BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Profil Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dan SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada bulan Rabi'ul Awal 1406
H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh Dr.
KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Putra dari salah satu kyai besar Jawa Timur
yang berasal dari Banyuwangi, yaitu KH. Iskandar. Di atas tanah yang diwaqafkan
oleh H. Abdul Ghoni Dja'ani (Haji Oon), putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan
Kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah.
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah diasuh oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar,
SQ.
Dalam usianya yang telah seperempat abad, Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah telah membuka sepuluh cabang yang tersebar di beberapa daerah,
yaitu: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II, Batuceper Tangerang Banten. Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah III, Cilamaya Karawang Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV,
Serpong Tangerang Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V, Cijeruk Bogor
Jawa barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Sukabumi Jawa Barat. Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah VII, Way Kanan lampung. Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan. Pondok
85
86
Pesantren Asshiddiqiyah IX, Putra Buyut Lampung Tengah, dan Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah X di Cianjur Jawa Barat.
SMK Manba’ul Ulumdidirikan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang, pada tahun 2004, yang beralamat di Jalan Garuda Raya No. 32, Batu
Ceper – Kota Tangerang.SMK Manba’ul Ulum adalah program pendidikan
komprehensif 24 jam (Boarding School) dengan mengedepankan pada pendidikan
agama sebagai dasar ideologi, Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan untuk
berkomunikasi di era global.
SMK Manba’ul Ulum adalah Sekolah yang berbasis Pondok Pesantren
dengan program pendidikan kurikulum DIKNAS dengan penekanan aspek
kepesantrenan yang dilakukan melalui kegiatan ubudiyah dan khuluqiyah harian
mulai dari santri bangun untuk melakukan sholat tahajjud sampai mereka kembali
ke kamar masing-masing. SMK Manba’ul Ulum mempunyai tiga jurusan, yaitu :
jurusan Teknik Mekanik Otomotif, seiring berjalannya waktu, mulai membuka
jurusan baru, yaitu jurusan Akuntansi dan Multimedia.
Lulusan SMK Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah saat ini banyak melanjutkan di
berbagai perguruan tinggi diluar maupun dalam negri salah satunya adalah PT.
IMM Jepang, PT. BBS, Poltek Negri Jakarta, UI, Poltek UniBraw, ITB, ITS, UIN
Jakarta, UGM, Dll. Diantara perusahaan yang didalamnya terdapat lulusan SMK
Manba’ul Ulum adalah: PT. Hyundai Mobil, PT. Angkasa Pura 2, PT. Toyota
Manufactur Indonesia, PT. Auto2000, PT. Krakatau Steel, Dll.
SMK
Manba’ul
Ulum
Asshidiqiyah
menawarkan
program
pendidikan
komprehensif 24 jam (Boarding School) dengan mengedepankan pada pendidikan
87
agama sebagai dasar ideologi, Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan untuk
berkomunikasi di era global.
Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal disatu sisi, dan kerangka
khusus kurikulum pesantren disisi lain, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah memiliki
tiga tujuan dasar yang sering dibahasakan sebagai Trilogi Pesantren
Asshiddiqiyah, yaitu :
1. Membentuk pribadi muslim yang berakhlak mulia
2. Membangun kemampuan santri berbahasa Arab dan Inggris
3. Penguasaan Ilmu pengetahuan Umum dan Ilmu Agama.
Gambar 4.1. : Gedung Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
4.1.2. Visi dan Misi Organisasi
Visi SMK Manba’ul Ulum adalah terwujudnya pendidikan menengah
kejuruan yang islami dengan berilmu pengetahuan, keterampilan, mampu
berbahasa Asing dan berakhlakul Karimah.
88
Misi SMK Manba’ul Ulum adalah :
1) Mendidik siswa berakhlakul karimah dan terampil dengan memenuhi
tuntunan dunia kerja
2) Mendidika siswa yang produktif, mandiri, maju, cerdas, kreatif dan
inovatif.
3) Menyelenggarakan pendidikan Islam yang berkualitas, efektif, dan efisien
dengan mengintegrasikan penguasaan IPTEK yang unggul dengan
penghayatan nilai-nilai imtak yang tangguh.
4.1.3. Pendidikan Non Formal
1. Kursus dan Training Bahasa Arab dan Inggris
2. Tahfiz Al Qur an
3. Pengajian Kitab Salaf ( Kitab Kuning )
4. Training Retorika dan Praktik dakwah
5. Bahtsul Masail ( tanya jawab keagamaan dan Kemasyarakatan
Gambar 4.2
Gedung SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
89
4.1.4. Struktur Organisasi
Adapun bentuk struktur organisasi SMK Manba’ul Ulum, Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.3.
STRUKTUR SMK MANBA’UL ULUM
PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH TANGERANG
PENDIRI YAYASAN
DR. KH. Nur Muhammad Iskandar SQ
PENGASUH
KH. Muhammad Ulil Abshar Lc
ASPENG DIKJAR
H. Fadlun Mubarok, S.Pd
LURAH PONDOK
Imam Mudhofir Salim, S.pd,MM
KEPALA SEKOLAH
Idris, S.Pd.I
TATA USAHA
Andri Siswoyo, S.Pd
WAKA UR KURIKULUM
Naharoh, S.Pd
WAKA UR KESISWAAN
Ru’yad, A.Md
KEPALA PROG. AKUNTANSI
Heri Busyairi, S.Pd
WAKA UR HUMAS
Agus Joyo,M.Pd
KEPALA PROG. AKUNTANSI
Heni Nura’ini
WALI KELAS & WALI ASUH
WAKA UR PRASARANA
Ismail, S.Pd
KEPALA PROG. MULTIMEDIA
Ansori, S.Kom
90
4.1.5. Fasilitas Pendidikan
SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
memberikan fasilitas dan kemudahan semaksimal mungkin untuk menunjang
kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah dan Pesantren. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah dan pesantren antara lain:
1) Ruang Multi Media
2) Praktek Otomotif
3) Labolatorium Bahasa
4) Masjid
5) Perpustakaam
6) Lapangan Sepak Bola, Futsal, Basket
7) Kantin
8) Koperasi
9) Kolam Renang
10) Asrama Putra, Putri, Khusus Tahfiz
4.2. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan mengenai analisis strategi komunikasi
pemasaran SMK Manba’ul Ulum yang diterapkan oleh Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang dalam penerimaan siswa baru, berdasarkan wawancara
mendalam dari nara sumber, company profile, dokumen tertulis, dan media
penunjang lainnya.
91
4.2.1. Perencanaan Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
a. Pembentukan Panitia PSB
Perencanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pondok pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang dalam penerimaan santri baru SMK Manba’ul Ulum
adalah dengan membentuk sebuah kepanitiaan terlebih dahulu. Perencanaan
tersebut di rancang dan disusun dalam rapat Panitia Penerimaan Siswa Baru (PPSB)
oleh segenap pimpinan pondok pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang yang terdiri
dari Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang, Lurah, Sekretaris, dan
Kepala-kepala Sekolah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Berikut ini
adalah wawancara dengan sekretaris pesantren, yang memimpin rapat pembentukan
panitia penerimaan santri baru.
“.....Panitia yang sudah terbentuk adalah amanah pesantren untuk
mengerjakan dan melayani pendaftaran penerimaan santri baru, rapat
kepanitiaan ini hanya membahas pembentukan kepanitiaan, mekanisme
penerimaan santri bari itu seperti apa, sampai kepada mendapatkan calon
santri baru, serta apa yang dibutuhan dalam penerimaan santri baru ini.
itulah pembahasan pada rapat pimpinan bersama Pengasuh Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang......”(Hasil wawancara: Ust.
Abdurrahim, 4/5/2014.
Adapun tim penerimaan siswa baru (PSB) pondok pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang terdiri dari Susunan kepanitiaan PPSB mencakup; Ketua PSB,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi dan lain-lainnya. Panitia ini bertugas
mengadakan pendaftaran calon siswa, mengadakan seleksi dan menerima
pendaftaran kembali siswa yang diterima.
92
Panitia ini dibentuk dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan
pekerjaannya yakni mengambil langkah-langkah konkrit berkenaan dengan
penerimaan siswa baru. Oleh karena itu perlua adanya rapat selanjutnya yang
membahas program jangka pendek dan panjang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang. Berikut ini adalah Panitian Penerimaan Siswa Baru Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang :
Gambar 4.4
PANITIA PENERIMAAN SISWA BARU (PSB)
PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH 2 KOTA TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Pengasuh
DR. KH. Nur Muhammad Iskandar , SQ
Steering Committee (SC)
Organizing Committee (OC)
KH. M. Ulil Abshor Al Hafidz, LC
Ust. Drs. H. Abdul Choliq Mahfudz
Ust. Abdur Rohim, S.Ag
Ust. H. Imam Mudhofir Salim, S.Pd.I,
Ust. H. Fadlun Mubarok, S.Pd.I
Ustz. Hj. Mandu Khaerani
Kepala-kepala Sekolah
Sie.Pendaftaran
Nursalim, S.Pd.I
Ahmad Syaikhoni
Mintarsih Hadi, S.Pd.I
Dewi Muniroh, S.Pd.I
Sie.Publikasi
Harun Al Rosyid,
Faisal Tantowi
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Sie. Pennguji
Kholis Nurahman,
Aris Supriyadi,
: Ust. Saikhuna, S.Pd
: Ust. Ru’yat, A.Md
: Ust. Sigit Subandi
: Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah,
Ibu Nyai Hj. Nur Eka
Seksi Seragam
Ust. Agus Salim,
Ust. Fatimah
Sie. Penempatan
Ust. Ismail Marzuki
Ustz. Siti Nur
Kholifah
93
a. Job Des Panitia PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Berikut ini adalah deskripsi pembagian tugas kerja kepanitiaan penerimaan
santri baru tahun 2014 :
A. Ketua
1. Bertanggung jawab secara umum terhadap pelaksanaan penerimaan
santri baru.
2. Memantau perkembangan jalannya pelaksanaan penerimaan santri baru.
3. Melakukan koordinasi dengan Steering dan Organizing Commitee secara
berkala.
4. Menegur petugas pendaftaran yang kurang disiplin.
5. Membuat laporan PSB kepada Bapak Pengasuh
6. Bertanggung jawab kepada Bapak Pengasuh
B. Wakil Ketua
1. Membantu ketua dalam mensukseskan pelaksanaan penerimaan santri
baru
2. Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan
3. Menerima dan mencatat uang formulir dari petugas pendaftaran
4. Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan PSB secara umum
5. Membuat laporan keuangan PSB
6. Bertanggung jawab kepada ketua
C. Sekretaris
1. Bertanggung jawab terhadap administrasi PSB
2. Membuat buku penerimaan PSB
94
3. Membuat tabel/grafik harian penerimaan santri
4. Menyiapkan berkas-berkas soal tes masuk
5. Membuat daftar hadir tes masuk
6. Menerima, mencatat dan mengumumkan hasi ltes masuk (ditempel di
operator/papan pengumuman)
7. Menerima dan mencatat hasil penerimaan santri baru setiap hari pada
tabel/grafik harian PSB
8. Bersama ketua membuat laporan
9. Bertanggung jawab kepada ketua
D. Humas
1. Mendata santri yang mempunyai majlista'lim/masjid
2. Melakukan koordinasi dengan santri/walisantri yang akan melaksanakan
acara dakwah yang bekerja sama dengan pihak pesantren
3. Membuat perencanaan kunjungan silaturahim dan dakwah keliling
4. Menyiapkan acara silaturrahim dan dakwah keliling
5. Ikut serta dalam setiap acara kunjungan
6. Menyiapkan petugas khusus/guide selama masa penerimaan santri baru
berlangsung
7. Bertanggung jawab kepada ketua
E. Petugas Pendaftaran
1. Menerima dan mencatat calon santri baru pada buku yang tersedia
2. Menyerahkan uang formulir pendaftaran kepada wakil ketua panitia
PSB di setiap akhir tugas/pergantian shift
95
3. Bertugas sesuai dengan jadual waktu yang telah ditetapkan
4. Melakukan koordinasi dengan panitia lainnya jika berhalangan
5. Meminta izin kepada ketua panitia jika berhalangan
F. Petugas Kesehatan
1. Memeriksa calon santri sesuai dengan standar pemeriksaan / tidak
berlebihan.
2. Mencatat dan melaporkan hal-hal yang bersifat khusus yang ada pada
calon santri, seperti penyakit bawaan, dll kepada ketua panitia
3. Berpakaian putih-putih/seragam PSB
G. Penempatan
1. Membuat sampel kamar untuk santri baru lengkap dengan lemari dan
perlengkapan lainnya
2. Melakukan koordinasi dengan Panitia Pusat mengenai pengadaan
lemari
3. Menyiapkan kamar santri dengan perlengkapan yang sekondusif
mungkin sehingga bias langsung nyaman untuk ditempati.
4. Menyiapkan petugas khusus / Guide di setiap kamar santribaru
5. Menyiapkan tempat menginap untuk wali santri baru
6. Menyiapkan kamar mandi khusus santri baru
H. Tim Penguji
1. Membuat/merevisisoal-soal tes masuk
2. Stand by lebih awal pada waktu tes akan dilaksanakan
3. Menyiapkan tempat yang kondusif untuk ujian tes masuk
96
4. Melakukan koordinasi dengan tim penguji lain terutama jika berhalangan
5. Membuat catatan catatan khusus calon santri dan melaporkannya kepada
ketua panitia dan SC.
6. Merapihkan kembali tempat ujian tes masuk setiap selesai dilaksanakan
ujian
7. Membuat laporan hasil ujian tes masuk + (catatan khusus bila ada)
kepada sekretaris/wakil sekretaris
8. Berkonsultasi dengan ketua panitia dan SC dalam memutuskan kelulusan
(bila perlu)
b. Mekanisme Penerimaan Siswa Baru
Kegiatan PSB meliputi serangkaian kegiatan dalam proses pendaftaran
siswa baru, seleksi, penentuan santri yang diterima, pengumuman peserta yang
diterima dan registrasi siswa yang diterima (proses daftar ulang) dari sekolah yang
lama untuk menjadi Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Berikut
ini adalah wawancara dengan sekretaris pondok pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang :
“......Dalam rapat mekanisme penerimaan santri baru, diperlukan
kesepakatan mengenai prosesur penerimaan santri baru, persyaratan,
berapa gelombang, penentuaan tanggal tes masuk dan mukim bagi santri
yang sudah di nyatakan lulus, ada penambahan juga mengenai perlu
diadakknya tes urine, yang bertujuan agar tidak ada siswa yang lulus nanti,
mereka mengkonsumsi narkoba sebelumnya.”(Hasil Wawancara: Ust.
Abdurrahim, 4/5/2014.)
Setelah para calon wali santri (pendaftar) memutuskan untuk memilih SMK,
maka ada beberapa prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi. Tidak semua
97
calon peserta didik yang ingin bersekolah di SMK, dapat diterima di sekolah
tersebut. Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
A. Syarat-syarat Pendaftaran

Mengisi dan membeli formulir pendaftaran;

Foto Copy Akte Kelahiran Dan Kartu Keluarga

Foto Copy Ijazah dan Nilai SKHUN sekolah terakhir di legalisir

Foto Copy Raport Kelas Terakhir di Legalisir

Pas Foto berwarna ukuran 3 x 4
B. Pendaftaran Tes

Tempat pendaftaran di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang

Waktu Pendaftaran : Setiap Hari Pukul 09.00-17.00

Waktu Pelaksanaan Tes : Setiap Hari Sabtu dan Minggu pukul
09.00-17.00
2.
Materi tes :

