Suara, ritme, dan arti kata (linguistik) dan kemampuan untuk membedakan dan merepon secara wajar terhadap suasana hati, temperamen,motivasi, dan keinginan atau dorongan dari orang lain (interpersonal).Walaupun beberapa pekerjaaan mempercayakan seluruhnya kepada kecerdasan atau intelegensi tunggal, seorang individu dengan sangat mengembangkan kecerdasannya dalam suatu lingkungan boleh menjadi seorang komposer (berbakat musik), penari (olah tubuh), atau seorang terapi (hubungan antara pribadi). Pekerjaan yang lain mungkin membutuhkan perpaduan intelegensi (perhatikan contoh, Chan 2003). Gardner an Hatch memberi contoh seorang ahli bedah membutuhkan dua ketajaman ruang intelegensi untuk membimbing pisau bedah dan keterampilan olah tubuh untuk mengontrolnya. Intelegensi: inti kecerdasan : fokus karir Matematika : kecakapan menghitung, memberi alasan, dan memecahkan masalah :Ilmuwanmatematika Linguistik : kemampuan dalam bahasa, seni, bicara,m menulis, membaca, dan mendengarkan : penulis puisi, Jurnalis Musik : kemampuan dalam menciptakan lagu, ritme, ekspresi musik, dan instrumen :komposer, musisi. Spasial : kemampuan dalam belajar menvisualisasikan dan mengorganisasikan dengan leluasa :Pemahat, Arsitek. Bodily kinaesthetic: kemampuan atau kecakapan aktivita secara fisik :penari, atlet Interpersonal : kemampuan dalam merespon keadaan emosi orang lain dan mengorientasiakan secara spasial : konselor, sales. Intrapersonal :kecakapan untuk memahami dan memonitoring keadaan emosi pribadi dan fisik seseorang :berbagai macam karir. Naturalis :kecakapan dalam memahami dan erhubungan dengan dunia tumbuhan dan hewan :ahli botani, petani Eksistensialis :kecakapan dalam merefleksikan gagasan dan argumen. PEGEMBANGAN POLA DALAM MULTI INTELEGENSI Menurut Gardner, masing-masing intelegensi memiliki pengembangan pola yang relatif bebas dari yang lain. Contohnya, kecerdasan linguistik diperoleh melalui kebanyakan individu dengan sedikit belajar privat relativ cepat dalam kehidupan, padahal kecepatan dan tingkat pengembangan kecakapan musik secara luas berbedabeda untuk setiap orang.. Itu juga penting untuk catatan bahwa kekuatan relatif antara individu dari delapan intelegensi sangat dalam ( lihat Kornhaberet al.1990 ) dan diyakini ditentukan secara biologi (Gardner 1993). Perbandingan pengembangan intelegensi dalam berinteraksi dari anak-anak dan orang dewasa, sebagian besar dari papa yang dipelajari setelah umur dua tahun dan dibangun secara sosial. IMPLIKASI PENDIDIKAN DARI MULTI INTELEGENSI GARDNER Paling sedikit, pandangan Gardner menantang ide kita dari papa yang disebut perilaku intelegensi. Khususnya dia menekankan perilaku intelegensi ditempatkan di sekolah dalam pengembangan verbal dan kemampuan matematika anak-anak untuk pengeluaran dari sebuah bidang lebih luas daripada perilaku cerdas. Selanjutnya oendekatan ini untuk mengamati perilaku inelegensidan dalam pengembangannya menganjurkan sebuah bidang pendidikan dan latihan menilai untuk mendorong pembelajaran efektif ( lihat contoh Campbell, Campbell dan Dickinson, 1999; Vialle 1994) 1. Dikarenakan kerangka sosial penting dimana kecerdasan perilaku berkembang, praktek pendidikan contohnya menyarankan dan mengapresiasikan , dimana anggota ahli sosial dilibatkan dalam privat individual yang benar-benar dikuasai. Khususnya seperti mengajar pendekatan kooperatif bersama dengan melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar lainnya yang nampak untuk memperkuat hasil kognitif pada komunitas sekolah anak-anak ( lihat Kornhaber et.al 1990) 2. Dalam rangka pembelajaran untuk mencapai hasil, materi belajar harus dipresentasikan dalam lingkungan yang aslidaripada di tempat yang dikontekstualisasikan. 3. Mendorong anak-anak untuk mengembagkan kompetensi dalam multi intelegensi ( berbagai kecakapan ), kurikulum antar cabang ilmu pendidikan harus dilekmbangkan dan dalam waktu yang sama harus diberikan untuk masing-masing bidang yang perlu dikembangkan. 4. Pendidikan harus mantap berdasarkan kepada lembaga dan pelatihan masyarakat , seperti museum sains dan seni, gimnasium, pabrik-pabrik, institusi teknologi dan masih banyak lagi. Pada hakikatnya teori Gardner terlihat jelas bahwa multi ntelegensi mencerminkan potensi yang harusdibantu perkembangannya dalam lingkungan. Mereka tidak akan mengembangkan secara utuh tanpa stimulasi, dorongan, dan latihan secara luas. Penilaian pembelajaran menjelaskan berbagai kecerdasan harus diintegrasikan dengan kurikulum dan penilaian, hal itu menjadi mudah bila memperkenankan individu untuk mendemonstrasikan berbagai kompetensi mereka dalam aturan autentik dalam keahlian masing-masing,yang keadaannya menhubungkan secara langsung untuk mengukur tugas secara spesifik (lihat Campbell et.al 1990). Penilaian pada hakikatnya harus menarik dan tes untuk intelegensi khusus harus sesuai dengan intelegensi itu. Sebab penilaian seperti sampel kerja, portolio, dan observasi anak merupakan sebuah dorongan .Lihat bab II untuk diskusi lebih lanjutdari permasalahan ini. Tabel 3.1 memperlihatkan hal-hal penting dari perspektifberbagai kecerdasan. Beberapa sekolah sudah mendesain kurikulumnya sekitar multi intelegensi. Dengan jalan siswa diberikan kesempatan untuk menemukan bidang yang dikuasai dan untuk dikembangkan secara utuh dalam bidang intelegensi mereka (Vialle 1991, 1993). Kita meyakini bahwa pertimbangan lebih luas dalam bidang talenta di sekolah akan memberikan kesempatan untuk kebanyakan siswa, yang mungkin sebelumnya sangat tidak diperhatikan atau bahkan dihadapkan dengan resikokegagalan di sekolah, untuk mengatasinya, bagaimana menurut anda? KECERDASAN EMOSIONAL Yang agak serupa dengan kecerdasan intra personal dengan interpersonal Gardner adalah kecerdasan emosi. Ketika gagasan dari kecerdasan emosi sekali waktu dialami, menerima sebuah tugas yang pantas dipertimbangkan dengan dua artikel yang dipublikasikan pada tahun1990 (Mayer, Diapolo dan Salovey 1990; Mayer, Salovey, dan Caruso 2000; Salovey dan Mayer 1990; lihat juga Furnham dan Petrides 2004) . Saat ini, kecerdasan emosi populer melalui penekanan massa seperti majalah Time (lihat Golleman 1995), dan sudah memilki dampak pada pengembangan kebijakan pendidikan di Amerika Serikat, khususnya (lihat Bodine dan Crawford 1999). Bagaimanapun, hampir sejak permulaannya menhasilkan banyak kontroversi antara komunitas ilmuwan dan media populer (Zeidner, Roberts, dan Matther2002). Mengenai definisi tersebut, pengukuran dan aplikasi independen dari pengukuran kecakapan lainnya, kepribadian, motivasi, kecerdasan emosional mungkin digambarkan sebagai kecakapan untuk prosesinformasi emosi yang akurat dan efisien, mencakup kecakapan untukbmerasa, asimilasi, memahami, dan mengatur emosi. Perasaan emosi melibatkan kehadiran dan mengenali perasaan ; mengintegrasikan emosi dalam hati melibatkan penggunaan emosi personal dan komunikasi; memahami emosi melibatkan perbincangan dengan perasaan untuk meyakini; mengatur emosi melibatkan koordinasi dengan elemen lainnya untuk menghasilkan perilaku yang seimbang (Mayer dan Cobb 2000). Kecakapan emosi juga memiliki line untuk pembelajaran emosi sosial, dimana akan ditemui pada bab 13, dan pendidikan karakter yang kami jelaskan dengan singkatdi bab 14. Penelitian pada intelegensi emosi adalah sewaktu masa kanak-kanak, dan meskipun kenyataan yang ada sudah sangat hiper terhadap hubungan antara kecakapan emosi dengan kesuksesan seseorang dalam hidup. Ada sedikit bukti empiris untuk mendukung penegasan tersebut (Mayer dan Cobb 2000, Zeidner, Roberts, dan Matthew 2002). Ada juga sedikit masalah pembeda ciri-ciri dari kecakapan emosi seperti altruisme, keramahan, dan empati karakteristik kepribadian. Sekarang ini ada usaha mendesain instrumen psikometrik yang dengan jelas mengidentifikasi dan mengenali kecakapan emosi sebagai kepribadian yang terpisah dengan kualitas yang mungkin berhubungan dengan bermacam-macam dengan indeks perilaku yang yang mengesankan dan berpengaruh dengan prestasi di sekolah. Satu pelajaran menarik, orang Australia (Perry, Ball, dan Stacey 2004) mencoba mendesain sebuah pengukuran kecakapanemosi untuk permulaan guru, dan melaporkan beberapa karakteristik tersebut. Anda mungkin suka membaca artikel ini dan mempertimbangkan kegunaan mendesain instrumen untuk mengukur inelegensi emosi antar guru. PENDIDIKAN EMOSIONAL Sejumlah program intervensi sosio-emosi sudah dikembangkan di sekolah dan umumnya berlabel program emosi dan sosial. Ini berhubungan dengan pengetahuan, kecakapan, dan kompetensi yang anak-anak peroleh melalui instruksi dan pendidikan emosi dan sosial. Pendidikan emosi menyediakan berbagai macam alay, mencku petunjuk ruang kelas, kegiatan ekstrakurikuler, iklim sekolah yang mendukung dan melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam komunitas masyarkat (Zeidner et.al 2002), program bidang dan khususnya apa permasalahan emosi dan sosial yang mereka alami. Eksistensi dari program ini membuktikan pentingnya pendidik memperhatikan pembelajarandan pengembangan emosi dan sosial siswa di sekolah. Kami menguraikan masalah ini lebih lanjut pada bab 14. Tidak semua pendidik setuju dengan mendesain kurikulum emosi dan sosial di sekolah. Keberatan mereka adalah kadang-kadang berdasarkan kepada gagasan di sekolah itu yang sebagian besar ada untuk kegiatan akademik dan tidak ada waktu cukup atau tempat untuk mengenalkan dengan yang berhubungan dengan keadaan sekeliling. Di waktu lain keberatan berdasarkan pada keraguan yang muncul dari programpembelajaran emosi dan ketiadaan dukungan penelitian dan teoritis, yang berhubungan antara program ini dan perbaikan perilaku di sekolah. Zeidner at.al (2000) menganggap bidang kecakapan emosi menjadi sangat tidak jelas , jadi anda mungkin menyukai untuk membaca laporan mereka di artikel “ dapatkah intelensi emosi diterima di sekolah? “; daftar diakhiri bab di bacaan yang direkomendasikan. TEORI INTELEGENSI TRIARCHIK STERNBERG Pandangan Gardner sudah memberikn kita banyak bahan untuk dipikirkan tentang fungsi inelektual dan memiliki pendidik yang peka untuk kepentingan stimulasi pengembangan kognitif siswa seputar bidang kecakapan. Tetapi adakah keahlian di salah satu atau lebih dari bidang ini memerlukan refleksi kecakapan atau tidak?, contohnya salah satu siswa bisa buta nada , secara fisik kaku, dan secara sosial tidak layak/ceroboh , namun masih berfungsi efektif sebagai manusia. Apa sifat-sifat dasar kapasitas intelektual yang diperlukan individa untuk mengatur kehidupan setiap harinya, apa mungkin dapat disebut sebagai intelegensi yang berhasil baik? Sternberg (1985, 1986) mengalamatkan pertanyaan ini melalui pertimbangan intelegensi sebagai jenis dari manajemen mental diri yang terdiri dari 3 elemen dasar : komponen intelegensi (mengacu sebagai intelegensi analitik ), pengalaman intelegensi (juga dikenal sebagai intelegensi kreatif), dan intelegensi kontekstual (intelegensi praktis). Masing-masing dari ketiga intelegensi mengacu kepada aspek-aspek inelegensi perilaku yang berbeda-beda.. Seperti ketiga intelegensi ini berpengaruh atas intelegensi perilaku, teori ini disebut teori triarchic. 