7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Arus Kas Laporan arus

advertisement
7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dibuat berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada kas
dan setaranya (arus masuk dan arus keluar). Berdasarkan hal tersebut, maka
pembahasan arus kas juga meliputi kas dan setara kas serta laporan arus kas.
1. Pengertian Kas dan Setara Kas
Laporan arus kas memuat informasi mengenai jumlah kas dan setara kas
selama periode tertentu beserta informasi perubahan kas dan setara kas selama
periode tersebut. Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik
dan mudah diselewengkan.
Untuk memberikan pemahaman yang memadai, berikut ini diuraikan definisi
kas dan setara kas dari berbagai ahli :
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 5
s.d. 7 (2007) kas dan setara kas yaitu :
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
mengalami resiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan
lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas investasi harus dirubah menjadi
kas dalam jumlah telah diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat
sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempodalam waktu 3 (tiga)
bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham
tidak termasuk setara kas, contoh saham preferen yang dibeli dan akan segera
7
8
jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
Cerukan bank (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pengelolaan kas perusahaan, sehingga termasuk komponen kas dan setara kas.
Kieso dan Weygandt (2002 : 380) menjelaskan bahwa : “Kas merupakan
harta yang paling likuid, yang merupakan standard alat tukar dan merupakan
dasar pengukuran akuntansi untuk semua pos lainnya dalam akuntansi.”
Soemarso (2004 : 296) menjelaskan bahwa : “Kas adalah segala sesuatu
(baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”
Menurut Wild (2005 : 120) menjelaskan bahwa : “Kas (uang tunai)
merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar yang
berasal dari periode-periode lalu.”
Dengan definisi kas dari para ahli diatas, dapat dimengerti bahwa kas adalah
harta lancar yang paling likuid yang merupakan standar alat pertukaran dan dasar
pengukuran akuntansi, dan meliputi saldo kas ditangan dan rekening giro.
Sedangkan setara kas adalah investasi berupa surat berharga yang sangat lancar
yang segera dapat ditukar menjadi kas dan umurnya tidak lebih dari tiga bulan
dengan resiko perubahan nilai yang kecil.
2. Pengertian dan Tinjauan Seputar Laporan Arus Kas
a. Pengertian Laporan Arus Kas
PSAK No. 2 paragraf 5 (2007) menyebutkan bahwa : “Arus kas adalah
arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.” Dan “Laporan arus kas
9
diartikan dengan laporan yang menyajikan informasi yang berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan
perusahaan.”
Munawir (2002 : 157) mendefinisikan laporan arus kas (cash flow
statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas yaitu :
Laporan yang menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan
darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Laporan
sumber dan penggunaan kas menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu
sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang
bersangkutan.
Menurut Kieso (2002 : 372) menyebutkan definisi laporan arus kas adalah
sebagai berikut :
Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan penerimaan kas,
pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi,
dan pembiayaan perusahaan selama suatu periode dalam bentuk yang dapat
merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.
Sehingga dapat dimengerti bahwa laporan arus kas adalah suatu laporan di
dalam laporan keuangan yang memuat informasi pergerakan kas masuk dan
kas keluar yang menggambarkan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu yang selanjutnya akan digunakan untuk bahan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup
perusahaan.
10
b. Tujuan Laporan Arus Kas
Sebagaimana tersirat dalam definisi yang telah diuraikan tersebut, bahwa
laporan arus kas dimaksudkan untuk membantu para pemakai laporan
keuangan dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
bagi manajemen untuk menilai kebutuhan kas dimasa yang akan datang.
Tetapi tujuan disajikannya laporan arus kas tidak hanya sebatas itu, laporan
arus kas memiliki tujuan lain yang sangat penting. Untuk itu, agar mengetahui
lebih jelas mengenai tujuan disajikannya laporan arus kas, berikut ini
penjelasan para ahli.
PSAK No. 2 paragraf 3 (2007) menjelaskan sebagai berikut :
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Manfaat laporan arus kas bagi manajer keuangan menurut Van Horne
(2005 : 264) yaitu :
Laporan arus kas merupakan alat bantu untuk menilai dan
mengidentifikasikan :
1. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih
dimasa depan dari kegiatan operasi untuk membayar bunga,
hutang, dan deviden
2. Kebutuhan perusahaan akan dana dari luar
11
3. Alasan adanya perbedaan antara penghasilan bersih dan arus kas
bersih dari kegiatan operasi
4. Dampak dari penginvestasian dan pendanaan transaksi kas
maupun bukan kas
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai
penghasilan dan penggunaan kas oleh manajemen pada suatu periode
sehingga dapat diketahui bagaimana perubahan kas yang terjadi selama
periode tertentu dari sisi kegiatan operasi dan pendanaan perusahaan.
