SURYA 55 Vol.03, No.XIX, September 2014

advertisement
PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN
SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR’AN DI BPS DIANA ERNAWATI,
Amd. Keb. PARENGAN KECAMATAN MADURAN
TAHUN 2013
Heny Ekawati
…………......……….……
…
…
ABSTRAK…
…
… ...... ………. ……
……
Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif, bagian normal
dari proses persalinan akibat terstimulasinya saraf sensorik yang disebabkan oleh dilatalasi dan
penipisan serviks. Masalah penelitian adalah masih banyak atau 60 % ibu bersalin yang
mengalami nyeri berat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan nyeri persalinan pada kala I
fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an.
Desain penelitian ini menggunakan metode pra-experiment dengan pendekatan One Group PratestPostest Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan pada kala
I fase aktif bulan Mei sampai Juli tahun 2011 dengan besar sampel 23. Metode sampling dengan
simple random sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar observasi
pengkajian tingkat nyeri persalinan, dengan skala nyeri menurut Melsach. Setelah tabulasi data
yang ada dianalisis dengan menggunakan uji komparasi Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat
signifikan α < 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum ibu bersalin dilakukan perlakuan mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an sebagian besar ibu mengalami nyeri berat atau 69.6%, setelah dilakukan
perlakuan mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an hampir sebagian ibu mengalami nyeri sedang atau
47.8%, ada perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an dengan p = 0.008.
Untuk mengatasi nyeri persalinan diperlukan peran tenaga kesehatan dengan pemberian terapi
secara nonfarmakologis atau dengan cara mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sehingga nyeri
persalinan tersebut dapat berkurang.
Kata Kunci: nyeri persalinan, nonfarmakologis, mendengarkan Al-Quran
PENDAHULUAN. …… .
… ….
disebabkan oleh tekanan kepala janin
terhadap tulang belakang ibu. Nyeri yang
dirasakan hanya selama kontraksi dan akan
berkurang pada interval antar kontraksi
(Bobak, 2004).
Nyeri persalinan merupakan sensasi
yang tidak menyenangkan, bersifat
subjektif, dan bagian normal dari proses
persalinan akibat terstimulasinya saraf
sensorik. Nyeri persalinan pada kala I
disebabkan oleh dilatasi dan penipisan
serviks. Terapi Non farmakologi dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri
persalinan,
salah
satunya
dapat
menggunakan tehnik distraksi dengan
mendengarkan musik atau Ayat Suci Al-
Persalinan merupakan raingkaian proses
yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan progresif pada serviks, dan
diakhiri dengan pengeluaran plasenta
(Bobak, 2004). Pada persalinan kala I fase
aktif ibu sering mengalami nyeri. Pada
pembukaan 4 sampai dengan 10 cm nyeri
dirasakan semakin berat. Rasa tidak nyaman
ini berasal dari bagian bawah abdoment
akibat dari pembukaan
dan penipisan
serviks kemudian
nyeri menyebar ke
punggung bawah dan turun ke paha yang
SURYA
55
Vol.03, No.XIX, September 2014
Qur’an. Mendengarkan musik atau Ayat
Suci
Al-Quran dapat
menstimulus
gelombang delta yang menyebabkan
pendengar dalam keadaan tenang, tentram,
dan nyaman (Sari, Ika Permana, 2010).
Seseorang dapat menoleransi, menahan
nyeri atau pain tolerance, atau dapat
mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum
merasakan nyeri atau pain threshold.
Untuk memodifikasi stimulus nyeri dengan
menggunakan tehnik latihan penglihatan
yang diantaranya
menonton televisi,
berbincang-bincang dengan orang lain, dan
mendengarkan musik (Hidayat, Aziz
Alimul, 2006).
