File

advertisement
Suara, ritme, dan arti kata (linguistik) dan kemampuan untuk membedakan dan
merepon secara wajar terhadap suasana hati, temperamen,motivasi, dan keinginan atau
dorongan dari orang lain (interpersonal).Walaupun beberapa pekerjaaan
mempercayakan seluruhnya kepada kecerdasan atau intelegensi tunggal, seorang
individu dengan sangat mengembangkan kecerdasannya dalam suatu lingkungan boleh
menjadi seorang komposer (berbakat musik), penari (olah tubuh), atau seorang terapi
(hubungan antara pribadi). Pekerjaan yang lain mungkin membutuhkan perpaduan
intelegensi (perhatikan contoh, Chan 2003). Gardner an Hatch memberi contoh seorang
ahli bedah membutuhkan dua ketajaman ruang intelegensi untuk membimbing pisau
bedah dan keterampilan olah tubuh untuk mengontrolnya.
Intelegensi: inti kecerdasan : fokus karir
Matematika : kecakapan menghitung, memberi alasan, dan memecahkan masalah
:Ilmuwanmatematika
Linguistik : kemampuan dalam bahasa, seni, bicara,m menulis, membaca, dan
mendengarkan : penulis puisi, Jurnalis
Musik : kemampuan dalam menciptakan lagu, ritme, ekspresi musik, dan instrumen
:komposer, musisi.
Spasial : kemampuan dalam belajar menvisualisasikan dan mengorganisasikan dengan
leluasa :Pemahat, Arsitek.
Bodily kinaesthetic: kemampuan atau kecakapan aktivita secara fisik :penari, atlet
Interpersonal : kemampuan dalam merespon keadaan emosi orang lain dan
mengorientasiakan secara spasial : konselor, sales.
Intrapersonal :kecakapan untuk memahami dan memonitoring keadaan emosi pribadi
dan fisik seseorang :berbagai macam karir.
Naturalis :kecakapan dalam memahami dan erhubungan dengan dunia tumbuhan dan
hewan :ahli botani, petani
Eksistensialis :kecakapan dalam merefleksikan gagasan dan argumen.
PEGEMBANGAN POLA DALAM MULTI INTELEGENSI
Menurut Gardner, masing-masing intelegensi memiliki pengembangan pola yang
relatif bebas dari yang lain. Contohnya, kecerdasan linguistik diperoleh melalui
kebanyakan individu dengan sedikit belajar privat relativ cepat dalam kehidupan,
padahal kecepatan dan tingkat pengembangan kecakapan musik secara luas berbedabeda untuk setiap orang.. Itu juga penting untuk catatan bahwa kekuatan relatif antara
individu dari delapan intelegensi sangat dalam ( lihat Kornhaberet al.1990 ) dan
diyakini ditentukan secara biologi (Gardner 1993). Perbandingan pengembangan
intelegensi dalam berinteraksi dari anak-anak dan orang dewasa, sebagian besar dari
papa yang dipelajari setelah umur dua tahun dan dibangun secara sosial.
IMPLIKASI PENDIDIKAN DARI MULTI INTELEGENSI GARDNER
Paling sedikit, pandangan Gardner menantang ide kita dari papa yang disebut
perilaku intelegensi. Khususnya dia menekankan perilaku intelegensi ditempatkan di
sekolah dalam pengembangan verbal dan kemampuan matematika anak-anak untuk
pengeluaran dari sebuah bidang lebih luas daripada perilaku cerdas. Selanjutnya
oendekatan ini untuk mengamati perilaku inelegensidan dalam pengembangannya
menganjurkan sebuah bidang pendidikan dan latihan menilai untuk mendorong
pembelajaran efektif ( lihat contoh Campbell, Campbell dan Dickinson, 1999; Vialle
1994)
1. Dikarenakan kerangka sosial penting dimana kecerdasan perilaku berkembang,
praktek pendidikan contohnya menyarankan dan mengapresiasikan , dimana
anggota ahli sosial dilibatkan dalam privat individual yang benar-benar dikuasai.
Khususnya seperti mengajar pendekatan kooperatif bersama dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat sekitar lainnya yang nampak untuk memperkuat hasil
kognitif pada komunitas sekolah anak-anak ( lihat Kornhaber et.al 1990)
2. Dalam rangka pembelajaran untuk mencapai hasil, materi belajar harus
dipresentasikan dalam lingkungan yang aslidaripada di tempat yang
dikontekstualisasikan.
3. Mendorong anak-anak untuk mengembagkan kompetensi dalam multi
intelegensi ( berbagai kecakapan ), kurikulum antar cabang ilmu pendidikan
harus dilekmbangkan dan dalam waktu yang sama harus diberikan untuk
masing-masing bidang yang perlu dikembangkan.
4. Pendidikan harus mantap berdasarkan kepada lembaga dan pelatihan
masyarakat , seperti museum sains dan seni, gimnasium, pabrik-pabrik, institusi
teknologi dan masih banyak lagi.
Pada hakikatnya teori Gardner terlihat jelas bahwa multi ntelegensi mencerminkan
potensi yang harusdibantu perkembangannya dalam lingkungan. Mereka tidak akan
mengembangkan secara utuh tanpa stimulasi, dorongan, dan latihan secara luas.
Penilaian pembelajaran menjelaskan berbagai kecerdasan harus diintegrasikan
dengan kurikulum dan penilaian, hal itu menjadi mudah bila memperkenankan
individu untuk mendemonstrasikan berbagai kompetensi mereka dalam aturan
autentik dalam keahlian masing-masing,yang keadaannya menhubungkan secara
langsung untuk mengukur tugas secara spesifik (lihat Campbell et.al 1990). Penilaian
pada hakikatnya harus menarik dan tes untuk intelegensi khusus harus sesuai dengan
intelegensi itu. Sebab penilaian seperti sampel kerja, portolio, dan observasi anak
merupakan sebuah dorongan .Lihat bab II untuk diskusi lebih lanjutdari permasalahan
ini. Tabel 3.1 memperlihatkan hal-hal penting dari perspektifberbagai kecerdasan.
Beberapa sekolah sudah mendesain kurikulumnya sekitar multi intelegensi.
Dengan jalan siswa diberikan kesempatan untuk menemukan bidang yang dikuasai dan
untuk dikembangkan secara utuh dalam bidang intelegensi mereka (Vialle 1991, 1993).
Kita meyakini bahwa pertimbangan lebih luas dalam bidang talenta di sekolah akan
memberikan kesempatan untuk kebanyakan siswa, yang mungkin sebelumnya sangat
tidak diperhatikan atau bahkan dihadapkan dengan resikokegagalan di sekolah, untuk
mengatasinya, bagaimana menurut anda?
KECERDASAN EMOSIONAL
Yang agak serupa dengan kecerdasan intra personal dengan interpersonal
Gardner adalah kecerdasan emosi. Ketika gagasan dari kecerdasan emosi sekali waktu
dialami, menerima sebuah tugas yang pantas dipertimbangkan dengan dua artikel yang
dipublikasikan pada tahun1990 (Mayer, Diapolo dan Salovey 1990; Mayer, Salovey, dan
Caruso 2000; Salovey dan Mayer 1990; lihat juga Furnham dan Petrides 2004) . Saat ini,
kecerdasan emosi populer melalui penekanan massa seperti majalah Time (lihat
Golleman 1995), dan sudah memilki dampak pada pengembangan kebijakan pendidikan
di Amerika Serikat, khususnya (lihat Bodine dan Crawford 1999). Bagaimanapun,
hampir sejak permulaannya menhasilkan banyak kontroversi antara komunitas
ilmuwan dan media populer (Zeidner, Roberts, dan Matther2002). Mengenai definisi
tersebut, pengukuran dan aplikasi independen dari pengukuran kecakapan lainnya,
kepribadian, motivasi, kecerdasan emosional mungkin digambarkan sebagai kecakapan
untuk prosesinformasi emosi yang akurat dan efisien, mencakup kecakapan
untukbmerasa, asimilasi, memahami, dan mengatur emosi. Perasaan emosi melibatkan
kehadiran dan mengenali perasaan ; mengintegrasikan emosi dalam hati melibatkan
penggunaan emosi personal dan komunikasi; memahami emosi melibatkan
perbincangan dengan perasaan untuk meyakini; mengatur emosi melibatkan koordinasi
dengan elemen lainnya untuk menghasilkan perilaku yang seimbang (Mayer dan Cobb
2000). Kecakapan emosi juga memiliki line untuk pembelajaran emosi sosial, dimana
akan ditemui pada bab 13, dan pendidikan karakter yang kami jelaskan dengan
singkatdi bab 14. Penelitian pada intelegensi emosi adalah sewaktu masa kanak-kanak,
dan meskipun kenyataan yang ada sudah sangat hiper terhadap hubungan antara
kecakapan emosi dengan kesuksesan seseorang dalam hidup. Ada sedikit bukti empiris
untuk mendukung penegasan tersebut (Mayer dan Cobb 2000, Zeidner, Roberts, dan
Matthew 2002). Ada juga sedikit masalah pembeda ciri-ciri dari kecakapan emosi
seperti altruisme, keramahan, dan empati karakteristik kepribadian. Sekarang ini ada
usaha mendesain instrumen psikometrik yang dengan jelas mengidentifikasi dan
mengenali kecakapan emosi sebagai kepribadian yang terpisah dengan kualitas yang
mungkin berhubungan dengan bermacam-macam dengan indeks perilaku yang yang
mengesankan dan berpengaruh dengan prestasi di sekolah. Satu pelajaran menarik,
orang Australia (Perry, Ball, dan Stacey 2004) mencoba mendesain sebuah pengukuran
kecakapanemosi untuk permulaan guru, dan melaporkan beberapa karakteristik
tersebut. Anda mungkin suka membaca artikel ini dan mempertimbangkan kegunaan
mendesain instrumen untuk mengukur inelegensi emosi antar guru.
PENDIDIKAN EMOSIONAL
Sejumlah program intervensi sosio-emosi sudah dikembangkan di sekolah dan
umumnya berlabel program emosi dan sosial. Ini berhubungan dengan pengetahuan,
kecakapan, dan kompetensi yang anak-anak peroleh melalui instruksi dan pendidikan
emosi dan sosial. Pendidikan emosi menyediakan berbagai macam alay, mencku
petunjuk ruang kelas, kegiatan ekstrakurikuler, iklim sekolah yang mendukung dan
melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam komunitas masyarkat (Zeidner et.al 2002),
program bidang dan khususnya apa permasalahan emosi dan sosial yang mereka alami.
Eksistensi dari program ini membuktikan pentingnya pendidik memperhatikan
pembelajarandan pengembangan emosi dan sosial siswa di sekolah. Kami menguraikan
masalah ini lebih lanjut pada bab 14.
Tidak semua pendidik setuju dengan mendesain kurikulum emosi dan sosial di
sekolah. Keberatan mereka adalah kadang-kadang berdasarkan kepada gagasan di
sekolah itu yang sebagian besar ada untuk kegiatan akademik dan tidak ada waktu
cukup atau tempat untuk mengenalkan dengan yang berhubungan dengan keadaan
sekeliling. Di waktu lain keberatan berdasarkan pada keraguan yang muncul dari
programpembelajaran emosi dan ketiadaan dukungan penelitian dan teoritis, yang
berhubungan antara program ini dan perbaikan perilaku di sekolah. Zeidner at.al
(2000) menganggap bidang kecakapan emosi menjadi sangat tidak jelas , jadi anda
mungkin menyukai untuk membaca laporan mereka di artikel “ dapatkah intelensi
emosi diterima di sekolah? “; daftar diakhiri bab di bacaan yang direkomendasikan.
