pengaruh lokasi tempat tinggal dan adversity quotient

advertisement
73
PENGARUH LOKASI TEMPAT TINGGAL DAN ADVERSITY
QUOTIENT TERHADAP ADAPTASI PADA PERMUKIMAN
Deni Kurniawan
Dosen STKIP Panca Sakti, Depok
[email protected]
ABSTRACT
The research objectivewas to obtain empirical data on the effect of location of residence and adversity
quotient to adaptation on settlements. The Ex Post Facto research using dependent variable: adaptation
to settlement, independent variables: location of residence, while the independent variable attributes: low
and high adversity quotient. The results showed the first hypothesis, third, and fourth that the location of
residence has an influence on adaptation to settlement. The receipt of significance evidences this, there
are differences in adaptation to the location of settlements in both same results were also evidenced in the
different test group svariance between two locations on adversity quotient group. But on the second
hypothesis, there has been no significant interaction between location of residence and adversity quotient
to adaptation on settlements, as evidenced receipt of H0, this hypothesis cannot be verified based on the
results of processing the data collected under the various possibilities that occurin decision hypothesis
formulation, process research,and other factors.
Keywords: adaptation settlement, location of residence, adversity quotient
mengancam
PENDAHULUAN
Tingkat pertambahan penduduk
Kota
yang
tinggi
memerlukan
eksistensinya,
manusia
melakukan adaptasi. Hal itu berarti ada
hubungan
interaksionalis
antara
penanganan yang memadai sehingga
lingkungan dan manusia. “Lingkungan
Kota dapat hidup dan berkembang
dapat mempengaruhi manusia, juga
secara berkelanjutan. Khususnya di
manusia
Kota Depok, pertambahan penduduk
lingkungan” (Holahan, 1982). Oleh
dan tekanan peningkatan aktivitas Kota
karena bersifat saling mempengaruhi
cenderung mengarah ke perkembangan
maka terdapat proses adaptasi dari
yang tidak berlanjut, sehingga banyak
individu dalam menanggapi tekanan-
daerah/wilayah di Kota Depok mulai
tekanan yang berasal dari lingkungan
menurun
kuantitas
seperti yang dinyatakan Sumarwoto
pelayanannya. Terkait hal tersebut,
(1991), “bahwa individu dalam batas
umumnya
tertentu
kualitas
dan
mempunyai
permasalahan
dalam penyediaan tempat tinggal.
mempengaruhi
mempunyai
kelenturan.
Kelenturan ini memungkinkan individu
Ketika
manusia
situasi
padat,
yang
dapat
dipersepsikan
sebagai
situasi
yang
pada
dapat
dihadapkan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya. Kemampuan adaptasi
74
ini
mempunyai
nilai
untuk
kelangsungan hidup”.
tinggal
pada
suatu
kota:
Pertama, dimensi lokasi. Dimensi ini
Adaptasi dapat diartikan sebagai
mengacu pada tempat-tempat
yang
“kapasitas individu untuk mengatasi
dianggap paling cocok untuk bertempat
lingkungan, yang merupakan proses
tinggal dalam kondisi dirinya (lebih
tingkah laku umum yang didasarkan
ditekankan pada penghasilan dan siklus
atas
untuk
kehidupannya), lokasi dalam konteks ini
kemampuan
berkaitan erat dengan jarak terhadap
faktor-faktor
melakukan
psikologi
antisipasi
melihat tuntutan dimasa yang akan
tempat
datang”
employment).
(Altman
1980).Dengan
dalam
Gifford,
demikian,
adaptasi
kerja
(accessibility
Kedua, dimensi
to
perumahan.
yang
Dimensi ini berkaitan dengan aspirasi
melibatkan perencanaan agar dapat
perorangan atau sekelompok orang
mengantisipasi suatu peristiwa di masa
terhadap macam dan tipe rumah yang
yang akan datang.
diinginkan sesuai dengan penghasilan
merupakan
tingkah
laku
Berdasarkan kajian teoritik di
dan siklus kehidupannya.
