perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perencanaan anggaran dalam organisasi sektor publik sangat penting
dilakukan. Dalam proses pelaksanaan tujuan organisasi diperlukan perencanaan
strategis yang rinci dalam penyusunan anggaran. Jika perencanaan strategis
terhadap anggaran ini dapat dilakukan, maka akan mempermudah pencapaian
tujuan organisasi sektor publik dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.
(Mardiasmo,
2009).
Mengingat
bahwa
pada
organisasi
sektor
publik
menggunakan dana yang berasal dari publik, maka pelayanan dan kepuasan
masyarakat menjadi prioritas utama.
Proses penyusunan anggaran sektor publik disesuaikan dengan peraturan
yang diberlakukan oleh pemerintah. Sebelumnya, proses penyusunan anggaran
ditentukan oleh pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah
hanya
melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan oleh pusat. Setelah dikeluarkan UU
no. 32 tahun 2004, sistem pemerintahan terpusat telah bergeser menjadi sistem
otonomi daerah (reformasi anggaran). Hal ini berarti pemerintah daerah diberi
kewenangan untuk dapat mengelola daerahnya sendiri, termasuk dalam sistem
anggaran. Pemerintah daerah dapat menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran dalam periode tertentu. Pergeseran kewenangan ini tentunya juga
commit to user
menyebabkan perubahan pada proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
pertanggungjawaban anggaran. Jika pada mulanya pertanggungjawaban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi memerlukan pengesahan
Menteri Dalam Negeri dan APBD kabupaten/kota dengan pengesahan Gubernur,
maka saat ini pertanggungjawaban APBD hanya memerlukan pengesahan dari
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui Peraturan Daerah (Perda)
(Mardiasmo, 2009).
Reformasi anggaran ini mendorong perubahan sistem penganggaran yang
mulanya top-down menjadi bottom-up. Dalam sistem top-down, para bawahan
hanya dapat melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan atasan karena
seluruh keputusan perencanaan merupakan kewenangan atasan. Penerapan sistem
ini dapat berdampak penekanan pada bawahan karena harus mencapai target
tinggi dengan sumber daya yang kurang sesuai. Dalam sistem bottom-up, para
bawahan diberikan ruang untuk dapat berpartisipasi dalam perencanaan
penyusunan anggaran. Hal ini disebut dengan partisipasi anggaran (budgetary
participation). Dengan diterapkannya sistem ini, dapat diperoleh kesepakatan
antara atasan dan bawahan mengenai anggaran tersebut.
Penerapan partisipasi anggaran dalam sebuah organisasi dapat mengurangi
adanya asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi karena adanya perbedaan
informasi yang dimiliki oleh atasan dan bawahan. Dengan adanya perbedaan
tersebut dapat menyebabkan terjadinya bias yang mendorong terjadinya budgetary
slack. Partisipasi anggaran diharapkan dapat menjadi perantara atasan dan
bawahan untuk berdiskusi bersama dan usulan-usulan yang disampaikan
mencakup kepentingan semua pihak. Lokal informasi merupakan salah satu
commit to user
contoh asimetri informasi yang timbul apabila bawahan mempunyai informasi
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang sesuai dalam proses pengambilan keputusan anggaran (Baiman dan Evans,
1983; Coughlan dan Schmidt, 1985; Penno, 1984) dalam Dunk (1993).
Dalam organisasi sektor publik, partisipasi dalam perencanaan anggaran
masih sulit untuk dilakukan mengingat bahwa birokrasi berjalan lebih kaku
dibandingkan dengan perusahaan swasta. Perusahaan swasta telah banyak yang
menggunakan sistem partisipasi ini dalam proses penganggaran, sehingga asimetri
informasi pada sektor publik mungkin lebih tinggi dan memicu terjadinya
budgetary slack.
Ukuran dan struktur organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola
interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, serta pengendalian dan
evaluasi terhadap proses perencanaan (Ikhsan, 2011). Dalam perencanaan
anggaran pada organisasi atau perusahaan yang lebih kecil, struktur perencanaan
dan pengendalian relatif sederhana karena organisasi hanya dilaksanakan oleh
sedikit orang. Namun untuk organisasi ataupun perusahaan yang besar, maka
dibutuhkan sistem perencanaan yang kuat agar keselarasan tujuan tercapai.
Struktur organisasi adalah cara untuk membantu manajemen dalam
mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Organisasi sektor publik biasanya
memiliki desain organisasi yang terstruktur dan formal. Hal ini tentunya
mempengaruhi interaksi antar pegawai dan bagaimana dalam setiap lapisan
organisasi dapat berperan dalam tugasnya masing-masing. Demikian hal nya
dalam partipasi anggaran, organisasi yang telah terstruktur akan mempengaruhi
partisipasi setiap individu dalam penetapan anggaran, persetujuan, dan
penggunaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
Penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan budgetary slack
sebelumya telah dilakukan oleh Dunk (1993). Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan budgetary slack
tergantung pada asimetri informasi dan penekanan anggaran.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Afiani (2010) yang menyatakan ketika
partisipasi anggaran, penekanan anggaran, dan asimetri informasi tinggi, maka
budgetary slack juga akan tinggi. Selain itu Apriyandi (2011) juga melakukan
penelitian yang sama dengan hasil terdapat pengaruh signifikan antara anggaran
partisipatif dengan budgetary slack dengan arah negatif, artinya semakin tinggi
angaran partisipatif maka budgetary slack semakin menurun, serta variabel
moderasi yang merupakan interaksi antara anggaran partisipatif dengan asimetri
informasi berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack sehingga dapat
disimpulkan bahwa informasi asimetri memoderasi hubungan antara anggaran
pastisipatif dengan budgetary slack.
