BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan sekumpulan data yang memiliki nilai untuk membantu mengambil sebuah keputusan. Dalam sebuah organisasi proses pengambilan keputusan dilakukan untuk mengarahkan organisasi agar sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Faktor yang mendukung untuk pengambilan keputusan dalam organisasi adalah informasi-informasi yang diberikan. Semakin baik informasi yang diberikan maka semakin memudahkan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dimiliki perlu dikumpulkan dan dikelola agar informasi tersebut menjadi lebih baik dan akurat, oleh sebab itu diperlukan sistem informasi. Pada era perdagangan bebas saat ini, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa penyedia alat-alat berat sangat memerlukan sistem informasi yang memadai untuk mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak dibidang yang sama. Oleh karena itu, sistem informasi dalam bidang penggajian sangat diperlukan untuk membantu sebuah perusahaan dalam menjaga kualitas perusahaannya. Bidang penggajian yang merupakan salah satu aspek yang paling penting harus dimiliki oleh perusahaan tersebut karena aspek tersebut sangat rawan akan kesalahan khususnya jika dilakukan secara manual. Tentunya sebuah sistem yang mudah dipahami dan mudah dioperasikan dapat mempermudah perusahaan dalam mengelola penggajian karyawannya. Pemberian gaji merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan. Kegiatan tersebut melibatkan pengeluaran kas yang cukup besar sehingga perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi yang bergerak dibidang penggajian untuk meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi. Dengan adanya sistem informasi akuntasi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses bisnis perusahaan tersebut. Secara tidak langsung perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaannya. PT. CATUR PRAJNA UTAMA merupakan suatu perusahaan jasa yang menunjang perusahaan-perusahaan kontraktor dengan menyewakan alat-alat berat. Penggajian yang dilakukan dalam perusahaan ini masih dilakukan secara manual. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam perhitungan penggajian yang 1 2 berdampak pada perhitungan pajak tahunan baik milik perusahaan maupun milik karyawan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi pada proses penggajian maka perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan usahanya serta meminimalkan masalah-masalah yang terjadi pada PT. CATUR PRAJNA UTAMA. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan sistem penggajian yang baik agar terhindar dari segala bentuk kesalahan dan kecurangan dengan cara diadakan pengendalian internal pada proses penggajian. Proses penggajian yang baik memerlukan sistem komputer terbaru yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan agar dapat membantu perusahaan dalam memproses data secara cepat dan akurat. 1.2 Ruang Lingkup Analisis dan Perancangan Sistem Akuntansi Penggajian skripsi ini memiliki ruang lingkup diantaranya: 1. Pencatatan absensi, izin, cuti, dan lembur karyawan 2. Perhitungan gaji karyawan 3. Pemotongan pajak penghasilan karyawan (PPh 21) 4. Laporan-laporan yang dihasilkan berupa absensi, lembur, pinjaman, dan slip gaji karyawan 5. Pencatatan jurnal penggajian 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Menganalisa proses penggajian yang ada dalam perusahaan. 2. Mengidentifikasi masalah penggajian yang sedang berjalan dalam perusahaan. 3. Memberikan usulan guna memperbaiki masalah dalam perusahaan. 4. Merancang sistem informasi dalam bidang penggajian yang lebih baik, akurat, dan mempermudah pengguna. 3 1.3.2 Manfaat 1. Membantu perusahaan mendapatkan informasi dan laporan yang diperlukan terkait kegiatan penggajian secara tepat waktu, relevan, akurat, dan terbaru sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. 2. Membantu perusahaan dalam melakukan kegiatan pencatatan waktu hadir, lembur, dan perhitungan komponen gaji secara komputerisasi. 3. Mengurangi kerugian perusahaan maupun karyawan baik dalam hal pembayaran gaji dan pemotongan pajak penghasilan karyawan. 4. Mengurangi aktivitas perusahaan dalam perhitungan gaji dan pemotongan pajak penghasilan karyawan. 1.4 Metodologi Metode merupakan jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain itu metode juga merupakan sebuah proses, prinsip, serta prosedur untuk mendekati masalah yang diteliti dan mencari kebenaran dalam masalah tersebut. Dengan kata lain metode merupakan suatu cara untuk memahami suatu objek yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah: 1.4.1 Studi Pustaka Studi pustaka merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis lainnya baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik. Studi Kepustakan merupakan sebuah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses penelitian. Teori-teori yang mendukung dalam penelitian dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Untuk menunjang kebutuhan data, diperlukan observasi dan wawancara langsung dengan pihak PT. CATUR PRAJNA UTAMA tersebut. 4 1.4.2 Penelitian Lapangan Penelitian Lapangan dilakukan secara langsung pada objek pembahasan dengan cara: A. Observasi Observasi yang akan dilakukan adalah mengamati sistem dari penggajian yang telah diterapkan dalam perusahaan tersebut. Adapun hasil dari pengamatan ini adalah mendalami pengetahuan akan sistem penggajian yang telah berjalan dalam perusahaan PT. CATUR PRAJNA UTAMA dari sistem absensi, data master karyawan, serta sistem penggajian. Pada sistem absensi masih bersifat manual yang terkadang mengalami kecurangan sehingga berpengaruh pada sistem penggajian tersebut. Dengan demikian, penemuan ilmu pengetahuan yang diawali dengan observasi bermanfaat untuk membuktikan kebeneran sebuah penelitan. B. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara intensif dan berulang-ulang agar informasi yang didapat lebih pasti dan relevan. Wawancara akan dilakukan kepada 3 orang narasumber yang dilakukan pada bulan November 2015. Adapun alat bantu yang akan digunakan untuk menyimpan hasil dari wawancara berupa alat rekam dan buku catatan. Topik-topik yang akan ditanyakan adalah seputar siklus penggajian. Hasil wawancara tersebut memberikan informasi dari sistem absensi yang harus diolah sebelum melakukan proses penggajian, sehingga data tersebut akan direkap menjadi sebuah laporan yang diolah untuk proses penggajian. Dengan demikian wawancara menjadi suatu alat utama yang diiringi dengan observasi. C. Dokumentasi Menurut Burhan Bungin (2007 : 121) metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan untuk menelusuri data histories. Didukung dengan asumsi Sugiyono (2007 : 329) yang menyatakan bahwa dokumen merupakan sebuah catatan peristiwa 5 yang sudah berlalu dalam bentuk lisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dokumentasi ini penting dilakukan sebagai pelengkap dalam proses penelitian. Pada penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan dengan menelusuri bukti beserta dokumen pada PT. CATUR PRAJNA UTAMA yang berkaitan dengan penggajian seperti slip gaji, autorisasi lembur, daftar absensi, data karyawan. 1.4.3 Metode Analisis dan Perancangan Metode analisis dan perancangan yang akan digunakan adalah Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design) menurut pendekatan teori Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 85) yaitu: 1. Inception Pada fase ini aktivitas yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup proyek. Selain itu memperkirakan biaya dan waktu yang diperlukan untuk keseluruhan proyek serta mempersiapkan lingkungan untuk mendukung jalannya proyek (seperti: hardware, software, process, resources). 2. Elaboration Pada fase ini lebih berfokus pada beberapa perulangan mengambil bagian dari sistem dan mendefinisikan persyaratan, membuat solusi, dan mengimplementasikan solusi yang telah dibuat. Aktivitas yang dilakukan pada fase ini yaitu: a. Memastikan arsitektur, kebutuhan, dan rencana yang cukup sehingga resiko dapat dikurangi serta biaya dan waktu yang diperlukan dapat ditentukan lebih akurat. b. Mendemontrasikan arsitektur yang mendukung keperluan sistem dengan biaya dan waktu yang lebih efisien. 3. Construction Pada fase ini sistem analis membuat sistem dengan menggunakan perulangan tambahan termasuk melakukan desain, pengimplementasian, 6 dan menguji kembali sistem yang telah dibuat. Aktivitas yang dilakukan pada fase ini berupa: a. Melengkapi analisa, desain, pengembangan, dan melakukan pengujian pada sistem baru agar berjalan maksimal. b. Membangun sistem utuh yang telah siap untuk digunakan oleh perusahaan. c. Menentukan waktu agar sistem dapat digunakan oleh perusahaan. 4. Transition Pada fase transisi ini akan dilakukan pengulangan akhir dan pengujian sistem agar sesuai dengan tujuan pada saat akan dioperasikan. Setelah sistem berjalan maka akan dilakukan perawatan (Maintenance) untuk kebutuhan operasi sistem. Jika ditemukan bug maka akan dilakukan perbaikan sistem sehingga sistem dapat berjalan lebih maksimal. 1.4.4 Metode Penghitungan Akuntansi Penggajian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 24 (PSAK24) mengenai Imbalan Kerja harus dibaca dengan tujuan mempermudah sebuah perusahaan untuk mengatur dan menyusun kerangka dasar dalam menyajikan laporan keuangan. Menurut PSAK 24, cara menghitung gaji karyawan adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan, upah lembur, dan bonus lalu dikurangi potongan sesuai dengan ketentuan masing-masing perusahaan. Dalam hal ini penulisan menggunakan PSAK 24 untuk cara perhitungan gaji pada PT CATUR PRAJNA UTAMA. 1.4.5 Metode Penghitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Pada bulan Januari 2013, sistem Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku di Indonesia telah berubah. Hal ini mempengaruhi tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Dalam aturan baru ini, yang memiliki kewajiban melakukan pemotongan PPh Pasal 21 adalah pemberi kerja, bendahara, yang membayarkan gaji, upah, dan sejenisnya dalam bentuk apapun selama berkaitan dengan pekerjaan. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima 7 pensiun berkala dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Penghitungan PPh Pasal 21 masa atau bulanan yang rutin dilakukan setiap bulan dan Penghitungan kembali yang dilakukan setiap masa pajak Desember (atau masa pajak dimana pegawai berhenti bekerja). 1.5 Kerangka Pikir Inception 1. Melakukan survei pada PT. CATUR PRAJNA UTAMA 2. Melakukan wawancara dan tanya jawab 3. Melakukan observasi lapangan 4. Melakukan pengumpulan data-data 5. Mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem penggajian perusahaan Elaboration 1. Menganalisa data-data yang diperlukan 2. Merancang arsitektur, kebutuhan, dan rencana 3. Menggambarkan proses perancangan dengan menggunakan diagram 4. Melakukan studi pustaka Contruction 1. Melakukan perancangan aplikasi sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman berbasis web Transition 1. Melakukan implementasi terhadap aplikasi yang telah dibuat 2. Melakukan pengujian terhadap aplikasi 3. Melakukan Maintenance 8