Irfaniya Hikmiya Bustan Program Pascasarjana Manajemen dan

advertisement
Dosen Mk. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
Tugas Individu
Take Home
MK. Sistem Informasi Manajemen
Study Case :
LinkedIn, Umbria, Mattel,
and Others: Driving the “Buzz” on the Web
Oleh :
Irfaniya Hikmiya Bustan
P056111221.47
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis
Institut Pertanian Bogor
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan paper
dengan judul “Study Case : LinkedIn, Umbria, Mattel, and Others: Driving
the Buzz on the Web” dalam rangkaian perkuliahan Magister Manajemen dan
Bisnis Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. selaku pengajar yang telah banyak
memberikan arahan dan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. Juga
kepada rekan-rekan di kelas Reguler Angkatan 47 MB-IPB khususnya pada mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena manusia itu adalah tempatnya salah dan lupa. Penulis sangat
mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
sekalian.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memperkaya referensi
dalam dunia pendidikan khususnya ilmu manajemen di Indonesia.
Bogor, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Teknologi Informasi .................................................................. 4
2.2 Internet ..................................................................................................... 4
2.3 Social Networking ................................................................................. 5
2.4 Influencer Strategi and Management Model ...........................................7
2.5 E-Commerce .......................................................................................... 11
III. STUDI KASUS
LinkedIn, Umbria,Mattel and Others: Driving The Buzz on The Web..18
IV. PEMBAHASAN …………………………………………………… 23
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 30
5.2 Saran .......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan tuntutan
teknologi yang sesuai dengannya. Oleh karena itu manusia sebagai pencipta
teknologi harus selalu berpikir dan menemukan hal yang bisa menjadi suatu
penemuan baru, sehingga dapat bermanfaat bagi manusia dan kehidupannya.
Teknologi sendiri tidak dapat lepas dari yang namanya komunikasi dan
perkembangan pengetahuan.
Contohnya saja dimasa sekarang sudah banyak
manusia yang membutuhkan makanan hanya tinggal mencari restoran atau rumah
makan bahkan dengan menelpon saja makanan sudah siap untuk diantarkan.
Perkembangan teknologi disisi lain berdampak dapat mengubah
peradaban manusia, yang mulai bergantung pada teknologi. Istilah TI ( Teknologi
Informasi ) atau IT ( Information Technology ) yang populer saat ini adalah bagian
dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dalam dunia SI (Sistem
Informasi ) atau IS ( Information System ). Istilah TI memang lebih merujuk pada
teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi,
namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu
sendiri. TI memang secara notabene lebih mudah dipahami secara umum sebagai
pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang tengah terus
berkembang pesat. Teknologi informasi merupakan alat atau tool dalam sebuah
sistem informasi yang dibangun dalam suatu bisnis.
Salah satu contoh adalah bidang persaingan bisnis yang semakin ketat di
era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan
taktik bisnisnya. Yang kemudian jika dilihat lebih mendalam, ternyata esensi dari
persaingan
terletak
pada
bagaimana
sebuah
perusahaan
dapat
mengimplementasikan proses penciptaan produk dan atau jasanya secara lebih
murah, lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya atau
menciptakan produk yang berbeda atau unik yang tidak dapat diproduksi oleh
pesaing. Sehingga penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan
dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan
terutama dalam pemasaran produk atau jasa.
Salah satu contoh fasilitas dalam teknologi informasi tersebut adalah
Internet. Internet merupakan media yang penting untuk berkomunikasi antara
perusahaan dengan konsumen. Dengan perkembangan online marketing yang
cukup pesat ini, mendorong para penjual produk yang bersifat konvensional ikut
beramai-ramai memasarkan produknya melalui internet. Peranan dunia maya kini
sangat penting bagi kesinambungan bagi perusahaan karena banyak keuntungan
yang bisa didapatkan antara lain efisiensi dan juga jaringan yang lebih luas untuk
memasarkan suatu produk atau jasa karena cakupannya yang tidak mengenal
ruang dan waktu. Apalagi kini dengan adanya jaringan sosial media membuat
perusahaan lebih mudah dalam memetakan segmentasi yang diinginkan karena
dengan adanya jaringan sosial maka komunitas pun akan tumbuh sehingga
perusahaan lebih mudah untuk memasarkan suatu produk dengan bekerjasama
dengan orang-orang yang berpengaruh dalam komunitas untuk mengarahkan
komunitasnya pada tujuan tertentu sehingga pemasaran lebih efektif dan efisien.
Dengan tumbuhnya jaringan sosial banyak orang lebih mudah
berekspresi didunia maya sehingga banyak isu yang disuarakan didunia maya
tersebut mulai dari hal sepele sampai hal yang sangat serius dan sesuai dengan
hukum alamiah pada akhirnya akan ada suara yang vocal atau kritis atau lebih
keras suaranya dibandingkan dengan anggota komunitas lainnya dan orang seperti
ini biasanya suaranya akan lebih diperhatikan oleh anggota komunitas dan
biasanya disebut sebagai Influencer.
Kini ada tren dimana perusahaan mencari orang-orang yang berpengaruh
di komunitas media sosial atau influencer yang biasa membahas mengenai suatu
produk untuk mendongkrak penjualan mereka dengan memasukkan produk
mereka ke dalam hal yang sedang dibahas oleh influencer tersebut. Situs seperti
Umbria yang merupakan situs yang memonitor percakapan orang yang di
komunitas perusahaan yang ingin mengetahui apa yang sedang dibicarakan
mengenai produk atau merk tertentu dan juga LinkedIn sebuah situs komunitas
bisnis. Situs tersebut bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk masuk
memasarkan produknya.
Dalam pemasaran ini banyak strategi yang bisa dipakai antara lain
melalui influencer marketing salah satu contohnya adalah protuo.com dimana
situs tersebut adalah situs mengenai pencarian antara pencari pekerja dan
perusahaan
karena tidak memiliki dana yang besar maka direksi Proto.Co
melakukan strategi dengan mencari orang yang berpengaruh didunia SDM
kemudian situs itu menyewa Buzzlogic sebuah situs yang menganggap bahwa
orang yang berpengaruh itu bisa diidentifikasi dan pengaruhnya bisa diukur.
Buzzlogic mencari orang yang kompeten di bidang sdm kemudia menghubungi
mereka dan diminta untuk menyampaikan mengenai protuo.com. Karena menurut
direktur protuo.com ketika orang yang berpengaruh tersebut menulis tentang
produk tersebut di blog maka yang lain pun akan mengikuti jejak blogger tersebut.
Lain hal nya yang dilakukan oleh perusahaan Mattel yaitu menyewa
Market Tools untuk membantu Mattel mengembangkan dan terlibat dalam
komunitas online. Strategi yang digunakan adalah menganalisa bahasa, pola
perilaku, dan nilai dengan informasi tersebut Matttel mendapatkan informasi
berharga untuk membentuk produk yang akan datang dan juga sebagai bentuk
kampanye pemasaran.
