Edsi 169 – 19 Januari 2012 Bejana Advent Indonesia Timur Page 1 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Marchel Tombeng, Edwin Tenda Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Bejana Advent Indonesia Timur Faktor Keberuntungan Kasih Sorgawi - Bapa Kasih Bapa Sorgawi Penuntup Pencegahan Penyakit & Kematian Kasih Menyelamatkan Tulisan Roh Nubuat & Sola Skriptura Tulisan Roh Nubuat Hidup Yang Disucikan Palakat Berita & Kegiatan Jemaat Page 2 Edsi 169 – 19 Januari 2012 "Faktor Keberuntungan" Oleh: Handry Sigar S emua mahluk hidup biasanya suka akan pemberian termasuk tanaman apabila diberi pupuk dan sering dibersihkan akan terlihat segar dan pertumbuhannya akan lebih cepat. Demikian juga dengan binatang termasuk yang buas sekalipun kalau diberi makan yang enak lama kelamaan akan menjadi jinak dan bersahabat dengan manusia. Apalagi manusia biasanya kalau menerima pemberian/kado dari keluarga ataupun orang lain pasti hatinya akan berbunga-bunga, bahagia, apalagi kalau pemberian itu sesuai dengan kebutuhan dan harganya mahal. Enak rasanya kalau kita diberi sesuatu oleh orang lain bukan? tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah hal yang sama akan dirasakan ketika kita harus memberikan sesuatu pada orang lain? Wow, nanti dulu…..kalau dengan rela hati ya pasti senang, tetapi bagaimana kalau terpaksa? So pasti akan disertai dengan muka cemberut alias bersungut-sungut. Galatia 6 : 10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” Rasul Paulus ingin agar kita berbuat baik kepada semua orang, terutaman kepada kawan-kawan kita seiman, artinya kita harus mengekpresikan kasih kita kepada sesama kita dengan berbuat baik, bukan omong doing! Untuk memberi, tidak perlu menunggu sampai kaya, punya banyak uang, tapi kita dapat memberi dalam bentuk ide, nasihat, waktu, motivasi dan masih banyak lagi yang kita dapat lakukan untuk membantu orang-orang disekitar kita. Contoh yang sangat konkrit adalah sumbangan-sumbangan ide, tulisan/artikel, waktu, yang diberikan oleh teman-teman staff redaksi Bait serta para simpatisannya selama 4 tahun berdirinya majalah elektronik Bait, tentu saja itu tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi sumbangsihnya sangat luar biasa sehingga berita-beritanya dapat menjangkau para anggota Baiters diseluruh dunia. Sudah saatnya di tahun 2012 ini, kita merobah paradigma „lebih enak menerima” menjadi “lebih enak memberi”, sehingga dengan demikian kita dapat mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan dengan mengasihi sesama melalui kepedulian kita untuk membantu mereka-mereka yang sangat membutuhkan uluruan tangan kita dan kita boleh menjadi saluran berkat surga. *** Bejana Advent Indonesia Timur Page 3 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Kasih BAPA Surgawi Oleh: Pdtm. Ronie Umboh Gembala Jemaat Beji, Depok P ernahkah saudara kagum terhadap pemikiran yang menyatakan bahwa Allah peduli atas dirimu? Salah satu pernyataan hebat dari dari titah-titah Alkitab bahwa Allah adalah kasih (1 Yoh.4:16), Ia menuntun kita dengan lemah-lembut, penuh pengampunan dan Ia selalu terlibat dalam setiap bagian terkecil dari setiap kehidupan kita(Maz. 23;32; Yoh. 3:16)! Namun, tak jarang kita menjumpai orang Kristen melontarkan kekecewaan: Allah yang mengasihi tampaknya Ia begitu jauh. pernyataan ini, begitu menggangu kita yang mengaku orang Kristen. Bolehjadi peristiwa ini sedang kita alami: kesulitan, perceraian, duka-citalah, yang seolah-olah