Baca dan Tulis Al Qur an

Pengetahuan Agama dan Umum sesuai jenjang sekolah

Kemampuan Bahasa Arab dan Inggris

Praktek Ibadah

Interview
Dari hasil calon siswa yang telah melakukan pendaftaran (registrasi) atau
bahkan sudah lulus dalam tahap seleksi calon siswa baru dan mendaftar ulang (DU),
98
menjadi salah satu tolak ukur dalam sejauh mana keberhasilan kegiatan komunikasi
pemasaran yang telah dilakukan oleh (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang selama ini. Banyak data yang didapat selama masa penerimaan siswa
baru (PSB) ini, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi atas kegiatan komunikasi
pemasaran untuk tahun-tahun mendatang.
Setelah Panitia PSB dan Mekanime PSB sudah di sepakati bersama pada saat
forum rapat, langkah selanjutnnya adalah pelaksanaan. Dalam pelaksanan kegiatan
komunikasi pemasaran, Panitia Penerimaan Siswa Baru Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang memiliki mitra kerja dengan Bagian HUMAS dan juga
Pimpinan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang untuk mensukseskan
kegiatan penerimaan siswa baru, baik dengan cara kegiatan internal seperti
penyambutan yang baik bagi pendaftar baru ataupun kegiatan eksternal eksternal
yaitu dengan melakukan komunikasi pemasaran.
Organisasi Santri Pondok
pesantren Asshiddiqiyah (OSPA) juga dilibatkan dalam penerimaan siswa baru ini.
Berikut ini adalah wawancara dengan Ketua Panitia Panitia Penerimaan Santri Baru
(PPSB) Pondok pesantren Asshiddiqiyah Tangerang :
“ ,...dalam hal, persiapan promosi yang kita lakukan bersama tim adalah
menyiapkan spanduk yang kita pasang di tempat-tempat strategis dimana
orang bakalan ngeliat spanduk itu, juga baliho yang berukuran besar kita
pasangg di depan gerbang sini, dan di tempat pendaftaran, kemudaian
brosur-brosur, kami siapkan khusus, kurang lebih ada 100 brosur, yang
sengaja kita persiapkan untuk kegiatan komunikasi promosi” ( Hasil
Wawancara : Ust. Syaikhuna, 10/12/2014)
Setalah melakukan pelaksanaan PSB di lakukan, baik internal atau pun
eksternal, langkah selanjutnya adalah Penempatan siswa pada Asrama. Bagi siswa
99
yang dinyatakan lulus seleksi masuk ke pondok pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang. Mekanisme Penempatan ini, Tim PSB bekerja sama dengan Pimpinan
Rumah Tangga dan Sarana Prasarana. Adapun rancangan Program Kerja kegiatan
Penerimaan Siswa Baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang adalah
terhitung mulai tanggal 1 Februari 2014 s/d 1 Juni 2014:
a. Tahapan Persiapan ( 1 s/d 30 Februari 2014 )
Mencakup kegiatan koordinasi tim pelaksana, pengumpulan data dan
informasi
pendudukung,
penyusunan
instrumen
dan
persiapan
pengumpulan data lapangan.
b. Tahapan Pelaksanaan ( Maret s/d Juni 2014 )
Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi Pemasaran yaitu : Penyebaran Brosur,
pemasangan baliho dan Spanduk, Silaturrahmi jaringan Wali Santri, dan
Alumni, Mengadakan dakwah keliling, Lomba jejak Pramuka, Festival
Marawis, Penerimaan Santri Baru, Pengadaan Tes, Penempatan dan
Mastasa.
c. Tahapan Penempatan ( Juli 2014 )
Penampatan
siswa untuk mukim di Asrama Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang dilakukan oleh Tim Panitia Penerimaan Santri
Baru yang bekerja sama dengan OSPA dan Kepala Rumah Tangga.
Gambar 4.5.
Program Kegiatan Panitia Penerimaan Siswa Baru
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
100
1
Persiapan
PSB
2
Pelaksanaan
pendaftaran
& promosi
3
penempatan
kelas &
Asrama
Setelah melakukan beberapa langkah kegiatan penerimaan siswa baru,
langkah berikutnya adalah melakukan kegiatan komunikasi pemasaran. Berikut ini
akan dijelaskan dengan rinci langkah-langkah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang dalam melakukan komunikasi Pemasaran.
4.2.1.1. Mengidentifikasi Audinse Sasaran
Dalam
mengidentifikasi
audiense
sasaran,
Pondok
Pesantren
Asshiddiqiyah Melakukan Segmentasi, Targeting dan Positioning.
a. Segmentasi
Segmentasi
strategi
Asshiddiqiyah Tangerang,
komunikasi
pemasaran
Pondok
Pesantren
pada intinya menyediakan dasar praktis untuk
pengembangan layanan jasa pendidikan. Segmentasi ini dipandang sebagai suatu
proses untuk mengidentifikasi kelompok pengguna yang memiliki kebutuhan yang
sama dan dapat dibuat penawaran yang berbeda. Sebuah penawaran produk atau
layanan jasa pendidikan para pengguna dan calon pengguna akan menjadi efektif ,
jika mengetahui secara pasti siapa pengguna dan calon pengguna yang akan disasar
sebagai target audience.
Melalui proses segmentasi tersebut, sebuah produk atau layanan jasa juga
dapat dikembangkan untuk pelanggan dan calon pelanggan dengan tepat. Dalam
101
wawancara dengan informan, mengenai segmentasi, terlihat dalam jawaban ketua
Penerimaan Santri Baru (PPSB), Ust. Ahmad Syaikhuna sebegai berikut :
“ .......Untuk persegmen di SMK Manba’ul adalah dari lulusan SMP
ataupun MTs, Negeri ataupun swasta, Lulusan pesantren ataupun
tidak,putra dan putri dipisah dalam proses pembelajarannya, tentunya
mereka berasal dari daerah Tangerang dan sekitarnya, dan sekolahsekolah yang sudah menjadi satu naungan pondok pesantren Asshiddiqiyah,
baik yang ada di Jakarta ataupun luar jakarta....” (Hasil Wawancara,
10/9/2014)
Dalam mengkomunikasikan SMK Manba’ul Ulum, Panitia Penerimaan
Santri Baru (PPSB)
Pondok Pesantren Asshiddiqiyahmemiliki target-market
tersendiri sesuai dengan jenis produk yang akan dikomunikasikan, dimana telah
ditentukan berdasarkan aspek demografi, geografi, psikografi dan perilaku.
1) Segmentasi Demografis
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang dalam melakukan
pembagian segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu :
Tabel 4.1
Segmentasi Demografi Calon Siswa & Wali Siswa
No.
1
2
3
4
5
Faktor Demografi
Kategori primer
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Tingkat Penghasilan
Pria dan Wanita
15-16 tahun
SMP/MTs/Paket B
Pelajar
-
Kategori Sekunder
Pria dan Wanita
26 -55 tahun
Diploma s.d. Strata 2
PNS, swasta, lainnya.
> Rp 2 jt / bulan
Faktor-faktor demografis di atas merupakan cukup penting untuk
membedakan kelompok-kelompok konsumen atau pelanggan. Hal lain yang
bisa dilihat dari segi data demografi atau kependudukan, baik dilihat dari
102
usia, pendapatan/pekerjaan, dan lain-lain. Temuan dilapangan menunjukan
bahwa Siswa/Wali siswa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah. Adapun Mata Pencaharian Wali Santri sebagai Pegawai
yang bekerja di Perusahaan, PNS, Pengusaha, data ini sangat penting
diketahui oleh sekolah, karna untuk memberikan infromasi pada Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah untuk menentukan jenis promosi SMK Manba’ul
Ulum yang disesuikan dengan karakrteristik target sasaran.
2) Segmentasi Geografis
Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang, membagi masyarakat konsumen pendidikan
berdasarkan pengambilan brosur dan khususnya yang telah membeli
formulir dan diklasifikasikan berdasarkan beberapa wilayah, seperti
wilayah Kota Tangerang, Kabupaten tangerang, tangerang Selatan, Banten,
DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Di samping itu, pada kegiatan PSB
penentuan kategori ini dibuat berdasarkan domisili calon wali santri dan
santri dari sekolah atau pesantren asal sebelumnya.
3) Segmentasi Psikografis
Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang,
mengkategorikan calon wali santri menjadi
103
kelompok berdasarkan kebiasaan, kepribadian dan kepedulian atas kualitas
pendidikan anaknya dalam tahap pencarian informasi. Tahap pencarian
informasi oleh calon wali santri dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a.
Face-to-face communication, hal ini dilakukan oleh calon wali santri
dengan bertanya mengenai informasi tentang SMK Manba’ul Ulum
kepada beberapa pihak. Beberapa pihak tersebut diantaranya adalah
Kepala SMK Manba’ul Ulum, tenaga pengajar SMK manba’ul Ulum,
Humas, wali santri dan alumni.
b.
Melalui penggunaan media, yaitu media iklan luar ruangan (banner,
leaflet, brosur / pamflet, spanduk).
4) Segmentasi Prilaku
SMK Manba’ul Ulum menilai konsumennya berdasarkan
pengetahuan,sikap, penggunaan, atau tanggapan mereka terhadap suatu
produk dalam mencapai loyalitas konsumen tersebut. SMK Manba’ul
Ulum menggunakan komponen-komponen tersebut sebagai titik awal
terbaik dalam menentukan target market. Dengan melakukan
segmentasi, akan menentukan bagaimana fokus kegiatan komunikasi
pemasaran kepada target market. Hal ini tentu saja akan berpengaruh
pada implementasi strategi komunikasi pemasaran.
Tabel 4.2.
Pembagian Target Market SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Segmenting Aspect
104
Target
Market
Primer
Sekunder
Demografi
Psikografi
Orang tua murid, baik
ayah maupun ibu, usia
28 tahun ke atas, dari
kelas menengah atas
(SES B+, A, dan A+
Orang tua yang
memiliki
anak usia sekolah
dari SMK yang
peduli dengan
kualitas pendidikan
anaknya
dan memiliki
gengsi yang
tinggi dalam
lingkungan
pergaulannya
Anak-anak yang
dibesarkan
dalam keluarga
yang
mampu, kehidupan
sosial
dengan gengsi
yang tinggi,
dan kurang
perhatian dari
orang tuanya.
anak-anak dan remaja
umur 15 tahun ke atas
yang akan masuk
tingkat SMK dan
Yang memiliki
orang tua/wali dengan
SES B+, A, dan A+
Geografi
Perilaku
 Kota
Tangerang
 Tangerang
Selatan
 Kabupaten
Tangerang
 Banten
 DKI Jakarta
 Pulau Jawa
 Luar
Pulau
Jawa
Biasa Pergi Ke
Masjid, Pengajian,
Suka dengan Kejian
Keagamaan
 Kota
Tangerang
 Tangerang
Selatan
 Kabupaten
Tangerang
 Banten
 DKI Jakarta
 Pulau Jawa
Luar Pulau Jawa
Biasa Pergi Ke
Masjid, Pengajian,
Suka dengan Kejian
Keagamaan
b. Targeting
Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah targeting
yaitu bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Berdasarkan pada
pengklasifikasian segmentation yang telah dijabarkan di atas, maka targetting
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang sudah jelas yaitu masyarakat (calon
konsumen) yang bermukim dan menetap di wilayah Tangerang, Baik itu Kota
Tangerang, Tangerang
Selatan, dan Kabupaten Tangerang. Mereka juga
mempunyai Social Economics Status (SES) A dan B+, yaitu masyarakat dengan
status ekonomi yang baik atau menengah ke atas berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan tingkat penghasilan, domisili, kebiasaan,
105
kepribadian dan kepedulian atas kualitas pendidikan anaknya. Berikut ini adalah
wawancara dengan kepala sekolah SMK Manba’ul Ulum :
“ Bagi Kami, target market SMK Manba’ul adalah Alumni SMP/MTs
Manba’ul Ulum, karena memang masa belajar di Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah ini adalah 6 tahun, jadi setelah itu mereka dapat
melanjutkan ke SMK Manba’ul ulum yang sudah ada disini, (Hasil
Wawancara : Ust. Idris, 10/9/2014)
Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh pondok pesantren Asshiddiqiyah
adalah melakukan stategi jangka Pendek, Menengah dan panjang. Sebelum
dilakukan startegi tersebut, perlu diketahui target sasaran nya adalah :
a. Target sasaran yang bersifat umum yaitu seluruh lapisan masyarakat
termasuk masyarakat umum, individu sekitar lingkungan target sasaran utama
(calon siswa SMK) yang secara langsung potensial mempengaruhi pilihan
lulusan SMP/MTs.
b. Target sasaran yang bersifat khusus yaitu kelompok masyarakat yang
potensial akan menjadi calon siswa SMK, dalam hal ini adalah siswa
SMP/MTs Manba’ul Ulum
Dalam targeting ini pula,(PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah akan selalu
memahami betul siapa yang akan menjadi audien stargetnya.
c. Positioning
Strategi
positioning
yang
diterapkan
oleh
Pondok
Pesantren
Asshiddiqiyah pada dasarnya untuk menentukan dan mengartikulasikan sebuah
posisi yang jelas, selain itu juga,
positioning digunakan untuk menyoroti
benefits dan mengurangi rintangan yang unik bagi pelanggan, dan
106
menempatkannya dalam sebuah layanan jasa yang menguntungkan bagi
pelanggan. Positioning juga sekaligus menggambarkan points of difference yang
dimiliki oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang seperti halnya points
of parity secara langsung atau tidak langsung, dari para competitor yang lainnya.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan kepala sekolah SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang :
“....dengan trilogi pesantren Akhlaqul Karimah atau Akhlaq mulia ini
adalah hiasan dari kepribadian seorang muslim, seseorang dapat
dipandang mulya dilihat dari akhlaknyaa, Rasulullah pun diutus ke muka
bumi ini, hanyalah untuk menyempurnakan akhlak . Jadi bagi siswa sekolah
SMK disini diajarkan, bagaimana berakhlak kepada orang tua dan kepada
sesama teman.”Berakhlakul Karimah menjadi positioning pertama di SMK
Manba’ul Ulum....”(Hasil Wawancara, Ust. Idris, 10/9/2014)
Dengan segmentasi target market seperti di atas, akan menentukan
bagaimana fokus kegiatan marketing communication kepada target market. Hal ini
tentu saja akan berpengaruh pada strategi komunikasi pemasaran yang akan
digunakan dan diaplikasikan dalam pelaksanaannya. Sehingga tujuan utama
pemasaran jasa agar target market dapat memilih dan menggunakan jasa yang yang
dikomunikasikan melalui berbagai kegiatan komunikasi pemasaran nantinya akan
tercapai.
Tabel 4.3: Segmentasi, Targetting dan Positioning
107
Segmentasi
Targetting
Positioning
Demografis,Psikografis,Geodemographic’s,
Behaviourgraphic’s
Siswa-siswi SMP/MTs Manba’ul Ulum
Wali Santri Siswa-siswi SMP/MTs Manba’ul Ulum
Alumni SMA/SMK Manba’ul Ulum
Siswa/siswi Se-Tangerang-Banten & Jakarta
Sekolah yang berbasis pondok pesantren
Kurikulum K-13 dan Agama
Trilogi Pesantren : Berakhlakul karimah. Berbahasa
Internasional, Imtek dan Imtaq
4.2.1.2. Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran
Tujuan Pemasaran yang hendak dicapai oleh Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah adalah
meningkatkan minat dan motivasi masyarakat untuk
menjadikan SMK Manba’ul Ulum Pondok sebagai pilihan alternatif pendidikan
yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, sehingga dibutuhkan informasi
awal
baik
bersifat
umum
maupun
khusus
tentang
SMK.
Informasi
yang disampaikan tidak hanya mencakup organisasi tetapi apa yang telah dilakukan
oleh SMK selama ini. Berikut ini adalah wawancara dengan kepala sekolah SMK
Manba’ul Ulum:
“....kami bekerja sama dengan panitia PSB untuk melakukan promosi
keluar adalah dengan tujuan mendapatkan siswa, kemudian juga agar
masyarakat juga mengetahui kalo emang ada Sekolah SMK yang sambil
mondok, santri belajar keterampilan plus juga ngaji, dan aktivitas-aktivitas
kesehariannya penuh dengan nuansa keagamaan....” ( Hasil wawancara :
Ust. Idris, 5/10/1014)
Dari hasil wawancara di atas menunjukan bahwa Tujuan dari Komunikasi
108
Pemasaran yang dilakukan oleh Panitia Penerimaan Siswa Baru (Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang adalah Mendapatkan siswa baru dan membangun
kesadaran masyarakat terhadap keberadaan sekolah tersebut dengan berbagai
keunggulan yang dimilikinya. Upaya-upaya untuk mengenalkan sekolah terlihat
pada beberapa kegiatan seperti menyebarkan brosur melalui para siswa dan alumni
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Salah satu faktor penting yang juga
perlu diperhatikan adalah persepsi yang telah terbentuk pada sebagian masyarakat
selama ini, yaitu SMK selalu identik dengan kekerasan terutama perkelahian antar
pelajar yang menjadi salah satu kendala. Perubahan persepsi terhadap SMK pada
sebagian masyarakat dari image negatif menjadi positif tidak dapat dilakukan
secara cepat dan membutuhkan waktu serta bukti nyata.
Oleh karena itu alternatif pilihan strategi pemasaran dan komunikasi untuk
memasyarakatkan atau peningkatan pengetahuan tentang SMK perlu diciptakan di
hati masyarakat bahwa SMK Manba’ul Ulum adalah Sekolah yang berbasis pondok
pesantren, yang tidak hanya ilmu keterampilan kejuruan saja dimiliki siswa, akan
tetapi juga siswa dapat memiliki kepribadian yang baik dan pengetahuan agama
yang dalam serta dapat berbicara dengan bahasa internasional. Tujuan tersebut
sesuai dengan trilogi pondok pesantren Asshiddiqiyah.
4.2.1.3. Merancang Pesan
Pada kegiatan komunikasi pemasaran tentunya ada pesan yang ingin
disampaikan kepada masyarakat (audiens sasaran), dalam hal ini agar masyarakat
(audiens sasaran) tertarik dengan pesan yang akan disampaikan tentunya sekolah
harus seoptimal mungkin merancang pesan yang akan disampaikan. Berikut ini
109
adalah wawancara dengan Panitia Penerimaan Santri Baru (PSB) Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang :
“...dalam merancang pesan yang kita sampaikan kepada sasaran adalah
dengan dibentuknya brosur yang berisi pesan-pesan dan informasi serta
mekanisme pendafataran, dalam hal brosur ini, karena disini adalah cabang,
jadi brosur kita dapatkan dari asshiddiiqiyah pusat yang berada di jakarta....”
( Hasil wawancara : Ust. Syaikhuna, 5/10/1014)
Kegiatan yang dilakukan Panitia PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang dalam merancang pesan adalah menyusun konsep brosur yang menarik,
terstruktur dengan baik seperti bahan yang bagus, warna yang menarik dan harus
hati-hati dalam penempatan isi pesan serta harus memperhatikan segi bahasanya.
Maka dari itu pada setiap tahunnya selalu ada revisi isi brosur tersebut. Setelah
rancangan pesan sudah dicetak dan diperbanyak, kegiatan selanjutnya adalah
menyebarkan pesan (brosur) kepada masyarakat (audiens sasaran). Dalam hal ini
yang menjadi sumber pesan adalah para siswa yang membawa dan menyebarkan
kepada teman, saudara, tetangga dan lain-lain.
Dari beberapa fakta tersebut, secara umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
sudah menerapkan prinsip-prinsip dalam menyusun pesan (penyusunan brosur). Isi
pesan hanya memunculkan informasi tentang keberadaan sekolah dan pesantren,
belum pada nilai-nilai persuasif (bujukan/rayuan) kepada masyarakat untuk
menyekolahkan putra- putrinya ke sekolah tersebut. Meskipun rancangan pesan
bukan satu-satunya yang merupakan indikator dalam menambah nilai jual sebuah
sekolah, tetapi hal ini mampu mempengaruhi dan membujuk audiens memutuskan
memilih sekolah tersebut. Isi pesan yang menarik menggambarkan citra yang
dimiliki oleh suatu lembaga.
110
4.2.1.4. Menyeleksi Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi yang dipakai oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang adalah komunikasi personal dan nonpersonal. Dalam melakukan
komunikasi personal pihak sekolah selain melalui Panitia PSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang juga dibantu oleh para siswa untuk menyebarkan brosur
kepada teman, saudara, tetangga, dan lain-lain. Hal ini ditegaskan oleh kepala
sekolah yang mengatakan :
“....Penggunaan saluran komunikasi hanya melalui para siswa yang
membawa brosur dan membagikannya kepada saudaranya, teman dan
tetangganya. dan juga melalui para alumni SMK Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah dan Juga Wali Santri..” ( Hasil Wawancara : Ust. Idris,
12/11/2014 )
Kekuatan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
adalah dengan komunikasi personal yang mendominasi, hal ini terbukti bahwa
ujung tombak dari kegiatan Komunikasi Pemasaran yang dilakukan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dengan menggunakan pendistribusian
brosur melalui para siswa dan Wali Siswa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang. Komunikasi personal ini sangat positif karena
masyarakat (audiens sasaran) bisa bertanya langsung tentang informasi sekolah
dan pesantren tersebut kepada para siswa dan wali siswa. Selain itu, citra baik yang
berkembang dimasyarakat turut mempengaruhi minat masyarakat (audiens
sasaran).
Sedangkan untuk saluran komunikasi non personal yang digunakan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang menggunakan media sosial seperti you tube,
111
face book, twiter, blog. Dan Media Cetak seperti brosur, Baliho dan spanduk yang
dipasang disekitar lingkungan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang.
Adapun upaya mengkomunikasikan SMK manba’ul Ulum Oleh Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang kepada khalayak adalah mengadakan kegiatan kegiatan
tahunan dan acara keislaman, Adapun penyampaian pesan saluran komunikasi
nonpersonal dilakukan cukup baik, karena dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
melalui media dan peristiwa/kegiatan. Namun, media yang digunakan untuk
mempromosikan sekolah lebih mendominasi kepada pendistribusian brosur saja,
meskipun ada beberapa media baik cetak maupun elektronik yang digunakan
seperti spanduk dan website (media online).
Dari fakta yang telah dijelaskan di atas, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang terhadap SMK Manba’ul Ulum melakukan dua saluran komunikasi
yaitu saluran komunikasi personal dan nonpersonal. Peluang yang diraih sekolah
jika memilih saluran komunikasi dengan baik akan memberikan alternatif pilihan
saluran komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan keadaan yang sedang dihadapi.
Karena semakin banyak saluran komunikasi yang dilakukan akan menambah
pengetahuan masyarakat akan keberadaan sekolah tersebut.
4.2.1.4. Menetapkan Anggaran Komunikasi Pemasaran
