E:\Bukalah pintu.wpd

advertisement
BUKALAH PINTU
BAGI
YESUS KRISTUS
oleh Marcel Gendrot SMM
BUKALAH PINTU BAGI YESUS KRISTUS.
Judul asli:
Ouvrez à Jésus-Christ
Diterjemahkan oleh SMM, Bandung
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Tema I :
KEBIJAKSANAAN ILAHI DATANG
UNTUK TINGGAL DI ANTARA KITA . . . . . . . . 20
Tema II:
MARIA, JALAN KEPADA KEBIJAKSANAAN . 31
Tema III:
IBADAT YANG SEJATI
KEPADA SANTA PERAWAN MARIA . . . . . . . . 54
Tema IV:
MEMILIKI DAN MENGHARGAI KEBI- JAKSANAAN BERARTI HIDUP BERSATU DENGAN
YESUS KRISTUS
UNTUK MEMIKUL SALIB MENYUSUL DIA. . 74
SALIB POITIERS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
Tema V:
TUHAN, BERILAH KEPADA IBUMU
ANAK-ANAK SEJATI, DAN KEPADA GEREJAMU
MISIONARIS-MISIONARIS YANG ULUNG. . . 89
Tema VI:
JALAN SEDERHANA, JALAN BIJAKSANA . . 101
Tema VII:
BERHUBUNGAN LANGSUNG
DENGAN SEORANG KUDUS . . . . . . . . . . . . . . 120
3
BUKALAH PINTU
BAGI
YESUS KRISTUS
Warisan Rohani
Santo Louis-Marie de Montfort
"Pada suatu malam, ketika Pater Montfort berjalan-jalan di
kota Dinan, ditemukannya di pinggir jalan seorang miskin
berpenyakit kusta yang badannya penuh borok. Ia tidak
menunggu sampai orang malang itu meminta bantuannya, ia
langsung menyapa dia. Kemudian Montfort mengangkat dia
di atas bahunya, dan memikul dia begitu sampai ke depan
pintu tempat para misionaris tinggal. Pintu sudah terkunci
sebab harinya sudah malam. Montfort mengetuk-ngetuk pada
pintu itu, sambil berulang-ulang berseru: Bukalah pintu bagi
Yesus Kristus, bukalah pintu bagi Yesus Kristus ...!"
4
KATA PENGANTAR
Di seluruh dunia Santo Louis-Marie Grignion de Montfort dikenal
sebagai "Bentara Bunda Allah".
Memang, jarang sekali seorang pengarang rohani berbicara demikian
berdetil dan mesra tentang rahasia Maria. Namun, Santo Montfort selalu
menjaga untuk berbicara tentang Maria dalam garis besar pewartaan
Kabar Gembira tentang Yesus Kristus.
Montfort itu seorang misionaris. Sebagai misionaris ia harus memperkenalkan keseluruhan warta kristiani kepada para pembacanya. Lebih
lagi karena, dan hal ini dinyatakannya dengan tegas, ia ingin meneruskan
melalui tulisan-tulisannya apa yang sudah bertahun-tahun lamanya
diajarkannya kepada umat. (BS 110)
Tulisan ini tidak berambisi lain dari pada memperkenalkan spiritualitas
montfortan secara lebih luas kepada mereka yang hanya mengenal Santo
Montfort melalui buku "Bakti Sejati" dan "Rahasia Maria".
Pada tahun 1966, kumpulan lengkap tulisan Santo Montfort diterbitkan dalam bahasa Prancis (Oeuvres Complètes de Saint-Louis
Grignion De Montfort, Ed. Du Seuil, Paris), disusul oleh terjemahan
Inggris pada tahun 1987 (God Alone. The collected writings of St. Louis
Marie de Montfort. Montfort Publications, Bay Shore, New York).
Buku-buku itu menyediakan suatu pandangan menyeluruh tentang
karangan-karangan rohani Santo Montfort. Di dalamnya kita
menemukan dengan mudah sekali bahwa Yesus Kristus, Kebijaksanaan
Allah yang menjelma menjadi manusia dan yang disalibkan pada jantung
spiritualitas montfortan. Yesus memang tujuannya. Marialah jalan, dipilih
oleh Allah sendiri, dan sarana yang pasti akan membawa kita kepada
tujuan ini.
"Jadi bila kita menyebarluaskan bakti yang bermutu kepada Santa
Maria, maka itu hanya dilakukan untuk menyediakan suatu sarana yang
mudah dan pasti untuk menemukan Yesus Kristus." (BS 62)
5
Teks yang digunakan dalam terbitan ini asli, artinya menyajikan
terjemahan setia dari tulisan Santo Montfort, sebagaimana ditemukan
dalam kumpulan tulisannya. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan, bahwa
di sini-sana kita menemukan ungkapan dan gaya bahasa yang tidak lagi
biasa digunakan pada masa kini. Namun pembaca yang budiman akan
cepat memahaminya, bila ia menuju intinya, sebagaimana bila
menghadapi tulisan seorang penyair yang hidup di zaman yang berbeda.
Untuk mempermudah pembacaannya, kami menambah judul-judul
dan bawah-judul yang pada umumnya memberikan suatu rangkuman dari
teks yang menyusul.
Untuk memungkinkan pembaca menempatkan sang pengarang dalam
zaman dan latarbelakangnya, kami sangka baik menyediakan suatu
"Pendahuluan" pada teks asli, yang menyajikan riwayat hidup singkat
dan beberapa sorotan atas ciri-ciri kepribadian Santo Montfort. Penting
untuk membaca pendahuluan ini sebelum mulai membaca teks itu sendiri.
6
PENDAHULUAN
1.
RIWAYAT HIDUP SANTO MONTFORT.
Louis Grignion lahir tanggal 31 Januari 1673 di Montfort- sur-Meu,
kota kecil di daerah Bretanye di Prancis-Barat, sekitar 20 kilometer dari
kota Rennes. Ia anak kedua dari delapanbelas bersaudara; mulai dengan
putra sulung, banyak di antara mereka meninggal pada usia muda.
Ketika Louis berumur dua tahun, keluarga Grignion pindah ke sebuah
vila di kampung Bois-Marquer, beberapa kilometer di luar kota
Montfort. Di sinilah bakal misionaris kita menjalani hampir seluruh masa
kanak-kanaknya.
Pada tahun 1684, berusia sebelas tahun, Louis mulai masa
pendidikannya di Kolese Santo Thomas Becket di Rennes. Dikelola oleh
para Yesuit, sarana pendidikan ini menampung dua sampai tiga ribu
siswa.
Louis-Marie menjadi seorang siswa yang rajin dan saleh. Ia sering
ditemukan berdoa dalam salah satu dari sekian banyak gereja di Rennes.
Sudah cepat ia menonjol dalam kelasnya sebagai seorang murid yang
berbakat. Selama liburan sekolah ia senang mengisi waktu dengan
pelayanan kepada orang-orang miskin.
Tahun-tahun silih berganti dan ia semakin merasa tertarik untuk
menjadi imam. Sebagaimana diakuinya kemudian, keputusan yang
menentukan itu ia ambil di kaki sebuah patung Bunda Maria. Campur
tangan yang tak terduga dari Nyonya De Montigny, seorang wanita yang
berbudi luhur, menyediakan baginya sarana finansial untuk dapat
mewujudkan cita-citanya.
Pada musim gugur 1692 Louis Grignion berjalan kaki ke Paris dan
setibanya di tempat tujuan, ia mengalami bahwa apa yang diurus dengan
baik sebelum ia berangkat, ternyata tidak terlaksana sebagaimana
diharapkan. Sebelum ia dapat masuk seminari Saint-Sulpice Kecil pada
tahun 1695, ia mengalami nasib sebagai seminaris yang miskin dalam
wisma yang khusus didirikan untuk menampung para seminaris miskin
dan yang dipimpin oleh Pastor de la Barmondière dan Pastor Boucher.
7
Di Saint-Sulpice, sebagaimana dulu di Rennes, ia menonjol dalam
studi dan dalam ketaatan. Hampir dengan sendiri ia diberi tugas-tugas
kepercayaan seperti misalnya sebagai penanggung jawab untuk pelaksanaan upacara liturgi dan sebagai pengurus perpustakaan. Katalog
perpustakaan seminari yang mulai disusun oleh frater Grignion, sampai
hari ini masih tersimpan dalam Perpustakaan "Mazarine" di Paris.
Kegiatan Louis-Marie di perpustakaan tidak terbatas sampai hanya
mencatat judul-judul buku. Ia sendiri juga seorang kutu buku yang
gemar membaca. Temannya Blain sampai berani mengatakan, bahwa
"hampir semua buku yang membahas hidup rohani melewati
tangannya... " Ia membuat banyak catatan dan ringkasan dan buku
catatan ini masih disimpan di Roma. Blain juga mengatakan bahwa
dalam periode ini "ia rajin menciptakan syair kantik yang kemudian
hari digunakannya selama penyelenggaraan misi rakyat."
Tahap ini dalam masa pendidikannya boleh dikatakan paling
memperkaya. Dari satu segi ia tersentuh secara mendalam oleh suatu
pengalaman akan Allah dan mulai menyadari serta menghayati tempat
istimewa yang disediakan Allah bagi Maria dalam rencana keselamatan.
Dari segi lain oleh semangat membaca yang tinggi dan oleh segala
catatan dan ringkasan yang ia buat, ia dibekali dengan banyak bahan
yang akan mengilhamkan dan memperkaya tulisan-tulisan rohaninya.
Tahbisan imam pada tanggal 5 Juni 1700 serta pengalaman pertama
dalam karya kerasulan akan melengkapi pendidikan ini dan menghantar
dia kepada suatu pengalaman yang lain, kepada pengalaman yang kaya
dan penuh gejolak dalam hidupnya sebagai misionaris.
Pada waktu ia ditahbiskan, Montfort bercita-cita menjadi misionaris
di luar negeri. Namun pembimbing rohaninya, pater Leschassier,
menentang ide ini. Enam tahun kemudian Paus Klemens XI sendiri
menegaskan bahwa tempatnya sebagai misionaris terletak di negeri
asalnya sendiri: " Paterr, di Prancis anda mempunyai suatu lapangan
yang cukup luas untuk mempraktekkan semangat misionermu. Jangan
pergi ke tempat lain dan berkaryalah selalu dalam ketaatan sempurna
8
kepada uskup-uskup dalam wilayah keuskupan di mana anda akan
dipanggil. Bilamana anda melakukan ini, Allah akan memberkati
karyamu." (GRANDET, p.100)
Untuk meneguhkannya dalam jenis karya ini, Sri Paus menganugerahi
dia suatu gelar yang dihargai tinggi, yaitu "Misionaris Apostolik".
Bilamana kita mengambil peta dan menelusuri trayek
perjalanan-perjalanan Santo Montfort sebagai Misionaris Apostolik, kita
akan terheran-heran mengenai jumlah keuskupan yang ia kunjungi,
mengenai jumlah misi rakyat dan retret yang ia pimpin, mengenai jumlah
kilometer ia tempuh sambil berjalan kaki tanpa hentinya dari satu tempat
ke yang lain: Saint-Brieuc, Saint-Malo, Rennes, Nantes, Poitiers, Luçon,
La Rochelle. Apalagi perjalanan yang lebih panjang yang membawa dia
ke Saint-Lô, Rouen, Paris dan Roma.
Pelayanannya sebagai imam berlangsung selama enambelas tahun.
Selama itu ia memimpin 150 sampai 200 misi rakyat dan retret.
Sewaktu-waktu ia berhenti di salah satu pertapaan (Santo Eligius,
Mervent, Saint-Lazare, dan di bawah tangga di Jalan Pot-de-Fer di
Paris) untuk mendalami hidup rohaninya. Di situ ia mengambil waktu
pula untuk melestarikan buah-buah karya misinya dengan mencatat inti
pewartaan misionernya dan pengalaman-pengalaman rohaninya sendiri
(lihat IS 110).
Ketika Louis-Marie Grignion memimpin misi rakyat yang terakhir di
Saint-Laurent-sur-Sèvre, bulan April 1716, tenaga badannya sudah
terkuras habis, namun jiwanya sudah menemukan tempat istirahatnya
dalam Allah. "Saya sudah di antara Yesus dan Maria. Saya tidak akan
berdosa lagi."
Sebelum ia meninggal dunia, Tuhan telah mengabulkan doa Santo
Montfort yang dipanjatkannya pada awal masa imamatnya:
"Mengingat kebutuhan Gereja, saya tidak bisa lain daripada sambil
berkeluh kesah memanjatkan doa terus-menerus memohon suatu serikat
kecil dan miskin para imam yang merasul di bawah panji dan
perlindungan Santa Perawan Maria..." (Surat 5).
9
Allah memberikan dia segenggam misionaris, beberapa bruder,
beberapa imam, yang melanjutkan karya misionernya. Selain itu sejumlah
"Puteri Kebijaksanaan" berkumpul bersama Marie-Louise Trichet dan
Catherine Brunet dalam karya pelayanan kepada orang miskin dan untuk
membuka sekolah-sekolah kecil di Poitiers dan La Rochelle.
Ia dapat berpulang: "Nunc dimitis..." Para putra dan putrinya akan
mengambil oper obornya secara sederhana sekali.
Ia hanya berusia 43 tahun ketika ia meninggal dunia di SaintLaurent-sur-Sèvre tanggal 28 April 1716. Penyakit paru-paru basah
dalam beberapa hari menghabiskan tenaganya yang pernah begitu kuat,
namun yang sudah dikikis oleh karya dan tapanya.
Hidup Santo Montfort sungguh merupakan suatu halaman injil yang
diperagakan, dan banyak orang berpendapat bahwa halaman itu masih
bermakna besar untuk masa kini.
2. MONTFORT DISOROTI DARI SUDUT YANG
BERBEDA-BEDA.
Halaman-halaman di atas ini menyajikan pokok-pokok penting dalam
riwayat hidup Santo Montfort, namun menyatakan sedikit tentang
semangat yang menjiwai orang sungguh istimewa ini yang memancing
pendapat orang yang sangat berbeda-beda:
"Montfort itu orang gila !" kata orang-orang ini.
"Pater Montfort yang baik hati itu !", kata orang-orang lain.
"Entah dia seorang suci, entah seorang munafik, jelas dia seorang yang
jalannya lain daripada yang lain", dikeluhkan oleh para rohaniwan.
Jadi, siapa orang ini yang menjadi suatu paradoks hidup-hidup?
"Siapa Montfort itu?"
Pertama dan terutama Montfort ini seorang misionaris, semacam nabi
yang merakyat, yang sampai dalam tubuhnya merasakan "kebutuhankebutuhan Gereja" (lihat Surat 5). Ia menyuarakannya secara nyaring,
entah waktunya baik entah tidak baik. Orang melihat dia menelusuri
jalan-jalan Prancis, topinya dikepit di bawah ketiak; di tangan ia pegang
10
sebuah tongkat dengan sebuah patung salib atau sebuah patung kecil
Bunda Maria di ujungnya. Pada punggungnya tertempel sebuah ransel
berisi Alkitabnya, brevirnya, buku-buku catatannya dan tali cambuknya.
Dari ikat pinggangnya bergantung sebuah rosario besar yang menarik
perhatian banyak orang.
"Keputusan telah kuambil:
siap untuk menjelajahi dunia.
Saya bersemangat pengembara
demi penyelamatan sesamaku yang miskin." (Lagu 22)
Misionaris ini pernah mengakui bahwa ia "nyaris menjadi orang paling
galak sezamannya". Rakyat secara polos mengatakan: "Itu pater
Montfort yang baik hati. Dia pater dengan rosario besar itu !"
Montfort juga seorang tokoh hidup rohani, walaupun ini sama sekali
tidak dicarinya. Ia bukan seorang teoretikus hidup rohani. Namun, bila
seorang mempunyai suatu pengalaman akan Allah secara mendalam,
mustahil bagi dia untuk tidak dinyalakan olehnya dan memancarkannya.
Seorang kakek di Ars pernah mengatakan tentang pastor parokinya
(Santo Yohannes-Maria Vianney): "Saya melihat Allah di dalam diri
seorang manusia!" Di berbagai tempat, umat yang diinjili oleh Pater
Montfort lebih dari satu kali melihat dia berubah rupa oleh Sabda yang
diwartakannya. Lebih dari satu kali mereka tidak mampu membendung
air mata ketika mendengar dia berbicara tentang kelemah-lembutan dan
sengsara Yesus. Orang sederhana lebih mudah menerka hadirnya daya
karya Allah.
Benarlah hal tak terpercaya.
Ia (Maria) hidup di batinku.
Gambarnya muncul bercahaya
dalam gelapnya imanku." (Lagu 77: 15)
11
3. KUNCI KEPADA KEHIDUPAN DAN KARYA
SANTO MONTFORT.
Pilihan pokok Santo Montfort ialah: "Dieu Seul" (Deo Soli, Hanya
Allah), ialah Yesus Kristus, Kebijaksanaan Kekal yang menjelma menjadi
manusia dan yang disalibkan. Dengan kata lain: Yesus Kristus dan
Injil-Nya.
Kehidupan, karya dan spiritualitasnya: semuanya ini harus dipandang
dari kebenaran fundamental tersebut di atas yang merupakan pedoman
hidupnya. Segala-galanya yang lain mengalir dari situ. Yesus Kristus
adalah segala-galanya; kita harus mengikuti Dia seperti para rasul. Para
rasul menjadi pola tunggal yang harus kita tiru.
Mengikuti Yesus berarti: mengambil jalan yang sama seperti Dia;
jalan yang sama miskin dan yang membingungkan: Maria, Salib ...
Mewartakan injil berarti melakukan apa yang dibuat Yesus Kristus:
bukan bersandar pada jaminan manusiawi, melainkan hidup dalam
penyerahan kepada Penyelenggaraan Ilahi; memberi perhatian istimewa
kepada kaum papa miskin yang biasanya paling terbuka untuk menerima
kita. "Kabar baik disampaikan kepada orang miskin" (lihat Luk 4:18).
Berikut ini laporan saksi mata tentang suatu pembicaraan yang
berlangsung di Rouen pada pertengahan bulan September 1714 (satu
tahun tujuh bulan sebelum Santo Montfort meninggal dunia) dengan
teman masa mudanya, pastor Jean-Baptiste Blain.
Blain melaporkan: "Saya mengawali pembicaraan itu dengan
melontarkan apa saja yang saya pikirkan dan apa yang saya dengar
diceritakan oleh orang lain tentang sikapnya dan tindak-tanduknya yang
aneh. Saya bertanya apa tujuan dari semuanya itu, dan apakah dia
mengharapkan pernah akan menemukan orang yang mau mengikuti dia
dalam hidup seperti itu. Hidup begitu miskin, begitu keras, begitu pasrah
kepada Penyelenggaraan Ilahi, memang cocok untuk para rasul dan
untuk orang-orang yang memiliki tenaga, kharisma dan kebajikan yang
jarang ditemukan. Jadi untuk orang-orang luarbiasa, untuk orang seperti
dia yang merasa tertarik untuk itu dan diberikan rahmat khusus. Tetapi
bukan untuk manusia biasa yang tidak mampu meraih setinggi itu. Hanya
12
orang yang terlampau berani akan mencobanya. Dan andaikata ia mau
mengikutsertakan imam-imam lain dalam rencana-rencana dan karyanya,
sebaiknya ia melunakkan sedikit cara hidupnya yang keras itu, atau
menurunkan norma-norma tinggi kesempurnaan yang ia terapkan dalam
kebiasaan-kebiasaannya sehingga lebih sesuai dengan kelemahan mereka.
Saya juga minta agar ia menyesuaikan diri dengan cara hidup mereka
yang normal. Atau ia harus menuangkan kharismanya sendiri ke dalam
hati mereka dan juga ketertarikannya sendiri untuk hidup seperti itu.
Sebagai jawaban atas semuanya ini, ia mengambil Kitab Perjanjian
Baru, dan bertanya kepada saya, apakah saya berkeberatan terhadap apa
yang diajarkan dan dilakukan Yesus sendiri; dan apakah saya dapat
menunjukkan suatu cara hidup yang lebih sesuai dengan cara hidup
Yesus dan para Rasul, daripada suatu kehidupan penuh kemiskinan dan
matiraga, dengan berpasrah secara total kepada Penyelenggaraan Ilahi.
Ia tidak mempunyai keinginan lain daripada mengikuti cara hidup seperti
ini dan menekuninya. Andaikata Allah berkehendak menggabungkan dia
dengan beberapa imam yang baik untuk menjalani cara hidup seperti ini,
ia akan merasa sangat gembira. Namun itu urusan Allah, bukan urusan
dia. Sejauh menyangkut dia, ia hanya mau berpedoman kepada Injil saja,
dan berjalan mengikuti jejak Yesus Kristus dan murid-murid-Nya.
"Apa yang dapat kamu kemukakan untuk membantah itu?",
ditambahnya. "Apakah saya bertindak salah? Biarlah mereka yang tidak
ingin mengikuti saya, menempuh jalan yang lain yang kurang meletihkan
dan kurang berduri-duri; dan saya memaklumi cara mereka. Sebab
sebagaimana ada berbagai kediaman dalam rumah Bapa surgawi,
demikianlah juga ada bermacam-macam jalan untuk sampai ke sana.
Saya biarkan mereka menempuh jalan mereka sendiri. Biarkan saya
menempuh jalanku, lebih-lebih karena kamu tidak dapat membantah
bahwa ada keuntungannya: inilah jalan yang diajarkan oleh Yesus
Kristus sendiri dengan teladan dan nasihat-nasihat-Nya. Oleh karena itu
jalan ini sungguh yang terpendek, yang paling aman dan yang paling
sempurna untuk pergi kepada-Nya." (BLAIN, hlm. 185-186)
13
4.
ORANG FAKIR MISKIN.
Selama enambelas tahun Montfort menjalankan tugas pelayanannya
sebagai imam. Sepanjang periode ini ia berhubungan dengan segala
golongan sosial dalam masyarakat zaman itu. Dan ternyata ia merasa
senang dalam lingkungan manapun: bersama anak-anak dan remaja,
bersama orang-orang dewasa maupun orang-orang jompo, bersama
kaum awam dan kaum religius, bersama para narapidana di Poitiers dan
para pembersih cerobong asap di kota Paris.
Ia menjadi penasihat rohani untuk orang-orang terpilih seperti
misalnya untuk Beata Marie-Louise Trichet, Catherine Brunet, Benigne
Pagé, Santa Yohana Delanoue, pangeran De La Garaye, tuan D'Orville,
dst.
Di kota La Rochelle kita melihat dia mengurus kebutuhan sebagian
masyarakat golongan menengah.
Namun perhatiannya yang istimewa tertuju kepada pergaulan dengan
masyarakat yang paling bawah tingkat sosialnya, "rakyat jelata di kota
maupun di pelosok". (GRANDET, hlm. 455)
Kepada merekalah ia mencurahkan bagian terbesar perhatian dan
tenaganya. Demi kepentingan mereka ia mencita-citakan "sekelompok
kecil misionaris yang bersahaja":
"Saya merasakan suatu dorongan besar untuk membuat Tuhan Yesus
dan Bunda-Nya dicintai; untuk pergi secara miskin dan bersahaja dan
mengajar katekismus kepada orang-orang miskin di pelosok, dan untuk
mengajak para pendosa agar beribadat kepada Santa Perawan Maria."
(Surat 5)
Pada zaman Santo Montfort terdapat banyak orang gembel dan orang
yang hidup di pinggir masyarakat, terutama dalam perkampungan lusuh
di kota-kota besar dan dalam wisma penampungan yang dengan nama
indah disebut "Hôtel Dieu" ("penginapan Allah", maksudnya wisma
gratis untuk kaum tunaharta) atau "Hôpital Général" (wisma
penginapan / rumah sakit umum), namun lebih menyerupai penjara
daripada penampungan ramah bagi orang-orang sakit dan cacat.
14
Montfort tidak puas dengan berkata-kata saja. Ia sungguh-sungguh
hidup miskin sendiri. Uang apapun yang diberikan kepadanya, langsung
disalurkannya kepada orang miskin. Ia hidup bersama dengan
orang-orang miskin dan seperti orang-orang miskin. Malahan pernah
pada suatu hari beberapa orang miskin menganggap perlu
mengumpulkan derma di antara mereka karena dia sendiri begitu
kelihatan membutuhkannya: "...dan mereka saling mengajak memberi
sedekah kepada saya." (Surat 6)
Pengarang riwayat hidup pertama Santo Montfort menguraikan hal
ini dengan panjang lebar, dan sebenarnya tak disengaja menggambarkan
dalam satu kalimat sederhana apa yang menjadi rahasia dan kunci sikap
Montfort terhadap orang miskin:
"Kasih sayangnya kepada orang miskin, kalau boleh saya katakan,
sampai keterlaluan. Ia memandang mereka sebagai sakramen yang
menghadirkan Kristus, tersembunyi di bawah penampilan mereka yang
menjijikkan. Seorang miskin, katanya, merupakan suatu misteri besar.
Kita harus menjadi pandai masuk ke dalamnya ..." (Grandet, hlm. 354)
Itulah arti seruannya yang termasyhur: "Bukalah pintu bagi Yesus
Kristus", ketika ia kembali ke rumah kediaman para misionaris (yang
selalu disebutnya "La Providence", artinya "Penyelenggaraan Ilahi"),
sambil memikul seorang gelandangan sakit, yang dipungutnya dari
pinggir jalan. Ia akan membaringkannya dengan segala hormat di tempat
tidurnya sendiri.
Setelah itu, Montfort bolehlah menjadi suara orang miskin:
Anda berpakaian rapih,
anda tidur pakai kasur bulu.
Kami ini hampir telanjang
dan dirongrong kelaparan.
Kami tidak diberi apa-apa,
malahan diusir dari depan pintu.
Orang percaya sungguh berjasa
bila kami dianiaya.
15
Kami dikejar, kami ditangkap,
kami diborgol dalam penjara.
Kami malahan dilarang
mengeluhkan kesusahan kami.
"Enyah, hai kamu kaum malas!
Enyah, hai kamu keturunan bangsat!"
Begitu biasanya kami disapa. (Lagu 18:3-5)
5.
APAKAH HIDUP MONTFORT BERMAKNA UNTUK
MASA KINI?
Tidak dapat disangsikan bahwa hidup dan karya Santo Montfort
merupakan suatu peragaan indah dari Injil.
Namun, Montfort tidak mengatakan segala-galanya tentang misteri
Yesus Kristus. Ia panjang lebar membahas misteri "Kebijaksanaan abadi
yang menjelma dan yang disalibkan". Tetapi ia berbicara sedikit sekali
mengenai Kebangkitan, walaupun bagi dia misteri salib selalu mengarah
kepada "salib kemenangan".
Montfort tidak juga mengatakan segala-galanya mengenai misteri
Gereja dalam arti Lumen Gentium berbicara tentang umat Allah di
perjalanan menuju Allah Bapa.
Ia juga tidak terlalu memberi tekanan kepada nilai-nilai dunia,
sebaliknya lebih menekankan kefanaan dan kejahatan dunia, sebagai
musuh salib Yesus Kristus (bdk. Yoh 14-17).
Bila ia berbicara tentang Bunda Maria, ia melakukannya dengan gaya
dan bahasa yang tidak disenangi semua orang, biarpun mariologinya
sama sekali ortodoks dan, sebagaimana mariologi Vatikan II, selalu
kristosentris.
Maka, sebagaimana dikatakan dalam Marialis Cultus (th. 1974, lihat
kata pengantarnya), "kita perlu mengakui bahwa masa lampau
mempunyai keterbatasannya, dan kita perlu mengakui bahwa pada
16
masa kini perubahan-perubahan terjadi dalam kelakuan sosial, dalam
daya perasaan bangsa-bangsa, dalam gaya ekspresi sastra dan
kesenian, dalam bentuk komunikasi sosial, yang semuanya pula
mempengaruhi pengungkapan perasaan religius. Kebiasaan-kebiasaan
saleh yang sampai belum lama mampu mengungkapkan perasaan
religius dari orang-perorangan dan komunitas-komunitas kristiani,
pada saat ini ternyata kurang mampu atau kurang sesuai lagi, karena
terkait dengan pola sosio-budaya masa lampau. Dari segi lain, di
banyak tempat manusia mencari jalan-jalan baru untuk mengungkapkan hubungan yang tidak berubah antara para makhluk
dengan Pencipta mereka, antara anak-anak dengan Bapa mereka."
Santo Montfort sedemikian seorang manusia zamannya sendiri (dan
ini sungguh suatu kualitas penting!), sehingga ia tidak bisa menjadi
seorang manusia zaman kita, sekurang-kurangnya tidak dalam
segala-galanya.
Makanya, janganlah kita heran tentang ungkapan-ungkapan tertentu.
Sebab bila kita berusaha melihat di balik ungkapan atau pendekatan
suatu tema sosio-budaya tertentu, kita akan menemukan semangat dan
luapan yang sungguh injili.
Selain itu, kita juga akan menemukan lebih dari satu ciri-ciri yang
aktualitasnya masih sama kuat.
Montfort itu seorang berkeyakinan teguh. Dia orang beriman besar,
seorang yang tidak takut melibatkan diri. Ia percaya akan martabat
dirinya dan akan apa yang diperbuatnya. Bila ia berbicara mengenai
Allah, ia sudah mengambil waktu sebelumnya untuk berbicara dengan
Dia dalam kesunyian pertapaan-pertapaannya dan dalam keheningan
retret-retretnya.
Montfort itu seorang yang bebas. Untuk dapat menyerahkan diri
secara sempurna di dalam tangan Tuhan, ia melepaskan diri dari segala
jaminan manusiawi: dari uang, tempat tinggal tetap, dari perlindungan
orang-orang berpengaruh. Ia malahan melepaskan nama familinya sendiri
17
dan menggantinya dengan nama kota asalnya demi penghormatan
kepada pembaptisannya. Sama sekali sesuai dengan kebenaran dapat ia
tulis: "Apapun yang terjadi tidak akan mampu menggoncangkan saya.
Saya mempunyai seorang Bapa di surga yang tidak pernah akan
meninggalkan saya." (Surat 2)
Montfort itu seorang berinisiatif dan pemberani: kebijaksanaan
seorang yang hidup dalam biara lain daripada kebijaksanaan seorang
misionaris atau orang-orang yang terlibat dalam karya kerasulan. Yang
pertama tidak perlu mengambil inisiatif-inisiatif baru; ia hanya perlu
membiarkan dirinya dibimbing oleh peraturan dan kebiasaan yang sudah
ada dalam biara. Orang yang lain-lain itu harus mencari kemuliaan Allah
sambil melupakan kemuliaannya sendiri dan harus "memulai
proyek-proyek baru"; "mereka selalu mempunyai sesuatu yang baru
untuk dijalankan." (BLAIN, hlm 188)
Dia seorang yang mempunyai keberanian untuk menghadapi masa
kini, dan tidak takut ditantang oleh masa depan, dengan segala resiko
yang terdapat di dalamnya. Pada suatu hari ia ditampar pada pipi, pada
hari lain ia diseret ke penjara. Ada percobaan meracuni dia. Seorang
dengan pedang di tangan mengancam menghabisi dia. Pembajak laut
Inggris mengejar dia ketika ia tanpa menghiraukan bahayanya berlayar
dari Saint-Gilles (di pantai daratan Perancis) ke pulau Yeu.
Namun, sebagaimana ia tulis kemudian "bila kita tidak berani
mengambil resiko apapun demi Tuhan, kita belum berbuat apapun yang
besar bagi Dia." (Surat 27)
Di sinilah kita temukan penjelasan akhir dari keberaniannya:
barangsiapa percaya akan Allah, tidak pernah akan habis akal. Injil
mengantar kita kepada batas-batas segala kemungkinan manusiawi. Dan
bila semuanya sudah selesai dikatakan dan kita sudah habis akal, jadi bila
kebijaksanaan manusia sudah tidak mampu mengatakan apa-apa lagi,
maka pada saat itu "kebijaksanaan Injil" akan mengambil alih dan
melanjutkan perkaranya.
"Kita beruntung", berkatalah Paus Paulus VI dalam Evangelii
Nuntiandi, "bahwa kita boleh hidup dalam Gereja masa kini yang
memberi tempat istimewa kepada Roh Kudus. Di mana-mana manusia
18
berusaha untuk mengenal Dia lebih baik sebagaimana Ia diwahyukan
dalam Kitab Suci. Manusia merasa berbahagia bila menempatkan diri
untuk digerakkan oleh-Nya. Mereka berkumpul di sekeliling-Nya dan
ingin dibimbing oleh-Nya." (Evangelii Nuntiandi, 101)
Montfort menyatakan bahwa pembentukan orang-orang pilihan
maupun keberhasilan rasul-rasul luarbiasa yang mempercepat
kedatangan kerajaan Yesus Kristus, terjadi oleh kehadiran Roh Kudus
dan Maria, dan oleh kegiatan terpadu mereka berdua.
"Bersama dengan Roh Kudus Maria telah melahirkan yang paling
mulia dari sepanjang zaman: seorang Allah manusia. Tentu saja dia juga
akan mengerjakan keajaiban-keajaiban yang paling mulia dari
zaman-zaman akhir. Tugasnya yang khusus ialah membentuk dan
mendidik orang kudus yang ulung yang akan hidup menjelang akhir
zaman. Sebab siapa lagi kalau bukan perawan yang luar biasa dan
mengagumkan ini, yang mampu mengerjakan hal-hal yang paling luar
biasa dan mengagumkan ini dalam persatuan dengan Roh Kudus." (BS
35, bdk juga BS 49-59).
Roh Kudus dan Maria bekerja sama secara serasi: "menghirup Maria,
berarti menghirup Roh Kudus". Dari Roh Kudus ini berbuallah
kehidupan dan "pembaharuan abadi dari segala-galanya".
19
6.
TANGGAL-TANGGAL PENTING DALAM HIDUP
SANTO MONTFORT.
Tema I :
KEBIJAKSANAAN ILAHI DATANG
UNTUK TINGGAL DI ANTARA KITA
Louis-Marie Grignion de Montfort menulis sebuah buku penting,
berjudul: Cinta dari Kebijaksanaan Abadi. Buku ini menyajikan kepada
kita suatu tinjauan menyeluruh mengenai spiritualitas montfortan, dan
menempatkan misteri Maria dalam segi yang sebenarnya. Buku ini
berkaitan dengan latarbelakang yang lebih luas: dengan studi, renungan
dan pengalaman Santo Montfort, yang berkumandang dalam
tulisan-tulisannya, teristimewa dalam surat-suratnya dan
kantik-kantiknya.
Inti dan pusatnya, sebagaimana juga pada Santo Paulus, ialah Yesus
Kristus yang disalibkan, Kebijaksanaan Allah, kebodohan bagi yang
cerdik-pandai di dunia ini.
Penjelmaan Kebijaksanaan merupakan suatu kebodohan cintakasih Allah
terhadap manusia. Puncak kebodohan ini, - kemenangan Kebijaksanaan
! - , ialah salib.
Maria adalah jalan bagi kita untuk menemukan Kebijaksanaan, karena
dia menjadi jalan yang dipilih Kebijaksanaan untuk datang kepada kita.
1.
Doa kepada Kebijaksanaan Abadi.