TEORI INTELEGENSI TRIARCHIK STERNBERG
Pandangan Gardner sudah memberikn kita banyak bahan untuk dipikirkan
tentang fungsi inelektual dan memiliki pendidik yang peka untuk kepentingan stimulasi
pengembangan kognitif siswa seputar bidang kecakapan. Tetapi adakah keahlian di
salah satu atau lebih dari bidang ini memerlukan refleksi kecakapan atau tidak?,
contohnya salah satu siswa bisa buta nada , secara fisik kaku, dan secara sosial tidak
layak/ceroboh , namun masih berfungsi efektif sebagai manusia. Apa sifat-sifat dasar
kapasitas intelektual yang diperlukan individa untuk mengatur kehidupan setiap
harinya, apa mungkin dapat disebut sebagai intelegensi yang berhasil baik? Sternberg
(1985, 1986) mengalamatkan pertanyaan ini melalui pertimbangan intelegensi sebagai
jenis dari manajemen mental diri yang terdiri dari 3 elemen dasar : komponen
intelegensi (mengacu sebagai intelegensi analitik ), pengalaman intelegensi (juga
dikenal sebagai intelegensi kreatif), dan intelegensi kontekstual (intelegensi praktis).
Masing-masing dari ketiga intelegensi mengacu kepada aspek-aspek inelegensi perilaku
yang berbeda-beda.. Seperti ketiga intelegensi ini berpengaruh atas intelegensi perilaku,
teori ini disebut teori triarchic.
1. Komponen intelegensi : Inti atau pokok dari teori Sternberg adalah meta
komponen seperti proses eksekutif ururtan yang lebih tinggi (melibatkan
perencanaan, monitoring, dabn membuat keputusan) dalam pelaksanaan tugas,
pelaksanaan komponen-komponen (digunakan dalam pelaksanaan tugas), dan
komponene-komponen pengetahuan tambahan (digunakan dalam memperoleh
pengetahuan baru). Elemen-elemen ini meliputi komponen-komponen
intelegensi, yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk memperoleh
pengetahuan, berpikir, dan berencana, memonitor proses kognitif mereka
sendiri dan bertindak bertindak sesuai dengan kemampuan intelegensi
2. Pengalaman intelegensi : pengalaman intelegensi mengacu kepada bagaimana
seseorang individu sering memanfaatkan pengalaman, wawasan, kreatifitas
dalam memecahkan masalah baru , dan bagaiman cepatnya solusi baru ini bisa
berubah menjadi proses rutinitas untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan hal tersebut. Belakangan ini karakter berubah secara
otomatis.
3. Konteks intelegensi : konteks intelegensi mengacu kepada bagaimana individu
beradaptasi dengan lingkungan untuk mempergunakan sebagian besar sikap
positif mereka. Adaptasi terdiri dari seleksi lingkungan yang mana bisa berfungsi
secara optimal, membentuk atau merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan
tujuan yang lebih baik, atau pindah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain
yang lebih kompatibel.
TEORI, PENELITIAN, SAMPAI PRAKTEK
Wilma Vialle-Multi Intelegensi
Saya lahir dan besar di Tasmania dan setelah impian pertama saya menjadi
seorang penari balet terkenal tercapai melalui guru baletku, saya dedikasikan diriku
sebagai bahan belajar. Mempertahankan sebuah bakat teater selama sekolah tinggi,
saya memutuskan untuk melatih sebagai guru drama, pidato, dan bahasa inggris.
Setelah lulus, saya pada awlalnya mengajar di sekolah tinggi Penguin yang terkenal dan
letaknya di pedesaan, sekolah terbuka yang terencana dengan pendaftar sedikit. Dari
pengalaman ini saya pindah ke sekolah tinggi Devenport, dimana sebuah sekolah tinggi
yang terletak di kota besar (standar Tasmania) dan melengkapi gelar master pada akhir
pekan di perguruan tinggi musim panas. Selama itu, saya juga bekerja ekstensif dalam
merancang silabus negarayakni pidato dan drama yang berderet yang bergeser dari
penilaian norma dasar untuk standar penilaian. Saya juga merupakan seorang anggota
dari komite siswanegara yang bertalenta dan berbakat. Saya pindah ke Amerika Serikat
selama 3 tahun dan melengkapi S3 saya di universitas South Florida. Setelah setahun
kembali ke Tasmania, mengajar penuh waktu di sekolah khusus anak perempuandi
Hobart, konsultan sekolah dalam manajemen perilaku, dan mengajar paruh waktu di
universitas Tasmania. Saya dijamin penuh waktu mengatur tempat pemberian kuliah di
Universitas Wallongong. Tujuh tahun telah terlewati dan saya sekarang menemui
bahwa saya sudah lama di sini lebih lama daripada di tempat lainnya.
Terlepas dari pekerjaan saya, saya menyukai scrabble (saya sudah mengarahkan
4 event nasional, meliputi perlombaan scrabble dunia di tahun 1999 dan 2003), dan
bekerja keras untuk kedua kucingku ras putih (seekor kucing blue Rusia) dan Tucson
(dinamai menurut salah satu kota favoritku di AS). Saya juga seorang yang gemar
membaca, pengarang favorit saya adalah Margareth Atwood dan juga memiliki buku
fiksi detektif tertentu pejuang ha-hak wanita. Rencana pensiunku (di waktu yang akan
datang)meliputi menulis novel best seller dan belajar memainkan seksofon (instrumen
musik favoritku).
Penelitian Dan Teori-Teori Penting
Saya percaya bahwa penelitian merupakan elemen kritis dalam pekerjaan yang
saya lakukan sebagai training guru dan bahwa penelitian terbaik adalah yang diisi
keinginan besar. Bagi saya keinginan besar itu berkenaan untuk memastikan bahwa
anak-anak di sekolah diberikan kesempatan terbaik untuk berpikir, belajar, dan
menemukan. Oleh karena itu, penelitian saya menarik jatuh ke bawah payung bakat
pendidikan. Terutama sekali saya selalu mementingkanpersoalan-persoalan keadilan
sosial, begitu banyak pekerjaan yang berkaitan dengan bakat pendidikan adalah
merupakan kerangka dalam konteks itu. Untaian utama dalam penelitian saya sudah
terkait dengan identifikasi dan ketentuan bakat siswa yang secara kultural berbeda.
Perbedaan kultural ini meliputi pembelajaran seorang tuna rungu yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok kultural dibandingkan dengan
kelompok orang cacat.
Sebagai hasil pengamatan saya, dalam bakat dan perbedaan kultural, saya
menarik teori multi intelegensi Howard Gardner, karena menawarkan kerangka
alternatif sehati untuk mengidentifikasi bakat dalam perbedaan kultural siswa yang
harus diselenggarakan dengan baikdalam tes IQ secara tradisional. Untuk mendapatkan
gelar PH.d saya belajar memanfaatkan teori MI dalam sebuah studi orang AfrikaAmerika yang belum masuk sekolah, hidup dalam kemiskinan, dan menjadi petunjuk
bahwa itu merupakan sebuah kerangka efektif bagi siswa. Saya sudah melanjutkan
batas penelitian saya ini melebihi dekade terakhir melalui penelitian kolaborasi
hubungan dengan angka sekolah Australia yang pelanggannya adalah perbdaan
kultural. Dalam penelitian ini sudah terlihat bagaimana guru dan sekolah dapat
merubah fokuspengajaran mereka untuk menghargai beragam cara dimana anak-anak
berpikir dan belajar.
Satu pertanyaan penting muncul dari studi sayaadalah berkenaan dengan
intelegensi spiritual dan saya sudah mengerjakan dalam batas penelitian tahun lalu.
Gardner sekarang sudah memasukkan cara berpikir ini sebagai eksistensial intelegensi
dalam sebuah upaya untuk menghilangkan konotasi relijius dari kata spiritual.
Bagaimanapun, saya masih menggunakan istilah terakhir karena cocok dengan
penelitian saya di ruang kelas. Terutama sekali saya memperhatikan bagaimana anakanak mengembangkan pemahaman spiritual , dan dalam konteks apa kegiatatan
spiritual mereka diekspresikan. Saya mengumpulkan data di pemerintah dan SD
khatolik melalui observasi dalam kelasdan menfokuskan kepada aktivitas kelompok
dengan siswadari TK dengan umur 2,4,dan 6 tahun.
Topik lain dalam penelitian saya adalah mengejar penyelidikan kualitas bahwa
siswa berbakat terantung pada gurunya. Saya benar-benar ingin mengetahui diantara
hal-hal lainnya, apakah efektif guru yang berbakat dibutuhkan untuk mengembangkan
bakat mereka sendiri, dan apakah siswa berbakat menghargai perbedaan kualitas pada
gurur-guru dibandingkan dengan kawan sebaya mereka yang tidak berbakat. Penelitian
ini sekarang merupakan sebuah studi internasional dari kualitas persepsi siswa sekolah
sekunder yang merupakan sifat-sifat dasar pada guru-guru efektif dengan kelompok
dari Australia, Amerika Serikat, Austria, dan Indonesia. Kelompok di Jerman, Hongkong,
Singapura, dan Kanada yang sekarang ini terlibat dalam studi. Kunci penemuan yang
didapatkan sampai sekarang adalah bahwa kualitas personal melebihi kualitas
intelektual guru mereka. Bagaimanapun pendapat mereka mengenai kualitas personal
guru sering berhubungan dengan ualitas intelektual guru dan mendekati pedagogis
mereka.
Akhirnya, saya melibatkan studi besar membujur dengan loleagis dari
Departemen Psikologi Universitas Walongong. Studi difokuskan pada emosi yang
terdahulu baik adanya dan kesuksesan akademis pada 1000 anak remaja yang kami
temui di jalan berakhir pada umur 12 tahun. Macam-macam hal yang kami amati
meliputi faktor-faktor pribadi, sikap di sekolah, gaya atribut, persepsi gaya orang tua,
kecakapan, lulusan sekolah, dan masih banyak lagi. Kami berharap dapat
mengidentifikasi faktor-faktor kombinasi yang sebagian besar diprediksikan secara
teliti mengenai emosi siswa dan hasil akademis. Sebagian dari studi ini akan melibatkan
intervensi dengan di bawah performancebakat siswa yang akan ditargetkan menjadi
intelegensi emosional.
Teori, Penelitian Sampai Praktek
Penelitian saya digerakakan oleh keinginan untuk memperbaiki praktek
pendidikan; ukan kejutan lagi. Oleh karena itu, ada hubungan tertutup antara penelitian
saya dengan praktek pengajaran. Sebaimana penelitian dalam teori multi intelegensi
adalah sebagian besar bidang komprehensif pekerjaan saya. Saya akan menfokuskan
pada aplikasi aturan di sekolah.
Dari penelitian saya, pengajaran dan pengembangan profesional kerja, saya
merasa yakin akan pernyataan bahwa teori MI Gardner sudah signifikanberpengaruh
pada pengajaran di Australia. Ini disebabkan pada penampilan guru dalam bekerja.
Guru yang baik tentunya selalu mengenali perbedaan antara muridnya dan sudah
mencari arti untuk mengasuh dan menilai perbedaan tersebut. MI menyiapkan
kerangka untuk guru yang dapat membantu mereka untuk dapat melihat kelebihan
perbedaan pada murid mereka dan menawarkan suatu struktur untuk mengembangkan
bidang intelegensi mereka secara utuh. Gurur-guru yang berada pada semua tingkatan,
dari TK sampai Universitas sudah mencakup prinsip-prinsip MI dan sudah
mengadaptasikan banyak dalam aktivitas belajar dan mengajar mereka yang sesuai.