Ketiga,
atas, maka dapat disintesakan adaptasi
terhadap permukiman adalah kesiapan
mental maupun fisik dalam bentuk
kecenderungan tingkah laku dalam
menjalankan aktivitas hidupnya seharihari yang dipengaruhi faktor lingkungan
kehidupan.
mengenal karakteristik masyarakat, 4)
berinteraksi dengan masyarakat sekitar
tempat tinggal, dan 5) membaur dengan
bergerak
membahas
dimana semua kebutuhan hidupnya
ditopang oleh penghasilannya sendiri.
Keempat, dimensi penghasilan.
Dimensi ini berkaitan dengan besar
kecilnya penghasilan seseorang yang
dikaitan dengan lamanya menetap di
suatu kota.
Teori tersebut didasarkan pada
4
paralel
dimensi
dengan
yang
mobilitas
tempat tinggal. empat dimensi tersebut
perlu
ini
menapak dalam kehidupan mandirinya,
masyarakat.
Terdapat
Dimensi
siklus
tentang tahap-tahap seseorang mulai
dengan indikator: 1) menerima keadaan
lingkungan, 2) menyesuaikan diri, 3)
dimensi
diperhatikan
dalam
mencoba
memahami dinamika perubahan tempat
asas
keseimbangan,
dimana
mengandung pengertian bahwa mereka
yang lebih kuat ekonominya akan
memperoleh sesuatu yang lebih baik
dalam hal lokasi perumahan. Kondisi
ini merupakan gabungan dari 3 prioritas
75
dalam masalah lingkungan perumahan
yaitu;
Adversity Quotient
diartikan
sebagai kesanggupan seorang pribadi
1). Masalah
tempat
untuk mengubah persepsi mengenai
tinggal, dengan melihat kemampuan
situasi di sekelilingnya yang pada
ekonomi seseorang akan mampu
awalnya dimaknai sebagai hambatan,
memutuskan
dirinya
penguasaan
yang
apakah
terbaik
buat
menjadi bermakna sebagai peluang bagi
menyewa
atau
dirinya untuk meraih sukses.
memiliki perumahan
Adversity adalah kemampuan
2). Masalah lokasi, seseorang harus
seseorang dalam menghadapi kesulitan
menentukan lokasi tempat tinggal
untuk
yang
menjadikan seseorang tahan banting
dianggap
paling
sesuai.
bertahan
hidup.
Apakah dekat dengan pusat kota,
terhadap
dekat dengan tempat kerja atau di
bahkan menjadikan kesulitan sebagai
daerah pinggiran kota.
tantangan
3). Masalah
rumahnya
sendiri,
kesulitan
Bagaimana
yang
dihadapi,
dan
peluang.
Ketidakberdayaan terhadap sesuatu hal
seseorang harus menentukan apakah
yang
jenis rumah yang sangat sederhana,
seseorang tidak mampu mengadapi
menengah ataupun mewah.
kesulitan
Berdasarkan kajian teoritik di
dikerjakan
atau
akan
membentuk
respon
terhadap
kesulitan. Kecerdasan seseorang dalam
atas, maka dapat disintesakan lokasi
mengatasi
tempat tinggal adalah rumah yang
bertahan
berwujud
yang
seseorang bagai diukur kemampuannya
dijadikan sebagai tempat tinggal suatu
dalam mengatasi setiap persoalan hidup
keluarga atau individu dalam jangka
untuk tidak berputus asa dan pantang
waktu tertentu. Dalam arti khusus,
menyerah.
bangunan
rumah
kesulitan
hidup,
dan
sanggup
dengan
adversiti
rumah mengacu pada konsep-konsep
Dalam merespon suatu kesulitan
sosial-kemasyarakatan yang terjalin di
terdapat tiga kelompok tipe manusia
dalam
tinggal,
ditinjau dari tingkat kemampuannya
bertumbuh,
(Stoltz, 2000:18); Pertama, Quitters.
bangunan
seperti keluarga,
makan,
sebagainya
tidur,
yang
tempat
tempat
beraktivitas,
meliputi
dan
dimensi
Mereka yang berhenti adalah seseorang
yang
memilih
untuk
keluar,
lokasi, perumahan, siklus kehidupan
menghindari kewajiban, mundur dan
dan dimensi penghasilan.
berhenti apabila menghadapi kesulitan.
