memastikan pencapaian kinerja excellence Perseroan,
maka sasaran usaha pada enam perspektif sesuai Malcolm
Baldrige Criteria for Performance Excellence, diterjemahkan
ke dalam Key Performance Indicator (KPI) dan diturunkan ke
setiap unit kerja. Hasil pencapaian pada setiap unit kerja
sampai dengan integrasinya di perusahaan induk, dipantau
setiap bulan. Sehingga bilamana terjadi penyimpangan,
tindak lanjut segera dapat diupayakan agar sasaran tetap
bisa dicapai.
To ensure excellence in performance, the Company’s business
objectives, as viewed through the six different perspectives
of the Malcolm Baldrige criteria, are transformed into Key
Performance Indicators (KPIs) and attached to each working
unit. The performance outcome of each operating unit, along
with it integration with the holding company, is observed on
a monthly basis. Thus, whenever a deviation occurs, counter
measures are taken to get us back on track, in sight of our goals.
Memasuki tahun 2010 berarti berhadapan dengan
lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan yang
tidak lebih ringan. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan
Visi yang baru, yaitu Visi 2020 untuk menjadi salah satu
Perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi yang terbaik
di Asia Tenggara. Visi ini diyakini akan dapat memberi
arah kepada segenap jajaran WIKA untuk mencapai
pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan.
As we enter 2010 in the face of ever-increasing challenges
and changing landscapes, WIKA has set it sights upon a more
ambitious goal and a new vision: The 2020 Vison of becoming
one of the best Integrated EPC and Investment Companies in
South East Asia. WIKA believes that its vision provides a clear
goal and direction for every WIKA business to aspire to, while
achieving more sound, optimum and sustainable growth.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
1
VISI 2020
Menjadi salah satu
perusahaan terbaik
di bidang Engineering
Procurement dan
Construction (EPC) dan
Investasi terintegrasi di
Asia Tenggara
MISI
• Menyediakan Produkproduk Energi, Industri
& Infrastruktur Terpadu
yang Unggul
• Memenuhi Harapan
Pemangku Kepentingan
Utama
• Menjalankan Praktik Etika
Bisnis untuk Menjadi
Warga Usaha yang
Baik dan memelihara
Keberlanjutan
Perusahaan
• Ekspansi Strategis ke
Luar Negeri
• Mengimplementasikan
“Best Practices” dalam
Sistem Manajemen
Terpadu
Menjadi salah satu
perusahaan yang terbaik di
Asia Tenggara di bidang EPC
& Investasi.
WIKA memiliki lini bisnis
yang terdiversifikasi, dengan
tetap fokus pada bisnis
yang berkaitan dengan core
business WIKA melalui
strategi integrasi vertikal
(backward & forward
integration), sehingga dapat
memberikan total solution
dalam bisnis.
2
VISION 2020
To be one of the best
integrated Engineering,
Procurement and
Construction (EPC) and
Investment Companies in
South East Asia
MISSION
• Providing Excellent
Integrated Product
in Energy, Industry &
Infrastructure
• Fulfil Key Stakeholders
Expectation
• Implementing Business
Ethics to promote Good
Corporate Citizen and
Company Sustainability
• Strategic overseas
expansion
• Implementing “Best
Practice” Integrated
Management System
To be one of the best
companies in Southeast
Asia engaged in EPC &
Investment.
WIKA has diversified lines
of business, which focus on
activities that are related
to the core business of
WIKA through a vertically
integrated strategy
(backward & forward
integration), providing total
solutions in business.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
“One of the best”
“Integrated”
a. Integrated, memiliki kemampuan
untuk memberikan jasa secara
total, mulai dari perancangan,
pengadaan, konstruksi,
pengoperasian & pemeliharaan
termasuk pendanaan melalui
sinergi WIKA Group.
b. Excellent Product, memberikan
jaminan bahwa produk yang
diserahkan kepada pelanggan
adalah memenuhi kinerja dan
persyaratan sesuai kesepakatan.
a. Integrated, has the ability to
provide total solution in its
services, from engineering design
to procurement, construction,
operation & maintenance, and
including financing through the
synergy of the WIKA Group.
a. Excellent Product, provide
assurance that the products
it delivers to customers meet
the expected performance and
requirement.
c. Key Stakeholders, memenuhi
harapan Pemangku Kepentingan
Utama yang meliputi Pelanggan,
Pemegang Saham, Karyawan dan
Mitra Kerja WIKA.
b. Key Stakeholders, meeting the
expectations of Stakeholders
comprising Customers,
Shareholders, Employees and
Business Partners.
d. Business Ethics, mengaplikasikan
Etika Bisnis sesuai prinsip dan
norma GCG, yaitu kewajaran,
transparansi dan akuntabilitas.
c. Business Ethics, implementing
business ethics in accordance
the principles and norms of GCG,
namely fairness, transparency and
accountability.
e. Best Practice, mengaplikasikan
sistem manajemen yang sudah
teruji dan diakui keandalannya,
seperti misalnya ISO 9001 & 14001
untuk Sistem Pengendalian Mutu
dan Lingkungan, OHSAS 18001
untuk Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
d. Best Practice, implementing a
management system that is time
tested and validated for reliability,
such as ISO 9001 & 14001 for
Quality Assurance System and
Environmental Management,
OHSAS 18001 for Occupational
Health and Safety system.
f. Strategic Overseas Expansion,
pengembangan pasar luar negeri
dilakukan secara bertahap,
dimulai dengan pasar strategis
yang memberikan keunggulan
komparatif dibandingkan dengan
negara lain.
e. Strategic Overseas Expansion,
developing international markets in
stages, starting from the strategic
market that offers comparative
advantage over other countries.
g. Integrated Management System,
mengaplikasikan Sistem
Manajemen WIKA yang terdiri
atas Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Sistem Manajemen Risiko,
Sistem Manajemen Mutu, Sistem
Manajemen Pengamanan dan
Sistem Manajemen Lingkungan
secara terintegrasi.
f. Integrated Management System,
integrated implementation of
management systems that
consist of Occupational Health
and Safety Management System,
Risk Management Sytem, Quality
Assurance System, Security
Management System and
Environmental Management
System.
Jembatan Suromadu, Jawa Timur
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
3
Nilai-Nilai WIKA
WIKA’s Values
Commitment
Berbuat sesuai kesepakatan dan janji
Commitment
Delivering the promise
Innovation
Selalu mencari sesuatu yang lebih baik
Innovation
Bringing new things forward
Balance
Menjaga keseimbangan semua aspek
Balance
Maintaining balance in every aspect
Excellence
Memberikan hasil lebih baik
Excellence
Giving the best result
Relationship
Hubungan kemitraan yang baik
untuk para pihak
Relationship
Partnership that benefits all
Team Work
Sinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja
Team Work
Synergy and collaboration between
business units
Integrity
Keutuhan dan ketulusan yang meliputi
keadilan, tanggung jawab, transparansi,
dan kejujuran
Integrity
Integrity and sincerity consisting of
fairness, responsibility, transparency,
and honesty
Jalan dan Jembatan USAID, Nanggroe Aceh Darusalam
USAID Road and Bridge, Nanggroe Aceh Darussalam
4
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Kebijakan Sistem Manajemen WIKA
Pimpinan dan seluruh karyawan WIKA berkomitmen untuk menerapkan dan mengembangkan:
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Sistem Manajemen Risiko
3. Sistem Manajemen Mutu
4. Sistem Manajemen Pengamanan
5. Sistem Manajemen Lingkungan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan pencemaran
lingkungan.
Dalam mencapai pertumbuhan laba dan usaha yang sehat dengan menghasilkan produk jasa enjiniring,
procurement dan konstruksi yang ekselen, berdaya saing dan memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan
dan semua pihak yang berkepentingan.
Kebijakan tersebut akan ditingkatkan secara berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG), peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku.
Policies of WIKA Management System
Management and staff of WIKA commit to implement and develop:
1. Health and Safety Management System in order to prevent accidents and diseases as a result of work
2. Risk Management System
3. Quality Management System
4. Security Management System
5. Environmental Management System, in order to prevent and recover the environment as a result to pollution.
To achieve profit and healthy growth and produce excellent Engineering and Construction services,
competent and fulfil the expectation and satisfaction of the customers and all parties having interest.
The policy shall be continually improved based on the principles of Good Corporate Governance (GCG),
laws and other regulation.
Paradigma Bisnis WIKA
• Perubahan adalah tuntutan
• Pasar mendasari pengembangan bisnis
WIKA
• Pelanggan adalah sumber penghasilan
• Kepemimpinan mendorong kinerja
ekselen
• Pengetahuan dan kompetensi adalah
aset andalan WIKA
• Setiap aktivitas wajib memberikan nilai
tambah
• Kecepatan sangat esensial
• Teknologi menjadi pendorong
produktivitas
WIKA’s Business Paradigm
• Change is a rule
• Market drives WIKA business
development
• Customers are sources of revenue
• Leadership encourages excellence
performance
• Knowledge and competencies are WIKA’s
assets
• All activities shall yield added value
• Speed is very essential
• Technology boosts productivity
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
5
Road Map to WIKA 2010
Construction
Subsidiaries
WIKA 2002
National Construction Company
WIKA 2002
WIKA 2002
Road Map to WIKA 2010 disusun pada tahun 2002, berupa
pandangan ke depan dimana setiap periode memiliki
tahap-tahap pencapaian tersendiri, dan merupakan
tonggak sejarah (milestone) Perseroan. Pada tahun 2002,
Perseoan mengawali Road Map to WIKA 2010 sebagai
perusahaan dengan bisnis inti konstruksi skala nasional
dan memiliki anak-anak perusahaan yaitu: PT Wijaya Karya
Beton, PT Wijaya Karya Realty, dan PT Wijaya Karya Intrade
serta perusahaan afiliasi PT WIKA-NGK Insulator, dan
mencanangkan bisnis EPC untuk jangka pendeknya.
The Road Map to WIKA 2010 was drawn in 2002, a forward
vision in which each period represents stages of development
and milestones for the Company. In 2002, the Company
embarked on the Road Map to 2010 as a national-scale
company with a core business of construction, and a host of
subsidiary companies, namely: PT Wijaya Karya Beton,
PT Wijaya Karya Realty and PT Wijaya Karya Intrade as well as
an affiliate company, PT WIKA-NGK Insulator; and set a target
to become an EPC company over the short term.
Construction
C
EP
es
ari
idi
bs
Su
WIKA 2003-2004
Towards National EPC Company
6
WIKA 2003-2004
WIKA 2003-2004
Periode 2003-2004, merupakan tonggak sejarah kedua yang
ditandai dengan perolehan proyek Petrochemical TPPI di
Tuban. Pada periode ini WIKA mulai melakukan transformasi
bisnis dari sebuah perusahaan kontraktor nasional menuju
perusahaan EPC, dengan semakin mengandalkan sinergi
antara Perseroan dengan Anak Perusahaan. Pada tahap ini
dicanangkan ruang lingkup bisnis merambah ke luar negeri.
The 2003-2004 period, became the second milestone that was
marked by winning the TPPI Petrochemicals project in Tuban,
During this period WIKA began its transformation from a
national construction company towards an EPC company that
relies increasingly on the synergies between the Company and
its Subsidiaries. At this stage, plans are drawn to broaden the
scope of business to international markets.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
EPC
ari
idi
Su
bs
al
on
ati ion
ern ct
Int nstru
Co
WIKA 2005-2007
Go International
es
Construction
WIKA 2005-2007
WIKA 2005-2007
Tonggak sejarah ketiga terjadi pada periode tahun 20052007, saat itu WIKA melakukan restrukturisasi usaha dengan
menawarkan 35 persen saham kepada publik melalui Initial
Public Offering (IPO). Seiring dengan kegiatannya sebagai
perusahaan terbuka, WIKA terus melangkah menembus
pasar konstruksi internasional dengan mengerjakan
berbagai proyek di luar negeri, di Uni Emirat Arab (Dubai)
dan Aljazair. Kekuatan kompetensi sumber daya manusia
WIKA dipadu dengan perbaikan kinerja keuangan
Perseroan membuat WIKA semakin mantap melangkah ke
depan. Setelah berhasi IPO langkah strategis selanjutnya
adalah memasuki bisnis investasi untuk memperkuat sisi
pendapatan dan laba.
The third milestone took place in the 2005-2007 period, in
which WIKA undertook a business restructuring through an
Intial Public Offering of 35 per cent of its shares. In line with its
activities as a publicly listed company, WIKA continued to move
forward and entered the international construction market
by working on several projects overseas, in the United Arab
Emirates (Dubai) and Algeria. Combining the strength of WIKA’s
competent human resources and the Company’s improved
financial performance had made WIKA more confident to step
forward. Following the success of its IPO, the next step was to
enter into the investment business in order to strengthen both
sales revenue and profitability.
EPC
WIKA 2008-2010
Towards EPC and
Investment Company
al
on
ati ion
ern ct
Int nstru
Co
Inv
Su estm
bs
idi ent/
ari
es
Construction
WIKA 2008-2010
WIKA 2008-2010
Pada tonggak sejarah keempat di periode 2008-2010
yang merupakan tahapan terakhir dari Road Map WIKA
2010, hampir seluruh bidang usaha konstruksi WIKA telah
mengarah kepada kegiatan perusahaan EPC, baik di bidang
konstruksi sipil umum, bangunan gedung, maupun di
bidang mekanikal. Prospek usaha di bidang konstruksi
dengan pola Public Private Partnership sebagai kontraktor
EPC, Design and Build dan Turnkey Project menjadi peluang
bagi WIKA untuk mempertajam dan memantapkan
transformasi bisnisnya sebagai kontraktor EPC yang
berbasis investasi. Pada tahap ini WIKA telah masuk
pada bisnis investasi di jalan tol dan pembangkit listrik
(IPP). Hal ini memberikan keyakinan kepada WIKA untuk
mempersiapkan visi lanjutan Perseroan yaitu VISI 2020
untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi
terbaik di Asia Tenggara.
During the fourth milestone in the period of 2008-2010,
which was the last stage of the Road Map to WIKA 2010, as
virtually all of WIKA’s construction businesses were aimed at
the activities of an EPC company, whether in public works
construction, building construction, or mechanical works.
Meanwhile, unfolding new prospects in the construction
business that relies on Public Private Partnership for the
EPC contractor, Design and Build and Turnkey Project have
become an opportunity for WIKA to sharpen and accelarate its
business transformation into being an investment-based EPC
contractor. At this stage of its evolution, WIKA has entered into
the investment business by investing in a toll road and a power
plant (IPP). The initiatives emboldened WIKA to prepare for the
continuing vision of the Company, Vision 2020, to become one
of the best EPC and Investment companies in South East Asia.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
7
Open Traffic East-West Motorway Project, Algeria
Operasi Internasional
International Operation
Pabrik WIKA Beton, Algeria
WIKA Beton Factory, Algeria
Peresmian Open Traffic, Aljazair
Open Traffic Ceremony, Algeria
8
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Prestasi WIKA di Aljazair
Dalam upayanya untuk terus maju dan berkembang, Perseroan memperluas
jangkauan operasinya ke manca negara. Dalam pembangunan Proyek East West
Motorway sepanjang 1.200 kilometer di Aljazair, Afrika Utara, WIKA berperan
sebagai subkontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang (COJAAL)
yang dipimpin oleh Kajima Corporation. WIKA mengirimkan tidak kurang dari
1.000 pekerja Indonesia untuk proyek ini.
WIKA’s Achievement in Algeria
In its never ending efforts to advance and evolve, the Company expanded its
operations overseas. In the development of the 1,200-kilometer East West Motorway
project in Algeria, North Africa, WIKA was appointed as a subcontractor by the
Japanese consortium of contractors (COJAAL) led by Kajima Corporation. WIKA
deployed no less than 1000 Indonesian workers for the project.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
9
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Dalam Juta Rupiah
Necara Keuangan
Aset Lancar
Investasi pada Perusahaan
Asosiasi
Aset Tetap
Aset Tidak Lancar Lainnya
(in Million Rupiah)
2005
2006
2007
2008
2009
1,700,320
2,246,164
3,687,320
5,229,930
4,962,530
Current Assets
2,023
1,708
1,708
19,709
121,509
Investment in Associates
213,729
232,092
245,501
335,878
332,207
Fixed Assets
181,859
175,178
198,535
185,907
284,368
Other Non Current Assets
Total Aset
2,097,931
2,655,142
4,133,064
5,771,424
5,700,614
Total Assets
Kewajiban Lancar
1,331,080
1,850,445
2,231,957
3,620,587
3,435,525
Current Liabilities
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Hak Kepemilikan Minoritas
Ekuitas
387,140
347,434
544,948
683,440
629,374
Non Current Liabilities
1,718,220
2,197,879
2,776,904
4,304,027
4,064,899
Total Liabilities
50,328
55,005
64,947
82,756
102,774
Minority Interest
329,383
402,258
1,291,212
1,384,641
1,532,941
Equity
2,097,931
2,655,142
4,133,064
5,771,424
5,700,614
Total Liabilities and Equity
2,601,509
3,049,427
4,284,581
6,559,077
6,590,857
Net Sales
(2,396,359)
(2,803,582)
(3,925,624)
(6,113,047)
(5,967,732)
Cost of Sales
205,150
245,845
358,957
446,030
623,125
Gross Profit Before Income Portion From JO Project
29,344
(7,606)
17,349
(3,099)
22,608
Profit (Loss) JO Project
Laba Kotor Setelah Bagian Laba
Proyek KSO
234,494
238,239
376,306
442,931
Beban Usaha
(99,305)
(114,475)
(135,694)
(155,001)
(160,782)
Operating Expenses
Laba Usaha
135,189
123,764
240,612
287,930
484,951
Operating Income
Beban Bunga
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi
Penjualan Bersih
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor Sebelum Bagian Laba
Proyek KSO
Laba (Rugi) Proyek KSO
Income Statement
645,733 Gross Profit After Income Portion
From JO Project
(58,407)
(53,376)
(51,044)
(44,024)
(51,764)
Interest Expenses
Pendapatan/Beban lain-lain
19,180
64,827
(1,620)
12,509
(85,078)
Other Income (Expenses)
Laba Sebelum
Pajak Penghasilan
95,962
135,215
187,948
256,415
348,109
Profit Before Income Tax
(18,145)
(33,216)
(40,352)
(72,727)
(37,459)
Current Tax
0
0
0
0
(123,866)
Final Tax
475
3,494
(3,973)
(9,035)
19,740
Deferred Tax
Laba Bersih Sebelum
Hak Minoritas Anak Perusahaan
78,292
105,493
143,623
174,653
206,524
Net Income Before
Minority Interest
Hak Minoritas Atas Laba
Anak Perusahaan
(9,910)
(11,596)
(14,484)
(18,619)
(17,302)
Minority Interest In Net Income
of Subsidiaries
Laba Bersih
68,382
93,897
129,139
156,034
189,222
Net Income
983.588
1,350.595
45.09
26.75
33.37
Earning per share ( in rupiah)
Pajak Kini
Pajak Final Jasa Konstruksi
Pajak Tangguhan
Laba Bersih Per Saham Dasar
10
Balance Sheet
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Dalam Persentase
(in Percentage)
Rasio Keuangan
2005
2006
2007
2008
2009
Financial Ratio
Profitability
Profitabilitas
20.76
23.34
10.00
11.27
12.34
Return on Equity
Imbal Investasi
Imbal Hasil Terhadap Ekuitas
7.36
7.10
5.78
5.21
7.19
Return on Investment
Imbal Hasil Terhadap Total Assets
3.26
3.54
3.12
2.70
3.32
Return on Assets
14.62
18.50
61.15
29.04
35.25
Cash Ratio
Rasio Lancar
127.74
121.39
165.21
144.45
144.45
Current Ratio
Rasio Cepat
100.35
103.90
144.40
107.16
114.05
Quick Ratio
Liquidity
Likuiditas
Rasio Kas
Activity
Aktivitas
Perputaran Piutang
Perputaran Asset
49.84
59.74
51.05
57.82
48.30
Collection Period
1.24
1.15
1.04
1.14
1.16
Total Assets Turn Over
Capital Structure
Struktur Modal Kerja
Rasio Total Kewajiban
Terhadap Ekuitas
521.65
546.39
215.06
310.84
265.17
Debt To Equity Ratio
Rasio Total Kewajiban
Terhadap Aktiva
81.90
82.78
67.19
74.57
71.31
Debt To Total Assets
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total
Aktiva
15.70
15.15
31.24
23.99
26.89
Total Equity to Total Assets
Margin
Marjin
Margin Laba Kotor
9.01
7.81
8.78
6.75
9.80
Gross Income Margin
Margin Laba Usaha
5.20
4.06
5.62
4.39
7.36
Operating Income Margin
Margin Laba Bersih
2.63
3.08
3.01
2.38
2.87
Net Income Margin
Growth
Pertumbuhan
Penjualan
5.06
17.22
40.50
53.09
0.48
Sales
Laba Usaha
2.61
(8.45)
94.41
19.67
68.43
Operating Income
Laba Bersih
(4.66)
37.31
37.53
20.83
21.27
Net Income
Ekuitas
12.67
22.12
220.99
7.24
10.71
Equity
8.63
26.56
55.66
39.64
(1.23)
Total Assets
Total Aktiva
Penjualan Bersih/Net Sales
Laba Usaha/Operating Income
484,951
6,559,077
6,590,857
4,284,581
2,601,509
287,930
240,612
3,049,427
135,189
2005
2006
2007
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
2008
2009
2005
123,764
2006
2007
2008
2009
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
11
Laba Bersih /Net Income
Total Aset/Total Assets
5,771,424
189,222
5,700,613
156,034
4,133,064
129,139
93,897
2,655,142
2,097,931
68,382
2005
2006
2007
2008
2009
2005
2006
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
2007
2008
2009
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
Total Kewajiban /Total Liability
Ekuitas/Equity
4,304,027
1,532,941
4,064,899
1,291,212
1,384,641
2,776,904
2,197,879
1,718,220
329,383
2005
2006
2007
2008
2009
2005
402,258
2006
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
2008
2009
(dalam juta Rupiah/in million Rupiah)
Imbal Hasil Terhadap Ekuitas/Return on Equity
Kewajiban Terhadap Ekuitas/Debt Equity Ratio
521.65
2007
23.34
546.39
20.76
310.84
10.00
265.17
11.27
12.34
215.06
2005
2006
2007
2008
2009
2005
(dalam persentase/in percentage)
12
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2006
2007
2008
2009
(dalam persentase/in percentage)
Kinerja Saham
Share Performance
Sepanjang tahun 2009, harga saham Perseroan tertinggi
adalah Rp380 dan terendah Rp200. Sejak IPO hingga
laporan ini dibuat, Perseroan telah melakukan corporate
action, berupa pembelian kembali saham (share buyback).
Throughout 2009, the highest share price of the Company
reached Rp380 and the lowest was Rp200. Since the IPO up to
the publication of this report, the Company had undertaken the
corporate action of a share buyback.
Pembelian kembali saham tersebut dilakukan sesuai
Peraturan Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Peraturan No.XI.B.3
tanggal 9 Oktober 2009 tentang pembelian kembali saham
emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang
berpotensi krisis. Sesuai dengan peraturan tersebut, maka
pembelian saham kembali dilakukan paling lama tiga bulan.
The share buyback was undertaken in accordance with the
regulation of Bapepam-LK KEP-401/BL/2008 Regulation
No.XI.B.3 dated 9 October 2009 regarding share buyback of
listed companies under market conditions that face a potential
crisis. According to the regulation, the share buyback could be
undertaken over interval periods of three months.
Pembelian kembali saham ini dilakukan dalam dua tahap
atau dalam kurun waktu enam bulan dari tanggal 13
Oktober 2008 sampai 22 Mei 2009. Tahap I dimulai pada 13
Oktober 2008 dan berakhir pada 13 Januari 2009. Setelah itu
Tahap II dimulai dari 23 Pebruari 2009 dan berakhir pada 22
Mei 2009.
The share buyback was competed in two phases over a sixmonth period from 13 October 2008 to 22 May 2009. The first
phase began in 13 October 2008 and ended in 13 January 2009.
Then the second phase started in 23 February 2009 and ended
in 22 May 2009.
Pergerakan Harga dan Volume Saham 2008 dan 2009
Share Price and Trading Volume Movement in 2008 and 2009































Volume/Volume
 
 

 

 

 

 



 

 

 







 

 

 

 















 
 
 
 
 
 












Harga/Price

Harga Saham Perseroan tahun 2008 dan 2009
Company Share Price during 2008 and 2009
Periode
2008
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
2009
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Tertinggi
Highest
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
Volume Transaksi
Transaction Volume
570
400
385
220
360
315
265
163
400
355
265
220
14.090.255
15.366.613
14.226.706
33.342.237
230
365
380
350
200
220
335
305
220
335
350
325
11.750.797
36.188.855
15.876.958
5.654.951
Period
2008
1st Quarter
2nd Quarter
3rd Quarter
4th Quarter
2009
1st Quarter
2nd Quarter
3rd Quarter
4th Quarter
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
13



