Volume 1. No. 1 Desember 2013 ANALISIS PERBANDINGAN LABA DAN DEVIDEN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Mujairimi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Email : [email protected] Abstract This study aims to provide empirical evidence about the comparative analysis of earnings and dividends in predicting financial distress companies listed on stock exchanges in Indonesia. The study sample as many as 127 companies in the category with 51 healthy and 76 in the category fianancial unwell or experiencing distress, which consists of 37 companies do not share dividend, 23 companies experienced a negative net income, and 16 companies experienced negative net operating income. So the total sample of 381 years of the company's financial statements. The statistical methods used to test the research hypothesis is logit regression. The results of this study indicate that the net operating income and dividends can predict financial distress. The net profit can not predict financial distress. In addition, the operating net profit model is better than the dividend models in predicting financial distress. The financial ratios that affect the net operating income models, namely, leverage, profit margin and operating efficiency. While the dividend model is liquidity, leverage, operating efficiency and cash position. Thus, the dominant financial ratios in this model is the leverage ratio and efficiency of operations, because these ratios affect both the model of net operating income and dividends. Keywords : Financial Distress, Net Income, Net Operating Income, Dividends, Financial Ratios, Logit Regression. laporan PENDAHULUAN Laporan keuangan kebutuhan merupakan memenuhi sebagian besar informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan transaksi keuangan yang terjadi selama yang bermanfaat bagi sebagian besar tahun buku yang bersangkutan. Laporan kalangan keuangan ini di buat oleh manajemen dalam dengan tujuan untuk mempertanggung pengguna rangka laporan membuat keuangan keputusan- keputusan ekonomi serta menunjukkan jawabkan tugas-tugas yang dibebankan pertanggung kepadanya oleh para pemilik perusahaan Tujuan bersama memberikan merupakan suatu ringkasan dari transaksi- 2004:17). untuk pengguna laporan. Tujuannya adalah untuk ringkasan dari suatu proses pencatatan, (Baridwan, keuangan jawaban (stewardship), manajemen atas penggunaan sumber daya umum 1 Volume 1. No. 1 Desember 2013 yang dipercayakan kepada mereka. Dalam mengakibatkan kebangkrutan, (Salehi, rangka mencapai tujuan tersebut, suatu 2009). Financial distress merupakan salah laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aset, satu faktor penyebab bankrutnya kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan disamping disebabkan oleh termasuk keuntungan dan kerugian, dan faktor-faktor lain. Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang arus kas. Pengertian di atas menunjukkan dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi bahwa laporan keuangan memiliki peran sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun penting untuk dijadikan alat dalam menilai likuidasi. Atmini dan Wuryana (2005 : 470) kinerja dan pengambilan keputusan bagi mereka yang butuh atas informasi laporan meneliti tentang manfaat laba dan arus kas keuangan perusahaan. Laporan keuangan untuk memprediksi kondisi financial juga dapat digunakan untuk memprediksi distress pada perusahaan textile mill kondisi keuangan apakah products dan apparel and other textile perusahaan perusahaan tersebut mengalami financial products yang terdaftar di Bursa Efek distress atau bahkan bangkrut. Hal ini perlu Jakarta. Berdasarkan hasil penelitiannya diperhatikan oleh berbagai pihak, baik menemukan bukti bahwa model laba manajer, investor, sebelum merupakan model yang lebih baik daripada kreditor mengambil keputusan. Dalam menilai suatu model arus kas dalam memprediksi kondisi perusahaan masuk dalam kategori financial finansial distress perusahaan. Berdasarkan distress atau kesulitan keuangan yaitu, pengertian dan menganalis laporan keuangan perusahaan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dengan menggunakan rasio keuangan. suatu saat perusahaan diprediksi mengalami Semua rasio keuangan dapat dijadikan alat financial distress atau kesulitan keuangan, untuk memprediksi financial distress dan jika terlambat dalam menanganinya akan mengarah pada kebangkrutan. Salah (Almilia & Kristijadi, 2003:18). Perusahaan yang mengalami satu faktor yang melekat pada kesulitan kesulitan keuangan harus segera dicarikan keuangan solusi agar tidak mengarah dan akhirnya kebangkrutan pada perusahaan adalah kurang adanya kontrol kebangkrutan. Adanya kesulitan keuangan oleh penuntut yang berbeda (Salehi, 2009). di perusahaan akhirnya dapat 2 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Menurut Almilia & Kristijadi (2003 : memprediksi kondisi financial distress 18) mengemukakan bahwa rasio rasio pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia, keuangan dapat digunakan untuk dengan tujuan untuk membuktikan secara memprediksikan financial distress suatu empiris tentang