BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan dan aspirasi – aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka kendalikan secara demokratis. Koperasi menempati kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia. Hal itu tidak hanya tampak pada amanat Pasal 33 UUD 1945 serta keberadaan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) dalam struktur pemerintahan, tetapi dapat pula disimak berdasarkan kondisi riil perekonomian Indonesia. 2.2. Pengertian dari Suatu Proyek Proyek ialah suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan suatu produk, pelayanan atau suatu hasil yang nyata dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. 8 9 TEMPORARY (BERSIFAT SEMENTARA) Yang dimaksud dengan temporary (bersifat sementara) ialah bahwa setiap proyek dapat dipastikan memiliki waktu kapan dimulai dan kapan berakhir suatu proyek tersebut. Suatu proyek dapat dihentikan apabila tujuan dari proyek tersebut telah berhasil didapat, atau tujuan proyek tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau karena sesuatu hal proyek tersebut dihentikan. PRODUK, PELAYANAN, ATAU HASIL Suatu proyek dapat menghasilkan antara lain berupa produk, pelayanan, atau suatu hasil. Keunikan adalah suatu hal yang penting pada karakteristik yang proyek yang dihasilkan. RENCANA KEMAJUAN PROYEK Adalah sebuah karakteristik proyek yang bersifat sementara dan unik yang dibangun secara bertahap dan terus menerus dan bertambah naik. 2.3. Konsep Manajemen Proyek Banyak sekali perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional. Perbedaan yang bersifat mendasar adalah kegiatan operasi didasarkan pada konsep mendayagunakan sistem yang telah ada, apakah berbentuk pabrik, gedung, atau fasilitas-fasilitas yang lain, secara terus-menerus dan berulang-ulang, sedangkan kegiatan proyek bermaksud mewujudkan atau membangun sistem yang belum ada. Dengan demikian, urutannya adalah sistem dibangun atau diwujudkan dulu oleh proyek, baru kemudian dioperasikan. 10 Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek. Perumusannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghadapi dan mengakomodir pelaku dan dinamika yang melekat pada kegiatan proyek.. Cara pengelolaan tersebut kemudian dinamakan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. Salah satu institusi yang menekuni berbagai aspek manajemen proyek adalah PMI (Project Management Institute) di Amerika Serikat yang mencoba mendefinisikan secara rinci dan menuangkannya dalam PM-BOK, atau “Project Management Body of Knowledge”. 2.4. Proses Manajemen Proyek Langkah-langkah yang diperlukan dalam proses manajemen proyek dimulai dari menyusun perencanaan (Plan Development), melaksanakan hasil perencanaan (Plan Execution), mengendalikan seluruh perubahan (Overall Change Control). 11 Gambar 2.1 Pemetaan pengelompokan proses manajemen proyek Ada lima pengelompokan pada proses manajemen proyek, antara lain: a. Pengelompokan Proses Pengajuan Menentukan dan memutuskan bentuk proyek yang akan dijalankan. Gambar 2.2 Pengelompokan Proses Pengajuan 12 b. Pengelompokan Proses Perencanaan Menentukan, menyaring dan merencanakan sasaran proyek, dan juga memutuskan untuk melakukan tindakan apa yang sekiranya diperlukan pada proyek tersebut untuk mencapai sasaran dan ruang lingkup proyek tersebut. Gambar 2.3 Pengelompokan Proses Perencanaan 13 c. Pengeompokan Pelaksanaan Proyek Sumber daya manusia yang telah terintegrasi dan bagian-bagian yang terhubung diantaranya melaksanakan rencana proyek yang telah disusun. Gambar 2.4 Pengelompokan Pelaksanaan Proyek d. Pengelompokan Monitoring dan Pengontrolan Proses Proyek Secara teratur dan kontinu melakukan pengukuran dan pengontrolan terhadap perkembangan jalannya proyek dan mengidentifikasi apakah proyek tersebut berjalan sesuai dengan rencana yang telah disepakati. 14 Gambar 2.5 Pengelompokan Monitoring dan Pengontrolan Proses Proyek e. Pengelompokan Proses Penutupan Proyek Menyusun penerimaan hasil dari proyek tersebut, misalkan dalam bentuk produk, pelayanan atau hasil. 