69 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dengan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Dengan persaingan yang semakin ketat, perusahaan membutuhkan
dukungan dari berbagai hal, salah satunya adalah dukungan dari teknologi.
Teknologi dapat digambarkan melalui sistem yang saling berhubungan dan
membantu perusahaan mencapai tujuan.
Menurut Gelinas dan Dull (2012:11), Sistem adalah kumpulan elementelemen interdependen yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Sistem
harus memiliki organisasi, hubungan timbal balik, integrasi dan tujuan pokok.
Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Sistem adalah kumpulan dua
atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kebanyakan
sistem terdiri atas subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem besar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan
elemen-elemen yang bekerjasama mencapai tujuan. Sistem terdiri atas subsistem
yang mendukung sistem secara keseluruhan.
2.2 Informasi
Informasi menjadi hal yang terpenting dalam menjalankan perusahaan.
Karena dengan mengendalikan informasi, perusahaan dapat mengetahui
keputusan apa yang seharusnya dibuat dan sesuai dengan kondisi perusahaan
saat itu.
Menurut Gelinas dan Dull (2012:17), Informasi adalah data yang disajikan
dalam bentuk yang berguna dalam aktivitas pembuatan keputusan. Informasi
memiliki
nilai
untuk
pembuat
keputusan
karena
dapat
mengurangi
ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan mengenai area yang ingin
diketahui.
Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Informasi adalah data yang telah
tersusun dan diproses untuk menyediakan arti dan merubah proses pembuatan
keputusan. Seperti peraturan, pengguna membuat keputusan lebih baik jika
kuantitas dan kualitas informasi meningkat.
69
12
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diproses dan telah disusun menjadi bentuk yang berguna dan mengandung
arti bagi pembuat keputusan.
2.3 Sistem Informasi
Perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja perusahaan membutuhkan
sistem yang mampu memberikan informasi-informasi yang dapat membantu
perusahaan mencapai tujuan. Untuk itu sistem informasi dibutuhkan oleh
perusahaan.
Menurut Gelinas dan Dull (2012:12), Sistem informasi adalah sistem yang
dibuat manusia yang umumnya terdiri atas kumpulan komponen-komponen
komputer dan manual yang terintegrasi untuk mendapatkan, menyimpan dan
memanajemen data dan untuk menyediakan informasi output untuk pengguna.
Menurut Hall (2012:5), Sistem informasi merupakan kumpulan prosedur
formal dengan data yang dikumpulkan, disimpan dan diproses menjadi informasi
dam disebarkan untuk pengguna.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
komponen-komponen
yang
bekerja
sama
mengumpulkan,
mengolah,
menyimpan dan menyediakan informasi untuk pembuat keputusan dalam
perusahaan sehingga keputusan terbaik dapat terpilih.
2.4 Sistem Informasi Akuntansi
Dalam mencapai tujuan, visi, dan misi perusahaan dibutuhkan dukungan yang
kuat dari sistem yang menghasilkan informasi secara detail sehingga
pengambilan keputusan terbaik dapat diambil. Sistem informasi akuntansi dapat
memberikan laporan akuntansi yang berguna bagi perusahaan.
Menurut Gelinas dan Dull (2012:14), Sistem informasi akuntansi merupakan
subsistem khusus dari Sistem Informasi yang bertujuan mengumpulkan,
mengolah, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan akan
kegiatan bisnis.
Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Sistem informasi akuntansi
merupakan intelligence atau mesin penyedia informasi dari bahasa bisnis. Sistem
informasi akuntansi mengkoleksi, mencatat, menyimpan, dan memproses
akuntansi dan data lain untuk memproduksi informasi bagi pembuat keputusan.
13
Menurut Waluyo (2012:35), Sistem informasi akuntansi menyiapkan
informasi keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
berdaya guna dan berhasil guna.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan
sistem
berupa
mesin
penyedia
informasi
yang
bertujuan
mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi bagi perusahaan agar
kegiatan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Sistem informasi akuntansi
juga dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan.
2.4.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rommey dan Steinbart (2012:30), Terdapat enam komponenkomponen dalam sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. People
People terdiri atas pengguna yang menggunakan sistem.
2. Prosedur dan instruksi
Prosedur dan instruksi-instruksi digunakan untuk mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data.
3. Data
Data yang dimaksud adalah data mengenai organisasi dan aktivitas
bisnis.
4. Software
Perangkat lunak yang digunakan adalah perangkat lunak untuk
memproses data.
5. Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur
teknologi
informasi
termasuk
komputer-komputer,
peralatan-peralatan peripheral dan peralatan jaringan komunikasi yang
digunakan dalam sistem informasi akuntansi.
6. Internal Kontrol dan Pengukur Keamanan
Internal kontrol dan pengukur kemanan adalah penjaga keamanan untuk
data dalam sistem informasi akuntansi.
14
2.4.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rommey dan Steinbart (2012:31), Desain sistem informasi
akuntansi yang baik dapat menambah nilai perusahaan dengan:
1. Improving the quality and reducing the costs of products or services
Sistem informasi akuntansi dapat mengawasi mesin, sehingga operator
akan mendapat notifikasi langsung jika hasil tidak sesuai batasan
kualitas. Hal ini membantu menjaga kualitas produk, mengurangi sisa
dan mengurangi biaya.
2. Improving efficiency
Informasi tepat waktu membuat manufaktur just-in-time terlaksana
dengan baik, karena membutuhkan konstan, akurat, informasi terbaru
mengenai bahan mentah, persediaan dan lokasi mereka.
3. Sharing knowledge
Berbagi pengetahuan dan keahlian dapat merubah operasi dan
menyediakan keunggulan kompetitif.
4. Improving the efficiency and effectiveness of its supply chain
Memperbolehkan
pelanggan
untuk
secara
langsung mengakses
persediaan dan sales order entry system dapat mengurangi biaya
penjualan dan biaya promosi, dan meningkatkan tingkat retention
pelanggan.
5. Improving the internal control structure
Sistem informasi akuntansi dengan struktur internal kontrol yang baik
dapat melindungi sistem dari penggelapan, kesalahan, kegagalan sistem
dan bencana.
6. Improving decision making
Meningkatkan pembuatan keputusan adalah hal yang penting dan dapat
di diskusikan dengan lebih detail.
2.5 Akuntansi
Dalam perusahaan, dibutuhkan perhitungan keuangan yang jelas. Untuk itu,
akuntansi diterapkan pada seluruh perusahaan.
Definisi akuntansi menurut Weygandt, et al. (2011:4), Akuntansi adalah suatu
sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan
kejadian ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
15
Menurut Stice and Stice (2010:8), Akuntansi adalah aktivitas jasa. Yang
berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, secara alamiah dalam
finansial, mengenai entitas ekonomi yang diupayakan untuk berguna dalam
membuat keputusan ekonomi-dalam membuat pilihan beralasan diantara pilihanpilihan alternatif.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian
ekonomi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi menyediakan informasi
finansial mengenai entitas ekonomi perusahaan. Dengan penerapan akuntansi,
pembuat keputusan dapat memilih keputusan yang menguntungkan perusahaan
secara finansial.
2.6 Penjualan
Menurut Sumarsan (2011:4), Pendapatan dari perusahaan adalah pada saat
perusahaan menjual barang kepada pelanggan atau pembeli, perkiraan untuk
mencatat penjualan barang disebut penjualan.
Menurut Sugiono, Soenarno dan Kusumawati (2010:133), Penjualan bersih
merupakan selisih antara penjualan baik yang dilakukan secara tunai maupun
kredit dengan retur penjualan dan potongan penjualan.
2.7 Penjualan Tunai
Menurut Samryn (2011:245), Penjualan tunai yaitu penjualan yang
direalisasikan dengan penerimaan kas pada saat penjualan.
Menurut Mulyadi (2010:455), Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang
dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli.
2.8 Penjualan Kredit
Menurut Samryn (2011:245), Penjualan kredit yaitu penjualan yang
direalisasikan dengan timbulnya tagihan atau piutang kepada pihak pembeli.
Menurut Mulyadi (2010:210), Penjualan kredit merupakan penjualan yang
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order
16
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
2.9 Retur Penjualan
Menurut Samryn (2011:246), Penjualan retur yaitu penerimaan kembali
barang yang sudah dijual, tetapi karena alasan tertentu barang yang bersangkutan
dikembalikan oleh pembelinya.
Menurut Sumarsan (2011:5), Penerimaan kembali barang yang telah dijual
disebut retur penjualan.
2.10 Potongan Penjualan
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:210), Potongan penjualan
untuk ketepatan pembayaran saldo yang jatuh tempo yang berdasarkan harga
invoice dikurangi retur, jika ada.
Menurut Samryn (2011:246), Potongan penjualan yaitu pengurangan harga
jual yang diberikan kepada pembeli sehingga mengurangi harga jual barang.
2.11 Piutang
Menurut Waluyo (2012:82), Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset
lancar merupakan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus aset
operasi berjalan.
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang berhubungan
dengan jumlah jatuh tempo dari individu dan perusahaan lain. Piutang yang
diklaim adalah Piutang yang diharapkan untuk di kumpulkan dalam kas. Piutang
diklasifikasi sebagai:
(1) Account Receivable (Piutang Usaha)
(2) Notes Receivable (Wesel Tagih)
(3) Other Receivable (Piutang Lain-Lain)
2.12 Piutang Usaha (Account Receivable)
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang usaha adalah
nilai yang dimiliki pelanggan pada akun yang di hasilkan dari penjualan barang
dan jasa. Perusahaan pada umumnya menerima piutang dalam jangka waktu tiga
puluh hingga enam puluh hari.
17
Menurut Waluyo (2012:82), Piutang usaha meliputi piutang yang timbul
karena adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan
usaha normal perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan ke dalam
aset lancar, dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun
atau satu siklus usaha normal.
