BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dengan persaingan yang semakin ketat, perusahaan membutuhkan dukungan dari berbagai hal, salah satunya adalah dukungan dari teknologi. Teknologi dapat digambarkan melalui sistem yang saling berhubungan dan membantu perusahaan mencapai tujuan. Menurut Gelinas dan Dull (2012:11), Sistem adalah kumpulan elementelemen interdependen yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Sistem harus memiliki organisasi, hubungan timbal balik, integrasi dan tujuan pokok. Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Sistem adalah kumpulan dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kebanyakan sistem terdiri atas subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem besar. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang bekerjasama mencapai tujuan. Sistem terdiri atas subsistem yang mendukung sistem secara keseluruhan. 2.2 Informasi Informasi menjadi hal yang terpenting dalam menjalankan perusahaan. Karena dengan mengendalikan informasi, perusahaan dapat mengetahui keputusan apa yang seharusnya dibuat dan sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Menurut Gelinas dan Dull (2012:17), Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam aktivitas pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai untuk pembuat keputusan karena dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan mengenai area yang ingin diketahui. Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Informasi adalah data yang telah tersusun dan diproses untuk menyediakan arti dan merubah proses pembuatan keputusan. Seperti peraturan, pengguna membuat keputusan lebih baik jika kuantitas dan kualitas informasi meningkat. 69 12 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diproses dan telah disusun menjadi bentuk yang berguna dan mengandung arti bagi pembuat keputusan. 2.3 Sistem Informasi Perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja perusahaan membutuhkan sistem yang mampu memberikan informasi-informasi yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuan. Untuk itu sistem informasi dibutuhkan oleh perusahaan. Menurut Gelinas dan Dull (2012:12), Sistem informasi adalah sistem yang dibuat manusia yang umumnya terdiri atas kumpulan komponen-komponen komputer dan manual yang terintegrasi untuk mendapatkan, menyimpan dan memanajemen data dan untuk menyediakan informasi output untuk pengguna. Menurut Hall (2012:5), Sistem informasi merupakan kumpulan prosedur formal dengan data yang dikumpulkan, disimpan dan diproses menjadi informasi dam disebarkan untuk pengguna. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah komponen-komponen yang bekerja sama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyediakan informasi untuk pembuat keputusan dalam perusahaan sehingga keputusan terbaik dapat terpilih. 2.4 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan, visi, dan misi perusahaan dibutuhkan dukungan yang kuat dari sistem yang menghasilkan informasi secara detail sehingga pengambilan keputusan terbaik dapat diambil. Sistem informasi akuntansi dapat memberikan laporan akuntansi yang berguna bagi perusahaan. Menurut Gelinas dan Dull (2012:14), Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem khusus dari Sistem Informasi yang bertujuan mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis. Menurut Rommey dan Steinbart (2012:24), Sistem informasi akuntansi merupakan intelligence atau mesin penyedia informasi dari bahasa bisnis. Sistem informasi akuntansi mengkoleksi, mencatat, menyimpan, dan memproses akuntansi dan data lain untuk memproduksi informasi bagi pembuat keputusan. 13 Menurut Waluyo (2012:35), Sistem informasi akuntansi menyiapkan informasi keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem berupa mesin penyedia informasi yang bertujuan mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi bagi perusahaan agar kegiatan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Sistem informasi akuntansi juga dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan. 2.4.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rommey dan Steinbart (2012:30), Terdapat enam komponenkomponen dalam sistem informasi akuntansi, yaitu: 1. People People terdiri atas pengguna yang menggunakan sistem. 2. Prosedur dan instruksi Prosedur dan instruksi-instruksi digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data. 3. Data Data yang dimaksud adalah data mengenai organisasi dan aktivitas bisnis. 4. Software Perangkat lunak yang digunakan adalah perangkat lunak untuk memproses data. 5. Infrastruktur Teknologi Informasi Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer-komputer, peralatan-peralatan peripheral dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi. 6. Internal Kontrol dan Pengukur Keamanan Internal kontrol dan pengukur kemanan adalah penjaga keamanan untuk data dalam sistem informasi akuntansi. 14 2.4.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rommey dan Steinbart (2012:31), Desain sistem informasi akuntansi yang baik dapat menambah nilai perusahaan dengan: 1. Improving the quality and reducing the costs of products or services Sistem informasi akuntansi dapat mengawasi mesin, sehingga operator akan mendapat notifikasi langsung jika hasil tidak sesuai batasan kualitas. Hal ini membantu menjaga kualitas produk, mengurangi sisa dan mengurangi biaya. 2. Improving efficiency Informasi tepat waktu membuat manufaktur just-in-time terlaksana dengan baik, karena membutuhkan konstan, akurat, informasi terbaru mengenai bahan mentah, persediaan dan lokasi mereka. 3. Sharing knowledge Berbagi pengetahuan dan keahlian dapat merubah operasi dan menyediakan keunggulan kompetitif. 4. Improving the efficiency and effectiveness of its supply chain Memperbolehkan pelanggan untuk secara langsung mengakses persediaan dan sales order entry system dapat mengurangi biaya penjualan dan biaya promosi, dan meningkatkan tingkat retention pelanggan. 5. Improving the internal control structure Sistem informasi akuntansi dengan struktur internal kontrol yang baik dapat melindungi sistem dari penggelapan, kesalahan, kegagalan sistem dan bencana. 6. Improving decision making Meningkatkan pembuatan keputusan adalah hal yang penting dan dapat di diskusikan dengan lebih detail. 2.5 Akuntansi Dalam perusahaan, dibutuhkan perhitungan keuangan yang jelas. Untuk itu, akuntansi diterapkan pada seluruh perusahaan. Definisi akuntansi menurut Weygandt, et al. (2011:4), Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. 15 Menurut Stice and Stice (2010:8), Akuntansi adalah aktivitas jasa. Yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, secara alamiah dalam finansial, mengenai entitas ekonomi yang diupayakan untuk berguna dalam membuat keputusan ekonomi-dalam membuat pilihan beralasan diantara pilihanpilihan alternatif. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi menyediakan informasi finansial mengenai entitas ekonomi perusahaan. Dengan penerapan akuntansi, pembuat keputusan dapat memilih keputusan yang menguntungkan perusahaan secara finansial. 2.6 Penjualan Menurut Sumarsan (2011:4), Pendapatan dari perusahaan adalah pada saat perusahaan menjual barang kepada pelanggan atau pembeli, perkiraan untuk mencatat penjualan barang disebut penjualan. Menurut Sugiono, Soenarno dan Kusumawati (2010:133), Penjualan bersih merupakan selisih antara penjualan baik yang dilakukan secara tunai maupun kredit dengan retur penjualan dan potongan penjualan. 2.7 Penjualan Tunai Menurut Samryn (2011:245), Penjualan tunai yaitu penjualan yang direalisasikan dengan penerimaan kas pada saat penjualan. Menurut Mulyadi (2010:455), Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. 2.8 Penjualan Kredit Menurut Samryn (2011:245), Penjualan kredit yaitu penjualan yang direalisasikan dengan timbulnya tagihan atau piutang kepada pihak pembeli. Menurut Mulyadi (2010:210), Penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order 16 yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. 2.9 Retur Penjualan Menurut Samryn (2011:246), Penjualan retur yaitu penerimaan kembali barang yang sudah dijual, tetapi karena alasan tertentu barang yang bersangkutan dikembalikan oleh pembelinya. Menurut Sumarsan (2011:5), Penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut retur penjualan. 2.10 Potongan Penjualan Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:210), Potongan penjualan untuk ketepatan pembayaran saldo yang jatuh tempo yang berdasarkan harga invoice dikurangi retur, jika ada. Menurut Samryn (2011:246), Potongan penjualan yaitu pengurangan harga jual yang diberikan kepada pembeli sehingga mengurangi harga jual barang. 2.11 Piutang Menurut Waluyo (2012:82), Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus aset operasi berjalan. Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang berhubungan dengan jumlah jatuh tempo dari individu dan perusahaan lain. Piutang yang diklaim adalah Piutang yang diharapkan untuk di kumpulkan dalam kas. Piutang diklasifikasi sebagai: (1) Account Receivable (Piutang Usaha) (2) Notes Receivable (Wesel Tagih) (3) Other Receivable (Piutang Lain-Lain) 2.12 Piutang Usaha (Account Receivable) Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang usaha adalah nilai yang dimiliki pelanggan pada akun yang di hasilkan dari penjualan barang dan jasa. Perusahaan pada umumnya menerima piutang dalam jangka waktu tiga puluh hingga enam puluh hari. 17 Menurut Waluyo (2012:82), Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan ke dalam aset lancar, dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun atau satu siklus usaha normal. 