uts sim santi - Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan Online

advertisement
Penerapan Telepsikiatrik Untuk Pendidikan Kesehatan
Di Keperawatan Jiwa
Susanti Niman
Magister Keperawatan Jiwa (1106043293) Universitas Indonesia
Abstrak
Salah satu fungsi telepsychiatry adalah memberikan pendidikan kesehatan bagi individu
dan keluarga dengan masalah kejiwaan. Untuk itu Teknologi informatika keperawatan
sudah saatnya diterapkan di pelayanan kesehatan keperawatan jiwa. Informasi kesehatan
dalam bentuk pendididikan kesehatan yang diberikan pada klien dapat meningkatkan
pengelolaan diri klien, kesadaran diri dan pemberdayaaan klien. Sistem pelayanan di
keperawatan jiwa memiliki karakteristik tersendiri sehingga dalam program software
sistem informasi keperawatan harus disesuaikan. Penerapan teknologi informatika di
pelayanan keperawatan jiwa akan menghemat biaya dan waktu. Tujuan penulisan artikel
ini untuk menganalisa penerapan sistem informasi untuk pendidikan kesehatan bagi klien
yang mengalami masalah psikososial dan psikiatrik dengan telepsychiatry yang
diharapkan dapat melancarkan proses tercapainya sistem informasi keperawatan untuk
pendidikan kesehatan bagi klien dan keluarga di keperawatan jiwa . Penulisan dilakukan
dengan metode literatur. Penerapan sistem informasi keperawatan untuk pendidikan
kesehatan di keperawatan jiwa bukan hal yang tidak mungkin untuk dilaksanakan, hal
tersebut dapat dilakukan melalui kerja sama dengan semua pihak yang terkait mulai dari
pihak pemangku kebijakan kesehatan jiwa, perawat jiwa, tim kesehatan lain, pasien dan
tenaga ahli teknologi informatika.
Key word :teknologi, telepsychiatry, perawat, psikososial, psikiatrik
1. Pendahuluan
Teknologi informasi semakin berkembang saat ini, penggunaan smartphone, komputer
dan internet telah menjadi hal yang sangat umum. Komputer merupakan sarana dalam
menciptakan dan mengembangkan suatu sistem informasi handal. Oleh karena itu setiap
bidang pekerjaan harus mampu mengikuti arus informasi yang berkembang di dunia
teknologi ini, termasuk di dunia kesehatan. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi
yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Informasi yang berkualitas ini akan
memudahkan user dalam mengambil keputusan secara tepat, cepat dan bernilai strategis.
Teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting di bidang kesehatan,
penggunaan alat komunikasi dan teknologi informasi seperti internet dapat membantu
pemberian informasi dan layanan kesehatan pada klien di rumah tanpa harus bertatap
muka dengan perawat. Bentuk pelayanan ini sangat menjanjikan dalam mendukung
intervensi kesehatan mental ( Puskar, Aubrecht, Beamer & Carozza, 2004) karena
berpontensi dapat memangkas biaya, meningkatkaan akses klien ke layanan informasi
dan layanan kesehatan, meningkatkan kualitas asuhan yang klien peroleh dan
memfasilitasi pengelolaaan serta penyimpanan informasi kesehatan.
Informasi kesehatan dalam bentuk pendididikan kesehatan yang diberikan pada klien
dapat meningkatkan pengelolaan diri klien, kesadaran diri dan pemberdayaan klien.
Sehingga adanya teknologi informasi merupakan
metode yang menjanjikan
bagi
penyedia layanan kesehatan. Melalui infomasi pendidikan kesehatan yang diberikan
pada klien dapat membantu klien dan keluarga untuk mengetahui dan mengerti penyakit
yang mereka alami dan memberikan support pada klien dan keluarga untuk melakukan
koping yang tepat.
Teknologi informasi dalam keperawatan jiwa, secara spesifik penggunaan komputer
dan teknologi informasi terdapat dalam 3 area keperawatan jiwa yaitu : edukasi, praktik
dan riset. Pendidikan kesehatan berdampak postif pada klien dan meningkatkan fungsi
sosial pada klien dengan masalah kesehatan mental yang berat. Klien dengan masalah
kesehatan mental banyak yang tertarik menggunakan internet dan tertarik mencari
informasi
melalui portal web. Portal web yang berisi informasi dan pendidikan
kesehatan jiwa dengan dilengkapi oleh support dari metode yang update dan mudah
digunakan dapat menjadi pilihan bagi klien dengan masalah psikososial dan psikiatrik.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melakukan analisa terhadap kebutuhan
penerapan teknologi sistem informasi keperawatan untuk pendidikan kesehatan bagi
klien , khususnya klien dengan masalah psikososial dan psikiatrik, sehingga pembuatan
software bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
2. Kajian Pustaka
2.1 Telepsychiatry (Telemental Health)
Telemental health adalah penggunaan telekomunikasi dan teknologi informasi yang
bertujuan membagi informasi dan memberikan layanan
kesehatan
mental pada
individu di komunitas. Contoh pelayanan telemental health adalah pemberian
pendidikan kesehatan berkelanjutan mengenai topik kesehatan mental oleh perawat
jiwa dan konsultasi melalui videoconference.
