Suhendra Asep Suryanto suhendraekonomi@gmail

advertisement
IMPLEMENTASI PERDA KOTA TASIKMALAYA
TENTANG EKONOMI SYARIAH DALAM MEWUJUDKAN KOPERASI
SEKOLAH BERBASIS SYARIAH
Suhendra
Asep Suryanto
[email protected]
[email protected]
ABSTRAK
Penomena koperasi sekolah sampai saat ini masih beroperasi dengan
menggunakan sistem konvensional, yaitu transaksi simpan pinjamnya masih
menggunakan konsep bunga Sementara menurut fatwa MUI nomor 1 tahun 2004
tentang bunga bank menyatakan bahwa : 1) Praktek pembungaan uang saat ini
telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba
nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk
riba, dan riba haram hukumnya; 2) Praktek pembungaan tersebut hukumnya
adalah haram, baik dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian,
Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh
individu.Peraturan Daerah (Perda) No.07/2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan
Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya pasal pasal 11 ayat 3 secara tegas dan
jelas menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, setiap muslim :
a). diutamakan menggunakan sistem ekonomi syari’ah; b). dilarang melakukan praktek
riba dan/atau ijon; dan c). dalam melakukan usaha jasa pembiayaan keuangan,
diutamakan menerapkan sistem ekonomi syari’ah atau membentuk unit usaha syari’ah
yang terpisah dari usaha konvensional.
Oleh karena it, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui solusi dalam implementasi
perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah
berbasis syariah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode Analytic Network Process (ANP). Dengan metode ini
diharapkan dapat melakukan peramalan mengenai cara mengimpelementasikan
Perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah
berbasis syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi yang harus ditempuh untuk
mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah adalah sebagai berikut : 1)
kebijakan pimpinan sekolah yang sifatnya mendukung berupa anjuran kepada
siswa untuk membentuk, serta memanfaatkan koperasi syariah. 2) pembinaan
tentang koperasi syariah dari dinas koperasi kepada siswa dan pembimbing
koperasi sekolah, artinya bahwa pihak pemerintah melalui dinas koperasi
bekerjasama dengan dinas pendidikan mengadakan edukasi atau pembinaan
kepada para siswa serta pembina koperasi sekolah tentang koperasi syariah.
1
Keynote : Perda, Koperasi Sekolah, Syariah Islam
PENDAHULUAN
Pembahasantentang ekonomi Islam merupakan suatu hal yang sangat
menarik. Kemunculan ekononomi Islam di pandang sebagai sebuah gerakanbaru
yang mencoba untuk membuat kontruksi baru sistem ekonomi dengan
menyertakan nilai-nilai keadilan yang universal dengan berlandaskan wahyu
Tuhan, yaitu al Qur’an dan al Sunnah. Sistem ekonomi Islam ini diyakini sebagai
solusi atas kegagalan sistem ekonomi kafitalis dan sosialis yang selama ini
dominan dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi dunia yang semakin
rumit.
Pada hakikatnya ekonomi Islam merupakan pengejawantahan ajaran Islam
dalam ruang lingkup muamalah Maliyah sekaligus menepis anggapan bahwa
Islam adalah agama yang hanya mengatur persoalanibadah atau komunikasi
vertikal antara manusia (mahluk) dengan Allah SWT (khaliq) nya.
Apabila ditinjau dari perspektif ajaran Islam maka mengimplementasikan
ajaran Islam khususnya praktek lembaga syariah demi untuk menghindari riba
adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Di
samping itu, umat Islam jelas akan diuntungkan, bukan saja urusan ukhrawi tetapi
juga urusan duniawi, secara ekonomi bukan ketika melakukan transaksi dengan
prinsip syariah, karena transaksi secara Islami akan menguntungkan kedua belah
pihak yang melakukan transaksi.
Terlebih secara hukum positif peluang untuk mengamalkan ajaran Islam
dalam bidang keuangan terbuka lebar dengan lahirnya undang-undang yang
memberikan dasar untuk berdirinya lembaga keuangan syariah.
