BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Virgin 2 “Bukan Film Porno” adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada 28 Mei 2009 yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuala. Film yang berjudul Virgin 2 Bukan Film Porno ini, diisi tentang kisah tragis dari empat orang anak muda ketika menjalani hidup mereka yang ternyata bukan pilihan mereka. Virgin 2 “Bukan Film Porno”, bercerita tentang sekelompok remaja bernama Nadya (Joan Alexandra), Tina (Christina Santika), Raymond (Ramon Y Tungka) yang masih goyang sana-sini atau bisa dibilang labil dengan kondisi keluarganya yang berantakan. Sewaktu Raymond dipenjara karena kasus narkoba, dan meninggalkan Nadya yang mengandung benihnya dan Mitha yang awalnya jadi pelindung Nadya, malah ikut-ikutan menjadi pengguna narkoba kelas berat, sehingga barang haram membuatnya mengalami penganiayaan karena hutangya terhadap Bandar narkoba. Nadya harus menyelamatkan Mitha, apakah uang hasil kerjanya sebagai disc Jockey mencukupi? Atau ia harus ambil jalan pintas. Dalam film ini tidak hanya gaya pergaulan anak perkotaan saja yang ingin ditampilkan, tetapi lebih dari itu menurut rumah produksi yakni Starvision soal sensitif remaja dalam kondisi psikologis yang labil untuk mengartikan kemandirian. Disisi lain berbagai godaan dalam pergaulan apakah itu korban narkoba, seks bebas bahkan sampai prostitusi dibawah umur. Oleh sebabnya tagline “Bukan Film Porno” dibuat untuk menegaskan bahwa Virgin 2 “Bukan Film Porno” ingin memberikan 47 48 edukasi kepada penonton terutama kalangan remaja. Film yang disutradarai Nayato Fio Nuala digarap dalam pendekatan desain produksi yang menampilkan visual retro sehingga saat memasuki detail kehidupan remaja yang penuh dengan dinamika terekam secara natural dan indah walaupun bisa jadi sangat suram dan menggiriskan dalam kehingar-bingarannya. 4.1.1 Profil PT. Kharisma Starvision Plus Kharisma Starvision Plus adalah salah satu rumah produksi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1990 oleh Chand Parwez Servia. Starvision Plus mulai dikenal masyarakat sejak adanya sitkom “spontan” yang ditayangkan di SCTV pada tahun 1994 hingga 2002. Saat ini Starvision telah memproduksi lebih dari 50 sinetron dan 20 film layar lebar. Ada beberapa film seperti Operation Wedding (2013), Cinta Brontosaurus (2013), Honeymoon (2013), Get Married (2013), Perahu Kertas (2013), Broken Heart (2012), Test Pack (2012), Malaikat Tanpa Sayap (2011), Love Story (2011), Hafalan Shalat Delisa (2011), Red Cobex (2010), XXL- Double Extra Large (2009), Virgin Bukan Film Porno (2009), Wanita Berkalung Sorban (2009) dan masih banyak lagi film yang di produksi oleh rumah produksi ini. Rumah produksi ini juga banyak mendapatkan penghargaan karena karya-karya filmnya. Pada tahun 2013 rumah produksi ini mendapatkan penghargaan Indonesia Movie Awards dengan Filmnya berjudul Test Pack. 49 4.1.2 Karakter Tokoh Utama Pendalaman atau penjiwaan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan suatu film untuk mencapai apresiasi dan prestasi tertinggi baik dari pemirsanya maupun para pengamat film untuk mencapai apresiasi dan prestasi tertingi baik dari pemirsanya maupun para pengamat film. Sebaik apapun naskah yang ditulis, semenakjubkan apapun gambar yang berhasil direkam, secanggih apapun peralatan yang digunakan, tidak akan bisa mendukung keberhasilan suatu film bila tidak didukung oleh penjiwaan karakter yang kuat didalamnya. 4.1.3 Identitas Film Virgin 2 Bukan Film Porno Butuh waktu lebih dari 3 tahun bagi Starvision untuk kembali membuat Film tentang kehidupan remaja gaul yang tidak selalu indah. Seringkali dikelilingi dengan dinamika yang mengambil kehormatannya, bahkan merenggut kehidupan. Film Virgin 2 “Bukan Film Porno” adalah sequel Virgin tentang berubahnya kepolosan dan ketidakberdayaan remaja yang inosen, akibat keadaan. Film ini membuka mata kita lebih lebar tentang sebuah sisi kehidupan. 