Tulisan Roh Nubuat

advertisement
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Penasihat:
- Pdt. Moldy Mambu
- Pdt. Noldy Sakul
- Pdt. Sammy Lee
Pimpinan Ministry :
Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey
Pemred Handry Sigar
Wapemred Willy Wuisan
Sekretaris Meilien Langi-M
Bendahara Yoshen Danun
General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey
HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan
Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu,
Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal,
Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly
Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,
Pdt. Raymond Lohonauman
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin
Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau
Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang,
Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke,
Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung,
Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan,
Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological
Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Catatan Kami Denny Kalangi
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana
Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans,
Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy,
Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe
Marchel Tombeng, Edwin Tenda
Web Master Nielson Assa
Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung
Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey
Papua Govert Waramori, Noldy Abraham
Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian
Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli
Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa
Bejana Advent Indonesia Timur
Faktor Keberuntungan
Kasih
Sorgawi
- Bapa
Kasih
Bapa Sorgawi
Penuntup Pencegahan Penyakit & Kematian
Kasih Menyelamatkan
Tulisan Roh Nubuat & Sola Skriptura
Tulisan Roh Nubuat
Hidup Yang Disucikan
Palakat Berita & Kegiatan
Jemaat
Page 2
Edsi 169 – 19 Januari 2012
"Faktor Keberuntungan"
Oleh: Handry Sigar
S
emua mahluk hidup biasanya suka akan pemberian termasuk tanaman apabila diberi pupuk
dan sering dibersihkan akan terlihat segar dan pertumbuhannya akan lebih cepat. Demikian
juga dengan binatang termasuk yang buas sekalipun kalau diberi makan yang enak lama
kelamaan akan menjadi jinak dan bersahabat dengan manusia.
Apalagi manusia biasanya kalau menerima pemberian/kado dari keluarga ataupun orang lain pasti
hatinya akan berbunga-bunga, bahagia, apalagi kalau pemberian itu sesuai dengan kebutuhan dan
harganya mahal. Enak rasanya kalau kita diberi sesuatu oleh orang lain bukan? tapi pertanyaannya
sekarang adalah apakah hal yang sama akan dirasakan ketika kita harus memberikan sesuatu pada
orang lain? Wow, nanti dulu…..kalau dengan rela hati ya pasti senang, tetapi bagaimana kalau
terpaksa? So pasti akan disertai dengan muka cemberut alias bersungut-sungut.
Galatia 6 : 10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada
semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”
Rasul Paulus ingin agar kita berbuat baik kepada semua orang, terutaman kepada kawan-kawan kita
seiman, artinya kita harus mengekpresikan kasih kita kepada sesama kita dengan berbuat baik, bukan
omong doing!
Untuk memberi, tidak perlu menunggu sampai kaya, punya banyak uang, tapi kita dapat memberi
dalam bentuk ide, nasihat, waktu, motivasi dan masih banyak lagi yang kita dapat lakukan untuk
membantu orang-orang disekitar kita. Contoh yang sangat konkrit adalah sumbangan-sumbangan
ide, tulisan/artikel, waktu, yang diberikan oleh teman-teman staff redaksi Bait serta para
simpatisannya selama 4 tahun berdirinya majalah elektronik Bait, tentu saja itu tidak dapat dinilai
dengan uang, tetapi sumbangsihnya sangat luar biasa sehingga berita-beritanya dapat menjangkau
para anggota Baiters diseluruh dunia.
Sudah saatnya di tahun 2012 ini, kita merobah paradigma „lebih enak menerima” menjadi “lebih
enak memberi”, sehingga dengan demikian kita dapat mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan
dengan mengasihi sesama melalui kepedulian kita untuk membantu mereka-mereka yang sangat
membutuhkan uluruan tangan kita dan kita boleh menjadi saluran berkat surga. ***
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Kasih
BAPA Surgawi
Oleh: Pdtm. Ronie Umboh
Gembala Jemaat Beji, Depok
P
ernahkah saudara kagum terhadap pemikiran yang
menyatakan bahwa Allah peduli atas dirimu? Salah
satu pernyataan hebat dari dari titah-titah Alkitab
bahwa Allah adalah kasih (1 Yoh.4:16), Ia menuntun kita
dengan lemah-lembut, penuh pengampunan dan Ia selalu
terlibat dalam setiap bagian terkecil dari setiap kehidupan
kita(Maz. 23;32; Yoh. 3:16)!