1. Komponen intelegensi : Inti atau pokok dari teori Sternberg adalah meta komponen seperti proses eksekutif ururtan yang lebih tinggi (melibatkan perencanaan, monitoring, dabn membuat keputusan) dalam pelaksanaan tugas, pelaksanaan komponen-komponen (digunakan dalam pelaksanaan tugas), dan komponene-komponen pengetahuan tambahan (digunakan dalam memperoleh pengetahuan baru). Elemen-elemen ini meliputi komponen-komponen intelegensi, yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, berpikir, dan berencana, memonitor proses kognitif mereka sendiri dan bertindak bertindak sesuai dengan kemampuan intelegensi 2. Pengalaman intelegensi : pengalaman intelegensi mengacu kepada bagaimana seseorang individu sering memanfaatkan pengalaman, wawasan, kreatifitas dalam memecahkan masalah baru , dan bagaiman cepatnya solusi baru ini bisa berubah menjadi proses rutinitas untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan hal tersebut. Belakangan ini karakter berubah secara otomatis. 3. Konteks intelegensi : konteks intelegensi mengacu kepada bagaimana individu beradaptasi dengan lingkungan untuk mempergunakan sebagian besar sikap positif mereka. Adaptasi terdiri dari seleksi lingkungan yang mana bisa berfungsi secara optimal, membentuk atau merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan tujuan yang lebih baik, atau pindah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain yang lebih kompatibel. TEORI, PENELITIAN, SAMPAI PRAKTEK Wilma Vialle-Multi Intelegensi Saya lahir dan besar di Tasmania dan setelah impian pertama saya menjadi seorang penari balet terkenal tercapai melalui guru baletku, saya dedikasikan diriku sebagai bahan belajar. Mempertahankan sebuah bakat teater selama sekolah tinggi, saya memutuskan untuk melatih sebagai guru drama, pidato, dan bahasa inggris. Setelah lulus, saya pada awlalnya mengajar di sekolah tinggi Penguin yang terkenal dan letaknya di pedesaan, sekolah terbuka yang terencana dengan pendaftar sedikit. Dari pengalaman ini saya pindah ke sekolah tinggi Devenport, dimana sebuah sekolah tinggi yang terletak di kota besar (standar Tasmania) dan melengkapi gelar master pada akhir pekan di perguruan tinggi musim panas. Selama itu, saya juga bekerja ekstensif dalam merancang silabus negarayakni pidato dan drama yang berderet yang bergeser dari penilaian norma dasar untuk standar penilaian. Saya juga merupakan seorang anggota dari komite siswanegara yang bertalenta dan berbakat. Saya pindah ke Amerika Serikat selama 3 tahun dan melengkapi S3 saya di universitas South Florida. Setelah setahun kembali ke Tasmania, mengajar penuh waktu di sekolah khusus anak perempuandi Hobart, konsultan sekolah dalam manajemen perilaku, dan mengajar paruh waktu di universitas Tasmania. Saya dijamin penuh waktu mengatur tempat pemberian kuliah di Universitas Wallongong. Tujuh tahun telah terlewati dan saya sekarang menemui bahwa saya sudah lama di sini lebih lama daripada di tempat lainnya. Terlepas dari pekerjaan saya, saya menyukai scrabble (saya sudah mengarahkan 4 event nasional, meliputi perlombaan scrabble dunia di tahun 1999 dan 2003), dan bekerja keras untuk kedua kucingku ras putih (seekor kucing blue Rusia) dan Tucson (dinamai menurut salah satu kota favoritku di AS). Saya juga seorang yang gemar membaca, pengarang favorit saya adalah Margareth Atwood dan juga memiliki buku fiksi detektif tertentu pejuang ha-hak wanita. Rencana pensiunku (di waktu yang akan datang)meliputi menulis novel best seller dan belajar memainkan seksofon (instrumen musik favoritku). Penelitian Dan Teori-Teori Penting Saya percaya bahwa penelitian merupakan elemen kritis dalam pekerjaan yang saya lakukan sebagai training guru dan bahwa penelitian terbaik adalah yang diisi keinginan besar. Bagi saya keinginan besar itu berkenaan untuk memastikan bahwa anak-anak di sekolah diberikan kesempatan terbaik untuk berpikir, belajar, dan menemukan. Oleh karena itu, penelitian saya menarik jatuh ke bawah payung bakat pendidikan. Terutama sekali saya selalu mementingkanpersoalan-persoalan keadilan sosial, begitu banyak pekerjaan yang berkaitan dengan bakat pendidikan adalah merupakan kerangka dalam konteks itu. Untaian utama dalam penelitian saya sudah terkait dengan identifikasi dan ketentuan bakat siswa yang secara kultural berbeda. Perbedaan kultural ini meliputi pembelajaran seorang tuna rungu yang mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok kultural dibandingkan dengan kelompok orang cacat. Sebagai hasil pengamatan saya, dalam bakat dan perbedaan kultural, saya menarik teori multi intelegensi Howard Gardner, karena menawarkan kerangka alternatif sehati untuk mengidentifikasi bakat dalam perbedaan kultural siswa yang harus diselenggarakan dengan baikdalam tes IQ secara tradisional. Untuk mendapatkan gelar PH.d saya belajar memanfaatkan teori MI dalam sebuah studi orang AfrikaAmerika yang belum masuk sekolah, hidup dalam kemiskinan, dan menjadi petunjuk bahwa itu merupakan sebuah kerangka efektif bagi siswa. Saya sudah melanjutkan batas penelitian saya ini melebihi dekade terakhir melalui penelitian kolaborasi hubungan dengan angka sekolah Australia yang pelanggannya adalah perbdaan kultural. Dalam penelitian ini sudah terlihat bagaimana guru dan sekolah dapat merubah fokuspengajaran mereka untuk menghargai beragam cara dimana anak-anak berpikir dan belajar. Satu pertanyaan penting muncul dari studi sayaadalah berkenaan dengan intelegensi spiritual dan saya sudah mengerjakan dalam batas penelitian tahun lalu. Gardner sekarang sudah memasukkan cara berpikir ini sebagai eksistensial intelegensi dalam sebuah upaya untuk menghilangkan konotasi relijius dari kata spiritual. Bagaimanapun, saya masih menggunakan istilah terakhir karena cocok dengan penelitian saya di ruang kelas. Terutama sekali saya memperhatikan bagaimana anakanak mengembangkan pemahaman spiritual , dan dalam konteks apa kegiatatan spiritual mereka diekspresikan. Saya mengumpulkan data di pemerintah dan SD khatolik melalui observasi dalam kelasdan menfokuskan kepada aktivitas kelompok dengan siswadari TK dengan umur 2,4,dan 6 tahun. Topik lain dalam penelitian saya adalah mengejar penyelidikan kualitas bahwa siswa berbakat terantung pada gurunya. Saya benar-benar ingin mengetahui diantara hal-hal lainnya, apakah efektif guru yang berbakat dibutuhkan untuk mengembangkan bakat mereka sendiri, dan apakah siswa berbakat menghargai perbedaan kualitas pada gurur-guru dibandingkan dengan kawan sebaya mereka yang tidak berbakat. Penelitian ini sekarang merupakan sebuah studi internasional dari kualitas persepsi siswa sekolah sekunder yang merupakan sifat-sifat dasar pada guru-guru efektif dengan kelompok dari Australia, Amerika Serikat, Austria, dan Indonesia. Kelompok di Jerman, Hongkong, Singapura, dan Kanada yang sekarang ini terlibat dalam studi. Kunci penemuan yang didapatkan sampai sekarang adalah bahwa kualitas personal melebihi kualitas intelektual guru mereka. Bagaimanapun pendapat mereka mengenai kualitas personal guru sering berhubungan dengan ualitas intelektual guru dan mendekati pedagogis mereka. Akhirnya, saya melibatkan studi besar membujur dengan loleagis dari Departemen Psikologi Universitas Walongong. Studi difokuskan pada emosi yang terdahulu baik adanya dan kesuksesan akademis pada 1000 anak remaja yang kami temui di jalan berakhir pada umur 12 tahun. Macam-macam hal yang kami amati meliputi faktor-faktor pribadi, sikap di sekolah, gaya atribut, persepsi gaya orang tua, kecakapan, lulusan sekolah, dan masih banyak lagi. Kami berharap dapat mengidentifikasi faktor-faktor kombinasi yang sebagian besar diprediksikan secara teliti mengenai emosi siswa dan hasil akademis. Sebagian dari studi ini akan melibatkan intervensi dengan di bawah performancebakat siswa yang akan ditargetkan menjadi intelegensi emosional. Teori, Penelitian Sampai Praktek Penelitian saya digerakakan oleh keinginan untuk memperbaiki praktek pendidikan; ukan kejutan lagi. Oleh karena itu, ada hubungan tertutup antara penelitian saya dengan praktek pengajaran. Sebaimana penelitian dalam teori multi intelegensi adalah sebagian besar bidang komprehensif pekerjaan saya. Saya akan menfokuskan pada aplikasi aturan di sekolah. Dari penelitian saya, pengajaran dan pengembangan profesional kerja, saya merasa yakin akan pernyataan bahwa teori MI Gardner sudah signifikanberpengaruh pada pengajaran di Australia. Ini disebabkan pada penampilan guru dalam bekerja. Guru yang baik tentunya selalu mengenali perbedaan antara muridnya dan sudah mencari arti untuk mengasuh dan menilai perbedaan tersebut. MI menyiapkan kerangka untuk guru yang dapat membantu mereka untuk dapat melihat kelebihan perbedaan pada murid mereka dan menawarkan suatu struktur untuk mengembangkan bidang intelegensi mereka secara utuh. Gurur-guru yang berada pada semua tingkatan, dari TK sampai Universitas sudah mencakup prinsip-prinsip MI dan sudah mengadaptasikan banyak dalam