BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data.
Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam
penyusunan skripsi.
2.1.1 Data
Data adalah fakta atau informasi yang digunakan untuk suatu
kepentingan, dapat berupa angka - angka, gambar, huruf, simbol - simbol
khusus, atau gabungan dari keempatnya.
Menurut Thomas Conolly dan Carolyn Begg (2010, p70), data adalah
komponen yang terpenting dari DBMS environment dari sudut end-user.
Data bertindak sebagai jembatan penghubung antara komponen mesin dan
manusia.
2.1.2 Basis Data
Basis data adalah sebuah tempat penyimpanan yang memiliki kapasitas
penyimpanan yang besar dimana terdapat kumpulan data yang tidak hanya
berisi data operasional tetapi juga deskripsi data yang dapat digunakan
secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Seperti yang
dinyatakan oleh Thomas Conolly dan Carolyn Begg (2010, p65), basis data
merupakan sekumpulan dari data logika yang saling berhubungan dan
gambaran dari data tersebut, dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi sebuah organisasi. Tujuan utama dari konsep basis data adalah
meminimalkan pengulangan data dan tercapainya independensi data.
Banyaknya pengulangan data dapat mengurangi efesiensi, sehingga perlu
dilakukan normalisasi untuk mencegah hal tersebut.
Teknologi basis data memperbolehkan sekumpulan data dengan
berbagai tipe (teks, angka, gambar, suara, dan lain-lain) disimpan dalam
komputer dan digunakan secara efisien tanpa adanya duplikasi oleh aplikasi
yang berhubungan.
7
8
2.1.3 Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah suatu sistem yang menyusun dan mengelola
record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam
serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan
sehingga memungkinkan beberapa user (pemakai) dan / atau program lain
untuk
mengakses
dan
memanipulasi
file
(table)
tersebut
untuk
menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan user (pemakai)
dalam proses mengambil keputusan.
2.1.4 Microsoft SQL Server
SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. Query
Language terdiri dari DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data
Definition Language). Tujuan dari
Query Language adalah untuk
melakukan manipulasi data dengan menggunakan perintah-perintah yang
telah disediakan. Oleh karena itu, sebenarnya
dalam Query Language
perintah-perintah DML (Data Manipulation Language) lebih memegang
peran penting dari pada DDL (Data Definition Language). Namun tidak
berarti DDL (Data Definition Language) tidak penting dibandingkan DML
(Data Manipulation Language).
Sebagai sebuah bahasa, SQL telah distandardisasi dan mengalami
beberapa perubahan atau penyempurnaan. SQL muncul pertama kali pada
tahun 1970 dengan nama SEQUEL (Connolly , 2010, p185). Standardisasi
yang pertama dibuat pada tahun 1986 oleh ANSI (American National
Standards Institute) dan ISO (International Standard Organization), yang
disebut SQL-86. Pada tahun 1989 SQL-86 diperbaharui menjadi SQL-89.
Standar terakhir yang dibuat adalah pada tahun 2008 yaitu SQL:2008
(Connolly , 2010, p186).
Microsoft SQL Server ialah salah satu produk Relational Database
Management System (RDBMS) populer saat ini. Fungsi utamanya ialah
sebagai server dari sebuah database
yang mengatur semua proses
penyimpanan data dan transaksi suatu aplikasi. Salah satu kelebihan
Microsoft SQL Server adalah database dapat diakses secara bersamaan
oleh lebih dari satu user. Hal ini di karena Microsoft SQL Server memiliki
sistem locking yang sangat baik.
9
2.1.5 Arsitektur Database
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p86), terdapat tiga
level arsitektur database yaitu:
1. External Level
External level merupakan pandangan pengguna terhadap database.
Level ini menjelaskan tentang bagian dari database yang relevan untuk
setiap pengguna. External view ini terdiri dari entity, atribut, dan
hubungan-hubungan yang ada pada dunia nyata yang diminati oleh
pengguna.
2. Conceptual Level
Conceptual level merupakan level yang menjelaskan tentang data yang
disimpan dalam database dan hubungan-hubungan antar data tersebut.
Level ini meliputi:
• Seluruh entity, atribut, dan hubungannya.
• Informasi semantik tentang data.
• Keamanan dan informasi yang terintegritas.
3. Internal Level
Internal level merupakan gambaran fisik dari database pada komputer.
Level ini menjelaskan tentang bagaimana data disimpan di dalam
database.
Level ini menyangkut beberapa hal yaitu:
- Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks.
- Deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran yang disimpan
untuk data item).
- Penempatan record.
- Kompresi data dan teknik enkripsi data.
2.1.6 DBMS (Database Management System)
2.1.6.1 Definisi DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p66),
pengertian DBMS (Database Management System) adalah sistem
perangkat
lunak
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
10
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses
database. Fasilitas-fasilitas dari DBMS yaitu:
•
DDL (Data Definition Language). DDL memperbolehkan
pengguna untuk menentukan tipe data , struktur, dan kendala
dari data yang akan disimpan di database.
•
DML (Data Manipulation Language). DML memperbolehkan
pengguna untuk melakukan insert, update, delete, dan
mengambil data dari database.
•
Menyediakan kontrol akses ke database. Sebagai contoh,
sebuah sistem keamanan yang mencegah pengguna yang tidak
bertanggung jawab mengakses database.
Dengan semua fasilitas ini, DBMS menjadi sistem yang
powerful dan berguna. DBMS juga menyediakan fasilitas lainnya
yaitu view mechanism, yang memperbolehkan setiap pengguna
untuk memiliki masing-masing view ke database.
Selain mengurangi kompleksitas dengan memberikan data yang
ingin dilihat oleh pengguna, view juga mempunyai keuntungan lain
yaitu:
•
View menyediakan level keamanan. View bisa diatur supaya
beberapa pengguna tidak dapat melihat data tertentu.
•
View menyediakan sebuah mekanisme untuk menyesuaikan
tampilan database.
•
View bisa mempresentasikan sebuah konsisten, gambaran yang
tidak dapat diubah dari struktur database.