Namun, tak jarang kita menjumpai orang Kristen
melontarkan kekecewaan: Allah yang mengasihi tampaknya
Ia begitu jauh. pernyataan ini, begitu menggangu kita yang
mengaku orang Kristen. Bolehjadi peristiwa ini sedang kita
alami: kesulitan, perceraian, duka-citalah, yang seolah-olah
menjepit kita dari segala arah. Di saat seperti inilah mata kita
tidak sanggup menatap Tangan Yang Mahakuasa ada dekat.
Sebab, saat seperti ini setan akan giat menaburkan benih
keragu-raguan disetiap langkah kaki kita. Kita harus cepat
sadar dan mencari penghiburan dari pernyataan Tuhan: Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah—Roma 8:28.
Renungan kita kali ini, lebih kepada ajakan untuk tetap
percaya kepada apa yang Tuhan sudah firmankan. Ia tidak
pernah berubah, begitu juga dengan Kasih-Nya bagi kita.
Sebab setiap orang sadar atau tidak, akan cenderung
membawa pengalaman pengenalannya terhadap Bapa
Sorgawi sebagaimana
sikap seorang anak pada
pengenalannya kepada bapa duniawinya. Malangnya,
kebanyakan yang terjadi adalah sakit hati dan penolakan.
Bejana Advent Indonesia Timur
Sehingga kesan kita kepada Bapa Sorgawi pun tidak jauh
berbeda. Bergantung atas perasaan dan kesan apakah bapa
kita baik atau jahat. Sehingga Kasihmesrah-Nya yang begitu
lembut dan mengagumkan terasa jauh untuk dapat
dijangkau.
Pemazmur melukiskan kebaikan Bapa Sorgawi itu menurut
sudut pandangnya, (Daud sebagai bapa/ayah terhadap anakanaknya), ia menulis: Seperti bapa sayang kepada anakanaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang
yang takut akan Dia--Mazmur 103.13.
Mari kita memulainya dari pengertian ayat ini serta dari
pengalaman raja Daud. Untuk sekilas kita pasti dapat
menangkap karakter “kasih” seorang bapa. Mereka yang
sudah menikah yang menyandang predikat seorang
ayah/bapa akan dengan mudah merasakan maksud ini.
Seorang bapa betapa ia sangat mengasihi anaknya. Tidak
peduli apakah Anda ayah yang jahat atau ayah yang ideal,
akan rela berkorban untuk keamanan anaknya, berusaha
sekuat tenaga untuk memenuhi keperluan anaknya, kita akan
berjuang bagi membelah kehormatan anak kita.
Kemudian, yang lebih luar biasa adalah, sekalipun anakmu
berbuat
kesalahan,
mengecewakanmu,
bahkan
mempermalukan engkau sebagai bapa, engkau akan tetap
mengasihi anakmu dan akan membela dia, tidak peduli
betapa besar kesalahan anak kita.
Pendekatan ini, nampaknya menolong kita mengenal sedikit
karakter Allah yang mengasihi, yang terlampau sulit untuk
Page 4
Edsi 169 – 19 Januari 2012
dilukiskan dengan bahasa manusia yang terbatas. Namun,
dapat kita rasakan betapa baiknya Bapa Sorgawi kita.
Sebagaimana kasih kita kepada anak kita. sungguh pun ini
bukanlah pandangan yang sempurna.
Pentinya bagi saudara, kita semuanya, sedikit saja walau pun
hanya sekilas. Karena kita akan mudah merasakan kualitas
bapa itu. Sekalipun tidaklah sesempurna Bapa Sorgawi yang
tidak pernah berhenti mengasihi kita. Mungkin saudara akan
segera membayangkan suatu perlindungan, pemeliharaan,
kehangatan, dan kemesraan dari seorang bapa. Kenyataanya
memang demikian adanya. Sekilas dari Alkitab, saat Yakub
terusir dari rumah oleh karena kesalahannya, kini dia seorang
diri antara Bersyeba dan Haran dikegelapan malam. Bapa
Sorgawi mendatangi dia dan berfirman: “Sesungguhnya
Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau,
ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa
engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan
meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa
yang Kujanjikan kepadamu"—Kej. 28:15. Harusnya
pengalaman ini, menjadi kenyataan dalam kehidupan kita.