<CKA 1> Oh Kebijaksanaan Ilahi, yang memerintah atas surga dan
bumi, aku bersembah sujud di hadapan-Mu, dan aku mohon maaf bahwa
aku memberanikan diri berbicara tentang kebesaran-Mu, walaupun aku
begitu dungu dan berdosa. Aku mohon, jangan memperhatikan
kegelapan jiwaku dan kenajisan mulutku. Tetapi bila Engkau
memperhatikannya, biarlah itu semata-mata untuk menghalaukannya
20
dengan sekali mengejapkan mata-Mu, atau dengan meniupkan nafas
mulut-Mu saja. Engkaulah demikian jelita dan lemah-lembut. Engkau
melindungi aku terhadap begitu banyak kejahatan dan memenuhi aku
dengan sekian banyak kurnia. Namun Engkau masih begitu kurang
dikenal dan masih begitu dihina. Bagaimana mungkin Engkau
menghendaki aku diam saja? Bukan hanya keadilan dan rasa terima-kasih
yang mendorong aku untuk berbicara tentang Dikau, sekalipun bagaikan
seorang anak kecil yang menggagap, melainkan juga kepentinganku
sendiri. Bila aku hanya dapat menggagap seperti seorang kanak-kanak
yang ingin belajar berbicara lancar, bila aku sudah mencapai kepenuhan
usia-Mu.
<Kantik 124: 1-3>
Oh Kebijaksanaan, datanglah.
Inilah permohonan seorang miskin.
Demi darah Yesusku yang manis,
demi rahim Perawan Maria,
janganlah kami dikecewakan.
Mengapa penderitaanku
begitu lama Kauperpanjang?
Kucari Engkau siang dan malam.
Datanglah, jiwaku merindukan Dikau.
Datanglah, sebab hatiku luluh karena cinta.
Sayangku, bukalah pintu-Mu,
ada yang mengetuk.
Ah! Bukan seorang yang tidak dikenal,
melainkan sebuah hati yang terdorong cinta,
yang tidak mempunyai tempat untuk menginap,
selain pada-Mu.
21
2.
Kebijaksanaan menciptakan dunia maupun keselarasannya
yang indah.
<CKA 31> Kebijaksanaan ilahi mulai menyatakan diri di luar pangkuan
Allah, ketika, setelah berabad-abad lamanya, Ia menciptakan cahaya,
surga dan bumi.
Santo Yohanes mengatakan, bahwa semuanya diciptakan oleh Sabda,
artinya oleh Kebijaksanaan abadi: Omnia per ipsum facta sunt.
Menurut Salomo Dialah Bunda dan Pencipta segala-galanya: Horum
omnium mater est. Omnium artifex Sapientia.
Perhatikan, bahwa ia tidak menyebutnya pencipta alam semesta saja,
tetapi juga Bunda. Sebab seorang pekerja tidak mencintai dan memelihara hasil karyanya, seperti seorang ibu melakukannya untuk anaknya.
<CKA 32> Setelah menciptakan segala sesuatu, Kebijaksanaan abadi
bersemayam di dalamnya untuk mengendali, memelihara dan
membaharuinya: omnia continet, omnia innovat.
Dialah keindahan yang berdaulat dengan adil, yang setelah menciptakan
dunia, menetapkan keselarasan yang indah yang terdapat di dalamnya.
Kebijaksanaanlah yang memisahkan, menyusun, menimbang, menambah
dan menghitung segala yang ada. Kebijaksanaanlah yang
membentangkan langit dan menempatkan matahari, bulan, bintang dan
planit menurut urutannya. Dialah yang meletakkan dasar bumi; dialah
menetapkan batas laut dan memberi peraturan kepadanya, maupun
kepada jurang yang dalam. Dialah membentuk gunung-gemunung;
Dialah yang menimbang dan mengimbangkan segala-galanya, malahan
sampai sumber-sumber air.
Akhirnya, bersabdalah ia:" Aku bersemayam bersama-sama Allah dan
mengatur segala-galanya dengan kesaksamaan begitu sempurna, dan
dengan variasi yang begitu serasi, sehingga seakan-akan menjadi suatu
permainan, yang kumainkan untuk menghibur diri-Ku sendiri, maupun
Bapa-Ku : Cum eo eram cuncta componens; et delectabar per singulos
dies, ludens coram eo omni tempore, ludens in orbe terrarum" (Amsal
8:30-31).
22
3. Dengan menciptakan manusia, Kebijaksanaan Ilahi melaksanakan karya-Nya yang paling agung.
<CKA 35> Kalau kekuasaan dan kasih sayang Kebijaksanaan Ilahi
begitu nyata merekah dalam penciptaan, dalam keindahan dan ketertiban
alam semesta, lebih-lebih hal itu menonjol dengan gemilang dalam
penciptaan manusia. Sebab manusia merupakan karya seni-Nya yang
ulung dan mengagumkan, merupakan gambar yang hidup dari keindahan
dan kesempurnaan-Nya. Manusia adalah wadah agung
kasih-karunia-Nya, khazanah kekayaan-Nya yang mengagumkan dan
wakil-Nya yang tunggal di dunia: Sapientia tua fecisti hominem, ut
dominaretur omni creaturae quae a te facta est (Kebijak. 9:2).
<CKA 38> Segala-galanya dalam manusia semula terang tanpa
kegelapan, indah tanpa kejelekan, murni tanpa kecemaran, teratur tanpa
kekacauan, dan tanpa noda atau ketidaksempurnaan apapun. Ia diserahi
cahaya Kebijaksanaan di dalam hatinya, yang olehnya ia mengenal
Penciptanya, maupun makhluk ciptaan-Nya. Ia memiliki kasih karunia
Allah dalam jiwanya, yang olehnya ia menjadi seorang yang tak tahu
berbuat jahat, dan yang menyenangkan di mata Yang Mahatinggi. Dalam
tubuhnya ia memiliki keabadian yang tidak dapat mati. Dalam hatinya ia
memiliki cintakasih yang murni kepada Allah. Betapa murah hati
Kebijaksanaan Abadi terhadap manusia! Betapa berbahagia keadaan
manusia yang tidak berbuat jahat!
4. Oleh dosanya manusia kehilangan
kebijaksanaan dan keindahan.
<CKA 39> Tetapi sayang, wadah keilahian ini terpecah-pecah dalam
ribuan keping. Bintang yang indah ini jatuh dari langit; matahari yang
cemerlang kehilangan cahayanya. Dan oleh dosa dia kehilangan
kebijaksanaannya, bentuknya, keindahannya dan keadaannya yang tidak
dapat mati. Dalam sepatah kata, dia kehilangan segala hal yang baik
yang diberikan kepadanya, dan ia merasa diri dibebani sejumlah
kejahatan. Jiwanya menjadi gelap dan lemah, hatinya menjadi beku
23
terhadap Allah yang tidak lagi dicintainya. Jiwanya yang hitam pekat
karena dosa, mirip dengan Setan sendiri. Hawa nafsunya tak teratur lagi;
dia tidak lagi menguasai dirinya. Dia hanya lagi mempunyai kawan
setan-setan yang menjadikan dia budak mereka dan tempat tinggal
mereka. Bahkan makhluk lain bangkit berperang melawan dia. Dengan
demikian, dalam sekejap manusia menjadi budak setan-setan, obyek
kemarahan Allah dan mangsa penguasa neraka.
<CKA 40> Ketika melihat dirinya dalam keadaan terjepit ini, Adam
hampir putus asa. Dia tidak dapat mengharapkan bantuan dari malaikat
atau makhluk ciptaan Allah apapun. Tidak ada sesuatupun yang dapat
mengembalikan dia ke dalam keadaan semula, sebab ia diciptakan begitu
indah, begitu sempurna, dan sekarang oleh dosanya ia menjadi begitu
jelek dan menjijikkan. Dia melihat dirinya dikucilkan dari Firdaus dan
dari kehadiran Allah. Ia dapat melihat keadilan Allah yang mengejar dia
dan seluruh keturunannya. Ia melihat surga tertutup tanpa ada yang
membukanya. Ia melihat neraka terbuka tanpa ada yang menutupnya.
5. Terharu oleh nasib manusia yang menyedihkan, Kebijaksanaan
Abadi menyediakan diri untuk menyelamatkannya dan
memberikan kepada manusia bukti cintakasih-Nya.
<CKA 41> Kebijaksanaan Abadi tersentuh secara mendalam oleh
kemalangan Adam dan seluruh keturunannya. Dengan kesedihan besar
Ia melihat bagaimana wadah-Nya yang mulia terpecah-belah; bagaimana
gambar yang serupa dengan-Nya terkoyak; bagaimana karya-Nya yang
ulung hancur lebur dan wakil-Nya di dunia digulingkan. Dengan lemah
lembut Ia memasang telinga untuk mendengarkan suaranya yang
berkeluh kesah dan seruannya mohon bantuan. Dengan penuh
belaskasihan, Ia melihat keringat pada dahinya, air mata di dalam
matanya, keletihan di dalam lengannya dan penderitaan di dalam jiwanya.
<CKA 45> Kebijaksanaan Abadi melihat bahwa tak sesuatupun dalam
semesta alam dapat menebus dosa manusia ataupun meniadakan
24
pelaksanaan keadilan Allah dan meredakan murka-Nya. Walaupun
demikian, Kebijaksanaan Abadi rindu menyelamatkan manusia yang
celaka itu, sebab Ia mencintainya begitu mesra. Maka Ia menemukan
suatu sarana yang ampuh, sesuatu yang mengherankan, suatu ungkapan
cintakasih yang tak terpahami dan yang tak ada batasnya. Ratu yang
penuh kasih sayang ini menawarkan diri kepada Bapa-Nya sebagai
kurban untuk memenuhi keadilan Allah, untuk meredakan murka-Nya
dan untuk meluputkan kita dari perbudakan Setan dan dari api neraka,
dan untuk memperoleh bagi kita kebahagiaan abadi.
<CKA 46> Tawaran-Nya diterima. Keputusan diambil dan ditetapkan:
Kebijaksanaan Abadi, ataupun Putra Allah, akan menjadi manusia pada
saat yang tepat dan dalam keadaan tertentu.
<CKA 47> Selama seluruh zaman yang mendahului penjelmaan-Nya
Kebijaksanaan Abadi melalui beribu-ribu cara menunjukkan kepada umat
manusia persahabatan yang Ia rasakan bagi mereka, begitu juga
k e r induan- Nya yang besar unt uk membagi- bagik a n
anugerah-anugerah-Nya kepada mereka, dan untuk bergaul dengan
mereka. "Kegembiraan-Ku", kata-Nya, "ialah berada bersama-sama
anak-anak manusia": Deliciae meae esse cum filiis hominum" (Amsal
8:31). Ia sendiri menelusuri segala penjuru untuk mencari orang yang
pantas menerima persahabatan-Nya, pantas untuk menerima kekayaan-kekayaan-Nya, pantas untuk menerima Diri-Nya sendiri. Ia menyebar
di tengah berbagai bangsa, di dalam hati orang-orang suci, untuk
membentuk mereka menjadi sahabat-sahabat Allah dan nabi-nabi. Dan
Kebijaksanaan Abadi sendirilah yang membentuk semua Bapa Bangsa
yang suci, semua sahabat Allah, para nabi dan orang kudus dari
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: "Et per nationes in animas sanctas
se transfert, amicos Dei et prophetas constituit" (Kebij. 7: 27)
Kebijaksanaan Abadi inilah yang mengilhamkan tokoh-tokoh Allah dan
yang berbicara melalui mulut para nabi. Dialah yang membimbing
mereka di perjalanan, menerangi mereka dalam keragu-raguannya,
menopang mereka pada saat-saat yang lemah dan membebaskan mereka
dari segala kejahatan yang mengancam mereka.
25
6. Di antara Kebijaksanaan Abadi dan manusia
terjalin persahabatan besar.
<CKA 64> Begitu akrab jalinan persahabatan antara Kebijaksanaan
Abadi dan manusia, sehingga melampaui segala pengertian.
Kebijaksanaan ada bagi manusia,
dan manusia ada bagi Kebijaksanaan.
"Thesaurus infinitus hominibus": Suatu harta kekayaan yang tak
terhingga bagi manusia, dan bukan bagi para malaikat atau bagi
makhluk-makhluk lain. Persahabatan Kebijaksanaan bagi manusia berasal
dari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk merupakan ikhtisar
mukjizat-mukjizat-Nya, merupakan dunia-Nya yang besar dan kecil,
gambar-Nya yang hidup dan wakil-Nya di bumi. Sejak Kebijaksanaan
Abadi, terdorong oleh kasih-Nya yang berlimpah bagi manusia, menjadi
serupa dengan dia ketika menjadi manusia dan menyerahkan diri sampai
mati untuk menyelamatkan dia, Kebijaksanaan Abadi mencintainya
sebagai saudara-Nya, sahabat-Nya, murid-Nya, anak asuh-Nya, sebagai
harga darah-Nya dan pewaris kerajaan-Nya. Oleh karena itu Ia akan
merasa dirugikan tak terhingga jika seseorang akan menjauhkan atau
merampas hati seorang manusia daripada-Nya.
<CKA 65> Keindahan abadi dan sangat layak dicintai ini begitu kuat
merindukan persahabatan manusia, sehingga Ia menulis suatu buku
khusus untuk memenangkannya. Di dalam buku ini Ia mengungkapkan
kepada manusia keunggulan diri-Nya dan betapa Ia merindukan
persahabatan manusia. Buku ini bagaikan sepucuk surat seorang kekasih
kepada pacarnya untuk memenangkan kasih sayangnya. Kerinduan akan
hati manusia yang diungkapkan-Nya di situ begitu mendesak, usaha
pencarian persahabatan di dalamnya begitu lemah lembut, rayuan dan
janji-janji-Nya pun begitu penuh cinta kasih, sehingga bila mendengarkan
bahasa itu, kita tidak akan menyangka bahwa Dia ratu surga dan bumi,
melainkan seorang yang membutuhkan manusia untuk dapat menjadi
bahagia.
<CKA 70> Akhirnya untuk lebih mendekatkan diri pada manusia dan
untuk lebih nyata membuktikan cinta kasih-Nya, Kebijaksanaan Abadi
26
sampai menjadi manusia sendiri, malah menjadi seorang kanak-kanak,
menjadi miskin dan malah mati bagi manusia di atas salib. Betapa sering
Ia berseru ketika Ia masih hidup di dunia ini: "Datanglah kepada-Ku
kamu semua; inilah Aku, jangan takut."
"Mengapa kamu takut? Aku serupa dengan kamu; Aku mencintai kamu.
Takut barangkali karena kamu orang berdosa? Nah, justru mereka itu
yang Kucari; Akulah sahabat para pendosa."
"Ataukah kamu takut karena sudah memisahkan diri dari kandang
domba oleh kesalahanmu sendiri? Nah, Aku ini Gembala yang Baik."
"Ataukah kamu takut karena berbeban dosa, tertutup kenajisan, terpukul
kesedihan? Nah, justru untuk itu kamu harus datang kepada-Ku; sebab
Aku akan melepaskan bebanmu, Aku akan membersihkan kamu, Aku
akan menghibur kamu."
<CKA 71> Dari satu pihak Kebijaksanaan Abadi ingin menunjukkan
cinta kasih-Nya bagi manusia, sampai mau mati sebagai penggantinya
untuk menyelamatkannya. Tetapi dari lain pihak Ia tak mampu
mengambil keputusan untuk meninggalkan manusia. Oleh karena itu
Kebijaksanaan Abadi menemukan suatu rahasia ajaib untuk dapat mati
dan hidup sekaligus, dan untuk dapat tinggal bersama dengan manusia
sampai akhir zaman: Dalam kecerdikan-Nya penuh kasih sayang Ia
menemukan Ekaristi. Dan untuk memuaskan cinta-Nya sampai
sepenuhnya dalam misteri ini, Ia tidak berkeberatan mengubah dan
memutarbalikkan seluruh alam.
Jika Ia tidak menyembunyikan diri di bawah kilauan sebutir intan atau
batu mulia yang lain, maka itu karena Ia tidak hanya mau tinggal secara
lahiriah saja bersama manusia. Kebijaksanaan Abadi menyembunyikan
diri di dalam rupa sepotong roti yang merupakan makanan lazim bagi
manusia, agar setelah disantap oleh manusia Ia dapat masuk ke dalam
hatinya dan bersenang-senang di situ.
7. Kebijaksanaan mendirikan di antara manusia
sebuah kediaman yang pantas bagi-Nya: Maria.
<CKA 105> Ketika akhirnya waktu yang ditentukan untuk penyelamatan manusia telah tiba, Kebijaksanaan Abadi mendirikan bagi diri-Nya
27
sebuah rumah, suatu kediaman yang pantas baginya: "Sapientia
aedificavit sibi domum" (Ams 9:1). Ia menciptakan dan membentuk
Maria di dalam rahim Santa Anna dengan kegembiraan lebih besar
daripada ketika Ia menciptakan semesta alam. Tak mungkin
mengungkapkan dengan kata bagaimana dari satu pihak Allah Tritunggal
Mahakudus menyatakan Diri-Nya penuh kemesraan kepada makhluk
yang jelita ini, dan bagaimana dari pihak lain Maria penuh kesetiaan
menjawabi karunia-karunia Penciptanya.
<CKA 106> Banjir kebaikan Allah yang meluap-luap yang dihentikan
secara kasar oleh dosa manusia sejak awal dunia, mengalir lagi tak
terbendung dan selengkapnya dalam hati Maria. Kebijaksanaan Abadi
memberikan kepadanya segala karunia yang semestinya diterima dari
kemurahan hati-Nya oleh Adam dan seluruh keturunannya, andaikata
mereka dulu bertahan dalam keadaan asli tanpa dosa. Akhirnya, seperti
dikatakan seorang kudus, kepenuhan keAllahan melimpah seluruhnya di
dalam Maria, sejauh seorang makhluk belaka mampu menampungnya.
Oh Maria! Oh karya ulung dari Yang Mahatinggi! Oh keajaiban yang
dikerjakan Kebijaksanaan Abadi! Oh mukjizat dari yang Mahakuasa! Oh
jurang rahmat! Saya mengakui bersama semua orang kudus, hanya Dia
yang menciptakan engkau, hanya Dialah yang mengetahui tingginya,
lebarnya dan dalamnya rahmat-rahmat yang Ia karuniakan kepadamu.
<CKA 107> Selama empatbelas tahun pertama hidupnya Maria
mengalami pertumbuhan begitu pesat dalam rahmat dan dalam
kebijaksanaan Allah dan menghayati kesetiaan yang begitu sempurna
kepada cintakasih-Nya, sehingga ia tidak hanya memesonakan semua
malaikat, tetapi juga Allah sendiri. Kerendahan hatinya yang sedalam
jurang memikat Allah. Kemurniannya yang seluruhnya ilahi menarik
Allah. Dan imannya yang hidup dan doa-doanya yang begitu sering dan
mesra membujuk Allah. Kebijaksanaan secara mesra ditaklukkan oleh
usaha pencarian yang begitu mesra."O quantus amor illius," berserulah
Santo Agustinus, qui vincit omnipotentem!" "Oh! betapa besar
cintakasih Maria yang menaklukkan Yang Mahakuasa!"
28
<CKA 108> Itulah mukjizat terbesar di surga dan di bumi, yaitu luapan
cintakasih Allah berlimpah-limpah: Verbum caro factum est", Sabda
telah menjadi daging. Kebijaksanaan Abadi menjelma menjadi manusia.
Allah menjadi manusia tanpa berhenti menjadi Allah. Allah yang manusia
ini bernama Yesus Kristus, artinya Penyelamat.
8. Yesus, Putera Maria.
<CKA 120> Tetapi apa artinya nama Yesus bagi kita, nama yang
menjadi nama pribadi bagi Kebijaksanaan yang menjelma, kalau bukan
cintakasih yang menyala-nyala, cintakasih tak terhingga dan kejelitaan
yang menawan? Yesus, Penyelamat, Dialah yang menyelamatkan
manusia, yang ciri-ciri pribadi-Nya ialah mencintai dan menyelamatkan
manusia.
<CKA 121> Jesu dulcis in facie, dulcis in ore, dulcis in opere: Yesus
begitu manis wajah-Nya, manis juga perkataan-Nya dan manis
perbuatan-perbuatan-Nya. Penyelamat yang terkasih ini berwajah begitu
manis dan begitu lemah lembut, sehingga Ia memesonakan mata dan hati
semua orang yang melihat Dia. Para gembala yang datang
mengunjungi-Nya di kandang semuanya begitu terpesona oleh
wajah-Nya yang manis dan elok, sehingga mereka berhari-hari
memandang-Nya bagaikan orang yang berada di dunia yang lain.
Malahan para raja yang paling anggun setelah baru saja memandang
penampilan jelita anak bagus ini langsung melepaskan segala keanggunan
dan secara spontan bertekuk lutut di depan palungan. Betapa sering
mereka berkata yang satu kepada yang lain: "Sahabat-sahabat, betapa
menyenangkan berada di sini! Di dalam istana-istana kita tak pernah kita
temukan kesenangan-kesenangan yang dapat dibandingkan dengan apa
yang kita rasakan di dalam kandang ini ketika memandang anak ilahi
yang tercinta ini."
<CKA 122> Yesus begitu manis dalam perkataan-Nya. Ketika Ia hidup
di dunia, Ia memenangkan hati semua orang oleh kemanisan
29
kata-kata-Nya. Tidak pernah orang mendengar Dia berteriak terlalu
keras atau bahwa Dia terlibat dalam debat yang menghangat,
sebagaimana telah diramalkan oleh para nabi. Oleh kemanisan
kata-kata-Nya Ia memikat para rasul seakan-akan dengan umpan untuk
mengikuti Dia; demikian pula Ia menyembuhkan orang yang paling parah
penyakitnya dan menghibur orang yang paling tertimpa kesusahan.
Kepada Maria Magdalena yang amat sedih Ia hanya perlu mengucapkan
sepatah kata ini: Maria, dan langsung Ia memenuhi dia dengan
kegembiraan dan kemanisan.
<CKA 123> Akhirnya Yesus manis dalam perbuatan-Nya dan dalam
seluruh tindak-tanduk hidup-Nya. Semuanya Ia lakukan dengan baik:
omnia bene fecit. Dan ini berarti bahwa apa saja yang dilakukan Yesus
Kristus dilakukan dengan begitu tepat, bijaksana, suci dan manis,
sehingga di dalamnya tak mungkin ditemukan kesalahan atau kejelekan
apapun.
<CKA 125> Namun siapa akan mampu menjelaskan kemanisan Yesus
Kristus terhadap para pendosa yang papa? Dengan betapa manisnya Ia
memperlakukan Magdalena, wanita pendosa itu! Dengan betapa peka
perasaan-Nya Ia mentobatkan wanita Samaria! Dengan betapa murah
hati Ia mengampuni wanita itu yang kedapatan berzinah! Dan betapa ia
terdorong cintakasih ketika Ia pergi makan bersama mereka yang dikenal
umum sebagai pendosa untuk memenangkan hati mereka! Bukankah
kemanisan-Nya yang besar itu menjadi alasan bagi musuh-musuh-Nya
untuk mengejar Dia? Sebab mereka mengatakan bahwa oleh
kelemahlembutan-Nya Ia membiarkan orang melanggar hukum Musa,
dan mereka menghina Dia dengan menyebut-Nya sahabat orang-orang
berdosa dan pemungut cukai. Dengan betapa baik hati dan rendah hati
Ia mencoba memenangkan hati Yudas yang mau mengkhianati Dia,
ketika Ia membasuh kakinya dan memanggil dia sahabat-Nya! Dan
akhirnya betapa besar cintakasih-Nya ketika Ia meminta ampun kepada
Allah Bapa-Nya untuk para algojo-Nya, sambil memaafkan mereka oleh
karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!
30
Tema II:
MARIA, JALAN KEPADA KEBIJAKSANAAN
"Maria, jalan kepada Kebijaksanaan!"
Dengan ungkapan ini kita mencapai puncaknya pengalaman Santo
Louis-Marie de Montfort. Ia sendiri menjelaskan hal itu dalam "Uraian
tentang bakti sejati kepada Perawan Tersuci", di mana ia menulis: " Saya
mengangkat penaku untuk menuliskan apa yang telah bertahun-tahun
lamanya kuajarkan selama karya misiku, baik di hadapan umum maupun
dalam wawancara-wawancara pribadi..." (IS 110).
Ajaran rohani Santo Montfort bersifat misioner. Tujuannya ialah mendirikan pemerintahan Kristus dan membangun Kerajaan Allah. Ciri-ciri
khas intuisi dan kharisma Santo Montfort terletak dalam kesadarannya
yang tinggi mengenai peranan Bunda Maria dalam rencana keselamatan.
Kalau Maria memang berperan seperti itu dalam hidup dan karya Sang
Penebus, maka perlu kita menarik kesimpulan: "Melalui Santa Perawan
Maria Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia,melalui Maria pula harus
Dia berkuasa di dunia"(BS 1)
Inilah suatu kebenaran dasar yang berlaku untuk semua orang. Namun
tidak semua orang juga mampu memahaminya dan meresapkannya di
dalam hati. Inilah sebuah "rahasia" yang dinyatakan oleh Yang
Mahatinggi kepada orang-orang miskin dan bersahaja (bdk. BS 119).
Untuk mengungkapkan kebenaran ini, Montfort meminjam dari
Alkitab dan dari tradisi beberapa istilah yang cukup keras kedengaran
bagi telinga orang modern atau malahan mengejutkan mereka, seperti
"perhambaan" dan "hamba demi cinta". Istilah ini secara harafiah dipakai
oleh Santa Perawan Maria ketika ia menerima kabar dari malaikat dan
pada waktu ia mengunjungi Elisabet (Lk. 1:38), dan juga oleh Santo
Paulus (Gal. 1:10).
Namun kita bisa memahami bahwa perasaan zaman kita lain. Apa
yang diutarakan oleh Santo Montfort dalam bahasa sezamannya, akan
lebih mudah dicernakan bila diungkapkan dengan gaya bahasa modern,
seperti misalnya: kita sungguh di tangan Tuhan; hidup dan karya kita
merupakan anugerah-Nya.
31
Kebebasan kita terwujud dalam kesadaran penuh akan martabat kita
sebagai makhluk yang bergantung dari Sang Pencipta, dan yang
membalas kasih kepada kasih Allah yang telah menciptakan kita,
menghidupkan kita serta menyelamatkan kita setiap saat.
1. Yesus Kristus dan hanya Dialah adalah segala-galanya.
<BS 61> Tuhan Yesus Kristus, juru selamat kita, sungguh Allah dan
sungguh manusia, harus menjadi tujuan semua ibadat kita lainnya; kalau
tidak, maka ibadat itu tidak sejati dan menyesatkan. Yesus Kristuslah
Alfa dan Omega (Why 1:8; 22:13), awal dan akhir segala sesuatu.
Menurut kata-kata sang Rasul, segala usaha kita hanya bertujuan untuk
membawa setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus Yesus (Ef
4:13). Sebab hanya dalam Dia terdapat seluruh kepenuhan Allah (Kol
2:9), dan semua kepenuhan rahmat lainnya, keutamaan dan
kesempurnaan. Hanya dalam Dia saja kita diberkati dengan semua berkat
rohani (Ef 1:3). Dia adalah guru satu-satunya untuk mengajar kita (Mt
23:8-10), satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas kita (1 Kor 8:6),
kepala satu-satunya dengan siapa kita harus dipersatukan (Kol 1:18).
Tak ada teladan lain yang harus menjadi contoh kita (Yoh 13:15), tak
ada dokter lain yang menyembuhkan kita, tak ada gembala lain yang
harus memberi kita makan. Dia adalah satu-satunya jalan yang harus kita
tempuh, satu-satunya kebenaran untuk diimani, satu-satunya hidup yang
harus menjiwai kita (Yoh 14:6). Hanya Tuhan Yesus Kristus saja
menjadi segala-galanya dalam segala sesuatu, dan Dia saja harus sudah
cukup bagi kita. Di bawah langit tidak ada nama lain yang dapat
menyelamatkan kita, kecuali nama Yesus (Kis 4:12). Allah tidak
meletakkan dasar lain selain Yesus itu, sebagai penyelamat, pengantara
dan kemuliaan kita (1 Kor 3:11). Setiap bangunan yang tidak didirikan
di atas wadas ini, dibangun di atas pasir dan cepat ataupun lambat pasti
akan runtuh (Mt 7:26-27). Setiap orang beriman yang tidak bersatu
dengan Dia seperti cabang dengan pokok anggur, akan gugur, layu dan
hanya pantas untuk dibakar (Yoh 15:6). Tetapi bila Yesus Kristus hidup
di dalam kita dan kita dalam Dia, tentu tidak perlu takut akan
32
penghukuman (Rom 8:1-4). Suatu makhluk manapun tidak dapat
merugikan kita, baik malaikat-malaikat di surga, baik manusia di bumi,
baik setan di neraka, ataupun makhluk lainnya, sebab tak ada sesuatupun
yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang terdapat dalam diri
Yesus Kristus (Rom 8:38-39). Oleh Yesus Kristus, bersama dan dalam
Yesus Kristus kita mampu segala-galanya, menyampaikan segala hormat
dan pujian kepada Bapa dalam persatuan dengan Roh Kudus, menjadi
sempurna dan menjadi wangi-wangian yang membangkitkan hidup abadi
bagi sesama (2 Kor 2:14-16).
2. Yesus Kristus ingin berkuasa melalui Maria.
<BS 1> Melalui Santa Perawan Maria, Tuhan Yesus Kristus datang ke
dunia. Melalui Maria pula haruslah Dia berkuasa di dunia.
<RM 7> Hanya Maria yang telah memperoleh rahmat di hadapan Allah,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi tiap-tiap manusia. Tidak seorang
bapa bangsa, nabi atau orang suci pun dari Perjanjian Lama berhasil
memperoleh rahmat itu.
<RM 8> Maria diberi nama "Bunda rahmat", Mater gratiae, karena
dialah yang melahirkan dan menghidupkan Pencipta segala rahmat.
<RM 12> Oleh karena Maria telah membentuk kepala kaum pilihan,
Yesus Kristus, ia juga harus membentuk para anggota kepala itu, yaitu
kaum kristen sejati. Seorang ibu tidak membentuk kepala tanpa anggota,
juga tidak membentuk anggota tanpa kepala. Jadi barangsiapa mau
menjadi murid Yesus Kristus dan dipenuhi dengan rahmat dan
kebenaran, harus dibentuk dalam Maria oleh rahmat Kristus Yesus.
Karena Maria dipenuhi dengan rahmat Kristus, maka ia dapat
membagikannya secara berlimpah-limpah kepada murid-murid sejati
Yesus Kristus, anak-anaknya sendiri.
33
3. Siapa Maria itu?
<BS 5> Maria adalah karya seni yang unggul dari Allah yang
Mahatinggi, untuk dikenal dan dimiliki-Nya sendiri. Maria adalah Bunda
yang dikagumi Allah Putera, yang berkenan merendahkan ibu-Nya dan
menyembunyikannya semasa hidupnya guna menunjang kerendahan
hatinya. Sebab itu Ia memperlakukan ibu-Nya seperti orang asing dan
menyebutnya 'wanita' (Yoh 2:4). Akan tetapi dalam hati-Nya ia
memandangnya lebih tinggi, dan mencintainya lebih daripada semua
malaikat dan manusia. Maria adalah sumber air yang termeterai dan
pengantin yang setia dari Roh Kudus. Hanya Roh Kuduslah yang boleh
memasukinya. Maria adalah bait suci dan tempat peristirahatan
Tritunggal Mahakudus. Allah mendiaminya dengan semarak dan
keilahian yang lebih besar daripada di manapun juga dalam seluruh jagat
raya. Bahkan lebih daripada di atas takhta-Nya yang dijunjung oleh
semua kerubim dan serafim. Tak satupun dari makhluk-Nya, biar sesuci
apapun juga boleh memasukinya, kecuali kalau diberi hak yang istimewa.
<BS 10> Namun sesungguhnya, bersama para kudus kita harus berkata:
DE MARIA NUMQUAM SATIS. Orang belum cukup memuji,
mengagungkan, menghormati dan mengabdi Maria. Ia pantas mendapat
lebih banyak pujian, penghormatan, cinta dan pengabdian.
4. Allah menghendaki memulai karya-Nya yang terbesar
melalui Maria.
<BS 14> Bersama seluruh Gereja kuakui bahwa Maria hanya suatu
makhluk belaka dijadikan oleh tangan dari yang Mahatinggi. Kalau
dibandingkan dengan keagungan Allah yang tak terhingga, Maria adalah
lebih kecil dari pada sebuah atom, atau lebih tepat, tidak berarti sama
sekali. Sebab hanya Tuhanlah yang dapat mengatakan: 'AKU ADALAH
AKU' (Kel 3:14). Oleh karena itu, untuk melaksanakan kehendak-Nya,
serta menyatakan kemuliaan-Nya, Dia sekali-kali tidak membutuhkan
Santa Perawan Maria, sekarangpun Dia tidak memerlukannya. Karena
34
Tuhan yang menguasai segala-galanya senantiasa tidak tergantung dari
siapapun, dan mampu mencukupi diri-Nya. Cukuplah Dia menghendaki
sesuatu maka jadilah itu.
<BS 15> Akan tetapi, jika aku bertitik tolak pada kenyataan sebagaimana adanya, dan melihat bahwa Tuhan berkenan memulai dan
menyempurnakan karya-karya-Nya yang paling agung oleh Santa
Perawan Maria, sejak saat Ia menciptakannya, maka dengan hati yang
tenang saya boleh menerima bahwa Ia selama-lamanya tidak akan
mengubah sikap-Nya (Mzm 102:26-28; Ibr 1:12). Sebab Dialah Allah
yang tidak berubah dalam perasaan-perasaan maupun dalam tingkah
laku-Nya.
<BS 16> Allah Bapa memberikan Putera-Nya yang tunggal kepada
dunia hanya melalui Maria. Para Bapa bangsa telah merindukan hal ini,
para nabi dan para kudus dari Perjanjian Lama selama empat ribu tahun
memohon harta yang berharga ini. Tetapi hanya Maria yang pantas
memperoleh-Nya dan mendapat belas kasihan di mata Tuhan (Lk 1:30),
berkat kekuatan doanya dan kebajikan yang luhur. Santo Agustinus
berkata bahwa dunia tidak layak menerima Sang Putera langsung dari
tangan Bapa, maka dari itu Dia menganugerahkan-Nya kepada Maria.
Allah Putera menjadi manusia demi keselamatan kita, tetapi dalam dan
melalui Maria.
Allah Roh Kudus telah membentuk Yesus Kristus di dalam tubuh Maria,
akan tetapi terlebih dahulu Dia meminta persetujuannya melalui salah
seorang pelayan-Nya yang utama.
<BS 17> Allah Bapa telah menyalurkan kesuburan-Nya kepada Maria,
sejauh hal ini mungkin bagi seseorang yang hanya makhluk saja. Dengan
demikian diberikan-Nya kemampuan untuk melahirkan Putera-Nya dan
semua anggota tubuh mistik-Nya.
<BS 18> Allah Putera telah turun ke dalam rahim Perawan Maria
selaku Adam baru dalam firdausnya (Kej 2:8): Ia ingin bertamasya di
35
sana dengan penuh sukacita, dan melaksanakan mukjizat-mukjizat
rahmat secara tersembunyi. Allah, yang telah menjadi manusia,
menemukan kebebasan-Nya sedang Ia menjadi tawanan dalam rahim
Maria; dan Ia memancarkan kekuatan-Nya, ketika Ia membiarkan
diri-Nya digendong oleh gadis ini. Ia menemukan kemuliaan-Nya dan
kemuliaan Bapa-Nya dengan menyembunyikan kesemarakan-Nya bagi
segala makhluk, dan hanya menyatakannya kepada Maria. Ia menyemarakkan kedaulatan-Nya dan keagungan-Nya dengan bergantung pada
perawan yang amat jelita pada saat Ia diperkandungkan, dilahirkan,
dipersembahkan di kenisah, selama tiga puluh tahun hidup-Nya yang
tersembunyi dan sampai saat wafat-Nya. Sungguh, sampai saat
wafat-Nya; sebab di situ Maria harus hadir, agar kurban-Nya bersatu
dengan kurban Maria. Dia mau dikurbankan kepada Bapa surgawi
dengan persetujuan Maria, sebagaimana Ishak dipersembahkan kepada
kehendak Allah dengan persetujuan Abraham (Kej 22:2-3). Maria telah
menyusui Yesus, telah mengurusi makanan dan penghidupan-Nya,
membesarkan-Nya, mengurbankan Dia untuk kita.
