BUKALAH PINTU BAGI YESUS KRISTUS oleh Marcel Gendrot SMM BUKALAH PINTU BAGI YESUS KRISTUS. Judul asli: Ouvrez à Jésus-Christ Diterjemahkan oleh SMM, Bandung 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 Tema I : KEBIJAKSANAAN ILAHI DATANG UNTUK TINGGAL DI ANTARA KITA . . . . . . . . 20 Tema II: MARIA, JALAN KEPADA KEBIJAKSANAAN . 31 Tema III: IBADAT YANG SEJATI KEPADA SANTA PERAWAN MARIA . . . . . . . . 54 Tema IV: MEMILIKI DAN MENGHARGAI KEBI- JAKSANAAN BERARTI HIDUP BERSATU DENGAN YESUS KRISTUS UNTUK MEMIKUL SALIB MENYUSUL DIA. . 74 SALIB POITIERS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77 Tema V: TUHAN, BERILAH KEPADA IBUMU ANAK-ANAK SEJATI, DAN KEPADA GEREJAMU MISIONARIS-MISIONARIS YANG ULUNG. . . 89 Tema VI: JALAN SEDERHANA, JALAN BIJAKSANA . . 101 Tema VII: BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN SEORANG KUDUS . . . . . . . . . . . . . . 120 3 BUKALAH PINTU BAGI YESUS KRISTUS Warisan Rohani Santo Louis-Marie de Montfort "Pada suatu malam, ketika Pater Montfort berjalan-jalan di kota Dinan, ditemukannya di pinggir jalan seorang miskin berpenyakit kusta yang badannya penuh borok. Ia tidak menunggu sampai orang malang itu meminta bantuannya, ia langsung menyapa dia. Kemudian Montfort mengangkat dia di atas bahunya, dan memikul dia begitu sampai ke depan pintu tempat para misionaris tinggal. Pintu sudah terkunci sebab harinya sudah malam. Montfort mengetuk-ngetuk pada pintu itu, sambil berulang-ulang berseru: Bukalah pintu bagi Yesus Kristus, bukalah pintu bagi Yesus Kristus ...!" 4 KATA PENGANTAR Di seluruh dunia Santo Louis-Marie Grignion de Montfort dikenal sebagai "Bentara Bunda Allah". Memang, jarang sekali seorang pengarang rohani berbicara demikian berdetil dan mesra tentang rahasia Maria. Namun, Santo Montfort selalu menjaga untuk berbicara tentang Maria dalam garis besar pewartaan Kabar Gembira tentang Yesus Kristus. Montfort itu seorang misionaris. Sebagai misionaris ia harus memperkenalkan keseluruhan warta kristiani kepada para pembacanya. Lebih lagi karena, dan hal ini dinyatakannya dengan tegas, ia ingin meneruskan melalui tulisan-tulisannya apa yang sudah bertahun-tahun lamanya diajarkannya kepada umat. (BS 110) Tulisan ini tidak berambisi lain dari pada memperkenalkan spiritualitas montfortan secara lebih luas kepada mereka yang hanya mengenal Santo Montfort melalui buku "Bakti Sejati" dan "Rahasia Maria". Pada tahun 1966, kumpulan lengkap tulisan Santo Montfort diterbitkan dalam bahasa Prancis (Oeuvres Complètes de Saint-Louis Grignion De Montfort, Ed. Du Seuil, Paris), disusul oleh terjemahan Inggris pada tahun 1987 (God Alone. The collected writings of St. Louis Marie de Montfort. Montfort Publications, Bay Shore, New York). Buku-buku itu menyediakan suatu pandangan menyeluruh tentang karangan-karangan rohani Santo Montfort. Di dalamnya kita menemukan dengan mudah sekali bahwa Yesus Kristus, Kebijaksanaan Allah yang menjelma menjadi manusia dan yang disalibkan pada jantung spiritualitas montfortan. Yesus memang tujuannya. Marialah jalan, dipilih oleh Allah sendiri, dan sarana yang pasti akan membawa kita kepada tujuan ini. "Jadi bila kita menyebarluaskan bakti yang bermutu kepada Santa Maria, maka itu hanya dilakukan untuk menyediakan suatu sarana yang mudah dan pasti untuk menemukan Yesus Kristus." (BS 62) 5 Teks yang digunakan dalam terbitan ini asli, artinya menyajikan terjemahan setia dari tulisan Santo Montfort, sebagaimana ditemukan dalam kumpulan tulisannya. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan, bahwa di sini-sana kita menemukan ungkapan dan gaya bahasa yang tidak lagi biasa digunakan pada masa kini. Namun pembaca yang budiman akan cepat memahaminya, bila ia menuju intinya, sebagaimana bila menghadapi tulisan seorang penyair yang hidup di zaman yang berbeda. Untuk mempermudah pembacaannya, kami menambah judul-judul dan bawah-judul yang pada umumnya memberikan suatu rangkuman dari teks yang menyusul. Untuk memungkinkan pembaca menempatkan sang pengarang dalam zaman dan latarbelakangnya, kami sangka baik menyediakan suatu "Pendahuluan" pada teks asli, yang menyajikan riwayat hidup singkat dan beberapa sorotan atas ciri-ciri kepribadian Santo Montfort. Penting untuk membaca pendahuluan ini sebelum mulai membaca teks itu sendiri. 6 PENDAHULUAN 1. RIWAYAT HIDUP SANTO MONTFORT. Louis Grignion lahir tanggal 31 Januari 1673 di Montfort- sur-Meu, kota kecil di daerah Bretanye di Prancis-Barat, sekitar 20 kilometer dari kota Rennes. Ia anak kedua dari delapanbelas bersaudara; mulai dengan putra sulung, banyak di antara mereka meninggal pada usia muda. Ketika Louis berumur dua tahun, keluarga Grignion pindah ke sebuah vila di kampung Bois-Marquer, beberapa kilometer di luar kota Montfort. Di sinilah bakal misionaris kita menjalani hampir seluruh masa kanak-kanaknya. Pada tahun 1684, berusia sebelas tahun, Louis mulai masa pendidikannya di Kolese Santo Thomas Becket di Rennes. Dikelola oleh para Yesuit, sarana pendidikan ini menampung dua sampai tiga ribu siswa. Louis-Marie menjadi seorang siswa yang rajin dan saleh. Ia sering ditemukan berdoa dalam salah satu dari sekian banyak gereja di Rennes. Sudah cepat ia menonjol dalam kelasnya sebagai seorang murid yang berbakat. Selama liburan sekolah ia senang mengisi waktu dengan pelayanan kepada orang-orang miskin. Tahun-tahun silih berganti dan ia semakin merasa tertarik untuk menjadi imam. Sebagaimana diakuinya kemudian, keputusan yang menentukan itu ia ambil di kaki sebuah patung Bunda Maria. Campur tangan yang tak terduga dari Nyonya De Montigny, seorang wanita yang berbudi luhur, menyediakan baginya sarana finansial untuk dapat mewujudkan cita-citanya. Pada musim gugur 1692 Louis Grignion berjalan kaki ke Paris dan setibanya di tempat tujuan, ia mengalami bahwa apa yang diurus dengan baik sebelum ia berangkat, ternyata tidak terlaksana sebagaimana diharapkan. Sebelum ia dapat masuk seminari Saint-Sulpice Kecil pada tahun 1695, ia mengalami nasib sebagai seminaris yang miskin dalam wisma yang khusus didirikan untuk menampung para seminaris miskin dan yang dipimpin oleh Pastor de la Barmondière dan Pastor Boucher. 7 Di Saint-Sulpice, sebagaimana dulu di Rennes, ia menonjol dalam studi dan dalam ketaatan. Hampir dengan sendiri ia diberi tugas-tugas kepercayaan seperti misalnya sebagai penanggung jawab untuk pelaksanaan upacara liturgi dan sebagai pengurus perpustakaan. Katalog perpustakaan seminari yang mulai disusun oleh frater Grignion, sampai hari ini masih tersimpan dalam Perpustakaan "Mazarine" di Paris. Kegiatan Louis-Marie di perpustakaan tidak terbatas sampai hanya mencatat judul-judul buku. Ia sendiri juga seorang kutu buku yang gemar membaca. Temannya Blain sampai berani mengatakan, bahwa "hampir semua buku yang membahas hidup rohani melewati tangannya... " Ia membuat banyak catatan dan ringkasan dan buku catatan ini masih disimpan di Roma. Blain juga mengatakan bahwa dalam periode ini "ia rajin menciptakan syair kantik yang kemudian hari digunakannya selama penyelenggaraan misi rakyat." Tahap ini dalam masa pendidikannya boleh dikatakan paling memperkaya. Dari satu segi ia tersentuh secara mendalam oleh suatu pengalaman akan Allah dan mulai menyadari serta menghayati tempat istimewa yang disediakan Allah bagi Maria dalam rencana keselamatan. Dari segi lain oleh semangat membaca yang tinggi dan oleh segala catatan dan ringkasan yang ia buat, ia dibekali dengan banyak bahan yang akan mengilhamkan dan memperkaya tulisan-tulisan rohaninya. Tahbisan imam pada tanggal 5 Juni 1700 serta pengalaman pertama dalam karya kerasulan akan melengkapi pendidikan ini dan menghantar dia kepada suatu pengalaman yang lain, kepada pengalaman yang kaya dan penuh gejolak dalam hidupnya sebagai misionaris. Pada waktu ia ditahbiskan, Montfort bercita-cita menjadi misionaris di luar negeri. Namun pembimbing rohaninya, pater Leschassier, menentang ide ini. Enam tahun kemudian Paus Klemens XI sendiri menegaskan bahwa tempatnya sebagai misionaris terletak di negeri asalnya sendiri: " Paterr, di Prancis anda mempunyai suatu lapangan yang cukup luas untuk mempraktekkan semangat misionermu. Jangan pergi ke tempat lain dan berkaryalah selalu dalam ketaatan sempurna 8 kepada uskup-uskup dalam wilayah keuskupan di mana anda akan dipanggil. Bilamana anda melakukan ini, Allah akan memberkati karyamu." (GRANDET, p.100) Untuk meneguhkannya dalam jenis karya ini, Sri Paus menganugerahi dia suatu gelar yang dihargai tinggi, yaitu "Misionaris Apostolik". Bilamana kita mengambil peta dan menelusuri trayek perjalanan-perjalanan Santo Montfort sebagai Misionaris Apostolik, kita akan terheran-heran mengenai jumlah keuskupan yang ia kunjungi, mengenai jumlah misi rakyat dan retret yang ia pimpin, mengenai jumlah kilometer ia tempuh sambil berjalan kaki tanpa hentinya dari satu tempat ke yang lain: Saint-Brieuc, Saint-Malo, Rennes, Nantes, Poitiers, Luçon, La Rochelle. Apalagi perjalanan yang lebih panjang yang membawa dia ke Saint-Lô, Rouen, Paris dan Roma. Pelayanannya sebagai imam berlangsung selama enambelas tahun. Selama itu ia memimpin 150 sampai 200 misi rakyat dan retret. Sewaktu-waktu ia berhenti di salah satu pertapaan (Santo Eligius, Mervent, Saint-Lazare, dan di bawah tangga di Jalan Pot-de-Fer di Paris) untuk mendalami hidup rohaninya. Di situ ia mengambil waktu pula untuk melestarikan buah-buah karya misinya dengan mencatat inti pewartaan misionernya dan pengalaman-pengalaman rohaninya sendiri (lihat IS 110). Ketika Louis-Marie Grignion memimpin misi rakyat yang terakhir di Saint-Laurent-sur-Sèvre, bulan April 1716, tenaga badannya sudah terkuras habis, namun jiwanya sudah menemukan tempat istirahatnya dalam Allah. "Saya sudah di antara Yesus dan Maria. Saya tidak akan berdosa lagi." Sebelum ia meninggal dunia, Tuhan telah mengabulkan doa Santo Montfort yang dipanjatkannya pada awal masa imamatnya: "Mengingat kebutuhan Gereja, saya tidak bisa lain daripada sambil berkeluh kesah memanjatkan doa terus-menerus memohon suatu serikat kecil dan miskin para imam yang merasul di bawah panji dan perlindungan Santa Perawan Maria..." (Surat 5). 9 Allah memberikan dia segenggam misionaris, beberapa bruder, beberapa imam, yang melanjutkan karya misionernya. Selain itu sejumlah "Puteri Kebijaksanaan" berkumpul bersama Marie-Louise Trichet dan Catherine Brunet dalam karya pelayanan kepada orang miskin dan untuk membuka sekolah-sekolah kecil di Poitiers dan La Rochelle. Ia dapat berpulang: "Nunc dimitis..." Para putra dan putrinya akan mengambil oper obornya secara sederhana sekali. Ia hanya berusia 43 tahun ketika ia meninggal dunia di SaintLaurent-sur-Sèvre tanggal 28 April 1716. Penyakit paru-paru basah dalam beberapa hari menghabiskan tenaganya yang pernah begitu kuat, namun yang sudah dikikis oleh karya dan tapanya. Hidup Santo Montfort sungguh merupakan suatu halaman injil yang diperagakan, dan banyak orang berpendapat bahwa halaman itu masih bermakna besar untuk masa kini. 2. MONTFORT DISOROTI DARI SUDUT YANG BERBEDA-BEDA. Halaman-halaman di atas ini menyajikan pokok-pokok penting dalam riwayat hidup Santo Montfort, namun menyatakan sedikit tentang semangat yang menjiwai orang sungguh istimewa ini yang memancing pendapat orang yang sangat berbeda-beda: "Montfort itu orang gila !" kata orang-orang ini. "Pater Montfort yang baik hati itu !", kata orang-orang lain. "Entah dia seorang suci, entah seorang munafik, jelas dia seorang yang jalannya lain daripada yang lain", dikeluhkan oleh para rohaniwan. Jadi, siapa orang ini yang menjadi suatu paradoks hidup-hidup? "Siapa Montfort itu?" Pertama dan terutama Montfort ini seorang misionaris, semacam nabi yang merakyat, yang sampai dalam tubuhnya merasakan "kebutuhankebutuhan Gereja" (lihat Surat 5). Ia menyuarakannya secara nyaring, entah waktunya baik entah tidak baik. Orang melihat dia menelusuri jalan-jalan Prancis, topinya dikepit di bawah ketiak; di tangan ia pegang 10 sebuah tongkat dengan sebuah patung salib atau sebuah patung kecil Bunda Maria di ujungnya. Pada punggungnya tertempel sebuah ransel berisi Alkitabnya, brevirnya, buku-buku catatannya dan tali cambuknya. Dari ikat pinggangnya bergantung sebuah rosario besar yang menarik perhatian banyak orang. "Keputusan telah kuambil: siap untuk menjelajahi dunia. Saya bersemangat pengembara demi penyelamatan sesamaku yang miskin." (Lagu 22) Misionaris ini pernah mengakui bahwa ia "nyaris menjadi orang paling galak sezamannya". Rakyat secara polos mengatakan: "Itu pater Montfort yang baik hati. Dia pater dengan rosario besar itu !" Montfort juga seorang tokoh hidup rohani, walaupun ini sama sekali tidak dicarinya. Ia bukan seorang teoretikus hidup rohani. Namun, bila seorang mempunyai suatu pengalaman akan Allah secara mendalam, mustahil bagi dia untuk tidak dinyalakan olehnya dan memancarkannya. Seorang kakek di Ars pernah mengatakan tentang pastor parokinya (Santo Yohannes-Maria Vianney): "Saya melihat Allah di dalam diri seorang manusia!" Di berbagai tempat, umat yang diinjili oleh Pater Montfort lebih dari satu kali melihat dia berubah rupa oleh Sabda yang diwartakannya. Lebih dari satu kali mereka tidak mampu membendung air mata ketika mendengar dia berbicara tentang kelemah-lembutan dan sengsara Yesus. Orang sederhana lebih mudah menerka hadirnya daya karya Allah. Benarlah hal tak terpercaya. Ia (Maria) hidup di batinku. Gambarnya muncul bercahaya dalam gelapnya imanku." (Lagu 77: 15) 11 3. KUNCI KEPADA KEHIDUPAN DAN KARYA SANTO MONTFORT. Pilihan pokok Santo Montfort ialah: "Dieu Seul" (Deo Soli, Hanya Allah), ialah Yesus Kristus, Kebijaksanaan Kekal yang menjelma menjadi manusia dan yang disalibkan. Dengan kata lain: Yesus Kristus dan Injil-Nya. Kehidupan, karya dan spiritualitasnya: semuanya ini harus dipandang dari kebenaran fundamental tersebut di atas yang merupakan pedoman hidupnya. Segala-galanya yang lain mengalir dari situ. Yesus Kristus adalah segala-galanya; kita harus mengikuti Dia seperti para rasul. Para rasul menjadi pola tunggal yang harus kita tiru. Mengikuti Yesus berarti: mengambil jalan yang sama seperti Dia; jalan yang sama miskin dan yang membingungkan: Maria, Salib ... Mewartakan injil berarti melakukan apa yang dibuat Yesus Kristus: bukan bersandar pada jaminan manusiawi, melainkan hidup dalam penyerahan kepada Penyelenggaraan Ilahi; memberi perhatian istimewa kepada kaum papa miskin yang biasanya paling terbuka untuk menerima kita. "Kabar baik disampaikan kepada orang miskin" (lihat Luk 4:18). Berikut ini laporan saksi mata tentang suatu pembicaraan yang berlangsung di Rouen pada pertengahan bulan September 1714 (satu tahun tujuh bulan sebelum Santo Montfort meninggal dunia) dengan teman masa mudanya, pastor Jean-Baptiste Blain. Blain melaporkan: "Saya mengawali pembicaraan itu dengan melontarkan apa saja yang saya pikirkan dan apa yang saya dengar diceritakan oleh orang lain tentang sikapnya dan tindak-tanduknya yang aneh. Saya bertanya apa tujuan dari semuanya itu, dan apakah dia mengharapkan pernah akan menemukan orang yang mau mengikuti dia dalam hidup seperti itu. Hidup begitu miskin, begitu keras, begitu pasrah kepada Penyelenggaraan Ilahi, memang cocok untuk para rasul dan untuk orang-orang yang memiliki tenaga, kharisma dan kebajikan yang jarang ditemukan. Jadi untuk orang-orang luarbiasa, untuk orang seperti dia yang merasa tertarik untuk itu dan diberikan rahmat khusus. Tetapi bukan untuk manusia biasa yang tidak mampu meraih setinggi itu. Hanya 12 orang yang terlampau berani akan mencobanya. Dan andaikata ia mau mengikutsertakan imam-imam lain dalam rencana-rencana dan karyanya, sebaiknya ia melunakkan sedikit cara hidupnya yang keras itu, atau menurunkan norma-norma tinggi kesempurnaan yang ia terapkan dalam kebiasaan-kebiasaannya sehingga lebih sesuai dengan kelemahan mereka. Saya juga minta agar ia menyesuaikan diri dengan cara hidup mereka yang normal. Atau ia harus menuangkan kharismanya sendiri ke dalam hati mereka dan juga ketertarikannya sendiri untuk hidup seperti itu. Sebagai jawaban atas semuanya ini, ia mengambil Kitab Perjanjian Baru, dan bertanya kepada saya, apakah saya berkeberatan terhadap apa yang diajarkan dan dilakukan Yesus sendiri; dan apakah saya dapat menunjukkan suatu cara hidup yang lebih sesuai dengan cara hidup Yesus dan para Rasul, daripada suatu kehidupan penuh kemiskinan dan matiraga, dengan berpasrah secara total kepada Penyelenggaraan Ilahi. Ia tidak mempunyai keinginan lain daripada mengikuti cara hidup seperti ini dan menekuninya. Andaikata Allah berkehendak menggabungkan dia dengan beberapa imam yang baik untuk menjalani cara hidup seperti ini, ia akan merasa sangat gembira. Namun itu urusan Allah, bukan urusan dia. Sejauh menyangkut dia, ia hanya mau berpedoman kepada Injil saja, dan berjalan mengikuti jejak Yesus Kristus dan murid-murid-Nya. "Apa yang dapat kamu kemukakan untuk membantah itu?", ditambahnya. "Apakah saya bertindak salah? Biarlah mereka yang tidak ingin mengikuti saya, menempuh jalan yang lain yang kurang meletihkan dan kurang berduri-duri; dan saya memaklumi cara mereka. Sebab sebagaimana ada berbagai kediaman dalam rumah Bapa surgawi, demikianlah juga ada bermacam-macam jalan untuk sampai ke sana. Saya biarkan mereka menempuh jalan mereka sendiri. Biarkan saya menempuh jalanku, lebih-lebih karena kamu tidak dapat membantah bahwa ada keuntungannya: inilah jalan yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri dengan teladan dan nasihat-nasihat-Nya. Oleh karena itu jalan ini sungguh yang terpendek, yang paling aman dan yang paling sempurna untuk pergi kepada-Nya." (BLAIN, hlm. 185-186) 13 4. ORANG FAKIR MISKIN. Selama enambelas tahun Montfort menjalankan tugas pelayanannya sebagai imam. Sepanjang periode ini ia berhubungan dengan segala golongan sosial dalam masyarakat zaman itu. Dan ternyata ia merasa senang dalam lingkungan manapun: bersama anak-anak dan remaja, bersama orang-orang dewasa maupun orang-orang jompo, bersama kaum awam dan kaum religius, bersama para narapidana di Poitiers dan para pembersih cerobong asap di kota Paris. Ia menjadi penasihat rohani untuk orang-orang terpilih seperti misalnya untuk Beata Marie-Louise Trichet, Catherine Brunet, Benigne Pagé, Santa Yohana Delanoue, pangeran De La Garaye, tuan D'Orville, dst. Di kota La Rochelle kita melihat dia mengurus kebutuhan sebagian masyarakat golongan menengah. Namun perhatiannya yang istimewa tertuju kepada pergaulan dengan masyarakat yang paling bawah tingkat sosialnya, "rakyat jelata di kota maupun di pelosok". (GRANDET, hlm. 455) Kepada merekalah ia mencurahkan bagian terbesar perhatian dan tenaganya. Demi kepentingan mereka ia mencita-citakan "sekelompok kecil misionaris yang bersahaja": "Saya merasakan suatu dorongan besar untuk membuat Tuhan Yesus dan Bunda-Nya dicintai; untuk pergi secara miskin dan bersahaja dan mengajar katekismus kepada orang-orang miskin di pelosok, dan untuk mengajak para pendosa agar beribadat kepada Santa Perawan Maria." (Surat 5) Pada zaman Santo Montfort terdapat banyak orang gembel dan orang yang hidup di pinggir masyarakat, terutama dalam perkampungan lusuh di kota-kota besar dan dalam wisma penampungan yang dengan nama indah disebut "Hôtel Dieu" ("penginapan Allah", maksudnya wisma gratis untuk kaum tunaharta) atau "Hôpital Général" (wisma penginapan / rumah sakit umum), namun lebih menyerupai penjara daripada penampungan ramah bagi orang-orang sakit dan cacat. 14 Montfort tidak puas dengan berkata-kata saja. Ia sungguh-sungguh hidup miskin sendiri. Uang apapun yang diberikan kepadanya, langsung disalurkannya kepada orang miskin. Ia hidup bersama dengan orang-orang miskin dan seperti orang-orang miskin. Malahan pernah pada suatu hari beberapa orang miskin menganggap perlu mengumpulkan derma di antara mereka karena dia sendiri begitu kelihatan membutuhkannya: "...dan mereka saling mengajak memberi sedekah kepada saya." (Surat 6) Pengarang riwayat hidup pertama Santo Montfort menguraikan hal ini dengan panjang lebar, dan sebenarnya tak disengaja menggambarkan dalam satu kalimat sederhana apa yang menjadi rahasia dan kunci sikap Montfort terhadap orang miskin: "Kasih sayangnya kepada orang miskin, kalau boleh saya katakan, sampai keterlaluan. Ia memandang mereka sebagai sakramen yang menghadirkan Kristus, tersembunyi di bawah penampilan mereka yang menjijikkan. Seorang miskin, katanya, merupakan suatu misteri besar. Kita harus menjadi pandai masuk ke dalamnya ..." (Grandet, hlm. 354) Itulah arti seruannya yang termasyhur: "Bukalah pintu bagi Yesus Kristus", ketika ia kembali ke rumah kediaman para misionaris (yang selalu disebutnya "La Providence", artinya "Penyelenggaraan Ilahi"), sambil memikul seorang gelandangan sakit, yang dipungutnya dari pinggir jalan. Ia akan membaringkannya dengan segala hormat di tempat tidurnya sendiri. Setelah itu, Montfort bolehlah menjadi suara orang miskin: Anda berpakaian rapih, anda tidur pakai kasur bulu. Kami ini hampir telanjang dan dirongrong kelaparan. Kami tidak diberi apa-apa, malahan diusir dari depan pintu. Orang percaya sungguh berjasa bila kami dianiaya. 15 Kami dikejar, kami ditangkap, kami diborgol dalam penjara. Kami malahan dilarang mengeluhkan kesusahan kami. "Enyah, hai kamu kaum malas! Enyah, hai kamu keturunan bangsat!" Begitu biasanya kami disapa. (Lagu 18:3-5) 5. APAKAH HIDUP MONTFORT BERMAKNA UNTUK MASA KINI? Tidak dapat disangsikan bahwa hidup dan karya Santo Montfort merupakan suatu peragaan indah dari Injil. Namun, Montfort tidak mengatakan segala-galanya tentang misteri Yesus Kristus. Ia panjang lebar membahas misteri "Kebijaksanaan abadi yang menjelma dan yang disalibkan". Tetapi ia berbicara sedikit sekali mengenai Kebangkitan, walaupun bagi dia misteri salib selalu mengarah kepada "salib kemenangan". Montfort tidak juga mengatakan segala-galanya mengenai misteri Gereja dalam arti Lumen Gentium berbicara tentang umat Allah di perjalanan menuju Allah Bapa. Ia juga tidak terlalu memberi tekanan kepada nilai-nilai dunia, sebaliknya lebih menekankan kefanaan dan kejahatan dunia, sebagai musuh salib Yesus Kristus (bdk. Yoh 14-17). Bila ia berbicara tentang Bunda Maria, ia melakukannya dengan gaya dan bahasa yang tidak disenangi semua orang, biarpun mariologinya sama sekali ortodoks dan, sebagaimana mariologi Vatikan II, selalu kristosentris. Maka, sebagaimana dikatakan dalam Marialis Cultus (th. 1974, lihat kata pengantarnya), "kita perlu mengakui bahwa masa lampau mempunyai keterbatasannya, dan kita perlu mengakui bahwa pada 16 masa kini perubahan-perubahan terjadi dalam kelakuan sosial, dalam daya perasaan bangsa-bangsa, dalam gaya ekspresi sastra dan kesenian, dalam bentuk komunikasi sosial, yang semuanya pula mempengaruhi pengungkapan perasaan religius. Kebiasaan-kebiasaan saleh yang sampai belum lama mampu mengungkapkan perasaan religius dari orang-perorangan dan komunitas-komunitas kristiani, pada saat ini ternyata kurang mampu atau kurang sesuai lagi, karena terkait dengan pola sosio-budaya masa lampau. Dari segi lain, di banyak tempat manusia mencari jalan-jalan baru untuk mengungkapkan hubungan yang tidak berubah antara para makhluk dengan Pencipta mereka, antara anak-anak dengan Bapa mereka." Santo Montfort sedemikian seorang manusia zamannya sendiri (dan ini sungguh suatu kualitas penting!), sehingga ia tidak bisa menjadi seorang manusia zaman kita, sekurang-kurangnya tidak dalam segala-galanya. Makanya, janganlah kita heran tentang ungkapan-ungkapan tertentu. Sebab bila kita berusaha melihat di balik ungkapan atau pendekatan suatu tema sosio-budaya tertentu, kita akan menemukan semangat dan luapan yang sungguh injili. Selain itu, kita juga akan menemukan lebih dari satu ciri-ciri yang aktualitasnya masih sama kuat. Montfort itu seorang berkeyakinan teguh. Dia orang beriman besar, seorang yang tidak takut melibatkan diri. Ia percaya akan martabat dirinya dan akan apa yang diperbuatnya. Bila ia berbicara mengenai Allah, ia sudah mengambil waktu sebelumnya untuk berbicara dengan Dia dalam kesunyian pertapaan-pertapaannya dan dalam keheningan retret-retretnya. Montfort itu seorang yang bebas. Untuk dapat menyerahkan diri secara sempurna di dalam tangan Tuhan, ia melepaskan diri dari segala jaminan manusiawi: dari uang, tempat tinggal tetap, dari perlindungan orang-orang berpengaruh. Ia malahan melepaskan nama familinya sendiri 17 dan menggantinya dengan nama kota asalnya demi penghormatan kepada pembaptisannya. Sama sekali sesuai dengan kebenaran dapat ia tulis: "Apapun yang terjadi tidak akan mampu menggoncangkan saya. Saya mempunyai seorang Bapa di surga yang tidak pernah akan meninggalkan saya." (Surat 2) Montfort itu seorang berinisiatif dan pemberani: kebijaksanaan seorang yang hidup dalam biara lain daripada kebijaksanaan seorang misionaris atau orang-orang yang terlibat dalam karya kerasulan. Yang pertama tidak perlu mengambil inisiatif-inisiatif baru; ia hanya perlu membiarkan dirinya dibimbing oleh peraturan dan kebiasaan yang sudah ada dalam biara. Orang yang lain-lain itu harus mencari kemuliaan Allah sambil melupakan kemuliaannya sendiri dan harus "memulai proyek-proyek baru"; "mereka selalu mempunyai sesuatu yang baru untuk dijalankan." (BLAIN, hlm 188) Dia seorang yang mempunyai keberanian untuk menghadapi masa kini, dan tidak takut ditantang oleh masa depan, dengan segala resiko yang terdapat di dalamnya. Pada suatu hari ia ditampar pada pipi, pada hari lain ia diseret ke penjara. Ada percobaan meracuni dia. Seorang dengan pedang di tangan mengancam menghabisi dia. Pembajak laut Inggris mengejar dia ketika ia tanpa menghiraukan bahayanya berlayar dari Saint-Gilles (di pantai daratan Perancis) ke pulau Yeu. Namun, sebagaimana ia tulis kemudian "bila kita tidak berani mengambil resiko apapun demi Tuhan, kita belum berbuat apapun yang besar bagi Dia." (Surat 27) Di sinilah kita temukan penjelasan akhir dari keberaniannya: barangsiapa percaya akan Allah, tidak pernah akan habis akal. Injil mengantar kita kepada batas-batas segala kemungkinan manusiawi. Dan bila semuanya sudah selesai dikatakan dan kita sudah habis akal, jadi bila kebijaksanaan manusia sudah tidak mampu mengatakan apa-apa lagi, maka pada saat itu "kebijaksanaan Injil" akan mengambil alih dan melanjutkan perkaranya. "Kita beruntung", berkatalah Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi, "bahwa kita boleh hidup dalam Gereja masa kini yang memberi tempat istimewa kepada Roh Kudus. Di mana-mana manusia 18 berusaha untuk mengenal Dia lebih baik sebagaimana Ia diwahyukan dalam Kitab Suci. Manusia merasa berbahagia bila menempatkan diri untuk digerakkan oleh-Nya. Mereka berkumpul di sekeliling-Nya dan ingin dibimbing oleh-Nya." (Evangelii Nuntiandi, 101) Montfort menyatakan bahwa pembentukan orang-orang pilihan maupun keberhasilan rasul-rasul luarbiasa yang mempercepat kedatangan kerajaan Yesus Kristus, terjadi oleh kehadiran Roh Kudus dan Maria, dan oleh kegiatan terpadu mereka berdua. "Bersama dengan Roh Kudus Maria telah melahirkan yang paling mulia dari sepanjang zaman: seorang Allah manusia. Tentu saja dia juga akan mengerjakan keajaiban-keajaiban yang paling mulia dari zaman-zaman akhir. Tugasnya yang khusus ialah membentuk dan mendidik orang kudus yang ulung yang akan hidup menjelang akhir zaman. Sebab siapa lagi kalau bukan perawan yang luar biasa dan mengagumkan ini, yang mampu mengerjakan hal-hal yang paling luar biasa dan mengagumkan ini dalam persatuan dengan Roh Kudus." (BS 35, bdk juga BS 49-59). Roh Kudus dan Maria bekerja sama secara serasi: "menghirup Maria, berarti menghirup Roh Kudus". Dari Roh Kudus ini berbuallah kehidupan dan "pembaharuan abadi dari segala-galanya". 