Untuk kasus di Kota Tasikmalaya terdapat Peraturan Daerah (Perda)
No.07/2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota
Tasikmalaya. Dalam bab 5 diatur mengenai pelaksanaan norma-norma dalam
kehidupan masyarakat bahwa pasal 5 ayat 1 menyebutkan : Setiap orang wajib
melaksanakan ajaran agamanya masing-masing sebagai tuntunan dan pedoman
hidup, baik dalam menjalankan kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
2
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Ayat 2 nya menyebutkan bahwa dalam
upaya mewujudkan ajaran agama sebagai tuntunan dan pedoman hidup, maka
setiap orang agar senantiasa menyeru kepada kebajikan dan mencegah hal-hal
yang tercela dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan warga masyarakat Kota
Tasikmalaya berkewajiban untuk mencegah dan menghindari perbuatan tercela
sebagaimana disebutkan pasal 5 ayat 4, yaitu “Setiap orang wajib mencegah dan
menghindari perbuatan tercela yang dapat menimbulkan kerugian dan keruntuhan
akhlak, moral dan sosial”. Adapun diantara perbuatan tercela tersebut
sebagaimana disebutkan pada pasal 5 ayat 5 poin i, yaitu praktek riba, ijon, dan
sejenisnya.
Pada bagian empat mengenai kegiatan perekonomian pasal pasal 11 ayat 3
secara tegas dan jelas menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan kegiatan
perekonomian, setiap muslim : a). diutamakan menggunakan sistem ekonomi
syari’ah; b). dilarang melakukan praktek riba dan/atau ijon; dan c). dalam
melakukan usaha jasa pembiayaan keuangan, diutamakan menerapkan sistem
ekonomi syari’ah atau membentuk unit usaha syari’ah yang terpisah dari usaha
konvensional”.1
Koperasi sekolah adalah bagian dari lembaga keuangan, dimana koperasi
tersebut didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas
siswasekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai
jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah
pertama, dan seterusnya. Adapun koperasi sekolah juga dapat dimaknai sebagai
koperasi yang berada pada lembaga pendidikan lain, selain pendidikan formal,
seperti yayasan, lembaga masyarakat, pesantren, dll.2
Pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam
rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian,
tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program
pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
1
Peraturan daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan
Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah, diakses tanggal 14 April 2016
3
Koperasi sekolah sebagai salah satu wahana bagi siswa dalam menempa
diri, untuk memiliki dan menumbuhkan sikap wirausaha menjadi sangat penting
keberadaanya.3
Penomena koperasi sekolah sampai ini masih beroperasi dengan
menggunakan sistem konvensional, yaitu transaksi simpan pinjamnya masih
menggunakan konsep bunga Sementara menurut fatwa MUI nomor 1 tahun 2004
tentang bunga bank menyatakan bahwa : 1) Praktek pembungaan uang saat ini
telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba
nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk
riba, dan riba haram hukumnya; 2) Praktek pembungaan tersebut hukumnya
adalah haram, baik dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian,
Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.
Oleh karena itu, penelitian mengenai implementasi perda Kota
Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis
syariah sangat penting untuk dilakukan, sehingga dapat diketahui kendala dan
solusinya.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan penelitian adalah
bagaimana implementasi perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam
mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah?
LANDASAN TEORITIS
Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah merupakan koperasi yang didirikan di lingkungan
sekolah yang anggota-anggotanya terdiri dari guru dan para siswa dimana
dibimbing oleh pembimbing yang terdiri dari guru-guru sekolah yang bersangkutan. Koperasi sekolah didirikan dalam rangka menanamkan sikap
kemandirian siswa untuk berkembang dan terampil dalam ber-wirausaha. Dan
juga menumbuhkan sikap per-caya diri kreatif dan inovatif sehingga setelah lulus
3
Iin Nurbudiyani, Pengembangan Model Kewirausahaan SMK Melalui Koperasi Sekolah,
Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 2, Juni 2013, Hal 46 – 53
4
dapat mengembangkan keterampilan ter-sebut, lulusan tidak hanya pencari kerja
tetapi dapat membuka lapangan kerja terutama bagi dirinya sendiri.4
Sebenarnya koperasi sekolah sebagai salah satu bentuk koperasi, dalam
operasionalnya tidak berbeda dengan koperasi-koperasi lainnya. Jika koperasi
sekolah itu berbasis syariah, maka koperasi sekolah sama dengan koperasi syariah
lainnya.