Ketergantungan Allah ini begitu mengherankan dan tak dapat dimengerti, sehingga Roh Kudus, guna menyatakan nilai dan kemuliaan-Nya yang
tak terhingga, tidak dapat berdiam diri dalam injil (Lk 1:42) walaupun Ia
berdiam diri tentang hampir semua mukjizat yang diadakan oleh
Kebijaksanaan yang telah menjadi manusia selama hidup-Nya yang
tersembunyi. Tuhan Yesus Kristus lebih memuliakan Bapa surgawi-Nya
dengan tunduk kepada Maria selama tiga puluh tahun, daripada
andaikata mentobatkan seluruh dunia dengan mukjizat-mukjizat yang
terbesar. Alangkah kita meluhurkan Tuhan bila kita mau bergantung dari
Maria, untuk menyenangkan Dia. Bukankah kita dengan cara demikian
menuruti jejak Yesus Kristus, contoh kita yang tunggal?
<BS 19> Bila kita lebih meneliti hidup Tuhan Yesus Kristus selanjutnya, maka kita akan melihat bahwa Ia mau mengawali deretan
mukjizat-mukjizat-Nya melalui Maria. Lewat perkataan Maria Dia
menguduskan Santo Yohanes dalam rahim ibunya, yaitu Santa Elisabeth;
pada saat Maria berbicara, Yohanes disucikan (Lk 1:41). Inilah mukjizat
yang pertama dan terbesar pada bidang adikodrati. Dan pada perjamuan
36
di Kana Ia mengubah air menjadi anggur atas permohonan Maria yang
rendah hati (Yoh 2:1-12). Demikian Ia memulai dan melanjutkan
membuat mukjizat melalui Maria. Begitu pula sampai akhir zaman Ia
akan membuat mukjizat melalui Maria.
<BS 20> Allah Roh Kudus mandul dalam Allah, sebab Ia tidak
melahirkan pribadi Ilahi lain lagi; akan tetapi, oleh mempelai-Nya Maria,
Ia menjadi subur. Bersama Maria, dalam dan dari Maria Dia
menghasilkan karya seni-Nya: Allah yang menjadi manusia. Atas cara
yang sama tiap-tiap hari Dia masih terus menerus menghasilkan, sampai
akhir dunia, para pilihan dan anggota-anggota tubuh dari kepala yang
pantas disembah ini. Oleh karena itu: makin di dalam satu jiwa Roh
Kudus menemukan Maria mempelai-Nya yang tercinta dan yang tak
terpisahkan, makin kuat Roh Kudus berkarya dan berkuasa untuk
melahirkan Yesus Kristus di dalam jiwa itu dan jiwa itu di dalam Yesus
Kristus.
<BS 21> Bukan maksud kami untuk mengatakan bahwa Perawan Maria
yang tersuci memberi kesuburan kepada Roh Kudus, seolah-olah Ia
tadinya belum memiliki kesuburan. Bukankah Roh Kudus sungguh Allah
dan karenanya Ia memang subur, sama seperti Bapa dan Putera; artinya
Ia memiliki kemampuan untuk melahirkan. Hanya Ia tidak secara
langsung menggunakan kemampuan ini dan nyatanya, Ia tidak
melahirkan pribadi Ilahi. Jadi satu-satunya yang kita maksudkan ialah
bahwa Roh Kudus secara mutlak tidak membutuhkan Perawan Maria,
melainkan Ia mau menggunakannya, agar dengan perantaraannya
membuat kesuburan-Nya itu berdaya guna dan supaya dalam dan oleh
Maria, Ia melahirkan Yesus Kristus dan anggota-anggota tubuh
mistik-Nya. Ini adalah misteri rahmat-Nya yang tidak dikenal, bahkan
oleh umat Kristen yang terpelajar dan saleh.
<BS 22> Sikap yang telah diikuti oleh ketiga pribadi Tritunggal
Mahakudus pada saat penjelmaan dan kedatangan Yesus yang pertama,
diikuti Mereka tiap-tiap hari atas cara yang tidak kelihatan dalam Gereja
kudus. Dan Mereka akan setia pada cara ini, sampai akhir zaman, pada
kedatangan Yesus Kristus yang terakhir.
37
5. Allah menghendaki menyelesaikan melalui Maria apa yang
telah dimulai-Nya melalui dia.
<BS 23> Allah Bapa telah mengumpulkan semua air, yang dinamai-Nya
laut (bhs latin: mària); begitu pula dikumpulkan-Nya semua rahmat-Nya,
yang dinamai-Nya: Maria. Allah Mahabesar ini memiliki sebuah
khazanah yang terisi penuh, sebuah gudang harta, tempat Ia menyimpan
segala sesuatu yang indah, gemerlapan dan harta yang jarang terdapat,
ya bahkan Putera-Nya sendiri. Khazanah tak terhingga ini tak lain adalah
Maria. Para kudus menyebut Maria sebagai harta Tuhan. Dari
kepenuhannya umat manusia diperkaya secara melimpah.
<BS 24> Allah Putera mempercayakan segala sesuatu yang telah
diperoleh-Nya dengan kehidupan dan wafat-Nya, pahala-Nya yang tak
berhingga dan kebajikan-kebajikan yang mengagumkan kepada
bunda-Nya. Seluruh warisan, yang diberikan kepada-Nya, dibiarkan-Nya
diatur oleh Maria sebagai bendahari. Melalui Maria Allah Putera
menerapkan pahala-Nya pada anggota-anggota tubuh mistik- Nya dan
diberikan-Nya bagian dari kebajikan-kebajikan dan rahmat- Nya. Maria
adalah terusan-Nya yang gaib, sebuah saluran yang melaluinya Ia
mengalirkan kerahiman-Nya secara lembut dan melimpah.
<BS 25> Allah Roh Kudus telah menganugerahkan kepada Maria,
pengantin-Nya yang setia, kurnia-kurnia-Nya yang tak terungkapkan.
Maria dipilih-Nya menjadi pembagi segala milik-Nya, sehingga Ia dapat
membagikan segala kurnia dan rahmat-Nya kepada barangsiapa ia mau,
sebanyak ia mau, dengan cara dan pada saat manapun dia mau. Tak ada
satu anugerah surgawipun yang diberikan kepada manusia kecuali
melalui tangan Perawan Maria. Memang demikian kehendak Allah,
bahwa kita menerima segala sesuatu melalui Maria. Dengan cara itu
yang Mahatinggi mau memperkaya, mengagungkan dan menghormati
Maria, yang selama hidupnya berkat kerendahan hatinya yang mendalam,
mau hidup miskin, hina dan tersembunyi dan mengosongkan diri sampai
sehabis-habisnya. Demikianlah perasaan Gereja serta para pujangga
kudus.
38
6. Allah Tritunggal dan Maria.
<BS 29> Sampai akhir zaman, Allah Bapa terus menerus melahirkan
anak-anak melalui Maria. Dia bersabda: 'IN JACOB INHABITA' (Sir
24:8) (Bangunlah kemah-kemahmu dalam Yakub). Artinya: hendaklah
kamu mendiami anak-anak-Ku, kaum terpilih, yang dilambangkan oleh
diri Yakub; dan jangan mendiami anak-anak setan, kaum buangan, yang
dilambangkan oleh diri Esau.
<BS 30> Sebagaimana untuk kelahiran jasmaniah dan alamiah dibutuhkan adanya perantaraan seorang ayah dan seorang ibu, begitu juga
halnya bagi kelahiran adikodrati dan rohani, Allah adalah Bapa kita dan
Maria adalah ibu kita. Semua anak-anak sejati dari Tuhan dan semua
orang terpilih berbapakan Allah dan beribukan Maria. Maka orang-orang
yang dicampakkan, seperti kaum bidah dan skisma, yang membenci
Maria atau menghinakan dan tak acuh terhadap Bunda Maria, tidak
berbapakan Allah, apapun yang mereka katakan, sebab mereka tidak
beribukan Maria. Sebab sekiranya Maria sungguh-sungguh ibu mereka,
pasti mereka akan mencintainya serta menghormati dia, sebagaimana
sikap anak yang baik terhadap ibunya yang telah memberinya hidup.
Tanda yang tak dapat disangkal dan tak dapat disalah-artikan untuk
membedakan apakah kita berhadapan dengan seorang pilihan Allah dan
orang bidah, ialah bahwa orang-orang yang disebut terakhir ini berbicara
tentang Maria dengan nada mencemoohkan dan tak acuh. Baik dengan
kata-kata dan perbuatan terang-terangan ataupun terselubung,
kadang-kadang berdasarkan dalih-dalih yang bagus sekali, mereka
mencoba untuk merusakkan penghormatan dan cinta terhadap Maria.
Namun Allah Bapa tidak bersabda bahwa Maria juga akan tinggal di
dalam hati mereka ini; mereka adalah para Esau.
<BS 31> Tiap-tiap hari Allah Putera ingin dijadikan lagi dalam diri
anggota-anggota tubuh mistik-Nya dan mau melanjutkan karya penjelmaan melalui ibu-Nya yang terkasih. Maka Ia bersabda kepada Maria:
"IN ISRAEL HEREDITARE" (Sir 24:8). Carilah warisanmu di Israel.
Seolah-olah hendak dikatakan-Nya: Bapaku telah memberikan segala
39
bangsa sebagai warisan, begitu juga semua manusia yang baik maupun
yang jahat, kaum pilihan dan orang-orang terkutuk. Yang baik akan
dipimpin dengan tongkat emas, yang jahat dengan tongkat besi. Aku
akan menjadi Bapa dan pengantara bagi orang-orang yang Kupanggil,
seorang hakim yang adil bagi kaum terkutuk, seorang hakim bagi semua
orang. Akan tetapi, Bunda terkasih, bagimu sajalah kaum terpilih yang
dilambangkan oleh Israel. Sebagai Ibu yang baik engkau harus
melahirkan mereka, memberi mereka makan, dan membesarkan mereka,
dan selaku seorang ratu membimbing, mengarahkan dan membela
mereka.
<BS 32> Seorang manusia dan seorang manusia dilahirkan dalam dia,
kata Roh Kudus. HOMO ET HOMO NATUS EST IN EA (Mzm 87:5).
Beberapa Bapa gereja menerangkan ayat ini begini: manusia pertama
yang dilahirkan dari Maria ialah Allah-Manusia Yesus Kristus; manusia
kedua ialah manusia semata-mata, anak Allah dan Maria karena
pengangkatan. Jika kepala umat manusia Yesus Kristus dilahirkan dari
Maria, maka masuk akal juga kaum pilihan, anggota-anggota tubuh
mistik, memperoleh hidup dari Maria. Sebab seorang ibu kan tidak
melahirkan kepalanya tanpa anggota-anggotanya; juga bukan
anggota-anggota tanpa kepala. Itukan disebut sebagai suatu momok
dalam alam. Nah, begitu pula di bidang rahmat: baik kepala maupun
anggota-anggota dilahirkan oleh ibu yang sama. Jadi bila seorang
anggota dari tubuh mistik seorang yang terpilih beribukan orang lain dari
Maria yang sudah melahirkan kepalanya, maka dia juga sama sekali
bukan orang terpilih atau anggota dari Yesus Kristus, akan tetapi dia
adalah suatu momok di bidang rahmat.
<BS 33> Selebihnya, Yesus sampai sekarang masih tetap Putera Maria,
seperti sediakala. Surga dan bumi setiap hari berkali-kali berseru: ‘dan
terpujilah buah tubuhmu’. Jadi tentu Dia adalah buah dan hasil karya
Bunda Maria, baik bagi setiap orang beriman secara perseorangan
maupun bagi semua orang bersama. Karenanya setiap orang beriman
yang dalam hatinya telah dibentuk Yesus, dengan bebas dapat berseru:
Terima kasih banyak Bunda Maria! Apa yang telah kuterima, adalah
karya dan buah dari Maria. Tanpa Maria tak akan aku memilikinya.
40
Kata-kata yang dikatakan Santo Paulus tentang dirinya, berlaku pula
bagi Maria, "karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa
Kristus menjadi nyata di dalam kamu" QUOS ITERUM PARTURIO,
DONEC IN VOBIS FORMETUR CHRISTUS (Gal 4:19). Tiap-tiap hari
aku melahirkan anak Allah, sampai terbentuklah Putera-Ku Yesus
Kristus di dalam diri mereka sampai tercapainya kepenuhan kekayaan
kedewasaannya (Ef 4:13). Santo Agustinus melebihi dirinya sendiri dan
segala sesuatu yang telah kuuraikan di atas ini, bila dikatakannya bahwa
semua orang terpilih di dunia ini, bersembunyi dalam rahim rohani Santa
Perawan Maria, untuk dijadikan sesuai dengan citra Allah Putera. Bunda
Maria menjagai, memberinya makan dan memeliharanya. Dijadikannya
mereka bertumbuh sampai saatnya tiba untuk melahirkan mereka bagi
kemuliaan: hari kemuliaan mereka menjadi hari kelahiran, seperti gereja
menyebut kematian orang-orang jujur. Ini adalah suatu rahasia rahmat
yang sama sekali tidak diketahui oleh kaum terkutuk dan yang masih
kurang dikenal oleh kaum terpilih.
<BS 34> Allah Roh Kudus mau membentuk kaum pilihannya dalam dan
oleh Maria. IN ELECTIS MEIS MITTE RADICES (Sir 24:12), kata-Nya
kepada Maria: kekasih-Ku, pengantin-Ku, biarkanlah semua
keutamaanmu berakar dalam hati kaum pilihan-Ku, supaya mereka
bertumbuh dari kebajikan yang satu menuju kebajikan yang lain dan dari
rahmat yang satu sampai rahmat yang lain. Semasa hidupmu di dunia
engkau sudah sedemikian menyenangkan Aku oleh karena budimu yang
luhur, sehingga Aku bukan saja ingin menjumpaimu di surga, tetapi juga
masih di dunia. Sebab itu, ciptakanlah kembali gambaranmu dalam kaum
pilihan-Ku. Biarlah dalam diri mereka Aku penuh sukacita menemukan
kembali akar dari imanmu yang tak terkalahkan, kerendahan hatimu yang
mendalam, tapamu yang sempurna, dan yang mulia, cintamu yang
bernyala, kepercayaanmu yang kokoh serta semua keutamaanmu yang
lainnya. Bagi-Ku engkau masih tetap pengantin yang setia, murni dan
subur, seperti sediakala; maka semoga imanmu memberi Aku
orang-orang beriman, semoga kemurniaanmu memberi Aku
perawan-perawan dan semoga kesuburanmu memberi Aku kaum pilihan
dan kenisah-kenisah.
41
<BS 35> Bila Maria sudah berakar dalam suatu jiwa, lalu dikerjakannya
keajaiban-keajaiban rahmat seperti yang hanya dapat dilakukan oleh dia.
Sebab hanya Marialah perawan yang subur yang tidak ada imbangannya
dan tak pernah akan ada imbangannya dalam hal kemurnian dan
kesuburan. Bersama dengan Roh Kudus Maria telah menghasilkan yang
paling mulia dari sepanjang zaman: seorang Allah manusia. Tentu saja
dia juga akan mengerjakan keajaiban-keajaiban yang paling mulia dari
zaman-zaman akhir. Tugasnya yang khusus ialah membentuk dan
mendidik orang kudus yang ulung yang akan hidup menjelang akhir
zaman. Sebab siapa lagi kalau bukan perawan yang luar biasa dan
mengagumkan ini, yang mampu mengerjakan hal-hal yang paling luar
biasa dan mengagumkan ini.
<BS36> Apa bila dalam suatu jiwa, Roh Kudus, mempelai Maria ini,
menemukan Maria, maka Ia terbang ke sana, memasukinya tanpa
segan-segan, memberikan dirinya kepada jiwa itu beserta rahmat yang
berlimpah, setimpal dengan besarnya tempat yang disediakan orang itu
bagi Maria, mempelai-Nya. Inilah salah satu alasan utama maka Roh
Kudus kini tidak lagi melakukan keajaiban-keajaiban yang terlalu
menonjol dalam jiwa: yaitu orang-orang tidak hidup cukup mesra
bersatu dengan mempelainya yang setia dan tak terpisahkan itu. Sebab,
Maria sungguh-sungguh seorang pengantin yang tak terpisahkan. Sebab
cinta Bapa dan Putera yang mandiri ini telah pernah mempersunting
Maria untuk melahirkan Yesus, kepala semua kaum pilihan dan
melahirkan Yesus Kristus di dalam para pilihan. Dan sejak itu Dia tidak
pernah menolak Maria, karena Maria selalu tetap setia dan subur.
7. Ibadat kepada Maria diperlukan semua orang.
<BS 39> Kesimpulannya: oleh karena Allah sudi membutuhkan Maria
yang tersuci, - sebetulnya kurang tepat menyebutnya kebutuhan, sebab
kebutuhan itu berdasarkan kehendak Allah sendiri -, maka untuk
mencapai tujuan akhir, umat manusia lebih lagi membutuhkan dia.
Penghormatan kepada Santa Maria tidak boleh kita sama-ratakan dengan
penghormatan kepada orang kudus lainnya. Sebab penghormatan kepada
42
Santa Maria lebih diperlukan dan tidak merupakan sesuatu yang
berlebihan.
<=BIS 43> Devosi kepada Santa Maria yang tersuci adalah perlu bagi
semua orang sekalipun ini hanya untuk masuk surga, maka terlebih lagi
ini berlaku bagi semua orang yang terpanggil untuk mencapai
kesempurnaan yang istimewa. Kukira tak mungkin seseorang dapat
mencapai persatuan yang intim dengan Tuhan dan kesetiaan yang
sempurna kepada Roh Kudus bila ia tidak terikat akrab dengan Santa
Maria, dan tidak sepenuhnya mengandalkan bantuannya.
<BS 44> Hanya Maria sajalah yang diperbolehkan berkenan pada
Tuhan, tanpa bantuan seorang makhluk lain (Lk 1:30). Semua orang lain
yang memperoleh kebahagiaan ini sesudah Maria, mendapatnya berkat
perantaraannya semata-mata. Begitu pula semua keturunan yang
mendatang hanya akan mendapat keselamatan melalui perantaraan
Maria. Ketika malaikat Gabriel menyalami Maria, Maria sudah penuh
rahmat dan pada saat Roh Kudus menaunginya atas peri yang tak
terlukiskan, ia dipenuhi secara melimpah (Lk 1:28-35). Dari sehari ke
sehari dan dari saat ke saat meningkatlah dengan sangat kepenuhan
Maria yang berganda ini, sehingga ia telah mencapai derajat perahmatan
yang melampui segala ukuran dan pengertian. Karenanya Yang
Mahatinggi telah mengangkatnya menjadi bendahari dan pembagi segala
kekayaan dan rahmat. Tergantung dari Santa Maria, siapa yang akan
diangkat ke tingkat kebangsawanan hidup kristiani, dididik dan
diperkaya rahmat, siapa yang diperolehkan memasuki jalan sempit yang
menuju ke surga, dan kendati segala rintangan dapat melangkah masuk
ambang pintu sempit kehidupan. Marialah yang menentukan siapa yang
boleh menduduki singgasana, atau menerima tongkat kerajaan dan
mahkota. Di mana-mana dan senantiasa Yesus adalah buah tubuh dan
Putera dari Maria. Dan ternyata Maria selalu, pohon yang sejati, yang
menghasilkan buah kehidupan, bunda yang benar yang menghasilkan
buah ini.
43
<BS 45> Selain Maria tidak ada orang lain yang diserahi kunci pintu
gudang kasih Ilahi (Kid 1:4). Hanya dia sajalah yang mampu menempuh
jalan-jalan kehidupan yang paling mulia dan mistik serta
menunjukkannya kepada orang-orang lain. Hanya Maria yang
memperbolehkan anak-anak malang dari Hawa, yang tidak setia itu
masuk ke taman firdaus dunia. Di situlah mereka dapat dengan nyaman
berjalan-jalan dengan Tuhan, dan aman tersembunyi bagi
musuh-musuhnya. Di situlah mereka dapat menikmati buah-buah dari
pohon kehidupan dan pengetahuan baik dan buruk, tanpa perlu merasa
takut akan maut. Mereka boleh minum sepuas-puasnya air surgawi yang
mengalir dari sumber yang elok. Lebih tepat lagi, Maria sendiri itulah
taman firdaus dunia ini, tanah perawan dan terberkati, yang harus
ditinggalkan oleh sepasang manusia yang berdosa itu. Hanyalah kaum
pilihannya boleh masuk ke dalamnya, untuk dijadikan orang-orang
kudus.
<BS 46> Semua orang kaya di antara rakyat, untuk menerapkan sabda
Tuhan sebagaimana dijelaskan oleh Santo Bernardus, semua orang kaya
di antara rakyat akan memohon rahmat-Mu (Mzm 45:13) dari abad ke
abad dan terutama pada akhir zaman. Artinya: para kudus yang terbesar,
orang-orang yang paling kaya akan rahmat dan kebajikan, akan berseru
kepada Santa Maria dengan tabah sekali, selalu mengingat dia sebagai
teladan yang sempurna yang harus mereka turuti, dan sebagai seorang
penopang sakti yang mendampingi mereka.
<BS 47> Tadi kukatakan, bahwa hal ini terutama akan terlaksana pada
akhir zaman, yaitu akan segera terjadi. Tuhan dan Maria, akan
membangkitkan orang-orang kudus yang besar, yang akan lebih kudus
dari kebanyakan orang lain, akan laksana pohon-pohon kedar Libanon
yang kokoh menjulang jauh lebih tinggi daripada semua semak-semak
yang rendah...
<BS 48> Orang-orang kudus besar ini, yang dipenuhi rahmat dan
kegiatan, akan dipilih untuk melawan musuh-musuh Tuhan yang
mengepung mereka dari segala penjuru. Mereka akan menghormati
44
Santa Maria secara istimewa, diterangi oleh pandangannya, disantapi air
susu keibuanya dan dibimbing oleh semangatnya. Maria akan menerangi
dan melindungi mereka, sehingga mereka mampu berjuang dengan
tangan yang satu dan membangun dengan tangan yang lainnya (Neh
4:11). Tindakan mereka sebagian tertuju kepada para bidah, skismatik,
orang kafir dan yang tidak mengakui Allah, untuk memerangi,
menjungkirbalikkan dan memusnahkan ajaran mereka yang palsu dan
perpecahannya, pemujaan berhala dan dosa-dosa mereka; dari segi lain
mereka akan membangun kenisah Salomo yang sebenarnya dan kota
Allah yang mistik, yaitu Santa Perawan Tersuci, yang oleh Bapa-Bapa
gereja disebut Kenisah Salomo dan kota Allah. Melalui kata dan
teladannya, mereka akan menghantar semua orang kepada devosi yang
sejati kepada Santa Maria, yang pasti akan menimbulkan banyak musuh,
tetapi juga banyak kemenangan-kemenangannya yang jaya bagi Allah
saja. Demikianlah Tuhan telah menyatakan kepada Santo Vinsensius
Ferrer, rasul besar dari zaman itu, dengan amat jelas hal ini
dicantumkannya dalam salah satu tulisannya. Dapat dikatakan bahwa
Roh Kudus juga telah meramalkan hal ini, yaitu dalam Mazmur 59:
Tuhan akan berkuasa atas Yakub dan seluruh dunia, menjelang waktu
senja mereka semua akan bertobat, mereka akan kelaparan seperti
anjing, dan mengembara sekeliling kota untuk mencari sesuatu yang
dapat dimakan (Mzm 59:14-15). Kota itu adalah Santa Perawan Maria,
yang oleh Roh Kudus disebut kota dan tempat kediaman Allah (Mzm
87:3). Pada akhir zaman orang yang mencari-cari akan mengitari Maria,
mereka akan bertobat, dan kelaparan akan keadilan mereka akan
dipuaskan oleh Santa Perawan Yang tersuci.
8. Kita menjadi milik Yesus Kristus dan Maria
sebagai hamba-hamba mereka.
<BS 68> Sesudah kita tahu arti Yesus Kristus bagi kita, kita harus
menyimpulkan bahwa menurut kata-kata Sang Rasul, kita bukan lagi
milik kita sendiri. Kita milik Kristus semata-mata (1Kor 6:19-20),
anggota-anggota tubuh-Nya (1Kor 12:27) dan hamba yang telah
45
dibeli-Nya dengan harga yang mahal sekali, dengan mencucurkan
darah-Nya. Sebelum dipermandikan kita adalah budak setan. Permandian
menjadikan kita hamba-hamba Kristus. Sekarang kita harus hidup untuk
Dia, bekerja dan mati hanya supaya menghasilkan buah-buah bagi Allah
manusia, memuliakan Dia di dalam tubuh kita, dan membiarkan Dia
berkuasa di dalam jiwa kita. Bukankah kita ini rampasan kepunyaan Dia,
rakyat yang sudah dimenangkan-Nya, warisan milik-Nya (Rom 7:4; 1Ptr
2:9). Karena alasan-alasan yang sama Roh Kudus membandingkan kita
dengan:
1º pohon-pohon yang ditanam sepanjang arus rahmat (Mzm 1:3) di tanah
Gereja, dan pada waktunya mereka harus menghasilkan buah.
2º carang-carang pohon anggur, yang pokoknya adalah Yesus Kristus,
dan menghasilkan buah yang baik (Yoh 15:5).
3º kawanan ternak dan gembalanya Yesus Kristus (Yoh 10:1-6), ternak
itu harus bertambah banyak dan menghasilkan susu.
4º sebidang tanah subur yang ditanami Tuhan, di situ benih berlipat
ganda dan menghasilkan buah 30, 60 dan 100 kali ganda (Mt 13:8).
Tuhan Yesus telah mengutuk pohon ara yang mandul (Mt 21:19), dan
abdi yang tak berguna, yang tak mengolah talenta itu, sudah dijatuhi
hukuman (Mt 25:24-30). Dari semuanya ini nyatalah bahwa Yesus
Kristus ingin mendapat buah dari kita, makhluk-makhluk hina ini, yaitu
perbuatan baik. Sebab memang perbuatan baik kita itu milik Dia
semata-mata: Kita diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan
pekerjaan baik (Ef 2:10). Sabda Roh Kudus ini menunjukkan bahwa
hanya Yesus Kristuslah asal dan tujuan semua perbuatan baik kita.
Selanjutnya: bahwa kita tidak boleh hanya mengabdi Dia selaku
pekerja-pekerja yang mencari upah, melainkan selaku hamba-hamba
berdasarkan cinta. (IS 68)
<BS 73> Setelah hal ini pasti, saya rasa boleh berkata: kita harus
menjadi milik Kristus dan mengabdi Dia bukan hanya sebagai orang
46
sewaan, melainkan sebagai hamba demi cinta. Karena terdorong oleh
rasa kasih mesra kita menyerah kepada Yesus Kristus untuk mentaati
Dia sebagai hamba-hamba-Nya, semata-mata hanya supaya mendapat
kehormatan karena menjadi milik-Nya. Sebelum dibaptis, kita adalah
hamba-hamba setan. Oleh permandian kita menjadi hamba-hamba
Kristus. Bagi seorang Kristen hanya ada pilihan ini: menjadi hamba setan
atau hamba Yesus Kristus.
<BS 74> Apa yang di sini kukatakan dalam arti mutlak tentang
hubungan kita dengan Yesus Kristus, dalam arti tertentu juga berlaku
sehubungan dengan Maria. Sebab Yesus Kristus telah memilih dia
menjadi teman yang tak terpisahkan dari hidup-Nya, wafat, kemuliaan
dan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi. Semua hak dan kekhususan
yang dimiliki-Nya karena kodrat, oleh rahmat diberikan-Nya kepada
Maria dengan mengingat hubungan yang tepat terhadap Sri Baginda.
Apa yang dimiliki Tuhan secara kodrati, dimiliki Maria berkat rahmat,
kata para kudus. Dengan kata-kata ini mereka menyimpulkan bahwa
Yesus dan Maria mempunyai kehendak dan kekuasaan yang sama, jadi
juga bawahannya sama, begitu pula pelayan-pelayan dan hamba-hamba
yang sama.
<BS 75> Menurut para kudus dan banyak orang-orang terkemuka,
orang dapat menyebut dirinya hamba cinta kasih dari Perawan Maria,
dan membaktikan diri kepadanya secara itu, supaya menjadi seorang
hamba yang lebih baik lagi dari Yesus Kristus. Perawan Maria adalah
sarana yang dipakai Tuhan untuk sampai kepada kita. Kita harus
menggunakan sarana yang sama itu juga untuk sampai kepada Dia. Bila
kita melekat kepada makhluk-makhluk lain, mungkin kita dijauhkannya
dari Tuhan dan bukan didekatkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan
Maria, tak ada yang lebih dirindukannya daripada mempersatukan kita
dengan Puteranya: Yesus Kristus. Tak ada sesuatu yang lebih disukai
Puteranya, daripada melihat kita datang kepada-Nya melalui bunda-Nya
yang kudus. Dengan cara ini kita memuliakan dan menggembirakan Dia,
sama seperti seorang raja merasa dihormati dan bergembira jika
seseorang memberikan dirinya selaku hamba kepada Sang Ratu, supaya
47
menjadi seorang bawahan dan hamba yang lebih baik lagi. Maka para
bapa yang kudus berkata, dan kemudian juga Santo Bonaventura, bahwa
Perawan Maria adalah jalan untuk menuju Tuhan.
9. Maria membantu kita untuk mati terhadap diri kita sendiri.
<BS 78> Biasanya perbuatan kita yang terbaik, dinodai dan dirusak oleh
kejelekan yang ada dalam diri kita. Coba saja tuangkan air yang jernih
lagi murni ke dalam sebuah tempayan yang berbau busuk, atau anggur
ke dalam tempat yang dalamnya sudah jadi asam karena anggur lain. Air
jernih dan anggur yang baik itu akan rusak dan cepat sekali tercemar bau
busuk itu. Begitu pula Tuhan mencurahkan embun rahmat-Nya dan
anggur-Nya yang lezat ke dalam tempayan jiwa kita, yang sudah menjadi
asam karena dosa asal dan dosa pribadi kita. Kebanyakan
anugerah-anugerah itu rusak dan tercemar ragi yang jelek dan latar
belakang kejahatan yang diakibatkan dosa dalam diri kita. Begitu
perbuatan-perbuatan kita mengalami akibat-akibat yang jelek dari
padanya, demikian pula keutamaan-keutamaan kita yang paling mulia.
Jadi, jika kita mau mencapai kesempurnaan, yang hanya mungkin melalui
persatuan dengan Yesus Kristus, maka penting sekali bahwa kita
mengosongkan diri dari segala yang salah dalam diri kita. Kalau tidak,
Tuhan dalam kemurnian-Nya yang tak terbatas, dan dalam kebencianNya
terhadap noda-noda yang terkecilpun, akan mengusir kita dari
hadapan-Nya dan tidak akan menyatu dengan kita.
<BS 79> Untuk mengosongkan diri, haruslah kita dalam terang Roh
Kudus menyadari betapa jahatnya kita di lubuk terdalam diri kita, dan
betapa tidak mampu melakukan segala apa yang berguna demi
keselamatan kita. Kita lemah di segala bidang dan senantiasa
berubah-ubah. Kita tidak pantas mendapat rahmat apapun juga, dan
setiap kali kentara ketidakadilan kita. Sebagaimana ragi mengkhamirkan
seluruh adonan, dan dapat naik, begitu juga dosa dari nenek moyang kita
telah memasukkan kita ke dalam situasi penghancuran, pengasaman,
peragian dan kerusakan. Lalu dosa-dosa yang aktual, baik yang kecil
48
maupun yang berat, biarpun sudah diampuni, menambah keserakahan,
kelemahan, kegoncangan dan kebobrokan kita dan meninggalkan pada
kita sisa-sisa dari kejahatan itu...
<BS 80> Jadi apakah aneh bila Tuhan bersabda bahwa barang siapa
mau mengikuti Dia, harus menyangkal dirinya dan membenci nyawanya.
Bahwa barang siapa mencintai nyawanya, akan kehilangan nyawanya itu;
dan barang siapa membenci nyawanya, akan menyelamatkannya (Mt
16:24-25; Lk 9:24; Yoh 12:25). Kebijaksanaan yang tak terbatas tak
pernah memerintahkan sesuatu tanpa alasan, Dia menuntut penyangkalan
diri kita, hanya karena kita pantas sekali mendapat kebencian. Tak ada
sesuatu yang begitu pantas dicintai seperti Tuhan, tetapi juga tak ada
sesuatu yang lebih menimbulkan rasa benci daripada diri kita.
<BS 81> Untuk mengosongkan diri, perlu kita selalu mati terhadap diri
sendiri, artinya menolak daya-daya jiwa dan indera kita: kita harus
melihat seakan-akan tidak melihat, mendengar seolah-olah tidak
mendengar, menggunakan dunia, namun tidak dikuasai olehnya (1 Kor
7:31). Itulah yang dimaksud Santo Paulus dengan kata-kata: Quotidie
morior! (tiap-tiap hari aku mati). Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah
dan mati, ia menjadi tanah dan tidak akan menghasilkan buah yang baik
(Yoh 12:24). Jika kita tidak mati terhadap diri sendiri, jika devosi-devosi
kita yang paling saleh tidak membawa kita kepada kematian yang subur
dan penting ini, maka kita tidak akan menghasilkan buah-buah yang
berharga, dan tidak akan mendapat manfaat dari ibadat-ibadat kita yang
saleh. ...
<BS 82> ... Di antara semua devosi kepada Santa Maria, kita harus
memilih yang paling sempurna membantu kita untuk mati bagi diri
sendiri, itulah yang paling baik dan paling menyucikan. Jangan kira
bahwa semua yang gemerlapan adalah emas murni. Bukan semua yang
manis madu. Bukan semua yang gampang dan dijalankan oleh khayalak
ramai, itulah yang paling cocok untuk menyucikan kita. Sebagaimana di
bidang kodrati ada proses-proses rahasia tertentu, untuk mencapai
49
hasil-hasil kodrati dengan cara yang murah, cepat dan mudah, begitu
juga di bidang adikodrati: kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan
adikodrati dalam waktu yang singkat, cara yang luwes dan mudah,
mengosongkan diri sendiri dari semua akuisme, memenuhi diri dengan
Tuhan dan menjadi suci.
Nah, devosi yang akan kuperkenalkan ialah rahasia rahmat yang
seperti itu. Kebanyakan umat Kristen belum pernah mendengarnya.
Hanya beberapa orang saleh yang mengetahuinya, dan lebih sedikit lagi
jumlah orang yang tertarik padanya serta menjalankannya...
10. Maria adalah penghubung antara kita dan Kristus,
Pengantara kita.