2.13 Wesel Tagih (Notes Receivable)
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Wesel tagih adalah klaim
untuk formal instrumen kredit di issues sebagai bukti hutang. Wesel tagih pada
umumnya selama periode waktu enam puluh hingga sembilan puluh hari atau
lebih dan membutuhkan debitur untuk membayar bunga. Notes Receivable dan
Receivable adalah hasil dari transaksi penjualan yang sering disebut dengan
trade receivables.
Menurut Warren, Reeve dan Duchac (2012:363), Wesel tagih adalah nilai
yang mana hutang pelanggan pada formal, instrumen kredit tertulis yang telah di
terbitkan. Jika wesel tagih diharapkan untuk di kumpulkan dalam satu tahun,
mereka diklasifikasikan dalam balance sheet sebagai current asset.
2.14 Piutang Lain-Lain (Other Receivable)
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang lain-lain
termasuk non trade receivables. Seperti pada bunga piutang, hutang untuk
karyawan perusahaan, advances untuk karyawan dan pajak penghasilan yang
dapat dikembalikan. Hal ini secara umum tidak dihasilkan dari bisnis operasi.
Perusahaan secara umum mengklasifikasikan dan melaporkan mereka sebagai
item yang terpisah dalam statement of financial position.
Menurut Waluyo (2012:82), Piutang lain-lain timbul dari transaksi diluar
kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang ini diharapkan akan direalisasikan
dalam waktu satu tahun.
2.15 Kas
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:309), Kas adalah aset yang
siap untuk berubah ke dalam aset tipe lain. Kas juga mudah disembunyikan dan
di pindahkan dan sangat diinginkan. Karena karakteristik ini, kas adalah aset
yang paling rentan terhadap kegiatan penipuan. Karena transaksi kas sangat
18
banyak, kesalahan akan terjadi dalam melaksanakan dan mencatat kas. Untuk
menjaga kas dan meyakinkan keakuratan pencatatan akuntansi untuk kas,
pengendalian internal yang baik dibutuhkan.
Menurut Warren, Reeve dan Duchac (2012:363), Kas termasuk koin, mata
uang (uang kertas), cek, dan money orders. Uang pada deposit dengan bank
atau institusi finansial lain yang tersedia untuk diambil kembali termasuk ke
dalam kas. Kas adalah aset yang dapat dicuri atau digunakan secara tidak tepat
dalam bisnis. Karena alasan ini, bisnis harus secara hati-hati mengendalikan
kas dan transaksi kas.
2.16 Penerimaan Kas
Menurut Samryn (2011:246), Penerimaan kas yaitu kegiatan menerima kas
yang bersumber dari tagihan kepada pihak luar yang berasal dari tagihan
sebelumnya atau bisa juga berasal dari pinjaman, setoran modal atau penjualan
tunai.
Menurut Mulyadi (2010:439), Penerimaan kas adalah suatu catatan yang
dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau
dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.17 Ongkos Angkut (Freight Costs)
Menurut Manurung, M. E. (2011:45), Ongkos Angkut (Freight Costs) harus
dicatat baik oleh penjual ataupun pembeli sesuai dengan perjanjian yang telah
ditentukan. Ada dua jenis perjanjian yaitu:
(1)FOB Shipping Point
FOB (Free On Board) shipping point merupakan bentuk perjanjian ongkos
angkut yang harus dibayar oleh pembeli. FOB shipping point akan di catat
oleh pembeli sebagai Freight In (ongkos angkut masuk) yang akan
menjumlah biaya pembelian barang dagangannya.
(2)FOB Destination
FOB destination merupakan jenis perjanjian ongkos angkut yang harus
dibayar penjual. FOB destination akan dicatat penjual sebagai Freight Out
19
(ongkos angkut keluar) yang dapat dikelompokkan sebagai biaya
pemasaran.
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:205), FOB adalah singkatan
dari Free On Board. Pencatatan jurnal ongkos angkut adalah sebagai berikut:
Dr. Biaya pengiriman
xxxxxx
Cr. Kas
xxxxxx
2.18 Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 23
Menurut
Pernyataan
Standar
Akuntansi
(2010:23.3)
paragraf
12
menyebutkan sebagai berikut:
Kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada
setiap transaksi. Namun dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk
menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang
dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal, agar
mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan
diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-transaksi
tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat
dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
Ketentuan selanjutnya mengenai pengakuan terhadap pendapatan yang
diatur dalam PSAK No. 23 (2010:23.1) adalah pendapatan diakui bila besar
kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan
manfaat ini dapat diukur dengan andal.
Kriteria pengakuan pendapatan atas transaksi penjualan barang yang diatur
dalam PSAK No. 23 (2010:23.3) adalah pendapatan dari penjualan barang
harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
b. perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual;
c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
e. biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
20
2.19 Chart Of Accounts
Wild (2011:52), Chart of accounts adalah daftar seluruh akun yang
digunakan perusahaan dan termasuk ke dalamnya nomor identifikasi untuk
setiap akun.
Sumarsan (2011:36), Perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam satu
perusahaan diberi nomor tertentu sesuai dengan kelompok dan jenis perkiraan
yang ada. Perkiraan-perkiraan yang telah diberi nomor perkiraan sesuai dengan
kelompok atau klasifikasi yang tepat (aktiva, kewajiban, ekuitas pendapatan
atau beban) disebut dengan bagan perkiraan (chart of accounts).
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:59), Nomor dan tipe dari
char of accounts setiap perusahaan berbeda-beda sesuai jumlah dan detail yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Berikut adalah contoh ranges chart of accounts:
a.
101-199 mengindikasikan akun aset
b.
200-299 mengindikasikan kewajiban
c.
300-399 mengindikasikan modal / equity
d.
400-499, pendapatan
e.
500-799, beban
f.
800-899, pendapatan lain – lain
g.
900-999, beban lain – lain
2.20 Jurnal Akuntansi
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:55), Jurnal disebut sebagai
buku entri asli. untuk setiap transaksi jurnal menunjukan efek debet dan kredit
pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul
sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk
mencatatnya dengan akun spesifik.
Menurut Manurung, M. E. (2011:18), Ada dua jenis penjurnalan yang
dipakai yaitu:
a. General Journal
Semua transaksi dimasukkan dalam satu buku jurnal, yang biasanya
dipakai jika transaksi perusahaan lebih banyak dilakukan secara cash /
tunai.
21
b. Special Journal
Transaksi dicatat ke dalam buku-buku jurnal yang terpisah sesuai jenisnya,
seperti buku pembelian, buku penjualan, dan buku kas. Hal ini disebabkan
banyaknya transaksi perusahaan yang dilaksanakan secara kredit, sehingga
perlu dibuat buku tersendiri untuk menghitung jumlah utang dan piutang.
Biasanya special journal / jurnal khusus banyak digunakan oleh
perusahaan dagang atau manufaktur.
Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang,
penerimaan kas dan retur penjualan adalah sebagai berikut:
a. Jurnal penjualan tunai:
Dr. Kas
xxxxx
Cr. Penjualan
xxxxx
b. Jurnal penjualan kredit:
Dr. Piutang usaha
xxxxx
Cr. Penjualan
xxxxxx
Jurnal penerimaan kas karena penjualan kredit:
Dr. Kas
xxxxxx
Cr. Piutang usaha
xxxxxx
c. Jurnal retur penjualan:
Dr. Retur penjualan
xxxxxx
Cr. Piutang usaha
xxxxxx
d. Jurnal pada saat periode diskon:
Dr. Potongan penjualan
Cr. . Kas
xxxxxx
xxxxxx
2.21 Standar Akuntansi
Standar akuntansi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
standar akuntansi IFRS. Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:210),
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas terbaik, akuntan
menyajikan laporan keuangan dalam standar akuntansi yang di keluarkan oleh
standard-setting bodies. Standard-setting bodies International Accounting
Standards Board (IASB) menghasilkan IFRS (International Financial
Reporting Standards).
22
Menurut Waluyo (2012:6), Globalisasi ekonomi menjadi pendorong Standar
Akuntansi Keuangan di mancanegara yang awalnya ditandai keberagaman
yang selanjutnya menuju ke konvergensi IFRS yang dihasilkan IASB.
2.22 Kebijakan Pemberian Kredit Kepada Pelanggan
Menurut Romney dan Steinbart (2012:360), Credit limit untuk setiap
pelanggan ditetapkan berdasarkan histori kredit pada waktu lampau dan
kemampuan pelanggan untuk membayar. Pemeriksaan limit kredit dapat
dilakukan dengan memeriksa master file pelanggan untuk memverifikasi akun
tersebut ada, mengidentifikasi kredit limit pelanggan dan memverifikasi nilai
dari pesanan ditambah apakah ada account balance yang tidak melewati batas
kredit.
Menurut Gitman (2011:615), Kebijakan kredit yang perlu dilakukan
perusahaan mencakup:
1. Credit selection and standard
a. Credit selection
Seleksi kredit meliputi teknik aplikasi untuk menetukan pelanggan
mana yang layak diberi kredit. Teknik yang populer yaitu 5C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition). Metode
seleksi kredit lainnya adalah dengan credit scoring, yaitu suatu
metode yang menggunakan ukuran high-volume/small-dollar dalam
menanggapi permintaan pemberian kredit.
b. Credit standard
Sedangkan strategi credit standard ditetapkan dengan meningkatkan
volume penjualan, investasi pada piutang, dan biaya piutang raguragu. Dengan mengubah credit standard ini akan menghasilkan
pengembalian dan nilai yang lebih baik untuk pemiliknya.
2.
