Temu Teknis Fungsional non Penebti 2000 PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF PADA PROSES EKSTRAKSI DALAM UJI UREA DENGAN SPEKTROFOTOMETER Saulina Sitompul Peneiitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 Bald RINGKASAN Urea meiupakan senyawa yang mengandung nitrogen, digunakan sebagai pupuk dan sumber nitrogen bukan protein te utama dalam pakan nuninansia. Uji urea dapat digui akan untuk mengetahui homogenitas pakan jadi ruminansia dan mengetahui adanya manipulasi nitrogen terutama pada tepung ikan. Salah satu cara uji urea yaitu dengan spektrofotometer setelah contoh diekstraksi dengan air, ditambahkan kalium feiro sianida, seng asetat dan arang aktif Penggunaan arang aktif Ig/ig contoh, fungsinya untuk penjernih larutan, penyerap bau dan mempermudah penyaringan . Mengingat tidak semua hasil ekstrak contoh dalam uji urea memp nyai bau, wama dan kemudahan untuk disaring yang sama maka, untuk itu dilakukan penetapan uji urea dengan membedakan pengmbahan jumlah arang aktif dalam setiap ekstraksi yaitu cara I (1 g), cara II (0,5 g), cara III (0,25 g) dan cara N ( 0 g). Dalam percobaan ini digunakan 5 contoh pakan dengan 4 kali ulangan . Uji temuan kembali dilakukan dengan menambahakan larutan standar urea kedalam contoh yang diekstraksi pada cara 1, II, IH, dan N . Hasil pengamatan uji urea daigan cara 1, II, III, IV menunjukkan nilai yang relatif sama, akan tetapi proses pengendapan yang berlangsung setelah ekstraksi lebih cepat pada cara I kemudian diikuti oleh cara 1I, III, dan N. Kata kunci : Arang aktif, Proses Ekstraksi, uji urea, Spektrofometer. PENDAHULUAN Urea merupakan suatu senyawa yang mengandung nitrogen yang sifatnya mullah larut dalam air. Fungsi utamanya dalam bidang pertanian sebagai pupuk dan dalam bidang peternakan sebagai somber nitrogen bukan protein . Penggtmaanya sebagai somber nitrogen bukan protein untuk ternak niminansia, karena urea dapat dihidrolisis dalam cairan rumen untuk melepas NH3 yang kemudian disintesa menjadi protein mikroba oleh mikroorganisme rumen (TERNOUTH,1983 ;HATMONO, H dan INDRIYADI,1977 ; SUGENG 1999) . Jumlah urea dalam campuran pakan haruslah dibatasi, guna mencegah terjadinya keracunan yang disebabkan oleh adanya NH3 bebas yang dapat memasuki saluran darah melalui dinding rumen (IERNOUTH, 1983;HAREsIGN and CoLE,1981) . Penggunaanya dalampakan jadi sapi perah sekitar 17 g/kg (TERNOUTH, 1983) . Urea juga digunakan sebagai salah satu bahan campuran dalam pakan suplemen yang dikenal dengan name Urea Molases Blok (UMB), yang komposisi ureanya bervariasi dari 0,26 kg/10kg sampai 0,60 kg/10 kg, tergantung pads keadaan dan jenis temak nuninansia yang akan mengkomsumsinya (HATMONO dan INDRIYADI, 1977 ; TRoBos, Juli 2000) . Salah satu cara penentuan homogenitas campuran pakan jadi untuk ruminansia yaitu uji urea. Apabila ditemukan komposisi urea pads pakan jadi melebihi 169 Tenor Teknis Fungsionol man Penehn 2000 batasan yang dicampurkan maka dapat dikatakan pencampuran pakan tidak homogen (TERNouTH, 1983) . Disamping itu uji urea juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya manipulasi nitrogen dengan menggunakan urea yang dicampurkan dalam tepung ikan . Penentuan kadar urea dalam pakan ternak dapat dilakukan dengan spektrofotometer, setelah contoh diekstrak dengan air yang ditambahkan arang aktif dan direaksikan dengan seng asetat dan potasium ferrosianida Hasil ekstraksi disaring, pewarnaan dilakukan dengan penambahan larutan dimetil anunobenzaldehida (DMAB) dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm (AoAc, 1984) . Arang aktif berfungsi untuk penjemih larutan, penyerap bau dan mempermudah penyaringan (WnvDHOtz et al ., 1976). Mengingat tidaklah semua contoh pakan bila diekstrak dengan air memberikan bau, kemudahan dalam penyaringan ataupun memberikan warna yang sama, maka dilakukan percobaan