11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Definisi Bank Bank dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah mengihimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya (kasmir,2012:12). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Jenis-jenis Bank 1. Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari: a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam 11 12 kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank). b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan adalah: a. Bank Milik Pemerintah Bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh Pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank-bank milik pemerintah antara lain: 1) Bank Negara Indonesia 46 (BNI) 2) Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3) Bank Tabungan Negara (BTN) 4) Bank Mandiri 13 Sedangkan bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Sebagai berikut : 1) BPD Jawa Barat 2) BPD Jawa Tengah 3) Dan BPD lainnya b. Bank Milik Swasta Nasional Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besarnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini diketahui dari akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu dapat pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: 1) Bank Central Asia 2) Bank Danamon 3) Bank Lippo 4) Dan Bank swasta lainnya c. Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin). d. Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negari, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun 14 jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank asing antara lain: 1) ABN AMRO bank 2) American Express Bank 3) City Bank 4) Dan Bank Milik Asing lainnya e. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain: 1) Bank Sakura Swadarma 2) Inter Pacifik Bank 3) Mitsubishi Buana Bank 4) Dan Bank Milik Campuran lainnya 3. Dilihat dari Segi Status Jenis bank ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya sebagai berikut: a. Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, 15 travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. b. Bank Non Devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara (dalam negeri). 4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu: a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat) Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya,bank yang berdasarkan prinsipkonvensional menggunakan dua metode, yaitu: 1) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak berbankan konvensional (barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal 16 atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam) Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam memenuhi harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: 1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) 3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) 5) Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank boleh pihak lain (ijarah wa iqtina) 3. Kegiatan Bank Umum Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Menghimpun Dana (Funding) a. Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyer giro. 17 b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya. c. Simpanan Deposito (Time Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau sertifikat deposito. 2. Menyalurkan Dana (Lending) Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang dihasilkan dihimpun dari masyarakat. Dalam bentuk kredit seperti: a. Kredit Investasi Kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang penggunaannya jangka panjang. b. Kredit Modal Kerja Kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan. c. Kredit Perdagangan Kredit yang diberikan memperlancar perdagangannya. atau kepada memperluas para atau pedagang dalam memperbesar rangka kegiatan 18 d. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa, dapat berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. e. Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai untuk keperluan pribadi. 3. Memberikan jasa-jasa Bank lainnya (Services) Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi: a. Kiriman Uang (Transfer) Jasa pengirimian uang lewat bank yang pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. b. Kliring (Clearing) Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam kota antarbank. c. Inkaso (Collection) Jasa penagihan warkat antarbank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro, atau surat-surat berharga lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri. d. Safe Deposit Box Jasa pelayanan ini memberikan layanan penyimpanan dokumen, berupa surat-surat atau benda berharga. 19 e. Bank Card (Kartu kredit) Jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM (Anjungan Tunai Mandiri) setiap hari. f. Bank Notes Bank Notes merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes bank menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing). g. Bank Garansi Jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha. h. Bank Draft Wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya.Wesel ini dapat diperjual belikan apabila nasabah membutuhkannya. i. Letter of Credit (L/C) Surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor- impor yang mereka lakukan. j. Cek Wisata (Travellers Cheque) Cek perjalanan yang biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan. 20 k. Menerima setoran-setoran 1) Pembayaran pajak 3) Pembayaran telepon 2) Pembayaran air 4) Pembayaran listrik l. Melayani pembayaran-pembayaran 1) Membayar gaji/Pensiun/honorarium 2) Pembayaran deviden 3) Pembayaran kupon 4) Pembayaran bonus/hadiah m. Bermain di dalam pasar modal Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi: 1) Penjamin emisi (underwriter) 2) Penjamin (guarantor) 3) Wali amanat (trustee) 4) Perantara perdagangan efek (pialang/broker) n. Dan jasa-jasa lainnya B. Kredit 1. Definisi Kredit Kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara 21 bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2. Jenis-jenis Kredit 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit Investasi Kredit Investasi adalah kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek untuk keperluan rehabilitas. b. Kredit modal kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dan operasionalnya. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secraa pribadi. c. Kredit perdagangan Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. 22 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. c. Kredit jangka panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. b. Kredit tanpa jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. 5. Dilhat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek 23 c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti, dose, dokter atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembanguan atau pembelian perumahan. h. Dan sektor-sektor lainnya 3. Tujuan Kredit 1. Mencari keuntungan Mencari keuntungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha masyarakat Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memrlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya. 24 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan di berbagai sektor. C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran merupakan rencana untuk menjabarkan pemasaran perusahaan dalam menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya terhadap lingkungannya sepanjang waktu menurut Tjiptono (2008:3) Menurut Gitosudarmo (1999:59) strategi pemasaran ialah pengelompokan pemasaran yang dititik beratkan pada pasar tertentu yang dapat terjangkau sasaran produksinya sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasarnya secara lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Strategi pemasaran ialah pengelompokan pemasaran yang dititik 2. Jenis Strategi Pemasaran Menurut Gitosudarmo (1999:60) pada dasarnya strategi pemasaran dibagi menjadi tiga antara lain: a. Strategi satu sasaran (single target) Dalam hal ini pengusaha memiliki salah satu segmen yang dipandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk dilayaninya dengan marketing mixnya. Strategi ini disebut Concentrated Marketing. 25 b. Strategi sasaran ganda (multy targets) Disini pengusaha memiliki dua atau beberapa bahkan mungkin semua segmen untuk dilayaninya tetapi dengan cara pelayanan atau strategi marketing mix yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini sering disebut sebagai differentiated marketing. c. Strategi kombinasi sasaran (combine targets) Strategi kombinasi sasaran dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen menjadi satu segmen yang lebih luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Hal ini pada umumnya dilakukan oleh pengusaha atas dasar pertimbangan ongkos, skala produksi yang ekonomis, atau karena perusahaan tidak memiliki dana atau sasaran produksi yang cukup untuk melayani masing-masing segmen dengan pelayanan atau strategi yang berbeda. Strategi ini sering disebut sebagai undiferentiated marketing. Pengusaha yang melakukan strategi ini haruslah berhati-hati karena semakin luas kombinasinya akan semakin tidak homogen pasar yang dihadapinya itu sehingga strategi yang dilakukannya dapat menjadi kurang efektif. 3. Konsep Strategi Pemasaran Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang 26 memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. 1. Bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa saja yang dapat dimasuki dimasa yang akan mendatang. 2. Bagaimana bisnis yang telah dipiih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (mauran pemasaran). Menurut Tjiptono (2008:7) Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terdapat faktor-faktor yaitu: a. Faktor Lingkungan Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis perusahaan. Selain iti faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan. 27 b. Faktor Pasar Perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktorfaktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi. c. Persaingan Kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing. d. Analisis Kemampuan Internal Analisis kemampuan internal perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. e. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian, baik melalui observasi maupun metode survai. 28 f. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break even point), penilaian risiko atau laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing. 4. Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kasali (2007:118) antara lain: 1) Segmenting Suatu proses untuk membagi-bagian atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang menurut wilayah pemasaran, pekerjaan, umur dan jenis kelamin. 2) Targeting Sasaran yang akan ditujukan dari satu atau beberapa segmen pasar untuk menjangkau pasar yang akan menjadi faktor kegiatan-kegiatan pemasaran dan menjangkau pasar. 3) Positioning Strategi komunikasi untuk memposisikan produk yang harus diingat diotak oleh konsumen, agar produk atau merek mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek. 29 Menurut Tjiptono (2008:65) Segmenting, Targeting, Positioning Strategi pemasaran dalam melayani pasarnya, yaitu: 1. Mass Marketing (Undifferentiated Marketing) Strategi ini sering disebut pula strategi agregasi pasar atau pemasaran tidak terdiferensiasi. Strategi ini didasarkan pada filosofi mass market, yang menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, tanpa ada segmen-segmen individual. Oleh karena itu, dalam strategi ini perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan semua pembeli dengan melakukan produksi massa, distribusi massa, dan promosi massa suatu produk. Strategi pemasaran massal bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan skala ekonomis, sehingga biaya dan harganya rendah dan dapat menjangkau sebanyak mungkin pembeli potensial. Namun ada masalahnya juga, yaitu mengabaikan perbedaan selera konsumen dan kemungkinan perubahan preferensi mereka yang bisa menyebabkan penurunan penjualan (bahkan bisa mengancam kelangsungan usaha). 