Credit terms
Kebijakan credit terms adalah periode penjualan kepada pelanggan
dengan perpanjangan kredit oleh perusahaan. Sebagai contoh, dengan
meningkatkan periode kredit dari net 30 hari menjadi net 45 hari akan
meningkatkan penjualan, dan secara positif akan mempengaruhi profit.
Cara lain yang ditawarkan perusahaan adalah cash discount, yaitu
23
persentase pengurangan dari harga pembelian untuk membayar pada
waktu tertentu, contoh: 2/10 net 30; 4/10 net 30; 2/20 net 30; 2/10 net 60.
2.23 Penilaian Kredit 5C
Menurut Kasmir (2010:108-109), Terdapat prinsip 5C dalam pemberian
kredit yaitu sebagai berikut:
a. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi: seperti cara hidup atau
gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi. Ini semua
merupakan ukuran kemauan membayar.
b. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis tang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur
dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya menjalankan usahanya
selama
ini.
Pada
akhirnya
akan
terlihat
kemampuannya
dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya.
Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang
ini.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin.
e. Condition of Economy
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai bidang masing-masing.
24
Serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang
usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik
sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
2.24 Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Busi (2014:292-293), PPN merupakan pajak atas pertambahan
nilai terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan selama kegiatan
operasinya. Sebagai pajak tidak langsung, pajak pertambahan nilai memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Secara ekonomis, beban Pajak diahlikan kepada pihak lain, yaitu pihak yang
akan mengkonsumsi barang atau jasa yang menjadi objek pajak.
2. Secara jurudis, tanggung jawab pembayaran pajak kepada Kas Negara tidak
berada ditangan pihak yang memikul beban pajak.
Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal satu, Pajak masukan adalah Pajak
Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak
karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak
dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
dan/atau impor Barang Kena Pajak.
Menurut Suparmono dan Damayanti (2010:125), Pajak keluaran merupakan
PPN yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak.
Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal empat, PPN dikenakan atas:
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
25
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
dan
h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal tujuh ayat pertama dan ayat kedua,
ketentuan tarif PPN adalah:
(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa Kena Pajak.
2.25 Prosedur-Prosedur dalam Sistem Informasi Penjualan, Piutang dan
Penerimaan Kas
2.25.1 Prosedur Sales Order
Berdasarkan pendapat Hall (2011:154-160), Prosedur sales order
termasuk tugas-tugas yang termasuk ke dalam penerimaan dan
mengolah pesanan pelanggan, mengisi pesanan dan mengirimkan
pesanan kepada pelanggan, menagih ke pelanggan pada waktu yang
tepat, dan membetulkan transaksi.
a. Receive Order
Proses penjualan dimulai dengan menerima pesanan pelanggan yang
menandakan tipe dan banyak barang yang dipesan. Pesanan
pelanggan dapat diterima melalui email, dengan telepon, atau
didapat dari representative yang mengunjungi pelanggan. Karena
pesanan pelanggan tidak berada dalam format standar yang
dibutuhkan sistem penjualan penjual butuhkan, maka tugas pertama
adalah mengubahnya menjadi sales order.
b. Check Credit
Sebelum memproses pesanan lebih jauh, persetujuan pemberian
kredit pelanggan harus dilihat. Contohnya, pelanggan baru dapat
melalui investigasi finansial untuk membangun line of credit. Ketika
credit limit dibuat, bagaimanapun, pemeriksaan kredit pada
subsequent penjualan dapat terbatas untuk meyakinkan bahwa
26
pelanggan memiliki sejarah telah membayar tagihannya dan bahwa
penjualan yang sekarang tidak melebihi batas yang telah ditentukan.
c. Pick Goods
Penerimaan pesanan menuju dokumen stock release (atau disebut
picking ticket) yang berfungsi untuk memilih barang di gudang.
Dokumen ini mengidentifikasi item persediaan apa saja yang
dibutuhkan dan dipilih dari rak-rak gudang. Ini memberikan otorisasi
formal untuk anggota gudang untuk mengeluarkan item secara
spesifik. Setelah memilih persediaan, pesanan di verifikasi untuk
keakuratan barang dan dokumen verifikasi pengeluaran barang
dibuat untuk mengirim barang.
d. Ship Goods
Sebelum kedatangan barang dan verifikasi pengeluaran barang dari
bagian pengiriman menerima packing slip dan shipping notice dari
fungsi penerimaan pesanan. Packing slip akan dikirim bersamaan
dengan barang ke pelanggan untuk menjelaskan isi dari pesanan.
Shipping notice akan di forward ke bagian penagihan sebagai bukti
bahwa pesanan pelanggan telah dibuat dan dikirim. Staff pengiriman
akan mempackage barang, menaruh packing slip, menyelesaikan
shipping notice dan menyiapkan bill of landing. Bill of landing
adalah kontrak formal antara penjual dan perusahaan pengiriman
untuk mengantarkan barang ke pelanggan.
e. Bill Customer
Sales invoice yang lengkap adalah tagihan pelanggan yang mana
harus dibayar pelanggan. Sebagai tambahan, fungsi penagihan yang
berhubungan dengan penyimpanan pencatatan tugas adalah:
• Pencatatan penjualan pada jurnal penjualan.
• Forwards ledgers copy sales order untuk update pencatatan
piutang.
• Mengirim dokumen pengeluaran barang ke dalam kegiatan
pencatatan update persediaan.
f. Update Inventory Records
Fungsi kontrol persediaan mengupdate account inventory subsidiary
ledgers dari informasi yang didapat dari dokumen pengeluaran
27
barang. Dalam sistem perpetual persediaan, setiap inventory sistem
mempunyai pencatatan dalam ledger. Setiap dokumen pengeluaran
barang akan mengurangi quantity gudang pada satu atau lebih akun
persediaan.
g. Update Accounts Receivable
Catatan pelanggan dalam accounts receivable (AR) subsidiary ledger
adalah informasi yang terbaru dari sales order.
h. Post to General Ledger
Penutupan periode pemprosesan transaksi, fungsi general ledger
yang telah menerima jurnal dari penagihan dan kontrol persediaan
dan account summary dari fungsi AR.
2.25.2 Prosedur Retur Penjualan
Berdasarkan
pendapat
Hall
(2011:160-163),
Perusahaan
memperkirakan bahwa dalam beberapa presentase penjualannya akan
dikembalikan. Hal ini terjadi karena beberapa hal, beberapa diantaranya
adalah:
a. Perusahaan mengirim barang yang salah kepada pelanggan
b. Barang merupakan barang cacat
c. Produk mengalami kerusakan dalam pengiriman
d. Pembeli menolak pengiriman karena penjual mengirimkan barang
terlambat atau mereka ditunda dalam transit
Prosedur Retur Penjualan adalah sebagai berikut:
a. Prepare Return Slip
Ketika barang dikembalikan, bagian menerimaan menghitung,
inspeksi dan menyiapkan return slip menjelaskan barang tersebut.
Barang bersamaan dengan return slip copy ke gudang untuk di
restock. Lalu mengirim copy ke dua return slip ke bagian penjualan
untuk menyiapkan credit memo.
b. Prepare Credit Memo
Setelah return slip, pegawai penjualan akan menyiapkan credit
memo. Dokumen ini diotorisasi untuk pelanggan untuk menerima
kredit dari barang retur.
28
c. Approve Credit Memo
Manajer kredit mengevaluasi beberapa hal dalam retur dan membuat
penilaian untuk menyetujui (atau tidak menyetujui) kredit. Manajer
akan mengembalikan aproved credit memo ke bagian penjualan.
d. Update Sales Journal
Setelah menerima credit memo, transaksi akan dicatat dalam jurnal
penjualan sebagai contra entry. Credit memo akan dikirim ke fungsi
kontrol persediaan untuk posting.
e. Update Inventory and AR Records
Fungsi kontrol persediaan menyesuaikan pencatatan persediaan dan
mengirimkan credit memo ke piutang, yang mana akun pelanggan
juga di sesuaikan.
f. Update General Ledger
Upon receipt of the journal voucher dan informasi account
summary, fungsi general ledger akan mencatat persediaan dan retur
penjualan.
2.25.3 Prosedur Penerimaan Kas
Berdasarkan pendapat Hall (2011:163-166), Prosedur penjualan
menjelaskan transaksi kredit yang menghasilkan terjadinya piutang.
Pembayaran dapat berada dalam due pada tanggal di masa yang akan
datang, yang mana term of trade yang ditentukan.
a. Open Mail and Prepare Remittance Advice
Pegawai mail room membuka amplop yang berisi pembayaran
pelanggan dan remittances advices. Remittance advices mengandung
informasi yang dibutuhkan untuk akun service individual pelanggan.
Termasuk, tanggal pembayaran, account number, jumlah yang
dibayar, dan check number pelanggan.
b. Record and Deposit Checks
Pegawai penerimaan kas memverifikasi akurasi dan completeness
cek dengan prelist. Setiap cek memiliki kemungkinan hilang atau
salah tuju antara mail room dan fungsinya dan identifikasinya.
Setelah menyatukan prelist dengan cek, pegawai akan mencatat cek
di cash receipts journal.
29
c. Update Accounts Receivable
Remittance advices digunakan unruk mempost ke akun pelanggan
dalam AR subsidiary ledger. Secara periodik, perubahan dalam
account balances di summarized dan dikirm ke fungsi general
ledger.
d. Update General Ledger
Setelah menerima journal dan account summary, fungsi general
ledger di rekonsiliasi, post ke kas dan akun kontrol AR dan file
journal voucher.
e. Reconcile Cash Receipt and Deposits
Secara periodik (mingguan atau bulanan), pegawai dari kantor
kontroler (atau pelanggan yang tidak termasuk dalam prosedur
penerimaan
kas)
merekonsiliasi
penerimaan
kas
dengan
membandingkan dokumen berikut: (1) copy of the prelist, (2) deposit
slip yang diterima dari bank dan (3) journal voucher yang
berhubungan.