19 6. TANGGAL-TANGGAL PENTING DALAM HIDUP SANTO MONTFORT. Tema I : KEBIJAKSANAAN ILAHI DATANG UNTUK TINGGAL DI ANTARA KITA Louis-Marie Grignion de Montfort menulis sebuah buku penting, berjudul: Cinta dari Kebijaksanaan Abadi. Buku ini menyajikan kepada kita suatu tinjauan menyeluruh mengenai spiritualitas montfortan, dan menempatkan misteri Maria dalam segi yang sebenarnya. Buku ini berkaitan dengan latarbelakang yang lebih luas: dengan studi, renungan dan pengalaman Santo Montfort, yang berkumandang dalam tulisan-tulisannya, teristimewa dalam surat-suratnya dan kantik-kantiknya. Inti dan pusatnya, sebagaimana juga pada Santo Paulus, ialah Yesus Kristus yang disalibkan, Kebijaksanaan Allah, kebodohan bagi yang cerdik-pandai di dunia ini. Penjelmaan Kebijaksanaan merupakan suatu kebodohan cintakasih Allah terhadap manusia. Puncak kebodohan ini, - kemenangan Kebijaksanaan ! - , ialah salib. Maria adalah jalan bagi kita untuk menemukan Kebijaksanaan, karena dia menjadi jalan yang dipilih Kebijaksanaan untuk datang kepada kita. 1. Doa kepada Kebijaksanaan Abadi. <CKA 1> Oh Kebijaksanaan Ilahi, yang memerintah atas surga dan bumi, aku bersembah sujud di hadapan-Mu, dan aku mohon maaf bahwa aku memberanikan diri berbicara tentang kebesaran-Mu, walaupun aku begitu dungu dan berdosa. Aku mohon, jangan memperhatikan kegelapan jiwaku dan kenajisan mulutku. Tetapi bila Engkau memperhatikannya, biarlah itu semata-mata untuk menghalaukannya 20 dengan sekali mengejapkan mata-Mu, atau dengan meniupkan nafas mulut-Mu saja. Engkaulah demikian jelita dan lemah-lembut. Engkau melindungi aku terhadap begitu banyak kejahatan dan memenuhi aku dengan sekian banyak kurnia. Namun Engkau masih begitu kurang dikenal dan masih begitu dihina. Bagaimana mungkin Engkau menghendaki aku diam saja? Bukan hanya keadilan dan rasa terima-kasih yang mendorong aku untuk berbicara tentang Dikau, sekalipun bagaikan seorang anak kecil yang menggagap, melainkan juga kepentinganku sendiri. Bila aku hanya dapat menggagap seperti seorang kanak-kanak yang ingin belajar berbicara lancar, bila aku sudah mencapai kepenuhan usia-Mu. <Kantik 124: 1-3> Oh Kebijaksanaan, datanglah. Inilah permohonan seorang miskin. Demi darah Yesusku yang manis, demi rahim Perawan Maria, janganlah kami dikecewakan. Mengapa penderitaanku begitu lama Kauperpanjang? Kucari Engkau siang dan malam. Datanglah, jiwaku merindukan Dikau. Datanglah, sebab hatiku luluh karena cinta. Sayangku, bukalah pintu-Mu, ada yang mengetuk. Ah! Bukan seorang yang tidak dikenal, melainkan sebuah hati yang terdorong cinta, yang tidak mempunyai tempat untuk menginap, selain pada-Mu. 21 2. Kebijaksanaan menciptakan dunia maupun keselarasannya yang indah. <CKA 31> Kebijaksanaan ilahi mulai menyatakan diri di luar pangkuan Allah, ketika, setelah berabad-abad lamanya, Ia menciptakan cahaya, surga dan bumi. Santo Yohanes mengatakan, bahwa semuanya diciptakan oleh Sabda, artinya oleh Kebijaksanaan abadi: Omnia per ipsum facta sunt. Menurut Salomo Dialah Bunda dan Pencipta segala-galanya: Horum omnium mater est. Omnium artifex Sapientia. Perhatikan, bahwa ia tidak menyebutnya pencipta alam semesta saja, tetapi juga Bunda. Sebab seorang pekerja tidak mencintai dan memelihara hasil karyanya, seperti seorang ibu melakukannya untuk anaknya. <CKA 32> Setelah menciptakan segala sesuatu, Kebijaksanaan abadi bersemayam di dalamnya untuk mengendali, memelihara dan membaharuinya: omnia continet, omnia innovat. Dialah keindahan yang berdaulat dengan adil, yang setelah menciptakan dunia, menetapkan keselarasan yang indah yang terdapat di dalamnya. Kebijaksanaanlah yang memisahkan, menyusun, menimbang, menambah dan menghitung segala yang ada. Kebijaksanaanlah yang membentangkan langit dan menempatkan matahari, bulan, bintang dan planit menurut urutannya. Dialah yang meletakkan dasar bumi; dialah menetapkan batas laut dan memberi peraturan kepadanya, maupun kepada jurang yang dalam. Dialah membentuk gunung-gemunung; Dialah yang menimbang dan mengimbangkan segala-galanya, malahan sampai sumber-sumber air. Akhirnya, bersabdalah ia:" Aku bersemayam bersama-sama Allah dan mengatur segala-galanya dengan kesaksamaan begitu sempurna, dan dengan variasi yang begitu serasi, sehingga seakan-akan menjadi suatu permainan, yang kumainkan untuk menghibur diri-Ku sendiri, maupun Bapa-Ku : Cum eo eram cuncta componens; et delectabar per singulos dies, ludens coram eo omni tempore, ludens in orbe terrarum" (Amsal 8:30-31). 22 3. Dengan menciptakan manusia, Kebijaksanaan Ilahi melaksanakan karya-Nya yang paling agung. <CKA 35> Kalau kekuasaan dan kasih sayang Kebijaksanaan Ilahi begitu nyata merekah dalam penciptaan, dalam keindahan dan ketertiban alam semesta, lebih-lebih hal itu menonjol dengan gemilang dalam penciptaan manusia. Sebab manusia merupakan karya seni-Nya yang ulung dan mengagumkan, merupakan gambar yang hidup dari keindahan dan kesempurnaan-Nya. Manusia adalah wadah agung kasih-karunia-Nya, khazanah kekayaan-Nya yang mengagumkan dan wakil-Nya yang tunggal di dunia: Sapientia tua fecisti hominem, ut dominaretur omni creaturae quae a te facta est (Kebijak. 9:2). <CKA 38> Segala-galanya dalam manusia semula terang tanpa kegelapan, indah tanpa kejelekan, murni tanpa kecemaran, teratur tanpa kekacauan, dan tanpa noda atau ketidaksempurnaan apapun. Ia diserahi cahaya Kebijaksanaan di dalam hatinya, yang olehnya ia mengenal Penciptanya, maupun makhluk ciptaan-Nya. Ia memiliki kasih karunia Allah dalam jiwanya, yang olehnya ia menjadi seorang yang tak tahu berbuat jahat, dan yang menyenangkan di mata Yang Mahatinggi. Dalam tubuhnya ia memiliki keabadian yang tidak dapat mati. Dalam hatinya ia memiliki cintakasih yang murni kepada Allah. Betapa murah hati Kebijaksanaan Abadi terhadap manusia! Betapa berbahagia keadaan manusia yang tidak berbuat jahat! 4. Oleh dosanya manusia kehilangan kebijaksanaan dan keindahan. <CKA 39> Tetapi sayang, wadah keilahian ini terpecah-pecah dalam ribuan keping. Bintang yang indah ini jatuh dari langit; matahari yang cemerlang kehilangan cahayanya. Dan oleh dosa dia kehilangan kebijaksanaannya, bentuknya, keindahannya dan keadaannya yang tidak dapat mati. Dalam sepatah kata, dia kehilangan segala hal yang baik yang diberikan kepadanya, dan ia merasa diri dibebani sejumlah kejahatan. Jiwanya menjadi gelap dan lemah, hatinya menjadi beku 23 terhadap Allah yang tidak lagi dicintainya. Jiwanya yang hitam pekat karena dosa, mirip dengan Setan sendiri. Hawa nafsunya tak teratur lagi; dia tidak lagi menguasai dirinya. Dia hanya lagi mempunyai kawan setan-setan yang menjadikan dia budak mereka dan tempat tinggal mereka. Bahkan makhluk lain bangkit berperang melawan dia. Dengan demikian, dalam sekejap manusia menjadi budak setan-setan, obyek kemarahan Allah dan mangsa penguasa neraka. <CKA 40> Ketika melihat dirinya dalam keadaan terjepit ini, Adam hampir putus asa. Dia tidak dapat mengharapkan bantuan dari malaikat atau makhluk ciptaan Allah apapun. Tidak ada sesuatupun yang dapat mengembalikan dia ke dalam keadaan semula, sebab ia diciptakan begitu indah, begitu sempurna, dan sekarang oleh dosanya ia menjadi begitu jelek dan menjijikkan. Dia melihat dirinya dikucilkan dari Firdaus dan dari kehadiran Allah. Ia dapat melihat keadilan Allah yang mengejar dia dan seluruh keturunannya. Ia melihat surga tertutup tanpa ada yang membukanya. Ia melihat neraka terbuka tanpa ada yang menutupnya. 5. Terharu oleh nasib manusia yang menyedihkan, Kebijaksanaan Abadi menyediakan diri untuk menyelamatkannya dan memberikan kepada manusia bukti cintakasih-Nya. <CKA 41> Kebijaksanaan Abadi tersentuh secara mendalam oleh kemalangan Adam dan seluruh keturunannya. Dengan kesedihan besar Ia melihat bagaimana wadah-Nya yang mulia terpecah-belah; bagaimana gambar yang serupa dengan-Nya terkoyak; bagaimana karya-Nya yang ulung hancur lebur dan wakil-Nya di dunia digulingkan. Dengan lemah lembut Ia memasang telinga untuk mendengarkan suaranya yang berkeluh kesah dan seruannya mohon bantuan. Dengan penuh belaskasihan, Ia melihat keringat pada dahinya, air mata di dalam matanya, keletihan di dalam lengannya dan penderitaan di dalam jiwanya. <CKA 45> Kebijaksanaan Abadi melihat bahwa tak sesuatupun dalam semesta alam dapat menebus dosa manusia ataupun meniadakan 24 pelaksanaan keadilan Allah dan meredakan murka-Nya. Walaupun demikian, Kebijaksanaan Abadi rindu menyelamatkan manusia yang celaka itu, sebab Ia mencintainya begitu mesra. Maka Ia menemukan suatu sarana yang ampuh, sesuatu yang mengherankan, suatu ungkapan cintakasih yang tak terpahami dan yang tak ada batasnya. Ratu yang penuh kasih sayang ini menawarkan diri kepada Bapa-Nya sebagai kurban untuk memenuhi keadilan Allah, untuk meredakan murka-Nya dan untuk meluputkan kita dari perbudakan Setan dan dari api neraka, dan untuk memperoleh bagi kita kebahagiaan abadi. <CKA 46> Tawaran-Nya diterima. Keputusan diambil dan ditetapkan: Kebijaksanaan Abadi, ataupun Putra Allah, akan menjadi manusia pada saat yang tepat dan dalam keadaan tertentu. <CKA 47> Selama seluruh zaman yang mendahului penjelmaan-Nya Kebijaksanaan Abadi melalui beribu-ribu cara menunjukkan kepada umat manusia persahabatan yang Ia rasakan bagi mereka, begitu juga k e r induan- Nya yang besar unt uk membagi- bagik a n anugerah-anugerah-Nya kepada mereka, dan untuk bergaul dengan mereka. "Kegembiraan-Ku", kata-Nya, "ialah berada bersama-sama anak-anak manusia": Deliciae meae esse cum filiis hominum" (Amsal 8:31). Ia sendiri menelusuri segala penjuru untuk mencari orang yang pantas menerima persahabatan-Nya, pantas untuk menerima kekayaan-kekayaan-Nya, pantas untuk menerima Diri-Nya sendiri. Ia menyebar di tengah berbagai bangsa, di dalam hati orang-orang suci, untuk membentuk mereka menjadi sahabat-sahabat Allah dan nabi-nabi. Dan Kebijaksanaan Abadi sendirilah yang membentuk semua Bapa Bangsa yang suci, semua sahabat Allah, para nabi dan orang kudus dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: "Et per nationes in animas sanctas se transfert, amicos Dei et prophetas constituit" (Kebij. 7: 27) Kebijaksanaan Abadi inilah yang mengilhamkan tokoh-tokoh Allah dan yang berbicara melalui mulut para nabi. Dialah yang membimbing mereka di perjalanan, menerangi mereka dalam keragu-raguannya, menopang mereka pada saat-saat yang lemah dan membebaskan mereka dari segala kejahatan yang mengancam mereka. 25 6. Di antara Kebijaksanaan Abadi dan manusia terjalin persahabatan besar. <CKA 64> Begitu akrab jalinan persahabatan antara Kebijaksanaan Abadi dan manusia, sehingga melampaui segala pengertian. Kebijaksanaan ada bagi manusia, dan manusia ada bagi Kebijaksanaan. "Thesaurus infinitus hominibus": Suatu harta kekayaan yang tak terhingga bagi manusia, dan bukan bagi para malaikat atau bagi makhluk-makhluk lain. Persahabatan Kebijaksanaan bagi manusia berasal dari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk merupakan ikhtisar mukjizat-mukjizat-Nya, merupakan dunia-Nya yang besar dan kecil, gambar-Nya yang hidup dan wakil-Nya di bumi. Sejak Kebijaksanaan Abadi, terdorong oleh kasih-Nya yang berlimpah bagi manusia, menjadi serupa dengan dia ketika menjadi manusia dan menyerahkan diri sampai mati untuk menyelamatkan dia, Kebijaksanaan Abadi mencintainya sebagai saudara-Nya, sahabat-Nya, murid-Nya, anak asuh-Nya, sebagai harga darah-Nya dan pewaris kerajaan-Nya. Oleh karena itu Ia akan merasa dirugikan tak terhingga jika seseorang akan menjauhkan atau merampas hati seorang manusia daripada-Nya. <CKA 65> Keindahan abadi dan sangat layak dicintai ini begitu kuat merindukan persahabatan manusia, sehingga Ia menulis suatu buku khusus untuk memenangkannya. Di dalam buku ini Ia mengungkapkan kepada manusia keunggulan diri-Nya dan betapa Ia merindukan persahabatan manusia. Buku ini bagaikan sepucuk surat seorang kekasih kepada pacarnya untuk memenangkan kasih sayangnya. Kerinduan akan hati manusia yang diungkapkan-Nya di situ begitu mendesak, usaha pencarian persahabatan di dalamnya begitu lemah lembut, rayuan dan janji-janji-Nya pun begitu penuh cinta kasih, sehingga bila mendengarkan bahasa itu, kita tidak akan menyangka bahwa Dia ratu surga dan bumi, melainkan seorang yang membutuhkan manusia untuk dapat menjadi bahagia. <CKA 70> Akhirnya untuk lebih mendekatkan diri pada manusia dan untuk lebih nyata membuktikan cinta kasih-Nya, Kebijaksanaan Abadi 26 sampai menjadi manusia sendiri, malah menjadi seorang kanak-kanak, menjadi miskin dan malah mati bagi manusia di atas salib. Betapa sering Ia berseru ketika Ia masih hidup di dunia ini: "Datanglah kepada-Ku kamu semua; inilah Aku, jangan takut." "Mengapa kamu takut? Aku serupa dengan kamu; Aku mencintai kamu. Takut barangkali karena kamu orang berdosa? Nah, justru mereka itu yang Kucari; Akulah sahabat para pendosa." "Ataukah kamu takut karena sudah memisahkan diri dari kandang domba oleh kesalahanmu sendiri? Nah, Aku ini Gembala yang Baik." "Ataukah kamu takut karena berbeban dosa, tertutup kenajisan, terpukul kesedihan? Nah, justru untuk itu kamu harus datang kepada-Ku; sebab Aku akan melepaskan bebanmu, Aku akan membersihkan kamu, Aku akan menghibur kamu." <CKA 71> Dari satu pihak Kebijaksanaan Abadi ingin menunjukkan cinta kasih-Nya bagi manusia, sampai mau mati sebagai penggantinya untuk menyelamatkannya. Tetapi dari lain pihak Ia tak mampu mengambil keputusan untuk meninggalkan manusia. Oleh karena itu Kebijaksanaan Abadi menemukan suatu rahasia ajaib untuk dapat mati dan hidup sekaligus, dan untuk dapat tinggal bersama dengan manusia sampai akhir zaman: Dalam kecerdikan-Nya penuh kasih sayang Ia menemukan Ekaristi. Dan untuk memuaskan cinta-Nya sampai sepenuhnya dalam misteri ini, Ia tidak berkeberatan mengubah dan memutarbalikkan seluruh alam. Jika Ia tidak menyembunyikan diri di bawah kilauan sebutir intan atau batu mulia yang lain, maka itu karena Ia tidak hanya mau tinggal secara lahiriah saja bersama manusia. Kebijaksanaan Abadi menyembunyikan diri di dalam rupa sepotong roti yang merupakan makanan lazim bagi manusia, agar setelah disantap oleh manusia Ia dapat masuk ke dalam hatinya dan bersenang-senang di situ. 7. Kebijaksanaan mendirikan di antara manusia sebuah kediaman yang pantas bagi-Nya: Maria. <CKA 105> Ketika akhirnya waktu yang ditentukan untuk penyelamatan manusia telah tiba, Kebijaksanaan Abadi mendirikan bagi diri-Nya 27 sebuah rumah, suatu kediaman yang pantas baginya: "Sapientia aedificavit sibi domum" (Ams 9:1). Ia menciptakan dan membentuk Maria di dalam rahim Santa Anna dengan kegembiraan lebih besar daripada ketika Ia menciptakan semesta alam. Tak mungkin mengungkapkan dengan kata bagaimana dari satu pihak Allah Tritunggal Mahakudus menyatakan Diri-Nya penuh kemesraan kepada makhluk yang jelita ini, dan bagaimana dari pihak lain Maria penuh kesetiaan menjawabi karunia-karunia Penciptanya. <CKA 106> Banjir kebaikan Allah yang meluap-luap yang dihentikan secara kasar oleh dosa manusia sejak awal dunia, mengalir lagi tak terbendung dan selengkapnya dalam hati Maria. Kebijaksanaan Abadi memberikan kepadanya segala karunia yang semestinya diterima dari kemurahan hati-Nya oleh Adam dan seluruh keturunannya, andaikata mereka dulu bertahan dalam keadaan asli tanpa dosa. Akhirnya, seperti dikatakan seorang kudus, kepenuhan keAllahan melimpah seluruhnya di dalam Maria, sejauh seorang makhluk belaka mampu menampungnya. Oh Maria! Oh karya ulung dari Yang Mahatinggi! Oh keajaiban yang dikerjakan Kebijaksanaan Abadi! Oh mukjizat dari yang Mahakuasa! Oh jurang rahmat! Saya mengakui bersama semua orang kudus, hanya Dia yang menciptakan engkau, hanya Dialah yang mengetahui tingginya, lebarnya dan dalamnya rahmat-rahmat yang Ia karuniakan kepadamu. <CKA 107> Selama empatbelas tahun pertama hidupnya Maria mengalami pertumbuhan begitu pesat dalam rahmat dan dalam kebijaksanaan Allah dan menghayati kesetiaan yang begitu sempurna kepada cintakasih-Nya, sehingga ia tidak hanya memesonakan semua malaikat, tetapi juga Allah sendiri. Kerendahan hatinya yang sedalam jurang memikat Allah. Kemurniannya yang seluruhnya ilahi menarik Allah. Dan imannya yang hidup dan doa-doanya yang begitu sering dan mesra membujuk Allah. Kebijaksanaan secara mesra ditaklukkan oleh usaha pencarian yang begitu mesra."O quantus amor illius," berserulah Santo Agustinus, qui vincit omnipotentem!" "Oh! betapa besar cintakasih Maria yang menaklukkan Yang Mahakuasa!" 28 <CKA 108> Itulah mukjizat terbesar di surga dan di bumi, yaitu luapan cintakasih Allah berlimpah-limpah: Verbum caro factum est", Sabda telah menjadi daging. Kebijaksanaan Abadi menjelma menjadi manusia. Allah menjadi manusia tanpa berhenti menjadi Allah. Allah yang manusia ini bernama Yesus Kristus, artinya Penyelamat. 8. Yesus, Putera Maria. <CKA 120> Tetapi apa artinya nama Yesus bagi kita, nama yang menjadi nama pribadi bagi Kebijaksanaan yang menjelma, kalau bukan cintakasih yang menyala-nyala, cintakasih tak terhingga dan kejelitaan yang menawan? Yesus, Penyelamat, Dialah yang menyelamatkan manusia, yang ciri-ciri pribadi-Nya ialah mencintai dan menyelamatkan manusia. <CKA 121> Jesu dulcis in facie, dulcis in ore, dulcis in opere: Yesus begitu manis wajah-Nya, manis juga perkataan-Nya dan manis perbuatan-perbuatan-Nya. Penyelamat yang terkasih ini berwajah begitu manis dan begitu lemah lembut, sehingga Ia memesonakan mata dan hati semua orang yang melihat Dia. Para gembala yang datang mengunjungi-Nya di kandang semuanya begitu terpesona oleh wajah-Nya yang manis dan elok, sehingga mereka berhari-hari memandang-Nya bagaikan orang yang berada di dunia yang lain. Malahan para raja yang paling anggun setelah baru saja memandang penampilan jelita anak bagus ini langsung melepaskan segala keanggunan dan secara spontan bertekuk lutut di depan palungan. Betapa sering mereka berkata yang satu kepada yang lain: "Sahabat-sahabat, betapa menyenangkan berada di sini! Di dalam istana-istana kita tak pernah kita temukan kesenangan-kesenangan yang dapat dibandingkan dengan apa yang kita rasakan di dalam kandang ini ketika memandang anak ilahi yang tercinta ini." <CKA 122> Yesus begitu manis dalam perkataan-Nya. Ketika Ia hidup di dunia, Ia memenangkan hati semua orang oleh kemanisan 29 kata-kata-Nya. Tidak pernah orang mendengar Dia berteriak terlalu keras atau bahwa Dia terlibat dalam debat yang menghangat, sebagaimana telah diramalkan oleh para nabi. Oleh kemanisan kata-kata-Nya Ia memikat para rasul seakan-akan dengan umpan untuk mengikuti Dia; demikian pula Ia menyembuhkan orang yang paling parah penyakitnya dan menghibur orang yang paling tertimpa kesusahan. Kepada Maria Magdalena yang amat sedih Ia hanya perlu mengucapkan sepatah kata ini: Maria, dan langsung Ia memenuhi dia dengan kegembiraan dan kemanisan. <CKA 123> Akhirnya Yesus manis dalam perbuatan-Nya dan dalam seluruh tindak-tanduk hidup-Nya. Semuanya Ia lakukan dengan baik: omnia bene fecit. Dan ini berarti bahwa apa saja yang dilakukan Yesus Kristus dilakukan dengan begitu tepat, bijaksana, suci dan manis, sehingga di dalamnya tak mungkin ditemukan kesalahan atau kejelekan apapun. <CKA 125> Namun siapa akan mampu menjelaskan kemanisan Yesus Kristus terhadap para pendosa yang papa? Dengan betapa manisnya Ia memperlakukan Magdalena, wanita pendosa itu! Dengan betapa peka perasaan-Nya Ia mentobatkan wanita Samaria! Dengan betapa murah hati Ia mengampuni wanita itu yang kedapatan berzinah! Dan betapa ia terdorong cintakasih ketika Ia pergi makan bersama mereka yang dikenal umum sebagai pendosa untuk memenangkan hati mereka! Bukankah kemanisan-Nya yang besar itu menjadi alasan bagi musuh-musuh-Nya untuk mengejar Dia? Sebab mereka mengatakan bahwa oleh kelemahlembutan-Nya Ia membiarkan orang melanggar hukum Musa, dan mereka menghina Dia dengan menyebut-Nya sahabat orang-orang berdosa dan pemungut cukai. Dengan betapa baik hati dan rendah hati Ia mencoba memenangkan hati Yudas yang mau mengkhianati Dia, ketika Ia membasuh kakinya dan memanggil dia sahabat-Nya! Dan akhirnya betapa besar cintakasih-Nya ketika Ia meminta ampun kepada Allah Bapa-Nya untuk para algojo-Nya, sambil memaafkan mereka oleh karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat! 30 Tema II: MARIA, JALAN KEPADA KEBIJAKSANAAN "Maria, jalan kepada Kebijaksanaan!" Dengan ungkapan ini kita mencapai puncaknya pengalaman Santo Louis-Marie de Montfort. Ia sendiri menjelaskan hal itu dalam "Uraian tentang bakti sejati kepada Perawan Tersuci", di mana ia menulis: " Saya mengangkat penaku untuk menuliskan apa yang telah bertahun-tahun lamanya kuajarkan selama karya misiku, baik di hadapan umum maupun dalam wawancara-wawancara pribadi..." (IS 110). Ajaran rohani Santo Montfort bersifat misioner. Tujuannya ialah mendirikan pemerintahan Kristus dan membangun Kerajaan Allah. Ciri-ciri khas intuisi dan kharisma Santo Montfort terletak dalam kesadarannya yang tinggi mengenai peranan Bunda Maria dalam rencana keselamatan. Kalau Maria memang berperan seperti itu dalam hidup dan karya Sang Penebus, maka perlu kita menarik kesimpulan: "Melalui Santa Perawan Maria Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia,melalui Maria pula harus Dia berkuasa di dunia"(BS 1) Inilah suatu kebenaran dasar yang berlaku untuk semua orang. Namun tidak semua orang juga mampu memahaminya dan meresapkannya di dalam hati. Inilah sebuah "rahasia" yang dinyatakan oleh Yang Mahatinggi kepada orang-orang miskin dan bersahaja (bdk. BS 119). Untuk mengungkapkan kebenaran ini, Montfort meminjam dari Alkitab dan dari tradisi beberapa istilah yang cukup keras kedengaran bagi telinga orang modern atau malahan mengejutkan mereka, seperti "perhambaan" dan "hamba demi cinta". Istilah ini secara harafiah dipakai oleh Santa Perawan Maria ketika ia menerima kabar dari malaikat dan pada waktu ia mengunjungi Elisabet (Lk. 1:38), dan juga oleh Santo Paulus (Gal. 1:10). Namun kita bisa memahami bahwa perasaan zaman kita lain. Apa yang diutarakan oleh Santo Montfort dalam bahasa sezamannya, akan lebih mudah dicernakan bila diungkapkan dengan gaya bahasa modern, seperti misalnya: kita sungguh di tangan Tuhan; hidup dan karya kita merupakan anugerah-Nya. 31 Kebebasan kita terwujud dalam kesadaran penuh akan martabat kita sebagai makhluk yang bergantung dari Sang Pencipta, dan yang membalas kasih kepada kasih Allah yang telah menciptakan kita, menghidupkan kita serta menyelamatkan kita setiap saat. 1. Yesus Kristus dan hanya Dialah adalah segala-galanya. <BS 61> Tuhan Yesus Kristus, juru selamat kita, sungguh Allah dan sungguh manusia, harus menjadi tujuan semua ibadat kita lainnya; kalau tidak, maka ibadat itu tidak sejati dan menyesatkan. Yesus Kristuslah Alfa dan Omega (Why 1:8; 22:13), awal dan akhir segala sesuatu. Menurut kata-kata sang Rasul, segala usaha kita hanya bertujuan untuk membawa setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus Yesus (Ef 4:13). Sebab hanya dalam Dia terdapat seluruh kepenuhan Allah (Kol 2:9), dan semua kepenuhan rahmat lainnya, keutamaan dan kesempurnaan. Hanya dalam Dia saja kita diberkati dengan semua berkat rohani (Ef 1:3). Dia adalah guru satu-satunya untuk mengajar kita (Mt 23:8-10), satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas kita (1 Kor 8:6), kepala satu-satunya dengan siapa kita harus dipersatukan (Kol 1:18). Tak ada teladan lain yang harus menjadi contoh kita (Yoh 13:15), tak ada dokter lain yang menyembuhkan kita, tak ada gembala lain yang harus memberi kita makan. Dia adalah satu-satunya jalan yang harus kita tempuh, satu-satunya kebenaran untuk diimani, satu-satunya hidup yang harus menjiwai kita (Yoh 14:6). Hanya Tuhan Yesus Kristus saja menjadi segala-galanya dalam segala sesuatu, dan Dia saja harus sudah cukup bagi kita. Di bawah langit tidak ada nama lain yang dapat menyelamatkan kita, kecuali nama Yesus (Kis 4:12). Allah tidak meletakkan dasar lain selain Yesus itu, sebagai penyelamat, pengantara dan kemuliaan kita (1 Kor 3:11). Setiap bangunan yang tidak didirikan di atas wadas ini, dibangun di atas pasir dan cepat ataupun lambat pasti akan runtuh (Mt 7:26-27). Setiap orang beriman yang tidak bersatu dengan Dia seperti cabang dengan pokok anggur, akan gugur, layu dan hanya pantas untuk dibakar (Yoh 15:6). Tetapi bila Yesus Kristus hidup di dalam kita dan kita dalam Dia, tentu tidak perlu takut akan 32 penghukuman (Rom 8:1-4). Suatu makhluk manapun tidak dapat merugikan kita, baik malaikat-malaikat di surga, baik manusia di bumi, baik setan di neraka, ataupun makhluk lainnya, sebab tak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang terdapat dalam diri Yesus Kristus (Rom 8:38-39). Oleh Yesus Kristus, bersama dan dalam Yesus Kristus kita mampu segala-galanya, menyampaikan segala hormat dan pujian kepada Bapa dalam persatuan dengan Roh Kudus, menjadi sempurna dan menjadi wangi-wangian yang membangkitkan hidup abadi bagi sesama (2 Kor 2:14-16). 2. Yesus Kristus ingin berkuasa melalui Maria. <BS 1> Melalui Santa Perawan Maria, Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia. Melalui Maria pula haruslah Dia berkuasa di dunia. <RM 7> Hanya Maria yang telah memperoleh rahmat di hadapan Allah, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi tiap-tiap manusia. Tidak seorang bapa bangsa, nabi atau orang suci pun dari Perjanjian Lama berhasil memperoleh rahmat itu. <RM 8> Maria diberi nama "Bunda rahmat", Mater gratiae, karena dialah yang melahirkan dan menghidupkan Pencipta segala rahmat. <RM 12> Oleh karena Maria telah membentuk kepala kaum pilihan, Yesus Kristus, ia juga harus membentuk para anggota kepala itu, yaitu kaum kristen sejati. Seorang ibu tidak membentuk kepala tanpa anggota, juga tidak membentuk anggota tanpa kepala. Jadi barangsiapa mau menjadi murid Yesus Kristus dan dipenuhi dengan rahmat dan kebenaran, harus dibentuk dalam Maria oleh rahmat Kristus Yesus. Karena Maria dipenuhi dengan rahmat Kristus, maka ia dapat membagikannya secara berlimpah-limpah kepada murid-murid sejati Yesus Kristus, anak-anaknya sendiri. 33 3. Siapa Maria itu? <BS 5> Maria adalah karya seni yang unggul dari Allah yang Mahatinggi, untuk dikenal dan dimiliki-Nya sendiri. Maria adalah Bunda yang dikagumi Allah Putera, yang berkenan merendahkan ibu-Nya dan menyembunyikannya semasa hidupnya guna menunjang kerendahan hatinya. Sebab itu Ia memperlakukan ibu-Nya seperti orang asing dan menyebutnya 'wanita' (Yoh 2:4). Akan tetapi dalam hati-Nya ia memandangnya lebih tinggi, dan mencintainya lebih daripada semua malaikat dan manusia. Maria adalah sumber air yang termeterai dan pengantin yang setia dari Roh Kudus. Hanya Roh Kuduslah yang boleh memasukinya. Maria adalah bait suci dan tempat peristirahatan Tritunggal Mahakudus. Allah mendiaminya dengan semarak dan keilahian yang lebih besar daripada di manapun juga dalam seluruh jagat raya. Bahkan lebih daripada di atas takhta-Nya yang dijunjung oleh semua kerubim dan serafim. Tak satupun dari makhluk-Nya, biar sesuci apapun juga boleh memasukinya, kecuali kalau diberi hak yang istimewa. <BS 10> Namun sesungguhnya, bersama para kudus kita harus berkata: DE MARIA NUMQUAM SATIS. Orang belum cukup memuji, mengagungkan, menghormati dan mengabdi Maria. Ia pantas mendapat lebih banyak pujian, penghormatan, cinta dan pengabdian. 