untuk melihat pengaruh penambahan arang aktif pada ekstraksi contoh dalam uji urea dengan spektrofotometer. BAHAN DAN METODE Bahan DMAB atau dimetil aminobenzaldehida (16 gram DMAB dalam 500 ml alkohol, ditambahkan 100ml HCI pekat dan volumenya ditepatkan dengan alkohol hingga 1000 ml : seng asetat ( 22 g Zn (OAc)2 dilarudcan dalam 50 ml air suling, ditambahkan 3 ml asam asetat, glasial, ditepatkan volumenya 100 ml dengan air suling ); potasium ferrisianida ( 10 g KH2PO4 dalam 100 ml air dengan 4,355 g K2HP04 dalam 100 ml air, volume dijadikan 1000 ml dengan air dan pH ditepatkan menjadi 7 ; larutan stok urea (5,000 g urea dalam 1000 ml air suling ) ; arang aktif; rumput gajah, rumput lapang, bungkil kedelai SBM48 ; tepung ikan lokal dan tepung ikan impor . Alas Labu ukur 250 ml, 1000 ml; pipet ; tabung reaksi; penangas, timbangan anaiitik; pengaduk "Vortex" ; corong kertas saring "whatman" no .40 serta spekterofotometer "Genesis 5" . Metode Deret Larutan Standar : Masing-masing sebanyak 2, 4 , 6 , 8, 10, 12, 16 dan 20 ml larutan stok area dipipet ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan dengan larutan buffer phospat hingga garis tera Sebanyak 5 ml dart masing-masing standar dipipet ke dalam tabung 25 ml, ditambahkan 5 ml larutan DMAB ; disiapkan juga pereaksi( blanko yang berisi 5 ml larutan buffer dan 5 ml DMAB . Larutan dikocok dan diletakkan pada panang rs 25 ° C selama 10 merit, dibaca pada panjang gelombang 420 tun dengan spektrofotometer . Stok larutan standar dapat disimpan selama 1 minggu pada suhu ruang (AoAC,1984 ) . 1 70 Tenor Teknis Fungsional non Penelili 2000 Cara I Sebanyak 1 g contoh ditimbang ke dalam labu ukur 500 ml, ditambahkan 1 g arang aktif, 25° ml air suling, 5 ml seng asetat, 5 ml larutan potasium ferrosianida, dikocok selama 30 menit dan ditepatkan hingga volume dengan air sulng, dibiarkan hingga endapan mengendap sempurna, supernatan disaring dengan kertas saring "whatman" no 40 . Sebanyak 5 ml hasil saringan dipipet ke dalam tabung 25 ml, ditambahkan 5 ml DMAB, dikocok, dipanaskan dalam penangas bersuhu 25° C selama 10 menit, warna larutan yang terbentuk yaitu kuning dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm (AoAc, 1984) Cara II, III dan IV Cara uu sama dengan cara yang digImakan pada cara 1, akan tetapi arang aktif yang ditambahkan dalam tahap ekstraksi adalah 0,5 g 0,25 g atau 0 g masing-masing untuk cam II, III dan N . Uji temuan kembali Sebanyak 5 ml dari larulan stok urea dipipet ke dalam ekstraksi contoh rumput gajah dengan cara 1,11, III dan IV. Perhitungan (1,0 x Abs c x 100) x fp Urea = Abs a x mg Contoh 1,0 = = Abs c = Abs st = fp Konsenlrasi standar ( mg ) Faktor pengenceran Absorban Contoh Absorban Standar HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi pewarnaan dalain uji ure yang absorbasi diukur dengan spektofotometer dapat dilihat dibagian reaksi di bawah ini. Hasil uji urea dari beberapa contoh pakan dengan cara 1, II, III,IV dapat dilihat pada tabel 1 . Komposisi (%) urea rumput gajah yang dilakukan dengan ekstraksi Cara 1, II, Ill, dan IV menunjukkan nilai yang relatif sama (0,20) ;untuk rumput lapang (0,10-0,12), tepung ikan impor (nil atau 0) ; tepung ikan lokal (1,77-1,80 ) dan SBM (0,001) . Hal ini menunjukkan penambahan arang aktif dalam ekstraksi contoh tidak mempunyai pengaruh terhadap hasil uji urea, akan tetapi dan hasil pengamatan dalam melakukan percobaan didapatkan, bahwa pengendapan yang terjadi setelah proses ekstraksi lebih cepat pada ekstraksi cara I bila dibandingkan dengan cara 11, 111 dan IV. Semakin kecil penambahan arang aktif semakin lama pula pengendapan berlangsung 171 Temu Teknis Fungsional non Penelili 2000 atau dengan kata lain penjernihan lanitan lebih lama terjadi pada ekstraksi contoh tanpa penambahan arang aktif (cara IV) diikuti dengan cara III, Il, dan I . Reaksi