15 Gambar 2.6 Pengelompokan Proses Penutupan Proyek Pemetaan Proses Manajemen Proyek Penerapan 9 area ilmu pengetahuan (PM-BOK) di atas dalam penyelenggaraan proyek berlangsung selama siklus proyek sesuai dengan keperluan. Meskipun demikian, intensitasnya tergantung pada tahap-tahap tertentu artinya, tahap yang satu memerlukan penekanan lebih besar daripada yang lain. Pada tabel merefleksikan mapping dari 44 proses manajemen proyek ke dalam lima grup proses manajemen proyek dan sembilan area ilmu pengetahuan (PM-BOK). Pada tiap-tiap proses manajemen proyek diperlihatkan proses-proses mana saja yang paling penting pada tiap aktifitas. 16 Gambar 2.7 Pemetaan 9 Pengetahuan Manajemen Proyek 17 2.5. Aspek – Aspek Manajemen Proyek Setelah melihat konsep dari manajemen proyek, maka di sub bab ini kita akan mempelajari aspek – aspek yang diperlukan supaya seorang Project Manager dapat berhasil mengelola sebuah proyek dengan baik., salah satunya adalah dengan mempelajari Sembilan (9) Area Pengetahuan Manajemen Proyek, yaitu Manajemen Integrasi, Manajemen Ruang Lingkup, Manajemen Waktu, Manajemen Biaya, Manajemen Kualitas, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Komunikasi, Manajemen Risiko, dan Manajemen Pengadaan. 18 Gambar 2.8 Bagan 9 Pengetahuan Manejemen Proyek 2.5.1. Manajemen Integrasi (Project Integration Management) Dalam hal ini yang dimaksud dengan Manajemen integrasi proyek adalah proses yang bertujuan agar komponen-komponen kegiatan proyek yang menyangkut subsistem, bagian kegiatan personil, dan lain-lain dapat berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh atau terpadu untuk mencapai tujuan sistem / proyek secara efektif 19 dan efisien. Proses integrasi tidak berjalan dengan sendirinya tetapi harus direncanakan, didorong dan dilakukan tindakan khusus oleh pengelola proyek. Berikut adalah tindakan – tindakan yang diperlukan agar proses integrasi berlangsung efektif : - Menciptakan suasana yang mendukung, suasana yang mendukung perlu (conductive) perlu diciptakan agar perusahaan yang bersangkutan siap menerima dan mendukung aktivitas yang diperlukan proyek. - Menjalin perencanaan dan pengendalian secara ketat, salah satu cara yang efektif agar terbentuk integrasi antara berbagai komponen kegiatan proyek adalah mengusahakan terjalinnya perencanaan dan pengendalian dalam bentuk siklus perencanaan – implementasi – pengendalian – koreksi. - Mengelola konflik secara tepat, mengelola konflik dalam proyek berarti mengelola individu atau kelompok yang harus bekerja sama dalam waktu tertentu, dengan sasaran yang sekaligus sama maupun berbeda. - Memelihara komunikasi dengan stakeholder, adanya komunikasi terbuka akan dapat meminimalkan terjadinya hal-hal yang berakibat negatif terhadap usaha integral seperti perbedaan persepsi, antagonisme antara pelaku atau organisasi dan sikap resistance to change. Terdapat 7 langkah yang diperlukan dalam manajemen integrasi proyek, seperti berikut ini : 1. Membangun Project Charter 2. Membangun Preliminary Project Scope Statement 20 3. Membangun rencana Manajemen Proyek 4. Men-direct dan me-manage Project Execution 5. Memonitor dan mengontrol Project Work 6. Mengintegrasikan Change Control 7. Close Project 2.5.2. Manajemen Ruang Lingkup (Project Scope Management) Maksud dan tujuan dari pengelolaan lingkup proyek menyangkut kepastian bahwa pelaksana proyek mengerjakan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek dengan sukses. Pengelolaan lingkup proyek terutama berkaitan dengan pendefinisian semua hal yang termasuk ke dalam proyek tersebut. Manajemen Ruang Lingkup Proyek termasuk proses yang mencakup pendefinisian dan pengkontrolan apa yang termasuk dan apa yang tidak termasuk dalam proyek. Ada 5 proses utama yang penting yang tercakup di dalam manajemen ruang lingkup proyek, antara lain : 1. Perencanaan Lingkup, mencakup keputusan bagaimana lingkup akan didefinisikan, diverifikasi, dan dikontrol, dan bagaimana WBS (Work Breakdown Structure) akan dibentuk. 2. Definisi Lingkup, meliputi pengecekan kembali project charter dan persiapan pembuatan scope statement selama proses awal dan pengumpulan data-data yang akan diperlukan. 21 3. Membuat WBS, meliputi pembagian dari gambaran proyek secara utuh tersebut kemudian akan terjadi pembagian menurut hirarki dan semakin lama semakin terperinci dengan lingkup yang juga semakin mengecil. 4. Verifikasi Lingkup, merumuskan penerimaan lingkup proyek oleh pemilik proyek. Ini memerlukan kajian produk-produk pekerjaan dan hasil-hasil untuk memastikan bahwa semua telah diselesaikan secara benar dan memuaskan. 