2.1.6.2 Komponen DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p68),
terdapat lima komponen penting di dalam lingkungan DBMS yaitu:
1. Hardware (Perangkat keras)
Untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasi, maka
membutuhkan perangkat keras. Perangkat keras meliputi dari
PC, single mainframe, dan jaringan komputer.
11
2. Software (Perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak
DBMS sendiri, program-program aplikasi, sistem operasi, dan
sistem jaringan jika DBMS dioperasikan menggunakan
jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen yang paling penting dari
lingkungan DBMS dari sudut end-user. Data juga berperan
sebagai penghubung antara komponen mesin (perangkat keras
dan perangkat lunak) dan komponen manusia.
4. Procedure
Procedure merupakan instruksi-instruksi dan aturan yang
mengatur perancangan dan penggunaan database. Pengguna
sistem dan staff yang mengelola database membutuhkan
prosedur-prosedur
yang
didokumentasikan
mengenai
bagaimana cara menggunakan atau menjalankan sistem
tersebut. Ada beberapa instruksi dalam penggunaannya yaitu:
•
Log on ke DBMS.
•
Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program
aplikasi.
•
Start dan stop DBMS.
•
Membuat salinan backup database.
•
Menangani kegagalan perangkat keras atau perangkat
lunak. Contohnya: Bagaimana mengidentifikasi komponen
yang failed, bagaimana memperbaiki komponen yang
failed, memperbaiki kesalahan, dan bagaimana cara merecover database.
•
Mengubah struktur tabel, mengatur ulang database di
beberapa disk, meningkatkan performa, atau mengarsipkan
data ke penyimpanan sekunder.
5. People
Terdapat beberapa tipe orang yang berpartisipasi di dalam
lingkungan DBMS yaitu :
12
- Data Administrator dan Database Administrator
Data Administrator adalah orang yang bertanggung
jawab
untuk
pengelolaan
sumber
data,
termasuk
perencanaan database; pengembangan dan pemeliharaan
standar,
kebijaksanaan,
dan
prosedur-prosedur;
dan
perancangan konseptual/logikal database.
Database Administrator adalah orang yang bertanggung
jawab untuk hubungan secara fisikal dari database,
termasuk perancangan fisikal database dan implementasi,
keamanan dan kontrol integritas, pemeliharaan sistem
operasi, serta memastikan kepuasan pengguna terhadap
performa aplikasi tersebut.
- Database designers
Terdapat 2 tipe designer yaitu logical database designer
dan physical database designer.
A. Logical database designer
Logical database designer adalah orang yang berkaitan
dengan identifikasi data (entity dan atribut), hubungan
antar data, dan kendala-kendala pada data yang
disimpan dalam database.
B. Physical database designer
Physical
database
designer
adalah
orang
yang
menentukan bagaimana perancangan logikal database
direalisasikan ke dalam bentuk fisikal.
Contohnya:
- Pemetaan perancangan logikal database menjadi suatu
kumpulan tabel dan batasan-batasan integritas.
- Memilih struktur penyimpanan yang spesifik dan
metode akses untuk data untuk mencapai performa
yang baik.
- Merancang segala langkah-langkah keamanan yang
dibutuhkan oleh data.
13
- End User
End user merupakan orang yang nantinya akan
menggunakan aplikasi yang berhubugan dengan sistem
basis data yang telah dibuat sebelumnya. Kepuasan end
user akan menjadi sebuah ukuran keberhasilan dari sistem
basis data yang telah dibuat, karena sistem basis data dibuat
untuk memudahkan end user melakukan pekerjaan secara
efektif dan efisien.
2.1.6.3 Fungsi DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p99), DBMS
memiliki sepuluh fungsi yaitu:
1. Data storage, retrieval, dan update
DBMS harus memungkinkan pengguna agar mampu untuk
menyimpan, mengambil, dan memperbaharui data di dalam
database.
2. A user-accessible catalog
DBMS harus memiliki katalog yang berisikan deskripsi
item data yang disimpan dan dapat diakses oleh pengguna.
3. Transaction support
DBMS harus memiliki sebuah mekanisme yang dapat
menjamin dengan baik seluruh perubahan yang berhubungan
dengan sebuah transaksi dapat dilakukan atau tidak dapat
dilakukan.
4. Concurrency control services
DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk menjamin
bahwa database diupdate dengan benar ketika banyak
pengguna mengupdate database secara bersamaan.
5. Recovery services
DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk pemulihan
database pada saat terjadi kerusakan dengan cara apapun.
14
6. Authorization services
DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk menjamin
bahwa hanya pengguna yang memiliki otorisasi yang dapat
mengakses database.
7. Support for data communication
DBMS harus dapat terintegritas dengan perangkat lunak
komunikasi dan mendapat akses database dari lokasi yang
jauh.
8. Integrity services
DBMS harus memiliki sarana yang menjamin data didalam
database maupun perubahan terhadap data tersebut dan
mengikuti aturan-aturan tertentu
9. Services to promote data independence.
DBMS harus berisikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung
ketidaktergantungan program dari struktur aktual database.
10. Utility services
DBMS harus menyediakan perlengkapan layanan seperti
program analisis statistik, pengawasan fasilitas, fasilitas
reorganisasi indeks, dan lain-lain.
2.1.6.4 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p77), ada
beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan DBMS.
Keuntungannya adalah sebagai berikut:
1.
Adanya kontrol terhadap redundansi data
2.
Konsistensi data
3.
Mendapatkan informasi lebih untuk sejumlah data yang
sama
4.
Adanya pembagian data
5.
Meningkatkan integritas data
6.
Meningkatkan keamanan
7.
Meningkatkan standar
8.
Skala ekonomi
9. Menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang bertabrakan
15
10.
Meningkatkan pengaksesan dan respon data
11.
Meningkatkan produktivitas
12.
Meningkatkan pemeliharaan melalui data independence
13.
Meningkatkan konkurensi
14.