Implementasi dari teori ini adalah banyak tersebar luas di TK dan SD, dimana guru-guru
lebih terkait dengan pengembangan anak-anak seutuhnya. Perbandingan guru-guru di
sekolah tinggi cenderung memiliki tanggung jawab mengajar 1 atau 2 pelajaran dan
batas pengajaran mereka mendekati batas spektrum intelegensi. Di sekolah tinggi,
dimana telah ada percobaan untuk menyertakan prinsip-prinsip MI, yang prosedur
biasanya sudah menyimpan periode waktu eluar dari atran schedule pelajaran.
Jumlah GURU YANG mengajar di bidang pendidikan khususnya sudah
menerapkan teori MI juga.Secara historis pendidikan khusus sudah mendominasi
melalui pendekatan remedial dimana diamsusikan mengalami defisit dan menjadi
pendorong kekuatan untuk program siswa. Teori MI membolehkan guru untuk
mengenali bahwa kekuatan intelektual bisa berdampingan dengan masalah-masalah
pembelajaran. Dibandingkan pembatasan kurikulum mereka untuk memperbaiki
tekhnik, khususnya pendidik mendadi pendorong untuk mencari kelebihan pada siswa
dan berdasarkan pada kelemahan pada bidang sewaktu belajar. Ada juga peningkatan
minat pada teori MI pada bakat bidang yang konsisten dengan perubahan lebih
termasuk dan meluaskan gagasan penelitian sayasudah didemontrasikan bahwa MI
adalah cara yang efektif untuk menidentifikasikan bakat pada kelompok yang berada
dalam kemunduran.
Dalam iklim sumber daya yang berkurang dalam pendidikan dan meningkatkan
tuntutan pada gurur untuk mengatur kembal, MI mengingatkan guru akan pentingnya
hubungan antara murid, guru, dan orang tua. Apalagi pendekatan ini cocok dengan
direktif pendidikan terakhir seperti kerangka kualitas pengajaran NSW. Dokumen ini
menekankan keanekaragaman dan populasi sekolah, dan pentingnya memperanjang
semua siswa. MI bukan obat mujarab universal, bagaimanapun dalam pengalaman saya,
da yang menggabungkan MI menjadi bagian mutlak, filosofi pendidikan masuk akal
dibandingkan dengan resep sederhana untuk mendesain aktivitas ruang kelas. Untuk
kebanyakan guru, bermaksud mengkombinasiakan pendekatan dengan teoritis
terpercaya dengan pendeketan-pendekatan lainnya.
Ada kritik dari teori Gardner, penelitian didasarkan atas teori implementasi yang
sudah tidak ekstensif. Penelitian pribadi saya mencoba megalamatkan masalah ini.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada teori yang lebih siap untuk diterjemahkan dalam
praktek pendidikan, dan Gardner sendiri setuju bahwa pendidik adalah dalam posisis
terbaik untuk mewujudkan idenya sendiri.Banyak dalam penelitian saya bahwa MI
sudah terkait dengan bantuan guru untuk melakukan itu dan evaluasi hasil usaha.
Akhirnya, gambaran dari data penelitian saya,saya sepakat kata-kata seorang
guru untuk meringkaspengaruh kuat dari teori MI dalam praktek pendidikan di
Australia. Itu membuat saya sadar akan apa yang sedang saya kerjakan, itu membuat
saya menjadi guru terbaik dan siswa-siswa saya pembelajar terbaik. Itu hanya cara
berpikir yang berbeda tentang belajar dan mengajar.
AKTIVITAS
1. Wilma Vialle mendiskusikan intelegensi spiritual, yang mana Gardner mengacu
kepada ‘eksistensi intelegensi’. Seberapa relevan dan bergunannya konsep
seperti intelegensi spiritual?. Bagian apa yang harus dikembangkan intelegensi
spiritual di sekolah?. Bagaimana mengevaluasi dan menilai tingkat intelegensi
spiritual idividu?
2. Bagaimana menurut anda seorang guru yang membutuhkan bakat dan talenta
untuk mengajar siswa yang berbakat dan bertalenta?
3. Bagaiman menurut anda konsep dari intelegensi emosional?. Kami berpendapat
bahwa ada perlakuan yang benar-benar menyebabkan adanya kontroversi lebihi
apa penilaian berguna dan berbagi kesulitan dalam mendefinisikan dan
mengukurnya. Lakukan pencarian iternet dari topik tersebut dan tulislah sebuah
laporan singkat dalam pandangan pribadimu mengenai intelegensi emosional
yang didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh melalui pencarianmu.
4. Tulislah sebuah kritik dari salah satu kunci referensi dalam konteks dari apa
yang telah kamu bacadari multi intelegensi pada bab ini.
RANGKUMAN TIGA INTELEGENSI
Tiga inelegensi dapat diringkas sebagai berikut :
 Komponen intelegensi : kemampuan atau kecakapan untuk memperoleh
pengetahuan, berpikir dan berencana, memonitor proses kognitif dan
menentukan apa yang harus dilakukan.
 Pengalaman intelegensi : kemampuan untuk memformulasikan ide baru untuk
memecahkan masalah.
 Pengalaman intelegensi : kemampuan untuk beradaptasi dengan linkunganuntuk
mengoptimalkan peluang.
Perhatikan tabel 3 : hal-hal penting dari perspektif intelegensi Triarchic untuk
pendidikan:
Guru harus :
 Menjadi teladan proses refleksi selama aktifitas pembelajaran.
 Mengharuskan siswa mempunyai catatan belajar refleksi harian.
 Mengajar pelajaran keterampilan dan strategi metakognitif .
 Mendorong penggunaan strategi pemecahan masalah.
 Menyediakan tempat untuk pelajaran keterampilan memecahkan masalah,
dalam hubungan dengan satu bidang untuk ditransfer ke yang lainnya.
 Mengajar siswa untuk belajar mengungkapkan pendapat sebagai suatu alat
untuk membangkitkan gagasan.
 Menyertakan aktivitas pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok
pemeriksa atau penyelidik.
 Penggunaan debat untuk mengembangkan kreatifitas mencari solusi untuk
memecahkan masalah.
 Gunakan permainan peran dan sosiodrama dengan anak-anak kecil atau yang
masih muda.





Menyediakan kesempatan atau peluang bagi siswa untuk bekerja diberbagai
linkungan dan konteks.
Mendorong dan menjadi teladan dalam perilaku sehingga dapat menyesuaikan
diri.
Memberikan peluang atau kesempatan bagi siswa untuk menganalisa, membuat
dan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki.
Mengadakan penilaian dengan proses refleks analitis, kreatif, dan menggunakan
aplikasi.
Memberikan peluang bagi siswa untuk beradaptasi membentuk dan menyeleksi
pengalaman pendidikan.
TINDAKAN KELAS
Guru sering membuat penilaian intelegensi mereka sendiri untuk suatu maksud.
Aktivitas ini didesain untuk menyelidiki berbagai macam perilaku siswa. Seorang guru
biasa menggunakannya untuk menaksir intelegensi siswa.
Satu contoh pertanyaan guru “ Apa macam-macam daftar perilaku yang mereka
gunakan untuk memperoleh penilaian intelegensi siswa?”. Beberapa pertanyaan guru
lainya untuk merangking mereka dalam skala 5 poin ( 5: sangat penting, 1: tidak
penting). Dalam kaitannya dengan beberapa faktor mempengaruhi keputusan mereka
terhadap intelegensi anak-anak.
Kemudian pertanyaan salah satu guru untuk menfokuskan kepada salah satu
murid, mereka mempertimbangkan sebagai orang yang sangat pintar dan yang satu
lamban. Masing-masing guru sudah menganalisa melalui daftar mereka , yang
menunjukkan perilaku-perilaku itu dimana memilih iswa yang menyimpang dengan
jelas, secara positif atau negatif dari norma atau aturan. Sebelumya jangan
membiarkan guru melihat pentingnya rangking mereka.
Jika guru konsisten, skala perilaku 4 atau 5 harus ditandai dengan + dan -, jika
benar begitu, kemudian guru konsisten dalam observasi mereka. Jika tidak, tanyakan
guru aoa jenis lain dari perilaku siswa yang mereka gunakan dalam penilaian mereka.
Pertanyaan Pokok
Bagaimanakah anda mendefinisikan dan mengukur intelegensi ?
MULTI INTELEGENSI DAN ATURAN SEKOLAH
Sekolah dasar Cook, ACT berada di sebuah pinggiran kota , tradisional, ruang
kelas tersendiri dengan masyarakat berderajat tinggi terlibat dalam kebijakan dan
pengambilan keputusan. Ada cakupan luas dari latar belakang sosial ekonomi dan
sekitar 10 % siswa adalah NEBS (latar belakangnya tidak berbahasa inggris) . Berbagai
jenis teori intelegensi terlihat di sekolah Cook yang idealnya dalam rangka untuk
memastikan pengajarana yang bagus dan oleh karena itu dapat meningkatkan hasil
untuk siswa. Di Cook sepakat mengarahkan untuk mengembangkan masing-masing
siswa untuk menjangkau potensi terbesar mereka, dan teori ini dibuat dengan
ketentuan untuk menemukan anak-anak yang melewati batas intelegensi mereka.
Masing-masing guru kelas disuruh untuk menganalisis setiap minggu khusus
untuk perencanaan harian mereka dan menjumlahkan waktu tiap minggu mereka
untuk menekuni tiap-tiap tujuh bidang MI. Ini merupakan analisis pribadi ;
bagaimanapun guru menyukai untuk saling berbagi cerita dengan anggota mereka
yang lain sehingga menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan tugas mereka.
Pada masing-masing kelas, dukungan guru merangking setiap anak yang
menurut mereka berada di tujuh bidang MI,ada tiga rangking: putih , yang berarti
mencapai perkembangan tertinggi, pink: menunjukkan anak yang pencapaiannya
masih sama-samar, dan red, yang berarti guru tidak tahu atau anak tersebut
mengalami penurunan di bidang itu. Rangking menurut angka / numerik menghindari
godaan penurunan beberapa siswa yang sedikit mereka tahu mengalami penurunan
dalam bidang matematika logis dan linguistik. Guru yang lainnya mencatat bahwa
mereka mengenal sedikit sekali siswa di bidang MI tertentu dan mereka mecoba
memecahkan petunjuk tersebut.
Saat keyakinan adanya cukup pemahaman, seorang pilot memproyeksikan alatalat, Anak-anak memasuki kelompok homogen, junior, dan senior dan guru
memilihkan satu kehlian dari tujuh bidang yang ada. Tugas mereka adalah memasuki
ke pemahaman yang riil dari bidang mereka dan menempatkan sumber daya di
sekolah dan masyarakat luas yang dulu bisa mengembangkan bidang intelegensi
mereka. Masing-masing guru sudah menyiapkan tumpukan latihan yang berhubungan
dengan bidang mereka dan memimpin kelompok dengan arahan dari mereka.
Menurut pengalaman diberikan waktu 7 jam untuk kelompok homogen yang berputar
melewati tiap guru satu kali seminggu selama 7 minggu. Guru menyuruh melaporkan
setiap minggu pertemuan tentang penemuan mereka. Profesionalitas ini diadakan
untuk guru yang secepatnya akan menjadikan perspektif itu menjadi latihan harian
mereka.
Setelah anak-anak sudah berputar melewati tujuh kelompok, mereka disuruh
untuk menilai diri mereka sendiri. Kelas 3 dan ke atas diberikan medali kerja yang
bertuliskan “saya 100% cerdas” dan mereka harus menyusun atau membangun bagan
bulat dari tujuh segmen untuk menghitung jumlah intelegensi mereka. Mereka juga
disuruh menulis, menggambar, bercerita tentang diri mereka sendiri dan kelebihan
mereka di setiap bidang. Ini adalah sebuah latihan yang positif dan nyata,bukan
latihan mendeteksi kecacatan guru mengisi lembar nilai pada setiap siswa 3 kali
setahun. Pelajaran yang mana untuk memastikan guru memperhatikan setiap anak
dari kerangka berpikir yang beraneka ragam.