Pendekatan kedua, tentang Bapa Sorgawi yang mengasihi
saudara dan saya tidak pernah terbentuk dari keadaan yang
ada disekitar kita. Seorang nabi yang pernah hidup di zaman
kemerosotan moral bangsa Israel melukiskan kasih Bapa
Sorgawi dengan begitu indah: Ketika Israel masih muda,
Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari
hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada
para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.
Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan
Bejana Advent Indonesia Timur
mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau
insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. Aku menarik
mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi
mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari
tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka
untuk memberi mereka makan.—Hosea 11:1-4
Di saat ketidak percayaan melanda dunia ini—skeptisisme
seakan menjangkiti kita. Begitu masuk jauh, hingga
keruangan perbaktian di gereja masa kini. Kemerosotan
moral merasuki setiap rumah tangga Kristen. Bahkan
mungkin keterlibatan kita secara terus-terang menentang dan
memberontak terhadap Bapa sorgawi kita. Dia tak pernah
terpengaruh oleh kenyataan buruk kita. Bahwasanya Aku
TUHAN [Bapa Sorgawi Kita], tidak berubah… Maleakhi
3:4
Saat ini Allah begitu mengasihimu, Ia berkata: …Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan—Yohanes 10:10.
Apapun yang terjadi dalam hidup kita saat ini, satu hal yang
sangat mendesak untuk kita lakukan adalah dengan
mempercayai-Nya. Itu sudah cukup bagi kita. dan engkau
akan melihat hadirat Tuhan dan damai sejahtera-Nya tinggal
di dalammu. Ini, melampaui pencapaian yang dunia bisa
tawarkan kepadamu ( Yoh. 14:27). Saya percaya kita rindu
akan hal ini terjadi. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin!
Page 5
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Opini
Penuntun Pecegahan Penyakit Dan Kematian
(P3k)
Oleh : Govert Waramori – BAIT Philipina
Lanjutan….
“F
irman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku” Mazmur 119:105. Pernyataan ini dengan
jelas menyatakan fungsi Alkitab. Pelita dan terang
sesungguhnya merujuk kepada Yesus, Pemeran Utama
Alkitab, yang mendeklarasikan dalam Yohanes 8:12, “Aku
adalah terang dunia”. Deklarasi Yesus ini menegaskan bahwa
Ia adalah sumber dari semua penuntun pencegahan penyakit.
Dengan iman, umat Tuhan akan mengakui dan percaya
bahwa Yesus adalah terang kesehatan yang selalu
merindukan umatNYA untuk memiliki kesehatan dan
kemudian akan menjadi terang kesehatan. Hal ini terbukti
dengan pernyataan Yesus sendiri dalam Yohanes 8 :
12,”….barangsiapa mengikut [Yesus], ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup.” Sebuah jaminan luar biasa dari Yesus untuk memiliki
terang kesehatan.
E.G. White melanjutkan inspirasi Allah melalui tulisannya
dalam buku Hidup Yang Terbaik bahwa misi Yesus adalah
untuk membawa pemulihan sempurna bagi manusia dan Ia
datang untuk memberikan kesehatan, kedamaian dan
kesempurnaan karakter Ilahi. Dengan demikian, Yesus
adalah terang yang membawa dan memberikan kesehatan dan
secara eksplisit, kesehatan adalah karakter Ilahi. Dalam
Yohanes 10:10 sebuah antagonisme dipaparkan, “Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Ayat
ini menegaskan tujuan Allah yang sesungguhnya, yaitu agar
semua umatNYA memiliki hidup yang berkelimpahan yaitu
dengan mengalami kesehatan yang optimal.
Berbeda dengan pencuri yang bisa diidentifikasi dari
tujuannya yaitu datang untuk mencuri, membunuh, dan
membinasakan. Yohanes 8:44 menyatakan “Iblislah yang
menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginankeinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak
Bejana Advent Indonesia Timur
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia
tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa
segala dusta.” Iblis menjadi seteru Allah, dan itu jelas. Iblis
telah menjadi pembunuh sejak permulaan cerita panjang
sejarah ciptaan Allah dan dipastikan bahwa Iblis yang juga
digambarkan sebagai pencuri, menggunakan kelihaian
dustanya untuk membunuh manusia yang menjadi sekutu
Allah.