aktivitas belajar dan mengajar mereka yang sesuai. Implementasi dari teori ini adalah banyak tersebar luas di TK dan SD, dimana guru-guru lebih terkait dengan pengembangan anak-anak seutuhnya. Perbandingan guru-guru di sekolah tinggi cenderung memiliki tanggung jawab mengajar 1 atau 2 pelajaran dan batas pengajaran mereka mendekati batas spektrum intelegensi. Di sekolah tinggi, dimana telah ada percobaan untuk menyertakan prinsip-prinsip MI, yang prosedur biasanya sudah menyimpan periode waktu eluar dari atran schedule pelajaran. Jumlah GURU YANG mengajar di bidang pendidikan khususnya sudah menerapkan teori MI juga.Secara historis pendidikan khusus sudah mendominasi melalui pendekatan remedial dimana diamsusikan mengalami defisit dan menjadi pendorong kekuatan untuk program siswa. Teori MI membolehkan guru untuk mengenali bahwa kekuatan intelektual bisa berdampingan dengan masalah-masalah pembelajaran. Dibandingkan pembatasan kurikulum mereka untuk memperbaiki tekhnik, khususnya pendidik mendadi pendorong untuk mencari kelebihan pada siswa dan berdasarkan pada kelemahan pada bidang sewaktu belajar. Ada juga peningkatan minat pada teori MI pada bakat bidang yang konsisten dengan perubahan lebih termasuk dan meluaskan gagasan penelitian sayasudah didemontrasikan bahwa MI adalah cara yang efektif untuk menidentifikasikan bakat pada kelompok yang berada dalam kemunduran. Dalam iklim sumber daya yang berkurang dalam pendidikan dan meningkatkan tuntutan pada gurur untuk mengatur kembal, MI mengingatkan guru akan pentingnya hubungan antara murid, guru, dan orang tua. Apalagi pendekatan ini cocok dengan direktif pendidikan terakhir seperti kerangka kualitas pengajaran NSW. Dokumen ini menekankan keanekaragaman dan populasi sekolah, dan pentingnya memperanjang semua siswa. MI bukan obat mujarab universal, bagaimanapun dalam pengalaman saya, da yang menggabungkan MI menjadi bagian mutlak, filosofi pendidikan masuk akal dibandingkan dengan resep sederhana untuk mendesain aktivitas ruang kelas. Untuk kebanyakan guru, bermaksud mengkombinasiakan pendekatan dengan teoritis terpercaya dengan pendeketan-pendekatan lainnya. Ada kritik dari teori Gardner, penelitian didasarkan atas teori implementasi yang sudah tidak ekstensif. Penelitian pribadi saya mencoba megalamatkan masalah ini. Penting untuk diingat bahwa tidak ada teori yang lebih siap untuk diterjemahkan dalam praktek pendidikan, dan Gardner sendiri setuju bahwa pendidik adalah dalam posisis terbaik untuk mewujudkan idenya sendiri.Banyak dalam penelitian saya bahwa MI sudah terkait dengan bantuan guru untuk melakukan itu dan evaluasi hasil usaha. Akhirnya, gambaran dari data penelitian saya,saya sepakat kata-kata seorang guru untuk meringkaspengaruh kuat dari teori MI dalam praktek pendidikan di Australia. Itu membuat saya sadar akan apa yang sedang saya kerjakan, itu membuat saya menjadi guru terbaik dan siswa-siswa saya pembelajar terbaik. Itu hanya cara berpikir yang berbeda tentang belajar dan mengajar. AKTIVITAS 1. Wilma Vialle mendiskusikan intelegensi spiritual, yang mana Gardner mengacu kepada ‘eksistensi intelegensi’. Seberapa relevan dan bergunannya konsep seperti intelegensi spiritual?. Bagian apa yang harus dikembangkan intelegensi spiritual di sekolah?. Bagaimana mengevaluasi dan menilai tingkat intelegensi spiritual idividu? 2. Bagaimana menurut anda seorang guru yang membutuhkan bakat dan talenta untuk mengajar siswa yang berbakat dan bertalenta? 3. Bagaiman menurut anda konsep dari intelegensi emosional?. Kami berpendapat bahwa ada perlakuan yang benar-benar menyebabkan adanya kontroversi lebihi apa penilaian berguna dan berbagi kesulitan dalam mendefinisikan dan mengukurnya. Lakukan pencarian iternet dari topik tersebut dan tulislah sebuah laporan singkat dalam pandangan pribadimu mengenai intelegensi emosional yang didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh melalui pencarianmu. 4. Tulislah sebuah kritik dari salah satu kunci referensi dalam konteks dari apa yang telah kamu bacadari multi intelegensi pada bab ini. RANGKUMAN TIGA INTELEGENSI Tiga inelegensi dapat diringkas sebagai berikut : Komponen intelegensi : kemampuan atau kecakapan untuk memperoleh pengetahuan, berpikir dan berencana, memonitor proses kognitif dan menentukan apa yang harus dilakukan. Pengalaman intelegensi : kemampuan untuk memformulasikan ide baru untuk memecahkan masalah. Pengalaman intelegensi : kemampuan untuk beradaptasi dengan linkunganuntuk mengoptimalkan peluang. Perhatikan tabel 3 : hal-hal penting dari perspektif intelegensi Triarchic untuk pendidikan: Guru harus : Menjadi teladan proses refleksi selama aktifitas pembelajaran. Mengharuskan siswa mempunyai catatan belajar refleksi harian. Mengajar pelajaran keterampilan dan strategi metakognitif . Mendorong penggunaan strategi pemecahan masalah. Menyediakan tempat untuk pelajaran keterampilan memecahkan masalah, dalam hubungan dengan satu bidang untuk ditransfer ke yang lainnya. Mengajar siswa untuk belajar mengungkapkan pendapat sebagai suatu alat untuk membangkitkan gagasan. Menyertakan aktivitas pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok pemeriksa atau penyelidik. Penggunaan debat untuk mengembangkan kreatifitas mencari solusi untuk memecahkan masalah. Gunakan permainan peran dan sosiodrama dengan anak-anak kecil atau yang masih muda. Menyediakan kesempatan atau peluang bagi siswa untuk bekerja diberbagai linkungan dan konteks. Mendorong dan menjadi teladan dalam perilaku sehingga dapat menyesuaikan diri. Memberikan peluang atau kesempatan bagi siswa untuk menganalisa, membuat dan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki. Mengadakan penilaian dengan proses refleks analitis, kreatif, dan menggunakan aplikasi. Memberikan peluang bagi siswa untuk beradaptasi membentuk dan menyeleksi pengalaman pendidikan. TINDAKAN KELAS Guru sering membuat penilaian intelegensi mereka sendiri untuk suatu maksud. Aktivitas ini didesain untuk menyelidiki berbagai macam perilaku siswa. Seorang guru biasa menggunakannya untuk menaksir intelegensi siswa. Satu contoh pertanyaan guru “ Apa macam-macam daftar perilaku yang mereka gunakan untuk memperoleh penilaian intelegensi siswa?”. Beberapa pertanyaan guru lainya untuk merangking mereka dalam skala 5 poin ( 5: sangat penting, 1: tidak penting). Dalam kaitannya dengan beberapa faktor mempengaruhi keputusan mereka terhadap intelegensi anak-anak. Kemudian pertanyaan salah satu guru untuk menfokuskan kepada salah satu murid, mereka mempertimbangkan sebagai orang yang sangat pintar dan yang satu lamban. Masing-masing guru sudah menganalisa melalui daftar mereka , yang menunjukkan perilaku-perilaku itu dimana memilih iswa yang menyimpang dengan jelas, secara positif atau negatif dari norma atau aturan. Sebelumya jangan membiarkan guru melihat pentingnya rangking mereka. Jika guru konsisten, skala perilaku 4 atau 5 harus ditandai dengan + dan -, jika benar begitu, kemudian guru konsisten dalam observasi mereka. Jika tidak, tanyakan guru aoa jenis lain dari perilaku siswa yang mereka gunakan dalam penilaian mereka. Pertanyaan Pokok Bagaimanakah anda mendefinisikan dan mengukur intelegensi ? MULTI INTELEGENSI DAN ATURAN SEKOLAH Sekolah dasar Cook, ACT berada di sebuah pinggiran kota , tradisional, ruang kelas tersendiri dengan masyarakat berderajat tinggi terlibat dalam kebijakan dan pengambilan keputusan. Ada cakupan luas dari latar belakang sosial ekonomi dan sekitar 10 % siswa adalah NEBS (latar belakangnya tidak berbahasa inggris) . Berbagai jenis teori intelegensi terlihat di sekolah Cook yang idealnya dalam rangka untuk memastikan pengajarana yang bagus dan oleh karena itu dapat meningkatkan hasil untuk siswa. Di Cook sepakat mengarahkan untuk mengembangkan masing-masing siswa untuk menjangkau potensi terbesar mereka, dan teori ini dibuat dengan ketentuan untuk menemukan anak-anak yang melewati batas intelegensi mereka. Masing-masing guru kelas disuruh untuk menganalisis setiap minggu khusus untuk perencanaan harian mereka dan menjumlahkan waktu tiap minggu mereka untuk menekuni tiap-tiap tujuh bidang MI. Ini merupakan analisis pribadi ; bagaimanapun guru menyukai untuk saling berbagi cerita dengan anggota mereka yang lain sehingga menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan tugas mereka. Pada masing-masing kelas, dukungan guru merangking setiap anak yang menurut mereka berada di tujuh bidang MI,ada tiga rangking: putih , yang berarti mencapai perkembangan tertinggi, pink: menunjukkan anak yang pencapaiannya masih sama-samar, dan red, yang berarti guru tidak tahu atau anak tersebut mengalami penurunan di bidang itu. Rangking menurut angka / numerik menghindari godaan penurunan beberapa siswa yang sedikit mereka tahu mengalami penurunan dalam bidang matematika logis dan linguistik. Guru yang lainnya mencatat bahwa mereka mengenal sedikit sekali siswa di bidang MI tertentu dan mereka mecoba memecahkan petunjuk tersebut. Saat keyakinan adanya cukup pemahaman, seorang pilot memproyeksikan alatalat, Anak-anak memasuki kelompok homogen, junior, dan senior dan guru memilihkan satu kehlian dari tujuh bidang yang ada. Tugas mereka adalah memasuki ke pemahaman yang riil dari bidang mereka dan menempatkan sumber daya di sekolah dan masyarakat luas yang dulu bisa mengembangkan bidang intelegensi mereka. Masing-masing guru sudah menyiapkan tumpukan latihan yang berhubungan dengan bidang mereka dan memimpin kelompok dengan arahan dari mereka. Menurut pengalaman diberikan waktu 7 jam untuk kelompok homogen yang berputar melewati tiap guru satu kali seminggu selama 7 minggu. Guru menyuruh melaporkan setiap minggu pertemuan tentang penemuan mereka. Profesionalitas ini diadakan untuk guru yang secepatnya akan menjadikan perspektif itu menjadi latihan harian mereka. Setelah anak-anak sudah berputar melewati tujuh kelompok, mereka disuruh untuk menilai diri mereka sendiri. Kelas 3 dan ke atas diberikan medali kerja yang bertuliskan “saya 100% cerdas” dan mereka harus menyusun atau membangun