Pemegang Saham/Shareholders
Pemegang Saham
Shareholders
Jumlah (Lembar)
Number of shares
Persentase
Percentage
Class A Dwi Warna
Class B Dwi Warna
1
3,999,999,999
0.0%
68.4%
Publik/Public
1,846,367,500
31.6%
Komposisi Kepemilikan Saham/Shareholder’s Composition
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh biro administrasi efek
PT Datindo Entrycom, sesuai surat No. DE/I/10-0147 tanggal 8 Januari 2010, adalah sebagai berikut:
Shareholders composition as of 31 December 2009 based on the register of the shares registrar, PT Datindo Entrycom, pursuant to
Letter No. DE/I/10-0147 of 8 January 2010, were as follows:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Number of shares
Kepemilikan (%)
Ownerships (%)
Shareholders
Investor Domestik
Domestic Investors
Pemerintah Republik Indonesia
4.000.000.000
68,41855
Government of the
Republic of Indonesia
Perorangan Indonesia
843.606.500
14,42958
Indonesian Individuals
Karyawan Lokal
173.971.000
2,97571
Local Employee
Koperasi
19.436.500
0,33245
Cooperatives
Yayasan
22.949.500
0,39254
Non-Profit Organization
179.914.500
3,07737
Pension Funds
70.262.500
1,20181
Insurance Companies
230.000
0,00393
Banks
Dana Pensiun
Asuransi
Bank
Perseroan Terbatas
256.939.500
4,39486
Company Limited
Reksadana
175.124.500
2,99544
Mutual Funds
5.742.434.500
98,22224
Subtotal
3.790.000
0,06483
Foreign Individuals
Subtotal
Investor Asing
Foreign Investors
Perorangan Asing
Badan Usaha Asing
100.143.000
1.71291
Foreign Businesses
Subtotal
103.933.000
1,77774
Subtotal
5.846.367.500
100,00000
Total
Total
Komposisi Kepemilikan Saham Komisaris dan Direksi
Pemegang Saham
Shareholders
Share Ownership Composition of Commissioners and Directors
Jabatan
Position
Jumlah Saham
Number of Shares
Kepemilikan
Ownership (%)
1.013.500
0,02
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Agoes Widjanarko
Komisaris Utama/ President Commissioner
Amanah Abdulkadir
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
-
-
Dadi Pratjipto
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
-
-
Soepomo
Komisaris/ Commissioner
912.000
0.02
Pontas Tambunan
Komisaris/ Commissioner
1.865.000
0,03
-
-
Direksi
Board of Directors
Bintang Perbowo
14
Direktur Utama/ President Director
Ganda Kusuma
Direktur Keuangan/ Director of Finance
793.000
0,01
Budi Harto
Direktur Operasi I/ Director of Operation I
904.000
0,02
Slamet Maryono
Direktur Operasi II/ Director of Operation II
4.742.000
0,08
Tonny Warsono
Direktur SDM dan Pengembangan/ Director of
Human Capital and Business Development
4.742.000
0,08
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Penghargaan dan Sertifikasi
Awards and Certifications
• BNSP Competency Award (BNSP-CA) 2009
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), 22 December
2009
• SNI ISO 9001:2008
Qulity Management System SUCOFINDO, 28 May 2009
• Nominee of Investment Award 2009
BKPM & Business Indonesia, 9 December 2009
• Best of The Best for Portal Management of State
Owned Enterprise Ministry
Ministry of State Owned Enterprise , 7 October 2009
• The Best Management of Public Portal
Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009
• The 3rd Best management of EIS Portal
Ministry of State Owned Enterprise, 7 October 2009
• Corporate Technology Achievement Award
The First Rank (Gold) PII, 28 July 2009
• ISO 14001:2004/SNI 19-14001: 2005 Enviromental Management System SUCOFINDO,
28 May 2009
• OHSAS 18001:2007
Occupational Health & Safety Management System
SUCOFINDO, 28 May 2009
• Investor Award 2009
The first Rank for Property and Construction
Chategory Investor Magazine, 29 April 2009
• Parson Infrastructure & Technology Certificate
Association
Safety implementation in Aceh Road project USAID,
4 October 2009
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
15
Peristiwa Penting 2009
2009 Significant Events
17 Februari 2009
Sosialisasi GCG terhadap karyawan WIKA,
bersama Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
DKI Jakarta I
23 Februari 2009
Program lanjutan pembelian kembali
saham atau sharebuyback Tahap II dengan
menggunakan dana alokasi buyback yang
tersisa sebesar Rp112,3 miliar
13 Januari 2009
Kunjungan Menteri Pekerjaan Umum Aljazair,
DR. Amar Ghoul ke PT Wijaya Karya Beton.
Turut hadir Duta Besar Republik Aljazair
untuk Indonesia H.E. Mr. Hamza Yahia Cherif,
didampingi Direktur Utama WIKA Bintang
Perbowo, Direktur Sumber Daya Manusia &
Pengembangan WIKA Tonny Warsono, dan
Direktur Pemasaran PT Wijaya Karya Beton
Bambang Legowo.
27 Februari 2009
WIKA dan Chengda Engineering Corporation
of China melakukan ground breaking untuk
pembangunan PLTU Asam-Asam 2x65 MW
milik PT PLN yang berlokasi di Desa AsamAsam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah
Laut, Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut
diresmikan oleh Gubernur Kalimantan
Selatan, Rudy Arifin.
7 Maret 2009
Presiden Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan
Terminal Bandara Adi Soemarmo, Solo
yang dikerjakan WIKA. Terminal Bandara
senilai Rp68 miliar tersebut dibangun di
lahan seluas 13.000m2.
Januari
January
Februari
February
Maret
March
13 January 2009
17 February 2009
7 March 2009
A visit by the Minister of Public Works,
Algeria, DR. Amar Ghoul, to PT Wijaya Karya
Beton. Also attending the event was the
Ambassador of Algeria to Indonesia, H.E. Mr.
Hamza Yahia Cherif, accompanied by WIKA
President Director, Bintang Perbowo, WIKA
Director of HR and Development, Tonny
Warsono, and Director of Marketing of
PT Wijaya Karya Beton, Bambang Legowo.
GCG socialization to WIKA employees,
with Financial Supervisory Board and
Development (BPKP) DKI Jakarta I
Representative
The President of the Republic of Indonesia,
Susilo Bambang Yudhoyono, inaugurating
the new Adi Soemarno Airport Terminal, Solo,
developed by WIKA. The project, valued at
Rp68 billion, was built over 13.000 m2 of land.
23 February 2009
Share buyback phase II, using the remaining
amount of the allocated funds for the
buyback program of Rp112.3 billion.
27 February 2009
WIKA and Chengda Engineering Corporation
of China held a ground breaking ceremony for
the construction of the Asam-Asam 2x65MW
Coal Fired Power Plant owned by PT. PLN
located in the Asam-Asam Village, Jorong
District, Tanah Laut Regent, South Kalimantan,
officiated by the Governor, Rudy Arifin.
16
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Kejadian Penting 2009
Significant Events 2009
2 April 2009
WIKA sebagai bagian dari CIC (Consortium
of Indonesian Contractors) melakukan
pemasangan segmen terakhir bentang
tengah Suramadu, segmen tersebut berupa
Steel Box Girder yang merupakan rangkaian
tersulit pada proyek Jembatan Nasional
Suramadu.
14 April 2009
WIKA menyelenggarakan Analyst Meeting
untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja
WIKA selama periode tahun 2008 serta
pandangan ke depan di tahun 2009.
29 April 2009
WIKA mendapat penghargaan Investor
Award 2009 di Jakarta, dengan predikat
terbaik pertama untuk kategori properti dan
konstruksi.
22 Mei 2009
Berakhirnya program sharebuyback Tahap II
dengan jumlah saham yang dibeli kembali
sebanyak 33.407.500 saham dengan harga
beli rata-rata Rp217,84 per saham.
24 Juni 2009
WIKA memperoleh proyek pembangunan
fasilitas pensuplaian bahan bakar pesawat
atau Depot Pengisian Pesawat Udara
(DPPU) di Bandara Internasional Kuala
Namu Medan, dengan nilai kontrak sebesar
Rp197,39 miliar dan USD24.492.000.
28 Mei 2009
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,
menetapkan dividen sebesar 30 persen dari
laba bersih Perseroan atau sebesar Rp45,52
miliar atau Rp8,03 per lembar saham.
26 Juni 2009
WIKA Gedung menerima 3 sertifikasi dari
PT Sucofindo yang diserahkan langsung
oleh Direktur Utama Sucofindo, Arif Safari
kepada Direktur Utama WIKA Gedung Budhi
Saddewa, di Gedung WIKA Jakarta.
Mei
May
Juni
June
April
April
2 April 2009
22 May 2009
24 June 2009
WIKA as part of CIC (Consortium of
Indonesian Contractors) installed the last
central span segment of the Suramadu
Bridge, the construction of the central
Steel Box Girder, regarded as the most
challenging part in the entire bridge
construction.
The culmination of the share buyback
program, phase II, upon which the entire
shares that were reacquired amounted to
a total of 33,407,500 shares at an average
price of Rp217.84 per share.
WIKA was awarded the development project
for the airplane fuel supply depot facility
of the Kuala Namu International Airport,
Medan, with a contract worth Rp197.395
billion and USD24,492,000.
28 May 2009
26 June 2009
The Annual General Meeting of Shareholders
(AGMS) of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,
approved dividends amounting to 30 per
cent of the Company’s net profit, or a total
of Rp45,52 billion at Rp8,03 per share.
WIKA Gedung received three certifications
from PT Sucofindo presented by the
President Director of Sucofindo, Arif Safari,
to the President Director of WIKA Gedung,
Budhi Saddewa, at Gedung WIKA Jakarta.
14 April 2009
WIKA held an Analyst Meeting to evaluate
WIKA’s performance in 2008, and future
outlook for 2009.
29 April 2009
WIKA received the Investor Award 2009 in
Jakarta, for being First in the category for
Best in Property and Construction.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
17
22 Juli 2009
WIKA mendirikan anak perusahaan
PT Wijaya Karya Jabar Power, sebuah
perusahaan Independent Power Producer (IPP)
tenaga panas bumi, dengan modal dasar
Rp36 miliar serta modal ditempatkan dan
disetor Rp9 miliar.
4 September 2009
Program Corporate Social Responsibility,
WIKA Peduli, memberikan bantuan kepada
korban gempa Tasikmalaya di daerah Negla
Sari, Tasikmalaya dan Padepokan, Garut
Selatan.
29 Juli 2009
WIKA menerima tiga penghargaan sekaligus
dalam ajang Persatuan Insinyur Indonesia
(PII) Award 2009 di Jakarta. Penghargaan
tersebut adalah juara pertama Corporate
Technology Achievement Award, juara
ketiga Adhikara Rekayasa dan juara pertama
Adhicipta Pratama.
13 Agustus 2009
WIKA mendapat penghargaan sebagai 42
perusahaan paling dikagumi di Indonesia,
untuk kategori konstruksi, dalam ajang
Indonesia’s Most Admired Company (IMAC)
IX yang diselenggarakan oleh Frontier
Consulting Group bersama Majalah Business
Week Indonesia.
Juli
July
Agustus
August
September
September
22 July 2009
13 August 2009
4 September 2009
WIKA established a subsidiary company,
PT WIjaya Karya Jabar Power, a geothermal
company, with an authorized capital of Rp36
billion and paid-in capital of Rp9 billion.
WIKA was recognized as the 42nd most
admired company in Indonesia, in the
construction industry category, in the
Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) IX
organized by Frontier Consulting Group and
Business Week Indonesia magazine.
The WIKA Peduli CSR program, providing
relief to the victims of the earthquake striking
Tasikmalaya at Negla Sari area, Tasikmalaya
and Padepokan, South of Garut.
29 July 2009
WIKA received three awards during the
Indonesian Engineers Association Award
2009 in Jakarta. The awards were 1st in
Corporate Technology Achievement Award,
3rd in Adhikara Rekayasa and 1st in Adhicipta
Pratama.
18
9 September 2009
WIKA meraih kontrak proyek PLTD Marine
Fuel Oil (MFO) berkapasitas (Daya Mampu
Netto) 40-50 MW senilai Rp557 miliar, dari
PT Indonesia Power (IP) di Pesanggaran
Bali. Proyek ini merupakan proyek investasi
pertama WIKA (sebesar 70%) di bidang
pembangkit tenaga listrik.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
9 September 2009
WIKA was awarded the 40-50 MW fuel-fired
power plant project using Marine Fuel Oil
(MFO), with a contract value of Rp557 billion,
by PT Indonesia Power (IP) at Pesanggaran,
Bali. The project represented WIKA’s first
investment project (reaching 70% ownership)
in the field of power generation.
Kejadian Penting 2009
Significant Events 2009
3 Oktober 2009
WIKA mengirim bantuan untuk korban
gempa di Padang, Sumatera Barat,
melalui unit Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan.
3 Desember 2009
WIKA memperoleh penghargaan Karya
Konstruksi 2009, kategori Teknologi Tepat
Guna dari Kementerian Pekerjaan Umum,
untuk proyek pembangunan jalan/jembatan
di Ruas Banda Aceh Lamno.
5 Oktober 2009
WIKA mengadakan acara seminar
“Workshop Manajemen Risiko & Sosialisasi
Sistem Manajemen WIKA,” di Jakarta,
Surabaya dan Medan.
8 Oktober 2009
WIKA mendapat penghargaan sebagai
Best of The Best BUMN untuk kategori
pemutakhiran data di portal kementerian
BUMN, dan predikat terbaik I untuk web
presence paling aktif untuk portal publik
dan terbaik III dalam pengelolaan portal
Executive Information System. Penghargaan
ini diserahkan oleh Menteri Negara BUMN
di Jakarta.
Oktober
October
17 Desember 2009
WIKA menyelenggarakan Vendor Gathering
dengan tema “Sosialisasi Fasilitas Kredit
Modal Kerja Subkon/supplier/mandor”, yang
dihadiri oleh lebih dari 100 vendor.
5 Nopember 2009
Duta Besar Lybia H.E. Mr. Sanusi dan
Wartawan Libya Mohammmad Gahlous
meninjau Kawasan Industri WIKA, sebagai
perkenalan bisnis Perseroan dalam
membangun infrastruktur di dalam dan luar
negeri.
November
November
22 Desember 2009
WIKA menerima penghargaan sebagai
perusahaan terbaik dalam BNSP
Competency Award 2009, untuk kategori
industri konstruksi, diserahkan oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin
Iskandar di Jakarta.
Desember
December
3 October 2009
5 November 2009
3 Desember 2009
WIKA provided relief for earthquake victims
in Padang, West Sumatra, through the
Partnership Program and Community
Development (PKBL) initiative.
The Ambassador of Lybia, H.E. Mr. Sanusi and
a Lybian journalist, Mohammmad Gahlous,
made a site visit to WIKA Industrial Estate, as
an introduction to the Company’s business in
developing infrastructures at home and abroad.
WIKA received the Construction Creative 2009
Award, for the Best Implemented Technology
by the Ministry of Public Works, for road and
bridge development projects in Ruas Banda
Aceh Lamno.
5 October 2009
WIKA held the “Workshop on Risk
Management & WIKA Management System
Socialization,” in Jakarta, Surabaya and
Medan.
17 Desember 2009
WIKA held a Vendor Gathering event themed
“Working Capital Credit Facility Socialization
for Sub-contractors/supplier/foremen”,
attended by more than 100 vendors.
8 October 2009
WIKA was awarded Best of the Best State
Enterprises for most updated State Enterprise
portal, and most active web presence in public
portal, and 3rd best in Executive Information
System portal management, by the Minister of
State Enterprises in Jakarta.
22 Desember 2009
WIKA received best company award by BNSP
Competency Award 2009, in the construction
industry category, presented by the Minister
of Manpower and Transmigration, Muhaimin
Iskandar, in Jakarta.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
19
Ir. Agoes Widjanarko, MIP
Presiden Komisaris
President Commissioner
Laporan Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Report
20
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laba bersih Perseroan meningkat sebesar 21,3 persen
menjadi Rp189,22 miliar dibandingkan dengan
tahun 2008 sebesar Rp156 ,03 miliar.
The net profit of the Company increased by 21.3 percent,
reaching Rp189.22 billion, compared to Rp156.03
billion in 2008.
Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Pada awal tahun 2009, krisis keuangan global yang terjadi
di triwulan IV tahun 2008 masih memberikan pengaruh
yang signifikan bagi Perseroan kami, terutama dalam
perencanaan target dan kinerja Perseroan yang akan dicapai
pada tahun 2009. Meskipun demikian, hal tersebut tidak
menurunkan optimisme kami untuk mampu mencapai
target dan kinerja yang telah ditetapkan.
In early 2009, the global financial crisis that transpired in the
fourth quarter of 2008 had influenced the Company to a
significant extent, especially in the planning and budgeting of
the Company’s performance targets for 2009. Nevertheless, this
had not dampen our optimism for achieving the performance
and targets that we had set out.
.
In line with the role to supervise the performance of the
Company in achieving its vison: “To be one of the best
integrated Engineering, Procurement and Construction (EPC)
and Investment Companies in Southeast Asia,” the Board
of Commissioners continues to propagate and perform
intensive oversight to enable the Board of Directors to carry out
continuous improvements in order to achieve the targetted
performance of the Company, and also as a prerequisite of a
Sesuai dengan peran dan fungsi kami untuk melakukan
pengawasan terhadap kinerja Perseroan guna mampu
mencapai visi Perseroan yaitu: ”To be one of the best
integrated engineering, procurement and construction
(EPC) and investment companies in Southeast Asia”, Dewan
Komisaris terus berupaya untuk selalu mendorong dan
melakukan pengawasan secara intensif agar Direksi secara
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
21
22
terus menerus melakukan continuous improvement guna
mencapai kinerja yang telah ditargetkan, dan juga sebagai
syarat dari suatu Perseroan yang memiliki keinginan dan
motivasi yang kuat untuk terus bertumbuh dalam rangka
meningkatkan value dari Perseroan itu sendiri.
Company that has the strong desire and motivation to sustain
its growth and thereby increase the value of the Company itself.
.
Upaya continuous improvement tersebut salah satunya
diterapkan melalui perbaikan indikator kinerja dalam
Kontrak Manajemen yang pada tahun 2009 ini lebih
difokuskan pada perbaikan proses bisnis internal serta
mengedepankan pemenuhan harapan pelanggan.
Dewan Komisaris berpendapat bahwa perbaikan proses
bisnis internal dan kepuasan pelanggan harus menjadi
strategi utama dan kunci keberhasilan Perseroan guna
menjaga positioning Perseroan selama tahun 2009.
Salah satu bagian dari perbaikan proses bisnis internal
tersebut ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan terhadap proses procurement yang berlaku
di Perseroan, peningkatan awareness seluruh lini Perseroan
terhadap fungsi manajemen risiko dalam setiap kegiatan
usaha Perusahaan, serta peningkatan kompetensi dan
kemampuan SDM.
One of the continuous improvement efforts that has been
implemented is the enhanced performance indicators that
are used in the Management Contract that in 2009 were more
focused towards improving the internal business process while
also placing an emphasis on fulfilling customer expectation.
The Board of Commissioners is of the opinion that internal
business processes and customer satisfaction should be
the central strategy and key to success for the Company to
safeguard its positioning in 2009. A part of the internal business
process improvement is evident from the way the Company
constantly strives to improve its procurement process, the
increased awareness among all lines of the Company in the
function of risk management in all business activities, and
the enhancement of competence and capabilities of the
Company’s human capital.
Strategi ini telah menunjukkan suatu keberhasilan
Perseroan yang ditandai dengan peningkatan kemampuan
perolehan laba bersih perusahaan pada tahun 2009 sebesar
21,3% menjadi Rp 189,22 miliar dibandingkan dengan
tahun 2008 yang hanya mencatat perolehan laba bersih
sebesar Rp 156,03 miliar. Atas pencapaian dan kinerja yang
telah dihasilkan ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi
yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan juga seluruh
jajarannya, serta tentunya tetap berpesan agar Direksi dan
seluruh jajarannya dapat terus menjaga dan meningkatkan
performance guna mewujudkan Visi Perusahaan.
The strategy has paid off handsomely for the Company,
underscored by its ability to post a higher net profit that grew
by 21.3 per cent to Rp189.22 billion in 2009, compared to
Rp156.03 billion in 2008. For such an achievement and results
of operations, the Board of Commissioners expresses its highest
appreciation to the Board of Directors and employees of the
Company, and implores Management to sustain and continue
to improve their performances further in order to realize the
Company’s Vision.
Selain itu, kemampuan Perusahaan dalam mencapai target
yang telah ditetapkan tersebut juga tidak terlepas dari
penguatan fungsi pengawasan Dewan Komisaris yang
didukung pula dengan peningkatan implementasi tata
kelola Perusahaan yang baik yang dilaksanakan secara
berkelanjutan antara lain melalui pemberdayaan fungsi
komite-komite dibawah Dewan Komisaris yang terdiri dari
Komite Audit, Komite Good Corporate Governance (GCG),
Komite Perencanaan Keuangan dan Resiko Usaha, Komite
Nominasi dan Remunerasi. Komite-komite yang berada
dibawah Dewan Komisaris terus berupaya menjalankan
fungsi dan tugasnya dalam rangka membantu tugas Dewan
Komisaris.
Moreover, the ability of the Company to achieve its targets
cannot be separated from the intensive oversight of the
Board of Commissioners that is strengthened further by the
improved implementation of Good Corporate Governance that
is undertaken consistently among other things empowering
the functions of Committees working under the Board of
Commissioners that comprises of the Audit Committee, the
Good Corporate Governance (GCG) Committee, Financial
Planning and Business Risk Committee, and the Nomination
and Remuneration Committee. These committees continuously
strive to fulfill their functions and duties in assisting the Board of
Commissioners.
Komite audit menjalankan tugas dalam rangka mengawasi
proses auditing baik internal maupun eksternal, serta
mereview laporan keuangan dan perkembangan proyek
secara berkala. Komite Perencanaan Keuangan dan Resiko
The Audit Committee performs its duty in overseeing both
the internal and external audit processes, and the periodical
reviews on the Company’s financial statements and project
developments. The Financial Planning and Business Risks
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laporan Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Report
Usaha membantu Dewan Komisaris dalam setiap tindakan
perencanaan keuangan dan menganalisa resiko usaha
Perusahaan. Komite GCG membantu Dewan Komisaris
dalam hal pemantauan pelaksanaan GCG Perusahaan, dan
Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan saran dalam
kebijakan promosi dan mutasi pejabat Perusahaan.
Committee assists the Commissioners in every act of financial
planning and analysis of the Company’s business risks. The GCG
Committee assists the Board of Commissioners in monitoring
the Company’s implementation of GCG, and the Nomination
and Remuneration Committee recommends policies on the
promotion and rotation of Company executives.
Sejalan dengan program Pemerintah Kabinet Indonesia
Bersatu II yang terus memberikan perhatian tinggi
terhadap pentingnya pengembangan infrastruktur bagi
peningkatan investasi dalam rangka pembangunan
nasional yang berkesinambungan, serta sesuai dengan
hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun
2009 yang mencanangkan pembangunan infrastruktur
sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan sebagai
stimulus untuk penanggulangan resesi ekonomi, Dewan
Komisaris berkeyakinan bahwa WIKA siap memanfaatkan
peluang tersebut untuk mendorong pertumbuhan
Perusahaan menjadi Perusahaan terkemuka dalam bidang
konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara dengan dibekali
pengalaman Perusahaan selama lima dasawarsa dalam
pembangunan infrastruktur.
Pursuant to the program of the current administration of
the Indonesian government that continues to place a strong
emphasis on infrastructure development in order to facilitate
greater investment in support of a sustainable national
development, and in line with the consensus reached at the
2009 ASEAN Summit that heralded infrastructure development
as the locomotion of economic growth and as stimulus against
economic recession, the Board of Commissioner believes that
WIKA is strategically positioned to capitalize on its growth
opportunities to become a leading company in construction
and engineering in Southeast Asia, anchored upon five decades
of experience in infrastructure development.
Oleh karena itu, pada tahun 2010 dan juga dalam rangka
peringatan hari ulang tahun WIKA yang ke-50, Dewan
Komisaris menyampaikan selamat kepada Direksi dan
seluruh jajaran WIKA yang akan merayakan tahun emas
pada tahun 2010, semoga seluruh pengalaman yang
didapat dan keberhasilan yang telah dicapai di tahun 2009
dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.
Therefore, in 2010, on the ocassion of the 50th anniversary
of WIKA, it gives me great pleasure to convey on behalf of
the Board of Commissioners our best wishes to the Board of
Directors and the entire WIKA family in celebrating their golden
anniversary. May the experiences and achievements of 2009
guide us all to scale and achieve greater heights in the years to
come.
Akhir kata, Dewan Komisaris juga mengucapkan terima
kasih kepada Pemegang Saham Perseroan atas kepercayaan
yang telah diberikan guna mengemban tugas dan fungsi
melakukan pengawasan terhadap jalannya Perseroan
sehingga kami dapat mengoptimalkan investasi yang telah
diberikan oleh Pemegang Saham untuk membangun dan
mengembangkan Perseroan.
In closing, the Board of Commissioners expresses its gratitude
and appreciation to the Shareholders of the Company, for their
trust and belief in the Board’s ability to undertake its oversight
responsibilities over the management of the Company, such
that we are able to maximize the investments placed by the
Shareholders to build and develop the Company.
Atas nama Dewan Komisaris,
On behalf of the Board of Commissioners,
Ir. Agoes Widjanarko, MIP
Komisaris Utama/President Commissioner
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
23
Profil Dewan Komisaris
Commissioners’ Profiles
Dari kiri ke kanan/from left to right:
Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE, Dr. Amanah Abdulkadir, MA,
Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Pontas Tambunan, SH, MM, Soepomo, SH, Sp.N, LL.M
24
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Ir. Agoes Widjanarko, MIP
Komisaris Utama
President Commissioner
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1954
(55 tahun) di Jombang. Meraih gelar Pasca Sarjana (S2) dalam
bidang Infrastructure Planning dari University of Stuttgart Jerman
tahun 1987 dan gelar sarjana (S1) Teknik Sipil bidang Konstruksi
dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, tahun 1979.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tanggal
21 September 2007 hingga sekarang. Saat ini menjabat sebagai
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum RI sejak
tahun 2008. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Direktur
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum RI (20052008), Staf Ahli Menteri, Menteri Kimpraswil Bidang Sosbud dan
Peran Masyarakat (2003-2005), Direktur Pembiayaan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan & Pemukiman (2001-2003),
Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata
Pedesaan Departemen Kimpraswil (2001-2001).
Indonesia citizen, born on 9 August 1954 (55 years of age)
in Jombang. Obtained his Master’s degree in Infrastructure
Planning from University of Stuttgart, Germany in 1987 and his
Bachelor’s degree in Construction Civil Engineering from Surabaya
Technological Institute (ITS), Surabaya in 1979. Appointed as
President Commissioner of WIKA on 21 September 2007 to date.
He has been, concurrently, the Secretary General of the Ministry of
Public Works since 2008. His previous positions include: Cipta Karya
General Director at the Ministry of Public Works (2005-2008); Expert
Staff in the field of Socio-Culture and Sociaty Role for the Ministry
of Settlement and Infrastructure (2003-2005); Director of Housing
Financing at the Directorate General of Housing & Settlement (20012003); Director of Technical Management at the Directorate General
of City and Rural Area Design Plan at the Ministry of Settlement and
Regional Infrastructure (2001-2001).
Dr. Amanah Abdulkadir, MA
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 Februari
1961 (49 tahun) di Cirebon. Meraih gelar Doctor of Philosophy
dari Oklahoma State University di Stillwater, Oklahoma, AS pada
tahun 1998, gelar Magister of Arts bidang Busines Administration,
Ekonomi Internasional dan Politik Internasional dari University
of Oregon, Eugene, AS, pada tahun 1990 dan Sarjana S1
dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bidang Studi
Pembangunan pada tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris
Independen di Perseroan sejak 21 September 2007 sampai
sekarang. Dosen di Universitas Indonesia dan di beberapa
universitas lainnya. Jabatan sebelumnya antara lain adalah:
Anggota Tim Ekonomi dari Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (2007–2008), Dekan STIMA KOSGORO (2004–2009)
dan Economic Officer di Indonesia Resident Mission–Asian
Development Bank (2002–2007). Sebelum bergabung dengan
ADB, menjadi peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi dan
Masyarakat (LPEM-UI).
Indonesian citizen, born on 13 February 1961 (49 years of age) in
Cirebon. Obtained her Doctorate of Philosophy from Oklahoma
State University, Stillwater, USA, in 1998; her Master’s degree in
Business Administration, Economics and International Studies from
the University of Oregon, Eugene, USA, in 1990; and her Bachelor’s
degree in Development Studies from the Faculty of Economics,
University of Indonesia, Jakarta, 1986. Appointed as an Independent
Commissioner of the Company since 21 September 2007 to date.
She is concurrently Lecturer at the University of Indonesia. Her
previous positions include: A member of the Economic Team of the
Ministry of State Enterprises (2007–2008); Dean of STIMA KOSGORO
Management institute (2004–2009); and Economic Officer in
Indonesia Resident Mission, Asian Development Bank (2002–2007).
Prior to joining ADB, she was a Researcher at the University of
Indonesia’s Research Institute for Economics and Communities
(LPEM-UI).
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
25
Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1947
(62 tahun) di Juwana. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen
STIE Jagakarsa, Jakarta tahun 1991, dan lulus dari Akademi
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) tahun 1970.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tanggal
21 September 2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai:
Direktur Zeni TNI Angkatan Darat (1999), Wakil Direktur Zeni
TNI Angkatan Darat (1998), Paban IV/Faskon Staf Logistik TNI
Angkatan Darat (1998), Direktur Pembina Bangunan Militer
Direktorat Zeni Angkatan Darat (1995) dan Kepala Zeni Kodam
IX/Udayana (1993).
Indonesian citizen, born on 1 July 1947 (62 years of age) in Juwana.
Obtained his Bachelor’s degree in Economics from STIE Jagakarsa,
Jakarta in 1991, and graduated from the Indonesian Armed Forces
Academy in 1970. Appointed as an Independent Commissioner of
the Company since 21 September 2007 to date. His previous positions
include: Director of Zeni of the Indonesian Army (1999); Vice President
of Zeni of the Indonesian Army (1998); Paban IV/Faskon Logistics
Staff of the Indonesian Army (1998); Director of Military Building
Guidance, Directorate of Zeni of the Indonesian Army (1995); and
Commander of the Military Regional Command IX/Udayana (1993).
Soepomo, SH, Sp.N, LL.M
Komisaris
Commissioner
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 April
tahun 1955 (55 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Spesialis Notariat
dari Universitas Indonesia tahun 2000, meraih gelar Pasca
Sarjana bidang Hukum Umum dari Tulane University, New
Orleans - Louisiana, AS tahun 1992, dan gelar Sarjana Hukum
bidang Pidana dari Universitas Diponegoro, Semarang tahun
1983. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tanggal 21
September 2007. Saat ini menjabat sebagai Direktur Kekayaan
Negara Lain-lain, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
Departemen Keuangan RI sejak tahun 2006. Jabatan sebelumnya
antara lain adalah: Direktur Piutang Negara Perbankan, Direktorat
PNP DJPLN, Departemen Keuangan RI (2003-2006), Kepala Kantor
Wilayah I DJPLN Medan (2002), Kepala Kantor Wilayah Badan
Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) (2000), Kepala Bagian
Biro PNP BUPLN (1998) dan Kepala Kantor Pelayanan pengurusan
Piutang Negara Jakarta I (1997).
26
Indonesian citizen, born on 13 April 1955 (55 years of age) in
Jakarta. Obtained a Notarial Specialist degree from the University of
Indonesia in 2000, a Master’s degree in Law from Tulane University,
New Orleans, Louisiana, USA in 1992; and a Bachelor’s degree in
Criminal Law from the University of Diponegoro, Semarang, in 1983.
Appointed as Commissioner of the Company since 21 September
2007 to date. He is concurrently Director of Other State Assets,
Directorate General of State Assets at the Indonesian Ministry of
Finance since 2006. His previous positions include: Director of State
Receivables of Banking Sector, Directorate PNP DJPLN, Finance
Department RI (2003-2006), Head of Regional Office I DJPLN Medan
(2002), Head of Regional office State Receivables and Auction
(BUPLN) (2000), Head of PNP BUPLN Bureau (1998) and Chief Office
of State Receivables Service Jakarta I (1997).
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Dewan Komisaris
Commissioners’ Profiles
Pontas Tambunan, SH, MM
Komisaris
Commissioner
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Februari
1961 (49 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen
bidang keuangan dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, tahun
2006, dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Tarumanagara,
Jakarta tahun 1986. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak
tanggal 21 September 2007. Saat ini menjabat sebagai Asisten
Deputi Urusan Usaha Prasarana Angkutan Kementerian BUMN
dari tahun 2006. Jabatan sebelumnya antara lain adalah: Kepala
Bidang Usaha Jasa Konstruksi Kementerian BUMN (2002-2006),
Kepala Sub-Direktorat Konstruksi Bangunan, Direktorat Persero
Kawasan Industri, Jasa Konstruksi dan Konsultan Konstruksi
Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN (2001-2002), Kepala
Sub-Direktorat di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN
(2000), Kepala Seksi di Kantor Menteri Negara Pembinaan BUMN
(1998-2000).
Indonesian citizen, born on 16 February 1961 (49 years of age) in
Jakarta. Obtained a Master’s degree in Finance from the University
of Gajah Mada, Yogyakarta, in 2006, and a Bachelor’s degree in Law
from the University of Tarumanagara, Jakarta, in 1986. Appointed
as Commissioner of the Company since 21 September 2007 to
date. He is concurrently Assistant to the Deputy of Transportation
Facilities Business Affairs at the Ministry of State-Owned Enterprises
(2006). His previous positions include: Head of Construction Business
Section at the State Ministry of State-Owned Enterprises (2002-2006);
Head of Building Construction Sub-Directorate at the Industrial
Area, Construction Service and Construction Consultant Directorate
at the State Minister Office for the Management of State-Owned
Enterprises (2001-2002); Head of the Sub-Directorate at the State
Ministry of State-Owned Enterprises’(2000); Section Head at the State
Ministry of State-Owned Enterprises (1998-2000).
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
27
Bintang Perbowo, SE, MM
Direktur Utama
President Director
Laporan Direksi
The Board of Director’s Report
28
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laba usaha kami sebesar Rp484,95 miliar untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2009, meningkat
68,4 persen dari Rp287,93 miliar pada tahun 2008.
Our operating income reached Rp484.95 billion for the
year ended in 31 December 2009, increasing by 68.4
per cent from Rp287.93 billion in 2008.
Pemegang Saham yang Terhormat,
Valued Shareholders,
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, perkenankan kami atas nama Direksi
menyampaikan beberapa ikhtisar penting mengenai hasilhasil usaha WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2009.
With the grace of God Almighty, on behalf of the Board of
Directors, I am pleased to present some of the highlights of the
results of operations of WIKA for the year ending 31 December
2009.
Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan
akibat dari krisis pasar uang dan pasar modal global yang
memuncak di penghujung tahun 2008. Berawal dari krisis
pasar sub-prime mortgage di Amerika Serikat yang mulai
merebak pada pertengahan tahun 2008, dan disertai oleh
rontoknya harga-harga saham dan harga-harga komoditas
utama dunia sepanjang paruh kedua tahun tersebut,
mengakibatkan banyak lembaga keuangan terkemuka
di benua Amerika Utara dan Eropa mengalami kesulitan
likuiditas, bahkan tidak sedikit yang terpaksa menutup
usahanya setelah ratusan tahun berkiprah di bidangnya.
The year 2009 was fraught with challenges as a result of the
global banking and capital market crisis that had peaked at
the end of 2008. Beginning with the sub-prime mortgage crisis
in the United States that reared its ugly head in mid-2008,
and followed by the collapse of global equity and commodity
markets throughout the second half of the year, and leading to
a severe liquidity crunch that affected leading global financial
institutions, not a few of which had had to close down their
businesses after centuries of service.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
29
30
Krisis tersebut berdampak ke sebagian besar penjuru dunia,
terutama dari segi pengetatan likuiditas sektor perbankan
dan pembiayaan secara umum, serta dampak resesi
ekonomi global yang timbul akibat menurunnya daya beli
masyarakat serta pasar ekspor global.
The crisis wreaked havoc on many parts of the world, especially
with respect to a tightening of liquidity in the banking and
financial sector in general, and the global economic recession
that arose from lower consumer purchasing power and
declning global export markets.
Memasuki tahun 2009 yang dibayang-bayangi oleh resesi
ekonomi global tersebut, para pelaku usaha di Indonesia
pada umumnya mengambil sikap hati-hati dan berancangancang untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk.
Entering the year 2009 with the global economic recession
looming over it, businesses in Indonesia were generally taking
cautious and anticipative stance against the worst possible
outcome.
Pemerintah pun mengambil langkah antisipatif serta
menerapkan kebijakan yang mengarah pada upaya
mempertahankan kestabilan moneter, sehingga mampu
meredam dampak gejolak krisis perbankan dunia terhadap
kestabilan perkonomian nasional. Hal ini tercermin antara
lain dari penguatan nilai mata uang Rupiah, menurunnya
tingkat bunga bank, serta terkendalikannya tingkat inflasi
sepanjang tahun 2009.
The government also took anticipative measures as well as
implemented policies geared toward maintaining monetary
stability, enabling it to dampen the impact of the global
banking crisis on the stability the nation’s economy. This was
reflected among others by the strengthening of the rupiah
currency, the decreasing interest rates, and also the inflation
rate that was under control throughout 2009.
Selain ditunjang oleh fundamental perekonomian yang
relatif kokoh, Indonesia juga beruntung memiliki pasar
domestik yang besar dan sehat, sehingga terhindar dari
jeratan resesi ekonomi global. Penurunan ekspor akibat
lesunya pasar dunia tidak terlalu berdampak pada neraca
pembayaran nasional dan pertumbuhan Produk Domestik
Bruto Indonesia, yang mencatat tingkat pertumbuhan yang
cukup menggembirakan pada tahun 2009.
In addition to being supported by relatively sturdy economic
fundamentals, Indonesia was also fortunate to have had a
large and healthy domestic market, thus sparing the country
from the effects of global economic recession. Falling exports
due to the weak global demand did not dealt a significant blow
to either the national balance of payment or to Indonesia’s GDP
growth, which posted relatively encouraging growth for 2009.
Tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan Pemilihan
Umum baik Legislatif maupun Eksekutif yang aman
dan damai pada pertengahan tahun, sehingga berhasil
mengangkat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara
demokrasi terbesar ketiga setelah India dan Amerika
Serikat. Hal ini berpengaruh positif terhadap pandangan
dunia internasional atas peluang investasi di Indonesia.
Dampaknya adalah meningkatnya arus modal asing ke
Indonesia yang antara lain tercermin dari kinerja Bursa Efek
Indonesia yang mencatat tingkat pertumbuhan nilai indeks
gabungan tertinggi kedua di Asia Pasifik di tahun 2009,
setelah Bursa Efek Shenzen di Cina.
No less important was the secure and peaceful holding of
the Legislative and Executive general elections in mid-year,
which succeeded in elevating Indonesia’s image as the world’s
third largest democracies after India and the United States of
America. This had a positive effect on how the international
community views investment opportunities in Indonesia. As
a result, Indonesia experienced an increased inflow of foreign
capital as reflected by the performance of the Indonesia Stock
Exchange that posted the second highest composite index
growth in the Asia Pacific region in 2009, after China’s Shenzen
Stock Exchange.
Strategi yang Terarah
Goal-oriented Strategy
Menghadapi tantangan krisis keuangan berskala
global di awal tahun 2009 tersebut, WIKA mengambil
langkah-langkah antisipatif yang pada intinya bertujuan
mengamankan tingkat likuiditas Perseroan, sekaligus
menjaga keberlanjutan proyek-proyek yang sedang
ditangani oleh Perseroan.
In facing the challenges of the global financial crisis in early
2009, WIKA took anticipative steps that essentially were aimed
at securing the Company’s liquidity, and at the same time
safeguarding the sustainability of projects undertaken by the
Company.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laporan Direksi
The Board of Director’s Report
WIKA menetapkan tiga langkah utama bagi kebijakan
antisipatif tersebut, yaitu (i) menjaga likuiditas Perseroan, (ii)
fokus pada pasar yang memberikan kepastian pembayaran,
dan (iii) mengupayakan efisiensi di segala bidang.
WIKA defined three principal steps for the anticipatory policy,
namely (i) maintain the liquidity of the Company, (ii) focus on
markets with certainty of payment, and (iii) strive for efficiency
in all areas.
Di saat menipisnya sumber-sumber pembiayaan akibat
krisis keuangan yang mendunia, likuiditas keuangan
perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi
Perseroan untuk mengamankan keberlanjutan usahanya.
Oleh karenanya, pemilihan proyek-proyek yang telah
memiliki sumber pendanaan yang pasti dengan sendirinya
juga menjadi hal yang patut memperoleh prioritas
utama. Sementara itu, pengelolaan operasional Perseroan
dan setiap anak perusahaan perlu diupayakan seefisien
mungkin, antara lain melalui penerapan anggaran kerja
secara disiplin dan ketat.
In times of depleting financing sources as a result of a global
financial crisis, the Company’s financial liquidity becomes
increasingly vital for the Company in order to secure the
sustainability of its operations. Consequently, the choice of
projects with definitive financing sources by itself should
deserve the utmost priority. Meanwhile, the operational
management of the Company and each subsidiary need to be
executed as efficiently as possible, among others through the
implementation of a disciplined and tight operational budget.
Kinerja yang Meningkat
Improving Performance
Kebijakan tiga langkah antisipatif tersebut di atas mampu
membawa WIKA mencatat hasil-hasil usaha yang
menggembirakan di tahun 2009, meningkat dibandingkan
dengan pencapaian tahun 2008.
The three-step anticipatory policy mentioned above enabled
WIKA to post reasonable resultsin 2009, which improved over
2008 results.
WIKA meraih laba usaha sebesar Rp484,95 miliar untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2009, meningkat sebesar
68,4 persen dari Rp287,93 miliar di tahun 2008. Laba bersih
mencapai Rp189,22 miliar pada tahun 2009, meningkat
sebesar 21,3 persen dari Rp156,03 miliar di tahun 2008.
Pencapaian kedua pos tersebut melampaui sasaran RKAP
2009 yaitu sebesar Rp346,39 miliar untuk laba usaha dan
Rp175,03 miliar untuk laba bersih.
WIKA gained an operating profit of Rp484.95 billion for the
year ending 31 December 2009, up 68.4 per cent from Rp287.93
billion in 2008. Net profit reached Rp189.22 billion in 2009, up
21.3 per cent from Rp156.03 billion in 2008. Both achievements
surpassed the target set in the Company’s Business Plan and
Budget (RKAP) for 2009, namely Rp346.39 billion for operating
profit and Rp175.03 billion for net profit.
Peningkatan laba bersih dicapai berkat kemampuan
pengendalian beban pokok penjualan melalui penerapan
strategi sentralisasi pengadaan dan keuangan sehingga
dicapai efisiensi yang maksimal.
The increased net profit was the result of increased sales by
the Company followed by decreasing cost of sales as well
as operating costs in virtually all aspects of the Company’s
activities.
Penjualan Bersih meningkat sebesar 0,5 persen menjadi
Rp6,59 triliun, sementara jumlah realisasi kontrak baru
selama tahun 2009 mencapai Rp10,25 triliun, meningkat
sebesar 14,1 persen dibandingkan dengan kontrak baru
yang terealisasikan selama tahun 2008 sebesar Rp8,98
triliun.
Net Sales went up by 0.5 per cent to Rp6.59 trillion, whereas
the realization of new contracts during 2009 reached Rp10.25
trillion, an increase of 14.1 percent compared to the number of
realized new contracts in 2008 totalling Rp8.98 trillion.
Di lain pihak, biaya penjualan menurun sebesar 6,50
persen menjadi Rp2,42 triliun, sedangkan biaya umum dan
administrasi juga menurun yaitu sebesar 3,9 persen menjadi
Rp158,36 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh
upaya penghematan biaya yang dilakukan secara luas dan
merata, sebagai hasil optimalisasi efisiensi di segala bidang
sesuai kebijakan antisipatif yang dianut WIKA sepanjang
tahun 2009.
On the other hand, cost of sales decreased 6.50 per cent to
Rp2.42 trillion, while general and administrative expenses also
decreased by 3.9 per cent to Rp158.36 billion. This decrease was
primarily caused by the cost-cutting efforts that were widely
and evenly implemented, as a result of optimal efficiencies in
all areas in accordance with the anticipatory policy adopted by
WIKA throughout 2009.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
31
32
Sebagai contoh, WIKA mengubah cara pembayaran
pengadaan barang dan jasa yang tadinya tersebar di
kantor-kantor proyek Perseroan di berbagai propinsi,
kini dikumpulkan dan dilakukan di kantor pusat. Dengan
demikian, pola pembayaran menjadi lebih terkendali.
For example, WIKA changed the way payments were made for
the provisions of goods and services that were previously spread
at project offices in various provinces to the way it is done now,
collected and paid at the head office. The result: payment
schedules have become much more managable.
Berbagai langkah lain yang mungkin terkesan sederhana,
dengan penghematan yang sepertinya tidak seberapa,
namun bila dilakukan secara konsisten dan berulang
kali sepanjang tahun, ternyata mampu menghasilkan
penghematan biaya dan tenaga yang tidak kecil jumlahnya.
Berbagai langkah penghematan tersebut turut berperan
dalam penurunan beban pokok penjualan Rp6,11 triliun
pada tahun 2008 menjadi Rp5,97 triliun pada tahun 2009.
Various modest steps seemingly simple, with savings that
appear insignificant, but when implemented consistently and
repeatedly throughout the year, are apparently able to result in
savings in cost and efforts that are by no means small. Those
various cost-cutting steps also played a role in reducing the
Company’s project and operating expenses from Rp 6.11 trillion
in 2008 to Rp5.97 trillion in 2009.
Pencapaian laba bersih Perseroan memberikan imbal hasil
atas aktiva (ROA) sebesar 3,3 persen dan imbal hasil atas
ekuitas (ROE) sebesar 12,3 persen di tahun 2009, meningkat
dibandingkan dengan masing-masing ROA dan ROE
sebesar 2,7 persen dan 11,3 persen di tahun 2008.
The net profit of the Company resulted in a Return on Assets
(ROA) of 3.3 percent and a Return on Equity (ROE) of 12.3
percent in 2009, an improvement over the ROA and ROE of
2008, at 2.7 percent and 11.3 percent, respectively.
Pijakan Pertumbuhan yang Lebih Solid
More Solid Foundation for Growth
Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, WIKA berhasil
membangun landasan bisnis yang berpijak pada strategi
integrasi serta kekuatan sinergis yang dimiliki Perseroan
dengan semua anak perusahaan yang dikuasai secara
mayoritas.
Within the last decade, WIKA has succeeded in building a
business foundation that is grounded on the integrated
strategy as well as synergetic strength inherent in the Company
and all the subsidiaries that it has majority interests in.
Jaringan Kelompok Usaha WIKA kini mencakup PT Wijaya
Karya Beton yang telah lama menguasai pasar beton
pracetak di Indonesia; PT Wijaya Karya Realty yang mulai
membangun kawasan hunian apartemen di lokasilokasi utama; PT Wijaya Karya Gedung yang fokus pada
pembangunan high rise building; PT Wijaya Karya Intrade
yang menjadi trading arm WIKA selain juga memproduksi
pemanas air bertenaga surya dengan penguasaan pangsa
pasar sekitar 40 persen serta PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
yang menangani jasa handling equipment dan mekanikalelektrikal dalam berbagai proyek pembangunan WIKA,
khususnya untuk proyek pembangunan pembangkit
tenaga listrik dimana WIKA terlibat dalam sekitar 30 persen
dari seluruh jumlah proyek percepatan pembangunan
pembangkit listrik 10.000 MW yang telah digulirkan
Pemerintah.
The WIKA Group network now includes PT Wijaya Karya Beton
that has long dominated the concrete market in Indonesia;
PT Wijaya Karya Realty which has recently begun developing
residential apartments in major locations; PT Wijaya Karya
Gedung which focuses on developing high-rise buildings; PT
Wijaya Karya Intrade, which has become the trading arm of
WIKA in addition to producing solar-powered water heaters
with approximately 40 per cent market domination; and also
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi which provides equipment and
mechanical handling services in various WIKA development
projects, especially in power plant development projects in
which WIKA is now involved in around 30 per cent of the
government’s accelerated development of 10.000 MW power
plants that is now in progress.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laporan Direksi
The Board of Director’s Report
Kelompok usaha WIKA yang berhasil dibangun secara
terpadu dan sinergitis ini tidak saja memberikan daya saing
yang tinggi bagi WIKA, namun juga dapat menyumbangkan
penghasilan tetap yang lebih stabil dan berkesinambungan.
The WIKA Group that was successfully established with
integration and synergy not only gave WIKA a high competitive
advantage, but is also able to contribute to a regular income
for the Company that is more stable and sustainable.
Pada tahun 2009, seluruh anak perusahaan WIKA
menyumbangkan pendapatan usaha sebesar Rp3,00 triliun,
meningkat sebesar 26,1 persen dari tahun 2008 sebesar
Rp2,38 triliun.
In 2009, WIKA subsidiaries contributed to an operating income
of Rp3.00 trillion, up by 26.1 percent from to Rp2.38 trillion in
2008.
Pijakan Untuk Mengembangkan Pasar yang
Seluas-luasnya.
Foundation for the Broadest Possible Market
Development.
Peranan integrasi dan sinergi diantara kelompok usaha
WIKA juga dirasakan, pada saat Perseroan memperluas
jangkauan operasinya ke mancanegara seperti yang
kini dikerjakan untuk proyek pembangunan jalan bebas
hambatan East West Motorway sepanjang 1.200 kilometer
di Aljazair, Afrika Utara. WIKA berperan sebagai subkontraktor dalam suatu konsorsium kontraktor Jepang
(COJAAL) yang dipimpin oleh perusahaan kontraktor
terkemuka dunia dari Jepang, Kajima Corporation. WIKA
turut ambil bagian dalam pengerjaan proyek jalan tersebut,
sepanjang kurang lebih 102 kilometer.
The role of integration and synergy within the WIKA Group
has also been felt, when the Company extends its operations
internationally such as is the case with the construction project
of the 1,200-kilometre East West Motor Way in Algiers, North
Africa, that is currently underway. Acting as a sub-contractor
in a consortium of Japanese contractors (COJAAL) led by
world-renowned Japanese construction company, Kajima
Corporation. WIKA is participating in the execution of a section
of the freeway project, approximately 102 kilometres long.
Kontrak WIKA termasuk mendesain, mendirikan dan
mengoperasikan pabrik beton untuk memproduksi balok
pracetak dan pipa beton sendiri dalam mengerjakan ruas
jalan yang menjadi bagian WIKA. Berkat pengalaman
PT Wijaya Karya Beton, pabrik beton WIKA di proyek Aljazair
tersebut memiliki tingkat produktivitas hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan produktivitas pabrik beton serupa
yang dikelola oleh kontraktor Eropa dalam membangun
ruas jalan lainnya.
WIKA’s contract includes designing, establishing and operating
a concrete factory to produce its own prefabricated concrete
girders and conduits for the construction of the length of road
apportioned to WIKA. Thanks to the experience of PT Wijaya
Karya Beton, the concrete factory at the Algiers project has a
level of productivity almost two-folds that of similar concrete
factories managed by European contractors working on other
parts of the freeway.
Kenyataan ini, dan ditunjang oleh pelaksanaan proyek
yang prima oleh tenaga-tenaga ahli dari WIKA dan kurang
lebih seribu pekerja berpengalaman dari Indonesia, telah
membuka mata pemerintah Aljazair akan kemampuan
putera-puteri Indonesia di bidang konstruksi dan enjiniring.
Hal ini berujung pada tawaran pemerintah Aljazair kepada
WIKA untuk mengerjakan proyek infrastruktur sebagai
kontraktor utama.
This fact, and supported by the prime execution of project by
experts from WIKA and around one thousand experienced
workers from Indonesia, has opened the eyes of the Algiers
government to the ability of the men and women of Indonesia
in the fields of construction and engineering. This has led
to the Algiers government offering WIKA to undertake an
infrastructure project as principal contractor.
Pengalaman di Aljazair menjadi modal utama WIKA dalam
upayanya merealisasi visi Perseroan untuk menjadi pelaku
yang terpandang di sektor industri konstruksi dan enjiniring,
baik secara regional maupun global.
The Algiers experience became WIKA’s primary selling point in
the effort to realize the Company’s vision to become a respected
player in the construction and engineering industry, not only in
the region but also the world.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
33
Peningkatan Tata Kelola Perusahaan
Improvement of Corporate Governance
Keberhasilan WIKA menangani proyek di luar negeri,
dengan standar maupun pencapaian kerja yang dapat
menandingi perusahaan-perusahaan kelas dunia, tidak
lepas dari penerapan pola serta etos kerja yang ditopang
oleh tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good
Corporate Governance atau GCG).
WIKA’s success in handling projects abroad, with standards and
achievements that are at par with world-class companies, was
in doubt due to the implementation of work systems and ethics
that are supported by Good Corporate Governance (GCG).
Tahun 2009 mencatat beberapa peningkatan di bidang
GCG, diantaranya adalah peranan yang semakin meningkat
oleh komite-komite Dewan Komisaris yang kini telah
mencakup Komite Audit, Komite GCG, Komite Nominasi
dan Remunerasi, serta Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha.
The year 2009 saw a number of improvements in the area of
GCG, among which is the increasing role of the committees
under the Board of Commissioners which to date include
the Audit Committee, the GCG Committee, Nomination and
Remuneration Committee, and the Financial Planning and
Business Risks Committee.
Penerapan GCG juga semakin terasa di tingkat operasional
Perseroan dengan peranan Unit Kerja GCG yang aktif
melakukan sosialisasi GCG ke seluruh jajaran WIKA serta
membantu Komite GCG dalam memantau kepatuhan
perilaku kerja terhadap buku panduan kode etik (code of
conduct) Perseroan.
The implementation of GCG is also much more felt at the
operational level of the Company with role of GCG Work Unit
that actively socialize GCG to all levels within WIKA and also
assist the GCG Committee in monitoring the compliance of
work conduct with the Company’s guidebook on code of
conduct.
Sebagai bagian dari penerapan GCG secara menyeluruh,
Perseroan juga telah berhasil meraih berbagai standarisasi
kerja, baik tingkat nasional maupun internasional, seperti
misalnya standar proses manajemen ISO 9001:2000, standar
proses manajemen lingkungan ISO 14001:2004 dan standar
kesehatan dan keamanan kerja OHSAS 18001:2007.
As part of the implementation of GCG as a whole, the
Company has also succeeded in attaining a number of
job standarizations, not only at a national level but also
international, for example the management process standard
of ISO 9001:2000, the environmental management process
standard of ISO14001 and the health and security work
standard of OHSAS 18001.
Pada tahun 2009, hasil assessment penerapan GCG yang
dilakukan oleh BPKP diperoleh skor 86,20 membaik dari
tahun sebelumnya sebesar 85,56. Perbaikan skor GCG ini
menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip GCG di seluruh bidang kegiatan
dan operasinya.
In 2009, an assessment of the implementation of GCG
conducted by BPKP resulted in a score of 86.20 an improvement
over the previous year’s 85.56. This improved GCG score shows
the Company’s success in improving the implementation of
GCG principals at all area of its activities and operations.
Memastikan Pertumbuhan yang
Berkesinambungan ke Depan
Ensuring Continuous Growth in the Future
Keberhasilan WIKA di dalam maupun di luar negeri
sepanjang tahun 2009 merupakan bukti keandalan
kebijakan serta langkah Perseroan yang dirumuskan dan
diterapkan secara cermat, berhati-hati dan konsisten.
Mengayunkan langkah emas untuk menjadi yang terbaik
dalam era infrastruktur telah menjadi tema dan semangat
WIKA pada tahun 2010, saat mana WIKA merayakan ulang
tahunnya yang ke-50. Sebuah perjalanan panjang telah
ditempuh oleh WIKA, dengan berbagai pasang surutnya,
serta menempatkan WIKA di tahun 2010 ini pada pijakan
yang kokoh untuk menuai pertumbuhan yang lebih besar
lagi di masa mendatang.
34
The success of WIKA in Indonesia as well as abroad during the
year 2009 is proof of the reliability of the Company’s policies as
well as initiatives that were carefully, prudently, and consistently
formulated and implemented.
Striding in the gilded path to becoming the best in the era of
infrastructure has become the theme and spirit of WIKA in 2010,
when WIKA celebrates its 50th anniversary. The long journey
has taken by WIKA, filled with trials and tribulations, but it has
placed WIKA on sturdier ground this 2010 to reap an even larger
growth in the coming years.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laporan Direksi
The Board of Director’s Report
Namun demikian, sebagaimana diingatkan oleh Dewan
Komisaris, kiranya keberhasilan ini tidak menjadikan WIKA
lengah apalagi besar kepala. Masih banyak pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan, pola kerja yang dapat lebih
disempurnakan, serta daya saing Perseroan yang harus
terus ditingkatkan.
Nevertheless, as cautioned by the Board of Commissioners, this
success must not render WIKA complacent much less feeling
self-important. There is still much left to be done, working
systems which can be more perfected, as well as the Company’s
competitive advantage which must continue to be improved.
Hanya melalui upaya terus menerus serta jerih payah yang
tidak mengenal lelah, maka WIKA akan mampu mengatasi
segala rintangan, meraih cita-citanya, dan tetap tumbuh
dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Only through continuous and untiring efforts, WIKA will be
able to surmount all obstacles, reach its goals, and continue
growing even in the most difficult conditions.
Ke depan, WIKA akan senantiasa menjaga likuiditas untuk
mengamankan modal kerja dan solvabilitasnya. Perseroan
juga akan tetap memprioritaskan proyek-proyek baik di
sektor publik maupun swasta yang telah pasti sumber
pendanaannya.
Looking ahead, WIKA will continue to maintain its liquidity in
order to secure its working capital and solvency. The Company
will also continue to prioritize projects, whether in the public
sector or the private sector, which have definite sources of
financing.
Kami pun optimistis bahwa prospek usaha di bidang
infrastruktur akan tetap cerah mengingat rencana anggaran
belanja negara maupun daerah yang diperkirakan akan
terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan
komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan
infrastruktur, antara lain pembangkit tenaga listrik, sarana
dan prasarana transportasi, pengadaan air bersih dan lain
sebagainya.
We are optimistic too that prospects in the infrastructure sector
will remain bright bearing in mind that state and regional
budgeted spendings are estimated to continue increasing
from year to year. This is in accordance with the government’s
commitment to accelerate infrastructure development, among
others power plants, transportation facilities and infrastructure,
clean water provision and others.
Perseroan akan melanjutkan efisiensi biaya di
berbagai bidang kegiatan yang telah terbukti mampu
menanggulangi tekanan biaya yang meningkat akibat krisis
moneter global. Kami yakin bahwa efisiensi tersebut akan
lebih bermanfaat lagi bila diterapkan di saat perekonomian
tumbuh dengan sehat.
The Company will continue to implement cost-efficiencies
in various areas of activity that have proven capable of
surmounting the pressure of spiralling costs as result of the
global monetary crisis. We are confident that the efficiencies
will be even more beneficial if applied when the economy is
growing robustly.
Akhir kata Direksi mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada para pemegang saham, Dewan Komisaris
dan seluruh jajaran karyawan Perseroan atas kepercayaan
dan dukungan yang diberikan. Dengan dukungan dan
kepercayaan ini, WIKA siap merealisasikan VISI WIKA 2020,
yaitu menjadikan WIKA sebagai salah satu perusahaan EPC
dan Investasi terpadu terbaik di Asia Tenggara.
In closing, the Board of Directors would like to express its utmost
gratitude to the shareholders, the Board of Commissioners
and all employees of the Company for their confidence and
support. With this confidence and support, WIKA is set to realize
its WIKA VISION 2020, namely to turn WIKA into one of the best
integrated EPC and Investment companies in South-East Asia.
Atas nama Direksi,
On Behalf of the Board of Directors,
Bintang Perbowo, SE, MM
Direktur Utama/President Director
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
35
Profil Direksi
Board of Directors Profiles
Dari kiri ke kanan/from left to right:
Ir. Tonny Warsono, MM, Ir. Budi Harto, MM, Ir. Slamet Maryono, Drs. Ganda Kusuma, MBA
Duduk/seated: Bintang Perbowo, SE, MM
36
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Bintang Perbowo, SE, MM
Direktur Utama
President Director
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 15 Februari
1954 (56 tahun) di Jakarta. Meraih gelar Magister Manajemen
Internasional dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya
tahun 1997 dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Krisnadwipayana, Jakarta tahun 1990. Menjabat sebagai Direktur
Utama sejak 28 Mei 2008 hingga saat ini. Jabatan sebelumnya
antara lain sebagai: Direktur Keuangan PT Pembangunan
Perumahan (Persero) (1999-2008). Selama berkarir di
PT Pembangunan Perumahan (Persero), pernah menduduki
berbagai jabatan penting. Meraih penghargaan Lencana Satya
Jasa Perunggu pada tahun 1988 dan Lencana Satya Jasa Perak
pada tahun 1998.
Indonesian citizen, born on 15 Februari 1954 (56 years of age) in
Jakarta. Obtained his Master’s degree in International Management
from the Prasetya Mulya Management School in 1997 and his
Bachelor’s degree in Economy from the Krisnadwipayana University,
Jakarta in 1990. Serving as President Director since 28 May 2008. His
previous positions include: Director of Finance at PT Pembangunan
Perumahan (Persero) (1999-2008). During his career at
PT Pembangunan Perumahan (Persero), he has held several
important positions. He has received awards of the Lencana Satya
Jasa Perunggu in 1988 and the Lencana Satya Jasa Perak in 1998.
Drs. Ganda Kusuma, MBA
Direktur Keuangan
Director of Finance
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 9 September
tahun 1961 (48 tahun) di Pontianak. Meraih gelar MBA dari
Institut Management Newport Indonesia-Jakarta tahun 1993 dan
gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Nusantara, Bandung
tahun 1985. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak tahun
2008, dan sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Realty sejak tahun
2007. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris Utama
PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009), Wakil Direktur Utama
PT Sinar Wijaya Ekapratista (usaha patungan WIKA dengan
PT Duta Pertiwi) (2004-2005), Sekretaris Komisaris PT Wijaya Karya
Beton (2002-2008), dan General Manager Keuangan WIKA.
Indonesian citizen, born on 9 September 1961 (48 years of age) in
Pontianak. Obtained his MBA from the Institute of Management
Newport Indonesia-Jakarta in 1993 and his Bachelor’s degree in
Economy from the Nusantara Islamic University, Bandung, in 1985.
Serving as Director of Finance since 2008, and as Commissioner of
PT Wijaya Karya Realty since 2007. His previous positions include:
President Commissioner of PT Wijaya Karya Gedung (2008-2009);
Vice President of PT Sinar Wijaya Ekapratista (a joint venture
company of WIKA with PT Duta Pertiwi) (2004-2005); Commissioner’s
Secretary of PT Wijaya Karya Beton (2002-2008); and General
Manager of Finance of WIKA.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
37
Ir. Budi Harto, MM
Direktur Operasi I
Director of Operation I
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 11 September
1959 (50 tahun) di Boyolali. Mendapat gelar Magister Manajemen
dari Universitas Gadjah Mada tahun 1997 dan gelar Sarjana
Teknik Sipil dari Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta tahun
1983. Menjabat sebagai Direktur Operasi I sejak Mei 2008, dan
sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya Gedung sejak tahun
2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris PT
Wijaya Karya Intrade (2008-2009), General Manager Sipil Umum
(Januari 2008–Mei 2008), General Manager Operasi I (2006-2007),
Manajer Divisi Sipil Umum II di WIKA-DSU II (2002-2005) dan
Manajer Komersial di WIKA-DSU II (2002-2002).
Indonesian citizen, born on 11 September 1959 (50 years of age)
in Boyolali. Obtained his Master of Management degree from
University of Gadjah Mada in 1997 and his Bachelor’s degree in
Civil Engineering from the March 11 University, Surakarta in 1983.
Serving as Director of Operation I since May 2008, and as President
Commissioner of PT Wijaya Karya Gedung since 2009. His previous
positions include: Commissioner of PT Wijaya Karya Intrade (20082009); General Manager of General Civil Division (January 2008–May
2008); General Manager of operation I (2006-2007); Manager of
General Civil Division II at WIKA-DSU II (2002-2005); and Commercial
Manager at WIKA-DSU II (2002-2002).
Ir. Slamet Maryono
Direktur Operasi II
Director of Operation II
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1952
(58 tahun) di Bojonegoro. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya tahun 1977.
Saat ini menjabat sebagai Direktur Operasi II sejak Juli 2002,
dan sebagai Komisaris Utama PT Marga Nujyasumo Agung
sejak 2009. Jabatan sebelumnya antara lain sebagai: Komisaris
PT Wijaya Karya Realty (2007-2009), Direktur Keuangan (2002–
2007), Manajer Operasi (2001-2002), Manajer Divisi Prasarana
Perhubungan(1997-2000) dan Manajer Produksi Divisi Prasarana
Perhubungan (1996-1997).
38
Indonesian citizen, born on 16 March 1952 (58 years of age) in
Bojonegoro. Obtained his Bachelor’s degree in Civil Engineering
from the November 10 Institute of Technology, Surabaya in 1977.
Serving as Director of Operations II since July 2002, and as President
Commissioner of PT Marga Nujyasumo Agung since 2009. His
previous positions include: Commissioner of PT Wijaya Karya
Realty (2007-2009); Director of Finance (2002–2007); Manager of
Operations (2001-2002); Manager of Transportation Infrastructure
Division (1997-2000); and Transportation Infrastructure Division
Production Manager (1996-1997).
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Direksi
Board of Directors Profiles
Ir. Tonny Warsono, MM
Direktur SDM dan Pengembangan
Director of Human Capital and Business Development
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 24 November
1956 (53 tahun) di Semarang. Meraih gelar Magister Manajemen
dari Sekolah Tinggi PPM, Jakarta tahun 1995 dan gelar Sarjana
Teknik Sipil dari Universitas Parahyangan, Bandung tahun
1981. Menjabat sebagai Direktur SDM & Pengembangan sejak
Desember 2002, dan sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya
Intrade sejak tahun 2007. Jabatan sebelumnya antara lain
sebagai: Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (Juli
2002–Desember 2002), Direktur Utama PT Wijaya Karya Intrade
(2000–2002), Manajer Operasi dan Manajemen Mutu WIKA
(1998–1999), dan sebagai Manajer Pengembangan Manajemen
Mutu (1996–1998).
Indonesian citizen, born on 24 November 1956 (53 years of age)
in Semarang. Obtained his Master’s degree in Management from
the Management Institute PPM, Jakarta in 1995 and his Bachelor’s
degree in Civil Engineering from the Parahyangan University,
Bandung in 1981. Serving as Director of Human Capital and Business
Development since December 2002, and asPresident Commissioner
of PT Wijaya Karya Intrade since 2007. His previous positions include:
Director of Finance and Human Resources (July 2002–December
2002); President Director of PT Wijaya Karya Intrade (2000–2002);
Manager of Operations and Quality Management of WIKA
(1998–1999); and as Manager of Quality Management Development
(1996–1998).
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
39
Profil Perusahaan
Company Profile
Sejarah
History
Unit Bisnis dan Strategi
Business Units and Strategy
Konstruksi Sipil
Civil Construction
Konstruksi Bangunan Gedung
Building Construction
Industrial Plant, Minyak dan Gas
Industrial Plant, Oil and Gas
Energi
Energy
Profil Perusahaan
Company Profile
42
Riwayat Singkat
Brief History
WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda
bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel
Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha
WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan
pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan
serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga
Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the
New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di
Jakarta.
WIKA was born out of the nationalization process
of a Dutch company bearing the name Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappij en
Bouwbedijf Vis en Co. or NV Vis en Co. Pursuant To
Government Regulation No. 2 / 1960 and Minister of
Public Works and Electric Power (PUTL) Decree No. 5
dated 11 March 1960, WIKA was established with the
name of Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
WIKA’s line of business at the time was electrical and
water pipe installation works. In the early 1960s, WIKA
took part in the construction project of Gelanggang
Olah Raga Bung Karno on the occasion of the Games of
the New Emerging Forces (GANEFO) and the 4th Asian
Games in Jakarta.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
PLTU Indramayu 3x330 MW, Jawa Barat
3x330 MW Indramayu Coal Fired Combined Cycle Power Plant, West Java
Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan
kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi
bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa
melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai
penjuru negeri.
With the passing of time, various improvements were
made in order to continue growing as well as contribute
to nation-building by providing construction services
throughout the country.
Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972,
dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan
Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA
kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor
konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting
seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek
irigasi Jatiluhur.
The first significant growth occurred in 1972, when the
name Perusahaan Negara Widjaja Karja was changed
to PT Wijaya Karya. WIKA then developed into a
construction contractor by handling various important
projects such as the installation of electricity grids at
Asahan and the Jatiluhur irrigation project.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
43
44
Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan
perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi
baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung,
Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi
Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan.
Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung
LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi.
Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan
di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi
perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.
A decade later, in 1982, WIKA underwent expansion with the
establishment of several new divisions, namely the Construction
Civil Division, Building Division, Housing Facilities Division,
Concrete and Metal Products Division, Industrial Construction
Division, Energy Division, and Commerce Division. The projects
handled at the time included among others the LIPI Building,
the Bukopin Building, and the Building and Irrigation Project.
Moreover, with the progressive growth of its subsidiaries in the
industrial sector WIKA was transformed into an integrated and
synergetic infrastructure company.
Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi
telah mendorong Perseroan untuk memperdalam berbagai
bidang yang digelutinya dengan mengembangkan
beberapa anak perusahaan guna dapat berdiri sendiri
sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan produknya
masing-masing. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak
perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton,
mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk
Beton WIKA saat itu.
The skills of WIKA personnel in the construction industry have
pushed the Company to further explore the various areas in
which it does business by establishing a number of subsidiaries
in order that they can become independent as business
ventures that specializes in creating their own respective
products. In 1997, WIKA founded its first subsidiary company,
namely PT Wijaya Karya Beton, a reflection of how fast the
Concrete Division was growing in WIKA at the time.
Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya
adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk
pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta,
dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable
Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton
kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya
Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi
Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya
Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan
Perdagangan.
PT Wijaya Karya Beton’s activity at the time , among others, is
the provision of rail tracks for the construction of the Manggarai
double-track lane in Jakarta, the construction of the Grati
Steam-powered Power Station (PLTGU) and also the Barelang
Bridge in Batam. The PT Wijaya Karya Beton measure was then
followed by the establishment of PT Wijaya Karya Realty in 2000
as a natural progression of the Realty Division. Subsequently in
the same year PT Wijaya Karya Intrade was also established as
the progression of the Industrial and Commercial Division.
Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan
Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA
melakukan penawaran saham perdana (Initial Public
Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek
Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO
tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik,
sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42
persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat,
termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock
Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA).
As the Company developed more and more, so too did the
public’s confidence in the Company’s capability. This was
reflected in WIKA’s success in launching its Initial Public
Offering/IPO on 27 October 2007 at the Indonesia Stock
Exchange (known at the time as the Jakarta Stock Exchange).
During the IPO, WIKA released 28.46 percent of its shares
to the public, so that the government of the Republic of
Indonesia held 68.42 percent, while the rest was owned by the
public, including WIKA employees, through the Employee/
Management of Stock of Option Program (E/MSOP), and
Employee Stock Allocation (ESA).
Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak
perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan.
Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan
PT Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam
bidang usaha pembangunan high rise building. WIKA juga
mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi
yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian
nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya
Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan
PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan PT Wijaya Karya Jabar
Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).
Meanwhile, the measure of developing Divisions into selfsufficient subsidiary companies continued to be taken. In 2008
WIKA established subsidiary company PT Wijaya Karya Gedung
that specializes in the development of high rise buildings.
WIKA also acquired 70.08 percent shares of PT Catur Insan
Pertiwi that specializes in the field of mechanical-electrical.
Then PT Catur Insan Pertiwi was renamed into PT Wijaya Karya
Insan Pertiwi. In 2009, together with PT Jasa Sarana and RMI,
established PT Wijaya Karya Jabar Power specializes in the
development of geothermal power station (PLTP) projects.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan
lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah
proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa
dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat luas.
In the mid of 2009, WIKA together with other companies have
succeded in completing the Suramadu Bridge, a prestigious
project that connects Java and Madura islands. Currently the
project have been enjoyed by the community at large.
Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan
lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan lebih
besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi baru, yaitu
VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan
Investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi ini
diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk
mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan
berkelanjutan.
Entering 2010, WIKA is faced with a changing business
environment with greater challenges. Thus, WIKA has defined a
new vision which is the Vision 2020, to become one of the best
integrated EPC and Investment Companies in South East Asia.
The vision is believed to provide direction to every WIKA’s line of
business to achieve optimum growth, healthy and sustainable.
Bidang dan Kegiatan Usaha
Business Lines and Activities
Perusahan Induk atau disebut juga WIKA saat ini memiliki
sejumlah Strategic Business Unit (SBU) di bidang infrastruktur,
meliputi konstruksi sipil, energi, industrial plant, minyak dan
gas. Ke depan akan lebih terintegrasi sebagai perusahaan
Engineering Procurement Construction (EPC).
The Holding Company or WIKA currently has several Strategic
Business units (SBU) in the field of infrastructure, covering
civil construction, energy, industrial plant, oil and gas. Ahead
the Company will be more integrated as an Engineering
Procurement & Construction (EPC).
WIKA juga memiliki Sistem Manajemen WIKA (SMW) yang
telah diterapkan di seluruh kegiatan operasi Perseroan
meliputi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sistem
Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 dan
Sistem Manajemen ISO 14001:2004 Disamping SMW, WIKA
telah mengimplementasi Sistem Informasi Manajemen
yang berbasis aplikasi Information Technology (IT) di bidang
keuangan, pengadaan, sumber daya manusia, pemasaran,
proyek dan knowledge management untuk mendukung
setiap kegiatan usahanya.
WIKA also has the WIKA Management System (SMW) which are
applied on all operational activities of the Company covering:
Quality Management System ISO 9001:2000, Workplace Health
and Safety Management System OHSAS 18001: 2007, and
Management System ISO 14001: 2004. In addition to SMW,
WIKA has implemented an Information Management System
based on Information Technology (IT) applications in the fields
of finance, procurement, human resources, marketing, projects
and knowledge management to support its every business
activities.
SBU Konstruksi Sipil
Civil Construction SBU
SBU Konstruksi Sipil adalah sub bidang usaha yang
terdiri dari: jalan dan jembatan, pengairan, prasarana
perhubungan dan ketenagaan. Saat ini kegiatan usaha SBU
Konstruksi Sipil tersebut tidak murni merupakan kontraktor,
melainkan dengan dukungan dari Tim Enjiniring yang
cukup memadai telah melakukan pekerjaan Rancang
Bangun (Design and Build) mulai dari proses perencanaan
sampai proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah
dikerjakan adalah: Jetty Batubara PLTU Cilacap, Jetty
Wood Chip Pulau Laut, Removable Trashrack Banjir Kanal
Manggarai.
The civil construction SBU consists of: road and bridge,
irrigation, transportation infrastructure, and manpower.
Currently, the Civil Construction SBU is not purely a contractor,
but an adequate support Engineering Team that has carried
out Design and Built works starting from the planning process
to construction. The projects that it carried out included: the
Cilacap Steam-powered Power Plant (PLTU) Coal Jetty, the Laut
Island Wood Chip Jetty, the Manggarai Flood Canal Removable
Trashrack.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
45
46
Sub Bidang Usaha Jalan, Jalan Tol dan Jembatan
Road, Toll Road and Bridge Sub-Business
Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Jalan, Jalan Tol dan
Jembatan meliputi: pekerjaan jalan raya, jalan tol maupun
jalan rel kereta api, jembatan layang/fly overs dan
terowongan/underpass. Dalam bidang usaha ini, WIKA
berhasil menyelesaikan berbagai proyek berskala besar dan
berteknologi tinggi diantaranya adalah:
• Jembatan Layang Sudirman pada tahun 1993 dan
KS Tubun pada tahun 1996 dengan menggunakan
teknologi Incremental Launching Method (ILM)
• Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan
jembatan layang terpanjang di Indonesia pada tahun
2005 dengan teknologi Cable Stayed
• Jembatan Layang Cikubang-Tol Cipularang Jawa Barat
yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di
Indonesia pada tahun 2005.
• Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu)
• Jalan dan Jembatan Tol JORR E2, JORR W1 dan
Cengkareng FO
• Jalan dan Jembatan proyek USAID, Nanggroe Aceh
Darussalam
• Amplas Fly Over di Medan
• Jalan dan Jembatan Tol Waru-Juanda di Surabaya
The road, toll road and bridge construction sub-business line
covers: the constructions of roads, toll roads and railways,
including the construction of flyovers and underpasses. In this
business line, WIKA successfully completed various large-scale
and high technology projects, which include among others:
Sub Bidang Usaha Pengairan
Irrigation Sub-Business
Sub Bidang Usaha Jasa Konstruksi Pengairan meliputi:
pembangunan prasarana dan sarana dasar bidang
pengairan antara lain bendungan/dam, saluran irigasi,
penyediaan air baku, instalasi pengolahan air bersih dan
penanggulangan banjir. Pada bidang usaha ini WIKA
berhasil merampungkan sejumlah proyek antara lain:
• Bendung Gerak Klambu Barrage pada tahun 1991 dan
Bendung Gerak Serayu pada tahun 1995 di propinsi
Jawa Tengah, serta Waduk Wonorejo pada tahun 1998
di Tulungagung Jawa Timur
• Pada tahun 2009 ini WIKA telah dan sedang
mengerjakan sejumlah proyek, antara lain: Banjir
Kanal Timur, Normalisasi Sungai Ciliwung-Cisadane,
Jakarta, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung
Gonggang, Bendung Kedung Brubus, Bendung Lodan,
Jawa Tengah, Bendung Amandit di Kalimantan Selatan,
Bangun Pengendali Banjir di Balikpapan, Kalimantan
Timur, dan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat.
The irrigation sub-business covers: the construction of basic
irrigation infrastructure and facilities, which include dams,
irrigation channels, provision of water supplies, clear water
processing facilities, and flood control infrastructure. WIKA
successfully completed some projects in this sector, including:
• The Klambu Movable Dam Barrage in 1991 and the Serayu
Movable Dam in Central Java in 1995, and the Wonorejo
Reservoir in Tulungagung, East Java, in 1998.
• In 2009, WIKA has and is carrying out several projects
including: the East Flood Canal, Normalisation of
Ciliwung-Cisadane River, Jakarta, Normalisation of
Bengawan Solo River, Gonggang Dam, Kedung Brubus
Dam, Lodan Dam, Central Java, Amandit Dam in South
Kalimantan, Floor Control Development in Balikpapan,
East Kalimantan, and Jatigede Dam in Sumedang, West
Java.
Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan
Transportation Infrastructure Sub-Business
Sub Bidang Usaha Prasarana Perhubungan meliputi jasa
konstruksi prasarana perhubungan darat, laut dan udara,
seperti bandara, pelabuhan laut, termasuk jetty dan terminal
peti kemas, dan stasiun kereta api. Proyek yang telah
berhasil diselesaikan adalah:
• Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok
• Depo Kereta Api Depok dan Double Track YogyakartaKroya
The transportation infrastructure sub business, covers various
services to construct the land, sea and air transportation
infrastructures, such as airport, seaport, including jetty and
container terminals, and train stations. Projects that were
successfully completed include:
• Container Terminal and Car Terminal in Tanjung Priok
• The Depok Train Depot and the Yogyakarta-Kroya Double
Track.
• Sudirman Flyover in 1993 and KS Tubun Flyover in 1996 by
using Incremental Launching Method (ILM) technology
• Pasupati Bandung Fly Over, the longest flyover in
Indonesia in 2005 by using Cable Stayed
• Cikubang-Tol Cipularang West Java Fly Over, a bridge with
the tallest pillars in Indonesia in 2005
• Surabaya-Madura (Suramadu) bridge
• JORR E2, JORR W1 and Cengkareng FO Toll Roads and
Bridges
• USAID project roads and bridges , Nanggroe Aceh
Darussalam
• Amplas Fly Over in Medan
• Waru-Juanda Toll Roads and Bridges in Surabaya
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
SBU Konstruksi Bangunan Gedung
Building Construction SBU
SBU Konstruksi Bangunan Gedung secara legal telah
menjadi anak perusahaan tersendiri, tetapi pada
pelaksanaannya terkait dengan pengakuan pengalaman
pekerjaan perusahaan, masih dalam masa transisi dibawah
administrasi perusahaan induk WIKA. SBU Konstruksi
Bangunan Gedung di WIKA meliputi Sub Bidang Usaha
Bangunan Hunian dan Bangunan Fasilitas, yang pada saat
ini dengan dukungan kemampuan di bidang enjiniring
telah melakukan pekerjaan rancang bangun atau design and
build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan
sampai proses konstruksi.
The Building Construction SBU is by law a separate
subsidiary, however in implementation it is, due to the
recognition given to the Company’s working experience, still
in a transition period under the administration of the WIKA
holding company. The Building Construction SBU at WIKA
comprising the Residential Building Sub-Business and the
Facilities Building Sub-Business, backed by its engineering
skills, has carried out design and build works, namely from
the planning process till the construction process.
Sub Bidang Usaha Bangunan Hunian
Residential Sub-Business
Sub Bidang Usaha jasa konstruksi bangunan hunian,
meliputi pembangunan apartemen, kondominium, hotel,
rumah susun dan komplek perumahan. Sejumlah proyek
yang telah berhasil diselesaikan antara lain:
• Bangunan Apartemen:
Apartemen Permata Berlian dan Apartemen BelezzaJakarta, Apartemen Adhi Wangsa-Surabaya, Apartemen
Paragon-Solo
• Bangunan Hotel:
Hotel Paragon City, Semarang.
The residential building construction services Sub-Business
includes the construction of apartments, condominiums,
hotels, flats, and residential complexes. Projects that were
successfully completed include:
• Apartment Buildings:
The Permata Berlian Apartment and the Belezza
Apartment-Jakarta, the Adhi Wangsa ApartmentSurabaya, the Paragon Apartment-Solo
• Hotel Buildings:
Paragon City Hotel, Semarang
Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas
Facility Building Construction Sub-Business
Sub Bidang Usaha Bangunan Fasilitas menggarap
bangunan fasilitas seperti rumah sakit, terminal penumpang
bandara dan stasiun, sarana pendidikan, sarana olahraga,
perkantoran,mal dan sarana rekreasi lainnya. Sejumlah
proyek yang telah berhasil diselesaikan antara lain:
• Bangunan Rumah Sakit:
Rumah Sakit Sahid Sahirman, Jakarta
• Bangunan Terminal:
Terminal Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo.
• Bangunan Mal:
Mal Lucky Square-Bandung, Mal Adhiwangsa-Surabaya,
Mal Solo Paragon-Solo, Plaza Balikpapan
• Bangunan Perkantoran:
Kantor Pemprov Riau, Soho Group
The Facility Building Construction Sub-Business develops
hospitals, airports, stations, educational facilities, sport facilities,
offices, shops and shopping malls, and recreation facilities.
Some of the Company’s successful projects include;
• Hospital Building:
Sahid Sahirman Hospital, Jakarta
• Terminal Building:
Adi Soemarmo Airport Terminal, Solo.
• Mall Building:
Lucky Square Mall-Bandung, Adhiwangsa Mall-Surabaya,
Solo Paragon Mall-Solo, Plaza Balikpapan
• Office Building:
Riau Province Office, Soho Group
SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas
Industrial Plant, Oil and Gas SBU
SBU Industrial Plant, Minyak dan Gas terdiri dari sub-sub
bidang usaha jasa konstruksi mekanikal dan elektrikal yang
meliputi sub bidang usaha minyak dan gas, sarana industri
dan pabrikasi baja.
The Industrial Plant, Oil and Gas Sub -Business consists of sub
units of mechanical-electrical construction services which
include the constructions of oil and gas facilities, industrial
infrastructure and steel fabrication.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
47
Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas
Oil and Gas Sub-Business
Sub Bidang Usaha Minyak dan Gas meliputi jasa konstruksi
mekanikal dan elektrikal di sektor hulu, hilir dan distribusi
dari kegiatan operasional di sektor minyak dan gas. Di sektor
hulu terkait dengan pekerjaan platform rig offshore, crude
oil & gas pipeline distribution, di sektor hilir terkait dengan
pekerjaan konstruksi baja kilang minyak, CO2 removal
(amine plant), LPG plant, tangki kilang dan pipanisasi,
sedangkan di sektor distribusi yang terkait dengan
pemasaran meliputi pekerjaan jasa konstruksi jaringan pipa
dan tangki/terminal minyak dan gas. Sejumlah proyek yang
berhasil diselesaikan WIKA antara lain:
• Proyek pipanisasi jaringan distribusi gas Jawa Barat
Paket 14 Cilamaya
• Proyek pipanisasi distribusi bahan bakar minyak
Balongan-Jakarta.
• LPG Terminal 4 x 2500 MT di Tanjung Sekong
• Avtur terminal & filling point Bandara Kualanamu dan
Bandara Soekarno Hatta
The Oil and Gas Sub-Business covers the construction of
mechanical and electrical of the upstream and downstream
sector and distribution of the oil and gas sector operational
activities. In the upstream sector, works are related with the
platform rig offshore, crude oil & gas pipeline distribution, in the
downstream sector, it is related with the steel construction of oil
refinery, CO2 removal (amine plant), LPG plant, refinery tanks
and pipelines, while in the distribution sector, it is related with
marketing covering construction works of oil and gas pipeline
and tanks/terminal. Several projects succeeded to complete by
WIKA include:
• Gas distribution network pipeline project, West Java,
Package 14 Cilamaya
• Fuel distribution pipeline project Balongan-Jakarta
• LPG Terminal 4 x 2500 MT in Tanjung Sekong
• Avtur terminal & filling point Kualanamu Airport and
Soekarno Hatta Airport
Sub Bidang Usaha Sarana Industri
Industrial Facilities Sub-Business
Sub Budang Usaha Sarana Industri meliputi jasa konstruksi
di bidang bangunan industri pabrik seperti pabrik
pengolahan kelapa sawit, pabrik biofuels, pabrik granulasi
pupuk NPK, pabrik semen, pabrik farmasi, instalasi
pengolahan air bersih dan limbah. Sejumlah proyek yang
telah berhasil diselesaikan WIKA antara lain:
• Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju
• Pabrik pengolahan kelapa sawit (crude palm oil mill)
• Pabrik granulasi pupuk NPK, RFO, Petrokimia Gresik
• Konstruksi pabrik biodiesel Ciliandra Perkasa Dumai
• Rekondisi pabrik semen (cement mill) Indocement.
The Industrial Facility Sub-Business covers the construction of
industrial estates and industrial building construction, such as
crude palm oil plant, biofuel plant, NPK fertilizer granulation
plant, cement factory, pharmaceutical factory, drinking
water processing plant and waste processing plant. Projects
successfully completed by WIKA include among others:
• Raw Water Clarification (RWC) Pertamina Plaju
• Crude palm oil processing mill
• NPK fertilizer granulation plant, RFO, Gresik Petrochemical
• Ciliandra Perkasa Dumai Biodiesel plant
• Reconditioning of cement mill, Indocement.
Sedangkan sejumlah proyek yang sedang berjalan antara
lain pabrik CPO di Malingping, Jawa Barat dan Palimanan
Cement Mill di Cirebon.
While projects that are on-going include among others a CPO
plant in Malingping, West Java and the Palimanan Cement Mill
in Cirebon.
Pabrik NPK Granulasi II, Jawa Timur
NPK Granulasi II Factory, East Java
48
Tangki Bio Diesel, Dumai
Bio Diesel Tank, Dumai
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja
Steel Fabrication Sub-Business
Sub Bidang Usaha Pabrikasi Baja pada awalnya merupakan
sarana pabrikasi pendukung, tetapi sejak tahun 2009
telah ditingkatkan menjadi Sub Bidang Usaha yang dapat
mengelola sendiri usahanya mulai dari pemasaran, produksi
dan distribusi dengan rentang produk yang besar dalam
menghasilkan produk konstruksi baja seperti struktur
rangka baja, menara telekomunikasi, tower transmisi listrik,
jembatan baja, tangki baja, silo, hopper baja, pressure
vessel, welded beam dan steel plate work lainnya. Saat ini
selain memproduksi produk-produk di atas, sedang dijajaki
produk-produk baja terkait dengan industri perminyakan
dengan target pasar kontraktor KKKS seperti pekerjaan steel
platform onshore.
The steel fabrication Sub-Business was initially a supporting
fabrication facility, but since 2009, it was upgraded into a sub
business unit that manages its own business, starting from
marketing, production and distribution with a wide product
range in producing steel construction products such as steel
framed structures, telecommunication towers, electricity
transmission towers, steel bridge, steel tanks, silos, steel hoppers,
pressure vessel, welded beams and other steel plate works.
Currently, aside from the production of the above products,
steel related products related to the oil industry meant for the
KKKS contractor market such as steel platform onshore are
being studied.
SBU Energi
Energy SBU
SBU Energi menjalankan usaha dalam bidang konstruksi
berbasis EPC yang terintegrasi dengan lingkup pekerjaan
mulai dari pekerjaan rekayasa dasar (basic engineering
design), rekayasa process (process engineering design),
rekayasa detil (detail engineering design), procurement
terkait dengan pengadaan equipment dan construction
atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-proyek yang telah
direncanakan, pada saat ini masih terbatas pada EPC Power
Plant, baik yang terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC
dari Power Plant. Beberapa proyek yang telah dan sedang
dikerjakan terkait power plant antara lain :
• Konstruksi Sipil Power Plant:
PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan
Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok dan
PLTU Pacitan
• EPC Power Plant:
PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP
Pembangkit Listrik Geothermal 50 MW, PLTU AsamAsam 2x65 MW Kalimantan Selatan
The Energy SBU carry out business in the field of EPC based
construction which is integrated with the scope of work
starting from basic engineering design, process engineering
design, procurement related to equipment and construction or
the construction of planned projects, is currently still limited to
EPC Power Plant, whether it is civil construction or the EPC of a
Power Plant. Several projects that were and are being carried
out related to power plant include:
• Power Plant Civil Construction:
PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU, Pelabuhan
Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok and PLTU
Pacitan
• EPC Power Plant:
PLTU Amurang 2x25 MW, IPP PLTD Bali 50 MW, IPP
Geothermal Electricity Generator 50 MW, PLTU AsamAsam 2x65 MW South Kalimantan
PLTU Cilacap 2x300 MW, Jawa Tengah
2x300 MW Cilacap Coal Fired Steam Power Plant, Central Java
PLTU 2 Labuan 2X300 MW, Banten
2x300 MW Labuan Coal Fired Steam Power Plant II, Banten
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
49
Pembangunan Manusia WIKA yang Handal
Developing a Reliable WIKA Personnel
Pengembangan Berkesinambungan
Manusia WIKA yang Potensial
Sustainable Development of
the Potential WIKA Personnel
Setelah di tahun 2008 SDM WIKA yang kompeten, inovatif
dan berkomitmen tinggi untuk perusahaan dibangun
dan dibentuk menjadi manusia-manusia yang GIGIH,
PEMBELAJAR dan ADAPTABEL. Di tahun 2009 untuk
lebih terlibat ke dalam pasar internasional. Sumber
daya manusia WIKA dikembangkan untuk menjadi
pemain-pemain internasional (global player) dengan
meningkatkan sinergi antara WIKA Induk dan anak
perusahaan melalui fleksibilitas penempatan personil yang
diselaraskan dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga
kontribusi keberhasilan WIKA akan merupakan hasil
kontribusi personil WIKA Induk maupun anak perusahaan.
After WIKA’s competent, innovative, and fully committed
human resources were developed and formed into PERSISTENT,
LEARNING and ADAPTABLE individuals, in 2008. In 2009, in
order to be more involved in the international market. WIKA’s
Human Resources were developed to become global players
by increasing the synergy between the WIKA holding and its
subsidiaries, through flexible personnel allocation, in line with
the competency each posseses. Thus, the contribution to WIKA’s
success is the result of individual contributions by the personnel
of WIKA holding as well as its subsidiaries.
Pencapaian kinerja Departemen Human Capital di tahun
2009 secara umum tercapai sesuai dengan target, yaitu:
ketersediaan pegawai untuk beberapa posisi dimana
jabatan struktural setingkat manajer bidang keatas sudah
terpenuhi 98 persen, pemenuhan kebutuhan pegawai
dan penjaringan beasiswa untuk mahasiswa-mahasiswa
berprestasi dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri sudah
terlaksana.
The achievements of the Human Capital Department in 2009
were in general on-target, namely: the availability of personnel
to fill a number of positions where in structural positions
at the managerial-level and up were 98 percent fulfilled,
personnel requirements were met and the scholarship selection
for achieving students from various National Universities
completed.
Jajaran General Manager WIKA
WIKA’s General Managers
1. Tatang Setyarsono
2. Ruslyn H Silalahi
3. Bambang Pramujo
4. Arifin Fahmi
5. Natal Argawan Pardede
6. Nur Al Fata
7. Gunawan
8. Hari Respati
9. Muryadi Yoesoef
10. Entus Asnawi Muchson
11. Budhi Saddewa Soediro
50
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
10
9
8
7
6
1
5
4
2
11
3
Profil Perusahaan
Company Profile
Sementara itu, program coaching, Mentoring, counseling
(cMc) yang dilakukan berkesinambungan tetap berjalan,
pelaksanaan sertifikasi nasional/internasional dan
pelaksanaan pendidikan lanjutan di luar negeri sudah
dipersiapkan untuk menjawab tantangan WIKA ke depan.
Hal ini didukung oleh pola pengharkatan yang atraktif,
pemanfaatan biaya usaha human capital yang optimal, dan
employee engagement yang meningkat dari tahun ke tahun.
Meanwhile, the continuous coaching, Mentoring, counselling
(cMc) program remains in place, the implementation of
national/international certification and the facilitation of
further education abroad, all set up to meet the challenges
ahead. This is supported by an attractive rating system, optimal
utilisation of human capital cost, and employee engagement
that improves from year to year.
Hasil work load analysis yang telah dilakukan di beberapa
proyek memberikan pembelajaran Departemen Human
Capital untuk menyusun Man Power Planning dengan lebih
baik lagi. Program suksesi sudah disiapkan sampai dengan
tiga jabatan di bawah Direksi, melalui program asesmen
talenta yang dilakukan diperoleh portofolio dan rencana
pengembangan individu setiap calon suksesor.
Results of the work load analyses conducted on a number
of projects served as a learning experience for the Human
Capital Departmental to better formulate its Manpower
Planning. A succession program has already been prepared up
to 3 positions below the Board of Directors, through a talent
assessment program conducted to obtain individual portfolio
and development plan for every candidate successor.
Di sisi lain konsistensi perusahaan untuk memberikan
reward dan punishment berdampak positif dari pegawai
yang sudah melihat penerapan nilai-nilai WIKA dalam
memberikan pengharkatan yang ’fair’.
On the other hand, the Company’s consistency in giving reward
and punishment has had a positive effect on the employees
who see the application of WIKA values in giving a balanced
rating.
2008
2009
2008
2009
2008
2009
Jumlah Pegawai Per Tingkat Pendidikan
Employees Based on Levels of Education
Komposisi Bidang Pendidikan
Composition of Fields of Study
Jumlah Pegawai Per Usia
Employees Based on Age
2009
2008
S3, S2
93
93
S1, D4
769
727
D3
157
158
D2, D1, SLTA
242
267
29
29
1290
1274
SLTP
Total
Total
2009
2008
Teknik
Technical
852 (66%)
818 (64%)
Non Teknik
Non-technical
438 (34%)
456 (36%)
1290
1274
Total
2009
2008
20-30 tahun
years old
303
272
31-40 tahun
years old
388
393
41-50 tahun
years old
528
528
> 50 tahun
years old
71
81
1290
1274
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
51
Komposisi Jabatan Jabatan
Positions
General Manager
Manajer Divisi
Division Manager
Manajer Biro
Bureau Manager
Manajer Bidang
Area Manager
Manajer Proyek/Deputi Manajer Proyek/Kepala Proyek
Project Manager/Deputy of Project Manager/Project Head
Manajer Bidang Proyek/Manajer Bidang Wilayah/Kasi Project
Area Manager/Region Area Manager
Manajer Wilayah
Region Manager
Pegawai Anak Perusahaan
Subsidiaries Employees
Staf/Pelaksana
Staff
Total
Mapping Keahlian Profesi dan Keterampilan Tahun 2009
Korporasi
Corporate
Operasi
Operation
Total
5
1
5
10
10
11
14
37
51
-
14
14
-
64
64
-
273
273
-
9
9
-
234
234
-
-
624
-
-
1.290
Professional Competencies and Skills Mapping 2009
Kompetensi / Keahlian
Competency / Skill
Kategori SBU / SBU Categories :
SBU Sipil / Civil SBU
Ahli Jalan / Road Engineer
Ahli Jembatan / Bridge Engineer
Ahli Sumber Daya Air / Water Resources Engineer
Ahli Bendungan Besar / Large Dam Engineer
Ahli Struktur / Structure Engineer
Ahli Manajemen Proyek / Project Management Engineer
Ahli Manajemen Proyek Internasional / International Project Management Engineer
Ahli Pengadaan Barang & Jasa / Procurement Engineer
Ahli Value Engineering / Value Engineering Specialist
Ahli Tanah / Soil Engineer
Ahli Lingkungan / Environmental Engineer
Ahli Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) / Health And Safety Engineer
Ahli Beton / Concrete Engineer
SBU Gedung / Building SBU
Ahli Lansekap / Landscape Engineer
Ahli Mekanikal Elektrikal & Plumbing / Mechanical Electrical & Plumbing (MEP) Engineer
Ahli Elevator / Elevator Engineer
SBU Industrial Plant, Minyak & Gas / Industrial Plant, Oil & Gas SBU
Ahli Industrial Plant / Industrial Plant Engineer
Ahli Pengelasan / Welding Engineer
Ahli Instrumentasi / Instrument Engineer
Ahli Mekanikal / Mechanical Engineer
Ahli Pemipaan / Piping Engineer
Ahli Proses / Process Engineer
Ahli Keselamatan Kerja / Safety (Huwet) Engineer
SBU Energi / Energy SBU
Electrical Engineer
Total
52
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Composition of Positions
Jumlah Personil
Number Of Personnel
58
44
7
6
18
33
1
4
8
4
2
23
29
4
1
1
2
5
1
3
1
2
5
7
269
Profil Perusahaan
Company Profile
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
Subsidiaries and Affiliated Companies
PT WIJAYA KARYA BETON
PT WIJAYA KARYA BETON
Bisnis di bidang beton pracetak telah dirintis oleh WIKA
sejak tahun 1978, saat ini Perseroan memiliki kepemilikan
saham PT WIKA Beton sebesar 78,40%.
The pre-cast concrete business has been developed by WIKA
since 1978. The Company currently holds 78.40% share
ownership in WIKA Beton.
Perkembangan pembangunan infrastruktur dan kelistrikan
pada waktu itu mendorong WIKA untuk melakukan
perluasan operasi dengan membangun pabrik di beberapa
lokasi. Untuk lebih meningkatkan kinerja bisnisnya, maka
pada tanggal 11 Maret 1997 PT Wijaya Karya Beton (WIKA
Beton) dibentuk sebagai anak perusahaan WIKA yang
bergerak khusus di bidang bisnis beton pracetak.
Developments in the construction of infrastructure and
electricitification at that time compelled WIKA to expand its
operations by building factories in several locations. To enhance
its business performance, PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton)
was established on 11 March 1997, as a WIKA subsidiary
specializing in the pre-cast concrete business.
Seiring dengan program pembangunan ekonomi dan
proyek-proyek pemerintah, WIKA Beton terus berkembang
pesat dan meningkatkan kapasitas produksinya dari
waktu ke waktu. Saat ini dengan jumlah tujuh pabrik
yang dioperasikan di Indonesia dan kapasitas 1,2 juta ton
pertahun, WIKA Beton menjadi market leader di bidangnya.
In line with the government’s economic development program
and projects, WIKA Beton continued to develop rapidly and
increased its production capacity from time to time. Currently,
with seven factories operating in Indonesia and a capacity of
1.2 tons per year, WIKA Beton has become the market leader in
its field.
Adapun beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh WIKA
Beton yaitu:
• Tiang Beton, termasuk diantaranya adalah tiang listrik
distribusi, tiang listrik transmisi, tiang listrik bantalan
jalan rel, tiang telepon, tiang lampu, dsb.
• Tiang Pancang, yang meliputi tiang pancang bulat
sentrifugal, tiang pancang segi empat dan tiang
pancang segi tiga.
• Bantalan Jalan Rel, yang terdiri dari bantalan rel kereta
api dan bantalan rel lori.
• Girder/Balok Jembatan, seperti girder berbentuk
box, I , U , balok berongga, plat lantai, beserta
kelengkapannya.
• Dinding Penahan Tanah (Turap) berbentuk persegi,
bergelombang (corrugated) serta dinding kantilever
beton.
There are several types of products that WIKA Beton produces
namely:
•
Concrete poles, including among others power
distribution and transmission poles, railway sleeper power
poles, telephone, lighting poles and others.
•
Concrete piles, including spun piles, square piles, and
triangular piles.
•
Railway sleepers, consisting of train sleepers and lorry
sleepers.
•
Bridge girders, such as box-, I-, U-shaped girders,hollow
girders, bridge diaphragm, floor panels and their
accessories.
•
Square-shaped and corrugated concrete spil retaining
walls, as well as concrete cantilever walls.
WIKA Beton’s 8th Line Factory, Cileungsi Bogor
Railway Concrete Products
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
53
• Beton bangunan air meliputi pipa beton, pipa beton
bertekanan, saluran terbuka dan lining beton.
• Beton gedung termasuk kolom beton, balok beton,
plat lantai, panel beton dan tangga beton.
• Beton bangunan maritim yang meliputi balok, plat
lantai dermaga, dan beton pemecah gelombang.
• Lain-lain seperti pagar beton dan saluran beton utilitas
bawah tanah.
• Jasa yang meliputi desain dan rekayasa teknik,
pekerjaan pre-stressing, pengiriman produk dan
pemasangan produk beton.
•
•
•
•
•
Precast concrete for water application, such as concrete
pipes, pressurized concrete pipes, open channels, and
concrete lining.
Building concrete, including concrete columns, concrete
girders, floor slabs, wall panels, and concrete staircases.
Concrete for marine structures, consisting of girders, slab
for jetty and wave breaker concrete.
Others, such as concrete fences and concrete
underground utilities pipes .
Services that, include technical design and engineering,
pre-stressing works, product delivery service and concrete
product installment service.
Dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik ke
pelanggan, WIKA Beton beroperasi di sejumlah wilayah
kerja. Disamping memberikan kepuasan yang lebih kepada
pelanggan, penyebaran wilayah kerja dan pabrik tersebut
berhasil mengurangi biaya transportasi yang cukup
signifikan, sehingga menambah daya saing perusahaan.
In order to provide better consumer service, WIKA Beton
operates in a number of work regions. In addition to providing
more satisfaction to consumers, the distribution of work
regions and factories successfully reduced transportation cost
quite significantly, hence improving the competitveness of the
Company.
Operasi WIKA Beton dibagi kedalam 6 wilayah penjualan
sebagai berikut:
• Wilayah Penjualan I: berkedudukan di Medan meliputi
area penjualan Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat.
• Wilayah Penjualan II: berkedudukan di Palembang
meliputi area penjualan Sumatera Selatan, Jambi,
Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung.
• Wilayah Penjualan III: berkedudukan di Jakarta meliputi
area penjualan Jakarta, Jawa Barat, Banten dan
Kalimantan Barat.
• Wilayah Penjualan IV: berkedudukan di Semarang
meliputi area penjualan Jawa Tengah, Yogyakarta,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
• Wilayah Penjualan V: berkedudukan di Surabaya
meliputi area penjualan Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan
Timur.
WIKA Beton’s operations are divided into the following six sales
regions:
• Sales Region I: located in Medan, covering the sales areas
of Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatra, Riau, Riau
Islands, and West Sumatra.
• Sales Region II: located in Palembang, covering the
sales areas of South Sumatra, Jambi, Bangka Belitung,
Bengkulu, and Lampung.
• Sales Region III: located in Jakarta, covering the sales
regions of Jakarta, West Java, Banten, and West
Kalimantan
• Sales Region IV: located in Semarang, covering the sales
regions of Central Java, Yogyakarta, South Kalimantan,
and Central Kalimantan.
• Sales Region V: located in Surabaya, covering the sales
regions of East Java, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa
Tenggara, and East Kalimantan.
PC Spun Piles
54
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Hydro Structure Concrete Products
Pabrik Beton WIKA, Cileungsi Jawa Barat
WIKA Industrial Concrete, Cileungsi West Java
Profil Perusahaan
Company Profile
• Wilayah Penjualan VI: berkedudukan di Makassar
meliputi area penjualan Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku
Utara dan Papua.
• Sales Region VI: located in Makassar, covering the sales
regions of South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central
Sulawesi, Gorontalo, Maluku, North Maluku, and Papua.
Sedangkan lokasi pabrik terdapat di:
• Binjai, Sumatera Utara
• Natar, Lampung
• Bogor, Jawa Barat
• Majalengka, Jawa Barat
• Boyolali, Jawa Tengah
• Pasuruan, Jawa Timur
• Makassar, Sulawesi Selatan.
Whereas factories are located in::
• Binjai, North Sumatera
• Natar, Lampung
• Bogor, West Java
• Majalengka, West Java
• Boyolali, Central Java
• Pasuruan, East Java
• Makassar, South Sulawesi.
Untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar
dan mengembangkan peluang pasar, maka pada tahun
2009 WIKA Beton melakukan penambahan pabrik yang
bisa memproduksi tiang pancang besar hingga diameter
1.200 mm dengan panjang 24 m. Dengan demikian maka
WIKA Beton merupakan satu-satunya produsen yang bisa
menghasilkan tiang pancang berdiameter besar.
To maintain its position as a market leader, and develop
market opportunities, in 2008 WIKA Beton established
additional factories capable of producing large concrete piles
with 1,200 mm in diameter and 24 m in length. Hence, WIKA
Beton became the only company capable of producing large
diameter concrete piles.
PT WIJAYA KARYA INTRADE
PT WIJAYA KARYA INTRADE
Anak perusahaan PT Wijaya Karya Intrade (WIKA Intrade)
secara resmi berdiri pada 20 Januari 2000, pada saat ini
Perseroan memiliki kepemilikan saham sebesar 78,40%.
WIKA Intrade merupakan pengembangan dari dua divisi
WIKA, yakni Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan.
Saat ini, WIKA Intrade memiliki lima bisnis unit, yakni:
• Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri
• Bisnis Unit Konversi Energi
• Bisnis Unit Tabung Gas dan Kompor
• Bisnis Unit Perdagangan Umum
• Bisnis Unit Batubara
The PT Wijaya Karya Intrade subsidiary (WIKA Intrade) was
officially established on January 20, 2000, and the Company
currently holds 78.40%share of its ownership. WIKA Intrade
is the development of two WIKA divisions, namely the Metal
Product Division and General Trading Division. Today, WIKA
Intrade has five business units, namely:
• Automotive Parts & Industry Business Unit
• Energy Conversion Business Unit
• Gas Cylinder and Stove Business Unit
• General Trading Business Unit.
• Coal Business Unit
Kelima Bisnis Unit tersebut memiliki segmen usaha dan
segmen pasar sendiri-sendiri yang memiliki berbagai
peluang maupun tantangan yang cukup besar pada tahun
2009 dan tahun- tahun mendatang. Berikut ini adalah Bisnis
Unit WIKA Intrade:
The five Business Units have their own business and market
segments with their respective significant opportunities and
challenges in 2009 and in the years to come. The following are
WIKA Intrade’s Business Units:
Automotive Parts
3Kg Gas Tank Factory
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
55
Bisnis Unit Komponen Otomotif dan Industri
Automotive Parts and Industry Business Unit
Produk utama Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri
adalah komponen-komponen otomotif untuk agen
tunggal pemegang merek (ATPM). Dengan demikian,
tumbuh dan berkembangnya bisnis unit ini juga terkait
dengan pertumbuhan pasar produk otomotif di tanah air.
Sepanjang tahun 2009, penjualan mobil yang meningkat
di tanah air merupakan peluang besar bagi bisnis unit
ini. Untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut sebaikbaiknya, berikut ini adalah langkah-langkah strategis yang
dilakukan Bisnis Unit Komponen Otomotif & Industri di
sepanjang tahun 2009
• Meningkatkan intensitas komunikasi ke pasar potensial
diluar otomotif
• Mengintensifkan komunikasi pemasaran pada pasar
otomotif yang ditangani untuk mendapatkan dan
mempertahankan quota pesanan
• Mencari partner strategis untuk pengembangan usaha
The main product of the Automotive & Industry Business
Unit are automotive components for the sole brand license
holders (ATPMs). Therefore, the unit’s growth and development
are invariably connected to the growth of the domestic
automotive market. During 2009, the rising automotive sales
in the domestic market presented the unit with an exciting
opportunity. To take best advantage of this opportunity, The
unit took the following strategic measures in 2009:
• Increased the intensity of communications with potential
markets outside the automotive segment
• Increased the intensity of communications with the
automotive segment to grab and maintain the order
quota
• Continued to seek strategic-alliance partners
Bisnis Unit Konversi Energi
Energy Conversion Unit
Bisnis Unit Konversi Energi berfokus pada produk
unggulannya, yakni pemanas air bertenaga matahari Solar
Water Heater (SWH) dan Air Conditioning Water Heater
(ACWH), yaitu pemanas air dengan mendayagunakan
buangan panas AC bagi rumah tangga dan industri, seperti
hotel, apartemen dan pabrik. Saat ini WIKA SWH, telah
menjadi pemimpin di pasar di dalam negeri.
The Energy Conversion Business Unit is focused on its
premier products, namely. Solar Water Heater (SWH) and Air
Conditioning Water Heater (ACWH) , a water heater that uses
the heat generated by ACs meant for households and industries
such as hotels, apartments, and textile factories. Currently,
WIKA SWH is the leader in the domestic market.
Bisnis Unit ini pun melakukan perakitan & penjualan
produk photo Voltaic untuk penerangan rumah tangga dan
kepentingan lainnya.
This business unit also assembles and sells photo Voltaic
products household lighting and other purposes.
Untuk bisa memanfaatkan semua peluang yang ada di
sepanjang tahun 2009, berikut ini adalah sejumlah langkah
strategis yang dilakukan oleh Bisnis Unit Konversi Energi:
• Promosi penjualan yang sesuai dengan karakteristik
dan tuntutan pasar
In order to best benefit from existing opportunities in 2009, the
Energy Conversion Business Unit took the following strategic
measures:
• Sales promotions that are appropriate for the market
characteristics and demand
WIKA Solar Water Heater
Photo Voltaic
56
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
WIKA Solar Water Heater
Profil Perusahaan
Company Profile
• Guiding distributors, including the sales force, to improve
their skill, motivation, and acquire relevant market
information
• Enhancing collaborations and synergies with
Representatives of the General Trading Business Unit
• Increasing collaboration with companies in areas with
potential market for non-SWH products
• Developing SWH products and ACWH industry for hotels
and apartments
• Establish collaborations with institutions with links to
government projects
•
• Pembinaan distributor termasuk “sales force”
untuk meningkatkan keterampilan, motivasi dan
memperoleh informasi pasar yang relevan
• Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan
Representatif Bisnis Unit Perdagangan Umum
• Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan
di daerah potensial untuk produk- produk non SWH
• Pengembangan produk SWH dan ACWH lndustri,
untuk apartemen dan hotel
• Menjalin kerja sama dengan institusi terkait dengan
proyek pemerintah
Bisnis Unit Tabung Gas & Kompor
Gas Cylinder and Stove Business Unit
Sejak tahun 2008, peluang besar yang ditangkap oleh unit
ini adalah program konversi energi yang mulai dilakukan
oleh Pemerintah yang bertujuan mengganti penggunaan
minyak tanah oleh masyarakat menjadi penggunaan
gas (LPG). Bisnis Unit ini mendapatkan kepercayaan dari
Pemerintah melalui PT Pertamina, untuk memproduksi
kompor dan tabung gas dalam program tersebut.
Since 2008, the unit has benefitted from the tremendous
opportunity presented by the government‘s energy conversion
program, which is aimed at replacing the use of kerosene by
the public with the use of LPG. This Business Unit was entrusted
by the government’ through PT Pertamina to manufacture gas
stoves and cylinders for the program.
Untuk bisa memanfaatkan semua peluang yang ada di
sepanjang tahun 2009, berikut ini adalah sejumlah langkah
strategis yang dilakukan oleh Bisnis Unit Tabung Gas &
Kompor:
• Meningkatkan intensitas komunikasi dalam program
Konversi Energi
• Aktif dalam asosiasi-asosiasi terkait
• Meningkatkan upaya mendapatkan informasi pasar
dini dalam program penghematan energi selain
konversi subsidi minyak tanah ke gas
• Melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas
produksi tabung gas menjadi 7,2 juta tabung pada
tahun 2009.
To take the best advantage of the opportunities in 2009, the
Gas Cylinder & Stove Unit took the following strategic measures:
• Increased the intensity of communications in the Energy
Conversion program
• Actively involved in related associations
• Increased efforts to get the early market information in
other energy saving programs aside from the kerosene-toLPG subsidy conversion
• Invested to increase the gas cylinder production capacity
to 7.2 million in 2009.
WIKA AC Water Heater
Coal Trading
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
57
58
Bisnis Unit Perdagangan Umum
General Trading Business Unit
Fokus usaha Bisnis Unit Perdagangan Umum pada usaha
jasa Perdagangan Material konstruksi dan Material/ Produk
Engineering serta Produk atau Mesin mesin yang berkaitan
dengan Energi/Power Pembangkit seperti infrastruktur dan
industri.
The General Trading Business Unit focuses its business on the
trade of materials for construction, engineering products/
material and products or engines related to Energy/Power
Generation such as infrastructure and industry.
Jasa Handling Export/Import juga merupakan kegiatan yang
strategis di Bisnit Perdagangan Umum, untuk membantu/
memperlancar kegiatan operasi proyek proyek infrastruktur
dan proyek proyek yang berkaitan dengan Pembangunan
Pembangkit Tenaga Listrik / Power Plant 10.000 MW yang
ditargetkan Pemerintah untuk mengatasi krisis Listrik di
Indonesia.
Export/Import handling services are also strategic activities
in the General Trading Business Unit, that support/enhance
the operational activities of infrastructure projects and
those related to the construction of 10,000 MW Power Plants
targeted by the government to overcome the electricity crisis in
Indonesia.
Hal hal strategis dan langkah yang dilakukan pada tahun
2009 dan menjadi dasar tindak lanjut kedepan adalah:
• Revitalisasi wilayah sebagai jejaring pasar untuk
lebih diberdayakan khususnya dalam rangka
pengembangan otonomi daerah dan pemekaran
wilayah di semua propinsi.
• Meningkatkan hubungan dengan WIKA sebagai wujud
sinergi antara WIKA Intrade sebagai anak perusahaan
dengan holdingnya.
• Mengembangkan Trading House di Luar Negeri
sebagai media untuk jalur Export/Import maupun
perdagangan internasional.
• Kerjasama strategis dengan pemilik merk atau menjadi
agen dari prinsipal untuk mesin/alat-alat ataupun
material yang dibutuhkan oleh pasar potensial.
• Mengembangkan pola bisnis kemitraan dengan
lokal maupun perusahaan internasional yang bernilai
tambah dengan risiko yang minimal.
The following were some of the strategic measures taken by this
Unit in 2009 and has become the base for future actions:
• Revitalizing regions as a market network to be further
empowered especially in the context of developing
regional autonomy and expansion in all provinces.
• Enhancing relations with WIKA as the embodiment of
a synergy between WIKA Intrade as a subsidiary with its
holding company
• Establish overseas Trading Houses as medium for Export/
Import as well as international trade.
• Strategic cooperation with brand owners or become
agents of principals for machines/equipment or materials
required by potential markets.
• Develop a partnership business model with local as well
international companies with added value and minimum
risks.
Bisnis Unit Batubara
Coal Business Unit
Bisnis Unit Coal Mining secara resmi berdiri pada Januari
2008 sebagai tindak lanjut dari pengembangan usaha yang
telah dilaksanakan Bisnis Unit Perdagangan umum tahuntahun sebelumnya.
The Coal Business Unit was officially established in 2008 as a
follow-up of the business expansion that was carried out by the
General Trading Business Unit during the previous years.
Pengembangan usaha perdagangan batubara oleh WIKA
Intrade didasarkan pada potensi pasar perdagangan
batubara di Indonesia yang demikian besar, baik pasar
dalam negeri, maupun pasar internasional. Potensi pasar
dalam negeri diproyeksikan akan semakin besar seiring
dilaksanakannya percepatan pembangunan Power Plant
10.000 MW yang keseluruhannya menggunakan batubara
sebagai sumber energi.
The business expansion of coal trading by WIKA Intrade was
based on the large coal trading market potential in Indonesia,
both domestic as well as overseas. Domestic market potentials
were projected to expand in line with the acceleration of the
10,000 MW power plant development, all using coal as a source
of energy.
Tahapan perdagangan yang ditempuh WIKA Intrade
dalam perintisan usaha perdagangan batubara yaitu
diawali dengan mensuplai kepada perusahaan yang sudah
memiliki kontrak dengan pembeli batubara yang dalam hal
ini yaitu PT Bukit Asam.
Trading phases undertaken by WIKA Intrade, in pioneering
the coal trading business was initiated by supplying coals to
companies already holding contracts with a coal buyer, which
in this case was PT Bukit Asam.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Setelah memahami dengan baik mekanisme dan pihakpihak yang terkait dalam proses perdagangan batubara,
WIKA Intrade mulai mengembangkan pola perolehan
kontraknya, dari pola perdagangan menjadi pola tender
secara langsung sebagai pemasok.
After acquiring full understanding of the mechanism and
parties related to the process of coal trading, WIKA Intrade
began to develop the contract winning scheme, shifting from a
trading scheme to a tender scheme as direct suppliers.
Selama tahun 2008, WIKA Intrade telah berhasil
mendapatkan dua kali kontrak dari PT Indonesia Power
UBP–Suralaya yaitu kontrak suplai sebanyak 40.000 MT dan
150.000 MT. Secara bersamaan pada tahun 2008, WIKA
Intrade juga telah mengikuti dan memenangkan tender
di PT PLN Tanjung Jati B untuk kontrak suplai selama lima
tahun dengan nilai Rp1,96 triliun. Selama tahun 2009 WIKA
Intrade sudah berhasil melaksanakan suplai sebanyak dua
Vessel dengan jumlah batubara yang tersuplai 121.000 MT.
During 2008, WIKA Intrade succeeded in winning two contracts
from PT Indonesia Power UBP-Suralaya, namely a contract to
supply 40,000 MT and 150,000 MT. Simultaneously in 2008,
WIKA Intrade also participated in and won the bid at PT PLN
Tanjung Jati B for the five-year supply contract valued at Rp1.96
trillion. In 2009, WIKA Intrade succeeded in undertaking the
supply of two vessels with 121,000 MT of coal.
