pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajar

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 PALU
Aziza1; Maxinus Djaeng dan Baso Amri2
[email protected]
1
(Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako)
2
(Staf Pengajar Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract
This study aimed to describe the effect of learning model and learning motivation on studets’
learning achievements in mathematics. This research was conducted at SMAN 2 Palu using a
quasi-experimental design with factorial 2  2. The independent variable in this study is learning
model and learning motivation. The dependent variable is the students' mathematics learning
achievements. Instruments used in the form of learning motivation questionnaire and achievement
test. These samples students of class XI-IPA taken using random sampling techniques. Analysis of
data using analysis of variance two-lane. Results showed (1) there is a significant difference the
mathematics learning achievements of students between who are taught trough active learning
model and direct learning; (2) there is a significant difference the mathematics learning
achievements of students beetween high learning motivation and student learning achievements
learning motivation is low; (3) there is an interaction between learning active learning model and
learning motivation of students; (4) specifically for low motivation students who are taught by
active learning model mathematics learning achievements was higher than students taught with
direct learning; (5) specifically for high motivation students who are taught by active learning
model mathematics learning achievements was lower than students taught with direct learning; (6)
specifically for active learning model students who have high motivation to mathematics learning
achievements higher than the students who have low motivation, and (7) specifically for direct
learning model students who have high motivation to mathematics learning achievements higher
than the students who have low motivation.
Keywords: models of learning, learning motivation, and mathematics learning outcomes.
Pendidikan adalah salah satu dasar
hukum operasional pendidikan di Indonesia.
Pasal yang mengatur tentang kompetensi guru
yaitu pasal 28 ayant 3 yang berbunyi
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (1)
kompetensi pedagogik; (2) kompetensi
kepribadian; (3) kompetensi profesional; (4)
kompetensi sosial. Berdasarkan pasal
tersebut, bahwa guru di Indonesia adalah
sentral
implementasi
penerapan
dan
pengembangan
pembelajaran.
Artinya,
seorang guru harus mengembangkan secara
kontinu dan konsisten keempat kompetensi
yang
dimiliki
demi
kesempurnaan
pembelajaran yang diembannya agar lebih
efektif dan efisien (Depdiknas, 2005).
Guru senantiasa terus berupaya
meningkatkan
kapasitas
kompetensinya
selaku pengajar sekaligus pendidik. Betapa
tidak, komponen ini berdampak langsung
pada siswa saat interaksi dengan guru di
kelas. Oleh karena itu, haruslah menjadi
perhatian secara konsekuen oleh tenaga
pendidik maupun pemangku pendidikan
terkait sesuai peran masing-masing.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan
upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam
proses belajar sehingga mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa
yang diharapkan. siswa merupakan individu
50
51 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 50-58
yang berbeda satu sama lain, memiliki
keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan
individual
siswa
tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar
dapat merobah kondisi siswa dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham
menjadi paham serta dari yang berperilaku
kurang baik menjadi baik.
Alasan
mendasar
yang
melatar
belakangi bahwa kenyataan dalam proses
belajar siswa di kelas, siswa kurang aktif
dalam mengajukan pertanyaan dan belum
mau mengutarakan pendapat atau ide-ide
yang mereka miliki, sehingga menyebabkan
siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru. Hal ini menunjukkan masih
rendahnya partisipasi siswa dalam belajar
matematika.
Pribadi (2009:157) menjelaskan bahwa
pendekatan konstruktivisme merujuk pada
asumsi bahwa manusia mengembangkan
dirinya dengan melibatkan diri baik dalam
kegiatan personal maupun sosial dalam
membangun pengetahuan. Pribadi (2009:156)
mengemukakan
defenisi
pendekatan
konstruktivistik sebagai pembelajaran yang
menekankan pada peran aktif siswa dalam
membangun pemahaman dan memberi makna
terhadap informasi dan peristiwa yang
dialami.