Meningkatkan layanan backup dan recovery
Kerugiannya adalah sebagai berikut:
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya DBMS
4. Biaya tambahan perangkat keras
5. Biaya proses konversi
6. Performa
7. Pengaruh kegagalan yang besar
2.1.7 The Database System Development Lifecycle
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p313), sebuah
sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi
yang lebih besar sehingga siklus hidup pengembangan sistem database
berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Berikut adalah tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem
database:
16
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Database
2.1.7.1 Database Planning
Database
planning
(perencanaan
basis
data)
adalah
merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup direalisasikan
secara efektif dan efisien.
Ada tiga tahapan perencanaan database yaitu:
a. Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi
database untuk menetapkan kebutuhan sistem informasi.
b. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan
kelebihan dan kekurangannya.
c. Menilai kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan
keuntungan.
2.1.7.2 System Definition
System definition (definisi sistem) adalah menggambarkan
lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi database dan user view
yang utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi database,
diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana
antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya dalam
organisasi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah batasan
pemakai dalam aplikasi mendatang. Mengidentifikasikan user view
sangat penting dalam mengembangkan aplikasi database agar dapat
memastikan tidak ada pengguna utama yang terlupakan ketika
mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru.
2.1.7.3 Requirements Collection and Analysis
Requirements collection and analysis (pengumpulan kebutuhan
dan analisis) adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi
tentang bagian organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi
database dan menggunakan informasi ini untuk mengenali
kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru.
17
2.1.7.4 Database Design
Database design (perancangan basis data) adalah sebuah proses
dalam menciptakan perancangan untuk database yang akan
mendukung operasi dan tujuan perusahaan.
Ada 4 pendekatan dalam perancangan database yaitu:
1. Top-down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi
beberapa
entity
high-level
dan
relasi
yang
kemudian
menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut untuk
mengidentifikasi entity lower level, relasi, dan atribut lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar yaitu sifat-sifat entity dan relasi
dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang
dikelompokkan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan
tipe dari entity dan relasi antar entity.
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit
berbeda dengan identifikasi awal entity utama yang kemudian
menyebar ke entity, relasi, dan atribut terkait lainnya yang lebih
dulu diidentifikasi. Karena itu cara pendekatan ini merupakan
salah satu cara yang tepat jika identifikasi awal merupakan
entity utama yang akan dibuat menjadi entity khusus.
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk
bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Proses perancangan database terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1. Conceptual database design
Proses pembuatan model informasi yang digunakan agar
tidak tergantung pada semua masalah fisik. Secara garis besar
perancangan ini terdiri dari tiga langkah sebagai berikut:
a. Penentuan entity pada database.
b. Pendefinisian hubungan/relasi antar entity.
c. Penerjemahan hubungan ke dalam entity.
18
2. Logical database design
Proses tahapan model informasi yang digunakan berdasarkan
model khusus, dan menggambarkan proses yang terjadi dalam
basis data secara rinci. Proses yang digambarkan akan dijelaskan
secara berurutan dan menjelaskan atribut yang ada di dalam
basis data.
3. Physical database design
Proses pengukuran performa basis data yang akan dibuat.
Dengan mempertimbangkan spesifikasi penyimpanan sekunder
yang akan digunakan. Kecepatan transfer data juga akan
menjadi tolok ukur, karena kecepatan transfer data akan
mempengaruhi performa maupun kinerja sebuah sistem basis
data secara efektif dan efisien.
2.1.7.5 DBMS Selection (optional)
DBMS selection (pemilihan DBMS) adalah memilih DBMS
yang sesuai untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS
tepatnya dari bagian lifecycle adalah pemilihan DBMS yang
dilakukan antara tahapan logical database design dan conceptual
database design. Tujuan dari pemilihan DBMS adalah untuk
mencukupi kebutuhan sekarang dan masa mendatang pada
perusahaan, menyeimbangkan biaya seperti pembelian produk
DBMS; perangkat lunak/perangkat keras lainnya untuk mendukung
aplikasi database; serta biaya yang berhubungan dengan perubahan
dan pelatihan pegawai.
Pendekatan
sederhana
dalam
pemilihan
DBMS
adalah
memeriksa keistimewaan DBMS dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam memilih sebuah produk DBMS baru, ada kesempatan untuk
memastikan bahwa proses pemilihan sudah direncanakan dan hasil
yang diberikan sistem benar-benar bermanfaat bagi perusahaan.
19
2.1.7.6 Application Design
Pada tahap ini dilakukan perancangan antarmuka bagi pengguna
dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses database.
Perancangan database dan perancangan aplikasi adalah aktivitas
bersamaan pada siklus hidup pengembangan sistem database.
Dalam
kasus
sebenarnya,
adalah
tidak
mungkin
untuk
menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan database
selesai.
Dalam
perancangan
aplikasi
harus
memastikan
semua
pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pengguna yang
menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses
database dan merancang transaksi yaitu cara akses ke database dan
perubahan terhadap isi database (retrieve, update, dan mixed).
-
Retrieval: Mendapatkan data untuk tampilan di layar.
-
Update: insert, delete, dan update record pada database.
-
Mixed: Gabungan dari retrieval dan update.
Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan
merancang antarmuka pengguna (user interface).
Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang
dibutuhkan
dengan
cara
untuk
menciptakan
user-friendly.
Rancangan antarmuka pengguna yang dalam pembuatannya tidak
diperhatikan secara rinci dapat menimbulkan masalah. Oleh karena
itu, antarmuka harus diakui sebagai komponen dari sistem yang
penting. Hal ini bertujuan agar aplikasi mudah dipelajari, mudah
digunakan,
sehingga
penggunapun
akan
cenderung
untuk
memberdayagunakan informasi yang disajikan.
2.1.7.7 Prototyping (optional)
Pada tahap ini dilakukan pembangunan prototype dari sistem
database. Hasil dari prototype ini memungkinkan perancang atau
pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana
bentuk fungsionalitas sistem akhir.
20
2.1.7.8 Implementation
Pada tahap ini dilakukan pembuatan definisi database secara
eksternal, konseptual, internal, dan program aplikasi. Implementasi
merupakan realisasi dari database dan perancangan aplikasi.