2.13 Wesel Tagih (Notes Receivable) Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Wesel tagih adalah klaim untuk formal instrumen kredit di issues sebagai bukti hutang. Wesel tagih pada umumnya selama periode waktu enam puluh hingga sembilan puluh hari atau lebih dan membutuhkan debitur untuk membayar bunga. Notes Receivable dan Receivable adalah hasil dari transaksi penjualan yang sering disebut dengan trade receivables. Menurut Warren, Reeve dan Duchac (2012:363), Wesel tagih adalah nilai yang mana hutang pelanggan pada formal, instrumen kredit tertulis yang telah di terbitkan. Jika wesel tagih diharapkan untuk di kumpulkan dalam satu tahun, mereka diklasifikasikan dalam balance sheet sebagai current asset. 2.14 Piutang Lain-Lain (Other Receivable) Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:348), Piutang lain-lain termasuk non trade receivables. Seperti pada bunga piutang, hutang untuk karyawan perusahaan, advances untuk karyawan dan pajak penghasilan yang dapat dikembalikan. Hal ini secara umum tidak dihasilkan dari bisnis operasi. Perusahaan secara umum mengklasifikasikan dan melaporkan mereka sebagai item yang terpisah dalam statement of financial position. Menurut Waluyo (2012:82), Piutang lain-lain timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang ini diharapkan akan direalisasikan dalam waktu satu tahun. 2.15 Kas Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:309), Kas adalah aset yang siap untuk berubah ke dalam aset tipe lain. Kas juga mudah disembunyikan dan di pindahkan dan sangat diinginkan. Karena karakteristik ini, kas adalah aset yang paling rentan terhadap kegiatan penipuan. Karena transaksi kas sangat 18 banyak, kesalahan akan terjadi dalam melaksanakan dan mencatat kas. Untuk menjaga kas dan meyakinkan keakuratan pencatatan akuntansi untuk kas, pengendalian internal yang baik dibutuhkan. Menurut Warren, Reeve dan Duchac (2012:363), Kas termasuk koin, mata uang (uang kertas), cek, dan money orders. Uang pada deposit dengan bank atau institusi finansial lain yang tersedia untuk diambil kembali termasuk ke dalam kas. Kas adalah aset yang dapat dicuri atau digunakan secara tidak tepat dalam bisnis. Karena alasan ini, bisnis harus secara hati-hati mengendalikan kas dan transaksi kas. 2.16 Penerimaan Kas Menurut Samryn (2011:246), Penerimaan kas yaitu kegiatan menerima kas yang bersumber dari tagihan kepada pihak luar yang berasal dari tagihan sebelumnya atau bisa juga berasal dari pinjaman, setoran modal atau penjualan tunai. Menurut Mulyadi (2010:439), Penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. 2.17 Ongkos Angkut (Freight Costs) Menurut Manurung, M. E. (2011:45), Ongkos Angkut (Freight Costs) harus dicatat baik oleh penjual ataupun pembeli sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan. Ada dua jenis perjanjian yaitu: (1)FOB Shipping Point FOB (Free On Board) shipping point merupakan bentuk perjanjian ongkos angkut yang harus dibayar oleh pembeli. FOB shipping point akan di catat oleh pembeli sebagai Freight In (ongkos angkut masuk) yang akan menjumlah biaya pembelian barang dagangannya. (2)FOB Destination FOB destination merupakan jenis perjanjian ongkos angkut yang harus dibayar penjual. FOB destination akan dicatat penjual sebagai Freight Out 19 (ongkos angkut keluar) yang dapat dikelompokkan sebagai biaya pemasaran. Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:205), FOB adalah singkatan dari Free On Board. Pencatatan jurnal ongkos angkut adalah sebagai berikut: Dr. Biaya pengiriman xxxxxx Cr. Kas xxxxxx 2.18 Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Menurut Pernyataan Standar Akuntansi (2010:23.3) paragraf 12 menyebutkan sebagai berikut: Kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi. Namun dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal, agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Ketentuan selanjutnya mengenai pengakuan terhadap pendapatan yang diatur dalam PSAK No. 23 (2010:23.1) adalah pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Kriteria pengakuan pendapatan atas transaksi penjualan barang yang diatur dalam PSAK No. 23 (2010:23.3) adalah pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; b. perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan e. biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. 20 2.19 Chart Of Accounts Wild (2011:52), Chart of accounts adalah daftar seluruh akun yang digunakan perusahaan dan termasuk ke dalamnya nomor identifikasi untuk setiap akun. Sumarsan (2011:36), Perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam satu perusahaan diberi nomor tertentu sesuai dengan kelompok dan jenis perkiraan yang ada. Perkiraan-perkiraan yang telah diberi nomor perkiraan sesuai dengan kelompok atau klasifikasi yang tepat (aktiva, kewajiban, ekuitas pendapatan atau beban) disebut dengan bagan perkiraan (chart of accounts). Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:59), Nomor dan tipe dari char of accounts setiap perusahaan berbeda-beda sesuai jumlah dan detail yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berikut adalah contoh ranges chart of accounts: a. 101-199 mengindikasikan akun aset b. 200-299 mengindikasikan kewajiban c. 300-399 mengindikasikan modal / equity d. 400-499, pendapatan e. 500-799, beban f. 800-899, pendapatan lain – lain g. 900-999, beban lain – lain 2.20 Jurnal Akuntansi Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:55), Jurnal disebut sebagai buku entri asli. untuk setiap transaksi jurnal menunjukan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik. Menurut Manurung, M. E. (2011:18), Ada dua jenis penjurnalan yang dipakai yaitu: a. General Journal Semua transaksi dimasukkan dalam satu buku jurnal, yang biasanya dipakai jika transaksi perusahaan lebih banyak dilakukan secara cash / tunai. 21 b. Special Journal Transaksi dicatat ke dalam buku-buku jurnal yang terpisah sesuai jenisnya, seperti buku pembelian, buku penjualan, dan buku kas. Hal ini disebabkan banyaknya transaksi perusahaan yang dilaksanakan secara kredit, sehingga perlu dibuat buku tersendiri untuk menghitung jumlah utang dan piutang. Biasanya special journal / jurnal khusus banyak digunakan oleh perusahaan dagang atau manufaktur. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang, penerimaan kas dan retur penjualan adalah sebagai berikut: a. Jurnal penjualan tunai: Dr. Kas xxxxx Cr. Penjualan xxxxx b. Jurnal penjualan kredit: Dr. Piutang usaha xxxxx Cr. Penjualan xxxxxx Jurnal penerimaan kas karena penjualan kredit: Dr. Kas xxxxxx Cr. Piutang usaha xxxxxx c. Jurnal retur penjualan: Dr. Retur penjualan xxxxxx Cr. Piutang usaha xxxxxx d. Jurnal pada saat periode diskon: Dr. Potongan penjualan Cr. . Kas xxxxxx xxxxxx 2.21 Standar Akuntansi Standar akuntansi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah standar akuntansi IFRS. Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2011:210), Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas terbaik, akuntan menyajikan laporan keuangan dalam standar akuntansi yang di keluarkan oleh standard-setting bodies. Standard-setting bodies International Accounting Standards Board (IASB) menghasilkan IFRS (International Financial Reporting Standards). 22 Menurut Waluyo (2012:6), Globalisasi ekonomi menjadi pendorong Standar Akuntansi Keuangan di mancanegara yang awalnya ditandai keberagaman yang selanjutnya menuju ke konvergensi IFRS yang dihasilkan IASB. 2.22 Kebijakan Pemberian Kredit Kepada Pelanggan Menurut Romney dan Steinbart (2012:360), Credit limit untuk setiap pelanggan ditetapkan berdasarkan histori kredit pada waktu lampau dan kemampuan pelanggan untuk membayar. Pemeriksaan limit kredit dapat dilakukan dengan memeriksa master file pelanggan untuk memverifikasi akun tersebut ada, mengidentifikasi kredit limit pelanggan dan memverifikasi nilai dari pesanan ditambah apakah ada account balance yang tidak melewati batas kredit. Menurut Gitman (2011:615), Kebijakan kredit yang perlu dilakukan perusahaan mencakup: 1. Credit selection and standard a. Credit selection Seleksi kredit meliputi teknik aplikasi untuk menetukan pelanggan mana yang layak diberi kredit. Teknik yang populer yaitu 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition). Metode seleksi kredit lainnya adalah dengan credit scoring, yaitu suatu metode yang menggunakan ukuran high-volume/small-dollar dalam menanggapi permintaan pemberian kredit. b. Credit standard Sedangkan strategi credit standard ditetapkan dengan meningkatkan volume penjualan, investasi pada piutang, dan biaya piutang raguragu. Dengan mengubah credit standard ini akan menghasilkan pengembalian dan nilai yang lebih baik untuk pemiliknya. 2. Credit terms Kebijakan credit terms adalah periode penjualan kepada pelanggan dengan perpanjangan kredit oleh perusahaan. Sebagai contoh, dengan meningkatkan periode kredit dari net 30 hari menjadi net 45 hari akan meningkatkan penjualan, dan secara positif akan mempengaruhi profit. Cara lain yang ditawarkan perusahaan adalah cash discount, yaitu 23 persentase pengurangan dari harga pembelian untuk membayar pada waktu tertentu, contoh: 2/10 net 30; 4/10 net 30; 2/20 net 30; 2/10 net 60. 2.23 Penilaian Kredit 5C Menurut Kasmir (2010:108-109), Terdapat prinsip 5C dalam pemberian kredit yaitu sebagai berikut: a. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi: seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar. b. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis tang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. e. Condition of Economy Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai bidang masing-masing. 24 Serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. 