Telepsychiatry merupakan aplikasi telemedicine khusus di bidang psikiatrik. Home
based telepsychiatry merupakan suatu bentuk penerapan dimana klien di rumah dapat
mengakses layanan melalui webcam dan high-speed internet service. Home based
telepsychiatry dapat dibagi dalam empat elemen (Coiera, 1997, Bauer, 2002):
a. Teknologi (telepyschiatry work stations dan telemetry capable medical devices)
b. Link telekomunikasi (line telepon, internet dan satelit)
c. Healthcare profesional dan klien
d. protokol dan kebijakan
Saat ini, banyak videoconference menggunakan jalur telepon digital (ISDN) atau
TCP/IP (memanfatkan local area network (LAN), wide area network (WAN) atau
broadband internet connection). Program telemental health banyak menggunakan
sistem yang mampu mengirimkan data minimum 384 Kbps, dengan jenis :
2.1.1
Intranet
Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan
protokol-protokol Internet (TCP/IP), untuk membagi informasi layanan
kesehatan dari penyedia layanan kesehatan tersebut kepada kliennya. Istilah
intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs web internal.
Untuk membangun sebuah intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki
beberapa komponen yang membangun internet, yakni Protocol Internet
(Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), client dan juga server.
Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau
SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan.
Gambar 1. Intranet Network
2.1.2
Ekstranet
Ekstranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan protokol internet dan
sistem telekomunikasi publik untuk membagi sebagian informasi bisnis atau
operasi secara aman kepada penyalur (supplier), penjual (vendor), mitra
(partner), pelanggan dan lain-lain. Ekstranet dapat juga diartikan sebagai
intranet sebuah perusahaan yang dilebarkan bagi pengguna di luar perusahaan.
Perusahaan yang membangun ekstranet dapat bertukar data bervolume besar
dengan EDI (Electronic Data Interchange), berkolaborasi dengan perusahaan
lain dalam suatu jaringan kerjasama dan lain-lain.
Gambar 2. Jaringan Ekstranet
2.1.3
Internet
Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet
(huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global
dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet
switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar
dinamakan internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini
dinamakan internetworking.
Gambar 3. Internet Network
Link telekomunikasi internet melalui smartphone dapat menjadi pilihan bagi
penyedia layanan kesehatan. Smartphone saat ini sudah disupport audio, video,
text, komunikasi melalui email dan banyak lagi.
gambar 4. Smart Phone
Perawat memegang peranan penting dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien. Pendidikan kesehatan tersebut dapat diberikan melalui internet dengan aplikasi
terpilih yang dikembangkan sesuai kebutuhan melalui smartphone atau yang lain.
Adanya pengembangan aplikasi pendidikan kesehatan melalui internet, perawat dapat
memberikan pendidikan kesehatan yang dapat diakses oleh klien secara akurat,
langsung dan relevan (Phillippi dan Wyatt,2011)
2.2 Pendidikan Kesehatan Berbasis Internet
Pendidikan kesehatan merupakan
strategi
pencegahan
primer
pada kesehatan
mental yang bertujuan memperkuat individu atau kelompok melalui pembentukan
kompetensi. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa banyak respon maladaptif terjadi
akibat kurang
kompetensi
atau kurang kemampuan mengontrol kehidupan diri
sendiri yang berdampak pada penurunan self-esteem.
Intervensi keperawatan jiwa dalam bentuk pendidkan kesehatan terdiri dari empat
tujuan (Stuart,2005) :
2.2.1
Meningkatkan kesadaran mengenai issue dan kejadian yang berhubungan
dengan sehat dan sakit. Kesadaran akan tugas perkembangan yang normal dan
potensi masalah yang mendasar.
2.2.2
Meningkatkan pengertian terhadap stressor potensial, respon terhadap stressor
(baik yang adaptif maupun maladaptif) dan alternatif respon koping yang
dilakukan
2.2.3
Meningkatkan pengetahuan tentang dimana dan bagaimana memperoleh
sumber informasi yang dibutuhkan.
2.2.4
Meningkatkan kemampuan yang aktual dari individu, keluarga dan kelompok.
Hal ini berarti memperbaiki atau memaksimalkan ketrampilan koping
(problem solving, ketrampilan komunikasi).
Pendidikan kesehatan jiwa dapat diberikan dengan setting tempat yang fleksible,
dapat diberikan secara individu atau kelompok serta dengan bentuk struktur dapat
formal ataupun informal. Saat i ni informasi tentang kesehatan jiwa dapat diberikan
dengan berbagai cara. Individu dan keluarga dapat memperoleh informasi kesehatan
dari berbagai sumber. Sumber informasi dari buku, majalah dan teman sering
terkendala dengan waktu dan biaya. Informasi secara cepat, tepat, akurat dan hemat
biaya dapat diberikan melalui website keperawatan jiwa.
Penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan bisa memberikan banyak
keuntungan namun juga kendala. Kendala dapat terjadi bila pengguna sistem belum
siap menggunakan. Teknologi informasi seperti pendidikan kesehatan yang diberikan
perawat melalui telepsychiatry dapat memberikan banyak kemudahan, namun jangan
menggeser
nilai – nilai keperawatam. Dengan semakin diterapkannya teknologi
dalam keperawatan seharusnya semakin meningkatkan kompetensi teknologi seperti
‘caring’ dalam keperawatan (Rozzano, Marquerite, 2001). "I think people are often
afraid that technology is making us less human."(C.Brazeal,2001)
Teknologi informasi keperawatan terkait caring masih sulit untuk diterapkan dan
masih menjadi kontroversi, karena memang ada bedanya antara kontak langsung
dengan klien dibandingkan menggunakan pendekatan teknologi (Mary McGrath,
2008).
2.3 Prinsip Dasar Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku dan ilmu keperawatan jiwa, pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respons psikososial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan biopsiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa
(komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan
dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok dan
komunitas).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan
dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan. Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan,
dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk
perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk
mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien
belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi
berbagai masalah.
Proses pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Perawat memerlukan metode ilmiah dalam
melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses
keperawatan
membantu
perawat
dalam
melakukan
praktik
keperawatan,
menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara
ilmiah, logis, sistematis dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan
merupakan
salah
satu
teknik
penyelesaian
masalah
(Problem
solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis dan tidak unik bagi individu klien.
Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan
terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan
tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan
merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap
awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses selanjutnya
sampai akhir diharapkan
sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat
sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat
pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
3. Kesimpulan
Penggunaan teknologi informasi keperawatan untuk pendidikan kesehatan di keperawatan
psikiatrik, melalui pemanfaatan website dapat diterapkan untuk memberikan kemudahan
akses informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga
membantu dalam memberikan support pada klien untuk melakukan koping yang tepat.
Penggunaan teknologi telepsychiatry dinilai menjanjikan dalam hal pengurangan biaya
yang tidak diperlukan dan
implementasi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh
perawat jiwa dapat lebih efisien dan lebih berkualitas sehingga memberi dampak pada
peningkatan kualitas layanan yang diberikan pada klien dan keluarga. Proses awal
penggunaan
teknologi baru, seperti telepsychiatry mungkin menghadapi beberapa
kendala, terkait adaptasi dari pihak internal perawat atau klien yang terbiasa dengan
penggunaan tools atau metode lama yang lebih konvesional atau tradisional.
Namun dapat diupayakan untuk meningkatkan proses internalisasi penggunaan
telepsychiatry dilakukan secara bertahap, yaitu “step by step” tidak secara full
implementation, disesuaikan dengan kondisi. Adapun untuk meningkatkan capacity
building perawat dilakukan melalui training secara intensif.
Daftar Pustaka
Anttila, Minna, Maritta Valimaki, Heli Hatonen, Tiina Luukkaala, Minna Kaila (2012). Use
of web-based patient education sessions on psychiatric wards. International Journal
of Medical Informatics 8I (2012) 424 – 433
Bauer, Keith Alan (2002). The Ethical Implications of telemedicine and the Internet for
Home Healthcare. ProQuest Information and learning Company.
Callan, Judith A and Robert H. Howland (2009). Using Computers and the Internet for
Psychiatric Nursing Intervention. Journal of Psychosocial Nursing vol 47, no 1
Gracia-Lizana, Francisca, Munoz-mayorga, Ingrid (April 2010). Telemedicine for Depression
: A systematic Review. Perspectives in Psychiatric Care vol. 46 no. 2; ProQuest pg
119
Koivunen, Marita, Maritta Valimaki, Anita Patel, martin Knapp (2010). Effects of the
implementation fo the web-based patient support system on staff’s attitudes towards
computers and IT use : a randommised contrrolled trial. Scand Journal of Caring
sciences
Mary McGrath. (2008). The challenges of caring in a technological environment: critical
care nurses’ experiences. The Author. Journal compilation Blackwell Publishing Ltd.
Pilotto, Alberto (September 2010). Information and Commnunication Technology Systems to
Improve quality of Life and Safety of Alzheimer’s Disease Patients : a Multicenter
International Survey. Journal Of Alzheimer’s Disease 23 (2011) 131–141
Repique, Renee John R. (April 2007). Computer and Information Technologies in Psychiatric
Nursing. Perspectives in Psychiatric Care vol. 43 no. 2; ProQuest pg 77.
Stuart, Gail Wiscarz & Michele T Laraia (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing 8 th edition St Louis, Missouri : Elsevier Mosby.
Wyatt,T. & Krauskopt,P. (June 2012). E-health and Nursing : using Smartphones to Enhance
Nursing Practice. Online Journal of Nursing Informatics (OJNI), 16(2).p = 1706
Download