Semua wanita yang pernah melahirkan
secara normal pasti merasakan nyeri, tetapi
banyak yang berpendapat bahwa rasa sakit
itu wajar dalam persalinan. Walaupun
demikian, sebenarnya ambang rasa sakit
setiap orang itu berbeda, ada beberapa dari
mereka merasakan nyeri persalinan yang
begitu hebat, sehingga penderita merasa
ketakutan dan dapat berakhir dengan
kepanikan bahkan
menangis dan
berteriak. Usaha yang dilakukan beberapa
tenaga kesehatan untuk mengurangi rasa
nyeri dalam persalinan masih dengan
metode farmakologi, yaitu dengan cara
pemberian obat-obatan pereda nyeri.
Padahal nyeri tersebut bisa ditangani
dengan metode non farmakologi salah
satunya dengan mendengarkan musik atau
Ayat Suci Al-Qur’an. Mendengarkan
musik atau Ayat Suci Al-Qur’an
merupakan tehnik distraksi efektif yang
dapat memberikan energi dan membawa
perintah melalui irama, sehingga musik
dengan tempo yang tepat membantu wanita
mengatur pernafasannya.
Penelitian di Amerika sekitar 70 %
sampai 80 % wanita yang melahirkan
mengharapkan persalinan berlangsung
tanpa nyeri, berbagai cara dilakukan agar
ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit
dan merasa nyaman, salah satunya dengan
menggunakan tehnik non farmakologi
dengan cara mendengarkan musik atau
Ayat Suci Al-Qur’an (Damayanti, 2006).
Di Indonesia sendiri walaupun banyak
yang berpendapat bahwa rasa sakit itu
SURYA
wajar dalam persalinan, tetapi ada
beberapa rumah sakit, terutama untuk
persalinan dengan tindakan darurat, usaha
untuk mengurangi rasa sakit ini dilakukan
walaupun masih secara konvensional, yaitu
dengan cara pemberian obat-obatan
narkotika atau sedativa. Menurut Prayetni
(2010) wanita yang akan bersalin ingin
mengurangi nyeri yang dirasakannya tetapi
tidak dengan metode farmakologis,
alasannya yaitu adanya rasa kekecewaan
yang meningkatkan kesadaran adanya efek
samping dari pengobatan yang merugikan,
nyeri persalinan merupakan tanggung
jawabnya sendiri dan nyeri persalinan
merupakan pengaruh dari perawatan diri.
Survei awal yang dilakukan peneliti
terhadap 10 responden ibu inpartu pada
bulan Februari 2013 di BPS Diana
Ernawati Parengan peneliti menemukan,
responden yang mengalami nyeri kala I
fase aktif sebanyak 6 orang atau 60%
mengalami nyeri berat 2 orang atau 20%
mengalami nyeri sedang 2 orang atau
20%. Dari data diatas maka masalah
penelitian adalah
masih banyak ibu
bersalin yang mengalami nyeri berat.
Rasa tidak nyaman selama persalinan
disebabkan oleh dua hal. Pada tahap
pertama persalinan, kontraksi rahim
menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks
serta iskemi rahim atau penurunan aliran
darah sehingga oksigen lokal mengalami
defisit akibat kontraksi arteri miometrium
(Bobak, 2004). Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi nyeri persalinan kala I fase
aktif adalah usia, pengalaman sebelumnya,
anxietas, presepsi nyeri, gaya koping,
dukungan keluarga dan sosial, lingkungan,
kebudayaan. Faktor usia merupakan variabel
penting yang mempengaruhi nyeri, individu
yang berusia lenjut memiliki resiko tinggi
mengalami situasi-situasi yang membuat
mereka merasakan nyeri (Potter Patricia &
Perry, 2005).
Faktor Pengalaman nyeri sebelumnya
tidak selalu berarti bahwa individu tersebut
akan menerima nyeri dengan lebih muda
pada masa yang akan datang. Faktor anxietas
sering kali meningkatkan presepsi nyeri.
Apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian
56
Vol.07, No.03, September 2014
Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan
sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran
maka
rasa
cemas
tersebut
dapat
menimbulkan suatu masalah nyeri yang
serius. Faktor presepsi nyeri bisa berkurang
atau hilang pada periode stres berat atau
dalam keadaan emosi. Salah satu distraksi
yang efektif untuk meredahkan emosi adalah
musik, yang dapat menurunkan nyeri
fisiologis, stres, dan kecemasan dengan
mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.