Syariah Islam
Istilah syariah dalam kontek kajian hokum Islam lebih menggambarkan
kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyri’. Pada
saat istilah tersebut dipakai dalam pembahasan hukum menjadi bermakna “segala
sesuatu yan disyariatkan Allah SWT kepada hamba-hambaNya sebagai jalan
untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian syariat Islam adalah segala peraturan yang bersumber
dari Allah SWT dan RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SAW yang diperuntukan
bagi kaum muslimin dan muslimah sebagai pedoman hidup.
Kewajiban Menegakkan Syariah Islam
Seorang Muslim Berkewajiban Menegakkan Syariat IslamMelaksanakan
syariah Islam bagi umat muslim hukumnya adalah wajib ‘ain, baik dalam
aspekubudiyyah maupun muamalah (ghoer mahdhah).Contoh : Ubudiyyah : salat,
zakat, shaum.Muamalah : nikah, transaksi bisnis, dll.
Koperasi Syariah bagian dari Ajaran Islam
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dari aspek yang
paling sederhana sampai aspek yang sangat kompleks. Untuk aspek muamalah
Islam dapat digambarkan sebagai berikut :
4
Margareta Lilis Lindawati, Suyanto, peran Koperasi Sekolah dalam Meningkatkan Sikap
Kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Wonogiri, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2,
No 2, September 2015 (170-180)
5
Adapun mengenai koperasi syariah merupakan salah satu bagian yang
tidak terpisahkan dari keuangan Islam. Oleh karena itu hubungan antara ajaran
Islam dengan koperasi syariah (keuangan Islam) dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/kerjasama. Lembaga ini
adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang
sehat, baik, dan halal. Oleh sebab itu, makalah ini akan mencoba membahas
mengenai koperasi syariah yang berlandaskan kepada syariat islam.
Koperasi yang merupakan bagian dari pilar penyokong perekonomian
indonesia berkembang seiring dengan perkembangan zaman tidak terkecuali
6
model dan juga bentuk jasa yang diberikan. Agar mampu bersaing dengan
lembaga –lembaga ekonomi lainnya koperasi mulai berimprofisasi menjadi
berbagai macam namun tidak menghilangkan bentuk dari koperasi itu sendiri
yang berbasis pada kerakyatan.
Prinsip-prinsip Islam dalam Operasional Koperasi
Prinsip syariah Islam yang harus diterapkan dalam operasioanl lembaga
keuangan (koperasi) adalah sebagai berikut :
1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya;
2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money);
3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai barang;
4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif, anti maisir
(gambling);dan
5. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. atau anti gharar
(manipulasi);
6. Larangan menjalankan monopoli;
7. Memberikan dan mengelola zakat.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode Analytic Network Process (ANP). Dengan metode ini
diharapkan dapat melakukan peramalan mengenai cara mengimpelementasikan
Perda Kota Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah
berbasis syariah.
Dalam metode Analytic Network Process (ANP), data yang digunakan
adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara (indepth interview) pada
pertemuan pertama dengan pakar koperasi, praktisi koperasi syariah, dan regulator
yang memiliki pemahaman tentang koperasi sekolah dan koperasi syariah.
Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner pada pertemuan kedua dengan responden.
7
Data siap olah dalam ANP adalah variabel-variabel penilaian responden terhadap
masalah yang menjadi objek penelitian dalam skala numerik (Jarkasih, 2008).
Peubah yang diamati
 Pemahaman guru dan siswa mengenai ysriah islam
tentang ekonomi
Implementasi
Perda
Ekonomi Pemahaman guru dan siswa mengenai koperasi
Syariah
dalam sekolah berbasis syariah
mewujudkan
 Kondisi objektif sekolah
kopersi
sekolah
berbasis syariah
Karakter koperasi sekolah
Strategi sebagai problem solving untuk mewujudkan
koperasi sekolah berbasis syariah
Peubah yang diamati dalam penelitian ini baru bersifat sementara yang
digunakan sebagai pedoman awal dalam proses pengumpulan data melalui
interview.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi regulator, Dinas Koperasi dan
UMKM kota Tasikmalaya, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, dan 10 orang
guru dari berbagai sekolah menengah di Kota Tasikmalaya dan 10 orang siswa
dari berbagai sekolah menengah di Kota Tasikmalaya. Pemilihan responden pada
penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan pemahaman responden
terhadap permasalahan implementasi perda ekonomi syariah dalam mewujudkan
koperasi sekolah berbasis syariah di Tasikmalaya. Jumlah responden sebanyak 24
orang.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam metode ANP dilakukan dengan 2 (dua)
tahap, yaitu tahap pertama dengan interview dan tahap kedua menggunakan
questioner. Pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa pairwise comparison
(pembandingan pasangan) antar elemen dalam cluster untuk mengetahui mana di
8
antara keduanya yang lebih besar pengaruhnya (lebih dominan) dan seberapa
besar perbedaannya dilihat dari satu sisi. Skala numerik 1-9 yang digunakan
merupakan terjemahan dari penilaian verbal sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1:
Perbandingan Skala Verbal dan Skala Numerik
SKALA VERBAL
Amat sangat lebih besar
pengaruhnya
SKALA NUMERIK
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Sangat lebih besar pengaruhnya
Lebih besar pengaruhnya
Sedikit lebih besar pengaruhnya
Sama besar pengaruhnya
Sumber : Ascarya (2005)
Analisis Data Informasi
a.