2.24 Pajak Pertambahan Nilai Menurut Busi (2014:292-293), PPN merupakan pajak atas pertambahan nilai terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan selama kegiatan operasinya. Sebagai pajak tidak langsung, pajak pertambahan nilai memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Secara ekonomis, beban Pajak diahlikan kepada pihak lain, yaitu pihak yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang menjadi objek pajak. 2. Secara jurudis, tanggung jawab pembayaran pajak kepada Kas Negara tidak berada ditangan pihak yang memikul beban pajak. Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal satu, Pajak masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak. Menurut Suparmono dan Damayanti (2010:125), Pajak keluaran merupakan PPN yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal empat, PPN dikenakan atas: a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; b. impor Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; 25 g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Menurut UU Nomor 42 tahun 2009 pasal tujuh ayat pertama dan ayat kedua, ketentuan tarif PPN adalah: (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). (2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan c. ekspor Jasa Kena Pajak. 2.25 Prosedur-Prosedur dalam Sistem Informasi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas 2.25.1 Prosedur Sales Order Berdasarkan pendapat Hall (2011:154-160), Prosedur sales order termasuk tugas-tugas yang termasuk ke dalam penerimaan dan mengolah pesanan pelanggan, mengisi pesanan dan mengirimkan pesanan kepada pelanggan, menagih ke pelanggan pada waktu yang tepat, dan membetulkan transaksi. a. Receive Order Proses penjualan dimulai dengan menerima pesanan pelanggan yang menandakan tipe dan banyak barang yang dipesan. Pesanan pelanggan dapat diterima melalui email, dengan telepon, atau didapat dari representative yang mengunjungi pelanggan. Karena pesanan pelanggan tidak berada dalam format standar yang dibutuhkan sistem penjualan penjual butuhkan, maka tugas pertama adalah mengubahnya menjadi sales order. b. Check Credit Sebelum memproses pesanan lebih jauh, persetujuan pemberian kredit pelanggan harus dilihat. Contohnya, pelanggan baru dapat melalui investigasi finansial untuk membangun line of credit. Ketika credit limit dibuat, bagaimanapun, pemeriksaan kredit pada subsequent penjualan dapat terbatas untuk meyakinkan bahwa 26 pelanggan memiliki sejarah telah membayar tagihannya dan bahwa penjualan yang sekarang tidak melebihi batas yang telah ditentukan. c. Pick Goods Penerimaan pesanan menuju dokumen stock release (atau disebut picking ticket) yang berfungsi untuk memilih barang di gudang. Dokumen ini mengidentifikasi item persediaan apa saja yang dibutuhkan dan dipilih dari rak-rak gudang. Ini memberikan otorisasi formal untuk anggota gudang untuk mengeluarkan item secara spesifik. Setelah memilih persediaan, pesanan di verifikasi untuk keakuratan barang dan dokumen verifikasi pengeluaran barang dibuat untuk mengirim barang. d. Ship Goods Sebelum kedatangan barang dan verifikasi pengeluaran barang dari bagian pengiriman menerima packing slip dan shipping notice dari fungsi penerimaan pesanan. Packing slip akan dikirim bersamaan dengan barang ke pelanggan untuk menjelaskan isi dari pesanan. Shipping notice akan di forward ke bagian penagihan sebagai bukti bahwa pesanan pelanggan telah dibuat dan dikirim. Staff pengiriman akan mempackage barang, menaruh packing slip, menyelesaikan shipping notice dan menyiapkan bill of landing. Bill of landing adalah kontrak formal antara penjual dan perusahaan pengiriman untuk mengantarkan barang ke pelanggan. e. Bill Customer Sales invoice yang lengkap adalah tagihan pelanggan yang mana harus dibayar pelanggan. Sebagai tambahan, fungsi penagihan yang berhubungan dengan penyimpanan pencatatan tugas adalah: • Pencatatan penjualan pada jurnal penjualan. • Forwards ledgers copy sales order untuk update pencatatan piutang. • Mengirim dokumen pengeluaran barang ke dalam kegiatan pencatatan update persediaan. f. Update Inventory Records Fungsi kontrol persediaan mengupdate account inventory subsidiary ledgers dari informasi yang didapat dari dokumen pengeluaran 27 barang. Dalam sistem perpetual persediaan, setiap inventory sistem mempunyai pencatatan dalam ledger. Setiap dokumen pengeluaran barang akan mengurangi quantity gudang pada satu atau lebih akun persediaan. g. Update Accounts Receivable Catatan pelanggan dalam accounts receivable (AR) subsidiary ledger adalah informasi yang terbaru dari sales order. h. Post to General Ledger Penutupan periode pemprosesan transaksi, fungsi general ledger yang telah menerima jurnal dari penagihan dan kontrol persediaan dan account summary dari fungsi AR. 2.25.2 Prosedur Retur Penjualan Berdasarkan pendapat Hall (2011:160-163), Perusahaan memperkirakan bahwa dalam beberapa presentase penjualannya akan dikembalikan. Hal ini terjadi karena beberapa hal, beberapa diantaranya adalah: a. Perusahaan mengirim barang yang salah kepada pelanggan b. Barang merupakan barang cacat c. Produk mengalami kerusakan dalam pengiriman d. Pembeli menolak pengiriman karena penjual mengirimkan barang terlambat atau mereka ditunda dalam transit Prosedur Retur Penjualan adalah sebagai berikut: a. Prepare Return Slip Ketika barang dikembalikan, bagian menerimaan menghitung, inspeksi dan menyiapkan return slip menjelaskan barang tersebut. Barang bersamaan dengan return slip copy ke gudang untuk di restock. Lalu mengirim copy ke dua return slip ke bagian penjualan untuk menyiapkan credit memo. b. Prepare Credit Memo Setelah return slip, pegawai penjualan akan menyiapkan credit memo. Dokumen ini diotorisasi untuk pelanggan untuk menerima kredit dari barang retur. 28 c. Approve Credit Memo Manajer kredit mengevaluasi beberapa hal dalam retur dan membuat penilaian untuk menyetujui (atau tidak menyetujui) kredit. Manajer akan mengembalikan aproved credit memo ke bagian penjualan. d. Update Sales Journal Setelah menerima credit memo, transaksi akan dicatat dalam jurnal penjualan sebagai contra entry. Credit memo akan dikirim ke fungsi kontrol persediaan untuk posting. e. Update Inventory and AR Records Fungsi kontrol persediaan menyesuaikan pencatatan persediaan dan mengirimkan credit memo ke piutang, yang mana akun pelanggan juga di sesuaikan. f. Update General Ledger Upon receipt of the journal voucher dan informasi account summary, fungsi general ledger akan mencatat persediaan dan retur penjualan. 2.25.3 Prosedur Penerimaan Kas Berdasarkan pendapat Hall (2011:163-166), Prosedur penjualan menjelaskan transaksi kredit yang menghasilkan terjadinya piutang. Pembayaran dapat berada dalam due pada tanggal di masa yang akan datang, yang mana term of trade yang ditentukan. a. Open Mail and Prepare Remittance Advice Pegawai mail room membuka amplop yang berisi pembayaran pelanggan dan remittances advices. Remittance advices mengandung informasi yang dibutuhkan untuk akun service individual pelanggan. Termasuk, tanggal pembayaran, account number, jumlah yang dibayar, dan check number pelanggan. b. Record and Deposit Checks Pegawai penerimaan kas memverifikasi akurasi dan completeness cek dengan prelist. Setiap cek memiliki kemungkinan hilang atau salah tuju antara mail room dan fungsinya dan identifikasinya. Setelah menyatukan prelist dengan cek, pegawai akan mencatat cek di cash receipts journal. 29 c. Update Accounts Receivable Remittance advices digunakan unruk mempost ke akun pelanggan dalam AR subsidiary ledger. Secara periodik, perubahan dalam account balances di summarized dan dikirm ke fungsi general ledger. d. Update General Ledger Setelah menerima journal dan account summary, fungsi general ledger di rekonsiliasi, post ke kas dan akun kontrol AR dan file journal voucher. e. Reconcile Cash Receipt and Deposits Secara periodik (mingguan atau bulanan), pegawai dari kantor kontroler (atau pelanggan yang tidak termasuk dalam prosedur penerimaan kas) merekonsiliasi penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut: (1) copy of the prelist, (2) deposit slip yang diterima dari bank dan (3) journal voucher yang berhubungan. 2.26 Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2010:456), Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut: 1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale. Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit; Bagian Penjualan memerintahkan Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. 30 2. Penerimaan Kas dari COS Sales Cash-On-Delivery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual. 3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang. 2.27 Informasi-Informasi Terkait Sistem Akuntansi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas Menurut Diana dan Setiawati (2011:117), Beberapa informasi yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan, piutang dan penerimaan kas adalah: 1. Saldo piutang setiap konsumen merupakan informasi yang berguna untuk melakukan penagihan. Informasi saldo piutang tidak valid akan berakibat konflik dengan pelanggan. 2. Piutang jatuh tempo merupakan informasi yang berguna untuk melakukan penagihan dan memprediksi penerimaan kas perusahaan. 3. Total penjulan setiap bulan merupakan informasi yang berguna untuk melihat kinerja penjulan perusahaan dari bulan ke bulan. 4. Penjulan setiap lini produk merupakan informasi yang berguna untuk membandingkan penjualan antar lini produk guna mengetahui produk mana yang memenuhi selera pasar. 31 2.28 Dokumen-Dokumen Terkait Sistem Akuntansi Penjualan, Piutang, Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010:211-258),beberapa dokumen yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan ,piutang dan penerimaan kas adalah : 1. Surat Order merupakan dokumen yang berisi spesifikasi barang yang dipesan oleh pelanggan. 