BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, cair, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung zat cair (uap air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer. (Gabriel, 2001) Sumber air secara garis besar dapat dibagi menjadi : 1. Laut : Air laut Air yang dijumpai di dalam alamberupa air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di bumi. Kadar garam dalam air laut sangat bervariasi dari setiap tempat. Misalnya Laut hitam memiliki kadar garam sagat tinggi dibandingkan degan kadar garam pada samudra pasifik. Laut memiliki banyak fungsi yaitu sebagai suatu keseimbangan darat, laut, dan udara. Sebagai tempat hidup binatang dan tumbuhtumbuhan laut, sebagai sumber air hujan, sebagai ala transportasi, sebagai sarana olahraga, sebagai sarana pariwisata, sebagai sumber mata pencaharian nelayan, sebagai sumber devisa negara misalnya melakukan budi daya mutiara dan lainya, dan sebagai bahan desinfektan atau sebagai bahan pengobatan. Dilihat dari banyanya fungsi yang mampu menunjang kelangsungan makhluk hidup di bumi, 7 8 penting untuk manusia memelihara dan menjaga laut. Namun seiring berubahnya zaman, banyak bangunan yang dibangun dan industriindustri yang membuang limbah ke laut. Air laut mendapatkan pencemaran dari 3 tempat, yaitu dari darat, udara, dan laut. Dari darat ; hampir 90% bahan pencemar berasal dari darat, melalui sungai, air rembesan yang belum disaring dengan baik, melalui pipa WC. Dari udara ; bahan pencemar yang dibuang dari pesawat terbang. Dari laut ; bahan ppencemar dibuang dari kapal laut dan perahu nelayan. Bahan cemaran laut berupa sampah keluarga, bahan kimia dari industri (organik maupun non organik), dan yang paling berbahaya adalah bahan sisa radioaktif. Oleh karena suatu kecelakaan, misalnya tenggelamnya kapal tanker pembawa minyak bumi sehingga laut dicemari baha tambang berupa minyak bumi. Hal ini sangat tidak diharapkan karena sulit mengatasi cemaran tersebut. Pengolahan air laut sebagai air minum di negara- negara di timur tengah memanfaatkan bongkahan es sebagai air minum, selain itu mengolah air laut menjadi air minum melalui teknologi modern. 2. Darat : Air Tanah Air tanah disebut pula air tawar karena tidak terasa asin. Berdasarkan Lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2 bagian iatu air permukaan tanah dan air jauh dari permukaan tanah. Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk. Semua itu sangat tergantung oleh curah hujan. Apabula hujan lebat, air sunga, 9 danau akan pasang. Dan untuk air jauh dari oermukaan atau disebut pula air tertekan yaitu air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Yang termasuk dalam air jauh dari permukaan adalah air sumur bor dan sumur gali. 3. Udara : Air Hujan Meurut Gabriel secara umum, terdapat 2 musim di indonesia, yaitu musim panas dan musim penghujan. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian apabila dikaji lebih mendalam, misalnya: a. Musim hujan terjadi seitar pertengahan Nopember sampai dengan pertengahan Maret (4 bulan). b. Musim panas terjadi mulai dengan pertengahan Maret sampai dengan pertengahan Juli. Musim panas dibagi dalam 2 tahap yaitu transisi (selama 2 bulan) ada hujan dan panas silih berganti dan musim panas sebenarnya (selama 2 bulan). c. Musim pancaroba terjadi mulai pertengahan bulan juli sampai dengan pertengahan bulan September. Pada bulan-bulan ini udara terasa panas dan terdapat angin kencang yang berubah – ubah arah. d. Musim dingin terjadi pertengahan bulan September sampai denganpertengahan bulan Nopember. Pada musim ini siang hari terasa sangat panas dan malam hari terasa dingin sekali. Dengan mengetahui perubahan musim ini maka dapat ditelusuri terjadinya hujan. Pada musim panas, matahari memanasi permukaan bumi; seperti sungai, danau, air laut sehingga terjadi evaporasi 10 (penguapan), tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia terjadi proses transpirasi/penguapan pula.Uap air ini akan melambung naik ke atas sampai suatu titik dimana suhu udara sekitarnya sama dengan suhu uap air yang menguap, selanjutnya terjadi titik kondensasi dan terbentu awan. Pada saat ini akan terjadi proses presipitasi (Proses turunnya hujan). Air merupakan sumber daya alam yang melimpah, dapat ditemukan disetiap tempat di permukaan bumi, air juga merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air amat mutlak, hampir semua aktifitas manusia memerlukan air, kebutuhan air bagi manusia tidak saja untuk keperluan hidup seharihari seperti