model laba bersih dan laba perusahaan. Sedangkan variabel rasio bersih operasi serta deviden dalam keuangan yang paling dominan dalam memprediksi kondisi financial distress, dan menentukan financial distress suatu apakah model laba bersih dan laba bersih perusahaan adalah rasio profit margin yaitu operasi lebih baik dari model deviden. laba bersih dibagi dengan penjualan (NI/S), Penelitian ini mengacu pada penelitian rasio financial leverage yaitu hutang lancar yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi dibagi dengan total aktiva (CL/TA). rasio (2003) yang mengukur perusahaan masuk likuiditas yaitu aktiva lancar dibagi dengan dalam kondisi fianancial distress, jika hutang lancar (CA/CL). Rasio pertumbuhan beberapa tahun mengalami laba bersih dan yaitu rasio pertumbuhan laba bersih dibagi laba bersih operasi negatif serta lebih dari satu tahun tidak membayar deviden. Rasio dengan total aktiva (GROWTH NI/TA). Sesuai dengan hal di atas, financial yang digunakan yaitu, rasio profit margin, distress merupakan masalah besar yang likuiditas, leverage, profitabilitas, efisiensi mengancam perusahaan jika gagal dalam operasi, posisi kas dan pertumbuhan. menangani akan mengarah pada Dengan tujuh rasio di atas diharapkan dapat kebangkrutan. Dengan demikian, financial memprediksi kondisi financial distress baik distress sangat menarik untuk diteliti lebih pada model laba maupun deviden. lanjut untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah perusahaan tersebut TINJAUAN PUSTAKA mengalami financial distress atau bahkan Pengertian Laporan Keuangan bangkrut. Banyak peneliti yang melakukan Laporan penelitian tentang financial distress, akan keuangan merupakan tetapi, masih belum ada penelitian yang ringkasan dari suatu proses pencatatan, membandingkan antara model laba dan merupakan suatu ringkasan dari transaksifinancial transaksi keuangan yang terjadi selama distress. Dalam hal ini peneliti tertarik tahun buku yang bersangkutan. Laporan untuk meneliti tentang analisis keuangan ini dibuat oleh manajemen perbandingan laba dan deviden dalam dengan tujuan untuk mempertanggungdeviden dalam meprediksi 3 Volume 1. No. 1 Desember 2013 jawabkan tugas-tugas yang dibebankan keuangan yang paling ringan sampai kepadanya oleh para pemilik perusahaan. kepernyataan yang kebangkrutan, yang Disamping itu, laporan keuangan dapat juga merupakan kesulitan keuangan yang paling digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan berat. Plat dan Platt, (2007 : 151), lain yaitu sebagai laporan keuangan kepada mengemukakan bahwa perusahaan lebih pihak-pihak diluar perusahaan, (Baridwan, mungkin menjadi tertekan secara finansial 2004 : 17). ketika mereka tidak memiliki operating leverage yang cukup untuk mendukung Tujuan Laporan Keuangan volume penjualan atau tidak menghasilkan Tujuan laporan keuangan untuk tujuan arus kas yang cukup atau laba operasi umum adalah memberikan informasi sebelum biaya penyusutan. tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus Menurut Platt dan Platt (2002) kas perusahaan yang bermanfaat bagi (Atmini, dan Wuryan A, 2005) sebagian besar kalangan pengguna laporan mendefinisikan bahwa financial distress dalam rangka membuat keputusan- adalah tahap penurunan kondisi keuangan keputusan ekonomi serta menunjukkan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang pertanggungjawaban (stewardship) terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan manajemen penggunaan sumber-sumber ataupun daya yang dipercayakan kepada mereka. Ross, likuidasi. Sedangkan menurut Westerfield, dan Jaffe (2005) Dalam rangka m,encapai tujuan tersebut, (Candrawati, 2006 : 17) bahwa financial suatu laporan keuangan informasi mengenai meliputi, asset, pendapatan menyajikan distress adalah situasi di mana arus kas perusahaan kewajiban, dan beban, yang hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk ekuitas, memenuhi kewajiban perusahaan. termasuk Sementara itu, penelitian yang keuntungan dan kerugian, serta arus kas, dilakukan oleh Luciana (2004) (Endri, 2009 (PSAK, 2009 : 1.2). : 37) mendefinisikan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi di mana Financial Distress perusahaan mengalami delisted akibat laba Mamduh dan Halim, (2003 : 263) bersih dan nilai buku ekuitas negatif mengartikan bahwa financial distress berturut - turut serta perusahaan tersebut merupakan kesulitan likuiditas atau jangka telah di merger. Matthias, (2002:36), pendek, yang merupakan kesulitan mengartikan bahwa kesulitan keuangan 4 Volume 1. No. 1 Desember 2013 sebagai suatu proses dinamis, menekankan daripada hutang jangka panjang, Whitaker, insentif bagi para kreditor untuk (1999) atau jika selama 2 tahun mengalami mempelajari tentang prospek pemulihan laba bersih operasi negatif dan selama lebih keuangan perusahaan tertekan. dari 1 tahun tidak melakukan pembayaran yang Kreditur pasca keputusan likuidasi mereka dividen, Almilia & Kristijadi, (2003) belajar lebih lanjut tentang kelangsungan sedangkan Wahyujati, hidup perusahaan yang tertekan dan dasar mendefinisikan financial (2000) distress jika keputusan likuidasi akhir pada informasi