Untuk terselenggaranya kegiatan komunikasi pemasaran, Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang telah menganggarkan dalam Anggaran Tahunan yang
dibahas oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat yang berada di Jakarta. Berikut
ini adalah hasil wawancara dengan kepala Sekolah SMK :
112
“....Asshididiqiyah Tangerang adalah cabang dari asshiddiqiyah pusat, oleh
karena itu, jika pihak PSB dan sekolah ingin mengadakan program kegiatan
pemasaran, maka dana tersebut harus dianggarkan kepada yayasan, sekiranya
apa saja yang dibutuhkan dalam acara tersebut....”( Hasil Wawancara : Ust.
Idris, 5/11/2014 )
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa metode penetapan anggaran
Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang terhadap
SMK Manba’ul Ulum adalah metode menurut kemampuan. Hal ini terlihat dalam
penetapan anggaran tahunan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Tahunan
Pesantren untuk Kegiatan PSB. Sekolah juga memandang bahwa penetapan
anggaran promosi berdasarkan kemampuan untuk membiayainya saja, yaitu untuk
memperbanyak brosur, spanduk, biaya mencetak formulir dan transportasi.
Adapun biaya-biaya untuk kegiatan promosi lainnya, Pihak PSB bekerja sama
dengan Departemen Humas dan Ekstrakurikuler untuk mensukseskan kegiatan
PSB, maka diadakanlah Program FAMOUS dan JEJAK se-Jobedatabek. Adapun
Perencanaan Anggrannya, tidak sepenuhnya dari Pondok Pesantren , Akan tetapi
Pihak penyelenggara kegiatan mencari sponsor dana untuk mensukseskan Program
FAMOUs dan JEJAK se-Jabodetabek.
Tabel 4.4. Rancangan Anggaran Kegiatan Penerimaan Siswa Baru
A. Kesekretariatan ( Kantor PSB, Administrasi, dll )
113
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jenis Barang
Bak Stampel
Bolpoin Pendaftaran
Buku Besar
Buku Data Santri Baru
File Holder Dokumentasi
Foto Copy Berkas
Isi Staples
Kertas HVS
Lakban
Lem Kertas
Plastik & Paku Payung
Staples Kecil
Superpel
Tep X
Tinta Canon IP 2770
Tinta Stampel
Transportasi
Volume
2
16
2
4
4
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3
1
2
2
2
4
2
2
2
1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Harga@
15.000
10.000
25.000
15.000
20.000
10.000
35.000
10.000
10.000
60.000
15.000
12.000
10.000
175.000
15.000
Jumlah Total
Jenis Barang
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
30.000
160.000
50.000
60.000
80.000
50.000
30.000
35.000
20.000
20.000
120.000
60.000
24.000
20.000
350.000
15.000
50.000
Rp. 1.174.000
B. Publikasi ( Kantor PSB, Administrasi, dll )
No
Jumlah Rp
Volume
Harga@
Jumlah Rp
1
Spanduk
20
Rp.
250.000
Rp. 5.000.000
2
Transportasi Kunjungan Wali
santri & Basis Asshiddiqiyah
10
Rp.
300.000
Rp. 3.000.000
3
Pembuatan Brosur
500
Rp.
4.000
Rp. 2.000.000
Rp. 10.000.000
Jumlah Total
C. Tes Tulis / Lisan
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Barang
FC. Soal Ujian
FC. Lembar Jawaban
Pengawas ruang
Koreksi lembar jawaban
Komsumsi pengawas ruang
Foto
ujian Copy Absen, rekap dll.
Foto Copy Buku PSB
Volume
3000
1000
50
1000
60
200
8
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Harga@
Jumlah Rp
125
125
20.000
500
5000
125
5000
Rp.
375.000
Rp.
125.000
Rp. 1.000.000
Rp.
500.000
Rp.
300.000
Rp.
25.000
Rp.
40.000
Rp. 2.365.000
Sumber : Panitia PSB
D.
Rekapitulasi Anggaran
A. Kesekretariatan
B. Publikasi
C. Tes Tulis/Lisan
SUB TOTAL
Tabel
4.5.
Rancangan
Rp. 1.174.000
Rp. 10.000.000
Rp. 2.365.000
Anggaran
Rp. 13.539.000
Festival
Asshiddiqiyah II Tangerang ( FAMOUS ) se-Jabodetabek
Marawis
Around
114
A. Kesekretariatan
No
Nama Barang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
7.
8.
9.
ATK
Penggandaan Proposal
Tinta Printer HP
Kertas HVS
Fotocopy
Amplop
Amplop coklat besar
Stempel
ID Card peserta dan panitia
Undangan Peserta
B.
Volume
50 Berkas
1 Buah
1 Rim
1 Box
1 pack
1 Buah
100 Buah
30 Undangan
Jumlah
Harga @ Rp.
25.000,150.000,60.000,30.000,60.000,60.000,10.000,5.000,-
Jumlah (Rp)
200.000,1.250.000,150.000,60.000,200.000,30.000,60.000,60.000,1.000.000,150.000,3.160.000,-
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama Barang
Camera + transfer
Transport & Komunikasi
Dokumentasi
Spanduk & Baleho
Sewa tenda + panggung
Sound Sistem
Karton / Gabus
Pemasangan iklan
Pembuatan pamflet
Dekorasi panggung
Volume
5 Buah
2
1 rim
-
Harga @ Rp.
500.000,100.000,300.000,750.000,500.000,-
Jumlah
C.
Hadiah dan Thropy
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
6.
7.
Nama Barang
Trophy
Uang Pembinaan Juara 1
Uang Pembinaan Juara 2
Uang Pembinaan Juara 3
Juara Harapan
Trophy juara Harapan
Piagam Peserta + panitia
Honor Dewan Juri
Jumlah
D. Konsumsi
No
1.
Nama Barang
Air Mineral
Jumlah (Rp)
2.000.000,750.000,850.000,2.500.000,3.500.000,3.000.000,300.000,1.400.000,500.000,1.500.000,14.300.000,-
Volume
Harga @ Rp
4 Buah
1 Tim
1 Tim
1 Tim
1 Tim
1 Tim
85 Lembar
3 Orang
500.000,2.000.000,1.500.000,1.000.000,500.000,400.000,10.000,1.000.000,-
Volume
35 Dus
Harga @ Rp
25.000,-
Jumlah (Rp)
2.000.000,2.000.000,1.500.000,1.000.000,500.000,400.000,850.000,3.000.000,10.850.000,Jumlah (Rp)
875.000,-
115
2.
3.
Makanan Ringan
Buah-Buahan
200
-
10.000,-
2.000.000,1.500.000,4.375.000,-
Jumlah
E. Rekapitulasi
No
1.
2.
3.
4.
Jenis Anggaran
Kesekretariatan
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Hadiah dan Trophy
Konsumsi
Jumlah Total
3.160.000,16.300.000,10.850.000,4.375.000,34.685.000,-
Tabel 4.6. Anggaran Jelajah Kreasi (JEJAK) se-Jobedatabek Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang se-Jabodetabek
Cash Out
1.
Kesekretariatan
-
Stempel
Rp.
90.000
@
Buah
x
1
Rp.
90.000
-
Amplop sedang
Rp.
1000
@
Rim
x
100
Rp.
100.000
-
Penggandaan Proposal
Rp.
15.000
@
Eks
x
60
Rp.
900.000
-
Juknis Perlombaan
Rp.
2.000
@
Eks
x
100
Rp.
200.000
-
Surat Menyurat
Rp.
200
@
Eks
x
100
Rp.
20.000
-
Foto copy
Rp.
200
@
Eks
x
300
Rp.
60.000
Sub Total :
2.
Rp.
1.370.000
Acara
-
Sound System
Rp.
2.000.000
@
Set
x
1
Rp.
2.000.000
-
Tenda + Panggung
Rp.
2.000.000
@
Set
x
1
Rp.
2.000.000
-
Akomodasi Juri
Rp.
100.000
@
Orang
x
10
Rp.
1.000.000
Rp.
5.000.000
Sub Total :
3.
Logistik
Perlombaan
- Sertifikat
Rp.
7.000
@
Buah
x 500
Rp.
3.500.000
-
Piala Juara Umum
Rp.
700.000
@
Buah
x
2
Rp.
-
Piala Juara 1
Piala Juara 2
Piala Juara 3
Rp.
Rp.
Rp.
200.000
175.000
150.000
@
@
@
Buah
Buah
Buah
x
x
x
10
10
10
Rp.
Rp.
Rp.
1.400.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000
116
-
Piala Juara Harapan 1
Piala Juara Harapan 2
Piala Juara Harapan 3
Piala Regu Terbanyak
Piala Juara Favorit
Piala Pembina Terbaik
Juara Pos
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
75.000
75.000
75.000
100.000
100.000
100.000
50.000
@
@
@
@
@
@
@
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
x
x
x
x
x
x
x
10
10
10
2
4
2
60
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
750.000
750.000
750.000
200.000
400.000
200.000
3.000.000
X
100
X
75
X
75
Sub Total :
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
400.000
375.000
3.750.000
16.200.000
Atribut
-
ID Card Peserta
ID Card Panitia
Kaos Panitia
Rp.
Rp.
Rp.
4.000
5.000
50.000
@
@
@
Buah
Buah
Buah
4. Pubdekdok
-
Baliho
Spanduk
Stiker
Backdrop Panggung
Terompet Gas
Karung Goni
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
300.000
90.000
2.000
300.000
60.000
2.000
@
@
@
@
@
@
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
x 1
x 2
x 100
x 1
x 2
x 20
Sub Total :
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
300.000
180.000
200.000
300.000
120.000
40.000
1.140.000
5. Konsumsi
-
Air Mineral Gelas
Air Mineral Botol
Snack
Rp.
Rp.
Rp.
19.000
30.000
7.000
@
@
@
Dus
Dus
Buah
x
5
x
3
x
100
Sub Total :
Cash In:
Registrasi peserta
Rp. 75.000 x 80 : Rp 6.000.000
Total :
Poin 1
Poin 2
Poin 3
Poin 4
Poin 5
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.370.000
5.000.000
16.200.000
1.140.000
885.000
24.595.000
+
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
95.000
90.000
700.000
885.000
117
Tabel 4.7. Rancangan Anggaran Program Majlis Dzikir Bulanan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang se-Jabodetabek
No.
Nama Barang
1
2
3
4
5
6
Sound System
Aqua
Kue
Panggung + Tenda
Transport Penceramah
Transport Habaib
Volume
1 Unit
1
1
1
1
7 Org
Harga Satuan
Rp 1.000.000,00
Rp
50.000,00
Rp
300.000,00
Rp 1.600.000,00
Rp 1.000.000,00
Rp
250.000,00
Jumlah Total
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.000.000,00
50.000,00
300.000,00
1.600.000,00
1.000.000,00
1.750.000,00
3.950.000,00
Adapun Anggaran tersebut di atas berdasarkan kemampuan yang dimiliki
oleh penyelenggara kegiatan yang terkumpul dana dengan mencari sponsor untuk
mensukseskan kegiatan tersebut.
Berdasarkan Perencanaan Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang yang sudah di paparkan di atas, berawal dari
pembentukan Panitia PSB oleh Pimpinan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang, Langkah selanjutnya adalah Panitia PSB adalah penanggung jawab
utama dalam penerimaan siswa baru dalam menyusun langkah-langkah nya untuk
mendapatkan siswa baru SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang.
118
Steering
Commetee
Gathering
• PSB
• Job Des PSB
• Mekanisme PSB
Organizing
Commetee
Planing
• Segementasi
• Targeting
• Pesan
• Komunikasi
• Budget
Action Program
• Advertising
• Public Relation
• Sales Promotion
• Personal Selling
• Word of mouth
Gambar 4.6 : Proses Perencanaan Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang
4.2.2. Implementasi Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Dalam rangka mempromosikan lembaganya sekaligus program pendidikan
yang ditawarkan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang juga menerapkan
atau mengaplikasikan bauran promosi sebagai salah satu bentuk strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukannya. Apalagi mengingat bahwa sekolah ini
merupakan sekolah yang relatif baru dan membutuhkan upaya ekstra dan lebih
efektif lagi untuk meningkatkan brand awareness di dalam masyarakat. Promotion
mix yang merupakan bentuk-bentuk pelaksanaan dari strategi komunikasi
pemasaran yang telah direncanakan. Khususnya untuk bidang jasa, yang terdiri atas
advertising, personal selling, direct marketing, public relation, sales promotion,
dan word of mouth
119
Berdasarkan hasil temuan dan observasi, Berikut ini adalah bentuk Komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Asshiddiiqiyah II Tangerang
dalam Penerimaan Santri Baru Siswa SMK Manba’ul Ulum :
Gambar 4.7. Flow Chart promotion Mix
Advertising
Personal Selling
Sales Promotion
Media Sosial
Media Cetak
Face to face
Communication
Road Show
Public Relation
Special Events
Word Of Mouth
Parents get students/
Students Get Student
Get The Registers
&
Get The Students
Sumber : Data PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
4.2.2.1. Advertising (periklanan)
Advertising atau periklanan yang dilakukan oleh Panitia Penerimaan Siswa
Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, dipandang sebagai suatu bagian
penting dari strategi komunikasi pemasaran sekolah dalam penerimaan siswa baru
SMK Manba’ul Ulum. Iklan dipandang sebagai salah satu aktivasi utama
komunikasi dalam menyampaikan pesan kepada konsumen, dalam hal ini orang tua
120
siswa dan siswa. Iklan merupakan kegiatan promosi yang secara teratur dilakukan
oleh pihak Panitia Penerimaan Siswa Baru (PPSB) Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah, untuk mempromosikan yang bertujuan membentuk brand
awareness SMK Manba’ul Ulum kepada khalayak (masyarakat) Tangerang–
Banten pada umumnya. Kegiatan periklanan ini dilakukan melalui iklan media
sosial berupa profil pondok pesantren Asshiddiqiyah di you-tube, Fece book, dan
lain-lain. Kegiatan periklanan juga dengan menggunakan media luar ruang, antara
lain:
1. Memasang banner yang berukuran besar di depan gerbang Pondok
Pesantren untuk lebih menegaskan posisi keberadaan SMK Manba’ul Ulum
serta menunjukkan bahwa dalam masa penerimaan santri baru (PSB).
2. Memasang spanduk yang menarik di beberapa titik strategis, seperti di Jalan
Garuda Raya Batu Ceper dan di Jalan Daan Mogot Raya.
3. Memasang umbul-umbul (flag banner) di wilayah sekitar sekolah yang
dibuat untuk kepentingan promosi jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Memasang Video Profil Pondok Pesantren dan Sekolah berserta
kegiatannya di Media Sosial Seperti Twiter, Face Book, Blog dan You tube.
Selain beriklan melalui media luar ruang dan media sosial, Panitia
Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, menggunakan
beberapa alat atau media yang bersifat printads untuk mengiklankan lembaganya
kepada khalayak (masyarakat) secara langsung yaitu melalui poster, leaflet, brosur
/ pamflet dan lainnya.
121
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bidang Kehumasan selaku Ketua
Panitia PSB Tahun 2014, Bapak Ahmad Syaikhuna,S.Pd.I:
“...Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
hampir tidak pernah melalukan promosi melalui media cetak dan elektronik,
hal ini dikarenakan segmentasi geografis dari calon konsumen yang cukup
spesifik yaitu di wilayah Banten, khususnya Tangerang. Di samping itu, iklan
melalui media tersebut cukup membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Melihat
trend pendaftar yang cukup meningkat dari tahun ke tahun, SMK
Manba’ulUlum dalam kegiatan advertising tetap berfokus pada iklan media
luar ruang dan menggunakan beberapa tools pendukung seperti spanduk,
leaflet, brosur / pamflet dan lainnya.” (Wawancara pada tanggal 15Oktober
2014)
Tools tersebut juga dimanfaatkan oleh Panitia Penerimaan Santri Baru
(PPSB)
Pondok
Pesantren
Asshiddiqiyah
dalam
aktivitas
marketing
communication lainya dalam upaya menjaring konsumennya. Pembuatan dan
penyebaran brosur / pamflet dan leaflet dilakukan untuk mempermudah dalam
menyebarkan informasi mengenai penerimaan santri baru. Pembuatan rollbaner
dan x-banner juga dilakukanPanitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah, yang diletakkan di halaman Pondok Pesantren ketika ada
kegiatan-kegiatan maupun event tertentu, seperti di loket pendaftaran pada masa
penerimaan santri baru (PSB).
Gambar 4.8. : Brosur SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
122
Gambar
Spanduk
SMK
Manba’ul
Ulum
4.9.
PSB
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
Gambar 4.10: Baliho PSB SMK Manba’ul Ulum
123
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
Gambar 4.11. Website Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
124
Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
tidak melakukan kegiatan advertising melalui media cetak dan elektronik, hal ini
dikarenakan iklan melalui media luar ruang dinilai lebih efisien dan efektif untuk
menjaring target market yang berada di wilayah Tangerang.
4.2.2.2. Personal Selling
Personal selling atau penjualan personal merupakan salah satu kegiatan
penting khususnya dalam komunikasi pemasaran bidang jasa. Hal ini dikarenakan
terjadi sebuah proses komunikasi secara langsung antara individu selaku penjual
jasa kepada pelanggannya atau calon konsumen. Maka secara langsung penjual jasa
dapat melakukan tindakan persuasif terhadap calon konsumennya. Begitu juga
dengan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, sebagai lembaga
pendidikan yang dalam kegiatan pemasaran yang dilaksanakannya banyak
memakai teknik personal selling. Dalam setiap kesempatan, Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang melibatkan masing-masing sumber daya manusia yang
dimiliki untuk mempromosikan sekolah kepada target marketnya. Semuanya dapat
terlihat pada setiap kegiatan Penerimaan siswa baru pada saat pendaftaran. Berikut
ini hasil wawancara dengan Panitia PSB :
“Biasanya waktu presentasi, kita nerangin sekilas tentang SMK Manba’ul
Ulum dan pengelolaanya, fasilitas, kelebihan dan kemudahan yang didapat
ketika menjadi siswa-siswi dan proses pengajarannya. Kemudian berbicara
mengenai biaya pendidikan, kalau yang ini kita menjelaskan cukup detail
supaya calon wali santri tidak bingung, karena kan ada diskon jika siswasiswi yang bersangkutan itu Lulus tes seleksi PSB dengan passing-grade
yang baik dan jika berprestasi di setiap semester. Setelah itu, biasanya
125
calon wali santri menanyakan banyak hal yang berkaitan dengan
mekanisme PSB dan informasi mengenai program-program yang ada di
SMK Manba’ul Ulum. Ya kita terangin juga biar orangtua atau calon wali
murid memahami dengan jelas dan semakin yakin untuk mempersiapkan,
mendaftarkan dan menyekolahkan anaknya disini.” ( Hasil Wawancara :
Ust. Syaikhuna, 20/11 2014)
Dalam proses penerimaan santri baru, tim Panitia Penerimaan Santri Baru
(PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, menanti calon wali santri di loket PPSB.
Saat calon wali murid datang ke loket PPSB, maka tim PPSB memberikan brosur.
Setiap Panitia PSB yang bertugas bagian pendafataran melakukan komunikasi
secara persuasif kepada target market, terutama yang berkunjung ke Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang.
Biasanya para target market setelah mengetahui info tentang SMK
Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, kemudian
berkunjung ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang untuk memperoleh
informasi lebih lanjut mengenai fasilitas di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang, teknik pengajaran, maupun biaya pendidikannya. Disinilah peranan
Panitia PSB Petugas Pendaftaran dibutuhkan untuk melakukan personal selling
kepada target market tersebut. Biasanya staf tersebut mempresentasikan mengenai
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dan memberikan berbagai macam
informasi yang dibutuhkan oleh target market yang
berkunjung ke Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang.
Mengenai informasi yang telah dituangkan berupa program pendidikan SMK
Manba’ul Ulum, fasilitas, tenaga pengajarnya, biaya pendidikannya maupun
mekanisme PSB. Bagi yang bekunjung ke loket pendaftaran, maka mereka terlebih
126
dahulu dibagikan brosur oleh bagian pendaftaran. Dalam hal ini, Keterampilan
Komunikasi bagi Penerima pendaftar haruslah baik kepada pengunjung yang
datang, yang mempunyai tujuan agar mereka dapat memutuskan untuk masuk ke
Pondok Pesantren Asshiddiiqiyah Tangerang.
Kegiatan personal selling berikutnya melalui ujian komprehansif bagi kelas
3 dan SMP/MTs Manba’ul Ulum, Para dewan guru menguji mereka dengan
pendekatan persuasif dan communication face to face. Tujuan nya selain menguji
kapasitas keilmuwan yang di dapatkan selama di pesantren, juga membujuk agar
meraka melanjutkan ke tingkat SMK Manba’ul Ulum.
Begitu pula ketika Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
melakukan kunjungan Silaturahmi ke Wali santri dan Alumni, teknik personal
selling sangat berperan disini. Bagian PSB yang mempresentasikan mengenai SMK
Manba’ul Ulum kepada target market. Biasanya berurutan, mulai dari sekilas
mengenai latar belakang Pesantren dan Sekolah, lalu kepada fasilitas yang ada di
SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, kemudahan
jika bersekolah di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, program
pendidikan yang ditawarkan, dan kemudian mengenai rincian biaya dan cara
pembayarannya. Setelah itu akan ada pertanyaan-pertanyaan dari target market
yang lebih mendetail. Kemudian akan ada respon, apakah target market akan
memutuskan
untuk
memilih
SMK
Manba’ul
Ulum
atau
akan
mempertimbangkannya terlebih dahulu. Jika masih mempertimbangkan, maka staf
marketing tersebut akan terus melakukan Follow up kepada target market tersebut
sampai ada keputusan final dari target market tersebut.
127
4.2.2.3. Sales Promotion
Sales promotion pada pemasaran jasa pendidikan dapat dikembangkan
dalam bentuk pameran ataupun ataupun kegiatan promo ke sekolah-sekolah. Sales
Promotion atau promosi penjualan yang dilakukan oleh Panitia Penerimaan Santri
Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang dilakukan sebagai bagian
dari komplemen langkah-langkah dalam mengmbangkan communication tools
pada saat penerimaan siswa baru. Dalam hal ini pendidikan yang dapat kita
tawarkan kepada mereka meraka produk Unggulan. Untuk mengkomunikasikan
Produk Unggulan tersebut dengan tujuan pemasaran, maka kegiatan dapat di
Jalankan. Sales promotion dapat dibuktikan dengan Program Internal Sales
Promotion dan Eksternal Sales promotion.
Adapun secara internal, sales promotion dilakukan dengan keringanan biaya
pendaftaran bagi alumni yang ingin mendaftarkan ke SMK Manba’ul Ulum.
Sebagai gambaran, jika murid dari luar harus membayar 8 juta, namun siswa alumni
SMP/MTs Manba’ul Ulum akan diberikan keringanan daftar ulang
menjadi
1.500.000. Kemudian diadakan juga kunjungan Gratis Bagi Kelas tiga SMP/MTs
Manba’ul Ulum
Jalan-jalan
Ke perusahaan-perusahaan ternama. Selain itu
dilakukan juga dengan undian promosi SMK bagi siswa SMP/MTs Manba’ul Ulum
bagi siapa yang sudah daftar Ulang maka diundi namanya, siswa yang terundi
namanya akan mendapatkan notebook.
Adapun secara eksternal, sales promotion dilakukan dengan progran
Dakwah Keliling di Masyarakat yang sudah menjadi terget Pondok Pesantren
128
Asshiddiqiyah II Tangerang. Kegiatan Dakwah Keliling. Kegiatan dakwah keliling
di tempat-tempat yang sudah dituju.
Tabel 4.8. Jadwal Dakwah Keliling
No.
1
Tanggal/Waktu
Lokasi
10 Maret 2014
14.00 WIB
Legok Tangerang
Ust. Imam Mudhofir Salim