Implementasi pada database dilakukan dengan menggunakan DDL
(Data Definition Language) dari DBMS yang dipilih atau dengan
menggunakan GUI (Graphical User Interface). DDL digunakan
untuk membuat struktur database dan file database yang kosong.
Selain itu, pada tahapan ini semua spesifikasi pandangan dari
pengguna juga diimplementasikan.
•
Data Definition Language (DDL)
Data Definition Language (DDL) adalah satu paket bahasa
DBMS yang berguna untuk melakukan spesifikasi terhadap
skema basis data. Hasil kompilasi dari DDL adalah satu set tabel
yang
disimpan
dalam file
khusus yang
disebut Data
Directory/Dictionary. Secara umum perintah dalam DDL
berhubungan dengan operasi-operasi dasar seperti membuat
basis data baru, menghapus basis data, membuat tabel baru,
menghapus tabel, membuat indeks, mengubah struktur tabel.
Contoh perintah DDL misalnya, Create Table, Create Index,
Alter, dan Drop Database.
•
Data Manipulation Language
Data Manipulation Language (DML) adalah satu paket DBMS
yang
memperbolehkan
pemakai
untuk
mengakses
atau
memanipulasi data sebagaimana yang telah diorganisasikan
sebelumnya dalam model data yang tepat. Berikut merupakan
beberapa contoh dari Data Manipulation Languange :
•
Select
Select
merupakan salah satu perintah yang sering
digunakan di dalam manipulasi basis data. Dalam
implementasinya, select bertujuan untuk memunculkan
maupun melihat data yang ada di dalam basis data tersebut.
Biasanya perintah select akan berfungsi untuk memeriksa
apakah data yang dimaksud ada di dalam basis data.
21
•
Update
Update merupakan perintah yang ada di dalam DBMS yang
sering digunakan untuk mengubah isi data yang ada di
dalam basis data. Dalam implementasinya, perintah update
biasanya digunakan jika ada kesalahan atribut yang ada di
dalam basis data.
•
Insert
Insert merupakan perintah yang ada di dalam DBMS yang
digunakan untuk memasukkan data baru ke dalam sistem
basis data yang telah ada. Dalam implementasinya, perintah
insert biasanya digunakan jika ada stok barang baru yang
belum pernah ada di dalam basis data.
•
Delete
Delete merupakan perintah yang ada di dalam DBMS yang
digunakan
untuk
menghapus
data
yang
telah
ada
sebelumnya di sistem basis data. Dalam implementasinya,
perintah delete biasanya digunakan jika ada stok produk
yang sudah tidak diproduksi lagi.
2.1.7.9 Data Conversion and Loading
Pada tahap ini dilakukan transfer data yang telah ada ke dalam
database yang baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada
untuk dijalankan pada database yang baru, tahap ini hanya
dibutuhkan ketika sistem database yang baru menggantikan sistem
database yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS
memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam database yang
baru dengan tujuan untuk memungkinkan pengembang untuk
mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk
digunakan oleh sistem baru.
2.1.7.10 Testing
Pada tahap ini dilakukan proses menjalankan program aplikasi
yang bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum
22
digunakan, aplikasi database yang baru dikembangkan harus diuji
secara menyeluruh.
Pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam
proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem
adalah dengan menguji database pada sistem perangkat keras
yang berbeda. Walaupun pada kenyataannya, pengujian database
pada sistem perangkat keras yang berbeda jarang dilakukan.
Dalam melakukan pengujian, sebaiknya dilakukan backup data
terlebih dahulu pada data yang akan diuji. Hal ini sebagai langkah
antisipasi kerusakan atau kehilangan data, apabila terjadi
kerusakan pada data saat diuji.
Jika pengujian pada sistem
aplikasi telah selesai dilakukan dan tidak lagi ditemukan
kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap untuk digunakan dan
diserahkan ke pengguna.
2.1.7.11 Operational Maintenance
Operational Maintenance (pemeliharaan operasional) adalah
proses memonitor dan memelihara sistem yang telah di-install.
Pada tahap ini, implementasi database dilakukan sepenuhnya.
Sistem diawali dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika
diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi
database melalui tahapan database terlebih dahulu.
2.1.8 Data Flow Diagram (Diagram Alir Data)
Menurut Edward Yourdon (1989, p139), diagram alir data adalah model
atau alat yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan
dari sekumpulan proses fungsional, yang dihubungkan satu dengan yang
lainnya oleh suatu aliran data dan meneruskannya menjadi data.
Ada tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu:
1. Diagram Konteks
Merupakan tingkatan yang paling pertama, yang menggambarkan
ruang lingkup sistem dari sistem yang digunakan. Diagram ini hanya
memiliki satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan
dan hubungan antara sistem dengan unit-unit di luar sistem tersebut.
23
2. Diagram Nol
Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang
terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi
proses-proses dan aliran data yang terperinci.
3. Diagram Rinci
Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada pada
diagram nol dan rincian proses-proses ini dapat dipecah lagi menjadi
proses-proses yang lebih terperinci.
Menurut Edward Yourdon (1989, p141-152), diagram aliran data terdiri
dari simbol-simbol sebagai berikut:
•
Proses (Bubble atau function atau transformation)
Proses yang menggambarkan bagian dari sistem yang mengelola
masukan menjadi keluaran. Proses digambarkan dengan sebuah
lingkaran.
Gambar 2.2 Simbol Proses dalam DFD
•
Aliran (flow)
Aliran yang menggambarkan perpindahan informasi dari satu
bagian ke bagian lain dari sistem. Awal panah menggambarkan asal
data sedangkan arah panah menggambarkan tujuan.
Gambar 2.3 Simbol Aliran Data dalam DFD
•
Data Store
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan penyimpanan data.
Gambar 2.4 Simbol Data Store dalam DFD
24
•
Terminator
Merupakan simbol yang menggambarkan entity yang dapat berupa
orang kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan sistem.