50 1. Judul : Virgin 2 Bukan Film Porno 2. Produser : Chand Prawez Servia 3. Sutradara : Nayato Fio Nuala 4. Penulis Naskah : Ian Janpanay Eka D Sitorus Chiska Doppert 5. Sinematografi : Nayato Fio Nuala 6. Penyunting Gambar : Tiara Puspa Rani 7. : Tya Subiakto Pengarah Musik 8. Tanggal Rilis : 28 Mei 2009 4.1.4 Sinopsis Film ini menceritakan tetang persahabatan. Nadya (Joan Alexander), Raymond (Raymond Tungka) dan Mitha ( Samitha Anjani), mereka bertiga bersahabat sejak SMA, tetapi mereka bisa dibilang bukan remaja yang terlahir dalam kehidupan harmonis, mereka terlahir di dalam keluarga yang sangat berantakan. Ibarat tulang kalau tidak diberi kalsium akan rapuh dan keropos. Dikarenakan ketidak harmonisan keluarganya, Raymond tertangkap karena kasus narkoba yang keji dan biadab, sehingga barang haram yang awalnya menawarkan kamuflase kesenangan, menjeratnya habis-habisan, hingga dia mengalami penganiayaan karena banyaknya hutang terhadap bandar obat-obatan terlarang tersebut. Disisi lain ada seorang wanita bernama Kenny (Heyna Lisa B) sahabat 51 dari Tina, Kenny bisu akibat usaha bunuh diri yang gagal dan mengakibatkan pita suaranya rusak. Tina diusir oleh ibunya dikarenakan tina dituduh telah menggoda kekasih ibunya. Kenyatannya, kekasih ibunyalah yang ingin mencium Tina. Tina berusaha membela diri, tetapi sang Ibu ternyata lebih mementingkan eksistensi hubungannya dengan sang kekasih hatinya. Setelah kejadian tersebut, tina kehilangan tempat tinggal, dia berusaha mencari tempat ke teman wanitanya, awalnya semua menolak karena ada alasan tertentu, tetapi akhirnya Tina menemukan teman wanita yang bisa menolongnya pada saat itu. Steffi (Wichita Satori), Steffi menunjukan betapa baik hatinya sebagai seorang teman. Tina pun merasa sangat terharu oleh kebaikan hatinya Steffi yang mau menampungnya. Tetapi semua itu ternyata hanya kebohongan belaka, karena Steffi ternyata punya niat tidak baik, dia berniat menjual Tina pada seorang mucikari yang bernama Yama. Awalnya Steffi mengajak Tina ke sebuah klub malam, kemudian Steffi mengenalkan Tina dengan pria yang bernama Yama itu. Disaat Tina bertemu dengan Yama, Steffi meninggalkan Tina hanya berdua dengan Yama, Tina pun di berikan segelas minuman yang mungkin sudah dicampur dengan obat-obatan yang bisa membuat Tina Pusing dan sedikit tidak sadarkan diri. Setelah minum dan Tina agak sedikit mabuk, ia dibawa oleh sang mucikari itu. Tina disekap disebuah apartmen, dipaksa oleh Yama kemudian dipaksa untuk melayani klien-klien Yama yang tidak lain adalah para pria hidung belang. 52 4.2 Hasil Penelitian Pada hasil penelitian akan dibahas mengenai penggambaran kekerasan seksual yang terkandung di dalam Film Virgin 2 Bukan Film Porno menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce. Metode ini menggunakan teori segi tiga makna (triangle meaning) Peirce yang terdiri atas sign (tanda), object (acuan tanda), dan interpretant (pengguna tanda). Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indra manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain diluar tanda itu sendiri. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks) dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungannya antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dengan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda yang 53 menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. Gambar dari adegan-adegan yang merepresentasikan kekerasan seksual dipilih dan dianalisa untuk mengartikan kekerasan seksual yang terkandung didalamnya. Setelah itu kekerasan seksual yang didapat dari gambar akan dicocokan. Kekerasan – kekerasan seksual yang terdapat pada film Virgin 2, terangkum pada tabel – tabel dibawah ini : 4.2.1 Kekerasan dalam bentuk Pemaksaan Seksual Sign Dialog pria : “Sini om bantu” Dialog wanita : “Jangan om, jangan.” Objek Interpretasi Scene ini menggunakan pengambilan Mata