perlindungan hukum terhadap investor reksadana bni dana

advertisement
BAB II
BENTUK WANPRESTASI DALAM SURAT BERHARGA
A. Pengertian Surat Berharga
Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang. 9
Perkembangan ekonomi masyarakat terus berkembang dari waktu ke
waktu. Masyarakat yang berkembang ini menjalankan kegiatan perdagangan atau
bisnis
yang
selalu
berhubungan dengan masalah keuangan. Kemajuan
perdagangan ini membutuhkan suatu instrumen yang dapat membantu masyarakat
dalam memudahkan transaksi keuangan yang mereka lakukan. Kemudahan dan
penggunaan yang dapat dilakukan pada setiap saat adalah tuntutan bagi setiap
instrumen keuangan yang mereka gunakan.
Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) merupakan
alat bayar dalam transaksi perdagangan modern saat ini. Surat berharga ini
digunakan sebagai pengganti uang yang selama ini telah digunakan sebagai alat
tukar dalam perdagangan khususnya oleh kalangan pebisnis atau para pengusaha.
Hal ini disebabkan karena menggunakan surat berharga dianggap lebih aman,
praktis, dan merupakan suatu presitse tersendiri (lebih bonafit), sedang ”mode
9
Dunil Z, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, (Jakarta. : PT Gramedia Pustaka Utama,
2004), hal 36
11
Universitas Sumatera Utara
12
atau trend”, surat berharga sudah menjadi komoditi dalam kegiatan bisnis atau
objek perjanjian, sehingga lebih menguntungkan dan lebih bervariasi. 10
Surat berharga di Indonesia berkembang mulai tahun 1980 setelah adanya
deregulasi ekonomi dalam bidang keuangan. 11 Aturan ini membawa perubahan
kepada berkembangnya pasar keuangan di Indonesia dimana surat berharga
komersial ini adalah merupakan salah satu bentuk pengembangan pasar financial.
Dimana selanjutnya pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bank Indonesia
No.28/52/DIR dan No 49/52/UPG tentang Surat Berharga yang masing –masing
tentang “Persyaratan perdagangan dan penerbitan surat berharga komersial”
melalui bank umum di Indonesia, dimana dengan adanya peraturan tersebut maka
bank umum di Indonesia mempunyai pedoman yang seragam serta memiliki dasar
hukum yang kuat terhadap keberadaan surat berharga komersial.
Penerbitan surat berharga di Indonesia juga harus memeperoleh peringkat
dari Lembaga Pemeringkat Kredit (Credit Rating). Di Indonesia dikenal dengan
nama PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) yang berdiri pada tahun 1993.
B. Syarat Surat Berharga
Syarat penerbitan surat berharga komersial di Indonesia dapat ditemukan
pada ketetntuan Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 dari surat keputusan Direksi Bank
Indonesia No.28/52/KEP/DIR tanggal 11 Agustus 1995 yaitu mengenai kriteria:
1. Berjangka waktu paling lama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
2. Mencantumkan
10
Joni Emirzon, Hukum Surat Berharga dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta :
Prehaillindo, 2001), hal 7
11
Surat berharga komersial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.mht.
Diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
13
a. Klausula kata-kata “Surat Sanggup” di dalam teksnya yang dinyatakan
dalam bahasa Indonesia atau kata-kata “Surat Berharga Komersial” dalam
commercial paper.
b. Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. Penetapan hari bayar
d. Penetapan pembayaran
e. Nama pihak yang harus menerima pembayaran atau penggantinya
f. Tanggal dan tempat surat sanggup diterbitkan
g. Tanda tangan penerbit
Pada dasarnya surat berharga memiliki kesamaan persyaratan umum yang
harus ada pada suatu surat berharga. Persyaratan umum surat berharga itu antara
lain:
1. Harus berbentuk tertulis
2. Harus punya nama
3. Tanda tangan jumlah tertentu
4. Perintah/janji tanpa syarat
5. Ada akta perintah atau janji membayar
6. Nama orang yang membayar
7. Hari pembayaran
Selanjutnya syarat khusus surat berharga dapat kita lihat dari bentuk surat
berharga itu sendiri. Syarat ini merupakan syarat yang membedakan surat
berharga dengan surat lain dan menjadi ciri khas setiap surat berharga. Misalnya
perintah yang berbunyi “bayarlah surat wesel ini kepada”. Surat sanggup ada
Universitas Sumatera Utara
14
kesanggupan membayar yang berbunyi, “saya berjanji akan membayar sejumlah
uang kepada…dst”.
