BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat.
Hal itu dapat dilihat dari perkembangan pengetahuan, kemajuan teknologi dan
perkembangan arus informasi yang harus disampaikan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Perkembangan ini diiringi dengan
persaingan usaha yang begitu ketat dan kompetitif. Persaingan usaha yang ada
perlu diimbangi dengan suatu pemikiran yang kritis dan pemanfaatan sumber daya
perusahaan secara optimal. Dengan demikian, perusahaaan dapat bersaing dengan
perusahaan lain baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Setiani (2013) nilai perusahaan merupakan suatu hal yang
penting bagi manajer dan investor. Bagi manajer, nilai perusahaan merupakan
tolak ukur prestasi kerja yang telah dicapai, karena nilai perusahaan yang baik
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik pula, sedangkan bagi investor,
peningkatan nilai perusahaan merupakan suatu persepsi investor terhadap
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Hermuningsih dan
Wardani, 2009). Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu
perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi
nilai saham perusahaan yang juga mencerminkan tingginya permintaan investor
terhadap saham perusahaan tersebut. Ketertarikan investor tersebut sangat
1
beralasan karena nilai saham yang tinggi juga menunjukan tingkat kemakmuran
pemegang saham yang tinggi.
Menurut Prasinta (2012) nilai perusahaan ditetapkan melalui kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan tugasnya dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi,
2012:2). Menurut Mahendra, dkk. (2012) bagi perusahaan, menjaga dan
meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap
diminati oleh investor. Investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang tinggi, karena semakin tinggi
kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi pula return yang
didapatkan atas investasi yang mereka tanamkan. Meningkatnya kinerja keuangan
perusahaan akan menjadi sinyal positif bagi para investor untuk menanamkan
modalnya, sehingga permintaan saham meningkat. Meningkatnya permintaan
saham akan meningkatkan harga saham, sehingga nilai perusahaan juga
meningkat.
Kinerja keuangan diukur dengan menganalisis laporan keuangan
menggunakan berbagai rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, aktivitas perusahaan dan pasar. Menurut Anggitasari dan
Mutmainah (2012) untuk mengetahui seberapa besar nilai perusahaan, para
investor dapat melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio
keuangan sebagai alat evaluasi investasi. Melalui rasio keuangan tersebut dapat
dilihat seberapa berhasilnya manajemen mengelola aset dan modal yang dimiliki
2
perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Rahayu, 2010). Analisis
profitabilitas dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan karena
berorientasi
khusus
pada efektivitas
perusahaan dalam memaksimalkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini,
2010:76). Menurut Prasinta (2012) kebijakan dan keputusan para investor dalam
menginvestasikan modalnya kedalam perusahaan lebih dipengaruhi oleh rasio
profitabilitas dibandingkan rasio keuangan lainnya, karena investor menganggap
bahwa rasio profitabilitas dapat memberikan gambaran tentang tingkat
pengembalian atau keuntungan yang akan diterima oleh para investor. Salah satu
rasio profitabilitas adalah return on asset (ROA).
Return on asset merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total
aset. Tinggi rendahnya nilai ROA tergantung pada bagaimana manajemen
mengelola aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA menggambarkan semakin
tingginya efisiensi dari operasional suatu perusahaan, sedangkan semakin
rendahnya ROA menunjukkan kurang efisiennya suatu perusahaan beroperasi, hal
tersebut dapat disebabkan karena banyaknya aset perusahaan yang menganggur,
investasi dalam persediaan terlalu banyak, aktiva tetap beroperasi dibawah
normal, dan lain-lain (Prihaantini, 2009). Kemampuan perusahaan dalam
mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan merupakan penilaian tersendiri
bagi calon investor. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk
3
berinvestasi pada suatu perusahaan karena semakin tinggi ROA menandakan
semakin tinggi pembagian laba yang mampu dibagikan pada pemegang saham.
Corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian
aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
sosial dan lingkungan atas aktivitas perusahaan. Isu corporate social
responsibility menjadi perhatian diberbagai pihak mulai dari konsumen,
pemegang saham dan pemerintah. Isu ini muncul dilandasi pemikiran bahwa
keberadaan perusahaan tidak lepas dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
setiap tindakan yang diambil perusahaan akan berdampak terhadap lingkungan.
Gagasan corporate social responsibility menekankan bahwa tanggung jawab
perusahaan bukan sekedar kegiatan ekonomi, yaitu meningkatkan profit demi
kelangsungan usaha, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Perusahaan yang hanya mementingkan profit tidak menjamin perusahaan akan
tumbuh secara berkelanjutan.