5. Kontrol Lingkup, meliputi pengkontrolan dari perubahan lingkup proyek. Kontrol lingkup juga meliputi identifikasi, evaluasi, dan implementasi proyek dari proses proyek yang sedang berlangsung. 2.5.3. Manajemen Waktu (Project Time Management) Maksud dan tujuan dari manajemen waktu proyek meliputi proses-proses yang dilakukan agar suatu proyek dapat dipastikan selesai tepat pada waktu telah ditetapkan. Untuk menghasilkan suatu proyek yang tepat waktu ini tidak berarti mudah, ada 6 proses utama di dalamnya, antara lain meliputi: 1. Mendefinisi aktifitas, meliputi identifikasi aktifitas yang spesifik yang harus dilakukan oleh anggota dari tim proyek dan para stakeholder agar proyek dapat mudah di-deliver. 2. Merangkai Aktifitas, meliputi idenifikasi dan dokumentasi hubungan antara setiap aktifitas proyek. 3. Mengestimasi Sumber Daya, meliputi pengestimasian berapa banyak sumber daya yang ada, seperti manusia, peralatan, material, dsb. 22 4. Mengestimasi durasi, meliputi pengestimasian lamanya jangka waktu proyek yang diperlukan untuk menyeleaikan suatu bagian dari aktifitas proyek. 5. Membuat Suatu Jadwal, meliputi penganalisaan dari rangkaian-rangkaian aktifitas proyek, estimasi sumber daya, pengestimasian waktu pembuatan jadwal proyek. 6. Pengkontrolan Jadwal, meliputi pengkontrolan dan pengawasan dari perubahanperubahan yang ada pada aktifitas proyek ke dalam schedule. 2.5.4. Manajemen Biaya (Project Cost Management) Maksud dan tujuan dari manajemen biaya proyek adalah mencakup proses yang diperlukan pada suatu proyek sampai dengan selesai yang disesuaikan dengan dana yang telah disepakati dan telah disetujui. Seorang manajer proyek harus yakin dengan proyek yang telah disepakati yang meliputi ketepatan waktu, estimasi biaya, dan mempunyai dana yang telah disetujui. Ada 3 hal yang penting dari manajemen biaya proyek, antara lain: 1. Perkiraan Biaya, meliputi pembuatan, perencanaan, dan pengestimasian biaya yang kira-kira diperlukan dalm proyek. 2. Penganggaran Biaya, meliputi pengalokasian perkiraan biaya ke masing-masing work items. 3. Pengawasan Biaya, meliputi pengawasan biaya-biaya yang dianggarkan. 2.5.5. Manajemen Kualitas (Project Quality Management) Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakantindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan dan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk 23 mencapai tingkatan mutu telah dilaksanakan dengan baik. Manajemen kualitas proyek mencakup 3 hal penting, yaitu: 1. Quality Planning, termasuk didalamnya mengidentifikasi dengan standar kualitas yang relevan dengan proyek tersebut dan bagaimana menyesuaikannya dengan standar tersebut. Untuk sebuah proyek Information Technology, standar kualitas termasuk didalamnya adalah pengembangan sistem, merencanakan sesuatu yang dapat diterima pada suatu sistem. 2. Penjaminan Mutu (QA), adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. 3. Pengendalian Mutu (QC), adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen, atau sistem agar memenuhi keperluan yang ditentukan. 2.5.6. Manajemen Sumber Daya Manusia (Project Human Resource Management) Merupakan suatu proses yang diperlukan untuk membuat suatu langkah yang paling efektif yang perlu diambil dari orang-orang yang terlibat dalam suatu proyek. Manajemen sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah semua dari para stakeholder proyek antara lain: para sponsor, pelanggan, para anggota tim proyek, para staf pendukung, dan para suplier. Manajemen sumber daya manusia proyek memiliki 4 tahap yang utama, yaitu: 24 1. Human Resource Planning, meliputi pengidentifikasian dan pendokumenan dalam memainkan perannya di dalam proyek. 2. Memperoleh Tim Proyek, meliputi perekrutan personel-personel yang tepat dalam suatu proyek. 3. Membangun Tim Proyek, meliputi pemilihan individual dan kelompok-kelompok berdasarkan spesifikasi masing-masing guna membangun suatu project performance. 4. Managing The Project Team, meliputi men-track performa dari anggota tim, memotivasi anggota tim, memecahkan masalah dan konflik, dan mengkoordinasi. 