1.2 Tujuan
Paper ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan umum tentang
materi marketing melalui metode Influencer dan merupakan tugas akhir mata
kuliah Sistem Inormasi Manajemen. Dengan mempelajari isi paper ini,
diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dasar mengenai jenis pemasaran
Influencer ini dan memahami perannya dalam proses pengambilan keputusan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau
Infotech. Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa
ahli, diantaranya :
•
Haag den Keen (1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang
membantu pengguna bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
•
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses
dan
menyimpan
informasi,
melainkan
juga
mencakup
teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi.
•
Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan
komputasi
(komputer)
dengan
jalur
komunikasi
berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Dari definisi diatas terlihat bahwa teknologi informasi baik secara implisit
maupun eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi
telekomunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah
gabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi.
2.2 Internet
Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf
'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan
menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan internet.
Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Gambar 1. Internet Network
Sumber: O’Brien (2010)
Jadi,
internet
menggunakan
suatu
pengalamatan
khusus
untuk
menyampaikan pesan atau informasi antar perangkat. Jaringan internet merupakan
jaringan besar yang ada di dunia ini yang menghubungkan satu benua dengan
benua lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet)
2.3 Social Networking
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka
berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal seharihari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes
di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat
dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan,
dll. Sosial media adalah media untuk berinteraksi antara kelompok orang yang
berbeda, berbagi pikiran, berita, dan konten dan berkomunikasi dengan komunitas
yang berbeda. Ini juga memfasilitasi percakapan, interaksi online antara kelompok
orang. Sosial media adalah alat yang relatif ekonomis dan dapat diakses yang
memungkinkan orang untuk menerbitkan atau mengakses informasi. Karena
publisitas yang cepat dan pertumbuhan situs media sosial di masyarakat umum,
mendapatkan publisitas global, perusahaan pemasaran melalui jaringan media
sosial menggunakan metode yang berbeda. Jaringan media sosial bisa menjadi
alat pemasaran Twitter, blog, LinkedIn, Facebook, Flickr dan YouTube.
Pemasaran di media sosial menciptakan dan mengelola kampanye media
sosial yang akan meningkatkan lalu lintas, mempromosikan bisnis dan
meningkatkan penjualan. Jaringan sosial media faktor yang sangat penting pada
pertumbuhan bisnis. Ini adalah metode rendah biaya promosi yang akan
memberikan sejumlah besar pengunjung. Sebuah strategi media pemasaran sosial
dapat yang sederhana seperti memiliki sebuah blog pada produk perusahaan s,
account Twitter untuk menginformasikan berbagai link dari blog perusahaan dan
artikel. Twitter telah mengambil banyak uap di tahun terakhir untuk menjadi
tempat yang bagus untuk pemasaran media sosial. media sosial membawa orangorang nyata dan hubungan yang nyata ke dalam campuran, itu penting untuk
menjaga kepercayaan di masyarakat. Sosial media adalah sebuah fenomena global
terjadi di semua pasar terlepas dari pembangunan ekonomi, sosial dan budaya. Ini
membantu untuk mendapatkan tidak hanya publisitas yang baik dari perusahaan
dalam masyarakat tetapi juga respon yang baik dari masyarakat umum. Sosial
media pemasaran dampak reputasi merek dan kepercayaannya. Media sosial tidak
hanya untuk pemasaran bisnis tetapi juga membantu untuk membangun merek.
Jaringan sosial merupakan media promosi sangat efektif dan cara yang
bagus untuk mempromosikan bisnis perusahaan itu. Jaringan media sosial
menyediakan tempat untuk berinteraksi dengan pelanggan dan memungkinkan
pelanggan untuk berinteraksi satu sama lain. Sebuah tren baru di jaringan media
sosial adalah mikro-blogging yang memungkinkan pengguna untuk mengirim
update teks singkat. Ini adalah kebenaran bahwa dalam bisnis, peran media sosial
sangat penting. Pada hari-hari mendatang, pertumbuhan bisnis sepenuhnya
tergantung pada media pemasaran strategi perusahaan sosial.
Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan
kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat,
messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain.
Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya.
Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan
pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti
pembuatan grup untuk dapat saling sharing didalamnya.
2.4. Influencer Strategi and Management Model
Influencer strategi dan manajemen model adalah sebuah model yang bisa
mengindentifikasi, mengukur, mendekati dan mengevaluasi influencer yang
terlibat di setiap project social media campaign yang dibuat oleh
Virtual
Consulting. Modelnya bisa dilihat di bawah ini:
Gambar 2 Influencer Strategi dan Manajemen Model
A. Identify
Hal yang paling pertama kali kita lakukan adalah membuat pemetaan
terhadap siapa-siapa saja yang kita anggap penting dan memiliki potensi pengaruh
sosial di dalam komunitas (akun FB dan Twitter) dan di luar komunitas brand
kita. Pemetaan dibuat berdasarkan dengan topik-topik yang memiliki kaitan erat
dengan brand. Contoh, apabila brand kita adalah Bank, maka influencer yang
perlu kita pantau adalah para ekonom, penasehat keuangan seperti dan juga para
pengusaha. Suara mereka akan sangat didengar oleh konsumen dan kita bisa
mengajak kerjasama dengan mereka di campaign social media yang telah kita
rancang. Setelah mengenali siapa saja yang kita asumsikan memiliki potensi
pengaruh sosial yang baik, kemudian kita bisa menyimpan informasi pribadi
mereka seperti alamat email dan nomor telpon mereka di dalam sebuah database
sehingga kita bisa terus berhubungan bila kita ingin mengajak kerjasama di lain
kesempatan.
B. Measure
Setelah kita mengenali siapa saja yang kita anggap memiliki pengaruh sosial
untuk kepentingan komunikasi brand kita, langkah selanjutnya adalah mengukur
dengan lebih dalam karakteristik dan level pengaruh yang dimiliki para influencer
tersebut. Duncan Brown dan Nick Hayes, di dalam buku Influencer Marketing,
mereka menyebutkan kriteria pengukuran siapa yang bisa dianggap sebagai
influencer diukur dari 4 hal ini:
1. Market Reach
Makin besar seseorang atau sebuah komunitas memiliki pengikut/anggotanya
maka akan dianggap menjadi influencer yang berpengaruh dan layak untuk
didekati oleh brand. Ukuran market reach ini secara dasar dapat diukur
melalu seberapa banyak seseorang/komunitas memiliki fans di Facebook
fanpage atau followers di Twitter. Seperti pada tulisan sebelumnya, bahwa
kita juga perlu mengkritisi total angka fans dan follower yang dikumpulkan
oleh seseorang/komunitas di social media. Karena selain bisa saja ada
manipulasi
(membeli
fans/follower)
di
social
media,
bisa
juga
seseorang/komunitas memiliki angka followers yang banyak tapi pada
kenyataanya followernya tidak aktif atau jarang diajak ngobrol. Beruntung,
Klout memiliki fitur True Reach yang bisa kita gunakan untuk menghitung
angka actual dari followers yang engaged dengan sebuah akun di Twitter.
