BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience: Definition, Negotiations. Measurement, and Implications for Intercultural Dalam pemikirannya, Gunter mengungkapkan bahwa kemampuan berkomunikasi yang tepat antar individu dalam lingkungan kerja semakin dianggap penting. Kualitas komunikasi yang terjadi pada setiap individu berperan positif dalam mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuannya. Yang dimaksud kualitas komunikasi disini dibatasi pada kemampuan organisasi bernegosiasi dengan lingkungannya. Penelitian tersebut membahas pentingnya peran komunikasi yang berkualitas dalam upaya untuk mempermudah proses komunikasi organisasi dengan lingkungannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurrohim dan Anatan (2009: 1-9), komunikasi dalam lingkungan kerja sangat diperlukan untuk produktivitas kerja organisasi. Kelancaran komunikasi internal secara horizontal maupun vertikal, akan mendorong produktivitas perusahaan. Tanpa komunikasi yang tepat, akan sulit untuk mencapat target yang diinginkan dalam kerjasama tim. Komunikasi sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja karyawan. Akan tetapi dengan berbagai perbedaan yang ada, kesalahpahaman seringkali terjadi. Hal tersebut harus disikapi dengan tepat oleh setiap individu agar kesalahpahaman yang terjadi dapat terhindar dan kinerja dapat dicapai dengan maksimal. 7 8 Penelitian terdahulu membahas bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh penulis membahas bagaimana komunikasi organisasi internal dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PT. Kliktoday Indonesia. 2.2 LandasanTeori 2.2.1 Komunikasi Secara umum, komunikasi merupakan kegiatan pertukaran pesan bermakna yang dilakukan oleh individu atau beberapa individu. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan antara individu dengan lingkungannya. Untuk memperkaya pengertian mengenai komunikasi, berikut ini adalah pemaparan mengenai pemahaman komunikasi seperti yang disampaikan oleh beberapa ahli (Mulyana, 2008: 68-69): 1. Everret M. Rogers: ”Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Mulyana, 2008:69) 2. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: ”Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.” (Mulyana, 2008:68) 3. Gerald R. Miller: ”Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” (Mulyana, 2008:68) Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima dengan menggunakan simbol atau lambang untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan. 9 Komunikasi merupakan cara manusia untuk berinteraksi antara yang satu dengan yang lain. Melalui komunikasi, individu dapat menyampaikan dan menerima informasi. 2.2.2 Komunikasi Organisasi Hubungan baik antara karyawan dan manajemen dapat menghasilkan banyak manfaat. Ide-ide baru dari karyawan mengenai solusi dari masalah yang terjadi di perusahaan akan mudah terselesaikan. Produktivitas pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan pikiran pada perusahaan. Beberapa definisi mengenai komunikasi organisasi yang disampaikan oleh beberapa ahli komunikasi sesuai dengan perspektif mereka. Komunikasi organisasi menurut Liliweri (2007:22) adalah komunikasi berstruktur yang dapat dilakukan oleh pribadi atau kelompok dalam suatu organisasi. Jalur komunikasi organisasi terbagi menjadi beberapa jalur, yaitu jalur vertikal dan horizontal. Komunikasi organisasi juga berkenaan dengan komunikasi dalam hal kerjasama antar pribadi dan antar kelompok. Beberapa persoalan dalam bidang komunikasi organisasi adalah peran, tanggungjawab, jaringan komunikasi, struktur organisasi, serta budaya organisasi (Pawito, 2007:10). Dari pengertian penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa komunikasi organisasi adalah komunikasi mengenai penyampaian ide atau gagasan kepada setiap lapisan yang ada pada organisasi mengenai tujuan organisasi, job description, budaya dan nilai-nilai organisasi, baik berdasarkan struktur organisasi maupun tidak. 10 a. Komunikasi Organisasi Internal Komunikasi organisasi internal dapat dimaknai sebagai proses pertukaran gagasan/ pesan antara pimpinan dan pegawai dalam suatu organisasi. Sesuai dengan namanya, komunikasi organisasi internal tidak hanya melibatkan personel dalam organisasi dan gagasan/ pesan yang dipertukarkan tapi juga melibatkan struktur organisasi. Dalam hubungannya dengan struktur organisasi maka pesan yang dipertukarkan mengalir secara horizontal dan vertikal (Effendy, 2000: 122). Apabila ditilik dari visi dan misi organisasi, tujuan organisasi, dan ruang gerak maka struktur organisasi akan memiliki keunikan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Keunikan ini pastinya akan berdampak pada keunikan yang terjadi dalam proses pertukaran gagasan/ pesan baik yang arah alirannya vertikal maupun yang arah alirannya horizontal. Organisasi sebagai kerangka kerja menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi yang dapat diklasifikasikan sebagai pimpinan dan orang yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai pimpinan maka dibuat peraturan sedemikian rupa sehingga pimpinan tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Pimpinan membuat kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya dimana jumlah kelompok serta besarnya kelompok tergantung pada besar kecilnya organisasi. Pada komunikasi organisasi internal, terdapat dua alur komunikasi yaitu: komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal pada organisasi. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Menurut Davis, komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi 11 mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya orang beranggapan bahwa informasi bergerak dari majajemen kepada para pegawai, akan tetapi dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. (Pohan, 2005: 72), sedangkan komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dimana terjadi pertukaran pesan secara menyimpang dan dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai kedudukan yang sama, posisi yang sama, jabatan yang se-level dalam suatu organisasi, komunikasi bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan mengkoordinasikan aktivitas. (Miller, 2009: 29-30) Pada komunikasi vertikal alur komunikasi dapat berjalan secara vertikal ke atas atau ke bawah dalam sebuah organisasi, komunikasi yang berasal dari pimpinan ke bawahannya atau sebaliknya, komunikasi berasal dari bawahan ke pimpinan dalam suatu organisasi. Menurut Fayol, Weber, dan Taylor, alur komunikasi yang paling penting dalam sebuah organisasi adalah komunikasi beralur vertikal dimana pengiriman informasi terjadi antara tingkatan-tingkatan pada organisasi. Pada umumnya proses komunikasi yang terjadi pada organisasi beralur dari atas ke bawah dalam bentuk perintah-perintah, peraturan-peraturan, dan petunjuk. Biasanya hanya sedikit umpan balik yang didapat pada saat proses komunikasi berasal dari tingkatan yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih tinggi. (Miller, 2009: 29) 2.2.3 Komunikasi Interpersonal (Komunikasi Antarpribadi) Berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia karena dengan melakukan proses komunikasi kebutuhan manusia akan terpenuhi. Perkembangan intelektual dan sosial individu sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain tersebut. Secara sadar maupun tidak sadar individu memperhatikan dan 12 mengingat-ingat semua tanggapan dari orang lain terhadap dirinya. Dengan komunikasi dengan orang lain individu dapat menemukan diri yang sebenarnya. Oleh sebab itu komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kehidupan individu yang hidup di tengah-tengah lingkungan sosial. Beberapa definisi mengenai komunikasi interpersonal dari beberapa ahli komunikasi. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan orang-orang yang terlibat untuk menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. (Mulyana, 2008: 81) Purwanto (2006: 4) menyatakan definisi mengenai komunikasi antarpribadi melalui prespektif yang berbeda. Menurutnya komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau bahkan lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti oleh kedua belah pihak dan cenderung lebih fleksibel dan informal. Berdasarkan pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih. Lebih jauh, komunikasi antar pribadi adalah kegiatan pertukaran informasi yang menggunakan bahasa dan lambing yang mudah dipahami. a. Bentuk Komunikasi Interpersonal (Komunikasi Antarpribadi) Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh dua pihak ini mempunyai beberapa bentuk. Bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dapat disebutkan diantaranya adalah (Harjana, 2003: 98): 13 1. Percakapan (conversation) Pembicaraan secara lisan antara dua orang atau lebih, saling mengungkapkan dan menanggapi pikiran, gagasan serta perasaan. 2. Dialog Percakapan yang mempunyai maksud untuk saling mengerti, memahami, menerima, hidup damai dan bekerja sama untuk mancapai sebuah kesejahteraan bersama. 3. Berbagi Pengalaman (Sharing Experience) Pembicaraan antara dua orang atau lebih, dimana para pesertanya dapat saling menyampaikan apa yang telah mereka alami dalam hal yang menjadi bahan pembicaraan. 4. Wawancara (interview) Bentuk komunikasi lisan yang dilakukan menurut struktur pembicaraan tertentu oleh dua orang atau lebih, dengan kontak langsung atau jarak jauh untuk membahas atau menggali informasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. 5. Konseling (counseling) Konseling merupakan usaha dari pihak konselor, yaitu orang yang membantu untuk menjernihkan masalah yang dimiliki oleh orang yang meminta bantuan dengan mendampinginya dalam melihat dan mendalami masalah serta menemukan cara-cara pemecahan yang tepat dalam menemukan cara yang paling tepat untuk dilaksanakan. 14 2.3 Landasan Konseptual 2.3.1 Public Relations a. Pengertian Cutlip, Center dan Broom menyatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengindetifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang mempunyai kepentingan publik serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik. Sedangkan John E Marston mendefinisikan Public Relations dengan perspektif yang berbeda, menurut dirinya Public Relations merupakan kegiatan komunikasi terencana dan bersifat persuasif yang didesain untuk mempengaruhi target khalayak. (Kriyantono, 2008: 4-5). Dari definisi-definisi yang dinyatakan olehpara ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Public Relations sebagai manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi dan bermanfaat untuk melakukan komunikasi dua arah kepada publiknya agar