bagan bulat dari tujuh segmen untuk menghitung jumlah intelegensi mereka. Mereka juga disuruh menulis, menggambar, bercerita tentang diri mereka sendiri dan kelebihan mereka di setiap bidang. Ini adalah sebuah latihan yang positif dan nyata,bukan latihan mendeteksi kecacatan guru mengisi lembar nilai pada setiap siswa 3 kali setahun. Pelajaran yang mana untuk memastikan guru memperhatikan setiap anak dari kerangka berpikir yang beraneka ragam. Contoh Aktivitas Belajar : Bagaimana mungkin multi intelegensi dapat diterapkan di sekolah yang lain? Dapatkah satu sistem diterapkan dalam satu ruangan krlas? Bagaimana tanggapan anda tentang hal ini? Kesuksesan Intelegensi Menurut Sternberg (1998, 2003) kesuksesan intelegensi merupakan definisi dari seperangkat kemampuan mental atau jiwa yang digunakan untuk mencapai salah satu tujuan dalam hidup., diberikan sebuah konteks sosiokultural melalui adaptasi, seleksi dan pembentukan, lingkungan. Seperti yang telah kami jelaskan di atas, kesuksesan intelegensi melibatkan 3 hubungan yang satu dengan yang lain, tetapi aspek-aspek tersebut berbeda yaitu analisis, kreatif, dan latihan menelaah. Sternberg percaya jika contoh berpikir ditanamkan tiap waktu belajar mengajar, prestasi siswa akan meningkat, dia juga percaya bahwa aspek tersebut kana menghasilkan suatu basis untuk kesuksesan kehidupan tiap hari. Dia mengembangkan penelitian untuk mendukung pernyataan ini (Sternberg dan Grigorenko 1997, Sternberg, Torff, dan Grigorenko 1998) Sternberg memperkenalkan 12 prinsip-prinsip untuk mengarahkan guru dalam latihan menerapkan dan menfasilitasi perkembangan kesuksesan intelegensi siswa. Banyak dari prinsip-prinsip ini memiliki suatu hubungan dengan bagian materi yang kami liputdi baba yang lain sebagai proses informasimengajar efektif, dan mengukur serta mengevaluasi. Prinsip-prinsip ini akan diperkenalkan di bawah ini dan kami mendorong anda ntuk membaca diskusi secara terperinci Sternberg dalam implementasinya dalam “prinsip-prinsip mengaja untuk kesuksesan intelegensi”(pendidikan psikologi, 1998, 33, 65-72, lihat juga Sternberg 2003). Sternberg percaya bahwa jika pengajaran meliputi penekanan dalam latihan kreatif dan berfikir, sebaiknya dalam analitis dan kecerdasan memori guru akan mendapatkan kemungkinana besar berkembang menjadi ahli pembelajaran (Sternberg 2003). Setelah membaca 2 artikel yang direkomendasikan pada akhir bab, bagaiman pendapat anda? 12 Prinsip Implementasi: 1. Tujuan pembelajaran adalah menciptakan keahlian melalui organisasi yang fleksibel dan baik, dengan mudah dapat mencari pengetahuan dasar. Prinsip inin berhubungan dengan apa yang kita katakan dengan kepentingan utama pengetahuan di bab 4 dan bab lainnya. 2. Pembelajaran harus melibatkan pengajaran untuk melatih berpikir dan kreatif menganalisa.Ingatan pelajaran dengan baik, berpikir analitik meliputi analisis, penilaian, evaluasi, membandingkan dan membandingkan, imajinasi, dan dukungan. Latihan berpikir meliputi implementasi, penggunaan, penerapan, dan mencari. Kesesuaian daya ingat meliputi menghafal, mengulang, mengingat, dan mengenali. Kami tutup aspek-aspek ini dengan berpikir melalui pengerjaan tes kami. Sternberg percaya bahwa terlalu banyak mengajar dan belajar mengorientasikan daya ingat untuk mengekslusi bentuk berpikir lainnya. Dia mendukung keyakinan ini dengan melalui banyak teori yang lain (seperti Brunner) setuju dengan tes kami. Dia percaya bahwa pelajaran yang baik harus meliputi tugas untuk semua bidang yang mengharuskan masigmasing contoh berpikir. 3. Penilaian juga harus melibatkan komponen analisis, kreatifitas dan latihan, daya ingat yang baik,di baba 4 kami sepakat dengan bidang asli dan penilaian alternatif yang memenuhi syarat. 4. Pelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi dan berperan besar dalam kemampuan mereka. Efeknya dlam prinsip ini dan prinsip 5, Sternberg, empati diperlukan untuk mengadaptasi pendidikan yang diberikan dalam laporan pengajaran yang spesifik perlu dan gaya siswa. Kami sepakat dengan persoalan ini dipaparkan pada bab 9 dan 10. 5. Pembelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi , mengoreksi, sebagaimana perlu mengimbangi kelemahan atau kekurangan. 6. Pembelajaran dan penilaian harus melibatkan penghematan dalam segi waktu, dari semua 7 metakomponen dari masalah-daur pemecahan-yakni, identifikasi, definisi, strategi formulasi, formulasi mental dan gambaran eksternal, alokasi waktu dan sumber daya, monitoring, dan evaluasi. Masing-masing elemen ini digambarkan dalam artikel dengan panjang lebar. Tetapi dalam intisari mereka menghadirkan strategi untuk memecahkan masalah secara efektif yang bisa diajarkan kepada siswa. 7. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 5 komponen penyelenggaraan, meliputi menyandi informasi, kesimpulan, memetakan, aplikasi, membandingkan alternatif dan respon. Kami sepakat dengan menhubungkan persoalan pada bab 4kami menggambarkan strategi belajar dan efektifitasnya. 8. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 3 komponen pengetahuan tambahan, meliputi selektif menyandi, selektif membandingkan, dan selektif mengkombinasikan. Efeknya komponenekomponen ini sangat serupa dengan proses informasi elemen yang kami paparkan pada bab 4. 9. Pembelajaran dan penilaian harus mempertimbangkan perbedaan individu dalam gambaran mental yang disukai, meliputi verbal, quantitatif dan angka, modalitas untuk pemasukan (visual, audio) dan pengeluaran (menulis, lisan) dengan baik. Sekali lagi, penekanan di sini adalah memyediakan pendidikan yang adaptifuntuk menyesuaikan kebutuhan pembelajaran yang spesifik sesuai dengan gaya siswa. 10. P embelajaran yang paling optimal adalah di daerah yang relatif barudan secara otomatis untuk individu. Prinsip ini sangat serupa dengan prinsip yang dikeluarkan oleh Piaget, Vigotsky, Brunner,dan lain-lain.Mulai dari adanya kebutuhan untuk tingkat moderat dari hal-hal baru dalam pengalaman pembelajaran untuk menghadapi tantangan dan motivasi siswa. Kami sepakat pokok persoalan ini akan dipaparkan pada bab 4. 11. Pembelajaran harus membantu siswa untuk beradaptasi, membentuk, dan menyeleksi lingkungan. Pada bab 1 dan 7 kami mendiskusikan pentingnya siswa memiliki beberapa kontrol sikap dan suara dalam pembelajaran mereka. Prinsip Sternberg berkenaan dengan ini, itu, dan penting untuk siswa menunjukkan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan pendidikan (contohnya mengetahui seluk beluk tentang mengerjakan pr, dan ujian tepat waktu dan masih banyak lagi). Penting juga bagi siswa untuk diberikan kesempatan untuk berpendapat dalam urutan mereka untuk membentuk dan memilih lingkungan yang cocok dengan kebutuhan mereka, kemungkinan ini sangat sederhanamenginginkan siswa untuk masuk ke dalam lingkungan tugas kerja mereka atau dalam memilih mata pelajaran untuk belajar. Proses ini penting untuk perkembangan latihan wawasan intelektual siswa. 12. Pembelajaran yang bagus dan penilaian yang terintegrasi lebih baik daripada terpisah semua elemen intelegensi Point Pertanyaan Bagaimanakah menurut anda sikap Piaget terhadap tes intelegensi? Bagaimanakah menurut anda tentang sikap dari Vigotsky? Station Aksi Aktivitas ini didesain untuk menyoroti perbedaan definisi intelegensi dan mengukur gagasan atau konsepsi. Bentuk sebuah kelompok, kemudian diskusikan konsep itelegensi dan putuskan definisi intelegensi yang merefleksikan persetujuan umum kelompok. Desain rangkaian soal dan aktivitas untuk mengukur konsepsi intelegensi anda. Tukarkan tes anda kepada kelompok lai saat melengkapi tes kelompok lain. Diskusikan penemuan anda. Psikometrik Dan Pengamatan Seperti sudah kita lihat di atas, teoritikus seperti Gardner membantah bahwa ada beberapa secara otonomi kompetensi itelektual manusia relatif, yang kita sebut intelegensi manusia, atau kerangka berpikir. Ada multi intelegensi yang relatif bebas dari yang lainnya, dan yang mendadani, dan dikombinasi dengan cara yang adaptasi keberseragaman melalui individu dan kultur untuk menghasilkan perilaku cerdas. Teorinya bersumber dari keyakinannya bahwa omong kosong untuk menurunkan gagasan intelegensi untuk sebuah konstruk mental yang homogen. Selanjutnya Gardner berkeyakinan secara historis dan pada jaman ini konseptualisasi intelegensi diukur melalui tes sederhana gagal untuk membayar cukup perhatian pada intelegensi dan pemecahan masalah seperti pertunjukkan dunia nyata yang dikarakteristikkan melalui keanekaragaman kultural dan sosial. Pengaruhnya Gardner mengkritik pendekatan psikometrik untuk mengukur dan mendefinisikan intelegensi. Kami sekarang langsung memberi perhatian terhadap pandangan intelegensi kami. Pendekatan psikometrik untuk pengembangan kognitif dan mengukur perkembangan tersebut. Sebenarnya, diilhami sebagian besar penelitian sayadan sebagian besar secara luas digunakan dalam aturan praktek. Pencarian untuk mendefinisikan dan mengukur dimensi intelegensi, terutama melalui koleksi data semata pada individu yang berbeda, dan melalui konstruksi yang dapat dipercaya dan tes mental atau kejiwaan valid (Embretson dan Schmidt McCollam 2000; Gardner dan Clark 1992; Petrill dan Wilkerson 2000). Pertanyaan yang terfokus pada psikometrik adalah (Siegler dan Richards 1982) : Bagaimana perkembangan kognitif dapat diukur? Bagaimana pengukuran yang dapat memprediksi prestasi intelektual nanti? Bagaimana intelegensi anak dapat dibandingkan dengan penuh arti? Faktor-faktor apa saja yang bisa melengkapi intelegensi dan dengan menggunakan faktor-faktor tersebut apakah intelegensi dapat berubah sesuai umur? Kapasitas Otak Sesuai Usia Pendekatan psikometrik pada intelegensi, dan konsep-konsep kapasitas otak sesuai umur (mental age) terutama sekali bersumber dari kerja Alfred Binnet dan Theopile Simon di jerman pada abad ke 20. Ketika mereka memberikan tugas untuk memikirkn suatu makna dari pengukuran bakat anak untuk keberhasilan di sekolah (Kaufman 2000). Salah satu dasar asumsi Binnet, yang menjadi basis dari banyaknya tes, adalah bahwa orang dapat dikatakan