Surat 3 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 3 Yohanes
(Bagian 111)
Friday, July 14, 2017
Prakata
 Firman Allah disampaikan secara berulang-ulang sebagai bentuk perpanjangan sabar Allah, sebab ada sesuatu
yang hendak Allah kerjakan dalam kehidupan kita. Jika Firman Allah sudah tidak diulang, pertanyaannya
adalah: apakah kita sudah bertobat / Firman Allah sudah kita lakukan? Atau kita sudah tertinggal? Jika
tertinggal, maka kehidupan itu adalah kehidupan yang keras hati dan telah dikeraskan.
 Kita harus peka terhadap Firman Allah. Tanpa pekerjaan Firman Allah terjadi atas kehidupan kita, segala
ibadah dan pelayanan kita sia-sia. Setiap pernyataan Firman Allah, Tuhan tujukan untuk keselamatan
manusia, maka pergunakanlah setiap kesempatan mendengar Firman Allah, untuk berbalik dan bertobat,
diubahkan oleh Tuhan.
3 Yoh. 1:13
1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena.
-
-
-
-
-
Adalah Kasih Karunia Allah, jika tanah hati kita menjadi sasaran hadirat Allah untuk meletakkan FirmanNya. Saat Firman Allah dinyatakan di dalam hati, pada saat itu juga Allah meniadakan segala laknat dari
hidup kita, dan Allah ingin meneguhkan Nama-Nya atas hidup kita, sehingga kita hidup bersuasanakan
penyembahan, bersuasanakan Kerajaan Surga.
Seperti yang dikatakan rasul Paulus dalam 2 Tes. 3:2  sebab bukan semua orang beroleh iman. Jika
sekarang kita memiliki Iman (Firman yang tertanam di dalam hati), janganlah bermegah, sebab itu bukan
usaha kita, tetapi semata-mata hanya Kasih Karunia dari Allah.
Hanya oleh karena Kasih Karunia dan pembelaan Allah, kita bisa menerima Iman di dalam hati. Mengapa
demikian? Sebab jika di dalam hati ini sampai ada Iman, berarti Allah telah membela kita dari para
pengacau dan orang-orang jahat (2 Tes.3:3 -- sebab Allah menguatkan, memelihara, dan melindungi).
Para pengacau dan orang-orang jahat adalah pribadi-pribadi yang digerakkan oleh kuasa iblis. Yesus
Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Dengan matinya Yesus Kristus di atas kayu salib, DIA telah
mengalahkan semua musuh.
Itu sebabnya, Iman yang dinamakan Kasih Karunia adalah Iman yang dikaitkan dan dimeteraikan dengan
tanda kematian bersama Yesus. Iman yang disertai dengan meterai kematian adalah Iman yang kuat atau
berkuasa menyelamatkan (baca Rom.10:9 – percaya / Iman yang benar dikaitkan dengan kematian dan
kebangkitan).
Tertanam
▫ Perhatikan apa yang tertulis dalam Yak. 1:21  Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan
yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa
menyelamatkan jiwamu. Dalam Yak. 4:16, rancangan, kebenaran diri sendiri, itu jahat.
1
▫
Perkataan ‘segala sesuatu yang kotor’ itulah para pengacau dan ‘kejahatan yang begitu banyak’ itulah orangorang jahat, yang keberadaannya justru bukan di luar diri kita, tetapi di dalam diri kita. Jika yang kotor
dan yang jahat ini ditiadakan dan diubah menjadi ‘lemah lembut’, itulah pembelaan Tuhan, sehingga
Firman Allah ‘tertanam’ di dalam hati. Selama yang jahat dan kotor masih ada, Firman Tuhan tidak bisa
tertanam.
Camkan: Firman Allah yang ‘tertanam’, berkuasa menyelamatkan jiwa. Firman Allah yang ‘tertanam’ adalah
Firman Allah yang berproses. Rumus: Jika tanah hati kita menerima Firman Allah yang jatuh dan
tertanam, maka tanah hati kita akan mengalami proses Firman.