menjepit kita dari segala arah. Di saat seperti inilah mata kita tidak sanggup menatap Tangan Yang Mahakuasa ada dekat. Sebab, saat seperti ini setan akan giat menaburkan benih keragu-raguan disetiap langkah kaki kita. Kita harus cepat sadar dan mencari penghiburan dari pernyataan Tuhan: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah—Roma 8:28. Renungan kita kali ini, lebih kepada ajakan untuk tetap percaya kepada apa yang Tuhan sudah firmankan. Ia tidak pernah berubah, begitu juga dengan Kasih-Nya bagi kita. Sebab setiap orang sadar atau tidak, akan cenderung membawa pengalaman pengenalannya terhadap Bapa Sorgawi sebagaimana sikap seorang anak pada pengenalannya kepada bapa duniawinya. Malangnya, kebanyakan yang terjadi adalah sakit hati dan penolakan. Bejana Advent Indonesia Timur Sehingga kesan kita kepada Bapa Sorgawi pun tidak jauh berbeda. Bergantung atas perasaan dan kesan apakah bapa kita baik atau jahat. Sehingga Kasihmesrah-Nya yang begitu lembut dan mengagumkan terasa jauh untuk dapat dijangkau. Pemazmur melukiskan kebaikan Bapa Sorgawi itu menurut sudut pandangnya, (Daud sebagai bapa/ayah terhadap anakanaknya), ia menulis: Seperti bapa sayang kepada anakanaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia--Mazmur 103.13. Mari kita memulainya dari pengertian ayat ini serta dari pengalaman raja Daud. Untuk sekilas kita pasti dapat menangkap karakter “kasih” seorang bapa. Mereka yang sudah menikah yang menyandang predikat seorang ayah/bapa akan dengan mudah merasakan maksud ini. Seorang bapa betapa ia sangat mengasihi anaknya. Tidak peduli apakah Anda ayah yang jahat atau ayah yang ideal, akan rela berkorban untuk keamanan anaknya, berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi keperluan anaknya, kita akan berjuang bagi membelah kehormatan anak kita. Kemudian, yang lebih luar biasa adalah, sekalipun anakmu berbuat kesalahan, mengecewakanmu, bahkan mempermalukan engkau sebagai bapa, engkau akan tetap mengasihi anakmu dan akan membela dia, tidak peduli betapa besar kesalahan anak kita. Pendekatan ini, nampaknya menolong kita mengenal sedikit karakter Allah yang mengasihi, yang terlampau sulit untuk Page 4 Edsi 169 – 19 Januari 2012 dilukiskan dengan bahasa manusia yang terbatas. Namun, dapat kita rasakan betapa baiknya Bapa Sorgawi kita. Sebagaimana kasih kita kepada anak kita. sungguh pun ini bukanlah pandangan yang sempurna. Pentinya bagi saudara, kita semuanya, sedikit saja walau pun hanya sekilas. Karena kita akan mudah merasakan kualitas bapa itu. Sekalipun tidaklah sesempurna Bapa Sorgawi yang tidak pernah berhenti mengasihi kita. Mungkin saudara akan segera membayangkan suatu perlindungan, pemeliharaan, kehangatan, dan kemesraan dari seorang bapa. Kenyataanya memang demikian adanya. Sekilas dari Alkitab, saat Yakub terusir dari rumah oleh karena kesalahannya, kini dia seorang diri antara Bersyeba dan Haran dikegelapan malam. Bapa Sorgawi mendatangi dia dan berfirman: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu"—Kej. 28:15. Harusnya pengalaman ini, menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Pendekatan kedua, tentang Bapa Sorgawi yang mengasihi saudara dan saya tidak pernah terbentuk dari keadaan yang ada disekitar kita. Seorang nabi yang pernah hidup di zaman kemerosotan moral bangsa Israel melukiskan kasih Bapa Sorgawi dengan begitu indah: Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan Bejana Advent Indonesia Timur mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.