2. Quantity of Impact
Pengukuran selanjutnya adalah seberapa sering seorang influencer memiliki
dampak kepada audiencenya. Hal ini bisa diukur dari sebera aktif influecer
tersebut menciptakan konten di setiap harinya di social media. Tidak hanya
perlu aktif, tapi seberapa sering konten yang telah diproduksi itu akhirnya
membuat conversation/buzz di social media. Di Klout, ada fitur
Amplification Probability yang mengukur kualitas konten sebuah akun
dengan melihat seberapa cepat konten tersebut direspon dan menghasilkan
percakapan yang berkepanjangan di social media.
3. Quality of Impact
Kemudian yang perlu diperhatikan tidak saja frekuensi seberapa banyak ada
buzz atau conversation di social media yang dihasilkan oleh seorang
influencer tetapi juga bagaimana kulaitas dari percakapan tersebut. Beberapa
akun brand telco memiliki nilai Amplification Probability yang cukup tinggi.
Tapi, bila ditelisik lebih jauh lagi, percakapan tersebut kebanyakan adalah
seputar komplain dari konsumen karena kualitas jaringan yang buruk. Untuk
itu, penilaian dari sisi kuantitatif tidak bisa berdiri sendiri. Kita juga harus
menilai dari sisi Sentiment Analysis untuk menghitung seberapa banyak tone
positif, neutral, dan negative di dalam percakapan sebuah brand atau
influencer di social media.
4. Closeness to Decision
Indikator terakhir adalah tentang seberapa dekat seorang influencer dalam
mempegaruhi seseorang untuk memutuskan sesuatu. Disini bisa berarti
memutuskan untuk membeli sebuah produk atau menjadi fans/follower dari
brand kita di social media. Indikator ini pun terbagi dua: Timing dan Physical
Presence. Seorang influencer bisa dianggap sangat berpengaruh dan tidak
begitu pengaruh tergantung waktu/keadaan. Di bulan Ramadhan seperti
sekarang, para Ustad/Ustadzah bisa menjadi influencer yang pas untuk
membantu campaign brand yang bertemakan tentang ibadah puasa. Kemudia
physical presence berbicara tentang posisi influencer dengan audience di
kenyataan. Untuk mengukur hal ini bisa dibantu dengan menggunakan
analisis jejaring sosial untuk mengetahui seberapa dekat posisi influencer
dengan audiens dan influencer lainya. Semakin dekat dan bagus posisinya,
maka semakin ia memiliki pengaruh besar.
C. Engage
Pada tahapan ini kita sudah mulai berbicara tentang program bersama
influencer. Duncan Brown dan Nick Hayes membahas tentang ini menjadi 3 poin
besar: Marketing to Influencer, Marketing with influencer, dan marketing through
influencer, mari kita bahas satu-persatu dengan konteks komunikasi brand di
social media:
1. Marketing to Influencer
Sebelum menggunakan pengaruh sosial influencer untuk kepentingan brand
kita, hal pertama kali yang harus kita lakukan adalah mempengaruhi
influencer tersebut. Disini adalah kesempatan bagi brand untuk memiliki
program influecer relations. Sederhana saja tidak harus seperti PR yang
salah satunya sering mengadakan acara media roundtable atau press
conference ketika mendekati para wartawan. Pekerjaan marketing to
influencer bisa dilakukan dengan sering datang di acara-acara besar
influencer tersebut. Ikut bergabung menjadi salah satu anggota komunitas
kita dan juga bisa menjadi sponsor bagi acara-acara mereka.
2. Marketing with Influencer
Brand bisa melakukan program co-branding dengan para influencer.
Contoh: program talkshow yang menghadirkan para konsultan tentang karir
dan pekerjaan oleh sebuah brand dengan tujuan bahwa brand itu ingin
dipersepsikan sebagai brand yang bisa menemani konsumenya dalam
menapaki karir dan pekerjaan.
3. Marketing Through Influencer
Nah, ini yang lagi nge-trend. Twitter berbayar yang dilakukan oleh beberapa
influencer yang digerakan oleh brand-brand saat ini di Twitter. Saya tidak
mengharamkan tentang praktek tweet berbayar tapi lebih baiknya akun
brand di Twitter tidak mengandalkan untuk membayar tweet para influencer
tapi juga bisa secara organic bisa mempengaruhi influencer secara halus
yang nantinya mereka akan berbicara positif tentang brand kita melalui
tweet-tweet mereka. Saya harus tekankan poin ini karena sekarang era
konsumen sudah semakin cerdas, jadi ramainya conversation pada saat
membayar buzzer tidak menjadi patokan bahwa sebuah akun brand di
Twitter itu sukses. Intinga sustainability dari brand di Twitter bisa
semaksimal mungkin memiliki konten yang baik setiap harinya di Twitter
dan menghasilkan conversation yang menyenangkan bersama followernya.
D. Evaluate
Setelah kita melakukan serangkain program bersama influencer. Saatnya,
kita mengevaluasi sejauh mana influencer tersebut telah memberikan optimalisasi
performance kita di social melalui pengaruh sosial mereka. Saya ambil contoh
kongkritnya tentang mengukur tweet berbayar di Twitter. Dipahami terlebih
dahulu apa objektif kita ketika mengkontak seorang influencer di Twitter, apakah
ingin menghasilkan pertambahan followers? Atau menghasilkan conversation /
buzz yang banyak tentang sebuah issue (campaign) di Twitter?. Secara mendasar,
saya membagi pengukuran berdasarkan reach dan engagement. Kedua metric
tersebut diukur dalam waktu rentang ketika influencer dikontak untuk membantu
kita mentweet sesuatu. Setelah kita mendapatkan angkanya bisa kita simpan dan
kita benchmark ketika kita menggunakan influencer lainya. Ingat juga,
pengukuran disini tidak hanya dari sisi kuantitatif tapi juga dari sisi kualitatif, dari
isi kualitas conversation di Twitter yang telah dihasilkan.
2.5 E-commerce
E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penjualan barang dan jasa melalui Internet. Dalam pengertian yang paling umum,
hanya menciptakan situs Web yang mengiklankan dan mempromosikan produk
dapat dianggap “e-commerce.” Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun ecommerce telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis e-commerce sekarang
menawarkan toko online yang rumit di mana pelanggan dapat mengakses ribuan
produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan membayar
untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka.
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic
commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,
pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi,
www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan
e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang
berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik,
SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran
online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana
cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup
juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata
atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk
teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan
alat pembayaran untuk e-dagang ini. E-dagang pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi
dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester,
perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada
2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan
ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai
seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Sedangkan menurut O’Brien (2011), E-commerce adalah pembelian,
penjualan, pemasaran, dan pelayanan produk, layanan, dan informasi melalui
berbagai jaringan komputer. Banyak perusahaan sekarang menggunakan internet,
intranet, extranet, dan jaringan lain untuk mendukung setiap langkah dari proses
komersial, termasuk segala sesuatu dari dukungan iklan, penjualan, dan pelanggan
di World Wide Web untuk keamanan Internet dan mekanisme pembayaran yang
memastikan penyelesaian pengiriman dan proses pembayaran. Sebagai contoh,
sistem e-commerce termasuk situs Web Internet untuk penjualan online, akses ke
database persediaan ekstranet oleh pelanggan besar, dan penggunaan intranet
perusahaan dengan tenaga penjualan untuk mengakses catatan pelanggan untuk
manajemen hubungan pelanggan.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu.
Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti
penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian
atau invoice secara elektronik. Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas
yang mempunya istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang
dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server
khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak
jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi
baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS
memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak
bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini. Dalam
banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang
handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi
bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang
bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan
diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan,
dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
•
E-mail dan Messaging
•
Content Management Systems
•
Dokumen, spreadsheet, database
•
Akunting dan sistem keuangan
•
Informasi pengiriman dan pemesanan
•
Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
•
Sistem pembayaran domestik dan internasional
•
Newsgroup
•
On-line Shopping
•
Conferencing
•
Online Banking/internet Banking
•
Product Digital/Non Digital
E-commerce
melibatkan
sejumlah
proses
bisnis
untuk
membantu
terlaksananya penjualan dan pembelian secara elektronik baik itu barang maupun
jasa. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat digambar 3.
Gambar. 3 Buying and seling process
Sumber: O’Brien (2010)
Menurut O’Brien ada beberapa kategori dari e-commerce antara lain:
1.
Business to consumer (B2C)
2.
Business to Business (B2B)
3.
Consumer to consumer (C2C)
Dalam kategori B2C , pihak bisnis harus mengembangkan tempat penjualan
elektronik yang atraktif untuk menjual produknya baik barang dan jasa kepada
konsumen. Contohnya banyak perusahaan menawarkan jasa situs e-commerce
yang menyediakan jasa display secara virtual dan juga multimedia katalog,
pemesanan secara interaktif, pembayaran secara elektronik dengan aman dan juga
purna jual secara online. B2C mulai naik daun tetapi dibandingkan dengan model
e-commerce lainnya masih tertinggal. Dalam kategori C2C banyak contoh sukses
dari model penjualan seperti ini seperti e-bay dimana konsumen dan juga bisnis
atau penjual bisa menjual dan membeli satu sama lain dalam sebuah proses
pelelangan disebuah situs lelang sehingga mambuat e-commerce seperti ini
sebuah strategi bisnis yang sangat penting dan juga berpartisipasi atau
mensponssori sebuah acara atau mengikuti lelangan adalah sebuah alternatif
penting untuk B2C, C2B, atau B2B. Dibawah ini gambar yang menunjukkan tren
dalam B2C dan B2B, strategi bisnis dan juga nilai yang mendorong terciptanya
suatu nilai
Gambar 4. Tren dalam B2B dan B2C dan juga startegi bisnis dan juga nilai
yang mendorong terciptanya tren tersebut.
Sumber: O’Brien (2010)
Menurut O’brien ada beberapa kunci untuk mendapatkan sukses di e-commerce
yaitu:
Gambar 5. Kunci sukses di e-commerce
Sumber: O’Brien (2010)
Selain itu ada beberapa perbedaan yang membuat e-commerce menarik
dibandingkan pemasaran dengan cara tradisional yaitu:
Gambar.6 Perbedaan komunikasi pemasaran antara cara tradisional dengan
berbasis web Sumber: O’Brien (2010)
Ada beberapa tipe e-commerce berdasarkan tempat pemasarannya yaitu :
Gambar . 7 Tipe e-commerce berdasarkan tempat pemasarannya
Sumber: O’Brien (2010)
Untuk menjalankan bisnis e-commerce dengan baik diperlukan suatu media
promosi yaitu sebuah situs yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa
kita dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemasaran via situs
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 8. Persyaratan untuk membuka toko online
(2010)
Sumber: O’Brien
BAB III
STUDI KASUS
(LinkedIn, Umbria,Mattel and Others: Driving The Buzz on The Web)
David Hahn telah melihat tren. Sebagai direktur periklanan untuk
jaringan bisnis online populer
situs LinkedIn, dia diminta menunjukkan
pertanyaan oleh pengiklan besar tentang kemampuannya untuk membantu mereka
menemukan "tokoh masyarakat"-orang-orang dalam komunitas LinkedIn yang
adalah yang paling mungkin untuk menginformasikan pesan tentang produk
tertentu atau berbagi pengalaman. "Beberapa mereka yang meminta secara
khusus, sementara yang lain lebih menyiratkan, tapi pada intinya sama, "kata
Hahn. "Pemasar sangat tertarik pada nilai jaringan sosial secara online, dan
bagaimana para pemimpin di jaringan jaringan dapat digunakan untuk mendorong
perilaku proaktif dalam populasi. "Hahn tidak sendirian dalam pengamatannya.
"Gagasan dari influencer online merupakan sesuatu hal yang sedang
“in” dalam dunia pemasaran kini. "kata Janet Edan-Harris, CEO dari Umbria,
yang memonitor obrolan di komunitas dunia maya dikhususkan bagi perusahaan
yang ingin tahu apa yang sedang dibahas online tentang merek dan produk
mereka. "Perusahaan sangat bersemangat untuk mendapatkan orang-orang
tersebut. Lakukan itu-atau Anda akan berada di surga pemasaran.menurut
pepatah. " Tetapi penelitian baru, serta pengalaman bisnis yang berkembang,
menunjukkan bahwa pemikiran tersebut mungkin terlalu sederhana. Itu efektivitas
menggunakan kampanye dari mulut ke mulut secara online atau menggunakan
individu, bukan periklanan media tradisional untuk menyebarkan berita tentang
produk-semakin dilihat sebagai cara yang efektif untuk menjangkau konsumen.
Tapi gagasan populer yang sering menyertai bahwa ada orang khusus
yang memegang komunitas online. Dave Balter pasti berpikir begitu. Tiga tahun
lalu, Balter, CEO BzzAgent, sebuah perusahaan pemasaran word-of-mouth,
memiliki sebuah pengakuan : Yang disebut "tokoh masyarakat", atau pemimpin
opini, dalam komunitas online tidak dapat dipengaruhi dengan cara yang
mempercepat keberhasilan kampanye dari mulut-ke-mulut. "Kami benar-benar
percaya pada gagasan bahwa tokoh masyarakat mendorong tren pasar disaat itu
kepada titik tersebut, "kata Balter. "Tapi setelah melihat lebih dekat, kami
menemukan
itu tidak cocok. Data penjualan kampanye kami tidak dapat
ditemukan profil para pemimpin opini kami telah ditargetkan, dan itu benar-benar
menyebabkan kita untuk mengevaluasi kembali beberapa asumsi dasar kami."Hari
ini, ketika klien datang dengan tujuan mempengaruhi para tokoh masyarakat, "
kita katakan mereka itu sia sia '," kata Balter. "Kedengarannya hebat, ini terdengar
sangat seksi, tetapi hasilnya tidak sesuai. "Ini memang adalah apa Edan-Harris
simpulkan dari pengalam dia bekerja dengan komunitas online. "Kami
mengatakan, 'Tunggu dulu, apakah ini benar-benar asumsi yang benar, Bahwa ada
individu di komunitas online yang memiliki banyak pengaruh? '"katanya.
Kesimpulan dia: "Tidak sebanyak yang semua orang pikir."Meskipun demikian,
perusahaan banyak menempatkan uang yang signifikan ke dalam upaya untuk
menemukan pemimpin opini online, apakah mereka blogger, kontributor papan
diskusi, atau anggota jaringan sosial online.
Memang, seluruh industri telah bermunculan didasarkan pada gagasan
bahwa semua pemasar perlu untuk memulai strategi pemasaran yang sukses
dengan para opini pemimpin komunitas. Dan dengan tumbuhnya blog, komunitas
online, dan jaringan sosial seperti MySpace, Facebook, dan LinkedIn, daya tarik
ide inimenjadi semakin mengakar. Ada persepsi yang berkembang bahwa
ketersediaan broadband dimana-mana ditambah dengan kenaikan popularitas blog
dan online masyarakat, membuat tokoh masyarakat bahkan lebih berpengaruh.
Sangatlah penting untuk memahami, bagaimanapun, bahwa semua
pendukung dari pemimpin opini sebagai driver dari sosial dan komersial tren tidak
berbicara tentang bintang media atau kepribadian, tetapi tentang yang lain yang
tampaknya anggota masyarakat biasa yang, melalui akumulasi pengetahuan atau
jumlah koneksi dengan orang lain, bertindak sebagai katalis untuk perubahan.
Tidak mengherankan, pemasar dari semua jenis hampir seketika mulai mencoba
mengambil keuntungan dari-pada awalnya secara off-line, dan sekarang semakin
banyak dalam jaringan sosial online yang semakin populer. "Perusahaanperusahaan besar telah didirikan inflenced based program dan sekarang
memperluas ke dalam model ruang jejaring sosial, "kata Matthew Hurst, seorang
ilmuwan di Microsoft LiveLabs yang mengikuti tren pemasaran online. "Ini bukan
pengertian pengaruhnya yang baru, tetapi teknologinya yang sekarang
memungkinkan untuk membuatnya berkembangr "Tidak mengherankan, dengan
cepat. semakin banyak perusahaan telah melompat ke dalam ajang untuk
membantu perusahaan mengidentifikasi tokoh masyarakat di dunia maya.
Buzzlogic adalah salah satunya. Diluncurkan pada 2007, adalah
Buzzlogic didedikasikan untuk ide bahwa pendapat pemimpin dalam jaringan
sosial online dapat diidentifikasi, dan pengaruh mereka dapat diukur. Pelanggan
Buzzlogic beta awal adalah Protuo.com, sebuah webbased karir manajemen
portofolio yaitu layanan yang menyediakan pertemuan antara pengusaha dan
karyawan potensial.
Akibat tidak memiliki dana untuk membeli tempat pemasaran mahal
diTV, radio, atau media cetak arus utama, Jennifer Gerlach, wakilpresiden
pemasaran, menyewa Buzzlogic untuk menemukan orang-orang yang paling
berpengaruh dalam sumber daya manusia / profesional, hubungi mereka, dan
membuat mereka berbicara tentang produk. "Kami melihat bahwa setelah salah
satu blogger menulis tentang layanan kami, lalu tiba-tiba sekelompok orang
lainnya ikut menulis tentang hal itu. Tiba-tiba, ada ulasan mana-mana, "kata
Gerlach,. Dia bilang dia bisa petakan peningkatan lalu lintas situs tepat untuk blog
dan
ia memandang kampanye tersebut sebagai sukses besar. Namun,
meskipun ini jelas suatu kemenangan, sejumlah pemasar online terus berkembang
dan berpendapat bahwa daripada bertanggung jawab atas publisitas yang
Protuo.com
alami,
para
blogger
ditargetkan
oleh
Buzzlogic
hanyalah
memanfaatkan semacam zeitgeist menunggu untuk terjadi-dalam hal ini, intensias
minat pada bagaimana Internet dapat digunakan untuk membawa pengusaha dan
calon bersama-sama lebih efisien daripada yang tradisional mampu melakukan.
Memang, sebuah sekolah yang berkembang pemikiran adalah bahwa
tokoh masyarakat tidak begitu banyak memimpin tren yang bertindak sebagai
corong untuk mendasari gerakan sosial yang baik sudah sedang berlangsung
menunggu untuk dimulai. Jadi, sukses pemasaran tidak sangat tergantung pada
menemukan orang berpengaruh dan dimasuki dengan ide-ide sebanyak melakukan
jenis
penelitian
yang
memperlihatkan
tren
tokoh masyarakat membantu menemukan mereka.
embrio,
dan
kemudian
Ini sebenarnya adalah apa Umbria lakukan dengan berfokus pada
pelacakan percakapan online yang terjadi di forum diskusi dan jaringan sosial
serta blog. "Ini jauh lebih penting untuk mengidentifikasi tema-tema yang
mendapatkan momentum dari mencoba untuk menemukan pemimpin opini, "kata
Edan-Harris. "Anda ingin ikuti gelombang daripada mencoba untuk memulainya
sendiri.
"
Dengan
mendengarkan
percakapan
dan
menjadi
gesit,
cukup untuk menggunakan Internet untuk kampanye dan melompat pada
tren yang ada, "Anda mendapatkan hasil yang jauh lebih baik daripada mencoba
untuk menghasilkan tren kecil Anda sendiri, "katanya. Protuo.com 's Gerlach
setuju dengan beberapa aspek itu. "Harus ada cerita seputar produk Anda, dan
cerita itu harus terdengar sampai ke orang yang berpengaruh dikomunitas agar
bisa dijadikan bahan oleh orang-orang tersebut.
Di sinilah letak masalah dengan menelan tokoh mentah mentah apa
yang disampaikan tokoh komunitas tersebut. Banyak dari bukti disebut tentang
bagaimana proses tersebut bekerja adalah masalah rekayasa saja. Sekali waktu
terjadi sesuatu-jika ada buku terlaris datang entah dari mana, atau kejutan politik Anda selalu dapat kembali ke awal dan menemukan acara atau orang yang
tampaknya telah memicunya. Anda selalu dapat mengetahui kisahnya. Michael
Shore, wakil presiden konsumen di seluruh dunia wawasan untuk Mattel,
mengarahkan sebuah organisasi untuk memonitor blog, jaringan sosial, forum
diskusi, dan forum untuk mencari tahu apa yang pasar mungkin ingin dari mainan
secara umum dan Mattel produk pada khususnya. Namun tidak seperti perusahaan
lainnya, Mattel tidak tertarik menarik orang-orang yang berpengaruh dalam
komunitas online mereka dan mendorong pesan pemasaran ke mereka. Terlepas
dari kenyataan bahwa hal ini menjadi strategi dunia online, filsafat Shore adalah
lebihholistik. "Kami tidak hanya tertarik dengan pemimpin opini. Kami akan
mempertimbangkan
itu
juga
mempersempit
fokus,
"kata
Shore,
yang
mempekerjakan MarketTools.com untuk membantunya mengembangkan dan
terlibat dengan komunitas online.Sebaliknya, ia menggunakan internet untuk
melakukan apa yang ia sebut "penilaian budaya" yang melibatkan menganalisis
bahasa, perilaku pola, dan nilai-nilai.
Berbekal informasi itu, Shore mengatakan, Mattel mendapatkan
informasi berharga dari Internetbahwa ia menggunakan untuk membentuk
pengembangan produk masa depan sertakampanye pemasaran. Jika ada satu hal
yang semua orang setuju pada suatu hal, yaiitu yangpemasar perlu lakukan adalah
menginvestasikan upaya besar tentang bagaimana jaringan sosial dan komunitas
Internet benar-benar bekerja sehubungan dengan penjualan produk dan jasa di
tingkat akar rumput.
"Ini sedang muncul, dan aturan belum pernah ditetapkan, "kata Umbria
yang Edan-Harris. "Kami masih belajar tentang apa yang bisa dikerjakan dan
tidak. "
BAB IV
PEMBAHASAN
Pertanyaan 1
Case studies:
How can companies benefit from the “cultural assessments” regularly perform by
mattel ? how could the information obtained be used to create business value for
those organization? Provide multiple examples
Michael Shore, vice president dari worldwide consumer insight dari Mattel
mengarahkan sebuah organisasi untuk memonitor blog , jaringan sosial media,
forum diskusi, komunitas untuk menemukan apa yang diinginkan dari mainan dan
juga produk lainnya dari Mattel. Tidak seperti perusahaan multinasional lainnya,
yang mencari figur berpengaruh kemudian menyampaikan pesan dari perusahaan
untuk dibahas oleh orang berpengaruh dalam komunitas tersebut walaupun
strategi tersebut sudah banyak dilakuakan oleh banyak perusahaan tetapi apa yang
dilakuakan oleh Shore lebih menyeluruh. Menurut Shore yang menyewa Market
tools”kita tidak hanya tertarik pada apa yang dikatakan orang yang berpengaruh
karena hal itu membuat fokus kita belum mendalam”.
Market tools disewa untuk membentu Mattel mengembangkan dan terlibat
dalam komunitas dunia maya atau kominitas online. Shore menggunakan apa
yang disebut “cultural assessments” yang melibatkan penganalisaan bahasa, pola
perilaku, dan juga nilai. Dilengkapi dengan informasi tersebut Mattel
mendapatkan informasi berharga dari internet yang akan digunakan untuk
membentuk masa depan dengan pengembangan produk dan juga pemasaran.
Contoh lainnya adalah Unilever. Perusahaan ini termasuk yang giat
membangun merek di media sosial. Hampir semua merek yang bernaung di salah
satu perusahaan consumer goods terbesar di dunia ini memanfaatkan jejaring
sosial untuk beragam tujuan. “Unilever memanfaatkan media sosial jadi sarana
kampanye merek yang lebih cerdas dengan mengajak audiens untuk berpartisipasi
dalam interaksi yang ada,” sebut Satria Utama, Senior Brand Manager PT
Unilever Indonesia Tbk. Media sosial memang memiliki potensi yang cukup
banyak bagi suatu merek dan perusahaan. Mulai dari dari beriklan, mendukung
aktivitas kehumasan, membangun brand awareness, dan tentu saja berkomunikasi
secara dua arah dengan konsumen. Terkait dengan fungsi kehumasan, bila
marketer memonitor media sosial, maka celotehan Astuti tersebut di atas bisa
segera direspon.
Hasil studi Nielsen menunjukkan bahwa hampir tiga per empat (73%) SEA
konsumen “sangat” atau “agak” dipengaruhi oleh iklan di situs media sosial,
dengan jumlah ini meningkat menjadi 80% jika iklan memiliki konteks sosial
yang menunjukkan bahwa teman atau kerabat mereka juga menyukai atau
mengikuti merek yang diiklankan. Seorang pemasar harus menginvestasikan
usahaya lebih dalam untuk mengetahui bagaimana jaringan sosial dan komunitas
internet bekerja dengan baik untuk menjual produk dan jasa pada level bawah.
Informasi yang didapat dari monitoring aktivitas blog sangat bermanfaat untuk
mengetahui tren apa yang sedang terjadi. Contoh lain mengenai
cultural
assesment adalah mengenai banyaknya pengiklan suatu produk meminta untuk
LinkedIn sebuah situs populer untuk mencari orang-orang berpengaruh disekitar
komunitas online untuk menyebarkan suatu produk atau informasi mengenai
produk tertentu yang bisa mempengaruhi keputusan membeli dari komunitas
yang a pengaruhi. Pemasar sangat tertarik didalam nilai dari komunitas sosial
didunia maya dan hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk megarahkan perilaku
tertentu . Umbria pun melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan oleh
LinkedIn. Umbria merupakan situs yang memonitor percakapan dalam sebuah
komunitas dunia maya mengenai produk atau jasa dari perusahaan.
Hal yang berbeda pun
diungkapkan oleh CEO Bzzagent
yaitu Balter
bahwa bahwa secara sekilas memang ada pengaruh dari para influencials ini tetapi
apabila dilihat lebih cermat adalah pengaruh tersebut tidak terlalu berpengaruh
seperti target yang sudah perusahaan terhadap opini orang yang berpengaruh
tersebut yang sudah ditetapkan meleset sehingga membuat perusahaan tersebut
harus merubah rencananya. Ada perusahaan lainnya bernama Buzzlogic yang
mengidentifikasi profil para pemimpin dalam suatu komunitas online dan
seberapa besar pengaruhnya yang bisa diukur oleh perusahaan tersebut. Salah satu
klien dari Buzzlogic yaitu prrotuo.com yaitu perusahaan dibidang penyaluran
tenaga kerja menyew Buzzlogic untuk mengetahui siapa tokoh yang berpengaruh
dibidang sdm kemudian menghubungi dan meminta dia untuk memberikan review
mengenai produk protuo.com setalah dilakukan lalu lintas di situs protuo.com
meningkat akibat dari pembahasan review tersebut oleh pakar sdm tersebut dan
yang pasti agar strategi tersebut berjalan adalah dengan publikasi yang intens agar
bisa terdengar secara luas.