Dengan semakin terbukanya pasar batubara bagi WIKA
Intrade, langkah pengembangan usaha berikutnya adalah
meningkatkan dari pola Perdagangan menjadi pola
Penguasaan/Kepemilikan Kuasa Pertambangan (KP). Saat ini
sudah mulai dilakukan Due Dilligence atas berbagai KP yang
dapat dikerjasamakan secara strategis oleh WIKA Intrade
dan atau WIKA.
As the coal market further opened for WIKA Intrade, the next
business development phase was to enhance the trading
scheme into an ownership scheme (Kuasa Pertambangan/KP).
To date a due diligence is under way on several KP’s that may be
carried out in a collaboration between WIKA Intrade and WIKA.
PT WIJAYA KARYA REALTY
PT WIJAYA KARYA REALTY
PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty), anak perusahaan yang
didirikan pada 20 Januari 2000, saat ini Perseroan memiliki
kepemilikan saham PT WIKA Realty sebesar 78,40%.
PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty) is a subsidiary established
on 20 January 2009 wherein the Company holds 78.40%
interests.
WIKA Realty merupakan pengembangan dari Divisi Realty
& Properti yang bergerak di bidang pengembang kawasan
hunian sejak tahun 1982. Dalam pengembangannya, WIKA
Realty juga menekuni bisnis manajemen properti dan jasa
konstruksi dengan pola rancang dan bangun.
WIKA Realty is the expansion of the Realty & Property Division
that has been moving in the field of residential property
development since 1982. In its development, WIKA Realty also
moves in property management and construction services
following a design and building scheme.
Tamansari Majapahit, Semarang
Tamansari Sudirman Executive Residence, Jakarta
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
59
Visi WIKA Realty adalah menjadi perusahaan terpercaya dan
pilihan utama bagi target konsumen di bidang properti
dan yang terkait baik di dalam maupun luar negeri. Sejalan
dengan itu, misi WIKA Realty adalah menciptakan produk
inovatif, bermutu, dan berdaya saing tinggi, dalam upaya
menjadi yang terdepan di setiap pasar yang dimasuki,
sehingga dapat memberikan imbal investasi tertinggi bagi
konsumen maupun pemegang saham serta mewujudkan
tempat kerja yang menarik dan menantang bagi karyawan
serta menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan
dengan mitra kerja.
WIKA Realty’s vision is to become a trusted and preferred
company in the property sector and related sectors in and
outside the country. In line with the vision, WIKA Realty’s
mission is to create innovative, quality and competitive
products in order to lead in every market and, therefore be
capable of giving a high return on investment to both its
consumers and shareholders and establish an attractive
and challenging workplace for its employees and establish
collaborations that are mutually beneficial with working
partners.
Tantangan terbesar yang dihadapi dalam bisnis ini adalah
adanya gejolak perekonomian yang berakibat pada
tingginya suku bunga perbankan yang menyebabkan daya
beli masyarakat menurun.
The greatest challenge faced by the business is the economic
fluctuations due to high interest rate causing the decrease of
purchasing power.
Berikut adalah sejumlah langkah strategis yang diambil
WIKA Realty pada tahun 2009:
• Menambah land bank seluas 60 ha di Samarinda.
• Menyelesaikan pengembangan Apartemen
Tamansari Sudirman Executive Residence di Jakarta
yang merupakan proyek high rise pertama yang
dikembangkan oleh WIKA Realty.
• Memasarkan dua (2) proyek baru landed house:
• The Green Tamansari di Surabaya
• The Hills Tamansari di Semarang
• Meluncurkan cluster-cluster baru di proyek yang saat ini
sudah berjalan, seperti:
• Bunaken di Tamansari Metropolitan Manado
• Mahogani Extension di Tamansari Bukit Mutiara
• The Nirwana di Tamansari Puri Bali
• Sebatik di Grand Tamansari Samarinda
• Menjalin dan terus meningkatkan kerja sama Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dengan bank-bank besar
penyedia KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA),
seperti Bank Mandiri, Bank Niaga, BTN, BNI, BRI, Bank
Permata, Bukopin, Bank Bumiputera, dan Bank Jabar
Banten untuk melayani penyediaan KPR bersubsidi
sampai dengan komersial.
The following are strategic measures taken by WIKA Intrade in
2009:
• Additional land banks of 60 ha in Samarinda
• Completion of Apartemen Tamansari Sudirman Executive
Residence in Jakarta, a first high rise project for WIKA
Realty.
• Marketing of two new landed houses projects:
• The Green Tamansari in Surabaya
• The Hills Tamansari in Semarang
• Launched new clusters in existing projects, such as:
• Bunaken in Tamansari Metropolitan Manado
• Mahogani Extension in Tamansari Bukit Mutiara
• The Nirwana in Tamansari Puri Bali
• Sebatik in Grand Tamansari Samarinda
• Establish and continuously improve housing credit (KPR)
collaboration with big KPR- and apartment loan- (KPA-)
provider banks, such as Bank Mandiri, Bank Niaga, BTN,
BNI, BRI, Bank Permata, Bukopin, Bank Bumiputera, and
Bank Jabar Banten, in view of providing subsidized and
commercial KPR.
The Hill Tamansari, Semarang
60
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
The Green Tamansari, Surabaya
Profil Perusahaan
Company Profile
• Mengikuti pameran skala nasional di Jakarta
Convention Center sebanyak tiga (3) kali pada bulan
Mei, Agustus dan Oktober untuk mempertegas
keberadaan dan citra perusahaan.
• Menggunakan metode WIKA Realty-Precast System
sebagai keunggulan daya saing untuk mendapatkan
proyek-proyek rusunawa yang diadakan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan Kementerian Perumahan Rakyat.
• Melakukan kerja sama operasi dengan pemilik lahan.
• Held a nation-wide promotion in the Jakarta Convention
Center three (3) times, i.e. in May, August and October to
strengthen the company’s identity and image
• Used the WIKA Realty-Precast System method as a
competitive advantage in winning apartment projects
tendered by the Cipta Karya Directorate General and the
Ministry of Housing.
• Conducted joint operations with land owners
Keberhasilan langkah-langkah strategis tersebut tercermin
dalam pendapatan WIKA Realty yang pada tahun 2009
menunjukkan peningkatan sebesar 30 persen dibandingkan
dengan pendapatan pada tahun sebelumnya menjadi
Rp454 miliar. Sementara itu, laba bersih juga meningkat
sebesar 11,47 persen dibandingkan sebelumnya menjadi
Rp22,8 miliar. Disamping itu, pada tahun 2009 WIKA Realty
mendapatkan HR Excellent Award dari Majalah SWA yang
bekerja sama dengan Lembaga Management Fakultas
Ekonomi UI & Human Resources Indonesia untuk kategori
The 3rd Best Overall Talent Management.
The success of those strategic measures was reflected in
WIKA Realty’s revenue in 2009 that showed an increase by
30 percent compared to that in the previous year to Rp454
billion. Meanwhile, net profit also increased by 11.47 percent
compared to that in the previous year to Rp22.8 billion.
Moreover in 2009 WIKA Realty received an HR Excellent Award
from SWA Magazine in cooperation with UI Economic Faculty
Management Institute and Human Resources Indonesia for
The 3rd Best Overall Talent Management category.
PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG
PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG
PT. WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung) didirikan
pada tanggal 24 Oktober 2008, saat ini Perseroan memiliki
kepemilikan saham sebesar 99%. WIKA Gedung berdiri
dengan modal dasar sebesar Rp200 miliar, serta modal
ditempatkan dan disetor sebesar Rp50 miliar dengan
komposisi kepemilikan saham oleh WIKA sebesar 99 persen
dan Koperasi Karyawan WIKA sebesar 1 persen.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) was
officially established on 24 October 2008, in which WIKA holds
99% interests. WIKA Gedung started its operation with an
authorised capital of Rp200 billion, and a paid-in capital of
Rp50 billion with a share ownership composition of 99 percent
by WIKA and 1 percent by the WIKA Employee Cooperatives.
Dengan dijadikannya WIKA Gedung sebagai entitas
tersendiri, gerak langkah dan pengambilan keputusan
dalam rangka perolehan proyek menjadi lebih ringkas dan
cepat. Sehingga akan memperkuat kinerja fundamental
WIKA selaku perusahaan induk.
By establishing WIKA Gedung as a separate entity, the business
unit’s activities and decision making process becomes shorter
and faster. This shorter and faster process in turn strengthened
the fundamental performance of WIKA as the holding
company.
Apartemen Adhiwangsa, Surabaya
Adhiwangsa Apartment, Surabaya
Gedung Astra, Jakarta
Astra
AstraBuilding,
Building, Jakarta
Jakarta
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
61
Visi WIKA Gedung adalah menjadi perusahaan terdepan
dan mitra terpercaya dalam industri konstruksi bangunan
bertingkat. Terdepan berarti mempunyai kemampuan
terbaik dalam engineering dan teknologi, sumber
daya, kualitas serta pelayanan. Mitra terpercaya berarti
menjalankan komitmen sesuai yang diperjanjikan
dengan para pihak. Sedangkan Misi WIKA Gedung adalah
menjadikan kontraktor rancang bangun pilihan terbaik
untuk mencapai kepuasan pelanggan dan pelayanan
terbaik melalui integrasi perancangan dan pelaksanaan
konstruksi yang optimal, berwawasan lingkungan, berdaya
saing tinggi, efisien dan terkini dalam teknologi.
WIKA Gedung’s vision is to become a leading and trusted
company and partner in the multi-storied building industry.
In the future, this vision requires the best capability in
engineering and technology, resources, quality and services.
Being the trusted partner means carrying out its commitment
as promised to other parties. WIKA Gedung’s mission is to
become the best choice for design and build contractors that
satisfies customers and provides the best services through an
integrated design and construction work, which is optimized,
environmentally aware, highly competitive, efficient, and
cutting-edge in technology.
Jenis pekerjaan yang menjadi lingkup bisnis WIKA Gedung adalah:
• Gedung Bukan Tempat Tinggal meliputi
pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung
bukan tempat tinggal seperti gedung perkantoran,
pendidikan, tempat peribadatan, sarana kesehatan,
penginapan, pusat perdagangan, kawasan industri/
pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olah raga,
gedung kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar
dan lain sebagainya.
• Gedung Tempat Tinggal meliputi usaha pembangunan,
pemeliharaan dan perbaikan gedung yang digunakan
untuk bangunan tempat tinggal, seperti rumah,
perumahan, rumah susun dan apartemen.
The types of work that fall in the scope of WIKA Gedung’s
business are::
• Non Residential buildings, consisting of construction,
maintenance and repair of non-residential buildings, such
as offices, schools, religious centers, healthcare centers,
accommodation, trade centesr, industrial/factory zones,
terminals/stations, sport halls, art/entertainment centers,
warehouses, hangars, and others.
• Residential buildings, consisting of construction,
maintenance and repair of residential buildings, such as
houses, residential estates, low-cost flats and apartments.
Tahun pertama berdiri WIKA Gedung telah berhasil
memperoleh Omzet Kontrak sebesar Rp495 miliar atau 98
persen dari rencana sebesar Rp504 miliar yang peroleh
proyeknya sebagian besar di dapat pada semester II tahun
2009. Penjualan dan laba bersih tercapai Rp93 miliar dan
Rp7 miliar atau 37 persen dan 89 persen dari rencana Rp250
miliar dan Rp8 miliar.
In its first year of establishment WIKA Gedung, it succeeded in
obtaining a total contract value of Rp495 billion or 98 percent
from its initial plan of Rp504 billion, the projects of which were
mostly obtained in the 2nd semester of 2009. Sales and net
profit reached Rp93 billion and Rp7 billion or 37 percent and 89
percent from the previously planned of Rp250 billion and Rp8
billion.
PLTU Gresik 3X200 MW, Surabaya
3x200 MW Gresik Power Plant, Surabaya
62
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Pabrik Kertas Kerinci, Pekanbaru
Kerinci Pulp Factory, Pekanbaru
Profil Perusahaan
Company Profile
Tahun 2010 WIKA Gedung mentargetkan dalam Rencana
kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah omzet kontrak
dihadapi (Order Book) sebesar Rp1,19 triliun atau 239
persen dari tahun lalu, penjualan sebesar Rp603 miliar atau
647 persen dari tahun lalu dan laba bersih sebesar Rp28
miliar atau 390 persen dari tahun lalu.
In 2010, WIKA Gedung has targeted in its Corporate Business
Plan and Budget (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan/RKAP)
a total contract value of Rp1.19 trillion or up 239 percent from
the previous year, sales amounting to Rp603 billion or up 647
percent and net profit amounting to Rp28 billion or up 390
percent.
PT WIJAYA KARYA INSAN PERTIWI
PT WIJAYA KARYA INSAN PERTIWI
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA Insan Pertiwi) adalah
anak perusahaan WIKA dari hasil akuisisi 70,08 persen
saham PT Catur Insan Pertiwi pada November 2008.
WIKA Insan Pertiwi bergerak di bidang instalasi mekanikal
elektrikal proyek industri dan pembangkit tenaga listrik.
Dengan adanya WIKA Insan Pertiwi ini, WIKA yang sangat
berpengalaman di konstruksi sipil menjadi lengkap dalam
mengerjakan proyek EPC, proyek Industri, migas ataupun
pembangkit tenaga lstrik melalui Departemen Utilitas dan
Departemen Energi.
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA Insan Pertiwi) a subsidiary
of WIKA, resulted from the acquisition of 70.08 percent shares
of PT Catur Insan Pertiwi on November 2008. WIKA Insan
Pertiwi specializes in the installation of mechanical electrical
industrial and power plant projects. With WIKA Insan Pertiwi,
WIKA’s experience in civil construction becomes fully equipped
for undertaking EPC projects, industrial projects, oil and gas as
well as power plant projects through the Department of Utility
and Department of Energy.
Dalam mengantisipasi akan beroperasinya Pembangkit
tenaga listrik dari program 10.000 MW baik yg dimiliki PLN
ataupun Pembangkit Swasta (IPP), serta pertumbuhan
investasi di bidang industri, migas dan pertambangan
maka WIKA Insan Pertiwi yang selama ini cukup aktif
melaksanakan labor supply untuk kebutuhan Pemeliharaan
Industrial, juga sedang mengembangkan usahanya ke arah
usaha Operasi dan Perawatan (Operation & Maintenance)
industrial dan pembangkit.
Sinergi pemasaran dan pengadaan serta tambahan
pengalaman pengelolaan proyek besar dan kompleks
dari Perseroan, akan dapat lebih cepat menumbuhkan
WIKA Insan Pertiwi mencapai misinya menjadi pelopor
pengembangan jasa enginiring dan konstruksi mekanikal
& elektrikal, serta jasa operasi dan pemeliharaan yang
terkemuka dan terpercaya yang berdaya saing, aman,
bermutu, tepat waktu dan berwawasan lingkungan.
In anticipating the operation of the power plants that are
part of the 10,000 MW program, owned by both PLN and
Independent Power Producer (IPP), as well as the growth of
investment in the fields of industry, oil & gas and mining, WIKA
Insan Pertiwi which has been quite active in providing labor
supply for industrial maintenance needs, is also developing its
business toward the Operation and Maintenance ofr industries
and power generation.
The synergy of the Company’s marketing and procurement
and the additional experience of large and complex project
management, will further accelerate the growth of WIKA
Insan Pertiwi in achieving its mission to become a pioneer
in the development of engineering and mechanical and
electrical construction services, and provide the operation and
maintenance services. All of these services take into account the
aspects of competitiveness, security, quality, timeliness and the
environment.
Pabrik Kimia, Kerinci Pekanbaru
Chemical Plant, Kerinci Pekanbaru
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
63
64
WIKA Insan Pertiwi disamping mengerjakan proyek di
lingkungan WIKA juga mengerjakan proyek-proyek di luar
WIKA yaitu dari pelanggan lama maupun pelanggan baru
yang terus dikembangkan. Proyek-proyek yang dikerjakan
WIKA Insan Pertiwi tahun 2009 antara lain PLTD Batakan,
PLTD Bontang, Chipper mill dan PLTD Medco Merauke,
Conveyor KCM, Conveyor Indominco, dan Conveyor
Asam-asam, Grinding Mill Indocement, Instalasi Mekanikal
Perluasan SPV 4 (South Pacific Viscouse) salah satu pabrik
rayon terbesar di Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2010
WIKA Insan Pertiwi mentargetkan untuk mengerjakan
beberapa PLTU Batubara dan Biomasa, PLTD, tank farm,
pabrik pengolahan kelapa sawit, Pipanisasi migas, pipanisasi
aviation fuel supply system dan mekanikal elektrikal proyek
industri pertambangan.
In addition to WIKA Insan Pertiwi’s projects within WIKA, it also
undertakes projects outside of WIKA, from repeat customers
as well as new customers, which continue to be developed.
Projects being carried out by WIKA Insan Pertiwi in 2009
include: Batakan Diessel Engine Power Plant, Bontang Diessel
Engine Power Plant, Chipper mill and Medco Merauke Diesel
Engine Power Plant, KCM Conveyor, Indominco Conveyor, and
Asam-asam Conveyor, Indocement Grinding Mill, Mechanical
Installation at the SPV 4 expansion (South Pacific Viscouse), one
of the largest rayon factory in Indonesia. While in 2010, WIKA
Insan Pertiwi aims to carry out several Coal Fired Power Plant
and Biomass, Diesel Engine Power Plant, tank farm, palm oil
mill, oil and gas pipeline, aviation fuel supply system pipeline
and mechanical electrical of mining industrial projects.
PT WIJAYA KARYA JABAR POWER
PT WIJAYA KARYA JABAR POWER
PT Wijaya Karya Jabar Power (WIKA Jabar Power) dibentuk
berdasarkan Akta Notaris A.Budy Priahastyanti Surjaningsih,
SH tanggal 16 Juli 2009, sedangkan kegiatan operasi
perusahaan dimulai setelah pelaksanaan RUPS pada
tanggal 6 November 2009. Perseroan memiliki kepemilikan
saham WIKA Jabar Power sebesar 55 persen, PT Jasa Sarana
40 persen, dan PT Resources Jaya Teknik Management
Indonesia 5 persen.
PT Wijaya Karya Jabar Power (WIKA Jabar Power) was
established pursuant to the Notarial Deed by A.Budy
Priahastyanti Surjaningsih, SH dated 16 July 2009, while its
operations started only after the holding of its GMS on 6
November 2009. The Company holds 55 percent shares of WIKA
Jabar Powe, PT Jasa Sarana holds 40 percent and PT Resources
Jaya Teknik Management Indonesia holds 5 percent.
Visi WIKA Jabar Power adalah menjadi perusahaan produsen
listrik tenaga panas bumi terbaik pada tahun 2020. Sejalan
dengan itu, misi WIKA Jabar Power adalah menghasilkan
produk yang berkualitas dan bernilai tambah, menjadi
perusahaan yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan,
stakeholder, subkontraktor dan masyarakat, serta pelayanan
terbaik melalui efisiensi, berwawasan lingkungan dan
menggunakan teknologi terkini.
WIKA Jabar Power’s vision is to become the best geothermal
electric power producer in 2020. In line with WIKA Jabar Power’s
mission to provide quality and added value products, to satisfy
its customers, stakeholders, subcontractors and the community
at large, and to provide the best services through efficiency,
awareness of the environment and the use of cutting-edge
technology.
Kegiatan Utama WIKA Jabar Power dibagi 2(dua) bagian
yaitu:
1. Sisi Hulu Pertambangan Panas Bumi Gunung
Tampomas, meliputi: eksplorasi, study kelayakan, dan
eksploitasi
2. Sisi Hilir Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi,
meliputi: pembangunan dan pendirian pembangkit,
pengoperasian dan pemeliharaan, pengembangan
PLTP dan seluruh infrastrukturnya.
The primary activities of WIKA Jabar Power is divided into two
parts, namely:
1. In the upstream end of the Gunung Tampomas
Geothermal mining, covering: exploration, feasibility
study, and exploitation
2. In the downstream end of Geothermal Power Generator
covering: the development and establishment of power
plants, operations and maintenance, and development of
PLTP and all of its infrastructure.
Untuk kegiatan tahun 2009 merupakan rangkaian kegiatan dari
rencana investasi bidang usaha penjualan energi listrik melalui
wilayah pertambangan panas bumi Gunung Tampomas dan
pembangunan pembangkit listrik panas bumi.
In 2009,its activities covers the investment plan on the sales of
electric energy through geothermal mining areas of Gunung
Tampomas and the development of geothermal electric power
generator.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Below are several strategic steps taken by WIKA Jabar Power in
2009:
• Obtained a mining licence on 4 November 2009
• Determining professional consultants
Berikut adalah sejumlah langkah strategis yang diambil
WIKA Jabar Power pada tahun 2009:
• Memperoleh Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang
ditanda tangani pada tanggal 4 Nopember 2009.
• Menetapkan konsultan ahli.
PERUSAHAAN PATUNGAN
JOINT VENTURE COMPANIES
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) adalah perusahaan
patungan antara WIKA (20 persen), PT Jasa Marga (55
persen) dan PT Moeladi (25 persen). Didirikan pada tahun
1995 dan direstrukturisasi kepemilikannya pada tahun
2009. Perusahaan ini bergerak dalam penyelenggaraan
proyek yang meliputi pembangunan, pengoperasian
dan pemeliharaan Jalan Tol Surabaya–Mojokerto dengan
panjang 36,27 km yang merupakan bagian dari Jalan Tol
Trans Java.
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Marga Kunciran Cengkareng
PT Marga Kunciran Cengkareng
PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC) adalah perusahaan
patungan antara WIKA (10 persen), PT CMS (60 persen), PT
Jasa Marga (20 persen), PT Nindya Karya (5 persen) dan PT
Istaka Karya (5 persen). Didirikan pada tahun 2008, bergerak
dalam bidang penyelenggaraan dan pengelolaan fasilitas
jalan tol.
PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC) is a joint venture
company between WIKA (10 percent), PT CMS (60 percent), PT
Jasa Marga (20 percent), PT Nindya Karya (5 percent) and PT
Istaka Karya (5 percent). Established in 2008, it specializes in the
implementation and management toll road facilities.
PT WIKA–NGK Insulators
PT WIKA–NGK Insulators
PT WIKA-NGK Insulator adalah perusahaan patungan antara
WIKA (18,65 persen), NGK Insulator Ltd. (54,23 persen) dan
Sumitomo Corporation (27,12 persen). Didirikan pada tahun
1987. Perusahaan ini memproduksi insulator untuk distribusi
(6,6 s.d. 33 kV) dan transmisi (lebih dari 70kV), berupa
insulator tumpu dan insulator tarik.
PT WIKA-NGK Insulator is a joint venture company established
by WIKA (18.65 percent), NGK Insulator Ltd. (54.23 percent) and
Sumitomo Corporation (27.12 percent). Established in 1987.
The company produces insulators for power distribution (6,6
to 33kV) and transmission (more than 70kV), in the form of pin
posts and strain rods.
Awalnya, PT WIKA-NGK Insulator memfokuskan usahanya
untuk memenuhi kebutuhan PLN. Dalam perkembangannya,
produk PT WIKA-NGK mulai diekspor ke berbagai negara,
seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan Filipina.
Initially, PT WIKA-NGK Insulator focused its business to meet
PLN’s needs. In its development however, PT WIKA-NGK began
to export its products to various countries, such as the United
States, Mexico, and the Philippines.
PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) is a joint venture company
between WIKA (20 percent), PT Jasa Marga (55 percent) and
PT Moeladi (25 percent). Established in 1995 and restructured
in 2009. The company specializes in project implementation
covering development, operation and maintenance of the
36.27 km Surabaya–Mojokerto Toll Road which is part of
theTrans Java Toll Road.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
65
66
I. Riwayat Pencatatan Saham Perseroan
I. Chronology of Stock Listing
WIKA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang
sekarang berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada
tanggal 29 Oktober 2007. Kode saham Perseroan di bursa
adalah WIKA. Pencatatan saham ini berhasil dilakukan
berkat adanya persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) No. KD. 01/3406/DPRRI/2007
tanggal 26 April 2007, dan Rapat Pemegang Saham Luar
Biasa No. RIS-15/D2.MBU/2007, yang diselenggarakan
pada tanggal 14 Juni 2007 serta surat persetujuan Menteri
Negara BUMN No. F-717/MBU/2007 tanggal 8 Oktober 2007
tentang persetujuan program Employee Stock Allocation
(ESA) dan Employee Stock Option Plan & Management Stock
Option Plan (ESOP/MSOP).
WIKA listed its stocks on the Jakarta Stock Exchange (JSX),
which has changed its name to the Indonesian Stock Exchange
(IDX), on October 29, 2007. The Company’s shareticker is WIKA.
The stock listing was successful thanks to the approvals of the
House of Representatives of the Republic of Indonesia No. KD.
01/3406/DPRRI/2007 dated 26 April 2007, and the Extraordinary
General Meeting of Shareholders No. RIS-15/D2.MBU/2007,
which was held on 14 June 2007, and the approval letter of the
State Minister of State-Owned Enterprises No. F-717/MBU/2007
dated 8 October 2007, regarding the approval for Employee
Stock Allocation (ESA) Program and the Employee Stock Option
Plan & Management Stock Option Plan (ESOP/MSOP).
Pelaksanaan Program ESA
ESA Program Implementation
WIKA telah melaksanakan program ESA sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yaitu 10 persen dari jumlah
saham yang ditawarkan dalam penawaran umum, dengan
harga per lembar saham sebesar Rp420, dan diberi diskon
sebesar 20 persen. Saham yang berasal dari program ESA
mengalami lock up period selama delapan (8) bulan sejak
tanggal pencatatan di BEJ.
WIKA has conducted the ESA program in accordance with
prevailing regulations, namely 10 percent of the total stocks are
offered in the public offering at a price of Rp 420 per share with
20 percent discount. The stocks that originated from the ESA
program underwent a lock up period of eight (8) months since
the date of its listing in JDX.
Pelaksanaan ESOP/MSOP
ESOP/MSOP Implementation
Perseroan telah melaksanakan dua tahap program ESOP/
MSOP. Dalam tahap pertama WIKA mendistribusikan 50
persen dari jumlah keseluruhan saham yang dialokasikan
untuk program ESOP/MSOP, sedangkan 50 persen sisanya
didistribusikan pada akhir Oktober 2008. Pada tahun 2009
ini ada pelaksanaan opsi dari karyawan terhadap progam
ESOP/MSOP yang telah di exercise opsinya sebesar 213.500
(dua ratus tiga belas ribu lima ratus) saham, sehingga secara
keseluruhan jumlah saham WIKA menjadi 5.846.367.500
(lima miliar delapan ratus empat puluh enam juta tiga ratus
enam puluh tujuh ribu lima ratus) saham.
The Company conducted the ESOP/MSOP program in two
phases In the first phase, WIKA distributed 50 percent of the
total stocks allocated for the ESOP/ MSOP program, while
the remaining 50 percent of stocks were distributed at the
end of October 2008. In 2009, the options exercised by the
employee on The ESOP/MSOP stocks amounted to 213,500
(two hundred thirteen thousand five hundred) shares, thus the
overall amount of WIKA’s shares reached 5,846,367,500 (five
billion eight hundred forty six million three hundred sixty seven
thousand five hundred) shares.
Kronologi Pencatatan Obligasi
Chronology of Bond Listing
Pada tahun 2009, WIKA tidak memiliki pencatatan obligasi.
In 2009, WIKA did not have any bond listings.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Pembelian Kembali Saham
Share Buyback
Sebagai langkah mengantisipasi penurunan harga
saham Perseroan akibat melemahnya bursa, WIKA telah
melaksanakan program Pembelian Kembali Saham
(“buyback”) . Tujuan dari buyback adalah menstabilkan
harga saham yang relatif undervalued sehingga tidak
mencerminkan kinerja dan fundamental Perseroan.
In a move to anticipate the decline of the Company’s share
price as a result of the weakening stock market, WIKA
conducted a share buyback program. The objective of the
buyback is to stabilize the share price, which was relatively
undervalued and, therefore, did not reflect the Company’s
performance and the fundamentals.
Buyback juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan
dan melindungi kepentingan investor publik. Bagi
Perseroan, buyback ini meningkatkan laba per saham
(earning per share) sehingga meningkatkan rasio Return on
Asset dan Return on Equity.
The buyback was intended to increase the confidence of the
investing public and protect their interests. For the Company,
the buyback has increased the earning per share and, hence
boosting the Return on Asset and the Return on Equity ratios.
Realisasi buyback saham tahap I
Status buyback saham per 13 Oktober 2008-13 Januari 2009
Share buyback realization phase I
Share buyback status of 13 October 2008-13 January 2009
Buyback Saham
Share Buyback
38 hari buyback saham selama 61 hari di pasar sejak 13 Oktober 2008 hingga 13 Januari 2009
38 days of share buyback during 61 days period at the market since 13 October 2008 to 13 January 2009
Akumulasi Buyback Saham
Share Buyback Accumulation
143.279.000 saham, dengan nilai Rp27,693 miliar
143,279,000 shares, valued at Rp27.693 billion
Harga rata-rata buyback saham
Average share buyback price
Rp193,28 per saham
Rp193.28 per share
Realisasi buyback saham tahap II
Status buyback saham per 23 Februari 2009–22 Mei 2009
Share buyback realization phase II
Share buyback status of 23 February 2009–22 May 2009
Buyback Saham
Share Buyback
24 hari buyback saham selama periode 60 hari bursa sejak 23 Februari 2009 hingga 22 Mei 2009
24 days of share buyback during 60 stock exchange day period since 23 February 2009 to 22 May 2009
Akumulasi Buyback Saham
Share Buyback Accumulation
33.407.500 saham, dengan nilai Rp7,277 miliar
33,407,500 shares, valued at Rp7.277 billion
Harga rata-rata buyback saham
Average share buyback price
Rp217,84 per saham
Rp217.84 per share
Total buyback saham tahap I dan II
Share buyback total phase I and II
Akumulasi Buyback Saham
Share Buyback Accumulation
176.686.500 saham, dengan nilai Rp34,970 miliar
176,686,500 shares, valued at Rp34.970 billion
Harga rata-rata buyback saham
Average share buyback price
Rp197,93 per saham
Rp197.93 per share
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
67
Struktur Organisasi
Organization Structure
Direktur Utama
President Director
Tonny Warsono
Ganda Kusuma
Muryadi Yoesoef
Hari Respati
DIVISI SIPIL UMUM 2
Civil Construction 2
DIVISI SIPIL UMUM 3
Civil Construction 3
DIVISI LUAR NEGERI
Overseas
Departemen Bangunan Gedung
Building
Budhi Saddewa S
WILAYAH
Region
DIVISI BANGUNAN
GEDUNG
Building
Proyek / Project
DIVISI SIPIL UMUM 1
Civil Construction 1
Proyek / Project
Departemen Wilayah & LN
Region & Overseas
Proyek / Project
PKBL/ CSR
Dirham Su’udi
Direktur Keuangan
Director of Finance
Departemen Sipil Umum
Civil Construction
Proyek / Project
Natal Argawan P
Direktur SDM & Pengembangan
Director of Human Capital & Business Development
Proyek / Project
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Bintang Perbowo
Departemen Legal
Legal
Departemen Keuangan
Finance
Entus Asnawi M.
Departemen Human Capital
Human Capital
Nur Al Fata
Departemen
Pengembangan Sistem & Usaha
System & Business Development
Arif in Fahmi
68
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Proyek / Project
Gunawan
Profil Perusahaan
Company Profile
Satuan Pengawasan
Intern
Internal Audit Unit
Direktur Operasi I
Director of Operation I
Direktur Operasi II
Director of Operation II
Budi Harto
Slamet Maryono
Tatang Setyarsono
Departemen Utilitas
Utilities
Departemen Energi
Energy
Ruslyn H.Silalahi
Bambang Pramujo
Anak Perusahaan
Subsidiaries
Perusahaan Patungan
Joint Ventures
PT. WIKA Beton
PT. WIKA NGK
Insulator
A. Boediono
DIVISI PABRIKASI
BAJA
Steel Fabrication
DIVISI ENERGI 1
Energy 1
DIVISI ENERGI 2
Energy 2
PT. WIKA Intrade
PT. Marga
Nujyasumo
Agung
PT. WIKA Realty
PT. Marga
Kunciran
Cengkareng
Yoyon Mulyana
Proyek / Project
Proyek / Project
Muhammad Nawir
Pabrik / Fac tor y
Ridwan A. Muthalib
DIVISI MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
Mechanical
Electrical
Proyek / Project
DIVISI PENGADAAN
Procurement
Elvis Nurhasral
PT. WIKA
Bangunan
Gedung
Budhi Saddewa S
PT. WIKA
Insan Pertiwi
Werdoyo Santosa
PT. WIKA
Jabar Power
Akmal Malik
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
69
Nama dan Alamat Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal
Name and Address of Stock Exchange Supporting Institutions and Profession
Penjamin Pelaksana Emisi Efek
Share Underwriters
Notaris
Notary
PT Bahana Securities
Graha Niaga Fl. 19
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190
Tel: (6221) 2505081
Fax: (6221) 5225869
Imas Fatimah, S.H.
Graha MIK Lt5
Taman Perkantoran Kuningan
Jl Setia Budi Selatan Kav. 16-17
Jakarta 12920
Tel : (6221) 57941450
Fax : (6221) 57941451
PT CIMB-GK Securities Indonesia
Gedung BEJ Tower 2, Fl. 20
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel: (6221) 5151330
Fax: (6221) 5151335
PT Indo Premier Securities
Wisma GKBI 7/F Suite 718
Jl. Jend. Sudirman No. 28
Jakarta 10210
Tel: (6221) 57931168
Fax: (6221) 57931167
Biro Administrasi Efek:
Stock Administration Bureau
PT Datindo Entrycorn
Puti Datindo–Wisma Sudirman
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54
Jakarta 10220
Tel: (6221) 5709009
Fax: (6221) 5709026
Penilai:
Appraiser
Yanuar Bey & Rekan
Wijaya Grand Center Blok F No. 59
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160
Telp : 021–7279 4427 (Hunting)
Fax : 021–7279 4428
70
A.Partomuan Pohan, S.H.
Jl. Wolter Monginsidi No. 7
Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Tel: (6221) 7208675
Akuntan Publik
Public Accountant
PIETER, UWAYS & REKAN
Graha Piesta
Jl. Warung Buncit Raya No. 16,
Warung Jati Barat
Jakarta Selatan12550
Tel: (62-21) 78840777 (Hunting)
Direct line (62-21): 78840909, 7813683
Fax : (62-21) 7813680 & 7813681
Kustodian Efek :
Stock Custodian
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta Tower 1, Fl. 5
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53,
Jakarta 12190
Tel: (6221) 52991099
Fax: (6221) 52991199
Bank :
• Bank Mandiri
• Bank Niaga
• Bank Syariah Mandiri
• Bank Bukopin
• Bank Permata
• Bank Mega
• Bank DBS
• Bank BNI
• Deutsche Bank
• Bank Danamon
• Bank Panin
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Alamat / Address
Kantor Pusat / Head Office
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 8191235, 8199713
Website: http://www.wika.co.id
Email: [email protected]
Departemen / Department
Wilayah III / Region III
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Bangka Belitung
Jl. Jend. Sudirman No.134A/2227
Palembang
Tel: (62711) 319755
Fax: (62711) 319755
Sipil Umum / Civil Construction
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 85904148
Email: [email protected]
Wilayah IV / Region IV
Jawa Barat, Banten, dan Lampung
Jl. Dr. Otten No.3, Bandung 40171
Tel: (6222) 4237770
Fax: (6222) 4237770
Wilayah dan Luar Negeri
Region and Overseas
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 85909416
Email: [email protected]
Wilayah V / Region V
Jawa Tengah dan Yogyakarta
Jl. Teuku Umar No.21, Semarang 50234
Tel: (6224) 8411890
Fax: (6224) 8318135
Bangunan Gedung / Building
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 8191235
Email: adwijayawika.co.id
Utilitas / Utility
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 8198040
Email: [email protected]
Energi / Energy
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8508640, 8508650
Fax: (6221) 85911970
Email: [email protected]
Wilayah-Wilayah/Regions
Wilayah I / Region I
Sumatera Utara
Jl. Gunung Krakatau No.15, Medan
20239
Tel: (6261) 6610737, 6639496
Fax: (6261) 6610740, (0651)40235
Wilayah II / Region II
Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat
Jl. Gelatik No.25, Sukajadi,
Pekanbaru 28124
Tel: (62761) 31868
Fax: (62761) 854904
Wilayah VI / Region VI
Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB
Jl. Jend. Achmad Yani No. 176 – 178
Surabaya 60235
Tel: (6231) 8282723-5, 8290092
Fax: (6231) 8282937, 828719
Wilayah VII / Region VII
Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat
Jl. Ir. Sutami- Perum. KARPOTEK
Blok B I No.02, Samarinda 75127
Tel: (62541) 271693
Fax: (62541) 271693
Wilayah VIII / Region VIII
Kalimantan Tengah
Jl. Rajawali No.56, Palangkaraya
Tel: (62561) 733701
Fax: (62561) 733701
Kalimantan Selatan
Jl. Dharma Praja No.8, Banjarmasin
Tel: (62511) 3260912
Fax: (62511) 3255014
Wilayah IX / Region IX
Sulawesi, Maluku dan Papua
Jl. Bougenville C II No.23
Panakukang Mas, Makasar
Tel: (62411) 441639
Fax: (62411) 441639
Anak Perusahaan/ Subsidiaries
PT Wijaya Karya Beton
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650
Fax: (6221)85903872
Website: www.wikabeton.co.id
Email: [email protected]
[email protected]
PT Wijaya Karya Intrade
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650
Fax: (6221) 8564462, 8505323, 8565555
Web site: www.wika-intrade.com
Email: [email protected]
PT Wijaya Karya Realty
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650
Fax: (6221) 85907502, 85907585
Website: www.wikarealty.com
Email: [email protected]
PT Wijaya Karya Gedung
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
Tel: (6221) 8192808, 8505640, 8508650
Fax: (6221) 85904146
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
Jl.Dr. Saharjo No.149-F, Jakarta Selatan
Tel: (6221) 8305891, 8312701, 82880308
Fax: (6221) 8281292
PT Wijaya Karya Jabar Power
Jl. Tubagus Ismail Depan No.1 A
Bandung, Jawa Barat 40134
Perusahaan Patungan /
Joint Ventures
PT WIKA NGK Insulator
Menara Bidakara, 3rd Floor, Suite 0304
Jl. Gatot Subroto Kav. 71-73
Jakarta 12870
Tel. (6221) 83793383-4
Fax: (6221) 83793045
Website: www.wika-ngk.co,id
PT Marga Nujyasumo Agung
Gedung MLI,
Jl. Let. Jend MT Haryono Kav. 49
Jakarta 12770
PT Marga Kunciran Cengkareng
Jl. Pulau Putri X Blok 05 No.14
Modernland, Tangerang
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
71
Wilayah Operasi
Operational Area
Medan
Pekan Baru
Palangkaraya
Palembang
Jakarta
Bogor
Majalengka
Semarang
Lampung
Bandung
Boyolali
Surabaya
72
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Company Profile
Algeria
Samarinda
Banjarmasin
Makasar
Pasuruan
Kantor Pusat/Head Office
Kantor Wilayah/ Regional Office
Kantor Perwakilan/ Representative Office
Pabrik/ Factory
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
73
Jalan Tol JORR W1, Banten
JORR W1 Toll Road, Banten
Analisis dan
Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Rapat Direksi
Director’s meeting
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
76
A. Tinjauan Operasional
A. Operational Review
Terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 telah
berdampak luas pada dunia usaha termasuk sektor industri
konstruksi. Kondisi ini mendorong WIKA melakukan langkah
antisipasi dengan menerapkan strategi yang berfokus pada
tiga aspek, yaitu (i) Menjaga dan mengamankan likuiditas
perusahaan; (ii) Selektif pada pasar yang dapat memberikan
tingkat kepastian pembayaran tinggi (prioritas sumber dana
APBN/APBD, loan, dan anggaran BUMN); dan (iii) Melakukan
efisiensi di segala bidang.
The global financial and capital market crisis culminating
at year-end 2008 triggered a drought in liquidity that
widely affected the corporate world including the industrial
construction sector. This condition compelled WIKA to act
prudently in implementing a strategy that focused on three
matters, namely (i) Maintain and securing the company’s
liquidity; (ii) Selecting only markets with a high certainty in
making payments (prioritising those that receive funding from
the National/Regional Revenues and Expenditures Budgets
(APBN/APBD), loans, and State Enterprises (BUMN) budgets;
and (iii) Implement efficiencies in all areas.
Penerapan fokus pada ketiga hal tersebut, berhasil
mengamankan kinerja usaha WIKA yang mencatat hasilhasil usaha yang menggembirakan selama tahun yang
berakhir 31 Desember 2009, sekaligus mewujudkan
landasan yang kokoh bagi pertumbuhan jangka panjang
yang berkesinambungan.
The focus on the three above matters, succeeding in securing
WIKA’s performance, which posted exciting results during
the year ending 31 December 2009, and at the same time
established a sturdy foundation for continued long-term
growth.
Selain berkat penerapan strategi usaha yang jitu selama
tahun 2009, landasan yang kokoh tersebut juga terbentuk
oleh pengembangan model bisnis WIKA yang stratejik
selama beberapa tahun silam.
In addition to the implementation of a precise business strategy
during 2009, the establishment of the sturdy foundation was
also due to the development of WIKA business model over the
past years.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Model bisnis yang stratejik tersebut menempatkan kegiatan
bisnis inti WIKA – yaitu jasa Teknik Rekayasa, Pengadaan
dan Konstruksi atau yang lebih dikenal dengan istilah
EPC – di bagian poros. Bisnis inti EPC di bagian poros
tersebut ditunjang dari belakang oleh sumber daya
fabrikasi/manufaktur di bidang-bidang yang terkait erat
dengan kegiatan EPC, dan pada gilirannya menunjang
keberlanjutan usaha ke depan melalui kegiatan investasi
jangka panjang di bidang-bidang yang juga terkait erat
dengan kegiatan EPC.
The strategic business model places WIKA’s core business
activities – namely its Engineering, Provision, and Construction
technical services or more commonly known as EPC – at
the axis. The EPC core business at the axis is supported
by fabrication/manufacturing resources in areas closely
intertwined with EPC activities, and in turn supports the future
viability of the business through long-term investments in areas
also closely related to EPC activities.
Bila digambarkan dalam sebuah bagan, maka model bisnis
WIKA akan terlihat sebagai berikut:
When depicted in a diagram, the WIKA business model would
appear as in the following:
Backward Integration
Core Activities
Forward Integration
Masing-masing kegiatan pada backward integration, core
activities maupun forward integration tersebut dilakukan
pada tiga sektor utama, yaitu sektor energi, sektor industri
dan sektor infrastruktur.
Each activity at backward integration, core activities and
also forward integration are implemented at three major
sectors, namely the energy sector, the industrial sector and the
infrastructure sector.
Pengamanan Perolehan Pendapatan
Securing Revenue Generation
Model bisnis WIKA dirancang sebagai wahana untuk
mencapai VISI 2020 Perseroan, selain juga mengamankan
perolehan pendapatan Perseroan dari tahun ke tahun. VISI
2020 mengarah pada upaya WIKA untuk menjadi salah satu
Perusahaan terbaik dalam bidang EPC dan Investasi yang
terintegrasi di Asia Tenggara.
The WIKA business model was designed as means to reach the
Company’s VISION 2020, in addition to securing the Company’s
revenue generation from year to year. VISION 2020 refers to
WIKA’s effort to become one of best company in the field of
integrated EPC and Investment in South-East Asia.
Namun untuk mencapai visi tersebut, Perseroan harus
dapat mengatasi tantangan yang timbul dari berbagai hal,
mulai dari persaingan pasar, perubahan teknologi, tuntutan
inovasi, rekrutmen serta retensi sumber daya manusia
bertalenta, hingga permasalahan yang timbul akibat dari
fluktuasi pasar, krisis ekonomi, gejolak sosial dan pemanasan
global.
However to reach that vision, the Company must be able to
overcome the challenges arising out of various situations,
starting from market competition, changes in technology,
demands of innovation, recruitment and also retention of
talented human resources, till problems arising out of market
fluctuations, economic crisis, social upheavals and global
warming.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
77
78
Dewasa ini, persaingan di sektor usaha konstruksi yang
meliputi pekerjaan konstruksi sipil umum dan konstruksi
bangunan gedung telah sedemikian ketatnya, sehingga
mendorong WIKA untuk mencari peluang usaha baru
di sektor konstruksi untuk utilitas, migas dan energi
(pembangkit tenaga listrik).
Today, competition in the construction sector, which includes
general civil construction and building construction works,
has become so tight that it compels WIKA to look for new
opportunities in the construction sector for utilities, oil & gas,
and energy (power plants).
Sebaliknya, bisnis manufaktur WIKA (backward) mampu
menghasilkan pendapatan tetap yang dapat ditingkatkan
dari tahun ke tahun; sedangkan penyertaan modal di
sektor-sektor energi, industri dan infrastruktur yang
bersifat strategis (forward), diharapkan memberi peluang
pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
In contrast, WIKA’s manufacturing business (backward) has
successfully yielded regular earnings that continues to improve
from year to year; while equity participation in the energy,
industrial and infrastructure sectors that are strategic in
character (forward), are expected to give continued long-term
growth opportunities.
Pada tahun 2009, strategi bisnis WIKA yang bertumpu
pada kegiatan backward, core dan forward mulai memberi
kontribusi nyata bagi WIKA, baik dari segi struktur bisnis
secara kelompok usaha, maupun dari segi perolehan
pendapatan. Sementara fokus yang lebih tajam pada
masing-masing lini usaha menjadikan langkah WIKA
semakin terarah serta lebih kompetitif dalam persaingan
pasar.
In 2009, the WIKA business strategy that is supported by
backward, core and forward activities began to give real
contributions to WIKA, whether from the business structure of a
group aspect, or from the revenue generation aspect. While the
sharper focus on each line of business makes WIKA’s steps more
certain and also more competitive in market competition.
Kompeten dan Unggul di Bidangnya
Competent and Excellent in its Field
Perjalanan dan kinerja Perseroan hingga tahun 2009 telah
memposisikan WIKA sebagai perusahaan dengan kekuatan
finansial dan kompetensi teknis yang unggul sehingga
mampu menyerap proyek-proyek mega infrastruktur. Posisi
ini dicapai berkat keberhasilan WIKA menerapkan model
bisnis yang stratejik, dimana anak perusahaan mampu
beroperasi dengan kadar spesialisasi dan kompetensi yang
tinggi, sekaligus memungkinkan WIKA untuk melaksanakan
proyek-proyek EPC secara terpadu dan kompetitif.
The Company’s journey and performance till 2009 have
positioned WIKA as a company with leading financial
strength and technical competency enabling it to take on
mega-infrastructure projects. This position was reached as a
result of WIKA’s success in implementing its strategic business
model, where subsidiaries are able to operate at a high rate of
specialization and competency, and at the same time enabling
WIKA to carry out EPC projects in an integrated and competitive
manner.
Beberapa pilar utama yang menopang kinerja tersebut
antara lain adalah keberhasilan WIKA dalam (i) proyek
overseas yang memberikan hasil usaha yang sangat
memuaskan pada tahun 2009; (ii) penguasaan sekitar 30
persen proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik
10.000 MW oleh pemerintah. dan (iii) penanganan proyek
mekanikal-elektrikal, proyek wilayah yang bersumber dana
APBD dan keberhasilan usaha WIKA Beton.
Several pillars sustaining that performance among others are
WIKA’s success in (i) overseas projects that posted gratifying
results in 2009; (ii) command of around 30 percent of the
government’s 10,000 MW power plant development projects,
and (iii) running mechanical-electrical projects, regional
projects funded by APBD and the success of WIKA Beton’s
venture.
WIKA semakin memantapkan taktik bisnis yang berhasil
diterapkan dalam beberapa tahun silam, sebagai berikut:
• Melakukan kemitraan dengan kontraktor atau investor
asing
• Mengupayakan integrasi melalui akuisisi dan
penyertaan modal
• Membentuk aliansi strategis dengan pemasok utama.
WIKA further solidified the business tactics that it has been
successfully implementing over the past years, by:
•
Establishing partnerships with foreign contractors or
investors
•
Striving for integration through acquisition and equity
participation
•
Establishing strategic alliances with major suppliers
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Bermitra dengan Kontraktor Asing
dan Investor Asing
Partnerships with Foreign
Contractors and Investors
Kemitraan dengan kontraktor atau investor asing terealisasi
dalam proyek infrastruktur Aljazair dimana Perseroan
menjadi subkontraktor dari perusahaan konstruksi Kajima
yang tergabung dalam konsorsium Jepang, “COJAAL”
(Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek
tersebut WIKA mendapat bagian membangun lebih dari
40 unit jembatan dan peletakan girder pada jalan bebas
hambatan sepanjang 102 kilometer, structural works, precast
factory, temporary building dan ancillary works.
The partnership with foreign contractors or investors was
realized in the Algerian infrastructure project where the
Company became a subcontractor to the Kajima construction
company which was part of the Japanese consortium,
“COJAAL” (Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazama, and Teken). In
the project WIKA was allocated the construction of more than
40 bridges and the placement of girders along a 102-kilometre
stretch of toll-road, structural works, precast factory, temporary
building and ancillary works.
Guna menunjang pembangunan ruas jalan yang
dipercayakan kepada WIKA, Perseroan juga membangun
dan mengoperasikan pabrik beton di dekat lokasi proyek.
Pabrik ini dibangun dengan peralatan utama yang diimpor
dari Indonesia, dioperasikan oleh tenaga kerja WIKA yang
didatangkan dari Indonesia, dan dikelola oleh tim ahli yang
berpengalaman dari WIKA Beton di Indonesia.
In order to support the construction of the stretch of road
allocated to WIKA, the Company also built and operated a
concrete factory near the project location. The factory was
constructed with major equipments imported from Indonesia,
operated by WIKA personnel brought in from Indonesia, and
managed by a team of experienced experts from WIKA Beton in
Indonesia.
Pengalaman WIKA Beton itu sendiri membawa pengaruh
yang tidak kecil, dimana pabrik beton WIKA di Aljazair
tersebut memiliki tingkat produktivitas dua kali lipat
dibandingkan dengan pabrik beton serupa yang dibangun
dan dioperasikan oleh subkontraktor lain pada ruas jalan
yang berbeda.
The WIKA Beton experience itself brought an effect that was by
no means small, where the WIKA concrete factory in Algeria
had a level of productivity two-fold that of other similar
concrete factories built and operated by other subcontractors
working on different parts of the toll-road.
Keberhasilan ini diikuti pula oleh hasil yang sangat
memuaskan dalam pelaksanaan proyek secara keseluruhan,
sebagaimana diutarakan oleh Pemerintah Aljazair dan
sesuai penilaian COJAAL yang menyatakan bahwa dari
seluruh kontraktor yang terlibat di proyek pembanguan
jalan ini, WIKA dipandang sebagai pelaksana terbaik.
This success was followed too by the very gratifying results
in the execution of the project as a whole, as voiced by the
Algerian Government and according to the assessment by
COJAAL stating that of all the contractors involved in the tollroad construction project, WIKA was seen as the best executor.
WIKA memperoleh sambutan positif dari Pemerintah
Aljazair, yang telah mengundang WIKA untuk turut serta
dalam tender proyek pembangunan infrastruktur lainnya
sebagai main contractor.
WIKA received positive response from the Algerian Government,
which had invited WIKA to participate in other infrastructure
development project tenders as a major contractor.
Kemitraan dengan kontraktor asing juga dilakukan
WIKA untuk berbagi proyek besar di Indonesia, terutama
proyek-proyek pembangkit tenaga listrik dan proyek
penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai
oleh bantuan dana atau pinjaman luar negeri, sehingga
melibatkan peran serta kontraktor asing dari negara asal
penyandang dana.
Partnership with foreign contractor was also established by
WIKA to jointly take on big projects in Indonesia, especially
power plant projects and natural disaster management
projects which are generally financed by foreign donor aids or
loans, hence involving the participation of foreign contractors
from the donor countries.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
79
Untuk proyek pembangunan pembangkit berbahan
bakar gas, WIKA bermitra dengan kontraktor Jepang yaitu
Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi Heavy Industries.
Sedangkan untuk pembangkit listrik bahan bakar
batubara, WIKA bermitra dengan kontraktor Cina, Chengda
Engineering. Untuk proyek penanggulangan bencana alam,
WIKA melaksanakan pekerjaan Konstruksi Sabo dan Tanggul
Gunung Merapi dan bermitra dengan kontraktor asing
yaitu Shimizu Ltd. dan pekerjaan Sabo Dam Bawakaraeng di
Sulawesi Selatan bermitra dengan Hazama Corporation.
For gas-powered power station projects, WIKA partnered
Japanese contractors namely Mitsubishi Corporation and
Mitsubishi Heavy Industries. Whereas for coal-fired power
stations, WIKA partnered a Chinese contractor, Chengda
Engineering. For natural disaster management projects,
WIKA carried out the Sabo Construction and Mount Merapi
Embankment works in partnership with foreign contractor,
Shimizu Ltd., and the Sabo Dam Bawakaraeng in South
Sulawesi in partnership with Hazama Corporation.
Integrasi Melalui Akuisisi dan Penyertaan Modal
Integration Through Acquisition and Equity
Participation
Perseroan terus berupaya meningkatkan integrasi
pelayanan maupun pelaksanaan proyek diantara kelompok
usaha WIKA dengan melakukan akuisisi atau penyertaan
modal pada perusahaan-perusahaan yang dipandang
mampu memberikan nilai sinergi. Pada tahun 2009,
Perseroan mendirikan anak perusahaan sesuai Akta No.2
tanggal 16 Juli 2009 yang dibuat dihadapan A.Budy
Prihastyanti Suryaningsih, SH di Bandung. WIKA bersamasama perusahaan daerah Jabar membentuk anak usaha,
WIKA Jabar Power dengan penyertaan modal oleh WIKA
sebesar 55 persen. Maksud dan tujuan dari Perseroan adalah
untuk menyelenggarakan usaha pengembangan Panas
Bumi sisi hulu (up stream) dan pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di sisi hilir (down stream)
dan menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan sampai
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan
memanfaatkan sumber panas bumi yang berada di daerah
Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang dan Subang,
Propinsi Jawa Barat.
80
The Company continues striving to improve integration
of services and also execution of projects within the WIKA
group by conducting acquisitions or equity participation in
companies deemed capable of yielding synergetic value. In
2009, the Company established a subsidiary pursuant to Deed
No.2 dated 16 July 2009 drawn up before A. Budy Prihastyanti
Suryaningsih, SH in Bandung. WIKA and region-owned
company Jabar jointly established a subsidiary, WIKA Jabar
Power, with WIKA’s equity participation at 55 percent. The
purpose and objective of the Company is to carry out upstream
geothermal developments and downstream Geothermal
Power Station (PLTP) develop and operate an electrification
business up to the Geothermal Power Station by exploiting
the geothermal energy located within the area of Mount
Tampomas, in the Sumedang and Subang Regencies, in the
Province of West Java.
Kerjasama Strategis dengan Pemasok Utama
Strategic Partnership with Major Suppliers
Untuk mendukung hasil kerja yang excellent Perseroan
menjalin kerja sama atau aliansi strategis dengan pihakpihak yang merupakan pemasok utama dalam suatu
bidang kegiatan tertentu. Sebagai contoh: Dalam
pengerjaan tabung gas berukuran tiga (3) kilogram, yang
turut menunjang upaya pemerintah dalam mengubah
pola konsumsi energi masyarakat dari penggunaan minyak
tanah ke gas, WIKA mengadakan kerja sama dengan
pemasok plat baja, yaitu PT Krakatau Steel.
To support the Company’s excellent work in establishing
strategic partnerships or alliances with parties that are major
suppliers in a particular area of activity. For example: In the
manufacture of three (3) kilogram gas cylinders, which also
supported the government’s drive to shift the public’s energy
consumption pattern from the use of kerosene to gas, WIKA
collaborated with supplier of steel plates, PT Krakatau Steel.
Untuk pengadaan besi beton, WIKA melakukan kontrak
payung dengan supplier PT Berkat Jaya Niagatama dan PT
Interworld Steel Miles. Pengadaan kontrak payung dengan
pemasok utama dapat meningkatkan daya tawar Perseroan
untuk memperoleh harga terbaik seperti:
1. PT Swadaya Graha, (erection mechanical & electrical)
2. PT Panca Duta, (jetty)
3. Chengda Corporation (boiler, turbine & engineering)
4. Yixing Corporation (coal unloading equipment)
5. PT Varia Usaha (fabricator dan erection conveyor)
For the provision of iron rods for reinforced concrete, WIKA
entered into an umbrella contract with suppliers PT Berkat
Jaya Niagatama and PT Interworld Steel. Having an umbrella
contract with major suppliers improves the Company’s
bargaining power in getting the best prices as with:
1. PT Swadaya Graha, (erection, mechanical & electrical)
2. PT Panca Duta, (jetty)
3. Chengda Corporation (boiler, turbine & engineering)
4. Yixing Corporation (coal unloading equipment)
5. PT Varia Usaha (fabricator and erection conveyor)
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
6.
7.
8.
6.
7.
8.
Yokogawa (Terminal Auto System)
Pentraco & Tokyo Keisho (Automatic Tank Gauge)
Optima & Rotork (repair Motor Operated Valve)
Yokogawa (Terminal Auto System)
Pentraco & Tokyo Keisho (ATG)
Optima & Rotork (repair MOV)
Sedangkan untuk pengadaan beton Ready Mix, WIKA
bekerja sama dengan PT Adhimix Precast dan PT Holcim
Indonesia Tbk, dua produsen semen beton bertulang
baja terkemuka di Indonesia saat ini. Selain itu, WIKA telah
menjalin kerjasama dengan para subkontraktor spesialis,
diantaranya seperti PT Perum Jasa Tirta I dengan produk
Pancang Cabut Steel Sheet Pile, PT Triroyal Timur Raya
dengan produk Fabrikasi Stasiun Tandan dan Rebusan serta
PT Dian Berda dengan produk Cikro JGA-5.
Whereas for the provision of Ready Mix concrete, WIKA
collaborates with PT Adhimix Precast and PT Holcim Indonesia
Tbk, two of the most renowned producers of steel-reinforced
concrete cement in Indonesia to date. Additinally, WIKA has
also established collaborations with specialist sub-contractors,
which among other include PT Perum Jasa Tirta I with its
product Removable Steel Sheet Piles, PT Triroyal Timurraya with
its product Water Treatment Plants and also PT Dian Berda with
its product Cikro JGA-5.
Pendapatan Usaha
Operating Income
Dilihat dari pendapatan Perseroan pada tahun 2009, sektor
jasa konstruksi masih memberikan kontribusi pendapatan
terbesar, yaitu sekitar 55,8 persen dari seluruh perolehan
pendapatan Perseroan. Kontribusi tersebut sedikit banyak
menggambarkan betapa pentingnya kegiatan bisnis inti
bagi Perseroan, dengan semakin ditunjang oleh perolehan
pendapatan dari anak perusahaan dan perusahaan
patungan. Tabel berikut ini menggambarkan kontribusi
masing-masing lini usaha Perseroan terhadap total
pendapatan untuk tahun-tahun 2008 dan 2009:
With regard to the Company’s income in 2009, the construction
services sector remains the biggest revenue contributor,
with around 55.8 percent of the entire Company revenue.
The contribution more or less depicts how important the
Company’s core business activity is, with progressively being
supported by the revenue generated by the subsidiary and jointventure companies. The following table shows the contribution
by each of the Company’s line of business in comparison to the
total revenue for the years 2008 and 2009:
Pendapatan Berdasarkan Segmen Usaha
Revenues based on business segment
Dalam Juta Rupiah
(in Million Rupiah)
Proyek
2008
2009
Projects
Tol, Jalan, Jembatan
915.919
939.003
Tolls Roads, Bridges
Pelabuhan, irigasi, Bendungan
456.809
601.240
Ports, Irrigation, Dam
Kelistrikan
452.963
951.451
Power Plant
Utilitas dan Mekanikal-Elektrikal
1.291.996
547.391
Utility and Mechanichal-Electrical
Gedung
1.255.205
703.701
Building
Realty
341.178
444.480
Real Estate
Industri dan perdagangan
940.806
1.154.740
Industry and Trade
Industri beton
904.201
1.248.851
Concrete Precast Industry
6.559.077
6.590.857
Before KSO’s
273.510
593.750
Joint Operation
6.832.587
7.184.607
TOTAL After KSO’s
Total (sebelum KSO)
Kerjasama operasi (KSO)*
TOTAL (setelah KSO)
* Penjualan KSO tidak di buku pada akun Penjualan, hanya dicatat labanya pada Laba Kotor
Sales of KSO are not posted on the Sales account, only the profit is accounted for in the Gross Profit
Rincian proyek-proyek yang berhasil diselesaikan Perseroan
pada tahun 2009 terdapat pada tabel di bawah ini:
Description of projects completed by the Company in 2009 are
listed on the table below:
Konstruksi Sipil/Infrastuktur
Civil Construction/Infrastructure
Dalam Juta Rupiah
No.
1
Nama Proyek/Name of Project
Toll Road JORR W-1 Kebun Jeruk-Penjaringan
(in Million Rupiah)
Nilai/Value
Realisasi/Realization
317,585
30-Des-09
2
Central Segment Suramadu Bridge, East Java
187,787
12-Jun-09
3
Amplas Fly Over Bridge, Medan
111,700
30-Des-09
4
Cengkareng Fly Over Bridge, Tangerang
65,081
9-Des-09
5
Curah Cair Port, Riau
46,252
25-Feb-09
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
81
Konstruksi Bangunan Gedung
Building Construction
Dalam Juta Rupiah
No.
(in Million Rupiah)
Nilai/Value
Realisasi/Realization
Paragon City Semarang
184.695
28-Apr-09
2
BSD Entertainment Center
118.546
2-Jan-09
3
Astra Insurance Building
77.662
24-Juni-09
1
Nama Proyek/Name of Project
4
Lombok International Airport
54.014
24-Nov-09
5
SMAN 3 Tenggarong East Kalimantan
39.363
14-Apr-09
Elektrikal dan Mekanikal
Electrical and Mechanical
Dalam Juta Rupiah
No.
1
(in Million Rupiah)
Nama Proyek/Name of Project
RFO PF II Factory, PT Petrokimia, Gresik
Nilai/Value
Realisasi/Realization
129,500
13-Okt-09
24-Apr-09
2
Construction of Kelanis Hopper 6 PT Adaro Indonesia, Kalimantan
38.802
3
Kertajaya CPO Plant,
37.034
31-Jul-09
4
Electric Tower Transmission 150 KV PLTU 3, Banten
20.419
16-Okt-09
5
PT Buana Karya Bhakti’s Palm Oil Mill
19.538
08-Agt-09
Energi
Dalam Juta Rupiah
No.
82
Energy
(in Million Rupiah)
Nama Proyek/Name of Project
Nilai/Value
Realisasi/Realization
1
Labuhan Angin Coal Fired Steam Power Plant 2 x 115 MW, North Sumatera
37.234
20-Jan-09
2
Muara Karang Gas Power Plant – Civil Architecture Works Switch yard, Jakarta
11.440
31-Jan-09
B. Tinjauan Keuangan
B. Financial Review
Secara umum kondisi keuangan WIKA pada tahun 2009
menunjukkan keadaan yang sangat sehat. Posisi keuangan
WIKA hingga akhir tahun 2009 sangat likuid dan mampu
membiayai seluruh operasinya dan sejumlah investasi
untuk pengembangan Perseroan selama tahun 2010. Di
tengah situasi perekonomian dunia yang kurang kondusif,
Perseroan kembali berhasil mencapai kenaikan laba bersih
yang cukup signifikan dibandingkan dengan laba bersih
pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih ini dipicu
oleh keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi,
khususnya dalam pengadaan sumber daya dan metode
kerja pelaksanaan. Pencapaian laba bersih mencapai
8,1 persen diatas target yang ditetapkan dalam RKAP
2009 sebesar Rp175,03 miliar. Dalam konteks keadaan
perekonomian dunia yang tidak menentu, kenaikan laba
bersih itu merupakan suatu prestasi yang menggembirakan.
In general, WIKA’s financial condition in 2009 showed it to be
in prime health. Its financial position as of year-end 2009 was
very liquid and able to finance the entire operations and a
number of investments for the development of the Company
throughout 2010. In spite of the less than conducive global
economic situation, the Company once again succeeded in
achieving an increase in net profit significantly better than that
of the previous year. The increase in net profit was triggered by
the Company’s success in improving efficiencies, especially in
the provision of resources and the methods of work execution.
The increase in net profit surpassed the target set in the RKAP
by 8.1 percent. In the context of an uncertain global economic
situation, that net profit increase represented a most exciting
achievement.
I. Laba Bersih
I. Net Profit
WIKA mencatat kenaikan laba bersih sebesar 21,3 persen
dari Rp156,03 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp189,22
miliar pada tahun 2009. Kenaikan laba bersih ini disebabkan
oleh kenaikan total laba kotor sebesar 45,8 persen dan
laba usaha sebesar 68,4 persen. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi tingkat pencapaian laba bersih adalah
meningkatnya laba sebelum pajak sebesar 35,8 persen dari
Rp256,42 miliar menjadi Rp348,11 miliar dan penurunan
hak minoritas atas laba perusahan sebesar 7,1 persen dari
Rp18,62 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp17,30 miliar
pada tahun 2009.
WIKA posted a net profit increase of 21.3 percent in 2009
becoming Rp189.22 billion compared to Rp156.03 billion in
the previous year. This net profit increase was effected by the
increase in total gross profit by 45.8 percent, operating profit
by 68.4 percent and the increase in miscellaneous income/
(expenses) by 334.2 percent compared to the year before.
Other factors affecting the attainment level of net profit were
the increase in profit before tax by 35.8 percent from Rp256.42
billion to Rp348.11 billion and the decrease in minority interests
in earnings of subsidiaries by 7.1 percent from Rp18.62 billion in
2008 becoming Rp17.30 billion in 2009.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
1. Laba Kotor
1. Gross Profit
WIKA mencatat peningkatan laba kotor sebesar 45,8 persen
dari Rp442,93 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp645,73
miliar pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh (i)
keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi
terutama dalam proses pengadaan dan metode kerja
pelaksanaan, (ii) kondisi tersebut dapat menekan beban
pokok penjualan dari Rp6,11 triliun pada tahun 2008
menjadi Rp5,97 triliun pada tahun 2009. Sementara itu laba
proyek KSO mencatat kenaikan yang signifikan dari rugi
sebesar Rp3,09 miliar pada tahun 2008 menjadi laba sebesar
Rp22,61 miliar pada tahun 2009. Keseluruhan pos-pos
tersebut mempengaruhi pencapaian laba kotor Perseroan
di tahun 2009.
WIKA posted a total gross profit of Rp645.73 billion in 2009
or up 45.8 percent compared to the previous year’s Rp442.93
billion. This increase was due to (i) the Company’s success in
improving efficiency especially in the provision of resources
and methods of work execution, and (ii) the reduction of cost
of sales from Rp6.11 trillion in 2008 to Rp5.97 trillion in 2009.
Meanwhile, the KSO projects posted a net profit of Rp22.61
billion in 2009 compared to a loss of Rp3.09 in 2008. All of the
above-mentioned posts affected the Company’s gross profit in
2009.
a.
Penjualan Bersih
Perseroan berhasil mencatat kenaikan penjualan bersih
sebesar 0,5 persen dari Rp6,56 triliun pada tahun
2008 menjadi Rp6,59 triliun di tahun 2009. Selain itu
penjualan pada proyek-proyek KSO juga mengalami
peningkatan 117,1 persen dari Rp273,51 miliar pada
tahun 2008 menjadi Rp593,75 miliar pada tahun 2009.
b. Laba/Rugi KSO
Proyek kerja sama operasi (KSO) WIKA pada tahun 2009
mencatat keuntungan sebesar Rp22,61 miliar
a.
2. Beban Usaha dan Laba Usaha
2. Operating Expenses and Operating Income
Jumlah beban usaha WIKA meningkat sebesar 3,7 persen
dari Rp155,00 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp160,78
miliar pada tahun 2009. Kenaikan beban usaha ini dipicu
oleh naiknya beban administrasi dan umum sebesar 3,9
persen dari Rp152,41 miliar pada tahun 2008 menjadi
Rp158,36 miliar pada tahun 2009. Sementara itu, terjadi
penghematan pada beban penjualan sebesar 6,5 persen
dari Rp2,59 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp2,42 miliar
pada tahun 2009. Kenaikan beban usaha dapat di imbangi
dengan kenaikan laba kotor sehingga laba usaha tetap
mengalami peningkatan sebesar 68,4 persen dari Rp287,93
miliar pada tahun 2008 menjadi Rp484,95 miliar pada tahun
2009.
WIKA’s total operating expenses rose by 3.7 percent to Rp160.78
billion in 2009 compared to Rp155.00 billion in the previous
year. The increase in operating expenses was triggered by the
3.9 percent increase in general and administration expenses
from Rp152.41 billion in 2008 to Rp158.36 billion in 2009 .
Meanwhile, a saving in marketing expenses equal to 6.5 percent
occurred resulting in a total Rp2.42 billion in 2009 compared
to Rp2.59 billion in the previous year. All this had an effect on
operating income that increased by 68.4 percent from Rp287.93
billion in 2008 becoming Rp484.95 billion in 2009.
a.
a.
Beban Penjualan
Beban Penjualan mengalami penurunan sebesar 6,5
persen dari Rp2,59 miliar pada tahun 2008 menjadi
Rp2,42 miliar pada tahun 2009. Penurunan ini
disebabkan oleh selektifitas dan efektifitas manajemen
dalam mengikuti tender dan pembebanan biaya
pemasaran proyek-proyek yang didapat pada beban
pokok penjualan proyek yang bersangkutan.
b.
Net Sales
The Company successfully posted a 0.5 percent increase
in net sales from Rp6.56 trillion in 2008 to Rp6.59 trillion in
2009. In addition sales at KSO projects also increased by
117.1 percent from Rp273.51 billion in 2008 to Rp593.75
billion in 2009.
KSO Profit/Loss
WIKA’s joint-operation (KSO) projects posted a profit
Rp22.61 billion in 2009.
Cost of Sales
Cost of Sales in 2009 experienced a decrease of 6.5
percent from Rp2.59 billion in 2008 to Rp2.42 billion in
2009. The decrease was due to the selective and effective
management of the Company’s participation in project
tenders as well as in the allocation of the marketing
expenses of won projects to the cost of sales of the project
in question.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
83
b. Beban Umum dan Administrasi
Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2009
meningkat sebesar 3,9 persen menjadi Rp158,36
miliar. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh
meningkatnya beban personalia sebesar 6,7 persen
menjadi Rp119,79 miliar dibanding tahun sebelumnya
sebesar Rp112,26 miliar, antara lain pada Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja (PSAK 24), kenaikan beban pajak
penghasilan.
b.
3. Pendapatan/(Beban) Lain-lain
3. Miscellaneous Income/(Expenses)
Pada tahun 2009, WIKA membukukan beban lain-lain
sebesar Rp136,84 miliar, meningkat sebesar 334,2 persen
dibandingkan dengan beban lain-lain sebesar Rp31,52 pada
tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh menurunnya laba selisih kurs sebesar Rp25,00 miliar,
menurunnya pendapatan bunga deposito sebesar Rp23,33
miliar, menurunnya beban penyisihan piutang sebesar
Rp8,9 miliar meningkatnya beban bunga sebesar Rp7,74
miliar, adanya beban penyisihan akibat penyesuaian harga
persediaan sebesar Rp45,05 miliar serta beban amortisasi
goodwill sebesar Rp2,51 miliar.
In the year 2009, WIKA booked miscellaneous expenses of
Rp136.84 billion, up 334.2 percent from Rp31.52 billion the
previous year. The increase in miscellaneous expenses was
mainly caused by the decrease in net profit from forex gain
by Rp25.00 billion, the decrease in interest income from time
deposit by Rp23.33 billion, the decrease in allowance for bad
debts by Rp8.9 of billion, the increase in interest expense by
Rp7.74 billion, the allowance for inventory price adjustment of
Rp45.05 billion and also the amortization of goodwill expense
of Rp2.51 billion.
a.
Pendapatan bunga deposito berjangka dan Jasa Giro
Pada tahun 2009, pendapatan bunga deposito
berjangka dan jasa giro WIKA menurun sebesar 43,4
persen menjadi Rp30,42 miliar. Hal ini disebabkan oleh
menurunnya tingkat suku bunga deposito dan jumlah
dana yang didepositokan oleh Perseroan.
a.
Interest Income from Time Deposit and Current Account
WIKA’s interest income from time deposit and current
account decreased by 43.4 percent to Rp30.42 billion
in 2009. This was due to shrinking time deposit interest
rates and the decrease in total funds deposited by the
Company.
b. Laba Selisih Kurs Mata Uang Asing Bersih
Pada saat yang sama, terjadi penurunan sebesar 94,6
persen pada laba selisih kurs mata uang asing bersih
di tahun 2009 dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Jumlah laba selisih kurs mata uang asing bersih
menurun dari Rp 26,44 miliar menjadi Rp1,43 miliar.
Penurunan ini disebabkan oleh revaluasi piutang
dan hutang atas proyek-proyek yang pendanaannya
berupa valas, terutama USD dan Yen yang mengalami
penurunan nilai tukar terhadap Rupiah sepanjang
tahun 2009.
b.
Net Profit from Forex Gain
In the same instance, a decrease of 94.6 percent occurred
in the net profit from foreign exchange gains of 2009
compared to the year before. The total profit from foreign
exchange gains fell from Rp 26.44 billion to Rp1.43
billion. The decrease was due to the revaluation of both
the payables and receivables of projects financed in
foreign-exchange denomination, especially US Dollar and
Japanese Yen, both of which declined in their exchange
rates against the Rupiah during 2009.
c.
c.
Profit from Fix Asset Sales
Profit from sales of fixed assets fell from Rp4.29 of billion in
2008 to Rp(2) million in 2009.
d.
Interest and Penalty Expenses
Interest and penalty expenses increased by Rp7.74 billion
in 2009, or 17.6 percent from Rp44.02 billion in 2008
to Rp51.76 billion. The increase was mainly due to the
subsidiary companies requiring relatively large working
capitals.
Laba Penjualan Aset Tetap
Laba penjualan aset tetap mengalami penurunan dari
Rp4,29 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp (2) juta pada
tahun 2009.
d. Beban Bunga dan Denda
Beban bunga dan denda pada tahun 2009 meningkat
sebesar 17,6 persen atau Rp7,74 miliar dari Rp44,02
miliar pada tahun 2008 menjadi Rp51,76 miliar pada
tahun 2009. Peningkatan terjadi terutama pada anak
perusahaan yang membutuhkan modal kerja yang
relatif besar.
84
General and Administration Expenses
General and Administration Expenses increased by 3.9
percent in year 2009 to Rp158.36 billion. The increase
was mostly due to the increase in personnel expense by
6.7 percent to Rp119.79 billion compared to the previous
year’s Rp112.26 billion, the components of which among
other things included the obligation to provide Retirement
Benefit (PSAK 24), and the increase in income tax expense.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
e.
Beban Penyisihan Piutang
Beban penyisihan piutang Perseroan pada tahun
2009 turun sebesar 17,7 persen atau Rp8,90 miliar
dari Rp50,18 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp41,27
miliar pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan
oleh beberapa piutang macet dapat diselesaikan dan
cair di tahun 2009. Upaya-upaya tersebut akan terus
dilanjutkan di tahun-tahun mendatang.
e.
Allowance for Bad Debts Expenses
The Company’s allowance for bad debts decreased
by Rp8.90 billion or 17.7 percent from Rp50.18 billion
in 2008 to Rp41.27 billion in 2009. This decrease was
brought about by the settlement of a number of doubtful
receivables in 2009. These measures will continue to be
taken in the coming years.
f.
Beban Lain-lain Bersih
Beban lain-lain bersih pada tahun 2009 meningkat 28,9
persen atau sebesar Rp6,31 miliar dari Rp21,78 miliar
pada tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp28,09
miliar.
f.
Net Miscellaneous Expenses
Net miscellaneous expenses in 2009 increased by Rp6.31
billion or 28.9 percent from Rp21.78 billion the year before
to Rp28.09 billion.
4. Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi
4. Allocation of Profit/(Loss) of Associated Companies
Dari laba Perseroan senilai Rp189,22 miliar pada tahun
2009, terdapat kontribusi dari perusahaan asosiasi sebesar
Rp69,14 miliar, yang terdiri dari:
• WIKA Beton, Rp64,49 miliar
• WIKA Intrade, Rp(20,62) miliar
• WIKA Realty, Rp17,67 miliar
• WIKA Gedung, Rp6,89 miliar
• WIKA Insan Pertiwi, Rp0,77 miliar
• WIKA Jabar Power, Rp(0,06) miliar
Out of the Company’s total profit of Rp189.22 billion in 2009,
there were contributions by associated companies totalling
Rp69.14 billion, which consisted of:
• WIKA Beton, Rp64.49 billion
• WIKA Intrade, Rp(20.62) billion
• WIKA Realty, Rp17.67 billion
• WIKA Gedung, Rp6.89 billion
• WIKA Insan Pertiwi, Rp0.77 billion
• WIKA Jabar Power, Rp(0.06) billion.
5. Beban Pajak
5. Tax
Jumlah beban pajak terdiri dari Pajak Final Jasa Konstruksi,
Pajak Kini, dan Pajak Tangguhan. Pada tahun 2009, Pajak
Final Jasa Konstruksi diperhitungkan sebesar Rp123,87
miliar, Pajak Kini sebesar Rp37,46 miliar dan Pajak
Tangguhan sebesar Rp(19,74) miliar.
Total tax expenses consisted of Construction Services Final Tax,
Current Tax, and Deferred Tax. In 2009, Construction Services
Final Tax was estimated at Rp123.87 billion, Current Tax at
Rp37.46 billion and Deferred Tax at Rp(19.74) billion.
Secara total beban pajak naik sebesar 73,2 persen dari
Rp81,76 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp141,59 miliar
pada tahun 2009.
In total tax expense went up by 73.2 percent from Rp81.76
billion in 2008 to Rp141.59 billion in 2009.
a.
Pajak Final Jasa Konstruksi
Dengan diberlakukannya Pajak Final atas Jasa
Konstruksi maka hasil usaha tahun 2009 telah
diperhitungkan beban pajak final jasa konstruksi sesuai
dengan PP. RI Nomor 40 Tahun 2009, sebesar Rp123,87
miliar.
a.
Final Tax on Construction Services
With the Construction Services Final Tax in effect hence the
2009 results included the calculation of the tax pursuant
to RI Government Regulation Number 40 Year 2009, which
amounted to Rp123.87 billion.
b. Pajak Kini
Pajak Kini turun sebesar 48,5 persen dari Rp72,73 miliar
pada tahun 2008 menjadi Rp37,46 miliar pada tahun
2009. Penurunan angka Pajak Kini tersebut disebabkan
oleh penurunan laba sebelum pajak anak perusahaan.
b.
Current Tax
Current Tax decreased by 48.5 percent to Rp37.46 billion
in 2009 from Rp72.73 billion in the previous year. This was
due to the decrease in the profits before tax of subsidiary
companies.
c.
c.
Deferred Tax
Deferred Tax increased by 318.5 percent from Rp9,03 billion
in 2008 to Rp(19.74) billion in 2009. This was brought
about by the increase in transient difference between
the Commercial and Fiscal Reports of the subsidiary
companies.
Pajak Tangguhan
Pajak Tangguhan meningkat sebesar 318,5 persen
dari Rp9,03 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp(19,74)
miliar pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan terdapat
peningkatan perbedaan temporer atas Laporan
Komersial dan Fiskal di anak perusahaan.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
85
Hak Minoritas atas Laba Anak Perusahaan
Minority Interests on Gain of it’s Subsidiaries
Jumlah hak minoritas anak perusahaan meningkat sebesar
7,1 persen dari Rp18,62 miliar pada tahun 2008 menjadi
Rp17,30 miliar pada tahun 2009 karena meningkatnya laba
anak perusahaan .
Minority interests on gain of subsidiaries increased by 7.1
percent from Rp18.62 billion in 2008 to Rp17.30 billion in 2009
as a result of increased profits by the subsidiaries.
II. Aset
II. Assets
Jumlah aset WIKA pada tahun 2009 mencapai Rp5,70 triliun
yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp4,96 triliun dan
aset tidak lancar yang berjumlah Rp738,08 miliar. Jumlah
aset pada tahun 2009 tersebut turun sebesar 1,2 persen
dibandingkan dengan jumlah aset pada tahun 2008 sebesar
Rp5,77 triliun. Faktor utama yang menyebabkan penurunan
jumlah aset Perseroan pada tahun 2009 adalah penurunan
tajam di persediaan sebesar 22,6 persen dari Rp1,35 triliun
menjadi Rp1,04 triliun, khususnya pada persediaan barang
jadi anak perusahaan dan penurunan piutang baik piutang
usaha maupun tagihan bruto. Selain itu, nilai investasi
pada perusahaan asosiasi juga menunjukkan lonjakan
tajam sebesar 516,5 persen dari Rp19,71 miliar tahun 2008
menjadi Rp121,51 miliar pada tahun 2009. Hal ini karena
Perseroan melakukan investasi berupa penyertaan saham
pada PT Marga Nujyasumo Agung sebesar Rp116,80 miliar
atau 20,0 persen dari total saham PT Marga Nujyasumo
Agung dan divestasi penyertaan saham pada PT Wijaya
Tama Perkasa sebesar Rp15,00 miliar.
Total WIKA assets in 2009 reached Rp5.70 trillion comprising
current assets valued at Rp4.96 trillion and non-current assets
at Rp738.08 billion. Total assets in 2009 shrank 1.2 percent
compared to total assets of Rp5.77 trillion in 2008. The primary
factor causing the decrease in the Company’s total assets
in 2009 was the sharp decline in inventory by 22.6 percent
from Rp1.35 trillion to Rp1.04 trillion, especially the inventory
of finished goods belonging to the subsidiary companies.
In addition, investment value in associated companies also
sharply hiked by 516.5 percent from Rp19.71 billion in 2008
becoming Rp121.51 billion in 2009. This was due to the
Company’s investment in the form of equity shares in PT Marga
Nujyasumo Agung valued at Rp116.80 billion or 20.0 percent of
PT Marga Nujyasumo Agung’s total shares and the divestment
of shares in PT Wijaya Tama Perkasa valued at Rp15.00 billion.
1. Aset Lancar
1. Current Assets
Jumlah aset lancar WIKA pada tahun 2009 turun 5,1
persen dari Rp5,23 trilun pada tahun 2008 menjadi
Rp4,96 triliun. Penurunan ini dipicu oleh menurunnya
jumlah persediaan sebesar 22,6 persen menjadi Rp1,04
triliun dari Rp1,35 triliun di tahun sebelumnya. Selain
itu, juga terjadi penurunan pada jumlah piutang usaha
dan tagihan bruto pemberi kerja yang masing-masing
mengalami penurunan sebesar 16,1 persen dan 8,9
persen.
2. Aset Tidak Lancar
Terjadi kenaikan jumlah aset tidak lancar sebesar 36,3
persen dari Rp541,49 miliar pada tahun 2008 menjadi
Rp738,08 miliar pada tahun 2009. Kenaikan yang cukup
signifikan adalah investasi pada perusahaan asosiasi
yang meningkat 516,5 persen dari Rp19,71 miliar pada
tahun sebelumnya menjadi Rp121,51 miliar pada tahun
2009. Selain itu, terjadi juga kenaikan yang signifikan
sebesar 206,3 persen dalam nilai tanah yang belum
dikembangkan di PT WIKA REALTY pada tahun 2009
menjadi Rp66,12 miliar dari Rp21,59 miliar pada tahun
2008.
86
WIKA’s total current assets in 2009 decreased by 5.1 percent
to Rp4.96 trillion compared to the previous year’s currents
assets of Rp5.23 trillion. This decrease was triggered by the
22.6 percent decrease in total inventory to Rp1.04 trillion
from Rp1.35 trillion the previous year. Additionally, there
was also a decrease in trade receivables and gross client
invoices, each decreasing by 16.1 percent and 8.9 percent
respectively.
2. Non-current Assets
An increase in total non-current assets occurred in 2009
equal to 36.3 percent resulting in a total of Rp738.08
billion up from Rp541.49 billion in the previous year. The
relatively significant increase occurred in investment in
associated companies that went up by 516.5 percent from
Rp19.71 billion the previous year to Rp121.51 billion in
2009. Moreover, there was also a significant 206.3 percent
increase in the value of land yet to developed by PT WIKA
REALTY in 2009 to Rp66.12 billion from Rp21.59 billion in
2008.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
III. Kewajiban dan Ekuitas
III. Liabilities and Equity
Jumlah kewajiban dan ekuitas WIKA menurun sebesar
1,2 persen menjadi Rp5,70 triliun pada tahun 2009
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,77 triliun.
Jumlah kewajiban WIKA terdiri dari kewajiban lancar dan
kewajiban tidak lancar. Pada tahun 2009, jumlah kewajiban
lancar Perseroan menurun sebesar 5,1 persen dari tahun
sebelumnya sebesar Rp 3,62 triliun menjadi Rp3,44 triliun.
Sementara kewajiban tidak lancar Perseroan pada tahun
2009 juga mencatat penurunan 7,9 persen dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu dari Rp683,44 miliar menjadi
Rp629,37 miliar. Hak kepemilikan minoritas dalam anak
perusahaan meningkat sebesar 24,2 persen pada tahun
2009 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp82,76
miliar menjadi Rp102,77 miliar. Sementara jumlah ekuitas
Perseroan meningkat 10,7 persen pada tahun 2009
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp1,38 triliun
menjadi Rp1,53 triliun.
WIKA’s total liabilities and equity decreased by 1.2 percent to
Rp5.70 trillion in 2009 compared to the previous year’s Rp5.77
trillion. WIKA’s total liabilities consisted of current liabilities and
non-current liabilities. In 2009, the Company’s total current
liabilities decreased by 5.1 percent to Rp3.44 trillion from the
previous year’s Rp 3.62 trillion. While the Company’s noncurrent liabilities in 2009 also posted a decrease by 8.0 percent
compared to the previous year, that is, from Rp683.44 billion
to Rp629.37 billion. Minority interests in assets of subsidiaries
went up by 24.2 percent in 2009 compared to the previous year,
that is, from Rp82.76 billion to Rp102.77 billion. The Company’s
total equity increased by 10.7 percent in 2009 compared to the
previous year, that is, from Rp1.38 trillion to Rp1.53 trillion.
1. Kewajiban Lancar
1. Current Liabilities
Jumlah kewajiban lancar Perseroan menurun sebesar
5,1 persen pada tahun 2009 menjadi Rp3,44 triliun.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya
pinjaman jangka pendek perusahaan sebesar
74,1 persen dari Rp603,84 miliar pada tahun 2008
menjadi Rp156,50 miliar di tahun 2009, hutang usaha
sebesar 11,0 persen dari Rp1,31 miliar pada tahun
2008 menjadi Rp1,16 triliun pada tahun 2009. Selain
penurunan tersebut terdapat peningkatan beberapa
pos kewajiban lancar antara lain hutang pajak
meningkat sebesar 94,2 persen dari Rp106,67 miliar
pada tahun 2008 menjadi Rp207,15 miliar pada tahun
2009 yang merupakan konsekuensi dari penerapan
PP. RI Nomor. 40 tahun 2009 tentang Pajak Final Jasa
Konstruksi. Kenaikan signifikan lainnya terjadi pada
jumlah uang muka dari pelanggan yang naik sebesar
62,2 persen dari Rp74,87 miliar pada tahun 2008
menjadi Rp121,44 miliar pada tahun 2009. Hal ini
terjadi karena meningkatnya pesanan produk beton
dan real estate di anak perusahaan.
Faktor lain yang memicu kenaikan kewajiban lancar adalah
meningkatnya jumlah biaya yang masih harus dibayar
sebesar 20,4 persen pada tahun 2009 dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar Rp819,28 miliar menjadi Rp986,09
miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
produksi baik jasa konstruksi maupun di anak perusahaan.
Pendapatan yang diterima dimuka meningkat sebesar 16,0
persen dari Rp652,07 miliar di tahun 2008 menjadi Rp756,44
miliar di tahun 2009. Hal ini dikarenakan meningkatnya
pesanan produk beton pada anak perusahaan WIKA.
The Company’s total current liabilities decreased by 5.1
percent to Rp3.44 trillion in 2009. The decrease was mainly
caused by the decrease in the Company’s short-term loans
by 74.1 percent from Rp603.84 billion in 2008 to Rp156.50
billion in 2009, and trade receivables by 11.0 percent from
Rp1.31 billion in 2008 to Rp1.16 trillion in 2009. Aside from
the decreases there were increases in a number of current
liabilities posts for example tax payable increased by 94.2
percent from Rp106.67 billion in 2008 to Rp207.15 billion
in 2009 which was the consequence of implementing
RI Government Regulation Number. 40 year 2009 on
Construction Services Final Tax. Other significant increases
occurred in the total down payments made by clients
which increased by 62.2 percent from Rp74.87 billion in
2008 to Rp121.44 billion in 2009. This occurred as a result
of increasing orders for the subsidiary companies’ concrete
and real estate products.
Another factor that triggered the increase in current liabilities
was the increase in accrued expenses by 20.4 percent in 2009
compared to the previous year’s Rp819.28 billion becoming
Rp986.09 billion. This increase was brought about by the
increase in production activities in construction services as well
at the subsidiary companies. Advance payments increased
by 16.0 percent from Rp652.07 billion in 2008 to Rp756.44
billion in 2009. This was due to the increase in orders for WIKA’s
subsidiary company’s concrete products.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
87
2. Kewajiban Tidak Lancar
Perseroan mencatat penurunan sebesar 7,9 persen
dalam jumlah kewajiban tidak lancar pada tahun 2009
dari Rp683,44 miliar pada tahun sebelumnya menjadi
Rp629,37 miliar.
The Company posted a 7.9 percent decrease in noncurrent liabilities in 2009 down to Rp629.37 billion from
Rp683.44 billion in the previous year.
Penurunan tersebut terutama pada nilai uang muka
diterima proyek jangka panjang yaitu sebesar 7,2 persen
dari Rp665,26 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp617,37
miliar pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan telah
diselesaikannya proyek-proyek konstruksi dan adjustment
atas saldo uang muka dalam mata uang asing sebagai
akibat menguatnya nilai tukar rupiah.
The decrease was mainly in the total advance payments
received for long-term projects, that is, by 7.2 percent from
Rp665.26 billion in 2008 to Rp617.37 billion in 2009. This
decrease was due to the completion of the construction
projects and the adjustment made on the balance of the
foreign currency denominated advance payments as a result of
the strengthening exchange rate of the rupiah.
Kewajiban tidak lancar yang mengalami kenaikan adalah
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja (PSAK 24) sebesar 49,3
persen dari Rp8,03 miliar menjadi Rp12,00 miliar. Jumlah
kewajiban imbalan paska kerja meningkat cukup signifikan
disebabkan oleh peningkatan jumlah pegawai dan
kenaikan pendapatan pegawai.
The current liabilities that experienced an increase, was the
Retirement Benefits Obligation (PSAK 24), up by 49.3 percent
from Rp8.03 billion to Rp12.00 billion. Total retirement benefits
obligation increased significantly as a result of the increasing
number of employees and the increase in employee salary.
3. Hak Kepemilikan Minoritas dalam Anak Perusahaan
3. Minority Interests in Assets of Subsidiaries
Pada tahun 2009, hak kepemilikan minoritas dalam
anak perusahaan WIKA meningkat sebesar 24,2 persen
dari Rp82,76 miliar menjadi Rp102,77 miliar. Kenaikan
ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih di anak
perusahaan WIKA.
4. Ekuitas
Jumlah ekuitas WIKA pada tahun 2009 meningkat
sebesar 10,7 persen dari Rp1,38 triliun pada tahun
sebelumnya menjadi Rp1,53 triliun. Kenaikan ini
terjadi terutama karena terjadi peningkatan dalam
jumlah laba ditahan sebesar 56,4 persen dari Rp246,89
miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp386,02
miliar dikarenakan meningkatnya nilai laba bersih
perusahaan.
88
2. Non-current Liabilities
In 2009, minority interests in assets of WIKA subsidiaries
went up by 24.2 percent from Rp82.76 billion to Rp102.77
billion. This increase was caused by the increase in the net
profits of WIKA’s subsidiary companies.
4. Equity
WIKA’s total equity in 2009 increased by 10.7 percent from
Rp1.38 trillion the previous year to Rp1.53 trillion. The
increase occurred mainly due to the increase in retained
earnings by 56.4 percent from Rp246.89 billion the year
before to Rp386.02 billion as a result of the increase in the
Company’s net profit.
Kemampuan Membayar Hutang
Solvability
Rasio Hutang terhadap Ekuitas
Rasio hutang terhadap ekuitas tahun 2009 tercatat 2,6
kali lebih rendah dari tahun 2008 sebesar 3,1 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin menguatnya struktur modal
perusahaan karena semakin kecilnya pembiayaan yang
didanai dari hutang.
Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio in 2009 was posted at 2.6 times lower than
in 2008 at 3.1 times. This reflected the Company’s strengthening
capital structure due to the reduction of loan-funded financing.
Rasio Hutang terhadap Total Aset
Rasio hutang terhadap total aset tahun 2009 tercatat 71,3
persen, lebih rendah dari tahun 2008 sebesar 74,6 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa penyelesaian hutang kepada
pihak ketiga oleh WIKA pada tahun 2009 lebih baik dari
tahun 2008.
Debt to Total Assets Ratio
Debt to Total Assets in 2009 was posted at 71.3 percent,
lower than in 2008 at 74.6 percent. This showed that WIKA’s
settlements of third-party loans in 2009 had improved over
2008.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Collectibility
Perputaran Piutang
Perputaran piutang pada tahun 2009 adalah 48,3 hari
lebih baik jika dibandingkan dengan capaian pada tahun
2008 sebesar 57,8 hari. Meningkatnya collection period
ini menunjukkan bahwa kinerja WIKA dalam melakukan
pencairan piutang usaha telah dilakukan dengan lebih baik
sehingga memperkuat modal kerja Perseroan.
Collection Period
Collection Period in 2009 was 48.3 days, an improvement when
compared to 2008 which was 57.8 days. The improvement
in collection period indicated that WIKA’s performance in
collecting receivables had improved hence strengthening the
Company’s working capital.
IV. Rasio-rasio Keuangan
IV. Financial Ratios
Imbalan kepada Pemegang Saham
Imbalan kepada pemegang saham pada tahun 2009 adalah
sebesar 12,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan
tahun 2008 sebesar 11,3 persen. Kondisi ini menunjukkan
bahwa imbalan yang dapat diberikan kepada pemegang
saham mengalami peningkatan cukup signifikan bila
dibandingkan capaian tahun 2008.
Return on Equity
Return on Equity in 2009 was 12.3 percent or higher in
comparison to 2008 at 11.3 percent. The condition indicated
that the financial return available for shareholders had
significantly improved over 2008.
Imbalan Investasi
Imbalan investasi pada tahun 2009 adalah sebesar 7,2
persen, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
pencapaian pada tahun 2008 sebesar 5,2 persen.
Return on Investment
Return on Investment in 2009 was 7.2 percent, an improvement
over the achievement of 2008 at 5.2 percent.
Rasio Kas
Rasio kas pada tahun 2009 adalah sebesar 35,2 persen
dan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan
posisi cash ratio pada tahun 2008 sebesar 29,0 persen.
Hal ini disebabkan karena kenaikan posisi kas pada akhir
tahun. Dengan kondisi ini menggambarkan bahwa WIKA
mempunyai kemampuan yang cukup dalam penyediaan
dana tunai untuk membiayai operasi perusahaan.
Cash Ratio
Cash Ratio in 2009 was 35.2 percent and an improvement in
comparison to the 29.0 percent cash ratio of 2008. This was
due to an improved cash position at year-end. The condition
reflected WIKA’s ability to sufficiently provide cash to meet the
requirements of its operations.
Rasio Lancar
Rasio Lancar pada tahun 2009 adalah sebesar 144,4 persen,
sama seperti pada tahun 2008 sebesar 144,4 persen.
Pencapaian tingkat rasio lancar ini karena penurunan aset
lancar pada tahun 2009 sebanding dengan penurunan
kewajiban lancar.
Current Ratio
Current Ratio in 2009 was 144.4 percent, the same as 2008. This
was due to the fact that the decline in current assets in 2009
was at par with the incline in current liabilities.
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva pada tahun
2009 adalah sebesar 26,9 persen, naik jika dibandingkan
pencapaian tahun 2008 sebesar 23,9 persen. Kenaikan
ini menunjukkan bahwa modal WIKA masih berpotensi
dioptimalkan untuk modal kerja.
Total Equity to Total Asset Ratio
Total Equity to Total Asset in 2009 was 26.9 percent, up from the
2008 achievement of 23.9 percent. The improvement reflected
the potentials of WIKA’s capital to be optimized as working
capital.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
89
V. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
V. Material Engagement for Capital Investment
Selama tahun 2009 tidak ada ikatan material untuk investasi
barang modal.
There was no material engagement for capital investment in
2009.
VI. Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang
Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan
Jarang Terjadi
VI. Disclosure of Financial Information that Contains
Events which are Extraordinary and Non-recurring in
Nature
Pada laporan keuangan per 31 Desember 2009, Perseroan
telah menerapkan ketentuan perpajakan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No.40 tahun 2009
yang telah diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 sebagai
revisi (perubahan) atas Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 2008 tentang Pajak Atas Penghasilan dari usaha
Jasa Konstruksi yang merupakan pengganti Peraturan
Pemerintah RI No. 140 tahun 2000. WIKA sebagai pelaksana
usaha jasa konstruksi sesuai Pasal 10B PP RI No. 40 Tahun
2009 tersebut dikenakan tarif 3% final untuk kontrak-kontrak
yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008, terkecuali untuk
proyek-proyek yang didanai dari LOAN tidak dikenakan
pajak penghasilan Final Jasa Konstruksi.
VII. Komponen-Komponen Substansial dari Pendapatan
dan Beban Lainnya
Komponen substansial dari pendapatan Perseroan adalah
jasa konstruksi sebesar Rp3,68 triliun, produk beton Rp1,25
triliun, realty Rp444,49 miliar, manufaktur dan perdagangan
sebesar Rp1,15 triliun serta mekanikal elektrikal Rp66,50
miliar.
90
In its financial statements as of 31 December 2009, the
Company implemented the taxation provision as determined
by RI Government Regulation No.40 / 2009 which was enacted
on 4 June 2009 as revision (amendment) to Government
Regulation No. 51 / 2008 concerning Income Tax on Income of
Construction Services Business which was a replacement of RI
Government Regulation No. 140 / 2000. WIKA as a player in the
construction business under Article 10B of the RI Government
Regulation No. 40 / 2009 was imposed a final tax rate of 3% for
contracts secured beginning 1 August 2008, with the exception
of projects financed by LOAN which are not imposed by a
Construction Services Final Income Tax.
VII. Substantial Components of Incomes and
Expenses
Substantial components of the Company’s income were
construction services at Rp3.68 trillion, concrete products at
Rp1.25 trillion, realty at Rp444.49 billion, manufacture and
trading at Rp1.15 trillion as well as mechanical electrical
Rp66.50 billion.
Selama tahun 2009 terdapat transaksi penjualan internal
dari anak perusahaan ke Perseroan yaitu: penjualan produk
beton dari WIKA Beton sebesar Rp167,33 miliar; penjualan
jasa pekerjaan instalasi mekanikal–elektrikal oleh WIKA
Insan Pertiwi dan jasa properti oleh WIKA Realty sebesar
Rp30,79 miliar. Sebaliknya terdapat transaksi penjualan dari
Perseroan kepada WIKA Intrade berupa produk tabung gas
senilai Rp93,72 miliar.
During 2009 there were several internal sales transactions
between the subsidiaries to the Company, namely: sales of
concrete products from WIKA Beton valued at Rp167.33 billion;
sales of mechanical-electrical installation services from WIKA
Insan Pertiwi and property services from WIKA Realty valued
at Rp30.79 billion. Conversely there was a sales transaction
from the Company to WIKA Intrade in the form of gas cylinders
valued at Rp93.72 billion.
Komponen substansial dari biaya adalah beban pokok
penjualan dan beban usaha. Beban pokok penjualan
terdiri dari bahan material sebesar Rp3,38 triliun, biaya
subkontraktor sebesar Rp1,44 triliun, upah langsung sebesar
Rp412,41 miliar, biaya peralatan sebesar Rp194,38 miliar,
dan beban umum sebesar Rp537,47 miliar.
The substantial components of cost were cost of sales and
operating expenses. Cost of sales consisted of raw materials
totalling Rp3.38 trillion, sub-contractor fees totalling Rp1.44
trillion, wages totalling Rp412.41 billion, equipment worth
Rp194.38 billion, and general expenses totalling Rp537.47
billion.
Beban usaha terdiri dari beban administrasi dan umum
sebesar Rp149,54 miliar, beban pengembangan sebesar
Rp8,82 miliar dan beban penjualan sebesar Rp2,42 miliar.
Operating expenses consisted of general and administration
expenses at Rp149.54 billion, development expenses at Rp8.82
billion and marketing expenses at Rp2.42 billion.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
VIII. Peningkatan/Penurunan yang Material dari
Penjualan/Pendapatan Bersih Terkait Penjualan Jasa/
Produk atau Jasa/Produk Baru
VIII. Material Increase/Decrease in Sales/Net Income
Related to Sales of Services/Products or New
Services/Products
Perseroan mengalami kenaikan penjualan sebesar
0,5 persen di tahun 2009 dibandingkan dengan pada
tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar terhadap
kenaikan penjualan berasal dari pertumbuhan penjualan
Departemen Energi sebesar 124,2 persen. Pada tahun 2009,
Departemen Energi mengerjakan proyek-proyek seperti:
PLTU dan Jetty Labuan, PLTU Indramayu, PLTU Sulut, PLTU
Pelabuhan Ratu, PLTU Kalsel, dan PLTU Tanjung Priuk.
The Company experienced a material increase in sales of
0.5 percent in 2009 compared to the previous year. The
biggest contribution to the increase in sales came from the
Department of Utility’s sales growth of 124.2 percent. In 2009,
the Department of Utility carried out projects like: the Labuan
Gas-fired Power Plant and Jetty, the Indramayu Gas-fired Power
Plant, the North Sulawesi Gas-fired Power Plant, the Pelabuhan
Ratu Gas-fired Power Plant, The South Kalimantan Gas-fired
Power Plant, and the Tanjung Priok Gas-fired Power Plant.
Kontribusi pertumbuhan lainnya didapat dari Departemen
Wilayah & Luar Negeri yang mengalami kenaikan
sebesar 42,3 persen, yang sebagian besar diperoleh dari
pelaksanaan pekerjaan proyek di luar negeri.
Another contribution to growth came from the Regional
and Overseas Department that experienced a growth of 42.3
percent, a big part of which came from the completion of
overseas projects.
IX. Dampak Perubahan Harga Terhadap Penjualan atau
Pendapatan Bersih, Laba Operasi Selama Dua Tahun
IX. Impact of Price Change to Sales or Net Income,
Operating Profit for Two Years
Sedangkan harga tertinggi minyak mentah di pasar
internasional pada tahun 2009 adalah US$75.72 per barel,
lebih rendah dari harga tertinggi di tahun 2008 sebesar
US$147.27 per barel.
Whereas the highest price for petroleum in the international
market in 2009 was US$75.72 per barrel, lower than the highest
price in 2008 at US$147.27 per barrel.
Kenaikan harga biji besi dari negara produsen besi sedikit
berpengaruh pada harga besi dalam negeri karena kenaikan
harga produksi diimbangi dengan penurunan harga minyak
bumi dan krisis finansial global. Disamping itu Perseroan
telah melakukan antisipasi manajemen risiko seperti:
• Kontrak payung material strategis
• Cadangan biaya risiko kenaikan harga yang sesuai
• Perikatan kontrak terhadap vendor secara dini sehingga
proyeksi harga pelaksanaan bisa dijamin validitasnya.
Hal ini menempatkan posisi WIKA yang tetap unggul
kekuatan finansialnya.
The increase in price of iron ore from iron ore producing
countries had little effect on the price of iron in the country
as the increase in production cost was counter-balanced
by a decrease in oil price and the global financial crisis did
not have a significant impact on iron/steel raw materials
as the Company had anticipated it with the following risk
management initiatives:
• Strategic raw materials umbrella contracts
• Sufficient reserves to meet the risk of price increases
• Early contractual binding of vendors so that validity of
projected cost of execution is guaranteed
This placed WIKA in a position of ever superior financial
strength.
X. Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan
Akuntansi
X. Material Fact Subsequent to Accounting
Report Date
Di tahun 2009, harga biji besi naik dari US$340 per ton
di akhir tahun 2008 menjadi US$500 per ton pada bulan
September 2009.
In 2009, the price of iron ore went up from US$340 per ton at
year-end 2008 to US$500 per ton in September 2009.
Pada tanggal 5 Februari 2010, Perseroan telah mengadakan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT WIKA-NGK
Insulator yang dihadiri oleh 100 persen pemegang saham
PT WIKA-NGK Insulator dengan keputusan 100 persen
menyatakan setuju untuk melaksanakan likuidasi terhadap
PT WIKA-NGK Insulator.
On 5 February 2010, the Company held a PT WIKA-NGK
Insulator Extraordinary Meeting of Shareholders that was
attended by 100 percent of PT WIKA-NGK Insulator shareholders
with the resolution of anonymous decision for the liquidation
of PT WIKA-NGK Insulator.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
91
Berikut adalah grafik harga biji besi dan minyak mentah di
pasar internasional:
The following is a graph of iron ore and petroleum prices in the
international market:
Harga Billet FOB Base (LME Far East 2009)
Billet FOB Base Price (LME Far East 2009)
600
500
Q1 Q2 Q3 Q4
400
300
200
100
0
Penjual Tunai Cash Seller
Penjual Berjangka 3 Bulan
3 Month Seller
Harga Minyak Mentah West Texas Intermediate(WTI)
West Texas Intermediate (WTI) Crude Oil Price
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Jan 2009
Apr 2009
Jul 2009
Oct 2009
Jan 2010
Apr 2010
Jul 2010
Dollars per Barel
Jan 2011
Apr 2011
Jul 2011
Oct 2011
Harga Tunai Historis / Historical Spot Price
Prakiraan Harga STEO / STEO Price Forecast
Harga Berjangka NYMEX / NYMEX Future Price
Harga Berjangka NYMEX dengan Interval Keyakinan 95%
95% NYMEX Futures Price Confidence Interval
C. Prospek Usaha WIKA
C. WIKA Business Prospects
Sejalan dengan visinya untuk menjadi salah satu
perusahaan EPC dan Investasi terpadu terbaik di Asia
Tenggara, WIKA akan mengembangkan usahanya tidak
hanya sebagai kontraktor, namun juga di bidang EPC,
Rancang & Bangun, dan Manajemen Konstruksi. WIKA
juga membidik pasar Internasional dan investasi di
bidang infrastruktur dan energi dengan mendirikan anak
perusahaan, sehingga menjadi lebih fokus, efisien dan
fleksibel.
In line with its vision to become one of the best integrated
EPC and Investment companies in South-East Asia, WIKA
will develop its business not only as contractor, but also
in the area of EPC, Design & Develop, and Construction
Management. WIKA is also aiming at the international market
and investments in the field of infrastructure and energy by
establishing a subsidiary company, so that it can become more
focused, flexible and efficient.
Ekonomi global yang mulai mengalami pemulihan setelah
ditempa krisis menyebabkan asumsi pertumbuhan
ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia
mengalami peningkatan menjadi 5 persen pada tahun
2010. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini, diikuti oleh
rencana pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur
di Indonesia untuk meningkatkan daya tarik investasi,
memberikan prospek usaha yang cukup menarik bagi
industri konstruksi.
92
Oct 2010
The global economy which began to experience recovery after
being hit by crisis resulted in an upward shift of the economic
growth assumption made by the Indonesian government
to 5 percent in 2010. This improvement in economic growth,
followed by the government’s plan to improve infrastructure
to attract more investments in Indonesia, has given relatively
attractive business prospects for the construction industry.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Mengingat prospek industri infrastruktur dan energi tetap
menjanjikan, WIKA memposisikan diri sebagai perusahaan
operating holding di bidang jasa konstruksi untuk sektor
infrastruktur dan energi. Untuk itu, WIKA akan berinvestasi di
beberapa proyek infrastruktur dan energi.
Considering the still promising prospects of the infrastructure
and energy industry, WIKA has positioned itself as an operating
holding company in the field of construction services for the
infrastructure and energy sector. For that, WIKA will invest in
several infrastructure and energy projects.
Di sektor energi, rencana pemerintah dan PLN untuk
memperbanyak proyek pembangkit listrik dengan skema
kerjasama Pemerintah-Swasta/Public Private Partnership
(PPP) memberi peluang bagi WIKA untuk berinvestasi
pada sektor tersebut. Selain itu, proyek distribusi gas alam,
eksploitasi tambang batu bara, minyak bumi, dan gas alam
terus berkembang, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri maupun ekspor.
In the energy sector, the government’s and PLN’s plan to
increase the number of power plant projects under a Public
Private Partnership (PPP) scheme has given WIKA the
opportunity for investment in the sector. Moreover, natural
gas distribution, exploitation of coal mines, petroleum, and
the natural gas is still growing, good to fulfilling domestic
requirement and also export.
D. Uraian Aspek Pemasaran
D. Market Review
Perseroan membuktikan keberhasilan melakukan sinergi
kegiatan usahanya melalui kenaikan perolehan kontrak
baru dan penjualan dari tahun ke tahun. Hasil ini dapat
diraih berkat keberadaan WIKA yang sekarang sebagai
perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi yang merupakan
hasil sinergi antara Perseroan dengan anak perusahaan,
dimana Perseroan fokus pada infrastruktur dan energi,
sedangkan anak perusahaan bergerak di berbagai bidang
yang mendukung bisnis utama WIKA. Keberhasilan proses
The Company has proven its success in carrying out a synergy
of its business activities through the acquisition of an increasing
number of new contracts and sales from year to year. This result
could be achieved due to the fact that WIKA as it exists now
as an integrated EPC and Investment company is the result of
a synergy between the Company and its subsidiaries, wherein
the Company is focused on infrastructure and energy, while the
subsidiary companies moves in various areas which support
of WIKA’s main business. The success of the transformation
Rencana Investasi
Investment Plan
Dalam Juta Rupiah
(in Million Rupiah)
Proyek/
Project
Nilai
Investasi/
Investment
Value
Saham
WIKA/
WIKA’s
Shares
Pendanaan 2010/Funding in 2010
Ekuitas/
Equity
Pinjaman/
Loans
Total/
Total
Jenis Investasi/
Type of Investment
I. Proyek yang sudah berjalan
On going project
Jalan Tol SUMO (MNA)/ SUMO (MNA) Toll Road
3,401
20%
44
-
44
Project Invesment
IPP Tampomas (WIKA Jabar Power)
1,057
55%
4
-
4
Sustainability
510
70%
24
320
344
Project Invesment
IPP BOT Bali, 50 MW
II. Investasi Baru
New investment
Land Bank
60
100%
50
-
50
Sustainability
Bitumen
305
70%
42
98
140
Sustainability
Pabrik Sponge Iron, Billet
Sponge Iron Factory, Billet
500
55%
30
54
84
Sustainability
1,200
20%
30
70
100
Project Invesment
KP Tambang Batu Bara/ KP Coal Mining
150
100%
50
-
50
Sustainability
LPG Terminal
360
70%
20
88
108
Project Invesment
630
924
Total
Pengolahan/Penyaluran Gas/Minyak
Oil & Gas Processing /Distributions
Total
294
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
93
94
transformasi dari perusahaan konstruksi biasa menjadi
sebuah perusahaan EPC dan Investasi yang terintegrasi
ditunjukkan dengan kenaikan nilai penjualan bersih yang
terus meningkat dari Rp2,60 triliun di tahun 2005 menjadi
Rp6,59 triliun di tahun 2009.
process from being an ordinary construction company to
become an integrated EPC and Investment company was
reflected by the increase in net sales that continues to increase
from Rp2.60 trillion in year 2005 to Rp6.59 trillion in 2009.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh perolehan omset
kontrak baru yang terus meningkat dari Rp3,43 triliun di
tahun 2005 menjadi Rp10,25 triliun di tahun 2009. Selain
peningkatan nilai penjualan omset tersebut, Perseroan
memperoleh hal yang sangat berharga berupa akumulasi
pengetahuan dan kompetensi dalam penguasaan teknologi
serta perluasan pasar yang signifikan.
The growth was supported by the continuously increasing
number of new contracts won from Rp3.43 trillion in 2005 to
Rp10.25 trillion in 2009. Aside from the improvement in sales,
the Company attained something very valuable in the form of
a significant accumulation of knowledge and competency in
technology and market expansion.
Untuk pengembangan usaha, Perseroan melakukan suatu
inovasi dengan mengembangkan sinergi pemasaran di
WIKA Group (kelompok usaha WIKA). Dalam sistem ini
disepakati bahwa dalam upaya perolehan proyek, setiap
departemen operasi harus dapat bersinergi baik dengan
departemen operasi lainnya maupun dengan anak
perusahaan.
For business development, the Company introduced an
innovation by developing a marketing synergy within the
WIKA Group. In this system was agreed that in the acquiring
of projects, each operational departments must be able to
synergize with other operational departments as well as
subsidiary companies.
Pada awal tahun 2009, Perseroan melakukan terobosan
baru di bidang pemasaran dengan membentuk wilayahwilayah sebagai pengembangan dan peningkatan peran
kantor cabang yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai
representatif. Hal ini dilakukan agar Perseroan lebih memiliki
daya saing untuk memperoleh proyek-proyek di daerah
dengan sumber dana APBD maupun CAPEX BUMN/BUMD
setempat. Disamping itu, wilayah diharapkan dapat lebih
berperan menangkap informasi pasar di daerah untuk
seluruh departemen operasi dan anak perusahaan sebagai
salah satu wujud implementasi sinergi pemasaran WIKA
Group.
In early 2009, the Company made new breakthrough in the
area of marketing by forming regions as a development and
improvement of the role of branch offices previously only
functioning as representatives. This was done to increase the
Company’s competitiveness in winning projects in the provinces
that are funded by the Regional Revenue and Expenditure
Budget (APBD) and also the CAPEX of local State-/Regionowned Enterprises (BUMN/BUMD). Additionally, an area is
expected to play a larger role in capturing market information
in the provinces for all the operational departments and
subsidiary companies as one form of implementing the
marketing synergy of WIKA Group.
Persaingan pasar di bidang konstruksi sipil dan bangunan
gedung dirasakan semakin berat. Menghadapi situasi
seperti ini, WIKA memperluas area pasar dengan lebih fokus
di pasar konstruksi utilitas, migas, pembangkit tenaga listrik
dan penetrasi di pasar luar negeri, khususnya daerah Afrika
Utara.
Market competition in the fields of civil and building
constructions is felt progressively tighter. In face of such a
situation, WIKA expanded the area of its market by applying
more focus on the utilities, oil & gas, power plant construction
and the penetration of overseas market, especially North
African.
E. Kebijakan Dividen
E. Dividends Policy
Pada tahun 2009, WIKA telah membagi dividen kepada
Pemegang Saham berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan
yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2009.
In 2009, WIKA distributed dividends to the Shareholders
pursuant to the Resolution of the Annual General Meeting of
Shareholders held on 28 May 2009.
Dengan mempertimbangan kebutuhan Perseroan untuk
terus tumbuh, Pengurus mengusulkan kepada Pemegang
Saham untuk menetapkan Dividen Pay Out Ratio (DPR)
sebesar 30,0 persen dari laba bersih, yang telah disetujui
oleh Pemegang Saham dengan suara 71,3 persen.
In consideration of the Company’s need to continue growing,
the Management had proposed to the Shareholders to set a
Dividend Payout Ratio (DPR) of 30.0 percent from net profit,
which was approved by the Shareholders by a vote of 71.3
percent.
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
Dengan Dividen Pay Out Ratio sebesar 30,0 persen, Dividen
Per Share (DPS) yang dibagi pada tahun 2009 adalah sebesar
Rp8,03 per lembar saham.
With a Dividend Payout Ratio of 30.0 percent, the Dividend Per
Share (DPS) distributed in 2009 was Rp8.03 per share.
F. Realisasi Penggunaan Dana IPO
F. Utilization of IPO Proceed
Berdasarkan prospektus pada saat IPO tanggal
29 Oktober 2007, rencana penggunaan dana IPO senilai
Rp152,00 miliar digunakan untuk modal kerja proyek, senilai
Rp304,00 miliar digunakan untuk modal kerja proyek di
luar negeri dan EPC serta senilai Rp303,59 miliar digunakan
untuk investasi dan pengembangan proyek infrastruktur.
Hingga 31 Desember 2007 realisasi penggunaan dana IPO
adalah senilai Rp123,32 miliar untuk modal kerja proyek.
Hingga 31 Desember 2008 realisasi penggunaan dana IPO
adalah senilai Rp452,43 miliar yaitu senilai Rp152,00 miliar
untuk modal kerja proyek, senilai Rp282,43 miliar untuk
proyek di luar negeri dan EPC dan senilai Rp18,00 miliar
untuk Investasi.
Based on the prospectus published at the time of the IPO on
29 October 2007, the planned utilization of IPO fund totalling
Rp.152.00 billion was for project working capital, a total of
Rp.304.00 billion was used for the working capital of project
overseas and EPC projects, and a total of Rp.303.59 billion was
used for investments and infrastructure project developments.
As of 31 December 2007 the actual use IPO funds totalling
Rp.123.32 billion was for project working capital. As of 31
December 2008 actual IPO fund used reached Rp.452.43 billion,
namely a total of Rp.152.00 billion for project working capital,
Rp.282.43 billion for overseas and EPC projects, and Rp.18.00
billion for investments.
Dalam RUPSLB yang dilakukan tanggal 27 Januari 2009,
rencana penggunaan dana IPO mengalami perubahan yaitu
senilai Rp437,59 miliar digunakan untuk modal kerja proyek
dan anak perusahaan, senilai Rp304,00 miliar digunakan
untuk modal kerja proyek di luar negeri dan EPC serta
senilai Rp18,00 miliar digunakan untuk investasi.
In the EGMS held on 27 January 2009, the planned utilization
of IPO fund was modified, a total of Rp.437.59 billion was used
for working capital of subsidiaries and projects, Rp.304.00
billion for the working capital of overseas and EPC projects, and
Rp.18.00 billion for investments.
Hingga 30 September 2009 seluruh dana IPO telah
digunakan 100 persen dari rencana dalam RUPSLB dan
telah dilaporkan kepada Bapepam dan LK melalui surat No :
KU.02.09/A.DIR.2425/2009 tanggal 12 Oktober 2009.
As of 30 September 2009 all the IPO fund had been 100 percent
utilized as planned in the EGMS and was disclosed to the
Indonesia Capital Market and Financial Institution Supervisory
Agency (Bapepam-LK) via letter No : KU.02.09/A.DIR.2425/2009
dated 12 October 2009.
G. Transaksi yang Mengandung Benturan
Kepentingan
G. Transactions Containing Conflicts of Interest
H. Transaksi Afiliasi
H. Affiliation Transaction
Selama tahun 2009, Perseroan tidak melakukan transaksi
yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu.
Perseroan telah menyampaikan Keterbukaan Informasi
Transaksi Afiliasi dalam lingkungan WIKA Group yang telah
mendapatkan penilaian WAJAR dari Yanuar Bay sebagai
penilai independen kepada BAPEPAM-LK melalui Surat No.
SE.01.01/A.DIR.0764/2009 tanggal 25 Mei 2009. Perseroan
juga telah menyampaikan informasi mengenai Transaksi
Afiliasi tersebut kepada pemegang saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 28
Mei 2009. Informasi tersebut tercantum dalam Laporan
Kegiatan Perseroan yang disampaikan oleh Direktur
Utama Perseroan. Transaksi Afiliasi ini merupakan transaksi
During 2009, the Company had not made transactions
containing conflict of interest as referred to BAPEPAM-LK
Regulation No. IX.E.1 concerning Affiliated Transaction and
Conflict of Interest of Certain Transaction.
The Company had submitted a Disclosure of Information on
Affiliated Transaction within the WIKA Group and received a
FAIR assessment from Yanuar Bay as independent assessor to
BAPEPAM-LK via Letter No. SE.01.01/A.DIR.0764/2009 dated 25
May 2009. The Company had also submitted information on
the Affiliated Transaction to the shareholders during the Annual
General Meeting of Shareholders (AGMS) of 28 May 2009, the
information was contained in the Report of Company Activities
delivered by President Director. This Affiliated Transaction is a
recurring transaction that will be made by the Company, the
recurring transaction made in accordance with BAPEPAM-LK
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
95
berlanjut yang akan dilakukan oleh Perseroan, transaksi
berlanjut dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BAPEPAMLK No. IX.E.1 tanggal 12 Desember 2008. Perseroan dalam
hal ini juga melaporkan setiap transaksi-transaksi berlanjut
yang dilakukan antara Perseroan dengan Afiliasi kepada
BAPEPAM-LK dan BEI
Regulation No. IX.E.1 dated 12 December 2008. The Company in
this case also reports every recurring transaction made between
the Company and Affiliations to BAPEPAM-LK and IDX.
I. Perundang-undangan yang Berpengaruh
Signifikan
I. Laws and Regulations with Significant Impact
• Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep -412/
BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 Tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
(Peraturan Bapepam No. IX.E.1). Dengan berlakunya
Peraturan Bapepam No. IX.E.1, maka setiap transaksi
yang dilakukan antara Perseroan dengan pihak
terafiliasi dan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dapat dilakukan setelah memenuhi
persyaratan yang disebutkan dalam Peraturan
Bapepam No. IX.E.1 tersebut, dengan ketentuan tidak
terdapat dasar pengecualian yang dimaksud dalam
Peraturan Bapepam No. IX.E.1. Transaksi dengan pihak
terafiliasi mempersyaratkan penilaian kewajaran
dari Penilai Independen, sedangkan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan mensyaratkan
persetujuan Pemegang Saham Independen dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, yang mana
persetujuan sebagaimana dimaksud harus ditegaskan
dalam bentuk akta notaril.
• Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-413/
BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 Tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama (Peraturan Bapepam No. IX.E.2). Dengan
96
• Decision of the Chairman of Bapepam and LK No.
Kep - 412/BL/2009 dated 25 November 2009 Regarding
Affiliated Transaction and Conflict of Interest in Certain
Transaction (Bapepam Regulation No. IX.E.1). With
Bapepam Regulation No. IX.E.1 in effect, hence every
transaction made between the Company and affiliated
parties and transactions containing conflict of interest can
be made after fulfilling the conditions set out in Bapepam
Regulation No. IX.E.1, with the provision that there is no
basic exemption as referred to Bapepam Regulation No.
IX.E.1. Transactions with affiliated parties presupposes
a fair assessment by an Independent Assessor, while
transactions containing conflict of interest presupposes
the approval of Independent Shareholders in a General
Meeting of Shareholders, the referred approval of which
must be verified in the form of a notarial deed.
• Decision of the Chairman of Bapepam and LK No.
Kep-413/BL/2009 dated 25 Nopember 2009 Regarding
Material Transactions and Changes of Main Business
Activity (Bapepam Regulation No. IX.E.2). With Bapepam
Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion and Analysis
berlakunya Peraturan Bapepam No. IX.E.2, maka
setiap transaksi yang dilakukan Perseroan yang
termasuk Transaksi Material dapat dilakukan setelah
memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam
Peraturan Bapepam No. IX.E.2, dengan ketentuan tidak
terdapat dasar pengecualian yang dimaksud dalam
Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Perseroan melakukan
transaksi material dengan nilai transaksi 20 persen
sampai dengan 50 persen dari ekuitas Perseroan tidak
diwajibkan untuk memperoleh persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham terlebih dahulu, sedangkan
transaksi material yang dilakukan oleh Perseroan
dengan nilai transaksinya lebih dari 50 persen ekuitas
Perseroan, maka Perseroan diwajibkan memperoleh
persetujuan RUPS terlebih dahulu sesuai dengan
prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dalam
Peraturan Bapepam No. IX.E.2 tersebut.
Regulation No. IX.E.2 in effect, hence every transaction
made by the Company considered to be Material
Transactions may be made after fulfilling the conditions
set out in Bapepam Regulation No. IX.E.2, with the
provision that there is no basic exemption as referred to
Bapepam Regulation No. IX.E.2. The Company making
material transactions with a transaction value of 20
percent up to 50 percent of the Company’s equity is not
obliged to obtain prior approval of a General Meeting
of Shareholders, while material transactions made by
the Company with a transaction value of more than 50
percent of the Company’s equity, obliges the Company
to obtain prior approval of an AGMS in accordance with
the procedures and conditions as determined in said
Bapepam Regulation No. IX.E.2.
J. Kebijakan Akuntansi
J. Accounting Policy
Selama tahun 2009 tidak ada perubahan kebijakan
akuntansi yang material.
During 2009 no material changes were made to the
accounting policy.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
97
Pipanisasi Balongan-Jakarta II
Balongan-Jakarta II Pipeline Installation
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
A. Komitmen dan Konsistensi penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
A. Commitment and Consistency in applying Good
Corporate Governance (GCG)
Untuk mencapai tujuan di atas, tidak ada lain kecuali
komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan
prinsip-prinsip GCG pada semua organ dan jenjang
organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian
rupa sehingga penerapan GCG dapat berlangsung secara
konsisten dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik
penerapan GCG.
In a bid to achieve the above goals, there is no other way
than strong commitment in implementing Good Corporate
Governance principles in all corporate constituents and
organizational levels in a planned, administered and measured
manner, enabling the GCG application to run consistently and
in accordance with the best applicable GCG practices.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan
pondasi bagi terbentuknya sistem, struktur, dan kultur
perusahaan yang adaptif terhadap perubahan lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif serta mampu membangun
sistem pengendalian internal dan manajemen risiko
yang handal. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik diyakini mampu memperkuat posisi daya saing
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara
lebih efisien dan efektif, meningkatkan corporate value dan
kepercayaan investor, serta daya saing perusahaan secara
berkesinambungan.
The application of Good Corporate Governance is the
foundation for the establishment of a system, structure, and
corporate culture that are adaptive towards the change in
the business environment that is getting more competitive
and being able of building an internal control system as well
as applying a reliable risk management. The application
of Good Corporate Governance is believed to be capable of
strengthening the company’s competitive position, more
efficiently and effectively manage resource and risk, increase
corporate value and trust among investors, and corporate
competitiveness in a sustainable manner.
100 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Sosialisasi Good Corporate Governance
Good Corporate Governance Sosialization
Untuk itu WIKA dengan dukungan seluruh elemen
keorganisasian mulai dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi,
hingga Karyawan, senantiasa berkomitmen untuk terus
membangun sistem, struktur, dan kultur manajemen dan
organisasi yang berbasis pada nilai-nilai keterbukaan,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/
keadilan.
That is why in an attempt to achieve these efforts, Wijaya Karya
(WIKA) with the support from all elements of the organization
of the General Shareholders, Board of Commissioners,
management, and employees, is committed to continue to
build the system, structure, and management culture and
organization that are based on the values of transparency,
accountability, responsibility, independency, and equality/
fairness.
