PERATURAN WALIKOTA METRO NOMOR

advertisement
PERATURAN WALIKOTA METRO
NOMOR.................................................
TENTANG
PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA METRO
WALIKOTA METRO
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan penelitian dan peningkatan
kreatifitas dan efektifitas penelitian serta peningkatan koordinasi dengan
instansi/lembaga lain dalam kegiatan penelitian dan pengembangan,
maka perlu ditetapkan suatu pedoman yang dapat dijadikan landasan
dalam penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan.
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf (a) diatas, perlu
untuk menetapkan peraturan walikota metro tentang pedoman penelitian
dan pengembangan di lingkungan pemerintah Kota Metro.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur, dan
Kotamadya Dati II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3825);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
5. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
8. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor
12 Tahun 2010.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN
PENELITIAN
WALIKOTA
DAN
METRO
TENTANG
PENGEMBANGAN
DI
PEDOMAN
LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA METRO.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Kota Metro.
2.
Pemerintah Daerah adalah Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
3.
Walikota adalah Walikota Metro.
4.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau
hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan dalam negeri dan menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan
kebijakan pemerintahan.
5.
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada, atau
menghasilkan teknologi baru yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam
negeri.
6.
Pengkajian adalah penelitian terapan yang bertujuan memecahkan permasalahan yang
sedang berkembang yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan jangka
panjang lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.
7.
Penerapan adalah pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta
difusi teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.
8.
Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau
inovasi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk
dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang
dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam suatu
kelompok kerja fungsional yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam
negeri.
9.
Pengoperasian adalah kegiatan yang meliputi uji pelaksanaan rekomendasi, evaluasi,
desiminasi untuk efektifitas dan efisiensi suatu alternatif kebijakan dan/atau program
yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.
10. Kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan adalah rangkaian kegiatan ilmiah
yang bertujuan menghasilkan pemahaman baru dan mengembangkan penerapan praktis
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
11. Ilmu
pengetahuan
adalah
rangkaian
pengetahuan
yang digali,
disusun,
dan
dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang
dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun
eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala kemasyarakatan
tertentu.
12. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari
penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai
bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.
13. Bappeda Kota Metro adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Metro yang memiliki
tugas pokok melaksanakan perencanaan pembangunan di Kota Metro.
14. Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah salah satu bidang di Bappeda Kota Metro
yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan dengan memiliki tugas pokok dan fungsi
menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
pengoperasian serta administrasi dan manajemen kelitbangan di bidang penyelenggaraan
peremintahan daerah.
15. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang.
16. Peneliti adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak oleh pejabat berwenang untuk melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian,
penerapan, perekayasaan, dan pengoperasian di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Pasal 3
(1) Kelitbangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 terdiri dari kegiatan utama dan
kegiatan pendukung.
(2) Kegiatan utama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a.
Penelitian;
b.
Pengembangan;
c.
Pengkajian;
d.
Penerapan;
e.
Perekayasaan, dan;
f.
Pengoperasian.
(3) Kegiatan pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a.
Peningkatan kapasitas kelembagaan;
b.
Ketata laksanaan;
c.
Sumberdaya manusia, dan;
d.
Sumberdaya organisasi lainnya.
BAB III
TUGAS KEWENANGAN, DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
KEWENANGAN
Pasal 4
(1) Kelitbangan Pemerintah Kota Metro merupakan kewenangan dan tanggung jawab
Bappeda yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan.
(2) Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a.
Pemerintahan umum;
b.
Otonomi;
c.
Administrasi dan manajemen pemerintahan;
d.
Kesatuan bangsa dan politik lokal;
e.
Penataan wilayah;
f.
Kependudukan dan catatan sipil;
g.
Pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat;
h.
Pengelolaan pembangunan daerah;
i.
Pengelolaan keuangan daerah;
j.
Pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia aparatur;
k.
Kebijakan penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota; dan
l.
Bidang pemerintahan daerah yang lainnya sesuai kebutuhan dan kewenangan
pemerintahan Kota Metro.
Bagian Kedua
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 5
Bappeda Kota Metro yang melaksanakan fungsi kelitbangan memiliki tugas:
a.
Menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program kelitbangan pemerintahan
Kota Metro;
b.
Melaksanakan dan mengoordinasikan kelitbangan pemerintahan di wilayah Kota Metro;
c.
Memberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Walikota dan SKPD di
lingkungan Kota Metro.
BAB IV
ORGANISASI
Pasal 6
Organisasi kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro terdiri atas:
a.
Tim Pengendali Mutu;
b.
Tim Fasilitasi;
c.
Tim Pelaksana.
Pasal 7
(1) Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, beranggotakan:
a.
Kepala Bappeda Kota Metro;
b.
Pejabat struktural di bidang Litbang Bappeda;
c.
Tenaga ahli/pakar/profesi bidang-bidang lainnya.
(2) Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a.
Memberikan penilaian atas seluruh rangkaian kelitbangan;
b.
Melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan kelitbangan;
c.
Memberikan saran dan masukan kepada majelis pertimbangan guna penyempurnaan
kelitbangan; dan
d.
Melaporkan hasil pengendalian mutu kelitbangan kepada majelis pertimbangan.
(3) Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
Keputusan Walikota.
Pasal 8
(1) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, beranggotakan:
a.
Sekretaris Bappeda Kota Metro;
b.
Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota Metro;
c.
Pejabat struktural eselon IV di lingkungan Bappeda Kota Metro;
d.
Tenaga ahli/pakar/profesi bidang-bidang lainnnya.
(2) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a.
Memberikan dukungan percepatan penyelenggaraan kelitbangan;
b.
Memberikan pelayanan adminitratif dan manajerial, bantuan, dan dorongan demi
kelancaran kelitbangan;
c.
Memberikan peluang kemudahan, bantuan, dan dorongan kepada tim pelaksana
kelitbangan di lingkungan pusat litbang;
d.
Memberikan peluang kemudahan, bantuan, dan dorongan kepada pemerintahan
daerah;
e.
Menjaga penyelenggaraan kelitbangan dapat dilakukan secara efisien, efektif,
ekonomis, produktif, dan berkelanjutan sesuai kaidah ilmiah dan peraturan
perundang-undangan; dan
f.
Melaporkan hasil fasilitasi kelitbangan kepada Kepala Bappeda Kota Metro yang
melaksanakan fungsi kelitbangan.
(3) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Walikota.
Pasal 9
(1) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf c, beranggotakan:
a.
Pejabat fungsional peneliti/perekayasa;
b.
Pejabat struktural; dan
c.
Tenaga ahli/pakar/profesi bidang-bidang lainnya.
(2) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a.
Melaksanakan kelitbangan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan;
b.
Melaporkan hasil pelaksanaan kelitbangan secara berkala kepada Kepala Bappeda
Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan.
(3) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Walikota.
BAB V
TAHAPAN KEGIATAN PENDUKUNG KELITBANGAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Kegiatan pendukung kelitbangan dilaksanakan secara bertahap dari perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
Bagian Kedua
Perencanaan
Pasal 11
(1) Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan, menyusun rencana
program kerja kegiatan pendukung kelitbangan.
(2) Rencana program kerja kegiatan pendukung kelitbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. Rencana program kerja lima tahunan; dan
b. Rencana program kerja tahunan.
Pasal 12
(1) Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan menyusun rencana
kerja 5 (lima) tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a,
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro.
(2) Rencana kerja 5 (lima) tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro
ditetapkan.
Pasal 13
(1) Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan menyusun rencana
kerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b, berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro dan Rencana Program
Kerja Pendukung 5 (lima) tahunan.
(2) Penyusunan
rencana
program
kerja
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
mengikutsertakan SKPD dan pemangku kepentingan lainnya.
(3) Penyusunan rencana program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain:
a. Kebijakan dan program terkait;
b. Metode;
c. Waktu;
d. Lokasi;
e. Kelembagaan;
f. Sumberdaya manusia aparatur;
g. Sarana prasarana;
h. Fasilitas pendukung; dan
i. Pembiayaan.
(4) Rencana program kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun paling
lambat Bulan Januari tahun sebelumnya.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan
Pasal 14
Pelaksanaan rencana program kerja 5 (lima) tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
(1) Pelaksanaan rencana program kerja tahunan sebagaimana dimaksud Pasal 13
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan rencana program kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan swakelola dan/atau kerjasama dengan pihak lain sesuai peraturan
perundang-undangan.