Contoh Aktivitas Belajar :
Bagaimana mungkin multi intelegensi dapat diterapkan di sekolah yang lain?
Dapatkah satu sistem diterapkan dalam satu ruangan krlas? Bagaimana tanggapan
anda tentang hal ini?
Kesuksesan Intelegensi
Menurut Sternberg (1998, 2003) kesuksesan intelegensi merupakan definisi dari
seperangkat kemampuan mental atau jiwa yang digunakan untuk mencapai salah satu
tujuan dalam hidup., diberikan sebuah konteks sosiokultural melalui adaptasi, seleksi
dan pembentukan, lingkungan. Seperti yang telah kami jelaskan di atas, kesuksesan
intelegensi melibatkan 3 hubungan yang satu dengan yang lain, tetapi aspek-aspek
tersebut berbeda yaitu analisis, kreatif, dan latihan menelaah. Sternberg percaya jika
contoh berpikir ditanamkan tiap waktu belajar mengajar, prestasi siswa akan
meningkat, dia juga percaya bahwa aspek tersebut kana menghasilkan suatu basis
untuk kesuksesan kehidupan tiap hari. Dia mengembangkan penelitian untuk
mendukung pernyataan ini (Sternberg dan Grigorenko 1997, Sternberg, Torff, dan
Grigorenko 1998)
Sternberg memperkenalkan 12 prinsip-prinsip untuk mengarahkan guru dalam
latihan menerapkan dan menfasilitasi perkembangan kesuksesan intelegensi siswa.
Banyak dari prinsip-prinsip ini memiliki suatu hubungan dengan bagian materi yang
kami liputdi baba yang lain sebagai proses informasimengajar efektif, dan mengukur
serta mengevaluasi. Prinsip-prinsip ini akan diperkenalkan di bawah ini dan kami
mendorong anda ntuk membaca diskusi secara terperinci Sternberg dalam
implementasinya dalam “prinsip-prinsip mengaja untuk kesuksesan
intelegensi”(pendidikan psikologi, 1998, 33, 65-72, lihat juga Sternberg 2003).
Sternberg percaya bahwa jika pengajaran meliputi penekanan dalam latihan kreatif
dan berfikir, sebaiknya dalam analitis dan kecerdasan memori guru akan
mendapatkan kemungkinana besar berkembang menjadi ahli pembelajaran
(Sternberg 2003). Setelah membaca 2 artikel yang direkomendasikan pada akhir bab,
bagaiman pendapat anda?
12 Prinsip Implementasi:
1. Tujuan pembelajaran adalah menciptakan keahlian melalui organisasi yang
fleksibel dan baik, dengan mudah dapat mencari pengetahuan dasar. Prinsip
inin berhubungan dengan apa yang kita katakan dengan kepentingan utama
pengetahuan di bab 4 dan bab lainnya.
2. Pembelajaran harus melibatkan pengajaran untuk melatih berpikir dan kreatif
menganalisa.Ingatan pelajaran dengan baik, berpikir analitik meliputi analisis,
penilaian, evaluasi, membandingkan dan membandingkan, imajinasi, dan
dukungan. Latihan berpikir meliputi implementasi, penggunaan, penerapan,
dan mencari. Kesesuaian daya ingat meliputi menghafal, mengulang,
mengingat, dan mengenali. Kami tutup aspek-aspek ini dengan berpikir melalui
pengerjaan tes kami. Sternberg percaya bahwa terlalu banyak mengajar dan
belajar mengorientasikan daya ingat untuk mengekslusi bentuk berpikir
lainnya. Dia mendukung keyakinan ini dengan melalui banyak teori yang lain
(seperti Brunner) setuju dengan tes kami. Dia percaya bahwa pelajaran yang
baik harus meliputi tugas untuk semua bidang yang mengharuskan masigmasing contoh berpikir.
3. Penilaian juga harus melibatkan komponen analisis, kreatifitas dan latihan,
daya ingat yang baik,di baba 4 kami sepakat dengan bidang asli dan penilaian
alternatif yang memenuhi syarat.
4. Pelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi
dan berperan besar dalam kemampuan mereka. Efeknya dlam prinsip ini dan
prinsip 5, Sternberg, empati diperlukan untuk mengadaptasi pendidikan yang
diberikan dalam laporan pengajaran yang spesifik perlu dan gaya siswa. Kami
sepakat dengan persoalan ini dipaparkan pada bab 9 dan 10.
5. Pembelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk
mengidentifikasi , mengoreksi, sebagaimana perlu mengimbangi kelemahan
atau kekurangan.
6. Pembelajaran dan penilaian harus melibatkan penghematan dalam segi waktu,
dari semua 7 metakomponen dari masalah-daur pemecahan-yakni, identifikasi,
definisi, strategi formulasi, formulasi mental dan gambaran eksternal, alokasi
waktu dan sumber daya, monitoring, dan evaluasi. Masing-masing elemen ini
digambarkan dalam artikel dengan panjang lebar. Tetapi dalam intisari mereka
menghadirkan strategi untuk memecahkan masalah secara efektif yang bisa
diajarkan kepada siswa.
7. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 5
komponen penyelenggaraan, meliputi menyandi informasi, kesimpulan,
memetakan, aplikasi, membandingkan alternatif dan respon. Kami sepakat
dengan menhubungkan persoalan pada bab 4kami menggambarkan strategi
belajar dan efektifitasnya.
8. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 3
komponen pengetahuan tambahan, meliputi selektif menyandi, selektif
membandingkan, dan selektif mengkombinasikan. Efeknya komponenekomponen ini sangat serupa dengan proses informasi elemen yang kami
paparkan pada bab 4.
9. Pembelajaran dan penilaian harus mempertimbangkan perbedaan individu
dalam gambaran mental yang disukai, meliputi verbal, quantitatif dan angka,
modalitas untuk pemasukan (visual, audio) dan pengeluaran (menulis, lisan)
dengan baik. Sekali lagi, penekanan di sini adalah memyediakan pendidikan
yang adaptifuntuk menyesuaikan kebutuhan pembelajaran yang spesifik sesuai
dengan gaya siswa.
10. P embelajaran yang paling optimal adalah di daerah yang relatif barudan secara
otomatis untuk individu. Prinsip ini sangat serupa dengan prinsip yang
dikeluarkan oleh Piaget, Vigotsky, Brunner,dan lain-lain.Mulai dari adanya
kebutuhan untuk tingkat moderat dari hal-hal baru dalam pengalaman
pembelajaran untuk menghadapi tantangan dan motivasi siswa. Kami sepakat
pokok persoalan ini akan dipaparkan pada bab 4.
11. Pembelajaran harus membantu siswa untuk beradaptasi, membentuk, dan
menyeleksi lingkungan. Pada bab 1 dan 7 kami mendiskusikan pentingnya
siswa memiliki beberapa kontrol sikap dan suara dalam pembelajaran mereka.
Prinsip Sternberg berkenaan dengan ini, itu, dan penting untuk siswa
menunjukkan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan pendidikan
(contohnya mengetahui seluk beluk tentang mengerjakan pr, dan ujian tepat
waktu dan masih banyak lagi). Penting juga bagi siswa untuk diberikan
kesempatan untuk berpendapat dalam urutan mereka untuk membentuk dan
memilih lingkungan yang cocok dengan kebutuhan mereka, kemungkinan ini
sangat sederhanamenginginkan siswa untuk masuk ke dalam lingkungan tugas
kerja mereka atau dalam memilih mata pelajaran untuk belajar. Proses ini
penting untuk perkembangan latihan wawasan intelektual siswa.
12. Pembelajaran yang bagus dan penilaian yang terintegrasi lebih baik daripada
terpisah semua elemen intelegensi
Point Pertanyaan
Bagaimanakah menurut anda sikap Piaget terhadap tes intelegensi?
Bagaimanakah menurut anda tentang sikap dari Vigotsky?
Station Aksi
Aktivitas ini didesain untuk menyoroti perbedaan definisi intelegensi dan
mengukur gagasan atau konsepsi. Bentuk sebuah kelompok, kemudian diskusikan
konsep itelegensi dan putuskan definisi intelegensi yang merefleksikan persetujuan
umum kelompok. Desain rangkaian soal dan aktivitas untuk mengukur konsepsi
intelegensi anda. Tukarkan tes anda kepada kelompok lai saat melengkapi tes kelompok
lain. Diskusikan penemuan anda.
Psikometrik Dan Pengamatan
Seperti sudah kita lihat di atas, teoritikus seperti Gardner membantah bahwa ada
beberapa secara otonomi kompetensi itelektual manusia relatif, yang kita sebut
intelegensi manusia, atau kerangka berpikir. Ada multi intelegensi yang relatif bebas
dari yang lainnya, dan yang mendadani, dan dikombinasi dengan cara yang adaptasi
keberseragaman melalui individu dan kultur untuk menghasilkan perilaku cerdas.
Teorinya bersumber dari keyakinannya bahwa omong kosong untuk menurunkan
gagasan intelegensi untuk sebuah konstruk mental yang homogen. Selanjutnya Gardner
berkeyakinan secara historis dan pada jaman ini konseptualisasi intelegensi diukur
melalui tes sederhana gagal untuk membayar cukup perhatian pada intelegensi dan
pemecahan masalah seperti pertunjukkan dunia nyata yang dikarakteristikkan melalui
keanekaragaman kultural dan sosial. Pengaruhnya Gardner mengkritik pendekatan
psikometrik untuk mengukur dan mendefinisikan intelegensi. Kami sekarang langsung
memberi perhatian terhadap pandangan intelegensi kami.
Pendekatan psikometrik untuk pengembangan kognitif dan mengukur
perkembangan tersebut. Sebenarnya, diilhami sebagian besar penelitian sayadan
sebagian besar secara luas digunakan dalam aturan praktek. Pencarian untuk
mendefinisikan dan mengukur dimensi intelegensi, terutama melalui koleksi data
semata pada individu yang berbeda, dan melalui konstruksi yang dapat dipercaya dan
tes mental atau kejiwaan valid (Embretson dan Schmidt McCollam 2000; Gardner dan
Clark 1992; Petrill dan Wilkerson 2000). Pertanyaan yang terfokus pada psikometrik
adalah (Siegler dan Richards 1982) :




Bagaimana perkembangan kognitif dapat diukur?
Bagaimana pengukuran yang dapat memprediksi prestasi intelektual nanti?
Bagaimana intelegensi anak dapat dibandingkan dengan penuh arti?
Faktor-faktor apa saja yang bisa melengkapi intelegensi dan dengan
menggunakan faktor-faktor tersebut apakah intelegensi dapat berubah sesuai
umur?
Kapasitas Otak Sesuai Usia
Pendekatan psikometrik pada intelegensi, dan konsep-konsep kapasitas otak
sesuai umur (mental age) terutama sekali bersumber dari kerja Alfred Binnet dan
Theopile Simon di jerman pada abad ke 20. Ketika mereka memberikan tugas untuk
memikirkn suatu makna dari pengukuran bakat anak untuk keberhasilan di sekolah
(Kaufman 2000). Salah satu dasar asumsi Binnet, yang menjadi basis dari banyaknya
tes, adalah bahwa orang dapat dikatakan normal apabila mereka bisa melakukan
pekerjaan orang sesuai dengan umur mereka secara normalnya. Diperlambat jika
pertunjukkan korespon dengan pertunjukkan orang yang lebih muda; dan dipercepat
jika performance melebihi orang-orang yang yang menjadi subjek tersendiri dalam
kelompok umur. Asumsi ini dapat memimpin untuk konsep kapasitas otak sesuai
umur,yakni kita dapat mengukur perkembangan intelektual orang dengan banyak cara
yang sama yang kita dapat menilai kronologi dan umur fisik. Mental Age merupaka
dasar dari jumlah materi tes intelegensi individu yang menjawab dengan benar relatif
dengan jumlah materi rata-rata individu berada pada berbagai umur menjawab dengan
benar. Jadi, jika anak umur 6 tahun memiliki mental age 7, dia sudah melaksanakan
sebaik-sebaiknya yang rata-rata anak umur kronologinya pada kenyataannya adalah 7.
