BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New Media New Media terdiri dari 2 kata yaitu New dan Media. New yang berarti baru dan Media yang berarti perantara. Jadi, New Media merupakan sarana perantara yang baru. Baru dalam arti disini dilihat dari segi waktu, manfaat, produksi, dan distribusinya. New Media juga dapat disebut sebuah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarakan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanupulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak.22 Teknologi yang berkembang banyak membawa perubahan dalam hidup manusia, misalnya saja gaya hidup serba praktis yang mengurangi waktu manusia untuk berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Gaya hidup penuh kemudahan yang meningkatkan kemalasan, dalam contoh sederhana penggunaan remote televisi. Namun dilain pihak, banyak juga keuntungan yang didapat dari perkembangan teknologi yang pada dasarnya memang diciptakan untuk meringankan kerja manusia.23 Daya tarik New Media dirasa sangat hebat, tawaran-tawaran seperti kecepatan, interaktifitas, jaringan luas dan akses yang lebih bersifat pribadi 22 Staubhaar, J. & Larose, R. Media Now: Understanding Media, Culture, and Tecjnology. 5th Edition. Thomson *Wadsworth, 2006. 23 Flew, Terry. New Media : an introduction, New York : Oxford University Press, 2005 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 membuatnya dapat berkembang dengan cepat. Perbandingan antara new media dapat dilihat dari menurunnya angka data-data survey beberapa negara tentang penggunaan atau penjualan old media. Penjelasan karakteristik dari new media dari tulisan Sarah Kember dapat digambarkan dengan hal-hal berikut: 24 a. Digital Digital dimaksudkan bagaimana bentuk data digital ini dapat menjadi lebih baik penggunaannya dari data analog dalam segi kecepatan dan kerealannya. Dan sudah jelas bahwa new media yang berbasis digital hanya dapat dilakukan dengan media komputer. Meski saat ini new media juga sudah dapat diakses dengan teknologi mobile seperti smartphone. b. Interaktifitas Karakteristik Interaktifitas kemudian menjadi karakterisik favorit. Interaktif dapat memotong waktu, secara langsung dapat kita kendalikan dan komunikasi dua arah dapat terjadi hanya dengan media komputer saja. Pengaturan informasi yang kreatif dari karakter inilah yang juga menjadi pilihan pengguna dalam teknologi media ini. Meski sebenarnya interaksi tersebut terjadi antara manusia dan komputer. c. Hypertextual Hypertextual, mungkin karakter ini agak sulit dijelaskan. Namun sebenarnya hypertextual adalah teks yang dapat mengijinkan user mengakses teks-teks lain. Dengan hanya meng-klik satu teks saja yang 24 Ibid Hal 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 sudah terdapat link didalamnya maka user dapat terhubung dengan halaman lain dengan isi teks yang berbeda. d. Dispersal New media bersifat Dispersal. Maksudnya adalah menyebar, dimana produksi, distribusi dan konsumsi tidak terpusat. Karena setiap pengguna internet dapat sesuka hati menjadi produsen, distributor atau hanya sekedar konsumen (personal freedom). Inilah yang dinilai new media merupakan media yang lebih bersifat pribadi (individually). Hingga dapat menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari penggunanya. e. Virtuality Virtuality, karekter unik yang dimiliki new media. Ini adalah persepsi kita terhadap objek-objek immaterial. Karena new media juga memiliki unsur presence atau kehadiran meski tidak secara fisik, sering disebut dunia maya. Karakter ini juga yang mendorong terbentuknya salah satu budaya baru yakni budaya virtual. 2.1.1 Media Sosial Media sosial atau juga disebut jejaring sosial merupakan perkembangan dari media baru yang kontras dengan media tradisional atau industri seperti media cetak dan media audio-visual. Media sosial merupakan platprom yang memungkinkan para pengguna web berinteraksi dan berpartisipasi dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 pembuatan konten lalu berkomentar sesuai dengan keberadaan mereka maupun masyarakat umum.25 Media sosial online turut mendukung terciptanya demokratisasi informasi dan ilmu pengetahuan yang mengubah perilaku audiens dari yang sebelumnya pengonsumsi konten beralih ke pemroduksi konten. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya. Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah tentang manusia. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerja sama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial 25 Alo.Liliweri, Komunikasi antar-personal. Jakarta : Prenada media. 2015. Hal : 283 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.26 Keberadaan media sosial yang mampu menyajikan informasi yang banyak dan beragam, mampu membuat pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa berubah. Saat informasi yang disajikan tersebut dilakukan secara berulang-ulang, secara tidak langsung logika masyarakat akan terpengaruh dan nantinya akan mempengaruhi opini yang dilontarkan. Ketika banyak orang melontarkan opini yang sama, maka fenomena tersebut dapat disebut sebagai opini publik.27 Aplikasi sosial media tidak perlu dibingungkan lagi, Facebook, friendster dan Twitter telah menjadi contoh yang nyata. Isi akun pribadi seseorang dapat diisi dengan apa saja yang diinginkan olehnya. Bahkan tanpa rasa takut, melainkan dengan yakin dan percaya diri sengaja mengunggah data yang mungkin orang lain tidak mengetahuinya. 