2.26 Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2010:456), Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut:
1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran
ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur
yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale
dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga
(sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran
dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit; Bagian Penjualan
memerintahkan Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada
Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian
Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan;
Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam
jurnal penerimaan kas.
30
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delivery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang
melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan
sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD
Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan
penerimaan kas dari perusahaan penjual.
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales
Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana
pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun
dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS
Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan
pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan
tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke
perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk
penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
2.27 Informasi-Informasi Terkait Sistem Akuntansi Penjualan, Piutang dan
Penerimaan Kas
Menurut Diana dan Setiawati (2011:117), Beberapa informasi yang terkait
dengan sistem akuntansi penjualan, piutang dan penerimaan kas adalah:
1.
Saldo piutang setiap konsumen merupakan informasi yang berguna untuk
melakukan penagihan. Informasi saldo piutang tidak valid akan berakibat
konflik dengan pelanggan.
2.
Piutang jatuh tempo merupakan informasi yang berguna untuk
melakukan penagihan dan memprediksi penerimaan kas perusahaan.
3.
Total penjulan setiap bulan merupakan informasi yang berguna untuk
melihat kinerja penjulan perusahaan dari bulan ke bulan.
4.
Penjulan setiap lini produk merupakan informasi yang berguna untuk
membandingkan penjualan antar lini produk guna mengetahui produk
mana yang memenuhi selera pasar.
31
2.28 Dokumen-Dokumen Terkait Sistem Akuntansi Penjualan, Piutang,
Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2010:211-258),beberapa dokumen yang terkait
dengan sistem akuntansi penjualan ,piutang dan penerimaan kas adalah :
1. Surat Order merupakan dokumen yang berisi spesifikasi barang yang
dipesan oleh pelanggan.
2. Faktur merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang.
3. Memo Kredit merupakan dokumen yang mencatat transaksi retur
penjualan dengan pengurangan piutang atau tagihan.
4. Bukti kas Masuk merupakan dokuemn yang digunakan untuk mencatat
penerimaan kas dari pelunasan piutang pelanggan.
5. Surat order pengiriman merupakan dokumen yang digunakan untuk
memberikan ototrisasi bagi bagian pengiriman untuk mengirimkan barang
kepada pelanggan berdasarkan jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan
dokumen tersebut.
6. Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung memo kredit
yang menunjukan bahwa telah barang retur telah diterima dan diperiksa.
2.29 Pengendalian Internal
Perusahaan membutuhkan suatu kontrol untuk mengontrol jalannya kegiatan
operasional perusahaan. Kontrol tersebut dapat berupa sistem pengendalian
internal.
Menurut Dull, Gelinas, Wheeler (2012:224), Pada tahun 1992, organisasi
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision
memperkenalkan framework, Internal Control-Integrated Framework yang
dikenal sebagai COSO. Pengendalian internal yang terdapat dalam COSO
diartikan sebagai proses, yang dipengaruhi oleh entitas board of directions,
manajemen, dan karyawan lain yang di desain untuk menyediakan reasonable
assurance mengenai pencapaian objektif dalam kategori: efektifitas dan
efisiensi dalam operasi-operasi persusahaan, reliability laporan keuangan, dan
compliance dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
32
Menurut Romney dan Steinbart (2012:204), Pengendalian internal
merupakan
proses
karena
permeates
aktivitas-aktivitas
untuk
mengoperasi perusahaan sebagai bagian integral dalam aktivitas
manajemen.
Pengendalian
internal
adalah
proses
yang
diimplemetasikan untuk menyediakan reasonable assurance.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian
internal adalah proses untuk menyediakan reasonable assurance yang
dapat membantu perusahaan mengontrol informasi dan aktifitasaktifitas operasional perusahaan.
2.29.1 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Romney dan Steinbart (2012:205), Pengendalian internal
melakukan tiga fungsi penting:
1. Preventive controls
Preventive controls adalah menghalangi masalah sebelum muncul.
Seperti memberlakukan hiring qualified personnel, segregration
employee duties, dan controlling physical access untuk aset dan
informasi.
2. Detective controls
Detective controls adalah menemukan masalah yang belum dicegah.
Seperti memeriksa duplikasi kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi
bank dan trial balances setiap bulan.
3. Corrective controls
Corrective controls adalah mengidentifikasi dan membetulkan
masalah sesuai dengan membetulkan dan merubah dari hasil yang
salah. Seperti melakukan maintaining backup copies of files,
correcting data entry errors, dan resubmitting transactions for
subsequent processing.
2.29.2 Komponen Pengendalian Internal
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar
Profesional
Akuntan
Publik
(2011:SA319.par7,25,29,32,36,38),
pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait
berikut ini :
33
1. Lingkungan Pengendalian
Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan
disiplin dan struktur. Lingkungan pengendali mencakup berikut ini :
a.
Integritas dan nilai etika
b.
Komitmen terhadap kompetensi
c.
Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d.
Filosofi dan gaya operasi manajemen
e.
Struktur Organisasi
f.
Pemberian wewenang dan tanggung jawab
g.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Risiko
Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Resiko dapat timbul atau berubah
karena keadaan berikut ini :
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem Informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan
dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini :
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
34
Menurut
Romney
dan
Steinbart
(2011:133-135),
Control
activities dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:
teknologi informasi (IT) dan kontrol physical.
a. IT Controls
IT controls berhubungan secara spesifik dengan lingkungan
komputer. Secara garis besar, terdiri atas dua grup, yaitu:
1) General Control, berkaitan dengan pengawasan yang lebih
luas sebagai kontrol pada pusat data, database perusahaan,
pengembangan sistem dan perawatan program.
2) Application Control, berkaitan dengan memastikan spesifik
sistem seperti proses sales order, aplikasi hutang dan gaji.
b. Physical Controls
Kelas kontrol ini berhubungan dengan aktivitas-aktivitas manusia
yang bekerja dengan sistem akuntansi. Enam kategori aktivitas
kontrol physical adalah:
1) Transaction Authorization
Tujuan otorisasi transaksi adalah untuk meyakinkan seluruh
transaksi material yang diproses dengan item informasi valid
dan berhubungan dengan objektif manajemen.
2) Segregation of Duties
Pembagian
tugas
dapat
mengambil
berbagai
bentuk,
tergantung pada spesifiksasi tugas yang dikontrol. Seperti,
departemen pembelian tidak melakukan pembelian sampai
departemen yang mengontrol persediaan memberikan otorisasi.
Pembagian tugas ini untuk mengontrol individual dari membeli
persediaan yang tidak dibutuhkan.
3) Supervision
Dalam perusahaan kecil atau dalam area-area fungsional yang
kekurangan karyawan ahli, manajemen harus mengkompensasi
kekosongan dari kontrol segregration dengan supervisi yang
terkontrol. Untuk alasan ini, supervisi sering disebut kontrol
kompensasi.
35
4) Accounting Records
Pencatatan akuntansi dalam organisasi terdiri atas dokumendokumen sumber, jurnal-jurnal dan ledger-ledger. Pencatatn
ini menampilkan inti ekonomi dari transaksi dan menyediakan
audit trail dari kejadian-kejadian ekonomi.
5) Access Control
Tujuan dari kontrol akses adalah untuk meyakinkan bahwa
hanya karyawan yang terotorisasi yang memiliki akses ke aset
perusahaan. Akses yang tidak terotorisasi membuka akses
untuk misappropriation, kerusakan dan pencurian.
6) Independent Verification
Prosedur verifikasi adalah pengecekkan independen dari sistem
akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan dan kesalahan
penafsiran. Verifikasi berbeda dengan supervisi karena terjadi
setelah fakta, oleh individu yang tidak secara langsung
berhubungan
dengan
transaksi
atau
tugas
diverifikasi.
Sedangkan supervisi terjadi saat aktivitas sedang dilakukan
oleh supervisor dengan tanggungjawab langsung untuk tugas
tersebut.
4.
Informasi dan Komunikasi
Pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan
tanggung
jawab
mereka.
Auditor
harus
memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi
yang relevan dengan laporan keuangan untuk memahami :
a.
Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan
bagi laporan keuangan
b.
Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c.
Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu
dalam laporan ke yang tercakup dalam pengolahan dan
pelaporan transaksi
d.
Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi
dimulai sampai dengan dimasukkan
36
5. Pemantauan
Proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu.
a. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung
secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan
berbagai kombinasi dari keduanya.
b. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaaan informasi
dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers
dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan
petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan
perbaikan.
2.30 Segregation of duties
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:301-302), Pemisahan tugas
sangat diperlukan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua aplikasi umum
prinsip ini:
1. individu yang berbeda harus bertanggung jawab untuk aktivitas terkait.
2. tanggung jawab pencatatan untuk aset harus terpisah dari hak asuh fisik aset.
Alasan untuk pemisahan tugas ini: Pekerjaan satu karyawan harus, tanpa
duplikasi usaha, memberikan handal dasar untuk mengevaluasi kerja karyawan
lain. Misalnya, personil yang merancang dan program sistem terkomputerisasi
seharusnya tidak diberikan tugas-tugas yang terkait dengan penggunaan seharihari dari sistem. Jika tidak, mereka dapat merancang sistem untuk
menguntungkan mereka secara pribadi dan menyembunyikan penipuan melalui
penggunaan sehari-hari.
a. Segregation of Related Activities.
Membuat satu individu bertanggung jawab untuk aktivitas terkait
meningkatkan potensi kesalahan dan penyimpangan.