perusahaan mengalami net income negatif selama 3 tahun. yang lebih baik. Banyak faktor menyebabkan yang perusahaan dapat menghadapi Penelitian Terdahulu financial distress yaitu antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi Adapun berlebihan, penurunan Kristijadi (2003 : 18) analisis rasio aktifitas keuangan perdagangan industri (Wruck, 1990) (dalam Martin, (1995) atau kondisi menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitianya rasio-rasio keuangan dapat berarti kesulitan dana untuk menutup perusahaan memprediksi yang terdaftar di bursa efek Jakarta, (dalam Candrawati, 2008 : 26) Financial distress, kewajiban untuk financial distress perusahaan manufaktur Candrawati, 2008 : 25). Menurut yang seperti yang dilakukan oleh Almilia dan kondisi ekonomi, kelemahan manajemen dan penelitian dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu ketinggalan teknologi, kondisi persaingan, perusahaan hasil digunakan untuk memprediksikan financial kesulitan distress suatu perusahaan. Adapun variabel likuiditas yang diawali dengan kesulitan independen ringan sampai pada kesulitan yang lebih yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan serius, yaitu jika hutang lebih besar perusahaan berdasarkan penelitian yang dibandingkan dengan aset. dilakukan oleh Platt dan Platt (2002): Profit Indikator yang menunjukkan apakah margin suatu perusahaan mengalami financial meliputi laba bersih dibagi penjualan (NI/S). Likuiditas meliputi aktiva distress antara lain ditandai dengan adanya lancar dibagi kewajiban lancar (CA/CL), pemberhentian tenaga kerja atau hilangnya modal pembayaran dividen, Lau, 1987 & Hill et al, kerja (aktiva lancar-kewajiban lancar) dibagi total aktiva (WC/TA), aktiva (1996) serta arus kas yang lebih kecil lancar dibagi total aktiva (CA/TA), aktiva 5 Volume 1. No. 1 Desember 2013 tetap bersih dibagi total aktiva (NFA/TA). meneliti tentang analisis rasio keuangan Efisiensi operasi meliputi penjualan dibagi untuk memprediksi kondisi financial total aktiva (S/TA), penjualan dibagi aktiva distress pada perusahaan sektor real estate lancar (S/CA), penjualan dibagi modal dan properti di Bursa efek Jakarta. kerja (S/WC). Profitabilitas meliputi laba Berdasarkan hasil penelitiannya bersih dibagi total aktiva (NI/TA), laba menujukkan bahwa laporan keuangan bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ). perusahaan dapat memprediksi probabilitas Financial leverage meliputi total hutang perusahaan financial distress, dan rasio dibagi total aktiva (TL/TA), hutang lancar keuangan dibagi total aktiva (CL/TA), notes payable menjelaskan yang digunakan sebesar mampu 21,7% variasi dibagi total aktiva (NP/TA), notes payable perubahan kondisi perusahaan financial dibagi total hutang (NP/TL), ekuitas saham distress pada sektor real estate dan properti. dibagi total aktiva (EQ/TA). Posisi kas Indikator rasio keuangan yaitu, profit meliputi kas (CASH/CL), (CASG/TA). prosentase dibagi kas hutang dibagi total Pertumbuhan pertumbuhan lancar margin (Net Income/Sales), rasio likuditas aktiva (Curren Assets/Current Liabilities, meliputi Working Capital/Total Assets, Current penjualan Assets/Total Assets, Net Fixed Assets/Total (GROWTH-S), Prosentase pertumbuhan Assets), rasio efisiensi operasi (Sales/Total laba bersih dibagi total aktiva (GROWTH Assets, NI/TA). Sedangkan tambahan Sales/Current Assets, dalam Sales/Working Capital), rasio profitabilitas penelitian ini menunjukkan bahwa variabel (Net Income/Total Assets, Equity/Total rasio keuangan yang paling dominan dalam Assets), rasio posisi kas (cash/Current menentukan financial distress suatu Liabilities, Cash/Total Assets) dan rasio perusahaan adalah: Rasio profit margin pertumbuhan (Growth - Sales, Growth - Net yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan Income/Total Assets). (NI/S), rasio financial leverage yaitu Hipotesis Penelitian hutang lancar dibagi dengan total aktiva (CL/TA), rasio likuiditas yaitu aktiva lancar H1 = Model laba bersih dan laba bersih operasi serta deviden dapat dibagi dengan hutang lancar (CA/CL), dan memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan yang rasio pertumbuhan yaitu rasio pertumbuhan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. laba bersih dibagi dengan total aktiva H2 = Model laba bersih lebih baik dari deviden dalam memprediksi kondisi (GROWTH NI/TA). Wardhani (2009 : 3) financial distress pada perusahaan 6 Volume 1. No. 1 Desember 2013 H3 = yang terdaftar di Bursa Efek berturut-turut selama tahun 2007-2010 Indonesia. serta berakhir tanggal 31 Desember. Model laba bersih operasi lebih baik dari deviden dalam memprediksi 2. Berupa moneter rupiah. kondisi financial distress pada 3. Kriteria Perusahaan yang mengalami perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. financial distress jika: beberapa tahun mengalami laba bersih (net income) dan METODE PENELITIAN laba Populasi dan Penentuan Sampel bersih operasi (net income operating) negatif, serta lebih dari satu tahun tidak membayar deviden. Populasi dalam penelitian ini adalah Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan data perusahaan- sampel sebanyak 127 perusahaan dengan perusahaan tersebut telah dipublikasikan. 