membelalak dan mulut yang gambar Medium Shot. terbuka pria di gambar menunjukkan ia Pada gambar ini memperlihatkan sedang bernafsu untuk melakukan 54 seorang wanita dipaksa oleh seorang hubungan intim dengan wanita pria setengah baya untuk memuaskan dihadapannya. Cara dia memegang nafsu birahinya. Terlihat di gambar ini tangan si wanita, yaitu dengan sang wanita berusaha menolak dan menggenggam kuat tangannya, memberontak. memperlihatkan bahwa ia sedang menahan si wanita agar tidak pergi. Dari ucapan si pria yaitu, “Sini Om bantu.” Sambil memegang kuat tangan si wanita menunjukkan adanya unsur pemaksaan seksual dari si pria. Dari cara si wanita berusaha menarik tangan yang digenggam si pria, menunjukkan penolakkan akan ajakan si pria. Penolakkan ini didukung oleh ucapan si wanita yaitu, “Jangan Om.. Jangan.”. . Tindakan agresif atau adanya pemaksaan dalam melakukan kegiatan seksual bisa berdampak buruk, salah satunya adalah mengalami trauma psikologis yang bisa berdampak bagi kehidupan seksual orang tersebut. Scene ini menceritakan tentang wanita yang sedang berada disebuah kamar dan sedang berganti pakaian. Kemudian datang seorang pria berbaju hitam dan berusaha untuk menggoda dan memaksa wanita tersebut. Disini terlihat wanita menolak ajakan sang pria dan 55 berusaha melepaskan tangannya dari jeratan pria tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri dari kekerasan seksual yaitu pelecehan seksual yang dilakukan dengan cara kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/ jijik, terhina dan merasa dikendalikan. 4.2.2 Kekerasan Dalam Bentuk Pemaksaan Seksual (Menyentuh Paksa) Sign Objek Interpretasi Scene ini menggunakan pengambilan Pada gambar di atas, seorang pria gambar Medium Shot Pada gambar ini sedang berusaha membuka baju memperlihatkan seorang wanita. Membuka baju di sesosok wanita yang pakaiannya sedang antara dua orang yang berbeda jenis dilucuti secara paksa oleh seorang pria kelamin yang sedang berdekatan fisik dan terlihat dari mimik muka wanita dapat digambarkan sebagai awal proses tersebut bahwa ia kesakitan. melakukan hubungan seksual. Terlihat dari raut wajah si wanita yang memejamkan mata sambil mengerutkan 56 kening serta menarik bibir atau meringis, menandakan bahwa si wanita tidak setuju untuk melakukan hubungan seksual, namun dia tidak berdaya untuk menolak dan melawan lebih jauh dikarenakan tubuhnya sangat lemas. Hal ini terlihat dari tangannya yang terkulai lemas di samping kepalanya. Perilaku si pria yang tetap berusaha membuka baju si wanita meskipun si wanita menolak menandakan adanya perilaku kekerasan seksual berat pada adegan ini. Kekerasan ditonjolkan untuk membuktikan pelakunya memiliki kekuatan fisik yang lebih atau, kekuatan fisiknya dijadikan alat untuk memperlancar usaha-usaha jahatnya. Pada scene ini menggambarkan sosok wanita yang memakai baju berwarna orange sedang kesakitan. Tampak terlihat seorang pria berjaket kulit berwarna hitam dan merah sedang berusaha membuka baju wanita yang sedang berada diatas tempat tidur. Disini terlihat bahwa sang pria melakukan kontak fisik secara paksa terhadap wanita. Hal ini termasuk salah satu bentuk kekerasan 57 seksual karena meliputi pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban/ pada saat korban tidak menghendaki. 4.2.3 Kekerasan Fisik Berat Berupa Penganiayaan (Menyentuh Paksa) Sign Dialog pria: “Ayo sayang….” Dialog wanita : “aaaaarrgghhh jangan arrrggghhh….” Objek Interpretasi Scene ini menggunakan pengambilan Dalam scene ini terlihat dua objek gambar Medium Two Shot yang sedang berdiri di sebuah ruangan. menampilkan dua orang/objek dan Seorang pria menjambak rambut wanita kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam dengan paksa dan wanita tersebut gambar ini terlihat seorang pria dan terlihat kesakitan. Berdasarkan posisi wanita sedang berdiri disebuah kamar. tubuh dan pakaian ke dua objek Pria berkumis dan berpotongan