Informasi yang disediakan oleh laporan arus kas juga dapat digunakan
oleh manajer, investor, dan kreditur untuk memprediksi variabel yang
penting seperti kebangkrutan, kegagalan pinjaman, pembayaran deviden,
dan bagi manajemen informasi tersebut sangat penting sebagai bahan
evaluasi kinerja perusahaan dan untuk merencanakan kebijakan kas guna
menjaga ketersediaan kas dimana hal ini sangat berkaitan erat dengan
kondisi likuiditas perusahaan dan langsung memberikan dampak bagi
kelangsungan hidup (going concern) perusahaan.
c. Konsep-Konsep Arus Kas
Suatu alternatif penyajian penerimaan dan pengeluaran kas adalah dengan
menggunakan konsep dana yang dapat diinterpretasikan secara sempit atau
luas. Secara sempit dana dapat digunakan untuk menggambarkan aktiva
moneter jangka pendek, sedang secara luas dana dapat digunakan untuk
menggambarkan arus aktiva moneter netto.
12
Munawir (2002 : 114 s.d 116) menjabarkan konsep-konsep dana sebagai
berikut :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalm membiayai operasinya yang bersifat
rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan
operasi jangka pendek.
Keunggulan konsep ini adalah konsisten dengan tujuan laporan arus kas
yaitu jumlah aktiva moneter jangka pendek benar-benar menggambarkan
jumlah kas yang tersedia. Kerugiannya konsep ini tidak mencerminkan
likuiditas
perusahaan
yang
bersangkutan
sehingga
tidak
menjamin
kelangsungan opersai yang akan datang.
2. Konsep Kualitatif
Perbaikan lebih jauh dari konsep dana diperoleh dengan mengurangi
kewajiban jangka pendek yang memerlukan kas dari aktiva moneter terlancar.
Keunggulan konsep ini adalah menunjukkan tersedianya aktiva moneter
terlancar yaitu kas, yang lebih besar daripada kewajiban jangka pendeknya,
selain itu juga mencerminkan tingkat keamanan (margin of protection) bagi
para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa
mendatang, dan kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman
jangka pendek dengan jaminan aktiva terlancarnya. Pengertian ini sesuai
13
dengan konsep net quick assets. Kelemahannya adalah kesalahan klasifikasi
hutang akan mengakibatkan distorsi arus kas.
Yang disebut dana menurut konsep ini adalah aktiva lancar dengan
menghilangkan faktor hutang jangka pendek. Pertambahan piutang dari
penjualan barang dan jasa dapat dianggap sebagai penerimaan kas. Disisi lain
pinjaman jangka pendek yang pembayarannya menggambarkan arus kas,
penghapusannya dari laporan arus dana dapat didukung. Karena pinjaman ini
tidak menggambarkan transaksi yang relevan yang akan mempengaruhi
kemampuan membayar deviden dan bunga serta kewajiban-kewajiban jangka
panjang sepanjang periode yang relevan.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan
untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak
semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income)
ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, mesinmesin pabrik, peralatan kantor, dan aktiva lainnya. Dari aktiva tetap tersebut
yang merupakan bagian dari dana tunai tahun ini adalah sebesar penyusutan
(depresiasi) aktiva-aktiva tersebut tahun ini.
14
4. Konsep Dana Sebagai Seluruh Sumbar Daya Keuangan
Konsep ini merupakan alternatif yang memungkinkan pengungkapan
semua transaksi yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan. Kelemahan
konsep ini adalah memasukkan semua transaksi sehingga gambaran yang
berusaha ditampilkan terlalu samar-samar.
d. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan dengan menghitung semua perubahan
perkiraan neraca termasuk kas dan memperhitungkan beberapa elemen dari
laporan laba/rugi. Informasi untuk menyiapkan arus kas terdiri dari tiga
sumber :
1. Neraca Komparatif
Menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal
hingga akhir periode. Informasi tambahan yang diperoleh dari analisis atas
akun-akun spesifik juga dimasukkan.