Proses penyusunan dan pelaporan anggaran pada organisasi sektor publik
tentunya berbeda dengan sektor swasta. Dalam penyusunan anggaran sektor
publik diperlukan partisipasi dari pemerintah, legislatif maupun masyarakat,
sehingga prioritas program yang dijalankan pun harus disesuaikan dengan apa
yang disuarakan masyarakat dan mengurangi kemungkinan terjadinya asimetri
informasi. Selain itu proses penyusunan dan pelaporan anggaran harus
memperhatikan penekanan anggaran dalam pelaksanannya.
Dalam penelitian terdahulu banyak terdapat perbedaan hasil penelitian,
commit to user
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian replikasi mengenai
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubungan antara partisipasi anggaran, penekanan anggaran, asimetri informasi
terhadap budgetary slack dengan objek penelitian yang berbeda yaitu Badan
Pertanahan Nasional. Di sini penulis menambahkan satu variabel baru, yaitu
struktur organisasi. Penelitian sebelumnya mengenai hal ini dalam sektor publik
sebagian besar dilakukan pada pemerintah daerah (pemda). Penelitian dengan
objek Badan Pertanahan Nasional menurut sepengetahuan penulis masih jarang
dilakukan. Judul penelitian yang penulis pilih yaitu “Pengaruh Partisipasi
Anggaran Terhadap Budgetary Slack dengan Penekanan Anggaran,
Asimetri
Informasi, dan Struktur Organisasi Sebagai Variabel Moderasi pada Organisasi
Sektor Publik”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi anggaran akan berpengaruh terhadap budgetary
slack ?
2. Apakah penekanan anggaran memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dengan budgetary slack?
3. Apakah asimetri informasi memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dengan budgetary slack?
4. Apakah struktur organisasi memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dengan budgetary slack?
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran, penekanan anggaran,
asimetri informasi, dan struktur organisasi terhadap budgetary slack pada Badan
Pertanahan Nasional bertujuan :
1. Mengetahui apakah partisipasi anggaran akan berpengaruh terhadap
budgetary slack.
2. Mengetahui apakah penekanan anggaran berfungsi sebagai variabel
moderasi dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan
budgetary slack.
3. Mengetahui apakah asimetri informasi berfungsi sebagai variabel
moderasi dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan
budgetary slack.
4. Mengetahui apakah struktur organisasi berfungsi sebagai variabel
moderasi dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan
budgetary slack.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi (Mahasiswa)
Penelitian
ini
diharapkan
memberikan
pemahaman
terhadap
perusahaan sektor publik, khususnya mengenai penganggaran sektor
publik pada bidang akademik dan dapat dijadikan referensi pada
penelitian serupa mengenai masalah ini di masa mendatang.
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Bagi Praktisi
Memberikan wacana alternatif bagi praktisi mengenai penganggaran
yang efektif dalam perencanaan kegiatan pemerintahan organisasi
sektor publik. Selain itu diharapkan dapat menerapkan kebijakan yang
sesuai untuk mendukung dan memperlancar aktivitas organisasi,
terutama dalam bidang anggaran.
1.5.
Orisinalitas Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack
telah banyak dilakukan, seperti: Dunk(1993), yaitu penelitiannya The Effect of
Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation between Budgetary
Participation and Slack.
Penelitian ini akan menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap
budgetary slack dengan beberapa variabel moderasi, antara lain penekanan
anggaran, dan asimetri informasi, namun terdapat perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, antara lain:
1. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, Dunk (1993),
dalam hal variabel dimana dalam penelitian ini ditambahkan satu
variabel moderating, yaitu struktur organisasi yang akan diuji
pengaruhnya terhadap partisipasi anggaran dan budgetary slack.
2. Penelitian ini juga berbeda dalam hal objek penelitian, dimana
dalam penelitian sebelumnya meneliti perusahaan manufaktur.
Dalam penelitian ini mengambil objek salah satu organisasi sektor
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
publik di Indonesia, yaitu Badan Pertanahan Nasional, yang
menurut sepengetahuan penulis masih jarang dilakukan.
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika dan struktur penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab:
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II
: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini berisi teori yang digunakan dalam penelitian ini,
penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran, dan perumusan
hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian, yang meliputi:
populasi dan sampel, variabel, definisi operasional, dan
mekanisme pengujian hipotesis.
BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN.
Bab ini mencantumkan hasil analisis dan pembahasan hasil
penelitian.
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V : KESIMPULAN DAN KETERBATASAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang disarikan dari permasalahan,
tujuan, analisis data dan pembahasan hasil analisis. Selain itu
bab ini juga berisikan keterbatasan dan saran untuk penelitian
berikutnya.
commit to user
Download