Musik terbukti menunjukkan efek yaitu
menurunkan frekuensi denyut jantung,
mengurangi
kecemasan
dan
depresi,
menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan
darah, dan mengubah presepsi waktu (Potter
Patricia & Perry, 2005).
Faktor gaya koping mempengaruhi
kemampuan
individu
tersebut
untuk
mnegatasi nyeri. Faktor dukungan keluarga
dan sosial menjadi salah satu faktor penting
yang mempengaruhi presepsi nyeri individu,
walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran
orang yang dicintai akan meminimalkan
kesepian dan ketakutan. Faktor lingkungan
menurut (Henderson Christine, 2005), tempat
persalinan sangat penting bagi ibu dan
bersifat mendukung dan senyaman mungkin.
Faktor kebudayaan merupakan faktor yang
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri dan
ekspresi nyeri. Individu mempelajari apa
yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi
bagaimana individu bereaksi terhadap nyeri
(Potter Patricia & Perry, 2005).
Apabila nyeri persalinan kala I fase aktif
tidak ditangani, maka ibu akan merasakan nyeri
yang berat sehingga anxietas atau rasa takut
akan muncul yang dapat berakhir dengan
kepanikan.
Nyeri
dapat
menyebabkan
penderita, kehilangan kontrol dan kerusakan
kualitas kehidupan. Jika nyeri terlalu berat atau
berlangsung lama dapat berakibat tidak baik
bagi tubuh dan akan menyebabkan penderita
menjadi tidak tenang dan putus asa. Bahkan
bila nyeri cenderung tidak tertahankan,
penderita bisa sampai melakukan bunuh diri.
Untuk menurunkan nyeri persalinan kala I
fase aktif, maka dapat dilakukan metode
nonfarmakologis, salah satu metode yang
digunakan adalah dengan tehnik distraksi
yaitu terapi musik atau mendengarkan Ayat
Suci al-Qur’an (Rosmery, 2003).
SURYA
METODE PENELITIAN.…
….
Pada penelitian menggunakan simple random
sampling, jumlah populasi 24 responden dan
sampel sejumlah 23 responden.
HASIL .PENELITIAN
…
1.1 Data Umum
Data umum pada penelitian ini berupa
karakteristik responden yang meliputi
umur, pendidikan dan pekerjaan.
1) Karakteristik responden berdasarkan
Umur
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
umur ibu bersalin kala I fase aktif .
No
1
2
3
Umur
< 20 Tahun
20-30
Tahun
>30 Tahun
Jumlah
Frekuensi
4
13
6
(%)
17.4
56.5
26.1
23
100
Berdasarkan tabel 1 menunjukan
sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif
berumur antara 20-30 tahun sebanyak 56.5
% dan sebagian kecil berumur kurang dari
20 tahun sebanyak 17.4 %.
2) Karakteristik pendidikan responden
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
pendidikan ibu bersalin kala I fase
aktif .
No
Pendidikan
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Jumlah
Frekuens
i
3
11
7
2
23
(%)
13
47.9
30.4
8.7
100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
hampir sebagian ibu bersalin kala I fase aktif
berpendidikan SMP sebanyak 47.9 % dan
sebagian kecil perguruan tinggi sebanyak 8.7
%.
57
Vol.03, No.XIX, September 2014
No
3) Karakteristik pekerjaan responden
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
pekerjaan ibu bersalin kala I fase
aktif di BPS .
No
1
2
3
4
1
2
3
4
Pekerjaan
Frekuensi (%)
Tidak bekerja/IRT
9
39.1
Buruh tani
4
17.4
Wiraswasta/Swasta
8
34.8
PNS
2
8.7
23
100
Jumlah
Tingkatan
Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Nyeri Panik
Jumlah
(%)
4
11
8
0
23
17.4
47.8
34.8
0
100
Berdasarkan tabel 5 menunjukan hampir
sebagian ibu bersalin kala I fase aktif yang
mengalami
nyeri
sedang
sesudah
mendengarkan
Ayat
Suci
Al-Qur’an
sebanyak 47.8 % dan sebagian kecil yang
mengalami
nyeri
ringan
sesudah
mendengarkan
Ayat
Suci
Al-Qur’an
sebanyak 17.4 %.