Penerapan prinsip-prinsip GCG tercermin pada hal-hal
berikut:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi
b. Pembentukan Komite-komite yang membantu peran
pengawasan Dewan Komisaris
c. Keterbukaan informasi secara penuh sesuai dengan
ketentuan sebagai Perusahaan Publik dan Perusahaan
Tercatat
d. Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian
Internal
The implementation of GCG principles in WIKA is reflected in
following:
a. The execution of duties and responsibilities of the Board of
Commissioners and Management
b. The establishment of Committees that will help the role of
supervision of the Board of Commissioners
c. Full transparent information that is appropriate with the
requirements of a publicly listed company
d.
Application of risk management and internal control
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
101
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Sosialisasi GCG secara berkelanjutan
Assesment penerapan GCG sebagai sarana untuk
mengetahui kinerja dan peningkatan implementasi
GCG
Dan berbagai aktivitas lain yang mendukung
terbentuknya Good Governance.
Disentralisasi pengadaan barang dan jasa
Sentralisasi keuangan
Sistem rekrutmen SDM
e.
f.
Sustainable familiarization campaign of GCG
Assessment of GCG application as a means to know the
performance and improvement in GCG implementation
g.
And other various activities that support the
establishment of Good Governance.
Discentralization of Goods and Services Procurement
Financial Centralization
Human Resources Recruitment System
h.
i.
j.
B. Road Map GCG WIKA
B. Road Map of WIKA GCG
WIKA sepenuhnya menyadari bahwa tuntutan dunia
usaha dan status Perseroan sebagai perusahaan publik,
mengharuskan WIKA menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik (GCG) dalam proses bisnis dan seluruh
aspek pengelolaan perusahaan. Prinsip-prinsip yang
terkandung dalam GCG seperti: keterbukaan, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/keadilan,
diyakini mampu menjadi fondasi yang kokoh bagi
terbentuknya struktur, sistem, dan kultur perusahaan yang
adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis.
WIKA is fully aware that the business industry and the
company’s status as a publicly listed firm, requires WIKA
to implement sound good corporate governance (GCG) in
business practices and all aspects of company management.
The principles contained in GCG such as: transparency,
accountability, responsibility, independency, and equal
fairness, are believed to be capable of serving as the strong
foundations for the establishment of a structured, systemized,
and adaptable corporate culture addressing the changes in the
business environment.
Dalam rangka penerapan GCG dikenal 3 (tiga) tahapan yang
menggambarkan suatu road map pencapaian tata kelola
perusahaan yang baik, yaitu Tahap ke-1 Good Corporate
Governance (GCG), Tahap ke-2 Good Governed Corporation,
dan Tahap ke-3 Good Corporate Citizen. Masing-masing
tahapan memiliki karakteristik ukuran dan tingkat
pencapaian serta hasil yang diperoleh.
In applying GCG principles, there are three phases, which
describe as a road map to reach good corporate governance,
namely Phase-1 Good Corporate Governance (GCG), Phase-2
Good Governed Corporation, and Phase-3 Good Corporate
Citizen. Each phase has its own characteristics and levels of
achievements and results.
Tabel berikut menunjukkan beberapa indikator yang
secara spesifik menggambarkan tahapan pencapaian
implementasi GCG (sumber: Komite Nasional Kebijakan
GCG/KNKG).
The following table depicts several indicators, which specifically
describe the phases achieved in the implementation of GCG
(source: National GCG Policy Committee / Komite Nasional
Kebijakan GCG/KNKG).
102 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Berdasarkan road map diatas, seiring dengan kegiatan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada tahun 2007
dan mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Perseroan
secara terencana memenuhi ketentuan yang terkandung
dalam prinsip-prinsip GCG. Berbagai upaya yang telah
dilakukan WIKA sejak tahun 2007 hingga tahun 2009, antara
lain:
1. Pembentukan beberapa Komite di Dewan Komisaris,
yaitu: Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi,
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, serta
Komite GCG.
2. Review Code of Corporate Governance, Code of
Conduct, dan Board Manual.
3. Pembuatan dokumen Conflict of Interest Dewan
Komisaris dan Direksi.
4. Sosialisasi GCG.
5. Pelaksanaan asesmen GCG dilakukan oleh BPKP
dengan skor 86,20 untuk skala 100. Dalam asesmen ini
metode yang digunakan adalah: Review, Self Assesment
dan wawancara. Asesmen BPKP ini merupakan salah
satu indikator bagi pencapaian dalam penerapan GCG.
Hasil Assesment dan rekomendasi yang disampaikan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
salah satu acuan bagi Perseroan untuk memenuhi (comply)
berbagai ketentuan dalam road map GCG.
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Based on the above road map, and in line with the initial
public offering (IPO) of shares in 2007 and listing its shares
at the Indonesia Stock Exchange, the company has fully met
the requirements contained in the principles of GCG. WIKA
has conducted several activities from 2007 until 2009, which
among others included:
1.
The establishment of several Committees at the Board of
Commissioners, namely: Audit Committee, Nomination
and Remuneration Committee, Financial Planning and
Risk Business Committee and the GCG Committee.
2. Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct,
and Board Manual.
3. Making the Conflict of Interest document for the Board of
Commissioners and Management.
4. GCG familiarization campaign.
5. The Development and Finance Comptroller Agency
(BPKP) conducted the GCG assessment, in which the
resulting score has reached 86.20 out of the scale of 100.
In this assessment, the method used here are: Review, Self
Assessment and interview. The Development and Finance
Comptroller Agency’s Assessment is one of the indicators
in pursuing to reach the achievements in applying GCG.
The Assessment Results and recommendation which forwarded
by the Development and Finance Comptroller Agency serves
as one of the references for the company to comply with the
various requirements in the GCG road map.
Berdasarkan aktivitas yang dikembangkan pada tahun
2009 khususnya, pada dasarnya Perseroan telah memenuhi
semua ketentuan dan regulasi pada tahap ke-1 yaitu Good
Corporate Governance.
Based on the activities that were developed particularly in 2009,
basically the company has fully met all the requirements in
Phase-1, and that is Good Corporate Governance.
Ke depan, Perseroan mulai memusatkan pada berbagai
aktivitas implementasi GCG yang mengarah pada
tercapainya berbagai indikator sebagai perusahaan
Yang Telah Terkelola Dengan Baik atau Good Governed
Corporation (GGC), dengan meningkatkan penanganan
risiko bisnis yang efektif melalui penerapan pengendalian
intern dan manajemen risiko yang tepat.
Moving forward, the company will start focusing on various
activities on implementing GCG that are directed to pursue
to various indicators as Good Governed Corporation (GGC),
by increasing the handling of risk business effectively through
the application of proper internal control and appropriate risk
management.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
103
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG)
GOOD GOVERNED
CORPORATION (GGC)
GOOD CORPORATE CITIZEN
(GCC)
Untuk membentuk manajemen ‘internal
control’ yang lebih baik terutama dalam
menangani risiko bisnis yang efektif
melalui manajemen risiko yang tepat
Mencapai posisi sebagai perusahaan
yang beretika dan bertanggung-jawab,
juga dikenal sebagai perusahan yang
menjadi warga masyarakat yg baik.
1.
1.
TUJUAN
Mematuhi peraturan dan hukum yang
berlaku (kewajiban dan sukarela)
AKTIVITAS
1.
2.
3.
Menjalankan penilaian GCG untuk
mendapatkan status implementasi
GCG
Merumuskan dan menetapkan
pedoman GCG:
• Pedoman GCG
• Board Manual
• Piagam Komite (Komite Audit,
Komite GCG)
• Code of Conducts
• Asesmen GCG
Sosialisasi dan memulai
implementasi.
2.
3.
4.
Sosialisasi GCG yang Intensif dan
ekstensif dan juga penilaian yang
berkala
Aplikasi prinsip-prinsip GCG ke
dalam proses bisnis
Membentuk kerangka sistem
internal control yang terintegrasi
dan program manajement risiko
Membentuk program etika dan
kepatuhan
2.
3.
4.
5.
Membangun budaya perusahaan
berdasarkan code of conducts
sebagai bagian kehidupan
perusahaan sehari-hari.
Menjalankan Strategi Perusahan
yang bertanggung jawab sosial
secara efektif
Mengimplementasi “Sistem
Operasi Perusahaan Hijau”.
Menyesuaikan semua sistem dan
prosedur yang sesuai.
Membangun sistem manajemen
yang unik
INDIKATOR
1.
2.
3.
4.
Semua ‘GCG manuals’ telah selesai
Kesadaran GCG meningkat
Kepatuhan terhadap peraturan
dan hukum yang berlaku telah
meningkat
Struktur ‘internal control ‘mulai
dibentuk.
1.
2.
3.
Semua Standard Operating
Procedure (SOP) adalah
berdasarkan risiko dan prinsipprinsip yang berlandaskan GCG .
Operasi bisnis dikendalikan secara
efektif.
Budaya penanganan risiko mulai
ditimbulkan.
1.
2.
3.
Dikenal sebagai perusahaan yang
beretika
Kontribusi yang nyata dan dapat
diukur pada kesejahteraan:
Komunitas lokal, Negara, dan
dunia.
Memberi perhatian dan peduli
terhadap lingkungan
HASIL
Peningkatan dalam kepatuhan dan
kendali manajemen yang lebih baik
yang menghasilkan peningkatan
kinerja.
Kinerja perusahaan meningkat dan juga Diakui sebagai:
credit rating meningkat
•
Perusahaan Blue chip
•
Tempat yang sangat diinginkan
untuk bekerja
•
Menerima banyak penghargaan
Sumber
Road Map GCG, KNKG
104 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG)
Manajemen Risiko
Risk Management
GOOD GOVERNED
CORPORATION (GGC)
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
GOOD CORPORATE CITIZEN
(GCC)
OBJECTIVES
Comply with prevailing laws and
regulations (obligatory and voluntary)
To establish a better ‘internal control’
management primarily in effective
handling of business risks through
appropriate risks management.
To be regarded as an ethical and
responsible company, and also a good
corporate citizen.
1.
1.
ACTIVITIES
1.
2.
3.
Undergo GCG review to acquire GCG
implementation status
Formulate and establish GCG
manuals:
• GCG code
• Board Manual
• Committee’s Charters (Audit
Committee, GCG Committee, etc.)
• Code of Conducts
• GCG Self-assessment
Socialization and begin
implementation.
2.
3.
4.
Intensive and extensive socialization
of GCG and also periodic review
Application of the GCG principles in
business processes
Create an integrated internal
control system framework and risk
management program
Establish an ethics and compliance
program
2.
3.
4.
5.
Built a corporate culture based on
a code of conducts as part of daiy
corporate life.
Effectively implement a socially
responsible Coporate Strategy
Implement a “Green Corporate
Operating System”.
Adapt all apprpriate systems and
procedures.
Create a unique management
system.
INDICATORS
1.
2.
3.
4.
All ‘GCG manuals’ completed
Increased awareness of GCG
Increased compliance to prevailing
laws and regulations
Internal control begins to take
shape.
1.
2.
3.
All Standard Operating Procedures
(SOP) are based on risks and
principles that are in accordance
with GCG .
Business operations are effectively
controlled.
Culture of risk handling begins to be
encouraged.
1.
2.
3.
Seen as an ethical company.
Contributions that are real and
measurable in the welfare of the
local community, country, and the
rest of the world.
Attention and concern for the
environment.
RESULTS
Improved compliance and better
management control that results in
improved performance.
Improved company performance and
also improved credit rating.
Recognised as a:
•
Blue chip company
•
Comfortable place for employees
•
Multiple award winner
Source:
Road Map GCG, KNKG
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
105
C. Struktur Tata Kelola
C. Governance Structure
Organ utama GCG di WIKA adalah:
• Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai forum
pengambilan keputusan bagi Pemegang Saham
Perseroan
• Dewan Komisaris sebagai Pengawas Perseroan
• Direksi sebagai Pengurus Perseroan
The key GCG tools at WIKA are:
• General Shareholders Meeting (RUPS) which functions
as the forum of decision making for the company’s
shareholders
• Board of Commissioners as the company’s supervisors
• Board of Directors which handles the company tool.
1. Rapat Umum Pemegang Saham
1. General Meeting of Shareholder
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ
Perseroan yang memiliki sejumlah kewenangan yang
tidak didelegasikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
RUPS merupakan forum pertanggung jawaban bagi
Dewan Komisaris dan Direksi terhadap pelaksanaan tugas
pengawasan dan pengurusan Perseroan kepada Pemegang
Saham. RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
Selama tahun 2009, WIKA mengadakan satu (1) kali RUPS
Tahunan pada tanggal 28 Mei 2009 dan satu (1) kali RUPS
Luar Biasa pada tanggal 27 Januari 2009.
The General Shareholder Meeting is the corporate tool, which
has several authorities that are not delegated to the Board
of Commissioners and the Board of Directors. The General
Shareholder Meeting is a forum of accountability for the Board
of Commissioners and Board of Directors towards the execution
of tasks and corporate handling to shareholders. The General
Shareholder Meetings consists of Annual General Shareholders
Meeting (AGM) and Extraordinary General Shareholder
Meeting. In 2009, WIKA held one Annual General Shareholder
Meeting on May 28, 2009 and one Extraordinary General
Shareholder Meeting on January 27, 2009.
Berikut adalah sejumlah keputusan penting yang dihasilkan
dalam RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa:
The following are several decisions made at the Annual
General Shareholder Meeting and the Extraordinary General
Shareholder Meeting:
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:
Annual General Meeting of Shareholder’s Resolution:
1. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan Direksi
Perseroan mengenai jalannya Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Memberikan persetujuan atas Laporan Pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2008.
3. Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih
untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 156.034.395.000,
dikurangi Laba Bersih Perseroan yang diperoleh dari
hasil penjualan aktiva tetap Perseroan sebesar Rp
4.289.126.000, sehingga Laba Bersih Perseroan yang
dibagi untuk tahun buku 2008 sebagai berikut:
• Sebesar Rp 45.523.580.700 atau 30% dari Laba
Bersih ditetapkan sebagai dividen tunai untuk tahun
buku 2008.
• Sebesar Rp 3.034.905.380 atau 2% dari Laba Bersih
Perseroan dialokasikan untuk Program Kemitraan.
• Sebesar Rp 1.517.452.690 atau 1% dari Laba
Bersih Perseroan dialokasikan untuk Program Bina
Lingkungan.
• Sebesar Rp 30.349.053.800 atau 20% dari Laba
Bersih Perseroan ditetapkan sebagai Cadangan
Wajib.
• Sisanya sebesar Rp 71.320.276.430 atau 47%
dari Laba Bersih ditambah dengan Laba Bersih
yang diperoleh dari hasil penjualan aktiva tetap
sebesar Rp 4.289.126.000 ditetapkan sebagai Dana
Cadangan Lainnya.
1. Approved the Corporate Management Annual Report on
the corporate performance for the fiscal year which ended
in December 31, 2008.
2. Approved the Executive Report of the Corporate Partnership
and Environment Development Program for the fiscal year
which ended in December 31, 2008.
3. Approved and determined the use of net profit of 2008 fiscal
year amounting to Rp 156,034,395,000, deducted by the
corporate net profit obtained from the fixed corporate sales
amounting to Rp 4,289,126,000, making the corporate net
profit for the 2008 fiscal year to be broken down into the
following:
• Around Rp 45,523,580,700 or 30% of the net profit was
determined as the cash dividend for the 2008 fiscal
year.
• Around Rp 3,034,905,380 or 2% of the corporate net
profit were allocated for partnership programs.
• Around Rp 1,517,452,690 or 1% of the corporate net
profit were allocated for the environment development
program.
• Around Rp 30,349,053,800 or 20% of the corporate net
profit was allocated for compulsory reserves.
• The remaining Rp 71,320,276,430 or 47% of the net
profit added by net profit obtained from the fixed sales
result of Rp 4,289,126,000 was determined as other
reserved funds.
106 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
4. Menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Pieter Uways
& Rekan untuk melakukan audit Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2009
dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan untuk tahun buku 2009.
5. Menetapkan tantiem tahun 2008 bagi Anggota Direksi
dan Dewan Komisaris, menetapkan gaji Direktur
Utama, dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan
Komisaris.
6. Menyetujui mengukuhkan tindakan korporasi atas
program Buyback Tahap II yang telah dilaksanakan sesuai
peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3.
7. Menyetujui Pelimpahan kewenangan RUPS kepada
Dewan Komisaris untuk menyetujui Penambahan Modal
Ditempatkan dalam rangka pelaksanaan ESOP/MSOP
yang telah disetujui Menteri BUMN.
4. Appointed the Certified Public Accountant Pieter Uways
& Partners to audit the corporate Consolidated Financial
Report for the 2009 fiscal year and the 2009 Corporate
Partnership and Environment Development Program.
5. Determined the 2008 annual bonus (tantiem) for Board of
Directors Members and Board of Commissioners, determined
the salaries of President Director, and incentives for Board of
Directors members and Board of Commissioners.
6. Approved the confirmation of corporate action to run the
Buy Back Phase II Program, which has been conducted in
accordance to the regulations of The Indonesian Regulatory
Authority for the Indonesian Capital Market Regulation No.
XI B3 (Bapepam-LK No. XI.B.3.)
7. Approved the delegation of general shareholder meeting
to the Board of Commissioners to approve the Additional
Capital Relocation in conjunction with employee stock
ownership program/management stock ownership
programs (ESOP/MSOP) which have been approved by the
State Owned Enterprise Minister.
Keputusan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2009
The Extraordinary General Meeting of
Shareholders Resolution on January 27, 2009
1. Program Buyback
• Mengukuhkan tindakan korporasi atas program
buyback yang telah dilaksanakan sesuai Peraturan
Bapepam-LK No. XI.B.3, untuk periode mulai tanggal
13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009
dengan jumlah saham yang telah dibeli kembali
sebanyak 143.279.000 lembar dengan biaya sebesar
Rp27.693.622.266,00
• Menyetujui untuk melanjutkan program buyback
dengan dana sebesar-besarnya Rp112.306.377.734,00
2. Perubahan Penggunaan Sisa Dana Hasil Initial Public
Offering (IPO)
• Menyetujui penggunaan sisa dana hasil
IPO per tanggal 31 Desember 2008 sebesar
Rp207.159.021.149,00 sebagai modal kerja
Perseroan dan sebesar Rp100.000.000.000,00
sebagai modal kerja anak-anak perusahaan
• Menyetujui pemberian modal kerja bagi anakanak perusahaan dapat diberikan dalam bentuk
pinjaman pemegang saham (shareholders loan)
• Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi
untuk melaporkan perubahan termaksud kepada
instansi berwenang serta mengumumkan kepada
publik.
3. Menyetujui pemberlakuan Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor PER-05/MBU/2008 tanggal 3 September
2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa BUMN bagi Perseroan.
1. Buy Back Program
• Confirmed the corporate action over the buy back
program which has been conducted in accordance
to the regulations of The Indonesian Regulatory
Authority for the Indonesian Capital Market Regulation
No. XI B3 (Bapepam-LK No. XI.B.3.), for the period
between October 13, 2008 and January 13, 2009
with total shares that haved been bought back
amounting to 143,279,000 shares with the cost of Rp
27,693,622,266.00
• Approved to continue the buy back program with
funds amounting to Rp112,306,377,734.00
2. Change of the use of the remainder Initial Public Offering
(IPO) Fund
• Approved the use of the remainder of the IPO as per
December 31, 2008 amounting to Rp 207,159,021,149.00
as corporate capital and Rp 100,000,000,000/00 allocated
for working capital of subsidiaries
• Approved the allotment of working capital for
subsidiaries could be distributed in the form of
shareholders loan
• Provided the authority of Directors to report of the
referred changes to the authoritative institution and
announce to the public.
3. Approved the enforcement of the State Owned Enterprise
Ministry Regulation No. PER-05/MBU/2008 dated September
3, 2008 about the General Guidance of the Implementation on
the Procurement of Goods and Services for the company.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
107
2. Dewan Komisaris dan Direksi
2. Board of Commissioners and Board of Directors
Dewan Komisaris dan Direksi merupakan pilar utama
yang akan menentukan kemajuan dan pertumbuhan
Perseroan. Dewan Komisaris maupun Direksi telah diberikan
kewenangan, tugas dan tanggung jawab masingmasing sebagaimana diatur di dalam Anggaran Dasar
Perseroan, serta secara teratur dan berkala melaksanakan
koordinasi melalui Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
untuk membahas hal-hal yang terkait dengan pencapaian
kinerja maupun hal lainnya permasalahan Perseroan yang
harus dilakukan pengambilan keputusan. Dalam rangka
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rapat Gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi, secara tertulis Direksi
menyampaikan permasalahan yang perlu dipahami oleh
Dewan Komisaris.
The Board of Commissioners and Board of Directors are the key
pillars of that will determine the progress and growth of the
company. The Board of Commissioners and Board of Directors
have been granted the authority, tasks and their respective
responsibilities as stipulated in the Corporate Statute, and
regularly would hold regular coordination through the Meeting
of Board of Commissioners and Board of Directors to discuss
issues related to performance achievement and other corporate
issues which requires final decision. In an effort to increase
effectiveness of the implementation of the joint meeting
of the Board of Commissioners and Board of Directors, the
Board of Directors officially wrote the issues that needed to be
understood by the Board of Commissioners.
Selama tahun 2009, Dewan Komisaris dan Direksi
mengadakan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
sebanyak 16 kali, yang dilaksanakan secara rutin di Kantor
Pusat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Gedung WIKA lantai 3,
Jl. DI Panjaitan Kav. 9, Jakarta Timur.
In 2009, the Board of Commissioners and Board of Directors
held the joint meeting of the Board of Commissioners and
Board of Directors for as much as 16 times, that were routinely
held at the head office of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, WIKA
Building 3rd Floor, Jl. DI Panjaitan Kav. 9, East Jakarta.
Berikut ini adalah keputusan-keputusan penting yang
dihasilkan di dalam Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan
Direksi tersebut, yaitu :
1. Pelaksanaan RUPSLB pada tanggal 27 Januari 2009
2. Rencana program share buy back tahap II
3. Rencana WIKA sebagai salah satu Pemegang Saham
PT MNA
4. Monitoring, evaluasi serta peningkatan pengawasan
terhadap kinerja setiap proyek dan anak perusahaan
5. Pengadaan Kantor Akuntan Publik untuk pelaksanaan
audit tahun buku 2009
6. Rekomendasi terhadap Penetapan Direksi Anak
Perusahaan
7. Program pembentukan dashboard dalam rangka
peningkatan efektivitas pengawasan kinerja
Perusahaan
8. Pelaksanaan RUPS Tahunan 2009 dalam rangka
Pengesahan Laporan Tahunan Tahun Buku 2008,
termasuk agenda-agenda yang akan diputuskan di
dalam RUPS Tahunan 2009
9. Pendirian Anak Perusahaan WIKA Jabar Power
10. Pengembangan Bisnis Suplai Batubara Tanjung Jati B
11. Program MSOP/ESOP
12. Divestasi Kepemilikan Saham WIKA di WIKA-NGK
13. Pengesahan RKAP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tahun 2010
The following are the important decisions made at the Joint
Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors:
1. Arrange the Extraordinary General Meeting of
Shareholders on January 27, 2009
2. Plan of Buy Back Share Program phase II
3. WIKA’s plan to become a shareholder in PT MNA
4. Monitor, evaluate and increase supervision over the
performance of each projects and subsidiaries
5. Secured Certified Public Accountant to audit the 2009
fiscal year
6. Recommended the Determination of the Board of
Directors of Subsidiary
7. The establishment of dashboard program in an effort
to increase the effectiveness of corporate performance
supervision
8. Conducted the 2009 Annual General Shareholders Meeting
in conjunction with the endorsement of 2008 Annual Fiscal
Report, including the agendas that would be decided in the
2009 Annual General Shareholders Meeting
9. The establishment of subsidiary WIKA Jabar Power
10. Development of Coal Supply Business for Tanjung Jati B
11. Employee stock ownership program/Management stock
ownership programs (ESOP/MSOP)
12. Divestment of WIKA share ownership in WIKA-NGK
13. Signed Annual Plan of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for 2010
108 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Dewan Komisaris
Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Scope of Work and Responsibilities of the Board of Commissioners
Anggaran Dasar WIKA dan juga buku Panduan Penerapan
GCG PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah menetapkan
bahwa Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi
pengelolaan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi
serta memberikan nasihat kepada Direksi jika dipandang
perlu demi kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris
juga bertanggung jawab untuk memastikan agar Direksi
dalam kondisi apapun memiliki kemampuan menjalankan
tugasnya.
WIKA Statute and the Guidance for the Implementation of
Good Corporate Governance of PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk have determined that the Board of Commissioners is
responsible for supervising the corporate management which
is run by the management and provide advice to the Board of
Directors when necessary for the best interest of the company.
The Board of Commissioners is also responsible to ensure that
the Board of Directors under any conditions is capable to
perform.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris
berkewajiban memberikan pendapat dan saran kepada
Direksi pada saat pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan, mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan,
melaporkan dengan segera kepada Pemegang Saham
apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan atau
hal-hal lain yang dipandang perlu untuk segera mendapat
perhatian Pemegang Saham. Dalam pelaksanaan tugas,
kewenangan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris
selalu berpegang teguh kepada Anggaran Dasar Perseroan
dan juga peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disamping itu, apabila diperlukan Dewan Komisaris dapat
menggunakan saran profesional yang mandiri dan/atau
membentuk Komite Khusus atas biaya Perseroan sesuai
dengan peraturan dan prosedur yang berlaku.
The Board of Commissioners have the duty to provide
opinions and advices to the Board of Directors when the Plan
of Development and Corporate Budget are being proposed,
following the development of corporate activities, report
immediately to shareholders should taken if there be any
decline in corporate performance or any issues that needs
attention. In doing their jobs, the authority and responsibilities,
the Board of Commissioners at all times adhere to the
Corporate Statute and the existing regulations. In addition,
when necessary the Board of Commissioners may appoint an
independent professional and/or establish a Special Committee
financed under by the company which is in accordance to the
regulation and the existing procedure.
Dewan Komisaris tidak memiliki fungsi atau wewenang
dalam pengelolaan Perusahaan sehari-hari, kecuali
dalam situasi tertentu dimana seluruh anggota Direksi
diberhentikan sementara karena suatu sebab.
Anggaran Dasar WIKA dan juga Buku Panduan Penerapan
GCG Perseroan menyebutkan sejumlah pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris antara lain :
1. Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan
pengawasan terhadap pengurusan Perseroan yang
dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi
terhadap rencana pengembangan Perseroan, rencana
kerja dan anggaran tahunan Perseroan, pelaksanaan
ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan
RUPS dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Dewan Komisaris melakukan tugas, wewenang dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS.
3. Dewan Komisaris bertugas melaksanakan kepentingan
Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para
Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada
RUPS.
The Board of Commissioners does not have the function or
authority in managing the company everyday, except on
certain situations where all of the members of the Board of
Directors were temporarily dismissed for any cause.
WIKA Statute and the Guidance for the Implementation of
Good Corporate Governance stated several executions of tasks
of the Board of Commissioners, among others:
1. The Board of Commissioners has the duties to provide
supervision over the corporate management run by the
Board of Directors and provide opinions and advices
to the Board of Directors for the Plan of Development
and Annual Corporate Budget, the execution of
Corporate Statute and the decisions made at the General
Shareholders Meeting and the existing regulations.
2. The Board of Commissioners conducts their tasks,
authority and responsibility in accordance with the
Corporate Statute and General Shareholders Meeting
decisions.
3. The Board of Commissioners has the duties to run the
interests of the Company by paying attention to the
interest of Shareholders and be responsible to the General
Shareholders Meeting.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
109
4.
5.
6.
Dewan Komisaris bertugas meneliti dan menelaah
laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani laporan tersebut (sepanjang Dewan
Komisaris setuju terhadap isi materi laporan tahunan).
Dewan Komisaris memantau ketaatan Perseroan
terhadap peraturan yang berlaku.
Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap
kemajuan penerapan praktik GCG
Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Tahun 2009
Di sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris melakukan
sejumlah rekomendasi yang merupakan tindak lanjut dari
pembahasan di dalam Rapat Gabungan Dewan Komisaris
dan Direksi maupun dalam rangka pelaksanaan tugas
pengawasan antara lain:
1. Rekomendasi dalam rangka peningkatan pencapaian
kinerja perusahaan dan peningkatan kehati-hatian
dalam pengelolaan perusahaan
2. Rekomendasi terhadap penunjukan KAP untuk
pelaksanaan audit tahun buku 2009
3. Rekomendasi dalam rangka pendelegasian
kewenangan kepada Direksi
4. Rekomendasi pelaksanaan proyek pengadaan suplai
batubara Tanjung Jati B
5. Rekomendasi dalam rangka pemberian izin akuisisi PT
MNA
6. Rekomendasi pengambilan kredit perbankan
7. Rekomendasi dalam rangka pendirian anak
perusahaan
8. Rekomendasi terhadap usulan Direksi anak perusahaan
9. Rekomendasi terhadap pelaksanaan program MSOP/
ESOP
10. Rekomendasi terhadap pelaksanaan KPI dalam rangka
GCG
4.
5.
6.
The Board of Commissioners has the duty to examine
and study the annual report prepared by the Board of
Directors and sign the report (as long as the the Board of
Commissioners approves the contents of the annual report).
The Board of Commissioners monitors how the company
complies towards the existing regulation.
The Board of Commissioners evaluates the progress of the
implementation of good corporate governance practices.
Supervision and Recommendation of the Board of
Commissioners in 2009
In 2009 the Board of Commissioners released several
recommendations which are the follow up from the discussions
in the Joint Meeting of the Board of Commissioners and Board
of Directors in conjunction to the execution of supervision,
which included:
1. Recommendation in an effort to increase corporate
performance achievement and to increase prudence in
corporate management
2. Recommendation on the appointment of a Certified
Public Accountant to audit the 2009 fiscal year
3. Recommendation in a bid to delegate authority to the
Board of Directors
4. Recommendation of the execution of the project of coal
supply procurement for Tanjung Jati B
5. Recommendation in a bid to grant the permit to acquire
PT MNA
6. Recommendation to take a bank loan
7. Recommendation to establish subsidiaries
8. Recommendation over the proposal of the subsidiary
Board of Directors.
9. Recommendation to the execution of the MSOP/ESOP
program
10. Recommendation over the execution of Key Performance
Index in conjunction with good corporate governance
Pengawasan Perseroan dilakukan oleh Dewan Komisaris,
yang komposisinya terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris
Utama, 2 (dua) orang Komisaris, dan 2 (dua) orang Komisaris
Independen.
Corporate Supervision is conducted by the Board of
Commissioners, whose composition consists of 1 (one)
President Commissioner, 2 (two) Commissioners, and 2 (two)
Independent Commissioners.
Komisaris Independen selain bertugas melakukan
pengawasan juga berperan dalam mewakili kepentingan
pemegang saham minoritas. Komposisi jumlah Komisaris
Independen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yaitu 2 : 5 atau
40% dari jumlah anggota Dewan Komisaris telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan maupun
peraturan Bursa Efek Indonesia sebagaimana termaktub
dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.1.5 dan Peraturan
Bursa Efek Indonesia Nomor I-A Kep-305/BEJ/07-2004 yang
mengatur komposisi minimum Komisaris Independen yaitu
30% dari jumlah anggota Dewan Komisaris.
In addition to supervision, the Independent Commissioners
also plays the role in representing the interest of the minority
shareholders. The composition of the number of Independent
Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk is 2: 5 or 40% of
the total members of the Board Commissioners have fully met
the requirements determined by the Capital Market Supervisory
Agency (Bapepam LK) and the Indonesian Stock Exchange
regulation as stipulated by Bapepam Regulation No. IX.1.5 and
the Indonesian Stock Exchange Regulation No. I-A Kep-305/
BEJ/07-2004, which regulates the minimum composition for
Independent Commissioners, namely 30% from the number of
members of Board of Commissioners.
110 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Baik anggota Komisaris biasa maupun Komisaris
Independen wajib menjaga independensinya dalam
melaksanakan fungsi pengawasan Perseroan. Sejalan
dengan maksud tersebut ditentukan bahwa antara para
Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga
sedarah sampai dengan derajat ke-3 (ketiga), baik
menurut garis lurus maupun garis ke samping ataupun
hubungan semenda (menantu atau ipar) sebagaimana
hal tersebut termaktub dalam pasal 14 ayat 5 Anggaran
Dasar Perusahaan. Disamping itu pasal 14 ayat 16 mengatur
bahwa anggota Dewan Komisaris dilarang memangku
jabatan sebagai :
• Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, badan
usaha milik daerah, badan usaha milik swasta
• Pengurus partai politik dan/atau calon/anggota
legislatif
• Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ; dan/atau
• Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
Both ordinary members of Commissioners and Independent
Commissioners are obliged to maintain their independence in
running the function of corporate supervision. In line with such
purpose, it is also imperative that among members of the Board
of Commissioners they should not have family ties up to the
third level, be it having direct family line or parallel (in-laws) as
this part is explained in Article 14 verse 5 of Company Statute.
In addition, Chapter 14 verse 16 stipulates that members of the
Board of Commissioners are prohibited to hold the following
positions:
• Management member of a state owned enterprise,
regional state owned enterprise, private company,
• Administrators of a political party/ and/or candidates or
legislative members.
• Other titles that are in accordance with the stipulation of
legislation; and/or
• other positions that may create conflicts of interests.
Rapat Dewan Komisaris Tahun 2009
2009 Board of Commissioners Meeting
Menurut Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris
dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1
(satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan
Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau
beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah saham
dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan. Selain itu, Dewan Komisaris juga mengadakan
rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut
Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.
According to the Corporate Statute, the Board of
Commissioners may arrange meetings based upon request
of one or several members of the Board of Commissioners,
upon the request of the Board of Directors , or upon the written
request from one or several shareholders who at least represent
1/10 (one tenth) of the total shares with voting rights, by
mentioning the topics that would be discussed. In addition, the
Board of Commissioners also arrange meeting at least once in
a month, and in the meeting the Board of Commissioners can
invite the Board of Directors .
Selama tahun 2009, Dewan Komisaris mengadakan rapat
Dewan Komisaris sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali, dimana
16 (enam belas) kali Rapat Dewan Komisaris dengan
mengundang Direksi. Sebanyak 22 (dua puluh dua) kali
rapat Dewan Komisaris dilakukan di Kantor Pusat PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, Gedung WIKA Lantai 3, Jl. D.I. Panjaitan
Kav. 9, Cawang Jakarta Timur, dan 1 (satu) kali dilakukan di
Kantor Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum.
In 2009, the Board of Commissioners held internal meetings
for 23 times, in which 16 of them the Board of Commissioners
invited the Board of Directors . The Board of Commissioners
held the internal meetings 22 times at the PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk Head Office, WIKA Building 3rd Floor, Jl. D.I.
Panjaitan Kav. 9, Cawang, East Jakarta, and once at the office
of the Secretary General of the Ministry of Public Works.
Masa Jabatan Dewan Komisaris
Tenure of the Board of Commissioners
Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk diangkat
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) WIKA, Nomor : KEP-208/MBU/2007
tanggal 21 September 2007 dan dilantik pada tanggal 9
Oktober 2007.
The Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
was appointed based on the State Owned Enterprise Minister
Decree as stipulated at the General Shareholders Meeting of
WIKA, No.: KEP-208/MBU/2007 dated September 21, 2007 and
officially appointed on October 9, 2007.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
111
Berikut ini adalah catatan kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat-rapat di sepanjang tahun 2009
The following is the attendance list of members of the Board of Commissioners in meetings held in 2009
Rapat Dewan Komisaris
Comissioner’s Meetings
Nama
Name
Jumlah Rapat
Total Meeting
Rapat Dewan Komisaris yang dihadiri Direksi
The BOC meeting attented by the BOD members
Jumlah Hadir
Attendance
Jumlah Rapat
Total Meeting
Jumlah Hadir
Attendance
A. Dewan Komisaris / Board of Commissioners
Agoes Widjanarko
7
7
16
13
Amanah Abdulkadir
7
7
16
13
Dadi Pratjipto
7
7
16
16
Soepomo
7
7
16
16
Pontas Tambunan
7
7
16
15
16
16
B. Direksi / Board of Directors
Bintang Perbowo
Ganda Kusuma
16
16
Budi Harto
16
10
Slamet Maryono
16
14
Tonny Warsono
16
16
Remunerasi Dewan Komisaris Tahun 2009 / Remuneration of the Board of Commissioners in 2009
Jumlah remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris pada tahun 2009 sesuai dengan Keputusan RUPS Tahunan Tahun
2009 adalah sebagai berikut :
The remuneration given to the Board of Commissioners in 2009 pursuant to the Resolution of the 2009 AGMS is as follows
(dalam rupiah)
Nama
Name
Gaji
Sallary
Tunjangan
Incentiv
THP Per
Bulan
Monthly THP
THP 2009
Tantiem
THR 2009
(in rupiah)
Total Pendapatan
Total Income
Agoes Widjanarko
24.000.000
4.000.000
28.000.000
336.000.000
139.605.463
24.000.000
499.605.463
Amanah Abdulkadir
21.600.000
3.600.000
25.200.000
302.400.000
125.644.917
21.600.000
449.644.917
Dadi Pratjipto
21.600.000
3.600.000
25.200.000
302.400.000
125.644.917
21.600.000
449.644.917
Soepomo
21.600.000
3.600.000
25.200.000
302.400.000
125.644.917
21.600.000
449.644.917
Pontas Tambunan
21.600.000
3.600.000
25.200.000
302.400.000
125.644.917
21.600.000
449.644.917
Remunerasi Dewan Komisaris diusulkan oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris, setelah
itu Dewan Komisaris menyampaikan kepada Kementrian
Negara BUMN kemudian dibawa ke RUPS, dan ditetapkan
oleh RUPS
The remuneration of the Board of Commissioners is proposed
by the Nomination and Remuneration Committee of the
Company to the Board of Commissioners, which then forwards
the proposition to the State Ministry of State-owned Enterprise
and subsequently brought to the GMS for a resolution.
Penetapan Honorarium Dewan Komisaris dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat
inflasi, faktor penyesuaian industri serta memperhatikan
kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Sedangkan
penetapan tantiem memperhatikan faktor pencapaian
target Key Performance Indicator dan Faktor Tingkat
Kesehatan, serta faktor- faktor lain yang relevan.
The Resolution of the Honorariums for the Board of
Commissioners takes into account various factors such
as revenues, assets, inflation rate, peer industries and the
financial condition and capability of the Company. Whereas
the resolution for tantiems takes into the factors of target
achievement with respect to Key Performance Indicator and
other relevant factors
Remunerasi Dewan Komisaris terdiri dari gaji bulanan,
tunjangan, fasilitas dan tantiem yang besarannya
ditentukan dalam RUPS.
Remuneration for the Board of Commissioners comprises of
monthly salaries, benefits, facilities and tantiem, the amounts
of which are determined by the GMS.
112 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Anggota Dewan Komisaris WIKA untuk periode Oktober
2007 hingga sampai dengan sekarang adalah sebagai
berikut :
• Ir. Agoes Widjanarko MIP - Komisaris Utama
• DR. Amanah Abdulkadir MA - Komisaris Independen
• Dadi Pratjipto SE - Komisaris Independen
• Soepomo SH, Sp.N, LL.M-Komisaris
• Pontas Tambunan SH, MM-Komisaris
Members of WIKA Board of Commissioners for the October
2007 period until now are as follow:
• Ir. Agoes Widjanarko MIP – President Commissioner
• Pontas Tambunan SH, MM- Commissioner
• Soepomo SH, Sp.N, LL.M - Commissioner
• Dadi Pratjipto SE – Independent Commissioner
• DR. Amanah Abdulkadir MA - Independent Commissioner
Peningkatan Kompetensi &
Pengetahuan Dewan Komisaris Tahun 2009
Enhancement of the Competence and Knowlege
of the Board of Commissioners in 2009
Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengetahuan
Dewan Komisaris, secara berkelanjutan dilaksanakan
program pendidikan dan pelatihan bagi Dewan Komisaris
baik melalui pelaksanaan pelatihan, seminar, kursus,
lokakarya, dan juga melalui media majalah, tabloid yang
relevan dengan kegiatan usaha perusahaan.
In an effort to improve competence and knowledge of the
Board of Commissioners, educational programs and trainings
were sustainably held including organizing seminars and
workshops. The programs also involved cooperation with
relevant magazines, tabloids and related corporate activities.
Kinerja Dewan Komisaris
Board of Commissioners Performance
Kinerja Dewan Komisaris dievaluasi setiap tahun oleh
Pemegang Saham dalam pelaksanaan RUPS. Evaluasi kinerja
Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan tugas, wewenang,
dan kewajiban yang terdapat dalam peraturan perundangundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perseroan.
Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada
Dewan Komisaris sejak pengangkatannya.
The performance of the Board of Commissioners is
evaluated annually by the Shareholders in the execution
of General Shareholders Meeting. The evaluation of the
Board of Commissioners performance is measured based
on tasks, authority, and responsibity that are stipulated in
the existing legislation and Corporate Statute. The formal
evaluation criteria are delivered transparently to the Board of
Commissioners since the appointment.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Jabatan Struktural
Structural Positions
Jabatan Penunjang
Supporting Positions
Asal Instansi
Former Institution
Agoes Widjanarko
Komisaris Utama
President Commissioner
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi
Head of Nomination and Remuneration Committee
Departemen Pekerjaan Umum
Department of Public Works
Amanah Abdulkadir
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Ketua Komite Audit
Head of Audit Committee
Non Pemerintah
Non Government
Dadi Pratjipto
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Member of Nomination and Remuneration
Committee
Non Pemerintah
Non Government
Soepomo
Komisaris
Commissioner
Ketua Komite Good Corporate Governance
Head of Good Corporate Governance Committee
Departemen Keuangan
Department of Finance
Pontas Tambunan
Komisaris
Comissioner
Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha
Head of Financial Planning and Risk Management
Committee
Kementerian Negara BUMN
Ministry of State Owned Enterprises
Kriteria evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris oleh
Pemegang Saham dalam RUPS adalah antara lain :
1. Pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta kebijakan Perseroan, misalnya
mengenai benturan kepentingan;
2. Komitmen dalam memajukan kepentingan Perseroan;
3. Kehadiran dalam rapat-rapat Dewan Komisaris
maupun komite;
4. Kontribusi dalam pelaksanaan tugas-tugas khusus
The evaluation criteria of the Board of Commissioners by the
Shareholders in the General Shareholders Meeting among
others include:
1. Compliance to the existing legislation and corporate
policy, such as the conflict of interests;
2. Commitment in development for the best interest of the
Company;
3. Attending the meetings of the Board of Commissioners as
well as committees;
4. Contribution in executing special tasks
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
113
3. Komite-Komite Dewan Komisaris
3. Board of Commissioners’ Committees
Dewan Komisaris WIKA telah membentuk komite-komite
untuk membantu pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
Komite-komite tersebut bertugas membantu Dewan
Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem
pengendalian internal dan efektifitas pelaksanaan tugas
auditor eksternal dan internal. Komite-komite tersebut
adalah :
• Komite Audit
• Komite Good Corporate Governance
• Komite Nominasi dan Remunerasi
• Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
WIKA Board of Commissioners has formed committees to assist
in doing their tasks and obligations. The Committees have
the duties in helping the Board of Commissioners to ensure
the effectiveness of internal control and the effectiveness in
the execution of both the external and internal auditors. The
Committees are:
• Audit Committee
• Good Corporate Governance (GCG) Committee
• Nomination and Remuneration Committee
• Financial Planning and Business Risk Committee
Komite-komite tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan
Perseroan serta susunan keanggotaan, ruang lingkup tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya ditetapkan
dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris.
The Committees were designed to meet the needs of the
Company and the structure of organization, scope of works,
function, authority and responsibilities which are stipulated by
the Board of Commissioners Decree
Selama tahun 2009, anggota-anggota Dewan Komisaris
mengikuti sejumlah pelatihan,
seminar, kursus, lokakarya, sebagai berikut :
No
During 2009, members of the Board of Commissioners
attended a number of trainings, seminars, courses, workshops,
as in the following:
Penyelenggara /
Organizer
Nama Pelatihan / Name of Training
Tanggal / Date
Lokasi / Location
1
Trusted and Valued in Challenging Times
21 - 28 Maret 2009
Brisbane Australia
Yayasan Pendidikan
Internal Audit (YPIA)
2
Rapat Kerja Komisaris BUMN di lingkungan Kedeputian Bidang Usaha Jasa Lainnya dengan tema ”Menjadikan Dewan
Komisaris Lebih Efektif “Make The Board More Effective”
A Working Meeting of State-owned Enterprises Commissioners within the environment of the Department of the Deputy
for Other Services on the theme of “Making the Board More
Effective.”
16 April 2009 /
16 April 2009
Kantor Pusat WIKA /
WIKA Head Office
Kementerian Negara
BUMN dan BUMN Karya
/ State Ministry for Stateowned Enterprises and
BUMN Karya
3
Menyongsong Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia : Diskusi mengenai peran
dan fungsi oversight Dewan Komisaris dan Komite Audit
dalam menjamin kesiapan manajemen dan sharing pengalaman implementasi IFRS
Welcoming the Full Adoption - International Financial Reporting Standards (IFRS) in Indonesia: A Discussion on the Roles and
the Oversight Functions of the Board of Commissioners and
Audit Committee in ensuring the preparedness of management
and sharing experiences on the implementation of IFRS
6 Mei 2009 /
6 May 2009
Hotel Le Meridien Jakarta
Ikatan Komite Audit
Indonesia - IKAI / Indonesian Association of Audit
Committees
4
Konferensi Manajemen Ekselen Kinerja Bisnis Stratejik
Conference of Strategic Business Performance Excellence
Management
18 Juni 2009 /
18 june 2009
Auditorium PT PLN,
Jakarta
Forum Ekselen BUMN /
State-owned Enterprises
Excellence Forum
5
Lokakarya Eksekutif ”Risk Management & Internal Control
System”
Executive Workshop ”Risk Management & Internal Control
System”
29 – 31 Juli 2009 /
29 - 31 July 2009
Bali
Kementerian Negara
BUMN & Forum Humas
BUMN / State Ministry of
State-owned Enterprises &
BUMN PR Forum
6
Sosialisasi Pengisian Form Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
Socialisation on the Entry Form on the Report of Personal Assets of State Officials by the Commission of the Eradication of
Corruption
16 September 2009 /
16 September 2009
Jakarta
KPK & WIKA
114 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
a. Komite Audit
a. Audit Committee
Komite Audit WIKA dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan
Keputusan Dewan Komisaris PT WIKA No 09/DK/
PTWK/2003 tertanggal 23 Januari 2003 dan diperbaharui
dengan keputusan Dewan Komisaris No 71/DK/PTWK/2003
tanggal 24 Juli 2003. Pada waktu itu WIKA merupakan
BUMN yang sepenuhnya dimiliki negara. Ditahun yang
sama dibentuk pula Komite Asuransi dan Risiko Usaha. Dua
(2) komite lainnya yaitu Komite GCG dan Komite Nominasi
dan Remunerasi diresmikan setahun setelah WIKA menjadi
PT Tbk. Pada tahun 2008 Komite Asuransi dan Risiko Usaha
berganti nama menjadi Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha.
The WIKA Audit Committee was established in 2003 under the
decision of the Board of Commissioners of PT WIKA No 09/DK/
PTWK/2003 dated January 23, 2003 and was updated with the
Board of Commissioners’ decision No 71/DK/PTWK/2003 dated
July 24, 2003. At that time WIKA was as a state enterprise fully
owned by the government. In the same year the Insurance
and Risk Business Committee was also established. Two other
committees, namely the Good Corporate Governance (GCG)
Committee and the Nomination and Remuneration Committee
were formed one year after WIKA became a publicly listed
company. In 2008 the Insurance and Risk Business Committe
change to the Financial Planning and Business Risk Committe.
Untuk mengetahui apakah Komite Audit berfungsi
dengan wawasan perusahaan maka sebaliknya dipahami
perusahaan memiliki tiga (3) organ perusahaan yaitu
RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam menjalankan
pengawasan dan pengendalian perusahaan, Dewan
Komisaris dibantu oleh empat (4) Komite yaitu Komite
Audit, Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha,
Komite Good Corporate Governance, dan Komite Nominasi
dan Remunerasi.
In a bid to know whether the Audit Committee functioned
accordingly, it would be better to understand that the
company’s insight has three corporate tools, namely the
General Shareholders Meeting, Board of Commissioners and
the Board of Directors. In executing the corporate supervision
and control, the Board of Commissioners is assisted by four
Committees, namely the Audit Committee, Financial Planning
and Business Risk Committee, Good Corporate Governance
Committee, and the Nomination and Remuneration
Committee.
Komite Audit berperan senantiasa mendorong perbaikan
implementasi / kepatuhan pada kebijakan, prosedur, dan
praktek-prakteknya yang dilakukan persero pada semua
tingkat, menyelenggarakan komunikasi yang terbuka
diantara auditor independen, dengan Dewan Direksi dan
manajemen finansial senior. Termasuk dalam fungsi dan
tugas Komite Audit adalah bersama Satuan Pengawasan
Internal (SPI) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memonitor
kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaporan
keuangan serta mengusulkan kepada Dewan Komisaris
upaya yang efektif bagi mencegah dan mengatasi
permasalahan tersebut. Komite Audit bekerjasama dengan
tiga Komite lainnya dalam menelaah masalah yang
berkaitan dengan lingkup pengawasan Dewan Komisaris
The Audit Committee has the role to encourage the
implementation of improvement / compliance to policy,
procedure, and practices conducted by the company on all
levels, running transparent communication with independent
auditors, with the Board of Commissioners and senior financial
management. While the President Director is assisted by the
internal supervision unit (SPI). Included in the function and
tasks of the Audit Committee is that together with the internal
supervision unit and the certified public accountant they
monitor the risk of fraud and financial report risk and propose
to the Board of Commissioners the effective efforts to prevent
and handle the issues. The Audit Committee collaborates
with three other committees in studying other issues that are
related to the scope of works of the Board of Commissioners’
supervision.
Batasan mengenai apa saja yang dapat dilakukan Komite
Audit dan mekanisme serta kaitannya dengan pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan jalannya perusahaan
tercantum didalam Piagam Komite Audit (Audit Committee
Charter). Piagam Komite Audit WIKA pertama kali
ditetapkan pada 1 Agustus 2005. Piagam itu menjabarkan
keseluruhan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dengan
asumsi belum ada Komite lain selain Komite Audit,
karenanya telah diusahakan untuk direvisi ketika WIKA telah
menjadi perusahaan terbuka sehingga harus mengikuti
peraturan yang berkaitan dengan BUMN dan Perusahaan
Terbuka. Piagam Komite Audit juga perlu disempurnakan
kembali karena WIKA telah memiliki tiga Komite lainnya
yang masing-masing mengambil alih sebagian tugas
Komite Audit.
The job description for the Audit Committee and the
mechanism and their relevance to the execution of control
and supervision of the company can be found in the Audit
Committee Charter. WIKA’s Audit Committee Charter was
first established on August 1, 2005. The Charter stipulates
comprehensive supervisory task of the Board of Commissioners,
with the assumption there has not been any Committee other
than the Audit Committee, and therefore, there were the needs
to be reviewed because WIKA has become a publicly listed
company and it should comply with the regulations relating
to State enterprises (BUMN) and limited companies. The Audit
Committee Charter should also reviewed because WIKA has
also three other Committees that each has taken over part of
the tasks of the Audit Committee.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
115
Dalam Piagam Komite Audit dinyatakan bahwa secara
bersama anggota Komite Audit bertanggung jawab
atas berfungsinya Komite Audit sebagai badan yang
membantu Dewan Komisaris mengawal proses pelaporan
keuangan Perusahaan, memonitor dan mengevaluasi
independensi auditor independen, dan memonitor
efektivitas pengendalian internal. Dalam setiap kegiatannya
anggota Komite Audit diharapkan senantiasa menjaga
independensinya.
In the Audit Committee Charter it is stated that together with
the Audit Committee members they are responsible for the
function of the Audit Committee as the body which assists the
Board of Commissioners in the early processing of corporate
financial report, monitor and evaluate independent auditors,
and monitor the effectiveness of internal control. In each
activity, the Audit Committee member is expected to maintain
their independence.
Selain menyelesaikan tugasnya secara tim, setiap anggota
Komite Audit mengemban kewajiban dan memberikan
perhatian khusus pada permasalahan tertentu sesuai
dengan keahlian dan pengalaman kerja maupun
pendidikan yang dimilikinya. Beberapa penelaahan yang
dianggap mendatangkan pembelajaran penting bagi
perusahaan akan dirangkum kedalam 3 topik terpisah dan
penulisan masing-masing topik dilakukan oleh anggota
Komite Audit yang keahliannya paling sesuai dengan topik
tersebut.
In addition to routinely accomplish their duties, each Audit
Committee has the duties and provide special attention to
certain issues in accordance to their expertise and working
experience as well as their background education. Several
studies that are considered to have bringing in significant
learning will be summarized into three separate topics and
the writing of each topic will be done by members of the Audit
Committee whose expertise in accordance with the topic.
Keanggotaan Komite Audit terhitung tanggal 9 Oktober
2009, adalah sebagai berikut:
• DR. Amanah Abdulkadir MA, (Ketua)
• Shalahuddin Haikal, MM, LLM
• Ir. Mukti Wibowo
• Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA
The members of the Audit Committee as of October 9, 2009, are
as follows:
•
DR Amanah Abdulkadir MA, (The Head)
•
Shalahuddin Haikal, MM, LLM
•
Ir. Mukti Wibowo
•
Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA
Untuk memastikan independensi anggota Komite Audit,
anggota Komite Audit dipilih dari personil yang tidak
memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan.
To ensure independency of the members of Audit Committee,
the members were selected from professionals who are not
directly or indirectly related to the company.
Secara umum tugas dan kewajiban tiap – tiap anggota
Komite Audit adalah:
a. Ketua merangkap anggota Komite Audit adalah
komisaris independen di WIKA yang bertanggung
jawab mengarahkan, mengkoordinasi dan memonitor
pelaksanaan tugas yang diemban setiap anggota
Komite Audit sehingga memenuhi mandat, fungsi
dan prioritas Komite Audit. Ketua juga bertugas
merangkum tanggapan Komite Audit serta komunikasi
tertulis lainnya yang akan disampaikan kepada Dewan
Komisaris maupun manajemen.
b. Ahli Hukum Perusahaan dan Kinerja Keuangan,
mengemban dua tugas utama yaitu memonitor
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pasar
modal serta peraturan perundangan lainnya
yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan
mengevaluasi ratio kesehatan perusahaan.
c. Manajemen Proyek yang kompeten dalam
memonitor kelangsungan dan kinerja Proyek dan
menelaah laporan Early Warning System (EWS) yang
menginformasikan perkembangan proyek dan
pelaksanaan pengadaan dan prosedur lainnya agar
In general, the duties and obligations each member of the Audit
Committee are as follows:
a. The head, who has a double function as a member of
Audit Committee is an independent commissioner in PT
WIKA Tbk, who is responsible for directing, coordinate and
monitor the execution of tasks of each member of the
Audit Committee Audit to meet the credentials, function
and priorities of the Audit Committee. The head also has
the duties to summaries the Audit Committee’s responses
and other written communication that will be delivered to
the Board of Commissioners and management.
b. The Company’s Legal Advisor and Financial Performance
has two main duties, namely monitor the company’s
compliance towards the capital market regulation and
other legislations related to the company’s operations and
evaluating the company’s performance ratio.
c. The Project Expert monitors the project performance and
studies the Early Warning System (EWS) report, which
contains information on the development of the project
and the execution of procurement and other procedures
116 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
d.
dapat mengawasi efektivitas pengendalian intern
dalam manajemen proyek.
Akuntan dan ahli teknologi informasi bertugas
memastikan kepatuhan dan kelengkapan laporan
keuangan konsolidasian dalam menerapkan standar
akuntansi dengan KAP, sebagai upaya mengawasi
efektivitas pengendalian intern atas pelaporan
keuangan, dan memonitor efektivitas teknologi
informasi.
Manajemen Risiko
Risk Management
d.
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
so that it can supervise the effectiveness of internal control
in the project management.
The accountant and information technology experts have
the duties to ensure the compliance and completeness of
the consolidated financial report in applying accountancy
standard by appointing a certified public accountant in
an effort to supervise the effectiveness of internal control
over the financial report, and monitor the effectiveness of
information technology.
Mulai tahun 2009, prosedur penerimaan calon anggota
Komite Audit dilaksanakan melalui proses interview dan
penilaian tertulis serta keharusan untuk mengikuti masa
inisiasi. Setelah dinyatakan diterima maka anggota Komite
Audit akan mengikuti kegiatan kunjungan dan overview
pada beberapa proyek sekaligus bertatap muka dengan
beberapa manajemen untuk lebih memahami bisnis yang
digeluti WIKA dan mengenal lebih dalam bagian dan cara
kerja perusahaan.
Starting 2009, the recruitment procedure of candidate
members of the Audit Committee is conducted through an
interview process, writing test and the obligation to participate
in the initiation period. After passing the qualifications, the
Audit Committee member will participate in several activities
such as project visits and overview its outcome and hold oneon-one interviews with several management that allows he or
she to understand the WIKA’s businesses and to get familiar on
how the company works.
Selama tahun 2009 susunan keanggotaan Komite Audit
mengalami dua kali perubahan karena masa tugas dua
anggota Komite Audit sebelumnya telah berakhir dan
karena jumlah anggota ditambah dari tiga orang menjadi
empat orang untuk memenuhi kebutuhan akan ahli hukum
dan kinerja keuangan perusahaan.
During 2009, the composition of Audit Committee had
experience two changes due to the tenure of previous two
members of the Audit Committee and also due to the
increasing number of the audit members from three person to
four person in order to fulfill the needs for legal expertise and
the Company’s financial performance.
Susunan Anggota Komite Audit Jabatan
Position
Composition of Members of the Audit Committee
Periode / Period
9 Oktober 2007 s.d. 30 Desember 2008
9 October 2007 till 30 December 2008
31 Desember 2008 s.d. 8 Oktober 2009
31 December 2008 till 8 October 2009
9 Oktober 2009 s.d. 9 Oktober 2011
9 October 2009 till 9 October 2011
Ketua/ Anggota
Head/Member
Amanah Abdulkadir
Amanah Abdulkadir
Amanah Abdulkadir
Anggota / Member
Rosmala Farid
Rosmala Farid
Shalahuddin Haikal
Anggota / Member
Tribudi Santoso
Tribudi Santoso
Mukti Wibowo
Anggota / Member
-
Shalahuddin Haikal
Muhammad Slamet Wibowo
Dalam dua tahun ini Komite Audit berusaha untuk:
1. Menyelesaikan revisi Piagam Komite audit yang
diselaraskan dengan Piagam Komite Lainnya
2. Meningkatkan kompetensi dari anggota Komite Audit
dengan mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh
organisasi profesional seperti IKAI
3. Meningkatkan efektivitas infrastruktur penunjang
seperti Sistem informasi dan pengendalian
manajemen yang menunjang proses review yang
efektif dan berbobot
4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan
Komite lainnya dan meningkatkan komunikasi yang
tepat waktu dengan SPI demi mencegah terjadinya
masalah yang tidak diinginkan baik di proyek maupun
operasional
In the past two years the Audit Committee has made efforts to:
1. Complete the Audit Committee Charter that is being
synchronized with the other Committee charters
2. Increase competency of Audit Committee members
by having them attend seminars held by professional
organizations such as the Indonesian Audit Association
(IKAI)
3. Increase the effectiveness of supporting infrastructure
such as the information system and management control
that supports the effective and weighted review process
4. Increase collaboration and coordination with other
Committees and improve on time communication
through internal control system (SPI) in a bid to prevent
from unexpected issues that may occur in projects and
operations
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
117
5.
Memberikan sosialisasi mengenai tugas, peran dan
fungsi Komite Audit kepada seluruh jajaran WIKA
Kegiatan yang telah dilakukan Komite Audit selama tahun
2009 antara lain:
1. Menanggapi secara tertulis semua Laporan Keuangan
Perusahaan
2. Menanggapi secara tertulis naskah keterbukaan
Informasi yang disampaikan oleh sekertaris Perusahaan
atau staf WIKA lainnya
3. Menyelenggarakan pertemuan dengan KAP antara lain
untuk membahas berbagai masalah yang berkaitan
dengan integritas, kesesuaian dan kecermatan
pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan
proses penunjukan KAP, rencana audit, temuan hasil
audit/review dan lain lain
4. Menyusun kerangka kerja KAP dan mengawasi
manajemen dalam menyelenggarakan proses
menyeleksi KAP dan melaporkan kepada Dewan
Komisaris hasil proses seleksi tersebut
5. Melakukan sosialisasi terhadap peran dan tugas
Komite Audit di setiap peninjauan lapangan. Bahan
Sosialisasi ini akan diterbitkan pada akhir Maret 2010.
6. Meninjau proyek bersama SPI:
5.
Provide familiarization programs on the duties, role and
function of the Audit Committee to all lines in WIKA
The activities conducted by the Audit Committee in 2009
among others include:
1. Making written response to all Corporate Financial
Reports
2. Making written response on the manuscript of
information transparency which was delivered by WIKA
Corporate Secretary or other staff
3. Organizing the meeting between the Certified Public
Accountant whose agenda among others discussed
several issues relating to integrity, conformity and
accuracy of financial report, internal control and the
process in appointing the certified public accountant,
audit plan, findings in audit/review results and others
4. Organizing the frame work of the Certified Public
Accountant and supervise the management in holding
the selection process of certified public accountant and
report to the Board of Commissioners on the result of the
selection process
5. Conducting a familiarization campaign on the role
and duties of Audit Committee in every field visit. The
Familiarization Campaign will be published in late March
2010.
6. Visiting projects with the internal control system (SPI)
team:
Proyek yang Dikunjungi Tahun 2009
Visited Projects in 2009
Bersama SPI dan KAP Pieter Uways & Rekan
With SPI and KAP Pieter Uways & Partners
Bersama SPI dan KAP HLB Hadori & Rekan
With SPI and KAP HLB Hadori &Partners
1
JORR W1 K Jerk – Penjaringan
Amplas Medan
2
Waduk Jatigede
ARC Housing di Ladong – NAD
3
PLTU 2 Sulut – Amurang
USAID Segmen IB+4 – NAD
4
Kali Cisadane
JORR W 1, Kebun Jeruk-Penjaringan, Jakarta
5
Wahau
Adhiwangsa Resident, Surabaya
6
Jembatan Lintas Barat
PLTU 2 Amurang, Sulut
7
PLTU Asam-Asam Kalimantan Selatan
Jembatan Suramadu, Surabaya
8
Paragon City- Semarang
Jalan Tol Surabaya – Mojokerto
No
9
SMAPintar Kab. Kuantan Sengingi, Riau
Tanggul Penanggulangan Lumpur Lapindo
10
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim, Riau
Jalan Tol Bandara Juanda, Surabaya
11
Jalan Sorek – Mranti – Guntung, Riau
Banjir Kanal Timur, Jakarta
12
Liang Anggang Pleihari, Kalimantan Selatan
13
Dam Tembesi, Batam
14
Plaza Balikpapan – Trade Center
15
PLTU Indramayu
16
Bandara Kualanamu, Medan
17
Pipanisasi Balongan – Jakarta II – Indramayu
18
Cement Mill – Palimanan
19
Pabrik RFO PFII Petrokimia Gresik
118 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Kunjungan proyek bertujuan untuk :
• Mengecek kesesuaian isi laporan semester I
dan Q III dengan kenyataan lapangan. Untuk itu
penentuan proyek yang dikunjungi dilakukan
secara random, mewakili beberapa divisi,
daerah, kondisi dan kinerja (Melampaui, Kurang
tercapai), serta Tahapan Proyek (Tahap Baru Mulai,
Menjelang Akhir, Pemeliharaan) dan dilakukan
setelah laporan semester I diterima hingga
laporan Q III diterima (Agustus dan Oktober).
• Mendalami permasalahan yang dihadapi suatu
proyek, khususnya diproyek yang Risikonya
terbesar dan masih mungkin diusahakan
perbaikan kinerja, serta keputusannya sebagian
oleh manajer proyek. Tinjauan ini dilakukan di
awal tahun (Februari sampai dengan April) atau
diakhir tahun sehingga masih memungkinkan
dimasukkan dalam RKAP perbaikan dan dana
yang akan diupayakan.
7. Menyampaikan perlunya merevisi Piagam SPI dan
membantu memperbaiki draft Piagam tersebut hingga
sesuai dengan peraturan yang terbaru dan dapat
ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur
Utama.
8. Menyelenggarakan pertemuan berkala dengan Kepala
SPI untuk membahas LHP dan perkembangan lainnya.
9. Mempersiapkan drafT akhir revisi Piagam Komite
Audit dan meminta Dewan Komisaris untuk
mengagendakan pembahasan yang serius bagi
kesiapan menetapkan piagam setiap Komite
10. Mengikut sertakan anggota Komite Audit dalam
seminar yang diorganisir oleh IKAI. Setelah masa
inisiasi, anggota Komite Audit diberikan kesempatan
mengikuti kegiatan meningkatkan kemampuan
berdasarkan pilihannya, antara lain berpartisipasi
dalam seminar dan training yang diselenggarakan
lembaga asosiasi professional seperti IKAI atau
lembaga lainnya, misal Menneg BUMN. Berikut adalah
seminar/training yang telah diikuti.
Manajemen Risiko
Risk Management
The project visits were aimed for:
• Checking the conformity in the contents of the
First Half and Third Quarter reports with the reality.
Determining the projects was conducted at random,
representing several divisions, regions, condition
and performance (Exceed, or Not reaching target),
and Phases of the Project (Early Phase, Nearing
Completion, Maintenance) and was conducted after
the First Half report was accepted until the Third
Quarter (August to October) was accepted.
• Studying in-depth over the issues faced by projects,
particularly projects with high risks and still have
the opportunity to improve performance, and the
decisions are partly made by the project manager.
The project visit is conducted on the early part of the
year (February to April) or at the end of the year, so
that it can still be included in the Plan of Development
revision and funds could still be fetched.
7. Extending the need to revise Internal Control System (SPI)
Charter and assist in reviewing the Charter draft so that it
complies with the updated regulations and can be signed
by the President Commissioner and President Director.
8. Organizing the regular meeting with the Internal Control
System (SPI) to discuss examination reports and other
developments.
9. Preparing the final draft of the revised Audit Committee
Charter and ask the Board of Commissioners to schedule
serious discussions for the preparation of charter of each
Committee
10. Making members of the Audit Committee to participate
in seminars organized by the Indonesian Association
of Audit Committee (IKAI). After the initiation period,
the Audit Committee members have the opportunity
to participate in various activities to increase their
capabilities based on their interests, such as attending
seminars and trainings organized by professional
organizations such as the Indonesian Association of Audit
Committee (IKAI) or other institutions like the State Owned
Enterprise Ministry. The following are the seminars/
trainings which they have participated in.
Kesertaan dalam Seminar/Training Tahun 2009
No
1
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Participation in Seminars/Trainings in 2009
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
Seminar
Training
Amanah Abdulkadir
Workshop Internal Auditor: Trusted and Valued in Challenging Times, Brisbane, Australia
Menyongsong Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) di
Indonesia : Diskusi mengenai peran dan fungsi oversight Dewan Komisaris dan Komite
Audit dalam menjamin kesiapan manajemen dan sharing pengalaman implementasi
IFRS
Heralding Full Adoption - International Financial Reporting Standard (IFRS) in Indonesia:
Discussion on the oversight roles and functions of the Board of Commissioners and Audit
Committee in ensuring the preparedness of Management and experience sharing on IFRS
implementation.
2
Tribudi Santoso
Lokakarya Manajemen Risiko
Workshop Risk Management
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
119
11. Menyelenggarakan pertemuan dengan manajemen
keuangan, direncanakan akan dilakukan secara berkala
di tahun selanjutnya
12. Membuat laporan pengamatan terhadap perubahan
WIKA ke investment holding, mengenai hubungan
dengan SPI dan mengenai Sistem Informasi Akuntansi
13. Menyelenggarakan pertemuan internal Komite Audit.
Selain melalui temu muka dan rapat umumnya,
komunikasi dengan sesama anggota Komite Audit
banyak sekali ditunjang oleh diskusi melalui email.
11. Holding meetings with the financial management,
scheduled to be held regularly in the following year
12. Writing the results of observation over the change of
WIKA to holding company investment, on the relation
with the Internal Control System (SPI) and Accountancy
Information
13. Holding internal meeting of Audit Committee. In addition
to one-on-one and general meetings, communication
among fellow members of Audit Committee was frequent
and supported by discussions through emails.
Tingkat Kehadiran dalam Pertemuan selama Tahun 2009
Nama Jabatan
Name Position
Jumlah Rapat
Number of Meetings
Level of Attendance in Meetings during 2009
%Kehadiran Pada Rapat / %Attendance in Meetings
Internal Komite Audit
Internal Audit Committee
Kantor Akuntan Publik
Public Accountants
Satuan Pengawas Internal
Internal Oversight Unit
GMKU
8
3
3
1
Amanah Abdulkadir
100%
100%
100%
100%
Rosmala Farid
100%
100%
100%
100%
Tribudi Santoso
100%
100%
100%
100%
Shalahuddin Haikal
100%
100%
100%
100%
Mukti Wibowo
100%
100%
100%
100%
Muhammad Slamet Wibowo
100%
100%
100%
100%
Dalam jangka menengah Komite Audit berusaha
mensosialisasikan piagam Komite Audit dengan harapan
staf WIKA menjadi lebih paham bahwa mereka sebagai
stakeholder yang sekaligus juga pelaku operasional
perusahaan memiliki wakil sekaligus pengawas perusahaan
untuk kepentingan investasi mereka.
For their mid-term strategy, the Audit Committee strives to
socialize the Audit Committee Charter to ensure that WIKA’s
employee could have a better perspective on their position as
stakeholders as well as the operational staff of the Company
are having a representative and supervisor of the Company to
monitor their interest.
Dalam jangka panjang Komite Audit akan mengusahakan
pengawasan yang dapat membantu perusahaan menjadi
persero yang bertumbuh melalui pembelajaran dengan
integritas sebagai dasar identitasnya dan memiliki tradisi
menyampaikan informasi perusahaan sesuai identitas tadi.
In the long term the Audit Committee will make efforts to
supervision that is capable of helping the company to become
a company that grows through learning with integrity as
the fundamental identity and having the tradition to deliver
corporate information in accordance with the aforementioned
identity.
Dari kiri ke kanan/from left to right:
Ir. Mukti Wibowo; DR. Amanah Abdulkadir, MA;
Shalahuddin Haikal, MM, LLM; Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA
.
Komite Audit / Audit Committee
DR. Amanah Abdulkadir, MA
Riwayat singkat Amanah Abdukkadir disajikan pada Profil Komisaris di halaman 25.
A brief curriculum vitae of Amanah Abdukkadir is presented in the Profile of Commissioners in page 25
Shalahuddin Haikal, MM, LLM
Lulusan Magister Hukum Bisnis Korporat, Erasmus Universiteit, Rotterdam Belanda, dengan
pengalaman kerja 20 tahun, dilahirkan tanggal 14 April 1964
Holds an LLM degree in Corporate Business Law, Erasmus Universitiet, Rotterdam, the Netherlands,
with 20 years of worling experience, born on 14 April 1964
Ir. Mukti Wibowo
Lulusan Teknik Sipil UI, Jakarta, dengan pengalaman kerja 35 tahun, dilahirkan pada tanggal
28 April 1948,
A Civil Engineering graduate from the University of Indonesia, with 35 years of working experience,
born on 28 April 1948
Muhammad Slamet Wibowo, MBA, DEA
Mendapat pendidikan Manajemen Sistem Informasi, La Conference Universitaire de Suisse
Occidentale, Jeneva, dengan pengalaman kerja 23 tahun, dilahirkan pada tanggal
28 Oktober 1964.
Received his education in Information Systems Management from La Conference Universitaire de
Suisse Occidentale, Geneva, with 23 years of working experience, born on 28 October 1964.
120 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
b. Komite Good Corporate Governance
b. Good Corporate Governance Committee
1. Dasar Pembentukan
Komite Good Corporate Governance (GCG)dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk Nomor 19/DK/WIKA/2008 Tanggal
15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite Good Corporate
Governance (GCG) dengan susunan keanggotaan sebagai
berikut :
• Soepomo, SH, Sp.N, LL.M sebagai Ketua merangkap
Anggota.
• Rosmala, Akt sebagai Anggota.
1. Foundation for Establishment
T he Good Corporate Governance Committee was established
based on the decree of the Board of Commissioners of
PT Wijaya Karya Tbk No. 19/DK/WIKA/2008 dated April 15, 2008
on the Establishment of Good Corporate Governance (GCG)
Committee with the composition as follows:
• Soepomo, SH, Sp.N, LL.M as Head and Member
• Rosmala, Akt as Member
Untuk memastikan independensi anggota GCG, anggota
Komite GCG dipilih dari personil yang tidak memiliki
keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
Perseroan.
To ensure the independency of the members of GCG, the
members were selected from professionals who are not directly
or indirectly related to the company.
2.
2.
•
•
•
Tanggung jawab dan tugas pokok Komite Good
Corporate Governance
Komite Good Corporate Governance berfungsi
membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada
Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Wijaya Karya Tbk.
Komite Good Corporate Governance bekerja secara
kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan
tugas maupun dalam pelaporan.
Tugas pokok Komite Good Corporate Governance
sebagai berikut :
• Memastikan ketaatan PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk terhadap regulasi yang berlaku dalam setiap
pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris, operasional
Direksi maupun lainnya.
• Memastikan adanya suatu Standard Operating
Procedure (SOP) yang berlaku dan kepatuhan
terhadap SOP yang ditetapkan baik di tingkat
jajaran Dewan Komisaris maupun dalam rangka
hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi.
• Mengevaluasi penerapan sistem Good Corporate
Governance di dalam Perusahaan.
• Mengevaluasi kode etik Good Corporate Governance
baik di internal Dewan Komisaris maupun
hubungan Direksi dan Dewan Komisaris, serta
hubungan manajemen di tingkat di bawah Direksi
berdasarkan usulan yang disampaikan Direksi.
• Ketua Komite Good Corporate Governance
bertindak sebagai pengarah anggota Komite GCG
mengenai hal-hal yang merupakan fokus dari tata
kelola yang baik bagi Perusahaan.
• Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh
anggota Komite GCG.
•
•
•
The responsibility and main duties of the Good Corporate Governance Committee are as follow
The Good Corporate Governance Committee have the
function and direct responsibility to assist the Board of
Commissionres of PT Wijaya Karya Tbk. and report directly
to the Board of Commissioners of the Company.
The Good Corporate Governance Committee works
collectively and independent in nature both in executing
duties and making report.
The main duties of Good Corporate Governance
Committee are as follow:
•
To acertain PT Wijaya Karya’s (Persero) Tbk
compliance towards the exisiting regulation and
every execution of the Board of Commissioners,
management operations and others.
•
Ensures there is a valid Standard Operating
Procedure (SOP) and compliant to SOP that has
been determined by both the level of Board of
Commissioners and in regards to the relationship
between the Board of Commissioners and the Board
of Directors.
•
Evaluates the application of the Good Corporate
Governance (GCG) system in the Company.
•
Evaluates the code of conduct of the Good
Corporate Governance (GCG) both internally in
the Board of Commissioners and the relationship
between the Board of Commissioners and the Board
of Directors, and the management relation at the
level below the Board of Directors based on the
proposal delivered by the Board of Directors.
•
Head of the Good Corporate Governance Committee
acts as the director to members of the GCG
Committee on issues that are focusing on the good
corporate governance for the Company.
•
Execution of daily duties conducted by members of
the GCG Commttee.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
121
• Komite GCG mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1
(satu) kali setiap bulan.
3.
•
•
•
•
Rincian pokok tugas Komite Good Corporate
Governance
Memastikan ketaatan PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk terhadap regulasi yang berlaku dalam setiap
pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris, operasional
Direksi maupun lainnya.
Memastikan adanya suatu Standard Operating
Procedure (SOP) yang berlaku dan kepatuhan terhadap
SOP yang ditetapkan baik di tingkat jajaran Dewan
Komisaris maupun dalam rangka hubungan Dewan
Komisaris dengan Direksi.
Mengevaluasi penerapan sistem Good Corporate
Governance di dalam Perusahaan.
Mengevaluasi kode etik Good Corporate Governance
baik di internal Dewan Komisaris maupun hubungan
Direksi dan Dewan Komisaris, serta hubungan
manajemen di tingkat di bawah Direksi berdasarkan
usulan yang disampaikan Direksi.
4. Laporan Kegiatan Komite Good Corporate Governance
Selama tahun 2009, Komite Good Corporate Governance
telah melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
• Pembahasan pendelegasian kewenangan Dewan
Komisaris kepada Direksi
• Pembahasan tentang Pengelolaan Piutang Usaha
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
• Pembahasan tentang Pendapat Hukum terhadap
Dissenting Opinion RUPSLB Tahun 2009
• Pembahasan tentang Potensi Timbulnya Risiko akibat
Kelemahan dalam Kontrak Kerja
• Pembahasan tentang Usulan Perbaikan dan Tinjauan
Ulang terhadap Kebijakan Sistem Manajemen Human
Capital WIKA
• Pembahasan Program Kerja Komite Good Corporate
Governance di dalam RKAP tahun 2010
•
GCG Committee holds meeting at once in a month.
3.
Details of the Good Corporate Governance main dutties
• Ensures the compliance of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
to the existing regulation is valid in each execution of
each activities of the Board of Commissioners, Board of
Directors operations and others.
• Ensures there is a valid Standard Operating Procedure
(SOP) and compliant to SOP that has been determined by
both the level of Board of Commissioners and in regards to
the relationship between the Board of Commissioners and
the Board of Directors.
• Evaluates the application of the Good Corporate
Governance (GCG) system in the Company.
• Evaluates the code of conduct of the Good Corporate
Governance (GCG) both internally of the Board of
Commissioners and its relationship between the Board
of Commissioners and the Board of Directors, and the
management relation at the level below the Board of
Directors based on the proposal delivered by the Board of
Directors.
4.
GCG Committee Activity Report In 2009, The GCG
Committee activities were as follow:
Discussion over the delegation of authority of the Board of
Commissioners to the Board of Directors
Discussion over the Debt Management of PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk
Discussion over the Legal Opinion on the Dissenting
Opinion of 2009 Extraordinary General Shareholders
Meeting
Discussion over the Potentiality of Risk Emergence due to
Weaknesses in Working Contracts
Discussion over the Improvement Proposal and Review on
the WIKA Human Capital System Policy
Discussion over the GCG Committee Work Program in the
2010 Plan of Development
•
•
•
•
•
•
Komite Good Corporate Governance
Good Corporate Governance Commitee
Soepomo, SH, Sp.N, LL.M
Riwayat singkat Soepomo disajikan pada Profil Komisaris di halaman 26.
A brief curriculum vitae of Soepomo is presented in the Profile of Commissioners
in page 26.
Rosmala, Ak.
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan
pengalaman kerja 30 tahun. Dilahirkan pada tanggal 11 Mei 1959.
A graduate of the Economics Faculty, Padjadjaran University, Bandung, with 30
years of working experience. Born on 11 May 1959.
122 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
c. Komite Nominasi dan Remunerasi
c. Nomination and Remuneration Committee
1. Dasar Pembentukan
Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Wijaya Karya Tbk Nomor 20/DK/WIKA/2008
Tanggal 15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite
Nominasi dan Remunerasi Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Wijaya Karya Tbk, dengan susunan keanggotaan sebagai
berikut :
• Agoes Widjanarko sebagai Ketua merangkap Anggota
• Dadi Pratjipto sebagai Anggota
1. Foundation for Establishment
The Nomination and Remuneration Committee was
established based on the decree of the Board of Commissioners
of PT Wijaya Karya Tbk No. 20/DK/WIKA/2008 dated April 15,
2008 on the Establishment of Nomination and Remuneration
Committee of PT Wijaya Karya Tbk, whose membership is as
follows:
•
Agoes Widjanarko, as Head and Member
•
Dadi Pratjipto as Member
Untuk memastikan independensi anggota Nominasi dan
Remunerasi, anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
dipilih dari personil yang tidak memiliki keterkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan.
To ensure the independency of the members of the Nomination
and Remuneration Committee, the members were selected
from professionals who are not directly or indirectly related to
the company
2.
2.
•
•
•
•
•
3.
Tanggung jawab dan tugas pokok Komite Nominasi
dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi berfungsi
membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada
Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Wijaya Karya Tbk.
Komite Nominasi dan Remunerasi bekerja secara
kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan
tugas maupun dalam pelaporan.
Tugas pokok Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai
berikut :
Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas dalam
dua lingkup fungsi yaitu :
• Lingkup Nominasi bertugas menyusun kriteria
seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan
Komisaris, Direksi, dan para eksekutif lainnya di
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya
Tbk, membuat sistem penilaian dan memberikan
rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan
Komisaris dan Direksi.
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi bertindak
sebagai pengarah anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi mengenai hal-hal yang merupakan fokus
dari audit yang akan dilakukan.
Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh anggota
Komite Nominasi dan Remunerasi.
Rincian tugas Komite Nominasi dan Remunerasi
Menyusun, melaksanakan, dan menganalisa kriteria
serta prosedur nominasi bagi calon Dewan Komisaris,
Direksi, dan para eksekutif lainnya (sampai dengan 1
tingkat dibawah Direksi)
• Menyusun, melaksanakan, dan menganalisa kriteria
serta prosedur pemilihan, pengangkatan, dan
pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi
•
•
•
•
•
3.
•
The responsibility and main duties of the Nomination and
Remuneration Committee.
Nomination and Remuneration Committee have function
to assist the Board of Commissioners in their works
and direct responsibility to the Board of Commissioners
Company of PT Wijaya Karya ( Persero ) Tbk.
The Nomination and Remuneration Committee works
collectively and independent in nature both in executing
their duties and making reports.
The main duties of the Nomination and Remuneration
Committee are as follow:
• Nomination area which is responsible for organizing
the selection of criteria and nomination procedures
for the members of the Board of Commissioners,
Board of Directors, and other executives in PT Wijaya
Karya Tbk, produce evaluation system and provide
recommendation on the number of members of the
Board of Commissioners and Board of Directors.
• The Remuneration area is in charge of organizing
the payroll system and incentives to the members of
the Board of Commissioners and Management and
provide related recommendations.
Head of the Nomination and Remuneration Committee
acts as the director to the members of the Nomination
and Remuneration Committee on issues, which are the
focus of auditing which will take.
The execution of daily duties conducted by members of the
Nomination and Remuneration Committee.
Details of the Nomination and Remuneration Committee
Organize, execute, and analyze the criteria and
nomination procedure for the candidates of the Board of
Commissioners, Board of Directors, other executives (until
one level below Board of Directors)
Organize, execute, and analyze the criteria and selection
procedure, appointment, and dismissal of members of the
Board of Commissioners and Board of Directors.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
123
• Organize the evaluation system of the performances of the
Board of Commissioners and Board of Directors.
• Organize and evaluate the payroll system and incentives
to members of the Board of Commissioners and Board
of Commissioners and provide recommendations on the
following:
• Evaluation on the system,
• Options to be offered, among others stock option
• Retirement system,
• Compensation system and other benefits of reducing
employees.
• Menyusun sistem penilaian kinerja anggota Dewan
Komisaris dan Direksi.
• Menyusun dan mengevaluasi sistem penggajian
serta pemberian tunjangan kepada anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi
tentang:
• Penilaian terhadap sistem tersebut,
• Opsi yang diberikan antara lain opsi atas saham,
• Sistem pensiun,
• Sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal
pengurangan karyawan.
Program Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi
• Memantau pelaksanaan prosedur pemilihan atas
usulan para kandidat eksekutif (1 tingkat dibawah
Direksi).
• Memberikan rekomendasi atas usulan para kandidat
eksekutif (1 tingkat dibawah Direksi).
• Memantau sistem penilaian kinerja.
• Mengevaluasi sistem penggajian serta pemberian
tunjangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
4.
Laporan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi
Selama tahun 2009, Komite Nominasi dan Remunerasi
telah melakukan tiga kali pertemuan.
Laporan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi adalah
sebagai berikut :
• Merekomendasi usulan Komisaris dan
Direksi PT Marga Nujyasumo Agung
• Merekomendasi usulan Direktur Keuangan dan
SDM PT Wijaya Karya Realty
• Merekomendasi usulan Sekretaris Perusahaan
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
• Usulan remunerasi Komisaris dan
Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2009
untuk kinerja usaha Tahun 2008
• Merekomendasi usulan Komisaris dan
Direksi PT Wijaya Karya Jabar Power
5.
4.
5.
•
•
•
•
Working Program of the Nomination and Remuneration
Committee
Monitor the execution of selection procedure over the
proposal of executive candidates (one level below Board
of Directors).
Provide recommendation over the executive candidates
(one level below Board of Directors).
Monitor the evaluation system of performance.
Evaluate the payroll system and incentives to Board of
Commissioners and Board of Directors.
Nomination and Remuneration Committee Acivity Report
In 2009, the Nomination and Remuneration Committee
held three meetings.
The Nomination and Remuneration Committee Activity Report
is as follows:
•
Recommended the proposal of the Commissioners and
Board of Directors of PT Marga Nujyasumo Agung
•
Recommended the proposal of the Director of Finance
and HRD of PT Wijaya Karya Realty
•
Recommended the proposal of the Corporate Secretary of
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
•
Proposal of remuneration of the 2009 Commissioners and
Management of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for the
2008 performance
•
Recommended the proposal of Commissioners and Board
of Directors of PT Wijaya Karya Jabar Power
Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee
Ir. Agoes Widjanarko, MIP
Riwayat singkat Agoes Widjanarko disajikan pada Profil Komisaris di halaman 25.
A brief curriculum vitae of Agoes Widjanarko is presented in the Profile of
Commissioners in page 25.
Dari kiri ke kanan/from left to right:
Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE.
Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE
Riwayat singkat Dadi Pratjipto disajikan pada Profil Komisaris di halaman 26.
A brief curriculum vitae of Dadi Pratjipto is presented in the Profiles of Commissioners
in page 26.
124 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
d. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha
d. Financial Planning and Business Risk
Committee
1. Dasar Pembentukan
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk Nomor 21/DK/WIKA/2008 tanggal
15 April 2008 Perihal Pembentukan Komite Perencanaan
Keuangan dan Risiko Usaha.
1. Foundations for Establisihment
The Financial Planning and Business Risk Committee was
established based on the decree of the Board of Commissioners
of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk No. 21/DK/WIKA/2008 dated
April 15, 2008 on the Establishment of the Financial Planning
and Business Risk Committee.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk Nomor 23/DK/WIKA/2009 tanggal 15
April 2009 Perihal Perpanjangan Tugas Komite Perencanaan
Keuangan dan Risiko Usaha dengan keanggotaan sebagai
berikut :
• Pontas Tambunan sebagai Ketua merangkap Anggota.
• Harry Hidayat sebagai Anggota.
• Anindita Eka Wibisono sebagai Anggota.
Based on the decree of the Board of Commissioners of
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. No. 23/DK/WIKA/2009 dated
April 15, 2009 on the extention of duties of the Financial
Planning and Business Risk Committee with its composition as
follows:
•
Pontas Tambunan, as Chairman and also a member.
•
Harry Hidayat as Member.
•
Anindita Eka Wibisono as Member.
Untuk memastikan independensi anggota Perencanaan
Keuangan dan Risiko Usaha, anggota Komite Perencanaan
Keuangan dan Risiko Usaha dipilih dari personil yang tidak
memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan.
To ensure the independency of the members of the Financial
Planning and Business Risk Committee, the members were
selected from professionals who are not directly or indirectly
related to the company.
2.
2.
•
•
•
•
Tanggung jawab dan tugas pokok Komite
Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab
langsung kepada Dewan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk.
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam
pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan.
Tugas pokok Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha sebagai berikut :
• Mengenali dan mewaspadai potensi Risiko
usaha dan mengusulkan perbaikan perencanaan
keuangan untuk mengurangi Risiko tersebut.
• Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha bertindak sebagai pengarah anggota Komite
Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha mengenai
setiap kendala yang dihadapi oleh Direksi dapat
segera dibahas oleh Dewan Komisaris sebagai salah
satu bentuk implementasi early warning system (EWS).
• Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh
anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha.
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
setiap bulan.
•
•
•
•
Responsibility and main duties of the Financial Planning
and Business Risk Committee
The Financial Planning and Business Risk Committee
has the function to assist the Board of Commissioners in
executing their duties and is directly responsible to the
Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk.
The Financial Planning and Business Risk Committee
works collectively and independent both in executing
duties and making reports.
The main duties of the Financial Planning and Business
Risk Committee are as follow:
•
Identifying and keeping alert over the business risk
potentials and propose improvement on financial
planning in a bid to minimize the risk.
•
Head of the Financial Planning and Business Risk
Committee is acting as director to the members of
the Financial Planning and Business Risk Committee
and on each obstacle faced by the Management
so that it can be discussed immediately by the
Board of Commissioners as one of the forms of
implementation of early warning system.
•
The execution of daily duties is run by the members
of the Financial Planning and Business Risk
Committee.
The Financial Planning and Business Risk Committee at
least holds a meeting once each month.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
125
3.
•
•
•
•
•
•
4.
Rincian tugas Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha
Melakukan kajian atas usulan Direksi mengenai
kebijakan dan sistem manajemen Risiko Perusahaan.
Melakukan evaluasi rancangan perencanaan keuangan
yang disusun oleh Direksi baik yang tercantum dalam
rancangan RKAP maupun evaluasi setiap proyek dan
program kegiatan yang diusulkan.
Melakukan evaluasi atas kemampuan leverage setiap
proyek yang dijalankan dengan peningkatan kinerja
saham dan keuangan Perusahaan.
Melakukan kajian atas efektifitas struktur organisasi
manajemen Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha di Perusahaan.
Melakukan evaluasi dan analisis triwulanan atas Risiko
yang mungkin akan mempengaruhi analisis proyek
yang diajukan Direksi sebagai bentuk pelaksanaan early
warning system.
Bersama-sama Komite Audit melakukan kajian atas
proses identifikasi Risiko dan pelaksanaan manajemen
Risiko yang dilakukan oleh manajemen.
Program Kerja Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha
• Evaluasi pencapaian hasil kegiatan usaha yang
dilaksanakan oleh Direksi dan disampaikan didalam
executive summary realisasi hasil usaha pada
pelaksanaan rapat gabungan Dewan Komisaris dan
Direksi.
• Evaluasi penerapan prosedur manajemen Risiko dan
rencana tindak lanjut perbaikan prosedur manajemen
Risiko di lingkungan WIKA yang terintegrasi serta
rencana pengembangan dan penyempurnaan early
warning system dilingkungan WIKA.
• Evaluasi rencana pengembangan bisnis dan
kegiatan usaha Perusahaan yang meliputi rencana
akuisisi, pendirian anak perusahaan, dan rencana
pengembangan bisnis baru bagi WIKA.
3.
•
•
•
•
•
•
4.
Details of the duties of the Financial Planning and
Business Risk Committee
Studies over the Management’s proposal on the policy and
the company risk management system.
Evaluates the financial planning that was organized by
the Board of Directors including both that are mentioned
in the Plan of Development and the evaluation of each
project and activity program that were proposed.
Evaluates the leverage capabilities of each project, which
were run with the improving corporate shares and
financial performance.
Studies the effectiveness of the organizational structure of
the Financial Planning and Business Risk Committee.
Evaluates and analyzes quarterly over the risks that may
influence the project analysis that was proposed by the
Board of Directors as a form of execution of early warning
system.
Together with the Audit Committee will study over
the risk identification process and the execution of risk
management conducted by the Management.
Working Program of the Financial Planning and Business
Risk Committee
• Evaluates the achievement of the activity result that was
run by the Board of Directors and was delivered in the
realization of executive summary at the joint meeting of
the Board of Commissioners and Board of Directors.
• Evaluates the application of risk management procedure
and follow up plan for the improvement of risk
management procedure at WIKA which is integrated with
development plan and improvement of early warning
system (EWS) at WIKA.
• Evaluates business development plan and corporate
business activities which cover the plan for acquisition,
establishment of subsidiaries, and new business
development plan for WIKA.
Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha /
Financial Planning and Business Risks Committee
Pontas Tambunan, SH, MM
Riwayat singkat Pontas Tambunan, SH, MM disajikan pada Profil Komisaris pada halaman 27.
A brief curriculum vitae of Pontas Tambunan, SH, MM is presented in the Profile of Commissioners
in page 27.
Harry Hidayat
Lulusan Teknik Sipil, Univesitas Parahyangan, dengan pengalaman kerja 10 tahun, dilahirkan
pada tanggal 23 Agustus 1959.
A Civil Engineering graduate from Parahyangan University, with 10 years of working experience,
born on 23 August 1959.
Anindita Eka Wibisono, SE
Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dengan pengalaman kerja 5 tahun, lahir pada
tanggal 4 Januari 1985.
A graduate from the Faculty of Economics, University of Indonesia, with 5 years of working
experience.
126 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Dari kiri ke kanan/from left to right:
Anindita Eka Wibisono, SE, Harry Hidayat, Pontas Tambunan, SH, MM.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
• Evaluasi penyusunan RKAP WIKA Tahun 2009.
• Penyusunan Dashboard EWS berbasis Malcolm
Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE).
• Monitoring implementasi prosedur manajemen Risiko
dan evaluasi penerapan prosedur manajemen Risiko
melalui kunjungan proyek.
• Monitoring perbaikan proses pengadaan dilingkungan
WIKA.
• Monitoring proses penyusunan RKAP WIKA Tahun
2010.
• Monitoring proses penyusunan RJPP WIKA Tahun 2010
- 2014.
• Monitoring proses pelaksanaan RUPS Tahunan.
5.
Laporan Kegiatan Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha
Selama tahun 2009, Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha telah melakukan 17 kali pertemuan.
Kegiatan Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
adalah sebagai berikut :
• Program kerja Komite Perencanaan Keuangan dan
Risiko Usaha dalam rangka monitoring perbaikan
sistem dan prosedur.
• Kegiatan tahap I penyusunan pelaporan manajemen
Risiko berbasiskan MBCfPE selama 6 (enam) bulan dan
kegiatan tahap II penyusunan EWS berbasiskan MBCfPE
selama 6 (enam) bulan dalam bentuk penyusunan
dashboard kinerja WIKA yang akan digunakan sebagai
perangkat bagi Dewan Komisaris dan Manajemen
untuk mengawasi dan memonitor pencapaian target
kinerja yang ditetapkan didalam KPI Korporat atau
Kontrak Manajemen.
• Hal - hal yang telah dilaksanakan oleh Komite
Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha pada tahap I
yang sesuai dengan tahapan kegiatan dalam diagram
risk management process meliputi penetapan konteks,
identifikasi Risiko, analisis Risiko, evaluasi Risiko, dan
penanganan Risiko dimana dalam pelaksanaan tahap
I ini masih ada kendala antara lain kelengkapan SDM
yang terkait dalam setiap pelaksanaan rapat seringkali
diwakilkan, belum komprehensif, dan belum siap
dalam mengikuti perkembangan secara kontinu dan
detil, serta hambatan transparansi informasi baik
secara lisan maupun tertulis dalam rangka mendukung
kelancaran proses pelaksanaan kegiatan.
• Untuk tahap II, melakukan pengawasan dengan
melibatkan Tim dari Manajemen WIKA yang
penyusunannya didasarkan pada KPI Korporat atau
Kontrak Manajemen sebagai input utama termasuk
didalamnya proses cascading KPI atau Kontrak
Manajemen sampai dengan tingkat unit kerja dan
proyek sebagai turunan dari KPI Korporat atau Kontrak
Manajemen.
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
• Evaluates the composition of 2009 WIKA Plan of
Development.
• Organizing the Early Warning System Dashboard based
on Malcolm Baldridge.
• Monitoring the implementation of risk management
procedure and evaluate the application of risk
management procedure through project visits.
• Monitoring the improvement of procurement process at
WIKA.
• Monitoring the composition process of 2010 WIKA Plan of
Development.
• Monitoring the organization process of 2010 – 2014 WIKA
Corporate Long Term Plan.
• Monitoring the execution process of the Annual General
Shareholders Meeting.
5. Financial Planning and Business Risk Committee Activity
Report
In 2009, the Financial Planning and Business Risk Committee
held meetings for 17 times.
The Financial Planning and Business Risk Committee Activities
were as follow:
• Working Program of the Financial Planning and Business
Risk Committee in conjunction with monitoring the
improved system and procedure.
• The Phase I Activity included the organization of the
report of risk management based on the Malcolm
Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE)
for six months and the Phase II Activity included the
organization of early warning system (EWS) based on
MBCfPE for six months in the form of the organization
of WIKA performance dashboard that will be used
as a device for the Board of Commissioners and
Management to supervise and monitor the performance
target achievement determined in the Corporate key
performance indicators (KPI) or Management Contract.
• The things which the Financial Planning and Business Risk
Committee have done in Phase I in accordance with the
activity phase in the risk management process diagram
covered the determination of context, risk identification,
risk analysis, risk evaluation, and risk handling in which
the execution of Phase I still faced obstacle such the HRD
completeness related to every meeting of execution that
were often been represented, not yet comprehensive,
not yet ready following the progress continuously and in
detail, and have obstacle in information transparency
both orally and in writing in conjunction to supporting the
smooth execution of activities.
• For Phase II, the activities included supervision by
involving the Team from the WIKA Management whose
organization is based on the corporate key performance
index (KPI) or Management Contracts as main input
which include KPI or Management Contracts cascading
process until the working unit and project levels as the
derivative of the Corporate KPI or Management Contract.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
127
• Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
sebagai bahan evaluasi Dewan Komisaris terhadap
kinerja Direksi yang meliputi evaluasi kinerja per
direktorat, rencana dan realisasi perolehan serta kinerja
proyek, potensi Risiko yang muncul dari setiap hasil
kegiatan usaha.
• Penyusunan RKAP WIKA dengan mempertimbangkan
hasil review Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha.
• Penyusunan RJPP WIKA dengan mempertimbangkan hasil
review Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
• Evaluasi rencana pendirian Anak perusahaan, rencana
akuisisi, dan rencana pengembangan bisnis.
• Evaluasi Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko
Usaha atas penerapan prosedur manajemen Risiko
yang meliputi evaluasi umum dan evaluasi hasil
kunjungan proyek.
Proyek yang telah dikunjungi oleh Komite Perencanaan
Keuangan dan Risiko Usaha selama tahun 2009, sebagai
berikut :
• The Financial Planning and Business Risk Committee
provided input to the Board of Commissioners as the
evaluation material of the Board of Commissioners
against the performance of the Board of Directors
which covered the performance evaluation of each
directorate, planning and realization of results and project
performance, risk potentials that emerge from each result
of business activities.
• Organizing WIKA Plan of Development by considering
the result of the Financial Planning and Business Risk
Committee review.
• Formulation of the long-term business plan of WIKA with
consideration of the review results of the Committee on
Financial Planning and Risk Management
• Evaluating the plan for establishing subsidiaries,
acquisition plan, and business development plan.
• Evaluating the Financial Planning and Business Risk
Committee by applying risk management procedure
which covered the general evaluation and evaluation of
the result of the project visit.
The projects which have been visited by the Financial Planning
and Business Risk Committee in 2009, are as follow:
No
Bersama Tim Departemen Keuangan dan Departemen Pengembangan Sistem & Usaha
In Collaboration with the Teams from the Department of Finance and Department of Systems & Business Development
1
Proyek PLTGU Muara Karang
Muara Karang Power Plant Project
2
Proyek Paragon City - Semarang
Paragon City Project - Semarang
3
Proyek The Adhiwangsa - Surabaya
The Adhiwangsa Project - Surabaya
4
Proyek Jalan Tol Surabaya – Mojokerto
Surabaya Toll-road Project - Mojokerto
5
Proyek Suramadu Bentang Tengah
Suramadu Mid Expanse Project
6
Kantor WIKA Wilayah I (Medan) dan proyek-proyek di wilayah Sumut dan sekitarnya
WIKA Region 1 Office (Medan) and projects in North Sumatra and the surrounding areas
128 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
4. Sekretaris Dewan Komisaris
4. Secretary to The Board of Commissioners
Dalam rangka meningkatan efektivitas dan kelancaran
pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris, terhitung mulai
tahun 2008, Dewan Komisaris mengangkat Sekretaris
Dewan Komisaris sesuai dengan Keputusan Dewan
Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya
Tbk nomor : 22/DK/WIKA/2008 tanggal 7 Mei 2008 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan Staf
Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya
Karya Tbk.
Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Sekretaris Dewan
Komisaris dibantu oleh 1 (satu) orang Pelaksana Harian
Sekretaris Dewan Komisaris, dan 3 (tiga) orang Staf Dewan
Komisaris, sehingga susunan organisasi Sekretariat Dewan
Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2009
adalah sebagai berikut :
1. Moh. Winarno, diangkat sebagai Sekretaris Dewan
Komisaris.
2. Sjahjar Achmad, diangkat sebagai Pelaksana Harian
Sekretaris Dewan Komisaris.
3. Meidy Diamanti, diangkat sebagai Staf Dewan
Komisaris.
4. Sutarsih, diangkat sebagai Staf Dewan Komisaris
In order to increase the effectiveness and quick
implementation of the duties of the Board of
Commissioners, starting in 2008, the Board of
Commissioners appointed the Secretary of the Board
of Commissioners pursuant to the Decision of the
Board of Commissioners of PT Wijaya Karya Tbk No: 22/
DK/WIKA/2008 of 7 May 2008 on the Termination and
Appointment of the Secretary and Staff of the Board of
Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
In the daily duties, the Secretary of the Board of
Commissioners is assisted by one Daily Caretaker of
the Secretary of the Board of Commissioners, and up
to three staffs of the Board of Commissioners, such
that the composition of the Secretariat of the Board of
Commissioners of the Company in 2009 as follows:
1. Moh. Winarno, appointed as Secretary to the Board of
Commissioners.
2. Sjahjar Achmad, appointed as Daily Caretaker for the
Secretary of the Board of Commissioners.
3. Meidy Diamanti, appointed as Staff of the Board of
Commissioners.
4. Sutarsih, appointed as Staff of the Board of
Commissioners.
Tugas dari Sekretaris Dewan Komisaris adalah :
1. Menjalankan tugas-tugas administrasi dan
kesekretariatan yang berkaitan dengan seluruh
kegiatan Dewan Komisaris di dalam menjalankan
fungsi dan peranannya selaku Dewan Komisaris.
2. Menghadiri rapat internal Dewan Komisaris maupun
rapat koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi,
kecuali ditentukan lain oleh Dewan Komisaris bahwa
rapat hanya boleh dihadiri oleh Dewan Komisaris dan/
atau Direksi.
3. Bertanggungjawab atas terdistribusinya berbagai
informasi yang terkait dengan agenda yang
akan dibahas, termasuk pengadministrasian dan
pendistribusian risalah rapat Dewan Komisaris.
4. Bersama-sama Sekretaris Perusahaan merencanakan
teknis program pengenalan dan pelatihan bagi
anggota Komisaris yang baru diangkat.
Duties of the Secretary of the Board of Commissioners:
1. Undertake the administrative and secretariat duties
that are related to all of the activities of the Board of
Commissioners in discharging its role and function as
the Board of Commssioners.
2. Attend the internal meetings of the Board of
Commissioners as well as the coordinative meetings
between the Board of Commissioners and Board of
Directors, except when determined otherwise by the
Board of Commissioners that the meeting should only
be attended by the Board of Commissioners and/or
Board of Directors.
3. Being responsible for the distribution of information
related to the meeting agenda, including the
administration and distribution of the minutes of
meeting.
4. Together with the Corporate Secretary develop the
materials and presentation for training program
for newly elected members of the Board of
Commissioners.
Sekretaris Dewan Komisaris
Secretary to the Board of Commissioners
Moh. Winarno
Lulusan Magister Sains Management, Univesitas Indonesia, dengan
pengalaman kerja 4 tahun, dilahirkan pada tanggal 23 Januari 1976.
A graduate of Magister Science Management, University of Indonesia, with 4
years of working experience, born on 23 January 1976.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
129
5. Direksi
5. The Board of Directors
Menurut Anggaran Dasar Perseroan, Direksi adalah organ
Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengurusan
Perusahaan. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab demi sebesar-besar kepentingan
Perusahaan, mengelola bisnis dan urusan Perusahaan
dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan
seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas
Perusahaan. Direksi bertindak secara cermat, berhatihati dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek
penting yang relevan dalam pelaksanaan tugasnya. Direksi
menggunakan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan
Perusahaan semata-mata.
According to the Corporate Statute, the Board of Directors is
the Corporate body which has full responsibility for handling
the Company. The Board of Directors in good faith is obliged
and fully responsible for the best interest of the Company,
business management and handle the Company by continue
to pay attention to the balance of all interested parties with
the Company’s activities. The Board of Directors conducts
meticulously, carefully and by considering the various
important aspects that are relevant in executing their duties.
The Board of Directors uses its authority merely for the best
interest of the Company.
a. Tugas dan Wewenang Direksi
a. Duties and Authority of The Board of Directors
Anggaran Dasar Perseroan menyebutkan bahwa Direksi
bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan
dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau
Keputusan RUPS.
The Corporate Statute stipulates that The Board of Directors
has the duties in executing all actions relating to the handling
of the Company for the best interest of the Company and in
accordance with aims and objectives of the Company and
representing the Company both internally and externally from
the Court on all things and all occurrence with the limitations
as regulated in the legislation, Statute and/or the Decision of
the General Shareholders Meeting.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berwenang untuk:
• Menetapkan kebijakan pengurusan Perseroan;
• Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk
mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan
kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi
yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang
atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendirisendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain;
• Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian
Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai
Perseroan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku;
• Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan
berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya
mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan
Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau
Keputusan RUPS.
In executing its duties, the Board of Directors has the authority:
• To firm up the Corporate policy;
• To regulate he transfer of authority of the Board of
Directors to represent the Company in and out of the
Court to one person or several members of the Board
of Directors who were specifically appointed or were
assigned collectively to other people;
• To regulate the stipulations on Corporate human
resources including the determination of payrolls, pension
plan or retirement benefits and other income for Corporate
employees based on the existing legislation;
• To appoint and dismiss Corporate employees based on the
Corporate human resources regulations and the existing
legislation;
• To conduct any actions and other executions on the
management and ownership of the Corporate assets,
binding the Company with other parties and/or other
parties with the Company, and represent the Company in
and out of the Court on any things and occurrences, with
the limitations as regulated in the legislation, Statute and/
or the Decision of the General Shareholders Meeting.
130 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus
mematuhi Anggaran Dasar Peseroan, Panduan Good
Corporate Governance, Code of Conduct dan peraturan
perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsipprinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran.
In executing its duties, members of the Management must
adhere to the Corporate Statute, Good Corporate Governance
Guide, Code of Conduct and legislations and is obliged
to execute the principles of professionalism, efficiency,
transparency, accountability, responsibility, independency and
fairness.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang
diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab
pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan
dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.
The actions conducted by the members of the Board of
Directors beyond what had been decided by the Board of
Directors meeting has become the private responsibility of the
pertinent until the referred action is approved by the Board of
Directors meeting.
Dalam menjalankan tugasnya, Anggaran Dasar
mengkategorikan tindakan Direksi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan persyaratan tertentu, yaitu:
• Perbuatan yang harus mendapat persetujuan
tertulis dari Dewan Komisaris, seperti: melakukan
penyertaan modal pada Perseroan lainnya,mendirikan
anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan,
melepaskan penyertaan modal pada Perseroan lain,
anak perusahaan dan perusahaan patungan, dan lain
lain;
• Perbuatan yang dapat dilakukan oleh Direksi
setelah memberitahukan secara tertulis kepada
Dewan Komisaris dan mendapat persetujuan dari
RUPS, seperti:mengagunkan aktiva tetap untuk
penarikan kredit dan/atau melepaskan aktiva tetap,
tidak menagih lagi atas piutang macet yang telah
dihapusbukukan, dan melakukan tindakan-tindakan
yang termasuk dalam transaksi material bagi Perseroan
berdasarkan peraturan perundang-undangan pasar
modal.
In executing its duties, the Corporate Statute categorizes the
Board of Directors actions into several groups in accordance to
certain requirements, namely:
• Any undertaking must have written approval from the
Board of Commissioners, such as: executing paid up
capital on other companies, establishing subsidiaries
and/or joint ventures, release paid up capital from other
companies, subsidiaries and joint ventures and others;
• The execution that can be conducted by the Board of
Directors is after providing written information to the
Board of Commissioners and were granted approval from
the General Shareholders Meeting, such as collateralizing
the fixed asset to draw loans and/or release fixed asset,
not to collect non performing receivables that have been
amortized, and execute actions that are included in the
material transactions for the Company based on the
capital market legislation.
Nama
Name
Jabatan
Position
Masa Jabatan Dimulai
Start of Tenure
Masa Jabatan Berakhir
End of Tenure
Bintang Perbowo
Direktur Utama
President Director
15 Mei 2008 / 15 May 2008
Pengangkatan melalui RUPSLB 2008
Appointment through EGMS 2008
Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya
The closing of the fifth AGMS following
date of appointment
Ganda Kusuma
Direktur Keuangan
Director of Finance
15 Mei 2008 / 15 May 2008
Pengangkatan melalui RUPSLB 2008
Appointment through EGMS 2008
Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya
The closing of the fifth AGMS following
date of appointment
Budi Harto
Direktur Operasi 1
Director of Operation 1
15 Mei 2008 / 15 May 2008
Pengangkatan melalui RUPSLB 2008
Appointment through EGMS 2008
Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya
The closing of the fifth AGMS following
date of appointment
Slamet Maryono
Direktur Operasi 2
Director of Operation 2
15 Mei 2008 / 15 May 2008
Pengangkatan melalui RUPSLB 2008
Appointment through EGMS 2008
Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya
The closing of the fifth AGMS following
date of appointment
Tonny Warsono
Direktur SDM
& Pengembangan
Director of Human Capital
& Business Development
15 Mei 2008 / 15 May 2008
Pengangkatan melalui RUPSLB 2008
Appointment through EGMS 2008
Penutupan RUPS Tahunan ke-5 setelah tanggal pengangkatannya
The closing of the fifth AGMS following
date of appointment
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
131
Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk
mengalihkan kekayaan Perseroan; atau menjadikan jaminan
utang kekayaan Perseroan yang besarnya lebih dari lima
puluh (50) persen jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam
satu (1) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak.
Board of Directors is obliged to ask for approval of the General
Shareholders Meeting to transfer the Corporate assets; or make
them to become Corporate debt guarantees which is more
than fifty (50) percent of the total net asset of the Company
in one (1) or more transactions, both that are related to each
other or not.
Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi
yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris
atau Pemegang Saham dengan kepentingan ekonomis
Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham berdasarkan suara setuju terbanyak
dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan
kepentingan.
In executing the legal actions in the form of transactions
containing conflict of interests between the private economic
interest the members of the Board of Directors, Board of
Commissioners or Shareholders with the economic interest of
the Company, Board of Directors requires the approval from the
General Shareholders Meeting based on the largest votes from
the shareholders who do not have conflict of interest.
b. Hak dan Kewajiban Direksi
b. Rights and Obligation of the Board of Directors
Anggaran Dasar Perseroan juga menetapkan bahwa
dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direksi berhak untuk
menerima gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan
purna jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan
wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris.
The Corporate Statute also determined that in executing its
duties, the Board of Directors has the right to receive income
and benefits/facilities including retirement benefit whose
amount is determined by the General Shareholders Meeting
and can be delegated to the Board of Commissioners.
Sedangkan kewajiban utama Direksi meliputi:
• Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha
dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan usahanya;
• Menyiapkan pada waktunya Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan, dan perubahannya kepada
Dewan Komisaris untuk -mendapat persetujuan
pada Rapat Dewan Komisaris selambatlambatnya 60
(enampuluh) hari kalender sebelum tahun anggaran
dimulai;
• Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi;
• Membuat dan menyampaikan Laporan Tahunan
sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan
Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
tentang Dokumen Perusahaan;
• Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada
Akuntan Publik untuk diaudit;
Meanwhile the main obligation of the Board of Directors
covers:
•
Making efforts and guaranteeing the execution of
business and Corporate activities in accordance to aims
and objectives in the business activities;
•
Preparing the Plan of Works and Corporate Budget, and
the amendments to the Board of Commissioners to seek
approval at the Board of Commissioners Meeting on the
latest 60 (sixty) calendar days before the annual budget
starts;
•
Making the List of Shareholders, Special List, General
Shareholders Meeting Report, and Management Meeting
Report;
•
Make Annual Report as the form of responsibility of
corporate handling, and document Corporate finance as
referred in the Law on Corporate Documents;
•
Organize Financial Report based on the Financial
Accountancy Standard and submit it to the Certified
Public Accountant for auditing;
132 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
c. Struktur, Komposisi dan Independensi Direksi
Direksi Perseroan beranggotakan lima (5) orang, terdiri atas
satu (1) orang Direktur Utama dan empat (4) orang Direktur,
yang terdiri dari:
•
•
•
•
Direktur Keuangan
Direktur Operasi I
Direktur Operasi II