terjadi keuntungan pada kedua belah pihak.Publik yang dimaksud disini adalah publik eksternal dan publik internal.Pada skripsi ini, akan dibahas mengenai interaksi-interaksi yang terjadi pada publik internal pada PT. Kliktoday Indonesia. b. Fungsi IPRA (International Public Relations Association) memaparkan beberapa fungsi Public Relations diantaranya adalah Public Relations melakukan konseling, membuat analisis masa depan, melakukan riset terhadap feedback, sikap dan harapan masyarakan kepada institusi, menciptakan dan membina komunikasi dua arah, mencegah salah pengertian 15 dan mengatasi konflik, meningkatkan tanggung jawab sosial, menyerasikan kepentingan institusi dengan kepentingan umum, meningkatkan itikad baik, memperbaiki hubungan internal, menciptakan jati diri insititusi, dan mengusahakan pendapatan laba maksimal (Nova, 2011: 50). Salah satu fungsi Public Relations yang akan dibahas secara lebih mendalam adalah fungsi Public Relations dalam hubungan internal menurut Cutlip, Center, dan Broom (2006: 11), hubungan internal adalah bagian khusus dari Public Relations yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. 2.3.2 Definisi Komunikasi yang Efektif Berikut adalah definisi komunikasi yang efektif: 1. Deddy Mulyana ”Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).” (Mulyana, 2008: 117) 2. Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam ”Komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respons yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi komunikasi efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku 16 komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).” (Nurjaman dan Umam, 2012: 45) Berdasarkan definisi komunikasi yang efektif di atas, maka dapat di simpulkan bahwa komunikasi yang efektif adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima pesan dengan hasil atau respons yang sesuai dengan yang diharapkan oleh kedua belah pihak. 2.3.3 Produktivitas Kerja Produktivitas adalah sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif yang memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi (Sinungan, 2003: 1). Selain itu, produktivitas diartikan sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Sinungan, 2003: 16). Produktivitas identik dengan perkembangan organisasi, organisasi dapat berkembang atau tidak disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari modal, keterampilan dan hubungan kerja yang harmonis.Selain modal kerja dan keterampilan bekerja, hubungan kerja yang harmonis juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan produktivitas meningkat (Sinungan, 2003: 18).Hubungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi lingkungan kerja yang ditinjau dari segi psikologis. Lingkungan kerja organisasi adalah salah satu faktor pendorong untuk bekerja lebih baik dan bergairah untuk mengerjakan seluruh pekerjaan yang diberikan. Hal ini dapat dilihat melalui pembinaan suatu suasana yang menyenangkan. Misalnya hubungan antar karyawan di dalam organisasi (Sunarto, 2003: 21) 17 Menurut Sinungan (2003: 3), kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga dapat memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik. Kerjasama merupakan suatu hal yang penting untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa kerjasama dapat memberikan keuntungan bagi suatu organisasi dan dapat berpengaruh baik bagi perilaku para anggotanya. Kita semua mengetahui bahwa kerjasama dapat mempertinggi produktivitas, dibandingkan bisa bekerja sendiri-sendiri. Dengan kerja sama juga keselarasan hubungan antar individu, antar kelompok dan antar organisasi dapat diciptakan. (Arifin, Amirullah, Fauziah, 2003: 96). Dari keterangan-keterangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu organisasi, kerjasama yang baik sangatlah diperlukan untuk produktivitas kerja dalam mencapai tujuan dari suatu perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik maka dapat membentuk hubungan kerja yang baik sehingga dapat menciptakan kerjasama yang baik pula. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus utama adalah proses komunikasi organisasi internal untuk meningkatkan produktivitas kerja. 18 2.4 Kerangka Landasan Teori atau Konseptual 2.4.1 Bagan Landasan Teori dan Konseptual Gambar 2.1 Gambar landasan teori Sumber gambar: Sumber hasil pemikiran penulis 19 2.5 Kerangka Pemikiran 2.5.1 Kerangka Pemikiran Penulis akan mengamati dan menganalisa tentang pola komunikasi organisasi internal yang terjadi antardivisi pada PT. Kliktoday Indonesia. Melalui analisa pola komunikasi tersebut, penulis dapat mengetahui pola komunikasi, hambatanhambatan komunikasi dan solusi mengenai hambatan yang terjadi di dalam perusahaan. Hal ini sekaligus mengamati salah satu fungsi public relations perusahaan yaitu menjaga hubungan internal. Namun dalam penelitian ini fungsi public relations dijalankan oleh divisi partner relation management pada unit komunikasi internal. Selanjutnya dari hal tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan dan memberikan saran agar pola komunikasi yang ada pada PT. Kliktoday Indonesia dapat berperan untuk meningkatkan produktivitas kerja PT. Kliktoday Indonesia. 20 Gambar 2.2 Gambar Kerangka Pemikiran Sumber gambar: Sumber hasil pemikiran penulis Sumber gambar: Sumber hasil pemikiran penulis