makan dan minum tetapi juga sebagai alat transportasi, pembangkit tenaga, pertanian, peternakan dan banyak lagi kepentingan dari air. Air yang dimanfaatkan manusia untuk keperluan hidup sehari-hari adalah air yang berkualitas sesuai standar yang telah ditetapkan oleh instansi/lembaga dimana standar tersebut merupakan hasil riset mutakhir sesuai dengan ilmu dan teknologi kesehatan yang berkembang saat ini sehingga dapat memberikan jaminan kesehatan, namun air yang melimpah itu kualitasnya banyak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan itu sehingga diperlukan usaha untuk memperbaikinya. (Sapparudin, 2010) Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tak ada rasanya. Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, 3 titik didih 100°C dan kerapatan 1,0 g/cm pada suhu 4°C. Ukuran satu molekul air sangat kecil, umumnya bergaris tengah sekitar 3 A (0,3 nm atau 3x10-8 cm). 11 Wujud air dapat berupa cairan, gas (uap air) dan padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah, karena di dalamnya terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: 2H2O + - H3O + OH Secara keseluruhan tubuh manusia mengandung 60-85 % air. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface water), air tanah (ground water) dan air laut (seawater). Air tersebut tidak dapat langsung dimanfaatkan, karena tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal dari bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian dan lain-lain). 2.2 Air Tanah Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Air tanah memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber yang lainnya karena air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi tinggi. Zat-zat tersebut antara lain magnesium, kalsium, dan besi yang menyebabkan kesadahan. Berdasarkan Lokasi air tanah dibagi dalam 2 bagian yaitu: 12 1. Air Permukaan Tanah Yang termasuk dalam air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk (buatan). Jumlah air permukaan tanah ditentukan oleh intensitas hujan. Dimana apabila terjadi hujan lebat, air permukaan akan pasang. Beberapa keuntungan penggunaan air hujan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih adalah sebagai berikut : (1) meminimalisasi dampak lingkungan ; Penggunaan instrumen yang sudah ada (atap rumah, tempat parkir, taman, dan lain-lain) dapat menghemat pengadaan instrumen baru dan meminimalisasi dampak lingkungan. (2) lebih bersih: air hujan yang dikumpulkan relatif lebih bersih dan kualitasnya memenuhi persyaratan sebagai air baku air bersih dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut (3) kondisi darurat: Air hujan sebagai cadangan air bersih sangat penting penggunaannya pada saat darurat atau terdapat gangguan sistem penyediaan air bersih, terutama pada saat terjadi bencana alam. Selain itu air hujan bisa diperoleh di lokasi tanpa membutuhkan sistem penyaluran air (4) sebagai cadangan air bersih: permanenan air hujan dapat mengurangi ketergantungan pada sistem penyediaan air bersih. (5) sebagai salah satu upaya konservasi. Air permukaan tanah biasanya dicemari oleh sampah keluarga, kotoran hewan, dan limbah industri sehingga daalam mengkonsumsi air ini perlu ekkstra hati – hati. 13 2. Air Jauh dari Permukaan Tanah Air jauh dari permukaan tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Yang termasuk dalam air jauh dari permukaan tanah yaitu : 1. Sumur Gali Diameter dari sumur gali adalah antara 0,8-1 meter dan kedalaman sumur gali tergantung dari lapisan tanah, ketinggian dari permukaan laut, ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Umumnya : a. Tanah Sawah : sumur gali kedalaman cukup 3-5 meter telah memperoleh air bebas. b. Tanah Berpasir : sumur gali kedalaman cukup 6-8 meter telah memperoleh air bebas. c. Tanah Liat/Berpadas : kedalaman sumur gali ≥12 meter baru mmeperoleh air bebas. d. Tanah Kapur/Berbukit : umumnya sumur gali harus ≥40 meter baru diperoleh air bebas. Keadaan/sifat air sumur gali : a. Ketinggian air bebas umunya sekitar 1-3 meter dari dasar sumur. b. Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil dan tergantung oleh musim. 14 c. Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada. Tanah sawah airnya kekuning-kuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk, tanah liat/padas airnya terasa sedikit sepat, dan tanah kapur airnya terasa sedikit sepat serta warnanya kehijau hijauan. d. Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur. e. Mengandung algae dalam jumlah sedikit. f. Mengandung bakteri cukup banyak. 