Gambar 2.5 Simbol Terminator dalam DFD
2.1.9 Entity Relationship Modeling
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p371), salah satu
aspek yang sulit dalam perancangan database adalah menentukan sebuah
entity.
2.1.9.1 Entity Type (Tipe Entity)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p372),
entity type adalah sekumpulan obyek dengan properti yang sama,
yang diidentifikasi oleh perusahaan yang memiliki keberadaan yang
tidak bergantung dengan yang lainnya.
2.1.9.2 Relationship Type (Tipe Hubungan)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p374),
relationship type adalah sekumpulan asosiasi antara satu atau lebih
entity type yang berpartisipasi. Setiap relationship type diberi nama
yang menjelaskan fungsinya.
Gambar 2.6 Relationship Type
25
Degree of relationship adalah banyaknya entity type yang
berpartisipasi di dalam relationship.
Recursive relationship adalah relationship type dimana entity type
yang sama berpartisipasi lebih dari satu different role.
2.1.9.3 Attribute (Atribut)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p379-382),
ada beberapa macam atribut-atribut yaitu:
•
Attribute adalah properti dari sebuah entity atau relationship
type.
•
Attribute Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut.
•
Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal dengan keberadaan yang bebas.
•
Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa
komponen dengan keberadaan yang bebas. Dalam hal ini
beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen
yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas.
•
Single Value Attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal
untuk masing-masing kejadian dari entity.
•
Multi Value Attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai
untuk masing-masing kejadian dari entity.
•
Derived Atrribute adalah atribut menggantikan sebuah nilai
yang diturunkan dari nilai sebuah atribut yang berhubungan,
tidak perlu pada jenis entity yang sama.
2.1.9.4 Key (Kunci)
•
Candidate Key adalah satu atau lebih atribut yang ada di dalam
field dan bersifat unik, sehingga menjadi identifier pada suatu
relasi antar field dalam basis data.
•
Primary Key adalah candidate key yang diidentifikasi secara
unik pada setiap field dalam basis data yang hanya ada satu dan
itu bersifat unik pada setiap field.
26
•
Foreign Key adalah suatu atribut dalam sebuah table yang
melengkapi satu relationship yang menunjuk pada induknya.
•
Composite Key adalah candidate key yang ada di dalam field
•
Alternate Key adalah candidate key yang tidak terpakai sebagai
primary key pada suatu basis data.
2.1.9.5 Strong and Weak Entity Type
•
Strong entity type adalah setiap kejadian yang unik mampu
diidentifikasikan menggunakan atribut primary key pada entity.
•
Weak entity type adalah tipe entity yang keberadaannya
bergantung pada tipe entity lainnya. Karakteristik dari entity
yang
lemah
adalah
setiap
kejadian
entity
tidak
bisa
diidentifikasikan secara unik hanya dengan menggunakan atribut
yang bergantung pada entitynya.
Gambar 2.7 Contoh Strong dan Weak Entity
2.1.9.6 Structural Constraints
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p385), tipe
utama dari constraint di dalam relationship disebut multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah occurrence yang mungkin dari
sebuah tipe entity yang berhubungan dengan sebuah occurrence dari
tipe entity lain yang terasosiasi melalui hubungan tertentu.
•
One-to-One (1:1) Relationship terjadi apabila setiap himpunan
entity A hanya boleh berhubungan dengan satu himpunan entity
B.
27
•
One-to-Many (1:*) Relationship terjadi apabila setiap himpunan
entity A boleh berhubungan lebih dari satu himpunan entity B.
Sebaliknya setiap himpunan dari entity B hanya boleh
berhubungan dengan satu himpunan entity A.
•
Many-to-Many
(*:*)
Relationship
terjadi
apabila
setiap
himpunan entity A berhubungan lebih dari satu himpunan entity
B, sebaliknya setiap himpunan dari entity B juga boleh
berhubungan lebih dari satu himpunan entity A.
2.1.10 Normalisasi
Menurut indrajani (2011) Normalisasi adalah suatu teknik formal yang
dapat digunakan dalam perancangan basis data.Tujuan utamanya adalah
mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan.
Normalisasi menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p415), adalah sebuah teknik untuk memproduksi sejumlah relasi dengan
kebutuhan yang diinginkan, untuk memberi kebutuhan data dari suatu
organisasi.
Proses Normalisasi menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg
(2010, p430), terdapat beberapa bentuk yaitu:
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang berisi satu atau lebih kelompok pengulangan
(repeating groups). Pada tabel UNF ini dibuat dengan mentransformasi
data dari sumber informasi ke dalam tabel berbentuk baris dan kolom.
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Sebuah relasi di mana persimpangan setiap baris dan kolom berisi
satu dan hanya satu nilai. Pada tabel 1NF ini dibuat dengan
menghilangkan repetisi dan data yang merupakan hasil kalkulasi serta
menentukan atribut yang menjadi primary key.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Bentuk 2NF didefinisikan berdasarkan ketergantungan fungsional
yang penuh (Full Functional Dependency). 2NF merupakan sebuah
relasi antara bentuk normal pertama dan setiap atribut yang bukan
primary key atau secara fungsional tergantung primary key. Dengan
28
kata lain, tabel 2NF ini dibuat dengan menghilangkan ketergantungan
partial.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Bentuk 3NF didefinisikan berdasarkan ketergantungan transitif
(Transitive Dependency). 3NF merupakan sebuah relasi antara bentuk
normal pertama dan bentuk normal kedua, dimana tidak ada atribut
yang bukan primary key atau secara transitif bergantung pada primary
key.
Gambar 2.8 Ilustrasi dari Hubungan antara Bentuk Normal
2.1.11 Metodologi Perancangan Basisdata
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p466), metodologi
perancangan basisdata merpakan pendekatan terstruktur yang menggunakan
prosedur,
teknik,
tools
dan
dokumentasi untuk
mendukung
dan
memfasilitasi proses design.