Melakukan Strukturisasi pada Kompleksitas
Pada tahap ini peneliti melakukankompleksitas struktur secara hierarkis ke
dalam cluster-cluster yang homogen dari faktor-faktor.
b.
Pengukuran ke dalam skala rasio
Pada tahap ini peneliti melakukan pengukuran dalam skala rasio pada
semua level terendah dari hierarki/jaringan, termasuk level terendah. Skala rasio
ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak hanya digunakan untuk aplikasi
pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi lain, seperti untuk aplikasi alokasi sumber
daya.
c.
Sintesis
1) Geometric Mean
Geometric
mean
merupakan
jenis
penghitungan
rata-rata
yang
menunjukan tendensi atau nilai tertentu dimana memiliki formula sebagai berikut
(Ascarya, 2011):
9
(3.1)
2) Rater Agreement
Rater agreement adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian
(persetujuan) para responden (R1-Rn) terhadap suatu masalah dalam satu cluster.
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur rater agreement adalah Kendall’s
Coefficient of Concordance (W;0< W≤ 1). W=1 menunjukan kesesuaian yang
sempurna (Ascarya, 2011).
Untuk menghitung Kendall’s (W), yang pertama adalah dengan
memberikan ranking pada setiap jawaban kemudian menjumlahkannya.
(3.2)
Nilai rata-rata dari total ranking adalah:
(3.3)
Jumlah kuadrat deviasi (S), dihitung dengan formula:
(3.4)
Sehingga diperoleh Kendall’s W, yaitu:
(3.5)
Jika nilai pengujian W sebesar 1 (W=1), dapat disimpulkan bahwa
penilaian atau pendapat dari para responden memiliki kesesuaian yang sempurna.
Sedangkan ketika nilai W sebesar 0 atau semakin mendekati 0, maka menunjukan
adanya ketidaksesuaian antar jawaban responden atau jawaban bervariatif
(Ascarya, 2011).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis dengan menggunakan software super decision berdasarkan
konsensus dari para responden yaitu orang yang paling mengetahui kondisi
implementasi Perda kota Tasikmalaya tentang tata nilai pada pendirian koperasi
sekolah berbasis syariah di tingkat menengah atas, baik dari kalangan praktisi,
akademisi, pengamat maupun regulasi, bahwa solusi implementasi perda Kota
10
Tasikmalaya nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis
syariah adalah meliputi solusi internal (sekolah) dan solusi eksternal dari
Pemerintah yang meliputi Dinas Koperasi dan Dinas Pendidikan Kota
Tasikmalaya.
Solusi yang paling prioritas dalam implementasi perda Kota Tasikmalaya
nomor 7 tahun 2014 dalam mewujudkan koperasi sekolah berbasis syariah adalah
berupa kebijakan pimpinan sekolah yang sifatnya mendukung berupa anjuran
kepada siswa untuk membentuk, serta memanfaatkan koperasi syariah.
Dalam hal ini peran pimpinan sekolah dalam mendirikan koperasi sekolah
berbasis syariah sangat besar. Wewenang yang dimiliki memungkinkan untuk
lahirnya koperasi sekolah berbasis syariah. Tingkat kepatuhan siswa sangat besar
manakala perintah itu lahir dari piminan sekolah, selama kebijakan atau perintah
itu tidak bertentangan dengan aturan yang ada. Ketika kebijakan tersebut sudah
dikeluarkan, langkah selanjutnya adalah perintah untuk memanfaatkan koperasi
syariah yang sudah dibentuk, disertai dengan pengawasan yang intensif melalui
pembina koperasi yang ditunjuk oleh pimpinan sekolah, agar koperasi syariah ini
bisa bertahan dan berkembang.