4. Allah menghendaki memulai karya-Nya yang terbesar melalui Maria. <BS 14> Bersama seluruh Gereja kuakui bahwa Maria hanya suatu makhluk belaka dijadikan oleh tangan dari yang Mahatinggi. Kalau dibandingkan dengan keagungan Allah yang tak terhingga, Maria adalah lebih kecil dari pada sebuah atom, atau lebih tepat, tidak berarti sama sekali. Sebab hanya Tuhanlah yang dapat mengatakan: 'AKU ADALAH AKU' (Kel 3:14). Oleh karena itu, untuk melaksanakan kehendak-Nya, serta menyatakan kemuliaan-Nya, Dia sekali-kali tidak membutuhkan Santa Perawan Maria, sekarangpun Dia tidak memerlukannya. Karena 34 Tuhan yang menguasai segala-galanya senantiasa tidak tergantung dari siapapun, dan mampu mencukupi diri-Nya. Cukuplah Dia menghendaki sesuatu maka jadilah itu. <BS 15> Akan tetapi, jika aku bertitik tolak pada kenyataan sebagaimana adanya, dan melihat bahwa Tuhan berkenan memulai dan menyempurnakan karya-karya-Nya yang paling agung oleh Santa Perawan Maria, sejak saat Ia menciptakannya, maka dengan hati yang tenang saya boleh menerima bahwa Ia selama-lamanya tidak akan mengubah sikap-Nya (Mzm 102:26-28; Ibr 1:12). Sebab Dialah Allah yang tidak berubah dalam perasaan-perasaan maupun dalam tingkah laku-Nya. <BS 16> Allah Bapa memberikan Putera-Nya yang tunggal kepada dunia hanya melalui Maria. Para Bapa bangsa telah merindukan hal ini, para nabi dan para kudus dari Perjanjian Lama selama empat ribu tahun memohon harta yang berharga ini. Tetapi hanya Maria yang pantas memperoleh-Nya dan mendapat belas kasihan di mata Tuhan (Lk 1:30), berkat kekuatan doanya dan kebajikan yang luhur. Santo Agustinus berkata bahwa dunia tidak layak menerima Sang Putera langsung dari tangan Bapa, maka dari itu Dia menganugerahkan-Nya kepada Maria. Allah Putera menjadi manusia demi keselamatan kita, tetapi dalam dan melalui Maria. Allah Roh Kudus telah membentuk Yesus Kristus di dalam tubuh Maria, akan tetapi terlebih dahulu Dia meminta persetujuannya melalui salah seorang pelayan-Nya yang utama. <BS 17> Allah Bapa telah menyalurkan kesuburan-Nya kepada Maria, sejauh hal ini mungkin bagi seseorang yang hanya makhluk saja. Dengan demikian diberikan-Nya kemampuan untuk melahirkan Putera-Nya dan semua anggota tubuh mistik-Nya. <BS 18> Allah Putera telah turun ke dalam rahim Perawan Maria selaku Adam baru dalam firdausnya (Kej 2:8): Ia ingin bertamasya di 35 sana dengan penuh sukacita, dan melaksanakan mukjizat-mukjizat rahmat secara tersembunyi. Allah, yang telah menjadi manusia, menemukan kebebasan-Nya sedang Ia menjadi tawanan dalam rahim Maria; dan Ia memancarkan kekuatan-Nya, ketika Ia membiarkan diri-Nya digendong oleh gadis ini. Ia menemukan kemuliaan-Nya dan kemuliaan Bapa-Nya dengan menyembunyikan kesemarakan-Nya bagi segala makhluk, dan hanya menyatakannya kepada Maria. Ia menyemarakkan kedaulatan-Nya dan keagungan-Nya dengan bergantung pada perawan yang amat jelita pada saat Ia diperkandungkan, dilahirkan, dipersembahkan di kenisah, selama tiga puluh tahun hidup-Nya yang tersembunyi dan sampai saat wafat-Nya. Sungguh, sampai saat wafat-Nya; sebab di situ Maria harus hadir, agar kurban-Nya bersatu dengan kurban Maria. Dia mau dikurbankan kepada Bapa surgawi dengan persetujuan Maria, sebagaimana Ishak dipersembahkan kepada kehendak Allah dengan persetujuan Abraham (Kej 22:2-3). Maria telah menyusui Yesus, telah mengurusi makanan dan penghidupan-Nya, membesarkan-Nya, mengurbankan Dia untuk kita. Ketergantungan Allah ini begitu mengherankan dan tak dapat dimengerti, sehingga Roh Kudus, guna menyatakan nilai dan kemuliaan-Nya yang tak terhingga, tidak dapat berdiam diri dalam injil (Lk 1:42) walaupun Ia berdiam diri tentang hampir semua mukjizat yang diadakan oleh Kebijaksanaan yang telah menjadi manusia selama hidup-Nya yang tersembunyi. Tuhan Yesus Kristus lebih memuliakan Bapa surgawi-Nya dengan tunduk kepada Maria selama tiga puluh tahun, daripada andaikata mentobatkan seluruh dunia dengan mukjizat-mukjizat yang terbesar. Alangkah kita meluhurkan Tuhan bila kita mau bergantung dari Maria, untuk menyenangkan Dia. Bukankah kita dengan cara demikian menuruti jejak Yesus Kristus, contoh kita yang tunggal? <BS 19> Bila kita lebih meneliti hidup Tuhan Yesus Kristus selanjutnya, maka kita akan melihat bahwa Ia mau mengawali deretan mukjizat-mukjizat-Nya melalui Maria. Lewat perkataan Maria Dia menguduskan Santo Yohanes dalam rahim ibunya, yaitu Santa Elisabeth; pada saat Maria berbicara, Yohanes disucikan (Lk 1:41). Inilah mukjizat yang pertama dan terbesar pada bidang adikodrati. Dan pada perjamuan 36 di Kana Ia mengubah air menjadi anggur atas permohonan Maria yang rendah hati (Yoh 2:1-12). Demikian Ia memulai dan melanjutkan membuat mukjizat melalui Maria. Begitu pula sampai akhir zaman Ia akan membuat mukjizat melalui Maria. <BS 20> Allah Roh Kudus mandul dalam Allah, sebab Ia tidak melahirkan pribadi Ilahi lain lagi; akan tetapi, oleh mempelai-Nya Maria, Ia menjadi subur. Bersama Maria, dalam dan dari Maria Dia menghasilkan karya seni-Nya: Allah yang menjadi manusia. Atas cara yang sama tiap-tiap hari Dia masih terus menerus menghasilkan, sampai akhir dunia, para pilihan dan anggota-anggota tubuh dari kepala yang pantas disembah ini. Oleh karena itu: makin di dalam satu jiwa Roh Kudus menemukan Maria mempelai-Nya yang tercinta dan yang tak terpisahkan, makin kuat Roh Kudus berkarya dan berkuasa untuk melahirkan Yesus Kristus di dalam jiwa itu dan jiwa itu di dalam Yesus Kristus. <BS 21> Bukan maksud kami untuk mengatakan bahwa Perawan Maria yang tersuci memberi kesuburan kepada Roh Kudus, seolah-olah Ia tadinya belum memiliki kesuburan. Bukankah Roh Kudus sungguh Allah dan karenanya Ia memang subur, sama seperti Bapa dan Putera; artinya Ia memiliki kemampuan untuk melahirkan. Hanya Ia tidak secara langsung menggunakan kemampuan ini dan nyatanya, Ia tidak melahirkan pribadi Ilahi. Jadi satu-satunya yang kita maksudkan ialah bahwa Roh Kudus secara mutlak tidak membutuhkan Perawan Maria, melainkan Ia mau menggunakannya, agar dengan perantaraannya membuat kesuburan-Nya itu berdaya guna dan supaya dalam dan oleh Maria, Ia melahirkan Yesus Kristus dan anggota-anggota tubuh mistik-Nya. Ini adalah misteri rahmat-Nya yang tidak dikenal, bahkan oleh umat Kristen yang terpelajar dan saleh. <BS 22> Sikap yang telah diikuti oleh ketiga pribadi Tritunggal Mahakudus pada saat penjelmaan dan kedatangan Yesus yang pertama, diikuti Mereka tiap-tiap hari atas cara yang tidak kelihatan dalam Gereja kudus. Dan Mereka akan setia pada cara ini, sampai akhir zaman, pada kedatangan Yesus Kristus yang terakhir. 37 5. Allah menghendaki menyelesaikan melalui Maria apa yang telah dimulai-Nya melalui dia. <BS 23> Allah Bapa telah mengumpulkan semua air, yang dinamai-Nya laut (bhs latin: mària); begitu pula dikumpulkan-Nya semua rahmat-Nya, yang dinamai-Nya: Maria. Allah Mahabesar ini memiliki sebuah khazanah yang terisi penuh, sebuah gudang harta, tempat Ia menyimpan segala sesuatu yang indah, gemerlapan dan harta yang jarang terdapat, ya bahkan Putera-Nya sendiri. Khazanah tak terhingga ini tak lain adalah Maria. Para kudus menyebut Maria sebagai harta Tuhan. Dari kepenuhannya umat manusia diperkaya secara melimpah. <BS 24> Allah Putera mempercayakan segala sesuatu yang telah diperoleh-Nya dengan kehidupan dan wafat-Nya, pahala-Nya yang tak berhingga dan kebajikan-kebajikan yang mengagumkan kepada bunda-Nya. Seluruh warisan, yang diberikan kepada-Nya, dibiarkan-Nya diatur oleh Maria sebagai bendahari. Melalui Maria Allah Putera menerapkan pahala-Nya pada anggota-anggota tubuh mistik- Nya dan diberikan-Nya bagian dari kebajikan-kebajikan dan rahmat- Nya. Maria adalah terusan-Nya yang gaib, sebuah saluran yang melaluinya Ia mengalirkan kerahiman-Nya secara lembut dan melimpah. <BS 25> Allah Roh Kudus telah menganugerahkan kepada Maria, pengantin-Nya yang setia, kurnia-kurnia-Nya yang tak terungkapkan. Maria dipilih-Nya menjadi pembagi segala milik-Nya, sehingga Ia dapat membagikan segala kurnia dan rahmat-Nya kepada barangsiapa ia mau, sebanyak ia mau, dengan cara dan pada saat manapun dia mau. Tak ada satu anugerah surgawipun yang diberikan kepada manusia kecuali melalui tangan Perawan Maria. Memang demikian kehendak Allah, bahwa kita menerima segala sesuatu melalui Maria. Dengan cara itu yang Mahatinggi mau memperkaya, mengagungkan dan menghormati Maria, yang selama hidupnya berkat kerendahan hatinya yang mendalam, mau hidup miskin, hina dan tersembunyi dan mengosongkan diri sampai sehabis-habisnya. Demikianlah perasaan Gereja serta para pujangga kudus. 38 6. Allah Tritunggal dan Maria. <BS 29> Sampai akhir zaman, Allah Bapa terus menerus melahirkan anak-anak melalui Maria. Dia bersabda: 'IN JACOB INHABITA' (Sir 24:8) (Bangunlah kemah-kemahmu dalam Yakub). Artinya: hendaklah kamu mendiami anak-anak-Ku, kaum terpilih, yang dilambangkan oleh diri Yakub; dan jangan mendiami anak-anak setan, kaum buangan, yang dilambangkan oleh diri Esau. <BS 30> Sebagaimana untuk kelahiran jasmaniah dan alamiah dibutuhkan adanya perantaraan seorang ayah dan seorang ibu, begitu juga halnya bagi kelahiran adikodrati dan rohani, Allah adalah Bapa kita dan Maria adalah ibu kita. Semua anak-anak sejati dari Tuhan dan semua orang terpilih berbapakan Allah dan beribukan Maria. Maka orang-orang yang dicampakkan, seperti kaum bidah dan skisma, yang membenci Maria atau menghinakan dan tak acuh terhadap Bunda Maria, tidak berbapakan Allah, apapun yang mereka katakan, sebab mereka tidak beribukan Maria. Sebab sekiranya Maria sungguh-sungguh ibu mereka, pasti mereka akan mencintainya serta menghormati dia, sebagaimana sikap anak yang baik terhadap ibunya yang telah memberinya hidup. Tanda yang tak dapat disangkal dan tak dapat disalah-artikan untuk membedakan apakah kita berhadapan dengan seorang pilihan Allah dan orang bidah, ialah bahwa orang-orang yang disebut terakhir ini berbicara tentang Maria dengan nada mencemoohkan dan tak acuh. Baik dengan kata-kata dan perbuatan terang-terangan ataupun terselubung, kadang-kadang berdasarkan dalih-dalih yang bagus sekali, mereka mencoba untuk merusakkan penghormatan dan cinta terhadap Maria. Namun Allah Bapa tidak bersabda bahwa Maria juga akan tinggal di dalam hati mereka ini; mereka adalah para Esau. <BS 31> Tiap-tiap hari Allah Putera ingin dijadikan lagi dalam diri anggota-anggota tubuh mistik-Nya dan mau melanjutkan karya penjelmaan melalui ibu-Nya yang terkasih. Maka Ia bersabda kepada Maria: "IN ISRAEL HEREDITARE" (Sir 24:8). Carilah warisanmu di Israel. Seolah-olah hendak dikatakan-Nya: Bapaku telah memberikan segala 39 bangsa sebagai warisan, begitu juga semua manusia yang baik maupun yang jahat, kaum pilihan dan orang-orang terkutuk. Yang baik akan dipimpin dengan tongkat emas, yang jahat dengan tongkat besi. Aku akan menjadi Bapa dan pengantara bagi orang-orang yang Kupanggil, seorang hakim yang adil bagi kaum terkutuk, seorang hakim bagi semua orang. Akan tetapi, Bunda terkasih, bagimu sajalah kaum terpilih yang dilambangkan oleh Israel. Sebagai Ibu yang baik engkau harus melahirkan mereka, memberi mereka makan, dan membesarkan mereka, dan selaku seorang ratu membimbing, mengarahkan dan membela mereka. <BS 32> Seorang manusia dan seorang manusia dilahirkan dalam dia, kata Roh Kudus. HOMO ET HOMO NATUS EST IN EA (Mzm 87:5). Beberapa Bapa gereja menerangkan ayat ini begini: manusia pertama yang dilahirkan dari Maria ialah Allah-Manusia Yesus Kristus; manusia kedua ialah manusia semata-mata, anak Allah dan Maria karena pengangkatan. Jika kepala umat manusia Yesus Kristus dilahirkan dari Maria, maka masuk akal juga kaum pilihan, anggota-anggota tubuh mistik, memperoleh hidup dari Maria. Sebab seorang ibu kan tidak melahirkan kepalanya tanpa anggota-anggotanya; juga bukan anggota-anggota tanpa kepala. Itukan disebut sebagai suatu momok dalam alam. Nah, begitu pula di bidang rahmat: baik kepala maupun anggota-anggota dilahirkan oleh ibu yang sama. Jadi bila seorang anggota dari tubuh mistik seorang yang terpilih beribukan orang lain dari Maria yang sudah melahirkan kepalanya, maka dia juga sama sekali bukan orang terpilih atau anggota dari Yesus Kristus, akan tetapi dia adalah suatu momok di bidang rahmat. <BS 33> Selebihnya, Yesus sampai sekarang masih tetap Putera Maria, seperti sediakala. Surga dan bumi setiap hari berkali-kali berseru: ‘dan terpujilah buah tubuhmu’. Jadi tentu Dia adalah buah dan hasil karya Bunda Maria, baik bagi setiap orang beriman secara perseorangan maupun bagi semua orang bersama. Karenanya setiap orang beriman yang dalam hatinya telah dibentuk Yesus, dengan bebas dapat berseru: Terima kasih banyak Bunda Maria! Apa yang telah kuterima, adalah karya dan buah dari Maria. Tanpa Maria tak akan aku memilikinya. 40 Kata-kata yang dikatakan Santo Paulus tentang dirinya, berlaku pula bagi Maria, "karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu" QUOS ITERUM PARTURIO, DONEC IN VOBIS FORMETUR CHRISTUS (Gal 4:19). Tiap-tiap hari aku melahirkan anak Allah, sampai terbentuklah Putera-Ku Yesus Kristus di dalam diri mereka sampai tercapainya kepenuhan kekayaan kedewasaannya (Ef 4:13). Santo Agustinus melebihi dirinya sendiri dan segala sesuatu yang telah kuuraikan di atas ini, bila dikatakannya bahwa semua orang terpilih di dunia ini, bersembunyi dalam rahim rohani Santa Perawan Maria, untuk dijadikan sesuai dengan citra Allah Putera. Bunda Maria menjagai, memberinya makan dan memeliharanya. Dijadikannya mereka bertumbuh sampai saatnya tiba untuk melahirkan mereka bagi kemuliaan: hari kemuliaan mereka menjadi hari kelahiran, seperti gereja menyebut kematian orang-orang jujur. Ini adalah suatu rahasia rahmat yang sama sekali tidak diketahui oleh kaum terkutuk dan yang masih kurang dikenal oleh kaum terpilih. <BS 34> Allah Roh Kudus mau membentuk kaum pilihannya dalam dan oleh Maria. IN ELECTIS MEIS MITTE RADICES (Sir 24:12), kata-Nya kepada Maria: kekasih-Ku, pengantin-Ku, biarkanlah semua keutamaanmu berakar dalam hati kaum pilihan-Ku, supaya mereka bertumbuh dari kebajikan yang satu menuju kebajikan yang lain dan dari rahmat yang satu sampai rahmat yang lain. Semasa hidupmu di dunia engkau sudah sedemikian menyenangkan Aku oleh karena budimu yang luhur, sehingga Aku bukan saja ingin menjumpaimu di surga, tetapi juga masih di dunia. Sebab itu, ciptakanlah kembali gambaranmu dalam kaum pilihan-Ku. Biarlah dalam diri mereka Aku penuh sukacita menemukan kembali akar dari imanmu yang tak terkalahkan, kerendahan hatimu yang mendalam, tapamu yang sempurna, dan yang mulia, cintamu yang bernyala, kepercayaanmu yang kokoh serta semua keutamaanmu yang lainnya. Bagi-Ku engkau masih tetap pengantin yang setia, murni dan subur, seperti sediakala; maka semoga imanmu memberi Aku orang-orang beriman, semoga kemurniaanmu memberi Aku perawan-perawan dan semoga kesuburanmu memberi Aku kaum pilihan dan kenisah-kenisah. 41 <BS 35> Bila Maria sudah berakar dalam suatu jiwa, lalu dikerjakannya keajaiban-keajaiban rahmat seperti yang hanya dapat dilakukan oleh dia. Sebab hanya Marialah perawan yang subur yang tidak ada imbangannya dan tak pernah akan ada imbangannya dalam hal kemurnian dan kesuburan. Bersama dengan Roh Kudus Maria telah menghasilkan yang paling mulia dari sepanjang zaman: seorang Allah manusia. Tentu saja dia juga akan mengerjakan keajaiban-keajaiban yang paling mulia dari zaman-zaman akhir. Tugasnya yang khusus ialah membentuk dan mendidik orang kudus yang ulung yang akan hidup menjelang akhir zaman. Sebab siapa lagi kalau bukan perawan yang luar biasa dan mengagumkan ini, yang mampu mengerjakan hal-hal yang paling luar biasa dan mengagumkan ini. <BS36> Apa bila dalam suatu jiwa, Roh Kudus, mempelai Maria ini, menemukan Maria, maka Ia terbang ke sana, memasukinya tanpa segan-segan, memberikan dirinya kepada jiwa itu beserta rahmat yang berlimpah, setimpal dengan besarnya tempat yang disediakan orang itu bagi Maria, mempelai-Nya. Inilah salah satu alasan utama maka Roh Kudus kini tidak lagi melakukan keajaiban-keajaiban yang terlalu menonjol dalam jiwa: yaitu orang-orang tidak hidup cukup mesra bersatu dengan mempelainya yang setia dan tak terpisahkan itu. Sebab, Maria sungguh-sungguh seorang pengantin yang tak terpisahkan. Sebab cinta Bapa dan Putera yang mandiri ini telah pernah mempersunting Maria untuk melahirkan Yesus, kepala semua kaum pilihan dan melahirkan Yesus Kristus di dalam para pilihan. Dan sejak itu Dia tidak pernah menolak Maria, karena Maria selalu tetap setia dan subur. 7. Ibadat kepada Maria diperlukan semua orang. <BS 39> Kesimpulannya: oleh karena Allah sudi membutuhkan Maria yang tersuci, - sebetulnya kurang tepat menyebutnya kebutuhan, sebab kebutuhan itu berdasarkan kehendak Allah sendiri -, maka untuk mencapai tujuan akhir, umat manusia lebih lagi membutuhkan dia. Penghormatan kepada Santa Maria tidak boleh kita sama-ratakan dengan penghormatan kepada orang kudus lainnya. Sebab penghormatan kepada 42 Santa Maria lebih diperlukan dan tidak merupakan sesuatu yang berlebihan. <=BIS 43> Devosi kepada Santa Maria yang tersuci adalah perlu bagi semua orang sekalipun ini hanya untuk masuk surga, maka terlebih lagi ini berlaku bagi semua orang yang terpanggil untuk mencapai kesempurnaan yang istimewa. Kukira tak mungkin seseorang dapat mencapai persatuan yang intim dengan Tuhan dan kesetiaan yang sempurna kepada Roh Kudus bila ia tidak terikat akrab dengan Santa Maria, dan tidak sepenuhnya mengandalkan bantuannya. <BS 44> Hanya Maria sajalah yang diperbolehkan berkenan pada Tuhan, tanpa bantuan seorang makhluk lain (Lk 1:30). Semua orang lain yang memperoleh kebahagiaan ini sesudah Maria, mendapatnya berkat perantaraannya semata-mata. Begitu pula semua keturunan yang mendatang hanya akan mendapat keselamatan melalui perantaraan Maria. Ketika malaikat Gabriel menyalami Maria, Maria sudah penuh rahmat dan pada saat Roh Kudus menaunginya atas peri yang tak terlukiskan, ia dipenuhi secara melimpah (Lk 1:28-35). Dari sehari ke sehari dan dari saat ke saat meningkatlah dengan sangat kepenuhan Maria yang berganda ini, sehingga ia telah mencapai derajat perahmatan yang melampui segala ukuran dan pengertian. Karenanya Yang Mahatinggi telah mengangkatnya menjadi bendahari dan pembagi segala kekayaan dan rahmat. Tergantung dari Santa Maria, siapa yang akan diangkat ke tingkat kebangsawanan hidup kristiani, dididik dan diperkaya rahmat, siapa yang diperolehkan memasuki jalan sempit yang menuju ke surga, dan kendati segala rintangan dapat melangkah masuk ambang pintu sempit kehidupan. Marialah yang menentukan siapa yang boleh menduduki singgasana, atau menerima tongkat kerajaan dan mahkota. Di mana-mana dan senantiasa Yesus adalah buah tubuh dan Putera dari Maria. Dan ternyata Maria selalu, pohon yang sejati, yang menghasilkan buah kehidupan, bunda yang benar yang menghasilkan buah ini. 43 <BS 45> Selain Maria tidak ada orang lain yang diserahi kunci pintu gudang kasih Ilahi (Kid 1:4). Hanya dia sajalah yang mampu menempuh jalan-jalan kehidupan yang paling mulia dan mistik serta menunjukkannya kepada orang-orang lain. Hanya Maria yang memperbolehkan anak-anak malang dari Hawa, yang tidak setia itu masuk ke taman firdaus dunia. Di situlah mereka dapat dengan nyaman berjalan-jalan dengan Tuhan, dan aman tersembunyi bagi musuh-musuhnya. Di situlah mereka dapat menikmati buah-buah dari pohon kehidupan dan pengetahuan baik dan buruk, tanpa perlu merasa takut akan maut. Mereka boleh minum sepuas-puasnya air surgawi yang mengalir dari sumber yang elok. Lebih tepat lagi, Maria sendiri itulah taman firdaus dunia ini, tanah perawan dan terberkati, yang harus ditinggalkan oleh sepasang manusia yang berdosa itu. Hanyalah kaum pilihannya boleh masuk ke dalamnya, untuk dijadikan orang-orang kudus. <BS 46> Semua orang kaya di antara rakyat, untuk menerapkan sabda Tuhan sebagaimana dijelaskan oleh Santo Bernardus, semua orang kaya di antara rakyat akan memohon rahmat-Mu (Mzm 45:13) dari abad ke abad dan terutama pada akhir zaman. Artinya: para kudus yang terbesar, orang-orang yang paling kaya akan rahmat dan kebajikan, akan berseru kepada Santa Maria dengan tabah sekali, selalu mengingat dia sebagai teladan yang sempurna yang harus mereka turuti, dan sebagai seorang penopang sakti yang mendampingi mereka. <BS 47> Tadi kukatakan, bahwa hal ini terutama akan terlaksana pada akhir zaman, yaitu akan segera terjadi. Tuhan dan Maria, akan membangkitkan orang-orang kudus yang besar, yang akan lebih kudus dari kebanyakan orang lain, akan laksana pohon-pohon kedar Libanon yang kokoh menjulang jauh lebih tinggi daripada semua semak-semak yang rendah... <BS 48> Orang-orang kudus besar ini, yang dipenuhi rahmat dan kegiatan, akan dipilih untuk melawan musuh-musuh Tuhan yang mengepung mereka dari segala penjuru. Mereka akan menghormati 44 Santa Maria secara istimewa, diterangi oleh pandangannya, disantapi air susu keibuanya dan dibimbing oleh semangatnya. Maria akan menerangi dan melindungi mereka, sehingga mereka mampu berjuang dengan tangan yang satu dan membangun dengan tangan yang lainnya (Neh 4:11). Tindakan mereka sebagian tertuju kepada para bidah, skismatik, orang kafir dan yang tidak mengakui Allah, untuk memerangi, menjungkirbalikkan dan memusnahkan ajaran mereka yang palsu dan perpecahannya, pemujaan berhala dan dosa-dosa mereka; dari segi lain mereka akan membangun kenisah Salomo yang sebenarnya dan kota Allah yang mistik, yaitu Santa Perawan Tersuci, yang oleh Bapa-Bapa gereja disebut Kenisah Salomo dan kota Allah. Melalui kata dan teladannya, mereka akan menghantar semua orang kepada devosi yang sejati kepada Santa Maria, yang pasti akan menimbulkan banyak musuh, tetapi juga banyak kemenangan-kemenangannya yang jaya bagi Allah saja. Demikianlah Tuhan telah menyatakan kepada Santo Vinsensius Ferrer, rasul besar dari zaman itu, dengan amat jelas hal ini dicantumkannya dalam salah satu tulisannya. Dapat dikatakan bahwa Roh Kudus juga telah meramalkan hal ini, yaitu dalam Mazmur 59: Tuhan akan berkuasa atas Yakub dan seluruh dunia, menjelang waktu senja mereka semua akan bertobat, mereka akan kelaparan seperti anjing, dan mengembara sekeliling kota untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan (Mzm 59:14-15). Kota itu adalah Santa Perawan Maria, yang oleh Roh Kudus disebut kota dan tempat kediaman Allah (Mzm 87:3). Pada akhir zaman orang yang mencari-cari akan mengitari Maria, mereka akan bertobat, dan kelaparan akan keadilan mereka akan dipuaskan oleh Santa Perawan Yang tersuci. 8. Kita menjadi milik Yesus Kristus dan Maria sebagai hamba-hamba mereka. <BS 68> Sesudah kita tahu arti Yesus Kristus bagi kita, kita harus menyimpulkan bahwa menurut kata-kata Sang Rasul, kita bukan lagi milik kita sendiri. Kita milik Kristus semata-mata (1Kor 6:19-20), anggota-anggota tubuh-Nya (1Kor 12:27) dan hamba yang telah 45 dibeli-Nya dengan harga yang mahal sekali, dengan mencucurkan darah-Nya. Sebelum dipermandikan kita adalah budak setan. Permandian menjadikan kita hamba-hamba Kristus. Sekarang kita harus hidup untuk Dia, bekerja dan mati hanya supaya menghasilkan buah-buah bagi Allah manusia, memuliakan Dia di dalam tubuh kita, dan membiarkan Dia berkuasa di dalam jiwa kita. Bukankah kita ini rampasan kepunyaan Dia, rakyat yang sudah dimenangkan-Nya, warisan milik-Nya (Rom 7:4; 1Ptr 2:9). Karena alasan-alasan yang sama Roh Kudus membandingkan kita dengan: 1º pohon-pohon yang ditanam sepanjang arus rahmat (Mzm 1:3) di tanah Gereja, dan pada waktunya mereka harus menghasilkan buah. 2º carang-carang pohon anggur, yang pokoknya adalah Yesus Kristus, dan menghasilkan buah yang baik (Yoh 15:5). 3º kawanan ternak dan gembalanya Yesus Kristus (Yoh 10:1-6), ternak itu harus bertambah banyak dan menghasilkan susu. 4º sebidang tanah subur yang ditanami Tuhan, di situ benih berlipat ganda dan menghasilkan buah 30, 60 dan 100 kali ganda (Mt 13:8). Tuhan Yesus telah mengutuk pohon ara yang mandul (Mt 21:19), dan abdi yang tak berguna, yang tak mengolah talenta itu, sudah dijatuhi hukuman (Mt 25:24-30). Dari semuanya ini nyatalah bahwa Yesus Kristus ingin mendapat buah dari kita, makhluk-makhluk hina ini, yaitu perbuatan baik. Sebab memang perbuatan baik kita itu milik Dia semata-mata: Kita diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef 2:10). Sabda Roh Kudus ini menunjukkan bahwa hanya Yesus Kristuslah asal dan tujuan semua perbuatan baik kita. Selanjutnya: bahwa kita tidak boleh hanya mengabdi Dia selaku pekerja-pekerja yang mencari upah, melainkan selaku hamba-hamba berdasarkan cinta. (IS 68) <BS 73> Setelah hal ini pasti, saya rasa boleh berkata: kita harus menjadi milik Kristus dan mengabdi Dia bukan hanya sebagai orang 46 sewaan, melainkan sebagai hamba demi cinta. Karena terdorong oleh rasa kasih mesra kita menyerah kepada Yesus Kristus untuk mentaati Dia sebagai hamba-hamba-Nya, semata-mata hanya supaya mendapat kehormatan karena menjadi milik-Nya. Sebelum dibaptis, kita adalah hamba-hamba setan. Oleh permandian kita menjadi hamba-hamba Kristus. Bagi seorang Kristen hanya ada pilihan ini: menjadi hamba setan atau hamba Yesus Kristus. <BS 74> Apa yang di sini kukatakan dalam arti mutlak tentang hubungan kita dengan Yesus Kristus, dalam arti tertentu juga berlaku sehubungan dengan Maria. Sebab Yesus Kristus telah memilih dia menjadi teman yang tak terpisahkan dari hidup-Nya, wafat, kemuliaan dan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi. Semua hak dan kekhususan yang dimiliki-Nya karena kodrat, oleh rahmat diberikan-Nya kepada Maria dengan mengingat hubungan yang tepat terhadap Sri Baginda. Apa yang dimiliki Tuhan secara kodrati, dimiliki Maria berkat rahmat, kata para kudus. Dengan kata-kata ini mereka menyimpulkan bahwa Yesus dan Maria mempunyai kehendak dan kekuasaan yang sama, jadi juga bawahannya sama, begitu pula pelayan-pelayan dan hamba-hamba yang sama. <BS 75> Menurut para kudus dan banyak orang-orang terkemuka, orang dapat menyebut dirinya hamba cinta kasih dari Perawan Maria, dan membaktikan diri kepadanya secara itu, supaya menjadi seorang hamba yang lebih baik lagi dari Yesus Kristus. Perawan Maria adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk sampai kepada kita. Kita harus menggunakan sarana yang sama itu juga untuk sampai kepada Dia. Bila kita melekat kepada makhluk-makhluk lain, mungkin kita dijauhkannya dari Tuhan dan bukan didekatkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan Maria, tak ada yang lebih dirindukannya daripada mempersatukan kita dengan Puteranya: Yesus Kristus. Tak ada sesuatu yang lebih disukai Puteranya, daripada melihat kita datang kepada-Nya melalui bunda-Nya yang kudus. Dengan cara ini kita memuliakan dan menggembirakan Dia, sama seperti seorang raja merasa dihormati dan bergembira jika seseorang memberikan dirinya selaku hamba kepada Sang Ratu, supaya 47 menjadi seorang bawahan dan hamba yang lebih baik lagi. Maka para bapa yang kudus berkata, dan kemudian juga Santo Bonaventura, bahwa Perawan Maria adalah jalan untuk menuju Tuhan. 9. Maria membantu kita untuk mati terhadap diri kita sendiri. <BS 78> Biasanya perbuatan kita yang terbaik, dinodai dan dirusak oleh kejelekan yang ada dalam diri kita. Coba saja tuangkan air yang jernih lagi murni ke dalam sebuah tempayan yang berbau busuk, atau anggur ke dalam tempat yang dalamnya sudah jadi asam karena anggur lain. Air jernih dan anggur yang baik itu akan rusak dan cepat sekali tercemar bau busuk itu. Begitu pula Tuhan mencurahkan embun rahmat-Nya dan anggur-Nya yang lezat ke dalam tempayan jiwa kita, yang sudah menjadi asam karena dosa asal dan dosa pribadi kita. Kebanyakan anugerah-anugerah itu rusak dan tercemar ragi yang jelek dan latar belakang kejahatan yang diakibatkan dosa dalam diri kita. Begitu perbuatan-perbuatan kita mengalami akibat-akibat yang jelek dari padanya, demikian pula keutamaan-keutamaan kita yang paling mulia. Jadi, jika kita mau mencapai kesempurnaan, yang hanya mungkin melalui persatuan dengan Yesus Kristus, maka penting sekali bahwa kita mengosongkan diri dari segala yang salah dalam diri kita. Kalau tidak, Tuhan dalam kemurnian-Nya yang tak terbatas, dan dalam kebencianNya terhadap noda-noda yang terkecilpun, akan mengusir kita dari hadapan-Nya dan tidak akan menyatu dengan kita. <BS 79> Untuk mengosongkan diri, haruslah kita dalam terang Roh Kudus menyadari betapa jahatnya kita di lubuk terdalam diri kita, dan betapa tidak mampu melakukan segala apa yang berguna demi keselamatan kita. Kita lemah di segala bidang dan senantiasa berubah-ubah. Kita tidak pantas mendapat rahmat apapun juga, dan setiap kali kentara ketidakadilan kita. Sebagaimana ragi mengkhamirkan seluruh adonan, dan dapat naik, begitu juga dosa dari nenek moyang kita telah memasukkan kita ke dalam situasi penghancuran, pengasaman, peragian dan kerusakan. Lalu dosa-dosa yang aktual, baik yang kecil 48 maupun yang berat, biarpun sudah diampuni, menambah keserakahan, kelemahan, kegoncangan dan kebobrokan kita dan meninggalkan pada kita sisa-sisa dari kejahatan itu... <BS 80> Jadi apakah aneh bila Tuhan bersabda bahwa barang siapa mau mengikuti Dia, harus menyangkal dirinya dan membenci nyawanya. Bahwa barang siapa mencintai nyawanya, akan kehilangan nyawanya itu; dan barang siapa membenci nyawanya, akan menyelamatkannya (Mt 16:24-25; Lk 9:24; Yoh 12:25). Kebijaksanaan yang tak terbatas tak pernah memerintahkan sesuatu tanpa alasan, Dia menuntut penyangkalan diri kita, hanya karena kita pantas sekali mendapat kebencian. Tak ada sesuatu yang begitu pantas dicintai seperti Tuhan, tetapi juga tak ada sesuatu yang lebih menimbulkan rasa benci daripada diri kita. <BS 81> Untuk mengosongkan diri, perlu kita selalu mati terhadap diri sendiri, artinya menolak daya-daya jiwa dan indera kita: kita harus melihat seakan-akan tidak melihat, mendengar seolah-olah tidak mendengar, menggunakan dunia, namun tidak dikuasai olehnya (1 Kor 7:31). Itulah yang dimaksud Santo Paulus dengan kata-kata: Quotidie morior! (tiap-tiap hari aku mati). Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia menjadi tanah dan tidak akan menghasilkan buah yang baik (Yoh 12:24). Jika kita tidak mati terhadap diri sendiri, jika devosi-devosi kita yang paling saleh tidak membawa kita kepada kematian yang subur dan penting ini, maka kita tidak akan menghasilkan buah-buah yang berharga, dan tidak akan mendapat manfaat dari ibadat-ibadat kita yang saleh. ... <BS 82> ... Di antara semua devosi kepada Santa Maria, kita harus memilih yang paling sempurna membantu kita untuk mati bagi diri sendiri, itulah yang paling baik dan paling menyucikan. Jangan kira bahwa semua yang gemerlapan adalah emas murni. Bukan semua yang manis madu. Bukan semua yang gampang dan dijalankan oleh khayalak ramai, itulah yang paling cocok untuk menyucikan kita. Sebagaimana di bidang kodrati ada proses-proses rahasia tertentu, untuk mencapai 49 hasil-hasil kodrati dengan cara yang murah, cepat dan mudah, begitu juga di bidang adikodrati: kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan adikodrati dalam waktu yang singkat, cara yang luwes dan mudah, mengosongkan diri sendiri dari semua akuisme, memenuhi diri dengan Tuhan dan menjadi suci. Nah, devosi yang akan kuperkenalkan ialah rahasia rahmat yang seperti itu. Kebanyakan umat Kristen belum pernah mendengarnya. Hanya beberapa orang saleh yang mengetahuinya, dan lebih sedikit lagi jumlah orang yang tertarik padanya serta menjalankannya... 10. Maria adalah penghubung antara kita dan Kristus, Pengantara kita. <BS 83> Lebih baik kita mendekati Allah melalui seorang pengantara, dan tidak dengan mengandalkan kekuatan sendiri: ini menunjukkan adanya kerendahan hati yang lebih besar. Batin kita itu seperti yang tadi kutunjukkan, sudah begitu rusak sehingga pasti semua kebaikan kita akan dinodai, bila kita untuk datang kepada Tuhan dan berkenan kepada-Nya kita sandar pada kegiatan, kemampuan dan rencana kita sendiri. Itu semuanya tak akan banyak berkesan pada Tuhan sehingga dapat menggerakkan Dia untuk mendukung dan mengabulkan doa kita. Bukan tanpa alasan Dia memberi kita pengantara-pengantara di dekat takhta-Nya. Allah melihat betapa kita tidak pantas dan tidak mampu, maka Ia berbelas kasih terhadap kita. Untuk memberi jalan menuju kerahiman-Nya kita diberi-Nya penganjur-penganjur di hadapan Sri Baginda. Karena itu kita kurang rendah hati, bila kita melewati pengantara-pengantara ini, dan mau langsung tanpa rekomendasi mendekati kekudusan Tuhan. Maka itu berarti kurang hormat terhadap Allah yang begitu agung dan begitu kudus. Kita akan lebih menghormati seorang raja atau pangeran duniawi daripada Sang Raja di raja. Bukankah kita tidak berani menghadap seorang raja duniawi tanpa pengantaraan seorang teman? 