Kemudian, William Sterm, seorang psikologi Jerman, merumuskan IQ, dimana rasio
mental age dibagi kronologi umur kemudian dikalikan seratus
IQ=mental age /kronologi umur ×100
Itu dapat memperlihatkan bahwa, jika anak memiliki IQ 100, hasinya adalah rata-rata
untuk anak seumur mereka. IQ yang di atas 100, anak dipertimbangkan terus
meningkat menjadi superior daripada anak yang lain yang seumur, IQ yang mengalami
kemerosotan di bawah 100,anak relatif kurang baik mengerjakan daripada kawan
sebayanya. Penyesuain diri kemudian dibuat untuk merubah kesatuan untuk mengukur
skor sehingga IQ keseberang di berbagai kelompok umur,dalam arti dapat
diperbandingkan
Skor IQ sering kurang baik dimengerti oleh orang tua, anak-anak, dan gurupun
sama. Sebuah kelakar sering dilontarkan oleh orang tua bila mendengar skor IQ
anaknya, dengan mutlat merasa gembira. Itu kali pertama anaknya mendapatkan skor
IQ lebih dari 100.
Asumsi Yang Mendasari Tes Intelegensi Binnet
Tiga asumsi umum yang mendasari pendekatan untuk menilai intelegensi:
1. Intelegensi umumnya adalah sebuah ciri yang berkembang sesuai dengan umur
2. Performance dalam bentuk skill adalah menilai yang didasari kapasitasuntuk
belajar
3. Apa yang telah dipelajari adalah ukuran dari apa yang bisa dipelajari pada masa
yang akan datang.
Tujuan dalam tes Binnet-Simon adalah untuk mengukur intelegensi umum pada
pekerjaan melalui berbagai tipe sampel dari aktivitas mental seperti pemahaman,
pengetahuan kosa kata, alasan logis melalui analogi, pengetahuan yang antonim
sinonim dan perbedaan, kemampuan untuk melengkapi verbal dan karangan
bergambar, mengidentifikasi absurditas, mendesain gambar, dan ingatan makna
keseluruhan materi dan angka. Tes secara individual diatur dan terdiri dari seri
pertanyaan dan pilihan aktivitas karena bersifat mewakili tingkat pengetahuan dan
kemampuan pada umur tertentu. Tes Binnet-Simon menjadi dikenal sebagai StanfordBinnet setelah direvisi beberapa lama di Universitas Stanford. Revisi terakhir dilengkapi
pada tahun 1986 (Thorndike, Hagen, dan Sattler1986). Tes Binnet-Simon adalah
pelopor dari sejumlah tes bidang dari individu dan kelompok yang didesain untuk
mengukur intelegensi (perhatikan contoh, Petrill dan Wilkerson 2000). Sungguh sial,
karena maksud intelegensi ini dan kecerdasan perilaku dijadikan identifikasi dengan
atribut individual yang nampak sebagian besar sungguh-sungguh berhubungan dengan
prestasi akademik, yang dengan kesediaan dapat diukur, dan dapat membedakan antara
kemampuan anak-anak untuk belajar secara efektif di sekolah yang diatur. Pada
literatur terbaru banyak, sejumlah tes ini mengacu kepada tes kemampuan (lihat contoh
Stenberg 1998b). Pernakah anda melakukan tes intelegensi atau kemampuan? Untuk
apa anda melakukannya? Seperti apakah, dan dapatkah anda melalui tes itu?
Tes Yang Serupa Dengan Tes Ini Dalam Berbagai Skala Intelegensi Wechsler.
Pertanyaan ini merupakan contoh enam subtes verbal.
1.Informasi umum : pertanyaan ini berhubungan dengan bidang informasicontoh,’Berapa banyak tangan yang anda miliki? dan ‘berapa sen dalam satu dollar?
2.Pemahaman : Pertanyaan ini dalam bentuk tes praktek informasi dan kemampuan
untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu-contoh,’Apa yang anda lakukan ketika kamu
memotong kaki anda?’ dan Mengapa anda menyimpan uang di bank?’
3.Matematika: Pertanyaan ini memberikan alasan aritmetika-contoh,’ tempatkan
delapan balok dalam satu barisan sebelum pokok dan suruhlah mereka untuk
menghitung balok-balok tersebut dengan jari anda’ dan ‘jika 14 apel bearatnya 4kg,
berapa banyak apel jika beratnya 21kg?’
4.Persamaan atau sinonim: Pertanyaan ini menanyakan pada apa cara objek dan
tertentu adalah sama, mengukur pemikiran yang abstrak-contoh, ’Apa hubungan antara
piano dan biola?’
5. Kosakata: Pertanyaan ini merupakan tes pengetahuan kata-contoh, ‘Apa arti dari
pisau, meja.......terlambat?’
6. jangka digit: Pertanyaan ini tes perhatian dan ingatan hafalan melalui persembahan
seri digit secara audit yang harus individu ulangi masing-masing di depan atau
belakang’
Ada juga skala performance yang berisi variasi latihan manipulasi yang
memerlukan individu untuk melengkapi pola, menyusun gambar, memasang benda dan
menghubungkan angka untuk nilai
Tes Intelegensi Wechsler
David Wechsler bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa menyedihkan
dengan berbagai bentuk penyakit jiwa. Dia mengesankan melalui fakta bahwa banyak
orang yang sakit secara mental melakukan tes intelegensi standar dengan sangat baik,
yang mengukur kemampuan akademik. Tetapi secara relatif tidak kompeten dalam
interaksi sosial dan pemecahan masalah sehari-hari. Mempertimbangkan tes seperti tes
Binnet tidak cukup karena mereka secara verbal dan secara akademik menyimpang,
aturan Wechsler tentang konstruksisebuah tes adalah mengambil banyak sejumlah
potensi intelektual dalam hubungan dengan pengalaman, motivasi, dan faktor personal.
Ini merupakan dasar dari dasar pemikiran yang faktor emosional mungkinharus lebih
diperhatikan, ketekunan,dan adengan adaptasi, atau mereka mungkin merusak
kemampuan mobilisasi sumber daya intelektual. Ketia skala Wechsler pada awalnya
dimaksudkan untuk menilai skill dari orang tua, anak remaja, dan dewasa, ada yang
sudah dua menurun perluasan dari skala asli (the Wechsler skala intelegensi orang
dewasa:WAIS-III,ada tiga edisi) dan skala intelegensi TK dan SD Wechsler (WPPSI-R,
edisi revisi). Tes dihasilkan melalui dan disediakan dari korporasi psikologi (Gardner
dan Clark 1992).
Tes Wechsler memiliki nilai clinikal berharga, mereka juga menunjukkan yang
dipersembahkan melalui lelompok psikotik tertentu dan beberapa pola kerusakan otak.
Tes ini sudah dilakukan di Australia dan New Zealand denga perubahan kecil untuk
beberapa item.
Kelompok Tes Intelegensi
Tes intelegensi individual seperti Stanford-Binnet dan Wechsler mengkonsumsi
waktu, mahal, dan memerlukan ahli administrasi dan analisis. Karena dari mereka ini
sebagian besar sering digunakan dalam situasi yang klinis. Kelompok tes intelegensi
sering disebut tes pena dan kertas, dikembangkan untuk membuat tes cepat dan murah,
ketika mempertahankan kecermatan dan validitas prediksi. Salah satu dari alasan
pertamauntuk mengembangkan kelompok tes orang yang sudak diseleksi untuk
ketentaraan US selama perang dunia pertama. Tes tentara ini digunakan untuk
menyeleksi individu untuk berbagai tingkat dari latihan ketentaraan, atau untuk
mengeluarkan mereka sama sekali semuanya jika mereka dipertimbangkan tak cocok
untuk beberapa training atau latihan (Aiken 2003). Setelah penampilan tes kelompok
inisial ini, ada suatu ledakan dalam perkembangan tes kertas dan pena. Diantara tes
kelompok biasa menggunakan tes seperti di Australia dan New Zealand adalah tes ACER
junior, Tes ACER Intermediet A dan Tes ACER I intermediet D, Tes Kenaikan ACER B40
dan Tes Kenaikan ACER N, Tes ACER memberi alasan kemampuan, tes tertinggi Otis dan
tes intelegensi Slosson. Tes di Australia didasarkan pada norma yang diperoleh dari
sampel di Australia. Bagaimanapun, format dan gaya tes serta tekhnik psikometrik dari
item konstruksi dan validasi merupakan pengaruh kuat melalui model luar negeri, pada
servis ujian pendidikan tertentu dikerjakan di Amerika Serikat (Keats dan Keats 1988)
Tes kelompok intelegensi ini sudah digunakan secara ekstensif pada masa lalu
untuk mengalirkan anak-anak sampai pada tingkat sekolah yang berbeda dengan tujuan
menyediakan kesempatan khusus untuk ana-anak yang cemerlang.
Sejak tahun 1980, sudah ada pergerakan jauh dari penggunaan tes kelompok
untuk mencapai tujuan mengamankan nilai individu dengan tujuan mengintegrasikan
anak dengan intelektual disabilitas sampai kelas tendensi (Doherti 1982) (lihat bab 9
dan bab 10). Untuk perluasan tertentu, pergerak terhadap tes massa ini sudah
dihasilkan lobi melalui pendatang dan minoritas masyarakat yang yang terkait bahwa
komponen bahasa dalam tes kemampuan umum mungkin menghalangi terhadap
penilaian yang adil terhadap anak-anak yang pindahan dan aslinya berlatar belakang
tidak berbahasa inggris. Federasi guru Australia, bersama dengan berbagai kelompok
guru, juga sudah berpengaruh tes kelompok yang parsial meninggal. Kelompok ini
terkait dengan kemungkinan bias yang tidak dapat dipisahkan dalam tes. Pada keadaan
tertentu, berpikir bahwa anak-anak dari sosial ekonomi yang beruntung dan kelompok
rasial akan dipersiapkan lebih baik untuk menjawab pertanyaan karena memiliki akses
terbesar untuk mendapatkan informasi (Keats dan Keats 1988). Tes psikologi terus
meningkat –seperti tes inelegensi dan kepribadiaan, disediakan melalui internet,
dengan banyak tes kertas dan pensil yang diadaptasikan penyelesaiannya dalam
komputer (Naglieri et.al 2004). Langkah ini untuk memperkenalkan sejumlah persoalan
baru yang dibutuhkan untuk pertimbangan sehingga tes jenis ini hasilnya vali, reliabel
dan etis. Banyak dari persoalan ini berhadapan dengan yang terdapat dalam artikel “Tes
Psikologi Dalam Internet” yang direkomendasikan untuk dibaca pada akhir bab ini
(lihat juga Hannah 2005).
Point Pertanyaan
Bagaimana menurut anda yakni banyak digunakan mempertimbangan
intelegensi kuantitatif dan kualitatif? Berikan lasan untuk jawaban anda.
