1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan pasar bebas semakin ketat,
hal ini menuntut setiap organisasi untuk selalu meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang sangat
penting untuk menentukan kualitas suatu organisasi. Demikian pula halnya
dalam bidang kesehatan khususnya rumah sakit, sebagai sebuah institusi yang
bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit tidak terlepas dari
dampak adanya era globalisasi tersebut. Pelayanan kesehatan yang sekarang
berkembang di rumah sakit tidak hanya berkaitan dengan masalah bangunan,
jumlah staf medis atau non medis, sistem keuangan serta sistem informasi, tetapi
juga berkaitan dengan kualitas pelayanan pekerja kesehatan dalam memberikan
pelayanan (Prihatini, 2007).
Kualitas pelayanan pekerja kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi rumah sakit. Bagi
pekerja kesehatan dalam hal ini khususnya perawat, hal ini merupakan sebuah
tantangan sekaligus tuntutan yang harus perawat hadapi dengan profesional. Pada
umumnya seorang perawat dituntut untuk bisa melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara maksimal, namun tuntutan tugas yang semakin tinggi
dapat menyebabkan timbulnya stres kerja pada perawat (Hariyati, 2014).
2
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
(Ismail dkk,
2013)
menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi stres kerja pada
perawat yaitu keamanan kerja, interaksi terhadap atasan, relasi rekan kerja, dan
tipe kepribadian. Timbulnya stres kerja pada perawat juga dapat terjadi
dikarenakan beberapa hal, yaitu kematian, konflik dengan dokter, kurangnya
pengetahuan, masalah dengan rekan kerja, masalah dengan supervisor, beban
kerja, ketidakastian menentukan cara untuk mengobati pasien, kondisi pasien dan
keluarganya serta diskriminasi (French et al, 2000).
Stres kerja telah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di dunia
modern seperti sekarang ini. Masalah stres kerja tidak hanya memiliki dampak
pada sisi sosial dan psikologi seseorang, namun juga berdampak pada sisi
kesehatan seseorang. Hal tersebut disebabkan dampak dari stres kerja yang ikut
mempengaruhi kesehatan seseorang baik secara fisik maupun mental (Sugiarto,
2008). American National Association For Occupational Safety menempatkan
kejadian stres pada perawat berada di urutan paling atas pada empat puluh
pertama kasus stres pada pekerja (Ratnasari, 2009). Berdasarkan hasil survei
yang dilakukan di Perancis (Prihatini, 2007) ditemukan bahwa persentase
kejadian stres yang dialami perawat yaitu sebesar 74%. Tingginya angka
kejadian stres kerja pada perawat juga terlihat di Indonesia. Hasil survei yang
dilakukan oleh PPNI 2006 (dikutip dari Sridarta 2012) menunjukkan bahwa
sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami
stres kerja yaitu sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja
3
tinggi dan menyita waktu. Menurut hasil penelitian (Larasati, 2014) pada perawat
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta menyatakan bahwa terdapat 26
(56,5%) perawat yang mengalami stres rendah, 12 (26,1%) stres sedang dan 8
(17,4%) stres tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Simanjorang (2008) di
RSUD Pringadi Medan didapatkan 59,6% perawat mengalami stres kerja.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2007) di Ruang TB Paru
RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara didapatkan 41,7% perawat
mengalami stres kerja. Setiap individu mengalami stres kerja dengan gejala yang
bermacam-macam tergantung kondisi dan lingkungannya.
Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada 10
orang perawat di RS PKU Muhammadiyah Surakarta terdapat 60% perawat yang
mengalami stres kerja tingkat rendah, 20% perawat tingkat sedang dan 20%
perawat tingkat tinggi. Maka dari itu perlu adanya suatu program untuk
menurunkan stres kerja pada perawat. Salah satu terapi yang dapat diterapkan
untuk menurunkan tingkat stres adalah terapi murotal Al Quran.
Terapi
murotal
dapat
mempercepat
penyembuhan,
hal ini telah
dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Qadhi dalam Hidayah
(2013) yang menyebutkan bahwa mendengarkan ayat suci Al Quran memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
manusia baik dari perspektif fisiologis
maupun psikologis. Mendengarkan ayat suci Al Quran juga bermanfaat dalam
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dengan hasil tercatat dan terukur
secara
kuantitatif
dan
kualitatif
oleh
alat
berbasis
komputer.
Dengan
4
mendengarkan
bacaan
ayat-ayat
Al Quran,
responden
dapat merasakan
perubahan fisiologis dan psikologis yang sangat besar. Dari hasil penelitian
tersebut menunjukan bahwa dengan mendengarkan ayat suci Al Quran memiliki
pengaruh mendatangkan ketenangan dan menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif dengan persentase 97%.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti
tentang pengaruh terapi murotal Al Quran terhadap tingkat stres pada perawat di
rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti yaitu ”apakah ada
pengaruh terapi murotal Al Quran terhadap penurunan stres kerja pada perawat di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah?”
C. Tujuan
1.
Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi murotal Al Quran terhadap
penurunan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui tingkat stres kerja pada responden yang tidak
diberikan terapi murotal Al Quran.
5
b.
Untuk mengetahui tingkat stres kerja pada responden yang diberikan
terapi murotal Al Quran.
D. Manfaat
1.
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
wawasan
pengetahuan tentang pengaruh terapi murotal Al Quran terhadap tingkat stres
kerja khususnya pada perawat.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Peneliti
1) Dapat menambah wawasan,
khususnya tentang ilmu psikologi
dalam penerapan ilmu pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang telah diperoleh.
2) Dapat memperoleh pengalaman dalam mengimplemetasikan ilmu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara langsung di
Perusahaan yang bersangkutan.
3) Dapat menambah kemampuan dan keterampilan bagi peneliti untuk
melakukan
penelitian
dalam
bentuk
tulisan
ilmiah
tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya mengenai
masalah yang berhubungan dengan faktor bahaya mental-psikologi.
6
b.
Bagi Perawat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Diharapkan dapat mengurangi tingkat stres kerja sehingga
perawat lebih produktif dalam menjalankan tugasnya di tempat kerja.
c.
Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1) Menambah
referensi
di
kepustakaan
Program
Diploma
4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengenai pengaruh terapi
murotal Al Quran terhadap stres kerja.
2) Dapat
dijadikan
selanjutnya.
pertimbangan
untuk
penelitian-penelitian
Download