2. Faktur merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. 3. Memo Kredit merupakan dokumen yang mencatat transaksi retur penjualan dengan pengurangan piutang atau tagihan. 4. Bukti kas Masuk merupakan dokuemn yang digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari pelunasan piutang pelanggan. 5. Surat order pengiriman merupakan dokumen yang digunakan untuk memberikan ototrisasi bagi bagian pengiriman untuk mengirimkan barang kepada pelanggan berdasarkan jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan dokumen tersebut. 6. Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung memo kredit yang menunjukan bahwa telah barang retur telah diterima dan diperiksa. 2.29 Pengendalian Internal Perusahaan membutuhkan suatu kontrol untuk mengontrol jalannya kegiatan operasional perusahaan. Kontrol tersebut dapat berupa sistem pengendalian internal. Menurut Dull, Gelinas, Wheeler (2012:224), Pada tahun 1992, organisasi Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision memperkenalkan framework, Internal Control-Integrated Framework yang dikenal sebagai COSO. Pengendalian internal yang terdapat dalam COSO diartikan sebagai proses, yang dipengaruhi oleh entitas board of directions, manajemen, dan karyawan lain yang di desain untuk menyediakan reasonable assurance mengenai pencapaian objektif dalam kategori: efektifitas dan efisiensi dalam operasi-operasi persusahaan, reliability laporan keuangan, dan compliance dengan hukum dan peraturan yang berlaku. 32 Menurut Romney dan Steinbart (2012:204), Pengendalian internal merupakan proses karena permeates aktivitas-aktivitas untuk mengoperasi perusahaan sebagai bagian integral dalam aktivitas manajemen. Pengendalian internal adalah proses yang diimplemetasikan untuk menyediakan reasonable assurance. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah proses untuk menyediakan reasonable assurance yang dapat membantu perusahaan mengontrol informasi dan aktifitasaktifitas operasional perusahaan. 2.29.1 Tujuan Pengendalian Internal Menurut Romney dan Steinbart (2012:205), Pengendalian internal melakukan tiga fungsi penting: 1. Preventive controls Preventive controls adalah menghalangi masalah sebelum muncul. Seperti memberlakukan hiring qualified personnel, segregration employee duties, dan controlling physical access untuk aset dan informasi. 2. Detective controls Detective controls adalah menemukan masalah yang belum dicegah. Seperti memeriksa duplikasi kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank dan trial balances setiap bulan. 3. Corrective controls Corrective controls adalah mengidentifikasi dan membetulkan masalah sesuai dengan membetulkan dan merubah dari hasil yang salah. Seperti melakukan maintaining backup copies of files, correcting data entry errors, dan resubmitting transactions for subsequent processing. 2.29.2 Komponen Pengendalian Internal Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011:SA319.par7,25,29,32,36,38), pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini : 33 1. Lingkungan Pengendalian Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendali mencakup berikut ini : a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit d. Filosofi dan gaya operasi manajemen e. Struktur Organisasi f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia 2. Penaksiran Risiko Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini : a. Perubahan dalam lingkungan operasi b. Personel baru c. Sistem Informasi yang baru atau yang diperbaiki d. Teknologi baru e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru f. Restrukturisasi korporasi g. Operasi luar negeri h. Standar akuntansi baru 3. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini : a. Review terhadap kinerja b. Pengolahan informasi c. Pengendalian fisik d. Pemisahan tugas 34 Menurut Romney dan Steinbart (2011:133-135), Control activities dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu: teknologi informasi (IT) dan kontrol physical. a. IT Controls IT controls berhubungan secara spesifik dengan lingkungan komputer. Secara garis besar, terdiri atas dua grup, yaitu: 1) General Control, berkaitan dengan pengawasan yang lebih luas sebagai kontrol pada pusat data, database perusahaan, pengembangan sistem dan perawatan program. 2) Application Control, berkaitan dengan memastikan spesifik sistem seperti proses sales order, aplikasi hutang dan gaji. b. Physical Controls Kelas kontrol ini berhubungan dengan aktivitas-aktivitas manusia yang bekerja dengan sistem akuntansi. Enam kategori aktivitas kontrol physical adalah: 1) Transaction Authorization Tujuan otorisasi transaksi adalah untuk meyakinkan seluruh transaksi material yang diproses dengan item informasi valid dan berhubungan dengan objektif manajemen. 2) Segregation of Duties Pembagian tugas dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada spesifiksasi tugas yang dikontrol. Seperti, departemen pembelian tidak melakukan pembelian sampai departemen yang mengontrol persediaan memberikan otorisasi. Pembagian tugas ini untuk mengontrol individual dari membeli persediaan yang tidak dibutuhkan. 3) Supervision Dalam perusahaan kecil atau dalam area-area fungsional yang kekurangan karyawan ahli, manajemen harus mengkompensasi kekosongan dari kontrol segregration dengan supervisi yang terkontrol. Untuk alasan ini, supervisi sering disebut kontrol kompensasi. 35 4) Accounting Records Pencatatan akuntansi dalam organisasi terdiri atas dokumendokumen sumber, jurnal-jurnal dan ledger-ledger. Pencatatn ini menampilkan inti ekonomi dari transaksi dan menyediakan audit trail dari kejadian-kejadian ekonomi. 5) Access Control Tujuan dari kontrol akses adalah untuk meyakinkan bahwa hanya karyawan yang terotorisasi yang memiliki akses ke aset perusahaan. Akses yang tidak terotorisasi membuka akses untuk misappropriation, kerusakan dan pencurian. 6) Independent Verification Prosedur verifikasi adalah pengecekkan independen dari sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan dan kesalahan penafsiran. Verifikasi berbeda dengan supervisi karena terjadi setelah fakta, oleh individu yang tidak secara langsung berhubungan dengan transaksi atau tugas diverifikasi. Sedangkan supervisi terjadi saat aktivitas sedang dilakukan oleh supervisor dengan tanggungjawab langsung untuk tugas tersebut. 4. Informasi dan Komunikasi Pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan laporan keuangan untuk memahami : a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan ke yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan 36 5. Pemantauan Proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. a. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. b. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. 2.30 Segregation of duties Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:301-302), Pemisahan tugas sangat diperlukan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua aplikasi umum prinsip ini: 1. individu yang berbeda harus bertanggung jawab untuk aktivitas terkait. 2. tanggung jawab pencatatan untuk aset harus terpisah dari hak asuh fisik aset. Alasan untuk pemisahan tugas ini: Pekerjaan satu karyawan harus, tanpa duplikasi usaha, memberikan handal dasar untuk mengevaluasi kerja karyawan lain. Misalnya, personil yang merancang dan program sistem terkomputerisasi seharusnya tidak diberikan tugas-tugas yang terkait dengan penggunaan seharihari dari sistem. Jika tidak, mereka dapat merancang sistem untuk menguntungkan mereka secara pribadi dan menyembunyikan penipuan melalui penggunaan sehari-hari. a. Segregation of Related Activities. Membuat satu individu bertanggung jawab untuk aktivitas terkait meningkatkan potensi kesalahan dan penyimpangan. Sebagai contoh, perusahaan harus menetapkan terkait aktivitas pembelian untuk individu yang berbeda. Aktivitas pembelian yang terkait termasuk memesan barang, urutan persetujuan, menerima barang, otorisasi pembayaran dan membayar untuk barang atau jasa. Berbagai penipuan mungkin ketika seseorang menangani terkait aktivitas pembelian. Sebagai contoh: 37 1) Jika agen pembelian dapat memesan barang tanpa mendapatkan persetujuan pengawasan, kemungkinan agen pembelian yang menerima suap dari pemasok meningkat. 2) Jika seorang karyawan yang pesanan barang juga menangani penerimaan barang (dan faktur) serta otorisasi pembayaran, dia atau dia mungkin mengotorisasi pembayaran untuk faktur fiktif. Penyalahgunaan ini lebih kecil kemungkinannya terjadi ketika perusahaan membagi tugas-tugas pembelian. Demikian pula, perusahaan harus menetapkan terkait kegiatan penjualan untuk individu yang berbeda. Terkait menjual kegiatan meliputi membuat penjualan, pengiriman (atau memberikan) barang kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan menerima pembayaran. Berbagai penipuan mungkin dapat terjadi ketika seseorang menangani transaksi penjualan yang terkait. Sebagai contoh: 1) Jika Penjual dapat membuat penjualan tanpa mendapatkan persetujuan pengawasan, ia bisa membuat penjualan pada harga yang tidak sah untuk meningkatkan komisi penjualan. 2) Petugas pengiriman yang juga memiliki akses ke catatan akuntansi bisa kapal barang untuk dirinya sendiri. 