ISLAM BAGHDAD

advertisement
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
Pro
je
D
ig
ital
ct
ISLAM BAGHDAD
kaa
n
Luthfi Assyaukanie
1
Kolom | Edisi 040, Desember 2011
Edisi 040, Desember 2011
K
c
Dem
Islam Baghdad
o
Kolom
cy
a
r
Pe
ekhalifahan Abbasiyah adalah
model era keemasan Islam.
Baghdad yang dijadikan ibu kota
kerajaan ini, merepresentasikan
kota modern seperti New York, r
p
Paris, atau London di dalam
us
peradaban Barat modern. Kita tak
ta
perlu melebih-lebihkan kenyataan
ini. Cukuplah kesaksian yang
diberikan oleh Marshal Hodgson
dalam karya monumentalnya,
The Venture of Islam, yang
mengatakan bahwa Baghdad
merupakan bintang cemerlang
di semua gugus kota yang ada di
2
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
planet bumi saat itu.
Pro
je
D
ig
ital
ct
Islam Baghdad adalah Islam
peradaban, Islam yang mencapai
puncak keemasannya di mana
berbagai aspek kehidupan kaum
Muslim mengalami artikulasi.
Salah satu aspek yang kerap
dijadikan tolok ukur kemegahan
Baghdad dan sekaligus sebagai
standar kesuksesan peradaban
Islam adalah pencapaian ilmu
pengetahuan dan teknologinya.
Seperti direkam dalam berbagai
buku sejarah, Islam Baghdad
adalah Islam yang gemilang yang
menandakan pencapaian agama
yang dibawa Nabi Muhammad
ini. Tanpa Baghdad, agama Islam
tetaplah menjadi sebuah agama
padang pasir yang tak banyak
menarik perhatian orang.
kaa
n
Di antara arsitek kota Baghdad
yang sangat berjasa dalam
menyusun batu-bata peradaban
Islam adalah Harun Al-Rasyid
3
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
Dem
o
dan Al-Ma’mun, dua khalifah
paling masyhur dalam sejarah
Abbasiyah. Al-Rasyid dan AlMa’mun dikenal sebagai khalifahkhalifah yang arif dan bijak. Pada
era kekuasaan mereka, peradaban
Islam mengalami kemajuan pesat
y
dalam berbagai bidang keilmuan, a c
kesenian, dan kebudayaan.
cr
Pe
Keduanya dikenal sangat
mendukung ilmu pengetahuan.
Keduanya mendirikan lembagalembaga ilmiah dan mengundang
para sarjana Muslim dan nonMuslim untuk melakukan
penelitian dan penterjemahan
rp
buku-buku asing. Nama AlMa’mun sangat erat dikaitkan
us
ta
dengan Darul Hikmah, pusat
intelektualitas Islam. Pada
zamannyalah, karya-karya penting
filsafat dan sains dari Yunani,
Persia, dan India diterjemahkan
secara luas ke dalam bahasa Arab.
Al-Rasyid dan Al-Ma’mun adalah
dua tipikal pemimpin Muslim
4
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
yang berusaha membangun Islam
sebagai peradaban dunia
Pro
je
D
ig
ital
ct
Bagdad di masa kejayaannya
adalah kota model bagi peradaban
dunia saat itu. Simbol-simbol
kemegahan seperti perpustakaan,
klinik kesehatan, laboratorium
sains, dan berbagai fasilitas
publik, menjadi tolok ukur sebuah
kota maju di abad pertengahan.
Kota-kota lain seperti Khurasan,
Isfahan, dan Kairo, berusaha
meniru dan membangun simbolsimbol tersebut.
kaa
n
Kota lain yang berusaha matimatian untuk menyaingi
Baghdad—dalalam semua hal—
adalah Cordova, Granada, dan
Sevilla, tiga kota penting di
Spanyol yang dikuasai oleh puak
Umayah. Setelah digulingkan
Abbasiyah, sebagian anggota
keluarga Umayah lari ke Spanyol—
yang telah takluk di bawah
emperium Islam—dan meneruskan
5
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
dinasti Umayah di sana.
Dem
o
Sama seperti Baghdad—dan dalam
beberapa hal mengunggulinya—
ketiga kota itu merupakan
mercusuar peradaban Islam di
masa silam. Cordova sebagai ibu
y
kota adalah penjelmaan Baghdad r a c
c
di belahan Barat kekaisaran Islam.
Pe
“Islam Baghdad” dan “Islam
Cordova” adalah dua model
peradaban yang telah menjadi
fakta obyektif. Kedua model Islam
ini adalah penjelmaan ajaran
Islam dalam maknanya yang
paling luas. Pencapaiannya, tentu
rp
saja jangan dibandingkan dengan
fantasi-fantasi utopia para penulis u
sta
Muslim revivalis yang cenderung
menolak dan bahkan mengecam
kedua model Islam ini.