2. Laporan Laba Rugi Periode Berjalan
Berisi data yang membantu pembaca laporan menentukan jumlah kas yang
diterima dari atau digunakan untuk operasi selama periode berjalan.
3. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan informasi
tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas
diterima dan digunakan selama periode berjalan.
Dalam menyiapkan laporan arus kas dari sumber-sumber data tersebut
melibatkan tiga langkah utama :
15
a. Menentukan perubahan kas. Prosedur ini bersifat langsung karena
perbedaan antara saldo kas awal dan akhir dapat dengan mudah dihitung
dengan memeriksa neraca komparatif.
b. Menentukan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Prosedur ini melibatkan
analisis atas laporan laba rugi tahun berjalan dan neraca komparatif serta
data transaksi tertentu.
c. Menentukan arus kas bersih dari kegiatan investasi dan pembiayaan.
Semua perubahan lain dalam akun-akun neraca harus dianalisis untuk
menentukan pengaruhnya terhadap kas.
Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 9 s.d 16 (2007), arus kas
diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan.
1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang
digunakan dalam rangka menghasilkan laba bersih. Yang termasuk dalam
kelompok aktivitas operasi mencakup aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi secara langsung menggambarkan kas yang
dihasilkan secara internal dan merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
16
deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis
bersama dengan informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi :
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi dan pendapatan lain
c. Pembayaran kas pada pemasok barang dan jasa
d. Pembayaran kas kepada karyawan
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
g.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan
Ada dua metode menyajikan arus kas dari aktivitas operasi yakni metode
langsung dan tidak langsung.
a. Metode Langsung (Direct Method)
Metode langsung (disebut juga metode laba rugi) melaporkan penerimaan
kas dari kegiatan operasi selisih diantara kedua jumlah tersebut adalah arus
kas bersih dari kegiatan operasi.
Terdapat kontroversi tentang penyajian arus kas bersih dari kegiatan
operasi dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung.
17
Manajemen cenderung menggunakan metode tidak langsung, sementara para
pemakai laporan keuangan dari pihak eksternal cenderung memilih agar
metode langsung diharuskan untuk dipakai.
Oleh karena itu, PSAK No. 2 paragraf 18 (2007) menganjurkan untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode
langsung karena informasi yang dihasilkan dari metode ini berguna untuk
mengestimasi arus kas masa depan, yang mana informasi ini tidak akan
diperoleh bila menggunakan metode tidak langsung. Metode langsung lebih
konsisten dengan tujuan laporan arus kas yaitu menyediakan informasi
tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dibandingkan dengan metode
tidak langsung yang tidak melaporkan penrimaan kas dan pembayaran kas
operasi.
Metode
langsung
diangap
lebih
informatif
dan
terbuka
untuk
mengungkapkan kemampuan perusahaan, yaitu :
1. untuk menghasilkan kas yang cukup dari kegiatan operasi untuk
membayar hutang-hutangnya
2. untuk mereinvestasi dalam operasinya
3. untuk melakukan distribusi kepada para pemiliknya
Namun, kelemahan metode ini adalah penyusunan laporan arus kas
dengan menggunakan metode langsung akan lebih rumit dan membutuhkan
waktu yang relatif lama.
18
b. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode tidak langsung disebut juga metode rekonsiliasi karena
merekonsiliasi laba bersih yang dilaporkan pada laporan laba rugi kemudian
disesuaikan dengan akin-akun yang mempengaruhi kas.