<BS 83> Lebih baik kita mendekati Allah melalui seorang pengantara,
dan tidak dengan mengandalkan kekuatan sendiri: ini menunjukkan
adanya kerendahan hati yang lebih besar. Batin kita itu seperti yang tadi
kutunjukkan, sudah begitu rusak sehingga pasti semua kebaikan kita
akan dinodai, bila kita untuk datang kepada Tuhan dan berkenan
kepada-Nya kita sandar pada kegiatan, kemampuan dan rencana kita
sendiri. Itu semuanya tak akan banyak berkesan pada Tuhan sehingga
dapat menggerakkan Dia untuk mendukung dan mengabulkan doa kita.
Bukan tanpa alasan Dia memberi kita pengantara-pengantara di dekat
takhta-Nya. Allah melihat betapa kita tidak pantas dan tidak mampu,
maka Ia berbelas kasih terhadap kita. Untuk memberi jalan menuju
kerahiman-Nya kita diberi-Nya penganjur-penganjur di hadapan Sri
Baginda. Karena itu kita kurang rendah hati, bila kita melewati
pengantara-pengantara ini, dan mau langsung tanpa rekomendasi
mendekati kekudusan Tuhan. Maka itu berarti kurang hormat terhadap
Allah yang begitu agung dan begitu kudus. Kita akan lebih menghormati
seorang raja atau pangeran duniawi daripada Sang Raja di raja.
Bukankah kita tidak berani menghadap seorang raja duniawi tanpa
pengantaraan seorang teman?
50
<BS 84> Berdasarkan penebusan, Tuhan Yesus menjadi pengantara dan
penengah di hadapan Allah Bapa. Lewat Dia kita harus berdoa, bersatu
dengan segenap Gereja yang jaya dan Gereja berjuang. Lewat Dia kita
boleh menghadap Sri Baginda (1Yoh 2:1-2). Tanpa bersandar pada Dia
dan disertai pahala-Nya, kita sudah pasti tidak pernah boleh menghadap
Bapa. Kita harus menyandang itu seperti pemuda Yakub, ketika ia
berpalutkan kulit domba pergi menghadap bapanya untuk meminta
berkatnya (Kej 27:1-45).
<BS 85> Apakah kita memerlukan seorang penghubung pada
pengantara itu? Apakah kita hidup cukup murni untuk menyatu dengan
Dia secara langsung dan bersandar pada kekuatan sendiri? Bukankah Dia
itu Allah, dalam segalanya sama dengan Bapa, jadi juga Mahasuci, yang
harus kita hormati sama seperti Bapa! Bila Ia karena cinta-Nya yang tak
terhingga menjadi jaminan kita pada Bapa Ilahi-Nya untuk meredakan
murka-Nya dan menebus dosa-dosa kita, maka itu bukan alasan untuk
memperlakukan Dia dengan kurang hormat dan kurang segan pada
kemahasucian-Nya (1 Tim 2:5). Marilah kita bersama Santo Bernardus
tanpa ragu-ragu mengakui bahwa kita masih memerlukan seorang
penghubung pada pengantara kita sendiri; dan bahwa tidak ada orang
yang begitu cocok untuk pelayan kasih ini seperti Santa Maria. Sebab
lewat dia Yesus Kristus sudah datang kepada kita. Lewat Maria pula
kita harus menuju kepada Yesus.
Kalau kita tidak berani langsung menuju kepada Yesus Kristus, yang
adalah Allah sendiri, karena hormat terhadap keagungan-Nya yang tak
terhingga, atau karena malu akan kepapaan dan dosa-dosa kita, marilah
kita minta saja bantuan dan perantaraan ibu kita Santa Maria. Maria itu
baik dan lembut hati, tidak keras atau suka menolak. Keagungannya juga
tidak menyilaukan kita. Dalam diri Maria kita hanya melihat kodrat
manusiawi kita sendiri.
Ia bukan matahari yang dengan cahayanya yang terik menyakiti mata
kita, melainkan rembulan yang elok dan lembut yang mendapat
terangnya dari matahari dan melunakkannya begitu rupa, sehingga tidak
terlalu keras lagi bagi kemampuan kita yang terbatas. Maria demikian
penuh kasih sayang, sehingga ia tidak pernah menolak siapapun yang
51
minta perantaraannya, biarpun orang itu pendosa yang besar. Sebab
seperti dikatakan para orang kudus, belum pernah terdengar, selama
dunia ini ada, bahwa seorang yang mencari perlindungan Maria dengan
penuh kepercayaan dan tekun, ditolak olehnya. Ia begitu berkuasa
sehingga doanya belum pernah ditolak. Cukuplah Maria menghadap
Puteranya dengan permohonannya, langsung Ia setuju, langsung
dikabulkan-Nya. Tidak pernah Yesus dapat menolak permohonan
ibu-Nya yang suci, bila diingat-Nya buah dada yang sudah menyusui-Nya
dan rahim yang mengandung-Nya.
11.
Maria membantu kita menyimpan harta rahmat ilahi yang
kita terima.
<BS 87> Mengingat kelemahan dan kerapuhan kita, benar-benar tidak
mudah untuk menyimpan segala harta dan rahmat yang kita terima dari
Allah.
Pertama: karena harta ini, yang lebih berharga daripada surga dan bumi,
kita bawa dalam bejana yang rapuh (2 Kor 4:7): dalam suatu tubuh yang
fana, dalam jiwa yang lemah dan mudah goyah, yang karena goncangan
terkecil saja sudah bingung dan putus asa.
<BS 88> Kedua: karena setan-setan, pencuri yang licik itu, mencoba
menyerang kita secara tiba-tiba, mencuri dan merampok kita (1 Ptr
5:8-9). Siang malam mereka mengintai saat yang tepat. Terus menerus
berkeliling untuk menelan kita, dan dalam suatu saat saja, oleh satu dosa
saja, merampas semua rahmat dan pahala yang telah kita peroleh dengan
usaha bertahun-tahun. Bahaya ini harus benar- benar kita takuti, bila kita
ingat kejahatan dan kelicikan mereka, daya upaya dan jumlah mereka
yang besar. Lihat saja berapa banyak orang yang sudah disergap,
dimaling, dirampok. Padahal mereka lebih dirahmati, lebih berkebajikan,
lebih berpengalaman dan lebih maju dalam kesucian daripada kita. Ah!
Berapa banyak pohon-pohon cedar di gunung Libanon, berapa banyak
52
bintang di langit yang sudah berguguran dan kehilangan segala kebesaran
dan kecemerlangan dalam waktu yang singkat!
Dari manakah asalnya perubahan yang mengherankan itu? Rahmatnya
tidak kurang, sebab setiap orang mendapat cukup banyak rahmat, tetapi
yang kurang adalah kerendahan hati. Mereka terlalu mengandalkan
tenaganya sendiri. Mereka mengira dapat menjagai sendiri hartanya itu.
Mereka terlalu bersandar pada kepercayaan diri dan menyangka bahwa
rumahnya cukup aman, lemari besinya cukup kuat untuk menyimpan
permata berharga: rahmat itu. Namun justru karena kepercayaan diri
yang tidak kentara ini, biarpun mereka mengira hanya bersandar pada
rahmat, maka keadilan Tuhan menyerahkan mereka kepada nasib mereka
sendiri dan tidak mencegah supaya mereka tidak kecurian. Sayang
sekali! Sekiranya mereka mengenal devosi yang menakjubkan yang nanti
akan kuterangkan, tentulah mereka mempercayakan harta mereka itu
kepada Perawan yang setia dan sakti itu. Tentu Maria akan menganggap
nya sebagai kewajiban berdasarkan keadilan, untuk menyimpan harta itu
sebagai miliknya sendiri.
<BS 89> Ketiga: sulit untuk berkanjang di dalam keadilan karena
kebobrokan yang menonjol di dunia. Dunia zaman sekarang ini demikian
bobrok, sehingga orang-orang beriman tidak bisa luput, kalaupun tidak
ikut tenggelam dalam lumpur, sekurang-kurangnya terpercik lumpur itu.
Maka menjadi keajaiban kalau ada orang yang dapat tetap tegak di
tengah-tengah laut yang mengamuk itu, dan tidak ikut dihanyutkan, dan
tidak tenggelam, yang tidak dirampok oleh pembajak laut dan perampok,
tidak dicemari oleh suasana yang rusak itu. Hanya Perawan Marialah
satu-satunya yang tetap setia kepada Allah, dan ular tidak pernah
berdaya apa-apa terhadapnya, dia melakukan keajaiban bagi semua
orang yang mencintai dia dengan cara yang tepat.
53
Tema III:
IBADAT YANG SEJATI KEPADA SANTA
PERAWAN MARIA.
"Sekarang, lebih dari dulu, perlu kita menjatuhkan pilihan yang tepat dan
memilih suatu ibadat yang sejati kepada Santa Perawan Maria, oleh
karena lebih dari pada dulu terdapat ibadat-ibadat palsu kepada Santa
Perawan Maria..." ((BS 90).
Setan adalah pembohong yang licik dan berpengalaman, yang seharihari menggunakan pengalaman setaninya untuk memperdayakan manusia
dan mengayunkannya sampai tertidur dalam dosa, dengan dalih
penghormatan kepada Perawan Tersuci, melalui beberapa doa yang
diucapkan secara sembrono dan beberapa kegiatan lahiriah.
Unsur pokok ibadat ini kepada Bunda Maria ialah sifat batinnya, sikap
mentalnya, suatu penyerahan total: suatu penyerahan yang dirasakan
penting untuk kehidupan dan yang tujuannya adalah Yesus Kristus.
Namun kita terdiri dari jiwa dan raga. Maka ibadat kita ini bagaimanapun juga harus dinyatakan melalui sikap-sikap lahiriah, melalui
upacara-upacara, melalui kegiatan-kegiatan tertentu.
Kegiatan-kegiatan ini harus sepadan dengan gaya hidup dan pola berpikir
kita.
Santo Montfort menjelaskan se pintas lalu apa pendapatnya mengenai
penghormat-penghormat palsu (penghormat pengritik, penghormat yang
penakut, penghormat yang dangkal, penghormat yang lancang,
penghormat yang selalu berubah-ubah, penghormat sok suci,
penghormat yang mencari untung diri (BS 92 dst).
Namun, uraiannya bersifat membangun, terarah kepada terpilihnya suatu
ibadat yang sejati, dan kepada pelaksanaannya yang paling sempurna:
yaitu suatu penyerahan yang sempurna kepada Yesus Kristus melalui
tangan Maria.
54
1. Ada berbagai ibadat sejati kepada Santa Perawan Maria.
<RM 24> Memang terdapat sejumlah ibadat sejati kepada Bunda Maria:
Ibadat yang palsu tidak saya bicarakan di sini.
<RM 25> Yang pertama, ialah menunaikan kewajiban kristiani:
menghindari dosa berat; bertindak terdorong oleh cinta kasih dan bukan
karena takut; sewaktu-waktu berdoa kepada Santa Perawan Maria dan
menghormatinya sebagai Bunda Allah, tetapi tanpa ibadat khusus kepada
Maria.
<RM 26> Yang kedua, ialah menyatakan perasaan lebih mendalam
kepada Maria seperti kasih sayang, penghargaan, kepercayaan serta
peng-hormatan. Ini dapat mendorong kita menjadi anggota persaudaraan
Rosario suci dan Skapulir, berdoa 5 peristiwa atau 15 peristiwa dari
rosario, menghormati arca serta altar Maria, mewartakan pujiannya dan
menjadi anggota Kongregasi Maria1. Bila sementara itu juga
menghindari dosa, semuanya itu adalah ibadat yang baik, suci dan patut
dipuji. Tetapi ibadat itu belum sempurna, belum mampu mengalihkan
perhatian kita dari alam ciptaan dan belum mampu membuat kita bersifat
lepas-bebas terhadap diri kita sendiri untuk mempersatukan kita dengan
Yesus Kristus.
<RM 27> Baru sedikit orang mengenal dan mempraktekkan cara ibadat
yang ketiga yang sekarang saya ingin perkenalkan.
2. Ciri-ciri ibadat yang sejati kepada Santa Perawan Maria.
<BS 106> 1 Ibadat sejati kepada Santa Maria bersifat batin, artinya ia
keluar dari budi dan dari hati, dan bertumbuh dari rasa hormat terhadap
Santa Maria, dari penghargaan besar yang ditaruh kepada
keagungannya, dan dari cinta terhadap Maria.
1)
Ini berdasarkan pengalaman bahwa Maria, seperti Kristus juga, hanya dapat
ditemukan dalam umat Gereja yang hidup.
55
<BS 107> 2 Ibadat kepada Maria itu lembut, artinya ia penuh kepercayaan akan Santa Maria, seperti seorang anak penuh kepercayaan akan
ibunya yang baik. Ibadat ini mendorong seorang agar dengan polos,
penuh kepercayaan dan kemesraan, ia mencari perlindungan Maria dalam
semua kebutuhan rohani dan jasmaninya. Selalu dan di mana-mana,
dalam segala keadaan ia berdoa memohon pertolongan ibunya: dalam
keragu-raguannya, supaya diteranginya; dalam penyimpangannya,
supaya dikembalikan lagi ke jalan yang benar. Bunda suci ini harus
menopangnya dalam godaan, menguatkannya dalam kelemahan,
menegakannya bila ia jatuh. Pada saat-saat putus asa Bunda Maria akan
menyemangatkannya lagi. Ketakutan-ketakutan yang mengganggu
batinnya dihilangkannya, dan ia menghiburnya di waktu ada salib,
kecemasan dan segala suka duka hidupnya. Pendek kata, dalam segala
sesuatu yang menimpa jiwa raganya, Maria selalu menjadi tempat
perlindungan baginya. Tanpa perlu takut bahwa ia merepotkan ibu yang
baik ini, atau tidak berkenan pada Tuhan Yesus Kristus.
<BS 108> 3 Ibadat sejati kepada Santa Maria ini selalu suci, selalu
mendorong suatu jiwa untuk mengelakkan dosa, meniru kebajikan-kebajikan Santa Maria, terutama kerendahan hatinya yang
mendalam, iman yang hidup, ketaatan yang buta, doa terus menerus,
tapa yang tuntas, kemurnian yang suci, cinta yang berkobar-kobar,
kesabaran yang perwira, kelembutan hati seperti malaikat dan
kebijaksanaan yang surgawi. Ini 'kan kesepuluh kebajikan yang utama
dari Perawan tersuci.
<BS 109> 4 Ibadat kepada Santa Maria bersifat teguh: mengokohkan
suatu jiwa dalam yang baik, dan menjadikan orang itu tidak cepat
mengabaikan doa-doa kebaktiannya. Karenanya ia dikuatkan dalam
menolak dunia beserta kebiasaan-kebiasaan dan pandanganpandangannya, dalam melawan daging bersama kehampaan dan
nafsu-nafsunya, dalam melawan setan dan godaan-godaannya. Seorang
penghormat sejati dari Santa Maria sama sekali tidak cepat
berubah-ubah, sedih, penakut atau suka cemas. Memang, dia juga
kadang-kadang tersandung, dan ada saat-saat kering dalam devosinya.
56
Tetapi bila ia jatuh, ia mengulurkan tangannya kepada ibunya yang baik,
lalu bangun lagi. Dan jika ia tanpa semangat, dan ibadatnya menjadi
hambar, ia tidak menjadi cemas. Seorang abdi Maria yang jujur dan setia,
hidup berdasarkan imannya akan Yesus dan Maria, dan bukan dari
perasaan inderawinya (Ibr 10:38-39).
<BS 110> 5 Akhirnya, ibadat sejati kepada Santa Maria itu tidak
mencari untung diri; artinya: di bawah pengaruhnya orang tidak mencari
diri sendiri, melainkan Allah saja dalam diri ibu-Nya yang suci. Seorang
penghormat Maria yang sejati, mengabdi ratu mulia ini, bukan untuk
keselamatannya yang fana ataupun yang abadi, yang jasmani atau rohani,
tetapi semata-mata sebab Maria layak diabdi, dan hanya Allah di dalam
dia. Ia mencintai Maria bukan pertama- tama karena anugerah-anugerah
yang diperolehnya dari dia atau diharapkannya, melainkan karena Maria
pantas dicintai. Karena itu, ia sama setianya mencintai dan mengabdi
Maria di waktu mengalami hiburan yang manis dan bersemangat. Ia
sama mencintai Maria di atas gunung Kalvari seperti pada pesta
pernikahan di Kana.
Alangkah berkenan dan penuh hormat, pandangan Allah dan
bunda-Nya tertuju kepada seorang penghormat Maria, yang mengabdinya tanpa cinta diri sedikitpun. Tetapi zaman sekarang jarang sekali
terdapat orang yang demikian itu! Justru supaya untuk selanjutnya
muncul lebih banyak orang-orang yang demikian ini, saya mulai
menuliskan apa yang telah dengan sukses kuajarkan bertahun- tahun
selama karya misiku, dalam khotbah dan wawancara pribadi.
3. Pelaksanaan ibadat yang sempurna: Pembaktian diri secara
total kepada Yesus melalui Maria.
<BS 118> Sesudah semua yang kuuraikan di muka, hendak kutegaskan:
saya sudah membaca hampir semua buku tentang devosi kepada Santa
Maria, dan membicarakannya dengan orang-orang yang paling saleh dan
terpelajar di zaman kita ini, namun belum pernah saya mengenal suatu
bentuk ibadat kepada Santa Maria, yang setara dengan yang akan
57
kuuraikan di bawah ini. Tak ada yang meminta dari suatu jiwa lebih
banyak kurban-kurban demi Tuhan, lebih mengosongkan dirinya dari
cinta diri, dan menjagainya lebih setia dalam rahmat dan memeliharakan
rahmat dalam dia; tak ada suatu devosi yang lebih mesra dan lebih
mudah menyatukan suatu jiwa dengan Yesus Kristus; pendeknya, tak
ada yang lebih memuliakan Tuhan, lebih menguduskan manusia dan lebih
menguntungkan sesama manusia.
<BS 119> Karena hakekat devosi ini terdapat dalam keadaan batin
seseorang, maka tidak semua orang dapat mengerti dalam kadar yang
sama. Beberapa orang yaitu kebanyakan, hanya akan melihat bagian
luarnya saja. Yang lain, suatu kelompok kecil, akan meresap masuk
kepada yang batin, tetapi naiknya tidak lebih dari satu tingkat saja. Siapa
akan naik ke tingkat dua, dan siapa mencapai yang ketiga? Akhirnya
siapa akan menetap di situ? Hanya orang yang oleh Roh Yesus Kristus
diberitakan rahasia ini. Roh Kudus sendirilah yang akan menghantarkan
ke sana jiwa yang setia sekali, supaya mereka maju kebajikan demi
kebajikan, rahmat demi rahmat, terang demi terang. Ia akan membawa
jiwa itu kepada pengubahan dirinya ke dalam diri Yesus Kristus kepada
kepenuhan hidup-Nya di dunia ini dan kepenuhan kemuliaan-Nya di
surga (Ef 4:13).
<BS 120> Segenap kesempurnaan kita terdapat dalam keserupaan kita
dengan Yesus Kristus, menyatukan diri kita dengan Dia serta
membaktikan diri kita kepada Dia. Karena itu devosi yang terbaik, tak
dapat disangkal, ialah devosi yang membuat kita paling menyerupai
Yesus Kristus, menyatukan kita dengan Dia, serta membaktikan diri kita
kepada-Nya. Nah, tak ada satu makhluk pun yang lebih menyerupai
Yesus Kristus daripada Maria, sehingga juga tak ada suatu devosi yang
lebih membaktikan suatu jiwa kepada Tuhan, dan menyerupakan dia
dengan Tuhan daripada ibadat kepada Perawan tersuci, bunda-Nya yang
paling kudus. Jadi semakin suatu jiwa dibaktikan kepada Maria, semakin
mesra ia menjadi milik Yesus Kristus. Oleh karena itu pembaktian diri
yang sempurna kepada Yesus Kristus tak lain adalah pembaktian
sempurna dan tuntas kepada Perawan tersuci. Dan justru inilah devosi
58
yang kuwartakan. Dengan kata lain: suatu pembaharuan yang sempurna
dari janji-janji dan niat-niat sakramen permandian.
4. Penyerahan diri secara total kepada Yesus lewat Maria.
<BS 121> Jadi devosi ini terletak dalam penyerahan diri secara tuntas
kepada perawan tersuci, supaya lewat dia menjadi milik Yesus Kristus
seutuhnya.
Kita harus memberikan kepadanya:
1. tubuh kita beserta semua pancaindera dan anggota-anggotanya.
2. jiwa kita beserta semua daya-dayanya.
3. harta lahiriah kita, katakan milik duniawi kita, baik yang sekarang
maupun di masa mendatang.
4. harta batin dan rohani kita, yaitu pahala dan kebajikan kita, perbuatan
baik kita, di masa lampau, kini dan di masa yang akan datang.
Pendeknya, kita harus memberikan kepada Maria segalanya yang kita
miliki di bidang kodrati dan bidang rahmat dan apa yang masih akan
kita peroleh dalam kemuliaan. Dan semuanya ini kita berikan tanpa
mengecualikan apapun, entah itu satu duit atau sehelai rambut atau
perbuatan yang terkecil sekalipun, dan hal ini, untuk selamanya sampai
kekal. Kita juga harus memberikannya kepada Maria tanpa meminta
atau mengharapkan suatu ganjaran lain bagi penyerahan diri dan
pengabdian kita, kecuali kehormatan karena menjadi milik Yesus
Kristus lewat dan dalam Maria. Dan itu juga seandainya Maria yang
tercinta ini, lain daripada yang selalu kita lihat, bukan yang paling
murah hati dan yang paling berterima kasih di antara segala makhluk.
<BS 123> AKIBATNYA:
1 Lewat ibadat ini kita memberikan kepada Yesus Kristus atas cara
yang paling sempurna, - sebab lewat tangan Maria - , segala
sesuatu yang dapat kita berikan, dan jauh lebih banyak daripada
melalui ibadat lain-lainnya. Sebab melalui ibadat-ibadat yang lain
kita memberikan kepada-Nya sebagian dari waktu yang kita miliki,
sebagian dari amal bakti kita, sebagian dari silihan dan
pahala-pahala kita. Melalui ibadat yang kumaksud ini
59
segala-galanya diberikan dan dibaktikan, sampai-sampai hak kita
untuk menggunakan harta batiniah dan nilai penyilihan yang kita
peroleh melalui amal bakti kita sehari-hari. Malahan kaul
kebiaraanpun tidak mencakup sampai ke situ. Sebab dalam
biara-biara orang menyerahkan kepada Allah semua harta
duniawinya lewat kaul kemiskinan, tubuhnya lewat kaul kemurnian,
kehendak bebasnya lewat kaul ketaatan, kadang-kadang juga
kebebasan lahiriah oleh kaul klausura biara. Tetapi mereka tidak
melepaskan hak penggunaan bebas nilai amal baktinya. Tidak lazim
seorang melepaskan sebanyak mungkin harta yang paling berharga
dan tersayang bagi seorang Kristen: yaitu pahala-pahalanya dan
silih-silihnya.
<BS 124>
2 Barang siapa telah membaktikan diri dan mengurbankan diri secara
suka rela seperti itu melalui Maria kepada Yesus Kristus, tidak
dapat lagi mengatur sesukanya penggunaan nilai amal baktinya
yang manapun juga.
Segala derita, pikiran baik, kata-kata dan karyanya sudah menjadi
milik Maria, agar ia menggunakannya menurut kehendak Puteranya
dan demi kemuliaan-Nya. Namun ketergantungan ini sekali-kali
tidak bertentangan dengan kewajiban-kewajiban martabat kita,
entah kini maupun kelak. Misalnya: seorang imam yang karena
jabatannya, atau alasan lain, harus menerapkan nilai penyilihan dan
nilai rahmat dari Misa Kudus bagi seseorang. Sebab persembahan
ini semata-mata dilakukan menurut peraturan yang telah dibuat
Tuhan dan karena kewajiban-kewajiban martabatnya.
<BS 125>
3 Jadi kita sekaligus membaktikan diri kepada Perawan tersuci dan
kepada Yesus Kristus; kepada Perawan tersuci selaku sarana
sempurna, yang dipilih Yesus Kristus untuk menyatukan diri-Nya
dengan kita dan menyatukan kita dengan Dia; kepada Tuhan selaku
tujuan akhir kita: selaku Penebus dan Allah kita yang telah
memberi kita seluruh ada kita.
60
5.
Suatu pembaharuan sempurna janji-janji baptis.
<BS 126> Seperti telah kukatakan, ibadat ini dengan tepat sekali dapat
disebut perbaharuan sempurna janji-janji dan niat-niat pembaptisan suci.
Sebab sebelum pembaptisan, setiap orang Kristen adalah hamba setan,
oleh karena setan memilikinya. Tetapi ketika dibaptis, ia secara pribadi
ataupun dengan mulut ibu/bapa wali baptisnya, secara resmi menolak
setan, bujukan dan perbuatannya; memilih Yesus Kristus sebagai
gurunya dan tuan yang berdaulat atasnya, untuk menjadi tergantung
pada-Nya selaku hamba cinta kasih. Nah, lewat ibadat ini kita berbuat
sama seperti itu: sesuai dengan perumusan yang jelas dari doa
pembaktian, kita menolak setan, dunia, dosa dan diri sendiri, serta
memasrahkan diri secara tuntas kepada Yesus Kristus lewat tangan
Maria. Bahkan sekarang terjadi lebih banyak daripada tatkala dibaptis.
Sebab dahulu kita berbicara melalui mulut orang lain, yaitu ibu dan bapa
wali baptis; jadi penyerahan kepada Yesus Kristus terjadi hanya lewat
orang-orang yang diberi kuasa. Tetapi dalam ibadat ini kita bertindak
secara pribadi, sukarela dan dengan sadar. Dalam pembaptisan kita juga
tidak memberikan diri secara jelas melalui tangan Maria kepada Yesus
Kristus.
Kita juga tidak menyerahkan amal bakti kita. Sesudah pembaptisan
kita sama sekali bebas untuk menerapkannya kepada siapa saja. Tetapi
oleh ibadat ini secara jelas kita menyerahkan diri kepada Tuhan lewat
Santa Maria dan menyerahkan kepada-Nya nilai dari semua tindak
tanduk kita.
<BS 127> Santo Thomas berkata: ketika dibaptis, kita berjanji untuk
menolak setan dan bujukan-bujukannya. Menurut Santo Agustinus inilah
kaul yang utama dan terpenting: "janji kita yang terbesar untuk tetap
tinggal dalam Kristus". Hal yang sama dikatakan oleh para ahli Hukum
Gereja: "janji kita yang terpenting ialah yang kita ucapkan ketika
dibaptis". Akan tetapi siapa gerangan yang memenuhi janji yang agung
itu? Siapa yang setia hidup sesuai dengan janji dan niat-niat
pembaptisannya? Bukankah hampir semua orang Kristen menyangkal
kesetiaan yang mereka janjikan kepada Yesus Kristus pada saat
61
pembaptisannya? Bagaimana dapat diterangkan kemerosotan pada
umumnya, jika bukan berdasarkan kenyataan bahwa mereka melupakan
kewajiban-kewajiban yang diterima lewat janji-janji dan niat-niat
pembaptisan; dan bahwa hampir tak ada orang yang mengukuhkan
ikatan yang pernah dibuatnya dengan Tuhan lewat ibu dan bapa wali
baptisnya.
6.
Suatu jalan kepada kesempurnaan kristiani.
<BS 152> Ibadat ini adalah jalan yang mudah, pendek, sempurna dan
lagi aman untuk mencapai persatuan dengan Tuhan. Dan di sinilah
letaknya kesempurnaan seorang Kristen.
Jalan yang mudah; suatu jalan yang telah dibuka Tuhan Yesus, ketika
Ia datang kepada kita, di mana tak ada satu halanganpun yang dapat
menghambat kita untuk datang kepada-Nya. Memang kita dapat
mencapai persatuan dengan Tuhan melalui jalan-jalan lain. Tetapi kita
akan mendapat jauh lebih banyak salib, dan lebih sering harus mati
terhadap diri kita sendiri secara tak terduga. Kita akan mengalami lebih
banyak kesulitan yang hanya dapat kita atasi dengan susah payah. Kita
harus melewati malam-malam yang kelam, melewati perjuangan-perjuangan yang luar biasa dan ketakutan setengah mati, melewati
gunung-gunung yang curam, duri-duri yang tajam dan padang gurun
yang mengejutkan. Tetapi melalui jalan Maria semuanya berlangsung
lebih lembut dan tenang.
Di sinipun kita harus berjuang dengan hebat dan ada kesulitan- kesulitan
besar yang harus kita atasi, namun bunda dan pemimpin kita yang baik
itu tetap berada dekat abdi-abdinya yang setia. Ia mau menerangi mereka
pada saat-saat gelap, memberi kepastian dalam keragu-raguan mereka,
menguatkan mereka dalam ketakutan, menyokong mereka di dalam
perjuangan dan kesukaran. Maka sebenarnya jalan Sang Perawan untuk
menemukan Yesus ini, adalah jalan berbunga mawar dan manis bagaikan
madu, bila dibandingkan dengan jalan-jalan lain. Beberapa orang kudus,
tetapi tidak banyak, telah menempuh jalan yang empuk untuk menuju
kepada Yesus Kristus, misalnya Santo Ephrem, Yohanes dari Damaskus,
Bernardus, Bernardinus, Bonaventura, Fransiskus Sales dan lain-lainnya.
62
Sebab Roh Kudus, mempelai setia Bunda Maria, telah menunjukkan
jalan itu kepada mereka, lewat suatu rahmat khusus. Para kudus lainnya,
yang banyak jumlahnya, memang semuanya menghormati Santa Maria,
tetapi mereka sama sekali tidak atau jarang menempuh jalan ini. Karena
itu mereka harus menanggung percobaan-percobaan yang lebih berat dan
lebih berbahaya.
<BS 153> Tentu ada orang yang membantah ini dengan berkata:
mengapakah abdi-abdi yang setia dari bunda Maria begitu sering harus
menderita. Bahkan lebih daripada orang-orang lain yang tidak begitu
mendalam membaktikan diri kepadanya? Mereka itu ditentang,
dikejar-kejar, difitnah dan tidak dibiarkan orang. Atau mereka harus
melewati padang gurun dan kekelaman batin, di mana tidak ada embun
surgawi setetespun. Jika ibadat kepada Maria ini mempermudah jalan
untuk menemukan Yesus Kristus, bagaimana dapat diterangkan bahwa
mereka itu paling banyak disalibkan?
<BS 154> Saya jawab sebagai berikut: memang benar, orang-orang
yang paling setia menghormati Santa Perawan Maria, justru karena
mereka dicintai Maria secara istimewa, mereka diberi rahmat dan
anugerah surgawi yang terbesar, ialah: salib. Tetapi aku yakin bahwa
abdi-abdi Maria dapat memanggul salib-salib itu dengan lebih mudah,
lebih berpahala dan lebih mulia. Apa yang akan seribu kali menghambat
atau menjatuhkan orang lain, bagi mereka itu tidak menghambat,
sekalipun tidak, malahan membuat mereka bertambah maju. Sebab Maria
yang dipenuhi rahmat dan urapan Roh Kudus, mencelupkan semua salib
yang diberikan kepada mereka dalam gula kemesraan seorang ibu dan
dalam urapan cinta yang murni. Maka mereka dengan suka cita menelan
semua salib itu seperti buah dalam sele manis, walaupun sebenarnya
pahit sekali. Saya kira seseorang yang mau hidup takwa dan saleh dalam
Yesus Kristus, dan yang harus menderita pengejaran (2 Tim 3:12) dan
tiap-tiap hari memikul salibnya (Lk 9:23), tak mungkin dengan gembira
dan tabah memikul salibnya tanpa beribadat secara mesra kepada Santa
Maria yang memperlunak penderitaan itu. Sama seperti seseorang tanpa
memaksakan diri, dan itupun tidak akan bisa lama-lama, tidak akan
mampu makan buah-buah batu yang belum masak, kalau tidak direbus
dalam air gula.
63
<BS 155> Ibadat kepada Santa Maria ini adalah jalan pendek untuk
berjumpa dengan Yesus Kristus, sebab kita tak akan sesat, dan seperti
sudah kukatakan, kita juga akan menempuh jalan itu dengan lebih
gembira dan lebih mudah, jadi akan maju lebih cepat. Dengan tunduk
kepada Maria selama waktu yang singkat dan tergantung kepadanya,
kita akan lebih banyak maju daripada selama bertahun-tahun menuruti
kehendak sendiri dan percaya pada diri sendiri. Sebab seorang manusia
yang taat dan tunduk kepada Maria akan mengumandangkan lagu-lagu
kemenangan yang cemerlang atas musuhnya (Ams 21:28).
Tentu saja mereka akan ingin mencegahnya, bahkan akan mencoba
supaya ia mundur lagi, atau supaya jatuh. Tetapi berkat dukungan,
bantuan dan bimbingan Santa Maria, ia akan maju dengan langkahlangkah raksasa mendekati Yesus Kristus, tanpa mundur ataupun
memperlambat kecepatannya. Ia akan menempuh jalan sama yang telah
dilewati Kristus untuk sampai kepada kita seperti yang tertulis (Mzm
19:6), dengan langkah raksasa dan dalam waktu singkat.
<BS 156> ...Saya berani berkata bahwa di dalam rahim Maria, kaum
muda memperoleh kematangan seperti orang-orang yang lanjut usia,
dalam hal terang dan kekudusan, pengalaman dan kebijaksanaan. Dalam
waktu yang singkat saja mereka mencapai kepenuhan usia dewasa Yesus
Kristus (Ef 4:13).
<BS 157> Ibadat kepada Santa Perawan ini adalah jalan sempurna
untuk menemukan Kristus dan menyatukan diri dengan Dia. Sebab
Maria adalah yang paling sempurna dan kudus di antara semua orang
yang hanya makhluk semata-mata. Lain daripada itu, Yesus yang datang
kepada kita atas peri yang sempurna, tidak memilih jalan lain untuk
perjalanan-Nya yang jauh dan menakjubkan itu. Yang Mahatinggi, yang
tak Terpahami, yang tak Terhampiri, Dia yang ada, sudi datang kepada
kita, cacing tanah yang hina, yang tak berarti apa-apa. Bagaimana hal ini
terjadi?
Yang Mahatinggi turun kepada kita atas peri yang sempurna dan Ilahi,
melalui Maria yang rendah hati. Dengan berbuat demikian Ia tak
kehilangan apapun dari ke-Allahan dan kesucian-Nya. Orang-orang yang
64
terkecil harus lewat Maria, naik kepada yang Tertinggi atas cara yang
sempurna dan Ilahi. Kalau begitu mereka tak usah takut apa-apa. Yang
tak Terpahami membiarkan diri-Nya dicakup dan dipeluk seutuhnya oleh
Maria yang kecil, tanpa kehilangan sedikitpun dari
ketidakterbatasan-Nya. Kita juga harus membiarkan diri dipeluk dan
dibimbing seutuhnya oleh Maria yang kecil, tanpa syarat apapun juga.
Yang tak Terhampiri sudah mendekati kita: melalui Maria Ia telah
menyatukan diri-Nya dengan kemanusiaan kita secara sempurna dan
malahan secara pribadi. Namun demikian, tak sesuatupun yang hilang
dari ke-Agungan-nya. Kitapun harus mendekati Tuhan lewat Maria, dan
menyatukan diri dengan Sri Baginda secara utuh dan mesra, tanpa takut
ditolak. Akhirnya Dia yang ada, mau datang kepada yang tiada, agar
yang tiada menjadi Allah atau menjadi yang ada. Allah telah melakukan
hal ini secara sempurna, yaitu dengan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Maria dan tunduk kepada dia. Namun selama Ia terikat pada
waktu, Ia tidak berhenti sebagai yang ada sejak kekal. Begitu pula kita,
kendati tidak berarti apa-apa, dengan bantuan Maria dapat menjadi
serupa dengan Allah: berkat rahmat dan kemuliaan. Untuk itu, kita harus
menyerahkan diri kepada Maria dengan begitu sempurna dan utuh
sehingga dari diri sendiri kita tidak berarti apa-apa lagi, tetapi berarti
segalanya dalam Maria. Tak ada bahaya kekeliruan.