2.1.2 Instagram dan Instagram Stories Di era internet ini, jenis media sosial online sangat beragam. Setelah facebook dan twitter menjadi media sosial dengan pengguna terbanyak, kali ini bermunculan banyak media sosial, seperti Blackberry Messenger, Instagram, Line, Path, Snapchat, Bigo Live dan berbagai macam lainnya. Salah satunya yang saat ini populer di kalangan anak muda utamanya adalah Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial untuk berbagi foto yang memungkinkan 26 Pengertian Media Sosial Menurut para Ahli. Dikutip tanggal 7 April 2016 dari http://www.gurupendidikan.com/21-ciri-pengertian-media-sosial-menurut-para-ahli 27 Fajar Junaedi dkk. Teori Komunikasi : Media, Teknologi dan Masyarakat. 2011 OP Cit. Hal 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.28 Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instantelegram.29 Kepopuleran Instagram tak dapat dilepaskan dari kedua nama pendirinya, yaitu Kevin Systrom dan Mike Krieger yang merupakan CEO perusahaan Burbn, Inc. Kedua orang tersebut merupakan tokoh di balik kesuksesan Instagram yang telah mencapai ratusan juta pengguna aktif di seluruh dunia. Tentu saja hal itu menarik bagi perusahaan lain yang lebih dahulu populer, yaitu Facebook, Inc untuk mengambil alih kepemilikan Instagram.30 Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian 28 Sejarah Asal Mula Media Sosial Instagram. Dikutip pada tanggal 21 Februari 2017 dari http://satupedang.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-asal-mula-media-sosial-Instagram 29 Ibid 30 Biteb Rans. Sejarah dan Perkembangan Media Sosial Instagram. Dikutip pada tanggal 21 Februari 2017 dari http://www.bitebrands.co/2015/01/sejarah-dan-perkembangan-mediasosial.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram. Juga dapat menggunakan temanteman mereka yang juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Instagram memiliki menu-menu dasar31, diantaranya : a. Home Di dalam menu home, pengguna dapat melihat postingan foto maupun video dari akun yang telah pengguna ikuti. Biasanya banyak orang yang banyak menghabiskan waktu hanya untuk stalking di fitur ini. b. Search Menu ini hadir untuk membantu penguna mencari sesuatu. Membantu pengguna menemukan akun teman dan hashtags yang berkaitan dengan sesuatu yang dicari serta mencari orang-orang yang pernah berada di suatu tempat. c. Foto Tombol ini berfungsi untuk mengunggah gambar, foto dan juga video. Menu ini mirip menu tweet kalau pada twitter dan mirip juga seperti menu status pada facebook. Di Instagram pengguna tidak bisa membuat 31 Fitur-Fitur Dasar Instagram. Dikutip pada tanggal 22 Februari 2017 dari http://rocketmanajemen.com/fitur-fitur-dasar-Instagram/ http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 status berupa teks. Sebab Instagram adalah media sosial yang berbasis visual. Pengguna dapat menambahkan teks jika disertai dengan foto. Karena Instagram adalah media sosial yang berbasis visual, Instagram memiliki fitur edit foto. Filter-filter yang terdapat di dalam aplikasi Instagram saat ini adalah Clarendon, Gingham, Moon, Lark, Reyes, Juno, Slumber, Crema, Ludwig, Aden, Perpetua, Amaro, Mayfair, Rise, Hudson, Valencia, X-pro II, Sierra, Willow, Lo-fi, Inkwell, Hefe, dan Nashville. Pengguna dapat menggunakan filter-filter tersebut sesuai dengan selera. Selain itu, dalam edit foto Instagram terdapat pengaturan cahaya kontras. Pengguna dapat mengatur cahaya pada gambar sesuai dengan yang diinginkan. d. Notifikasi Menu ini akan menampilkan pemberitahuan yang berkaitan dengan akun pengguna. Ada dua jenis notifikasi yaitu notifikasi untuk akun pribadi pengguna. Seperti orang yang meminta pertemanan, orang yang menerima permintaan pertemanan. Bisa juga orang yang menyukai atau yang komenar di foto pengguna dan juga orang yang menyebut pengguna ( mention ) akun pengguna di status orang lain. Jenis notifikasi yang kedua adalah notifikasi yang menampilkan aktivitas dari following pengguna atau orang-orang yang pengguna ikuti. Jadi, pengguna dapat mengetahui orang yang pengguna ikuti menyukai foto siapa, komentar di foto siapa dan sedang berteman dengan siapa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 e. Profil. Menu profil di gunakan untuk melihat akun pribadi pengguna. Di menu ini pengguna dapat mengedit profilnya. Pengguna juga dapat melihat foto-foto yang sudah diunggah dan juga foto-foto yang di-tag ke pengguna. Untuk mendorong pengguna agar membuat dan membagikan konten lebih banyak pada platform, Instagram telah mengumumkan Instagram Stories pada awal agustus 2016, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna mengirim foto dan video yang menghilang setelah 24 jam. Konten yang dibagikan ke stories juga tidak akan muncul pada profil grid pengguna atau dalam Instagram feed. Diadopsi dari fitur snapchat stories, kini Instagram stories telah merebut pengguna snapchat stories.32 Instagram Stories muncul pada bar bagian atas feed beranda, dan semua akun Instagram dapat membagikan stories mulai dari teman-teman pengguna sampai akun popular. Untuk melihat story seseorang, pengguna cukup klik pada foto profil yang ingin pengguna lihat. Story mereka akan muncul secara fullscreen, dan kemudian akan muncul semua konten yang diposting pengguna lain dalam 24 jam terakhir. Konten yang di-klik mulai dari urutan yang terbaru ke terlama. Setelah pengguna melihat sebuah story, pengguna dapat tap untuk kembali dan maju atau menggeser untuk melompat ke story orang lain. Tidak seperti postingan biasa, tidak ada like atau public comment, pengguna hanya bisa mendapat komentar secara pribadi. Seperti halnya snapchat stories, pengguna 32 Nariswari. Pengguna Aktif Instagram Stories Capai 