2. Sumur Bor Sumur yang terbentuk melalui pengeboran disebut sumur bor. Menurut Gabriel, 2001 Lubang sumur biasanya 4 dim atau 5 dim dan kedalaman sumur tergantung lapisan tanah : a. Tanah berpasir : kedalaman sumur bor antara 20-40 meter sudah memperoleh air. Biasanya airnya naik 5-7 meter dari permukaan tanah. b. Tanah liat/padas : kedalaman sumur bor antara 40-60 meter akan diperoleh air yang baik dan air akan naik mencapai 7 meter dari permukaan tanah. c. Tanah berkapur : biasanya sumur dibuat dengan kedalaman diatas 60 meter kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak bisa naik ke atas dengan sendirinya. d. Tanah berbukit : biasanya sumur dibuat diatas 100 meter atau 200 meter, kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air 15 yang diperoleh sukar atau tidak bisa naik ke atas dengan sendirinya. Keadaan atau sifat air sumur bor : a. Air jernih dan rasanya sejuk. b. Percemara air kemungkinan tipis untuk terjadi. c. Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali. d. Jumlah algae di dalam sumur bor jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sumur gali. Air sumur yang berada di Desa Adat bualu dimanfaatkan sebagai keperluan domestik dan industri. Dimana salah satunya adalah untuk dikonsumsi. Air sumur yang dikonsumsi oleh masyarakat desa adat bualu adalah dengan cara diminum langsung. Perilaku masyarakat tersebut tentu saja dapat dikatakan kurang baik untuk kesehatan. Secara umum air sumur hanya digunakan untuk air bersih. Namun masyarakat Desa Adat Bualu meyakini air tersebut sudah bersih maka dari itu air sumur tersebut dikonsumsi tanpa adanya proses sebelum dikonsumsi. 2.3 Kualitas Air Bersih dan Air Minum Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Nilai kualitas air ditunjukkan berdasarkan masing-masing golongan. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut. 1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. 16 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Syarat-Syarat Air Minum Menurut Sutrisno (2007), dari segi kualitas air minum harus memenuhi: 1. Syarat Fisik a. Air tidak boleh berbau Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae. b. Air tidak boleh berasa Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya tergantung pada penyebab timbulnya bau tersebut. c. Air tidak boleh berwarna Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. d. Kekeruhan Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari 17 lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang biakannya. e. Suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 250C) Suhu air hendaknya di bawah sela udara agar Tidak pelarutan kimia yang ada pada saluran/pipa Menghambat yang reaksi-reaksi dapat membahayakan biokimia didalam kesehatan, saluran/pipa, Mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, Bila diminum air dapat menghilangkan dahaga. f. Jumlah zat padat terlarut (TDS) TDS biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan juga akan naik pula. 2. Syarat Kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampui batas yang telah ditentukan. 3. Syarat Bakteriologi. Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 0 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah: a) Bakteri typshum b) Vibrio colereae c) Bakteri dysentriae d) Entamoeba histolyhes 18 e) Bakteri enteritis (penyakit perut) Air yang mengandung Coli dianggap telah terkontaminasi (tercemar) dengan kotoran manusia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum dimana untuk Bakteriologi atau Mikrobiologi kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0 per 100 ml sample. Dan untuk Fluoridenya 1,5 mg/l. 2.4 Fluorida 2.4.1 Definisi Fluorida Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam, ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride. Indikasi dari penggunaan fluor yaitu pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi, gigi dengan permukaan akar yang terbuka, gigi yang sensitif, anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh : down syndrome), dan pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik. Sedangkan kontraindikasi dari penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah, pasien yang tinggal dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluor tinggi, dan ada kavitas besar yang terbuka. 