normal apabila mereka bisa melakukan pekerjaan orang sesuai dengan umur mereka secara normalnya. Diperlambat jika pertunjukkan korespon dengan pertunjukkan orang yang lebih muda; dan dipercepat jika performance melebihi orang-orang yang yang menjadi subjek tersendiri dalam kelompok umur. Asumsi ini dapat memimpin untuk konsep kapasitas otak sesuai umur,yakni kita dapat mengukur perkembangan intelektual orang dengan banyak cara yang sama yang kita dapat menilai kronologi dan umur fisik. Mental Age merupaka dasar dari jumlah materi tes intelegensi individu yang menjawab dengan benar relatif dengan jumlah materi rata-rata individu berada pada berbagai umur menjawab dengan benar. Jadi, jika anak umur 6 tahun memiliki mental age 7, dia sudah melaksanakan sebaik-sebaiknya yang rata-rata anak umur kronologinya pada kenyataannya adalah 7. Kemudian, William Sterm, seorang psikologi Jerman, merumuskan IQ, dimana rasio mental age dibagi kronologi umur kemudian dikalikan seratus IQ=mental age /kronologi umur ×100 Itu dapat memperlihatkan bahwa, jika anak memiliki IQ 100, hasinya adalah rata-rata untuk anak seumur mereka. IQ yang di atas 100, anak dipertimbangkan terus meningkat menjadi superior daripada anak yang lain yang seumur, IQ yang mengalami kemerosotan di bawah 100,anak relatif kurang baik mengerjakan daripada kawan sebayanya. Penyesuain diri kemudian dibuat untuk merubah kesatuan untuk mengukur skor sehingga IQ keseberang di berbagai kelompok umur,dalam arti dapat diperbandingkan Skor IQ sering kurang baik dimengerti oleh orang tua, anak-anak, dan gurupun sama. Sebuah kelakar sering dilontarkan oleh orang tua bila mendengar skor IQ anaknya, dengan mutlat merasa gembira. Itu kali pertama anaknya mendapatkan skor IQ lebih dari 100. Asumsi Yang Mendasari Tes Intelegensi Binnet Tiga asumsi umum yang mendasari pendekatan untuk menilai intelegensi: 1. Intelegensi umumnya adalah sebuah ciri yang berkembang sesuai dengan umur 2. Performance dalam bentuk skill adalah menilai yang didasari kapasitasuntuk belajar 3. Apa yang telah dipelajari adalah ukuran dari apa yang bisa dipelajari pada masa yang akan datang. Tujuan dalam tes Binnet-Simon adalah untuk mengukur intelegensi umum pada pekerjaan melalui berbagai tipe sampel dari aktivitas mental seperti pemahaman, pengetahuan kosa kata, alasan logis melalui analogi, pengetahuan yang antonim sinonim dan perbedaan, kemampuan untuk melengkapi verbal dan karangan bergambar, mengidentifikasi absurditas, mendesain gambar, dan ingatan makna keseluruhan materi dan angka. Tes secara individual diatur dan terdiri dari seri pertanyaan dan pilihan aktivitas karena bersifat mewakili tingkat pengetahuan dan kemampuan pada umur tertentu. Tes Binnet-Simon menjadi dikenal sebagai StanfordBinnet setelah direvisi beberapa lama di Universitas Stanford. Revisi terakhir dilengkapi pada tahun 1986 (Thorndike, Hagen, dan Sattler1986). Tes Binnet-Simon adalah pelopor dari sejumlah tes bidang dari individu dan kelompok yang didesain untuk mengukur intelegensi (perhatikan contoh, Petrill dan Wilkerson 2000). Sungguh sial, karena maksud intelegensi ini dan kecerdasan perilaku dijadikan identifikasi dengan atribut individual yang nampak sebagian besar sungguh-sungguh berhubungan dengan prestasi akademik, yang dengan kesediaan dapat diukur, dan dapat membedakan antara kemampuan anak-anak untuk belajar secara efektif di sekolah yang diatur. Pada literatur terbaru banyak, sejumlah tes ini mengacu kepada tes kemampuan (lihat contoh Stenberg 1998b). Pernakah anda melakukan tes intelegensi atau kemampuan? Untuk apa anda melakukannya? Seperti apakah, dan dapatkah anda melalui tes itu? Tes Yang Serupa Dengan Tes Ini Dalam Berbagai Skala Intelegensi Wechsler. Pertanyaan ini merupakan contoh enam subtes verbal. 1.Informasi umum : pertanyaan ini berhubungan dengan bidang informasicontoh,’Berapa banyak tangan yang anda miliki? dan ‘berapa sen dalam satu dollar? 2.Pemahaman : Pertanyaan ini dalam bentuk tes praktek informasi dan kemampuan untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu-contoh,’Apa yang anda lakukan ketika kamu memotong kaki anda?’ dan Mengapa anda menyimpan uang di bank?’ 3.Matematika: Pertanyaan ini memberikan alasan aritmetika-contoh,’ tempatkan delapan balok dalam satu barisan sebelum pokok dan suruhlah mereka untuk menghitung balok-balok tersebut dengan jari anda’ dan ‘jika 14 apel bearatnya 4kg, berapa banyak apel jika beratnya 21kg?’ 4.Persamaan atau sinonim: Pertanyaan ini menanyakan pada apa cara objek dan tertentu adalah sama, mengukur pemikiran yang abstrak-contoh, ’Apa hubungan antara piano dan biola?’ 5. Kosakata: Pertanyaan ini merupakan tes pengetahuan kata-contoh, ‘Apa arti dari pisau, meja.......terlambat?’ 6. jangka digit: Pertanyaan ini tes perhatian dan ingatan hafalan melalui persembahan seri digit secara audit yang harus individu ulangi masing-masing di depan atau belakang’ Ada juga skala performance yang berisi variasi latihan manipulasi yang memerlukan individu untuk melengkapi pola, menyusun gambar, memasang benda dan menghubungkan angka untuk nilai Tes Intelegensi Wechsler David Wechsler bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa menyedihkan dengan berbagai bentuk penyakit jiwa. Dia mengesankan melalui fakta bahwa banyak orang yang sakit secara mental melakukan tes intelegensi standar dengan sangat baik, yang mengukur kemampuan akademik. Tetapi secara relatif tidak kompeten dalam interaksi sosial dan pemecahan masalah sehari-hari. Mempertimbangkan tes seperti tes Binnet tidak cukup karena mereka secara verbal dan secara akademik menyimpang, aturan Wechsler tentang konstruksisebuah tes adalah mengambil banyak sejumlah potensi intelektual dalam hubungan dengan pengalaman, motivasi, dan faktor personal. Ini merupakan dasar dari dasar pemikiran yang faktor emosional mungkinharus lebih diperhatikan, ketekunan,dan adengan adaptasi, atau mereka mungkin merusak kemampuan mobilisasi sumber daya intelektual. Ketia skala Wechsler pada awalnya dimaksudkan untuk menilai skill dari orang tua, anak remaja, dan dewasa, ada yang sudah dua menurun perluasan dari skala asli (the Wechsler skala intelegensi orang dewasa:WAIS-III,ada tiga edisi) dan skala intelegensi TK dan SD Wechsler (WPPSI-R, edisi revisi). Tes dihasilkan melalui dan disediakan dari korporasi psikologi (Gardner dan Clark 1992). Tes Wechsler memiliki nilai clinikal berharga, mereka juga menunjukkan yang dipersembahkan melalui lelompok psikotik tertentu dan beberapa pola kerusakan otak. Tes ini sudah dilakukan di Australia dan New Zealand denga perubahan kecil untuk beberapa item. Kelompok Tes Intelegensi Tes intelegensi individual seperti Stanford-Binnet dan Wechsler mengkonsumsi waktu, mahal, dan memerlukan ahli administrasi dan analisis. Karena dari mereka ini sebagian besar sering digunakan dalam situasi yang klinis. Kelompok tes intelegensi sering disebut tes pena dan kertas, dikembangkan untuk membuat tes cepat dan murah, ketika mempertahankan kecermatan dan validitas prediksi. Salah satu dari alasan pertamauntuk mengembangkan kelompok tes orang yang sudak diseleksi untuk ketentaraan US selama perang dunia pertama. Tes tentara ini digunakan untuk menyeleksi individu untuk berbagai tingkat dari latihan ketentaraan, atau untuk mengeluarkan mereka sama sekali semuanya jika mereka dipertimbangkan tak cocok untuk beberapa training atau latihan (Aiken 2003). Setelah penampilan tes kelompok inisial ini, ada suatu ledakan dalam perkembangan tes kertas dan pena. Diantara tes kelompok biasa menggunakan tes seperti di Australia dan New Zealand adalah tes ACER junior, Tes ACER Intermediet A dan Tes ACER I intermediet D, Tes Kenaikan ACER B40 dan Tes Kenaikan ACER N, Tes ACER memberi alasan kemampuan, tes tertinggi Otis dan tes intelegensi Slosson. Tes di Australia didasarkan pada norma yang diperoleh dari sampel di Australia. Bagaimanapun, format dan gaya tes serta tekhnik psikometrik dari item konstruksi dan validasi merupakan pengaruh kuat melalui model luar negeri, pada servis ujian pendidikan tertentu dikerjakan di Amerika Serikat (Keats dan Keats 1988) Tes kelompok intelegensi ini sudah digunakan secara ekstensif pada masa lalu untuk mengalirkan anak-anak sampai pada tingkat sekolah yang berbeda dengan tujuan menyediakan kesempatan khusus untuk ana-anak yang cemerlang. Sejak tahun 1980, sudah ada pergerakan jauh dari penggunaan tes kelompok untuk mencapai tujuan mengamankan nilai individu dengan tujuan mengintegrasikan anak dengan intelektual disabilitas sampai kelas tendensi (Doherti 1982) (lihat bab 9 dan bab 10). Untuk perluasan tertentu, pergerak terhadap tes massa ini sudah dihasilkan lobi melalui pendatang dan minoritas masyarakat yang yang terkait bahwa komponen bahasa dalam tes kemampuan umum mungkin menghalangi terhadap penilaian yang adil terhadap anak-anak yang pindahan dan aslinya berlatar belakang tidak berbahasa inggris. Federasi guru Australia, bersama dengan berbagai kelompok guru, juga sudah berpengaruh tes kelompok yang parsial meninggal. Kelompok ini terkait dengan kemungkinan bias yang tidak dapat dipisahkan dalam tes. Pada keadaan tertentu, berpikir bahwa anak-anak dari sosial ekonomi yang beruntung dan kelompok rasial akan dipersiapkan lebih baik untuk menjawab pertanyaan karena memiliki akses terbesar untuk mendapatkan informasi (Keats dan Keats 1988). Tes psikologi terus meningkat –seperti tes inelegensi dan kepribadiaan, disediakan melalui internet, dengan banyak tes kertas dan pensil yang diadaptasikan penyelesaiannya dalam komputer (Naglieri et.al 2004). Langkah ini untuk memperkenalkan sejumlah persoalan baru yang dibutuhkan untuk pertimbangan sehingga tes jenis ini hasilnya vali, reliabel dan etis. Banyak dari persoalan ini berhadapan dengan yang terdapat dalam artikel “Tes Psikologi Dalam Internet” yang direkomendasikan untuk dibaca pada akhir bab ini (lihat juga Hannah 2005). Point Pertanyaan Bagaimana menurut anda yakni banyak digunakan mempertimbangan intelegensi kuantitatif dan kualitatif? Berikan lasan