150 Juta. Dikutip pada tanggal 17 Februari 2017 dari https://www.tabloidpulsa.co.id/news/28420-pengguna-aktif-Instagram-stories-capai150-juta Opcit http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 dapat melihat siapa saja yang telah menyaksikan konten yang dibuatnya.33 Instagram stories lebih privasi, karena pengguna dapat mengatur siapa saja yang tidak boleh melihat postingannya. Instagram stories memungkinkan penggunanya berkreasi dalam membagikan suatu cerita. Sampai saat ini, Instagram stories terus melakukan perkembangan mengenai fitur-fiturnya. Di dalam Instagram stories, pengguna dapat memposting foto maupun video dengan caption, karena terdapat fitur tulisan pada Instagram stories. Pengguna juga dapat berkreasi mengenai postingannya karena di Instagram stories terdapat brush tool yang memungkinkan penggunanya menggambar apa saja. Berbagai macam stiker terbaru kini bisa menghiasi postingan pengguna Instagram stories. Instagram menyiapkan stiker dengan tema sesuai dengan momen tertentu. Selain itu, Instagram stories juga memiliki fitur Instagram live, dalam menu ini, pengguna Instagram dapat melakukan siaran secara langsung (live) yang dapat dilihat oleh para pengikutnya. Instagram live adalah fitur yang sangat baru di Instagram stories. Tidak jauh berbeda dengan media sosial bigo live, pengguna yang menggunakan fitur Instagram live dapat melihat siapa saja yang bergabung di dalam siaran langsungnya tersebut. Fitur boomerang juga termasuk fitur terbaru di Instagram stories. Dalam fitur ini, pengguna dapat merekam gerakannya kemudian akan terlihat rekaman gerakan secara berulang-ulang. 33 Social Media Instagram Meluncurkan Instagram Stories. Dikutip pada tanggal 22 Februari 2017 dari https://digitalmarketer.id/news/updatean-terbaru-social-media-Instagram-meluncurkanInstagram-stories/ http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.2 Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) adalah suatu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Secara sederhana komunikasi antar pribadi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (Sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.34 Komunikasi antar pribadi merupakan suatu action oriented, ialah suatu tindakan yang beorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal itu bermacam-macam, diantaranya: 35 1) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup. 2) Menemukan diri sendiri 34 35 Suranto Aw. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2011 Hal : 5 Ibid Hal 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengetahui karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka terjadi proses belajar tentang diri maupun orang lain. 3) Menemukan dunia luar Dengan komunikasi antar pribadi diperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan actual. 4) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis Manusia adalah makhluk sosial, salah satu kebutuhan yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu, setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. 5) Mempengaruhi sikap dan tingkah laku Komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media). Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena. Setiap fenomena akan memberi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 makna pada situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap. 6) Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu Komunikasi interpersonal dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasana rileks, ringan, dan menghibur dari semua keseriusan dalam kegiatan sehari-hari. 7) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi dan salah interpretasi yang terjadi antara sumber dan penerima pesan. Karena dengan pendekatan interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi. 8) Memberikan bantuan (konseling) Komunikasi interpersonal dapat dipakai sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi orang lain yang memerlukan. Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak sebagai konselor maupun konseli dalam interaksi personal sehari-hari. Pola hubungan antar pribadi ditunjukkan oleh adanya sikap keterbukaan di antara sumber dan penerima pesan. Hubungan interpersonal juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat pribadi di antara kedua belah pihak. Masing-masing saling terbuka sehingga dapat menerima perbedaan sifat pribadi tersebut.36 36 Ibid Hal 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam komunikasi akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan. Keakraban hubungan interpersonal ditandai dengan adanya sikap terbuka, saling percaya, sehingga seseorang dapat secara total mengungkapkan segala sesuatu tanpa resiko.37 Keterbukaan ialah kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri informasi ini tidak bertentangan dengan asas kepatuhan. 2.2.1 Hubungan Interpersonal Manusia hidup sebagai makhluk individu, sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, artinya setiap manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrat sejak dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan pertolongan orang lain dilingkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu, melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal bersama sekaligus menjalin hubungan dengan individu-individu lainnya dan saling memerlukan satu sama lain. Karakteristik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan orang lain, sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi 37 Ibid Hal 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. 