Pembatasan Tes Intelegensi
Apa keaslian tes intelegensi Binnet-Simon (dan diikuti tes lainnya seiring lankah
kaki) mengukur aktual yang diperoleh dari pembelajaran, yang mengacu kepada
intelegensi hablur. Intelegensi habluke kemudian digunakan sebagai indeks apa yang
mungkin diharapkan dari individu di masa yang kana datang. Seperti, tes ini selalu
dikorelasikan dengan masing-masing lainnya dan dengan akademik. Performance di
sekolah, dan petunjuk reliabel untuk individu yang mungkin tercapai di sekolah jika –
dan penting –sekolah ditekankan cita-cita pada dari dasar kemahiran pengetahuan
individu dalam bentuk fakta dan figur, dan perkembangan skill memberi alasan
tertentu.
Dugaan Alternatif Intelegensi
Bagaimanapun, seperti anda bisa melihayt kemungkinan, maksud psikometrik
dari apa yang konstitusi intelegensi dibatasi untuk pengembang tes mendefinisikan
sebagai intelegensi perilaku.larangan yang lain bentuk pernyataan sangat bernilai
intelegensi perilaku melalui kreatifitas, skill sosial, dan performance secara fisik yang
bagus. (mengacu kepada sesi permulaan dalam multi intelegensi dan Sternberg dan
Grigorenko 1997). Selanjutnya, mengambil sejumlah kecil individu yang sudah memiliki
pengalaman yang berbeda atau tidak lazim, persiapan mereka yang kurang baik untuk
keberhasilan dalam tes. Contohnya, aplikasi tes untuk individu yang latar belakangnya
tidak berbahasa inggris, individu dari latar belakang kultural yang lain daripada satusatunya dimana tes ini deikembangkan, individuyang belum menerima kesesuaian, atau
memperluas, sekolah, atau individu yang menderita masalah endemik kesehatan
(Sternberg dan Grigorenko 1997, Rogoff dan Chavajay 1995). Tentu saja beberapa
orang berpikir bahwa tes intelegensi meruakan suatu cara yang tidak termasuk banyak
individu, tentunya dari indiidu yang dari kelompok yang berada dalam kerugian.
Contoh Kelompok Tes Intelegensi
Kelompok tes intelegensi sering didesain untuk menilai intelegensi umum
individu sebagai pengungkapan performance mereka dalam bentuk pertanyaan verbal
dan numerik. Soalnya adalah secara umum menyusun urutan menarik dari yang sulit
dan munkin memasukkan analogis, klasifikasi, sinonim, seri angka dan huruf, dan
pertanyaan yang terdiri dari aritmatika dan pemberian alasan verbal. Tes ini biasanya
diatur waktunya. Secara khas tes ini mengatakan:
Tes ini untuk melihat seberapa baikkah anda bisa berpikir. Tes ini berisi
pertanyaan dari berbabagai macam yang bereda, beberapa contoh dan
pertanyaan latihan akan memperlihatkan kepada anda bagaimana
menjawab pertan
Kemudian diikuti instruksi yang mengatakan :
Usahakan anda menjawab dulu pertanyaan yang dianggap mudah, dan bila anda
masih memiliki waktu baru anda kembali mencoba menjawab pertanyaan yang
dianggap sulit. Jangan habiskan banyak banyak waktu untuk mengerjakan satu soal.
Usahakan banyak mencoba menjawab benar
Pertanyaan berikut dimana mencari jawaban serupa dengan pertanyaan :
1.Kaki dimiliki manusia seperti cakar yang dimiliki(?)
1.anjing 2. kuda 3.singa 4. kucing 5. Burung
2.Buku di perpustakaan seperti binatang berada di (?)
1. pantai 2. bot
3. rumah 4.kebun binatang
3. Nomor selanjutnya setelah seri berikunya (?)
2468
4. Apa amngka selanjutnya setelah seri ini (?)
15253545
5. Apa kelompok huruf selanjutnya setelah seri ini (?)
AA, BB, CC, DD
6. Apa kelompok huruf selanjutnya setelah seri ini (?)
AC, BD, CE, DF
7. Empat kata berikut ini sama, apa kata lainnya (?)
1. coat 2. shirt 3. singlet 4. sweater 5. Socks
8. Empat kata berikut adalah sama, apa kata lainnya (?)
1. Tertawa 2. Terkikih-kikih 3. Tertawa kecil 4. Tertawa dibuat-buat 5. Pekik
9. Besar berarti :
1. dingin 2. besar 3. pendek 4. lucu 5. kecil
Intelektual yang cacat, dari partisipasi dalam tendensi sosial (Davidson 1984,
Goodnow 1988, Smith 1999). Ini disebabkan esensi untuk konsep tes intelegensi
yang bertujuan untuk merangking gan mengkategorikan orang. Rangking
menyiratkan bahwa orang akses lebih atau kurang keuntungan menurut rangking
mereka. Ini merupakan point yang penting. Bagaimana menurut anda?
1.
2.
3.
4.
Tabel 3.3. Pembatasan Tes Intelegensi Verbal
Hanya mengukur pembelajaran akademik (sekolah)
Jangan mengukur kreatifitas, skill sosial, atau keunggulan performance secara
fisik.
Penyimpangan terhadap latar belakang dari hubungan yang berbeda pada
performance sekolah (contohnya: bahasa, latar belakang pengalaman)
Mengukur dengan cepat tetapi tidak memerlukan diligensi dan perhatian secara
detail.
Tes Intelegensi Non Verbal
Soal yang dapat diperbincangkan dimana pernah ada penyimpangan dengan
sebenarnya dan tes bebas kultur (lihat contoh, Gipps 1999). Pada sebagian besar
kasus, tes didesain sehingga tidak ada penyimpangan secara nyata. Contohnya,
dalam mendesain es pena dan kertas, salah satu pertanyaan harus ditolak oleh
penulis jika terlalu banyak laki-laki atau terlalu banyak perempuan
mendapatkan pertanyaan yang benar, atau diseleksi sehingga ada keseimbangan
antara item yang lebih relevan untuk laki-laki dan perempuan. Bagaimanapun,
disamping ini, tidak mengejutkan dengan perbedaan hidup sehari-hari dari lakilaki dan perempuan, bahwa ada pertanyaan yang akan dijawab dengan benar
lebih sering oleh satu jenis kelamin atau yang lainnya (Halpern dan LaMay
2000). Laki-laki mungkin lebih mudah bisa menjawab pertanyaan tentang arah
dan geografi, sedangkan perempuan lebih bisa menjawab pertanyaan kesehatan
dan hubungan. Untuk mengurangi potensi pnyimpangan yang melekat dalam tes
verbal, sejumlah tes non verbal didesain bahwa pengukuran intelegensi melalui
aktivitas seperti pola penyelesaian (Raven Progretive Matrices), gambar, dan
diagram (Tes Non Verbal ACER Junior; Tes Non Verbal Intermediet Jenkins; Tes
Kosakata Gambar Peabody-PPVT; Tes kemampuan umum-TOGA) dan
menggambar (Tes Menggambar Harries-cukup baik) (lihat gambar 3.2). Penulis
tes juga memberikan perhatian mereka untuk mengembangkan tes kultur yang
adil, dengan the Raven Progresive Matrices dan the Culture Fair Intelegensi Terst
contohnya dari ini. Rincian dari tes ini, dan yang lain, mungkin dapat ditemukan
di Aiken (2003). Skor diperoleh melalui tes non verbal ini, bebas kultur, dan
tidak ada penyimpangan tes yang sering mengacu sebagai suatu indeks
intelegensi tidak tetap-yakni, suatu pengukuran kapasitas lebih baik
dibandingkan dengan suatu pengukuran dari apa yang seseorang sudah ketahui
(intelegensi hablur). Bagaimanapun, fakta-fakta yang mendukung bahwa ter non
verbal tetap bukan kultur independent dan bahwa mereka juga menyimpang
dalam menyokong individu dari kultur dominan yang mendesain tes (Gipps
1999). Oleh karena itu anda dapat melihat bagaimana kompleksnya persoalan
sari tes intelegensi.
Variabel Yang Mempengaruhi Pengukuran Skor IQ
Orang dapat lebih atau kurang ahli dalam mengerjakan tes intelegensi.
Menjalani tes verbal taau analogi figural atau menjalani rumus matematika
mungkin terdiri dari skill berikut (Sternberg 1998) :
 Memecahkan apa yang orang lain ingini (dalam kasus ini, penulis tes);
 Perintah dalam bahasa inggris;
 Membaca definisi atau pemahaman;
 Alokasi waktu;
 Mendukung konsentrasi;
 Pemberian alasan yang abstrak;
 Berpikir cepat;
 Manipulasi simbol;
 Menekan rasa gugup dan emosi lainnya yang bisa mengganggu
performance tes.
Beberapa dari variabel yang dapat mempengaruhi pengukuran skor IQ yang
dipresentasikan pada daftar 3.4 dan 3.5. Seperti yang anda bisa lihat, mereka
sunggujh ekstensif. Oleh karena itu skor IQ mungkin tidak begitu banyak rekor
kapasitas intelektual individu seperti yang dikombinasikan efek dari semua
faktor yang beroperasi pada anak di saat tes, dan memperpanjang yang orangorang dengan sadar mengenali peraturan dan prosedur dalam menjalani tes
(ketentuan ini penting jika tes diberikan kepada kelompok yang dulunya tidak
melaksanakan tes. Seperti kelompok suku Aborigin, Maori, penduduk asli dan
kepulauan Amerika). Dalam masa yang panjang , banyak tanda secara fisik dan
emosi yang berubah pada individu-seperti perpindaha dari pedalaman ke kota,
kehilangan orang tua melalui kematian dan perceraian, dan masa sakit-mungkin
hasilkan dalam sebuah perubahan dalam performance intelektual. Skor IQ
banyak gunanya, harus secara terus menerus diapdated, dan hasil dari sebuah
bidang tes harus diambil sampai perhitungan.
Karena pengaruh potensi ini,berbahaya untuk ditanggung bahwa anakanak yang dengan IQ tinggi akan memerlukan perform yang baik, dan bahwa
anak yang dengan IQ rendah akan memiliki perform yang menyedihkan. Skor IQ
harus digunakan sebagai petunjuk saja. Guru harus mempertimbangkan dari
dasar kemampuan individu dengan mendemotrasikan dalam ruang kelas,
daripada yang skor IQ dapat memimpin mereka untuk ahli (Sternberg dan
Grigorenko 1997)
Daftar 3.4. Variabel Tes Yang Mempengaruhi Pengukuran Intelegensi
1. Tes administrasi yang sebenarnya.
Tes yang berbeda sifat pengukurannya berbeda-verbal,penggerak,
perseptual, alasan yang abstrak, dan masih banyak lagi. Tes intelegensi jarang
menyadap skill interpersonal, kemampuan atletik, kreatifitas, dan
keanekaragaman dari sifat manusia lain yang diinginkan
2. Perbedaan kultural.
Ada kemungkinan faktor kultural dan sosial yang beroperasi yang dapat
mempengaruhi performance seseorang dalam tes IQ.
3. Norma yng tidak sesuai
Norma untuk tes dengan cepat menjadi tanggalnya dan reliabel. Tes tidak
mempengaruhi oleh updated.
4. Tes mengambil pengalaman
Kompetensi dalam pengerjaan tes berasal dari training dan praktek.
Daftar 3.5. Variabel Motivasi Mempengaruhi Pengukuran Intelegensi
1. Tekanan dari orang tua (anda harus melakukan dan menyeleksi dengan baik
untuk mendapatkan sampai sekolah tinggi).
2. Pengalaman positif atau negatif di sekolah (ini merupakan sebuah sekolah
yang ‘daggy’ dan saya akan menunjukkan pada mereka apa yang menurut
saya tidak membosankan tentang tes).
