Carvedilol lebih unggul dibanding Metoprolol dalam

advertisement
BERITA TERKINI
Carvedilol lebih unggul dibanding Metoprolol
dalam Mencegah Fibrilasi Atrium setelah CABG
F
ibrilasi atrium merupakan komplikasi
aritmia yang sering terjadi setelah
CABG (Coronary Artery Bypass Grafting),
dikaitkan dengan gangguan hemodinamik,
emboli sistemik, kejadian infark miokardium
yang lebih tinggi, dan komplikasi karena
pemberian antikogulan, termasuk efusi
perikardium dan tamponade. Lebih lanjut,
fibrilasi atrium seringkali dikaitkan dengan
pemanjangan lama perawatan di rumah sakit,
peningkatan komplikasi pasca-operasi dan
angka mortalitas. Tingkat kejadiannya 2040% dan biasanya terjadi antara hari ketiga
dan kelima setelah pembedahan. Beberapa
faktor diketahui mempengaruhi kejadian
fibrilasi atrium setelah CABG, meliputi
usia lanjut, gagal ventrikel kiri, riwayat
fibrilasi atrium sebelumnya, penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), infark miokardium
sebelumnya, ukuran ventrikel kiri, riwayat
penggunaan beta-blocker, waktu klem
lintas selama pembedahan, dan waktu CPB
(cardiopulmonary bypass).
Penggunaan beta-blocker setelah infark
miokardium terkait dengan penurunan
tingkat
kematian
mendadak,
infark
miokardium kambuhan, fibrilasi ventrikuler,
dan syok kardiogenik. Efek beta-blocker
pada pencegahan aritmia supraventrikuler
telah dikonfirmasi pada beberapa studi
acak prospektif. Metoprolol merupakan
penghambat selektif reseptor beta-1 yang
telah terbukti efektif menurunkan kejadian
fibrilasi atrium setelah CABG. Carvedilol merupakan penghambat non-selektif reseptor
beta dan alfa1. Data saat ini menunjukkan
karakteristik farmakologi carvedilol yang
berbeda dibandingkan beta-blocker lain,
seperti efek antiinflamasi dan antioksidan.
Pada pasien infark miokardium dan disfungsi
sistolik ventrikel kiri, carvedilol mencegah
remodeling ventrikel kiri sehingga menurunkan tingkat mortalitas dan morbiditas.
Carvedilol meningkatkan kekuatan ejeksi
ventrikel kiri dan menurunkan volume
diastolik akhir pasien gagal jantung, khususnya pada kasus berat. Carvedilol juga dikenal
baik sebagai obat yang efektif menurunkan
mortalitas, lama perawatan di rumah sakit,
dan manifestasi klinis gagal jantung, dan
karena carvedilol merupakan penghambat
reseptor alfa dan beta, dapat digolongkan ke
dalam obat antiaritmia kelas II.
Suatu studi telah dilakukan untuk membandingkan efek preventif carvedilol dengan
metoprolol terhadap kejadian fibrilasi
atrium setelah bedah CABG. Studi tersebut
dilakukan secara acak, tersamar ganda, pada
150 pasien (55 wanita, 95 pria, usia 59 ± 10
tahun) yang menjalani bedah CABG. Pasien
tanpa kontraindikasi terhadap beta-blocker
secara acak mendapat carvedilol (n=75) atau
metoprolol tartrate (n=75). Terapi beta-blocker
tersebut dimulai pada hari pertama pascaoperasi (carvedilol 6,25 mg, 2 kali sehari,
metoprolol 25 mg, 2 kali sehari), dan dosis
diatur menurut respons hemodinamik
pasien. Semua pasien dipantau 5 hari setelah
pembedahan, kejadian fibrilasi atrium
dan komplikasi lain dicatat pada kedua
kelompok.
Hasilnya menunjukkan bahwa fibrilasi atrium
terdeteksi pada 18 pasien (24%) kelompok
carvedilol dan 21 pasien (28%) kelompok
metoprolol (p=0,577). Prevalensi fibrilasi atrium
lebih tinggi pada kelompok gagal ginjal.
Sebagian besar fibrilasi atrium dideteksi pada
2 dan 3 hari setelah pembedahan. Hasil studi
menunjukkan kaitan antara usia lanjut dan
kejadian lebih tinggi fibrilasi atrium. Fibrilasi
atrium dicatat pada 9 pasien (12%) kelompok
carvedilol dan 11 pasien (14%) kelompok
metoprolol, dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri
antara 35% dan 45%, namun tidak berbeda
bermakna (p=0,587).
Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa
pada pasien dengan fraksi ejeksi cukup,
tidak ditemukan perbedaan efek carvedilol
atau metoprolol dalam mencegah fibrilasi
pasca-CABG. Namun, mengingat carvedilol
mempunyai efek antioksidan dan antiinflamasi, mungkin lebih bermanfaat
dibandingkan metoprolol, khususnya pada
pasien dengan fraksi ejeksi lebih rendah atau
gagal jantung.
Studi sebelumnya melibatkan 110 pasien
yang menjalani CABG yang secara acak
mendapat carvedilol 12,5 mg, 2 kali sehari
dan metoprolol 50 mg, 2 kali sehari, 3 hari
sebelum pembedahan dan dipantau 3
hari pasca-operasi, menunjukkan 16%
pasien kelompok carvedilol dan 36% pasien
kelompok metoprolol mengalami fibrilasi
atrium (p=0,029). Analisis regresi logistik
bertahap multipel menunjukkan bahwa
penggunaan metoprolol, usia lanjut, dan
gangguan fraksi ejeksi ventrikel kiri merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya
fibrilasi atrium, dan penggunaan carvedilol
secara independen dikaitkan dengan
pemeliharaan irama sinus setelah CABG
(p=0,02). Hasil studi ini menunjukkan bahwa
carvedilol lebih unggul dibanding metoprolol
dalam menurunkan kejadian fibrilasi atrium
pasca-operasi CABG dini. (EKM)
REFERENSI:
1.
Jalalian R, Ghafari R, Ghazanfari P. Comparing the therapeutic effects of carvedilol and metoprolol on prevention of atrial fibrillation after coronary artery bypass surgery, a double-blind
study. Int Cardiovasc Res J.2014;8(3):111-5.
2.
Acikel S, Bozbas H, Gultekin B, Aydinalp A, Saritas B, Bal U, et al. Comparison of the efficacy of metoprolol and carvedilol for preventing atrial fibrillation after coronary bypass surgery. Int
J Cardiol.2008;126(1):108-13.
CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015
57
Download