Ust. Abdurrohim
Abdul Rohman
15 April 2014
20.00 WIB
Sunter Jaya Jakarta
Utara
Ust. Wahid Anwar
Ust. Moh. Matnajih
Ust. Miftah R.
Ust. Syaifuddin
Nuir'aini & Fina
Tim Marawis
5 Mei 2014
14.00 WIB
Cimone Tangerang
Ust. Abdurrohim
Ust. Ali Mahfudz
Tim Marawis
2.
3.
Rombongan
Sumber PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Teknis dalam kegiatan dakwah keliling ini adalah siswa-siswi SMK
Manba’ul Ulum mempromosikan produk-produk unggulan Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah di depan khalayak masyarakat. Beikut ini adalah hasil wawancara
Bagian Humas Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang :
“....banyak sekali yah kegiatan pormosi yang kita lakukan, tapi khususnya
untuk keluar, kita punya kegaiatan syiar, namanya dakwah keliling, dalam
acara itu, pengisi acara nya adalah Siswa-siswi SMK Manba’ul Ulum, yang
mana meraka mampu secara kredibilatas nya dalam bidang masing-masing,
yang mereka tekuni selama di pesantren, itu adalah hasil produk asshiddiqiyah,
mangkanya masyarakat pun perlu mengetahui akan produk itu, dengan cara
apa, yahhh dengan dakwah keliling itu kita adakan....” ( Hasil Wawancara: Ust.
Syaikhuna, 17/12/2014).
Adapun produk-produk unggulan yang ditunjukan kepada masyarakat adalah
Seni Hadroh dan Marawis, Pembacaan Kitab Salaf, Ceramah Bahasa Arab, Inggris,
129
Mandarin dan juga ada penceramah utama dari salah satu pimpinan pondok
pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Dari hasil pengamatan penulis, pada waktu
akan mengadakan dakwah keliling, sebelumnya Panitia PSB juga melakukan
personal approach atau pendekatan secara personal kepada target market.
Tujuannya adalah memudahkan untuk mendekatkan diri pada para murid yang akan
mengisi acara tersebut sehingga dapat mempromosikan lembaganya dengan lebih
mudah.
4.2.2.4. Public Relations
Dalam kegiatan public relation, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang mengupayakan dengan cara merancang berbagai kegiatan atau acara
yang sekaligus mempromosikan lembaganya berupa special marketing event.
Kegiatan itu antara lain berupa lomba-lomba, dan pengajian bulanan dengan
masyarakat. Kegiatan public relation-nya cukup banyak, terutama membuat
rangkaian special event seperti Jelajah Kreasi Pramuka (JEJAK) se-jabodetabek,
Fesitival Marawis (FAMOUS) se-Jabodetabek dan Majlis Dzikir dan Ta’lim serta
acara-acara pengajian lainnya.
Pertama, kegiatan lomba pramuka Jelajah Kreasi (JEJAK), kegiatan ini
sebagai sarana untuk belajar mencintai dan melestarikan budaya Indonesia, agar
para anggota pramuka dapat mengubah negara Indonesia menjadi lebih baik maka
kegiatan lomba pramuka JELAJAH KREASI 4 yang kemudian disebut JEJAK 4
di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, pada tanggal 16 Maret 2014 yang
130
turut mengundang sekolah-sekolah di wilayah tersebut. Berikut ini Adalah
wawancara dengan Ketua Panitia Jelajah Kreasi (JEKAK) Pramuka :
“ Pramuka adalah bagian dari ekstrakurikuler santri, untuk membentuk
kreatifitas mereka, dan memang itu sudah menjadi program bulanan mereka
untuk mengadakan acara JEJAK, peserta nya adalah melibatkan sekolah-sekolah
luar, ada yang dari tangerang, Jakarta, Banten bahkan ada yang dari bogor.
Kegiatan JEJAK ini biasa dilakukan di semester ke dua. Tujuan yang memangs
sebenarnya adalah agar para siswa luar melihat pondok pesantren Asshiddiiqyah,
yang kemudian kita bagi mereka brosur. Dampaknya luar biasa setelah itu, ada
yang sebagian datang ke kantor PSB untuk bertanya-tanya mengenai seputar
Asshiddiqiyah......” (Hasil Wawancara : Ust. Miftahurrahmat, 12/11/2014)
Kegiatan Jelajah Kreasi ini dilakukan atas Penanggung Jawab adalah
Kepala Bagian Ekstra Kurikuler yang bekerja sama dengan Kepala Bagian Humas
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Dampak dari kegiatan Jelajah Kreasi
ini memberikan kontribusi besar bagi Komunikasi Pemasaran SMK Manba’ul
Ulum, karena mereka datang dan melihat pondok pesantren, yang kemudian tugas
dari Panitia Peneriamaan Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang adalah membuka stan pendaftaran dan pembagian brosur kepada calon
siswa tersebut.
Gambar 4.12 : JELAJAH KREASI
131
Kedua, Festival Marawis. Kegiatan Ini dilakukan di dalam Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang, dengan mengundang siswa-siswi SMP/MTs
se-Jabodetabek. Tujuan kegiatan ini adalah selain melestarikan budaya Islam, juga
memberikan brand awareness kepada peserta lomba yang kebanyakan siswa
SMP/MTs agar mengetahui keberadaan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang. Berikut ini adalah wawancara dengan Penanggung Jawan Acara
Festival Marawis Around Asshiddiqiyah (FAMOUS):
“.......FAMOUS ini didirikan kurang lebih lima tahun yang lalu yah, anak
anak santri disini emang demen nih acara kaya gini, bahkan kalo kemana-mana
juga anak anak mah sering tampil, nah mangkanya kita ngadain lomba marawis
Se_JABODETABEK, luar biasa ramenya waktu itu, dalam pelaksanaananya ,
kita kerja sama dengan sponsor-sponsor yang ada di Tangerang, untuk
mensukseskan acara ini, dan dampaknya juga luar biasa bagi PSB, banyak yang
santr sini, siswa SMK, mereka dulu adalah peserta Marawis, ehh sekarang udah
jadi Santri Asshiddiiqiyah deh....”( Hasil Wawancara : Ust. Matnajih,
11/25/2014)
Dengan diselenggarkannya acara FAMOUS tersebut, maka panitia PSB
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang membuka stand pendaftaran dan
membagi-bagikan brosur kepada peserta FAMOUS.
Gambar 4.13. Kegiatan FAMOUS Pon Pes Asshiddiqiyah Tangerang
132
Ketiga, Majlis Dzikir dan Ta’lim. Kegiatan ini melibatkan masyarakat
sekitar, dengan memberikan pengajian dalam pendalaman agama Islam. Selain itu
juga memberikan pertunjukan santri dalam pra acara di Majliz Dzkir dan Ta;lim
tersebut, Selain melatih mentalitas para santri tapi juga mempertunjukan kepada
masyarakat akan bakat-bakat dan produk unggulan para santri Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang. Berikut ini adalah wawancara dengan Ust. Syaikhuna
sebagai bagian Humas Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang :
“......Kegiatan dzikir dan ta’lim ini adalah kegiatan bulanan yang dirintis oleh
bapak pengasuh, yaitu DR. KH. Nur Muhammad Iskandar SQ, tujuan kegiatan
ini adalah agar dapat menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar, dan juga
mengkaji ilmu dari para ulama dan haba... ( Hasil Wawancara : Ust. Syaikhuna,
12/10/2014)
PR tools digunakan oleh PPSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah untuk
semakin mendekatkan diri dengan calon konsumennya, misalnya melalui pin,
kalender, sticker, dan lainnya. Semua tools tersebut telah dibuat sedemikian rupa
digunakan untuk mengkomunikasikan brand / atribut yang bertajuk SMK Manba’ul
Ulum, seperti logo, warna khas, maupun motto/slogan SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang.
Gambar 4.14. Majlis Dzikir dan Ta’lim
133
4.2.2.5. Word Of Mouth
Salah satu yang menyukseskan kegiatan pemasaran jasa pendidikan adalah
Kegiatan word of mouth yang merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang
berupa komunikasi efektif secara langsung baik ke personal dan non personal.
Biasanya word of mouth atau informasi dari mulut ke mulut dalam pemasaran jasa
ini dijadikan oleh referensi para target market Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang untuk mengetahui dan menentukan manfaat maupun keuntungan jasa
yang akan digunakannya nanti.
Word of Mouth dalam bidang pemasaran jasa pada umumnya berasal dari
orang-orang terdekat yang kita percaya seperti teman,guru, sanak saudara, tetangga,
atau paling tidak orang lain yang sudah pernah memanfaatkan dan bisa meyakinkan
jasa yang akan kita pilih. Pada kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, word of mouth tersebut dipergunakan dalam
bentuk program pemasarannya yakni pada program student get student (siswa
mendapatkan siswa) atau parents get student (orang tua mendapatkan siswa).
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Ketua PSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang :
“.....Kebanyakan yang mondok di Asshiddiqiyah yang sekolah di SMK itu
adalah keluarga besar asshiddiqiyah, yahh anaknya, kalo engak saudaranya,
adiknya atau kerabat dari wali santri tersebut, pak qiyai juga dengan
jamaahnya begitu, kalo di tanya tentang pesantren sini, taunya dari mana,
langsung jawab, taunya dari cerita tetangga atau temen yang pernah ada
mondok disini.., jadi dari mulut ke mulut aja, tentunya bagi siswa atau wali
santri yang dapat siswa baru, kita akan berikan reward kepada mereka.”..(
Hasil Wawancara: Ust. Syaikhuna, 15/12/2014)
134
Hal ini berarti bahwa baik siswa maupun orang tua siswa ikut berperan serta
membantu dalam mempromosikan SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang sekaligus mereferensikan secara langsung kepada
teman maupun kerabat supaya dapat bersekolah di Sekolah Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang. Pada akhirnya nanti, bagi mereka yang berhasil
mencarikan dan mendapatkan siswa yang registrasi akan diberikan komisi tertentu.
Pemberian komisi tersebut didasarkan atas jumlah siswa yang bisa mereka
dapatkan untuk menjadi siswa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang. Pada program student get student untuk masingmasing siswa akan mendapat hadiah tertentu dari pihak pimpinan Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang. Sedangkan parents get student untuk orang tua siswa
yang berhasil, akan mendapatkan potongan harga atau diskon pembayaran SPP
bulan tertentu untuk anaknya yang bersekolah di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
II Tangerang. Selain itu strategi word of mouth juga telah direncanakan dengan
baik, yaitu dengan memanfaatkan komunitas pengajian orang tua murid, informasi
mengenai SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
mengalir dari mulut ke mulut agar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
semakin dikenal.
Tabel 4.9 : Jadwal Kegiatan
Penerimaan Siswa Baru
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
No
1
Nama Program
Pelayanan Penerimaan Santri
Baru
Publik Sasaran
Tim Pelaksana
Tanggal
Pelaksanaan
Umum
Tim PSB
Februari-Juni
135
2
3
Pemasangan Baliho & Spanduk
Umum
Tim PSB
Februari
Pembagian Brosur
Umum
Tim PSB
Februari-Juni
Pimpinan
4
Silaturahim
Wali Santri & Alumni
5
Dakwah Keliling
Wali Santri & Alumni
Tim PSB
April-Mei
6
Festival Marawis
Sekolah SMP/MTs
Sejabodetabek
Humas Pesantren
April-Mei
7
Jelajah Kreasi (Jejak Pramuka)
Sekolah SMP/MTs
Sejabodetabek
Humas Pesantren
Maret
Masyarakat Sekitar
Humas Pesantren
April
8
Majlis Dzikir dan Ta’lim
Pon-Pes
Maret-April
Sumber : PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
4.2.3. Evaluasi Komunikasi Pemasaran SMK Manba’ul Ulum
Berdasarkan temuan di atas, bahwa SMK Manba’ul Ulum Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang melakukan evaluasi dalam bentuk rapat
evaluasi kegiatan penerimaan santri baru. Rapat tersebut membahas tentang
ketercapainnya program Komunikasi Pemasaran, Hambatan, dan Rekomendasi.
Sekolah tidak membut tim monitoring khusus dalam melakukan monitoring
Komunikasi Pemasaran, semua komando ada di Ketua PSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang dalam melaksanakan Kegiatan Penerimaan Siswa Baru
Khusnya SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Ketua PSB :
“Setelah PSB selesai, Penempatan siswa baru juga selesai, terus kita ada
istilahnya pembubaran panitia gitu lah, nah dalam pembubaran panitia itu,
kita bahas masalah promosi yang sudah kita lakukan, dan berapa jumlah siswa
136
baru yang udah pada daftar ulang, itu yang menjadi bahan rapat kita,,,,” (
Hasil Wawancara : Ust. Syaikhuna, 16/12/2014)
Dari hasil wawancara di atas dapat digambarkan bahwa evaluasi yang
dilakukan sebatas jumlah siswa baru yang mendaftar ulang. Hasilnya ternyata PSB
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang belum dapat menaikkan jumlah
siswa SMK Manba’ul Ulum yan sesuai di targetkan. Yang terjadi pada saat ini
adalah jumlah fluktuasi siswa SMK Manba’ul Ulum.
Tabel : 4.10
Jumlah Pendaftar Penerimaan Siswa Baru SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangeng tahun 2012,2013, 2014
Pendaftar Baru SMP/MTs Alumni
Jumlah Santri
Total
Tahun
Baru
Ajaran
PutraBaruPutri
Putra
Putri
Putra& Alumni
Putri
JML
2012/2013
42
44
48
23
90
67
157
2013/2014
38
21
27
29
65
50
115
2014/2015
24
12
30
23
55
35
89
Sumber : Data PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Tabel. 4.11
Rekapitulasi Jumlah Santri/siswa Baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang Tahun 2014/2015
Jumlah
No
Jenjang
Sekolah
Pendaftar Baru Baru
Putra
Putri
SMP/MTs Alumni
Jumlah Total Santri
Baru & Alumni
JML Putra Putri JML Putra Putri
JML
1
SMP
107
70
177
107
70
177
2
MTs
89
65
154
89
65
154
3
SMA
19
39
58
39
46
85
58
85
143
4
SMK
25
11
36
30
23
53
55
34
89
309
254
563
Grand Total
Sumber : Data PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
137
Keberhasilan atau tidaknya strategi Komunikasi pemasaran Pemasaran
SMK Manba’ul Ulum yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang juga dapat diukur dari jumlah peserta didik yang daftar dari tahun ke
tahun, dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Evaluasi juga dilakukan atas dasar
feedback yang diberikan konsumen baik dari segi layanan maupun teknis.
Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang
 Pembentukan Panita PSB
 Job des PSB
 Mekanisme PSB
Menentukan Tujuan
Komunikasi Pemasaran
(Get New Student of SMK)
Identifikasi Audinse
(Segmentasi, Targeting, Positioning)
SMP/MTs
Merancang Isi Pesan
(Informatif dan persuasif)
Meyeleksi Saluran Komunikasi
Personal & Non Personal
( Guru, Siswa & Media Sosial, Cetak )
Menentukan Bauran Promosi
138
Forecast Budget
( Sumber Dana : Yayasan & Sponsor)
Gambar 4. 15 : Proses Strategi Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang
Tabel 4.12 : Program Pelaksanan Komunikasi Pemasaran SMK Manba’ul Ulum
No
Promotion Mix
Implementing Program
Media Sosial ( You tube, twiter, face book, blog)
1
Advertising
Media cetak ( banner, Spamduk, baliho, brosur)
Audiense : Masyarakat , Pendaftar.
2
Public Relation
Program : “Jejak Pramuka, Famous se-Jabedetabek dan Banten,
Majilis Ta’lim, Maulid Nabi dll.
Audiense : Masyarakat, Kelas 3 SMP/MTs
1. Internal :
3
Sales Promotion
Audiense : Kelas 3 SMP/MTs Manba’ul Ulum
Promotion :
 Alumni : Daftar Ulang Rp. 1.500.000
 Kunjungan Ke perusahaan/ Jalan-jalan Gratis
 Undian Dapat Note Book
139
2. External
Program Road Show “Dakwah Keliling” Promosi Produk
Unggulan SMK Manba’ul Ulum
Audiense : Masyarakat Luar Pesantren
Promotion :
Penampilan Marawis, Hadroh, Ceramah B Indoensia, Arab,
Inggris, Syarhil Qur an, Puitisasi AL qu ran
Internal :
Program “Ujian Komprehansif ( Personal approach )
Personal Selling
Audiense : Kelas 3 SMP/MTs Manba’ul Ulum
Eksternal :
Program “Kunjungan Silaturahmi “
Audiense : Wali Santri & Alumni
5
Word of Mouth
Program “ Parents get student & students get student”
Audiense : Wali siswa & Siswa SMK & Guru
Sumber : Data PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Berdasarkan Paparan perencanaan di atas, menunjukan bahwa Strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang melalui beberapa tahapan. Berikut ini penjelasannya :
Pertama, diawali dari pembentukan kepanitiaan, pembagian tugas panita,
dan pengaturan mekanisme pendaftaran Setelah dibentuk kepanitian yang
bernamakan PSB ( Panitia Penerimaan Siswa Baru ) Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang. Tim PSB ini lah yang menjadi Komunikator Utama
dalam melakukan komunikasi pemasaran SMK Manba’ul Ulum.
Kedua, Setelah dilakukan pembentukan kepanitiaan, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan perencanaan dengan langkah-langkah yang sudah
dimusyawarah dan disepakati oleh Pimpiman Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
140
Tangerang dengan Tim PSB. Langkah-langkah tersebut adalah; Mengidentifikasi
audiense sasaran dengan cara segmentasi pasar (Segmenting) ditentukan pasar
sasaran (targeting) setelah ditentukan pasar sasaran maka langkah selanjutnya
adalah penentuan posisi pasar (positioning). Menentukan Tujuan yang ingin dicapai
oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dalam komunikasi pemasaran. Merancang
Pesan dengan mengkemas pesan-pesan brosur yang informatif dan persuaasif. Menyeleksi
Saluran Komunikasi personal dan saluran komunikasi non personal. menetapkan
Anggaran Komunikasi Pemasaran sesuai dengan kemampuan (afford able method).
Memutuskan Bauran Komunikasi Pemasaran, yaitu : Iklan, Promosi Penjualan,
Hubungan masyarakat, Penjualan pribadi. Kemudian Terakhir adalah melakukan
evaluasi terhadap Program Kegiatan Komunikasi Pemasaran.
4.3. Pembahasan
Dalam era globalisasi dan persaingan sekolah-sekolah yang menawarkan
konsep dan program pendidikan yang beragam, peran komunikasi pemasaran
terpadu sangatlah dibutuhkan. Kegiatan komunikasi pemasaran, khususnya
kegiatan promotional-mix seharusnya tidak hanya dilakukan ketika masa-masa
penerimaan siswa baru (PSB) saja melainkan dilakukan secara intens dan
berkesinambungan.
Dalam Kegiatan Penerimaan siswa baru, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
II Tangerang melakukan Perencanaan dan langkah-langkah Komunikasi untuk
mendapatkan siswa SMK Manba’ul Ulum yang sesuai dengan target. Dalam hal
melakukan komunikasi, peneliti dapat menganalisa, sebagaimana yang dikatakan
141
oleh laswell dalam Liliweri (1991:7) yang mendefinisikan bahwa komunikasi yaitu
“who says what which channel to whom with what effect. Melalui paradigma
Lasswell ini, adanya lima unsur komunikasi yang harus dijawab, Yaitu :
Komunikator, Pesan, Media, Komunikan dan Efek.
a. Komunikator
Komunikator dalam proses komunikasi yang dilaksanakan oleh Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dalam upaya mempromosikan SMK
Manba’ul Ulum kepada target audience secara umum dijalankan oleh Panitia
Penerimaan Siswa Baru (PSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang.
Akan tetapi tidak hanya sebatas oleh Panitia PSB saja yang melaksanakan upaya
tersebut. Secara personil di masing-masing departemen yang ada di Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang secara langsung maupun tidak langsung juga ikut
ambil bagian dalam memberikan informasi mengenai pelayanan jasa pendidikan
yang ditawarkan Pondok Pesantren Asshiddiiqiyah II Tangerang . Sebagai sebuah
lembaga pendidikan yang bergerak dalam hal jasa, peranan people memang sangat
dibutuhkan yang kesemuanya berfungsi sebagai service provider yang sangat
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Hal ini disebabkan karena orang-orang
yang terkait merupakan pemberi jasa itu sendiri. Dalam artian bahwa jasa
merupakan produk yang dihasilkandari kinerja orang yang memberikan
tersebut.
b. Pesan ( Message )
jasa
142
Dalam menjalankan upaya promosinya, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang berusaha menyampaikan informasi mengenai jasa pendidikannya yaitu
SMK Manba’ul Ulum kepada target market. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang
mencoba
menawarkan
program-program
pendidikannya
serta
keunggulan mengenai lembaganya dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Hal
inilah yang setiap kali menjadi pesan untuk disampaikan Pondok Pesantren
Asshiddiiqyah II Tangerang kepada target market-nya. Pesan yang disampaikan
tersebut diharapkan dapat berhasil mempengaruhi dan membujuk calon prospek
untuk menggunakan layanan jasa yang mereka sediakan
c. Media ( Channel )
Dalam mengkomunikasikan produknya, dibutuhkan media penyampaian
pesan, yaitu sama dengan pesan-pesan tersebut disampaikan sehingga pesan mudah
ditangkap dan diterima. Pemillihan media yang tepat akan menentukan efektif atau
tidaknya proses penyampaian pesan. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
menggunakan berbagai macam media dalam melaksanakan upaya promosinya atau
mengkomunikasikan program jasanya kepada khalayak. Media yang digunakan
terdiri dari media personal maupun media non personal yang ditujukan kepada
massa, kelompok, ataupun antar personal. Secara lebih lanjut, media-media tersebut
digunakan sebagai perangkat dalam bauran promosi.
d. Komunikan
143
Pihak komunikan (penerima pesan dari komunikator) adalah target market
yang dituju, yang mencakup calon konsumen yang potensial dan konsumen yang
sudah ada dan menikmati jasa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang. Calon konsumen yang potensial ini merupakan
mereka yang belum menjadi siswa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang dan juga bagi mereka yang telah menjadi target
prospek yang dituju oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang untuk
diharapkan dapat menjadi siswa sekolah tersebut pada akhirnya nanti
e. Efek ( effect)
Seluruh rangkaian proses komunikasi yang dilakukan Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang dalam upaya mempromosikan pesantren dan SMK
Manba’ul Ulum dimulai dari kegiatan penyampaian pesa dari komunikator (PSB)
kepada komunikan (target market) melalui media tertentu, diharapkan mendapatkan