untuk jawaban anda. Pembatasan Tes Intelegensi Apa keaslian tes intelegensi Binnet-Simon (dan diikuti tes lainnya seiring lankah kaki) mengukur aktual yang diperoleh dari pembelajaran, yang mengacu kepada intelegensi hablur. Intelegensi habluke kemudian digunakan sebagai indeks apa yang mungkin diharapkan dari individu di masa yang kana datang. Seperti, tes ini selalu dikorelasikan dengan masing-masing lainnya dan dengan akademik. Performance di sekolah, dan petunjuk reliabel untuk individu yang mungkin tercapai di sekolah jika – dan penting –sekolah ditekankan cita-cita pada dari dasar kemahiran pengetahuan individu dalam bentuk fakta dan figur, dan perkembangan skill memberi alasan tertentu. Dugaan Alternatif Intelegensi Bagaimanapun, seperti anda bisa melihayt kemungkinan, maksud psikometrik dari apa yang konstitusi intelegensi dibatasi untuk pengembang tes mendefinisikan sebagai intelegensi perilaku.larangan yang lain bentuk pernyataan sangat bernilai intelegensi perilaku melalui kreatifitas, skill sosial, dan performance secara fisik yang bagus. (mengacu kepada sesi permulaan dalam multi intelegensi dan Sternberg dan Grigorenko 1997). Selanjutnya, mengambil sejumlah kecil individu yang sudah memiliki pengalaman yang berbeda atau tidak lazim, persiapan mereka yang kurang baik untuk keberhasilan dalam tes. Contohnya, aplikasi tes untuk individu yang latar belakangnya tidak berbahasa inggris, individu dari latar belakang kultural yang lain daripada satusatunya dimana tes ini deikembangkan, individuyang belum menerima kesesuaian, atau memperluas, sekolah, atau individu yang menderita masalah endemik kesehatan (Sternberg dan Grigorenko 1997, Rogoff dan Chavajay 1995). Tentu saja beberapa orang berpikir bahwa tes intelegensi meruakan suatu cara yang tidak termasuk banyak individu, tentunya dari indiidu yang dari kelompok yang berada dalam kerugian. Contoh Kelompok Tes Intelegensi Kelompok tes intelegensi sering didesain untuk menilai intelegensi umum individu sebagai pengungkapan performance mereka dalam bentuk pertanyaan verbal dan numerik. Soalnya adalah secara umum menyusun urutan menarik dari yang sulit dan munkin memasukkan analogis, klasifikasi, sinonim, seri angka dan huruf, dan pertanyaan yang terdiri dari aritmatika dan pemberian alasan verbal. Tes ini biasanya diatur waktunya. Secara khas tes ini mengatakan: Tes ini untuk melihat seberapa baikkah anda bisa berpikir. Tes ini berisi pertanyaan dari berbabagai macam yang bereda, beberapa contoh dan pertanyaan latihan akan memperlihatkan kepada anda bagaimana menjawab pertan Kemudian diikuti instruksi yang mengatakan : Usahakan anda menjawab dulu pertanyaan yang dianggap mudah, dan bila anda masih memiliki waktu baru anda kembali mencoba menjawab pertanyaan yang dianggap sulit. Jangan habiskan banyak banyak waktu untuk mengerjakan satu soal. Usahakan banyak mencoba menjawab benar Pertanyaan berikut dimana mencari jawaban serupa dengan pertanyaan : 1.Kaki dimiliki manusia seperti cakar yang dimiliki(?) 1.anjing 2. kuda 3.singa 4. kucing 5. Burung 2.Buku di perpustakaan seperti binatang berada di (?) 1. pantai 2. bot 3. rumah 4.kebun binatang 3. Nomor selanjutnya setelah seri berikunya (?) 2468 4. Apa amngka selanjutnya setelah seri ini (?) 15253545 5. Apa kelompok huruf selanjutnya setelah seri ini (?) AA, BB, CC, DD 6. Apa kelompok huruf selanjutnya setelah seri ini (?) AC, BD, CE, DF 7. Empat kata berikut ini sama, apa kata lainnya (?) 1. coat 2. shirt 3. singlet 4. sweater 5. Socks 8. Empat kata berikut adalah sama, apa kata lainnya (?) 1. Tertawa 2. Terkikih-kikih 3. Tertawa kecil 4. Tertawa dibuat-buat 5. Pekik 9. Besar berarti : 1. dingin 2. besar 3. pendek 4. lucu 5. kecil Intelektual yang cacat, dari partisipasi dalam tendensi sosial (Davidson 1984, Goodnow 1988, Smith 1999). Ini disebabkan esensi untuk konsep tes intelegensi yang bertujuan untuk merangking gan mengkategorikan orang. Rangking menyiratkan bahwa orang akses lebih atau kurang keuntungan menurut rangking mereka. Ini merupakan point yang penting. Bagaimana menurut anda? 1. 2. 3. 4. Tabel 3.3. Pembatasan Tes Intelegensi Verbal Hanya mengukur pembelajaran akademik (sekolah) Jangan mengukur kreatifitas, skill sosial, atau keunggulan performance secara fisik. Penyimpangan terhadap latar belakang dari hubungan yang berbeda pada performance sekolah (contohnya: bahasa, latar belakang pengalaman) Mengukur dengan cepat tetapi tidak memerlukan diligensi dan perhatian secara detail. Tes Intelegensi Non Verbal Soal yang dapat diperbincangkan dimana pernah ada penyimpangan dengan sebenarnya dan tes bebas kultur (lihat contoh, Gipps 1999). Pada sebagian besar kasus, tes didesain sehingga tidak ada penyimpangan secara nyata. Contohnya, dalam mendesain es pena dan kertas, salah satu pertanyaan harus ditolak oleh penulis jika terlalu banyak laki-laki atau terlalu banyak perempuan mendapatkan pertanyaan yang benar, atau diseleksi sehingga ada keseimbangan antara item yang lebih relevan untuk laki-laki dan perempuan. Bagaimanapun, disamping ini, tidak mengejutkan dengan perbedaan hidup sehari-hari dari lakilaki dan perempuan, bahwa ada pertanyaan yang akan dijawab dengan benar lebih sering oleh satu jenis kelamin atau yang lainnya (Halpern dan LaMay 2000). Laki-laki mungkin lebih mudah bisa menjawab pertanyaan tentang arah dan geografi, sedangkan perempuan lebih bisa menjawab pertanyaan kesehatan dan hubungan. Untuk mengurangi potensi pnyimpangan yang melekat dalam tes verbal, sejumlah tes non verbal didesain bahwa pengukuran intelegensi melalui aktivitas seperti pola penyelesaian (Raven Progretive Matrices), gambar, dan diagram (Tes Non Verbal ACER Junior; Tes Non Verbal Intermediet Jenkins; Tes Kosakata Gambar Peabody-PPVT; Tes kemampuan umum-TOGA) dan menggambar (Tes Menggambar Harries-cukup baik) (lihat gambar 3.2). Penulis tes juga memberikan perhatian mereka untuk mengembangkan tes kultur yang adil, dengan the Raven Progresive Matrices dan the Culture Fair Intelegensi Terst contohnya dari ini. Rincian dari tes ini, dan yang lain, mungkin dapat ditemukan di Aiken (2003). Skor diperoleh melalui tes non verbal ini, bebas kultur, dan tidak ada penyimpangan tes yang sering mengacu sebagai suatu indeks intelegensi tidak tetap-yakni, suatu pengukuran kapasitas lebih baik dibandingkan dengan suatu pengukuran dari apa yang seseorang sudah ketahui (intelegensi hablur). Bagaimanapun, fakta-fakta yang mendukung bahwa ter non verbal tetap bukan kultur independent dan bahwa mereka juga menyimpang dalam menyokong individu dari kultur dominan yang mendesain tes (Gipps 1999). Oleh karena itu anda dapat melihat bagaimana kompleksnya persoalan sari tes intelegensi. Variabel Yang Mempengaruhi Pengukuran Skor IQ Orang dapat lebih atau kurang ahli dalam mengerjakan tes intelegensi. Menjalani tes verbal taau analogi figural atau menjalani rumus matematika mungkin terdiri dari skill berikut (Sternberg 1998) : Memecahkan apa yang orang lain ingini (dalam kasus ini, penulis tes); Perintah dalam bahasa inggris; Membaca definisi atau pemahaman; Alokasi waktu; Mendukung konsentrasi; Pemberian alasan yang abstrak; Berpikir cepat; Manipulasi simbol; Menekan rasa gugup dan emosi lainnya yang bisa mengganggu performance tes. Beberapa dari variabel yang dapat mempengaruhi pengukuran skor IQ yang dipresentasikan pada daftar 3.4 dan 3.5. Seperti yang anda bisa lihat, mereka sunggujh ekstensif. Oleh karena itu skor IQ mungkin tidak begitu banyak rekor kapasitas intelektual individu seperti yang dikombinasikan efek dari semua faktor yang beroperasi pada anak di saat tes, dan memperpanjang yang orangorang dengan sadar mengenali peraturan dan prosedur dalam menjalani tes (ketentuan ini penting jika tes diberikan kepada kelompok yang dulunya tidak melaksanakan tes. Seperti kelompok suku Aborigin, Maori, penduduk asli dan kepulauan Amerika). Dalam masa yang panjang , banyak tanda secara fisik dan emosi yang berubah pada individu-seperti perpindaha dari pedalaman ke kota, kehilangan orang tua melalui kematian dan perceraian, dan masa sakit-mungkin hasilkan dalam sebuah perubahan dalam performance intelektual. Skor IQ banyak gunanya, harus secara terus menerus diapdated, dan hasil dari sebuah bidang tes harus diambil sampai perhitungan. Karena pengaruh potensi ini,berbahaya untuk ditanggung bahwa anakanak yang dengan IQ tinggi akan memerlukan perform yang baik, dan bahwa anak yang dengan IQ rendah akan memiliki perform yang menyedihkan. Skor IQ harus digunakan sebagai petunjuk saja. Guru harus mempertimbangkan dari dasar kemampuan individu dengan mendemotrasikan dalam ruang kelas, daripada yang skor IQ dapat memimpin mereka untuk ahli (Sternberg dan Grigorenko 1997) Daftar 3.4. Variabel Tes Yang Mempengaruhi Pengukuran Intelegensi 1. Tes administrasi yang sebenarnya. Tes yang berbeda sifat pengukurannya berbeda-verbal,penggerak, perseptual, alasan yang abstrak, dan masih banyak lagi. Tes intelegensi jarang menyadap skill interpersonal, kemampuan atletik, kreatifitas, dan keanekaragaman dari sifat manusia lain yang diinginkan 2. Perbedaan kultural. Ada kemungkinan faktor kultural dan sosial yang beroperasi yang dapat mempengaruhi performance seseorang dalam tes IQ. 3. Norma yng tidak sesuai Norma untuk tes dengan cepat menjadi tanggalnya dan reliabel. Tes tidak mempengaruhi oleh updated. 4. Tes mengambil pengalaman Kompetensi dalam pengerjaan tes berasal dari training dan praktek. Daftar 3.5. Variabel Motivasi Mempengaruhi Pengukuran Intelegensi 1. Tekanan dari orang tua (anda harus melakukan dan menyeleksi dengan baik untuk mendapatkan sampai sekolah tinggi). 2. Pengalaman positif atau negatif di sekolah (ini merupakan sebuah sekolah yang ‘daggy’ dan saya akan menunjukkan pada mereka apa yang menurut saya tidak membosankan tentang tes). 3. Afilisasi teman sebaya (tidak terlihat bagus dilakukan sangat baik di sekolah). 4. Raport dengan guru dan penguji (saya akan mencoba lebih keras dengan guru yang saya suka). 5. Kebijaksanaan sekolah (beberapa skolah menekankan kompetisi, menilai, kemampuan berkelompok, dan promosi). 