bab ii tinjauan pustaka - potensi utama repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sawi (Brassica Juncea)
Sawi merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak
berbulu dan tidak berkrop. Sawi yang termasuk famili Cruciferae, dikenal ada tiga
varietas yaitu sawi putih atau sawi jabung, sawi hijau dan sawi huma. (Penebar
Swadaya ; 1993 : 95 Sayur Komersial)
Sawi dapat di tanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan
tetapi, umumnya sawi dibudidayakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di
ladang, atau di sawah, jarang dibudidayakan di dataran pegunungan.
Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga
dapat ditanam sepanjang tahun, tetapi pada saat musim kemarau harus disediakan
air yang cukup untuk penyiraman. Sawi membutuhkan hawa yang sejuk, akan
lebih cepat tumbuh apabila ditanam di suasana yang lembab, tetapi sawi juga
tidak senang pada air yang menggenang. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah
tanah gembur,banyak mengandung humus dan drainase baik dengan derajat
keasaman (pH) 6-7.
Sawi diperbanyak dengan biji. Biji yang akan akan dibudidayakan harus
dipilih yang berdaya tumbuh baik. Biji sawi sudah banyak dijual di toko-toko
pertanian. Sebelum ditanam di lapangan, sawi terlebih dahulu harus disemaikan.
Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian. Setiap 1 ha
lahan dibutuhkan 700 gram biji sawi.
6
7
Setelah berumur 3-4 minggu dari waktu sebar (kira-kira berdaun 4 helai)
bibit dapat dipindahkan di lapangan. Selanjutnya tanaman diberi pupuk urea saat
berumur 10 hari. Pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari
batangnya sebanyak 3 g tiap tanaman. (Drs. H. Hendro Sunarjono ; 2009 : 81)
Setelah dipindahkan ke lapangan, penyiraman perlu dilakukan. Sebaiknya
penyiraman dilakukan dengan gembor yang halus lubangnya agar tanaman yang
baru ditanam tidak rusak. Penyiraman ini dilakukan secara intensif pada pagi dan
sore hari.
II.2. Perancangan
Desain atau perancangan adalah mentransformasikan kebutuhan detail
menjadi kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus pada
bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Desain atau
perancangan perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan perangkat lunak ke
representasi desain agar dapat diimplementsikan menjadi program pada tahap
selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu
didokumentasikan (Rosa A.S, M.Shalahuddin; 2011: 25).
II.3. Rumah Kaca (Green House)
Istilah rumah kaca atau green house berasal dari kata green yang berarti
hijau dan house yang berarti rumah. Karenanya, istilah itu bisa diterjemahkan
8
sebagai rumah hijau. Selain itu, penamaan ini juga disebabkan oleh adanya
tanaman yang ditanam di dalamnya yang terlihat hijau dari luar karena dinding
green house yang tembus pandang (tembus cahaya), dengan memanfaatkan
radiasi matahari untuk pertumbuhan tanaman.
Rumah kaca yang berbentuk rumah lebih cocok diterapkan pada daerah
yang bersuhu panas, karena mempertimbangkan pertukaran udara dalam ruangan
melalui lubang ventilasinya. Sedangkan pada daerah tinggi dengan suhu udara
yang relatif dingin, rumah kaca sebaiknya berbentuk hanggar. Green house lebih
efektif diterapkan pada daerah dengan topografinya yang rata, karena
mempertimbangkan produksi pembuatan rumah kaca lebih mudah dan murah di
daerah yang topografinya rata daripada daerah yang bergelombang, selain itu juga
mempertimbangkan penerimaan cahaya matahari yang lebih merata. Yang utama
dari pembangunan green house adalah harus mendapatkan sinar matahari yang
cukup dari pagi sampai sore, ini berarti bahwa green house tidak boleh terhalang
oleh bangunan yang lain, ataupun rindangan pohon yang dapat menghalangi
cahaya matahari. Selain itu bahan atap green house tidak hanya dapat dibuat dari
kaca, salah satu pertimbangannya adalah biaya. Pemilihan bahan untuk atap juga
bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman terhadap iklim yang
berbeda (terutama kebutuhan sinar matahari). Klasifikasi Green House
berdasarkan materialnya :
1.
Green House Kaca
Green house kaca mempunyai kelebihan dari green house dengan material
yang lainnya, kelebihannya adalah awet, tahan terhadap curah hujan dan sinar
matahari, kuat dan bersifat permanen. Namun green house kaca biayanya lebih