51 masuk kategori sehat dan 76 masuk 2010 dalam kategori tidak sehat atau mengalami digunakan untuk memprediksi kondisi fianancial distress, yang terdiri dari 37 financial distress. Sedangkan data yang deviden, 16 laba bersih operasi dan 23 laba akan dianalisis mencakup periode 2008 bersih. Jadi jumlah sampel sebanyak 381 Periode 2007 sampai dengan sampai 2010 dipandang cukup mewakili tahun laporan keuangan perusahaan. untuk memprediksi Sedangkan sampel financial perusahaan dalam yang penelitian ini distress. menjadi Jenis dan Sumber Data adalah Penelitian ini menguji secara empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di variabel-variabel yang dapat memprediksi Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan kondisi financial distress pada perusahaan data yang diperoleh dari Indonesian Capital manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Market Directory (ICMD) 2011, diperoleh sampel sebanyak 148 Indonesia (BEI). Data yang digunakan perusahaaan dalam penelitian ini adalah data sekunder manufaktur. Adapun teknik pengambilan berupa laporan keuangan dari perusahaan sampel dengan cara purposive sampling manufaktur yang telah terdaftar di Bursa yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria Efek tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah: Indonesia dipublikasikan. (BEI) dan Penelitian telah ini 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di menggunakan data periode tahun 2007Bursa Efek Indonesia dan laporan 2010 yang diperoleh dari Indonesian keuangannya telah dipublikasikan Capital Market Directory (ICMD 2011) 7 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dan dari www.idx.co.id, yang berupa 6. Efisiensi operasi diproksikan dengan laporan penjualan dibagi aktiva lancar (S/CA) keuangan tahunan (annual 7. nreport). Posisi kas diproksikan dengan kas dibagi hutang lancar (CASH/CL) 8. Definisi Operasional Pertumbuhan diproksikan dengan prosentase pertumbuhan laba bersih Varibel dependen dalam penelitian dibagi total aktiva (GROWTH NI/TA) ini adalah probabilitas perusahaan yang mengalami financial distress yang diukur Model Analisis dan Tehnik Analisis dengan laba bersih, laba bersih operasi dan Data deviden dengan kategori, 0 untuk Pengujian dalam penelitian dengan perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan menggunakan regresi logit yang mengalami financial distress. mengetahui kekuatan prediksi untuk rasio Variabel independen dalam penelitian ini keuangan terhadap penentuan financial adalah rasio keuangan berdasarkan distress suatu perusahaan. Model yang penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan digunakan dalam penelitian ini yaitu: Kristijadi (2003), sebagai berikut: Pi = 1/[1 + Exp - (B0 + B1X1 + B2X2 + ... + 1. Financial distress diukur dengan jika: BnXin)……1] beberapa tahun mengalami laba bersih Dimana: (net income) dan laba bersih operasi Pi = Probabilitas perusahaan mengalami (net income operating) negatif, serta financial distress lebih dari satu tahun tidak membayar Bo = Konstanta dividen, Almilia dan Kristijadi (2003). Xin = Variabel-variabel laporan keuangan 2. Likuiditas diproksikan dengan aktiva yang diproksikan dengan rasio lancar dibagi kewajiban lancar keuangan. (CA/CL). Bn = Koefisien regresi 3. Profitabilitas diproksikan dengan laba Exp = Kesalahan yang mempunyai nilai bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ) pengharapan sebesar nol. 4. Leverage diproksikan dengan hutang Penelitian ini menggunakan regresi lancar dibagi total aktiva (CL/TA) logit untuk mencari kekutan model apakah 5. Profit margin diproksikan dengan laba model laba lebih baik dari model deviden bersih dibagi penjualan (NI/S) dalam memprediksi kondisi financial 8 Volume 1. No. 1 Desember 2013 distress. Disamping itu, mencari rasio-rasio dimasukkan dalam analisis regresi logit keuangan yang paling dominan dalam adalah 222 buah sampel untuk model laba memprediksi financial distress. Rasio bersih. Dan jika dilihat dari presentasenya keuangan yang digunakan dalam penelitian kasus tersebut 100% layak untuk diolah ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan regresi logit, artinya seluruh kasus oleh Almilia dan Kristijadi (2003), teramati dan tidak ada satu pun data yang sehingga dapat membantu manajemen tidak teramati. dalam melakukan tindakan-tindakan untuk Untuk mengetahui hasil uji kelayakan mengatasi kondisi financial distress. Jadi terhadap data yang dianalisis maka dapat dalam penelitian ini mencari kekuatan dilihat dalam Omnibus Tests of Model model dan rasio-rasio keuangan mana Coefficients seperti terlihat dalam tabel 2 . yang paling dominan dalam menentukan Tabel 2 Omnibus Tests of Model Coefficients financial distress. Analisis data dilakukan dengan menilai (overall model keseluruhan Chisquare df Sig. Step 91.129 7 .000 Block 91.129 7 .000 Model 91.129 7 .000 model fit), menganalisis nilai Step 1 Nagel Karke dan menguji koefisien regresi. Sumber : Data diolah ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam tabel lampiran menunjukkan Hasil Analisis uji kelayakan variabel-varibel independen Analisis pertama yaitu untuk model apakah dapat diterima atau tidak dalam laba bersih maka dapat dilihat hasil Case analisis regresi logit. Apabila P<0,05 berarti diterima. Berdasarkan tabel tersebut, Processing Summary dalam tabel 1. variabel-variabel Tabel 1 Laba Bersih pendukung penelitian dapat diterima oleh regresi logit dan layak untuk diolah. Dari tabel tersebut juga dapat NO Unweighted cases 1. Selected cases in 2. analysis Unselected cases Total Sumber : Data diolah N Prosentase 222 0 100 0 222 100 diketahui bahwa jumlah variabel independen sebanyak 7 rasio keuangan. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan Hasil analisis tersebut dapat diketahui menggunakan regresi logit untuk menguji bahwa jumlah kasus regresi yang apakah model laba bersih dapat digunakan 9 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dalam distress memprediksi pada kondisi perusahaan financial Omnibus Tests of Model Coefficients manufaktur. seperti terlihat dalam tabel 4. Analisis pertama yang dilakukan yaitu Tabel 4 Omnibus Tests of Model Coefficients menilai kelayakan model regresi dan Chi-square df Sig. Step 56.358 7 .000 Block 56.358 7 .000 Model 56.358 7 .000 goodness of fit test yang diukur dengan Chi Step 1 Squre pada uji Hosmer and lemeshow pada tabel 3 dan diperoleh angka rata-rata 17.888. Probabilitas Sumber : Data diolah signifikansi menunjukkan angka 0.02 yang lebih kecil Dalam tabel lampiran menunjukkan dari 0.05 maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak layak dipakai apakah dapat diterima atau tidak dalam untuk analisis selanjutnya. Hasil analisis kedua untuk model laba bersih operasi maka dapat dilihat hasil Case Processing Summary dalam tabel 3. Tabel 3 Laba Bersih Operasi uji kelayakan variabel-varibel independen analisis regresi logit. Apabila P<0,05 berarti diterima. Berdasarkan tabel tersebut, variabel-variabel pendukung penelitian dapat diterima oleh regresi logit dan layak untuk diolah. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa jumlah variabel independen sebanyak 7 rasio keuangan. Analisis selanjutnya yaitu pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logit untuk menguji kemampuan model laba Hasil analisis pada tabel lampiran bersih operasi dalam memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui bahwa jumlah financial distress pada perusahaan kasus regresi yang dimasukkan dalam manufaktur. Analisis pertama yang analisis regresi logit adalah 201 buah dilakukan yaitu menilai kelayakan model sampel. Dan jika dilihat dari presentasenya regresi dan goodness of fit test yang diukur kasus tersebut 100% layak untuk diolah dengan Chi Squre pada uji Hosmer and dengan regresi logit, artinya seluruh kasus lemeshow dan diperoleh angka rata-rata Probabilitas signifikansi teramati dan tidak ada satu pun data yang 9.163. tidak teramati. menunjukkan angka 0.329 yang lebih besar Uji kelayakan terhadap data yang dari 0.05 maka hipotesis diterima. Hal ini dianalisis maka dapat dilihat dalam berarti model regresi layak dipakai untuk 10 Volume 1. No. 1 Desember 2013 analisis selanjutnya, karena tidak ada klasifikasi 2 x 2 menghitung nilai estimasi yang benar dan salah. Pada kolom perbedaan yang nyata antara klasifikasi merupakan dua nilai prediksi dari variabel yang diprediksi dengan klasifikasi yang dependen (S) dan (TS), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi diamati seperti terlihat dalam tabel 5 sesungguhnya dari variabel dependen (S) dan (TS) seperti terlihat pada tabel 7 Tabel 5 Hosmer and Lemeshow Test Tabel 7 Step Chi-square df Sig. Financial Distress 1 9.163 8 .329 Sumber : Data diolah Langkah selanjutnya yaitu menilai keseluruhan model (overall model fit) yang dapat dilihat dari nilai -2 Log likelihood (-2 LL) pada tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada Tabel 6 Iteration Historya,b,c -2 Log likelihood Iteration Step 0 kolom prediksi perusahaan tidak sehat atau yang Coefficients mengalami financial distress Constant sebanyak 48 perusahaan, sedangkan pada baris, hasil observasi sesungguhnya yang 1 221.467 -1.045 2 220.980 -1.156 3 220.979 -1.159 4 220.979 -1.159 mengalami financial distress sebanyak 21 perusahaan. Untuk perusahaan yang tidak Sumber : Data diolah mengalami financial distress atau sehat sebanyak 153 perusahaan, dan pada baris Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai -2 LL pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta sebesar 220.979, sedangkan nilai -2 LL pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas turun menjadi 164.622. Hal ini berarti -2 LL Block Number = 0 lebih besar dibandingkan dengan nilai -2 LL Block Number = 1 atau model regresi dikatakan layak atau lebih baik. Tabel lampiran tersebut menunjukkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0.245 dan nilai Nagelkerke R Square dari persamaan regresi logit menunjukkan nilai sebesar 0.367 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 36,7%. Tabel hasil observasi sesungguhnya yang tidak mengalami financial distress atau sehat sebanyak 150 perusahaan. Jadi ketepatan model ini secara keseluruhan