Quitters (mereka yang berhenti), orang-
76
orang jenis ini berhenti di tengah proses
ditimbulkan oleh kesulitan yang dapat
pendakian, mudah putus asa, menyerah;
mencerminkan tanggung jawab; (c)
Kedua,
Reach atau jangkauan mempertanyakan
Campers,
(pekemah)
tidak
mencapai puncak, sudah puas dengan
sejauhmanakah
apa yang telah dicapai, mereka adalah
menjangkau bagian-bagian lain dari
orang-orang
kehidupan seseorang, semakin jauh
yang pernah
menyelesaikan
suatu
mencoba
kesulitan
kesulitan
akan
dan
seseorang membiarkan kesulitan itu
sekurang-kurangnya telah menanggapi
mencapai wilayah-wilayah lain dalam
tantangan pendakian yang ada, namun
kehidupannya akan semakin merasa
individu tersebut akan berhenti ketika
tidak berdaya dan kewalahan, dengan
pendakian
demikian
awalnya
dirasa
telah
memungkinkan
seseorang
mencapai tingkat tertentu; dan Ketiga,
untuk berpikir jernih dalam mengambil
Climbers (pendaki). Mereka yang selalu
tindakan dan (d) Endurance atau daya
optimis,
peluang-peluang,
tahan mempertanyakan berapa lama
melihat celah, melihat harapan, selalu
kesulitan akan berlangsung dan berapa
bergairah
lama
melihat
untuk
maju.
Bagi
para
Climbers mampu dijadikannya sebagai
empat
kesulitan
akan
berlangsung.
cahaya pencerah kesuksesan.
Ada
penyebab
Berdasarkan kajian teoritik di
cara
atas, maka dapat disintesakan Adversity
seseorang mengungkapkan adversitinya
Quotient adalah kesanggupan seorang
(Stoltz, 2000:140) yaitu: (a) Control
pribadi
atau kendali mempertanyakan berapa
mengenai situasi di sekelilingnya yang
banyak
pada
kendali
dimensi
yang
dirasakan
untuk
mengubah
awalnya
dimaknai
persepsi
sebagai
seseorang terhadap sebuah peristiwa
hambatan, menjadi bermakna sebagai
yang menimbulkan kesulitan; (b) Origin
peluang bagi dirinya untuk meraih
dan Ownership atau asal-usul dan
sukses yang meliputi empat dimensi
pengakuan dimana Origin atau asal usul
cara
mempertanyakan siapa atau apa yang
Adversity Quotient, yaitu: a) Control
menjadi asal usul kesulitan yang sering
atau kendali; (b) Origin dan Ownership
dikaitkan
bersalah
atau asal-usul; (c) Reach atau jangkauan
sedangkan Ownership atau pengakuan
dan (d) Endurance atau daya tahan serta
mempertanyakan sampai sejauhmana
mencakup indikator: a) Quitters, b)
seseorang
akibat-akibat
Campers, (pekemah) tidak mencapai
akibat
puncak , dan c) Climbers (pendaki).
dengan
mengakui
kesulitan, mengakui
rasa
yang
seseorang
mengungkapkan
77
Pada penelitian relevan yang
pertama,
lokasi
penelitian
masyarakat
yang
Pesarean,
Kecamatan
Kabupaten
adaptasi
berada
di
penyesuaian
diri
perkuliahan.
mahasiswa
pada
Pengumpulan
data
Desa
menggunakan skala psikologi yang
Adiwerna,
meliputi, skala penyesuaian diri pada
Penelitian
perkuliahan,
Tegal.
skala
efikasi
diri
menggunakan konsep adaptasi untuk
akademik, dan skala dukungan sosial
menjelaskan
orangtua.
karakteristik
perilaku
Hasil
analisis
data
masyarakat yang bertempat tinggal di
menunjukkan efikasi diri akademik dan
lingkungan permukiman yang tidak
dukungan
sehat akibat aktivitas industri logam
bersama-sama
rumah
penyesuaian
tangga.