feed back atau umpan balik. Feed back atau umpan balik memainkan peranan
penting dalam komunikasi sebab hal itu menentukan berlanjutnya komunikasi atau
berhentinya komunikasi yang dilancarkan komunikator. Dengan demikian dapat
diketahui bagaimana respon Para target market apakah akan peduli atau tidak
terhadap berbagai penawaran jasa yang komunikasikan Pondok Pesantren
Asshiddiiqiyah Tangterng II Tangerang.
SMK Manba’ul Ulum sebagai salah satu lembaga pendidikan swasta
berbasis keislaman yang menerapkan konsep Boarding School di wilayah
Tangerang, dalam menawarkan produk jasa pendidikan kepada calon konsumennya
144
tidak terlepas dari faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan mendukung, seperti
faktor ketersediaan dana dalam pengembangan fasilitas, faktor lokasi, faktor
sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, kondisi atau iklim persaingan, dan
faktor lainnya. Keseluruhan faktor-faktor yang mendukung dalam menawarkan
pelayanan jasa pendidikan hendaknya dikemas melalui strategi komunikasi
pemasaran secara menyeluruh.
4.3.1. Analisis Pemasaran Jasa Pendidikan SMK Manba’ul Ulum
Menurut Kotler dan Fox (1995) dalam buku Wijaya (2012: 75): menyatakan
bahwa “Pemasaran jasa pendidikan akan menawarkan jasa pendidikan dengan
bauran pemasaran yang terdiri atas tujuh alat pemasaran jasa pendidikan, yang juga
di kenal dengan istilah 7P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat –
meliputi lokasi dan sistem penyampaian jasa), promotion (promosi), process
(proses), physical facilities (fasilitas fisik), dan people (orang)”. Berkaitan dengan
marketing mix pada jasa pendidikan, Koes (Alma dan Hurriyati, 2008:303-325)
menjelaskan konsep 7P yang terdiri atas 4P tradisional dan 3P yang dikembangkan
antara lain :
1) Product /Produk
Product, merupakan program pendidikan yang ditawarkan kepada
para siswa. Keputusan yang paling mendasar bagi suatu pendidikan adalah
menentukan program-program dan jasa layanan apa yang akan ditawarkan.
Program pendidikan yang ditawarkan kepada para siswa. Keputusan yang paling
mendasar bagi suatu pendidikan adalah menentukan program-program dan jasa
145
layanan apa yang akan ditawarkan. SMK Manba’ul Ulum menyediakan jasa
layanan pendidikan untuk tingkatan kelas X,XI,XII. Tingkatan kelas X jurusaan
TOKR terdiri dari 1 kelas, jurusan Akuntansi terdiri dari 2 kelas dan jurusan
multimedia terdiri dari 2 kelas. Untuk kelas XI jurusan TOKR terdiri dari 1 kelas,
Jurusan Akuntansi terdiri dari 1 kelas dan jurusan multimedia terdiri dari 2 kelas.
Sedangkan untuk kelas kelas VII jurusan Akuntansi terdiri dari 1 kelas dan jurusan
TOKR terdiri dari 2 kelas. Kurikulum yang digunakan menggunakan kurikulum
Kementrian Pendidkan Nasional (Kemendiknas) yaitu Kurikulum 2013 khusus
kelas 10 dan 11, adapun kelas 12 masih memakai kurikulum KTSP. Di samping itu,
program khusus bidang kepesantrenan dengan menekankan pada aspek agama.
Adapun alokasi waktu pada program pengajaran di SMK Manba’ul Ulum pada
tabel berikut ini:
TABEL 4.13
Program Pengajaran di SMK Manba’ul Ulum
Jurusan Akuntansi
NO.
1
2
3
4
5
8
9
10
11
12
13
MATA PELAJARAN
Dasar Perbangkan
Pengantar Ekonomi & Bisnis
Bahasa Indonesia
Sejarah Indonesia
Prakarya & KWU
Etika Profesi
Bahasa Arab
PKn
Matematika
Pengantar Adm Perkantoran
Pengantar Akuntansi Keuangan
ALOKASI WAKTU
Kelas 10
4
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
Kelas 11
Kelas 12
4
2
2
2
2
2
4
2
2
4
146
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Bahasa Inggris
Seni Budaya
Simulasi Digital
PAI Budi Pekerti
Spreedsheet
Bahasa Mandarin
Akuntansi Perusahaan dagang
Akuntansi Keuangan
Komputer Akuntansi
Perpajakan
Akuntansi Manufaktur
KKP1
Biologi
2
2
2
2
3
Jumlah Jam Per Minggu
2
2
39
2
2
2
4
4
4
2
2
4
38
32
3
2
4
3
2
Tabel : 4.14
Jurusan Teknik Otomotif
NO.
1
2
3
4
5
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
10
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
8
2
4
2
2
2
2
2
5
8
3
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
3
2
40
39
38
Kejuruan Otomotif
Fisika
Bahasa Indonesia
Sejarah Indonesia
Prakarya & KWU
Kimia
Bahasa Arab
PKn
Matematika
Simulasi Digital
Teknik Gambar
Bahasa Inggris
Seni Budaya
PAI Budi Pekerti
Bahasa Mandarin
Jumlah Jam Per Minggu
Tabel 4.15 :
Program Pengajaran di SMK Manba’ul Ulum
Jurusan Multi Media
2
2
147
NO.
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
1
Fisika
2
2
2
2
Bahasa Indonesia
4
4
4
3
Sejarah Indonesia
2
2
4
Prakarya & KWU
2
2
5
Perakitan Komputer
3
6
Bahasa Arab
2
2
2
7
PKn
2
2
2
8
Matematika
4
4
4
9
KKPI
10
Simulasi Digital
2
11
Sistem Komputer
2
12
Pemograman Dasar
2
13
Pemograman Web
3
14
Pengolahan Citra Digital
5
15
Teknik Animasi 2
4
16
Teknik Animasi 3
17
Komposisi foto digital
18
Jaringan Dasar
3
19
Bahasa Inggris
20
2
6
3
4
2
2
2
Seni Budaya
2
2
21
PAI Budi Pekerti
2
2
2
22
Bahasa Mandarin
2
2
23
Kimia
2
24
Biologi
Jumlah Jam Per Minggu
2
39
40
34
Sumber : Data TU SMK Manba’ul Ulum
Dalam usaha memberikan layanan pendidikan di bidang life skill siswa
SMK Manba’ul Ulum menyediakan beragam ekstrakurikuler siswa yang terdiri dari
10 macam bentuk kegiatan. Berikut ini adalah kegiatan ekstrakulikuler yang ada di
SMK Manba’ul Ulum; PMR, Pramuka, Beladiri, Paskibra, Futsal, Marawis,
Basket, Badminton, Kaligrafi, dan Hadrah. Sementara bentuk differensiasi produk
148
yang menjadi beda SMK Manba’ul Ulum dengan SMK yang lain khusus di Kota
Tangerang adalahn terdiri dari program-prpgram unggulan yaitu:
a. Program Madrasah Diniyah
Kegiatan proses pembelajaran di kelas-kelas di laksanakan pada hari senin
s/d sabtu. Untuk proses pembelajaran sekolah setiap harinya dimulai dari
pukul 07.30 – 13.30. Selain program pengajaran regular berdasarkan
kurikulum DIKNAS; juga ada program madrasah diniyah taakmiliyah, yang
meliputi pelajaran-pelajaran agama seperti : Bahasa Arab, Nahwu, Shorof,
Fiqih, Ta’lim Muta’alim dan Tafsir Jalalin serta program unggulan Tahfidz
Al-Qur’an dengan target 5 juz 5 juz ( 1,2,3,4,30) dan surat-surat pilihan
seperti, Al- waqiah, Al-mulk, Yasin, Muhammad, AL_rahman, Asssajdah,
Adduhkon.
Tabel 4.16
Program Madrasah Diniyah Takmiliyah
No.
1
2
3
Waktu
16.00-17.00
18.30-19.30
20.30-21.10
Mata Pelajaran
Bahasa Arab
Nahwu
Shorof
Fiqih
Al Qur’an
Tafsir Jalalain
2 jam
2 jam
1 jam
2 jam
5 jam
5 jam
Jumlah
Sumber : Data TU Madrasah Diniyah
b. Program Tahfizul Qur’an
Alokasi
Waktu Keterangan
(Minggu)
17Jam
Di Kelas
Di Masjid
Di Masjid
149
Program menghafal Al-Quran yang merupakan salah satu program
unggulan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Program ini dapat diikuti
oleh santri putra dan santri putri SMK Manba’ul Ulum dan guru
pembimbing yang berbeda pula sesuai dengan status gender. Santri hafidz
putra akan dibimbing oleh Ust. Malik, S.Pd sedang santri hafidzah putri
akan diasuh oleh Ustz. Inayah.
Tabel 4.17
Program Unggulan Tahfidzul Qur an
Semester 1
Juz ke 30
Kelas 10
Semester 2
Surat-surat pilihan
Semester 1
Juz 1
Kelas 11
Semester 2
Juz 2
Semester 1
Juz 3
Kelas 12
Semester 2
Juz 4
Sumber : Data TU Madrasah Diniyah
c.
Program Kitab Salaf
Pengajian Kitab Salaf adalah program utama bagi siswa SMK Manba’ul
Ulum di luar waktu sekolah, dengan memadukan konsep tradisional dan
metodologi modern. Program ini disajikan agar siswa menguasai ajaran
Islam secara utuh dari literatur berbahasa Arab. Program pengajian ini
mencakup studi Tilwaat, Tafsir Hadits, Tajwid, Aqidah, Akhlak, Tasowwuf,
Fiqh, Bimbingan Ibadah, Nahwu, Shorof dan Bahasa Arab.
d. Program Bahasa Inggris dan Arab
Bahasa Arab dan Inggris menjadi program unggulan SMK Manba’ul Ulum
dan menjadi bahasa pengantar pergaulan resmi Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah. Disamping ada tambahan bahasa asing lain yaitu mandarin.
Untuk menggerakkan program penguasaan dua bahasa, telah ditetapkan
150
asrama sebagai pusat lingkungan pembinaan bahasa asing. Sehingga
kompetensi pembina asrama harus menguasai secara aktif bahasa arab dan
bahasa inggris.Para pembina di asrama ikut serta mengajarkan bahasa asing
langsung dalam bentuk percakapan sehari-hari. Porsi bimbingan lebih
banyak praktik daripada teori.
2) Price /harga
Price, berkaitan dengan konteks jasa pendidikan merupakan seluruh biaya
yang dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan
oleh suatu jasa pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya pembangunan, biaya
laboratorium, dan lain-lain), adalah elemen harga jasa pendidikan, pemberian
beasiswa, prosedur pembayaran dan syarat cicilan.
Dalam menetapkan kebijakan price/harga jasa layanan pendidikan, SMK
Manba’ul Ulum berpatokan kepada kebijakan yang ditentukan oleh yayasan
pondok pesantren Asshiddiqiyah . Penetapan harga merupakan suatu hal terpenting,
yang memerlukan pertimbangan tertentu karena pricing akan dapat mempengaruhi
posisi penerimaan dan pembelanjaan operasional sekolah dan Asrama.
SMK Manba’ul Ulum sebagai sekolah boarding school berbasis pondok
pesantren Untuk penyelenggaraan suatu pendidikan yang berkualitas baik dan
pengembangan fasilitas yang memadai tidak dapat dipungkiri, memang
membutuhkan biaya yang besar. Pada tahun ajaran 2014/2015, rincian biaya masuk
SMK Manba’ul Ulum adalah sebagai berikut :
151
Bagi santri baru yang masuk Pada tahun ajaran 2014/2015, rincian biaya
masuk SMK Manba’ul Ulum adalah sebagai berikut :
1.Formulir pendaftaran
Rp.
150.000
2. Daftar Ulang
( Meliputi : Dana Pengembangan Pendidikan,
Fasilitas : Ranjang, Kasur, Lemari, Seragam,
Program Orientasi, SPP Bulan pertama.
Keterangan :
Rp.
7.000.000
3. Iuran Bulanan
Rp.
800.000
Jumlah
Rp.
7.950.000
3). Place/Tempat
Place, merupakan tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi
preferensi calon pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi perlu
mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu berada. Dekat dengan pusat kota
atau perumahan, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang kondusif dan
transportasi. Selain lokasi secara fisik, jasa pendidikan juga dapat dijangkau secara
virtual melalui internet.
Posisi tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu
keuntunganbagi organisasi, karena mudah terjangkau oleh konsumen. SMK
Manba’ul Ulum terletak di Jl. Garuda No. 32, Kota Tangerang. Letak tersebut di
dekat dengan bandara internasional soekarno hatta di Tangerang, sehingga
memudahkan bagi para wali santri yang berasal dari luar pulau jawa untuk
menjenguk anak didiknya. Aksesnya pun sangat mudah, dekat dengan kendaraan
152
umum, dan
area parkirnya sangat luas Hal ini menjadi nilai tambah yang
dimanfaatkan secara maksimal untuk mempromosikan SMK Manba’ul Ulum.
Sementara, dalam usaha pendistribusian jasa layanan pendidikannya,
strategi komunikasi pemasaran sekolah dalam penerimaan siswa baru (PSB) yang
telah dijalankan oleh Panitia Perimaan santri baru (PSB) menggunakan strategi
kebijakan pembagian tempat/place berdasarkan 3 area/wilayah di Tangerang, yaitu
Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan serta Banten dan
luar jawa secara keseluruhan.
4). Promotion/Promosi
Menurut Alma (2007:79)“Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. Promosi yang dilakukan oleh Panitia
PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dalam mempromosikan SMK
Manba’ul Ulum dengan keringanan biaya Pendaftaran Ulang. Pada umumnya siswa
baru yang masuk SMK dengan rincian pembayaran sebesar 8 Juta, akan tetapi bagi
siswa alumni, hanya membayar daftar ulang menjadi Rp. 1.500.000.
5). People/Orang
People, adalah semua orang atau perilaku yang terlibat dalam proses
penyampaian jasa kepada konsumen serta mempengaruhi persepsi konsumen,
153
seperti para sumber daya penyedia jasa, pelanggan dan para pelanggan lain yang
terkait dengan jasa tersebut. Sumber daya manusia dalam jasa pendidikan,
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu administrator, guru dan karyawan. People
merupakan aset utama dalam industri jasa pendidikan, khususnya keberadaan
sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia adalah semua orang/pelaku
yang terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada konsumen serta
mempengaruhi persepsi konsumen.
Di SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Sumber Daya
Manusia adalah Administrator/karyawan, Guru/Ustaz, dan siswa. Programprogram yang sudah diterapkan oleh pondok pesantren Asshiddiqiyah untuk SMK
Manba’ul ulum sangatlah baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia
sangatlah berkwalitas dilakukan rekrutmen dan seleksi untuk calon guru agar
mendapatkan tenaga pengajar yang profesional dalam bidangnya.
Peningkatan dan kesejahteraan tenaga pengajar menjadi perhatian
manajemen sekolah SMK Manba’ul ulum dengan memberikan tunjangan
fungsional guru, insentif guru dan sertifikasi guru bagi yang sudah. Bagi karyawan
dan administrator yang bekerja di tatanan sekolah dan pesantren juga mendapatkan
pelatihan untuk bekerja melayani siswa/santri dengan baik. Dikarenakan pelanggan
jasa pendidikan (siswa) akan berhadapan langsung dengan karyawan tersebut.
Siswa juga sebagai konsumen jasa pendidikan memainkan peran penting
dalam penilaian kerja sekolah. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan yang
memiliki produktivitas tinggi akan berdampak pada kepuasan dan loyalitas
konsumen. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, kompetensi dasar
154
dalam internal organisasi dan pencitraan yang baik di lingkungan eksternal yang
menjadi fokus komunikasi pemasaran PPSB Pondok pesantren Asshiddiqiqyah
dalam penerimaan santri baru SMK Manba’ul Ulum kepada calon wali santri,
terutama ibu-ibu yang memiliki anak usia sekolah SMP/MTs karena pada tingkat
umur demikian keputusan memilih sekolah cenderung berasal dari orangtua.
SMK Manba’ul Ulum mempunyai guru-guru yang berpengalaman dan
lulusan dari perguruan tinggi terkemuka, diantaranya Al Azhar Kairo (bergelar Lc.),
UI,UIN, UNJ, Pondok Modern Gontor, Pondok Pesantren Salaf , dan lain-lain yang
tetap dipertahankan sebagai nilai tambah tersendiri bagi promosi sekolah ini.
People ini juga termasuk orang-orang yang sudah mengenal SMK Manba’ul Ulum
dengan baik, termasuk siswa-siswi dengan berbagai prestasi yang diperoleh baik
secara akademik maupun non-akademik pada tingkat kabupaten, tingkat propinsi
dan tingkat nasional sehingga mereka dapat mengkomunikasikan image positif
sekolah dengan baik kepada orang-orang disekitarnya dan calon konsumen (wali
santri).
Selain itu, para tenaga pengajar, karyawan dan orangtua murid serta
relationships yang dimiliki pihak sekolah akan dimanfaatkan lebih baik lagi untuk
menarik perhatian orang-orang yang menjadi segmen pasar SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyqah untuk bergabung dan mempersiapkannya dalam
proses seleksi Penerimaan Santri Baru untuk merasakan jasa pendidikan yang
ditawarkan oleh pihak sekolah. Denganmemaksimalkan potensi people yang
dimiliki, hal ini menjadi salah satu nilai tambah tersendiri untuk kegiatan
komunikasi pemasaran.
155
Menurut analisis peneliti dengan berdasarkan pengamatan dan data bahwa
pada tahun 2014, telah terjadi penurunan jumlah pendaftar siswa baru. Hal tersebut
disebabkan faktot internal dan eksternal. Adapun sebab faktor internal menunjukan
telah terjadi masa transisi pergantian kepemimpinan kepala sekolah SMK Manba’ul
Ulum. Sehingga kemampuan untuk membuat strategi mendapatkan siswa tidak bisa
diandalkan, berbeda dengan kepemimpinan masa sebelumnya. Akhirnya alumni
SMP/MTs Manba’ul Ulum yang berada di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang lebih banyak melanjutkan ke jenjang pendidikan ke SMA dari pada ke
SMK.
Siswa termasuk juga kategori people, yang menjadi pemeran utama dalam
jasa pendidikan, karena siswa adalah sebagai konsumen. Penurunan siswa juga
terjadi dikarena kan ketidak puasan pelayanan jasa pendidikan, Seringnya ketidak
hadiran guru, metode mengajar yang kurang efektif, dan pengasuhan di asrama
yang kurang intense terhadap siswa. Akhirnya banyak siswa yang keluar dari SMK
Manba’ul Ulum.
6). Physical Evidence/Bukti Fisik
Physical Evidence, yang merupakan sarana dan prasarana merupakan
suatu lingkungan dimana siswa dapat berinteraksi dan terdapat komponen tangible
(berwujud) yang mendukung kinerja atau komunikasi dari jasa pendidikan, seperti
gaya bangunan, fasilitas penunjang (kelengkapan sarana pendidikan, peribadatan,
olahraga dan keamanan).
156
Dalam proses penyampaian jasa pendidikan kepada siswa, pondok
pesantren Asshiddiqiyah menyediakan fasilitas-fasilita yang lengkap bagi siswa
SMK Manba’ul Ulum.Seperti, Ruang Praktek Mesin Otomotif bagi yang
mengambil jurusan TOKR, Labaratorium Komputer bagi siswa SMK Manba’ul
Ulum yang mengambil jurusan Multi Media dan Akuntansi.Adapun fasilitas
penunjangnya adalah Masjid, Lab Bahasa, Koperasi Santri, Kantin, Lapangan
Sepak Bola, futsal, Bola Voli, Bulu Tangkis, Basket dll.
Building atau bangunan merupakan bagian yang melekat pada identitas
sekolah, berupa bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang
mempunyai value added bagi konsumen adalah perusahaan jasa yang memiliki
karakter. Karakter ini dapat tercermin dalam hal kondisi fisik bangunan yang
dimiliki, dimana diperlukan perawatan yang baik untuk mempertahankan kualitas
bangunan secara fisik.
Divisi Sarana – Prasarana di SMK Manba’ul Ulum bertugas mengelola
fasilitas SMK Manba’ul Ulum, dimana harus tetap secara konsisten dan serius
dalam pengelolaan physical evidence ini. Peran karyawan cleaning service dan
petugas keamanan yang disiapkan untuk menjaga kondisi keamanan dan
kenyamanan sekolah yang di dalamnya terdapat banyak aset-aset fisik sekolah.
Perhatikan terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lighting
system, dan penataan ruang yang lapang menjadi salah satu perhatian khusus dan
mempengaruhi minat calon konsumen. Walaupun fasilitas / sarana – prasarana
utama sekolah yaitu kondisi Masjid yang menjadi pusat aktivitas anak didik dalam
157
melakukan kegiatan ubudiyah. Hal ini merupakan bentuk nilai tambah utama secara
fisik untuk mempromosikan SMK Manba’ul Ulum.
7) Process/Proses
Process, atau manajemen layanan yang merupakan suatu prosedur,
mekanisme dan serangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen
kepada konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan sumber daya manusia yang
akan menyampaikan jasa kepada konsumen. Proses atau manajemen layanan
merupakan serangkaian kegiatan yang dialami siswa selama dalam pendidikan
seperti proses belajar mengajar, ujian dan lainnya.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMK Manba’ul Ulum dimulai pukul
07.30 sampai dengan pukul 12.30. Sebelum Kegiatan belajar mengajar di awali
terlebih dahulu para siswa melaksanakan sholat dhuha dua raka’at di masjid,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jumlah jam
pelajaran di sekolah setiap harinya sebanyak 7 Jam, dengan materi pelajaran variatif
setiap harinya.
Setelah jam sekolah, para siswa langsung menuju masjid untuk melakukan
sholat dhuhur berjama’ah. Kemudian dilnjutkan dengan kegiatan kepesantrenan.
Selain kegiatan formal, siswa SMK Manba’ul Ulum adalah santri pondok pesantren
Asshiddiqiyah, maka mereka wajib mengikuti peraturan-peraturan pondok
pesantren.
Adapun masa belajar bagi siswa SMK Manba’ul Ulum adalah tiga tahun,
kegiatan Praktek Kerja Lapang di Perusahaan yang ditentukan oleh Managemen
158
SMK Manba’ul Ulum, yang mana perusahaan tersebut yang sudah ada kerja sama
dengan sekolah. Setelah selesai Praktek Kerja Lapang, Tugas mereka adalah
membuat pelaporan selama siswa tersebut melakukan PKL selama dua bulan.
Tabel 4.18 : Kegaiatan Mingguan & Bulanan
NO
Jumlah Jam
Waktu
1
Kamis
Tahlil, Sholawat dan Barjanji
2
Jum’at & Minggu
Ekstrakurikuler
3
Sabtu Malam
Fasholatan dan Muhadhoroh
4
Awal Bulan
Majlis Ta’lim dan Dzikir
Sumber : Sekretariat Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Kegiatan Mingguan dan bulana tersebut harus dilakukan oleh siswa SMK
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, berikut ini adalag kegiatan harian
yang merupakan proses dalam jasa pendidikan.
Tabel 4.19 : Jadwal Aktivitas Siswa SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Waktu
Aktivitas
03.00-05.00
Bangun tidur, Tahajjud, Aurad fajar, Sholat Shubuh.
05.00-06.00
Conversation Bahasa Arab & Inggris
06.00-07.00
Persiapan sekolah & Sarapan Pagi
07.00-07.30
Sholat Dhuha di Masjid
07.30-12.30
Sekolah Formal
12.30-13.00
Sholat Dhuhur
13.00-13.30
Makan Siang
159
13.30-15.30
Istirahat
15.30-16.00
Sholat Ashar
16.00-17.00
Madrasah Diniyah (Pelajaran Keagamaan)
17.00-18.30
Persiapan ke masjid, istighosah, sholat maghrib
18.30-19.30
Belajar Al Qur an
19.30-20.00
Makan Malam
20.00-21.00
Sholat Isya dan pengajian Tafsir Jalalain
21.00.22.00
Belajar Masing-masing
22.00-03.00
Tidur
Sumber : Sekretariat Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa SMK merupakan proses dalam
melakukan kegiatan pembelajaran di pondok pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang. Hal tersebut merupakan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan
peraturan dan tata tartib di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang.
Tabel 4.20 : Elemen-elemen Marketing Mix
Marketing Mix
Produk/Product
Harga / Pricing
Elemen-elemen