sebesar 85%. Analisis terakhir yaitu pengujian koefisien regresi untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau dengan kata lain, variabel independen yang diukur dengan rasio keuangan mampu 11 Volume 1. No. 1 Desember 2013 memprediksi kondisi financial distress rasio yang sigifikan dan tidak signifikan pada perusahaan manufaktur. Koefisien sebagai berikut: regresi dapat ditentukan dengan 1. Rasio leverage signifikan pada tingkat menggunakan Wald Statistic dan nilai 5%. Koofesien regresi untuk variabel probabilitas (sig) seperti terlihat dalam likuiditas sebesar -0.820 dan bertanda tabel 8 . positif dengan nilai probabilitas (Sig) 0.003 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan Tabel 8 Variables in the Equation nilai Wald Statistic sebesar 4.474 yang lebih besar dibandingkan Chi-Square tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. 2. Rasio profit margin signifikan pada Berdasarkan regresi tingkat 5%. Koofesien regresi untuk logistik tersebut dapat dilihat bahwa variabel leverage sebesar 0.011 dan variabel independen yang berpengaruh bertanda positif dengan nilai probabilitas positif yaitu, rasio likuiditas, leverage, (Sig) 0.034 yang lebih kecil dari 0.05 (α) efisiensi pertumbuhan. dan nilai Wald Statistic sebesar 4.060 Sedangkan yang berpengaruh negatif yaitu, yang lebih besar dibandingkan Chi- rasio profitabilitas, profit margin, dan posisi Square kas. Artinya semakin tinggi nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel profit maka probabilitas perusahaan yang tidak margin berpengaruh positif terhadap sehat juga semakin tinggi. Variabel yang financial distress suatu perusahaan. operasi, persamaan dan tabel sebesar 3.841 yang berpengaruh signifikan adalah jika nilai 3. Rasio efisiensi operasi signifikan pada Signya < 5% dan wald statistiknya > 3.841 tingkat 5%. Koofesien regresi untuk (chi square tabel), Model dibentuk dari variabel efisiensi operasi sebesar 0. 011 sampel sebesar 31% perusahaan yang dan mengalami financial distress dan 69% probabilitas (Sig) 0.044 yang lebih kecil perusahaan sehat. Dari hasil persamaan dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic regresi logit juga dapat diketahui bahwa sebesar bertanda 4.060 positif yang dengan lebih nilai besar dibandingkan Chi-Square tabel sebesar 12 Volume 1. No. 1 Desember 2013 3.841 yang bahwa dilihat dalam Omnibus Tests of Model menunjukkan variabel efisiensi operasi berpengaruh Coefficients seperti terlihat dalam tabel 10. positif terhadap financial distress suatu Tabel 10 Omnibus Tests of Model Coefficients perusahaan. 4. Sedangkan variabel signifikan adalah profitabilitas, yang rasio posisi Chi-square df Sig. Step 44.020 7 .000 Block 44.020 7 .000 Model 44.020 7 .000 tidak Step 1 likuiditas, kas, dan Sumber : Data diolah pertumbuhan pada tingkat 5% seperti yang terlihat pada tabel 8. Menunjukkan uji kelayakan variabel- Analisis ketiga untuk model deviden variabel independen apakah dapat diterima dapat dilihat hasil Case Processing atau tidak dalam analisis regresi logit. Summary dalam tabel 9 adalah sebagai Apabila P<0,05 berikut : Berdasarkan hasil menunjukkan Tabel 9 Deviden Unweighted Casesa Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unselected Cases Total berarti diterima. analisis tersebut, bahwa variabel-variabel pendukung penelitian dapat diterima oleh N Percent regresi logit dan layak untuk diolah. 264 100.0 Analisis tersebut juga dapat diketahui 0 .0 264 0 264 100.0 .0 100.0 Sumber : Data diolah bahwa jumlah variabel independen sebanyak 7 rasio keuangan. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logit pada model Dapat diketahui bahwa jumlah kasus deviden untuk menguji kemampuan model regresi yang dimasukkan dalam analisis deviden dalam memprediksi kondisi regresi adalah 264 buah sampel untuk financial distress. Analisis pertama yang perusahaan manufaktur. Dilihat dari dilakukan yaitu menilai kelayakan model presentasenya kasus tersebut 100% layak regresi dan goodness of fit test yang diukur untuk diolah dengan regresi logit, artinya dengan Chi Squre pada uji Hosmer and seluruh kasus teramati dan tidak ada satu lemeshow dan diperoleh angka rata-rata pun data yang tidak teramati. 7.672. Probabilitas signifikansi Untuk mengetahui hasil uji kelayakan menunjukkan angka 0.466 yang lebih besar terhadap data yang dianalisis maka dapat dari 0.05 maka hipotesis diterima. Hal ini 13 Volume 1. No. 1 Desember 2013 berarti model regresi layak dipakai untuk salah. Pada kolom merupakan dua nilai analisis selanjutnya, karena tidak ada prediksi dari variabel dependen (S) dan perbedaan yang nyata antara klasifikasi (TS), sedangkan pada baris menunjukkan yang diprediksi dengan klasifikasi yang nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen (S) dan (TS) seperti terlihat pada diamati seperti terlihat dalam tabel 11. tabel 12 sebagai berikut : Tabel 11 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 7.672 df Tabel 12 Prediksi Perusahaan Yang Mengalami Financial Distress Sig. 8 .466 Sumber : Data diolah Langkah selanjutnya yaitu menilai keseluruhan model (overall model fit) yang dapat dilihat dari