menjelaskan
Hasil
bahwa
penelitian
faktor
vested
sosial
orangtua
secara
berhubungan
dengan
diri
mahasiswa
pada
perkuliahan. Data menunjukkan ada
interest adalah berpengaruh sehingga
korelasi
sebagian besar (61%) tidak setuju
akademik
terhadap
mahasiswa pada perkuliahan. Hipotesis
rencana
relokasi
semua
positif antara efikasi
dengan
penyesuaian
penelitian
masyarakat
dalam
hubungan positif efikasi diri akademik
penanganan limbah/sampah dan buang
dengan penyesuaian diri mahasiswa
hajat
pada
kognisi)
makin memperburuk
kualitas
menyatakan
diri
industri logam rumah tangga. Perilaku
(sistem
yang
diri
perkuliahan,
diterima.
ada
Data
lingkungan hunian. Faktor pengetahuan
menunjukkan Variabel dukungan sosial
masyarakat yang rendah ditunjukkan
orangtua
oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
berhubungan dengan penyesuaian diri
tingkat partisipasi masyarakat pada
mahasiswa pada perkuliahan.
pertemuan
desa.
Analisis
statistik
secara
tersendiri
Penelitian
relevan
tidak
ketiga:
regresi linear (regresi ganda) pada
mengkaji hubungan pola asuh orangtua
akhirnya makin memperkuat hipotesis
demokratis, kreativitas dan Adversity
tentang faktor-faktor determinan yang
Quotient.
bekerja pada proses-proses lingkungan
diperoleh dari skala CO2RE. Variabel
sosial permukiman di Desa Pesarean.
pola asuh orangtua demokratis secara
Faktor-faktor tersebut adalah: sistem
sangat
kognisi, pengetahuan dan kepentingan.
kreativitas. Variabel pola asuh orangtua
Penelitian
relevan
kedua:
hubungan efikasi diri akademik dan
dukungan
sosial
orangtua
dengan
Data
Adversity
signifikan
Quotient
memprediksi
demokratis secara sangat signifikan
memprediksi Adversity Quotient.
78
Berdasarkan penjelasan artikel
Tabel 1. Desain Treatmen by Level
ilmiah ini, penulis ingin mengetahui
pengaruh
adaptasi
permukiman
antara
terhadap
yang
berlokasi
tempat tinggal di sekitar Kelurahan
Depok Jaya dan sekitar Kelurahan
Pancoran Mas serta interaksi antara
lokasi tempat tinggal dan adversity
quotient
tentang
Populasi target pada penelitian
kesanggupan
ini adalah seluruh permukiman yang
masyarakat ke dua daerah tersebut yang
berada di Kelurahan Depok Jaya dan
mampu mengubah persepsi mengenai
Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan
situasi di sekelilingnya yang pada
Pancoran Mas Kota Depok. Namun
awalnya dimaknai sebagai hambatan,
sesuai
menjadi bermakna sebagai peluang bagi
keterbatasan waktu dan
masyarakat daerah tersebut untuk tetap
untuk mengetahui Adaptasi terhadap
bertahan dan bertempat tinggal.
Permukiman dan variabel yang terkait,
dengan
tujuan
penelitian,
dana, maka
maka dipilih populasi terjangkau dalam
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
menggunakan
terdiri atas 8 RT di Kelurahan Depok
metode Ex Post Facto dengan variabel
Jaya dan RW 06 yang terdiri atas 8 RT
terikat
di Kelurahan Pancoranmas Kecamatan
adalah
ini
penelitian ini adalah warga RW 08 yang
adaptasi
terhadap
permukiman. Variabel bebas 1 adalah
lokasi
tempat
tinggal.
Pancoranmas Kota Depok.
Sedangkan
Dari jumlah populasi terjangkau
variabel bebas atribut adalah adversity
di atas, maka dilakukan penarikan
quotient tinggi dan rendah.
sampel
Adapun desain penelitian yang
dengan
teknik
sampling
yaitu
“teknik
penentuan
purposive
digunakan adalah faktorial sederhana
sampel dengan pertimbangan tertentu”.
