ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI GULA TULANGAN MELALUI PENDEKATAN KONSEP SIMBIOSIS INDUSTRI Nama Mahasiswa NRP Program Studi Dosen Pembimbing : Dwi Ayu Rakhmawati : 3610 100 068 : Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP – ITS : Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Abstrak Fenomena umum yang terjadi pada hubungan antara dunia industri dengan alam, disebabkan karena adanya benturan kepentingan dimana alam adalah suatu siklus, sedangkan sistem industri adalah linier. Dampak dari sistem yang linier pada industri dapat menyebabkan penurunan pada aktivitas produksi sehingga industri menjadi tidak berkelanjutan. Pabrik Gula (PG) Toelangan yang terletak di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo telah mengalami dampak negatif dari sistem industri yang linier, yakni kerugian materiil yang cukup besar. Kerugian ini berpengaruh besar terhadap penurunan produksi gula. Di lain hal, PG Toelangan ternyata memiliki potensi pengembangan konsep simbiosis industri yakni tersedianya limbah/hasil samping dari produksi gula yang belum dimanfaatkan secara optimal. Studi ini bertujuan untuk menyusun arahan pengembangan kawasan industri gula Toelangan melalui pendekatan konsep simbiosis industri. Konsep simbiosis industri, yang merupakan turunan dari konsep Sustainable Development, adalah suatu bentuk kerjasama di antara industri-industri yang berbeda sehingga dapat menciptakan nilai tambah pada hasil samping yang tidak terpakai dan pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan serta kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan industri. Jenis industri turunan dari industri gula yang didapatkan melalui pendekatan konsep simbiosis industri melalui v karakteristik yang unik. Berdasarkan pohon industri tersebut, diidentifikasi aliran bahan baku dari industri turunan yang dapat dikembangkan, yakni industri kertas dan bioethanol pada lapisan pertama, industri biogas pada lapisan kedua, dan industri pupuk pada lapisan ketiga. Faktor-faktor pengembangan kawasan simbiosis industri yang didapatkan dari kajian literatur dibobotkan dengan AHP dan didapatkan faktor prioritas tinggi yakni material murni, SDM, dan kebutuhan lahan; faktor prioritas sedang yakni kerjasama stakeholder, organisasi manajemen kawasan industri, mitigasi bencana, desain lingkungan, serta fasilitas dan utilitas; faktor prioritas rendah yakni aksesibilitas serta media dan sistem informasi. Dari kedua sasaran ini, akan didapatkan arahan pengembangan kawasan industri gula yang sesuai dengan konsep simbiosis industri. Kata Kunci: arahan pengembangan, kawasan industri gula, simbiosis industri, faktor pengembangan, aliran bahan vi