9
mahal, maka penggunaannya juga terbatas. Misalnya utuk kegiatan penelitian.
Jenis kaca pada umumnya yang sering digunakan di Indonesia adalah yang
mempunyai ketebalan 2-5 mm yang dapat menyerap sinar matahari 80%.
Penggunaan kaca untuk atap mempunyai beberapa kelebihan. Salah satu
kelebihannya adalah mampu meneruskan cahaya matahari yang diterimanya
dengan persentase cukup tinggi. Dari 100% sinar matahari yang diterima kaca,
bagian terbesar diteruskan 90-92 % dan sebagian dipantulkan 8-10%. Selain itu
dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk, atap kaca juga
mempunyai sifat selektif terhadap spektrum cahaya tertentu, sekaligus dapat
mengurangi permeabilitasnya. Dengan demikian, akan terbentuk iklim mikro yang
khas.
2.
Green House Plastik
Jenis rumah kaca ini sering digunakan untuk kepentingan komersial,
karena materialnya yang murah namun dapat juga digunakan untuk melindungi
tanamannya yang di dalamnya dari faktor-faktor iklim.
Jenis plastik yang digunakan antara lain plastik UV, plastik film,
polyethylene, polyethylene terepthalate, PVC (Polyvinyl Chloride), rigid PVC,
PVF (Polyvinyl Flouride), FRP (Fiberglass Reinforced Plastic), dan sebagainya.
Dan yang sering digunakan di Indonesia adalah jenis plastik UV dan fiberglass.
a. Plastik UV
Intensitas sinar matahari yang diteruskan plastik jenis ini adalah
80%. Jenis plastik UV yang umumnya diperdagangkan di Indonesia untuk
kebutuhan green house adalah UV 6%, 8%, dan 12% dengan ketebalan
sekitar 0,15 mm.
10
b. Fiberglass (Serat Kaca)
Jenis plastik ini terbuat dari akrilik atau polyester. Seperti jenis
plastik lain, fiberglass juga transparan dan tahan terhadap pelapukan
bahkan oleh bahan kimia sekalipun. Dalam pemakaiannya, fiberglass
relatif lebih tahan dari bahan lainnya.
Gambar II.1. Budidaya Sayuran Sawi Pada Rumah Kaca
(Sumber : Drs.H.Hendro Sunarjono; 2014: 86)
II.4. Microsoft Visual Studio 2010
Microsoft Visual Studio 2010 merupakan produk pemograman andalan
dari Microsoft Corporation, di mana di dalamnya berisi beberapa jenis IDE
pemograman seperti Visual Basic, Visual C++, Visual Web Developer, Visual C#,
dan Visual F#. Microsoft Visual Basic 2010 sudah mendukung penuh
implementasi Net Framework terbaru yaitu Net Framework 4.0 (Andi ; 2011:2
Microsoft Visual Studio 2010 & My Sql untuk Aplikasi Point of Sales )
Microsoft Visual Studio 2010 adalah perangkat lunak untuk menyusun
program aplikasi yang bekerja dalam lingkungan sistem operasi Windows. Dengan
Microsoft Visual Studio 2010, kita bisa memanfaatkan kemampuan Windows
11
secara optimal. Kecanggihan yang ditawarkan oleh Microsoft Visual Studio 2010
membuat kita merasakan begitu mudahnya menyusun program aplikasi dengan
tampilan grafis yang menawan dalam waktu yang relatif singkat. (Prasetia dan
Catur Edi Widodo; 2013:1)
Gambar II.2. Interface Microsoft Visual Studio 2010
(Sumber : http://www.microsoft.com)
II.5. Mikrokontroller
II.5.1. Gambaran Umum Mikrokontroller
ATMEL sebagai
salah satu
vendor
yang mengembangkan dan
memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu teknologi standar bagi
para desainer sistem elektronika masa kini. Dengan perkembangan terakhir, yaitu
generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc processor), para desainer sistem elektronika
telah diberi suatu teknologi yang memiliki kapabilitas yang amat maju, tetapi
dengan biaya ekonomis yang cukup minimal.
Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
12
dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang
membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis
mikrokontroller tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi
RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan MCS51 berteknologi
CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat
dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing –
masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.
Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk ATMEL, yaitu
ATmega8535,
buku
pembelajaran
mikrokontroller
dengan
pemahaman
pemrograman menggunakan simulasi yang terdapat pada software AVR Studio 4
dan juga praktek hardware. Selain karena mudah didapatkan dan murah,
ATmega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. (Lingga Wardhana; 2006 : 1)