(simple factorial design) 2 x 2 dengan
Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu
matrik rancangan ex post facto yang
proses pengambilan sampel dengan
diadaptasi dari John W. Best,yang
menentukan terlebih dahulu jumlah
ditunjukkan pada tabel 1 berikut:
sampel yang hendak diambil, kemudian
pemilihan sampel dilakukan dengan
berdasarkan
tujuan-tujuan
yang
79
diinginkan peneliti, dengan ketentuan
disebabkan adanya perlakuan dengan
tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel
menggunakan
yang ditetapkan.
(ANAVA) dengan membandingkan
Analisis data yang digunakan
analisis
varians
angka Fhitung dengan Ftabel.
dalam penelitian ini terdiri atas dua
bagian, yaitu analisis deskriptif dan
HASIL PENELITIAN DAN
analisis diferensial. Analisis deskriptif
PEMBAHASAN
dilakukan
data
Hasil perhitungan analisis dengan
frekuensi,
ANAVA dua jalur dari perhitungan
histogram, rata-rata simpangan dan
adaptasi terhadap permukiman dapat
simpangan
dilihat seperti pada Tabel 2 di bawah
melalui
dengan
tabel
penyajian
distribusi
baku.
Sedangkan
pada
analisis diferensial digunakan pada
ini:
pengujian hipotesis statistik.
Untuk
menguji
hipotesis
Tabel 2. Hasil perhitungan analisis
penelitian dan memperkirakan besarnya
dengan ANAVA dua jalur dari
perbedaan antara variabel, digunakan
perhitungan adaptasi terhadap
analisis varians. Agar analisis varians
permukiman
dapat digunakan, maka persyaratan
analisis harus dipenuhi. Persyaratan
analisis
adalah
bahwa
data
harus
diambil secara acak, variabel-variabel
harus independen, data-data penelitian
yang
diperoleh
normal,
dan
harus
berdistribusi
semua
variansnya
Langkah-langkah analisa data yang
perhitungan
yang diikhtiarkan pada tabel 2 di atas
normalitas
menggunakan
sebagai berikut:
Hasil
dilakukan adalah :
uji
data
dengan
Kolmogorov
pengaruh
perhitungan
ANAVA
adaptasi
terhadap
permukiman yang berlokasi tempat
tinggal disekitar Perumnas 1 Kelurahan
Smirnov.
2. Menguji homogenitas varians dengan
3. Menguji perbedaan-perbedaan yang
antar
variabel
Depok Jaya disekitar Perkampungan
Kelurahan Pancoran mas menunjukan
menggunakan uji Bartlett
terjadi
hasil
dapat dirumuskan hasil uji hipotesis
homogen.
1. Menguji
Berdasarkan
yang
bahwa nilai Fhitung = 17,98 yang ternyata
lebih besar dari nilai F tabel = 3,98 pada
80
α =0,05. Ini berarti bahwa H0 ditolak
Jaya
dan H1 diterima. Hasil perhitungan
penduduk
ANAVA
bahwa
quotient tinggi yang terdapat dilokasi
permukiman yang berlokasi tempat
perkampungan Kelurahan Pancoranmas
tinggal di sekitar Perumnas 1 Kelurahan
(A2B1) didapat nilai Q hitung = 4,46 yang
Depok Jaya (A1) memiliki skor rata-rata
ternyata lebih besar dari pada nilai Q
= 93,39. Sedangkan Permukiman yang
tabel
berlokasi tempat tinggal di sekitar
perhitungan
Perkampungan
Pancoran
kelompok penduduk yang memiliki
mas (A2) memiliki skor rata-rata =
adversity quotient tinggi yang terdapat
85,50. Dengan demikian hasil penelitian
dilokasi Perumnas 1 Depok Jaya (A1B1)
adalah
memiliki skor rata-rata sebesar 95,33;
menunjukan
Kelurahan
terdapat
pengaruhantara
berlokasi
perbedaan
Permukiman
tempat
tinggal
(A1B1)
kelompok
yang memiliki
adversity
= 3,98 pada α = 0,05. Hasil
menunjukan
bahwa
yang
sedangkan kelompok penduduk yang
disekitar
memiliki adversity quotient tinggi yang
Perumnas 1 Kelurahan Depok Jaya (A1)
terdapat
dengan
Kelurahan
disekitar
dengan
Perkampungan
dilokasi
perkampungan
Pancoranmas
(A2B1)
Kelurahan Pancoranmas (A2) terhadap
memiliki skor rata-rata sebesar 87,83.
adaptasi pada permukiman.