<BS 158> Biarlah seseorang membuat jalan baru menuju Kristus. Jalan
itu boleh dilapisi dengan semua pahala orang kudus, biar ia menghiasinya
dengan segala keutamaan-keutamaan mereka yang pahlawan, menerangi
dan memperindahnya dengan segala kesemarakan para malaikat.
Suruhlah segala malaikat dan para kudus mendiaminya, untuk
membimbing, membela dan menopang orang-orang yang ingin
menenpuh jalan ini. Namun, dengan yakin sekali berani kukatakan, dan
tepat sekali: daripada jalan yang istimewa tadi itu, saya lebih suka
memilih jalan yang tak bernoda (Mzm 18:33). Bunda Maria, suatu lajur,
jalan, tanpa cemar atau noda sedikitpun, tanpa dosa asal atau dosa
pribadi, tanpa bayangan atau kegelapan apapun juga. Dan bila Yesus
tercinta datang untuk kedua kalinya (hal ini akan terjadi) dalam
kemuliaan-Nya ke dunia ini untuk menguasainya, maka Ia tak akan
65
menuruti jalan lain daripada Santa Perawan Maria, jalan yang telah
dilalui-Nya dengan begitu aman dan utuh ketika Ia untuk pertama kali
datang ke dunia ini. Bedanya antara kedatangan- Nya yang pertama dan
yang kedua ialah, yang pertama itu terjadi secara rahasia dan
tersembunyi, sedangkan yang kedua kalinya nanti akan nampak dengan
semarak dan cemerlang. Tetapi keduanya adalah sempurna, sebab
keduanya terjadi melalui Maria. Sayang, rahasia ini tidak dimengerti:
sehingga di sini setiap lidah menjadi kelu.
<BS 159> Devosi kepada Santa Maria ini adalah juga jalan yang aman
untuk menuju kepada Yesus Kristus, mempersatukan kita dengan Dia
dan begitu mencapai kesempurnaan...
<BS 164> ...Ciri khas Santa Maria ialah, mau menghantarkan kita
dengan aman kepada Yesus Kristus, sebagaimana Yesus Kristus
menghantarkan kita kepada Bapa yang kekal. Janganlah orang-orang
yang menjalani hidup rohani mempunyai pikiran yang tidak benar bahwa
Maria menghalangi persatuan mereka dengan Tuhan. Bagaimana hal ini
mungkin? Maria telah memperoleh belas kasihan Tuhan bagi semua
orang pada umumnya, dan bagi setiap orang khususnya. Bagaimana
mungkin ia menjadi hambatan bagi anugerah persatuan dari Tuhan?
Maria itu penuh rahmat, rahmat berlimpah dari padanya. Ia begitu erat
bersatu dengan Tuhan dan sudah diubahkan ke dalam Dia, sehingga
seakan-akan merupakan suatu keharusan Ia menjadi manusia di dalam
Maria. Jadi bagaimana mungkin ia menghalangi kita dalam mencapai
persatuan sempurna dengan Tuhan?
... Salah satu sebab bahwa hanya sedikit orang mencapai kepenuhan
hidup Yesus Kristus ialah karena Maria yang masih tetap bunda dari
Yesus serta mempelai Roh Kudus yang subur, tidak cukup dibentuk
dalam hati mereka. Barang siapa merindukan buah-buah yang matang
dan masak, harus memiliki pohon yang menghasilkan buah-buah itu.
Begitu pula barang siapa merindukan buah kehidupan Yesus Kristus,
harus memiliki Maria, pohon kehidupan itu...
66
<BS 168> Jadi, barang siapa ingin maju di jalan kekudusan dan ingin
menemukan Yesus Kristus secara pasti dan sempurna ..., hendaknya
dengan segenap hati (2 Mak 1:3) menjalankan devosi kepada Santa
Maria ini, sekalipun hingga kini belum dikenalnya. Biarlah ia menempuh
jalan yang unggul ini, yang hingga kini belum pernah dikenalnya dan
yang sekarang kutunjukkan kepadanya (IKor 12:31). Ini adalah jalan
yang diprakarsai oleh Yesus Kristus sendiri, kebijaksanaan yang telah
menjelma dan kepala kita satu-satunya. Barang siapa termasuk tubuh
mistik serta mengikuti jalan yang sama, ia tak mungkin sesat. Jalan ini
mudah, sebab ada kepenuhan rahmat dan pengurapan Roh Kudus.
Barang siapa menempuhnya tak pernah lelah dan tak akan mundur. Ini
adalah jalan pendek yang dalam waktu singkat membawa kita kepada
Yesus Kristus. Jalan sempurna: tidak berlumpur, tidak berdebu, dan
sama sekali tak dinodai dosa. Akhirnya, ini adalah jalan aman yang
membawa kita langsung dan pasti kepada Yesus Kristus dan kepada
hidup abadi, tidak membelok ke kiri atau ke kanan. Jadi, marilah kita
menempuh jalan ini, siang malam maju terus sampai kita mencapai
kepenuhan hidup Yesus Kristus.
(N.B. TUGAS BACA: Kisah Yakub dan Ribka, BS 183-212.)
7.
Suatu jalan yang tepat guna.
<BS 213> Saudaraku yang tercinta, hendaknya kamu yakin, bahwa
hal-hal ajaib akan dilaksanakan padamu, jika kamu tetap setia pada
bentuk-bentuk batiniah dan lahiriah devosi ini... Berkat terang Roh
Kudus yang akan diberikan melalui Maria, kamu akan mendapat
pengertian yang jelas atas sikap-sikap dasarmu yang jahat, kebobrokanmu, ketidakmampuanmu untuk berbuat baik, sekiranya Allah,
Pencipta alam, serta rahmat tidak menjadi titik tolaknya. Maka kamu
hanya akan mengingat dirimu dengan mual dan rasa benci...
<BS 214> Santa Maria juga akan memberimu imannya. Iman Maria di
dunia ini lebih besar daripada iman semua bapa bangsa, nabi, rasul dan
segala orang kudus. Sekarang sesudah Maria berkuasa di surga, ia tidak
67
lagi memerlukan iman ini, sebab dalam terang kemuliaan ia melihat
segalanya dengan nyata di dalam Allah. Tetapi pada saat ia masuk surga,
Yang Mahatinggi berkenan bahwa imannya tidak hilang. Artinya Maria
tetap mempunyai iman itu, guna tetap menghidupkannya di dalam gereja
yang berjuang, di antara para abdi yang paling setia. Maka semakin anda
pandai memperoleh kasih sayang Ratu mulia dan Perawan yang setia ini,
semakin murnilah iman yang meliputi seluruh cara hidup anda (Gal 5:6).
Iman yang menyentuh perasaan dan hal-hal yang luar biasa. Suatu iman
yang hidup dan dijiwai cinta kasih; anda hanya akan berkarya demi cinta.
Suatu iman yang kokoh dan tak tergoncangkan (Kol 1:23) seperti
wadas, anda akan tetap teguh dan tidak dapat goyah di waktu ada topan
dan badai. Suatu iman yang berdaya guna dan meresapi segala-galanya;
ibarat kunci rohani yang membuka pintu untuk memasuki semua misteri
Yesus Kristus, sampai kepada Allah sendiri (Rom 5: 1-2). Suatu iman
yang berani, tanpa ragu-ragu, melaksanakan dan menyelesaikan hal-hal
yang besar demi Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa (Ibr 11:33-34).
Akhirnya suatu iman yang menjadi bagimu suatu obor bernyala, hidup
Ilahi dan harta tersembunyi Kebijaksanaan Ilahi (Kol 2,3), dan senjata
yang sejati. Semua orang yang berada dalam bayang-bayang kematian
gelap (Lk 1:79), akan anda terangi, orang-orang yang suam dan yang
tidak memiliki emas cinta kasih, dalam iman itu akan anda kobarkan
menjadi cinta. Hidup akan anda berikan kepada mereka yang mati karena
dosa.Dengan kata yang lembut dan sakti anda akan melunakkan hati
yang tegar, pohon aras dari Libanon anda tumbangkan, dan akhirnya
anda akan melawan setan dan semua musuh musuh keselamatan kita (1
Ptr 5:8-9).
<BS 215> Bunda cinta yang mulia ini (Sir 29:18) menghapuskan dari
hatimu segala kecemasan dan ketakutan seperti seorang hamba. Ia akan
membuka dan melapangkan hatimu dan membuat kamu terus maju di
jalan perintah-perintah Puteranya dengan kebebasan kudus anak-anak
Allah (Rom 8:21; Gal 4:16; Mzm 119:32). Maria juga akan memenuhi
dari kelimpahannya sendiri, dengan cinta murni yang diserahkan
kepadanya untuk dijagainya, maka kamu tidak lagi terlalu didorong oleh
rasa takut akan Tuhan, Sang Cinta itu, melainkan didorong oleh cinta
68
yang murni (1 Yoh 4:16). Anda akan memandang Dia seperti Bapa yang
baik; kamu akan terus-menerus berusaha menyenangkan Dia, kamu pun
akan bergaul akrab dengan Allah, seperti seorang anak dengan bapanya.
Dan bila kamu bersalah karena menghinakan Dia, segeralah
rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya, mohonlah ampun dan ulurkanlah
dengan kesederhanaan seorang anak kepada Dia. Maka kamu akan
bangun lagi dengan cinta, tanpa rasa takut atau cemas, dan melanjutkan
perjalananmu kepada Tuhan tanpa rasa putus asa.
<BS 216> Santa Maria akan mencurahkan ke dalam hatimu kepercayaan besar akan Tuhan dan akan dia sendiri:
1. Karena kamu tidak lagi mendekati Yesus Kristus berdasarkan
kekuatan sendiri, melainkan selalu dengan bantuan ibu yang baik ini.
2. Karena kamu sudah menyerahkan kepadanya segala pahala, rahmat
dan silih, maka ia dapat menggunakannya menurut kehendaknya. Ia
juga akan membagikan kepadamu kebajikannya serta mendandani
kamu dengan pahalanya. Dan dengan kepercayaan penuh kamu dapat
berkata kepada Tuhan: Lihatlah, inilah Maria hamba-Mu, terjadilah
padaku menurut sabda-Mu (Lk 1:38).
3. Karena, sebagai ganti penyerahan jiwa dan ragamu secara tuntas,
Maria yang murah hati, lebih murah hati daripada siapa pun juga, akan
memberikan dirinya secara ajaib namun nyata kepadamu. Maka dengan
leluasa kamu dapat berkata: aku semata-mata milikmu, ya Perawan
tersuci, selamatkanlah aku. Ataupun, seperti yang kukatakan, dengan
kata-kata murid yang paling dicintai: Ya Bunda tersuci, aku telah
memilihmu sebagai milikku satu-satunya ... Tuus totus ego sum et
omnia mea tua sunt, aku milikmu semata-mata dan segala milikku
adalah milikmu, ya Perawan yang mulia, yang terberkati di atas segala
mahkluk. Aku menaruh engkau seperti meterai pada hatiku, sebab
kasihmu adalah kuat laksana maut! (Kid 8:6)...
<BS 217> ...Jiwa Perawan Maria akan menyatakan diri kepadamu
untuk memuliakan Tuhan. Rohnya akan menggantikan rohmu untuk
bersuka cita dalam Tuhan, Penyelamatnya, asal saja anda dengan setia
menjalankan ibadat ini... Semoga jiwa Maria hidup dalam setiap orang,
69
guna memuliakan Tuhan di dalam dia. Semoga rohnya hidup dalam
setiap orang, supaya bersuka cita dalam Tuhan... Berkatalah seorang
suci yang seluruhnya diresapi oleh Maria: Ah! Bilakah akan tiba waktu
yang bahagia itu, saat Santa Maria akan ditetapkan sebagai penguasa dan
ratu segala hati untuk menyerahkan mereka dengan utuh kepada
pemerintahan Yesus, puteranya yang tunggal dan agung? Bilamanakah
jiwa-jiwa akan menghiruk Maria sebagaimana tubuh menghiruk udara?
Jika demikian barulah akan terjadi hal-hal yang mengherankan di dunia
ini. Bilamana Roh Kudus melihat bahwa gambaran pengantin-Nya sudah
terbentuk di dalam jiwa-jiwa, maka Ia akan turun secara berlimpah, dan
memenuhi manusia dengan anugerah-Nya, teristimewa dengan kurnia
kebijaksanaan-Nya, untuk melaksanakan mukjizat-mukjizat rahmat.
Saudaraku tercinta, bilakah akan tiba masa bahagia, abad Santa Maria,
waktu banyak jiwa yang dipilih dan diperoleh Maria berkat doa-doa yang
dipanjatkannya kepada Yang Mahakuasa, akan membenamkan diri ke
dalam lubuk hatinya dan menjadi gambaran-gambaran hidup yang serupa
dengan Maria, untuk mencintai dan meluhurkan Yesus Kristus? Masa itu
tidak akan tiba sebelum devosi yang kuwartakan dikenal dan dijalankan:
Supaya datang kerajaanMu, datanglah kiranya kerajaan Maria.
8.
Syarat mutlak: berhati lunak dan siap-sedia.
<BS 218> Maria adalah bagaikan pohon kehidupan di dalam hati kita.
Bila kita merawatnya baik-baik melalui pelaksanaan setia devosi ini,
maka pada waktunya nanti ia akan berbuah (Mzm 1:3) dan buah itu tak
lain adalah Yesus Kristus sendiri (Lk 1:42). Kulihat sekian banyak pria
dan wanita, yang mencari Yesus Kristus, yang seorang dengan praktek
tertentu ini dan lewat jalan itu, yang lain mencoba jalan lain lagi. Sesudah
banyak berjerih payah sepanjang malam, seringkali mereka harus
mengakui: Sepanjang malam kami sudah bekerja, dan tidak mendapat
hasil apa-apa (Lk 5:5). Dapat dikatakan: Kalian sudah bekerja keras,
tetapi kurang berhasil (Hagai 1:6). Kehadiran Yesus Kristus dalam
dirimu masih lemah sekali. Akan tetapi, lewat jalan Maria yang tak
bernoda dan lewat devosi yang kuwartakan itu, kita bekerja di waktu
siang, dalam ruang kudus, dan hanya diperlukan sedikit jerih payah.
70
Dalam diri Maria tidak terdapat malam, sebab ia tidak mengenal dosa,
bayangan dosa terkecilpun tidak ada. Maria adalah tempat yang suci,
yang tersuci di antara yang suci. Di dalam dialah orang-orang kudus
dibentuk dan dicetak (Yoh 9:4; Yoh 1:5-6; Kel 26:34).
<BS 219> Saya mohon kiranya anda memperhatikan kata-kataku ini:
'orang-orang kudus dicetak dalam Maria'. Ada cara yang berbeda-beda
sekali untuk membuat sebuah patung, yakni: dapat dipahat dengan
memakai pahat dan palu; dapat juga dengan menuangkan bahan ke
dalam cetakan. Tukang-tukang pahat memakai cara yang pertama, ini
memakan banyak waktu dan tenaga. Tetapi jika menggunakan cetakan,
semuanya akan berjalan lebih mudah dan cepat.
Santo Augustinus menyebut Maria 'Forma Dei', yaitu acuan cetak Allah;
suatu acuan cetak yang cocok untuk mencetak anak-anak Allah (Mzm
82:6). Barang siapa dituang dalam acuan cetak Allah ini, akan segera
dibentuk ke dalam rupa Yesus Kristus dan rupa Yesus Kristus di dalam
dia. Dalam waktu singkat dan dengan sedikit usaha ia akan menjadi
serupa dengan Allah, karena ia dituang dalam acuan cetak sama yang
pernah memberi bentuk kepada Allah.
<BS 220> Kurasa, para pembimbing rohani dan orang-orang saleh yang
mau membentuk Yesus Kristus di dalam dirinya sendiri atau dalam
orang-orang lain dengan cara yang lain dari pada yang disebut tadi,
dengan tepat dapat dibandingkan dengan pemahat-pemahat patung.
Mereka mengandalkan ketrampilannya sendiri, kecekatan dan
keahliannya, dan dengan ketukan yang bertubi-tubi dari palu dan
pahatnya mereka berusaha menghasilkan gambaran Yesus Kristus dari
sebungkah batu keras atau sepenggal kayu yang kasar. Akan tetapi,
kadang-kadang hal ini gagal karena mereka tidak mampu melukiskan
Yesus Kristus sesuai dengan aslinya atau karena mereka kurang
mengenal Yesus Kristus ataupun kurang berpengalaman akan Dia,
ataupun juga karena ketukan yang kurang trampil, merusakkan
karyanya. Akan tetapi barang siapa mau menerima rahasia rahmat yang
kutawarkan ini, dengan tepat dapat kubandingkan dengan tukang-tukang
lebur: mereka telah menemukan acuan cetak yang indah, yaitu Maria; di
71
dalam dia dahulu Yesus telah dibentuk, secara kodrati dan Ilahi.
Janganlah mereka mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan
hanya mengharapkan kebaikan acuan cetak itu, menuangkan diri dan
melebur diri di dalam Maria, supaya menjadi gambar Yesus Kristus
sesuai dengan yang asli.
<BS 221> Sungguh, suatu perbandingan yang tepat! Siapakah dapat
memahaminya barang sedikit? Mudah-mudahan anda, ya saudara
terkasih. Tetapi janganlah lupa bahwa dalam sebuah acuan cetak hanya
dapat dituangkan sesuatu yang lebur dan cair. Dengan kata lain:
bongkarlah Adammu yang lama dan leburlah dia, untuk menjadi Adam
baru dalam diri Maria.
9.
Berbahagialah orang yang menerima wahyu dari Roh Kudus
untuk mengenal rahasia Maria.
<RM 20> Berbahagialah, ya seribu kali berbahagialah orang yang
menerima wahyu dari Roh Kudus untuk mengenal 'rahasia' Maria.
Berbahagialah orang yang baginya Roh Kudus membuka taman tertutup ini supaya dapat masuk, membuka sumur termeterai ini (Kid.4:12),
supaya dapat menimba dari padanya dan dapat minum air hidup rahmat
sepuas-puasnya . Hanya Allah sendiri akan ditemukannya di dalam
makhluk tercinta Maria ini, bukanlah suatu makhluk yang lainnya. Tetapi
Allah ini yang mahasuci dan mahaluhur serta sekaligus juga mahamurah
dan sepadan dengan kelemahan manusia.
Allah hadir di mana-mana, maka kita dapat menemukanNya di
mana-mana pula, bahkan di dalam neraka. Namun tidak ada tempat di
mana kita dapat lebih dekat dengan Allah dan menemui-Nya sepadan
dengan kelemahan manusia dari pada dalam Maria. Karena justru untuk
tujuan itulah Ia turun dari surga.
Di mana-mana pun Allah adalah roti bagi orang-orang yang kuat dan roti
para malaikat, tetapi dalam Maria Ia adalah roti bagi kanak-kanak.
72
10. Berbakti sebagai hamba Yesus dalam Maria.
<Kantik 77>
1.
Untuk memuji Penebusku,
hatiku mau menyanyikan
besarnya kebaikan Maria
bagi hambanya yang malang.
8.
Agarlah tergantung sempurna
dari Juruselamatku,
kuserahkan lengkap padanya
tubuh, jiwa dan nasibku.
2.
Andai kupunya suara guntur,
kugemakan di dunia:
Siapa mengabdi Maria
dialah yang terbahagia.
9.
Bila tengadah pada Bapa,
sadar akan kesalahan,
ku dihantar doa Maria,
kebaikannya b'ri dukungan.
3.
Kaum Kristen, pasang telinga,
dengarkan hal-hal yang heran
mengenai seorang wanita
yang melahirkan kalian.
10. Jangan takut Tuhan 'kan marah
bila Maria sertaku.
Cukuplah kuingatkan Dia:
Lihatlah, ini BundaMu.
4
Maria, dekat pada Yesus :
hartakulah yang terbesar,
kebanggaan kemesraanku,
penuh kebajikan benar
11. Bunda ini baik, berdaya,
menolongku tiap saat.
Bila jatuh, dalam bahaya,
seketika ku diangkat.
5.
Dia Tabut Perjanjianku
di mana kutemu Allah,
menutupi kelemahanku
dengan mantol tak bercela.
12. Bila hatiku hancur lebur
oleh dosa yang menghantu,
hatiku merasa terhibur,
yakin : Maria membantu.
6.
Dialah ruang ku berdoa,
di mana kutemu Yesus.
Tidak takut akan ditolak
kusembahyang sana terus.
13. Dengan bahasanya sendiri
bilamana ku bertempur,
ku diajak: Anakku, berani!
Bunda di samping melipur.
7.
Dia kota pengungsianku
di mana ku tak diancam,
bagai bahtera waktu banjir
sehingga ku tak tenggelam.
14. Bagai anak yang disusui
akupun yang digendongnya.
P'rawan yang setia dan murni
menetekkan rahmat Allah.
73
15. Benarlah hal tak terpercaya:
Ia hidup di batinku.
Gambarnya muncul bercahaya
dalam gelapnya imanku.
19a. Dalam dan melalui dia
segalanya kulakukan.
Ini rahasia Maria,
jalan kesucian aman.
16. Ia subur dan contoh murni
dari pokok yang berbuah;
teladan kerendahan hati
kutiru tekun dan pasrah.
19b. Bila hidup serta Maria,
pasti kutaati Tuhan.
Senantiasa dan setia
kehendakNya dilakukan.
17. Ia pancuran air jernih,
mencermin diriku cemar.
Tempat santai bila tertindih,
hati panas jadi segar.
20. Orang Kristen, doakan saya,
yang sering kurang setia.
Cintai Yesus dan Maria,
kini dan sepanjang masa.
18. Lewat Yesus menuju Bapa:
ini jalan yang kuinjak.
Lewat Bunda menuju Yesus:
pasti aku tak ditolak.
Tema IV:
MEMILIKI DAN MENGHARGAI KEBIJAKSANAAN BERARTI HIDUP BERSATU
DENGAN YESUS KRISTUS UNTUK
MEMIKUL SALIB MENYUSUL DIA.
Spiritualitas salib ditemukan di mana-mana dalam kehidupan dan
tulisan-tulisan Santo Montfort dan benar-benar menyerap di dalamnya.
Dua bab dalam bukunya Cinta dari Kebijaksanaan Abadi seluruhnya
digunakan untuk menjelaskan pedomannya bagi suatu hidup injili
74
berdasarkan salib (CKA 154-180). Tema ini pun muncul dalam berbagai
syair yang digubahnya (lih. L 11, 13, 19). Surat- suratnya sering
diawalinya dengan semboyan "Hiduplah Yesus, hiduplah salibNya!"
Beberapa di antara surat-surat ini cukup jelas menyatakan bahwa ia
sungguh seorang tokoh Allah yang mempunyai pengalaman mendalam
mengenai salib: "Ah! Andaikata umat kristen mengetahui nilai salib-salib,
tentu mereka akan menjelajahi seratus mil untuk menemukan sebuah
saja. Sebab di dalam salib yang pantas dicintai terkandunglah
kebijaksanaan sejati. Kebijaksanaan inilah yang kucari siang-malam,
dengan semangat yang semakin mengebu-gebu! (S 13).
Pengarang pertama riwayat hidup Santo Montfort terpukau oleh
pentingnya peranan salib dalam hidup dan kerasulan Montfort. Ia
mencatat misalnya pendirian suatu perhimpunan yang bernama
"Sahabat-Sahabat Salib" dan ia menggambarkannya sebagai sarana
penting untuk melestarikan hasil sebuah misi rakyat (lih. Grandet, h.
401-402).
Suatu petunjuk yang lain yang
sangat berarti ialah "Salib
Poitiers". Ketika Montfort
sebagai imam muda berkarya
sebagai pastor di Rumah Sakit
U mu m P o it ier s ( t h .
1701-1703), ia membentuk
sekelompok gadis-gadis yang
setiap hari Minggu berkumpul
dalam sebuah ruang yang
disebutnya "La Sagesse",
"Kebijaksanaan".
Bersama dengan perkumpulan
ini yang baru mulai terbentuk,
Montfort menyusun sebuah
pedoman hidup rohani yang
terpusat pada Yesus Kristus,
Kebijaksanaan yang menjelma
75
dan yang disalibkan. Mereka harus menyangkal diri dan memikul
salibnya sambil mengikuti jejak Yesus Kristus yang disalibkan, di bawah
bimbingan Maria. Pedoman ini diukir secara sederhana namun cukup
ekspresif pada sebuah salib kayu berukuran 185 x 135 cm yang
dinamakan "Salib Poitiers" dan yang sampai hari ini masih disimpan
dalam rumah pimpinan pusat Puteri Kebijaksanaan di Roma.
Salib ini mempunyai tempat dalam jantung spiritualitas montfortan, oleh
karena "Kebijaksanaan adalah salib dan salib adalah Kebijaksanaan"
(CKA 180).
Barangsiapa mengatakan "Kebijaksanaan yang menjelma menjadi
manusia" sekaligus juga mengatakan "Kebijaksanaan yang disalibkan
karena cinta kepada umat manusia". Sebagaimana gurunya demikian
juga setiap murid harus menderita "keonaran salib", bila ia mau mengambil bagian dalam menggenapkan apa yang masih kurang pada
penderitaan Kristus untuk Tubuh-Nya, yaitu Gereja" (Kol 1:24).
Keempat dimensi salib yang diuraikan Montfort (lih. SSS 18) menjadi
ukuran dalam menjawabi kehendak Bapa bagi siapa saja yang dengan
mengikuti jejak Kristus mau terlibat di jalan menuju kebangkitan: "sambil
menantikan hari besar kemenangan-Nya pada pengadilan terakhir,
Kebijaksanaan Abadi menghendaki agar salib menjadi tanda, meterai
pengenal dan senjata bagi seluruh kaum pilihannya" (CKA 173).
Hamba-hamba Maria biasanya menerima suatu bagian yang lumayan
besar dari salib Yesus Kristus. Namun mereka juga memikul salib itu
"dengan lebih mudah, lebih berpahala dan lebih mulia" oleh karena Maria
"mencelupkan semua salib yang diberikan kepada mereka dalam gula
kemesraan seorang ibu (BS 154).
76
SALIB POITIERS
1.
Sebagai sarana untuk menebus dunia, Kebijaksanaan
Abadi telah memilih Salib.
<CKA 167> Dengarlah apa yang menurut hematku merupakan "rahasia
raja" yang terbesar, "sacramentum regis", dan rahasia terbesar yang
diwahyukan oleh Kebijaksanaan Abadi, ialah misteri Salib.
Wah! Betapa berjauhan dan betapa berbeda pikiran-pikiran dan
jalan-jalan Kebijaksanaan kekal dari pikiran dan jalan manusia, biar itu
manusia yang paling bijaksana sekalipun. Allah yang agung ini ingin
menyelamatkan dunia, mengusir dan merantai para setan. Ia ingin
mengunci neraka dan membuka surga bagi manusia, dan memberi
kemuliaan tak terhingga kepada Bapa-Nya yang kekal. Begitulah
maksud dari tugas-Nya yang susah dan dari usaha-Nya yang
menakjubkan. Sarana apa yang akan dipilih oleh Kebijaksanaan ilahi,
yang pengetahuan-Nya menjangkau dari satu ujung dunia ke yang lain
dan mengatur segala hal yang baik? Tangan-Nya yang mahakuasa
dengan satu pukulan akan menghancurkan segala yang menentang Dia
dan mampu melaksanakan apa saja yang Dia kehendaki. Dengan sepatah
kata saja Dia dapat meniadakan dan menciptakan. Apa lagi yang dapat
saya katakan? Dia hanya perlu menghendaki saja, dan semuanya sudah
terjadi.
<CKA 168> Tetapi cintakasih-Nya mengatur kekuasaan-Nya.
Kebijaksanaan ingin menjelma untuk memberi kesaksian kepada manusia
tentang persahabatan-Nya. Ia ingin turun sendiri ke atas dunia supaya
dunia dapat naik ke surga.
Maka terjadilah demikian! Namun, apakah anda menyangka bahwa
Kebijaksanaan abadi ini akan tampil dengan kemuliaan dan kejayaan,
diiringi berjuta-juta malaikat atau sekurang-kurangnya berjuta-juta
pengawal pilihan, dan bahwa dengan pasukan-pasukan ini, dengan
kemegahan dan keperkasaan ini tanpa sedikitpun disertai kemiskinan,
kehinaan, penghinaan dan kelemahan; Ia akan merebahkan semua
musuh-Nya dan memenangkan segala hati manusia oleh gaya-Nya yang
77
menawan hati, oleh kesenangan yang dibawa-Nya, oleh keagungan-Nya
dan kekayaan-Nya? Heran sekali, sama sekali tidak demikian,
sebaliknya! Di kalangan orang-orang Yahudi Kebijaksanaan ini melihat
diri-Nya dijadikan pokok keonaran dan kengerian, dan di kalangan orang
kafir suatu pokok kebodohan. Ia berhadapan dengan sepotong kayu
yang jelek dan hina, yang dipakai untuk mempermalukan dan
menghukum penjahat yang paling tenar dan malang, dan yang disebut
tiang gantungan, palang hukuman atau kayu salib. Kepada salib ini
pandangan-Nya tertuju, dan kepadanya Ia berkenan. Ia menyayanginya
lebih daripada apapun yang besar dan cemerlang di surga maupun di
bumi, untuk menjadikannya sarana penaklukkan-Nya dan perhiasan seri
kemuliaan-Nya. Ia menjadikannya kekayaan dan kegembiraan
kerajaan-Nya, sahabat dan mempelai hati-Nya... Ah! Betapa mendalam
kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Betapa mengherankan
pilihan-Nya ini dan betapa agung dan tak terpahami segala rencana dan
keputusan-Nya. Tetapi lebih lagi betapa tak terungkapkan cinta-Nya
kepada salib ini.
2. Kebijaksanaan Abadi menjadikan Salib sebuah panji untuk
mengumpulkan para pilihan.
<CKA 173> Sambil menantikan hari besar kemenangan-Nya pada
pengadilan terakhir, Kebijaksanaan Abadi menghendaki agar salib
menjadi tanda, cap pengenal dan senjata bagi seluruh kaum pilihan- Nya.
Tidak seorang pun diakui sebagai anak-Nya kecuali kalau ia ditandai
oleh salib. Tidak seorang pun diakui sebagai murid-Nya, kecuali kalau
ia membawa salib pada dahinya tanpa malu, dalam hatinya tanpa
menolaknya, pada bahunya tanpa menyeretnya atau mencoba
melepaskannya. Seruannya :"Si quis vult venire post me...", "Setiap
orang yang mau mengikut Aku," dst. (Mt.16:24).
Tidak seorang pun diterima sebagai prajurit-Nya yang tidak rela
mengambil salib sebagai senjatanya untuk membela diri, untuk menyerang, untuk merobohkan, untuk menjatuhkan dan menhancurkan
semua musuhnya. Kepada prajurit-prajurit ini Ia berseru: "Confidite, ego
78
vici mundum", "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia"
(Yoh.16:33).
Prajurit-prajurit-Ku, percayakanlah dirimu kepada-Ku. Aku ini
kaptenmu. Aku telah mengalahkan musuh-musuh-Ku oleh salib, dan
kalian juga akan menang oleh tanda ini. In hoc signo vinces.
<CKA 174> Kebijaksanaan Abadi menyimpan di dalam salib begitu
banyak harta, rahmat, kehidupan dan kegembiraan, sehingga pengetahuan tentang itu hanya diberikan-Nya kepada mereka yang paling
disenangi-Nya.
Sering sekali Ia membuka segala rahasia yang lain kepada sahabatsahabat-Nya, seperti kepada para Rasul-Nya: Omnia nota feci vobis,
"Semuanya telah kuberitahukan kepadamu" (Yoh 14:25); tetapi bukan
rahasia-rahasia salib-Nya, kecuali kalau mereka pantas memperolehnya
sebagai penghargaan atas kesetiaan mereka yang sangat besar dan atas
karya-karya besar.
Oh! betapa harus kita rendah hati, kecil, bermati raga, rohani dan dihina
oleh dunia untuk mengenal rahasia Salib. Sebab juga masih sekarang,
bukan hanya orang Yahudi, orang Turki dan orang kafir, bukan hanya
orang bijak di dunia dan orang-orang katolik yang buruk, tetapi juga
orang-orang yang disebut saleh, malahan sangat saleh, menganggap salib
sebagai batu sandungan, suatu kebodohan, obyek penghinaan dan
ketakutan.
Namun bukan begitu dalam pembahasan teoretis, sebab belum pernah
orang berbicara lebih banyak, belum pernah orang menulis lebih banyak
tentang keindahan dan keistimewaan Salib dari pada sekarang.
Sementara dalam praktik, karena takut, orang mengeluh, minta maaf saja
dan melarikan diri bilamana mereka harus menderita sesuatu.
'Confiteor tibi, Pater, Domine Rex caeli et terrae, quia abscondisti hoc
a sapientibus et prudentibus hujus saeculi, et revelasti ea parvulis':
"Bapa-Ku", demikianlah pernah dikatakan Kebijaksanaan yang menjelma
dalam kegembiraan ekstase ketika Ia melihat keindahan Salib, "Aku
besyukur kepada-Mu, karena segala harta dan keajaiban Salib-Ku
Engkau sembunyikan bagi orang-orang bijak dan pandai di dunia ini,
tetapi Kaunyatakan kepada orang-orang sederhana dan kecil".
79
<CKA 175> Kalau pengenalan rahasia Salib sudah merupakan suatu
karunia yang begitu istimewa, maka alangkah besarnya kegembiraan
bilamana kita sungguh memilikinya. Ini suatu anugerah yang oleh
Kebijaksanaan Abadi hanya diberikan kepada sahabat-sahabat-Nya yang
terbesar, dan hanya sesudah banyak berdoa, mendambakan dan
memohonkannya.
Betapa mulia pun anugerah iman yang membuat kita berkenan kepada
Allah, dan yang menjadi sarana untuk mendekati Allah dan mengalahkan
musuh-musuh, dan tanpa yang mana kita akan dihukum, namun Salib
merupakan anugerah yang jauh lebih besar.
Santo Yohanes Krisostomos mengatakan bahwa Santo Petrus merasa
lebih berbahagia ketika ia berada di penjara bagi Yesus Kristus, dari
pada ketika ia berada di atas gunung Tabor di tengah kemuliaan.
Baginya lebih mulia membawa rantai-rantai pada kakinya dari pada
membawa kunci-kunci Firdaus di tangannya.
Santo Paulus menganggapnya kehormatan lebih besar untuk dibelenggu
demi Penyelamatnya, dari pada diangkat sampai ke langit ketiga. Tuhan
mengaruniakan rahmat lebih besar kepada para rasul-Nya dan kepada
para martir dengan memberikan Salib-Nya untuk dipikul dalam
penghinaan, kemiskinan dan siksaan paling ganas, dari pada dengan
memberikan kepada mereka karunia untuk membuat mukjizat dan
mentobatkan seluruh dunia.
Semua orang yang kepadanya Kebijaksanaan Abadi menyampaikan
diri-Nya, mendambakan Salib. Mereka mencarinya, merangkulnya, dan
bila terjadi sesuatu yang membuat mereka menderita, mereka berseru
dari lubuk hatinya bersama dengan Santo Andreas: 'O bona Crux,
tamdiu desiderata': 'O Salib yang baik, yang sudah begitu lama
kudambakan.'