Metode tidak langsung lebih banyak dipilih oleh sebagian besar
perusahaan karena metode ini lebih mudah diterapkan. Keunggulan utama
metode tidak langsung adalah bahwa metode ini terfokus pada perbedaan
antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Metode tidak
langsung memberikan hubungan yang bermanfaat antara laporan arus kas dan
laporan laba rugi serta neraca. Penyajian arus kas dengan metode tidak
langsung membutuhkan biaya yang lebih murah daripada menggunakan
metode langsung. Adapula anggapan metode tidak langsung secara efektif
melaporkan informasi laba rugi atas dasar kas (cash basis) daripada dasar
akrual (accrual basis), mungkin dapat menimbulkan kesan yang salah bahwa
arus kas bersih dari kegiatan operasi sama baiknya bahkan lebih baik daripada
laba bersih sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Dalam penyusunan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode tidak
langsung, terdapat tiga dasar penyesuaian, yaitu :
a. Penyesuaian untuk akun bukan kas pada laporan laba rugi
b. Penyesuaian akun-akun pada laporan keuangan yang tidak mempengaruhi
kas dengan laba bersih untuk memperoleh arus kas untuk kegiatan operasi,
19
seperti penyusutan, amortisasi, dan penghasilan yang direalisasi oleh
aktiva bukan kas
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan
Dalam penyusunan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode tidak
langsung, terdapat tiga dasar penyesuaian, yaitu :
a. Penyesuaian untuk akun bukan kas pada laporan laba rugi
b. Penyesuaian akun-akun pada laporan keuangan yang tidak mempengaruhi
kas dengan laba bersih untuk memperoleh arus kas untuk kegiatan operasi,
seperti penyusutan, amortisasi, dan penghasilan yang direalisasi oleh
aktiva bukan kas
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran
kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus dana dari aktivitas investasi :
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud dan aktiva jangka panjang lain
20
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan lain
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan pada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh laporan keuangan)
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts,
option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading) atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk menangkal (hedging) suatu posisi
yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan
dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang ditangkalnya.
3. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Contoh arus kas dari
aktivitas pendanaan, yaitu :
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya
d. Pelunasan hutang jangka panjang
21
e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)
f. Pembayaran deviden kepada pemegang saham
4. Transaksi Bukan Kas (Non Cash Transaction)
PSAK No 2 paragraf 41 s.d 42 (2007) menegaskan bahwa transaksi
investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara
kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas, transaksi semacam itu harus
diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga
dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas dan
pendanaan tersebut. Tidak dimasukkannya transaksi investasi dan pendanaan
yang tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap arus kas periode berjalan
adalah konsisten dengan tujuan laporan arus kas. Beberapa contoh transaksi
bukan kas adalah :
1. Perolehan aktiva secara kredit atau melalui sewa guna usaha pembiayaan
(finance lease)
2. Akuisisi perusahaan melalui emisi saham
3. Konversi hutang menjadi modal
e. Pelaporan Arus Kas
PSAK No 2 paragraf 17 s.d 23 (2007) memberikan ketentuan umum
pelaporan arus kas, sebagai berikut :
22
a. Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Untuk kepentingan pelaporan arus kas dari kegiatan operasi dengan
metode
langsung,
diperlukan
informasi
mengenai
kelompok
utama
penerimaan kas bruto dan pengeluarannya yang diperoleh dari :
1. Dari catatan akuntansi perusahaan
2. Dengan menyesuaikan penjualan, harga pokok penjualan, dan pos lain
laba/rugi untuk :
a. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama
periode berjalan
b. Pos bukan kas lainnya
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan
Dengan metode langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba/rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama
periode berjalan
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valas yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba rugi
konsolidasi
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan
b. Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
23
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluarannya yang berasal dari aktivitas investasi dan
pendanaan kecuali jika arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih, yaitu :
1. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan
apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada
aktivitas perusahaan
2. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk perputaran cepat, dengan volume
transaksi yang besar dan dengan jangka waktu singkat (maturity short)
3. Pengertian Likuiditas
Untuk memperoleh definisi yang jelas, berikut diuraikan penjelasan dari
berbagai ahli.
S. Munawir (2002 : 31) menjelaskan bahwa : “likuiditas menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.”
Sugiyarso (2006 : 114) menjelaskan definisi likuiditas sebagai berikut :
Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek. Likuiditas dibedakan menjadi dua, yaitu
likuiditas badan usaha dan likuiditas perusahaan. Likuiditas badan usaha
mengukur kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat likuid
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Sedangkan likuiditas perusahaan mengukur kemampuan perusahaan
menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga perusahaan mampu
menyelenggarakan kegiatannya.
24
Dari beberapa penjelasan para ahli diatas, dapat dimengerti bahwa likuiditas
adalah kemampuan perusahaan untuk membiayai operasi dan membayar semua
kewajibannya yang jatuh tempo dengan kas dan atau dengan mengkonversi aktiva
likuid ke kas. Maka, penilaian terhadap tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam hal mendanai operasi dan
melunasi kewajiban jangka pendek, dimana hal ini merupakan indikasi
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
c.