Hal ini menunjukan bahwa adaptasi
Hasil
perhitungan
ANAVA
terhadap permukiman yang berlokasi
interaksi antara lokasi tempat tinggal
tempat tinggal disekitar Perumnas 1
dan adversity quotient terhadap adaptasi
Kelurahan Depok Jaya dengan disekitar
pada permukiman didapat nilai Fhitung =
Perkampungan Kelurahan Pancoranmas
0,054 yang ternyata lebih kecil dari nilai
pada penduduk yang memiliki adversity
F tabel = 3,98 pada taraf signifikansi 0,05
quotient tinggi, menunjukkan adanya
dan F tabel = 4,93 pada taraf signifikansi
pengaruh yang signifikan.
0,01. Ini berarti H0 diterima, sehingga
Hasil perhitungan menunjukan
tidak terdapat interaksi yang signifikan
bahwa
antara
dan
memiliki adversity quotient rendah
adversity quotient terhadap adaptasi
yang terdapat dilokasi perumnas 1
pada permukiman.
Depok Jaya (A1B2) memiliki skor rata-
lokasi
tempat
tinggal
Hasil perhitungan uji Tuckey
antara
kelompok
penduduk
yang
kelompok
penduduk
yang
rata sebesar 84,56; sedangkan kelompok
penduduk
yang memiliki
adversity
memiliki adversity quotient tinggi yang
quotient rendah yang terdapat dilokasi
terdapat dilokasi Perumnas 1 Depok
perkampungan Kelurahan Pancoranmas
81
(A2B2) memiliki skor rata-rata sebesar
dengan di terimanya H0, belum dapat
77,83. Hal ini menunjukan bahwa
teruji kebenarannya berdasarkan hasil
adaptasi terhadap permukiman yang
pengolahan data yang terkumpul. Hal
berlokasi
disekitar
ini bisa saja terjadi karena adanya
Perumnas 1 Kelurahan Depok Jaya
berbagai kemungkinan yang terjadi
dengan
dalam
tempat
tinggal
disekitar
Perkampungan
pengambilan
perumusan
Kelurahan Pancoranmas pada penduduk
hipotesis, proses penelitian, dan faktor-
yang
faktor lainnya.
memiliki
adversity
quotient
rendah, menunjukkan adanya pengaruh
yang sangat signifikan.
Ada
penelitian
beberapa
keterbatasan
yang akan
dikemukakan
Hasil penelitian menunjukkan
berikut ini. Pertama, variabel Adaptasi
hipotesis pertama, ketiga, dan keempat
terhadap Permukiman di pengaruhi oleh
bahwa lokasi tempat tinggal memiliki
banyak faktor seperti adat istiadat,
pengaruh
pada
tingkat sosial dalam masyarakat, gaya
permukiman. Hal ini dibuktikan dengan
hidup. Akan tetapi karena keterbatasan
diterimanya
signifikansi
kemampuan maka yang diteliti hanya
hipotesis pertama, ketiga, dan keempat
kedua variabel bebas yaitu Lokasi
bahwa
perbedaan adaptasi
Tempat Tinggal dan Adversity Quotient
terhadap permukiman antara lokasi
terhadap Adaptasi pada Permukiman.