Salah satu contoh lainnya dari pemanfaatan social media untuk penetrasi
pasar adalah ‘Maicih’. Berkat Twitter, keripik singkong dengan rasa pedas
tersebut menjadi semakin popular di kalangan anak muda. Contoh lain adalah
Magnum, AirAsia, Pizza Hut, dan Pesona JNE yang memanfaatkan fenomena
social media ini untuk mengkampanyekan produk dan jasanya atau sekedar
membentuk komunitas untuk mempertahankan konsumen dan memperluas
cakupan pasarnya. Aktifitas membuat fan page di Facebook maupun account
twitter dan memperbanyak follower adalah kegiatan pemanfaatan social media
minimal yang banyak dilakukan perusahaan. Selanjutnya tweet dan wall Facebook
dimanfaatkan
untuk
mengkampanyekan
program
promosi
maupun
menginformasikan data terbaru.
Lain lagi dengan Pocari Sweat yang mengeluarkan game online pada 25
Oktober lalu yang bernama Ionopolis. Game ini memfasilitasi dan mengedukasi
orang-orang untuk bergaya hidup sehat dan pentingnya asupan cairan tubuh untuk
segala aktifitas. Dengan program Inonopolis, Pocari Sweat dapat dikatakan
sebagai salah satu pelaku bisnis yang berhasil memanfaatkan trend social media
ini secara kreatif. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilannya menarik perhatian
26.000 gamers dalam waktu dua minggu sejak diperkenalkan. Kesuksesan Pocari
Sweat dalam melihat momentum social media yang sedang trend dengan game
online, update status di facebook, tweeting, dan check-in di foursquare telah
membawa perusahaan kepada penciptaan game online yang kreatif dan out of the
box dengan mengintegrasikan 3 social media service yang sedang booming, yaitu:
facebook, twitter, dan foursquare.
Dengan game online Ionopolis maka anak muda teredukasi mengenai
dehidrasi dan minuman isotonik sebagai salah satu penangkalnya. Sehingga mindset masyarakat bahwa minuman isotonik hanya untuk diminum setelah
berolahraga pun bisa digeser. Kemudian dengan disediakannya hadiah Ipod
Shuffle tiap 2 minggu untuk tiga peserta game dan hadiah utama untuk finalis
kompetisi sebagai reward menjadikan Ionopolis semakin menarik bagi kalangan
muda.
Keberhasilan pemasaran social media untuk kepentingan bisnis tidak
terlepas dari pertanyaan besarnya, yaitu bagaimana cara memanfaatkan social
media menjadi sukses atau berhasil dengan memilih cara yang paling tepat untuk
dilakukan dalam mencapai strategi perusahaan.
Jika kita kembali sedikit menengok kepada tujuan Pocari Sweat untuk
memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan dengan target segmen 15 25 tahun, maka game online merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan untuk
melakukan penetrasi pasar melalui edukasi kaum muda. Karena generasi Y
tersebut atau sering disebut juga sebagai generasi Millenials yang lahir pada
zaman
komputer
rumahan
memiliki
perilaku
multitasking
dan
senang
bersosialisasi melalui media digital, salah satunya yaitu bersosialisasi melalui
game online. Pada dasarnya, kesuksesan digital marketing tidak terlepas dari
strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat menyasar pasar sasaran yang tepat
dan menyampaikan secara efektif sesuai dengan segmentasi, target market, dan
posisi (STP) produk/jasa. Untuk keperluan itulah perlu dipilih social media
service yang dimanfaatkan, cara menyampaikan, dan konten yang di-delivery
sesuai dengan target market dan maksud yang hendak disampaikan. Ide kreatif
dan inovatif menjadi kunci sukses juga dalam pemasaran digital ini sehingga
dapat menarik lebih banyak massa di dunia maya.
Pertanyaan 2
The case notes that, in spite of disconfirming evidence as to the effectiveness of
targeting online opinion leaders companies are nonetheless increasing their
efforts to identify and contact them. Why do you think this is the case?
Karena tidak semua blog dan juga jejaring sosial lainnya menyatakan suatu
pendapat secara objektif sehingga apa yang disampaikan mengenai suatu produk
atau jasa itu bisa jadi merupakan pesanan dari si pembuat produk atau jasa
tersebut untuk membuat seolah olah produk atau jasa tersebut merupakan
unggulan dan juga membuat ulasan baik dari blog ataupun dari jejaring sosial
lainnya membuatnya menjadi bias karena banyaknya kepentingan yang terlibat
didalamnya. Namun demikian tren jejaring sosial yang begitu hebat membuat
pengaruh orang-orang dikomunitas online semakin pula diperhatikan karena kini
banyak perusahaan menginvestasikan banyak uang untuk mengetahui siapa
pemimpin dalan suatu komunitas online yang berpengaruh untuk dijadikan bagian
dari strategi perusahaan mereka untuk meningkatkan keuntungan. Selain itu juga
banyak juga pengguna jaringan sosial biasa karena pengetahuan dan juga jaringan
mereka yang luas bisa membuat perubahan karena pendapat mereka. Sebuah studi
menyebutkan bahwa : seorang follower atau fans sebuah brand akan lebih suka
untuk membeli produk ataupun service dari brand yang mereka follow tersebut.
Selain itu, follower dan fans tersebut akan dengan senang hati akan
merekomendasikan brand dan produknya ke teman – teman mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan iModerate
Research Technologies mengatakan bahwa 67% konsumen lebih menyukai
membeli produk dari brand yang mereka di Twitter dan 51% lebih suka membeli
produk dari brand yang mereka ikuti di Facebook. Selain itu sebanyak 79%
konsumen lebih suka merekomendasikan produk tersebut via Twitter, sedangkan
di Facebook hanya 60%. Melihat kenyataan ini, sebaiknya memang brand sudah
harus memikirkan untuk memasukan media sosial kedalam agenda promosi
mereka, dan memaksimalkan media sosial tersebut.
Cobalah kunjungi twitter.com anda dan search Indomie misalnya. Atau
Telkomsel. Atau mungkin yang lebih down to earth, kebab turki. Atau mungkin,
produk atau merk, atau brand anda sendiri. Anda kemungkinan akan dibuat
terkejut dengan hasilnya. Karena kenyataannya banyak sekali orang yang
membicarakan tentang bisnis anda di twitter yang memiliki pengguna hanya 2 juta
user di Indonesia. Bagaimana dengan facebook yang penggunanya saat ini 7 kali
lipat ? Apakah anda yakin 100% bahwa bisnis anda tidak sedang dibicarakan oleh
mereka? Dengan sosial media kita bisa mempromosikan situs web atau campaign
yang sedang dilakukan. Dan cara ini cukup ampuh untuk menghasilkan traffic
yang tinggi kepada link yang ditujukan ke salah satu situs web. Selain itu
keunggulannya lagi, metode promosi melalui sosial media ini berbiaya rendah
dengan dampak yang sangat baik, atau istilah marketingnya, “low cost, high
impact”.
Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah bagaimana kita bisa mencipatakan
efek virus pada content yang akan disebar. Dengan cara content tersebut disebar
melalui message instant seperti yahoo messenger atau blackberry messenger atau
status di Twitter yang akan bermuara di fan page facebook dan juga nantinya akan
dirujuk ke microsite atau website yang sudah ada. Sehingga untuk mereka yang
belum mengenal situs web kita, kemudian mulai mendatanginya. Dan jika isi web
kita bermanfaat, tanpa rasa ragu mereka akan merekomendasikannya kepada
teman-teman mereka.
Sosial media adalah berbasis komunitas. Artinya, tingkat keakraban sesama
anggotanya sangat tinggi, dengan demikian jika content yang disebar merupakan
sesuatu yang bersifat ’seru’ atau bermanfaat maka dengan sendirinya akan cepat
tersebar. Setelah melakukan hal tersebut di atas, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana mengukur efektifitas dari media sosial marketing tersebut.
Salah satunya adalah dengan cara mengetahui seberapa banyak member yang
dihasilkan dari fan page di facebook yang sudah dibuat serta jumlah member dari
follower di Twitter. Dengan demikian setidaknya mereka para member
mengetahui segala aktivitas dan informasi yang diberikan, dan selain itu juga
dapat meningkatkan brand awareness dari brand yang sedang dipromosikan.
Pertanyaan 3
One of the participants in the case states that “you want to ride the wave rather
than trying to start one of your own.” What does she mean by that? If companies
are not starting these “waves,” where are they coming from?
lebih baik dan efektif apabila kita mengikuti tren yang sedang terjadi dengan
mengkuti apa yang sedang jadi topik hangat didalam suatu komunitas, blog atau
jejaring sosial lainnya kemudian mendapatkan momentum yang tepat dan
mencoba mencari opini dari orang-orang yang berpengaruh di komunitas online
tersebut dan memberikan mereka masukan mengenai produk perusahaan yang
akan kita jual dan membuat orang berpengaruh tersebut menggali mengenai
produk tersebut. Melalui media sosial ini juga dapat dibangun relationship antara
brand dan pelanggan & target pasar. Brand-brand semakin menyadari bahwa
mereka dapat melakukan interaksi aktif dengan pelanggan melalui media sosial.
Brand bisa mengobservasi apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan pasar,
untuk kemudian menjawabnya dengan produk/layanan yang sesuai. Bayangkan
berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh brand tersebut jika mereka harus
melakukan riset tanpa bantuan media sosial. Fase selanjutnya adalah membangun
komunikasi dengan komunitas yang sudah terbentuk tadi, intinya adalah
bagaimana mengelola komunitas tadi, tidak ada gunanya memiliki komunitas di
media sosial jika tidak bisa mengelola mereka. Solid tidak nya komunitas brand
tadi akan menjadi tolak ukur pendapatan brand di internet business.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
e-commerce meliputi seluruh proses online dari pengembangan,
pemasaran, penjualan, proses pengantaran, servis dan juga pembayaran untuk
produk dan jasa. Internet dan juga teknologi terkait dan juga situs e-commerce
didalam jaringan internet dan juga didalam intranet, ekstranet didalam perusahaan
berperan sebagai dasar dari bisnis dan teknologi untuk tempat pemasaran bagi
konsumen dan juga bisnis didalam kategori dasar dari (B2C) bussines to
consumer, (B2B) business to Business (B2B), dan Consumer to Consumer (C2C ).
Proses penting yang harus diterapkan dalam aplikasi e-commerce adalah akses
kontrol dan keamanan, personalisasi dan juga profilling, manajemen pencarian,
manajemen isi, manajemen katalog, sistem pembayaran, manajemen sistem kerja,
pemberitahuan event, dan kolaborassi dan perdagangan.
Banyak perusahaan besar bergerak maju menawarkan B2C dan juga B2B
e-commerce portal yang didukung oleh proses yang terintegrasi yang berfokus
pada konsumen dan juga rantai suplai yang sudah terkoneksi dengan baik.
Bisnis pada umumnya menjual barang dan jasa kepada konsumen di situs ecommerce. Situs yang menyediakan tampilan yang atraktif, katalog multimedia,
pemesanan yang interaktif, pembayaran elektronik yang aman dan juga servis
center yang memuaskan. Tetapi bagaimanapun juga bisnis di internet yang sukses
membangun kepuasan pelanggan dan loyalitas yang baik
antara lain dengan
seleksi dan nilai, kinerja dan efisiensi servis dan juga tampilan situs, iklan dan
juga insentif apabila membeli, perhatian secara personal, hubungan dengan
komunitas pengguna atau konsumen, keamana dan juga kehandalan.
B2B e-commerce. Aplikasi bisnis ke bisnis dari e-commerce melibatkan
katalog elektronik, pertukaran dan lelang di pasar yang menggunakan internet,
intranet, dan ekstranet dimana situs tersebut menyatukan penjual dan pembeli.
Banyak B2B e-commerce portal dioperasikan untuk berbagai macam industri
oleh pihak ketiga yang biasa disebut infomediaries yang mewakili konsorsium
dari banyak perusahaan
5.2 Saran
Melalui media sosial dapat dibangun relationship antara brand dan
pelanggan & target pasar. Brand-brand semakin menyadari bahwa mereka dapat
melakukan interaksi aktif dengan pelanggan melalui media sosial. Brand bisa
mengobservasi apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan pasar, untuk
kemudian menjawabnya dengan produk/layanan yang sesuai oleh karena itu
pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan promosi dan penjualan harus bisa
dimanfaatkan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan
Manajerial. Edisi 12. Terjemahan: Introduction to Information Systems,
12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F. dan Deny A. K. (penerjemah).
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://www.marketing.co.id/2012/01/03/inluencer-atau-decision-maker/ [Tanggal
akses: 10 Maret 2012, 08:00].
http://beoding.com/2011/buzzer-or-influencer-di-social-media/ [Tanggal akses: 10
Maret 2012, 08:00].
http://id.hicow.com/twitter/facebook/youtube-504517.html [Tanggal akses: 10
Maret 2012, 08:00].
http://id.wikipedia.org/wiki/E-commerce [Tanggal akses: 10 Maret 2012, 08:00].
http://www.marketing.co.id/2011/11/17/ingat-bad-news-lebih-cepat-merayapdi-media-sosial/[Tanggal akses: 10 Maret 2012, 08:00].
http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/01/29/kunci-sukses-pemasarandigital/[ Tanggal akses: 10 Maret 2012, 08:00].
http://catur.dosen.akprind.ac.id/2011/03/07/pemanfaatan-social-media-sebagaimarketing-tool//[ Tanggal akses: 10 Maret 2012, 08:00].
http://www.virtual.co.id/blog/social-media/influencer-strategy-and-managementmodel/[ Tanggal akses: 10 Maret 2012, 08:00].
Download