80
<Kantik 19>
15. Para kudus selama hidupnya
hanya mencari Salib.
Itulah dambaannya yang besar,
itulah seluruh pilihannya.
Belum puas dengan salib-salib
yang diberi oleh surga,
masing-masing berjuang
untuk mendapatkan salib-salib baru.
16. Belenggu-belenggu Santo Petrus
membawa kepadanya kehormatan lebih besar
daripada ketika di dunia
ia menjadi Wakil Sang Penebus.
Oh salib yang baik, berserulah
Santo Andreas penuh iman,
agar aku memperoleh hidup,
biarlah aku mati di atasmu !
17. Lihatlah, Santo Paulus melupakan
pengalaman ekstasenya yang hebat.
Ia hanya berbangga
akan salib saja.
Ia lebih pantas dihormati
dalam penjaranya yang ngeri
daripada dalam ekstase yang mengagumkan
yang membuat dia merasa di surga.
3.
Sebagaimana guru, demikianlah muridnya.
<SSS 27> Kamu adalah anggota-anggota Kristus (1Kor 6:15; 12:27; Ef
5:30), sungguh-sungguh suatu penghargaan, tetapi sesuatu yang
membawakan penderitaan. Bila Kepala dimahkotai duri, apakah
81
anggota-anggota-Nya dapat mengharapkan dimahkotai bunga mawar?
Bila Kepala dicemoohkan dan dikotori dengan lumpur di jalan ke
Kalvari, apakah para anggotanya dapat mengharapkan naik ke tahkta
dan disirami wangi-wangian? Bila Kepala mereka tidak mempunyai
bantal (bdk Mt 8:20; Lk 9:58) untuk tidur, apakah para anggota-Nya
dapat mengharapkan berbaring di tempat tidur dengan kasur berisi bulu
halus? Itu kan tidak mungkin!
Tidak, tidak, sahabat-sahabat Salib-Ku yang baik, janganlah menipu
dirimu sendiri. Orang-orang Kristen seperti itu kamu jumpai di
mana-mana: berpakaian modern, sangat kritis, sangat gagah dan bergengsi, mereka bukan murid-murid sesungguhnya, bukan anggotaanggota sejati Kristus yang disalibkan. Dengan berprasangka kamu salah
mengartikan cemoohan Kepala kita yang dimahkotai duri dan kebenaran
injil. Betapa banyaknya, yang menamakan diri Kristen, membayangkan
diri anggota-anggota Penyelamat kita, sedangkan dalam kenyataannya
mereka penyiksa yang berkhianat terhadapnya, sebab sementara mereka
dengan tangannya membuat tanda Salib, dalam hatinya mereka
musuh-musuhnya!
Bila kamu dibimbing oleh Roh yang sama, bila kamu menjalankan hidup
yang sama seperti Yesus Kristus, Kepalamu yang dimahkotai duri,
hendaklah kamu hanya menantikan duri-duri, cambukan- cambukan dan
paku-paku; singkatnya: tidak lain dari pada Salib; karena seorang murid
harus diperlakukan seperti gurunya dan anggota-anggota-Nya seperti
Kepala mereka. Dan jika kepada kamu, seperti kepada Santa Katarina
dari Siena, ditawarkan sebuah mahkota duri dan sebuah mahkota mawar,
kamu harus tanpa ragu-ragu, seperti dia, memilih mahkota duri dan
memasangnya kepada kepalamu, supaya sama dengan Yesus Kristus.
4.
Setiap orang yang mau mengikuti Aku ...
<SSS 15> "Setiap orang yang mau ". Jika seseorang mempunyai
keinginan yang sungguh-sungguh, suatu kebulatan tekad, bukan
terdorong oleh tabiat manusia, kebiasaan, cinta diri, kepentingan diri
sendiri, atau karena dinilai orang, melainkan terdorong oleh rahmat Roh
82
Kudus penakluk segala-galanya, yang tidak diberikan kepada setiap
orang. "Tidak diberikan kepada semua orang untuk mengetahui rahasia
ini" (bdk Mt 13:11; Mk 4:11).
Kenyataannya, hanya sedikit orang mengetahui menghayati rahasia Salib
dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk mendaki bukit Kalvari dan
menyediakan diri untuk dipaku pada salib bersama Kristus di
tengah-tengah bangsanya sendiri, orang itu mesti berani seperti seorang
pahlawan tak tergoyahkan; seorang yang hidup dekat dengan Tuhan dan
tidak mempedulikan dunia dan setan, badannya sendiri dan
keinginan-keinginannya; seorang yang bertekad meninggalkan
segala-galanya, melakukan segala-galanya, serta menderita segalagalanya demi Kristus.
Kamu harus menyadari, sahabat-sahabat Salibku yang tercinta, sekiranya
ada seseorang di antaramu tanpa tekad ini, ia berjalan hanya dengan satu
kaki saja, terbang hanya dengan satu sayap saja. Ia tidak layak menjadi
anggota persekutuanmu karena ia tidak pantas disebut Sahabat Salib,
yang harus kita cintai seperti Yesus "dengan pikiran yang lapang dan hati
yang rela" (bdk 2 Mak 1:3).
Satu orang yang setengah-setengah sudah cukup untuk - seperti seekor
domba yang berkudis - menulari seluruh kelompok kamu. Jika ada
seorang seperti itu masuk ke dalam kalangan kamu lewat pintu kejahatan
dunia, usirlah dia atas nama Kristus yang tersalib seperti seekor serigala
dari kawanan domba (bdk Mt 7:15; Yoh 10:1).
<SSS 16> "Setiap orang yang mau mengikut Aku". Jika seseorang mau
mengikut Aku, Yang telah menjadi hamba dan telah mengosongkan diri
sendiri begitu rupa (Fil 2:6-8), sehingga Aku lebih menyerupai ulat dari
pada manusia (Mzm 20:7); Yang datang ke dunia hanya untuk
merangkul Salib (Mzm 39:8; Ibr 10:7-9), menanamnya dalam hati (Mzm
39:9), mencintainya sejak masa muda (CKA 8:2), memikulnya dengan
gembira hati, lebih menyukainya dari pada segala kesenangan dan
kegembiraan yang ditawarkan surga dan bumi (Ibr 12:2) dan baru puas
pada waktu mati dalam pelukan ilahinya.
83
5.
Dia harus menyangkal dirinya.
<SSS 17> Jadi, jika seseorang mau mengikut Aku begitu rupa, yaitu
terhina dan tersalib, ia harus seperti Aku, bermegah hanya pada
kemiskinan, penghinaan dan penderitaan Salibku. "Dia harus menyangkal
dirinya".
Kemudian, yang terkucil dari persekutuan Sahabat-Sahabat Salib adalah
mereka yang membanggakan penderitaannya, mereka yang
cerdik-pandai, para cendekiawan, dan para skeptisi yang mempertahankan gagasan-gagasannya dan memamerkan bakat-bakatnya sendiri.
Jauhkanlah diri dari orang bermulut besar, yang suka memegahkan diri,
tetapi hanya menghasilkan kesombongan saja. Jauhkanlah diri dari orang
katolik "saleh" yang suka menampilkan keangkuhannya seperti Lusifer,
dan di mana-mana mengabarkan: "Aku tidak sama seperti semua orang
lain" (Lk 18:11); yang tidak tahan dipersalahkan tanpa pembenaran diri,
yang tidak tahan diserang tanpa menjawab, yang tidak tahan direndahkan
tanpa meninggikan diri.
Hati-hati, jangan menerima dalam persekutuanmu seorang yang begitu
cepat tersinggung dan peka, yang takut akan tusukan jarum yang kecil
sekalipun, yang menangis dan mengeluh walaupun penderitaannya ringan
sekali, yang tidak mengenal kain kabung, cambuk atau alat-alat tapa lain,
dan yang mencampur-adukkan devosi-devosi modern mereka dengan
suatu kecerewetan yang sangat licik dan licin menutupi kekurangannya
dalam hal pengendalian nafsu.
6.
Dia harus memikul salibnya.
<SSS 18> "Dia harus memikul salibnya", yaitu salibnya sendiri. Tollat
crucem suam! Laki-laki (atau perempuan) yang luar biasa itu, "lebih
berharga dari pada permata" (Amsal 30:10), harus mengangkat salibnya
penuh gembira, memeluknya penuh kasih sayang dan memikulnya di atas
pundaknya penuh keberanian.
Salib miliknya, bukan salib orang lain:
- Salibnya, yang telah kuatur dalam kebijaksanaan-Ku, sampai terperinci
84
-
-
-
-
-
sekali menurut ukuran, jumlah dan timbangan (Keb 11:20).
Salibnya telah Kubentuk dengan tangan-Ku sendiri dan dengan sangat
teliti memberi empat ukurannya, yaitu panjangnya, lebarnya, tebalnya
dan dalamnya (bdk Ef 3:18).
Salibnya, yang Kupahat karena cinta-Ku padanya, dari sebagian salib
yang telah Kubawa ke Kalvari.
Salibnya, hadiah terbesar yang dapat Kuberikan kepada para
pilihan-Ku di dunia.
Salibnya, yang tebalnya dibuat dari kehilangan harta bendanya,
penghinaan, pengejekan, penderitaan, penyakit-penyakit dan
percobaan-percobaan rohani, yang dia alami setiap hari sampai mati
sesuai dengan ketentuan-Ku.
Salibnya, yang panjangnya dibuat dari jangka waktu hari atau bulan
tertentu ia menanggung fitnah, atau tertelentang di tempat tidur karena
sakit, atau jatuh miskin dan terpaksa mengemis, atau ditentang oleh
godaan-godaan, perasaan jenuh, desolasi dan percobaan-percobaan
batin yang lain.
Salibnya, yang lebarnya dibuat dari perlakuan-perlakuan paling kasar
dan pahit yang dialaminya dari sanak-saudaranya, teman-temannya,
pembantu-pembantunya.
Salibnya, yang dalamnya dibuat dari percobaan-percobaan paling
dalam, yang akan Kutimbulkan padanya tanpa ia akan mampu
menemukan bantuan pada orang lain, sebab mereka itu juga, di bawah
bimbingan-Ku, akan menolak dia dan bersama Aku membuat dia
menderita.
<SSS 19> Tollat! "Dia harus mengangkat", artinya ia harus mengangkat
salibnya dan bukan menyeretnya atau mencoba melepaskannya atau
meringankannya atau menyembunyikannya.
Sebaliknya, ia harus mengangkatnya tinggi-tinggi dan memikulnya penuh
kesabaran dan tanpa menjadi jengkel, tanpa keluh-kesah atau
menggerutu, tanpa ragu-ragu atau perasaan gentar, tanpa malu atau
tanpa peduli akan apa yang dikatakan orang.
Tollat! "Dia harus mengangkatnya" dan meletakkannya pada pundaknya
sambil berkata bersama Santo Paulus: "Allah hanya akan senang bila aku
85
sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Yesus Kristus,
Guruku!" (Gal 6:14).
7.
Dan mengikuti Aku.
<SSS 41> Tetapi menderita itu tidak cukup. Setan dan dunia pun
mempunyai martir-martirnya. Kita harus menderita dan memikul salib
kita dalam mengikuti langkah-langkah Kristus: "Dia harus mengikut
Aku" (Mt 16:24; Lk 9:23), itu berarti, kita harus menderita dengan cara
yang dilakukan Yesus.
<SSS 57> Perhatikanlah luka-luka serta duka cita Yesus yang tersalib.
Dengarkanlah apa yang dikatakan-Nya sendiri: "Hai kamu semua yang
melewati jalan penuh duri serta jalan salib yang harus kamu tempuh,
tataplah dan lihatlah. Lihatlah dengan mata tubuhmu, lihat juga dengan
mata rohanimu, serta lihat apakah kemiskinan, ketelanjangan dan rasa
malu, serta kesepian rohanimu sama dengan yang Aku alami. Lihatlah
Aku, apabila dalam keadaan tidak berdosa seperti Aku, barulah kamu
pantas mengeluh bahwa kamu tidak bersalah (Ratapan 1:12).
Roh Kudus berkata kepada kita melalui mulut para rasul, bahwa kita
harus terus menatap Yesus yang tersalib (Gal 3:1) serta mempersenjatai
diri dengan pikiran Kristus (1 Ptr 4:1) yang menjadi senjata kita yang
paling ampuh dan dahsyat melawan musuh kita. Apabila kamu menderita
oleh karena kemiskinan, keburukan serta kesedihan dan godaan atau
salib lainnya, persenjatailah dirimu dengan perisai, topi baja serta pedang
bermata dua ini (Ef 6:12-18) yaitu dengan pikiran Yesus yang tersalib.
Akan ada jalan untuk setiap persoalan, kamu akan mampu mengalahkan
seluruh musuhmu.
86
8.
Kemenangan Salib
<Kantik 19>
1. Salib adalah suatu rahasia
yang sangat dalam di bawah kolong langit.
Tanpa banyak terang
tidak akan ada yang mengenalnya.
Untuk dapat mengerti apa maknanya,
diperlukan budi yang mulia.
Pada hal untuk dapat diselamatkan
kita perlu memahaminya.
2. Alam jijik terhadapnya,
akal budi menentangnya.
Manusia yang terpelajar tidak mau tahu,
dan setan merobohkannya.
Malahan orang saleh seringkali
tidak menyimpannya dalam hati.
Biarpun ia berkata bahwa ia mencintainya,
sebenarnya ia seorang pembohong.
3. Salib diperlukan.
Kita mesti selalu atau menderita
dan naik ke Kalvari,
atau binasa untuk selamanya.
Santo Agustinus berseru
bahwa kita orang terkutuk,
bila Allah tidak menyiksa kita,
bila kita tidak dicobai.
4. Kita berjalan ke tanah air surgawi
melalui jalan salib.
Itulah jalan kehidupan,
jalan protokol sang raja.
87
Setiap batu pada jalan itu
dipahat dengan ukuran tepat
untuk dapat ditempatkan
di kota suci Sion.
5. Apa gunanya kemenangan
bagi penakluk terbesar sekalipun,
kalau ia tidak menjadi juara
dalam penaklukan diri melalui penderitaan.
Kalau baginya bukanlah pola:
Yesus yang mati di salib;
kalau seperti seorang tak beriman
ia menolak kayu ini?
6. Dengan salib-Nya, Yesus Kristus
membelenggu neraka,
menaklukkan si pemberontak
dan memenangkan alam semesta.
Ia memberikannya sebagai senjata
kepada hamba-hamba-Nya yang setia.
Salib menawan hati atau melucutkan senjata
baik di tangan maupun di hati.
Ya Tuhan, congrega nos de nationibus. Kumpulkanlah kami dari antara
bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus
dan kuasa (Mzm 106:47).
88
Tema V:
TUHAN, BERILAH KEPADA IBUMU
ANAK-ANAK SEJATI, DAN KEPADA
GEREJAMU MISIONARIS-MISIONARIS
YANG ULUNG.
Santo Montfort menghendaki agar pewartaan yang ia wariskan akan
bergema terus selama segala abad, sampai tiba "saat Maria yang "ilahi"
itu akan memperoleh wewenang yang sungguh-sungguh atas segala hati
untuk menyerahkan mereka dengan utuh kepada Putera tunggalnya,
Yesus Kristus, Raja Agung. Bilamanakah jiwa-jiwa akan menghirup
Maria sebagaimana tubuh menghirup udara? Jika demikian, barulah akan
terjadi hal-hal yang mengherankan...." (IS 217).
Santo Montfort sungguh seorang misionaris yang mengenakan pada
dirinya keprihatinan Tuhan Yesus sendiri. Ia bersedia menumpahkan
darahnya sampai tetes penghabisan untuk menghindari dosa yang
menghina Allah.
Untuk tujuan itu ia meminta kepada Allah agar mengirim misionarismisionaris sejati ke dalam dunia, anak-anak dan hamba-hamba Maria"
yang menyala bagaikan api dan menyinari kegelapan dunia bagaikan
matahari-matahari" (DM 12).
Ahli sejarah Bremond mengatakan tentang doa Santo Montfort ini, yang
dikenal dengan nama Doa yang Menggelora, bahwa "tidak mudah untuk
menemukan seorang yang menyapa Allah yang kekal dengan keakraban
yang lebih besar". Juga bahwa "dibandingkan dengan bahasa yang
berapi-api ini, kefasihan seorang seperti Bridaine seakan-akan dingin
seperti es" (Bridaine adalah seorang penyelenggara misi rakyat di
Prancis, th. 1701-1767).
Berikut ini beberapa cuplikan dari doa tersebut, yang secara lengkap
dapat dibaca dalam Montfortan Masa Kini.
Bersama dengan Regula para Imam Misionaris Serikat Maria dan
Amanat kepada para Anggota Serikat Maria, doa ini membentuk suatu
trilogi yang menjadi pedoman hidup sangat istimewa bagi para misionaris
yang dimohon Santo Montfort dalam doanya kepada Tuhan.
89
Doa ini dapat menjadi sumber inspirasi yang kaya bagi setiap orang
kristen yang terlibat dalam karya kerasulan, mengingat mereka semua
adalah anggota Gereja yang mengaku sebagai salah satu ciri-ciri khasnya
"kewajiban untuk mewartakan injil" (lihat Evangelii Nuntiandi, Des.
1975, no. 14).
1.
Keadaan dunia yang menyedihkan.
<DM 27> Lihat Tuhan, Allah segala kuasa, segala kapten tentara yang
membentuk kompi-kompi selengkapnya, para penguasa menyerahkan
pasukan-pasukan, para penguasa kapal yang melengkapi
armada-armada, para saudagar yang dalam jumlah besar berhimpun di
berbagai pasar dan pekan raya. Mereka semua, para pencuri, para orang
yang tak ber-Tuhan, para pemabuk dan pengejar kenikmatan, tiap hari
berkumpul menjadi satu kelompok melawan Engkau, dengan mudah dan
begitu spontan. Tiupan seruling, yang diberikan oleh seseorang; bunyi
genderang, ujung pedang tumpul yang diperhatikan, kalung bunga layu
yang dihadiahkan, sepotong tanah, kuning atau putih yang
ditawarkan......., dalam tiga kata: sekepulan kehormatan, hadiah tak
bernilai, nikmat kebinatangan murah, dalam sekejap mata saja
menghimpun para pencuri, mengumpulkan para prajurit, menyatukan
batalyon-batalyon, menghimpun para saudagar, memenuhi gudang dan
pasar dengan barang jualan, menutup darat dan laut dengan orang
buangan yang tak terhitung jumlahnya, yang walaupun mereka
terpecah-belah entah karena tempat tinggal berjauhan, entah karena
perbedaan mentalitas, entah karena kepentingan sendiri namun
menggabungkan diri sampai mati untuk berperang melawan Engkau di
bawah panji dan pimpinan setan.
<DM 5> Memento: Ya Tuhan yang maha-adil, ingatlah akan Serikat ini
dalam melaksanakan keadilan-Mu... Sudah tiba waktunya untuk
memenuhi janji-Mu. Orang tidak lagi mengacuhkan hukum-hukum-Mu
yang Ilahi, mereka mengabaikan Injil-Mu. Banjir ketidakadilan melanda
seluruh bumi, malahan sampai menyeret hamba-hamba-Mu. Seluruh
90
bumi telah menjadi satu timbunan reruntuhan. Kedurhakaan merajalela,
Bait-Mu yang suci dicemar, hal-hal yang ngeri merembes sampai ke
dalam tempat yang mahakudus. Tuhan, pembalas yang mahaadil, sampai
hatikah Engkau membiarkan segala sesuatu kepada nasibnya? Apakah
pada akhirnya segala sesuatu menjadi seperti Sodom dan Gomora?
Apakah Engkau akan tinggal diam saja? Selalu sabar saja? Bukankah
kehendak-Mu harus terjadi di atas bumi seperti di dalam Surga?
Bukankah kerajaan-Mu harus datang? Bukankah Engkau telah
mempersiapkan beberapa sahabat-Mu bagi kebangkitan kembali
gereja-Mu di masa depan? Bukankah orang Yahudi akan menyadari
kebenaran? Hal itu kan diharapkan oleh gereja! Bukankah semua orang
kudus berseru menuntut keadilan: "Balaslah"?
Bukankah semua orang saleh di dunia berseru: "Amin, datanglah Tuhan
Yesus!".
Seluruh makhluk, termasuk yang tidak bernyawa pun menyerang
kesakitan akibat dosa-dosa Babel yang tak terbilang banyaknya, dan
memohon kedatangan-Mu untuk membaharui seluruh ciptaan.
2.
Walaupun demikian, rencana Allah mengandung janji.
<DM 16> Kerajaan istimewa Allah Bapa telah berlangsung sampai saat
air bah dan berakhir dengan suatu banjir air yang besar. Kerajaan Yesus
Kristus diakhiri dengan banjir darah. Tetapi kerajaan-Mu, ya Roh Bapa
dan Putera, masih berlangsung terus dan akan berakhir dengan banjir api
cinta kasih keadilan.
<DM 17> Bilamanakah akan terjadi banjir api cinta kasih murni itu yang
akan Kaunyalakan di seluruh bumi: Yang begitu lembut namun juga tak
tertahankan, sehingga segala bangsa akan dinyalakan olehnya dan
bertobat: Orang Turki, pemuja berhala, malahan juga orang Yahudi?
"Tidak ada orang yang terlindung dari panas sinarnya" (Mzm 19:7).
Biarlah api itu menyala! (bdk. Lk 12:49). Biarlah api Ilahi yang dibawa
Yesus ke bumi itu menyala-nyala sebelum Engkau menyulutkan api
kemurkaan-Mu yang menghanguskan seluruh dunia.
"Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau
91
membaharui muka bumi" (Mzm 104:30). Utuslah Roh api murni itu ke
bumi, untuk membangkitkan imam-imam dengan semangat yang
berapi-api. Maka melalui tugas pelayanan mereka Engkau dapat
membaharui muka bumi dan mengusahakan pembaharuan gereja-Mu.
3.
Seruan kepada mereka yang berbudi dermawan
<DM 29> "Siapa yang memihak kepada Tuhan, datanglah kepadaku"
(Kel 32:26).
Biarlah semua imam ulung yang sekarang tersebar di seluruh dunia, baik
yang bergerak dalam bidang kerasulan aktif, maupun yang menjalani
hidup kontemplatif di tempat yang terpencil, menggabungkan diri
dengan kami.
Persatuan menumbuhkan kekuatan. Maka kami akan membentuk di
bawah panji salib sebuah pasukan yang siap tempur dan rapi teratur,
supaya bersama-sama menggempur musuh-musuh Tuhan yang telah siap
untuk menyerang...
4.
Perkumpulan ini hanya dapat menjadi karya Allah.
<DM 26> Memento congregationis tuae. Ingatlah akan kongregasi-Mu.
Engkau, ya hanya Engkaulah, dengan rahmat-Mu dapat menjadikan
kumpulan ini. Bila manusia lebih dulu menanganinya tidak akan terjadi
apa-apa; Bila manusia campur tangan dan mencampuri miliknya dengan
milik-Mu, semuanya akan dirusakkannya, semuanya akan dikacaubalaukannya.
Tuae congragationis; ialah karya tangan-Mu, Allah Mahabesar. Opus
tuum fac: Laksanakanlah prakarsa-Mu! yang Ilahi! Kumpulkanlah,
panggillah, himpunlah para pilihan-Mu dari segala penjuru dunia untuk
dijadikannya satu bala tentara melawan musuh-musuh-Mu.
92
<DM 18> Memento congrationis tuae. Ingatlah akan kongregasi-Mu...,
ialah sebuah kongregasi, sebuah perkumpulan, sekelompok pria yang
Kaupilih dan Kau bentuk secara khusus di dunia dan dari dunia: Ego
elegi vos de mundo (bdk. Yoh 15:19). Mereka merupakan suatu
kawanan anak domba yang lemah lembut yang harus Kaukumpulkan di
tengah sekian banyak serigala; sekawanan burung merpati putih dan
burung rajawali di antara sekian banyak lalat pikat; satu kelompok rusa
yang gesit di tengah sekian banyak kura-kura; satu gerombolan singa
yang berani di antara kian banyak kelici yang ketakutan.
Ya Tuhan, congrega nos de nationibus. Kumpulkanlah kami dari antara
bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus
dan kuasa (Mzm 106:47).
5. Tuhan, berilah kami misionaris-misionaris.
<DM 2> Ya Tuhan, laksanakanlah apa yang telah Kaurencanakan dalam
kemurahan hati-Mu. Bangkitkanlah tokoh-tokoh yang akan
membantu-Mu, yang telah Kauperlihatkan kepada beberapa orang di
antara hamba-hamba-Mu yang terbesar, pada saat mereka mengalami
anugerah-Mu dapat melihat masa depan, seperti Fransiskus dari Paula,
Vinsensius Ferrer, Katarina dari Siena dan banyak tokoh lain dalam abad
lalu, malahan juga dalam abad ini.
<DM 4> Memento: Tuhan yang mahabaik, ingatlah akan bukti-bukti
kemurahan hati-Mu yang telah Kautunjukkan di masa lampau dan demi
kemurahan-Mu itu, ingatlah akan kongregasi-Mu. Ingatlah akan
janji-janji-Mu yang berulang kali Kausampaikan melalui para nabi dan
malahan melalui putera-Mu sendiri, bahwa Engkau akan mengabulkan
permohonan-permohonan yang adil. Ingatlah akan doa-doa yang
dipanjatkan oleh begitu banyak pelayan-Mu pria dan wanita di masa
lampau. Biarkanlah segala kerinduan, tangisan, air mata dan darah
mereka yang tercurah, sampai ke hadapan-Mu, sehingga menjadi
tuntutan yang tangguh untuk mendatangkan kerahiman-Mu. Tetapi di
atas segala-galanya ingatlah akan putera-Mu yang terkasih: "Pandanglah
wajah yang Kauurapi" (Mzm 84:10).
93
Ingatlah akan sakrat-maut-Nya, akan ketidak pastian-Nya yang
memilukan dan keluhan hatinya yang penuh kasih di dalam taman Zaitun:
"Apa untungnya kalau darahKu tertumpah?" (Mzm. 30:10).
Kematian-Nya yang mengerikan dan darah-Nya yang tertumpah berseru
nyaring memohon kemurahan-Mu. Biarkanlah kerajaan Kristus didirikan
di atas reruntuhan kerajaan musuh-musuh-Mu oleh kongregasi ini.
<DM 5> Memento: Ya Tuhan yang mahaadil, ingatlah akan Serikat ini
dalam melaksanakan keadilan-Mu. Waktu telah tiba untuk bertindak, ya
Tuhan, mereka telah merombak Taurat-Mu (Mzm. 119:126). Sudah tiba
waktunya untuk memenuhi janji-Mu. Orang tidak lagi mengacuhkan
hukum-hukum-Mu yang Ilahi, mereka mengabaikan Injil-Mu. Banjir
ketidak-adilan melanda seluruh bumi, malahan sampai menyeret
hamba-hamba-Mu. Seluruh bumi telah menjadi satu timbunan reruntuhan
(Yer. 12:11). Kedurhakaan merajalela, Bait-Mu yang suci dicemar,
hal-hal yang ngeri merembes sampai ke dalam tempat yang mahakudus.
Tuhan, pembalas yang maha-adil, sampai hatikah Engkau membiarkan
segala sesuatu kepada nasibnya? pakah pada akhirnya segala sesuatu
menjadi seperti Sodom dan Gomora? Apakah Engkau akan tinggal diam
saja? Selalu sabar saja? Bukankah kehendak-Mu harus terjadi di atas
bumi seperti di dalam Surga? Bukankah kerajaan-Mu harus datang?
Bukankah Engkau telah mempersiapkan beberapa sahabat-Mu bagi
kebangkitan kembali gereja-Mu di masa depan? Bukankah orang Yahudi
akan menyadari kebenaran? Hal itu kan diharapkan oleh gereja! ...
Seluruh makhluk, termasuk yang tidak bernyawa pun menyerang
kesakitan akibat dosa-dosa Babel yang tak terbilang banyaknya, dan
memohon kedatangan-Mu untuk membaharui seluruh ciptaan (Bdk. Rom
8 : 22).
<DM 15> Memento: Ya Roh Kudus, ingatlah melahirkan dan
membentuk anak-anak Allah dalam persatuan dengan Maria,
mempelai-Mu yang surgawi dan setia. Bersama dia dan dalam dia
Engkau telah membentuk Kepala umat terpilih; bersama dia dan dalam
dia Engkau harus membentuk anggota Tubuh-Nya. Di dalam Ketuhanan
Engkau tidak membangkitkan pribadi Ilahi, namun di luar Ketuhanan
94
hanya Engkau sendirilah yang membentuk segala pribadi yang diilahikan:
semua orang kudus dari masa lampau, dari masa kini sampai akhir zaman
adalah karya kasih-Mu bersama Maria.
6.
Anak-anak sejati dan hamba-hamba sejati dari Maria.
<DM 11> Liberos: Anak-anak sejati Bunda-Mu Maria yang suci murni,
dikandung dan dilahirkan oleh cinta kasihnya, digendong dan
dipangkunya, ditimang dan diberi minum dari susunya, dibesarkan oleh
usaha pemeliharaannya, dipapah oleh tangannya dan diperkaya oleh
rahmat-rahmatnya.
<DM 12> Liberos: Pelayan-pelayan sejati Perawan murni! Seperti
halnya Santo Dominikus, dengan sabda Injil yang terang benderang di
mulut, serta rosario di tangan, mereka memberi peringatan tanda bahaya
bagaikan anjing-anjing jaga, mereka menyala bagaikan api dan menyinari
kegelapan dunia bagaikan matahari-matahari...; ke manapun mereka
pergi, di situ mereka menginjak kepala ular neraka sampai hancur.
Dengan begitu kutuk-Mu terhadap setan akan terpenuhi secara
sempurna ...
<DM 6> Tuhan Yesus, ingatlah akan Kongregasi-Mu. Jangan lupa
memberikan Bunda-Mu serikat baru, supaya membaharui segalagalanya melalui dia, dan menyelesaikan zaman rahmat melalui Maria,
sebagaimana Engkau pun telah memulainya melalui dia. "Berikanlah
kepada Bunda-Mu anak-anak dan pelayan-pelayan; atau kalau tidak,
biarkanlah aku mati" (bdk. Kej 30:1). Aku minta itu untuk Bunda-Mu.
Ingatlah kembali bagaimana ia mengandung dan menyusui Engkau, dan
janganlah menolak aku. Ingatlah bahwa dia Bunda-Mu, dan kabulkanlah
doaku. Ingatlah arti dia bagi-Mu, dan arti-Mu baginya, dan penuhilah
kerinduanku.
95
7.
Rasul-rasul yang bebas dan selalu siap-sedia.
<DM 7> Apa yang kuminta pada-Mu? Liberos: imam-imam, yang bebas
sesuai dengan kebebasan-Mu, sama sekali tak lekat hati, tanpa ayah,
tanpa ibu, tanpa saudara, tanpa saudari, tanpa sanak keluarga, tanpa
persahabatan duniawi, tanpa harta, tanpa masalah dan persoalan, malah
tanpa kehendak sendiri.
<DM 9> Liberos: Bagaikan awan yang melayang tinggi di atas tanah dan
penuh embun dari langit, mereka melayang- layang ke mana-mana
menurut arah tiupan nafas Roh Kudus ...
<DM 10> Liberos: Orang-orang yang selalu siap bagi-Mu, selalu siap
mentaati Engkau dalam perintah atasannya seperti Samuel: "Di sini saya"
(I Sam 3:16), selalu siap pergi ke mana saja, untuk menderita segalanya
bersama-Mu dan bagi-Mu, seperti para rasul: "Marilah kita juga pergi
untuk mati bersama dengan Dia" (Yoh 11:16).
8.
Rasul-rasul bersenjatakan Salib dan Rosario.
<DM 8> Apa yang kuminta kepada-Mu? Liberos: Hamba-hamba
kasih-Mu dan hamba-hamba kehendak-Mu, tokoh-tokoh yang sesuai
dengan hasrat hati-Mu, yang tanpa dipalingkan atau direm oleh cinta diri
siap sedia melaksanakan kehendak-Mu. Sama seperti Daud, mereka
mengalahkan musuh-Mu dengan tongkat salib dan ali-ali rosario di
tangannya (bdk. I Sam 17:40; Mzm 23:4).
<SSS 4> Seorang sahabat salib adalah seorang yang dipilih Allah...
Seorang Sahabat Salib adalah seorang raja yang mahakuasa, seorang
pahlawan yang menaklukkan setan, dunia dan daging dalam ketiga nafsu
keinginannya.
Seorang Sahabat Salib sempurna adalah seorang Pengemban Kristus
yang sejati, atau lebih baik "Kristus yang lain", yang dengan sungguh
hati dapat mengatakan: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).
96
<RR 85> Maka perlengkapilah dh dirimu dengan persenjataan Allah,
dengan rosario suci, dan kamu akan menghancurkan kepala setan. Kamu
akan tetap teguh dalam segala godaan. Itulah sebabnya mengapa rosario,
juga selaku benda, begitu mengerikan setan, dan mengapa para kudus
menggunakannya untuk membelenggu setan dan mengusir dia dari tubuh
orang yang kerasukanan...
<RR 113> Saya yang menulis ini, belajar dari pengalamanku sendiri
betapa kuatnya doa ini untuk mentobatkan mereka yang paling keras
hatinya. Saya menemukan bahwa orang yang sama sekali tidak tersentuh
selama misi oleh kotbah-kotbah tentang kebenaran- kebenaran yang
paling mengerikan, dan yang atas anjuranku mulai berdoa rosario setiap
hari, sungguh bertobat dan menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah.
Saya memperhatikan suatu perbedaan luarbiasa antara tingkah laku
moral umat paroki di mana saya pernah memberi misi, namun yang
meninggalkan kebiasaan berdoa rosario dan kemudian jatuh kembali
dalam dosa-dosa mereka. Sementara di paroki-paroki yang lain yang
mempertahankan kebiasaan in itu, umat bertekun dalam rahmat Allah
dan makin hari makin maju dalam kebajikan.
<RIM 57> Sepanjang misi para misionaris mencurahkan segenap
tenaganya, baik dalam ceramah-ceramah pada pagi hari, maupun dalam
pertemuan-pertemuan dan khotbah-khotbah, untuk menanamkan devosi
doa rosario harian yang begitu bernilai; dan setiap orang yang dapat
dibujuk untuk itu, didaftarkan mereka sebagai anggota Perserikatan
Rosario Suci (para misionaris punya wewenang untuk itu).
Mereka memberikan penjelasan kepada orang tentang doa-doa dan
peristiwa-peristiwa yang membentuk doa rosario, baik dengan kata- kata
maupun dengan menggunakan lukisan-lukisan dan gambar-gambar yang
dimiliki mereka untuk keperluan itu. Pada setiap hari selama misi
berlangsung mereka memberikan teladan kepada umat dengan berdoa
kelima belas rangkaian rosario, dengan suara lantang dalam bahasa
Prancis dengan menyebutkan ujud pada tiap-tiap peristiwa, pada tiga
waktu yang berbeda... Inilah salah satu rahasia yang terbesar yang
dianugerahkan oleh surga untuk menyirami hati dengan embun surgawi
97
dan untuk membuat Sabda Allah di dalam lubuk hati mereka menjadi
berbuah. Hal ini dapat dialami mereka setiap hari.
9.