Bagian Keempat
Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 16
(1) Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan melakukan pemantauan
dan evaluasi penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
(2) Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kelitbangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Rencana program kelitbangan;
b. Pelaksanaan kelitbangan; dan
c. Hasil kelitbangan.
Pasal 17
(1) Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota
Metro sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) dilaporkan oleh Bappeda yang
melaksanakan fungsi kelitbangan kepada Walikota Metro.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kelitbangan sebagaimana ayat (1)
dilaporkan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Bagian Kelima
Pelaporan
Pasal 18
Pelaksanaan program kerja lima tahunan dan program kerja tahunan kelitbangan Pemerintah
Kota Metro dilaporkan dalam bentuk dokumen laporan berdasarkan indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
BAB VI
TAHAPAN KEGIATAN UTAMA
Pasal 19
(1) Kegiatan utama kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro dilaksanakan secara
bertahap dimulai dari perumusan kertas konsep ide (idea concept paper/ICP),
penyusunan kerangka acuan kerja (term of reference/ToR), penyusunan usulan penelitian
(proposal), penyusunan rancangan penelitian (research design), dan laporan akhir (final
report).
(2) Kegiatan utama kelitbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih
lanjut dalam pedoman teknis tahapan kegiatan.
Pasal 20
(1) Kegiatan utama kelitbangan dilaporkan oleh tim pelaksana kepada tim pengendali mutu
dalam bentuk laporan akhir dan ringkasan eksekutif.
(2) Laporan kegiatan utama kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan rekomendasi.
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Bappeda Kota
Metro yang melaksanakan fungsi kelitbangan kepada Walikota dengan tembusan kepada
SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
BAB VII
DATA BASE
Pasal 21
(1) Penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro didokumentasikan
dalam data base.
(2) Data base kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk soft copy dan
atau hard copy.
Pasal 22
Data base kelitbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 sebagai dasar penyusunan
rencana program kerja kelitbangan.
BAB VIII
SUMBER DAYA KELITBANGAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 23
Sumberdaya manusia kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro terdiri dari:
a.
Peneliti;
b.
Perekayasa; dan
c.
Tenaga lainnya.
Bagian Kedua
Peneliti
Pasal 24
Peneliti penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro terdiri dari:
a.
Pejabat
fungsional
peneliti
yang
berada
pada
Bappeda
Kota
Metro
yang
menyelenggarakan fungsi kelitbangan;
b.
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi, diberi tugas dan tanggung jawab untuk
melakukan kelitbangan yang ditunjuk oleh Kepala Bappeda selaku penyelenggaraan
fungsi kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Pasal 25
Dalam penyelenggaraan kelitbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, peneliti di
lingkungan Pemerintah Kota Metro dapat melibatkan:
a.
Pejabat fungsional peneliti dari lembaga teknis daerah dan lembaga lain;
b.
Akademisi;
c.
Lembaga kajian swasta; dan/atau
d.
Tenaga ahli/pakar/profesi bidang-bidang lainnya.
Bagian Ketiga
Perekayasa
Pasal 26
(1) Perekayasa di lingkungan Pemerintah Kota Metro dijabat oleh pegawai negeri sipil
dengan hak dan kewajiban yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
(2) Penetapan Perekayasa di lingkungan Pemerintah Kota Metro sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 27
(1) Perekayasa sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (1) berada pada SKPD Kota Metro
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2) Perekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh Bappeda yang
menjalankan fungsi kelitbangan.
Pasal 28
(1) Dalam menjalankan tugas perekayasaan di lingkungan Pemerintah Kota Metro, dibentuk
tim fungsional kerekayasaan yang sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) orang
perekayasa yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Metro yang ditandatangani
pimpinan SKPD Kabupaten/Kota.
(2) Dalam hal tugas kerekayasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan
keahlian khusus, tim fungsional kerekayasaan dapat melibatkan:
a. Pejabat fungsional peneliti dari SKPD lain di lingkungan Pemerintah Kota Metro;
b. Akademisi;
c. Lembaga kajian swasta; dan/atau
d. Tenaga ahli/pakar/profesi bidang-bidang lainnya.
(3) Tim fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir setelah tugas kerekayasaan
selesai.
Pasal 29
(1) Susunan keanggotaan tim fungsional kerekayasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28, terdiri dari kepala program dan anggota.