Iblis telah menetapkan dirinya sebagai rival Allah yang
sesungguhnya telah kalah namun masih memiliki pengaruh
yang kuat dalam masa perpanjangan batas kemurahan Allah
bagi manusia. Dalam kegeraman yang terselubung dusta ia
selalu menginginkan lebih banyak pengikut dan dengan
kedashyatan mengeksekusi pengikutnya dengan berbagai
jenis proses pembinasaan (lihat Wahyu 12:12).
I Yohanes 2 : 15,16 menyatakan bahwa seteru Allah adalah
keduniawian yang mencakup keinginan daging, keinginan
mata dan keangkuhan hidup. Perseteruan ini secara jelas
dinyatakan dalam Yakobus 4 : 4 yaitu persahabatan dengan
dunia menjadikan seseorang sebagai musuh Allah dan
dinyatakan sebagai orang yang tidak setia.
Allah adalah sumber kesehatan, kebahagiaan dan
keselamatan sedangkan keduniawian yang mencakup
keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup
adalah sarana yang digunakan Iblis untuk melakukan upaya
pembinasaan dengan dustanya yang dashyat. Iblis adalah
pembunuh dan untuk membunuh, ia mengandalkan
kepandaiannya dengan berdusta. Ikutlah Allah dan perolehlah
kesehatan yang optimal. Selidikilah dan gunakanlah Firman
Allah untuk mengetahui muslihat Iblis yang menginginkan
kematian manusia karena Firman Allah adalah penuntun
pencegahan penyakit dan kematian.***
Page 6
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Inspirational Story
Kasih Menyelamatkan
Oleh: Bredly Sampouw
Tim Bait RSA Bandung
S
uatu hari, ketika baru menginjak bangku SMA, Joy
melihat seorang anak dari kelasnya pulang ke rumah,
namanya Kyle. Tampaknya ia membawa semua
bukunya. Joy berpikir, “Kok ada orang yang membawa
semua bukunya pada Jumat? Ia pasti kutu buku.”
Joy sendiri memiliki rencana liburan akhir pekan (pesta dan
main bola bersama teman-teman besok sore), jadi dia
mengangkat bahu dan meneruskan perjalanan. Saat berjalan,
dia melihat sekelompok anak berlari ke arah Kyle. Mereka
menabraknya sehingga semua bukunya berhamburan ke
tanah.
Kacamatanya terbang, dan Joy melihanya mendarat di
rerumputan sekitar empat meter dari kakinya. Ia medongkak
ke atas dan Joy melihat ada kesedihan mendalam di matanya.
Hati Joy iba kepada Kyle. Jadi Joy berlari ke arahnya saat ia
merangkak ke sana kemari untuk mencari kacamatanya. Joy
melihatr air mata menggenang di matanya. Saat Joy
mengulurkan kaca matanya, Joy berkata, “Anak-anak itu
memang kurang ajar.” Anak itu memandang Joy dan
berkata, “ Hey, Thanks!” Ada senyuman lebar di wajah
Kyle. Senyuman Kyle menunjukkan terima kasih. Joy
menolongnya untuk mengumpulkan buku-bukunya dan
bertanya di mana ia tinggal.
Ternyata ia tinggal di dekat rumah Joy. Jadi Joy bertanya
mengapa dia tidak melihat Kyle selama ini. Ia berkata bahwa
sebelumnya ia bersekolah di sekolah swasta. Joy belum
pernah bergaul dengan anak-anak sekolah swasta
sebelumnya.
Joy dan Kyle berjalan pulang dan Joy
membawakan beberapa bukunya. Ia ternyata anak yang
menyenangkan. Joy mengajaknya bermain bola bersama dia
dan teman-temannya. Ia berkata, Ya.
Mereka berjalan bersama sepanjang malam minggu itu.
Semakin lama mengenal Kyle, semakin Joy menyenanginya.
Demikian juga dengan teman-temannya. Senin pagi tiba, dan
tampak Kyle dengan setumpuk bukunya lagi.
Joy
menghentikannya dan berkata, “Wah, tampaknya kamu ingin
membesarkan otot lenganmu dengan membawa tumpukan
Bejana Advent Indonesia Timur
buku ini setiap hari!” Ia hanya tertawa dan menyerahkan
separuh bukunya ke tangan Joy.
Selama empat tahun kemudian Joy dan Kyle menjadi sahabat
karib. Saat lulus SMA, mereka mulai berpikir untuk
meneruskan kuliah.