rambut tersebut dapat digambarkan bahwa 58 sedikit cepak memakai celana jeans dan sedang terjadi pemaksaan hubungan jaket kulit terlihat sedang menjambak seksual. Hal ini terlihat dari posisi seorang wanita yang berpenampilan tubuh si pria yang berada di belakang setengah selimut. telanjang hanya dibaluti wanita, di mana si pria sedang menjambak si wanita yang hanya menggunakan pakaian dalam. Adanya dua orang berbeda jenis kelamin yang salah satunya sudah menanggalkan pakaian luar menandakan bahwa akan terjadi hubungan seksual, Sedangkan tindakan menjambak adanya kekerasan pemaksaan. Adanya menandakan dan unsur dialog antara mereka berdua yaitu “Ayo sayaaang” (pria), “Arrrrghh.. Jangan… Arrrghhh” mendukung adanya kekerasan seksual berat tersebut. Scene ini menceritakan tentang sesosok wanita yang sedang mengalami tindakan kekerasan seksual. Terlihat dari sang pria yang melakukan kekerasan seksual dengan cara menarik paksa rambut sang wanita atau menjambak. Hal ini menunjukan bagia dari konsep kekerasan seksual karena merupakan bentuk kontak seksual atau bentuk lain yang tidak diinginkan secara seksual. Menurut 59 O’Barnett et al kekerasan seksual biasanya disertai dengan tekanan psikologis atau fisik. 4.2.4 Pelecehan seksual dengan kontak fisik : meraba dan menyentuh Sign Dialog pria : “Tadi di sekolah belajar apa?” Dialog wanita : “Saya bukan pelacur om”… Dialog Pria : “Siapa yang bilang kamu pelacur? Kamu itu anak baik, rajin lagi”. Objek Interpretasi Gambar ini menggunakan teknik two Adegan dalam scene ini adalah wanita shot secara medium close up untuk yang sedang berada di sebuah kamar memperjelas dua objek dan aktivitas bersama seorang pria. Ketertarikan yang dilakukannya. Dalam gambar seksual si pria akan wanita terlihat jelas tersebut berpakaian seorang tampak seorang seragam pria sekolah berkacamata wanita dari posisi pria yang mendekatkan dan tubuhnya ke tubuh si wanita. Usaha dan untuk merangsang si wanita terlihat 60 berkemeja rapih. Si wanita terlihat jelas dari tangan pria yang meraba leher merundukan kepalanya dengan raut wanita. Hal ini dikarenakan adanya wajah melasnya. Sedangkan pria kontak fisik secara langsung antara dua terlihat sedang memegang kerah baju orang berbeda jenis kelamin dapat wanita. memicu rangsangan seksual, apalagi di bagian leher yang merupakan salah satu titik sensitif ekspresi wanita. wajah si Namun wanita dari yang mengerutkan alis dan meringis sambil menunduk, dapat dilihat bahwa si wanita ketakutan dan tidak menyetujui ajakan seksual dari si pria. Selain itu, penolakkan dari wanita yang menggunakan seragam sekolah tersebut juga didukung dengan adanya ucapan “Saya bukan pelacur”. Pelecehan seksual dengan kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/ jijik, terhina dan merasa dikendalikan termasuk dalam kekerasan seksual berat. 61 Pelecehan seksual dengan kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/ jijik, terhina dan merasa dikendalikan. Pada gambar diatas sangat terlihat dari bahasa tubuh wanita berpakaian seragam bahwa ia merasa risih dengan sentuhan yang dilakukan pria berkacamata itu. Scene ini menceritakan bahwa Tina sedang berada di rumah pria setengah baya, tina pun bisa sampai kerumah ini dikarenakan Yama, sang mucikari membawanya ketempat ini dan menjual tina kepada pria berhidung belang ini. Sebelum menggunakan seragam sekolah ini tina hanya memakai jaket berwarna orange dan celana jeans pendek, setelah tina masuk ke dalam kamar, sang pria memintanya untuk menggunakan baju seragam, dalam gambar ini menunjukan tina sebagai murid dan pria itu sebagai gurunya. Adanya seorang pria yang berbicara disamping seorang wanita yang menunduk dan memejamkan mata merupakan simbol sedang terjadi sedikit perdebatan. Simbol merupakan semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. 