BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia mengarahkan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat. Melihat kondisi tersebut maka kebijakan dan strategi pemberdayaan ekonomi rakyat harus diarahkan pada partisipasi dan peran serta rakyat banyak sesuai dengan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga perekonomian rakyat. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan salah satu lembaga perekonomian rakyat di Bali. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007, menyatakan bahwa LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa. LPD yang bergerak dalam bidang keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Selain mengalokasikan dana, LPD juga menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat. 1 Di Indonesia umumnya, dan Bali khususnya pertumbuhan dan perkembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) tidak terlepas dari serangkaian kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai upaya mendorong ekonomi dan pembangunan. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) semakin banyak sehingga potensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat makin banyak pula. Kehadiran LPD sebagai lembaga keuangan yang bergerak di sektor keuangan mempunyai kedudukan yang sangat penting terutama dalam menunjang sektor riil. LPD diharapkan mampu membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. LPD didirikan dengan tujuan utama yaitu untuk menunjang pembangunan desa. Di samping itu menurut UU Nomor 8 Tahun 2002 LPD bertujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui kegiatan menghimpun tabungan dan deposito dari krama desa, memberantas ijon gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu, menciptakan pemerataaan kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja bagi krama desa, meningkatkan daya beli dan melancarkan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa. LPD telah berhasil menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan terutama kepada warga desa adat sehingga dengan berdirinya LPD diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa adat. Setiap perusahaan yang akan memulai sebuah usaha, pasti membutuhkan permodalan untuk menbiayai usahanya, baik itu didapat dari modal sendiri, maupun dari pinjaman dari pihak lain atau kredit. Begitupun dengan orang 2 pribadi, tentunya memerlukan dana untuk membiayai kebutuhannya pun dapat meminjam uang dari pihak lain pula. Oleh karena itu, lembaga keuangan memegang peranan penting dalam pemberian kredit bagi perusahaan maupun orang pribadi. LPD sebagai lembaga keuangan milik desa berperan dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, sehingga mereka akan terhindar dari rentenir dan ijon gelap di masyarakat. Kredit merupakan suatu kepercayaan antara pihak Lembaga Perkreditan Desa sebagai pemberi pinjaman (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur). Kredit masih memegang peranan penting dalam bisnis perbankan di Indonesia. Dalam kondisi perekonomian yang normal kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari aset bank. Oleh karena itu, aktivitas perkreditan merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank. Pendapatan yang berasal dari penerimaan bunga kredit merupakan sumber pendapatan terbesar bagi bank. Kredit yang dikelola kurang baik akan menimbulkan kredit bermasalah (non performing loan atau NPL) sehingga mengakibatkan menurunnya pendapatan bunga bank serta menurunnya pengembalian pokok kredit. Dalam kondisi seperti ini, bank akan mengalami kerugian dan pada akhirnya akan mengarah pada kebangkrutan bank yang bersangkutan. Kualitas perkreditan dapat dinilai sebagai faktor kunci keberhasilan kegiatan usaha suatu lembaga keuangan. Kualitas perkreditan dapat diusahakan antara lain dengan menata sistem perkreditan yang diterapkan dalam suatu lembaga keuangan. Salah satu aspek sistem pengendalian manajemen perkreditan yang perlu dikaji untuk mendukung tercapainya kualitas kredit yang optimal 3 adalah pengelolaan portofolio kredit. Portofolio kredit adalah komposisi kredit secara keseluruhan yang dimiliki oleh suatu bank. Tiap-tiap LPD dalam menyalurkan kreditnya, mengelompokkan portofolio penyaluran kreditnya berdasarkan kriteria tertentu. Masing-masing LPD biasanya menetapkan persentase yang berbeda-beda untuk masing-masing sektor yang dibiayai. Perbedaan tersebut tidak terlepas dari strategi portofolio kredit yang ditempuh oleh LPD untuk meningkatkan pendapatannya yang akan berdampak pada kinerja perkreditan dari lembaga keuangan yang bersangkutan. Besarnya kredit yang diberikan berdasarkan sektor-sektor ekonomi dari LPD sampel periode tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan Lampiran 1, dapat dilihat bahwa masing-masing LPD menyalurkan kreditnya dengan proporsi yang berbeda setiap tahunnya. Selain itu, perubahan portofolio kredit juga dapat dilihat pada Lampiran 2, perubahan proporsi tersebut tidak terlepas dari adanya strategi portofolio kredit yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hal itu dilakukan agar penataan sistem perkreditan menjadi baik karena akan mencerminkan kinerja perkreditan dari suatu LPD dan berpengaruh pula pada hasil atau return yang diterima. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Apakah perubahan portofolio penyaluran kredit yang terdiri dari sektor pertanian, sektor industri, sektor pariwisata dan sektor lain-lain secara serempak dan parsial mempunyai pengaruh pada kinerja perkreditan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung Periode 2007 sampai 2009?” 4 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit yang diberikan berdasarkan sektor pertanian, sektor industri, sektor pariwisata, dan sektor lain-lain secara serempak dan parsial pada kinerja perkreditan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung periode 2007 sampai 2009. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan khususnya mengenai perubahan portofolio kredit berdasarkan sektor-sektor ekonomi terhadap kinerja perkreditan baik secara simultan maupun secara parsial pada LPD di Kabupaten Badung. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi mengenai pengaruh perubahan portofolio kredit terhadap kinerja perkreditan agar dalam proporsi penyaluran kredit ke dalam suatu 5 kelompok atau jenis tertentu dilakukan secara proporsional dalam hubungannya dengan kualitas kinerja perkreditan. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Secara garis besar bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang mendasari dan berhubungan dengan pembahasan dalam penulisan skripsi ini yang meliputi pengertian kredit, unsur-unsur kredit, tujuan dan fungsi kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit, aspek-aspek penilaian kredit, jenisjenis kredit, teori portofolio, pengertian portofolio kredit, konsep penilaian kinerja, penilaian perkreditan, pengertian, fungsi, tujuan, modal, pengelolaan dan lapangan usaha, kedudukan LPD dalam sistem perbankan, organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD), pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan hipotesis penelitian. 6 Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam pemecahan masalah meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data, pengujian instrumen serta uji asumsi klasik. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, analisis kuantitatif yang berhubungan dengan pengaruh perubahan portofolio kredit pada kinerja perkreditan yang didasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) sehingga diperoleh pemecahan masalah yang mengacu pada tujuan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini mengemukakan simpulan-simpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian dan saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang diperoleh. 7