Sebagai contoh,
perusahaan harus menetapkan terkait aktivitas pembelian untuk individu
yang berbeda. Aktivitas pembelian yang terkait termasuk memesan barang,
urutan persetujuan, menerima barang, otorisasi pembayaran dan membayar
untuk barang atau jasa. Berbagai penipuan mungkin ketika seseorang
menangani terkait aktivitas pembelian. Sebagai contoh:
37
1) Jika agen pembelian dapat memesan barang tanpa mendapatkan persetujuan
pengawasan, kemungkinan agen pembelian yang menerima suap dari pemasok
meningkat.
2) Jika seorang karyawan yang pesanan barang juga menangani penerimaan barang
(dan faktur) serta otorisasi pembayaran, dia atau dia mungkin mengotorisasi
pembayaran untuk faktur fiktif.
Penyalahgunaan ini lebih kecil kemungkinannya terjadi ketika perusahaan
membagi tugas-tugas pembelian. Demikian pula, perusahaan harus menetapkan
terkait kegiatan penjualan untuk individu yang berbeda. Terkait menjual kegiatan
meliputi membuat penjualan, pengiriman (atau memberikan) barang kepada
pelanggan, penagihan pelanggan, dan menerima pembayaran. Berbagai penipuan
mungkin dapat terjadi ketika seseorang menangani transaksi penjualan yang terkait.
Sebagai contoh:
1) Jika Penjual dapat membuat penjualan tanpa mendapatkan persetujuan
pengawasan, ia bisa membuat penjualan pada harga yang tidak sah untuk
meningkatkan komisi penjualan.
2) Petugas pengiriman yang juga memiliki akses ke catatan akuntansi bisa kapal
barang untuk dirinya sendiri.
3) Petugas penagihan yang menangani tagihan dan kwitansi bisa bisa mengecilkan
jumlah yang ditagih untuk penjualan yang dibuat untuk teman dan kerabat.
Penyalahgunaan ini lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi ketika perusahaan
membagi tugas-tugas penjualan: bagian sales membuat penjualan; departemen
pengiriman kapal barang berdasarkan pesanan penjualan; dan departemen penagihan
mempersiapkan faktur penjualan setelah membandingkan order penjualan dengan
laporan barang dikirim.
b. Segregation of Record-Keeping from Physical Custody
Akuntan harus memiliki hak asuh fisik aset yang baik maupun akses ke sana.
Demikian juga, Kustodian aset harus tidak mempertahankan atau memiliki akses ke
catatan akuntansi. Kustodian aset tidak mungkin untuk mengkonversi aset untuk
penggunaan pribadi ketika satu karyawan mempertahankan rekor aset, dan karyawan
yang berbeda memiliki hak asuh fisik aset. Pemisahan tanggung-jawab akuntansi dari
tahanan aset penting terutama untuk kas dan persediaan karena aset-aset ini sangat
rentan terhadap kegiatan penipuan.
38
2.31 Fungsi dalam prosedur penjualan
Menurut Mulyadi (2010:211), terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam
prosedur penjualan, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi penjualan
` Fungsi penjualan merupakan fungsi yang bertanggung jawab untuk
menerima order penjualan atau surat order dari pembeli, mengubah order
dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum terdapat pada
surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman dan asal gudang darimana barang akan dikirim, dan mengisi
surat order pengiriman.
2. Fungsi Kredit
Fungsi kredit merupakan suatu fungsi di bawah bagian keuangan yang
bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit terhadap pelanggan tersebut sesuai dengan hasil
penilaian kredit yang dilakukan.
3. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk meyimpan barang yang masuk dan
menyiapkan
barang
yang
dipesan
oleh
pelanggan
tersebut
serta
menyerahkan barang-barang tersebut ke bagian pengiriman untuk kemudian
dikirimkan kepada pelanggan.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman adalah fungsi di bawah gudang yang bertanggung jawab
untuk mengirim barang kepada pelanggan.
5. Fungsi Penagihan
Fungsi penagihan adalah fungsi di bawah bagian keuangan yang
bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan
kepada pelanggan.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang muncul
akibat terjadinya transaksi penjualan.
39
2.32 Laporan Keuangan
Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:21-24), Perusahaan
menyediakan empat laporan keuangan dari data ringkasan akuntansi:
1. Income statement
Laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan pengeluaran dan pendapatan
yang dihasilkan atau kerugian bersih untuk periode waktu tertentu.
Pendapatan bersih hasil ketika pendapatan melebihi biaya. Kerugian bersih
terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan.
2. Owner’s equity statement
Pernyataan ekuitas pemilik meringkas perubahan ekuitas pemilik untuk
jangka waktu tertentu.
3. Balance sheet
Neraca melaporkan aset, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal
tertentu.
4. Statement of cash flows
Laporan arus kas meringkas informasi tentang arus kas masuk (penerimaan)
dan arus keluar (pembayaran) untuk jangka waktu tertentu. Laporan arus kas
menyediakan informasi mengenai tunai penerimaan dan pembayaran untuk
jangka waktu tertentu. Laporan arus kas laporan menyediakan informasi
seperti efek kas operasi perusahaan selama periode, dengan investasi
transaksi, karena transaksi pembiayaan, bersih peningkatan atau penurunan
tunai selama periode, dan jumlah uang tunai pada akhir periode.
40
2.33 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek
Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object-Oriented Approach
adalah pendekatan pengembangan sistem yang melihat informasi sistem sebagai
koleksi dari objek-onjek yang berinteraksi yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan. Objek adalah sesuatu yang sistem komputer dapat merespon
dalam pesan.
Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object Oriented Analysis
mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan didalam sistem dan
menampilkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
seluruh tugas tersebut.
Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object Oriented Design
mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada
orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan bagaimana objekobjek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan
definisi dari setiap objek sehingga dapat di implementasikan dengan bahasa atau
lingkungan tertentu.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:61), Objects adalah wujud di
dalam sistem komputer yang memiliki kemampuan merespon pesan. Objects
merupakan type of thing – seorang pelanggan atau karyawan seperti tombol atau
menu. Mengidentifikasi tipe objek berarti mengklasifikasi suatu hal. Beberapa
hal, seperti pelanggan ada di luar sistem (the real customer) dan di dalam sistem
secara terpisah (a computer representation of a customer).
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), Attributes adalah
karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna,
tempat, dan keterangan suatu tombol, label. Contohnya jendela pada layar
memiliki attributes seperti tinggi dan lebar, batas, dan warna latar belakang.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), Methods adalah perilaku
atau operasi yang menggambarkan kemampuan dari sebuah objek, contohnya
tombol dapat diklik, label dapat menampilkan teks, dan ukuran jendela dapat
berubah.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), User interface object
adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan user saat menggunakan sistem,
seperti tombol, menu item, text box atau label.
41
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:63), Classes adalah jenis atau
penggolongan yang memiliki kesamaan objek. Classes menggambarkan semua
objek class apa yang diwakili.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Identity adalah referensi
unik sebuah objek yang memungkinkan objek lain untuk menemukan dan
mengirimkan sebuah pesan. Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan objek,
pengguna harus mengetahui identitas objek tersebut. Identitas objek biasanya
tersimpan sebagai memory.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:67), Polymorphism adalah sifat
objek yang memungkinkan untuk merespon secara berbeda terhadap pesan yang
sama.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Encapsulation adalah
melakukan penggabungan attributes dan metode dalam satu unit dan struktur
internal objek disembunyikan.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Inheritance adalah konsep
di mana satu class dari objek membagikan beberapa sifat untuk class lain.
2.34 Unified Modelling Language (UML)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:48), Unified modelling language
adalah bentuk standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara
khusus untuk pengembangan berorientasi objek.
2.35 Komponen Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek
2.35.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:144), Workflow adalah
sequence dari langkah-langkah pemrosesan yang menangani seluruh
transaksi bisnis atau permintaan dari pelanggan. Metodologi yang
umumnya digunakan yaitu flowcharts dan activity diagram. Activity
diagram merupakan diagram alur kerja (workflow) sederhana yang
menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem uang berbeda-beda),
orang yang melakukan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari
aktivitas tersebut. Simbol yang digunakan yaitu:
a. Starting Activity (pseudo)
Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas.
42
b. Transition Arrow
Merupakan
garis
penunujuk
arah
urutan
aktivitas
yang
menggambarkan transisi dari suatu aktivitas.
c. Activity
Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas.
d. Ending Activity (pseudo)
Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.
e. Swimlane
Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan
aktivitas diselesaikan single agent.
f. Synchronization bar
Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau
penyatuan dari jalur berurutan.
g. Diamond
Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu
jalur atau jalur lainnya.
Gambar 2.1 Simbol Activity Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:145)
43
2.35.2 Event Table
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:174), Event table
termasuk baris dan kolom, menggambarkan events dan detailnya. Setiap
baris dalam event table mencatat informasi satu event dan use case.
Setiap kolom dalam event table menggambarkan kata kunci informasi
event dan use case.
a.
Event
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Event adalah
kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan
harus diingat oleh sistem. Event memicu semua proses yang
dilakukan sistem.
b.
Trigger
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Trigger adalah
tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa.
Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang
harus diproses oleh sistem. Contohnya, ketika pelanggan melakukan
pesanan, maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa
sementara, trigger merupakan titik waktu.
c. Source
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Source adalah
agen eksternal yang memberikan data ke sistem.
d. Use case
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Use case adalah
aktivitas yang dilakukan oleh sistem dalam merespon sistem yang
terjadi.
e. Response
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Response adalah
output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan
transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat
menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat
pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan,
rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan
transaksi diberikan kepada bank.
44
f. Destination
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Destination
adalah tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadangkadang use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh,
jika pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi
tersebut tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output
untuk dihasilkan. Mencatat informasi dalam database merupakan
bagian dari use case.
