4. PEMBAHASAN UMUM Perilaku defensif lebah madu disebabkan oleh adanya feromon tanda bahaya yang dikeluarkan dari kelenjar sengat lebah pekerja. Sebagian besar penelitian menguji perilaku defensif lebah madu dilakukan pada lebah asal Eropa Apis mellifera. Penelitian ini dilakukan dengan stimulus benda hitam (bandul) yang ditetesi senyawa isopentil asetat (IPA) dan digerakkan di depan sarang (Hunt et al. 1998; Millor et al. 1999). Perilaku defensif dikuantifikasi berdasarkan perilaku menyengat A. mellifera terhadap stimulus. Berdasarkan penelitian ini respon perilaku defensif A. cerana untuk menyerang gangguan secara umum menunjukkan urutan yang sama dengan perilaku defensif A. mellifera. Namun pada A. cerana tahap perilaku akhir untuk respon defensif ditunjukkan dengan perilaku balling di bandul. Perilaku balling di bandul memperlihatkan respon yang tinggi di Nyalindung pada pukul 08.00 dan 10.00, dan di Tanjungsari pukul 06.00 dan 10.00. Kisaran waktu terjadinya perilaku defensif yang tinggi pada pukul 06.00 dan 10.00 sama dengan kisaran waktu perilaku menyengat tinggi pada A. mellifera adansonii (Woyke 1992). Informasi kisaran waktu terjadinya perilaku defensif yang tinggi pada A. cerana menjadi rekomendasi bagi peternak A. cerana mengenai waktu yang tepat dalam menangani lebah ini. Dari penelitian ini direkomendasikan untuk waktu penanganan A. cerana di Nyalindung sebaiknya dilakukan di waktu-waktu selain pukul 08.00 dan 10.00. Sedangkan di Tanjungsari sebaiknya dihindari untuk menangani A. cerana pada pukul 06.00 dan 10.00. Aktivitas terbang sebagai aktivitas A. cerana keluar mencari pakan (foraging) secara umum jumlahnya tinggi di waktu respon defensif A. cerana tinggi, yaitu pada pagi hari. Namun kisaran waktu terjadinya perilaku ini bervariasi antara A. cerana asal Nyalindung dan Tanjungsari. Selain faktor lingkungan, terutama suhu udara, intensitas cahaya dan kelembaban udara, faktor internal seperti kekuatan koloni dan genetik juga mempengaruhi. Kekuatan koloni tiap koloni A. cerana di kedua lokasi penelitian tidak sama begitupun sifat genetik yang dimiliki masing-masing koloni. 48 Sama halnya dengan A. mellifera, koloni A. cerana memiliki garis patrilineal yang berbeda. Ratu lebah kawin dengan 12-17 jantan (Adams et al. 1977; Hunt et al. 2007) menyebabkan adanya variasi gen pada lebah pekerja. Variasi gen menyebabkan variasi perilaku defensif pada lebah (Hunt et al. 2003). Sejumlah individu pekerja yang dilakukan karakterisasi gen dugaan pada penelitian ini adalah lebah A. cerana dari koloni 2 asal Tanjungsari. Lebah koloni 2 ini memperlihatkan respon perilaku yang rendah saat observasi perilaku defensif. Gen pengendali perilaku defensif pada A. mellifera diketahui berada pada Quantitative Trait Loci (QTL) sting-2. Terdapat 15 gen dugaan yang diduga mengekspresikan perilaku defensif, yaitu perilaku menjaga sarang (Lobo et al. 2003). Pada A. cerana belum diketahui gen yang bertanggung jawab terhadap perilaku defensif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah gen yang sama pada A. cerana dengan A. mellifera untuk perilaku defensif, namun berbeda pada sekuen DNA nya.Tiga gen dugaan A. cerana tersebut adalah 36L17.1, 36L17.14, dan 36L17.15. Berdasarkan analisis kesamaan (homologi) dengan BLAST (ncbi.nlm.nih.gov) gen dugaan 36L17.1 dan 36L17.14 A. cerana menunjukkan nilai E-value berturut-turut yaitu 3e-22 dan 2e-38. Nilai ini secara statistik masih dikatakan belum cukup rendah (mendekati 0 atau dibawah 10-4). Artinya belum semua sekuen DNA yang dibandingkan memiliki kesamaan dengan DNA pada data genom A. mellifera yang tersedia pada GenBank. Hal ini sesuai dengan besarnya sekuen DNA A. cerana yang berhasil disekuens pada gen dugaan 36L17.1 dan 36L17.14 yang masih kurang dari 50% dari sekuen gen dugaan A. mellifera. Namun berbeda dengan gen dugaan 36L17.15 yang memiliki nilai E-value 1e-92, nilai ini secara statistik lebih rendah dibandingkan nilai Evalue pada gen dugaan 36L17.1 dan 36L17.14. Hal ini sesuai dengan besarnya sekuen DNA hasil sekuensing yang diperoleh sebesar 206 pb dari 276 pb atau sudah mencapai 70% dari sekuen gen dugaan 36L17.15 A. mellifera. Gen dugaan 36L17.1 A. cerana berdasarkan analisis BLAST terdeteksi berada pada nomor aksesi NW_001253228. Sedangkan gen dugaan 36L17.14 dan 36L17.15 berada pada nomor aksesi NW_001253303. Sedangkan berdasarkan hasil BLAST yang dilakukan pada ketiga gen dugaan A. mellifera (36L17.1, 36L17.14, dan 36L17.15) semuanya berada pada nomor aksesi NW_001253303. 49 Hal tersebut mendukung adanya perbedaan sekuen gen antara A. cerana dan A. mellifera. Besarnya gen dugaan QTL sting-2 A. cerana yang berhasil dikarakterisasi dari 36L17.1 (179 pb) 36L17.14 (171 pb) dan 35L17.15 (206 pb) adalah sebesar 556 pb. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa masih sangat sedikit gen dugaan A. cerana yang sudah dikarakterisasi bila dibandingkan pada QTL sting-2 A. mellifera yaitu sebesar 81 kb. Analisis homologi yang dilakukan terhadap sekuen gen dugaan A. cerana dengan A. mellifera (Lobo et al. 2003) dan data genom A. mellifera di GenBank menunjukkan adanya perbedaan antar sekuen kedua spesies tersebut. Begitu juga yang terlihat pada posisi situs restriksi. Perbedaan antara sekuen yang menyebabkan perbedaan posisi restriksi dapat menjadi suatu penciri antara keduanya.