2.5.7. Manajemen Komunikasi (Project Communication Management) Tujuan dari manajemen komunikasi proyek secara keseluruhan adalah menetapkan adanya hubungan antara personil, gagasan, dan informasi yang penting untuk mencapai keberhasilan. Terdapat 4 proses utama dalam manajemen komunikasi proyek ini, antara lain: 1. Perencanaan komunikasi, menyangkut penetapan kebutuhan-kebutuhan informasi dan mengkomunikasikannya kepada setiap personil yang terlibat dalam sebuah proyek. Kebutuhan akan informasi ini mencakup jenis informasi yang dibutuhkan, kapan informasi itu diperlukan, dan bagaimana informasi itu dikomunikasikan. 2. Distribusi Informasi, merupakan proses yang mengumpamakan agar informasi yang diperlukan semua pihak yang berkaitan dengan proyek tersedia cukup lengkap dan tepat. 25 3. Laporan Kemajuan (Performance), merupakan tahap mengumpulkan dan menyebarkan informasi kemajuan, termasuk pelaporan status pengukuran prestasi dan memperkirakan kapan pekerjaan yang bersangkutan akan selesai. Laporan kemajuan menyajikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan mengenai informasi tentang bagaimana sumber daya dipakai untuk mencapai sasaran proyek. 4. Penutupan Administrasi, proyek baik setelah mencapai sasaran-sasaran ataupun belum karena alasa-alasan lain, memerlukan penutupan. Penutupan administrasi terdiri dari hasil –hasil proyek yang terbukti dan teruji untuk merumuskan penerimaan proyek oleh para stakeholder. 2.5.8. Manajemen Risiko (Project Risk Management) Yang dimaksud dengan risiko proyek disini adalah risiko murni yang secara potensial dapat mendatangkan kerugian dalam upaya mencapai sasaran proyek. Risiko tersebut dapat dibedakan dari resiko usaha yaitu suatu risiko yang berkaitan dengan keputusan atau kebijakan finansial / ekonomi yang dapat mendatangkan rugi atau laba. Terdapat 6 proses penting yang tercakup didalam manajemen risiko, yaitu: 1. Perencanaan Manajemen Risiko, meliputi keputusan bagaimana cara pendekatan dan perencanaan aktifitas dalam proyek. Dengan melihat dari lingkup proyek, rencana manajemen proyek, fakto-faktor dari lingkungan sekitar. 2. Identifikasi Risiko, adalah suatu proses pengkajian risiko dan ketidakpastian yang dilakukan secara sistematis dan terus-menerus. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan identifikasi risiko ini adalah dengan cause and effect, yaitu dengan menganalisa apa yang akan terjadi dan potensi akibat yang akan ditimbulkan. 26 3. Analisis Risiko, analisis dan penilaian risiko dengan tujuan mengetahui dimensi, ukuran atau bobot dalam hubungannya dengan jenis risiko, dampak yang ditimbulkannya, dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. 4. Kuantifikasi Risiko, yaitu menaksir derajat ketidakpastiannya. Metode yang umumnya digunakan adalah analisis kepekaan, distribusi probabilitas, decision tree, dan model simulasi. 5. Tanggapan Terhadap Risiko, ini adalah berupa proses, teknik, dan strategy untuk menanggulangi risiko yang mungkin timbul. 6. Memantau dan Mengendalikan Risiko, sangatlah pentinguntuk memantau dan mengendalikan segala kegiatan yang telah diputuskan atau dirumuskan dalam program pengelolaan risiko proyek, terutama keputusan menganai tanggapan yang harus dilakukan. 2.5.9. Manajemen Pengadaan (Project Procurement Management) Yang dimaksud pengadaan disini adalah mendapatkan barang dan atau pelayanan dari pihak luar. Manajemen pengadaan proyek termasuk dalam hal proses mendapatkan barang atau pelayanan untuk proyek tersebut dari pihak luar (rekanan). Terdapat 6 proses utama dalam manajemen pengadaan proyek ini, yaitu: 1. Perencanaan Pembelian, dalam perencanaan pembelian harus diputuskan pemilihan mengenai perusahaan rekanan, menentukan tipe kontrak, penjelasan dari dari penjual yang potensial. Para penjual disini yang dimaksud adalah para kontraktor, suplier, dan penyedia kebutuhan. 27 2. Perencanaan Mengenai Kontrak, ini meliputi penggambaran mengenai produk atau jasa, dan pengidentifikasian rekanan dan penjual yang berpotensi. 3. Permintaan Tanggapan dari Penyedia (seller) ini meliputi informasi, penawaran, atau proposal dari para penyedia tersebut. 4. Pemilihan Seller, meliputi pemilihan seller yang terbaik diantara calon-calon seller yang ada, dan juga melakukan negosiasi. 5. Pengaturan Kontrak, meliputi pengaturan segala macam bentuk perjanjian dan hubungan dengan seller terpilih. 6. Penutupan Kontrak, meliputi penyelesaian setiap kontrak yang telah disepakati. Gambar 2.9 Alur Kerja Manajemen Proyek