50 <BS 84> Berdasarkan penebusan, Tuhan Yesus menjadi pengantara dan penengah di hadapan Allah Bapa. Lewat Dia kita harus berdoa, bersatu dengan segenap Gereja yang jaya dan Gereja berjuang. Lewat Dia kita boleh menghadap Sri Baginda (1Yoh 2:1-2). Tanpa bersandar pada Dia dan disertai pahala-Nya, kita sudah pasti tidak pernah boleh menghadap Bapa. Kita harus menyandang itu seperti pemuda Yakub, ketika ia berpalutkan kulit domba pergi menghadap bapanya untuk meminta berkatnya (Kej 27:1-45). <BS 85> Apakah kita memerlukan seorang penghubung pada pengantara itu? Apakah kita hidup cukup murni untuk menyatu dengan Dia secara langsung dan bersandar pada kekuatan sendiri? Bukankah Dia itu Allah, dalam segalanya sama dengan Bapa, jadi juga Mahasuci, yang harus kita hormati sama seperti Bapa! Bila Ia karena cinta-Nya yang tak terhingga menjadi jaminan kita pada Bapa Ilahi-Nya untuk meredakan murka-Nya dan menebus dosa-dosa kita, maka itu bukan alasan untuk memperlakukan Dia dengan kurang hormat dan kurang segan pada kemahasucian-Nya (1 Tim 2:5). Marilah kita bersama Santo Bernardus tanpa ragu-ragu mengakui bahwa kita masih memerlukan seorang penghubung pada pengantara kita sendiri; dan bahwa tidak ada orang yang begitu cocok untuk pelayan kasih ini seperti Santa Maria. Sebab lewat dia Yesus Kristus sudah datang kepada kita. Lewat Maria pula kita harus menuju kepada Yesus. Kalau kita tidak berani langsung menuju kepada Yesus Kristus, yang adalah Allah sendiri, karena hormat terhadap keagungan-Nya yang tak terhingga, atau karena malu akan kepapaan dan dosa-dosa kita, marilah kita minta saja bantuan dan perantaraan ibu kita Santa Maria. Maria itu baik dan lembut hati, tidak keras atau suka menolak. Keagungannya juga tidak menyilaukan kita. Dalam diri Maria kita hanya melihat kodrat manusiawi kita sendiri. Ia bukan matahari yang dengan cahayanya yang terik menyakiti mata kita, melainkan rembulan yang elok dan lembut yang mendapat terangnya dari matahari dan melunakkannya begitu rupa, sehingga tidak terlalu keras lagi bagi kemampuan kita yang terbatas. Maria demikian penuh kasih sayang, sehingga ia tidak pernah menolak siapapun yang 51 minta perantaraannya, biarpun orang itu pendosa yang besar. Sebab seperti dikatakan para orang kudus, belum pernah terdengar, selama dunia ini ada, bahwa seorang yang mencari perlindungan Maria dengan penuh kepercayaan dan tekun, ditolak olehnya. Ia begitu berkuasa sehingga doanya belum pernah ditolak. Cukuplah Maria menghadap Puteranya dengan permohonannya, langsung Ia setuju, langsung dikabulkan-Nya. Tidak pernah Yesus dapat menolak permohonan ibu-Nya yang suci, bila diingat-Nya buah dada yang sudah menyusui-Nya dan rahim yang mengandung-Nya. 11. Maria membantu kita menyimpan harta rahmat ilahi yang kita terima. <BS 87> Mengingat kelemahan dan kerapuhan kita, benar-benar tidak mudah untuk menyimpan segala harta dan rahmat yang kita terima dari Allah. Pertama: karena harta ini, yang lebih berharga daripada surga dan bumi, kita bawa dalam bejana yang rapuh (2 Kor 4:7): dalam suatu tubuh yang fana, dalam jiwa yang lemah dan mudah goyah, yang karena goncangan terkecil saja sudah bingung dan putus asa. <BS 88> Kedua: karena setan-setan, pencuri yang licik itu, mencoba menyerang kita secara tiba-tiba, mencuri dan merampok kita (1 Ptr 5:8-9). Siang malam mereka mengintai saat yang tepat. Terus menerus berkeliling untuk menelan kita, dan dalam suatu saat saja, oleh satu dosa saja, merampas semua rahmat dan pahala yang telah kita peroleh dengan usaha bertahun-tahun. Bahaya ini harus benar- benar kita takuti, bila kita ingat kejahatan dan kelicikan mereka, daya upaya dan jumlah mereka yang besar. Lihat saja berapa banyak orang yang sudah disergap, dimaling, dirampok. Padahal mereka lebih dirahmati, lebih berkebajikan, lebih berpengalaman dan lebih maju dalam kesucian daripada kita. Ah! Berapa banyak pohon-pohon cedar di gunung Libanon, berapa banyak 52 bintang di langit yang sudah berguguran dan kehilangan segala kebesaran dan kecemerlangan dalam waktu yang singkat! Dari manakah asalnya perubahan yang mengherankan itu? Rahmatnya tidak kurang, sebab setiap orang mendapat cukup banyak rahmat, tetapi yang kurang adalah kerendahan hati. Mereka terlalu mengandalkan tenaganya sendiri. Mereka mengira dapat menjagai sendiri hartanya itu. Mereka terlalu bersandar pada kepercayaan diri dan menyangka bahwa rumahnya cukup aman, lemari besinya cukup kuat untuk menyimpan permata berharga: rahmat itu. Namun justru karena kepercayaan diri yang tidak kentara ini, biarpun mereka mengira hanya bersandar pada rahmat, maka keadilan Tuhan menyerahkan mereka kepada nasib mereka sendiri dan tidak mencegah supaya mereka tidak kecurian. Sayang sekali! Sekiranya mereka mengenal devosi yang menakjubkan yang nanti akan kuterangkan, tentulah mereka mempercayakan harta mereka itu kepada Perawan yang setia dan sakti itu. Tentu Maria akan menganggap nya sebagai kewajiban berdasarkan keadilan, untuk menyimpan harta itu sebagai miliknya sendiri. <BS 89> Ketiga: sulit untuk berkanjang di dalam keadilan karena kebobrokan yang menonjol di dunia. Dunia zaman sekarang ini demikian bobrok, sehingga orang-orang beriman tidak bisa luput, kalaupun tidak ikut tenggelam dalam lumpur, sekurang-kurangnya terpercik lumpur itu. Maka menjadi keajaiban kalau ada orang yang dapat tetap tegak di tengah-tengah laut yang mengamuk itu, dan tidak ikut dihanyutkan, dan tidak tenggelam, yang tidak dirampok oleh pembajak laut dan perampok, tidak dicemari oleh suasana yang rusak itu. Hanya Perawan Marialah satu-satunya yang tetap setia kepada Allah, dan ular tidak pernah berdaya apa-apa terhadapnya, dia melakukan keajaiban bagi semua orang yang mencintai dia dengan cara yang tepat. 53 Tema III: IBADAT YANG SEJATI KEPADA SANTA PERAWAN MARIA. "Sekarang, lebih dari dulu, perlu kita menjatuhkan pilihan yang tepat dan memilih suatu ibadat yang sejati kepada Santa Perawan Maria, oleh karena lebih dari pada dulu terdapat ibadat-ibadat palsu kepada Santa Perawan Maria..." ((BS 90). Setan adalah pembohong yang licik dan berpengalaman, yang seharihari menggunakan pengalaman setaninya untuk memperdayakan manusia dan mengayunkannya sampai tertidur dalam dosa, dengan dalih penghormatan kepada Perawan Tersuci, melalui beberapa doa yang diucapkan secara sembrono dan beberapa kegiatan lahiriah. Unsur pokok ibadat ini kepada Bunda Maria ialah sifat batinnya, sikap mentalnya, suatu penyerahan total: suatu penyerahan yang dirasakan penting untuk kehidupan dan yang tujuannya adalah Yesus Kristus. Namun kita terdiri dari jiwa dan raga. Maka ibadat kita ini bagaimanapun juga harus dinyatakan melalui sikap-sikap lahiriah, melalui upacara-upacara, melalui kegiatan-kegiatan tertentu. Kegiatan-kegiatan ini harus sepadan dengan gaya hidup dan pola berpikir kita. Santo Montfort menjelaskan se pintas lalu apa pendapatnya mengenai penghormat-penghormat palsu (penghormat pengritik, penghormat yang penakut, penghormat yang dangkal, penghormat yang lancang, penghormat yang selalu berubah-ubah, penghormat sok suci, penghormat yang mencari untung diri (BS 92 dst). Namun, uraiannya bersifat membangun, terarah kepada terpilihnya suatu ibadat yang sejati, dan kepada pelaksanaannya yang paling sempurna: yaitu suatu penyerahan yang sempurna kepada Yesus Kristus melalui tangan Maria. 54 1. Ada berbagai ibadat sejati kepada Santa Perawan Maria. <RM 24> Memang terdapat sejumlah ibadat sejati kepada Bunda Maria: Ibadat yang palsu tidak saya bicarakan di sini. <RM 25> Yang pertama, ialah menunaikan kewajiban kristiani: menghindari dosa berat; bertindak terdorong oleh cinta kasih dan bukan karena takut; sewaktu-waktu berdoa kepada Santa Perawan Maria dan menghormatinya sebagai Bunda Allah, tetapi tanpa ibadat khusus kepada Maria. <RM 26> Yang kedua, ialah menyatakan perasaan lebih mendalam kepada Maria seperti kasih sayang, penghargaan, kepercayaan serta peng-hormatan. Ini dapat mendorong kita menjadi anggota persaudaraan Rosario suci dan Skapulir, berdoa 5 peristiwa atau 15 peristiwa dari rosario, menghormati arca serta altar Maria, mewartakan pujiannya dan menjadi anggota Kongregasi Maria1. Bila sementara itu juga menghindari dosa, semuanya itu adalah ibadat yang baik, suci dan patut dipuji. Tetapi ibadat itu belum sempurna, belum mampu mengalihkan perhatian kita dari alam ciptaan dan belum mampu membuat kita bersifat lepas-bebas terhadap diri kita sendiri untuk mempersatukan kita dengan Yesus Kristus. <RM 27> Baru sedikit orang mengenal dan mempraktekkan cara ibadat yang ketiga yang sekarang saya ingin perkenalkan. 2. Ciri-ciri ibadat yang sejati kepada Santa Perawan Maria. <BS 106> 1 Ibadat sejati kepada Santa Maria bersifat batin, artinya ia keluar dari budi dan dari hati, dan bertumbuh dari rasa hormat terhadap Santa Maria, dari penghargaan besar yang ditaruh kepada keagungannya, dan dari cinta terhadap Maria. 1) Ini berdasarkan pengalaman bahwa Maria, seperti Kristus juga, hanya dapat ditemukan dalam umat Gereja yang hidup. 55 <BS 107> 2 Ibadat kepada Maria itu lembut, artinya ia penuh kepercayaan akan Santa Maria, seperti seorang anak penuh kepercayaan akan ibunya yang baik. Ibadat ini mendorong seorang agar dengan polos, penuh kepercayaan dan kemesraan, ia mencari perlindungan Maria dalam semua kebutuhan rohani dan jasmaninya. Selalu dan di mana-mana, dalam segala keadaan ia berdoa memohon pertolongan ibunya: dalam keragu-raguannya, supaya diteranginya; dalam penyimpangannya, supaya dikembalikan lagi ke jalan yang benar. Bunda suci ini harus menopangnya dalam godaan, menguatkannya dalam kelemahan, menegakannya bila ia jatuh. Pada saat-saat putus asa Bunda Maria akan menyemangatkannya lagi. Ketakutan-ketakutan yang mengganggu batinnya dihilangkannya, dan ia menghiburnya di waktu ada salib, kecemasan dan segala suka duka hidupnya. Pendek kata, dalam segala sesuatu yang menimpa jiwa raganya, Maria selalu menjadi tempat perlindungan baginya. Tanpa perlu takut bahwa ia merepotkan ibu yang baik ini, atau tidak berkenan pada Tuhan Yesus Kristus. <BS 108> 3 Ibadat sejati kepada Santa Maria ini selalu suci, selalu mendorong suatu jiwa untuk mengelakkan dosa, meniru kebajikan-kebajikan Santa Maria, terutama kerendahan hatinya yang mendalam, iman yang hidup, ketaatan yang buta, doa terus menerus, tapa yang tuntas, kemurnian yang suci, cinta yang berkobar-kobar, kesabaran yang perwira, kelembutan hati seperti malaikat dan kebijaksanaan yang surgawi. Ini 'kan kesepuluh kebajikan yang utama dari Perawan tersuci. <BS 109> 4 Ibadat kepada Santa Maria bersifat teguh: mengokohkan suatu jiwa dalam yang baik, dan menjadikan orang itu tidak cepat mengabaikan doa-doa kebaktiannya. Karenanya ia dikuatkan dalam menolak dunia beserta kebiasaan-kebiasaan dan pandanganpandangannya, dalam melawan daging bersama kehampaan dan nafsu-nafsunya, dalam melawan setan dan godaan-godaannya. Seorang penghormat sejati dari Santa Maria sama sekali tidak cepat berubah-ubah, sedih, penakut atau suka cemas. Memang, dia juga kadang-kadang tersandung, dan ada saat-saat kering dalam devosinya. 56 Tetapi bila ia jatuh, ia mengulurkan tangannya kepada ibunya yang baik, lalu bangun lagi. Dan jika ia tanpa semangat, dan ibadatnya menjadi hambar, ia tidak menjadi cemas. Seorang abdi Maria yang jujur dan setia, hidup berdasarkan imannya akan Yesus dan Maria, dan bukan dari perasaan inderawinya (Ibr 10:38-39). <BS 110> 5 Akhirnya, ibadat sejati kepada Santa Maria itu tidak mencari untung diri; artinya: di bawah pengaruhnya orang tidak mencari diri sendiri, melainkan Allah saja dalam diri ibu-Nya yang suci. Seorang penghormat Maria yang sejati, mengabdi ratu mulia ini, bukan untuk keselamatannya yang fana ataupun yang abadi, yang jasmani atau rohani, tetapi semata-mata sebab Maria layak diabdi, dan hanya Allah di dalam dia. Ia mencintai Maria bukan pertama- tama karena anugerah-anugerah yang diperolehnya dari dia atau diharapkannya, melainkan karena Maria pantas dicintai. Karena itu, ia sama setianya mencintai dan mengabdi Maria di waktu mengalami hiburan yang manis dan bersemangat. Ia sama mencintai Maria di atas gunung Kalvari seperti pada pesta pernikahan di Kana. Alangkah berkenan dan penuh hormat, pandangan Allah dan bunda-Nya tertuju kepada seorang penghormat Maria, yang mengabdinya tanpa cinta diri sedikitpun. Tetapi zaman sekarang jarang sekali terdapat orang yang demikian itu! Justru supaya untuk selanjutnya muncul lebih banyak orang-orang yang demikian ini, saya mulai menuliskan apa yang telah dengan sukses kuajarkan bertahun- tahun selama karya misiku, dalam khotbah dan wawancara pribadi. 3. Pelaksanaan ibadat yang sempurna: Pembaktian diri secara total kepada Yesus melalui Maria. <BS 118> Sesudah semua yang kuuraikan di muka, hendak kutegaskan: saya sudah membaca hampir semua buku tentang devosi kepada Santa Maria, dan membicarakannya dengan orang-orang yang paling saleh dan terpelajar di zaman kita ini, namun belum pernah saya mengenal suatu bentuk ibadat kepada Santa Maria, yang setara dengan yang akan 57 kuuraikan di bawah ini. Tak ada yang meminta dari suatu jiwa lebih banyak kurban-kurban demi Tuhan, lebih mengosongkan dirinya dari cinta diri, dan menjagainya lebih setia dalam rahmat dan memeliharakan rahmat dalam dia; tak ada suatu devosi yang lebih mesra dan lebih mudah menyatukan suatu jiwa dengan Yesus Kristus; pendeknya, tak ada yang lebih memuliakan Tuhan, lebih menguduskan manusia dan lebih menguntungkan sesama manusia. <BS 119> Karena hakekat devosi ini terdapat dalam keadaan batin seseorang, maka tidak semua orang dapat mengerti dalam kadar yang sama. Beberapa orang yaitu kebanyakan, hanya akan melihat bagian luarnya saja. Yang lain, suatu kelompok kecil, akan meresap masuk kepada yang batin, tetapi naiknya tidak lebih dari satu tingkat saja. Siapa akan naik ke tingkat dua, dan siapa mencapai yang ketiga? Akhirnya siapa akan menetap di situ? Hanya orang yang oleh Roh Yesus Kristus diberitakan rahasia ini. Roh Kudus sendirilah yang akan menghantarkan ke sana jiwa yang setia sekali, supaya mereka maju kebajikan demi kebajikan, rahmat demi rahmat, terang demi terang. Ia akan membawa jiwa itu kepada pengubahan dirinya ke dalam diri Yesus Kristus kepada kepenuhan hidup-Nya di dunia ini dan kepenuhan kemuliaan-Nya di surga (Ef 4:13). <BS 120> Segenap kesempurnaan kita terdapat dalam keserupaan kita dengan Yesus Kristus, menyatukan diri kita dengan Dia serta membaktikan diri kita kepada Dia. Karena itu devosi yang terbaik, tak dapat disangkal, ialah devosi yang membuat kita paling menyerupai Yesus Kristus, menyatukan kita dengan Dia, serta membaktikan diri kita kepada-Nya. Nah, tak ada satu makhluk pun yang lebih menyerupai Yesus Kristus daripada Maria, sehingga juga tak ada suatu devosi yang lebih membaktikan suatu jiwa kepada Tuhan, dan menyerupakan dia dengan Tuhan daripada ibadat kepada Perawan tersuci, bunda-Nya yang paling kudus. Jadi semakin suatu jiwa dibaktikan kepada Maria, semakin mesra ia menjadi milik Yesus Kristus. Oleh karena itu pembaktian diri yang sempurna kepada Yesus Kristus tak lain adalah pembaktian sempurna dan tuntas kepada Perawan tersuci. Dan justru inilah devosi 58 yang kuwartakan. Dengan kata lain: suatu pembaharuan yang sempurna dari janji-janji dan niat-niat sakramen permandian. 4. Penyerahan diri secara total kepada Yesus lewat Maria. <BS 121> Jadi devosi ini terletak dalam penyerahan diri secara tuntas kepada perawan tersuci, supaya lewat dia menjadi milik Yesus Kristus seutuhnya. Kita harus memberikan kepadanya: 1. tubuh kita beserta semua pancaindera dan anggota-anggotanya. 2. jiwa kita beserta semua daya-dayanya. 3. harta lahiriah kita, katakan milik duniawi kita, baik yang sekarang maupun di masa mendatang. 4. harta batin dan rohani kita, yaitu pahala dan kebajikan kita, perbuatan baik kita, di masa lampau, kini dan di masa yang akan datang. Pendeknya, kita harus memberikan kepada Maria segalanya yang kita miliki di bidang kodrati dan bidang rahmat dan apa yang masih akan kita peroleh dalam kemuliaan. Dan semuanya ini kita berikan tanpa mengecualikan apapun, entah itu satu duit atau sehelai rambut atau perbuatan yang terkecil sekalipun, dan hal ini, untuk selamanya sampai kekal. Kita juga harus memberikannya kepada Maria tanpa meminta atau mengharapkan suatu ganjaran lain bagi penyerahan diri dan pengabdian kita, kecuali kehormatan karena menjadi milik Yesus Kristus lewat dan dalam Maria. Dan itu juga seandainya Maria yang tercinta ini, lain daripada yang selalu kita lihat, bukan yang paling murah hati dan yang paling berterima kasih di antara segala makhluk. <BS 123> AKIBATNYA: 1 Lewat ibadat ini kita memberikan kepada Yesus Kristus atas cara yang paling sempurna, - sebab lewat tangan Maria - , segala sesuatu yang dapat kita berikan, dan jauh lebih banyak daripada melalui ibadat lain-lainnya. Sebab melalui ibadat-ibadat yang lain kita memberikan kepada-Nya sebagian dari waktu yang kita miliki, sebagian dari amal bakti kita, sebagian dari silihan dan pahala-pahala kita. Melalui ibadat yang kumaksud ini 59 segala-galanya diberikan dan dibaktikan, sampai-sampai hak kita untuk menggunakan harta batiniah dan nilai penyilihan yang kita peroleh melalui amal bakti kita sehari-hari. Malahan kaul kebiaraanpun tidak mencakup sampai ke situ. Sebab dalam biara-biara orang menyerahkan kepada Allah semua harta duniawinya lewat kaul kemiskinan, tubuhnya lewat kaul kemurnian, kehendak bebasnya lewat kaul ketaatan, kadang-kadang juga kebebasan lahiriah oleh kaul klausura biara. Tetapi mereka tidak melepaskan hak penggunaan bebas nilai amal baktinya. Tidak lazim seorang melepaskan sebanyak mungkin harta yang paling berharga dan tersayang bagi seorang Kristen: yaitu pahala-pahalanya dan silih-silihnya. <BS 124> 2 Barang siapa telah membaktikan diri dan mengurbankan diri secara suka rela seperti itu melalui Maria kepada Yesus Kristus, tidak dapat lagi mengatur sesukanya penggunaan nilai amal baktinya yang manapun juga. Segala derita, pikiran baik, kata-kata dan karyanya sudah menjadi milik Maria, agar ia menggunakannya menurut kehendak Puteranya dan demi kemuliaan-Nya. Namun ketergantungan ini sekali-kali tidak bertentangan dengan kewajiban-kewajiban martabat kita, entah kini maupun kelak. Misalnya: seorang imam yang karena jabatannya, atau alasan lain, harus menerapkan nilai penyilihan dan nilai rahmat dari Misa Kudus bagi seseorang. Sebab persembahan ini semata-mata dilakukan menurut peraturan yang telah dibuat Tuhan dan karena kewajiban-kewajiban martabatnya. <BS 125> 3 Jadi kita sekaligus membaktikan diri kepada Perawan tersuci dan kepada Yesus Kristus; kepada Perawan tersuci selaku sarana sempurna, yang dipilih Yesus Kristus untuk menyatukan diri-Nya dengan kita dan menyatukan kita dengan Dia; kepada Tuhan selaku tujuan akhir kita: selaku Penebus dan Allah kita yang telah memberi kita seluruh ada kita. 60 5. Suatu pembaharuan sempurna janji-janji baptis. <BS 126> Seperti telah kukatakan, ibadat ini dengan tepat sekali dapat disebut perbaharuan sempurna janji-janji dan niat-niat pembaptisan suci. Sebab sebelum pembaptisan, setiap orang Kristen adalah hamba setan, oleh karena setan memilikinya. Tetapi ketika dibaptis, ia secara pribadi ataupun dengan mulut ibu/bapa wali baptisnya, secara resmi menolak setan, bujukan dan perbuatannya; memilih Yesus Kristus sebagai gurunya dan tuan yang berdaulat atasnya, untuk menjadi tergantung pada-Nya selaku hamba cinta kasih. Nah, lewat ibadat ini kita berbuat sama seperti itu: sesuai dengan perumusan yang jelas dari doa pembaktian, kita menolak setan, dunia, dosa dan diri sendiri, serta memasrahkan diri secara tuntas kepada Yesus Kristus lewat tangan Maria. Bahkan sekarang terjadi lebih banyak daripada tatkala dibaptis. Sebab dahulu kita berbicara melalui mulut orang lain, yaitu ibu dan bapa wali baptis; jadi penyerahan kepada Yesus Kristus terjadi hanya lewat orang-orang yang diberi kuasa. Tetapi dalam ibadat ini kita bertindak secara pribadi, sukarela dan dengan sadar. Dalam pembaptisan kita juga tidak memberikan diri secara jelas melalui tangan Maria kepada Yesus Kristus. Kita juga tidak menyerahkan amal bakti kita. Sesudah pembaptisan kita sama sekali bebas untuk menerapkannya kepada siapa saja. Tetapi oleh ibadat ini secara jelas kita menyerahkan diri kepada Tuhan lewat Santa Maria dan menyerahkan kepada-Nya nilai dari semua tindak tanduk kita. <BS 127> Santo Thomas berkata: ketika dibaptis, kita berjanji untuk menolak setan dan bujukan-bujukannya. Menurut Santo Agustinus inilah kaul yang utama dan terpenting: "janji kita yang terbesar untuk tetap tinggal dalam Kristus". Hal yang sama dikatakan oleh para ahli Hukum Gereja: "janji kita yang terpenting ialah yang kita ucapkan ketika dibaptis". Akan tetapi siapa gerangan yang memenuhi janji yang agung itu? Siapa yang setia hidup sesuai dengan janji dan niat-niat pembaptisannya? Bukankah hampir semua orang Kristen menyangkal kesetiaan yang mereka janjikan kepada Yesus Kristus pada saat 61 pembaptisannya? Bagaimana dapat diterangkan kemerosotan pada umumnya, jika bukan berdasarkan kenyataan bahwa mereka melupakan kewajiban-kewajiban yang diterima lewat janji-janji dan niat-niat pembaptisan; dan bahwa hampir tak ada orang yang mengukuhkan ikatan yang pernah dibuatnya dengan Tuhan lewat ibu dan bapa wali baptisnya. 6. Suatu jalan kepada kesempurnaan kristiani. <BS 152> Ibadat ini adalah jalan yang mudah, pendek, sempurna dan lagi aman untuk mencapai persatuan dengan Tuhan. Dan di sinilah letaknya kesempurnaan seorang Kristen. Jalan yang mudah; suatu jalan yang telah dibuka Tuhan Yesus, ketika Ia datang kepada kita, di mana tak ada satu halanganpun yang dapat menghambat kita untuk datang kepada-Nya. Memang kita dapat mencapai persatuan dengan Tuhan melalui jalan-jalan lain. Tetapi kita akan mendapat jauh lebih banyak salib, dan lebih sering harus mati terhadap diri kita sendiri secara tak terduga. Kita akan mengalami lebih banyak kesulitan yang hanya dapat kita atasi dengan susah payah. Kita harus melewati malam-malam yang kelam, melewati perjuangan-perjuangan yang luar biasa dan ketakutan setengah mati, melewati gunung-gunung yang curam, duri-duri yang tajam dan padang gurun yang mengejutkan. Tetapi melalui jalan Maria semuanya berlangsung lebih lembut dan tenang. Di sinipun kita harus berjuang dengan hebat dan ada kesulitan- kesulitan besar yang harus kita atasi, namun bunda dan pemimpin kita yang baik itu tetap berada dekat abdi-abdinya yang setia. Ia mau menerangi mereka pada saat-saat gelap, memberi kepastian dalam keragu-raguan mereka, menguatkan mereka dalam ketakutan, menyokong mereka di dalam perjuangan dan kesukaran. Maka sebenarnya jalan Sang Perawan untuk menemukan Yesus ini, adalah jalan berbunga mawar dan manis bagaikan madu, bila dibandingkan dengan jalan-jalan lain. Beberapa orang kudus, tetapi tidak banyak, telah menempuh jalan yang empuk untuk menuju kepada Yesus Kristus, misalnya Santo Ephrem, Yohanes dari Damaskus, Bernardus, Bernardinus, Bonaventura, Fransiskus Sales dan lain-lainnya. 62 Sebab Roh Kudus, mempelai setia Bunda Maria, telah menunjukkan jalan itu kepada mereka, lewat suatu rahmat khusus. Para kudus lainnya, yang banyak jumlahnya, memang semuanya menghormati Santa Maria, tetapi mereka sama sekali tidak atau jarang menempuh jalan ini. Karena itu mereka harus menanggung percobaan-percobaan yang lebih berat dan lebih berbahaya. <BS 153> Tentu ada orang yang membantah ini dengan berkata: mengapakah abdi-abdi yang setia dari bunda Maria begitu sering harus menderita. Bahkan lebih daripada orang-orang lain yang tidak begitu mendalam membaktikan diri kepadanya? Mereka itu ditentang, dikejar-kejar, difitnah dan tidak dibiarkan orang. Atau mereka harus melewati padang gurun dan kekelaman batin, di mana tidak ada embun surgawi setetespun. Jika ibadat kepada Maria ini mempermudah jalan untuk menemukan Yesus Kristus, bagaimana dapat diterangkan bahwa mereka itu paling banyak disalibkan? <BS 154> Saya jawab sebagai berikut: memang benar, orang-orang yang paling setia menghormati Santa Perawan Maria, justru karena mereka dicintai Maria secara istimewa, mereka diberi rahmat dan anugerah surgawi yang terbesar, ialah: salib. Tetapi aku yakin bahwa abdi-abdi Maria dapat memanggul salib-salib itu dengan lebih mudah, lebih berpahala dan lebih mulia. Apa yang akan seribu kali menghambat atau menjatuhkan orang lain, bagi mereka itu tidak menghambat, sekalipun tidak, malahan membuat mereka bertambah maju. Sebab Maria yang dipenuhi rahmat dan urapan Roh Kudus, mencelupkan semua salib yang diberikan kepada mereka dalam gula kemesraan seorang ibu dan dalam urapan cinta yang murni. Maka mereka dengan suka cita menelan semua salib itu seperti buah dalam sele manis, walaupun sebenarnya pahit sekali. Saya kira seseorang yang mau hidup takwa dan saleh dalam Yesus Kristus, dan yang harus menderita pengejaran (2 Tim 3:12) dan tiap-tiap hari memikul salibnya (Lk 9:23), tak mungkin dengan gembira dan tabah memikul salibnya tanpa beribadat secara mesra kepada Santa Maria yang memperlunak penderitaan itu. Sama seperti seseorang tanpa memaksakan diri, dan itupun tidak akan bisa lama-lama, tidak akan mampu makan buah-buah batu yang belum masak, kalau tidak direbus dalam air gula. 63 <BS 155> Ibadat kepada Santa Maria ini adalah jalan pendek untuk berjumpa dengan Yesus Kristus, sebab kita tak akan sesat, dan seperti sudah kukatakan, kita juga akan menempuh jalan itu dengan lebih gembira dan lebih mudah, jadi akan maju lebih cepat. Dengan tunduk kepada Maria selama waktu yang singkat dan tergantung kepadanya, kita akan lebih banyak maju daripada selama bertahun-tahun menuruti kehendak sendiri dan percaya pada diri sendiri. Sebab seorang manusia yang taat dan tunduk kepada Maria akan mengumandangkan lagu-lagu kemenangan yang cemerlang atas musuhnya (Ams 21:28). Tentu saja mereka akan ingin mencegahnya, bahkan akan mencoba supaya ia mundur lagi, atau supaya jatuh. Tetapi berkat dukungan, bantuan dan bimbingan Santa Maria, ia akan maju dengan langkahlangkah raksasa mendekati Yesus Kristus, tanpa mundur ataupun memperlambat kecepatannya. Ia akan menempuh jalan sama yang telah dilewati Kristus untuk sampai kepada kita seperti yang tertulis (Mzm 19:6), dengan langkah raksasa dan dalam waktu singkat. <BS 156> ...Saya berani berkata bahwa di dalam rahim Maria, kaum muda memperoleh kematangan seperti orang-orang yang lanjut usia, dalam hal terang dan kekudusan, pengalaman dan kebijaksanaan. Dalam waktu yang singkat saja mereka mencapai kepenuhan usia dewasa Yesus Kristus (Ef 4:13). <BS 157> Ibadat kepada Santa Perawan ini adalah jalan sempurna untuk menemukan Kristus dan menyatukan diri dengan Dia. Sebab Maria adalah yang paling sempurna dan kudus di antara semua orang yang hanya makhluk semata-mata. Lain daripada itu, Yesus yang datang kepada kita atas peri yang sempurna, tidak memilih jalan lain untuk perjalanan-Nya yang jauh dan menakjubkan itu. Yang Mahatinggi, yang tak Terpahami, yang tak Terhampiri, Dia yang ada, sudi datang kepada kita, cacing tanah yang hina, yang tak berarti apa-apa. Bagaimana hal ini terjadi? Yang Mahatinggi turun kepada kita atas peri yang sempurna dan Ilahi, melalui Maria yang rendah hati. Dengan berbuat demikian Ia tak kehilangan apapun dari ke-Allahan dan kesucian-Nya. Orang-orang yang 64 terkecil harus lewat Maria, naik kepada yang Tertinggi atas cara yang sempurna dan Ilahi. Kalau begitu mereka tak usah takut apa-apa. Yang tak Terpahami membiarkan diri-Nya dicakup dan dipeluk seutuhnya oleh Maria yang kecil, tanpa kehilangan sedikitpun dari ketidakterbatasan-Nya. Kita juga harus membiarkan diri dipeluk dan dibimbing seutuhnya oleh Maria yang kecil, tanpa syarat apapun juga. Yang tak Terhampiri sudah mendekati kita: melalui Maria Ia telah menyatukan diri-Nya dengan kemanusiaan kita secara sempurna dan malahan secara pribadi. Namun demikian, tak sesuatupun yang hilang dari ke-Agungan-nya. Kitapun harus mendekati Tuhan lewat Maria, dan menyatukan diri dengan Sri Baginda secara utuh dan mesra, tanpa takut ditolak. Akhirnya Dia yang ada, mau datang kepada yang tiada, agar yang tiada menjadi Allah atau menjadi yang ada. Allah telah melakukan hal ini secara sempurna, yaitu dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Maria dan tunduk kepada dia. Namun selama Ia terikat pada waktu, Ia tidak berhenti sebagai yang ada sejak kekal. Begitu pula kita, kendati tidak berarti apa-apa, dengan bantuan Maria dapat menjadi serupa dengan Allah: berkat rahmat dan kemuliaan. Untuk itu, kita harus menyerahkan diri kepada Maria dengan begitu sempurna dan utuh sehingga dari diri sendiri kita tidak berarti apa-apa lagi, tetapi berarti segalanya dalam Maria. Tak ada bahaya kekeliruan. <BS 158> Biarlah seseorang membuat jalan baru menuju Kristus. Jalan itu boleh dilapisi dengan semua pahala orang kudus, biar ia menghiasinya dengan segala keutamaan-keutamaan mereka yang pahlawan, menerangi dan memperindahnya dengan segala kesemarakan para malaikat. Suruhlah segala malaikat dan para kudus mendiaminya, untuk membimbing, membela dan menopang orang-orang yang ingin menenpuh jalan ini. Namun, dengan yakin sekali berani kukatakan, dan tepat sekali: daripada jalan yang istimewa tadi itu, saya lebih suka memilih jalan yang tak bernoda (Mzm 18:33). Bunda Maria, suatu lajur, jalan, tanpa cemar atau noda sedikitpun, tanpa dosa asal atau dosa pribadi, tanpa bayangan atau kegelapan apapun juga. Dan bila Yesus tercinta datang untuk kedua kalinya (hal ini akan terjadi) dalam kemuliaan-Nya ke dunia ini untuk menguasainya, maka Ia tak akan 65 menuruti jalan lain daripada Santa Perawan Maria, jalan yang telah dilalui-Nya dengan begitu aman dan utuh ketika Ia untuk pertama kali datang ke dunia ini. Bedanya antara kedatangan- Nya yang pertama dan yang kedua ialah, yang pertama itu terjadi secara rahasia dan tersembunyi, sedangkan yang kedua kalinya nanti akan nampak dengan semarak dan cemerlang. Tetapi keduanya adalah sempurna, sebab keduanya terjadi melalui Maria. Sayang, rahasia ini tidak dimengerti: sehingga di sini setiap lidah menjadi kelu. <BS 159> Devosi kepada Santa Maria ini adalah juga jalan yang aman untuk menuju kepada Yesus Kristus, mempersatukan kita dengan Dia dan begitu mencapai kesempurnaan... <BS 164> ...Ciri khas Santa Maria ialah, mau menghantarkan kita dengan aman kepada Yesus Kristus, sebagaimana Yesus Kristus menghantarkan kita kepada Bapa yang kekal. Janganlah orang-orang yang menjalani hidup rohani mempunyai pikiran yang tidak benar bahwa Maria menghalangi persatuan mereka dengan Tuhan. Bagaimana hal ini mungkin? Maria telah memperoleh belas kasihan Tuhan bagi semua orang pada umumnya, dan bagi setiap orang khususnya. Bagaimana mungkin ia menjadi hambatan bagi anugerah persatuan dari Tuhan? Maria itu penuh rahmat, rahmat berlimpah dari padanya. Ia begitu erat bersatu dengan Tuhan dan sudah diubahkan ke dalam Dia, sehingga seakan-akan merupakan suatu keharusan Ia menjadi manusia di dalam Maria. Jadi bagaimana mungkin ia menghalangi kita dalam mencapai persatuan sempurna dengan Tuhan? ... Salah satu sebab bahwa hanya sedikit orang mencapai kepenuhan hidup Yesus Kristus ialah karena Maria yang masih tetap bunda dari Yesus serta mempelai Roh Kudus yang subur, tidak cukup dibentuk dalam hati mereka. Barang siapa merindukan buah-buah yang matang dan masak, harus memiliki pohon yang menghasilkan buah-buah itu. Begitu pula barang siapa merindukan buah kehidupan Yesus Kristus, harus memiliki Maria, pohon kehidupan itu... 66 <BS 168> Jadi, barang siapa ingin maju di jalan kekudusan dan ingin menemukan Yesus Kristus secara pasti dan sempurna ..., hendaknya dengan segenap hati (2 Mak 1:3) menjalankan devosi kepada Santa Maria ini, sekalipun hingga kini belum dikenalnya. Biarlah ia menempuh jalan yang unggul ini, yang hingga kini belum pernah dikenalnya dan yang sekarang kutunjukkan kepadanya (IKor 12:31). Ini adalah jalan yang diprakarsai oleh Yesus Kristus sendiri, kebijaksanaan yang telah menjelma dan kepala kita satu-satunya. Barang siapa termasuk tubuh mistik serta mengikuti jalan yang sama, ia tak mungkin sesat. Jalan ini mudah, sebab ada kepenuhan rahmat dan pengurapan Roh Kudus. Barang siapa menempuhnya tak pernah lelah dan tak akan mundur. Ini adalah jalan pendek yang dalam waktu singkat membawa kita kepada Yesus Kristus. Jalan sempurna: tidak berlumpur, tidak berdebu, dan sama sekali tak dinodai dosa. Akhirnya, ini adalah jalan aman yang membawa kita langsung dan pasti kepada Yesus Kristus dan kepada hidup abadi, tidak membelok ke kiri atau ke kanan. Jadi, marilah kita menempuh jalan ini, siang malam maju terus sampai kita mencapai kepenuhan hidup Yesus Kristus. (N.B. TUGAS BACA: Kisah Yakub dan Ribka, BS 183-212.) 