Gambar 2.2 Contoh Event Table
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175)
2.35.3 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:52), Use case
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, pada umumnya
sebagai jawaban atas suatu permintaan user. Gambar di bawah ini
menjelaskan notasi use case. Actor digambarkan dengan orang dan
perannya di dalam use case. Use case digambarkan dalam bentuk
oval dengan nama use case di dalamnya. Garis penghubung antara
actor dan use case menjelaskan hubungan actor dengan use case.
45
Gambar 2.3 Contoh Notasi Use Case Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:215)
2.35.4 Use Case Description
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:220), Usecase
description adalah daftar yang berisi rincian pengolahan untuk
kasus penggunaan. Menurut tingkat rincian dari deskripsinya,
usecase
description
dibedakan
menjadi
brief
description,
intermediate description, dan fully developed description.
1. Brief Description
Brief Description digunakan untuk use case yang sangat
sederhana dan bila sistem yang dibangun berskala kecil.
Gambar 2.4 Brief Description dari Use Case
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:221)
46
2. Intermediate Description
Intermediate Description merupakan pengembangan dari brief
description untuk menyertakan aliran internal dari aktifitas
untuk sebuah use case. Exception dapat didokumentasikan jika
diperlukan.
Gambar 2.5 Intemediate Description dari Use Case
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:222)
3. Fully Developed Description
Fully Developed Description adalah metode formal yang dapat
digunakan dalam mendokumentasikan use case.
Pada analisis sistem di bab 4, yang akan digunakan adalah
intermediate description. Berikut adalah contoh dari intermediate
description:
47
Gambar 2.6 Contoh Use Case Description
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:223)
2.35.5 Class Diagram
Menurut Satzinger et al.
(2005:302),
Class Diagram
menggambarkan struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek
serta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan,
asosiasi, dan lain-lain.
48
Gambar 2.7 Notasi Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:304)
Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis
penghubung disebut multiplicity of association.
Tabel 2.1 Tabel Hubungan Relasional Antar Class
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:186)
Hubungan
Simbol
Zero to one (optional)
0..1
One and only one (mandatory)
1
One and only one alternate (mandatory)
1..1
Zero or more (optional)
0..*
Zero or more alternate (optional)
*
One or more (mandatory)
1..*
Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut:
a. Atribute visibility
Visibility menunjukan apakah objek lain dapat mengakses atribut
secara langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan atribut
49
dapat terlihat atau publik, dan tanda – (minus) menandakan bahwa
atribut tidak dapat terlihat atau private.
b. Atribute name
c. Type – expression
Dapat berupa karakter, string, integer, number, currency, atau date.
d. Initial value
e. Property
Ditempatkan dalam kurung kurawal. Contohnya, {key}.
Format yang digunakan dalam method list:
a. Method visibility
b. Method name
c. Type-expression: tipe dari return parameter dari method.
d. Method parameter list: argument yang masuk.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:189), teradapat dua
hirarki dalam notasi class diagram, yaitu:
a. Generalization/specialization notation
Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokkan
hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization
adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya
ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat,
dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokkan
jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari
mobil
adalah
mobil sport,
Generalization/specialization
sedan, jeep,
hierarchy
dan
sebagainya.
digunakan
untuk
mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus.
b. Whole-part hierarchy notation
Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan
antara sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis wholepart hierarchies, yaitu aggregation dan composition. Aggregation
digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat
(keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagianbagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan
50
composition
digunakan
untuk
menggambarkan
hubungan
keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat
berdiri sendiri secara terpisah.
Class Diagram memiliki tiga desain, yaitu:
a. Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:184-186),
Domain model class diagram adalah UML diagram yang penting
dalam pekerjaan user: problem domain classes, asosiasi dan atribut.
Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan pekerjaan
domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe
lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat
desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di
class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang
menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara
kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi
nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama
kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu
diawali dengan huruf kecil. Class diagram digambarkan dengan
menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas.
Gambar 2.8 Contoh Domain Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:187)
51
b. First Cut Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:309), First Cut
Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model
class diagram. Perluasan ini membutuhkan dua langkah: (1)
melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value
dan (2) menambahkan panah navigasi. Melakukan elaborasi atribut
cukup mudah. Semua atribut tetap tak terilhat atau private,
ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram. Gambar 2.9
merupakan contoh First Cut Class Diagram.
Gambar 2.9 Contoh First Cut Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:307)
c. Updated Design Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:334,339), Design
Class Diagram dapat dikembangkan untuk setiap layer. Updated
Design Class Diagram menyediakan dokumentasi kelas-kelas
desain yang unggul dan menyediakan cetak biru untuk membuat
sistem program.
52
Gambar 2.10 Contoh Updated Design Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:340)
2.35.6 Statechart Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:237), Statechart
dapat dikembangkan untuk problem domain classes yang memiliki
behavior kompleks atau penelusuran kondisi status. Statechart
diagram, adalah kumpulan bentuk ovals yang menjelaskan status
objek, dan anak panah menjelaskan transisinya. Di bawah ini notasi
yang digunakan dalam statechart diagram.
53
Gambar 2.11 Notasi Statechart Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:237)
Titik awal statechart adalah black dot yang disebut
Pseudostate. Oval pertama setelah black dot adalah state pertama.
State dari objek merupakan kondisi yang terjadi selama hidupnya
ketika memenuhi beberapa criteria. Setiap unique state memiliki
unique name. States digambarkan sebagai kondisi semipermanen
karena kejadian eksternal dapat menginterupsinya. Transition
adalah pergerakan objek dari satu state ke state lainnya. Ini adalah
mekanisme yang menyebabkan objek berpindah state dan berubah
ke state baru. Destination state merupakan state di mana objek
berpindah selama transisi. Origin state merupakan original state
dari objek di mana transisi terjadi. Message event merupakan
pemicu transisi yang menyebabkan objek berpindah dari original
state.
2.35.7 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:315), System
Sequence Diagram digunakan untuk mendokumentasikan masukan
dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario. Sebuah
system sequence diagram menggambarkan interaksi antara sistem
dengan dunia luar yang direpresentasikan oleh actor. Sistem itu
sendiri diperlakukan sebagai objek tunggal yang dinamakan dengan
:System. Input ke sistem merupakan pesan dari actor kepada
54
sistem, dan output yang dihasilkan biasanya mengembalikan pesan
dari data. Di bawah ini merupakan notasi yang digunakan dalam
sequence diagram.
Menurut Satzinger (2005:228) Lifeline atau objek lifeline
adalah garis vertikal dibawah sebuah objek pada diagram sequence
untuk menunjukkan bagian waktu dari objek.
Gambar 2.12 Notasi System Sequence Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:315)
2.35.8 Multilayer Design System Sequence Diagrams
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:322-324), Prinsip
pemisahan tanggung jawab diberlakukan pada data access layer.
Pada sistem yang besar atau rumit sangat wajar untuk membuat
kelas-kelas
yang
memiliki
tanggung
jawab
yang
untuk
menjalankan perintah database SQL, mendapatkan hasil dari query,
dan menyediakan informasi untuk domain layer.
Bahasa pemograman dan bahasa database yang berbeda dapat
mendukung tren multilayer design. Desain, pemograman, dan
pemeliharaan suatu sistem akan lebih mudah jika kelas-kelas yang
terpisah dibatasi oleh akses database. Data yang diambil juga akan
lebih fleksibel untuk diproses ke dalam komputer. Karena
55
perangkat keras dan jaringan sudah lebih modern, multilayer design
menjadi lebih penting untuk mendukung jaringan yang multitier
dimana database server ada di satu mesin, logika bisnis ada dimesin
lainnya dan user interface ada dibeberapa mesin desktop clients.
Cara baru dalam mendesain sistem tidak hanya membuat lebih
banyak sistem kaku dengan sistem yang fleksibel.
Gambar 2.13 Contoh Completed Three Layer Design Sequence Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:328)
56
2.35.9 Package Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:341), Nama package
umumnya ditampilkan dalam tab meskipun dalam package for high
levels views, jika tidak ada detail di dalam package, nama dapat
ditempatkan di dalam package rectangle. Classes di tempatkan
dalam package. Simbol yang digunakan dalam package diagram
adalah panah (dependency relationship).
Gambar 2.14 Contoh Package Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:341)
2.35.10 Persistent Object
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Persistent
Object adalah merupakan objek-objek yang perlu diingat sistem
dan dapat di tampilkan kembali di masa depan.
57
Tabel 2.2 Persistent Object
Nama
Tempat
Pegawai
Lahir
ST0001
Joko
Jakarta
03/01/1987
ST0002
Melinda
Bandung
15/07/1966
ST0003
Mellisa
Jakarta
15/04/1987
ID Pegawai
Tanggal Lahir
2.35.11 Navigation Diagram
Menurut
Dennis,
Wixom,
dan
Tegarden
(2015:375),
Navigation structure mendefinisikan komponen-komponen dasar
pada interface dan bagaimana mereka berkerja sama bersama-sama
untuk menyediakan fungsi kepada pengguna. Windows navigation
diagram (WND) digunakan untuk menampilkan seluruh layarlayar, form-form dan laporan-laporan yang digunakan dalam sistem
berhubungan dan bagaimana jika pengguna mengubah dari satu
fungsi ke fungsi lain.
2.35.12 User Interface
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:441-442), Interface
adalah tempat dimana sistem informasi menangkap input dan
menghasilkan output, serta terjadinya input dan output antara
sistem dan lingkungannya. Ada dua tipe dari interface yaitu user
interface dan system interface. User interface bagian dari sistem
informasi
yang
membutuhkan
interaksi
dari
user
untuk
menghasilkan input dan output. User interface memungkinkan user
berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi, contoh
ketika customer service mencatat pesanan pelanggan. Output yang
dihasilkan ditampilkan di layar komputer.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:454-457), Untuk
meningkatkan kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk
memiliki
system
interface
yang
dirancang
dengan
baik.
Shneiderman mendeskripsikan panduan untuk desain interaksi yang
58
baik dalam The Eight Golden Rules for Designing Interactive
Interface, yaitu:
(1) Strive for consistency (konsistensi)
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan
istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
(2) Enable frequent user to use shortcuts (memungkinkan
pengguna untuk menggunakan shortcuts)
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk
meningkatkan
kecepatan
interaksi,
sehingga
diperlukan
singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas
makro.
(3) Offer information feedback (memberikan umpan balik yang
informatif)
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan
tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang
sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting,
maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya
muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu
input data atau muncul pesan kesalahannya.
(4) Design dialogs to yield disclosure (merancang dialog untuk
menghasilkan suatu penutupan)
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok
dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang
informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang
dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok
tindakan berikutnya.
(5) Offer simple error handling (memberikan penanganan
kesalahan yang sederhana)
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak
dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem
dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan
mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
59
(6) Permits easy reversal of actions (memperbolehkan kemudahan
kembali ke tindakan sebelumnya)
Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena
pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat
dibatalkan,
sehingga
mengeksplorasi
pengguna
pilihan-pilihan
lain
tidak
yang
takut
untuk
belum
biasa
digunakan.
(7) Support internal focus of control (mendukung tempat
pengendalian internal)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada
pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga
pengguna menjadi inisiator daripada responden.
(8) Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan
jangka pendek)
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang
sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya
disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode,
mnemonic, dan urutan tindakan.
2.35.13 Storyboard
Menurut Satzinger et al. (2005:459), Storyboard adalah suatu
teknik
untuk
mendokumentasikan
rancangan
dialog
yang
menujukkan urutan dari sketsa pada tampilan layar.
2.35.14 Deployment Environment
Menurut
Satzinger,
Jackson,
dan
Burd
(2005:270-271),
Deployment Environment merupakan perangkat keras, sistem
perangkat lunak dan lingkungan jaringan dimana sistem akan
beroperasi. Pada bagian ini terdapat penggambaran lingkungan
penyebaran umum secara detail dan dibagian selanjutnya akan
mengeksplorasi pola desain terkait dan arsitektur untuk aplikasi
perangkat lunak. Dari sisi perangkat keras terdiri dari:
60
1. Single computer architecture
Merupakan arsitektur yang menggunakan satu sistem komputer
untuk mengeksekusi semua aplikasi perangkat lunak.
2. Multitier Architecture
Arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan
dengan perangkat lunak di beberapa sistem komputer. Multitier
architecture dibagi menjadi dua jenis:
a. Clustered Architecture: sekelompok komputer yang sama
yang berbagi beban processing dan bertindak sebagai sistem
komputer tunggal yang besar.
b. Multicomputer
Architecture:
beberapa
komputer
yang
berbeda, yang berbagi beban pengolahan melalui spesialisasi
fungsi.
Selain itu menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:272)
menurut lokasi penempatan komputer, terdiri dari:
1. Centralized
Architecture,
merupakan
arsitektur
yang
menempatkan semua sumber daya komputasi di lokasi kontrol.
2. Distributed
Architecture,
merupakan
arsitektur
yang
menyebarkan sumber daya komputasi dibeberapa tempat yang
terhubung oleh sebuah jaringan komputer.
2.35.15 Software Architecture
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:277-282), Software
architecture terdiri atas:
1. Client / server architecture
Client / server architecture membagi software ke dalam dua tipe,
client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek
atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan.
Sedangkan client adalah sebuah proses, modul, objek atau
komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server.
Server berfungsi untuk mengolah sumber informasi atau
menyediakan
jasa.
Sedangkan
client
berfungsi
untuk
berkomunikasi dengan server untuk meminta sumber daya atau
jasa dan server akan merespon terhadap permintaan tersebut.
61
2. Three-layer client/server architecture
Three-layer client/server architecture merupakan pengembangan
dari client/server architecture yang terdiri dari tiga layer, yaitu:
a. Data layer
Merupakan layer untuk mengatur penyimpanan data pada satu
atau lebih database.
b. Business logic layer
Merupakan layer yang mengimplementasikan aturan dan
prosedur dari proses bisnis.
c. View layer
Merupakan layer yang menerima input dan menampilkan hasil
proses.
Three-layer client/server architecture fleksibel. Interaksi antar
layers adalah request atau responses, yang membuat layers
independen antar satu dan lainnya. Bukan masalah, saat di others
layers di implementasikan atau apa tipe komputer atau operating
system apa yang digunakan. Three-layer client/server architecture
adalah pola desain arsitektur yang secara luas digunakan untuk
object oriented software.
3. Middleware
Client/Server dan Three-layer client/server architecture bertumpu
pada program spesial untuk dapat berkomunikasi antar layer.
Software yang mengimplementasikan komunikasi interface
biasanya
disebut
dengan
middleware.
Middleware
mengkoneksikan bagian dari aplikasi dan memperbolehkan
requests dan data untuk melewatinya. Middleware adalah
software komputer yang mengimplementasikan komunikasi
protokol
dalam jaringan
dan
membantu
sistem
berbeda
berkomunikasi.
4. Internet and Web-Based Software Architecture
Internet and Web-Based Software Architecture adalah arsitektur
yang mempackage aplikasi software ke dalam server software,
yang mana dapat dimanage dan diakses melalui web server.
62
2.36 Analisis dan Perancangan Sistem Unified Process
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:50), Unified Process (UP)
adalah pengembangan metodelogi sistem berorientasi objek yang awalnya
di anjurkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivan Jacobson-tiga
pelopor yang berada dibelakang kesuksesan Unified Modeling Language
(UML)-UP adalah usaha mereka untuk mendefinisikan metodelogi secara
komplit yang menyediakan beberapa fitur unik, menggunakan UML untuk
sistem model dan pengembangan UP System life cycle yang telah
disebutkan sebelumnya.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:45), Objektif dari tim
proyek dalam setiap empat fase akan dijelaskan secara singkat pada section
berikut:
1. Fase Inception
Dalam fase proyek perencanaan, dalam fase inception manajer proyek
mengembangkan visi dari sistem baru untuk menunjukkan bagaimana
sistem improve operasi dan memecahkan sistem yang ada. Menentukan
scope termasuk mengidentifikasi key requirement yang ada pada sistem.
Fase inception biasanya diselesaikan dalam satu iterasi dan dengan
interasi yang ada, bagian dari sistem yang sebenarnya dapat di desain,
implementasi dan di tes.
2. Fase Elaboration
Fase elaborasi termasuk beberapa iterations dan iterations awal yang
telah selesai diidentifikasi dan didefinisikan oleh seluruh sistem
requirements.
Sejak
UP
adalah
pendekatan
adaptive
untuk
pengembangan, requirements diharapkan untuk berubah sejak bekerja
dalam proyek. Fase elaborasi menyelesaikan analisis, design, dan
implementasi core arsitektur sistem.
3. Fase Construction
Fase konstruksi termasuk dalam beberapa iterasi yang melanjutkan
design dan implemetasi sistem. Core arsitektur dan resiko aspek tertinggi
dalam sistem telah selesai. Sekarang fokus pada pekerjaan berubah
menjadi bagian rutin dan predictable sistem. Bagian-bagian ini termasuk
mendetailkan sistem kontrol seperti data validasi, fine-tuning design user
interface, menyelesaikan fungsi data maintenance secara rutin, dan
63
menyelesaikan bantuan dan fungsi user preference. Tim juga mulai
merencanakan pengembangan sistem.
4. Fase Transition
Selama fase transition, satu atau lebih final iterations termasuk pada final
user acceptance dan tes beta, dan sistem terbuat untuk operasi. Ketika
sistem dioperasikan, sistem dapat di dukung dan di maintain.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:55), Unified Process
Development Disciplines memiliki enam tahap utama yaitu:
a. Business Modeling
Business modeling adalah suatu tahap dimana model bisnis dibuat dengan
tujuan untuk memahami dan mengkomunikasikan lingkungan bisnis
dimana sistem dapat dikembangkan. Analisa masalah yang terjadi dan
penyelesaian masalah tersebut dengan sistem yang baru. Ada tiga
kegiatan utama dalam Bisnis Modeling yaitu memahami lingkungan
bisnis, membuat visi sistem, dan membuat bisnis model. Memahami
lingkungan bisnis sangat penting untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan dalam memahami masalah yang terjadi dan akan
mempengaruhi terhadap pembuatan sistem baru. Visi sistem adalah
sistem yang akan jadi, kedepannya seperti apa dan cara penggunaannya
apakah berguna dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi atau
tidak. Bisnis model merupakan suatu gambar perencanaan dari kegiatan
bisnis-bisnis baik dari lingkungannya dan masalah-masalah yang terjadi
digambarkan dan menjadi suatu perencanaan yang baik untuk melihat
kedepannya dengan sistem baru.
b. Requirements
Requirements adalah tahap dimana suatu objektif yang bertujuan untuk
memahami dan mendokumentasikan kebutuhan yang diperlukan di dalam
bisnis dan proses pemenuhannya untuk sistem baru. Kegiatannya adalah
mendapatkan
informasi secara
detail,
mendefinisikan
kebutuhan
fungsional, mendefinisikan kebutuhan non fungsional, mengutamakan
kebutuhan yang utama, mengembangkan dialog user interface, dan
mengevaluasi kebutuhan tersebut dengan user.