Perancangan basisdata terbagi 3 tahap yaitu:
1. Perancangan Konseptual/ Conseptual Database Design.
2. Perancangan Logikal/ Logical Database Design.
3. Perancangan Fisikal/ Physical Database Design.
2.1.11.1 Perancangan Konseptual/ Conseptual Database Design
Menurut Connolly ( 2010, p 467), perancangan konseptual
adalah proses untuk membangun sebuah data model yang digunakan
dalam perusahaan, independent dari semua pertimbangan phisikal.
Perancangan konseptual model dibutuhkan untuk mengetahui
29
kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Konseptual model
terdiri atas :
-
Entity type.
-
Tipe relasi.
-
Atribut dan Atribut domain.
-
Primary keys dan alternate keys.
-
Batasan Integrity.
Untuk membuat konseptual design, maka langkah – langkah yang
diperlukan adalah :
Langkah 1: Identifikasi Entity Type
Bertujuan untuk menentukan entity type utama yang dibutuhkan
dengan cara memeriksa user requirement specification. Setelah
terdefinisi, entity tersebut diberikan nama yang tepat dan jelas
seperti mahasiswa, dosen, mata_kuliah.
Langkah 2: Identifikasi Tipe Hubungan ( Relasi )
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relasi yang penting yang
ada antar entity yang telah teridentifikasi. Nama dari suatu relasi
menggunakan
kata
kerja
seperti
mempelajari,
memiliki,
mempunyai, dan lain – lain.
Langkah 3: Identifikasi dan associate atribut dengan tipe relasi
Associate atribut bertujuan untuk menghubungkan atribut
dengan entity atau relasi yang tepat. Dalam langkah ini juga
dilakukan identifikasi simple / composite attribute, single / multi –
valued attribute, dan derived attribute.
Langkah 4: Menentukan atribut domain.
Bertujuan untuk menentukan domain suatu atribut dalam model
data konseptual. Domain adalah sekumpulan nilai dari satu atau
lebih atribut yang menggambarkan nilainya. Contohnya yaitu
menentukan nilai atribut jenis_kelamin pada entity mahasiswa
dengan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai atribut sks pada entity mata_kuliah
dengan ‘1’,’2’,’3’, dan ‘4’.
Langkah 5: Menentukan atribut candidate, primary, dan
alternate key.
30
Bertujuan untuk mengindentifikasi candidate key pada setiap
entity dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate
key. Pemilihan primary key didasari pada panjang dari atribut dan
keunikan key masa datang.
Langkah 6: Mempertimbangkan untuk menggunakan concept
modeling.
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan Spesialisasi,
Generalisasi, Aggregasi, dan composition. Dimana masing – masing
pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Spesialisasi
dan
Generalisasi
adalah
proses
dalam
mengelompokkan berapa entity dan menghasilkan entity baru. Beda
dari keduanya adalah cara pendekatannya, dimana spesialisasi
menggunakan top-down dan generalisasi menggunakan pendekatan
bottom-up.
Spesialisasi adalah proses memaksimalkan perbedaan antar
anggota entity dengan mengidentifikasi sifat – sifat yang
membedakan satu sama lain.
Generalisasi adalah proses meminimalkan perbedaan antara
anggota entity dengan mengindentifikasi sifat – sifat yang sama satu
dengan yang lain.
Aggregasi menggambarkan relasi ‘ memiliki’ atau ‘bagian-dari’
antar tipe entity dimana suatu relasi hanya akan ada jika ada relasi
lainnya.
Composistion adalah suatu bentuk Aggregasi yang spesifik yang
mewakili asosiasi antar entity dimana ada kepemilikan yang kuat da
nada hubungan – hubungan antara ‘keseluruhan’ dan ‘bagian’nya.
Langkah 7: Cek model untuk redundansi.
Bertujuan
untuk
memeriksa
konseptual
model
untuk
menghindari dari adanya informasi yang redundan, sehingga tak
membuat informasi yang ada berulang secara terus menerus. Yang
dilakukan dalam langkah ini adalah :
•
Memeriksa ulang relasi one to one ( 1:1)
Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua
entity yang mewakili satu object. Untuk itu dua entity tersebut
31
harus di merge bersama. Dan jika primary key-nya berbeda
maka harus dipilih salah satu dan lainnya dijadikan alternate
key.
•
Menghilangkan hubungan yang redundan
Digunakan untuk menekan jumlah model data.
•
Menentukan dimensi waktu
Hubungan dimensi waktu adalah sangat penting ketika
mengakses redundan untuk menentukan situasi dari hubungan
model data entity.
Langkah 8: Validasi data model konseptual terhadap transaksi
user.
Bertujuan untuk menjamin bahwa konseptual data model
mendukung kebutuhan transaksi pengguna. Dengan menggunakan
model yang telah di validasi tersebut, dapat digunakan untuk
melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan yang
mungkin untuk menjamin bahwa local conceptual data model
mendukung kebutuhan transaksi yaitu :
•
Menggambarkan Transaksi.
Memeriksa seluruh informasi (entity, relasi, dan atribut) yang
diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh model
dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan
transaksi.
•
Menggunakan Transaksi pathways.
Pendekatan ini untuk validasi model data terhadap transaksi
yang dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur yang
digunakan oleh setiap transaksi langsung pada diagram ER.
Langkah 9: Review data model konseptual dengan user.
Bertujuan untuk melihat kembali model data konseptual dan
memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
2.1.11.2 Perancangan Logikal/ Logical Database Design
Logical database design adalah proses pembuatan suatu model
informasi yang digunakan pada perusahaan berdasarkan pada model
data yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari database
32
management system (DBMS) dan pertimbangan fisik lainnya
(Connolly, 2010, p467). Tujuannya yaitu untuk mengubah data
model konseptual menjadi data model logikal dan kemudian untuk
memvalidasi model ini untuk mengecek apakah struktur nya sudah
benar dan bisa untuk mendukung kebutuhan transaksi.
Menurut Connolly ( 2010, p490) 7 langkah pembuatan logikal
data model adalah sebagai berikut :
-
Langkah 1. Penurunan relasi untuk logikal data model.