Direktur SDM dan Pengembangan Usaha
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
c. Structure, Composition and Management
Independency
The Corporate Board of Directors has five (5) members
consisting of one (1) President Director and four (4) Directors,
comprising:
• Operations Director I
• Operations Director II
• Director of Finance
• Human Capital and Business Development Director
Seluruh anggota Direksi Perseroan tidak memiliki hubungan
afiliasi dengan Pemegang Saham Pengendali dan bukan
merupakan pegawai Perseroan.
All members of the Corporate Board of Directors do not have
affiliated relations with the Shareholders Controller and are not
Corporate employees.
d. Rapat Direksi
d. Board of Directors Meeting
Menurut Anggaran Dasar Perseroan, penyelenggaraan
Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila:
1. Dipandang perlu oleh 1 (satu) atau beberapa anggota
Direksi;
2. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa
anggota Dewan Komisaris; atau
3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara.
According to the Corporate Statute, the execution of the Board
of Directors Meeting can be held any time when:
1. it see it necessary by 1 (one) or several members of the
Board of Directors;
2. Upon written request from 1 (one) or several members of
the Board of Commissioners; or
3. Upon written request from 1 (one) or more shareholders
who collectively represent 1/10 (one tenth) or more than
the whole shareholders with voting rights.
Selama tahun 2009, Direksi mengadakan rapat sebanyak
79 (tujuh puluh sembilan) kali, yang seluruhnya
diselenggarakan di Kantor Pusat PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk, Gedung WIKA, Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta Timur.
In 2009, the Board of Directors held meetings for 38 (thirty
eight) times, in which all of them were held at the Head Office
of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, WIKA Building, Jl. D.I. Panjaitan
Kav. 9, East Jakarta.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
133
Rapat Direksi / Directors Meeting
Nama
Name
Jumlah Rapat
Number of Meetings
Jumlah Hadir
Number of Attendance
Bintang Perbowo
79
75
Ganda Kusuma
79
79
Budi Harto
79
66
Slamet Maryono
79
76
Tonny Warsono
79
79
e. Rincian Remunerasi Direksi
Take home
pay per bulan
Take home pay
per month
Take home
Details of Director Remuneration
Tantiem Atas
Laba Tahun
2008
Tantiem on
2008 Profit
THR 2009
Holiday Bonus
2009
Total
Pendapatan
2009
Total Income
2009
Nama
Name
Gaji
Salary
Tunjangan
Bintang Perbowo
60.000.000
18.000.000
78.000.000
936.000.000
218.133.536
60.000.000
1.214.133.536
Ganda Kusuma
54.000.000
16.200.000
70.200.000
842.400.000
196.320.182
54.000.000
1.092.720.182
Budi Harto
54.000.000
16.200.000
70.200.000
842.400.000
196.320.182
54.000.000
1.092.720.182
Slamet Maryono
54.000.000
16.200.000
70.200.000
842.400.000
314.112.291
54.000.000
1.210.512.291
Tonny Warsono
54.000.000
16.200.000
70.200.000
842.400.000
314.112.291
54.000.000
1.210.512.291
Benefit
pay 2009
Remunerasi anggota Direksi diusulkan oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris, setelah
itu Dewan Komisaris menyampaikan kepada Kementerian
Negara BUMN kemudian dibawa ke RUPS, dan ditetapkan
oleh RUPS
The remuneration of the Board of Directors is proposed by the
Nomination and Remuneration Committee of the Company
to the Board of Commissioners, which then forwards the
proposition to the State Ministry of State-owned Enterprise and
subsequently brought to the GMS for a resolution.
Penetapan gaji Direksi dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat
inflasi, faktor penyesuaian industri serta memperhatikan
kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Sedangkan
penetapan tantiem memperhatikan faktor pencapaian
target Key Performance Indicator dan Faktor Tingkat
Kesehatan, serta faktor- faktor lain yang relevan.
The Resolution of the salaries for the Directors takes into
account various factors such as revenues, assets, inflation rate,
peer industries and the financial condition and capability of
the Company. Whereas the resolution for tantiems takes into
account the factors of target achievement with respect to Key
Performance Indicator and other relevant factors.
Remunerasi anggota Direksi terdiri dari gaji bulanan,
tunjangan, fasilitas dan tantiem yang besarannya
ditentukan dalam RUPS.
Remuneration for the Board of Directors comprises of monthly
salaries, benefits, facilities and tantiem, the amounts of which
are determined by the GMS.
f. Kegiatan Direksi dalam Pelatihan dan
Seminar tahun 2009
f. Activities of the Board of Directors in Trainings and
Dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Dewan
Direksi, maka diperlukan berbagai bentuk pelatihan untuk
Dewan Direksi. Sepanjang tahun 2009, Dewan Direksi WIKA
telah mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yaitu:
In order to enhance the competence of members of the Board
of Directors, they are required to undertake various training and
refresher programs. Throughout 2009, the Board of Directors of
WIKA participated in several courses and seminars, as follows:
Seminars in 2009
134 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Nama
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Pelatihan dan Seminar
Penyelenggara
Seminar & Rapat Kerja BUMN karya 2009 mengenai
Krisis 2009, Tantangan dan Harapan, Januari, Jakarta
Kementerian BUMN
Bintang Perbowo
Pembicara: Membangun Daya saing WIKA untuk
berkompetisi pada bisnis Konstruksi Internasional,
Oktober, Jakarta
Asosiasi Kontraktor Indonesia
Ganda Kusuma
Pembicara: Seminar Startegic Cost Reduction
tentang Effective Cash Flow Management, Januari,
Jakarta
Intipesan
Seminar Reformasi Manajemen Keuangan, April,
Jakarta
Institut Perbanas
Pembicara: Finance Controller Management pada
seminar dengan tema Cost Control Management,
Juni, Jakarta
Intipesan
Pelatihan Assesment Penerapan GCG pada BUMN,
Juli, Bali
Kementerian BUMN
Workshop Konvergensi IFRS dan dampaknya
terhadap industry, Oktober, Jakarta
Kementerian BUMN
Seminar Global Economic Outlook, “Prospek Politik
& Ekonomi Indonesia”, Desember, Jakarta
Bank DBSI
Penyegaran Komisaris & Direksi BUMN tentang
Pemahaman Sengketa Bisnis & Alternatif
penyelesaiannya, Desember, Jakarta.
BUMN Executive Club
Seminar Indonesia Economic Outlook 2010 oleh
Faisal Basri, Desember, Jakarta
LP3E Kadin
Seminar: Jembatan Sumatera – Jawa,
Menko EKUIN
Seminar: Austria Showcase “Railway Technology”,
Austria – Enterprise Europe Network
Seminar: Economic & Infrastructure Outloook 2009,
Asosiasi Kontraktor Indonesia
Seminar mengenai Boiler kapasitas 300-1000 MW,
Agustus, Moscow - Russia
Power Machine
Seminar mengenai Steam Turbine kapasitas 3001000 MW, Agustus 2009, Saint Petersburg - Russia
Power Machine
Seminar mengenai Pompa, Maret 2009, New
Mexico - USA
Wagner Power Systems
Workshop Komisaris BUMN, Jakarta
Kementrian BUMN
Pembicara: Diversifikasi usaha bidang industri pada
Raker BUMN Karya, Kementerian BUMN, Januari,
Jakarta
Kementerian BUMN
Pembicara: Three-in-one Sertifikasi Sistem
Manajemen ISO 9001, OHSAS 18001 dan ISO
14001, Februari, Jakarta
Asosiasi Kontraktor Indonesia
Seminar Economic & Infrastructure Outlook 2009,
Februari, Jakarta
Asosiasi Kontraktor Indonesia
Seminar Sinergi Indonesia EXIM Bank & BUMN
menuju pasar global, Juni, Jakarta
BUMN Executive Club
Pembicara: Transformasi WIKA menjadi Intergrated
Infrastructure Company, Juli, Medan
Universitas Sumatera Utara
Dialog Implementatif tentang Reformasi
Manajemen BUMN Korporasi Swasta & Koperasi,
September, Jakarta
PPM Manajemen
Pembicara: Sharing Transformasi WIKA menjadi
Integrated Infrastructure Company, Universitas Bina
Nusantara, September, Jakarta
Universitas Bina Nusantara
Seminar Membangun Daya Saing Industri
Konstruksi Nasional, Oktober, Jakarta
Asosiasi Kontraktor Indonesia
Pembicara: Maximizing your ROI with Effective
Deployment Strategy, Desember, Jakarta
PPM Manajemen
Pembicara: Working in Overseas Market &
Experience of Indonesian Contractors, Desember,
Jakarta
BPKSDM, Departemen Pekerjaan Umum
Seminar 2009 Indonesia Human Capital Study,
Desember, Jakarta
The 1st Indonesia Human Capital Study & Dinamis
Consulting
Budi Harto
Slamet Maryono
Tonny Warsono
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
135
Name
Bintang Perbowo
Ganda Kusuma
Budi Harto
Slamet Maryono
Tonny Warsono
Trainings and Seminars
Organizers
Seminar & Working Meeting BUMN Karya 2009 on The Crisis of
2009, Challenges and Expectations, January, Jakarta
Ministry of State-owned Enterprises (BUMN)
Speaker: Developing WIKA’s competitiveness to compete in
International Construction Business, October, Jakarta
Indonesian Association of Contractors
Speaker: Strategic Cost Reduction Seminar on Effective Cash
Flow Management, Januari, Jakarta
Intipesan
Reformation of Financial Management Seminar, April, Jakarta
Institute of National Bank Association (Perbanas)
Speaker: Finance Controller Management in a seminar on Cost
Control Management, June, Jakarta
Intipesan
Assessment of GCG Implementation at State-owned Enterprises
Training, July, Bali
Ministry of BUMN
Workshop of the Convergence of IFRS and its impact on the
industry, October, Jakarta
Ministry of BUMN
Global Economic Outlook Seminar, “The Prospects of
Indonesia’s Politics and Economy”, December, Jakarta
Bank DBSI
BUMN Commissioners and Directors Refresher Course on
Understanding Business Conflicts and Alternative Methods of
Resolution, December, Jakarta.
BUMN Executive Club
Seminar Indonesia Economic Outlook 2010 oleh Faisal Basri,
Desember, Jakarta
Indonesian Chamber of Commerce LP3E
Seminar: Sumatera – Jawa Bridge,
Coordinating Minister for EKUIN
Seminar: Austria Showcase “Railway Technology”,
Austria – Enterprise Europe Network
Seminar: Economic & Infrastructure Outloook 2009,
Indonesian Association of Contractors
Seminar on 300-1000 MW boilers, Agustus, Moscow - Russia
Power Machine
Seminar on 300-1000 MW Steam Turbines, August 2009, Saint
Petersburg - Russia
Power Machine
Seminar on Pumps, March 2009, New Mexico - USA
Wagner Power Systems
BUMN Commissioners Workshop, Jakarta
State Ministry of BUMN
Speaker: BUMN Karya Working Meeting on Business
Diversification in the Industry Sector, Ministry of BUMN,
January, Jakarta
Ministry of BUMN
Speaker: Three-in-one ISO 9001, OHSAS 18001 and ISO 14001
Management Systems Certification, February, Jakarta
Indonesian Association of Contractors
Seminar on Economic & Infrastructure Outlook 2009, Februari,
Jakarta
Indonesian Association of Contractors
Seminar on Indonesia EXIM Bank & BUMN Synergy toward a
global market, June, Jakarta
BUMN Executive Club
Speaker: The Transformation of WIKA into an Intergrated
Infrastructure Company, July, Medan
University of North Sumatera
Implementative Dialogue on the Reformation of Corporate
Private & Coooperative BUMN Management, September,
Jakarta
PPM Manajemen
Speaker: Sharing on the Transformaton WIKA into an
Integrated Infrastructure Company, Bina Nusantara University,
September, Jakarta
Bina Nusantara University
Seminar on Building the Competitiveness of the National
Construction Industry, October, Jakarta
Indonesian Association of Contractors
Speaker: Maximizing your ROI with Effective Deployment
Strategy, December, Jakarta
PPM Manajemen
Speaker: Working in Overseas Market & Experience of
Indonesian Contractors, December, Jakarta
BPKSDM, Departement of Public Works
Seminar 2009 Indonesia Human Capital Study, December,
Jakarta
The 1st Indonesia Human Capital Study & Dinamis
Consulting
136 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
6. Elemen Pendukung Direksi
6. The Supporting Elements Of The Board Of
Directors
Pengawasan Internal
Internal Control
Pengawasan Internal Perusahaan dijalankan oleh Satuan
Pengawasan Intern (SPI), organ yang membantu Direktur
Utama dalam melakukan fungsi pengendalian internal
perusahaan. Sebagai Badan usaha Milik Negara (BUMN),
keberadaan SPI di WIKA juga merupakan wujud kepatuhan
terhadap Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang
Badan usaha Milik Negara (BUMN), sejalan dengan PT Wijaya
Karya (Persero)Tbk telah menjadi perusahaan publik serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka pembentukan
SPI telah selaras dengan keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-496/BL/2008
tangal 28 Nopember 2008 tentang Pembentukan dan
Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal.
Internal control is exercised by the Internal Audit Unit (SPI),
the organ that assists the President Director in performing
the function of corporate internal control. As a State-owned
Enterprise (BUMN), the existence of SPI in WIKA also embodies
the compliance to Law Number 19 / 2003 on State-owned
Enterprises (BUMN), in line with PT Wijaya Karya (Persero)Tbk
having become a public company and is also enlisted in the
Indonesia Stock Exchange (IDX) hence the establishment of the
SPI is in concord with the decision of the Chairman of Capital
Market and Financial Institution Supervisory Agency No. KEP496/BL/2008 dated 28 November 2008 on Establishment and
Guidelines for the Formulation of the Internal Audit Charter.
a. Tugas dan Wewenang SPI
a. Duties and authority of the Internal Audit Unit
SPI melaksanakan fungsi membantu Direktur Utama dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program
kerja pengawasan dan pemeriksaan (audit) internal atas
pelaksanaan aktivitas usaha perusahaan dan Sistem
Manajemen WIKA yang meliputi bidang-bidang, antara
lain keuangan, akuntansi, perpajakan, Human Capital,
investasi, pemasaran, pengembangan usaha, anggaran dan
evaluasi hasil usaha, produksi, Sistem Manajemen Mutu,
Sistem Manajemen Risiko, dan Sistem Manajemen K3 dan
Lingkungan.
The SPI performs its function of assisting the President Director
in the planning, execution and control of the oversight
and internal audit work program for the execution of the
Company’s business activities and the WIKA Management
System covering the areas of finance, accounting, taxation,
Human Capital, investment, marketing, business development,
budgeting and evaluation of business results, production,
quality management system, risk management system, and
environmental management system.
Sebagai satuan organ, SPI memiliki kemandirian dalam
melaksanakan tugas dan dalam melaporkan hasil
pemeriksaan secara langsung kepada Direktur Utama.
Dalam menjalankan tugasnya, SPI memiliki kewenangan
menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan
audit internal termasuk antara lain menentukan prosedur
dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit. Memiliki akses
sepenuhnya atas semua dokumen, pencatatan personil
perusahaan dan fisik informasi atas objek pemeriksaan,
untuk mendapatkan data dan atau informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan audit. Dan meminta
keterangan dan penjelasan kepada seluruh jajaran
Manajemen dan Karyawan dalam rangka pemeriksaan.
Dalam kondisi tertentu untuk membantu tercapainya
tujuan pemeriksaan SPI dapat mengunakan tenaga
professional, baik yang berada di dalam maupun dari luar
Perseroan.
As a Unit the SPI organ has independence in performing
its duties and in reporting the result of audit directly to the
President Director. In performing its duty, SPI has the authority
to formulate, change and execute internal audit policies
including among others determining the procedures and scope
of work of the audit. With full access to all documents, records
of company personnel, physical information on object of audit,
to secure data and or information related to execution of an
audit. And request information and explanation from all levels
of Employees and Management in the process of audit. In
certain conditions to assist in achieving the objective of audit
the SPI may employ professionals, both from inside as well as
outside the Company.
Langkah dan tindakan profesional SPI dalam melakukan
tugas pengawasannya dituangkan dalam SPI Charter
(Piagam Pengawasan Internal) yang telah disetujui oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama.
The SPI’s professional initiatives and actions in performing its
duty of oversight are covered in the SPI Charter (Charter of
Internal Control) which has been approved by the President
Director and the President Commissioner.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
137
Mekanisme dan urutan kerja SPI serta tindak lanjut atas
laporan SPI mencakup aktivitas sebagai berikut :
The mechanism and sequence of SPI work and also the followup to the SPI report include the following activities:
Penetapan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan SPI, yang
memuat Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT);
Penjabaran Program Kerja Pemeriksaan Tahunan ke dalam
Program Pokok Pemeriksaan (P3);
Pengunaan P3 sebagai acuan Kepala Pemeriksa untuk
menyusun Rancangan hasil Pemeriksaan(RHP);
Ketua Tim Audit membuat Program Pemeriksaan Terinci
(PPT) berdasarkan RHP yang ditetapkan oleh Kepala
Pemeriksa;
Defining the SPI’s Budget and Working Plan that contains the
Annual Audit Work Program (PKPT);
The translation of the Annual Audit Work Program into the
Principal Audit Program (P3);
The use of P3 as reference by the Head Auditor to formulate the
Draft Audit Result (RHP);
The Head of the Audit Team prepares a Detailed Audit Program
(PPT) based on the RHP as determined by the Head Auditor;
Para auditor wajib mencatat semua langkah dan tahap
pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaaan (KKP);
Resume pemeriksaan dituangkan dalam Konfirmasi Hasil
Pemeriksaan (KHP) yang disepakati bersama antara auditor
dan Auditee;
All auditors are obliged to write all audit steps and phases in
Audit Working Paper (KKP);
The audit resume is covered in the Confirmation of Audit Result
(KHP) agreed on by the auditor and auditee;
Kepala SPI membuat Laporan Hasil Pemeriksaan kepada
Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit;
Direktur Utama menindaklanjuti hasil pemeriksaan SPI
kepada auditee dalam bentuk arahan dan rekomendasi
tertulis kepada auditee terkait;
The Head of SPI prepares an Audit Result Report to the President
Director with a copy sent to the Audit Committee;
The PresidentDirector follows-up the result of SPI audit
to the auditee in the form of written instructions and
recommendations to the related auditees;
Auditee atau unit kerja diperiksa wajib menindaklanjuti
temuan-temuan yang dituangkan dalam KHP;
Hasil pemeriksaan dinyatakan selesai bila auditee
telah selesai melakukan perbaikan, sebagaimana yang
dituangkan dalam Laporan Tindak Lanjut Audit (LTLA),
dengan disertai bukti-bukti pendukung yang sah dan
lengkap oleh Kepala Pemeriksa dan atau Auditor selaku
verifikator.
The auditee or the work unit under audit is obliged to follow-up
the findings covered in the KHP;
The result of audit is declared complete when the auditee has
made repair, as covered in the Audit Follow-Up Report (LTLA),
accompanied with complete and valid supporting evidence by
the Head Auditor or Auditor acting as verifier.
b. Organisasi SPI
b. The Internal Audit Unit Organization
Kepala SPI
: Tatang Setyarsono
Kepala Pemeriksa I : Sendianto
Kepala Pemeriksa II : Sutrisno
Pemeriksa
: - Mahendra Dwisana,
- Tegas Djuni Prasongko,
- Ani Wilujeng
Head of Internal Audit Unit :
Lead Auditor I
:
Lead Auditor II
:
Auditors
:
Tatang Setyarsono
Sendianto
Sutrisno
- Mahendra Dwisana
- Tegas Djuni Prasongko
- Ani Wilujeng.
Kepala Satuan Pengawasan Intern
Head of Internal Audit Unit
Drs. Tatang Setyarsono
Riwayat hidup Tatang Setyarsono disajikan pada halaman139
A brief curriculum vitae of Tatang Setyarsono is presented in page 139
138 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Profil Kepala Satuan Pengawasan Intern
Profile of Head of Internal Audit Unit
Drs. Tatang Setyarsono dilahirkan di Solo pada tanggal
2 Januari 1960. Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas
Intern sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai sekarang.
Meraih gelar Strata1 di bidang Ekonomi Akuntansi dari
Universitas Brawijaya, Malang tahun 1985. Sebelumnya, ia
pernah menduduki berbagai jabatan diantaranya adalah
sebagai Manajer Akuntansi dan Pajak, Manajer Keuangan
dan Personalia.
Born in Solo, on 2 January 1960, Drs. Tatang Setyarsono has
held the position of Head of Internal Oversight Unit since
1st January 2009 until the present. He graduated with a
Bachelor’s Degree in Accounting from the Brawijaya University,
Malang, in 1985. He has previously held a number of positions
including among other s as Accounting and Taxation Manager,
and Finance and Personnel Manager.
c. Laporan Kerja 2009 dan Rekomendasi
c. Working Report 2009 and Recommendation
Dalam melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya,
maka sejak tahun 2009 pemeriksaan SPI bersinergi dengan
GMPSU dalam bentuk “Audit Integrasi”, dan dari hasil
pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi terhadap unit
kerja selama tahun 2009, secara umum dapat disampaikan
temuan pokok dan rekomendasi sebagai berikut :
• Pencapaian sasaran pada beberapa proyek belum
sesuai dengan Rencana Kerja Proyek (RKP) yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang selanjutnya
Direktur Utama merekomendasikan untuk melakukan
langkah-langkah efesiensi dan mengoptimalkan
metode kerja yang efektif, termasuk melakukan
evaluasi proyek.
• Implementasi Sistem dan Prosedur Akuntansi dan
Keuangan belum berjalan dengan baik. Direktur
Utama Merekomendasikan kepada Manajemen untuk
mengambil langkah Konstruktif membenahi sikap dan
perilaku pegawai untuk mantaati ketentuan yang berlaku
termasuk pemberian sanksi-sanksi bilamana perlu.
• Implementasi risiko dan mitigasinya telah di jalankan,
namun kualitas tindak lanjut risiko perlu ditingkatkan,
terutama Manajemen pada berbagai tingkatan
dalam organisasi perusahaan di instruksikan untuk
menginventarisasi risiko dan tindak lanjutnya untuk di
jadikan bank data yang dapat dipergunakan sebagai
referensi pada proyek yang berikutnya.
In performing its duties in line with its authority, since 2009
The SPI Audit has synergized with the GMPSU in the form of an
“Integrated Audit”, and from the result of monitoring, auditing
and evaluating of the work unit during 2009, in general the
following key findings and recommendations where presented
as follows:
• Target achievements in some projects are not yet in
accordance with the RKP ratified by authorized officials.
It is recommended by the President Director to take
efficiency measures and optimize an effective method of
work, including conducting project evaluations.
• The implementation of Accounting and Financial systems
and procedures are not running well yet, and the President
Director recommends to the Management to take
constructive action to correct the behaviour and attitude
of the employees to follow the prevailing regulations
including giving sanctions when necessary.
• The implementation of risk and mitigation has been
made, but the quality of the follow-up of risk needs to be
improved, and especially the Management at various
organizational levels in the company are instructed to
take inventory of its risks and follow-ups for the creation
of database which can be utilized as reference for future
projects.
Audit Eksternal
External Audit
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak
Perusahaan tahun 2009 diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Pieter, Uways & Rekan dengan total biaya sebesar
Rp 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta Rupiah).
Penunjukan Kantor Akuntan Publik Pieter, Uways & Rekan
ini telah memperoleh persetujuan dari RUPS pada tanggal
28 Mei 2009. Management Letter atas pelaksanaan
audit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2009
yang disampaikan Auditor Independen telah menjadi
perhatian Direksi Perseroan untuk ditindaklanjuti. Kantor
Akuntan Publik Pieter, Uways & Rekan tidak memberikan
jasa konsultasi manajemen bagi Perseroan selama tahun
laporan.
The consolidated financial statement of the Company
and subsidiaries for the year 2009 was audited by Public
Accountants Pieter, Uways & Associates at a total cost of equal
to Rp 410,000,000.- (four hundred ten million Rupiah). The
appointment of Public Accountants Pieter, Uways & Associates
has received the approval of the GMS of 28 May 2009. The
Management Letter pertaining to the execution of the audit
of the Company’s financial statements for the fiscal year 2009
which was given by the Independent Auditor has come to
the attention of the Board of Directors of the Company for
follow-up. Public Accountants Pieter, Uways & Associates did
not provide management consulting services for the Company
during the report year.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
139
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Pembentukan Sekretaris Perusahaan mengacu kepada
peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 yang memiliki tugas utama
Sekretaris Perusahaan sebagai berikut:
• Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya
peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar
modal;
• Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas
informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
kondisi emiten;
• Memberikan masukan kepada Direksi emiten untuk
memenuhi ketentuan di pasar modal;
• Sebagai penghubung atau contact person antara
emiten dengan masyarakat.
The establishment of a Corporate Secretary refers to BAPEPAMLK Regulation No. IX.I.4 with principal duties of a Corporate
Secretary as follows:
• Keeping abreast of the capital market especially the
regulations prevailing in the field of capital market
• Providing services to the public on information required by
investors in relation to the condition of the issuer
• Provide inputs to the Board of Directors of the issuer to
comply with regulations in the capital market
• Acts as a contact person between issuer and the public.
Selain tugas utama diatas, Sekretaris Perusahaan yang
merupakan organ setingkat dibawah Direksi, memiliki
tanggung jawab lain yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Memastikan kepatuhan dan peningkatan pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG;
• Mengelola hubungan dengan investor, pasar modal,
para analis, anak perusahaan, dan memantau kinerja
saham Perseroan;
• Melaksanakan fungsi-fungsi legal dan konsultasi
hukum;
• Menata usahakan serta menyimpan dokumendokumen Perseroan yang penting, seperti namun
tidak terbatas: risalah rapat Dewan Komisaris, risalah
rapat Direksi, daftar pemegang saham, dokumen
kepemilikan aset Perseroan.
• Menyelenggarakan kegiatan rapat tingkat manajemen
di tingkat perusahaan.
In addition to the principal duties above, the Corporate
Secretary which is an organ a level below the Board of
Directors, has other responsibilities that include the following:
• Ascertaining compliance and improvement in the
execution of GCG principles
• Managing relationships with investors, capital market,
analysts, subsidiary companies, and monitor the
performance of the Company’s share
• Performing legal and legal counsel functions
• Administer and also keep the Company’s important
documents, such as but not limited to: minutes of the
Board of Commissioners’ meeting, minutes of the Board
of Directors’ meeting, list of shareholders, the Company’s
asset ownership documents.
• Organizing management-level meetings at the corporate
level.
Sejak 1 Mei 2009 sampai penyusunan Buku Laporan
Tahunan 2009, Sekretaris Perusahaan WIKA dijabat oleh
Natal Argawan Pardede, S.E.
Since 1 May 2009 until the publication of this Annual Report
2009, the position of WIKA Corporate Secretary has been held
by Natal Argawan Pardede, S.E.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Natal Argawan Pardede, SE
Riwayat hidup Natal Argawan disajikan pada halaman141
A brief curriculum vitae of Natal Argawan is presented in page 141
140 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Profil Sekretaris Perusahaan
Profile of the Corporate Secretary
Natal Argawan Pardede, S.E. dilahirkan di Sungailiat, Bangka
pada tanggal 24 Desember 1964. Menjabat sebagai
Sekretaris Perusahaan sejak tanggal 1 Mei 2009 sampai
sekarang. Meraih gelar Strata1 di bidang Ekonomi Akuntansi
dari Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta tahun 2004.
Sebelumnya di WIKA, ia pernah menduduki berbagai
jabatan diantaranya adalah sebagai Manajer Akuntansi dan
Pajak, Manajer Keuangan dan Personalia.
Natal Argawan Pardede, S.E. born in Sungailiat, Bangka on 24
December 1964. Has served as Corporate Secretary since 1 May
2009 until today. He holds a Bachelor’s Degree in Accounting
from Persada Indonesia YAI University, Jakarta, in 2004.
Previously in WIKA, he has held various positions among others
as Accounting and Taxation Manager, Finance and Personnel
Manager.
Kegiatan Sekretariat Perusahaan
di sepanjang tahun 2009
Activities of the Corporate Secretary
during 2009
Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan dan
merealisasikan berbagai program sesuai tugas dan tangung
jawabnya selama tahun 2009 yang tecermin dari sejumlah
kegiatan dibawah ini:
The Corporate Secretary has implemented and realized various
programs in accordance with its duties and responsibilities
during 2009 which are reflected by the following activities:
Good Corporate Governance
Good Corporate Governance
• Melakukan Review Code of Conduct, Code of Corporate
Governance dan Board of Manual
• Melakukan sosialisasi GCG ke seluruh karyawan
Perseroan
• Melaksanakan asesmen GCG
• Meningkatkan pelaksanaan penerapan GCG
• Reviewed the Code of Conduct, Code of Corporate
Governance and Board of Manual
• Socialized GCG to all the Company’s employees
• Ran an assessment of GCG
• Improved the execution of GCG implementation.
Hubungan Masyarakat
Public Relations
• Memutakhirkan data BUMN On Line & website www.
wika.co.id setiap hari
• Memperoleh penghargaan peringkat 1 untuk Website
presence teraktif dalam pengelolaan portal BUMN
• Menyampaikan informasi ke masyarakat atas keluhankeluhan masyarakat terkait dengan pelaksanaan
kegiatan operasional perusahaan
Hubungan Investor
• Memfasilitasi pelaksanaan program buyback
• Melaksanakan Paparan Publik sebanyak 2 kali
• Melakukan pertemuan dengan para analis (Analyst
Meeting) sebanyak 2 kali
• Melaksanakan pertemuan dengan para Investor
sebanyak 3 kali
• Melaksanakan roadshow lokal sebanyak 2 kali
• Memfasilitasi pelaksanaan RUPS Tahunan dan RUPS
Luar Biasa
• Menyampaikan informasi/data dan laporan yang
diperlukan melalui IDX Reporting
• Updated BUMN On Line and www.wika.co.id website data
on a daily basis.
• Won a 1st rank award for most active website presence in
managing the BUMN portal.
• Provides information to the public in response to their
complaints on the execution of the Company’s operational
activities.
Investor Relations
•
•
•
•
•
•
Facilitated the execution of buyback programs
Held Public Exposes as many as 2 times
Held Analyst Meetings as many as 2 times
Held meetings with the investors as many as 3 times
Organized local roadshows as many as 2 times
Convened and organized the Annual GMS and
Extraordinary GMS
• Submitted all required information/data and reports
through IDX Reporting.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
141
Hubungan Media
• Melaksanakan kegiatan konferensi pers sebanyak 5 kali
• Menyampaikan Siaran Pers sehubungan dengan
kegiatan-kegiatan Perseroan sebanyak 40 kali
• Melakukan kunjungan ke institusi media (Media Visit)
sebanyak 4 kali
• Memfasilitasi kunjungan Media ke unit usaha Perseroan
(Media SiteVisit) sebanyak 1 kali
• Melaksanakan pertemuan dengan pihak pers (Media
gathering) sebanyak 3 kali
Media Relations
• Held press conferences as many as 5 times
• Distributed Press Releases referring to the Company’s
activities as many as 40 times
• Went on Media Visits as many as 4 times
• Facilitated Media Site Visits as many as 1 time
• Held Media Gatherings as many as 3 times
Tabel Siaran Pers di tahun 2009 No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Table of Press Releases in 2009
Siaran Pers
Press Releases
WIKA Targetkan Kontrak Dihadapi (Order Book) Tahun 2010 Sebesar Rp20 triliun / WIKA Targets Rp 20 trillion Order
Book in 2010
WIKA Melanjutkan Program Buyback Tahap II Senilai Rp112 miliar / WIKA Continues Rp 112 billion Phase II Buyback
Program
WIKA-CHENGDA Melakukan Ground Breaking PLTU Kalimantan Selatan 2x65 MW / WIKA-CHENGDA Holds Grounbreaking at South Kalimantan 2x65 MW Steam-powered Power Plant
Laba Usaha WIKA Meningkat Menjadi Sebesar Rp345 miliar Per Triwulanan III 2009 / WIKA Operating Profits Up to
Rp 345 billion as of QIII-2009
WIKA Dapatkan Kontrak Senilai Rp 2,7 Triliun Per Maret 2009 / WIKA Wins Rp 2.7 Trillon in Contracts as of March 2009
Tanggal
Date
18 Januari 2009 /
18 january 2009
27 Januari 2009 /
27 January 2009
26 Februari 2009 /
26 February 2009
23 Maret 2009 /
23 march 2009
14 April 2009 /
14 April 2009
WIKA Mencatatkan Peningkatan Laba Usaha 71 persen Menjadi Rp77,46 miliar / WIKA Posts 71 percent Increase in
4 Mei 2009 /
Operating Profits at Rp 77.46 billion
4 may 2009
WIKA Kerjakan Proyek PLTGU Tanjung Priok 740 MW Senilai Rp387 miliar / WIKA Commences Rp 387 billion Tanjung
6 Mei 2009 /
Priok 740 MW Steam-powered Power Plant Project
6 May 2009
WIKA Memperoleh Kontrak Baru Senilai Rp2,71 triliun Hingga Maret 2009 / WIKA Wins Rp 2.71 trillion in New Con22 Mei 2009 /
tracts as of March 2009
22 May 2009
WIKA Bagikan Deviden Sebesar 30 persen / WIKA Distributes 30 percent Dividends
28 Mei 2009 /
28 May 2009
WIKA Bersama Konsorsium Kontraktor Indonesia Selesaikan Proyek Mega Infrastruktur Jembatan Suramadu
8 Juni 2009 /
8 June 2009
WIKA Raih Kontrak Depot Avtur US$43 juta Dari Pertamina / WIKA Wins US$43 million Pertamna Avtur Depot Contract 25 Juni 2009 /
25 June 2009
WIKA Hampir Selesaikan Apartemen Tertinggi di Jawa Tengah / WIKA Nears Completion of Central Java’s Tallest Apart- 2 Juli 2009 /
ment
2 July 2009
WIKA Raih Kontrak Baru Senilai Rp445 miliar di Bulan Juli / WIKA Wins New Rp 445 billion Contract in July
5 Juli 2009 /
5 July 2009
Kontrak Baru WIKA Per Juni Capai 60 persen Dari Target 2009 / New WIKA Contracts Reaches 60 percent 2009 Target in 28 Juli 2009 /
June
28 July 2009
WIKA Selesaikan PLTU Labuan / WIKA Completes Labuan Steam-powered Power Plant
22 Agustus 2009 /
22 August 2009
WIKA Catat Laba Bersih Rp 93 Miliar di Semester I 2009 / WIKA Posts Rp 93 Billion Net Profits in First-half of 2009
23 Agustus 2009 /
23 August 2009
WIKA Kerjakan Proyek Modifikasi Stasiun Cirebon / WIKA Commences Cirebon Station Modification Project
5 September 2009 /
5 September 2009
WIKA Garap Kontrak Senilai Rp14,51 triliun / WIKA Works on Rp 14.5 trillion Contract
8 September 2009 /
8 September 2009
WIKA Kerjakan Proyek Investasi Pertama Penyediaan PLTD MFO 40-50 MW Rp500 miliar / WIKA Commences First
8 September 2009 /
Rp 500 billion MFO 40-50 MW Diesel-powered Power Plant Invetsment Project
8 september 2009
WIKA Rampungkan Lebih Cepat Proyek PLTU 2 Banten Labuan 2 X 300 MW / WIKA Completes Banten Labuan 2 x 300 20 September 2009 /
MW Steampowered Power Plant Project Early
20 September 2009
WIKA Catat Lonjakan Laba Usaha Sebesar 150 persen / WIKA Posts 150 percent Jump in Operating Profits
2 November 2009 /
2 November 2009
WIKA Bukukan Kinerja Tertinggi Tahun 2008 / WIKA Books Highest Ever Growth in 2009
2 November 2009 /
2 November 2009
WIKA Optimis Target Laba Bersih Rp175 miliar Tercapai / WIKA Optimistic of Reaching Rp 175 billion Net Profits Target
2 Desember 2009 /
2 December 2009
WIKA Telah Menarik Dananya dari Bank Century Per Desember 2008 / WIKA Withdraws Funds from Bank Century in
3 Desember 2009 /
December 2008
3 December 2009
WIKA Mulai Bangun Fly Over Bandengan PU Himbau Hindari Jalan Bandengan untuk Cegah Kemacetan / WIKA
22 Desember 2009 /
Commences Bandengan Fly Over Public Works Suggests Avoiding Jalan Banengan to Avoid Traffic Jam
22 December 2009
142 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
7. Etika Perusahaan
7. Company Ethics
Kebijakan Perseroan Mengenai Etika Perilaku Company Policy on Code of Conduct
Integritas dalam Aktivitas Bisnis dan Pekerjaan Perseroan
menerapkan standar etika dalam melakukan seluruh
aktivitas bisnis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance yang termaktub dalam Kebijakan Perusahaan.
WIKA menjalankan operasional bisnis dengan lingkup
kegiatan usaha utama di bidang jasa konstruksi dan
rancang bangun antara lain meliputi : (1) Bidang usaha jasa
konstruksi infrastruktur; (2) Bidang usaha jasa konstruksi
bangunan gedung; (3) Bidang usaha jasa konstruksi
mekanikal dan elektrikal; dan Bidang usaha Jasa Energi.
WIKA juga melakukan diversifikasi usaha meliputi bidang
industri dan perdagangan, realty, property, dan Industri
Beton Pracetak yang dikelola oleh Anak Perusahaan.
The Company implements a standard of ethics in executing
all business activities based on the principles Good Corporate
Governance which are written in the Company Policy. WIKA
runs the operations of a business with a scope of main business
activities in the field of construction and engineering services,
including among others: (1) infrastructure construction
business and services; (2) building construction business and
services; (3) mechanical and electrical construction business
and services; and the energy business and services. WIKA is also
implementing a diversification of business covering the areas
of industry and commerce, realty, property, and prefabricated
concrete industry that are managed by its subsidiary
companies.
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan
anak perusahaan diwajibkan melakukan sosialisasi Code of
Conduct ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas
dan keadilan dalam seluruh aktivitas bisnis di lingkungan
kerja masing-masing.
All work units at the Head Office, Regional Office, and the
subsidiary companies are obliged to conduct a socialization
of this Code of Conduct to maintain honesty, integrity and
fairness in all business activities in their respective working
environments.
WIKA melarang seluruh jajaran Perseroan yang terdiri atas
Dewan Komisaris, Direksi, seluruh unit kerja dari Kantor
Pusat, Kantor Wilayah, Kantor cabang, anak perusahaan dan
pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan
dengan hukum dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
WIKA prohibits all levels of the Company comprising the Board
of Commissioners, the Board of Directors, all work units at
the Head Office, Regional Office, Branch Office, subsidiary
companies, and related parties to enter into transactions
that contravene the law and principles of Good Corporate
Governance.
WIKA menerapkan fungsi pengawasan menggunakan
audit berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan berlaku
umum serta senantiasa mengupayakan agar pelanggaran
atas norma-norma dan peraturan yang berlaku dapat
dikenai sanksi sesuai ketentuan, baik administrasi
maupun hukum. Setiap unit kerja berkewajiban untuk
senantiasa menindaklanjuti setiap temuan hasil audit yang
disampaikan oleh fungsi pengawasan.
WIKA applies the audit function by utilizing audits based on
proper and generally accepted principles as well ever striving
that all breaches of prevailing norms and regulations be
sanctioned according to regulations, whether administratively
or legally. Every work unit is obliged to always follow-up each
audit finding submitted by the audit function.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
143
8. Sistem Manajemen K3l Wika
8. Wika She Management System
Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk. didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
didasarkan pada ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan
Sistem Manajemen K3 Permenaker No. 5 tahun 1996. Untuk
memastikan bahwa sistem manajemen K3 dan lingkungan
dapat berjalan dengan baik, maka manajemen puncak
membentuk struktur organisasi K3L yaitu Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3L).
Setiap informasi K3L dikomunikasikan dengan baik kepada
para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan,
WIKA melakukan kegiatan K3L induction, K3L morning,
talk, K3L meeting, toolbox meeting, dan pemasangan
papan pengumuman serta rambu-rambu K3L. Agar setiap
tahapan kegiatan bisnis WIKA memenuhi ketentuan dan
persyaratan K3L maka WIKA melakukan pemeriksaan
bahaya, pemantauan lingkungan, monitoring peralatan
inspeksi, pengukuran, dan pengujian, dan pemantauan
kesehatan pada setiap karyawannya.
The Safety, Heath and Environment (SHE) Management System
of PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. is based on the provisions of
ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, and Ministry of Manpower
Regulation No. 5 / 1996 SHE Management System. To ensure
that the SHE management system can run smoothly, hence the
top management established a SHE body, namely the Work
and Workplace Safety and Health Coaching Committee . Every
SHE information is well communicated to all employees and
interested parties. WIKA holds SHE inductions, SHE morning
talks, SHE meetings, toolbox meetings, and put up bulletin
boards as well as SHE signage. So that every step of WIKA’s
business activity meet the terms and conditions of SHE; hence
WIKA conducts hazard inspections, environmental monitoring,
monitoring of inspection equipments, measurement and
testing, and monitoring each employee’s health.
Pelaksanaan, pemeriksaan, dan pemantauan K3L di
lingkungan WIKA dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dan
senantiasa dimonitor dan direview pimpinan unit kerja serta
diukur secara mandiri menggunakan Quality Management
System Level (QMSL), Safety Implementation Level dan
Environment Management System Level. Petugas di tingkat
korporat dan PjPU secara berkala melakukan klinik dan audit
untuk memastikan bahwa K3L telah diimplementasikan
dengan baik serta selalu mengupayakan continual
improvement K3L.
The implementation, inspection, and monitoring of SHE in
WIKA’s working environment are conducted by officers that
are appointed and continuously monitored and reviewed by
the head of the work unit as well as independently appraised
using Quality Management System Level (QMSL), Safety
Implementation Level and Environment Management System
Level. Officers at the corporate level and PjPU periodically
conduct clinics and audits to ensure that SHE has been well
implemented and also always striving for the continual
improvement of SHE.
Untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja K3L,
maka setiap keadaan darurat, insiden, kecelakaan kerja, dan
penyimpangan pelaksanaan kegiatan K3L harus dilaporkan
kepada manajemen WIKA.
To control and improve SHE performance, hence every
occurrence of emergencies, incidents, work-related accidents,
and deviation in the execution of SHE activities must be
reported to the WIKA management.
9. Sistem Manajemen Pengamanan WIKA
9. WIKA Security Management System
Sistem Manajemen Pengamanan WIKA didasarkan pada
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2007 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/
Lembaga Pemerintah.
The WIKA Security Management System is based on Chief
of Police of the Republic of Indonesia Regulation Number
24 / 2007 regarding Security Management Systems of
Organizations, Companies and/or Government Institutions.
Untuk menetapkan arahan dan prinsip-prinsip kegiatan
dalam penerapan sistem manajemen pengamanan, WIKA
telah menetapkan kebijakan pengamanan yang tercantum
dalam Kebijakan Sistem Manajemen WIKA. Kebijakan ini
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan disediakan
untuk pihak terkait.
In determining the direction and principles of activities related
to the implementation of security management system, WIKA
has formulated a policy on security as mentioned in WIKA’s
Policy on Management Systems. This policy is communicated
to all employees and provided for related parties.
144 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Untuk mengelola ancaman terhadap aset WIKA
(intangible asset dan tangible asset), maka WIKA melakukan
pengelolaan risiko, strategi pengembangan, dan melakukan
mitigasi risiko.
To manage threats against WIKA assets (intangible assets
and tangible assets), WIKA conducts risk management,
development strategy, and conduct risk mitigation.
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non
Keuangan
10. Transparency on Financial and Non-financial
Conditions
Komposisi Kepemilikan Saham Setelah ESOP dan MSOP per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Composition of Share Ownership After ESOP and MSOP as of 31 December 2009 is as follows:
No
Uraian
Details
Jumlah Lembar
Number of Shares
%
1
Kepemilikan Pemerintah / Government Interests
4,000,000,000
65.0%
2
Publik / Public
1,661,538,600
27.0%
3
4
ESA :
184,615,400
3.0%
- Direksi dan Komisaris / Directors and Commissioners
41,538,465
22.5%
- Pegawai / Employees
143,076,935
77.5%
ESOP / MSOP
307,692,000
5.0%
- Direksi dan Komisaris
69,230,700
22.5%
- Pegawai
238,461,300
77.5%
6,153,846,000
100.0%
Total
Rasio Gaji/Honorarium Tertinggi dan Terendah
Ratio of Highest and Lowest Salary/Honorarium
Berdasarkan kondisi gaji dan honorarium yang diberikan
oleh Perseroan kepada Karyawan, Direksi, dan Dewan
Komisaris selama tahun 2009, rasio (gaji/honorarium)
tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:
• Rasio gaji pegawai tertinggi dan terendah : 5,2 x
• Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah : 1,1 x
• Rasio gaji Dewan Komisaris tertinggi dan terendah :
1,1 x
• Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 3,7 x
Based on the level of salaries and wages given by the
Company to its Employees, Board of Directors, and Board of
Commissioners during 2009, the highest and lowest (salary/
wage) ratio is as follows:
• Ratio of highest and lowest employee salary: 5.2 x
• Ratio of highest and lowest Director salary: 1.1 x
• Ratio of highest and lowest Board of Commissioners
salary: 1.1 x
• Ratio of highest Director and highest employee salary: 3.7 x.
Jabatan / Position
Terhadap Dirut
Compared to
President Director
Gaji / Salary
Terhadap Pegawai
Terendah
Compared to
Lowest Employee
Keterangan
Description
Direktur Utama / President Director
60,000,000
1.00
19.33
President Director
Direktur / Director
54,000,000
0.90
17.40
Directors
Pegawai Tertinggi /Highest Employee
16,275,600
0.27
5.24
General Managers
Pegawai Terendah / Lowest Employee
3,103,200
0.05
1.00
Employee
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
145
11. Penyimpangan Interen
11. Internal Deviation
Perubahan penggunaan sebagian dana IPO sebagaimana
telah memperoleh persertujuan dari Pemegang Saham
melalui RUPSLB tanggal 27 Januari 2008
Change in the use of a portion of IPO fund as was approved by
the Shareholders through the EGMS of 27 January 2008
12. Permasalahan Hukum/Litigasi :
12. Legal Issues/Litigation:
Permasalahan hukum penting yang dihadapi Perseroan di
tahun 2009 adalah Perkara Perdata Nomor: 422/Pdt.G/2009/
PN.Mdn dengan pokok perkara pengajuan gugatan
wanprestasi terhadap PT Harapan Putra Sumatera Perkasa
(HPSP) atas Perjanjian Pengangkutan Besi Beton antara
Perseroan dengan HPSP. Status perkara tersebut telah
ditetapkan Putusan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Medan dengan putusan gugatan Perseroan Tidak Dapat
Diterima (Niet Ontvankelijk verklaard) dan terhadap putusan
tersebut Perseroan akan mengajukan upaya hukum
banding di Pengadilan Tinggi Medan.
An important legal issue facing the Company in 2009 was Civil
Dispute Number: 422/Pdt.G/2009/PN.Mdn with the case of a
lawsuit claiming breach against PT Harapan Putra Sumatra
Perkasa (HPSP) for the Transportation of Iron Rods Agreement
between the Company and HPSP. The status of the case has
been determined by the Decision of the Medan District Court
Council of Judges with the ruling that the Company’s claim is
Inadmissible (Niet Ontvankelijk verklaard) and on that decision
the Company will submit an appeal to the Medan High Court.
13. Transaksi Benturan Kepentingan
13. Transactions with Conflict of Interest
Selama tahun 2009, Perseroan tidak mencatat adanya
transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.1 tentang
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
During 2009, the Company did not have any transaction with
conflicting interests pursuant to Bapepam-LK Regulation
Number of IX.E.1 on Conflict of Interest in Certain Transaction.
14. Pemberian dana untuk kegiatan sosial
dan kegiatan politik
14. Donation for social and political activities
15. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen
15. The Establishment of Consumer Call Centres
16. Keterbukaan Informasi Perusahaan
16. Transparency of Information on the Company
Keterbukaan (transparancy) bagi para pemegang saham
dan masyarakat umumnya telah dilakukan dalam bentuk
keterbukaan informasi, yang dimuat dalam berbagai media
dan dalam kegiatan pengungkapan (disclosure) sesuai
dengan peraturan otoritas pasar modal. Hal ini sejalan
dengan kebijakan Perseroan untuk menegakkan dan
mendorong keterbukaan informasi.
Transparency for all shareholders and the general public has
been applied in the form of transparency of information,
published in various media and in disclosure activities in
accordance with the regulations of the capital market
authority. This is in line with the Company’s policy to uphold
and urge transparency of information.
Perseroan mempunyai kebijakan untuk tidak memberikan
dana untuk kegiatan politik. Perseroan menyalurkan
dana untuk kegiatan sosial melalui pelaksanaan program
kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) yang merupakan
wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility). Pelaksanaan tanggung jawab sosial disajikan
pada bagian tersendiri dalam laporan ini.
Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,
Perseroan secara rutin melakukan survey kepuasan
pelanggan (customer satisfaction survey). Selain itu,
Perseroan juga menyediakan sarana pengaduan konsumen
yang dapat diakses melalui website www.wika.co.id,
telepon maupun faksimili.
The Company has a policy of not giving fund for political
activities. The Company channels funds for social activities
through the execution of partnership and community building
(PKBL) programs that embody corporate social responsibility.
The execution of corporate social responsibility is presented in a
separate section in this report.
To give the best service to consumers, the Company routinely
conducts customer satisfaction surveys. In addition, the
Company also provides a consumer complaints facility which
can be accessed through the www.wika.co.id website, by phone
and also facsimile.
146 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
All transparency of information activities are conducted
under the coordination of the Corporate Secretary through
its Public Relations unit. The Company has consistently
provided transparancy of information inline with Bapepam-LK
Regulation No. X.K.1 and has distributed press releases and
mailing lists, published internal magazines, held analysts
meeting, exhibitions, organized conferences locally as well
as overseas, as well as public exposes. During 2009, the
Company published press releases containing various material
developments such as the winning of a new contract in
the media. Moreover all publication on the activities of the
Company can also be accessed by the general public through
WIKA’s official website, www.wika.co.id.
Seluruh kegiatan keterbukaan informasi dilakukan
di bawah koordinasi Sekretaris Perusahaan melalui
unit Public Relations. Perseroan secara konsisten
menyampaikan keterbukaan informasi sesuai dengan
peraturan Bapepam LK No. X.K.1 serta telah menyebarkan
siaran pers dan mailing list, mempublikasikan majalah
internal, menyelenggarakan analyst meeting, pameran,
konferensi baik di dalam maupun di luar negeri, serta
melakukan paparan publik. Selama 2009, Perseroan
telah mempublikasikan siaran pers yang berisi berbagai
perkembangan material seperti perolehan kontrak baru di
media. Selain itu seluruh publikasi kegiatan Perseroan juga
dapat diakses masyarakat luas melalui website resmi WIKA,
www.wika.co.id.
Keterbukaan Informasi
Disclosure
Frekuensi
Penyampaian (jumlah)
Frequency of
Disemination ( number
of times )
No
Perihal
Regarding
1
Rencana Pembelian Kembali Saham (Buyback) Tahap II WIKA
WIKA Planned Share Buyback Phase II
1
2
Laporan Realisasi Mingguan Pembelian Kembali Saham
Weekly Report on Actual Share buyback
13
3
Penyertaan Saham PT Marga Nujyasumo Agung
Investment in Shares of PT Marga Nujyasumo Agung
1
4
Laporan Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi Perjanjian Kerja Sama antara WIKA dengan WIKA Intrade
Disclosure Report on Affiliated Transaction Working Agreement between WIKA and WIKA Intrade
1
5
Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Notice of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Annual General Meeting of Shareholders
1
6
Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi dalam Lingkungan WIKA GROUP
Disclosure on Affiliated Transactions within the WIKA GROUP Environment
1
7
Laporan Akhir atas Pembelian Kembali Saham (Buyback) Tahap II
Final Report on Share Buyback Phase II
1
8
Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Gedung
Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Gedung
10
9
Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Realty
Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Realty
3
10
Pemberitahuan Pendirian Anak Perusahaan PT Wijaya Karya Jabar Power
Notice of Establishment of Subsidiary Company PT Wijaya Karya Jabar Power
1
11
Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Insan Pertiwi
Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Insan Pertiwi
1
12
Keterbukaan Informasi Transaksi Afiliasi WIKA dengan WIKA Beton
Disclosure on Affiliated Transaction between WIKA and WIKA Beton
1
13
Perolehan Kontrak Penting oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Major Contracts Won by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
1
14
Rencana Aksi Korporasi terhadap PT WIKA-NGK Insulators
Planned Corporate Action on PT WIKA-NGK Insulators
1
15
Likuidasi terhadap PT WIKA-NGK Insulators
Liquidation of PT WIKA-NGK Insulators
1
16
Penyampaian Pembentukan Unit Audit Internal di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Disclosure on the Establishment of an Internal Audit Unit at PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
1
Total
39
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
147
17. Rencana Strategis
17. Strategic Plan
Sebagai upaya untuk mendukung Strategi Utama yang
ditetapkan Perseroan yaitu Pertumbuhan (Growth Strategy),
Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha
berdasarkan formulasi antara integrasi vertikal dan integrasi
horizontal. Strategi Integrasi Vertikal lebih pada upaya
perbaikan operasional melalui backward integration
yang lebih menekankan pada upaya memperbaiki daya
saing dengan memperbaiki supply chain dan forward
integration yang lebih menekankan perbaikan daya saing
dengan memperkecil kemungkinan terjadinya rework dan
keterlambatan delivery. Strategi ini diformulasi dengan
strategi integrasi horizontal sebagai upaya memperkuat
forward integration terutama dalam memenangkan
persaingan dengan para pesaing di industri konstruksi guna
mendapatkan kinerja operasional yang maksimal.
In an effort to support the Company’s Primary Strategy as
determined by the Company namely Growth Strategy, the
Company specified a business development strategy based on
the formulation between vertical integration and horizontal
integration. The Vertical Integration Strategy focuses more on
operational improvement efforts through backward integration
which emphasizes more on improving competitiveness by
improving the supply chain and forward integration which
emphasizes more on improving competitiveness by minimizing
the possibility of reworks and delays in delivery from occurring.
This strategy is formulated with horizontal integration
strategy in an effort to strengthen the forward integration
especially in winning the competition from competitors in the
construction industry in order to achieve maximum operational
performance.
Perencanaan strategi Perseroan, lebih pada mensinergikan
dan mengintegrasikan kompetensi yang dimiliki oleh
seluruh anak perusahaan dalam memaksimalkan
kemampuan bisnis utama WIKA yang meliputi konstruksi
sipil umum, utilitas, energi dan konstruksi bangunan
gedung yang saat ini dikelola oleh WIKA Gedung.. Strategi
backward integration diperlihatkan dengan hubungan
sinergi antara WIKA Beton, WIKA Intrade dan WIKA Insan
Pertiwi dalam mendukung bisnis utama WIKA secara
terintegrasi.
The Company’s strategy planning is more on synergising and
integrating competencies already shown by all its subsidiary
companies in maximizing WIKA’s main business which includes
public civil works, utilities, energy and building construction
which is now managed by WIKA Building. The Backward
Integration Strategy is demonstrated by the synergetic
connection among WIKA Beton, WIKA Intrade and WIKA
Insan Pertiwi in supporting the main business of WIKA in an
integrated manner.
Strategi forward integration diperlihatkan dalam hubungan
antara kegiatan bisnis utama WIKA dengan WIKA Realty,
WIKA Jabar Power, serta penyertaan WIKA pada proyek jalan
tol Surabaya-Mojokerto di PT Marga Nujyasumo Agung dan
proyek jalan tol Kunciran Cengkareng di PT Marga Kunciran
Cengkareng, dimana WIKA mendapat nilai tambah sebagai
kontraktor dan mendukung mempercepat pelaksanaan
pembangunan pada proyek-proyek strategis yang meliputi
investasi di proyek-proyek Jalan Tol, IPP Power Plant, Oil and
Gas, dan Bangunan Gedung.
The Forward Integration Strategy is demonstrated in the
connection between the activities of WIKA’s main business with
WIKA Realty, WIKA Jabar Power, as well as WIKA’s participation
in the Surabaya-Mojokerto toll-road project in PT Marga
Nujyasumo Agung and the Kunciran Cengkareng toll-road
project in PT Marga Kunciran Cengkareng, where WIKA got the
added value as a contractor and supporting the accelerating
the execution of development on strategic projects that include
investments in toll-road projects, IPP Power Plant, Oil and Gas,
and Building Construction.
148 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
18. Lain-lain
18. Others
Apabila di tahun 2008 yang lalu kewajiban laporan
manajemen risiko disampaikan secara triwulanan dan
terbatas hanya pada lingkup Perseroan, maka pada tahun
2009 Perseroan telah dapat menyampaikan laporan
manajemen risiko setiap bulan kepada Dewan Komisaris
serta mulai menerapkan manajemen risiko pada seluruh
anak perusahaan. Sistim informasi manajemen risiko telah
dikembangkan dengan pembuatan sistem dash board
secara online. Disamping itu, telah dilakukan penyegaran
prosedur manajemen risiko kepada manajemen proyek di
seluruh wilayah kerja Perseroan.
When in 2008, the obligatory risk management reports
were submitted on a quarterly-basis and limited to the
scope of the Company, hence in 2009 the Company was
able to submit a risk management report each month to
the Board of Commissioners as well as begin to implement
risk management in all its subsidiary companies. A risk
management Information System was developed with the
creation of an online dashboard system. Additionally, a
refresher session on risk management procedures was held for
project managements in all the Company’s work areas.
Disamping penerapan manajemen risiko di anak
perusahaan, dalam upaya meningkatkan pengendalian
kinerja dan implementasi dari sinergi induk dengan anak
perusahaan, Perseroan telah menempatkan pejabatpejabat setingkat General Manager, untuk menempati posisi
Komisaris di setiap anak perusahaan.
Aside from implementing risk management in subsidiary
companies, in an effort to improve the control of performance
and the implementation of synergy between holding and
subsidiary companies, the Company has placed officers of
General Manager level, to assume the position of Commissioner
in each subsidiary company.
Untuk mengukur kinerja Perseroan, Direksi dan Dewan
Komisaris sepakat untuk menetapkan dan menandatangani
kontrak manajemen yang terdiri dari 31 Key Performance
indicator (KPI) dari 6 parameter sesuai dengan kriteria
Malcom Baldridge Criteria for Performance Excellence
(MBCfPE) yang diturunkan secara cascading kepada seluruh
tingkatan unit kerja Perseroan. Pelaporan KPI telah didesain
melalui sistem informasi manajemen yang disebut sebagai
WIKA Score Card.
To measure the Company’s performance, the Board of Directors
and the Board of Commissioners agree to draw up and sign
a management contract comprising 31 Key Performance
indicator (KPI) from 6 parameters in accordance with the
criteria of the Malcom Baldridge Criteria for Performance
Excellence (MBCFPE) passed down by cascading to all levels
of the Company’s work units. A KPI Reporting was designed
through a management information system known as WIKA
Score Card.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
149
Manajemen Risiko
Risk Management
WIKA menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan
tidak terlepas dari berbagai risiko, baik risiko yang berada
di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar
kendali Perseroan. Oleh karena itu WIKA menyadari akan
pentingnya pengelolaan risiko Perseroan secara terintegrasi,
optimal dan berkesinambungan.
WIKA understands that the way the Company’s operation is run
cannot be free of risks, whether risks that are under the control
or risks that are beyond the control of the Company. Hence
WIKA understands the importance of managing the Company
risks in an integrated, optimal and continuous manner.
WIKA senantiasa melaksanakan pengendalian risiko dan
pengelolaan kebijakan Perseroan secara terintegrasi dan
berkelanjutan untuk mewujudkan operasional Perseroan
yang sehat dan mampu menghasilkan laba yang optimal
pada batas toleransi risiko yang ditetapkan.
WIKA constantly executes the Company’s risk control and policy
management in an integrated and continuous manner to
realize a sound and healthy Company operations that are able
to yield optimal profit at a specified risk tolerance range.
WIKA berkewajiban untuk melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan munculnya risiko-risiko baik eksternal
maupun internal tersebut. Atas dasar identifikasi itu,
Perseroan akan melakukan upaya-upaya yang diperlukan
untuk meminimalkan terjadinya risiko tersebut, misalnya
dengan asuransi yang relevan, ataupun merancang kontrak
sedemikian rupa sehingga Perseroan terlindungi secara
hukum.
WIKA is obliged to identify the possible occuring of risks,
whether external or internal. On the basis of the identification,
the Company will make the necessary efforts to minimize the
occurrence of the risk, for example by taking relevant insurance,
or drafting contracts in such a manner so that the Company is
legally protected.
WIKA selalu memantau dan mengkaji risiko secara
berkala sehingga diharapkan risiko-risiko tersebut dapat
dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
nilai Perseroan secara signifikan. Namun demikian,
Perseroan juga menyadari adanya risiko yang berada di
luar kendali yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya oleh
upaya-upaya internal.
WIKA constantly monitors and periodically studies risks so it
is expected that the risks will become manageable in such
a manner that does not significantly reduce the value of the
Company. Nevertheless, the Company also understands that
there are risks that are beyond control which cannot be fully
eliminated by internal efforts.
150 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Pelatihan Manajemen Risiko & Sistem Manajemen WIKA (SMW)
Risk Management & WIKA Management System (SMW ) Training
WIKA membentuk forum atau tim manajemen risiko yang
memberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan,
dalam rangka menangani pekerjaan baru yang belum
pernah dikerjakan oleh Perseroan sebelumnya dan seluruh
aktivitas yang dilakukan di seluruh unit kerja.
WIKA formed a forum or a risk management team that gives
an opinion on decision making, as a result of taking on a new
task which has never been done previously by the Company
and all activities conducted at all the work units.
WIKA mempunyai komitmen yang mengungkapkan
secara transparan risiko-risiko yang secara signifikan
dapat mempengaruhi nilai Perseroan. Dengan demikian
pihak-pihak yang berkepentingan dengan WIKA dapat
memperhitungkan risiko-risiko yang relevan apabila
melakukan transaksi bisnis dengan Perseroan.
WIKA holds the commitment to disclose transparently all risks
which can significantly influence the value of the Company.
Thereby all stakeholders of WIKA can weigh the relevant risks
when conducting business transactions with the Company.
Pelaksanaan sistem manajemen risiko Perseroan merupakan
bagian dari kebijakan sistem manajemen WIKA secara
keseluruhan. Acuan kerja sistem manajemen risiko
didasarkan pada prosedur sistem manajemen risiko
Perseroan No.Dok. WIKA-PEU-PM-07.01, dan telah direvisi
pada Amd. 1 Revisi No.05 tanggal 1 Mei 2009.
The execution of the Company’s risk management system
represents a part of WIKA’s management system policy as a
whole. The risk management system work reference is based on
the Company’s risk management system procedure No. Dok.
WIKA-PEU-PM-07.01, and has been revised by Amd. 1 Revision
No.05 dated 1 May 2009.
Berdasarkan prosedur diatas dinyatakan:
1. Direksi dan seluruh pegawai Perseroan wajib
menerapkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko.
2. Dengan berlakunya Prosedur Sistem Manajemen
Risiko ini maka seluruh unit kerja harus menyesuaikan
seluruh uraian tugas, prosedur dan ketentuan terhadap
isi Prosedur Sistem Manajemen Risiko ini. Penjabaran
lebih rinci atas Prosedur Sistem Manajemen Risiko ini
dapat diatur di dalam dokumen lain yang telah ada
atau dengan menerbitkan dokumen baru.
Pursuant to the above procedures it is stated that:
1. The Board of Directors and all employees of the Company
are obliged to implement the Risk Management System
Procedure.
2. With the Risk Management System Procedure in effect
hence all work units have to adapt all details of duties,
procedures and regulations to the content of the Risk
Management System Procedure. A more detailed
explanation of this Risk Management System Procedures
can be regulated in another existing document or by
publishing a new document.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
151
3.
Direksi menetapkan penanggung jawab untuk
memastikan implementasi manajemen risiko yang
sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pada setiap
tingkatan struktur organisasi Perseroan. Dengan rincian
tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis risiko
b. Memberi tanggapan dan perlakuan terhadap
risiko (termasuk di dalamnya mengendalikan
risiko)
c. Melakukan review risiko
d. Mengungkapkan risiko secara terbuka maka
Perseroan perlu menerapkan sistem manajemen
risiko (pengelolaan risiko secara sistematis dan
terstruktur).
3.
The Board of Directors shall appoint a person-in-charge to
ascertain that the implementation of risk management is
already achieved in accordance with procedure at every
level of the Company’s organization structure. With the
details of duties and responsibilities as follows:
a. Conducting risk analysis
b. Giving response to and course of action on risks
(including controlling risks)
c. Conducting risk review
d. Disclosing risks openly that requires the Company to
implement risk management system (by systematic
and structured risk management).
Risiko Perusahaan
Company Risk
Risiko Perusahaan perlu dikelola secara bertanggung jawab
dengan berlandaskan prinsip kehati-hatian untuk menjamin
pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Manajemen risiko di unit kerja dimaksudkan agar
perusahaan lebih fokus dalam mengelola risiko diseluruh
proses bisnis perusahaan. Risiko Perseroan berdasarkan
tingkat risiko yang paling mempengaruhi Perseroan di
tahun 2009, adalah sebagai berikut:
Company Risk needs to be managed responsibly based on the
principle of prudence to guarantee a healthy and continuous
business growth. Risk management at work units is intended
to allow the company to focus more on managing risks in the
entire company business process. Company Risk based on levels
of risk most affecting the Company in 2009, are as follows:
1. Risiko Makro
1. Macro Risks
Risiko makro adalah risiko yang terjadi dikarenakan faktor
eksternal WIKA yaitu:
Macro Risks are risks occurring due to WIKA’s external factors,
namely:
Risiko sebagai Country Risk
Country Risk
Untuk investor asing, Indonesia masih merupakan negara
yang berisiko di bidang finansial, terutama di perbankan,
sehingga penjaminan bank dalam negeri masih harus
mendapatkan rekomendasi dari perbankan asing di luar
negeri.
Upaya mitigasi yang dilakukan pada risiko ini adalah dengan
melakukan terobosan melalui kerjasama dengan perbankan
asing di dalam negeri sehingga dapat mengurangi biaya
rekomendasi (fee recommandation).
For foreign investors, Indonesia still represents a country with
risks in the area of finance, especially in banking, so that
domestic bank guarantees still have to get recommendation
from overseas foreign banks.
Risiko Kebijakan Pemerintah
Government Policy Risk
Kebijakan pemerintah baik menyangkut ekonomi dan
moneter serta kebijakan lainnya, kurang berpihak kepada
dunia konstruksi. Hal ini akan berakibat turunnya investasi
dan pembangunan yang kemudian berdampak terhadap
target kontrak dan penjualan Perseroan, karena tertundanya
proyek-proyek yang telah maupun yang akan diperoleh
Perseroan.
Governmental Policies whether economic and monetary or
other policies are less than friendly to the construction world.
This will result in the fall of investments and developments
which in turn affects the Company’s target number of contracts
and sales, because of the delays in projects already and will be
obtained by the Company.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Perseroan melakukan
kebijakan penundaan investasi, menghindari proyek yang
membutuhkan modal kerja besar, efisiensi biaya usaha,
serta menjaga cash flow tetap positif.
To lessen the risk, the Company follows a policy of investment
postponement, avoiding projects requiring large working
capitals, operating cost efficiency, as well as ensuring cash flow
remains positive.
Efforts on mitigation of this risk are done by making a
breakthrough through cooperation with foreign banks in the
country so that fee recommendation can be reduced.
152 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Risiko Perbedaan Regulasi di Luar Negeri
Difference in Overseas Regulations Risk
Risiko ini dapat terjadi pada saat Perseroan menjalankan
bisnis di luar negeri namun tidak diikuti dengan
penguasaan regulasi yang berlaku di negara tersebut, pada
akhirnya berdampak pada terhambatnya proses bisnis itu
sendiri.
This Risk can occur when the Company does business overseas
but not followed by a command of the regulation in effect
in the country, so that in the end resulting in the delay of the
business process itself.
Upaya mitigasi yang dilakukan adalah dengan melakukan
studi pemahaman dan penguasaan mengenai regulasi
suatu negara dimana suatu proyek akan dilaksanakan.
Efforts on mitigation are done by running a comprehension
and cognition study on the regulations of a country where a
project will be executed.
Risiko tidak Diterimanya Instrumen Perbankan
Nasional oleh Perbankan Luar Negeri, Dimana
Bisnis Departemen Dilaksanakan
Risk of Non-Acceptance of National Banking
Instruments by Overseas Banks, Where the
Department’s Business is Conducted
Risiko ini dapat terjadi pada saat instrumen perbankan
nasional yang akan digunakan oleh Perseroan ternyata
ditolak/tidak diterima oleh lembaga perbankan luar
negeri dimana bisnis Perseroan sedang dijalankan, yang
berdampak terhadap terhambatnya proses bisnis.
Dalam merespon risiko ini perusahaan harus berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi persyaratan
yang disyaratkan misalnya dengan memberikan cross
collateral yang dikeluarkan oleh Bank Nasional atau Bank
Asing yang berada di Indonesia yang memiliki hubungan
korespondensi dengan Bank di luar negeri
This Risk can occur when the national banking instrument to
be used by the Company is apparently refused/not accepted
by the overseas banking institutions where the business of the
Company is being run, resulting in the delay in business process.
In responding to this risk the company must strive as much as
possible to fulfil the required conditions by among others by
giving a cross collateral issued by a National Bank or Foreign
Bank residing in Indonesia that has a correspondence link with
a Bank overseas.
2. Risiko Mikro
2. Micro Risks
Risiko mikro adalah risiko yang disebabkan oleh faktor
internal dan yang dipengaruhi oleh Stakeholder WIKA
terutama pemberi kerja yaitu:
Micro Risks are risks caused by internal factors and are
influenced by WIKA Stakeholders especially employers namely:
Risiko Pembayaran
Payment Risk
Risiko pembayaran dapat terjadi pada saat pemberi
pekerjaan menunda atau tidak membayar biaya proyek
yang mengakibatkan cost of fund meningkat dan piutang
menjadi bermasalah baik itu piutang usaha maupun itu
piutang retensi yang pada gilirannya akan berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan terutama dalam
cash flow perusahaan.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi probabilitas
terjadinya risiko ini adalah sebagai berikut:
•
Menilai kredibilitas dan kemampuan pendanaan dari
pemberi kerja
•
Mengharuskan adanya uang muka proyek dan
pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan termin
yang disepakati
•
Melindungi kepentingan Perseroan dengan kontrak
yang kuat
•
Melakukan strategi negosiasi yang baik jika terjadi
perselisihan dengan pemberi kerja.
Payment Risk can occur when employers delay or do not
pay for project costs resulting in increased cost of fund and
receivables to become problematic whether trade receivables
or retained receivables which in turn will adversely affect the
business activities of the Company especially in the company’s
cash flow.
Efforts done to lessen the probability of this risk happening are
as follows:
• Assessing the financial ability and credibility of employers
• Obligating the provision of advance payment for projects
and projects are carried out according to the stages
agreed on
• Protecting the Company’s interests with a strong contract
• Using good negotiation strategies in the event of dispute
with employers.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
153
Risiko Bisnis Proses (Kontrak)
Business Process (Contract) Risk
Kontrak merupakan panduan bagi Perseroan untuk
melaksanakan bisnis prosesnya. Segala hal yang berkaitan
dengan kesepakatan antara kedua belah pihak serta dasar
dari kesepakatan yang dilakukan baik itu berhubungan
dengan perundang-undangan, spesifikasi teknis maupun
hal-hal lain harus dituangkan dalam kontrak sehingga
kesalahan dalam membuat kontrak merupakan risiko legal
yang sangat besar dampaknya bagi Perseroan.
Dalam merespon risiko ini perlu dipertimbangkan beberapa
langkah yang perlu dilakukan, yaitu :
• Menyiapkan human capital yang handal di Bagian
Administrasi Kontrak untuk melihat seberapa besar
probabilitas dan dampak yang akan dihadapi jika risiko
legal terjadi
• Memastikan adanya klausul yang memuat
perlindungan kepada Perseroan. Yang dimaksud
dengan perlindungan adalah batasan bagi kedua
belah pihak yang melakukan perjanjian untuk tidak
terkena dampak negatif bila terjadi kejadian yang
ekstrim, seperti force majeure
• Memastikan adanya klausul yang mengatur jika terjadi
perselisihan antara kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian, termasuk didalamnya pemilihan lembaga
untuk penyelesaiaan perselisihan tersebut.
A contract serves as a guide for the Company to execute its
process business. Everything related to an agreement between
both parties as well as the basis of the agreement reached
whether related to laws, technical specification as well as
other matters must be covered in a contract so that mistakes
in drawing up a contract represents a legal risk with very
significant impact for the Company. Responding to this risk
requires consideration of a number of measures that need to be
taken, namely:
Risiko Kompetensi Human Capital
Human Capital Competency Risk
Kegagalan proyek EPC sebagai akibat dari kegagalan human
capital dalam mendesain rancangan dapat dipastikan
sebagai sebuah risiko besar karena desain/rancangan
merupakan kegiatan awal dari keseluruhan rangkaian
pekerjaan proyek EPC yang mempunyai dampak besar pada
output yang diharapkan.
Failure of an EPC project as a consequence of human capital
failure in creating a design is in no doubt a big risk because a
design represents an early activity of the entire series of work in
an EPC project that has a big impact on the expected output.
Dalam merespon risiko ini perlu dilakukan review terhadap
human capital yang ada di Perseroan, apakah sudah
disesuaikan dengan proses bisnisnya sehingga dalam
melaksanakan bisnisnya WIKA sudah didukung oleh human
capital yang handal.
Responding to this risk requires a review to be conducted on the
human capital available in the Company, whether it is already
adapted to the business process so that in conducting its
business WIKA is already supported by reliable human capital.
Risiko dalam Pemilihan Mitra Subkontraktor/
Supplier
Selection of Subcontractor/Supplier Partner Risk
Mencari dan menentukan mitra subkontraktor dan supplier
merupakan risiko yang perlu menjadi perhatian karena
keberhasilan suatu proyek tidak akan lepas dari prestasi dari
subkontraktor dan pemasok sebab sebagian besar proyek
di WIKA tergantung dari prestasi Subkontraktor dan Supplier.
• Preparing reliable human capital in the Contract
Administration Section to study how big is the probability
and impact to be faced if a legal risk occurs
• Ascertaining that there is a clause containing protection
for the Company. What is referred to as protection is
limitations for both parties entering into the agreement
not to be negatively impacted in the event of extreme
occurrences, like force majeure
• Ascertaining that there is a clause regulating in the event
of dispute between both parties entering the agreement,
including the choice of institution for resolution of the
dispute.
Finding and choosing a subcontractor and supplier partner
is a risk which requires attention because the success of a
project cannot be separated from the achievement of the
subcontractor and supplier, since the majority of projects at
WIKA are dependant upon the achievement of Subcontractors
and Suppliers.
154 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Respon yang dilakukan dalam pemilihan Mitra Joint
Operation dan Subkontraktor/Supplier agar risiko kesalahan
pemilihan mitra kerja dapat dihindari adalah dengan
menggandeng perusahaan–perusahaan yang mempunyai
spesifikasi khusus yang sangat tidak dikuasai oleh Perseroan
sehingga dalam pelaksanaannya dapat saling mengisi atau
dengan kata lain transfer knowledge dapat dilakukan, serta
dengan subkontraktor perlu suatu pembinaan sehingga
dalam menyelesaikan pekerjaan subkontraktor sudah
melaksanakannya sesuai dengan standarisasi Perseroan.
The response made in selecting Joint Operation and
Subcontractor/Supplier Partners so that the risk of a mistake
in selecting work partners can be avoided is by partnering
companies that have very special specifications not mastered
by the Company so that in its execution can complement
each other or in other words a transfer of knowledge can be
done, and also with subcontractors coaching is needed so
that in completing work the subcontractors have executed it in
accordance with the standards of the Company.
Risiko Kenaikan Harga Bahan Baku/ Material
Increase of Raw Material Price Risk
Risiko ini terjadi karena kenaikan harga bahan baku/material
dan upah baik secara regular maupun karena kebijakan
Pemerintah di bidang ekonomi dan moneter yang terjadi
pada saat pelaksanaan proyek.
Dalam merespon kemungkinan terjadinya risiko ini maka
tindakan yang dilakukan adalah:
• Membuat kontrak payung dengan pemasok-pemasok
terutama untuk material strategis di jasa konstruksi
seperti besi, beton dan lain-lain
• Melakukan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan
akan material khususnya bagi material yang
pemesanannya meminta jumlah besar
This risk occurs because of increases in the price of raw material
and wages either regular or because of the Government’s policy
in monetary and economic areas that occurred at the time of
project execution. In responding to the possibility of this risk
occurring the following measures are taken:
• Drawing up an umbrella contract with major suppliers
especially for strategic materials in the construction
services, such as iron, concrete and others
• Planning and managing raw material requirements
especially for raw material which requires ordering in large
quantities.
Risiko Kelangkaan Bahan Baku / Material
Scarcity of Raw Materials Risk
Dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaiaan proyek, bahan
olahan seperti semen dan produk baja bisa saja mengalami
kelangkaan/kekurangan penyediaan di beberapa daerah
yang dapat mengganggu penyelesaiaan proyek. Disisi
lain kelangkaan ini dapat menyebabkan kenaikan harga
bahan dan mundurnya waktu pelaksanaan sehingga dapat
menyebabkan penurunan laba Perseroan.
Untuk merespon risiko ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
• Perencanaan kebutuhan bahan/material yang akurat
• Melakukan monitoring penuh terhadap supply dan
demand material strategis di pasar sebagai dasar
pembuatan keputusan
In completing a project, processed materials such as cement
and steel products may possibly experience scarcity/shortages
of supply in several areas which can disrupt the completion of
projects. On the other hand this scarcity can cause an increase
in raw material prices and a delay in execution time and
possibly resulting in a decrease of the Company’s profit.
To respond to this risk there are several matters that require
attention:
• Accurate planning of raw material requirements
• Conduct full monitoring of supply and demand for
strategic raw material on the market as the basis for
decision making.
Risiko Persaingan Usaha
Business Competition Risk
Risiko persaingan usaha terjadi pada beberapa bidang
usaha di SBU Sipil Umum & Wilayah. Persaingan usaha
tersebut sudah semakin banyak baik itu dari dalam maupun
dari luar negeri. Hal ini dikarenakan bidang usaha tersebut
merupakan bidang usaha yang umum dilakukan oleh setiap
perusahaan jasa konstruksi.
Business competition risk occurs in several lines of business in
Public & Area Civil SBU. The business competition has grown
more and more numerous within as well as outside the country.
This is due to the fact that the line of business is a public line of
business conducted by every construction services company.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
155
Dalam merespon terjadinya risiko ini maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
• Menciptakan inovasi yang mendukung optimalisasi
pekerjaan di bidang konstruksi baik itu dalam hal
metode kerja maupun dalam hal substitusi material
• Melakukan perubahan pola perolehan kontrak yang
semula dengan cara tender bebas diganti dengan pola
investasi.
In responding to the occurrence of this risk there are several
matters that require attention:
• Creating innovation that supports the optimization of
work in the field of construction whether in the case of
work method or in the case of material substitution
• Implementing a change in the pattern of acquiring
contracts from previously by free tender to investment
scheme.
Risiko Bisnis Baru
New Business Risk
Perusahaan dalam mempertahankan keberlanjutan proses
bisnis dan operasi melakukan strategi dengan melakukan
diversifikasi usaha yaitu membuka bisnis baru. Dalam
pengembangan bisnis baru perlu di antisipasi risiko yang
akan timbul baik itu dari keterbatasan informasi ataupun hal
lain yang dapat mempengaruhi sasaran atau tujuan utama
pembukaan bisnis baru.
In maintaining the continuity of business and operational
processes the Company adopts a strategy of business
diversification namely opening new business. In developing
new businesses there is a need to anticipate risks arising from
either limited information or other matters that can influence
the target or the main objective of opening of a new business.
Dalam merespon risiko bisnis baru perlu dipertimbangkan
beberapa langkah untuk menjaga keberlanjutan bisnis
perusahaan:
• Melakukan feasibility study dengan penekanan pada
aspek finansial, pasar, teknis dalam hal penguasaan
teknologi serta pembentukan skema bisnis baru
apakah dilakukan dengan joint venture, anak
perusahaan atau investasi proyek
• Melakukan strategi exit plan untuk antisipasi jangka
panjang jika ternyata pengoperasian bisnis baru
tersebut tidak sesuai dengan tujuan/sasaran
perusahaan.
In responding to new business risk some measures need to
be considered to maintain the continuity of the company’s
business:
• Conducting feasibility studies with emphasis on the
aspects of finance, market, technical in the case of control
of technology and also the creation of a new business
scheme whether to proceed as a joint-venture, a subsidiary
company or an investment project
• Pursue an exit plan strategy in anticipation for the longterm if the operation of the new business proves to be
incompatible with the objective/target of the company.
Risiko Kurs
Currency Risk
Risiko ini sangat mungkin terjadi pada proyek-proyek yang
bertransaksi dengan menggunakan valuta asing, seperti :
mengambil hutang, menerima pembayaran, kontrak dan
transaksi dengan mitra kerja asing.
The occurrence of this risk is highly probable in projects that
carry out transactions using foreign currency, such as: taking
out loans, accepting payments, contract and transaction with
foreign partners.
Untuk menghindari timbulnya defisit akibat selisih kurs
perlu suatu strategi analisa makro atas faktor-faktor pemicu
pergerakan kurs valas sehingga dapat diambil acuan untuk
mengambil keputusan jual beli mata uang asing. Disamping
itu perlu juga untuk mendesain cash flow valas dengan
menyesuaikannya dengan kebutuhan material import yang
dibeli dalam mata uang asing.
To avoid the incidence of deficit as a result of rate difference a
macro analysis strategy is needed on the factors that trigger
the movement of foreign exchange rate so that it can serve
as a reference when trading foreign exchange. In addition it
is also important to design a foreign exchange cash flow to
accommodate import material requirements bought in foreign
exchange denomination.
156 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Risiko dalam Pemilihan Mitra JO
Selection of JO Partner Risk
Mencari dan menentukan mitra kerjasama dalam transaksi
Joint Operation merupakan risiko tersendiri. Dalam
kemitraan terdapat satu kesatuan tanggung jawab dalam
memenuhi kewajiban kepada owner. Ketidakmampuan
mitra dalam memenuhi kewajibannya secara langsung
akan berimbas menimbulkan kerugian kepada Perseroan.
Oleh karena itu faktor pemilihan mitra akan berpengaruh
terhadap risiko perusahaan.
Finding and selecting a partner for a Joint Operation
transaction are in themselves risks. In a partnership there is a
union of responsibilities in fulfilling its obligations to the owner.
The inability of a partner to fulfil his obligations directly induces
a loss to the Company. Therefore the factor of selecting a
partner will have an effect on company risk.
Risiko Pengendalian Aktivitas Anak Perusahaan
Control of Subsidiary Company’s Activity Risk
Risiko ini sangat penting untuk dimanajemeni karena anak
perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perusahaan induk dimana dampaknya langsung
mempengaruhi kinerja induk baik itu dampak positif
maupun negatif.
This risk is of vital importance for the management as a
subsidiary company constitutes an inseparable part of the
parent company wherein the impact of its actvities directly
effects the performance of the parent company whether the
impact is negative or positive.
Dalam merespon risiko ini dapat dilakukan dengan adanya
sinergi kendali yang dilakukan oleh WIKA induk untuk
mengevaluasi kinerja anak perusahaan misalnya dalam
manajemen review kinerja yang rutin dilakukan minimal 3
bulan sekali.
This risk can be responded by the synergy in control that WIKA
implements to evaluate the performance of its subsidiary
companies for example in the management of performance
review that is routinely conducted at least once every 3 months.
Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 berkaitan
dengan implementasi manajemen risiko di WIKA adalah:
• Penyegaran manajemen risiko ke setiap proyek
• Amandemen prosedur manajemen risiko
• Board’s briefing manajemen risiko untuk jajaran Direksi
anak perusahaan
• Manager’s briefing untuk jajaran manajemen satu
tingkat di bawah Direksi anak perusahaan
• Sosialisasi prosedur manajemen risiko ke setiap proyek
• Pembuatan manajemen risiko online dengan
Dashboard dan wadah yang sama pada Sistem
Informasi Manajemen Hasil Usaha (SIMHU)
• Sosialisasi Manajemen Risiko online ke setiap
Departemen Operasi dan Anak Perusahaan
The activities undertaken in connection with the
implementation of management of risk at WIKA are:
• Risk Management refresher session at every project
• Amendment of risk management procedure
• Risk management Board’s Briefing for the Director levels at
subsidiaries
• Manager’s Briefing for the management level one level
below the Board of Director of subsidiary companies
• Socialization of risk management procedure to every
project
• The creation of an online risk management using the
same dashboard and organization on the Business Results
Management Information System (SIMHU)
• Socialization of online Risk Management to every
Operational Department and subsidiary company.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
157
Pemberian Bantuan Komputer
Computer Donation
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Sosial
Responsibility/CSR) merupakan bagian dari strategi WIKA
sebagai warga perusahaan yang baik dalam menjalankan
bisnisnya. Hal ini juga merupakan bagian dari rencana
jangka panjang Perseroan dalam mencapai perkembangan
berkelanjutan (sustainability development). Perseroan
memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan
kegiatan CSR. Kesejahteraan masyarakat dimana Perseroan
beroperasi merupakan prioritas utama, sehingga kegiatan
CSR WIKA tidak pernah berhenti, bahkan terus berkembang
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Corporate Social Responsibility (CSR) is part of WIKA’s strategy,
and as good corporate citizen in carrying out its business. It
is also a part of a long term plan of the Company to achieve
sustainable development. The Company is fully committed
to carry out CSR activities. The welfare of the community in
which the Company operates becomes the main priority, hence
WIKA’s CSR activities will never stop, and continue to develop
according to existing needs.
Kegiatan CSR WIKA dijalankan dalam bentuk Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sesuai dengan
Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007, tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan, dan sebagaimana telah diatur dalam Pasal
74 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
WIKA’s CSR activities were carried out in the form of Partnership
and Community Development Program (Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan/PKBL). in accord to the Regulation of
the Ministry of State Owned Enterprises No. PER-05/MBU/2007,
regarding Partnership Program of State Owned Enterprises with
Small Businesses and Community Development as was stated
in the Article 74 Regulations No. 40 of 2007, regarding Public
Listed Companies.
158 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Bantuan Pompa Air Tenaga Surya
Solar Cell Water Pump Donation
Perpustakaan Keliling
Mobile library Donation
Kegiatan CSR WIKA
WIKA’s CSR Activities
Berbagai kegiatan CSR dilakukan sebagai inisiatif dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat setempat
dimana Perseroan beroperasi. Pada tahun 2009, programprogram yang telah dijalankan Perseroan adalah di bidang
sosial, religi, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan
ekonomi.
Several CSR activities were carried out as initiatives and as a
concern towards the welfare of the local community in which
the Company operates. In 2009, programs that have been
undertaken by the Company were in the field of social, religion,
education, health, and economic empowerment.
Pada tahun 2009, WIKA Wilayah VII Kalimantan Timur dan
Kalimantan Barat telah melakukan kegiatan-kegiatan CSR bekerja
sama dengan Rumah Zakat Indonesia diantaranya adalah:
In 2009, WIKA Region VII in East Kalimantan and West
Kalimantan had carried out CSR programs in cooperation with
Rumah Zakat Indonesia., these include:
Pemberian Hadiah kepada Anak Yatim & Dhuafa pada
Perayaan Hari Raya Idul Fitri
Providing Gifts to Orphans and Less Fortunate Children during
Ied Festivities
Pada bulan September 2009, WIKA telah memberikan kado
lebaran kepada kurang lebih sekitar 27 paket anak yatim
di Panti Asuhan Untung Tuah dan 3 paket di anak-anak
Rumah Zakat Indonesia di Samarinda.
In September 2009, WIKA provided Ied Celebration Gifts of
about 27 packages to the orphans of Untung Tuah Orphanage
House and 3 packages to the less fortunate children of Rumah
Zakat Indonesia in Samarinda.
Zakat Karyawan
Employee Alms
Beberapa karyawan WIKA Wilayah VII telah memberikan
sebagian zakat penghasilannya kepada para anak-anak
yang kurang mampu di Samarinda.
Several employees of WIKA Region VII provided their Alms out of
their earnings for less fortunate children in Samarinda.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
159
Program Desa Binaan
Village Support Program
Dalam memberdayakan komunitas setempat di bidang
pendidikan, WIKA telah memberikan beasiswa kepada
sebagian anak-anak yang cerdas di tingkat SD, SMP dan
SLTA, namun keadaan ekonomi keluarganya kurang
mampu. Program tersebut telah membantu dalam
melanjutkan pendidikan anak-anak tersebut.
To empower the local community in the field of education,
WIKA provided scholarships to several bright children of
elementary, junior school and high school levels, as they come
from unfortunate families. The program was to help continue
the education of these children.
Pusat Pendidikan Anak
Kids Learning Center
Dalam rangka meningkatkan pendidikan anak-anak,
WIKA telah menjalankan program Pusat Pendidikan Anak,
sebuah pendidikan non-formal yang bertujuan menambah
berbagai pengetahuan seperti moral, ilmu pengetahuan,
ketrampilan, dan lain sebagainya.
To increase the education level of the children, WIKA has
undertaken Kids Learning Center program, a non-formal
education aimed to provide additional knowledge such as
moral subjects, science, skills, and other subjects.
Layanan persalinan gratis
Free baby delivery treatment
Di bidang kesehatan, WIKA telah bekerjasama dengan
Rumah Zakat Indonesia dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi ibu-ibu hamil, melahirkan, makanan hingga
pendirian rumah bersalin gratis..
In the health sector, WIKA had cooperated with Rumah Zakat
Indonesia to provide free health treatments for pregnant
mothers, baby delivery, food and the development of free
clinics.
Penyuluhan kesehatan
Health training
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
akan kesehatan, WIKA telah melakukan sosialisasi melalui
penyuluhan, kunjungan ke rumah masyarakat dan kegiatan
kerja bakti.
In order to increase awareness of the community on the
importance of health issue, WIKA had conducted socializations
through trainings, visits to community homes and social works.
Senyum Mandiri
Mandiri Smile
Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang
ekonomi, WIKA telah bekerjasama dengan Rumah Zakat
Indonesia dengan memberikan pinjaman lunak kepada
beberapa kelompok usaha, terdiri dari 10-15 orang, untuk
mengembangkan usaha sehingga dapat berpenghasilan
dan berdiri sendiri.
To enhance community empowerment in economic sector,
WIKA had cooperated with Rumah Zakat Indonesia to provide
soft loans to several business groups of 10-15 people, to develop
small businesses to obtain earnings and become financially
independent.
Kegiatan CSR serupa lainnya juga dijalankan di berbagai
wilayah operasi WIKA, sehingga kesejahteraan masyarakat
akan terus meningkat.
Similar CSR activities were also carried out in other WIKA
operations, so that the welfare of the community would
continue to develop.
Sejarah PKBL WIKA
A brief history of WIKA PKBL
Program PKBL WIKA berawal dari dibentuknya Unit
Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi di
Lingkungan PT Wijaya Karya (PPEL-K WIKA), pada tanggal
25 Nopember 1991. Sesuai dengan namanya, kegiatan unit
tersebut hanya penyaluran pinjaman dana ke Mitra Binaan
Ekonomi Lemah dan Koperasi.
WIKA PKBL began during the formation of a Unit for the
Assistance for Small Business and Cooperatives Surrounding
WIKA operations (Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan
Koperasi di Lingkungan PT Wijaya Karya /PPEL-K WIKA) on 25
November 1991. As the name implies, at that time the unit only
provided loans to small business partners and cooperatives.
Dalam pertumbuhannya, PPEL-K bertransformasi menjadi
PKBL pada tanggal 4 Nopember 1999. Transformasi tersebut
memperluas program-program yang sudah ada dengan
memasukkan program Pembinaan Lingkungan. Laporan
tanggung jawab sosial WIKA dalam buku laporan ini
merupakan ringkasan dari program PKBL yang dijalankan
WIKA selama tahun 2009.
In the course of its growth, PPEL-K WIKA was transformed into
PKBL on 4 November 1999. The transformation had expanded
the existing programs by providing community development
programs. WIKA’s social responsibility report in this section were
a summary of the PKBL activities carried out by WIKA during
2009.
160 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Pelaksanaan PKBL WIKA di 2009
Implementation of PKBL WIKA in 2009
Pada tahun 2009, Unit PKBL telah menjalankan berbagai
kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan. Dalam Program Kemitraan, kegiatan PKBL
berupa pinjaman modal usaha bagi para pengusaha kecil
dan menengah, dengan menerapkan jasa administrasi yang
rendah sebesar 6 persen pertahun (flat) serta dukungan
pengembangan usaha melalui berbagai kegiatan pelatihan
manajemen dan dukungan pemasaran produk melalui
pameran. Sedangkan dalam Program Bina Lingkungan,
PKBL memberi bantuan sosial langsung kepada masyarakat
di sekitar Perusahaan, Proyek, Pabrik, Kawasan Industri,
Wilayah/Cabang dan anak perusahaan. Bantuan yang
diberikan adalah dalam bidang pendidikan, kesehatan dan
bencana alam.
In 2009, The PKBL Unit has undertaken several CSR activities
through Partnership and Community Development programs.
In the Partnership program, PKBL activities include the lending
of credits to small and medium sized enterprises (SME), by
implementing a low administration fee of a flat six (6) percent
per year, which was accompanied by the assistance for
business development in the form of management training
or marketing products through trade exhibitions. As in the
Community Development program, PKBL provided social
support directly to the community surrounding the Company,
the projects, factories, industrial estates, regions/branches
and the subsidiaries. Supports were provided in the field of
education, health and natural disasters.
Pada tahun 2009, PKBL WIKA telah mengeluarkan dana
sebesar Rp20,93 miliar dari anggaran yang dialokasikan
pada awal tahun sebesar Rp8,05 miliar, atau terdapat
kenaikan sekitar 159,90 persen. Realisasi penggunaan dana
adalah sebagai berikut:
• Pinjaman modal usaha ukm rp19.36 Miliar
• Pembinaan kemitraan rp204,85 juta
• Bina lingkungan rp1,18 miliar
• Biaya operasional kegiatan PKBL Rp182,66 juta.
In 2009, WIKA PKBL has provided funds amounted to Rp20.93
billion, derived from the budget initially allocated early in the
year amounted to Rp8.05 billion, or an increase by around
159.90 percent. Realization on the use of funds were as follows:
• Loans to SME’s as capital for businesses of Rp19.36 billion
• Partnership grant of Rp204.85 million
• Community development of Rp1.18 billion
• PKBL operational cost of Rp182.66 million
Sedangkan dana yang tersedia di tahun 2009 sebesar
Rp24,20 miliar dari dana dianggarkan di awal tahun sebesar
Rp9,59 miliar, atau terdapat kenaikan sebesar 152,45 persen.
Realisasi dana tersedia adalah sebagai berikut:
• Kas dan Setara Kas Awal Periode Rp1,22 miliar.
• Dana dari BUMN Pembina Rp4,55 miliar
• Pengembalian Pinjaman Mitra Binaan Rp17,97 miliar
• Jasa Administrasi Rp337,46 juta
• Jasa Giro Rp115,98 juta.
• Jasa Lain-lain Rp1,20 juta.
While available funds in 2009 reached Rp24.20 billion of
allocated funds in early of the year amounted to Rp9.59 billion,
or an increase of 152.45 percent. Details of the realization of
funds available were as follows:
• Cash and Cash Equivalent in initial period of Rp1.22 billion
• Funds from BUMN assistance of Rp4.55 billion
• Repayment of Partnership loans of Rp17.97 billion
• Administration services of Rp337.46 million
• Giro services of Rp115.98 million
• Other services of Rp1.20 million
Program Kemitraan
Partnership Program
Dalam Program Kemitraan, Unit PKBL WIKA telah
mengeluarkan dana sebesar Rp19,73 miliar dari yang
dianggarkan di awal tahun sebesar Rp7,26 miliar, atau
terdapat kenaikan sekitar 171,75 persen. Perincian realisasi
pengeluaran dana tersebut adalah sebagai berikut:
• Pinjaman Kemitraan Rp19,36 miliar
• Pembinaan/Hibah Rp204,85 juta
• Operasional Kemitraan Rp161,51 juta.
In the Partnership program, the WIKA PKBL Unit has channeled
funds of Rp19,73 billion from initially allocated during the early
year of R7,26 billion, or an increase around 171.75 percent.
Details of the funds materialized were as follows:
• Partnership Loan of Rp19.36 billion
• Assistance/Grant of Rp204.85 million
• Partnership Operations of Rp161.51 million.
Peminjaman dana dalam Program Kemitraan di tahun 2009,
telah dijalankan dalam empat sektor yaitu:
• Sektor Industri Rp100,00 juta
• Sektor Perdagangan Rp3,16 miliar
• Sektor Jasa Rp15,34 miliar
• sektor lainnya Rp763,00 juta.
The WIKA PKBL Partnership Loans in 2009, were carried out in
four sectors, these were:
• Industry sector amounted to Rp100.00 million
• Trade sector amounted to Rp3.16 billion
• Services sector amounted to Rp15,34 billion
• Other sector amounted to Rp763.00 million.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
161
Sedangkan dalam kegiatan pengembangan mitra binaan,
kegiatan lebih diarahkan pada pembinaan pemasaran
produk dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai
pameran di Jakarta.
While activities in partnership development, were directed to
the assistance of product marketing by participating them on
several exhibitions in Jakarta.
Tabel Penyaluran Dana Mitra Binaan per sektor tahun di
tahun 2008 dan 2009:
Following is a table on the channeling of funds in the
partnership sector in 2008 and 2009:
(in rupiah)
(dalam rupiah)
Sektor
Industri
Perdagangan
Perikanan
Jasa
Lainnya
Total
2008
2009
Sector
100.000.000
100.000.000
Industrial
2.459.221.518
3.161.684.736
Trade
Fisheries
80.000.000
-
2.985.190.644
15.337.268.406
Services
300.000.000
763.000.000
Other sectors
5.924.412.162
19.361.953.142
Total
Bina Lingkungan
Community Development
Dalam mengembangkan kegiatan Bina Lingkungan, Unit
PKBL telah mengeluarkan dana sebesar Rp1,20 miliar dari
BUMN Pembina yang dianggarkan di awal tahun sebesar
Rp725,00 juta, atau terjadi kenaikan sekitar 62,75 persen
sedangkan dana Bina Lingkungan dari BUMN Peduli yang
dialokasikan sebesar Rp770,53 juta.
To develop activities in the Community Development, the PKBL
Unit had channelled funds amounted to Rp1.20 billion from
BUMN Assistance allocated in the early of the year amounted
to Rp725.00 million, or increased by 62.75 percent, while funds
allocated on Community Development amounted to Rp770.53
million.
Realisasi penggunaan dana tahun ini untuk Bantuan
Sosial sebesar Rp1,18 miliar, dan untuk Operasional Bina
Lingkungan sebesar Rp21,15 juta.
Materialization on the use of funds in 2009 were as follows:
Social support of Rp1,18 billion, and Operations for Community
Development of Rp21.15 million.
Bantuan Sosial Bina Lingkungan PKBL WIKA tahun ini
menyalurkan pada enam sektor dan lima wilayah yaitu:
Bantuan sosial per sektor adalah:
• Sektor Bencana Alam Rp527,50 juta
• Sektor Pendidikan Rp183,74 juta
• Sektor Kesehatan Rp111,30 juta
• Sektor Sarana dan Prasarana Umum Rp17,50 juta
• Sektor Ibadah Rp150,00 juta
• Sektor Pelestarian Alam Rp189,90 juta.
WIKA PKBL social support on Community Development in 2009
were the channeling of funds in six sectors and five regions,
these include:
• Natural Disaster sector amounted to Rp527.50 million
• Education sector amounted to Rp183.74 million
• Health sector amounted to Rp111.30 million
• Facilities and Infrastructure sector amounted to Rp17.50 million
• Religious sector amounted to Rp150.00 million
• Natural Conservation sector amounted to Rp189.90 million
162 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Manajemen Risiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Bantuan per wilayah adalah:
• DKI Jakarta Rp300,04 juta
• Jawa Barat Rp319,40 juta.
• DI Yogyakarta Rp10,00 juta
• Jawa Timur Rp 25,00 juta
• Sumatera Rp 451,00 juta
• Nanggroe Aceh Darussalam Rp 74,50 juta
Regional supports were as follows:
• DKI Jakarta of Rp300.04 million
• West Java of Rp319.40 million
• DI Yogyakarta of Rp10.00 million
• East Java of Rp25.00 million
• Sumatera of Rp451.00 million
• Nanggroe Aceh Darussalam of Rp74.50 million
Tabel penyaluran Bina Lingkungan per sektor di tahun 2008
dan 2009:
The following is a table on fund channels in 2008 and 2009:
(in rupiah)
(dalam rupiah)
Sektor
Bencana Alam
2008
2009
Sector
-
527.500.000
Natural Disaster
194.311.000
183.743.000
Education/Training
Kesehatan
10.000.000
111.300.000
Health
Sarana Umum
15.000.000
17.500.000
Public Facility
Sarana Ibadah
221.000.000
150.000.000
Religious Facility
Pendidikan/Pelatihan
Pelestarian Alam
BUMN Peduli
Total
-
189.900.000
Natural Conservation
115.000.000
-
BUMN Care
555.311.000
1.179.943.000
Total
Akuntabilitas Laporan PKBL
Accountability of the PKBLReport
Laporan keuangan PKBL diaudit oleh auditor independen.
Perseroan menyusun laporan PKBL tersendiri dan
disampaikan kepada Menteri Negara BUMN. Pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan PKBL
tersedia di Sekretaris Perusahaan.
The PKBL report had been audited by an independent auditor.
The Company had published a separate PKBL report and
were submitted to the Minister of State Owned Enterprises,
shareholders and other stakeholders. The PKBL report is
available at the Corporate Secretary.
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
163
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi
Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan
Komisaris dan Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk,
menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh
atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun 2009.
Laporan Tahunan Perseroan tahun 2009 juga memuat
Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
Statement of the Board of Commissioners
and the Board of Directors
In accord to the Regulation No.40 of 2007 on Limited Liability
Company and Bapepam-LK Regulation No.X.K.6 on responsibility
of the Listed Company to deliver annual reports, we, the Board
of Commissioners and the Board of Directors of PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, hereby approved of and are fully responsible for the
accuracy of the Company’s 2009 Annual Report.
The Company’s 2009 Annual Report contains Consolidated
Financial Statement as of the years ended on December 31,
2009 and 2008.
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Ir. Agoes Widjanarko, MIP
Komisaris Utama/President Commissioner
DR. Amanah Abdulkadir, MA
Brigjend TNI (Purn.) Dadi Pratjipto, SE
Komisaris Independen/Independent Commissioner
Komisaris Independen/Independent Commissioner
Soepomo, SH, Sp.N, LL.M
Pontas Tambunan, SH, MM
Komisaris/Commissioner
Komisaris/Commissioner
Direksi/Board of Directors
Bintang Perbowo, SE, MM
Direktur Utama/President Director
Drs. Ganda Kusuma, MBA
Ir. Budi Harto, MM
Direktur Keuangan/Director of Finance
Direktur Operasi I /Director of Operation I
Ir. Slamet Maryono
Ir. Tonny Warsono, MM
Direktur Operasi II /Director of Operation II
Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan/
Director of Human Capital and Business Development
164 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laporan Keuangan
Financial Statement
i
Daftar Isi
ii - iii
Laporan Auditor Independen
Laporan Keuangan Konsolidasian
Neraca Konsolidasian
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
Laporan Perubahan Ekuitas
Konsolidasian
Laporan Arus Kas Konsolidasian
1-2
3
4
5
Catatan Atas Laporan Keuangan
Konsolidasian
6 - 116
117
Informasi Tambahan
i
Table of Contents
Independent Auditor's Report
The Consolidated Financial Statement
Consolidated Balance Sheet
Consolidated Statement of Income
Statement of Changes in Consolidated
Equity
Consolidated Statement of Cash Flow
Notes to Consolidated Financial
Statements
Suplementary Information
PIETER, UWAYS & REKAN
Register Public Accountants
A member Firm of Kingston Sorel International
Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003
Laporan Auditor Independen / Independent Auditor's Report
No. : 006/LA-PUR/GP/KSI/III/10
Pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi
The Stockholders, and the Board of Commissioners and
Directors
PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Wijaya
Karya (Persero), Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31
Desember 2009, serta laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan
konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dan Anak
Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2008 diaudit oleh auditor independen lain yang
laporannya bertanggal 4 Maret 2009 berisi pendapat wajar
tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian
tersebut Kami tidak mengaudit laporan keuangan anakanak
tersebut.
anak perusahaan sebagai berikut:
We have audited the consolidated balance sheets of PT
Wijaya Karya (Persero), Tbk and its subsidiaries as of
December 31, 2009, and the related consolidated
statements of income, changes in stockholders' equity
and cash flows for the year then ended. These financial
statements are the responsibility of the Company's
management. Our responsibility is to express an opinion
on these financial statements based on our audits. The
consolidated financial statements of PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk and its subsidiaries as of December 31,
2008 were audited by other independent auditor whose
report dated March 4, 2009 expressed an unqualified
opinion on those consolidated financial statements. We
dit the
th financial
fi
i l statements
t t
t off subsidiaries
b idi i as
did nott audit
follows:
1. PT Wijaya Karya Beton, anak perusahaan yang 78,40%
sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 28% dari aset konsolidasian dan pendapatan
21% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
2. PT Wijaya Karya Intrade, anak perusahaan yang 78,40%
sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 9% dari aset konsolidasian dan pendapatan
18% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
3. PT Wijaya Karya Realty, anak perusahaan yang 78,40%
sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 8% dari aset konsolidasian dan pendapatan
7% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
4. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, anak perusahaan yang
70,08% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 1% dari aset konsolidasian dan pendapatan
1% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
1. PT Wijaya Karya Beton, a 78,40% owned subsidiary,
which statements reflect total assets and revenues of
28% and 21% respectively of the consolidated total
assets and revenue, as at and for the year ended
December 31, 2009.
ii
2. PT Wijaya Karya Intrade, a 78,40% owned subsidiary,
which statements reflect total assets and revenues of
18% and 9% respectively of the consolidated total
assets and revenue, as at and for the year ended
December 31, 2009.
3. PT Wijaya Karya Realty, a 78,40% owned subsidiary,
which statements reflect total assets and revenues of
8% and 7% respectively of the consolidated total assets
and revenue, as at and for the year ended December
31, 2009.
4. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, a 70,08% owned
subsidiary, which statements reflect total assets and
revenues of 1% and 1% respectively of the consolidated
total assets and revenue, as at and for the year ended
December 31, 2009.
PIETER, UWAYS & REKAN
Register Public Accountants
A member Firm of Kingston Sorel International
Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003
5. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, anak perusahaan
yang 99% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 2% dari aset konsolidasian dan pendapatan
1% dari pendapatan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. �
6. PT Wijaya Karya Jabar Power, anak perusahaan yang
55% sahamnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya menyajikan aset pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar 0,16% dari aset konsolidasian.
5. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, a 99% owned
subsidiary, which statements reflect total assets and
revenues of 2% and 1% respectively of the consolidated
total assets and revenue, as at and for the year ended
December 31, 2009. �
6. PT Wijaya Karya Jabar Power, a 55% owned
subsidiary, which statements reflect total assets and
revenues of 0,16% of the consolidated total assets as at
December 31, 2009.
Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen
lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang
keseluruhan laporan tersebut telah diserahkan kepada kami,
dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlahjumlah untuk PT Wijaya Karya Beton, PT Wijaya Karya
Intrade, PT Wijaya Karya Realty, PT Wijaya Karya Insan
Pertiwi, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, dan PT Wijaya
Karya Jabar Power didasarkan semata-mata atas laporanlaporan auditor independen lain tersebut.
Those financial statements were audited by other
independent auditors whose unqualified opinion have
been furnished to us, and in our opinion, insofar it
relates to the amounts for PT Wijaya Karya Beton, PT
Wijaya Karya Intrade, PT Wijaya Karya Realty, PT
Wijaya Karya Insan Pertiwi, PT Wijaya Karya Bangunan
Gedung and PT Wijaya Karya Jabar Power,
Gedung,
Power is based on
solely on the reports of other independent auditors.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPKRI). Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan
dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing
standards established by the Indonesian Institute of
Public Accountants and Government Audit Standard
issued by Supreme Audit Institution of Republic of
Indonesia. Those standards require that we plan and
perform the audit to obtain reasonable assurance about
whether the financial statements are free of material
misstatement. An audit includes examining, on a test
basis, evidence supporting the amounts and disclosures
in the financial statements. An audit also includes
assessing the accounting principles used and significant
estimates made by management, as well as evaluating
the overall financial statement presentation. We believe
that our audits provide a reasonable basis for our
opinion.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan
laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan
konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dan Anak
Perusahaan tanggal 31 Desember 2009 dan hasil usaha
serta arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
In our opinion, based on our audits and the reports from
other independent auditors, the consolidated financial
statements referred to above present fairly, in all
material respects, consolidated financial position of PT
Wijaya Karya (Persero), Tbk as of December 31, 2009
and the consolidated results of its operations and its
cash flows for the year then ended in conformity with
generally accepted accounting principles in Indonesia.
iii
PIETER, UWAYS & REKAN
Register Public Accountants
A member Firm of Kingston Sorel International
Minister of Finance : KEP-389/KM.6/2003
Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan pokok secara keseluruhan.
Informasi tambahan tentang Laporan Keuangan Induk
perusahaan terlampir disajikan untuk analisis tambahan
terhadap laporan keuangan Konsolidasian dan bukan
merupakan bagian laporan keuangan pokok yang
diharuskan. Informasi tersebut telah menjadi obyek prosedur
audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan
keuangan Konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009, dan
menurut pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, berkaitan dengan laporan
keuangan pokok secara keseluruhan.
The purpose of our audit is to express an opinion on the
consolidated financial statements as a whole. The
attached parent company's financial statements are
presented for the purpose of additional analysis on the
consolidated financial statements and it is not a part of
the basic financial statements required by generally
accepted accounting principles. Those information has
been subjected to the auditing procedures applied in the
audit of consilidated fainancial statements of PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk., as of December 31, 2009, in our
opinion present fairly, in all material respect in relation to
the consolidated financial statements as whole.
Laporan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangundangan dan Pengendalian Intern, kami sampaikan secara
terpisah kepada manajemen dengan laporan kami no:
08/LA/PUR/GP/KSI/III/10 tanggal 8 Maret 2010
Compliance Report to Law and Regulation and Internal
Control, we submit separately to management with our
report no: 08/LA/PUR/GP/KSI/III/10 dated March 8,
2010
Ijin Akuntan Publik
Public Accountant License
29 Maret 2010
March 29, 2010
Laporan keuangan terlampir tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan
prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara dan
yurisdiksi selain Indonesia. Standar, prosedur dan praktek untuk
mengaudit laporan keuangan tersebut adalah yang berlaku umum dan
diterapkan di Indonesia.
iv
The accompanying financial statements are not intended to present
the finacial position, result of operations, changes in shareholders'
equity and cash flows in accordance with accounting principles and
practices generally accepted in countries and jurisdictions other
than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit
such financial statements are those generally accepted and applied
in Indonesia.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
(setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 96.433.563
tahun 2009 dan Rp 75.034.886 tahun
2008)
Pihak Hubungan Istimewa
Pihak Ketiga
Piutang Retensi
(setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 6.653.241 tahun
2009)
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Pendapatan Yang Akan Diterima
Piutang Lain-Lain
(setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 16.819.532
tahun 2009 dan Rp 16.627.387 tahun
2008)
Persediaan
Uang Muka
Pajak Dibayar Dimuka
Biaya Dibayar Dimuka
Jaminan Usaha
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan
Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Tanah Belum Dikembangkan
Aset Tetap
(setelah
dikurangi
akumulasi
penyusutan sebesar Rp 209.734.908
tahun
2009
dan
sebesar
Rp
168.888.168 tahun 2008 )
Setoran Dana Kerja Sama Operasi
Goodwill
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
ASET
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Catatan /
Notes
2008
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and Cash Equivalent
Trade Receivables
(Net of allowance for doubtful
accounts of Rp 96,433,563 in 2009
and Rp 75,034,886 in 2008 )
1.210.888.160
2e,3
1.051.432.167
203.693.856
668.376.900
404.839.180
2d,f,4
2f,4
2g,5
205.518.435
833.583.556
352.172.831
Related Parties
Third Parties
Retention Receivables
(Net of allowance
for doubtful
accounts of Rp 6,653,241 in 2009)
643.983.981
122.631.965
2h,2p,6
7
706.972.814
60.224.624
Due From Customer
Accrued Income
Other Receivables
(Net of allowance for doubtful
accounts of Rp 16,819,532 in 2009
and Rp 16,627,387 in 2008 )
76.428.845
1.044.472.772
181.772.149
226.343.376
177.479.831
1.619.382
4.962.530.398
8
2i,9
10
2y,11
2j,12
13
85.800.618
1.350.022.508
234.276.781
203.677.628
146.172.362
75.983
5.229.930.307
12.495.893
121.508.510
66.123.559
2y,22
2k,14
2l,15
19.708.510
21.589.497
332.207.429
142.774.616
10.048.964
52.924.232
738.083.204
2m,16
2n,17
2z,18
2y,19
335.877.846
94.753.932
12.561.205
57.002.513
541.493.503
Joint Operation Fund Deposits
Goodwill
Other Assets
Total Non Current Assets
5.771.423.810
ASSETS
5.700.613.602
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
1
Inventories
Advance
Prepaid Tax
Prepaid Expense
Business Guarantee
Total Current Assets
NON CURRENT ASSETS
Deferred Tax Assets
Investment in Associates
Land for Development
Fixed Assets
(Net of accumulated depreciation of
Rp 209,734,908 in 2009 and Rp
168,888,168 in 2008 )
The accompanying Notes to the Consolidated
Financial Statements form an integral part of the
financial statements
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman Jangka Pendek
Hutang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Hubungan Istimewa
Hutang Lain-lain
Kewajiban Bruto Pemberi Kerja
Hutang Pajak
Uang Muka Dari Pelanggan
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan Yang Diterima Dimuka
Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo
Dalam Satu Tahun
Hutang Bank
Jumlah Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban Pajak Tangguhan
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Uang Muka Proyek Jangka Panjang
Hutang Jangka Panjang Dikurangi
Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
Hutang Bank
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
HAK KEPEMILIKAN MINORITAS
156.503.407
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Catatan /
Notes
20
2008
603.838.743
1.103.504.794
59.515.116
26.737.623
18.144.602
207.151.667
121.441.112
986.086.634
756.439.593
21
2d,21
22
2h,2p,6
2y,23
2q,24
25
26
1.285.670.315
21.326.789
32.894.938
386.430
106.675.119
74.868.631
819.278.650
652.072.975
3.435.524.547
29
23.574.000
3.620.586.590
12.002.917
617.371.349
2a,b,23
2v1,27
2v1,28
629.374.265
102.773.556
30
6.426.000
683.439.809
NON CURRENT LIABILITIES
Deferred Tax Liabilities
Employee Benefits Liabilities
Advance for Long Term Projects
Long Term Liablities - Net of
Current Maturity
Bank Loan
Total Non Current Liablities
82.756.205
MINORITY INTEREST
3.718.383
8.037.914
665.257.512
EKUITAS
Modal Saham
Modal Dasar 16.000.000.000 saham,
nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
saham. Modal ditempatkan dan disetor
5.846.367.500
dan
5.846.154.000
saham tahun 2009 dan 2008.
Modal Saham yang diperoleh kembali
disajikan
dengan
nilai
nominal
176.686.500 saham dan 127.448.000
saham tahun 2009 dan 2008
Tambahan Modal Disetor
Perubahan ekuitas pada Perusahaan Anak
LIABILITIES AND EQUITY
CURRENT LIABILITIES
Short Term Loans
Trade Payables
Third Parties
Related Parties
Other Payables
Due to Customer
Tax Payables
Advance From Customers
Accrued Expenses
Unearned Revenue
Long-Term Liabilities of
Current Maturities
Bank Loan
Total Current Liablities
EQUITY
Share Capital
Authorized Capital 16,000,000,000
shares, par value of Rp 100 (full
amount) per share. Issued and paid
up
capital
5,846,367,500
and
5,846,154,000 in 2009 and 2008.
584.636.750
31
584.615.400
(17.668.650)
2t,32
(12.744.800)
564.159.304
8.813.220
2s,33
565.877.973
-
Treasury stock presented in par
value of 176,686,500 share and
127,448,000 share in 2009 and 2008
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
386.017.420
1.532.941.234
246.892.633
1.384.641.206
Additional Paid-in Capital
Changes in Equity of
Subsidiary Company
Foreign Exchange Translation
of Financial Statement
Retained Earnings
Total Equity
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
5.700.613.602
5.771.423.810
LIABILITIES AND EQUITY
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
6.983.190
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-
2
The accompanying Notes to the Consolidated
Financial Statements form an integral part of the
financial statements
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
175
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
Notes
2008
6.590.857.284
5.967.731.531
2w,36
2w,37
6.559.077.280
6.113.046.734
623.125.754
22.607.657
2w,38
2009
PENJUALAN BERSIH
BEBAN POKOK PENJUALAN
Laba Kotor Sebelum Bagian Laba
Proyek KSO
Laba (Rugi) Proyek KSO
Laba Kotor Setelah Bagian Laba
Proyek KSO
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF INCOME
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year
ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
645.733.410
442.931.521
NET SALES
COST OF SALES
Gross Profit Before Income
Portion of JO Project
Profit (Loss) JO Project
Gross Profit After Income
Portion of JO Project
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Jumlah Beban Usaha
2.421.380
158.361.039
160.782.419
2.589.810
152.411.483
155.001.293
OPERATING EXPENSES
Sales Expenses
General and Administrative Expenses
Total Operating Expenses
LABA USAHA
484.950.991
287.930.228
OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan Bunga
Laba (Rugi) Selisih Kurs - bersih
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap
Beban Bunga dan Denda
Beban Penyisihan Piutang
Beban Penurunan Nilai Persediaan
Beban Amortisasi Goodwill
Lain-lain Bersih
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Pajak Kini
Pajak Final
Pajak Tangguhan
Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak
LABA BERSIH SEBELUM
HAK MINORITAS
HAK MINORITAS ATAS LABA
ANAK PERUSAHAAN
LABA BERSIH
Laba Bersih Per Saham Dasar
(Rupiah penuh)
30.417.205
1.432.768
(2.000)
(51.764.196)
(41.274.146)
(45.046.450)
(2.512.241)
(28.092.939)
(136.841.998)
2w,39
2w,40
348.108.993
(37.459.198)
(123.866.051)
19.740.201
(141.585.048)
446.030.546
(3.099.025)
OTHER INCOME (EXPENSE)
53.743.541
Interest Income
26.437.634
Gain (Loss) in Foreign Exchange - Net
4.289.126
Gain on Disposal of Fixed Assets
(44.024.039)
Interest Expense and Penalty
(50.177.873) Allowance Expense for Doubtful Account
