BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan jenis plagioklas yang hadir, yaitu labradorit – andesin, maka diketahui bahwa magma Gunung Sindoro bersifat intermediet. 2. Densitas magma Gunung Sindoro berkisar antara 2,50 – 2,66 gr/cm3, yaitu antara andesit – basalt. Lelehan magma Gunung Sindoro berkisar antara lelehan magma andesit, dengan temperatur 950°C - 1049,83°C. Lelehan magma Gunung Sindoro memiliki viskositas lelehan andesit-basalt. 3. Batuan produk Gunung Sindoro terbagi dalam dua kelompok, yaitu batuan yang berada pada lereng barat yang dihasilkan oleh erupsi kerucut parasitik dan batuan yang dihasilkan oleh erupsi kerucut pusat. Kedua kelompok batuan tersebut berasal dari dapur magma yang sama, namun melewati jalur yang berbeda. Magma pada kerucut parasitik diperkirakan berasal dari bagian bawah atau bagian yang lebih basa dari dapur magma, sedangkan magma pada kerucut pusat berasal dari bagian atas atau bagian yang lebih asam dari dapur magma. 4. Diperkirakan tipe erupsi pada Gunung Sindoro relatif sama meskipun telah mengalami fase istirahat yang lama (ratusan tahun), yaitu berupa erupsi eksplosif dengan menghasilkan aliran lava di sekitar pusat erupsi, baik pusat erupsi di kerucut pusat maupun kerucut parasit. Erupsi efusif juga diperkirakan dapat terjadi melalui zona-zona lemah sesuai dengan pola kelurusan yang ada. 7.2. Saran Umur relatif batuan pada penelitian ini masih mengacu pada Peta Geologi Gunung Sindoro (PVMBG, 1992). Sebaiknya di penelitian selanjutnya dilakukan penentuan umur batuan (dating). Apabila tiap satuan batuan diketahui umur batuannya, maka batuan produk Gunung Sindoro dapat didelineasi sesuai dengan umur dan waktu erupsi dan akan dapat diketahui dengan pasti karakteristik masing-masing produk di setiap periode erupsi. 72