Urea + DMAB• Senyawa kompleks (kuning) H2N H Me \C=0+0=C /-~R OH C NH KO)_N H2N Me C=O NH2 (VOHRA, 1983) Tabel 1 . Hasil Uji Urea dengan perbedaan jumlah arang aktif yang berbeda dalam setiap cars ekstraksi Jenis Contoh Rum4ut Gajah Rumput lapang Tepung lkan (lokal) Tepimg Ikan (impor) Bungkil Kedele (USA/ SBM 48) Komposisi Urea Cars I Cara 11 Cara In Cars IV 0,211: 0,00 0,21 t 0,00 0,21 t 0,00 0,21 ± 0,00 0,11±0,00 0,11 :E0,01 0,11 :L0,01 0,11±0,01 1,79 ±0,01 1,80 ±0,00 1,79 ± 0,00 1,80 ± 0,00 Nil Nil Nil Nil <0,001(t=) <0,001(tam) <0,001(pace) < 0,001 (trace) Tepung ikan impor mempunyai mutu baik, diglmakan sebagai kontrol . Hasil uji urea untuk tepung ikan impor adalah nil (0), hal ini menunjukkan tepung ikan tersebut tidak mengandung urea, kualitasnya balk dimana nitrogen yang terkandung didalamnya tidak berasal dan urea, sedangkan tepung ikan lokal mengandung 1,78- 1,80 urea, hal ini menunjukkan nitrogen yang terkandung dalam tepung ikan lokal tersebut ada yang berasal dan urea, dengan kata lain tepung ikan lokal yang dianali4is pada percobaan ini tercemari urea atau adanya unsur kesengajaan penambahan urea untuk memanipulasi jumlah protein . Hasil uji temuan kembali dengan cara penambahan larutan standar kedalam ekstraksi contoh cara I, II, III dan IV yaitu 99,87 ; 99,90, ; 99,89 ; dan 99,90 %. Nilai tersebut menunjukkan cara ekstraksi dan analisis yang digunakan sudah balk . KESIMPULAN Perbedaan jumlah arang aktif dalam proses ekstraksi tidak mempengaruhi basil uji urea, akan tetapi berpengaruh terhadap lanlanya waktu yang digunakan untuk pengendapan atau penjernihan lanitan . 1 72 Temu Tekni Fungsianal n n Peneliti 2000 DAFTAR BACAAN AoAc .1984 . Official Methods of Analysis of The Association of offial Analytical Chemist Washington. p 157 . HARESIGN, W . and D .J .A, CoLE . 1981 . Recent Developments in Ruminant Nutrition . Butterworths . London p 100-102. HATMONO, H . dan H. INDRAYADI. 1997 . Urea Molases Blok Pakan Suplemen Ternak Ruminans ia Trubus Agriwidya. Hal 22, 31 . SUGENG, B .Y . 1999. Sapi Potong. Penebar Swadaya . Jakarta. Hal 101-102 . Solusi. Majalah TRoBos. Edisi Juli 2000. Hal 45 . TERNoUTH, J.H. 1983 . Dairy Cattle Research Techniques. Queensland Departemnt of Primary Industries. Australia. p 75, 76, 246. VOHRA, P . 1983 . Analysis of Feeds and Feed Ingridients Compilation of Laboratory Execise. Department of Avian Sciences. University of California Davis, Ca. 95616. WINDHOLZ, M., S. DuDAVARS., L .Y . STROUMTSOS and N.M. FERTIG. 1976 . Merck Index Merck & Co., Inc . NY USA. p 809 . 1 73 Temu Teknis Fungswnal non Peneliti 2000 Lampiran 1 Diagram 1 . Uji urea dengan penambahan arang aktif dalam jumlah yang berbeda. 1 g contoh Cara IV Cara III Cara II Cara I I g contoh 1 g contoh I g contoh + I g arang aktif 1 + 0.5 g arang aktif + 0 .25 g arang aktif 4 + 0 g garam aktif + 250 ml air suling + 250 ml air suling - 250 ml air ruling + 250 ml air suling + 1 ml Zn (OA~)2 + 1 ml Zn (OAc )2 + 1 ml Zn (OAc)2 + 1 ml Zn (OA, )2 + 1 ml K4F, (CN)6 + 1 ml K4Fc (CN)6 + 1 ml K4 Fc (CN)6 + I ml K4F, (CN)6 4 - - l Dikocok 30 nit, volume ditepadcan menjadi 500 ml Dikocok 30 mt, volume ditepatkan menjadi 500 Dikocok 30 mt, volume ditepalkan menjadi 500 ml D&ocok 30 nit, volume ditepatkan menjadi 500 ml Didiamkan sampai terbentuk endapan Didiamkan sarnpai terbentuk endapan Didiamkan sampai terbentuk endapan Didianikan sampai terbentuk endapan Disaring dengan "Whatman" no 40 Disaring dengan "Whatmaa" no 40 D isartng dengan "Whatmanno 40 Disaring dengan "Whstman" no 40 Dipipet S D d Di ipet 5 Dipipd 5 Dipipd 5 + 5 ml DMAB + 5 ml DMt1B + S ml DMAB + 5 ml DMAB Diletakaatakan pads penangas 25°C,10 nt Diletakan pada penangas 25°C,10 nt D iletakan path penangas 25° C;10 nt Ddetakan pada penangas 25°C,10 n t Dibaca pads 420 nun Dibaca pads 420 nm Dibaca pads 420 nm Dibaca pads 420 nm 174 nil