Berdasarkan table 3 menunjukkan
hampir sebagian ibu bersalin kala I fase aktif
tidak bekerja yaitu sebanyak 39.1% dan
sebagian kecil PNS sebanyak 8.7%.
3) Uji statistik perbedaan nyeri persalinan
pada kala I sebelum dan sesudah
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
Tabel 6 Tabel Uji Wilcoxon Sign Rank Test
Perbedaan
Tingkatan
Nyeri
Persalian pada Kala I Fase Aktif
1.2 Data Khusus
1) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri
persalinan sebelum mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkatan
Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin
Sebelum mendengarkan Ayat Suci
Al-Qur’an
No
Tingkatan
Frekwensi
(%)
Nyeri
1
4.3
1 Nyeri Ringan
5
21.8
2 Nyeri Sedang
16
69.6
3 Nyeri Berat
Nyeri
Panik
1
4.3
4
23
100
Jumlah
Z.
Asymp. Sig.
(2-tailed)
Tingkat nyeri sesudah –
Tingkat nyeri sebelum
-2.673a
.008
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
diketahui bahwa hasil uji statistik Wilcoxon
Sign Rank Test menunjukkan nilai signifikasi
(p sign = 0,008) dimana hal ini berarti p sign
< 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada
perbedaan tingkatan nyeri persalinan pada
kala I fase aktif sebelum dan sesudah
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an di BPS
Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan
Kecamatan Maduran Tahun 2014
Berdasarkan table 4 menunjukan
sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif
yang mengalami nyeri berat sebelum
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
sebanyak 69.6 % dan sebagian kecil yang
mengalami nyeri ringan dan nyeri panik
sebelum mendengarkan Ayat Suci AlQur’an masing-masing sebanyak 4.3 %.
PEMBAHASAN .…
2) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri
persalinan sesudah mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkatan
Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin
Sesudah Mendengarkan Ayat Suci
Al-Qur’an
SURYA
Frekuensi
.…
1) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri
persalinan sebelum mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu bersalin pada kala I
fase aktif di BPS Ny. Diana Ernawati Amd.
58
Vol.07, No.03, September 2014
Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan
sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran
Keb, Parengan Kecamatan Maduran sebelum
mendengarkan
Ayat
Suci
Al-Qur’an
mengalami nyeri berat dan hanya sebagian
kecil yang mengalami nyeri ringan.
Tingkatan nyeri dikatakan berat jika klien
masuk
tanda-tanda
presyok
seperti
pernafasan berat, keringat dingin dan pucat,
mata berkunang-kunang, ada keluhan
pencernaan dan perkemihan, ada perubahan
TTV. Dan tingkat nyeri dikatakan ringan jika
ada stimulus atau rangsang nyeri, misal :
dengan sentuhan, tidak mempengaruhi
aktifitas atau ADL, tidak mempengaruhi
perilaku atau tingkat emosi, secara obyektif
klien dapat berkomunikasi dengan baik.
Nyeri sebagai suatu sensori subyektif
dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di
mana terjadi kerusakan (Potter, Patricia &
Perry. 2006).