7. Suatu jalan yang tepat guna. <BS 213> Saudaraku yang tercinta, hendaknya kamu yakin, bahwa hal-hal ajaib akan dilaksanakan padamu, jika kamu tetap setia pada bentuk-bentuk batiniah dan lahiriah devosi ini... Berkat terang Roh Kudus yang akan diberikan melalui Maria, kamu akan mendapat pengertian yang jelas atas sikap-sikap dasarmu yang jahat, kebobrokanmu, ketidakmampuanmu untuk berbuat baik, sekiranya Allah, Pencipta alam, serta rahmat tidak menjadi titik tolaknya. Maka kamu hanya akan mengingat dirimu dengan mual dan rasa benci... <BS 214> Santa Maria juga akan memberimu imannya. Iman Maria di dunia ini lebih besar daripada iman semua bapa bangsa, nabi, rasul dan segala orang kudus. Sekarang sesudah Maria berkuasa di surga, ia tidak 67 lagi memerlukan iman ini, sebab dalam terang kemuliaan ia melihat segalanya dengan nyata di dalam Allah. Tetapi pada saat ia masuk surga, Yang Mahatinggi berkenan bahwa imannya tidak hilang. Artinya Maria tetap mempunyai iman itu, guna tetap menghidupkannya di dalam gereja yang berjuang, di antara para abdi yang paling setia. Maka semakin anda pandai memperoleh kasih sayang Ratu mulia dan Perawan yang setia ini, semakin murnilah iman yang meliputi seluruh cara hidup anda (Gal 5:6). Iman yang menyentuh perasaan dan hal-hal yang luar biasa. Suatu iman yang hidup dan dijiwai cinta kasih; anda hanya akan berkarya demi cinta. Suatu iman yang kokoh dan tak tergoncangkan (Kol 1:23) seperti wadas, anda akan tetap teguh dan tidak dapat goyah di waktu ada topan dan badai. Suatu iman yang berdaya guna dan meresapi segala-galanya; ibarat kunci rohani yang membuka pintu untuk memasuki semua misteri Yesus Kristus, sampai kepada Allah sendiri (Rom 5: 1-2). Suatu iman yang berani, tanpa ragu-ragu, melaksanakan dan menyelesaikan hal-hal yang besar demi Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa (Ibr 11:33-34). Akhirnya suatu iman yang menjadi bagimu suatu obor bernyala, hidup Ilahi dan harta tersembunyi Kebijaksanaan Ilahi (Kol 2,3), dan senjata yang sejati. Semua orang yang berada dalam bayang-bayang kematian gelap (Lk 1:79), akan anda terangi, orang-orang yang suam dan yang tidak memiliki emas cinta kasih, dalam iman itu akan anda kobarkan menjadi cinta. Hidup akan anda berikan kepada mereka yang mati karena dosa.Dengan kata yang lembut dan sakti anda akan melunakkan hati yang tegar, pohon aras dari Libanon anda tumbangkan, dan akhirnya anda akan melawan setan dan semua musuh musuh keselamatan kita (1 Ptr 5:8-9). <BS 215> Bunda cinta yang mulia ini (Sir 29:18) menghapuskan dari hatimu segala kecemasan dan ketakutan seperti seorang hamba. Ia akan membuka dan melapangkan hatimu dan membuat kamu terus maju di jalan perintah-perintah Puteranya dengan kebebasan kudus anak-anak Allah (Rom 8:21; Gal 4:16; Mzm 119:32). Maria juga akan memenuhi dari kelimpahannya sendiri, dengan cinta murni yang diserahkan kepadanya untuk dijagainya, maka kamu tidak lagi terlalu didorong oleh rasa takut akan Tuhan, Sang Cinta itu, melainkan didorong oleh cinta 68 yang murni (1 Yoh 4:16). Anda akan memandang Dia seperti Bapa yang baik; kamu akan terus-menerus berusaha menyenangkan Dia, kamu pun akan bergaul akrab dengan Allah, seperti seorang anak dengan bapanya. Dan bila kamu bersalah karena menghinakan Dia, segeralah rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya, mohonlah ampun dan ulurkanlah dengan kesederhanaan seorang anak kepada Dia. Maka kamu akan bangun lagi dengan cinta, tanpa rasa takut atau cemas, dan melanjutkan perjalananmu kepada Tuhan tanpa rasa putus asa. <BS 216> Santa Maria akan mencurahkan ke dalam hatimu kepercayaan besar akan Tuhan dan akan dia sendiri: 1. Karena kamu tidak lagi mendekati Yesus Kristus berdasarkan kekuatan sendiri, melainkan selalu dengan bantuan ibu yang baik ini. 2. Karena kamu sudah menyerahkan kepadanya segala pahala, rahmat dan silih, maka ia dapat menggunakannya menurut kehendaknya. Ia juga akan membagikan kepadamu kebajikannya serta mendandani kamu dengan pahalanya. Dan dengan kepercayaan penuh kamu dapat berkata kepada Tuhan: Lihatlah, inilah Maria hamba-Mu, terjadilah padaku menurut sabda-Mu (Lk 1:38). 3. Karena, sebagai ganti penyerahan jiwa dan ragamu secara tuntas, Maria yang murah hati, lebih murah hati daripada siapa pun juga, akan memberikan dirinya secara ajaib namun nyata kepadamu. Maka dengan leluasa kamu dapat berkata: aku semata-mata milikmu, ya Perawan tersuci, selamatkanlah aku. Ataupun, seperti yang kukatakan, dengan kata-kata murid yang paling dicintai: Ya Bunda tersuci, aku telah memilihmu sebagai milikku satu-satunya ... Tuus totus ego sum et omnia mea tua sunt, aku milikmu semata-mata dan segala milikku adalah milikmu, ya Perawan yang mulia, yang terberkati di atas segala mahkluk. Aku menaruh engkau seperti meterai pada hatiku, sebab kasihmu adalah kuat laksana maut! (Kid 8:6)... <BS 217> ...Jiwa Perawan Maria akan menyatakan diri kepadamu untuk memuliakan Tuhan. Rohnya akan menggantikan rohmu untuk bersuka cita dalam Tuhan, Penyelamatnya, asal saja anda dengan setia menjalankan ibadat ini... Semoga jiwa Maria hidup dalam setiap orang, 69 guna memuliakan Tuhan di dalam dia. Semoga rohnya hidup dalam setiap orang, supaya bersuka cita dalam Tuhan... Berkatalah seorang suci yang seluruhnya diresapi oleh Maria: Ah! Bilakah akan tiba waktu yang bahagia itu, saat Santa Maria akan ditetapkan sebagai penguasa dan ratu segala hati untuk menyerahkan mereka dengan utuh kepada pemerintahan Yesus, puteranya yang tunggal dan agung? Bilamanakah jiwa-jiwa akan menghiruk Maria sebagaimana tubuh menghiruk udara? Jika demikian barulah akan terjadi hal-hal yang mengherankan di dunia ini. Bilamana Roh Kudus melihat bahwa gambaran pengantin-Nya sudah terbentuk di dalam jiwa-jiwa, maka Ia akan turun secara berlimpah, dan memenuhi manusia dengan anugerah-Nya, teristimewa dengan kurnia kebijaksanaan-Nya, untuk melaksanakan mukjizat-mukjizat rahmat. Saudaraku tercinta, bilakah akan tiba masa bahagia, abad Santa Maria, waktu banyak jiwa yang dipilih dan diperoleh Maria berkat doa-doa yang dipanjatkannya kepada Yang Mahakuasa, akan membenamkan diri ke dalam lubuk hatinya dan menjadi gambaran-gambaran hidup yang serupa dengan Maria, untuk mencintai dan meluhurkan Yesus Kristus? Masa itu tidak akan tiba sebelum devosi yang kuwartakan dikenal dan dijalankan: Supaya datang kerajaanMu, datanglah kiranya kerajaan Maria. 8. Syarat mutlak: berhati lunak dan siap-sedia. <BS 218> Maria adalah bagaikan pohon kehidupan di dalam hati kita. Bila kita merawatnya baik-baik melalui pelaksanaan setia devosi ini, maka pada waktunya nanti ia akan berbuah (Mzm 1:3) dan buah itu tak lain adalah Yesus Kristus sendiri (Lk 1:42). Kulihat sekian banyak pria dan wanita, yang mencari Yesus Kristus, yang seorang dengan praktek tertentu ini dan lewat jalan itu, yang lain mencoba jalan lain lagi. Sesudah banyak berjerih payah sepanjang malam, seringkali mereka harus mengakui: Sepanjang malam kami sudah bekerja, dan tidak mendapat hasil apa-apa (Lk 5:5). Dapat dikatakan: Kalian sudah bekerja keras, tetapi kurang berhasil (Hagai 1:6). Kehadiran Yesus Kristus dalam dirimu masih lemah sekali. Akan tetapi, lewat jalan Maria yang tak bernoda dan lewat devosi yang kuwartakan itu, kita bekerja di waktu siang, dalam ruang kudus, dan hanya diperlukan sedikit jerih payah. 70 Dalam diri Maria tidak terdapat malam, sebab ia tidak mengenal dosa, bayangan dosa terkecilpun tidak ada. Maria adalah tempat yang suci, yang tersuci di antara yang suci. Di dalam dialah orang-orang kudus dibentuk dan dicetak (Yoh 9:4; Yoh 1:5-6; Kel 26:34). <BS 219> Saya mohon kiranya anda memperhatikan kata-kataku ini: 'orang-orang kudus dicetak dalam Maria'. Ada cara yang berbeda-beda sekali untuk membuat sebuah patung, yakni: dapat dipahat dengan memakai pahat dan palu; dapat juga dengan menuangkan bahan ke dalam cetakan. Tukang-tukang pahat memakai cara yang pertama, ini memakan banyak waktu dan tenaga. Tetapi jika menggunakan cetakan, semuanya akan berjalan lebih mudah dan cepat. Santo Augustinus menyebut Maria 'Forma Dei', yaitu acuan cetak Allah; suatu acuan cetak yang cocok untuk mencetak anak-anak Allah (Mzm 82:6). Barang siapa dituang dalam acuan cetak Allah ini, akan segera dibentuk ke dalam rupa Yesus Kristus dan rupa Yesus Kristus di dalam dia. Dalam waktu singkat dan dengan sedikit usaha ia akan menjadi serupa dengan Allah, karena ia dituang dalam acuan cetak sama yang pernah memberi bentuk kepada Allah. <BS 220> Kurasa, para pembimbing rohani dan orang-orang saleh yang mau membentuk Yesus Kristus di dalam dirinya sendiri atau dalam orang-orang lain dengan cara yang lain dari pada yang disebut tadi, dengan tepat dapat dibandingkan dengan pemahat-pemahat patung. Mereka mengandalkan ketrampilannya sendiri, kecekatan dan keahliannya, dan dengan ketukan yang bertubi-tubi dari palu dan pahatnya mereka berusaha menghasilkan gambaran Yesus Kristus dari sebungkah batu keras atau sepenggal kayu yang kasar. Akan tetapi, kadang-kadang hal ini gagal karena mereka tidak mampu melukiskan Yesus Kristus sesuai dengan aslinya atau karena mereka kurang mengenal Yesus Kristus ataupun kurang berpengalaman akan Dia, ataupun juga karena ketukan yang kurang trampil, merusakkan karyanya. Akan tetapi barang siapa mau menerima rahasia rahmat yang kutawarkan ini, dengan tepat dapat kubandingkan dengan tukang-tukang lebur: mereka telah menemukan acuan cetak yang indah, yaitu Maria; di 71 dalam dia dahulu Yesus telah dibentuk, secara kodrati dan Ilahi. Janganlah mereka mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan hanya mengharapkan kebaikan acuan cetak itu, menuangkan diri dan melebur diri di dalam Maria, supaya menjadi gambar Yesus Kristus sesuai dengan yang asli. <BS 221> Sungguh, suatu perbandingan yang tepat! Siapakah dapat memahaminya barang sedikit? Mudah-mudahan anda, ya saudara terkasih. Tetapi janganlah lupa bahwa dalam sebuah acuan cetak hanya dapat dituangkan sesuatu yang lebur dan cair. Dengan kata lain: bongkarlah Adammu yang lama dan leburlah dia, untuk menjadi Adam baru dalam diri Maria. 9. Berbahagialah orang yang menerima wahyu dari Roh Kudus untuk mengenal rahasia Maria. <RM 20> Berbahagialah, ya seribu kali berbahagialah orang yang menerima wahyu dari Roh Kudus untuk mengenal 'rahasia' Maria. Berbahagialah orang yang baginya Roh Kudus membuka taman tertutup ini supaya dapat masuk, membuka sumur termeterai ini (Kid.4:12), supaya dapat menimba dari padanya dan dapat minum air hidup rahmat sepuas-puasnya . Hanya Allah sendiri akan ditemukannya di dalam makhluk tercinta Maria ini, bukanlah suatu makhluk yang lainnya. Tetapi Allah ini yang mahasuci dan mahaluhur serta sekaligus juga mahamurah dan sepadan dengan kelemahan manusia. Allah hadir di mana-mana, maka kita dapat menemukanNya di mana-mana pula, bahkan di dalam neraka. Namun tidak ada tempat di mana kita dapat lebih dekat dengan Allah dan menemui-Nya sepadan dengan kelemahan manusia dari pada dalam Maria. Karena justru untuk tujuan itulah Ia turun dari surga. Di mana-mana pun Allah adalah roti bagi orang-orang yang kuat dan roti para malaikat, tetapi dalam Maria Ia adalah roti bagi kanak-kanak. 72 10. Berbakti sebagai hamba Yesus dalam Maria. <Kantik 77> 1. Untuk memuji Penebusku, hatiku mau menyanyikan besarnya kebaikan Maria bagi hambanya yang malang. 8. Agarlah tergantung sempurna dari Juruselamatku, kuserahkan lengkap padanya tubuh, jiwa dan nasibku. 2. Andai kupunya suara guntur, kugemakan di dunia: Siapa mengabdi Maria dialah yang terbahagia. 9. Bila tengadah pada Bapa, sadar akan kesalahan, ku dihantar doa Maria, kebaikannya b'ri dukungan. 3. Kaum Kristen, pasang telinga, dengarkan hal-hal yang heran mengenai seorang wanita yang melahirkan kalian. 10. Jangan takut Tuhan 'kan marah bila Maria sertaku. Cukuplah kuingatkan Dia: Lihatlah, ini BundaMu. 4 Maria, dekat pada Yesus : hartakulah yang terbesar, kebanggaan kemesraanku, penuh kebajikan benar 11. Bunda ini baik, berdaya, menolongku tiap saat. Bila jatuh, dalam bahaya, seketika ku diangkat. 5. Dia Tabut Perjanjianku di mana kutemu Allah, menutupi kelemahanku dengan mantol tak bercela. 12. Bila hatiku hancur lebur oleh dosa yang menghantu, hatiku merasa terhibur, yakin : Maria membantu. 6. Dialah ruang ku berdoa, di mana kutemu Yesus. Tidak takut akan ditolak kusembahyang sana terus. 13. Dengan bahasanya sendiri bilamana ku bertempur, ku diajak: Anakku, berani! Bunda di samping melipur. 7. Dia kota pengungsianku di mana ku tak diancam, bagai bahtera waktu banjir sehingga ku tak tenggelam. 14. Bagai anak yang disusui akupun yang digendongnya. P'rawan yang setia dan murni menetekkan rahmat Allah. 73 15. Benarlah hal tak terpercaya: Ia hidup di batinku. Gambarnya muncul bercahaya dalam gelapnya imanku. 19a. Dalam dan melalui dia segalanya kulakukan. Ini rahasia Maria, jalan kesucian aman. 16. Ia subur dan contoh murni dari pokok yang berbuah; teladan kerendahan hati kutiru tekun dan pasrah. 19b. Bila hidup serta Maria, pasti kutaati Tuhan. Senantiasa dan setia kehendakNya dilakukan. 17. Ia pancuran air jernih, mencermin diriku cemar. Tempat santai bila tertindih, hati panas jadi segar. 20. Orang Kristen, doakan saya, yang sering kurang setia. Cintai Yesus dan Maria, kini dan sepanjang masa. 18. Lewat Yesus menuju Bapa: ini jalan yang kuinjak. Lewat Bunda menuju Yesus: pasti aku tak ditolak. Tema IV: MEMILIKI DAN MENGHARGAI KEBIJAKSANAAN BERARTI HIDUP BERSATU DENGAN YESUS KRISTUS UNTUK MEMIKUL SALIB MENYUSUL DIA. Spiritualitas salib ditemukan di mana-mana dalam kehidupan dan tulisan-tulisan Santo Montfort dan benar-benar menyerap di dalamnya. Dua bab dalam bukunya Cinta dari Kebijaksanaan Abadi seluruhnya digunakan untuk menjelaskan pedomannya bagi suatu hidup injili 74 berdasarkan salib (CKA 154-180). Tema ini pun muncul dalam berbagai syair yang digubahnya (lih. L 11, 13, 19). Surat- suratnya sering diawalinya dengan semboyan "Hiduplah Yesus, hiduplah salibNya!" Beberapa di antara surat-surat ini cukup jelas menyatakan bahwa ia sungguh seorang tokoh Allah yang mempunyai pengalaman mendalam mengenai salib: "Ah! Andaikata umat kristen mengetahui nilai salib-salib, tentu mereka akan menjelajahi seratus mil untuk menemukan sebuah saja. Sebab di dalam salib yang pantas dicintai terkandunglah kebijaksanaan sejati. Kebijaksanaan inilah yang kucari siang-malam, dengan semangat yang semakin mengebu-gebu! (S 13). Pengarang pertama riwayat hidup Santo Montfort terpukau oleh pentingnya peranan salib dalam hidup dan kerasulan Montfort. Ia mencatat misalnya pendirian suatu perhimpunan yang bernama "Sahabat-Sahabat Salib" dan ia menggambarkannya sebagai sarana penting untuk melestarikan hasil sebuah misi rakyat (lih. Grandet, h. 401-402). Suatu petunjuk yang lain yang sangat berarti ialah "Salib Poitiers". Ketika Montfort sebagai imam muda berkarya sebagai pastor di Rumah Sakit U mu m P o it ier s ( t h . 1701-1703), ia membentuk sekelompok gadis-gadis yang setiap hari Minggu berkumpul dalam sebuah ruang yang disebutnya "La Sagesse", "Kebijaksanaan". Bersama dengan perkumpulan ini yang baru mulai terbentuk, Montfort menyusun sebuah pedoman hidup rohani yang terpusat pada Yesus Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma 75 dan yang disalibkan. Mereka harus menyangkal diri dan memikul salibnya sambil mengikuti jejak Yesus Kristus yang disalibkan, di bawah bimbingan Maria. Pedoman ini diukir secara sederhana namun cukup ekspresif pada sebuah salib kayu berukuran 185 x 135 cm yang dinamakan "Salib Poitiers" dan yang sampai hari ini masih disimpan dalam rumah pimpinan pusat Puteri Kebijaksanaan di Roma. Salib ini mempunyai tempat dalam jantung spiritualitas montfortan, oleh karena "Kebijaksanaan adalah salib dan salib adalah Kebijaksanaan" (CKA 180). Barangsiapa mengatakan "Kebijaksanaan yang menjelma menjadi manusia" sekaligus juga mengatakan "Kebijaksanaan yang disalibkan karena cinta kepada umat manusia". Sebagaimana gurunya demikian juga setiap murid harus menderita "keonaran salib", bila ia mau mengambil bagian dalam menggenapkan apa yang masih kurang pada penderitaan Kristus untuk Tubuh-Nya, yaitu Gereja" (Kol 1:24). Keempat dimensi salib yang diuraikan Montfort (lih. SSS 18) menjadi ukuran dalam menjawabi kehendak Bapa bagi siapa saja yang dengan mengikuti jejak Kristus mau terlibat di jalan menuju kebangkitan: "sambil menantikan hari besar kemenangan-Nya pada pengadilan terakhir, Kebijaksanaan Abadi menghendaki agar salib menjadi tanda, meterai pengenal dan senjata bagi seluruh kaum pilihannya" (CKA 173). Hamba-hamba Maria biasanya menerima suatu bagian yang lumayan besar dari salib Yesus Kristus. Namun mereka juga memikul salib itu "dengan lebih mudah, lebih berpahala dan lebih mulia" oleh karena Maria "mencelupkan semua salib yang diberikan kepada mereka dalam gula kemesraan seorang ibu (BS 154). 76 SALIB POITIERS 1. Sebagai sarana untuk menebus dunia, Kebijaksanaan Abadi telah memilih Salib. <CKA 167> Dengarlah apa yang menurut hematku merupakan "rahasia raja" yang terbesar, "sacramentum regis", dan rahasia terbesar yang diwahyukan oleh Kebijaksanaan Abadi, ialah misteri Salib. Wah! Betapa berjauhan dan betapa berbeda pikiran-pikiran dan jalan-jalan Kebijaksanaan kekal dari pikiran dan jalan manusia, biar itu manusia yang paling bijaksana sekalipun. Allah yang agung ini ingin menyelamatkan dunia, mengusir dan merantai para setan. Ia ingin mengunci neraka dan membuka surga bagi manusia, dan memberi kemuliaan tak terhingga kepada Bapa-Nya yang kekal. Begitulah maksud dari tugas-Nya yang susah dan dari usaha-Nya yang menakjubkan. Sarana apa yang akan dipilih oleh Kebijaksanaan ilahi, yang pengetahuan-Nya menjangkau dari satu ujung dunia ke yang lain dan mengatur segala hal yang baik? Tangan-Nya yang mahakuasa dengan satu pukulan akan menghancurkan segala yang menentang Dia dan mampu melaksanakan apa saja yang Dia kehendaki. Dengan sepatah kata saja Dia dapat meniadakan dan menciptakan. Apa lagi yang dapat saya katakan? Dia hanya perlu menghendaki saja, dan semuanya sudah terjadi. <CKA 168> Tetapi cintakasih-Nya mengatur kekuasaan-Nya. Kebijaksanaan ingin menjelma untuk memberi kesaksian kepada manusia tentang persahabatan-Nya. Ia ingin turun sendiri ke atas dunia supaya dunia dapat naik ke surga. Maka terjadilah demikian! Namun, apakah anda menyangka bahwa Kebijaksanaan abadi ini akan tampil dengan kemuliaan dan kejayaan, diiringi berjuta-juta malaikat atau sekurang-kurangnya berjuta-juta pengawal pilihan, dan bahwa dengan pasukan-pasukan ini, dengan kemegahan dan keperkasaan ini tanpa sedikitpun disertai kemiskinan, kehinaan, penghinaan dan kelemahan; Ia akan merebahkan semua musuh-Nya dan memenangkan segala hati manusia oleh gaya-Nya yang 77 menawan hati, oleh kesenangan yang dibawa-Nya, oleh keagungan-Nya dan kekayaan-Nya? Heran sekali, sama sekali tidak demikian, sebaliknya! Di kalangan orang-orang Yahudi Kebijaksanaan ini melihat diri-Nya dijadikan pokok keonaran dan kengerian, dan di kalangan orang kafir suatu pokok kebodohan. Ia berhadapan dengan sepotong kayu yang jelek dan hina, yang dipakai untuk mempermalukan dan menghukum penjahat yang paling tenar dan malang, dan yang disebut tiang gantungan, palang hukuman atau kayu salib. Kepada salib ini pandangan-Nya tertuju, dan kepadanya Ia berkenan. Ia menyayanginya lebih daripada apapun yang besar dan cemerlang di surga maupun di bumi, untuk menjadikannya sarana penaklukkan-Nya dan perhiasan seri kemuliaan-Nya. Ia menjadikannya kekayaan dan kegembiraan kerajaan-Nya, sahabat dan mempelai hati-Nya... Ah! Betapa mendalam kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Betapa mengherankan pilihan-Nya ini dan betapa agung dan tak terpahami segala rencana dan keputusan-Nya. Tetapi lebih lagi betapa tak terungkapkan cinta-Nya kepada salib ini. 2. Kebijaksanaan Abadi menjadikan Salib sebuah panji untuk mengumpulkan para pilihan. <CKA 173> Sambil menantikan hari besar kemenangan-Nya pada pengadilan terakhir, Kebijaksanaan Abadi menghendaki agar salib menjadi tanda, cap pengenal dan senjata bagi seluruh kaum pilihan- Nya. Tidak seorang pun diakui sebagai anak-Nya kecuali kalau ia ditandai oleh salib. Tidak seorang pun diakui sebagai murid-Nya, kecuali kalau ia membawa salib pada dahinya tanpa malu, dalam hatinya tanpa menolaknya, pada bahunya tanpa menyeretnya atau mencoba melepaskannya. Seruannya :"Si quis vult venire post me...", "Setiap orang yang mau mengikut Aku," dst. (Mt.16:24). Tidak seorang pun diterima sebagai prajurit-Nya yang tidak rela mengambil salib sebagai senjatanya untuk membela diri, untuk menyerang, untuk merobohkan, untuk menjatuhkan dan menhancurkan semua musuhnya. Kepada prajurit-prajurit ini Ia berseru: "Confidite, ego 78 vici mundum", "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yoh.16:33). Prajurit-prajurit-Ku, percayakanlah dirimu kepada-Ku. Aku ini kaptenmu. Aku telah mengalahkan musuh-musuh-Ku oleh salib, dan kalian juga akan menang oleh tanda ini. In hoc signo vinces. <CKA 174> Kebijaksanaan Abadi menyimpan di dalam salib begitu banyak harta, rahmat, kehidupan dan kegembiraan, sehingga pengetahuan tentang itu hanya diberikan-Nya kepada mereka yang paling disenangi-Nya. Sering sekali Ia membuka segala rahasia yang lain kepada sahabatsahabat-Nya, seperti kepada para Rasul-Nya: Omnia nota feci vobis, "Semuanya telah kuberitahukan kepadamu" (Yoh 14:25); tetapi bukan rahasia-rahasia salib-Nya, kecuali kalau mereka pantas memperolehnya sebagai penghargaan atas kesetiaan mereka yang sangat besar dan atas karya-karya besar. Oh! betapa harus kita rendah hati, kecil, bermati raga, rohani dan dihina oleh dunia untuk mengenal rahasia Salib. Sebab juga masih sekarang, bukan hanya orang Yahudi, orang Turki dan orang kafir, bukan hanya orang bijak di dunia dan orang-orang katolik yang buruk, tetapi juga orang-orang yang disebut saleh, malahan sangat saleh, menganggap salib sebagai batu sandungan, suatu kebodohan, obyek penghinaan dan ketakutan. Namun bukan begitu dalam pembahasan teoretis, sebab belum pernah orang berbicara lebih banyak, belum pernah orang menulis lebih banyak tentang keindahan dan keistimewaan Salib dari pada sekarang. Sementara dalam praktik, karena takut, orang mengeluh, minta maaf saja dan melarikan diri bilamana mereka harus menderita sesuatu. 'Confiteor tibi, Pater, Domine Rex caeli et terrae, quia abscondisti hoc a sapientibus et prudentibus hujus saeculi, et revelasti ea parvulis': "Bapa-Ku", demikianlah pernah dikatakan Kebijaksanaan yang menjelma dalam kegembiraan ekstase ketika Ia melihat keindahan Salib, "Aku besyukur kepada-Mu, karena segala harta dan keajaiban Salib-Ku Engkau sembunyikan bagi orang-orang bijak dan pandai di dunia ini, tetapi Kaunyatakan kepada orang-orang sederhana dan kecil". 79 <CKA 175> Kalau pengenalan rahasia Salib sudah merupakan suatu karunia yang begitu istimewa, maka alangkah besarnya kegembiraan bilamana kita sungguh memilikinya. Ini suatu anugerah yang oleh Kebijaksanaan Abadi hanya diberikan kepada sahabat-sahabat-Nya yang terbesar, dan hanya sesudah banyak berdoa, mendambakan dan memohonkannya. Betapa mulia pun anugerah iman yang membuat kita berkenan kepada Allah, dan yang menjadi sarana untuk mendekati Allah dan mengalahkan musuh-musuh, dan tanpa yang mana kita akan dihukum, namun Salib merupakan anugerah yang jauh lebih besar. Santo Yohanes Krisostomos mengatakan bahwa Santo Petrus merasa lebih berbahagia ketika ia berada di penjara bagi Yesus Kristus, dari pada ketika ia berada di atas gunung Tabor di tengah kemuliaan. Baginya lebih mulia membawa rantai-rantai pada kakinya dari pada membawa kunci-kunci Firdaus di tangannya. Santo Paulus menganggapnya kehormatan lebih besar untuk dibelenggu demi Penyelamatnya, dari pada diangkat sampai ke langit ketiga. Tuhan mengaruniakan rahmat lebih besar kepada para rasul-Nya dan kepada para martir dengan memberikan Salib-Nya untuk dipikul dalam penghinaan, kemiskinan dan siksaan paling ganas, dari pada dengan memberikan kepada mereka karunia untuk membuat mukjizat dan mentobatkan seluruh dunia. Semua orang yang kepadanya Kebijaksanaan Abadi menyampaikan diri-Nya, mendambakan Salib. Mereka mencarinya, merangkulnya, dan bila terjadi sesuatu yang membuat mereka menderita, mereka berseru dari lubuk hatinya bersama dengan Santo Andreas: 'O bona Crux, tamdiu desiderata': 'O Salib yang baik, yang sudah begitu lama kudambakan.' 80 <Kantik 19> 15. Para kudus selama hidupnya hanya mencari Salib. Itulah dambaannya yang besar, itulah seluruh pilihannya. Belum puas dengan salib-salib yang diberi oleh surga, masing-masing berjuang untuk mendapatkan salib-salib baru. 16. Belenggu-belenggu Santo Petrus membawa kepadanya kehormatan lebih besar daripada ketika di dunia ia menjadi Wakil Sang Penebus. Oh salib yang baik, berserulah Santo Andreas penuh iman, agar aku memperoleh hidup, biarlah aku mati di atasmu ! 