II.5.2. Arsitektur ATmega8535
Berdasarkan arsitektur ATmega8535 bahwa ATmega8535 memiliki
bagian-bagian sebagai berikut :
1.
Saluran I/O sebanyak 32, yaitu pada Port A, Port B, Port C, dan Port D.
2.
ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
3.
Tiga unit Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4.
CPU yang terdiri atas 32 unit register.
5.
WatchdogTimer dengan osilator internal.
6.
SRAM sebesar 512 byte.
13
7.
Memori Flash sebesar 8 kB dengan kemampuan Read While Write.
8.
EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9.
Unit interupsi internal dan eksternal.
10. Antarmuka komparator analog.
11. Port antarmuka SPI dan Port USART untuk komunikasi serial.
(Sumber : Lingga Wardhana; 2006 : 2)
II.5.3. Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega8535
Gambar II.3. Konfigurasi Pin ATMEL ATmega8535.
(Sumber : www.atmel.com)
Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar II.3. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATmega8535 sebagai
berikut (Lingga Wardhana; 2006 : 3) :
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin Ground.
14
3. Port A(PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B(PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer / Counter, komparator analog dan SPI.
5. Port C(PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog dan Timer Oscilator.
6. Port D(PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komporator analog, interupsi ekternal dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
II.6. Alat dan Bahan
II.6.1. Resistor
Dalam suatu rangkaian elektronika, resistor merupakan komponen yang
sering dipakai. Karena resistor adalah komponen dasar elektronika yang
digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam satu rangkaian elektronika.
Artinya, sebuah resistor dengan nilai resistans tertentu berfungsi untuk membatasi
arus listrik yang akan dialirkan kepada sebuah atau beberapa komponen
elektronika sehingga komponen tersebut dapat bekerja sesuai karakteristiknya
masing-masing.
Bahan pembuat resistor adalah karbon. Dalam SI (Standart Internasional),
satuan resistans (hambatan) dari suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan
15
dengan simbol Ω (Omega). Satuan ini diambil dari nama penemunya, yaitu Simon
Georg Ohm.
Gambar II. 4. Resistor
(Sumber : Datasheet Resistor)
II.6.2. Kapasitor
Kapasitor atau sering disebut juga kondensator berfungsi menyimpan tenaga
listrik untuk sementara. Selain itu, kapasitor juga dimanfaatkan untuk penapisan
(filtering), penalaan (tuning), pembangkitan gelombang bukan sinus, pengopelan
sinyal dari satu rangkaian lain, dan sebagainya. ( Sugiri, A. Md, S.Pd ; 2004 : 29 ).
Kapasitor adalah komponen elektronika yang sering digunakan sebagai
penyearah arus, penahan arus searah, filter dan lain-lain. Kapasitor juga dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya tidak dapat diubahubah, seperti kapasitor film, kapasitor polyester, kapasitor mika, kapasitor
keramik, dan lain-lain.
b. Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai tahanannya dapat diubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan, seperti VARCO ( Variable Condensator ), kapasitor
trimmer, dan sebagainya. ( Sugiri, A. Md, S.Pd ; 2004: 30-31 ).
16
Gambar II. 5. Kapasitor
Sumber : Datasheet Kapasitor
II.6.3. Dioda
Dioda adalah komponen yang memilki dua terminal dan terbuat dari
sambungan dua jenis semi konduktor P dan N. berikut ini adalah simbol dari
diode. Dioda merupakan koponen elektronika yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Mula-mula dioda dibuat dari germanium. Nmun karena
germanium mempunyai kelemahan, yaitu akan rusak bila suhunya naik, maka
diganti dengan silikon. Pada umunya dioda menggunakan satuan ampere (Sugiri,
A. Md, S.Pd; 2004 : 30-31). Ada tiga kunci yang membedakan dioda dengan
komponen lain, diantaranya :
a. Memiliki dua terminal seperti halnya resistor
b. Arus yang mengalir tergantung pada potensi antara kedua terminal
c. Tidak mematuhi hukum ohm
Istilah dioda biasanya mengacu pada piranti sinyal kecil tentang arus
dalam mili ampere dan juga sebuah penyearah, piranti daya dan penghantar arus
17
dari 1 hinnga 1000 ampere atau lebih. Banyak dioda atau penyearah diidentifikasi
