7 XCCI ε ω ε ε ω = = = 1 CQ ε 2

advertisement
7
Diffraction(XRD),
Scanning
Electron
Microscopy (SEM), Uji Kapasitor, Uji
Dielektrik.
Metodologi Penelitian
Sintesis CaTiO3
Gambar 11 Kurva arus dan tegangan suatu
kapasitor terhadap waktu.
Hubungan antara arus maksimum dan
tegangan maksimum untuk kapasitor dapat
ditulis dalam bentuk persamaan:
I maks  C maks 
 maks  maks

XC
1 C
........ (9)
dimana XC disebut reaktansi kapasitif yang
mana bergantung pada frekuensi.Dalam hal ini
semakin tinggi frekuensi, semakin kecil
reaktansinya.
Jika sumber ggl-nya berupa pembangkit ac,
perbedaan potensial berubah tanda setiap
setengah perioda dan seandainya ggl
pembangkitnya konstan sambil meningkatkan
frekuensinya. Untuk setiap setengah siklus,
muatan Q  2C maks yang sama berpindah
ke kapasitor tetapi jumlah siklus per detik
bertambah dimana kapasitor meningkat
sebanding dengan frekuensi. Jadi, semakin
tinggi frekuensi, kapasitornya semakin kurang
menghambat aliran muatan.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
di
Penelitian
akan
dilaksanakan
laboratorium Fisika Material dan laboratorium
Biofisika Departemen Fisika IPB Darmaga.
Waktu penelitian dimulai dari Bulan
November 2008 sampai April 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cangkang telur yang ditransformasikan
menjadi CaO, plat pcb dengan lapisan
tembaga, aquades, bubuk TiO2 . Alat - alat
yang digunakan adalah crucible (cawan
keramik), sudip, gelas ukur, kertas saring,
furnace, magnetic stirer, hot plate, alumunium
foil.
Karakteristik menggunakan X-Ray
Dalam penelitian ini dilakukan sintesis
dengan
metode
hidrotermal
CaTiO3
menggunakan prekursor kalsium (Ca) dari
cangkang telur. Kalsium karbonat (CaCO3)
diekstraksi dari cangkang telur itik kemudian
ditransformasikan menjadi CaO, dimana
CaTiO3 terbentuk melalui proses pemanasan
hingga 7000C selama 3 jam, 8000C selama 5
selama 5 jam
jam, dan 9000C(PH)
menggunakan furnace.
Bubuk CaO dan TiO2 dengan massa yang
seimbang masing –masing 2,0 gram digerus
dalam waktu 30 menit dimasukkan ke dalam
aquades pada volume 50 ml dicampur pada
gelas beaker yang di stiring 1000 rpm selama
30 menit pada hot plate. Reaktor diletakkan
diatas hot plate dan mulai proses hidrotermal
dengan memanaskan reaktor pada suhu antara
2000C yang menghasilkan tekanan tinggi di
dalam reaktor. Hasil perlakuan hidrotermal
berupa endapan CaTiO3 disaring beberapa
kali, selanjutnya sampel dipelet dan
dipanaskan di dalam furnace pada sampel
0
900 C selama 5 jam.
Sintesis kalsium titanat terbentuk melalui 2
metode yaitu metode dimana sampel
dihidrotermal dan dipelet °C(PH) yaitu pada
suhu 900°C(PH). Selain itu sintesis kalsium
titanat diperoleh dengan hidrotermal saja(°C)
Karakterisasi XRD(X-Ray Difraction)
dapat memberi
Karakterisasi XRD
informasi secara umum baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif untuk mengetahui
fasa yang terdapat dalam sampel, menentukan
ukuran kristal dan kristalinitas. Hal yang perlu
diperhatikan pada metode ini adalah posisi
difraksi maksimum, intensitas puncak dan
distribusi intensitas sebagai fungsi dari sudut
difraksi. Tiga informasi tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi fasa-fasa
yang terdapat dalam suatu bahan. Salah satu
analisis komposisi fasa dalam suatu bahan
adalah dengan membandingkan pola XRD
terukur dengan data tersebut. Sampel
dikarakterisasi menggunakan alat XR dengan
sumber Cu yang memiliki panjang gelombang
1,54060  10 1 nm .
8
Scanning Elektron Microscopy(SEM)
SEM
digunakan
untuk
mengamati
morfologi dari suatu bahan. Prinsipnya adalah
sifat gelombang dari elektron yakni difraksi
pada sudut yang sangat kecil. Elektron
dihamburkan oleh sampel yang bermuatan.
Jika sampel yang digunakan tidak brsifat
konduktif, maka sampel terlebih dahulu harus
dilapisi (coating) dengan emas. Citra yang
terbentuk menunjukkan struktur dari sampel
yang diuji.
Prinsip kerja SEM mirip dengan mikroskop
optik, hanya saja berbeda dalam perangkatnya.
Pertama berkas elektron disejajarkan dan
difokuskan oleh magnet yang didesain khusus
berfungsi sebagai lensa. Energi elektron
biasanya 100 keV, yang menghasilkan panjang
gelombang kira-kira 0,04 nm. Spesimen
sasaran sangat tipis agar berkas yang
dihantarkan tidak diperlambat
atau
dihamburkan terlalu banyak.
Uji Dielektrik
Karakterisasi sifat dielektrik bahan, melalui
pengukuran kapasitansi dengan menggunakan
LCR meter Hitester 3522-50 produk Hiokl E.E
Coorporation yang diilustrasikan pada Gambar
10.
Sampel
yang
berbentuk
lingkaran
diletakkan pada PCB yang berbentuk
lingkaran dengan ketebalan pelet (A) adalah
1,32665cm dengan D = 1,11mm dihubungkan
dengan LCR , dapat diukur nilai kapasitansi
sampel. Dari nilai kapasitansi dapat dihitung
pula nilai konstanta dielektrik sebesar:
k
0A
..........................................(10)
Cd
dimana:
o permitivitas ruang hampa
A
d
k
C
= luas permukaan elektroda
= jarak antar elektroda
= Konstanta dielektrik
= Kapasitansi kapasitor
Kapasitansi naik sebanding dengan faktor
K yang merupakan karakteristik dielektrik
yang disebut konstanta dielektrik, Kenaikan
kapasitansi ini disebabkan oleh melemahnya
medan listrik diantara keping kapasitor akibat
kehadiran dielektrik.
Uji Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik
yang dapat menyimpan muatan jika diberi
medan listrik. Kemampuan kapsitor untuk
menyimpan muatan listrik ini disebut sebagai
kapasitansi, dimana kapasitansi dipengaruhi
oleh bahan dielektrik.
Pengisian kapasitor terjadi pada saat
sampel
dihubungkan
dengan
function
generator dengan
resistor 1 M dan
frekuensi 1kHz dimana pada osiloskop digital
akan
muncul
proses
pengisian
dan
pengosongan kapasitor yang dihubungkan
dengan Komputer dengan software wavestar
osiloskop. Data yang muncul diolah dengan
microsoft excel sehingga diperoleh hasil
pengisian dan pengosongan kapsitor.
Prinsip kerja pengisian dan pengosongan
kapasitor yang diilustrasikan pada Gambar 11.
1 M
Osiloskop digital
F
Gambar 12 Rangkaian kapasitor.
Function
generator
Gambar
13
CaTiO3
3
Rangkaian Pengisian dan
Pengosongan kapasitor.
Download