Corporate social responsibility harus berpijak pada triple bottom lines
yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan dan keuangan
sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi tentang
corporate social responsibility. Corporate social responsibility demikian penting,
sehingga pemerintah mengatur ketentuan mengenai kegiatan corporate social
reponsibility di Indonesia dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UUPM) dan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentan
Perseroan Terbatas (UUPT) yang menyatakan bahwa setiap perseroan atau
penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
4
perusahaan apabila kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Jika
peraturan ini dilanggar maka perusahaan akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan berlaku. Dengan demikian corporate social responsibility merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, bukan kegiatan yang hanya
bersifat sukarela (Wahyudi dan Azheri, 2008). Cheng et al. (2011) dalam
penelitiannya menyarankan manajer yang sukses dalam menjalankan strategi
corporate social responsibility akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya
yang tentu saja akan berpengaruh pada nilai perusahaan.
Menurut Shleifer dan Vishny (1997) good corporate governance
merupakan serangkaian mekanisme yang melindungi pihak minoritas atau
investor atas tindakan manajer serta memberikan jaminan bahwa mereka akan
mendapatkan laba atas investasi yang mereka tanamkan. Menurut Forum for
Corporate Governance (FCGI) dalam Retno dan Priantinah (2012), good
corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pemerintah, pihak kreditur,
karyawaran serta para pemegang kepentingan intern maupun ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka. Good corporate governance
merupakan sistem pengendalian pengelolaan perusahaan demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Indonesia memiliki institut pemeringkat good corporate governance yang
disebut dengan Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) menghasilkan corporate
governance perception index (CGPI) yaitu merupakan indeks hasil riset dan
5
pemeringkatan penerapan konsep good corporate governance pada perusahaanperusahaan yang telah menerapkan good corporate governance yang telah diakui
di Indonesia (Windah dan Andono, 2013). Nilai CGPI merupakan salah satu
elemen yang dapat dijadikan acuan investor untuk memilih berinvestasi pada
suatu saham. Nilai good corporate governance yang tinggi mencerminkan
bagaimana manajemen mengelola perusahaan dengan baik, sehingga nilai ROA
perusahaan dianggap mencerminkan nilai sesungguhnya perusahaan tersebut
dalam mengefisienkan segala sumber daya yang ada. Menurut Khatab et al.
(2011) perusahaan yang menerapkan good corporate governance memiliki kinerja
yang baik. Semakin baik tata kelola perusahaan, semakin tinggi tingkat
kepercayaan investor pada suatu perusahaan sehingga semakin banyak pula
investor yang tertarik pada saham perusahaan bersangkutan dan pada akhirnya
akan meningkatkan nilai perusahaannya.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
telah banyak dilakukan sampai saat ini. Puspitasari dan Sudiyatno (2010), Chen Li
dan Chen Shun (2011), Masodah dan Anwar (2012), Pertiwi dan Pratama (2012),
Abiodun dan Babalola (2012), Imron,dkk. (2013), serta Bulan dan Astika (2014)
menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun
hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Merdiastuty (2004), serta Maria
dan Yasa (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian, perlu untuk dikembangkan
model pengujian yaitu pengujian terhadap pengaruh kinerja keuangan terhadap
6
nilai perusahaan dengan menambahkan corporate social responsibility dan good
corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa perusahaan yang bertanggung jawab akan lingkungan sekitar dan
sudah menerapkan tata kelola perusahaan yang naik, maka akan memberikan
pengaruh yang lebih kuat terhadap peningkatan nilai perusahaan.
1.2.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan pada penelitian ini, antara lain :
1) Apakah kinerja keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 ?
2) Apakah pengungkapan corporate social responsibility mampu memoderasi
hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013 ?
3) Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013 ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
7
1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode
2010-2013.
2) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
dalam memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013.
3) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dalam memoderasi
hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris pada manajemen
keuangan khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility dan good
corporate governance sebagai variabel moderasi.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
dan
bahan
pertimbangan bagi investor maupun calon investor dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
8
1.5.
Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang mendasari
dilakukannya penelitian, pokok permasalahan yang diambil, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan keseluruhan
penelitian.
BAB II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Pada bab ini dimuat teori-teori yang berasal dari literatur yang relevan
dengan permasalahan yang diteliti, meliputi landasan teori dan
rumusan hipotesis penelitian.
BAB III
Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari desain penelitian, ruang lingkup wilayah penelitian,
obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis data dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang
digunakan.
BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini berisi pembahasan hasil penelitian yang menguraikan
mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, deskripsi hasil penelitian sesuai dengan analisis yang
dilakukan serta pembahasan data yang berhasil dikumpulkan dengan
menggunakan alat-alat analisis yang sesuai dengan permasalahan.
9
BAB V
Simpulan dan Saran
Bab ini merupakan bagian akhir yang berisi simpulan dan saran yang
diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi pihak
investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusan serta
membantu meningkatkan citra bagi perusahaan yang melakukan
corporate social responsibility dan good corporate governance.
10
Download