BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Salah satu bagian yang penting di dalam suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan barang. Persediaan dapat didefinisikan sebagai proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan (Ali, A.H., 1995). Dalam penanganan persediaan haruslah hati-hati karena persediaan berkaitan erat dengan sistem lain seperti rencana pembelian, rencana produksi, penjualan. Apabila penanganannya tidak tersusun rapi akan mengakibatkan kekacauan pada sistem yang berkaitan dengan sistem persediaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat sebuah sistem yang terdiri dari semua hal yang berhubungan dengan masalah persediaan, yang terangkai secara sistematis sehingga mudah untuk dikontrol. Apabila ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan timbul dalam persediaan, maka bisa segera dideteksi atau diatasi. Sesuai dengan kebutuhan, penilaian persediaan tidak lagi efektif apabila dikerjakan dengan cara manual karena selain memakan waktu dan tenaga, biaya juga akan bertambah. Untuk menghindari hal tersebut, akan lebih baik jika perhitungan persediaan menggunakan komputer. Dengan komputer data yang beraneka ragam dan dalam jumlah yang besar dapat diolah dengan cepat dan tepat. Sehingga bila ingin mendapatkan informasi persediaan tinggal mengakses data di komputer. Menurut Sulistyabudi (1985), menyebutkan bahwa syarat-syarat agar suatu sistem dapat dianggap baik antara lain: 1. cepat (terutama untuk memenuhi laporan manajemen dan langganan /konsumen). 2. murah (Biaya administrasi ditekan serendah mungkin). 3. teliti (tepat dalam perhitungan maupun informasi). Sesuai dengan syarat-syarat tersebut, komputerisasi dalam pengawasan atau pengendalian persedian juga dimaksudkan untuk (Sulistyabudi, 1985) : a. memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat, baik untuk melayani konsumen, maupun laporan manajemen, b. menekan biaya administrasi yang serendah-rendahnya. c. menangani persediaan dengan lebih baik. Karena akan mempercepat proses perhitungan dan “Posting” (Waktu yang diperlukan program sangat singkat dan lebih tepat karena perhitungan dengan komputer boleh dikatakan tidak pernah keliru dengan syarat logikanya harus benar). Di PT. Jamu Air Mancur pengendalian persediaan dilakukan oleh bagian Production Plan and Inventroy Control (PPIC). PPIC bertugas mengawasi semua persediaan bahan pada semua gudang yang ada. Selain itu PPIC juga bertugas membuat perencanaan produksi dan kebutuhan bahan. Apabila ada bahan yang dianggap kurang, maka PPIC akan membuatkan daftar kebutuhan bahan dan kemudian menyerahkannya ke bagian purchasing. Kemudian purchasing akan membuatkan order pembelian ke supplier. Apabila barang yang dipesan pada supplier tersebut datang maka bagian lab akan mengecek apakah barang yang dipesan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Di samping itu staf gudang akan menyiapkan bukti penerimaan barang dengan mencantumkan data-data sebagai berikut: 1. Nomor dan tanggal penerimaan 2. Kode dan nama barang yang akan diterima beserta uraiannya 3. Keterangan lain yang dianggap perlu Setelah bukti penerimaan barang ditandatangani oleh kepala gudang, kemudian didistribusikan ke bagian pembelian dan bagian akutansi, sisanya satu salinan tetap disimpan di gudang. Selanjutnya staf gudang akan menyimpan barang tersebut di lokasi gudang tertentu. Barang-barang yang disimpan akan dikeluarkan bila ada surat permintaan yang datang. Surat permintaan ini bisa dikeluarkan oleh bagian produksi atau gudang di lokasi pabrik yang membutuhkan barang tersebut. Pengeluaran barang dari gudang harus disertai dengan surat. Untuk pengiriman barang antar gudang di lokasi yang berbeda digunakan surat kirim, sedangkan pengiriman barang ke bagian produksi menggunakan surat proses. Akan tetapi dalam prakteknya terkadang perpindahan barang tersebut tidak menggunakan surat bukti pengeluaran. Untuk keperluan pemasukan data ke komputer, semua transaksi keluar/masuk yang terjadi pada hari itu direkap dalam laporan harian. Laporan ini dikirimkan ke bagian PPIC untuk dimasukan ke komputer. Kemudian data yang sudah dimasukkan ke komputer didistribusikan ke bagian akutansi maupun manajer pabrik. Untuk pemberian harga pada persediaan bahan simplisia, farmasi, dan kemasan PT. Jamu Air mancur menggunakan sistem harga rata-rata yaitu nilai akhir persediaan bahan di masing-masing gudang selama sebulan dibagi jumlah persediaan akhir selama sebulan dan harga akan berubah bila terjadi penerimaan bahan. Akan tetapi penentuan harga