nilai -2 Log likelihood (-2 LL) pada Berdasarkan tabel 14 analisis (lampiran D). Berdasarkan tabel tersebut yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kolom prediksi menunjukkan bahwa nilai -2 LL pada awal perusahaan tidak sehat atau yang (Block Number = 0), dimana model hanya mengalami financial distress sebanyak 58 memasukkan konstanta sebesar 359.271, perusahaan, sedangkan pada baris, hasil sedangkan nilai -2 LL pada saat Block observasi sesungguhnya yang mengalami Number = 1, dimana model memasukkan financial distress sebanyak 53 perusahaan. konstanta dan variabel bebas turun menjadi Untuk perusahaan yang tidak mengalami 315.251. Hal ini berarti -2 LL Block financial distress atau sehat sebanyak 153 Number = 0 lebih besar dibandingkan perusahaan, dan pada baris hasil observasi dengan nilai -2 LL Block Number = 1 atau sesungguhnya yang tidak mengalami model regresi dikatakan layak atau lebih financial distress atau sehat sebanyak 126 baik. Tabel 15 juga menunjukkan nilai Cox perusahaan. Jadi ketepatan model ini secara & Snell R Square sebesar 0.154 dan nilai keseluruhan sebesar 67%. Nagelkerke R Square dari persamaan Analisis terakhir yaitu pengujian regresi logit menunjukkan nilai sebesar koefisien regresi untuk menguji seberapa 0.207 yang berarti variabel dependen yang jauh semua variabel independen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dimasukkan dalam model mempunyai sebesar 21%. Tabel klasifikasi 2 x 2 pengaruh terhadap variabel terikat atau menghitung nilai estimasi yang benar dan 14 Volume 1. No. 1 Desember 2013 dengan kata lain, variabel independen yang perusahaan sehat. Dari hasil persamaan diukur dengan rasio keuangan mampu regresi logit juga dapat diketahui bahwa memprediksi kondisi financial distress variabel yang sigifikan dan tidak signifikan pada perusahaan real estate dan property. sebagai berikut: Koefisien regresi dapat ditentukan dengan 1. Rasio likuiditas signifikan pada tingkat menggunakan Wald statistic dan nilai 5%. Koofesien regresi untuk variabel probabilitas (sig) seperti terlihat dalam likuiditas s sebesar 0.163 dan bertanda tabel 13. positif dengan nilai probabilitas (Sig) 0.006 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan Tabel 13 Hasil Analisis Regresi nilai Wald Statistic sebesar 7.456 yang lebih besar dibandingkan Chi-Square tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. 2. Rasio leverage signifikan pada tingkat 5%. Koofesien regresi untuk variabel regresi likuiditas sebesar 3.135 dan bertanda logistik tersebut dapat dilihat bahwa positif dengan nilai probabilitas (Sig) variabel independen yang berpengaruh 0.001 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan positif yaitu, rasio likuiditas, leverage, nilai Wald Statistic sebesar 11.976 yang profit dan lebih besar dibandingkan Chi-Square pertumbuhan, sedangkan yang berpengaruh tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan negatif yaitu, profitabilitas dan posisi kas. bahwa variabel likuiditas berpengaruh Artinya semakin tinggi nilai tersebut maka positif terhadap financial distress suatu probabilitas perusahaan yang tidak sehat perusahaan. Berdasarkan juga margin, semakin persamaan efisiensi tinggi. operasi Variabel yang 3. Rasio efisiensi operasi signifikan pada berpengaruh signifikan adalah jika nilai tingkat 5%. Koofesien regresi untuk Signya < 5% dan wald statistiknya > 3.841 variabel likuiditas sebesar 0.010 dan (chi square tabel). Model dibentuk dari bertanda sampel sebesar 38% perusahaan yang probabilitas (Sig) 0.034 yang lebih kecil mengalami financial distress dan 62% dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 15 positif dengan nilai Volume 1. No. 1 Desember 2013 sebesar 4.482 yang lebih besar sampel dibandingkan Chi-Square tabel sebesar keuangan 3.841 yang sebanyak 381 perusahaan. tahun laporan Penelitian ini bahwa menemukan bukti bahwa model laba bersih menunjukkan variabel likuiditas berpengaruh positif operasi dan deviden dapat memprediksi terhadap financial distress suatu kondi financial distress. Sedangkan model laba bersih tidak dapat memprediksi perusahaan. 4. Rasio posisi kas signifikan pada tingkat kondisi financial distress. Hal ini 5%. Koofesien regresi untuk variabel disebabkan karena nilai uji kelayakan likuiditas sebesar -0.676 dan bertanda model regresi dan goodness of fit test yang negatif dengan nilai probabilitas (Sig) diukur dengan Chi Squre pada uji Hosmer 0.018 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan and lemeshow menunjukkan probabilitas nilai Wald Statistic sebesar 5.610 yang signifikansi dengan angka 0.02 yang lebih lebih besar dibandingkan Chi-Square kecil dari 0.05 maka hipotesis ditolak dan tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan hipotesis kedua tidak dapat dilanjutkan. Hasil analisis antara model laba bahwa variabel posisi kas berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu bersih operasi dan deviden menunjukkan perusahaan. bahwa model laba bersih operasi lebih baik 5. Sedangkan variabel yang tidak dari model deviden dalam memprediksi signifikan adalah rasio profitabilitas, kondisi financial distress. Hal ini dapat profit margin, dan pertumbuhan pada dilihat dari nilai Nagelkerke R Square dari tingkat 5% seperti yang terlihat pada persamaan regresi logit untuk model laba bersih operasi menunjukkan nilai sebesar tabel tabel 13. 0.367 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen PENUTUP sebesar 36,7%, dengan ketepatan model Kesimpulan Penelitian membuktikan secara ini secara bertujuan emperis keseluruhan sebesar 85%. untuk Sedangkan pada model deviden nilai tentang Nagelkerke R Square dari persamaan analisis perbandingan laba dan deviden regresi logit menunjukkan nilai sebesar dalam memprediksi kondisi financial 0.207 yang berarti variabel dependen yang distress pada perusahaan manufaktur yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terdaftar di bursa efek Indonesia, dengan sebesar 21%, dengan ketepatan model 16 Volume 1. No. 1 Desember 2013 secara keseluruhan sebesar 67%. Oleh yang mengalami financial distress/tidak karena itu, hipotesis ketiga yang diajukan sehat, maka dapat dilakukan analisis diterima. Dalam artian model laba bersih dengan fokus pada laba bersih operasi dan operasi lebih baik dari model deviden deviden. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan dalam memprediksi financial distress. Adapun rasio keuangan bahwa financial distress yang adalah suatu kondisi dimana perusahaan berpengaruh pada model laba bersih operasi mengalami laba bersih operasi negatif lebih yaitu, leverage, profit margin dan efisiensi dari setahun dan tidak membayar deviden operasi. Sedangkan pada model deviden lebih dari satu tahun. adalah likuiditas, leverage, efisiensi operasi dan posisi kas. Jadi, rasio keuangan Keterbatasan dan Saran yang dominan dalam model ini adalah rasio leverage dan efisiensi operasi, karena kedua rasio tersebut berpengaruh baik pada model laba bersih operasi maupun deviden. Penelitian ini hanya fokus pada laporan keuangan yang diukur dengan rasio keuangan dan tidak memasukkan faktorfaktor diluar keuangan, sehingga hasilnya Oleh karena itu, apabila investor, kreditor, pemerintah atau semua pihak yang ingin mengetahui kondisi keuangan suatu perusahan masuk dalam kategori sehat atau fokus pada rasio keuangan. Oleh karena itu, disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mamasukkan faktor-faktor diluar rasio keuangan. 17 Volume 1. No. 1 Desember 2013 DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi. 2003. “Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi Financial distress perusahaan manufaktur yangTerdaftar di bursa efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia vol 7. No. 2. Surabaya: STIE Perbanas, 2003. Atmini, Sari dan Wuryana, Manfaat laba dan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan textile mill products dan apparel and other textile products yang terdaftar di bursa efek jakarta. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005. Baridwan, Zaki.. 2005. Intermediate Accounting, Yogyakarta : BPFE UGM. Candrawati, Anna. 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan turnaround pada perusahaan yang mengalami financial distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 20002005), TESIS FE UNDIP. Endri, 2009. Prediksi kebangkrutan bank untuk menghadapi dan mengelola perubahan lingkungan bisnis: Analisis model altman’s Z-score. Perbanas Quarterly Review, Jurnal Vol. 2 No. 1 Maret . Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian Capital Market Directory, Jakarta, 2011. Ko, Li-Jen, Edward J. Blocher, dan P. Paul Lin.2000, Prediction of Corporate Financial Distress: An Application of the Composite Rule Induction System. The International Journal of Digital Accounting Research Vol. 1, No. 1, pp. 69-85 ISSN: 1577-8517. Platt, Harland D dan Marjorie B. Platt. , 2009. “Financial distress comparison across three global regions”. Journal of Risk and Financial Management, hal 149 – 152, Northeastern University. Platt, Harland D dan Marjorie B. Platt. 2006. Comparing Financial Distress and Bankruptcy. Journal Northeastern University. Rahma Wardhani, Sasanti. 2009. Analisis laporan keuangan untuk memprediksi kondisi financial distresss pada sector real estate dan property di bursa efek Jakart., TESIS Unair. Salehi, Mahdi dan Bizhan Abedini. 2009. “Financial Distress Prediction in Emerging Market: Empirical Evidences from Iran”, Business Intelligence Journal, August, Vol. 2 No. 2. Hal 339 – 409. Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2009. Jakarta:Salemba Empat. 18 Volume 1. No. 1 Desember 2013 Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan., Edisi 3, Malang : Bayu Media Publishing. Widiharto, Roberto Christian, 2000. Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank perkreditan rakyat (Studi pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), Tesis UNDIP. Wild, John J. K.R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analisis, Jakarta :Salemba Empat. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS complet. Teknik analisis statistik terlengkap, Jakarta: Salemba Infotek. Yulian, Agust. 2010. Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan regresi logistik , TESIS USU Medan. 19