3) Petugas penagihan yang menangani tagihan dan kwitansi bisa bisa mengecilkan jumlah yang ditagih untuk penjualan yang dibuat untuk teman dan kerabat. Penyalahgunaan ini lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi ketika perusahaan membagi tugas-tugas penjualan: bagian sales membuat penjualan; departemen pengiriman kapal barang berdasarkan pesanan penjualan; dan departemen penagihan mempersiapkan faktur penjualan setelah membandingkan order penjualan dengan laporan barang dikirim. b. Segregation of Record-Keeping from Physical Custody Akuntan harus memiliki hak asuh fisik aset yang baik maupun akses ke sana. Demikian juga, Kustodian aset harus tidak mempertahankan atau memiliki akses ke catatan akuntansi. Kustodian aset tidak mungkin untuk mengkonversi aset untuk penggunaan pribadi ketika satu karyawan mempertahankan rekor aset, dan karyawan yang berbeda memiliki hak asuh fisik aset. Pemisahan tanggung-jawab akuntansi dari tahanan aset penting terutama untuk kas dan persediaan karena aset-aset ini sangat rentan terhadap kegiatan penipuan. 38 2.31 Fungsi dalam prosedur penjualan Menurut Mulyadi (2010:211), terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan, yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi penjualan ` Fungsi penjualan merupakan fungsi yang bertanggung jawab untuk menerima order penjualan atau surat order dari pembeli, mengubah order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum terdapat pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan asal gudang darimana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. 2. Fungsi Kredit Fungsi kredit merupakan suatu fungsi di bawah bagian keuangan yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit terhadap pelanggan tersebut sesuai dengan hasil penilaian kredit yang dilakukan. 3. Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggung jawab untuk meyimpan barang yang masuk dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut serta menyerahkan barang-barang tersebut ke bagian pengiriman untuk kemudian dikirimkan kepada pelanggan. 4. Fungsi Pengiriman Fungsi pengiriman adalah fungsi di bawah gudang yang bertanggung jawab untuk mengirim barang kepada pelanggan. 5. Fungsi Penagihan Fungsi penagihan adalah fungsi di bawah bagian keuangan yang bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan. 6. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang muncul akibat terjadinya transaksi penjualan. 39 2.32 Laporan Keuangan Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:21-24), Perusahaan menyediakan empat laporan keuangan dari data ringkasan akuntansi: 1. Income statement Laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan pengeluaran dan pendapatan yang dihasilkan atau kerugian bersih untuk periode waktu tertentu. Pendapatan bersih hasil ketika pendapatan melebihi biaya. Kerugian bersih terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan. 2. Owner’s equity statement Pernyataan ekuitas pemilik meringkas perubahan ekuitas pemilik untuk jangka waktu tertentu. 3. Balance sheet Neraca melaporkan aset, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu. 4. Statement of cash flows Laporan arus kas meringkas informasi tentang arus kas masuk (penerimaan) dan arus keluar (pembayaran) untuk jangka waktu tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai tunai penerimaan dan pembayaran untuk jangka waktu tertentu. Laporan arus kas laporan menyediakan informasi seperti efek kas operasi perusahaan selama periode, dengan investasi transaksi, karena transaksi pembiayaan, bersih peningkatan atau penurunan tunai selama periode, dan jumlah uang tunai pada akhir periode. 40 2.33 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object-Oriented Approach adalah pendekatan pengembangan sistem yang melihat informasi sistem sebagai koleksi dari objek-onjek yang berinteraksi yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Objek adalah sesuatu yang sistem komputer dapat merespon dalam pesan. Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object Oriented Analysis mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan didalam sistem dan menampilkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tugas tersebut. Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:60), Object Oriented Design mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan bagaimana objekobjek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap objek sehingga dapat di implementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:61), Objects adalah wujud di dalam sistem komputer yang memiliki kemampuan merespon pesan. Objects merupakan type of thing – seorang pelanggan atau karyawan seperti tombol atau menu. Mengidentifikasi tipe objek berarti mengklasifikasi suatu hal. Beberapa hal, seperti pelanggan ada di luar sistem (the real customer) dan di dalam sistem secara terpisah (a computer representation of a customer). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), Attributes adalah karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, tempat, dan keterangan suatu tombol, label. Contohnya jendela pada layar memiliki attributes seperti tinggi dan lebar, batas, dan warna latar belakang. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), Methods adalah perilaku atau operasi yang menggambarkan kemampuan dari sebuah objek, contohnya tombol dapat diklik, label dapat menampilkan teks, dan ukuran jendela dapat berubah. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:62), User interface object adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan user saat menggunakan sistem, seperti tombol, menu item, text box atau label. 41 Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:63), Classes adalah jenis atau penggolongan yang memiliki kesamaan objek. Classes menggambarkan semua objek class apa yang diwakili. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Identity adalah referensi unik sebuah objek yang memungkinkan objek lain untuk menemukan dan mengirimkan sebuah pesan. Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan objek, pengguna harus mengetahui identitas objek tersebut. Identitas objek biasanya tersimpan sebagai memory. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:67), Polymorphism adalah sifat objek yang memungkinkan untuk merespon secara berbeda terhadap pesan yang sama. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Encapsulation adalah melakukan penggabungan attributes dan metode dalam satu unit dan struktur internal objek disembunyikan. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Inheritance adalah konsep di mana satu class dari objek membagikan beberapa sifat untuk class lain. 2.34 Unified Modelling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:48), Unified modelling language adalah bentuk standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. 2.35 Komponen Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek 2.35.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:144), Workflow adalah sequence dari langkah-langkah pemrosesan yang menangani seluruh transaksi bisnis atau permintaan dari pelanggan. Metodologi yang umumnya digunakan yaitu flowcharts dan activity diagram. Activity diagram merupakan diagram alur kerja (workflow) sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem uang berbeda-beda), orang yang melakukan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas tersebut. Simbol yang digunakan yaitu: a. Starting Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas. 42 b. Transition Arrow Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas. c. Activity Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas. d. Ending Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas. e. Swimlane Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent. f. Synchronization bar Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan. g. Diamond Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya. Gambar 2.1 Simbol Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:145) 43 2.35.2 Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:174), Event table termasuk baris dan kolom, menggambarkan events dan detailnya. Setiap baris dalam event table mencatat informasi satu event dan use case. Setiap kolom dalam event table menggambarkan kata kunci informasi event dan use case. a. Event Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Event adalah kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan harus diingat oleh sistem. Event memicu semua proses yang dilakukan sistem. b. Trigger Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Trigger adalah tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa. Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang harus diproses oleh sistem. Contohnya, ketika pelanggan melakukan pesanan, maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa sementara, trigger merupakan titik waktu. c. Source Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Source adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem. d. Use case Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem dalam merespon sistem yang terjadi. e. Response Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Response adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan, rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan transaksi diberikan kepada bank. 44 f. Destination Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Destination adalah tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadangkadang use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh, jika pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan. Mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case. Gambar 2.2 Contoh Event Table Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175) 2.35.3 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:52), Use case adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, pada umumnya sebagai jawaban atas suatu permintaan user. Gambar di bawah ini menjelaskan notasi use case. Actor digambarkan dengan orang dan perannya di dalam use case. Use case digambarkan dalam bentuk oval dengan nama use case di dalamnya. Garis penghubung antara actor dan use case menjelaskan hubungan actor dengan use case. 45 Gambar 2.3 Contoh Notasi Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:215) 2.35.4 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:220), Usecase description adalah daftar yang berisi rincian pengolahan untuk kasus penggunaan. Menurut tingkat rincian dari deskripsinya, usecase description dibedakan menjadi brief description, intermediate description, dan fully developed description. 