—Hosea 11:1-4 Di saat ketidak percayaan melanda dunia ini—skeptisisme seakan menjangkiti kita. Begitu masuk jauh, hingga keruangan perbaktian di gereja masa kini. Kemerosotan moral merasuki setiap rumah tangga Kristen. Bahkan mungkin keterlibatan kita secara terus-terang menentang dan memberontak terhadap Bapa sorgawi kita. Dia tak pernah terpengaruh oleh kenyataan buruk kita. Bahwasanya Aku TUHAN [Bapa Sorgawi Kita], tidak berubah… Maleakhi 3:4 Saat ini Allah begitu mengasihimu, Ia berkata: …Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan—Yohanes 10:10. Apapun yang terjadi dalam hidup kita saat ini, satu hal yang sangat mendesak untuk kita lakukan adalah dengan mempercayai-Nya. Itu sudah cukup bagi kita. dan engkau akan melihat hadirat Tuhan dan damai sejahtera-Nya tinggal di dalammu. Ini, melampaui pencapaian yang dunia bisa tawarkan kepadamu ( Yoh. 14:27). Saya percaya kita rindu akan hal ini terjadi. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin! Page 5 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Opini Penuntun Pecegahan Penyakit Dan Kematian (P3k) Oleh : Govert Waramori – BAIT Philipina Lanjutan…. “F irman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” Mazmur 119:105. Pernyataan ini dengan jelas menyatakan fungsi Alkitab. Pelita dan terang sesungguhnya merujuk kepada Yesus, Pemeran Utama Alkitab, yang mendeklarasikan dalam Yohanes 8:12, “Aku adalah terang dunia”. Deklarasi Yesus ini menegaskan bahwa Ia adalah sumber dari semua penuntun pencegahan penyakit. Dengan iman, umat Tuhan akan mengakui dan percaya bahwa Yesus adalah terang kesehatan yang selalu merindukan umatNYA untuk memiliki kesehatan dan kemudian akan menjadi terang kesehatan. Hal ini terbukti dengan pernyataan Yesus sendiri dalam Yohanes 8 : 12,”….barangsiapa mengikut [Yesus], ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Sebuah jaminan luar biasa dari Yesus untuk memiliki terang kesehatan. E.G. White melanjutkan inspirasi Allah melalui tulisannya dalam buku Hidup Yang Terbaik bahwa misi Yesus adalah untuk membawa pemulihan sempurna bagi manusia dan Ia datang untuk memberikan kesehatan, kedamaian dan kesempurnaan karakter Ilahi. Dengan demikian, Yesus adalah terang yang membawa dan memberikan kesehatan dan secara eksplisit, kesehatan adalah karakter Ilahi. Dalam Yohanes 10:10 sebuah antagonisme dipaparkan, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Ayat ini menegaskan tujuan Allah yang sesungguhnya, yaitu agar semua umatNYA memiliki hidup yang berkelimpahan yaitu dengan mengalami kesehatan yang optimal. Berbeda dengan pencuri yang bisa diidentifikasi dari tujuannya yaitu datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Yohanes 8:44 menyatakan “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginankeinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak Bejana Advent Indonesia Timur semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Iblis menjadi seteru Allah, dan itu jelas. Iblis telah menjadi pembunuh sejak permulaan cerita panjang sejarah ciptaan Allah dan dipastikan bahwa Iblis yang juga digambarkan sebagai pencuri, menggunakan kelihaian dustanya untuk membunuh manusia yang menjadi sekutu Allah. Iblis telah menetapkan dirinya sebagai rival Allah yang sesungguhnya telah kalah namun masih memiliki pengaruh yang kuat dalam masa perpanjangan batas kemurahan Allah bagi manusia. Dalam kegeraman yang terselubung dusta ia selalu menginginkan lebih banyak