3. Afilisasi teman sebaya (tidak terlihat bagus dilakukan sangat baik di sekolah).
4. Raport dengan guru dan penguji (saya akan mencoba lebih keras dengan
guru yang saya suka).
5. Kebijaksanaan sekolah (beberapa skolah menekankan kompetisi, menilai,
kemampuan berkelompok, dan promosi).
6. Kepribadian anak (tingkat ketertarikan umum, impulsif, ketekunan,
kesesuaian, ketajaman perhatian).
7. Kesehatan (saya mengalami sakit kepala dan hari itu sangat panas, jadi saya
tidak merasa terganggu).
8. Enkulturasi sampai kultur yang menilai tes IQ.
PENGGUNAAN TES INTELEGENSI SECARA PRAKTIS
Penggunaan tes intelegensi secara praktis dan skor IQ tergantung pada validitas,
reliabelitas, dan stabilitas (Hannah 2005). Secara teknik persoalan validitas dan
reliabelitas dalam konstruksi tes dipertimbangkan pada bab 11. Skor IQ pada
umumnya kelihatan valid dan diprediksi secara wajar akurat performance seorang
anak dalam akademik kerja, tetapi mereka tidak memprediksikan performance
dalam bidang non akademik. Alasan tes prediksi prestasi akademik ini sangat baik
yaitu bahwa berdasarkan kemampuan dan memanfaatkan skill dalam tes ini
sangat serupa dengan penggunaan dalam latihan akademik (Sternberg 1998b).
Sternberg berpendapat bahwa saat tes analogis verbal dan tes pemecahan soal
matematika digunakan sebagai prediktor performance sekolah, performance
sekolah bisa saja digunakan dengan mudah untuk memprediksi terlebih dahulu.
Ini merupakan point yang sangat penting. Performance sekolah tidak menentu
dipercaya bahwa ada kausal yang berhubungan antara pengukuran skor
inteegensi dan skor prestasi nantinya. Skos secara sederhana dikorelasikan , untuk
lasan outline yang disebutkan di atas, dan berbahaya mempercayai pengukuran
intelegensi sebelumnya, dan dalam beberpa hal, disebabkan atau dikontrol
prestasi akademik. Kemungkinan bahwa siswa yang sudah memiliki pengalaman
pendidikan yang menyedihkan kekurangan skill untuk perform yang baik dalam
tes intelegensi. Permasalahannya adalah sekali siswa sudah pernah dikategorikan
sebagai siswa dengan intelegensi rendah, pengalaman pendidikannya mungkin
menjadi dimajukan lebih lanjut. Ini kemudian disangkal merekamemajukan
pertumbuhan kesempatan dan menganggap ketidakmungkinan merekauntuk
memperbaiki performance intelektual mereka dalam tes kemampuan. Kami
mendiskusikan persoalan ini pada konteks yang lain ketika kami
mempertimbangkan memenuhi pemenukan profesi pribadi pada bab 7.
Skor tes intelegensi merupakan secara wajar stabil pada anak yang
berkembang semakin tua-rata-rata perubahan skor IQ antara umur 12 dan 17
tahun adalah 7.1 point, dengan berbagai variasi sampai 18 pointuntuk beberapa
individu (ihat Neisser et.al 1996). Dari situ penting untuk dicatat, saat skor IQ
tetap stabil, ini tidak mengindikasi bahwa performance individu adalah sama
melebihi waktu sekarang. Individu memperoleh pengetahuan, skill nalar dan
kosakata. Bagaimanapun, itu tidak merubah skor relatif individu dengan individu
yang lain pada umur sama.
Penting juga bahwa skor IQ reliabel untuk individu jika mereka memiliki
beberapa nilai dalam program persyarata bahwa guru mereka mengembangkan
siswa skor dasar mereka. Sebenarnya skor IQ dapat menjadi pokok utuk variasi
sampai 20 point pada tes yang berturut-turut seperti mereka dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor non intelektual pada waktu tes (lihat contoh, Gipps 1999). Oleh
karena it, kami harus memperhatikan skor individu dalam jangkauan luas dari
skor perkiraan. Selanjutnya, tidak penting untuk mencatat bahwa batasan-batasan
dari apa yang kita kenal sebagai kapasitas intelektual normal adalah sangat luas,
dan meliputi sebagian besar anak-anak di sekolah kami. Hence, ada sedikit
pertimbangan aliran dalam skor intelegensi dasar (kecuali mungkin untuk yang
sagat bertalenta, dan tidak cacat). Distribusi normal skor IQ dipresentasikan pada
gambar 3.3
Point Pertanyaan
Penelitian menunjukkan bahwa tes memprediksi performance sekolah
cukup baik, dan memprediksi skor dalam tes prestasi sekolah yakni didesain
untuk mengukur pengetahuan kurikulum. Bagaimanapun, performance akademik
tidak dijelaskan melalui intelegensi sendiri. Kesuksesan pembelajaran sekolah
tergantung pada banyak karakteristik personal lainnya daripada intelegensi.
Daftas sejumlah karakteristik pribadi yang mungkin mempengaruhi pembelajaran
sekolah. Apa faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pembelajaran dan
prestasi sekolah?
STUDI TAMBAHAN
Hereditas, Lingkungan, dan Perilaku Genetis
Topik hereditas, lingkungan, dan perilaku genetis berdampak pada
perkembangan psikologi dan fisik, yakni sangat banyak, kompleks, dan melebihi
lingkup tes ini (lihat Papalia dan Olds1989, Turner dan Helms 1991).
Bagaimanapun, kami berharap mendapatkam sejumlah point tertinggi untuk anda
untuk pertimbangan dalam konteks bab ini dan dalam bab selanjutnya dalam
perkemangan individu.
Perkembangan :Hereditas Versus Lingkungan
Jelasnya bahwa semua yang diprogram secara genetika efeknya adalah
perkembangan seorang individu dengan potensi dapat diubah oleh lingkungan
(itupun bahwa sukar untuk diobservasi dan mungkin alami dalam biokimia). Itu
juga menjelaskan bahwa semua efek lingkungan dalam perkembangan karakter
fisik dan psikologi melibatkan struktur genetik. Intisri dari pokok persoalan
hereditas dan lingkungan berada dalam masing-masing kepentingan yang relatif
ini untuk perkembangan manusia dan bagaimana faktor lingkungan (khususnya
faktor interpersonal dan kultur) dapat menfasilitasi perkembangan potensi
genetik, menghalangi perkembangan, atau kompensasi tidak cukup untuk
menerima potensi warisan individu. Dua perbedaan besar posisi kemungkinan.
Dalam satu sisi, dijelaskan bahwa potensi individu sangat lunak dan, menyediakan
lingkungan yang sehat dan stimulasi, individu mungkin berkembang banyak
perbedaan fisik dan skill psikologi dan talenta, tanpa bergantung pada batas
perkiraan dari warisan genetik. Ini mengacu kepada kedudukan lingkungan. Pada
sisi yang lain, berpendapat bahwa perkembangan individu mencerminkan potensi
genetik dan sejumlah leahlian tehni lingkungan yang dapat merubah
perkemangan individu tentunya. Ini mengacu kepada kedudukan hereditas, jika
kita menjaga perilaku di saat masih muda, yakni fisik, emosi, sosial atau
intelektual maka hasilnya mengalami kematangan pribadi. Kemudian kita semua
membutuhkan kegiatan untuk mengembangkan potensial mereka secara utuh
dengan membiaarkan anak-anak mengalami pertubmuhan sendiri.
Dalam banyak bidang perkembangan manusia, kedudukan hereditas
terlihat sangat kuat. Hampir tidak mungkin merubah keadaan lingkungan.
Perkembangan tinggi, mata dan warna rambut, dan erbagai kemahiran
psikomotorik seperti latihan menggunakan toilet dan berjalan (melalui jalan,
melemahkan lingkungan atau kesehatan mungkin memperlambat pertumbuhan
alami). Bagaimanapun, saat kita mempertimbangkan secara luas mengatur
perilaku karakteristik manusia itu. Itu menjadi prolema untuk diperdebatkan
bahwa potensial genetik sendiri merupakan sebab dasar perkembangan. Laporan
dari intelegensi, karakteristik kepribadian, kreatifitas, kecakapan fisik, kecakapan
interpersonal dan masih banyak lagi, kami mengkonfrotasikan dengan
kemungkinan yang kuat bahwa perkembangan kecakapan sangat dipengaruhi
oleh lingkungan.
Perilaku Genetik
Pendidik pada umumnya menginginkan pandangan bahwa kedua
lingkungan dan potensial hereditas penting dan saling berinteraksi selama
perkembangan individu (lihat contoh: Petrill dan Wilkerson 2000, Sternberg dan
Grigorenko 1997). Hubungan timbal balik ini jelas menandakan variasi dalam
perbedaan pola perkembangan anak. Jika manusia berkembang seharusnya
menjadi matang sendiri, seperti pada beberapa spesies binatang, tidak akan ada
persamaan dengan manusia. Bidang khusus psikologi, perilaku genetik,
menyelidiki interaksi lingkungan dan hereditas (lihat contoh, persoalan khusus di
jurnal psikologi Australia, 2004, 56). Untuk Ahli perilaku genetika, pertanyaan
bukan yang mana gen atau lingkungan yang beroperasi, tetapi berapa banyak
pengaruh gen dan lingkungan dalam intelegensi dan perilaku. Penyelidik ini sudah
mendesain penelitian yang kompleks yang digunakan orang kembar identik dan
sifat persaudaraan dan tidak bertalian untuk menguji hal tersebut. Ada juga
penelitian untuk menguji rangkaian DNA untuk identifikasi gen yakni yang
diasosiasikan dengan kemampuan kognitif dan prestasi. Tidak ada keraguan
bahwa gen mempengruhi intelegensi dan karakter kepribadian lainnya seperti
stabilitas emosi, dengan perkiraan pengaruh gen rata-rata sekitar 50 persen saat
gabungan melalui studi kembar dan adopsi yang tersedia (Petrill dan Wilkerson
2000, Wortman dan Loftus 1992). Meskipun demikian ada pertimbangan faktafakta bahwa pengaruh lingkungan bermain signifikan yang berperanan dengan
baik. Pola hubungan antara hereditas dan lingkungan yang mengkarakterisi
intelegensi juga berlaku bagi prestasi akademik, tetapi seperti yang telah kita lihat
sebelumnya,ada kekuatan korelasi antara tindakan intelegensi denga prestasi
akademik, jadi penemuan ini tidak mengejutkan.
Beberapa teori sudah mengembangkan model untuk menjelaskan
bagaimana interaksi antara gen dan lingkungan mungkin terjadi pengaruh
intelegensi dan lingkungan. Scarr dan McCartney (mengutip dari Petrill dan
Wilkerson 2000; lihat juga ates et.al 2004) tiga tipe sketsa interaksi antara gen
dan lingkungan. Yang pertama adalah interaksi pasif, dimana gen dan lingkungan
keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu orang tua. Dalam kasus ini, jika
orang tua trampil secara kognitif-yaitu bahasa umum, cemerlang atau intelegensimereka mungkin menyediakan anak mereka dengan banyak buku meleihi
daripada yang mereka terima secara normal. Karenanya, orang tua menyediakan
gen dan buku keduanya menyebabkan lingkungan anak-anak secara tidak
langsung dikorelasikan dengan gen mereka. Pada model yang kedua, gen secara
langsung mempengaruhi jenis lingkungan yang menjadi tempat pengalaman anak.