dengan INXXXX. Sebuah dioda semikonduktor terdiri atas sebuah P-N junction
(sambungan) dan memiliki 2 terminal (+), anoda dan katoda (-). Arus mengalir
dari anoda kek katoda didalam dioda. (Sugiri, A. Md, S.Pd ; 2004: 30-31)
Katoda
Anoda
Gambar II.6. Simbol dan Bentuk Dioda
(Sumber : Nalwan Andi; 2012:39)
II.6.4. Sensor Pendeteksi Kelembaban Tanah (Soil Moisture Sensor)
Gambar II.7. Bentuk Fisik Soil Moisture Sensor
(Sumber : http://tokosuperelectronics.com)
Modul pendeteksi kelembaban / kadar air dalam tanah (soil moisture
sensor), atau sering disebut "soil hygrometer sensor" atau "soil humidity
18
sensor/detector" (sebenarnya secara linguistik kedua sebutan terakhir kurang
tepat) ini menggunakan moisture probe tipe YL-69 yang diproses IC pembanding
offset rendah LM393 (low offset voltage comparator dengan offset masukan lebih
rendah dari 5mV) yang sangat stabil dan presisi.
Anda bisa menggunakan sensor ini untuk mendeteksi kadar air dalam
tanah, yang kemudian bisa menjadi acuan dalam sistem pengairan / penyiraman
tanaman secara otomatis. Cukup tancapkan lempeng pendeteksi kelembaban
(moisture sensing probe) ke dalam tanah (isolasikan koneksi pin header dengan
kabel dengan lilitan selotip kedap air, akan lebih bagus bila menggunakan heat
shrink
tube).
Sensitivitas
pendeteksian
dapat
diatur
dengan
memutar
potensiometer yang terpasang di modul pemroses.
Anda dapat menggunakan modul sensor ini tanpa mikrokontroller karena
pin keluaran digital (digital pin output) dapat disambungkan langsung ke
rangkaian switch (misalnya kombinasi transistor dan relay untuk menyalakan
pompa air, dsb).
Untuk pendeteksian secara presisi menggunakan mikrokontroller /
Arduino, Anda dapat menggunakan pin keluaran analog (sambungkan dengan pin
ADC / Analog-Input pada mikrokontroller) yang akan memberikan nilai
kelembaban pada skala 0V (relatif terhadap GND) hingga VCC (tegangan catu
daya). Modul pemroses dapat menggunakan catu daya antara 3,3 Volt hingga 5
Volt sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam mikrokontroller /
development board.
19
II.6.5. Relay
Transistor tidak dapat berfungsi sebagai switch (saklar) tegangan AC atau
tegangan tinggi. Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk
arus besar (>5A). dalam hal ini, penggunaan relay sangatlah tepat. Relay
berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya.
Gambar II.8. Bentuk Fisik Relay
(Sumber : http://www.parallax.com)
Kelebihan relay :
1.
Dapat switch AC dan DC, transistor hanya switch DC.
2.
Relay dapat switch tegangan tinggi, transistor tidak dapat.
3.
Relay pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar.
4.
Relay dapat switch banyak kontak dalam 1 waktu.
Kekurangan relay :
1.
Relay ukurannya jauh lebih besar daripada transistor.
2.
Relay tidak dapat switch dengan cepat.
3.
Relay butuh daya lebih besar dibanding transistor.
4.
Relay membutuhkan arus input yang besar.
20
Gambar II.9. Skematik Rangkaian Relay
(Sumber : http://www.parallax.com)
Transistor berdaya kecil juga kadang kala membutuhkan relay sebagai
saklar tegangan tinggi. Relay akan aktif apabila ada input tegangan yang cukup
pada basis transistor. Dibutuhkan dioda proteksi untuk mencegah tegangan balik
yang dapat merusak transistor.
II.6.6. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD memiliki beberapa jenis, salah satu jenis yang dipakai dalam
pembuatan sistem ini adalah LCD jenis M1632 yang secara fisik adalah sebagai
berikut :
Gambar II.10. Bentuk Fisik LCD
(Sumber : http://maxembedded.com)
21
LCD tipe ini memiliki 2 baris di mana masing-masing baris memuat 16
karakter. Selain sangat mudah dioperasikan, kebutuhan daya LCD ini sangat
rendah. Untuk rangkaian interfacing, LCD tidak banyak memerlukan komponen
pendukung. Hanya diperlukan satu resistor dan satu variabel resistor untuk
memberi tegangan kontras pada matriks LCD. (Ary Heryanto dan Wisnu Adi;
2008 : 49)
II.6.7. Catu Daya
Perangkat elektronika seharusnya dicatu oleh sumber listrik searah DC
(direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
kegunaan dan perancangannya. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC
yang paling baik. Namun apabila digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan
catu daya lebih besar atau bermacam, sumber dari baterai atau accu tidak akan