1. Brief Description Brief Description digunakan untuk use case yang sangat sederhana dan bila sistem yang dibangun berskala kecil. Gambar 2.4 Brief Description dari Use Case Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:221) 46 2. Intermediate Description Intermediate Description merupakan pengembangan dari brief description untuk menyertakan aliran internal dari aktifitas untuk sebuah use case. Exception dapat didokumentasikan jika diperlukan. Gambar 2.5 Intemediate Description dari Use Case Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:222) 3. Fully Developed Description Fully Developed Description adalah metode formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan use case. Pada analisis sistem di bab 4, yang akan digunakan adalah intermediate description. Berikut adalah contoh dari intermediate description: 47 Gambar 2.6 Contoh Use Case Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:223) 2.35.5 Class Diagram Menurut Satzinger et al. (2005:302), Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. 48 Gambar 2.7 Notasi Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:304) Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung disebut multiplicity of association. Tabel 2.1 Tabel Hubungan Relasional Antar Class Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:186) Hubungan Simbol Zero to one (optional) 0..1 One and only one (mandatory) 1 One and only one alternate (mandatory) 1..1 Zero or more (optional) 0..* Zero or more alternate (optional) * One or more (mandatory) 1..* Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut: a. Atribute visibility Visibility menunjukan apakah objek lain dapat mengakses atribut secara langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan atribut 49 dapat terlihat atau publik, dan tanda – (minus) menandakan bahwa atribut tidak dapat terlihat atau private. b. Atribute name c. Type – expression Dapat berupa karakter, string, integer, number, currency, atau date. d. Initial value e. Property Ditempatkan dalam kurung kurawal. Contohnya, {key}. Format yang digunakan dalam method list: a. Method visibility b. Method name c. Type-expression: tipe dari return parameter dari method. d. Method parameter list: argument yang masuk. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:189), teradapat dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu: a. Generalization/specialization notation Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokkan hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokkan jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, Generalization/specialization sedan, jeep, hierarchy dan sebagainya. digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. b. Whole-part hierarchy notation Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis wholepart hierarchies, yaitu aggregation dan composition. Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagianbagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan 50 composition digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah. Class Diagram memiliki tiga desain, yaitu: a. Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:184-186), Domain model class diagram adalah UML diagram yang penting dalam pekerjaan user: problem domain classes, asosiasi dan atribut. Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan pekerjaan domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf kecil. Class diagram digambarkan dengan menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas. Gambar 2.8 Contoh Domain Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:187) 51 b. First Cut Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:309), First Cut Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram. Perluasan ini membutuhkan dua langkah: (1) melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value dan (2) menambahkan panah navigasi. Melakukan elaborasi atribut cukup mudah. Semua atribut tetap tak terilhat atau private, ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram. Gambar 2.9 merupakan contoh First Cut Class Diagram. Gambar 2.9 Contoh First Cut Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:307) c. Updated Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:334,339), Design Class Diagram dapat dikembangkan untuk setiap layer. Updated Design Class Diagram menyediakan dokumentasi kelas-kelas desain yang unggul dan menyediakan cetak biru untuk membuat sistem program. 52 Gambar 2.10 Contoh Updated Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:340) 2.35.6 Statechart Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:237), Statechart dapat dikembangkan untuk problem domain classes yang memiliki behavior kompleks atau penelusuran kondisi status. Statechart diagram, adalah kumpulan bentuk ovals yang menjelaskan status objek, dan anak panah menjelaskan transisinya. Di bawah ini notasi yang digunakan dalam statechart diagram. 53 Gambar 2.11 Notasi Statechart Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:237) Titik awal statechart adalah black dot yang disebut Pseudostate. Oval pertama setelah black dot adalah state pertama. State dari objek merupakan kondisi yang terjadi selama hidupnya ketika memenuhi beberapa criteria. Setiap unique state memiliki unique name. States digambarkan sebagai kondisi semipermanen karena kejadian eksternal dapat menginterupsinya. Transition adalah pergerakan objek dari satu state ke state lainnya. Ini adalah mekanisme yang menyebabkan objek berpindah state dan berubah ke state baru. Destination state merupakan state di mana objek berpindah selama transisi. Origin state merupakan original state dari objek di mana transisi terjadi. Message event merupakan pemicu transisi yang menyebabkan objek berpindah dari original state. 2.35.7 System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:315), System Sequence Diagram digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia luar yang direpresentasikan oleh actor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai objek tunggal yang dinamakan dengan :System. Input ke sistem merupakan pesan dari actor kepada 54 sistem, dan output yang dihasilkan biasanya mengembalikan pesan dari data. Di bawah ini merupakan notasi yang digunakan dalam sequence diagram. Menurut Satzinger (2005:228) Lifeline atau objek lifeline adalah garis vertikal dibawah sebuah objek pada diagram sequence untuk menunjukkan bagian waktu dari objek. Gambar 2.12 Notasi System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:315) 2.35.8 Multilayer Design System Sequence Diagrams Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:322-324), Prinsip pemisahan tanggung jawab diberlakukan pada data access layer. Pada sistem yang besar atau rumit sangat wajar untuk membuat kelas-kelas yang memiliki tanggung jawab yang untuk menjalankan perintah database SQL, mendapatkan hasil dari query, dan menyediakan informasi untuk domain layer. Bahasa pemograman dan bahasa database yang berbeda dapat mendukung tren multilayer design. Desain, pemograman, dan pemeliharaan suatu sistem akan lebih mudah jika kelas-kelas yang terpisah dibatasi oleh akses database. Data yang diambil juga akan lebih fleksibel untuk diproses ke dalam komputer. Karena 55 perangkat keras dan jaringan sudah lebih modern, multilayer design menjadi lebih penting untuk mendukung jaringan yang multitier dimana database server ada di satu mesin, logika bisnis ada dimesin lainnya dan user interface ada dibeberapa mesin desktop clients. Cara baru dalam mendesain sistem tidak hanya membuat lebih banyak sistem kaku dengan sistem yang fleksibel. Gambar 2.13 Contoh Completed Three Layer Design Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:328) 56 2.35.9 Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:341), Nama package umumnya ditampilkan dalam tab meskipun dalam package for high levels views, jika tidak ada detail di dalam package, nama dapat ditempatkan di dalam package rectangle. Classes di tempatkan dalam package. Simbol yang digunakan dalam package diagram adalah panah (dependency relationship). Gambar 2.14 Contoh Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:341) 2.35.10 Persistent Object Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Persistent Object adalah merupakan objek-objek yang perlu diingat sistem dan dapat di tampilkan kembali di masa depan. 57 Tabel 2.2 Persistent Object Nama Tempat Pegawai Lahir ST0001 Joko Jakarta 03/01/1987 ST0002 Melinda Bandung 15/07/1966 ST0003 Mellisa Jakarta 15/04/1987 ID Pegawai Tanggal Lahir 2.35.11 Navigation Diagram Menurut Dennis, Wixom, dan Tegarden (2015:375), Navigation structure mendefinisikan komponen-komponen dasar pada interface dan bagaimana mereka berkerja sama bersama-sama untuk menyediakan fungsi kepada pengguna. Windows navigation diagram (WND) digunakan untuk menampilkan seluruh layarlayar, form-form dan laporan-laporan yang digunakan dalam sistem berhubungan dan bagaimana jika pengguna mengubah dari satu fungsi ke fungsi lain. 2.35.12 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:441-442), Interface adalah tempat dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta terjadinya input dan output antara sistem dan lingkungannya. Ada dua tipe dari interface yaitu user interface dan system interface. User interface bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk menghasilkan input dan output. User interface memungkinkan user berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi, contoh ketika customer service mencatat pesanan pelanggan. Output yang dihasilkan ditampilkan di layar komputer. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:454-457), Untuk meningkatkan kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki system interface yang dirancang dengan baik. Shneiderman mendeskripsikan panduan untuk desain interaksi yang 58 baik dalam The Eight Golden Rules for Designing Interactive Interface, yaitu: (1) Strive for consistency (konsistensi) Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. (2) Enable frequent user to use shortcuts (memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcuts) Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. (3) Offer information feedback (memberikan umpan balik yang informatif) Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. (4) Design dialogs to yield disclosure (merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. (5) Offer simple error handling (memberikan penanganan kesalahan yang sederhana) Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 59 (6) Permits easy reversal of actions (memperbolehkan kemudahan kembali ke tindakan sebelumnya) Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga mengeksplorasi pengguna pilihan-pilihan lain tidak yang takut untuk belum biasa digunakan. (7) Support internal focus of control (mendukung tempat pengendalian internal) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. (8) Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan jangka pendek) Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan. 2.35.13 Storyboard Menurut Satzinger et al. (2005:459), Storyboard adalah suatu teknik untuk mendokumentasikan rancangan dialog yang menujukkan urutan dari sketsa pada tampilan layar. 2.35.14 Deployment Environment Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:270-271), Deployment Environment merupakan perangkat keras, sistem perangkat lunak dan lingkungan jaringan dimana sistem akan beroperasi. Pada bagian ini terdapat penggambaran lingkungan penyebaran umum secara detail dan dibagian selanjutnya akan mengeksplorasi pola desain terkait dan arsitektur untuk aplikasi perangkat lunak. Dari sisi perangkat keras terdiri dari: 60 1. Single computer architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan satu sistem komputer untuk mengeksekusi semua aplikasi perangkat lunak. 2. Multitier Architecture Arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan perangkat lunak di beberapa sistem komputer. Multitier architecture dibagi menjadi dua jenis: a. Clustered Architecture: sekelompok komputer yang sama yang berbagi beban processing dan bertindak sebagai sistem komputer tunggal yang besar. b. Multicomputer Architecture: beberapa komputer yang berbeda, yang berbagi beban pengolahan melalui spesialisasi fungsi. Selain itu menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:272) menurut lokasi penempatan komputer, terdiri dari: 1. Centralized Architecture, merupakan arsitektur yang menempatkan semua sumber daya komputasi di lokasi kontrol. 2. Distributed Architecture, merupakan arsitektur yang menyebarkan sumber daya komputasi dibeberapa tempat yang terhubung oleh sebuah jaringan komputer. 2.35.15 Software Architecture Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:277-282), Software architecture terdiri atas: 1. Client / server architecture Client / server architecture membagi software ke dalam dua tipe, client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server. Server berfungsi untuk mengolah sumber informasi atau menyediakan jasa. Sedangkan client berfungsi untuk berkomunikasi dengan server untuk meminta sumber daya atau jasa dan server akan merespon terhadap permintaan tersebut. 61 2. Three-layer client/server architecture Three-layer client/server architecture merupakan pengembangan dari client/server architecture yang terdiri dari tiga layer, yaitu: a. Data layer Merupakan layer untuk mengatur penyimpanan data pada satu atau lebih database. b. Business logic layer Merupakan layer yang mengimplementasikan aturan dan prosedur dari proses bisnis. c. View layer Merupakan layer yang menerima input dan menampilkan hasil proses. Three-layer client/server architecture fleksibel. Interaksi antar layers adalah request atau responses, yang membuat layers independen antar satu dan lainnya. Bukan masalah, saat di others layers di implementasikan atau apa tipe komputer atau operating system apa yang digunakan. Three-layer client/server architecture adalah pola desain arsitektur yang secara luas digunakan untuk object oriented software. 3. Middleware Client/Server dan Three-layer client/server architecture bertumpu pada program spesial untuk dapat berkomunikasi antar layer. Software yang mengimplementasikan komunikasi interface biasanya disebut dengan middleware. Middleware mengkoneksikan bagian dari aplikasi dan memperbolehkan requests dan data untuk melewatinya. Middleware adalah software komputer yang mengimplementasikan komunikasi protokol dalam jaringan dan membantu sistem berbeda berkomunikasi. 4. Internet and Web-Based Software Architecture Internet and Web-Based Software Architecture adalah arsitektur yang mempackage aplikasi software ke dalam server software, yang mana dapat dimanage dan diakses melalui web server. 62 2.36 Analisis dan Perancangan Sistem Unified Process Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:50), Unified Process (UP) adalah pengembangan metodelogi sistem berorientasi objek yang awalnya di anjurkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivan Jacobson-tiga pelopor yang berada dibelakang kesuksesan Unified Modeling Language (UML)-UP adalah usaha mereka untuk mendefinisikan metodelogi secara komplit yang menyediakan beberapa fitur unik, menggunakan UML untuk sistem model dan pengembangan UP System life cycle yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:45), Objektif dari tim proyek dalam setiap empat fase akan dijelaskan secara singkat pada section berikut: 1. Fase Inception Dalam fase proyek perencanaan, dalam fase inception manajer proyek mengembangkan visi dari sistem baru untuk menunjukkan bagaimana sistem improve operasi dan memecahkan sistem yang ada. Menentukan scope termasuk mengidentifikasi key requirement yang ada pada sistem. Fase inception biasanya diselesaikan dalam satu iterasi dan dengan interasi yang ada, bagian dari sistem yang sebenarnya dapat di desain, implementasi dan di tes. 2. Fase Elaboration Fase elaborasi termasuk beberapa iterations dan iterations awal yang telah selesai diidentifikasi dan didefinisikan oleh seluruh sistem requirements. Sejak UP adalah pendekatan adaptive untuk pengembangan, requirements diharapkan untuk berubah sejak bekerja dalam proyek. Fase elaborasi menyelesaikan analisis, design, dan implementasi core arsitektur sistem. 3. Fase Construction Fase konstruksi termasuk dalam beberapa iterasi yang melanjutkan design dan implemetasi sistem. Core arsitektur dan resiko aspek tertinggi dalam sistem telah selesai. Sekarang fokus pada pekerjaan berubah menjadi bagian rutin dan predictable sistem. Bagian-bagian ini termasuk mendetailkan sistem kontrol seperti data validasi, fine-tuning design user interface, menyelesaikan fungsi data maintenance secara rutin, dan 63 menyelesaikan bantuan dan fungsi user preference. Tim juga mulai merencanakan pengembangan sistem. 4. Fase Transition Selama fase transition, satu atau lebih final iterations termasuk pada final user acceptance dan tes beta, dan sistem terbuat untuk operasi. Ketika sistem dioperasikan, sistem dapat di dukung dan di maintain. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:55), Unified Process Development Disciplines memiliki enam tahap utama yaitu: a. Business Modeling Business modeling adalah suatu tahap dimana model bisnis dibuat dengan tujuan untuk memahami dan mengkomunikasikan lingkungan bisnis dimana sistem dapat dikembangkan. Analisa masalah yang terjadi dan penyelesaian masalah tersebut dengan sistem yang baru. Ada tiga kegiatan utama dalam Bisnis Modeling yaitu memahami lingkungan bisnis, membuat visi sistem, dan membuat bisnis model. Memahami lingkungan bisnis sangat penting untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam memahami masalah yang terjadi dan akan mempengaruhi terhadap pembuatan sistem baru. Visi sistem adalah sistem yang akan jadi, kedepannya seperti apa dan cara penggunaannya apakah berguna dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi atau tidak. Bisnis model merupakan suatu gambar perencanaan dari kegiatan bisnis-bisnis baik dari lingkungannya dan masalah-masalah yang terjadi digambarkan dan menjadi suatu perencanaan yang baik untuk melihat kedepannya dengan sistem baru. b. Requirements Requirements adalah tahap dimana suatu objektif yang bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan yang diperlukan di dalam bisnis dan proses pemenuhannya untuk sistem baru. Kegiatannya adalah mendapatkan informasi secara detail, mendefinisikan kebutuhan fungsional, mendefinisikan kebutuhan non fungsional, mengutamakan kebutuhan yang utama, mengembangkan dialog user interface, dan mengevaluasi kebutuhan tersebut dengan user. 64 c. Design Desain adalah tahap dimana perancangan akan sistem tersebut dirancang dan digambarkan sebagai suatu solusi dari masalah yang ada berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang didapat dari user. Kegiatan utama desain