rata-rata pada program persediaan yang dimiliki air mancur adalah menjumlahkan nilai bahan di seluruh gudang dibagi jumlah persediaan bahan di seluruh gudang sehingga untuk harga bahan di gudang yang tidak menerima bahan ikut mengalami perubahan. Hal ini terjadi disebabkan karena program tidak menyediakan fasilitas untuk memasukkan data dari gudang mana bahan berasal atau ke gudang mana bahan dikirim. Di samping itu, program persediaan yang dimiliki PT. Jamu Air mancur masih terbuat dari Disk Operating System (DOS). Untuk saat ini DOS sudah banyak ditinggalkan orang karena selain tidak bisa digunakan untuk online, file dari program yang berbasis DOS juga tidak bisa direlasikan dengan file lain dengan mudah seperti program-program yang berbasis Windows. Sehingga untuk menutupi kekurangan pada sistem informasi persediaan baik dari segi program yang masih menggunakan DOS maupun administrasi persediaan maka perlu didesain sistem informasi persediaan yang menggunakan program komputer berbasis sistem operasi Windows yang dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada sistem informasi persediaan yang lama. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana mendesain sistem informasi persediaan yang mampu membantu menyelesaikan masalah-masalah persediaan yang dihadapi oleh perusahaan seperti: a. Administrasi gudang yang tidak disiplin dalam mengeluarkan barang karena tidak menggunakan surat bukti. b. Program komputer persediaan yang tidak mendukung akutansi dalam menentukan harga rata-rata bahan di tiap gudang. c. Sistem pemasukan data persediaan ke komputer yang dipusatkan di satu lokasi pabrik lalu disebarkan, menyebabkan manajer pabrik tiap lokasi pabrik tidak bisa mendapatkan informasi yang cepat mengenai kondisi persediaan lokasinya. 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan sistem informasi persediaan PT. Jamu Air Mancur adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan database yang mampu menyediakan tempat penyimpanan data bagi pemakai, memberikan kemudahan bagi pemakai dalam mengakses data, memberikan respon yang segera atas permintaan data dari pemakai, memberikan kebebasan kepada pemakai untuk memakai secara bersamaan dan serentak, meminimasi duplikasi dalam penyimpanan data serta mendukung sistem informasi persediaan dalam menyediakan data yang akurat dan terkini. 2. Menghasilkan prototipe sistem informasi persediaan yang mampu menyediakan informasi mengenai kondisi persediaan di tiap gudang PT. Jamu Air Mancur, asalusul bahan, surat apa yang digunakan pada saat barang tersebut mengalami mutasi, serta mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Perbaikan sistem persediaan yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan masukan untuk membuat sistem informasi persediaan yang baru. 2. Usulan sistem informasi persediaan PT. Jamu Air Mancur yang mampu membantu perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah persediaan yang sedang dihadapi. 1.5 Batasan masalah Agar pembahasan lebih terfokus, maka perlu diberi batasan-batasan yang antara lain sebagai berikut 1. Biaya pembuatan sistem informasi persediaan tidak dibahas dalam penelitian ini. 2. Ruang lingkup pembahasan hanya seputar sistem persediaan di PT Jamu Air Mancur yang berkaitan dengan bahan baku, bahan farmasi, dan produk setengah jadi. Sedangkan sistem lain yang terkait dengan dengan sistem persediaan tidak dibahas. 3. Implementasi Sistem Informasi Persediaan yang dibuat juga tidak dibahas. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan dan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang uraian teori-teori, informasi yang diambil dari literatur-literatur yang ada . BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian terdiri dari tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan tersebut adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian dan pengumpulan data. Pada tahapan Sistem Informasi Persediaan ada tiga tahapan yaitu tahap analisis sistem, desain umum sistem, desain sistem rinci. Pada akhirnya diambil kesimpulan dan dibuat saran-saran yang mendukung. BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Bab ini berisi analisis terhadap sistem yang lama dan pemecahannya bila terdapat kekurangan. Bagian ini juga membahas desain sistem informasi persediaan yang terdiri dari desain sistem secara umum dan terinci. BAB V VALIDASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN Bab ini berisi tentang pengujian terhadap program sistem informasi persediaan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran.