1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur paling penting dan menjadi dasar bagi
segala aktifitas kegidupan manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain, begitu juga bagi suatu organisasi atau perusahaan
membutuhkan komunikasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan oleh
organisasi.
Carl Hoveland mendefinisikan komunikasi The process by which an
individual (the communication) transmits stimult (usually verbal symbols) to
modify, the behavior of other individuals (communicates).1
Dengan kata lain komunikasi adalah proses penyampaian stimulus dalam
bentuk pesan verbal untuk menggubah tingkahlaku orang lain. Dan yang menjadi
objek studi ilmu komunikasi tidak terbatas pada penyampaian informasi, juga
meliputi pada pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik
(public attitude).
Dari pengertian komunikasi tampak adanya komponen dan unsur cakupan
dan merupakan persyratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur tersebut
adalah :
1
AW Wijaya, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. l8.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
1. Sumber (Source)
Dasar yang di pakai dalam penyampaian pesan.Sumber dapat berupa
orang, lembaga, buku, majalah, dan sejenisnya. Yang terpenting dari
sumber adalah kredibilitasnya, karna komunikasi yang didasari dari
sumber yang kurang kredibel akan menimbulkan kesesatan.
2. Komunikator
Biasanya individu yang mengirim pesan maupun m enyampaikan pesan,
dapat pula berupa media surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.
Komunikator juga dapat menjadi komunikan, begitu pula sebaliknya
3. Pesan (Message)
Pesan merupakan informasi yang akan disampaikan oleh komunikator.
Pesan ini dapat berbentuk verbal dan non verbal. Pesan verbal tertulis
dapat berupa memo atau catatan, surat, sedangkan pesan secara lisan
berupa komunikasi tatap muka, komunikasi melalui telefon, dan
sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan,
ekspresi wajah, dan intonasi suara.Dalam pesan berisi inti pesan yang di
harapkan nantinya dapat diterima dan mengubah sikap maupun prilaku
komunikan.
4. Saluran (Channel)
Saluran komunikasi pesan yang dapat diterima oleh panca indra maupun
menggunakan media. Saluran komunikasi dapat bersifat resmi dapat pula
bersifat tidak resmi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
5. Komunikan
Adalah sasaran penerima pesan baik individu maupun kelompok.
6. Hasil (Effect)
Hasil akhir dari komunikasi adalah adanya perubahan dalam segi kognitif,
afektif, dan komatif seseorang sesuai dengan tujuan dari komunikasi yang
diinginkan.Bila sesuai maka dikatakan komunikasi telah berhasil, begitu
pula sebaliknya.
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis menurut Onong Uchjana
Efendy
dalam
bukunya
Ilmu,
Teori
dan
Filsafat
Komunikasi,
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang
(simbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi
dalam
situasi-situasi
komunikasi
tertentu
lambang-lambang
yang
dipergunakan dapat berupa kial (gesture).Yakni gerak anggota tubuh,
gambar, warna dan lain sebagainya.Dalam komunikasi bahasa disebut
lambang verbal (verbal simbol) sedangkan lambang lainnya yang bukan
bahasa dinamakan lambang nirverbal (non verbal simbol).
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang
dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya
atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Jika banyak dipakailah perangkat
pengeras suara; apabila jauh dan banyak; dipergunakanlah surat kabar,
radio atau televisi.
c. Proses komunikasi secara linear
Istilah linear mengandung makna lurus. Jadi proses linear berarti
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks
komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear
ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka maupun situasi
komunikasi
bermedia.Komunikasi
tatap
muka,
baik
komunikasi
antarpribadi maupun komunikasi kelompok, meskipun memungkinkan
terjadinya dialog, tetapi adakalanya berlangsung linear. Proses komunikasi
linear umumnya terjadi pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi
melalui media telepon. Biasanya terjadi pada media massa, dimana
komunikator menyampaikan pesan dan diterima oleh komunikan, tetapi
komunikator tidak mengetahui tanggapan dari komunikan.
d. Proses komunikasi secara sirkular
Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses secara
sirkular adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadi arus
komunikan ke komunikator. Oleh karena itu adakalanya feedback tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau
tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator.
2.2
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah suatu system yang saling bergantung, yaitu
mencakup komunikasi internal dan komuniasi eksternal.Komunikasi internal
adalah komunikasi pada atasan kepada bawahan dan komunikasi sesama
karyawan.Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan
organisasi terhadap lingkugan luasnya.
Menurut R. Wayne Pace Don F. Faules, komunikasi organisasi dapat
didefinisikan yaitu sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu
organisasi terdiri dari unit- unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis
antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.2
Persepsi mengenai komunikasi organisasi menurut paraahli sangat
beragam masing-masing definisi dapat dikaitkan berbagai studi mengenai lingkup
organisasi. Menurut Redding dan Saborn komunikasi organisasi adalah proses
pengiriman dan penerimaan yang kompleks.3 Organisasi yang kompleks adalah
proses pertukaran informasi tersebut dapat terjadi pada komunikasi internal.
Komunikasi internal ini terdiri dari atasan kepada bawahan, komunikasi bawahan
kepada atasan, komunikasi horizontal/ sesama karyawan, dan komunikasi antar
2
R. Wayne Pace Don F Faules edt Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010, hlm. 31.
3
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm. 75.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
fungsi yang berbeda.Selain itu juga komunikasi eksternal yang lebih ditujukan
kepada publik atau khalayak organisasi.
2.3
Aliran Informasi Komunikasi Organisasi
Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana
menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi keseluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran
informasi. Aliran informasi dapat menentukan iklim dan moral organisasi, yang
pada gilirannya akan berpegaruh pada aliran informasi.
Informasi tidak mengalir secar harfiah.Kenyataannya, informasi sendiri
tidak bergerak.Yang sesungguhnya terlihat adalah penyampaian suatu pesan,
interpretasi penyampaian tersebut, dan menciptakan penyampaian lainnya.
Penciptaan, penyampaian, dan interpretasi pesan merupakan proses yang
mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi. Maka, aliran informasi dalam
suatu organisasi adalah suatu proses dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan
secara
tetap
dan
berkesinambungan
diciptakan,
ditampilkan
dan
diinterpretasikan.4 Proses ini berlangsung dan terus dan berubah terus secara
konstan, artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian
berhenti.
Dalam komunikasi organisasi informasi dapat berpindah secara formal dari
seorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih
4
R. Wayne Pace dan Don F Faules, Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 170.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
rendah-komunikasi kebawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang
otoritanya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi-komunikasi
keatas; informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang
sama tingkat otoritasnya-komunikasi horizontal; atau informasi yang bergerak
diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun
bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menembati bagian yang
fungsional yang berbeda-komunikasi lintas saluran.5
2.3.1
Komunikasi Ke Atas
Semua karyawan dalam perusahaan kecuali pimpinan mungkin akan
melakukan komunikasi keatas. Meminta informasi kepada seorang yang memiliki
otoritas lebih tinggi, memberikan permohonan atau komentar merupakan alasan
tujuan dari komunikasi ini.
Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih
tinggi.6Fungsi Komunikasi dari bawah keatas ini adalah penyampaian informasi
tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran0saran perbaikan dari bawahan;
R. Wayne Pace dan Don F Faules,op.cit. hlm. 184.
Ibid., hlm. 189.
5
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
penyampaian
keluhan
dari
bawahan
tentang
dirinya
sendiri
maupun
pekerjaannya.7
Para Anggota organisasi selalu didengar oleh para atasannya.Keinginan
demikian dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil
pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik sifatnya kedinasan maupun yang sifatnya
pribadi, saran-saran yang menyangkut pelaksanaan tugas. Masing-masing dan
bahkan juga, dalam organisasi yang dikelola dengan gaya yang demokratik, kritik
membangun demi kepentingan organisasi.
Ada empat jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari bawahan ke atasan:
1. Informasi mengenai apa yang dilakukan bawah-pekerjaan, prestasi,
kemajuan dan rencana-rencana untuk waktu mendatang.
2. Informasi mengenai penjelasan persoalan-persoalan kerja yang belum
terpecahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam
bantuan.
3. Informasi mengenai saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unitunit mereka atau dalam organisai.
4. Informasi mengenai bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang
pekerjaan mereka, rekan mereka dan organisasi.8
Planty dan Machaver(1952) mengemukan tujuh prinsip sebagai pedoman
program komunikasi keatas:
7
8
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hlm. 45.
R. Wayne Pace dan Don F Faules,op.cit. hlm. 190.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1. Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan
2. Program
komunikasi
keatas
yang efektif
nerlangsung secara
berkesinambungan
3. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan saluran rutin
4. Program komunikasi keatas yang efektif menitik beratkan kepekaan
dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih
rendah
5. Program kounikasi keatas yang efektif mencakup mendengarkan
secara objektif
6. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan untuk
menggapi masalah
7. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan berbagai media
dan metode untuk meningkatkan aliran informasi.9
2.3.2
Komunikasi Kebawah
Komunikasi ini berlansung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.Komunikasi demikian
merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan barbagai hal kepada
para bawahannya, perintah, intruksi, kebijaksanaan baru, pengarahan, pedoman
kerja, nasihat dan teguran.
9
R. Wayne Pace dan Don F Faules,op.cit. Hal. 193
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berrti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas
lebih rendah.10Kesemuanya itu dalam rangka usaha managemen untuk lebih
menjamin bahwa tindakan, sikap dan perilaku para karyawan sedemikian rupa
sehingga kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya
semakin meningkat yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memenuhi
kewajibannya kepada para anggotanya.
Fungsi komunikasi dari atas kebawah ini adalah; pemberian atau
penyampaian intruksi kerja (job intruction); penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan (job retionnale); penyampaian informasi
mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices);
pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.11
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan (Katz & Kahn,1996).
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of
mission)12
10
Ibid., hal. 184
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hlm . 45.
12
R. Wayne Pace dan Don F Faules,op.cit. hlm. 185.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode
penyampaian informasi kepada para pegawai (Level& Galle 1988).
1. Ketersedian. Metode-metode yang tersedia dalam organisasi cenderung
dipergunakan, setelah menginventarisasikan metode yang tersedia,
organisasi dapat memutuskan metode apa yang dapat ditambahkan
untuk satu program keseluruhan yang lebih efektif.
2. Biaya. Metode yang dinilai paling murah cenderung dipilih untuk
penyebaran informasi rutin dan yang tidak mendesak. Bila diperlukan
atau diinginkan penyebaran informasi yang tidak rutin dan mendesak,
metode yang lebih mahal tetapi lebih cepat dapat digunakan.
3. Pengaruh. Metode yang tampaknya memberi pengaruh atau kesan
paling besar sering dipilih daripada metode yang baku.
4. Relevansi. Metode yang tampak paling relevan dengan tujuan yang
ingin dicapai akan lebih sering dipilih. Bila tujuannya singkat dan
sekedar
menyampaikan
informasi,
dapat
dilakukan
dengan
pembicaraan diikuti oleh memo. Bila tujuannya menyampaikan
masalah yang rinciannya rumit, metode laporan teknis tertulis adalah
metode yang mungkin akan dipilih.
5. Respon. Metode yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah
dikehendaki atau diperlukan respon khusus terhadap informasi
tersebut.
6. Keahlian. Metode yang tampaknya sesuai dengan kemampuan
pengirim untuk menggunakan dan dengan kemampuan penerima untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
memahaminya cenderung digunakan daripada metode yang tampaknya
diluar kemampuan komunikasi atau diluar kemampuan pemahaman
pegawai yang menerimanya.13
2.3.3
Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada level
yang sama dalam unit kerja yang sama. Komunikasi demikian merupakan wahana
anta karyawan untuk saling bekerja sama dalam hal pekerjaan serta memupuk
komunikasi yang baik antar rekan sekerja.
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan
rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unitkerja meliputi individu-individu
yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisai dan
mempunyai atasan yang sama.14
Fungsi Komunikasi horizontal ini adalah : memperbaiki koordinasi tugas,
upaya pemecahan masalah, saling informasi, upaya memecahkan konflik, dan
membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Ada enam jenis informasi yang biasa dikomunikasikan diantara rekanrekan sejawat:
1. Informasi mengenai koordinasi penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3. Informasi bagaimana memecahkan masalah.
13
14
Ibid., hlm. 185.
Ibid., hlm. 195.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
4. Bagaimana memperoleh pemahaman bersama.
5. Bagaimana mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan.
6. Bagaimana menumbuhkan dukungan antar personal.15
2.3.4
Komunikasi Lintas Saluran
Komunikasi ini muncul dari keinginan pegawai untuk berbagi informasi
melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi
atas maupun bawahan mereka.
Fayol (1961-1940), menunjukan bahwa komunikasi lintas-saluran
merupakan hal yang pantas, bahkan perlu pada suatu saat, terutama bagi pegawai
tingkat lebih rendah dalam suatu saluran.
Pentingnya komunikasi lintas saluran dalam organisasi mendorong Kent
Davis (1967) untuk menyatakan bahwa penerapan tiga prinsip berikut akan
memperkokoh peranan komunikasi spesialis staf.
1. Spesialis staf harus dilatih dalam keahlian berkomunikasi
2. Spesialis staf perlu menyadari pentingnya peranan komunikasi mereka
3. Manajemen harus menyadari peranan spesialis staf dan lebih banyak
lagi memanfaatkan peranan tersebut dalam komunikasi organisasi.16
15
16
Ibid., hlm. 195.
R. Wayne Pace dan Don F Faules,op.cit. hlm. 199.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Jenis informasi yang biasa dikomunikasikan diantara individu-individu
dalam komunikasi lintas saluran:
1. Informasi mengenai data.
2. Informasi mengenai laporan kerja.
3. Informasi mengenai rencana kegiatan.
4. Informasi mengenai koordinasi kerja.
5. Bagaimana memberikan dukungan dan solusi mengenai pekerjaan di
semua bagian organisasi.17
2.4
Definisi Public Relations
Menurut L. Bernays seorang pelopor Public Relations di Amerika Serikat
dalam bukunya Public Relations, menjelaskan bahwa Public Relations mencakup
tiga aspek yaitu :
a. Menberikan informasi kepada masyarakat.
b. Mengajak masyarakat untuk menambah sikap dan prilaku mereka.
c. Melakukan usaha-usaha untuk menyatakan sikap suatu perusahaan atau
organisasi (organisasi dengan publiknya ataupun sebaliknya).18
Public Relations merupakan bagian dari organisasi, perusahaan maupun
instansi, yang berperan penting dalam menunjang laju keberhasilan suatu
organisasi memalui citra dan reputasi yang dibangun.Citra dan reputasi dibangun
17
Ibid.,hlm 197.
Hamdan Adnan dan Hafidz Cangara, Prinsip-prinsip Humas, Usaha Nasional, Surabaya, 1996,
hlm. 16.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dengan menjaga hubungan baik dengan publik-publiknya baik publik internal
maupun eksternal organisasi.
Menurut definisi (British) Institute of Public Relations (IPR) “ Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memeliahra niat baik (goog
will) dan saling pengertian antara satu organisasi dan segenap khalayaknya.19
2.4.1
Tujuan Public Relations
Tujuan Public Relations secara umum pada prinsipnya adalah untuk
menciptakan citra yang baik bagi organisasi kepada public atau masyarakat luas
yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan, dan
menjaga citra dan reputasi organisasi.
Menurut Rosady Ruslan tujuan Public Relations adalah sebagai berikut:
a. menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk public
eksternal dan masyarakat konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pngertian antara public sasaran dengan
perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuna merek.
e. Mendukung baurnya pemasaran.20
2.4.2
Karakteristik Public Relations
19
Franks Jefkins.Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta:Erlangga. 2003. Hal 25
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2001 Hal 246
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Karakteristik Public Relations yang dikemukakan oleh Onong U. Effendy
adalah :
1. Public Relations adalah kegiatan komunikasi dalam organisai yang
berlangsung dua arahdan secara timabal balik.
2. Public Relations merupkan penunjangterciptanya tujuan yang ditetapkan
oleh manajemen suatu organisasi.
3. Publik yang menjadi sasaran kegiataadalah public internal dan eksternal.
4. Oprasional Public Relations adalah membina hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan publik
dan mencegah terjadinya rintangan
psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak
publik.21
2.4.3
Fungsi Public Relations
Fungsi
utama
Public
Relations
adalah
menumbuhkan
dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan
publiknya, internal maupun eksternal. Dalam rangka menamankan pengertian
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini public) yang mengutungkan organisasi atau perusahaan.
Menurut Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas, menjelaskan
bahwa fungsi dari Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut:
21
Hamdan Adnan dan Hafidz Cangara, Prinsip-prinsip Humas, Usaha Nasional, Surabaya, 1996,
hlm. 136.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
a. Menunjang akativitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
b. Menbina hubungan yang harmonis antara badan atau perusahaan dengan
pikah publiknya sebagai khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasi yang menangkut opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan yang diwakilinya atau sebaliknya.
d. Melayani publknya dan memberikan sumbangan saran-saran kepada
pimpinan manajemen untuk tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komuniakasi dua arah timbal balik dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi kepada
publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua
belah pihak.22
2.4
Efektifitas Komunikasi
Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus
bertautan dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Scrhamm
melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal oleh komunikan.
Semakin tumpang tindih bidang pengalaman komunikator dengan bidang
pengalaman komunikan, akan semakin
efektif pesan komunikan
akan
mengawasandi hanya dalam istilah pengalaman yang dimiliki masing-masing.23
Memang ini merupakan beban bagi komunikator dari strata sosial yang lain. Akan
22
Rosady Ruslan, Manajemen Humas, manajemen Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 20.
23
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2006, hal. 19.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
tetapi didalam teori komunikasi dikenal istilah emphaty, yang berarti kemampuan
memproyeksi diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator
dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, agama, suku, bangsa,
tingkat pendidikan dan ideologi, jika komunikator bersifat empatik, komunikasi
tidak akan gagal.
2.6
Pengertian Media Internal
Media adalah alat perantara yang digunakan dalam proses komunikasi.
Media yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut dapat berupa media
elektronik maupun media cetak. Media internal khusus diterbitkan oleh
perusahaan berisi rubric, berita, bahan informasi mengenai kepegawaian, produksi
dan kebijakan perusahaan.
Secara umum penggunaan media dalam kegitan humas mempunya
beberapa tujuan, yaitu membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran
suatu produk atau jasa, kemudian media bertujuan menjalin komunikasi
berkesinambungan,
serta
meningkatkan
kepercayaan
publik,
dan
media
meningkatkan citra baik perusahaan atau organisasi.
2.6.1
Fungsi Media Internal
Untuk mengelola suatu media internal (non-komersial) secara profesional
dan serius, terdapat beberapa fungsi media internal:
1. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal, yang
diedarkan atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampaian pesan-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pesan, informasi, dan berita (bentuk tulisan atau photo release) mengenai
aktivitas perusahaan, manfaat produk barang/jasa dan publikasi lainnya
yang ditujukan kepada para konsumen, pelanggan, distributor, suplier,
relasi bisnis, stakeholder, dan employee relations.
2. Sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan ; misalnya keluarga
karyawan, adanya pegawai/pendatang baru (new comer), kegiatan
olahraga, wisata, keagamaan, program kesehatan dan hingga berita duka
cita serta kegiatan sosial lainnya.
3. Sebagai sarana media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis
menulis bagi karyawan, serta staff humas/PR yang berbakat atau
berpotensi sebagai penulis ilmiah populer.
4. Terdapat nilai tambah bagi departemen humas untuk menunjukkan
kemampuan dalam upaya menerbitkan media khusus yaitu In House
Journal yang bermutu, kontinu, terbit secara berkala dan teratur, dengan
penampilan yang profesional baik kualitas maupun segi kuantitas berita,
layout, isi halaman, susunan redaktur, gambar (photo essay) yang ditata
dengan apik dan lebih menarik segi cover atau seninya (arts), serta tata
warna sebagainya. 24
2.6.2
Bentuk Media-media PR
Media perusahaan yang bsa dipergunakan sebagai salurana atau sarana
komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi PR untuk menyampaikan
24
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 2003, hal. 20.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
pesan kepada publiknya dan sekaligus mampu mengakatkan citra memalui
berbagai jenis media publikasi, antara lain sebagai berikut:
1. House Journal
Media internal atau House Organ dipergunakan oleh PR untuk keperluan
publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujuakan kepada
kalangan terbatas, seperti karyawan, relasi bisnis, ansabah atau
konsumen.Biasanya berbentuk News Letter, Magazine, Tabloid, Bulletin,
Comapany Profile, Annual Report, Prospektus.
2. Printed Media
Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya penyampaian
pesan-pesannya yang berbentuk seperti brosur, leaflet, kop surat, kartu
nama, kartu ucapan, kalender.
3. Media Pertemuan (event)
Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya memalui
tatapmuka langsung misalnya presentasi, diskusi panel, seminar, pameran.
4. Broadcasting dan Internet
Publikasi PR yang disiarkan melalui stasiun TV/RRI milik pemerintah dan
stsiun TV komersial atau siaran radio komersial termasuk media elektronik
dan computer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai media
publikasi dan komunikasi PR/Humas
5. Media Sarana PR/ Humas
Yaitu termasuk media humas yang berkaitandenga penampilan identitas
perusahaan (Corporate Identity)yang merupakan simbol atau nama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk
(Corporate and product image), penampilan dan citra lobby kantor,
pakaian seragam hingga model huruf atau logo perusahaan yang sekaligus
merupakan citra penampilan perusahaan yang khas sebagai pembeda
dengan competitor lainnya.
6. Media Personal
Media personal merupakan media humas/PR yang berkaitan dengan
kemapuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung untuk maksud
mengadakan pendekataan personal atau melobi kemudian meningkat untuk
bernegosasi
sehingga
keduabelah
pihak
yang
terlibat
didalam
perrundingan akan mencapai kata sepakat.25
2.6.3
Pengguna Media Komunikasi
Dalam teori uses ang gratifications mengatakan bahwa penggunaan media
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media dan di arakhan
oleh tujuan.26 Dengan kata lain pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam
proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang
paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya diasumsikan bahwa
pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
25
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
26
Stephen W Littlgohn, Karen A Foqss, Teori Komunikasi, Salemba Humanika, Jakarta, 2011.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience itu aktif
dalam memilih media mana yang harus pilih untuk memenuhi kebutuhannya.
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media,
artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan
media.Sedangkan Pengguna media dalam penelitian ini adalah karyawan PT.
Bank rakyat Indonesia cabang Jakarta Kemayoran.
2.7
Kebutuhan Informasi
Sebelum manusia mengerjakan suatu baik itu adalah pekerjaannya maupun
sesuatu yang merupakan minatnya dibutuhkan informasi terkait hal yang akan
dilakukan agar pelaksanaannya berjalan dengan baik.
Informasi merupakan segala sesuatu yang megurangi ketidakpastian/
mengurangi jumlah kemungkinan dalam situasi.27Informasi bersumber dari
manusia baik dalam bentuk ide, gagasan, opini yang berupa sikap, keyakinan serta
tingkahlaku seseorang.Empat kebutuhan terhdap Informasi:
1. Curren need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna
informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem
informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan
pengetahuannya. Jenid pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya
konstan antara pengguna dan sistem informasi.
27
Jalaludin Rakmat, Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hlm.
223.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2. Everydayneed approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna
yang sifatnya spesifik dan cepat. Inforasi yang dibutuhkan pengguna
adalah informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.
3. Exhaustic need approach, yaaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna
akan
informasi
yang
mendalam,
pengguna
informasi
mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan
dan relevan, spesifik dan relefan.
4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan
informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai
perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang
sifatnya relevan.28
2.8
Website
Website merupakan sarana informasi yang akan memberikan informasi
perusahaan keseluhuh dunia yang cukup efektif. Dengan adanya website,
perusahaan dapat mempublikasikan produk atau pelayanan perusahaan tanpa batas
tempat dan waktu. Menurut Aswandi terdapat beberapa pemanfaatan website yang
dipergunakan PR sebagai media layanan informasi publik, yaitu:
1. Media promosi bagi perusahaan dan mengenalkan keseluruh dunia.
2. Penyimpanan data yang tidak terbatas.
28
Muhammad Syaffil,Prilaku Pencarian Informasi. Alfabeta, Bandung, 2004, hlm. 18.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3. Media komunikasi lewal email atau fasilitas interaktif lainnya antara
pengunjung website dengan perusahaan.
4. Menambah performance perusahaan.
5. Mengurangi biaya pengeluaran dari telefon dan fax karna sudah
mempergunakan email.29
Manfaat website sebenarnya dapat dioptimalkan semaksimal mungkin, hal
ini tergantung dengan kebutuhan perusahaan, sumbeer daya manusia dan biaya
yang dianggarkan. Aswandi mendefinisikan tingkatan fungdi website sebagai
berikut:
1. Website Company Profile
Website untuk mempublikasikan profil perusahaan, website ini biasanya
hanya diupdate setiap 6 bulan sekali atau tiap tahun.
2. Website Montly Updated
Website yang selalu mengupdate artikel dan berita seputar perusahaan
sebulan
sekali.Penanganan
khusus.Cukup
melibatkan
website
webmaster
belum
atau
membutuhkan
salah
satu
staf
karyawan
perusahaan.Perusahaan juga belum perlu berlangganan akses internet,
akses internet cukup menggunakan Telkomnet instan.
3. Website Weekly Updated
29
Diakses pada tanggal 09 November 2012 dari http://aswandi.or.id/category/web-design/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Yaitu website yang selalu diupdate setiap pekan..Perusahaan juga belum
perlu berlangganan akses internet, akses internet cukup menggunakan
Telkomnet instan.
4. Website Daily Updated
Ini adalah jenis website yang selalu diupdate tiap hari.Penanganannya jelas
membutuhkan karyawan khusus untuk mengelola website ini yang biasa
disebut web admin.Perusahaan juga harus berlangganan akses internet
yang dapat online terus menerus setiap hari. Internet berlangganan yang di
butuhkan seperti SDSL.30
2.8.1
Efektivitas Media Website
Public Relations merupan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu
kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandasan pada saling pengertian.
Pengertian efektivitas disini yaitu efektivitas dalam komunikasi yang
efektiv, yaitu bagaiman antara penyebar (komunikator) dengan penerima pesan
(komunikan) dapat menimbulkan suatu engertiann yang sama tentang suatu pesan
(efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.
30
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Efek merupakan salahsatu unsur komunikasi. Efek dalam komunikasi
adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikasi/khalayak) sebagai
akibat pesan yang diterimanya baik langsung maupun melalui media
massa.Aswandi menyatakan ada beberapa syarat-syarat website efektif.
1. Informasi detail
Dibandingkan denga iklan di media lain, informasi yang disajikan dalam
media website lebih detail dan tuntas dari produk dan jasa yang akan
dipublikasikan.
2. Tampilan yang menarik
Pada saat mengunjungi website, pengunjung akan menangkap image. Situs
yang baik dengan isi yang menarik, desain dan warna yang menarik.
3. Isi yang selalu up to date
Pengguna akan selalu disajikan dengan informasi terkini dari perusahaan
yang sesuai dengan kebutuhan informasi yang ingin diketahui.
2.9
Kinerja
Kinerja menurut Berbaddian dan Russel yang dikutip oleh Agus Suwarno,
memeberi batasan „Performance‟ sebagai “…The record of out comes produced
on a specified fungtion or activity during a specified time priode”.31
31
Agus Suwarno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, 2000, hlm. 135.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Sementara itu, Wahyusumidjo mendefinisikan “Kinerja sebagai hasil
interaksi yang terjadi antara presepsi dan motivasi seseorang yang dapat dilihat
dari prilaku manusia.”32
Selain itu, menurut Suyadi Prawirosentono,Kinerja yaitu hasil yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing dalam rangka usaha mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hak dan sesuai dengan
moral maupun etika.33
Berdasarkan nenerapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahawa
kinerja memandang makna hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam
menangani tugasnya baik itu tugas fungsional maupun perilaku yang dilakukan
selama priode tertentu.
Tinggi rendahnya produksi perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh
kinerja dari karyawan di perusahaan itu sendiri.Selain itu keberhasilan suatu
perusahaan tertentu dipengaruhi oleh kinerja individu perusahaan dari suatu
priode ke priode dengan faktor-faktor sumber daya yang mendukung.
Karyawan merupakan merupakan sumber daya yang penting bagi
organisasi.Tanpa karyawan, organisasi tidak bisa beroprasi secara optimal untuk
mencapai tujuan organisasi.Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja
atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa
32
Wahyusumidjo, Kiat Kepemimpinan dalam teori dan Praktek, Harapan Massa, Jakarta, 1994,
hlm. 177.
33
Suryadi PurwoSentono, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogjakarta, 1999, hal.2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
organisasi.Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktiviatas yang
dijalankan organisasi. Aktifitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya
organisasi maupun proses pelaksanan kerja yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi.34
Menurut Robert L. mathis dan John H. Jakson faktor- faktor yang
memepengaruhi kinerja individu tenaga tanaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka
Karyawan diberikan jabatan dalam suatu perusahaan harus sesuai
dengan kemampuan mereka. Oleh karna itu perusahaan harus
selektif dalam hal penerimaan dan penempatan karyawan untuk
suatu jabatan.
2. Motivasi
Pemberian motivasi dikatakan sangat penting karena mempunyai
pengaruh atau dampak yang sangat cukup besar terhadap
keberhasilan atau kesuksesan suatu organisasi.
3. Dukungan yang diterima
Karyawan dalam mengerjakan suatu pekerjaan sebaiknya diberikan
kepercayaan penuh oleh pimpinan dikernakan dengan memberikan
kepercayaan karyawan merasa didukung oleh manajemen untuk
berkembang dan berkreatifitas.
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
34
Wibowo, Manajemen Kinerja edisi kedua, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hal. 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Setiap karyawan menerima pekerjaan yang akan dilakukan sesuai
dengan job description yang sesuai agar pekerjaan yang dikerjakan
oleh karyawan maksimal.
5. Hubungan mereka dengan organisasi
Karyawan adalah asset milik organisasi sehingga keberadaan
mereka sangat dibutuhkan oleh manajemen, perusahaan dapat
mewujudkan visi dan misinyadikarnakan karyawan yang memiliki
kinerja yang baik, dan agar kinerja mereka semakin meningkat
manajemen pun harus memeperhatikan keberadaan karyawan.35
2.9.1
Dimensi Kinerja
Dimensi kerja bagi suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi
lainnya, bergantung pada karakteristik bisnisnya. Penentuan dimensi kerja sangat
penting ditetapkan, seluruh elemen organisasi harus berkomitmen untuk mencapai
tujuan yang dimensinya telah ditetapkan tersebut. Prestasi kerja mereka tidak bisa
diukur dengan dimensi lain di luar yang telah ditetapkan.36
Kinerja karyawan dikualifikasikan dalam penelitian adalah merupakan
indikator utama, Husein Umar mengidentifikasikan indicator-indkator kinerja
sebagai berikut:
35
Robert L. Mathis dan john Harold Jackson, Human Resource Management, Alih Bahasa,
Salemba Empat, Jakarta, hlm.82.
36
Nawawi Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Gadjah Mada,
Yogyakarta, 2001, hal. 49.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
a. Kualitas pekerjaan, adalah sejauh mana karyawan dapat menyelsaikan
pekerjaan dengan kualitas baik.
b. Kejujuran
karyawan,
mengungkapkan
meliputi
keinginannya
sejauh
terhadap
mana
pekerjaan
karyawan
dapat
yang diberikan
kepadanya dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan setiap
tanggung jawab tersebut.
c. Inisiatif,
yaitu
karyawan
mampu
mengembangkan
pikiran
dan
melaksanakan suatu pekerjaan tanpa diberi perintah.
d. Kehadiran, meliputi kedislipinan karyawan yang berkaitan dengan absensi.
e. Sikap dan etika kerja, mengacu pada kemampuan terhadap pemahaman
tugas dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja.
f. Kerjasama, adalah kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik
dengan rekan kerja dalam melaksanakan dan menyelesaikan secara
bersama-sama.
g. Kehandalan, adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan setiap
tugas yang diberikan secara individu.
h. Pengetahuan tentag pekerjaan, adalah pemahaman dan penguasaan
pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untk menunjang keberhasilan
suatu pekerjaan.
i. Tanggung jawab, mengacu pada penyelesaian tugas yang diberikan oleh
atasan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
j. Pemanfaatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang
direncanakan perusahaan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada karyawan.37
Kinerja karyawan berhubungan dengan individual variabel dan situasional
variabel.Individual variabel adalah variabel yang berasal dari dalam diri individu
yang bersangkutan, misalnya: kemampuan, kepentingan dan kebutuhankebutuhan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan situasional variabel adalah
variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan yang lebih luas (lingkungan
organisasi), misalnya pelaksanaan suvervisi, iklim organisasi, hubungan dengan
rekan
37
kerja
dan
sistem
upah.
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hlm. 102.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download