64
c. Design
Desain adalah tahap dimana perancangan akan sistem tersebut dirancang
dan digambarkan sebagai suatu solusi dari masalah yang ada berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan yang didapat dari user. Kegiatan utama desain
adalah
desain
layanan
dukungan
arsitektur dan
pengembangan
lingkungannya, desain software arsitektur, desain hubungan antar case,
desain database, desain sistem dan user interface, dan desain sistem
keamanan dan pengendalian.
d. Implementation
Implementation adalah tahap dimana komponen-komponen sistem
tersebut dibuat, dibangun dan diperoleh. Kegiatan utamanya adalah
membangun komponen software, memperoleh komponen software, dan
mengintegrasi komponen software.
e. Testing
Testing adalah tahap pengakuan dan pengujian akan pengembangan
sistem tersebut. Apakah layak dan sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Kegiatan utamanya adalah mendefinisikan dan melakukan unit
testing, integrasi testing, kegunaan testing, dan penerimaan pengguna
testing.
f. Deployment
Deployment adalah tahap dimana pengembangan akan kegiatan yang
diperlukan untuk membuat sistem operasi. Kegiatan utamanya adalah
memperoleh hardware dan sistem software, package dan install
komponen, melatih pengguna, mengkonversi dan menginisialisasi data.
Unified Process juga memiliki tiga tahap tambahan dukungan sebagai
perencanaan dan pengendalian proyek yaitu:
1. Project Management
Project Management dihubungkan secara langsung ke perkembangan
proses. Kegiatan utamanya adalah menyelesaikan sistem dan lingkup
proyek, mengembangkan proyek dan perulangan jadwal, mengidentifikasi
resiko proyek dan kemungkinan tentang penegasan proyek tersebut,
mengawasi dan mengendalikan rencana proyek, jadwal, internal dan
eksternal komunikasi dan resiko juga pemahaman masalah.
65
2. Configuration and Change Management
Configuration and Change Management adalah tahap dimana kemajuan
dari project tersebut telah dibuat dan banyak perubahan yang terjadi di
kebutuhan, desain, source code, dan executables. Kegiatan utamanya
adalah mengembangkan perubahan prosedur control serta mengatur
model dan komponen software.
3. Environment
Merupakan
tahap
dimana
melibatkan
pengaturan
lingkungan
pengembangan yang digunakan oleh project team. Kegiatan utamanya
adalah memilih dan mengkonfigurasi tools pengembangan, menyesuaikan
proses pengembangan UP, dan memberikan dukungan layanan teknis.
Gambar 2.15 Unified Process Life Cycle Model
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:54)
66
2.37 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penyusunan skripsi ini terdiri atas lima tahap yaitu
fase perencanaan, fase analisis, fase perancangan, pembuatan sistem aplikasi
dan pembuatan kesimpulan dan saran.
Pada fase pertama, yaitu fase perencanaan ditentukan ruang lingkup, topik
pembahasan dalam penyusunan skripsi. Kerangka wawancara juga dibuat
dalam fase ini. Fase ini dilakukan selama dua belas hari, pada tanggal 26
sampai 30 November 2014 dan tanggal 23 sampai 27 Februari 2015 dengan
bagian keuangan dan bagian penjualan. Fase perencanaan menghasilkan hasil
wawancara dengan narasumber yaitu bagian keuangan dan bagian penjualan
penjualan. Selain itu, data dan informasi yang dibutuhkan, formulir-formulir
dan bukti-bukti terkait topik skripsi telah terkumpul.
Selanjutnya masalah pada objek penelitian di identifikasi. Perumusan
masalah beserta pengkajian lebih dalam mengenai topik skripsi dilakukan
selama dua minggu, pada tanggal 1 Desember 2014 sampai tanggal 8
Desember 2014 dan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai tanggal 28 Februari
2015. Setelah masalah-masalah tersebut di temukan, penyeleksian masalah
akan dilakukan untuk mendapatkan masalah yang menjadi kendala utama
dalam sistem.
Fase selanjutnya adalah fase perancangan. Fase perancangan ini dilakukan
selama dua bulan, yaitu pada bulan Februari 2015 dan Maret 2015. Pada fase
perancangan terdapat dua bagian yang harus dilakukan. Bagian pertama
diselesaikan dalam waktu satu bulan, yaitu bulan Februari 2015. Bagian kedua
diselesaikan dalam waktu satu bulan, yaitu bulan Maret 2015.
Bagian pertama adalah analisis, disini akan dilakukan analisis menggunakan
metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek (Object Oriented
Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan Burd. Pada
penyusunan skripsi ini, metode analisis dan perancangan sistem berorientasi
objek yang digunakan adalah Unified Process Life Cycle Model. Unified
Process Life Cycle Model terdiri atas empat tahap, yaitu Fase Inception, Fase
Elaboration, Fase Construction, dan Fase Transition.
Pada penyusunan skripsi ini telah dilakukan fase inception, fase elaboration,
dan fase construction. Pada tahap pertama, penelitian telah dilakukan fase
inception. Pada fase ini, ruang lingkup penelitian dan tujuan penulisan skripsi
67
ditentukan. Pada fase kedua, yaitu fase elaboration, masalah dan informasi
yang dibutuhkan selesai diidentifikasi dan dapat didefinisikan. Pada fase
ketiga, yaitu fase construction, dilakukan analisis dan perancangan sistem
terhadap solusi yang akan mendukung pemecahan masalah. Pada fase ke
empat, yaitu fase transition. Untuk fase ini hanya dilakukan penyerahan
aplikasi. Testing dan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat tidak
dapat
dilakukan.
Dikarenakan
keterbatasan
waktu
penelitian
untuk
penyelengaraan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat.
Pada bagian kedua adalah perancangan, disini akan dilakukan analisis
menggunakan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek
(Object Oriented Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan
Burd dengan Unified Modelling Language (UML). Menurut Satzinger,
Jackson, dan Burd (2005:48), unified modelling language adalah bentuk
standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk
pengembangan berorientasi objek. UML terdiri atas Activity Diagram, Event
Table, Use Case Diagram, Use Case Description, Class Diagram (Domain
Model Class Diagram, First Cut Class Diagram, dan Updated Design Class
Diagram), State Chart Diagram, System Sequence Diagram, Multilayer Design
System Sequence Diagram, Package Diagram, dan User Interface.
Fase ke empat adalah fase membuat sistem aplikasi (coding). Tujuan dari
pembuatan aplikasi adalah untuk mengatasi masalah yang ada pada objek
penelitian. Dalam fase ini sistem aplikasi dibuat dengan bahasa C# dengan
Microsoft Visual Basic 2010 dan database SQL. Pembuatan sistem aplikasi
dilakukan selama empat bulan pada bulan April 2015 dan Juli 2015.
Fase terakhir adalah fase untuk kesimpulan dan saran. Fase ini dilakukan
selama tiga hari, yaitu di tanggal 1 Juli 2015 hingga 3 Juli 2015. Pada fase ini
dilakukan untuk menemukan kesimpulan dan saran atas penelitian yang sudah
berjalan dan memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada perusahaan.
Kesimpulan didapat dari hasil serta solusi seluruh penelitian. Sedangkan saran
didapat dari rekomendasi solusi-solusi yang berguna bagi kelanjutan hidup
perusahaan.
68
Di bawah ini adalah gambar atas penjelasan kerangka pikir:
-
-
Fase Perencanaan
Menentukan ruang lingkup untuk penyusunan skripsi.
Membuat kerangka pertanyaan untuk wawancara dan melakukan observasi.
Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan, melalui studi pustaka, formulir-formulir,
profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang,
prosedur proses bisnis yang berjalan dan bukti-bukti terkait topik skripsi.
Mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam objek penelitian.
Fase Perancangan
Pada tahap ini, digunakan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek (Object
Oriented Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan Burd yaitu dengan Unified
Process Life Cycle Model. Unified Process Life Cycle Model beserta Unified Process
Development Disciplines yang digunakan, yaitu :
1. Fase Inception
a. Business Modeling: Memahami lingkungan bisnis perusahaan beserta visi dari
perancangan sistem.
b. Requirements: Mendefinisikan kebutuhan perusahaan dengan bagian terkait dan
pengguna yang akan menggunakan sistem.
2. Fase Elaboration
a. Design: Merencanakan desain deployment environment, software arsitektur, desain
database, pengendalian, desain sistem dan user interface.
b. Project Management: Melakukan penyesuaian terhadap resiko-resiko, mengendalikan
rencana perancangan sistem dan pemahaman terhadap masalah pada perusahaan.
c. Environment: Melakukan pengaturan lingkungan pengembangan yang diusulkan. Dengan
cara memilih dan deployment environment, software, hardware, dan melakukan
penyesuaian proses pengembangan UP sesuai lingkungan perusahaan.
3. Fase Construction
a. Implementation: Membangun sistem, melakukan validasi data, menyelesaikan fungsi data
pada user interface dan menyelesaikan sistem sesuai kebutuhan perusahaan.
b. Configuration and Change Management: Melakukan pengembangan perancangan sistem
dikarenakan perubahan pada rekomendasi yang diusulkan, seperti melakukan konfigurasi
pada sistem dan desain user interface.
Unified Modelling Language (UML) yang digunakan terdiri atas Activity Diagram, Event Table,
Use Case Diagram, Use Case Description, Class Diagram (Domain Model Class Diagram, First
Cut Class Diagram, dan Updated Design Class Diagram), State Chart Diagram, System
Sequence Diagram, Multilayer Design System Sequence Diagram, Package Diagram, dan User
Interface.
Membuat Sistem Aplikasi
Membuat sistem aplikasi untuk mengatasi masalah objek penelitian (coding)
dengan Microsoft Visual Basic 2010 dan database SQL.
-
Kesimpulan dan Saran
Menemukan kesimpulan dan saran atas penelitian yang sudah berjalan.
Testing, deployment dan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat tidak dapat
dilakukan. Dikarenakan oleh keterbatasan waktu penelitian untuk penyelengaraan testing,
deployement, transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat. Namun, penyerahan sistem
ke perusahaan sudah dilakukan.
Gambar 2.16 Kerangka Pikir
69
Download