62 4.2.5 Kekerasan Seksual Dalam Bentuk Pemaksaan Untuk Melakukan Hubungan Intim Sign Objek Interpretasi Scene ini menggunakan pengambilan Dalam scene ini terlihat dua objek gambar Medium Shot. sedang berada di sebuah kamar. Mata Pada gambar ini memperlihatkan dua yang tertutup rapat dan mulut yang orang sedang berada di sebuah kamar terbuka seperti ingin berteriak minta dengan penerangan yang cukup redup. tolong menandakan bahwa wanita Terlihat sorang pria memegang badan sangat tertekan, dengan bahasa tubuh sang wanita dengan kedua tangannya. yang berusaha memberontak kepada si pria tujuannya agar pria tidak mendekat menikmati tubuh wanita, hal ini, merupakan hal wajar ketika seseorang dalam keadaan tertekan maka dia akan berusaha untuk memberontak. Terlihat 63 kedua tangan pria itu memegang tubuh wanita dengan erat. Ketertarikan seksual si pria akan wanita terlihat jelas dari posisi pria yang mendekatkan tubuhnya ke tubuh si wanita. Terlihat jelas adanya seksual tanpa pemaksaan hubungan persetujuan wanita didalam gambar. Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban/ pada saat korban termasuk tidak menghendaki dalam kekerasan seksual berat. Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan, dan atau menyakitkan terlihat pada gambar diatas. Kekerasan seksual meliputi tindakan yang mengarah ke ajakan/ desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium dan atau tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban. Wanita ini adalah salah satu korban kekerasan seksual di dalam Film Virgin 2 ini, pada gambar diatas sangat terlihat bahwa wanita tersebut tidak menghendaki kejadian yang menimpanya saat itu. Raut wajah tina yang memejamkan mata dan mulut terbuka lebar seperti ingin ingin meneriakan sesuatu. Adanya kekerasan seksual yang terjadi, maka penderitaan bagi korbannya telah menjadi akibat serius yang membutuhkan perhatian. 64 4.2.6 Kekerasan Psikis (Label “Pelacur”) Sign Dialog Wanita : “Aku bukan pelacur”…. Objek Gambar ini mempertegas Interpretasi kegiatan Seorang wanita berkemeja putih orang yang terlihat didalamnya dengan dengan raut wajah ketakutan berusaha menggunakan two shot secara medium melarikan diri dari dekapan pria shot. Dalam gambar tersebut terlihat berkacamata berkemeja rapih. Wanita dua wanita dan pria sedang melakukan digambar tampak ketakutan, emosi aktifitas disebuah kamar yang cukup seseorang redup. tertekan ketika dan dalam menolak keadaan dia akan melakukan hal yang di luar batas dari sikap seperti biasanya. Hal ini terlihat dari raut wajahnya yang memejamkan mata dan mulut sedikit terbuka yang meneriakan kalimat “aku 65 bukan pelacur” menandakan penolakan dalam melakukan hubungan seksual. Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacur dan atau tujuan tertentu termasuk kekerasan seksual berat. Di saat seorang wanita jatuh dalam jebakan, baik itu berupa kekerasan maupun kekejaman, ia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menangis dan meratapi nasibnya, ia kebingungan dan terjerat dan tidak tahu apa yang harus dilakukan agar bisa keluar untuk membebaskan diri. Terlihat pada gambar diatas, wanita tersebut ingin melarikan diri dari jeratan sang pria. Ia berusaha keras untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan pria berkacamata yang berusaha untuk memperkosanya dalam adegan ini. Tanda pada gambar ini termasuk jenis symbol, karena adanya seorang wanita yang berusaha bangun dari tempat tidur, kemudian raut wajah ketakutan dan mulut sedikit terbuka yang meneriakan sesuatu merupakan symbol sedang terjadi kekerasan seksual. Symbol merupakan semacam tanda atau lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. 66 4.2.7 Kekerasan Dalam Membentuk Penganiayaan Seksual Sign Objek Interpretasi Gambar yang menggunakan teknik Seorang wanita pada gambar diatas Medium Close memperlihatkan Up lebih ini dekat untuk adalah korban kekerasan seksual, dan terlihat dari posisi tubuhnya yang memperjelas profil yang ada pada terbaring di tempat tidur, tangan yang gambar. Pada gambar pertama terlihat mengepal, mata yang tertutup dan seorang wanita hanya memakai pakaian mulut berteriak. Wanita ini terlihat dalam berwarna hitam dan gelang di menangis yang merupakan suatu bentuk tangan sebelah kiri sedang berada diatas kekecewaan dan kesakitan si wanita. 