2.2.2 Pengungkapan Diri (Self-Disclosure) Self disclosure adalah komunikasi yang menyatakan pengakuan diri sendiri, karena self disclosure adalah jenis komunikasi yang tidak hanya menyertakan pernyataan tetapi juga terdapat maksud dari bahasa non-verbal, seperti halnya kita membuka rahasia kepada teman dekat kita dan melakukan pengakuan kepada publik pada acara talkshow di televisi.38 Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai dan terdapat dalam diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita dapat menutup diri karena merasa kurang percaya. Pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri dalam kegiatan berupa berbagai topik seperti informasi yang akrab, informasi pelaku, sikap, membagi perasaan, keinginan, motivasi, dan ide. 38 Joseph A. Devito. The Communication Handbook: a dictionary. Universitas Michigan: Hapher dan Row, Publisher, Incoporated, 1986. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Proses self-disclosure seperti yang dijelaskan oleh Sidney M Jourard (seorang psikiater yang banyak melakukan penelitian terhadap self-disclosure), berpendapat bahwa hanya dengan self disclosure maka kita dapat menjadi tahu tentang diri kita yang sesungguhnya. Jika kita tidak terbuka dan bersifat transparan terhadap orang lain, maka kita tidak akan terbuka dan transparan terhadap diri sendiri.39 Seseorang dapat mengetahui jenis informasi mengenai diri orang lain (keluasan), atau seseorang mungkin bisa mendapat informasi detail dan mendalam mengenai satu atau dua aspek dari diri orang itu (kedalaman). Ketika hubungan di antara dua individu berkembang, maka masing-masing individu akan mendapatkan lebih banyak informasi yang akan semakin menambah keluasan dan kedalaman mereka satu sama lainnya.40 Topik pengungkapan diri individu tidak hanya yang bersifat pribadi atau rahasia saja, tetapi juga melibatkan hal-hal umum, seperti kesukaan atau hobi, sikap terhadap pekerjaan, dan sebagainya. Menurut Altman & Tailor (1973) ada dua dimensi dari self disclosure41: 1. Keluasan Merupakan informasi yang disampaikan kepada pihak lain di mana informasi yang disampaikan tersebut menyangkut hal-hal secara umum dari individu yang mengungkapkan diri. Meliputi informasi diri, cita-cita dan minatnya, berbagai isu yang berkembang disekitarnya. 39 Sidney M Jourard, Self Disclosurea: An Experimental Analysis of The Transparent (United States, Wiley Interscience, 1971) Hal:211 40 Irwin Altman dan Dalmas Taylor, Social Penetration: The Devlopment of Interpersonal Relationship, Rinehart dan Winston, 1973. 41 Ibid http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2. Kedalaman Merupakan penyampaian informasi kepada pihak lain di mana tingkat kerahasiaannya berbeda. Semakin dalam hubungan berarti semakin dalam pula informasi yang disampaikan. Meliputi kekurangan yang dimiliki individu, sifat/karakter diri, keadaan emosional. Dalam istilah di Indonesia, self-disclosure juga disebut sebagai membuka diri atau penyingkapan diri. Penyingkapan diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri. Banyak hal yang dapat diungkapkan tentang diri kita melalui ekspresi wajah, sikap tubuh, pakaian, nada suara, dan melalui isyarat-isyarat non verbal lainnya yang tidak terhitung jumlahnya, meskipun banyak di antara perilaku tersebut tidak disengaja, namun penyingkapan diri yang sesungguhnya adalah perilaku yang disengaja. Self disclosure seringkali merupakan suatu usaha untuk memasukkan otentisitas ke dalam hubungan sosial. Ada saatnya hubungan self disclosure lebih merupakan usaha untuk menekankan bagaimana kita memainkan peranan kita daripada bagaimana orang lain mengharapkan kita memainkan peranan tersebut. Menggambarkan beberapa peranan self disclosure yang tepat, yaitu42: 1. Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung. 2. Dilakukan oleh kedua belah pihak. 3. Disesuaikan dengan keadaan yang sedang berlangsung. 4. Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antara orang-orang yang terlibat. 42 Irwin Altman dan Dalmas Taylor, Social Penetration: The Devlopment of Interpersonal Relantionship, Rinehart & Winston, 1973. OpCit. Hal 76 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 5. Ada peningkatan dalam penyingkapan, sedikit demi sedikit. Ada orang yang terlalu membuka diri disebut sebagai over disclosure, yakni menginformasikan segala hal tentang dirinya kepada siapapun. Terdapat juga orang yang terlalu menutup diri atau under disclosure, yaitu jarang sekali membicarakan tentang dirinya kepada orang lain. Pada umumnya orang lebih banyak berada diantara kedua ekstrim tersebut, mereka memilih topik-topik mana yang diungkapkan dan kepada siapa mereka mengungkapkannya. Bagian awal dari penelitian ini dilakukan bahwa melalui self disclosure seorang individu akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensive, dan lebih cermat memandang dirinya dan orang lain. Adapun kegunaan atau manfaat dari self-disclosure menurut Ronald B Adler dan Neil Towne, adalah43 : 1. Self – Clarification : yaitu individu dapat memperjelas keyakinan, pendapat, pemikiran, sikap, dan perasaan-perasaan dengan memperbincangkan dengan orang lain. Membicarakan persoalan ini dapat dilakukan pada terapi psikologis, tetapi bisa juga pada situasi biasa misalkan dengan teman yang baik. 2. Self – Validation : yaitu bila kita mengungkapkan suatu informasi dengan harapan persetujuan pendengar, berarti kita mencari “validitas” atau pengakuan dari perilaku, yaitu konfirmasi tentang keyakinan yang kita pegang. Pada level yang lebih dalam, self-validating disclosure ini 43 Ronald B Adler dan Neil Towne “Looking out/Looking In Interpersonal Communication.” 