17. Lihatlah, Santo Paulus melupakan pengalaman ekstasenya yang hebat. Ia hanya berbangga akan salib saja. Ia lebih pantas dihormati dalam penjaranya yang ngeri daripada dalam ekstase yang mengagumkan yang membuat dia merasa di surga. 3. Sebagaimana guru, demikianlah muridnya. <SSS 27> Kamu adalah anggota-anggota Kristus (1Kor 6:15; 12:27; Ef 5:30), sungguh-sungguh suatu penghargaan, tetapi sesuatu yang membawakan penderitaan. Bila Kepala dimahkotai duri, apakah 81 anggota-anggota-Nya dapat mengharapkan dimahkotai bunga mawar? Bila Kepala dicemoohkan dan dikotori dengan lumpur di jalan ke Kalvari, apakah para anggotanya dapat mengharapkan naik ke tahkta dan disirami wangi-wangian? Bila Kepala mereka tidak mempunyai bantal (bdk Mt 8:20; Lk 9:58) untuk tidur, apakah para anggota-Nya dapat mengharapkan berbaring di tempat tidur dengan kasur berisi bulu halus? Itu kan tidak mungkin! Tidak, tidak, sahabat-sahabat Salib-Ku yang baik, janganlah menipu dirimu sendiri. Orang-orang Kristen seperti itu kamu jumpai di mana-mana: berpakaian modern, sangat kritis, sangat gagah dan bergengsi, mereka bukan murid-murid sesungguhnya, bukan anggotaanggota sejati Kristus yang disalibkan. Dengan berprasangka kamu salah mengartikan cemoohan Kepala kita yang dimahkotai duri dan kebenaran injil. Betapa banyaknya, yang menamakan diri Kristen, membayangkan diri anggota-anggota Penyelamat kita, sedangkan dalam kenyataannya mereka penyiksa yang berkhianat terhadapnya, sebab sementara mereka dengan tangannya membuat tanda Salib, dalam hatinya mereka musuh-musuhnya! Bila kamu dibimbing oleh Roh yang sama, bila kamu menjalankan hidup yang sama seperti Yesus Kristus, Kepalamu yang dimahkotai duri, hendaklah kamu hanya menantikan duri-duri, cambukan- cambukan dan paku-paku; singkatnya: tidak lain dari pada Salib; karena seorang murid harus diperlakukan seperti gurunya dan anggota-anggota-Nya seperti Kepala mereka. Dan jika kepada kamu, seperti kepada Santa Katarina dari Siena, ditawarkan sebuah mahkota duri dan sebuah mahkota mawar, kamu harus tanpa ragu-ragu, seperti dia, memilih mahkota duri dan memasangnya kepada kepalamu, supaya sama dengan Yesus Kristus. 4. Setiap orang yang mau mengikuti Aku ... <SSS 15> "Setiap orang yang mau ". Jika seseorang mempunyai keinginan yang sungguh-sungguh, suatu kebulatan tekad, bukan terdorong oleh tabiat manusia, kebiasaan, cinta diri, kepentingan diri sendiri, atau karena dinilai orang, melainkan terdorong oleh rahmat Roh 82 Kudus penakluk segala-galanya, yang tidak diberikan kepada setiap orang. "Tidak diberikan kepada semua orang untuk mengetahui rahasia ini" (bdk Mt 13:11; Mk 4:11). Kenyataannya, hanya sedikit orang mengetahui menghayati rahasia Salib dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk mendaki bukit Kalvari dan menyediakan diri untuk dipaku pada salib bersama Kristus di tengah-tengah bangsanya sendiri, orang itu mesti berani seperti seorang pahlawan tak tergoyahkan; seorang yang hidup dekat dengan Tuhan dan tidak mempedulikan dunia dan setan, badannya sendiri dan keinginan-keinginannya; seorang yang bertekad meninggalkan segala-galanya, melakukan segala-galanya, serta menderita segalagalanya demi Kristus. Kamu harus menyadari, sahabat-sahabat Salibku yang tercinta, sekiranya ada seseorang di antaramu tanpa tekad ini, ia berjalan hanya dengan satu kaki saja, terbang hanya dengan satu sayap saja. Ia tidak layak menjadi anggota persekutuanmu karena ia tidak pantas disebut Sahabat Salib, yang harus kita cintai seperti Yesus "dengan pikiran yang lapang dan hati yang rela" (bdk 2 Mak 1:3). Satu orang yang setengah-setengah sudah cukup untuk - seperti seekor domba yang berkudis - menulari seluruh kelompok kamu. Jika ada seorang seperti itu masuk ke dalam kalangan kamu lewat pintu kejahatan dunia, usirlah dia atas nama Kristus yang tersalib seperti seekor serigala dari kawanan domba (bdk Mt 7:15; Yoh 10:1). <SSS 16> "Setiap orang yang mau mengikut Aku". Jika seseorang mau mengikut Aku, Yang telah menjadi hamba dan telah mengosongkan diri sendiri begitu rupa (Fil 2:6-8), sehingga Aku lebih menyerupai ulat dari pada manusia (Mzm 20:7); Yang datang ke dunia hanya untuk merangkul Salib (Mzm 39:8; Ibr 10:7-9), menanamnya dalam hati (Mzm 39:9), mencintainya sejak masa muda (CKA 8:2), memikulnya dengan gembira hati, lebih menyukainya dari pada segala kesenangan dan kegembiraan yang ditawarkan surga dan bumi (Ibr 12:2) dan baru puas pada waktu mati dalam pelukan ilahinya. 83 5. Dia harus menyangkal dirinya. <SSS 17> Jadi, jika seseorang mau mengikut Aku begitu rupa, yaitu terhina dan tersalib, ia harus seperti Aku, bermegah hanya pada kemiskinan, penghinaan dan penderitaan Salibku. "Dia harus menyangkal dirinya". Kemudian, yang terkucil dari persekutuan Sahabat-Sahabat Salib adalah mereka yang membanggakan penderitaannya, mereka yang cerdik-pandai, para cendekiawan, dan para skeptisi yang mempertahankan gagasan-gagasannya dan memamerkan bakat-bakatnya sendiri. Jauhkanlah diri dari orang bermulut besar, yang suka memegahkan diri, tetapi hanya menghasilkan kesombongan saja. Jauhkanlah diri dari orang katolik "saleh" yang suka menampilkan keangkuhannya seperti Lusifer, dan di mana-mana mengabarkan: "Aku tidak sama seperti semua orang lain" (Lk 18:11); yang tidak tahan dipersalahkan tanpa pembenaran diri, yang tidak tahan diserang tanpa menjawab, yang tidak tahan direndahkan tanpa meninggikan diri. Hati-hati, jangan menerima dalam persekutuanmu seorang yang begitu cepat tersinggung dan peka, yang takut akan tusukan jarum yang kecil sekalipun, yang menangis dan mengeluh walaupun penderitaannya ringan sekali, yang tidak mengenal kain kabung, cambuk atau alat-alat tapa lain, dan yang mencampur-adukkan devosi-devosi modern mereka dengan suatu kecerewetan yang sangat licik dan licin menutupi kekurangannya dalam hal pengendalian nafsu. 6. Dia harus memikul salibnya. <SSS 18> "Dia harus memikul salibnya", yaitu salibnya sendiri. Tollat crucem suam! Laki-laki (atau perempuan) yang luar biasa itu, "lebih berharga dari pada permata" (Amsal 30:10), harus mengangkat salibnya penuh gembira, memeluknya penuh kasih sayang dan memikulnya di atas pundaknya penuh keberanian. Salib miliknya, bukan salib orang lain: - Salibnya, yang telah kuatur dalam kebijaksanaan-Ku, sampai terperinci 84 - - - - - sekali menurut ukuran, jumlah dan timbangan (Keb 11:20). Salibnya telah Kubentuk dengan tangan-Ku sendiri dan dengan sangat teliti memberi empat ukurannya, yaitu panjangnya, lebarnya, tebalnya dan dalamnya (bdk Ef 3:18). Salibnya, yang Kupahat karena cinta-Ku padanya, dari sebagian salib yang telah Kubawa ke Kalvari. Salibnya, hadiah terbesar yang dapat Kuberikan kepada para pilihan-Ku di dunia. Salibnya, yang tebalnya dibuat dari kehilangan harta bendanya, penghinaan, pengejekan, penderitaan, penyakit-penyakit dan percobaan-percobaan rohani, yang dia alami setiap hari sampai mati sesuai dengan ketentuan-Ku. Salibnya, yang panjangnya dibuat dari jangka waktu hari atau bulan tertentu ia menanggung fitnah, atau tertelentang di tempat tidur karena sakit, atau jatuh miskin dan terpaksa mengemis, atau ditentang oleh godaan-godaan, perasaan jenuh, desolasi dan percobaan-percobaan batin yang lain. Salibnya, yang lebarnya dibuat dari perlakuan-perlakuan paling kasar dan pahit yang dialaminya dari sanak-saudaranya, teman-temannya, pembantu-pembantunya. Salibnya, yang dalamnya dibuat dari percobaan-percobaan paling dalam, yang akan Kutimbulkan padanya tanpa ia akan mampu menemukan bantuan pada orang lain, sebab mereka itu juga, di bawah bimbingan-Ku, akan menolak dia dan bersama Aku membuat dia menderita. <SSS 19> Tollat! "Dia harus mengangkat", artinya ia harus mengangkat salibnya dan bukan menyeretnya atau mencoba melepaskannya atau meringankannya atau menyembunyikannya. Sebaliknya, ia harus mengangkatnya tinggi-tinggi dan memikulnya penuh kesabaran dan tanpa menjadi jengkel, tanpa keluh-kesah atau menggerutu, tanpa ragu-ragu atau perasaan gentar, tanpa malu atau tanpa peduli akan apa yang dikatakan orang. Tollat! "Dia harus mengangkatnya" dan meletakkannya pada pundaknya sambil berkata bersama Santo Paulus: "Allah hanya akan senang bila aku 85 sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Yesus Kristus, Guruku!" (Gal 6:14). 7. Dan mengikuti Aku. <SSS 41> Tetapi menderita itu tidak cukup. Setan dan dunia pun mempunyai martir-martirnya. Kita harus menderita dan memikul salib kita dalam mengikuti langkah-langkah Kristus: "Dia harus mengikut Aku" (Mt 16:24; Lk 9:23), itu berarti, kita harus menderita dengan cara yang dilakukan Yesus. <SSS 57> Perhatikanlah luka-luka serta duka cita Yesus yang tersalib. Dengarkanlah apa yang dikatakan-Nya sendiri: "Hai kamu semua yang melewati jalan penuh duri serta jalan salib yang harus kamu tempuh, tataplah dan lihatlah. Lihatlah dengan mata tubuhmu, lihat juga dengan mata rohanimu, serta lihat apakah kemiskinan, ketelanjangan dan rasa malu, serta kesepian rohanimu sama dengan yang Aku alami. Lihatlah Aku, apabila dalam keadaan tidak berdosa seperti Aku, barulah kamu pantas mengeluh bahwa kamu tidak bersalah (Ratapan 1:12). Roh Kudus berkata kepada kita melalui mulut para rasul, bahwa kita harus terus menatap Yesus yang tersalib (Gal 3:1) serta mempersenjatai diri dengan pikiran Kristus (1 Ptr 4:1) yang menjadi senjata kita yang paling ampuh dan dahsyat melawan musuh kita. Apabila kamu menderita oleh karena kemiskinan, keburukan serta kesedihan dan godaan atau salib lainnya, persenjatailah dirimu dengan perisai, topi baja serta pedang bermata dua ini (Ef 6:12-18) yaitu dengan pikiran Yesus yang tersalib. Akan ada jalan untuk setiap persoalan, kamu akan mampu mengalahkan seluruh musuhmu. 86 8. Kemenangan Salib <Kantik 19> 1. Salib adalah suatu rahasia yang sangat dalam di bawah kolong langit. Tanpa banyak terang tidak akan ada yang mengenalnya. Untuk dapat mengerti apa maknanya, diperlukan budi yang mulia. Pada hal untuk dapat diselamatkan kita perlu memahaminya. 2. Alam jijik terhadapnya, akal budi menentangnya. Manusia yang terpelajar tidak mau tahu, dan setan merobohkannya. Malahan orang saleh seringkali tidak menyimpannya dalam hati. Biarpun ia berkata bahwa ia mencintainya, sebenarnya ia seorang pembohong. 3. Salib diperlukan. Kita mesti selalu atau menderita dan naik ke Kalvari, atau binasa untuk selamanya. Santo Agustinus berseru bahwa kita orang terkutuk, bila Allah tidak menyiksa kita, bila kita tidak dicobai. 4. Kita berjalan ke tanah air surgawi melalui jalan salib. Itulah jalan kehidupan, jalan protokol sang raja. 87 Setiap batu pada jalan itu dipahat dengan ukuran tepat untuk dapat ditempatkan di kota suci Sion. 5. Apa gunanya kemenangan bagi penakluk terbesar sekalipun, kalau ia tidak menjadi juara dalam penaklukan diri melalui penderitaan. Kalau baginya bukanlah pola: Yesus yang mati di salib; kalau seperti seorang tak beriman ia menolak kayu ini? 6. Dengan salib-Nya, Yesus Kristus membelenggu neraka, menaklukkan si pemberontak dan memenangkan alam semesta. Ia memberikannya sebagai senjata kepada hamba-hamba-Nya yang setia. Salib menawan hati atau melucutkan senjata baik di tangan maupun di hati. Ya Tuhan, congrega nos de nationibus. Kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan kuasa (Mzm 106:47). 88 Tema V: TUHAN, BERILAH KEPADA IBUMU ANAK-ANAK SEJATI, DAN KEPADA GEREJAMU MISIONARIS-MISIONARIS YANG ULUNG. Santo Montfort menghendaki agar pewartaan yang ia wariskan akan bergema terus selama segala abad, sampai tiba "saat Maria yang "ilahi" itu akan memperoleh wewenang yang sungguh-sungguh atas segala hati untuk menyerahkan mereka dengan utuh kepada Putera tunggalnya, Yesus Kristus, Raja Agung. Bilamanakah jiwa-jiwa akan menghirup Maria sebagaimana tubuh menghirup udara? Jika demikian, barulah akan terjadi hal-hal yang mengherankan...." (IS 217). Santo Montfort sungguh seorang misionaris yang mengenakan pada dirinya keprihatinan Tuhan Yesus sendiri. Ia bersedia menumpahkan darahnya sampai tetes penghabisan untuk menghindari dosa yang menghina Allah. Untuk tujuan itu ia meminta kepada Allah agar mengirim misionarismisionaris sejati ke dalam dunia, anak-anak dan hamba-hamba Maria" yang menyala bagaikan api dan menyinari kegelapan dunia bagaikan matahari-matahari" (DM 12). Ahli sejarah Bremond mengatakan tentang doa Santo Montfort ini, yang dikenal dengan nama Doa yang Menggelora, bahwa "tidak mudah untuk menemukan seorang yang menyapa Allah yang kekal dengan keakraban yang lebih besar". Juga bahwa "dibandingkan dengan bahasa yang berapi-api ini, kefasihan seorang seperti Bridaine seakan-akan dingin seperti es" (Bridaine adalah seorang penyelenggara misi rakyat di Prancis, th. 1701-1767). Berikut ini beberapa cuplikan dari doa tersebut, yang secara lengkap dapat dibaca dalam Montfortan Masa Kini. Bersama dengan Regula para Imam Misionaris Serikat Maria dan Amanat kepada para Anggota Serikat Maria, doa ini membentuk suatu trilogi yang menjadi pedoman hidup sangat istimewa bagi para misionaris yang dimohon Santo Montfort dalam doanya kepada Tuhan. 89 Doa ini dapat menjadi sumber inspirasi yang kaya bagi setiap orang kristen yang terlibat dalam karya kerasulan, mengingat mereka semua adalah anggota Gereja yang mengaku sebagai salah satu ciri-ciri khasnya "kewajiban untuk mewartakan injil" (lihat Evangelii Nuntiandi, Des. 1975, no. 14). 1. Keadaan dunia yang menyedihkan. <DM 27> Lihat Tuhan, Allah segala kuasa, segala kapten tentara yang membentuk kompi-kompi selengkapnya, para penguasa menyerahkan pasukan-pasukan, para penguasa kapal yang melengkapi armada-armada, para saudagar yang dalam jumlah besar berhimpun di berbagai pasar dan pekan raya. Mereka semua, para pencuri, para orang yang tak ber-Tuhan, para pemabuk dan pengejar kenikmatan, tiap hari berkumpul menjadi satu kelompok melawan Engkau, dengan mudah dan begitu spontan. Tiupan seruling, yang diberikan oleh seseorang; bunyi genderang, ujung pedang tumpul yang diperhatikan, kalung bunga layu yang dihadiahkan, sepotong tanah, kuning atau putih yang ditawarkan......., dalam tiga kata: sekepulan kehormatan, hadiah tak bernilai, nikmat kebinatangan murah, dalam sekejap mata saja menghimpun para pencuri, mengumpulkan para prajurit, menyatukan batalyon-batalyon, menghimpun para saudagar, memenuhi gudang dan pasar dengan barang jualan, menutup darat dan laut dengan orang buangan yang tak terhitung jumlahnya, yang walaupun mereka terpecah-belah entah karena tempat tinggal berjauhan, entah karena perbedaan mentalitas, entah karena kepentingan sendiri namun menggabungkan diri sampai mati untuk berperang melawan Engkau di bawah panji dan pimpinan setan. <DM 5> Memento: Ya Tuhan yang maha-adil, ingatlah akan Serikat ini dalam melaksanakan keadilan-Mu... Sudah tiba waktunya untuk memenuhi janji-Mu. Orang tidak lagi mengacuhkan hukum-hukum-Mu yang Ilahi, mereka mengabaikan Injil-Mu. Banjir ketidakadilan melanda seluruh bumi, malahan sampai menyeret hamba-hamba-Mu. Seluruh 90 bumi telah menjadi satu timbunan reruntuhan. Kedurhakaan merajalela, Bait-Mu yang suci dicemar, hal-hal yang ngeri merembes sampai ke dalam tempat yang mahakudus. Tuhan, pembalas yang mahaadil, sampai hatikah Engkau membiarkan segala sesuatu kepada nasibnya? Apakah pada akhirnya segala sesuatu menjadi seperti Sodom dan Gomora? Apakah Engkau akan tinggal diam saja? Selalu sabar saja? Bukankah kehendak-Mu harus terjadi di atas bumi seperti di dalam Surga? Bukankah kerajaan-Mu harus datang? Bukankah Engkau telah mempersiapkan beberapa sahabat-Mu bagi kebangkitan kembali gereja-Mu di masa depan? Bukankah orang Yahudi akan menyadari kebenaran? Hal itu kan diharapkan oleh gereja! Bukankah semua orang kudus berseru menuntut keadilan: "Balaslah"? Bukankah semua orang saleh di dunia berseru: "Amin, datanglah Tuhan Yesus!". Seluruh makhluk, termasuk yang tidak bernyawa pun menyerang kesakitan akibat dosa-dosa Babel yang tak terbilang banyaknya, dan memohon kedatangan-Mu untuk membaharui seluruh ciptaan. 2. Walaupun demikian, rencana Allah mengandung janji. <DM 16> Kerajaan istimewa Allah Bapa telah berlangsung sampai saat air bah dan berakhir dengan suatu banjir air yang besar. Kerajaan Yesus Kristus diakhiri dengan banjir darah. Tetapi kerajaan-Mu, ya Roh Bapa dan Putera, masih berlangsung terus dan akan berakhir dengan banjir api cinta kasih keadilan. <DM 17> Bilamanakah akan terjadi banjir api cinta kasih murni itu yang akan Kaunyalakan di seluruh bumi: Yang begitu lembut namun juga tak tertahankan, sehingga segala bangsa akan dinyalakan olehnya dan bertobat: Orang Turki, pemuja berhala, malahan juga orang Yahudi? "Tidak ada orang yang terlindung dari panas sinarnya" (Mzm 19:7). Biarlah api itu menyala! (bdk. Lk 12:49). Biarlah api Ilahi yang dibawa Yesus ke bumi itu menyala-nyala sebelum Engkau menyulutkan api kemurkaan-Mu yang menghanguskan seluruh dunia. "Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau 91 membaharui muka bumi" (Mzm 104:30). Utuslah Roh api murni itu ke bumi, untuk membangkitkan imam-imam dengan semangat yang berapi-api. Maka melalui tugas pelayanan mereka Engkau dapat membaharui muka bumi dan mengusahakan pembaharuan gereja-Mu. 3. Seruan kepada mereka yang berbudi dermawan <DM 29> "Siapa yang memihak kepada Tuhan, datanglah kepadaku" (Kel 32:26). Biarlah semua imam ulung yang sekarang tersebar di seluruh dunia, baik yang bergerak dalam bidang kerasulan aktif, maupun yang menjalani hidup kontemplatif di tempat yang terpencil, menggabungkan diri dengan kami. Persatuan menumbuhkan kekuatan. Maka kami akan membentuk di bawah panji salib sebuah pasukan yang siap tempur dan rapi teratur, supaya bersama-sama menggempur musuh-musuh Tuhan yang telah siap untuk menyerang... 4. Perkumpulan ini hanya dapat menjadi karya Allah. <DM 26> Memento congregationis tuae. Ingatlah akan kongregasi-Mu. Engkau, ya hanya Engkaulah, dengan rahmat-Mu dapat menjadikan kumpulan ini. Bila manusia lebih dulu menanganinya tidak akan terjadi apa-apa; Bila manusia campur tangan dan mencampuri miliknya dengan milik-Mu, semuanya akan dirusakkannya, semuanya akan dikacaubalaukannya. Tuae congragationis; ialah karya tangan-Mu, Allah Mahabesar. Opus tuum fac: Laksanakanlah prakarsa-Mu! yang Ilahi! Kumpulkanlah, panggillah, himpunlah para pilihan-Mu dari segala penjuru dunia untuk dijadikannya satu bala tentara melawan musuh-musuh-Mu. 92 <DM 18> Memento congrationis tuae. Ingatlah akan kongregasi-Mu..., ialah sebuah kongregasi, sebuah perkumpulan, sekelompok pria yang Kaupilih dan Kau bentuk secara khusus di dunia dan dari dunia: Ego elegi vos de mundo (bdk. Yoh 15:19). Mereka merupakan suatu kawanan anak domba yang lemah lembut yang harus Kaukumpulkan di tengah sekian banyak serigala; sekawanan burung merpati putih dan burung rajawali di antara sekian banyak lalat pikat; satu kelompok rusa yang gesit di tengah sekian banyak kura-kura; satu gerombolan singa yang berani di antara kian banyak kelici yang ketakutan. Ya Tuhan, congrega nos de nationibus. Kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan kuasa (Mzm 106:47). 5. Tuhan, berilah kami misionaris-misionaris. <DM 2> Ya Tuhan, laksanakanlah apa yang telah Kaurencanakan dalam kemurahan hati-Mu. Bangkitkanlah tokoh-tokoh yang akan membantu-Mu, yang telah Kauperlihatkan kepada beberapa orang di antara hamba-hamba-Mu yang terbesar, pada saat mereka mengalami anugerah-Mu dapat melihat masa depan, seperti Fransiskus dari Paula, Vinsensius Ferrer, Katarina dari Siena dan banyak tokoh lain dalam abad lalu, malahan juga dalam abad ini. <DM 4> Memento: Tuhan yang mahabaik, ingatlah akan bukti-bukti kemurahan hati-Mu yang telah Kautunjukkan di masa lampau dan demi kemurahan-Mu itu, ingatlah akan kongregasi-Mu. Ingatlah akan janji-janji-Mu yang berulang kali Kausampaikan melalui para nabi dan malahan melalui putera-Mu sendiri, bahwa Engkau akan mengabulkan permohonan-permohonan yang adil. Ingatlah akan doa-doa yang dipanjatkan oleh begitu banyak pelayan-Mu pria dan wanita di masa lampau. Biarkanlah segala kerinduan, tangisan, air mata dan darah mereka yang tercurah, sampai ke hadapan-Mu, sehingga menjadi tuntutan yang tangguh untuk mendatangkan kerahiman-Mu. Tetapi di atas segala-galanya ingatlah akan putera-Mu yang terkasih: "Pandanglah wajah yang Kauurapi" (Mzm 84:10). 93 Ingatlah akan sakrat-maut-Nya, akan ketidak pastian-Nya yang memilukan dan keluhan hatinya yang penuh kasih di dalam taman Zaitun: "Apa untungnya kalau darahKu tertumpah?" (Mzm. 30:10). Kematian-Nya yang mengerikan dan darah-Nya yang tertumpah berseru nyaring memohon kemurahan-Mu. Biarkanlah kerajaan Kristus didirikan di atas reruntuhan kerajaan musuh-musuh-Mu oleh kongregasi ini. <DM 5> Memento: Ya Tuhan yang mahaadil, ingatlah akan Serikat ini dalam melaksanakan keadilan-Mu. Waktu telah tiba untuk bertindak, ya Tuhan, mereka telah merombak Taurat-Mu (Mzm. 119:126). Sudah tiba waktunya untuk memenuhi janji-Mu. Orang tidak lagi mengacuhkan hukum-hukum-Mu yang Ilahi, mereka mengabaikan Injil-Mu. Banjir ketidak-adilan melanda seluruh bumi, malahan sampai menyeret hamba-hamba-Mu. Seluruh bumi telah menjadi satu timbunan reruntuhan (Yer. 12:11). Kedurhakaan merajalela, Bait-Mu yang suci dicemar, hal-hal yang ngeri merembes sampai ke dalam tempat yang mahakudus. Tuhan, pembalas yang maha-adil, sampai hatikah Engkau membiarkan segala sesuatu kepada nasibnya? pakah pada akhirnya segala sesuatu menjadi seperti Sodom dan Gomora? Apakah Engkau akan tinggal diam saja? Selalu sabar saja? Bukankah kehendak-Mu harus terjadi di atas bumi seperti di dalam Surga? Bukankah kerajaan-Mu harus datang? Bukankah Engkau telah mempersiapkan beberapa sahabat-Mu bagi kebangkitan kembali gereja-Mu di masa depan? Bukankah orang Yahudi akan menyadari kebenaran? Hal itu kan diharapkan oleh gereja! ... Seluruh makhluk, termasuk yang tidak bernyawa pun menyerang kesakitan akibat dosa-dosa Babel yang tak terbilang banyaknya, dan memohon kedatangan-Mu untuk membaharui seluruh ciptaan (Bdk. Rom 8 : 22). <DM 15> Memento: Ya Roh Kudus, ingatlah melahirkan dan membentuk anak-anak Allah dalam persatuan dengan Maria, mempelai-Mu yang surgawi dan setia. Bersama dia dan dalam dia Engkau telah membentuk Kepala umat terpilih; bersama dia dan dalam dia Engkau harus membentuk anggota Tubuh-Nya. Di dalam Ketuhanan Engkau tidak membangkitkan pribadi Ilahi, namun di luar Ketuhanan 94 hanya Engkau sendirilah yang membentuk segala pribadi yang diilahikan: semua orang kudus dari masa lampau, dari masa kini sampai akhir zaman adalah karya kasih-Mu bersama Maria. 6. Anak-anak sejati dan hamba-hamba sejati dari Maria. <DM 11> Liberos: Anak-anak sejati Bunda-Mu Maria yang suci murni, dikandung dan dilahirkan oleh cinta kasihnya, digendong dan dipangkunya, ditimang dan diberi minum dari susunya, dibesarkan oleh usaha pemeliharaannya, dipapah oleh tangannya dan diperkaya oleh rahmat-rahmatnya. <DM 12> Liberos: Pelayan-pelayan sejati Perawan murni! Seperti halnya Santo Dominikus, dengan sabda Injil yang terang benderang di mulut, serta rosario di tangan, mereka memberi peringatan tanda bahaya bagaikan anjing-anjing jaga, mereka menyala bagaikan api dan menyinari kegelapan dunia bagaikan matahari-matahari...; ke manapun mereka pergi, di situ mereka menginjak kepala ular neraka sampai hancur. Dengan begitu kutuk-Mu terhadap setan akan terpenuhi secara sempurna ... <DM 6> Tuhan Yesus, ingatlah akan Kongregasi-Mu. Jangan lupa memberikan Bunda-Mu serikat baru, supaya membaharui segalagalanya melalui dia, dan menyelesaikan zaman rahmat melalui Maria, sebagaimana Engkau pun telah memulainya melalui dia. "Berikanlah kepada Bunda-Mu anak-anak dan pelayan-pelayan; atau kalau tidak, biarkanlah aku mati" (bdk. Kej 30:1). Aku minta itu untuk Bunda-Mu. Ingatlah kembali bagaimana ia mengandung dan menyusui Engkau, dan janganlah menolak aku. Ingatlah bahwa dia Bunda-Mu, dan kabulkanlah doaku. Ingatlah arti dia bagi-Mu, dan arti-Mu baginya, dan penuhilah kerinduanku. 95 7. Rasul-rasul yang bebas dan selalu siap-sedia. <DM 7> Apa yang kuminta pada-Mu? Liberos: imam-imam, yang bebas sesuai dengan kebebasan-Mu, sama sekali tak lekat hati, tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa saudara, tanpa saudari, tanpa sanak keluarga, tanpa persahabatan duniawi, tanpa harta, tanpa masalah dan persoalan, malah tanpa kehendak sendiri. <DM 9> Liberos: Bagaikan awan yang melayang tinggi di atas tanah dan penuh embun dari langit, mereka melayang- layang ke mana-mana menurut arah tiupan nafas Roh Kudus ... <DM 10> Liberos: Orang-orang yang selalu siap bagi-Mu, selalu siap mentaati Engkau dalam perintah atasannya seperti Samuel: "Di sini saya" (I Sam 3:16), selalu siap pergi ke mana saja, untuk menderita segalanya bersama-Mu dan bagi-Mu, seperti para rasul: "Marilah kita juga pergi untuk mati bersama dengan Dia" (Yoh 11:16). 8. Rasul-rasul bersenjatakan Salib dan Rosario. <DM 8> Apa yang kuminta kepada-Mu? Liberos: Hamba-hamba kasih-Mu dan hamba-hamba kehendak-Mu, tokoh-tokoh yang sesuai dengan hasrat hati-Mu, yang tanpa dipalingkan atau direm oleh cinta diri siap sedia melaksanakan kehendak-Mu. Sama seperti Daud, mereka mengalahkan musuh-Mu dengan tongkat salib dan ali-ali rosario di tangannya (bdk. I Sam 17:40; Mzm 23:4). <SSS 4> Seorang sahabat salib adalah seorang yang dipilih Allah... Seorang Sahabat Salib adalah seorang raja yang mahakuasa, seorang pahlawan yang menaklukkan setan, dunia dan daging dalam ketiga nafsu keinginannya. Seorang Sahabat Salib sempurna adalah seorang Pengemban Kristus yang sejati, atau lebih baik "Kristus yang lain", yang dengan sungguh hati dapat mengatakan: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20). 96 <RR 85> Maka perlengkapilah dh dirimu dengan persenjataan Allah, dengan rosario suci, dan kamu akan menghancurkan kepala setan. Kamu akan tetap teguh dalam segala godaan. Itulah sebabnya mengapa rosario, juga selaku benda, begitu mengerikan setan, dan mengapa para kudus menggunakannya untuk membelenggu setan dan mengusir dia dari tubuh orang yang kerasukanan... <RR 113> Saya yang menulis ini, belajar dari pengalamanku sendiri betapa kuatnya doa ini untuk mentobatkan mereka yang paling keras hatinya. Saya menemukan bahwa orang yang sama sekali tidak tersentuh selama misi oleh kotbah-kotbah tentang kebenaran- kebenaran yang paling mengerikan, dan yang atas anjuranku mulai berdoa rosario setiap hari, sungguh bertobat dan menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Saya memperhatikan suatu perbedaan luarbiasa antara tingkah laku moral umat paroki di mana saya pernah memberi misi, namun yang meninggalkan kebiasaan berdoa rosario dan kemudian jatuh kembali dalam dosa-dosa mereka. Sementara di paroki-paroki yang lain yang mempertahankan kebiasaan in itu, umat bertekun dalam rahmat Allah dan makin hari makin maju dalam kebajikan. <RIM 57> Sepanjang misi para misionaris mencurahkan segenap tenaganya, baik dalam ceramah-ceramah pada pagi hari, maupun dalam pertemuan-pertemuan dan khotbah-khotbah, untuk menanamkan devosi doa rosario harian yang begitu bernilai; dan setiap orang yang dapat dibujuk untuk itu, didaftarkan mereka sebagai anggota Perserikatan Rosario Suci (para misionaris punya wewenang untuk itu). Mereka memberikan penjelasan kepada orang tentang doa-doa dan peristiwa-peristiwa yang membentuk doa rosario, baik dengan kata- kata maupun dengan menggunakan lukisan-lukisan dan gambar-gambar yang dimiliki mereka untuk keperluan itu. Pada setiap hari selama misi berlangsung mereka memberikan teladan kepada umat dengan berdoa kelima belas rangkaian rosario, dengan suara lantang dalam bahasa Prancis dengan menyebutkan ujud pada tiap-tiap peristiwa, pada tiga waktu yang berbeda... Inilah salah satu rahasia yang terbesar yang dianugerahkan oleh surga untuk menyirami hati dengan embun surgawi 97 dan untuk membuat Sabda Allah di dalam lubuk hati mereka menjadi berbuah. Hal ini dapat dialami mereka setiap hari. 9. Bagaikan rajawali dalam kontemplasi, bagaikan singa dalam karya <DM 21> Dan siapakah kawanan hewan dan kaum tertindas itu yang menetap di tanah milik-Mu dan yang menikmati makanan yang Kauberikan kepadanya? Bukankah mereka itu adalah para misionaris miskin, yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi dan kini menikmati kesenangan rohani yang melimpah? Atau keempat binatang misterius dalam Kitab Yeheskiel itu: dengan muka manusia karena cinta kasihnya yang tanpa pamrih pribadi dan amalnya terhadap sesama; dengan muka singa yang berani karena amarahnya yang suci terhadap kejahatan, dan usahanya yang bersemangat dan bijaksana melawan setan keturunan babel dengan muka lembu yang kuat, karena kegiatan-kegiatan kerasulannya dan pengekangan dirinya. Dan akhirnya dengan muka rajawali yang terbang tinggi, karena doa renungannya tentang Tuhan (Yeh 1:5-14).Misionaris-misionaris macam inilah yang ingin Kaukirim ke dalam gereja-Mu. Mereka itu harus bermata manusia terhadap sesamanya, bermata seekor singa terhadap lawan-lawan-Mu, bermata seekor lembu terhadap diri sendiri dan bermata burung rajawali terhadap Engkau. <DM 22> Pengikut-pengikut para rasul ini akan menyampaikan pewartaan dengan sangat giat dan rajin, dan dengan daya menghimbau yang sedemikian rupa, sehingga di mana pun ia berkhotbah, mereka dapat mengharukan hati dan semangat para pendengarnya. Engkau memberikan kata-kata-Mu, malahan mulut-Mu dan kebijaksanaan-Mu sendiri, yang tidak dapat dibantah oleh lawan manapun (Lk 21:15). <DM 23> Di tengah orang terkasih inilah, Engkau berkenan tinggal selaku raja segsegala kebajikan Kristus. Oleh karena mereka tidak akan mempunyai tujuan lain dalam semua misinya dari pada memberikan 98 kepada-Mu segala kehormatan dari jarahan yang mereka rebutkan dari musuh-musuh-Mu... <DM 24> Oleh karena penyerahannya kepada Penyelenggaraan Ilahi dan ibadatnya kepada Maria, maka mereka memiliki sayap merpati bersalut perak, artinya: kemurnian ajaran dan tingkah laku yang susila. Bulu kepaknya bersalut emas, artinya: suatu cinta kasih yang sempurna terhadap sesama, sehingga dapat bersabar terhadap kekurangankekurangannya, dan cinta kasih mereka yang besar kepada Yesus Kristus untuk memikul salibnya. <DM 25> Hanya Engkau sendiri sebagai raja surga dan raja-raja akan memisahkan misionaris-misionaris ini, bagaikan raja, dari masyarakat ramai untuk menjadikan mereka lebih putih dari pada salju di atas gunung Salmon, gunung Allah, gunung berkelimpahan dan subur, gunung kuat dan berpuncak banyak, gunung di mana Allahlah bersenang secara ajaib dan di mana Ia tinggal dan akan tinggal sampai akhir. Ya Allah, Tuhan Yang Mahabenar, siapakah gunung yang ajaib itu, yang tentantangnya Kaukisahkan begitu banyak hal yang mengagumkan? Pastilah Maria... Maria, mempelai-Mu yang terkasih. Sebab dasar-dasarnya telah Kauletakkan di atas puncak gunung-gunung yang tinggi, gunung yang berdiri tegak di hulu gunung-gunung (bdk. Mzm 87:1; Yes 2:2). Berbahagialah, ya seribu kali bahagia para imam yang telah Kaupilih dengan tepat dan Kautentukan untuk tinggal bersama-Mu di gunung yang berkelimpahan dan ilahi itu! Di sana mereka akan menjadi raja-raja keabadian oleh karena mereka menyangkal dunia dan terangkat menuju Allah untuk menjadi di sana lebih putih dari pada salju melalui persatuannya dengan Maria, mempelai-Mu yang elok dan tak bernoda, untuk memperkaya dirinya di sana dengan embun dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi (Kej 27:27-29) dengan segala berkat jasmani dan abadi yang dimiliki Maria berlimpah-limpah. Dari atas puncak gunung, sama seperti Musa, dengan doa-doanya yang berapi-api, mereka akan melepaskan anak panah kepada musuh-musuh mereka untuk merebahkan atau mentobatkan mereka (bdk. Kel 17:8-13). Di atas gunung inilah mereka akan belajar dari mulut Yesus sendiri, yang 99 senantiasa tinggal di situ, pemahaman kedelapan Sabda Bahagia (Mt 5:3-11). Di atas gunung Allah itu mereka akan berubah rupa bersama Dia seperti di Tabor, akan mati bersama Dia seperti di Kalvari, akan naik bersama Dia ke surga seperti di bukit Zaitun. 