SOSIOLOGI KOMUNIKASI

advertisement
Filsafat Sosiologi Komunikasi
Dian Setio Purwanty, S.Sos., M.M.
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Bandung, 01 Maret 2011



Mistik menjadi fenomena yang
dipercaya
Seorang mistikus merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi di
masyarakat yang terdiri dari orang
pintar, elite masyarakat dan orang
kuat.
Pikiran manusia bekerja
berdasarkan kesadarannya
terhadap alam semesta yang
ada, sementara kesadaran
manusia memiliki hubungan yang
sangat terbatas dengan realitas
subjektif dan realitas objektif.



Pergeseran pemikiran dari
mitos ke logos.
Filsuf alam mulai mencari
penjelasan rasional atau
prinsip dasar yang melandasi
gejala-gejala alam berselubung
kabut mistis.
Para filsuf mulai menyibukkan
diri dengan pertanyaapertanyaan tentang asas
pertama dan prinsip yang
mengatur alam semesta.



Bercirikan teosentris.
Kebenaran utama adalah
kebenaran teologis yang
termaktub dalam wahyu Tuhan.
Manusia tidak mampu mencapai
pengetahuan sejati tanpa
iluminasi kebenaran Ilahi.
Rasionalitas mengalami
deotonomisasi dari posisinya
semula yang independen pada
masa filsuf-filsuf Yunani.




Disebut juga masa renaisans.
Renaisans diikuti oleh masa
aufklarung yang mejadi titik tolak
modernisme.
Pertentangan antara dua paham
pemikiran yang berbeda, secara
rasio dan empirisme.
Immanuel Kant (1724-1804, rasio
dan empirisme adalah sama-sama
sumber pengetahuan dimana
kesan-kesan empiris
dikonstruksikan oleh rasio
manusia melalui kategori-kategori
menjadi pengetahuan.


Munculnya istilah “sosiologi”
pertama kalinya oleh August Comte,
sebagai disiplin ilmu yang mengkaji
masyarakat secara ilmiah.
Kriteria ilmu pengetahuan yang
benar :
1.
2.
3.
4.

Objektif
Fenomenalisme
Reduksionisme
Naturalisme
Pengaruh positivisme terhadap ilmu
pengetahuan
1.
2.
3.
Klaim kesatuan ilmu
Klaim kesatuan bahasa
Klaim kesatuan metode



Merupakan reaksi keras terhadap
positivisme terutama pada asumsi
kesatuan metode untuk ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu manusia.
Metode positivistik mengasumsikan
bahwa objek-objek alam maupun
manusia bergerak secara
deterministik-mekanis.
Menurut Ernest Cassirer, manusia
adalah makhluk yang memiliki
substratum simbolis dalam benaknya
hingga mampu memberikan jarak
antara rangsangan dan tanggapan.
Refleksi tersebut melahirkan apa yang
disebut sistem-sistem simbolis,
seperti ilmu pengetahuan, seni, religi
dan bahasa.




Postmodernisme sesungguhnya
merupakan terminologi untuk mewakili
suatu pergeseran wacana di berbagai
bidang yang bereaksi keras terhadap
wacana modernisme yang terlampau
mendewakan rasionalisme
Postmodernisme tidak bisa
dikonseptualisasikan dalam satu definisi
yang jelas dan terpilih karena segala
sesuatu yang berbau menyatukan justu
diharamkan
Kapitalisme lanjut telah bergeser dari
sebuah sistem kultural dan ekonomi yang
berlandaskan disiplin ke sistem yang
berlandaskan kenikmatan konsumsi.
Menurut Lyotard, postmodernisme adalah
periode dimana ketidakpercayaan pada
narasi-narasi raksasa yang sifatnya
universal dan esensialis semakin gencar.



Ilmu ini mepelajari social
statistics dan social dynamic.
Tingkatan intelektual :
1.
Tahap teologis
2.
Tahap metafisika
3.
Tahap positivistik
Sekulerisme pengetahuan
manusia mulai terlihat secara
jelas dengan memisahkan
apa yang terjadi pada
manusia dengan unsur yang
menciptakan mereka.



Melahirkan tradisional konflik dan kritis
adalah ajarannya tentang dialektika
dan idealisme.
Perspektif teoritis mengenai sosiologi
komunikasi bertumpu pada fokus
kajian sosiologis mengenai interaksi
sosial dan semua aspek yang
bersentuhan dengan fokus kajian
tersebut. Kajian tentang interaksi sosial
disyaratkan adanya fungsi-fungsi
komunikasi yang lebih dalam, seperti
adanya kontrak sosial dan komunikasi.
Dalam komunikasi juga persoalan
makna menjadi sangat penting di
tafsirkan oleh seseorang.
Download