Impairment Expense for Inventory
Amortization Expense of Goodwill
(21.783.740)
Others - Net
(31.515.351)
Total Other Income (Expense) - Net
256.414.877
2a,b,23
2a,b,23
2a,b,23
206.523.945
(72.726.644)
(9.034.916)
(81.761.560)
174.653.317
PROFIT BEFORE INCOME TAX
INCOME TAX (EXPENSES)
Current Tax
Final Tax
Deferred Tax
Total Tax Expense
NET INCOME BEFORE
MINORITY INTEREST
MINORITY INTEREST ON GAIN
OF ITS SUBSIDIARIES
(17.301.869)
(18.618.922)
189.222.076
156.034.395
NET INCOME
33,37
26,75
Net Earning Per Share
(Full amount)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
3
176 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
The accompanying Notes to the Consolidated
Financial Statements form an integral part of the
financial statements
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
177
584,636,750
584,636,750
21,350
-
secara keseluruhan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan
Laba Bersih
SALDO PER 31 DESEMBER 2009
Selisih kurs penjabaran laporan keuan
Dividen
Bina Lingkungan
Prgram Kemitraan
Dana Cadangan Bertujuan
Cadangan lainnya
Eksekusi Opsi Saham
Saham diperoleh kembali
Kompensasi Berbasis Saham
Disagio saham diperoleh kembali
Perubahan ekuitas anak perusahaan
(17,668,650)
(17,668,650)
(4,923,850)
-
(12,744,800)
564,159,304
564,159,304
3,921,529
(5,640,199)
-
(11,461,806)
565,877,973
565,877,973
Laba Bersih
SALDO PER 31 DESEMBER 2008
577,339,779
584,615,400
584,615,400
Saham diperoleh kembali
Dividen
Bina Lingkungan
Program Kemitraan
Dana Cadangan Bertujuan
Cadangan lainnya
(12,744,800)
(12,744,800)
584,615,400
SALDO PER 1 JANUARI 2008
Additional PaidIssued and
Treasury stock
in Capital
Paid up Capital
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham
Modal
Tambahan
di peroleh
ditempatkan
modal disetor /
kembali /
dan disetor/
-
-
6,983,190
6,983,190
6,983,190
-
Selisih kurs
penjabaran
laporan keuangan
Foreign currency
translation
adjustment
4
8,813,220
8,813,220
8,813,220
-
-
Perubahan ekuitas
pada perusahaan
anak
Changes in Equity
of Subsidiary
Company
(21,350)
(21,350)
(21,350)
Stock Option
Opsi saham
75,609,402
154,713,703
154,713,703
-
79,104,301
79,104,301
79,104,301
30,349,054
41,985,009
41,985,009
-
11,635,955
11,635,955
11,635,955
Saldo laba yang ditentukan
penggunaannya /
Appropriated Retained
Cadangan
Cadangan
lainnya/
bertujuan/
Reserve
Reserve
(45,523,581)
(1,517,453)
(3,034,905)
(30,349,054)
(75,609,402)
117,982
189,222,076
189,340,058
-
(34,907,865)
(1,163,595)
(2,327,191)
(11,635,955)
(79,104,301)
117,982
156,034,395
156,152,377
129,256,889
Net Income
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2009
Stock Option Execution
Treasury Stock
Stock Based Compensation
Discount of Treasury
Changes in Equity of Subsidiaries
Foreign Exchange Translation
of Financial Statement
Dividend
Community Development
Funding for Small-Scale Business
Appropriation of General Reserves
Others Reserves
Net Income
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2008
Treasury stock
Dividend
Community Development
Funding for small scale business
Appropriation of General Reserve
Other Reserve
BALANCE AS OF JANUARY 1, 2008
financial statements
form an integral part of the
The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements
6,983,190
(45,523,581)
(1,517,453)
(3,034,905)
1,343,719,158
189,222,076
1,532,941,234
(4,923,850)
3,921,529
(5,640,199)
8,813,220
(24,206,606)
(34,907,865)
(1,163,595)
(2,327,191)
1,228,606,811
156,034,395
1,384,641,206
1,291,212,068
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk. AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Saldo laba
Jumlah
yang belum
ditentukan
Penggunaanny
Total equity
a/
Unappropriate
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOW
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year
ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kepada Pemasok
Pembayaran Kepada Direksi dan Karyawan
Pembayaran Beban Usaha dan Lainnya
Penerimaan Bunga
Pembayaran Bunga Pinjaman
Pembayaran-penerimaan Pajak
Penghasilan
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Penurunan (Penambahan) Jaminan Usaha
Pembelian Aktiva Tetap
Penempatan Saham Perusahaan Asosiasi
Penurunan (Kenaikan)Kerjasama Operasi
Pengeluaran Investasi Lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Kenaikan (Penurunan) Pinjaman Bank
Pembelian Kembali Obligasi
Pembelian Kembali Saham yang beredar
Setoran Modal
Pembayaran Dividen
Pembayaran Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan
Pembayaran Dividen Hak Minoritas
Perubahan Ekuitas pada Perusahaan Anak
Selisih Kurs Penjabaran
Laporan Keuangan
Kenaikan (Penurunan) dari Aktivitas
Pendanaan Lainnya
Setoran Modal
Bagian Laba Hak Minoritas yang
dikonsolidasikan
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN BERSIH KAS DAN
SETARA KAS
2008
6.789.386.493
(5.628.651.223)
(119.789.120)
(59.401.186)
30.417.205
(51.764.196)
(79.988.525)
6.382.186.684
(6.540.233.238)
(105.161.538)
(64.520.070)
53.743.541
(44.024.039)
(136.495.315)
CASH FLOWS FROM
OPERATING ACTIVITIES
Received from Customers
Payment to Suppliers
Payment for Director and Employee
Payment for Operating Expense and Others
Interest Receipt
Payment of Interest
Payment - Receipt of Income Tax
(454.503.975)
Net Cash Provided by (Used for)
Operating Activities
880.209.448
(1.543.399)
(39.964.347)
(101.800.000)
(25.413.026)
(40.455.781)
737.187
(123.685.912)
(18.000.270)
21.751.811
(672.745)
(209.176.554)
(119.869.929)
(477.335.336)
(10.564.051)
21.350
(45.523.581)
457.844.395
(133.443.664)
(24.206.605)
(34.907.865)
(4.552.358)
(6.516.623)
8.813.220
(3.490.786)
(5.080.895)
-
6.983.190
(204.582)
17.301.869
(511.576.901)
4.270.788
260.985.368
159.455.993
(313.388.536)
CASH FLOWS FROM
INVESTING ACTIVITIES
Decrease (Increase) Business Guarantee
Acquisition of Fixed Assets
Investment in Associated Company
Decrease (Increase) in Joint Operation
Increase in Other Investing Activities
Net Cash Provided by (Used for)
Investing Activities
CASH FLOWS FROM
FINANCING ACTIVITIES
Increase (Decrease) of Bank Loans
Payment of Bonds's Buy Back
Treasury Stock
Paid Up Capital Stock
Payment of Dividend
Payment of small scale business and
Community Development
Payment of Minority Interest Dividend
Changes in Equity of Subsidiary Company
Foreign Exchange Translation
of Financial Statement
Increase (Decrease) of
Other Finance Activities
Paid in capital
Consolidated of Gain
Minority Interest
Net Cash Provided by (Used for)
Financing Activities
INCREASE OF NET CASH AND
CASH EQUIVALENT
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA
AWAL TAHUN
1.051.432.167
1.364.820.703
BEGINNING BALANCE OF CASH AND
CASH EQUIVALENT
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA
AKHIR TAHUN
1.210.888.160
1.051.432.167
ENDING BALANCE OF CASH AND
CASH EQUIVALENT
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan
The accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
form an integral part of the
5
178 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
financial statements
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum
1. General
a. Pendirian Perusahaan
a. The Company's Establishment
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan")
didirikan berdasarkan Undang-undang No.19 tahun
1960 jo Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1961
tentang Pendirian Perusahaan Negara/PN "Widjaja
Karja" tanggal 29 Maret 1961. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 64 ini pula, perusahaan bangunan
bekas milik Belanda yang bernama Naamloze
Vennootschap Technische Handel Maatschappij en
Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan
nasionalisasi, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja.
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan") was
established based on Law No. 19 of 1960 in conjunction with
the Government Regulation No. 64 of 1961 dated March 29,
1961 regarding the establishment of State Company/PN
"Widjaja Karja". By the virtue of this Government Regulation
No. 64, construction company as formerly held by Dutch
namely
Naamloze Vennootschap Technische Handel
Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co imposed nationalization
was merged into PN Widjaja Karja.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tanggal 22
Juli 1971, PN. Widjaja Karja dinyatakan bubar dan
dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan
(PERSERO), sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat 3 Undang-undang No. 9 Tahun 1969 (Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 40 tahun 1969,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
2904). Selanjutnya Perseroan ini dinamakan "PT Wijaya
Karya", berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 110
tanggal 20 Desember 1972 yang dibuat di hadapan
Dian Paramita Tamzil, pada waktu itu pengganti dari
Djojo Muljadi, SH., Notaris di Jakarta, jo Akta
Perubahan Naskah Pendirian Perseroan Terbatas "PT
Wijaya Karya" No. 106, tanggal 17 April 1973 yang
dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di
Jakarta, keduanya telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Rpublik Indonesia dengan Keputusan No.
Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973, didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 1723 dan No.
1724 tanggal 16 Mei 1973, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal
21 September 1973, Tambahan No. 683.
Based on Government Regulation No. 40 dated July 22, 1971,
PN Widjaja Karja was dissolved and changed into new
corporation as Perseroan (Persero), as that mentioned in
paragraph 3 of article 2 of the Law No. 9 of 1969 of the
Republic of Indonesia (State Gazette of the Republic of
Indonesia No. 40 of 1969, Supplement No. 2904). Pursuant to
Notary Deed No. 110 dated December 20, 1972 of Dian
Paramita Tamzil, replacing Notary of Djojo Muljadi, SH, public
notary practicing in Jakarta jo. Notary Deed No. 106 dated April
17, 1973 of Kartini Muljadi, SH., Notary public practicing in
Jakarta, the company, henceforth is name "PT Wijaya Karya",
both Notary Deeds have been approved by Minister of Justice
of the Republic of Indonesia under the Decree No. Y.A.5/165/14
dated May 8, 1973, registered in Jakarta District Court No.
1723 and No. 1724 dated May 16,1973, and promulgated in
state gazette of the Republic of Indonesia No. 76 dated
September 21, 1973. Supplement to the state gazette No. 683.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah,
yang terakhir telah diubah dengan Akta No. 11 tanggal
10 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Masjuki, SH.,
pengganti Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta yang
telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor AHU-40110.AH.01.02 tahun
2008 tanggal 10 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 Nopember
2009 Nomor 94 Tambahan Nomor 27 Tahun 2009.
The company's article of association has been amended
several times, last amended by Act No. 11 dated June 10, 2008
are drawn up before Masjuki, SH., Substitute Imas Fatimah,
SH., Notary in Jakarta which has been approved by the Minister
of Justice and Human Rights Republic of Indonesia as stated in
the Decree of Ministry of Justice and Human Rights Number
AHU 40110.AH.01.02 in 2008 dated on July 10, 2008 and has
been published in the Republic of Indonesia dated November
24, 2009 No. 94 Supplement No. 27 in 2009.
6
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
179
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Akta tersebut merubah Akta Pernyataan Keputusan
Para Pemegang Saham sebelumnya yaitu Akta No. 28
tanggal 13 Agustus 2007 tentang Perseroan menjadi
Perusahaan Terbuka yang dibuat di hadapan Imas
Fatimah, SH., Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan
Anggaran Dasar No. 13 tanggal 11 September 2007
dibuat dihadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar ,
S.H, pengganti dari Imas Fatimah, S,H., Notaris di
Jakarta yang masing-masing telah disetujui Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan persetujuan No.W7-09068HT.01.04-TH.2007
tanggal 16 Agustus 2007 dan No. W7-10030HT.01.04TH.2007 tanggal 11 September 2007 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara tanggal 25 April 2008
Nomor 34 Tambahan 4961 Tahun 2008.
The above Deed changed Deed of Declaration of Shareholders
Decision No. 28 dated August 13, 2007 regarding the Company
became the Public Company made before Imas Fatimah, SH.,
Notary in Jakarta juncto Deed of Association Changes No. 13
dated September 11, 2007 drawn up before Nila Noordjasmani
Soeyasa Besar, SH, substitute of Imas Fatimah, S, H., Notary
in Jakarta, which each had been approved by the Minister of
Justice and Human Rights Republic of Indonesia with the
approval of No.W7-09068HT.01.04 -TH.2007 dated August 16,
2007 and No. W7-10030HT.01.04-TH.2007 on September 11,
2007 and has been announced in the State Gazette dated April
25 2008 No. 34 Supplement 4961 in 2008.
Perusahaan beralamat di Jl. D.I Panjaitan kav.9,
Jakarta Timur, perusahaan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1961.
The Company's headquarter is located at Jl. D.I. Panjaitan Kav.
9, East Jakarta. The Company started its activities in
commercial manner in 1961.
b. Bidang Usaha
b. Business Segment
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam
bidang jasa konstruksi, pabrikasi, jasa penyewaan,
keagenan, investasi, agroindustri, perdagangan,
pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan
kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi
dan pengembangan pada khususnya.
According to Article 3 of the Articles of Association, the goals
and objectives of the Company are particularly in the
development of construction industry, manufacturing, rental
services, agency, investment, agroindustry, trade, management
of area, services on capability improvement in the construction
services, developer and information technology.
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa
Konstruksi, Real Estate, Industri Pabrikasi dan
Perdagangan.
Business activity as currently conducted shall be Construction
Service, electrical Mechanical,Real Estate, Manufacturing and
Trading Industry.
c. Pengurus Perseroan
Dewan Komisaris :
c. Management of the Company
Board of Commissioner :
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang
Saham No. KEP-208/MBU/2007 tanggal 21 September
2007 dan Akta Pernyataan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara No. 149 tanggal 31 Agustus 2007
dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di
Jakarta, susunan Komisaris Perseroan pada tanggal 31
Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris
Komisaris
Based on Decree of the State Minister of State-Owned
Enterprises of the Republic of Indonesia No. KEP208/MBU/2007 dated September 21, 2007 and Deed No. 149
dated August 31, 2007 of Imas Fatimah, S.H., Notary in
Jakarta, the composition of the Company's Board of
Commissioners as of December 31, 2009 and 2008 is as
follows :
Ir. Agoes Widjanarko,. MIP
DR. Amanah Abdulkadir, MA
Brigjend TNI (Pur) Dadi Pratjipto, SE.
Pontas Tambunan, SH., MM
Soepomo, SH., SP.N., L.LM
7
180 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
President Commissioner
Independent Commissioner
Independent Commissioner
Commissioner
Commissioner
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Dewan Direksi
Board of Director :
Berdasarkan Akta No. 59 tanggal 23 Mei 2008
mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Tbk dibuat di
hadapan Notaris Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta,
susunan Direksi tanggal 31 Desember 2009 and 2008
sebagai berikut :
Based on the Deed No.59 dated May 23 2008 regarding
Statement of Meeting Resolution of the Company of PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk drawn up and passed before Notary Public
Imas Fatimah,SH., practicing in Jakarta,the composition of
Board of Director as of December 31, 2009 and 2008 is as
follows:
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Operasi I
Direktur Operasi II
Direktur Sumber Daya Manusia
dan Pengembangan
Bintang Perbowo, SE., MM.
Drs. R. Ganda Kusuma, MBA.
Ir. Budi Harto, MM.
Ir. Slamet Maryono
Ir. Tonny Warsono, MM
Komite Audit :
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris
No.52/DK/PT.WK/2009 tanggal 9 Oktober 2009,
susunan Komite Audit tanggal 31 Desember 2009,
adalah sebagai berikut :
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Audit Committee :
Based on the Letter of Board of Commissioner No.52/DK/PT.
WK/2009 dated October 9, 2009, the structure of Audit
Committee as of December 31 2009 is as follows:
DR. Amanah Abdulkadir, MA
Shalahuddin Haikal, MM., LLM
Ir. Mukti Wibowo
M. Slamet Wibowo, SE., MBA
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris
No.65/DK/WIKA/2008 tanggal 6 November 2008,
susunan Komite Audit tanggal 31 Desember 2008,
adalah sebagai berikut :
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
President Director
Director of Finance
Operational Director I
Operational Director II
Director of Human Resources
and Development
Chairman
Member
Member
Member
Based on the Letter of
Board of Commissioner
No.65/DK/WIKA/2008 dated November 6, 2008, the structure
of Audit Committee dated December 31, 2008 is as follows:
DR. Amanah Abdulkadir, MA
Rosmala, SE., Ak.
Ir. Tri Budi Santoso
Shalahuddin Haikal, MM., LLM
Chairman
Member
Member
Member
Sekretaris Perusahaan :
Berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Direksi
No.SK.02.01/A.DIR.00538/2009 tanggal 24 Desember
2009
dan
Surat
Keputusan
Direksi
No.SK.02.01/A.DIR.0362/2008
Pejabat
Sekretaris
Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah Natal
Argawan, SE., dan Pejabat Sementara Sekretaris
perusahaan per 31 Desember 2008 adalah Imam
Sudiyono.
Corporate Secretary
Based
on
the
Letter
of
Board
of
Director
No.SK.02.01/A.DIR.00538/2009, dated December 24, 2009 and
No. SK.02.01/A.DIR.0362/2008 , Official for the Corporate
Secretary as of December 31, 2009 was Natal Argawan, SE.,
and Temporary Official for the Corporate Secretary as of
December 31, 2008 was Imam Sudiyono.
Biaya remunerasi Direksi Perusahaan untuk tahun 2009
dan 2008 masing-masing sebesar Rp 5.263.939.239
(Rupiah penuh) dan Rp 3.852.572.482 (Rupiah penuh).
Biaya remunerasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk
tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp
1.973.071.511 (Rupiah penuh) dan Rp 1.523.547.087
(Rupiah penuh).
Remuneration cost of Board of Director of the Company for the
year 2009 and 2008 shall be respectively Rp 5,263,939,239
(Full amount) and Rp 3,852,572,482 (Full amount).
Remuneration cost of Board of Commissioner of the Company
for the year 2009 and 2008 shall be respectively Rp
1,973,071,511 (Full amount) and Rp 1,523,547,087 (Full
amount) .
8
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
181
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Jumlah karyawan Perusahaan (organik dan non
organik) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
masing-masing adalah 1.290 orang dan 1.268 orang
(tidak diaudit).
The Company has 1.290 and 1.268 employees (organic and
non-organic) as of December 31, 2009 and 2008, respectively
(unaudited).
d. Perusahaan Anak
d. Subsidiary Company
Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50%
saham anak perusahaan, dengan rincian sebagai
berikut:
Nama perusahaan/ The
Company
Bidang usaha/ Line of
Business
PT Wijaya Karya Beton
PT Wijaya Karya Realty
PT Wijaya Karya Intrade
PT Wijaya Karya Insan
Pertiwi
PT
Wijaya
Karya
Bangunan Gedung
PT Wijaya Karya Jabar
Power
Concrete Industry
Real Estate
Trading
Construction, Electrical
Mechanical
Construction and
Engineering
Upstream
The Company directly owned more than 50% shares on
subsidiaries as follows:
Kegiatan
Komersial/
Commercial
Operations
1997
2000
2000
Persentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
78.40%
78.40%
78.40%
1984
2008
Phase of
Development
Seluruh anak perusahaan berdomisili di Indonesia.
Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/ Total
assets (before elimination)
2009
1,596,807,892
456,986,844
522,764,204
2008
1,370,998,105
421,879,881
650,195,372
70.08%
48,828,659
34,603,012
99%
133,240,523
50,093,001
55%
8,913,749
-
The entire subsidiaries are domiciled in Indonesia.
PT Wijaya Karya Beton ("WIKA BETON")
PT Wijaya Karya Beton ("WIKA BETON")
WIKA BETON merupakan anak perusahaan dari
Perseroan. Sebelum menjadi anak perusahaan, sejak
tahun 1974 WIKA BETON merupakan bagian dari induk
perusahaan yaitu Divisi Produk Beton. Seiring dengan
visi dan misi perseroan maka WIKA BETON resmi
menjadi anak perusahaan pada tanggal 11 Maret 1997
sesuai dengan Akta Perseroan Terbatas WIKA BETON
No.44 tanggal 11 Maret 1997, yang dibuat di hadapan
Achmad Bajumi, SH, selaku pengganti dari Imas
Fatimah, SH. Notaris di Jakarta.
WIKA BETON constitutes subsidiary of the company. Before
being subsidiary of the company, since in 1974, WIKA BETON
was the part of the company i.e. Division of Concrete Pruduct.
Along with the vission and mission of the company, then
consequently, WIKA BETON was officially established as
subsidiary of the company on the date of March 11, 1997 in
accordance with Deed of Limited Company of WIKA BETON
No.44 dated March 11, 1997 drawn up and passed before
Achmad Bajumi, SH, then as alternate notary public for Imas
Fatimah, SH. Notary public practicing in Jakarta.
Anggaran Dasar Perseroan yang termuat dalam Akta
Pendirian, telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar
WIKA BETON No.31 tanggal 15 Agustus 2007 ("Akta
No. 31") yang dibuat dihadapan Hambit Maseh, S.H.,
Notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan persetujuan No. W7-09069
HT.01.04.TH.2007 tanggal 16 Agustus 2007. Alamat
kantor pusat WIKA BETON di Jalan D.I Panjaitan Kav.
3-4, Jakarta. Perusahaan dalam menjalankan
operasinya mempunyai 6 Wilayah Penjualan ("WP")
dan 7 Pabrik Produk Beton ("PPB"), yang berlokasi
tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
Articles of association of the company has been amended
several times and most recently by Deed of Amendment to
Articles of Association of WIKA BETON Number 31 dated
August 15, 2007 (Deed No.31) drawn up and passed before
Hambit Maseh, S.H., Notary practicing in Jakarta, so obtained
approval from Minister of Justice and Human Right of the
Republic of Indonesia Number W7-09069 HT.01.04.TH.2007
dated August 16 2007. Head office of WIKA BETON is located
at Jalan D.I. Panjaitan Kav 3-4 Jakarta. The company in
implementing the operation has 6 Selling Areas ("WP") and 7
Concrete Producing Plant ("PPB") have spreading location
within several Indonesian teritories.
9
182 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Berdasarkan Anggaran Dasar WIKA BETON, kegiatan
usaha WIKA BETON bergerak dalam bidang usaha
industri beton, jasa konstruksi dan bidang usaha lainnya
yang terkait.
Based on the Articles of association of WIKA BETON, business
activities of WIKA BETON shall engage in the business of
providing concrete industry, construction services and such
other related business fields.
Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa WIKA BETON No.15 tanggal 30
April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH.,
Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham WIKA BETON adalah sebagai
berikut :
Based on the deed of minutes of General Extraordinary Meeting
of Shareholders of WIKA BETON No.15 dated April 30, 2007,
drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Public Notary
Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the
structure of shareholders of WIKA BETON shall be as follows :
Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share
Saham/Share Rupiah penuh/Full amount
%
4,600,000,000
460,000,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA
- Koperasi Karya Mitra Satya
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
901,600,000
14,835,000
233,565,000
1,150,000,000
3,450,000,000
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
90,160,000,000
1,483,500,000
23,356,500,000
115,000,000,000
345,000,000,000
78.40%
1.29%
20.31%
100%
Financial Data Summary
2009
1,596,807,892
1,337,989,202
258,818,690
2008
1,370,998,105
1,176,375,961
194,622,144
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
PT Wijaya Karya Realty ("WIKA REALTY")
PT Wijaya Karya Realty ("WIKA REALTY")
WIKA REALTY didirikan tanggal 20 Januari 2000
berdasarkan akte Notaris Imas Fatimah, SH., No.17,
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Negara
Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Nomor S01/MDU.1-PBUMN/1999, tentang persetujuan Pendirian
Anak Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero). Akte
pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-20856 HT
01.01.TH 2000, tanggal 15 September 2000. Maksud
dan tujuan WIKA REALTY telah dituangkan dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No.67 Notaris Imas
Fatimah, SH., di mana perusahaan bergerak di bidang
usaha Realty dan bidang properti, memulai kegiatan
komersialnya pada tanggal 21 Januari 2000. Pada
tanggal 21 Juli 2004, dalam rangka peningkatan modal
dasar perusahaan dan pemecahan nilai saham.
Anggaran dasar perusahaan dirubah dengan akta
nomor 4 dari Notaris Imas Fatimah, SH. Perubahan ini
telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia RI No.C-1689 HT 01.04.TH
2004 tanggal 8 Juli 2004.
WIKA REALTY was officially established on the date January
20, 2000 based on Notarial Deed of Imas Fatimah, SH., No.17
so obtained approval from State Minister for Investment and
Guidelines of BUMN number S-01/MDU.1-PBUMN/1999
regarding approval for Establishment of Subsidiary Company of
PT Wijaya Karya (Persero). Deed of Establishment has been
approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia
No.C-20856 HT 01.01.TH 2000 dated September 15, 2000. The
purpose and objective of WIKA REALTY shall have been
entered into Deed of Statement Meeting Resolution No.67
Notary Public of Imas Fatimah, SH., in which the company shall
engage in the business of providing Realty and property
business field and commence the activities on January 20,
2000. On the date of July 21, 2004, for the purpose of the
Company authorized capital increase and share value fraction.
Articles of association of the company was amended by deed
No 4 from Public Notary, Imas Fatimah, SH. The amended has
been approved by Minister of Justice and Human Right of the
Republic of Indonesia No.C-1689 HT 01.04.TH 2004 dated July
8, 2004.
10
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
183
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Perubahan
terakhir
adalah
berdasarkan
Akta
Perubahan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Realty
Tbk. No.33 tanggal 15 Agustus 2007 ("Akta No.33")
yang dibuat di hadapan Hambit Maseh,SH. Notaris di
Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.W709022HT.0104.TH 2007 tanggal 21 Agustus 2007.
Recent amendment shall be made on the basis of Deed
Amendment to Articles of Association of PT Wijaya Karya
Realty Tbk. No.33 dated August 15, 2007 ("Deed No.33")
drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary public
practicing in obtained approval from Minister of Justice and
Human Right of the Republic of Indonesia
No.W709022HT.0104.TH 2007 dated August 21, 2007.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.67
tanggal 15 Agustus 2001 Notaris Imas Fatimah,SH.,
maksud dan tujuan bidang usaha WIKA REALTY yaitu
Realty, Property dan Jasa kecuali jasa di bidang hukum
dan pajak.
Based on the Deed of Statement of Meeting Resolution No.67
dated August 15, 2001 of Notary of Imas Fatimah,SH., the
purpose and objective of WIKA REALTY business field shall be
Realty, Property and services, except services in legal and tax
field.
Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa WIKA REALTY No.17 tanggal 30
April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH.,
Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham WIKA REALTY adalah sebagai
berikut :
Based on the deed of minutes of General Extraordinary Meeting
of Shareholders of WIKA REALTY No.17 dated April 30, 2007,
drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary
Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the
structure of shareholders of WIKA REALTY shall be set forth
as follows :
Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share
Saham/Share
Rupiah penuh/Full amount
%
2,800,000,000
280,000,000,000
548,800,000
54,880,000,000
78.40%
9,030,000
903,000,000
1.29%
142,170,000
14,217,000,000
20.31%
700,000,000
70,000,000,000
100%
2,100,000,000
210,000,000,000
Pemegang Saham / Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA
- Koperasi Karya Mitra Satya
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
-
Financial Data Summary
2009
456,986,844
337,865,808
119,121,037
PT Wijaya Karya Intrade ("WIKA INTRADE")
2008
421,879,881
318,122,335
103,757,546
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
PT Wijaya Karya Intrade ("WIKA INTRADE")
WIKA INTRADE didirikan tanggal 20 Januari 2000
berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.16 dibuat di
hadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar,SH.,
pengganti dari Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, di
mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan
C-19656HT 01.TH 2000 tanggal 4 September 2000
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.10 tanggal 2 Pebruari 2001. Anggaran
Dasar WIKA INTRADE telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir mencakup perubahan nilai nominal
modal dasar, dengan Akta Notaris Imas Fatimah, SH.,
No.3 tanggal 2 Juni 2004.
WIKA INTRADE was officially established on January 20, 2000
on the basis of Notarial Deed of Limited Liability Company
No.16 drawn up and passed before Nila Noordjasmani Soeyasa
Besar, SH., then as an alternate notary public Imas Fatimah,
SH. Notary Public practicing in Jakarta, in which has obtained
appoval from Minister for Laws and Regulations of the Republic
of Indonesia No.C-19656 HT 01.TH 2000 dated September 4,
2000 and promulgated in State Gazette of the Republic of
Indonesia No.10 dated February 2, 2001. Articles of
Association of WIKA INTRADE was amended in several times
and most recently by amendment to Par Value of Authorized
Shares, under Notarial Deed of Imas Fatimah, SH., No.3 dated
June 2, 2004
11
184 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Perihal Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham dan pengesahan dari Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia RI No.C16985.HT. 01.04.TH 2004 tanggal 8 Juli 2004, serta
telah terdaftar dalam Daftar Perusahaan di Jakarta
Timur TDP No. 090415115039 tanggal 26 Juli 2004.
Regarding Statement of General Meeting Resolution of
Shareholders and Legalization from Ministry of Law and Human
Rights of the Republic of Indonesia No.C-16985.HT.01.04.TH
2004 dated July 8, 2004, and registered in Registration of the
Company in East Jakarta TDP No.090415115039 dated July
26, 2004.
WIKA INTRADE bergerak dalam bidang industri dan
perdagangan umum baik untuk memenuhi permintaan
dalam negeri maupun luar negeri yang meliputi Bisnis
Unit Metal, Konversi Energi, Pressing dan Jasa
Handling Ekspor dan Impor.
WIKA INTRADE shall engage in the business of providing
public Industry and Trading both in order to fulfill domestic and
foreign requirements including business unit such as Metal,
Energy Conversion, Pressing, Exported and Imported Handling
Services.
Berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa WIKA INTRADE No.19 tanggal 30
April 2007, dibuat di hadapan Hambit Maseh, SH.,
Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham WIKA INTRADE adalah sebagai
berikut :
Pursuant to deed of minutes of Extraordinary General Meeting
of Shareholders of WIKA INTRADE No.19 dated April 30, 2007,
drawn up and passed before Hambit Maseh, SH., Notary
Practicing in Jakarta, the structure of capitalization and the
structure of shareholders of WIKA INTRADE shall be set forth
as follows :
Nilai Nominal/Par Value of Rp.100,- per share
Saham/Share Rupiah penuh/Full amount
%
1,080,000,000
108,000,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT WIKA
- Koperasi Karya Mitra Satya
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
211,680,000
3,483,000
54,837,000
270,000,000
810,000,000
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
21,168,000,000
348,300,000
5,483,700,000
27,000,000,000
81,000,000,000
78.40%
1.29%
20.31%
100%
Financial Data Summary
2009
522,764,204
497,158,726
25,605,477
2008
650,195,372
606,501,617
43,693,755
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi ("WIKA INSAN PERTIWI")
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi ("WIKA INSAN PERTIWI")
PT Wika Insan Pertiwi merupakan perseroan swasta
nasional yang mengkhususkan di bidang konstruksi
mekanikal dan elektrikal, dengan berbagai pengalaman
di
proyek-proyek
Pembangkit
Tenaga
Diesel,
Pembangkit Listrik Panas Bumi dan lainnya.
PT Wika Insan Pertiwi shall constitute national private
company engaging in special manner in mechanical electrical
construction with various experiences in projects of Diesel
Powered Electrical Generator, Geothermal Powered Electrical
Generator and others.
Pada November 2008 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
telah mengambil alih 70.08% saham PT Catur Insan
Pertiwi dan menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi.
As of November 2008, PT Wijaya Karya (Persero),Tbk. have
taken over 70,08% shares of PT Catur Insan Pertiwi and finally
become PT Wijaya Karya Insan Pertiwi.
Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang
saham PT Wika Insan Pertiwi :
The Structure of capitalization and composition of the structure
of shareholders of PT Wika Insan Pertiwi :
12
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
185
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Nilai Nominal/Par Value of Rp.1.000.000,- per share
Saham/Share Rupiah penuh/Full amount
%
625
625,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Widjanarko Tantono
- Suprapto
- Ir. Hastjaryo
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
438
93
32
62
625
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
438,000,000
93,000,000
32,000,000
62,000,000
625,000,000
-
70.08%
14.88%
5.12%
9.92%
100%
Financial Data Summary
2009
48,828,659
32,120,616
16,708,043
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
2008
34,603,012
17,374,375
17,228,637
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung ("WIKA GEDUNG")
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung ("WIKA GEDUNG")
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung didirikan sesuai
Akta No.43 tanggal 24 Oktober 2008 dibuat di hadapan
Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar
telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat No.
AHU.92223.AH.01.01.TH 2008 tanggal 1 Desember
2008.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung was officially established
pursuant to Deed No.43 dated October 24, 2008 drawn up and
passed before Imas Fatimah, SH. Notary Public practicing in
Jakarta, whose Articles of association of the Company has
obtained legalization from Minister of Law and Human Rights of
the Republic of Indonesia under the letter No.
AHU.92223.AH.01.01. TH 2008 dated December 1, 2008.
Maksud dan tujuan dari Perseroan adalah Industri
konstruksi dan tehnik, jasa pemborongan dengan pola
pembayaran termin maupun turnkey/Bangun Operasi
Serah, pengelolaan dan penyewaan gedung/kawasan
niaga terpadu, perdagangan dan pemeliharaan
peralatan
serta
material
konstruksi,
layanan
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi dan
tehnik pada khususnya sesuai dengan prinsip-prinsip
perseroan terbatas.
The purpose and objective of the company shalll be
construction and engineering industry, contracting services
under the pattern of termyn and turnkey progress/Build Operate
Transfer (BOT), building/ integrated commercial area
management and rental, equipment construction material
trading and maintenance and capability improvement services
in construction and engineering services especially in
accordance with the principles of limited company.
Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang
saham PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung adalah
sebagai berikut :
The Structure of capitalization and composition of the structure
of shareholders of PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung :
Nilai Nominal/Par Value of Rp.1.000.000,- per share
Saham/Shares Rupiah penuh/Full amount
%
200,000
200,000,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karyawan PT Wijaya Karya (Kokar Wika)
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
49,500
500
50,000
150,000
13
186 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
49,500,000,000
500,000,000
50,000,000,000
150,000,000,000
99%
1%
100%
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
Financial Data Summary
2009
133,240,523
76,212,986
57,027,536
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
2008
50,093,001
50,093,001
PT Wijaya Karya Jabar Power ("WIKA JABAR POWER")
PT Wijaya Karya Jabar Power ("WIKA JABAR POWER")
PT. Wijaya Karya Jabar Power didirikan sesuai Akta
No.2 tanggal 16 Juli 2009 dibuat di hadapan A.Budy
Prihastyanti Suryaningsih, SH., di Bandung yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C388.HT.03.01.TH 2000.
PT. Wijaya Karya Jabar Power was officially established
pursuant to Deed No.2 dated July 16, 2009 of A.Budy
Prihastyanti Suryaningsih, SH. Notary practicing in Bandung,
whose Articles of association of the Company has obtained
legalization from Minister of Law and Human Rights of the
Republic of Indonesia under the letter No.C-388.HT.03.01.TH
2000.
The purpose and objectives of the Company is to conduct
efforting up stream geothermal development and the down
stream development of Power Geothermal (PLTP) and held
until the electricity business by Power Plant by utilizing
geothermal heat source earth where is located in the area of
Mount Tampomas Sumedang and Subang Province of West
Java.
Maksud
dan
tujuan
dari
Perseroan
adalah
menyelenggarakan usaha pengembangan Panas Bumi
sisi hulu (up stream) dan pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di sisi hilir (down
stream)
dan
menyelenggarakan
usaha
ketenagalistrikan sampai dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi dengan memanfaatkan sumber
panas bumi yang berada di daerah Gunung Tampomas
Kabupaten Sumedang dan Subang Propinsi Jawa
Barat.
Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang
saham PT. Wijaya Karya Jabar Power adalah sebagai
berikut :
The Structure of capitalization and composition of the structure
of shareholders of PT. Wijaya Karya Jabar Power as follows :
Nilai Nominal/Par Value of Rp.10.000,- per share
Saham/Shares Rupiah penuh/Full amount
%
3,600,000
36,000,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- PT Jasa Sarana
- Resources Java Tehnik.MI
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
495,000
360,000
45,000
900,000
2,700,000
4,950,000,000
3,600,000,000
450,000,000
9,000,000,000
27,000,000,000
Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
55%
40%
5%
100%
Financial Data Summary
2009
8,913,749
27,084
8,886,665
2008
-
Description
Total Assets
Total Liabilities
Equity
14
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
187
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
e. Penawaran Umum Saham Perusahaan
e. Public Offering the Company Shares
Pada tanggal 11 Oktober 2007, Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam
dengan suratnya No.S-5275/BL/2007 untuk melakukan
penawaran perdana kepada masyarakat atas
1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai
nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp
420 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Oktober
2007.
Seluruh saham perusahaan sebanyak 5.846.367.500
saham pada tahun 2009 dan 5.846.154.000 saham
pada tahun 2008 telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia
On October 11, 2007, the Company has obtained effective
statement from the Chairman of Capital Market Supervisory
Agency under the letter No.S-5275/BL/2007 to conduct initial
public offering for 1,846,154,000 shares of New Serie B, with
par value of Rp 100 per share and bid price of Rp 420 per
share. Such shares shall be listed in Jakarta Stock Exchange
on October 29, 2007.
Program Penjatahan
Allocation/ESA)
Shares Allocation Program
Saham
(Employee
All share of the company of 5,846,367,500 shares in 2009 and
5,846,154,000 shares in 2008 have been listed in Indonesian
Stock Exchange.
Stock
Program ESA adalah penjualan saham Perseroan
kepada peserta program ESA, melalui penjatahan pasti
pada saat penawaran umum perdana saham
dilaksanakan. Jumlah saham dalam program ESA
sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham,
dengan harga diskon sebesar 20% (Dua puluh persen)
dari harga Penawaran Umum, yang harus dibayar
secara penuh oleh peserta program ESA pada saat
melakukan Pemesanan Saham. Saham yang diperoleh
dari program ESA diberlakukan Lock Up Period selama
8 bulan sejak pencatatan di BEJ. Adapun beban diskon
harga sebesar 20% tersebut akan ditanggung oleh
Perseroan.
ESA Program shall be individual shares selling offered to the
participant of ESA program, through definite allocation at the
time of initial public offer implementation. The total amount of
shares in ESA program shall be at most of 10% of total shares
so offered in Initial Public Offer of Shares, with the discounted
price of 20% (Twenty percent) of Public Bid Price so fully
payable by participant of ESA program in the course of shares
order implementation. The acquired shares from ESA program
shall apply Lock Up Period within 8 months as of the date of list
in BEJ. The discounted price of 20% shall be duly borne by the
company.
Dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran
umum kepada masyarakat tersebut sebesar 10% atau
sebanyak 184.615.400 lembar saham biasa seri B
dijatahkan secara khusus kepada manajemen dan
karyawan perusahaan melalui program penjatahan
saham untuk pegawai perusahaan.
From the total shares offered in public offering of 10% or
184,615,400 shares of general of serie B shall be allocated in
special manner to the management and employee of the
company through shares allocation program to the Employee
Stock Allocation/ESA.
Program ESA diimplementasikan sesuai dengan
Peraturan Bapepam No. IX.A.7.
ESA Program shall be implemented in accordance with
Regulation of Capital Market Supervisory Agency No.
IX.A.7.
The ESA share portion to management (both management and
supervisor) shall be 22.5% under distribution of 17.5%, to
management of the parent company and 5% to subsidiary
company. ESA share portion to the employee shall be 77.5%
under the distribution of 62.5% to the employee parent
company and 15% to the employee of subsidiary company.
Porsi saham ESA untuk manajemen (pengurus dan
pengawas) adalah sebesar 22,5% dengan pembagian
sebesar 17,5% untuk manajemen perusahaan induk
dan sebesar 5% untuk manajemen anak perusahaan.
Adapun porsi saham ESA untuk pegawai sebesar
77,5% dengan pembagian sebesar 62,5% untuk
pegawai perusahaan induk dan sebesar 15% untuk
pegawai anak perusahaan.
15
188 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
1. Umum - Lanjutan
1. General - Continued
Opsi Pembelian Saham untuk Manajemen dan
Karyawan
Program ESOP/MSOP adalah pemberian Hak Opsi
Pembelian
Saham
kepada
peserta
Program
ESOP/MSOP untuk membeli saham baru yang akan
dikeluarkan dari portepel Perseroan sebanyakbanyaknya 5% dari modal ditempatkan dan disetor
dalam Perseroan yang berdasarkan Peraturan
Bapepam No.IX.D.4 merupakan maksimum saham
yang dapat diterbitkan oleh perusahaan publik dalam
periode 5 (lima) tahun tanpa memberikan hak lebih
dahulu kepada pemegang saham lama (Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu/HMETD).
Shares Purchase Option for Management and Employees
Lihat catatan 31 & 33
See note in 31 & 33
ESOP/MSOP program is the grant for the Right of Share
Purchase Option to the Participant of ESOP/MSOP program to
purchase new shares so duly issued by portfolio of company of
5% of subscribed and paid up capital in the Company on the
basis of Regulation of Capital Market Supervisory Agency
No.IX.D.4 constituting maximum share that may be issued by
the public company within the period of 5 years without prior
right grant to the former shareholders (First Stock Subscription
Right/HMETD).
2. Kebijakan Akuntansi
2. Accounting Policy
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Basis of consolidated financial statements presentation
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan
Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tanggal 13 Maret
2000 mengenai Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan serta Surat Edaran Bapepam Nomor SE02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik untuk Industri Konstruksi.
The consolidated financial statements have been prepared in
accordance with accounting principles generally accepted in
Indonesia, namely Statement of Financial Accounting Standard
(PSAK), and Regulation of Capital Market Supervisory Board
No.VIII.G.7 dated March 13, 2000 regarding Guidelines for
Presentation of Financial Statement and Circular Letter of
Capital Market Supervisory Board Number SE-02/PM/2002
dated December 27, 2002 regarding Financial Statement
Presentation Guidelines for Construction Public Company.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan
arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan adalah konsep harga perolehan,
kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai
yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan
nilai realisasi bersih.
The consolidated financial statements, except for the
statements of cash flows are prepared using the accrual basis
of accounting. The measurement basis used is historical cost,
except for inventory which is stated in the lower cost and net
realizable value.
Laporan
arus
kas
konsolidasian
disusun
menggunakan metode langsung dan arus kas
diklasifikasikan atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Consolidated cash flows are prepared based on direct method
by classifying cash flow on the basis of operating, investing and
financing activities.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang
Rupiah yang merupakan mata uang fungsional
perusahaan dan Anak perusahaan
The reporting currency used in the preparation of the
consolidated financial statements is Indonesia Rupiah which is
the functional currency of the company and Subsidiaries
16
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
189
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
b. Prinsip - prinsip Konsolidasi
b. The principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan
keuangan Perseroan dan Perusahaan Anak dengan
kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun
tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang
pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat
pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi
kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan
dananya kepada Perusahaan.
Consolidated financial statement shall include the financial
statement of the Company and Subsidiaries which are owned
more than 50% either directly or indirectly, except for the
subsidiary which is intended to be temporarily controlled or
operated under long-term restrictions; which significantly effects
the ability to transfer funds to the Company.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara
Perusahaan Anak di dalam Perusahaan Induk telah
dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian.
The consequence of all transaction and balance made among
the Subsidiaries within the Parent Company have been
eliminated in the presentation of consolidated financial
statement.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian
laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan
secara konsisten oleh Perusahaan Anak, kecuali
dinyatakan secara khusus.
Accounting policy so required in the presentation of
consolidated financial statement has been applied consistently
by the Subsidiaries, unless otherwise expressly stated in
special manner.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas
Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih
dan ekuitas Anak perusahaan tersebut
The Net Minority interest on gain (loss) and equity of
subsidiaries are stated at the proportion of ownership of the
minority shareholders on gain (loss) and equity of the related
subsidiaries.
Penyertaan pada Perusahaan Anak seperti dijelaskan
pada catatan 1d.
Participation in Subsidiary shall be notified in Notes 1d.
c. Transaction and Balance in Foreign Currency
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan perusahaan dan anak perusahaan
dilakukan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi
selama tahun berjalan dalam mata uang asing
dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal
neraca, aset dan kewajiban moneter dalam uang
asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul
dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian
dalam tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31
Desember 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Financial recording of the company and subsidiary company
made in Rupiah currency. Transactions denominated in foreign
currencies are converted into rupiah at the exchange rate
prevailing at the date of transactions. At the balance sheet date,
monetary asset and liabilities in foreign currencies are
translated into Rupiah currency at the middle rate of Bank
Indonesia at the date. Exchange gains and losses arising are
recognized in the consolidated statement of income. As of
December 31, 2009 and 2008, the exchange rates were used
as follows :
2009
Dolar Amerika Serikat
Euro Eropa
Yen Jepang
Dolar Singapura
Dinar
2008
9,400
13,509.68
101.68
6,698.51
133.61
17
190 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
10,950
15,432
121,22
7,608
156.24
United States of America Dollar
European Euro
Japanese Yen
Singapore Dollar
Dinar
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
d. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d. Related Parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
7, "Pengungkapan atas pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa". diartikan sebagai berikut :
The company has transactions with other parties establishing
special relationship. In accordance with Statement of Financial
Accounting Standard No.7 "Disclosure in respect of Parties
establishing special relationship" stated as follows:
Yang dimaksud pihak-pihak
hubungan istimewa adalah :
The term of parties establishing special relationship shall have
the following meaning :
yang
mempunyai
1)
Perusahaan yang melalui satu atau lebih
perantara, mengendalikan, atau dikendalikan
oleh,atau berada di bawah pengendalian
bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk
perusahaan holding, anak perusahaan dan
sesama anak perusahaan).
1)
The Company through one or more agencies shall control or
shall be controlled by, or under the mutual control with the
reporting
company
(including
holding
companies,
subsidiaries and fellow subsidiaries)
2)
Perusahaan asosiasi.
2)
Associated company;
3)
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung
maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak
suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh
secara signifikan, dan anggota keluarga dekat
dari perorangan tersebut (yang dimaksud
dengan anggota keluarga dekat adalah mereka
yang dapat diharapkan mempengaruhi atau
dipengaruhi
perorangan
tersebut
dalam
transaksinya dengan perusahaan pelapor).
3)
Individuals who having both directly or indirectly voting right
interest in the reporting company influencing significantly and
members of close family from the mentioned individual
person (the term of member of close family shall be those
who could be expected to have influence or been influenced
by individual person in term of transactions made with the
reporting company).
4)
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk
merencanakan,
memimpin
dan
mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor
yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi
dan manajer dari perusahaan dan anggota
keluarga dekat orang - tersebut, dan
4)
Key employee is the person having authority and
responsibility to plan, lead and control the activities of
reporting company including member of board of
commissioners, board of directors and manager of the
company and member of family who close with the
mentioned persons, and
5)
Perusahaan
dimana
suatu
kepentingan
substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung, oleh setiap
orang yang diuraikan dalam angka 3) atau 4),
atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh
signifikan atas perusahaan tersebut. Ini
mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki
dewan komisaris, direksi atau pemegang saham
utama dari perusahaan pelapor dan perusahaanperusahaan
yang
mempunyai
anggota
manajemen
kunci
yang
sama
dengan
perusahaan pelapor.
5)
The company in which substantial interest in voting right
held both in direct or indirect manner, by each person so
notified in point 3) or 4), or such each person holding
significant influence to the aforementioned company. It
includes companies having member of board of
commissioner, board of director , or main shareholders of the
reporting company and the companies holding key
management member so similar with the reporting Company.
18
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
191
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
Sifat hubungan istimewa yang
perusahaan adalah sebagai berikut :
2. Accounting Policy - Continued
terjadi
pada
The characteristic of related parties established by the
company shall be as follows:
1)
Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili
oleh menteri negara BUMN merupakan
pemegang saham mayoritas perseroan. Oleh
karena itu perseroan dan BUMN lain memiliki
hubungan affiliasi melalui penyertaan modal
pemerintah Republik Indonesia.
1)
Government of the Republic of Indonesia represented by
State Minister for State Owned Enterprise shall constitute
majority shareholders of the company. Therefore, the
Company and other State Owned Enterprises shall establish
affiliation through the capital participation of the Government
of Republic of Indonesia.
2)
Perseroan memiliki dana dan memiliki
pinjaman dana pada bank-bank pemerintah
atau bank-bank yang dimiliki oleh BUMN
dengan persyaratan dan tingkat bunga normal
sebagaimana berlaku pada pihak ketiga.
2)
The company deposits its fund and has funding loan in
governmental banks or any banks held by the State Owned
Enterprise under the terms of conditions and normal interest
rate as applicable to the third party.
3)
Perseroan mengadakan perjanjian dalam
rangka usaha perseroan dengan BUMNBUMN lain maupun anak perusahaan serta
lembaga-lembaga
pemerintah
yang
berwenang.
3)
The company enters into agreement for the purpose of
business made by the company and other State Owned
Enterprises and subsidiaries and competent authorized
governmental.
4)
Mempunyai anggota pengurus yang sama
dengan anak perusahaan yaitu direksi
perseroan menjadi anggota dewan komisaris
anak perusahaan.
4)
Company's member of management so similar with the
subsidiary i.e. Board of director of the company to be the
member of Board of Commissioner of the subsidiary
company.
Semua
transaksi
dengan
pihak-pihak
yang
mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga,
persyaratan dan kondisi sebagaimana dilakukan
dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan
keuangan konsolidasian.
All transactions made by the parties establishing special
relationship, either conducted by or not conducted under
interest rate or price, similar requirements and conditions as
conducted by the third party shall be disclosed in consolidated
financial statement.
e. Kas dan Setara Kas
e. Cash and Cash Equivalent
Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan
investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang. Kas dan setara kas
yang telah ditentukan penggunaannya atau tidak
dapat digunakan secara bebas tidak tergolong dalam
kas dan setara kas.
Cash and cash equivalent include short term cash, bank and
investment due within the period of three months or less. Cash
and cash equivalent so determined the use or limited to be
used may not be classified as cash and cash equivalent.
f. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu
f. Allowance for Doubtful Accounts
Perusahaan
menerapkan
akuntansi
BUMN
Konstruksi yang ditindaklanjuti dengan SK Direksi
No.IN.03.00/A.DIR.0003/2005 tentang pembentukan
penyisihan piutang ragu-ragu dengan kriteria sebagai
berikut :
The company has applied Construction Stated Owned
Enterprise accounting as further implemented by Letter of
Decision of Board of Director No. IN.03.00/A.DIR.0003/2005
regarding formation of provision for doubtful account under the
following criteria :
19
192 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Umur piutang/Aging Accounts
Prosentase/Percentage
>12 - 15 bulan/months
>15 - 18 bulan/months
>18 - 21 bulan/months
>21 - 24 bulan/months
>24 - 27 bulan/months
>27 - 30 bulan/months
>30 - 33 bulan/months
>33 - 36 bulan/months
5%
10%
20%
30%
40%
60%
80%
100%
g. Piutang Retensi
g. Retention Receivable
Piutang retensi merupakan piutang perusahaan
kepada pemberi kerja yang akan dilunasi setelah
penyelesaian kontrak atau pemenuhan kondisi
tertentu yang ditetapkan dalam kontrak. Piutang
retensi dicatat pada saat pemotongan sejumlah
persentase tertentu dari setiap tagihan termin untuk
ditahan pemberi kerja sampai suatu kondisi setelah
penyelesaian kontrak dipenuhi.
Retention receivable constitute the company receivable to the
employer that shall be fully paid upon the completion of contract
or complience with certain condition as stipulated in contract.
The retention receivable shall be recorded at the time of set off
by several definite percentage of each installment receivable to
be retained by the employer until certain condition upon the
completion of contract.
h. Tagihan Bruto Pemberi Kerja atas Kontrak
h. Due from Customer
Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang
perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak
konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang
dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto
disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi
ditambah dengan laba yang diakui dikurangi dengan
kerugian yang diakui dan termin.
Due from customer constitutes the company receivable
sourcing from construction employment contract so duly
conducted, but the activities as carried out shall be in the
course of implementation. Due from customer shall be served
amounting to the difference between the accrued cost so added
by admitted profit and decreased by admitted loss and
installment.
Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai
dengan metode persentase penyelesaian yang
dinyatakan dalam berita acara penyelesaian
pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena
perbedaan antara tanggal berita acara progres fisik
dengan pengajuan penagihan pada tanggal neraca.
Due from customer is recognized as income in accordance with
the method of percentage of completion declared in
Certification of completion of the works in which the invoice has
not been yet issued due to differences between the date
physical progress and submission of invoice on the date of
balance sheet.
i. Persediaan
i. Inventory
Persediaan barang jadi, bahan baku, perlengkapan
dan barang dalam proses diakui berdasarkan nilai
terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi
bersih. Harga perolehan ditentukan dengan
menggunakan
metode
rata-rata
tertimbang.
Persediaan barang dagangan yang tidak terjual
karena tipe, bentuk atau model tidak sesuai dengan
kebutuhan pasar, dipindahkan ke aset lain-lain.
Persediaan yang tidak terjual disisihkan sebesar 20%
dari nilai saldo akhir persediaan yang bersangkutan.
Inventory of finished goods, raw material, accessories and work
in progress on the basis of the lowest value between acquisition
cost and net realization value. The acquisition cost is
determined using weighted average method. Merchandise
inventory failed to be sold due to the type, shape or model that
are not in accordance with the market demand shall be
removed to other assets. Such unsold inventory is set aside of
20% of final balance value of related inventory.
20
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
193
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Persediaan Real Estat
Real Estate Inventory
Persediaan real estat terdiri tanah dan bangunan,
bangunan sedang dalam penyelesaian dan tanah
sedang dikembangkan dinyatakan sebesar biaya
perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah.
Real estate inventory consist of land and building. The building
in the process of completion and land is being developed,
declared as amount as acquisition cost or net realization value,
which one is lowest.
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan
meliputi biaya perolehan tanah yang belum
dikembangkan
ditambah
dengan
biaya
pengembangan langsung dan tidak langsung pada
aset pengembangan real estat ditambah dengan
biaya pinjaman.
Land acquisition cost is being developed including Land for
Development acquisition cost as added by direct and indirect
developed cost on real estate developed asset and added by
loan cost.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan
meliputi biaya pra perolehan dan perolehan tanah dan
dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan
pada saat pematangan tanah akan dimulai atau
dipindahkan ke tanah matang pada saat tanah
tersebut siap dibangun.
Land acquisition cost not yet developed shall include pre-land
acquisition cost and land acquisition and removed to the land
that is being developed at the time of improvement on land is
begun or removed to the improved land at the time the land is
ready to be built
Biaya
perolehan
bangunan
sedang
dalam
penyelesaian meliputi biaya perolehan tanah yang
telah selesai dikembangkan ditambah dengan biayabiaya pembangunan dan biaya pinjaman serta
dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat
dibangun dan siap dijual.
Biaya pinjaman yang berhubungan dengan kegiatan
pengembangan proyek dikapitalisasi ke proyek yang
sedang dikembangkan.
Building acquisition cost that is being completed shall include
land acquisition cost that has been completed to be developed
and added by developed cost and loan cost and removed to the
land and building assets during the development and it is ready
to be sold.
Loan cost in connection with the project developing activities is
capitalized to the project that is being developed.
j. Biaya dibayar di muka
j. Prepaid expenses
Biaya dibayar di muka terdiri dari biaya usaha, biaya
produksi, biaya pengadaan, biaya pengelolaan, biaya
distribusi, biaya sewa dan asuransi.
Prepaid expenses consist of business expenses, production
cost, procurement cost, management cost, distribution cost,
rental and insurance fee.
Untuk biaya usaha, biaya produksi, biaya pengadaan,
biaya distribusi akan dibebankan secara proporsional
dengan pendapatan yang diakui pada setiap periode.
Business expenses, production cost, procurement cost,
distribution cost shall be borne in proportional manner under the
income so admitted per period.
Untuk biaya-biaya dibayar di muka sewa dan
asuransi diamortisasi selama masa manfaat masingmasing biaya dengan menggunakan metode garis
lurus.
Prepaid expenses in terms of rental and insurance fee shall be
amortized during the benefit period of each cost pursuant to pro
rate method.
k. Investasi
Investasi Jangka Pendek
k. Investment
Short-term Investment
Deposito berjangka yang jatuh tempo kurang dari tiga
bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang
jatuh tempo lebih dari tiga bulan disajikan sebagai
investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar
perolehan.
Time deposit due less than three months but pledged and time
deposit due more than three months shall be served as short
term investment and mentioned amounting to acqusition value.
21
194 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Investment to Association Company
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan
asosiasi dengan kepemilikan kurang dari 20%
dinyatakan sebagai biaya perolehan (metode biaya).
Penyertaan dengan kepemilikan antara 20%-50%
dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode
ini,investasi saham pada perusahaan asosiasi
disesuaikan dengan jumlah bersih kenaikan atau
penurunan laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi
dan dividen yang diterima sejak tanggal akuisisi.
Long-term Investment in shares of stock in associated
company with less than 20% ownership is stated at cost (cost
method). The investment with the ownership of at least of 20%
but not exceeding 50% are recorded by equity method in which
investment in shares are recorded at cost adjusted by net
amount of increase or decrease of equity in the net earnings or
losses of the associated company and dividends received since
the date of acquisition.
l. Tanah Belum Dikembangkan
l. Land for Development
Tanah yang belum dikembangkan adalah tanah yang
sudah dimiliki tetapi belum mulai dikembangkan
dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost
or net realizable value) dan akan dipindahkan
sebagai akun persediaan pada saat mulai
dikembangkan dan dibangunnya prasarana.
Land for Development is the land that has been owned, but has
not yet developed. It shall be considered on the basis of the
lowest value between acquisition value and net realization value
and removed as inventory account at the time the infrastructure
began to be developed and built.
m. Aset Tetap
1).
m. Fixed assets
Kepemilikan Langsung
1).
Direct Acquisition
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan
setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali
untuk aset tetap tertentu yang digunakan dan
diperoleh sebelum tahun 1987, dinilai kembali
berdasarkan peraturan pemerintah No.45 tanggal 2
Oktober 1986 dengan kredit ke akun "selisih penilaian
kembali aset tetap" dalam bagian ekuitas di neraca.
Fixed Assets shall be stated on the basis of acquisition cost
after deduction of accumulated depreciation, except in certain
fixed asset so required and acquired prior to 1987, revalued
under Government Regulation No.45 dated October 2 1986 so
credited to the account "Difference of reassesment on fixed
asset" in part of equity in balance sheet.
Peralatan proyek disusutkan berdasarkan metode
jumlah angka tahun yang disesuaikan, sedangkan
aset tetap yang lainnya berdasarkan metode garis
lurus.
Project equipment is depreciated under sum of the years digit
method so duly adjusted, while other fixed asset shall be made
under straight line method.
Estimasi umur ekonomis aset tetap sesuai Surat
Keputusan Direksi No.01.09./A.DIR 0702/95 tanggal
22 Desember 1995, adalah sebagai berikut :
Estimated useful life of fixed asset based on Letter of Decision
of Board of Director No.01.09/A.DIR 0702/95 dated December
22, 1995 set forth as follows :
Prasarana
Bangunan kantor, mess/guest house, rumah
tinggal/ villa permanen.
Bangunan semi permanen dan pabrik
Perlengkapan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan proyek - Mesin dan peralatan prefab
Tahun /
Years
20
10
4
4
Infrastructure
Office building, employee housing, guest house and
permanent villa
Semi permanent building and plant
Office equipment
Motor Vehicles
Project equipment- Machines and prefab housing
22
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
195
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
housing
Peralatan produksi/pabrik - Mesin dan peralatan
pabrik tiang beton
Mesin dan peralatan pabrik
2. Accounting Policy - Continued
4-8
equipment
Project equipment- Machines and pilling plant
equipment
Machines and plant equipment
4-8
4-8
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada
laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah
besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak
digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta
akumulasi penyusutan dan amortisasinya dikeluarkan
dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba
atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba
rugi tahun yang bersangkutan.
Maintenance and repairs cost are charged as an expense as
incurred in consolidated financial statement. Renewals and
improvements which extend the useful lives of the fixed assets
are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed
of, their acquisition cost and the related accumulated
depreciation are eliminated from the financial statements, and
the resulting gains and losses are recognized in the statements
of income.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya
perolehan dan dipindahkan ke aset tetap pada saat
selesai dan siap digunakan.
Construction in progress stated at cost and removed into fixed
asset at the time of the completion and ready to be used.
2). Sewa
2).
Leases
Suatu
sewa
diklasifikasikan
sebagai
sewa
pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan
sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset.
Lease is classified as financing lease, if such lease transfers
substantially all risks and benefits related to the ownership of
the assets. Lease is classified as operating lease, if such lease
does not transfers substantially all risks and benefits related to
the ownership of the assets.
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau
sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi
dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari
situasi yang secara individual atau gabungan dalam
kondisi normal mengarah pada sewa yang
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah :
Lease classification as financing lease or operating lease shall
be made under the substance of transaction and instead of the
form of contract. The example of either individual or collective
situation in normal condition refering to the lease which is
classified as financing lease shall be as follows :
a)
Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada
lesse pada masa sewa.
a)
Lease shall transfer the ownership of asset to the lessee at
the termination of lease period.
b)
Lesse mempunyai opsi untuk membeli aset pada
harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan
bahwa
opsi
memang
akan
dilaksanakan.
b)
Lease shall have option to purchase the asset on sufficient
low price rather than fair value as of the date of the
commencement of the implementation of the option.
Therefore, in the initial lease, it may ensure that the option
shall be implemented.
c)
Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur
ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan.
d)
Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah
pembayaran sewa secara substansial mendekati
nilai wajar aset sewaan; dan
c) Lease period shall be intended to most economic aging of
assets, though, abandonment is not transferred.
d)
23
196 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
At the initial lease period, present value of total of minimum
lease payment in substantial manner shall approach fair
value of lease asset, and
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
e)
2. Accounting Policy - Continued
Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya
lesse yang dapat menggunakannya tanpa perlu
modifikasi secara material.
e)
Indikator dari situasi yang secara individual ataupun
gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan :
Lease asset shall have special characteristic and in which
only lessee who may use it without requiring modification
materially.
Indication from the individual or collective situation may show
that the lease is classified as financing lease so set forth as
follows :
a)
Jika lesse dapat membatalkan sewa, maka rugi
lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lesse.
a)
If the lessee cancel to lease, then the loss suffered by lessor
related to such cancellation shall be duly borne by lessee.
b)
Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu
disebabkan kepada lesse sebagai contoh, dalam
bentuk potongan harga rental dan setara dengan
sebagian besar hasil penjualan residu pada
akhir sewa );dan
b)
Pofit or loss of scrap fair value fluctuation shall be borne to
the lessee, for an example, in form of lease discount and
equal to the most of scrap selling proceeds at the termination
of lease period; and
c)
Lesse memiliki kemampuan untuk melanjutkan
sewa untuk periode kedua dengan nilai rental
yang secara substansial lebih rendah dengan
nilai pasar rental.
c)
Lessee shall be capable to continue the lease to the second
period with lease value in substantial manner that is more
than lease market value.
n. Proyek Kerja Sama
n. Joint Operation
Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama dengan
berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masingmasing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada
pengelola dengan kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian kerjasama menurut porsi yang ditetapkan.
Pengelola proyek dibentuk dengan dengan anggota
yang berasal dari masing-masing pihak yang
melakukan
perjanjian.
Pengelola
proyek
ini
melaksanakan kegiatan pembangunan proyek yang
berasal
dari
pemberi
kerja
(owner )
dan
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap seluruh
kegiatan
tersebut
termasuk
laporan
pertanggungjawaban keuangan dan proyek kepada
masing-masing pihak yang melakukan perjanjian
kerja sama. Penyerahan dana kepada pengelola
proyek dicatat dan diberlakukan sebagai Setoran
Dana Kerja Sama Operasi.
The company has cooperation agreement with various parties
as contained in respective agreement, in form of fund
submission to the management under the obligation entered
into in the cooperation agreement pursuant to the determined
portion. Project management shall be formed by the member
from the respective parties conducting the joint operation
agreement. This project management shall implement project
developing activities recommended from the owner and shall be
held full liable to any and all activities including financial and
project liable statement to respective party carrying out the joint
operation agreement. Fund submission to the said project
management shall be recorded and applied as fund for paid up
operational joint operation.
Pendapatan
diakui
pada
saat
laporan
pertanggungjawaban proyek disetujui dan dicatat
sebesar porsinya.
Income is recognized upon the approval and record of project
liable statement under the quantity of the portion.
o. Aktiva tetap yang tidak di gunakan dalam usaha
o. Unused Assets
Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan
usaha dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak
disusutkan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.
Fixed assets that are not required in terms of business activities
shall be declared amounting to the acquisition price and not
depreciated in other assets classification.
24
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
197
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
p. Kewajiban bruto pemberi kerja
p. Due to customers
Kewajiban bruto pemberi kerja merupakan kewajiban
perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak
konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang
dilakukan masih dalam pelaksanaan. Kewajiban bruto
disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi
ditambah laba yang diakui dikurangi dengan kerugian
yang diakui dan termin.
Due to customer shall constitute liability of the company
originating from the constructing contracted activities as carried
out and being in the implementation process. Due to customer
shall be served amounting to the difference between the
accrued cost so increased by the admitted profit, then deducted
by the admitted loss and installment.
q. Uang Muka dari Pelanggan
q. Advance from Costumer
Uang muka dari pelanggan merupakan uang muka
yang diterima dari pelanggan atau pemilik proyek.
Jumlah
tersebut
secara
proporsional
akan
dikompensasikan dengan tagihan yang didasarkan
atas kemajuan fisik yang telah dicapai.
Down payment made by the costumer shall constitute down
payment received from the said costumer or the owner of
project. Such amount in proportional manner shall be
compensated by the invoice on the basis of achieved physical
improvement.
r. Hutang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi
r. Bonds and Deferred Issuance Cost
Hutang obligasi disajikan sebesar nilai nominal
setelah memperhitungkan amortisasi premium atau
diskonto.
Bond debt shall be served amounting to the nominal value after
calculating the amortization of premium or discount.
Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang
harus dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam
rangka menentukan emisi neto obligasi. Selisih antara
emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto
atau premium yang harus diamortisasi selama jangka
waktu obligasi dengan metode garis lurus.
Bonds issue expense shall constitute transaction cost shall be
deducted directly by the issue proceeds in order to determine
bonds net issue proceed. The diferrence between net issue and
nominal value shall constitute discount or premium so duly
amortized within the period of bonds under straight line method.
s. Biaya Emisi Saham
s. Share Issue Cost
Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan
penawaran perdana saham Perusahaan kepada
masyarakat dicatat sebagai pengurang Tambahan
Modal Disetor (Agio Saham) yang merupakan
komponen ekuitas dalam neraca konsolidasian.
All expenses occurred in connection with the initial bid of the
Company shares to the public shall be recorded as set off
Additional Paid Up Capital constituting the component of equity
in consolidated balance sheet.
t. Saham Beredar yang Diperoleh Kembali
t. Treasury Stock
Saham beredar yang diperoleh kembali ditarik dari
peredaran, dinyatakan sebesar nilai nominal (par
value method) dan disajikan sebagai pengurang
"Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh" pada neraca
konsolidasian. Selisih harga perolehan kembali
dengan nilai nominal saham disajikan sebagai
pengurang akun "Tambahan Modal Disetor" (Agio
Saham).
Share supply as reacquired and drawn from the circulation shall
be declared amounting to the par value and served as set off
"Full subscribed and paid up capital" in consolidated balance
sheet. The difference between re price acquisition and share
nominal value shall be served as set off for the account
"Additional Paid Up Capital" (Premium).
25
198 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
u. Dana Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja
u Pension and Other Benefit Cost
Dana Pensiun
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun
manfaat pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun WIKA
untuk pegawai organik yang masa penerimaan
sampai dengan tahun 2006, untuk pegawai dengan
masa penerimaan 2007 dan seterusnya serta
pegawai terampil diikutsertakan pada program
pensiun iuran pasti yang pelaksanaannya dikelola
oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Manulife.
Pension Fund
The company shall provide definite benefit pension program
managed by WIKA Pension Fund to organic employee with the
recruitment period of 2007 and subsequently and non-organic
employee (skillful employee) shall be participated in definite
premium pension program in which the implementation shall be
managed by Manulife Financial Institution Pension Fund.
Iuran pegawai ditetapkan 5% dari pendapatan tetap
pegawai, sedangkan iuran beban perusahaan
sebesar 12,3% dari pendapatan tetap pegawai.
Employment premium shall determined of 5% of fixed income of
the employee, while the company expense premium shall be
12.3% of fixed income of the employee.
Sejak tahun 2006 Dana Pensiun telah berada pada
posisi Full Funded , sehingga perusahaan hanya
memiliki kewajiban untuk pemenuhan iuran saja dan
tidak mempunyai kewajiban untuk pemenuhan dana
Past Service Liabilities (PSL).
As of 2006, Pension Fund has been in Full Funded Position,
such that the company is only obliged to only fulfill the premium
and is not obliged to fulfill the fund to Past Service Liabilities
(PSL).
Namun sesuai Laporan Aktuaris PT. Dian Artha
Tama atas Laporan Berkala Dana Pensiun PT Wijaya
Karya per 31 Desember 2009 atas analisa perubahan
surplus (defisit), untuk tahun 2009 telah terjadi
kenaikan Kewajiban Aktuaria yang cukup besar
terutama disebabkan oleh :
- Realisasi PhDp rata-rata diatas dari yang
diasumsikan
- Perubahan asumsi tingkat kenaikan PhDP
But according Actuaries report PT. Dian Artha Tama on
Pensions Newsletters PT Wijaya Karya as of December 31,
2009 on the analysis of changes in surplus (deficit), for the year
2009 has been an increase in Actuarial Liability significant
mainly due to:
Atas kondisi tersebut telah mengakibatkan kondisi
surplus di tahun sebelumnya berubah menjadi defisit
sebesar Rp 44 milyar.
Above conditions have resulted in a surplus condition in the
previous year turned into a deficit of Rp 44 billion.
Perusahaan
tetap
mengikutsertakan
seluruh
karyawan pada program jaminan hari tua melalui PT
Jamsostek.
The company continues to participate all employee in pension
Program through Manpower Social insurance to PT Jamsostek.
Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan menghitung kewajiban imbalan pasca
kerja dengan metode projected unit credit , sesuai
dengan PSAK 24 (Revisi 2004). Biaya jasa kini diakui
sebagai beban pada tahun berjalan. Biaya jasa lalu
sebagai dampak perubahan asumsi aktuaria bagi
karyawan aktif diakui dalam laporan laba rugi selama
sisa masa kerja rata-rata karyawan tersebut. Imbalan
kerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai
kewajiban dan beban pada saat terjadi.
Compensation of Post Employee Benefits
The company calculates post employment compensation
liability under projected unit credit method in accordance with
PSAK 24 (Revision 2004). The current service cost shall be
admitted as the current year expenses. Cost carry forward as
impact of actuary assumption changes to active employee shall
be admitted in profit and loss statement within the remaining
average services period of the employees. Work compensation
in respect of termination of employment relationship shall be
admitted as liability and expenses at the time it occurs.
- Realization PhDp above the average of its assumed
- Change the rate of increase PhDP assumption
26
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
199
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
v. Uang Muka Proyek Jangka Panjang
v. Advance for Long-Term Projects
Uang muka proyek jangka panjang merupakan uang
muka yang diterima dari pemberi kerja atau pemilik
proyek atas pekerjaan konstruksi yang akan
dilakukan yang jangka waktu penyelesaian proyek
lebih dari satu tahun. Jumlah tersebut secara
proporsional akan dikompensasikan dengan tagihan
yang didasarkan atas kemajuan fisik yang telah
dicapai.
Long-term projected down payment shall consitute down
payment as received from the employer or the owner of the
project in respect of constructing activities that shall be
conducted within the period of more than one year for the
completion of the project. Such amount in proportional manner
shall be duly compensated under the invoice on the basis of
achieved physical improvement.
w. Pengakuan Pendapatan dan Beban
w. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan bidang usaha konstruksi diakui
berdasarkan metode persentase penyelesaiaan.
Persentase penyelesaian konstruksi ditetapkan
berdasarkan kemajuan fisik proyek yang dinyatakan
dalam bentuk Berita Acara Opname Proyek (BAOP)
yang ditandatangani kedua belah pihak. Terhadap
pendapatan usaha konstruksi yang telah diterbitkan
fakturnya diakui sebagai piutang usaha, sedangkan
yang belum diterbitkan fakturnya diakui sebagai
tagihan bruto pemberi kerja.
Income of construction business field is recognized on the basis
of percentage of completion method. The construction
percentage of completion shall be determined under projected
physical improvement declared in form Minutes of Project
Opname signed both parties. In terms of constructions income
which its invoice has been issued shall be recognized as trade
receivable, while the invoice not yet issued shall be recognized
as due from customer.
Pendapatan bidang manufaktur dan perdagangan
diakui berdasarkan penyerahan barang kepada
pembeli. Pendapatan penyewaan alat-alat berat
dihitung
berdasarkan
masa
penggunaannya.
Terhadap pendapatan yang telah diterbitkan fakturnya
diakui sebagai piutang usaha, sedangkan yang belum
diterbitkan
fakturnya
diperlakukan
sebagai
pendapatan yang akan diterima.
Income of manufacture and trading shall be recognized under
goods delivery to purchaser . Income of heavy tools rental
services is calculated under the period of use. In terms of
issued income, the invoice issued shall be recognized as trade
receivable, while the invoice non-issued shall be treaten as
invoice that shall be received.
Pendapatan bidang usaha perumahan diakui dengan
metode akrual penuh (full accrual method ) yaitu
setelah penandatanganan akte jual beli untuk
penjualan tunai dan setelah akad kredit untuk
penjualan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari
bank.
Income of real estate business field shall be recognized under
full accrual methods i.e. upon the signing of deed of sale
purchase for cash selling and deed of credit for the selling
through Housing Ownership Credit (KPR) from the bank.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pendapatan dari
penjualan rumah diakui bila seluruh syarat berikut
telah terpenuhi :
1). Penjualan tanah dan bangunan fasilitas KPR:
a
Pengikatan jual beli telah berlaku
On the basis of foregoing conditions, income of housing selling
shall be recognized if the following conditions have been fulfilled
:
1). Land and building sales under KPR facilities :
a
Agreement of sale and purchase shall be effective
)
b
Sale price shall be collected in which the amount of
)
received payment shall be at least 20% of sale price as
mutually agreed.
b
Harga jual akan tertagih di mana jumlah
pembayaran
yang
diterima
sekurangkurangnya mencapai 20% dari harga jual
yang telah disepakati.
c
Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa
yang akan datang bebas dari subordinasi
terhadap hutang lain dari pembeli.
c
27
200 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Invoice so submitted by the seller to the purchaser in the
subsequent periods shall be free from subordination to
other loans of the purchaser.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
d
2. Accounting Policy - Continued
Penjual telah mengalihkan kepada pembeli
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan yang
umum yang terdapat pada suatu transaksi
penjualan, dan penjual selanjutnya tidak
mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara
signifikan dengan aset (property ) tersebut.
Dalam hal ini setidak-tidaknya bangunan
tersebut telah diserahterimakan dan siap
dihuni.
d
The seller have transferred to the purchaser all general
ownership risks and benefits contained in sale
transaction, and the seller hereinafter shall not be held
liable to or involve significantly with assets (property). In
the manner, such building at least shall have been
delivered and accepted and shall be ready to be lived.
2).
Penjualan tanah dan bangunan tanpa fasilitas KPR
Pengakuan pendapat atas penjualan tanah
beserta bangunan tanpa fasilitas KPR bank
dilakukan bila pembeli telah membayar
minimum 50% dari harga jual dan nilai progres
pembangunan telah mencapai minimal 80%.
2). Land and building sales without KPR facilities :
Income recognition in respect of land and building sale
without bank KPR facility shall be conducted, if the
purchaser has made minimum payment of 50% of sale price
and development progress has minimum reached 80%.
3).
Penjualan kavling tanah tanpa bangunan.
3). Revenue from sale of land without building.
a
Pengikatan jual beli telah berlaku
a
Agreement of sale and purchase shall be effective
b
Harga jual akan tertagih di mana jumlah
pembayaran
yang
diterima
sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual
yang telah disepakati.
b
Sale price shall be collected in which amount of received
payment shall reach at least 20% of the sale price as
mutually agreed.
c
Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa
yang akan datang bebas dari subordinasi
terhadap hutang lain dari pembeli.
c
Invoice as submitted by the seller to the purchaser in
subsequent periods shall be free from the subordination in
respect of other loans from the purchaser.
d
Penjual tidak mempunyai kewajiban yang
signifikan
lagi
untuk
menyelesaikan
pematangan lahan yang dijual, pembangunan
fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi
kewajiban penjual sesuai pengikatan jual beli.
d
The Seller shall not be held significant liable to complete
sold improvement on land, facility development so
undertaken or as obligation of the seller in accordance
with the agreement of sale and purchase.
4).
Pengakuan pendapatan atas penjualan
apartemen diakui dengan metode persentase
penyelesaian, apabila seluruh kriteria berikut
terpenuhi.
4).
Income recognition in respect apartement sale shall be
recognized under percentage of completion method, if all
this following criteria shall be fulfilled:
a
Proses konstruksi telah melampaui tahap
awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan
semua
persyaratan
untuk
memulai
pembangunan telah terpenuhi;
a
Construction process shall pass initial phase, such as
building foundation shall have been completed and all
requirements to begin the development shall have been
fulfilled;
b
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah
mencapai 20% dari harga jual yang telah
disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat
diminta kembali oleh pembeli.
b
The amount of payment by the purchaser shall reach 20%
of the sale price so duly agreed and such amount shall
not be returned to the said purchaser; and
c
Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit
bangunan dapat diestimasi dengan andal.
c
The total income of development unit sale and cost may
be estimated reliably.
28
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
201
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Apabila semua persyaratan tersebut di atas tidak
terpenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari
pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan
dengan menggunakan metode deposit, sampai
semua persyaratan terpenuhi.
If the aforementioned terms and conditions fail to be complied
with, then consequently all the money receipt from the customer
shall be recorded as down payment made by the said customer
pursuant to the deposit method until the compliance with the
terms and conditions.
Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun
yang bersangkutan (accrual method).
The expenses shall be recognized in accordance with the
benefits in the relevant year (accrual method).
x. Bunga Pinjaman
x. Interest Loans
Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk
membangun/membuat aset tetap sampai konstruksi
selesai, dibebankan sebagai unsur harga perolehan.
Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk
pembiayaan bidang realty dan konstruksi dibebankan
ke harga pokok. Bunga untuk pembiayaan bidang
usaha industri dan perdagangan dibebankan sebagai
beban lain-lain.
Interest of loan required to build/make fixed asset until
construction finished shall be borne as an element of
acquisition cost.Interest of Loan so required to finance realty
and construction business field shall be borne in cost of goods
sold. Interest for the industrial and commercial business field
finance shall be subject to such other expenses.
y. Beban ditangguhkan
y. Deferred Expense
Yang dapat termasuk dalam beban ditangguhkan
diantaranya :
a Pengeluaran untuk pendirian suatu segmen
dalam tahap pengembangan.
b Pengurusan legal hak atas tanah.
a Outcome for the establishment
developmental phase.
b Legal management for land right.
Biaya ditangguhkan disajikan di Neraca pada nilai
bersihnya, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi.
Deferred expense shall be served on Balance sheet in the net
value, i.e. acquisition price is deducted by amortization
accumulated.
Pembebanan pada periode berjalan dilakukan dengan
metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa
manfaatnya paling lama 3 tahun. Pembebanan
dimulai saat manfaat dari pengeluaran tersebut mulai
terjadi.
The cost for the current year period shall be imposed under
straight line method in accordance with the assumption of
benefit period within no later than 3 years. Such charges shall
be commenced upon the benefit of accrued outcome.
Deferred expense shall include the following matters :
z. Goodwill
on
a
segment
in
z. Goodwill
Goodwill merupakan selisih lebih yang tidak
teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai
wajar aset bersih anak perusahaan pada saat
akuisisi. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun.
Goodwill shall constitute positive increment not identified
between acquisition cost and net asset fair value of subsidiaries
during the acquisiton. The goodwill shall be amortized within 5
years.
aa. Revaluasi
aa. Revaluation
Revaluasi aset tetap dilakukan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan No.384/KMK.04/1998
tanggal 14 Agustus 1998. Selisih antara nilai
revaluasi dan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap
dibukukan dalam perkiraan modal dengan nama
Selisih Penilaian Aset Tetap.
Revaluation of fixed assets shall be conducted on the basis of
Decree of Minister of Finance No.384/KMK.04/1998 dated
August 14, 1998. The difference between revaluation value and
book value of fixed assets shall be booked in capital
assumption in the name of Difference of Fixed Assets
Assestment.
29
202 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Beban penyusutan aset tetap yang direvaluasi dicatat
berdasarkan metode garis lurus dengan tarif
penyusutan yang dihitung menurut sisa umur
ekonomis aset tersebut.
Depreciation expense of fixed assets so revaluated shall be
recorded on the basis of straight line method with depreciated
rate calculated in accordance with the remaining asset
economic aging.
Pada saat pencatatan revaluasi, akumulasi
penyusutan bangunan dieliminasi ke dalam jumlah
bruto dari aset bangunan, sehingga harga perolehan
tercatat merupakan nilai wajar dari hasil revaluasi
atas bangunan tersebut.
During the record of revaluation, accumulated depreciation for
the development shall be eliminated in gross amount of
development asset, such that the recorded acquisition price
shall be fair value of revaluation proceeds for such building.
ab. Pajak Penghasilan
ab. Income Tax
Beban pajak kini untuk anak perusahaan ditentukan
berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode
yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif
pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak
tangguhan untuk anak perusahaan diakui atas
konsekuensi pajak pada tahun mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar
pengenaan pajak aset dan kewajiban pada tanggal
neraca. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk
semua perbedaan temporer kena pajak dan aset
pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada
masa mendatang.
Current tax assesment for subsidiaries shall be determined
under income after tax within the related period calculated on
the basis of the prevailing tax rate. Deferred tax asset and
liability for subsidiaries shall be recognized for the consequence
of tax in the subsequent years accrued from the difference of
recorded amount on asset and liability pursuant to the financial
statement under asset and liability tax assesment on the date
of balance sheet. The deferred tax assesment shall be
recognized to all temporary difference of tax assesment and
deferred tax asset shall be recognized of temporary difference
that may be deducted an accumulation of fiscal loss, to the
extent that it may be possible that it may have benefit to deduct
income tax hereafter.
Pajak tangguhan untuk anak perusahaan dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau
secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca.
Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan pada
laporan laba rugi konsolidasi atau ke ekuitas apabila
pajak tersebut berhubungan dengan transaksi yang
langsung dikreditkan atau dibebankan ke ekuitas.
Deferred tax for subsidiaries is calculated under the prevailing
tax rate or insubstantial manner shall have been applicable on
the date of the balance sheet. The deferred tax shall be borne
or credited in consolidated profit loss statement or equity if such
tax is in connection with the transaction so credited or borne to
the equity in direct manner.
Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah RI No.40 Tahun 2009 yang diundangkan
pada tanggal 4 Juni 2009 yang merupakan
Perubahan (revisi) atas Peraturan Pemerintah RI
No.51 Tahun 2008 yang telah diundangkan tanggal
23 Juli 2008 tentang Pajak atas Penghasilan Dari
Usaha Jasa Konstruksi sebagai pengganti Peraturan
Pemerintah RI No.140 tahun 2000, PT Wijaya Karya
(Persero) sebagai pelaksana konstruksi sesuai pasal
10B PP No.40 tahun 2009 dikenakan tarif 3% final
untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008.
Related to the stipulation of Government Regulation of the
Republic of Indonesia No.40 Year 2009 so enacted on June 4,
2009 as revised of No.51 Year 2008 so enacted July 23, 2008
regarding Income Tax of Construction Service Business as the
substitute of Government Regulation of the Republic of
Indonesia No. 140 Year 2000, PT Wijaya Karya (Persero) as
the construction management pursuant to Article 10B
Government Regulation No.40 Year 2009 shall be subject to
tariff 3% final to the contract so achieved as August 1, 2008.
30
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
203
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi - Lanjutan
2. Accounting Policy - Continued
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang
berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan
dasar pengenaan pajaknya, tidak diakui sebagai aset
atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak kini
sehubungan dengan penghasilan yang menjadi
subjek pajak penghasilan final diakui proporsional
dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang
diakui pada periode berjalan. Selisih antara
penghasilan pajak final yang telah dibayar dengan
jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak
penghasilan pajak final pada perhitungan laba rugi
konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau
hutang pajak
The difference of asset or liability recorded value in connection
with final income tax and basis for tax assesment shall not be
recognized as deferred asset or liability. Current tax charges in
connection with the income as subject for final income tax shall
be recognized proportionally with the amount of income
pursuant to the accountant so recognized in the consequtive
periods. The difference between final income tax so fully paid
by the amount borne as final income tax in terms of calculation
on consolidated profit loss shall be recognized as witholding tax
or tax payable.
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan,
penghasilan yang telah dikenakan PPh final tidak lagi
dilaporkan sebagai penghasilan kena pajak, semua
beban sehubungan dengan penghasilan yang telah
dikenakan PPh final tidak boleh dikurangkan. Di lain
pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut
dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut
akuntansi. Oleh karena itu tidak terdapat perbedaan
temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau
kewajiban pajak tangguhan, dan terhadap saldo aset
pajak tangguhan tahun 2007 telah dibebankan pada
tahun berjalan.
In accordance with laws and regulations of taxation, income
after Final Income Tax shall not be reported as taxable income,
all charges in connection with the income income after Final
Tax Income shall not be deducted. In addition, both the income
and charges shall be required in profit loss calculation pursuant
to the accounting. Therefore, there is no temporary difference,
such that it shall not be recognized that there is no deferred tax
asset or liability , and in respect of the deferred tax asset
balance year 2007, it has been borne in the consequitive years.
Pada laporan keuangan per 31 Desember 2008,
perusahaan
belum
menerapkan
ketentuan
perpajakan sebagaimana diatur dalam PP No.51
Tahun 2008 secara keseluruhan, tetapi menghitung
Kewajiban perpajakan sesuai PP No.51 Tahun 2008
hanya untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus
2008 (tidak memberlakukan sejak 1 Januari 2008),
dengan pertimbangan Perusahaan secara bersamasama dengan Kontraktor BUMN Karya lainnya dan
Asosiasi Kontraktor Indonesia telah mengajukan surat
keberatan terhadap pemberlakuan PP No.51 Tahun
2008 yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2008 dan
diundangkan pada tanggal 23 Juli 2008, yang berlaku
surut sejak 1 Januari 2008.
In the financial statements as of December 31, 2008, the
company has not implemented the tax provisions as stipulated
in Government Regulation No.51 of 2008 as a whole, but
calculating tax obligations according to Regulation No.51 of
2008 only to contracts derived from August 1, 2008 (does not
apply since January 1, 2008), with consideration of the
Company jointly with any other contractor's work and the stateowned Indonesian Contractor's Association has submitted a
letter of objection to the application of Regulation No.51 of 2008
which was issued on July 20, 2008 and promulgated on July 23,
2008, with retrospective effect from January 1, 2008.
ac. Laba Bersih Per Saham
ac. Net Earning Per Share
Laba bersih per saham masing-masing dihitung
dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar pada tahun yang
bersangkutan.
Net earnings per share of each calculated by dividing net
income by the average number of shares that were outstanding
weigh the year concerned.
ad. Segmen Usaha
ad. Business Segment
Informasi pelaporan segmen usaha disajikan untuk
menunjukkan hasil usaha grup yang berasal dari tiap
segmen berdasarkan bidang usaha.
Business segment reporting information served in order to
show group business proceeds originating from each segment
on the basis of the business field.
31
204 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. Kas dan Setara Kas
Akun ini terdiri dari :
Kas
Bank
Pihak hubungan istimewa :
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BNI (Persero), Tbk.
PT Bank Jatim
PT Bank BTN (Persero), Tbk.
PT Bank BPD Sumsel
PT Bank BPD Jabar Banten
PT Bank BPD Aceh
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank BPD Riau
PT Bank BPD Syariah
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
PT Bank Bukopin, Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BNI (Persero), Tbk.
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
Euro Eropa
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
Yen Jepang
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
Pihak ketiga :
Rupiah
PT Bank Mega, Tbk.
PT Bank NISP, Tbk.
PT Bank Danamon, Tbk
PT Bank Permata, Tbk
PT Bank Lippo
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Central Asia, Tbk
Bank DBS
HSBC Bank
PT Bank Panin, Tbk
Bank Syariah Mandiri
PT Bank Bukopin, Tbk
Deutch Bank
Bank Standard chartered
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Bank Mizuho
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
3.
2009
Cash and Cash Equivalent
2008
13,860,889
5,842,449
93,144,470
18,542,200
1,605
1,143,448
4,203
221,575
1,700
634,089
363,255
127,730,243
6,396,050
1,605
1,659,140
5,143
71,442
2,098,617
7,205,702
16,008,777
23,532,661
353,540
724,548
14,905,400
101,562
9,225,205
72,706,597
119,092
30,075,680
663,944
772,342
3,647,275
366,396
17,921
-
7,470,910
28,913
11,041,297
92,981
84,455,458
2,708,354
3,330,073
5,588
465,458
348,641
683,531
30,207
14,309
50,012
1,092,387
3,276
66,812,807
92,672
1,019,928
853,106
6,168,411
5,836
304,450
683,921
32,404
97,161
This account consists of :
Cash
Bank
Related parties :
Rupiahs
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BNI (Persero), Tbk.
PT Bank Jatim
PT Bank BTN (Persero), Tbk.
PT Bank BPD Sumsel
PT Bank BPD Jabar Banten
PT Bank BPD Aceh
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank BPD Riau
PT Bank BPD Syariah
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
PT Bank Bukopin, Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
United States Dollar
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BNI (Persero), Tbk.
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
European Euro
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
Japanese Yen
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BRI (Persero), Tbk.
The third parties :
Rupiahs
PT Bank Mega, Tbk.
PT Bank NISP, Tbk.
PT Bank Danamon, Tbk
PT Bank Permata, Tbk
PT Bank Lippo
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Central Asia, Tbk
. Bank DBS
HSBC Bank
PT Bank Panin, Tbk
Bank Syariah Mandiri
PT Bank Bukopin, Tbk
Deutch Bank
Bank Standard chartered
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Bank Mizuho
32
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
205
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
3. Kas dan Setara Kas - Lanjutan
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mega, Tbk.
Citibank
Bank DBS
HSBC Bank
PT Bank Danamon, Tbk
Standart chatered Bank
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Yen Jepang
Bank DBS
HSBC Bank
Bank Mizuho
Euro Eropa
Bank DBS
Dinar
Banque exterieure d'Algerie
Dolar Singapura
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Deposito Berjangka
Pihak Hubungan Istimewa
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank Mandiri Syariah.
PT Bank BNI (persero), Tbk.
PT Bank BRI (persero), Tbk
PT Bank BTN (persero), Tbk
PT Bank Jabar
PT Bank BTPN, Tbk
PT Bank BRI (Persero) Syariah
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BRI (Persero), Tbk
PT Bank Jawa Barat
Pihak ketiga :
Rupiah
PT Bank Mega, Tbk.
PT Bank DBS
PT Bank Danamon, Tbk
Bank Panin, Tbk
PT Bank CIMB Niaga,Tbk
Jumlah
3. Cash and Cash Equivalent - Continued
15,397
3,484,811
1,116,494
3,064
11,190,230
65,026
12,170,137
631
299,690
815,002
258,792
4,901
10,090,336
26,408,441
509,826
18,962,648
-
1,855,219
7,992,802
12,376,732
7,819,088
5,396
14,994
United States Dollar
PT Bank Mega, Tbk.
Citibank
. Bank DBS
HSBC Bank
PT Bank Danamon, Tbk
Standart chatered Bank
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Japanese Yen
Bank DBS
Bank HSBC
Bank Mizuho
European Euro
Bank DBS
Dinar
Banque exterieure d'Algerie
Singapore Dolar
PT Bank Int'l Indonesia, Tbk
Time Deposit
402,637,000
21,700,000
34,000,000
3,865,000
76,000,000
15,000,000
20,000,000
207,477,000
45,886,183
102,342,481
171,264,645
782,000
2,251,000
-
17,934,000
167,376,365
53,043,000
-
Related parties
Rupiahs
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank Mandiri Syariah.
PT Bank BNI (persero), Tbk.
PT Bank BRI (persero), Tbk
PT Bank BTN (persero), Tbk
PT Bank Jabar
PT Bank BTPN, Tbk
PT Bank BRI (Persero) Syariah
United States Dollar
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT Bank BRI (persero), Tbk
PT Bank Jawa Barat
27,027,926
4,864,230
30,466,126
25,447,778
1,540,949
1,051,432,167
The Third Parties :
Rupiahs
PT Bank Mega, Tbk.
PT Bank DBS
PT Bank Danamon, Tbk
Bank Panin, Tbk
PT Bank CIMB Niaga,Tbk
Total
35,000,000
40,914,130
1,210,888,160
Seluruh deposito berjangka waktu di bawah 3 bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 seluruh
deposito dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku
bunga antara 4,25% s.d. 9,60 % dan deposito mata uang
asing, dengan tingkat suku bunga antara 4% s.d. 4,30 %
tahun 2009 dan 8,75% s.d. 13,5% tahun 2008.
Tidak terdapat kas dan setara kas yang dijadikan
jaminan.
The maturity period of all time deposits are below 3 months.
During the year ended December 31, 2009 and 2008, all
deposit in Rupiah currency earned interest at annual rate of
4,25% - 9,60% and in foreign currency earned interest of 4% 4,30% during the year ended December 31, 2009 and 8,75% 13,5% during the year ended December 31, 2008.
There are no cash and cash equivalent have been pledged as
collateral
33
206 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
4. PIUTANG USAHA
4. TRADE RECEIVABLES
Akun ini merupakan piutang usaha dari jasa-jasa
konstruksi, penyerahan barang hasil industri dan
perdagangan, penyewaan alat-alat berat yang telah
diterbitkan fakturnya dan piutang atas usaha realty,
dengan rincian sebagai berikut :
Pihak hubungan istimewa :
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Akumulasi penyisihan
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Euro Eropa
Yen Jepang
DZD Dinar
This account consists of trade receivables from the
construction, delivery of industrial production and trading, heavy
tools rental services in which the invoice has been issued and
receivable for the realty business, as follows:
2009
2008
159,765,098
48,558,392
208,323,490
168,380,132
39,244,517
207,624,649
(4,629,634)
(2,106,214)
203,693,856
205,518,435
680,392,621
70,578,810
9,209,398
760,180,829
876,653,589
8,835,739
1,323,789
19,699,111
906,512,228
Related parties :
Rupiahs
United States of America Dollar
Allowance for doubtful accounts
Sub Total
The third Parties :
Rupiahs
United States of America Dollar
European Euro
Japanese Yen
DZD Dinar
(91,803,929)
(72,928,672)
Sub Jumlah
668,376,900
833,583,556
Sub Total
Jumlah
872,070,756
1,039,101,991
Total
Akumulasi penyisihan
Rincian piutang usaha berdasarkan unit kerja adalah
sebagai berikut :
2009
Pihak hubungan istimewa :
Wika Induk
Produk PT Wika Beton
Produk PT Wika Realty
Produk PT Wika Intrade
Akumulasi penyisihan
Allowance for doubtful accounts
The detail of trade receivables based on work unit are as
follows :
2008
105,594,557
98,340,838
2,322,992
2,065,103
208,323,490
68,133,061
88,489,517
3,398,863
47,603,208
207,624,649
(4,629,634)
(2,106,214)
Related parties :
Parent company
PT Wika Beton Product
PT Wika Realty Product
PT Wika Intrade Product
Allowance for doubtful accounts
203,693,856
205,518,435
400,545,393
160,694,204
100,580,444
71,118,991
17,621,732
9,620,066
760,180,829
570,133,853
182,087,053
104,136,105
26,511,774
23,643,443
906,512,228
(91,803,929)
(72,928,672)
Sub Jumlah
668,376,900
833,583,556
Sub Total
Jumlah
872,070,756
1,039,101,991
Total
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
Wika Induk
Produk PT Wika Beton
Produk PT Wika Realty
Produk PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Akumulasi penyisihan
Sub Total
The third Parties :
Parent company
PT Wika Beton Product
PT Wika Realty Product
PT Wika Intrade Product
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Allowance for doubtful accounts
34
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
207
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
4. TRADE RECEIVABLES - Continued
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai
berikut :
2009
Saldo awal
Penambahan (Pengurangan)
Saldo akhir
The movement in the allowance for doubtful accounts is as
follows :
2008
75,034,886
21,398,677
96,433,563
22,071,310
52,963,576
75,034,886
Beginning balance
Addition (Deduction)
Ending balance
Berdasarkan analisa atas status masing-masing saldo
akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen
perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan
piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang
ragu-ragu.
Based on the analysis for the status of each trade receivables
account balance in the end of the year, the management of
the company believes that the allowence for doubtful
accounts is adequate to cover any possibility of loss on
uncollected doubtful receivable.
Rincian piutang
sebagai berikut :
The detail of trade receivables based on aging are as follows :
usaha
berdasarkan
umur adalah
2009
Umur piutang
s.d. 1 bulan
> 1 s.d. 3 bulan
> 3 s.d. 6 bulan
> 6 s.d. 12 bulan
> 12 bulan
Jumlah
2008
430,942,098
241 111 561
241,111,561
86,174,643
60,105,053
150,170,964
968,504,319
Rincian saldo piutang usaha berdasarkan pelanggan
adalah sebagai berikut :
2009
Pihak hubungan istimewa :
PT Pertamina (Persero)
PT Istaka Raya
PT PLN (Persero)
Pembangunan Perumahan
PT Adhi Karya (Persero), Tbk
PT Waskita Karya
PT Rekayasa Industri
PT Nidya Karya
PT Brantas Abipraya
PT Pertamina Unit V Balikpapan
PT Hutama Karya
Dirjen PU Cipta Karya Jakarta
Cipta Karya - Kabupaten Dairi
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT Petrokimia Gresik
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Angkasa Pura I
Pemprov Sumatera Selatan Muba
Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan
Jasa Marga PT
PTPN 8
541,687,876
163 505 751
163,505,751
99,240,699
48,999,215
260,684,841
1,114,118,382
Aging schedule
0 up to 1 months
> 1 up to 3 months
> 3 up to 6 months
> 6 up to 12 months
> up to 12 months
Total
The detail of trade receivables balance based on customer
are as follows :
2008
20,837,647
19,972,988
27,759,048
13,712,483
13,217,050
35,509,971
4,431,687
9,155,205
15,251,728
2,426,354
7,984,380
1,096,113
3,316,909
35
208 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
94,273,980
19,475,175
18,739,359
17,246,886
11,364,158
9,142,026
7,580,765
5,298,833
4,881,180
3,725,931
1,772,534
1,716,925
1,456,072
1,285,540
1,164,671
1,071,776
-
Related parties :
PT Pertamina (Persero)
PT Istaka Raya
PT PLN (Persero)
Pembangunan Perumahan
PT Adhi Karya (Persero), Tbk
PT Waskita Karya
PT Rekayasa Industri
PT Nidya Karya
PT Brantas Abipraya
PT Pertamina Unit V Balikpapan
PT Hutama Karya
Dirjen PU Cipta Karya Jakarta
Cipta Karya - Kabupaten Dairi
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT Petrokimia Gresik
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Angkasa Pura I
Pemprov Sumatera Selatan Muba
Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan
Jasa Marga PT
PTPN 8
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
Pihak hubungan istimewa - lanjutan :
Pelanggan Wika Beton
PLTU Sulut
Proyek Bintumen
Hubungan istimewa lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Akumulasi penyisihan
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
PT Jakarta Lingkar Barat
PT Sumber Segera Primadaya
PT UE Assa
PT Bukit Darmo Property
PT Marga Nujyasumo Agung
Cojaal
PT Lapindo Brantas
PLTU Labuan Banten 2 Labuan
PT Sahid Sahirman
PLTU Jetty
y Labuan
USAID
PT Truba Jaya Engineering
Mitsubishi/ PLTGU Muara Karang
Teluk Naga
Deyon Resources PT
PT Alfa Goldland Realty
Gloria Ramayana, PT
Pabrik Metanol Brunai
Dinamika Karya Utama, PT
PLTU Indramayu
Traveller Suramadu
PT Pelindo III
PKS Malingping
MHWS
PT Inco, Tbk.
PT Sunindo Gapura Prima
Sinar Himalaya PT
Permata Berlian Realty, PT.
PKS Adaro
Pabrik Tower Transisi Teluk Naga
CMEC/ PLTU Labuan Angin I & II
Pabrik Conveyor Phase 2
Sukses Karya Perdana. PT.
PLTMG Palembang
PKS Buana Karya Bhakti
Centunion 3
China National Machinery & Equip.
PT Indocement Tunggal Perkasa
PT GRHA 165
PT Magnium Anugerah Lestari
PT Lucky Sakti
PT Excelcomindo Pratama, Tbk
4,932,950
7,294,274
1,731,877
19,692,826
208,323,490
(4,629,634)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
4. TRADE RECEIVABLES - Continued
Related parties - continued:
Customer of Wika Beton
PLTU Sulut
Bintumen Project
Other related parties under
7,428,838
Rp 1,000,000
207,624,649
(2,106,214)
203,693,856
205,518,435
37,271,000
34,241,812
22,251,714
18,521,189
16,721,312
22,927,828
18,406,303
9,086,634
6,209,616
,
,
24,084,658
15,179,588
11,327,039
5,548,138
2,001,001
2,015,680
4,732,698
1,006,923
623,372
1,489,467
6,086,158
1,796,826
37,115,859
4,542,973
5,867,216
-
142,785,000
77,013,968
34,241,812
31,167,164
23,348,849
23,220,804
22,927,828
22,393,413
18,958,485
12,118,458
,
,
11,679,815
10,870,369
9,607,564
8,391,895
8,214,806
7,234,827
6,571,666
5,405,285
5,299,188
5,147,272
5,045,049
4,676,822
4,422,545
4,062,375
3,148,077
3,108,274
2,754,729
2,573,925
2,088,065
2,081,849
1,934,451
1,796,826
1,766,481
1,699,808
1,568,070
1,323,789
6,583,208
6,751,325
5,878,401
5,127,040
2,970,170
2,846,106
Allowance for doubtful accounts
Sub Total
The third parties :
PT Jakarta Lingkar Barat
PT Sumber Segera Primadaya
PT UE Assa
PT Bukit Darmo Property
PT Marga Nujyasumo Agung
Cojaal
PT Lapindo Brantas
PLTU Labuan Banten 2 Labuan
PT Sahid Sahirman
PLTU Jetty
y Labuan
USAID
PT Truba Jaya Engineering
Mitsubishi/ PLTGU Muara Karang
Teluk Naga
Deyon Resources PT
PT Alfa Goldland Realty
Gloria Ramayana, PT
Pabrik Metanol Brunai
Dinamika Karya Utama, PT
PLTU Indramayu
Traveller Suramadu
PT Pelindo III
PKS Malingping
MHWS
PT Inco, Tbk.
PT Sunindo Gapura Prima
Sinar Himalaya PT
Permata Berlian Realty, PT.
PKS Adaro
Tower Transisi Teluk Naga
CMEC/ PLTU Labuan Angin I & II
Pabrik Conveyor Phase 2
Sukses Karya Perdana. PT.
PLTMG Palembang
PKS Buana Karya Bhakti
Centunion 3
China National Machinery & Equip.
PT Indocement Tunggal Perkasa
PT GRHA 165
PT Magnium Anugerah Lestari
PT Lucky Sakti
PT Excelcomindo Pratama, Tbk
36
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
209
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
Pihak ketiga - lanjutan:
PT Sumber Daya Nusaphala
PT Mandiri Dipta Cipta
PT Bakri Swasakti Utama
PT Mahkota Inti Citra
Pelanggan PT WiK Insan Pertiwi
Pelanggan Wika Beton
Pelanggan Wika Realty
Pelanggan Wika Intrade
Srikaya PT
Citra Margatama PT
Indominco. PT
Bakrie Metal Industries. PT
Mitsubishi (Tanjung Priok)
Cakrawala Sakti Kencana. PT
Yayasan Mandiri
Poso Energy, PT
Swakarsa Sinarsentosa PT
Dharma Intisawit Nugraha
Kaltim Prima Coal. PT
Pelanggan PT Wika Gedung
PT Poso Energy
Waskita UBH JO
Pihak ketiga lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Akumulasi penyisihan
Sub Jumlah
Jumlah
2,548,065
25,882,844
137,590,952
79,315,861
72,365,547
3,902,433
9,481,171
12,376,781
1,020,214
28,550,139
5,685,207
3,057,204
3,327,148
2,432,793
1,892,720
4,080,300
9,620,066
3,327,148
6,832,643
37,836,589
760,180,829
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
4. TRADE RECEIVABLES - Continued
The third parties - continued:
1,169,373
PT Sumber Daya Nusaphala
1,500,000
PT Mandiri Dipta Cipta
1,493,688
PT Bakri Swasakti Utama
1,111,701
PT Mahkota Inti Citra
23,643,443
Customer of PT Wika InsanPertiwi
182,087,053
Customer of Wika Beton
104,136,105
Customer of Wika Realty
26,511,774
Cusstomer of Wika Intrade
Srikaya PT
Citra Margatama PT
Indominco. PT
Bakrie Metal Industries. PT
Mitsubishi (Tanjung Priuk)
Cakrawala Sakti Kencana. PT
Yayasan Mandiri
Poso Energy, PT
Swakarsa Sinarsentosa PT
Dharma Intisawit Nugraha
Kaltim Prima Coal. PT
Customer of PT Wika Gedung
PT Poso Energy
Waskita UBH JO
Other third parties under
4,053,238
Rp 1,000,000
906,512,228
(91,803,929)
(72,928,672)
668,376,900
872,070,756
Allowance for doubtful accounts
833,583,556
1,039,101,991
Sub Total
Total
Piutang usaha dijaminkan pada bank-bank pemberi
pinjaman (lihat catatan 20)
Trade receivables have been pledged as collateral for Banks
providing loan (see note 20)
Proyek Trade Center Mall, Surabaya
Trade Center Mall Project, Surabaya
Perusahaan mempunyai piutang usaha sebesar Rp
34.241.811 atas Pembangunan Trade Center Mall yang
sementara dihentikan pekerjaannya pada progres
pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja
PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban
pembayaran pada perusahaan.
The company has trade receivable of Rp 34,241,811 for the
development of Trade Center Mall as for the time being the
activities are suspended. The activities progress is 78%. It is
due to the employer of PT UE ASSA that fail to complete the
payment liability to the company.
Perusahaan telah membentuk penyisihan piutang raguragu sebesar 100% atas piutang tersebut untuk
menutupi kemungkinan kerugian tidak tertagihnya
piutang tersebut. Akumulasi penyisihan piutang masingmasing sebesar Rp 34.241.811 pada tahun 2009 dan
sebesar Rp 28.771.345 pada tahun 2008
The Company has established the allowance for doubtful
accounts for 100% of these receivables to cover possible
losses on uncollectible receivables. Accumulated allowances
for this accounts are Rp 34,241,811 and Rp 28,771,345 as of
December 31, 2009 and 2008.
Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri
Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan
lebih lanjut pengadilan telah menunjuk Syahrial Ridho.
SH.MH sebagai kurator.
On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has
adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further
appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator.
37
210 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
5. PIUTANG RETENSI
5. RETENTION RECEIVABLES
Akun ini merupakan jaminan yang ditahan oleh pemberi
kerja dan dipotong dari setiap pembayaran yang diperoleh
dan akan cair pada saat serah terima pekerjaan kedua,
dengan rincian sebagai berikut :
Pihak hubungan istimewa :
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
DZD Dinar
Yen Jepang
Sub Jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah
This account shall constitute retained guarantee by the
employer and deducted by each acquired payment and shall
be reimbursed at the time of delivery and acceptance of the
second activities with the following detail specification :
2009
2008
80,206,457
5,556,734
85,763,191
48,893,067
9,787,692
58,680,759
Related parties :
Rupiahs
United States of America Dollar
Sub Total
307,740,307
12,980,961
5,007,963
325,729,231
284,838,234
2,391,495
6,262,342
293,492,071
Third parties :
Rupiahs
United States of America Dollar
DZD Dinar
Japanese Yen
Sub Total
-
Allowance for Doubtful Account
(6,653,241)
404,839,180
352,172,831
Rincian piutang retensi per unit kerja adalah sebagai
berikut :
The detail of retention receivables based on work unit are as
follows :
2009
Departemen Sipil Umum
Departemen Bangunan Gedung
Departemen Utilitas
Departemen EPC
Departemen Wilayah dan Luar Negeri
PT Wika Gedung
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Realty
Penyisihan piutang ragu-ragu
Total
2008
44,800,464
91,423,315
45,765,252
143,184,651
57,480,525
2,676,910
2,496,032
23,665,273
(6,653,241)
404,839,180
71,608,612
90,628,009
97,226,577
15,725,438
45,178,669
31,805,525
Civil Construction Department
Building Construction Department
Utility Department
EPC Department
Foreign Affairs Department
PT Wika Gedung
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Realty
-
Allowance for Doubtful Account
352,172,831
Perseroan mempunyai hak tagih penuh dan sampai saat
ini tidak mengalami hambatan untuk melakukan
pencairannya, dan rata-rata umur piutang retensi kurang
dari satu tahun, sehingga manajemen berkeyakinan
bahwa terhadap piutang retensi tersebut tidak dilakukan
penyisihan, kecuali piutang retensi sebesar Rp 6.653.241
atas Pembangunan Trade Center Mall yang disisihkan
100% pada tahun 2009.
The company reserved fully right to collect and until this time
the company has no obstacle to collect and the average aging
retained receivables within less than one year, such that
management believes that there is no need to make provision
for doubtful account for such retained receivable, except for
retention receivables amounting to Rp 6,653,241 for
Development of Trade Center Mall in 2009.
38
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
211
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan
5. RETENTION RECEIVABLES - Continued
Rincian piutang retensi per customer adalah sebagai
berikut
Pihak hubungan istimewa :
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Bank Indonesia
PT Petrokimia Gresik (Persero)
Pemerintah Kabupaten Berau
Ditjen. Perhubungan Darat
DPU Bina Marga Kab. Medan
PT PLN (Persero) Kal Sel & SulUt
PT Pertamina DOH Jawa Barat
BPLS Porong
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Pemda DKI Jakarta
DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim
DPU SNVT SDA Kalimantan III
DPU & Kimpraswil Tarakan
Pertamina PT (Kualanamu)
PTPN 8
DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane
Diknas Pemkab. Singingi
Otorita Pengembangan Daerah
Industri Pulau Batam
Waskita - Usaha Batang Hari
Dinas Bina Marga & Pengairan
Kab.Bengkalis
DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin
DPU Pemprov. Papua
Proyek PLTU SulUt
Hubungan istimewa lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
Chengda
China National Machinery & Equipment
PT Sumber Daya Nusaphala
UE ASSA
Srikaya. PT.
PT Bukit Darmo Property
PT Citra Margatama Surabaya
PT Bakrie Swasakti Utama
Catholic Relief Services
USAID II
Ciliandra Perkasa Group
PT Magnium Anugerah Lestari
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Mahkota Inti citra
These following are detail of retention receivable per customer
as follows
2009
2008
226,659
6,475,000
20,362,250
14,727,461
5,992,881
7,399,730
6,476,932
1,891,617
1,192,661
1,568,642
3,493,589
1,474,182
2,420,954
6,206,521
1,532,653
10,326,662
2,799,558
226,659
3,666,351
820,343
2,442,898
2,018,027
5,974,876
11,781,830
2,054,154
6,654,266
5,386,532
-
1,582,129
780,039
-
541,989
220,578
266,216
1,793,749
-
669,412
85,763,191
2,995,951
58,680,760
Related parties :
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Bank Indonesia
PT Petrokimia Gresik (Persero)
Pemerintah Kabupaten Berau
Ditjen. Perhubungan Darat
DPU Bina Marga Kab. Medan
PT PLN (Persero)
PT Pertamina DOH Jawa Barat
BPLS
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Pemda DKI Jakarta
DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim
DPU SNVT SDA Kalimantan III
DPU & Kimpraswil Tarakan
Pertamina PT (Kualanamu)
PTPN 8
DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane
Diknas Pemkab. Singingi
Otorita Pengembangan Daerah
Industri Pulau Batam
Waskita - Usaha Batang Hari
Dinas Bina Marga & Pengairan
Kab.Bengkalis
DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin
DPU Pemprov. Papua
Proyek PLTU SulUt
Other related parties under
Rp 1,000,000
Sub Total
78,232,948
7,805,703
6,653,241
23,276,229
1,516,011
26,189,238
5,033,646
1,579,029
54,138,029
14,020,515
7,798,920
6,653,241
4,802,433
18,999,585
10,032,985
4,473,182
4,787,521
21,721,765
2,768,550
2,858,922
3,628,734
1,768,253
Third parties :
Chengda
China National Machinery & Equipment
PT Sumber Daya Nusaphala
UE ASSA
Srikaya. PT.
PT Bukit Darmo Property
PT Citra Margatama Surabaya
PT Bakrie Swasakti Utama
Catholic Relief Services
USAID II
Ciliandra Perkasa Group
PT Magnium Anugerah Lestari
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Mahkota Inti citra
39
212 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan
Pihak ketiga - lanjutan:
PT Dian Anggara Persada
Canadian Red Cross Society
PT Bumi Serpong Damai