Bagaikan rajawali dalam kontemplasi,
bagaikan singa dalam karya
<DM 21> Dan siapakah kawanan hewan dan kaum tertindas itu yang
menetap di tanah milik-Mu dan yang menikmati makanan yang
Kauberikan kepadanya? Bukankah mereka itu adalah para misionaris
miskin, yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi dan kini menikmati kesenangan rohani yang melimpah? Atau
keempat binatang misterius dalam Kitab Yeheskiel itu: dengan muka
manusia karena cinta kasihnya yang tanpa pamrih pribadi dan amalnya
terhadap sesama; dengan muka singa yang berani karena amarahnya
yang suci terhadap kejahatan, dan usahanya yang bersemangat dan
bijaksana melawan setan keturunan babel dengan muka lembu yang kuat,
karena kegiatan-kegiatan kerasulannya dan pengekangan dirinya. Dan
akhirnya dengan muka rajawali yang terbang tinggi, karena doa
renungannya tentang Tuhan (Yeh 1:5-14).Misionaris-misionaris macam
inilah yang ingin Kaukirim ke dalam gereja-Mu. Mereka itu harus
bermata manusia terhadap sesamanya, bermata seekor singa terhadap
lawan-lawan-Mu, bermata seekor lembu terhadap diri sendiri dan
bermata burung rajawali terhadap Engkau.
<DM 22> Pengikut-pengikut para rasul ini akan menyampaikan
pewartaan dengan sangat giat dan rajin, dan dengan daya menghimbau
yang sedemikian rupa, sehingga di mana pun ia berkhotbah, mereka
dapat mengharukan hati dan semangat para pendengarnya. Engkau
memberikan kata-kata-Mu, malahan mulut-Mu dan kebijaksanaan-Mu
sendiri, yang tidak dapat dibantah oleh lawan manapun (Lk 21:15).
<DM 23> Di tengah orang terkasih inilah, Engkau berkenan tinggal
selaku raja segsegala kebajikan Kristus. Oleh karena mereka tidak akan
mempunyai tujuan lain dalam semua misinya dari pada memberikan
98
kepada-Mu segala kehormatan dari jarahan yang mereka rebutkan dari
musuh-musuh-Mu...
<DM 24> Oleh karena penyerahannya kepada Penyelenggaraan Ilahi dan
ibadatnya kepada Maria, maka mereka memiliki sayap merpati bersalut
perak, artinya: kemurnian ajaran dan tingkah laku yang susila. Bulu
kepaknya bersalut emas, artinya: suatu cinta kasih yang sempurna
terhadap sesama, sehingga dapat bersabar terhadap kekurangankekurangannya, dan cinta kasih mereka yang besar kepada Yesus Kristus
untuk memikul salibnya.
<DM 25> Hanya Engkau sendiri sebagai raja surga dan raja-raja akan
memisahkan misionaris-misionaris ini, bagaikan raja, dari masyarakat
ramai untuk menjadikan mereka lebih putih dari pada salju di atas
gunung Salmon, gunung Allah, gunung berkelimpahan dan subur,
gunung kuat dan berpuncak banyak, gunung di mana Allahlah bersenang
secara ajaib dan di mana Ia tinggal dan akan tinggal sampai akhir.
Ya Allah, Tuhan Yang Mahabenar, siapakah gunung yang ajaib itu, yang
tentantangnya Kaukisahkan begitu banyak hal yang mengagumkan?
Pastilah Maria... Maria, mempelai-Mu yang terkasih. Sebab
dasar-dasarnya telah Kauletakkan di atas puncak gunung-gunung yang
tinggi, gunung yang berdiri tegak di hulu gunung-gunung (bdk. Mzm
87:1; Yes 2:2). Berbahagialah, ya seribu kali bahagia para imam yang
telah Kaupilih dengan tepat dan Kautentukan untuk tinggal bersama-Mu
di gunung yang berkelimpahan dan ilahi itu! Di sana mereka akan
menjadi raja-raja keabadian oleh karena mereka menyangkal dunia dan
terangkat menuju Allah untuk menjadi di sana lebih putih dari pada salju
melalui persatuannya dengan Maria, mempelai-Mu yang elok dan tak
bernoda, untuk memperkaya dirinya di sana dengan embun dari langit
dan tanah-tanah gemuk di bumi (Kej 27:27-29) dengan segala berkat
jasmani dan abadi yang dimiliki Maria berlimpah-limpah.
Dari atas puncak gunung, sama seperti Musa, dengan doa-doanya yang
berapi-api, mereka akan melepaskan anak panah kepada musuh-musuh
mereka untuk merebahkan atau mentobatkan mereka (bdk. Kel 17:8-13).
Di atas gunung inilah mereka akan belajar dari mulut Yesus sendiri, yang
99
senantiasa tinggal di situ, pemahaman kedelapan Sabda Bahagia (Mt
5:3-11).
Di atas gunung Allah itu mereka akan berubah rupa bersama Dia seperti
di Tabor, akan mati bersama Dia seperti di Kalvari, akan naik bersama
Dia ke surga seperti di bukit Zaitun.
10.
Jangan takut, kawanan kecil!
<AAS 1>"Jangan takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah
berkenan memberikan kamu Kerajaan itu" (Lk 12:32).
Jangan takut walaupun sebenarnya kamu patut menakuti segala- galanya,
sebab kamu hanya merupakan kelompok kecil, begitu kecil sehingga
seorang anak dapat menghitung banyaknya (Yes 10:19). Perhatikanlah
bagaimana bangsa-bangsa, kaum duniawi, orang kikir, pencari nikmat,
dan orang yang tidak peduli akan peraturan adat berkumpul beribu-ribu;
bagaimana mereka bermufakat bersama untuk melawan kamu dengan
olok-olokan, dengan fitnah, penghinaan, dan kekerasan (Mzm 2:2).
<AAS 2> Kamu kecil saja, sedangkan mereka besar; kamu miskin,
mereka kaya raya; kamu tanpa pengaruh, mereka didukung oleh semua
pihak; kamu lemah, mereka berkuasa.
Tetapi sekali lagi: Jangan takut! Singkirkanlah dengan rela ketakutan
hatimu. Dengarkanlah Yesus Kristus yang berkata kepadamu: "Inilah
Aku, jangan takut" (Mrk 6:50), "Akulah yang memilih kamu" (Yoh
15:16). "Akulah gembala yang baik, Aku mengenal kamu sebagai
domba-domba-Ku" (Yoh 10:14). Jangan kamu heran, apabila dunia
membenci kamu (1Yoh 3:13). Ingatlah, bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku daripada kamu (Yoh 15:18). Sekiranya kamu dari dunia,
tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu
bukan dari dunia (Yoh 15:19), mau tak mau kamu menjadi sasaran
kebencian, fitnah, kutuk, penghinaan dan ejekan mereka.
100
<AAS 3> Bapamu di surga berkata: "Akulah perisai dan bentengmu, hai
Serikat kecil" (Kej 15:1). Aku telah mengukir namamu dalam hati-Ku
dan melukiskannya di dalam telapak tangan-Ku untuk mengasihi dan
membela kamu (Yes 49:16; bdk. Yer 31:33; Ibr 8:10). Sebab kamu telah
menaruh kepercayaan kepada-Ku dan bukan kepada uang. Aku akan
membebaskan kamu dari perangkap-perangkap yang mereka pasang
bagimu, dan fitnah yang mereka sebarkan tentang kamu; dari serangan
setan yang ingin menggodai kamu waktu siang. Aku akan menaungi
kamu di bawah kepak-Ku, meletakkan kamu di atas bahu-Ku; menyusui
kamu pada buah dada-Ku; Aku akan mempersenjatai kamu dengan
kebenaran-Ku begitu perkasa, sehingga dengan mata kepalamu sendiri
kamu akan melihat musuh-musuhmu beribu-ribu merebah di
sekelilingmu; seribu orang miskin yang jahat di sebelah kirimu dan
sepuluh ribu orang kaya di sebelah kananmu; sedangkan pembalasan-Ku
tidak akan menimpa kamu sedikit pun. Penuh keberanian kamu akan
melangkahi ular beludak dan kalajengking yang dengki dan berancun;
kamu akan menginjak kepala singa dan naga yang durhaka, gusar dan
angkuh.
Aku akan mengabulkan doa-doamu, menyertai kamu dalam penderitaan,
membebaskan kamu dari kemalangan, memuliakan kamu dengan seluruh
kemuliaan-Ku yang akan Kutunjukkan tanpa selubung dalam
Kerajaan-Ku kelak, setelah Aku melimpahi kamu di dunia dengan umur
panjang dan berkat (bdk. Mzm 90).
Tema VI:
JALAN SEDERHANA, JALAN BIJAKSANA
Jalan Maria adalah suatu jalan istimewa yang mengantar kepada
Kebijaksanaan melalui jalan-jalan bijaksana: "Barangsiapa menemukan
Maria, menemukan hidup, artinya menemukan Yesus Kristus yang
adalah jalan, kebenaran dan hidup... " (IS 50).
Hanyalah orang yang rendah hati dan hina-dina akan mampu memahami
"jalan yang mudah, pendek, sempurna dan aman" ini (IS 152) yang
101
membingungkan orang-orang bijak di dunia ini. Orang-orang yang
rendah hati dan hina-dina lebih siap untuk menerima perkara-perkara
Allah. Mereka juga memiliki iman dan keberanian untuk dalam
tindakan-tindakan sederhana, yang dengan sabar diulang-ulang,
menerjemahkan jalan rohani yang mereka tempuh bersama Maria, sambil
mengikuti jejak Yesus Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma.
Di sini menyusul beberapa cara yang mengungkapkan "hidup menurut
kebijaksanaan" ini. Hidup itu dapat dimulai dengan pelaksanaan
pembaktian diri"; diperdalam oleh usaha untuk menyatukan diri dengan
Kebijaksanaan; berjalan melalui salib dan melalui semangat dan praktek
kemiskinan; dan akhirnya dimahkotai dengan penyerahan hidup sendiri
melalui pelaksaan pembaktian diri.
Orang-orang rendah hati dan hina-dina tidak mengabaikan Rosario, "doa
orang-orang miskin", sebab mereka tahu bila mendaraskan doa ini,
bahwa mereka berada dalam pusat misteri Kristus dan Bunda-Nya; dan
oleh karena itu hadir pada sumber yang mengalirkan dinamika
pembaptisan.
1.
Pelaksanaan Pembaktian Diri kepada Yesus lewat Maria.
Di sini menyusul rumus lengkap Pembaktian Diri kepada Yesus Kristus
lewat Maria. Teks asli terdapat pada akhir tulisan "Cinta dari
Kebijaksanaan Abadi" (lih. CKA 223-227). Tempatnya dalam tulisan ini
dan judul yang diberikan menunjukkan bahwa dalam pembaktian diri
yang diperkenalkan Montfort, Yesus Kristus adalah tujuan dan Marialah
sarana.
Kebijaksanaan Abadi yang menjelma menjadi manusia, Yesus yang
sangat kucintai dan kusembah, sungguh Allah dan sungguh manusia,
Putera tunggal Bapa abadi dan Maria Perawan selalu.
Aku menyembah Engkau dalam pangkuan dan kemuliaan Bapa-Mu
sepanjang segala masa dan dalam rahim Perawan Maria, Ibu-Mu yang
sangat pantas di saat penjelmaan-Mu.
102
Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mengosongkan diri-Mu
dan mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:7) untuk melepaskan daku
dari perbudakan kejam setan.
Aku memuji dan memuliakan Dikau, karena Engkau begitu baik hati,
karena Engkau dalam segala-galanya tunduk kepada Maria, Ibu-Mu
yang suci untuk membentuk aku melalui dia menjadi hamba-Mu yang
setia.
Tetapi sayang, aku seorang manusia yang tidak tahu berterima kasih
dan tidak setia. Aku tidak memenuhi janji-janji yang telah kuucapkan
dengan khidmat pada hari pembaptisanku dan juga tidak memenuhi
niat-niatku yang telah kubuat.
Aku tidak melaksanakan kewajiban-kewajibanku. Aku tidak pantas
disebut anakMu atau hamba-Mu. Dan karena tidak ada sesuatu pun di
dalam diriku yang tidak menimbulkan amarah dan murka-Mu, maka
aku sendiri tidak berani menghadap Sri Baginda yang suci dan mulia.
Oleh karena itu, aku berlindung pada bantuan belas kasihan ibu-Mu
yang amat suci, yang Kauberikan kepadaku sebagai perantara.
Melalui perantaraannya, aku berharap memperoleh penyesalan dan
pengampunan dosa-dosaku, supaya Kebijaksanaan tetap tinggal dalam
aku.
Maka aku memberi salam padamu, Maria yang tak bernoda, kenisah
Allah yang hidup, tempat di mana Kebijaksanaan Abadi menyamar dan
ingin disembah oleh malaikat dan manusia.
Salam padamu, ya Ratu surga dan dunia. Segala-galanya tunduk
kepada kekuasaanmu, segala-galanya yang tunduk pada Allah.
Salam padamu, perlindungan orang berdosa. Kerahimanmu tak pernah
meninggalkan seorang pun.
Dengarkanlah kerinduanku untuk memperoleh Kebijaksanaan Ilahi dan
oleh karena itu, terimalah janji-janji dan persembahan- persembahan
yang aku, hamba bersahaja, serahkan padamu.
Aku...... pendosa tidak setia, memperbaharui dan meneguhkan
janji-janji baptisku dalam tanganmu, pada hari ini. Untuk selamanya
103
aku menyangkal Setan, segala kesia-siaannya dan perbuatan-perbuatannya; aku menyerahkan diriku seluruhnya kepada Yesus Kristus,
Kebijaksanaan yang menjelma, untuk memikul salibku mengikuti Dia
segala hari hidupku supaya menjadi lebih setia kepadaNya dari pada
sampai sekarang.
Ya Perawan yang manis, terimalah persembahan kecil perhambaanku
ini untuk menghormati dan meniru ketaatan yang dipilih oleh
Kebijaksanaan Abadi terhadap engkau, IbuNya. Untuk menghormati
kekuasaan yang kamu berdua miliki atas ulat tak berdaya dan pendosa
malang ini; sambil bersyukur atas kasih karunia yang dicurahkan Allah
Tritunggal kepadamu.
Aku menyatakan bahwa aku selanjutnya selaku hamba sejati akan
mencari kemuliaanmu dan menaati engkau dalam segala-galanya.
Ya ibu yang pantas dikagumi, hantarlah aku kepada Puteramu tercinta
sebagai hamba abadi, supaya Ia yang telah menyelamatkan aku
melalui engkau, juga menyambut aku melalui engkau.
Ya, Perawan yang berbelaskasihan, berikanlah aku rahmat untuk
memperoleh Kebijaksanaan sejati dari Allah dan kurniakanlah aku
agar ditambahkan kepada jumlah mereka yang kaucintai dan kaudidik,
yang kaupelihara dan kaubimbing dan yang kaulindungi sebagai
anak-anak dan hamba-hambamu.
Ya Perawan yang setia, jadikanlah aku dalam segala-galanya seorang
murid, pengikut dan hamba sempurna Kebijaksanaan yang menjelma,
Yesus Kristus, Puteramu, supaya dengan bantuanmu dan dengan
mengikuti teladanmu, pada suatu hari aku akan mencapai kedewasaan
penuh Yesus Kristus di sini, di dunia dan dalam kemuliaan surgawi (Ef
4:13). Amin. <CKA 223-227>
104
2.
Memandang Maria untuk menemukan Yesus.
<BS 165> Maka hendaknya yakin: semakin anda mengingat Maria
dalam doa, renungan dan segala suka duka hidup anda, - walaupun
hanya secara umum dan tidak kentara - semakin utuh pula anda akan
berjumpa dengan Yesus Kristus. Sebab Ia selalu beserta Maria: berkarya
secara agung, kuasa dan tak terselami, lebih daripada di surga atau
dalam diri suatu makhluk lain manapun dalam jagad raya. Jadi
menyimpang jauh sekali dari kebenaran, kalau dikatakan bahwa Maria,
yang terlebur dalam sekali dalam Tuhan, akan menghalangi persatuan
Dia dengan orang-orang yang mencari kesempurnaan. Sungguh, belum
pernah ada, dan tak pernah akan ada orang yang membantu dengan
begitu kuat dalam karya yang penting ini seperti Maria. Pertama-tama
ia memberi kita rahmat yang kita perlukan untuk hal itu. Menurut
seorang kudus, tak seorangpun dipenuhi pikiran akan Tuhan kecuali
melalui Maria. Kemudian Marialah yang meluputkan kita dari tipu
muslihat roh jahat.
<IS 166> Di mana Maria berada, di situ tidak ada roh jahat. Jika orang
amat berdevosi kepada Maria, sering kali ingat akan dia dan bicara
tentang dia, maka itu merupakam suatu tanda yang tak bisa keliru bahwa
orang itu dibimbing oleh Roh yang baik. Berikut ini tambahan dari
seorang kudus: sebagaimana nafas adalah tanda yang pasti bahwa
tubuhnya hidup, begitu juga kalau kita mengingat akan Maria, menyebut
namanya dengan kasih sayang, maka itu adalah tanda yang pasti bahwa
jiwanya tidak mati oleh dosa.
3.
Bagaimana menghayati devosi ini.
<RM 44> Tidak cukup bahwa pernah kita memberi diri kita satu kali
sebagai hamba kepada Maria. Bahkan tidak cukup melakukannya
tiap-tiap bulan atau tiap-tiap minggu. Kalau begitu pembaktian terlalu
singkat. Lalu tidak mengangkat kita ke tingkat kesempurnaan, yang
sebenarnya dapat dicapai. Tidak terlalu sulit mendaftarkan diri pada
105
suatu serikat persaudaraan, tidak sulit juga mengikuti acara ibadatnya
dan setiap hari dengan mulut mengucapkan sejumlah doa sesuai dengan
peraturan. Namun kesulitannya yang besar terletak dalam meresapi
semangat pembaktian ini, artinya kita menjadi tergantung secara batin
dan menjadi hamba Perawan yang suci dan melalui dia dari Yesus.
Saya telah menemui banyak orang, yang dengan semangat yang
mengagumkan, secara lahiriah telah melakukan perhambaan sucinya.
Tetapi jarang sekali saya menemui orang yang telah meresapi semangatnya dan kurang lagi yang menekuninya.
<RM 45> Pokok praktek pembaktian ini ialah melakukan segala
pekerjaannya dengan Maria, artinya mengambil Maria sebagai contoh
sempurna bagi segala tingkah lakunya.
<RM 46> Sebab itu, sebelum melakukan sesuatu, kita terlebih dahulu
harus menyangkal diri dan meninggalkan pandangan kita yang terbaik.
Di hadapan Tuhan kita harus menghampakan diri, karena kita dari diri
sendiri tidak mampu menghasilkan sesuatu yang adikodrati dan sama
sekali tidak dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk keselamatan
kita. Maka kita harus mencari perlindungan pada Santa Perawan Maria
dan mempersatukan diri dengan dia dan dengan niat-niatnya, meskipun
tidak dikenal.
Melalui Maria kita harus mempersatukan diri dengan segala niat Yesus
Kristus. Dengan kata lain, kita menyerahkan diri sebagai alat dalam
tangan Maria, supaya memberi kesempatan kepada Maria untuk
bertindak dalam kita, dengan kita dan untuk kita sebagaimana
dianggapnya baik supaya Puteranya Yesus Kristus semakin dimuliakan
dan melalui Dia Allah Bapa dimuliakan. Dengan demikian, kehidupan
batin dan aktivitas rohani kita hanya akan terlaksana di bawah pengaruh
Maria.
<RM 47> Segala-galanya harus kita kerjakan dalam Maria, artinya kita
harus membiasakan diri sedikit demi sedikit menyelami batin kita untuk
membentuk suatu gagasan atau suatu gambaran rohani tentang Santa
Perawan Maria. Ia menjadi ruang doa, di mana kita mengangkat doa-doa
106
kita kepada Tuhan tanpa takut ditolak; ia menjadi Benteng Daud, yang
di dalamnya kita mengamankan diri terhadap segala musuh; Pelita yang
dinyalakan untuk menerangi batin kita sehingga bernyala-nyala demi
cinta bagi Allah; Ia menjadi tempat peristirahatan suci, untuk
memandang Allah bersama Maria; dan akhirnya Maria menjadi
satu-satunya sarana yang kita pergunakan di jalan menuju Allah dan
pengungsian kita dalam segala marabahaya. Jadi, kalau kita berdoa
dalam Maria, dan kalau kita menerima Yesus dalam komuni kudus, kita
menempatkan Yesus di dalam Maria supaya Ia bersenang-senang dalam
Maria. Kalau kita mengerjakan apa pun juga, kita melakukannya dalam
Maria dan dengan demikian di mana-mana dan dalam segalanya ia
membantu kita menyangkal diri .
<RM 48> Jangan pernah kita pergi kepada Tuhan kecuali dengan
perantaraan Maria dan dengan mengandalkan pengaruh Maria padaNya. Lalu kita tidak pernah sendirian bila berdoa kepada Tuhan.
<RM 49> Kita harus melakukan segala-galanya untuk Maria. Karena
kita adalah hamba Ratu mulia ini kita hanya boleh berkarya untuk dia
saja. Tujuan terdekat usaha kita ialah kepentingan dan kehormatan
Maria, sementara tujuan terakhir ialah kemuliaan Allah. Lalu dalam
segala perbuatan, kita harus menolak cinta diri, karena tanpa disadari,
cinta diri hampir selalu menjadi tujuan kita. Karena itu seringkali kita
harus mengulangi dari dalam lubuk hati kata-kata ini: "Ratuku yang
tercinta, untukmu aku pergi kian ke mari, untukmu aku melakukan ini
atau itu, untukmu aku menderita penyakit ini atau penghinaan itu."
4.
Memelihara Pohon Kehidupan.
<RM 70> Apakah kamu, orang pilihan Tuhan, dengan bantuan Roh
Kudus telah mengerti apa yang baru saja saya terangkan? Kalau begitu,
bersyukurlah kepada Allah! Sebab ini suatu rahasia yang hampir tidak
dikenal oleh siapa pun. Bilamana kamu menemukan harta yang
tersembunyi di ladang Maria, mutiara berharga itu dari Injil, juallah
107
segala-galanya untuk memperolehnya. Persembahkanlah dirimu melalui
tangan Maria dan leburkanlah dirimu dengan gembira di dalam dia, agar
di dalam dia kamu menemukan Allah saja.
Bilamana Roh Kudus telah menanamkan pohon kehidupan sejati dalam
jiwamu, artinya devosi yang baru saja saya terangkan, berusahalah sekuat tenaga untuk merawatnya, agar ia menghasilkan buah pada
waktunya.
Devosi ini adalah biji sesawi yang disebut dalam Injil. Memang biji itu
yang paling kecil dari segala jenis benih, namun bertumbuh besar dan
begitu tinggi sehingga burung-burung di udara, maksudnya kaum pilihan,
dapat bersarang di situ. Mereka beristirahat di dalamnya terlindung dari
terik matahari dan bersembunyi di situ, serta aman terhadap serangan
binatang liar.
<RM 71> Beginilah cara yang terbaik merawatkan pohon ini. Kalau
pohon ini sudah ditanam dalam hati yang setia, ia suka berdiri bebas
tanpa penyangga manusiawi. Mengingat asalnya yang surgawi, janganlah
ia dipengaruhi oleh makhluk apapun, sebab suatu makhluk dapat
menghalangi dia bertumbuh ke arah Allah yang menciptakannya. Maka,
janganlah kita bersandar pada usaha kita sendiri atau pada bakat alamiah,
pada kewibawaan atau kedudukan kita dalam masyarakat. Carilah
perlindungan pada Maria dan bersandarlah pada bantuannya.
<RM 72> Sebagai tukang kebun yang baik, kita harus rajin menjaga dan
melindungi pohon yang sudah berakar dalam hati kita. Sebab, pohon ini
hidup dan sebelum mampu menghasilkan buah kehidupan, ia ingin
dipelihara dan bertumbuh di bawah perhatian dan pengamatan
terus-menerus dari hati manusia. Setiap orang yang ingin menjadi
sempurna harus terus-menerus memikirkannya dan menjadikannya tugas
yang utama.
<RM 73> Kita harus mencabut dan menebas segala onak dan duri yang
lambat laun dapat mencekik pohon itu atau menghalangi dia berbuah. Ini
berarti, bahwa dengan setia melalui matiraga dan askesis, kita harus
memotong dan memangkas segala hiburan yang tidak perlu dan
108
perbuatan sia-sia terhadap sesama. Dengan kata lain, kita harus
menyalibkan keinginan daging, menjaga keheningan dan mengendalikan
segala indra.
<RM 74> Kita perlu berjaga-jaga agar ulat-ulat tidak merugikan pohon
itu. Ulat-ulat ini adalah cinta diri dan kemalasan yang menghabiskan
daun hijau serta setiap pengharapan akan kemungkinan pohon itu dapat
berbuah. Sebab, cinta diri dan cinta kepada Maria sama sekali
bertentangan.
<RM 75> Jangan membiarkan binatang buas mendekatinya.
Binatang-binatang ini, maksudnya dosa-dosa, dapat menyebabkan
kematian pohon kehidupan itu melalui sentuhannya saja. Bahkan jangan
membiarkan mereka menghembusinya. Nafas mereka saja, artinya
dosa-dosa ringan, selalu sangat berbahaya kalau tidak diwaspadai.
<RM 76> Pohon ini terus-menerus harus disirami. Jadi, sambutlah
komuni, ikutilah Misa, panjatkan doa-doa lain, baik bersama maupun
sendiri. Jika tidak demikian, pohon ini akan berhenti berbuah.
<RM 77> Jangan cemas, bilamana pohon ini dilanda badai dan
digoncangkan angin. Sebab tidak bisa dihindarkan, bahwa angin godaan
melanda pohon ini untuk merobohkannya; atau salju dan hujan es
menutupinya untuk mencekiknya. Ini berarti, bahwa devosi kepada santa
perawan Maria mesti diserang dan dibantah. Namun, selama kita dengan
tekun memeliharanya, tidak perlu kita takut apa-apa.
<RM 78> Orang pilihan! Jadi, asal kamu dengan hati-hati memelihara
pohon kehidupan , yang baru saja ditanam dalam jiwamu oleh Roh
Kudus, maka aku dapat menjamin bahwa dalam waktu singkat, ia akan
bertumbuh begitu besar sehingga burung-burung di udara dapat
bersarang di dalamnya. Pohon ini akan menjadi begitu sempurna
sehingga ia pada waktunya akan menghasilkan buah kehormatan dan
rahmat, ialah: Yesus yang terkasih serta patut disembah yang dari dulu
sampai selamanya tetap buah tunggal Maria.
109
Berbahagialah orang yang menjadi tempat di mana Maria, pohon
kehidupan itu, ditanam! Lebih berbahagia lagi orang yang menjadi
tempat di mana pohon itu bertumbuh dan berbunga! Tetapi yang paling
berbahagia ialah orang yang mengenyam buah itu dan menyimpannya
sampai mati dan selamanya sampai kekal. Amin.
5.
Memikul salibnya sendiri.
<SSS 41> Tetapi menderita sengsara semata-mata tidak cukup... Kamu
harus menderita sengsara dan memikul salibmu mengikuti jejak Kristus...
Di sinilah beberapa petunjuk yang dapat membantu kamu:
<SSS 42> Janganlah dengan sengaja karena kecerobohanmu mendatangkan salib-salib bagimu; janganlah melakukan kejahatan dengan
maksud untuk memperoleh kebaikan...Berusahalah menyerupai Yesus
Kristus, seperti dikatakan: "Ia menjadikan segala-galanya baik" (Mk
7:37).
Bila kamu memenuhi kewajiban-kewajibanmu sebaik mungkin, tidak
pernah akan kamu kekurangan pertentangan, penghinaan serta ejekan.
Penyelenggaraan ilahi akan mengirimnya kepadamu di luar keinginan
atau pilihanmu.
<SSS 43> Apabila akibat tindakanmu yang pada dasarnya tidak baik dan
tidak pula buruk, sesamamu merasa jengkel, meskipun tanpa alasan,
hentikanlah dan janganlah melakukan hal itu lagi, bukan hanya karena
cintakasih kepada sesamamu saja, melainkan juga supaya janganlah hal
itu menjadi batu sandungan bagi orang yang lemah (1Kor 8:13)...
Namun, jika kamu melakukan sesuatu yang menguntungkan atau
bermanfaat bagi sesamamu namun tanpa alasan menjadi sandungan bagi
beberapa orang munafik atau orang-orang yang penuh prasangka, mintalah nasihat kepada seorang yang bijaksana ...
<SSS 45> Kamu dapat juga, bahkan harus berdoa mohon kebijaksanaan
salib, yaitu suatu pengetahuan tentang kebenaran yang membahagiakan
110
dan tahun uji, yang dalam terang iman memperlihatkan kepadamu
misteri-misteri yang terdalam, antara lain misteri salib. Namun
pengetahuan ini hanya kamu peroleh lewat usaha keras, penghinaan
besar serta doa yang bersungguh-sungguh.
Mohonlah kebijaksanaan ini; mintalah dia dengan tegas dan tanpa
henti-hentinya, tanpa ragu-ragu (Yak 1:5-6) dan tanpa takut ditolak;
kamu pasti akan memperolehnya. Kemudian, dari pengalamanmu sendiri
kamu akan melihat bagaimana bisa terjadi bahwa seseorang sampai
merindukan salib, mencarinya dan menikmatinya.
<SSS 46> Apabila kamu sengaja atau tidak sengaja membuat suatu
kesalahan yang yang mendatangkan salah satu salib bagimu, rendahkan
dirimu dengan segera dalam batinmu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
tanpa selanjutnya menjadi kuatir. Katakanlah dalam batinmu, misalnya:
"Lihat, Tuhan, inilah aku lagi". Apabila kesalahan yang kamu buat adalah
dosa, terimalah penghinaan yang disebabkan olehnya sebagai hukuman.
Namun kalau itu bukanlah dosa, maka dengan rendah hati terimalah hal
itu untuk merendahkan kesombongan hatimu.
<SSS 49> Carilah makna malahan manfaat dari penderitaanmu,
lebih-lebih dari penderitaan yang kecil-kecil dari pada dari penderitaan
yang besar. Allah tidak begitu memperhatikan penderitaan yang kita
alami tetapi lebih memperhatikan cara bagaimana kita menanggung
penderitaan itu. Menderita banyak tetapi dengan cara yang salah itulah
penderitaan konyol. Menderita banyak dan penuh keberanian, tetapi
untuk tujuan jahat, itulah penderitaan sebagai martir demi setan.
Menderita sedikit ataupun banyak tetapi menderita demi Allah, itulah
penderitaan sebagai orang kudus.
Jika benar bahwa kita dapat memilih salib-salib, maka lebih baik kita
memilih salib yang ringan-ringan dan samar-samar daripada yang besar
dan mencolok. Kesombongan dapat mendorong orang untuk meminta,
mencari malahan memilih dan merangkul salib-salib yang besar dan yang
menonjol. Akan tetapi memilih salib yang kecil dan memikulnya dengan
sukacita memerlukan rahmat khusus serta iman yang kokoh kepada
Allah. Bertindaklah sebagaimana seorang pedagang terhadap barang
dagangannya. Carilah keuntungan dari segala-galanya, jangan
111
membiarkan bagian terkecil pun dari salib yang sejati menghilang.
Meskipun hanya berupa sengatan nyamuk atau tusukan jarum,
kekeliruan kecil dari tetanggamu, atau sedikit penghinaan karena kamu
diremehkan, mungkin juga kehilangan sedikit uang, jiwa yang sedikit
gelisah, atau kelelahan secara fisik, sedikit rasa sakit pada salah satu
anggota tubuh, dst. Carilah keuntungan dari segala-galanya,
sebagaimana dilakukan seorang pedagang di tokonya. Kamu akan segera
menjadi kaya dalam Tuhan, sebagaimana dia menjadi kaya dalam uang
dan terus menambahkan uangnya ke dalam pundi-pundinya. Jika kamu
mengalami pertentangan yang paling kecil sekalipun, katakanlah
"Terpujilah Tuhan! Tuhan aku berterimakasih kepadaMu." Kemudian
simpanlah salib yang baru saja kamu peroleh dalam bank ingatan Allah.
Lantas kamu tidak perlu memikirkan apa-apa lagi kecuali untuk
mengatakan "Terima kasih banyak!" atau "Kasihanilah kami!"
<SSS 54> Hai para sahabat salib, ambillah keputusan untuk menanggung
salib apapun tanpa mengecualikan atau memilih salah satu secara khusus:
entah itu kemiskinan, ketidakadilan, kehilangan sementara, penghinaan,
pertentangan, fitnah, kekeringan rohani, desolasi, cobaan baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar. Katakanlah selalu, "Hatiku siap
sedia, ya Allah, hatiku siap sedia". Bersiaplah untuk dianggap remeh
oleh manusia maupun oleh malaikat, dan seolah-olah oleh Allah sendiri.
Bersedialah untuk dihina, dibenci, dikhianati, difitnah, disisihkan dan
dianggap remeh oleh semua orang. Bersiaplah untuk mengalami
kelaparan, kehausan, kemiskinan, ketelanjangan, pengucilan dan
dijebloskan ke dalam penjara dan dihadapkan pada tiang gantungan serta
segala macam penghinaan, meskipun kamu tidak bersalah atas segala
sesuatu yang dituduhkan kepadamu. Entah kamu diusir dari rumahmu
seperti Ayub atau Santa Elisabet dari Hongaria, entah dicampakkan ke
dalam lumpur seperti wanita kudus ini, atau diseret ke atas tumpukan
kotoran kandang seperti Ayub, bernanah dan penuh bisul tanpa
seorangpun memberi pembalut bagi lukamu ataupun sepotong roti untuk
dimakan, sesuatu yang malahan tidak akan ditolak kepada seekor kuda
atau anjing. Bayangkan bahwa di samping segala kemalangan yang
mengerikan ini, Allah mengijinkan kamu menjadi mangsa serangan setan
112
macam-macam, tanpa menuangkan hiburan rohani secuilpun di dalam
jiwamu.
Berpeganglah teguh kepada imanmu bahwa ini merupakan puncak
kemuliaan surgawi dan kebahagiaan sejati bagi para sahabat salib yang
benar dan sempurna.
6.
Mencintai kemiskinan.
<AAS 9> Untuk memperbanyak harta kekayaan daripada kemiskinanmu
ini, dan untuk menumbuhkan kerajaan besar yang kamu peroleh itu,
praktekkanlah ketiga hal ini:
Pertama. Hendaklah kamu sangat menghargai kemiskinan yang sudah
kamu peluk itu, dan hendaklah kamu memeliharanya dengan mesra, biar
kemiskinan itu menjadi riil dan terasa. Tak seorang pun lebih mudah
menjadi kaya, dan tahu memanfaatkan kekayaan lebih baik, kata seorang
uskup terpelajar, daripada seorang yang benar-benar miskin dihadapan
Allah. Sebab itulah dia tahu: bila orang mengejar kekayaan, dan menaruh
hati padanya, mereka menjadi miskin dan malang. Padahal bila
melepaskan kekayaan itu demi Kristus, melalui penyangkalan yang suci
dan mulia, mereka benar-benar menjadi kaya dan berbahagia ...
Maka, hati-hatilah dan jangan menoleh kembali kepada warisan atau
kepada jabatan dengan honor tetap yang sudah kamu lepaskan ...
Berhati-hatilah dan janganlah terpaku pada seribu satu harta benda
gerejawi atau pendapatan yang lain, yang kamu peroleh dengan hak
penuh seperti orang lain...
