BAB IV GAMBARAN UMUM A. Pertumbuhan pembiayaan UMKM BUS & UUS 120 110.086 100 90.86 80 71.81 60 59.806 50.271 40 20 0 2011 2012 2013 2014 2015 Pembiayaan UMKM Gambar 4.1 Pertumbuhan pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2011-2015 Pertumbuhan pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah pada tahun 20112015 mengalami naik-turun. Hal ini dapat dilihat dari grafik diatas bahwa pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan dalam pembiayaan sektor UMKM. Hal ini disebakan karena berbagai faktor, termasuk faktor internal dan eksternal dari bank yang dapat mempengaruhi pembiayaan UMKM yang disalurkan kemasyarakat. B. Pertumbuhan Return On Asset (ROA) BUS & UUS 2.5 2 2 2 1.79 1.5 1 1 0.5 0 0 2011 2012 2013 2014 2015 ROA Gambar 4.2 Pertumbuhan Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Pertumbuhan Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah pada tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi. ROA ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari pengolahan asset yang dimiliki. Ketika ROA tersebut mengalami penurun maka akan mempengaruhi pembiayaan sektor UMKM khususnya dan sektor lainnya. C. Pertumbuhan tingkat Non Performing Financing (NPF) BUS & UUS NPF 5.00% 4.00% 4.33% 4.48% 2014 2015 3.00% 2.52% 2.00% 2.62% 2.22% 1.00% 0.00% 2011 2012 2013 NPF Gambar 4.3 Pertumbuhan tingkat Non Peforming Financing (NPF) pada Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Pertumbuhan tingkat Non Performing Financing (NPF) pada tahun 2011-2015 mengalami turun-naik yang cukup fluktuaif. Pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan dan pada tahun 2013-2014 mengalami kenaikan presentase Non Performing Financing (NPF) pada Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan banyak pembiayaan bermasalah. Non Performing Financing (NPF) adalah rasio keuangan yang mewakili tingkat pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Dari grafik diatas dapat dilihat tingkat Non Performing Financing (NPF) yang cukup baik 2%-3%. Hal ini menunjukan bahwa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah menyalurkan dengan cukup efektif sehingga tidak terdapat banyak masalah yang terjadi dalam bank terkait dalam pembiayaan bermasalah. D. Pertumbuhan tingkat Financing to Deposite Ratio (FDR) BUS & UUS FDR 105% 100% 100.00% 100.32% 95% 90% 91.50% 88.94% 88.03% 85% 80% 2011 2012 2013 2014 2015 FDR Gambar 4.4 Pertumbuhan tingkat Financing to Deposite Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Pertumbuhan tingkat Financing to Deposite Ratio (FDR) pada tahun 2011-2015 mengalami naik-turun. Financing to Deposite Ratio (FDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuidtasnya. Namun pada tahun 2011-2013 presentase tingkat Financing to Deposite Ratio (FDR) mengalami kenaikan yang cukup baik sedangkan ditahun 2014-2015 mengalami penurunan sangat drastis dibandingkan tahun sebelumnya berarti terjadi permasalahan dalam pembiayaan. Sehingga kenaikan dan penurunan dari FDR akan mempengaruhi pembiayaan sektor UMKM khususnya dan sektor lainnya. E. Pertumbuhan tingkat Inflasi di Indonesia Inflasi 3 2.5 2.46 2 1.5 1 0.5 0.96 0.57 0.54 0.55 2011 2012 2013 0 2014 2015 INFLASI Gambar 4.5 Pertumbuhan tingkat Inflasi pada Bank Umum Syariah dan Unit usaha Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Pertumbuhan tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami fluktuasi. Ini menyatakan bahwa suatu keadaan dimana secara umum hargaharga melambung tinggi diakibatkan kenaikan permintaan dan nilai mata uang tersebut mengalami penurunan di tahun 2011 sampai 2015 di Indonesia.