Jurusan SMK (TOKR, Multi Media, Akuntansi)
Kurikulum K-13 Diknas, Kurikulum Madrasah diniyah,
Materi pelajaran yang diajarkan (Agama & Umum)
Program Tahfizul Quran,
Pendalaman Bahasa Arab & Inggris Kitab Salaf
Kegiatan Extrakurikuler yang beraneka ragam

Biaya Pendaftaran, SPP, Biaya semester, Biaya kegiatan
praktek kejujuran,
160
Tempat/Place
Promosi/
Promotion
Orang/
People





Lokasi SMK Manba’ul Ulum di Pondok Pesantren,
Dekat dengan bandara internasional soekarno hatta,
Ketersediaan fasilitas-fasilitas yang lengkap
Transportasi dekat dengan terminal dan jalan raya
Kemudahan bagi wali santri untuk berkunjung

Sumber informasi pertama kali, sumber informasi sebelum siswa
daftar,
Media promosi yang digunakan,
Pentas seni di even tertentu dalam bentuk dakwak keliling







Bukti fisik/ physical
evidence
Proses/Process
Meningkatkan Profesionalisme mengajar,
Mengembangkan SDM Guru/Ustaz dengan pelatihan-pelatihan,
Kepedulian Wali asuh kamar terhadap santri,
Memberikan pelayanan baik kepada wali santri yang berkunjung
kepesantren
Kedisiplinan siswa/santri dalam belajar & ibadah






Sarana dan Prasarana yang lengkap,
Kelengkapan fasilitas kelas,
Tempat praktek siswa dan perlengkapannya,
Lapangan olah raga dan peralatannya,
Perpustakaan,
tempat parkir wali santri dan kebersihan lingkungan pesantren,
kesediaan toilet

Proses pendaftaran mulai dari tes samapai dengan
pengelompokan kelas masing-masing
Waktu kegiatan belajar mengajar siswa 6 hari
Metodologi pengajaran,
Lamanya siswa dalam meyelesaikan studi nya.
Praktek kerja lapangan 2 bulan di perusahaan yang sudah ada
kerja sama