Nilai rater agreement prioritas aspek solusi
internal sebesar W=0,855 sehingga koefisien ini cukup besar dan menunjukkan
kesamaan jawaban dari tiap responden
Selanjutnya solusi prioritas aspek yaitu pembinaan tentang koperasi
syariah dari dinas koperasi kepada siswa dan pembimbing koperasi. Ini menjadi
solusi yang paling tinggi dibandingkan dengan solusi yang lainnya. Maksud dari
solusi ini adalah pihak pemerintah melalui dinas koperasi dan bekerjasama dengan
dinas pendidikan mengadakan sebuah edukasi/ pembinaan kepada para siswa serta
pembina koperasi tentang koperasi syariah. Pemahaman yang minim tentang
koperasi syariah menjadi penghambat dalam pendirian koperasi sekolah berbasis
syariah. Dalam pelaksanaanya, dinas koperasi dapat bekerjasama dengan
PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) yang berada di kota Tasikmalaya, dan
pihak akademisi yang memiliki pemahaman tentang ekonomi syariah seperti
dosen. Pembinaan ini dapat diikuti oleh seluruh siswa dan pembimbing koperasi,
11
atau bahkan bisa menghadirkan seluruh bagian yang ada di sekolah. Agar
pembinaan atau edukasi ini tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka
pelaksanaannyapun harus dilaksanakan secara rutin.
Hal nii ditunjukan dengan nilai rater agreement aspek solusi eksternal
sebesar W=0,605 atau 60,5%,
sehingga koefisien yang cukup besar ini
menunjukkan jawaban di antara para responden bersifat homogen.
Jika dikaitkan antara solusi internal yang paling dominan dengan solusi
eksternal yang paling dominan juga, maka memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Artinya, demi terwujudnya koperasi sekolah berbasis syariah maka perlu
kerjasama yang baik dari kedua belah pihak yaitu pihak pimpinan sekolah dengan
dinas koperasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ashshiddiqi, Hasbi, dkk, 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Departemen
Agama RI.
Ascarya, 2005,Analytic Network Process (ANP): Pendekatan Baru Studi
Kualitatif, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank
Indonesia.
Frianto, Pandia dkk, 2005, “Lembaga Keuangan”, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet
Ke I.
Iin Nurbudiyani, Pengembangan Model Kewirausahaan SMK Melalui Koperasi
Sekolah, Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 2, Juni 2013, Hal 46 – 53
Hartatik,Pengaruh Koperasi Sekolah Terhadap Pembelajaran Organisasi dan
Pendidikan Karakter Siswa di SD NU Kepajen Kabupaten Malang,
Jurnal InspirasiPendidikan, Universitas Kanjuruhan Malang, hlm. 456466
Hindayani, Anik, Strategi Peningkatan Partisipasi Siswa dalam Berkoperasi di
SMK Negeri 1 Pati, Economic Education Analysis Journal, Universitas
Negeri Semarang, EEAJ 1 (1) (2012), ISSN 2252-6544, hlm. 1-7.
Lilis
Lindawati,Margareta dan Suyanto, Peran Koperasi Sekolah dalam
Meningkatkan Sikap Kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Wonogiri,
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September
2015 (170-180)
J.G., Nirbito, 2006. ”Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah Pembelajaran Koperasi di Sekolah”. Makalah disajikan pada Diklat Guru Mata
Pelajaran Ekonomi SMA yang diselenggarakan oleh PPPG IPS dan
PMP.
Peraturan daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai
Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya
Prilia Sari,Dea, Efektivitas Peran Koperasi Sekolah Sebagai Unit Pembelajaran
Kewirausahaan di SMP Negeri 1 Karangayar Kabupaten Pekalongan,
13
Economic Education Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang,
EEAJ 1 (1) (2012), ISSN 2252-6544, hlm. 14-17
Rosyada, Dede, 1996. Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Yahya, Mukhtar dan Fatchurrahman, 1993. Dasar-Dasar Pembinaan Hukum
Islam, Bandung : al Ma’arif.
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah, diakses tanggal 14 April 2016
14
Download