5th. Edition : New York.Inc. 1987. Hal:133 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 bermaksud mencari konfirmasi tentang hal penting dari penilaian kita tentang diri sendiri (self concept). 3. Reciprocity. Suatu Lasakouw,1958). kesimpulan Menyatakan dari bahwa penilaian perilaku (Journal self dan disclosure menimbulkan perilaku yang sama dari orang lain. Oleh karena itu, jika seseorang mengungkapkan tentang dirinya, maka ia akan mengharapkan orang lain melakukan hal yang sama terhadap dirinya. 4. Impression Formation. Pada beberapa situasi, kita melakukan self disclosure diperhitungkan sedemikian rupa untuk membentuk kesan tertentu agar tampak baik, sehingga terkadang individu sengaja memilih informasi yang akan diungkapkan, terlepas dari informasi tersebut benar atau tidak. 5. Manipulating. Dalam beberapa kasus perilaku self disclosure diperhitungkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, tentu saja bila motivasi yang tersembunyi itu diketahui oleh komunikan hasilnya tidak tercapai seperti yang diharapkan. Menurut Miller dan Steinberg, self-disclosure memiliki kegunaan yang sangat penting, yaitu44: 1. Katarsis, yaitu memberikan kelegaan hati. 2. Memperjelas situasi yang memusingkan dan membingungkan. 3. Meningkatkan hubungan. 44 Gerald R Miller and Mark Steinberg, Between People “A New Analysis of Interpersonal Communication.” Chocago: Science Research Associates Inc. 1975. Hal:97. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Untuk melepaskan perasaan bersalah Disamping adanya keuntungan dengan melakukan self disclosure terhadap seseorang, terdapat pula kerugian yang dapat diperoleh seseorang dengan melakukan self disclosure. Kerugiankerugiannya antara lain45: 1. Penolakan pribadi dan sosial Bila seseorang melakukan pengungkapan diri biasanya melakukannya pada orang yang dipercaya. Manusia melakukan pengungkapan diri agar komunikannya besikap mendukung pengungkapan dirinya, namun ternyata menolak. 2. Kerugian material. Jika seseorang melakukan pengungkapan diri kemudian dapat dijauhi orang lain, itu akan menyebabkan seseorang mengalami kerugian material. 3. Kesulitan Intrapribadi. Bila reaksi orang lain tidak seperti yang diduga, maka kesulitan intrapribadi dapat terjadi. Tak seorangpun senang ditolak, dan mereka yang egonya rapuh perlu memikirkan kerusakan yang dapat disebabkan oleh penolakan tersebut. A. Tingkatan Self-Disclosure Proses hubungan interpersonal dibagi menjadi tingkatan yang berbeda dalam self-disclosure. Menurut Powell tingkatan-tingkatan tersebut adalah46: 45 Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia :Kuliah Dasar, Edisi Kelima, Terjemahan Maulana, Jakarta: Karisma Publishing Group hal-69 46 Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial Cet.5 (Malang: UMM Press, 2009) Hal: 82-83. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 1. Basa-basi Merupakan taraf self disclosure yang paling lemah atau dangkal. Walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, tetapi tidak terjadi hubungan antarpribadi. Masing-masing individu berkomunikasi basa-basi sekedar kesopanan. 2. Membicarakan orang lain Dalam taraf ini yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang di luar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam, tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri. 3. Menyatakan gagasan atau pendapat Taraf ini sudah mulai terjalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain. Individu mulai menyatakan pendapatnya terhadap orang lain. 4. Pengungkapan isi hati yang disertai perasaan dan emosi Di tingkat ini, setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antarindividu yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka, dan menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam. 5. Hubungan puncak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Self disclosure telah dilakukan secara mendalam, individu akan mencapai hubungan puncak, di mana yang menjalin hubungan antarindividu dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan sejati haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak. B. Faktor-faktor Self-Disclosure Menurut Mesch & Beker, faktor yang mempengaruhi self- disclosure yaitu47: 1. Perbedaan Gender Gender merupakan variabel penting yang berkaitan dengan pengungkapan diri. Diantara orang dewasa, beberapa penelitian menunjukkan tingkat pengungkapan diri yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Dalam konteks self-disclosure pada remaja menunjukan bukti pengaruh perbedaan gender, baik secara kuantitas dan kualitas. Dalam studi yang membandingkan pengungkapan diri secara langsung (FTF) dan komunikasi online, remaja perempuan dilaporkan cenderung memiliki skor pengungkapan diri lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Penjelasan untuk perbedaan gender dalam pengungkapan diri, dihubungkan dengan variasi dalam sosialisasi gender. Dimana laki-laki secara tradisional diajarkan untuk menahan diri dalam berbagi perasaan mereka, sedangkan perempuan diharapkan untuk menjadi lebih ekspresif dan terbuka dalam 47 Debra Anne Jonson. Self-disclosure Pattern of Early Adolescents. California: Fresno. 