cukup. Sumber catu daya yang lain adalah sumber listrik bolak-balik AC
(alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Diagram proses catu daya
dapat dilihat pada gambar II.11.
Gambar II.11. Diagram Proses Catu Daya
(Sumber : Fredy Indra Oktaviansyah; 2011:12)
22
Transformator diperlukan sebagai komponen yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi
tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya. Keluaran
transformator yang masih AC kemudian disearahkan oleh untai penyearah
(rectifier). (Fredy Indra Oktaviansyah; 2011)
II.6.8. IC Regulator
Regulator seri 7805 adalah regulator untuk mendapatkan tegangan
keluaran sebesar +5 volt, sedangkan regulator seri 7812 adalah untuk
mendapatkan tegangan keluaran sebesar +12 volt. Agar rangkaian regulator
dengan IC tersebut dapat bekerja dengan baik, tegangan input harus lebih besar
dari tegangan output regulatornya. Bentuk fisik dari regulator 78xx dapat dilihat
pada gambar II.12. (Fredy Indra Oktaviansyah; 2011)
Gambar II.12. Bentuk Fisik Regulator 78xx
(Sumber : Fredy Indra Oktaviansyah; 2011:27)
II.6.9. USB Downloader
USB Downloader ini dibuat oleh Thomas Fischl memanfaatkan driver
USB dengan AVR yang sedang dikembangkan oleh Objective Development
23
GmbH. USB Downloader ini diberi nama USB.asp. USB.asp terdiri atas
ATmega48/8 dan beberapa komponen pasif tanpa membutuhkan komponen driver
lainnya. USB.asp memiliki beberapa fitur antara lain :
1. Dapat bekerja disistem operasi Linux, Mac OS X, dan Windows.
2. Tidak membutuhkan kontroler khusus atau komponen SMD.
3. Kecepatan programming sampai 5 kbyte/sec.
4. Pilihan SCK untuk mendukung target device dengan kecepatan rendah (<1,5
MHz). (Kurniawan Dayat; 2009:8)
Gambar II.13. Bentuk Fisik USB Downloader
(Sumber : Datasheet USB Downloader)
II.7. Perangkat Lunak dan Bahasa Pemrograman
Agar mikrokontroller dapat bekerja secara sistematis maka digunakan
perangkat lunak dan pemrograman sebagai pengkondisian dan perintah-perintah
yang diiginkan oleh pembuat alat. Perangkat lunak dan bahasa pemrograman
untuk
mikrokontroller
yang
digunakan
biasanya
tergantung
dari
mikrokontrollernya, tetapi ada juga yang dipakai berdasarkan user itu sendiri
dengan memilih bahasa pemrograman yang lain selama inisialisai dan sinkronisasi
24
antara perangkat lunak dan bahasa pemrograman bisa dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan karakteristik mikrokontroller tersebut.
II.7.1. Perangkat Lunak Code Vision AVR (CVAVR)
Perangkat lunak yang diguanakan penulis untuk mikrokontroller
ATMEGA8535 adalah Code Vision AVR yang merupakan produk dari vendor HP
infoTech untuk digunakan keluarga ATMEL AVR Mikrokontroller. Tampilan
pembuka CVAVR dapat dilihat pada gambar II.14.
Gambar II.14. Tampilan Pembuka CVAVR.
(Sumber : www.hpinfotech.com)
Setelah CVAVR terbuka kemudian kita membuka proyek baru dengan
tujuan semua pengaturan yang sebelumnya tidak akan dikerjakan tetapi, akan
mengerjakan perintah baru ini dengan pengaturan yang terdapat pada jendela tabtab code wizard sebagai penentuan masukan-masukan dan keluaran yang
diiginkan oleh pembuat alat. Tab Chip Mikrokontroller dan Ports Input/Output
dapat dilihat pada gambar II.15 dan II.16.
25
Gambar II.15. Tab Chip Mikrokontroller
(Sumber : www.hpinfotech.com)
Gambar II.16. Tab Ports Input/Output
(Sumber : www.hpinfotech.com)
Setelah semua pengaturan awal dari mikrokontroller selesai maka dapat
dilakukan pengetikan program untuk di Flash ke mikrokontroller tersebut.
26
II.7.2. Bahasa Pemrograman AVR
Code Vision AVR C Compiler (CVAVR) merupakan kompiler bahasa C
unutk AVR. compiler ini cukup memadai unutk belajar AVR, karena selain
mudah penggunaannya juga didukung berbagai fitur yang sangat membantu
dalam pembuatan software unutk keperluan pemrograman AVR.
CVAVR ini dapat berjalan di bawah sistem operasi Windows 98, Me, NT
4, 2000, XP dan 7 32 bit. CVAVR ini dapat mengimplementasikan hampir semua
instruksi bahasa C yang sesuai dengan arsitektur AVR, bahkan terdapat beberapa
keunggulan tambahan untuk memenuhi keunggulan spesifik dari AVR. Hasil
kompilasi objek CVAVR bias digunakan sebagai source debug dengan AVR
Studio debugger dari ATMEL.
Selain pustaka standar bahasa C, CVAVR juga menyediakan pustaka
tambahan yang sangat membantu pemrograman AVR, yaitu :