10. Jangan takut, kawanan kecil! <AAS 1>"Jangan takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu" (Lk 12:32). Jangan takut walaupun sebenarnya kamu patut menakuti segala- galanya, sebab kamu hanya merupakan kelompok kecil, begitu kecil sehingga seorang anak dapat menghitung banyaknya (Yes 10:19). Perhatikanlah bagaimana bangsa-bangsa, kaum duniawi, orang kikir, pencari nikmat, dan orang yang tidak peduli akan peraturan adat berkumpul beribu-ribu; bagaimana mereka bermufakat bersama untuk melawan kamu dengan olok-olokan, dengan fitnah, penghinaan, dan kekerasan (Mzm 2:2). <AAS 2> Kamu kecil saja, sedangkan mereka besar; kamu miskin, mereka kaya raya; kamu tanpa pengaruh, mereka didukung oleh semua pihak; kamu lemah, mereka berkuasa. Tetapi sekali lagi: Jangan takut! Singkirkanlah dengan rela ketakutan hatimu. Dengarkanlah Yesus Kristus yang berkata kepadamu: "Inilah Aku, jangan takut" (Mrk 6:50), "Akulah yang memilih kamu" (Yoh 15:16). "Akulah gembala yang baik, Aku mengenal kamu sebagai domba-domba-Ku" (Yoh 10:14). Jangan kamu heran, apabila dunia membenci kamu (1Yoh 3:13). Ingatlah, bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu (Yoh 15:18). Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia (Yoh 15:19), mau tak mau kamu menjadi sasaran kebencian, fitnah, kutuk, penghinaan dan ejekan mereka. 100 <AAS 3> Bapamu di surga berkata: "Akulah perisai dan bentengmu, hai Serikat kecil" (Kej 15:1). Aku telah mengukir namamu dalam hati-Ku dan melukiskannya di dalam telapak tangan-Ku untuk mengasihi dan membela kamu (Yes 49:16; bdk. Yer 31:33; Ibr 8:10). Sebab kamu telah menaruh kepercayaan kepada-Ku dan bukan kepada uang. Aku akan membebaskan kamu dari perangkap-perangkap yang mereka pasang bagimu, dan fitnah yang mereka sebarkan tentang kamu; dari serangan setan yang ingin menggodai kamu waktu siang. Aku akan menaungi kamu di bawah kepak-Ku, meletakkan kamu di atas bahu-Ku; menyusui kamu pada buah dada-Ku; Aku akan mempersenjatai kamu dengan kebenaran-Ku begitu perkasa, sehingga dengan mata kepalamu sendiri kamu akan melihat musuh-musuhmu beribu-ribu merebah di sekelilingmu; seribu orang miskin yang jahat di sebelah kirimu dan sepuluh ribu orang kaya di sebelah kananmu; sedangkan pembalasan-Ku tidak akan menimpa kamu sedikit pun. Penuh keberanian kamu akan melangkahi ular beludak dan kalajengking yang dengki dan berancun; kamu akan menginjak kepala singa dan naga yang durhaka, gusar dan angkuh. Aku akan mengabulkan doa-doamu, menyertai kamu dalam penderitaan, membebaskan kamu dari kemalangan, memuliakan kamu dengan seluruh kemuliaan-Ku yang akan Kutunjukkan tanpa selubung dalam Kerajaan-Ku kelak, setelah Aku melimpahi kamu di dunia dengan umur panjang dan berkat (bdk. Mzm 90). Tema VI: JALAN SEDERHANA, JALAN BIJAKSANA Jalan Maria adalah suatu jalan istimewa yang mengantar kepada Kebijaksanaan melalui jalan-jalan bijaksana: "Barangsiapa menemukan Maria, menemukan hidup, artinya menemukan Yesus Kristus yang adalah jalan, kebenaran dan hidup... " (IS 50). Hanyalah orang yang rendah hati dan hina-dina akan mampu memahami "jalan yang mudah, pendek, sempurna dan aman" ini (IS 152) yang 101 membingungkan orang-orang bijak di dunia ini. Orang-orang yang rendah hati dan hina-dina lebih siap untuk menerima perkara-perkara Allah. Mereka juga memiliki iman dan keberanian untuk dalam tindakan-tindakan sederhana, yang dengan sabar diulang-ulang, menerjemahkan jalan rohani yang mereka tempuh bersama Maria, sambil mengikuti jejak Yesus Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma. Di sini menyusul beberapa cara yang mengungkapkan "hidup menurut kebijaksanaan" ini. Hidup itu dapat dimulai dengan pelaksanaan pembaktian diri"; diperdalam oleh usaha untuk menyatukan diri dengan Kebijaksanaan; berjalan melalui salib dan melalui semangat dan praktek kemiskinan; dan akhirnya dimahkotai dengan penyerahan hidup sendiri melalui pelaksaan pembaktian diri. Orang-orang rendah hati dan hina-dina tidak mengabaikan Rosario, "doa orang-orang miskin", sebab mereka tahu bila mendaraskan doa ini, bahwa mereka berada dalam pusat misteri Kristus dan Bunda-Nya; dan oleh karena itu hadir pada sumber yang mengalirkan dinamika pembaptisan. 1. Pelaksanaan Pembaktian Diri kepada Yesus lewat Maria. Di sini menyusul rumus lengkap Pembaktian Diri kepada Yesus Kristus lewat Maria. Teks asli terdapat pada akhir tulisan "Cinta dari Kebijaksanaan Abadi" (lih. CKA 223-227). Tempatnya dalam tulisan ini dan judul yang diberikan menunjukkan bahwa dalam pembaktian diri yang diperkenalkan Montfort, Yesus Kristus adalah tujuan dan Marialah sarana. Kebijaksanaan Abadi yang menjelma menjadi manusia, Yesus yang sangat kucintai dan kusembah, sungguh Allah dan sungguh manusia, Putera tunggal Bapa abadi dan Maria Perawan selalu. Aku menyembah Engkau dalam pangkuan dan kemuliaan Bapa-Mu sepanjang segala masa dan dalam rahim Perawan Maria, Ibu-Mu yang sangat pantas di saat penjelmaan-Mu. 102 Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mengosongkan diri-Mu dan mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:7) untuk melepaskan daku dari perbudakan kejam setan. Aku memuji dan memuliakan Dikau, karena Engkau begitu baik hati, karena Engkau dalam segala-galanya tunduk kepada Maria, Ibu-Mu yang suci untuk membentuk aku melalui dia menjadi hamba-Mu yang setia. Tetapi sayang, aku seorang manusia yang tidak tahu berterima kasih dan tidak setia. Aku tidak memenuhi janji-janji yang telah kuucapkan dengan khidmat pada hari pembaptisanku dan juga tidak memenuhi niat-niatku yang telah kubuat. Aku tidak melaksanakan kewajiban-kewajibanku. Aku tidak pantas disebut anakMu atau hamba-Mu. Dan karena tidak ada sesuatu pun di dalam diriku yang tidak menimbulkan amarah dan murka-Mu, maka aku sendiri tidak berani menghadap Sri Baginda yang suci dan mulia. Oleh karena itu, aku berlindung pada bantuan belas kasihan ibu-Mu yang amat suci, yang Kauberikan kepadaku sebagai perantara. Melalui perantaraannya, aku berharap memperoleh penyesalan dan pengampunan dosa-dosaku, supaya Kebijaksanaan tetap tinggal dalam aku. Maka aku memberi salam padamu, Maria yang tak bernoda, kenisah Allah yang hidup, tempat di mana Kebijaksanaan Abadi menyamar dan ingin disembah oleh malaikat dan manusia. Salam padamu, ya Ratu surga dan dunia. Segala-galanya tunduk kepada kekuasaanmu, segala-galanya yang tunduk pada Allah. Salam padamu, perlindungan orang berdosa. Kerahimanmu tak pernah meninggalkan seorang pun. Dengarkanlah kerinduanku untuk memperoleh Kebijaksanaan Ilahi dan oleh karena itu, terimalah janji-janji dan persembahan- persembahan yang aku, hamba bersahaja, serahkan padamu. Aku...... pendosa tidak setia, memperbaharui dan meneguhkan janji-janji baptisku dalam tanganmu, pada hari ini. Untuk selamanya 103 aku menyangkal Setan, segala kesia-siaannya dan perbuatan-perbuatannya; aku menyerahkan diriku seluruhnya kepada Yesus Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma, untuk memikul salibku mengikuti Dia segala hari hidupku supaya menjadi lebih setia kepadaNya dari pada sampai sekarang. Ya Perawan yang manis, terimalah persembahan kecil perhambaanku ini untuk menghormati dan meniru ketaatan yang dipilih oleh Kebijaksanaan Abadi terhadap engkau, IbuNya. Untuk menghormati kekuasaan yang kamu berdua miliki atas ulat tak berdaya dan pendosa malang ini; sambil bersyukur atas kasih karunia yang dicurahkan Allah Tritunggal kepadamu. Aku menyatakan bahwa aku selanjutnya selaku hamba sejati akan mencari kemuliaanmu dan menaati engkau dalam segala-galanya. Ya ibu yang pantas dikagumi, hantarlah aku kepada Puteramu tercinta sebagai hamba abadi, supaya Ia yang telah menyelamatkan aku melalui engkau, juga menyambut aku melalui engkau. Ya, Perawan yang berbelaskasihan, berikanlah aku rahmat untuk memperoleh Kebijaksanaan sejati dari Allah dan kurniakanlah aku agar ditambahkan kepada jumlah mereka yang kaucintai dan kaudidik, yang kaupelihara dan kaubimbing dan yang kaulindungi sebagai anak-anak dan hamba-hambamu. Ya Perawan yang setia, jadikanlah aku dalam segala-galanya seorang murid, pengikut dan hamba sempurna Kebijaksanaan yang menjelma, Yesus Kristus, Puteramu, supaya dengan bantuanmu dan dengan mengikuti teladanmu, pada suatu hari aku akan mencapai kedewasaan penuh Yesus Kristus di sini, di dunia dan dalam kemuliaan surgawi (Ef 4:13). Amin. <CKA 223-227> 104 2. Memandang Maria untuk menemukan Yesus. <BS 165> Maka hendaknya yakin: semakin anda mengingat Maria dalam doa, renungan dan segala suka duka hidup anda, - walaupun hanya secara umum dan tidak kentara - semakin utuh pula anda akan berjumpa dengan Yesus Kristus. Sebab Ia selalu beserta Maria: berkarya secara agung, kuasa dan tak terselami, lebih daripada di surga atau dalam diri suatu makhluk lain manapun dalam jagad raya. Jadi menyimpang jauh sekali dari kebenaran, kalau dikatakan bahwa Maria, yang terlebur dalam sekali dalam Tuhan, akan menghalangi persatuan Dia dengan orang-orang yang mencari kesempurnaan. Sungguh, belum pernah ada, dan tak pernah akan ada orang yang membantu dengan begitu kuat dalam karya yang penting ini seperti Maria. Pertama-tama ia memberi kita rahmat yang kita perlukan untuk hal itu. Menurut seorang kudus, tak seorangpun dipenuhi pikiran akan Tuhan kecuali melalui Maria. Kemudian Marialah yang meluputkan kita dari tipu muslihat roh jahat. <IS 166> Di mana Maria berada, di situ tidak ada roh jahat. Jika orang amat berdevosi kepada Maria, sering kali ingat akan dia dan bicara tentang dia, maka itu merupakam suatu tanda yang tak bisa keliru bahwa orang itu dibimbing oleh Roh yang baik. Berikut ini tambahan dari seorang kudus: sebagaimana nafas adalah tanda yang pasti bahwa tubuhnya hidup, begitu juga kalau kita mengingat akan Maria, menyebut namanya dengan kasih sayang, maka itu adalah tanda yang pasti bahwa jiwanya tidak mati oleh dosa. 3. Bagaimana menghayati devosi ini. <RM 44> Tidak cukup bahwa pernah kita memberi diri kita satu kali sebagai hamba kepada Maria. Bahkan tidak cukup melakukannya tiap-tiap bulan atau tiap-tiap minggu. Kalau begitu pembaktian terlalu singkat. Lalu tidak mengangkat kita ke tingkat kesempurnaan, yang sebenarnya dapat dicapai. Tidak terlalu sulit mendaftarkan diri pada 105 suatu serikat persaudaraan, tidak sulit juga mengikuti acara ibadatnya dan setiap hari dengan mulut mengucapkan sejumlah doa sesuai dengan peraturan. Namun kesulitannya yang besar terletak dalam meresapi semangat pembaktian ini, artinya kita menjadi tergantung secara batin dan menjadi hamba Perawan yang suci dan melalui dia dari Yesus. Saya telah menemui banyak orang, yang dengan semangat yang mengagumkan, secara lahiriah telah melakukan perhambaan sucinya. Tetapi jarang sekali saya menemui orang yang telah meresapi semangatnya dan kurang lagi yang menekuninya. <RM 45> Pokok praktek pembaktian ini ialah melakukan segala pekerjaannya dengan Maria, artinya mengambil Maria sebagai contoh sempurna bagi segala tingkah lakunya. <RM 46> Sebab itu, sebelum melakukan sesuatu, kita terlebih dahulu harus menyangkal diri dan meninggalkan pandangan kita yang terbaik. Di hadapan Tuhan kita harus menghampakan diri, karena kita dari diri sendiri tidak mampu menghasilkan sesuatu yang adikodrati dan sama sekali tidak dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk keselamatan kita. Maka kita harus mencari perlindungan pada Santa Perawan Maria dan mempersatukan diri dengan dia dan dengan niat-niatnya, meskipun tidak dikenal. Melalui Maria kita harus mempersatukan diri dengan segala niat Yesus Kristus. Dengan kata lain, kita menyerahkan diri sebagai alat dalam tangan Maria, supaya memberi kesempatan kepada Maria untuk bertindak dalam kita, dengan kita dan untuk kita sebagaimana dianggapnya baik supaya Puteranya Yesus Kristus semakin dimuliakan dan melalui Dia Allah Bapa dimuliakan. Dengan demikian, kehidupan batin dan aktivitas rohani kita hanya akan terlaksana di bawah pengaruh Maria. <RM 47> Segala-galanya harus kita kerjakan dalam Maria, artinya kita harus membiasakan diri sedikit demi sedikit menyelami batin kita untuk membentuk suatu gagasan atau suatu gambaran rohani tentang Santa Perawan Maria. Ia menjadi ruang doa, di mana kita mengangkat doa-doa 106 kita kepada Tuhan tanpa takut ditolak; ia menjadi Benteng Daud, yang di dalamnya kita mengamankan diri terhadap segala musuh; Pelita yang dinyalakan untuk menerangi batin kita sehingga bernyala-nyala demi cinta bagi Allah; Ia menjadi tempat peristirahatan suci, untuk memandang Allah bersama Maria; dan akhirnya Maria menjadi satu-satunya sarana yang kita pergunakan di jalan menuju Allah dan pengungsian kita dalam segala marabahaya. Jadi, kalau kita berdoa dalam Maria, dan kalau kita menerima Yesus dalam komuni kudus, kita menempatkan Yesus di dalam Maria supaya Ia bersenang-senang dalam Maria. Kalau kita mengerjakan apa pun juga, kita melakukannya dalam Maria dan dengan demikian di mana-mana dan dalam segalanya ia membantu kita menyangkal diri . <RM 48> Jangan pernah kita pergi kepada Tuhan kecuali dengan perantaraan Maria dan dengan mengandalkan pengaruh Maria padaNya. Lalu kita tidak pernah sendirian bila berdoa kepada Tuhan. <RM 49> Kita harus melakukan segala-galanya untuk Maria. Karena kita adalah hamba Ratu mulia ini kita hanya boleh berkarya untuk dia saja. Tujuan terdekat usaha kita ialah kepentingan dan kehormatan Maria, sementara tujuan terakhir ialah kemuliaan Allah. Lalu dalam segala perbuatan, kita harus menolak cinta diri, karena tanpa disadari, cinta diri hampir selalu menjadi tujuan kita. Karena itu seringkali kita harus mengulangi dari dalam lubuk hati kata-kata ini: "Ratuku yang tercinta, untukmu aku pergi kian ke mari, untukmu aku melakukan ini atau itu, untukmu aku menderita penyakit ini atau penghinaan itu." 4. Memelihara Pohon Kehidupan. <RM 70> Apakah kamu, orang pilihan Tuhan, dengan bantuan Roh Kudus telah mengerti apa yang baru saja saya terangkan? Kalau begitu, bersyukurlah kepada Allah! Sebab ini suatu rahasia yang hampir tidak dikenal oleh siapa pun. Bilamana kamu menemukan harta yang tersembunyi di ladang Maria, mutiara berharga itu dari Injil, juallah 107 segala-galanya untuk memperolehnya. Persembahkanlah dirimu melalui tangan Maria dan leburkanlah dirimu dengan gembira di dalam dia, agar di dalam dia kamu menemukan Allah saja. Bilamana Roh Kudus telah menanamkan pohon kehidupan sejati dalam jiwamu, artinya devosi yang baru saja saya terangkan, berusahalah sekuat tenaga untuk merawatnya, agar ia menghasilkan buah pada waktunya. Devosi ini adalah biji sesawi yang disebut dalam Injil. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, namun bertumbuh besar dan begitu tinggi sehingga burung-burung di udara, maksudnya kaum pilihan, dapat bersarang di situ. Mereka beristirahat di dalamnya terlindung dari terik matahari dan bersembunyi di situ, serta aman terhadap serangan binatang liar. <RM 71> Beginilah cara yang terbaik merawatkan pohon ini. Kalau pohon ini sudah ditanam dalam hati yang setia, ia suka berdiri bebas tanpa penyangga manusiawi. Mengingat asalnya yang surgawi, janganlah ia dipengaruhi oleh makhluk apapun, sebab suatu makhluk dapat menghalangi dia bertumbuh ke arah Allah yang menciptakannya. Maka, janganlah kita bersandar pada usaha kita sendiri atau pada bakat alamiah, pada kewibawaan atau kedudukan kita dalam masyarakat. Carilah perlindungan pada Maria dan bersandarlah pada bantuannya. <RM 72> Sebagai tukang kebun yang baik, kita harus rajin menjaga dan melindungi pohon yang sudah berakar dalam hati kita. Sebab, pohon ini hidup dan sebelum mampu menghasilkan buah kehidupan, ia ingin dipelihara dan bertumbuh di bawah perhatian dan pengamatan terus-menerus dari hati manusia. Setiap orang yang ingin menjadi sempurna harus terus-menerus memikirkannya dan menjadikannya tugas yang utama. <RM 73> Kita harus mencabut dan menebas segala onak dan duri yang lambat laun dapat mencekik pohon itu atau menghalangi dia berbuah. Ini berarti, bahwa dengan setia melalui matiraga dan askesis, kita harus memotong dan memangkas segala hiburan yang tidak perlu dan 108 perbuatan sia-sia terhadap sesama. Dengan kata lain, kita harus menyalibkan keinginan daging, menjaga keheningan dan mengendalikan segala indra. <RM 74> Kita perlu berjaga-jaga agar ulat-ulat tidak merugikan pohon itu. Ulat-ulat ini adalah cinta diri dan kemalasan yang menghabiskan daun hijau serta setiap pengharapan akan kemungkinan pohon itu dapat berbuah. Sebab, cinta diri dan cinta kepada Maria sama sekali bertentangan. <RM 75> Jangan membiarkan binatang buas mendekatinya. Binatang-binatang ini, maksudnya dosa-dosa, dapat menyebabkan kematian pohon kehidupan itu melalui sentuhannya saja. Bahkan jangan membiarkan mereka menghembusinya. Nafas mereka saja, artinya dosa-dosa ringan, selalu sangat berbahaya kalau tidak diwaspadai. <RM 76> Pohon ini terus-menerus harus disirami. Jadi, sambutlah komuni, ikutilah Misa, panjatkan doa-doa lain, baik bersama maupun sendiri. Jika tidak demikian, pohon ini akan berhenti berbuah. <RM 77> Jangan cemas, bilamana pohon ini dilanda badai dan digoncangkan angin. Sebab tidak bisa dihindarkan, bahwa angin godaan melanda pohon ini untuk merobohkannya; atau salju dan hujan es menutupinya untuk mencekiknya. Ini berarti, bahwa devosi kepada santa perawan Maria mesti diserang dan dibantah. Namun, selama kita dengan tekun memeliharanya, tidak perlu kita takut apa-apa. <RM 78> Orang pilihan! Jadi, asal kamu dengan hati-hati memelihara pohon kehidupan , yang baru saja ditanam dalam jiwamu oleh Roh Kudus, maka aku dapat menjamin bahwa dalam waktu singkat, ia akan bertumbuh begitu besar sehingga burung-burung di udara dapat bersarang di dalamnya. Pohon ini akan menjadi begitu sempurna sehingga ia pada waktunya akan menghasilkan buah kehormatan dan rahmat, ialah: Yesus yang terkasih serta patut disembah yang dari dulu sampai selamanya tetap buah tunggal Maria. 109 Berbahagialah orang yang menjadi tempat di mana Maria, pohon kehidupan itu, ditanam! Lebih berbahagia lagi orang yang menjadi tempat di mana pohon itu bertumbuh dan berbunga! Tetapi yang paling berbahagia ialah orang yang mengenyam buah itu dan menyimpannya sampai mati dan selamanya sampai kekal. Amin. 5. Memikul salibnya sendiri. <SSS 41> Tetapi menderita sengsara semata-mata tidak cukup... Kamu harus menderita sengsara dan memikul salibmu mengikuti jejak Kristus... Di sinilah beberapa petunjuk yang dapat membantu kamu: <SSS 42> Janganlah dengan sengaja karena kecerobohanmu mendatangkan salib-salib bagimu; janganlah melakukan kejahatan dengan maksud untuk memperoleh kebaikan...Berusahalah menyerupai Yesus Kristus, seperti dikatakan: "Ia menjadikan segala-galanya baik" (Mk 7:37). Bila kamu memenuhi kewajiban-kewajibanmu sebaik mungkin, tidak pernah akan kamu kekurangan pertentangan, penghinaan serta ejekan. Penyelenggaraan ilahi akan mengirimnya kepadamu di luar keinginan atau pilihanmu. <SSS 43> Apabila akibat tindakanmu yang pada dasarnya tidak baik dan tidak pula buruk, sesamamu merasa jengkel, meskipun tanpa alasan, hentikanlah dan janganlah melakukan hal itu lagi, bukan hanya karena cintakasih kepada sesamamu saja, melainkan juga supaya janganlah hal itu menjadi batu sandungan bagi orang yang lemah (1Kor 8:13)... Namun, jika kamu melakukan sesuatu yang menguntungkan atau bermanfaat bagi sesamamu namun tanpa alasan menjadi sandungan bagi beberapa orang munafik atau orang-orang yang penuh prasangka, mintalah nasihat kepada seorang yang bijaksana ... <SSS 45> Kamu dapat juga, bahkan harus berdoa mohon kebijaksanaan salib, yaitu suatu pengetahuan tentang kebenaran yang membahagiakan 110 dan tahun uji, yang dalam terang iman memperlihatkan kepadamu misteri-misteri yang terdalam, antara lain misteri salib. Namun pengetahuan ini hanya kamu peroleh lewat usaha keras, penghinaan besar serta doa yang bersungguh-sungguh. Mohonlah kebijaksanaan ini; mintalah dia dengan tegas dan tanpa henti-hentinya, tanpa ragu-ragu (Yak 1:5-6) dan tanpa takut ditolak; kamu pasti akan memperolehnya. Kemudian, dari pengalamanmu sendiri kamu akan melihat bagaimana bisa terjadi bahwa seseorang sampai merindukan salib, mencarinya dan menikmatinya. <SSS 46> Apabila kamu sengaja atau tidak sengaja membuat suatu kesalahan yang yang mendatangkan salah satu salib bagimu, rendahkan dirimu dengan segera dalam batinmu di bawah tangan Tuhan yang kuat, tanpa selanjutnya menjadi kuatir. Katakanlah dalam batinmu, misalnya: "Lihat, Tuhan, inilah aku lagi". Apabila kesalahan yang kamu buat adalah dosa, terimalah penghinaan yang disebabkan olehnya sebagai hukuman. Namun kalau itu bukanlah dosa, maka dengan rendah hati terimalah hal itu untuk merendahkan kesombongan hatimu. <SSS 49> Carilah makna malahan manfaat dari penderitaanmu, lebih-lebih dari penderitaan yang kecil-kecil dari pada dari penderitaan yang besar. Allah tidak begitu memperhatikan penderitaan yang kita alami tetapi lebih memperhatikan cara bagaimana kita menanggung penderitaan itu. Menderita banyak tetapi dengan cara yang salah itulah penderitaan konyol. Menderita banyak dan penuh keberanian, tetapi untuk tujuan jahat, itulah penderitaan sebagai martir demi setan. Menderita sedikit ataupun banyak tetapi menderita demi Allah, itulah penderitaan sebagai orang kudus. Jika benar bahwa kita dapat memilih salib-salib, maka lebih baik kita memilih salib yang ringan-ringan dan samar-samar daripada yang besar dan mencolok. Kesombongan dapat mendorong orang untuk meminta, mencari malahan memilih dan merangkul salib-salib yang besar dan yang menonjol. Akan tetapi memilih salib yang kecil dan memikulnya dengan sukacita memerlukan rahmat khusus serta iman yang kokoh kepada Allah. Bertindaklah sebagaimana seorang pedagang terhadap barang dagangannya. Carilah keuntungan dari segala-galanya, jangan 111 membiarkan bagian terkecil pun dari salib yang sejati menghilang. Meskipun hanya berupa sengatan nyamuk atau tusukan jarum, kekeliruan kecil dari tetanggamu, atau sedikit penghinaan karena kamu diremehkan, mungkin juga kehilangan sedikit uang, jiwa yang sedikit gelisah, atau kelelahan secara fisik, sedikit rasa sakit pada salah satu anggota tubuh, dst. Carilah keuntungan dari segala-galanya, sebagaimana dilakukan seorang pedagang di tokonya. Kamu akan segera menjadi kaya dalam Tuhan, sebagaimana dia menjadi kaya dalam uang dan terus menambahkan uangnya ke dalam pundi-pundinya. Jika kamu mengalami pertentangan yang paling kecil sekalipun, katakanlah "Terpujilah Tuhan! Tuhan aku berterimakasih kepadaMu." Kemudian simpanlah salib yang baru saja kamu peroleh dalam bank ingatan Allah. Lantas kamu tidak perlu memikirkan apa-apa lagi kecuali untuk mengatakan "Terima kasih banyak!" atau "Kasihanilah kami!" <SSS 54> Hai para sahabat salib, ambillah keputusan untuk menanggung salib apapun tanpa mengecualikan atau memilih salah satu secara khusus: entah itu kemiskinan, ketidakadilan, kehilangan sementara, penghinaan, pertentangan, fitnah, kekeringan rohani, desolasi, cobaan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Katakanlah selalu, "Hatiku siap sedia, ya Allah, hatiku siap sedia". Bersiaplah untuk dianggap remeh oleh manusia maupun oleh malaikat, dan seolah-olah oleh Allah sendiri. Bersedialah untuk dihina, dibenci, dikhianati, difitnah, disisihkan dan dianggap remeh oleh semua orang. Bersiaplah untuk mengalami kelaparan, kehausan, kemiskinan, ketelanjangan, pengucilan dan dijebloskan ke dalam penjara dan dihadapkan pada tiang gantungan serta segala macam penghinaan, meskipun kamu tidak bersalah atas segala sesuatu yang dituduhkan kepadamu. Entah kamu diusir dari rumahmu seperti Ayub atau Santa Elisabet dari Hongaria, entah dicampakkan ke dalam lumpur seperti wanita kudus ini, atau diseret ke atas tumpukan kotoran kandang seperti Ayub, bernanah dan penuh bisul tanpa seorangpun memberi pembalut bagi lukamu ataupun sepotong roti untuk dimakan, sesuatu yang malahan tidak akan ditolak kepada seekor kuda atau anjing. Bayangkan bahwa di samping segala kemalangan yang mengerikan ini, Allah mengijinkan kamu menjadi mangsa serangan setan 112 macam-macam, tanpa menuangkan hiburan rohani secuilpun di dalam jiwamu. Berpeganglah teguh kepada imanmu bahwa ini merupakan puncak kemuliaan surgawi dan kebahagiaan sejati bagi para sahabat salib yang benar dan sempurna. 6. Mencintai kemiskinan. <AAS 9> Untuk memperbanyak harta kekayaan daripada kemiskinanmu ini, dan untuk menumbuhkan kerajaan besar yang kamu peroleh itu, praktekkanlah ketiga hal ini: Pertama. Hendaklah kamu sangat menghargai kemiskinan yang sudah kamu peluk itu, dan hendaklah kamu memeliharanya dengan mesra, biar kemiskinan itu menjadi riil dan terasa. Tak seorang pun lebih mudah menjadi kaya, dan tahu memanfaatkan kekayaan lebih baik, kata seorang uskup terpelajar, daripada seorang yang benar-benar miskin dihadapan Allah. Sebab itulah dia tahu: bila orang mengejar kekayaan, dan menaruh hati padanya, mereka menjadi miskin dan malang. Padahal bila melepaskan kekayaan itu demi Kristus, melalui penyangkalan yang suci dan mulia, mereka benar-benar menjadi kaya dan berbahagia ... Maka, hati-hatilah dan jangan menoleh kembali kepada warisan atau kepada jabatan dengan honor tetap yang sudah kamu lepaskan ... Berhati-hatilah dan janganlah terpaku pada seribu satu harta benda gerejawi atau pendapatan yang lain, yang kamu peroleh dengan hak penuh seperti orang lain... <AAS 10> Kedua. Rasakanlah dengan rela akibat-akibat kemiskinan, yaitu: 1) Pekerjaanmu, sebab "dengan berpeluh pada wajahmu kamu akan mencari makananmu", di atas mimbar dan di dalam tempat pengakuan dosa. 2) penghinaan dan caci maki yang biasanya ditujukan kepada rohaniwan yang miskin; 113 3) susah payah yang lain yang menyertai kemiskinan entah dalam berpakaian, entah dalam makanan, entah dalam perumahan, entah kelelahan atau pun dalam perjalanan. <AAS 11> Ketiga. Rindukanlah tanpa henti-hentinya perkara abadi, dan ketuklah pintu kemurahan hati Yesus Kristus. Dia mengenal kamu dan mesti mendengarkan semua orang yang mengenakan seragam kemiskinan-Nya. Seorang yang benar-benar miskin di hadapan Allah memandang dunia bagaikan padang gurun yang mengerikan, dan menarik hatinya mundur dari situ. Ia tidak ingin terlibat dalam urusan-urusannya ... 