Syarat khusus ini dapat diketahui dari setiap surat berharga adalah “nomor
seri”. Setiap surat berharga apapun bentuknya memiliki nomor seri penerbitan
sendiri sehingga surat berharga satu dengan yang lainnya tidak akan memiliki
kesamaan. Nomor seri ini sebagai alat kontrol baik bagi penerbit maupun bagi
tersangkut.
C. Fungsi Surat Berharga
Fungsi pokok suatu surat berharga adalah sebagai alat pembayaran, yang
kedudukannya menggantikan uang.selain itu surat berharga juga mempunyai
fungsi:
1. sebagai bukti surat hak tagih
2. alat memindahkan hak tagih
3. alat pembayaran
4. pembawa hak
5. sebagai alat memindahkan hak tagih diperjualbelikan dengan mudah dan
sederhana
Dasar Mengikat Penerbitan Surat Berharga dalam penerbitan surat
berharga minimal terdapat dua pihak yaitu pihak penerbit dan penerima surat
berharga. Pada awalnya kedua pihak terikat pada perikatan dasar. Tindak lanjut
dari perikatan yang sudah disepakati tersebut ada satu pihak untuk memenhi
prestasi menerbitkan surat berharga. Beberapa dasar mengikat penerbitan surat
berharga:
Universitas Sumatera Utara
15
a. teori keasi atau penciptaan (creatietheorie)
b. teori kepantasan(redelijk heidstheorie)
c. teori perjanjian (overeenkomst theorie)
d. teori penunjukkan (vertoings theorie)
Awal terbitnya surat berharga tidak akan terlepas dari perjanjian atau
selalu didahului suatu atau transaksi/perbuatan hukum para pihak atau dengan
kata lain adanya perikatan dasar. Perikatan dasar itu berbentuk perjanjian atau
kontrak yang dapat berupa perjanjian jual beli, sewa-menyewa, sewa guna usaha
(leasing), pengangkutan dan lain sebagainya. Penerbitan surat berharga
merupakan kelanjutan dari perikatan dasarnya sehingga jumlah nilai yang tertera
dalam surat perjanjian yang disepakati oleh para pihak 12.
Tangkisan dalam Surat Berharga setiap transaksi surat berharga itu juga
kemungkinan terjadi penipuan, kesalahan, kelalaian atau khilaf dan sebagainya,
yang akhirnya akan merugikan salah satu pihak atau kedua belah pihak, misalnya
surat berharga tersebut hilang, dicuri orang lain, atau pemegang lalai atau lupa,
atau surat berharga tersebut cacat tidak mempunyai syarat formal, sehingga pihak
bank akan menolak surat berharga yang ditunjukkan tersebut. Surat berharga
kadang kala mengalami beberapa peralihan yang kemungkinan terjadi tindakan
non-akseptasi atau non-pembayaran. Untuk mengatasi hal tersebut ada dua macam
upaya tangkisan yaitu:
1. upaya tangkisan absolute antara lain karena:
a. cacat bentuk, yang berpengaruh pada sahnya surat berharga
12
ibid. h. 18.
Universitas Sumatera Utara
16
b. daluarsa
c. kelalaian atau kelalaian dalam melakukan regres
2. Upaya tangkisan relatif
a. Semua bantahan yang termasuk dalam hubungan dasar
b. Semua bantahan yang disebabkan karena adanya paksaan, sesat, dan
penipuan pada pada perjanjian antara penerbit dengan penerima.