2. Product-Variety Marketing (Differentiated Marketing) Perusahaan berusaha menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Strategi ini lebih menekankan penyediaan berbagai macam produk kepada pembeli dari pada usaha menarik berbagai segmen pasar yang berbeda. Dasar pemikiran strategi ini adalah bahwa pelanggan memiliki selera masing-masing dan selera tersebut berubah sepanjang waktu. Oleh karena itu pelanggan 30 membutuhkan variasi dan perubahan, perusahaan berupaya menawarkan sebanyak mungkin produk yang bisa memenuhi semua varian tersebut. 3. Target Marketing Target marketing perusahaan melakukan segmentasi pasar, kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen-segmen yang dipilih tersebut. Ada dua tipe strategi yang bisa dipilih yaitu: a. Berkonsentrasi pada segmen tunggal (concentrated marketing) Perusahaan memilih segmen tunggal, maka diharapkan perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan, motivasi, dan kepuasan setiap anggota segmennya. Akan tetapi, risiko besar juga siap menghadang penerapan strategi ini. concentrated marketing tidak memungkinkan penyebaran risiko pemasaran. Oleh karena itu, bila ada penurunan dalam daya beli segmen pasar yang dipilih, terjadi perubahaan selera, atau semakin banyak pesaing yang masuk ke dalam industri, maka profitabilitas perusahaan akan mengalami penurunan. Pada umumnya strategi ini lebih banyak dijumpai penerapannya dalam memasarkan produk konsumen. b. Multisegment marketing Perusahaan memilih dua atau lebih segmen pasar dan menyusun bauran pemasaran yang terpisah bagi setiap segmen tersebut. Strategi 31 ini bisa memberikan beberapa manfaat potensial, seperti volume penjualan, laba, pangsa pasar yang lebih besar, dan skala ekonomis dalam pemanufakturan dan pemasaran. ada pula risiko dan biayanya, di antaranya biaya desain produksi, biaya promosi, biaya persediaan, biaya riset pemasaran, biaya penanganan/manajemen (terutama waktu ekstra dari pihak manajemen untuk melakukan koordinasi), dan kemungkinan terjadi kanibalisasi. 5. Lima pola target pasar Menurut Tjiptono (2008:76) keputusan mengenai target segmen pasar yang ingin dilayani dapat berupa lima pola yaitu: a. Konsentrasi Segmen Tunggal Perusahaan memilih berkonsentrasi pada satu segmen tertentu. Melalui konsentrasi dan spesialisasi produksi, distribusi, dan promosi pada satu segmen saja, maka perusahaan dapat memperoleh posisi pasar yang kuat dalam segmen yang dipilih. Posisi yang kuat didapat dari pemahaman kebutuhan pelanggan yang lebih baik dan reputasi khusus yang diperoleh. Meskipun demikian, keputusan ini juga mengandung risiko yang lebih besar daripada risiko normal. Apabila terjadi perubahan selera konsumen atau jika banyak pesaing yang tertarik memasuki segmen pasar perusahaan, bersangkutan bisa terdepak dari area bisnis. maka perusahaan yang 32 b. Spesialisasi Selektif Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki. Keunggulan keputusan ini adalah pada penyebaran risiko, dimana bila terjadi penurunan pada salah satu segmen, maka penjualan perusahaan tidak terlalu terpengaruh, karena tetap memperoleh pendapatan dari segmen lainnya. c. Spesialisasi Pasar Spesialisasi pasar, perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu. d. Spesialisasi Produk Spesialisasi produk, perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar. e. Pelayanan Penuh (Full Market Coverage) Pelayanan penuh, perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang sanggup menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar. 6. Atribut Produk Menurut Tjiptono (2008:103-108) Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk adalah sebagai berikut: 33 1. Merek Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol atau lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualiatas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu: Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengendalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. Untuk mengendalikan pasar. Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan yaitu: Merek harus khas atau unik. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya. 34 Merek harus menggambarkan kualitas produk. Merek harus mudah diucapkan, dikenali. Dan diingat. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam bahasa lain. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produkproduk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk. 2. Kemasan Pengemasan (packaging) merupaka proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi: Sebagai pelindung isu (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkan (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistic, warna, bentuk, maupun desainnya. Sebagai identitas (image) produk. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani. 35 Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang 3. Pemberian Label (Labeling) Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding. Secara garis besar terdapat tiga macam label yaitu: a. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan. b. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk, serta karakteristikkarakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. c. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualiats produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. 4. Layanan Pelengkap (Supplementary Services) Produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan. Baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. 36 Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu denga tipe bisnis yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Lovelock pada buku strategi pemasaran Tjiptono (2008:107) Layanan pelengkapan dalam diklasifikasikan menjadi delapan kelompok yaitu: a. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi mengenai cara menggunakan produk inti atau layanan pelengkap, peringatan (warnings), kondisi penjualan/layanan, pemberitahuan adanya perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi rekening, tanda terima dan tiket. b. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan konsultasi manajemen/teknis. c. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu: jasa langganan, jasa berbasis kualitatif (misalnya perguruan tinggi), order entry, dan reservasi (tempat duduk, meja, ruang, professional appointments, admisi untuk fasilitas yang terbatas (contohnya pameran). d. Hospitality, di antaranya sambutan, food and beverages, toilet dan kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (majalah, sekuriti. hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi, dan 37 e. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk, menangani komplain, pujian atau saran, pemecahan masalah (jaminan dan garansi atas kegagalan pemakaian produk; kesulitan yang muncul dari pemakaian produk; kesulitan yang disebabkan kegagalan produk, termasuk masalah dengan staf atau pelanggan lainnya), dan restitusi (pengembangan uang, kompensasi, dan sebagainya). f. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening, dan self-billing. g. Pembayaran, berinteraksi berupa dengan swalayan personil oleh pelanggan, perusahaan yang pelanggan menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi. 5. Jaminan (Garansi) Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produkk ditukar), dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama. 38 7. Tujuan Penetapan Harga Menurut Tjiptono (2008:152) pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu: 1. Tujuan Berorientasi pada Laba Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Perusahaan tidak mungkin mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. 2. Tujuan Berorientasi pada Volume Perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, perusahaan tour dan travel, dan penyelenggara seminar-seminar. 3. Tujuan berorientasi pada Citra Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra nilai tertentu (image of value). Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan. 39 4. Tujuan Stabilisasi Harga Tujuan stabilisasi harga pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industriindustri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi 5. Tujuan-tujuan Lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan uang, atau menghindari campur tangan pemerintah. Organisasi nonprofit juga dapat menetapkan tujuan penetapan harga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partial cost recovery, full cost recovery, atau untuk menetapkan social price. 8. Faktor-faktor pertimbangkan dalam penetapan harga Menurut Kotler dan Armstrong (1994) dalam bukunya Strategi Pemasaran Tjiptono (2008:154) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu: 1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan pemasaran perusahaan Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal 40 kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial. b. Strategi bauran pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi. c. Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel). d. Organisasi Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk. Dalam pasar industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna menetapkan rentang harga tertentu. 41 2. Faktor Lingkungan Eksternal a. Sifat pasar dan permintaan Perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli, dan elastisitas permintaan. b. Persaingan Menurut Porte (1985) dalam bukunya Strategi Pemasaran Tjiptono (2008:156) Persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi: 1. Jumlah perusahaan dalam industri Perusahaan secara teoretis bebas menetapkan harganya seberapa pun. Akan tetapi sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga terjadi. Produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin industri yang leluasa menetukan perubahan harga. 2. Ukuran relatif setiap anggota dalam industri Perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanya menjadi pengikut. 42 3. Diferensiasi produk Perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harga, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industri. 4. Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan Industri mudah untuk dimasuki maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan masuk ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa: a. Persyaratan teknologi b. Investasi modal yang besar c. Ketidak tersediaan bahan baku pokok atau utama d. Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan- perusahaan yang telah ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru e. Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan- perusahaan yang sudah ada c. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, tingkat suku bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan). 43 9. Bauran Promosi Menurut Gitosudarmo (1994:237) alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk, dapat dipilih beberapa cara yaitu: 1. Iklan atau Advertensi Iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Iklan dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, televisi ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. Dengan membaca atau melihat iklan itu diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan tersebut. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. Bentuk lain yang termasuk pula dalam sales promotion adalah dengan memberikan kepada konsumen contoh atau sample produk kepada pengunjung toko secara gratis, demonstrasi yang sering dilakukan oleh pengusaha untuk mempromosikan atau menjual produk tersebut. 44 3. Publisitas Publisitas merupakan cara yang digunakan oleh pengusaha untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang dipasarkannya. Cara ini dilakukan dengan cara memuat berita tentang produk atau perusahaan yang menghasilkan produk tersebut di media mass, misalnya saja berita di surat kabar, berita di radio atau televisi maupun majalah tertentu dan sebagainya. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara cepat, sehingga sering disebut sebagai suatu usaha untuk “mensosialisasikan atau memasyarakatkan” suatu produk. 