pengikut dan dengan kedashyatan mengeksekusi pengikutnya dengan berbagai jenis proses pembinasaan (lihat Wahyu 12:12). I Yohanes 2 : 15,16 menyatakan bahwa seteru Allah adalah keduniawian yang mencakup keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Perseteruan ini secara jelas dinyatakan dalam Yakobus 4 : 4 yaitu persahabatan dengan dunia menjadikan seseorang sebagai musuh Allah dan dinyatakan sebagai orang yang tidak setia. Allah adalah sumber kesehatan, kebahagiaan dan keselamatan sedangkan keduniawian yang mencakup keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup adalah sarana yang digunakan Iblis untuk melakukan upaya pembinasaan dengan dustanya yang dashyat. Iblis adalah pembunuh dan untuk membunuh, ia mengandalkan kepandaiannya dengan berdusta. Ikutlah Allah dan perolehlah kesehatan yang optimal. Selidikilah dan gunakanlah Firman Allah untuk mengetahui muslihat Iblis yang menginginkan kematian manusia karena Firman Allah adalah penuntun pencegahan penyakit dan kematian.*** Page 6 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Inspirational Story Kasih Menyelamatkan Oleh: Bredly Sampouw Tim Bait RSA Bandung S uatu hari, ketika baru menginjak bangku SMA, Joy melihat seorang anak dari kelasnya pulang ke rumah, namanya Kyle. Tampaknya ia membawa semua bukunya. Joy berpikir, “Kok ada orang yang membawa semua bukunya pada Jumat? Ia pasti kutu buku.” Joy sendiri memiliki rencana liburan akhir pekan (pesta dan main bola bersama teman-teman besok sore), jadi dia mengangkat bahu dan meneruskan perjalanan. Saat berjalan, dia melihat sekelompok anak berlari ke arah Kyle. Mereka menabraknya sehingga semua bukunya berhamburan ke tanah. Kacamatanya terbang, dan Joy melihanya mendarat di rerumputan sekitar empat meter dari kakinya. Ia medongkak ke atas dan Joy melihat ada kesedihan mendalam di matanya. Hati Joy iba kepada Kyle. Jadi Joy berlari ke arahnya saat ia merangkak ke sana kemari untuk mencari kacamatanya. Joy melihatr air mata menggenang di matanya. Saat Joy mengulurkan kaca matanya, Joy berkata, “Anak-anak itu memang kurang ajar.” Anak itu memandang Joy dan berkata, “ Hey, Thanks!” Ada senyuman lebar di wajah Kyle. Senyuman Kyle menunjukkan terima kasih. Joy menolongnya untuk mengumpulkan buku-bukunya dan bertanya di mana ia tinggal. Ternyata ia tinggal di dekat rumah Joy. Jadi Joy bertanya mengapa dia tidak melihat Kyle selama ini. Ia berkata bahwa sebelumnya ia bersekolah di sekolah swasta. Joy belum pernah bergaul dengan anak-anak sekolah swasta sebelumnya. Joy dan Kyle berjalan pulang dan Joy membawakan beberapa bukunya. Ia ternyata anak yang menyenangkan. Joy mengajaknya bermain bola bersama dia dan teman-temannya. Ia berkata, Ya. Mereka berjalan bersama sepanjang malam minggu itu. Semakin lama mengenal Kyle, semakin Joy menyenanginya. Demikian juga dengan teman-temannya. Senin pagi tiba, dan tampak Kyle dengan setumpuk bukunya lagi. Joy menghentikannya dan berkata, “Wah, tampaknya kamu ingin membesarkan otot lenganmu dengan membawa tumpukan Bejana Advent Indonesia Timur buku ini setiap hari!” Ia hanya tertawa dan menyerahkan separuh bukunya ke tangan Joy. Selama empat tahun kemudian Joy dan Kyle menjadi sahabat karib. Saat lulus SMA, mereka mulai berpikir untuk meneruskan kuliah. Kyle memutuskan untuk masuk Georgetown dan Joy ingin meneruskan ke Duke. Joy tahu bahwa mereka tetap akan menjadi sahabat yang baik, meskipun jarak memisahkan mereka. Dia ingin menjadi dokter sedangkan