Page
▫
Yoh. 12:24
Proses Firman (gandum)
12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
-
-
-
-
-
Gandum berbicara tentang Firman Allah yang notabene adalah pribadi Yesus Kristus. Gandum bukan
hanya jatuh ke tanah, tetapi masuk ke dalam tanah. Jika gandum sudah masuk ke dalam tanah, maka
gandum mengalami proses ‘mati’ (jatuh – masuk – mati).
Jadi, jika benih Firman Allah jatuh dan ada di dalam tanah hati (itulah yang disebut Iman), maka tanah hati
ini pun akan mengalami suasana atau proses ‘kematian’ bersama dengan gandum. Perhatikan: hanya
tanah hati yang telah menerima benih gandum (Firman Allah) yang diijinkan untuk mengalami suasana dan
proses kematian bersama dengan Firman Allah.
Tanpa kematian, tidak akan menghasilkan buah, tetapi melalui proses kematian, maka gandum akan
menghasilkan buah yang banyak. Bukan hanya tiga puluh kali lipat, tetapi sampai enam puluh kali lipat,
bahkan seratus kali lipat (Mat. 13:8).
Dengan pengalaman kematian bersama dengan Firman Allah, DIA bukan hanya mengerjakan
keselamatan – kebenaran, tetapi juga kepada kesucian bahkan sampai kepada kesempurnaan. Kematian
membawa kita menjadi ciptaan yang sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Cara kerja Tuhan semacam ini yang harus dimengerti, supaya kita jangan mendurhaka dan menghujat
kepada Tuhan. Kepada orang-orang yang telah menerima Kasih Karunia-Nya, itulah Iman, Tuhan ijinkan
untuk mengalami suasana dan proses kematian, sebab proses inilah yang akan membawa kepada
keselamatan sempurna.
Lazarus
Yoh. 11:1-5
11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi,
sakit."
-
-
▫
▫
Saat menghadapi ‘sakit’, Maria dan Martha tidak datang kepada siapapun, tetapi hanya datang kepada
Yesus, sebab memang hanya Yesus yang berkuasa atas segala dosa. Maria dan Martha memiliki
pengenalan yang benar terhadap pribadi Yesus.
Hanya hadirat Yesus Kristus yang mampu mengatasi segala sakit – dosa (Maz.107:20). Camkan: jika Tuhan
ijinkan orang yang dikasihi-Nya mangalami sakit, berarti Tuhan ingin berperkara dengan penyakit itu
sampai nanti benar-benar mati. Jika sudah mati, berarti orangnya (dagingnya) mati, penyakitnya pun
(dosanya) juga mati. Inilah cara kerja Tuhan!
2
-
Firman Allah menyatakan bahwa selain Yesus mengasihi Maria dan Martha, Yesus juga mengasihi Lazarus.
Lazarus yang dikasihi sedang sakit. Dengan sakitnya Lazarus, tentunya Maria dan Martha dalam keadaan
tidak seperti biasanya.
Tuhan menginjinkan Lazarus yang dikasihi-Nya, sakit. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang. Sakit adalah suatu keadaan dari badan atau sebagian dari
organ badan yang fungsinya terganggu atau menyimpang.
Tuhan mengijinkan ‘sakit’ kepada orang yang dikasihi-Nya. Jika di dalam kehidupan ini kita mengalami
suasana yang tidak enak, tidak damai, tidak bahagia, maka bisa dipastikan ada yang salah dalam
kehidupan kita.
Hal ini merupakan signal atau tanda bagi kita, bahwa secepatnya kita harus terhubung dengan Yesus
Kristus, seperti yang dikerjakan oleh Maria dan Martha. Sakit berbicara tentang dosa. Orang sakit atau
orang berdosa adalah orang yang tersiksa (Maz. 107:17).