Bertujuan membuat relasi untuk data model logical untuk
mempresentasikan entity, relasi, dan atribut – atribut yang telah
terindentifikasi. Adapun struktur adalah sebagai berikut :
• Strong entity types.
Untuk setiap strong entity pada data model, merupakan suatu
entitas yang memiliki relasi kuat dan mempengaruhi entitas
lainnya. Jika sebuah strong entity dihapus, maka akan
mempengaruhi entitas lainnya secara keseluruhan.
• Weak entity types.
Untuk setiap weak entity pada data model, merupakan suatu
entitas yang memiliki relasi lemah dengan entitas lainnya.
Jika weak entity dihapus, maka tidak akan mempengaruhi
entitas lainnya secara keseluruhan.
• One-to-many binary relationship types.
Untuk setiap 1:* binary relationship, semua entity yang ada
pada salah satu sisi relationship di desain sebagai entity
parent dan entity yang ada pada banyak sisi di didesain
sebagai entity child.
• One-to-one binary relationship types.
Membuat relasi yang mempresentasikan 1:1 lebih kompleks,
karena cardinality tidak dapat digunakan untuk membantu
mengindentifikasi
entity
parent
and
child
dalam
relationship. Cara membuat relasi yang mempresentasikan
partisipasi membandingkan dengan :
a. Mandatory participation pada setiap sisi relasi 1:1.
33
Pada kasus ini entity yang terlibat harus di kombinasi
menjadi relasi dan memilih satu dari primary key dari
entity yang asli untuk menjadi primary key pada relasi
yang baru.
b. Mandatory participation pada salah satu sisi relasi 1:1
Pada kasus ini entity parent dan child dapat di
identifikasi untuk relasi 1:1 menggunakan participation
constraint.
c. Optional participation pada setiap sisi relasi 1:1
Pada kasus ini mendesain entity parent dan child akan
mendapatkan sedikit keputusan tentang relasi yang dapat
membantu
untuk
memutuskan
pilihan
apakah
menggunakan suatu jalan atau jalan lainnya.
• One-to- one recursive relationship type.
Untuk recursive relationship type hanya mengikuti aturan –
aturan untuk partisipasi sebagai gambaran relasi 1:1
sebelumnya.
• Superclass / subclass relationship types.
Untuk setiap relasi superclass / subclass pada konseptual
data model, mengidentifikasi entity superclass sebagai entity
parent dan entity subclass sebagai entity child.
• Many-to-many binary relationship types.
Untuk setiap relasi binary, setiap entitas dapat berhubungan
dengan semua atribut yang menjadi bagian dari entitas
lainnya.
• Complex relationship types.
Membuat relasi untuk mempresentasikan relasi dan termasuk
setiap atribut yang menjadi bagian dari relasi.
• Multi valued attributes.
Membuat relasi baru untuk mempresentasikan atribut multi
valued dan termasuk primary key dari entity pada relasi baru
yang berperan sebagai foreign key.
-
Langkah 2. Validasi relasi menggunakan normalisasi.
34
Validasi relasi pada model data logikal menggunakan teknik
normalisasi. Dengan menggunakan normalisasi, maka model
yang di hasilkan mendekati model dari kebutuhan perusahaan,
konsisten dan memiliki sedikit redundansi dan stabilitas yang
maksimum.
-
Langkah 3. Validasi user berdasarkan transaksi user.
Memastikan relasi dalam model data logikal telah mendukung
transaksi yang dibutuhkan. Bertujuan untuk menjamin bahwa
relasi dalam mode logikal tersebut mendukung user requirement
specification secara detail. Selain itu juga untuk meyakinkan
bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu
relasi.
-
Langkah 4. Check Integrity Constraint.
Menentukan
integrity
constraint,
dimana
mencakup
pemeriksaan kelengkapan data, atribut domain constraint,
multiplicity, entity integrity, referential integrity, general
constraint.
-
Langkah 5. Review data model logikal dengan User.
Pastikan user menyetujui model data logikal merupakan
representasi nyata terhadap persyaratan data perusahaan.
-
Langkah 6. Menggabungkan data model logikal ke data
model global (optional step).
Untuk mengabungkan local logical data model kedalam single
global logical data model yang mempresentasikan semua user
views dalam basis data.
-
Langkah 7. Cek untuk pengembangan ke depan.
Menentukan apakah ada kemungkinan terjadi perubahan yang
besar di masa depan, dan menilai apakah model data logikal
dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
2.1.11.3 Perancangan Fisikal/ Physical Database Design
Physical
database
design
adalah
suatu
proses
untuk
menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat
penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan
35
indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan
beberapa integrity constraint dan tindakan keamanan ( Connolly ,
2010, p467). Physical database design terdiri dari 6 langkah dan
apabila dijabarkan akan menjadi
langkah 3 – 8 yaitu (
Connoly,2010,p523) :
A. Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS target.
• Desain dasar relasi.
• Desain representasi data.
• Desain general constraint.
B. Desain organisasi file dan indeks.
• Analisa Transaksi.
• Memilih organisasi file.
• Memilih indeks.
• Memprediksi kebutuhan space disk.
C. Desain user view.
D. Desain mekanisme keamanan.
E. Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan redundansi.
F. Memonitor dan mengontrol sistem operasional.
Langkah 3: Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS
target.
Bertujuan untuk menghasilkan skema baris data relasional
dalam global logikal data model yang dapat di implementasikan ke
DBMS. Penerjemahan global logikal data model untuk target
DBMS terdiri dari 3 langkah. Langkah tersebut adalah :
•
Desain dasar relasi.
Untuk memutuskan bagaimana cara merepresentasikan dasar
relasi yang telah teridentifkasi pada model data logikal dalam
DBMS target.
•
Desain representasi data yang ada.
Untuk memutuskan bagaimana cara mempresentasikan data
yang ada pada model data logikal dalam target DBMS.
•
Desain General Constraint.
Untuk mendesain general constraint untuk target DBMS.
36
Langkah 4: Desain organisasi file dan indeks.