PT Sumbergas Sakti Prima
PT Graha 165
PT Sahid Sahirman
Cojaal
PT Lucky Sakti
PT Indocement Tunggal Perkasa
PT Permata Berlian Realty
PT Dinamika Karya Utama
Mitsubishi Corporation
Sumitomo
CNEEC
PT Sinar Himalaya
PT Buana Karya Bakti
PT Panca Surya Agrindo
PT Teknik Umum
PT Trubajaya Engineering
PT Sumber Alfaria Trijaya
PT Adaro Indonesia
PT Pandega Citra Niaga
PT Sunindo Gapura Prima
PT Cakrawala Sakti Kencana
PT Deyon Resources
Australian Red Cross Society
PT Alfa Goldland Realty
PT Jakarta Lingkar Barat
PT Medco Power Indonesia
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
Pelanggan Wika Realty
PT Gloria Ramayana
PT Samadita Karya
Indominco
Pelanggan Wika Insan Pertiwi
Pelanggan Wika Gedung
Pihak ketiga lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Sub Jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
5. RETENTION RECEIVABLES - Continued
Third parties - continued :
3,977,642
21,386,162
3,078,331
7,417,951
6,572,716
1,159,091
13,366,796
23,902,016
1,492,155
1,268,625
1,306,150
6,942,241
6,865,654
2,330,182
8,738,819
5,877,296
15,005,950
23,665,272
2,782,381
3,639,560
3,354,092
2,496,033
2,676,910
1,600,000
7,298,162
215,224
1,636,207
2,384,335
3,980,806
9,166,409
2,883,292
3,052,337
8,584,799
2,386,364
4,249,714
188,930
9,577,947
2,262,600
1,254,882
2,612,300
203,601
1,358,796
2,463,904
1,167,509
7,097,539
1,191,864
5,590,482
4,194,886
1,584,946
1,199,078
7,515,000
1,186,318
1,477,082
31,545,127
-
6,141,161
325,729,231
3,928,999
293,492,071
(6,653,241)
404,839,180
-
PT Dian Anggara Persada
Canadian Red Cross Society
PT Bumi Serpong Damai
PT Sumbergas Sakti Prima
PT Graha 165
PT Sahid Sahirman
Cojaal
PT Lucky Sakti
PT Indocement Tunggal Perkasa
PT Permata Berlian Realty
PT Dinamika Karya Utama
Mitsubishi Corporation
Sumitomo
CNEEC
PT Sinar Himalaya
PT Buana Karya Bakti
PT Panca Surya Agrindo
PT Teknik Umum
PT Trubajaya Engineering
PT Sumber Alfaria Trijaya
PT Adaro Indonesia
PT Pandega Citra Niaga
PT Sunindo Gapura Prima
PT Cakrawala Sakti Kencana
PT Deyon Resources
Australian Red Cross Society
PT Alfa Goldland Realty
PT Jakarta Lingkar Barat
PT Medco Power Indonesia
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
Pelanggan Wika Realty
PT Gloria Ramayana
PT Samadita Karya
Indominco
Customer of Wika Insan Pertiwi
Customer of Wika Gedung
Other third parties under
Rp 1,000,000
Sub Total
Allowence for Doubtful Account
352,172,831
Total
Proyek Trade Center Mall, Surabaya
Trade Center Mall Project, Surabaya
Perusahaan mempunyai piutang retensi sebesar Rp
6.653.241 atas Pembangunan Trade Center Mall yang
sementara dihentikan pekerjaannya pada progres
pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja
PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban
pembayaran kepada perusahaan.
The company has retained receivable of Rp 6,653,240 for
the development of Trade Center Mall as for the time being
the activities are suspended. The activities progress is 78%.
It is due to the project owner of PT UE ASSA that fail to
complete the payment liability to the company.
40
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
213
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
5. PIUTANG RETENSI - Lanjutan
5. RETENTION RECEIVABLES - Continued
Perusahaan telah membentuk penyisihan piutang raguragu sebesar 100% atas piutang tersebut untuk menutupi
kemungkinan kerugian tidak tertagihnya piutang tersebut.
Akumulasi penyisihan piutang retensi sebesar Rp
6.653.240 pada tahun 2009.
The Company has established the allowance for doubtful
accounts for 100% of these receivables to cover possible
losses are uncollectible receivables. Accumulated allowance for
retention receivable for Rp 6,653,240 in 2009.
Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri
Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan
saat ini perusahaan terus memantau proses lanjutan
pengadilan yang telah menunjuk Syahrial Ridho. SH. MH
sebagai kurator.
On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has
adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further
appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator. And the
company is in progress of monitoring the court process.
6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI
KERJA
6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS
Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang
perusahaan yang berasal dari pekerjaan jasa konstruksi
yang sudah diakui sebagai pendapatan sesuai dengan
metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang belum
diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita
acara prestasi fisik dengan pengajuan penagihan pada
tanggal neraca. Rincian tagihan bruto kepada pemberi
kerja adalah sebagai berikut :
Due from filled to the project owner shall constitute the
company receivable from the activities of construction services
so recognized as an income in accordance with completion
percentage method contained in Minuted Completion of
Activities not yet issuing the invoice due to the difference
between the minutes of physical performance and collected
submission on the date of balance sheet. Detail specification of
due from the project owner shall be as follows :
2009
Biaya konstruksi
Laba yang diakui
Penagihan
Estimasi Kerugian Proyek
Tagihan bruto pemberi kerja (bersih)
Tagihan bruto pemberi kerja
Kewajiban bruto pemberi kerja
2008
5,333,972,342
307,416,099
5,641,388,441
(5,013,826,693)
(1,722,369)
625,839,379
5,827,131,229
256,454,705
6,083,585,934
(5,376,999,549)
706,586,384
643,983,981
(18,144,602)
625,839,379
706,972,814
(386,430)
706,586,384
a Tagihan bruto pemberi kerja
.
Proggress billing
Due from customer (net)
Due from customer
Due to customer
a Due to customers
.
2008
2009
Departemen Sipil Umum
Departemen Bangunan Gedung
Departemen Utilitas
Departemen EPC
Departemen Wil. dan Luar Negeri
PT Wika Realty
PT Wika Gedung
PT Wika Insan Pertiwi
Estimasi Kerugian Proyek
Jumlah
Construction cost
Recognized profit
250,539,110
106,875,445
50,161,458
154,280,381
21,526,150
29,392,455
32,425,708
505,642
(1,722,369)
643,983,981
207,053,808
145,428,111
55,564,649
215,090,221
36,993,627
46,842,398
706,972,814
41
214 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Civil Construction Department
Building Construction Department
Utility Department
EPC Department
Foreign Affairs Department
PT Wika Realty
PT Wika Building
PT Wika Insan Pertiwi
Loss Estimation on Project
Total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI
KERJA - Lanjutan
b Kewajiban bruto kepada pemberi kerja
2008
805,116
17,339,486
18,144,602
Rincian saldo Tagihan bruto pemberi kerja per
pelanggan adalah sebagai berikut :
Pihak hubungan istimewa :
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Ditjen. Perhubungan Darat
Universitas Gajah Mada
Din. Pemkab Kutai Kertanegara
BRR NAD NIAS
Pemda DKI Jakarta
PT Angkasa Pura 1
PT PLN (Persero)
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
DPU Bina Marga Kab. Medan
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT PTPN (Persero)
Pabrik
Pemda Kaltim
SNVT, Kalsel
Pelanggan Realty
Pemerintah RI,SatKer Sementara
Pengelolaan Sumb. Air Jratuselu
PT Pertamina (Balongan)
PT Pertamina (Soekarno Hatta)
Pertamina Region I
PT Angkasa Pura II
BPLS Lapindo Porong
DPU Dirjen SDA BBWS
Ciliwung Cisadane
Otorita Batam
Dep PU Tata Ruang Tarakan
JO Wika - PP - Sacna
Hubungan istimewa lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Sub Jumlah
6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued
b Due from customers
2009
Departemen Sipil Umum
Departemen Wil. dan Luar Negeri
Departemen Utilitas
Jumlah
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
386,430
386,430
Detail specification to due from balance to the project owner
shall be as follows :
2009
2008
5,633,498
1,864,014
9,682,908
57,571,058
5,496,064
33,418,499
36,413,294
5,761,649
-
387,920
9,022,806
38,697,703
9,682,908
3,930,654
13,499,145
16,159,651
14,182,614
6,807,992
18,024,277
4,723,126
8,381,288
1,105,548
1,404,354
5,761,649
6,452,379
14,063,206
2,204,274
30,092,531
1,467,060
25,676,107
16,750,324
6,110,315
-
82,282,298
15,880,196
1,706,051
151,378
11,816,388
343,867,591
Civil Construction Department
Foreign Affairs Department
Utility Department
Total
5,796,291
184,193,826
Related parties :
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Ditjen. Perhubungan Darat
Universitas Gajah Mada
Diknas Pemkab Kutai Kertanegara
BRR NAD NIAS
Pemda DKI Jakarta
PT Angkasa Pura 1
PT PLN (Persero)
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
DPU Bina Marga Kab. Medan
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT Perkebunan Nusantara (Persero)
Pabrik
Pemda Kaltim
SNVT, Kalsel
Realty Client
Government RI, temporary dev.&
Operation of Oase Jratunseluna
PT Pertamina (Balongan)
PT Pertamina (Soekarno Hatta)
Pertamina Region I
PT Angkasa Pura II
BPLS Lapindo Porong
DPU Dirjen SDA
BBWS Ciliwung
Otorita Batam
Dep PU Tata Ruang Tarakan
JO Wika - PP - Sacna
Other Related Parties under
Rp 1,000,000
Sub Total
42
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
215
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI
KERJA - Lanjutan
Pihak ketiga :
JFE Civ.EngineerIng&Constr.Corp.
PT Bukit Darmo Property
Catholic Relief Services
Excelcomindo
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Lucky Sakti
PT UE ASSA
Canadian Red Cross Society
PT Pandega Citra Niaga
Mitsubishi Corporation
PT Buana Karya Bakti
PT Sinar Himalaya
PT Alfa Goldland Realty
PT Jakarta Lingkar Barat
CNEEC
PT Mahkota Inti citra
China Mechanical Electric Corp.
Chengda (Proyek PLTU Cilacap)
PT Sahid Sahirman
PT Sunindo Gapura Prima
PT Gloria Ramayana Inter Hotel
PT Samadista Karya
PT Cakrawala Sakti Kencana
PT Deyon Resources
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
Sumitomo
Proyek PLTU Kalsel
PT Alam Sutera
PT Bumi Nusa Kaltim
PT Indocement
PT Alfa Goldland Realty
PT Truba Jaya Engineering
PT Medco Power Indonesia
Dongfang
Pakodian Group
Pelanggan Wika Realty
PT Sukses Karya Perdana
Trubaindo Coal Mining
Lippo Karawaci. PT
Kaltim Prima Coal
Masaji Tatanan Container
Pelanggan Wika Gedung
PT Poso Energy
PT RUHAAK Pala Industry
Pihak ketiga lainnya di bawah
Rp 1.000.000
Sub Jumlah
Jumlah
6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued
27,072,854
37,311,281
3,126,431
25,000
47,837,099
17,466,307
40,372,056
17,720,451
944,010
3,605,264
6,860,058
3,203,510
1,374,024
3,677,509
11,752,409
2,465,054
29,392,455
3,035,939
1,863,769
1,795,774
824,815
425,547
32,425,708
2,241,265
3,147,800
46,290,122
98,320,919
13,973,243
1,418,251
13,242,861
7,970,276
1,722,369
9,521,239
701,273
10,482,651
220,266
5,850,037
4,963,567
16,985,210
54,172,769
1,622,768
28,462,268
41,714,847
1,537,881
4,296,402
6,944,759
7,606,250
31,345,178
9,893,988
1,420,370
2,476,810
7,875,752
6,849,559
7,152,791
19,266,009
2,208,763
11,465,062
6,091,662
1,599,481
1,480,075
32,779,192
-
150,000
300,116,390
2,854,068
522,778,988
643,983,981
706,972,814
43
216 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Third parties :
JFE Civil Engineering & Constr. Corp.
PT Bukit Darmo Property
Catholic Relief Services
Excelcomindo
PT Marga Nujyasumo Agung
PT Lucky Sakti
PT UE ASSA
Canadian Red Cross Society
PT Pandega Citra Niaga
Mitsubishi Corporation
PT Buana Karya Bakti
PT Sinar Himalaya
PT Alfa Goldland Realty
PT Jakarta Lingkar Barat
CNEEC
PT Mahkota Inti citra
China Mechanical Electric Corp.
Chengda (Proyek PLTU Cilacap)
PT Sahid Sahirman
PT Sunindo Gapura Prima
PT Gloria Ramayana Inter Hotel
PT Samadista Karya
PT Cakrawala Sakti Kencana
PT Deyon Resources
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
Sumitomo
Proyek PLTU Kalsel
PT Alam Sutera
PT Bumi Nusa Kaltim
PT Indocement
PT Alfa Goldland Realty
PT Truba Jaya Engineering
PT Medco Power Indonesia
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
Pakodian Group
Pelanggan Wika Realty
PT Sukses Karya Perdana
Trubaindo Coal Mining
Lippo Karawaci. PT
Kaltim Prima Coal
Masaji Tatanan Container
PT Jasa Marga
PT Poso Energy
PT RUHAAK Pala Industry
Other the third parties under
Rp 1,000,000
Sub Total
Total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
6. TAGIHAN (KEWAJIBAN) BRUTO KEPADA PEMBERI
KERJA - Lanjutan
6. DUE FROM (TO) CUSTOMERS - Continued
Proyek Trade Center Mall, Surabaya
Trade Center Mall Project, Surabaya
Perusahaan mempunyai tagihan bruto sebesar Rp
1.722.369 atas Pembangunan Trade Center Mall yang
sementara dihentikan pekerjaannya pada progres
pekerjaan 78%, hal ini disebabkan pihak pemberi kerja
PT UE ASSA belum dapat menyelesaikan kewajiban
pembayaran kepada perusahaan.
The company has retained account due from customers Rp
1,722,369 for the development of Trade Center Mall as for the
time being the activities are suspended. The activities progress
is 78%. It is due from the project owner of PT UE ASSA that
fail to complete the payment liability to the company.
Perusahaan telah membentuk penyisihan tagihan bruto
sebesar 100% atas tagihan bruto tersebut. Akumulasi
penyisihan tagihan bruto sebesar Rp. 1.722.369 pada
tahun 2009.
The Company has established the allowance for due from
customer accounts for 100%. Accumulated allowance for
retention receivable for Rp 1,722,369 in 2009.
Perusahaan menempuh jalur hukum untuk penyelesaian
masalah tersebut dan terus melakukan negosiasi untuk
menyelesaikan hak dan kewajiban masing-masing.
The company has seeked due process of law to settle the
issues and continued holding negotiation in order to settle right
and liability respectively.
Pada tanggal 15 Desember 2009 Pengadilan Negeri
Surabaya telah memutuskan PT UE ASSA Pailit, dan
saat ini perusahaan terus memantau proses lanjutan
pengadilan yang telah menunjuk Syahrial Ridho. SH.,MH
sebagai Kurator.
On December 15, 2009 the District Court of Surabaya has
adjuncted PT EU ASSA to be bankrupt and has been further
appointed Syahrial Ridho. SH.MH as a curator. And the
company is in progress of monitoring the court process.
Pembangunan Jalur Ganda KA Kroya-Yogyakarta
Development of Train Double Track Kroya-Yogyakarta
Perusahaan mempunyai tagihan bruto kepada pemberi
kerja pada proyek Pembangunan Jalur Ganda KA Kroya Yogyakarta total sebesar Rp. 46.135.142. dan sebesar
Rp. 27.548.589 yang merupakan penyesuaian harga
terutama dari unsur BBM.
The company has retained account due from customers for the
development Kroya - Yogyakarta of double track of train railway
total Rp 46,135,142 and Rp 27,548,589 which is primarily price
adjustment of fuel elements.
Sesuai dengan surat No. LAP-815/DI/04/2007 tanggal 23
Oktober 2007 dari BPKP kepada Dirjen Perkeretaapian
mengenai laporan hasil evaluasi usulan penyesuaian
harga kontrak, dengan rekomendasi secara legal dan
substansi kontraktor dapat dipertimbangkan penyesuaian
harga kontrak akibat kenaikan BBM dan keterlambatan
SPK dengan dibuatkan amandemen kontrak.
Pursuant to Letter No. LAP-815/DI/04/2007 dated October 23,
2007 submitted by BPKP to Directorate General of Railways
regarding report of evaluation result for Contracted Price
Adjustment Proposal and Recommendation in legal and
subtance manner, the Contractor may consider the adjustment
of price contracted as result of BBM increase and delay of SPK
by preparing the amendment of the contract.
Pada tanggal 12 Oktober 2009, amandemen atas kontrak
terkait dengan price adjustment , telah ditandatangani
yaitu amandemen kontrak No 7 atas Kontrak No.SPP01/BLN/SL-PI/PLS/I/09 antara PLS dan JFE Civil-Wika
JO.
On October 12, 2009, amendment of a contract relating to price
adjustment, has signed which is a contract amendment No. 7 to
Contract between the PLS and No.SPP-01/BLN/SL-PI/PLS/I/09
Civil JFE-Wika JO.
Seluruh tagihan Eskalasi tersebut telah cair di bulan
Desember 2009.
The whole bill of escalation has been settled on December
2009.
44
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
217
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
7. PENDAPATAN YANG AKAN DITERIMA
7. ACCRUED INCOME
Pendapatan Akan Diterima merupakan piutang usaha yang
belum ditagihkan selain dari aktivitas pelaksanaan proyek,
dengan rincian sebagai berikut.
2009
Pelanggan PT Wika Beton
26,072,147
Pelanggan PT Wika Realty
3,511,302
Pelanggan PT Wika Intrade
93,048,516
122,631,965
Jumlah
8. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
Pusat Manajemen
Piutang lain-lain Konstruksi
Departemen Sipil Umum
Departemen Utilitas
Departemen Bangunan
Departemen Wilayah dan Luar
Departemen EPC
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Jumlah
Penyisihan piutang raguJumlah
Accured income represents unbilled trade receivables from
other project construction activites, are as follows:
2008
22,766,608
31,340,632
6,117,384
60,224,624
PT Wika Beton Customer
PT Wika Intrade Customer
PT Wika Realty Customer
Total
8. OTHER RECEIVABLE
This account consists
2008
26,010,007
Head of Management
Other receivable Construction Department:
Civil Construction Department
53,241,023
Utility Department
4,288,568
Building Construction Department
7,756,304
Foreign Construction Department
692,174
EPC Department
3,722,391
PT Wika Beton
4,076,443
PT Wika Reality
480,477
PT Wika Intrade
1,848,309
PT Wika Insan Pertiwi
312,310
Total
102,428,005
Allowance for doubtful accounts
(16,627,387)
Total
85,800,618
2009
1,524,342
22,487,521
1,849,157
17,894,955
2,043,841
1,327,918
434,341
19,414,058
25,543,877
728,367
93,248,377
(16,819,532)
76,428,845
Piutang lain-lain divisi-divisi konstruksi merupakan
piutang perusahaan kepada subkontraktor atas
pembayaran yang telah dilakukan untuk pembelian
material proyek yang sedang dikerjakan dan akan
diperhitungkan dengan pembayaran hutang kepada
subkontraktor.
Other receivables construction divisions are receivable for the
company to the subcontractors which have made payments for
the purchase of materials project which it is working on and will
be accounted with debt payments to subcontractors.
Piutang lain-lain PT Wika Realty merupakan piutang
perusahaan kepada kontraktor atas pembayaran yang
telah dilakukan untuk pembelian material proyek yang
sedang dikerjakan yang akan di set off dengan
pembayaran hutang kepada kontraktor.
Other receivable of PT Wika Reality shall constitute the
company's loan conducted to purchase projected material
that is being inplemented an set off by debt payment to the
contractor.
Piutang lain-lain Departemen Sipil Umum sebesar Rp
22.487.520 merupakan piutang atas penggadaan besi
proyek JO serta piutang kepada PT Propelat atas proyek
Cikubang sebesar Rp 13.700.000 yang telah disisihkan
100% pada tahun 2007.
Other receivable of department of civil construction shall be Rp
22,487,520, for the procurement of JO project iron and
receivable to the PT Propelat for Cikubang projetc of Rp
13,700,000 deducted of 100% in 2007.
Berdasarkan analisa status masing-masing saldo akun
piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen
perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan
piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang raguragu.
Based on analysis of the status of each account balance of
other receivables in the end of the year, the management of the
company believes that the amount of deduction of non accrual
loan shall be sufficient to cover the loss possibility uncollected
for allowance of doubtful account.
Seluruh piutang lain-lain adalah dalam mata uang rupiah
All other receivables are in rupiah currency.
45
218 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
9. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari :
Barang jadi
Barang dalam proses
Produk komponen
Barang baku dan bahan penolong
Persediaan dalam pengiriman
Suku cadang
Persediaan aktiva real estate
Tanah sedang dikembangkan
Tanah matang
Bangunan sedang konstruksi
Bangunan jadi
Bahan material
Penurunan nilai persediaan Intrade
Jumlah
9. INVENTORIES
2009
756,289,840
11,307,828
5,180,009
124,662,835
12,245,927
6,019,429
This account consist of :
2008
837,576,780
19,149,603
13,600,343
278,100,142
18,710,466
3,982,792
116,709,419
14,742,318
37,939,075
4,111,768
310,773
(45,046,450)
1,044,472,772
119,030,871
19,911,698
33,939,243
5,176,177
844,393
1,350,022,508
Finished goods
Work in pocess
Component product
Raw material and indirect material
Inventories in transit
Spare part
Real estate inventories
Land under development
Land available for sale
Building under Construction
Housing inventories
Material inventories
Impairment of Intrade's inventory
Total
Barang Jadi
Finished Goods
Persediaan Barang Jadi merupakan persediaan barang
jadi produk beton (PT Wika Beton), produk metal, tabung
gas, pupuk, sparepart otomotif dan konversi energi (PT
Wika Intrade) yang terinci sebagai berikut :
The inventory constitued of the finished goods inventory of
concrete products (PT Wika Beton), metal products, gas,
fertilizers, automotive spare parts and energy conversion (PT
Wika Intrade) are detailed as follows:
Produk Beton di gudang
Produk Beton di lapangan
Tabung kompor gas
Plastik Pressing/Painting
Sparepart Otomotif
Konversi Energi(SWH )
Pupuk & Aspal
Jumlah bersih
nilai
- Penurunan
persediaan intrade.
Jumlah bersih
2009
66,673,888
553,964,455
12,598,210
5,422,456
5,994,705
111,636,125
756,289,840
2008
122,616,408
411,894,505
11,799,648
3,152,326
3,894,432
284,219,462
837,576,780
(45,046,450)
711,243,390
837,576,780
Concrete product in warehouse
Concrete product in field
Gas Stove
Pressing Plastic /Painting
Otomotif Sparepart
Energy Conversion (SWH)
Fertilizer & Asphalt
Total
- Impairment expense of
Intrade's inventory
Net total
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran
harga jual wajar setelah dikurangi taksiran biaya untuk
memperoleh dan menjual barang jadi.
Net value can be realized is the estimated selling price after
deducting the estimated reasonable cost to acquire and sell
goods.
Beban penurunan nilai persediaan pupuk sebagai akibat
dari dari penurunan nilai jual atas persediaan pupuk di
PT Wijaya Karya Intrade telah dilakukan berdasarkan
analisa umur persediaan dan hasil penelaahan terhadap
keadaan persediaan serta harga jual pada saat tanggal
Neraca.
The impairment of fertilizer stocks decline in value as a result of
the decline in trading value of stocks of fertilizer in PT Wijaya
Karya Intrade has been conducted on the basis of analysis of
inventory age and a review of the state of condition inventories
and selling prices at the balance sheet date.
Barang Dalam Proses
Work in Process
Persediaan barang dalam proses merupakan persediaan
dalam proses produksi atas produk metal, tabung kompor
gas, sparepart otomotif dan konversi energi PT Wika
Intrade yang terinci sebagai berikut :
Inventories of goods in process inventory in a production
process for metal products, gas stove, sparepart automotive
and energy conversion of PT Wika Intrade detailed as follows:
46
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
219
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
9. PERSEDIAAN - Lanjutan
Sparepart Otomotif
Tabung kompor gas
Plastik Pressing/Painting
Konversi Energi (SWH)
Jumlah
9. INVENTORIES - Continued
2009
1,942,641
8,591,629
773,558
11,307,828
2008
5,433,943
11,877,593
1,838,067
19,149,603
Automotive Sparepart
Gas Stove
Pressing Plastic /Painting
Energy Conversion (SWH)
Total
Produk Komponen
Component Product
Persediaan produk komponen merupakan persediaan
produk dalam proses (setengah jadi) PT Wika Intrade
untuk komponen tabung kompor gas dan sparepart
otomotif yang terinci sebagai berikut :
2009
1,599,128
Sparepart Otomotif
Plastik Pressing/Painting
3,580,881
Tabung kompor gas
5,180,009
Jumlah
Inventories of products is a component stock of the product in
the process of (work in process) PT Wika Intrade for
component Gas Cylinder (Gas Stove) and automotive
spareparts are detailed as follows:
2008
941,971
Automotive Sparepart
12,658,372
Pressing Plastic /Painting
Gas Stove
13,600,343
Total
Bahan baku Penolong
Raw Material Suplement
Bahan Baku dan Penolong merupakan persediaan bahan
baku pada industri beton, metal, produk sparepart
otomotif dan konversi energi serta persediaan material
besi beton dan semen di proyek-proyek konstruksi.
Raw materials suplement is an industrial raw material in
concrete, metal, automotive products and spareparts and
supplies energy conversion materials and cement concrete iron
on construction projects.
Wika Induk
Wika Beton
Wika Intrade
Wika Gedung
Jumlah
2009
75,433,803
34,251,114
11,197,018
3,780,900
124,662,835
2008
156,064,889
83,084,200
38,951,053
278,100,142
Parent Company
Wika Beton
Wika Intrade
Wika Gedung
Total
Tanah yang sedang dikembangkan terdiri dari/land under development consists of :
a.Festival Fatmawati
b.Tamansari Samarinda
c.Tamansari Bukit Mutiara
d.Tamansari Majapahit
e Tamansari Manglayang Regency
f. Tamansari Puri Bali
g.Tamansari Metropolitan Manado
h.Tamansari Pelabuhan Ratu
i. Tamansari Sudirman
j. Grand Tamansari Samarinda 2
k.The Hills Semarang
Jumlah/Total
LT
921
14,548
83,791
34,835
46,329
21,268
15,455
47,673
39,626
304,446
47
220 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2009
7,694,199
14,190,104
21,243,880
20,557,693
11,525,110
13,656,762
5,252,865
7,514,059
630,885
9,865
14,433,997
116,709,419
LT
1,637
32,813
284,098
32,761
45,377
23,568
11,525
56,638
488,417
2008
13,522,392
24,604,863
15,982,418
18,741,004
15,232,026
13,476,700
7,105,300
5,400,834
4,965,333
119,030,871
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
9. PERSEDIAAN - Lanjutan
9. INVENTORIES - Continued
Tanah matang terdiri dari/Land ready to sale consists of :
a.Taman Sari Persada Bogor
b.Tamansari Mangly. Regency
c.Tamansari Persada Bali
d.Tanah Aceh
e.Tamansari Bukit Damai
f. Tamansari Samarinda
g.Tamansari Bukit Mutiara
h.Tamansari Majapahit
i. Tamansari Pelabuhan Ratu
j. Tamansari Metro Politan Manado
k.Tamansrai Puri Bali
Jumlah/Total
LT
3,473
12,132
1,144
878
1,962
11,751
1,414
3,315
73
36,142
2009
1,064,574
2,492,248
451,356
1,607,740
349,127
5,217,432
680,940
2,868,015
10,886
14,742,318
LT
5,105
10,761
1,729
2,316
14,062
551
7,402
436
655
507
43,524
2008
1,988,103
2,435,914
451,356
1,607,740
365,212
6,594,735
416,267
5,381,254
50,017
322,389
298,709
19,911,698
LT
4,298
2,092
4,226
2,732
6,518
1,479
496
4,846
1,688
28,375
2008
4,073,856
1,387,950
3,032,470
2,687,975
4,161,999
1,515,029
661,850
2,607,574
11,780,649
2,029,891
33,939,243
Bangunan yang sedang dikonstruksi terdiri dari/Building in under construction are :
LT
1,322
1,827
2,802
1,646
7,258
888
163
2,594
1,606
1,084
65
1,902
1,072
24,229
a. Tamansari Bukit Mutiara
b. Tamansari Pelabuhan Ratu
c. Tamansari Manglayang Regency
d. Tamansari Puri Bali
e. Grand Tamansari Samarinda
f. Tamansari Metropolitan Manado
g. Tamansari Persada Bogor
h. Tamansari Majapahit
i. Tamansari Sudirman
j. Festival Fatmawati
k.Grand Tamansari Samarinda 2
l. The Hills Semarang
m.The Green Tamansari Surabaya
n. Lain-lain
Jumlah/Total
Material Real Estat terdiri dari:
Proyek Sidikarang
Proyek Sudirman
Proyek Centro City
Proyek Akper MUBA
jumlah
2009
2009
1,661,796
794,187
2,401,587
3,851,289
9,931,940
495,891
275,017
1,332,444
13,739,636
901,894
136,121
612,993
660,827
1,143,453
37,939,075
2008
396,294
237,871
165,486
44,741
844,393
310,773
310,773
Real Estate raw material are:
Sidikalang project
Sudirman projerct
Centro City project
Akper MUBA project
Total
Persediaan barang jadi dan barang dalam proses
merupakan persediaan barang jadi dan barang dalam
proses produksi atas produk beton, produk metal, dan
produk konversi energi.
The inventory of consumable goods and non ready consumable
goods that are in the process of production for concrete
product, metal product and energy conversion product.
Bahan baku dan penolong merupakan persediaan bahan
baku pada industri beton, metal dan konversi energi,
serta bahan-bahan material konstruksi proyek.
Raw material and assistance shall constitute inventory for raw
material in concrete, metal and energi construction industry and
construction materials in the project.
48
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
221
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
9. PERSEDIAAN - Lanjutan
9. INVENTORIES - Continued
Persediaan dalam pengiriman merupakan persediaan
yang telah dikirim sebelum tanggal neraca tetapi belum
sampai di tujuan.
Inventory that is in the delivery process shall constitute
inventory that have been delivered prior to the date of balance
sheet, but it has not yet been in the destination area.
Piutang
dan
persediaan
minimal
senilai
Rp
45.000.000.000 (Rupiah penuh) yang dimiliki perusahaan
dijaminkan kepada Bank Mega sesuai dengan akta
fiducia baik sekarang maupun di kemudian hari atas
fasilitas kredit yang diberikan kepada PT Wika Beton.
Both loan and inventory of minimum Rp 45,000,000,000 (Full
amount) as owned by the company shall be guaranteed in Bank
Mega in accordance with deed of fiduciary either in the present
and hereafter in respect of credit facility so provided to PT Wika
Beton.
Perseroan mengasuransikan persediaan produk pabrik
konversi energi dan produk pabrik komponen automotif
Cibinong dengan nilai pertanggungan sebesar Rp
6.497.900.000
(Rupiah
penuh)
dengan
polis
No.203.204.300.09.0056 pada PT Asuransi Jasa
Indonesia (Jasindo) dengan jangka waktu pertanggungan
20 Juni 2009 sd 20 Juni 2010, serta asuransi atas
Persediaan Produk Casting Jatiwangi dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 15.571.622.218 (Rupiah
penuh) dengan No Polis 203.204.300.09.0057 berlaku
sejak 20 Juni 2009 sampai dengan 20 Juni 2010.
Manajemen berkeyakinan nilai pertanggungjawaban
tersebut cukup untuk menutup kerugian.
The company shall guarantee the inventory of manufacturing of
energy conversion product and automotive component with the
insurance coverage value of Rp 6,497,900,000 by the police
No.203.204.300.09.0056 to PT Asuransi Jasa Indonesia
(Jasindo) with the effective period coverage of June 20, 2009
until June 20, 2010. Also insurance coverage for Casting
Product stock value of Rp 15,571,622,218 (Full amount) by the
police No.203.204.300.09.0057 with the effective period
coverage of June 20, 2009 until June 20, 2010. The
managament belives that the coveraga value shall be sufficient
to cover the loss.
Seluruh persediaan dimiliki atas nama Perusahaan.
All inventories shall be owned in the name of the company.
Piutang dan persediaan minimal senilai Rp. 50 milyar
sebagai agunan utama atas fasilitas kredit modal kerja
revolving dan fasilitas non cash loan yang diperoleh PT
Wika Beton dari Bank Mandiri sesuai Perpanjangan
Perjanjian No.CGB.ONE/SPPK/RD2.060/2007 tanggal 9
Mei 2007.
Receivable and stock with minimum value of Rp 50 Billions
shall be as main mortgage for credit facility of revolving working
capital and facility of non cash loan so obtainted by PT Wika
Beton in Bank Mandiri pursuant to the Extension of Argeement
No. CGB.ONE/SPPK/RD2.060/2007 dated May 9, 2007.
Persediaan tersebut juga dijaminkan ke Bank Niaga
dengan nilai penjaminan Rp 5.000.000.000 (Rupiah
penuh).
The aforementioned inventory is alao guaranteed to Niaga
Bank with the coverage value Rp 5,000,000,000 (Full amount).
Lihat catatan 20.
Please see note 20.
10. UANG MUKA
10. ADVANCES
Rincian uang muka adalah sebagai berikut :
Details of advances are as follows :
2009
Subkontraktor
Pemasok
Uang muka pekerjaan
Lain-lain
Jumlah
2008
38,207,804
133,316,939
10,227,953
19,453
181,772,149
74,874,668
149,186,509
480,420
9,735,184
234,276,781
49
222 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sub-contractor
Supplier
Advance
Other
Total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
10. UANG MUKA - Lanjutan
10. ADVANCES - Continued
Uang muka kepada subkontraktor merupakan uang muka
yang diberikan kepada subkontraktor sehubungan
dengan kontrak pelaksanaan pekerjaan proyek,
subkontraktor akan mengangsur kepada perusahaan
pada saat pembayaran prestasi kerja.
Down payment made to subcontractor shall constitute down
payment made to subcontractor in connection with the contract
for the project activities implementation. The subcontractor
shall make the payment in installment to the Company at the
time of work performance payment.
Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka
yang diberikan kepada pemasok sehubungan dengan
pengadaan bahan baku dan material konstruksi di proyek.
Down payment made to supplier shall constitute down payment
made to supplier in connection with the procurement of
construction raw material and material in the project.
Uang muka intern pekerjaan/kegiatan kerja (persekot)
merupakan uang muka yang diberikan kepada pelaksana
proyek untuk keperluan operasional proyek.
Intern down payment to the activities/work activities shall
constitute down payment made to management of the project
for the purpose of projected operational requirement.
Lain-lain pada uang muka tersebut merupakan persekot
operasional pegawai dan pemasaran.
Other payment constitute down payment for the operational of
the employee and marketing.
11. PAJAK DIBAYAR DI MUKA
11. PREPAID TAXES
Rincian pajak dibayar di muka adalah sebagai berikut :
Details of prepaid taxes are as follows :
2009
PPh pasal 21
PPh pasal 22 Impor
PPh pasal 22 Wajib Bayar
PPh pasal 23
PPh pasal 24
PPh pasal 25
PPh Final dibayar dimuka
Pajak Pertambahan Nilai
PPN Impor
PPN DN Restitusi
PPN K DPL
Jumlah
2008
1,175,864
10,300,539
8,719,881
135,466,588
15,010,917
1,174,728
11,529,615
36,530,969
3,783,203
2,651,072
22,115,331
6,055,556
111,722,113
226,343,376
203,677,628
18,339,250
15,360,817
30,084,561
-
Income Tax Art 21
Income Tax Art 22 - Import
Income Tax Art 22 - Waba
Income Tax Art 23
Income Tax Art 24
Income Tax Art 25
Prepaid of Final Tax
VAT In
VAT - Import
VAT Refund
VAT Out DPL
Total
Pada tahun 2009 PT Wijaya Karya (Persero), Tbk telah
mengajukan perhitungan restitusi terhadap kelebihan
bayar atas pajak tahun 2007 dan 2008.
In the year 2009 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk has proposed
the calculation of refund of the excess taxes in 2007 and 2008.
Berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan No : PRIN82/WPJ.19/KP.0305/2009 tanggal 29 Mei 2009,KPP
BUMN saat ini masih melakukan pemeriksaan atas
pengajuan restitusi tersebut.
Based
on
Examination
Warrant
No:
PRIN82/WPJ.19/KP.0305/2009 dated May 29, 2009, KPP SOEs is
still doing its investigation of the filing of refund.
KPP BUMN melakukan pemeriksaan dibidang perpajakan
berdasarkan dengan Undang-Undang No. 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007.
Tax Service Office for state own company conducts tax
inspection according to the Law No. 6 year 1983 on General
Provisions and Tax Procedures as amended several times, last
by law No. 28 of 2007.
50
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
223
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. PAJAK DIBAYAR DI MUKA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
11. PREPAID TAXES - Continued
Restitusi pajak tersebut adalah sebagai berikut :
SPT PPh 29 pajak tahun 2007, sebesar Rp
33.925.115.021 (Rupiah penuh).
SPT PPh 29 pajak tahun 2008, sebesar Rp
28.982.113.551 (Rupiah penuh).
PPN Tahun 2007 sebesar Rp 2.670.385.048 (Rupiah penuh).
PPN Tahun 2008 sebesar Rp 1.323.835.598 (Rupiah penuh).
12. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Refund of the tax is as follows:
Annuall of Income tax article 29 in 2007 was
Rp 33,925,115,021 (Full amount).
Annuall of Income tax article 29 in 2008 was
Rp 28,982,113,551 (Full amount).
VAT in 2007 was Rp 2,670,385,048 (Full amount).
VAT in 2008 was Rp 1,323,835,598 (Full amount).
12. PREPAID EXPENSES
Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut :
Details of prepaid expenses are as follows :
2009
Biaya usaha
Biaya produksi
Biaya pengadaan
Biaya pengelolaan
Biaya distribusi
Biaya sewa dan asuransi
Lain-lain
Jumlah
2008
9,964,792
2,332,840
586,250
7,310,896
156,165,413
492,274
627,366
177,479,831
3,327,985
8,762,317
3,097,745
5,890,472
116,105,091
7,796,900
1,191,852
146,172,362
Operating expenses
Production expenses
Procurement expenses
Coordination expenses
Distribution expenses
Rent and insurance expenses
Other
Total
Biaya usaha dibayar di muka per unit kerja atau lokasi,
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan kegiatan usaha perusahaan seperti biaya
pengusahaan proyek, tender dan biaya usaha lainnya
serta biaya sewa dan asuransi.
Prepaid business expenses per working or location unit shall
constitute costs expended in connection with the company
business activities such as business undertaking cost of the
project, tender and others and rental and insurance fee.
Rincian biaya usaha dibayar di muka adalah sebagai
berikut :
Details of prepaid business expense shall be as follows :
2009
Departemen Bangunan Gedung
Departemen Sipil Umum
Departemen Wilayah dan Luar Nege
Departemen Utilitas
Departemen Pusat
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Jumlah
2008
1,000,680
83,450
678,491
1,891,468
18,199
491,469
5,801,035
9,964,792
Biaya produksi dibayar di muka merupakan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan dan
belum dapat diperhitungkan dengan penjualan karena
pada tanggal neraca berita acara kemajuan fisik belum
dapat ditandatangani pengawas lapangan dan atau
berita acara penyerahan barang belum ditandatangani.
551,963
771,478
85,597
1,238,167
358,768
322,012
3,327,985
Building Construction Department
Civil Construction Department
Foreign Affairs Department
Utility Department
Central Department
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Total
Prepaid production expense shall constitute costs expended
for the company's requirement and could not be calculated by
the sales, because on the balance sheet date minutes of
physical improvement could not be signed by the field
supervisor and or minutes of goods delivery has not been
signed.
51
224 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
12. BIAYA DIBAYAR DI MUKA - Lanjutan
12. PREPAID EXPENSES - Continued
Rincian biaya produksi dibayar di muka adalah :
Departemen Sipil Umum
Departemen Bangunan Gedung
Departemen Utilitas
Departemen EPC
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Gedung
PT Wika Insan Pertiwi
Jumlah
Details of prepaid production expenses are as follows :
2009
918,808
52,978
618,029
213,839
427,856
101,330
2,332,840
2008
1,208,860
293,556
66,000
1,551,670
2,587,059
1,089,211
1,317,508
648,453
8,762,317
Biaya distribusi dibayar di muka merupakan biaya atas
distribusi produk beton dan produk intrade yang
ditangguhkan sehubungan dengan perbedaan waktu
antara pengakuan penjualan dan saat terjadinya
pengiriman produk beton.
Civil Construction Department
Building Construction Department
Utility Department
EPC Department
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Building
PT Wika Insan Pertiwi
Total
Prepaid distribution expense shall constitute cost for the
distribution of concrete and intrade product with the interval
time between recognition of sale and the period of concrete
product delivery.
13. JAMINAN USAHA
13. BUSINESS GUARANTEE
Akun ini merupakan jaminan yang diberikan perusahaan
dalam rangka memperoleh/pelaksanaan pekerjaan
kontrak konstruksi. Jaminan tersebut berupa dana yang
disetor kepada bank yang ditunjuk dan akan dicairkan
setelah habis masa berlakunya bank garansi, dengan ratarata berlakunya bank garansi kurang dari satu tahun.
This account shall constitute guarantee provided in order to
obtain/ implement the construction contract activities. Such
guarantee shall be in form fund so paid up to the appointed
bank and shall be recorded upon the termination of bank
guarantee period, within the average effective period of bank
guarantee less than one year.
14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES
Akun ini merupakan penyertaan saham pada perusahaan
asosiasi, sebagai berikut :
This account shall constitute share investment in associated
company so set forth as follows :
TAHUN 2009
Nama perusahaan
1.
2.
3.
4.
PT WIKA - NGK Insulator
PT Wijaya Tama Perkasa
PT Marga Kunciran
PT Marga Nujyasumo
Persentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
(%)
Jumlah
Penyertaan
Amount of Participation
Awalperiode
Beginning balance
18,70%
40,00%
10,00%
20,00%
Penambahan/
(Pengurangan)
Additional/
(Deduction)
Jumlah
Penyertaan/
Amount of Participation
Akhir Periode/
Ending Balance
1,708,240
15,000,000
3,000,270
-
(15,000,000)
116,800,000
1,708,240
3,000,270
116,800,000
19,708,510
101,800,000
121,508,510
52
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
225
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan
14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued
TAHUN 2008
Nama perusahaan
1. PT WIKA - NGK Insulator
2. PT Wijaya Tama Perkasa
3. PT Marga Kunciran
Persentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
Jumlah
Penyertaan
Amount of Participation
Awalperiode
Beginning balance
18,70%
40,00%
10,00%
Penambahan/
(Pengurangan)
Addition/
(Deduction)
Jumlah
Penyertaan/
Amount of Participation
Akhir Periode/
Ending Balance
1,708,240
-
15,000,000
3,000,270
1,708,240
15,000,000
3,000,270
1,708,240
18,000,270
19,708,510
PT WIKA - NGK Insulator
Perusahaan memiliki 1.708 saham yang merupakan
18,70% hak kepemilikan. WIKA NGK Insulator bergerak
dalam bidang insulator.
PT WIKA - NGK Insulator
The company has 1,708 shares constituting 18.70% of the
ownership right. WIKA NGK Insulator engages in the business
of providing insulation field.
WIKA NGK didirikan pada tanggal 23 Juli 1987
berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.76 dibuat di
hadapan Kartini Muljadi, SH. Notaris di Jakarta
sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan Akta
Pendirian No.5 tanggal 3 Juni 1988, dibuat di hadapan
Inge Hendarmin, SH., pengganti dari Kartini Muljadi, SH.,
Notaris di Jakarta, yang keduanya telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No.C2-5652-HT.01.01.TH
'88 tanggal 2 Juli 1988, serta telah diumumkan dalam
Tambahan No.816, Berita Negara Republik Indonesia
No.65 tanggal 12 Agustus 1988.
WIKA NGK shall be established and organized on July 23, 1987
under deed of limited liablity company No. 76 drawn up and
passed before Kartini Muljadi SH, Notary public practicing in
Jakarta as amendmend by deed of amendmend to deed of
establishment No. 5 dated June 3, 1988 drawn up and passed
before Inge Hendarmin, SH., as an alternate notary public for
Kartini Muljadi, SH, Notary public practicing in Jakarta, both
have obtained legalization from Minister of Jutice of the
Republic of Indonesia by the viture of decree of No. C2-5652HT.01.01.TH '88 dated July 2, 1988, and promuglated in
suplement No. 861 dated August 12,1988.
Anggaran Dasar WIKA NGK telah beberapa kali
mengalami perubahan yang perubahan terakhirnya,
antara lain sehubungan dengan perubahan seluruh
Anggarann Dasar WIKA NGK, adalah sebagaimana yang
termaksud dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat
No.3 tanggal 25 Pebruari 2000, dibuat di hadapan Sarina
Sihombing, SH., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II
Tangerang berkedudukan di Ciputat.
Articles of Association of WIKA NGK has been amended
several times and most recently in connection with the
amendment to all Articles of Association of WIKA NGK as
embodied in Deed of Statement of Meeting Resulution No.3
dated February 25, 2000, drawn up and passed before Sarina
Sihombing, Sihombing, Notary Public practicting in Regency as
the second level regions Tangerang having its domicile in
Ciputat.
Maksud dan tujuan usaha WIKA NGK adalah
sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar adalah
melaksanakan kegiatan usaha membuat dan merakit
high tension porcelain insulators dan produk-produk
lainnya yang berhubungan serta memasarkan dan
menjual seluruh hasil produknya di wilayah indonesia dan
maupun luar indonesia.
Purpose and objektive of WIKA NGK business as contained in
Article of Assocation shall be to implement business activities in
producing and assembling "high tension porcelain inslator" and
other relevant products and marketing and selling all production
proceeds thorough Indonesia and out of Indonesia teritory.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.3
tanggal 25 Pebruari 2000, dibuat di hadapan Sarina
Sihombing, SH., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II
Tangerang, berkedudukan di Ciputat, struktur permodalan
dan komposisi susunan pemegang saham WIKA NGK
adalah sebagai berikut :
Based on the Deed of Statement of Meeting Resolution No.3
dated February 25, 2000, drawn up and passed before Sarina
Shombing, SH., Notary Public practicing in Regency as second
level regionis Tangerang having its domicile in Ciputat, the
stucture of capitalization and composition of structure of
Shareholders of WIKA NGK shall be as follow:
53
226 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan
14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued
Nominal Rp 1.630.000/ US$ 1.000 per saham/ shares
Saham/Shares
Rupiah/ USD
%
5,620
Rp
9,160,600,000
USD
5,620
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero)
1,048
- NGK Insulator Ltd.
3,048
- Sumitomo Corporation
1,524
5,620
-
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
Rp
USD
Rp
USD
Rp
USD
Rp
USD
1,708,240,000
1,048
4,968,240,000
3,048
2,484,120,000
1,524
9,160,600,000
5,620
-
18.65%
54.23%
27.12%
100%
PT Wijaya Tama Perkasa
Perusahaan memiliki 15.000 lembar saham yang
merupakan 40% hak kepemilikan. PT Wijaya Tama
Perkasa bergerak dalam bidang penyelenggaraan dan
pengelolaan fasilitas jalan tol.
PT Wijaya Tama Perkasa
The company has 15,000 shares constituting 40% of the
ownership right. PT Wijaya Tama Perkasa engaging in the
business of providing of toll road facility development and
management implementation.
PT Wijaya Tama Perkasa didirikan pada tanggal 1 April
2008 berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.04 dibuat
di hadapan Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta.
PT Wijaya Tama Perkasa shall be duly organized and
established on April 1, 2008 under Deed of Limited Liability
Company No.04 drawn up and passed before Imas
Fatimah,SH. Notariy Public practicing in Jakarta.
Maksud dan tujuan usaha PT Wijaya Tama Perkasa
adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar
adalah melaksanakan kegiatan usaha di bidang
penyelenggaraan pembangunan jalan tol, pembangunan
prasarana dan sarana dasar (infrastruktur), fasilitas
penunjang jalan, pengembangan lahan-lahan/kawasan
sekitar jalan tol, melakukan usaha perdagangan umum
termasuk antar pulau, impor, ekspor, distributor dan
pemasok.
Purpose and Objective of PT Wijaya Tama Perkasa as
contained in Articles of Assocation shall be to implement
businss activities in toll road development, road supporting
facility, land/area surrounding toll road developement, public
trading business including inter island, importing, exporting,
distributor and supplier.
Berdasarkan Akta tersebut, struktur permodalan dan
komposisi susunan pemegang saham PT Wijaya Tama
Perkasa adalah sebagai berikut :
Pursuant to the aforementioned Deed, the structure of
capitalization and composition of structure of shareholders of
PT Wijaya Tama Perkasa shall be as follows :
Nilai nominal Rp.1.000.000,- Per saham
Rupiah (Nilai penuh/full amount)
Saham/Shares
Rp
150,000,000,000
150,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Wijaya Karya (Persero)Tbk,
- PT Margatama Perkasa
- PT Kartika Marga Sakti
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
15,000
15,000
7,500
37,500
112,500
Dengan telah berubahnya kebijakan pengelolaan Jalan
Tol Surabaya Mojokerto, perusahaan telah menarik
kembali nilai pernyertaan tahun 2009 sebesar Rp
15.000.000.000 (Rupiah penuh) di PT Wijaya Tama
Perkasa.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
15,000,000,000
15,000,000,000
7,500,000,000
37,500,000,000
112,500,000,000
%
40%
40%
20%
100%
As the change in policy of freeways Surabaya Mojokerto
management, the company has divested on authorized
capital in 2009 at PT Wijaya Tama Perkasa as of Rp
15,000,000,000 (Full amount).
54
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
227
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan
14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued
PT Marga Kunciran Cengkareng
Perusahaan memiliki 329.700 lembar saham yang
merupakan 10% hak kepemilikan. PT Marga Kunciran
Cengkareng bergerak dalam bidang penyelenggaraan
dan pengelolaan fasilitas jalan tol.
PT Marga Kunciran Cengkareng
The company has 329,700 shares constituting 10% of the
ownership right. PT Marga Kunciran Cengkareng engaging in
the business of providing of toll road facility development and
management implementation.
Maksud dan tujuan usaha PT Marga Kunciran
Cengkareng adalah sebagaimana tercantum dalam
Anggaran Dasar adalah melaksanakan kegiatan usaha di
bidang penyelenggaraan pembangunan jalan tol,
pembangunan
prasarana
dan
sarana
dasar
(infrastruktur), fasilitas penunjang jalan, pengembangan
lahan-lahan/kawasan sekitar jalan tol, melakukan usaha
perdagangan umum termasuk antar pulau, impor, ekspor,
distributor dan pemasok.
Purpose and objective of PT Marga Kunciran Cengkareng as
contained in Articles of Assocation shall be to implement
businss activities in toll road development, road supporting
facility, land/area surrounding toll road developement, public
trading business including inter island, importing, exporting,
distributor and supplier.
Berdasarkan akta Perjanjian Usaha Patungan No: 03
tanggal 20 Februari 2008 dan Akte pendirian perusahaan
PT Marga Kunciran Cengkareng (PT MKC) Nomor: 07
tanggal 14 Mei 2008, keduanya dibuat dihadapan Suzy
Anggraini Muharam, SH. Notaris di Jakarta. Para pihak
sepakat untuk memenuhi modal di tempatkan dan disetor
sebesar:
Based on the Deed of Joint Venture Agreement No: 03 dated
February 20, 2008 and the Deed of Establishment of Company
of PT Marga Kunciran Cengkareng (PT MKC) number; 07
dated May 14, 2008, both made at notary Suzy Anggraini
Moharram, SH. Notary in Jakarta. The parties agreed to be
placed and paid the capital as follows:
Nilai nominal Rp.9.100,- Per saham
Rupiah (Nilai penuh/full amount)
Saham/Shares
Rp
30,002,700,000
3,297,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Jasa Marga
- CMS
- PT Wijaya Karya (Persero)Tbk,
- PT Nindya Karya
- PT Istaka Karya
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
659,400
1,978,200
329,700
164,850
164,850
3,297,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6,000,540,000
18,001,620,000
3,000,270,000
1,500,135,000
1,500,135,000
30,002,700,000
%
20%
60%
10%
5%
5%
100%
PT. MARGA NUJYASUMO AGUNG
Perusahaan memiliki 120.000.000 lembar saham yang
merupakan 28.24% hak kepemilikan, PT Marga
Nujyasumo Agung yang bergerak dalam bidang
perencanaan, penyelenggaraan pembangunan jalan,
jembatan bangunan pelengkap dan fasilitas jalan tol serta
pengelolaan jalan dan fasilitas tol.
The Company has 120,000,000 shares or 28.24% ownership
of PT Marga Agung Nujyasumo that specializes in planning,
organizing construction of roads, bridges and complement of
freeways and the management of freeways facilities.
Struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang
saham PT Marga Nujyasumo Agung adalah sebagai
berikut :
The structure of capitalization and composition of structure of
shareholders of PT Marga Nujyasumo Agung shall be as
follows :
55
228 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
14. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI - Lanjutan
14. INVESTMENT IN ASSOCIATED COMPANIES - Continued
Nilai nominal Rp.1.000,- Per saham
Rupiah (Nilai penuh/full amount)
Saham/Shares
Rp
600,000,000,000
600,000,000
Pemegang Saham/Shareholders
Modal Dasar/Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Paid in Capital :
- PT Moeladi
- PT Jasa Marga
- PT Wijaya Karya (Persero)Tbk,
Jumlah/Total
Saham dalam Portepel/Portfolio Stock
15. TANAH BELUM DIKEMBANGKAN
Tanah yang belum dikembangkan terdiri dari :
2009
245,921
38,030
600,000
34,872
918,823
16. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :
Saldo Awal/
Beginning Balance
1 Januari/
1 January, 2009
Nilai Tercatat
Kepemilikan langsung
Hak atas tanah
Bangunan
Prasarna
Perl. kantor
Peralatan pabrik dan
proyek
Kendaraan
Aset tetap dalam
penyelesaian
Sewa Guna Usaha
Peralatan pabrik
Jumlah
116,615,795
88,469,101
21,941,816
13,341,259
251,627,063
504,766,014
25.39%
54.61%
20%
100%
LT
Jumlah/Total
9,198,129
11,081,873
44,025,109
1,818,448
66,123,559
259,605
38,427
298,032
2008
Jumlah/Total
10,507,624
11,081,873
21,589,497
16. FIXED ASSET
Fixed assets consist of :
Penambahan/
Additions
Reklasifikasi /
Reclassifications
2009
419,788
11,661,187
2,238,078
797,184
24,214,381
3,173,904
9,597,076
152,333,333,000
327,666,667,000
120,000,000,000
600,000,000,000
-
15. LAND FOR DEVELOPMENT
Land for development consist of :
LT
a Tamansari Pelabuhan Ratu
.b Tamansari Puri Bali
. Grand Tamansari Samarinda Sebatik
c
. Tamansari Manglayang Regency
d
Rp
Rp
Rp
Rp
152,333,333
327,666,667
120,000,000
600,000,000
-
%
Pengurangan /
Deductions
Reklasifikasi /
Reclassifications
150,000
-
116,885,583
100,130,288
24,179,894
14,138,443
5,555
275,835,889
3,694,315
2,000,000
45,024,933
Saldo akhir /
Ending Balance
31 Desember/
31 December, 2009
7,693,055
7,848,610
3,173,904
5,598,336
Carrying Value
Direct Acquisition
Landrights
Buildings
Infrastructures
Office equipment
Project & Plant
equipment
Vehicles
Construction
in progress
Leasing
2,000,000 Project equipment
541,942,337
Total
56
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
229
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
16. ASET TETAP - Lanjutan
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan
Prasarna
Perl. kantor
Peralatan pabrik dan
proyek
Kendaraan
Sewa Guna Usaha
Peralatan pabrik
16. FIXED ASSET - Continued
28,377,192
5,343,677
10,824,083
5,555,533
2,322,594
1,274,623
1,006
70,131
122,150,120
2,193,096
34,238,492
245,298
3,228,856
-
168,888,168
Jumlah
Saldo Awal/
Beginning Balance
1 Januari/
1 January, 2008
Nilai Tercatat
Kepemilikan langsung
Hak atas tanah
Bangunan
Prasarna
Perlngkapan kantor
Peralatan pabrik dan
proyek
Kendaraan
Aset tetap dalam
penyelesaian
Jumlah
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan
Prasarna
Perlngkapan kantor
Peralatan pabrik dan
proyek
Kendaraan
Nilai Buku
-
44,146,733
3,299,993
335,877,846
Nilai Buku
Jumlah
510,193
Penambahan/
Additions
Reklasifikasi /
Reclassifications
2008
Pengurangan /
Deductions
Reklasifikasi /
Reclassifications
Accumulated depreciation
Direct Acquisition
33,932,725
Buildings
7,665,265
Infrastructures
12,028,575 Office equipment
Project & Plant
153,159,756
equipment
2,438,394
Vehicles
Leasing
510,193 Project equipment
209,734,908
Total
332,207,429
Net Book Value
Saldo akhir /
Ending Balance
31 Desember/
31 December, 2008
114,592,031
44,145,282
7,412,508
10,895,517
2,023,764
44,323,819
14,529,308
2,445,742
-
116,615,795
88,469,101
21,941,816
13,341,259
175,608,057
3,050,499
76,019,006
123,405
-
251,627,063
3,173,904
21,087,081
376,790,976
139,465,044
11,490,005
9,597,076
11,490,005
504,766,014
Carrying Value
Direct Acquisition
Landrights
Buildings
Infrastructures
Office equipment
Project & Plant
equipment
Vehicles
Construction
in progress
Total
22,105,270
4,312,252
8,837,016
6,271,922
1,031,425
1,987,067
-
95,454,243
581,223
26,695,877
1,611,873
-
Accumulated depreciation
Direct Acquisition
28,377,192
Buildings
5,343,677
Infrastructures
10,824,083 Office equipment
Project & Plant
122,150,120
equipment
2,193,096
Vehicles
131,290,003
37,598,165
-
168,888,168
Total
335,877,846
Net Book Value
245,500,972
Beban penyusutan untuk tahun 2009 dan 2008 masingmasing sebesar Rp 44.146.733 dan Rp 37.598.165 .
Depreciation expenses in 2009 and 2008 respectively is Rp
44,146,733 and Rp 37,598,165.
Seluruh aset tetap dimiliki oleh perusahaan
All fixed assets are owned by the company
57
230 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
16. ASET TETAP - Lanjutan
16. FIXED ASSET - Continued
Aset tetap perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan
dengan Polis Standar Kebakaran Indonesia dengan nilai
pertanggungan sebagai berikut :
Penanggung/
Insurance Company
PT Asuransi Himalaya Pelindung
PT Asuransi Himalaya Pelindung
PT Asuransi Jasa Raharja Putera
PT Asuransi Jasa Raharja Putera
PT Asuransi Jasa Indonesia
PT Asuransi Jasa Indonesia
Penanggung/
Insurance Company
PT Asuransi Umum Mega
PT Asuransi Umum Mega
PT Asuransi Himalaya Pelindung
PT Asuransi Himalaya Pelindung
PT Asuransi Jasa Indonesia
PT Asuransi Jasa Indonesia
PT Asuransi Jasa Indonesia
PT Asuransi Jasa Raharja Putera
PT Asuransi Jasa Raharja Putera
The fixed asset of the company, except landrights, are covered
by Indonesian Fire Standard Policy under the following
insurance coverage :
2009
Nomor Polis
Policy Number
PST.0102/2009-00199
PST.0102/2009-00199
02.00.12.09.00416/09
02.00.12.09.00417/09
203.204.300.09.0056
203.204.300.09.0057
2008
Nomor Polis
Policy Number
IP.01.01.08.002637
IP.01.01.08.002638
PST.0102/2007 - 00132
PST.0102/2007 - 00132
203.204.300.07.0081
209.482.200.08.001
203.204.300.08.063
02.00.13.07.00421/09
02.00.13.07.00422/09
Jangka Waktu/
Terms
26/08/09 - 26/08/10
26/08/09 - 26/08/10
10/09/09 - 10/09/10
10/09/09 - 10/09/10
20/06/09 - 20/06/10
20/06/09 - 20/06/10
Jangka Waktu/
Terms
20/10/08 - 20/10/09
20/10/08 - 20/10/09
26/08/08 - 26/08/09
26/08/08 - 26/08/09
12/06/08 - 12/06/09
14/01/08 - 14/01/09
20/06/08 - 20/06/09
10/09/08 - 10/09/09
10/09/08 - 10/09/09
Nilai Pertanggungan/
Insurance Coverage
642,026
4,835,140
270,000
29,064,700
11,560,581
48,001,190
94,373,637
Nilai Pertanggungan/
Insurance Coverage
2,469,100
675,600
642,026
4,835,140
12,904,180
9,538,700
18,058,481
29,064,700
29,064,700
107,252,627
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan atas
aset tetap yang diasuransikan adalah cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian yang terjadi.
Management believes that the insurance coverage is adequate
to cover possible losses arising from such risk.
Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Deli Serdang
dan Lampung Selatan dijaminkan atas fasilitas kredit
modal kerja PT WIKA Beton pada Bank Mega (lihat
catatan 20).
Fixed asset in form of land located in Deli Serdang and South
Lampung shall be warranted by PT Wika Beton for credit
facility of working capital in Bank Mega (please see note 20).
Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Cipinang,
Karangrejo dan Kembang Kuning dijaminkan atas
fasilitas kredit modal kerja PT Wika Beton pada Bank
Mandiri (lihat catatan 20).
Fixed asset in form of land located in Cipinang, Karang Rejo
and Kembang Kuning shall be warranted PT Wika Beton for
credit facility of working capital in Bank Mandiri (please see
note 20).
Aktiva tetap berupa tanah yang berlokasi di Boyolali
dijaminkan atas fasilitas kredit modal kerja PT Wika
Beton pada Bank Niaga (lihat catatan 20).
Fixed asset in form of land located in Boyolali shall be
warranted PT Wika Beton for credit facility of working capital in
Bank Niaga (please see note 20).
Aktiva tetap berupa tanah (17 Sertifikat HGB) dijaminkan
oleh PT WIKA Realty atas fasilitas kredit modal kerja
pada Bank BTN (lihat catatan 20).
Fixed asset in from of land (17 certivicates of Building Premint)
shall be warranted by PT Wika Reality for credit facility in Bank
BTN (please see note 20).
58
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
231
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
16. ASET TETAP - Lanjutan
16. FIXED ASSET - Continued
Aktiva tetap berupa peralatan berat pada peralatan
proyek senilai Rp 9.538.000.000 (Rupiah penuh)
dijaminkan pada Bank Mandiri (lihat catatan 20).
Fixed asset in form of heavy equipment on project amounting to
Rp 9,538,000,000 (Full amount) shall be warranted in Bank
Mandiri (please see note 20).
Aktiva tetap berupa peralatan dan mesin senilai Rp
5.000.000.000 (Rupiah penuh) dijaminkan oleh PT Wika
Beton pada Bank Niaga (lihat catatan 20).
Fixed asset in form of equipment and machine amounting to Rp
5,000,000,000 (Full amount) shall be warranted PT Wika Beton
in Bank Niaga (please see note 20).
PT Wika Intrade melakukan revaluasi atas kelompok
asset bangunan sesuai dengan PSAK 16 (revisi tahun
2007) pada tanggal 10 Desember 2009 atas dasar
Certificate Of Appraisal dengan nomor 086.1/IAI1/LP/XII/2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Jasa Penilai
Publik Iskandar Asmawi Imam dan Rekan.
PT Wika Intrade revaluated its asset of building in accordance
with PSAK 16 (revised in 2007) on December 10, 2009. Base
on a Certificate of Appraisal No. 086.1/IAI-1/LP/XII/2009 issued
by the Office of Public Appraisal Services Iskandar Asmawi
Imam and Partners.
Dalam melakukan penilaian, KJPP Iskandar Asmawi
Imam & Rekan menggunakan metode:
In conducting the revaluation, KJPP Iskandar Asmawi Imam &
Partner using the method:
1. Pendekatan Perbandingan Data Pasar (Market Data
Approach )
1.
Dengan pendekatan ini, diperhatikan penjualanpenjualan yang terjadi bila ada, pencatatanpencatatan, wawancara-wawancara dengan orangorang atau pejabat-pejabat dan pemilik-pemilik
properti sejenis lainnya yang mengetahui dengan
benar mengenai nilai-nilai properti sejenis, serta
penawaran-penawaran sebanding. Data tersebut
kemudian dianalisa dan dilakukan perbandingan
terhadap perbedaan-perbedaan antara properti yang
sebanding, kemudian diadakan penyesuaian.
Comparison
Approach)
Market
Data
Approach
(Market
Data
With this approach, noted that sales happen when there
is, the recording-recording, interviews with the people or
officials and the owners of other similar property right to
know about the values of similar properties, and offers
comparable. The data is then analyzed and made
comparison of the differences between the comparable
properties, and then held adjustments.
2. Pendekatan Kalkulasi Biaya (Cost Approach )
2.
Cost Calculation Approach (Cost Approach)
Pendekatan ini mempertimbangkan jumlah biaya yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi properti
pengganti baru berdasarkan harga pasar yang
berlaku saat ini untuk bahan-bahan, tenaga kerja,
biaya pemborong, keuntungan dan pembayaran
lainnya, tetapi tidak memperhitungkan adanya kerja
lembur, bonus bagi tenaga kerja serta premi untuk
bahan-bahan,
kemudian
dikurangi
dengan
penyusutan yang dihitung berdasarkan kondisi yang
terlihat (observed condition ) yang digambarkan oleh
persepsi pasar atas kemunduran kondisi dari properti
tersebut disamping mengadakan penyelidikan
terhadap manfaat yang ada sekarang, bila
dibandingkan dengan unit baru sejenis yang
menyangkut kapasitas dan kegunaan properti yang
bersangkutan.
This approach considers the cost to produce a new
replacement property based on prevailing market prices
current for materials, labor, contractor costs, benefits and
other payments, but does not take into account any
overtime, bonuses for labor and the premium for
materials, then reduced with depreciation calculated
based on the visible conditions (observed condition)
which describes the decline of the market's perception of
the condition of the property in addition to an investigation
of existing benefits, when compared with similar new units
concerning the capacity and utility property concerned.
Asumsi yang digunakan dalam penilaian properti adalah
sebagai berikut:
Assumptions is used in the revaluation of property are as
follows:
59
232 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
16. ASET TETAP - Lanjutan
16. FIXED ASSET - Continued
1. Semua informasi yang diberikan oleh sumber laporan
dapat dipertanggung jawabkan. Bila ternyata
anggapan tersebut tidak sesuai dengan hal
sesungguhnya, maka diluar tanggung jawab Penilai.
1.
All information provided by the source of reliable reports.
If these assumptions were inconsistent with the real thing,
it is beyond the responsibility of Appraisers.
2. Dalam melakukan penilaian, telah dilaksanakan
inspeksi
untuk
keperluan
penilaian,
kecuali
dinyatakan lain dalam laporan dan tanggal penilaian
(cut of date ) ditetapkan pada tanggal terakhir
inspeksi. Tanggal penilaian adalah tanggal dimana
perkiraan nilai tersebut berlaku dan kami
menganggap bahwa sejak tanggal dimulai hingga
akhir inspeksi tidak ada kejadian atau peristiwa luar
biasa yang mempengaruhi nilai.
2.
In conducting assessments, inspections have been
carried out for assessment purposes, unless otherwise
stated in the report and the date of assessment (the cut of
date) set at the last date of inspection. Assessment date
is the date on which the value estimate applies, and we
assume that the starting date until the end of the
inspection there was no incident or extraordinary events
that affect the value.
3. Penilaian ini berlaku terbatas pada tanggal penilaian
dan pendapat mengenai kondisi penggunaan dan
hunian didasarkan hasil pengamatan pada tanggal
inspeksi.
3.
This assessment applies is limited to the date of
assessment and opinion on the use and occupancy
conditions based on observations of the inspection.
4. Penilai beranggapan bahwa bagian-bagian properti
yang tidak diinspeksi tidak memiliki kerusakaan yang
berarti dan tidak menyebabkan perubahan nilai.
4.
Appraiser assume that the parts are not inspected the
property has no significant damage and did not cause
changes in value.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pokok yang
lazim digunakan dalam penilaian serta memperhatikan
semua keterangan, nilai wajar dari properti yang dinilai
adalah sebesar Rp 24.887.660.000 (Rupiah penuh).
Based on basic considerations commonly used in the
assessment and with regard to all the information, the fair value
of the property is valued at Rp 24,887,660,000 (Full amount).
Nilai buku properti yang di nilai per 30 Nopember 2009
adalah sebesar Rp 12.397.268.209 (Rupiah penuh) yang
terdiri atas tanah sebesar Rp 3.919.371.120 (Rupiah
penuh) dan bangunan sebesar Rp 8.477.897.089 (Rupiah
penuh).
Net book value of the property value as of November 30, 2009
was Rp 12,397,268,209 (Full amount) which are land of Rp
3,919,371,120 (Full amount) and buildings of Rp 8,477,897,089
(Full amount).
PT Wika Intrade telah mencadangkan Pajak Penghasilan
atas selisih revaluasi sebesar 10% dari surplus revaluasi
yaitu sebesar Rp 1.249.039.179 (Rupiah penuh).
PT Wika Intrade has reserved the income tax on revaluation
difference of 10% of the revaluation surplus is Rp
1,249,039,179 (Full amount).
17. SETORAN DANA KERJA SAMA OPERASI
17. OPERATION COOPERATION FUND DEPOSIT
Akun ini merupakan setoran dana kerjasama operasi
dengan pihak lain, dengan rincian sebagai berikut :
JO WIKA-IKPT-Adhi Karya (TPPI)
JO WIKA-Waskita (Cikapayang)
JO WIKA-Mirai (Amandit)
This account shall constitute Joint operation fund deposit made
with such other parties under the following detail specification :
2009
2008
48,972,543
8,960,098
24,510,720
3,846,246
22,697,111
JO WIKA-IKPT-Adhi Karya (TPPI)
JO WIKA-Waskita (Cikapayang)
JO WIKA-Mirai (Amandit)
60
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
233
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
17. SETORAN DANA KERJA SAMA OPERASI - Lanjutan
JO WIKA-Pelita (Cut Nyak Dien)
JO WIKA-Adhi Karya (Btng Tongar)
JO
WIKA-Hutama-Waskita-Adhi
Karya (Suromadu BT Tengah)
JO WIKA-BK (Bawakaraeng Thp 2)
JO WIKA (SuramaduCauseway-Sby)
JO WIKA-Pelita (Ulee-Lheu)
JO WIKA-DGI (Kanjiro)
JO WIKA (Sungai Ular)
JO WIKA-PP-Hutama (Jati Gede)
JO WIKA-Himpun Karya(S.Kayan)
JO WIKA-Bumi Intan (Sarmi)
JO WIKA - Hazama (Sabodam
Bawakaraeng)
JO WIKA (Liang Anggang Pelaihari)
JO WIKA-Brantas-Mahir(JLB Sulsel)
JO WIKA-PP (FO Cengkareng)
JO WIKA-PP BngawanSolo JaTeng
JO WIKA-Shimitzu, Sabo Dam Merapi Jawa Tengah
JO WIKA-Shimitzu, Jatibarang
JO WIKA-PP GOR Pekanbaru
JO WIKA-Pelita JN 46 Tapak Tuan
Air Limbah Denpasar
JO WIKA-Pang. Lada-Pang. Bun
JO WIKA-Nindyakarya, Cikro Girder
JO WIKA-Tectona-Inti,Jmbtan Timur
JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic
JO WIKA-Raden Panji Suprapto
Setoran KSO lainnya di bawah
Rp.1 Milyar
Jumlah
17. OPERATION COOPERATION FUND DEPOSIT - Continued
-
702,871
4,983,238
JO WIKA-Pelita (Cut Nyak Dien)
JO WIKA-Adhi Karya (Batang Tongar)
JO WIKA-Hutama-Waskita29,222,836
Adhi Karya (Suromadu BT Tengah)
149,002
JO WIKA-BK (Bawakaraeng Tahap 2)
5,380,029 JO WIKA (Suramadu Causeway sisi Sby)
(100)
JO WIKA-Pelita (Ulee-Lheu)
1,375,603
JO WIKA-DGI (Kanjiro)
1,875,292
JO WIKA (Sungai Ular)
(19,587,903)
JO WIKA-PP-Hutama (Jati Gede)
1,630,244 JO WIKA-Himpun Karya (Sungai Kayan)
1,418,436
JO WIKA-Bumi Intan (Sarmi)
JO WIKA-Hazama
2,952,611
(Sabodam Bawakaraeng)
1,098,532
JO WIKA (Liang Anggang Pelaihari)
7,864,434
JO WIKA-Brantas-Mahir (JLB Sulsel)
1,086,966
JO WIKA-PP (FO Cengkareng)
JO WIKA-PP Bengawan Solo JaTeng
JO WIKA-Shimitzu, Sabo Dam Merapi Jawa Tengah
JO WIKA-Shimitzu, Jatibarang
JO WIKA-PP GOR Pekanbaru
JO WIKA-Pelita JN 46 Tapak Tuan
Air Limbah Denpasar
- JO WIKA-Pangkalan Lada-Pangkal Bun
JO WIKA-Nindyakarya, Cikro Girder
- JO WIKA-Tectona-Inti, Jembatan Timur
JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic
JO WIKA-Raden Panji Suprapto
3,547,766
Others JO Deposit fund under
Rp 1 Billion
94,753,932
Total
31,989,442
5,391,615
3,658,473
2,629,283
6,140,458
3,627,232
13,080,417
5,139,882
(1,539,295)
7,478,133
1,375,729
(5,000,000)
2,062,853
(4,046,747)
3,790,533
2,188,350
1,680,831
(1,609,748)
4,251,538
2,552,996
142,774,616
Setoran Dana Kerjasama terdiri dari setoran modal dan
bagian laba (rugi) JO yang diakui.
Joint Operation fund deposit consists of capital deposit and
profit (loss) allocation of JO as recognized.
18. GOODWILL
18. GOODWILL
Akun ini merupakan goodwill yang berasal dari akuisisi
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi, yang dibeli di atas nilai
buku, dengan perhitungan sebagai berikut :
Nilai perolehan/ cost
Didistribusikan/ Distributed :
Setoran modal/ Paid in capital :
Saldo laba/ Retained Earnings :
Jumlah/Total
This account of constitute goodwill from acquisition of PT
Wijaya Insan Pertiwi, which is acquired over book value, with
calculation as follows :
625,000
11,981,009
Goodwill
70.08%
70.08%
=
21,395,497
=
=
438,000
8,396,291
8,834,291
12,561,205
Amortisasi goodwill/Goodwill amortization
Nilai bersih goodwill/Net book goodwill
2,512,241
10,048,964
61
234 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
19. ASET LAIN-LAIN
19. OTHER ASSETS
Rincian aset lain-lain adalah sebagai berikut :
Details other assets consist of :
2009
Keanggotaan Golf Club
Aset tetap yang tidak digunakan
Persediaan Slow Moving
Aset Eks Proyek Aceh
Properti Klub :
Taman Sari Persada Raya
Taman Sari Persada Kemala
Taman Sari Persada Bogor
Taman Sari Persada Bali
Taman Sari Bukit Bandung
Aset Eks Bisnis Unit Metal dan Dies
Aset Eks Proyek Pasopati DSUI
Beban ditangguhkan
Lain-lain
Jumlah
2008
708,280
12
2,019,523
712,293
708,280
12
146,880
3,002,018
14,897,308
3,077,884
1,763,018
16,913,325
3,438,000
5,132,748
2,235,431
1,748,546
277,865
52,924,232
14,941,755
3,092,796
1,784,370
16,929,011
3,438,000
7,496,876
3,353,143
1,926,275
183,097
57,002,513
Golf Club membership
Non operational assets
Slow moving inventories
Equipment ex project
Club Property
Taman Sari Persada Raya
Taman Sari Persada Kemala
Taman Sari Persada Bogor
Taman Sari Persada Bali
Taman Sari Bukit Bandung
Assets ex Business Unit Metal & Dies
Assets ex project of DSUI
Deferred charges
Others
Total
Keanggotaan golf club merupakan biaya perolehan hak
pakai keanggotaan klub golf, dengan tujuan sebagai
sarana
pemasaran.
Terhadap
biaya
perolehan
Keanggotaan golf club ini tidak diamortisasi karena masa
berlaku keanggotaannya tidak dibatasi, dan dapat
dipindahtangankan.
The membership of golf club shall constitute right to use for the
membership of golf club, intended to be as means for
marketing. Acquisition cost of golf club membership shall not be
amortized due to indefinite period and it may be transferred.
Aset tetap yang tidak digunakan, merupakan aset tetap
ex Divisi Mould dan Polymer (DMP).
Fixed asset that is not used shall constitute former fixed asset
owned by Mould and Polymer Division (DMP).
Aset tetap lain-lain Property Club Tamansari merupakan
fasilitas milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang ada
pada masing-masing kawasan Tamansari, yang
pengelolaannya kepada PT Wika Realty.
Other assets i.e. Tamansari Club Property shall constitute
facility owned by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk so available in
each Tamansari area in which management is conducted by PT
Wika Realty,
Aset lain-lain Property Club Tamansari merupakan
fasilitas milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang ada
pada masing-masing kawasan Tamansari yang
pengelolaannya diserahkan kepada PT Wika Realty.
Other Assets Tamansari Club Property is a facility owned by PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk available in each area of
management Tamansari submitted to PT Wika Realty.
Berdasarkan hasil apraisal dari Kantor Jasa Penilai Publik
Iskandar Asmawi Imam & Rekan Registered Public
Appraisers
No.
2.08.0029
SK.
Menkeu
No.262/KM.1/2008, nilai ekonomis dari sebagian properti
tersebut terinci sebagai berikut :
Based on the results of valuation of Public Appraiser Services
Office of Iskandar Asmawi Imam & Partner. Registered No.
Appraisers. 2.08.0029 SK. Finance No.262/KM.1/2008, the
economic value of the property are detailed in part as follows:
Properti Klub Tamansari Persada Raya (LT 15.860 m2)
sesuai Certificate of Appraisal No.072.1/IAI-1/LP/XI/2009
tanggal 13 November 2009, nilai ekonomis = Rp
22.062.200.000 (Rupiah penuh).
Property Club Raya Tamansari Persada (LT 15,860 m2)
according to the Certificate of Appraisal No.072.1/IAI1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic value = Rp
22,062,200,000 (Full amount).
62
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
235
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. ASET LAIN-LAIN - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
19. OTHER ASSETS - Continued
Properti Klub Tamansari Pesona Bali Tangerang Banten
(LT 37.575 m2) sesuai Certificate of Appraisal
No.072.2/IAI-1/LP/XI/2009 tanggal 13 November 2009,
nilai ekonomis = Rp 37.816.900.000 (Rupiah Penuh).
Property Club of Tamansari Pesona Bali Tangerang Banten
(LT 37,575 m2) according to the Certificate of Appraisal
No.072.2/IAI-1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic
value = Rp 37,816,900,000 (Full amount).
Properti Klub Tamansari Persada Bogor (LT 3.845 m2)
sesuai Certificate of Appraisal No.072.3/IAI-1/LP/XI/2009
tanggal 13 November 2009, nilai ekonomis = Rp
8.251.100.000 (Rupiah penuh).
Property Club Bogor Tamansari Persada (LT 3845 m2)
according to the Certificate of Appraisal No.072.3/IAI1/LP/XI/2009 November 13, 2009, the economic value = Rp
8,251,100,000 (Full amount).
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK
20. SHORT-TERM LOAN
Rincian pinjaman jangka pendek adalah sebagai berikut
Details of short-term loans are as follows :
2009
Pokok Pinjaman
Pihak hubungan istimewa :
PT BRI (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT BNI (Persero) Tbk
Sub Jumlah
Pihak ketiga :
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon Tbk
PT Panin Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
Lembaga keuangan non bank
PT Kekancan Mukti
PT Daksa Kalimantan Putra
PT Graha Blessing Family
Sub Jumlah
Jumlah
2008
62,549,836
62
549 836
10,227,377
72,777,213
46,513,501
331,348,955
331
348 955
14,998,947
392,861,403
612,478
41,344,859
2,000,000
5,000,000
19,183,957
29,322,443
98,170,940
59,300,000
-
29,845,900
7,069,666
2,853,291
83,726,194
210,977,340
156,503,407
603,838,743
PT WIJAYA KARYA (Persero), Tbk.
Principle
Related parties :
PT BRI (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT BNI (Persero) Tbk
Sub Total
Third parties :
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Danamon Tbk
PT Bank Panin IndonesiaTbk
PT Bank Central Asia bk
Non-bank financial institutions
PT Kekancan Mukti
PT Daksa Kalimantan Putra
PT Graha Blessing Family
Sub Total
Total
PT WIJAYA KARYA (Persero), Tbk.
a. PT Bank Mega Tbk.
a. PT Bank Mega Tbk.
Perjanjian kredit dengan Bank Mega ini mengacu pada
surat pemberitahuan persetujuan perubahan kondisi
fasilitas kredit dari Bank Mega No. 282/CRB2/09 tanggal
18 Juni 2009 atas Akta Perubahan X No.07 tanggal 4
Mei 2007 dengan komposisi fasilitas pinjaman Rekening
Koran sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh), Bank
Garansi Line sebesar Rp 500.000.000.000 (Rupiah
penuh). Atas pinjaman Rekening Koran dan Kredit
Modal Kerja Tanpa Schedule dikenakan bunga floating
rate sebesar 13% per tahun.
63
236 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Based on the approval notification letter of credit facility
conditions change from the Bank Mega No. 282/CRB2/ 09
dated June 18, 2009 Changes to the Deed No.07 dated X
May 4, 2007 with the composition of the Current Account
loan facility amounting to Rp 5,000,000,000 (Full amount),
Bank Guarantee Line Rp 500,000,000,000 (Full amount).
Current Account on the loan and Working Capital Loan
Without Schedule subject to floating interest rate of 13% per
year.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Fasilitas Bank Garansi hanya untuk tambahan modal
kerja atas pekerjaan yang diterima dan digunakan untuk
memenuhi syarat dalam setiap pekerjaan yang didapat.
Total fasilitas bank dari Bank Mega Rp 505.000.000.000
(Rupiah penuh). Masa berlaku perjanjian sampai dengan
5 Juli 2010.
Bank Guarantee Facility for additional working capital for the
work accepted and used to meet the requirements of each job
obtained. Total bank facilities from the Bank Mega Rp
505,000,000,000 (Full amount). Period of validity of the
agreement until July 5, 2010.
Pinjaman ini dijamin dengan Piutang Usaha senilai Rp
60.000.000.000 (Rupiah penuh) dan hak atas tanah yang
berlokasi di Bekasi, Bandung, Surabaya, dan hak atas
tanah atas nama anak Perusahaan, PT Wijaya Karya
Beton, yang berlokasi di Deli Serdang dan Lampung
Selatan, dengan rincian sebagai berikut:
This loan shall be guaranteed by trade receivable of Rp
60,000,000,000 (Full amount) and land right located in
Bekasi, Bandung, Surabaya and land right in the name of the
subsidiary company, PT Wijaya Karya Beton located in Deli
Serdang and South Lampung with the following detail
specification:
a Sertifikat atas tanah HGB N0. 21/Kel.Gayungan
. Surabaya, yang tercatat atas nama Perseroan.
a. Certificate of Land for Building Right No.21/Kel.
Gayungan Surabaya as recorded in the name of the
Company.
b Sertifikat atas tanah HGB N0.0410/Kelapa Dua Wetan
. Jakarta Timur, yang tercatat atas nama Perseroan.
b. Certificate of Land for Building Right No.0410.Kelapa Dua
Wetan Ciracas East Jakarta as recorded in the name of
the Company.
c Sertifikat atas tanah HGB N0. 1414/Cipinang
. Cempedak Jakarta Timur, yang tercatat atas nama
Perseroan.
c. Certificate of Land for Building Right No.1414/Cipinang
Cempedak East Jakarta as recorded in the name of the
Company.
b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
1 Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja (Transaksional) No.
. KP-COD/026/PK.KMK/2005
No.32
tanggal
22
September 2005 telah mengalami addendum sebanyak
6
kali
terakhir
dengan
No.
TOP.CRO/CLA.156/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009
dengan limit kredit tetap sebesar Rp 250.000.000.000
(Rupiah penuh).
1. Deed of agreement of Working Capital Credit
(Transactional) No.KP-COD/026/PK.KMK/2005 No.32
dated September 22, 2005 has been added in 6 (Six)
times
as
most
recently
by
No.
TOP.CRO/CLA.156/ADD/2009 dated June 3, 2009 with
fixed credit limit of Rp 250,000,000,000 (Full amount).
2 KMK Revolving No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 No.22
. tanggal 11 Mei 2001 telah mengalami addendum
sebanyak 10 dalam addendum X atas KMK Revolving
No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 tertuang dalam Surat
No. TOP.CRO/CLA.153/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009
dengan limit kredit sebesar Rp 60.000.000.000 (Rupiah
penuh).
2. KMK revolving No. KR-CRU/009/PK.KMK/2001 No.22
dated May 11, 2001 has been added in 10 (Ten) times in
addendum
X
dor
KMK
revolving
No.KRCRU/009/PK.KMK/2001
entered
into
in
letter
No.TOP.CRO/CLA.153/ADD/2009 dated June 3, 2009
with credit limit of Rp 60,000,000,000 (Full amount).
3 Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan
3. Deed of agreement for the grant of Non Cash Loan
Facility No. KP-CRO/015/PNCL/2008 has been added in I
(One)
times
is
most
recently
by
No.TOP.CRO/CLA.155/ADD/2009 dated June 3, 2009
with limit Non Cash Loan of Rp 1,500,000,000,000 (Full
amount).
No. KP-CRO/015/PNCL/2008 yang telah mengalami
addendum
sebanyak I kali terakhir dengan
No.TOP.CRO/CLA.155/ADD/2009 tanggal 3 Juni 2009
dengan batas Non Cash Loan sebesar Rp
1.500.000.000.000 (Rupiah penuh).
64
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
237
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Syarat dan ketentuan sebagai berikut :
The terms and conditions shall be set forth as follows :
- Fasilitas yang tertuang dalam perpanjangan ini adalah
KMK Revolving sebesar Rp 60.000.000.000 (Rupiah
penuh).
- Facility as entered into in this extension shall be Rp
60,000,000,000 (Full amount).
- Perpanjangan jangka waktu Fasilitas KMK LAMA
selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 11 Mei 2009
sampai dengan 10 Mei 2010.
- Extension of period for KMK LAMA FACILITY shall be
within 1 (one) years as of May 11, 2009 until May 10,
2010.
- Debitur wajib membayar bunga kepada Bank sebesar
13% per tahun dan wajib dibayar efektif pada tanggal 23
setiap bulannya.
- The debtor shall be obliged to pay interest to Bank of 13%
per annum and shall be effectively paid on the 23rd of
each the month.
- Memperpanjang fasilitas NCL selama 1 tahun dan
memberikan tambahan fasilitas NCL sebesar Rp
1.500.000.000.000 (Rupiah penuh).
- To extend NCL facility within
1,500,000,000,000 (Full amount).
- Mengubah ketentuan tentang Agunan dengan rincian
sebagai berikut :
1. Agunan Utama
Piutang/atau tagihan berdasarkan proyek yang
dimiliki
debitur
dengan
nilai
Rp
1.230.290.962.612 (Rupiah penuh) sesuai akta
jaminan fidusia No. W7-313.AH05.02.TH.2007/P
tanggal 13 Maret 2009.
- To change terms and conditions with regard to mortgage
under the following detail specification :
1. Main Collateral
- Receivable/bill on the basis of projected contract hold
be the Debtor amounting to Rp 1,230,290,962,612
(Full amount) pursuant to fiduciary security No.W7313.AH05.02.TH.2007/P dated March 13, 2009.
1
year
of
Rp
-
Seluruh persediaan / stock barang milik debitur
dengan nilai Rp. 53.338.382.399 (Rupiah penuh)
sesuai akta jaminan fidusa
No. W7312.AH.05.02.TH.2009/P tanggal 31 Maret
2009.
- All inventory/good stock owned by the Debtor of Rp
53,338,382,399 (Full amount) pursuant to Deed of
fiduciary securlty No.W7-312.AH.05.02.TH.2009/P
dated March 13, 2009.
-
Omset kontrak proyek milik debitur sebagaimana
ternyata dalam suatu daftar terdiri dengan nilai
objek
dan
penjaminan
sebesar
Rp
1.853.702.353.697
(Rupiah
penuh)
yang
tertuang dalam akta Cessie atau omset kontrak
proyek sebagai jaminan dengan akta No.16
tanggal 27 Nopember 2006.
- The turnover of project contract hold by the debtor as
transpired in separate list with object and loan value
of Rp 1,853,702,353,697 (Full amount) as entered
into in Deed of Cessie for the Turnover of project
contract as security under Deed No.61 dated
December 27, 2006.
2. Agunan Tambahan
Sertifikat atas tanah HGB No.1174/ Cipinang
cempedak, yang tercatat atas nama perseroan.
2. Additional Collateral
- Certificate of land Right No.1174/ Cipinang
Cempedak registered in the name of the company.
-
Sertifikat atas tanah HGB No.205/ Karangrejo,
yang tercatat atas nama perseroan.
- Certificate of land Right No.205/
registered in the name of the company.
-
Sertifikat
atas
tanah
HGB
No.3903/
Jakasampurna - Bekasi, yang tercatat atas
nama perseroan.
- Certificate of land Right No.3903/ Jakasampurna Bekasi, as registered in the name of the company.
-
Sertifikat atas tanah HGB No. 0444/ Ciracas
Kelapa Dua Wetan yang tercatat atas nama
perseroan.
- Certificate of land Right No.0444/ Ciracas-Kelapa
Dua Wetan registered in the name of the company.
65
238 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Karangrejo
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
-
Sertifikat atas tanah HGB No.0436/ Ciracas
Kelapa Dua Wetan yang tercatat atas nama
perseroan.
- Certificate of land Right No.0436/ Ciracas-Kelapa
Dua Wetan as registered in the name of the
company.
-
Seluruh peralatan alat berat yang terdiri dari 1
(satu) unit launcher beam,1 (satu) unit slip form
paver dan 2 (dua) unit tower crane, dengan nilai
sebesar Rp 9.538.000.000 (Rupiah penuh) yang
telah diikat dengan akta jaminan fidusia No.45
tanggal 15 Februari 2008.
- All engineering equipments such as 1 (one) unit of
launcher beam,1 (one) unit of slip form paver, 1 (one)
unit of tower crane, of Rp 9,538,000,000 (Full amount
) as lawfully bound by Deed of fiduciary security
No.45 dated February 15, 2008.
c. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
c. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan telah mendapat persetujuan perpanjangan
perjanjian Kredit dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
nomor R.II.14-ADK/DKR/01/2009 yang dituangkan dalam
Akta No.54 tanggal 27 Februari 2009. Pihak bank telah
menyetujui fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi Plafond
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. sebagai berikut:
The Company has obtained approval for the extension of
agreement of Credit with PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
number R.II.14-ADK/DKR/01/2009 as entered into in Deed
No.54 dated February 27, 2009. The creditor has agreed on
approval letter of Plafond Construction Working Capital
Credit Facility of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk as follows :
1 Fasilitas Kredit Modal Konstruksi Plafond Pseudo R/K
. dengan Max. Co menurun sesuai dengan penyelesaian
proyek dengan limit fasilitas kredit sebesar Rp
100.000.000.000 (Rupiah penuh).
1 Plafond Construction Working Capital Credit Facility of
Pseudo R/K with Max.Co decreasing accordance with the
complation of the project with the limit credit facility of Rp
100,000,000,000 (Full amount).
2 Fasilitas Bank Garansi sebesar Rp 1.500.000.000.000
. (Rupiah penuh) yang akan di gunakan sebagai
tambahan modal kerja proyek-proyek yang di tangani
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2 Facility of Bank Garansi shall be Rp 1,500,000,000,000
(Full amount) that shall be required asd additional working
capital for the project as signed by PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk.
3 Jangka waktu fasilitas kredit berlaku terhitung sampai
. dengan 30 November 2010.
3 The Period of credit facility shall be effective until
November 30, 2010.
4 Tingkat suku bunga per tahun adalah sebesar 13%.
.
4 Annual Interest Rate shall be 13% (subject to review)
Tambahan Kredit Modal Kerja ini digunakan khusus untuk
proyek proyek sebagai berikut :
Additional Working Capital Loan are used exclusively for the
projects as follows:
1 Muara Karang Gas Power Plant
2 Infrastruktur penanganan luapan lumpur lapindo paket 3
dari pejabat pembuat komitmen penanganan luapan
lumpur di Surabaya
3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten
Labuan untuk Civil Work dari PT. PLN (Persero)
4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten
Labuan untuk Jetty & Marine Work dari PT. PLN
(Persero)
1 Muara Karang Gas Power Plant
2 Infrastructure lapindo mudflow handling package from the
government officials who made 3 commitment mudflow
handling in Surabaya
3 Steam Power Plant (Power Plant) of 2 Labuan Banten for
Civil Work from PT PLN (Persero).
4 Steam Power Plant (Power Plant) of 2 Labuan Banten for
Jetty and Marine Work from PT PLN (Persero).
66
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
239
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Fasilitas Pinjaman ini dijamin dengan :
- Sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB
NO.4/Kembang Kuning atas nama PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk dengan luas tanah 124.417 m2 dan luas
bangunan 29.082 m2 terletak di propinsi Jawa Barat,
Kota Bogor.
This loan facility shall be guaranted by :
- Land and building parcel by SHGB No.4/Kembang Kuning
in the name of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk covering
with land area of 124,417 m2 and 29,082 m2 building was
located in Bogor city, Province of West Java.
- Piutang proyek atas pembangunan Muara Karang Gas
Power Plant sebesar Rp 245.304.000.000 (Rupiah
penuh).
- Receivables on construction projects Muara Karang Gas
Power Plant is Rp 245,304,000,000 (Full amount).
- Piutang atas infrastruktur penanganan luapan lumpur
lapindo paket 3 dari pejabat pembuat komitmen
penanganan luapan lumpur di Surabaya dengan nilai
kontrak sebesar Rp 362.221.000.000 (Rupiah penuh)
- Receivables of mudflow handling infrastructure lapindo 3
package commitment from government officials who
made the handling of mudflow in Surabaya with a contract
value of Rp 362,221,000,000 (Full amount)
- Piutang atas pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2
Banten Labuan untuk Civil Work dari PT.PLN (Persero)
dengan nilai kontrak sebesar Rp 398.200.000.000
(Rupiah penuh).
- Receivables for Steam Power plant (power plant) to
Labuan Banten 2 Civil Work from PT PLN (Persero) with
a contract value of Rp 398,200,000,000 (Full amount).
- Piutang atas pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2
Banten Labuan untuk Jetty dan Marine Work dari
PT.PLN (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp
403,771,000,000 (Rupiah penuh).
- Receivables for Steam Power plant (power plant) for 2
Banten Labuan Jetty and Marine Work from PT PLN
(Persero) with a contract value of Rp 403,771,000,000
(Full amount).
- Piutang piutang usaha dan omset kontrak proyek, baik
yang telah dan atau akan dimiliki oleh debitur senilai Rp
300.000.000.000 (Rupiah penuh)
- All receivables and revenue contracts project, and
whether they have been or will be owned by the debtor
valued at Rp 300,000,000,000 (Full amount)
d. PT Bank Danamon Tbk.
d. PT Bank Danamon Tbk.
Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Sebagai mana
terulang dalam akta perjanjian kredit No. 14 tanggal 8 Mei
2007 yang telah diubah dan diperpanjang masa
berlakunya oleh pihak danamon sepakat dan setuju untuk
memberikan fasilitas kredit berupa fasillitas kredit
berjangka (KB) dan fasilitas kredit rekening koran (KRK)
sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh) dengan
ketentuan sebagai berikut :
The Company shall have enter into agreement of credit with
PT Bank Danamon Indonesia Tbk, as transpired in deed of
credit agreement No.14 dated May 8, 2007 that has been
change of the period by the Bank Danamon shall agree and
covenant to provide Credit Facility of Account Statement of
Rp 50,000,000,000 (Full amount) under the following terms
and conditions :
- Fasilitas I berupa fasilitas Kredit Koran (Overdraft)
bersifat Revolving (uncommitted) sampai jumlah pokok
setinggi-tingginya sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah
penuh) dengan tingkat suku bunga sebesar Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) 1 bulan ditambah Margin. Margin
saat ini 3% (tiga persen) per tahun.
- 1st Facility in form of Credit Facility of Account Statement
(Overdraft) shall be revolving (uncommitted) until at the
highest principal amount of Rp 50,000,000,000 (Full
amount) with the interest rate of Certificate of Bank
Indonesia of 1 month increased by Margin. The current
margin shall be 3% (three percent) per annum.
67
240 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
- Fasilitas II berupa Kredit Revolving yang di berikan
Bank adalah Fasilita Uncommitted Omnibus Trade
Finance sampai jumlah pokok setinggi-tingginya Rp
400.000.000.000 (Rupiah penuh) ekuivalen dalam mata
uang Dollar Amerika Serikat (US$) dan/alat mata uang
lain yang tersedia di Bank, yang di pergunakan dalam
bentuk :
- 2nd Facility in form Revolving credit facility as provided
by the bank shall be uncommited Omnibus trade
finance Facility until at the highest principal amount of
Rp 400,000,000,000 (Full amount) as equivalent with
the Currency of United States (US$) and/or such other
currency available in bank and may be required again
in from of :
i. Sight Letter of Credit (L/C)Impor dan/atau Sight Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dengan
jumlah Rp 400.000.000.000 (rupiah penuh) L/C
Validity maxsimum 180 (Seratus delapan puluh) hari
untuk keperluan bahan baku impor, peralatan dan
mesin.
i.
ii. Usance Letter of Credit (L/C) Impor dan/atau usance
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
jumlah Rp 400.000.000.000.(Rupiah penuh) L/C
validity maksimum 180 (Seratus delapan puluh) hari
dengan tujuan untuk keperluan bahan baku impor,
peralatan dan mesin.
ii. Usance Letter of Credit (L/C) import and/or Usance
Documented of Letter of Credit Domestic of Rp
400,000,000,000 (Full amount) L/C Maximum Validity of
180 (One hundred eighty) days intended to fulfill the
requirement of imported raw material, equipment and
machines.
iii. L/C Impor dan/atau Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN) jumlah Rp 300.000.000.000 (Rupiah
penuh) L/C Validity maksimum 180 (Seratus delapan
puluh) hari dengan tujuan untuk keperluan bahan
baku impor, peralatan dan mesin.
iii. L/C Import and/or Documented of Letter of Credit
Domestic of Rp 300,000,000,000 (Full amount) L/C
maximum validity of 180 (One hundred eighty) days
intended to fulfill the requirement of imported raw
material, equipment and machines.
iv. Bank garansi jumlah Rp 400.000.000.000 (Rupiah
penuh) Guarantee Tenor maximum 180 (Seratus
delapan puluh) hari untuk Bid Bond, Retention Bond,
dan Costum Bond Guarantee Tenor maximum 12
(Dua belas) bulan untuk Performance Bond, Payment
Bond, dan Counter Guarantee.
guarantee
shall
amount
up
to
Rp
iv. Bank
400,000,000,000 (Full amount) within maximum tenor
Guarantee of 180 (One hundred eighty) days to bid
Bond, Retension bond and costum Bond guarantee
within maximum tenor of 12 (twelve) months for the
performance purpose of bond, payment Bond and
Counter guarantee.
v. Stand By Letter of Credit (SBLC) shall amount up to Rp
400,000,000,000 (Full amount) maximum tenor
Guarantee of 180 (One hundred eighty) days for bid
bond, Retension bond and costum Bond guarantee
within maximum tenor of 12 (twelve) months for the
performance purpose of bond, payment Bond and
Counter guarantee.
v. Stand By Letter of Credit (SBLC) jumlah Rp
400.000.000.000 (Rupiah penuh) Guarante Tenor
maximum 180 (Seratus delapan puluh) hari untuk Bid
Bond, Retention Bond, Costum Bond Guarantee
Tenor maximum 12 (Dua belas) bulan untuk
Performance Bond, Paymend Bond dan Counter
Guarantee.
-
Jangka waktu fasilitas kredit berlaku terhitung
sampai dengan 30 November 2010.
Sight Letter of Credit (L/C) Import and/or Sight
Documented of Letter of Credit Domestic of Rp
400,000,000,000 (Full amount) of L/C of maximum
Validity of 180 (One hundred eighty) days for the
purpose of imported raw material, equipment and
machines.
- The Period of credit facility shall be effective until
November 30, 2010.
68
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
241
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
e. PT Bank Panin Tbk.
e. PT Bank Panin Tbk.
Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan
PT. Bank Panin,Tbk, sebagai mana tertuang dalam akta
per janjian kredit No.17 tanggal 15 Juni 2009 dan pihak
Bank Panin sepakat dan setuju untuk memberikan
fasilitas kredit berupa fasilitas money market sejumlah
maksimal Rp 70.000.000.000. (Rupiah penuh).
The company shali have entered intro credit agreement
made with PT Bank Panin, Tbk as transpired in Deed of
Credit agreement No 17 dated June 15, 2009 and
conversely Bank Panin to provide credit facility in from of
money market facility at maximum amount of Rp
70,000,000,000. (Full amount).
Tujuan kredit akan di gunakan sebagai modal kerja
umum.
The purpose of credit shall be required for the general
working capital.
Jangka waktu fasilitas kredit adalah 1 tahun terhitung
sejak penandatanganan perjanjian yaitu sejak tanggal 15
Juni 2009 sampai dengan 16 Juni 2010.
The periond credit of facility shall be effective within 1 year
upon the signing of the agrement i.e as for June 15, 2009
until June 16, 2010.
Jangka waktu pinjaman adalah 1 bulan, 3 bulan atau 6
bulan untuk setiap penarikan pinjaman dengan ketentuan
tanggal jatuh tempo setiap pinjaman tidak boleh melebihi
tanggal jatuh tempo fasilitas kredit yang digunakan oleh
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
The effective period of loan shall be 1 month, 3 months or 6
months for each loan withdhrawal provided that the payment
due date of each ioan shall not exceed the due date of credit
facility as required by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Atas tiap jumlah uang yang tertuang atau sisanya yang
belum dibayar lunas atas pemberian fasilitas kredit,
perusahaan wajib membayar bunga kepada bank sebesar
:
In respect of each amount of payable outstanding money for
the provision of credit facility, then the company shall be
obliged to pay interest to bank at the sum of :
- Untuk jangka waktu pinjaman selama 1 bulan sebesar
suku bunga SBI berjangka satu bulan ditambah 3,5%
pertahun.
-
For the loan period of 1 month, it shall be the interest
rate of SBI with the period 1 month added by 3.5% per
annum.
- Untuk jangka waktu pinjaman selama 3 bulan sebesar
tingkat suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan
ditambah 4% pertahun.
-
For the loan period of 3 month, it shall be the interst rate
of SBI with the period 1 month added by 4% per annum.
- Untuk jangka waktu pinjaman selama 6 bulan sebesar
tingkat suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan
ditambah 4,5% per tahun.
-
For the loan period of 6 month, it shall be the interst rate
of SBI with the period 1 month added by 4.5% per
annum.
Sedangkan bilamana perusahaan tidak atau lalai
membayar lunas jumlah pokok yang terhutang, bunga
atau lain-lain wajib di bayar sesuai dengan perjanjian
maka tanpa mengurangi kewajiban debitur untuk tetap
membayar jumlah uang yang telah wajib dibayarnya,
perusahaan wajib membayar bunga denda atas jumlah
uang yang tidak atau lalai dibayar tersebut sebesar 3%
pertahun atas bunga yang berlaku saat itu.
While, if the company fails or neglects to make full payment
for such outstanding principal, payable interest or orther in
accordance with the agreement, then without being
prejudiced the debtor's liability to continue to pay such
amount of payable money, the company shall be obliged to
pay penalty interest for the amount of money that fails or
neglects to pay of 3% per annum above the interest so
applicable at the time.
Penalty interest shall be calculated daily as of the day and
due date of amount of payable money.
Bunga denda dihitung secara harian mulai dari hari dan
tanggal jatuh tempo jumlah uang yang wajib dibayar.
Selain hal-hal diatas perusahaan juga wajib membayar
provisi, biaya administrasi dan biaya lain-lain yang di
keluarkan Bank kepada pihak ketiga.
69
242 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
In addition to the aformentioned premises, the company
hereto shall be obliged to pay the provision, administration
cost and such other costs as expended be bank to the third
party.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Untuk menjamin pembayaran yang lunas, penuh dan
sebagai mana mestinya setiap jumlah uang yang
terhutang maka perusahaan telah bersedia melakukan
perjanjian jaminan piutang kepada kreditur yang diatur
dalam akta perjanjian fidusia No.18 tanggal 15 Juni 2009.
To warrant the payment made full payment, full and
accordingly in respect of each outstanding money, the
company shall undertake to either into agreement of loan
guarantee to the creditor as regulated in Deed of fiduciary
agreement No.18 dated June 15, 2009.
Perusahaan telah mengadakan perubahan perjanjian
jaminan fidusia dengan PT Bank PANIN Tbk
sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit No.18
tanggal 15 Juni 2009, pasal 5.9 B tanggal 16 Desember
2009 yaitu piutang usaha yang dijaminkan sebagai
anggunan.
Anggunan di atas adalah sebagai berikut :
The company shall have entered into agreement of fiduciary
security with PT Bank Panin Tbk, as transpired in deed of
credit agreement No. 18 dated June 15, 2009 article 5.9 B
which such as the trade receivable is as collateral
guaranteed .
1 Proyek PLTA dengan pemberi kerja PT Poso Energy
2 Proyek dengan pemberi kerja Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar wilayah
Sungai Bengawan Solo.
1 Project PLTA whom owned PT Poso Energy
2 Project whom owned Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar wilayah Sungai
Bengawan Solo.
Apabila hasil penjualan dari objek jaminan fidusia tidak
mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar
oleh perusahaan kepada Bank, maka perusahaan tetap
terkait membayar lunas sisa uang yang masih harus
dibayar berdasarkan perjanjian kredit.
If the sale proceeds of the object of fiduciary security is
insuficent to full pay all outstanding matters so duly made by
the company to bank, then the company shall continue to be
bound to make full payment for the remaining amuont of
outstanding money on the basis of credit agreement.
Pembebanan jaminan fidusia ini akan berakhir dengan
sendirinya pada saat perusahaan telah membayar semua
kewajibannya kepada Bank Panin, Tbk.
The cost of this fiduciary security shall be terminated
automatically upon the full payment made by the company
for all their liabilities to PT Bank Panin, Tbk.
f. PT Bank DBS Indonesia
The collateral above is as follows:
f. PT Bank DBS Indonesia
Pinjaman pada PT Bank DBS Indonesia merupakan
pinjaman Fasilitas Modal Kerja (Revolving) dengan tingkat
bunga sesuai tarif SBI +2,5% per tahun tertuang dalam
Perubahan Perjanjian Fasilitas Perbankan No.175/PFPDBSI/VIII/2008 dengan Fasilitas Perbankan maximum
senilai Rp 370.000.000.000 (Rupiah penuh). Dan surat
perjanjian DBS No. 29/CB/OUL/2009 tanggal 23 Februari
2009.
Fasilitas yang disediakan berupa:
Loan to PT Bank DBS Indonesia shall constitute loan of
Working Capital Facility (Revolving) with the interest rate on
the basis of SBI rate +2,5% per annum as entered into
amendment to banking facility agreement No.175/PFPDBSI/VIII/2008 dated July 7, 2008 with the maximum
banking facility of Rp 370,000,000,000 (Full amount). And
amendment
to
banking
facility
agreement
No.
29/CB/OUL/2009 dated Februari 23, 2009.
The provided Facility shall be as folows:
a Kredit modal kerja dengan nilai
15.000.000.000. (Rupiah penuh)
Rp
a Working capital credit with maximum rate of Rp
15,000,000,000. (Full amount).
b Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri nilai maksimum
Rp 62.500.000.000 (Rupiah penuh) atau dalam mata
uang lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan
nilai tersebut.
b Documented of Letter of Credit Domestic with the
maximum rate of Rp 62,500,000,000 (Full amount) or in
such other currencies or approved by BI as equal with the
aforementioned rate.
c Letter of Credit dengan nilai maksimum Rp
62.500.000.000. (Rupiah penuh) atau dalam mata uang
lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai
tersebut.
c Letter of Credit with maximum rate of Rp 62,500,000,000
(Full amount) or under such other currencies or approved
by BI as equal with the aforementioned rate.
maksimum
70
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
243
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
d Bank
Garansi
dengan
nilai
maksimum
Rp
. 175.000.000.000 (Rupiah penuh) atau dalam mata uang
lain yang disetujui oleh BI yang setara dengan nilai
tersebut.
d Bank Guarantee with maximum rate of Rp
. 175,000,000,000 (Full amount) or under such other
currencies or approved by BI as equal with the
aforementioned rate.
e Stand By Letter of Credit Facility (SBLC) dengan nilai
. maksimum Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh) atau
dalam mata uang lain yang disetujui oleh BI yang setara
dengan nilai tersebut.
e Stand By Letter of Credit Facility (SBLC) with maximum
. rate of Rp 25,000,000,000 (Full amount) or under such
other currencies or approved by BI as equal with the
aforementioned rate.
Fasilitas berlaku sampai dengan 7 Juli 2010 dan dijamin
dengan omzet kontrak minimal senilai 125% dari total
kredit tertarik (CL&NCL).
The facility shall be effective until July 7, 2010 and shall be
guaranteed with the minimum turnover contract of 125% of
total withdrawn credit (CL&NCL).
PT WIKA BETON
PT WIKA BETON
a. PT Bank Mega Tbk.
a. PT Bank Mega Tbk.
PT Wijaya Karya Beton memiliki fasilitas kredit Rekening
Koran (PRK), Fasilitas Kredit Modal Kerja dan Fasilitas
Bank Garansi dari Bank Mega sesuai dengan perjanjian
kredit tanggal 6 Desember 2000 No.23, yang telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sesuai
perubahan XIV perpanjangan kredit No.10 tanggal 4
Desember 2009, dengan jangka waktu 6 Desember 2009
sampai dengan 6 Desember 2010, dengan tingkat bunga
17%.
PT Wijaya Karya Beton has Account Statement of credit
facility (PRK),working capital credit facility and bank
guarantee facility from Bank Mega in accordance with credit
agreement dated December 6, 2000 No,23 amended severel
times and most recently by amendment XIV of credit
extension No.10 dated December 4, 2009 within the period
of December 6, 2009 until December 6, 2010 with the
interest rate of 17%.
Fasilitas kredit berupa PRK sebesar Rp 5.000.000.000
(Rupiah penuh) digunakan hanya untuk tambahan dana
operasional perusahaan, berupa Fasilitas KMK dengan
nilai kesanggupan Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh)
digunakan hanya untuk tambahan modal kerja atas
pekerjaan yang diterima perusahaan, dengan jumlah
penarikan sebesar 70% dari nilai kontrak. Fasilitas Bank
Garansi sampai dengan Rp 25.000.000.000 (Rupiah
penuh) digunakan hanya untuk tender, uang muka
pelaksanaan dan pemeliharaan.
Credit facility in form of Acoount Statement loan facility of Rp
5,000,000,000 (Full amount) shall be required to add the
company operational fund, in from of working capital credit
facility with the undertaking rate of Rp 5,000,000,000 (Full
amount). as required to only add working capital for the
activities received by the company with the total withdrawal
of 70% of contracted value. facility of Bank Guarantee
reaching up to Rp 25,000,000,000 (Full amount) shall be
required for the purpose of tender, down payment of the
implementation and maintenance.
Pinjaman ini dijamin dengan hak atas tanah rincian
sebagai berikut :
- Tanah seluas 18.570 M2 yang terletak dikabupaten Deli
serdang. Kecamatan Sunggal desa Dei Semayang
tercatat atas nama PT Wjaya Karya Beton dengan HGB
No.101/Dei Semayang.
This loan shall be warranted by land right set forth as folows:
Land covering an area of 18,570 M2 located Deli Serdang
sub district,Sunggal district Dei Semayang Village, shall be
registered in the name of PT Wijaya Karya Beton by
building right No.101/Dei Semayang.
- Tanah seluas 33,615 M2 yang terletak di Kabupaten
Lampung Selatan, Kecamatan Natar,Desa BumiAgung,
Lampung, tercatat atas nama PT Wijaya Karya Beton
dengan HGB No.8/Bumi Agung.
Land covering an area of 33,615 M2 located in South of
Lampung, Sub district, Natar discrit, Bumi Agung Village,
shall be registered in the name of PT Wijaya Karya Beton
by building right No.8/Bumi Agung.
- Mesin-mesin pabrik, terletak di Medan,Lampung dan
Makasar.
Factory machines which are located in Medan,Lampung
and Makasar.
71
244 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
- Piutang dan/atau persediaan yang dimiliki perusahaan
baik sekarang maupun di kemudian hari minimal senilai
Rp 45.000.000.000 (Rupiah penuh).
b. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Receivable and/or inventory owned by the company both
in the present and hereafter shall be minimum Rp
45,000,000,000 (Full amount).
b. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Wika Beton memperoleh Fasilitas Kredit Non Cash
Loan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perjanjian
Kredit Modal Kerja (Fixed Loan) nomor KP-CRO/017/PKKMK/2009 tanggal 8 Juni 2009. Kemudian Pemberian
Fasilitas Bank Garansi nomor KP-CRO/002/PGB/2009
tanggal 8 Juni 2009 serta perjanjian Kredit untuk Jasa
Pelayanan
Transaksi
Treasury
nomor
KPCRO/015/PFL/2009 tanggal 8 Juni 2009
yang
kesemuanya dibuat dihadapan Notaris Sri Ismiyati, SH.
Notaris Jakarta serta tambahan limit Fasilitas Non Cash
Loan (L/C,SKBDN dan Bank Garansi) dari PT Bank
Mandiri
ke
PT
Wika
Beton
No.CBG.CB2/SPPK/D04.003/2009 tanggal 7 Mei 2009
perihal surat penawaran pemberian kredit (SPPK) untuk
perpanjangan jangka waktu KMK Revolving, Penawaran
KMK Fixed Loan, Perpanjangan Jangka Waktu serta
tambahan limit fasilitas NCL (Bank Garansi) dan
persetujuan Plafond Forex.
PT Wika Beton obtain Non-Loan Credit Facility loan from PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk, Working Capital Loan
Agreement (Fixed Loan) KP-CRO/017/PK-KMK/2009
number dated June 8, 2009. Then Granting Bank Guarantee
Facility KP-CRO/002/PGB/2009 number dated June 8, 2009,
and agreements for Credit Transaction Services Treasury
KP-CRO/015/PFL/2009 number dated June 8, 2009 which
are all made before Notary Sri Ismiyati, SH . Notary Jakarta
as well as additional Non-Cash limit loan facility (L / C,
Domestic L/C and Bank Guarantee) from PT Bank Mandiri
to PT Wika Beton No. CBG.CB2/SPPK/D04.003/2009 dated
May 7, 2009 regarding the letter of credit supply ( FIES) for
extension of time Revolving KMK, Bid KMK Fixed Loan,
Term Extension and the additional limits NCL facilities (Bank
Guarantee) and the approval Forex Limited.
Ketentuan yang tertuang adalah sebagai berikut:
The Terms and conditions as entered into in shall be as
follows :
I Revolving Working Capital Credit Facility
I Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving
1 Batas Kredit
: Rp 15.000.000.000 (Rupiah penuh)
2 Jenis Kredit
: KMK
3 Sifat Kredit
: Revolving
4 Tujuan
Tambahan modal Kerja dalam rangka membiayai
produksi berbagai beton pra cetak.
1 Credit Limited
: Rp 15,000,000,000 (Full amount)
2 Type of credit
: KMK
3 Characteristic of Credit
: Revolving
4 The Use Purpose:
Additional Working Capital shall be in order to
financing production on various working on process
of the concrete.
5 Jangka Waktu
5.Period
: 8 Juni 2009 s.d 10 May 2010
: June 8, 2009 until May 10, 2010
6 Suku Bunga
13.00% p.a dibayar efektif dan berubah sesuai
dengan ketentuan Bank Mandiri dan di
bebankan setiap tanggal 23.
6.Interest rate
13.00% p.a shall be effectively paid and charged
unther the terms and condition of bank mandiri and
shall be borne on each date of 23rd.
7 Provisi
8 Denda
7.Provision
8.Penalty
9 Agunan
1 Agunan Utama
)
: 1% p.a dari limit kredit
: 2% pertahun diatas tingkat
suku bunga kredit, bila
terlambat pembayaran
:Piutang
dan
persediaan
dengan nilai minimal Rp 72,4
Milyar.
9.Collateral
1 Main Collateral
)
:1% p.a of limit credit
:2% per annum above interest rate of
credit, if they fail to make the payment
in punctual time.
:Receivable and stock with
minimum rate of Rp 72.4 Billions.
72
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
245
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
2 Agunan
)
a 3 (Tiga) bidang tanah berikut bangunan-bangunan
) dan atau segala sesuatu yang telah atau dikemudian
hari akan didirikan diatasnya, luas tanah 65.103 m2
terletak di Jl. Raya Kejapanan-Majosari, Pasuruan
Jawa Timur, SHGB no. 14,25 dan 408 atas nama
Wika Beton, telah diikat dan dipasang hak
tanggungan senilai Rp 25 Milyar.
2 Additional Collateral
)
a 3 (Three) lands area including buildings and or any
) and all matters that have or hereafter shall be
errected on it. Land area of 65,103 m2 located at Jl.
Raya Kejapanan-Majosari, Pasuruan East Java,
SHGB No 14,25 and 408 in the name of Wika Beton
shall have been bound and security interest shall be
mortgaged of Rp 25 Billions.
b Tanah dan bangunan, mesin dan peralatan pabrik
) senilai Rp 101,250 Milyar. Lokasi jalur 8. Jl. Raya
Narogong Km.26 Cileungsi.Bogor, di pasang hak
tanggungan dan diikat secara Fiducia sebesar nilai
pasar.
b Land and buildings, machinery and factory equipment
. as of Rp 101.250 Billions. Location at line of 8. Jl.
Raya Narogong Km.26 Cileungsi.Bogor, installed of
dependents and tied to the rights Fiducia as a market
value.
II Fasilitas Non Cash Loan
1 Batas Kredit
2 Jenis Kredit
3 Sifat Kredit
II Non Cash Loan Facilities
: Rp 65.000.000.000 (Rupiah penuh)
: Non Cash Loan
: Revolving
1 Credit Limited
2 Type of credit
3 Characteristic
: Rp 65,000,000,000 (Full amount)
: Non Cash Loan
: Revolving
4 Tujuan Pengunaan
1 Penerbitan Garansi bank a.I. Jaminan Penawaran,
) Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan
Pemeliharaan, Jaminan Pembayaran dan Counter
guarantee, maksimum sebesar Rp 15 Milyar.
4 The purpose loan facility
1 The issuance of bank garansi a.l offering
) bound,performance bound, down payment bound,
maintenance bound, payment and counter
guarantee shall be maximum Rp 15 Billions.
2 Pembukaan Letter of Credit (L/C) dan atau SKBDN,
) yang bersifat sight, Usance, atau (UPAS) dengan
tenor maksimum 180 hari, maksimum Rp 5 milyar.
2 The opening of Letter of Credit (L/C) and or
) Documented of Letter of Credit Domestic with the
characterisitc of sight ,Usance or (UPAS) with
maximum tenor of 180 days, maximum amount of
Rp 5 Billions.
5 Jangka waktu
: 11 Mei 2009 s/d 10 Mei 2010
5 Period
: May 11 2009 until May 10, 2010
6 Provisi
: 1% p.a,kecuali jaminan tender 0,75 %
6 Provision
: 1% p.a, unless tender guarantee
as of 0.75 %
III KMK Fixed Loan
III
1 Batas Kredit
2 Jenis Kredit
3 Sifat Kredit
: Rp 35.000.000.000 (Rupiah penuh)
: KMK Fixed Loan
: Revolving,
Standby
Loan,
Committed dan advised
4 Tujuan Pengunaan
KMK Fixed Loan
1
2
3
Credit Limited
Type of credit
Characteristic
4
: Rp 35,000,000,000 (Full amount)
: KMK Fixed Loan
: Revolving, Standby Loan,
Committed and advised
The purpose loan facility
1 Tambahan modal Kerja dalam rangka membiayai
) produksi berbagai beton pra cetak
5 Jangka waktu
: 8 Juni 2009 s/d 10 Mei 2010
5
1 Additional Working Capital shall be in order to
) financing production on various work on process of
the concrete.
Period
: June 8 2009 until May 10, 2010
6 Provisi
: 1% p.a,kecuali jaminan tender 0,75 %
6
Provision
73
246 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
: 1% p.a, unless tender guarantee
as of 0.75 %
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
c. PT Bank CIMB Niaga Tbk
c. PT Bank CIMB Niaga Tbk
Perusahaan telah mengadakan perjanjian kredit dengan
Bank
Niaga
sesuai
dengan
perjanjian
kredit
No.266/CBG/JKT/05 dan No. 267/CBG/JKT/05 tanggal 12
September 2005 yang dibuat dibawah tangan.
Sebagaimana diubah dengan perubahan terhadap
Perjanjian Kredit Nomor 593/AMD/CBG/JKT/09 tertanggal
28 Oktober 2009 (Selanjutnya berikut perpanjangan,
perubahan dan penambahanya disebut ''Perjanjian
Kredit", dengan Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit
Nomor: 392/AMD/CBG/JKT/06, berdasarkan nama bank
yang telah memberikan fasilitas kredit Pinjaman Tetap
sebesar Rp 12.000.000.000 (Dua belas milyar rupiah)
kepada perseroan (Selanjutnya disebut 'Fasilitas Kredit')
yang dibuat dan ditandatangani tanggal 6 November
2006.
The Company shall have entered into credit agreement with
Bank Niaga in accordance with credit Agreement No.
266/CBG/JKT/05
and
No.
267/CBG/JKT/05
dated
September, 12, 2005 made subrosa as amended by
Amendment
to
credit
Agreement
Number
593/AMD/CBG/JKT/09 dated October 28, 2009 (hereinafter
extension,amendment and additional shall be referred to as
"Credit Agreement" by the amendment to Credit Agreement
Number 392/AMD/CBG/JKT/06 on the basis of bank which
has provided Fixed Loan credit facility of Rp 12,000,000,000
(Twelve billion rupiah) to the company (hereinafter shall be
referred to as "Credit Facility" as made and signed on
November 6, 2006.
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, Bank Niaga
memberikan fasilitas kredit berupa:
On the basis of such credit agreement, Bank Niaga hereto
shall provide credit facility in form of :
1 Pinjaman Tetap dengan jumlah sebesar Rp
12.000.000.000 (Rupiah penuh), tingkat suku bunga
pinjaman 13,25% per tahun
1 Fixed Loan with the amount of Rp 12,000,000,000 (Full
amount) and loan interest rate of 13.25% per annum.
Penggunaan fasilitas credit adalah untuk membiayai
modal kerja PT. Wika Beton
The use of credit facility shall be intended to finance
business operational activities (working capital) of PT
Wika Beton.
Jangka waktu pinjaman adalah 11 September 2009
sampai dengan 11 September 2010. Dengan ketentuanketentuan lain dalam perjanjian kredit tidak diubah dan
dengan demikian tetap berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat antara Bank dan
Peminjam.
The period of Loan shall be effective as of September 11,
2009 until September 11, 2010. Provided that credit
agreement shall not be amended and therefore shall
remain effective and has legal force and effect binding
between Bank and Debtor.
Berdasarkan Perubahan terhadap perjanjian untuk
panjar
melalui
Rekening
Koran
Nomor:
525/AMD/CBG/JKT/09,
Bank
setuju
untuk
memperpanjang jangka waktu fasilitas PRK yang jatuh
tempo pada tanggal 11 September 2009, diperpanjang
jangka waktunya sampai dengan tanggal 11 September
2010.
Pursuant to the amendment to agreement for down
payment
through
account
statement
Number
525/AMD/CBG/JKT/09, Bank shall agree to extend the
period for PRK Facility due on the date of September 11,
2010.
2 Fasilitas Rekening dengan jumlah sebesar Rp
3.000.000.000 (Rupiah penuh), dengan tingkat suku
bunga pinjaman sebesar 13,25% per tahun.
2 Statement facility with the amount of Rp 3,000,000,000
(Full amount) with loan interest rate of 13.25% per annum.
Penggunaan fasilitas kredit adalah untuk membiayai
kegiatan oprasional usaha (modal kerja) PT. Wika
Beton
The use of credit facility shall be intended to finance
business operational activities (working capital) of PT
Wika Beton.
Jangka waktu pinjaman adalah 11 September 2009
sampai dengan 11 September 2010.
Loan period shall be September 11,2009 until September
11, 2010.
74
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
247
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Sehubungan dengan fasilitas tersebut perusahaan
memberikan jaminan kepada Bank Niaga berupa :
In connection wiyh the aforementioned facilities, the
company hereto shall provide guarantee to Bank Niaga in
form of :
a Hak tanggungan atas tanah dana bangunan dengan
SHGB No. 101,160 dan 99 terletak di Mojosongo,
Boyolali, jawa tengah atas nama peminjam dengan nilai
hak tanggungan minimal sebesar Rp 6.262.000.000
(Rupiah penuh).
a Security interest for land and building with SGNB No.
101.160 and 99 located in Mojosongo,Boyolali,Cetral
Java in the name of the Debtor with minimum security of
Rp 6,262,000,000 (Full amount).
b Fidusia atas persediaan milik peminjam dengan nilai
penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh).
b Fiducia for the inventory owned by the debtor as of Rp
5,000,000,000 (Full amount).
c Fidusia atas tagihan peminjam kepada pihak ketiga
dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000
(Rupiah penuh).
c Fiducia for Debtor's bill to the third party with the
underwriting rate of Rp 5,000,000,000 (Full amount).
d Fidusia atas mesin-mesin dan peralatan milik peminjam
dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.000
(Rupiah penuh).
d Fiducia for machines and equipments owned by the
Debtor as of Rp 5,000,000,000 (Full amount).
d. PT Bank Mandiri Syariah
PT Wika Beton memperoleh fasilitas kredit pembiayaan
untuk Supplier/Sukontraktor dari PT Waskita Karya
(Persero) atas nama PT Wijaya Karya Beton sesuai
dengan Perjanjian Kerjasama antara PT Waskita Karya
(Persero) dengan PT Bank Syariah Mandiri tentang
fasilitas Pembiayaan Modal Kerja kepada PT Waskita
Karya No.10 tanggal 18 Februari 2009 dibuat dihadapan
Notaris Badarusyamsi, SH., notaris Jakarta dengan
plafond pembiayaan sebesar Rp 50.000.000.000 (Rupiah
penuh) dan SP3 kepada supplier no.9, 10, 11 tanggal 16
Februari 2009.
d. PT Bank Mandiri Syariah
PT
Wika
Beton
obtains
finance
facility
to
supplier/subcontractor of PT Waskita Karya (Persero) in the
name of PT Wijaya Karya Beton in accordance with
Cooperation Agreement made between PT Waskita Karya
(Persero) and PT Bank Syariah Mandiri regarding provision
of Working Capital Finance to PT Waskita Karya (Persero)
No. 10 dated February 18 2009 drawn up and passed before
Notary Public Badarusyamsi, SH. Notary in Jakarta with
limited financial as of Rp 50,000,000,000 (Full amount) and
SP3 to supplier no.9, 10, 11 dated February 16, 2009.
Berdasarkan surat sanggup (Aksep/Promes) No
11/1472/180/Promes, PT Wijaya Karya Beton berjanji
tanpa syarat untuk membayar kepada PT Bank Syariah
Mandiri sejumlah uang Rp 1.812.986.214 (Rupiah penuh)
dan akan berakhir pada tanggal 6 February 2010 dan
surat sanggup (Aksep/Promes No.11/1329/180/Promes
dengan nominal sebesar Rp 433.347.696 (Rupiah penuh)
dan akan berakhir tanggal 12 Januari 2010.
Based on the promissory notes (draft / promissory note) No
11/1472/180/Promes, PT Wijaya Karya Beton unconditional
promise to pay to PT Bank Syariah Mandiri as of Rp
1,812,986,214 (Full amount) and will end on February 6,
2010 and promissory notes (draft / promissory note with a
nominal No.11/1329/180/Promes for Rp 433,347,696 (Full
amount) and will end on January 12, 2010.
PT WIKA REALTY
PT WIKA REALTY
a. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
a. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
PT Wika Realty mendapatkan Kredit Modal Kerja dari PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan Perjanjian
Kredit Modal Kerja No. JMM/2/926/R pada tanggal 20
Oktober 2009.
75
248 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT Wika Realty obtains Working Capital Credit from
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk under
Agreement of Working Capital Credit No.
JMM/2/926/R on dated tanggal October 20, 2009.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Sesuai denga surat permohonan fasilltas kredit tanggal 26
Mei 2008, telah disetujui kredit modal kerja dengan rincian
sebagai berikut :
In accordance with approval letter for credit facilities
dated May 26, 2008, Working capital was approved
set forth as folows:
I Kredit Modal Kerja
I
Plafond Working Capital Credit
Plafon
Rp 7.500.000.000 (Rupiah penuh)
Plafond
Rp 7,500,000,000 (Full amount)
Keperluan
Tambahan modal kerja usaha property, konstruksi
dan building manajemen (tidak termasuk pembelian
dan pengolahan tanah) dengan target penjualan
tahun 2008 sebesar Rp 306,508 Juta
Requirement
Additional property business working capital,
construction and building management (excluding
land purchase and management) with sale target
in 2008 of Rp 306.508 Million.
Jangka Waktu
Sejak penandatanganan PK, jatuh tempo fasilitas
tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23
September 2010.
Period
Upon signing of the credit, due date of facility on
September 24, 2009 until September 23, 2010.
Bentuk sifat
:R/C terbatas
Suku bunga
:
13,75 p.a atau sesuai ketentuan yang berlaku
pada tanggal penandatanganan PK dan review
setiap bulan sekali untuk disesuaikan dengan tarif
yang berlaku pada saat itu.
Type/Nature
: Limited R/C
:
Interest Rate
13.75% p.a or pursuant to the prevailing
provision on the date of signing of the credit
and monthly review in order to be adjusted by
the prevailing rate at that time.
II. Kredit Modal Kerja Line
Maksimum
Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh)
II.
Line Working Capital Credit
Maximum
Rp 5,000,000,000 (Full amount)
Keperluan :
Tambahan modal kerja usaha property, konstruksi
dan building manajemen (tidak termasuk pembelian
dan pengolahan tanah) dengan target penjualan
tahun 2008 sebesar Rp 306,508 Juta.
Requirement
:
Additional working capital for property business,
construction and building management (excluding land
purchase and management) with the sale target in 2008
of Rp 306.508 Million.
Jangka waktu :
Sejak tanggal penandatanganan kredit, jatuh tempo
fasilitas tanggal 24 September 2009 sampai dengan
23 September 2010.
Period
:
Upon signing of the credit, due date of facility on the
date of September 24, 2009 until September 23, 2010.
Bentuk /Sifat :
Transaksional bersifat clean up system
Type/Nature
:
The nature of transaction shall be clean up system.
Suku Bunga
13,75% p.a. yang akan ditinjau kembali setiap bulan
untuk disesuaikan dengan tarif bunga yang berlaku di
Bank BNI pada saat itu.
Interest rate
:
13.75% pa. that shall be reviewed monthly to be
adjusted with interest rate so applicable in Bank BNI at
that time.
III Bank Garansi
III. Bank Guarantee
Maksimum :
Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh)
Maximum
:
Rp 5,000,000,000 (Full amount)
76
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
249
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Keperluan
Untuk menjamin tender,pelaksanaan pekerjaan, dan
penerimaan uang muka serta pembelian barang atas
proyek pemerintah dan swasta.
Requirement
To warrant the tender, work performance and down
payment receipt and goods purchase for
governmental and private project.
Jangka Waktu
Disesuaikan dengan fasilitas kredit berjalan sejak
tanggal penandatanganan PPGB, tanggal 24
September 2009 sampai dengan 23 September 2010.
Period
It shall be adjusted with current credit facility as of
the date of the PPGB signing, on September 24,
2009 until September 23, 2010.
IV. Surat Kredit Bank Dalam Negeri
IV.Documented
Surat Kredit Bank
of Letter
Dalam
of Credit
Negeri
Domestic
Maksimum :
Rp 2.500.000.000 (Rupiah penuh)
Maximum
:
Rp 2,500,000,000 (Full amount)
Keperluan
Pembelian barang untuk proyek pemerintah dan
swasta.
Requirement
Goods purchase for government and non-government
projects.
Jangka Waktu
Sejak penandatanganan PK, jatuh tempo fasilitas
yaitu tanggal 24 September 2009 sampai dengan 23
September 2010.
Period
Upon signing of the credit, due date of facility from
September 24, 2009 until September 23, 2010.
Jaminan
1 Tanah kosong di jalan RS. Fatmawati, kel. Cilandak
Barat, Jakarta Selatan. Terdiri dari 3 sertifikat :
Collateral :
1 Emptied land at jalan RS. Fatmawati, Kel. Cilandak
Barat, South Jakarta. Consists of 3 certificate:
a
SHGB No. 1877 an. PT Wijaya Karya Realty,
jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 29 Mei
2036. Surat Ukur No. 06695/2004 tanggal 28
Desember 2004 seluas 2.300 m2. Diikat dengan
hak tanggungan senilai Rp 7.744.400.000 (Rupiah
penuh).
a
SHGB No. 1877 an. PT Wijaya Karya Realty, with
the effective period of October 25, 2005 until
May 29, 2036. Certificate of Survey No.
06695/2004 dated December 28, 2004 covering
an area of 2,300 M2 bound by Security Interest of
Rp 7,744,400,000 (Full Amount).
b
SHGB No. 1873 an. PT Wijaya Karya Realty,
jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 31 Mei
2036. Surat Ukur No. 06696/2004 tanggal 28
Desember 2004 seluas 2.170 m2. Diikat dengan
hak tanggungan senilai Rp 6.318.000.000 (Rupiah
penuh).
b
SHGB No. 1873 an. PT Wijaya Karya Realty, with
the effective period of October 25, 2005 until
May 31, 2036. Certificate of Survey No.