1978 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 berkomunikasi. Perempuan lebih mudah dalam membentuk rasa percaya ketika melakukan komunikasi online dibandingkan laki-laki, dan untuk alasan ini, pengungkapan diri pada perempuan lebih tinggi.48 2. Usia Usia seseorang merupakan salah satu indikator atas perilakunya, selama masa remaja, keterlibatan secara sosial mengalami peningkatan, disertai dengan kecenderungan untuk mengungkapkan informasi pribadi. Penelitian menunjukan, bahwa selama masa remaja, seorang remaja membangun kemampuan untuk membina kedekatan berdasarkan tingkat keterbukaan, kejujuran, dan pengungkapan diri. Remaja memiliki kecenderungan melakukan self-disclosure kepada teman sebaya, daripada kepada orang tua mereka, hal tersebut memainkan peran penting dalam pembangunan hubungan, memberikan kaum muda sumber daya sosial yang membantu mereka menangani isu-isu yang menjadi perhatian mereka pada setiap titik dalam kehidupan mereka. 3. Efek Diadik Dalam proses self disclosure nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung 48 memberikan reaksi yang sepadan. Ibid Hal 97 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada umumnya 34 mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka.49 4. Ukuran Khalayak Self disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dalam komunikasi dengan khalayak kecil, misalnya dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil. Jika khalayak komunikasi itu besar jumlahnya maka kita akan sulit mengontrol dan menerima umpan balik dari lawan komunikasi kita. Apabila khalayaknya kecil saja maka kita bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu. 5. Topik Bahasan Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang umum saja. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraan kita. Tidak mungkin kita berbicara soal-soal yang sangat pribadi, pada orang yang baru kita kenal atau orang yang tidak akrab. Kita akan lebih memilih topik percakapan yang umum, seperti soal cuaca, politik secara umum, kondisi keuangan negara atau kondisi sosial. 6. Valensi Ini terkait dengan sifat positif atau negatif self disclosure. Pada umumnya, manusia cenderung lebih menyukai valensi positif atau self disclosure positif dibandingkan dengan self disclosure negatif. 7. Kepribadian Orang-orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert melakukan self 49 Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia :Kuliah Dasar, Edisi Kelima, Terjemahan Maulana, OP.Cit hal-66 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 disclosure lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvert. Perasaan gelisah juga mempengaruhi derajat self disclosure. Rasa gelisah adakalanya meningkatkan self disclosure kita dan kali lain mengulanginya sampai batas minimum. Individu yang kurang berani bicara pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri ketimbang mereka yang merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi. 8. Mitra dalam Hubungan Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai penentu kedalaman self disclosure maka lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan menentukan self disclosure itu. Kita melakukan self disclosure kepada mereka yang kita anggap sebagai orang yang dekat misalnya teman dekat atau sesama anggota keluarga. Di samping itu, kita juga akan memandang bagaimana respon mereka. Apabila kita pandang mereka itu orang yang hangat dan penuh perhatian maka kita akan melakukan self disclosure, apabila sebaliknya yang terjadi maka kita akan lebih memilih untuk menutup diri. Self-disclosure merupakan kegiatan memberikan informasi tentang perasaan dan pikiran kepada orang lain yang disampaikan secara verbal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 C. Fungsi Self-Disclosure Selain untuk meningkatkan komunikasi, self disclosure memiliki beberapa fungsi lainnya. Menurut Derlega dan Grzelak ada lima fungsi self disclosure, yaitu50: 1. Ekspresi (expression) Dalam kehidupan ini kadang-kadang manusia mengalami suatu kekecewaan atau kekesalan, baik itu yang menyangkut pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk membuang semua kekesalan ini biasanya akan merasa senang bila bercerita pada seorang teman yang sudah dipercaya. Dengan pengungkapan diri semacam ini manusia mendapat kesempatan untuk mengekspresikan perasaan kita. 2. Penjernihan diri (self-clarification) Dengan saling berbagi rasa serta menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada orang lain, manusia berharap agar dapat memperoleh penjelasan dan pemahaman orang lain akan masalah yang dihadapi sehingga pikiran akan menjadi lebih jernih dan dapat melihat duduk persoalannya dengan lebih baik. 3. Keabsahan sosial (social validation) Setelah selesai membicarakan masalah yang sedang dihadapi, biasanya pendengar akan memberikan tanggapan mengenai permasalahan tersebut sehingga dengan demikian, akan mendapatkan suatu informasi yang 50 David O. Sears, Jonathan L. Freedman, & L. Anne Peplau, Psikologi Sosial Jilid Pertama Edisi Kelima. Terjemahan Michael Adryanto & Saviti Soekrisno, S.H, (Jakarta: Erlangga, 1994), 254. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan kita. Kita dapat memperoleh dukungan atau sebaliknya. 4. Kendali sosial (sosial control) Seseorang dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang keadaan dirinya yang dimaksudkan untuk mengadakan kontrol sosial, misalnya orang akan mengatakan sesuatu yang dapat menimbulkan kesan baik tentang dirinya. 5. Perkembangan hubungan (relationship development) Saling berbagi rasa dan informasi tentang diri kita kepada orang lain serta saling mempercayai merupakan saran yang paling penting dalam usaha merintis suatu hubungan sehingga akan semakin meningkatkan derajat keakraban.51 Joseph Luft dan Harrington Ingham menciptakan sebuah diagram tentang proses pengungkapan diri sebagai alat mengembangkan pengetahuan diri. Diagram tersebut dikenal dengan sebutan Johari Window. Sebutan window merujuk pada empat bidang yang diasosiasikan sebagai jendela atau wilayah diri yang ada pada tiap-tiap individu.52 51 52 Ibid Yayu sriwartini dan Dwi Kartikawati, Komunikasi Antar Pribadi, : Mitra Sejati, 2009 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 1 2 Open Area Blind Area 3 4 Hidden Area Unknown Area Tabel 2.1 Jendela Johari Window a. Wilayah Terbuka (Open Area) Open Area berisikan semua informasi, sikap, perilaku, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan sebagainya yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Wilayah terbuka masing-masing orang akan berbeda-beda besarnya bergantung pada siapa orang ini berkomunikasi. Ada orang yang membuat seseorang nyaman, sehingga terhadap mereka kita membuka diri selebarnya. Menurut Luft, semakin kecil kuadran pertama, semakin buruk komunikasi. Hal ini karena disebabkan komunikasi bergantung pada sejauh mana seseorang membuka diri kepada orang lain dan kepada diri orang itu sendiri. Jika kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita, maka komunikasi menjadi sangat sukar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 b. Wilayah Buta (Blind Area) Blind area berisikan informasi tentang diri seseorang yang diketahui orang lain tetapi orang itu sendiri tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, menurut Weaver II bahwa seseorang perlu menggali informasi dari orang lain tentang sifat-sifat diri yang tidak diketahui oleh orang tersebut. Karena semakin sering seseorang memahami dirinya sendiri, maka semakin bisa orang tersebut mengontrol kesan terhadap orang lain. c. Wilayah Tersembunyi (Hidden Area) Hidden area berisikan informasi seseorang yang hanya orang itu sendiri yang mengetahuinya tanpa orang lain ketahui. Wilayah ini meliputi segala bentuk perilaku, perasaan, serta motivasi yang kita tutup-tutupi. Setiap orang memang berhak untuk memiliki sebuah rahasia, terutama tentang sesuatu yang dianggap akan berdampak negatif bagi diri dan kehidupannya bila rahasia tersebut diceritakan kepada orang lain. d. Wilayah Gelap (Unknown Area) Unknown area adalah wilayah yang orang itu sendiri tidak ketahui dan orang lainpun tidak mengetahuinya. Misalnya tentang potensi, dengan melakukan komunikasi antar pribadi, luas wilayah ini akan terkurangi. Keempat wilayah dalam Johari Window tersebut saling bergantung satu sama lain. Perubahan ukuran satu wilayah tertentu akan mempengaruhi yang lainnya. Weaver II (1993) mencontohkan jika melalui komunikasi dengan orang lain kita menemukan sesuatu tentang seseorang yang sebelumnya tidak diketahui, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 maka hal ini akan memperlebar wilayah terbuka dan mengurangi ukuran wilayah buta. Penemuan tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi hubungan selanjutnya.53 2.2.3 Penetrasi Sosial Teori penetrasi sosial berupaya mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.54 Teori penetrasi sosial berperan penting dalam memusatkan perhatian kita pada perkembangan hubungan. Gagasan yang menyatakan bahwa interaksi bergerak meningkat mulai dari tahap umum hingga tahap pribadi dalam suatu garis lurus (liner fashion) saat ini sudah menjadi terlalu sederhana. Penetrasi sosial merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu- individu bergerak dari komunikasi superficial ataupun komunikasi yang tidak akrab menjadi komunikasi yang lebih intim. Penetrasi sosial memiliki tahapan proses penetrasi sosial. Orientasi membuka sedikit demi sedikit, Menuju pertukaran penjajakan afektif: Munculnya diri, Pertukaran penjajakan afektif: Komitmen dan Kenyamanan dan Pertukaran Stabil.55 Sikap seseorang untuk terbuka atau tertutup merupakan suatu siklus dan siklus keterbukaan dan ketertutupan suatu pasangan memiliki pola perubahan regular, atau perubahan yang dapat diperkirakan. Pada hubungan yang sydag 53 Ibid Hal 73 lrwin Altman dan Dalmas Taylor, Social Penetration:The Devlopment of Interpersonal Relationship, Rinehart & Wintson, 1973 OpCit 87 55 Disa Nurdania. Path dan Pengungkapan Diri. Op CIt hal 4 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 sangat berkembang, siklus berlangsung dalam periode waktu yang lebih panjang daripada hubungan tahap awal (kurang berkembang).56 2.3 Fenomenologi Kata fenomenologi berasal dari kata phenomenom, yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seorang individu. Fenomenologi (phenomenology) menggunakan pengalaman langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas.57 Setiap orang mempunyai sudut pandang tersendiri terhadap sesuatu. Pandangan tersebut bersifat subyektif. Peneliti fenomenologis meneliti reaksi subjektif dari masyarakat terhadap suatu subjek atau fenomena. Peneliti tidak membuat kesimpulan yang benar atau salah, tetapi berupaya memahami apa yang dipikirkan oleh masyarakat terhadap suatu objek atau fenomena. Fenomenologi merupakan studi tentang bagaimana peneliti memahami pengalaman orang lain, bagaimana mempelajari struktur pengalaman yang sadar dari orang lain, baik individu maupun kelompok dalam masyarakat. Fokus fenomenologi terletak pada bagaimana peneliti memberikan makna terhadap pengalaman. Menurut James A. Anderson, teori-teori dalam tradisi fenomenologis berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman- 56 Morissan, Teori Komunikasi. Komunikator, Pesan, Percakapan, dan hubungan (Interpersonal). Ghalia Indonesia. 