B. Hubungan Arus Kas Terhadap Likuiditas Suatu Perusahaan
Pada sub-sub bab sebelumnya telah dibahas mengenai definisi kas dan
likuiditas. Sebagai aktiva yang paling likuid, ketersediaan kas pada suatu
perusahaan merupakan titik aman bagi para kreditur perusahaan tersebut. Kondisi
arus kas yang terus positif akan memberikan keterjaminan bagi pembiayaan dana
operasi yang diasumsikan dengan tanpa mengandalkan pinjaman dana luar dan
merupakan keterjaminan pembayaran hutang jangka pendek, seperti hutang
dagang dari pembelian para supplier, hutang pajak, hutang bunga dari pinjaman
atau hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo. Sebaliknya arus kas yang
negatif mencerminkan ketidakmampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan
operasinya sendiri dan sulit untuk membayar hutang-hutangnya. Perusahaan yang
tidak mampu membayar hutangnya akan mengakibatkan penyajian hutang dalam
neraca terlalu besar dan hutang yang terus membesar akan memperkecil
kemungkinan supplier menerima permohonan kredit atas pembelian barang, dan
25
hal ini dapat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Penumpukan
hutang karena tidak dapat terbayar akan berakibat perusahaan berada pada
keadaan illikuid pada saat hutang-hutang tersebut ditagih.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dalam membiayai operasional
dan melunasi hutang yang jatuh tempo, perusahaan harus menyiapkan kas tunai.
Dengan kata lain dalam memenuhi likuiditasnya perusahaan harus menyediakan
kas sehingga pengukuran likuiditas tidak akan terlepas dari penilaian bagaimana
perusahaan mengelola kas yang dimilikinya selama periode tertentu.
Untuk mendapatkan suatu penilaian tentang kondisi likuiditas suatu
perusahaan diperlukan analisis untuk mengetahui bagaimana arus kas suatu
perusahaan. Untuk itu dapat digunakan metode analisis yang menggunakan
pergerakan positif dan negative dari kas yang disebabkan oleh kegiatan
perusahaan dalam suatu periode tertentu guna menentukan keputusan
yangberkenaan dengan operasional perusahaan. Analisis arus kas pada dasarnya
suatu analisis tentang bagaimana kondisi ketrsediaan kas dan pergerakannya pada
suatu perusahaan. Ketersediaan kas sangat dipengaruhi oleh kinerja operasi
perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan pendapatan, dan manajemen
perusahaan dalam mengelola arus kas masuk dan arus kas keluar yang juga
dihasilkan dan juga digunakan dalam aktivitas investasi dan pendanaan
perusahaan. Selain dengan ketersediaan kas, perusahaan dapat mengandalkan
aktiva lancar yang mereka miliki untuk segera dikonversi ke dalam kas apabila
perusahaan berada dalam kondisi harus segera melunasi suatu pembayaran yang
26
jatuh tempo. Tetapi perlu diingat bahwa konversi aktiva lancr menjadi kas tunai
membutuhkan waktu yang relatif lama dan proses yang tidak mudah.
Dengan demikian jelas bahwa dengan menganalisis laporan arus kas akan
diperoleh informasi penting salah satunya adalah pengukuran likuiditas
perusahaan dengan dasar arus kas, yaitu mengingat kas adalah aktiva yang paling
likuid.
d.
C. Rasio-Rasio Arus Kas
Rasio-rasio arus kas yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan ada
beberapa cara, diantaranya :
1. Current Cash Debt Coverage Ratio (Kieso 2002 : 243)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancar
dengan mengandalkan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi (cash flow from
operation/CFO). Semakin tinggi rasio ini, semakin kecil kemungkinan
perusahaan akan memiliki masalah likuiditas.
Rumus :
CFO
CCDB =
x 100
Current Liabilities Average
27
Hutang lancar rata-rata dihitung dengan menjumlahkan saldo awal tahun dan
saldo akhir tahun dari hutang lancar kemudian dibagi dua. Rasio ini dianggap
baik jika berada diatas atau sama dengan 40%.