67 kasur. Tangan mengepal, mata terpejam Hal ini menunjukan bahwa sedang dan mulut terbuka lebar menandakan ia terjadi kekerasan seksual. Gambar sedang merasa kesakitan. Sedangkan di kedua sangat bertolak belakang dengan gambar 2 terlihat seorang pria berkaca gambar pertama, yaitu seorang pria mata dengan mata terpejam, menghela sedang nafas dan sedikit berkeringat. memejamkan mata. Memejamkan mata sambil tersenyum dapat diartikan sebagai bentuk kesenangan dan kepuasan. Adanya perbedaan ekspresi dari dua orang yang sedang melakukan hubungan seksual menandakan adanya salah satu pihak yang memaksa sedangkan pihak lainnya menolak. Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka atau cedera. Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dengan alat kelamin yang dipaksakan, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paks, baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Hal ini terlihat pada gambar diatas Gambar pertama menunjukan rasa sakit yang teramat dalam,hal ini menunjukan bahwa sedang 68 terjadi kekerasan seksual, sangat berbeda dengan gambar kedua, seorang pria sedang memejamkan mata seperti sedang menikmati sesuatu. Hal ini sesuai dengan konsep kekerasan seksual karena adanya pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban. 4.2.8 Kekerasan Seksual Dalam Bentuk Non Verbal (Ekspresi Wajah) Sign 69 Objek Interpretasi Gambar yang menggunakan teknik Pada table diatas terlihat para pria medium close up ini menunjukan memakai jas aktivitas objek dan orang-orang yang memegang ada disekitarnya.Pada gambar dan segelas ini mengelilingi seorang berdasi sedang minuman dan wanita yang terlihat seorang wanita berbaju hitam berada di atas meja. Adanya keinginan sedang berbaring diatas meja yang seksual dalam diri pria terhadap wanita. dikelilingi beberapa gelas minuman Hal ini terlihat jelas dari ekspresi wajah keras. Nampak terlihat juga beberapa pria yang melihat wanita dengan posisi pria berpakaian rapih, mereka adalah terbaring om-om hidung belang. diatas meja, dengan dikelilingi banyaknya gelas disekitar wajah wanita tersebut. Adanya gelasgelas yang berada diatas meja menunjukkan banyak jumlah orang yang ada disana. Ekspresi wajah pria pada gambar diatas merupakan sebuah tanda non verbal atau sebuah simbol komunikasi untuk melakukan hubungan seksual. Pada gambar kedua terlihat ekspresi wajah si wanita yang mengerutkan alis dan kening dapat diartikan bahwa si wanita ketakutan dan tidak menyukai sikap para pria 70 tersebut. Wanita ini tampak tertekan secara psikologis sehingga wanita tersebut tidak dapat berbuat apapun. Hal ini menunjukan bahwa permpuan yang tertekan secara psikologis, verbal dan non verbal menunjukan bahwa wanita lebih lemah dari pria. Kekerasan seksual secaraa non verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh ataupun perbuatan lainnya yang meminta perhatian seksual yang tidak dikehendaki korban bersifat melecehkan dan menghina korban. Kelemahan bisa dilihat dari raut wajah wanita yang sangat cemas serta sorot matanya yang menandakan ketakutan. Sebaliknya tatapan para pria yang mengelilinginya menandakan nafsu yang sangat besar. Peirce menyebutkan tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Hal ini terlihat pada gambar pertama dimana para pria hidung belang membelalakan matanya terhadap wanita yang berada di depan mereka. 