Ini disebut sebagai interaksi reaktif. Contohnya, jika seorang anak menunjukkan
bacaan yang menarik sebagai hasil genotip mereka (ciri-ciri melalui gen),
kemudian orang tua mungkin merubah lingkungan sebagai hasil dan membacakan
anak, dengan begitu meningkatkan kompetensi anak dan membaca menjadi
menyenangkan. Ini ujian terbaik dengan mengadopsikan anak-anak, dimana
perilaku non biologi orang tua dibentuk melalui genetika yang mempengaruhi
perilaku anak kita. Akhirnya model ketiga interaksi aktif yang nyata, saat gen anak
dibuat kemungkinan leih mereka mencari-cari lingkungan yang dapat dipercaya.
Dalam kasus ini, kemungkinan bahwa secara akademik mengorientasikan anak
mencari-cari secara akademik lebih memperkaya lingkungan dan sebab itu
sebagai hasilnya meningkatkan performance mereka. Point yang paling belakang
ini dianalisis untuk menunjukkan bahwa gen mungkin berpengaruh dalam media
luas yang mana anak secara akademis mencari-cari lingkungan yang berhuungan,
atau kurang lebih memperkaya lingkungan yang tersedia untuk mereka.
Bagaimanapun, dengan banyak bidang inquiry, ini masih merupakan masa kanakkanak.
Arus Dan PenggolonganKecakapan
Perspektif lingkungan dan perspektif hereditas keduanya, pada berbagai
waktu, mempengaruhi pendidikan praktis. Ketika pendidik percaya bahwa
perkembangan anak menggambarkan potensial genetis, ada tekanan dalam tes
sesuai dengan potensial dan arus anak-anak, sehingga perkembangan individu
dapat dimaksimalkan (dalam menghambat aturan melalui potensial genetis).
Konsekwensinya adalah perkembangan pendidikan yang dasarnya pada
epercayaan anak sampai kemampuan dan talenta di kelas yang berbeda, dan
membatasi aktivitas untuk melalui sebagian tanggung jawab untuk anak dalam
penggolongan kecakapan tertentu. Sekolah khusus didirikan untuk melayani anak
yang sangat bertalenta, dan secara fisik, mental, dan sosial cacat. Tekanan pada
pengaturan yakni dalam perkembangan individu anak dalam konteks menaksir
potensi bermanfaat dari program pendidikan tertentu.
Ketika pendidik percaya bahwa kekuatan lingkungan tertentu dalam
membentuk perkembangan manusia, ada tekanan pada pengalaman anak dalam
sebuah bidang lingkungan untuk memaksimalkan perkembangan individu.
Lngkungan pendidikan ini berdasarkan pada keyakinan memiliki kelas paralel,
dan anak dengan menaksir perkembangan atau pembelajaran yang sukar
merupakan tendensi sehingga mereka dapat bermanfaat dari memperkaya
lingkungan kelas reguler (lihat bab 9). Progresi dan ekspose untuk memperkaya
varietas atau program spesial yang merupakan syarat untuk mengira kecakapan
individu untuk memanfaatkan program tersebut.
Pandangan Psikometrik Dari Intelegensi Dan Perubahan Perkembangan
Piaget dan Vigotsky mencoba menjelaskan perubahan dalam
perkembangan fungilisasi intelektual. Saat teori psikometrik intelegensi
dikembangkan sebagian besar dengan pikiran anak remaja dan dewasa, ada cara
dimana teori ini dapat mengakomodasi peruahan perkembangan, contohnya:
1. Perubahan sejumlah dimensi karakteristik intelegensi melalui: Seperti
seorang anak tumbuh semakin tua, sejumlah dimensi psikometrik yang dapat
diukur kenaikan dengan penuh arti. Dengan kata lain, ada kenaikan
diferensiasi dalam fungsi mental yang terlihat.
2. Perubahan dalam dimensi yang relevan atau bobot dengan umur: Seperti
anak yang berkembang semakin tua, pengukuran dimensi melalui tes
menjadi leih atau kurang penting dalam diskriminasi antara individu.
Contohnya, bayi mungkin sebagian besar dibedakan melalui faktor
perseptual motorik dan anak yang tua melalui faktor manipulasi simbolverbal.
Elemen lain dari analisis psikometrik yang mengindikasi perubahan
perkembangan yang berada dalam bidang yang sukar pada teks ini tetapi mungkin
ikut menuju pada Sternberg dan Powell (1983).
Apakah Kita Menjadi Lebih Cakap?
Membangkitkan minat pada aspek pengukuran intelegensi melalui tes
psikometrik adalah, melintasi generasi berturut-turut, tingkat intelegensi
memperlihatkan suatu peningkatan melalui tiga point IQ per dekade, meskipun
pda kenyataannya bahwa tes pada waktu tertentu renormed untuk melakukan
penyesuaian untuk meningkatkan kesempurnaan tes (Flynn 199;, lihat juga
Kanaya, Scullin, dan Ceci 2003;Neisser et.al 1996). Ini diketahui pengaruh Flynn,
setelah James Flynn yang mendokumentasikan kenaikan ini lebih bertahun-tahun.
Apa ketentuan yang menarik bahwa memperoleh keuntungan kelihatan luar biasa
dalam tes yang didesain sehingga bebas dari penyimpangan, seperti Matrice
progresif Raven. Selanjutnya aspek menarik dari penomena ini adalah ketiadaan
hubungan antara suatu peningkatan level pengukuran intelegensi melalui tes
intelegensi da performance akademik atau sekolah yang nyata,yang secara umum
belum diperbaiki.
Apa penjelasan untuk meningkatkan level pengukuran intelegensi?Ada
tiga penjelasan yang memberikan sejumlah pengaruh. Pengaruh yang pertama
berhubungan dengan pengembangan hidup sehari-hari sebagian besar orang
secara kompleks melalui ekspose untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
Banyak bentuk media masa dan teknologi, memperluas dan lebih banyak orang
yang pitar dan berpengalaman sekolah, dan kesatuan baru dan pernah merubah
pengalaman yang orang-orang ekspose mungkin telah dihasilkan perubahan
pikiran koresponden secara kompleks dan tentu saja dalam kemampuan
psikometrik.
Penjelasan yang kedua mempertalikan keuntungan untuk memperbaiki
nutrisi. Sebagian besar orang sadar bahwa anak rata-rata tumbuh lebih tinggi dn
lebih besar sebagai hasil peruahan diet. ( ini tentu saja nampak kelihatan jelas
khusunnya di negara-negara asia seperti jepang). Mungkin ukuran otak juga
meningkat dan berpengaruh terhadap fungsi intelektual.
Akhirnya, beberapa memantah bahwa intelegensi belumlah bangkit tetapi
lebih, satu aspek yang dirasa dapat diperbaiki adalah pemecahan masalah yang
abstrak. Perbaikan ini dalam cara berpikir yang abstrak yang mungkin hasilnya
luar biasa yang dapat membuka kesempatan individu untuk menggunakan cara
berpikir yang abstrak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berpikir yang abstrak
merupakan komponene mayoritas dalam tesIQ, masuk akal bahwa orang akan
meningkatkan performa leih baik dalam dimensi berpikir ini.
Point Pertanyaan
Hipotesis dalam penjelasan yang menarik ini perkembangan pengukuran
intelegensi. Bagaiman menurut anda dari masing-masing perkembangan
pengukuran intelegensi tersebut?
Stasiun Aksi
Pertimbangkan sebuah bidang tes intelegensi (seperti Starnfor- Binnet,
ter ACER, WPPSI, Goodenough-Harris Drawn-a-Person, Deretan penilaian Anak
Kaufman dan Matris Progresif Raven). Pertimbangkan secara kritis tes dalam
konteks teori tes psikometrik intelegensi. Indikasi dengan jelas :
1. Natural masing-masing tes.
2. Yang mendasari konstruksi masing-masing tes adalah mencoba untuk
mengukur.
3. Kekuatan dari masing-masing tes.
4. Kelemahan dari masing-masing tes.
Diskusikan kesimpulan anda dalam kelompok
APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?
MENYUSUN KEMBALI FISIK HURUF YANG MEMBANTUNYA BELAJAR
Billy, dalam kelas nona Clifford, berjuang dengan pekerjaannya dalam semua
bidang. Dia memiliki beberapa kesulitan menuangkan beberap gagasan yang akan
dipresentasikan dalam cara tulisan verbal. Melalui observasi dan bekerja secara
intensif dengan dia, nona Clifford menemukan bahwa cara termudah untuknya
belajar adalah dengan menggunakan bantuan taktile dan memperbaikinya dengan
banyak latihan erpengalaman.
Satu contoh dari cara tersebut adalah krtika dia belajar mengeja. Mereka
mencari kelompok kata tertentu dan Billy memiliki kesulitan untuk mengingat
kembali apa yang sudah dia lakukan. Nona Clifford mulai berkerja dengan huruf
ubin dengan huruf individu masing-masing dari mereka dan bermain berbagai
jenis permainan yang meliputi menyusun huruf menjadi bentuk pola yang
berbeda. Penyusunan kembali fisik hurufbenar-benar terlihat dapat membantu
Billy memperjelas pemahamannya dari apa yang dia kerjakan.
Apa modifikasi lain yang dapat membuat program pengajaran untuk tingkatkan
pembelajaran Blly? Pertimbangkan alasan guruuntuk membuat modifikasi untuk
memperkenalkan program di atas.
APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?
MENYUSUN KEMBALI FISIK HURUF YANG MEMBANTUNYA BELAJAR
Mengandung bahwa nona Clifford memiliki rencana untuk Blly yang berbeda
dari istrahat kelas karena dia seorang pelajar yang tertunda dan dia harus
menandingi isi rogran pengajarannya khusus untuknya untuk mengakomodasi
pembelajaran yang dibutuhkannya. Memuat observasi secara berkelanjutan sudah
diijinkan nona Clifford untuk menjalankan perkembangan Billy lebih dari setahun
dan dilanjutkan dengan modifikasi pendekatannya sebagai kebutuhannya untuk
bangkit. Ini terdiri dari membuat banyak penelitian baru dan mencoba untuk
fokuskan pada minatnya disusun menurut tngkatan motivasinya terhadap
pembelajaran.
Apa solusi anda dari masalah ini?Bagaimana studi kasus ini mengilustrasikan
pertimbangan penting dalam pembelajaran individu yang berbeda? Bagaimana
hubungannya dengan prinsip pendidikan yang diperoleh dari teori intelegensi
Gardner dan Sternberg?
BAB 4
PROSES INFORMASI DAN PEMBELAJARAN EFEKTIF
Ikhtisar
Dalam bab ini, kita fokuskan pada proses informasi sebagai suatu model unuk
menjelaskan pembelajaran manusia.Kami meneliti secara detail komputer
sebagaisuatu analogi untuk proses pembelajaran melalui cara dimana informasi
dihadirkan, menyandi, diproses, menyimpan dan mendapatkan kembali.
Proses informasi diteliti untuk mendukung bahwa ada batasan sejumlah
informasi yang pelajar dapat mengikuti dan proses secara efektif. Jika kita
memberi muatan berlebih sistem proses, memori tidak akan bisa bekerja untuk
menguasai atau mengatasi dengan tuntutan dan proses menjadi tidak efisien.
Penelitian proses informasi mendemonstrasikan kebutuhan untuk
pelajar secara aktif terlibat dalam proses informasi dalam
rangka mentransfernya dari memori kerja ke dalam
bentuk memori panjang. Kami mengacu kepada
pembelajaran ini untuk ingatan.
Penelitian proses informasi juga mendemontrasikan bahwa materi
pelajar harus menyandi ke dalam cara untuk mengfasilitasi
kembali dan fasilitasi transfer untuk memperbarui
hubungan situasi.
Melalui bab ini, kami mendiskusikan strategi pembelajaran untuk
meningkatkan penyandian, menyimpan dan mendapatkan
kembali informasi, dan peranan guru dalam proses ini.
Download