Kyle memutuskan untuk masuk
Georgetown dan Joy ingin meneruskan ke Duke. Joy tahu
bahwa mereka tetap akan menjadi sahabat yang baik,
meskipun jarak memisahkan mereka. Dia ingin menjadi
dokter sedangkan Joy ingin mengambil jurusan bisnis dengan
beasiswa dari olahraga bola. Kyle selalu menjadi juara di
kelas mereka. Joy sering mengejeknya sebagai nerd (orang
aneh berkacamata tebal yang kesukaannya hanya belajar).
Kyle harus mempersiapkan diri berpidato pada acara wisuda.
Joy begitu gembira bukan dia yang harus pidato di atas
panggung. Joy melihat Kyle. Ia tampak hebat. Ia benarbenar orang yang bisa menemukan dirinya di SMA. Ia
tampil gagah dan tampak tampan dengan kacamatanya. Ia
punya lebih banyak teman kencan ketimbang Joy dan semua
gadis kesukaannya. Ah, kadang-kadang Joy malah cemburu
kepadanya! Inilah harinya. Joy dapat melihat ia begitu grogi
untuk berpidato. Jadi Joy memukul punggungnya dan
berkata, “Hai kawan, engkau hebat!” dia memandang Joy
dengan ekspresi ucapan terima kasih dan tersenyum.
“Thanks, “ ujarnya. Saat mulai berpidato, ia menelan
ludahnya dan berkata, “Wisuda merupakan waktu untuk
mengucapkan terima kasih kepada mereka yang menolong
anda berhasil melalui tahun-tahun yang sukar. Orangtua,
guru, saudara anda, mungkin pelatih...namun terutama
kepada sahabat-sahabat anda...Saya berada disini untuk
memberi tahu anda semua, bahwa menjadi sahabat bagi
seseorang merupakan kado terbaik yang bisa anda berikan
kepada mereka. Saya ingin berbagi cerita denghan anda.”
Joy melihat temannya itu dengan tidak percaya saat ia
menceritakan kisah pertama saat mereka bertemu. Ia ingin
bunuh diri malam minggu itu. Ia membersihkan locker-nya
sehingga mamanya tidak perlu repot membawa barangbarangnya pulang. Ia menatap ke arah saya dan memberikan
senyuman kecil. “Saya bersyukur diselamatkan. Sahabat
saya menolong saya dari tindakan yang tidak terucapkan.”
Page 7
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Joy mendengar orang-orang menghela nafas saat pemuda
yang populer dan ganteng itu menceritakan kondisi dirinya
pada saat yang paling lemah.
Joy melihat ayah dan ibunya melihat ke arah Joy dan
memberikan senyuman penuh rasa terima kasih. Baru saat
itulah Joy menyadari dalamnya senyuman itu. Janganlah
pernah menyepelekan kuasa tindakan anda. Hanya dengan
gaya tubuh kecil saja anda dapat mengubah hidup seseorang.
Allah menempatkan kita dalam hidup orang lain untuk
membawa dampak. Lihatlah ada Tuhan dalam diri sesama.
Inspirasi
Untuk Direnungkan : Pernahkan anda merenungkan bahwa
tindakan sekecil apa pun yang anda lakukan bisa berdampak
besar bagi kehidupan seseorang. Itulah sebabnya kita perlu
melakukan tindakan kecil yang berdampak mukjizat bagi
hidup orang lain.
Untuk Dilakukan : “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam
kasih!” 1 Korintus 16 : 14
Senyuman, jabat tangan, pelukan. Ketiga hal kecil ini sering
kali membuat seseorang menjadi Dosen, Dokter, bahkan
Presiden. Pernahkah anda teringat kepada seseorang yang di
waktu lalu anda berikan pelukan, senyuman dan sekarang
dia telah menjadi orang penting dan berpengaruh? Jadi
marilah kita berikan senyuman, jabat tangan yang hangat
serta pelukan kepada sesama kita, sapa tahu dia kelak
menjadi orang penting dikemudian hari. Mungkin anda juga
pernah menerima hal yang sama dan andalah yang menjadi
orang penting atau berpengaruh sekarang ini. Karena itu
lakukan segala sesuatu sekecil apapun dengan kasih serta
ikhalas. Kasih itu menyelamatkan.
Tulisan Roh Nubuat
Hidup Yang Disucikan
Bagian 3
Oleh: Pdtm. Glen Rumalag
Apakah teori yang dapat
menyesatkan bagi orang
Kristen?
