hubungan dokter-apoteker-pasien serta uu kefarmasian tentang obat

advertisement
HUBUNGAN
DOKTER-APOTEKER-PASIEN
SERTA UU KEFARMASIAN
TENTANG OBAT
ETIKA
perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan
manusia dalam pergaulan sesama manusia
dalam masyarakat yang mengutamakan
kejujuran terhadap diri sendiri dan sesama
manusia.
TENAGA KESEHATAN
setiap yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
PROSES KOMUNIKASI
PESAN
SENDER
B
ar
ri
er
FEED
BACK
RECEIVER
KOMUNIKASI
Dokter
Pasien
Tenaga
Kesehatan
lain
Apoteker
Dokter
Tidak dibenarkan dokter praktek ikut dalam usaha
apotek dengan perjanjian akan mengirim semua
pasien pada apotek itu atau menjadi propaganda
perusahaan farmasi
Jaga agar resep jangan dipakai orang lain untuk
memberi/menerima obat
Jangan meninggalkan resep kosong yang telah
ditandatangani
Kalau ada persangkaan kekhilafan dari apotek waktu
memberi obat,
obat, ini tak boleh dibicarakan dengan
pasien,
pasien, arus berhubungan dengan apoteker
Hindarkan semua tindakan yang bertentangan dengan
etika kedokteran,
kedokteran, misalnya menjual obat di tempat
praktek tanpa izin apotek,
apotek, menjual sampel obat
Apoteker
Tidak dibenarkan membicarakan resep
kecuali diperlukan untuk persidangan
Tidak mengubah obat dalam resep tanpa
pembicaraan terlebih dahulu dengan
penulis resep
Tidak dibenarkan memberi pernyataan
yang dapat menyebabkan hilangnya
kepercayaan pasien kepada dokter
Memberi nasehat/saran/penjelasan
kepada pasien
ALUR DISTRIBUSI OBAT :
RS
INDUSTRI
FARMASI
PBF
APOTEK
PASIEN
TOKO
OBAT
UNDANG-UNDANG RI NO. 5 TAHUN 1997
TENTANG PSIKOTROPIKA
Penyaluran psikotropik hanya dapat dilakukan
oleh :
Pabrik obat kepada PBF, apotek, sarana
penyimpanan pemerintah, RS, lembaga
penelitian/pendidikan.
PBF kepada PBF lainnya, apotek, sarana
penyimpanan pemerintah, RS, lembaga
penelitian/pendidikan.
Sarana penyimpanan pemerintah kepada RS,
puskesmas, balai pengobatan
pemerintah.
Penyerahan psikotropika kepada pasien hanya
dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan dan dokter
Penyerahan psikotropika oleh dokter, dilaksanakan
dalam hal:
Menjalankan praktek terapi dan diberikan
melalui suntikan.
Menolong orang sakit dalam keadaan
darurat.
Menjalankan tugas di daerah terpencil yang
tidak
ada apotek.
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN
1997 TENTANG NARKOTIKA
Penyerahan
narkotika
hanya
dapat
dilakukan oleh Apotek, Rumah Sakit,
Puskesmas, Balai Pengobatan dan Dokter
Penyerahan narkotika oleh dokter, dilaksanakan dalam
hal:
Menjalankan praktek terapi dan diberikan
melalui suntikan.
Menolong orang sakit dalam keadaan
darurat.
Menjalankan tugas di daerah terpencil yang
tidak
ada apotek.
Peyimpanan Narkotika:
Dibuat dari bahan kayu atau bahan lain yang
kuat.
Mempunyai kunci yang kuat.
Dibagi dua bagian dengan kunci yang berlainan
(untuk petidin/morfin serta narkotika lain
yang
dipakai sehari-hari).
Ukuran lemari minimal 40x80x100 cm, bila
kurang harus dibuat.
Lemari tidak boleh untuk penyimpanan barang
lain.
Anak kunci dipegang oleh penanggung jawab.
Lemari diletakkan pada tempat yang tidak
terlihat umum.
Obat Keras
SK MENKES No. 3987/A/SK/73 :
PBF dilarang menjual obat langsung kepada
dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
Dokter yang mempunyai ijin simpan obat
harus
membeli di apotek.
Yang berhak menyimpan obat keras adalah:
PBF
Apoteker
Dokter dengan ijin menyimpan obat
Dokter hewan (khusus untuk hewan)
SK MENKES RI NO:02396/A/SK/VII/86
Tanda khusus
Tanda ksusus untuk obat keras adalah lingkaran
bulatberwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
Tanda khusus untuk obat keras yang dimaksud
dalam ayat (1) harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga jelas terlihat dan mudah dikenali.
Ukuran lingkaran tanda khusus dimaksud dalam
ayat (1) disesuaikan dengan ukuran dan desain
etiket dan bungkus luar yang bersangkutan
dengan ukuran diameter lingkaran terluar,
tebal garis dan tebal huruf K yang proporsional,
berturut-turut minimal satu cm, satu mm dan satu
SK MENKES RI NOMOR: 2380/A/SK/VI/83
Obat bebas dan Obat bebas terbatas
Tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah
lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna
hitam
Tanda khusus dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus
diletakkan sedemikian sehingga jelas terlihat dan mudah
dikenali
Ukuran lingkaran tanda khusus dimaksud dalam ayat
(1) dan (2) disesuaikan dengan ukuran dan desain etiket
wadah dan bungkus luar yang bersangkutan dengan
ukuran diameter lingkaran terluar dan tebal garis tepi
yang proporsional, berturutberturut-turut minimal satu cm dan
Download