71 4.2.9 Kekerasan Dalam Bentuk Pelecehan Seksual Kontak Fisik (Mencium dan Meraba) Sign Objek Interpretasi Scene ini menggunakan pengambilan Adegan dalam scene ini terlihat seorang gambar Medium Two Shot yang pria sedang mencoba untuk mencium menampilkan dua orang/objek dan wanita. Ketertarikan seksual si pria kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam akan wanita terlihat jelas dari posisi gambar ini terlihat seorang pria dan pria yang mendekatkan tubuhnya ke wanita tengah berada di dalam sebuah tubuh club malam. merangsang si wanita terlihat jelas dari si wanita. Usaha untuk tangan pria yang mencium leher wanita. Hal ini dikarenakan adanya kontak fisik secara langsung antara dua orang berbeda jenis kelamin dapat memicu rangsangan seksual, apalagi di bagian leher yang merupakan salah satu titik 72 sensitif wanita. Namun dari ekspresi wajah si wanita yang mengerutkan alis dan meringis sambil menunduk, dapat dilihat bahwa si wanita ketakutan dan tidak menyetujui ajakan seksual dari si pria. Hal ini termasuk salah satu bentuk kekerasan seksual yaitu pelecehan seksual dengan kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/ jijik, terhina dan merasa dikendalikan. Kekerasan seksual meliputi tindakan yang mengarah ke ajakan/ desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium dan atau tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, gurauangurauan seksual yang tidak dikehendaki korban, ucapan-ucapan yang merendahkan dan melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelamin/ seks korban, memaksa hubungan seks tanpa persetujuan korban, memaksa melakukan aktivitas-aktifitas seksual yang tidak disukai. Hal ini bisa dilihat pada gambar diatas yang memperlihatkan adegan pria ingin mencium sang wanita, tetapi wanita 73 sangat tidak menghendaki hal tersebut. Bisa dilihat dari raut wajah wanita yang menyiratkan ketakutan yang sangat mendalam. 4.3 Pembahasan Berdasarkan segitiga makna Charles Sanders Peirce yang telah penulis paparkan di bab III yang meliputi sign, object dan interpretant, kemudian tandatanda tersebut diolah penulis untuk menemukan makna. Sesuai hasil analisa diatas, maka dapat ditemukan representasi kekerasan seksual dalam Film Virgin 2 Bukan Film Porno. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis semiotik yang merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sebagai tanda. Bahasa merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadap obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semiotika juga mempelajari pada masalah-masalah non linguistik. Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimkasud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang baik yang terdapat pada media massa maupun yang terdapat diluar media massa. Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks yang berupa lambang-lambang. Dengan kata lain, pemaknaan 74 terhadap lambang-lambang dalam teks yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik. Dilihat dari penjelasan diatas, judul film Virgin 2 “Bukan Film Porno”, mempunyai konteks kalimat yang tersurat. Penonoton yang membaca judul filmnya, akan berpendapat bahwa film ini tidak mengandung unsur-unsur pornografi. Tetapi ketika penulis menonton dan menganalisa film tersebut lebih dalam penulis menemukan banyak unsur-unsur kekerasan dan pornografi. Tagline “Bukan Film Porno” sebenarnya dipakai untuk menghindari salah penafsiran dari film ini, namun dibalik semua itu sesungguhnya yang paling memahami sebuah film adalah mereka yang memerankannya. Didalam film ini tergambar jelas bagaimana para pemain melakukan berbagai macam adegan kekerasan seksual. Adegan tersebut menggambarkan representasi kekerasan seksual yang meliputi tindakan yang mengarah ke ajakan/ desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium dan atau tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel diatas. Dari tabel – tabel yang ada diatas, penulis telah menggambarkan dan memaknai kekerasan – kekerasan secara noverbal yang ada pada film Virgin 2 “Bukan Film Porno”. Data yang didapat oleh penulis, penulis dapatkan dengan cara menonton film ini kemudian memaknai setiap bentuk kekerasan seksual yang ditemukan oleh penulis dan menuangkannya dalam bentuk analisa. Bila dilihat dari analisa yang ditulis, bisa dilihat bahwa setiap bentuk kekerasan seksual yang penulis temukan dalam film ini mengandung unsur – unsur segitiga makna milik 75 Charles Sanders Pierce. Dalam segitiga makna Charles Sanders Pierce, terdapat unsur – unsur : ikon, indeks dan simbol. Tabel 1-9 gambar ini memperlihatkan banyak adegan kekerasan, pelecehan seksual dengan kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/ jijik, terhina dan merasa dikendalikan. Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban/ pada saat korban tidak menghendaki juga terdapat dalam adegan dalam film ini. Kekerasan – kekerasan seksual yang ditemukan oleh penulis pada film ini kemudian penulis kaitkan dengan segitiga makna (triangle meaning). Bila dilihat dari cara penyampaiannya, kekerasan seksual pada film Virgin 2 Bukan Film Porno mencakup semua unsur yang terdapat pada segitiga makna C. S Pierce. Ikon pada film ini dapat terlihat dari gambar di tabel 8. Dengan adanya gelasgelas dan gemerlapnya lampu menunjukan bahwa permpuan itu sedang berada di sebuah klub. Penulis mengkategorikan gambar tersebut ini sebagai sebuah ikon yang sudah di deskripsikan pada tabel diatas. Indeks pada film ini bisa kita lihat dari gambar-gambar yang telah di deskripsikan pada tabel diatas contohnya seperti pada tabel 7 di tabel tersebut terlihat perempaun sedang erbaring di tempat tidur dan kesakitan. Kesakitan wanita tersebut belum diketahui sebabnya. Penulis memasukan contoh gambar dari tabel 7 ini kedalam indeks karena ketika melihat gambar tersebut, kita akan beranggapan apakah teriakan dari wanita tersebut menyiratkan kesakitan atau hanya sekedar rasa takut saja. 76 Simbol dapat kita lihat pada scene terakhir dimana terdapat seorang pria paruh baya sedang mencoba untuk mencium wanita tersebut. Hal ini termasuk salah satu simbol kekerasan seksual yaitu pelecehan seksual dengan kontak fisik seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, terhina dan merasa dikendalikan. Dari pembahasan di bab ini, kita bisa melihat semakin jelas keterkaitan antara teori C. S Pierce terhadap bentuk – bentuk kekerasan seksual dalam film Virgin 2 “Bukan Film Porno”. Bahwa dalam setiap tindak kekerasan baik secara verbal maupun non verbal keduanya pasti mengandung unsur – unsur yang terdapat pada teori C. S Pierce, yaitu ikon, indeks dan simbol. Walaupun pada dasarnya film merupakan sebuah tontonan yang memberikan hiburan, pengetahuan, serta informasi namun ada baiknya kita sebaga penonton harus pandai memilih sebuah tontona yang bermanfaat untuk kita, bukan berarti film Virgin 2 “Bukan Film Porno” ini tidak memberikan manfaat bagi penonton walaupun di dalam film ini tergambar segala persoalan seperti trafficking, pelacuran remaja dibawah umur, remaja terjebak kedalam narkoba namun kemudian akan ada sebuah solusi yang memperlihatkan kalau kasih sayang dalam keluarga bisa mencegah remaja terperosok ke dunia hitam dan merasakan kekerasan seksual dari pihak yang tidak diinginkan. Bisa dibayangkan jika adegan yang berbau kekerasan seksual ditonton oleh anak dibawa umur. Mereka dengan mudah meniru adegan kekerasan seksual tersebut, karena seperti kita ketahui bahwa anak-anak dibawah umur belum 77 mengerti dampak dari perbuatan yang mereka lakukan nantinya jika mereka melakukan kekerasan seksual seperti yang terdapat dalam film. Oleh sebab itu ada baiknya orang dewasa bisa mendampingi mereka pada saat menyaksikan sebuah film yang memang berbau kekerasan seksual, agar penyampaian isi pesan dalam film tersebut bisa sampai sesuai dengan pemahaman mereka. Untuk hal ini sang sutradara berperan penting dalam menyajikan sebuah tontonan yang berkualitas, menghibur dan bersifat mendidik. Karena ia bertanggung jawab dalam menerjemahkan sebuah skrip menjadi gambar ataupun suara. Ia bertugas memvisualkan konsep naskah yang abstrak kedalam bentuk nyata.