4.3.2. Strategi Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang
Perencanaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang dalam melakukan penerimaaan siswa baru SMK Manba’ul Ulum adalah
dengan melakukan tahapan-tahapan. Diawali dengan perencanaan persiapan PSB,
pembentukan panitia, mekanisme pendaftaran sampai kepada kegiatan komunikasi
pemasaran. Hal ini sesuai Menurut Effendi (1992:29) dalam bukunya”Dinamika
161
Komunikasi” berpendapat bahwa strategi pada hakekatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan.
Untuk itu perlunya komunikasi dalam penyampaian pesan kepada
konsumen yang diharapkan. Maka sebaiknya perlu adanya riset komunikasi
pemasaran (marketing communication research). Seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa dalam proses mengembangkan komunikasi pemasaran ada
beberapa tahapan proses untuk meraih keberhasilan dalam sebuah program
promosi. Ada delapan tahapan yaitu : Mengidentifikasi khalayak sasaran,
Menentukan Tujuan Komuniksi Pemasaran, Merancang Pesan, Menyeleksi Saluran
Komunikasi, Menetapkan Anggaran Komunikasi Pemasaran, Memutuskan Bauran
Komunikasi Pemasaran, Mengukur Hasil Komunikasi Pemasaran, Mengelola dan
mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi.
4.3.2.1. Mengidentifikasi Audiense sasaran
Menurut Kasali (1998:388), dalam mengidentifikasi audiense sasaran
diperlukan tiga hal yaitu Segmentation (Segmentasi), Targeting (Pembidikan) dan
Positioning (Penetapan Posisi) untuk mengidentifikasi khalayak sasaran.
1) Segmentasi
Segmentasi (Segmenting) adalah suatu strategi untuk memahami struktur
dasar dengan cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial yang
berbeda, yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri.
162
Segmentasi pasardapat dikotak-kotakan berdasarkan demografi, yakni pasar
dipilahberdasar kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,pendapatan,
agama, ras, geografi,berdasarkan letak negara, propinsi,otonomi, desa, wilayah
tertentu, psikografis, berdasar kelas sosial, gayahidup atau ciri kepribadian tertentu
dan behavioristik menurutpengetahuan, sikap pandangan, penggunaan atau
tanggapan merekaterhadap suatu produk, menurut Kotler (2000:256-273)
Segmentasi Pasar SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshidiqiyah
Tangerang berdasarkan demografi, yakni pasar dipilah berdasar kelompok umur,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama, ras. Siswa/Wali siswa
SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah.
Adapun Mata
Pencaharian Wali Santri sebagai Pegawai yang bekerja di Perusahaan, PNS,
Pengusaha, data ini sangat penting diketahui oleh sekolah, karna untuk memberikan
infromasi pada Pondok Pesantren Asshiddiqiyah untuk menentukan jenis promosi
SMK Manba’ul Ulum yang disesuikan dengan karakrteristik target sasaran.
Segmentasi geografis , berdasarkan letak negara, propinsi, otonomi, desa,
wilayah tertentu. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang menentukan
segmentasi geografis dalam penerimaan siswa baru, diklasifikasikan berdasarkan
beberapa wilayah, seperti wilayah Kota Tangerang, Kabupaten tangerang,
tangerang Selatan, Banten, DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Bahkan sampai
ke luar Jawa. Hal ini dibuktikan karena wali santri yang sudah menjadi
kekeluargaan Pondok Pesantren Asshiddiiqiyah II Tangerang berasal dari Sumatra
dan Kalimantan.
163
Segmentasi psikografis, berdasar kelas sosial, gaya hidup atau ciri
kepribadian tertentu dan behavioristik menurut pengetahuan, sikap pandangan,
penggunaan atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Dalam hal ini
dikategorikan calon wali santri menjadi kelompok berdasarkan kebiasaan dalam
beribadah dan mengetahui dunia pendidikan Islam
Segmentasi Behavioristik, berdasarkan perilaku yaitu membagi pembeli
menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons
terhadap sebuah produk biasanya mereka yang pernah mengalami belajar di Pondok
Pesantren, misalnya alumni, para ustad atau pun qiyai.
2) Targeting
Setelah melakukan segmentasi pasar kemudian menetapkan target market
atau ditentukan pasar sasaran (targeting) guna memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dilayani. Targeting adalah menetapkan segmen di pasar untuk
ditargetkan sebagai sasaran layanan.Segmen yang terpilih, disebut sebagai target
market, menurut Kotler (2000:274). Dan Target market yang dibidik oleh Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang adalah berdasarkan segmentasi diatas adalah
semua jenis kelamin, usia minimal 15 tahun, pendidikan minimal SMP/MTs atau
sederajat,khususnya yang berdomisili di Tangerang, baik itu Kota Tangerang,
Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang. Mereka juga mempunyai Social
Economics Status (SES) A dan B+, yaitu masyarakat dengan status ekonomi yang
baik atau menengah ke atas berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
164
pekerjaan tingkat penghasilan, domisili, kebiasaan, kepribadian dan kepedulian atas
kualitas pendidikan anaknya.
3) Positioning
Setelah ditentukan pasar sasaran maka langkah selanjutnya adalah
penentuan posisi pasar (positioning), yaitu membentuk dan mengkomunikasikan
manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar. Sedangkan Positioning
SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang sebagai satusatunya sekolah Islam yang unggul dan dan berkwalitas serta beraklakul karimah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Kotler (2000:286) Positioning adalah tindakan
yang dilakukan marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang
inginditawarkan pada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas
danmengandung arti dalam benak sasaran konsumennya.Positioningbukanlah
strategi produk, tetapi strategi komunikasi.
Strategi positioning yang diterapkan oleh PPSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah pada dasarnya untuk menentukan dan mengartikulasikan sebuah
posisi yang jelas, selain itu juga, positioning digunakan untuk menyoroti benefits
dan mengurangi rintangan yang unik bagi pelanggan, dan menempatkannya dalam
sebuah layanan jasa yang menguntungkan bagi pelanggan. Positioning juga
sekaligus menggambarkan points of difference yang dimiliki oleh SMK Manba’ul
Ulum seperti halnya points of parity secara langsung atau tidak langsung, dari para
competitor yang lainnya. Positioning yang ingin dicapai dalam benak konsumen
165
adalah SMK Manba’ul adalah sekolah yang berbasasis Pondok Pesantren dengan
pengkajian ilmu keterampilan dan keagamaan yang mendalalam.
Pesaing atau competitor yang dihadapi oleh SMK Manba’ul Ulum adalah
SMK Negeri 1 Kota Tangerang, SMK Negeri 3 Kota Tangerang dan SMK Swasta
yang terdekat dengan lokasi SMK Manba’ul Ulum adalah SMK YUPPENTEK 1
Kota Tangerang Competitor atau para pesaing ini memiliki reputasi yang cukup
baik dan dikenal oleh masyarakat luas. Meraka mempunyai sumber daya yang baik
dan berkualitas dengan harga yang berani bersaing ditambah “jam terbang” meraka
yang cukup lama.
4.3.2.2. Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran
Tujuan Pemasaran yang hendak dicapai oleh Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah adalah
meningkatkan minat dan motivasi masyarakat untuk
menjadikan SMK Manba’ul Ulum Pondok sebagai pilihan alternatif pendidikan
yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Soemanagara (2008:63) menyatakan bahwa komunikasi pemasaran
bertujuan untuk mencapai tiga tahapan perubahan yang ditujukan kepada
konsumen. Yaitu knowledge chance (perubahan pengetahuan), attitude change
(perubahan sikap), dan behaviour change ( perubahan perilaku).
Salah satu faktor penting yang juga perlu diperhatikan adalah persepsi yang
telah terbentuk pada sebagian masyarakat selama ini, yaitu SMK selalu identik
dengan kekerasanterutama perkelahian antar pelajar yang menjadi salah satu
kendala.Perubahan persepsi terhadap SMK pada sebagian masyarakat dari image
166
negatif menjadi positif tidak dapat dilakukan secara cepat dan membutuhkan waktu
serta bukti nyata.
Oleh karena itu alternatif pilihan strategi pemasaran dan komunikasi untuk
memasyarakatkan atau peningkatan pengetahuan tentang SMK perlu diciptakan di
hati masyarakat bahwa SMK Manba’ul Ulum adalah Sekolah yang berbasis pondok
pesantren, yang tidak hanya ilmu keterampilan kejuruan saja dimiliki siswa, akan
tetapi juga siswa dapat memiliki kepribadian yang baik dan pengetahuan agama
yang dalam serta dapat berbicara dengan bahasa internasional. Tujuan tersebut
sesuai dengan trilogi pondok pesantren Asshiddiqiyah.
Menurut smith (2005:11) Tujuan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori, yakni reputation management goal, yang berhubungan dengan
identitas dan persepsi organisasi, relationship management goal yang berkaitan
dengan hubungan organisasi dengan para publiknya dan task management
goal yang berhubungan dengan cara melakukan sesuatu tugas. Goals atau tujuan
dari program komunikasi pemasaran ini adalah :
1) Reputation Management Goals
a. Meningkatkan Reputasi SMK Manba’ul Ulum sebagai sekolah
menengah kejuruan yang berbasis pondok pesantren yang unggul dan
berakhlakul karimah.
b. Meningkat Citra Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang sebagai “
Place for Character Building”
2) Task management Goals
167
Memperoleh siswa baru SMK Manba’ul Ulum Tangerang dalam jumlah
yang tinggi dengan kwalitas raw input yang memadai.
Sedangkan sasaran atau objective adalah pernyataan yang muncul dari
tujuan organisasi. Sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur,
memusatkan pada publik dan dampak, dan dinyatakan waktu untuk pencapaian
sasaran. Dan objectives program komunikasi ini adalah :
1) Efek Awareness
Untuk meningkatkan pengetahuan target market 75 % atas keberadaan SMK
Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang.
2) Efek Acceptance,
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat 50% target market untuk
menjadi siswa SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang.
3) Efek Action customer services menerima 500 kunjungan dari publik yang
berbeda dalam waktu 6 bulan untuk mencari informasi /melakukan
konfirmasi tentang SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang.
4.3.2.3. Merancang pesan
. Kotler dan Susanto ( 2001-782). Dalam membentuk pesan yang konsisten,
komunikator pemasaran harus merancang apa yang akan dikatakan (isi pesan) dan
bagaimana mengatakan isi pesan tersebut (struktur dan format pesan). Kegiatan
yang dilakukan Panitia PSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang dalam
168
merancang pesan adalah menyusun konsep brosur yang menarik, terstruktur dengan
baik seperti bahan yang bagus, warna yang menarik dan harus hati-hati dalam
penempatan isi pesan serta harus memperhatikan segi bahasanya.
Brosur adalah alat promosi berupa media cetak. PPSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerng memilih brosur dalam kegiatan komunikasi pemasaran
SMK Manba’ul Ulum. Media Brosur ini digunakan setahun sekali yaitu sebelum
ajaran baru yang dimulai pada bulan Maret hingga bulan Juni. Brosur ini berbentuk
lembaran lipat yang secara rinci menjelaskan gambaran umum sekolah, Pesantren,
denah lokasi, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakam, penawaran program/jurusan,
tentang pendidik, kurikulum yang digunakan, dan biaya pendidikan. Brosur
tersebut nantinya akan disebarkan ketika presentasi ke sekolah-sekolah, Kunjungan
pimpinan ke wali santri dan alumni, pengunjung yang datang ke sekolah, disaat
mengadakan kegiatan-kegiatan dan lain sebagainya guna menjaring konsumen
(masyarakat/siswa/i).
Media promosi format brosur memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya yaitu simpel atau tidak ribet, bebas dalam penggunaan warna, dan
mudah dalam penyebaran, sedangkan kelemahannya yaitu tidak menjangkau
masyarakat luas, dan dari segi informasi dan biaya terbatas dalam pencetakan
brosur tersebut.
4.3.2.4. Memilih Saluran Komunikasi Pemasaran
Saluran komunikasi yang dipakai oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang adalah komunikasi personal dan nonpersonal sebagaiman dengan
169
pendapat Kotler (2000: 560) mengungkapkan dua jenis saluran komunikasi yang
digunkakan perusahaan dalam mempromosikan suatu produk, yaitu saluran
komunikasi personal dan saluran komunikasi non personal.
Saluran komunikasi personal adalah saluran komunikasi yang mellibatkan
dua atau lebih individu secara langsung. Baik secara tatap muka langsung (face to
face), individu dengan pemirsa (person to audience). Penggunaan saluran
komunikasi dimaksudkan untuk mengefektifkan jalur komunikasi antara
komunikator
dan
komunikan
(audiense
sasaran/target
audiens).
Dalam
menggunakan saluran komunikasi personal, pihak pondok pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang membentuk tim khusus yang bertugas menangani masalah komunikasi
pemasaran sekolah. Tim khusus ini melakukan presentasi-presentasi tentang
sekolah dan pondok pesantren secara keseluruhan kepada audiens sasaran.
Komunikasi personal dilakukan oleh tenaga pengajar atau dalam hal ini para
ustad-ustad yang melakukan kunjungan silaturahmi ke wali santri dan alumni untuk
melakukan ceramah agama serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai sekolah SMK yang berbasis pesantren yaitu ada di Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang. atau dari masayarakat umum, alumni, wali santri yang
artinya bahwa informasi mengenai Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang
bisa juga didapat dari mulut ke mulut.
Sedangkan untuk saluran komunikasi non personal yang digunakan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang menggunakan media seperti brosur, Baliho dan
spanduk yang dipasang disekitar lingkungan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang. Adapun upaya mengkomunikasikan SMK manba’ul Ulum Oleh
170
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang kepada khalayak adalah mengadakan
kegiatan kegiatan tahunan dan acara keislaman.
4.3.2.5. Menetapkan Anggaran Komunikasi Pemasaran
Metode penetapan anggaran Komunikasi Pemasaran Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang terhadap SMK Manba’ul Ulum adalah metode menurut
kemampuan. Menurut Kotler & Armstrong (127) menyat Metode sesuai dengan
kan bahwa kemampuan (afford able method) :metode yang menetapkan anggaran
promosi pada level yang dianggap oleh manajemen mampu dikeluarkan oleh
perusahaan. Mengenai Anggaran Kegiatan Komunikasi Pemasaran yang dilakukan
oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang dalam rangka mempromosikan
sekolah dan pesantren berdasarkan hasil rapat dengan pimpinan yayasan yang
kemudian di alokasikan dana sesuai dengan kebutuhan acara tersebut.
Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk mempromosikan SMK
Manba’ul Ulum yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang,
maka tidak ada penetapan biaya secara khusus yang dikeluarkan. Besarnya biaya
berubah- ubah sesuai dengan kondisi perekonomian yang berlaku saat ini dan sesuai
kebutuhan serta kemampuan yayasan.
4.3.2.6. Memutuskan Bauran Promosi
Bauran Promosi yang digunakan oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang dalam mempromosikan SMK Manba’ul Ulum adalah :
4.2.2.5.1. Advertising
171
Kegiatan advertising yang dilakukan oleh Panitia Penerimaan Santri Baru
(PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah media sosial dan media cetak.
Iklan Media sosial dilakukan melalui you-tube. Dengan tayangan visual yang
dilihat target sasaran maka ia akan mengetahui dari iklan tersebut, karena bersifat
informatif, sebagaimana dikatakan oleh Kotler dan Armstrong (2008:117) Tujuan
iklan adalah memberikan informasi, membujuk, pengingat, pemantapan dan
merupakan komunikasi spesifik yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu
selama periode waktu tertentu. Iklan juga dilakukan dengan media cetak yaitu
memasang spanduk di beberapa titik-titik strategis, seperti di jalan raya Daan
Mogot Jakarta-Tangerang. Pihak Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah banyak mengandalkan iklan media outdoor dan
menggarapnya dengan memanfaatan SDM yang dimiliki pihak internal pesantren
bukan agen periklanan. Hal tersebut dilakukan agar dapat meminimalisir budget
untuk tetap dapat menghasilkan kegiatan promosi yang efektif.
Media Brosur ini digunakan setahun sekali yaitu sebelum ajaran baru
yang dimulai pada bulan Maret hingga bulan Juni. Brosur ini berbentuk lembaran
lipat yang secara rinci menjelaskan gambaran umum sekolah, Pesantren, denah
lokasi, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakam, penawaran program/jurusan, tentang
pendidik, kurikulum yang digunakan, dan biaya pendidikan. Brosur tersebut
nantinya akan disebarkan ketika presentasi ke sekolah-sekolah, Kunjungan
pimpinan ke wali santri dan alumni, pengunjung yang datang ke sekolah, disaat
mengadakan kegiatan-kegiatan dan lain sebagainya guna menjaring konsumen
(masyarakat/siswa/i).
172
Media berikutnya adalah Spanduk, PPSB Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Tangerang memilih media yang kedua dalam strategi komunikasi pemasarannya
adalah dengan spanduk. Pemasangan spanduk dilakukan setahun sekali yaitu
menjelang pada tahun ajaran baru, tempatnya pada bulan Mei. Sepanduk biasanya
dipasang ditempat yang sering dilalui banyak orang, seperti dipasar, terminal, pagar
jalan raya, dan sekolah.
Media selanjutnya adalah Baliho, media ini adalan benda baru yang
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan
media yang digunakan untuk luar ruangan. Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB)
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang biasanya memasang baliho di depan
gerbang Pesantren pinggirir-pinggir jalan untuk dilihat atau dibaca orang yang
lewat yang pemasangannya biasa dibentangkan saja atau menempel pada plat besi.
Bila dikaji dalam pemilihan media-media tersebut sebagai sarana
advertising memang dipandang sudah tepat. Sebab, PPSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah menggabungkan beberapa aktivasi above the line secara terpadu,.
Tujuan dari pada media terebut adalah membentuk brand awareness. Hal tersebut
sesuai dengan teori
Smith (1996:19) Merupakan saluran media massa yang
dilakukan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi atau media lainnya. Saluran
ini merupakan saluran komunikasi non personal, karena ditujukan untuk khalayak
luas. Advertising bertujuan untuk menciptakan brand awareness dan membangun
citra (images).
4.2.2.5.2. Personal Selling
173
Personal selling merupakan konsep komunikasi secara langsung antar
individu selaku penjual jasa (sales people) kepada pelanggannya, maka secara
langsung tenaga penjual dapat melakukan tindakan persuasif atau membujuk
kepada calon konsumennya yang potensial. Menurut Kotler dan Keller (2012:583),
teknik personal selling melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.
Prospecting and Qualifying (Mencari calon pelanggan/memprospek dan
mengkualifikasikannya)
Sebagai
sebuah
institusi
pendidikan,
Pondok
Pesantren
Asshiddiqiyah tidak menggunakan sumber daya manusia yang profesional
dalam melakukan teknik personal selling. Tim lapangan yang bertugas
dalam melakukan pencarian siswa baru sebanyak 1 (orang), dimana
merupakan tenaga pengajar yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan
personal selling. Akan tetapi, tenaga pengajar yang ditugaskan terkadang
menghadapi kendala dalam melakukan kegiatan personal selling tersebut.
b.
Preapproach (Pendekatan pendahuluan)
Kegiatan kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah SMP/MTs
swasta dan sekolah negeri pernah dilakukan sekitar tahun 2008, akan tetapi
pada pelaksanaan kunjungan khususnya ke sekolah-sekolah swasta tersebut
tidak dilakukan secara berkesinambungan pada setiap tahun ajarannya. Pada
umumnya, kegiatan personal selling hanya berfokus dan dilakukan secara
internal di kelas 3 SMP/MTs Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang dalam mensosialisasikan SMK Manba’ul Ulum
relatif hampir setiap tahun dilaksanakan karena dalam melakukan personal
174
approach lebih mudah. Dengan diselenggarakannya program ujian
komprehensif, akan menjadi kesempatan bagi dewan guru melakukan
komunikasi personal selling kepada siswa untuk membujuk agar melanjutkan
ke SMK Manba’ul Ulum.
c.
Presentation and Demonstration (Presentasi dan peragaan)
Kegiatan presentasi dilakukan oleh tim panitia PSB di loket pendaftaran
hanya dilakukan apabila calon wali murid menginginkan informasi yang
jauh lebih komprehensif mengenai program dan mekanisme penerimaan
siswa baru (PSB) sehingga kegiatan presentasi yang dilakukan oleh tim
panitia PSB terkesan berlangsung satu arah (one-way).
d.
Overcoming Objections (Mengatasi keberatan)
Selama tahun ajaran 2014/2015 tidak ditemukan keberatan dari calon wali
murid mengenai proses penerimaan siswa baru (PSB). Hanya dalam
pembayaran sa
e.
Closing (Penutupan)
Jika wali murid akhirnya menentukan sikap dalam mendaftarkan anakanaknya di SMK Manba’ul Ulum, maka hal yang perlu dipersiapkan adalah
tes. Mekanisme tes ada dua yaitu lisan dan tulisan. Agar membuat
kemudahan bagi pendaftar, maka pelaksanaan tes dilakukan secara langsung
begitu selesai melaksanakan pendaftaran, begitu tes sudah selesai maka
selanjutnya menunggu pengumuman pada waktu berikutnya.
f.
Follow-Up and Maintenance (Tindak lanjut dan pemeliharaan)
175
Kegiatan follow-up ini dilakukan untuk mengingatkan kepada calon wali
murid dalam tahap pendaftaran ulang, yang mana anaknya sudah lulus
dalam tahap seleksi PSB.