“Kita merasa sedih melihat
orang-orang yang mengaku
Kristen disesatkan oleh
teori-teori
yang
memutarbalikkan
dan
menyesatkan,
yang
menyatakan
bahwa
mereka sudah sempurna.”
HYD. 12. Catatan: Ini
sangat berhubungan erat dengan perasaan “saya lebih suci
dari kamu”. Dengan demikian, perasaan bahwa saya lebih
suci dari yang lain adalah juga menyesatkan. Dengan
berpikir seperti itu, kita menyesatkan diri sendiri.
Apa yang akan terjadi kepada orang yang hanya
menampilkan kesucian secara luar tanpa hati yang
bertobat?
Bejana Advent Indonesia Timur
“Masa ujian akan tiba kepada semua orang, bila pengharapan
banyak orang yang bertahun-tahun merasa aman, akan
terbukti tidak berdasar. Ketika berada pada posisi yang baru,
pada situasi yang berbeda, sebagian orang yang kelihatannya
seperti tiang-tiang rumah Allah ini, ternyata hanyalah besi
yang dicat dan disepuh (rapuh).” HYD. 12. Catatan:
Dalam kurung ditambahkan penulis.
Orang seperti apakah yang dapat berdiri tidak
tergoyahkan ketika menghadapi pencobaan?
“Tetap orang yang rendah hati, yang setiap hari merasakan
pentingnya mengabdikan jiwa mereka pada Batu Karang
yang kekal, akan berdiri tak tergoyahkan di tengah-tengah
godaan dan cobaan, karena mereka tidak berharap pada diri
mereka sendiri.” HYD. 13. Catatan: Yesus berkata: “di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yoh. 15:5.
Kemudian, rasul Paulus berkata: “Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.” Dari kedua pernyataan firman Tuhan ini dan
juga pernyataan dari Roh Nubuat, sangat nyata bahwa, jika
kita terpisah dari Tuhan (tidak mengandalkan Tuhan), maka
Page 8
Edsi 169 – 19 Januari 2012
kita rapuh dan mudah goyah. Inilah alasannya, mengapa
kita harus memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan
setiap saat. Jika tidak, kita lemah, jatuh menuruti keinginan
daging.
Bagaimana cara kita menipu jiwa kita sendiri?
“Mereka yang berupaya keras dalam menonjolkan
perbuatan baik mereka (berbuat baik karena dilihat
orang), yang selalu membicarakan keadaan diri mereka
yang tak berdosa dan berusaha keras mengunggulkan
usaha keagamaan mereka (melakukan kegiatan
keagamaan supaya merasa lebih unggul kerohanian dari
yang lain), hanyalah menipu jiwa mereka sendiri.” HYD.
13. Catatan: Dalam kurung ditambahkan penulis. Yesus
berkata: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban
agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena
jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang
di sorga” Matius 6:1. Kata lain, hal itu tidak dihargai
Allah.
Mungkin kita mencapai impian kita yaitu
penghargaan manusia, tapi, hal ini membuat kita kehilangan
penghargaan dari Allah.
Kepada siapa Allah tersenyum?
“Allah tersenyum melihat setiap orang yang lemah lembut
dan rendah hati, yaitu mereka yang berupaya mengikut
jejak Tuannya sedekat mungkin.” HYD. 14. Catatan:
Untuk itu, kita harus belajar banyak tentang dan dari Yesus.
Sesudah itu, ikuti segala jejak-Nya sedekat mungkin. Adalah
sangat menarik, rasul Petrus mendaftar jejak Yesus yang
harus diikuti oleh umat-Nya. Daftar jejak Yesus yang harus
kita ikuti sedekat mungkin terdapat dalam 1Petrus 2:21-23:
“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan
bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat
dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” Renungkan,
apakah kita semakin dekat mengikuti jejak Yesus ketika
dicaci dan di maki, atau kita semakin jauh dengan jejak
Yesus?
Artikel Rohani
\
Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat
Menjauhkan Gereja Advent
Dari Prinsip Sola Scriptura?
Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau
(Gembala Jemaat Nanasi & Nanasi Timur)
Lanjutan …..