6. Kepribadian anak (tingkat ketertarikan umum, impulsif, ketekunan, kesesuaian, ketajaman perhatian). 7. Kesehatan (saya mengalami sakit kepala dan hari itu sangat panas, jadi saya tidak merasa terganggu). 8. Enkulturasi sampai kultur yang menilai tes IQ. PENGGUNAAN TES INTELEGENSI SECARA PRAKTIS Penggunaan tes intelegensi secara praktis dan skor IQ tergantung pada validitas, reliabelitas, dan stabilitas (Hannah 2005). Secara teknik persoalan validitas dan reliabelitas dalam konstruksi tes dipertimbangkan pada bab 11. Skor IQ pada umumnya kelihatan valid dan diprediksi secara wajar akurat performance seorang anak dalam akademik kerja, tetapi mereka tidak memprediksikan performance dalam bidang non akademik. Alasan tes prediksi prestasi akademik ini sangat baik yaitu bahwa berdasarkan kemampuan dan memanfaatkan skill dalam tes ini sangat serupa dengan penggunaan dalam latihan akademik (Sternberg 1998b). Sternberg berpendapat bahwa saat tes analogis verbal dan tes pemecahan soal matematika digunakan sebagai prediktor performance sekolah, performance sekolah bisa saja digunakan dengan mudah untuk memprediksi terlebih dahulu. Ini merupakan point yang sangat penting. Performance sekolah tidak menentu dipercaya bahwa ada kausal yang berhubungan antara pengukuran skor inteegensi dan skor prestasi nantinya. Skos secara sederhana dikorelasikan , untuk lasan outline yang disebutkan di atas, dan berbahaya mempercayai pengukuran intelegensi sebelumnya, dan dalam beberpa hal, disebabkan atau dikontrol prestasi akademik. Kemungkinan bahwa siswa yang sudah memiliki pengalaman pendidikan yang menyedihkan kekurangan skill untuk perform yang baik dalam tes intelegensi. Permasalahannya adalah sekali siswa sudah pernah dikategorikan sebagai siswa dengan intelegensi rendah, pengalaman pendidikannya mungkin menjadi dimajukan lebih lanjut. Ini kemudian disangkal merekamemajukan pertumbuhan kesempatan dan menganggap ketidakmungkinan merekauntuk memperbaiki performance intelektual mereka dalam tes kemampuan. Kami mendiskusikan persoalan ini pada konteks yang lain ketika kami mempertimbangkan memenuhi pemenukan profesi pribadi pada bab 7. Skor tes intelegensi merupakan secara wajar stabil pada anak yang berkembang semakin tua-rata-rata perubahan skor IQ antara umur 12 dan 17 tahun adalah 7.1 point, dengan berbagai variasi sampai 18 pointuntuk beberapa individu (ihat Neisser et.al 1996). Dari situ penting untuk dicatat, saat skor IQ tetap stabil, ini tidak mengindikasi bahwa performance individu adalah sama melebihi waktu sekarang. Individu memperoleh pengetahuan, skill nalar dan kosakata. Bagaimanapun, itu tidak merubah skor relatif individu dengan individu yang lain pada umur sama. Penting juga bahwa skor IQ reliabel untuk individu jika mereka memiliki beberapa nilai dalam program persyarata bahwa guru mereka mengembangkan siswa skor dasar mereka. Sebenarnya skor IQ dapat menjadi pokok utuk variasi sampai 20 point pada tes yang berturut-turut seperti mereka dapat dipengaruhi oleh banyak faktor non intelektual pada waktu tes (lihat contoh, Gipps 1999). Oleh karena it, kami harus memperhatikan skor individu dalam jangkauan luas dari skor perkiraan. Selanjutnya, tidak penting untuk mencatat bahwa batasan-batasan dari apa yang kita kenal sebagai kapasitas intelektual normal adalah sangat luas, dan meliputi sebagian besar anak-anak di sekolah kami. Hence, ada sedikit pertimbangan aliran dalam skor intelegensi dasar (kecuali mungkin untuk yang sagat bertalenta, dan tidak cacat). Distribusi normal skor IQ dipresentasikan pada gambar 3.3 Point Pertanyaan Penelitian menunjukkan bahwa tes memprediksi performance sekolah cukup baik, dan memprediksi skor dalam tes prestasi sekolah yakni didesain untuk mengukur pengetahuan kurikulum. Bagaimanapun, performance akademik tidak dijelaskan melalui intelegensi sendiri. Kesuksesan pembelajaran sekolah tergantung pada banyak karakteristik personal lainnya daripada intelegensi. Daftas sejumlah karakteristik pribadi yang mungkin mempengaruhi pembelajaran sekolah. Apa faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pembelajaran dan prestasi sekolah? STUDI TAMBAHAN Hereditas, Lingkungan, dan Perilaku Genetis Topik hereditas, lingkungan, dan perilaku genetis berdampak pada perkembangan psikologi dan fisik, yakni sangat banyak, kompleks, dan melebihi lingkup tes ini (lihat Papalia dan Olds1989, Turner dan Helms 1991). Bagaimanapun, kami berharap mendapatkam sejumlah point tertinggi untuk anda untuk pertimbangan dalam konteks bab ini dan dalam bab selanjutnya dalam perkemangan individu. Perkembangan :Hereditas Versus Lingkungan Jelasnya bahwa semua yang diprogram secara genetika efeknya adalah perkembangan seorang individu dengan potensi dapat diubah oleh lingkungan (itupun bahwa sukar untuk diobservasi dan mungkin alami dalam biokimia). Itu juga menjelaskan bahwa semua efek lingkungan dalam perkembangan karakter fisik dan psikologi melibatkan struktur genetik. Intisri dari pokok persoalan hereditas dan lingkungan berada dalam masing-masing kepentingan yang relatif ini untuk perkembangan manusia dan bagaimana faktor lingkungan (khususnya faktor interpersonal dan kultur) dapat menfasilitasi perkembangan potensi genetik, menghalangi perkembangan, atau kompensasi tidak cukup untuk menerima potensi warisan individu. Dua perbedaan besar posisi kemungkinan. Dalam satu sisi, dijelaskan bahwa potensi individu sangat lunak dan, menyediakan lingkungan yang sehat dan stimulasi, individu mungkin berkembang banyak perbedaan fisik dan skill psikologi dan talenta, tanpa bergantung pada batas perkiraan dari warisan genetik. Ini mengacu kepada kedudukan lingkungan. Pada sisi yang lain, berpendapat bahwa perkembangan individu mencerminkan potensi genetik dan sejumlah leahlian tehni lingkungan yang dapat merubah perkemangan individu tentunya. Ini mengacu kepada kedudukan hereditas, jika kita menjaga perilaku di saat masih muda, yakni fisik, emosi, sosial atau intelektual maka hasilnya mengalami kematangan pribadi. Kemudian kita semua membutuhkan kegiatan untuk mengembangkan potensial mereka secara utuh dengan membiaarkan anak-anak mengalami pertubmuhan sendiri. Dalam banyak bidang perkembangan manusia, kedudukan hereditas terlihat sangat kuat. Hampir tidak mungkin merubah keadaan lingkungan. Perkembangan tinggi, mata dan warna rambut, dan erbagai kemahiran psikomotorik seperti latihan menggunakan toilet dan berjalan (melalui jalan, melemahkan lingkungan atau kesehatan mungkin memperlambat pertumbuhan alami). Bagaimanapun, saat kita mempertimbangkan secara luas mengatur perilaku karakteristik manusia itu. Itu menjadi prolema untuk diperdebatkan bahwa potensial genetik sendiri merupakan sebab dasar perkembangan. Laporan dari intelegensi, karakteristik kepribadian, kreatifitas, kecakapan fisik, kecakapan interpersonal dan masih banyak lagi, kami mengkonfrotasikan dengan kemungkinan yang kuat bahwa perkembangan kecakapan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Perilaku Genetik Pendidik pada umumnya menginginkan pandangan bahwa kedua lingkungan dan potensial hereditas penting dan saling berinteraksi selama perkembangan individu (lihat contoh: Petrill dan Wilkerson 2000, Sternberg dan Grigorenko 1997). Hubungan timbal balik ini jelas menandakan variasi dalam perbedaan pola perkembangan anak. Jika manusia berkembang seharusnya menjadi matang sendiri, seperti pada beberapa spesies binatang, tidak akan ada persamaan dengan manusia. Bidang khusus psikologi, perilaku genetik, menyelidiki interaksi lingkungan dan hereditas (lihat contoh, persoalan khusus di jurnal psikologi Australia, 2004, 56). Untuk Ahli perilaku genetika, pertanyaan bukan yang mana gen atau lingkungan yang beroperasi, tetapi berapa banyak pengaruh gen dan lingkungan dalam intelegensi dan perilaku. Penyelidik ini sudah mendesain penelitian yang kompleks yang digunakan orang kembar identik dan sifat persaudaraan dan tidak bertalian untuk menguji hal tersebut. Ada juga penelitian untuk menguji rangkaian DNA untuk identifikasi gen yakni yang diasosiasikan dengan kemampuan kognitif dan prestasi. Tidak ada keraguan bahwa gen mempengruhi intelegensi dan karakter kepribadian lainnya seperti stabilitas emosi, dengan perkiraan pengaruh gen rata-rata sekitar 50 persen saat gabungan melalui studi kembar dan adopsi yang tersedia (Petrill dan Wilkerson 2000, Wortman dan Loftus 1992). Meskipun demikian ada pertimbangan faktafakta bahwa pengaruh lingkungan bermain signifikan yang berperanan dengan baik. Pola hubungan antara hereditas dan lingkungan yang mengkarakterisi intelegensi juga berlaku bagi prestasi akademik, tetapi seperti yang telah kita lihat sebelumnya,ada kekuatan korelasi antara tindakan intelegensi denga prestasi akademik, jadi penemuan ini tidak mengejutkan. Beberapa teori sudah mengembangkan model untuk menjelaskan bagaimana interaksi antara gen dan lingkungan mungkin terjadi pengaruh intelegensi dan lingkungan. Scarr dan McCartney (mengutip dari Petrill dan Wilkerson 2000; lihat juga ates et.al 2004) tiga tipe sketsa interaksi antara gen dan lingkungan. Yang pertama adalah interaksi pasif, dimana gen dan lingkungan keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu orang tua. Dalam kasus ini, jika orang tua trampil secara kognitif-yaitu bahasa umum, cemerlang atau intelegensimereka mungkin menyediakan anak mereka dengan banyak buku meleihi daripada yang mereka terima secara normal. Karenanya, orang tua menyediakan gen dan buku keduanya menyebabkan lingkungan anak-anak secara tidak langsung dikorelasikan dengan gen mereka. Pada model yang kedua, gen secara langsung mempengaruhi jenis lingkungan yang menjadi tempat pengalaman anak. Ini disebut sebagai interaksi reaktif. Contohnya, jika seorang anak menunjukkan bacaan yang menarik sebagai hasil genotip mereka (ciri-ciri melalui gen), kemudian orang tua mungkin merubah lingkungan sebagai hasil dan membacakan anak, dengan begitu meningkatkan kompetensi anak dan membaca menjadi menyenangkan. Ini