2013. Hal:188 57 Ibid Hal: 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 pengalamannya dan coba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.58 Perkembangan fenomenologi adalah studi yang mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala yang muncul dalam pengalaman seseorang, cara seseorang mengalami sesuatu, serta makna yang seseorang miliki dalam pengalamannya. Pada dasarnya fenomenologi mempelajari struktur-struktur tipe-tipe kesadaran, yang terentang dari persepsi, gagasan, memori, imajinasi, emosi, hasrat, kemauan, sampai tindakan, baik itu tindakan sosial maupun dalam bentuk bahasa. Struktur bentuk kesadaran inilah yang oleh Edmund Husserl (1859-1938) dinamakan “kesengajaan”, banyak dipengaruhi oleh Franz Brentano (1889). Franz Brentano juga berpendapat bahwa subjek dan objek menjadi satu secara dialektis. Manusia menampakkan dirinya sebagai hal yang transcendental, sintesis dari objek dan subjek. Sehingga manusia menjadi satu dengan alamnya.59 Berikut adalah bentuk-bentuk laporan yang dapat dibangun melalui pendekatan fenomenologi60: 1. Kesadaran temporal 2. Ruang kesadaran 3. Perhatian (misalnya kegiatan memfokuskan sesuatu dari hal kecil atau umum yang ada disekelilingnya) 58 W.Littkejohn dan Karen A.Foss, Teori Komunikasi, Terj. Mohammad Yusuf Hamdan, Salemba Humanika, Jakarta, 2009, hal 57 59 Ali Mgwan, Pengantar Filsafat-Dari Makna Klasik Hingga Postmodernisme. Ar-Ruz Media, Yogyakarta. 2009. Hal:368 60 Engkus Kuswanto, Metodologi Penelitian Komunikasi. Widya Padjajaran, Bandung. 2009 Hal 22-23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 4. Kesadaran dari seseorang 5. Pengalaman sadar seseorang 6. “diri” dalam peranan yang berbeda-beda (ketika berfikir atau bertindak) 7. Kesadaran akan gerakan dan kehadiran orang lain 8. Tujuan dan kesengajaan dari tindakan 9. Kesadaran akan orang lain (dalam bentuk empati, intersubjektif, dan kolektifitas) 10. Aktivitas berbahasa (memahami makna orang lain dalam komunikasi) 11. Interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari dalam lingkungan budaya tertentu. Menurut Moleong (1999) menjelaskan bahwa : Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa. Sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.61 Yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku budaya. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. 61 Ibid Hal 127 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 Subyek penelitian dipercaya mengembangkan kemampuan untuk menafsirkan pengalamannya melalui interaksi. Peneliti fenomenologis tidak menggarap data secara mentah. Peneliti cukup arif dengan cara memberikan “tekanan” pada subyek untuk memaknai tindak budayanya, tanpa mengabaikan realitas. Fenomenologi pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah sesuatu fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” sang pelaku. Perilaku apapun yang tampak ditingkat permukaan baru bisa dipahami atau dijelaskan manakala bisa mengungkap atau membongkar apa yang tersembunyi dalam dunia kesadaran atau dunia pengetahuan manusia. Karenanya, proses penghayatan menjadi sangat diperlukan untuk bisa memahami berbagai fenomena sosial sehari-hari.62 Fenomenologi diartikan sebagai: 1. Pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenological 2. Suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Husserl). Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui.63 Alfred Schutz dikenal sebagai ahli fenomenologi yang paling menonjol dan membawa fenomenologi ke dalam ilmu sosial. Bagi Schutz tugas fenomenologi adalah menggabungkan antara pengaturan ilmiah dengan 62 Burham Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003. Hal 9-10 63 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT. Remaja RosdaKarya. Bandung, 2005. Hal 14-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 pengalaman sehari-hari, dan kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dengan kata lain mendasar tindakan sosial, pada pengalaman, makna dan kesadaran. Menurut Edmund Husserl (1859-1938) tokoh yang penting dalam fenomenologi menegaskan bahwa hubungan antara persepsi dengan objeknya tidak bersifat pasif. Alasan yang dia kemukakan bahwa watak kesadaran manusia itu aktif setelah menerima kehadiran obyek masuk dalam kesadarannya.64 Dari pandangan Husserl itu, Schutz mengembangkan bahwa para anggota masyarakat yang hidup di dalam realitas sosial secara terus menerus membentuk dunia kehidupan mereka sehari-hari. Mereka ikut turut serta memberi warna didalam kehidupan sosial sebagai realitas intersubjektif. Untuk dapat mengetahui hakikat dibalik suatu objek itu dari pandangan-pandangan lain dan mencermati gejala-gejalanya, maka objek itu dapat berbicara sendiri tentang hakikatnya. Dan peneliti memahami hal tersebut dari intuisi. Pada intinya, dalam pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran, dan menggunakan proses tersebut untuk memperjelas atau memeriksa makna yang sesungguhnya, agar dapat memberikan konsep kepekaan yang implicit. Menurut Schutz fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah objek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang, jadi persifat subjektif. Bagi Schutz dan pemahaman kaum fenomenologis adalah merekontruksi dunia kehidupan manusia sebenarnya dalam bentuk yang mereka sendiri alami. Realitas 64 Drs.Alex Sobur. Filsafat Komunikasi. Tradisi dan Metode Fenomenologi.Op.Cit Hal:49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa setiap anggota masyarakat berbagai persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi.65 65 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008. Hal 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/