PENDAHULUAN Latar Belakang Imbuhan pakan atau feed additives adalah suatu bahan yang dicampurkan di dalam pakan yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktivitas, maupun keadaan gizi ternak, meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi (Adam, 2000). Imbuhan pakan yang sudah umum digunakan dalam industri perunggasan salah satunya adalah antibiotika. Mekanisme kerja antibiotika pada prinsipnya adalah untuk mengurangi populasi bakteri di dalam saluran pencernaan sehingga meningkatkan ketersediaan zat gizi ransum dan penyerapannya dan akhirnya dapat memacu pertumbuhan ternak (Walton, 1977). Aktivitas organ tubuh merupakan pencerminan dari performa ternak. Untuk mencapai performa maksimal, peternak perlu mengetahui dan memahami organ-organ tubuh dan fungsinya sehingga dapat dilakukan rekayasa sehingga tercipta manajemen pemeliharaan yang efisien dan menghasilkan prduksi maksimal sesuai potensi genetik (Kartasudjana et al., 2008) Ayam broiler merupakan salah satu jenis ayam yang banyak dibudidaya karena pertumbuhannya yang sangat cepat. Daging ayam broiler juga merupakan sumber protein hewani yang murah, aman, mudah didapat dan diolah. Keunggulankeunggulan ini menjadikan ayam broiler dapat diandalkan sebagai penyuplai sumber protein hewani yang utama. Daging ayam broiler yang aman dalam hal ini adalah bebas dari residu akibat penggunaan antibiotika yang berlebihan yang dikhawatirkan akan menimbulkan alergi pada konsumen, gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan serta resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika (Bogaard et al., 2000). Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti antibiotika adalah zat aktif yang terdapat dalam tanaman herbal. Tanaman herbal mengandung zat aktif seperti flavonoid, alkaloid, glikosida, saponin dan tanin yang dapat meningkatkan kesehatan karena berperan sebagai antioksidan (Sreenives, 1999). Aktivitas antioksidan dalam rempah-rempah berperan penting dalam menghambat replikasi virus, inflamasi, menghambat alergi dan radang sendi, mencegah kanker dan penyakit jantung, dan untuk menetralkan racun (Aggarwal et al., 2002). Tanaman herbal yang sudah banyak diteliti penggunaannya untuk ternak diantaranya adalah temulawak (Zainuddin et al., 2001), bawang putih (Chowdhury et al., 2002), kunyit (Kim et al., 2005). Dari berbagai macam tanaman herbal yang banyak digunakan, salah satunya yang sangat potensil untuk digunakan sebagai imbuhan pakan pengganti antibiotika pada unggas adalah ketumbar. Ketumbar (Coriandrum sativum L) merupakan salah satu jenis tanaman bumbu-bumbuan yang sejak lama digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau untuk meningkatkan cita rasa bahan pangan (Purseglove et al., 1981). Ketumbar (Coriandrum sativum L) memiliki reputasi yang bagus sebagai komponen obat, minyak atsiri pada ketumbar memiliki antioksidan (Wangensteen et al., 2004) dan efek stimulasi dalam proses pencernaan (Cabuk et al., 2003). Namun, belum banyak laporan yang tersedia tentang dampak biji ketumbar pada ternak unggas. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan biji ketumbar dalam ransum terhadap fungsi fisiologi organ dalam ayam broiler meliputi gizzard, usus halus, seka, pankreas, hati, jantung, limpa, bursa fabrisius dan timus sehingga meningkatkan ketersediaan zat gizi ransum dan penyerapannya dan akhirnya dapat memacu pertumbuhan ternak. 2