Syarifuddin (2012:5) berdasarkan hasil
penelitiannya, menyatakan bahwa “penerapan
model pembelajaran aktif berbasis masalah
berpengaruh positif terhadap pemahaman
konseptual siswa dan dapat meminimalisir
miskonsepsi siswa". Akinoglu dan Tandogan
(2007) lebih lanjut menyatakan bahwa
pembelajaran aktif di mana peserta didik
mengambil tanggung jawab belajar dan siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengambil
keputusan tentang berbagai dimensi dari
proses belajar untuk melakukan riguladi diri.
Pada proses pembelajaran aktif, belajar tidak
lagi menjadi proses standar, tapi berubah
menjadi suatu proses pribadi. Diharapkan
ISSN: 2302-2027
pendidikan dapat menciptakan individu yang
mampu menjadi pemecah masalah yang
efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh
dua peneliti di atas memperlihatkan sisi
positif pengaruh pembelajaran aktif. Peneliti
pertama
meneliti
tentang
pengaruh
pembelajaran aktif terhadap pemahaman
konsep dan meminimalisir miskonsepsi siswa.
Sementara itu, peneliti kedua meninjau dari
segi efisiensi pembelajaran aktif terhadap
pemahaman konsep siswa. Kedua penelitian
tidak mencakup tentang motivasi dan hasil
belajar sehingga kedua faktor ini perlu
diamati dengan penelitian lain.
Di samping itu motivasi juga
merupakan unsur yang sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar dan dalam
upaya meningkatkan hasil belajarnya.
Sebagaimana dikemukanan oleh Waruwu
(2006: 7), motivasi adalah pemikiran yang
mendasari proses belajar dan seseorang yang
tidak mempunyai motivasi untuk belajar,
sekalipun menghabiskan banyak waktu, di
sekolah atau di kampus, yang bersangkutan
tidak akan memperoleh hasil belajar
maksimal. Motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, mengarahkan
dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
menggunakan
metode quasi-eksperimen
dengan desain faktorial 2  2. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XIIPA SMA Negeri 2 Palu tahun pelajaran
2013/2014 yang terdiri dari 8 kelas. Kelas XI
IPA 4 akan dieberi model pembelajaran aktif
dan kelas XI IPA 3 diberi model
pembelajaran langsung.
Data pada penelitian ini bersumber dari
siswa yang menjadi sampel peneltian. Data
tersebut adalah data kuantitatif berupa skor
dari hasil pemberian kuesioner motivasi
Aziza, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa …………………… 52
belajar dan tes hasil belajar. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini
ditempuh melalui tahapan sebagai berikut,
pemberian kuesioner motivasi belajar,
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran
aktif
dan
pembelajaran
langsung, dan pemberian tes hasil belajar
matematika.
Jenis data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil kuesioner motivasi belajar
dan tes hasil belajar. Secara garis besar urutan
pengumpulan data dalam penelitian ini
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu
(1) pemberian kuesioner motivasi belajar, (2)
pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI-IPA
4 menggunakan model pembelajaran aktif,
dan kelas XI-IPA
3
menggunakan
pembelajaran langsung, dan (3) pemberian tes
hasil belajar matematika pada kedua
kelompok perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner motivasi
belajar dan tes hasil belajar. Kedua instrumen
sebelum digunakan terlebih dahulu divalidasi
oleh dua orang ahli dan k8edua orang ahli
tersebut menyatakan bahwa instrumen dapat
digunakan dengan revisi kecil. Instrumen
hasil belajar telah diujicobakan kepada 30
A
B
B1
B2
Total
siswa kelas XII-IPA dan 35 butir soal untuk
menguji validitas butir dan mengukur
reliabilitas tes. Validitas butir diuji dengan
korelasi point biserial (rpbi) sedangkan
reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20
(Riduwan, 2010:119), dimana koefisien
reliabilitasnya adalah 0,869.
Pengujian
hipotesis
menggunakan
anava dua jalur dengan uji F pada taraf
signifikansi
5%.
Anava
dua
jalur
mensyaratkan bahwa data harus berdistribusi
normal dan homogen (Sugiyono, 2012:168).
Hasil uji chi-kuadrat menyatakan bahwa data
berdistribusi normal dan hasil uji F
menyatakan bahwa data homogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data untuk menguji hipotesis
pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis anava dua jalur. Sebelum dilakukan
analisis inferensial dengan teknik anava
terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif.
Hasil analisis deskriptif data masing-masing
kelompok sampel penelitian kemudian
dilanjutkan dengan analisis anava seperti
dalam Tabel 1.
Tabel 1 Statistik Deskriftif untuk Anava Dua Jalur
A1
A2
Total
n = 14
n = 28
n = 14
 X  1182
 X  100050
 X  998
 X  71690
 X  2180
 X  171740
X 1  84,43
X 2  71,29
X  77,86
n = 14
n = 14
n = 28
2
 X  999
X
2
 71501
2
 X  924
X
2
 62450
2
 X  1923
X
2
 133951
X 3  71,36
X 4  66,00
X  68,68
n = 28
n = 28
N = 56
 X  2181
X
2
 171551
X  77,89
 X  1922
X
2
 134140
X  68,64
 X  4103
 X 2  305691
X  73,27
53 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 50-58
ISSN: 2302-2027
Tabel 2 Ringkasan Anava Dua jalur
Sumbe variansi
A
B
InterAB
Dalam
Total
Dk
JK
RJK
Fhitung
Ftabel 5%
1
1
1
52
55
1197,87
1179,44
212,17
2483,5
5072,98
1197,87
1179,44
212,17
47,76
2637,24
25,08
24,70
4,44
4,08
4,08
4,08
Hasil pengolahan data yang disajikan
dalam Tabel 2, yaitu rangkuman anava dua
jalur untuk pengujian hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan
taraf signifikan α = 0,05.
1) Hipotesis pertama
Data
pada
tabel
2
diatas
menunjukkan bahwa hipotesis pertama
teruji kebenarannya dan dapat diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan
model pembelajaran aktif dan siswa yang
diajar dengan model pembelajaran
langsung, dengan dk = (1:52) diperoleh
F(0,05)(1:52) adalah 4,08 dan Fhitung 25,08,
pada taraf signifikasi 0,05. Karena Fhitung >
Ftabel maka H0 ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar matematika yang
diberi model pembelajaran aktif dengan
yang diberi model pembelajaran langsung.
Fenomena ini menunjukkan adanya
pengaruh pada model pembelajaran
matematika terhadap hasil belajar siswa.
2) Hipotesis kedua
Data pada Tabel 6 juga menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
matematika yang memiliki motivasi tinggi
dengan motivasi rendah, dengan dk =
(1:52) diperoleh F(0,05)(1:52) adalah 4,08
danFhitung 24,70, pada taraf signifikasi
0,05. Karena F hitung > Ftabel maka H0
ditolak. Dengan demikian hipotesis kedua
teruji kebenarannya dan dapat diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar matematika siswa
yang memiliki motivasi tinggi dengan
siswa yang memiliki motivasi rendah.
3) Hipotesis ketiga
Data Tabel 6 menunjukkan terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa, dengan dk = (1:52)
diperoleh F(0,05)(1:52) adalah 4,08 danFhitung
4,44. Karena Fhitung > Ftabel maka H0
ditolak. Dengan demikian hipotesis ketiga
teruji
kebenarannya.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi terhadap hasil belajar matematika
siswa.
4) Hipotesis keempat
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pengujian hipotesis menggunakan uji tScheffe (Koyan, 2012:21) pada α = 0,05
untuk pengujian hipotesis keempat
diperoleh thitung 7,10 dan t(0,05)(52) adalah
2,02, pada taraf signifikasi 0,05. Dengan
demikian
hipotesis
keempat
teruji
kebenarannya.
Dimana
diperoleh
X 1  84,43 dan X 2  71,29 . Maka dapat
disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
matematika
siswa
yang
diberi
pembelajaran aktif lebih tinggi daripada
siswa yang diberi pembelajaran langsung
pada siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi.
5) Hipotesis kelima
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pengujian hipotesis menggunakan uji tScheffe pada α = 0,05 diperoleh thitung 2,90
dan
t(0,05)(52) adalah 2,02, pada taraf
signifikasi 0,05. Dengan demikian
hipotesis kelima teruji kebenarannya dan
dapat
diterima.
Dimana
diperoleh
X 3  71,36 dan X 4  66,00 . Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Aziza, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa …………………… 54
matematika
siswa
yang
diberi
pembelajaran aktif lebih tinggi daripada
siswa yang diberi pembelajaran langsung
pada siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah.
6) Uji hipotesis keenam
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pengujian hipotesis menggunakan uji tScheffe pada α = 0,05 untuk pengujian
hipotesis keempat diperoleh thitung 7,07 dan
t(0,05)(52) adalah 2,02, pada taraf signifikasi
0,05. Dengan demikian hipotesis keenam
teruji kebenarannya. Dimana diperoleh
X 1  84,43 dan X 3  71,36 . Maka dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
motivasi tinggi hasil belajar matematika
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah yang diberi model
pembelajaran aktif.
7) Uji hipotesis ketujuh
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pengujian hipotesis menggunakan uji tScheffe pada α = 0,05 untuk pengujian
hipotesis keempat diperoleh thitung 2,86 dan
t(0,05)(52) adalah 2,02, pada taraf signifikasi
0,05. Dengan demikian hipotesis ketujuh
juga
teruji
kebenarannya.
Dimana
diperoleh X 2  71,29 dan X 4  66,00 .
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi tinggi hasil belajar
matematka lebih tinggi daripada siswa
yang memiliki motivasi rendah yang diberi
model pembelajaran langsung.
Hasil deskripsi data penelitian
menunjukkan
bahwa
hasil
belajar
matematika siswa pada kelas yang diajar
model pembelajaran aktif memperoleh
nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 63.
Hasil tersebut berbeda dengan kelas yang
diajar model pembelajaran langsung, nilai
tertinggi adala 80 dan nilai terendah 53.
Hal ini disebabkan pemberian model
pembelajaran aktif berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa. Artinya
semakin
baik
penerapan
model
pembelajaran aktif akan menghasilkan
hasil belajar matematika siswa
semakin baik pula.
yang
1) Pengaruh model pembelajaran aktif
terhadap hasil belajar siswa
Penelitian ini menggunakan model
pembelajaran aktif untuk kelas XI IPA 4
dan model pembelajaran langsung untuk
kelas XI IPA 3. Hasil analisis data dan
pengujian hipotesis variabel bebas
(pendekatan
pembelajaran)
terhadap
variabel
terikat
(hasil
belajar
siswa),menunjukkan
bahwa
terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar melalui model pembelajaran aktid
dengan siswa yang melalui model
pembelajaran langsung. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Syarifuddin (2012:72) yang
mengemukakan
bahwa
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran aktif
lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran kovensional terhadap hasil
belajar peserta didik.
Perbedaan hasil belajar dalam
penelitian
ini
disebabkan
model
pembelajaran yang diikuti oleh siswa. pada
model pembelajaran aktif, siswa terlibat
langsung
dalam
setiap
tahapan
pembelajaran, sehingga memungkinkan
bagi siswa untuk menjadikan belajar tak
terlupakan
setelah
melakukan
pembelajaran. Dengan demikian penerapan
model pembelajaran aktf berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika di SMA Negeri 2
Palu.
2) Pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa
Motivasi belajar dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua kategori yaitu motivasi
tinggi dan motivasi rendah. Hasil analisis
dan pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
yangsignifikan antara siswa yang memiliki
55 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 50-58
motivasi tinggi dan siswa yang memiliki
motivasi rendah.
Dari hasil temuan peneliti bahwa
siswa yang memiliki motivasi tinggi
cenderung berprilaku optimis, percaya diri,
mampu mengatasi suatu kesulitan dan
selalu termotivasi untuk mencari jalan
keluar dari situasi yang dirasakan
menyulitkan bagi dirinya dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi. Dan siswa
yang memiliki motivasi rendah cenderung
berprilaku
pesimis,rendah
diri,
menganggap dirinya seorang yang bodoh
dan selalu mengelak dari tanggung jawab
bila diberikan tugas untuk mengerjakan
soal, sehingga belajar merupakan beban
bagi mereka.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Mueller (2011:33) yang menyatakan
bahwa motivasi merupakan predikator
yang menentukan hasil belajar matematika
siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa motivasi tinggi berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika di SMA Negeri 2
Palu.
3) Pengaruh interaksi model pembelajaran
aktif dan motivasi terhadap hasil belajar
matematika siswa
Penelitian ini juga membahas tentang
pengaruh interaksi model pembelajaran
aktif dan motivasi terhadap hasi belajar
matematika siswa. hasil analisis data dan
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
terdapat
interaksi
antara
model
pembelajaran aktif dan motivasi terhadap
hasil belajar matematika siswa. Penelitian
ini menghasilkan suatu temuan bahwa
antara model pembelajaran aktif dan
motivasi memiliki interaksi dalam
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa.
artinya
pembelajaran
aktif
berepengaruh pada peningkatan motivasi
siswa. Hal ini serupa yang dikemukakan
oleh Syarifuddin (2012:71) yang dalam
penelitiannya menemukan bahwa model
ISSN: 2302-2027
pembelajaran aktif dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini lebih lanjut
menemukan bahwa pada siswa yang
memiliki motivasi tinggi memiliki inisiatif
dan tingkat keuletan dan daya juang yang
besar dalam melakukan upaya-upaya
belajar sehingga metode dan strategi
pembelajaran apapun yang diajarkan
mereka akan tetap mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Hasil penelitian ini
yang menyimpulkan bahwa siapa yang
memiliki motivasi tinggi akan lebih dapat
mengikuti proses pembelajaran, karena
mereka memiliki kinerja yang baik,
optimis dan memiliki keuletan dalam
belajar. Jadi dalam situasi yang sulit dan
tidak mendukung, siswa yang memiliki
motivasi tinggi mampu berpikir kreatif
untuk tetap fokus belajar sehingga
mendukung proses belajar berjalan lancar
serta hasil belajar bisa meningkat.
Siswa yang mengikuti pembelajaran
aktif akan lebih mampu meningkatkan
kemampuannya akibat interaksi sosial
mereka dan akan lebih termotivasi dalam
mengerjakan tugas pada kelompoknya
masing-masing. Situasi demikian tidak
terdapat pada model pembelajaran
langsung
karena
komunikasi
pada
hakekatnya terjadi hanya dua arah, antar
guru dan siswa maupun sebaliknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi siswa di SMA
Negeri 2 Palu.
4) Pengaruh model pembelajaran dan
motivasi tinggi terhadap hasil belajar
(untuk A1B1 dan A2B1)
Penelitian ini membahas tentang
pengaruh model pembelajaran dan
motivasi tinggi terhadap hasil belajar
siswa. Hasil analisis data dan pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara hasil belajar rmatematika
siswa yang memiliki motivasi tinggi yang
diajarkan dengan model pembelajaran aktif
Aziza, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa …………………… 56
dan siswa
diajarkan dengan model
pembelajaran langsung.
Pada penelitian ini menemukan
bahwa pada siswa yang memiliki motivasi
tinggi diperoleh rerata skor hasil belajar
yang
diajarkan
dengan
model
pembelajaran aktif sebesar 84,43 dan siswa
yang
diajarkan
dengan
model
pembelajaran langsung diperoleh rerata
skor hasil belejar sebesar 71,29. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada siswa yang
memiliki
motivasi
tinggi
terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar yang diajarkan melalui model
pembelajaran
aktfi
dengan
model
pembelajaran langsung. Artinya bahwa
siswa yang memiliki motivasi tinggi pada
model pembelajaran aktif lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajarn
langsung.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yag dilakukan Hamdu dan Agustina (2011)
yang menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan model pembelajaran
aktif lebih tinggi daripada siswa diajar
dengan model pembelajaran langsung pada
siswa yang memiliki motivasi tinggi di
SMA Negeri 2 Palu.
5) Pengaruh model pembelajaran dan
motivasi rendah terhadap hasil belajar
siswa (untuk A1B2 dan A2B2)
Hasil analisis data dan pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara hasil belajar matematika
siswa yang memiliki motivasi rendah yang
diajar dengan model pembelajaran aktif
dan siswa yang diajar dengan model
pembelajaran langsung.
Penelitian ini menemukan untuk
siswa yang memiliki motivasi rendah
diperoleh rata-rata skor hasil belajar
matematika yang diajar dengan model
pembelajaran aktif sebesar71,36 lebih
tinggi dari pada yang diajarkan dengan
model pembelajaran langsung sebesar
66,00. Gambaran ini mengindikasikan
bahwa pada siswa yang memiliki motivasi
rendah ditemukan bahwa hasil belajar
matematika yang diajar melalui model
pembelajaran aktif lebih tinggi dari pada
yang diajar melalui model pembelajaran
langsung. Artinya bahwa pada siswa yang
memiliki
motifasi
rendah,
model
pembelajatran aktif lebih efektif daripada
model pembelajaran langsung.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan Winarno (2012) yang
menyimpulkan terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara motivasi belajar
terhadao hasil belajar. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran aktif lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran langsung pada siswa yang
memiliki motivasi rendah di SMA Negeri
2 Palu.
6) Pengaruh motivasi balajar dan model
pembelajaran aktif terhadap hasil
belajar (untuk A1B1 danA1B2)
Hasil analisis data dan pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran aktif yang memiliki motivasi
tinggi dengan yang memiliki motivasi
rendah.
Penelitian ini menemukan untuk
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran langsung diperoleh rata-rata
skor hasil belajar matematika yang
memiliki motivasi tinggi sebesar 84,43
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah sebesar 71,36. Gambaran
ini mengindikasikan bahwa pada siswa
yang diajar dengan model pembelajaran
aktif ditemukan bahwa hasil belajar
matematika yang memiliki motivasi tinggi
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
57 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 50-58
motivasi rendah. Artinya bahwa pada
siswa yang diajar model pembelajaran
aktif, siswa yang memiliki motivasi tinggi
lebih baik daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah.
Hal ini serupa dengan yang
dikemukakan oleh Silberman (2011:23)
yang menyatakan 101 cara belajar siswa
aktif, menyatakan secara khusus bahwa
dalam penerapan pembelajaran aktif
dengan metode yang diterapkan dan dapat
divariasikan dengan tambahan kreatifitas
guru sendiri sesuai kebutuhan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa siswa
yang memiliki motivasi tinggi hasil belajar
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah pada siswa yang diajar
dengan model pembelajaran aktif di SMA
Negeri 2 Palu.
7) Pengaruh motivasi balajar dan model
pembelajaran langsung terhadap hasil
belajar (untuk A2B1 danA2B2)
Hasil analisis data dan pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran langsung yang memiliki
motivasi tinggi dengan yang memiliki
motivasi rendah.
Penelitian ini menemukan untuk
siswa yang diajar dengan model
pembelajaran langsung diperoleh rata-rata
skor hasil belajar matematika yang
memiliki motivasi tinggi sebesar 71,29
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah sebesar 66,00. Gambaran
ini mengindikasikan bahwa pada siswa
yang diajar dengan model pembelajaran
langsung ditemukan bahwa hasil belajar
matematika yang memiliki motivasi tinggi
lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah. Artinya bahwa pada
siswa yang diajar model pembelajaran
langsung, siswa yang memiliki motivasi
tinggi lebih baik daripada siswa yang
memiliki imotivasi rendah dan adanya
ISSN: 2302-2027
perbedaan hasil belajar yang diajarkan
model pembelajaran langsung pada siswa
yang memiliki motivasi tinggi dengan
siswa yang memiliki motivasi rendah.
Hal ini serupa dengan yang
dikemukakan oleh Sardiman (2011:75)
yang menyatakan bahwa motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegaitan belajar.seseorang
tidak memiliki motivasi, kecuali karena
paksaan atau sekedar serimonial. Hasil
belajar akan optimal kalau ada motivasi
yang tepat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
motivasi tinggi hasil belajar lebih tinggi
daripada siswa yang memiliki motivasi
rendah pada siswa yang diajar dengan
model pembelajaran langsung di SMA
Negeri 2 Palu.
KESIMPULAN
1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan model pembelajaran aktif dan
pembelajaran langsung.
2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar matematika siswa yang
memiliki mtivasi tinggi dan hasil belajar
siswa yang memiliki motivasi rendah.
3) Terdapat
interaksi antara model
pembelajaran aktif dan motivasi terhadap
hasil belajar matematika.
4) Khusus untuk motivasi tinggi siswa yang
diajar dengan model pembelajaran aktif
hasil belajar matematika lebih tinggi dari
pada
siswa
yang
diajar
dengan
pembelajaran langsung.
5) Khusus untuk motivasi rendah siswa yang
diajar dengan model pembelajaran aktif
hasil belajar matematika lebih tinggi dari
pada
siswa
yang
diajar
dengan
pembelajaran langsung.
6) Khusus untuk model pembelajaran aktif
siswa yang memiliki motivasi tinggi hasil
Aziza, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa …………………… 58
belajar matematika lebih tinggi dari pada
siswa yang memiliki motivasi rendah.
7) Khusus untuk model pembelajaran
langsung siswa yang memiliki motivasi
tinggi hasil belajar matematika lebih tinggi
dari pada siswa yang memiliki motivasi
rendah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan penuh keikhlasan hati, penulis
haturkan ucapan terimakasih yang setinggitingginya kepada Bapak Prof. Dr. Maxinus
Djaeng, M.Pd., dan Bapak Dr. H. Baso Amri,
M.Si., yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis selama penyusunan artikel ini
berupa arahan dan saran-saran sampai pada
penyusunan artikel ini selesai sehingga layak
untuk dipublikasikan.
DAFTAR RUJUKAN
Akinoğlu, O. dan Tandoğan, O. R. 2007. The
Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on
Students’ Academic Achievement,
Attitude and Concept Learning.
Melalui
<http://www.ejmste.com>
[16/9/2013]
Depdiknas.
2005.
Standar
Nasional
Pendidikan.
Hamdu, G. dan Agustina, L. 2011. Pengaruh
Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar.
Jurnal Penelitian Pendidikan: Vol. 12
No. 1 April 2011, ISSN 1412-565X.
Koyan, I. W. 2012. Statistik Dua Analisis
Varian, Kovarian, dan Jalur. Buku
Ajar 2012. Universitas Pendidikan
Ganesha Press.
Mueller, M., Yankelewitz, D., & Maher, C.
2011. Sense Making as Motivation in
Doing Mathematics: Results from Two
Studies, The Mathematics Educator,
Vol. 20, No. 2, 33–43
Pribadi, A. 2009. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik
Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan
motivasi belajar mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Silberman, L. M. 2011. Active Learning.
Terjemahan Raisul Muttaqien. 1996.
Bandung : Nusamedia dan Nuansa.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Syarifuddin. 2012.
Pengaruh Model
Pembelajaran Aktif Terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Fisika di Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Palu.
Waruwu, F. E. 2006. Belajar dan Motivasi,
Bagaimana Mengembangkan Motivasi
Internal. Jurnal Provitae. Vol. 2, No.
2, November Tahun 2006.
Download