Joy ingin mengambil jurusan bisnis dengan beasiswa dari olahraga bola. Kyle selalu menjadi juara di kelas mereka. Joy sering mengejeknya sebagai nerd (orang aneh berkacamata tebal yang kesukaannya hanya belajar). Kyle harus mempersiapkan diri berpidato pada acara wisuda. Joy begitu gembira bukan dia yang harus pidato di atas panggung. Joy melihat Kyle. Ia tampak hebat. Ia benarbenar orang yang bisa menemukan dirinya di SMA. Ia tampil gagah dan tampak tampan dengan kacamatanya. Ia punya lebih banyak teman kencan ketimbang Joy dan semua gadis kesukaannya. Ah, kadang-kadang Joy malah cemburu kepadanya! Inilah harinya. Joy dapat melihat ia begitu grogi untuk berpidato. Jadi Joy memukul punggungnya dan berkata, “Hai kawan, engkau hebat!” dia memandang Joy dengan ekspresi ucapan terima kasih dan tersenyum. “Thanks, “ ujarnya. Saat mulai berpidato, ia menelan ludahnya dan berkata, “Wisuda merupakan waktu untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang menolong anda berhasil melalui tahun-tahun yang sukar. Orangtua, guru, saudara anda, mungkin pelatih...namun terutama kepada sahabat-sahabat anda...Saya berada disini untuk memberi tahu anda semua, bahwa menjadi sahabat bagi seseorang merupakan kado terbaik yang bisa anda berikan kepada mereka. Saya ingin berbagi cerita denghan anda.” Joy melihat temannya itu dengan tidak percaya saat ia menceritakan kisah pertama saat mereka bertemu. Ia ingin bunuh diri malam minggu itu. Ia membersihkan locker-nya sehingga mamanya tidak perlu repot membawa barangbarangnya pulang. Ia menatap ke arah saya dan memberikan senyuman kecil. “Saya bersyukur diselamatkan. Sahabat saya menolong saya dari tindakan yang tidak terucapkan.” Page 7 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Joy mendengar orang-orang menghela nafas saat pemuda yang populer dan ganteng itu menceritakan kondisi dirinya pada saat yang paling lemah. Joy melihat ayah dan ibunya melihat ke arah Joy dan memberikan senyuman penuh rasa terima kasih. Baru saat itulah Joy menyadari dalamnya senyuman itu. Janganlah pernah menyepelekan kuasa tindakan anda. Hanya dengan gaya tubuh kecil saja anda dapat mengubah hidup seseorang. Allah menempatkan kita dalam hidup orang lain untuk membawa dampak. Lihatlah ada Tuhan dalam diri sesama. Inspirasi Untuk Direnungkan : Pernahkan anda merenungkan bahwa tindakan sekecil apa pun yang anda lakukan bisa berdampak besar bagi kehidupan seseorang. Itulah sebabnya kita perlu melakukan tindakan kecil yang berdampak mukjizat bagi hidup orang lain. Untuk Dilakukan : “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!” 1 Korintus 16 : 14 Senyuman, jabat tangan, pelukan. Ketiga hal kecil ini sering kali membuat seseorang menjadi Dosen, Dokter, bahkan Presiden. Pernahkah anda teringat kepada seseorang yang di waktu lalu anda berikan pelukan, senyuman dan sekarang dia telah menjadi orang penting dan berpengaruh? Jadi marilah kita berikan senyuman, jabat tangan yang hangat serta pelukan kepada sesama kita, sapa tahu dia kelak menjadi orang penting dikemudian hari. Mungkin anda juga pernah menerima hal yang sama dan andalah yang menjadi orang penting atau berpengaruh sekarang ini. Karena itu lakukan segala sesuatu sekecil apapun dengan kasih serta ikhalas. Kasih itu menyelamatkan. Tulisan Roh Nubuat Hidup Yang Disucikan Bagian 3 Oleh: Pdtm. Glen Rumalag Apakah teori yang dapat menyesatkan bagi orang Kristen? “Kita merasa sedih melihat orang-orang yang mengaku Kristen disesatkan oleh