Membedakan file organisasi optimal untuk menyimpan relasi
dasar dan indeks yang mana membutuhkan persetujuan pencapaian
yang merupakan jalan dimana relasi akan di pegang dalam
secondary storage. Aktivitas – aktivitas yang terjadi pada langkah 4
adalah sebagai berikut :
•
Analisa Transaksi.
Mengerti akan fungsi dari transaksi yang akan berjalan pada
database dan untuk menganalisa transaksi yang penting.
•
Memilih organisasi file.
Untuk membedakan sebuah file yang terorganisasi pada setiap
relasi dasar.
•
Memilih indeks.
Untuk
membedakan
apakah
indeks
tambahan
akan
meningkatkan performa sistem.
•
Memprediksi kebutuhan kapasitas disk.
Untuk memprediksi banyaknya kapasitas disk yang akan
dibutuhkan oleh basis data.
Langkah 5: Desain user view.
Untuk mendesain user views yang telah di indentifikasi selama
permintaan collection dan menganalisis stage dari pengembangan
database lifecycle.
Langkah 6 Desain mekanisme keamanan.
Mendesain mekanisme security untuk basis data sebagai
petunjuk oleh user selama permintaan dan pengumpulan informasi
pada saat pengembangan database lifecycle.
Langkah 7: Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan
redundansi.
Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan
denormalisasi skema relasional untuk meningkatkan performa. Hasil
dari normalisasi adalah perancangan basis data logikal secara
struktural, konsisten, dan menekan jumlah redundansi.
Faktor yang perlu di pertimbangkan adalah :
37
•
Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks.
•
Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas.
•
Denormalisasi akan membuat cepat dalam pengambilan data
tetapi lambat dalam update data.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat dilihat
dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data
(Normalisasi) atau pendekatan efisiensi proses (Denormalisasi).
Efisiensi data dimaksudkan untuk meminimalkan kapasistas disk,
dan efisiensi proses dimaksudkan untuk mempercepat proses saat
pengambilan data dari basis data.
Langkah 8 Monitor dan mengatur sistem operasional.
Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan
performa dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau
menggambarkan perubahan kebutuhan.
2.2 Teori yang berhubungan dengan penelitian.
2.2.1 PHP : Hypertext Preprocessor
PHP: Hypertext Preprocessor adalah bahasa skrip yang dapat
ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk
memprogram situ web dinamis. PHP dapat digunakan untuk membangun
sebuah Content Managemet System (CMS). CMS merupakan sekumpulan
script yang dapat dijalankan pada banyak website yang sama sekali berbeda
walaupun berjalan secara bersamaan.
PHP memiliki 8 (delapan) tipe data, yaitu:
1. Integer
2. Double
3. Boolean
4. String
5. Object
6. Array
7. Null
8. Resource
38
Beberapa kelebihan PHP, antara lain:
1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak
melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari
mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang
relatif mudah.
3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah karena banyaknya milis-milis
dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling
mudah karena memiliki referensi yang banyak.
5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai
mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara
runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah
sistem.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Berikut ini terdapat 3 hasil penelitian atau produk sebelumnya yang membantu
dalam penyusunan sistem:
•
Menurut jurnal internasional oleh Akram M., (December 2008), The Asian
EFL Journal Quarterly Volume 10 Issue 4, Speech Acts: A Contrastive Study of
Speech Acts in Urdi and English, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan
hasil atau produk dari kontak sosial. Seiring dengan berkembang pesatnya
teknologi informasi yang menyebabkan pertukaran informasi semakin cepat
dan luas. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya jenis bahasa baru
yang terbentuk dari luasnya informasi yang ada. Hubungannya dengan
aplikasi yang dibuat adalah perbedaan bahasa dalam masyarakat yang
membuat terjadinya ambiguitas dalam pencarian produk oleh customer. Oleh
karena itu, pihak perusahaan meminta untuk membuat aplikasi untuk
mengurangi amiguitas tersebut dengan membuat aplikasi database berbasis
web.
•
Menurut Jurnal dari Indrajani, (June 2010), Jurnal ComTech, Analisis dan
Perancangan Sistem Basis Data Pada Rumah Sakit, penerapan suatu
teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan aplikasi. Suatu aplikasi
pasti memiliki hubungan yang sangat erat dengan basis data. Tanpa sistem
39
basis data yang benar, maka implementasi suatu teknologi informasi akan
menjadi
kurang
penggunaannya.
bermanfaat
Penerapan
atau
dapat
dikatakan
sistem
basis
data
tidak
maksimal
mempunyai beberapa
keuntungan antara lain dapat mengontrol redundansi data, data menjadi
konsisten, meningkatkan integritas data, adanya standardisasi data , dan
meningkatkan produktifitas kerja. Hubungannya dengan aplikasi yang dibuat
adalah aplikasi yang menggunakan MYSQL yang merupakan salah satu
aplikasi sistem basis data yang mampu mengontrol redundansi data, membuat
data menjadi konsisten, meningkatkan integritas data, menstandarisasikan
data , dan mampu meningkatkan produktifitas kerja
•
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Ayuliana dkk, (June 2012), Jurnal
ComTech, Pengembangan Basis Data Penjualan, Persediaan dan Logistic
Tracking: Studi Kasus PT ABHIMATA CITRA ABADI, penerapan
teknologi informasi dalam dunia bisnis dapat membantu perusahaan agar
lebih maju dari kompetitornya. Teknologi informasi dengan dukungan basis
data yang baik, dapat membantu manajemen perusahaan dalam memonitor
pergerakan bisnis perusahaan, sehingga perusahaan tidak saja dapat bertahan
tetapi juga dapat berkembang. Hubungannya dengan aplikasi yang dibuat
adalah aplikasi ini dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan perusahan agar
dapat mempermudah perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya
sebagai e-catalogue dan juga aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu
manajemen perusahaan dalam memonitor pergerakan bisnis perusahaan
dengan memberikan hak akses beberapa karyawan untuk memantau produk,
vendor, dan karyawan perusahaan.
40
Download