7. Berdoa rosario dan menghayatinya. <RR Mawar 25/75> Tak seorang pun pernah akan mampu memahami betapa kaya dan mengagumkan nilai pengudusan yang terkandung di dalam doa serta misteri-misteri rosario suci. Renungan ini tentang misteri kehidupan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus merupakan sumber buah-buah yang paling ajaib bagi orang-orang yang memanfaatkannya. Dewasa ini orang menghendaki hal-hal yang menarik dan yang mengharukan serta hal-hal yang menghasilkan sentuhan mendalam di dalam hati. Apakah ada sesuatu di dunia yang lebih mengharukan dari pada kisah yang menakjubkan ini tentang Penyelamat kita, digelarkan di depan mata kita dalam limabelas adegan, yang mengingatkan kita kembali akan peristiwa-peristiwa penting seperti kehidupan, kematian dan kemuliaan Sang Penebus dunia? Apakah ada doa yang lebih unggul dan lebih luhur dari pada doa Bapa kami yang diajarkan Tuhan sendiri, dan doa Salam Maria yang diucapkan malaikat? Dalam dua doa ini semua keinginan hati dan kebutuhan kita diungkapkan. <RR Mawar 25/76> Renungan peristiwa-peristiwa dan renungan doadoa dalam rosario merupakan doa yang paling mudah dari segala doa lainnya, karena berbagai keutamaan Tuhan kita Yesus Kristus serta tahap-tahap kehidupan-Nya yang kita telusuri memberi penyegaran dan 114 kekuatan pada pikiran kita dengan cara yang mengagumkan serta membantu kita untuk menghindari pikiran melayang. Orang-orang terpelajar menemukan dalam rumusan doa-doa ini suatu sumber ajaran yang paling dalam, sedang orang-orang kecil justru menemukan di dalamnya sarana pengajaran yang paling sederhana. Kita harus menguasai bentuk meditasi yang mudah ini sebelum kita melangkah ke tingkat kontemplasi yang paling tinggi... <RR Mawar 41/118> Kami menghimbau setiap orang agar berdoa rosario suci. Kami menghimbau orang saleh agar berdoa rosario sehingga mereka dapat bertekun dan berkembang dalam rahmat Allah. Kami menghimbau orang berdosa agar mereka berdoa rosario supaya bangkit dari dosa mereka. Namun Allah tidak senang bila kita mengajak orang berdosa untuk percaya bahwa mereka aman saja di bawah perlindungan mantel Bunda Maria. Kepercayaan akan perlindungan mantel itu justru akan membinasakan mereka karena membuat mereka menutupi kejahatan-kejahatannya. Dengan demikian Rosario yang adalah obat bagi segala penyakit, berubah menjadi racun yang mematikan. <RR Mawar 46/131> Dari segala cara untuk mendaraskan rosario suci, yang paling memberi kemuliaan kepada Allah, dan yang paling baik bagi jiwa kita serta paling menakutkan Iblis, ialah mendaraskan atau menyanyikan rosario secara bersama-sama dalam dua kelompok yang sahut-menyahut. Allah sangat berkenan bila umat berkumpul. Semua malaikat dan orang kudus berkumpul di surga untuk melambungkan pujian kepada Allah tanpa henti-hentinya. Di bumi ini orang-orang saleh berkumpul dalam berbagai komunitas dan berdoa kepada Allah siang malam. Tuhan Yesus dengan tegas menganjurkan kebiasaan ini kepada para Rasul dan murid-murid-Nya. Ia berjanji kepada mereka bahwa setiap kali bila dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Nya, Ia akan berada di tengah-tengah mereka yang berkumpul untuk berdoa atas nama-Nya dan yang mengucapkan doa yang diajarkan-Nya sendiri. Betapa berbahagia kita kalau Yesus Kristus menyertai kita! Hanya inilah yang perlu kita lakukan untuk itu, yaitu berkumpul bersama-sama untuk berdoa rosario. 115 <RR Mawar 11/35> Oleh karena iman merupakan satu-satunya kunci untuk mengantar kita masuk ke dalam semua peristiwa Yesus dan Maria yang termuat dalam rosario suci, kita harus memulai doa rosario dengan mendaraskan doa Aku Percaya penuh perhatian dan khusyuk. Semakin hidup dan kuat iman kita, semakin juga rosario akan berjasa bagi kita. Iman ini harus dihidupkan dan didorong oleh cintakasih. Dengan kata lain, untuk mendaraskan rosario suci dengan baik, kita harus berada dalam rahmat Allah atau mencari rahmat Allah itu. <RR Mawar 12/39> Kita dapat menyebut berbahagia mereka yang mendaraskan doa Bapa Kami sambil menimbang setiap kata dengan penuh perhatian. Di dalam doa ini mereka menemukan segala sesuatu yang mereka perlukan dan segala sesuatu yang dapat mereka dambakan. Bila kita mendaraskan doa yang mengagumkan ini, kita menangkap hati Allah karena menyapa dia dengan nama manis-Nya "Bapa". "Bapa kami" itu bapa yang paling lembut hati di antara segala bapa; mahakuasa dalam karya penciptaan; pantas dikagumi dalam melestarikan ciptaan-Nya; penuh kasih dalam Penyelenggaraan-Nya; sungguh baik hati dan tak terhingga kemurahan hati-Nya dalam karya Penebusan. Allah adalah Bapa kita, dan kita semua adalah saudara; surga adalah tanah air kita dan warisan kita. Bukankah di dalam doa ini ditemukan lebih dari cukup untuk memberi inspirasi kepada kita agar mencintai Allah maupun sesama, dan tak lekat hati pada barang apapun di dunia ini? (...) "Dimuliakanlah nama-Mu". Nama Tuhan itu kudus dan membangkitkan rasa hormat, kata sang nabi dan raja itu (Daud). Menurut Yesaya, surga mengumandangkan pujian yang tak henti-hentinya dipanjatkan kepada kekudusan Tuhan, Allah balatentara. Di sini kita memohon agar seluruh dunia mengenal dan menyembah sifat-sifat Allah yang begitu agung dan kudus. Kita mohon agar Ia dikenal, dicintai dan disembah... agar semua orang mengabdi kepada-Nya dan meluhurkan Dia dengan iman yang hidup, pengharapan yang teguh dan cintakasih yang berkobar-kobar, dan dengan meninggalkan segala kesesatan mereka. Pendek kata, agar semua orang menjadi kudus, oleh karena Dia sendiri adalah kudus. 116 "Datanglah kerajaan-Mu". Artinya, "agar selama kami hidup, Engkau memerintah di dalam hati kami melalui rahmat-Mu, sehingga kami sesudah mati menjadi pantas untuk memerintah bersama Engkau di dalam Kerajaan-Mu, yang adalah kebahagiaan tertinggi dan abadi." "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga" ... Bila mengucapkan kata-kata ini, dengan rendah hati kita menyetujui segala sesuatu yang Allah berkenan memutuskan mengenai kita. Kita meminta agar selalu dan dalam segala hal kita melaksanakan kehendak-Nya yang kudus, yang kita ketahui melalui perintah- perintah-Nya; agar kita menaati-Nya sesegera, dengan cinta yang sama besar dan tekun seperti para kudus dan malaikat di surga. <RR Mawar 12/40> "Berilah kami rejeki pada hari ini". Yesus Kristus mengajarkan kepada kita supaya kita memohon kepada Allah segala sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan jasmani maupun untuk kehidupan rohani. Melalui rumus doa Tuhan ini, dengan rendah hati kita mengakui keadaan kita yang serba kekurangan. Kita menghormati Penyelenggaraan Ilahi dengan menyatakan bahwa kita percaya dan bahwa kita ingin menerima segala barang duniawi dari kemurahan-Nya. Dengan istilah "rejeki" kita meminta apa yang jelas dibutuhkan untuk dapat hidup, dan bukan hal-hal yang melampaui kebutuhan dasar itu. Kita meminta rejeki itu "pada hari ini", artinya kita membatasi segala keprihatinan kita kepada saat sekarang, sedangkan untuk hari esok kita mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi. Kita meminta rejeki "sehari-hari"; dengan demikian kita mengakui bahwa selalu ada kebutuhan-kebutuhan baru, dan kita menunjukkan bahwa di mana pun kita berada, kita terus-menerus bergantung pada perlindungan dan bantuan Allah. "Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami"... Bapa kami yang ada di surga, ampunilah dosa-dosa kami yang kami lakukan dengan pikiran dan perkataan; dosa-dosa karena perbuatan dan kelalaian yang membuat kami bersalah tak terhingga dalam pandangan keadilan-Mu. Sebagai anak-anak seorang Bapa yang murah hati dan maharahim, kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami berdasarkan ketaatan pada-Mu dan cintakasih kepada sesama. 117 "Dan janganlah masukkan kami" (mengingat ketidak-setiaan kami kepada karunia-karunia-Mu) "ke dalam percobaan" yang datang dari dunia, setan dan keinginan daging. "Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat", artinya dari dosa, dari hukuman atas dosa yang pantas kami terima, baik hukuman sementara maupun hukuman kekal. "Amin". Kata ini memberi penghiburan besar. Santo Hieronmus berkata bahwa kata ini bagaikan meterai yang dibubuhkan Allah pada akhir permohonan-permohonan kita untuk memberi kepastian kepada kita bahwa Ia mengabulkan doa kita. Seakan-akan Allah sendiri menjawab kita: "Amin!", terjadilah sebagaimana engkau memintanya; engkau telah menerimanya sebenarnya. Sebab itulah arti kata "Amin" ini. <BS 252> Orang-orang pilihan, hamba-hamba Yesus dalam Maria, ketahuilah bahwa doa Salam Maria adalah doa yang paling indah sesudah doa Bapa Kami. Tak ada pujian yang lebih disukai Maria, sebab dengan kata-kata inilah Yang Mahatinggi menyampaikan pujian kepadanya melalui seorang Malaikat Agung untuk memenangkan hatinya. Pujian ini begitu kuat menyentuh hati Maria oleh pesona rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga Maria, kendati kerendahan hatinya yang mendalam, memberi persetujuannya kepada penjelmaan Sang Sabda. Melalui pujian ini kamupun pasti akan memenangkan hatinya, bila kamu mendoakannya sebagaimana mestinya. <RR Mawar 17/51> Salam Maria-ku, rosarioku dengan limabelas atau lima peristiwanya, adalah doaku dan batu ujiku yang tidak keliru untuk dapat membedakan mereka yang dibimbing oleh Roh Allah, dari mereka yang dikuasai oleh khayalan roh jahat. Saya pernah mengenal orang yang kelihatannya terbang tinggi bagaikan burung rajawali karena kontemplasinya yang gemilang namun yang secara menyedihkan ditipu oleh setan. Saya dapat menemukan bahwa mereka hidup dalam khayalan hanya melalui doa Salam Maria dan doa rosario yang mereka benci sebagai sesuatu yang terlalu remeh bagi mereka. Salam Maria merupakan embun surgawi dan ilahi yang, setelah jatuh dalam jiwa orang-orang pilihan, memberikan kesuburan yang mengagumkan kepada mereka, sehingga mereka menghasilkan segala 118 macam kebajikan. Makin jiwa itu disirami doa ini, makin ia diterangi oleh Roh Kudus, hatinya dinyalakan dan ia dikuatkan untuk melawan semua musuhnya. Salam Maria adalah semacam tusukan pedang yang bernyala-nyala. Bila digabungkan oleh seorang pengkhotbah dengan Sabda Allah yang ia wartakan, doa ini memberikan kepadanya kekuatan untuk menembus, menyentuh dan mempertobatkan hati yang paling keras, biarpun orangnya tidak begitu berbakat untuk berkotbah. 119 Tema VII: BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN SEORANG KUDUS Kami tidak mau menutup bunga rampai tulisan Santo Montfort ini tanpa mengutip beberapa teks yang mengungkapkan semangatnya, kalau boleh dikatakan begitu, secara langsung: surat-suratnya, kantik-kantiknya, surat gembalanya kepada umat di Montbernage. Surat-suratnya. Sejauh diketahui masih ada tigapuluh empat surat. Jelas bahwa banyak surat hilang. Yang masih tersisa tidak jarang mengungkapkan suatu pengalaman rohani yang luar biasa. Kantik-kantiknya. Dalam kumpulan karya Montfort dalam bahasa Prancis terdaftar 164 kantik, bersama lebih dari 20.000 baris. Sekadar untuk memberi suatu gambaran, kami hanya akan memberi di sini beberapa kantik saja yang membahas tema-tema utama dalam hidup Montfort: Salib, Maria, Kebijaksanaan. Sebagaimana dalam surat-suratnya, dalam kantik-kantiknya pun kita bertemu dengan seorang Montfort yang lain, yang lebih spontan. Bila ia berbicara mengenai "seorang misionaris yang baik" atau mengenai "seorang Puteri Kebijaksanaan yang sejati", ia menyajikan suatu spiritualitas lengkap. 1. Surat kepada Suster Catherine de Saint-Bernard (Guyonne-Jeanne Grignion). Tanggal: 1701 (Srt 7). Louis-Marie selalu menjalin hubungan yang sangat khusus dengan adiknya ini, yang dulu di Bois-Marquer diajaknya untuk berdoa bersama dia Adikku yang tercinta dalam Yesus Kristus. 120 Cinta kasih Allah yang murni menguasai hati kita. Walaupun saya secara badani jauh darimu namun saya dekat padamu dengan hatiku oleh karena hatimu tidak jauh dari Yesus Kristus dan Ibu-Nya yang suci dan oleh karena engkau anak Penyelenggraan Ilahi seperti saya, walaupun tidak pantas. Engkau sebetulnya lebih baik disebut seorang novis dari Penyelenggaraan Ilahi oleh karena engkau tidak berbuat lain dari pada mulai mempraktekkan kepercayaan dan penyerahan sempurna yang Ia minta dari padamu. Baru engkau akan diterima sebagai suster berkaul dan puteri Penyelenggaraan Ilahi jika penyerahanmu akan menyeluruh dan sempurna dan pengurbanan dirimu akan lengkap. Allah menghendaki agar engkau, adikku yang tercinta, Allah menghendaki agar engkau terpisah dari semuanya yang bukan Dia dan barangkali ditinggalkan secara nyata oleh semua makluk. Tetapi terhiburlah, bergembiralah, hai pelayan dan mempelai Yesus Kristus, jika engkau mirip dengan gurumu dan mempelaimu. Yesus sungguh miskin, ditinggalkan; Yesus dihina dan dibuang sebagai sampah dunia. Berbahagialah, berbahagialah senantiasa Louise Grignion, jika ia miskin di hadapan Tuhan, jika ia ditinggalkan, dihina, dibuang sebagai sampah dalam rumah Santo Yosep. Baru saat itu ia akan sungguh-sungguh menjadi hamba dan mempelai Yesus Kristus dan ia akan menjadi suster berkaul dari Penyelenggaraan Ilahi, walaupun sekarang belum mengucapkan kaul religius. Allah menghendaki darimu, adikku tercinta, agar engkau hidup dari hari ke hari bagaikan burung di dahan tanpa kuatir akan hari besok. Tidurlah tenang dalam pangkuan Penyelenggaraan Ilahi dan pangkuan Perawan Tersuci. Jangan mencari lain dari pada mencintai dan menyenangkan Allah. Sebab inilah suatu kebenaran yang tak dapat salah, suatu azas yang kekal dan ilahi, sama benar seperti Allah itu Esa, (sekiranya itu menyenangkan hati Allah saya menulisnya dengan huruf yang tak terhapuskan dalam jiwa dan dalam hatimu!): "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu". Jika engkau melakukan bagian pertama ungkapan ini, Allah yang setia tak terhingga akan melakukan bagian kedua, yaitu bila engkau mengabdi Allah dan Ibu-Nya yang suci dengan setia, engkau tidak akan kekurangan apa pun di dunia ini 121 maupun di dunia lain. Malahan engkau tidak akan kekurangan seorang kakak imam yang dulu, sekarang dan selalu akan menjadi milikmu dalam kurban-kurbannya, agar engkau seluruhnya menjadi kepunyaan Yesus Kristus dalam kurbanmu. Saya menyalami malaikat pelindungmu yang baik. 1701. 2. Surat kepada Nona Louise Trichet Tahun: 1703 (Srt 15) Louis-Marie de Montfort dalam doa-doanya memohon dengan mendesak karunia Kebijaksanaan Ilahi. Dalam surat berikut ini ia meminta Nona Trichet, bakal rekan pendiri "Puteri-Puteri Kebijaksanaan" untuk berdoa bersama dia dan untuk mengajak teman-temannya ikut berdoa bagi ujud yang sama. Kebijaksanaan ini tidak akan datang tanpa salib. Namun justru, "apa yang membuat saya mengatakan bahwa saya akan memperoleh- Nya ialah segala penganiayaan yang telah saya alami dan yang akan saya alami setiap hari, siang dan malam." Puteriku yang tercinta dalam Yesus Kristus. Cinta kasih Allah yang murni menguasai hati kita dengan Kebijaksanaan Ilahi. Lebih berdasarkan pengalamanku dari pada berdasarkan suratmu saya tahu, bahwa engkau tanpa henti-hentinya berdoa kepada mempelaimu untuk pendosa yang papa ini. Saya hanya dapat membalas kebaikan ini dengan berdoa, bila saya di altar yang suci dalam tanganku yang berbuat jahat, memegang Yang Mahakudus sebagaimana setiap hari kulakukan. Lanjutkan dan bahkan lipatgandakan memohon bagiku entah kemiskinan ektrim, entah sebuah salib berat, penolakan dan penghinaan, saya setuju saja asal engkau meminta Dia menyertai aku pada 122 saat itu juga dan tidak meninggalkan saya sesaat pun mengingat kelemahanku yang tak terhingga. Oh, betapa besar kekayaannya, oh, betapa besar kemuliaan, oh betapa besar kegembiraan, jika semuanya itu mendatangkan bagiku Kebijaksanaan Ilahi, yang kurindukan siang malam. Tidak, tidak pernah akan saya berhenti meminta harta tak berhingga ini dan saya percaya teguh, bahwa saya akan memperolehnya biarpun semua malaikat, manusia dan setan mengatakan kepadaku kebalikannya. Saya sungguh percaya doa-doamu sangat efektif, kebaikan Allah kita sangat lemah lembut, perlindungan Santa Perawan Bunda kita sangat besar, kebutuhan orang miskin sangat mendesak, sabda dan janji Allah sangat jelas. Sebab, - kendati pemilikan Kebijaksanaan Ilahi ini tidak mungkin melalui sarana-sarana rahmat yang biasa (hal yang tidak benar) pemilikan ini menjadi mungkin melalui kekuatan permohonan kita, sebab semuanya mungkin bagi dia yang percaya, itulah suatu kebenaran yang tidak berubah. Alasan lain yang membuat saya mengatakan bahwa saya akan memperolehnya, ialah penganiayaan yang sudah kualami dan yang kualami setiap hari, siang malam. Maka saya minta kepadamu, puteriku yang terkasih, melibatkan beberapa orang baik, sahabat-sahabatmu, dalam aksi doa ini secara khusus sampai Pentekosta dan berdoa bersama mereka setiap hari Senin dari pukul satu sampai pukul dua. Saya akan melakukannya pada saat yang sama. Kirim nama-nama mereka kepada saya secara tertulis. Saya tinggal di wisma tunaharta bersama lima ribu orang miskin untuk membuat mereka hidup bagi Allah dan untuk mati terhadap diriku sendiri. Jangan menuduh saya berubah sikap atau bersifat dingin terhadap mereka di Poitiers, sebab Guruku mengantar saya ke sana tanpa peduli saya mau atau tidak mau; dalam hal ini Ia mempunyai rencana-Nya sendiri,yang saya sembah tanpa mengenalnya. Dan 123 jangan percaya juga bahwa rencana-rencana duniawi atau salah satu makhluk mempertahankan saya di sini;itu tidak benar, saya tidak mengenal sahabat-sahabat lain di sini dari pada Allah saja.Yang dulu menjadi sahabatku di Paris telah meninggalkan saya. Saya tidak mengandalkan dan tidak akan mengandalkan harta benda yang akan dihibahkan Nyonya de Saint-André; saya malahan tidak tahu apakah dia di Paris atau di mana dia tinggal. Entah saya mati di sini, entah saya mati di Poitiers dalam hati berbagai orang, saya merasa sama bahagia, asal hanya Allah hadir di dalamnya, hanya Allah. Engkau akan menjadi biarawati, itulah kepercayaanku yang teguh, Percayalah dan berdoalah. 3. Surat kepada Suster Katarina dari Santo Bernardus (Guyonne-Jeanne) Tahun 1713 (Srt 26) Tahun-tahun silih berganti: Guyonne-Jeanne sudah beberapa tahun hidup sebagai suster berkaul dalam tarekat Biarawati Santo Benediktus dari Sakramen Mahakudus di Rambervilliers. Sudah begitu sering Montfort membantu adiknya dalam kesulitan-kesulitannya. Kini ia bercerita kepadanya tentang segala salib dan penghinaan yang ia alami sendiri. Hiduplah Yesus, hiduplah salib-Nya. Andaikata engkau mengetahui salib-salibku dan segala penghinaanku sampai mendetil, saya sangsi apakah engkau masih begitu hangat rindu melihat saya; sebab setiap kali bila saya mengunjungi suatu daerah, saya memberikan sebagian salibku kepada sahabat-sahabatku terbaik untuk dipikul mereka walaupun itu, sering bertentangan dengan kehendakku atau dengan kehendak mereka. Tak seorang pun dapat mendukung saya dan berani membela saya tanpa sendiri menderita karenanya dan kadang-kadang jatuh di bawah tekanan neraka yang saya perangi, tekanan dunia yang saya protes, 124 dan tekanan daging yang saya aniaya. Suatu sarang semut penuh dosa dan pendosa yang saya serangi, tidak membiarkan saya (maupun) orang-orangku tenang. Selalu siap-siaga, selalu kena duri dan kerikilkerikil tajam, saya bagaikan bola dalam permainan: baru saja dilempar ke sebelah satu ia sudah dibanting ke sebelah lain dengan pukulan keras. Itulah nasib seorang pendosa yang malang. Begitulah saya tanpa rileks dan tanpa istirahat sejak tigabelas tahun yang lalu saya meninggalkan Saint-Sulpice. Walaupun demikian, adikku yang tercinta, pujilah Tuhan atas namaku, sebab saya puas dan berbahagia di tengah segala penderitaanku dan saya percaya bahwa di dunia tidak ada yang lebih manis bagiku daripada salib yang paling pahit bila salib itu dicelupkan dalam darah Yesus yang tersalib dan dalam susu Ibu-Nya yang surgawi. Namun selain kegembiraan batin ini terdapat keuntungan besar dalam memikul salib-salib. Sebetulnya saya ingin engkau dapat melihat salib-salibku ini. Tidak pernah saya mentobatkan lebih banyak orang selain sesudah interdik yang paling menyakitkan dan tidak adil. Tabahkanlah hatimu, adikku yang tercinta, marilah kita bertiga memikul salib sampai kita sampai ke ujung kerajaan. Pikullah salib itu baik-baik dari pihakmu, saya akan mencoba memikulnya dengan baik-baik dari pihakku, dengan rahmat Allah tanpa mengeluh, tanpa menggerutu, tanpa melepaskannya ,tanpa mohon maaf saja, malahan tanpa menangis seperti anak kecil yang berlinang air mata dan mengeluh karena disuruh memikul seratus pon emas lantak, atau seperti seorang petani yang putus asa karena ladangnya ditutup dengan mata uang emas untuk menjadikan dia lebih kaya. 4. Surat edaran kepada para warga wilayah Montbernage. Tahun 1706 (Lih. Kumpulan Surat) Selama tahun 1705 Montfort menyelenggarakan misi di kota Poitiers dan di wilayah pinggiran kota itu. Secara khusus ia menaruh perhatian 125 kepada orang-orang kecil dan mencapai suatu hasil yang sungguh menggembirakan. Ia juga menghadapi cukup banyak kesulitan, sehingga pada awal masa Puasa 1706 ia malahan terpaksa meninggalkan kota. Sebelum berangkat dari Poitiers ia mengangkat pena untuk menulis sebuah "surat edaran kepada semua warga paroki-paroki di kota di mana ia menyelenggarakan misi" (lih. Besnard, Montfort, Jld 2, hlm. 53). Ini sungguh contoh bagus sebuah surat pastoral kepada orang-orang kecil! Tidak begitu sering kita menemukan seorang misionaris yang menggariskan suatu program rohani untuk ibu-ibu penjual ikan dan pedagang barang bekas di wilayah kumuh suatu kota. Warga tercinta Montbernage, paroki Santo Saturninus, Santo Simplicianus, Kebangkitan dan semua orang lain yang mengambil keuntungan dari misi yang belum lama ini diselenggarakan bagimu oleh Yesus Kristus, Guruku, - salam dalam Yesus dan Maria. Berhubung saya tidak dapat berbicara langsung kepada kamu, oleh karena ketaatan suci melarang hal itu, saya mengambil kebebasan menulis kepadamu sebelum saya berangkat, bagaikan seorang bapa yang malang kepada anak-anaknya, bukan untuk mengajar sesuatu yang baru kepadamu, melainkan untuk meneguhkan kamu dalam kebenaran-kebenaran yang sudah saya sampaikan kepadamu. Rasa persahabatan kristiani dan kebapaan yang saya menaruh kepadamu, begitu kuat sehingga saya senantiasa akan menaruhnya dalam hatiku, selama hidup, pada waktu mati dan untuk selama-lamanya! Semoga saya lebih dulu melupakan tangan kananku dari pada melupakan kamu di mana pun saya berada, sampai di altar yang suci! - apa yang saya katakan? - sampai ke ujung dunia, sampai kepada pintu maut. Yakinlah bahwa itu memang benar, asal saja kamu dengan setia mempraktekkan apa diajarkan Yesus Kristus kepadamu melalui para misionaris-Nya dan melalui diriku yang tidak pantas, tanpa mempedulikan setan, dunia dan daging. Maka ingatlah selalu, anak-anakku tercinta yang adalah kegembiraanku, kemuliaan dan mahkotaku, untuk mencintai Yesus Kristus dengan berapi-api, dan mencintai Dia melalui Maria, untuk di mana-mana dan 126 di depan semua orang menyinarkan ibadatmu yang sejati kepada Perawan Tersuci, Bunda kita yang baik, supaya kamu di mana-mana menjadi harum Yesus Kristus yang enak, supaya kamu terus-menerus memikul salibmu mengikuti Guru yang begitu baik hati dan memperoleh mahkota dan martabat raja yang menantikan kamu. Jadi jangan lalai memenuhi dengan setia janji-janji baptismu dan mempraktekkannya, dan berdoa rosario setiap hari bersama-sama atau sendiri-sendiri, sering menerima sakramen-sakramen, sekurangkurangnya setiap bulan. Saya minta kepada sahabat-sahabatku yang tercinta di Montbernage, yang bersama dengan patung Bundaku yang baik juga memiliki hatiku, agar melanjutkan dan meningkatkan semangat doa mereka, agar jangan membiarkan orang yang menghojat Allah, yang menyumpah, para pengamen lagu jorok dan para pemabuk hadir di wilayah mereka tanpa mengambil tindakan. Saya mengatakan tanpa mengambil tindakan: maksudnya, kalau mereka tidak dapat menghalangi orang-orang itu berbuat dosa dengan selalu berusaha menegur mereka secara lemah lembut, agar setidak-tidaknya seorang tokoh Allah, pria atau wanita, tidak lupa melakukan silih, di hadapan umum sekalipun, atas dosa yang dilakukan di hadapan umum, biarpun itu hanya dengan sebuah Salam Maria di jalan umum atau di tempat doa mereka, atau dengan memasang sebatang lilin bernyala di kamar atau di gereja. Itulah yang harus kamu lakukan dan yang hendak kamu lanjutkan dengan bantuan Allah, supaya bertekun dalam pengabdian kepada Allah. Hal yang sama saya katakan kepada tempat-tempat yang lain. Kamu harus, anak-anakku tercinta, kamu harus menjadi teladan bagi seluruh Poitiers dan daerah sekitarnya. Jangan seorang pun bekerja pada hari-hari raya wajib. Jangan seorang pun memajang barang dagangannya atau membuka pintu tokonya biarpun sedikit, dan ini berlawanan dengan kebiasaan umum dari para tukang roti, tukang jagal, ibu-ibu penjual barang bekas dan semua orang lain di Poitiers yang merampas dari Tuhan hari yang menjadi milik-Nya, dan yang sayang sekali dengan tergesa-gesa lari menuju kebinasaan, betapa indah pun bermacam-macam alasan yang mereka kemukakan, kecuali kalau ada suatu kebutuhan yang sungguh mendesak yang disetujui oleh pastor parokimu yang terhormat. 127 Saya minta kepada kepada ibu-ibu penjual ikan di Santo Simplisianus yang kucintai, kepada para ibu penjual daging, kepada para ibu penjual barang bekas dan ibu-ibu lain agar terus memberi teladan yang baik sebagaimana mereka berikan sekarang di seluruh kota, dengan mempraktikkan apa yang mereka belajar dalam misi. Saya minta kepada kamu semua, secara bersama dan sendiri- sendiri, agar menyertai saya dalam doa-doamu selama ziarah yang akan saya lakukan bagi kamu dan bagi banyak orang lain. Saya katakan: bagi kamu, sebab saya menempuh perjalanan panjang dan sulit ini, dengan mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi, untuk memperoleh dari Allah dengan perantaraan Santa Perawan Maria, agar kamu bertekun. Saya katakan: bagi banyak orang lain, sebab dalam hatiku saya bawa semua pendosa yang malang di daerah Poitou dan di tempat-tempat lain yang membinasakan diri secara mengenaskan. Jiwa mereka begitu berharga bagi Allahku sehingga Ia memberikan seluruh darah-Nya bagi mereka, bukankah saya juga harus memberikan sesuatu? Dia menempuh perjalanan yang begitu panjang dan sulit bagi mereka, bukankah saya harus melakukannya juga? Dia sampai mempertaruhkan nyawa-Nya sendiri, bukankah saya harus mempertaruhkan nyawaku juga? Ah! Hanyalah seorang kafir atau seorang kristen buruk tidak akan tersentuh bila melihat harta yang tak berhingga ini hilang musnah, yaitu jiwa-jiwa yang dibeli kembali oleh Yesus Kristus. Maka berdoalah untuk ujud itu. Sahabat-sahabatku yang tercinta, berdoalah juga bagi saya, agar kejahatanku dan ketidakpantasanku jangan menjadi halangan bagi apa yang mau dilakukan Allah dan Bunda-Nya yang suci melalui karya pelayananku. Saya mencari Kebijaksanaan Ilahi, bantulah saya untuk dapat menemukan-Nya. Saya mempunyai musuh-musuh besar di hadapanku: semua orang duniawi yang menghargai dan mencintai hal-hal yang rapuh dan fana; mereka yang menghina saya, yang mengolok-olok saya dan menganiaya saya. Kemudian seluruh neraka yang bersekongkol untuk melenyapkan saya dan yang di mana-mana mengerahkan segala kuasa untuk melawan saya. Di tengah semuanya itu saya merasa sangat lemah, saya menjadi sebungkah kelemahan sendiri; saya tidak tahu menahu, dan menjadi segumpalan ketidaktahuan sendiri, dan lebih 128 banyak lagi yang tidak saya berani sebutkan. Tidak bisa diragukan bahwa saya, sendirian dan miskin, akan hancur, kecuali kalau Perawan Tersuci dan doa-doa orang yang baik hati, dan secara khusus doa-doamu, mendukung saya dan memperoleh dari Allah bagiku karunia sabda atau Kebijaksanaan Ilahi, yang akan menjadi obat bagi semua penyakitku dan sebuah senjata perkasa melawan musuhmusuhku. Bersama Maria semuanya mudah: saya menaruh kepercayaanku di dalam dia, walaupun dunia dan neraka bersungut-sungut karena itu, dan saya mengatakan dengan meminjam kata-kata Santo Bernardus: "Hoc, filii mei, maxima fiducia mea; ac tota ratio spei meae" Carilah seorang untuk menjelaskan kata-kata ini bagimu. Saya sendiri tidak akan berani mengungkapkannya begini. Memang melalui Maria saya mencari dan akan saya menemukan Yesus, melalui dia saya akan menghancurkan kepala ular dan mengalahkan semua musuhku dan diriku sendiri, agar Allah semakin dimuliakan. Selamat tinggal, tidak untuk selamanya, sebab kalau Allah mempertahankan saya hidup, saya akan kembali ke sini, entah untuk tinggal beberapa waktu di sini di dalam ketaatan penuh kepada uskupmu yang mulia, yang begitu rajin memperjuangkan keselamatan jiwa-jiwa dan begitu memahami kelemahan-kelemahan kita, entah untuk berangkat ke suatu negeri yang lain, oleh karena dengan Allah sebagai Bapa saya mempunyai tempat tinggal sama banyak dengan jumlah tempat di mana Dia secara tidak adil dihina oleh orang-orang berdosa. "Qui justus est justificetur adhuc, qui in sordidbus est sordescat adhuc. Aliis quidem odor mortis in mortem, aliis quidem odor vitae in vitam." Seluruhnya kepunyaanmu. Louis-Marie de Montfort, Imam dan hamba tak pantas dari Yesus dalam Maria. 129