tempat tinggal di sekitar Perumnas I
Kedua, kemungkinan terjadinya deviasi
Kelurahan Depok Jaya dan lokasi
dalam menggeneralisasikan penelitian
tempat tinggal di sekitar Perkampungan
disebabkan oleh populasi penelitian
Kelurahan Pancoranmas. Hasil yang
adalah warga/masyarakat yang memiliki
sama juga dibuktikan pada uji beda
tingkat status sosial yang berbeda,
varians antara kelompok lokasi tempat
sehingga perlu adanya stimulus untuk
tinggal disekitar Perumnas I Kelurahan
meningkatkan
Depok Jaya dan lokasi tempat tinggal
quotientnya dan pemeliharaan lokasi
disekitar
tempat tinggal agar lingkungan dimana
terhadap
adaptasi
secara
terdapat
Perkampungan
Kelurahan
kembali
Pancoranmas pada kelompok adversity
warga/masyarakat
quotient. Tetapi pada hipotesis kedua,
kebersihannya dan lebih asri.
belum terdapat interaksi yang signifikan
antara
lokasi
tempat
tinggal
dan
tinggal
adversity
terjaga
Hasil penelitian ini berimplikasi
terhadap
paradigma
baru
bermasyarakat
dalam
adversity quotient terhadap adaptasi
kehidupan
terutama
pada permukiman, yang dibuktikan
warga yang berlokasi tempat tinggal
82
disekitar Perumnas 1 Kelurahan Depok
dalam meningkatkan adversity
Jaya maupun yang berlokasi tempat
quotient. Lokasi tempat tinggal
tinggal
yang berada disekitar Perumnas
disekitar
Kelurahan
Perkampungan
Pancoranmas.
Bahwa
1 Kelurahan Depok Jaya mampu
adversity quotient mempunyai implikasi
meningkatkan adversity quotient
langsung
pada
warga setempat, karena warga
permukiman. Khususnya bagi warga
diarahkan dan dibimbing untuk
yang berlokasi tempat tinggal disekitar
secara aktif menemukan sendiri
Perumnas 1 Kelurahan Depok Jaya
adaptasi terhadap permukiman
dalam
ditempat
terhadap
penelitian
adaptasi
ini
diperlihatkan
tinggalnya.
bahwa adversity quotient sangat tepat
yang
diterapkan
quotient tinggi semakin mampu
untuk
warga
setempat.
memiliki
Warga
adversity
Adversity quotient berimplikasi secara
untuk
signifikan dapat meningkatkan adaptasi
permukiman
terhadap permukiman. Warga yang
tempat
memiliki tingkat adversity quotient
berimplikasi langsung kepada
tinggi yang berlokasi tempat tinggal
semakin meningkatnya adversity
disekitar Perumnas 1 Kelurahan Depok
quotient
Jaya mampu memilki skor adaptasi
warga yang berlokasi tempat
terhadap
tertinggi.
tinggal disekitar Perkampungan
Gambaran upaya yang ditempuh dalam
Kelurahan Pancoranmas mampu
meningkatkan
terhadap
meningkatkan adversity quotient
rumusan
pada kualitas yang rendah.
permukiman
Permukiman,
Adaptasi
lebih
jelas
implikasi dari hasil penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Dalam
ini
dapat
terhadap
dilingkungan
tinggalnya
mereka.
dan
Sedangkan
2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
penelitian
beradaptasi
adversity
mempengaruhi
quotient
adaptasi
ditemukan secara jelas bahwa
terhadap permukiman. Warga
lokasi tempat tinggal baik yang
yang
berada disekitar Perumnas 1
quotient
Kelurahan Depok Jaya maupun
dorongan dari dalam diri yang
yang berlokasi tempat tinggal
kuat untuk beradaptasi terhadap
disekitar
Perkampungan
permukiman disekitar tempat
Pancoranmas,
tinggalnya. Adversity quotient
berpengaruh
yang tinggi membuat warga
Kelurahan
keduanya
dapat
memiliki
adversity
tinggi
memiliki
83
menerima segala kegiatan dan
pula menjadi rendah. Warga
keadaan
dengan
yang
sulit
membutuhkan
dan
pemecahan
adversity
rendah
cenderung
lebih
menerima
masalah serta ketekunan yang
keadaan
yang
berada
timbul
tempat
dilingkungan tempat tinggalnya
yang
tanpa ada usaha untuk merubah
quotient
hambatan menjadi peluang bagi
tinggi akan senang dan semakin
dirinya, seperti yang terjadi pada
temotivasi untuk meningkatkan
warga yang berlokasi tempat
adaptasi terhadap keadaan yang
tinggal disekitar perkampungan
tejadi
Kelurahan
dilingkungan
tinggalnya.
memiliki
Warga
adversity
dilingkungan
tempat
Pancoranmas.
tinggalnya, meskipun mereka
Bahkan lokasi tempat tinggal
mendapatkan
dapat meningkatkan adversity
rintangan
hambatan
dalam
dan
beradaptasi.
quotient
warga,
sehingga
Sedangkan warga yang memiliki
berpengaruh
adversity quotient rendah akan
meningkatnya adaptasi terhadap
berdampak
permukiman.
pada
minimnya
beradaptasi
terhadap
permukiman
ditempat
tinggalnya.
Didalam
dirinya
kepada
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
tidak ada alasan dan dorongan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
untuk
beradaptasi
1. Secara keseluruhan skor adaptasi
dilingkungannya. Warga dengan
terhadap permukiman pada lokasi
adversity
cenderung
tempat tinggal disekitar Perumnas 1
tidak bersemangat bahkan tidak
Kelurahan Depok Jaya dan disekitar
mampu
untuk
Perkampungan
kegiatan
dan
rintangan
maupun
rendah
mengikuti
menghadapi
yang
berada
tempat
tinggalnya.
hambatan
dilingkungan
Hal
itu
Pancoranmas
signifikan.
Kelurahan
berbeda
Adaptasi
secara
terhadap
permukiman pada lokasi tempat
tinggal
disekitar
Perumnas
1
kemudian berimplikasi langsung
Kelurahan Depok Jaya lebih tinggi
terhadap
adaptasi
dari Adaptasi terhadap permukiman
permukiman
disekitar Perkampungan Kelurahan
terhadap
tingkat
dilingkungan tempat tinggalnya
Pancoranmas.
84
2. Secara keseluruhan tidak terdapat
interaksi
tinggal
antara
dan
lokasi
adversity
tempat
quotient
terhadap adaptasi pada permukiman.
3. Pada kelompok warga yang memilki
adversity quotient tinggi, adaptasi
terhadap
permukiman
yang
berlokasi tempat tinggal disekitar
Perumnas 1 Kelurahan Depok Jaya
lebih tinggi daripada yang berlokasi
tempat
tinggal
disekitar
Perkampungan
DAFTAR PUSTAKA
Kelurahan
Best, John W., Research in Education.
New Delhi: Prentice Hall of India
Private Limited, 1982.
Gifford R. Environmental Psychology:
Principles and Practice. Boston:
Allyn and Bacon, Inc, 1987.
Holahan, Charles J., Environmental
Psychology. New York: Ramdon
House, 1982.
Salim,
Emil.
Pembangunan
Berwawasan
Lingkungan
(Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia, 1993.
Pancoranmas.
4. Pada kelompok warga yang memilki
adversity quotient rendah, adaptasi
terhadap
permukiman
yang
berlokasi tempat tinggal disekitar
Perumnas 1 Kelurahan Depok Jaya
maupun
yang
berlokasi
tinggal
disekitar
tempat
Perkampungan
Kelurahan Pancoranmas memiliki
perbedaan yang signifikan. Warga
yang
berlokasi
tempat
tinggal
disekitar Perkampungan Kelurahan
Pancoranmas
quotient
warga
memiliki
adversity
rendah
daripada
lebih
berlokasi
tempat
tinggal
disekitar Perumnas 1 Kelurahan
Depok Jaya.
Stoltz, Paul G., Adversity Quotient :
Mengubah Hambatan Menjadi
Peluang. Alih Bahasa : Hermaya.
Jakarta: Grasindo Proceeding
Konferensi Nasional II Ikatan
Psikologi Klinis – Himpsi, 2005.
Sudjana, Metode Statistika. Bandung:
Tarsito, 2005.
Sumarwoto, Otto. Ekologi, Lingkungan
Hidup,
dan
Pembangunan.
Jakarta: Penerbit Djambatan,
1991.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2008.
----------. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta, 2005.
85
Download