Penggolongan dan Bentuk-Bentuk Surat Berharga Penggolongan Surat
Berharga :
1) Surat yang mempunyai sifat kebendaan
2) Surat-surat tanda keanggotaan
3) Surat tagihan hutang
Bentuk-bentuk surat berharga surat berharga
a. Surat wesel
Surat yang memuat kata wesel di dalamnya, ditanggali dan ditandatangani di
suatu tempat, penerbit member perintah tanpa syarat kepada tersangkut untuk
membayar pada hari bayar.
b. Surat sanggup
Memuat kata aksep atau promes, penerbit membayar kepada orang yang
tersebut dalam surat tersebut.13
13
Riyadi Selamet, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi Ketiga, 2007), hal. 49
Universitas Sumatera Utara
17
c. Surat cek
Surat yang memuat pakai cek, penerbitnya memerintakan kepada bank
tertentu untuk membayar pada orang yang tertera pada surat, penggantinya,
atau pembawanya pada saat ditunjukkan.
d. Carter partai
Membuat kata charter party yang membuktikan adanya perjanjian pencarteran
kapal, dalam nama si penandatangan mengikatkan diri untuk menyerahkan
sebagian atau seluruh ruangan kapal untuk dioperasikan sesuai dengan
perjanjian.
e. Konosemen
Memuat kata konosemen di dalamnya dan merupakan surat pemegang dari
pemegang konosemen kepada pengangkut agar kepada pemegang untuk
diserahkan kepada para pemegangnya.
f. Delivery order
Mencantumkan kata delivery order di dalamnya dan merupakan surat perintah
dari pemegang delivery order diserahkan barang-barang sebagai yang disebut,
yang diambil dari konosemennya.
g. Surat saham
Surat berharga yang mencantumkan kata saham di dalamnya, sebagai tanda
bukti kepemilikan sahamnya sebagai bagian dari saham dari modalnya. 14
14
Ibid. hal 52
Universitas Sumatera Utara
18
h. Promes atas unjuk
Surat berharga yang ditanggali dimana penandatangannya sendiri berjanji
akan membayar sejumlah uang yang ditentukan di dalamnya kepada penunjuk,
pada waktu diperlihatkan pada suatu waktu tertentu.
D. Jenis-Jenis Surat Berharga
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar
uang
a. Treasury Bills (T-Bills)
1) T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau
Bank Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan
kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
2) Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
3) Instrumen yang sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau
biasanya oleh Bank Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah
diperjualbelikan dan disukai oleh perusahaan-perusahaan, terutama oleh
lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas
sekuner yg memberikan hasil.
4) T-Bills (istilah umum digunakan di dunia internasional) kalau di Indonesia
adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia). 15
b. Commercial Paper
1) Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak
disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh
15
Ibid.h 65
Universitas Sumatera Utara
19
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah
tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang
mempunyai kredibilitas tinggi.
2)
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai
270 hari.
3) Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun
beberapa diantaranya menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan
kredit.
4) Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan back-up fasilitas
credit line dari bank yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP
yang diterbitkan. Dalam perkembangannya di beberapa negara, CP
diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan lainnya, misalnya piutang,
dsb. Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank garansi
atau jaminan dari perusahaan induknya. Namun kasus ini terjadi bila
investor tertentu meminta jaminan dari nilai CP yang dibeli dalam jumlah
besar.
5) Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun
secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara.
Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sebagai berikut :
Bagi Penerbit:
a. Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate, yaitu tingkat bunga kredit
yang dikenakan perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana
akan menjadi lebih murah.
Universitas Sumatera Utara
20
b. Tidak perlu menyediakan jaminan.
c. Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan
penerbit dan investor.
d. Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas
persetujuan investor.
Bagi Investor:
a. CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya
Sertifikat Deposito, Treasury Bills.
b. Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.
c. Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan
dengan rating yang tinggi.
Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:
1. Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan
jaminan. Kemungkinan penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan
untuk memperlihatkan keadaan likuiditas dan kemampuan perolehan
labanya 16.
2. Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek
sehingga perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal
investasi.
16
htto:///www. Investasi. Diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
21
Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)
•
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi
mempunyai ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan
sebelum jangka waktu jatuh temponya.
•
Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto.
Perhitungan diskonto CD tersebut sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
Banker’s Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir
atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valuta asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan
menstempel dengan kata ”accepted” di atas wesel tersebut dan memprosesnya.
Dengan demikian bank yang menerima dan memproses tersebut memiliki suatu
janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep
tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan
menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang internasional dari
kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu akseptasi biasanya
berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan
instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi.
Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi yang
berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan.
Aksep digunakan dalam
perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak
Universitas Sumatera Utara
22
yakin betul terhadap credit standing importir yang dikirimi barang. Eksportir
sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu bank
asing. Dengan demikian, aksep adalah instrumen keuangan yang dirancang untuk
mengalihkan resiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga yang akan
mengambil resiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai resiko
kredit dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai pinjaman. Ketiga pihak
dalam transaksi tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit, mendapatkan
keuntungan dari metode pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai
berikut:
1. Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.
2. Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu
credit line yang disepakati dengan bank.
3. Bank penerbit yang memegang Banker’s Acceptance (didiskonto dari
eksportir) merupakan instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat
dijual sebelum jatuh tempo melalui dealer bila membutuhkan likuiditas.
Bill of Exchange
1.
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat
yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar
sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada
penarik atau order atau pembawa.
2.
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran
lebih
awal
sebelum
wesel
tersebut
jatuh
tempo
dengan
cara
mendiskontokannya kepada bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan
Universitas Sumatera Utara
23
lainnya sebagai investasi jangka pendek, maka instrumen ini sangat umum
digunakan dalam perdagangan.
3.
Penarikan wesel ini biasanya selalu didahului dengan adanya transaksi jual
beli barang. Dimana penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli
barang sebagai tertarik.
4.
Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180
hari.
5.
Pada prinsipnya Bill of exchange ini akan berubah menjadi Banker’s
Acceptance apabila telah diaksep oleh bank. Oleh karena itu wesel ini
dapat diperjualbelikan secara diskonto.
Repurchase Agreement (Repo)
1.
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
2.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam
transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan
secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills17
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
1. SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
17
http://www.suratberharga.com diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
24
2. Karakteristik SBI:
a
Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
b. Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama
12 (dua belas) bulan.
c. Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
d. Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik
SBI itu sendiri dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa
pencatatan elektronis.
e. Dapat dipindahtangankan (negotiable).
f. SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama
untuk
tujuan
kontraksi
moneter. SBI
yang
ditebitkan
dan
diperdagangkan dengan sistem lelang, pada dasarnya penggunaannya
sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat.
Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung
dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara
mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
g. SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran
tingkat bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan
dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di
pasar uang pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
25
h. SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan
penjualan SBI secara lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan
atau melalui Broker, dengan tujuan19:
1. Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat
bunga melalui target volume yang diinginkan dan tingkat bunga
dalam suatu batas tertentu.
2. Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk
jumlah 60%, maka tingkat bunga menjadi wajar.
Pola pembelian SBI:
a. Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
b. Pembelian melalui Pasar Sekunder
c. Pembelian melalui Broker
Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB,
maupun masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk
itu Security House (perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan
tingkat diskonto yang berlaku di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini
Bank Sentral Indonesia menunjukkan beberapa market dan broker yang terdiri
dari Bank-bank Umum sebagai lembaga penunjang dalam perdagangan
SBI. Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder. Dalam hal
ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sebagai berikut
19
http://www.sertifikatbankindonesia.com. diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
26
a. Membuat dan mengumumkan quotation.
b. Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar
sekunder.
c. Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan
menawarkan SBI di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan SBI dapat
dilakukan baik secara outright maupun repo. (Transaksi outright adalah
transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu SBI yang
bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali
sebelum jatuh tempo; sedangkan transaksi repo adalah transaksi dengan
perjanjian bahwa penjual wajib membeli kembali SBI yang bersangkutan
sesuai jangka waktu yang dijanjikan). 20
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto
yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar
terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat
diskonto SBPU.
Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan
sebagai berikut :
20
http://www.transaksi.com . diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
27
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
1) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan
kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
2) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar
bank.
b. Surat wesel, dapat berupa:
1) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain
dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah
bank.
2) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam
rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang
merupakan nasabah berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan
surat aksep atau wesel (sebagai surat utang) untuk mendapatkan dana dari Bank
atau LKBB (Lembaga Keuangan bukan Bank). Kemudian SBPU dijualbelikan
oleh Bank dan LKBB melalui security house (perantara) maupun melalui pasar
sekunder, yaitu diperjualbelikan antara lembaga-lembaga keuangan itu sendiri
serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU ini melalui security house juga bisa
dijualbelikan ke Bank Sentral Indonesia 21.
21
http//www.saham.com. diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
28
Call Money (Interbank Call Money Market)
a. Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam
hitungan hari) antar bank.
b. Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau
kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara.
1. Jenis-jenis saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut 22.
Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham23 :
c. Saham Biasa
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian
pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung
resiko kerugian yang diderita perusahaan.
Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil
bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya
berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase
22
Darmadji dan Fahruddin, Saham. (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2001), hal 4.
23
Ibid. hal 6
Universitas Sumatera Utara
29
saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk
mengontrol operasional perusahaan.
d. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat
dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang
saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran
manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan
pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.
2. Jenis-jenis Obligasi
Obligasi adalah hutang / utang jangka panjang secara tertulis dalam
kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang wajib membayar
hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) dan pihak yang menerima
pembayaran atau piutang yang dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi)
yang pada umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva. Obligasi ketika pertama
kali dijual dijual dengan nilai per value.24
a) Obligasi suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap yang
dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.
b) Obligasi suku bunga mengambang atau biasa juga disebut dengan Floating
rate note (FRN) memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu
pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.
24
http://www.netfirms.com, obligasi. Diakses tanggal 2 Novemver 2009
Universitas Sumatera Utara
30
c) Junk bond atau "obligasi berimbal hasil tinggi" adalah obligasi yang memiliki
peringkat dibahah peringkat investasi yang diberikan oleh lembaga
pemeringkat kredit. Oleh karena obligasi jenis ini memiliki resiko yang cukup
tinggi maka investor mengharapkan suatu imbal hasil yang lebih tinggi.
d) Obligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan istilah (zero coupon bond)
adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini
diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang
obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi.
e) Obligasi inflasi atau lebih dikenal dengan sebutan (Inflation linked bond),
dimana nilai pokok utang pada obligasi tersebut adalah mengacu pada indeks
inflasi. Suku bunga pada obligasi jenis ini lebih rendah daripada obligasi suku
bunga tetap . Namun dengan bertumbuhnya nilai pokok utang sejalan dengan
inflasi, maka pembayaran pelunasan obligasi ini akan meningkat pula. Pada
periode tahun 1980an, pemerintah Inggris adalah yang pertama kalinya
menerbitkan obligasi jenis ini yang diberi nama Gilts. Di Amerika obligasi
jenis ini dikenal dengan nama "Treasury Inflation-Protected Securities"
(TIPS) dan I-bonds.Obligasi indeks lainnya, adalah surat utang berbasis ekuiti
(equity linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks yang merupakan
indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun pada indeks
nasional seperti Produk domestik bruto.
f)
Efek Beragun Aset adalah obligasi yang pembayaran bunga dan pokok
utangnya dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan
aset. Contoh dari obligasi jenis ini adalah Efek beragun KPR (mortgage-
Universitas Sumatera Utara
31
backed security-MBS), collateralized mortgage obligation (CMOs) dan
collateralized debt obligation (CDOs).
g) Obligasi subordinasi obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah
dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan oleh penerbit dalam hal
terjadinya likuidasi. Dalam hal terjadinya kepailitanlikuidator, kemudaian
pembayaran
utang
pajak,
dan
lain-lain 25.