Sebagai ilustrasi, PT. XYZ yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang,
memiliki hutang lancar sebesar Rp 21.450.000 pada tahun 2003 dan sebesar Rp
18.969.000. Pada tahun 2004 perusahaan telah mampu menghasilkan arus kas
positif dari aktifitas operasi sebesar Rp 12.750.000. Maka untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya dengan hanya
mengandalkan kas dari aktivitas operasi sebagai berikut :
Rp. 12.750.000,00
CCDB =
x 100 = 63,09%
Rp. 18.969.000,00 + Rp. 26.450.000,00
Kemampuan PT. XYZ dalam mencukupi hutang lancarnya dengan hanya
mengandalkan kas dari aktivitas operasi cukup baik. Perusahaan telah mampu
menutupi lebih dari 40% hutang lancarnya dengan menggunakan kas dari
aktivitas operasi, yaitu sebesar 63,09%, rata-rata hutang lancarnya dapat ditutupi
oleh kas dari aktivitas operasi.
2. Cash Interest Coverage Ratio (Darsono dan Ashari 2005 : 94)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dari arus kas dari
operasi ditambah pembayaran bunga dan pajak dibagi pembayaran bunga.
28
Rumus :
CFO + Interest + Tax
CIC =
x 100
Interest
Sebagai ilustrasi, PT. XYZ diatas pada tahun 2004 memenuhi pembayaran
bunga sebesar Rp 15.750.000 dan pajak Rp 8.000.000 dengan arus kas positif dari
kegiatan operasi pada tahun 2004, maka kemampuan perusahaan dalam
pembayaran bunga dengan menggunakan kas dari aktivitas operasi dihitung
sebagai berikut :
CDC
=
Rp.12.750.000,00+Rp.15.750.000,00+Rp.8.000.000,00
x 100 = 2,32 kali
Rp. 15.750.000,00
Dari perhitungan diatas dapat diukur kemampuan perusahaan dalam menutup
bunganya sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun. Merupakan suatu angka yang
sangat aman bagi para kreditur.
3. Cash Flow Liquidity Ratio (Fraser dan Ailen Ormiston 2004 : 181)
Rasio ini digunakan untuk mengukur jaminan yang diberikan oleh kas dan
surat berharga terhadap kewajiban lancar. Cash Flow Liquidity Ratio
memperbandingkan aktiva yang sangat likuid yaitu kas dan surat berharga dengan
kas dari aktiva operasi yang mencerminkan jumlah uang tunai yang dihasilkan
dari operasi perusahaan.
29
Rumus :
Cash + Marketable Securities + CFO
CFLR
=
x 100
Current Liabilities
Rasio ini lebih memperjelas solvensi janka pendek perusahaan yang diukur
hanya dengan aktiva likuid dan dengan memperhatikan arus kas dari kegiatan
operasi (aliran kas dari internal perusahaan). Tingkat rasio ini menunjukkan
tingkat keamanan solvensi jangka pendek berdasarkan kemampuan internal
perusahaan.
Sebagai ilustrasi, PT. XYZ pada tahun 2004 memiliki kas bersih sebesar Rp
5.025.000 selain setara kas perusahaan tidak mempunyai surat berharga lain, arus
kas dari kegiatan operasi Rp 12.750.000 hutang lancar pada tahun 2004 Rp
18.969.000. Rasio likuiditas arus kas PT. XYZ pada tahun 2004 sebagai berikut :
Rp. 5.025.000,00 + Rp. 12.750.000,00
CFLR =
x 100 = 0.94 kali
Rp. 18.969.000,00
Maka dapat diketahui bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka
pendeknya sebanyak 0,94 kali dengan mengandalkan aktiva paling likuid, atau
kas dan surat berharga mampu menjamin pembayaran hutang jangka pendek
sebesar 94%.
4. Free Cash Flow (Kieso 2002 : 243 s.d 244)
Arus kas bebas (free cash flow) adalah jumlah arus kas diskresioner
perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melunasi hutangnya, membeli
30
saham treasuri, atau menaikkan likuiditasnya. Ukuran ini mengindikasikan tingkat
fleksibilitas keuangan perusahaan. Analisis arus kas bebas dihitung dengan cara
mengurangi arus kas bersih dari aktivitas operasi dengan pengeluaran modal dan
pembayaran deviden.