II. GEREJA MAHK MEMPERTAHANKAN
KEUTAMAAN DAN KEMANDIRIAN
ALKITAB
Ketika Kitab Suci dikanonkan dan sudah ditutup
pengkanonannya sejak kitab terakhirnya dituliskan yakni
kitab Wahyu (dituliskan oleh rasul Yohanes di sekitar tahun
+ 96 TM) maka kita percaya dan mengakui bahwa Kitab Suci
itu sudah lengkap dan cukup untuk pengetahuan akan
keselamatan.
Bahkan kita selalu mengatakan, “Sola
Scriptura”—hanya Alkitab saja. Ini adalah prinsip
penafsiran Alkitab yang telah dicanangkan oleh salah satu
tokoh reformator Protestan bernama Martin Luther. Menurut
Richard M. Davidson (salah satu staf pengajar dari Andrews
University) bahwa istilah Sola Scriptura paling baik
Bejana Advent Indonesia Timur
diterjemahkan sebagai sebuah frase ablatif (“hanya Kitab
Suci”) di dalam hubungannya dengan dua frase yang
didefinisikan dari Reformasi Protestan, sola fidei “hanya oleh
iman” dan sola gratia “hanya oleh anugerah.”1 Prinsip yang
mana di dalam tulisan Luther diungkapkan oleh formula
karakteristik dari sola scriptura muncul di dalam tulisan John
Calvin seperti yang diartikulasikan secara penuh melalui
"doktrin kemandirian” (“doctrine of sufficiency”) Kitab Suci.
Calvin menegaskan kembali kemandirian dari Kitab Suci
dalam tulisan-tulisannya, baik di dalam bentuk negatif
maupun di dalam bentuk positifnya: (1) keperluan orang
1
Lihat pada catatan kaki no. 4 dalam makalah dari Richard M.
Davidson, “By the Bible and the Bible Only (Sola Scriptura),” Interpreting
Scripture According to the Scriptures: Toward an Understanding of Seventhday Adventist Hermeneutics, Geneva, 20-21 May 2003, hlm. 2, diakses
dalam www.biblicalresearch.gc.adventist.org
Page 9
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Kristen bukan melihat bagian luar Kitab Suci untuk pedoman
di dalam iman dan moral sebab (2) Kitab Suci berisi segala
sesuatu yang orang Kristen boleh peroleh bagi keselamatan
dan kesejahteraan rohani.2 Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh percaya bahwa prinsip Sola Scriptura tersirat dua
konsekwensi wajar yakni Keutamaan Kitab Suci dan
Kemandirian Kitab Suci,3 dan gereja ini tetap
mempertahankan seruan para tokoh Reformasi Protestan
yakni Sola Scriptura, Alkitab dan hanya Alkitab saja sebagai
norma akhir bagi kebenaran. Kitab Suci adalah pernyataan
kehendak Allah yang tidak mungkin salah. Itu merupakan
ukuran tabiat, ujian pengalaman, pengungkap doktrin yang
sah, dan catatan yang terpercaya perihal tindakan-tindakan
Allah dalam sejarah (baca kembali 2 Petrus 1:20, 21; 2
Timotius 3:16, 17; Mazmur 119:105; Amsal 30:5, 6; Yesaya
8:20; Yohanes 17:17; 1 Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12).4
A. Keutamaan Kitab Suci Menurut Gereja
MAHK
Untuk menjaga dan mempertahankan keutamaan Kitab Suci,
Yesaya mengamarkan Israel yang murtad yang berpaling dari
otoritas (kewenangan) Hukum dan Kitab-kitab Nabi-Nabi
yang mencari nasihat dari pengantara-pengantara roh-roh
(Yesaya 8:19). Pada era Perjanjian Baru sumber-sumber
otoritas yang lain sedang mengancam untuk merampas kuasa
otoritas akhir dari pewahyuan Alkitab.
Salah satu dari
sumber-sumber lain ini adalah tradisi. Yesus dan Paulus
secara jelas mengindikasikan bahwa Kitab Suci adalah
otoritas yang lebih tinggi dari tradisi, mencakup tradisi
terhadap otoritas-otoritas keagamaan (Mat. 15:3, 6; Kol.
2:8). Ini tidak menolak kebergunaan dari tradisi JahudiKristen, sebagaimana beberapa orang secara salah telah
menafsirkan itu sebagai sola Scriptura, melainkan
menjunjung tinggi keutamaan Kitab Suci terhadap semua
tradisi sebagai norma akhir dari kebenaran. Tradisi, bahkan
pun tradisi gerejani haruslah dihakimkan oleh Kitab Suci.