Rasa tidak nyaman selama persalinan
disebabkan oleh dua hal. Pada tahap
pertama
persalian,
kontraksi
rahim
menyebabkan dialatasi dan penipisan
serviks serta iskhemi rahim yaitu penurunan
aliran darah sehingga oksigen lokal
mengalami defisit akibat kontraksi arteri
miometrium (Bobak, 2004). Nyeri bersalin
dapat menimbulkan respon fisiologis yang
mngurangi kemampuan rahim berkontraksi
dan akan merubah perilaku seseorang. Pada
fase aktif kontraksi cenderung menjadi
teratur dan nyerinya sedang. Pada saat
kontraksi rahim terjadi juga peregangan otot
panggul maupun peregangan jaringan dasar
panggul sekitar jalan lahir, juga merupakan
sumber penyebab nyeri lainnya. Di samping
itu keluhan nyeri secara psikis dapat
memicu rasa cemas dan takut, mencekam
yang justru akan memperberat sensasi nyeri
yang dirasakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
BPS Ny. Diana Ernawati Amd. Keb,
Parengan Kecamatan Maduran, tingkat nyeri
yang dirasakan ibu bersalin pada kala I fase
aktif sebelum mendengarkan Ayat Suci AlQur’an sebagian besar mengalami nyeri
berat. Hal ini dikarenakan nyeri persalinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
SURYA
satunya usia. Semakin berusia lanjut maka
nyeri yang dirasakan semakin berat pula.
2) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri
persalinan sesudah mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan
bahwa hampir sebagian ibu bersalin di BPS
Ny. Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan
Kecamatan Maduran sesudah mendengarkan
Ayat Suci Al-Qur’an mengalami nyeri
sedang dan hanya sebagian kecil yang
mengalami nyeri ringan. Tingkatan nyeri
dikatakan sedang jika ada stimulus atau
rangsang nyeri, misal : dengan sentuhan,
tidak mempengaruhi aktifitas atau ADL,
tidak mempengaruhi perilaku atau tingkat
emosi, secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik. Dan tingkat
nyeri dikatakan ringan jika ada stimulus atau
rangsang nyeri.
Menurut Smeltzer (2001), Terdapat 2
metode untuk terapi nyeri yaitu farmakologi
dan non farmakologi. Tehnik distraksi dapat
menstimulasi sistem kontrol desenden yang
mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri
yang ditransmisikan ke otak, sehingga
presepsi nyeri akan berkurang. Tidak semua
pasien mencapai peredaan melalui distraksi,
terutama mereka yang dalam nyeri hebat.
Karena mungkin pasien tidak dapat
berkonsentrasi cukup baik untuk ikut serta
dalam aktivitas mental atau fisik yang
komplek. Contoh tehnik distraksi yaitu :
mendengarkan musik, permainan, nonton
tv, baca buku, interaksi sosial atau aktivitas
kerja.
Tingkat nyeri persalinan menjadi lebih
ringan seiring dengan sering dan efektifnya
pengendalian nyeri interventif. Tindakan
tersebut kemungkinan melibatkan strategi
koping tertentu.
3) Uji
statistik
perbedaan
nyeri
persalinan pada kala I sebelum dan
sesudah mendengarkan Ayat Suci AlQur’an
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat
diketahui bahwa hasil uji statistik Wilcoxon
59
Vol.03, No.XIX, September 2014
Sign Rank Test menunjukkan nilai
signifikansi ( p sign = 0,008 ) dimana hal ini
berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima
artinya ada perbedaan tingkat nyeri
persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan
sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
di BPS Ny. Diana Ernawati Amd. Keb,
Parengan Kecamatan Maduran.
Hal ini berdasarkan dari observasi yang
sudah
dilakukan
selama
penelitian,
didapatkan sebagian besar ibu bersalin yang
masuk pada fase aktif mengalami nyeri berat,
kemudian setelah diperdengarkan Ayat Suci
Al-Qur’an selama ± 15 menit hampir
sebagian ibu bersalin mengalami nyeri
sedang, tetapi ada juga responden yang
setelah diperdengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
tetap mengalami nyeri, hal itu disebabkan
oleh beberapa faktor dari masing-masing
responden
yang
berbeda-beda,
yang
diantaranya disebabkan oleh psikis ibu,
pengalaman nyeri persalinan yang lalu, usia,
kecemasan, dan presepsi ibu tentang nyeri.
Semua wanita yang pernah melahirkan secara
normal pasti merasakan nyeri, tetapi banyak
yang berpendapat bahwa rasa sakit itu wajar
dalam persalinan. Walaupun demikian,
sebenarnya ambang rasa sakit setiap orang
berbeda.
Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
merupakan tehnik distraksi yang efektif,
dapat mestimulus gelombang delta yang
menyebabkan pendengar dalam keadaan
tenang, tentram, dan nyaman. Dalam konteks
ini musik dapat memberikan energi dan
membawa perintah melalui irama, sehingga
musik dengan tempo yang tepat membantu
wanita mengatur pernafasannya (Rosemary,
2003).
karena musik yang lembut akan
mengendorkan system syaraf dan organ
tubuh (Firman Faradi, 2009).
Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan tingkatan nyeri
persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan
sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
dimana sebagian besar responden mengalami
penurunan tingkat nyeri.
Adapun pengaruh terapi pembacaan AlQuran adalah Adanya perubahan-perubahan
arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,
Perubahan detak jantung, dan kadar darah
pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan
adanya relaksasi atau penurunan ketegangan
urat saraf reflektif yang mengakibatkan
terjadinya pelonggaran pembulu nadi dan
penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi
dengan penurunan frekuensi detak jantung.
Terapi musik dan Al-Qur’an ini bekerja pada
otak, dimana ketika didorong oleh
rangsangan dari luar, maka otak akan
memproduksi zat kimia yang disebut
neuropeptide.
Molekul
ini
akan
menyangkutkan kedalam reseptor-reseptor
mereka yang ada di dalam tubuh dan akan
memberikan umpan balik berupa kenikmatan
atau kenyamanan.
KESIMPULAN DAN SARAN.
1) Kesimpulan
1. Sebagian besar responden ibu bersalin
pada kala I fase aktif sebelum
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
mengalami nyeri berat
2. Hampir sebagian responden ibu bersalin
pada kala I fase aktif sesudah
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an
mengalami nyeri sedang
3. Terdapat perbedaan tingkat nyeri
persalinan pada kala I fase aktif sebelum
dan sesudah mendengarkan Ayat Suci
Al-Qur’an
2). Saran
Mendengarkan
musik
selama
persalinan tidak membutuhkan anestesi.
Rangsangan
musik
meningkatkan
pelepasan endofrin dan ini menurunkan
kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan
tersebut
memberikan
pula
suatu
pengalihan perhatian dari rasa sakit dan
dapat mengurangi kecemasan ataupu
nyeri. Musik yang digunakan sebagai
terapi hendaknya musik yang lembut
seperti musik klasik ataupun musik pop,
SURYA
…
Dari hasil penelitian diharapkan
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal penanganan nyeri
persalianan pada kala I fase aktif dengan
60
Vol.07, No.03, September 2014
Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan
sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran
mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an. Dan
sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu
pengetahuan dalam memperkaya informasi
tentang penanganan nyeri persalinan.
. .
.DAFTAR PUSTAKA
.
Sari, Ika permana. (2010). Pengaruh
Mendengarkan Ayat Suci AlQur’an
Terhadap
Tingkat
Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif,
http://www.indomedia.com.
Diakses : tanggal 17 Februari
2011.
. .
Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzannec. (2001). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart. Jakarta :
EGC
Damayanti.
(2006).
http://www.Damayanti.com. Diakses
: tanggal 17 Februari
Firman, Faradi. (2009). Perbedaan Efektifitas
Pemberian Terapi Murotal
Dengan Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan
Tingkat
Kecemasa,
http://etd.eprints.ums.ac.id/6410/1/J210
050040.pdf. Diakses : tanggal 17
Februari 2011.
Henderson, Christine. (2005). Buku Ajar
Konsep Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia:
Aplikasi Konsep dan Proses
Keperwatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter, Patricia & Perry. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC
Prayetni. (2010). Pengetahuan Bidan
Tentang Penanggulangan Nyeri
Persalinan Non Farmakologis, http://4
akbid.blogspot.com/2010/12/pengetahu
an-bidan-tentang.html.
Diakses : tanggal 24 Maret 2011.
Rosemary, Mander. (2003).
persalinan. Jakarta : EGC
SURYA
Nyeri
61
Vol.03, No.XIX, September 2014
Download