Ringkasan Kreatif Khalayak Target Ringkasan Kreatif untuk Kampanye di Teluk Kolono Khalayak Sasaran 1: Nelayan di lima desa (Lambangi,Tumbu-Tumbu jaya,Ngapawali, Batu Putih dan Rumba-Rumba) Pernyataan masalah Perairan Teluk Kolono merupakan kawasan perairan tempat nelayan menggantungkan hidupnya, rumah berbagai ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting, kampanye bangga yang akan dilakukan di lima desa bertujuan agar ikan tetap ada Tutupan terumbu karang keras hidup di desa Ngapawali dan dan desa Tumbu-Tumbu Jaya masing-masing 31,7% dan 35,67% akan menjadi target konservasi dalam kampanye karena terumbu karang merupakan habitat berbagai jenis biota laut dan sebagai tempat mencari makan,berlindung dari arus dan predator, berkembang biak, dan sebagai tempat pembesaran. Ancaman langsung yang akan disasar dalam kampanye bangga adalah nelayan masih menangkap ikan di Daerah Perlindungna Laut (DPL) desa Ngpawali dan Tumbu-Tumbu Jaya. Faktor ancaman pendukung utama adalah nelayan belum memahami manfaat dari Daerah Perlindungan Laut, nelayan belum mengatahui aturan yang berlaku di Daerah Perlindungan dan nelayan belum mengetahui fungsi Kelompok Kerja Masyarakat (POKMASWAS) (Persona) Khalayak sasaran Nelayan-nelayan di lima desa yang terdiri dari desa Tumbu-Tumbu Jaya, Lambangi, Batu Putih, Ngapawali dan Rumba-Rumba yang mencari ikan di Teluk Kolono berjumlah 362 orang yang semuanya berjenis kelamin laki-laki dan berumur 16 sampai 55 tahun . Nelayan yang ada di lima desa,sebagian besar tingkat Pendidikannya tamatan SD sampai Perguruan Tinggi. Berbagai jenis alat tangkap yang digunakan dalam menangkap ikan seperti payang, Pancing rawai, Pukat, pancing dan bagan. Lima tahun yang lalu hasil tangkapan lumayan banyak dan lokasi mencari ikan tidak terlalu jauh akan tetapi dalam satu tahun terakhir ini hasil tangkapan mulai menurun sebagai akibat dari pengguanaaan bahan peledak sebagai alat tangkap dan banyaknya jenis alat tangkap nelayan yang beroperasi di wilayah Teluk Kolono Dengan panjang garis pantai ± 54 km² dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya pada perairan teluk, karena memiliki potensi terumbu karang, lamun dan hutan mangrove merupakan lokasi tempat berkembang biaknya ikan namun hasil tangkapan ikan dari nelayan mulai berkurang Dengan adanya kawasan yang akan dilindungi lokasi penangkapan ikan nelayan akan jauh dari lokasi biasanya mencari ikan, hasil tangkapan akan berkurang dan biaya operasional akan bertambah sehingga berdampak pada tingkat pendapatan nelayan, tetapi bila kawasan ini dijaga oleh mereka manfaatnya akan sangat besar untuk mereka seperti hasil tangkapan akan banyak lokasi penangkapan ikan tidak terlalu jauh dan bdapat mengurangi biaya operasional. Nelayan di lima desa belum memahami manfaat Daerah Perlindungan Laut dan aturan yang berlaku di daerah perlindungan laut serta fungsi POKMASWAS karena ketidak tahuan nelayan maka nelayan masih menangkap ikan dalam Daerah pelindungan, untuk beralih menangkap ikan ke lokasi lain maka nelayan membutuhkan proses dan beradaptasi nelayan sudah biasa dengan lokasi tempat mencari ikan, nelayan mencari ikan dalam Daerah Perlindungan Laut karena nelayan sudah mengetahui bahwa disitu ikan biasa berkumpul dan ombak yang tidak terlalu besar serta biaya operasional tidak terlalu mahal. Tindakan yang diinginkan Nelayan menangkap ikan diluar Daerah Perlindungan Laut (DPL) Nelayan mau terlibat dalam pembuatan kesepakatan desa mengenai DPL Nelayan mau terlibat dalam pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Penyingkiran halangan Nelayan berpartisipasi dalam pembuatan kesepakatan desa mengenai DPL Nelayan berpatisipasi dalam pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat Pengawas Perairan(POKMASWAS) Pertukaran manfaat Dukungan Citra Celah/Peluang Unsur-unsur Ketersediaan ikan karang akan tetap ada terus Terumbu karang dapat pulih kembali Mendapat pengetahuan baru mengenai manfaat DPL Daerah Penangkapan Ikan tidak terlalu jauh Biaya operasional yang dikeluarkan tidak terlalu besar Hasil tangkapan akan semakin banyak. Mendapatkan pengetahuan baru mengenai fungsi POKMASWAS Hasil penelitian RARE dan DKP mengenai tutupan karang keras hidup di desa Ngapawali dan Tumbu-Tumbu jaya masing 31,7% dan 35,67% berada dalam kondisi “sedang” (KepMenLH No.04/2001) Dukungan alat tangkap seperti pemberian mesin katinting dari DKP konawe selatan Kesepakatan desa mengenai DPL UU perikanan no 31 tentang perikanan UU No 27 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Nelayan lebih dihargai didesanya Nelayan tetap sejahtera dengan mencari ikan di luar Daerah Perlindungan Laut Nelayan peduli dengan keluarganya Nelayan bangga menjadi anggota POKMASWAS Nelayan bangga ikut menjaga tersedianya ikan sebagai sumber makanan Nelayan bangga dapat menafkahi keluarganya Nelayan sering berkumpul di warung setiap sore di setiap desanya Nelayan sering ikut shalat juma,at berjamaah Nelayan sering bekerja secara gotong royong baik itu di balai desa, membangun rumah, membersihkan rumah ibadah, maupun acara perkawinan Nelayan sering menghadiri kegiatan keagaaman seperti maulid nabi dan isra mi,rad Logo lembaga : Pemda Konawe Selatan dan RARE kreatif/Komponen wajib Materi kampanye Logo dan slogan kampanye Gambar orang ikut pertemuan Gambar manfaat dari Daerah Perlindungan Laut Warna biru sesuai warna laut Warna ungu melambangkan kesejahteraan bagi warga desa Batu Putih Warna merah melambangkan kesejahteraan bagi warga desa Ngapawali Warna cream melambangkan kesejahteraan bagi warga desa RumbaRumba Warna Hijau melambangkan kesejahteraan bagi warga desa TumbuTumbu Jaya Warna Biru melambangkan kesejahteraan bagi warga desa Lambangi Gambar nelayan menangkap diluar DPL Jangan menggunakan warna hitam sebab identik dengan malapetaka atau pembawa sial di lima desa Poster, Baliho, Kaos, spanduk, lembar fakta, gelas, kalender, kuis konservasi khusus nelayan, lomba sepakbola khusus nelayan, Topi