<AAS 10> Kedua. Rasakanlah dengan rela akibat-akibat kemiskinan,
yaitu:
1) Pekerjaanmu, sebab "dengan berpeluh pada wajahmu kamu akan
mencari makananmu", di atas mimbar dan di dalam tempat pengakuan
dosa.
2) penghinaan dan caci maki yang biasanya ditujukan kepada rohaniwan
yang miskin;
113
3) susah payah yang lain yang menyertai kemiskinan entah dalam
berpakaian, entah dalam makanan, entah dalam perumahan, entah
kelelahan atau pun dalam perjalanan.
<AAS 11> Ketiga. Rindukanlah tanpa henti-hentinya perkara abadi, dan
ketuklah pintu kemurahan hati Yesus Kristus. Dia mengenal kamu dan
mesti mendengarkan semua orang yang mengenakan seragam
kemiskinan-Nya. Seorang yang benar-benar miskin di hadapan Allah
memandang dunia bagaikan padang gurun yang mengerikan, dan
menarik hatinya mundur dari situ. Ia tidak ingin terlibat dalam
urusan-urusannya ...
7.
Berdoa rosario dan menghayatinya.
<RR Mawar 25/75> Tak seorang pun pernah akan mampu memahami
betapa kaya dan mengagumkan nilai pengudusan yang terkandung di
dalam doa serta misteri-misteri rosario suci. Renungan ini tentang misteri
kehidupan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus merupakan sumber
buah-buah yang paling ajaib bagi orang-orang yang memanfaatkannya.
Dewasa ini orang menghendaki hal-hal yang menarik dan yang
mengharukan serta hal-hal yang menghasilkan sentuhan mendalam di
dalam hati. Apakah ada sesuatu di dunia yang lebih mengharukan dari
pada kisah yang menakjubkan ini tentang Penyelamat kita, digelarkan di
depan mata kita dalam limabelas adegan, yang mengingatkan kita
kembali akan peristiwa-peristiwa penting seperti kehidupan, kematian
dan kemuliaan Sang Penebus dunia? Apakah ada doa yang lebih unggul
dan lebih luhur dari pada doa Bapa kami yang diajarkan Tuhan sendiri,
dan doa Salam Maria yang diucapkan malaikat? Dalam dua doa ini
semua keinginan hati dan kebutuhan kita diungkapkan.
<RR Mawar 25/76> Renungan peristiwa-peristiwa dan renungan doadoa dalam rosario merupakan doa yang paling mudah dari segala doa
lainnya, karena berbagai keutamaan Tuhan kita Yesus Kristus serta
tahap-tahap kehidupan-Nya yang kita telusuri memberi penyegaran dan
114
kekuatan pada pikiran kita dengan cara yang mengagumkan serta
membantu kita untuk menghindari pikiran melayang.
Orang-orang terpelajar menemukan dalam rumusan doa-doa ini suatu
sumber ajaran yang paling dalam, sedang orang-orang kecil justru
menemukan di dalamnya sarana pengajaran yang paling sederhana.
Kita harus menguasai bentuk meditasi yang mudah ini sebelum kita
melangkah ke tingkat kontemplasi yang paling tinggi...
<RR Mawar 41/118> Kami menghimbau setiap orang agar berdoa
rosario suci. Kami menghimbau orang saleh agar berdoa rosario
sehingga mereka dapat bertekun dan berkembang dalam rahmat Allah.
Kami menghimbau orang berdosa agar mereka berdoa rosario supaya
bangkit dari dosa mereka. Namun Allah tidak senang bila kita mengajak
orang berdosa untuk percaya bahwa mereka aman saja di bawah
perlindungan mantel Bunda Maria. Kepercayaan akan perlindungan
mantel itu justru akan membinasakan mereka karena membuat mereka
menutupi kejahatan-kejahatannya. Dengan demikian Rosario yang adalah
obat bagi segala penyakit, berubah menjadi racun yang mematikan.
<RR Mawar 46/131> Dari segala cara untuk mendaraskan rosario suci,
yang paling memberi kemuliaan kepada Allah, dan yang paling baik bagi
jiwa kita serta paling menakutkan Iblis, ialah mendaraskan atau
menyanyikan rosario secara bersama-sama dalam dua kelompok yang
sahut-menyahut. Allah sangat berkenan bila umat berkumpul. Semua
malaikat dan orang kudus berkumpul di surga untuk melambungkan
pujian kepada Allah tanpa henti-hentinya. Di bumi ini orang-orang saleh
berkumpul dalam berbagai komunitas dan berdoa kepada Allah siang
malam. Tuhan Yesus dengan tegas menganjurkan kebiasaan ini kepada
para Rasul dan murid-murid-Nya. Ia berjanji kepada mereka bahwa
setiap kali bila dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Nya, Ia akan
berada di tengah-tengah mereka yang berkumpul untuk berdoa atas
nama-Nya dan yang mengucapkan doa yang diajarkan-Nya sendiri.
Betapa berbahagia kita kalau Yesus Kristus menyertai kita! Hanya inilah
yang perlu kita lakukan untuk itu, yaitu berkumpul bersama-sama untuk
berdoa rosario.
115
<RR Mawar 11/35> Oleh karena iman merupakan satu-satunya kunci
untuk mengantar kita masuk ke dalam semua peristiwa Yesus dan Maria
yang termuat dalam rosario suci, kita harus memulai doa rosario dengan
mendaraskan doa Aku Percaya penuh perhatian dan khusyuk. Semakin
hidup dan kuat iman kita, semakin juga rosario akan berjasa bagi kita.
Iman ini harus dihidupkan dan didorong oleh cintakasih. Dengan kata
lain, untuk mendaraskan rosario suci dengan baik, kita harus berada
dalam rahmat Allah atau mencari rahmat Allah itu.
<RR Mawar 12/39> Kita dapat menyebut berbahagia mereka yang
mendaraskan doa Bapa Kami sambil menimbang setiap kata dengan
penuh perhatian. Di dalam doa ini mereka menemukan segala sesuatu
yang mereka perlukan dan segala sesuatu yang dapat mereka dambakan.
Bila kita mendaraskan doa yang mengagumkan ini, kita menangkap hati
Allah karena menyapa dia dengan nama manis-Nya "Bapa".
"Bapa kami" itu bapa yang paling lembut hati di antara segala bapa;
mahakuasa dalam karya penciptaan; pantas dikagumi dalam melestarikan
ciptaan-Nya; penuh kasih dalam Penyelenggaraan-Nya; sungguh baik
hati dan tak terhingga kemurahan hati-Nya dalam karya Penebusan.
Allah adalah Bapa kita, dan kita semua adalah saudara; surga adalah
tanah air kita dan warisan kita. Bukankah di dalam doa ini ditemukan
lebih dari cukup untuk memberi inspirasi kepada kita agar mencintai
Allah maupun sesama, dan tak lekat hati pada barang apapun di dunia
ini? (...)
"Dimuliakanlah nama-Mu". Nama Tuhan itu kudus dan membangkitkan rasa hormat, kata sang nabi dan raja itu (Daud). Menurut Yesaya,
surga mengumandangkan pujian yang tak henti-hentinya dipanjatkan
kepada kekudusan Tuhan, Allah balatentara. Di sini kita memohon agar
seluruh dunia mengenal dan menyembah sifat-sifat Allah yang begitu
agung dan kudus. Kita mohon agar Ia dikenal, dicintai dan disembah...
agar semua orang mengabdi kepada-Nya dan meluhurkan Dia dengan
iman yang hidup, pengharapan yang teguh dan cintakasih yang
berkobar-kobar, dan dengan meninggalkan segala kesesatan mereka.
Pendek kata, agar semua orang menjadi kudus, oleh karena Dia sendiri
adalah kudus.
116
"Datanglah kerajaan-Mu". Artinya, "agar selama kami hidup, Engkau
memerintah di dalam hati kami melalui rahmat-Mu, sehingga kami
sesudah mati menjadi pantas untuk memerintah bersama Engkau di
dalam Kerajaan-Mu, yang adalah kebahagiaan tertinggi dan abadi."
"Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga" ... Bila
mengucapkan kata-kata ini, dengan rendah hati kita menyetujui segala
sesuatu yang Allah berkenan memutuskan mengenai kita. Kita meminta
agar selalu dan dalam segala hal kita melaksanakan kehendak-Nya yang
kudus, yang kita ketahui melalui perintah- perintah-Nya; agar kita
menaati-Nya sesegera, dengan cinta yang sama besar dan tekun seperti
para kudus dan malaikat di surga.
<RR Mawar 12/40> "Berilah kami rejeki pada hari ini". Yesus Kristus
mengajarkan kepada kita supaya kita memohon kepada Allah segala
sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan jasmani maupun untuk
kehidupan rohani. Melalui rumus doa Tuhan ini, dengan rendah hati kita
mengakui keadaan kita yang serba kekurangan. Kita menghormati
Penyelenggaraan Ilahi dengan menyatakan bahwa kita percaya dan
bahwa kita ingin menerima segala barang duniawi dari kemurahan-Nya.
Dengan istilah "rejeki" kita meminta apa yang jelas dibutuhkan untuk
dapat hidup, dan bukan hal-hal yang melampaui kebutuhan dasar itu.
Kita meminta rejeki itu "pada hari ini", artinya kita membatasi segala
keprihatinan kita kepada saat sekarang, sedangkan untuk hari esok kita
mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi. Kita meminta rejeki "sehari-hari";
dengan demikian kita mengakui bahwa selalu ada kebutuhan-kebutuhan
baru, dan kita menunjukkan bahwa di mana pun kita berada, kita
terus-menerus bergantung pada perlindungan dan bantuan Allah.
"Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang
bersalah kepada kami"... Bapa kami yang ada di surga, ampunilah
dosa-dosa kami yang kami lakukan dengan pikiran dan perkataan;
dosa-dosa karena perbuatan dan kelalaian yang membuat kami bersalah
tak terhingga dalam pandangan keadilan-Mu. Sebagai anak-anak seorang
Bapa yang murah hati dan maharahim, kami pun mengampuni yang
bersalah kepada kami berdasarkan ketaatan pada-Mu dan cintakasih
kepada sesama.
117
"Dan janganlah masukkan kami" (mengingat ketidak-setiaan kami
kepada karunia-karunia-Mu) "ke dalam percobaan" yang datang dari
dunia, setan dan keinginan daging. "Tetapi bebaskanlah kami dari yang
jahat", artinya dari dosa, dari hukuman atas dosa yang pantas kami
terima, baik hukuman sementara maupun hukuman kekal.
"Amin". Kata ini memberi penghiburan besar. Santo Hieronmus berkata
bahwa kata ini bagaikan meterai yang dibubuhkan Allah pada akhir
permohonan-permohonan kita untuk memberi kepastian kepada kita
bahwa Ia mengabulkan doa kita. Seakan-akan Allah sendiri menjawab
kita: "Amin!", terjadilah sebagaimana engkau memintanya; engkau telah
menerimanya sebenarnya. Sebab itulah arti kata "Amin" ini.
<BS 252> Orang-orang pilihan, hamba-hamba Yesus dalam Maria,
ketahuilah bahwa doa Salam Maria adalah doa yang paling indah
sesudah doa Bapa Kami. Tak ada pujian yang lebih disukai Maria, sebab
dengan kata-kata inilah Yang Mahatinggi menyampaikan pujian
kepadanya melalui seorang Malaikat Agung untuk memenangkan
hatinya. Pujian ini begitu kuat menyentuh hati Maria oleh pesona rahasia
yang terkandung di dalamnya, sehingga Maria, kendati kerendahan
hatinya yang mendalam, memberi persetujuannya kepada penjelmaan
Sang Sabda. Melalui pujian ini kamupun pasti akan memenangkan
hatinya, bila kamu mendoakannya sebagaimana mestinya.
<RR Mawar 17/51> Salam Maria-ku, rosarioku dengan limabelas atau
lima peristiwanya, adalah doaku dan batu ujiku yang tidak keliru untuk
dapat membedakan mereka yang dibimbing oleh Roh Allah, dari mereka
yang dikuasai oleh khayalan roh jahat. Saya pernah mengenal orang yang
kelihatannya terbang tinggi bagaikan burung rajawali karena
kontemplasinya yang gemilang namun yang secara menyedihkan ditipu
oleh setan. Saya dapat menemukan bahwa mereka hidup dalam khayalan
hanya melalui doa Salam Maria dan doa rosario yang mereka benci
sebagai sesuatu yang terlalu remeh bagi mereka.
Salam Maria merupakan embun surgawi dan ilahi yang, setelah jatuh
dalam jiwa orang-orang pilihan, memberikan kesuburan yang
mengagumkan kepada mereka, sehingga mereka menghasilkan segala
118
macam kebajikan. Makin jiwa itu disirami doa ini, makin ia diterangi oleh
Roh Kudus, hatinya dinyalakan dan ia dikuatkan untuk melawan semua
musuhnya.
Salam Maria adalah semacam tusukan pedang yang bernyala-nyala. Bila
digabungkan oleh seorang pengkhotbah dengan Sabda Allah yang ia
wartakan, doa ini memberikan kepadanya kekuatan untuk menembus,
menyentuh dan mempertobatkan hati yang paling keras, biarpun
orangnya tidak begitu berbakat untuk berkotbah.
119
Tema VII:
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN
SEORANG KUDUS
Kami tidak mau menutup bunga rampai tulisan Santo Montfort ini tanpa
mengutip beberapa teks yang mengungkapkan semangatnya, kalau boleh
dikatakan begitu, secara langsung: surat-suratnya, kantik-kantiknya,
surat gembalanya kepada umat di Montbernage.
Surat-suratnya. Sejauh diketahui masih ada tigapuluh empat surat. Jelas
bahwa banyak surat hilang. Yang masih tersisa tidak jarang
mengungkapkan suatu pengalaman rohani yang luar biasa.
Kantik-kantiknya. Dalam kumpulan karya Montfort dalam bahasa
Prancis terdaftar 164 kantik, bersama lebih dari 20.000 baris. Sekadar
untuk memberi suatu gambaran, kami hanya akan memberi di sini
beberapa kantik saja yang membahas tema-tema utama dalam hidup
Montfort: Salib, Maria, Kebijaksanaan. Sebagaimana dalam
surat-suratnya, dalam kantik-kantiknya pun kita bertemu dengan seorang
Montfort yang lain, yang lebih spontan. Bila ia berbicara mengenai
"seorang misionaris yang baik" atau mengenai "seorang Puteri
Kebijaksanaan yang sejati", ia menyajikan suatu spiritualitas lengkap.
1. Surat kepada Suster Catherine de Saint-Bernard
(Guyonne-Jeanne Grignion).
Tanggal: 1701 (Srt 7).
Louis-Marie selalu menjalin hubungan yang sangat khusus dengan
adiknya ini, yang dulu di Bois-Marquer diajaknya untuk berdoa bersama
dia
Adikku yang tercinta dalam Yesus Kristus.
120
Cinta kasih Allah yang murni menguasai hati kita.
Walaupun saya secara badani jauh darimu namun saya dekat padamu
dengan hatiku oleh karena hatimu tidak jauh dari Yesus Kristus dan
Ibu-Nya yang suci dan oleh karena engkau anak Penyelenggraan Ilahi
seperti saya, walaupun tidak pantas. Engkau sebetulnya lebih baik
disebut seorang novis dari Penyelenggaraan Ilahi oleh karena engkau
tidak berbuat lain dari pada mulai mempraktekkan kepercayaan dan
penyerahan sempurna yang Ia minta dari padamu. Baru engkau akan
diterima sebagai suster berkaul dan puteri Penyelenggaraan Ilahi jika
penyerahanmu akan menyeluruh dan sempurna dan pengurbanan
dirimu akan lengkap. Allah menghendaki agar engkau, adikku yang
tercinta, Allah menghendaki agar engkau terpisah dari semuanya yang
bukan Dia dan barangkali ditinggalkan secara nyata oleh semua
makluk. Tetapi terhiburlah, bergembiralah, hai pelayan dan mempelai
Yesus Kristus, jika engkau mirip dengan gurumu dan mempelaimu.
Yesus sungguh miskin, ditinggalkan; Yesus dihina dan dibuang sebagai
sampah dunia. Berbahagialah, berbahagialah senantiasa Louise
Grignion, jika ia miskin di hadapan Tuhan, jika ia ditinggalkan, dihina,
dibuang sebagai sampah dalam rumah Santo Yosep. Baru saat itu ia
akan sungguh-sungguh menjadi hamba dan mempelai Yesus Kristus
dan ia akan menjadi suster berkaul dari Penyelenggaraan Ilahi,
walaupun sekarang belum mengucapkan kaul religius. Allah
menghendaki darimu, adikku tercinta, agar engkau hidup dari hari ke
hari bagaikan burung di dahan tanpa kuatir akan hari besok. Tidurlah
tenang dalam pangkuan Penyelenggaraan Ilahi dan pangkuan Perawan
Tersuci. Jangan mencari lain dari pada mencintai dan menyenangkan
Allah. Sebab inilah suatu kebenaran yang tak dapat salah, suatu azas
yang kekal dan ilahi, sama benar seperti Allah itu Esa, (sekiranya itu
menyenangkan hati Allah saya menulisnya dengan huruf yang tak
terhapuskan dalam jiwa dan dalam hatimu!):
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu". Jika engkau melakukan bagian pertama
ungkapan ini, Allah yang setia tak terhingga akan melakukan bagian
kedua, yaitu bila engkau mengabdi Allah dan Ibu-Nya yang suci
dengan setia, engkau tidak akan kekurangan apa pun di dunia ini
121
maupun di dunia lain. Malahan engkau tidak akan kekurangan seorang
kakak imam yang dulu, sekarang dan selalu akan menjadi milikmu
dalam kurban-kurbannya, agar engkau seluruhnya menjadi kepunyaan
Yesus Kristus dalam kurbanmu.
Saya menyalami malaikat pelindungmu yang baik. 1701.
2.
Surat kepada Nona Louise Trichet
Tahun: 1703 (Srt 15)
Louis-Marie de Montfort dalam doa-doanya memohon dengan mendesak karunia Kebijaksanaan Ilahi. Dalam surat berikut ini ia meminta
Nona Trichet, bakal rekan pendiri "Puteri-Puteri Kebijaksanaan" untuk
berdoa bersama dia dan untuk mengajak teman-temannya ikut berdoa
bagi ujud yang sama.
Kebijaksanaan ini tidak akan datang tanpa salib. Namun justru, "apa
yang membuat saya mengatakan bahwa saya akan memperoleh- Nya
ialah segala penganiayaan yang telah saya alami dan yang akan saya
alami setiap hari, siang dan malam."
Puteriku yang tercinta dalam Yesus Kristus.
Cinta kasih Allah yang murni menguasai hati kita dengan
Kebijaksanaan Ilahi.
Lebih berdasarkan pengalamanku dari pada berdasarkan suratmu saya
tahu, bahwa engkau tanpa henti-hentinya berdoa kepada mempelaimu
untuk pendosa yang papa ini. Saya hanya dapat membalas kebaikan ini
dengan berdoa, bila saya di altar yang suci dalam tanganku yang
berbuat jahat, memegang Yang Mahakudus sebagaimana setiap hari
kulakukan.
Lanjutkan dan bahkan lipatgandakan memohon bagiku entah
kemiskinan ektrim, entah sebuah salib berat, penolakan dan penghinaan, saya setuju saja asal engkau meminta Dia menyertai aku pada
122
saat itu juga dan tidak meninggalkan saya sesaat pun mengingat
kelemahanku yang tak terhingga.
Oh, betapa besar kekayaannya, oh, betapa besar kemuliaan, oh betapa
besar kegembiraan, jika semuanya itu mendatangkan bagiku
Kebijaksanaan Ilahi, yang kurindukan siang malam.
Tidak, tidak pernah akan saya berhenti meminta harta tak berhingga
ini dan saya percaya teguh, bahwa saya akan memperolehnya biarpun
semua malaikat, manusia dan setan mengatakan kepadaku
kebalikannya. Saya sungguh percaya doa-doamu sangat efektif, kebaikan Allah kita sangat lemah lembut, perlindungan Santa Perawan Bunda
kita sangat besar, kebutuhan orang miskin sangat mendesak, sabda dan
janji Allah sangat jelas.
Sebab, - kendati pemilikan Kebijaksanaan Ilahi ini tidak mungkin
melalui sarana-sarana rahmat yang biasa (hal yang tidak benar) pemilikan ini menjadi mungkin melalui kekuatan permohonan kita,
sebab semuanya mungkin bagi dia yang percaya, itulah suatu
kebenaran yang tidak berubah.
Alasan lain yang membuat saya mengatakan bahwa saya akan
memperolehnya, ialah penganiayaan yang sudah kualami dan yang
kualami setiap hari, siang malam.
Maka saya minta kepadamu, puteriku yang terkasih, melibatkan
beberapa orang baik, sahabat-sahabatmu, dalam aksi doa ini secara
khusus sampai Pentekosta dan berdoa bersama mereka setiap hari
Senin dari pukul satu sampai pukul dua. Saya akan melakukannya pada
saat yang sama. Kirim nama-nama mereka kepada saya secara tertulis.
Saya tinggal di wisma tunaharta bersama lima ribu orang miskin untuk
membuat mereka hidup bagi Allah dan untuk mati terhadap diriku
sendiri. Jangan menuduh saya berubah sikap atau bersifat dingin
terhadap mereka di Poitiers, sebab Guruku mengantar saya ke sana
tanpa peduli saya mau atau tidak mau; dalam hal ini Ia mempunyai
rencana-Nya sendiri,yang saya sembah tanpa mengenalnya. Dan
123
jangan percaya juga bahwa rencana-rencana duniawi atau salah satu
makhluk mempertahankan saya di sini;itu tidak benar, saya tidak
mengenal sahabat-sahabat lain di sini dari pada Allah saja.Yang dulu
menjadi sahabatku di Paris telah meninggalkan saya.
Saya tidak mengandalkan dan tidak akan mengandalkan harta benda
yang akan dihibahkan Nyonya de Saint-André; saya malahan tidak
tahu apakah dia di Paris atau di mana dia tinggal. Entah saya mati di
sini, entah saya mati di Poitiers dalam hati berbagai orang, saya
merasa sama bahagia, asal hanya Allah hadir di dalamnya, hanya
Allah.
Engkau akan menjadi biarawati, itulah kepercayaanku yang teguh,
Percayalah dan berdoalah.
3.
Surat kepada Suster Katarina dari Santo Bernardus
(Guyonne-Jeanne)
Tahun 1713 (Srt 26)
Tahun-tahun silih berganti: Guyonne-Jeanne sudah beberapa tahun hidup
sebagai suster berkaul dalam tarekat Biarawati Santo Benediktus dari
Sakramen Mahakudus di Rambervilliers. Sudah begitu sering Montfort
membantu adiknya dalam kesulitan-kesulitannya. Kini ia bercerita
kepadanya tentang segala salib dan penghinaan yang ia alami sendiri.
Hiduplah Yesus, hiduplah salib-Nya.
Andaikata engkau mengetahui salib-salibku dan segala penghinaanku
sampai mendetil, saya sangsi apakah engkau masih begitu hangat rindu
melihat saya; sebab setiap kali bila saya mengunjungi suatu daerah,
saya memberikan sebagian salibku kepada sahabat-sahabatku terbaik
untuk dipikul mereka walaupun itu, sering bertentangan dengan
kehendakku atau dengan kehendak mereka.
Tak seorang pun dapat mendukung saya dan berani membela saya
tanpa sendiri menderita karenanya dan kadang-kadang jatuh di bawah
tekanan neraka yang saya perangi, tekanan dunia yang saya protes,
124
dan tekanan daging yang saya aniaya. Suatu sarang semut penuh dosa
dan pendosa yang saya serangi, tidak membiarkan saya (maupun)
orang-orangku tenang. Selalu siap-siaga, selalu kena duri dan kerikilkerikil tajam, saya bagaikan bola dalam permainan: baru saja
dilempar ke sebelah satu ia sudah dibanting ke sebelah lain dengan
pukulan keras. Itulah nasib seorang pendosa yang malang. Begitulah
saya tanpa rileks dan tanpa istirahat sejak tigabelas tahun yang lalu
saya meninggalkan Saint-Sulpice.
Walaupun demikian, adikku yang tercinta, pujilah Tuhan atas namaku,
sebab saya puas dan berbahagia di tengah segala penderitaanku dan
saya percaya bahwa di dunia tidak ada yang lebih manis bagiku
daripada salib yang paling pahit bila salib itu dicelupkan dalam darah
Yesus yang tersalib dan dalam susu Ibu-Nya yang surgawi. Namun
selain kegembiraan batin ini terdapat keuntungan besar dalam memikul
salib-salib. Sebetulnya saya ingin engkau dapat melihat salib-salibku
ini. Tidak pernah saya mentobatkan lebih banyak orang selain sesudah
interdik yang paling menyakitkan dan tidak adil. Tabahkanlah hatimu,
adikku yang tercinta, marilah kita bertiga memikul salib sampai kita
sampai ke ujung kerajaan. Pikullah salib itu baik-baik dari pihakmu,
saya akan mencoba memikulnya dengan baik-baik dari pihakku,
dengan rahmat Allah tanpa mengeluh, tanpa menggerutu, tanpa
melepaskannya ,tanpa mohon maaf saja, malahan tanpa menangis
seperti anak kecil yang berlinang air mata dan mengeluh karena
disuruh memikul seratus pon emas lantak, atau seperti seorang petani
yang putus asa karena ladangnya ditutup dengan mata uang emas
untuk menjadikan dia lebih kaya.
4.
Surat edaran kepada para warga wilayah Montbernage.
Tahun 1706 (Lih. Kumpulan Surat)
Selama tahun 1705 Montfort menyelenggarakan misi di kota Poitiers dan
di wilayah pinggiran kota itu. Secara khusus ia menaruh perhatian
125
kepada orang-orang kecil dan mencapai suatu hasil yang sungguh
menggembirakan.
Ia juga menghadapi cukup banyak kesulitan, sehingga pada awal masa
Puasa 1706 ia malahan terpaksa meninggalkan kota.
Sebelum berangkat dari Poitiers ia mengangkat pena untuk menulis
sebuah "surat edaran kepada semua warga paroki-paroki di kota di mana
ia menyelenggarakan misi" (lih. Besnard, Montfort, Jld 2, hlm. 53). Ini
sungguh contoh bagus sebuah surat pastoral kepada orang-orang kecil!
Tidak begitu sering kita menemukan seorang misionaris yang menggariskan suatu program rohani untuk ibu-ibu penjual ikan dan pedagang
barang bekas di wilayah kumuh suatu kota.
Warga tercinta Montbernage, paroki Santo Saturninus, Santo
Simplicianus, Kebangkitan dan semua orang lain yang mengambil
keuntungan dari misi yang belum lama ini diselenggarakan bagimu
oleh Yesus Kristus, Guruku, - salam dalam Yesus dan Maria.
Berhubung saya tidak dapat berbicara langsung kepada kamu, oleh
karena ketaatan suci melarang hal itu, saya mengambil kebebasan
menulis kepadamu sebelum saya berangkat, bagaikan seorang bapa
yang malang kepada anak-anaknya, bukan untuk mengajar sesuatu
yang baru kepadamu, melainkan untuk meneguhkan kamu dalam
kebenaran-kebenaran yang sudah saya sampaikan kepadamu. Rasa
persahabatan kristiani dan kebapaan yang saya menaruh kepadamu,
begitu kuat sehingga saya senantiasa akan menaruhnya dalam hatiku,
selama hidup, pada waktu mati dan untuk selama-lamanya! Semoga
saya lebih dulu melupakan tangan kananku dari pada melupakan kamu
di mana pun saya berada, sampai di altar yang suci! - apa yang saya
katakan? - sampai ke ujung dunia, sampai kepada pintu maut. Yakinlah
bahwa itu memang benar, asal saja kamu dengan setia mempraktekkan
apa diajarkan Yesus Kristus kepadamu melalui para misionaris-Nya
dan melalui diriku yang tidak pantas, tanpa mempedulikan setan, dunia
dan daging.
Maka ingatlah selalu, anak-anakku tercinta yang adalah kegembiraanku, kemuliaan dan mahkotaku, untuk mencintai Yesus Kristus dengan
berapi-api, dan mencintai Dia melalui Maria, untuk di mana-mana dan
126
di depan semua orang menyinarkan ibadatmu yang sejati kepada
Perawan Tersuci, Bunda kita yang baik, supaya kamu di mana-mana
menjadi harum Yesus Kristus yang enak, supaya kamu terus-menerus
memikul salibmu mengikuti Guru yang begitu baik hati dan
memperoleh mahkota dan martabat raja yang menantikan kamu. Jadi
jangan lalai memenuhi dengan setia janji-janji baptismu dan
mempraktekkannya, dan berdoa rosario setiap hari bersama-sama atau
sendiri-sendiri, sering menerima sakramen-sakramen, sekurangkurangnya setiap bulan.
Saya minta kepada sahabat-sahabatku yang tercinta di Montbernage,
yang bersama dengan patung Bundaku yang baik juga memiliki hatiku,
agar melanjutkan dan meningkatkan semangat doa mereka, agar
jangan membiarkan orang yang menghojat Allah, yang menyumpah,
para pengamen lagu jorok dan para pemabuk hadir di wilayah mereka
tanpa mengambil tindakan. Saya mengatakan tanpa mengambil
tindakan: maksudnya, kalau mereka tidak dapat menghalangi
orang-orang itu berbuat dosa dengan selalu berusaha menegur mereka
secara lemah lembut, agar setidak-tidaknya seorang tokoh Allah, pria
atau wanita, tidak lupa melakukan silih, di hadapan umum sekalipun,
atas dosa yang dilakukan di hadapan umum, biarpun itu hanya dengan
sebuah Salam Maria di jalan umum atau di tempat doa mereka, atau
dengan memasang sebatang lilin bernyala di kamar atau di gereja.
Itulah yang harus kamu lakukan dan yang hendak kamu lanjutkan
dengan bantuan Allah, supaya bertekun dalam pengabdian kepada
Allah. Hal yang sama saya katakan kepada tempat-tempat yang lain.
Kamu harus, anak-anakku tercinta, kamu harus menjadi teladan bagi
seluruh Poitiers dan daerah sekitarnya. Jangan seorang pun bekerja
pada hari-hari raya wajib. Jangan seorang pun memajang barang
dagangannya atau membuka pintu tokonya biarpun sedikit, dan ini
berlawanan dengan kebiasaan umum dari para tukang roti, tukang
jagal, ibu-ibu penjual barang bekas dan semua orang lain di Poitiers
yang merampas dari Tuhan hari yang menjadi milik-Nya, dan yang
sayang sekali dengan tergesa-gesa lari menuju kebinasaan, betapa
indah pun bermacam-macam alasan yang mereka kemukakan, kecuali
kalau ada suatu kebutuhan yang sungguh mendesak yang disetujui oleh
pastor parokimu yang terhormat.
127
Saya minta kepada kepada ibu-ibu penjual ikan di Santo Simplisianus
yang kucintai, kepada para ibu penjual daging, kepada para ibu
penjual barang bekas dan ibu-ibu lain agar terus memberi teladan
yang baik sebagaimana mereka berikan sekarang di seluruh kota,
dengan mempraktikkan apa yang mereka belajar dalam misi.
Saya minta kepada kamu semua, secara bersama dan sendiri- sendiri,
agar menyertai saya dalam doa-doamu selama ziarah yang akan saya
lakukan bagi kamu dan bagi banyak orang lain. Saya katakan: bagi
kamu, sebab saya menempuh perjalanan panjang dan sulit ini, dengan
mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi, untuk memperoleh dari Allah
dengan perantaraan Santa Perawan Maria, agar kamu bertekun. Saya
katakan: bagi banyak orang lain, sebab dalam hatiku saya bawa semua
pendosa yang malang di daerah Poitou dan di tempat-tempat lain yang
membinasakan diri secara mengenaskan. Jiwa mereka begitu berharga
bagi Allahku sehingga Ia memberikan seluruh darah-Nya bagi mereka,
bukankah saya juga harus memberikan sesuatu? Dia menempuh
perjalanan yang begitu panjang dan sulit bagi mereka, bukankah saya
harus melakukannya juga? Dia sampai mempertaruhkan nyawa-Nya
sendiri, bukankah saya harus mempertaruhkan nyawaku juga? Ah!
Hanyalah seorang kafir atau seorang kristen buruk tidak akan
tersentuh bila melihat harta yang tak berhingga ini hilang musnah,
yaitu jiwa-jiwa yang dibeli kembali oleh Yesus Kristus. Maka berdoalah
untuk ujud itu.
Sahabat-sahabatku yang tercinta, berdoalah juga bagi saya, agar
kejahatanku dan ketidakpantasanku jangan menjadi halangan bagi apa
yang mau dilakukan Allah dan Bunda-Nya yang suci melalui karya
pelayananku.
Saya mencari Kebijaksanaan Ilahi, bantulah saya untuk dapat
menemukan-Nya. Saya mempunyai musuh-musuh besar di hadapanku:
semua orang duniawi yang menghargai dan mencintai hal-hal yang
rapuh dan fana; mereka yang menghina saya, yang mengolok-olok saya
dan menganiaya saya. Kemudian seluruh neraka yang bersekongkol
untuk melenyapkan saya dan yang di mana-mana mengerahkan segala
kuasa untuk melawan saya. Di tengah semuanya itu saya merasa sangat
lemah, saya menjadi sebungkah kelemahan sendiri; saya tidak tahu
menahu, dan menjadi segumpalan ketidaktahuan sendiri, dan lebih
128
banyak lagi yang tidak saya berani sebutkan. Tidak bisa diragukan
bahwa saya, sendirian dan miskin, akan hancur, kecuali kalau Perawan
Tersuci dan doa-doa orang yang baik hati, dan secara khusus
doa-doamu, mendukung saya dan memperoleh dari Allah bagiku
karunia sabda atau Kebijaksanaan Ilahi, yang akan menjadi obat bagi
semua penyakitku dan sebuah senjata perkasa melawan musuhmusuhku.
Bersama Maria semuanya mudah: saya menaruh kepercayaanku di
dalam dia, walaupun dunia dan neraka bersungut-sungut karena itu,
dan saya mengatakan dengan meminjam kata-kata Santo Bernardus:
"Hoc, filii mei, maxima fiducia mea; ac tota ratio spei meae" Carilah
seorang untuk menjelaskan kata-kata ini bagimu. Saya sendiri tidak
akan berani mengungkapkannya begini. Memang melalui Maria saya
mencari dan akan saya menemukan Yesus, melalui dia saya akan
menghancurkan kepala ular dan mengalahkan semua musuhku dan
diriku sendiri, agar Allah semakin dimuliakan.
Selamat tinggal, tidak untuk selamanya, sebab kalau Allah mempertahankan saya hidup, saya akan kembali ke sini, entah untuk tinggal
beberapa waktu di sini di dalam ketaatan penuh kepada uskupmu yang
mulia, yang begitu rajin memperjuangkan keselamatan jiwa-jiwa dan
begitu memahami kelemahan-kelemahan kita, entah untuk berangkat
ke suatu negeri yang lain, oleh karena dengan Allah sebagai Bapa saya
mempunyai tempat tinggal sama banyak dengan jumlah tempat di mana
Dia secara tidak adil dihina oleh orang-orang berdosa.
"Qui justus est justificetur adhuc,
qui in sordidbus est sordescat adhuc.
Aliis quidem odor mortis in mortem,
aliis quidem odor vitae in vitam."
Seluruhnya kepunyaanmu.
Louis-Marie de Montfort,
Imam dan hamba tak pantas
dari Yesus dalam Maria.
129
Download