Page
-
11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
-
-
-
▫
▫
▫
Perhatikan apa yang dikatakan oleh Yesus  “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, …” Yesus tahu apa
yang DIA kerjakan dan DIA katakan. Jika penyakit – dosa itu dinyatakan, tujuannya supaya Lazarus jangan
mati atau jangan dikuasai maut. Justru jika penyakit – dosa itu tidak dinyatakan, maka dosa inilah yang
akan membawa kepada maut.
Jika Tuhan ijinkan kita untuk mengalami penderitaan secara daging, sebab pada saat itu Tuhan sedang
berperang melawan dosa, tujuan Tuhan adalah supaya kita berhenti dan bebas dari dosa. Hanya dengan
cara inilah kita bebas dari maut.
Jadi, jika Tuhan ijinkan kita untuk masuk dalam pengalaman kematian, janganlah kita memusingkan kapan
penderitaan ini segera berakhir, tetapi pusingkanlah kapan kita bisa berhenti berbuat dosa. Dosa atau
penyakit akan berhenti jika kita mati bersama Tuhan.
Perhatikan: saat kita mendengar Firman Allah dan Firman Allah tertanam di dalam hati, saat itu terang
kemuliaan Firman Allah ada pada kita, tetapi terang kemuliaan Allah benar-benar dinyatakan –
dipancarkan, saat kita masuk dalam pengalaman kematian.
Tujuan Allah menginjinkan orang yang dikasihi-Nya masuk dalam penderitaan (sakit) adalah Allah ingin
menyatakan kemuliaan-Nya. Penderitaan barulah jalan menuju kepada kemuliaan (baru separo jalan)
sebab kemuliaan Allah benar-benar dinyatakan saat daging ini benar-benar mati. Saat dosa berhenti,
kemuliaan Allah terpancar.
Jadi, jika kita baru menderita (sakit), itu baru setangah jalan, kita harus sampai pada ujung jalan
penderitaan, yaitu ‘mati’. Jika kita berhenti – gagal saat masuk dalam pengalaman kematian, maka hidup
kita pun akan setengah mati (setengah hidup).
11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. 11:6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja
tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;
-
-
Jika kita lihat secara jasmani, sepertinya Yesus tidak menghiraukan kabar yang dikirimkan oleh Maria dan
Martha. Jika kita tidak memiliki pengenalan yang benar terhadap pribadi Yesus, kita bisa kecewa, dan
memang sudah banyak orang yang kecewa terhadap Yesus Kristus karena mereka tidak mengenal cara
kerja Allah.
Maria dan Martha seakan-akan ditinggalkan sendiri untuk menghadapi Lazarus yang sedang sakit, tetapi
itulah cara kerja Allah. Perhatikan kata ‘Ia sengaja’, Yesus tahu apa yang DIA kerjakan. Jika DIA ‘sengaja’,
itu karena DIA tahu bahwa sakit – penderitaan itu barulah ‘jalan’, tetapi belum ‘garis akhir’. Garis akhirnya
adalah ‘kematian’.
Ayat 11-15
-
-
-
Pada saatnya, Yesus datang ke Betania. Kapan DIA datang ke Betania? Setelah Yesus tahu bahwa ‘Lazarus,
saudara kita, telah tertidur’. Perkataan ‘tertidur’ di sini berarti ‘daging mati’. Saat daging benar-benar mati,
maka Tuhan pun akan segera datang. Datang untuk apa? Untuk menyatakan kuasa kebangkitan.
Tanpa kita harus teriak-teriak minta tolong, begitu Tuhan melihat daging mati, DIA pun segera datang.
Perhatikan: jika kita dianggap sebagai ‘saudara Yesus’, maka kita pun diijinkan untuk mengalami
‘kematian bersama DIA’.
Yesus memperhitungkan Maria, Martha, Lazarus, dan para murid sebagai ‘saudara’. Jika saat Yesus
menjadi manusia, Yesus harus mengalami apa yang dialami oleh saudara-saudara-Nya, demikian juga kita
sekarang menjadi saudara Yesus, maka kita harus mengalami apa yang dialami Yesus (Ibr.2:14).