Sebagai ilustrasi PT. XYZ pada tahun 2004 melakukan pembelian peralatan
Rp 3.000.000 pembayaran deviden Rp 6.765.000 serta menghasilkan arus kas
bersih dari kegiatan operasi sebesar Rp 12.750.000 maka besarnya arus kas bebas
adalah :
Kas bersih dari aktivasi operasi
Rp. 12.750.000,00
Dikurangi: Pengeluaran Modal
(Rp. 3.000.000,00)
Pembayaran Deviden
Arus kas bebas
(Rp. 6.765.000,00)
Rp. 2.985.000,00
Analisis ini menunjukkan PT. XYZ memiliki kas positif yang substansial dari
aktivitas operasi yang mampu menutup pengeluaran modal dan pembayaran
deviden.
Perusahaan yang memiliki fleksibilitas keuangan yang kuat bisa mengambil
manfaat dari investasi yang menguntungkan dalam situasi sulit sekalipun, selain
itu juga membebaskan perusahaan dari kekhawatiran akan kelangsungan usaha
dalam ekonomi yang buruk. Perusahaan yang mempunyai fleksibilitas keuangan
yang kuat umumnya dapat berkinerja lebih baik dalam situasi yang sulit, karena
dalam mengambil manfaat dari peluang yang tidak bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan lain.
31
5. Cash Debt Coverage Ratio (Kieso 2002 : 243)
Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tanpa
harus melikuidasi aktiva yang dipakai dalam operasi. Rasio ini menyediakan
informasi mengenai stabilitas keuangan perusahaan.
Rumus :
CFO
CDC =
x 100
Total Debt
Semakin tinggi rasio ini, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo,
akibatnya rasio ini menandakan apakah perusahaan dapat membayar hutang dan
bertahan hidup jika sumber dana eksternal terbatas atau terlalu mahal.
Sebagai ilustrasi, dengan menggunakan data-data ilustrasi sebelumnya,
besarnya CDC yaitu :
Rp. 12.750.000,00
CDC =
x 100 = 26,04%
Rp. 18.969.000,00 + Rp. 30.000.000,00
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu menutup selurus hutangnya
dengan menggunakan kas dari aktivitas operasi sebesar 26,04%
32
6. Capital Expenditure Ratio (Darsono dan Ashari 2005 : 94)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal yang tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi
dengan pengeluaran modal.
Rumus :
CFO
CER =
x 100
Capital Expenditure
Sebagai ilustrasi, melengkapi data-data ilustrasi sebelumnya, pembelian mesin
PT. XYZ pada tahun 2004 sebesar Rp 15.000.000 maka besarnya CER :
Rp. 12.750.000,00
CER =
x 100 = 85%
Rp. 15.000.000,00
Dari perhitungan diatas dapat dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu
menutup kebutuhan investasi hingga 85% dengan mengandalkan kas dari
aktivitas operasi sebagai sumber modalnya.
7. Cash Flow Return On Assets (Fraser dan Ailen Ormiston 2004 : 188)
Rasio ini mengukur efektifitas perusahaan menggunakan sumber daya
ekonomis dalam menghasilkan aliran kas bersih. Rasio ini menghubungkan kas
bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi dengan jumlah aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan kas tersebut.
33
Rumus :
CFO
CROA =
x 100
Total Assets
Sebagai ilustrasi, PT. XYZ memiliki total aktiva sebesar Rp 60.000.000 pada
tahun 2004, dengan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 12.750.000 maka
besarnya CROA :
Rp. 12.750.000,00
CROA =
x 100 = 21,25%
Rp. 60.000.000,00
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa efektifitas perusahaan cukup
baik dalam menghasilkan kas bersih dengan menggunakan aktiva atau sumber
daya ekonomis perusahaan pada tahun 2004 yaitu sebesar 21,25%.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa untuk menilai likuiditas dan
kemampuan keuangan perusahaan secara umum selain dengan menganalisa arus
kas juga dapat menggunakan rasio-rasio arus kas untuk memperjelas informasi
yang diperoleh. Rasio-rasio ini dapat diperbandingkan dengan perusahaan yang
sejenis dalam periode akuntansi yang sama atau rata-rata industri. Analisis
terhadap laporan kas dapat membantu investor, kreditur dan pengguna laporan
keuangan lainnya untuk menaksir dengan lebih baik tentang resiko bisnis,
kemampuan keuangan perusahaan dan prospek perusahaan dimasa yang akan
datang yang mana penilaian ini menjadi dasar pengambilan keputusan terhadap
perusahaan tersebut.
Download