Paulus juga secara empatik menolak sumber lain dari otoritas
berupa filsafat manusia sebagai norma kebenaran Kristen
(Kol 2:8). Bahkan praduga-praduga filosofis dari teologi
fundamental haruslah dihakimkan oleh standar sola
Scriptura. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya
bahwa kebanyakan pemikiran fundamental orang Kristen
(“prinsip-prinsip di belakang prinsip-prinsip”) satu waktu
yang sesaat sesudah masa Perjanjian Baru sudah dikuasai
oleh fondasi-fondasi
dualistik filosofis (PlatonisAristotelian) yang mana memaparkan konsep tidak ada ruang
dan tidak ada waktu dari Allah. Sehingga penggalan-
penggalan uraian di dalam Kitab Suci yang membicarakan
Allah berdiam di dalam satu realitas spatio-temporal, dimana
menurut mereka bahwa penggalan-penggalan uraian Alkitab
itu haruslah dibangun dan ditafsirkan kembali di dalam
istilah-istilah allegoris, figuratif atau metaforis. Namun
orang-orang Advent melihat pengajaran alkitabiah tentang
Allah mencakup satu panggilan kepada orang-orang Kristen
untuk kembali secara radikal kepada realisme alkitabiah dari
sola Scriptura yang memandang oknum Allah berpadanan
dengan ruang dan waktu.5
B. Kemandirian Kitab Suci
Prinsip sola Scriptura juga mengisyaratkan kemandirian
Kitab Suci. Alkitab tetap berdiri sendiri sebagai pedoman
kebenaran yang tidak dapat salah; itu sendiri cukup untuk
membuat seseorang bijak bagi keselamatan (2 Tim 3:15). Itu
adalah standar oleh mana semua doktrin dan pengalaman
harus diuji (2 Timotius 3:16-17; Mazmur 119:105; Amsal
30:5, 6; Yesaya 8:20; Yohanes 17:17; Kisah 17:11; 2
Tesalonika 3:14; Ibrani 4:12). Kitab suci sedemikian rupa
menyediakan kerangka, perspektif ilahi, prinsip-prisip
mendasar, bagi setiap cabang pengetahuan dan pengalaman.
Semua pengetahuan dan pengalaman tambahan, atau
pewahyuan, harus dibangun di atasnya dan tetap setia kepada
seluruh fondasi yang mandiri dari Kitab Suci. Kemandirian
Kitab Suci adalab tidak hanya di dalam pengertian
kemandirian material, seperti contoh, bahwa Kitab Suci berisi
seluruh kebenaran yang diperlukan bagi keselamatan. Para
penganut Advent juga percaya di dalam kemandirian formal
terhadap Kitab Suci, seperti contoh, bahwa Alkibab sendiri
adalah mandiri di dalam kejelasan sehingga tidak ada sumber
eksternal yang dituntut untuk menafsirkannya dengan benar.
Para penganut MAHK tetap mempertahankan seruan
bersama dari Reformasi--sola Scriptura, Alkitab dan Alkitab
saja sebagai norma akhir dari kebenaran. Semua sumber lain
dari pengetahuan dan pengalaman haruslah diuji oleh standar
yang tidak salah ini. Tanggapan wajar manusia harus
menjadi satu penyerahan yang mutlak kepada otoritas akhir
dari firman Allah (Yes 66:2).
Bersambung …..
2
Robert D. Linder, “The Bible And The French Protestant
Reformation of The Sixteenth Century,” Andrews University Seminary
Studies 25/2 (Summer 1987): 150.
3
Richard M. Davidson, “By the Bible and the Bible Only
(Sola Scriptura),” hlm. 2
4
Peraturan Jemaat, diterjem. Edison Takanasakeng, edisi
revisi ke-17-2005, hlm. 9
Bejana Advent Indonesia Timur
5
Lihat Fernando Canale, “Philosophical Foundations and the
Biblical Sanctuary,” Andrews University Seminary Studies 36/2 (Autumn
1998): 183-206, di dalam Richard M. Davidson, “By the Bible and the Bible
Only (Sola Scriptura),” Interpreting Scripture According to the Scriptures,
hlm. 2, diakses dalam www.biblicalresearch.gc.adventist.org
Page 10
Edsi 169 – 19 Januari 2012
Bersambung ke Bagian II
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 11
Download