Hanya yang diperhitungkan sebagai ‘saudara’, yang dianggap layak untuk memiliki pengalaman kematian
bersama Yesus. Jika kematian itu adalah kehendak Tuhan, maka yang mengerjakan kebangkitan juga
Tuhan.
Page
-
3
11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke
sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
11:12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." 11:13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam
arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
-
-
-
Menghadapi hal ‘kematian’ yang dikehendaki oleh Yesus, para murid juga memiliki pengertian yang
berbeda dengan Tuhan. Hal semacam ini masih terjadi di dalam gereja Tuhan. Berapa banyak dari kita
yang tidak mengerti maksud Tuhan dalam hal kematian?
Bahkan tidak jarang kita menjadi salah bicara, salah tingkah, salah mengerti, salah berpendapat, saat
masuk dalam pengalaman kematian. Dalam hal ini yang bisa kita periksa adalah bahwa pikiran dan
perasaan kita belum sama seperti Kristus.
Hal itu membuktikan bahwa manusia lama masih ada pada kita, sebab manusia baru adalah manusia yang
memiliki pikiran dan perasaan Allah. Kematian Lazarus adalah suatu didikan, bukan hanya kepada Maria
dan Martha, tetapi juga kepada para murid, sebab mereka adalah pribadi-pribadi yang dikashi Tuhan.
11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; 11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab
demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
-
-
Perhatikan perkataan Yesus  ‘supaya kamu dapat belajar percaya’. Maria, Martha, dan murid-murid Yesus
adalah orang-orang percaya atau orang-orang yang memiliki Iman, tetapi Iman yang ada pada mereka
harus Iman yang bermeterai.
Meterai Iman adalah kematian bersama Yesus atau kematian yang dikehendaki oleh Tuhan. Perhatikan:
Kematian Yesus Kristus adalah kematian yang mengalahkan daging, dunia, dan maut. Jadi, orang yang
dikatakan ‘beriman’ seharusnya adalah orang-orang yang sudah menang atas daging, dunia, dan maut
(pencobaan).
-
Untuk itulah, Iman harus dimeteraikan dengan pengalaman kematian bersama Yesus, sebab dengan jalan
kematian inilah kita benar-benar bisa menjadi orang percaya yang bebas dari daging, dunia, dan maut.
Yesus tahu bahwa Maria, Martha, dan para murid sudah memiliki Iman, tetapi Iman yang sudah ada ini
‘harus diajar’ dengan jalan masuk dalam pengalaman kematian, supaya kita bisa sampai pada ‘percaya’
yang sesuai dengan ukuran Tuhan.
Ukuran percaya
Yoh. 14:12
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang
Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
-
-
4
-
Inilah ukuran orang percaya, yaitu setiap orang percaya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan
oleh Yesus. Yesus tidak dikenal dan tidak diterima oleh daging dan dunia, sehingga pekerjaan Yesus juga
tidak dikenal dan diterima oleh daging atau dunia. Satu-satunya cara untuk bisa mengerjakan pekerjaanpekerjaan Yesus adalah bebas dari daging, dunia, dan segala macam pencobaan.
Pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan oleh Yesus adalah pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh
daging dan dunia, itu sebabnya mengapa kita harus menjadi orang percaya yang menang atas daging,
dunia, dan pencobaan.
Dan satu-satunya cara untuk bisa menang adalah masuk dalam pengalaman kematian. Dalam
pengalaman kematian inilah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, yaitu ‘kesetiaan, ketaatan, dan
kerendahan hati’.
Jika kita benar-benar telah mati bersama Kristus, maka kita juga akan bangkit bersama Yesus. Dalam
kuasa kebangkitan, DIA akan menyatakan kemuliaan-Nya, yaitu dalam kegiatan mengerjakan pekerjaanpekerjaan DIA, bahkan pekerjaan yang lebih besar, di mana kita akan dimasukkan dalam kegerakan Roh
Kudus Hujan Akhir, kegerakan Pembangunan Tubuh Kristus.
Page
-
Download