ujian terbaik dengan mengadopsikan anak-anak, dimana perilaku non biologi orang tua dibentuk melalui genetika yang mempengaruhi perilaku anak kita. Akhirnya model ketiga interaksi aktif yang nyata, saat gen anak dibuat kemungkinan leih mereka mencari-cari lingkungan yang dapat dipercaya. Dalam kasus ini, kemungkinan bahwa secara akademik mengorientasikan anak mencari-cari secara akademik lebih memperkaya lingkungan dan sebab itu sebagai hasilnya meningkatkan performance mereka. Point yang paling belakang ini dianalisis untuk menunjukkan bahwa gen mungkin berpengaruh dalam media luas yang mana anak secara akademis mencari-cari lingkungan yang berhuungan, atau kurang lebih memperkaya lingkungan yang tersedia untuk mereka. Bagaimanapun, dengan banyak bidang inquiry, ini masih merupakan masa kanakkanak. Arus Dan PenggolonganKecakapan Perspektif lingkungan dan perspektif hereditas keduanya, pada berbagai waktu, mempengaruhi pendidikan praktis. Ketika pendidik percaya bahwa perkembangan anak menggambarkan potensial genetis, ada tekanan dalam tes sesuai dengan potensial dan arus anak-anak, sehingga perkembangan individu dapat dimaksimalkan (dalam menghambat aturan melalui potensial genetis). Konsekwensinya adalah perkembangan pendidikan yang dasarnya pada epercayaan anak sampai kemampuan dan talenta di kelas yang berbeda, dan membatasi aktivitas untuk melalui sebagian tanggung jawab untuk anak dalam penggolongan kecakapan tertentu. Sekolah khusus didirikan untuk melayani anak yang sangat bertalenta, dan secara fisik, mental, dan sosial cacat. Tekanan pada pengaturan yakni dalam perkembangan individu anak dalam konteks menaksir potensi bermanfaat dari program pendidikan tertentu. Ketika pendidik percaya bahwa kekuatan lingkungan tertentu dalam membentuk perkembangan manusia, ada tekanan pada pengalaman anak dalam sebuah bidang lingkungan untuk memaksimalkan perkembangan individu. Lngkungan pendidikan ini berdasarkan pada keyakinan memiliki kelas paralel, dan anak dengan menaksir perkembangan atau pembelajaran yang sukar merupakan tendensi sehingga mereka dapat bermanfaat dari memperkaya lingkungan kelas reguler (lihat bab 9). Progresi dan ekspose untuk memperkaya varietas atau program spesial yang merupakan syarat untuk mengira kecakapan individu untuk memanfaatkan program tersebut. Pandangan Psikometrik Dari Intelegensi Dan Perubahan Perkembangan Piaget dan Vigotsky mencoba menjelaskan perubahan dalam perkembangan fungilisasi intelektual. Saat teori psikometrik intelegensi dikembangkan sebagian besar dengan pikiran anak remaja dan dewasa, ada cara dimana teori ini dapat mengakomodasi peruahan perkembangan, contohnya: 1. Perubahan sejumlah dimensi karakteristik intelegensi melalui: Seperti seorang anak tumbuh semakin tua, sejumlah dimensi psikometrik yang dapat diukur kenaikan dengan penuh arti. Dengan kata lain, ada kenaikan diferensiasi dalam fungsi mental yang terlihat. 2. Perubahan dalam dimensi yang relevan atau bobot dengan umur: Seperti anak yang berkembang semakin tua, pengukuran dimensi melalui tes menjadi leih atau kurang penting dalam diskriminasi antara individu. Contohnya, bayi mungkin sebagian besar dibedakan melalui faktor perseptual motorik dan anak yang tua melalui faktor manipulasi simbolverbal. Elemen lain dari analisis psikometrik yang mengindikasi perubahan perkembangan yang berada dalam bidang yang sukar pada teks ini tetapi mungkin ikut menuju pada Sternberg dan Powell (1983). Apakah Kita Menjadi Lebih Cakap? Membangkitkan minat pada aspek pengukuran intelegensi melalui tes psikometrik adalah, melintasi generasi berturut-turut, tingkat intelegensi memperlihatkan suatu peningkatan melalui tiga point IQ per dekade, meskipun pda kenyataannya bahwa tes pada waktu tertentu renormed untuk melakukan penyesuaian untuk meningkatkan kesempurnaan tes (Flynn 199;, lihat juga Kanaya, Scullin, dan Ceci 2003;Neisser et.al 1996). Ini diketahui pengaruh Flynn, setelah James Flynn yang mendokumentasikan kenaikan ini lebih bertahun-tahun. Apa ketentuan yang menarik bahwa memperoleh keuntungan kelihatan luar biasa dalam tes yang didesain sehingga bebas dari penyimpangan, seperti Matrice progresif Raven. Selanjutnya aspek menarik dari penomena ini adalah ketiadaan hubungan antara suatu peningkatan level pengukuran intelegensi melalui tes intelegensi da performance akademik atau sekolah yang nyata,yang secara umum belum diperbaiki. Apa penjelasan untuk meningkatkan level pengukuran intelegensi?Ada tiga penjelasan yang memberikan sejumlah pengaruh. Pengaruh yang pertama berhubungan dengan pengembangan hidup sehari-hari sebagian besar orang secara kompleks melalui ekspose untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Banyak bentuk media masa dan teknologi, memperluas dan lebih banyak orang yang pitar dan berpengalaman sekolah, dan kesatuan baru dan pernah merubah pengalaman yang orang-orang ekspose mungkin telah dihasilkan perubahan pikiran koresponden secara kompleks dan tentu saja dalam kemampuan psikometrik. Penjelasan yang kedua mempertalikan keuntungan untuk memperbaiki nutrisi. Sebagian besar orang sadar bahwa anak rata-rata tumbuh lebih tinggi dn lebih besar sebagai hasil peruahan diet. ( ini tentu saja nampak kelihatan jelas khusunnya di negara-negara asia seperti jepang). Mungkin ukuran otak juga meningkat dan berpengaruh terhadap fungsi intelektual. Akhirnya, beberapa memantah bahwa intelegensi belumlah bangkit tetapi lebih, satu aspek yang dirasa dapat diperbaiki adalah pemecahan masalah yang abstrak. Perbaikan ini dalam cara berpikir yang abstrak yang mungkin hasilnya luar biasa yang dapat membuka kesempatan individu untuk menggunakan cara berpikir yang abstrak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berpikir yang abstrak merupakan komponene mayoritas dalam tesIQ, masuk akal bahwa orang akan meningkatkan performa leih baik dalam dimensi berpikir ini. Point Pertanyaan Hipotesis dalam penjelasan yang menarik ini perkembangan pengukuran intelegensi. Bagaiman menurut anda dari masing-masing perkembangan pengukuran intelegensi tersebut? Stasiun Aksi Pertimbangkan sebuah bidang tes intelegensi (seperti Starnfor- Binnet, ter ACER, WPPSI, Goodenough-Harris Drawn-a-Person, Deretan penilaian Anak Kaufman dan Matris Progresif Raven). Pertimbangkan secara kritis tes dalam konteks teori tes psikometrik intelegensi. Indikasi dengan jelas : 1. Natural masing-masing tes. 2. Yang mendasari konstruksi masing-masing tes adalah mencoba untuk mengukur. 3. Kekuatan dari masing-masing tes. 4. Kelemahan dari masing-masing tes. Diskusikan kesimpulan anda dalam kelompok APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN? MENYUSUN KEMBALI FISIK HURUF YANG MEMBANTUNYA BELAJAR Billy, dalam kelas nona Clifford, berjuang dengan pekerjaannya dalam semua bidang. Dia memiliki beberapa kesulitan menuangkan beberap gagasan yang akan dipresentasikan dalam cara tulisan verbal. Melalui observasi dan bekerja secara intensif dengan dia, nona Clifford menemukan bahwa cara termudah untuknya belajar adalah dengan menggunakan bantuan taktile dan memperbaikinya dengan banyak latihan erpengalaman. Satu contoh dari cara tersebut adalah krtika dia belajar mengeja. Mereka mencari kelompok kata tertentu dan Billy memiliki kesulitan untuk mengingat kembali apa yang sudah dia lakukan. Nona Clifford mulai berkerja dengan huruf ubin dengan huruf individu masing-masing dari mereka dan bermain berbagai jenis permainan yang meliputi menyusun huruf menjadi bentuk pola yang berbeda. Penyusunan kembali fisik hurufbenar-benar terlihat dapat membantu Billy memperjelas pemahamannya dari apa yang dia kerjakan. Apa modifikasi lain yang dapat membuat program pengajaran untuk tingkatkan pembelajaran Blly? Pertimbangkan alasan guruuntuk membuat modifikasi untuk memperkenalkan program di atas. APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN? MENYUSUN KEMBALI FISIK HURUF YANG MEMBANTUNYA BELAJAR Mengandung bahwa nona Clifford memiliki rencana untuk Blly yang berbeda dari istrahat kelas karena dia seorang pelajar yang tertunda dan dia harus menandingi isi rogran pengajarannya khusus untuknya untuk mengakomodasi pembelajaran yang dibutuhkannya. Memuat observasi secara berkelanjutan sudah diijinkan nona Clifford untuk menjalankan perkembangan Billy lebih dari setahun dan dilanjutkan dengan modifikasi pendekatannya sebagai kebutuhannya untuk bangkit. Ini terdiri dari membuat banyak penelitian baru dan mencoba untuk fokuskan pada minatnya disusun menurut tngkatan motivasinya terhadap pembelajaran. Apa solusi anda dari masalah ini?Bagaimana studi kasus ini mengilustrasikan pertimbangan penting dalam pembelajaran individu yang berbeda? Bagaimana hubungannya dengan prinsip pendidikan yang diperoleh dari teori intelegensi Gardner dan Sternberg? BAB 4 PROSES INFORMASI DAN PEMBELAJARAN EFEKTIF Ikhtisar Dalam bab ini, kita fokuskan pada proses informasi sebagai suatu model unuk menjelaskan pembelajaran manusia.Kami meneliti secara detail komputer sebagaisuatu analogi untuk proses pembelajaran melalui cara dimana informasi dihadirkan, menyandi, diproses, menyimpan dan mendapatkan kembali. Proses informasi diteliti untuk mendukung bahwa ada batasan sejumlah informasi yang pelajar dapat mengikuti dan proses secara efektif. Jika kita memberi muatan berlebih sistem proses, memori tidak akan bisa bekerja untuk menguasai atau mengatasi dengan tuntutan dan proses menjadi tidak efisien. Penelitian proses informasi mendemonstrasikan kebutuhan untuk pelajar secara aktif terlibat dalam proses informasi dalam rangka mentransfernya dari memori kerja ke dalam bentuk memori panjang. Kami mengacu kepada pembelajaran ini untuk ingatan. Penelitian proses informasi juga mendemontrasikan bahwa materi pelajar harus menyandi ke dalam cara untuk mengfasilitasi kembali dan fasilitasi transfer untuk memperbarui hubungan situasi. Melalui bab ini, kami mendiskusikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan penyandian, menyimpan dan mendapatkan kembali informasi, dan peranan guru dalam proses ini.