06696/2004 dated December 28, 2004 covering
an area of 2,170 m2 bound by Security Interest of
Rp 6,318,000,000 (Full amount).
c
.
SHGB No. 1876 an. PT Wijaya Karya Realty,
jangka waktu tanggal 25 Oktober 2005 sd 31 Mei
2036. Surat Ukur No. 06694/2004 tanggal 28
Desember 2004 seluas 2.810 m2. Diikat dengan
hak tanggungan senilai Rp 8.238.000.000 (Rupiah
penuh).
c
SHGB No. 1876 an. PT Wijaya Karya Realty, with
the effective period of October 25, 2005 until May
31, 2036. Certificate of Survey No. 06694/2004
dated December 28, 2004 covering an area of
2,810 m2 bound by Security Interest of Rp
8,238,000,000 (Full amount).
77
250 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
2 Tanah, bangunan dan kolam renang (Sport Club) di
Komplek Tamansari Bukit Mutiara Blok D1 No.1, Kel.
Gunung Bahagia, Kec. Balikpapan Utara, Balikpapan,
Kalimantan Timur. SHGB No. 1122 an. PT Wijaya
Karya Realty. Surat Ukur No. 89/Gunung
Samarinda/2001. Imb No. 280/DPKP/BU/GS tanggal
17 Juni 2002. Akan diikat hak tanggungan Rp
3.390.000.000 (Rupiah penuh).
2 Land, buildings and swimming pool (sport club) at
Komplek Tamansari Bukit Mutiara Blok D1 No.1, Kel.
Gunung Bahagia, Kec. North of Balikpapan, Kota
Balikpapan, East of Kalimantan. SHGB No. 1122 an.
PT Wijaya Karya Realty. Certificate of Survey No.
89/Gunung
Samarinda/2001.
Imb
No.
280/DPKP/BU/GS dated June 17, 2002. bound by
security interest of Rp 3,390,000,000 (Full amount).
3 Jaminan piutang (fiducia) senilai Rp 70.000.000.000
(Rupiah penuh).
3 Account receivable (fiduciary) of Rp 70,000,000,000
(Full amount).
b. PT Bank CIMB Niaga Tbk
b. PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Wika Realty memperoleh pinjaman dari Bank Niaga berupa
fasilitas kredit Pinjaman Transaksi Khusus sesuai Perjanjian Kredit
No. 350/AMD/CBG/JKT/08 yang telah diperpanjang dengan
perjanjian No 475/AMD/CBG/JKT/09 tanggal 7 Desember 2009
dengan ketentuan sebagai berikut :
PT Wika Realty acquired loan from Niaga bank i.e.
special transaction loan facility according to Loan
Agreement No. 350/AMD/CBG/JKT/08 which has
been
extended
with
Agreement
No.
475/AMD/CBG/JKT/09 dated December 7, 2009 with
provisions as follows:
- Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) sebesar Rp 34.000.000.000
(Rupiah penuh)
- Special
Transaction
Loan
34,000,000,000 (Full amount)
- Penggunaan Dana :
- The use of loan:
1. Bidang Konstruksi :
amounting
Rp
1. Constructions
Digunakan untuk Modal Kerja proyek-proyek WR
refinancing existing proyek-proyek yang dibiayai sendiri.
dan
To be used for Working Capital to finance Wika
Realty’s projects and refinance self financing’s
projects.
Besarnya penarikan pinjaman adalah 80% dari nilai progress
proyek atau 80% dari nilai tagihan dari pemberi kerja, mana
yang lebih rendah.
The amount of loan to be drawn will be 80% of project
progress or 80% of the amount of invoice.
2. Bidang Realty
2. Realty
Digunakan untuk Modal Kerja pembangunan perumahan dan
sarana/prasarana diluar pematangan lahan.
To be used for working capital to finance residence
projects and infrastructures.
Besarnya penarikan pinjaman adalah 80% dari nilai Rencana
Anggaran Biaya Perumahan
The amount of loan to be drawn will be 80% of
Planning of Cost Budget for Residence projects
Fasilitas Letter of Credit
Letter of Credit (LC) Facility
Fasilitas berupa Letter of Credit atas unjuk (Sight LC) dan atau
berjangka (Usance LC) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN) dengan nilai tidak melebihi Rp 20.000.000.000
(Rupiah penuh).
LC Facility shall be in the form of Sight LC or Usance
LC or Documented of Letter of Credit Domestic
whose amount not exceeding Rp 20,000,000,000
(Full amount)
78
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
251
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Interest rate
:
13.25% pa. that shall be reviewed again monthly to
be adjusted with interest rate so applicable in Niaga
Bank at that time.
Suku Bunga
13,25% p.a. yang akan ditinjau kembali seiap bulan
untuk di sesuaikan dengan tarif bunga yang berlaku di
Bank Niaga pada saat itu.
Fasilitas pinjaman Bank CIMB Niaga Tbk ini dijaminkan dengan :
This Loan Facility is pledged by:
a. APHT senilai Rp 517.150.000 (Rupiah penuh) atas HGB No,29,
032, 033, 037, 038, 047 dan 048 an perusahaan.di Curug,
Sawangan, Depok Jawa Barat.
a. APHT amounting Rp 517,150,000 (Full amount) on
HGB No. 29, 032, 033, 037, 038, 047 and 048 on
behalf of PT Wika Realty located at Curug,
Sawangan, Depok, Jawa Barat.
b. APHT senilai Rp 23.238.000.000 (Rupiah penuh) atas HGB No,
21, 025, 028, 035, 039, 046, 059, 060, 063 dan 065 an
perusahaan.di Curug, Sawangan, Depok Jawa Barat.
b. APHT amounting Rp 23,238,000,000 (Full amount)
on HGB No. 21, 025, 028, 035, 039, 046, 059, 060,
063 and 065 on behalf of PT Wika Realty located at
Curug, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
c. APHT senilai Rp 23.690.000.000 (Rupiah penuh) atas HGB No.
754 an perusahaan.di Desa Gunung Samarinda, Balikpapan
Utara Kalimantan Timur.
c. APHT amounting Rp 23,690,000,000 (Full amount)
on HGB No. 754 on behalf of PT Wika Realty located
at Gunung Samarinda, Balikpapan Utara, Kalimantan
Timur.
`
d Fidusia atas Rekening Peminjam senilai Rp
1.000.000.000 (Rupiah penuh).
PT WIKA INTRADE
d. Fiduciary on Debtor’s account amounting Rp
1,000,000,000 (Full amount)
PT WIKA INTRADE
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Fasilitas Kredit Investasi
Investment Credit Facility
Batas Kredit : Rp 30.000.000.000 (Rupiah penuh).
No Perjanjian : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008
Credit Limit
No of Agreement
Tanggal
: 16 Juli 2008
Jangka waktu :
Sejak penandatanganan Perjanjian
Kredit s.d 23 Maret 2010
Date
Effective Period
: Rp 30,000,000,000 (Full amount)
: CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008
Suku Bunga : 11 % p.a
Angsuran
:
Angsuran pokok dilakukan setiap tanggal 23 pada
setiap triwulan.
: July 16, 2008
: Upon signing of the credit, due
date of facility until March 23,
2010.
Interest Rate
: 11 % p.a
Installment
:
Principal Installment shall be conducted every on
date of 23 of each quarter.
Jaminan
- Mesin dan peralatan produksi tabung gas yang
sudah dimiliki dan yang akan dibeli dengan
pembiayaan Bank serta piutang usaha dan
persediaan tabung kompor gas 3 kg.
Collateral :
- Machine and equipment for gas stove production
owned by and shall be purchased by Bank
Financing and Trade Receivables and procurement
of 3 kg gas stove.
-
- Cross default and cross collateral with Working
Capital Credit Facility.
Cross default dan cross collateral dengan fasilitas
Kredit Modal kerja.
Fasilitas Kredit Modal Kerja Transaktional
Batas Kredit
Nomor
Transactional Working Capital Credit
: Rp 50.000.000.000 (Rupiah penuh)
: CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008
: Rp 50,000,000,000 (Full amount)
Credit Limit
No of Agreement : CBG.ONE/SPPK.RD2.087/2008
79
252 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Tanggal
: 04 Agustus 2008
Jangka waktu :
Berlaku maksimal s.d tanggal 28
Februari 2010
: August 04, 2008
: It shall be effective within
maximum period of February
28 2010.
: 13 % p.a
Interest rate
:
Collateral :
- Machine and equipment for gas stove production
owned by and shall be purchased by Bank
Financing and Trade Receivables and procurement
of 3 kg gas scuba.
- Cross default and cross collateral with Investment
credit facilities.
Date
Effective Period
Suku Bunga : 13 % p.a
Jaminan
:
- Mesin dan peralatan produksi tabung gas yang
sudah dimiliki dan yang akan dibeli dengan
pembiayaan Bank serta piutang usaha dan
persediaan tabung gas 3 kg.
- Cross default dan cross collateral dengan fasilitas
Kredit Investasi.
b. PT Bank CIMB Niaga Tbk
b. PT Bank CIMB Niaga Tbk
Perjanjian Penerbitan Bank Garansi Interchangeable
CC Lines (Sight/Usance/UPAS/SKBDN)
Agreement of Bank Guarantee
Interchangeable CC Lines.
Batas Kredit : Rp 125.000.000.000 (Rupiah penuh)
No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09
Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010
: Rp 125,000,000,000 (Full amount)
Credit Limit
No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09
: December 13, 2009 until March
Effective Period
13, 2010
Agreement of Fixed Loan of Sublimit Bank Guarantee
Facilities
: Rp 25,000,000,000 (Full amount)
Credit Limit
No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09
Effective Period : December 13, 2009 until March
13, 2010
Perjanjian Pinjaman Tetap (PT) Sublimit Fasilitas Bank Garansi
Batas Kredit : Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh)
No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09
Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010
Issuance
of
Perjanjian Trust Receipt (TR) Sublimit Fasilitas Bank Garansi
Agreement of Trust Receipt of Sublimit Bank
Guarantee Facilities
Batas Kredit : Rp 25.000.000.000 (Rupiah penuh)
No Perjanjian : 673/AMD/CBG/JKT/09
Jangka Waktu : 13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010
: Rp 25,000,000,000 (Full amount)
Credit Limit
No of Agreement : 673/AMD/CBG/JKT/09
Effective Period : December 13, 2009 until March
13, 2010
Perjanjian Untuk Panjar Melalui Rekening Koran
Agreement of the Down Payment through Bank
Statement
Batas Kredit
No Perjanjian
Bunga
Jangka Waktu
Credit Limit
: 12.5%
Rp 5,000,000,000
p.a
(Full amount)
No of Agreement : 675/AMD/CBG/JKT/09
Interest
: 12.5% p.a
December
Effective Period : 12.5%
p.a 13, 2009 until March
13, 2010
:
:
:
:
Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh)
675/AMD/CBG/JKT/09
12.5% p.a
13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010
Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus (PTK)
Agreement of Special Transaction Loan
Batas Kredit
No Perjanjian
Bunga
Jangka Waktu
Credit Limit
: 12.5%
Rp 75,000,000,000
p.a
(Full amount)
No of Agreement : 675/AMD/CBG/JKT/09
Interest
: 12.5% p.a
December
Effective Period : 12.5%
p.a 13, 2009 until March
13, 2010
:
:
:
:
Rp 75.000.000.000 (Rupiah penuh)
675/AMD/CBG/JKT/09
12.5% p.a
13 Desember 2009 s.d 13 Maret 2010
80
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
253
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Perjanjian tersebut dijamin dengan :
- Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan pabrik
Jatiwangi, terletak di Desa Brujul Kulon, Kecamatan
Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa
Barat, seluas 30.994 M2, sesuai dengan sertifikat Hak
Guna Bangunan No.00011 atas nama PT Wijaya
Karya Intrade senilai Rp 12.000.000.000 (Rupiah
penuh).
Collateral :
- Security interest for land and building of Jatiwangi
plant located at Desa Brujul Kulon, Kabupaten
Majalengaka, Propinsi Jawa Barat, of 30.994 M2, in
accordance with certificate of Building Right
No.00011 in the name of PT Wijaya Karya (Persero)
of Rp 12,000,000,000 (Full amount).
-
Persediaan Automotive Part, Energy Conversion dan
General Trading senilai Rp 34.000.000.000 (Rupiah
penuh).
-
Mesin Produksi senilai Rp 34.660.780.407 (Rupiah
penuh).
- Inventory automotive part, energy conversion and
general trading as of Rp 34,000,000,000 (Full
amount).
- Production Machine of Rp 34,660,780,407 (Full
amount).
-
Piutang Usaha senilai Rp 75.000.000.000 (Rupiah
penuh).
- Trade Receivable
amount).
c. PT Bank Danamon Tbk
Rp
75,000,000,000
(Full
c. PT Bank Danamon Tbk
1. Fasilitas Uncommited Omnibus Trade Finance
1.
Batas Kredit : Rp 100.000.000.000 (Rupiah penuh)
No Perjanjian : 31
Jangka Waktu : 15 Mei 2008 s.d 15 Mei 2009 dan
telah diperpanjang sd 22 Oktober
2009
Jaminan :
:
Jaminan Fidusia Piutang, Sesuai dengan Akta Jaminan
Fidusia Nomor 32, tanggal 15 Mei 2008.
2.
of
Fasilitas transaksi Valuta Asing dengan Pre Settlement
Exposure Foreign Exchange (PSE-FX) Settlement Risk (SR)
Batas Kredit
:
USD 100,000 dan/jumlah maksimum SR tidak lebih
dari USD 1,000,000
No Perjanjian
: 32
Jangka Waktu : 15 Mei 2008 s.d 15 Mei 2009
Jaminan
:
- Jaminan Fidusia Piutang, sesuai dengan Akta
Jaminan Fidusia Nomor 32, tanggal 15 Mei 2008.
PT WIKA INSAN PERTIWI
Facility of Uncommitted Omnibus Trade Finance
Credit Limit : 12.5%
Rp 100,000,000,000
p.a
(Full amount)
No of Agreement : 31
May 15,
Effective Period : 12.5%
p.a2008 until May 15, 2009
and has been extended until
October 22, 2009
Collateral :
- Guarantee of Fiduciary Receivable in accordance
with Deed of Fiduciary Security Number 32 dated
May15, 2008.
2.
Facility of Foreign Exchange Transaction with
Presettlment Exposure Foreign Exchange (PSEFX)/Settlement Risk (SR)
Credit Limit
:
USD.100.000, and/or maximum SR amount shall not
exceed USD, 1,000,000
No of Agreement : 32
: 15 May 2008 s.d 15
Effective Period
May 2009
Collateral :
- Guarantee of Fiduciary Receivables, in accordance
with Deed of Fiduciary Security Number 32 dated
May 15, 2008.
PT WIKA INSAN PERTIWI
PT Bank Central Asia , Tbk
PT Bank Central Asia , Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 20 April 2002
Nomor 005-0156-2006-000. yang telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Perubahan Perjanjian Kredit
tanggal 18 April 2009 Nomor 005-0156-2006-000
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Based on the Credit Agreement dated April 20, 2002
Number 005-0156-2006-000. which amended several
times, most recently by Changes Credit Agreement
dated April 18, 2009 Number 005-0156-2006-000 with
the terms and conditions as follows:
81
254 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
20. PINJAMAN JANGKA PENDEK - Lanjutan
Fasilitas Kredit
Plafon
Jangka Waktu
Suku Bunga
Provisi
Denda
Jaminan
:
:
:
:
:
:
:
20. SHORT-TERM LOAN - Continued
Time Loan Revolving (T/L Rev)
Rp 5.000.000.000 (Rupiah penuh)
1 (satu) tahun
16% per tahun
1% per tahun
0,5% per bulan
Tanah
dan
bangunan
No.
23/Kembang Kuning, Bogor atas
nama PT Catur Insan Pertiwi
Tanah
dan
350/Manggarai
Selatan, atas
Tantono.
Tanah
dan
83/Manggarai
Selatan, atas
Tantono.
Credit Facilites
Plafond
Effective Period
Interest Rate
Provision
Penalty
Collateral :
Land and building No. 350/South of
Manggarai, South of Jakarta, in the
name of Widjanarko Tantono.
bangunan
No.
Selatan, Jakarta
nama Widjanarko
Land and building No. 83/South of
Manggarai, South of Jakarta, in the
name of Widjanarko Tantono.
21. ACCOUNT PAYABLES
Akun ini terdiri dari :
This account consists of :
2009
Jumlah
Time Loan Revolving (T/L Rev)
Rp 5,000,000,000 (Full amount)
1 (One) p.a
16% p.a
1% p.a
0.5% per a month
Land and building No. 23/Kembang
Kuning, Bogor in the name of PT
Catur Insan Pertiwi
bangunan
No.
Selatan, Jakarta
nama Widjanarko
21. HUTANG USAHA
Sub Kontraktor
Pemasok
Mandor
Lain-lain
:
:
:
:
:
:
:
2008
372,140,890
369,537,485
19,047,448
402,294,087
505,609,244
313,277,667
12,888,442
475,221,751
1,163,019,910
1,306,997,104
Sub Contractor
Supplier
Supervisor
Others
Total
Rincian hutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai
berikut:
2009
479,092,938
s.d 1 bulan
379,967,303
1 s.d 3 bulan
164,219,110
4 s.d 6 bulan
86,657,569
7 s.d 12 bulan
53,082,990
> 12 bulan
Jumlah
1,163,019,910
The details of trade payable based on aging are as follows:
Rincian saldo hutang usaha kepada pihak ketiga dan
hubungan istimewa sebagai berikut :
The details of trade payables balance to third parties and
related parties are as follows:
Pihak hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah
2008
526,952,493
460,870,640
187,646,753
71,244,108
60,283,110
1,306,997,104
2009
59,515,116
1,103,504,794
1,163,019,910
2008
21,326,789
1,285,670,315
1,306,997,104
up to 1 bulan
1 up to 3 bulan
4 up to 6 bulan
7 up to 12 bulan
> 12 bulan
Total
Related Parties
The Third Parties
Total
82
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
255
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
21. HUTANG USAHA - Lanjutan
Pihak hubungan istimewa
Pemerintah RI/Bappenas
Krakatau Steel
Perum Tirta Jasa . PT
PTPN 3
Sub Jumlah
Pihak Ketiga
PT Holcim
PT Farika Duta Agung
PT Adhimix
PT Kemilau
PT Wilmar Tading
PT Sinoma China
Kemilau PT
Focon Ready Mix PT
Horas PT
Multi Structure PT
Lampiri Djaya PT
Cakrawala. PT
Interworld Steel
Berkat Jaya Niaga Tama
Jaya Ready mix
Pihak Ketiga - lanjutan
Supra Teratai Metal. PT
System Precision. PT
South East Coal Energy. PT
Pramac (Asia) PTE. Ltd
Waybee Engineering
Fira Perdana Utama. PT
Ihtiar Bayar Utama. PT
Karya Murni Perkasa. PT
Varia Usaha Beton. PT
Swadaya Multi Persada. PT
Pramandana Dina Lestari. PT
Kopegtel D
Swadaya Graha. PT
Technip
Puteranusa Antaria. PT
Sinar Indah Perkasa. PT
Sumiden Serasi. PT
Prasaka NAD
Synohidro Corp
Tandala B
Delta Mas Malang
Hutang usaha anak perusahaan
dan hutang usaha Dibawah
Rp.5.000.000
Sub Jumlah
jumlah
21. ACCOUNT PAYABLES - Continued
2009
2008
55,218,222
2,090,192
2,206,702
59,515,116
22,025,696
9,429,491
9,150,952
7,541,055
21,326,789
21,326,789
Related Parties
Government RI/Bappenas
Krakatau Steel
Perum Tirta Jasa . PT
PTPN 3
Sub Total
7,960,326
12,202,651
5,469,587
6,307,758
189,050,000
45,885,000
6,307,758
5,746,653
28,241,681
9,554,714
11,799,422
8,899,120
2,875,511
112,138,100
5,021,323
The Third Parties
PT Holcim
PT Farika Duta Agung
PT Adhimix
PT Kemilau
PT Wilmar Tading
PT Sinoma China
Kemilau PT
Focon Ready Mix PT
Horas PT
Multi Structure PT
Lampiri Djaya PT
Cakrawala. PT
Interworld Steel
Berkat Jaya Niaga Tama
Jaya Ready mix
21,556,504
15,148,967
12,008,787
11,121,411
6,180,831
8,991,165
7,073,275
5,859,256
7,553,226
7,581,980
5,248,144
6,904,663
7,411,848
11,111,201
7,642,896
7,260,747
5,070,201
5,348,230
5,460,512
8,169,625
6,333,014
876,321,115
1,103,504,794
-
The Third Parties - continued
Supra Teratai Metal. PT
System Precision. PT
South East Coal Energy. PT
Pramac (Asia) PTE. Ltd
Waybee Engineering
Fira Perdana Utama. PT
Ihtiar Bayar Utama. PT
Karya Murni Perkasa. PT
Varia Usaha Beton. PT
Swadaya Multi Persada. PT
Pramandana Dina Lestari. PT
Kopegtel D
Swadaya Graha. PT
Technip
Puteranusa Antaria. PT
Sinar Indah Perkasa. PT
Sumiden Serasi. PT
Prasaka NAD
Synohidro Corp
Tandala B
Delta Mas Malang
828,210,711
1,285,670,315
Subsidiary payables Under
Rp 5,000,000
Sub Total
1,163,019,910
1,306,997,104
83
256 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
21. HUTANG USAHA - Lanjutan
21. ACCOUNT PAYABLES - Continued
Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada
Pemerintah RI (PT Krakatau Steel (Persero)) yang jatuh
tempo pada satu tahun sejak tanggal neraca, perjanjian
dengan PT Krakatau Steel (Persero) meliputi penjualan
bahan baku produksi.
Loan from government (PT Krakatau Steel (Persero)) naturity in
one year from balanced date. Agreement trade with PT
Krakatau Steel (Persero) included raw material for production.
Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada
Pemerintah RI (PT Tirta Jasa (Persero)) yang jatuh
tempo pada satu tahun sejak tanggal neraca, perjanjian
dengan PT Tirta Jasa (Persero) meliputi penjualan jasa
pencabutan tiang pancang.
Loan from government (PT Tirta Jasa (Persero)) naturity in one
year from balanced date. Agreement trade with PT Tirta Jasa
(Persero) included service.
Hutang pihak hubungan istimewa adalah hutang pada
Pemerintah RI (Bappenas) yang jatuh tempo pada satu
tahun sejak tanggal neraca, perjanjian dengan
Bappenas meliputi penjualan aspal dan alumunium alloy
ingot.
Loan from government (Bappenas) naturity in one year from
balanced date. Agreement trade with Bappenas included
asphalt and allumunium alloy ingot.
22. HUTANG LAIN LAIN
Akun ini terdiri dari
Iuran dan potongan pegawai
lainya
Koperasi karyawan-Wika
Pengurusan akta jual beli, HGB,
BPHTB, Realty
Pembelian kembali saham
Lain-lain
jumlah
22. OTHER PAYABLES
This account consits of
2008
556,921
2009
1,330,933
2,938,695
455,752
19,164,114
3,303,881
26,737,623
22,385,080
4,464,103
5,033,082
32,894,938
23. HUTANG PAJAK
23. TAX PAYABLE
This account consits of
Akun ini terdiri dari
2009
Hutang Pajak
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Pasal 23 Wapu
Pasal 29
Pasal 22 SPM Nihil
Final Jasa Konstruksi
Pajak Pertambahan Nilai
Jumlah
Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Beban PPh Final Jasa Konsruksi
Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan
Jumlah
Contributions
and
other
deduction from wages
Koperasi karyawan-Wika
Pengurusan Akta Jual Beli,
HGB, BPHTB Realty
Buy back
Others
Total
2008
3,911,060
23,809,851
83,347,298
135,437
44,548,577
51,399,444
207,151,667
2,444,400
13,554,220
74,181,825
16,494,674
106,675,119
2009
2008
(37,459,198)
(123,866,051)
19,740,201
(141,585,048)
(72,726,644)
(9,034,916)
(81,761,560)
Tax payable
Income Tax
Article 21
Article 23 of wapu
Article 29
Article 22 SPM Nihil
Final for Construction Services
Value Added Tax
Total
Income Tax Assessment
Current Tax
Final Tax of Construction Service
Income (Expenses) Deferred Tax
Total
84
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
257
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
23. HUTANG PAJAK - Lanjutan
23. TAX PAYABLE - Continued
Beban Pajak Kini
Current tax
Rekonsiliasi antara laba komersial sebelum taksiran pajak
penghasilan menurut laporan rugi laba dengan taksiran
penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
Reconciliation of commercial net income before tax in
according to income statement and the estimated taxable
income are as follows:
Laba sebelum taksiran pajak
penghasilan menurut laporan laba
rugi konsolidasian.
Dikurangi :
Laba sebelum pajak penghasilan anak
perusahaan
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Laba sebelum pajak penghasilan PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk
Koreksi Positif :
Selisih
penyusutan
menurut
akuntansi dan Pajak
Beban penyisihan piutang ragu-ragu
Kenikmatan, sumbangan & representasi
Penyisihan Imbalan Pasca Kerja
Sanksi administrasi atas
pemeriksaan pajak
Penurunan persediaan
Beban pajak hasil pemeriksaan
PPh badan 2006
Beban atas pendapatan yang telah
di kenakan PPh Final
Koreksi Negatif :
Selisih penyusutan menurut akuntansi
dan fiskal
Pend. bunga deposito & jasa giro
Penurunan persediaan
Penyisihan Imbalan Pasca Kerja
Angsuran pokok leasing
Pend. telah dikenakan PPh Final
Penghasilan Kena Pajak
Pajak penghasilan Induk perusahaan
Kredit pajak
PPh Pasal 22 import
PPh Pasal 22 waba
PPh Pasal 23
PPh Pasal 25
2009
2008
348,012,218
256,414,877
Income before tax
based on consolidated
income statement
Less:
Income before tax of subsidiaries:
(110,268,250)
(40,356,878)
(36,106,323)
(3,825,164)
(9,761,316)
(73,432,693)
(29,035,093)
(7,680,797)
(6,078,944)
(93,001)
(200,317,931)
(116,320,528)
35,669,971
-
13,904,864
743,475
5,307,095
40,378,240
4,347,275
2,355,699
2,153,102
45,046,450
-
9,316,212
102,824,957
42,118,167
98,515,593
29,088,265
28,437
2,758,372
910,905
17,342,050
50,128,030
(565,592)
51,211,842
44,225,751
94,872,001
133,071,978
(112,676,936)
1,151,956
13,996,524
1,117,998
823,286
17,089,764
-
85
258 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Gain Before Tax of Income
PT Wijaya Karya (Company) Tbk
Additional:
Difference between accounting depreciation and tax
Allowance for bad debts Benefit, donation & representations
Allowance for post benefit employment
Tax fine
Impairment of inventory
Expenses of Income tax
-year (2006)
Expenses of Income
tax-final
Deduction :
Depreciation in accountancy
and fiscal
Interest revenue
Impairment of inventory
Allowance of Employment benefits
Leasing Installment
Taxabale Income (final)
Taxable Income
Tax Creditable
PPh Pasal 22 import
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 25
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
23. HUTANG PAJAK - Lanjutan
10% x 50.000
15% x 50.000
30% x 143,637,941 tahun 2008
Beban Pajak Kini Induk Perusahaan
PPh Pajak Loan
Beban Pajak Kini Anak Perusahaan
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Beban pajak kini
23. TAX PAYABLE - Continued
-
5,000
7,500
43,091,382
43,103,882
5,575,689
37,528,193
33,369,595
199,044
3,890,559
37,459,198
37,459,198
18,880,939
11,084,923
3,930,713
1,301,877
35,198,452
72,726,645
50,000
10% x
50,000
15% x
2008 30% x 143,637,941
Current tax for parent company
Tax of Loan
Current Tax for subsidiaries
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Current Tax
Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi
Final tax of construction service
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan
Pemerintah RI No 40 Tahun 2009 yang telah
diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 sebagai revisi
(perubahan) atas Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun
2008 tanggal 20 Juli 2008 yang diundangkan pada
tanggal 23 Juli 2008 tentang Pajak Atas Penghasilan Dari
usaha Jasa Konstruksi sebagai pengganti Peraturan
Pemerintah RI No. 140 tahun 2000, PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk sebagai pelaksana konstruksi sesuai Pasal
10B PP No. 40 Tahun 2009 dikenakan tarif 3% final untuk
kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008. Terkecuali
untuk proyek-proyek yang didanai dari dana LOAN tidak
dikenakan Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi.
The stipulation in connection with Government Regulation No.
40 Year 2009 which was promulgated on June 4, 2009 as
revised (changes) of Government Regulation no. 51 In 2008
dated July 20, 2008 promulgated on July 23, 2008 on the Tax
on Income From Construction Services business as a
substitute for Government Regulation No. RI. 140 in 2000, PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk as the executor of the construction
according to Article 10B PP No. 40 Year 2009 rates apply to
3% final contract obtained starting August 1, 2008. Except for
the projects financed from funds not subject LOAN Final
Income Tax Services Construction.
Besaran Pajak Penghasilan Final Jasa Konstruksi yang
telah diperhitungkan terhadap pendapatan Jasa Kontruksi
perusahaan terinci sebagai berikut :
2009
Final income tax scale Construction Services has been
calculated to the company's revenue Construction Service
detail as follows:
2008
-
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya Realty
PT Wijaya Karya Gedung
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
Jumlah
100,039,001
17,613,837
2,794,231
3,418,983
123,866,051
-
-
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya Realty
PT Wijaya Karya Gedung
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
Total
Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan :
Deferred Taxes income (expences)
Pengaruh Perbedaan Temporer
Penyusutan dan Amortisasi
Komersial di atas Penyusutan Fiskal
Penurunan persediaan
Employee Benefit
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
yang direalisasikan
Beban Penyisihan Piutang
Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan
Akhir tahun
Temporary deferred
Depreciation and amortisation
Depreciation Commercial on Fiscal
Impairment of inventory
Employee Benefit
Post-Work Compensation Liability
realized
Allowance for bad debt
Asset (liabilities) deferred tax
at ending peiod
-
-
-
-
-
-
86
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
259
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
23. HUTANG PAJAK - Lanjutan
Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan
Awal tahun
Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan:
Induk perusahaan
Pendapatan (Beban) Pajak Tangguhan:
Anak perusahaan
. PT Wika Beton
. PT Wika Realty
. PT Wika Intrade
. PT Wika Insan Pertiwi
Pend. (Beban) Pajak Tangguhan
konsolidasian
23. TAX PAYABLE - Continued
-
8,954,605
-
(8,954,605)
-
5,361,899
(5,870)
13,693,027
691,145
(2,940,302)
2,548,794
465,638
(154,441)
19,740,201
9,034,916
Asset (liabilities) deferred tax
at beginning peiod
Income (expense) deferred tax parent
company
Income (expense) deferred tax parent
Subsidiaries
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Income and (loss) deferred tax
Consolidated
Aktiva dan (Kewajiban)
Pajak Tangguhan
Aktiva Pajak Tangguhan
- PT Wika Beton
- PT Wika Realty
- PT Wika Intrade
Jumlah Aktiva Pajak Tangguhan
Kewajiban Pajak Tangguhan
- PT Wika Intrade
- PT Wika Beton
- PT Wika Insan Pertiwi
Jumlah Aktiva (Kewajiban)
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Assets and (Liabilities)
1,671,304
134,733
10,689,856
12,495,893
3,666,528
3,666,528
12,495,893
(3,003,170)
(3,690,595)
(691,146)
(3,718,383)
24. UANG MUKA DARI PELANGGAN
This account consists of :
2009
2008
101,050,520
15,241,531
1,825,056
3,324,004
121,441,112
38,878,042
33,141,467
216,184
2,632,938
74,868,631
25. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Total
25. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari :
This account consists of :
2009
Produksi
Usaha
Pengadaan
Pengelolaan
Biaya distribusi
Pemeliharaan
Lain-lain
Jumlah
Deferred Tax Liabilities
PT Wika Intrade
PT Wika Beton
PT Wika Insan Pertiwi
Total Deferred Tax Asstes
Liabilities
24. ADVANCE RECEIVED FROM
Akun ini terdiri dari :
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Jumlah
Deferred Tax Assets
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
Total Deferred Tax Asstes
2008
733,219,472
126,054,285
12,483,598
2,362,392
94,318,936
9,070,135
8,577,816
986,086,634
655,202,468
104,808,006
15,636,121
2,056,236
26,279,478
842,653
14,453,688
819,278,650
87
260 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Production
Business
Procurement
Management
Distribution Cost
Maintenance
Other
Total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
25. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR - Lanjutan
25. ACCRUED EXPENSES - Continued
Biaya produksi yang masih harus dibayar merupakan
kewajiban yang balum ditagihkan oleh pihak ketiga
maupun tenaga kerja proyek sehubungan dengan
pengeluaran-pengeluaran untuk proyek di lapangan.
Accrued production expenses represents amount outstanding
from project expenditures that should be paid to third parties or
project temporary workers.
Biaya usaha yang masih harus dibayar merupakan
kewajiban yang belum ditagihkan oleh pihak ketiga
sehubungan dengan aktivitas umum dan administrasi
perusahaan.
Operating Expenses which still have to be paid represent
obligation which not yet been billed from third party referring to
public activity and company administration.
26. PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA
26. UNEARNED REVENUE
Akun ini terdiri dari :
This account consists of :
2009
Sewa diterima dimuka
PT Wika Beton
PT Wika Intrade
PT Wika Realty
Jumlah
2008
1,002,302
747,514,065
6,839,627
1,083,599
756,439,593
207,684
648,489,374
2,434,340
941,577
652,072,975
27. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA
Rent of Advance
PT Wika Beton
PT Wika Intrade
PT Wika Realty
Total
27. POST EMPLOYEE BENEFIT LIABILITIES
Perusahaan telah menghitung kewajiban sehubungan
dengan undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
The company have been calculating their obligation in
connection with Labor Law No. 13/2003.
Penilaian aktuaria atas imbalan pasca kerja pensiun
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dilakukan oleh
perusahaan konsultan aktuaria PT Dian Artha Tama,
dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
Appraisal actuarist of employment benefit at December 31
2009 and 2008 calculated by actuary PT Dian Artha Tama,
using Projected Unit Credit Method.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan di
Using primary assumption to benefit expenses are as follows:
atas adalah sebagai berikut :
2009
2008
CSO - 1980
Mortalitas
Mortality
0,01%
0,01%
Tingkat Cacat/tahun
Disable rate/annum
Tingkat Pengunduran Diri/tahun
Pension rate/annum
1%
1%
- Umur 18 - 44
Age 18 - 44
0,05%
0,5%
- Umur 18 - 44
Age 45 - 54
5%
7%
Tingkat Kenaikan Gaji/tahun
Salary increase rate/annum
12%
10,50%
Bunga Teknis/tahun
Metode
Projected Unit Credit
Method
a Beban Imbalan Pasca Kerja
Induk Perusahaan
- Biaya jasa kini - staff (organik)
- Biaya jasa kini - non staff (terampil)
Biaya jasa kini Perusahaan
- Biaya Bunga
- Biaya Aktuaria
- Koreksi Aktuaria
Sub Jumlah
2009
2008
2,189,133
348,667
2,537,800
2,455,450
(989,033)
626,548
4,630,764
1,362,392
246,450
1,608,842
2,157,288
(1,567,281)
156,850
2,355,699
a
Post benefit employee expenses
Parent company
Current service cost (staff) Current service cost - non staff Current service cost
Interest Cost Assets actuaria Sub total
88
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
261
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
27. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA - Lanjutan
Anak Perusahaan
- PT Wika Beton
- PT Wika Realty
- PT Wika Intrade
- PT Wika Insan Pertiwi
Sub Jumlah
Jumlah
b Jumlah kewajiban yang diakui di
Neraca
Induk Perusahaan
- Nilai sekarang kewajiban imbalan
pasca kerja
- Nilai wajar aktiva kewajiban
imbalan pasca kerja
Status Pendanaan
- Koreksi aktuaria yang belum diakui
Sub Jumlah
27. POST EMPLOYMENT BENEFIT LIABILITIES - Continued
1,261,027
632,357
823,969
636,865
3,354,218
7,984,982
Subsidiaries
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Sub total
Total
1,834,225
576,693
549,488
2,303,819
5,264,225
7,619,924
Balance sheet recognized of liabilities
amount
b
2009
2008
35,839,654
24,554,499
Parent company
Present value post benefit employee liabilities
(13,677,752)
22,161,902
(17,531,138)
4,630,764
(9,890,331)
14,664,168
(11,702,727)
2,961,441
Fair Value post benefit Funded status
Unrecognized of actuarial gain (loss) Sub total
3,088,532
632,357
743,921
2,363,567
6,828,377
11,459,141
1,827,505
481,422
463,727
2,303,819
5,076,473
8,037,914
Anak Perusahaan
- PT Wika Beton
- PT Wika Realty
- PT Wika Intrade
- PT Wika Insan Pertiwi
Sub Jumlah
Jumlah
c Perubahan kewajiban yang dicatat
di neraca
c
Induk Perusahaan
- Kew. Imbalan pasca kerja awal
tahun
- Pemb. Imbalan Pasca kerja
- Pend. (beban) Imbalan Pasca
Kerja
Sub jumlah
Anak Perusahaan
- PT Wika Beton
- PT Wika Realty
- PT Wika Intrade
- PT Wika Insan Pertiwi
Sub Jumlah
Jumlah
2,961,441
805,850
(2,961,441)
4,630,764
(200,107)
2,355,698
4,630,764
2,961,441
3,088,532
632,357
1,287,696
2,363,567
7,372,153
12,002,917
1,827,505
481,422
463,727
2,303,819
5,076,473
8,037,914
28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG
Subsidiaries
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Sub total
Total
-
Changes in liabilities that recorded
in balance sheet
Parent company
Balance post benefit employment liabilities
Payment of post benefit Revenue (cost) of post benefit employment
Sub total
Subsidiaries
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
Sub total
Total
-
28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS
Akun ini terdiri dari :
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Jumlah
-
This account consists of :
2009
499,514,480
117,856,869
617,371,349
2008
665,257,512
665,257,512
89
262 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Rupiah
US Dollar
Total
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG - Lanjutan
28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS - Continued
Rincian uang muka berdasarkan unit kerja adalah sebagai
berikut:
Departemen Sipil Umum
100,466,000
94,772,989
Departemen Bangunan Gedung
53,184,393
Departemen Utilitas
282,359,845
Departemen EPC
62,084,274
Dep. Wilayah dan Luar Negeri
24,503,848
PT Wika Gedung
Jumlah
617,371,349
147,177,318
168,844,550
128,589,212
98,765,537
121,880,895
665,257,512
Rincian uang muka berdasarkan proyek adalah sebagai
berikut:
2009
Pembangunan Jalan
Tol Surabaya - Mojokerto Jatim
60,000,000
Proyek Sorek Meranti Sumbar
Pemb.Balantang Port
Pemb.PLTU Lab. Angin Sumut
1,549,531
Pemb.Pab. Tower Meterindo Jakarta
Pemb.Mall Lucky Square Bandung
Pemb.Bendung Bendali lll
Pemb.Rev. Pant. Amal Tarakan
Pemb.Saluran Air Panti Rao Sumbar
Pemb.Methanol Brunei Jakarta
Pab. Kons. Baja Teluk Naga Jakarta
PLN Pikitring
18,457,760
Pemb.PLTU Pel. Ratu Jawa Barat
Pemb.Alfa. Cikarang Jawa Barat
Pipanisasi Pertamina Balongan Jabar
Pemb.Per. Calang Aceh (CRC)
Pemb.Apart. Belleza ME Jakarta
Menara Nusa Finishing
Pemb.Masjid Polres Jakarta Utara
PCC Grinding Indo. Palimanan
Pemb.Indocement Hambalang
Pemb.Pabrik Kelapa Sawit Lebak
Banten Malimping Jabar
17,975,161
Pemb.Apart. Adhiwangsa Surabaya
Pemb.Mall Paragon Solo
10,000,000
Pemb.Apartemen Cervino Jakarta
Pemb.Apartement Trilium
1,096,039
Pemb.Hotel Meritus Surabaya
1,461,150
Pemb.Gedung Astra Jakarta
3,021,832
Pemb.Mall Paragon Semarang
Pemb. BSD Entertainment Centre
2,241,377
Apart. MT Haryono Square Jakarta
2,799,928
Pemb. RSIA YPK Mandiri Jakarta
Rehab. Bandara Polonia Medan
Rehabilitasi bandara Adi Sumarmo
29,986,972
East West Motorway Algeria
Production of Concrete Pipe Algeria
1,215,577
Pemb. PLTU Jetty Labuan
3,816,637
Pemb. PLTU Labuan Banten
14,975,666
Pemb. PLTU Sulawesi Utara
2008
60,000,000
968,713
876,893
240,309
1,549,531
347,761
3,426,037
1,300,779
708,265
1,050,193
906,342
883,247
24,041,204
645,653
9,037,572
4,579,136
35,370
190
71,418
8,031,689
828,240
5,940,845
38,773,139
6,126,727
16,477,273
6,434,084
6,492,906
18,365,333
20,559,926
2,408,108
7,373,645
2,085,602
4,477,273
35,977,574
77,305,646
25,054,149
17,398,576
15,024,707
39,017,302
The advance details per unit are
as follows :
Department of General Civil
Department of Building Construction
Departemen Utilitas
Departemen EPC
Department of Regional and Foreign
Total
The advance details per project are
as follows :
Toll Way
Surabaya - Mojokerto Jawa Timur
Sorek Meranti Project, West Sumatera
Balantang Port
PLTU Labuhan Angin, North Sumatera
Tower Meterindo, Jakarta
Mall Lucky Square, Bandung
Bendung Bendali lll
Revetment Amal Tarakan Beach.
Saluran Air Panti Rao, West Sumatera
Plant Methanol Brunei, Jakarta
Konstruksi Baja teluk Naga Jakarta
PLN Pikitring
PLTU Pelabuhan Ratu,west java
Alfamart Cikarang west java
Piping Pertamina Balongan west java
Housing Calang Aceh (CRC)
Apartment Belleza ME Jakarta
Menara Nusa Finishing
North Jakarta Police Office Mosque
PCC Grinding Indocement Palimanan
Indocement Hambalang
Plant Kelapa Sawit Lebak
Malimping Jabar
Apartment Adhiwangsa Surabaya
Mall Paragon Solo
Apartment Cervino Jakarta
Apartment Trilium
Meritus Inn Surabaya
Gedung Astra Jakarta
Mall Paragon Semarang
BSD Entertainment Centre
Apartment MT Haryono Square
RSIA YPK Mandiri jakarta
Rehabilitasi Bandara Polonia Medan
Rehabilitasi Bandara Adi Sumarmo
East West Motorway Algeria
Production of Concrete Pipe Algeria
PLTU Jetty Labuan
PLTU Labuan Banten
PLTU Sulawesi Utara
90
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
263
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
28. UANG MUKA PROYEK JANGKA PANJANG - Lanjutan
Pemb. RFO II Gersik
Pemb. Cement Mill Palimanan
Pemb. GPPP Switchyards
Pemb. PLTU Kalimantan Selatan
Gardu Induk Muara Karang Jakarta
PKS PT Buana Karya (Kalsel)
Pengendalian Banjir Kanal Timur
Pemb. Mall Balikpapan Kalimantan
Proyek. Amplas FO Sumatra Utara
Normalisaasi Kali Cisadane Hilir
Proyek Dermaga Sampit Kalimantan
Proyek Kelinjau
Proyek Ware House Soho jakarta
PLTU Indramayu Jawa Barat
Dermaga Calang
Proyek Berau
Proyek jalan layang OLC KPC
Jalan Alam Sutera Tanggerang
Proyek Collection Road Wahau
Tower Excelcomindo
Proyek Perumahan Lamno NAD
Pemb. Jalan & Infrastruktur Nabire
Pemb. Jalur Ganda Serpong Maja
Pemb. DAM Trembesi Batam
Reklamasi Pantai Kubu
Civil Work of Alabio Irrigation
Proyek PLTU Tanjung Priok
Proyek PLTU Nagan Raya NAD
Proyek PLTU SulUt
Proyek PLTU Pelabuhan Ratu
Pemb SMA Pintar Riau
Pemb Sport Center Kuansing Riau
Pemb Bandara Kualanamu
Pantai Amal Tarakan
Pemb. Jalan Akses Cemara
Pemb. Bendungan Poso
DPPU Kualanamu
Pemb Indocement P3 & P4
Proyek proyek PT Wika Gedung
Proyek proyek PT Wika Insan Pertiwi
Lain-lain dibawah Rp 1.000.000
Jumlah
28. ADVANCE FOR LONG TERM PROJECTS - Continued
49,787,180
18,398,998
6,692,451
16,850,898
2,790,965
2,862,376
3,077,886
5,198,787
15,392,596
7,849,353
2,537,062
170,721,140
2,150,202
4,852,837
7,217,442
43,896,462
1,292,501
1,622,911
4,931,008
35,958,491
6,659,434
24,503,848
3,316,318
10,212,572
17,813,342
10,200,000
906,307
16,483,562
48,149,657
167,536
11,054,051
423,822
5,900,278
26,303,636
1,584,421
3,484,689
2,414,400
9,003,175
14,941,965
12,047,271
3,143,173
1,179,113
15,200,000
35,757
-
617,371,349
665,257,512
Konsekuensi apabila pekerjaan konstruksi tidak dapat
diselesaikan tepat waktu adalah denda keterlambatan
(yang umumnya sebesar 0,1% dari nilai awal kontrak
perhari keterlambatan) sampai maximal 5% dari nilai
kontrak awal.
RFO II Gersik
Cement Mill Palimanan
GPPP Switchyards
PLTU Kalimantan Selatan
Gardu Induk Muara Karang Jakarta
PKS PT Buana Karya (Kalsel)
Pengendali Banjir Kanal Timur
Mall Balikpapan Kalimantan
Amplas FO Sumatra Utara
Normalisaasi Kali Cisadane Hilir
Dermaga Sampit Kalimantan
Kelinjau
Whare HouseSoho jakarta
PLTU indramayu. Jawa Barat
Dermaga Calang
Berau
Fly Over OLC KPC
Jalan Alam Sutera Tanggerang
Collection Road Wahau
Tower Excelcomindo
Residence of Lamno NAD
Road & Infrastructure Nabire
Jalur Ganda Serpong Maja
DAM Trembesi Batam
Reclamation Kubu beach
Civil Work of Alabio Irrigation
PLTU Tanjung Priok
PLTU Nagan Raya NAD
Proyek PLTU SulUt
Proyek PLTU Pelabuhan Ratu
SMA Pintar Riau
Sport Center Kuansing Riau
Bandara Kualanamu
Pantai Amal Tarakan
Akses Cemara
Dam. Poso
DPPU Kualanamu
Pemb Indocement P3 & P4
The projects of PT Wika Gedung
The projects of PT Wika Insan Pertiwi
Lain-lain dibawah Rp 1,000,000
Total
Consequences if the construction activites fail to be completed
inpunctual time, the consequent shall be penalty for the the
delay (it shall be generaly 0,1% of initial contracted value per
delay day until maximum of 5% of intial contracted value.
91
264 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
29. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
Dikurangi:Bagian jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
29. LONG TERM LIABILITY
2009
-
2008
30,000,000
-
23,574,000
6,426,000
PT Wijaya Karya Intrade memperoleh fasilitas kredit
investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.sesuai Akte
Perjanjian Kredit antara PT Wijaya Karya Intrade dengan
PT
Bank
Mandiri
(Persero)
Tbk.
No:
CGB.ONE/SPPK.RD2.087/2008 tanggal 16 Juli 2008,
dengan jangka waktu sejak penandatanganan Perjanjian
Kredit sampai dengan 23 Maret 2010, tingkat suku bunga
11% p.a. Angsuran pokok dilakukan setiap tanggal 23
pada setiap triwulan. Jaminan cross default dan cross
collateral dengan fasilitas Kredit Modal Kerja (lihat
catatan 20).
PT Bank Mandiri (Persero),Tbk.
Deduction: part of due within
the period of one year
Long term part
PT Wijaya Karya Intrade obtains investment credit facility from
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, pursuant to Deed of credit
Agreement made between PT Wijaya Karya intrade and PT
Bank Mandiri Tbk, No: CGB.ONE/SPPK.RD2.087/2008 dated
July 16 2008 within the period upon the signing of credit
Agreement until March 23 2010,with the interest of 11% p.a
principal installment shal be made on every the 23d day of each
quarter,cross default and cross collateral security with working
capital credt facility (please see note 20).
30. HAK MINORITAS
30. MINORITY INTEREST
Akun ini merupakan kewajiban pada pemegang saham
minoritas atas kekayaan pada anak perusahaan, yang di
perhitungkan berdasakan persentase modal yang disetor.
This account is an obligation to the minority shareholders on
asset of the subsidiaries, which calculated based on the
percentage of paid-up capital.
Sehubungan dengan dilaksanakannya program MESOP
(Management Employee Stock Option Program) yaitu
opsi kepemilikan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
di perusahaan anak oleh manajemen dan pegawai PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk, maka persentase minoritas
mengalami kenaikan sebesar rata-rata 21,6%.
Related to conducting MESOP program (Management
Employee Stock Opiton Program) which is option of stock
ownership of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk at subsidiary
company by management and employes of PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, percentage minority of interested increased
becomes 21.6% in averages.
Rincian hak minoritas pada perusahaan anak :
The minority interest in subsidiares as follow:
PT Wijaya Karya Beton
PT Wijaya Karya Intrade
PT Wijaya Karya Realty
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
PT Wijaya Karya Building
PT Wijaya Karya Jabar Power
Jumlah
2009
61,663,248
5,603,682
25,730,144
5,207,211
570,272
3,998,999
102,773,556
2008
38,494,682
23,779,376
14,827,339
5,154,808
500,000
82,756,205
31. MODAL SAHAM
PT Wijaya Karya Beton
PT Wijaya Karya Intrade
PT Wijaya Karya Realty
PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
PT Wijaya Karya Building
PT Wijaya Karya Jabar Power
Total
31. CAPITAL STOCK
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember
2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo
Entrikom,
biro
administrasi
efek.sesuai
surat
No.DE/XII/09-4498 tanggal 14 Desember 2009,
No.DE/XII/09-4504 tanggal 15 Desember 2009,
No.DE/XII/09-4520 tanggal 17 Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
The structure of shareholders dated December 31 2009 under
the notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration
bureau, pursuant to letter No.DE/XII/09-4498 tanggal December
14, 2009, No.DE/XII/09-4504 tanggal December 15, 2009,
No.DE/XII/09-4520 tanggal December 17, 2009 as follows :
92
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
265
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
31. MODAL SAHAM - Lanjutan
31. CAPITAL STOCK - Continued
Saham Preferen (Seri A Dwiwarna)
Pemerintah Republik Indonesia
Saham Biaya (Seri B)
Pemerintah Republik Indonesia
Komisaris / Commisioner :
Ir. Agoes Widjanarko.MIP ( Kom. Utama/ Pres. Commisioner )
Pontas Tambunan, SH. MM. (Komisaris / Commisioner)
Soepomo ,SH,SP.N, L.LM ( Komisaris / Commisioner )
Direksi / Director
R.Ganda Kusuma (Direktur Keuangan/ Financial Director )
Budi Harto ( Direktur Operasi I / Operational Director I )
Slamet Maryono (Direktur Operasi II / Operationa l Director II )
Tonny Warsono (Direktur SDM dan Pengembangan/
Director of Human Resources and Development)
Karyawan melalui ESA/Employee via ESA
Karyawan melalui ESOP/MSOP /Employee via ESOP/MSOP
Masyarakat/Public
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Total Paid In Capital
Jumlah saham
(Total stock)
Nilai nominal/Par Value
Rupiah penuh/Full In Rupiah
%
1
100
0.00%
3,999,999,999
399,999,999,900
68.42%
1,013,500
1,865,000
912,000
101,350,000
186,500,000
91,200,000
0.02%
0.03%
0.02%
793,000
904,000
4,742,000
79,300,000
90,400,000
474,200,000
0.01%
0.02%
0.08%
4,742,000
183,769,500
213,500
1,647,413,000
474,200,000
18,376,950,000
21,350,000
164,741,300,000
0.08%
3.14%
0.00%
28.18%
5,846,367,500
584,636,750,000
100%
Penambahan saham baru PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
terhadap hasil pelaksanaan opsi ESOP/MSOP adalah
sebesar 213.500 lembar saham.
Addition of new shares of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk for
the implementation of the option ESOP / MSOP is 213,500
shares.
Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo
Entrikom,
biro
administrasi
efek.sesuai
surat
No.DE/XII/09-4498 tanggal 14 Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 60.000 lembar
saham
Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom,
biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4504
tanggal 15 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock
administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4498
letter dated December 14, 2009 are as follows:
Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 15.000 Lembar
saham
Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrikom,
biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/XII/09-4520
tanggal 17 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
15,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II
60,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II
Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock
administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4504
letter dated December 14, 2009 are as follows:
Based on notes made by PT Datindo Entrikom, stock
administration bureau , pursuant to letter No.DE/XII/09-4520
letter dated December 14, 2009 are as follows:
Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap I 123.500 Lembar
saham
Pelaksanaan opsi ESOP/MSOP tahap II 15.000 lembar
saham
123,500 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage I
Agio dari realisasi eksekusi oleh karyawan perusahaan atas
opsi saham untuk ESOP/MSOP tahap I dan II adalah
sebesar Rp 47.554.990 (agio opsi tahap 1 = Rp 20.046.600
dan agio opsi tahap 2 = Rp 27.508.390)
Premium share of the realization of the execution by the
company's employees stock options for the ESOP / MSOP
stage I and II is Rp 47,554,990 (premium option stage 1 = Rp
20,046,600 and premium option stage 2 = Rp 27,508,390)
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember
2008 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Datindo
Entrikom, biro administrasi efek.sesuai surat No.DE/I/090055 tanggal 8 Januari 2009, adalah sebagai berikut:
The structure of shareholders dated December 31 2008 under
the notes made by PT Datindo Entrikom, stock administration
bureau, pursuant to letter No.DE/I/09-0055 dated January 8,
2009 as follows :
93
266 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
15,000 Shares Implementation option ESOP / MSOP stage II
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
31. MODAL SAHAM - Lanjutan
31. CAPITAL STOCK - Continued
Saham Preferen (Seri A Dwiwarna)
Pemerintah Republik Indonesia
Saham Biaya (Seri B)
Pemerintah Republik Indonesia
Komisaris/Commisioner :
Ir. Agoes Widjanarko.MIP(Komisaris Utama/Pres. Commisioner )
Pontas Tambunan, SH. MM. (Komisaris/Commisioner
Soepomo ,SH,SP.N, L.LM (Komisaris/Commisioner
Direksi/Director
R.Ganda Kusuma (Direktur Keuangan/Financial Director )
Budi Harto (Direktur Operasi I/Operational Director I )
Slamet Maryono (Direktur Operasi II/Operational Director II )
Tonny Warsono (Direktur SDM dan Pengembangan/
Director of Human Resources and Development)
Karyawan melalui ESA /Employee via ESA
Masyarakat/Public
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/
Total Paid In Capital
Jumlah saham
(Total stock)
Nilai nominal/Par Value
Rupiah penuh/Full In Rupiah
%
1
100
0.00%
3,999,999,999
399,999,999,900
68.42%
1,013,500
1,865,000
912,000
101,350,000
186,500,000
91,200,000
0.02%
0.03%
0.02%
793,000
904,000
4,742,000
79,300,000
90,400,000
474,200,000
0.01%
0.02%
0.08%
4,742,000
183,769,500
1,647,413,000
474,200,000
18,376,950,000
164,741,300,000
0.08%
3.14%
28.18%
5,846,154,000
584,615,400,000
100%
Berdasarkan akta perubahan anggaran dasar nomor 6
tanggal 1 Juni 2001 oleh Nila Noordjasmani Soeyasa
Besar,SH. Notaris dari pengganti Imas Fatimah,S.H. yang
telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan dari Rp 68.000.000.000 (Rupiah
penuh) yang terbagi atas 68.000 saham menjadi Rp
69.523.000.000 (Rupiah penuh) terbagi atas 69.523
saham. Penambahan modal ditempatkan dan disetor
sebesar Rp 1.523.000.000 (Rupiah penuh) berasal dari
tambahan penyertaan modal pemerintah nomor 85 Tahun
2000 tanggal 28 September 2000.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007 telah disetujui dan
disahkan perubahan nilai nominal saham Perusahaan
dari Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) setiap saham menjadi
Rp 100 (Rupiah penuh) seiap saham,Peningkatan Modal
Dasar Perusahaan dari Rp 260.000.000.000 (Rupiah
penuh) menjadi Rp 1.600.000.000.000 (Rupiah penuh).
Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor dalam
Perusahaan yang dilakukan oleh Negara Republik
Indosesia, yaitu dari Rp 69.523.000.000 (Rupiah penuh)
yang terbagi atas 69.523 saham menjadi sebesar Rp
400.000.000.000 (Rupiah penuh) yang terbagi atas
4.000.000.000 saham,terdiri dari saham seri A Dwiwarna
1 saham dan saham seri B 3.999.999.999 saham.
Based on the deed of amandment to Articles of Association
from deed No. 6 of Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH. The
successor of Notary Imas Fatimah, S.H, dated June 1, 2001,
has been agreed for the addition of the issued and fully-paid
capital (paid-in capital) of the company from Rp 68,000,000,000
(Full amount) represented by 68,000 shares becoming Rp
69,523,000,000 (Full amount) comprised of 69,523 shares. The
addition of paid-in capital amounting to Rp 1,523,000,000 (Full
amount) was generated from the Additional paid-in capital
based on Government Regulations No.85 dated September 28,
2000.
Under the resolutions of the Extraordinary General Meeting of
Shareholders of June 14, 2007, the change in the nominal
value of the shares of the company was agreed on and
validated from Rp 1,000,000 (Full amount) for each share to Rp
100 (Full amount) for each; likewise,the incresase in the
authorized capital of the company from Rp 260,000,000,000
(Full amount) to Rp 1,600,000,000,000 (Full amount).
Likewise,the increase in the Paid-in and paid-upcapital in the
company made by the state of the Republic of Indonesia, from
by Rp 69,523,000,000 (Full amount) divided into 69,523.
Became to Rp 400,000,000,000 (Full amount) , divided to
4,000,000,000 shares,consist of series A Dwiwarna 1 share
and series B 3,999,999,999 shares.
Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor dalam
perseroan sebesar Rp 330.477.000.000 (Rupiah penuh)
berasal dari:
The increase in the paid-in and paid-up capital in the company
of Rp 330,477,000,000 (Full amount) came from :
1 Kapitalisasi selisih (keuntungan) penilaian Kembali
Aktiva Tetap sebesar Rp 87.635.040.495 (Rupiah
penuh) ;
1 Capitalization of the discrepancy (gain) in the ReevaluatIon
of the Fixed Assets of Rp 87,635,040,495 (Full amount) ;
94
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
267
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. MODAL SAHAM - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
31. CAPITAL STOCK - Continued
2 Kapitalisasi selisih positif ekuitas anak perusahaan
sebesar Rp.19.264.853.100 (Rupiah penuh) ;
2 Capitalization of the positive discrepancy in the equity of
the subsidiaries of Rp 19,264,853,100 (Full amount) ;
3 Kapitalisasi saldo laba perseroan sampai dengan 31
Desember 2006 sebesar Rp. 223.594.543.514
(Rupiah penuh) ;
3 Capitalization of the company's profit balance up to
December 31, 2006 of Rp 223,594,543,514 (Full amount) ;
4 Tambahan modal disetor sebesar Rp 562.891
(Rupiah penuh) ;sebagai akibat selisih kekayaan sisa
hasil likuidasi PT Kertas Gowa;
4 Addition to the paid-up capital of Rp 562,891 (Full
amount); as a result of the discrepancy assets as a result
of the remaining liquidition proceeds of PT Kertas Gowa ;
Perusahaan melakukan penilain kembali atas aktiva
tetapnya yang telah disetujui Menteri Negara
Pendayagunaan BUMN dengan surat No. S-315/MPBUMN/2000 tanggal 28 Juni 2000 dan berdasarkan
ketentuan Menteri Keuangan No.384/KMK.04/98
tanggal 14 Agustus 1998.
The company has conducted to reevaluation of fixed asset as
approved by the state Minister for the supervision of state
Owned Enterprise by the letter No. S-315/M-PBUMN/2000
dated June 28, 2000 and on the basis of Minister of Finance
No.384/KMK.04/98 dated August 14, 1998.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007, Kapitalisasi
selisih(keuntungan) penilaian Kembali Aktiva Tetap
sebesar Rp 87.635.040.495 (Rupiah penuh),
dikapitalisasi sebagai setoran modal.
On the basis of Resolution of Extraordinary General Meeting
of shareholders dated June 14, 2007, Capitalization of the
discrepancy (gain) of reevaluation of fixed asset of Rp
,
,
,
(Full
(
amount),
), shall be capitalized
p
as capital
p
87,635,040,495
deposit.
Pada tahun 2004 PT Wika Beton telah mengalami
perubahan komposisi modal dimana modal disetor
meningkat dari Rp 44.500.000.000 (Rupiah penuh).
Menjadi Rp 80.000.000.000 (Rupiah penuh) yang
berasal dari kapitalisasi laba ditahan dan revaluasi
aktiva tetap.Perubahan ekuitas anak perusahaan
tersebut mengakibatkan nilai investasi bersih
perusahaan meningkat sebesar Rp 19.246.853.100
(Rupiah penuh).
In 2004, PT Wika Beton changed the composition of capital
in which the paid up capital increases from Rp
44,500,000,000 (Full amount) to be Rp 80,000,000,000 (Full
amount) sourcing from retained profit capitalization and
revaluation of fixed asset. The changes of subsidiaries equity
shall result in the net investment value of the company
increase up to Rp 19,246,853,100 (Full amount).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Juni 2007, kapitalisasi
selisih positif ekuitas anak perusahaan sebesar Rp
19.246.853.100 (Rupiah penuh), dikapitalisasi
sebagai setoran modal.
Pursuant to resolution of Extraordinary General Meeting of
Shareholders dated June 14, 2007, Capitalization of the
positive discrepancy of the subsidiaries' equity of Rp
19,246,853,100 (Full amount) shall be capitalized as capital
deposit.
32. MODAL SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI
32. TREASURY STOCK
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Pasal 37 ("UU No.40
Tahun 2007) dan lampiran Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor :KEP-401/BL/2008 Peraturan XI.B.3 : Pembelian
Kembali Saham Emiten atau Perusahan Publik Dalam
Kondisi Pasar yang berpontesi Kritis, Perusahaan
memutuskan untuk melaksanakan Program Pembelian
Kembali Saham (Buyback).
Pursuant to Law Number 40 Year 2007 regarding Limited
Liability Company in Article 37 and 38 ("Law No.40 Year
2007) and Attachment of Decree of Chairman of Supervisory
agency for capital market and financial institution Number
KEP-401/BL/2008 of Regulation XI.B.3:Emiten Sock
Repurchasor Public Company.In critical potencial market
condition, the company hereto shall decide to implement
Stock Buyback Program.
95
268 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. MODAL SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
32. TREASURY STOCK - Continued
Periode Perolehan Kembali Saham dijadwalkan tanggal
13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009
dengan rencana Perolehan Kembali Saham total
sebanyak 143,279,000 lembar saham. Realisasi
Perolehan Kembali Saham sampai dengan periode 31
Desember 2008 adalah sebanyak 12,744,800 lembar
saham dengan harga perolehan sebesar Rp
24,206,606.
Period of Reacqusition of Shares be scheduled on October
13, 2008 until January 13, 2009 by the plan of total share
Reacquisition of 143,279,000 shares. Realization of Share
Reacqusition until within the period of December 31, 2008
shall be 12,744,800 shares with the total acqusition price of
Rp 24,206,606.
Saham-saham yang diperoleh kembali tersebut dicatat
dengan menggunakan metode nilai nominal (par value
method) dan disajikan sebagai pengurang akun-akun
sebagai berikut:
Reacquired shares shall be recorded using par value method
and preserved as the deducation of acounts set forth as
follows:
- Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Tambahan Modal Disetor-Agio Saham
Jumlah
12,744,800
11,461,806
24,206,606
- Full Subrscribed and Paid Up Capital
- Additional Paid Up Capital-Premium
Total
Berdasarkan akte RUPS No.26 tanggal 28 Mei
2009,periode perolehan kembali saham tahap II telah
dijadwalkan tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan
22 Mei 2009 dengan rencana Perolehan Kembali
Saham total sebanyak 33.407.500 lembar saham.
Realisasi Perolehan Kembali Saham sampai dengan
periode 31 Desember 2009 adalah sebanyak
33.407.500 lembar saham dengan harga perolehan
sebesar Rp 7.277.630.095.
Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders
deed No.26 dated May 28, 2009,Period of Reacqusition of
Shares at phase II has been scheduled on Februari 23, 2009
until May 22,
22 2009 by the plan of total share Reacquisition of
33,407,500 shares. Realization of Share Reacqusition until
within the period of December 31, 2009 shall be 33,407,500
shares with the total acqusition price of Rp 7,277,630,095.
Saham-saham yang diperoleh kembali tersebut dicatat
dengan menggunakan metode nilai nominal (par value
method) dan disajikan sebagai pengurang akun-akun
sebagai berikut :
- Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
17,668,650
- Tambahan Modal Disetor-Agio Saham
17,378,811
Jumlah
35,047,461
Reacquired shares shall be recorded using par value method
and preserved as the deducation of acounts set forth as
follows:
33. TAMBAHAN MODAL SETOR
33.
Akun ini terdiri dari :
Selisih kekayaan sisa hasil likuidasi
PT Kertas Gowa
Kapitalisasi ke Modal Disetor
Agio dari penawaran umum saham :
Opsi Saham (ESOP/MSOP) Tahap 1
Opsi Saham (ESOP/MSOP) Tahap 2
Agio opsi ESOP/MSOP Tahap 1 & 2
Biaya Emisi saham
Disagio atas Saham yang
diperoleh kembali
- Full Subrscribed and Paid Up Capital
- Additional Paid Up Capital-Premium
Total
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
This account shall be as follows:
590,769,280
5,859,391
659,599
47,555
(15,797,710)
(17,378,811)
564,159,304
563 Assets from take over PT Kertas Gowa
(563)
Capitalization to paid capital
590,769,280
Premium from initial public offering
2,368,209
1st Stage of ESOP/MSOP
2nd Stage of ESOP/MSOP
- Premium from ESOP/MSOP stage 1&2
(15,797,710)
Share in issuance cost
(11,461,806)
Discount of Buyback Expense
565,877,973
96
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
269
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
33. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - Continued
33. TAMBAHAN MODAL SETOR - Lanjutan
Agio dari hasil penawaran umum saham merupakan selisih
nilai nominal saham dengan penerimaan hasil penawaran
umum saham perusahaan melalui IPO terinci sebagai
berikut :
Jumlah Saham yang dikeluarkan
Agio per saham
Jumlah Agio saham
Biaya Emisi IPO
Agio Saham Bersih dari IPO
Premium from initial public offering was the different par value
with received initial public offering, shall be as follows :
1,846,154
320
590,769
(15,797,711)
(15,206,941)
Stocks amount distributed
Premium
Total Premium
Share in issuance cost
Net Premium
Opsi Pembelian Saham untuk Manajemen dan
Karyawan (ESOP/MSOP)
Pelaksanaan ESOP/MSOP PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
mengacu pada Surat Perusahaan ke Bursa Efek Indonesia
No.PU.01.09/A.DIR.0421/2008 tanggal 7 Mei 2008 tentang
Laporan Rencana Pelaksanaan ESOP/MSOP PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk.
Shares Purchase Optional Plan for Management and
Employees
Implementation of the ESOP / MSOP PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk refers to the Letter to the Indonesia Stock
Exchange No.PU.01.09/A.DIR.0421/2008 dated May 7, 2008
on the Implementation Plan Report ESOP / MSOP PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Program ESOP/MSOP dilaksanakan dengan
menerbitkan Hak Opsi dalam 2 tahap dengan rincian
sebagai berikut :
Jumlah Hak Opsi yang diterbitkan adalah masing-masing
sebanyak 153.846.000 lembar saham seri B setiap tahap
dengan harga pelaksanaan ESOP/MSOP per saham Rp
322,74.
Program Implementation ESOP / MSOP implemented with
Option Rights issue in 2 stages with the following details:
The Stock Option Issued of the amount was 153,846,000 for
each share the serie of B with every single step of conducted
ESOP MSOP of Rp 322.74 per share.
Hak Opsi Tahap Pertama dan Kedua dapat digunakan
untuk membeli saham Seri B baru Perseroan setelah
melewati masa tunggu (Vesting Period ) selama 1 (satu)
tahun, setelah tanggal pendistribusian Hak Opsi Tahap
Pertama. Hak Opsi yang diberikan dapat digunakan untuk
membeli saham Perseroan pada Periode Pelaksanaan
yang telah ditetapkan terhitung sejak tanggal 29 Oktober
2007 dan akan berakhir pada 30 hari bursa dimulai sejak 13
Mei 2013 untuk Tahap Pertama sedangkan untuk Tahap
Kedua pelaksanaan ditetapkan terhitung sejak tanggal 29
Oktober 2008 dan akan berakhir pada 30 hari bursa sejak
tanggal 14 Mei 2014.
Option Rights First and Second Stage can be used to purchase
new Series B shares of the Company after a waiting period
(Vesting Period) for 1 (one) year after the date of distribution of
the First Stage Right Option. The options granted rights can be
used to purchase shares of the Company on the
implementation period has been set as of the date October 29,
2007 and will end on 30 trading days starting May 13, 2013 for
Stage One to Stage Two and the implementation as of the date
set October 29, 2008 and will end on 30 trading days from the
date of May 14, 2014.
Saham yang didistribusikan akan diambil dari saham dalam
portepel, dan bukan merupakan saham yang telah
diterbitkan atau dibeli kembali oleh perusahaan.
Shares are distributed will be taken from stocks in the portfolio,
and not a stock that has been issued or bought back by the
company.
TAMBAHAN MODAL DISETOR YANG BERASAL DARI
OPSI SAHAM (ESOP/MSOP)
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL FROM STOCK
OPTION (ESOP / MSOP)
Beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar pada
tanggal pemberian opsi, Nilai wajar setiap opsi yang
diberikan ditentukan dengan menggunakan metode
penentuan harga opsi "Black Scholes" dengan asumsi
sebagai berikut :
The burden of compensation is determined based on fair value
at the date of granting options, fair value of each option granted
is determined using option pricing methods "Black Scholes"
with the following assumptions:
97
270 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
33. TAMBAHAN MODAL SETOR - Lanjutan
33. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - Continued
Pemberian Tahap I
Pemberian Tahap II
16.00%
53.62%
9.09%
5 tahun
13.01%
52.30%
11.49%
5 tahun
Prakiraan Dividen
Ketidakstabilan harga yang diharapkan
Suku Bunga bebas resiko yang diharapkan
Periode Opsi yang diharapkan
Summary of the program and mutations throughout the year
ended December 31, 2009 and 2008 are as follows:
Ringkasan dari program dan mutasinya sepanjang tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan
2008 adalah sebagai berikut :
2009
ESOP/MSOP I
2,368,209
3,491,182
(29,047)
5,830,344
Saldo Opsi Awal Tahun
Penambahan Opsi tahun ini
Opsi yang dieksekusi tahun ini
Opsi yang dapat dieksekusi
pada akhir tahun
`
ESOP/MSOP II
659,599
(39,858)
619,741
2008
ESOP/MSOP I
34. PEMBAGIAN LABA
Beginning balance of stock option
Additional of stock option in this
Executed options in this year
Stock options shall be executed at
the end of the year
ESOP/MSOP II
2,368,209
2,368,209
Saldo Opsi Awal Tahun
Penambahan Opsi tahun ini
Opsi yang dieksekusi tahun ini
Opsi yang dapat dieksekusi
pada akhir tahun
-
Beginning balance of stock option
Additional of stock option in this
Executed options in this year
Stock options shall be executed at
the end of the year
34. APPROPRIATION OF RETAINED EARNING
Pembagian laba induk dan anak perusahaan dan
penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan rapat
umum pemegang saham (RUPS) telah diputuskan
pembagian laba dan penggunaan saldo laba sebagai
berikut:
Dividen
Program Kemitraan
Bina Lingkungan
Cadangan bertujuan
Cadangan lainnya
Jumlah
Estimated of Dividend
Expected Volatility
Expected risk - free interest rate
Expected lives
Appropriation of retained earning for the year 2008 of the
Company was arranged by Decree oa Annual General Meeting
of Stockholders, for the year 2009 and 2008 are as follows:
2009
45,523,580
3,034,905
1,517,453
30,349,054
75,609,402
156,034,394
2008
34,907,865
2,327,191
1,163,595
11,635,955
79,104,301
129,138,907
Dividend
Funding for small scale business
Environmental Conservation
Objective Reserves
Other reserves
Total
35 BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE
35. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba
bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa
yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earning per share be calculated by dividing net profit by
the average weighted general share amount circulated in the
relevant year.
98
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
271
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR - Lanjutan
Laba (rugi) bersih perhitungan laba (rugi)
per saham dasar
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
35. BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE - Continued
2009
2008
189,222,076
156,034,395
Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk
perhitungan laba (rugi) bersih per
5,669,681,000
saham dasar
Laba bersih per saham dasar
33.37
(Rupiah penuh)
5,832,447,019
26.75
36. NET SALES
36. PENJUALAN BERSIH
Akun ini terdiri dari:
This account shall be as follows:
2009
Jasa Konstruksi
Produk Beton
Produk Realty
Manufaktur dan Perdagangan
Mekanikal Elektrikal
Dikurangi potongan penjualan
Jumlah
2008
4,310,239,683
904,201,257
343,882,510
941,228,509
62,653,025
6,562,204,984
(3,127,704)
6,559,077,280
3,676,264,030
1,248,851,348
444,480,262
1,154,740,021
66,501,624
6,590,837,285
6,590,837,285
Sebesar Rp 1.919.217.719 atau 52% dan Rp
1.275.364.000 atau 30% dari pendapatan usaha bersih
konstruksi merupakan pendapatan dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, masing-masing untuk
tahun 2009 dan 2008.
Construction service
Concrete Product
Realty Product
Manufacturing and trading
Electrical Mechanical
Less discount on sales
Total
As amount Rp 1,919,217,719 or 52% and Rp 1,275,364,000
or 30 % of net construction business income shal constitute
income of the affiliated parties respectively in 2009 and 2008.
Tidak ada kontrak dengan nilai bersih melebihi 10%
dari penjualan bersih.
No Contract with net value exceeds 10% of net sales.
37. COST OF SALES
37. BEBAN POKOK PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
This account shall be as follows:
2009
Jasa Konstruksi
Produk Beton
Realty
Manufaktur dan Perdagangan
Mekanikal Elektrikal
Jumlah
Net income (loss) for
Putation of basic earning (loss)
per share
Weighted average share forComputation of basic earning (loss)
per share
Net Earning (loss) per share
(Full amount)
2008
4,070,506,361
804,147,763
297,855,052
889,151,560
51,385,998
6,113,046,734
3,435,607,747
1,103,113,049
366,819,264
1,008,100,594
54,090,876
5,967,731,531
Construction Services
Concrete Product
Realty
Manufacture and trading
Electrical Mechanical
Total
38. PROFIT (LOSS) JO PROJECT
38. LABA (RUGI) PROYEK KERJASAMA OPERASI
Laba proyek kerjasama (Joint Operation) merupakan
laba atas proyek-proyek yang dilaksanakan dengan
pola kerjasama (Joint Operation) meliputi proyek-proyek
Sipil Umum berupa, Jembatan, Pengendalian banjir,
Bendungan serta Proyek Mekanikal berupa Pemipaan.
99
272 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Profit (loss) from Joint Operation project represent profit
(loss) from projects with joint operation schema. These
projects included general civil such as Roads Development,
Bridges, and Dam and Mechanial work inform of piping.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
38. LABA (RUGI) PROYEK KERJASAMA OPERASI - Lanjutan
Untuk tahun 2009 dan 2008, proyek kerjasama tersebut
berasal dari proyek-proyek sebagai berikut;
In 2009 and 2008 joint operation of projects are as follows:
2009
JO Proyek Suramadu Causeway
sisi Surabaya
JO Proyek Amandit
JO Proyek Sendiman Bawakaraeng
JO Proyek Suromadu BT Tengah
JO Proyek Jl.46 Tapaktuan Aceh Selatan
JO Proyek Jembatan Lintas Barat
JO Proyek Mamak Kakian
JO Proyek Sabodam Bawakaraeng II
JO Proyek Sarmi
JO Proyek Sungai ular
JO Proyek TPPI
JO Proyek Pasupati
JO Proyek Sabo
JO Proyek WTP Tahap II
JO Proyek FO Cengkareng
JO Proyek Jati Gede
JO Proyek Batang Tongar
JO Proyek Sungai Kayan - Bulungan
JO Proyek Liang Anggang-Pelaihari
JO Proyek Pangkalan Lada
JO Proyek Cirebon Kroya Girder
JO Proyek MERR II-C
JO Proyek Jembatan Kakap
JO Proyek Sabo & Tanggul Merapi
JO Proyek Banjir Bengawan Solo
JO Proyek GOR Pekanbaru
JO WIKA-Adhikarya Tuban Aromatic
JO Proyek Lainnya dibawah Rp
1.000.000,Jumlah
2008
6,902,425
(6,165,438)
(13,384,970)
(2,587,910)
3,422,611
1,067,538
2,795,209
2,272,131
2,406,738
(1,869,029)
-
(8,523,095)
(2,072,366)
1,868,995
(2,387,151)
4,065,130
2,698,349
(3,998,750)
(3,350,341)
1,339,657
4,286,425
4,641,010
6,897,834
(8,373,653)
3,774,039
2,607,022
1,754,225
2,013,498
1,404,577
1,592,530
3,443,413
5,354,137
1,893,940
(1,609,748)
3,287,980
22,607,657
2,041,670
(3,099,025)
JO Suramadu Causeway Project
Surabaya
JO Amandit Project
JO Sendiman Bawakaraeng Project
JO Suromadu Central of BT Project
JO Jl.46 Tapaktuan South of Aceh
JO Access West Bridge Project
JO Mamak Kakian Project
JO Sabodam Bawakaraeng Project
JO Sarmi Project
JO Snake River Project
JO TPPI Project
JO Pasupati Project
JO Sabo Project
JO WTP phase II Project
JO FO Cengkareng Project
JO Jati Gede Project
JO Batang Tongar Project
JO Kayan - Bulungan River Project
JO Liang Anggang-Pelaihari Project
JO Pangkalan Lada Project
JO Cirebon Kroya Girder Project
JO MERR II-C Project
JO Kakap Bridge Project
JO Sabo & Tanggul Merapi Project
JO Banjir Bengawan Solo Project
JO GOR Pekanbaru Project
JO Wika- Adhikarya Tuban Aromatic
JO-Other Projects under
Rp 1,000,000.
Total
39 GENERAL AND ADMINISTRATION
39. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Akun ini terdiri dari:
Personalia
Fasilitas Kantor
Penelitian dan Pengembangan
Informatika
Keuangan
Jumlah
38 PROFIT (LOSS) JO PROJECT - Continued
This account shall be as follows:
2009
119,789,120
23,883,838
8,822,582
4,528,934
1,336,564
158,361,039
2008
112,264,963
27,185,065
7,045,225
3,886,299
2,029,931
152,411,483
Personnel
Office of Facility
Research and Development
Informatics
Finance
Jumlah
100
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
273
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
40 OTHER INCOME (EXPENSE)
40. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAIN
Pendapatan
bunga
Deposito/Jasa Giro
Laba (Rugi) Selisih Kurs
Laba (Rugi) Penjualan Aset
Beban Bunga
Beban Penyisihan Piutang
Beban
Penurunan
Harga Persediaan
Beban Amortisasi Goodwill
Lain-lain bersih
Pendapatan (Beban) Lain-lain
2009
2008
30,417,205
1,432,768
(2,000)
(51,764,196)
(41,274,146)
53,743,541
26,437,634
4,289,126
(44,024,039)
(50,177,873)
Interest Income and deposit
Gain (Loss) in Foreign Exchange - Net
Gain on Disposal of Fixed Assets
Interest Expense and Penalty
Allowance for Doubtful Account
(45,046,450)
(2,512,241)
(28,092,939)
(136,841,998)
(21,783,741)
(31,515,351)
Impairment expense for inventory
Amortize of goodwill
Others - Net
Other Income (Expense) - Net
Pendapatan bunga deposito dan jasa giro
Interest Income and deposit
Pendapatan bunga deposito dan Jasa Giro sebesar Rp
30.417.205 dan sebesar Rp 53.743.541 tahun 2009 dan
2008 merupakan pendapatan bunga atas deposito
berjangka perusahaan dan bunga bank atas saldo
rekening giro perusahaan. Pendapatan bunga tersebut
telah memperhitungkan PPh final atas bunga.
Interest Income and deposits of Rp 30,417,205 and Rp
53,743,541 in 2009 and 2008 is interest income on corporate
deposits and bank interest on corporate bank statement
balances. Interest income has been taking into account the
final income tax on interest.
Laba (rugi) selisih kurs
Gain (Loss) in Foreign Exchange
Laba selisih kurs sebesar Rp 1.432.768 dan sebesar Rp
26.437.634 tahun 2009 dan 2008 merupakan laba atas
penyesuaian saldo-saldo neraca perusahaaan, seperti
kas setara kas, piutang, hutang dan uang muka diterima
dengan kurs per 31 Desember 2009 dan 2008.
Gain (Loss) in Foreign Exchange of Rp 1,432,768 and Rp
26,437,634 in 2009 and 2008 are adjusted return on the
balance sheet balances firms, such as cash equivalents,
receivables, payables and advances received by the
exchange rate as of December 31, 2009 and 2008.
Laba (rugi) kurs dengan perincian sebagai berikut :
2009
5,730,422
Induk Perusahaaan
(158,189)
PT Wika Beton
(743,546)
PT Wika Realty
(3,299,135)
PT Wika Intrade
(96,785)
PT Wika Insan Pertiwi
1,432,768
Gain (Loss) in Foreign Exchange, mentioned as follows :
2008
47,599,887
Parent company
859,908
PT Wika Beton
PT Wika Realty
(22,494,803)
PT Wika Intrade
472,642
PT Wika Insan Pertiwi
26,437,634
Beban bunga
Interest Expense and Penalty
Beban bunga sebesar Rp 57.534.974 dan sebesar Rp
44.024.039 tahun 2009 dan 2008 merupakan bunga atas
fasilitas kredit modal kerja yang dipergunakan oleh
perusahaan. Dengan rincian sebagai berikut :
Induk Perusahaaan
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Interest Expense and Penalty to Rp 57,534,974 and Rp
44,024,039 in 2009 and 2008 is interest on the credit facility
for working capital used by the company. With details as
follows:
2009
387,041
(7,362,158)
(12,817,245)
(36,787,183)
(955,428)
5,770,777
(51,764,196)
2008
(15,334,743)
(9,132,130)
(6,888,626)
(12,205,671)
(462,868)
(44,024,039)
101
274 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Parent company
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
40 OTHER INCOME (EXPENSE) - Continued
40. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAIN - Lanjutan
Beban penyisihan piutang
Allowance for Doubtful Account
Beban penyisihan piutang merupakan beban atas saldosaldo piutang yang telah berumur lebih dari 1 (satu) tahun
dan terindikasi pencairannya tidak sesuai dengan
ketentuan yang tertuang dalam kontrak yang telah
disepakati.
Allowance for doubtful account for receivables was the
burden of receivables balances that have been aged more
than 1 (one) year and indicated liquidation not in accordance
with the provisions stipulated in the contract that has been
agreed.
Beban penyisihan piutang ragu-ragu dengan rincian
sebagai berikut :
Allowance expense for doubtful account shall as follows :
Induk Perusahaaan
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
2009
(17,532,066)
(13,904,864)
(9,880,998)
43,782
(41,274,146)
2008
(40,378,240)
(923,567)
(8,622,489)
(253,577)
(50,177,873)
Beban penurunan nilai persediaan
Parent company
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
Impairment expense for inventory
Beban penurunan nilai persediaan sebesar Rp
45.046.450 tahun
2009
adalah
beban akibat
menurunannya harga jual persediaan pupuk PT Wika
Intrade dibandingkan harga buku persediaan.
Impairment expense for inventory of Rp 45,046,450 in 2009
is the load due to stock price declined to fertilizer PT Wika
Intrade stock book price comparison.
Beban amortisasi goodwill
Amortize of goodwill
Beban amortisasi goodwill sebesar Rp 2.512.241 tahun
2009 adalah beban atas selisih harga beli saham PT
Wika Insan Pertiwi saat akuisisi, pembebanan dilakukan
maksimal selama 5 tahun.
Goodwill amortization charges to Rp 2,512,241 in 2009 was
a burden on the difference between the purchase price of
shares of PT Wika Insan Pertiwi time of acquisition, the
maximum loading is over 5 years.
Lain lain bersih
Others - Net
Beban lain-lain bersih dengan rincian sebagai berikut :
Induk Perusahaaan
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
Other expenses net with details as follows:
2009
(31,582,768)
2,778,287
(1,518,043)
2,920,797
(691,212)
(28,092,939)
2008
(29,236,797)
(832,374)
6,584,609
1,753,683
(52,694)
(167)
(21,783,741)
41. PERJANJIAN KERJASAMA
Parent company
PT Wika Beton
PT Wika Realty
PT Wika Intrade
PT Wika Insan Pertiwi
PT Wika Gedung
41. JOINT OPERATION AGREEMENT
Perusahaan melakukan perjanjian kerja sama dengan
berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masingmasing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada
Pengelolaan sesuai kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian
kerja
sama
menurut
porsi
yang
ditetapkan.Pengelola proyek dibentuk dengan anggota
yang berasal dari masing-masing pihak yang melakukan
perjanjian kerja sama.
The Company engaged in joint operations agreement with other
parties, as specified in each agreement in the form of providing
funds to Management in charge of the project based on the
obligations set forth in the cooperative agreement according to
the specified portion agreed percentage. Management in charge
of the project was formed made up of the members of each party
to the cooperative agreement.
102
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
275
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
41. PERJANJIAN KERJASAMA - Lanjutan
41. JOINT OPERATION AGREEMENT - Continued
Pengelola proyek yang berasal dari Pemberi Kerja
(Owner) dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
seluruh
kegiatan
tersebut
termasuk
laporan
pertanggungjawaban keuangan dan proyek kepada
masing-masing pihak yang melakukan perjanjian kerja
sama.
Management in charge of the project constructed the project
granted by the Employer (owner) and was fully responsible to
complete all project activities, including preparing financial
statement for each part to the cooperative agreement.
Perjanjian kerjasama antara lain,sebagai berikut:
The joint operation agreement are follows:
No
Porsi Bagi Hasil/ Portion
of share (%)
Nama Project / Name of Project
1 Pengerjaan Pasteur-Cikapayang-Surapati Elevated Road And Bridge Project./
Pasteur-Cikapayang-Surapati Elevated Road And Bridge Project.
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Waskita
Status / Status
50%:50%
Selesai/Finished
51%;49%
Selesai/Finished
3 Pekerjaan Jembatan Ogan-Tanjung Raya/Ogan Tanjung Raya Road and Bridge
Project.
PT Wijaya Karya (Persero): PT LKD
75%:25%
Selesai/Finished
4 Sub Proyek Batang Tongar Irigation/Batang Tongar Irrigation Sub-Project.
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya, Tbk.
55%:45%
Selesai/Finished
2 Pekerjaan jalan dan jembatan,Sumatera East Coast Highway Proyek-CA.01/
Sumatera East Coast Highway Project-Ca.01 Road nd Bridge Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Hutama Karya
5 Proyek Jembatan Suromadu Sisi Surabaya/Suromadu Surabaya Side,Bridge
Project
PT Wijaya Karya (Persero) :PT Hutama Karya: PT Agrabudhi
6 Tuban,Aromatic/Aromatic of Tuban
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya. Tbk.
33,33%:33,33%;33,33%
Selesai/Finished
50%;50%
Selesai/Finished
25%:25%:25%:25%
Berjalan/In Progress
8 Proyek Eastern Indonesia Region transport: Paket pemb.Jembatan S Karejae
CS-IBRD.17/
Eastern Indonesa Region teansport project:of bridge S Karejae CS-IBRD.17
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Nindya Karya
49%:51%
Selesai/Finished
9 Proyek TPPI Tuban Aromatic TPPI.1/TPPI Tuban Aromatic of project TTPI.1
PT Wijaya Karya (Persero) PT IKPT: PT Adhi Karya, Tbk.
35%:30%;35%
Selesai/Finished
10 Proyek TPPI Tuban Aromatic TPPI.2/TPPI Tuban Aromatic of Project TPPI.2
PT Wijaya Karya (Persero) : PT IKPT : PT Adhi Karya, Tbk.
35%;30%;35%
Selesai/Finished
7 Proyek Bendung Jati Gede/Bendung Jati Gede Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk -PT Waskita - HK - PP
11 Wika PP Scana JO Panti Rao/Wika PP Scana JO Panti Rao
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pembangunan Perumahan : PT Sacna
12 Wika Mirai, Proyek Amandit/ Wika Mirai ,Amandit of Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Nindya Karya
103
276 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
15%:42%:43%
51%:49%
Berjalan/In Progress
Berjalan/In Progress
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Perjanjian kerjasama antara lain- lanjutan :
The joint operation agreement - continued
No
Porsi Bagi Hasil/ Portion
of share (%)
Nama Project / Name of Project
Status / Status
13 Wika Scana, Proyek Bendung Mamak/Wika Scana: Bendung Mamak Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Sacna
98%:2%
Berjalan/In Progress
14 Proyek Kanjiro/ Kanjiro Project
PT Wijaya Karya (Persero) PT Nindya Karya
51%:49%
Selesai/Finished
15 Proyek Bawakaraeng/ Bawakaraeng Project
PT Wika Karya (Perero) : PT BK
75%:25%
Selesai/Finished
16 Proyek Cut Nyak Dien/Cut Nyak Dien Project
PT Wijaya Karya (Persero : PT PELITA
60% : 40%
Selesai/Finished
17 Proyek Suramadu ll/Suramadu ll Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Agrabudi : PT Hutama
33,33%:33,33%;33,33% Berjalan/In Progress
18 Proyek Sungai Ular/Sungai Ular Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Adhi Karya, Tbk.
19 Proyek Suromadu BT Tengah/Suromadu BT Tengah Project
PT Wijaya Karya Tbk : PT Hutama Karya : PT Adhi Karya, Tbk.
20 Proyek Tanjung Api-api/Tanjung Api-Api Project
PT Wijaya Karya (Persero) : CIA
32,75% : 67,25%
Berjalan/In Progress
25%:25%:25%:25%
Berjalan/In Progress
20% : 80%
Selesai/Finished
21 Proyek Cokroyosan/Cokroyosan Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pembangunan Perumahan
50% : 50%
Selesai/Finished
22 Proyek Ulee Lheu/Ulee Lheu Project
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Pelita
65% : 35%
Selesai/Finished
23 JO WIKA-Karka (Proyek Brau)/JO WIKA-Karka (Brau Project)
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Karka
51% : 49%
Berjalan/In progress
24 JO WIKA-Hazama (Proyek Sabo)/JO WIKA-Hazama (Sabo Project)
PT Wijaya Karya (Persero) : PT Hazama
35% : 65%
Berjalan/In Progress
25 Proyek Sungai Kayang Bulungan/Sungai Kayang Bulungan Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Himpun Karya
55% - 45%
Berjalan/In Progress
26 Proyek Jln. Nintombong - Sarmi/Jln Nintombong - Sarmi Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Bumi Intan Perkasa
60% - 40%
Berjalan/In Progress
27 Proyek Bendungan Sabo - Bawakaraeng/Bendungan Sabo - bawakaraeng
Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Hazama
35% - 65%
Berjalan/In Progress
33% - 40% - 27%
Berjalan/In Progress
29 Proyek Liang Anggang Pelairi/Liang Anggang Pelairi Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Raden Panji Suprapto
60% - 40%
Berjalan/In Progress
30 Proyek Pangkalan Bun/Pangkalan Bun Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Jaya Konstruksi
60% - 40%
Berjalan/In Progress
28 Proyek Pati - Rembang/Pati - Rembang Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Adhikarya - DGI
104
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
277
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Perjanjian kerjasama antara lain- lanjutan :
The joint operation agreement - continued
No
Porsi Bagi Hasil/ Portion
of share (%)
Status / Status
55% - 45%
Berjalan/In Progress
42,5% - 32,5% - 25%
Berjalan/In Progress
33 Proyek Bosem Morokembangan/Bosem Morokembangan Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Adhikarya
49% - 51%
Berjalan/In Progress
34 Proyek Fly Over Cengkareng/Fly Over Cengkareng Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - PP
49% - 51%
Berjalan/In Progress
33% - 34 - 33 %
Berjalan/In Progress
Nama Project / Name of Project
31 Proyek Cikro Girder/Cikro Girder Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Nindya Karya
32 Proyek jembatan Lintas Barat Sulsel/Lintas Barat Sulsel Bridge Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - Brantas - Mahir
35 Proyek Jalan Merve Surabaya/Proyek Jalan Merve Surabaya Project
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - PP - Kartikabhakti
42. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
42. ASSET AND LIABILITIES DENOMINATION IN FOREIGN
Pada tahun 2009 dan 2008 Perusahaan dan Anak
Perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam
mata uang asing sebagai berikut :
2009
Mata uang
Ekuivalen
Asing
Rupiah
Foreign Currency
ASET
Kas dan Setara Kas
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Piutang Usaha
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Piutang Retensi
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
Tagihan bruto
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
As at 2009 and 2008, the company and subsidiary have
asset and liabilities denominated in foreign currencies as
follow:
2008
Ekuivalen
Mata uang
Rupiah
Asing
Equivalent Rupiah
Foreign Currency
Equivalent Rupiah
28,426
403,444.87
186.47
92,633.28
0.81
267,205,299
41,022,274
2,519,163
12,377,103
5,396
11662,63
156431,68
567,98
50160,07
1,97
127,705,778
18,962,648
8,765,144
7,837,009
14,994
ASSET
Cash and Equivalent
US Dollar
Japanese yen
European Uero
Dinar
SGD
12,674
68,927
-
119,137,202
9,209,673
-
4,390.89
162,507.11
85,78
-
48,080,256
19,699,111
1,323,789
-
Account Receivable
US Dollar
Japanese yen
European Uero
Dinar
SGD
1,972
37,480.83
18,537,695
5,007,963
1,112.25
51,660.96
-
12,179,187
6,262,342
-
Retention Receivable
US Dollar
Japanese yen
European Uero
Dinar
2,188
-
20,565,454
-
-
-
105
278 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Due custemur
US Dollar
Japanese yen
European Uero
Dinar
SGD
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
42. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG
ASING - Lanjutan
Uang Muka Dibayarkan
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Jumlah Aset Valas
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
28,534
-
268,220,519
-
-
-
73,794
403,444.87
186
199,041.56
0.81
693,666,169
41,022,274
2,519,163
26,594,739
5,396
17,165.77
370,599.75
653.77
50,160.07
1.97
187,965,222
44,924,101
10,088,933
7,837,009
14,994
KEWAJIBAN
Uang Muka Proyek
Jangka Panjang
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Hutang Usaha
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Jumlah Kewajiban Valas
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Asset (Kewajiban)
Valas Bersih
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
42. ASSET AND LIABILITIES DENOMINATION IN FOREIGN
CURRENCIES - Continued
12,538
-
117,856,869
-
4,376
-
41,136,267
-
8,056,731
16,914
-
158,993,136
-
8,056,731
332,187
56,880
403,444.87
186
199,041.56
0.81
-
332,187
534,673,033
41,022,274
2,519,163
26,594,739
5,396
(8,039,565)
38,413
50,160.07
1.97
43. INFORMASI SEGMEN
Advance Payment
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Total Assets
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
LIABILITIES
Advance for
Long Term Projects
US Dollar
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
SGD
Account Payable
US Dollar
60,061,063
Yen Jepang
Euro Eropa
Dinar
2,527,277
SGD
60,061,063
2,527,277
Foreign Currencies
US Dollar
Japanese Yen
European UERO
Dinar
SGD
Asset (Liabilities)
Foreigen Currencies-net
US Dollar
127,904,159
Japanese Yen
42,396,825
European UERO
Dinar
7,867,009
149,940
SGD
43. SEGMENT INFORMATION
a. Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak
perusahaan sebagai berikut:
a. Detail of the Company's and subsidiaries' industry segment
are as follows:
106
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
279
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
43. INFORMASI SEGMEN - Lanjutan
43. SEGMENT INFORMATION - Continued
(Dalam Jutaan Rupiah)
Konstruksi
Construction
Pendapatan Bersih
Beban Kon. & Usaha
Laba (Rugi) KSO
Total Laba Usaha
Pendapatan (Beban)
Lain-lain
Laba sebelum Pajak
Beban Pajak
Tahun Berjalan
Pajak Final
Pajak Tangguhan
Laba (Rugi) sebelum
Hak Minoritas
Hak Minoritas Anak
Perusahaan
Laba Bersh
Industri /
Industrial
Real Estate/
Real Estate
(In Million Rupiah)
2009
Perdagangan/
Trading
Mekanikal/
Mechanical
Eliminasi/
Elimination
Konsolidasi/
Consolidated
3,770,006
1,416,182
453,505
1,154,740
88,272
(291,849)
6,590,856
Net revenue
(3,547,524)
(1,292,426)
(388,189)
(1,109,414)
(82,810)
291,849
(6,128,514)
Opert & Contruction Exp.
-
-
-
-
22,608
Gain (Loss) KSO Project
123,757
65,316
45,326
5,462
-
484,951
Total Operating Income
53,819
(13,488)
(24,960)
(81,433)
(1,637)
(69,143)
(136,842)
Other Income (Expense)
298,909
110,268
40,356
(36,107)
3,825
(69,143)
348,109
Profit Before Income Tax
(199)
(3,891)
-
(37,459)
22,608
245,090
-
Tax Expense
(33,370)
(102,834)
(17,613)
(3,419)
-
5,362
(6)
13,693
691
-
196,075
82,261
22,538
(26,304)
1,097
(69,143)
18.67
17,768
4,868
(5,682)
328
-
196,056
64,492
17,670
(20,623)
769
(69,143)
Final tax
19,740
Diferred Tax
Gain (Loss) before
206,524
Minority Interest-Net
189,222
3,266,598
3,727,476
1,563,582
Kewajiban Segmen
2,272,332
1,285,881
1,563,582
370,636
354,426
48,463
Konstruksi
Construction
Beban Pajak
Tahun Berjalan
Pajak Tanggungan
Laba sebelum Hak
Minoritas
(22,766)
5,580,939
-
-
(339,370)
121,509
370,636
354,426
48,463
(362,136)
5,702,448
Total Asset
251,650
327,940
22,173
93,451
4,066,524
Segments Liabilites
Segment Asset
Invesments In
460,878
-
-
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pendapatan (Beban)
Lain-lain
Laba sebelum Pajak
Net Income
Others Information
Aktiv Segmen
Investasi pada
Perusahaan Asosiasi
Jumlah Aktiva
Beban Kont. & Usaha
Laba (Rugi) Proy. KSO
Total Laba Usaha
Minority Interest
17,302
Informasi Lainya
Pendapatan Bersih
Current year
(123,866)
Industri /
Industrial
Real Estate/
Real Estate
Associated Companies
(In Million Rupiahs)
2008
Perdagangan/
Trading
Mekanikal/
Mechanical
Eliminasi/
Elimination
Konsolidasi/
Consolidated
350,157
940,806
62,653
(127,601)
(4,185,143)
(3,099)
123,091
(944,064)
77,666
(312,814)
37,343
(897,042)
43,764
(56,585)
6,068
127,601
-
Net revenue
6,559,077
(6,268,047) Oper. & Contruction Exp.
(3,099) Gain (Loss) KSO Project
Total Operating Incom
287,930
79,519
202,610
(4,232)
73,434
(8,308)
29,035
(32,618)
11,146
11
6,079
(65,888)
(65,888)
(31,516) Other Income (Expense)
256,415 Profit Before Income Tax
(37,528)
(8,955)
(18,881)
(2,940)
(11,085)
2,549
(3,931)
466
(1,302)
156,127
51,611
20,499
7,681
4,623
4,311,333 1,021,730
Tax Expense
107
280 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
(154)
-
(72,727)
(9,034)
(65,888)
174,653
Current year
Diferred Tax
Gain (Loss) before
Minority Interest
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
43. INFORMASI SEGMEN - Lanjutan
Hak Minoritas Anak
Perusahaan
43. SEGMENT INFORMATION - Continued
Minority Interest-Net
Laba Bersh
-
(11,148)
(4,428)
(1,659)
(1,383)
156,127
40,463
16,071
6,022
3,240
-
(18,618)
(65,888)
156,035
Net Income
Informasi Lainya
Others Information
Aktiva Segmen
3,715,142
1,370,998
421,880
650,195
321,720
-
-
-
Jumlah Aktiva
4,036,862
1,370,998
421,880
Kewajiban Segmen
2,602,128
1,176,376
318,122
Investasi pada
Perusahaan Asosiasi
(441,103)
-
(302,012)
5,751,715
650,195
34,603
(743,115)
5,771,423
Total Asset
606,502
17,374
(416,476)
4,304,026
Segments Liabilites
Investment In
b. Informasi mengenai segmen geografis Perseroan dan
anak perusahaan sebagai berikut:
19,708 Associated Companies
b Detail of the Company's and subsidiaries' geographic
. segment are as follows:
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun 2009
Pendapatan bersih
Laba kotor
Aset
Segment Asset
34,603
(In Milion Rupiahs)
Jawa/ Java
Tahun 2008
Pendapatan bersih
Laba kotor
Aset
Luar Jawa
Out of Java
Luar Negeri
Abroad
Eliminasi/
Elimination
Konsolidasi/
Consolidated
4,761,953
488,569
3,451,840
1,757,190
114,711
1,080,189
363,563
41,580
47,972
291,849
-
6,590,857
644,860
4,580,001
4,454,183
288,624
2,076,077
137,757
156,418
2,583
(127,601)
(9,278)
6,559,077
442,932
6,514,085
388
66
(743,115)
5,771,424
44. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
In 2009
Net Income
Gross profit
Asset
In 2008
Net Income
Gross profit
Asset
44. RELATED PARTY TRANSACTION
Sifat Hubungan Istimewa
The Nature of Related Party
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The Nature of Related Party are as follows:
a Pemerintah RI diwakili oleh Menteri BUMN merupakan
pemegang perusahaan dan BUMN lain memiliki hubungan
afiliasi melalui penyertaan modal pemerintah RI.
a Government of RI represented by Minister of BUMN is the
shareohlder of the Company and other BUMNs having
affiliated realitions thorugh capital participation of
Goverment of Republic of Indonesia.
b Perusahaan yang menempatkan dana dan memiliki
pinjaman dana pada bank-bank yang dimiliki oleh
pemerintah atau dari bank-bank yang dimiliki oleh BUMN
dengan persyaratan
dan
tingkat
bunga
normal
sebagaimana yang berlaku untuk nasabah pihak ketiga.
b The Company that puts its fund and has loan of fund at
Government's banks or BUMN-held Bank under the
prevailing conditions and applicable normal interest rate
for third party customers.
c Perusahaan yang mengadakan perjanjian dalam rangka
usaha, dengan BUMN-BUMN lain merupakan anak
perusahaan BUMN serta badan-badan lembaga-lembaga
pemerintah yang berwenang.
c The Company that enters into business agreement with
other BUMNs or BUMN'S subsidiary or other autorized
government's agencies
108
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
281
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. SIFAT DAN TRANSAKSI
ISTIMEWA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued
HUBUNGAN
d Mempunyai anggota yang pengurus yang sama dengan
Perusahaan Anak,yaitu Direksi Perusahaan menjadi
Komisaris pada perusahaan anak.
d Having member of managements that is equal to the
subsidiary, namely: the Board of Directors of the
Company shall be the Commissioner of the subsidiary.
Ikhtisar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan perusahaan Anak, yaitu Direksi perusahaan
menjadi Komisaris pada perusahaan Anak.
The summary of parties having the special relations with the
Company is as follows:
Pihak hubungan istimewa/Related Parties Sifat hubungan istimewa/ The nature of relationship
Transaksi/Transaction
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Jatim
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank BPD Sumsel
PT Bank BPD Jabar
PT Bank BPD Aceh
PT Bank BPD Kaltim
PT Bank BRI (Persero), Tbk
PT Bank Bukopin, Tbk
Sekertaris Negara
Pemprov.DKI Jakarta
PT Hutama Karya
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan
PT Waskita Karya
Dinas Perhubungan DKI Jakarta
PT .Pertamina Unit V Balikpapan
PT Istaka Karya
Departemen Kimpraswil
PT Pertamina DOH Jawa barat
BPKP
Pemprov. Sumatra Selatan
Pemkab Singkil (NAD)
PT Jasa Marga (Persero), Tbk
Pemprov. Riau
Departemen Perhubungan
Bank Indonesia
Pemda Kaltim
Pemda Riau
PT Petrokimia Gresik (Persero)
Pemkab Berau
Direktorat Jenderal Sumber Air
Dinas Bina Marga Kab Kutai Timur
Pelindo II
Pelindo III
Dit Jen Perhubungan Darat
Gadjah Mada University
Rekening koran, pinjaman dana/account, loan
Rekening koran, pinjaman dana/account, loan
Rekening koran, pinjaman dana/account, loan
Rekening koran, pinjaman dana/account, loan
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Rekening koran / account
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
109
282 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. SIFAT DAN TRANSAKSI
ISTIMEWA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued
HUBUNGAN
Dep. Pek Umum
Pemprov Sumatera Barat
PU Prop Kaltim
Pemkab . Muba
Dephub. BRR
Pemprov Kaltim
Pemda Riau
Pemda Jogyakarta
Pemkab Sinkil (Aceh)
Pemkab Dairi (Aceh)
BPD Jawa Barat
Dept PU Dirjen Cipta Karya
Satuan Kerja Sementara Pengelolaan
Sumber Air Jratunseluna
PT Angkasa Pura (Persero)
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Kepemilikan sama terikat /
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Common Ownership
Kepemilikan sama terikat / Common Ownership
Kepemilikan sama terikat / Common Ownership
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Jasa konstruksi /
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Jasa konstruksi / Construction Services
Transaction with the parties having the special relation
KAS DAN SETARA KAS/CASH AND CASH EQUIVALENT
Bank-Rupiah
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT. Bank BNI (Persero), Tbk.
PT. Bank Jatim
PT. Bank BTN (Persero), Tbk.
PT. Bank BPD Sumsel
PT. Bank BPD Jabar Banten
PT. Bank BPD Aceh
PT. Bank BPD Kaltim
PT. Bank BPD Riau
PT. Bank BPD Syariah
PT. Bank BRI (Persero), Tbk.
PT. Bank Bukopin, Tbk
PT. Bank Syariah Mandiri
US DOLAR
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT. Bank BNI (Persero), Tbk.
PT. Bank BRI (Persero), Tbk.
Euro Eropa
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
Yen Jepang
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT. Bank BRI (Persero), Tbk.
Deposito Berjangka/Time Deposit
Rupiah
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT. Bank Mandiri Syariah.
PT. Bank BNI (persero) Tbk.
PT. Bank BRI (persero)
PT. Bank BTN (persero)
2009
2008
% Terhadap Total Aset
% To Total Assets
2009
2008
93,144,470
18,542,200
1,605
1,143,448
4,203
221,575
1,700
634,089
363,255
14,905,400
101,562
9,225,205
663,944
3,647,275
366,396
127,730,243
6,396,050
1,605
1,659,140
5,143
71,442
2,098,617
7,205,702
16,008,777
23,532,661
724,548
353,540
72,706,597
119,092
30,075,680
-
1.63%
0.33%
0.00%
0.02%
0.00%
0.00%
0.00%
0.01%
0.01%
0.26%
0.00%
0.16%
0.01%
0.06%
0.01%
2.21%
0.11%
0.00%
0.03%
0.00%
0.00%
0.04%
0.12%
0.28%
0.41%
0.01%
0.01%
7.06%
0.38%
0.60%
0.07%
1.33%
3.59%
0.80%
1.77%
2.97%
0.01%
402,637,000
21,700,000
34,000,000
3,865,000
76,000,000
207,477,000
45,886,183
102,342,481
171,264,645
782,000
-
110
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
283
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. SIFAT DAN TRANSAKSI
ISTIMEWA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued
HUBUNGAN
PT. Bank Jabar
PT. Bank BTPN
PT. Bank BRI (Persero) Syariah
US DOLAR
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk.
PT. Bank BRI (Persero)
PT. Bank Jawa Barat
15,000,000
20,000,000
2,251,000
-
0.26%
0.35%
17,934,000
167,376,365
53,043,000
954,521,693
818,692,146
0.31%
2.94%
0.93%
PIUTANG USAHA/ACCOUNT RECEIVABLES
PT Pertamina (Persero)
PT Istaka Raya
PT PLN (Persero)
Pembangunan Perumahan
PT Adhi Karya (Persero), Tbk
PT Waskita Karya
PT Rekayasa Industri
PT Nidya Karya
PT Brantas Abipraya
PT Pertamina Unit V Balikpapan
PT Hutama Karya
Dirjen PU Cipta Karya Jakarta
Cipta Karya - Kabupaten Dairi
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT Petrokimia Gresik
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Angkasa Pura I
Pemprov Sumatera Selatan Muba
Dinas PU Pemkab, Bangka Selatan
Jasa Marga PT
PTPN 8
Pelanggan Wika Beton
PLTU Sulut
Proyek Bintumen
Hubungan istimewa lainnya di bawah
Rp 1.000.000,Total
20,837,647
19,972,988
27,759,048
13,712,483
13,217,050
35,509,971
4,431,687
9,155,205
15,251,728
2,426,354
7,984,380
1,096,113
3,316,909
4,932,950
7,294,274
1,731,877
94,273,980
19,475,175
18,739,359
17,246,886
11,364,158
9,142,026
7,580,765
5,298,833
4,881,180
3,725,931
1,772,534
1,716,925
1,456,072
1,285,540
1,164,671
1,071,776
-
19,692,826
208,323,490
7,428,838
207,624,649
PIUTANG RETENSI / RETENTION RECEIVABLES
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Bank Indonesia
PT Petrokimia Gresik (Persero)
226,659
6,475,000
1,532,653
10,326,662
2,799,558
226,659
3,666,351
111
284 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
16.74%
0.04%
-
12.40%
% Terhadap Total Aset
% To Total Assets
2009
2008
0.37%
1.63%
0.35%
0.34%
0.49%
0.32%
0.24%
0.30%
0.23%
0.20%
0.62%
0.16%
0.13%
0.08%
0.09%
0.08%
0.06%
0.16%
0.03%
0.03%
0.03%
0.02%
0.02%
0.02%
0.27%
0.04%
0.14%
0.02%
0.06%
0.09%
0.13%
0.03%
0.35%
3.65%
3.46%
% Terhadap Total Aset
% To Total Assets
2009
2008
0.03%
0.00%
0.00%
0.00%
0.18%
0.11%
0.05%
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. SIFAT DAN TRANSAKSI
ISTIMEWA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued
HUBUNGAN
Pemerintah Kabupaten Berau
Ditjen. Perhubungan Darat
DPU Bina Marga Kab. Medan
PT PLN (Persero) Kal Sel & SulUt
PT Pertamina DOH Jawa Barat
BPLS Porong
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
Pemda DKI Jakarta
DPU & Kimpraswil Pemda. Kaltim
DPU SNVT SDA Kalimantan III
DPU & Kimpraswil Tarakan
Pertamina PT (Kualanamu)
PTPN 8
DPU SDA BBWS Ciliwung - Cisadane
Diknas Pemkab. Singingi
Otorita Pengembangan Daerah
Industri Pulau Batam
Waskita - Usaha Batang Hari
Dinas Bina Marga & Pengairan
Kab.Bengkalis
DPU Cipta Karya Musi Banyu Asin
DPU Pemprov. Papua
Proyek PLTU SulUt
Hubungan istimewa lainnya di bawah
Rp 1.000.000,Total
820,343
2,442,898
2,018,027
5,974,876
11,781,830
2,054,154
6,654,266
5,386,532
2,995,951
58,680,760
20,362,250
14,727,461
5,992,881
7,399,730
6,476,932
1,891,617
1,192,661
1,568,642
3,493,589
1,474,182
2,420,954
6,206,521
1,582,129
780,039
541,989
220,578
266,216
1,793,749
669,412
85,763,191
0.36%
0.26%
0.11%
0.13%
0.11%
0.03%
0.02%
0.03%
0.06%
0.03%
0.04%
0.11%
0.00%
0.03%
0.01%
0.00%
0.01%
0.00%
0.00%
0.03%
-
0.01%
0.02
0.00%
0.06%
0.01%
0.04%
0.03%
0.10%
0.20%
0.04%
0.12%
0.09%
0.05%
1.00%
TAGIHAN BRUTO PEMBERI KERJA/DUE TO (FROM) CUSTOMER
2009
PT Jasa Marga (Persero), Tbk.
PT Pelindo II
PT Pelindo III
Ditjen. Perhubungan Darat
Universitas Gajah Mada
Pemda DKI Jakarta
PT Angkasa Pura 1
PT PLN (Persero)
Dikpora Kab.Kuantan Sengingi
Dep. Kim.Pras. Wilayah Riau
DPU Bina Marga Kab. Medan
DPU dan Kimpraswil Kaltim
PT Perkebunan Nusantara (Persero)
Pabrik
Pemda Kaltim
SNVT, Kalsel
Pelanggan Realty
Pemerintah RI, Satuan Kerja Sementara
Pengelolaan Sumber Air Jratuseluna
2008
5,633,498
1,864,014
9,682,908
57,571,058
5,496,064
33,418,499
387,920
9,022,806
46,290,122
9,682,908
16,159,651
1,420,370
6,807,992
14,182,615
18,024,277
4,723,126
8,381,288
1,105,548
1,404,354
5,761,649
14,063,206
-
36,413,294
5,761,649
-
% Terhadap Total Aset
% To Total Assets
2009
2008
0.10%
0.03%
0.17%
1.01%
0.10%
0.59%
0.64%
0.10%
-
0.00%
0.01%
0.16%
0.80%
0.17%
0.28%
0.02%
0.12%
0.25%
0.31%
0.08%
0.15%
0.02%
0.02%
0.10%
0.00%
0.24%
0.00%
-
112
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
285
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. SIFAT DAN TRANSAKSI
ISTIMEWA - Lanjutan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
44. RELATED PARTY TRANSACTION - Continued
HUBUNGAN
PT Pertamina (Balongan)
PT Pertamina (Soekarno Hatta)
Pertamina Region I
PT Angkasa Pura II
BPLS Lapindo Porong
DPU Dirjen SDA BBWS
Ciliwung Cisadane
Otorita Batam
Jasa Marga. PT
Dep PU Tata Ruang Tarakan
JO Wika - PP - Sacna
Rp 1.000.000.,Sub Jumlah
2,204,274
30,092,531
1,467,060
25,676,107
16,750,324
82,282,298
15,880,196
1,706,051
151,378
11,816,388
343,867,591
5,796,291
163,214,123
PINJAMAN JANGKA PENDEK/SHORT-TERM LOAN
2009
PT BRI (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)
PT BNI (Persero) Tbk
-
2008
46,513,501
331,348,955
14,998,947
392,861,403
-
Tidak ada perbedaan kebijakan harga dan syarat
transaksi antara pihak hubungan istimewa sama dan
pihak ketiga.
5
6
PLTGU Muara Karang
7
8
PLTU Sulut
Aceh Road/Bridge Reconstruction and
Rehabilitation Project (USID)
Construction of Three (3) Storey Women
and Children Hospital Building
1
2
3
4
9
% Terhadap Total Kewajiban
% To Total Liabilities
2009
2008
-
-
1.08%
7.70%
0.35%
9.13%
45. COMMITMENT AND CONTINGENCY
Kontrak Konstruksi
Perseroan telah mengikat kontrak konstruksi dengan
berbagai pihak, kontrak ini mengikat kedua belah
pihak untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka
waktu kontrak. Perusahaan memiliki komitmen untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan nilai
kontrak diantaranya sebagai berikut :
Nama Proyak/
Name of Projects
PLTU Indramayu
PLTU Pelabuhan Ratu
PLTU Labuan
Jetty Labuan
PLTGU Tanjung Priok
6.03%
0.10%
2.83%
There is no differences on policy between the price and
transaction conditions amongs the parties having the special
relations and third party.
45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI
No.
0.04%
0.53%
0.03%
0.45%
0.29%
1.44%
0.28%
0.03%
0.00%
0.21%
Construction Contract
The Company has entered into a construction contract with
other parties, this contract shall bind the parties to fulfill their
obligations during the term of contract.The company is
committed to perform construction work based on the contract
value, amongs other things is:
Nilai Kontrak
Contract Value
154,130,317
254,000,000
398,199,400
403,771,398
212,784,168
& US$ 23.353.338
144,773,151
& US$ 10.694.452
358,243,183
732,642,000
29,091,000
Pemberi Kerja/
Owner
PLN
PLN
PLN
PLN
MHI
Jangka Waktu/
Period of Time
Mulai/Started
Selesai/Ended
28-Nov-09
12-Jun-07
2-Apr-10
2-Apr-08
25-Nov-10
26-Jun-07
29-Sep-09
29-Sep-07
17-Oct-11
9-Feb-09
MHI
15-Sep-07
30-Jan-09
PLN
USAID
30-Oct-07
22-Aug-05
30-Dec-09
30-Jun-09
6-Oct-08
20-May-09
Catholic Relief Services (CRS)
113
286 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI - Lanjutan
No.
Nama Proyak/
Name of Projects
10 East west Motoroway Project- Algeria
11 Production of Concrete Pipe for COJAAL.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Constantine Algier
Amandit Irrigation-JO, Kalsel
Bandung Pengadilan III-Lanjutan
Fly Over - PT.KPC
Jalan Pati - Rembang A-JO
Jalan Ganda Cirebon-Kroya-JO
Lanjutan Pembangunan Revetment Pantai
Amal-Tarakan
Pembangunan Jalan MERR II-C
dan Jl.A Yani-JO
Pembangunan Jalan Nimbotong-Sarami-JO
Pembangunan Jalan Pangkalan LadaJl.A.Yani-JO
Pembangunan Jembatan Kalinjau
Pembangunan Jembatan Lintas Barat-JO
Pemeliharaan Jalan Liang AnggangPleihari-JO
Penurapan S. Kayan-Bangunan-Jo
Sabo Dam Bawakaraeng 7.4,7,5-JO
Supply and Install Concrete Spun PilePT. INCO
Pekerjaan Jalan Collection Road
Muara Wahau
Normalisasi Kali Cisadane Hilir
DAM Tembesi Thp I (PILTO DYKE) Batam
Pemb. Jembatan Simpang Susun (Tahap I)
Pekerjaan Jalan Beton (Alam Sutera)
Proyek JO:
Pembangunan Fly Over Cengkareng
(PP-WIKA 51%-49%)
Pemb. Jembatan Kakap CS Surabaya
(WIKA-TECTONIA-INTI:40%-30%-30%)
Pek. Lanjutan tahap II PSAB Kota Tj. Redeb
(WIKA KARKA ARGANUSA)
RFO II
Pipanisasi Balongan
37 PKS Malimping
38
39
40
41
42
43
44
45
PLTU Sulut
PKS Adaro
P9-P10 PCC Grinding-Palimanan
P9/P10B Cement Mill
Teluk Naga
The Belleza Plumbing
Lucky Square
The Adhiwangsa
45. COMMITMENT AND CONTINGENCY - Lanjutan
Nilai Kontrak
Contract Value
Pemberi Kerja/
Owner
453,419,360
47,417,000
Jangka Waktu/
Period of Time
Mulai/Started
Selesai/Ended
COJAAL
1-Jul-07
1-Oct-09
Consortium Japonais pour L'Auto
1-Aug-08
1-May-09
126,508,000
22,622,000
18,489,000
28,009,000
35,003,000
7,230,000
Dept.PU, Dirjend SDA
DPU SDA Kaltim
PT.KPC
DPU-Bina Marga , Jateng
Departemen Perhubungan
DPU-Tarakan
26-Aug-05
13-Jun-08
1-Jan-08
1-May-08
12-May-08
1-Nov-08
25-Feb-09
5-Sep-09
8-Jan-09
28-Nov-09
4-Oct-09
23-Jun-09
27,400,000
DPU Bina Marga, Surabaya
29-Aug-08
31-Dec-09
62,819,000
43,621,000
DPU Bina Marga, Jayapura
DPU Bina Marga, Kalteng
1-May-08
23-May-08
26-Dec-08
6-Feb-10
35,626,000
43,182,000
42,126,000
DPU Subdin Bina Marga
DPU Bina Marga-Sulsel
DPU Bina Marga-Kalteng
26-Nov-07
23-Jan-08
13-May--8
24-Nov-09
30-Dec-09
3-Jan-09
32,597,000
16,422,000
12,526,000
DPU-Kab Bangunan
DPU-Ditjen SDA, Sulsel
PT, INCO
1-Mar--08
1-May-08
12-Nov-08
6-Mar-09
9-Oct-09
29-Oct-09
529,954,544
PT Swakarsa Sinar Sentosa
9-Sep-08
8-Aug-09
122,479,320
224,050,039
10,017,375
3,265,824
DPU Dirjen SDA, BBWS CILCIS
Otorita Pengembangan Daerah In
PT. Alfa Goldlan Realty
PT Alam Realty Tbk
3-Dec-08
23-Dec-08
19-Dec-08
19-Dec-08
30-May-09
26-Dec-09
18-Apr-09
18-Apr-09
PU Binamarga
12-Aug-08
15-Jan-11
15-Dec-08
29-Dec-11
26-Dec-08
25-Dec-10
15-Sep-2008
5-Dec-2007
7-Jan-08
1-Aug-2008
3-Jul-08
1-Aug-2008
1-Jul-2000
2-Apr-2008
23-Sep-08
18-Dec-08
22-Nov-2005
28-Dec-06
9-Mar-07
15-Sep-2009
4-Aug-2009
31-Mar-09
31-Jul-09
2-Jul-09
1-Mar-2009
28-Feb-2009
30-Nov-2009
28-Aug-09
31-Mar-09
22-Jul-06
6-Jun-07
7-Feb-09
53,356,100
58,225,985
62,099,333
129,500,000
57,615,322
& US$ 25.737.465
29,483,636
& US$ 7.400
& US$ 4.352.744
41,952,000
57,000,000
51,000,000
25,644,144
23,053,734
61,404,830
525,000,000
Pemda Berau Kaltim
PT Petro Kimia Gersik
Pertamina
Pertamina
PT PN 8
PT PN 8
EPC
PT Adaro
PT Indocement
PT Indocement
PT Bukaka Teknik
PT. Sumberdaya Nusaphala
PT. Lucky Sakti
PT. Adhibaladika /PT Bukit Darmo
114
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
287
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
45. PERIKATAN DAN KONTINJENSI - Lanjutan
No.
Nama Proyak/
Name of Projects
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
SOHO Pulo Gadung
Paragon City Semarang
BSD Entertainment Center
Bandara Adhi Sumarmo
Solo Paragon-Solo
Apartement Cervino
Gedung Astra
MT Haryono Square
LJ Meritus
SMAN3 Tenggarong Lanjutan
Trilium
RSIA Mandiri
CBD Serpong Arsitek
SMA Pintar Kuantan Sengingi
Sport Centre Kuantan Sengingi
Bandara Sultan Syarief Kasim II
Tanjung Priok Gas Fired
Power
Plant
Extention
63 Project
PLTU Nagan Raya NAD (2x110 MW)
64 DPPU Kualanamu Medan Sumatra Utara
65 PLTU 2 Sulawesi Utara ( 2 x 25 )
MW Power Project
66 PLTU Kalimantan Selatan 2 x 65
MW CFSPP Project
45. COMMITMENT AND CONTINGENCY - Lanjutan
Nilai Kontrak
Contract Value
29,843,309
158,181,818
108,000,000
52,527,273
46,022,727
160,375,000
75,000,000
44,860,909
62,954,545
39,969,649
64,340,835
22,386,364
25,272,727
65,890,909
118,590,909
165,500,000
199,768,713
& USD 21.253.759
13,875,907
25,460,180
358,243,183
& USD 32.129.500
323,009,447
Pemberi Kerja/
Owner
PT. Sinar Himalaya
PT. Cakrawala Sakti kencana
PT. Deyon Resources
PT. Angkasa Pura I
PT. Sunindo Gapura Prima
PT. Pakkodian
PT. Samadistiua Karya
PT. Sukses Karya Perdana
PT. Gloria Ramayana Interhotek
Jangka Waktu/
Period of Time
Mulai/Started
Selesai/Ended
7-Jan-08
3-Apr-08
7-Apr-08
15-Apr-08
21-May-08
-
7-Nov-08
28-Jan-09
2-Jan-09
11-Nov-08
14-Mar-09
-
14-Jul-08
Oct-08
19-Jul-08
16-Jul-08
31-Jul-08
9-Oct-08
11-Aug-08
8-Dec-08
8-Dec-08
12-Aug-09
11 Feb-09
24-Jun-09
Oct-09
20-Sep-09
16-Dec-08
30-Nov-10
4-Oct--09
7-Jun-09
4-Oct--10
3-Nov-10
5-Dec-10
29-Oct-11
PLN
28-Oct-09
12-Aug-09
30-Oct-07
30-Apr-10
5-Dec-10
30-Dec-09
PLN
20-Aug-08
20-Oct-10
PT. Indominco Mandiri
Pertamina
DEP PU
DEP PU
PT. Marga Nujyasumo Agung
DEP PU
DEP PU
PT. Lippo Karawaci Tbk
DEP PU
DEP PU
PT. Alam Sutera Realty Tbk
PT. Alam Sutera Realty Tbk
27-Feb-09
12-Aug-09
6-May-09
29-May-09
1-Jun-09
15-Oct-09
15-Oct-09
1-Oct-09
2-Dec-09
17-Dec-09
5-Mar-09
5-Mar-09
1-Feb-10
12-Aug-12
12-Aug-12
3-Jun-10
22-May-11
13-Dec-13
14-Oct-12
27-Feb-10
5-Nov-11
4-Jun-12
4-Jul-09
4-Jul-09
PT. Pemuda Central Investindo
Yayasan Kesehatan Bank Mandiri
PT. Dinamika Karya Utama
PT. Dinamika Karya Utama
PT. Dinamika Karya Utama
PT. Angkasa Pura II
Mitsubishi Corporation
Sinohydro Corporation Limited
PT Pertamina
67 Workshop, Crushing and Skyline
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Conveyor System of East Block Indominco Fasilitas DPPU Soekarno Hatta
Penggantian
Konstruksi Sabo Dam & Tanggul Gunung
Pengendalian Banjir Benganwan Solo
Pembangunan Jalan TOL Sumo
Waduk Serbaguna Jatibarang
Normalisasi Kaligarang & Banjir
Lippo Kawaraci FO
Bandengan FO
Jabung Ring Dyke Package J2 (2)
Rek Rigid Alam Sutera (THP II)
Pek Jembatan Simpang Susun Alam
71,972,000
308,656
60,548,876
77,303,081
1,408,468,529
184,785,207
95,329,040
22,000,000
86,685,607
92,840,961
3,156,702
13,156,701
46. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
46. SUBSEQUENT EVENTS
Pada tanggal 5 Februari 2010 telah diadakan RUPSLB
WIKA NGK, yang dihadiri oleh 100% pemegang saham
WIKA-NGK. Perseroan berencana melakukan divestasi
saham pada WIKA-NGK. Sehubungan dengan hal
tersebut, pemegang saham WIKA-NGK telah
menyatakan setuju untuk melaksanakan likuidasi
dengan keputusan 100% terhadap WIKA-NGK.
On February 5, 2010 has been held WIKA NGK EGM, which
was attended by 100% shareholder WIKA-NGK. The Company
plans to divest its shares in WIKA-NGK. Accordingly, the
shareholders WIKA-NGK has agreed to carry out the liquidation
by the decision 100% of WIKA-NGK.
115
288 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
46. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA - Lanjutan
46. SUBSEQUENT EVENTS - Continued
Pelaksanaan divestasi adalah 100% atau 1048 lembar
saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.708.240.000
(Rupiah penuh).
Implementation of the divestment is 100% or 1048 shares with
a nominal value of Rp 1,708,240,000 (Full amount).
47. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
47. FINANCIAL STATEMENT COMPLETION
Manajemen
perusahaan
bertanggung
jawab
sepenuhnya terhadap penyajian laporan keuangan dan
catatan atas laporan keuangan yang yang diselesaikan
pada tanggal 29 Maret 2010.
The Financial Statement are the responsibility of the
Company's Management included noted to financial
statements which were completed on March 29, 2010.
116
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
289
INFORMASI TAMBAHAN /
SUPLEMENTARY INFORMATION
290 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
INDUK PERUSAHAAN
NERACA
31 Desember 2009
Dengan Angka Pembandng untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha -bersih
Piutang Retensi
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Piutang Lain-lain bersih
Persediaan
Uang Muka
Pajak Dibayar dimuka
Biaya Dibayar Dimuka
Jamina Usaha
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan
Investasi Pada Perusahaan Assosiasi
Aset Tetap Bersih
Setoran Dana Kerja Sama Operasi
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
PARENT COMPANY
BALANCE SHEETS
December 31 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2009
2008
712,079,506
480,877,149
376,000,966
581,660,175
336,262,889
87,834,301
171,015,649
213,473,357
4,278,373
2,963,482,364
899,312,671
585,757,513
320,367,305
660,130,416
392,068,474
180,655,104
219,459,272
151,876,658
11,991,633
5,000
3,421,624,046
ASSETS
CURRENT ASSET S
Cash and Cash Equivalent
Trade Receivables-net
Retention Receivables
Due Customer
Other Receivables-net
Inventories
Advance
Prepaid Tax
Prepaid Expance
Business Guarantee
Total Current Assets
469,828,795
101,764,898
142,774,616
45,670,163
760,038,473
321,720,177
99,495,512
94,753,932
49,175,660
565,145,281
NON CURRENT ASSETS
Deferred Tax Asset
Investment in Associates
Fixed Asset-net
Joint Operation Fund Deposits
Other Assets
Total Non Current Assets
3,723,520,837
3,986,769,327
TOTAL ASSETS
117
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
291
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
INDUK PERUSAHAAN
NERACA
31 Desember 2009
Dengan Angka Pembandng untuk Tahun 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
PARENT COMPANY
BALANCE SHEETS
December 31 2009
With Comparative Figures for 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2009
2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman Jangka Pendek
Hutang Usaha
Hutang Lain-lain
Kewajiban Bruto Pemberi Kerja
Hutang Pajak
Uang Muka Dari Pelanggan
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan Yang Diterima Dimuka
Jumlah Kewajiban Lancar
803,133,152
5,640,584
18,144,602
121,023,166
644,137,535
1,002,302
1,593,081,340
463,763,681
761,554,432
58,581,820
386,430
66,258,228
576,946,357
6,418,220
1,933,909,168
LIABILITIEAS AND EQUITY
CURRENT LIABILITIES
Short Term Loans
Trade Payables
Other Payables
Due to Customer
Tax Payables
Advance From Customer
Accrued Expences
Unearned Revenue
Total Non Current Liabilities
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Uang Muka Proyek Jangka Panjang
Jumlah Tidak Tidak Lancar
4,630,764
592,867,501
597,498,265
2,961,441
665,257,512
668,218,953
NON CURRENT LIABILITIES
Post Employment Benefits Liability
Advance for Long Term Project
Total Non Current Assets
EKUITAS
Modal Saham
EQUITY
Shares Capital
Modal Dasar 16.000.000.000 saham nilai
p
((Rupiah
p
penuh)) p
p
per
nominal Rp.100
saham., Modal ditempatkan dan disetor
5.846.367.500 dan 5.846.154.000 saham
tahun 2009 dan 2008.
Modal saham yang diperoleh kembali
disajikan dengan nilai nominal 176.686.500
saham dan 127.448.000 saham tahun
2009 dan 2008
Tambahan Modal Disetor
Perubahan ekuitas pada Perusahaan Anak
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
(17,668,650)
564,159,304
8,813,220
6,983,190
386,017,418
1,532,941,232
(12,744,800)
565,877,973
Additional Paid-in Capital
Changes in equity of subsidiary company
-Foreign exc. translation of financial. statements
246,892,633
Retained Earning
1,384,641,206
Total Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3,723,520,837
3,986,769,327
584,636,750
584,615,400
118
292 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
INDUK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PENJUALAN BERSIH
BEBAN POKOK PENJUALAN
Laba Kotor Sebelum Bagian Laba (Rugi)
Proyek KSO
Laba (Rugi) Proyek KSO
Laba kotor Setelah Bagian Laba (Rugi)
Proyek KSO
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
PARENT COMPANY
STATEMENT OF INCOME
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year
ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2009
3,676,865,300
3,350,112,460
2008
4,311,332,558
4,071,600,239
326,752,840
22,607,657
239,732,319
(3,099,025)
349,360,497
236,633,294
NET SAES
COST OF SALES
Gross Profit Before Income Portion
From JO Project
Profit (Loss) Project
Gross Profit After Income Portion
From JO Project
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Jumlah Beban Usaha
1,050,735
107,227,080
108,277,815
853,242
112,689,056
113,542,298
OPERATING EXPENSES
Sales Expenses
General and Administrative Expenses
Total Operating Expenses
LABA USAHA
241,082,682
123,090,996
OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan Bunga
Laba (Rugi) selisih kurs-bersih
Laba Penjualan aktifa tetap
Beban Bunga dan denda
Beban penyisihan Piutang
Beban Amortisasi Goodwill
Lain-lain Bersih
Jumlah pendapatan (Beban) Lain-lain
24,546,344
5,730,422
(2,000)
387,041
(17,532,066)
(2,512,241)
(31,582,767)
(20,965,266)
51,211,842
47,599,887
(323,663)
(15,334,743)
(40,378,240)
(29,236,795)
13,538,288
BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN
ANAK DAN ASSOSIASI
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
69,143,661
289,261,077
65,887,919
202,517,203
(100,039,001)
(100,039,001)
(37,528,193)
(8,954,606)
(46,482,799)
189,222,076
156,034,395
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Pajak kini
PPh Final Jasa Konstruksi
Pajak Tangguhan
Jumlah Penghasilan (Beban)Pajak
LABA BERSIH
Laba Bersih Per Saham Dasar
(Rupiah Penuh)
33.37
26.75
OTHER INCOME (EXPENSES)
Interest Income
Gain (Loss) in Foreign Exchange-Net
Gain on Disposal of Fixed Assets
Interest Expenses and Pinalty
Allowance for Doubtful Account
Amortization Expense of Goodwill
Other-Net
Total Other Income (Expense)-Net
PROFIT (LOSS) SUBSIDIARIES AND ASSOCIATION COMPANY
PROFIT BEFORE INCOME TAX
INCOME TAX (EXPENSE)
Current Tax
Final Tax
Deferred Tax
Total Tax Expenses
NET INCOME
Basic Earning Per Share
(Full amount)
119
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
293
294 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Laba bersih
SALDO PER 31 DESEMBER 2009
Eksekusi Opsi Saham
Saham diperoleh kembali
Kompensasi Berbasis Saham
Disagio saham diperoleh kembali
Perubahan ekuitas anak perusahaan
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Dividen
Bina Lingkungan
Prgram Kemitraan
Dana Cadangan Bertujuan
Cadangan lainnya
Laba bersih
SALDO PER 31 DESEMBER 2008
Pembelian saham kembali
Deviden
Bina lingkungan
Program kemitraan
Dana cadangan bertujuan
Cadangan lainnya
SALDO PER 1 JANUARY 2008
(17,668,650)
(17,668,650)
584,636,750
584,636,750
21,350
(4,923,850)
(12,744,800)
(12,744,800)
584,615,400
584,615,400
(12,744,800)
-
584,615,400
564,159,304
564,159,304
3,921,529
(5,640,199)
565,877,973
565,877,973
(11,461,806)
-
577,339,779
-
-
6,983,190
6,983,190
6,983,190
-
-
-
Informasi tambahan
PT WIJAYA KARYA (PERSERO),Tbk .(INDUK PERUSAHAAN)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham
Selisih kurs
Tambahan
Modal disetor /
diperoleh
penjabaran
modal disetor /
kembali /
laporan
Foreign
Paid-in capital Treasury stock
Additional paid- exchange
in Capital
translation
of financial
-
-
8,813,220
8,813,220
8,813,220
-
-
-
(21,350)
(21,350)
(21,350)
Stock
option
Opsi
saham
120
Perubahan
ekuitas
pada anak
Changes in
equity of
Subsidiary
Company
75,609,402
154,713,703
154,713,703
79,104,301
79,104,301
79,104,301
-
41,985,009
41,985,009
30,349,054
11,635,955
11,635,955
11,635,955
(45,523,581)
(1,517,453)
(3,034,905)
(30,349,054)
(75,609,402)
117,982
189,222,076
189,340,058
(34,907,865)
(1,163,595)
(2,327,191)
(11,635,955)
(79,104,301)
117,982
156,034,395
156,152,377
129,256,889
(4,923,850)
3,921,529
(5,640,199)
8,813,220
6,983,190
(45,523,581)
(1,517,453)
(3,034,905)
1,343,719,158
189,222,076
1,532,941,234
(24,206,606)
(34,907,865)
(1,163,595)
(2,327,191)
1,228,606,811
156,034,395
1,384,641,206
1,291,212,068
Net Income
BALANCE AS OF DEC. 31, 2009
Stock Option Execution
Treasury Stock
Stock Based Compensation
Disagio of treasury
Changes in Equity of Subsidiries
Foreign exchange translation
Dividend
Enviromental Conservation
Funding for Small-Scale Business
Appropriation of General Reserves
Others Reserves
Net Income
BALANCE AS OF DEC. 31, 2008
Treasury stock
Dividend
Environmental Conservatife
Funding for small scale business
Appropriation of General Reserve
Other Reserve
BALANCE AS OF JAN 1, 2008
Additional information
PT WIJAYA KARYA (PERSERO),Tbk. (PARENT COMPANY)
STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
Saldo laba/Retained Earning
Jumlah/
Ditentukan penggunannya / Belulm ditentukan
penggunanya /
Appropriated
Cadangan
Cadangan Unappropriated
Total
lainnya /
bertujuan
General
Others reserve
reserve
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
INDUK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009
Dengan Angka Pembanding untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2008
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran beban usaha
Pembayaran kepada Direksi dan Karyawan
Penerimaan Bunga
Pembayaran bunga pinjaman
Pembayaran Pajak Penghasilan
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan
untuk) aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Penurunan (Penambahan) jaminan usaha
Pembelian aktifa tetap
Investasi Pada Perusahaan Assosiasi
Bagian Laba Anak Perusahaan
Penurunan (Kenaikan) Kerjasama Operasi
Pengeluaran Investasi lainnya
Kas Besih Diperoleh Dari (Digunakan
untuk)) aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Kenaikan (Penurunan) pinjaman bank
Pembelian kembali obligasi
Pembelian kembali Saham yang beredar
Pembayaran dividen, tantiem,
jasa produksi dan PKBL
Kenaikan Piutang pihak hubungan istimewa
Kenaikan (Penurunan) Aktivitas
pendanaan lainnya
Perubahan ekuitas pada perusahaan anak
Kas Bersih Diperoleh Dari (Diguna
kan untuk) Aktivitas pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
SALDO KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN
SALDO KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), Tbk.
PARENT COMPANY
STATEMENT OF CASHFLOW
For the year ended December 31, 2009
With Comparative Figures for the year
ended December 31, 2008
(Expressed in thousand Rupiahs, unless otherwise stated)
2009
2008
DESCRIPTION
3,788,538,429
(3,145,306,115)
(87,268,921)
(53,434,579)
24,546,344
387,041
(106,870,761)
420,591,438
3,975,081,127
(3,949,719,617)
(63,393,031)
(77,230,480)
51,211,842
(15,334,743)
(66,763,731)
(146,148,633)
5,000
(2,271,386)
(148,108,618)
69,143,661
(25,413,028)
3,505,496
(103,138,874)
545,000
(5,739,972)
65,887,919
(142,706,743)
28,299,977
(53,713,819)
(463,763,681)
(49,735,268)
8,813,220
339,015,171
(133,443,664)
(24,206,606)
(38,398,651)
(224,590,021)
-
(504,685,729)
(81,623,771)
(187,233,165)
(281,486,223)
899,312,671
1,180,798,894
712,079,506
899,312,671
CASH FLOWS FROM
OPERATING ACTIVITIES
Received from Customer
Payment to Supliers
Pyment for Operating Expense
Pyment for Dierctor and Enploye
Interest Received
Payment of Interest
Payment -received of Income Tax
Net Cash Provided by (Used For)
Operating Activities
CASH FLOWS FROM
INVESTING ACTIVITIES
Decrease (Increase0 Business Guarante
Acquisition of Fixed Assets
Profit of subsidiaries company
Invesment of Association Company
Increase in Other Investing Activitoes
Net Cash Provided by (Used For)
Investing Activities
CASH FLOWS FROM
FINANCING ACTIVITIES
Increase (Decrease) of Bank Loans
Payment of Buy Back Bonds
Treasury Stock
Payment of Divided, Tantiem,
Service Product and PUKK
Increase of trade receivble-related parties
Increase (Decrease) of
Other Finance Activities
Changes in Equity of Subsidiary Company
Net Cash Provided by (Used For)
Financing Activities
INCREASE (DECREASE) OF NET CASH
CASH EQUIVALENT
BEGINNING BALANCE OF CASH AND
CASH EQUIVALENT
ENDING BALANCE OF AND
EQUIVALENT
121
2009 Annual Report | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
295
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
296 Laporan Tahunan 2009 | PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk
Head Office
Jl. DI Panjaitan Kav. 9
Jakarta 13340, Indonesia
Telephone
62-21 819 2808
62-21 850 8640
62-21 850 8650
Facsimile
62-21 819 1235
E-mail
[email protected]
Website
www.wika.co.id
Download