BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi terjadinya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prevalensi terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh peningkatan berat
badan semakin meningkat. Menurut WHO, pada tahun 2008, lebih 1,5 milyar
orang dewasa di seluruh dunia mempunyai berat badan yang berlebihan dan
sekurang-kurangnya 200 juta pria dan 300 juta wanita termasuk dalam kriteria
obesitas. Tambahan pula, pada tahun 2010, sebanyak 43 juta anak-anak dibawah
umur 5 tahun mempunyai berat badan yang berlebihan secara global (WHO,
2010). Obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana terdapat lemak yang
berlebihan dalam tubuh (Lin, W. Y., et al., 2002). Insidensi kejadian obesitas telah
mencapai batas yang tinggi sehingga sebanyak 2,6 juta orang meninggal dunia
setiap tahun disebabkan berat badan yang lebih atau yang mengalami obesitas (
WHO, 2010).
Penyebab utama dari berat badan berlebihan dan obesitas adalah
disebabkan ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang
dibakar. Secara global, berat badan berlebihan dan obesitas ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor termasuk perubahan diet melalui peningkatan konsumsi makanan
yang tinggi lemak dan gula tetapi rendah vitamin, mineral serta mikronutrien lain.
Selain itu, sikap dan kebiasaan kurang melakukan aktivitas yang disebabkan
peningkatan urbanisasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi obesitas
(WHO, 2011). Pada saat ini, obesitas merupakan masalah yang besar pada tingkat
global. Obesitas dikatakan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas,
termasuk terjadinya penyakit kardiovaskular, diabetes, dan sebagainya. Sebagai
contoh, penyakit kardiovaskular mempunyai mortalitas sebanyak tiga kali lipat
lebih tinggi dalam kalangan wanita dan pria yang mengalami obesitas dan
sebanyak 21 hingga 28% dari mortalitas penyakit kardiovaskular dapat
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena mempunyai berat badan yang berlebihan (Lin, W. Y., et al.,
2002).
Obesitas merupakan faktor prediktor penting bagi penyakit jantung
(Krauss, R. M., 1998). Beberapa penelitian mengatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara adipositas abdominal dengan resiko kejadian penyakit
kardiovaskular (Zhang, C., 2008). Distribusi lemak pada bagian sentral tubuh
yang mengindikasikan deposisi lemak intra-abdominal secara berlebihan
dipercayai merupakan prediktor penting bagi risiko penyakit kardiovaskular (Lin,
W. Y., et al., 2002). Perubahan pada pola kehidupan dan diet telah meningkatkan
frekuensi
kejadian
penyakit
kardiovaskular
(Obesity,
2007).
Penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di dunia dengan angka
kematian sebanyak 17 juta orang setiap tahun (WHO, 2011). Dari hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 diketahui bahwa
penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu dari penyakit
degeneratif yang sekarang sudah menduduki tempat nomor satu penyebab
kematian di Indonesia. Dari berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan
antara dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, obesitas dengan penyakit
jantung koroner, (PJK) (Azwar, 2004).
Terdapat berbagai metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat
digunakan sebagai skrining kelebihan berat badan dan obesitas. Metode tersebut
antara lain pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan lingkar lengan.
Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur waist-tohip ratio (WHR). Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk
mencari hubungan adipositas dengan tekanan darah dan telah menunjukkan
hubungan yang positif. Dikatakan WHR merupakan metode yang lebih dipilih
untuk mengukur obesitas untuk memprediksi penyakit kardiovaskular dengan
aplikasi yang lebih universal terhadap individu dan populasi yang terdiri daripada
bentuk tubuh yang bervariasi. Pada wanita, WHR yang disarankan adalah kurang
dari 0,8 sedangkan pada laki-laki disarankan kurang dari 1. Penilaian WHR ini
cukup penting karena dapat digunakan untuk mengetahui risiko menderita
penyakit jantung. Seseorang dengan WHR lebih dari 0,8 pada wanita dan lebih
Universitas Sumatera Utara
dari 1 pada laki-laki mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih besar
dari yang WHR berada di bawah ambang batas (Ahmad, R., et al., 2007).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan PJK pada pasien
laki-laki ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapatnya hubungan antara obesitas sentral dengan PJK pada pasien
laki-laki.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi para dokter, WHR dapat digunakan sebagai prediktor, skrining yang
mudah, murah dan akurat untuk mengidentifikasi individu yang
mengalami obesitas sentral serta dapat mendeteksi dini terjadinya PJK.
2) Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi satu pedoman untuk
membuat suatu program edukasi dan motivasi kepada masyarakat tentang
efek obesitas sentral terhadap terjadinya PJK dengan pemeriksaan WHR.
3) Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menjadi garis pedoman untuk
mengevaluasi diri sendiri di rumah untuk menentukan obesitas sentral dan
mengubah pola hidup supaya dapat menghindari risiko PJK.
4) Bagi peneliti muda, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk
membandingkan WHR dengan metode pengukuran lain untuk menentukan
risiko terjadinya PJK.
Universitas Sumatera Utara
Download