Alphanumeric LCD modules,

Philips 12C bus,

National Semiconductor LM75 Temperatur Sensor,

Philips PCF8563, PCF8583, Maxim / Dallas Semiconductor DS1302 and
DS1307 Real Time Clocks,

Maxim / Dallas Semiconductor 1 Wire protocol,

Maxim / Dallas Semiconductor DS1820, DS18S20, DS18820 Temperature
Sensors,

Maxim / Dallas Semiconductor DS1621 Termometer / Thermostat,

Maxim / Dallas Semiconductor DS2430 and DS2433 EEPROMs,

SPI,
27

Power management,

Delays,

Gray code conversion.
CVAVR juga memiliki program generator yang memungkinkan kita
membuat program dengan cepat. (Ary Heryanto dan Wisnu Adi; 2008 : 9)
II.8. Flowchart
Flowcharting adalah suatu teknik untuk menyusun rencana program yang
telah diperkenalkan dan telah dipergunakan oleh kalangan pemrogram komputer
sebelum algoritma menjadi populer. Flowchart adalah untaian simbol gambar
(chart) yang menunjukkan aliran (flow) dari proses terhadap data. Seorang
pemrogram harus mampu membuat flowchart, harus mampu membaca dan
mengerti flowchart, dan sanggup menerjemahkan flowchart ke algoritma dan
sebaliknya.
Adapun simbol–simbol yang sering digunakan pada diagram alir/flowchart
ditunjukkan pada tabel II.1 berikut :
Tabel II. 1. Simbol – Simbol Flowchart
Simbol
Arti
Keterangan
Menyatakan kegiatan yang akan
Process
ditampilkan dalam diagran alir.
Digunakan untuk mewakili data masuk,
Data
atau data keluar.
Berupa pertanyaan atau penentuan suatu
Decision
keputusan.
28
Garis alir
Menunjukkan arah aliran proses.
Untuk menandai awal atau akhir
Terminal
program.
Preparation
Untuk inisialisasi suatu nilai.
Sebagai penghubumg dalam satu
Connector
halaman.
Off Page
Sebagai penghubung antar halaman.
Connector
(Sumber : Dr. Suarga, M. sc., M. Math. , Ph.D. , 2012. Algoritma dan
Pemrograman)
Download