adalah desain layanan dukungan arsitektur dan pengembangan lingkungannya, desain software arsitektur, desain hubungan antar case, desain database, desain sistem dan user interface, dan desain sistem keamanan dan pengendalian. d. Implementation Implementation adalah tahap dimana komponen-komponen sistem tersebut dibuat, dibangun dan diperoleh. Kegiatan utamanya adalah membangun komponen software, memperoleh komponen software, dan mengintegrasi komponen software. e. Testing Testing adalah tahap pengakuan dan pengujian akan pengembangan sistem tersebut. Apakah layak dan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Kegiatan utamanya adalah mendefinisikan dan melakukan unit testing, integrasi testing, kegunaan testing, dan penerimaan pengguna testing. f. Deployment Deployment adalah tahap dimana pengembangan akan kegiatan yang diperlukan untuk membuat sistem operasi. Kegiatan utamanya adalah memperoleh hardware dan sistem software, package dan install komponen, melatih pengguna, mengkonversi dan menginisialisasi data. Unified Process juga memiliki tiga tahap tambahan dukungan sebagai perencanaan dan pengendalian proyek yaitu: 1. Project Management Project Management dihubungkan secara langsung ke perkembangan proses. Kegiatan utamanya adalah menyelesaikan sistem dan lingkup proyek, mengembangkan proyek dan perulangan jadwal, mengidentifikasi resiko proyek dan kemungkinan tentang penegasan proyek tersebut, mengawasi dan mengendalikan rencana proyek, jadwal, internal dan eksternal komunikasi dan resiko juga pemahaman masalah. 65 2. Configuration and Change Management Configuration and Change Management adalah tahap dimana kemajuan dari project tersebut telah dibuat dan banyak perubahan yang terjadi di kebutuhan, desain, source code, dan executables. Kegiatan utamanya adalah mengembangkan perubahan prosedur control serta mengatur model dan komponen software. 3. Environment Merupakan tahap dimana melibatkan pengaturan lingkungan pengembangan yang digunakan oleh project team. Kegiatan utamanya adalah memilih dan mengkonfigurasi tools pengembangan, menyesuaikan proses pengembangan UP, dan memberikan dukungan layanan teknis. Gambar 2.15 Unified Process Life Cycle Model Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:54) 66 2.37 Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penyusunan skripsi ini terdiri atas lima tahap yaitu fase perencanaan, fase analisis, fase perancangan, pembuatan sistem aplikasi dan pembuatan kesimpulan dan saran. Pada fase pertama, yaitu fase perencanaan ditentukan ruang lingkup, topik pembahasan dalam penyusunan skripsi. Kerangka wawancara juga dibuat dalam fase ini. Fase ini dilakukan selama dua belas hari, pada tanggal 26 sampai 30 November 2014 dan tanggal 23 sampai 27 Februari 2015 dengan bagian keuangan dan bagian penjualan. Fase perencanaan menghasilkan hasil wawancara dengan narasumber yaitu bagian keuangan dan bagian penjualan penjualan. Selain itu, data dan informasi yang dibutuhkan, formulir-formulir dan bukti-bukti terkait topik skripsi telah terkumpul. Selanjutnya masalah pada objek penelitian di identifikasi. Perumusan masalah beserta pengkajian lebih dalam mengenai topik skripsi dilakukan selama dua minggu, pada tanggal 1 Desember 2014 sampai tanggal 8 Desember 2014 dan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai tanggal 28 Februari 2015. Setelah masalah-masalah tersebut di temukan, penyeleksian masalah akan dilakukan untuk mendapatkan masalah yang menjadi kendala utama dalam sistem. Fase selanjutnya adalah fase perancangan. Fase perancangan ini dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Februari 2015 dan Maret 2015. Pada fase perancangan terdapat dua bagian yang harus dilakukan. Bagian pertama diselesaikan dalam waktu satu bulan, yaitu bulan Februari 2015. Bagian kedua diselesaikan dalam waktu satu bulan, yaitu bulan Maret 2015. Bagian pertama adalah analisis, disini akan dilakukan analisis menggunakan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek (Object Oriented Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan Burd. Pada penyusunan skripsi ini, metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek yang digunakan adalah Unified Process Life Cycle Model. Unified Process Life Cycle Model terdiri atas empat tahap, yaitu Fase Inception, Fase Elaboration, Fase Construction, dan Fase Transition. Pada penyusunan skripsi ini telah dilakukan fase inception, fase elaboration, dan fase construction. Pada tahap pertama, penelitian telah dilakukan fase inception. Pada fase ini, ruang lingkup penelitian dan tujuan penulisan skripsi 67 ditentukan. Pada fase kedua, yaitu fase elaboration, masalah dan informasi yang dibutuhkan selesai diidentifikasi dan dapat didefinisikan. Pada fase ketiga, yaitu fase construction, dilakukan analisis dan perancangan sistem terhadap solusi yang akan mendukung pemecahan masalah. Pada fase ke empat, yaitu fase transition. Untuk fase ini hanya dilakukan penyerahan aplikasi. Testing dan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat tidak dapat dilakukan. Dikarenakan keterbatasan waktu penelitian untuk penyelengaraan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat. Pada bagian kedua adalah perancangan, disini akan dilakukan analisis menggunakan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek (Object Oriented Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan Burd dengan Unified Modelling Language (UML). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:48), unified modelling language adalah bentuk standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. UML terdiri atas Activity Diagram, Event Table, Use Case Diagram, Use Case Description, Class Diagram (Domain Model Class Diagram, First Cut Class Diagram, dan Updated Design Class Diagram), State Chart Diagram, System Sequence Diagram, Multilayer Design System Sequence Diagram, Package Diagram, dan User Interface. Fase ke empat adalah fase membuat sistem aplikasi (coding). Tujuan dari pembuatan aplikasi adalah untuk mengatasi masalah yang ada pada objek penelitian. Dalam fase ini sistem aplikasi dibuat dengan bahasa C# dengan Microsoft Visual Basic 2010 dan database SQL. Pembuatan sistem aplikasi dilakukan selama empat bulan pada bulan April 2015 dan Juli 2015. Fase terakhir adalah fase untuk kesimpulan dan saran. Fase ini dilakukan selama tiga hari, yaitu di tanggal 1 Juli 2015 hingga 3 Juli 2015. Pada fase ini dilakukan untuk menemukan kesimpulan dan saran atas penelitian yang sudah berjalan dan memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada perusahaan. Kesimpulan didapat dari hasil serta solusi seluruh penelitian. Sedangkan saran didapat dari rekomendasi solusi-solusi yang berguna bagi kelanjutan hidup perusahaan. 68 Di bawah ini adalah gambar atas penjelasan kerangka pikir: - - Fase Perencanaan Menentukan ruang lingkup untuk penyusunan skripsi. Membuat kerangka pertanyaan untuk wawancara dan melakukan observasi. Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan, melalui studi pustaka, formulir-formulir, profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang, prosedur proses bisnis yang berjalan dan bukti-bukti terkait topik skripsi. Mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam objek penelitian. Fase Perancangan Pada tahap ini, digunakan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek (Object Oriented Analysis and Design) menurut teori Satzinger, Jackson dan Burd yaitu dengan Unified Process Life Cycle Model. Unified Process Life Cycle Model beserta Unified Process Development Disciplines yang digunakan, yaitu : 1. Fase Inception a. Business Modeling: Memahami lingkungan bisnis perusahaan beserta visi dari perancangan sistem. b. Requirements: Mendefinisikan kebutuhan perusahaan dengan bagian terkait dan pengguna yang akan menggunakan sistem. 2. Fase Elaboration a. Design: Merencanakan desain deployment environment, software arsitektur, desain database, pengendalian, desain sistem dan user interface. b. Project Management: Melakukan penyesuaian terhadap resiko-resiko, mengendalikan rencana perancangan sistem dan pemahaman terhadap masalah pada perusahaan. c. Environment: Melakukan pengaturan lingkungan pengembangan yang diusulkan. Dengan cara memilih dan deployment environment, software, hardware, dan melakukan penyesuaian proses pengembangan UP sesuai lingkungan perusahaan. 3. Fase Construction a. Implementation: Membangun sistem, melakukan validasi data, menyelesaikan fungsi data pada user interface dan menyelesaikan sistem sesuai kebutuhan perusahaan. b. Configuration and Change Management: Melakukan pengembangan perancangan sistem dikarenakan perubahan pada rekomendasi yang diusulkan, seperti melakukan konfigurasi pada sistem dan desain user interface. Unified Modelling Language (UML) yang digunakan terdiri atas Activity Diagram, Event Table, Use Case Diagram, Use Case Description, Class Diagram (Domain Model Class Diagram, First Cut Class Diagram, dan Updated Design Class Diagram), State Chart Diagram, System Sequence Diagram, Multilayer Design System Sequence Diagram, Package Diagram, dan User Interface. Membuat Sistem Aplikasi Membuat sistem aplikasi untuk mengatasi masalah objek penelitian (coding) dengan Microsoft Visual Basic 2010 dan database SQL. - Kesimpulan dan Saran Menemukan kesimpulan dan saran atas penelitian yang sudah berjalan. Testing, deployment dan transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat tidak dapat dilakukan. Dikarenakan oleh keterbatasan waktu penelitian untuk penyelengaraan testing, deployement, transisi sistem berjalan ke sistem yang telah dibuat. Namun, penyerahan sistem ke perusahaan sudah dilakukan. Gambar 2.16 Kerangka Pikir 69