4. Personal Selling Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya. Dengan melakukan kontak secara langsung diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dan konsumennya. Kontak langsung dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumennya karena dalam hal ini pengusaha dapat mengetahui keinginan dan selera konsumennya serta gaya hidupnya dan dengan demikian makan pengusaha dapat menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen secara lebih tepat sesuai dengan konsumen yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kategori personal selling adalah: 45 Door to door selling Mail Order Telephone Selling Direct Selling D. Pemasaran Bank 1. Pengertian Pemasaran Bank Menurut Mugi Raharjo (2009:17) definisi pemasaran merupakan suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan sebuah produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberi kepuasan. Menurut Kasmir (2012:193) pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah akan suatu produk dan jasa bank yang ditujukan untuk memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya. 2. Pemasaran Pada Bank Menurut Rahardjo (2009:20) dalam implementasinya, penerapan bauran pemasaran yang meliputi: a. Product Produk yang penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa bank adalah atribut yang menyertai, seperti: sistem, prosedur dan 46 pelayanannya. Desain produk dan jasa bank juga memperhatikan halhal yang berkaitan dengan ukuran bentuk, dan kualitas. b. Price Harga dalam produk dan jasa bank, berupa kontra prestasi dalam bentuk suku bunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjaman, serta fee untuk jasa-jasa perbankan. c. Promotion Kegiatan promosi pada produk dan jasa bank pada umumnya dilakukan melalui iklan di media masa, atau televisi. Konsep kegiatan promosi secara menyeluruh meliputi periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), pelatihan penjualan (sales training), penelitian pemasaran & pengembangan (marketing research & development). d. Place Place disebut juga saluran distribusi. Saluran distribusi produk dan jasa bank, berupa kantor cabang, yang secara langsung menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet. e. People Ciri bisnis bank adalah dominannya unsur personal approach, baik dari jajaran front office, back office sampai tingkat manajerial. Pada pekerja bank dituntut untuk melayani nasabahnya secra optimal. 47 f. Process Meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakuakn oleh bank terhadap produk dan jasa bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikan penilaian, apakah pelayanan cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang cepat, walaupun bagi bank akan menimpulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman. 3. Tujuan Pemasaran Bank Tujuan pemasaran bank menurut Kasmir (2012:196) adalah untuk : a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. 48 4. Konsep-konsep Pemasaran Bank Konsep-konsep pemasaran bank yang dimaksud menurut Rahardjo (2009:19) adalah sebagai berikut : a. Konsep Produksi Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. b. Konsep Produk Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang mencolok. c. Konsep Penjualan Konsep penjualan biasanya diterapkan pada produk-produk asuransi atau ensiklopedia juga untuk lembaga nirlaba seperti parpol. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usahausaha promosi yang gencar. d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. 49 e. Konsep pemasaran kemasyarakatan Konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 4. Lingkungan Pemasaran Bank Lingkungan pamasaran bank dibagi menjadi dua menurut Kasmir (2012:200) adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Mikro a. Manajemen bank itu sendiri Manajemen bank itu sendiri adalah kemampuan dari masing-masing fungsi manajemen yang ada di dalam bank untuk bekerja sama. Kerja sama yang baik akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan, demikian pula sebaliknya. Artinya, masingmasing fungsi saling mendukung kegiatan pemasaran yang dijalankan. b. Pemasok Pemasok merupakan perusahaan yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan barang dan jasa, seperti peralatan, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar atau listrik. 50 c. Perantara Pemasaran Perantara pemasaran adalah perusahaan yang membantu perusahaan mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang-barang ke pembeli akhir, seperti perusahaan distribusi, biro jasa pemasaran dan perantara keuangan (pedagang grosiran atau pedagang eceran). d. Nasabah (Pelanggan) Nasabah adalah konsumen yang membeli atau menggunakan produk yang dijual atau ditawarkan oleh bank. e. Pesaing Pesaing bank merupakan lawan bank kita yang memproduksi atau menjual barang yang sejenis di wilayah tertentu. Pesaing terdiri dari pesaing yang sama atau sejenis, yaitu bank-bank dan pesaing yang jauh atau pesaing yang menjual produk yang mirip dijual oleh produk bank seperti lembaga keuangan lainnya. f. Publik Kelompok manapun yang mempunyai minat nyata atau minat potensial atau dampak terhadap kemampuan sebuah organisasi mencapai sasaran. 2. Lingkungan Makro a. Lingkungan Demografis Lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk disuatu wilayah, lokasi penduduk, usia penduduk, jenis kelamin, pendidikan, urbanisasi. 51 b. Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan tingkat hargaharga umum. Yang menyebabkan perubahan daya beli adalah perubahan pendapatan dan perubahan harga-harga dipasar. c. Lingkungan Alam Sumber daya alam yang dibutuhkan seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi, tingkat polusi. Pengaruhnya adalah kekurangan bahan baku, meningkat biaya energi, meningkatnya tingkat polusi, campur tangan pemerintah dalam lingkungan sumber daya alam. d. Lingkungan Teknologi Kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru serta mampu menangkap peluang-peluang yang ada. e. Lingkungan Politik dan undang-undang yang mengawasi perusahaan seperti badan pemerintahan, kelompok penekan yang memengaruhi dan membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam suatu masyarakat seperti tumbuhnya lembaga swadaya masyarakat (LSM). f. Lingkungan Kultural Lingkungan kultural adalah lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang memengaruhi nilai di masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat.