PENGARUH PROPORSI BATU KAPUR TRENGGALEK DAN BATU PECAH PURWOSARI SEBAGAI FILLER TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN DAN INDEKS KEKUATAN SISA PADA LAPIS ASPAL BETON (LASTON) DENGAN PERENDAMAN ASAM Ilanka Cahya Dewi dan Nurul Rochmah Ir. M.Zainul Arifin, MT dan hendi B, ST, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ABSTRAK Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki potensi sebagai daerah strategis pemasok bahan galian, salah satunya adalah batu kapur. Luas wilayah yang mengandung batu kapur 150 km2 dengan luas kabupaten Trenggalek 1261,4 km2. Pemanfaatan batu kapur tersebut kurang optimal, karena umumnya digunakan sebagai material pondasi rumah, sedangkan material jalannya menggunakan batu pecah Trenggalek dan Tulungagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi batu kapur sebagai filler dan variasi kadar aspal pada campuran Laston dan untuk mengetahui nilai indeks kekuatan sisa (IKS) pada kondisi kadar aspal optimum dan kadar filler optimum dengan perendaman asam. Penelitian ini hanya menguji pada skala laboratorium. Agregat kasar dan agregat halus berupa batu kapur Trenggalek. Sedangkan filler merupakan proporsi antara batu kapur Trenggalek dengan batu pecah Purwosari (0:100, 20:80, 40:60, 60:40, 80:20, 100:0). Perlakuan kadar aspal terdiri dari 4 macam, yaitu 4%, 5%,6% dan 7%. Sedangkan gradasi yang digunakan adalah gradasi nomor IV Bina Marga metode Standard Marshall Test dengan 3 perulangan, sehingga tahap pertama ini dibuat 72 benda uji. Analisa yang digunakan adalah dengan diagram pita, iterasi Newton (Generalized Newton’s Method) berdasarkan analisa regresi dan korelasi, serta analisis regresi polinomial berganda diagram 3 dimensi. Kemudian dibuat 36 benda uji pada kondisi optimum tersebut. Dengan rincian 6 benda uji tanpa direndam larutan asam (3 benda uji untuk Marshall Standar dan 3 benda uji untuk Marshall Immersion), 30 benda uji lainnya (3 benda uji untuk Marshall Standart dan 3 benda uji untuk Marshall Immersion, dengan perendaman asam masing-masing 1,7,14,21, 28 hari) direndam dalam larutan asam. Kadar aspal optimum diperoleh sebesar 7,6 % dan kadar filler batu kapur optimum sebesar 100 %, KAO dan KFO ini diperoleh dengan penambahan pembuatan 3 benda uji yang mendekati optimum pada 72 benda uji. Hasil analisis menunjukan bahwa semakin tinggi kadar filler dan kadar aspal, nilai stabilitas naik (>1700 kg) dan setelah mencapai titik optimum (kadar aspal antara 5%-6%), stabilitas menurun. Hasil analisis Marshall dengan perendaman asam pada kondisi kadar aspal optimum dan kadar filler optimum, menunjukkan bahwa stabilitas naik sampai hari ke-14, setelah itu stabilitas menurun. Nilai stabilitas terkecil sebesar 739,873 kg pada perendaman 28 hari, nilai ini masih memenuhi campuran Laston (stabilitas minimal sebesar 550 kg). Berdasarkan grafik, nilai IKS terkecil akibat proses perendaman asam masih memenuhi persyaratan (batas minimum nilai IKS 75%) yaitu sebesar 79,392%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan batu kapur Trenggalek sebagai agregat memberikan kontribusi yang cukup baik dalam menjaga nilai IKS akibat perendaman asam. Kata kunci : proporsi, batu kapur asal Trenggalek, batu pecah, filler, karakteristik,Laston