Kegiatan yang dilakukan eksternal oleh PSB adalah kunjungan silaturahim
ke Wali Santri kemudian melalui berbagai acara yang diadakan oleh Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang di berbagai tempat. Melalui kegiatan tadi,
dibagikan brosur dan formulir pendaftaran untuk yang berminat, selain itu juga
konsumen tersebut diberi penjelasan langsung oleh pihak Tim Panitia Penerimaan
Santri Baru
Pesantren
mengenai kelebihan belajar di SMK Manba’ul Ulum
Asshiddiqiyah
Tangerang,
melalui
itulah
Pondok
Pondok
Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang mendapatkan santri. Personal selling merupakan salah
satu bauran promosi (promotion mix), Promosi ini bersifat personal sehingga
responsif terhadap perilaku audien. Penjualan personal mampu membina relasi
antara perusahaan dengan konsumen. Seperti yang dijelaskan diatas, Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang mendatangi rumah wali santri dan alumni
serta tempat-tempat yang menjadi komunitas pondok pesantren Asshiddiqiyah
4.2.2.5.3. Sales Promotion
Salah satu perangkat bauran komunikasi pemasaran yang mendukung
aktivitas pemasaran jasa bagi SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang adalah dengan menjalankan kegiatan sales
promotionatau yang biasa dikenal dengan promosi penjualan. Sales promotion
176
dapat dibuktikan dengan Program Internal Sales Promotion dan Eksternal Sales
promotion.
Adapun secara internal, sales promotion dilakukan dengan Keringanan
Biaya daftar ulang bagi siswa alumni SMP/MTs Manba’ul Ulum. Sebagaimana
dikatakan Kotler dan Amstrong (2008:204), “promosi penjualan adalah insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk dan jasa”. Ini
adalah bentuk kemudahan sehingga bagi siswa yang alumni diberikan keringanan
pada saat mendaftarkan ke SMK Manba’ul Ulum.
Adapun yang ekternal adalah sales promotion berbentuk Program dakwah
keliling yaitu pertunjukan produk unggulan atau kemampuan dan kompetensi siswa
untuk bertindak sebagai pengisi acara dalam acara dakwah keliling tersebut. Hal ini
sesuai dengan pendapat Belch and Belch (2007:587) juga menambahkan bahwa
promosi penjualan hanya bagian dari promosi. Promosi membantu membuat semua
kegiatan pemasaran lain lebih efektif dan efisien, tetapi promosi penjualan hanya
untuk aktifitas penjualan. Promosi Penjualan dapat dilakukan dengan bantuan alatalat, seperti display, pameran, kupon sampel gratis, penjualan premi promosi. Dan
kegiatan ini adalah penghubung antara Iklan dan penjualan pribadi.
4.2.2.5.4. Public relations
Menurut Tjiptono (2008:556) salah satu funsi public relation adalah Event,
diantaranya konferensi pres, seminar, pameran, contest dan kompetisi, perayaan
ulang tahun, sponsorship (olahraga,musik,budaya dan pendidikan), Penggalangan
dana,dan lain-lain. Kegiatan hubungan masyarakat (Humas) Panitia Penerimaan
177
Santri Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mengacu kepada komunikasi
Massa dengan dengan cara merancang berbagai kegiatan atau events yang sekaligus
mempromosikan SMK Manba’ul Ulum melalui publicity dan sponsorhip yang
antara lain berupa kegiatan sosial kemasyarakatan, open-house, kegiatan
pameran/bazar, dan event lainnya yang diadakan pada tahun 2014, yaitu :Pertama,
kegiatan lomba pramuka JELAJAH KREASI 4 yang kemudian disebut JEJAK 4
se-Jabodetabek-Banten. Kedua, Festival Marawis. Kegiatan Ini dilakukan di dalam
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang, dengan mengundang siswa-siswi
SMP/MTs se-Jabodetabek. Ketiga, Majlis Dzikir dan Ta’lim. Kegiatan ini
melibatkan masyarakat sekitar, dengan memberikan pengajian dalam pendalaman
agama Islam.
Dampak dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut memberikan
kontribusi besar bagi promosi SMK Manba’ul Ulum, karena mereka datang dan
melihat pondok pesantren, yang kemudian tugas dari Panitia Peneriamaan Santri
Baru (PPSB) Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang adalah membuka stan
pendaftaran dan pembagian brosur kepada calon siswa tersebut.
4.2.2.5.5. Word of Mouth
Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk promosi
yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu
produk. Kegiatan word of mouth menjadi salah satu elemen penting bagi sebuah
lembaga pendidikan dalam memasarkan jasanya kepada calon konsumen, begitu
178
pula halnya bagi SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang.
Word of mouth merupakan pernyataan (secara personal atau non personal)
yang disampaikan oleh orang lain selain organisasi (service provider) kepada
pelanggan karena yang menyampaikannya adalah mereka yang dapat dipercaya,
seperti pada teman, keluarga, dan publikasi media massa. Di samping itu, word of
mouth juga cepat diterima sebagai referensi kepada pelanggan jasa yang biasanya
sulit mengevaluasi jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri.
Kegiatan word of mouth yang dilakukan oleh SMK Manba’ul Ulum Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dilakukan dalam program student get student
(siswa mendapatkan siswa), parents get student(orang tua mendapatkan siswa). Hal
ini berarti secara tidak langsung, baik siswa, orang tua siswa, maupun guru-guru di
SMK Manba’ul Ulum juga ikut berperan serta dalam mempromosikan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang sekaligus merekomendasikan dan
mendorong secara langsung kepada orang-orang di lingkungan sekitar mereka.
Mereka diharapkan dapat menyampaikan hal-hal yang positif mengenai SDB
sampai pada akhirnya terjadi penggunaan jasa pendidikan yang ditawarkan.
Strategi word of mouth diharapkan akan mendapatkan sebuah komunikasi
yang berantai. Maksudnya bahwa diasumsikan bahwa setiap satu orang yang
mengetahui informasi mengenai, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang
minimal akan memberitahukan kepada tiga orang yang dikenalnya, dan masingmasing ketiga orang tersebut akan memberitahukan lagi kepada tiga orang yang
dikenalnya, dan begitu seterusnya. Diharapkan dengan strategi word of mouth ini,
179
Brand Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang akan semakin kuat dan
dikenal oleh masyarakat.
Gambar 4.16 : Skema alur strategi word of mouth
Information Source
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
People 2
People 1
People 3
Register
Register
Register
Register
Register
Register
Register
Register
Register
Menurut Smith (1996:19) Word of Mouth adalah komunikasi personal yang
dianggap penting efektif dalam memberikan informasi tentang suatu produk.
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mempunyai produk unggulan yang bagus
sebagaimana yang sudah di paparkan di atas. Ketika siswa dan wali siswa sudah
merasakan jasa pendidikan yang diberikan maka people tersebut akan memberikan
informasi kepada temenya, atau pun kerabatnya.
WOM juga efektif untuk mempengaruhi seseorang karena informasi
dari individu lainnya biasanya dianggap tidak biasa. Khalayak cenderung lebih
mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari kenalannya dibandingkan
dengan informasi yang dipasang di media. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
mempunyai jaringan yang kuat, mulai dari dewan guru, wali siswa, alumni,
180
komunitas pengajian. Dengan berbasis itu, informasi mengenai Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah dan produk-produknya dapat menyebar melalui seseorang yang
memang berpengaruh di masyarakat. Dari sinilah word of mouth muncul dan
menyebar dengan tujuan agar sesorang tersebut menyekolahkan anak nya di
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sutisna (2002:191) proses komunikasi word of mouth dimulai dari informasi yang
disampaikan melalui media masa, kemudian diinformasikan atau ditangkap oleh
pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan berpengaruh. Informasi yang
ditangkap oleh pemimpin opini kepada pengikutnya melalui komunikasi dari mulut
ke mulut.
4.3.2.7. Mengukur Hasil Komunikasi Pemasaran
Adapun agenda rapat yaitu membahas tentang ketercapaian program
komunikasi pemasaran penerimaan siswa baru SMK Manba’ul Ulum, hambatan
dan rekomendasi. Sebuah program atau rencana sangat erat kaitannya dengan
evaluasi, berhasil atau tidaknya sebuah program yang dijalankan dapat dilihat dari
hasil evaluasi yang dilakukan. Dari temuan yang ada dapat dikatakan bahwa
kegiatan mengukur hasil komunikasi pemasaran Panitia PSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang sudah dilakukan dan hasilnya cukup efektif. Keefektifan
bisa dilihat dari salah satu aspek yaitu pengetahuan masyarakat (audiens sasaran)
terhadap lembaga tersebut.
Hal ini tidak terlepas dari peran aktif siswa yang diikut sertakan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran tersebut untuk menyebarkan langsung kepada
181
teman, tetangga ataupun saudara-saudaranya sehingga dengan demikian orang
tua/masyarakat bisa mengetahui informasi tentang sekolah SMK Manba’ul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang dari para siswa tersebut, dan jumlah
minimum yang telah ditargetkan pihak sekolah tercapai pada setiap tahunnya.
Secara kuantitas penerimaan siswa baru belum mencapai target yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah hal demikian terlihat tidak mencukupinya ruang
kelas. Namun, bauran promosi yang digunakan seperti Advertising, Sales
Promotion dan Public Relations. tidak berjalan efektif. Yang berjalan efektif hanya
personal selling dan word of mouth. Media yang digunakan hanya media sosial dan
media cetak. Media sosial tidak berjalan efektif dikarenakan tidak mengenai target
sasaran. Media brosur yang disebarkan oleh para siswa tidak ada tim khusus yang
dibentuk sekolah untuk melakukan presentasi ke sekolah-sekolah SMP/MTs,
namun presentasi tersebut tidak berjalan. Brosur lebih banyak digunakan untuk
personal selling bagi pendaftar yang berdatangan ke tempat PSB Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang.
Di dalam brosur hanya mencantumkan informasi pendaftaran, profil
sekolah dan pesantren serta mekanisme pendaftaran siswa baru SMK Manba’ul
Ulum. Program promosi penjualan yang digunakan adalah program keringanan
biaya daftar ulang bagi alumni SMP/MTS Pondok Pesantren Asshiddiqiyah siswa.
Menjalin hubungan dengan masyarakat sudah dilakukan dengan berbagai kegiatan.
Namun, kegiatan tersebut tidak dikelola oleh tim khusus humas, sehingga banyak
program yang semestinya bisa lebih dikembangkan lagi. Dari catatan nara sumber
diketahui bahwa evaluasi yang dilakukan adalah Sejumlah kegiatan komunikasi
182
yang telah dilaksanakan pondok pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, belum
mampu menaikan jumlah peserta didik SMK Manba’ul Ulum yang ditargetkan.
Yang menjadi saat ini adalah adanya fluktuasi jumlah santri/peserta didik di SMK
Manba’ul Ulum. Pendaftar lebih banyak di SMP/MTS dan SMA Manba’ul Ulum.
4.3.2.8. Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi
pemasaran
Dalam hal melakukan koordinasi mengenai seluruh kegiatan komunikasi
pemasaran, Pimpinan SMK Manba’ul Ulum berkoordinasi dengan Kepanitiaan
Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Tim promosi
itu terdiri dari Ketua Penitia Penerimaan Siswa Baru, sebagai penanggung jawab,
Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan sebagai
pengatur jadwal penerimaan dan operasional penerimaan siswa baru, TU sebagai
yang bertanggung jawab tentang administrasi siswa baru, serta melibatkan para
siswa untuk membantu mendistribusikan brosur dan membantu dalam pelaksanaan
tes seleksi penerimaan siswa baru.
Dari beberapa penjelasan diatas tata kelola kordinasi dan proses komunikasi
dalam penyampaian pesan sudah terkordinasi dengan baik. Artinya, proses awal
dari mengkonsep pesan sudah melibatkan beberapa pihak. Dengan demikian ada
kekuatan yang dimiliki oleh SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Tangerang terletak pada adanya pembagian tugas di setiap divisinya.
Terbentuknya kepanitiaan penerimaan siswa baru merupakan langkah awal
dalam proses mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada audiense
183
sasaran. Meskipun sudah terbentuk diawal proses kordinasi yang dilakukan masih
sederhana. Hal demikian disebabkan salah satunya adalah bauran promosi yang
dilakukan hanya memprioritaskan lebih banyak brosur saja. Kepanitiaan
penerimaan siswa baru hanya difokuskan untuk menangani administrasi
pendaftaran siswa baru dan proses tes seleksi masuk.
Jika pihak sekolah mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada pada
panitia penerimaan siswa baru dengan membentuk inovasi-inovasi atau program
baru dalam mengkordinasikan proses komunikasi, maka proses penyampaian
informasi menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan diatas dapat diketahui bahwa strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan Pondok Pesantren Asshiddiiqyah Tangerang,yaitu:
1. Kegiatan identifikasi audiens sasaran yang dilakukan belum menyusun
daftar nama-nama sekolah SMP/MTs yang merupakan tempat lulusan siswa
sebelum masuk ke SMK Manba’ul Ulum yang menjadi sasarannya.
2.
Isi pesan dari kegiatan merancang pesan yang dilakukan sekolah belum
mengungkapkan manfaat yang dapat oleh audiens sasaran terhadap
program-program yang ditawarkan oleh Pondok Pesantren. Isi pesan hanya
memunculkan informasi dan keberadaan sekolah dan pondok pesantren,
belum pada nilai persuasif (bujukan/rayuan) kepada masyarakat untuk
menyekolahkan putra dan putrinya ke sekolah tersebut .
3. Media yang digunakan untuk mempromosikan sekolah lebih menekankan
kepada pendistribusian brosur saja yang pendistribusiannya dilakukan oleh
siswa sebagai ujung tombaknya, meskipun ada beberapa media baik cetak
184
maupun elektronik yang digunakan seperti spanduk dan website (media
online) namun belum dilakukan dengan optimal.
4. Penetapan anggaran promosi yang dilakukan sekolah adalah metode
menurut kemampuan (Affordable Method). Yaitu anggaran promosi
berdasarkan kemampuan untuk membiayainya saja, dengan metode
penetapan demikian akan menyulitkan PSB dalam menyusun rencana
pemasaran jangka panjang.
5. Posisi SMK yang berbarengan dengan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang dengan tujuan trilogi pesantren, dimata masyarakat membuat
SMK Manba’ul Ulum masih diminati masyarakat.
6. Bauran promosi yang digunakan lebih banyak kepada Personal Selling dan
Word of Mouth, dikarenakan lebih efektif dan mengena sehingga, secara
langsung meraka mempercayai apa yang dibicarakan orang lain mengenai
produk pondok pesantren Asshiddiqiyah.
4.3.2.9. Analisis Pelayanan Jasa Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dalam
menjaga hubungan dengan siswa/wali siswa.
Sumber Daya Manusia adalah semua orang pelaku yang terlihat dalam
proses penyampaian jasa kepada konsumen serta mempengaruhi persepsi
konsumen, seperti para personal penyedia jasa, pelanggan, dan para pelanggan lain
yang terkait dengan jasa tersebut dikemukakan Alma (2005:37) bahwa people
berarti orang yang melayani ataupun yang merencanakan pelayanan terhadap para
185
konsumen. Dalam SMK Manba’ul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang, sumber daya manusia dikelompokan menjadi tiga, yaitu Guru/Ustad,
Karyawan dan siswa/wali siswa.
Sebagai salah satu lembaga yang memberikan jasa pendidikan, Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan
pelayanannya terutama bagi siswa siswi SMK Manba’ul Ulum dalam hal
penyediaan fasilitas ataupun kebutuhan- kebutuhan yang menunjang proses belajar
dan mengajar para siswa. Meskipun masih ada beberapa hal yang belum dapat
sepenuhnya memuaskan keinginan para siswanya, akan tetapi SMK Manba’ul
Ulum berupaya untuk terus dapat membina hubungan yang erat dengan cara
menciptakan kenyamanan dan keakraban dengan para siswa. Hal ini berati bahwa
kegiatan komunikasi personal atau personal selling yang intens dilakukan oleh
penyedia jasa memang sangat dibutuhkan untuk dapat membina hubungan yang
erat dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan konsumen (siswa dan
orang tua siswa).
Strategi Personal Selling yang dilakukan ternyata memberikan dampak
yang sangat kuat terhadap adanya siswa ataupun mempertahankan siswa SMK di
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang. Berawal dari pendekatan persuasif
dengan anak kelas 3 SMP/MTs melalui ujian komprehansif, yang mana setiap guru
menangani 10 siswa yang merupakan cikal bakal masuk SMK Manba’ul Ulum.
Dalam mempertahankan siswa yang ada, personal selling pun dilakukan
oleh dewan asatid/Guru yang menjalin hubungan baik dengan wali siswa, sehingga
terkesan adanya kekeluargaan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, bahkan
186
mengadakan kunjungan silaturahmi ke wali siswa beserta dengan pimpinan Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah II Tangerang, bahkan ketika mendapatkan seorang guru
yang mendapatkan jadwal khutbah Jum’at di masyarakat luar, sehingga terjalinlah
hubungan komunikasi personal yang baik, pada saat itulah moment tepat untuk
mempromosikan sekolah yang ada di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Hal
tersebut menjadi dampak yang baik bagi penerimaaan siswa baru.
Personal Selling juga dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren
Asshiddiqiyah, Dr. KH Noer Muhammad Iskandar SQ, yang berdakwah di lapisan
masyarakat seluruh Indonesia sehingga di kenal oleh lapisan masyarakat mana pun,
hal tersebut mempunyai dampak bagi pencitraan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
di mata masyarakat di kenal baik. Proses membangun citra di Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang melalui informasi secara lisan yang dikenal dengan
word of mouth
Manfaat dari komunikasi dari mulut ke mulut menurut Kotler yang dialih
bahasakan oleh Benjamin Molan (2005:261) adalah karena sumber dari mulut ke
mulut meyakinkan, dan sumber dari mulut ke mulut berbiaya rendah. Dari paparan
di atas mengenai personal sellling, baik itu dilakukan oleh dewan guru ataupun oleh
pengasuh, baik dilakukan secara internal ataupun eksternal, menjadikan berita
tersebut tersebar luas di Mata Masyarakat. Sehingga masyarakat mengetahui
keberadaan sekolah di Pondok Pesantren berdasarkan dari informasi yang
dilakukan oleh dewan guru dan pengasuh. Apalagi Alumni yang sudah menyebar
di plosok Indonesia. Peran alumni di masyarakat dan kuatnya jaringan antar alumni
yang
ditunjukkan melalui komunitas alumni santri pondok pesantren
187
Asshiddiqiyah, menjadikan dampak positif dengan memberikan rekomendasi bagi
Penerimaan siswa baru. Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan oleh Eman (2004:9)
menyatakan komunikasi dari mulut ke mulut adalah komunikasi interpersonal
antara dua bahkan lebih individu seperti anggota kelompok referensi atau
konsumen dan tenaga penjual.
Penggunaan WOM dalam strategi komunikasi memanglah tergolong
efektif. Komunikasi mulut ke mulut akan lebih efektif dibandingkan strategi
komunikasi yang lain adalah karena selain memberi informasi, juga dapat sedikit
atau banyak mempersuasi orang lain. Sebagian besar orang percaya terhadap apa
yang kerabat/ keluarganya katakan dibandingkan orang lain atau iklan yang
menyatakannya (Sutisna, 3003 : 184)
4.3.2.10. Kendala-kendala yang dihadapi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II
Tangerang selama menjalakankan strategi komunikasi pemasaran
Setiap kegiatan yang dilaksanakan, pasti ada kendala-kendala yang harus
dihadapi. Demikian pula dengan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dalam rangka
mempromosikan lembaganya dan program pendidikan yang ditawarkan kepada
target market. Dalam evaluasi yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang bahwa telah terjadi penurunan siswa di SMK Manba’ul
Ulum. Sangat berbeda dengan SMP, MTs dan SMA Manba’ul Ulum Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Tangerang yang mengalami kenaikan jumlah siswa.
Ada beberapa hal kendala-kendala yang dihadapai Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah II Tangerang adalah faktor Eksternal dan Internal. Kendala dari
188
faktor eksternal adalah SMK Manba’ul ULum sebagai salah satu sekolah menengah
kejuruan berbasis pesantren di Kota Tangerang masih relatif baru dan belum terlalu
dikenal oleh masyarakat Kota Tangerang. Selain itu mulai munculnya pesaingpesaing dari sekolah-sekolah menengah kejuruan negeri atau pun swasta yang
berdiri di Kota Tangerang sehingga persaingan untuk menarik minat target market
semakin ketat.
Secara internal ada pula kendala yang cukup mengganggu, yaitu mengenai
birokrasi yang cukup rumit di internal manajemen Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah. Adanya orang-orang top management yang berada di Jakarta,
membuat pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan menjadi sangat lama
maupun dalam pengajuan budget untuk sebuah kegiatan pemasaran. Sehingga
persetujuan terhadap hal-hal tersebut membutuhkan waktu yang lama, sehingga
terkadang terjadi salah paham maupun salah persepsi antara manajemen di Jakarta
dan manajemen di Tangerang. Hal ini tentu saja mengganggu dalam kegiatan
komunikasi pemasaran itu sendiri.
Secara eksternal, Persaingan sekolah yang sangat tajam, Apalagi khususnya
Sekolah Mengengah Kejuruan yang berada di Kota Tangerang, berhadapan dengan
sekolah-sekolah negeri atau pun swasta. Apalagi sekolah-sekolah negeri yang
sudah ada program gratis, dan tidak dipungut baiaya sedikit pun. Dalam kegiatan
penerimaaan siswa baru sebelumnya, pernah dilakukan promosi SMK Ke sekolah
sekolah SMP/MTs, hasilnya pun tidak efektif sama sekali. Mereka lebih dominan
mencari sekolah Negeri yang gratis atau sekolah swasta yang favorit dan sudah
mempunyai nama sebagai sekolah swasta unggulan.
Download