teori-teori yang memutarbalikkan dan menyesatkan, yang menyatakan bahwa mereka sudah sempurna.” HYD. 12. Catatan: Ini sangat berhubungan erat dengan perasaan “saya lebih suci dari kamu”. Dengan demikian, perasaan bahwa saya lebih suci dari yang lain adalah juga menyesatkan. Dengan berpikir seperti itu, kita menyesatkan diri sendiri. Apa yang akan terjadi kepada orang yang hanya menampilkan kesucian secara luar tanpa hati yang bertobat? Bejana Advent Indonesia Timur “Masa ujian akan tiba kepada semua orang, bila pengharapan banyak orang yang bertahun-tahun merasa aman, akan terbukti tidak berdasar. Ketika berada pada posisi yang baru, pada situasi yang berbeda, sebagian orang yang kelihatannya seperti tiang-tiang rumah Allah ini, ternyata hanyalah besi yang dicat dan disepuh (rapuh).” HYD. 12. Catatan: Dalam kurung ditambahkan penulis. Orang seperti apakah yang dapat berdiri tidak tergoyahkan ketika menghadapi pencobaan? “Tetap orang yang rendah hati, yang setiap hari merasakan pentingnya mengabdikan jiwa mereka pada Batu Karang yang kekal, akan berdiri tak tergoyahkan di tengah-tengah godaan dan cobaan, karena mereka tidak berharap pada diri mereka sendiri.” HYD. 13. Catatan: Yesus berkata: “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yoh. 15:5. Kemudian, rasul Paulus berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Dari kedua pernyataan firman Tuhan ini dan juga pernyataan dari Roh Nubuat, sangat nyata bahwa, jika kita terpisah dari Tuhan (tidak mengandalkan Tuhan), maka Page 8 Edsi 169 – 19 Januari 2012 kita rapuh dan mudah goyah. Inilah alasannya, mengapa kita harus memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan setiap saat. Jika tidak, kita lemah, jatuh menuruti keinginan daging. Bagaimana cara kita menipu jiwa kita sendiri? “Mereka yang berupaya keras dalam menonjolkan perbuatan baik mereka (berbuat baik karena dilihat orang), yang selalu membicarakan keadaan diri mereka yang tak berdosa dan berusaha keras mengunggulkan usaha keagamaan mereka (melakukan kegiatan keagamaan supaya merasa lebih unggul kerohanian dari yang lain), hanyalah menipu jiwa mereka sendiri.” HYD. 13. Catatan: Dalam kurung ditambahkan penulis. Yesus berkata: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga” Matius 6:1. Kata lain, hal itu tidak dihargai Allah. Mungkin kita mencapai impian kita yaitu penghargaan manusia, tapi, hal ini membuat kita kehilangan penghargaan dari Allah. Kepada siapa Allah tersenyum? “Allah tersenyum melihat setiap orang yang lemah lembut dan rendah hati, yaitu mereka yang berupaya mengikut jejak Tuannya sedekat mungkin.” HYD. 14. Catatan: Untuk itu, kita harus belajar banyak tentang dan dari Yesus. Sesudah itu, ikuti segala jejak-Nya sedekat mungkin. Adalah sangat menarik, rasul Petrus mendaftar jejak Yesus yang harus diikuti oleh umat-Nya. Daftar jejak Yesus yang harus kita ikuti sedekat mungkin terdapat dalam 1Petrus 2:21-23: “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” Renungkan, apakah kita semakin dekat mengikuti jejak Yesus ketika dicaci dan di maki, atau kita semakin jauh dengan jejak Yesus? Artikel Rohani \ Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan Gereja Advent Dari Prinsip Sola Scriptura? Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau (Gembala Jemaat Nanasi & Nanasi Timur) Lanjutan ….. II. GEREJA MAHK MEMPERTAHANKAN KEUTAMAAN DAN KEMANDIRIAN ALKITAB Ketika Kitab Suci dikanonkan dan sudah ditutup pengkanonannya sejak kitab terakhirnya dituliskan yakni kitab Wahyu (dituliskan oleh rasul Yohanes di sekitar tahun + 96 TM) maka kita percaya dan mengakui bahwa Kitab Suci itu sudah lengkap dan cukup untuk pengetahuan akan keselamatan. Bahkan kita selalu mengatakan, “Sola Scriptura”—hanya Alkitab saja. Ini adalah prinsip penafsiran Alkitab yang telah dicanangkan oleh salah satu tokoh reformator Protestan bernama Martin Luther. Menurut Richard M. Davidson (salah satu staf pengajar dari Andrews University) bahwa istilah Sola Scriptura paling baik Bejana Advent Indonesia Timur diterjemahkan sebagai sebuah frase ablatif (“hanya Kitab Suci”) di dalam hubungannya dengan dua frase yang didefinisikan dari Reformasi Protestan, sola fidei “hanya oleh iman” dan sola gratia “hanya oleh anugerah.”1 Prinsip yang mana di dalam tulisan Luther diungkapkan oleh formula karakteristik dari sola scriptura muncul di dalam tulisan John Calvin seperti yang diartikulasikan secara penuh melalui "doktrin kemandirian” (“doctrine of sufficiency”) Kitab Suci. Calvin menegaskan kembali kemandirian dari Kitab Suci dalam tulisan-tulisannya, baik di dalam bentuk negatif maupun di dalam bentuk positifnya: (1) keperluan orang 1 Lihat pada catatan kaki no. 4 dalam makalah dari Richard M. Davidson, “By the Bible and the Bible Only (Sola Scriptura),” Interpreting Scripture According to the Scriptures: Toward an Understanding of Seventhday Adventist Hermeneutics, Geneva, 20-21 May 2003, hlm. 2, diakses dalam www.biblicalresearch.gc.adventist.org Page 9 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Kristen bukan melihat bagian luar Kitab Suci untuk pedoman di dalam iman dan moral sebab (2) Kitab Suci berisi segala sesuatu yang orang Kristen boleh peroleh bagi keselamatan dan kesejahteraan rohani.2 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa prinsip Sola Scriptura tersirat dua konsekwensi wajar yakni Keutamaan Kitab Suci dan Kemandirian Kitab Suci,3 dan gereja ini tetap mempertahankan seruan para tokoh Reformasi Protestan yakni Sola Scriptura, Alkitab dan hanya Alkitab saja sebagai norma akhir bagi kebenaran. Kitab Suci adalah pernyataan kehendak Allah yang tidak mungkin salah. Itu merupakan ukuran tabiat, ujian pengalaman, pengungkap doktrin yang sah, dan catatan yang terpercaya perihal tindakan-tindakan Allah dalam sejarah (baca kembali 2 Petrus 1:20, 21; 2 Timotius 3:16, 17; Mazmur 119:105; Amsal 30:5, 6; Yesaya 8:20; Yohanes 17:17; 1 Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12).4 A. Keutamaan Kitab Suci Menurut Gereja MAHK Untuk menjaga dan mempertahankan keutamaan Kitab Suci, Yesaya mengamarkan Israel yang murtad yang berpaling dari otoritas (kewenangan) Hukum dan Kitab-kitab Nabi-Nabi yang mencari nasihat dari pengantara-pengantara roh-roh (Yesaya 8:19). Pada era Perjanjian Baru sumber-sumber otoritas yang lain sedang mengancam untuk merampas kuasa otoritas akhir dari pewahyuan Alkitab. Salah satu dari sumber-sumber lain ini adalah tradisi. Yesus dan Paulus secara jelas mengindikasikan bahwa Kitab Suci adalah otoritas yang lebih tinggi dari tradisi, mencakup tradisi terhadap otoritas-otoritas keagamaan (Mat. 15:3, 6; Kol. 2:8). Ini tidak menolak kebergunaan dari tradisi JahudiKristen, sebagaimana beberapa orang secara salah telah menafsirkan itu sebagai sola Scriptura, melainkan menjunjung tinggi keutamaan Kitab Suci terhadap semua tradisi sebagai norma akhir dari kebenaran. Tradisi, bahkan pun tradisi gerejani haruslah dihakimkan oleh Kitab Suci. Paulus juga secara empatik menolak sumber lain dari otoritas berupa filsafat manusia sebagai norma kebenaran Kristen (Kol 2:8). Bahkan praduga-praduga filosofis dari teologi fundamental haruslah dihakimkan oleh standar sola Scriptura. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa kebanyakan pemikiran fundamental orang Kristen (“prinsip-prinsip di belakang prinsip-prinsip”) satu waktu yang sesaat sesudah masa Perjanjian Baru sudah dikuasai oleh fondasi-fondasi dualistik filosofis (PlatonisAristotelian) yang mana memaparkan konsep tidak ada ruang dan tidak ada waktu dari Allah. Sehingga penggalan- penggalan uraian di dalam Kitab Suci yang membicarakan Allah berdiam di dalam satu realitas spatio-temporal, dimana menurut mereka bahwa penggalan-penggalan uraian Alkitab itu haruslah dibangun dan ditafsirkan kembali di dalam istilah-istilah allegoris, figuratif atau metaforis. Namun orang-orang Advent melihat pengajaran alkitabiah tentang Allah mencakup satu panggilan kepada orang-orang Kristen untuk kembali secara radikal kepada realisme alkitabiah dari sola Scriptura yang memandang oknum Allah berpadanan dengan ruang dan waktu.5 B. Kemandirian Kitab Suci Prinsip sola Scriptura juga mengisyaratkan kemandirian Kitab Suci. Alkitab tetap berdiri sendiri sebagai pedoman kebenaran yang tidak dapat salah; itu sendiri cukup untuk membuat seseorang bijak bagi keselamatan (2 Tim 3:15). Itu adalah standar oleh mana semua doktrin dan pengalaman harus diuji (2 Timotius 3:16-17; Mazmur 119:105; Amsal 30:5, 6; Yesaya 8:20; Yohanes 17:17; Kisah 17:11; 2 Tesalonika 3:14; Ibrani 4:12). Kitab suci sedemikian rupa menyediakan kerangka, perspektif ilahi, prinsip-prisip mendasar, bagi setiap cabang pengetahuan dan pengalaman. Semua pengetahuan dan pengalaman tambahan, atau pewahyuan, harus dibangun di atasnya dan tetap setia kepada seluruh fondasi yang mandiri dari Kitab Suci. Kemandirian Kitab Suci adalab tidak hanya di dalam pengertian kemandirian material, seperti contoh, bahwa Kitab Suci berisi seluruh kebenaran yang diperlukan bagi keselamatan. Para penganut Advent juga percaya di dalam kemandirian formal terhadap Kitab Suci, seperti contoh, bahwa Alkibab sendiri adalah mandiri di dalam kejelasan sehingga tidak ada sumber eksternal yang dituntut untuk menafsirkannya dengan benar. Para penganut MAHK tetap mempertahankan seruan bersama dari Reformasi--sola Scriptura, Alkitab dan Alkitab saja sebagai norma akhir dari kebenaran. Semua sumber lain dari pengetahuan dan pengalaman haruslah diuji oleh standar yang tidak salah ini. Tanggapan wajar manusia harus menjadi satu penyerahan yang mutlak kepada otoritas akhir dari firman Allah (Yes 66:2). Bersambung ….. 2 Robert D. Linder, “The Bible And The French Protestant Reformation of The Sixteenth Century,” Andrews University Seminary Studies 25/2 (Summer 1987): 150. 3 Richard M. Davidson, “By the Bible and the Bible Only (Sola Scriptura),” hlm. 2 4 Peraturan Jemaat, diterjem. Edison Takanasakeng, edisi revisi ke-17-2005, hlm. 9 Bejana Advent Indonesia Timur 5 Lihat Fernando Canale, “Philosophical Foundations and the Biblical Sanctuary,” Andrews University Seminary Studies 36/2 (Autumn 1998): 183-206, di dalam Richard M. Davidson, “By the Bible and the Bible Only (Sola Scriptura),” Interpreting Scripture According to the Scriptures, hlm. 2, diakses dalam www.biblicalresearch.gc.adventist.org Page 10 Edsi 169 – 19 Januari 2012 Bersambung ke Bagian II Bejana Advent Indonesia Timur Page 11