19 2.4.2 Sumber Fluorida Beberapa sumber-sumber fluor antara lain : a. Fluor di lithosphere Fluorine merupakan elemen kimia yang bersifat paling elektronegatif karena itu tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk elemen bebas. Fluorine hanya terdapat dalam bentuk ikatan kimiawi, mempunyai urutan elemen ke-17 yang paling sering ditemukan dan merupakan 0,06 - 0,9% dari keseluruhan kulit bumi. Fluor dalam batu dan tanah ditemukan dalam berbagai minum. Seperti : fluor spar, kriolit, apatit, mika, minum hitam (horn black) dan sejumlah “pegmatif” seperti topaz dan tourmalin. b. Fluor dalam air Semua air mengandung fluor dalam konsentrasi yang berbeda-beda sebagian besar tersedia untuk manusia berkaitan dengan siklus hidrologis, yang berarti bahwa air berasal dari laut. Air laut mempunyai kandungan fluor yang besar dengan konsentrasi 0,8 – 1,4 mg/liter. Kadar fluor air danau, sungai dan air sumur buatan umumnya dibawah 0,5 mg/liter. Air yang tertahan dalam sedimen selama pengendapannya serta air panas yang berasal dari gunung berapi dan endapan minum epitermal biasanya mempunyai kadar fluor 3-6 mg/liter. 20 c. Fluor di udara Fluor di udara berasal dari debu tanah yang mengandung fluor dari limbah gas industri dari pembakaran batu bara domestik dan dari gas yang dikeluarkan dari daerah gunung berapi. d. Fluor dalam makanan dan minuman Berbagai evaluasi terhadap makanan pembawa fluor memperlihatkan bahwa fluor dalam makanan menunjukkan konsentrasi yang rendah sebelum diproses (0,1 – 2,5 mg/kg). Tanaman teh mempunyai konsentrasi fluor berkisar antara 3,2 – 4,00 mg/kg. Sementara seduhannya mengandung fluor sampai dengan 8,6 mg/liter. e. Fluor dalam garam Sejumlah penelitian mengemukakan hasilnya bahwa garam berfluor mempunyai pengaruh, yang besar dalam menghambat karies, sama dengan fluor dalam air minum bilamana digunakan pada konsentrasi dan pemakaian yang tepat. 2.4.3 Dampak Kekurangan Fluorida Dampak Kekurangan Fluor dapat menyebabkan : 1. Kerusakan gigi yang berlebihan. 2. Kekurangan fluor ini akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh. 3. Selain gigi menjadi rapuh, bila kekurangan flour ini dapat menyebabkan gigi mudah terserang karies atau gigi gigis (caries dentis). 4. Terjadi perubahan warna pada gigi anak. 5. Dapat terjadi penipisan tulang. 21 2.4.4 Dampak Kelebihan Fluorida Tingginya kandungan fluor pada air minum mengakibatkan kerusakan pada gigi. Semua zat bila digunakan tidak semestinya atau berlebihan maka akan menyebabkan masalah atau berbahaya bagi kesehatan. Konsumsi 2 ppm fluor dapat menyebabkan mottled enamel, 5 ppm dapat menyebabkan osteosklerosis, 50 ppm dapat menyebabkan kelainan kalenjar tiroid, 120 ppm dapat menyebabkan retardasi mental, 125 ppm dapat menyebabkan penyakit ginjal, dan 2,5 gram sampai 5 gram dapat menyebabkan dosis akut dan kematian. Kelebihan flour dapat mengakibatkan kelainan tulang dan gigi. Flour dalam tubuh separuhnya akan disimpan dalam tulang dan terus bertambah sesuai umur, akibatnya tulang menjadi mudah patah karena terjadi flourosis pada tulang. Pemerintah telah menetapkan batasan kandungan fluoride dalam air minum melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Dalam aturan tersebut, air minum tidak boleh mengandung lebih dari 1,5 mg per liter. Batasan yang sama juga ditetapkan oleh World Health Organization (WHO, 2011) sebesar 1,5 mg per liter. Batasan yang lebih ketat bahkan ditetapkan dalam SNI 01-35532006 tentang Air Minum dalam Kemasan bahwa kandungan fluoride dalam air mineral tidak boleh melebihi 1 mg per liter. Akan tetapi untuk hasil penelitian ini peraturan yang akan dibandingkan adalah Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 tentang kadar fluoride berdasarkan kelas. Gejala keracunan fluorida akut hampir sama dengan penyakit umum lainnya (misalnya, sakit perut, mual, flu), 80 % insiden keracunan fluorida terjadi pada anak usia 6 tahun dengan kadar fluorida 5mg/kgBB. Sebagaimana dicatat dalam 22 Journal of Public Health Dentistry : "Memperkirakan kejadian eksposur fluorida beracun nasional juga diperumit oleh adanya bias. Orang tua atau pengasuh mungkin tidak menyadari gejala yang terkait dengan toksisitas fluorida ringan seperti kolik atau gastroenteritis, terutama jika mereka tidak melihat anak menelan fluorida. Demikian pula, karena sifat spesifik dari gejala ringan sampai sedang, dokter tidak mungkin untuk memasukkan toksisitas fluorida tanpa riwayat konsumsi fluorida." Meskipun insiden kejadian tertelan nya pasta gigi pada anak banyak yang tidak terdiagnosis, jumlah laporan ke Poison Control Center di AS mengalami peningkatan sejak Food and Drugs Administration (FDA) mengeluarkan peringatan bahaya racun Flourida. Memang, di awal 1990-an (sebelum peringatan FDA), ada sekitar 1.000 laporan keracunan setiap tahun dari pasta gigi fluoride. Saat ini, terdapat peningkatan 20 kali lipat sejak FDA menambahkan peringatan. (Savirah, 2014) 2.5 Bakteriologi Air sumur pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah difiltrasi (disaring) oleh lapisan tanah yang dilewatinya, namun kebersihan air secara kasat mata belum tentu mengindikasikan terbebasnya air tersebut dari kontaminasi bakteri, kebersihan dan kontaminasi bakteri pada air sumur sangat berkaitan erat dengan lingkungan sekitar sumur (Nurdin, 2007). Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi 23 bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh (Pracoyo, 2006). Pencemaran air yang disebabkan oleh kontaminasi limbah toilet (fecal contamination) merupakan permasalahan yang cukup serius, dikarenakan adanya potensi penularan penyakit oleh patogen (organisme penyebab penyakit). Seringkali konsentrasi patogen yang berasal dari kontaminasi limbah toilet terdapat dalam jumlah yang relatif kecil, namun demikian besar kemungkinan adanya patogen lain yang terikut pada saat terjadi kontaminasi. Hal tersebut menyebabkan pengujian patogen dalam setiap sampel air yang diambil menjadi tidak praktis dan efisien. Pengamatan keberadaan patogen secara praktis dapat dilakukan dengan melakukan pengujian keberadaan organisme indikator pencemaran seperti bakteri Koliform. Bakteri tersebut berasal dari sumber yang sama dengan organisme patogenik. Bakteri Koliform cukup mudah diidentifikasi dan pada umumnya terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan patogen yang lebih berbahaya. Selain itu, karakteristik cara penanganan bakteri coliform di lingkungan, instalasi pengolahan limbah serta instalasi pengolahan air memiliki banyak kesamaan dengan banyak patogen. Oleh karena itu, pengujian keberadaan bakteri coliform merupakan metode yang rasional sebagai indikasi keberadaan bakteri patogen lain di lingkungan. Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu ; 1. Bakteri coliform golongan fekal misalnya Escherichia coli 2. Bakteri coliform golongan non fekal.misalnya Enterobakter aerogenes 24 E. Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan seharihari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius (Suriaman, 2008). Indonesia sejak tahun 1968 E.coli lebih banyak diperhatikan sebagai penyebab diare pada bayi atas dasar hasil yang diperoleh pada tahun tersebut di Bandung oleh Soeprapti Thaib dkk.(1968) yaitu 41,9% (88 dari 210 tinja) pada bayi yang berumur 0-6 bulan dan 35,3% (45 dari 136 tinja) pada bayi umur 6-12 bulan, Ono Dewanoto dkk.(1969) melaporkan 36,2% (163 dari 448 tinja) untuk bayi berumur 0-24 bulan dan Gracey dkk.(1973) melaporkan angka 35,0% (7 dari 20 tinja bayi 0-24 bulan yang dirawat di Bangsal Gastroenterologi Anak RSCK/FKUI Jakarta) pada tahun 1973. Sejak tahun 1975, perhatian terhadap penyakit diare akut beralih dari E.Coli enteropatogenik (EPEC) ke E.coli enterotoksigenik (ETEC) disamping Rotavirus dan Salmonella Oranienburg. E. coli enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Beberapa E.coli dapat menyebabkan diare berdarah dan berinvasi ke usus besar. Strain ini terdiri dari sejumlah kecil serogrup yang dapat dibedakan dari E.coli Enterotoksegenik dan E.coli enteropatogenik dan disebut E.coli enteroinvasif. Strain ini seperti organisme lain yang bersifat invasif, sering juga terdapat dalam tinja yang penuh dengan leukosit dan eritrosit (Suharyono, 2008). Dampak kesehatan yang menurun juga dirasakan oleh orang Dewasa. Dimana juga mengkonsumsi air yang mengandung banyak ecoli akan menyebabkan diare. Meski orang Dewasa sudah memiliki kekebalan yang lebih 25 tinggi daripada bayi, namun e.coli juga dapat berakibat terganggunya aktifitas sehari-hari bagi orang Dewasa. Ciri ciri dari kelompok bakteri coliform adalah Semua bakteri yang berbentuk batang, Gram negative, Tidak membentuk spora, mampu memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 37 derajat dalam waktu kurang lebih 48 jam, dapat menghasilkan senyawa indole yang terkandung di air pepton yang mengandung asam amino triptofan, tidak dapat menggunakan natrium sitrat sebagai satu satunya sumber karbon, Fekal Coliform, seperti bakteri lainnya, biasanya dapat dihambat pertumbuhannya dengan air mendidih atau dengan memperlakukan dengan klorin. Mencuci bersih dengan sabun setelah kontak dengan air yang tercemar juga dapat membantu mencegah infeksi.