Kalangan Muslim revivalis
sebenarnya mengagumi
pencapaian Islam, tapi tak mau
menerima proses kesejarahan yang
6
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
Pro
je
D
ig
ital
ct
membentuknya. Bagi mereka,
Islam yang ideal adalah Islam
yang dijalankan secara suci, tanpa
dosa, dan bersifat ilahi. Tentu saja,
Islam jenis ini hanya ada dalam
literatur utopisme Islam yang
sejak abad ke-20 diproduksi besarbesaran oleh para penulis revivalis
semacam Abul A’la Al-Maududi,
Sayyid Qutb, Sa’id Hawwa, dan
Muhammad Qutb. Di dunia nyata,
bahkan Nabi pun tak luput dari
kesalahan dan dosa.
kaa
n
Menganggap Islam Baghdad atau
Islam Cordova sebagai sebuah
Islam yang lebih progresif, lebih
lengkap, dan secara inheren lebih
ideal, bukan berarti menafikan
kekurangan-kekurangannya.
Bahwa kehidupan di dunia
ini tidak sempurna adalah
sebuah altruisme yang tak perlu
ditekankan berlebihan, khususnya
ketika kita berbicara tentang
model-model Islam.
7
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
Dem
o
Kita tentu tak bisa mengukur
“humanisme” Baghdad dengan
standar “humanisme” Barat
modern. Bahkan standar
humanisme Barat modern sendiri
tak akan bisa bekerja untuk masamasa silam dalam peradaban
cy
yang sama, maksudnya masa
a
r
kekaisaran Romawi dan kejayaanc
Yunani. Islam dan humanisme
Baghdad akan mempunyai arti
sebagai sebuah model kemajuan
jika kita meletakkannya pada
konteks zamannya, sebagaimana
orang-orang Barat meletakkan
kejeniusan Socrates dan
Ariestoteles pada masanya.
Pe
rp
Dari banyak sisi, Islam Baghdad u
lebih unggul dari Islam-Islam yang s t a
pernah dipraktikkan sebelumnya,
termasuk Islam Madinah. Dengan
meminjam istilah Alqur’an, Islam
Baghdad lebih kaffah atau lebih
holistik.Kalaulah Islam sering
dianggap sebagai agama yang tak
memisah-misahkan urusan dunia
8
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
dan akherat, maka Baghdadlah
model yang pas untuk ini.
Pro
je
D
ig
ital
ct
Pada era kejayaan Baghdadlah
hidup manusia-manusia “suci”
semacam Rabi’ah Al-Adawiyah, alHallaj, Al-Bustami, dan Ibn Arabi
(yang terakhir ini lahir di Cordova
dan hijrah ke tanah Abbasiyah).
Di era itu pulalah para “heretis”
jenius Al-Farabi, Al-Razi, dan Ibn
Sina, hidup dan mengekspresikan
pemikiran-pemikiran filosofis
mereka.
kaa
n
Para pemikir dan penulis
keagamaan (ulama dan fuqaha)
juga hidup dan menelurkan karyakarya jenius mereka pada masa ini.
Di atas itu semua, Baghdad juga
menelurkan erotisme “kisah seribu
satu malam,” harem, dan pabrikpabrik anggur. Meminjam istilah
Ulil Abshar-Abdalla, Islam seperti
diperlihatkan Baghdad dapat
menampung “energi kesalihan”
dan “energi kemaksiatan”
9
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
sekaligus.
Dem
o
Baghdad adalah “kota manusia”
dan bukan “kota Tuhan.” Jika
Islam diturunkan oleh Allah ke
muka bumi ini untuk dipeluk dan
dijalani manusia, maka sebuah
cy
“kota manusia” (dengan segala
a
kekurangan dan kelebihannya) c r
yang paling layak dibangun untuk
agama ini, bukan kota Tuhan.
“Kota Tuhan” adalah sebuah kota
yang penuh dengan simbol-simbol
kesucian, penuh dengan laranganlarangan.
Pe
Sebuah agama yang mengklaim
dapat menaungi dan merahmatir
semua jenis manusia (rahmatan p u
sta
lil ‘alamin), sudah selayaknya
memiliki fondasi teologis yang
dapat mendukung itu. Basis
teologis ini, selanjutnya, juga
harus bisa diterapkan dan bisa
bekerja pada tataran empiris.
Sebuah teologi yang sangat
bagus dalam lembaran-lembaran
10
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
kertas tak ada gunanya jika ia
berbenturan dengan persoalanpersoalan nyata umat manusia
ketika dijalankan.
Pro
je
D
ig
ital
ct
Peradaban Islam di Baghdad
dibangun berdasarkan basis
teologi yang intinya diambil dari
pesan-pesan universal Alquran.
Alquran adalah basis teologi
dan moral paling orisinal dan
paling otoritatif dalam Islam.
Yang lain hanyalah penafsiran
terhadap kitab suci ini. Salah
satu keuntungan Baghdad adalah
bahwa pada masa-masa awal
dinasti ini, kodifikasi teologi dan
hukum Islam belum diciptakan,
atau paling tidak belum tersebar
luas.
kaa
n
Semangat universalitas dan
fleksibilitas Alquranlah yang
memungkinkan orang-orang
seperti Al-Hallaj, Abu Bakar AlRazi, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd,
muncul, dengan tetap mengaku
11
Edisi 040, Desember 2011
Kolom
c
cy
a
r
Dem
o
Muslim, menyembah Allah,
dan memberikan sumbangan
pengetahuan yang berharga buat
kemanusiaan.[]
© 2011
Untuk berlangganan, kunjungi
www.abad-demokrasi.com
Kode kolom: 040K-LAS008
Pe
Kolom ini diterbitkan oleh
Democracy Project,
Yayasan Abad Demokrasi.
rp
Sumber gambar: www. constructionweekonline.com
12
us
ta
Download