Pemegang
obligasi
yang
pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan
paling awal yang disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi maka
barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Oleh karena
resikonya lebih tinggi maka obligasi subordinasi ini biasanya memiliki
peringkat kredit lebih rendah daripada obligasi senior. Contoh utama dari
obligasi subordinasi ini dapat ditemui pada obligasi yang diterbitkan oleh
perbankan dan pada Efek Beragun Aset . Penerbitan yang berikutnya
umumnya dilakukan dalam bentuk "tranches". Senior tranches dibayar
terlebih dahulu dari tranches subordinasi maka ada hirarki dari para kreditur.
Pertama adalah pembayaran dari
h) Obligasi abadi, Obligasi ini tidak memiliki suatu masa jatuh tempo. Obligasi
jenis ini yang terkenal dalam pasar obligasi adalah "UK Consols" yang
diterbitkan oleh pemerintah Inggris, atau juga dikenal dengan nama Treasury
Annuities atau Undated Treasuries. Beberapa dari obligasi ini diterbitkan
pertama kali pada tahun 1888 dan masih diperdagangkan hingga hari ini.
Beberapa obligasi jenis ini juga memiliki masa jatuh tempo yang sangat
25
http//www. Securities.com. aiakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
32
panjang sekali seperti misalnya perusahaan West Shore Railroad yang
menerbitkan obligasi dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau abad ke
24). Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai
obligasi tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.
i) Obligasi atas unjuk adalah merupakan sertifikat resmi tanpa nama pemegang
dimana siapapun yang memegang obligasi tersebut dapat menuntut
dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya tersebut. Biasanya
juga obligasi ini diberi nomer urut dan didaftarkan guna menghindari
pemalsuan namun dapat diperdagangkan seperti layaknya uang tunai. Obligasi
ini amat beresiko terhadap kehilangan dan kecurian. Obligasi ini sering disalah
gunakan untuk menghidari pengenaan pajak.
"Final Surge in Bearer Bonds" New York Times. Para perusahaan di Amerika
menghentikan penerbitan obligasi atas unjuk ini sejak tahun 1982 dan secara
resmi dilarang oleh otoritas perpajakan pada tahun 1983.
j) Obligasi tercatat adalah obligasi yang kepemilikannya ataupun peralihannya
didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh lembaga administrasi efek.
Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang akan ditransfer langsung
kepada pemegang obligasi yang namanya tercatat.
k) Obligasi daerah atau di Amerika dikenal sebagai (municipal bond) adalah
obligasi yang diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan
setempat, ataupun lembaga-lembaganya. Bunga yang dibayarkan kepada
pemegang obligasi seringkali tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang
Universitas Sumatera Utara
33
menerbitkan, namun obligasi daerah yang diterbitkan guna suatu tujuan
tertentu tetap dikenakan pajak.
l)
Obligasi tanpa warkat atau lebih dikenal sebagai Book-entry bond adalah
suatu obligasi yang tidak memiliki sertifikat, dimana mahalnya biaya
pembuatan sertifikat serta kupon mengakibatkan timbulnya obligasi jenis ini.
Obligasi ini menggunakan sistem elektronik terpadu yang mendukung
penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal.
m) Obligasi lotere atau juga disebut Lottery bond adalah obligasi yang diterbitkan
oleh suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya dibayar seperti
tata cara pembayaran bunga pada obligasi suku bunga tetap tetapi penerbit
obligasi akan menebus obligasi yang diterbitkannya secara acak pada waktu
tertentu dimana penebusan atau pelunasan obligasi yang beruntung terpilih
akan dilakukan dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai yang tertera pada
obligasi .
n) Obligasi perang atau War bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan oleh
suatu negara guna membiayai perang
E. Bentuk Wanprestasi
Prinsip umum dalam berinvestasi adalah adanya risiko. Lazimnya,
semakin besar janji keuntungan, akan makin besar pula risikonya. Tidak ada
satupun bentuk investasi yang kebal dari risiko kerugian, termasuk reksadana.
Fluktuasi nilai reksadana akan sangat bergantung pada underlying asset-nya.
Reksadana saham misalnya, nilainya akan sangat bergantung dengan racikan
portofolio saham yang dikelola oleh manajer investasi. Bisa jadi, walaupun indeks
Universitas Sumatera Utara
34
saham nilainya terus naik, tapi kebetulan portofolio saham yang dikoleksi manajer
investasi bukan termasuk golongan saham yang mendongkrak kenaikan indeks,
maka kemungkinan nilai reksa dana justru menurun.
Untuk meminimalisir risiko kerugian, sedapat mungkin investor dan pihak
yang menjalankan investasi harus mengatur dan memahami hak dan kewajiban
masing-masing. Untuk investasi di instrumen reksadana, calon investor harus
membaca dan memahami prospektus yang dimiliki oleh perusahaan yang
mengelola reksadana.
Dalam prospektus biasanya dipaparkan pula mengenai risiko dalam
berinvestasi di reksa dana. Isi prospektus harus mengacu pada Peraturan Bapepam
No. IX.C.6-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep22/PM/2004 tentang Pedoman dan
Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana. 26
Masalah risiko reksadana juga diatur pada huruf k poin (1) Peraturan
No.IX.C.6. Disebutkan, risiko yang diterima pemodal adalah berkurangnya nilai
saham atau Unit Penyertaan disebabkan oleh kondisi makro ekonomi dan
keamanan, wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksadana seperti
bank, perusahaan lain penerbit instrumen pasar uang dan atau obligasi, dan
perubahan nilai instrumen pasar uang sebagai akibat pergerakan suku bunga dan
kurs mata uang secara signifikan.
Untuk menjawab pertanyaan anda mengenai tanggung jawab manajer
investasi, tentu harus dilihat pedoman tugas dari manajer investasi. Yang jelas,
prospektus juga harus memuat tanggung jawab manajer investasi. Beberapa
25
http//www. Securities.com. diakses tanggal 2 November 2009
Universitas Sumatera Utara
35
peraturan yang mengatur tanggung jawab manajer selain peraturan No.IX.C.6,
juga peraturan No.IV.C.2-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep24/PM/2004 tentang
Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksadana, dan peraturan
No.IV.B.1-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep03/PM/2004 tentang Pedoman
Pengelolaan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Untuk menentukan ada tidaknya unsur kesalahan atau kelalaian manajer
investasi yang mengakibatkan kerugian investor tentu tidak bisa dilakukan secara
sepihak. Pengawasan segala kegiatan yang berhubungan dengan penerbitan
reksadana masuk ke dalam domain Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Salah satu wewenang Bapepam, berdasarkan Pasal 5 huruf (e) UU
No.8/1995 tentang Pasar Modal, adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan
terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, investor yang merasa manajer investasi
melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian, dapat mengadu ke Bapepam.
Perlu disampaikan saat ini Bapepam, tengah mengusut empat manajer
investasi yang diduga melakukan sejumlah pelanggaran saat industri reksadana
diguncang penarikan besar-besaran (rush) beberapa waktu lalu. Keempat manajer
investasi tersebut dicurigai tidak menggunakan harga referensi dalam menetapkan
nilai aktiva bersihnya dan memberikan informasi tidak benar kepada investor.
Hingga saat ini Bapepam belum mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap
empat manajer investasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
36
Alternatif lainnya, apabila laporan investor tidak direspon, atau tindakan
Bapepam terhadap manajer investasi yang terbukti merugikan investor tidak
memadai, maka investor dapat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum
melalui pengadilan negeri. Apabila memilih langkah ini, maka investor harus
memiliki bukti-bukti yang cukup untuk membuktikan adanya kelalaian manajer
investasi yang mengakibatkan kerugian.
Universitas Sumatera Utara
Download