(2) Komponen yang akan melakukan perekayasaan di Kota Metro dapat membentuk tim
fungsional kerekayasaan yang bertanggung jawab kepada Kepala SKPD yang
bersangkutan.
(3) Keanggotaan Tim fungsional kerekayasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disesuaikan dengan kebutuhan dan proses tugas kerekayasaan.
Bagian Keempat
Tenaga Lainnya
Pasal 30
Tenaga lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, di Kota Metro terdiri dari:
a.
Pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan struktural di Bappeda yang
menjalankan fungsi kelitbangan;
b.
Pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional khusus selain peneliti dan
perekayasa di Bappeda yang menjalankan fungsi kelitbangan; dan
c.
Pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional umum di Bappeda yang
menjalankan fungsi kelitbangan; dan
d.
Pegawai tidak tetap sesuai kebutuhan di Bappeda yang menjalankan fungsi kelitbangan.
Bagian Kelima
Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelitbangan
Pasal 31
(1) Penetapan formasi dan rekrutmen sumberdaya manusia kelitbangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 dilakukan melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja
sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia kelitbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23, dilakukan pembinaan profesi dan karier.
(3) Pembinaan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui kegiatan
antara lain:
a. Pendidikan jenjang akademis;
b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Studi komparasi;
d. Magang;
e. Seminar; dan
f. Lokakarya.
(4) Pembinaan karier sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan cara mutasi
dan/atau promosi dari jabatan fungsional ke jabatan struktural atau sebaliknya sesuai
peraturan perundang-undangan.
Bagian Keenam
Sarana Prasarana Kelitbangan
Pasal 32
(1) Sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung kelitbangan pemerintahan Kota Metro antara
lain:
a. Gedung/ruang kerja;
b. Laboratorium data;
c. Perpustakaan;
d. Basis data;
e. Media cetak/elektronik;
f. Teknologi informasi; dan
g. Fasilitas operasional transportasi.
(2) Sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
menjamin kualitas hasil kelitbangan pemerintahan Kota Metro.
Bagian Ketujuh
Kode Etik Peneliti dan Perekayasa
Pasal 33
Kode etik peneliti dan penelitian di lingkungan Pemerintah Kota Metro diatur lebih lanjut
oleh organisasi profesi peneliti.
Pasal 34
Kode etik perekayasa dan kerekayasaan di lingkungan Pemerintah Kota Metro diatur lebih
lanjut oleh organisasi profesi perekayasa.
BAB IX
KERJASAMA
Pasal 35
(1) Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan di Kota Metro dapat
bekerja sama dengan lembaga litbang, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya dalam
pelaksanaan kelitbangan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB X
HASIL KELITBANGAN
Bagian Kesatu
Hasil Kelitbangan
Pasal 36
(1) Hasil kelitbangan Pemerintah Kota Metro menjadi bahan masukan perumusan kebijakan
dan pengembangan perspektif penyelenggaraan pemerintahan di Kota Metro.
(2) Hasil kelitbangan Pemerintah Kota Metro sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
menjadi bahan rekomendasi kepada komponen di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
(3) Hasil kelitbangan Pemerintah Daerah Kota Metro sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat menjadi bahan rekomendasi kepada SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Bagian Kedua
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Pasal 37
(1) Hasil kelitbangan berupa inovasi, invensi, dan/atau bentuk lainnya difasilitasi oleh
Bappeda Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan untuk mendapatkan
HAKI sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) HAKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimiliki oleh Bappeda Kota Metro yang
menyelenggarakan fungsi kelitbangan di Kota Metro.
(3) HAKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didokumentasikan oleh Bappeda Kota
Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan di Kota Metro.
Bagian Ketiga
Publikasi
Pasal 38
Publikasi hasil kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Metro dilakukan oleh Bappeda
Kota Metro yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan di Kota Metro.
BAB XI
PEMBINAAN
Pasal 39
Walikota melalui Bappeda yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan melakukan pembinaan
kelitbangan di lingkungan pemerintah Kota Metro.
BAB XII
PEMBIAYAAN
Pasal 40
Biaya penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan pemerintah Kota Metro bersumber dari:
a.
APBN;
b.
APBD; dan
c.
Sumber lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.
Pasal 42
Peraturan walikota ini berlaku pada tanggal di tetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah.
Ditetapkan di
: Metro
Pada Tanggal
:
WALIKOTA METRO,
LUKMAN HAKIM
Download